23
PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN Bagian Biofisik Acara Pertama PENGENALAN SATUAN KONSENTRASI LARUTAN A. Tujuan Membuat larutan glukosa dan menghitung konsentrasinya dalam satuan %, ppm, molar, dan molal B. Dasar Teori Dalam mengerjakan acara-acara praktikum fisiologi tumbuhan, tidak pernah lepas dari berbagai macam larutan atau zat kimia lainnya dengan konsentrasi yang berbeda-beda pula. Untuk menyatakan konsentrasi larutan, pada perinsipnya telah dikenal ada 4 macam satuan konsentrasi yaitu : persen (%), molar (M), molal (m), dan part per million / bagian per sejuta (ppm). Persen menunjukkan perbandingan antara jumlah berat (gram) zat terlarut dalam 100 gram larutan (w/w), dikenal dengan istilah persen berat. Dapat juga dinyatakan dengan perbandingan antara berat zat terlarut dalam 100 ml larutan (w/v), atau dalam perbandingan antara volume zat terlarut dalam 100 ml larutan (v/v), disebut persen volume. Molar merupakan jumlah mol zat terlarut dalam air sampai volumenya 1 liter. Contoh 1 molar glukosa artinya 1 mol glukosa dilarutkan dalam air sampai volumenya 1 liter. Sedangkan molar adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram air. Kemudian bagian per sejuta adalah 1 mgram zat terlarut dilarutkan dalam 1 liter air. C. Alat dan Bahan 1. Neraca 2. Gelas kimia 1000 ml 3. Gelas ukur 200 ml 4. Serbuk glukosa 5. Air, tapi sebaiknya aquadestilata D. Cara Kerja 1

Petunjuk Praktikum

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PETUNJUK PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN UNIVERSITAS MATARAM

Citation preview

Page 1: Petunjuk Praktikum

PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHANBagian Biofisik

Acara PertamaPENGENALAN SATUAN KONSENTRASI LARUTAN

A. TujuanMembuat larutan glukosa dan menghitung konsentrasinya dalam satuan %, ppm, molar, dan molal

B. Dasar TeoriDalam mengerjakan acara-acara praktikum fisiologi tumbuhan, tidak pernah lepas

dari berbagai macam larutan atau zat kimia lainnya dengan konsentrasi yang berbeda-beda pula. Untuk menyatakan konsentrasi larutan, pada perinsipnya telah dikenal ada 4 macam satuan konsentrasi yaitu : persen (%), molar (M), molal (m), dan part per million / bagian per sejuta (ppm).

Persen menunjukkan perbandingan antara jumlah berat (gram) zat terlarut dalam 100 gram larutan (w/w), dikenal dengan istilah persen berat. Dapat juga dinyatakan dengan perbandingan antara berat zat terlarut dalam 100 ml larutan (w/v), atau dalam perbandingan antara volume zat terlarut dalam 100 ml larutan (v/v), disebut persen volume. Molar merupakan jumlah mol zat terlarut dalam air sampai volumenya 1 liter. Contoh 1 molar glukosa artinya 1 mol glukosa dilarutkan dalam air sampai volumenya 1 liter. Sedangkan molar adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram air. Kemudian bagian per sejuta adalah 1 mgram zat terlarut dilarutkan dalam 1 liter air.

C. Alat dan Bahan1. Neraca2. Gelas kimia 1000 ml3. Gelas ukur 200 ml4. Serbuk glukosa5. Air, tapi sebaiknya aquadestilata

D. Cara Kerja1. Timbang serbuk glukosa sebanyak 10 gram ( w glukosa).2. Masukan serbuk glukosa tersebut ke dalam gelas ukur yang sudah diisi dengan

100 ml air (v air).3. Baca volume larutan glukosa dalam gelas ukur tersebut (v larutan). Tentukan juga

volume serbuk glukosa yang telah digunakan tadi (v glukosa).4. Timbang gelas ukur yang berisi larutan tersebut untuk menentukan berat air yang

digunakan (w air).5. Hitung konsentrasi larutan glukosa di atas berdasarkan satuan-satuan sebagai

berikut:a. % (w/w), dengan rumus : (w glukosa/w air) x 100 %.b. % (w/v), dengan rumus : (w glukosa/v air) x 100 %.c. % (v/v), dengan rumus : (v glukosa/v air) x 100 %.d. Molar, dengan rumus : (w glukosa/BM glukosa) dibagi (1/1000) v larutan.

