Upload
dongoc
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PIMPINAN DPRD KABUPATEN NGANJUKPROVINSI JAWA TIMUR
KEPUTUSAN DPRD KABUPATEN NGANJUK
NOMOR 09 TAHUN 2016
TENTANG
PENETAPAN REKOMENDASI TERHADAPLAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN BUPATI NGANJUK
TAHUN ANGGARAN 2015
PIMPINAN DPRD KABUPATEN NGANJUK,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 23 Peraturan Pemerintah Nomor 3Tahun 2007 Tentang Laporan Penyelenggaraan PemerintahanDaerah Kepada Pemerintah, Laporan KeteranganPertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan PerwakilanDaerah Dan Informasi Laporan Penyelenggaraan PemerintahanDaerah Kepada Masyarakat, maka berdasarakan hasilpembahasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah memberikanrekomendasi terhadap Laporan Keterangan PertanggungjawabanBupati Nganjuk Tahun Anggaran 2015 kepada Bupati Nganjukuntuk perbaikan penyelenggaraan pemerintahan ke depan ;
b. bahwa untuk melaksanakan konsideran sebagaimana huruf a,maka dengan telah dilaporkannya hasil pembahasan LaporanKeterangan Pertanggungjawaban Bupati Nganjuk TahunAnggaran 2015 oleh Panitia Khusus Pembahasan LaporanKeterangan Pertanggungjawaban Bupati Nganjuk TahunAnggaran 2015 perlu menetapkan Rekomendasi DewanPerwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Nganjuk terhadapLaporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati NganjukTahun Anggaran 2015 dengan Keputusan Dewan PerwakilanRakyat Daerah.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950, tentang PembentukanDaerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi JawaTimur (Lembaran Negara Tahun 1950 Nomor 19, TambahanLembaran Negara Nomor 9) sebagaimana telah diubah denganUndang-UndangNomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Tahun1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2730) ;
2
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentangPenyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari KorupsiKolusi Dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3851) ;
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang KeuanganNegara (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4286) ;
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang PerbendaharaanNegara ( Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia 4355 ) ;
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang PemeriksaanPengelola dan Tanggung Jawab Keuangan Negara ( LembaranNegara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia 4437 ) ;
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang PembentukanPeraturan Perundang-Undangan ( Lembaran Negara Tahun 2011Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia5234) ;
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir kali denganUndang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5679) ;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentangKedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan AnggotaDPRD (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4416) sebagaimana diubah yang ketiga kalinya denganPeraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2007 Nomor 47, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4712) ;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang PedomanPembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, TambahanLembaran Negara Nomor 4593) ;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang LaporanPenyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada Pemerintah,Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepadaDPRD dan Informasi Laporan Penyelenggaraan PemerintahDaerah kepada Masyarakat ;
3
11. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2010 tentang PedomanPenyusunan Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerahtentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 22, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5104 ) ;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 01 Tahun 2005tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan danAnggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran DaerahKabupaten Nganjuk Tahun 2005 Nomor 01) sebagaimana diubahketiga kalinya dengan Peraturan Daerah Kabupaten NganjukNomor 02 Tahun 2007 ;
13. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten NganjukNomor 01 Tahun 2014 tentang Tata Tertib Dewan PerwakilanRakyat Daerah.
Memperhatikan : 1. Laporan hasil pembahasan Panitia Khusus PembahasanLaporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati NganjukTahun Anggaran 2015 tanggal 29 April 2016 ;
2. Hasil Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat DaerahKabupaten Nganjuk 29 April 2016.
M E M U T U S K A N
Menetapkan : KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAHKABUPATEN NGANJUK TENTANG PENETAPAN REKOMENDASITERHADAP LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABANBUPATI NGANJUK TAHUN ANGGARAN 2016.
KESATU : Menetapkan Rekomendasi Laporan KeteranganPertanggungjawaban Bupati Nganjuk Tahun Anggaran 2015sebagaimana termuat dalam Laporan Hasil Pembahasan PanitiaKhusus Pembahasan Laporan Keterangan PertanggungjawabanBupati Nganjuk Tahun Anggaran 2015 sebagai RekomendasiDewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Nganjuksebagaimana tercantum dalam lampiran yang tidak terpisahkandengan keputusan ini.
KEDUA : Memerintahkan kepada Bupati Nganjuk untuk melaksanakanrekomendasi sebagaimana dimaksud Diktum KESATU untukperbaikan penyelenggaraan pemerintah daerah kedepan.
4
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : NganjukPada tanggal : 29 April 2016
KETUADEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN NGANJUK
dto
Drs. PUJI SANTOSO
Salinan sesuai dengan aslinyaSEKRETARIS DPRD
KABUPATEN NGANJUK
Drs. NUR SOLEKAN, M.SiPembina Tk. I
NIP. 19661227 198602 1 001
5
LAMPIRANKEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUKNOMOR 09 TAHUN 2016TENTANG PENETAPAN REKOMENDASI TERHADAP LAPORAN KETERANGANPERTANGGUNGJAWABAN BUPATI NGANJUK TAHUN ANGGARAN 2015
REKOMENDASIDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK
TERHADAPLAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN
BUPATI NGANJUK TAHUN 2015
I. PENDAHULUAN
Dimensi pertanggungjawaban kepala daerah harus dimaknai dengan
upaya mengedepankan akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan
pemerintahan dan pengelolaan keuangan daerah. Cakupan dimensi
pertanggung jawaban Kepala Daerah itu tersirat dari amanat pasal-pasal dalam
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
Pertama adalah dimensi evaluasi penyelenggaraan pemerintahan
daerah yang menyangkut penilaian indikator kinerja, keberhasilan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, upaya-upaya dan kebijakan
yang diambil, ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan serta
kebijakan nasional yang berlaku. Keharusan adanya evaluasi terhadap
penyelenggaraan pemerintahan daerah itu kemudian terbit PeraturanPemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman EvaluasiPenyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Kedua adalah dimensi kewajiban menyampaikan laporan
penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah, lengkapnya disertai
laporan keterangan pertanggung-jawaban kepada DPRD, dan informasi laporan
penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat (Pasal 27).
