24
  PHBS , kata yang sangat sederhana tapi ternyata masih banyak tenaga kesehatan yang belum tau apa arti PHBS. Kalaupun kita tau apa arti PHBS tapi masih segelintir orang yang mampu melaksanakan PHBS dalam kehidupan sehari  hari. ARTI PHBS PHBS, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, adalah sek umpulan perilaku yang di praktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga mampu menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Jadi PHBS merupakan wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktikkan PHBS.  PELAKSANAAN PHBS Berdasarkan tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan nya PHBS di kelompokkan menjadi lima tatanan yaitu : 1. PHBS di Rumah Tangga PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga ber PHBS yang melakukan 10 PHBS yaitu : 1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 2. Memberi ASI ekslusif  3. Menimbang balita setiap bulan 4. Menggunakan air bersih 5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 6. Menggunakan jamban sehat 7. Memberantas jentik dd rumah sekali seminggu 8. Makan buah dan sayur setiap hari 9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari 10. Tidak merokok di dalam rumah 2. PHBS di Sekolah 

PHBS

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PHBS

5/17/2018 PHBS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/phbs557200bf49795991699fffb1 1/24

 

 

PHBS , kata yang sangat sederhana tapi ternyata masih banyak tenaga kesehatan yang belum tauapa arti PHBS. Kalaupun kita tau apa arti PHBS tapi masih segelintir orang yang mampumelaksanakan PHBS dalam kehidupan sehari  – hari. 

ARTI PHBS 

PHBS, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, adalah sekumpulan perilaku yang di praktikkan atas dasarkesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga mampu menolongdirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan dalam mewujudkankesehatan masyarakatnya. Jadi PHBS merupakan wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, maudan mampu mempraktikkan PHBS. 

PELAKSANAAN PHBS 

Berdasarkan tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan nya PHBS di kelompokkan menjadi limatatanan yaitu : 

1. PHBS di Rumah Tangga 

PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumahtangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan

aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. 

PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga ber PHBS yang melakukan 10PHBS yaitu :

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 2. Memberi ASI ekslusif 3. Menimbang balita setiap bulan 

4. Menggunakan air bersih 5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 6. Menggunakan jamban sehat 7. Memberantas jentik dd rumah sekali seminggu 8. Makan buah dan sayur setiap hari 9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari 10. Tidak merokok di dalam rumah 

2. PHBS di Sekolah 

Page 2: PHBS

5/17/2018 PHBS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/phbs557200bf49795991699fffb1 2/24

 

PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh pesertadidik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran,sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperanaktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. 

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu : 

1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun 

2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat 

4. Olahraga yang teratur dan terukur 

5. Memberantas jentik nyamuk 

6. Tidak merokok di sekolah 

7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan 

8. Membuang sampah pada tempatnya 

3. PHBS di Institusi Kesehatan 

PHBS di Institusi Kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien,

masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan PerilakuHidup Bersih dan Sehat dan berperan aktif dalam mewujudkan Institusi Kesehatan Sehat danmencegah penularan penyakit di institusi kesehatan. 

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di Institusi Kesehatan yaitu: 

1. Menggunakan air bersih 

2. Menggunakan Jamban 

3. Membuang sampah pada tempatnya 

Page 3: PHBS

5/17/2018 PHBS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/phbs557200bf49795991699fffb1 3/24

 

4. Tidak merokok di institusi kesehatan 

5. Tidak meludah sembarangan 

6. Memberantas jentik nyamuk 

4. PHBS di Tempat Kerja 

PHBS di Tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan parapekerja agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperanaktif dalam mewujudkan Tempat Kerja Sehat. 

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat kerja antara lain :  

1. Tidak merokok di tempat kerja 2. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja 3. Melakukan olahraga secara teratur/aktifitas fisik 4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar danbuang air kecil 5. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja 6. Menggunakan air bersih 7. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar 8. Membuang sampah pada tempatnya 

9. Mempergunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan 

5. PHBS di Tempat  – Tempat Umum 

PHBS di Tempat - tempat Umum adalah upaya untuk memberdayakanmasyarakat pengunjung dan pengelola tempat - tempa t umu m agar tahu, mau dan mampu untukmempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat - tempat Umum Sehat. 

Tempat - tempat Umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta, atauperorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat seperti sarana pariwisata, transportasi,sarana ibadah, sarana perdagangan dan olahraga, rekreasi dan sarana sosial lainnya.  

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di Tempat - Tempat Umumyaitu : 

1. Menggunakan air bersih 

2. Menggunakan jamban 

Page 4: PHBS

5/17/2018 PHBS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/phbs557200bf49795991699fffb1 4/24

 

3. Membuang sampah pada tempatnya 

4. Tidak merokok di tempat umum 

5. Tidak meludah sembarangan 

6. Memberantas jentik nyamuk 

Read more: http://www.dinkesprovkepri.org/component/content/article/3-artikel-

kesehatan/30-phbs#ixzz1EnA07zhk  

Kualitas sumber daya manusia (SDM) antara lain ditentukan dua faktor yang satu sama lain

saling berhubungan, berkaitan dan saling bergantung yakni pendidikan dan kesehatan.

Kesehatan merupakan prasyarat utama agar upaya pendidikan berhasil, sebaliknya

pendidikan yang diperoleh akan sangat mendukung tercapainya peningkatan status kesehatanseseorang. Oleh karena itu Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dengan titik berat pada upaya

promotif dan preventif didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif yang berkualitas,

menjadi sangat penting dan strategis untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mencanangkan konsep sekolah sehat atau Health

Promoting School ( Sekolah yang mempromosikan kesehatan ). Health Promoting School

adalah sekolah yang telah melaksanakan UKS dengan ciri-ciri melibatkan semua pihak yang

berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah, menciptakan lingkungan sekolah yang sehat

dan aman, memberikan pendidikan kesehatan di sekolah, memberikan akses terhadap

pelayanan kesehatan, ada kebijakan dan upaya sekolah untuk mempromosikan kesehatan danberperan aktif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.

Page 5: PHBS

5/17/2018 PHBS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/phbs557200bf49795991699fffb1 5/24

 

 

Masalah kesehatan yang dihadapi oleh anak usia sekolah dan remaja sangat kompleks dan

bervariasi. Pada anak usia TK/RA dan SD/MI biasanya berkaitan dengan kebersihan

perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi yang baik dan benar, kebiasaan cuci tangan

pakai sabun, serta membersihkan kuku dan rambut. Pada anak usia SMP/MT dan SMU/MA

(remaja), masalah kesehatan yang dihadapi biasanya berkaitan dengan perilaku berisikoseperti perilaku merokok, penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif 

lainnya), kehamilan yang tak diinginkan (KTD), abortus yang tidak aman, Infeksi Menular

Seksual (IMS) termasuk HIV/AIDS, kesehatan reproduksi remaja, stress dan trauma.

Berkaitan dengan hal itu, pelaksanaan UKS di tingkat TK/RA dan SD/MI berbeda dengan

tingkat SMP/MT dan SMU/MA. Pelaksanaan UKS di SMP/MT dan SMU/MA lebih

difokuskan pada pencegahan perilaku berisiko yang biasanya sering dilakukan remaja sesuai

dengan ciri dan karakteristiknya yang selalu ingin tahu, suka tantangan dan ingin coba-coba

sesuatu hal yang baru serta penanganan akibatnya. Murid usia SMP/MT dan SMU/MA

(remaja) perlu dibina agar menjalankan hidup sehat lewat keterapilan hidup sehari-hari (lifeskill education). Sementara untuk anak usia TK/RA dan SD/MI, memupuk kebiasaan PHBS

sedini mungkin dengan membentuk kebiasaan menggosok gigi dengan benar, mencuci

tangan, serta membersihkan kuku dan rambut.

Upaya penerapan PHBS di Sekolah 

Anak sekolah merupakan generasi penerus bangsa yang perlu dijaga, ditingkatkan dandilindungi kesehatannya. Jumlah usia sekolah yang cukup besar yaitu 30 % dari jumlah

Page 6: PHBS

5/17/2018 PHBS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/phbs557200bf49795991699fffb1 6/24

 

penduduk Indonesia merupakan masa keemasan untuk menanamkan Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS) sehingga anak sekolah berpotensi sebagai agen perubahan untuk 

mempromosikan PHBS, baik dilingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat.