1

Page 2: Petunjuk Praktikum

e. Molal, dengan rumus : (w glukosa/BM glukosa) dibagi (1/1000) w larutan.E. Permasalahan

1. Dengan memperhatikan langkah kerja nomor 5, buatlah definisi tentang molaritas dan molalitas!

2. Pada langkah kerja nomor 5, cara penentuan (perhitungan) mana yang tidak lazim digunakan dalam bidang fisiologi, jelaskan!

3. Analok dengan langkah kerja nomor 5b, tentukan konsentrasi glukosa (larutan glukosa) dalam satuan ppm!

4. Jelaskan perbedaan antara konsentrasi dengan dosis!

F. Tugas1. Buat jurnal hasil praktikum anda, dan kumpulkan segera setelah kegiatan

praktikum ini selesai!2. Buat laporan praktikum yang disertai dengan jawaban terhadap permasalahan

yang tersebut dalam bagaian E, laporan kemudian dikumpulkan seminggu setelah kegiatan praktikum ini!

CatatanPENGENCERAN1. Prosentase

Sukrosa 20%20 gram sukrosa dalam labu ukur + aquadestilata sampai tanda 100 mlPengenceran menjadi 10%V1N1 = V2N2100 ml x 20% = V2 x 10%V2 = 100 ml x 20% / 10%

= 200 mlJadi, larutan sukrosa 20% diambil 100 ml kemudian ditambahkan aqudestilata sampai volumenya 200 ml.

2. MolaritasNaOH (masa atom Na = 23, O = 16, dan H = 1)Yang akan dibuat adalah larutan 5 M NaOH = 5 mol/L = 5 mol/1000Misal, yang akan dibuat sebanyak 100 ml, 100 ml = 5 mol/1000 = 0,5 mol NaOHMol = gram/masa rumus (mr)Gram = mol x mr

= 0,5 x 40 = 20 gr NaOH

V1N1 = V2N2100 x 5 = V2 x 2V2 = 250 mlV2 – V1 = 250 ml – 100 ml = 150 ml

Jadi larutan 2 mol NaOH diperoleh dari penambahan pada 5 mol NaOH 100 ml sampai volumenya 250 ml.

2

Page 3: Petunjuk Praktikum

Acara KeduaDIFUSI DAN OSMOSIS

A. Tujuan1. Mengetahui proses difusi molekul K-permanganat dalam air.2. Mengetahui proses osmosis Kristal K-permanganat dalam larutan tembaga 5 %.3. Mengetahui adanya proses osmosis pada sel tumbuhan.4. Mengetahui proses pengangkutan melalui proses osmosis.5. Mengetahui arah keluar masuknya cairan, bila sel-sel diberi larutan hypotonis

atau larutan hypertonis. Dengan kata lain, untuk mengetahui pengaruh larutan hypotonis dan larutan hypertonis terhadap sel.

B. Dasar TeoriSel yang hidup memerlukan suplai bahan makanan dan mengeluarkan bahan-bahan

limbah hasil metabolisme. Paling sedikitnya ada lima cara proses tersebut dapat berlangsung , yaitu difusi, osmosis, difusi terbantu, transpor aktif, endositosis, dan pinositosis.

Difusi dapat diartikan sebagai terjadinya pergerakan suatu zat (molekul, atom, ion) dari satu titik ke titik lain secara bebas karena adanya gerak kinetik. Kesan arah pergerakan molekul suatu zat yang berdifusi sejalan dengan gradien konsentrasi zat tersebut. Dengan kata lain, difusi dapat terjadi karena adanya berbedaan konsentrasi antara dua zat atau larutan. Difusi merpakan proses fisika yang dapat terjadi di alam bebas maupun di dalam jaringan hidup tumbuhan ataupun hewan. Contoh: Pertukaran gas pada tumbuhan yang terjadi pada daunnya atau organ lainnya yang berfungsi seperti daun.

