1198

Click here to load reader

Petunjuk Teknis Beberapa Komoditas Pertanian

Embed Size (px)

DESCRIPTION

r

Citation preview

ALPlAKA'r

ANGGREK ANGGlAR

APeL

nAf.lLIA nlAKlA

GLAnl~L f.leRSA

JAGlANG

JAf.le

JAMSlA AIR

JAMSlA SIJI

JAMSlA Me're

JeRlAK

KACANG 'rANAf.I KeneLAI

Ken~Nn~NG

KINA

KRIAN

KlAMI KlACING KlANfl'r

MANGGA

MANGGI

MA(f)AR

MeLA'r1

MeL~N

NANA

PAnl

PALA

PePAfA

PIANG

RAMSlA'rAN

AGlA

ALAK A(f)~ eMANGKA

INGK~NG

ALPUKAT / AVOKAD( Persea americana Mill / Persea gratissima Gaerth )

1. SEJARAH SINGKATTanaman alpukat merupakan tanaman buah berupa pohon dengan nama alpuket (Jawa Barat), alpokat (Jawa Timur/Jawa Tengah), boah pokat, jamboo pokat (Batak), advokat, jamboo mentega, jamboo pooan, pookat (Lampung) dan lain-lain.

Tanaman alpukat berasal dari dataran rendah/tinggi Amerika Tengah dan diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad ke-18. Secara resmi antara tahun 1920-1930 Indonesia telah mengintroduksi 20 varietas alpukat dari Amerika Tengah dan Amerika Serikat untuk memperoleh varietas-varietas unggul guna meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat, khususnya di daerah dataran tinggi.

2. JENIS TANAMANKlasifikasi lengkap tanaman alpukat adalah sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta

Anak divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Bangsa : Ranales Keluarga : Lauraceae Marga : Persea

Varietas : Persea americana Mill

Berdasarkan sifat ekologis, tanaman alpukat terdiri dari 3 tipe keturunan/ras, yaitu:Hal. 1/ 18

1) Ras Meksiko

Berasal dari dataran tinggi Meksiko dan Equador beriklim semi tropis dengan ketinggian antara 2.400-2.800 m dpl. Ras ini mempunyai daun dan buahnya yang berbau adas. Masa berbunga sampai buah bisa dipanen lebih kurang 6 bulan. Buah kecil dengan berat 100-225 gram, bentuk jorong (oval), bertangkai pendek, kulitnya tipis dan licin. Biji besar memenuhi rongga buah. Daging buah mempunyai kandungan minyak/lemak yang paling tinggi. Ras ini tahan terhadap suhu dingin.

2) Ras Guatemala

Berasal dari dataran tinggi Amerika Tengah beriklim sub tropis dengan ketinggian sekitar 800-2.400 m dpl. Ras ini kurang tahan terhadap suhu dingin (toleransi sampai -4,5 derajat C). Daunnya tidak berbau adas. Buah mempunyai ukuran yang cukup besar, berat berkisar antara 200-2.300 gram, kulit buah tebal, keras, mudah rusak dan kasar (berbintil-bintil). Masak buah antara 9-12 bulan sesudah berbunga. Bijinya relatif berukuran kecil dan menempel erat dalam rongga, dengan kulit biji yang melekat. Daging buah mempunyai kandungan minyak yang sedang.

3) Ras Hindia Barat

Berasal dari dataran rendah Amerika Tengah dan Amerika Selatan yang beriklim tropis, dengan ketinggian di bawah 800 m dpl. Varietas ini sangat peka terhadap suhu rendah, dengan toleransi sampai minus 2 derajat C. Daunnya tidak berbau adas, warna daunnya lebih terang dibandingkan dengan kedua ras yang lain. Buahnya berukuran besar dengan berat antara 400-2.300 gram, tangkai pendek, kulit buah licin agak liat dan tebal. Buah masak 6-9 bulan sesudah berbunga. Biji besar dan sering lepas di dalam rongga, keping biji kasar. Kandungan minyak dari daging buahnya paling rendah.

Varietas-varietas alpukat di Indonesia dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:1) Varietas unggul

Sifat-sifat unggul tersebut antara lain produksinya tinggi, toleran terhadap hama dan penyakit, buah seragam berbentuk oval dan berukuran sedang, daging buah berkualitas baik dan tidak berserat, berbiji kecil melekat pada rongga biji, serta kulit buahnya licin. Sampai dengan tanggal 14 Januari 1987, Menteri Pertanian telah menetapkan 2 varietas alpukat unggul, yaitu alpukat ijo panjang dan ijo bundar. Sifat-sifat kedua varietas tersebut antara lain:

a. Tinggi pohon: alpukat ijo panjang 5-8 m, alpukat ijo bundar 6-8 m.b. Bentuk daun: alpukat ijo panjang bulat panjang dengan tepi rata, alpukat ijo bundar bulat panjang dengan tepi berombak.c. Berbuah: alpukat ijo panjang terus-menerus, tergantung pada lokasi dan kesuburan lahan, alpukat ijo bundar terus-menerus, tergantung pada lokasi dan kesuburan lahan.

d. Berat buah: alpukat ijo panjang 0,3-0,5 kg, alpukat ijo bundar 0,3-0,4 kgHal. 2/ 18

e. Bentuk buah: alpukat ijo panjang bentuk pear (pyriform), alpukat ijo bundar lonjong (oblong).

f. Rasa buah: alpukat ijo panjang enak, gurih, agak lunak, alpukat ijo bundar enak, gurih, agak kering.

g. Diameter buah: alpukat ijo panjang 6,5-10 cm (rata-rata 8 cm), alpukat ijo bundar 7,5 cm.

h. Panjang buah: alpukat ijo panjang 11,5-18 cm (rata-rata 14 cm), alpukat ijo bundar 9 cm.

i. Hasil: alpukat ijo panjang 40-80 kg /pohon/tahun (rata-rata 50 kg), alpukat ijo bundar 20-60 kg/pohon/tahun (rata-rata 30 kg).

2) Varietas lain

Varietas alpukat kelompok ini merupakan plasma nutfah Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi, Tlekung, Malang. Beberapa varietas alpukat yang terdapat di kebun percobaan Tlekung, Malang adalah alpukat merah panjang, merah bundar, dickson, butler, winslowson, benik, puebla, furete, collinson, waldin, ganter, mexcola, duke, ryan, leucadia, queen dan edranol.

3. MANFAAT TANAMANBagian tanaman alpukat yang banyak dimanfaatkan adalah buahnya sebagai makanan buah segar. Selain itu pemanfaatan daging buah alpukat yang biasa dilakukan masyarakat Eropa adalah digunakan sebagai bahan pangan yang diolah dalam berbagai masakan. Manfaat lain dari daging buah alpukat adalah untuk bahan dasar kosmetik.

Bagian lain yang dapat dimanfaatkan adalah daunnya yang muda sebagai obat tradisional (obat batu ginjal, rematik).

4. SENTRA PENANAMANNegara-negara penghasil alpukat dalam skala besar adalah Amerika (Florida, California, Hawaii), Australia, Cuba, Argentina, dan Afrika Selatan. Dari tahun ke tahun Amerika mempunyai kebun alpukat yang senantiasa meningkat.Di Indonesia, tanaman alpukat masih merupakan tanaman pekarangan, belum dibudidayakan dalam skala usahatani. Daerah penghasil alpukat adalah Jawa Barat, Jawa Timur, sebagian Sumatera, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara.

5. SYARAT PERTUMBUHAN5.1. IklimHal. 3/ 18

1) Angin diperlukan oleh tanaman alpukat, terutama untuk proses penyerbukan.Namun demikian angin dengan kecepatan 62,4-73,6 km/jam dapat dapat mematahkan ranting dan percabangan tanaman alpukat yang tergolong lunak, rapuh dan mudah patah.2) Curah hujan minimum untuk pertumbuhan adalah 750-1000 mm/tahun. Ras Hindia Barat dan persilangannya tumbuh dengan subur pada dataran rendah beriklim tropis dengan curah hujan 2500 mm/tahun. Untuk daerah dengan curah hujan kurang dari kebutuhan minimal (2-6 bulan kering), tanaman alpukat masih dapat tumbuh asal kedalaman air tanah maksimal 2 m.3) Kebutuhan cahaya matahari untuk pertumbuhan alpukat berkisar 40-80 %.Untuk ras Meksiko dan Guatemala lebih tahan terhadap cuaca dingin dan iklim kering, bila dibandingkan dengan ras Hindia Barat.4) Suhu optimal untuk pertumbuhan alpukat berkisar antara 12,8-28,3 derajat C.

Mengingat tanaman alpukat dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi, tanaman alpukat dapat mentolerir suhu udara antara 15-30 derajat C atau lebih. Besarnya suhu kardinal tanaman alpukat tergantung ras masing-masing, antara lain ras Meksiko memiliki daya toleransi sampai 7 derajat C, Guatemala sampai -4,5 derajat C, dan Hindia Barat sampai 2 derajat C.5.2. Media Tanam1) Tanaman alpukat agar tumbuh optimal memerlukan tanah gembur, tidak mudah tergenang air, (sistem drainase/pembuangan air yang baik), subur dan banyak mengandung bahan organik.2) Jenis tanah yang baik untuk pertumbuhan alpukat adalah jenis tanah lempung berpasir (sandy loam), lempung liat (clay loam) dan lempung endapan(aluvial loam).

3) Keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan alpukat berkisar antara pH sedikit asam sampai netral, (5,6-6,4). Bila pH di bawah 5,5 tanaman akan menderita keracunan karena unsur Al, Mg, dan Fe larut dalam jumlah yang cukup banyak. Sebaliknya pada pH di atas 6,5 beberapa unsur fungsional seperti Fe, Mg, dan Zn akan berkurang.

5.3. Ketinggian TempatPada umumnya tanaman alpukat dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi, yaitu 5-1500 m dpl. Namun tanaman ini akan tumbuh subur dengan hasil yang memuaskan pada ketinggian 200-1000 m dpl. Untuk tanaman alpukat ras Meksiko dan Guatemala lebih cocok ditanam di daerah dengan ketinggian 1000-2000 m dpl., sedangkan ras Hindia Barat pada ketinggian 5-1000 m dpl.

Hal. 4/ 18

6. PEDOMAN BUDIDAYA6.1. Pembibitan1) Persyaratan Bibit

Bibit yang baik antara lain yang berasal dari a) Buah yang sudah cukup tua.b) Buahnya tidak jatuh hingga pecah.c) Pengadaan bibit lebih dari satu jenis untuk menjamin kemungkinan adanya persarian bersilang.

2) Penyiapan Bibit

Sampai saat ini bibit alpukat hanya dapat diperoleh secara generatif (melalui biji) dan vegetatif (penyambungan pucuk/enten dan penyambungan mata/okulasi). Dari ketiga cara itu, bibit yang diperoleh dari biji kurang menguntungkan karena tanaman lama berbuah (6-8 tahun) dan ada kemungkinan buah yang dihasilkan berbeda dengan induknya. Sedangkan bibit hasil okulasi maupun enten lebih cepat berbuah (1-4 tahun) dan buah yang didapatkannya mempunyai sifat yang sama dengan induknya.3) Teknik Penyemaian Bibit

a) Penyambungan pucuk (enten)Pohon pokok yang digunakan untuk enten adalah tanaman yang sudah berumur 6-7 bulan/dapat juga yang sudah berumur 1 tahun, tanaman berasal dari biji yang berasal dari buah yang telah tua dan masak, tinggi 30 cm/kurang, dan yang penting jaringan pada pangkal batang belum berkayu. Sebagai cabang sambungannya digunakan ujung dahan yang masih muda dan berdiameter lebih kurang 0,7 cm. Dahan tersebut dipotong miring sesuai dengan celah yang ada pada pohon pokok sepanjang lebih kurang 10 cm, kemudian disisipkan ke dalam belahan di samping pohon pokok yang diikat/dibalut. Bahan yang baik untuk mengikat adalah pita karet, plastik, rafia/kain berlilin. Sebaiknya penyambungan pada pohon pokok dilakukan serendah mungkin supaya tidak dapat kuncup pada tanaman pokok.Enten-enten yang telah disambung diletakkan di tempat teduh, tidak berangin, dan lembab. Setiap hari tanaman disiram, dan untuk mencegah serangan penyakit sebaiknya tanaman disemprot fungisida. Pada musim kering hamaHal. 5/ 18

tungau putih sering menyerang, untuk itu sebaiknya dicegah dengan semprotan kelthane.Bibit biasanya sudah dapat dipindahkan ke kebun setelah berumur 9-16 bulan, dan pemindahannya dilakukan pada saat permulaan musim hujan

b) Penyambungan mata (okulasi)

Pembuatan bibit secara okulasi dilakukan pada pohon pangkal berumur 8-10 bulan. Sebagai mata yang akan diokulasikan diambil dari dahan yang sehat, dengan umur 1 tahun, serta matanya tampak jelas. Waktu yang paling baik untuk menempel yaitu pada saat kulit batang semai mudah dilepaskan dari kayunya. Caranya adalah kulit pohon pokok disayat sepanjang 10 cm dan lebarnya 8 mm. Kulit tersebut dilepaskan dari kayunya dan ditarik ke bawah lalu dipotong 6 cm. Selanjutnya disayat sebuah mata dengan sedikit kayu dari cabang mata (enthout), kayu dilepaskan pelan-pelan tanpa merusak mata. Kulit yang bermata dimasukkan di antara kulit dan kayu yang telah disayat pada pohon pokok dan ditutup lagi, dengan catatan mata jangan sampai tertutup. Akhirnya balut seluruhnya dengan pita plastik. Bila dalam 3-5 hari matanya masih hijau, berarti penempelan berhasil.

