111
GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI TATANAN RUMAH TANGGA KELUARGA MISKIN DESA AIR MELES BAWAH KECAMATAN CURUP TIMUR KABUPATEN REJANG LEBONG PERIODE Juli – Agustus 2012 Disusun oleh : Vellyana Lie Bobbby Nagandi Ellysia Budiman BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN 1

PHBS lissssss

Embed Size (px)

DESCRIPTION

phbs

Citation preview

Page 1: PHBS lissssss

GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH

DAN SEHAT

DI TATANAN RUMAH TANGGA KELUARGA

MISKIN DESA AIR MELES BAWAH KECAMATAN

CURUP TIMUR KABUPATEN REJANG LEBONG

PERIODE Juli – Agustus 2012

Disusun oleh :

Vellyana Lie

Bobbby Nagandi

Ellysia Budiman

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

2012

1

Page 2: PHBS lissssss

LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL:

GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN

SEHAT DI TATANAN RUMAH TANGGA KELUARGA

MISKIN DESA AIR MELES BAWAH KECAMATAN

CURUP TIMUR KABUPATEN REJANG LEBONG

PERIODE Juli – Agustus 2012

Penyusun:

Vellyana Lie

Bobbby Nagandi

Ellysia Budiman

Curup, Agustus 2012

Mengetahui,

Pembimbing Puskesmas Perumnas

( dr. Yuli Astikasari )

NIP. 140.367.822

2

Page 3: PHBS lissssss

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas berkat dan pimpinan-Nya pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan

penelitian dan penulisan laporan penelitian ini.

Penelitian dan laporan penelitian ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas

dalam menjalani Internship sebagai syarat menyelesaikan Kepaniteraan Madya di bagian

Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha

Bandung.

Judul yang dipilih pada penelitian ini adalah

GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI TATANAN

RUMAH TANGGA KELUARGA MISKIN DESA AIR MELES BAWAH

KECAMATAN CURUP TIMUR KABUPATEN REJANG LEBONG

PERIODE JULI – AGUSTUS 2012

Penelitian dan penyusunan laporan penelitian ini tentunya tak lepas dari bantuan

berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu yaitu:

1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong beserta seluruh staf.

2. Drg. Asep Setiabudi selaku Kepala Puskesmas Pondok Salam, beserta seluruh

staf Puskesmas.

3. dr Yuli Astikasari selaku pembimbing dokter internship di puskesmas.

4. Rekan – rekan dokter internship atas bantuan, dukungan dan perhatiannya selama

penelitian ini.

5. Keluarga yang telah memberikan perhatian, doa dan dukungannya.

6. Teman – teman dan pihak – pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu,

yang telah memberikan dorongan, semangat, saran, serta masukan yang bersifat

membangun.

Dengan memanfaatkan waktu dan sarana yang tersedia, penulis berusaha

melakukan penelitian dan penulisan laporan penelitian ini dengan sebaik-baiknya.

Walaupun demikian, penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan, sehingga

3

Page 4: PHBS lissssss

masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran

yang membangun dari pembaca sekalian.

Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga penelitian ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.

Curup, November 2012

Hormat saya,

Penulis

4

Page 5: PHBS lissssss

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

DAFTAR TABEL................................................................................................v

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ix

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang..................................................................................1

1.2. Identifikasi Masalah..........................................................................2

1.3. Tujuan Penelitian..............................................................................5

1.4. Manfaat Penelitian............................................................................5

1.5. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................5

1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Di Tatanan Rumah Tangga

( Depkes RI, 1999/2000 ).................................................................7

2.1.1. Pengertian...............................................................................7

2.1.1.1. PHBS.........................................................................7

2.1.1.2. Rumah Tangga..........................................................7

2.1.1.3 PHBS di Tatanan Rumah Tangga..............................7

2.1.2. Sasaran...................................................................................7

2.1.3. Langkah-langkah Pembinaan Program PHBS Di Tatanan

Rumah Tangga.......................................................................8

2.1.4. Indikator PHBS......................................................................8

2.2. Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehaatn ( Soekidjo, 2003 )...........12

2.2.1. Batasan Perilaku.....................................................................12

2.2.2. Perilaku Kesehatan.................................................................14

2.2.3. Domain Perilaku.....................................................................18

2.2.4. Perubahan (Adopsi) Perilaku dan Indikatornya.....................24

2.2.5. Aspek Sosio-Psikologi Perilaku Kesehatan...........................27

5

Page 6: PHBS lissssss

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Pemikiran..........................................................................30

3.2. Definisi Operasional.........................................................................30

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Metode Penelitian.............................................................................41

4.2. Instrumen Penelitian.........................................................................41

4.3. Populasi dan Sampel.........................................................................41

4.4. Pengumpulan Data............................................................................41

4.5. Cara Pengolahan Data.......................................................................42

BAB V. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.................................................43

5.2. Hasil Penelitian.................................................................................44

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan.......................................................................................61

6.2. Saran.................................................................................................61

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................63

6

Page 7: PHBS lissssss

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Keluarga Miskin di Kecamatan Curup Timur...................................2

Tabel 1.2. Indikator, target, cakupan program, dan kesenjangan.......................3

Tabel 1.3. Peringkat Masalah menurut sistem PAHO di Kecamatan

Curup Timur.......................................................................................4

Tabel 2.1. Indikator PHBS di Tatanan Rumah Tangga......................................9

Tabel 5.1. Distribusi responden berdasarkan usia ibu........................................44

Tabel 5.2. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan.......................45

Tabel 5.3. Distribusi respoden berdasarkan pekerjaan.......................................45

Tabel 5.4. Distribusi responden berdasarkan pendapatan perkapita...................46

Tabel 5.5. Distribusi responden yang mempunyai anak terakhir bayi

(0 – 59 bulan)/balita (1 – 5 tahun)....................................................46

Tabel 5.6. Distribusi responden yang sedang hamil / merupakan PUS

(Pasangan Usia Subur : ibu berusia 15-45 tahun yang tidak

hamil dan belum mempunyai anak)..................................................46

Tabel 5.7. Distribusi jawaban responden yang mempunyai bayi

terhadap pertanyaan “Apakah saat persalinan terakhir ibu

dibantu oleh tenaga kesehatan (dokter/bidan) ?”...............................47

Tabel 5.8. Distribusi jawaban responden yang mempunyai bayi terhadap

pertanyaan “Apakah bayi ibu sudah diimunisasi lengkap dan

teratur sesuai jadwal imunisasi ? (TUNJUKKAN KMS !)”..............47

Tabel 5.9. Distribusi jawaban responden yang mempunyai Balita terhadap

pertanyaan “Apakah saat peralinan terakhir ibu dibantu oleh

tenaga kesehatan (dokter/bidan) ?”....................................................48

Tabel 5.10. Distribusi jawaban responden yang mempunyai Balita terhadap

pertanyaan “Apakah balita ibu selalu ditimbang di

POSYANDU setiap bulan ? (TUNJUKKAN KMS !)”....................48

Tabel 5.11. Distribusi jawaban responden yang sedang hamil terhadap

7

Page 8: PHBS lissssss

pertanyaan “Berapa kali ibu memeriksakan kehamilan ke

petugas kesehatan ? ( minimal 4x )”................................................48

Tabel 5.12. Distribusi jawaban responden yang sedang hamil terhadap

pertanyaan “Apakah ibu sudah diimunisasi TT?”............................49

Tabel 5.13. Distribusi jawaban responden Pasangan Usia Subur terhadap

pertanyaan “Apakah ibu sedang ber-KB saat ini?”..........................49

Tabel 5.14. Distribusi jawaban responden yang sedang ber-KB saat ini

terhadap pertanyaan ”Apakah jenis alat kontrasepsi / KB

yang dipakai ?”.................................................................................49

Tabel 5.15. Distribusi jawaban responden PUS terhadap pertanyaan

“Apakah ibu sudah diimunisasi TT?”...............................................50

Tabel 5.16. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan

”Dimana ibu buang air besar ? ( BILA DI JAMBAN, LIHAT

JAMBAN ADA AIRNYA, BERSIH DAN TIDAK BERBAU,

TERDAPAT KAKUS CEMPLUNG DENGAN / TANPA LEHER

ANGSA + SEPTIPTANK, DAN TERDAPAT ALAT PEMBERSIH

JAMBAN!)”......................................................................................50

Tabel 5.17. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Apakah

ibu selalu mencuci tangan setelah buang air besar dengan

menggunakan sabun?”.....................................................................51

Tabel 5.18. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Darimana

ibu mendapat air bersih (tidak berwarna, berasa, dan berbau)

untuk minum (dimasak), masak, mandi, dan mencuci pakaian?

(LIHAT PENAMPUNGAN AIR BERSIH YANG BEBAS

LUMPUR, JENTIK DAN LUMUT !)”...........................................51

Tabel 5.19. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Apakah

rumah dan pekarangan ibu setiap hari dibersihkan ?”

(TERDAPAT TEMPAT SAMPAH TERTUTUP DI DALAM/

LUAR RUMAH DALAM KEADAAN BAIK, HALAMAN

DALAM DAN LUAR RUMAH TIDAK ADA

SAMPAH BERSERAKAN!)”.........................................................52

8

Page 9: PHBS lissssss

Tabel 5.20. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan

”Kemanakah ibu selalu membuang sampah rumah tangga ?”........52

Tabel 5.21. Distribusi responden terhadap pertanyaan ” Terbuat dari

apakah lantai rumah ibu ?”...............................................................52

Tabel 5.22. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Berapa kali

dalam seminggu ibu memotong kuku? (PERIKSA KUKU IBU,

APAKAH PENDEK DAN BERSIH, TIDAK ADA KOTORAN

DI SEKITAR KUKU !)”..................................................................53

Tabel 5.23. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Apakah ibu

selalu mencuci tangan sebelum makan dengan menggunakan

sabun ?”.............................................................................................53

Tabel 5.24. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan “Apakah

makanan yang dimakan oleh ibu setiap hari ?”................................53

Tabel 5.25 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan “Apakah ibu tidak

merokok ? (LIHAT APAKAH ADA ASBAK YANG TERPAKAI,

ABU ROKOK, DAN BAU ASAP ROKOK !)”.............................54

Tabel 5.26. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Apakah

ibu mengetahui tentang penyakit AIDS ?”.......................................54

Tabel 5.27. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan “Bagaimana

cara penularan penyakit AIDS ?”.....................................................54

Tabel 5.28. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Bagaimana

cara mencegah penyakit AIDS ?”....................................................55

Tabel 5.29 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Apakah

keluarga ibu menjadi anggota dana sehat (JPKM) ? (LIHAT

KARTU KEANGGOTAAN JPKM/ DANA SEHAT DAN

APAKAH KARTU TERISI TERATUR!)”......................................55

Tabel 5.30 Distribusi responden yang memiliki PHBS baik atau kurang...........55

Tabel 5.31 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Apakah

ibu pernah mendapatkan penyuluhan tentang Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat yang diadakan oleh kader/ bidan desa/ tenaga

kesehatan ?”......................................................................................56

9

Page 10: PHBS lissssss

Tabel 5.32 Distribusi jawaban responden yang pernah mendapatkan

penyuluhan PHBS terhadap pertanyaan ”Berapa kali

mendapatkan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat?”........................................................................................56

Tabel 5.33 Distribusi responden yang pernah mendapatkan penyuluhan

PHBS terhadap pertanyaan “Kapan terakhir kali ibu diberi

penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ?”.................57

Tabel 5.34 Distribusi jawaban responden yang tidak pernah mendapatkan

penyuluhan PHBS terhadap pertanyaan “Menurut ibu penting

atau tidak diadakannya penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat ?”.......................................................................................57

Tabel 5.35 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ” Menurut

ibu setiap kapan sebaiknya penyuluhan tentang Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat diadakan ?”............................................................58

Tabel 5.36 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Siapa

sebaiknya yang melakukan penyuluhan tersebut ?”..........................58

Tabel 5.37 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Kapan

sebaiknya dilakukan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat ?”.......................................................................................59

Tabel 5.38 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Bagaimana

cara yang diinginkan dalam menyampaikan penyuluhan

tersebut ?”..........................................................................................59

Tabel 5.39 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Dimana

tempat berkumpul yang paling cocok untuk melakukan

penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ?”.................60

10

Page 11: PHBS lissssss

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner

Lampiran 2. Peta Wilayah Puskesmas Perumnas

11

Page 12: PHBS lissssss

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

Derajat kesehatan suatu masyarakat pada garis besarnya dipengaruhi oleh 4

faktor utama, yaitu: lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan (

herediter ). Dimana untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat yang optimal, maka 4 faktor utama tersebut diperlukan secara

bersama-sama.