Beberapa kegiatan peserta didik dalam menerapkan PHBS di sekolah antara lain jajan di

warung/kantin sekolah karena lebih terjamin kebersihannya; mencuci tangan dengan airbersih dan sabun; menggunakan jamban di sekolah serta menjaga kebersihan jamban;

mengikuti kegiatan olah raga dan aktifitas fisik sehingga meningkatkan kebugaran dan

kesehatan peserta didik; memberantas jentik nyamuk di sekolah secara rutin; tidak merokok,

memantau pertumbuhan peserta didik melalui pengukuran BB dan TB; serta membuang

sampah pada tempatnya.

Dengan menerapkan PHBS di sekolah oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan

sekolah, maka akan membentuk mereka untuk memiliki kemampuan dan kemandirian dalam

mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan

lingkungan sekolah sehat.

MAKALAH PHBS

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb 

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, hidayah, serta karunianya kami

dapat menyelesaikan Makalah ini tentang PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

(PHBS) KESEHATAN LINGKUNGAN.Kedua kalinya Sholawat serta salam semoga tetap terlimpah curahkan kepada junjungan

habiibbana wanabiyyana Muhammad saw, yang insya Allah akan diberikan syafa’at kapada

kita semua di Yaumil qiyamah nanti. Amiin………….. 

Makalah ini kami disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan

Komunitas, Dengan segenap kerendahan hati tidak lupa kami ucapkan terima kasih banyak 

kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, terutama kepada

para dosen mata kuliah tersebut.

Kami menyadari dengan segenap hati bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka

dari itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan

makalah kami yang akan datang.

Demikian atas perhatianya kami ucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfa’at bagi kita semua Amiin……… 

Wassalamu’alaikum wr.wb 

Cimahi, April 2010

Penyusun

DAFTAR ISI

Page 7: PHBS

5/17/2018 PHBS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/phbs557200bf49795991699fffb1 7/24

 

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Lingkungan

2.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

2.3 Kesehatan Lingkungan

2.3.1 Pengertian Kesehatan Lingkungan

2.3.2 Komponen PHBS kesehatan lingkungan

2.3.3 Indikator PHBS kesehatan lingkungan

2.3.4 Kegiatan PHBS Kesehatan Lingkungan

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tidak jarang istilah PHBS terdengar di masyarakat. Jika dilihat dari kepanjangannya yakni

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, tentu kita langsung mengetahui apa itu PHBS, singkat kata

mengenai perilaku seseorang menyangkut kebersihan yang dapat mempengaruhi

kesehatannya. Banyak penyakit dapat dihindari dengan PHBS, mulai dari Diare, DBD, flu

burung, atau pun flu babi yang akhir-akhir ini marak. Salah satu faktor yang mendukung

PHBS adalah kesehatan lingkungan. Dua istilah penting dalam kesehatan lingkungan yang

harus dipahami dan diinterpretasikan sama oleh seluruh tenaga kesehatan yang terlibat agar

kegiatan yang dilakukan dapat berhasil dengan baik. Lingkungan diartikan sebagai akumulasi

dari kondisi fisik, social, budaya, ekonomi dan politik yang memengaruhi kehidupan dari

komunitas tersebut. Sedangkan kesehatan dari suatu komunitas bergantung pada integritas

lingkungan fisik, nilai kemanusiaan dalam hubungan social, ketersediaan sumber yang

diperlukan dalam mempertahankan hidup dan penaggulangan penyakit, mengatasi gangguan

kesehatan secara wajar, pekerjaan dan pendidikan yang dapat tercapai, pelestarian

kebudayaan dan toleransi terhadap perbedaan jenis, akses dari garis keturunan serta rasa ingin

berkuasa dan memiliki harapan.

Kesehatan lingkungan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pelaksanaanperawatan komunitas. Maka guna tercapainya keberhasilan intervensi perawatan komunitas

perlu adanya pembahasan khusus mengenai PHBS kesehatan lingkungan.

1.2 Tujuan

1.2.1 Mengetahui pengertian dan komponen lingkungan

1.2.2 Mengetahui pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

1.2.3 Mengetahui pengertian kesehatan lingkungan

1.2.4 Mengetahui permasalahan kesehatan lingkungan di negara berkembang

1.2.5 Mengetahui kegiatan tenaga kesehatan guna mengatasi permasalahan kesehatan

lingkungan

Page 8: PHBS

5/17/2018 PHBS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/phbs557200bf49795991699fffb1 8/24

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LINGKUNGAN

Pengertian lingkungan berbeda-beda menurut disiplin berbagai disiplin ilmu. Menurut ahli

cuaca dan iklim lingkungan berarti atmosfer, ahli sedangkan menurut ahli teknologilingkungan, maka lingkungan berarti atmosfer dengan ruangannya. Ahli ekologi berpendapat

bahwa lingkungan sama artinya dengan habitat hewan dan tumbuhan.

Menurut Haryoto K. (1985), lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang ada di

sekitar manusia. Secara lebnih rinci, lingkungan dibagi menjadi beberapa komponen yaitu

sebagai berikut :

1. Lingkungan fisik, meliputi tanah, air, dan udara serta hasil interaksi diantara factor – factor

tersebut.

2. Lingkungan Biologi, yang termasuk ke dalam lingkungan ini adalah semua organisme

hidup seperti binatang dan tumbuh – tumbuhan, serta mikroorganisme lain.

3. Lingkungan sosial. Lingkungan social dimaksud adalah semua interaksi antara manusia,

yang meliputi factor budaya, ekonomi, dan psiko-sosial.

2.2 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan setiap orang

hidup produktif secara social dan ekonomi. (UU Kesehatan RI No. 23 tahun 1992)

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya

manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan

Manusia (IPM).

Indikator Kesehatan

a. Indikator Positif 

• Status Gizi

• Tingkat Pendapatan

b. Indikator Negatif 

• Mortalitas (Angka Kematian)

• Morbiditas (Angka Kesakitan)

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organism) terhadap stimulus yang

berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan

(Simons-Morton et al.,1995). Perubahan-perubahan perilaku kesehatan dalam diri seseorang

dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui panca

indera. Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau

mahluk hidup yang bersangkutan. (Notoatmodjo, 2005).

Dasar orang berperilaku dipengaruhi oleha. NILAI

b. SIKAP

c. PENDIDIKAN/PENGETAHUAN

PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas

kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya

sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di

masyarakat.

PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bisa ratusan. Misalnya tentang Gizi: makan beraneka

ragam makanan, minum Tablet Tambah Darah, mengkonsumsi garam beryodium, memberi

bayi dan balita Kapsul Vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang sampah

pada tempatnya, membersihkan lingkungan.

Page 9: PHBS

5/17/2018 PHBS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/phbs557200bf49795991699fffb1 9/24

 

2.3 KESEHATAN LINGKUNGAN

2.3.1 Pengertian Kesehatan Lingkungan

Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga

berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula (Notoatmodjo

S.,2003)

Kesehatan lingkungan adalah hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan yangberakibat atau mempengaruhi derajat kesehatan manusia (Walter R. L)

Kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada diantara manusia

dan lingkungannya agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia (World Health

Organization Expert Commite)

Kesehatan lingkungan adalah ilmu yang mempelajari hubungan interaktif antara komunitas

dengan perubahan yang memiliki potensi bahaya/menimbulkan gangguan

kesehatan/penyakit, serta mencari upaya penanggulangannya (Susanna D. Dkk).