Selanjutnya 10-15 hari setelah penempelan, tali plastik dibuka. Batang pohon pokok dikerat melintang sedalam setengah diameternya, kira-kira 5-7,5 cm di atas okulasi, lalu dilengkungkan sehingga pertumbuhan mata dapat lebih cepat. Setelah batang yang keluar dari mata mencapai tinggi 1 m, maka bagian pohon pokok yang dilengkungkan dipotong tepat di atas okulasi dan lukanya diratakan, kemudian ditutup dengan parafin yang telah dicairkan. Pohon okulasi ini dapat dipindahkan ke kebun setelah berumur 8-12 bulan dan pemindahan yang paling baik adalah pada saat permulaan musim hujan.

Dalam perbanyakan vegetatif yang perlu diperhatikan adalah menjaga kelembaban udara agar tetap tinggi (+ 80%) dan suhu udara di tempat penyambungan jangan terlalu tinggi (antara 15-25 derajat C). Selain itu juga jangan dilakukan pada musim hujan lebat serta terlalu banyak terkena sinar matahari langsung. Bibit yang berupa sambungan perlu disiram secara rutin dan dipupuk 2 minggu sekali. Pemupukan bisa bersamaan dengan penyiraman, yaitu dengan melarutkan 1-1,5 gram urea/NPK ke dalam 1 liter air. Pupuk daun bisa juga diberikan dengan dosis sesuai anjuran dalam kemasan. Sedangkan pengendalian hama dan penyakit dilakukan bila perlu saja.

6.2. Pengolahan Media TanamLahan untuk tanaman alpukat harus dikerjakan dengan baik; harus bersih dari pepohonan, semak belukar, tunggul-tunggul bekas tanaman, serta batu-batu yang mengganggu. Selanjutnya lahan dicangkul dalam atau ditraktor, lalu dicangkul halus

2-3 kali. Pengerjaan lahan sebaiknya dilakukan saat musim kering sehingga penanaman nantinya dapat dilakukan pada awal atau saat musim hujan.

Hal. 6/ 18

6.3. Teknik Penanaman1) Pola Penanaman

Pola penanaman alpukat sebaiknya dilakukan secara kombinasi antara varietas- varietasnya. Hal ini mengingat bahwa kebanyakan varietas tanaman alpukat tidak dapat melakukan penyerbukan sendiri, kecuali varietas ijo panjang yang memiliki tipe bunga A. Ada 2 tipe bunga dari beberapa varietas alpukat di Indonesia, yaitu tipe A dan tipe B. Varietas yang tergolong tipe bunga A adalah ijo panjang, ijo bundar, merah panjang, merah bundar, waldin, butler, benuk, dickinson, puebla, taft, dan hass. Sedangkan yang tergolong tipe B adalah collinson, itszamma, winslowsaon, fuerte, lyon, nabal, ganter, dan queen. Penyerbukan silang hanya terjadi antara kedua tipe bunga. Oleh karena itu, penanaman alpukat dalam suatu lahan harus dikombinasi antara varietas yang memiliki tipe bunga A dan tipe bunga B sehingga bunga-bunganya saling menyerbuki satu sama lain.

2) Pembuatan Lubang Tanam

a) Tanah digali dengan ukuran panjang, lebar, dan tinggi masing-masing 75 cm.

Lubang tersebut dibiarkan terbuka selama lebih kurang 2 minggu. b) Tanah bagian atas dan bawah dipisahkan.

c) Lubang tanam ditutup kembali dengan posisi seperti semula. Tanah bagian atas dicampur dulu dengan 20 kg pupuk kandang sebelum dimasukkan ke dalam lubang.

d) Lubang tanam yang telah tertutup kembali diberi ajir untuk memindahkan mengingat letak lubang tanam.3) Cara PenanamanWaktu penanaman yang tepat adalah pada awal musim hujan dan tanah yang ada dalam lubang tanam tidak lagi mengalami penurunan. Hal yang perlu diperhatikan adalah tanah yang ada dalam lubang tanam harus lebih tinggi dari tanah sekitarnya. Hal ini untuk menghindari tergenangnya air bila disirami atau turun hujan. Langkah-langkah penanaman adalah sebagai berikut:a) Lubang tanam yang telah ditutup, digali lagi dengan ukuran sebesar wadah bibit.b) Bibit dikeluarkan dari keranjang atau polibag dengan menyayatnya agar gumpalan tanah tetap utuh.c) Bibit beserta tanah yang masih menggumpal dimasukkan dalam lubang setinggi leher batang, lalu ditimbun dan diikatkan ke ajir.

Hal. 7/ 18

d) Setiap bibit sebaiknya diberi naungan untuk menghindari sinar matahari secara langsung, terpaan angin, maupun siraman air hujan. Naungan tersebut dibuat miring dengan bagian yang tinggi di sebelah timur. Peneduh ini berfungsi sampai tumbuh tunas-tunas baru atau lebih kurang 2-3 minggu.

6.4. Pemeliharaan Tanaman1) PenyianganGulma banyak tumbuh di sekitar tanaman karena di tempat itu banyak terdapat zat hara. Selain merupakan saingan dalam memperoleh makanan, gulma juga merupakan tempat bersarangnya hama dan penyakit. Oleh karena itu, agar tanaman dapat tumbuh dengan baik maka gulma-gulma tersebut harus disiangi (dicabut) secara rutin.2) Penggemburan Tanah

Tanah yang setiap hari disiram tentu saja akan semakin padat dan udara di dalamnya semakin sedikit. Akibatnya akar tanaman tidak dapat leluasa menyerap unsur hara. Untuk menghindarinya, tanah di sekitar tanaman perlu digemburkan dengan hati-hati agar akar tidak putus.3) PenyiramanBibit yang baru ditanam memerlukan banyak air, sehingga penyiraman perlu dilakukan setiap hari. Waktu yang tepat untuk menyiram adalah pagi/sore hari, dan bila hari hujan tidak perlu disiram lagi.

4) Pemangkasan TanamanPemangkasan hanya dilakukan pada cabang-cabang yang tumbuh terlalu rapat atau ranting-ranting yang mati. Pemangkasan dilakukan secara hati-hati agar luka bekas pemangkasan terhindar dari infeksi penyakit dan luka bekas pemangkasan sebaiknya diberi fungisida/penutup luka.

5) PemupukanDalam pembudidayaan tanaman alpukat diperlukan program pemupukan yang baik dan teratur. Mengingat sistem perakaran tanaman alpukat, khususnya akar- akar rambutnya, hanya sedikit dan pertumbuhannya kurang ekstensif maka pupuk harus diberikan agak sering dengan dosis kecil.

Jumlah pupuk yang diberikan tergantung pada umur tanaman. Bila program pemupukan tahunan menggunakan pupuk urea (45% N), TSP (50% P), dan KCl

Hal. 8/ 18

(60% K) maka untuk tanaman berumur muda (1-4 tahun) diberikan urea, TSP, dan KCl masing-masing sebanyak 0,27-1,1 kg/pohon, 0,5-1 kg/pohon dan 0,2-0,83 kg/pohon. Untuk tanaman umur produksi (5 tahun lebih) diberikan urea, TSP, dan KCl masing-masing sebanyak 2,22-3,55 kg/pohon, 3,2 kg/pohon, dan 4 kg/pohon. Pupuk sebaiknya diberikan 4 kali dalam setahun.Mengingat tanaman alpukat hanya mempunyai sedikit akar rambut, maka sebaiknya pupuk diletakkan sedekat mungkin dengan akar. Caranya dengan menanamkan pupuk ke dalam lubang sedalam 30-40 cm, di mana lubang tersebut dibuat tepat di bawah tepi tajuk tanaman, melingkari tanaman.7. HAMA DAN PENYAKIT7.1. Hama pada Daun1) Ulat kipat (Cricula trisfenestrata Helf)

Ciri: Panjang tubuh 6 cm, berwarna hitam bercak-bercak putih dan dipenuhi rambut putih. Kepala dan ekor berwarna merah menyala. Gejala: Daun-daun tidak utuh dan terdapat bekas gigitan. Pada serangan yang hebat, daun habis sama sekali tetapi tanaman tidak akan mati, dan terlihat kepompong bergelantungan. Pengendalian: Menggunakan insektisida yang mengandung bahan aktif monokrotofos atau Sipermetein, misal Cymbush 50 EC dengan dosis 1-3 cc/liter atau Azodrin 15 WSC dengan dosis 2-3 cc/liter.

2) Ulat kupu-kupu gajah (Attacus atlas L.)Ciri: Sayap kupu-kupu dapat mencapai ukuran 25 cm dengan warna coklat kemerahan dan segitiga tansparan. Ulat berwarna hijau tertutup tepung putih, panjang 15 cm dan mempunyai duri yang berdaging. Pupa terdapat di dalam kepompong yang berwarna coklat. Gejala: Sama dengan gejala serangan ulat kipat, tetapi kepompong tidak bergelantungan melainkan terdapat di antara daun. Pengendalian: Sama dengan pemberantasan ulat kipat.3) Aphis gossypii Glov/A. Cucumeris, A. cucurbitii/Aphis kapas.

Ciri: Warna tubuh hijau tua sampai hitam atau kunig coklat. Hama ini mengeluarkan embun madu yang biasanya ditumbuhi cendawan jelaga sehingga daun menjadi hitam dan semut berdatangan. Gejala: Pertumbuhan tanaman terganggu. Pada serangan yang hebat tanaman akan kerdil dan terpilin. Pengendalian: Disemprot dengan insektisida berbahan aktif asefat/dimetoat, misalnya Orthene 75 SP dengan dosis 0,5-0,8 gram/liter atau Roxion 2 cc/liter.

4) Kutu dompolan putih (Pseudococcus citri Risso)/Planococcus citri RissoHal. 9/ 18

Ciri: Bentuk tubuh elips, berwarna coklat kekuningan sampai merah oranye, tertutup tepung putih, ukuran tubuh 3 mm, mempunyai tonjolan di tepi tubuh dengan jumlah 14-18 pasang dan yang terpanjang di bagian pantatnya. Gejala: Pertumbuhan tanaman terhambat dan kurus. Tunas muda, daun, batang, tangkai bunga, tangkai buah, dan buah yang terserang akan terlihat pucat, tertutup massa berwarna putih, dan lama kelamaan kering. Pengendalian: Disemprot dengan insektisida yang mengandung bahan aktif formotion, monokrotofos, dimetoat, atau karbaril. Misalnya anthion 30 EC dosis 1-1,5 liter/ha, Sevin 85 S dosis 0,2% dari konsentrasi fomula.

5) Tungau merah (Tetranychus cinnabarinus Boisd)

Ciri: Tubuh tungau betina berwarna merah tua/merah kecoklatan, sedangkan tungau jantan hijau kekuningan/kemerahan. Terdapat beberapa bercak hitam, kaki dan bagian mulut putih, ukuran tubuh 0,5 mm. Gejala: Permukaan daun berbintik- bintik kuning yang kemudian akan berubah menjadi merah tua seperti karat. Di bawah permukaan daun tampak anyaman benang yang halus. Serangan yang hebat dapat menyebabkan daun menjadi layu dan rontok. Pengendalian: Disemprot dengan akarisida Kelthan MF yang mengandung bahan aktif dikofoldan, dengan dosis 0,6-1 liter/ha.7.2. Hama pada Buah1) Lalat buah Dacus (Dacus dorsalis Hend.)Ciri: Ukuran tubuh 6 - 8 mm dengan bentangan sayap 5 - 7 mm. Bagian dada berwarna coklat tua bercak kuning/putih dan bagian perut coklat muda dengan pita coklat tua. Stadium larva berwarna putih pada saat masih muda dan kekuningan setelah dewasa, panjang tubuhnya 1 cm. Gejala: Terlihat bintik hitam/bejolan pada permukaan buah, yang merupakan tusukan hama sekaligus tempat untuk meletakkan telur. Bagian dalam buah berlubang dan busuk karena dimakan larva. Pengendalian: Dengan umpan minyak citronella/umpan protein malation akan mematikan lalat yang memakannya. Penyemprotan insektisida dapat dilakukan antara lain dengan Hostathion 40 EC yang berbahan aktif triazofos dosis 2 cc/liter dan tindakan yang paling baik adalah memusnahkan semua buah yang terserang atau membalik tanah agar larva terkena sinar matahari dan mati.

2) Codot (Cynopterus sp)

Ciri: Tubuh seperti kelelawar tetapi ukurannya lebih kecil menyerang buah- buahan pada malam hari. Gejala: Terdapat bagian buah yang berlubang bekas gigitan. Buah yang terserang hanya yang telah tua, dan bagian yang dimakan adalah daging buahnya saja. Pengendalian: Menangkap codot menggunakan

Hal. 10/ 18jala/menakut-nakutinya menggunakan kincir angin yang diberi peluit sehingga dapat menimbulkan suara.7.3. Hama pada Cabang/Ranting1) Kumbang bubuk cabang (Xyleborus coffeae Wurth / Xylosandrus morigerus Bldf).