Osmosis adalah proses difusi air yang terjadi melalui membran semipermeabel. Prosesnya sangat tergantung pada potensial kimia air atau potensial air (PA). Potensial air merupakan kemampuan molekul air untuk melakukan difusi. Osmosis berjalan dari potensial air tinggi menuju ke potensial air yang lebih rendah. Potensial air itu sendiri sangat dipengaruhi oleh potensial tekanan. Dengan demikian, proses osmosis ditentukan oleh potensial air (PA), potensial tekanan (PT) dan potensial osmosis (PO) itu sendiri.

Potensial osmosis menggambarkan status suatu larutan yang dinyatakan dalam satuan tekanan atau energi, yang sangat bergantung pada perbadingan antara pelarut dan zat terlarut. Potensial osmosis itu sendiri ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu konsentrasi, ionisasi molekul zat terlarut, hidrasi molekul zat terlarut dan suhu.

Transportasi yang lainnya adalah transpor aktif, yaitu bergeraknya molekul-molekul suatu zat melawan gradien konsentrasi. Hal ini berbeda dengan proses difusi biasa. Proses transpor aktif dapat terjadi kaena adanya protein sebagai suatu enzim atau sebagai pembawa khusus yang berfungsi sebagai pompa. Misalnya pompa Na+ dan K+. Keluar masuknya ion Na+ dan K+ digunakan pula untuk ikut keluar masuknya zat lain.

Bentuk lain transportasi zat dalam organisme adalah endositosis, (fagositosis) dan pinositosis. Cara ini terutama digunakan molekul protein yang terlalu besar dan terlalu hidrofobik untuk dilakukan pemindahan dengan difusi biasa. Kebalikan dari proses endositosis adalah eksositosis.

3

Page 4: Petunjuk Praktikum

C. Alat dan Bahan1. Satu buah petri dish.2. Satu buah tabung reaksi.3. Alat pengebor gabus (dengan diameter 0,8-1 cm).4. Timbangan analitik.5. Botol timbang.6. Oven yang suhunya dapat mencapai 100 oC.7. Tujuh buah botol vial.8. Silet.9. Pinset berujung runcing atau jarum bertangkai.10. Mikroskop.11. Gelas obyek dan gelas penutup.12. Kristal K-permanganat.13. Air suling (aquadestilata).14. Larutan tembaga sulfat.15. Kristal K-ferrosianida.16. Larutan sukrosa: 0,14 M, 0,16 M, 0,18 M, 0,20 M, 0,22 M, 0,24 M, dan 0,26 m17. Daun Rhoeo discolor.

D. Cara KerjaD1. Difusi Molekul K-permanganat1. Tuanglah 15 ml air suling (aquadestilata) ke dalam cawan petri yang telah diberi

alas kertas putih berskala dan letakkan di tempat yang datar dan rata2. Masukkan sebutir kristal k-permanganat di tengah-tengah cawan petri tadi.3. Perhatikanlah gerak difusi molekul K-permanganat dalam air dan ukurlah diameter

sebaran difusi molekul K-permanganat ser5ta catatlah waktu sebaran hinga diameternya mencapai 1 cm.

4. Ukurlah diameter sebaran setelah 5 dan 10 menit.

D2. Difusi pada daun Rhoeo discolor1. Buatlah irisan membujur lapisan epidermis bawh daun Rhoeo discolor setipis

mungkin dengan mengunakan silet 2. Letakkan irisan tadi di atas kaca obyek, lalu tetesi dengan air3. Amati sediaan tersebut di bawah mikroskup dan gambarlah hasil pengamatanmu. 4. Buatlah sediaan berikutnya dengan seperti di atas, tetapi tidak ditetesi air melainkan

dengan larutan sukrosa 1,0 M5. Amati dibawah mikroskup dan gambarlah hasil pengamatanmu6. Bandingkan bentuk sel dari ke dua pengamatan tadi7. Sediaan kedua tadi, selanjutnya ditetesi air, kemudian amati dan gambar pula hasil

pengamatanmu.

D3. Proses Osmosis1. Masukkanlah 5 ml larutan tembaga sulfat 5% ke dalam tabung reaksi yang sudah

disediakan2. Dengan hati-hati, masukkan sebutir kecil K-ferrosianida ke dalam tabung reaksi tadi

4

Page 5: Petunjuk Praktikum

3. Usahakan supaya tabung tetap tegak, jangan sekali-kali dikocok dan bahkan usahakan jangan sampai tergoyang !!!

4. Amati terbentuknya endapan coklat dari membran tembaga ferrosianida dan amati membran tersebut.

E. Pertanyaan1. Mengapa membran K-permanganat terus menur pecah dan terbentuk kembali?2. Larutan apakah yang berada di sebelah dalam membran tadi?3. Zat apakah yang dapat melalui membran tersebut ? Jelaskan !

