46
BLOCK BOOK HUKUM PIDANA KODE MATA KULIAH : WUI 2308 PENYUSUN TIM PENGAJAR HUKUM PIDANA FAKULTAS HUKUM 1

PIDANA/Block Book Hukum... · Web viewadalah salah satu sarana belajar mengajar yang sangat di perlukan oleh dosen dan mahasiswa sebagai sebuah pedoman dalam melaksanakan perkuliahan

  • Upload
    lytuong

  • View
    675

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

BLOCK BOOK

HUKUM PIDANA

KODE MATA KULIAH : WUI 2308

PENYUSUN

TIM PENGAJAR HUKUM PIDANA

FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR2015

1

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatNya lah akhirnya Block book “Hukum Pidana“ ini dapat diselesaikan . melalui kesempatan ini ijinkanlah kami mengucapkan terima kasih kepada management Project Nuffic IDN 223 yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk membuat block book ini, tidak lupa kami ucapkan terima kasih pula kepada para staf Dekan yang selalu mendukung kegiatan, sehingga nuansa akademik sangat terasa di Fakultas Hukum Universitas Udayana.

Block book adalah salah satu sarana belajar mengajar yang sangat di perlukan oleh dosen dan mahasiswa sebagai sebuah pedoman dalam melaksanakan perkuliahan. Sedangkan Hukum Pidana adalah mata kuliah pengetahuan dasar Hukum Pidana, yang berisikan asas-asas penting Hukum Pidana untuk dapat memahami bangunan sistem Hukum Pidana secara keseluruhan. Hukum pidana memiliki ciri khusus, yang berbeda dengan bidang hukum lainnya. Untuk memberikan suatu pemahaman yang lebih komprehensif, tentang perbedaan tersebut, maka batasan atau definisi hukum pidana sangat penting dipahami, demikian pula dengan pemahaman sifat hukum pidana sebagai hukum publik.

Block book Hukum Pidana ini disusun dengan harapan agar mahasiswa mempunyai standar kompetensi tentang mata kuliah ini. Setelah menempuh mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan dan menganalisis berbagai masalah yang berkaitan dengan tiga persoalan pokok dalam Hukum Pidana, yaitu : tindak pidana, pertanggungjawaban pidana serta pidana dan pemidanaan. Pemahaman Hukum Pidana akan menjadi landasan pemahaman bangunan Hukum Pidana secara lebih luas, baik Hukum Pidana materiil maupun Hukum Pidana formil dan Hukum Pelaksanaan Pidana.

Akhir kata besar harapan kami semoga kehadiran Block book ”Hukum Pidana” ini mampu memberikan manfaat dalam pelaksanaan sistem pembelajaran dengan metode perkuliahan Problem Based Learning (PBL) yang pusat pembelajarannya ada pada mahasiswa. Metode yang diterapkan adalah “belajar” (learning) bukan “mengajar” (teaching).

PENYUSUN2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARDAFTAR ISII. IDENTITAS MATA KULIAHII. DESKRIPSI MATA KULIAHIII. TUJUAN MATA KULIAHIV. MANFAAT MATA KULIAHV. PERSYARATAN MENGIKUTI

MATA KULIAHVI. ORGANISASI MATA KULIAHVII. METODE, STARTEGI DAN

PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN1. Metode Pembelajaran2. Strategi Pembelajaran3. Pelaksanaan Perkuliahaan dan

TutorialVIII. TUGAS-TUGASIX. UJIAN-UJIAN DAN PENILAIAN

1. Ujian-ujian2. Penilaian

X. BAHAN PUSTAKAXI. JADWAL PERKULIAHANPERTEMUAN I KULIAH KESATUPERTEMUAN II TUTORIAL KESATUPERTEMUAN III KULIAH KEDUAPERTEMUAN IV TUTORIAL KEDUAPERTEMUAN V KULIAH KETIGAPERTEMUAN VI TUTORIAL KETIGAPERTEMUAN VII KULIAH KEEMPATPERTEMUAN VIII TUTORIAL KEEMPATPERTEMUAN IX KULIAH KELIMAPERTEMUAN X TUTORIAL KELIMAPERTEMUAN XI KULIAH KEENAM

3

PERTEMUAN XII TUTORIAL KEENAM

I. Identitas Mata Kuliah.

1.1. Mata Kuliah : HUKUM PIDANA1.2. Kode Mata Kuliah : WUI 2308 1.3. Status Mata Kuliah : Wajib Nasional (Kurikulum Inti/Kurti)1.4. SKS : 3 1.5. Prasyarat : Pengantar ilmu Hukum (WUI 1301)

Pengantar Hukum Indonesia (WUI 1302)

Ilmu Negara (WUI 1303)1.6. Tim Pengajar : Tim Pengajar Hukum Pidana

II. Deskripsi Mata Kuliah.Hukum pidana merupakan mata kuliah pengetahuan dasar asas-asas hukum pidana, yang berisikan asas-asas penting hukum pidana untuk dapat memahami bangunan sistem hukum pidana secara keseluruhan. Hukum pidana memiliki ciri yang khusus, yang berbeda dengan bidang hukum lain. Untuk memberikan suatu pemahaman yang lebih komprehensif, dalam usaha memahami perbedaan dimaksud, batasan atau definisi hukum pidana sangatlah penting dipahami, yang dilanjutkan dengan pemahaman sifat hukum pidana sebagai hukum publik. Pengetahuan dasar asas-asas hukum pidana, sebagai substansi bahasan dalam mata kuliah hukum pidana, lebih terfokus pada asas-asas penting dalam hukum pidana, baik mengenai asas berlakunya (asas berlaku hukum pidana menurut waktu, tempat dan orang) maupun pemahaman tiga persoalan pokok dalam hukum pidana, yakni : tindak pidana, pertanggungjawaban pidana serta pidana dan pemidanaan. Sebagai satu kesatuan sistem, sistem pemidanan dapat diartikan sebagai “sistem pemberian atau penjatuhan pidana”. Sistem pemidanaan dapat dilihat dari 2 perspektif, yakni perspektif fungsional dan perspektif norma substantif. Dalam perspektif fungsional, sistem pemidanaan dapat diartikan sebagai keseluruhan sistem (aturan perundang-undangan) untuk fungsionalisasi/ operasionalisasi/ konkretisasi pidana dan juga keseluruhan sistem (aturan perundang-undangan) yang mengatur bagaimana hukum pidana ditegakkan atau dioperasionalkan secara konkrit. Sedangkan dalam

4

perspektif norma substantif (hanya dilihat dari norma-norma hukum pidana substantif) sistem pemidanaan dapat diartikan, sebagai keseluruhan sistem aturan / norma hukum pidana materiil untuk pemidanaan atau keseluruhan sistem aturan / norma hukum pidana materiil untuk pemberian/penjatuhan dan pelaksanaan pidana. Apabila perspektif kedua tersebut kita bawa pada pembahasan masalah sistem pemidanaan, maka pembicara tidak dapat dilepaskan dengan rasionalitas hukum pidana yang bersandar atas 3 konsep yakni tindak pidana, pertanggungjawaban pidana dan pidana sebagai persoalan pokok dalam hukum pidana.

III. Tujuan Mata Kuliah.Dengan konsep dan pemahaman substansi mata kuliah hukum pidana mahasiswa memperoleh suatu pengetahuan dasar hukum pidana sebagai usaha awal pemahaman bangunan sistem hukum pidana secara keseluruhan. Sebagaimana diketahui, KUHP sebagai sentral perundang-undangan hukum pidana yang berlaku di Indonesia, ketentuan umumnya juga berlaku terhadap perbuatan yang diancam dengan pidana dalam perundang-undangan lain, kecuali ditentukan lain dalam perundang-undangan yang bersangkutan.

IV. Manfaat Mata KuliahMata kuliah hukum pidana diberikan untuk mengetahui Hukum Pidana yang berlaku, karena mempelajari hukum pidana adalah mempelajari norma-norma, bagaimana norma-norma tersebut dituangkan dalam aturan-aturan Hukum pidana, bagaimana menentukan dapat dipidananya seseorang, serta Pidananya.

V. Prasyarat Mata KuliahMahasiswa yang menempuh mata kuliah Hukum Pidana, harus sudah menempuh dan lulus dalam mata kuliah :a. Pengantar Ilmu Hukum (WUI 1301);b. Pengantar Hukum Indonesia (WUI 1302); danc. Ilmu Negara WUI 1303.