Ciri: Kumbang yang lebih menyukai tanaman kopi ini berwarna coklat tua dan berukuran 1,5 mm. Larvanya berwarna putih dan panjangnya 2 mm. Gejala: Terdapat lubang yang menyerupai terowongan pada cabang atau ranting. Terowongan itu dapat semakin besar sehingga makanan tidak dapat tersalurakan ke daun, kemudian daun menjadi layu dan akhirnya cabang atau ranting tersebut mati. Pengendalian: Cabang/ranting yang terserang dipangkas dan dibakar. Dapat juga disemprot insektisida berbahan aktif asefat atau diazinon yang terkandung dalam Orthene 75 SP dengan dosis pemberian 0,5-0,8 gram/liter dan Diazinon 60 EC dosis 1-2 cc/liter.

7.4. Penyakit yang disebabkan Jamur1) AntraknosaPenyebab: Jamur Colletotrichum gloeosporioides (Penz.) sacc. Yang mempunyai miselium berwarna cokleat hijau sampai hitam kelabu dan sporanya berwarna jingga. Gejala: Penyakit ini menyerang semua bagian tanaman, kecuali akar. Bagian yang terinfeksi berwarna cokelat karat, kemudian daun, bunga, buah/cabang tanaman yang terserang akan gugur. Pengendalian: Pemangkasan ranting dan cabang yang mati. Penelitian buah dilakukan agak awal (sudah tua tapi belum matang). Dapat juga disemprot dengan fungisida yang berbahan aktif maneb seperti pada Velimex 80 WP. Fungisida ini diberikan 2 minggu sebelum pemetikan dengan dosis 2-2,5 gram/liter.

2) Bercak daun atau bercak cokelat

Penyebab: cercospora purpurea Cke./dikenal juga dengan Pseudocercospora purpurea (Cke.) Derghton. Jamur ini berwarna gelap dan menyukai tempat lembab. Gejala: bercak cokelat muda dengan tepi cokelat tua di permukaan daun atau buah. Bila cuaca lembab, bercak cokelat berubah menjadi bintik-bintik kelabu. Bila dibiarkan, lama-kelamaan akan menjadi lubang yang dapat dimasuki organisme lain. Pengendalian: Penyemprotan fungisida Masalgin 50 WP yang mengandung benomyl, dengan dosis 1-2 gram/liter atau dapat juga dengan mengoleskan bubur Bordeaux.

3) Busuk akar dan kanker batangPenyebab: Jamur Phytophthora yang hidup saprofit di tanah yang mengandung bahan organik, menyukai tanah basah dengan drainase jelek. Gejala: Bila

Hal. 11/ 18tanaman yang terserang akarnya maka pertumbuhannya menjadi terganggu, tunas mudanya jarang tumbuh. Akibat yang paling fatal adalah kematian pohon. Bila batang tanaman yang terserang maka akan tampak perubahan warna kulit pada pangkal batang. Pengendalian: drainase perlu diperbaiki, jangan sampai ada air yang menggenang/dengan membongkar tanaman yang terserang kemudian diganti dengan tanaman yang baru.4) Busuk buah

Penyebab: Botryodiplodia theobromae pat. Jamur ini menyerang apabila ada luka pada permukaan buah. Gejala: Bagian yang pertama kali diserang adalah ujung tangkai buah dengan tanda adanya bercak cokelat yang tidak teratur, yang kemudian menjalar ke bagian buah. Pada kulit buah akan timbul tonjolan-tonjolan kecil. Pengendalian: Oleskan bubur Bordeaux/ semprotkan fungisida Velimex 80WP yang berbahan aktif Zineb, dengan dosis 2-2,5 gram/liter.

8. PANEN8.1. Ciri dan Umur PanenCiri-ciri buah yang sudah tua tetapi belum masak adalah:a) warna kulit tua tetapi belum menjadi cokelat/merah dan tidak mengkilap;b) bila buah diketuk dengan punggung kuku, menimbulkan bunyi yang nyaring;

c) bila buah digoyang-goyang, akan terdengar goncangan biji.Penetapan tingkat ketuaan buah tersebut memerlukan pengalaman tersendiri. Sebaiknya perlu diamati waktu bunga mekar sampai enam bulan kemudian, karena buah alpukat biasanya tua setelah 6-7 bulan dari saat bunga mekar. Untuk memastikannya, perlu dipetik beberapa buah sebagai contoh. Bila buah-buah contoh tersebut masak dengan baik, tandanya buah tersebut telah tua dan siap dipanen.8.2. Cara PanenUmumnya memanen buah alpukat dilakukan secara manual, yaitu dipetik menggunakan tangan. Apabila kondisi fisik pohon tidak memungkinkan untuk dipanjat, maka panen dapat dibantu dengan menggunakan alat/galah yang diberi tangguk kain/goni pada ujungnya/tangga. Saat dipanen, buah harus dipetik/dipotong bersama sedikit tangkai buahnya (3-5 cm) untuk mencegah memar, luka/infeksi pada bagian dekat tangkai buah.8.3. Periode PanenBiasanya alpukat mengalami musim berbunga pada awal musim hujan, dan musim berbuah lebatnya biasanya pada bulan Desember, Januari, dan Februari. Di

Hal. 12/ 18Indonesia yang keadaan alamnya cocok untuk pertanaman alpukat, musim panen dapat terjadi setiap bulan.

8.4. Prakiraan ProduksiProduksi buah alpukat pada pohon-pohon yang tumbuh dan berbuah baik dapat mencapai 70-80 kg/pohon/tahun. Produksi rata-rata yang dapat diharapkan dari setiap pohon berkisar 50 kg.

9. PASCAPANEN9.1. PencucianPencucian dimaksudkan untuk menghilangkan segala macam kotoran yang menempel sehingga mempermudah penggolongan/penyortiran. Cara pencucian tergantung pada kotoran yang menempel.

9.2. PenyortiranPenyortiran buah dilakukan sejak masih berada di tingkat petani, dengan tujuan memilih buah yang baik dan memenuhi syarat, buah yang diharapkan adalah yang memiliki ciri sebagai berikut:

1. Tidak cacat, kulit buah harus mulus tanpa bercak.

2. Cukup tua tapi belum matang.

3. Ukuran buah seragam. Biasanya dipakai standar dalam 1 kg terdiri dari 3 buah atau berbobot maksimal 400 g.

4. Bentuk buah seragam. Pesanan paling banyak adalah yang berbentuk lonceng.

Buah yang banyak diminta importir untuk konsumen luar negeri adalah buah alpukat yang dagingnya berwarna kuning mentega tanpa serat. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, semua syarat tadi tidak terlalu diperhitungkan.9.3. Pemeraman dan PenyimpananAlpukat baru dapat dikonsumsi bila sudah masak. Untuk mencapai tingkat kemasan ini diperlukan waktu sekitar 7 hari setelah petik (bila buah dipetik pada saat sudah cukup ketuaannya). Bila tenggang waktu tersebut akan dipercepat, maka buah harus diperam terlebih dulu. Untuk keperluan ekspor, tidak perlu dilakukan pemeraman karena tenggang waktu ini disesuaikan dengan lamanya perjalanan untuk sampai di tempat tujuan.Hal. 13/ 18Cara pemeraman alpukat masih sangat sederhana. Pada umumnya hanya dengan memasukkan buah ke dalam karung goni, kemudian ujungnya diikat rapat. Setelah itu karung diletakkan di tempat yang kering dan bersih.Karena alpukat mempunyai umur simpan hanya sampai sekitar 7 hari (sejak petik sampai siap dikonsumsi), maka bila ingin memperlambat umur simpan tersebut dapat dilakukan dengan menyimpannya dalam ruangan bersuhu 5 derajat C. Dengan cara tersebut, umur penyimpanan dapat diperlambat samapai 30-40 hari.

9.4. Pengemasan dan PengangkutanKemasan adalah wadah/tempat yang digunakan untuk mengemas suatu komoditas. Kemasan untuk pasar lokal berbeda dengan yang untuk diekspor. Untuk pemasaran di dalam negeri, buah alpukat dikemas dalam karung-karung plastik/keranjang, lalu diangkut dengan menggunakan truk. Sedangkan kemasan untuk ekspor berbeda lagi, yaitu umumnya menggunakan kotak karton berkapasitas 5 kg buah alpukat. Sebelum dimasukkan ke dalam kotak karton, alpukat dibungkus kertas tissue, kemudian diatur sususannya dengan diselingi penyekat yang terbuat dari potongan karton.10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN10.1 Analisis Usaha BudidayaPerkiraan analisis budidaya tanaman alpukat dengan luas lahan 1 hektar selama 10 tahun di daerah Jawa Barat pada tahun 1999.1) Biaya produksi1.Bibit okulasi: 121 batang @ Rp.10.000,-Rp.1.210.000,-

2.Pupuk

- Pupuk kandang 3 ton@ Rp. 150.000,-/tonRp.450.000,-

- Urea

Tahun ke-1-4, 1.936 kg @ Rp. 1.500,-Rp.2.904.000,-

Tahun ke-5-10, 9.801 kg @ Rp. 1.500,-Rp.14.701.500,-

- TSP

Tahun ke-1-4, 1.936 kg @ Rp. 1.600,-Rp.3.097.600,-

Tahun ke-5-10, 9.317 kg @ Rp.1.600,-Rp.14.907.200,-

- KCl

Tahun ke-1-4, 1.694 kg @ Rp. 1.650,-Rp.2.795.100,-

Tahun ke-5-10, 11.616 kg @ Rp. 1.650,-Rp.19.166.400,-

4.Pestisida dan fungisidaRp.240.000,-

5.Peralatan

- CangkulRp.70.000,-

- SprayerRp.250.000,-

Hal. 14/ 186.Tenaga kerja

- Pembajakan lahan dan pupuk dasar (borongan)Rp.400.000,-

- Penyiraman 15 HOK @ Rp. 7.000,-Rp.105.000,-

- Pemangkasan 4 HOK @ Rp. 7.000,-Rp.28.000,-

- Pembuatan lubang tanam 15 HOK @ Rp. 7.000,-Rp.105.000,-

- Penanaman 7 HOK @ RP. 7.000,-Rp.49.500,-

- Penyiangan 20 HOK/tahun @ Rp. 7.000,-Rp.1.400.000,-

- Pemupukan 10 HOK/tahun @ Rp. 7.000,-Rp.700.000,-

- Perlindungan tanaman 4HOK/tahun @ Rp. 7.000,-Rp.280.000,-

7.Panen dan pascapanen

Tahun ke-4, 18 HOK @ Rp. 7.000,-Rp.126.000,-

Tahun ke-5, 22 HOK @ Rp. 7.000,-Rp.154.000,-

Tahun ke-6, 35 HOK @ Rp. 7.000,-Rp.245.000,-

Tahun ke-7, 48 HOK @ Rp. 7.000,-Rp.336.000,-

Tahun ke-8, 48 HOK @ Rp. 7.000,-Rp.336.000,-

Tahun ke-9, 48 HOK @ Rp. 7.000,-Rp.336.000,-

Tahun ke-10, 48HOK @ Rp. 7.000,-Rp.336.000,-

Jumlah biaya produksi dalam 10 tahunRp.64.841.300,-

2) Pendapatan

1. Tahun ke-4, 3.300 kg @ Rp. 3.500,- Rp. 11.550.000,-2. Tahun ke-5, 6.500 kg @ Rp. 3.500,- Rp. 22.750.000,-3. Tahun ke-6, 9.800 kg @ Rp. 3.500,- Rp. 34.300.000,-4. Tahun ke-7, 12.000 kg @ Rp. 3.500,- Rp. 42.000.000,-5. Tahun ke-8, 12.200 kg @ Rp. 3.500,- Rp. 42.700.000,-6. Tahun ke-9, 12.500 kg @ Rp. 3.500,- Rp. 43.750.000,-7. Tahun ke-10, 12.500 kg @ Rp. 3.500,- Rp. 43.750.000,- Jumlah pendapatan dalam 10 tahun Rp.240.800.000,-3) Keuntungan dalam 10 tahun Rp.175.958.700,- Tanaman alpukat yang berasal dari bibit okulasi atau sambung akan mulai berbuah

pada umur 4 tahun dengan produksi 3.300 kg/ha. Produksi ini akan terus bertambah hingga mencapai kestabilan pada tahun ke-7 (panen keempat) dengan jumlah produksi rata-rata 12.000 kg/ha. Keuntungan baru dapat diperoleh pada panen kedua (tahun ke-5) dan akan stabil pada panen keempat (tahun ke-7). Namun analisis tersebut belum termasuk biaya sewa tanah.10.2 Gambaran Peluang AgribisnisWalaupun keuntungan bertanam alpukat di Indonesia belum begitu bisa dirasakan karena pengelolaannya tidak intensif, namun karena permintaannya naik maka pertanaman alpukat dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Prospek ke depan bisnis alpukat semakin cerah sehubungan dengan semakin terbukanya peluang pasar. Tetapi sayangnya masih banyak wilayah yang merupakan sentra produksiHal. 15/ 18belum tergali, sehingga kesulitan mendapatkan buah masih tetap dirasakan oleh para pedagang, baik di pasar lokal maupun eksportir.