5

Page 6: Petunjuk Praktikum

Acara KetigaPLASMOLISIS DAN DEPLASMOLISIS

A. Alat dan Bahan1. Gelas obyektif2. Gelas penutup3. Silet4. Mikroskop5. Stopwacth6. Daun tumbuhan Rhoeo discolor7. Larutan sukrosa 21%8. Aquadestilata

B. Cara Kerja1. Sayat atau iris permukaan bagian bawah (bagian yang berwarna merah) daun Rhoeo

discolor!2. Masukkan 2 sampai 3 sayatan daun ke dalam setiap botol vial berisi larutan sukrosa,

dan biarkan selama 30 menit3. Letakkan irisan tersebut pada gelas benda yang telah ditetesi aquadestilata kemudian

tutup dengn gelas penutup!4. Amati di bawah mikroskop. Apabila sel-sel daun tersebut sudah tampak jelas, tetesi

dengan larutan sukrosa 21% pada salah satu sisi/ujung gelas penutupnya dan pada sisi/ujung lainnya tempelkan kertas penghisap (tisue) atau kertas saring, sehingga aquadestilata akan terhisap/tertarik oleh kertas penghisap tersebut. Selanjutnya medium irisan daun tadi telah berganti dengan larutan sukrosa 21%.

5. Amati setelah berlangsung 5 menit! Catat perubahan yang terjadi (terutama waktu terjadinya PLASMOLISIS)!

6. Ganti larutan sukrosa 21% dengan aquadestilata!7. Amati dan catat waktu terjadinya DEPLASMOLISIS!8. Periksa sayatan daun itu di bawah mikroskup dan amati apa yang terjadi. Gambarlah

hasil pengamatan AndaData hasil pengamatan dapat dituangkan dalam tabel seperti berikut ini:

No. Konsentrasi Larutan

Prosentase Jumlah Sel yang Mengalami Plasmolisis

1 0,14 M2 0,16 M3 0,18 M4 0,20 M5 0,22 M6 0,24 M7 0,26 M

E. PertanyaanPada konsentrasi berapa jumlah sel yang berplasmolisis paling banyak ? Jelaskan !

6

Page 7: Petunjuk Praktikum

Acara KeempatMENGUKUR TURGIDITAS RELATIF

A. Alat dan Bahan1. Oven2. Petri dish3. Timbangan4. Lampu neon5. Daun tumbuhan6. Kertas tisue

B. Cara Kerja1. Buat potongan daun contoh tumbuhan percobaan2. Timbang potongan daun tersebut untuk mendapatkan berat segar (BS)3. Isi petri dish dengan air (aquadestilata) secukupnya4. Masukkan minimal 10 potong daun yang telah dipersiapkan5. Letakkan di bawah sinar lampu neon atau di jendela, dan biarkan selama 2 – 3 jam6. Angkat dari petri dish, keringkan kelebihan air dengan kertas tisue kemudian timbang

sebagai berat turgid (BT)7. Keringkan dalam oven, kemudian timbang lagi untuk mendapatkan berat kering (BK)

C. Tugas1. Hitung berat turgid, dimana BT = BS-BK/BT-BK X 100%2. Tentukan turgor relatif (TR) daun tanaman uji tersebut dengan mengunakan rumus

sebagai berikut:

BS - BKTR = X 100%

BT – BK

Keterangan : BS = berat segar atau beat basahBT = berat turgidBK = berat kering

7

Page 8: Petunjuk Praktikum

Acara KelimaTRANSPIRASI DAN PENGUAPAN MELALUI LUBANG KECIL

A. Pendahuluan

Aktivitas hidup tumbuhan mengeluarkan air ke atmosfer dalam bentuk uap air. Prosesnya disebut transpirasi. Banyaknya air yang dikeluarkan melalui proses bagi tumbuhan berbeda pada setiap spesies yang berbeda. Transpirasi dapat terjadi melalui stomata, kutikula dan lentisel. Dengan demikian maka dikenal transpirasi stomata, transpirasi kutikula, dan transpirasi lentisel. Organ tumbuhan yang paling besar perannya dalam proses transpirasi adalah daun. Hal ini karena pada daunlah stomata paling banyak terdapat. Di samping itu, transpirasi melalui stomata paling banyak dilakukan dibanding melalui kutikula ataupun lentisel.