VI. Materi/Organisasi Perkuliahan.

1. Pengantar.5

a. Penjelasan Kontrak Perkuliahan dan Silabusb. Istilah dan Pengertian Hukum Pidanac. Sifat, Tujuan dan Fungsi Hukum Pidana

2. Sejarah dan Sumber Hukum Pidanaa. Sejarah Hukum Pidanab. Sumber Hukum Pidana

3. Jenis-jenis Hukum Pidana dan Hubungan Hukum Pidana dengan Ilmu-ilmu lain.a. Jenis-jenis Hukum Pidanab. Hubungan Hukum Pidana dengan Ilmu lain

4. Berlakunya Hukum Pidana.a. Berlakunya Hukum Pidana menurut Waktub. Berlakunya Hukum Pidana menurut Tempat dan Orang

5. Pengecualian Berlaku dan Waktu serta Tempat Terjadinya Tindak Pidana.a. Pengecualian Berlaku Surut Hukum Pidanab. Waktu dan Tempat Terjadinya Tindak Pidana (tempus delicti dan

locus delicti)

6. Penafsiran/Interpretasia. Teknis Penafsiranb. Metode Penafsiran

7. Tindak Pidana.a. Istilah dan Pengertian Tindak Pidanab. Unsur-unsur Tindak Pidanac. Subyek Tindak Pidana

8. Sebab Akibat, Sifat Melawan Hukum dan Perumusan Tindak Pidana a. Ajaran tentang Sebab-Akibat (Kausalitas).

6

b. Sifat Melawan Hukum (Wederechtelijk)c. Perumusan Tindak Pidana dalam Undang-undang

9. Pertanggungjawaban Pidana.a. Pengertian Pertanggungjawaban Pidanab. Kemampuan Bertanggungjawab

10. Kesengajaan dan Kealpaana. Kesengajaan (Dolus)b. Kealpaan (Culpa)

11. Alasan Penghapus Pidana.a. Alasan pembenarb. Alasan Pemaaf

12. Pidana dan Pemidanaan.a. Istilah dan Pengertian Pidanab. Pidana (Straaf) dan Tindakan (Matregel)c. Jenis-jenis Pidanad. Teori tentang Tujuan Pemidanaane. Aturan-aturan Pemidanaan (Hal-hal yang Memberatkan dan

Meringankan Pidana)

VII. Metode dan Strategi Proses Pembelajaran.7.1. Metode Pembelajaran :

Metode perkuliahan adalah Problem Based Learning (PBL) pusat pembelajaran ada pada mahasiswa. Metode yang diterapkan adalah “belajar” (Learning) bukan “mengajar” (Teaching).

7.2. Strategi Pembelajaran :Strategi pembelajaran : kombinasi perkuliahan 50 % ( 6 kali pertemuan perkuliahan ) dan tutorial 50 % (6 kali pertemuan tutorial ). Satu kali pertemuan untuk Tes Tengah semester, dan satu kali pertemuan untuk Tes Akhir Semester. Total pertemuan 14 kali.

7.3. Pelaksanaan Perkuliahan dan Tutorial :Perkuliahan dan tutorial dalam Mata Kuliah Hukum Pidana, masing-masing direncanakan berlangsung sebanyak 6 kali pertemuan yaitu :

7

a. Perkuliahan dilakukan sebanyak 3x yaitu : pertemuan 1, 3, 5, dan tutorial sebanyak 3x yaitu : pertemuan : 2, 4, 6. dilanjutkan dengan Satu kali pertemuan untuk Ujian Tengah semester (UTS)

b. Perkuliahan dilakukan sebanyak 3x yaitu : pertemuan 7, 9, 11 dan tutorial sebanyak 3x yaitu : pertemuan, 8, 10, 12. Dilanjutkan dengan satu kali pertemuan untuk Ujian Akhir Semester (UAS).

7.3.1.Strategi Perkuliahan :Strategi perkuliahan dilaksanakan dengan Perkuliahan tentang sub-sub pokok bahasan dipaparkan dengan alat bantu media papan tulis, power point slide, serta penyiapan bahan bacaan tertentu yang dipandang sulit diakses oleh mahasiswa. Sebelum mengikuti perkuliahan mahasiswa sudah mempersiapkan diri (self study) mencari bahan (materi), membaca dan memahami pokok bahasan yang akan dikuliahkan sesuai dengan arahan (guidance) dalam Block Book. Tehnik perkuliahan : pemaparan materi, tanya-jawab dan diskusi (proses pembelajaran dua arah).

7.3.2.Strategi Tutorial :1) Dalam kelas tutorial mahasiswa dibagi dalam group-group kecil,

dengan jumlah maksimal 20 orang;2) Mahasiswa mengerjakan tugas-tugas: (Discussion task; Study

Task dan Problem Task) sebagai bagian dari self study (20 jam perminggu), kemudian berdiskusi di kelas, tutorial, presentasi power point, dan diskusi.

3) Dalam 6 kali tutorial di kelas, mahasiswa diwajibkan :a) Menyetor karya tulis berupa paper dan/atau tugas-tugas lain

sesuai dengan topik tutorial 1, 2, 3, 4, 5 dan 6.b) Mempresentasikan tugas tutorial dalam bentuk power point

presentation ataupun slide head projector untuk tugas tutorial 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.

VIII. Tugas – tugasTugas-tugas akan diambil dari laporan mahasiswa atas hasil penelitian yang mereka dapatkan sebelum melakukan tutorial (tugas yang harus dilaporkan telah diuraikan dalam Block Book, baik bahan yang yang akan dipresentasikan maupun yang tidak dipresentasikan). Selain itu keaktivan

8

dalam diskusi, bobot akdemis, tata cara penyampaian pendapat dalam diskusi akan menjadi pertimbangan yang sangat penting.

IX. Ujian dan Penilaian.a. Ujian :

Ujian dilaksanakan dua kali dalam bentuk tertulis yaitu Ujian tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS)

b. Penilaian :Penilaian Akhir dan proses pembelajaran ini berdasarkan Rumus Nilai Akhir sesuai Buku Pedoman Fakultas Hukum Universitas Udayana, sebagai berikut :

(UTS + TT) 2 + 2(UAS) ________________ = Nilai Akhir 3

TT = Tugas-tugas Tutorial

Skala Nilai Huruf Angka

PenguasaanKompetensi

Ket. Dgn Skala Nilai

0 – 10 0 - 100

9

A 4B+ 3,5B 3C+ 2,5C 2D+ 1,5D 1E 0

Sangat BaikAntara sangat baik dengan baikBaikAntara baik dan cukupCukupKurangSangat kurangGagal

8,0 – 10,0 80 –1007,0 – 7,9 70 – 796,5 – 6,9 65 – 696,0 – 6,4 60 – 645,5 – 5,9 55 – 595,0 – 5,4 50 – 544,0 – 4,9 40 – 490,0 – 3,9 0 – 39

X. Bahan Bacaan :

Literatur Wajib :

1. Mulyatno. Asas-asas Hukum Pidana. Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 1980.

2. Utrecht, E., Hukum Pidana I, Surabaya : Pustaka Tinta Mas, 1994.3. Prodjodikoro, Wirjono Asas-asas hukum Pidana di Indonesia, Bandung : P.T.

Eresco, 1981.

Literatur Penunjang :

1. Ali, Mahrus., Dasar-dasar Hukum Pidana, Jakarta : Sinar Grafika, 2011.2. Atmasasmita, Romli, Pengantar hukum Pidana Internasional, Bandung : PT

Eresco, 1995.3. Apeldoorn, Van. Pengantar Ilmu Hukum, Djakarta : Noordhoff – Kolff NV,

1958. 4. Bemmelen, J. M. Van. Hukum Pidana J ilid 1, 2, Jakarta : Binacipta, Cet. VI,

1979.5. Carney, Louis P, Probation and parole, New York, Mc Graw Hill Book Company,

1977. 6. Chazawi, Adami, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 1, 2, Jakarta : Raja Grafindo

Persada, 2002.7. Duff, Antony and David Garland, A Reade on Punishment, New York : Oxford

University Press, 1994.8. Effendi, Erdiano, Hukum Pidana Indonesia, Suatu Pengantar, Bandung : PT

Refika Aditama, 20119. Faisal Salam, Moch., Hukum Pidana Militer di Indonesia, Bandung : Mandar

Maju, 2006.10. Gosita, Arief, Masalah Korban Kejahatan, Jakarta : Akademika Presindo, 1985.