Alpukat merupakan salah satu jenis buah bergizi tinggi yang semakin banyak diminati. Hal ini terlihat dari banyaknya permintaan alpukat di pasaran. Sebagai contoh, seorang grosir membutuhkan alpukat 12-20 ton/minggu untuk pedagang pengecer di Bogor.

Selain di pasar lokal, pasar luar negeri pun berhasil ditembusnya. Mula-mula hanya Singapura dan Belanda, kemudian menyusul Saudi Arabia, Perancis, dan Brunei Darussalam. Impor Perancis pada tahun 1989 sebanyak 3.790 kg dengan nilai 379

US$, dan pada tahun 1990 meningkat menjadi 5.749 kg dengan nilai 10.876 US$.Situasi harga di tingkat petani memang relatif bervariasi dibandingkan dengan di tingkat pengecer. Harga setiap kilogram di tingkat petani di daerah Garut pada tahun

1991 berkisar antara Rp 200,- sampai Rp 600,-. Seangkan di tingkat pengecer biasanya lebih stabil, dan harga bisa mencapai Rp 700,- sampai Rp 1.750,-/kg. Adanya perbedaan harga yang cukup besar tersebut antara lain disebabkan karena di tingkat pengecer risiko kerusakannya lebih tinggi.

11. STANDAR PRODUKSI11.1. Ruang LingkupStandar produksi ini meliputi: syarat mutu, cara pengujian mutu, cara pengambilan contoh dan cara pengemasan.

11.2. DiskripsiAlpukat adaalah buah tanaman apaokat (Persea Americana MILL) dalam keadaan cukup tua, utuh, segar dan bersih.

11.3. Klasifikasi dan Standar MutuAlpokat digolongkan dalam 3 macam ukuran berdasarkan berat, yaitu:a) Alpokat besar : 451-550 gram/buah b) Alpokat sedang : 351-450 gram/buah c) Alpokat kecil : 250-350 gram/buah

Sedangkan syarat mutu adalah sebagai berikut:

a) Kesamaan sifat varietas: mutu I seragam; mutu II seragam; cara pengujian organoleptik

b) Tingkat ketuaan: mutu I tua tapi tidak terlalu matang; mutu II tua tapi tidak terlalu matang; cara pengijian organoleptik

Hal. 16/ 18c) Bentuk: mutu I normal; mutu II kurang normal; cara pengujian organoleptik d) Kekerasan: mutu I keras; mutu II keras; cara pengujian Organoleptik

e) Ukuran: mutu I seragam; mutu II kurang seragam; cara pengujian SP-SMP-309-1981

f) Kerusakan (bobot/bobot): mutu I maks 5%; mutu II 10%; cara pengujian SP-SMP-

310-1981g) Busuk (bobot/bobot): mutu I maks 1%; mutu II 2%; cara pengujian SP-SMP-311-

1981

h) Kotoran: mutu I bebas; mutu II bebas; cara pengujian organoleptik

11.5. Pengambilan ContohSetiap kemasan diambil contohnya sebanyak 3 kg dari bagian atas, tengah dan bawah. Contoh tersebut dicampur merata tanpa menimbulkan kerusakan, kemudian dibagi 4 dan dua bagian diambil secara diagonal. Cara ini dilakukan beberapa kali sampai contoh mencapai 3 kg untuk dianalisa.a) Jumlah kemasan dalam partai: 1 sampai 100, minimum jumlah contoh yang diambil 5.b) Jumlah kemasan dalam partai: 101 sampai 300, minimum jumlah contoh yang diambil 7.c) Jumlah kemasan dalam partai: 301 sampai 500, minimum jumlah contoh yang diambil 9.d) Jumlah kemasan dalam partai: 501 sampai 1000, minimum jumlah contoh yang diambil 10.e) Jumlah kemasan dalam partai: lebih dari 1000, minimum jumlah contoh yang diambil 15.Petugas pengambil contoh harus memenuhi syarat yaitu orang yang berpengalaman/dilatih lebih dahulu dan mempunyai ikatan dengan suatu badan hukum.

11.6. PengemasanBuah alpukat disajikan dalam bentuk utuh dan segar, dikemas dalam keranjang bambu/bahan lain yang sesuai dengan/tanpa bahan penyekat, ditutup dengan anyaman bambu/bahan lain, kemudian diikat dengan tali bambu/bahan lain. Isi kemasan tidak melebihi permukaan kemasan dengan berat bersih maksimum 20 kg. Di bagian luar kemasan diberi label yang bertuliskan antara lain: nama barang, golongan ukuran, jenis mutu, daerah asal, nama/kode perusahaan/eksportir, berat bersih, hasil Indonesia dan tempat/negara tujuan.12. DAFTAR PUSTAKAHal. 17/ 181) Direktorat Reboisasi dan Rehabilitasi (1978). "Pedoman penanaman jenis tanaman hortikultura dan rerumputan". Jakarta: Direktorat Reboisasi dan Rehabilitasi, Departemen pertanian.

2) Hodson, R.W. (1950). "The avocado a gift from the middle Americas". Economic

Botany, (4) hal. 253

3) Indriani, Y. Hetty; Suminarsih, Emi (1997). "Alpukat". Jakarta: Penebar Swadaya.96 hal.

4) Kalie, Moehd. Baga (1997). "Alpukat: budidaya dan pemanfaatannya".Yogyakarta: Kanisius. 112 hal.

5) Lawrence, G.H.M. (1951). "Taxonomy of vasculer plants" New York: The Mac

Millan Company. 512 hal.

6) Mardisiswojo, S.; Mangunsudarso, H.R. (1968). "Cabe puyang warisan nenek moyang" jilid III, Jakarta: Karya Wreda. Hal. 24.

7) Ochse, J.J. (1931). "Fruit an fruits culture in the Dutch East Indies". Batavia: G.Kolff and Co. 55 hal.8) Ochse, J.J. (1961). "Tropical and subtropicak agriculture". Vol. I. New York : TheMac Millan Company, 617 hal.9) Palmer, D.F. (1937). "Avocado fertilization. Cal. Avocado Ass'n. 20th ed., Coit, J.E. (ed.), Year Book. 235 hal.

10)Purseglove, J.W. (1974). "Tropical crops dicotyledons". London: Longman. 192 hal.

11)Rismunandar (1981). "Memperbaiki lingkungan dengan bercocok tanam jambu mede dan alpukat". Bandung: Sinar Baru 39 hal.

12) Sunaryo, H.; Rismunandar (1981). "Pengantar pengetahuan dasar hortikultura".

I. Bandung: Sinar Baru. 31 hal.

13) Supriyanto, Arry (1989). "Bibit alpukat sambung dini." Trubus, (Nov.) hal. 192.14)Tohir, K.A. (1978). "Tropical agriculture. The climate, soils, cultural methods, crops, live stock, commercial importance and opportunities of tropics". New York: D. Appleton and company, 112 hal.

15) Wirasmanto (1971). "Penggunaan alpukat". Warta Pertanian (10) hal. 19.

16)Zentmeyer, G.A. (1953). "Diseases of the avocado". Dalam: The year book of agriculture United States Departement of Agriculture, Washington, D.C., hal. 875Jakarta, Februari 2000

Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS Editor : Kemal Prihatman

KEMBALI KE MENUHal. 18/ 18ANGGREK

1. SEJARAH SINGKATAnggrek merupakan tanaman bunga hias berupa benalu yang bunganya indah. Anggrek sudah dikenal sejak 200 tahun lalu dan sejak 50 tahun terakhir mulai dibudidayakan secara luas di Indonesia.

2. JENIS TANAMANJenis anggrek yang terdapat di Indonesia termasuk jenis yang indah antara lain: Vanda tricolor terdapat di Jawa Barat dan di Kaliurang, Vanda hookeriana, berwarna ungu berbintik-bintik berasal dari Sumatera, anggrek larat/Dendrobium phalaenopis, anggrek bulan/Phalaenopsis amabilis, anggrek Apple Blossom, anggrek Paphiopedilun praestans yang berasal dari Irian Jaya serta anggrek Paphiopedilun glaucophyllum yang berasal dari Jawa Tengah.

Tanaman anggrek dapat dibedakan berdasarkan sifat hidupnya, yaitu:1) Anggrek Ephytis adalah jenis anggrek yang menupang pada batang/pohon lain tetapi tidak merusak/merugikan yang ditumpangi. Alat yang dipakai untuk menempel adalah akarnya, sedangkan akar yang fungsinya untuk mencari makanan adalah akar udara.

Hal. 1/ 17

2) Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yang menempel pada pohon/tanaman lain yang tidak merusak yang ditumpangi, hanya akar lekatnya juga berfungsi seperti akar udara yaitu untuk mencari makanan untuk berkembang.

3) Anggrek tanah/anggrek Terrestris adalah jenis anggrek yang hidup di atas tanah.3. MANFAAT TANAMANManfaat utama tanaman ini adalah sebagai tanaman hias karena bunga anggrek mempunyai keindahan, baunya yang khas. Selain itu anggrek bermanfaat sebagai campuran ramuan obat-obatan, bahan minyak wangi/minyak rambut.4. SENTRA PENANAMANSentra tanaman anggrek di Eropa adalah Inggris, sedangkan di Asia adalah Muangthai. Di Indonesia, anggrek banyak terdapat di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra ataupun di Irian Jaya.

5. SYARAT PERTUMBUHAN5.1. Iklim1) Angin tidak dan curah hujan terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman anggrek.2) Sinar matahari sangat dibutuhkan sekali bagi tanaman ini. Kebutuhan cahaya berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman anggrek.3) Suhu minimum untuk pertumbuhan anggrek adalah 12,7 derajat C. Jika suhu udara malam berada di bawah 12,7 derajat C, maka daerah tersebut tidak dianjurkan untuk ditanam anggrek (di dataran tinggi Dieng).

4) Tanaman anggrek tidak cocok dalam suasana basah terus menerus, akan tetapi menyukai kelembaban udara di siang hari 65-70 %.

5.2. Media TanamTerdapat 3 jenis media untuk tanaman anggrek, yaitu:1) Media untuk anggrek Ephytis dan Semi Ephytis terdiri dari:

1. Serat Pakis yang telah digodok.2. Kulit kayu yang dibuang getahnya.3. Serabut kelapa yang telah direndam air selama 2 minggu.

4. Ijuk.5. Potongan batang pohon enau.6. Arang kayu .

7. Pecahan genting/batu bata.Hal. 2/ 17

8. Bahan-bahan dipotong menurut ukuran besar tanaman dan akarnya.Untuk anggrek Semi Epirit yang akarnya menempel pada media untuk mencari makanan, perlu diberi makanan tambahan seperti kompos, pupuk kandang/daun- daunan.2) Media untuk anggrek Terrestria

Jenis anggrek ini hidup di tanah maka perlu ditambah pupuk kompos, sekam, pupuk kandang, darah binatang, serat pakis dan lainnya.3) Media untuk anggrek semi Terrestria

Bahan untuk media anggrek ini perlu pecahan genteng yang agak besar, ditambah pupuk kandang sekam/serutan kayu. Dipakai media pecahan genting, serabut kayu, serat pakis dan lainnya. Derajat keasaman air tanah yang dipakai adalah 5,2.5.3. Ketinggian TempatKetinggian tempat yang cocok bagi budidaya tanaman ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu:1) Anggrek panas (ketinggian 0-650 m dpl)

Anggrek panas memerlukan suhu udara 26-30 derajat C pada siang hari, 21 derajat C pada malam hari, dengan daerah ketinggian 0-650 meter dpl. Contoh jenis anggrek ini adalah:1. Dendrobium phalaenopsis

2. Onchidium Papillo

3. Phaphilopedillum Bellatum

2) Anggrek sedang (ketinggian 150-1500 m dpl)

Anggrek sedang pada suhu udara siang hari 21 derajat C dan 1521 derajat C, pada malam hari, dengan ketinggian 150-1500 m dpl.

3) Anggrek dingin (lebih dari 1500 m dpl)

Anggrek dingin jarang tumbuh di Indonesia, tumbuh baik pada suhu udara 15-21 derajat C di siang hari dan 915 derajat C pada malam hari, dengan ketinggian 1500 m dpl. Contoh: anggrek jenis Cymbidium.

6. PEDOMAN BUDIDAYA6.1. Pembibitan1) Persyaratan Bibit

Bibit anggrek yang baik, sehat dan unggul mempunyai beberapa ciri, yaitu: bentuk batang kuat, pertumbuhan pesat, daun subur, bunga lebat dan indah.Hal. 3/ 17

2) Penyebaran Biji

Bibit anggrek berasal dari biji yang disemaikan. Adapun penyebaran biji anggrek sebagai berikut:a) Peralatan yang digunakan untuk penyebaran biji harus bersih. b) Mensterilkan biji

Sebelum biji disebar harus disterilkan dulu dengan 10 gram kaporit dilarutkan dalam 100 cc air kemudian saring kertas filter, dimasukkan ke dalam botol. Biji dimasukan dalam botol dan digojog 10 menit. (biji anggrek yang semula kuning kecoklatan berubah warna menjadi kehijauan). Kemudian air dibuang dan diganti dengan aquades, digojog berulang kali (23 kali).

c) Penyebaran biji anggrek

Botol-botol yang telah disterilkan dapat digunakan untuk menyebaran biji anggrek. Sebelum botol dibuka, leher botol dipanaskan di atas lampu spritus untuk menghilangkan kuman. Untuk memasukan biji anggrek ke dalam botol digunakan pipet yang dibersihkan dulu dengan cara pemanasan di atas lampu spritus sampai merah kemudian dicelup kedalam spritus. Botol yang telah terbuka kemudian diisi biji anggrek dan diratakan keseluruh permukaan alas makanan yang telah disediakan. Sebelum botol ditutup kita panaskan lagi di atas spritus kemudian ditutup kembali.