Perilaku, khususnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) merupakan

komponen penting dalam pembangunan kesehatan dimana diperlukan adanya

kesadaran, kemampuan, dan kemauan hidup sehat dari setiap penduduk sehingga

derajat kesehatan yang optimal dapat terwujud, dan dengan demikian masyarakat

diharapkan mampu berpartisipasi dalam memelihara dan meningkatkan derajat

kesehatannya sendiri. Sedangkan pembangunan kesehatan mempunyai peran

dalam menentukan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang

merupakan fokus pembangunan nasional. Oleh karena itu, PHBS ini perlu

diselenggarakan sebaik-baiknya agar dapat memberikan sumbangan yang nyata

baik dalam pembangunan kesehatan maupun pembangunan nasional.

Persentase cakupan angka cakupan kunjungan K-1, Linakes, gizi ( N/S, D/S,

dan Vit A ), imunisasi dan kesling ( rumah sehat, air bersih, jamban, SPAL ) di

wilayah kerja Puskesmas Perumnas masih rendah, terutama dalam bidang kesling

( rumah sehat ). Selain itu, peringkat pertama dari 10 penyakit terbanyak menurut

PAHO adalah diare. Sedangkan tingginya angka kejadian diare ini telah kita

ketahui sangat dipengaruhi oleh PHBS yang kurang baik.

Keluarga miskin di wilayah kerja Puskesmas Perumnas semakin meningkat

jumlahnya setiap tahun, sebagaimana kita ketahui juga bahwa tingkat sosial

ekonomi sangat berpengaruh terhadap PHBS. Desa Air Meles Bawah merupakan

salah satu dari 6 dusun yang termasuk wilayah kerja Puskesmas Perumnas, dipilih

sebagai lokasi penelitian, berdasarkan tingginya persentase kemiskinan di desa

12

Page 13: PHBS lissssss

tersebut.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) adalah bentuk perwujudan

Paradigma Sehat dalam budaya hidup perorangan, keluarga, dan masyarakat yang

berorientasi sehat, bertujuan untuk meningkatkan, memelihara, dan melindungi

kesehatannya baik fisik, mental spiritual, maupun sosial. Selain itu, PHBS ini

dapat dijadikan indikator dari derajat kesehatan suatu daerah tertentu. Bila PHBS

di suatu daerah cukup baik, dengan sendirinya akan memperkecil masalah-

masalah kesehatan, juga meperkecil kemungkinan terjadinya suatu wabah

penyakit. Dengan kata lain, PHBS ini merupakan salah satu bentuk tindakan

preventif dalam bidang kesehatan.

Dengan latar belakang tersebut, maka penyusun memilih judul penelitian:

GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI

TATANAN RUMAH TANGGA KELUARGA MISKIN DESA AIR

MELES BAWAH KECAMATAN CURUP TIMUR KABUPATEN

REJANG LEBONG PERIODE JULI – AGUSTUS 2012

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH ( P2KT,2005 )

Berdasarkan keterangan yang telah disebutkan dalam latar belakang

penelitian mengenai tingginya angka kemiskinan di kecamatan Perumnas,

rendahnya angka cakupan kunjungan K-1, Linakes, gizi ( N/S, D/S, dan Vit A ),

imunisasi dan kesling ( rumah sehat, air bersih, jamban, SPAL ), serta besarnya

masalah menurut sistem PAHO maka dapat kita lihat tabel berikut ini:

13

Page 14: PHBS lissssss

Tabel 1.2 Indikator, target, cakupan program, dan persentase

No. Upaya

Kesehatan

Indikator

Pelayanan

Jumlah Cakupan

saat ini

%

1. KIA Kunjungan K-1 75 71 94,7

Kunjungan K-2 75 72 96,0

Linakes 72 67 93,1

Kunjungan N-2 72 67 93,1

Resti 72 14

KB Peserta KB aktif 462 8

GIZI Tablet Fe 1 75 71 94,7

Tablet Fe 3 75 72 96,0

Imunisasi

Bumil

TT 1 75 71 94,7

TT 2 75 72 96,0

2. Imunisasi DPT 1 68 66 97,1

DPT 2 68 64 94,1

DPT 3 68 64 94,1

POLIO 1 68 64 94,1

POLIO 2 68 66 97,1

POLIO 3 68 66 97,1

POLIO 4 68 66 97,1

BCG 68 64 94,1

HEP B 1 68 66 97,1

HEP B 2 68 64 94,1

HEP B 3 68 64 94,1

CAMPAK 68 77 113,2

TT 1 75 71 94,7

TT 2 75 72 96

3. Gizi D / S 217 153 63,8

14

Page 15: PHBS lissssss

N / S 217 73

K / S 217 206 94,9

VIT A 291 222

4. Kesling Rumah sehat 583 380

Jamban 583 483

SPAL 583 392

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan Umum

Tujuan Umum dari penelitian adalah untuk mengetahui Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga Keluarga Miskin di Desa Air

Meles Bawah.

Tujuan khusus

Tujuan Khusus dari penelitian adalah untuk mengetahui Gambaran Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga Keluarga Miskin ( PUS

atau keluarga dengan ibu sedang hamil, atau memiliki bayi, atau memiliki

Balita ) di Desa Air Meles Bawah

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat lebih jauh mengetahui gambaran Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat di tatanan rumah tangga, khususnya pada keluarga

miskin di desa Air Meles Bawah kecamatan Curup Timur Kabupaten Rejang

Lebong periode Juli – Agustus 2012 dan dapat memberikan masukkan kepada

puskesmas mengenai :

Pendataan jumlah keluarga miskin di desa.

Informasi tentang kendala-kendala PHBS yang ada.

Bahan pertimbangan dalam memilih jalan keluar yang akan ditempuh

untuk memperbaiki kendala PHBS yang ada.

Bahan literatur untuk penelitian selanjutnya.

1.5 RUANG LINGKUP PENELITIAN

15

Page 16: PHBS lissssss

Untuk penelitian ini, penyusun membatasi ruang lingkup penelitian hanya

pada keluarga PUS /Pasangan Usia Subur ( ibu yang berusia 15-45 tahun, tidak

hamil) atau keluarga dengan ibu yang sedang hamil atau memiliki bayi atau

memiliki Balita.

1.6 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Lokasi penelitian dilakukan di Balai Desa Air Meles Bawah Dusun 01. Dan

waktu penelitan berlangsung tanggal 19 juli 2012

16

Page 17: PHBS lissssss

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI TATANAN RUMAH

TANGGA ( Depkes RI, 1999/2000 )

2.1.1 PENGERTIAN

2.1.1.1 PHBS

PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau

menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok, dan

masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi, dan

melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku,

melalui pendekatan pimpinan, bina suasana ( social support ), dan

pemberdayaan masyarakat ( empowerment ) sebagai suatu upaya untuk

membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam

tatanan rumah tangga, agara dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam

rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatannya.

2.1.1.2 RUMAH TANGGA

Adalah wahana atau wadah dimana keduanya yang terdiri dari bapak,

ibu, dan anak-anaknya melaksanakan kehidupan sehari-hari.

2.1.1.3 PHBS DI TATANAN RUMAH TANGGA

Adalah upaya pemberdayaan dan peningkatan kemampuan untuk

berperilaku hidup bersih dan sehat.

2.1.2 SASARAN

Sasaran PHBS di rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga

secara keseluruhan tapi lebih diutamakan kepada ibu yang dituju oleh

program penyuluhan. Sasaran program Pembinaan PHBS terbagi dalam :

1. Sasaran primer dalam rumah tangga yaitu sasaran utama yang

akan diubah perilakunya atau anggota keluarga yang bermasalah.

Sasaran primer: individu dalam keluarga yang bermasalah.

17

Page 18: PHBS lissssss

2. Sasaran sekunder adalah sasaran yang dapat mempengaruhi

individu yang bermasalah.

Sasaran sekunder: Kepala Keluarga, Ibu , orang tua, tokoh

keluarga, Kader, tokoh agama, tokoh masyarakat, petugas

kesehatan, dan PKK.

3. Sasaran tersier adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi

unsur pembantu dalam menunjang atau mendukung dalam hal

dana, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan

PHBS di rumah tangga.

Sasaran tersier : Kader, guru, tokoh masyarakat, dll.

2.1.3 LANGKAH-LANGKAH PEMBINAAN PROGRAM PHBS DI

TATANAN RUMAH TANGGA

Langkah-langkah kegiatan pembinaan program PHBS di tatanan

rumah tangga yang perlu dilakukan oleh petugas kesehatan di tingkat

kabupaten / kota secara umum adalah sebagai berikut:

1. Diseminasi informasi PHBS kepada petugas di Puskesmas dan lintas

program/ lintas sektor serta mitra kerja di tingkat kabupaten / kota.

2. Mengarahkan dan membimbing pelaksanaan pengkajian

3. Membimbing proses penyusunan rencana kegiatan PHBS seperti

menentukan tujuan, menyusun langkah-langkah kegiatan,

pengembangan media, dll

4. Monitoring dan supervisi pelaksanaan PHBS

5. Membantu proses penilaian PHBS di Tatanan Rumah Tangga

2.1.4 INDIKATOR PHBS

Dalam melakukan pengkajian PHBS, indikator merupakan suatu

petunjuk yang membatasi fokur perhatian. Sehingga dalam kegiatan

penilaian nanti kita dapt membandingkan antara hasil pengkajian dengan

hasil penilaian PHBS. Indikator PHBS di rumah tangga meliputi indikator

input, proses, dan output. Khusus indikator output digunakan untuk

18

Page 19: PHBS lissssss

melakukan pengkajian PHBS. Sedangkan indikator input, proses, dan output

dikembangkan untuk melakukan penilaian PHBS. Indikator PHBS di tatanan

keluarga diarahkan pada lima aspek program prioritas penyuluhan, yaitu

KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup dan Upaya Kesehatan.

Tabel 2.1 Indikator PHBS di Tatanan Rumah Tangga.