10

11. Hagan, Frank. E., Introduction To Criminology, Chicago : Nelson – Hall, 1990.12. Huda, Chairul, Dari Tiada Pidana Tanpa Kesalahan, Menuju Kepada Tiada

Pertanggung Jawaban Tanpa Kesalahan, Jakarta : Putra Grafika, 2006.13. Karmen, Andrew, Crime Victims, Uited States : Wadworts Cengage Learning,

2007.14. Kartanegara, Satochid, Hukum pidana kumpulan Kuliah, Bagian satu, Balai

Lektur Mahasiswa. 15. Lamintang, PAF, Dasar- dasar Hukum Pidana Indonesia. Bandung : Sinar

Baru, 1984. 16. Mc Cord, James W.H., Sandra L Mc Cord, Criminal Law and Precedure, New

York : Thomson Delmar learning, 2006. 17. Muladi dan Dwija Priyatno, Pertanggung Jawaban Korporasi dalam Hukum

Pidana, Bandung : Sekolah Tinggi Hukum Bandung,1991.18. Prasetyo, Teguh., Hukum Pidana, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2011.19. Remelink, Jan., Hukum Pidana, Jakarta P.T. Gramedia Pustaka Utama, 2003.20. Rukmini, Mien, Aspek Hukum Pidana dan Kriminologi, Bandung : Alumni,

2006.21. Schafmeister, D., N Keijzer, E. PH. Sitorus, Hukum Pidana, Bandung : Citra

Aditya Bakti, 2007.22. Sholahudding, Sistem Sanksi dalam Hukum Pidana, Jakarta : Raja Grafindo

Persada, 2003.23. Sianturi, S.R., Asas-Asa s Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya .

Jakarta : Alumni AHM PTHM, 1989.24. Smith and Hogan, Criminal Law, Londen : Buterworth, 1978.25. Soedarto, Hukum dan Hukum Pidana, Bandung : Alumni, 1981.26. Soedarto, Hukum Pidana I, Semarang : Yayasan Sudarto, 1990.27. Soesanto, I.S., Kriminologi, Yogyakarta : Genta, 2011.28. Widnyana, I Made, Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta : Fika Hati Aneska, 2010.

Pertemuan 1 : Perkuliahan 1 (Lecture)

1. Pengantar.a. Penjelasan Kontrak Perkuliahan dan Silabusb. Istilah dan Pengertian Hukum Pidanac. Sifat, Tujuan dan Fungsi Hukum Pidana

11

2. Sejarah dan Sumber Hukum Pidanaa. Sejarah Hukum Pidanab. Sumber Hukum Pidana

3. Jenis-jenis Hukum Pidana dan Hubungan Hukum Pidana dengan

Ilmu-ilmu lain.a. Jenis-jenis Hukum Pidanab. Hubungan Hukum Pidana dengan Ilmu lain

Bahan Bacaan :Ali, Mahrus, Dasar-dasar Hukum Pidana, Jakarta : Sinar Grafika, 2011.Atmasasmita, Romli, Pengantar hukum Pidana Internasional, Bandung : PT

Eresco, 1995.Apeldoorn, Van. Pengantar Ilmu Hukum, Djakarta : Noordhoff – Kolff NV,

1958. Bab VII – Bab XV.Bemmelen, J.M. Van, Hukum Pidana I, Binacipta, 1979,Bab I. Effendi, Erdiano, Hukum Pidana Indonesia, Suatu Pengantar, Bandung : PT

Refika Aditama, 2011 Faisal Salam, Moch., Hukum Pidana Militer di Indonesia, Bandung : Mandar

Maju, 2006.Gosita, Arief, Masalah Korban Kejahatan, Jakarta : Akademika Presindo,

1985.Hagan, Frank E., Introduction To Criminal Law, Chicago : Nelson – Hall, 1990.Karmen, Andrew, Crime Victims, United States : Wadsworth Cengage

Learning, 2007.Karta Negara, Satochid. Hukum pidana kumpulan Kuliah, Bagian satu, Balai

Lektur Mahasiswa. Lamintang, PAF. Dasar- dasar Hukum Pidana Indonesia. Bandung : Sinar

Naru, 1984. Bab I –Bab II. Mc Cord, James W.H., Sandra L Mc Cord, Criminal Law and Precedure, New

York : Thomson Delmar learning, 2006. Bab III. Mulyatno, Azas-azas Hukum Pidana, Jakarta : Bina Aksara, 1983. Hal. 1 - 20. Prasetyo, Teguh, Hukum Pidana, Jakarta : PT R aja Grafindo Persada, 2011. Prodjodikoro, Wirjono. Asas-asas hukum Pidana di Indonesia, Bandung : P.T.

Eresco, 1981. Bab I –Bab IIRemelink, Jan. Hukum Pidana, Jakarta P.T. Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Hal. 1 – 44. Rukmini, Mien. Aspek Hukum Pidana dan Kriminologi, Bandung : Alumni,

2006. Scravandijk, H.J. Van. Pelajaran tentang Hukum Pidana Indonesia, Jakarta,

Groningen : J.B. Walters, 1956. Bab I.Sianturi, S R. Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya.

Jakarta : Alumni AHM PTHM, 1989. Bab I – Bab III. Soedarto, Hukum Pidana I, Malang : Biro Penerbit FHPM Brawijaya, 1979. A.

Pendahuluan : Bab I – Bab V. ,Hukum dan hukum pidana, Bandung : Alumni, 1981.

Utrecht, Hukum Pidana I, Surabaya : Pustaka Tinta Mas, 1994. Bab I – bab III. Susanto, I.S., Kriminologi, Yogyakarta : Genta Publishing, 2011.

12

Widnyana, I Made. Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta : Fika Hati Aneska, 2010. Hal. 1 -11.

Kitab Undang – Undang Hukum Pidana (KUHP)

13

Pertemuan 2 : Tutorial 1

Presentasi untuk tutorial 1

Problem Task:Apakah hukum Pidana itu?Seorang mantan pimpinan partai besar di Indonesia kini berurusan dengan pihak berwajib dan terancam dipidana karena melakukan tindak pidana korupsi. Sementara itu Sugeng yang tidak mampu mengembalikan pinjamannya di sebuah bank, harus rela harta miliknya diambil oleh bank tersebut. Demikian pula dengan Sukarjo yang telah mendirikan bangunan tanpa memiliki IMB, oleh Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja) diharuskan untuk membongkar bangunan tersebut. Dari tiga kasus di atas yang manakah merupakan kasus dalam lapangan hukum pidana? Mengapa demikan dan mengapa yang lain bukan?

Study task :1. Buat difinisi hukum pidana yang dikemukakan oleh para sarjana

(minimal 6 orang sarjana), kemudian buat simpulan dengan merangkum pendapat-pendapat tersebut.

2. Sifat hukum pidana, di satu sisi ada yang mengatakan hukum pidana bersifat hukum publik. Sedangkan di sisi lain ada juga pendapat yang mengatakan bahwa hukum pidana bukan hukum publik. Dengan berpedoman pada ciri-ciri hukum publik, berikan komentar tentang pendapat-pendapat tersebut.

3. Hukum pidana mempunyai hubungan yang erat dengan Kriminologi dan Viktimologi. Jelaskan sumbangan ilmu-ilmu tersebut dalam pembaharuan hukum pidana.

Bahan Bacaan :Ali, Mahrus, Dasar-dasar Hukum Pidana, Jakarta : Sinar Grafika, 2011.Atmasasmita, Romli, Pengantar hukum Pidana Internasional, Bandung : PT

Eresco, 1995.Apeldoorn, Van. Pengantar Ilmu Hukum, Djakarta : Noordhoff – Kolff NV,

1958. Bab VII – Bab XV.Bemmelen, J.M. Van, Hukum Pidana I, Binacipta, 1979,Bab I. Effendi, Erdiano, Hukum Pidana Indonesia, Suatu Pengantar, Bandung : PT

Refika Aditama, 2011

14

Faisal Salam, Moch., Hukum Pidana Militer di Indonesia, Bandung : Mandar Maju, 2006.

Karta Negara, Satochid. Hukum pidana kumpulan Kuliah, Bagian satu, Balai Lektur Mahasiswa.

Lamintang, PAF. Dasar- dasar Hukum Pidana Indonesia. Bandung : Sinar Naru, 1984. Bab I –Bab II.

Mc Cord, James W.H., Sandra L Mc Cord, Criminal Law and Presidure, New York : Thomson Delmar learning, 2006. Bab III.

Mulyatno, Azas-azas Hukum Pidana, Jakarta : Bina Aksara, 1983. Hal. 1 - 20. Prasetyo, Teguh, Hukum Pidana, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2011. Prodjodikoro, Wirjono. Asas-asas hukum Pidana di Indonesia, Bandung : P.T.

Eresco, 1981. Bab I –Bab IIRemelink, Jan. Hukum Pidana, Jakarta P.T. Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Hal. 1 – 44. Rukmini, Mien. Aspek Hukum Pidana dan Kriminologi, Bandung : Alumni,

2006. Sianturi, S R. Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya.

Jakarta : Alumni AHM PTHM, 1989. Bab I – Bab III. Soedarto, Hukum Pidana I, Malang : Biro Penerbit FHPM Brawijaya, 1979. A.