3) Teknik Penyemaian Benih

a) Memeriksaan dengan mikroskop, baik atau tidaknya biji anggrek, yang kosong berwarna putih dan yang isi kuning coklat/warna lain.

b) Mempersiapkan botol yang bermulut lebar bersih dan tidak berwarna agar dapat meneruskan cahaya matahari yang dibutuhkan dan mudah dilihat.

c) Tutup botol dari kapas digulung-gulung sampai keras, ujung diikat tali untuk memudahkan dicopot kembali, atau kain sisa yang dipotong potong. Kerapatan tutup botol menjaga agar bakteri/jamur tidak masuk sehingga tidak terinfeksi atau terkontaminasi.

d) Mempersiapkan lemari kaca (ent-kas) yang bersih dari bakteri/jamur dengan kain yang sudah dicelup formalin udara dalam lemari disterilkan dengan kapas dipiring dituangi formalin supaya menguap mensterilkan kaca (ent-kas).

e) Pembuatan sterilsasi alas makanan dan untuk membuat alas makanan anggrek biasanya dipakai resep Khudson C (NORTHEN) 12 yaitu:1. Ca(NO3)2H2O : 1,00 gram2. KH2PO4 : 0,25 gram3. MgSO47H2O : 0,25 gram4. (NH4)2SO4 : 0,25 gram5. Saccharose : 20 gram6. FeSO4 4H2O : 0,25 gram7. MnSO4 : 0,0075 gram8. Agar-agar : 1517,5 gram9. Aquadest : 1000 ccHal. 4/ 17

Pembuatan alas makanan diperlukan pH 5,2, dipergunakan pH meter/kertas pHtekstil/Indikator Paper.

Sterilisasi dengan cara dipanaskan dalam Autoclaf yang sampai 110 derajat C selama setengah jam atau dengan dandang kemudian diletakan pada tempat bersih, dengan posisi miring, sehingga makanan setinggi 1/22/3 tinggi botol (dari alas sampai ke leher botol) dan didiamkan selama 57 jam untuk mengetahui sterilisasi yang sempurna.

4) Pemindahan Bibit

Setelah tanaman di dalam botol berumur 912 bulan terlihat besar, tumbuh akar. Dalam tingkat ini bibit sudah dapat dipindahkan kedalam pot penyemaian yang berdiameter 7 cm, 12 cm atau 16 cm yang berlubang.

Siapkan pecahan genting, dan akar pakis warna coklat, di potong dengan panjang530 mm sehingga serabutnya terlepas satu sama lainnya. Sebelum dipakai terlebih dulu dicuci bersih dan biarkan airnya hilang. Akar pakis setelah dicuci, direndam dulu dalam alas makanan selama 24 jam yang berupa:a) Urea atau ZA : 0,50 mgb) DS, TS atau ES : 0,25 mgc) Kalium sulfat atau K2SO4 : 0,25 mg d) Air : 1000 ccAlaternatif lain sebagai alas makanan, dapat juga dipakai pupuk buatan campuran unsur N, P, K perbandingan 60:30:10 atau dapat juga digunakan pupuk kandang yang telah dicampur pakis dengan perbandingan pakis: pupuk kandang = 4:1. Selain itu dapat digunakan kulit Pinus yang di potong kecil sebesar biji kacang tanah, yang telah direndam dalam alas makanan seperti akar pakis selama 24 jam. Untuk isian pot ini dapat juga digunakan arang kayu bakar/serabut kelapa yang dipotong-potong sebesar ibu jari.

Pot yang disiapkan diisi dengan pecahan genting 1/3 tinggi pot/layah, kemudian isi remukan pakis tersebut setinggi 1 cm di bawah tepi pot/layah (tidak perlu dipadatkan).

Pemindahan bibit ke dalam pot dilakukan dengan mengeluarkan tanaman di botol dengan memasukkan air bersih ke dalam botol. Dengan kawat bersih berujung seperti huruf U, tanaman dikeluarkan satu persatu (akar lebih dahulu). Setelah keluar tanaman dicuci kaporit 1 % kemudian dengan air bersih. Seedlings (semaian) ditanam dalam pot dengan rapat. Apabila di dalam botol sudah terjadi kontaminasi jamur sebaik lebih dulu direndam di dalam antibiotic (penicillin, streptomycin yang telah lewat expirydatenya) 10 menit baru ditanam.5) Pemindahan dari Pot PenyemaianSetelah tanaman pada pot penyemaian cukup tinggi, maka tanaman dipindahkan ke pot biasa yang berdiamater 46 cm, yang berisi potongan genting/batu bataHal. 5/ 17

merah, kemudian beri pakis/kulit pinus yang telah direndam dalam alas makanan sampai 1 cm di bawah tepi pot.6.2. Pengolahan Media TanamMedia tanam untuk tanaman anggrek tanah dibedakan:a) Tanaman dalam pot (dengan diameter 7-30 cm tergantung dari jenis tanaman).

Apabila diameter pot dipilih 25-30 cm maka perlu dipasang tiang di tengah-tengah pot, kemudian pot diisi pecahan genting. Anggrek di letakkan di tengah dan akarnya disebar merata dalam pot, kemudian batang anggrek diikat pada tiang. Pot diisi pupuk kandang yang telah dicampur sesuai dengan komposisi kira-kira

2/3 dari pot.b) Media tanam dalam tanah dengan sistim bak-bak tanam.

Bak terbuat dari batu bata merah panjang 2 m lebar 40 cm dan tinggi bak 2 lapis batu bata merah. Pembuatan bak ini di atas tanah untuk menghindari dari kebecekan, di tanah kering digali sedalam 10-20 cm kemudian diberi bata ukuran40 cm x 2 m dan jarak antara pembantas dengan yang lain 3 cm. Tiang penahan dibuat 4 buah yang ditancapkan ke dalam tanah dengan ketinggian masing- masing 1,5 m. Antara tiang satu dengan yang lain dihubungkan dengan kayu sehingga keempat tiang tersebut merupakan suatu rangkaian.

6.3. Teknik PenanamanPenanaman tanaman anggrek, disesuaikan dengan sifat hidup tanaman anggrek, yaitu:

1) Anggrek Ephytis adalah anggrek yang menupang pada batang/pohon lain tetapi tidak merusak/merugikan yang ditumpangi atau ditempelin. Alat yang dipakai untuk menempel adalah akarnya, sedangkan akar yang fungsinya untuk mencari makanan adalah akar udara.

2) Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yang menempel pada pohon/tanaman lain yang tidak merusak yang ditempel, hanya akar lekatnya juga berfungsi seperti akar udara yaitu untuk mencari makanan untuk berkembang.

3) Anggrek tanah/anggrek Terrestris.6.4. Pemeliharaan Tanaman1) Penjarangan dan PenyulamanPenjarangan dan penyulaman dilakukan pada tempat yang disesuaikan dengan jenis anggrek, yang sifatnya epphytis atau anggrek tanah.

2) PenyianganUntuk tanaman anggrek pada penyiangan pada waktu pada kondisi di dalam botol kemudian dipisahkan ke dalam pot-pot yang sudah disediakan sesuai jenis anggrek.Hal. 6/ 17

3) PemupukanUnsur makro yaitu unsur yang diperlukan dalam jumlah besar yang meliputi: C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg. Untuk unsur mikro yaitu unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, antara lain: Cu, Zn, Mo, Mn, V, Sc, B, Si, dst. Unsur makro dan unsur mikro dapat diambil dari udara atau dari tanah, berupa gas atau air dan garam-garam yang terlarut di dalamnya.Pemupukan pada tanaman anggrek dibagi dalam 3 tahapan, yaitu:a) Pemupukan untuk bibit (seedlings) dengan N, P, K.Perbandingan N:P:K=6:3:1. Unsur N lebih banyak dibutuhkan untuk pembentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur N diambil dari pupuk ZA/urea, untuk P dipakai pupuk ES; DS; TS, dan K dari Kalium Sulfat (K2SO4).Pupuk-pupuk buatan yang mengandung N, P, K:1. Urea : 0,6 gram untuk 1 liter air

2. ES : 0,3 gram untuk 1 liter air

3. ZK : 0,1 gram untuk 1 liter air

b) Pemupukan untuk ukuran sedang (mid-size) dengan N, P, K.Perbandingan N:P:K=3:3:3 yang sama banyak disini tidak memerlukan tambahan pupuk, maka dapat dususun sendiri pupuk yang mengandung N, P, K dengan cara misalnya :

1. Urea : 0,3 gram untuk 1 liter air

2. DS : 0,3 gram untuk 1 liter air

3. K2SO4 : 0,3 gram untuk 1 liter air

c) Pemupukan untuk ukuran berbunga (flowerings-size)

Tanaman yang sudah berbunga dipupuk dengan perbandingan N:P:K= 1:6:1.

Teknik pemberian pupuk buatan adalah:a) Dalam bentuk padat/powder yang dilakukan dengan menaburkan secara hati- hati, jangan tersangkut pada daun/batangnya yang menyebabkan daun/batang tadi dapat terbakar.

b) Disiramkan, yang mana anggrek dapat menyerap air dan garam-garam yang terlarut di dalamnya. Cara ini banyak dilakukan dimana-mana.

c) Penyemprotan, cara ini sangat baik apabila terjadi pembusukan akar didalamnya, maka akarnya ditutup plastik.Pupuk kandang yang sering digunakan adalah kotoran kuda, sapi, kerbau, kambing, ayam dan lain-lain. Kebaikan pemakaian pupuk kandang selain mengandung bermacam-macam unsur yang dibutuhkan oleh tanaman juga sangat membantu dalam penyimpanan air, apalagi pada musim kemarau. Keburukan dari pupuk kandang ini adalah di dalam kotoran banyak bateri yang mengandung jamur. Untuk itu dianjurkan disangan lebih dahulu untuk menghilangkan jamur/bakteri di dalamnya. Pemupukan tanaman lebih baik dilakukan pada waktu pagi-pagi atau pada sore hari sekitar pukul 5.00 sore.

Hal. 7/ 17

4) Pengairan dan PenyiramanSumber air untuk penyiraman tanaman anggrek dapat berasal dari:

a) Air Ledeng, baik untuk menyiram karena jernih dan steril, tetapi pHnya tinggi maka perlu diturunkan dengan menambah suatu asam misalnya HCl. PH yang baik sekitar 5,6-6.

b) Air sumur, baik untuk menyiram karena banyak mengandung mineral dari tanah yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Air sumur di daerah kapur harus diperhatikan pHnya.c) Air hujan, yang ditampung didalam tong-tong/bak sangat baik untuk menyiraman.

d) Air kali/air selokan, tetapi kita tidak tahu pasti apakah air itu mengandung jamur, bakteri/lumut yang bisa mengganggu anggrek/tidak. Kalau dilihat dari sudut isi makanan mungkin cukup baik.Hal perlu diperhatikan bagi petani anggrek adalah mengetahui sifat-sifat dari isian pot supaya bisa mengatur banyaknya air untuk menyiram. Adapun macam isian pot dan sifat diuraikan sebagai berkut:a) Pecahan genting/pecahan batu merah, yang mana mudah menguapkan air dan sifat anggrek yang tidak begitu senang dengan air sehingga tidak mudah untuk lumutan. Untuk pecahan genting lebih kecil daya serapnya lebih banyak dan untuk siraman lebih sedikit.b) Potongan sabut kelapa, pemakaian serabut kelapa lebih baik untuk digunakan di daerah panas karena menyimpan air, tetapi kalau penggunaan di daerah dingin tidak menguntungkan karena mudah busuk.c) Remukan akar pakis yang hitam, keras dan baru tidak mudah untuk menyerap air, setelah beberapa bulan banyak menyerap air. Akar pakis yang coklat dan lunak lebih mudah menyerap dan menahan air.

d) Potongan kulit pakis, dimana media ini sukar sekali untuk penyerapan air, mudah terjadi penguapan. Jika potongannya besar, penyerapan kecil dan jika potongan kecil penyerapan air lebih banyak.Bagi tanaman yang sudah besar pedoman penyiramannya 3-7 hari sekali musim hujan dan 1-3 hari sekali pada musim hujan.

5) Waktu Penyemprotan Pestisida

Obat-obatan sebaiknya disemprotkan pada waktu pagi hari, lebih baik pada sore hari sekitar jam 5.00. Penyemprotan bagi tanaman anggrek sehat, dilakukan rutin kurang lebih 3 bulan sekali. Penyemprotan bagi tanaman anggrek terserang hama perlu dilakukan berulang-ulang 3 kali dengan jangka waktu tertentu (untuk kutu) daun seminggu sekali. Adapun jenis insektisida dan dosis yang digunakan untuk hama antara lain:

a) Orthene 75 SP dosis 5-10 gram/10 liter air untuk ulat pemakan daun b) Bayrusil 250 EC dosis 2 cc/liter air untuk ulat pemakan daun

c) Malathion dosis 3 gram/liter air untuk ulat, kumbang, kutu d) Kelthane dosis 2 gram/liter air, untuk kutuHal. 8/ 17

e) Metadeks dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, untuk keong dan bekicot air

f) Falidol E.605 dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, untuk keong dan bekicot air

Untuk hama bekicot ada 2 cara pengendaliannya yaitu:a) Menyebarkan obat sekitar pot anggrek dengan mencampur antara obatMetadeks ke dedak halus di tambah air sedikit.b) Membuat larutan 1 cc Dieldrin 50% 25 EP dicampur dengan 1 liter air atau 68 cc Folediol E 605 kedalam air 10 liter. Kemudian pot tanaman anggrek direndam dalam larutan tersebut selama beberapa waktu dan diulang satu minggu sekali.