No VARIABEL INDIKATOR

INPUT Definisi PROSES Definisi OUTPUT Definisi

1. Pertolongan

persalinan

Tersediannya

Sarana

Kesehatan

RS,

Puskesmas,

Polindes,

(pemerintah

/ swasta)

Pencarian

pertolongan

persalinan

oleh petugas

kesehatan

Dokter,

bidan, pera-

wat, dukun

terlatih di-

dampingi

petugas ke-

sehatan

Persalinan

ditolong pe-

tugas kese-

hatan

Ditolong oleh

bidan, dokter

dan perawat,

dukun terlatih

(didampingi

petugas

kesehatan)

2. Imunisasi Mengetahui

manfaat

imunisasi dan

jadwal

pemberian

imunisasi

Manfaat

imunisasi

adalah :

untuk

meningkat-

kan daya

tahan tubuh

anak

Membawa

anak untuk

diimunisasi

Jenis

imunisasi

diberikan

sesuai

dengan

umur anak

Anak

mendapat

imunisasi

lengkap yang

dapat dilihat

dari KMS

Imunisasi

lengkap

terdiri dari:

BCG, DPT,

Polio,

Hepatitis, dan

Campak

Penimbangan

Balita

Mempunyai

KMS dan me-

ngetahui man-

faat penim-

bangan

KMS: Kartu

yang untuk

memantau

pertumbuh-

an dan per-

kembangan

kesehatan

Balita

Membawa

balita untuk

ditimbang

Penimbang-

an dilaku-

kan satu

bulan sekali

minimal 8x

setahun

Balita ditim-

bang secara

teratur sesuai

jadwal (dapat

dilihat pada

KMS)

Angka/ grafik

penimbangan

untuk menge-

tahui status

gizi anak

3. Jamban Tersedianya

jamban yang

memenuhi

syarat

Jamban me-

liputi kakus

cemplung

tanpa atau

dengan le-

her angsa

lengkap de-

Memanfaat-

kan dan me-

melihara

jamban de-

ngan alat

pembersih

Alat pem-

bersih ter-

diri dari

sikat jam-

ban, sapu

lidi, dan

karbol

Jamban digu-

nakan bersih

dan tidak ber-

bau

Jamban digu-

nakan oleh

seluruh ke-

luarga

19

Page 20: PHBS lissssss

ngan pe-

nampungan

kotoran/

septiptank

4. Air bersih Tersedianya

air bersih

yang

memenuhi

syarat

Air yang

tidak ber-

bau, ber-

warna, dan

berasa

Memanfaat-

kan air bersih

dan dipeli-

haranya tem-

pat penam-

pungan air

bersih

Tempat

penampung

an air bersih

bebas lum-

pur jentik

dan lumut

Digunakan air

bersih oleh

semua kelu-

arga

Air bersih

untuk minum

(yang sudah

dimasak)

masak, man-

di, dan men-

cuci pakaian

5. Sampah Tersedianya

tempat sam-

pah yang

tertutup di

dalam dan di

luar rumah

Tempat

sampah

yang terbuat

dari seng,

plastik, se-

men baik di

dalam dan

di luar ru-

mah

Digunakan

dan dipeli-

haranya tem-

pat sampah

Tempat

sampah

dalam ke-

adaan baik

dan diber-

sihkan se-

cara teratur

Halaman dan

rumah dalam

keadaan ber-

sih bebas

sampah

Sampah di-

tampung dan

dibuang di

tempat pem-

buangan

6. Kebersihan

kuku

Tersedianya

alat pemotong

kuku

Ketersedia-

an alat pe-

motong ku-

ku berupa

gunting atau

lainnya

Menggunting

kuku dan

membersih-

kan secara

teratur

Minimal

kuku ang-

gota keluar-

ga dipotong

1 kali dan

dibersihkan

setiap hari

Kuku ke-

luarga pendek

dan bersih

Bersih ar-

tinya tidak

ada kotoran /

hitam di-

sekitar kuku

dan kuku ter-

sebut pendek

7. Gizi keluarga Tersedianya

bahan maka-

nan yang ber-

gizi dan ber-

aneka ragam

Bahan ma-

kanan ber-

gizi terdiri

dari kar-

bohidrat,

protein, le-

mak, vi-

tamin, dan

mineral

yang dapat

diperoleh di

halaman ru-

mah dan pa-

sar terdekat

Mengolah

bahan ma-

kanan yang

tersedia de-

ngan benar

Memilih,

mencuci,

dan mema-

sak bahan

makanan

yang ter-

sedia

Mengkonsum

-si makanan

yang bergizi/

beraneka ra-

gam

Semua ang-

gota keluarga

mengkonsum

-si makanan

yang bergizi

dan beraneka

ragam

20

Page 21: PHBS lissssss

8 Kebiasaan tidak

merokok dan

penyalahgu-

naan Napza

Tidak ada ro-

kok, asbak,

dan abu

rokok. Tidak

ditemukan ba-

han

penyalahguna

-an Napza

Tidak dite-

mukan

rokok, pun-

tung, dan

abu rokok di

dalam dan

halaman ru-

mah. Tidak

ditemukan

bahan pe-

nyalahgu-

naan napza

Tidak ada

anggota ke-

luarga yang

membeli ro-

kok dan me-

nyimpan

secara tidak

sah bahan-

bahan Napza

Tidak ada-

nya biaya

pengeluar-

an rumah

tangga un-

tuk

membeli

rokok dan

napza

Tidak adanya

anggota ke-

luarga yang

merokok dan

menyalahgu-

nakan Napza

Rumah bebas

asap rokok

dan bahan

Napza

9. Informasi PMS/

AIDS

Tersedianya

informasi ten-

tang AIDS /

PMS

Informasi

AIDS /

PMS me-

liputi penu-

laran, pen-

cegahan, &

penyebab

AIDS/ PMS

yang diper-

oleh dari

berbagai

media

Memperoleh

informasi

tentang AIDS

dari berbagai

sumber in-

formasi

Informasi

tersebut da-

pat diper-

oleh dari

berbagai

sumber

yaitu: TV,

Koran, Ra-

dio, Cera-

mah, dll.

Dapat men-

jelaskan 2

cara : pence-

gahan dan

penularan

AIDS / PMS

Dua cara

pencegahan

dan penu-

laran

10

.

JPKM dana

sehat As.Kes

lainnya

Terbentuknya

JPKM/ Dana

sehat dan As-

kes lainnya

yang sejenis

Penyeleng-

garaan

Pemelihara-

an kesehat-

an yang

pembiayaan

-nya dilak-

sanakan se-

cara pra

upaya ber-

azaskan u-

saha ber-

sama dan

kekeluarga-

an

Menjadi

peserta dana

sehat, JPKM,

dan Askes

lainnya

Peserta

Dana Sehat,

JPKM, dan

Askes lain-

nya adalah

peserta

yang

mendapat

kartu

anggota

Membayar

premi/ iuran

secara teratur

Biaya yang

dibayarkan

pada jangka

waktu yang

telah diten-

tukan

21

Page 22: PHBS lissssss

2.2 KONSEP PERILAKU DAN PERILAKU KESEHATAN ( Soekidjo, 2003 )

2.2.1 BATASAN PERILAKU

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme ( makhluk

hidup ) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis

semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai

dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas

masing-masing. Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada

hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang

mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara,

menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya. Dari

uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku ( manusia )

adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati

langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

Skiner ( 1938 ) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku

merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus ( rangsangan

dari luar ). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus

terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori

Skiner ini disebut teori ”S-O-R” atau Stimulus-Organisme-Respons. Skiner

membedakan adanya 2 respons:

1. Respondent response atau reflexive, yakni respon yang ditimbulkan oleh

rangsangan-rangsangan ( stimulus ) tertentu. Stimulus semacam ini

disebut eliciting stimulation karena menimbulkan respon-respon yang

relatif tetap. Misalnya: makanan yang lezat menimbulkan keinginan

untuk makan, cahaya terang menyebabkan mata tertutup. Sedangkan

Respondent response mencakup perilaku emosional, misalnya

mendengar berita mudibah menjadi sedih atau menangis, lulus ujian

meluapkan kegembiraannya dengan tertawa.

2. Operant respons atau instrumental response, yakni respon yang timbul

dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang

tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer,

karena memperkuat respon. Misalnya apabila seorang petugas kesehatan

22

Page 23: PHBS lissssss

melaksanakan tugasnya dengan baik ( respon terhadap uraian tugasnya

atau job skripsi ), kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya

( stimulus baru ), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi

dalam melaksanakan tugasnya.

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat

dibedakan menjadi dua.

1. Perilaku tertutup ( covert behaviou r)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau

tertutup ( covert ). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih

terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang

terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan sikap yang

terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat

diamati secara jelas oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut covert

behaviour atau unobservable behaviour, misalnya : seorang ibu hamil

tahu pentingnya untuk memeriksakan kehamilan, seorang pemuda tahu

bahwa HIV/AIDS dapat menular melalui hubungan seks, dan

sebagainya.

2. Perilaku terbuka ( overt behaviour )

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau

terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk

tindakan atau praktek ( practice ), yang dengan mudah dapat diamati

atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut overt behaviour,

tindakan nyata atau praktek ( practice ), yang dengan mudah dapat

diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut overt

behaviour, tindakan nyata atau praktek ( practice ) misalnya, seorang ibu

memeriksakan kehamilannya atau membawa anaknya ke puskesmas

untuk diimunisasi, penderita TB paru minum obat secara teratur, dan

sebagainya.

Seperti telah disebutkan di atas, sebagian besar perilaku manusia

adalah operant response. Oleh sebab itu untuk membentuk jenis respon atau

perilaku perlu diciptakan adanya suatu kondisi tertentu yang disebut operant

23

Page 24: PHBS lissssss

conditioning. Prosedur pembentukan perilaku dalam operant conditioning

ini menurut Skiner adalah sebagai berikut:

a. Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan

penguat atau reinforcer berupa hadiah-hadiah atau rewards bagi

perilaku yang akan dibentuk.

b. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-

komponen kecil yang membentuk perilaku yang dikehendaki.

Kemudian komponen-komponen tersebut disusun dalam urutan yang

tepat untuk menuju kepada terbentuknya perilaku yang dimaksud.

c. Menggunakan secara urut komponen-komponen itu

sebagai tujuan-tujuan sementara, mengidentifikasi reinforcer atau

hadiah untuk masing-masing komponen tersebut.

d. Melakukan pembentukan perilaku dengan

menggunakan urutan komponen yang telah tersusun itu. Apabila

komponen pertama telah dilakukan, maka hadiahnya diberikan. Hal ini

akan mengakibatkan komponen atau perilaku ( tindakan ) tersebut

cenderung akan sering dilakukan. Kalau ini sudah terbentuk maka

dilakukan komponen ( perilaku ) yang kedua yang kemudian diberi

hadiah ( komponen pertama tidak memerlukan hadiah lagi ). Demikian

berulang-ulang sampai komponen kedua terbentuk. Setelah itu

dilanjutkan dengan komponen ketiga, keempat, dan selanjutnya sampai

seluruh perilaku yang diharapkan terbentuk.

2.2.2 PERILAKU KESEHATAN

Berdasarkan batasan perilaku dari Skiner tersebut, maka perilaku

kesehatan adalah suatu respons seseorang ( organisme ) terhadap stimulus

atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan

kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini,

perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok.

1. Perilaku pemeliharaan kesehatan ( health maintenance )

Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara

24

Page 25: PHBS lissssss

atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk

penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu perilaku

pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek.

a. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit

bila sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah

sembuh dari penyakit.

b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam

keadaan sehat. Perlu dijelaskan di sini, bahwa kesehatan itu

sangat dinamis dan relatif, maka dari itu orang yang sehat

pun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan

yang seoptimal mungkin.

c. Perilaku gizi ( makanan ) dan minuman. Makanan dan

minuman dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan

seseorang, tetapi sebaliknya makanan dan minuman dapat

menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang,

bahkan dapat mendatangkan penyakit. Hal ini sangat

tergantung pada perilaku orang terhadap makanan dan

minuman tersebut.

2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan

kesehatan, atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan (

health seeking behaviour ).

Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang

pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan atau

perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri ( self treatment )

sampai mencari pengobatan ke luar negeri.

3. Perilaku kesehatan lingkungan.

Adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik

lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya. Dengan

perkataan lain, bagaimana seseorang mengelola lingkungannya

sehingga tidak mengganggu kesehatannya sendiri, keluarga, atau

masyarakatnya. Misalnya bagaimana mengelola pembuangan

25

Page 26: PHBS lissssss

tinja, air minum, tempat pembuangan sampah, pembuangan

limbah, dan sebagainya.

Seorang ahli lain ( Becker, 1979 ) membuat klasifikasi lain tentan

perilaku kesehatan ini.

a. Perilaku hidup sehat.

Adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau

kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meingkatkan

kesehatannya.

Perilaku ini mencakup antara lain:

1. Makan dengan menu seimbang ( appropriate diet ).

Menu seimbang di sini dalam arti kualitas

(mengandung zat-zat gizi yang diperlukan tubuh), dan

kuantitas dalam arti jumlahnya cukup untuk memenuhi

kebutuhan tubuh (tidak kurang, tetapi juga tidak lebih).