Kewajiban menyampaikan dan memberikan informasi laporan itu telah
mendorong terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentangLaporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah,Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD,dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepadaMasyarakat.
Ketiga adalah dimensi pelaporan dan pertanggung-jawaban keuangan
daerah atau pelaksanaan APBD. Kewajiban menyusun laporan keuangan dan
mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan daerah ini melahirkan
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang PengelolaanKeuangan Daerah.
6
Ketiga dimensi pertanggungjawaban/akuntabilitas pemerintah daerah
itu saling terkait satu dengan lainnya, seperti misalnya dalam melakukan
evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah (EPPD), informasi yang dinilai
bersumber pada:
a. LPPD (sumber informasi utama),
b. Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
c. Informasi keuangan daerah;
d. Laporan kinerja instansi pemerintah daerah;
e. Laporan hasil pembinaan, penelitian, pengembangan, pemantauan evaluasi
dan pengawasan pelaksanaan urusan pemerintahan daerah;
f. Laporan hasil survey kepuasan masyarakat terhadap layanan
pemerintahan daerah;
g. Laporan kepala daerah atas permintaan khusus;
h. Rekomendasi/tanggapan DPRD terhadap LKPJ kepala daerah;
i. Laporan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan daerah
yang berasal dari lembaga independen;
j. Tanggapan masyarakat atas informasi LPPD; dan
k. Laporan dan/atau informasi lain yang akurat dan jelas
penanggungjawabnya (Pasal 16, PP Nomor 6 Tahun 2008).
Dengan demikian ada keterkaitan antara Laporan Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD (PP Nomor 58 Tahun 2005), dan Rekomendasi/Tanggapan
DPRD terhadap LKPJ Kepala Daerah, LPPD dan Informasi LPPD (PP Nomor 3
Tahun 2007) dengan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (PP
Nomor 6 Tahun 2008).
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati merupakan
kewajiban yang harus dilaksanakan oleh Bupati sebagaimana telah ditetapkan
dalam Pasal 69 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah. Amanat Undang-undang itu secara tegas dinyatakan
bahwa: “ Kepala Daerah wajib menyampaikan laporan penyelenggaraan
Pemerintah Daerah, laporan keterangan pertanggungjawaban dan ringkasan
laporan penyelenggaraan pemerintah daerah”
Implementasi dari kewajiban pertanggungjawaban penyelenggaraan
pemerintahan daerah tersebut, Pemerintah mengeluarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada
Masyarakat. Peraturan Pemerintah ini merupakan salah satu upaya
7
Pemerintah untuk mewujudkan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik
(good governance), yaitu adanya akuntabilitas, efektifitas, efisiensi,
transparansi, partisipasi masyarakat (publik), penegakan hukum dalam setiap
penyelenggaraan urusan pemerintahan. Maksud kewajiban
pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintahan dalam peraturan
pemerintah ini merupakan bentuk “triple accountability” Bupati kepada
stakeholder pemerintahan dan pembangunan yang meliputi Pemerintah Pusat,
DPRD dan Masyarakat secara luas.
Dalam rangka melaksanakan prinsip akuntabilitas, LKPJ disampaikan
oleh Kepala Daerah kepada DPRD dalam suatu Rapat Paripurna DPRD,
kemudian dibahas secara internal sesuai dengan tata tertib DPRD. Hasil
pembahasan internal tersebut dituangkan dalam Keputusan DPRD selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah LKPJ diterima. Keputusan DPRD
tersebut disampaikan kepada Kepala Daerah dalam rapat paripurna sebagai
rekomendasi kepada Kepala Daerah untuk perbaikan penyelenggaraan
pemerintahan daerah ke depan.
Memperhatikan hal tersebut, maka Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati hakekatnya dapat dipandang sebagai
“public responsibility” dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai Kepala
Daerah melalui DPRD dalam rangka membentuk dan mewujudkan
pemerintahan daerah yang transparan dan demokratis.
Dengan demikian LKPJ Bupati Akhir Tahun Anggaran 2015 adalah
pemenuhan kewajiban atas pertanggungjawaban atas upaya-upaya yang telah
dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara
sistematis dan terstruktur pada periode tahun anggaran 2015.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Nganjuk telah
melakukan proses pembahasan LKPJ Bupati Nganjuk Akhir Tahun Anggaran
2015 ini sebagai salah satu perwujudan dan implementasi dari fungsi
pengawasan DPRD dalam tata pemerintahan daerah sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, Peraturan Pemerintah Nomor
58 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 serta
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 berikut perubahan-
perubahannya.
Dalam rangka pembahasan LKPJ Bupati Nganjuk Akhir Tahun Anggaran
2015 ini, DPRD Kabupaten Nganjuk mendasarkan pada satu prinsip utama
pemerintahan yaitu dalam rangka mewujudkan local good governance yang
ditandai dengan adanya tranparansi, akuntabilitas publik, partisipasi, efisiensi
dan efektivitas, serta penegakan hukum. Sehingga hasil rekomendasi DPRD
yang memiliki dampak pada berbagai aspek penyelenggaraan pemerintahan
8
dan pembangunan daerah serta pelayanan publik yang meliputi aspek-aspek
politik, hukum, sosial dan ekonomi di Kabupaten Nganjuk.
Acuan regulasi untuk melihat kelayakan dan konsistensi dokumen
LKPJ adalah Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, Dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Kepada Masyarakat.
Menurut PP Nomor 3 Tahun 2007 tersebut, Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD (LKPJ) adalah laporan yang
berupa informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah selama 1 (satu) tahun
anggaran yang disampaikan oleh kepala daerah kepada DPRD. Selanjutnya
ruang lingkup LKPJ mencakup penyelenggaraan: a. urusan desentralisasi; b.
tugas pembantuan; dan c. tugas umum pemerintahan. Sesuai dengan amanat
peraturan perundang undangan tersebut, maka DPRD melakukan kajian dan
memberikan catatan penting berupa rekomendasi atas Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Bupati Tahun 2015. Rekomendasi memiliki arti sangat
penting untuk perbaikan kinerja pemerintah kedepan untuk menjadi lebih
baik.