7. HAMA DAN PENYAKIT7.1. Hama1) Tungau/kutu perisaiGejala: menempel pada pelepah daun; berwarna kemerahan jumlahnya banyak; bekas serangan berupa bercak hitam dan merusak daun. Pengendalian: digosok dengan kapas dan air sabun; apabila serangan sudah parah, harus disemprot oleh insektisida dengan dosis 2 cc/liter.

2) Semut

Gejala: merusak akar dan tunas muda yang disebabkan oleh cendawan. Pengendalian: pot direndam dalam air dan ciptakan lingkungan bersih di sekitar rak/sebaiknya pot digantung.

3) BelelangGejala: pinggiran daun rusak dengan luka bergerigi tak beraturan. Untuk jenis belalang berukuran kecil, perlu pengamatan cermat. Pengendalian: segera semprotkan insektisida yang bersifat racun kontak/yang sistematik; bila jumlahnya sedikit bisa langsung dimusnahkan/dibunuh.4) Trips

Gejala: menempel pada buku-buku batang dan daun muda; menimbulkan bercak abu-abu dipermukaan daun dan merusak bunga hingga bentuk bunga tidak menarik. Pengendalian: secara periodik dan teratur pot anggrek disemprot insektisida.

5) Kutu babiGejala: kerusakan yang ditimbulkan seperti akibat semut; tapi tidak menyerang tunas daun. Pengendalian: perendaman dapat mengusir kutu babi dari pot anggrek.Hal. 9/ 17

6) KeongGejala: menyerang lembaran daun anggrek. Pengendalian: dalam jumlah sedikit cukup diambil/dibunuh; bila jumlah banyak perlu memakai insektisida/dijebak dengan bubuk prusi.

7) Red SpinderGejala: bercak putih di bagian bawah daun; permukaan atas menjadi kuning dan lama kelamaan daun mati. Pengendalian: bila sedikit cukup diambil dengan menggunakan isolatip lalu dibakar/menggosok daun dengan alkohol; apabila banyak maka perlu menggunakan insektisida dengan bahan aktif diazinon, dicofol.

8) Kumbang

Gejala: yang terserang akan berlubang-lubang khusus kumbang penggerek batang kerusakannya berupa lubang di tengah batang dan tidak nampak dari luar; Larvanya yang menetas dari telur merusak daun anggrek. Pengendalian: menyemprotkan tanaman yang diserang dengan menggunakan insektisida sistemik secara rutin; bersihkan pot dari kepompong dan telur kumbang dengan jalan memindahkannya ke pot baru dan media tanam yang baru pula.9) Ulat daunGejala: menyerang daun, kuncup bunga, tunas daun maupun bunga yang sedang mekar. Pengendalian: kalau jumlahnya sedikit (25 ekor) dapat dibunuh dengan tangan; bila banyak dapat menggunakan insektisida sistemik; tanaman yang telah diserang sebaiknya dipisahkan dengan tanaman yang masih sehat.10) Kepik

Gejala: menghisap cairan daun tanaman anggrek, sehingga menyebabkan bintik putih/kuning; tanaman yang diserang lama kelamaan akan gundul dan tidak berhijau daun lagi. Pengendalian: semprotkan insektisida yang sama seperti untuk membasmi serangga lainnya, seperti ulat, kumbang dan trips.11) Kutu tudungGejala: daun menjadi kuning, tidak sehat, lalu berwarna coklat dan mati. Pengendalian: seperti halnya membasmi ulat kumbang dan trips.7.2. Penyakit1) Penyakit bulukSering terdapat di dalam media tanam, kultur spora cendawan ini terbawa oleh biji anggrek karena tutup botol tidak steril. Gejala: biji anggrek tidak mampu berkecambah dan persemaian dalam botol akan gagal; kecambah yang telah tumbuh kalau diserang cendawan ini akan mati/layu. Pengendalian: pada awal serangan media agar dikeluarkan dari botol, lalu botol ditutup kembali, dilakukan dengan steriil; kalau kecambah anggrek terlanjur besar, segera dikeluarkan dari botol dan dicuci dengan fungisida lalu kecambah ditanam dalam pot.Hal. 10/ 172) Penyakit rebah kecambah

Merupakan penyakit anggrek selama masih dalam persemaian. Penyebaran penyakit ini lewat air. Gejala: semula berupa bercak kecil bening pada permukaan daun, lalu melebar, menulari ke atas sampai pada titik tumbuh pada tunas serta ke bawah hingga ujung akar, kecambah anggrek akan membusuk dan mati. Pengendalian: bibit yang sakit sebaiknya segera dibuang, dibakar sampai musnah. Pot dan kumpulan kecambah dikeringkan dan disemprot dengan fungisida.3) Penyakit bercak coklatKecambah jenis Phalae-nopsis sangat peka terhadap bakteri ini, terutama pada cuaca sangat lembab. Infeksi melalui daun basah atau di bekas luka pada daun. Sentuhan daun yang sakit pada daun sehat dapat menularkan penyakit ini. Gejala: bercak kecil bening pada pucuk daun. Dalam beberapa hari dapat meluas ke seluruh kompot, daun kecambah anggrek menjadi rusak dan mati. Penyakit ini sangat ganas, karena mematikan dan cepat menular. Pengendalian: sangat sulit penyakit ini pada awal serangan. Pada serangan yang parah, tidak ada jalan lain kecuali memusnahkan seluruh kecambah anggrek.4) Penyakit bercak hitam

Pada tanaman anggrek yang, penyakit ini cepat menular malalui akar dan alat yang tidak sterill Gejala: timbul warna coklat kehitaman pada bagian tanaman yang terserang. Mulai dari daun ke atas sampai ke tunas dan ke bawah hingga ujung akar. Tanaman terlambat tumbuh, kerdil dan mengakibatkan kematian. Pengendalian: bagian yang terserang dipotong dan dibuang atau disemprotkan fungisida; alat-alat potong disiram alkohol/dibakar sebelum digunakan.5) Penyakit busuk akarPenyebab: cendawan Rhizoctonia Solani. Gejala: akar leher membusuk mencapai rhizoma dan umbi batang, daun dan umbi batang menguning, berkeriput, tipis dan bengkok, tanaman kerdil dan tidak sehat. Pengendalian: semua bagian tanaman yang sakit dipotong dan dibuang; bekasnya disemprot dengan fungisida (Benlate).

6) Penyakit layu

Penyebab: cendawan Fusarium Oxyporium. Gejala: mirip serangan penyakit busuk akar, namun pada rhizoma terdapat garis-garis, atau lingkaran berwarna ungu. Pada serangan berat, seluruh rizhoma menjadi ungu, diikuti pembusukan pada umbi batang, tanaman sangat tidak sehat. Pengendalian: bagian yang terserang dibuang lalu bekasnya disemprotkan Benlate. Tanaman segera dipindahkan ke media tanam baru, yang masih segar dan bersih. Usahakan terdapat aliran udara yang lancar di sekitar tanaman.

7) Penyakit busukPenyebab: cendawan Sclerotium Rolfsi. Gejala: terdapat bintil-bintil kecil berwarna coklat pada bagian tanaman yang terkena penyakit. Pengendalian: bagian tanaman yang sakit dipotong dan dibuang. Media tanaman dan seluruh pot

Hal. 11/ 17didesinfektan dengan larutan formalin 4 % ataupun fungisida/antibiotik Natrippene0,5 % selama 1 jam.8) Penyakit bercak coklatGejala: bercak coklat pada permukaan daun, lalu menyebar keseluruh bagian tanaman. Pengendalian: membuang semua bagian yang sakit, lalu semprotkan fungisida/ antibiotika Streptomycin atau Physan 20.

9) Penyakit busuk lunakPenyebab: bakteri Erwinia Cartovora. Gejala: daun dan akar membusuk serta berbau. Penyakit ini cepat sekali meluas namun khusus pada rhizoma dan umbi batang, penyebarannya agak lambat. Penanggulangan: peralatan kebun harus steril, bagian yang sakit dipotong dan dibuang. Semprotkan Physan 20, pot tanaman disemprot dengan formalin 4 %.10) Penyakit bercak bercincin

Penyebab: virus TMVO (Tobacco Mozaic Virus Odontoglos-sum). Gejala: timbul lingkaran atau garis-garis kekuningan pada permukaan daun. Pengendalian: hanya dengan pencegahan yakni membuang bagian tanaman yang sakit serta menstrerilkan semua alat potong.

11) Penyakit Cymbidium

Penyebab: virus Mozaic Cymbidium. Gejala: semula berupa bercak kekuningan lalu muncul jaringan mati berbintik, bergaris atau lingkaran. Khusus pada Cattleya, bercak tadi berwarna coklat atau hitam cekung. Kadang ada gejala kematian jaringan di tengah daun yang dilingkari jaringan normal. Daun tua banyak sekali menunjukkan adanya bintik jaringan yang mati. Pengendalian: hanya bersifat pencegahan yaitu membuang bagian tanaman yang sakit, serta mensterilkan segala alat yang dipakai.

12) Penyakit busuk hitam

Penyebab: cendawan Phytopytora Omnivora. Gejala: muncul warna kehitaman pada pangkal daun, lalu melunak dan busuk, akhirnya daun mati. Pengendalian: semprotkan fungisida seperti Baycor Dithane M-45, Benlate, Ferban, Physan, Truban atau Banrot. Untuk yang berbentuk tepung gunakan dosis 2 gram/2 liter air.

8. PANEN8.1. Ciri dan Umur Tanaman BerbungaUmur tanaman anggrek berbunga, tergantung jenisnya. Umumnya tanaman angrek dewasa berbunga setelah 1-2 bulan ditanam. Tangkai bunga yang dihasilkan kira- kira 2 tangkai dengan jumlah kuntum sebanyak 20-25 kuntum pertangkai.

Hal. 12/ 178.2. Cara Pemetikan BungaUntuk panen bunga anggrek perlu diperhatikan, pemotongan dilakukan pada jarak 2 cm dari pangkal tangkai bunga dengan menggunakan alat potong yang bersih.

8.3. Prakiraan ProduksiBibit anggrek yang sudah dewasa dan sesudah 2 bulan tangkai bunga akan menghasilkan 2 tangkai dengan jumlah kuntum 20-25 kuntum/tangkai.

9. PASCAPANEN9.1. PengumpulanPengumpulan bunga anggrek dilakukan berdasarkan permintaan pasar. Jenis anggrek Dendrobium dapat dipanen dalam bentuk:a) Tanaman muda untuk bibit

b) Tanaman dewasa untuk tanaman hias c) Bunga potongTanaman muda untuk bibit biasa dijual dalam bentuk pot kecil, sedangkan tanaman dewasa biasanya tanaman sudah berbunga. Untuk bunga potong dipilih tangkai yang kuntumnya paling banyak sudah mekar (kuncup tersisa 13 kuntum).

9.2. Penyortiran dan PenggolonganBunga dipilih yang bagus, tidak kena penyakit ataupun luka. Selanjutnya bunga dikelompokan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan tingkat kesegaran atau ukuran bunga dengan maksud untuk mempertahanankan nilai jual sehingga bunga yang bagus tidak turun harganya.9.3. PenyimpananPenyimpanan bertujuan untuk memperlambat proses kelayuan bunga, sehingga dilakukan pada saat:

a) Bunga baru saja dipetik sambil menunggu pemanen selesai. b) Bunga yang telah dipanen tidak segera dijual atau diangkut. c) Bunga mengalami perjalanan sebelum sampai ke konsumen.

Agar bunga tetap segar perlu adanya pengawetan dengan tujuan agar penurunan mutu lebih lambat bunga tetap segar. Usaha pengawetan bunga dillakukan dengan cara penempatan bunga dalam larutan pengawet atau air hangat (3843 derajat C) selama 2 jam. Larutan bahan pengawet tersebut antara lain:

Hal. 13/ 17a) Larutan seven up dengan kadar 30 %.b) 2 % larutan gula ditambah 2 gram physan (termasuk fungisida) dan 1 gram asam sitrat per 10 liter.

c) 2 % larutan gula ditambah 2 gram 8-hydroquinoline sulfat dan 1 gram asam sitrat per 10 liter.

d) Larutan gula kadar 45 % ditambah 0,2 gram quinolin per liter.

Pengawetan untuk bunga yang dikirim jauh adalah dengan merendam tangkainya dalam larutan gula dengan kadar 68 % selama 24 jam atau dimasukan dalam kantong plastik dan kadar karbon dioksida (CO2) dinaikkan dengan menggunakan es kering atau disimpan pada ruangan dengan kondisi udara antara 05 derajat C.