Pendahuluan : Bab I – Bab V. Utrecht, Hukum Pidana I, Surabaya : Pustaka Tinta Mas, 1994. Bab I – bab III. Widnyana, I Made. Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta : Fika Hati Aneska,

2010. Hal. 1 -11. Kitab Undang – Undang Hukum Pidana (KUHP)

15

Pertemuan 3 : Perkuliahaan 2 (Lecture)

1. Berlakunya Hukum Pidana.a. Berlakunya Hukum Pidana menurut Waktub. Berlakunya Hukum Pidana menurut Tempat dan Orang

2. Pengecualian Berlaku dan Waktu serta Tempat Terjadinya Tindak Pidana.1. Pengecualian Berlaku Surut Hukum Pidana2. Waktu dan Tempat Terjadinya Tindak Pidana (tempus delicti dan locus

delicti)

Bahan Bacaan :Ali, Mahrus, Dasar-dasar Hukum Pidana, Jakarta : Sinar Grafika, 2011.Bemmelen, J.M. Van, Hukum Pidana I, Binacipta, 1979,Bab III - IV Karta Negara, Satochid. Hukum pidana kumpulan Kuliah, Bagian satu, Balai

Lektur Mahasiswa. Lamintang, PAF. Dasar- dasar Hukum Pidana Indonesia. Bandung : Sinar

Naru, 1984. Bab IV –Bab VI. Mulyatno, Azas-azas Hukum Pidana, Jakarta : Bina Aksara, 1983. Hal. 23 –

38. Prasetyo, Teguh, Hukum Pidana, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2011. Prodjodikoro, Wirjono. Asas-asas hukum Pidana di Indonesia, Bandung : P.T.

Eresco, 1981. Bab V.Remelink, Jan. Hukum Pidana, Jakarta P.T. Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Hal. 355 - 417. Schafmeister,D, N. Keijzer, E. PH. Sitorus, Hukum Pidana, Bandung : Citra

Aditya Bakti, 2007. Bab I. Sianturi, S R. Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya.

Jakarta : Alumni AHM PTHM, 1989. Bab VI – Bab VIII. Soedarto, Hukum Pidana I, Malang : Biro Penerbit FHPM Brawijaya, 1979. A.

Pendahuluan : Bab VI – Bab VII. Utrecht, Hukum Pidana I, Surabaya : Pustaka Tinta Mas, 1994. Bab VI – bab

VII. Widnyana, I Made. Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta : Fika Hati Aneska,

2010. Hal. 15 - 32. Kitab Undang – Undang Hukum Pidana (KUHP)United Declaration of Human RightsInternational Convention on Civil and political RightsInternational Criminal CourtUndang-Undang Dasar Republik indonesia 1945Undang-undang HAMUndang-undang Pengadilan HAMKitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)Putusan Mahkamah konstitusi No. 13/PUU-2003 tentang terorismePutusan MA No. 93K/Kr/1961

16

Putusan MA No.37 K/kr/1963Putusan MA No. 143 /Kr/1963Putusan Mahkamah Konstitusi No. 13/PUU-1/2003

Pertemuan 4 : Tutorial 2

Presentasi untuk tutorial 2

Problem task :Penganiayaan di atas pesawat QuantasSebuah pesawat terbang Quantas mendarat darurat di Tokyo dengan alasan pilot pesawat yang berkewargan negaraan Inggris dalam keadaan terluka berat setelah dianiaya oleh seorang penumpang yang berkewarganegaraan Indonesia. Kasus ini sementara ditangani oleh kepolisian Jepang, sementara itu pihak Australia merasa berhak untuk mengadili karena pesawat Quantas merupakan pesawat Australia, demikian pula dengan Indonesia yang mengatakan berhak mengadili kasus tersebut karena yang melakukan penganiayaan adalah warga negaranya.

Study task :Asas legalitas yang di dalam bahasa latin dirumuskan dengan istilah : “Nullum delictum nulla poena sine praevia lege poenali” atau ”Nullum crimen sine lege stricta”. Namun meskipun rumusan itu dalam Bahasa Latin, namun ketentuan itu, menurut Andi Hamzah, tidaklah berasal dari Hukum Romawi. Hukum Romawi tidak mengenal asas legalitas, baik pada masa Republik maupun sesudahnya. Rumusan itu dibuat oleh Paul Johan Anslen Von Feuerbach (1775-1833), seorang pakar hukum pidana Jerman di dalam bukunya : “Lehrbuch des Peinlichen Rechts” pada tahun 1801.

1. Jelaskan disertai dengan contoh, kenapa asas legalitas dikatakan berhubungan dengan teori Psikologische Zwang dari Paul Johan Anslen Von Feuerbach.

2. Dilihat dari sejarahnya, asas legalitas pada awalnya berasal dari ketentuan Pasal 39 Magna Charta tahun 1215, Habeas Corpus Act

tahun 1679, Bill Of Right Virginia 1776 Declaration Des Droits De L

‘Homme Et Du Citoyen Tahun 1789, yang menentukan bahwa :

17

Tidak ada orang yang dapat dipidana selain atas kekuatan undang-undang yang sudah ada sebelumnya. Dari pernyataan terakhir, menurut saudara, asas apakah yang terkandung dalam Declaration Des Droits De L ‘Homme Et Du Citoyen Tahun 1789 tersebut.

3. Pemberlakuan asas retro-aktif, dalam KUHP dimungkinkan dalam hal adanya perubahan perundang-undangan. Tentang pemberlakuan retro-aktif, dalam KUHP ketentuan Pasal 1 ayat (2) menyebutkan : ”Bilamana ada perubahan dalam perundang-undangan sesudah perbuatan dilakukan, maka terhadap terdakwa diterapkan ketentuan yang paling menguntungkannya”. Apabila dicermati, rumusan ketentuan tersebut tidak jelas, dalam artian ruang lingkup perubahan UU yang dimaksud tidak menjelaskan lingkup perubahan dimaksud. Di samping itu, rumusan Pasal 1 ayat (2), bersifat diskriminatif. Jelaskan apa yang dimaksud dengan dua hal di atas.

4. Terlepas dari penilaian bahwa asas legalitas memang sangat efektif dalam melindungi rakyat dari perlakuan sewenang-wenang kekuasaan, muncul juga wacana bahwa asas legalitas ini dirasa kurang efektif bagi penegak hukum dalam merespons pesatnya perkembangan kejahatan, bahkan ini dianggap sebagian ahli sebagai kelemahan mendasar, yang oleh E. Utrecht disebutkan sebagai kekurang-mampuan asas legalitas dalam perlindungan kepentingan-kepentingan kolektif, karena memungkinkan pembebasan pelaku perbuatan yang sejatinya merupakan kejahatan tapi tidak tercantum dalam peraturan perundang-undangan. Dengan kelemahan asas legalitas itu, beberapa ahli menganggap perlu dimungkinkannya penerapan asas retroaktif (berlaku surut) yang berperan melakukan penyurutan terhadap impunitas tersangka yang telah secara yuridis diatur oleh Pasal 28 I ayat (1) UUD 1945 yang menentukan : “hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diketahui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun”. Barda Nawawi Arief melihat pelemahan atau pergeseran asas legalitas dengan menekankan pada perkembangan atau pengakuan ke arah asas legalitas materiil dengan

18

mendasarkan pada ketentuan dalam Pasal 15 ayat (2) ICCPR dan KUHP Kanada, padahal ketentuan dalam ICCPR merupakan pengecualian terhadap ketentuan non retroaktif dan kovensi tersebut. Bagaimana pendapat saudara tentang hal tersebut?

Bahan Bacaan :Ali, Mahrus, Dasar-dasar Hukum Pidana, Jakarta : Sinar Grafika, 2011.Bemmelen, J.M. Van, Hukum Pidana I, Binacipta, 1979,Bab III - IV Effendi, Erdiano, Hukum Pidana Indonesia, Suatu Pengantar, Bandung : PT

Refika Aditama, 2011 Karta Negara, Satochid. Hukum pidana kumpulan Kuliah, Bagian satu, Balai

Lektur Mahasiswa. Lamintang, PAF. Dasar- dasar Hukum Pidana Indonesia. Bandung : Sinar

Naru, 1984. Bab IV –Bab VI. Mulyatno, Azas-azas Hukum Pidana, Jakarta : Bina Aksara, 1983. Hal. 23 –

38. Prasetyo, Teguh, Hukum Pidana, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2011. Prodjodikoro, Wirjono. Asas-asas hukum Pidana di Indonesia, Bandung : P.T.

Eresco, 1981. Bab V.Remelink, Jan. Hukum Pidana, Jakarta P.T. Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Hal. 355 - 417. Schafmeister, D, N. Keijzer, E. PH. Sitorus, Hukum Pidana, Bandung : Citra

Aditya Bakti, 2007. Bab I. Sianturi, S R. Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya.

Jakarta : Alumni AHM PTHM, 1989. Bab VI – Bab VIII. Soedarto, Hukum Pidana I, Malang : Biro Penerbit FHPM Brawijaya, 1979. A.