II. REKOMENDASI DAN CATATAN PENTING TERHADAP LAPORANKETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN BUPATI NGANJUK TAHUNANGGARAN 2015A. PENDAPATAN DAERAH
1. PDRB sebagai ukuran produktifitas yang mencerminkan seluruh nilai
barang dan jasa yang dihasilkan untuk tahun 2015 sebesar 19 triyun
274 milyar 834 juta 92 ribu rupiah naik sebesar 11,67 % dibandingkan
tahun anggaran 2014.Besarnya peningkatan PRDB belum memberikan
dampak yang signifikan dalam menopang kehidupan masyarakat di
Kabupaten Nganjuk. Kondisi ini menunjukkan bahwa capaian PDRB
lebih sebuah permainan angka dan prosentase yang sebenarnya masih
jauh dari realita kehidupan dan penghidupan masyarakat
2. Kenaikan pertumbuhan ekonomi dibandingkan tahun 2014 sebesar 5.10
untuk tahun 2015 menjadi 5.27. bila dibandingkan dengan
pertumbuhan ekonomi nasional pertumbuhan ekonomi Nganjuk masih
lebih tinggi. Laporan tentang pertumbuhan ekonomi Kabupaten Nganjuk
yang ternyata membandingkan pertumbuhan ekonomi nasional sangat
tidak relevan. Indikator pertumbuhan ekonomi mestinya menampilkan
perkembangan sektor riil, fiskal dan perbankan yang notabene sebagai
indikator yang mempengaruhi langsung terhadap pertumbuhan ekonomi
9
masyarakat. Pertumbuhan ekonomi nasional mempengaruhi
perkembangan kebijakan ekonomi makro pemerintah yang mendorong
pendapatan nasional khususnya peningkatan devisa dan peningkatan
pendapatan dari sektor pajak dan non pajak.
3. Tingkat inflasi Nganjuk tahun 2014 sebesar 5.45 %, tahun 2015 naik
menjadi 6.08 % namun inflasi tersebut masih dibawah inflasi nasional
sebesar 8.36 %. Laporan tingkat inflasi dalam LKPJ ini tidak memiliki
relevansi terhadap perkembangan riil yang ada di Kabupaten Nganjuk.
Dalam pembahasan KUA PPAS, DPRD meminta kepada Bappeda untuk
melakukan penghitungan nilai inflasi yang riil untuk Kabupaten Nganjuk
sendiri. Namun realitanya hingga saat ini belum bisa melakukan
penghitungan inflasi khusus di Kab Nganjuk. Hal ini penting untuk
mengetahui kemampuan ekonomi masyarakat Nganjuk dan daya beli
masyarakat Kabupaten Nganjuk.
4. Income perkapita tahun 2015 sebesar 18 juta 502 ribu 965 rupiah, bila
dibandingkan tahun 2014 ada kenaikan sebesar 10.80 % kondisi
tersebut mengindikasikan meningkatnya kesejahteraan masyarakat.
Prosentase kenaikan income perkapita tidak memberikan dampak yang
sifnifikan kepada penghidupan masyarakat. Nganjuk yang sebagian
besar petani pendapatannya selalu dibawah target, apalagi jika serangan
hama dan bencana banjir melanda. Atas kondisi tersebut, maka DPRD
meminta kepada Bupati untuk memberikan perhatian serius terhadap
proteksi dampak dari problematika pertanian, agar kesejahteraan petani
bisa lebih baik.
5. Keberhasilan dibidang peningkatan kualitas hidup masyarakat dengan
standart yang dikeluarkan United Nations Development Programme
(UNDP) yaitu berupa Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan angka IPM
Kabupaten Nganjuk terus mengalami peningkatan. Tahun 2013 IPM
Nganjuk 68,98 dan tahun 2014 meningkat menjadi 69,59 dan tahun
2015 belum dipublikasikan dan kemungkinan meningkat. Indikator IPM
adalah angka harapan hidup, angka melek huruf, lama sekolah serta
pengeluaran perkapita angka harapan hidup. Kesemuanya itu untuk di
Nganjuk masih menyisakan banyak masalah. Angka-angka yang
ditampilkan belum memberikan kontribusi riil dalam kehidupan nyata
masyarakat Nganjuk. Sehubungan dengan hal tersebut pemerintah
harus lebih intensif dalam mengupayakan tercapainya IPM dengan
langkah nyata agar tidak hanya prosentase tinggi tetapi realitanya
memprihatinkan.
10
6. Penanggulangan kemiskinan di Nganjuk tahun 2013 sebesar 295 ribu
841 rupiah perkapita perbulan atau sejumlah 13.55 % dari
jumlah penduduk Nganjuk. Sedangkan tahun 2014 jumlah penduduk
miskin turun menjadi 13.14 %. Salah satu indikatir keberhasilan
pembangunan adalah semakin menurunnya angka kemiskinan di
Kabupaten Nganjuk. Di tahun 2015 DPRD melihat pembangunan lebih
difokuskan pada pembangunan insfrastruktur sehingga upaya
mengentaskan kemiskinan masih sangat jauh dari harapan. Sebagai
bentuk konsisten pemerintah dalam mengurangi angka kemiskinan
mestinya pembangunan ekonomi sektor riil harus digalakkan secara
maksimal. Bantuan bansos dan hibah yang mestinya membantu
masyarakat miskin untuk membuka usaha, namun hampir 3 tahun
terkhir ini saudara Bupati tidak menurunkan disposisi surat dari
masyarakat mengenai hibah dan bansos sehingga masyarakat tidak bisa
mendapatkan bantuan apapun dari pemeritah. Atas kondisi seperti ini,
maka DPRD meminta kepada saudara Bupati untuk menyikapinya.
7. Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
7.1. Pengelolaan pendapatan daerah
Pengelolaan Pendapatan daerah di tahun anggaran 2015 secara
umum sesuai dengan asumsi yang diproyeksikan walau masih ada
beberapa yang tidak menggembirakan. Dalam upaya peningkatan
pendapatan daerah, maka DPRD memberikan catatan sebagai
berikut :
a) Besarnya pendapatan tahun anggaran 2015 merupakan
kemandirian semu dalam penyelenggaraan pemerintah. Hal ini
dikarenakan besarnya anggaran masih sebagian besar berasal
dari anggaran DAU maupun DAK. Atas kondisi tersebut, maka
DPRD meminta kepada saudara Bupati untuk berupaya keras
memacu peningkatan PAD agar kemandirian daerah segera
mampu kita wujudkan
b) Potensi PBB yang sangat besar mengalami problem serius
ketika pada camat,kepala desa dan aparatur desa lainnya
masih banyak yang malas untuk melakukan pemungutan
pajak. Atas kondisi tersebut saudara Bupati untuk memacu
kinerja camat dan aparatur desa untuk lebih optimal dalam
mensukseskan pemungutan PBB. Disamping itu besarnya
tunggakan pajak perlu mendapatkan perhatian serius sehingga
piutang pajak bisa kita minimalisir.
11
c) Realisasi PAD yang mencapai 116,74 % merupakan sebuah
prestasi kerja yang patut diapresiasi positif, namun DPRD
melihat potensi yang ada masih sangat bisa dipacu.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka DPRD meminta
kepada saudara Bupati untuk segera membuat Perbup
terhadap Perda pajak maupun retribusi yang baru biar PAD
kita bisa lebih meningkat
d) Pendapatan lain lain yang sah yang telah memenuhi target,
kedepan DPRD meminta kepada DP2KAD untuk lebih serius
dalam memasang target perolehan yang lebih besar lagi
mengingat potensi yang ada juga dicapai. Disisi lain aparatur
yang memungut perlu mendapatkan pemantau dan stimulus
sehingga motivasi kinerjanya menjadi lebih baik
7.2. Pendapatan Transfer
Dana perimbangan menurut Undang-Undang Nomor 33 tahun
2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan
daerah daerah , dan peraturan pemerintah nomor 55 tahun 2005
tentang dana perimbangan, dana perimbangan adalah dana yang
bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada
daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi. Dana perimbangan yang terdiri dari
dana bagi hasil (DBH) dan dana alokasi umum (DAU), dan dana
alokasi khusus (DAK), merupakan pendanaan pelaksanaan
desentralisasi yang alokasinya tidak dapat dipisahkan antara satu
dengan lainnya karena masing masinf jenis dan perimbangan
tersebut saling mengisi dan melengkapi. Berkaitan dengan dana
perimbangan tersebut di atas, maka DPRD memberikan catatan
rekomendasi sebagai beikut :
a. Pelaksanaan anggaran DAK diatur sedemikian rupa oleh
kementerian sehingga kita memang harus melakukan. DPRD
melihat pelaksanaan anggaran DAK begitu lamban sehingga
sering tidak teserap. Karena penganggaran DAK ini memiliki
tujuan khusus, maka kepada seluruh SKPD untuk berupaya
maksimal dalam melaksanakan anggaran DAK, agar manfaat
pembangunan bisa segera dilaksanakan oleh pemerintah
b. Pengusulan anggaran DAK sering tidak sesuai dengan
kebutuhan riil masyarakat, sehubungan dengan hal tersebut di
atas, maka kepada saudara Bupati untuk memantau
12
pengusulan anggaran DAK agar sesuai dengan kebutuhan
masyarakat
7.3. Pengelolaan Belanja Daerah
a. Ploting belanja di masing-masing SKPD belum mencerminkan
sebuah kebutuhan pokok yang harus dibiayai, tetapi hanya
pembagian sejumlah uang yang tidak memiliki manfaat
strategis dalam masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut
DPRD meminta kepada saudara Bupati untuk menghentikan
praktek pemerataan anggaran yang ternyata kurang stretegis
dan efisien dalam pelaksanaannya.
b. Ketatnya pengawasan anggaran baik dari pengawas internal
maupun dari luar harus kita sikapi dengan dewasa dan
profesional. Banyak kita jumpai kegiatan yang value for money
sangat kurang. Paradigma kegiatan adalah proyek dan rezeki
bagi pelaksanaan harus dirasionalkan agar profesionalitas
aparatur dapat di optimalkan, demikian juga hasil yang
dikeluarkan bisa memiliki nilai ekonomis yang tinggi
c. Belanja pegawai yang sangat besar belum disertai dengan
peningkatan kinerja pelayanan yang maksimal. Sehubungan
dengan hal tersebut maka DPRD meminta kepada saudara
Bupati untuk meningkatkan kinerja pelayanan pada
masyarakat. Pungli yang masih besar pada Lurah dalam
pengurusan sertifikat tanah, pengurusan KK, KTP maupun
Akte catatan sipil, proses perijinan dan menguapnya beberapa
item retribusi yang ada merupakan potret buruk pelayanan di
Kabupaten Nganjuk selama tahun 2015
d. Belanja hibah dan bansos di tahun 2015 untuk madrasah dan
lembaga keagamaan lainnya yang tidak dianggarkan karena
Bupati tidak mendisposisi surat usulan merupakan
pelanggaran berat bagi Bupati. Karena Bupati mestinya
melakukan fungsi pelayanan publik sebagaimana amanat
peraturan perundang undangan. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka DPRD akan melakukan hak menyatakan
pendapat atas apa yang Bupati lakukan karena melanggar
peraturan perundang undangan.
e. Realisasi belanja langsung pada PU Ciptakarya yang hanya
51.22 % dan 59,63 pada Dinas perinsdutrian, perdagangan,
koperasi, pertambangan dan energi daerah hakekatnya
melanggar peraturan perundang undangan. APBD harus bisa
13
diselesaikan pada tahun berjalan. Hal ini mengandung maksud
agar sekecil apapun yang telah dianggarkan harus segera bisa
direalisasi sehingga masyarakat bisa segera memanfaatkan
hasilnya. Kedepan saudara Bupati harus memacu perencanaan
pembangunan yang terukur dan dapat dilaksanakan, agar
uang rakyat tidak mengendap dan masyarakat yang dirugikan.
8. Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah
8.1. Urusan Wajib Yang dilaksanakan
a. Kesehatan
1) Dinas Kesehatan
a) Pelayanan kesehatan merupakan kebutuhan pokok
masyarakat. Atas kondisi tersebut, maka DPRD
meminta kepada saudara Bupati untuk memberikan
perhatian serius terhadap penyelenggaraan Puskesmas
yang ada di seluruh Kabupaten Nganjuk. Karena sudah
terbukti adanya tindakan dokter yang membebani
masyarakat karena mewajibkan pemeriksaan
laboratorium padahal kondisi pasien tidak mampu.
Setelah diselidiki ternyata ada kerjasama antara dokter
dengan pihak pengelola laboratorium dengan imbalan
tertentu. Praktik kotor ini DPRD minta untuk
dihentikan, karena berobat gratis hanya omong kosong.
Dan loket puskesmas hanya buka sampai jam 11.00
Wib. Sementara bukanya jam 8.30 Wib.
b) Penggunaan obat yang di Puskemas tidak terkendali,
dimana banyak dokter yang menggunakan obat
puskesmas untuk praktek pribadi, untuk itu DPRD
meminta kepada Inspektorat untuk melakukan
pemeriksaan kepada seluruh Puskesmas se Kabupaten
Nganjuk tentang pelaporaan dan penggunaan obat
Puskesmas. Dan disinyalir obat yang diberikan tidak
sesuai dengan penyakitnya.
c) Penggunaan anggaran kapitasi yang dipergunakan oleh
kepala puskesmas se Kabupaten Nganjuk untuk
dilakukan pemeriksaan serius. Karena dilapangan
anggaran kapitasi penggunaannya kurang tepat sasaran,
bahkan kental adanya potongan disana-sini. Kepada
Inspektorat Daerah untuk melakukan pemeriksaan dan
pembinaan secara intensif
14
d) Gerakan pendampingan Ibu Hamil dan Bayi berisiko
tinggi menurut pandangan DPRD perlu dipertanyakan,
karena ternyata masih ditemukan adanya ibu hamil
beresiko tinggi yang meninggal dan tidak terdeteksi.
2) Rumah Sakit Nganjuk
a) Pembenahan yang dilakukan rumah sakit Nganjuk perlu
mendapatkan apresiasi yang positif, namun dalam
beberapa kegiatan yang dilakukan, perencanaan yang
dilakukan kurang mampu memiliki jangkauan waktu
yang panjang. Contoh rehab halaman depan sampai
lobby, dalam 3 tahun sudah dirubah lebih dari 3 kali.
Hal ini jelas menimbulkan pemborosan dan secara
otomatis belanja modal yang dilakukan tidak memiliki
nilai ekonomis yang panjang. Disamping itu ada
ketentuan dalam bahwa Lift di Rumah Sakit hanya
diperuntukan bagi Pasien. Sehubungan dengan hal
tersebut DPRD meminta kepada saudara Direktur RSUD
Nganjuk untuk membuat aturan yang sesuai dan
perencanaan yang bagus, memiliki prospek yang
panjang sehingga efiensi anggaran bisa kita lakukan
dan pemeliharaan ke dalam bisa semakin maksimal.
b) Dalam pembahasan anggaran beberapa kali sudah
disampaikan, pemeliharaan ruang pasien, pemantauan
sarana dan pembenahan sarana yang rusak harus
mendapatkan perhatian yang serius agar pasien
mendapatkan pelayanan yang maksimal. Namun
kenyataannya banyak sarana yang rusak dan tidak
layak pakai masih saja dibiarkan. Atas kondisi tersebut
DPRD meminta kepada saudara Direktur RSUD
Nganjuk untuk menghentikan bangunan gedung, dan
melakukan pembenahan yang ada secara keseluruhan
c) Peningkatan pendapatan BLUD rumah sakit Nganjuk
perlu mendapatkan apresiasi positif, namun DPRD
melihat gaji perawat BLUD yang belum sesuai dengan
standarisasi UMK / UMR dengan honorarium Rp.
714.000,-. Oleh karena itu, maka DPRD meminta
kepada saudara Bupati untuk melakukan langkah
serius tentang standarisasi honorarium tenaga BLUD
rumah sakit Nganjuk.
15
d) Peningkatan pelayanan kesehatan BLUD dengan
anggaran sebesar Rp. 102.500.000.000,- akan tetapi
tidak disertai dengan peningkatan pelayanan yang
sesuai dengan SOP, dikarenakan ada oknum perawat
yang bekerja tidak sesuai dengan standarisasi
pelayanan Rumah Sakit .
3) Rumah Sakit Kertosono
a) Dengan hampir selesainya pembangunan rumah sakit
kerotosono yang baru, DPRD melihat penataan sarana
medis yang ada di rumah sakit lama perlu adanya
penataan yang bagus. Sehubungan hal tersebut sangat
penting maka saudara Bupati untuk terus memantau
perkembangan pembangunan rumah sakit kertosono
baru termasuk singkronisasi tempat atau lokasi alat
medis, agar dikemudian hari tidak ada alat medis yang
terbengkalai akibat kurangnya komunikasi dalam
penempatan alat medis.
b. Pekerjaan Umum
1) PU Binamarga
a) Hancurnya sebagian besar jalan yang ada di Nganjuk
merupakan kegagalan Bupati dalam melakukan
prioritas pembangunan di Nganjuk. Dalam
pembangunan Bupati lebih mengedepankan keinginan
pribadi daripada kebutuhan riil masyarakat.