2.3.2 Komponen PHBS kesehatan lingkungan

1. PHBS Rumah Tangga

2. PHBS di Sekolah3. PHBS di Tempat Kerja

4. PHBS di Tempat-tempat Umum

5. PHBS di Institusi Kesehatan

2.3.3 Indikator PHBS kesehatan lingkungan

a. Perumahan bersih dan sehat

Rumah merupakan salah satu persyaratan bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu sebagian

besar waktu kehidupan manusia dihabiskan di rumah. Persyaratan rumah sehat menjadi

sangat penting. Beberapa faktor-faktor yang ikut berpengaruh dalam pembangunan rumah

antara lain adalah sebagian berikut:

1. Faktor lingkungan

2. Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat

3. Tekhnologi yang dimiliki masyarakat

4. Kebijakan pemerintah

b. Penyediaan air bersih

Air merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Didalam

tubuh manusia sendiri, sebagaian besar terdiri dari air. Pada orang dewasa mengandung air

sekitar 55-60%,,anak-anak sekitar 65% dan pada bayi 80%. Menurut WHO, di negara maju,

tiap orang memerlukan air sekitar 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara berkembang

seperti Indonesia, tiap orang memerlukan air sekitar 30-60 liter per hari.

c. Pembuangan kotoran manusia (Tinja)Permasalahan pembuangan kotoran manusia (tinja) semakin meningkat dengan adanya

pertambahan penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman. Ditinjau dari segi

ilmu kesehatan masyarakat, masalah pembuangan tinja merupakan yang urgen untuk diatasi,

karena tinja dapat menyebabkan penyakit, antara lain typoid, disentri, kolera dll.

d. Penanganan sampah

Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat, karena dari sampah tersebut dapat

hidup berbagai mikroorganisme penyebab penyakit(bakteri patogen). Selain itu tempat

bersarangnya berbagai serangga sebagai penyebar penyakit(vektor). Oleh karena itu sampah

harus dikelola dengan baik sehingga tidak berdampak buruk pada masyarakat.

e. Penanganan air limbahAir limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-

Page 10: PHBS

5/17/2018 PHBS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/phbs557200bf49795991699fffb1 10/24

 

tempat umum lainnya. Pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat

membahayakan kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup. Secara garis besar,

air limbah dapat dibagi menjadi:

• Domestic wastes water ( berasal rumah tangga)  

• Industrial wastes water (berasal dari industri) 

• Municipal waste water (berasal dari Kotapraja) 

2.3.4 Kegiatan PHBS Kesehatan Lingkungan

Kegiatan yang dilakukan tenaga kesehatan menurut Occupational Health and Safety

Administration (OSHA) dan Nuclear Regulation Commision (NRC) adalah:

1. Pembuatan standar kualitas air dan udara

2. Pemeriksaan dan pemantauan kesehatan

3. Evaluasi terhadap bahaya lingkungan

4. Penerimaan informasi tentang kesehatan yang terkait dengan lingkungan

5. Penyaringan terhadap bahan-bahan kimia baru

6. Pemeliharaan data dasar

7. Menetapkan, mengevaluasi dan mengusahakan agar peraturan-peraturan yang telah dibuatdapat ditepati.

Adapun kegiatan – kegiatan PHBS kesehatan lingkungan di setiap komponen, yaitu :

a. Kegiatan PHBS di lingkungan rumah tangga

1. Menggunakan air bersih

2. Menggunakan jamban sehat

3. Memberantas jentik di rumah

4. Melakukan aktivitas fisik setiap hari

5. Tidak merokok 

b. Kegiatan PHBS di lingkungan sekolah

1. Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun

2. Menjaga kebersihan dan kesehatan kantin sekolah

3. Menggunakan jamban yang bersih & sehat

4. Olahraga yang teratur dan terukur

5. Memberantas jentik nyamuk 

6. Tidak merokok 

7. Membuang sampah pada tempatnya

c. Kegiatan PHBS di lingkungan kerja

1. Mengadakan kawasan tanpa asap rokok 

2. Bebas jentik 

3. Jamban Sehat

4. Kesehatan dan keselamatan kerja5. Olah raga teratur

d. Kegiatan PHBS di lingkungan umum

1. Menggunakan jamban sehat

2. Memberantas jentik nyamuk 

3. Menggunakan Air Bersih

e. Kegiatan PHBS di institusi kesehatan

1. Menggunakan air bersih

2. Menggunakan jamban yang bersih & sehat

3. Membuang sampah pada tempatnya

4. Tidak merokok 

5. Tidak meludah sembarangan6. Memberantas jentik nyamuk 

Page 11: PHBS

5/17/2018 PHBS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/phbs557200bf49795991699fffb1 11/24

 

 

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas

kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya

sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di

masyarakat.

Kesehatan lingkungan adalah hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan yang

berakibat atau mempengaruhi derajat kesehatan manusia

PHBS kesehatan lingkungan adalah perilaku kesehatan yang menciptakan hubungan antara

manusia dan lingkungannya yang berakibat mempengaruhi derajat kesehatan manusia.

Indikator kesehatan lingkungan :

1. Perumahan bersih dan sehat2. Penyediaan air bersih

3. Penanganan air limbah

4. Penanganan sampah

5. Pembuangan kotoran manusia (Tinja)

PHBS Kesehatan Lingkungan di Indonesia masih diirasakan belum memenuhi kebutuhan

sanitasi dasar, yaitu sanitasi minimal yang diperlukan agar dapat memenuhi criteria kesehatan

pemukiman.

DAFTAR PUSTAKA

http://abahjack.com/rmah-sehat-dalam-lingkungan-yang-sehat.html#more-13

http://www.asho-aceh.org/artikel/Training%20module-HEALTH%20PLAN/PHBS.ppt.

Mukono.2000. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya

Soemirat, Juli.2004. Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta : Gajah Mada University Pres

Sumijatun, et al.2005. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta : EGC

Diposkan oleh oudiens di 18:34 

Page 12: PHBS

5/17/2018 PHBS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/phbs557200bf49795991699fffb1 12/24

 

 BAB I

PENDAHULUAN

 A. LATAR BELAKANG.

Memasuki milenium baru Departemen Kesehatan telah mencanangkan GerakanPembangunan Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat.Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir atau model pembangunankesehatan yang bersifat holistik, melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi olehbanyak faktor yang bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih diarahkan padapeningkatan, pemeliharaan dan perlindangan kesehatan. Secara makro paradigmasehat berarti semua sektor memberikan kontribusi positif bagi pengembanganperilaku dan lingkungan sehat, secara mikro berarti pembangunan kesehatan lebihmenekankan upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratifdan rehabilitatif.Berdasarkan paradigma sehat ditetapkan visi Indonesia Sehat 2010, dimana ada 3pilar yang perlu mendapat perhatian khusus, yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata . Untuk perilaku

sehat bentuk konkritnya yaitu perilaku proaktif memelihara dan meningkatkankesehatan. mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancamanpenyakit serta berpartisipasi aktif dalam upaya kesehatan.Dalam mewujudkan visi Indonesia Sehat 2010 telah ditetapkan misi pembangunanyaitu menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan. mendorongkemandirian masyarakat untuk hidup sehat. memelihara dan meningkatkanpelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau, serta memelihara danmeningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyaralat beserta lingkungannya.Untuk melaksanakan misi pembangunan kesehatan diperlukan promosi kesehatan,hal ini disebabkan program promosi kesehatan berorientasi pada prosespemberdayaan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, melaluipeningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatannya. Hal ini sesuai denganyang ditekankan dalam paradigma sehat, dan salah satu pilar utama Indonesia Sehat

2010.Seiring dengan cepatnya perkembangan dalam era globalisasi, serta adanya transisidemografi dan epidemiologi penyakit, maka masalah penyakit akibat perilaku danperubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya cenderungakan semakin kompleks. Perbaikannya tidak hanya dilakukan pada aspek pelayanankesehatan, perbaikan pada lingkungan dan merekayasa kependudukan atau faktorketurunan, tetapi perlu memperhatikan faktor perilaku yang secara teoritis memilikiandil 30 - 35 % terhadap derajat kesehatan.Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, makadiperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat.Salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).Program Perilaku hidup Bersih dan Sehat (PHBS) telah diluncurkan sejak tahun 1996oleh Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, yang sekarang bernama Pusat

Promosi Kesehatan. Sebagai daerah model/laboratoriumnya adalah KabupatenBekasi dan Kabupaten Tangerang, Provinsi Jawa Barat.Berbagai kegiatan telah dilakukan untuk mencapai keberhasilan pelaksanaanprogram PHBS, mulai dari pelatihan petugas pengelola PHBS tingkat Provinsi,Kabupaten/Kota sampai dengan Puskesmas, memproduksi dan menyebarkan bukuPanduan Manajemen Penyuluh Kesehatan Masyarakat tingkat Provinsi, Kabupaten,dan Puskesmas; memproduksi dan menyebarkan buku Pedoman PembinaanProgram PHBS di tatanan rumah tangga, tatanan tempat umum, tatanan saranakesehatan, serta membuat buku saku PHBS untuk petugas puskesmas.Hasilnya sampai tahun 2001 tenaga kesehatan yang telah terlatih PHBS tingkatprovinsi 100% (30 provinsi), 76% kabupaten/kota, 71.3% puskesmas. Pencapaianklasifikasi III dan IV (1998) 38.89% tatanan rumah tangga, 50% institusi pendidikan,33.3% tatanan tempat kerja, 35.3% tatanan tempat umum.

Masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan program PHBS adalah kemitraan/ dukungan lintas program/lintas sektor rendah, kemampuan teknis petugas rendah,

Page 13: PHBS

5/17/2018 PHBS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/phbs557200bf49795991699fffb1 13/24

 

mutasi petugas terlatih, alokasi dana terbatas, perubahan struktur organisasi,Indikator PHBS skala Nasional, indikator PHBS tatanan, pemetaan tatanan sehat,pemetaan PHBS individu.Altematif pemecahan adalah melalui kegiatan advokasi kebijakan, koordinasi danketerpaduan manajemen, peningkatan kemampuan teknis pelaksana PHBS,menetapkan indikator PHBS individu skala nasional dan pembobotan, menetapkan

indikator PHBS tatanan, melakukan asistensi, pemetaan tatanan sehat serta PHBSindividu.Berdasarkan masukan dari lapangan, salah satu altematif pemecahan masalah yangperlu segera dilaksanakan adalah review buku Panduan Manajemen PenyuluhanKesehatan Masyarakat tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota dan Puskesmas yangdikeluarkan tahun 1997, karena buku panduan tersebut sudah tidak cocok lagidigunakan sebagai pedoman pelaksanaan pada era otonomi daerah. Untuk itu perluperbaikan mulai dari pengkajian sampai dengan pemantauan dan penilaian.Tujuan disusunnya buku panduan ini untuk memberikan gambaran, arahan, acuanbagi pengelola program PHBS, sehingga dapat melaksanakan tugas pekerjaan yangterkait dengan pembinaan program PHBS dengan sebaik-baiknya, sehingga dapatsaling mengisi dan bekerjasama dalam melaksanakan program pembangunankesehatan.

B. PENGERTIAN1. Perilaku SehatAdalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegahrisiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktifdalam Gerakan Kesehatan Masyarakat.2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)Adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkanPHBS. Dalam hal ini ada 5 program priontas yaitu KIA, Gizi, KesehatanLingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat/Asuransi Kesehatan/JPKM.3. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)Adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatukondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), binasuasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengandemikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutamadalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidupsehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.4. TatananAdalah tempat dimana sekumpulan orang hidup, bekerja, bermain, berinteraksi danlain-lain. Dalam hal ini ada 5 tatanan PHBS yaitu Rumah Tangga, Sekolah, TempatKerja, Sarana Kesehatan dan Tempat Tempat Umum.5. Kabupaten Sehat/Kota SehatAdalah kesatuan wilayah administrasi pemerintah terdiri dari desa-desa, kelurahan.kecamatan yang secara terus menerus berupaya meningkatkan kemampuanmasyarakat untuk hidup sehat dengan prasarana wilayah yang memadai, dukungankehidupan sosial, serta perubahan perilaku menuju masyarakat aman, nyaman dansehat secara mandiri.6. Manajemen PHBSAdalah pengelolaan PHBS yang dilaksanakan melalui 4 tahap kegiatan. yaitu 1).Pengkajian, 2). Perencanaan, 3). penggerakkan pelaksanaan, 4). pemantauan danpenilaian.

BAB IIMANAJEMEN PROGRAM PHBSA. Kerangka KonsepUntuk mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ditiap tatanan;diperlukan pengelolaan manajemen program PHBS melalui tahap pengkajian,perencanaan, penggerakan pelaksanaan sampai dengan pemantauan dan

penilaian. Selanjutnya kembali lagi ke proses semula. Untuk lebih jelasnyadigambarkan dalam bagan berikut ini :

Page 14: PHBS

5/17/2018 PHBS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/phbs557200bf49795991699fffb1 14/24

 

PengkajianPROMOSIKESEHATAN

PenindaklanjutanSelanjutnya dalam program promosi kesehatan dikenal adanya model pengkajiandan penindaklanjutan (precede proceed model) yang diadaptasi dari konsep L W

Green:Model ini mengkaji masalah perilaku manusia dan faktor-faktor yangmempengaruhinya, serta cara menindaklanjutinya dengan berusaha mengubah,memelihara atau meningkatkan perilaku tersebut kearah yang lebih positif. Prosespengkajian mengikuti anak panah dari kanan ke kiri, sedang proses penindaklanjutandilakukan dari kiri ke kanan. Dengan demikian manajemen PHBS adalah penerapankeempat proses manajemen pada umumnya ke dalam model pengkajian danpenindaklanjutan.

Kualitas hidup adalah sasaran utama yang ingin dicapai di bidangPembangunan sehingga kualitas hidup ini sejalan dengan tingkat sesejahteraan.Diharapkan semakin sejahtera maka kualitas hidup semakin tinggi. kualitas hidupPemantauanPenilaian

PengkajianPerencanaanPenggerakanPelaksanaanPENYULUHANKESEHATANKEBIJAKAN

PERATURAN

ORGANISASIFAKTORPEMUNGKINFAKTORPEMUDAHFAKTOR

PENGUATFAKTORLINGKUNGANDERAJATKESEHATANFAKTORPERILAKUDAN GAYAHIDUPKUALITASHIDUP

ini salah satunya dipengaruhi oleh derajat kesehatan. Semakin tinggi derajatkesehatan seseorang maka kualitas hidup juga semakin tinggi.

Derajat kesehatan adalah sesuatu yang ingin dicapai dalam bidang kesehatan,dengan adanya derajat kesehatan akan tergambarkan masalah kesehatan yang

sedang dihadapi. Yang paling besar pengaruhnya terhadap derajat kesehatanseseorang adalah faktor perilaku dan faktor lingkungan. Contoh seseorangmenderita diare karena minum air yang tidak dimasak (masalah perilaku),seseorang menderita kanker paru padahal orang itu tidak merokok tetapikehidupannya tidak lepas dari lingkungan kerja yang merokok (masalahlingkungan).

Faktor lingkungan adalah faktor fisik, biologis dan sosial budaya yanglangsung/tidak mempengaruhi derajat kesehatan.

Faktor perilaku dan gaga hidup adalah suatu faktor yang timbul karena adanvaaksi dan reaksi seseorang atau organisme terhadap lingk-umgannya. Faktorperilaku akan terjadi apabila ada rangsangan, sedangkan gaga hidup merupakanpola kebiasaan seseorang atau sekelompok orang yang dilakukan karena jenispekerjaannya mengikuti trend yang berlaku dalam kelompok sebayanya, ataupunhanya untuk meniru dari tokoh idolanya. Contoh seseorang yang mengidolakanaktor atau artis yang tidak merokok.

Page 15: PHBS

5/17/2018 PHBS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/phbs557200bf49795991699fffb1 15/24

 

Dengan demikian suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilakutertentu. Ada 3 faktor penyebab mengapa seseorang melakukan perilaku tertentuyaitu faktor pemungkin, faktor pemudah dan faktor penguat.

Faktor pemungkin adalah faktor pemicu terhadap perilaku yang memungkinkansuatu motivasi atau aspirasi terlaksana. Ternasuk didalamnya keterampilanpetugas kesehatan, ketersediaan sumber daya dan komitmen masyarakat atau

pemerintah terhadap kesehatan. Contoh petugas penyuluhan menyarankan agarmasyarakat dapat mengkonsumsi tempe, karena selain murah juga mengandunggizi yang tinggi. Tetapi karena di daerah tersebut tidak ada produsen tempe,maka hal tersebut tidak dapat diterapkan.

Faktor pemudah adalah faktor pemicu atau anteseden terhadap perilaku yangmenjadi dasar atau motivasi bagi perilaku. Misalnya pengetahuan, sikap,keyakinan dan nilai yang dimiliki oleh seseorang. Contoh seseorang tidakmerokok karena mereka yakin bahwa rokok dapat membahayakan kesehatan.

Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatanmemperoleh dukungan atau tidak. Faktor ini terwujud dalam bentuk sikap danperilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya yang merupakan kelompokyang dipercaya oleh masyarakat. Contoh petugas kesehatan memberikanketeladanan dengan melakukan cuci tangan sebelum makan, atau selalu minum

air yang sudah dimasak.Ketiga faktor penyebab tersebut di atas dipengaruhi oleh faktor penyuluhan danfaktor kebijakan. peraturan serta organisasi. Semua faktor faktor tersebutmerupakan ruang lingkup promosi kesehatan.