Pendahuluan : Bab VI – Bab VII. Utrecht, Hukum Pidana I, Surabaya : Pustaka Tinta Mas, 1994. Bab VI – bab

VII. Widnyana, I Made. Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta : Fika Hati Aneska,

2010. Hal. 15 - 32. Kitab Undang – Undang Hukum Pidana (KUHP)United Declaration of Human RightsInternational Convention on Civil and political RightsInternational Criminal CourtUndang-Undang Dasar Republik indonesia 1945Undang-undang HAMUndang-undang Pengadilan HAMKirab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)Putusan Mahkamah konstitusi No. 13/PUU-2003 tentang terorismePutusan MA No. 93K/Kr/1961Putusan MA No.37 K/kr/1963Putusan MA No. 143 /Kr/1963Putusan Mahkamah Konstitusi No. 13/PUU-1/2003

19

Pertemuan 5 : Perkuliahaan 3 (Lecture)

1. Penafsiran/Interpretasi a. Teknis Penafsiranb. Metode Penafsiran

2. Tindak Pidana.a. Istilah dan Pengertian Tindak Pidanab. Unsur-unsur Tindak Pidanac. Subyek Tindak Pidana

Bahan Bacaan :Ali, Mahrus, Dasar-dasar Hukum Pidana, Jakarta : Sinar Grafika, 2011.Bemmelen, J.M. Van, Hukum Pidana I, Binacipta, 1979,Bab III dan Bab V. Effendi, Erdiano, Hukum Pidana Indonesia, Suatu Pengantar, Bandung : PT

Refika Aditama, 2011 Karta Negara, Satochid. Hukum pidana kumpulan Kuliah, Bagian satu, Balai

Lektur Mahasiswa. Lamintang, PAF. Dasar- dasar Hukum Pidana Indonesia. Bandung : Sinar

Naru, 1984. Bab III. Mulyatno, Azas-azas Hukum Pidana, Jakarta : Bina Aksara, 1983. Hal. 54 –

75. Prasetyo, Teguh, Hukum Pidana, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2011. Prodjodikoro, Wirjono. Asas-asas hukum Pidana di Indonesia, Bandung : P.T.

Eresco, 1981. Bab IV –Bab VI Remelink, Jan. Hukum Pidana, Jakarta P.T. Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Hal. 44 - 124. Schafmeister,D, N. Keijzer, E. PH. Sitorus, Hukum Pidana, Bandung : Citra

Aditya Bakti, 2007. Bab II - III.Scravandijk, H.J. Van, Buku Pelajaran tentang Hukum Pidana, Jakarta,

Groningen : J.B. Walters, 1956. Bab II – Bab III Sianturi, S R. Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya.

Jakarta : Alumni AHM PTHM, 1989. Bab V, Bab XIV, XVII. Smith and Hogan, Criminal Law, London : Butterworth, 1978. Hal. 18 – 37. Soedarto, Hukum Pidana I, Malang : Biro Penerbit FHPM Brawijaya, 1979. B.

Tindak Pidana : Bab I – Bab VI. 20

Utrecht, Hukum Pidana I, Surabaya : Pustaka Tinta Mas, 1994. Bab VI dan Bab VIII.

Widnyana, I Made. Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta : Fika Hati Aneska, 2010. Hal. 32 - 58.

Kitab Undang – Undang Hukum Pidana (KUHP)

Pertemuan 6 : Tutorial 3

Presentasi untuk tutorial 3

Problem Task :Tono yang tidak bermoral

Tono sedang duduk-duduk dekat kolam renang ketika seorang anak terpeleset dan jatuh ke kolam. Anak tersebut tidak bisa berenang, sebenarnya Tono dengan mudah bisa menolong anak tersebut, tapi karena merasa itu bukan tanggung-jawabnya Tono tidak melakukannya. Jelas Tono seorang yang tidak manusiawi, tapi apakah dia dapat dihukum bila ternyata anak tersebut cedera atau meninggal?

Study task : 1. Ada pelbagai istilah yang dipergunakan oleh para sarjana hukum

Indonesia di dalam menterjemahan pengertian “Het Starfbarefeit”. Ada yang menterjemahkan dengan perbuatan pidana, tindak pidana, peristiwa pidana, dengan berbagai argumen yang mendasarinya. Sebut serta jelaskan istilah dimaksud dengan mengetengahkan argument yang dikemukakannya, serta kemukakan pula pendapat saudara, istilah manakah yang paling tepat dipergunakan untuk menterjemahkan istilah “Het Strafbarefeit”.

2. Kenapa dikatakan, korporasi belum termasuk cakupan subyek tindak pidana dalam KUHP ?

3. Banyak kalangan mengatakan bahwa ”ekstensieve interpretatie” maknanya sama dengan ”Analogie”. Bagaimana pendapat saudara tentang hal tersebut ?

21

Bahan Bacaan :Ali, Mahrus, Dasar-dasar Hukum Pidana, Jakarta : Sinar Grafika, 2011.Bemmelen, J.M. Van, Hukum Pidana I, Binacipta, 1979,Bab III dan Bab V. Effendi, Erdiano, Hukum Pidana Indonesia, Suatu Pengantar, Bandung : PT

Refika Aditama, 2011 Karta Negara, Satochid. Hukum pidana kumpulan Kuliah, Bagian satu, Balai

Lektur Mahasiswa. Lamintang, PAF. Dasar- dasar Hukum Pidana Indonesia. Bandung : Sinar

Naru, 1984. Bab III. Mulyatno, Azas-azas Hukum Pidana, Jakarta : Bina Aksara, 1983. Hal. 54 –

75. Prasetyo, Teguh, Hukum Pidana, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2011. Prodjodikoro, Wirjono. Asas-asas hukum Pidana di Indonesia, Bandung : P.T.

Eresco, 1981. Bab IV –Bab VI Remelink, Jan. Hukum Pidana, Jakarta P.T. Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Hal. 44 - 124. Schafmeister, D, N. Keijzer, E. PH. Sitorus, Hukum Pidana, Bandung : Citra

Aditya Bakti, 2007. Bab II - III. Sianturi, S R. Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya.

Jakarta : Alumni AHM PTHM, 1989. Bab V, Bab XIV, XVII. Smith and Hogan, Criminal Law, London : Butterworth, 1978. Hal. 18 – 37. Soedarto, Hukum Pidana I, Malang : Biro Penerbit FHPM Brawijaya, 1979. B.

Tindak Pidana : Bab I – Bab VI. Utrecht, Hukum Pidana I, Surabaya : Pustaka Tinta Mas, 1994. Bab VI dan

Bab VIII. Widnyana, I Made. Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta : Fika Hati Aneska,

2010. Hal. 32 - 58. Kitab Undang – Undang Hukum Pidana (KUHP)

22

Pertemuan 7 : Perkuliahaan 4 (Lecture)

1. Sebab Akibat, Sifat Melawan Hukum dan Perumusan Tindak Pidana a. Ajaran tentang Sebab-Akibat (Kausalitas).b. Sifat Melawan Hukum (Wederechtelijk)c. Perumusan Tindak Pidana dalam Undang-undang

2. Pertanggungjawaban Pidana. a. Pengertian Pertanggungjawaban Pidanab. Kemampuan Bertanggungjawab

Bahan Bacaan :Ali, Mahrus, Dasar-dasar Hukum Pidana, Jakarta : Sinar Grafika, 2011.Bemmelen, J.M. Van, Hukum Pidana I, Binacipta, 1979,Bab V dan Bab VII. Effendi, Erdiano, Hukum Pidana Indonesia, Suatu Pengantar, Bandung : PT

Refika Aditama, 2011Huda, Chairul, Dari Tiada pidana Tanpa Kesalahan Menuju Kepada Tiada

Pertanggung Jawaban Pidana Tanpa kesalahan, Jakarta : Putra Grafika, 2006.

Karta Negara, Satochid. Hukum pidana kumpulan Kuliah, Bagian satu, Balai Lektur Mahasiswa.

Lamintang, PAF. Dasar- dasar Hukum Pidana Indonesia. Bandung : Sinar Naru, 1984. Bab III dan Bab VII.

Muladi, Dwija Priyatno, Pertanggung Jawaban korporasi dalam hukum pidana, Bandung : Sekolah Tinggi Hukum Bandung, 1991.

Mulyatno, Azas-azas Hukum Pidana, Jakarta : Bina Aksara, 1983. Hal. 83 - 130.

Prasetyo, Teguh, Hukum Pidana, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2011. Prodjodikoro, Wirjono. Asas-asas hukum Pidana di Indonesia, Bandung : P.T.

Eresco, 1981. Bab VI.Remelink, Jan. Hukum Pidana, Jakarta P.T. Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Hal. 124 -141. 23

Sapardjaya, Komariah Emong. Ajaran Sifat Melawan Hukum Materiil dalam Hukum Pidana Indonesia, Bandung : Alumni, 2002.