Secara kualitas mungkin di Indonesia dikenal dengan

ungkapan empat sehat lima sempurna.

2. Olahraga teratur, yang juga mencakup kualitas

( gerakan ), dan kuantitas dalam arti frekuensi dan

waktu yang digunakan untuk olahraga. Dengan

sendirinya kedua aspek ini akan tergantung dari usia,

dan status kesehatan yang bersangkutan.

3. Tidak merokok. Merokok adalah kebiasaan jelek yang

mengakibatkan berbagai macam penyakit. Ironisnya

kebiasaan merokok ini, khususnya di Indonesia seolah-

olah sudah membudaya. Hampir 50 % penduduk

Indonesia usia dewasa merokok. Bahkan dari hasil

suatu penelitian, sekitar 15 % remaja kita telah

merokok. Inilah tantangan pendidikan kesehatan kita.

4. Tidak minum minuman keras dan narkoba. Kebiasaan

minum miras dan mengkonsumsi narkoba (narkotik

dan bahan-bahan berbahaya lainnya) cenderung

26

Page 27: PHBS lissssss

meningkat. Sekitar 1 % penduduk Indonesia dewasa

diperkirakan sudah mempunyai kebiasaan minum

miras ini.

5. Istirahat cukup. Dengan meningkatnya kebutuhan

hidup akibat tuntutan untuk penyesuaian dengan

lingkungan modern, mengharuskan orang untuk

bekerja keras dan berlebihan, sehingga kurang waktu

istirahat. Hal ini juga dapat membahayakan kesehatan.

6. Mengendalikan stres. Stres akan terjadi pada siapa saja,

dan akibatnya bermacam-macam bagi kesehatan.

Lebih-lebih sebagai akibat dari tuntutan hidup yang

keras seperti diuraikan di atas. Kecenderungan stres

akan meningkat pada setiap orang. Stres tidak dapat

kita hindari, maka yang penting agar stres tidak

menyebabkan gangguan kesehatan, kita harus dapat

mengendalikan atau mengelola stres dengan kegiatan-

kegiatan yang positif.

7. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi

kesehatan, misalnya: tidak berganti-ganti pasangan

dalam hubungan seks, penyesuaian diri kita dengan

lingkungan, dan sebagainya.

b. Perilaku sakit ( ilness behaviour )

Perilaku sakit ini mencakup respon seseorang terhadap sakit

dan penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang:

penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit, dan

sebagainya.

c. Perilaku peran sakit ( the sick role behaviour )

Dari segi sosiologi, orang sakit ( pasien ) mempunyai peran,

yang mencakup hak-hak orang sakit ( right ) dan kewajiban

sebagai orang sakit ( obligation ). Hak dan kewajiban ini harus

diketahui oleh orang sakit sendiri maupun orang lain

27

Page 28: PHBS lissssss

( terutama keluarganya ), yang selanjutnya disebut perilaku

peran orang sakit ( the sick role ). Perilaku ini meliputi:

1. tindakan untuk memperoleh kesembuhan

2. mengenal / mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan/

penyembuhan penyakit yang layak

3. mengetahui hak ( misalnya: hak memperoleh perwatan,

memperoleh pelayanan kesehatan, dsb ) dan kewajiban

orang sakit ( memberitahukan penyakinya kepada

orang lain terutama kepada dokter/ petugas kesehatan,

tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain, dan

sebagainya ).

2.2.3 DOMAIN PERILAKU

Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus

atau rangasang dari luar organisme ( orang ), namun dalam memberikan

respon sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang

yang bersangkutan. Hal ini berarti bahwa meskipun stimulusnya sama bagi

beberapa orang, namun respon tiap-tiap orang berbeda. Faktor yang

membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan

perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni :

1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang

bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya: tingkat

kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.

2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan

fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor

lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai

perilaku seseorang.

Dari uraian di atas dapat dirumuskan bahwa perilaku adalah

merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang, yang merupakan

hasil bersama atau resultante antara berbagai faktor, baik faktor internal

maupun eksternal. Dengan perkataan lain perilaku manusia sangatlah

28

Page 29: PHBS lissssss

kompleks, dan mempunyai bentangan yang sangat luas. Benyamin Bloom

( 1908 ) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia itu ke

dalam 3 domain, ranah atau kawasan yakni : a.kognitif, b. Afektif,

c.psikomotor. Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk

pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni:

1. Pengetahuan ( Knowledge )

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain

yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang ( overt behaviour

).

a.Proses Adopsi Perilaku.

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang

tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers ( 1974 )

mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru

( berperilaku baru ), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang

berurutan, yakni:

1. Awareness ( kesadaran ), yakni orang tersebut menyadari dalam

arti mengetahui stimulus ( objek ) terlebih dahulu.

2. Interest, yakni orang yang mulai tertarik kepada stimulus.

3. Evacuation ( menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya ). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik

lagi.

4. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.

5. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Namun demikian dari penelitan selanjutnya Rogers menyimpulkan

29

Page 30: PHBS lissssss

bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap di atas.

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses

seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif,

maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng ( long lasting ). Sebaliknya

apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka

tidak akan berlangsung lama.

b. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif.

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan:

1. Tahu ( know )

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah diperlajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali ( recall ) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu

ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan

sebagainya.

2. Memahami ( comprehension )

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi ( aplication )

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondiri real ( sebenarnya ). Aplikasi di

sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,

rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang

30

Page 31: PHBS lissssss

lain.

4. Analisis ( analysis )

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu

struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan

analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat

menggambarkan ( membuat bagan ), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan, dan sebagainya.

5. Sintesis ( syntesis )

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi ( evaluation )

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu didasarkan

pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria

yang telah ada.

c.Sikap ( attitude )

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Beberapa batasan lain

tentang sikap ini dapat dikutipkan sebagai berikut.

”An individual’s social attidude is a syndrome of response

consistency with regard to social object” ( Campbell,1950 ).

“A mental and neural state of rediness, organized through

expertence, exerting a directive or dynamic influence up on the

individual’s response to all objects and situation with which it is related” (

Allport, 1954 ).

31

Page 32: PHBS lissssss

“Attitude entails an existing predisposition to response to social

objecs which in interaction with situational and other dispositional

variables, guides and direct the overt behavior of the individual”

( Cardno, 1955 ).

Dari batasan-batasan di atas dapat disimpulkan bahwa manifestasi

sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan

terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata

menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu

yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat

emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah seorang ahli

psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau

kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif

tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi

merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih

merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah

laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap

objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.

Diagram di bawah ini dapat lebih menjelaskan uraian tersebut.

Proses Terbentuknya Sikap dan Reaksi

a. Komponen Pokok Sikap

Dalam bagian lain Allport ( 1954 ) menjelaskan bahwa sikap itu

mempunyai 3 komponen pokok.

1. Kepercayaan ( keyakinan ), ide, dan konsep terhadap suatu objek.

32

Stimulus

Rangsangan

Proses

Stimulus Reaksi

Tingkah laku

(terbuka)Sikap

(tertutup)

Page 33: PHBS lissssss

2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

3. Kecenderungan untuk bertindak ( tend to behave ).

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (

total attitude ). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan,

pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.

b. Berbagai Tingkatan Sikap.

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai

tingkatan.

1. Menerima ( receiving )

Menerima diartikan bahwa orang ( subjek ) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan ( objek ).

2. Merespon ( responding )

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari

sikap. Karena dengan suatu usaha unutk menjawab pertanyaan atau

mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar

atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.

3. Menghargai ( valuing )

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4. Bertanggung jawab ( responsible )

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan

tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana

pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek.

c. Praktek atau Tindakan ( practise )

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan ( overt

behaviour ). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata

diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan,

antara lain adalah fasilitas. Sikap ibu yang positif terhadap imunisasi

33

Page 34: PHBS lissssss

harus mendapat konfirmasi dari suaminya, dan ada fasilitas imunisasi

yang mudah dicapai, agar ibu tersebut mengimunisasikan anaknya. Di

samping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan ( support ) dari

pihak lain, misalnya, dari suami atau istri, orangtua atau mertua, dan

lain-lain. Praktek ini mempunyai beberapa tingkatan:

1. Persepsi ( perception )

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan

tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat

pertama. Misalnya, seorang ibu dapat memilih makanan yang

bergizi tinggi bagi anak Balitanya.

2. Respons terpimpin ( guided response )

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan

sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat

dua.

3. Mekanisme ( mechanism )

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar

secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka

ia sudah mencapai praktek tingkat tiga.

4. Adopsi ( adoption )

Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah

berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah

dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan

tersebut.

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung,

yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah

dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu ( recall ).

Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan

mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.

2.2.4 PERUBAHAN ( ADOPSI ) PERILAKU DAN INDIKATORNYA

Perubahan atau adopsi perilaku baru adalah suatu proses yang kompleks dan

34

Page 35: PHBS lissssss

memerlukan waktu yang relatif lama. Secara teori perubahan perilaku atau

seseorang menerima atau mengadopsi perilaku baru dalam kehidupannya melalui

3 tahap.

1. Pengetahuan

Sebelum seseorang mengadopsi perilaku ( berperilaku baru ), ia harus

tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau

keluarganya. Indikator-indikator apa yang dapat digunakan untuk

mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan, dapat

dikelompokkan menjadi:

a. Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi:

- penyebab penyakit

- gejala atau tanda-tanda penyakit

- bagaimana cara pengobatan, atau kemana mencari pengobatan

- bagaimana cara penularannya

- bagaimana cara pencegahannya termasuk imunisasi, dan sebagainya.

b. Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat,

meliputi:

- jenis-jenis makanan yang bergizi

- manfaat makanan yang bergizi bagi kesehatannya

- pentingnya olahraga bagi kesehatan

- penyakit-penyakit atau bahaya-bahaya merokok, minum-minuman keras,

narkoba, dan sebagainya

- pentingnya istirahat cukup, relaksasi, rekreasi, dan sebagainya bagi

kesehatan, dan sebagainya

c. Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan

- manfaat air bersih

- cara-cara pembuangan limbah yang sehat, termasuk pembuangan

kotoran yang

sehat, dan sampah

- manfaat pencahayaan dan penerangan rumah yang sehat

35

Page 36: PHBS lissssss

- akibat polusi ( polusi air, udara, dan tanah ) bagi kesehatan, dan

sebagainya

2. Sikap

Telah diuraikan di atas bahwa sikap adalah penilaian ( bisa berupa

pendapat ) seseorang terhadap stimulus atau objek ( dalam hal ini adalah

masalah kesehatan, termasuk penyakit ). Setelah seseorang mengetahui

stimulus atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap

stimulus atau objek kesehatan tersebut. Oleh sebab itu indikator untuk sikap

kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan kesehatan seperti di atas, yakni:

a. Sikap terhadap sakit dan penyakit.

Adalah bagaimana penilaian atau pendapat seseorang terhadap: gejala atau

tanda-tanda penyakit, penyebab penyakit, cara penularan penyakit, cara

pencegahan penyakit, dan sebagainya.

b. Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat

Adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap lingkungan dan

pengaruhnya terhadap kesehatan.

c. Sikap terhadap kesehatan lingkungan

Adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap lingkungan dan

pengaruhnya terhadap kesehatan.

3. Praktek atau Tindakan ( practice )

Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan,

kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui,

proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan

apa yang diketahui atau disikapinya ( dinilai baik ). Inilah yang disebut

praktek ( practice ) kesehatan, atau dapat juga dikatakan perilaku kesehatan

( overt behaviour ). Oleh sebab itu, indikator praktek kesehatan ini juga

mencakup hal tersebut di atas, yakni:

a.Tindakan sehubungan dengan penyakit

36

Page 37: PHBS lissssss

Tindakan atau perilaku ini mencakup : a. Pencegahan penyakit , b.