Faktor lingkungan adalah segala faktor bail: fisik. biologis maupun sosialbudaya yang langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi derajatkesehatan.Promosi kesehatan adalah -proses memandirikan masyarakat agar dal memeliharadan meningkatkan kesehatannya (Ottawa Charter 1986).Prom kesehatan lebihmenekankan pada lingkungan untuk terjadinya perubahan perilaku. Contohnyamasyarakat dihimbau untuk membuang sampah di tempatnya, selanjutnya diterbitkanperaturan dilarang membuang sampah sembarangan. Himbauan dan peraturan tidakakan berjalan, apabila tidak diikuti dengan penyediaan fasilitas tempat sampah yangmemadai.Demikian penjelasan singkat mengenai precede proceed model yang dikaitkandengan program PHBS. Selanjutnya sebelum melaksanakan langkah-langkahmanajemen PHBS, terlebih dahulu dilakukan kegiatan persiapan yang meliputi :1. Persiapan sumber daya manusia, tujuannya untuk meningkatkan pemahamandan komitmen pengelola program Promkes, bentuk kegiatanya yaitu :a. Pemantapan program PHBS bagi pengelola program Promkes (internal)b. Sosialisasi dan advokasi kepada para pengambil keputusanc. Pertemuan lintas program dan pertemuan lintas sektord. Pelatihan PHBSe. Lokakarya PHBSf. Pertemuan koordinasi dengan memanfaatkan forum yang sudah benjalanbaik resmi maupun tidak resmi.2. Persiapan teknis dan administratif, tujuannya untuk mengidentifikasikebutuhan sarana baik jumlah, jenis maupun sumbernya serta dana yang,diperlukan.Persiapan administrasi, dilakukan melalui :a. Surat menyurat, membuat surat undangan, dll.b. Penyediaan ATK, transportasi, AVA, dana, dll.c. Pencatatan dan pelaporan.d. Pemantauan.

B. Tahap PengkajianTujuan pengkajian adalah untuk mempelajari, menganalisis dan merumuskanmasalah perilaku yang berkaitan dengan PHBS. Kegiatan pengkajian meliputipengkajian PHBS secara kuantitatif, pengkajian PHBS secara kualitatif dan

pengkajian sumber daya (dana, sarana dan tenaga)1. Pengkajian masalah PHBS secara kuantitatif. Langkah-langkah kegiatansebagai berikut :

Page 16: PHBS

5/17/2018 PHBS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/phbs557200bf49795991699fffb1 16/24

 

a. Pengumpulan Data SekunderKegiatan ini meliputi data perilaku dan bukan perilaku yang berkaitandengan 5 program prioritas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan lingkungan, gayahidup, dan JPKM dan data lainnya sesuai dengan kebutuhan daerah.Data tersebut dapat dipefoleh dari Puskesmas, Rumah Sakit dan saranapelayanan kesehatan lainnya. Data yang diperoleh dianalisis secara

deskriptif sebagai informasi pendukung untuk memperkuat permasalahanPHBS yang ditemukan di lapangan. Selanjutnya dibuat simpulan hasilanalisis data sekunder tersebut.Hasil yang diharapkan pada tahap pengkajian ini adalah :Teridentifikasinya masalah perilaku kesehatan di wilayah tertentuDikembangkannya pemetaan PHBS pertatananTeridentifikasinya masalah lain yang berkaitan (masalah kesehatan,faktor penyebab perilaku, masalah pelaksanaan dan sumber dayapenyuluhan, masalah kebijakan, administrasi, organisasi.Dan lain-lain.b. Cara Pengambilan Sampel PHBS Tatanan Rumah TanggaDalam melaksanakan pengumpulan data perilaku sehat di tatananrnunah tangaa secara keseluruhan terlalu berat untuk dilaksanakan, hal

ini disebabkan karena keterbatasan dana, waktu dan sumber daya yangada. Untuk mengatasi hal tersebut perlu diambil sampel yang dapatmewakili populasi.Metoda Pengambilan sampel perilaku sehat di tatanan nunah tanggaadalah dengan rapid survai atau survai cepat (terlampir).Sedangkan untuk tatanan lainnya dapat dilakukan keseluruh populasi.Benkut ini cara pengambilan sampel tatanan rumah tangga di tingkatkabupaten/kota.Untuk menbaukur masalah PHBS di tatanan rumah tangga, maka jumlahsampel harus mencukupi. Perhitungan sampel sederhana yangdirekomendasikan WHO yaitu :30 x 7 = 210 rumah tangga (30 kluster dan 7 rumah tangga per kluster).Di tingkat kabupaten/kota kluster dapat disetarakan dengan kelurahan

atau desa. Ada 2 tahapan kluster yang digunakan untuk tatanan rumahtangga, tahap pertama dapat dipilih sejumlah kluster (kelurahan /desa),tahap kedua ditentukan rumah tangganya.Langkah-langkah cara pengambilan sampel tatanan rumah tanggaLangkah 1 : List kecamatan yang ada di wilayah KabupatenLangkah 2 : Tulis jumlah desa yang berada pada masingmasingkecamatanLangkah 3 : Beri nomor urut desa mulai no 1 sampai terakhirLangkah 4 : Hitung interval desa dengan cara total desa / 30= XLangkah 5 : Tentukan nomor Muster pertama desa. denganmengundi nomor unit desa. selanj utnya desakedua dapat ditentukan dengan menambahkan

interval. Demikian seterusnya hingga diperoleh 30kluster.Langkah 6 : Dan desa yang terpilih diambil secara acak 7rumah tangga.

c. Analisis dan Pemetaan PHBSBerdasarkan hasil pendataan, data tersebut diolah dan dianalisis dengancara manual atau dengan menggunakan program EPI INFO. Selanjutnyadapat dibuat pemetaan nilai IPKS (Indeks Potensi Keluarga Sehat) dannilai PHBS sehat I, sehat II. sehat III dan sehat IV. Berdasarkan hasilpemetaan, diharapkan semua masalah PHBS dapat diintervensi dengantepat dan terarah.Pemetaan ini berguna sebagai potret untuk mengetahui permasalahanyang ada di masyarakat dan memotivasi pengelola program untukmeningkatkan klasifikasi PHBS. Diharapkan masyarakat yangbersangkutan, lintas sektor. LSM peduli kesehatan, swasta khususnya

Page 17: PHBS

5/17/2018 PHBS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/phbs557200bf49795991699fffb1 17/24

 

Pemda kabupaten / kota dan TP PKK mempunyai komitmen untukmendukung PHBS.Berdasarkan kajian perilaku dan pemetaan wilayah, maka dihasilkanPemetaan PHBS, ditentukan prioritas masalah perilaku kesehatan, danditentukan alternatif intervensi penyuluhan.d. Menentukan Prioritas Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang ada kemudian dilakukan analisisyang akan menjadi dasar pembuatan rencana intervensi. Caranyadengan memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan dibawahini :

Dari masalah yang ada mana yang dapat dipecahkan dengan mudah?

Mengapa terjadi demikian ?

Bagaimana penanggulangannya ?

Apa-rencana tindakannya ?

Berapa sumber dana yang tersedia ?

Siapa yang mengerjakan ?

Berapa lama mengerjakannya ?

Bagaimanakah jadwal kegiatan pelaksanaannya ?Selanjutnya dilakukan strategi komunikasi PHBS, yang meliputi antaralain pesan dan media yang akan dikembangkan, metode apa saja yangdigunakan. pelatihan yang perlu dilaksanakan dan menginventarisasisektor mana saja yang dapat mendukung PHBS.2. Pengkajian PHBS secara kualitatifSetelah ditentukan prioritas masalah perilaku, selanjutnya dilakukanpengkajian kualitatif Tujuannya untuk memperoleh informasi yang lebihmendalam tentang kebiasaan, kepercayaan, sikap, norma, budaya perilaku masyarakat yang tidak terungkap dalam kajian kuantitatif PHBS.Ada dua metoda untuk melakukan pengkajian PHBS secara kualitatif,yaitu:a. Diskusi Kelompok Terarah (DKT).

b. Wawancara Perorangan Mendalam (WPM).Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut :a. DISKUSI KELOMPOK TERARAH (DKT)Adalah diskusi informal bersama 6 s/d 10 orang, tujuannya untukmengungkapkan infonnasi yang lebih mendalam tentang masalahperilaku PHBS.Dalam DKT :

Diperlukan seorang pemandu yang terampil mendorong orang untuksaling bicara dan memperoleh pemahaman tentang perasaan danpikiran peserta yang hadir terhadap masalah tertentu.