Schafmeister, N. Keijzer, E. PH. Sitorus, Hukum Pidana, Bandung : Citra Aditya Bakti, 2007. Bab II-III.

Sianturi, S R. Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya. Jakarta : Alumni AHM PTHM, 1989. Bab X – Bab XII,Bab XVIII – Bab XXI.

Smith and Hogan, Criminal Law, London : Butterworth, 1978. Hal. 32 - 47. Soedarto, Hukum Pidana IA, IB, Malang : Biro Penerbit FHPM Brawijaya,

1979. Buku IA : B. Tindak Pidana : Bab VII – Bab VIII. Buku I B : Bab I – Bab II.

Utrecht, Hukum Pidana I, Surabaya : Pustaka Tinta Mas, 1994. Bab VIII dan Bab X.

Widnyana, I Made. Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta : Fika Hati Aneska, 2010. Hal. 58 - 63.

Kitab Undang – Undang Hukum Pidana (KUHP)Arrest Hoge Raad 20 Februari 1933, Kasus dokter hewan dari HuizenPutusan Pengadilan Negeri Sawahlunto tanggal 10 September 1936, kasus merusak ketentraman rumah (Pasal 167 KUHP).Putusan Raad van Justitie Batavia tanggal 23 Juli 1937Putusan Politierechter tanggal 5 April 1933Putusan Politierechter Palembang tanggal 18 november 1936 yang diperkuat oleh Hoogerechtshof tanggal 2 Februari 1937Putusan Pengadilan Negeri Pontianak tanggal 7 Mei 1951.Putusam Mahkamah konstitusi No. 003/PUU-IV/2006.

24

Pertemuan 8 : tutorial 4 Presentasi untuk tutorial 4 (perhatikan kasus 1 dan kasus 2) :

Problem Task 1 :Kasus 1 :- Bahwa pada tanggal 12 Januari 2004 mulai berdiri perusahaan yang bergerak

dibidang eksploitasi / tambang galian golongan C, perusahaan tersebut mengantongi ijin atas nama I Gede Keplug, lahan yang digali tersebut ada lahan milik I Gede Keplug sendiri di samping itu, ada juga lahan orang lain, yakni : I Wayan Geledag, I Made Geledig dan I Nyoman Geledeg.

- bahwa untuk lahan orang lain khususnya lahan milik saudara I Wayan Geledag digali pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2008, caranya menggali lahan tersebut yaitu lahan digali dengan menggunakan alat berat lalu kemudian material yang telah digali tersebut dinaikkan diatas truk dan diangkut dibawa ke tempat pengayakan manual ( Bahasa Bali “sidi”), ditempat tersebut, material yang berasal dari lahan milik saudara I Made Geledig diayak dijadikan pasir super dan pasir cor, over size pasir cor dan super tersebut (sisa produksi) yaitu ada material lain yang tersisa seperti batu kali dan kerikil yang menurut perusahaan tersebut disebut limbah, limbah tersebut dikumpulkan di areal yang tidak jauh dari tempat pengayakan;

- bahwa pihak pemilik perusahaan dalam hal ini saudara I Gede Keplug melakukan kerjasama dengan saudara I Wayan geledag dengan cara lahan

25

digali kemudian diayak dengan ayakan manual untuk diproduksi menjadi pasir super dan cor, kemudian hasil penjualan pasir super dan cor tersebut pemilik lahan dalam hal ini saudara I Wayan Geledag mendapat bagi hasil atau dikenal dengan istilah uang cuk sebesar Rp. 8.500,- (delapan ribu lima ratus rupiah) per truk setiap pasir super dan pasir cor yang laku terjual;

- bahwa kesepakatan itu hanya dibuat secara lisan saja, demikian terus berjalan sampai tahun 2008 (sampai berakhirnya lahan itu digali);

- Bahwa kemudian pada bulan Mei 2009 mulailah bagian operasional perusahaan tersebut yaitu saudara I Nyoman Gedegur mendatangkan sebuah alat yang bernama Vibrator screen (sidi getar), mulai saat itu limbah (over size pasir super dan cor) yang ada yang berasal dari lahannya saudara I Wayan Geledag diproduksi menjadi koral dan sekitar 5% pasir diproduksi menjadi pasir cor lagi, kemudian koral tersebut dijual dengan harga Rp. 350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) per truknya;

- bahwa pihak perusahaan tidak memberikan uang cuk atau uang bagi hasil kepada pemilik lahan tempat limbah itu berasal dengan alasan :

a. tidak ada perjanjian tentang pembagian hasil antara perusahaan dengan pemilik lahan baik tertulis atau lisan;

b. limbah sesungguhnya sudah diperhitungkan dengan harga cuk pasir yang besarnya Rp. 8.500,- (delapan ribu lima ratus rupiah) tersebut, karena proses pembuangan / penataan limbah memerlukan biaya operasional yang sama seperti memproses pasir;

c. limbah tersebut sebenarnya bukan pemilik lahan karena pemilik lahan tidak mengijinkan perusahaan untuk menaruh limbahnya di lahan yang sudah digali, selanjutnya pada sekitar bulan Mei 2010 limbah tersebut diolah dengan alat yang namanya Stone Cruser (pemecah batu) diproduksilah batu pecah, koral dan agregat, mulai bulan tersebut (mei 2010) sampai dengan Nopember 2010.

- Koral yang berasal dari limbah laku terjual sebanyak 1.138 (seribu seratus tiga puluh delapan) truk namun pemilik lahan dalam hal ini saudara I Wayan Geledag tidak diberikan uang cuknya (uang bagi hasil) dengan alasan sebagaimana tersebut diatas, atas kejadian tersebut saudara I Wayan Geledag melaporkan saudara I Gede Keplug ke kantor polisi.

Kasus 2 :

26

Di dalam perjalanan pulang dari tempatnya bekerja Drs. I Made Gede Kerug Pastika, menemukan sebuah dompet berwarna hitam, di seputaran jalan Simpang Siur Kuta. Dompet tersebut adalah milik seorang pengendara sepeda motor yang pada saat itu mengalami kecelakaan karena “out control” yang bertepatan saat itu sedang di gotong oleh warga ke pinggir jalan dalam keadaan luka-luka. Drs. I Made Gede Kerug Pastika, karena terburu-buru, mendapat telepon dari istrinya yang memberitakan anaknya sakit panas, maka dompet yang dipungutnya itu langsung dimasukkan ke dalam sakunya dan iapun beranjak pulang meninggalkan tempat kejadian.

Diskusikan : Apakah dua kasus di atas merupakan tindak pidana? Dihubungkan dengan unsur tindak pidana dalam arti sempit, tindak pidana apakah yang telah terjadi dalam kasus-kasus di atas?

Problem Task 2 :

Penganiayaan tanpa hukuman

Seorang guru telah dilaporkan oleh salah satu orang tua murid karena dianggap melakukan tindakan penganiayaan ringan (Pasal 352 ayat 1). Setelah kasus tersebut diproses dalam sistem peradilan pidana, ternyata dapat dibuktikan bahwa memang benar perbuatan yang dilakukan guru tersebut merupakan tindak pidana, namun oleh hakim, guru tersebut dibebaskan dengan alasan bahwa perbuatan tersebut oleh masyarakat dianggap masih dapat diterima sebagai salah satu cara untuk mendorong seorang anak untuk lebih rajin belajar. Bagaimana pendapat saudara tentang kasus di atas?

ProblemTask 3 :

Cinta membawa derita

Tragis sekali nasib subandi, mampirnya Suri kekasih tercintanya kerumah untuk minta tolong diasahkan pisau telah membuat Toger mantan pacar suri marah, saking kalapnya diambilnya pisau Suri yang tergeletak di meja lalu ditusukkan ke dada subandi. Subandi terkapar bermandikan darah, melihat kejadian tersebut Suri berteriak dan minta tolong pada tetangga. Arif yang berbadan kekar secepatnya mengangkat dan melarikan subandi ke rumah sakit dengan angkot miliknya, tapi saking terburu-burunya dia tidak melihat ada truk mogok

27

di tengah jalan, tabrakanpun tidak terhindarkan, Arif selamat, sedangkan Subandi meninggal dunia.

