15
PEWARNAAN SEDERHANA I. Tujuan dan Manfaat a. Melakukan teknik pewarnaan dengan baik b. Mengamati dan membedakan bentuk sel bakteri secara mikroskopis c. Mampu melakukan pewarnaan dengan baik d. Mampu mengamati bentuk-bentuk sel bakteri II. TINJAUAN PUSTAKA Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, kerena selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bekteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Olek karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salahsatu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi. Macam-macam pewarnaan : 1. Pewarnaan negatif - Bakteri tidak diwarnai, tapi mewarnai latar belakang - Ditujukan untuk bakteri yang sulit diwarnai, seperti spirochaeta 2. Pewarnaan sedehana - Menggunakan satu macam zat warna (biru metilen/air fukhsin) - Tujuan hanya untuk melihat bentuk sel 3. Pewarnaan diferensial - menggunakan lebih dari satu macam zat warna - Tujuan untuk membedakan antar bakteri - Contoh: Pw. Gram, Pw. Bakteri Tahan Asam 4. Pewarnaan khusus

PEWARNAAN SEDERHANA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEWARNAAN SEDERHANA

PEWARNAAN SEDERHANA

I. Tujuan dan Manfaat

a. Melakukan teknik pewarnaan dengan baik

b. Mengamati dan membedakan bentuk sel bakteri secara mikroskopis

c. Mampu melakukan pewarnaan dengan baik

d. Mampu mengamati bentuk-bentuk sel bakteri

II. TINJAUAN PUSTAKA

Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, kerena selain bakteri itu tidak

berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu

teknik pewarnaan sel bekteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Olek karena itu

teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salahsatu cara yang paling utama dalam penelitian-

penelitian mikrobiologi.

Macam-macam pewarnaan :

1. Pewarnaan negatif

- Bakteri tidak diwarnai, tapi mewarnai latar belakang

- Ditujukan untuk bakteri yang sulit diwarnai, seperti spirochaeta

2. Pewarnaan sedehana

- Menggunakan satu macam zat warna (biru metilen/air fukhsin)

- Tujuan hanya untuk melihat bentuk sel

3. Pewarnaan diferensial

- menggunakan lebih dari satu macam zat warna

- Tujuan untuk membedakan antar bakteri

- Contoh: Pw. Gram, Pw. Bakteri Tahan Asam

4. Pewarnaan khusus

- Untuk mewarnai struktur khusus/tertentu dari bakteri→ kapsul, spora, flagel dll

Pewarnaan sederhana, merupakan pewarna yang paling umum digunakan. Disebut demikian

karena hanya digunakan satu jenis cat pewarna untuk mewarnai organisme. Kebanyakan bakteri

telah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofil (suka akan

basa). Zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin

(komponen kromofornya bersifat positif). Pewarnaan sederhana ini memungkinkan dibedakannya

Page 2: PEWARNAAN SEDERHANA

bakteri dengan bermacam-macam tipe morfologi (coccus, vibrio, basillus, dsb) dari bahan-bahan

lainnya yang ada pada olesan yang diwarnai. Zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan

sederhana umumnya bersifat alkolin. Dengan pewarnaan sederhana dapat mengetahui bentuk

dan rangkaian sel-sel bakteri. Pewarna basa yang biasa digunakan untuk pewarnaan

sederhana ialah memilen biru, kristal violet dan karbol fuehsin.

Sel-sel mikroorganisme yang tidak diwarnai umumnya tampak hampir transparan bila diamati

dengan mikroskop cahaya biasa sehingga sukar dilihat karena sitoplasma selnya mempunyai indeks

bias yang hampir sama dengan indek bias lingkungannya yang bersifat cair. Kontras antara sel

dengan lingkungannya dapat dipertajam dengan mewarnai sampel tersebut. Tujuan pewarnaan

untuk mengamati dengan lebih baik tampang morfologi mikroorganisme secara kasar,

mengidentifikasi bagian-bagian struktural sel mikroorganisme dan membantu mengidentifikasi atau

membedakan mikroorganisme yang serupa.

Pewarnaan yang biasa dilakukan adalah pewarnaan sederhana yaitu pemberian warna pada bakteri

atau jasad renik lainnya dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada larutan tipis atau

olesan yang sudah difiksasi. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna sederhana karena

sitoplasmanya bersifat basofilik (suka basa). Zat-zat warna yang digunakan biasanya bersifat alkalin

(komponen kromoforiknya bermuatan positif). Pewarnaan sederhana memungkinkan dibedakannya

bakteri dengan berbagai morfologi dan strukturnya. Pewarna yang biasa dipakai dalam pewarnaa

umum adalah biru metilen. Biasanya hanya untuk membedakan sel dan latar belakangnya saja tanpa

bermaksud melakukan kajian diferensiasi. Biru metilen memberi warna biru cerah yang bisa

bergradasi (biru muda sampai biru agak tua). Akan tetapi pada beberapa mikroorganisme, beberapa

granula di dalam sel tampak terwarnai lebih gelap daripada bagian sel lain.