Penyembuhan penyakit.

b. Tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

Tindakan atau perilaku ini mencakup antara lain : mengkonsumsi makanan

dengan gizi seimbang, melakukan olahraga dengan teratur, tidak merokok,

tidak minum minuman keras dan narkoba, dan sebagainya.

c.Tindakan kesehatan lingkungan

Perilaku ini antara lain mencakup : membuang air besar di jambanm

membuang sampah di tempat sampah, menggunakan air bersih untuk

madi, cuci, masak, dsb.

2.2.5 ASPEK SOSIO-PSIKOLOGI PERILAKU KESEHATAN

Di dalam proses pembentukan dan atau perubahan perilaku

dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam diri individu itu

sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain: susunan saraf pusat, persepsi,

motivasi, emosi, dan belajar. Susunan saral pusat memegang peranan

penting dalam perilaku manusia, karena perilaku merupakan sebuah bentuk

perpindahan dari rangsang yang masuk ke rangsang yang dihasilkan.

Perpindahan ini dihasilkan oleh susuran saraf pusat dengan unit-unit

dasarnya yang disebut neuron. Neuron memindahkan energi-energi di dalam

impuls-impuls saraf. Impuls-impuls saraf indera pendengaran, penglihatan,

pembauan, pengecapan, dan perubahan disalurkan dari tempat terjadinya

rangsangan melalui impuls-impuls saraf ke susunan saraf pusat.

Perubahan-perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat diketahui

melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui

indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagainya. Setiap orang

mempunyai persepsi yang berbeda, meskipun objeknya sama. Motivasi

diartikan sebagai dorongan untuk bertindak untuk mencapai suatu tujuan

tertentu. Hasil dari dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam bentuk

perilaku.

Perilaku dapat juga timbul karena emosi. Aspek psikologis yang

37

Page 38: PHBS lissssss

mempengaruhi emosi berhubungan erat dengan keadaan jasmani. Sedang

keadaan jasmani merupakan hasil keturunan ( bawaan ). Dalam proses

pencapaian kedewasaan pada manusia semua aspek yang berhubungan

dengan keturunan dan emosi akan berkembang sesuai dengan hukum

perkembangan. Oleh karena itu perilaku yang timbul karena emosi

merupakan perilaku bawaan.

Belajar diartikan sebagai suatu perilaku yang dihasilkan dari praktek-

praktek dalam lingkungan kehidupan. Barelson ( 1964 ) mengatakan bahwa

belajar adalah suatu perubahan perilaku yang dihasilkan dari perilaku

terdahulu.

Dari uraian dia tas dapat disimpulkan bahwa perilaku terbentuk

melalui suatu proses tertentu, dan berlangsung dalam interaksi manusia

dengan lingkungannya. Faktor-faktor yang memegang peranan di dalam

pembentukan perilaku dapat dibedakan menjadi dua yakni faktor intern dan

ekstern. Faktor intern berupa kecerdasan, persepsi, motivasi, minat, emosi,

dan sebagainya untuk mengolah pengaruh-pengaruh dari luar. Faktor ekstern

meliputi: objek, orang, kelompok, dan hasil-hasil kebudayaan yang

dijadikan sasaran dalam mewujudkan bentuk perilakunya. Kedua faktor

tersebut akan dapat terpadu menjadi perilaku yang selaras dengan

lingkungannya apabila perilaku yang terbentuk dapat diterima oleh

lingkungannya, dan dapat diterima oleh individu yang bersangkutan.

Perilaku sebagai konsepsi, bukanlah hal yang sederhana. Konsep

perilaku yang diterima secara luas ialah yang memandang perilaku sebagai

variabel pencampur ( interventing variable ), oleh karena itu ia mencampuri

atau mempengaruhi responsi subjek terhadap stimulus.

Menurut konsepsi ini maka perlaku adalah pengorganisasian proses-

proses psikologi oleh seseorang yang memberikan predisposisi untuk

melakukan responsi menurut cara tertantu terhadap sesuatu kelas atau

golongan objek-objek.

Dalam bidang kesehatan masyarakat khususnya pendidikan kesehatah,

mempelajari perilaku adalah sangat penting. Karena pendidikan kesehatan

38

Page 39: PHBS lissssss

sebagai bagian dari kesehatan masyarakat, berfungsi sebagai media atau

sarana untuk menyediakan kondisi sosio-psikologis sedemikian rupa

sehingga individu atau masyarakat berperilaku sesuai dengan norma-norma

hidup sehat. Dengan perkataan lain pendidikan kesehatan bertujuan untuk

merubah perilaku individu atau masyarakat sehingga sesuai dengan norma-

norma hidup sehat.

Setiap individu sejak lahir berada di dalam suatu kelompok, terutama

kelompok keluarga. Kelompok ini akan membuka kemungkinan untuk

dipengaruhi dan mempengaruhi anggota-anggota kelompok lain. Oleh

karena pada setiap kelompok senantiansa berlaku aturan dan norma sosial

tertentu, maka perilaku setiap individu anggota kelompok berlangsung di

dalam suatu jaringan normatif. Demikian pula perilaku individu tersebut

terhadap masalah-masalah kesehatan.

Saparinah Sadli (1982), menggambarkan hubungan individu dengan

lingkungan sosial yang saling mempengaruhi dalam diagram di bawah ini:

Hubungan Individu dengan Lingkungan Sosial

Keterangan:

- Perilaku kesehatan individu: sikap dan kebiasaan individu yang erat

kaitannya dengan lingkungan

- Lingkungan keluarga: kebiasaan-kebiasaan tiap anggota keluarga

mengenai kesehatan

39

Lingkungan umum

Lingkungan terbatas

Lingkungan

keluargaIndividu

Interaksi perilaku kesehatan

Page 40: PHBS lissssss

- Lingkungan terbatas: tradisi, adat istiadat, dan kepercayaan masyarakat

sehubungan dengan kesehatan

- Lingkungan umum: kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang

kesehatan, undang-undang kesehatan, program-program kesehatan, dan

sebagainya.

BAB III

KERANGKA PEMIKIRAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

1. Pertolongan persalinan

2. Imunisasi

3. Jamban

4. Air bersih

5. Sampah

6. Kebersihan kuku

7. Gizi keluarga

8. Kebiasaan tidak merokok dan penyalahgunaan napza

9. Informasi PMS/ AIDS

10. JPKM/ dana sehat, Asuransi Kesehatan lain

( sumber: Dinkes RI, 1999/2000 )

3.2 DEFINISI OPERASIONAL

1. Keluarga miskin

Keluarga dengan kriteria ( MINIMAL MEMENUHI 4 kriteria di bawah ) :

Frekuensi makan < 2 kali sehari

Frekuensi makan lauk (daging/telur/tahu/tempe) 1 kali/minggu

Tidak mampu membeli pakaian baru minimal 1 stel setahun terakhir

Sebagian besar lantai rumah dari tanah

Anak usia 7 – 15 tahun tidak bersekolah karena alasan ekonomi

Bila anggota keluarga sakit tidak mampu berobat ke sarana pelayanan

kesehatan dasar

40

PHBS di

Tatanan

Rumah

Tangga

Keluarga

Miskin

Page 41: PHBS lissssss

PUS tidak mampu ber KB dengan alasan ekonomi

KK terkena PHK dan atau kehilangan mata pencaharian pokok/utama

keluarga

2. Pasangan usia subur

Ibu-ibu yang pada saat penelitian berusia antara 15-45 tahun, tidak sedang

hamil dan belum mempunyai anak

3. Umur ibu

Ulang tahun terakhir ibu pada bulan dan tahun dilaksanakannya penelitian

Cara ukur : Survey

Alat ukur : Kuesioner

Skala : Interval

4. Pendidikan ibu

Pendidikan formal tertinggi yang diikuti ibu

Cara ukur : Survey

Alat ukur : Kuesioner

Skala : Ordinal

5. Pekerjaan ibu

Kegiatan tersering yang dilakukan ibu sehari-hari

Cara ukur : Survey

Alat ukur : Kuesioner

Skala : Ordinal

6. Pendapatan per kapita per bulan

Bila < Rp. 200.000,00 berarti keluarga miskin

Cara ukur : Survey

Alat ukur : Kuesioner

41

Page 42: PHBS lissssss

Skala : Ordinal

7. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS )

Upaya memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi

bagi perorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat, dengan memberi

informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan,

sikap, dan perilaku sebagai upaya untuk membantu masyarakat mengenali

dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan RT, agar dapat

menerapkan cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara, dan

meningkatkan kesehatannya. Indikator dari PHBS antara lain :

1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

Pencarian pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan ( dokter,

bidan, dukun terlatih didampingi petugas kesehatan )

Cara ukur : Survey

Alat ukur : Kuesioner

Terdapat 3 kategori jawaban

Dokter , mendapat jawaban dengan nilai (10)

Bidan , mendapat jawaban dengan nilai (5)

Paraji, mendapat jawaban dengan nilai (1)

Skala : Ordinal

Pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan

Pemeriksaan selama kehamilan oleh petugas kesehatan dilakukan

minimal 4x

Cara ukur : Survey

Alat ukur : Kuesioner

Terdapat 3 kategori jawaban

Lebih sama dengan 4 kali, mendapat jawaban dengan nilai (10)

Satu sampai tiga kali, mendapat jawaban dengan nilai (5)

Tidak pernah, mendapat jawaban dengan nilai (1)

Skala : Ordinal

42

Page 43: PHBS lissssss

KB

Akseptor KB lama maupun baru yang saat ini aktif menggunakan

kontrasepsi.

Cara ukur : Survey

Alat ukur : Kuesioner

Terdapat 2 kategori jawaban

Ya, mendapat jawaban dengan nilai (1)

Tidak, mendapat jawaban dengan nilai (0)

Skala : Ordinal

Alat kontrasepsi.

Suatu alat dalam program KB yang digunakan untuk mencegah

terjadinya kehamilan.

Cara ukur : Survey

Alat ukur : Kuesioner

Terdapat 4 kategori jawaban

IUD, mendapat jawaban dengan nilai (10)

Suntik/pil/susuk, mendapat jawaban dengan nilai (5)

Kondom/kalender, mendapat jawaban dengan nilai (1)

Lainnya, mendapat jawaban dengan nilai (1)

Skala : Ordinal

2. Imunisasi bayi

Membawa bayi untuk diimunisasi lengkap ( BCG, DPT, Polio,

Hepatitis, dan Campak ), dilihat di KMS .

Cara ukur : Survey

Alat ukur : Kuesioner

Terdapat 2 kategori jawaban

Ya, mendapat jawaban dengan nilai (1)

Tidak, mendapat jawaban dengan nilai (0)

43

Page 44: PHBS lissssss

Skala : Ordinal

Penimbangan Balita

Membawa Balita untuk ditimbang ( 1 bulan sekali, minimal 8 x / tahun

), dilihat di KMS.

Cara ukur : Survey

Alat ukur : Kuesioner

Terdapat 2 kategori jawaban

Ya, mendapat jawaban dengan nilai (1)

Tidak, mendapat jawaban dengan nilai (0)

Skala : Ordinal

Imunisasi ibu

Mendapat imunisasi TT sebelum hamil atau saat sedang hamil.

Cara ukur : Survey

Alat ukur : Kuesioner

Terdapat 2 kategori jawaban

Ya, mendapat jawaban dengan nilai (1)

Tidak, mendapat jawaban dengan nilai (0)

Skala : Ordinal

3. Jamban

Memanfaatkan jamban yang ada airnya, bersih, dan tidak berbau

( kakus cemplung dengan/ tanpa leher angsa lengkap dengan

septitank ) dan memelihara jamban dengan alat pembersih ( sikat

jamban, sapu lidi, dan karbol ).