Pertanyaan : Dilihat dari teori kausalitas, apakah Toger dapat dipertanggung jawabkan atas kematian Sebandi? Bahan Bacaan :

Ali, Mahrus, Dasar-dasar Hukum Pidana, Jakarta : Sinar Grafika, 2011.Bemmelen, J.M. Van, Hukum Pidana I, Binacipta, 1979,Bab V dan Bab VII. . Effendi, Erdiano, Hukum Pidana Indonesia, Suatu Pengantar, Bandung : PT

Refika Aditama, 2011 Karta Negara, Satochid. Hukum pidana kumpulan Kuliah, Bagian satu, Balai

Lektur Mahasiswa. Lamintang, PAF. Dasar- dasar Hukum Pidana Indonesia. Bandung : Sinar

Naru, 1984. Bab III dan Bab VII. Mulyatno, Azas-azas Hukum Pidana, Jakarta : Bina Aksara, 1983. Hal. 83 -

130. Prasetyo, Teguh, Hukum Pidana, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2011. Prodjodikoro, Wirjono. Asas-asas hukum Pidana di Indonesia, Bandung : P.T.

Eresco, 1981. Bab VI.Remelink, Jan. Hukum Pidana, Jakarta P.T. Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Hal. 124 -141. Schafmeister,D, N. Keijzer, E. PH. Sitorus, Hukum Pidana, Bandung : Citra

Aditya Bakti, 2007. Bab II-III Sianturi, S R. Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya.

Jakarta : Alumni AHM PTHM, 1989. Bab X – Bab XII,Bab XVIII – Bab XXI.

Smith and Hogan, Criminal Law, London : Butterworth, 1978. Hal. 32 - 47. Soedarto, Hukum Pidana IA, IB, Malang : Biro Penerbit FHPM Brawijaya,

1979. Buku IA : B. Tindak Pidana : Bab VII – Bab VIII. Buku I B : Bab I – Bab II.

Utrecht, Hukum Pidana I, Surabaya : Pustaka Tinta Mas, 1994. Bab VIII dan Bab X.

Widnyana, I Made. Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta : Fika Hati Aneska, 2010. Hal. 58 - 63.

Kitab Undang – Undang Hukum Pidana (KUHP)Arrest Hoge Raad 20 Februari 1933, Kasus dokter hewan dari HuizenPutusan Pengadilan Negeri Sawahlunto tanggal 10 September 1936, kasus merusak ketentraman rumah (Pasal 167 KUHP).Putusan Raad van Justitie Batavia tanggal 23 Juli 1937Putusan Politierechter tanggal 5 April 1933Putusan Politierechter Palembang tanggal 18 november 1936 yang diperkuat oleh Hoogerechtshof tanggal 2 Februari 1937Putusan Pengadilan Negeri Pontianak tanggal 7 Mei 1951.Putusam Mahkamah konstitusi No. 003/PUU-IV/2006.

28

Pertemuan 9: Perkuliahaan 5 (Lecture)

1.Kesengajaan dan Kealpaana. Kesengajaan (Dolus)b. Kealpaan (Culpa)

2.Alasan Penghapus Pidana.a. Alasan pembenarb. Alasan Pemaaf

Bahan Bacaan :Ali, Mahrus, Dasar-dasar Hukum Pidana, Jakarta : Sinar Grafika, 2011.Bemmelen, J.M. Van, Hukum Pidana I, Binacipta, 1979,Bab VI, VIII, dan IX. Chazawi, Adami. Pelajaran Hukum Pidana Bagian 1, 2, Jakarta : Raja

Grafindo Persada, 2002. Effendi, Erdiano, Hukum Pidana Indonesia, Suatu Pengantar, Bandung : PT

Refika Aditama, 2011 Karta Negara, Satochid. Hukum pidana kumpulan Kuliah, Bagian satu, Balai

Lektur Mahasiswa. Lamintang, PAF. Dasar- dasar Hukum Pidana Indonesia. Bandung : Sinar

Naru, 1984. Bab VIII –Bab XIII. Mulyatno, Azas-azas Hukum Pidana, Jakarta : Bina Aksara, 1983. Hal. 137 -

216. 29

Prasetyo, Teguh, Hukum Pidana, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2011. Prodjodikoro, Wirjono. Asas-asas hukum Pidana di Indonesia, Bandung : P.T.

Eresco, 1981. Bab VI –Bab VIIRemelink, Jan. Hukum Pidana, Jakarta P.T. Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Hal. 142 – 281. Schaffmeister,D, N. Keijzer, E. P H. Sitorus, Hukum Pidana, Bandung : Citra

Aditya Bakti, 2007. Bab IV – Bab VIII. Sianturi, S R. Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya.

Jakarta : Alumni AHM PTHM, 1989. Bab XIX – Bab XXVI. Smith and Hogan, Criminal Law : Londen : Butterwoth, 1978. Hal. 47 – 78,

dan Hal. 155 -211. Soedarto, Hukum Pidana IB, Malang : Biro Penerbit FHPM Brawijaya, 1979. A.

Pendahuluan : Bab III – Bab IV. Utrecht, Hukum Pidana I, Surabaya : Pustaka Tinta Mas, 1994. Bab VIII – Bab

IX. Widnyana, I Made. Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta : Fika Hati Aneska,

2010. Hal. 136 – 160.Kirab Undang – undang Hukum Pidan (KUHP)Arrest HR tanggal 9 Maret 1911Kasus Thomas dari Bremerheven Putusan Politierechter Batavia 5 Desember 1939Putusan HR 6 Februari 1940

Pertemuan 10 : Tutorial 5

Presentasi untuk tutorial 5 :

Problem Task 1 :Siapakah yang bersalah?Di suatu malam yang cerah, sekumpulan anak-anak muda sedang menikmati akhir pekan di pinggiran Jalan By Pass Ida Bagus Mantra. Malam semakin larut, satu persatu anak-anak muda tersebut meninggalkan tempat, sehingga yang tersisa hanyalah 2 (dua) orang yakni : Mohamad Azis dan Ahmad Ponidi. Hari menjelang pagi, Mohamad Azis dan Ahmad Ponidi meninggalkan tempat hendak menuju ke rumahnya dengan berboncengan sepeda motor. Yang mengendarai motor adalah Mohamad Azis, sedangkan yang dibonceng Ahmad Ponidi. Dalam perjalanan pulang, tiba-tiba ditabrak oleh sepeda motor yang datang dari arah yang berlawanan, sehingga karena kerasnya benturan, Mohamad Aziz meninggal di tempat. Dalam pemeriksaan di Kepolisian, ternyata diketahui, Ahmad Ponidi tidak memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM) serta pada saat mengendarai motor tidak menyalakan lampu depan. Dan di dalam pemeriksaan kepolisian, juga

30

diketahui bahwa pengendara sepeda motor yang menabraknya, adalah pasien Rumah Sakit Jiwa Bangli yang melarikan diri dari tempat perawatannya.

Pertanyaan : Apakah telah terjadi tindak pidana dalam kasus di atas? Siapakah yang bisa dipersalahkan dalam kejadian tersebut di atas, bila ada, bentuk kesalahan yang bagaimana? Dapatkah pelakunya dipidana karena perbuatannya tersebut?

Prolem Task 2 :Emangnya gue pikirinKarena terburu-buru harus sampai di kampus Kadir memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi, dia tidak perduli akan kondisi lalu-lintas yang sangat padat dan jalan licin karena gerimis. Demikian pula dia tidak perduli dengan lalulintas yang padat, dia tidak mengurangi kecepatannya ketika ada banyak penyebrang jalan di depannya. Tak dapat dihindari beberapa orang tertabrak olehnya, sehingga mengalami luka berat. Menurut saudara apakah Kadir dapat dipersalahkan (dilihat dari adanya hubungan antara perbuatan dengan sikap batin) dalam tindak pidana tersebut ?

Problem task 3 :Masalah Satpol PPSeorang anggota Satpol PP menangkap dan menahan seorang wartawan yang sedang meliput jalannya persidangan tindak pidana korupsi di suatu Pengadilan Negeri. Perintah penangkapan dan penahanan tersebut diberikan oleh seorang Kepala Daerah/Bupati, dengan alasan, wartawan tersebut tidak memiliki KIPEM, padahal wartawan tersebut memang berdomisili di kabuaten lain. Anggota Satpol PP yang melakukan penangkapan dan penahanan, mengira perintah tersebut adalah syah karena diberikan oleh pejabat yang berwenang. Atas penangkan dan penahanan yang dilakukan oleh Satpol PP tersebut, kemudian wartawan tersebut melaporkan tindakan anggota Satpol PP tersebut ke Kepolisian dengan dasar laporan merampas kemerdekaan seseorang. Dapatkah Satpol PP tersebut dipersalahkan telah melakukan penangkapan dan penahanan?