Melibatkan dan memberikan kebebasan peserta untukmengungkapkan pendapat dan perasaannya.

Memperoleh informasi tentang nilai-nilai kepercayaan dan perilaku

seseorang yang mungkin tidak terungkap melalui wawancara biasa.b. WAWANCARA PERORANGAN MENDALAM (WPM)Adalah wawanncara antara pewancara yang trampil denganperorangan selaku sumber informasi kunci, melalui serangkaiantanyajavvab (dialog) yang bersifat terbuka dan mendalam. DalamWPM :

Pewawancara adalah seorang yang terampil dalam menggaliinformasi secara mendalam tentang perasaan dan pikirantentang masalah tertentu.

Sumber informasi kunci adalah peserta wawancara yangdianggap mampu dan dipandang menguasai informasi tentangmasalah tertentu.

Tanya jawab dilakukan secara terbuka dan mendalam

3. Pengkajian sumber daya (dana, tenaga dan sarana)Pengkajian sumber daya dilakukan mark mendukung pelaksanaan

Page 18: PHBS

5/17/2018 PHBS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/phbs557200bf49795991699fffb1 18/24

 

program PHBS, bentuk kegiatannya :a. Kajian tenaga pelaksana PHBS, secara kuantitas (jumlah) danpelatihan yang pernah diikuti oleh lintas program maupun lintassektor.b. Penjajagan dana yang tersedia di lintas program dan lintas sektoraldalam jurnlah dan sumbernya.

c. Penjajagan jenis media dan sarana yang dibutuhkan dalam jumlahdan sumbernya.

C. Tahap Perencanaan.Penyusunan rencana kegiatan PHBS gunanya untuk menentukan tujuan, danstrategi komunikasi PHBS Adapun langkah-langkah perencanaan sebagaiberikut:1. MenentukanTujuanBerdasarkan kegiatan pengkaj ian PHB S dapat ditentukan klasifikasi PHBSwilayah maupun klasifikasi PHBS tatanan, maka dapat ditentukan masalahperilaku kesehatan masyarakat di tiap tatanan dan wilayah. Selanjutnya.berdasarkan masalah perilaku kesehatan dan hash pengkajian sumber dayaPKM. ditentukan tujuan yang akan dicapai untuk mengatasi masalah PHB Syang ditemukan.

Contoh hasil pengkajian PHBS secara kuantitatifditemukan masalah merokokpada tatanan rumah tangga, maka ditentukan tujuannya.Tujuan Umum : Menurunkan prosentase keluarga yang tidak merokokselama satu tahun.Tujuan Khusus : Menunuikan prosentase tatanan rumah tangga yangmerokok. dari 40% menjadi 20%.2. Menentukan jenis kegiatan intervensiSetelah ditentukan tujuan, selanjutnya ditentukan jenis kegiatan Intervensiyang akan dilakukan. Caranya adalah dengan mengembangkan berbagaialternatif intervensi, kemudian dipilih intervensi mana yang bisa dilakukan.dengan dikaitkan pada ketersediaan sumber daya.Penentuan kegiatan intervensi terpilih didasarkan pada :

Prioritas masalah PHBS, yaitu dengan memilih topik penyuluhan yangsesuai dengan urutan masalah PHBS.

Wilayah garapan, yaitu mengutamakan wilayah yang mempunyai PHBShasil kajian rendah.

Penentuan tatanan yang akan diintervensi , yaitu menentukan tatananyang akan digarap, baik secara menyeluruh atau sebatas pada tatanantertentu. Kemudian secara bertahap dikembangkan ke tatanan lain

Penentuan satu jenis sasaran untuk tiap tatanan , yaitumengembangkan PHBS pada tiap tatanan, tetapi hanya satu jenissasaran untuk tiap tatanan. Misalnya, satu unit tatanan sekolah. satu unitpasar untuk tatanan tempat umum, satu unit industri rumah tangga untuktatanan tempat kerja. Rumusan rencana kegiatan intervensi terpilih padaintinya menipakan operasionalisasi strategi PHBS, yaitu :

Advokasi. kegiatan pendekatan pada para tokoh / pimpinan vNilavah.Bina Suasana. kegiatan mempersiapkan kerjasama lintas pro Gram.limas sektor. organisasi kemasyarakatan. LSM. dunia usaha. swasta dll.

Gerakan masyarakat. kegiatan mempersiapkan dan menggerakkansumber daya. mulai mempersiapkan petugas. pengadaan media dansarana.Kegiatan ini secara komprehensif harus ada dalam perencanaan, namununtuk menentukan kegiatan apa yang lebih besar daya ungkitnya ditentukandari hasil pengkajian.

Contoh, dari hasil pengkaj ian diperoleh data bahwa masih banyakkeluarga yang membuang sampah sembarangan. Setelah dilakukananalisis data kualitatif melalui FGD ternyata penyebabnya adalah tidakadanya tempat sampah. Pada situasi ini kegiatan yang bernuansa bina

suasana akan lebih banyak porsinya dibanding dengan kegiatan lainnya,,

Page 19: PHBS

5/17/2018 PHBS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/phbs557200bf49795991699fffb1 19/24

 

Contoh lain, dari hasil pengkaj ian diperoleh data bahwa masih banyakkeluarga yang tidak memeriksakan kehamilannya. Setelah dilakukarianalisis kualitatif, diperoleh kesimpulan bahwa mereka tidak mengertimanfaat pemeriksaan kehamilan. Kondisi seperti ini kegiatan gerakanmasyarakat akan lebih banyak dilakukan dibanding kegiatan lainnya.Serangkaian altematif lain yang dapat dikembangkan berdasarkan hasil pengkajian

PHBS adalah :- Rancangan intervensi penyuluhan massa dan kelompokPenyuhrhan massa dilakukan dengan topik umum, yaitu PHBS yang secarakeseluruhan merupakan masalah di wilayah kerj a tersebut.Penyuluhan kelompok dilakukan untuk mengatasi masalah PHBS yang lokalsifatnya- Rancangan intenvensi penyuluhan terpadu lintas program/sektorPemetaan wilayah menghasilkan rumusan masalah PHBS antar wilayah, sehinggabisa dirancang " Paket Penyuluhan Terpadu " di vvilayah tersebut Misal : di desa Aterdapat 3 masalah utama. yaitu JPKM. Air bersih dan KIA/KB . maka dapatdilakukan penyuluhan terpadu yang berisi 3 hal tersebut.Disini petugas kesehatan berfungsi sebagai penggerak lintas prograpi dan lintassektor. untuk selanjutnya bersama-sama melaksanakan penyuluhan diwilayah

tersebut.D. Tahap Perencanaan.1. Advokasi (Pendekatan pada para pengambil keputusan)Ditingkat keluarga/rumah tangga, strategi ini ditujukan kepada para kepalakeluarga/ bapak/suami, ibu, kakek, nenek. Tuiuannya agar para pengambilkeputusan di tingkat keluarga/nunah tangga dapat meneladani dalam berperilakusehat. memberikan dukungan, kemudahan, pengayoman dan bimbingan kepadaanggota keluarga dan lingkungan disekitarnya.Ditingkat petugas, strategi ini ditujukan kepada para pimpinan atau pengambilkeputusan, seperti Kepala Puskesmas, pejabat di tingkat kabupaten/kota, yangsecara fungsional maupun struktural pembina program kesehatan di wilayahnya.Tujuannya adalah agar para pimpinan atau pengambil keputusan mengupayakankebijakan, program atau peraturan yang berorientasi sehat, seperti adanya peraturantertulis, dukungan dana, komitmen, termasuk memberikan keteladanan.Langkah-langkah Advokasi

Tentukan sasaran yang akan diadvokasi, baik sasaran primer, sekunder atautersier

Siapkan informasi data kesehatan yang menyangkut PHBS di 5 tatanan.

Tentukan kesepakatan dimana dan kapan dilakukan advokasi.

Lakukan advokasi dengan cara yang menarik dengan menggunakan teknik danmetoda yang tepat.

Simpulkan dan sepakati hasil advokasi.