9.4. Pengemasan dan PengangkutanSetelah dilakukan pembersihan, pemilihan dan pengawetan bunga dendrobium potong dipak melalui cara:

1) Setiap sepuluh tangkai dibungkus bagian pucuk dengan menggunakan kantong plastik tipis, ukuran disesuaikan tergantung panjang tangkai.

2) Setiap pangkal tangkai dibalut kapas basah, kemudian dibungkus kantong plastik ukuran panjang 8 cm dan lebar 4 cm.

3) Pembungkus bunga dan pembungkus pangkal tangkai digabungkan selanjutnya diikat dengan karet gelang.

4) Bungkusan-bungkusan bunga disusun bersilang di dalam kotak karton yang berlubang sampai cukup padat.5) Kotak karton ditutup rapat dengan menggunakan carton tape.

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN10.1. Analisis Usaha BudidayaPerkiraan analisis budidaya bunga anggrek Dendrobium dengan luas lahan 1,25 m x

12 m; Untuk satu pohon/pot dapat menghasilkan bunga sebanyak 23 tangkai bunga dimana anggrek dalam pot mulai berbunga pada umur 3-5 bulan dan menjadi bunga potong pada umur 67 bulan dengan masa panen optimal 4 kali. Pada panen ke 2 s.d. ke 4 di atas umur 8 bulan; dalam satu tangkai bunga terdapat 10-15 kuntum bunga. Analisis dilakukan pada tahun 1999 di daerah Bogor. Harga 1 kuntum bunga mencapai harga Rp. 750,- sampai Rp. 1000,-.

1) Biaya produksi1. Bibit2.Hal. 14/ 17- Gandasil: 2 pak @ Rp. 7.500,-Rp.15.000,-

- Kerangka: 1 unit bambuRp.150.000,-

3. Pupuk

- FuradanRp.20.000,-

- Azodrin: 1 botolRp.12.500,-

- Pupuk Urea: 5 kg @ Rp. 2.000,-Rp.10.000,-

- NPK: 2,5 kg @ Rp. 2.000,-Rp.5.000,-

Jumlah biaya produksiRp.5.207.000,-

2) Pendapatan: 3 tangkai x 10 kuntum x 400 pot x Rp.750,-Rp.9.000.000,-

3) KeuntunganRp.3.793.000,-

4) Parameter kelayakan usaha

1. Rasio output/input = 1,7310.2. Gambaran Peluang AgribisnisDalam usaha anggrek ini sangat visibel dan modal akan kembali dalam waktu kurang lebih 8 bulan sejak penaman dan apabila penjualan dimulai dari sejak dalam botol, maka akan dapat mengurangi biaya operasional.

Selain dari segi biaya modal, kebutuhan bunga potong dalam negeri per tahun untuk berbagai jenis anggrek diperkirakan sekitar 5 juta tangkai. Jumlah tersebut diluar adanya permintaan akan kebutuhan komoditi ekspor.

11. STANDAR PRODUKSI11.1. Ruang LingkupStandar meliputi klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan pengemasan.

11.2. DiskripsiStandar mutu bunga angrek potong ini di Indonesia tercantum dalam SNI 013171

1992.11.3. Klasifikasi dan Standar MutuBunga angrek potongan antara lain terdiri dari 3 jenis Arathera James Storie yang digolongkan dalam empat jenis mutu, Arachin Maggie Oie dan Oncidium Golden Shower yang masing-masing digolongkan dalam tiga jenis mutu.a) Aranthera James Storie

1. Panjang tangkai: mutu I=75 cm; mutu II=67,5 cm; mutu III=60 cm; cara uji dengan SP-SMP-287-1980.Hal. 15/ 172. Minimum jumlah bunga: mutu I=7; mutu II=6; mutu III=6; cara uji dengan organoleptik.

3. Minimum jumlah kuncup: mutu I=2; mutu II=2; mutu III=2; cara uji dengan organoleptik.

4. Minimum jumlah cabang: mutu I=3; mutu II=2; mutu III=1 ; cara uji dengan organoleptik.

5. Susunan bunga dalam tangkai: mutu I=lengkap; mutu II=lengkap; mutu

III=lengkap; cara uji dengan organoleptik.6. Bunga rusak karena serangga/jamur/mekanis: mutu I=tidak ada; mutu II=tidak ada; mutu III=tidak ada; cara uji organoleptik.

b) Arachnis Maggie Oei1. Panjang tangkai: mutu I=60 cm; mutu II=42,5 cm; mutu III=32,5 cm; cara uji dengan SP-SMP-287-1980.2. Minimum jumlah bunga: mutu I=8; mutu II=8; mutu III=8; cara uji dengan organoleptik.

3. Minimum. jumlah kuncup: mutu I=2; mutu II=2; mutu III=2; cara uji dengan organoleptik.

4. Susunan bunga dalam tangkai: mutu I=lengkap; mutu II=lengkap; mutuIII=lengkap; cara uji dengan organoleptik.5. Bunga rusak karena serangga/jamur/mekanis: mutu I=tidak ada; mutu II=tidak ada; mutu III=tidak ada; cara uji organoleptik.

c) Onchidium Goldian Varientas Golden Shower

1. Panjang tangkai: mutu I=67,5 cm; mutu II=60 cm; mutu III=35 cm; cara uji dengan SP-SMP-287-1980.2. Minimum jumlah bunga: mutu I=7; mutu II=7; mutu III=7; cara uji dengan SP- SMP-288-1980.

3. Minimum jumlah kuncup: mutu I=5; mutu II=5; mutu III=5; cara uji dengan SP- SMP-288-1980.

4. Minimum jumlah cabang: mutu I=9; mutu II=7; mutu III=27; cara uji dengan organoleptik.

11.4. Pengambilan ContohContoh diambil secara acak dari jumlah kemasan terkecil dalam lot dan contoh dengan rincian sebagai berikut:a) Contoh yang diambil 1, untuk jumlah kemasan terkecil dalam lot = 1 3. b) Contoh yang diambil 3, untuk jumlah kemasan terkecil dalam lot = 4 25. c) Contoh yang diambil 6, untuk jumlah kemasan terkecil dalam lot = 26 50.

d) Contoh yang diambil 8, untuk jumlah kemasan terkecil dalam lot = 51 100.

e) Contoh yang diambil 10, untuk jumlah kemasan terkecil dalam lot = 101 150. f) Contoh yang diambil 12, untuk jumlah kemasan terkecil dalam lot = 151 200. g) Contoh yang diambil 15, untuk jumlah kemasan terkecil dalam lot = 201 lebih.Hal. 16/ 17Sedangkan untuk petugas pengambil contoh adalah orang yang telah berpengalaman/dilatih lebih dahulu dan mempunyai ikatan dalam suatu badan hukum.

11.5. Pengemasan1) Cara pengemasanPangkal tangkai bunga angrek potongan dimasukan ke dalam tube berisi cairan pengawet/dibungkus dengan kapas kemudian dimasukan ke dalam kantong plastik berisi cairan pengawet lalu dikemas dalam kotak karton/kemasan lain yang sesuai.

2) Pemberian merek

Pada bagian luar kemasan diberi tulisan:1. Nama barang/varietas anggrek.2. Jenis mutu.

3. Nama atau kode produsen/eksportir.

4. Jumlah isi.

5. Negara/tempat tujuan.6. Produksi Indonesia.

12. DAFTAR PUSTAKA1) Osman, Fiyanti, Indah Prasasti (1989) Anggrek Dendrobium, Jakarta Penebar

Swadaya IKAPI 219 hal.

2) Tim Red. Trubus (1997) Jakarta. Anggrek Potong Penebar Swadaya 34 hal.

3) Agribisnis Tanaman Hias, F.Rahardi, Sri Wahyuni, Eko M. Nurcahyo, Penerbar

Swadaya 19934) Budidaya Tanaman Anggrek Departemen Pertanian 1987, 63 hal.

5) Merawat Anggrek , Sutarni M. Soeryowinoto, Penerbit Yayasan Kanisius, 87 hal.

Jakarta, Februari 2000

Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS Editor : Kemal Prihatman

KEMBALI KE MENUHal. 17/ 17A N G G U R( Vitis )

1. SEJARAH SINGKATAnggur merupakan tanaman buah berupa perrdu yang merambat. Anggur berasal dari Armenia, tetapi budidaya anggur sudah dikembangkan di Timur Tengah sejak

4000 SM. Sedangkan teknologi pengolahan anggur menjadi wine pertama kali dikembangkan orang Mesir pada 2500 SM. Dari Mesir budidaya dan teknologi pengolahan anggur masuk ke Yunani dan menyebar ke daerah Laut Hitam sampai Spanyol, Jerman, Prancis dan Austria. Sejalan dengan perjalanan Columbus anggur dari asalnya ini mulai menyebar ke Mexico, Amerika Selatan, Afrika selatan, Asia termasuk Indonesia dan Australia. Penyebaran ini juga menjadikan Anggur punya beberapa sebutan seperti Grape di Eropa dan Amerika, orang China menyebut Pu tao dan di Indonesia disebut anggur.

2. JENIS TANAMANAnggur termasuk tanaman marga Vitis. Tidak semua jenis dari marga ini dapat dimakan, yang bisa dimakan hanya dua jenis yaitu Vitis vinifera dan Vitis labrusca.

Tanaman anggur jenis Vitis vinifera mempunyai ciri:

a) Kulit tipis, rasa manis dan segar.

b) Kemampuan tumbuh dari dataran rendah hingga 300 m dari permukaan laut beriklim kering.

Hal. 1 / 13

c) Termasuk jenis ini adalah Gros Colman, Probolinggo Biru dan Putih, Situbondo

Kuning, Alphonso Lavalle dan Golden Champion.

Tanaman anggur jenis Vitis labrusca mempunya ciri:

a) Kulit tebal, rasa masam dan kurang segar.

b) Kemampuan tumbuh dari dataran rendah hingga 900 m dpl.

c) Termasuk jenis ini adalah Brilliant, Delaware, Carman, Beacon dan Isabella.

Dari kedua jenis ini yang banyak dikembangkan di Indonesia dan direkomendasi oleh Departemen Pertanian sebagai jenis unggul adalah jenis Vitis vinifera dari varietas Anggur Probolinggo Biru dan Alphonso Lavalle. Namun ada juga yang dianjurkan ditanam antara lain Gross Collman, Probolinggo Putih, Isabella, Delaware, Chifung dan Australia.

3. MANFAAT TANAMANAnggur dimanfaatkan sebagai buah segar maupun untuk diolah sebagai jadi produk lain seperti minuman fermentasi hasil perasan anggur yang mengandung alkohol biasa disebut Wine, dikeringkan menjadi kismis dan untuk keperluan industri selai dan jeli.

4. SENTRA PENANAMANDi Indonesia sentra anggur terdapat di Jawa Timur (Probolinggo, Pasuruan, Situbondo), Bali dan Kupang (NTT).

5. SYARAT TUMBUH5.1. Iklim1) Tanaman anggur dapat tumbuh baik di daerah dataran rendah, terutama di tepi- tepi pantai, dengan musim kemarau panjang berkisar 4-7 bulan.2) Angin yang terlalu kencang kurang baik bagi anggur.

3) Curah hujan rata-rata 800 mm per tahun. Dan keadaan hujan yang terus menerus dapat merusak premordia/ bakal perbungaan yaitu tengah berlangsung serta dapat menimbulkan serangan hama dan penyakit.

4) Sebaiknya sinar matahari yang banyak/udara kering sangat baik bagi pertumbuhan vegetatif dan pembuahannya.5) Suhu rata-rata maksimal siang hari 31 derajat C dan suhu rata-rata minimal malam hari 23 derajat C dengan kelembaban udara 75-80 %.

Hal. 2 / 13

5.2. Media Tanam1) Tanah yang baik untuk tanaman anggur adalah mengandung pasir, lempung berpasir, subur dan gembur, banyak mengandung humus dan hara yang dibutuhkan.

2) Derajat keasaman tanah yang cocok untuk budidaya anggur adalah 7 (netral).

5.3. Ketinggian TempatAnggur akan tumbuh baik bila ditanam antara 5-1000 m dpl atau di daerah dataran rendah. Perbedaan ketinggian akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Jenis Vitis vinifera menghendaki ketinggian 1-300 m dpl. Jenis Vitis labrusca menghendaki ketinggian 1-800 m dpl.6. PEDOMAN BUDIDAYA6.1. Pembibitan1) Pengadaan Benih

Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara generatif (biji) dan vegetatif

(cangkok, stek cabang, stek mata, penyambungan).

Perbanyakan tanaman yang paling efektif anggur adalah dengan menggunakan stek. Bibit stek yang baik adalah :

a) Panjang stek sekitar 25 cm terdiri atas 2-3 ruas dan diambil dari pohon induk yang sudah berumur di atas satu tahun.

b) Bentuknya bulat berukuran sekitar 1 cm.

c) Kulitnya berwarna coklat muda dan cerah dengan bagian bawah kulit telah hijau, berair dan bebas dari noda-noda hitam.d) Mata tunas sehat berukuran besar dan tampak padat. Mata tunas yang tidak sehat ukurannya kecil dan ujungnya tampak memutih seperti kapuk.2) Teknik Penyemaian Benih

Cara generatif bibit disemai di tempat yang telah disediakan. Cara vegetatif (stek)yaitu :

a) Pembibitan dikerjakan dengan menyemaikan lebih dulu dalam pot /keranjang sempai kira-kira selama 5 hari

b) Setelah itu dipindah ke media semai berupa campuran tanah, pupuk kandang danpasir dengan perbandingan 1:1:1. Media semai ini berupa polybag/keranjang yang lebih besar dari tempat awal.