Bentuk-bentuk bakteri

Page 3: PEWARNAAN SEDERHANA

III. Alat dan bahan

a. Alat

- Mikroskop

-Pembakar spirtus

- Pipet tetes

- Ose

- Rak tabung reaksi

- Objek glass

- Botol semprot

- Kertas isap

- Tissue

Bahan

- Alkohol

- Aquades

- Biakan bakteri 24-48 jam

- Metilen biru

- Minyak imersi

- Xylol

V. Cara Kerja

Sediakan alat dan bahan yang akan digunakan

Membuat sediaan mikroskop yang kan diwarnai

Page 4: PEWARNAAN SEDERHANA

Beri sediaan tersebut metilen biru sampai menutupi sediaan

Biarkan selama 1-3 menit

Bersihkan dengan aquades

Keringkan diudara

Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran 100x

Beri minyak imersi

Setelah selesai bersihkan lensa obyektif mikroskop dengan xylol

Page 5: PEWARNAAN SEDERHANA

VI. Data Hasil Pengamatan

a. Bakteri dari udara

Iman

- Mikrooganisme : udara

- Bentuk sel : basil

- Warna sel : biru

- Rangkaian sel : monobasil

b. Bakteri dari mulut

1) Isnaini

- Mikrooganisme : mulut

- Bentuk sel : basil

- Warna sel : biru

- Rangkaian sel : streptobasil

2) Sylvia

- Mikrooganisme : mulut

- Bentuk sel : basil

- Warna sel : biru

- Rangkaian sel : monobasil

c. Bakteri dari tangan

1) Ragil

- Mikrooganisme : tangan

- Bentuk sel : basil

- Warna sel : biru

- Rangkaian sel : diplobasil

2) Susi

- Mikrooganisme : tangan

- Bentuk sel : basil

- Warna sel : biru

- Rangkaian sel : diplobasil

d. Bakteri dari debu

Tifani

- Mikrooganisme : debu

Page 6: PEWARNAAN SEDERHANA

- Bentuk sel : basil

- Warna sel : biru

- Rangkaian sel : diplobasil

VII. Pembahasan

a. Ketika akan melakukan praktikum mikroorganisme terlebih dahulu harus dilakukan

pensterilan tempat yang akan digunakan untuk praktikum dengan desinfektan.

b. Jangan sekali-kali menyemprotkan desinfektan ketika bunsen menyala karena akna

menyebabkan kebakaran.

c. Ose yang dipaki untuk mengambil bakteri harus dipijarkan terlebih dahulu di atas

bunsen agar steril.

d. Pada saat pengambilan bakteri harus dekat dengan api agar tidak terkontaminasi

dengan mikroorganisme lain (tapi jangan terlalu dekat dengan api karena bisa

merusak struktur bakteri)

e. Pastikan kaca preparat dalam keadaan bersih

f. Pada pewarnaan sederhana bakteri zat pewarna yang digunakan adalah metilen blue.

g. Biakan murni diambil dari cawan petri secara aseptik dan diletakkan langsung pada objek

glass kemudian difiksasi agar protein bakteri terkoagulasi serta dapat menempel pada objek

glass dan tidak ikut tercuci sewaktu dibilas dengan akuades. Fiksasi bertujuan untuk

mempercepat keringnya kaca alas/ preparat, jika pada kaca alas telah terdapat preparat

yang akan diamati maka hal tersebut bertujuan agar mikroba mati dan preparat menempel

pada kaca alas dan agar bakteri tidak mudah tercuci selama pewarnaan.

h. Preparat dicuci dengan air yang mengalir, agar lapang pandang menjadi transparan (karena

pada perwarnaan positif yang diwarnai sel bakteri).

VIII. Kesimpulan

Dalam praktikum ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Jenis- jenis bakteri dari udara, mulut, debu, dan tangan berbentuk basil

2. Rangkaian sel bakteri yang terlihat yaitu monobasil, diplobasil,dan streptobasil.

Page 7: PEWARNAAN SEDERHANA

Daftar pustaka

http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/08/pewarnaan.html

http://bakteriologi.blogspot.com/

Dwidjoseputro, D., 1989. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang : Djambatan.Hadiotomo, Ratna Siri., 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta : Pt Gramedia.

Jimmo., 2008, http ://Pembuatan PReParAT dan PengeCaTAnnyA _ BLoG KiTa.mht,. diakses pada tanggal 14 April 2009, Makassar.

Fauziah., 2008, www.fkugm2008.com/wp-content/uploads/HSC/1- 2x/6/Praktikum6.pdf. diakses pada tangan 04 April 2009, Makassar.

Filzahazny., 2008, , http:/wordpress.com/Penganta-tentang-bakteri.htm.di akses pada tanggal 08 maret 2009, Makassar.

Rizki., 2008, http ://ngecat bakterimakul-rizki.blogspot.com/2008/02/materi- kuliah.html. diakses pada tanggal 04 April 2009, Makassar.

Page 8: PEWARNAAN SEDERHANA

Volk, Wesley A dan Margareth F. Wheeler., 1998. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta : Erlangga.

Yulneriwanti., 2008, http://01-bakteri.html. diakses pada tanggal 08 Maret 2009. Makassar.

Hadioetomo, RS. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktik. Jakarta: GramediaIwanutama2008. 2008. Pengecatan Sediaan Biologis.

http://iwanutama2008.wordpress.com (22 November 2008)

Pelczar, MJ dan Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press

Page 9: PEWARNAAN SEDERHANA
Page 10: PEWARNAAN SEDERHANA
Page 11: PEWARNAAN SEDERHANA
Page 12: PEWARNAAN SEDERHANA
Page 13: PEWARNAAN SEDERHANA