Problem Task 4 :Sipedagang barang antik : Roberto

31

Seorang tamu warga negara Italia yang bernama Roberto dikenal sebagai kolektor benda-benda antik, datang ke Bali dengan mengunjungi beberapa Art Shop. Di Art Shop “ANTIQUES” Roberto tertarik dengan sebuah benda berupa patung serta rangkaian benda dari uang kepeng yang menurut pedagangnya merupakan benda antik yang telah ratusan tahun. Benda-benda tersebut dipajang layaknya benda-benda dagangan seperti juga benda-benda lain yang ada di Art Shop tersebut. Setelah ada kesepakatan harga, Roberto menyetujui harga yang ditawarkan, yakni Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah). Sebelum Roberto meninggalkan Bali, ia ditangkap oleh anggota Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Daerah Bali, karena disangka telah melakukan tindak pidana penadahan. Dengan mencermati rumusan Pasal penadahan yang dirumuskan secara “Pro Parte Dolus” dan “ Pro Parte Culpa”, bagaimanakah pendapat saudara tentang kasus di atas?

Study Task :Jonkers di dalam keterangannya tentang schuldbegrip membuat pembagian atas tiga bagian dalam pengertian kesalahan, yaitu :

1. selain kesengajaan atau kealpaan (opzet of schuld);2. meliputi juga sifat melawan hukum ( de wederrechtehjkheid); dan3. kemampuan bertanggungjawab (de toerkenbaarheid) 4. Bagaimanakah pendapat saudara apabila di dalam menentukan

pertanggung-jawaban pidana seseorang, dilihat dari pendapat yang dikemukakan Jonkers.

Bahan Bacaan :Ali, Mahrus, Dasar-dasar Hukum Pidana, Jakarta : Sinar Grafika, 2011.Bemmelen, J.M. Van, Hukum Pidana I, Binacipta, 1979,Bab VI, VIII, dan IX. Chazawi, Adami. Pelajaran Hukum Pidana Bagian 1, 2, Jakarta : Raja

Grafindo Persada, 2002. Effendi, Erdiano, Hukum Pidana Indonesia, Suatu Pengantar, Bandung : PT

Refika Aditama, 2011 Karta Negara, Satochid. Hukum pidana kumpulan Kuliah, Bagian satu, Balai

Lektur Mahasiswa. Lamintang, PAF. Dasar- dasar Hukum Pidana Indonesia. Bandung : Sinar

Naru, 1984. Bab VIII –Bab XIII. Mulyatno, Azas-azas Hukum Pidana, Jakarta : Bina Aksara, 1983. Hal. 137 -

216. Prasetyo, Teguh, Hukum Pidana, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2011. Prodjodikoro, Wirjono. Asas-asas hukum Pidana di Indonesia, Bandung : P.T.

Eresco, 1981. Bab VI –Bab VII

32

Remelink, Jan. Hukum Pidana, Jakarta P.T. Gramedia Pustaka Utama, 2003. Hal. 142 – 281.

Schaffmeister,D, N. Keijzer, E. P H. Sitorus, Hukum Pidana, Bandung : Citra Aditya Bakti, 2007. Bab IV – Bab VIII.

Sianturi, S R. Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya. Jakarta : Alumni AHM PTHM, 1989. Bab XIX – Bab XXVI.

Smith and Hogan, Criminal Law , Londen : Butterwoth, 1978. Hal. 47 – 78, dan Hal. 155 -211.

Soedarto, Hukum Pidana IB, Malang : Biro Penerbit FHPM Brawijaya, 1979. A. Pendahuluan : Bab III – Bab IV.

Utrecht, Hukum Pidana I, Surabaya : Pustaka Tinta Mas, 1994. Bab VIII – Bab IX.

Widnyana, I Made. Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta : Fika Hati Aneska, 2010. Hal. 136 – 160.

Kirab Undang – undang Hukum Pidan (KUHP)Arrest HR tanggal 9 Maret 1911Kasus Thomas dari Bremerheven Putusan Politierechter Batavia 5 Desember 1939Putusan HR 6 Februari 1940

Pertemuan 11 : Perkuliahan 6 (Lecture)

Pidana dan Pemidanaan.a. Istilah dan Pengertian Pidanab. Pidana (Straaf) dan Tindakan (Matregel)c. Jenis-jenis Pidanad. Teori tentang Tujuan Pemidanaane. Aturan-aturan Pemidanaan (Hal-hal yang Memberatkan dan

Meringankan Pidana)

Bahan Bacaan :

Ali, Mahrus, Dasar-dasar Hukum Pidana, Jakarta : Sinar Grafika, 2011.Bemmelen, J.M. Van, Hukum Pidana I, Binacipta, 1979. Bab II, dan Hukum

Pidana II.

33

Carney, Louis P., Probation and Parole, New York : Mc Graw Hill Book Company, 1977.

Chazawi, Adami. Pelajaran Hukum Pidana Bagian 1, 2, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2002.

Duff, Antony and David Garland, A Reader on Punishment, New York, Oxford University Press, 1994.

Effendi, Erdiano, Hukum Pidana Indonesia, Suatu Pengantar, Bandung : PT Refika Aditama, 2011

Mc Cord, James W.H., Sandra L Mc Cord, Criminal Law and Precedure, New York : Thomson Delmar learning, 2006. Bab III.

Prasetyo, Teguh, Hukum Pidana, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2011. Prodjodikoro, Wirjono. Asas-asas hukum Pidana di Indonesia, Bandung : P.T.

Eresco, 1981. Bab IIIRemelink, Jan. Hukum Pidana, Jakarta P.T. Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Hal. 455 -622.Sianturi, S R. Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya.

Jakarta : Alumni AHM PTHM, 1989. Bab XLV – Bab XLVII. Smith and Hogan, Criminal Law, London : Butterworth, 1978. Hal.3 -15. Sholehuddin, Sistem Sanksi dalam Hukum Pidana, Jakarta : Raja Grafindo

Utama, 2003.Utrecht, Hukum Pidana I, Surabaya : Pustaka Tinta Mas, 1994. Bab V.Widnyana, I Made. Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta : Fika Hati Aneska,

2010. Hal.75 - 136. Kitab Undang – Undang Hukum Pidana (KUHP)

Pertemuan 12 : Tutorial 6

Presentasi untuk tutorial 6

Problem Task :Tidak adil

Akhir-akhir ini masyarakat tidak puas dengan putusan pengadilan, mereka melihat hukuman yang dijatuhkan pengadilan terhadap koruptor dengan hukuman yang dijatuhkan pengadilan terhadap pencuri sandal, pencuri 3 (tiga) biji buah coklat, pencuri kapuk ternyata tidak jauh berbeda.” Tidak adil”, kata mereka, koruptor seharusnya dihukum berat karena telah merugikan keuangan negara dan menyengsarakan rakyat.

34

Diskusikan : Tujuan pemiidanaan apakah yang mendasari hakim dalam menjatuhkan putusan-putusan tersebut? Serta bagaimanakah mengubah kata ”tidak adil” dari masyarakat tersebut menjadi kata ”adil” dengan memperhatikan perkembangan tujuan pemidanaan?

Study Task :1. Jelaskan perbedaan pengertian hukuman dengan pidana.2. Apa maksudnya, hukum pidana menganut ”double track system”3. Bagaimana perkembangan tujuan pemidanan hingga dewasa ini?4. Bagaiamana pendapat saudara tentang perubahan paradigma tujuan

pemidanaan dari pembalasan ke resosialisasi, serta apa hubungannya dengan pelaksanaan pidana penjara dengan sistem pemasyarakatan yang diterapkan di Indonesia ?

Bahan Bacaan :Ali, Mahrus, Dasar-dasar Hukum Pidana, Jakarta : Sinar Grafika, 2011.Bemmelen, J.M. Van, Hukum Pidana I, Binacipta, 1979. Bab II, dan Hukum

Pidana II. Carney, Louis P., Probation and Parole, New York : Mc Graw Hill Book

Company, 1977. Chazawi, Adami. Pelajaran Hukum Pidana Bagian 1, 2, Jakarta : Raja

Grafindo Persada, 2002. Duff, Antony and David Garland, A Reader on Punishment, New York, Oxford

University Press, 1994.Effendi, Erdiano, Hukum Pidana Indonesia, Suatu Pengantar, Bandung : PT

Refika Aditama, 2011 Mc Cord, James W.H., Sandra L Mc Cord, Criminal Law and Presidure, New

York : Thomson Delmar learning, 2006. Bab III. Prasetyo, Teguh, Hukum Pidana, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2011. Prodjodikoro, Wirjono. Asas-asas hukum Pidana di Indonesia, Bandung : P.T.

Eresco, 1981. Bab IIIRemelink, Jan. Hukum Pidana, Jakarta P.T. Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Hal. 455 -622.Sianturi, S R. Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya.

Jakarta : Alumni AHM PTHM, 1989. Bab XLV – Bab XLVII. Smith and Hogan, Criminal Law, London : Butterworth, 1978. Hal.3 -15. Utrecht, Hukum Pidana I, Surabaya : Pustaka Tinta Mas, 1994. Bab V.Widnyana, I Made. Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta : Fika Hati Aneska,

2010. Hal.75 - 136. Kitab Undang – Undang Hukum Pidana (KUHP)

35

36