Cara ukur : Survey

Alat ukur : Kuesioner

Terdapat 4 kategori jawaban

Jamban keluarga, mendapat jawaban dengan nilai (10)

Kakus, mendapat jawaban dengan nilai (10)

44

Page 45: PHBS lissssss

Sungai/kebon, mendapat jawaban dengan nilai (1)

Lainnya, mendapat jawaban dengan nilai (1)

Skala : Ordinal

Kebersihan tangan setelah buang air besar.

Selalu mencuci tangan setelah buang air besar dengan menggunakan

sabun.

Cara ukur : Survey

Alat ukur : Kuesioner

Terdapat 2 kategori jawaban

Ya, mendapat jawaban dengan nilai (1)

Tidak, mendapat jawaban dengan nilai (0)

Skala : Ordinal

4. Air bersih

Memanfaatkan air bersih ( tidak berwarna, berasa, berbau ), dan

dipeliharanya tempat penampungan air bersih ( bebas lumpur, jentik,

dan lumut ) untuk minum ( sudah dimasak ), masak, mandi, dan

mencuci pakaian.

Cara ukur : Survey

Alat ukur : Kuesioner

Terdapat 4 kategori jawaban

PAM, mendapat jawaban dengan nilai (10)

Sumur , mendapat jawaban dengan nilai (5)

Sungai, mendapat jawaban dengan nilai (1)

Lainnya, mendapat jawaban dengan nilai (1)

Skala : Ordinal

5. Sampah

Digunakan dan dipeliharanya tempat sampah yang tertutup ( terbuat

dari seng, plastik, semen ) baik di dalam maupun di luar rumah, tempat

45

Page 46: PHBS lissssss

sampah dalam keadaan baik dan dibersihkan teratur dan sampah

dibuang di tempat pembuangan. Halaman dan rumah dalam keadaan

bersih dan bebas sampah.

Cara ukur : Survey

Alat ukur : Kuesioner

Terdapat 2 kategori jawaban

Ya, mendapat jawaban dengan nilai (1)

Tidak, mendapat jawaban dengan nilai (0)

Skala : Ordinal

Tempat pembuangan sampah.

Suatu tempat pembuangan semua sampah yang berasal dari rumah

tangga.

Cara ukur : Survey

Alat ukur : Kuesioner

Terdapat 5 kategori jawaban

TPS/TPA, mendapat jawaban dengan nilai (10)

Sungai, mendapat jawaban dengan nilai (1)

Kebon, mendapat jawaban dengan nilai (1)

Dibakar, mendapat jawaban dengan nilai (5)

Lainnya, mendapat jawaban dengan nilai (1)

Skala : Ordinal

Kondisi lantai rumah.

Kondisi lantai tidak terbuat dari tanah.

Cara ukur : Survey

Alat ukur : Kuesioner

Terdapat 3 kategori jawaban

Keramik/ubin, mendapat jawaban dengan nilai (10)

Tanah, mendapat jawaban dengan nilai (1)

Semen, mendapat jawaban dengan nilai (10)

46

Page 47: PHBS lissssss

Skala : Ordinal

6. Kebersihan kuku

Menggunting kuku ( dengan gunting atau lainnya ) minimal satu kali

seminggu dan membersihkan kuku secara teratur. Kuku dalam keadaan

pendek dan bersih ( tidak ada kotoran/ hitam disekitar kuku ).

Cara ukur : Survey

Alat ukur : Kuesioner

Terdapat 3 kategori jawaban

Seminggu sekali, mendapat jawaban dengan nilai (10)

Dua minggu sekali, mendapat jawaban dengan nilai (5)

Sebulan sekali/lebih dari sebulan, mendapat jawaban dengan nilai (1)

Skala : Ordinal

Kebersihan tangan sebelum makan.

Selalu mencuci tangan sebelum makan dengan menggunakan sabun.

Cara ukur : Survey

Alat ukur : Kuesioner

Terdapat 2 kategori jawaban

Ya, mendapat jawaban dengan nilai (1)

Tidak, mendapat jawaban dengan nilai (0)

Skala : Ordinal

7. Gizi keluarga

Memilih, mencuci, memasak, dan mengkonsumsi makanan yang

bergizi ( karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral ) yang

diperoleh dari halaman rumah atau kebun atau pasar terdekat.

Cara ukur : Survey

Alat ukur : Kuesioner

Terdapat 4 kategori jawaban

Nasi+lauk pauk+sayur+buah ( 4 sehat ), mendapat jawaban dengan

47

Page 48: PHBS lissssss

nilai (10)

Nasi+lauk pauk, mendapat jawaban dengan nilai (5)

Nasi+sayur, mendapat jawaban dengan nilai (3)

Lainnya , mendapat jawaban dengan nilai (1)

Skala : Ordinal

8. Kebiasaan tidak merokok dan penyalahgunaan napza

Tidak merokok, menyimpan serta menggunakan secara tidak sah

bahan-bahan Napza. Di rumah tidak ada asbak, abu rokok, bebas asap

rokok.

Cara ukur : Survey

Alat ukur : Kuesioner

Terdapat 2 kategori jawaban

Ya, mendapat jawaban dengan nilai (1)

Tidak, mendapat jawaban dengan nilai (0)

Skala : Ordinal

9. Informasi PMS/ AIDS

Mengetahui informasi tentang AIDS/ PMS dari berbagai sumber

informasi ( TV, koran, radio, ceramah, dll. ) dan dapat menjelaskan 2

cara penularan AIDS/ PMS.

Cara ukur : Survey

Alat ukur : Kuesioner

Terdapat 3 kategori jawaban

Melalui jarum suntik/hubungan seksual, mendapat jawaban dengan

nilai (10)

Melalui ciuman, mendapat jawaban dengan nilai (1)

Lainnya, mendapat jawaban dengan nilai (1)

Skala : Ordinal

Pencegahan penyakit AIDS.

48

Page 49: PHBS lissssss

Dapat menjelaskan 2 cara Pencegahan penyakit AIDS.

Cara ukur : Survey

Alat ukur : Kuesioner

Terdapat 3 kategori jawaban

Menghindari berganti-ganti pasangan seksual, mendapat jawaban

dengan nilai (10)

Menggunakan jarum suntik yang steril, mendapat jawaban dengan

nilai (10)

Lainnya, mendapat jawaban dengan nilai (1)

Skala : Ordinal

10. JPKM, dana sehat, Asuransi Kesehatan lainnya .

Menjadi peserta JPKM/ dana sehat/ Askes lainnya ( pemeliharaan

kesehatan yang pembiayaannya dilaksanakan secara pra upaya/ dibayar

di muka ) dan membayar iuran/ premi secara teratur.

Cara ukur : Survey

Alat ukur : Kuesioner

Terdapat 2 kategori jawaban

Ya, mendapat jawaban dengan nilai (1)

Tidak, mendapat jawaban dengan nilai (0)

Skala : Ordinal

8. Klasifikasi PHBS

Seluruh pertanyaan PHBS berjumlah 20 pertanyaan. Setelah dijumlahkan;

maka dikelompokan ke dalam 2 kategori yaitu :

1. PHBS baik, bila responden memperoleh nilai antara 54 – 97

2. PHBS kurang, bila responden memperoleh nilai antara 10 – 53

Skala : Ordinal

Alat ukur : Kuesioner

9. Penyuluhan

49

Page 50: PHBS lissssss

Di dalam kuesioner terdapat 9 pertanyaan mengenai penyuluhan yang

bertujuan untuk mengetahui penyuluhan tentang PHBS yang diterima oleh

responden dan bagaimana harapan responden akan penyuluhan-

penyuluhan kesehatan yang akan datang.

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan survey yang menggunakan metode

deskriptif, yang bisa memberi gambaran tentang tingkat pendidikan,

tingkat sosial ekonomi, pengetahuan, perilaku, dan penyuluhan para

responden yang berhubungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat,

pengumpulan data dilakukan dengan cara kuesioner.

4.2. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang keterangan umum

responden, meliputi nama, alamat, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan,

pendapatan perkapita, 24 pertanyaan tentang PHBS dan 8 pertanyaan

tentang penyuluhan.

4.3. POPULASI DAN SAMPEL

a. Populasi penelitian adalah para ibu ( PUS atau sedang hamil atau

memiliki bayi atau memiliki Balita ) dari Keluarga Miskin yang

bertempat tinggal di desa Air Meles Bawah, Kecamatan Curup Timur,

Kabupaten Rejang Lebong, yang berjumlah 90 orang.

b. Sample

Sample yang digunakan adalah minimal sample, yaitu sebesar 86

orang ibu.

50

Page 51: PHBS lissssss

4.4. PENGUMPULAN DATA

Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder, yaitu:

a. Data primer

Data ini didapat dengan cara wawancara secara terpimpin dan

pengamatan langsung terhadap responden yang memenuhi kriteria

berpedoman kepada kuesioner yang telah disusun.

b. Data sekunder

Berupa data-data yang diperoleh dari para petugas kesehatan dan

kecamatan di wilayah setempat.

4.5. CARA PENGOLAHAN DATA

Semua data yang diperoleh, dicatat, diolah secara manual lalu disusun ke

dalam tabel sesuai dengan penelitian

51

Page 52: PHBS lissssss

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.6. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini berlokasi di Desa Air Meles Bawah , yang termasuk ke dalam

wilayah kerja Puskesmas Perumnas, yang secara administratif termasuk ke

dalam wilayah Kecamatan Curup Timur, Kabupaten Rejang Lebong,. Wilayah

kerja Puskesmas Perumnas terdiri atas 6 dusun.

Desa Air Meles Bawah

Adapun batas-batas wilayah kerja Air Meles Bawah adalah :

Batas utara berbatasan dengan wilayah kerja BTN

Batas selatan berbatasan dengan wilayah kerja Air Bang

Batas barat berbatasan dengan wilayah kerja Perumnas

Batas timur berbatasan dengan wilayah kerja Sidorejo

Luas wilayah kerja Puskesmas Pondok Salam adalah : 4.408 km2 , dengan jumlah

penduduk pria :10.021 jiwa , penduduk wanita: 11.993 jiwa. Dengan jumlah

kepala keluarga: 6.617 KK yang tersebar di 11 desa dengan mata pencaharian

sebagian besar adalah: wiraswasta dan petani, dan sebagian kecil adalah dagang.

Dan seluruh penduduknya beragama Islam.

4.7. HASIL PENELITIAN

USIA RESPONDEN

Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan usia ibu

Usia ibu (tahun) Jumlah Persentase

14-17 4 2,74

18-21 37 25,34

22-25 69 47,26

26-29 6 4,11

30-33 18 12,33

52

Page 53: PHBS lissssss

34-37 2 1,37

38-41 7 4,79

42-45 3 2,05

JUMLAH 146 100

Berdasarkan data di atas responden terbanyak kelompok umur 22-25

tahun, diikuti kelompok usia 18-21 tahun. Berarti di Desa Sukajadi

banyak terdapat ibu usia produktif.

TINGKAT PENDIDIKAN RESPONDEN

Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan

Pendidikan Jumlah Persentase

Tidak sekolah 42 28,77

Tidak tamat SD 68 46,58

Tamat SD 29 19,86

Tidak tamat SMP 3 2,05

Tamat SMP 3 2,05

Tidak tamat SMA 1 0,68

Tamat SMA 0 0

Tamat PT/ Akademi 0 0

JUMLAH 146 100

53

Page 54: PHBS lissssss

Berdasarkan data di atas, didapatkan bahwa pendidikan responden masih

rendah, hal ini terlihat bahwa 97,26 % ( 142 responden ) berpendidikan

rendah, yaitu 28,77 % tidak sekolah, 46,58 % tidak tamat SD, 19,86 %

tamat SD, 2,05 % tidak tamat SMP.

PEKERJAAN RESPONDEN

Tabel 5.3 Distribusi respoden berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Persentase

Ibu Rumah Tangga 87 59,59

Buruh 28 19,18

Petani 22 15,07

Pedagang 9 6,16

PNS 0 0

TNI / POLRI 0 0

Lain-lain 0 0

JUMLAH 146 100

Dari data di atas diperoleh bahwa pekerjaan terbanyak responden adalah

sebagai ibu rumah tangga yaitu sebesar 59,59 %.