Buat ringkasan eksekutif dan sebarluaskan kepada sasaran.2. Mengembangkan Dukungan SuaanaDi tingkat keluarga/RT, strategi ini ditujukan kepada para kepala

keluarga/suami/bapaL ibu. kakek. nenek. dan lain-lain.Tujuannva adalah agarkelompok ini dapat mengembangkan atau menciptakan suasana yang mendukungdilaksahakannva PHBS di lingkungan keluarga. Caranya antara lain melalui anjuranuntuk selalu datang ke Posyandu mengingatkan anggota keluarga untuk tidakmerokok di dekat ibu hamil dan balita.Di tingkat petugas, strategi ini ditujukan kepada kelompok sasar sekunder, sepertipetugas kesehatan, kader, lintas sektor, lintas progra Lembaga SwadayaMasyarakat, yang peduli kesehatan, para pembuat op dan media masa. Tujuannyaadalah agar kelompok ini dapat mengembangkan atau menciptakan suasana yangmendukung dilaksanakannya PHBS.Caranya antara lain melalui penyuluhan kelompok, lokakarya, semin studi banding,pelatihan, dsb.Langkah-langkah Pengembangan Dukungan Suasana :

Menganalisis dan mendesain metode dan teknik kegiatan dukungan suasana,seperti : demonstrasi, pelatihan, sosialisasi, orientasi.

Page 20: PHBS

5/17/2018 PHBS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/phbs557200bf49795991699fffb1 20/24

 

Mengupayakan dukungan pimpinan, program, sektor terkait pada tiap tatanandalam bentuk adanya komitmen, dan dukungan sumber daya.

Mengembangkan metoda dan teknik dan media yang telah diuji coba dandisempurnakan.

Membuat format penilaian dan menilai hasil kegiatan.3. Gerakan Masyarakat.

Di tingkat keluarga/Rt, strategi ini ditujukan kepada anggota keluar seperti bapak, ibuyang mempunyai tanggung jawab sosial untuk lingkungannya dengan cara menjadikader posyandu, aktif di LSM peduli kesehatan dll. Tujuannya agar kelompok sasaranmeningkat pengetahuannya kesadaran maupun kemampuannya, sehingga dapatberperilaku sehat Caranya dengan penyuluhan perorangan. kelompok, membuatgerak Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Ditingkat petugas strateai ini ditujuk kepadasasaran primer. meliputi pimpinan puskesmas. kepala din kesehatan, pemukamasyarakat. Tujuannya meningkatkan motivasipetuq untuk membantu masyarakatuntuk menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan Caranva antara lain melaluipenyuluhan kelompok, lokakarya, seminar, studi banding, pelatihan, dll.Langkah-langkah kegiatan gerakan masyarakat1. Peningkatan pengetahuan masyarakat melalui berbagai kegiat pembinaan.2. Menganalisis dan mendisain metode dan teknik kegiatan pemberdaya seperti

pelatihan, pengembangan media komunikasi untuk penyuluh individu, kelompokdan massa, lomba, sarasehan dan lokakarya.3. Mengupayakan dukungan pimpinan, program, sektor terkait pada ti tatanandalam bentuk komitmen dan sumber daya.4. Mengembanakan metoda dan teknik dan media yang telah diujicoba ddisempurnakan.5. Membuat format pen] laian dan menilai hasil kegiatan bersama-sama deng; lintasprogram dan lintas sektor pada tatanan terkait.6. Menyusun laporan serta menyajikannya dalam bentuk tertulis (ringkasan,eksekutif).Berdasarkan uraian tersebut, maka yang perlu dilakukan dalam penggerak;pelaksanaan adalah menerapkan AIC, yaitu :A (Apreciation) : penghargaan kepada para pelaksana kegiatan.I (Involvement) : keterlibatan para pelaksana dalam tugasnya.C (Commitment) : kesepakatan para pelaksana untuk melaksanakan, tugasnya.Hasil yang dicapai dalam tahap penggerakan pelaksanaan adalah adanya kegiatanyang dilaksanakan sesuai rencana, khususnya dalam :

Penyuluhan perorangan, kelompok dan masyarakat

Kegiatan pengembangan kemitraan dengan program dan sektot terkait sertadunia usaha.

Kegiatan pendekatan kepada pimpinan/pengambil keputusan Kegiatanpembinaan, bimbingan dan supervisi.

Mengembangkan daerah kajian atau daerah binaan.

Melaksanakan pelatihan, baik untuk petugas kesehatan, lintas sektor. organisasikemasyarakatan dan kelompok profesi.

Mengembangkan pesan dan media spesifik.Melaksanakan uji coba media dll.E. Tahap Pemantauan dan Penilaian1. Pemantauan.Untuk mengetahui program PHBS telah berjalan dan memberikan hasil atau dampakseperti yang diharapkan, maka perlu dilakukan pemantauan.Waktu pemantauan dapat dilakukan secara berkala atau pada pertemuan bulanan,topik bahasannya adalah kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan dikaitkandengan jadwal kegiatan yang telah disepakati bersama. Selanjutnya kendala-kendalayang muncul perlu dibahas dan dicari solusinya.Cara pemantauan dapat dilaksanakan dengan melakukan kunjungan lapangan ketiap tatanan atau dengan melihat buku kegiatan/laporan kegiatan intervensipenyuluhan PHBS.

2. PenilaianPenilaian dilakukan dengan menggunakan instrumen yang sudah dirancang sesuaidengan tujuan yang ingin dicapai. Penilaian dilaksanakan oleh pengelola PHBS lintas

Page 21: PHBS

5/17/2018 PHBS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/phbs557200bf49795991699fffb1 21/24

 

program dan lintas sektor. Penilaian PHBS meliputi masukan, proses dan luarankegiatan. Misalnya jumlah tenaga terlatih PHBS media yang telah dikembangkan,frekuensi dan cakupan penyuluhan.Waktu penilaian dapat dilakukan pada setiap tahun atau setiap dua tahun Caranyadengan membandingkan data dasar PHBS dibandingkan dengan data PHBS hasilevaluasi selanjutnya menilai kecenderungan masing-masing indikator apakah

mengalami peningkatan atau penurunan, mengkaji penyebab masalah danmelakukan pemecahannya, kemudian merencanakan intervensi berdasarkan datahasil evaluasi PHBS.Contoh di Kabupaten Pariaman data perilaku tidak merokok tahun 2001 menunjukan44,2% sedangkan tahun 2002 ada peningkatan sebesar 73,6 %Cara melakukan penilaian melalui :

Pengkajian ulang tentang PHBS

Menganalisis data PHBS oleh kader/koordinator PHBS

Melakukan analisis laporan rutin di Dinas Kesehatan kabupaten/kota (SP2TP)

Observasi. wawancara mendalam. diskusi kelompok terarah kepada petugas,kader dan keluarga.Hasil yang dicapai pada tahap pemantauan dan penilaian adalah :1. Pelaksanaan program PHBS sesuai rencana

2. Adanya pembinaan untuk mencegah terjadinya penyimpangan3. Adanya upaya jalan keluar apabila terjadi kemacetan/hambatan4. Adanya peningkatan program PHBS

BAB IIIINDIKATOR PERILAKU HIDUP BERSIH dan SEHAT(PHBS)A. Pengertian IndikatorIndikator diperlukan untuk menilai apakah aktifitas pokok yang dijalankan telah sesuaidengan rencana dan menghasilkan dampak yang diharapkan. Dengan demikianindikator merupakan suatu alat ukur untuk menunjukkan suatu keadaan ataukecenderungan keadaan dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian.B. Persyaratan Indikator

Indikator harus memenuhi persyaratan antara lain :1. Sahih (solid). dapat mengukur sesuatu yang sebenarnya dapat diukur olehindikator tersebut.2. Obyektif, harus memberikan hasil yang sama, walaupun dipakai oleh orang yangberbeda dan pada waktu yang berbeda.3. Sensitif, dapat mengukur perubahan sekecil apapun.4. Spesifik, dapat mengukur perubahan situasi dimaksud.