Pembangunan jalan di Nganjuk tersandera oleh
keinginan Bupati untuk membangun rumah sakit
Kertosono sehingga anggaran yang mestinya bisa untuk
membangun jalan, hampir sebagian besar masuk di
anggaran rumah sakit yang menelan anggaran sebesar
199 milyar. Maka semuanya harus merenung dan
berfikir serius, bahwa kepentingan masyarakat lebih
penting dari pada keinginan kita sendiri walau kita
sebagai penguasa.
b) Pembangunan jalan poros untuk membuka daerah yang
terisolasi harus segera dilakukan, agar masyarakat di
daerah terpencil bisa memiliki mobilitas ekonomi yang
lebih mudah. Contoh pembangunan jalan tembus
lengkonglor menuju bangle dan jalan lingkar wilis di
wilayah kecamatan Sawahan yang sampai detik ini
16
belum ada tindakan. Atas kondisi tersebut DPRD
meminta kepada saudara Bupati untuk lebih berfikir
serius atas hal tersebut.
c) Nilai ekonomis pembangunan jalan sangat pendek, hal
itu disebabkan karena pengerjaan yang kurang bagus,
pengawasan yang lemah dan waktu pengerjaan yang
tidak tepat. Atas kondisi tersebut, kepada saudara
Bupati untuk memberikan perhatian yang serius
2) PU Ciptakarya
a) Banyaknya fasilitas umum baik gedung maupun sarana
olah raga yang pengelolaannya belum maksimal,
bahkan ada yang dikelola oleh pribadi. Atas kondisi
tersebut, DPRD meminta kepada saudara Bupati untuk
segera menata dan mengelola fasilitas umum tersebut
agar terjaga dan terawat dengan baik. Disisi lain
retribusinya juga akan meningkatkan PAD
b) Ditemukannya karcis retribusi yang asli tapi palsu,
sehingga berpotensi tidak sesuai dengan PAD retribusi
kebersihan, sebagai contoh PAD dari kebersihan sebesar
Rp. 46.000.000,- padahal setiap hari para pedagang di
pasar ditarik sebesar Rp. 2.000,-
c) Terlalu borosnya jasa konsultan perencanaan yang
banyak ditemukan tidak sesuai dengan anggaran yang
ada, seharusnya konsultan perencanaan bisa dijadikan
satu dengan nilai paket pekerjaan / pembangunan.
d) Masih ada kurang pemahaman tentang pekerjaan
keciptakaryaan yang selalu menjadi alasan untuk tidak
bisa dianggarkan, dengan alasan menjadi
tanggungjawab desa atau lainnya. Maka dari itu
perlunya rumusan yang jelas mana pekerjaan
keciptkaryaan yang memang bisa dianggarkan di APBD
walapun lokasinya berada di desa.
e) Pelaksanaan pembangunan rumah sakit kertosono yang
terus dikejar waktu menjadi pemikiran kita bersama.
Karena anggaran pembangunan tersebut sangat besar,
maka DPRD meminta kepada saudara Bupati untuk
terus melakukan pemantauan agar kualitas pekerjaan
jadwal penyelesaian bisa tepat waktu
17
c. Perumahan
1) Program bedah rumah yang dilaksanakan dalam beberapa
tahun terakhir ini memang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat. Namun kenyataan dilapangan banyak
beberapa kejadian yang menurut pantauan DPRD tidak
sesuai dengan harapan, antara lain, masih adanya yang
tinggal / hidup di kandang kambing, adanya pemotretan
dan membuat proposal yang dilakukan oleh oknum tertentu
dengan biaya yang mahal. Adanya pungutan bagi penerima
dengan alasan yang bermacam-macam. Sehubungan
masalah tersebut memberatkan perangkat dan masyarakat,
maka kedepan hal tersebut untuk tidak diulangi lagi
2) Kebijakan pemerintah untuk memberikan subsidi untuk
pembelian rumah sangat sederhana bagi masyarakat
miskin kelihatannya belum dilaksanakan secara maksimal
di Kabupaten Nganjuk. Oleh karena program tersebut
memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat, maka
DPRD meminta kepada PU Ciptakarya untuk berupaya agar
program tersebut bisa diterima oleh masyarakat
d. Penataan Ruang
1) Perda RTRW merupakan dokumen penting untuk menata
kawasan strategis yang akan di desain oleh pemerintah
daerah. perda tersebut telah mengatur secara detal zona-
zona yang menjadi amanat peraturan perundang undangan.
Sehubungan penataan ruang dan wilayah ini sangat
penting artinya, maka DPRD meminta kepada saudara
Bupati untuk memperketat ijin penggunaan ruang dan
wilayah Kabupaten Nganjuk agar sesuai dengan perda.
DPRD mensinyalir ada kelompok-kelompok tertentu yang
memanfaatkan perda RTRW untuk kepentingan tertentu,
kondisi ini jika dilanjutkan akan menimbulkan masalah
dikemudian hari
2) Perkembangan pembangunan industri di Nganjuk yang
semakin pesat, DPRD meminta kepada saudara Bupati
untuk mulai membuat kawasan khusus industri sehingga
penataan ruang bisa semakin bagus, disisi lain penyiapan
kawasan industri akan mempercepat pertumbuhan pabrik-
pabrik besar yang ada di Nganjuk yang secara otomatis
18
akan mengurangi pengangguran dan meningkatkan
pendapatan masyarakat Nganjuk.
e. Perencanaan Pembangunan
1) Perencanaan pembangunan merupakan sesuatu yang sangat
penting dalam sistem penganggaran. Perencanaan yang
baik akan memberikan dampak yang besar terhadap
perkembangan sebuah daerah. prinsip utama perencanaan
adalah mendahulukan sesuatu yang urgen karena
menyangkut harkat dan martabat masyarakat. Dalam
beberapa tahun terakhir ini DPRD melihat perencanaan
yang dilakukan oleh eksekutif kurang memenuhi hajat
hidup masyarakat Kabupaten Nganjuk, sehingga banyak
jalan rusak dan fasilitas umum lain yang porak poranda
tidak ditangani
2) Hasil Musrenbang dari tingkat desa, Kecamatan, Kabupaten
banyak yang hilang dari tingkat Kabupaten ke DPRD,
dikarenakan adanya kepentingan pribadi atau golongan di
TAPD.
3) Masih ditemukannya anggaran siluman berupa pengadaan
mobil dinas yang tidak pernah dibahas dengan Badan
Anggaran DPRD.
4) Perencanaan yang baik melahirkan pekerjaan yang baik,
karena semuanya telah didesain dengan penuh
pertimbangan. Demikianlah format perencanaan yang ideal.
Selama ini DPRD melihat banyak beberapa proyek besar
yang tidak dilakukan penelitian dulu, bahkan banyak juga
beberapa penelitian yang akhirnya juga tidak dilakukan.
Hal ini menjadikan pemborosan dan pekerjaan sia-sia.
