Upload
ayu-wening
View
114
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pinguekula
Citation preview
Tutorial Klinik
ILMU PENYAKIT MATA
PINGUEKULA
Disusun Oleh :
Ayu Wening Tyas P. G99141037
Asaduddien Faras G99141038
Firstiafina Tiffany G99141039
Triono Agung S. G99141040
Wahyu Wirawan G99141041
Pembimbing
dr. Retno Widiati, Sp. M
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Pinguekula merupakan benjolan pada konjungtiva bulbi yang merupakan
degenerasi hialin jaringan submukosa konjungtiva. Pinguekula tersebar di seluruh
dunia, tetapi lebih banyak di daerah iklim panas dan kering. Prevalensi juga tinggi di
daerah berdebu dan kering.
Patogenesis belum jelas, tetapi umumnya diterima, bahwa rangsangan luar
mempunyai peranan pada timbulnya pinguekula. Faktor resiko yang mempengaruhi
pinguekula adalah lingkungan yakni radiasi ultraviolet sinar matahari, dan iritasi
kronik dari bahan tertentu di udara.
Pinguekula sangat umum terjadi, tidak berbahaya. Pinguekula biasanya
tampak pada konjungtiva bulbar berdekatan dengan limbus nasal atau limbus
temporal. Terdapat lapisan berwarna kuning-putih (yellow-white deposits) dan tak
berbentuk (amorphous).
Diagnosis pinguekula biasanya ditegakkan dengan observasi eksternal. Terapi
lubrikasi untuk mencegah iritasi sering digunakan secara klinis. Eksisi jaringan
pinguekula hanya diindikasikan ketika pinguekula mengganggu tampilan kosmetik
atau lebih jauh pinguekula tersebut menjadi meradang secara kronis. Penggunaan dari
steroid topical dapat juga dipertimbangkan pada pasien dengan inflamasi kronis.
BAB II
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS
Nama : Ny. SP
Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Grogol, Sukoharjo
Tanggal periksa : 21 Oktober 2014
No. RM : 00816404
Cara Pembayaran : BPJS Kesehatan
II. ANAMNESIS
A. Keluhan utama
Mata sebelah kanan terasa mengganjal
B. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengeluh mata sebelah kanan mengganjal. Kadang-kadang mata
kanan terasa gatal dan nrocos. Pasien tidak mengeluhkan pandangan kabur dan
silau. Hal ini sudah dirasakan pasien sejak kurang lebih 1 minggu yang lalu.
Keluhan tidak dirasakan pada mata sebelah kiri. Pasien sebelumnya belum
pernah berobat ke dokter.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat kencing manis : disangkal
Riwayat hipertensi : (+) sejak 3 tahun yang lalu
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat operasi mata : disangkal
Riwayat penyakit serupa : disangkal
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat kencing manis : disangkal
Riwayat penyaki serupa : disangkal
E. Kesimpulan
Anamnesis
OD OS
Proses Non inflamasi -
Lokalisasi Konjungtiva bulbi -
Sebab Belum diketahui -
Perjalanan Kronik -
Komplikasi Belum ditemukan -
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan umum
Keadaan umum baik E4V5M6, gizi kesan cukup
T = 140/90 mmHg N = 82x/menit Rr = 20 x/menit S= 36,8oC
B. Pemeriksaan Subyektif
OD OS
Visus sentralis jauh 6/6 6/6
Pinhole tidak dilakukan tidak dilakukan
Refraksi dalam batas normal dalam batas normal
Visus Perifer
Konfrontasi tes dalam batas normal dalam batas normal
Proyeksi sinar Baik Baik
Persepsi warna dalam batas normal dalam batas normal
C. Pemeriksaan Obyektif
1. Sekitar mata
Tanda radang tidak ada tidak ada
Luka tidak ada tidak ada
Parut tidak ada tidak ada
Kelainan warna tidak ada tidak ada
Kelainan bentuk tidak ada tidak ada
2. Supercilium
Warna hitam hitam
Tumbuhnya normal normal
Kulit sawo matang sawo matang
Geraknya dalam batas normal dalam batas normal
3. Pasangan Bola Mata dalam Orbita
Heteroforia tidak ada tidak ada
Strabismus tidak ada tidak ada
Pseudostrabismus tidak ada tidak ada
Exophtalmus tidak ada tidak ada
Enophtalmus tidak ada tidak ada
Anopthalmus tidak ada tidak ada
4. Ukuran bola mata
Mikrophtalmus tidak ada tidak ada
Makrophtalmus tidak ada tidak ada
Ptisis bulbi tidak ada tidak ada
Atrofi bulbi tidak ada tidak ada
Buftalmus tidak ada tidak ada
Megalokornea tidak ada tidak ada
5. Gerakan Bola Mata
Temporal superior dalam batas normal dalam batas normal
Temporal inferior dalam batas normal dalam batas normal