Transpirasi penting artinya bagi tumbuhan, karena dapat meningkatkan laju angkutan air dan garam mineral dari tanah, akar dan ke organ tumbuhan bagian atas. Arti penting lainnya adalah mengatur turgor optimum di dalam sel tumbuhan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi laju transpirasi, yaitu radiasi sinar matahari, kelembabab lingkungan, angin, suhu, dan kondisi air tanah. Khusus dari faktor radiasi, pengaruhnya terhaap transpirasi adalah berkaitan dengan pengaruna terhadap membuka dan menutupnya stomata. Oleh karena itu dengan membukannya stomaa pada siang hari, maka transpiasi berjalan terutama pada siang hari.

Laju transpirasi dapat diukur dengan menggunakan alat potometer atau dengan cara menimbangan. Cara penimbangan lebih memberikan hasil yang lebih baik dari pada dengan potometer, karena pada potometer yang terukur bukan saja air yang hilang karena transpirasi tetapi juga air yang hilang karena digunakan dalam proses metabolisme tumbuhan tersebut.

B. Tujuan1. Mengetahui jumlah kehilangan air pada tumbuhan melalui transpirasi2. Mengetahui pengaruh ukuran dan susunan lubang sebagai model variasi stomata

terhadap kecepatan penguapan air3. Mengeahui laju transpirasi karena pengaruh membuka dan menutupnya stomata.

C. Alat dan Bahan:1. Labu Erlenmeyer2. Botol jam3. Timbangan4. Pelubang gabus (paku berbagai ukuran)5. Tutup gabus6. Vaseline, kanada balsem (atau sabun wing)7. Stop watch (arloji)8. Kertas aluminium foil9. Potongan tumbuhan lengakp dengan daun (beberapa helai daun)10. Air secukupnya11. Karet gelang12. Kertas buram

8

Page 9: Petunjuk Praktikum

D1. Cara Kerja untuk TRANSPIRASI1. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan2. Persiapkan sepotong dahan tumbuhan lengkap dengan daunnya (usahakan jangan

sampai layu).3. Isi labu Erlenmeyer dengan air secukupnya4. Pasang atau set potongan dahan tumbuhan yang telah dipersiapkan. Atur sedemikian

rupa (Bagian pangkal dahan pada mulut labu Erlenmeyer diberi vaseline atau kanada balsem atau sabun wing), sehingga tidak ada penguapan kecuali melalui stomata daun. Buat 2 set, jelasnya lihat Gambar.

5. Timbang dan catat beratnya. 6. Letakkan 1 set percobaan di dalam dan satu lainnya di luar.7. Lakukan ulangan penimbangan setiap 30 menit, catat perubahan beratnya.

Gambar: Model percobaan

D2. Cara Kerja untuk PENGUAPAN MELALUI LUBANG KECIL1. Isi botol jam dengan air secukupnya, persiapkan minimal 4 botol jam2. Lubangi kertas aluminium foil dengan paku yang bervariasi ukurannya.3. Biarkan botol jam pertama terbuka4. Tutup botol jam kedua dengan aluminium foil berlubang 1 yang dilubangi dengan

paku besar5. Tutup botol jam ketiga dengan kertas aluminium foil berlubang 4 yang dilubangi

dengan paku kecil. Jarak antar lubang 2 cm6. Tutup botol jam keempat dengan kertas aluminium foil berlubang 9 yang dilubangi

dengan paku kecil. Jarak antar lubang 1 cm7. Timbang semua botol perlakuan yang telah dipersiapkan8. Ulangi penimbangan setiap 30 menit, dan catat perubahan beratnya

E. Tugas1. Hitung laju transpirasi melalui daun 2. Hitung rata-rata laju transpirasi pada setiap helai daun3. Bandingkan dengan perlakuan mana, kehilangan air paling banyak.4. Bandingkan kehilangan air melalui tarnspirasi dengan penguapan melalui lubang

kecil. Jelaskan, mengapa demikian!