Sehubungan dengan hal tersebut maka, DPRD meminta
kepada saudara Bupati untuk memantau beberapa kegiatan
besar agar selalu dalam bingkai perencanaan yang bagus
dan akuntable
5) Kajian layanan maternal mengurangi resiko kematian ibu
dan anak dan kapasitas intitusi puskesmas mengapa
anggaran itu ada di Bappeda, seharusnya anggaran
tersebut ada di Dinas Kesehatan, oleh karena itu DPRD
meminta kepada saudara Bupati untuk menempatkan
anggaran sesuai dengan tupoksinya.
19
6) Menurut pandangan DPRD untuk pembangunan semantok
adalah pemborosan anggaran, karena selama ini pihak
pemerintah daerah tidak pernah terbuka akan nominal
yang dibutuhkan. Contohnya Study pemantapan desain
bendungan semantok sebesar 2,5 M, fasilitas pengurusan
ijin dan sertifikasi sebesar Rp. 723.000.000,-, study model
tes desain spilway sebesar Rp. 363.000.000,-
f. Perhubungan
1) Pembangunan terminal kertosono yang terkendala lokasi
sehingga sampai saat ini belum terealisasi merupakan
bentuk kegagalan eksekutif dalam melakukan perencanaan
pembangunan. Pemaksaan pembangunan terminal akan
berdampak pada masyarakat sekitar dan ketidaktepatan
dalam pembangunan terminal. Ironisnya penelitian yang
dilakukan Bappeda atas pembangunan terminal seperti
kegiatan yang bersifat formalitas dan tidak memiliki
manfaat yang signifikan. Sehubungan dengan hal tersebut
DPRD memberikan masukan untuk tidak memaksakan
pembangunan terminal kertosono jika tidak memiliki
dampak yang signifikan pada pendapatan daerah dan akan
menimbulkan problematika sosial pada masyarakat
kertosono.
2) Karcis retribusi yang melintasi pos Guyangan berpotensi
banyak penyelewengan oleh oknum Dinas, maka dari itu
DPRD meminta kepada saudara Bupati untuk membuat
Perbup mengenai hal tersebut.
3) Masih banyaknya petugas parkir di sekitar Alon-alon
Nganjuk yang menarik jasa parkir untuk kendaraan roda 2
sebesar Rp. 2.000,-, padahal sesuai Perda sebesar Rp. 500,-
g. Lingkungan hidup
Pengelolaan lingkungan hidup menjadi issu nasional yang
selalu menjadi bahan kajian. Pengelolaan lingkungan menjadi
sesuatu yang sangat urgen untuk melestarikan alam dan
mengantisipasi dampak banjir maupun tanah longsor.
Melakukan penghijauan dan pengendalian bahaya banjir dan
tanah longsor secara fisik tidak menjamin sepenuhnya untuk
mengendalikan kedua dampak bencana alam itu. Sehubungan
dengan hal tersebut DPRD meminta kepada saudara Bupati
untuk mengoptimalkan pendidikan lingkungan hidup mulai
20
sejak dini, agar menanamkan perilaku hidup yang sadar cinta
lingkungan bisa dijalani sejak kecil. Pendidikan dan pelatihan
sadar dan sayang lingkungan melalui kemah hijau dan
pendidikan adiwiyata disekolah perlu mendapatkan porsi
anggaran yang cukup agar pendidikan lingkungan bisa
dilakukan secara maksimal.
h. Sosial
Anggaran yang ada di Dinsosnakertrans itu sangat kecil, oleh
karena itu DPRD meminta ke saudara Bupati untuk lebih
memikirkan urusan sosial kepada masyarakat khususnya
lansia.
i. Pemerintahan Umum
Pengadaan kain pada asisten umum sekretariat daerah
Kabupaten Nganjuk yang akhirnya menjadi masalah hukum
merupakan potret buruk perencanaan dan penganggaran yang
ada di Pemerintah Kabupaten Nganjuk. Kondisi tersebut dapat
kita lihat, dimana pengadaan kain yang menelan anggaran Rp.
6.411.985.500,- ini ternyata telah menyalahi proses
perencanaan dan pelaksanaan sesuai dengan ketentuan
peraturan Perundang-undangan. Hal tersebut dapat kita lihat
antara lain sebagai berikut:
1) Penganggara pengadaan kain tersebut antara KUA-PPAS
dengan DPA tidak sesuai ;
2) Anggaran pengadaan ada selisih hampir Rp. 6,2 M dari awal
perencanan yang hanya Rp. 200.000.000,-;
3) Pada saat pelaksanan anggaran terjadi perubahan
nomenklatur yang ternyata dilakukan secaara sepihak oleh
Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), sehingga
melanggar peraturan perundangan, dimana merubah
nomenklatur dan jumlah anggaran harus dilaksanakan
dalam rapat badan anggaran dan tim anggaran Pemerintah
Daerah ;
4) Dalam pelaksanaan pengadaan ternyata ada permainan dan
penataan mulai dari pemenang lelang, pengadaan
barangnya dengan pihak penyedia. Serta adanya penjualan
diluar ketentuan yah jelas-jelas menguntungkan oknum
tertentu.
Atas kondisi tersebut maka DPRD Kabupaten Nganjuk meminta
kepada Saudara Bupati untuk lebih berhati-hati dalam
21
melakukan perencanaan dan pelaksanaan agar dikemudian
hari tidak menimbulkan dampak hukum dan negara tidak
dirugikan. Kepada aparat penegak hukum untuk melanjutkan
proses tersebut sesuai denga ketentuan hukum yang berlaku
8.2. Urusan Pilihan Yang dilaksanakan
a. Pertanian
1) Problematika petani yang semakin komplek memerlukan
perhatian serius aparatur pemerintah pada Dinas
Pertanian. Sehubungan dengan kondisi tersebut, maka
DPRD meminta kepada Dinas Pertanian untuk lebih serius
dalam menangani problematika para petani dengan
mengoptimalkan kinerja PPL dan UPTD Dinas Pertanian
2) Masalah pasca panen menjadi masalah utama bagi petani,
dimana harga hasil pertanian pada saat panen raya yang
murah belum mendapatkan perhatian serius dari
pemerintah. Sehubungan dengan hal tersebut, maka DPRD
meminta kepada saudara Bupati untuk membuat kebijakan
strategis atas problematika pasca panen tersebut, agar
petani di Nganjuk bisa lebih makmur.