PENDAPATAN PERKAPITA RESPONDEN

Tabel 5.4 Distribusi responden berdasarkan pendapatan perkapita

Pendapatan / kapita/ bulan Jumlah Persentase

< Rp. 112.500,00 /kapita/ bulan 146 100

Rp. 112.500,00 /kapita/ bulan 0 0

JUMLAH 146 100

Dari tabel di atas didapatkan bahwa semua responden adalah benar

keluarga miskin.

PHBS RESPONDEN

54

Page 55: PHBS lissssss

Tabel 5.5 Distribusi responden yang pernah mengetahui tentang

PHBS

Kategori Jumlah Persentase

Pernah 15 34,34

Tidak 4 65,66

JUMLAH 99 100

Dari data di atas didapatkan bahwa 34,34% responden “mempunyai bayi”,

dan 65,66% responden “mempunyai Balita”.

Tabel 5.6 Distribusi responden yang mengetahui kepanjangan PHBS

Kategori Jumlah Persentase

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 18 65,96

Perilaku Hidup Bersih dan Sejahtera

Peilaku Hidup Bahagia dan Sejahtera

1

0

34,04

JUMLAH 19 100

Dari data di atas didapatkan bahwa 65,96% responden ”sedang hamil”,

dan 34,04 % responden ”merupakan pasangan usia subur”.

Tabel 5.7 Distribusi responden yang mengetahui aspek PHBS

Kategori Jumlah Persentase

KIA 5 65,96

Gizi

Kesehatan Lingkungan

Gaya Hidup

Peran serta dalam Upaya Kesehatan

6

18

3

5

34,04

JUMLAH 19 100

Dari data di atas didapatkan bahwa 65,96% responden ”sedang hamil”,

dan 34,04 % responden ”merupakan pasangan usia subur”.

Tabel 5.8 Distribusi responden yang mengetahui syarat rumah sehat

55

Page 56: PHBS lissssss

Kategori Jumlah Persentase

Berventilasi 1 65,96

Berventilasi, Pencahayaan yang cukup

Berventilasi,Pencahayaan yang cukup,

halaman rumah bersih

Berventilasi, Pencahayaan yang cukup,

halaman yang bersih, tersedianya

jamban keluarga

1

0

19

34,04

JUMLAH 19 100

Dari data di atas didapatkan bahwa 65,96% responden ”sedang hamil”,

dan 34,04 % responden ”merupakan pasangan usia subur”.

Tabel 5.9 Distribusi responden yang mengetahui pemberian ASI

Kategori Jumlah Persentase

Sampai usia 2 tahun 6 65,96

Sampai usia 6 bulan

Sampai usia 10 bulan

Sampai usia 8 bulan

13

0

34,04

JUMLAH 19 100

Dari data di atas didapatkan bahwa 65,96% responden ”sedang hamil”,

dan 34,04 % responden ”merupakan pasangan usia subur”.

Tabel 5.10 Distribusi responden yang mengetahui manfaat TT pada ibu

hamil

56

Page 57: PHBS lissssss

Kategori Jumlah Persentase

Membangun kekebalan sebagai

upaya mencegah infeksi tetanus dan

melindungi bayi baru lahir dari

tetanus neonatorum

18 65,96

Mencegah infeksi pada luka

Lain - lain

1

0

34,04

JUMLAH 19 100

Dari data di atas didapatkan bahwa 65,96% responden ”sedang hamil”,

dan 34,04 % responden ”merupakan pasangan usia subur”.

Tabel 5.11 Distribusi responden yang mengetahui program pemerintah

tentang persalinan

Kategori Jumlah Persentase

Jamkesmas 18 65,96

Jampersal

Jamkesda

Jamsostek

Lain - lain

1

0

34,04

JUMLAH 19 100

Dari data di atas didapatkan bahwa 65,96% responden ”sedang hamil”,

dan 34,04 % responden ”merupakan pasangan usia subur”.

Tabel 5.12 Distribusi responden yang mengetahui jarak yang baik antara

jamban dengan sumber air

Kategori Jumlah Persentase

> 10 meter 18 65,96

< 10 meter 1 34,04

JUMLAH 19 100

Dari data di atas didapatkan bahwa 65,96% responden ”sedang hamil”,

dan 34,04 % responden ”merupakan pasangan usia subur”.

57

Page 58: PHBS lissssss

Tabel 5.13 Distribusi responden mengenai tersedianya JAGA d rumah

Kategori Jumlah Persentase

Setuju 18 65,96

Tidak setuju 1 34,04

JUMLAH 19 100

Dari data di atas didapatkan bahwa 65,96% responden ”sedang hamil”,

dan 34,04 % responden ”merupakan pasangan usia subur”.

Tabel 5.14 Distribusi responden mengenai merokok di dalam rumah

membahayakan anggota keluarga yang lain

Kategori Jumlah Persentase

Ya 10 45,45

Tidak

Abstain

9

13

43,82

13,73

JUMLAH 23 100

Dari data di atas didapatkan bahwa 65,96% responden ”sedang hamil”,

dan 34,04 % responden ”merupakan pasangan usia subur”.

Tabel 5.15 Distribusi responden yang mengetahui tentang mencuci makan

tidak bersih dapat mengakibatkan diare

Kategori Jumlah Persentase

Ya 330 56,61

Tidak 253 43,39

JUMLAH 583 100

Dari data di atas didapatkan bahwa 65,96% responden ”sedang hamil”,

dan 34,04 % responden ”merupakan pasangan usia subur”.

Tabel 5.16 Distribusi responden yang mengetahui tempat dimana

membuang sampah

Kategori Jumlah Persentase

58

Page 59: PHBS lissssss

TPS/TPA 304 52,14

Sungai

Dibakar

Lainnya

Abstain

0

76

178

25

0

13,04

30,53

4,25

JUMLAH 583 100

Dari data di atas didapatkan bahwa 65,96% responden ”sedang hamil”,

dan 34,04 % responden ”merupakan pasangan usia subur”.

Tabel 5.17 Distribusi responden yang mengetahui lantai rumah terbuat dari

apa

Kategori Jumlah Persentase

Keramik/ ubin 93 15,96

Tanah

Semen

467

23

80,10

3,94

JUMLAH 583 100

Dari data di atas didapatkan bahwa 65,96% responden ”sedang hamil”,

dan 34,04 % responden ”merupakan pasangan usia subur”.

Tabel 5.18 Distribusi jawaban responden mengenai oleh siapa ibu

melakukan persalinan

Jawaban Jumlah Persentase

Bidan 558 95,71

Dokter

Paraji

0

25

4,35

JUMLAH 583 100

Dari tabel di atas didapatkan 88,24 % responden menjawab “ Tidak “

59

Page 60: PHBS lissssss

Tabel 5.19 Distribusi jawaban responden mengenai jenis makanan apa

yang ibu makan setiap harinya

Jawaban Jumlah Persentase

Nasi, sayur, lauk pauk,

buah (4 sehat)

9 42,85

Nasi, sayur dan lauk pauk

Nasi dan sayur atau nasi

dan lauk pauk

Nasi saja

Lain - laink

25 10,70

42,85

0

3,6

JUMLAH 583 100

Dari tabel di atas didapatkan 73,53 % responden menjawab “ Tidak “.

Tabel 5.20 Distribusi jawaban responden mengenai “apakah ibu menjadi

anggota dana sehat (JPKM)

Jawaban Jumlah Persentase

Ya 7 26,09

Tidak

Abstain

58 60,87

13,04

JUMLAH 65 100

Dari tabel di atas didapatkan 89,23% responden menjawab “Tidak”.

60

Page 61: PHBS lissssss

Tabel 5.21 Distribusi jawaban responden mengenai apakah ibu memcuci

tangan dengan menggunakan sabun sebelum makan

Jawaban Jumlah Persentase

Ya 34 95,45

Tidak 31 4,55

JUMLAH 65 100

Dari tabel di atas didapatkan 52,31 % responden menjawab “Ya”.

Tabel 5.22 Distribusi jawaban responden mengenai apakah rumah ibu

setiap hari dibersihkan

setiap ruangan mempunyai jendela

Dari tabel di atas didapatkan 87,0% responden menjawab “Tidak pernah”.

Tabel 5.23 Distribusi jawaban responden mengenai apakah setiap ruangan

mempunyai jendela

Jawaban Jumlah Persentase

Ya 34 91,30

Tidak

Abstain

31 0

8,70

JUMLAH 65 100

Jawaban Jumlah Persentase

Ya 1 90,91

tidak 3 0

Abstain 9,09

JUMLAH 31 10

61

Page 62: PHBS lissssss

Tabel 5.24 Distribusi jawaban responden mengenai seberapa sering

responden membersihkan jamban di rumah

Jawaban Jumlah Persentase

Sebulan sekali 4 0

Seminggu sekali

Tidak pernah

Abstain

27 95,24

4,76

JUMLAH 31 100

Dari tabel di atas didapatkan 87,10% responden menjawab “Tidak”.

Tabel 5.24 Distribusi jawaban responden mengenai apakah ibu selalu

melakukan aktifitas fisik setiap hari

Jawaban Jumlah Persentase

Ya 7 81,82

Tidak

Abstain

9 13,64

4.54

JUMLAH 16 100

Dari tabel di atas didapatkan 43,75% responden menjawab “Tidak”.

Tabel 5.25 Distribusi jawaban responden mengenai kemakah ibu selalu

membuang sampah rumah tangga

Jawaban Jumlah Persentase

TPS/TPA 1 63,64

Sungai 6 4,54

Dibakar 0 27,28

Lainnya 0 4,54

JUMLAH 7 100

62

Page 63: PHBS lissssss

Dari tabel di atas di dapatkan 85,71 % responden yang ber-KB memakai

”Suntik/Pil/Susuk”.

Tabel 5.26 Distribusi jawaban responden mengenai bagi ibu yang pernah

mempunyai bayi, berapa seringkah menimbang bayi di posyandu

Jawaban Jumlah Persentase

1x seminggu 4 4,54

2x sebulan

1xsebulan

3 86,58

4,54

4,54

JUMLAH 7 100

Dari tabel di atas didapatkan 57,14% responden menjawab “Ya”.

Tabel 5.27 Distribusi jawaban responden mengenai berapa kali dalam

seminggu ibu memotong kuku

Jawaban Jumlah Persentase

Seminggu sekali 1 81,83

2 minggu sekali 6 9,09

Sebulan sekali /> sebulan

Abstain

0 4,54

4,54

JUMLAH 7 100

PENYULUHAN

Tabel 5.31 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Apakah ibu

pernah mendapatkan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

yang diadakan oleh kader/ bidan desa/ tenaga kesehatan ?”

Jawaban Jumlah Persentase

Pernah 18 81,82

63

Page 64: PHBS lissssss

Tidak pernah

Abstain

127 13,64

4,54

JUMLAH 146 100

Dari tabel di atas didapatkan 87,67% responden menjawab tidak pernah

mendapat penyuluhan.

Tabel 5.32 Distribusi jawaban responden yang pernah mendapatkan

penyuluhan PHBS terhadap pertanyaan ”Berapa kali mendapatkan

penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?”

Jawaban Jumlah Persentase

1 kali 18 50

2 kali 0 27,27

3 kali

Abstain

0 9,09

13,64

JUMLAH 18 100

Dari tabel di atas didapatkan bahwa semua responden pernah mendapat

penyuluhan PHBS sebanyak 1x.

Tabel 5.33 Distribusi responden yang pernah mendapatkan penyuluhan

PHBS terhadap pertanyaan “Kapan terakhir kali ibu diberi penyuluhan

tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ?”