Hal. 3 / 13

3) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaiana) Selama di persemaian selalu disiram dan jangan sampai tergenang.

b) Penyemaian bibit di tempat teduh dan lembab selama sekitar 2 bulan.4) Pemindahan Bibit

a) Sekitar 2 bulan tersebut bibit sudah tumbuh dan berakar banyak siap untuk dipindah ke lapangan dengan memilih yang segar dan sehat kondisinya.

b) Penanaman dilakukan di awal musim kemarau/saat panas tertinggi.

6.2. Pengolahan Media Tanam1) Persiapan

Persiapan yang perlu dilakukan adalah:

a) Menentukan lokasi penanaman. b) Menentukan luas areal tanam.

c) Mengatur jarak tanam.d) Membuat lubang tanam.e) Menentukan dosis pupuk kandang yang diperlukan.2) Pembukaan LahanLahan yang digunakan dibersihkan dan tidak terlindung dari sinar matahari. Pencangkulan untuk pembuatan lubang tanam dilakukan setelah ada pengaturan jarak tanam yang sesuai dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm. Lubang dibiarkan terkena sinar matahari selama 2-4 minggu.

3) PengapuranPengapuran hanya dilakukan bila pH tanah rendah/terlalu asam.

4) PemupukanSetelah 2-4 minggu lubang tanam diisi pupuk kandang, pasir dan tanah dengan perbandingan 2:1:1.6.3. Teknik Penanaman1) Penentuan Pola TanamTanaman anggur merupakan tanaman monokultur. Pengaturan jarak tanam penting diperhatikan dan juga sesuai dengan larikan karena arah datangnya angin sangat besar pengaruhnya. Jarak tanam bisa diatur dengan pola: 3 x 3 m, 4 x 4 m,3 x 5 m, 3 x 4 m, 4 x 5 m, 4 x 5 m, 3 x 5 m dan 4 x 6 mHal. 4 / 13

Jarak tanam mempengaruhi jumlah tanaman persatuan luas :

a) 3 x 3 m untuk 1 Ha = 1.111 pohon b) 3 x 4 m untuk 1 Ha = 833 pohon c) 3 x 5 m untuk 1 Ha = 666 pohon d) 4 x 4 m untuk 1 Ha = 625 pohon e) 4 x 5 m untuk 1 Ha = 500 pohon f) 4 x 6 m untuk 1 Ha = 416 pohon

2) Pembuatan Lubang Tanam

Lubang tanam yang diperlukan berukuran 60 x 60 x 60 cm yang disesuaikan dengan jarak tanam, isi lubang berupa campuran tanah, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1 atau 1:1:2.3) Cara PenanamanPenanaman bibit anggur terbaik pada saat musim kemarau, sekitar Juni dan Juli. Setiap tanaman perlu lahan 20 m termasuk para-paranya yang harus dipersiapkan sebelum tanamannya tumbuh. Para-para ini berguna untuk merayapkan batang dan cabangnya secara mendatar pada ketinggian 2 m. Setiap tanaman juga diberi ajir bambu untuk titian setelah bibit ditanam, agar pertumbuhannya dapat menjalar ke atas menuju para-para.6.4. Pemeliharaan Tanaman1) Penyulaman dan PenjaranganPenyulaman hanya dilakukan bila terdapat tanaman yang tidak sehat/mati. Pengontrolan dilakukan rutin bersamaan saat penyiraman karena anggur perlu perhatian kontinyu.

Penjarangan buah sangat penting karena buah yang terlalu rapat justru merusak perkembangan buah dan menurunkan kualitas buah. Dalam penjarangan buah- buah yang perlu dibuang adalah: (1) yang bertangkai panjang; (2) tidak sempurna bentuknya; (3) buah yang ada di sebelah dalam; (4) buah yang terbentuk tanpa adanya persarian.Penjarangan dilakukan dalam dua tahap, tahap satu saat umur satu bulan setelah pembungaan dan buah masih pentil, tahap dua dilakukan dua minggu setelah tahap satu dan buah sebesar biji jagung. Untuk menjaga kualitas buah, juga perlu dilakukan pembrongsongan (pembungkusan) buah. Pembungkusan dilakukan bila dalam satu dompol buah sudah ada dua atau tiga buah yang masak. Bahan yang umum dipakai bungkus adal kertas semen dan kertas koran.2) PenyianganPenyiangan dilakukan bila terdapat tanaman pengganggu sekitar tanaman anggur.Hal. 5 / 13

3) Perempalan

a) Perempalan bentuk pada anggur dilakukan mulai tanam sampai umur 1 tahun, bertujuan untuk mendapat pertumbuhan yang baik, dengan cara membuang tunas yang tidak perlu dan membiarkan satu tunas yang baik sebagai batang pokok.b) Perempalan untuk pembuahan dilakukan setelah anggur berumur 1 tahun.Sebelum perempalan diperiksa dahulu dengan memotong ujung salah satu cabang, bila meneteskan air perempalan dilaksanakan, tetapi bila tidak harus ditunda. Perempalan dilakukan dengan memotong ranting-ranting, dengan meninggalkan 2-4 mata tunas dan semua daun dibuang sehingga tanaman jadi gundul. Dalam 1 tahun dilakukan 3 kali perempalan:1. Tahap I : Maret-April, 90-110 hari

2. Tahap II : Juli-Agustus, 90-110 hari

3. Tahap III : Nov-Des, tahap ini sering gagal

Perempalan antara bulan November-Desember, tidak memperoleh hasil. Tujuannya hanya untuk memelihara tingkat kesuburan tanaman sampai musim hujan berakhir dan tanaman tidak rusak.4) PemupukanAda dua masa pemupukan:

a) Pemupukan tanaman muda (0-1 tahun)1. Umur 0-3 bulan, 10 gram urea, interval 10 hari

2. Umur 3-6 bulan, 15 gram urea, interval 15 hari

3. Umur 6-12 bulan, 50 gram urea

Cara pemberian dengan membuat larikan melingkar sekeliling tanaman diameter 10-20 cm sedalam 5 cm.

b) Pemupukan tanaman dewasa (1-seterusnya)1. Umur 21 hari sebelum perempalan, 5 kaleng pupuk kandang2. Umur 11 hari sebelum perempalan, 80 gram TSP/100 gram ZK

3. Umur 7 hari sebelum perempalan, 100 gram urea

Pupuk kandang diberikan sekali setahun, tahun kedua dosis dinaikkan jadi 10 kaleng. Pupuk buatan dinaikkan dosisnya urea 600 gram, TSP 300 gram, ZK450 gram. Cara pemberian dengan pembuatan larikan sekitar tanaman dengan diameter 1,5 m.5) Pengairan dan PenyiramanYang perlu diperhatikan adalah:

a) Anggur tidak tahan pada air yang tergenang.

b) Anggur butuh pengairan yang harus dilakukan mulai tanam sampai pemangkasan.c) Menjelang pemangkasan, 3-4 minggu sebelumnya pemberian air harus dihentikan.Hal. 6 / 13

d) Setelah masa pemangkasan, 2-3 hari sebelumnya diberi air kembali sampai ujung ranting mengeluarkan air.

e) Pemberian dilakukan sampai buahnya hampir masak, setelah mulai tua pemberian air dihentikan supaya buah tidak pecah dan busuk.6) Waktu Penyemprotan Pestisida

Penyemprotan insektisida dilakukan sebagai pencegahan terhadap hama yang mengganggu pada anggur. Penyemprotan harus dihentikan 15 hari sebelum panen. Khusus untuk hama Phyiloxera Vitifolia digunakan insektisida Furadan

3G/Temik 1 OG.7) Pengaturan Bunga

Setelah dua minggu pemangkasan pembuahan, cabang tersier yang baru tumbuh mengeluarkan sulur-sulur pembentukan bunga yang keluar dari mata ke 3, 4 dan

5. Bila ada cabang tersier yang tidak mengeluarkan sulur dapat diadakan pemotongan dengan meninggalkan 3 mata bertujuan untuk merangsang pertumbuhan sulur. Cabang tersier yang baru muncul disisakan satu sulur saja, agar menghasilkan dompol bunga yang besar dan buahnya bisa bermutu tinggi.

7. HAMA DAN PENYAKIT7.1. Hama1) Phylloxera VitifoliaMenyerang tanaman anggur baik muda maupun tua berakibat anggur jadi kering dan mati. Yang diserang adalah daun dan akar tanaman secara langsung. Gejala umum pada daun terbentuk bisul-bisul kecil dan akar membengkak seperti kutil. Hama ini menetap di bawah kulit batang yang terkelupas dan dalam jaringan akar.

2) Kumbang Apogonia destructorBentuk kumbang kecil dan warna hitam mengkilat. Menyerang daun anggur pada malam hari dan kumbang ini mudah tertarik oleh sinar lampu.3) Wereng daun

Serangan wereng ini menyebabkan daun anggur berbintik putih, kemudian menjadi kuning coklat dan gugur.

4) Kutu putih

Dapat menyebabkan pucuk/tunas menjadi kerdil.Hal. 7 / 13

5) Ulat daunMenyerang daun untuk dijadikan makanannya.

6) Rayap

Serangan yang paling parah bila menggerogoti akar tanaman yang masih muda sehingga membuat jadi layu dan akhirnya mati.

7) Burung, kalong, bajing dan musangMenyerang buah yang mulai masak untuk dijadikan makanannya.Cara untuk memberantas hama anggur dilakukan dengan menyemprotkan insektisida pada bagian yang terkena serangan. Penyemprotan dilakukan secara rutin dan dihentikan menjelang masa petik. Khusus hama Phyloxera vitifolia dilakukan dengan menyiramkan insektisida di sekeliling tanaman. Penyiraman bisa dilakukan sebelum tanam, setelah tanam/setelah panen. Sedangkan untuk menanggulangi hama dari hewan besar dapat memakai jebakan.

7.2. Penyakit1) Downy Mildew (jamur)

Gejalanya daun nampak kuning bagian bawah terlihat ada tepung warna putih- kuning. Daun, bunga maupun tandan muda bisa mati bila terkena penyakit ini terutama saat musim penghujan atau kelembaban yang tinggi.

2) Powdery MildewPada permukaan daun terdapat bedak tipis putih kelabu. Menyerang pucuk, bunga dan buah muda bahkan dapat merusak ranting sehingga jadi kerdil dan rusak.

3) Penyakit busuk hitam

Menyebabkan buah jadi keriput, busuk dan gugur.

4) Phakospora VitisDaun sebelah bawah tertutup tepung berwarna orange (massa sporanya).

5) PeronosporaBila udara terlalu lembab jamur ini menyerang daun anggur dan dapat dikenali karena spora berwarna kuning di bawah daun.Untuk memberantas penyakit anggur dilakukan dengan menyemprotkan fungisida dengan waktu a sebelum masa berbunga, setelah berbunga dan 8-12 hari sesudah penyemprotan kedua setelah berbunga. Sedang untuk penyakit busuk hitam

Hal. 8 / 13

penyemprotan dilakukan sebelum masa berbunga, saat berbunga dan 2 minggu sebelum masa petik.8. PANEN8.1. Ciri dan Umur PanenUmur panen anggur tergantung jenis yang ditanam, iklim dan tinggi tempat. Untuk daerah rendah umur buah 90-100 hari setelah pangkas, daerah dataran tinggi umur buah antara 105110 hari. Tingkat kemasakan buah yang baik untuk dipanen adalah warna dalam satu tandan telah rata, butir buah mudah lepas dari tandan dan keadaan buah kenyal serta lunak.8.2. Cara PanenCara panen dilakukan dalam cuaca yang cerah dan di pagi hari dengan pemetikan yang hati-hati (jangan sampai bedak hilang). Hasil pemetikan dimasukkan keranjang/dos karton diusahakan penempatannya tidak menumpuk, agar buah yang terletak di bawah tidak rusak dan pecah.

8.3. Periode PanenTanaman anggur dalam satu tahun mengalami dua kali panen.8.4. Prakiraan ProduksiDari areal tanaman anggur 1 ha dengan rasio jarak tanam 4 x 5, jumlah tanaman 500 batang dengan hasil panen per tahun rata-rata 7.500 kg anggur.

9. PASCAPANEN9.1. PengumpulanPengumpulan anggur tidak boleh ditumpuk karena dapat merusak buah di bawahnya. Hal yang penting bedak yang terdapat pada anggur dijaga agar tidak hilang.

9.2. Penyortiran dan PenggolonganPenyortiran dilakukan dengan menyingkirkan buah yang rusak dan buah yang masih terlalu muda dalam satu dompolan. Kemudian anggur digolongkan menurut ukuran dompolan dan keseragaman besar buah.Hal. 9 / 13

9.3. PenyimpananCara terbaik dalam penyimpanan adalah dengan memasukkan dalam ruang pendingin untuk mengurangi penguapan, tetapi cara yang mudah, ringkas dan kapasitas penyimpanan besar adalah dengan menggantung anggur untuk diangin- anginkan dalam ruang yang sejuk.9.4. Pengemasan dan PengangkutanCara menggunakan keranjang bambu d