3) Pembangunan tanamanan holtikultura di Nganjuk menurut
pandangan DPRD masih kurang maksimal, dimana daerah
dan areal tanaman holtikultura masih sangat sedikit dan
pembinaan pembangunan kawasan tanaman holtikultura
juga tidak dilakukan secara serius. Sehubungan dengan
potensi pasar sayur sukomoro yang perkembangannya
semakin pesat, maka DPRD meminta kepada saudara
Bupati untuk memberikan perhatian serius terhadap
pembangunan dan optimalisasi kawasan tanaman
holtikultura di Kabupaten Nganjuk.
4) Berkenaan dengan asuransi gagal panen di Kabupaten
Nganjuk, DPRD meminta kepada saudara Bupati untuk
lebih di optimalkan.
b. Dinas Peternakan dan perikanan daerah
Pembangunan dibidang peternakan di Nganjuk menurut
pengamatan DPRD masih setengah hati. Bidang peternakan
hakekatnya memberikan andil besar dalam menopong
pendapatan petani dan masyarakat di pedesaan. Di beberapa
daerah lain pemerintah daerah memberikan perhatian serius
dengan memberikan bantuan ternak sapi dan kambing.
22
Langkah ini mengandung maksud agar keberdayaan petani dan
masyarakat bisa maksimal karena ternak memberikan
sumbangan untuk menambah pendapatan secara kongkrit.
Sehubungan dengan hal tersebut, DPRD meminta kepada
saudara Bupati untuk memberikan perhatian serius dan
langkah kongkrit dalam menangani masalah peternakan di
Kabupaten Nganjuk
9. Penyelenggaraan Tugas Pembantuan
Penyelenggaraan tugas pembantuan merupakan kewajiban pemerintah
yang diserahkan kepada daerah untuk mengelola dan melaksanakannya.
Tugas pembantuan memiliki maksud strategis dalam mempercepat
problematika daerah atas hal-hal tertentu. Sehubungan dengan kondisi
di atas, maka DPRD meminta kepada saudara Bupati untuk melakukan
pemantauan dan melaksanakan tugas pembantuan yang ada di Dinas
Kesehatan, Dinas PU Ciptakarya dan Dinas Pertanian, secara maksimal,
agar tidak menimbulkan kekecewaan bagi pemerintah atau masalah
hukum dikemudian hari.
10. Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan
10.1. Kerjasama dengan Pihak Ketiga
a. Banyaknya kerjasana pihak ketiga antara SKPD dengan pihak
lain bahkan pemerintah Kabupaten Nganjuk dengan lembaga
lain merupakan sebuah langkah positif yang perlu
ditingkatkan. Namun DPRD meminta kepada saudara Bupati
untuk melakukan analisis yang serius, agar kerjasama dengan
pihak ketiga memberikan nilai positif atau penambahan
pendapatan pada pemerintah Kabupaten Nganjuk. Kerjasama
dengan pihak ketiga yang terlalu lama ( seperti pengelolaan
kolam renang sri tanjung), kerjasama antara perhutani dengan
Perusahaan Daerah tentang pengelolaan kawasan milik
perusahaan daerah di blonglo kecamatan ngetos yang sekarang
sudah habis masa kontraknya, tetapi belum diselesaikan
tanaman yang ada di atasnya. Hal tersebut jelas merugikan
pemerintah daerah. atas kejadian tersebut, maka DPRD
meminta untuk segera ditindaklanjuti penyelesaiannya agar
tidak berlarut larut
b. Kerjasama pihak ketiga dengan beberapa perusahaan yang
dilakukan oleh rumah sakit berkaitan dengan pelayanan BPJS
merupakan langkah startegis untuk meningkatkan PAD.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka DPRD meminta untuk
23
meningkatkan pelayanan pasien agar kerjasama tersebut bisa
semakin erat dan saling menguntungkan.
10.2. Koordinasi dengan instansi vertikal
Sukses penyelenggaraan pemerintah daerah merupakan
kekompakan seluruh stakeholder yang ada, baik dari instansi
vertikal maupun aparatur yang ada di daerah. Komunikasi intensif
maupun menjalin silaturrahmi merupakan bentuk kongkrit agar
hubungan maupun kerjasama antar instansi bisa terjaga dengan
baik. Sehubungan dengan hal tersebut, maka DPRD meminta
kepada saudara Bupati menjalin komunikasi dengan seluruh
aparatur birokrasi di daerah dengan instansi vertikal yang di
Nganjuk dengan melakukan pertemuan berkala secara rutin, olah
raga persahabatan antar instansi dan kunjungan persahabatan
dengan daerah lain bersama instansi vertikal. Hal tersebut akan
mengokohkan tali silaturrahmi, persahabatan dan kerja sama yang
lebih baik.
III. KESIMPULANSetelah Pansus LKPJ Bupati Nganjuk melakukan kajian, penelitian
dan pembahasan secara serius terhadap pelaksanaan APBD Kabupaten
Nganjuk Tahun 2015, maka DPRD Kabupaten Nganjuk memutuskan bahwa
rekomendasi DPRD terhadap LKPJ Bupati Nganjuk Tahun 2015 ini
merupakan evaluasi, masukan dan catatan penting atas kinerja Bupati
Nganjuk selama satu tahun. Rekomendasi LKPJ Bupati Nganjuk ini memiliki
arti strategis dalam meningkatkan kinerja birokrasi dan memiliki kekuatan
hukum sebagaimana di atur dalam peraturan perundang-undangan. Untuk itu
Pemerintah Daerah mempunyai kewajiban untuk melaksanakan rekomendasi
tersebut agar pelaksanaan pemerintahan kedepan menjadi lebih baik.
IV. PENUTUPDemikian rekomendasi ini kami sampaikan, semoga akan menjadikan
kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk menjadi lebih baik di masa-
masa yang akan datang. Apabila ada sesuatu yang kurang berkenan harap
maklum adanya.
Nganjuk, 29 April 2016
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAHKETUA
dto
Drs. PUJI SANTOSO