Jawaban Jumlah Persentase

< 3 bulan y.l 0 64,71

3-6 bulan y.l 12 11,76

6-9 bulan y.l 6 0

9-12 bulan y.l 0 0

> 1 tahun y.l 0 5,88

17,65

JUMLAH 18 100

64

Page 65: PHBS lissssss

Dari tabel di atas didapatkan bahwa 66,67 % responden pernah mendapat

penyuluhan 3-6 bulan y.l, 33,33 % responden pernah mendapat

penyuluhan 6-9 bulan y.l.

Tabel 5.34 Distribusi jawaban responden yang tidak pernah mendapatkan

penyuluhan PHBS terhadap pertanyaan “apakah penyuluhan tersebut

bermanfaat ?”

Jawaban Jumlah Persentase

Ya 79 95,46

Tidak

Abstain

48 0

4,54

JUMLAH 127 100

Dari tabel di atas didapatkan bahwa 62,20 % responden yang tidak pernah

mendapatkan penyuluhan PHBS menjawab penting, 37,80 % responden

menjawab tidak penting.

Tabel 5.35 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Dimana

tempat berkumpul yang paling cocok untuk melakukan penyuluhan

tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ?”

Jawaban Jumlah Persentase

Puskesmas 20 4,17

Posyandu 37 37,4

Balai desa 2 50

Lainnya:

Abstain

87 4,17

4,17

JUMLAH 146 100

65

Page 66: PHBS lissssss

Dari tabel-tabel di atas didapatkan bahwa responden memilih penyuluhan

PHBS sebaiknya dilakukan 3 bulan sekali, oleh dokter, waktu pada saat

setelah pengajian, dalam bentuk ceramah dan tanya jawab, dan bertempat

di majelis taklim.

Tabel 5.36 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Kapan

sebaiknya dilakukan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat ?”

Jawaban Jumlah Persentase

Minggu

Miggoen desa

0 21,74

Jam kerja Puskesmas 20 13,04

Saat Posyandu 39 60,87

Lainnya

Abstain

87 0

4,35

JUMLAH 146 100

Tabel 5.37 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Siapa

sebaiknya yang melakukan penyuluhan tersebut ?”

Jawaban Jumlah Persentase

Dokter 135 46,15

Bidan 9 11,54

Kader kesehatan 2 23,08

Tokoh agama dan

Masyarakat

0 15,38

Lainnya

Abstain

0 0

3,84

JUMLAH 146 100

66

Page 67: PHBS lissssss

Tabel 5.38 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Bagaimana

cara yang diinginkan dalam menyampaikan penyuluhan tersebut ?”

Jawaban Jumlah Persentase

Ceramah 6 3,70

Ceramah + tanya jawab 116 59,25

Ceramah + gambar-gambar 24 25,95

Wawancara 0 7,40

Lainnya

Abstain

0 0

3,70

JUMLAH 146 100

67

Page 68: PHBS lissssss

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

Dari hasil penelitian di desa Sukajadi dapat ditarik kesimpulan berupa :

1. Sebagian besar ibu berusia antara 22 – 25 tahun (47,26 %) diikuti

kelompok usia 18 – 21 tahun ( 25,34 %), yang tingkat pendidikan Tidak

tamat SD sebanyak 46,58 %, Tamat SD sebanyak 19,86 %. Pekerjaan

mayoritas responden adalah sebagai Ibu Rumah Tangga (59,59 %).

2. Dengan latar belakang di atas, maka dapat dilihat gambaran PHBS di

Tatanan Rumah Tangga keluarga miskin yaitu sebesar 89,04 % termasuk

kategori Kurang dan 10,96% yang termasuk kategori Baik.

3. Sekitar 87,67 % responden tidak pernah mendapatkan penyuluhan

tentang PHBS.

6.2 SARAN

1. Melakukan penambahan tenaga kesehatan, terutama dokter umum,

dokter gigi, perawat gigi, penyuluh, bidan.

2. Melakukan pembangunan POLINDES ( Pondok Bersalin Desa ), dimana

di Desa Sukajadi tidak ada POLINDES / Bidan Desa.

3. Melakukan penggalakan PUSLING untuk Pemeriksaan kesehatan,

pemeriksaan kehamilan, KB, Imunisasi bayi dan balita. Sebaiknya

PUSLING dilaksanakan 1 kali seminggu disertai perbaikan sarana ( jalan

).

4. Melakukan Pembangunan Jamban Keluarga (JAGA)

5. Pengadaan UKS di setiap sekolah minimal 1 bulan sekali oleh petugas

kesehatan.

6. Menggalakkan penyuluhan mengenai PHBS oleh Nakes terutama oleh

dokter, di Majelis Taklim , pada saat setelah pengajian, dalam bentuk

ceramah dan tanya jawab.

68

Page 69: PHBS lissssss

7. Melakukan pelatihan terhadap para kader, juru imunisasi, bidan, mantri,

tokoh masyarakat yang terjun langsung ke lapangan untuk memantau

PHBS.

69

Page 70: PHBS lissssss

DAFTAR PUSTAKA

1. Dachroni. Buku Pedoman Pembinaan Program Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat di Tatanan Rumah Tangga, Departemen Kesehatan RI, Jakarta,

1999/2000.

2. Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, PT. Asdi

Mahasatya, Jakarta, 2003.

3. Buku P2KT Kecamatan Pondok Salam, Purwakarta, 2005

70

Page 71: PHBS lissssss

Kuesioner Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

A. Identitas responden

1. Nama ibu :

2. Alamat :

3. Umur responden :

4. Pendidikan formal terakhir :

a. Tidak sekolah

b. Tidak tamat SD

c. Tamat SD

d. Tidak tamat SMP

e. Tamat SMP

f. Tidak tamat SMA

g. Tamat SMA

h. Tamat Perguruan Tinggi / Akademi

5. Pekerjaan responden :

a. Ibu rumah tangga

b. Buruh

c. Petani

d. Pedagang

e. Pegawai Negeri Sipil

f. TNI / Polri

g. lainnya: _________

6. Pendapatan perkapita perbulan :

a. Kurang dari Rp. 112.500,00 / bulan

b. Lebih dari / sama dengan Rp. 112.500,00 / bulan

B. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Responden

1. Apakah anak terakhir ibu :

71

Page 72: PHBS lissssss

a. Bayi ( 0 - 59 bulan )

b. Balita (1 tahun – 5 tahun )

2. Apakah ibu :

a. Sedang hamil

b. Merupakan Pasangan Usia Subur ( berusia 15-45 tahun

tidak sedang hamil, belum mempunyai anak )

3. A. Untuk ibu yang mempunyai bayi, apakah ibu saat persalinan

terakhir dibantu oleh tenaga kesehatan ( dokter, bidan ) ?

a. Ya b. Tidak

B. Apakah bayi ibu sudah diimunisasi lengkap dan teratur sesuai

jadwal imunisasi ?

a.Ya b. Tidak

4. A. Untuk ibu yang mempunyai balita, apakah ibu saat persalinan

terakhir dibantu oleh tenaga kesehatan ( dokter, bidan ) ?

a. Ya b. Tidak

B. Apakah balita ibu selalu ditimbang di POSYANDU setiap

bulan ?

a.Ya b. Tidak

5. A. Untuk ibu yang sedang hamil, berapa kali ibu memeriksakan

kehamilan ke petugas kesehatan ?

a. ≥ 4 kali

b. 1 - 3 kali

c. Tidak pernah

B. Apakah ibu sudah diimunisasi TT ?

a.Ya b. Tidak

6. A. Untuk ibu yang merupakan pasangan usia subur, apakah ibu

sedang ber-KB saat ini ?

a. Ya b. Tidak

B. Untuk jawaban Ya, apakah jenis alat kontrasepsi / KB yang

dipakai ?

a. IUD

72

Page 73: PHBS lissssss

b. Suntik/pil/susuk

c. Kondom/kalender

d. Lainnya : _________

C. Apakah ibu sudah diimunisasi TT ?

a.Ya b. Tidak

7. Dimana ibu buang air besar ?

a. Jamban keluarga

b. Kakus

c. Sungai/kebon

d. Lainnya : __________

8. Apakah ibu selalu mencuci tangan sesudah buang air besar dengan

menggunakan sabun ?

a. Ya b. Tidak

9. Darimana ibu mendapat air bersih (tidak berwarna, berasa, dan

berbau) untuk minum (dimasak), masak, mandi, dan mencuci

pakaian?

a. PAM

b. Sumur

c. Sungai

d. Lainnya : __________

10. Apakah rumah dan pekarangan ibu setiap hari dibersihkan ?

a. Ya b. Tidak

11. Kemanakah ibu selalu membuang sampah rumah tangga ?

a. TPS/TPA

b. Sungai

c. Kebon

d. Dibakar

e. Lainnya : __________

12. Terbuat dari apakah lantai rumah ibu ?

a. Keramik/Ubin

b. Tanah

73

Page 74: PHBS lissssss

c. Semen

13. Berapa kali dalam seminggu ibu memotong kuku ?

a. Seminggu sekali

b. 2 minggu sekali

c. sebulan sekali/ > sebulan

14. Apakah ibu selalu mencuci tangan sebelum makan dengan sabun ?

a. Ya b. Tidak

15. Apakah makanan yang dimakan oleh ibu setiap hari ?

a. Nasi + lauk pauk + sayur + buah (4 sehat )

b. Nasi + lauk pauk

c. Nasi + sayur

d. Lainnya : __________

16. Apakah ibu tidak merokok ?

a. Ya b. Tidak

17. Apakah ibu mengetahui tentang penyakit AIDS ?

a. Ya b. Tidak

Jawaban Ya dilanjutkan ke no 17 dan 18.

18. Bagaimana cara penularan penyakit AIDS ?

a. Melalui jarum suntik/ hubungan seksual

b. Melalui ciuman

c. Lainnya : _________

19. Bagaimana cara mencegah penyakit AIDS ?

a. Tidak berganti-ganti pasangan seksual

b. Menggunakan jarum suntik yang steril

c. Lainnya ; _________

20. Apakah ibu menjadi anggota dana sehat ( JPKM ) ?

a. Ya b. Tidak

C. Pertanyaan penyuluhan

74

Page 75: PHBS lissssss

1. Apakah ibu pernah mendapatkan penyuluhan tentang Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat yang diadakan oleh kader/ bidan desa/

tenaga kesehatan ?

a. Pernah b. Tidak pernah

Jawaban a. dilanjutkan ke no 2 dan 3.

Jawaban b. dilanjutkan ke no. 4.

2. Berapa kali mendapatkan penyuluhan tentang Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat ?

a. Satu kali

b. Dua kali

c. ≥ 3 kali

3. Kapan terakhir kali ibu diberi penyuluhan tentang Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat ?

a. < 3 bulan yang lalu

b. 3 – 6 bulan yang lalu

c. 6 – 9 bulan yang lalu

d. 9 – 12 bulan yang lalu

e. > 1 tahun yang lalu

4. Menurut ibu penting atau tidak diadakannya penyuluhan tentang

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ?

a. Penting b. Tidak

5. Menurut ibu setiap kapan sebaiknya penyuluhan tentang Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat diadakan ?

a. 1 minggu sekali

b. 1 bulan sekali

c. 3 bulan sekali

d. 6 bulan sekali

e. 1 tahun sekali

6. Siapa sebaiknya yang melakukan penyuluhan tersebut ?

a. Dokter

b. Bidan

75

Page 76: PHBS lissssss

c. Kader kesehatan

d. Tokoh agama dan masyarakat

e. Lainnya : ________

7. Kapan sebaiknya dilakukan penyuluhan tentang Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat ?

a. Hari Minggu

b. Jam kerja Puskesmas

c. Saat kegiatan posyandu

d. Lainnya : _________

8. Bagaimana cara yang diinginkan untuk menyampaikan penyuluhan

tersebut ?

a. Ceramah

b. Ceramah dan tanya jawab

c. Ceramah dan gambar-gambar

d. Wawancara

e. Lainnya : _________

9. Dimana tempat berkumpul yang paling cocok untuk melakukan

penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ?

a. Puskesmas

b. Posyandu

c. Balai desa

d. Lainnya : _________

76