9

Page 10: Petunjuk Praktikum

Acara KeenamUJI POTENSIAL AIR () UBI JALAR ATAU KENTANG

A. Pendahuluan

Potensial air (PA) menggambarkan kemampuan molekul air untuk melakukan difusi. Dalam kondisi sama, volume besar air memiliki kelebihan energi bebas dari pada dalam volume kecil. Potensial air dapat meningkat jika ada tekanan, selanjtnya akan meningkatkan kemampuan difusi dalam larutan atau air murni.

Dengan konsep potensal air dapat digambarkan proses osmosis yang terjadi dari larutan yang hipertonis menuju larutan yang hipotonis, bila potensial air larutan hipertonis lebih besar dari larutan hipotonis. Hal ini hanya dapat terjadi bila larutan hipertonis mendapat tambahan tekanan yang dapat meningkatkan potensial airnya.

Potensial air yang paling tinggi adalah pada air murni, yakni 0 (nol) atmosfer. Oleh karena itu, potensial air todak murni selalu lebih kecil dari nol atau bernilai negatif (-1,-2, -3 dan seterusnya)

Adanya tekanan, yang kemudian disebut potensial tekanan (PT) dapat meningkatkan potensial air. Di dalam kehidupan tumbuhan, poensial tekanan dapat terjadi dalam bentuk tekanan turgor. Nilao potensial tekanan dapat positif (+), 0 (nol), atau negatif (-).

B. TujuanMengetahui potensial air umbi kentang ( umbi jalar atau umbi bengkuang)

C. Alat dan Bahan1. Gelas kimia (lima buah)2. Pelubang (bor) gabus3. Penggaris (sebaiknya jangka sorong)4. Timbangan5. Umbi ubi jalar atau ketang6. Aquadestilata (= air suling)7. Larutan sukrosa: 0,2 M; 0,4 M; 0,6 M; 0,8 M; dan 1 M

D. Cara Kerja1. Buatlah batangan umbi uji jalar atau kentang dengan pelubang gabus2. Potong batangan umbi yang dihasilkan tadi dengan ukuran tertentu, dan catat setiap

ukuran panjangnya (atau timbang berat)3. Rendamlah beberapa potongan (minimal 3 potong) dalam gelas kimia yang telah

berisi larutan sukrosa dengan berbagai keenceran, kecuali 1 dengan hanya aquadestilata.

4. Tutup semua perlakuan dengan alumnium foil, dan biarkan selama kurang lebih 2-3 jam.

5. Angkat dan ukur panjang masing-masing potongan umbi tadi (dan timbang lagi).

E. Tugas1. Bagaimanakah perubahan panjang (atau berat)? Jelaskan mengapa demikian!

10

Page 11: Petunjuk Praktikum

Acara KetujuhUJI POTENSIAL AIR () DAUN DENGAN METODE SHARDAKOV

A. Pendahuluan

Potensial air (PA) menggambarkan kemampuan molekul air untuk melakukan difusi. Dalam kondisi sama, volume besar air memiliki kelebihan energi bebas dari pada dalam volume kecil. Potensial air dapat meningkat jika ada tekanan, selanjtnya akan meningkatkan kemampuan difusi dalam larutan atau air murni.

Dengan konsep potensal air dapat digambarkan proses osmosis yang terjadi dari larutan yang hipertonis menuju larutan yang hipotonis, bila potensial air larutan hipertonis lebih besar dari larutan hipotonis. Hal ini hanya dapat terjadi bila larutan hipertonis mendapat tambahan tekanan yang dapat meningkatkan potensial airnya.

Potensial air yang paling tinggi adalah pada air murni, yakni 0 (nol) atmosfer. Oleh karena itu, potensial air todak murni selalu lebih kecil dari nol atau bernilai negatif (-1,-2, -3 dan seterusnya)

Adanya tekanan, yang kemudian disebut potensial tekanan (PT) dapat meningkatkan potensial air. Di dalam kehidupan tumbuhan, poensial tekanan dapat terjadi dalam bentuk tekanan turgor. Nilao potensial tekanan dapat positif (+), 0 (nol), atau negatif (-).

B. Tujuan

Mengetahui potensial air daun tumbuhan dengan cara Shardakov.