C. Sifat indikator1. Tunggal (indikator tunggal) yang isinya terdiri dari satu indikator. Misal : AngkaKematian Bayi (AKB).2. Jamak (indikator komposit). yang merupakan gabungan dari beberapa indikator.Misal : Indek Mutu Hidup (IMH) yang merupakan gabungan dari 3 indikator. yaitumelek huruf. Angka Kematian Bayi (AKB) dan angka harapan hidup anak usia 1tahun.D. Jenis-jenis indikatorJenis indikator ada 3, yaitu indikator input, indikator proses dan indikatoroutput/outcome. Apabila diuraikan sebagai berikut :Indikator InputYaitu indikator yang berkaitan dengan penunjang pelaksanaan program dan turutmenentukan keberhasilan program.Seperti : tersedia air bersih, tersedia jamban yang bersih, tersedia tempat sampah,dll.Indikator ProsesYaitu indikator yang menggambarkan bagaimana proses kegiatan/program berjalanatau tidak.Seperti: terpelihara tempat penampungan air, tersedia alat pembersih jamban,digunakan dan dipeliharanya tempat sampah dan lain-lain.Indikator output/outcomeYaitu indikator yang menggambarkan bagaimana hasil output suatu program

Page 22: PHBS

5/17/2018 PHBS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/phbs557200bf49795991699fffb1 22/24

 

kegiatan telah berjalan atau tidak.Seperti : Digunakannya air bersih, digunakannya jamban, di halaman dan di dalamruangan dalam keadaan bersih dll.Ukuran-ukuran yang sering digunakan sebagai indikator adalah angka absolut,rasio, proporsi, angka/tingkat. Yang perlu diingat suatu indikator tidak selalumenjelaskan keadaan secara keseluruhan, tetapi kadang-kadang hanya memberi

petunjuk (indikasi) tentang keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan(proxy).

E. Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)Mengacu pada pengertian perilaku sehat, indikator ditetapkan berdasarkan area / w-ilayah1. Indikator NasionalDitetapkan 3 indikator, yaitu:a. Persentase penduduk tidak merokok.b. Persentase penduduk yang memakan sayur-sayuran dan buah-buahan.c. Persentase penduduk melakukan aktifitas fisik/olah raga.Alasan dipilihnya ke tiga indikator tersebut berdasarkan issue global dan regional(Mega Country Health Promotion Network. Healthy Asean Life Styles), sepertimerokok telah menj adi issue global, karena selain mengakibatkan penyakit seperti

 jantung, kankerparu-paru juga disinyalir menjadi entry point untuk narkoba.Pola makan yang buruk akan berakibat buruk pada semua golongan umur, bilaterjadi pada usia balita akan menj adikan generasi yang lemah/generasi yang hilangdikemudian hari. Demikian juga bila terjadi pada ibu hamil akan melahirkan bayi yangkurang sehat, bagi usia produktif akan mengakibatkan produktifitas menurun.Kurangaktifitas fisik dan olah raga mengakibatkan metabolisme tubuh terganggu, apabilaberlangsung lama akan menyebabkan berbagal penyakit, seperti jantung, paru-paru,dan lain-lain.2. Indikator Lokal SpesifikYaitu indikator nasional ditambah indikator lokal spesifik masingmasing daerahsesuai dengan situasi dan kondisi daerah.Ada 16 indikator yang dapat digunakan uttuk rnengukur perilaku sehat sebagaiberikut :

1. lbu hamil memeriksakan kehamilannya.2. Ibu melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan.3. Pasangan usia subur (PUS ) memakai alat KB.4. Balita ditimbang.5. Penduduk sarapan pagi sebelum melakukan aktifitas.6. Bayi di imunisasi lengkap.7. Penduduk minum air bersih yang masak.8. Penduduk mengaiuiakan jamban sehat.9. Penduduk mencuci tangan pakai sabun.10. Penduduk menggosok gigi sebelum tidur.11. Penduduk tidak menggunakan napza.12. Penduduk mempunyai Askes/ tabungan/ uang/ emas.13 . Penduduk wamta memeriksakan kesehatan secara berkala den, SADARI(Pemeriksaan Payudara Sendiri).14. Penduduk memeriksakan kesehatan secara berkala un mengukur hipertensi.15. Penduduk wanita memeriksakan kesehatan secara berkala dengan Pap Smear.16. Perilaku seksual dan indikator lain yang diperlukan sesuai prioritas masalahkesehatan yang ada didaerah.3. Indikator PHBS di tiap tatananIndikator tatanan sehat terdiri dari indikator perilaku dan indik, lingkungan di limatatanan, yaitu tatanan rumah tangga, tatanan terr kerja, tatanan tempat umum,tatanan Sekolah, tatanan sarana kesehatan.1. Indikator tatanan rumah tangga :a. Perilaku :1. Tidak merokok2. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan3. Imunisasi4. Penimbangan balita

Page 23: PHBS

5/17/2018 PHBS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/phbs557200bf49795991699fffb1 23/24

 

5. Gizi Keluarga/sarapan6. Kepesertaan Askes/JPKM7. Mencuci tangan pakai sabun8. Menggosok gigi sebelum tidur9. Olah Raga teraturb. Lingkungan :

1. Ada jamban2. Ada air bersih3 . Ada tempat sampah4. Ada SPAL5. Ventilasi6. Kepadatan7. Lantai2. Indikator tatanan tempat kerja :a. Perilaku1. Menggunakan alat pelindung2. Tidak merokok/ada kebijakan dilarang merokok3 . Olah Raga teratur4. Bebas Napza

5. Kebersihan6. Ada Asuransi Kesehatanb. Lingkungan1. Ada jamban2. Ada air bersih3. Ada tempat sampah4. Ada SPAL5. Ventilasi6. Pencahavaan7. Ada K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)8. Ada kantin9. Terbebas dari bahan berbahaya10. Ada klinik

3. Indikator tatanan tempat umuma. Perilaku1. Kebersihan jamban2 . Kebersihan lingkunganb. Lingkungan1. Ada jamban2. Ada air bersih3 . Ada tempat sampah4. Ada SPAL5. Ada K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)4. Indikator Tatanan Sekolah :a. Perilaku1. Kebersihan pribadi2. Tidak merokok3. Olah raga teratur4. TidakmenggunakanNAPZAb. LingkunganI. Ada jamban2. Ada air bersih3. Ada tempat sampah4. Ada SPAL5. Ventilasi6. Kepadatan7. Ada warung sehat8. Ada UKS9. Ada taman sekolah5. Indikator tatanan sarana kesehatana. Perilaku

Page 24: PHBS

5/17/2018 PHBS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/phbs557200bf49795991699fffb1 24/24

 

I. Tidak merokok2. Kebersihan lingkungan3. Kebersihan kamar mandib. Lingkungan1. Ada j amban2. Ada air bersih

3. Ada tempat sampah4. Ada SPAL5. Ada IPAL (RS)6. Ventilasi7. Tempat cuci tangan8. Ada pencegahan serangga

F. Cara memperoleh data PHBSAda beberapa indikator perilaku sehat yang dapat diperoleh dengan cara1. Menggunakan sumber data yang sudah tersedia seperti

SUSENAS (Survai Sosial Ekonomi Nasional)

SDKI (Survai Demografi dan Kesehatan Indonesia)

SAKERTI (Survai Kehidupan Rumah Tangga Indonesia)

SURKESNAS (Survai Kesehatan Nasional)

SEM (Studi Evaluasi Manfaat), dll.Sampel data tersebut di ambil sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota saja. Olehkarena itu, daerah dapat mengembangkan survai cepat PHBS dari tingkatkabupaten/kota sampai tingkat desa dengan metode sampel WHO yaitu 210KK/kabupaten/kota, sehingga tingkat akurasi dan penajaman permasalahan dapatdiperoleh.2. Mengembangkan survai khusus, apabila ingin memperoleh data yang khususseperti survai PBHS balk kuantitatif maupun kualitatif sesuai perilaku lainnya.3. Menggunakan laporan yang sudah ada.

BAB IVPENUTUP1. Panduan Manajemen PHBS menuju Kabupaten/Kota sehat disusun berdasarkan

antara lain adanya perkembangan indikator dan cara pengambilan sampel. Olehkarena itu dalam pelaksanaan di lapangan, panduan ini dapat disesuaikan dandikembangkan berdasarkan permasalahan dan keadaan daerah.2. Selanjutnya para pengguna panduan ini diharapkan mempunyai pemahamanyang mendalam, motivasi yang kuat, dan kreativitas yang tinggi untukmempraktekkan program PHBS di lapangan.3. Dengan demikian program PHBS dapat berjalan secara efektif dan efisien sertadiperlukan adanya dukungan positif dari semua pihak.4. Selain itu, kebijakan Pusat Promosi Kesehatan saat ini baru melaksanakanprogram PHBS di tatanan rumah tangga yang secara bertahap akandikembangkan pada tatanan lain. Daerah dapat mengembangkan sendiri untukmelaksanakan program PHBS pada tatanan lain sesuai dengan kemampuanyang dimiliki.

5. Selamat bekerja, semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayangsenantiasa memberikan kekuatan, petunjuk dan perlindunganNya kepada kitasemua dalam menjalankan tugas untuk membangun masyarakat Indonesia yangsehat rohani dan jasmani. Amin.