C. Alat dan Bahan1. Gelas kimia atau tabung reaksi (12 buah)2. Silet3. Helai daun tumbuhan tertentu4. Larutan sukrosa: 0,1 M; 0,2 M; 0,3 M; 0,4 M; 0,5 M; dan 0,6 M

D. Cara Kerja

1. Isi gelas kimia (tabung reaksi) dengan larutan sukrosa, masing-masing dibuat rangkap (double)

2. Buatlah potongan daun, usahakan sama ukurannya3. Rendamlah 10 potongan daun dalam gelas kimia (tabung reaksi) yang telah berisi

larutan sukrosa dengan berbagai keenceran. 4. Tutup semua perlakuan dengan alumnium foil, goyangkan pelan-pelan dan biarkan

selama kurang lebih 2-3 jam.5. Keluarkan potongan daun tersebut, kemudian larutan sisa diuji dengan larutan

pengetes yang konsentrasinya sama dengan larutan yang dites.

11

Page 12: Petunjuk Praktikum

Tabel pengamatan dapat dibuat seperti sebagai contoh berikut:

No. Konsentrasi Sukrosa (M) Gerakan Larutan Pengetes

1.

2.

3.

4.

5.

6.

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,5

E. Tugas1. Bagaimanakah prilaku larutan pengetes pada masing-masing larutan yang dites?

Jelaskan mengapa demikian!

12

Page 13: Petunjuk Praktikum

Acara KedelapanPENGUKURAN POTENSIAL AIR JARINGAN TUMBUHAN

A. Pendahuluan

Potensial air (PA) menggambarkan kemampuan molekul air untuk melakukan difusi. Dalam kondisi sama, volume besar air memiliki kelebihan energi bebas dari pada dalam volume kecil. Potensial air dapat meningkat jika ada tekanan, selanjtnya akan meningkatkan kemampuan difusi dalam larutan atau air murni.

Dengan konsep potensal air dapat digambarkan proses osmosis yang terjadi dari larutan yang hipertonis menuju larutan yang hipotonis, bila potensial air larutan hipertonis lebih besar dari larutan hipotonis. Hal ini hanya dapat terjadi bila larutan hipertonis mendapat tambahan tekanan yang dapat meningkatkan potensial airnya.

Potensial air yang paling tinggi adalah pada air murni, yakni 0 (nol) atmosfer. Oleh karena itu, potensial air todak murni selalu lebih kecil dari nol atau bernilai negatif (-1,-2, -3 dan seterusnya)

Adanya tekanan, yang kemudian disebut potensial tekanan (PT) dapat meningkatkan potensial air. Di dalam kehidupan tumbuhan, poensial tekanan dapat terjadi dalam bentuk tekanan turgor. Nilao potensial tekanan dapat positif (+), 0 (nol), atau negatif (-).

B. Tujuan1. Mempelajari prinsip fisika yang menentukan aliran bersih ( net flux) air pada sistem

osmotik2. Mempelajari teknik pengukuran potensial air jaringan tumbuhan 3. Mempelajari aliran bersih air yang tidak saja melewati membran sel tunggal, tetapi

juga antar sel melalui jaringan pengangkutan di dalam tubuh tumbuhan, dari tanah ke tumbuhan, dan dari tumbuhan ke atmosfer

C. Alat dan Bahan1. Gelas beaker2. Aquadestilata3. Sukrosa4. Umbi kentang5. Gunting6. Pisau7. Paper towel8. Timbangan analitik9. Tabung reaksi10. Alat pelubang gabus (diameter 3 cm)

D. Cara Kerja1. Siapkan gelas beaker (150-250 ml) sebanyak 12 buah!2. Setiap gelas beaker diisi masing-masing dengan 0,00; 0,05; 0,10; 0,15; 0,20; 025;

0,30; dan 0,35 molal (m) larutan sukrosa!3. Buatlah silinder umbi kentang dengan pelubang gabus sebanyak 12 potong. Lakukan

seteliti mungkin agar silinder umbi kentang tadi memiliki ukuran panjang yang sama!

13

Page 14: Petunjuk Praktikum

4. Letakkan silinder umbi kentang tadi pada kertas towel yang sudah dilembabkan!5. Setiap potongan silinder umbi kentang ditimbang dengan timbangan analitik dan catat

beratnya masing-masing!6. Potong lagi silinder umbi kentang tadi dengan ukuran yang sama (tebal sekitar 5

mm)!7. Masukkan potongan silinder umbi kentang tersebut ke dalam tabung rekasi atau gelas

kimia yang berisi sukrosa dengan konsentrasi yang berbeda!8. Biarkan selama 1,5 jam!9. Angkat potongan silinder umbi kentang tersebut dan tempatkan kembali pada kertas

towel yang telah dilembabkan!10. Segera timbang lagi dan catat beratnya!11. Hitung persentase perubahan berat dengan rumus: Berat akhir – berat awal/berat awal

x 100%12. Gambar grafik menggunakan kertas grafik yang menggambarkan hubungan antara

perubahan berat atau persentase perubahan berat dengan konsentrasi larutan sukrosa dan potensial osmotik!

13. Kalibrasi axis potensial osmotik, setelah melakukan kalkulasi (perhitungan) potensial osmotik () untuk setiap larutan sukrosa dengan menggunakan formula berikut:- = miRTm = molalitas larutan sukrosai = Konstanta ionisasi, nilai numerik 1 untuk sukrosaR = Gas konstan (0,083 liter bars/mol derajat)T = Temperatur absolut (oC + 273)

14. Nilai untuk semua larutan sukrosa dapat dihitung secara lebih sederhana dengan menggunakan rumus: m1/1 = m2/2

15. Tentukan nilai interfolasi pada grafik yang menunjukkan tidak ada perubahan berat!16. Hitung nilai untuk larutan tersebut! Nilai tersebut sama dengan nilai potensial air

jaringan.Model tabel pengamatanNo. Konsentrasi

larutan sukrosa(m)

Berat awal (gr)

Berat akhir (gr)

Perubahan berat (mgr)

Persentase perubahan berat (%)

1. 0,002. 0,053. 0,104. 0,155. 0,206. 0,257. 0,308. 0,35

14

Page 15: Petunjuk Praktikum

Acara KesembilanGERAK KAPILER AIR PADA TANAH

A. Pendahuluan

Tanah merupakan media yang sangat penting bagi tumbuhan, karena di samping sebagai penyangga berdirnya tumbuhan, juga sebagai sumber mineral, bahan organik yang sangat diperlukan tumbuhan, dan air yang merupakan kebutuhan vital tumbuhan. Air adalah salah satu komponen penting dalam tanah yang dapat menentukan suatu tumbuhan dapat tumbuh dengan atau sebaliknya. Air mutlak diperlukan oleh tumbuhan dan diperoleh dari dalam tanah.

Kandungan atau kadar air dalam tanah dapat ditentukan atau diukur dengan berbagai macam parameter. Sedangkan hubungan tanah dengan air dapat diukur dengan cara pengamatan gerak kapiler air pada tanah dan kadar air tanah pada kapasitas lapang.

Di dalam tanah, air terikat dengan daya absorpsi atau tekanan hidrostatik. Air dapat meningalkan tanah dengan penguapan, gravitasi atau diabsorpsi oleh akar tumbuhan. Karena penyerapan air oleh akar tumbuhan terjadi melalui proses osmosis, maka potensial air tanah merupakan faktor penting dalam hubungan tumbuhan dengan air tanah.

B. Tujuan

1. Menetahui dan mengukur gerak kapiler pada tanah2. Mengetahui dan mengukur kadar air tanah pada kapasitas lapang

C. Alat dan Bahan1. Labu (gelas) ukur minimal 50 ml (3 buah)3. Gelas kimia4. Arloji5. Air secukupnya6. Pasir, tanah lempung dan tanah liat. Semuanya dalam keadaan kerang (kadar air

sangat rendah)

D. Cara Kerja1. Isi gelas kimia dengan air secukupnya.2. Isi gelas ukur: pertama dengan pasir, kedua dengan tanah lempung dan ketiga dengan

tanah liat.3. Letakkan gelas ukur yang berisi tanah tadi dengan posisi terbalik (bagian mulut di

bawah) ke dalam gelas kimia yang telah berisi air.4. Amati gerak kapiler air pada masing-masing perlakuan. Catat dimana terjadinya

gerak kapiler air paling cepat dan dimana paling lambat.5. Jelaskan, mengapa terjadi demikian! Kesimpulan apa yang bisa diambil dari

percobaan ini?

15