Temporal dalam batas normal dalam batas normal
Nasal dalam batas normal dalam batas normal
Nasal superior dalam batas normal dalam batas normal
Nasal inferior dalam batas normal dalam batas normal
6. Kelopak Mata
Gerakannya dalam batas normal dalam batas normal
Lebar rima 10 mm 10 mm
Blefarokalasis tidak ada tidak ada
Tepi kelopak mata
Oedem tidak ada tidak ada
Margo intermarginalis tidak ada tidak ada
Hiperemis tidak ada tidak ada
Entropion tidak ada tidak ada
Ekstropion tidak ada tidak ada
7. Sekitar saccus lakrimalis
Oedem tidak ada tidak ada
Hiperemis tidak ada tidak ada
8. Sekitar Glandula lakrimalis
Odem tidak ada tidak ada
Hiperemis tidak ada tidak ada
9. Tekanan Intra Okuler
Palpasi kesan normal kesan normal
Tonometer Schiotz tidak dilakukan tidak dilakukan
10. Konjungtiva
Konjungtiva palpebra
Oedem tidak ada tidak ada
Hiperemis tidak ada tidak ada
Sikatrik tidak ada tidak ada
Konjungtiva Fornix
Oedem tidak ada tidak ada
Hiperemis tidak ada tidak ada
Sikatrik tidak ada tidak ada
Konjungtiva Bulbi
Pterigium tidak ada tidak ada
Oedem tidak ada tidak ada
Hiperemis tidak ada tidak ada
Sikatrik tidak ada tidak ada
Injeksi konjungtiva tidak ada tidak ada
Caruncula dan Plika Semilunaris
Oedem tidak ada tidak ada
Hiperemis tidak ada tidak ada
Sikatrik tidak ada tidak ada
11. Sklera
Warna putih putih
Penonjolan tidak ada tidak ada
12. Kornea
Ukuran 12 mm 12 mm
Limbus jernih jernih
Permukaan rata, mengkilat rata, mengkilat
Sensibilitas normal normal
Keratoskop (Placido) tidak dilakukan tidak dilakukan
Fluoresin Test tidak dilakukan tidak dilakukan
Arcus senilis (-) (-)
13. Kamera Okuli Anterior
Isi jernih jernih
Kedalaman dalam dalam
14. Iris
Warna coklat coklat
Gambaran spongious spongious
Bentuk bulat bulat
Sinekia Anterior tidak ada tidak ada
15. Pupil
Ukuran 3 mm 3 mm
Bentuk bulat bulat
Tempat sentral sentral
Reflek direk (+) (+)
Reflek indirek (+) (+)
Reflek konvergensi baik baik
16. Lensa
Ada/tidak ada ada
Kejernihan jernih jernih
Letak sentral sentral
Shadow test - -
17. Corpus vitreum
Kejernihan tidak dilakukan tidak dilakukan
IV. KESIMPULAN PEMERIKSAAN
OD OS
Visus Sentralis Jauh 6/6 6/6
Pinhole tidak dilakukan tidak dilakukan
Sekitar mata dalam batas normal dalam batas normal
Supercilium dalam batas normal dalam batas normal
Pasangan bola mata dalam orbita dalam batas normal dalam batas normal
Ukuran bola mata dalam batas normal dalam batas normal
Gerakan bola mata dalam batas normal dalam batas normal
Kelopak mata dalam batas normal dalam batas normal
Sekitar saccus lakrimalis dalam batas normal dalam batas normal
Sekitar glandula lakrimalis dalam batas normal dalam batas normal
Tekanan Intra Okuler kesan normal kesan normal
Konjunctiva bulbi penonjolan berwarna
putih kekuningan
dalam batas normal
Sklera dalam batas normal dalam batas normal
Kornea dalam batas normal dalam batas normal
Camera oculi anterior dalam batas normal dalam batas normal
Iris dalam batas normal dalam batas normal
Pupil dalam batas normal dalam batas normal
Lensa dalam batas normal dalam batas normal
Corpus vitreum tidak dilakukan tidak dilakukan
VII. GAMBAR
Gambar 1. Okuler Dextra
Gambar 3. Okuler Dextra dan Okuler Sinistra
VIII. DIAGNOSIS BANDING
1. Pinguekulitis
2. Pterigium
3. Episkleritis
4. Konjungtivitis
IX. DIAGNOSIS
OD Pinguekula
X. TERAPI
1. Cendo lyteers Eye Drop 2dd gtt 1 OD
XI. PROGNOSIS
OD OS
Ad vitam bonam bonam
Ad sanam bonam bonam
Ad kosmetikum bonam bonam
Ad fungsionam bonam bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Pinguekula adalah benjolan yang merupakan degenerasi hialin jaringan
submukosa konjungtiva pada konjungtiva bulbi, baik bagian temporal, atau lebih
sering bagian nasal, di daerah celah kelopak mata. Pinguekula dapat ditemukan pada
orang tua, namun juga bisa pada orang dewasa dan akan-anak, baik laki-laki maupun
perempuan1,2,3.
Pingekuela terlihat sebagai penonjolan berwarna putih hingga kuning keabu-
buan, berupa hipertrofi atau penebalan selaput lender2. Penguekulitis merupakan
peradangan dan pembengkakan pinguekula3. Pembuluh darah tidak masuk ke dalam
pinguekula akan tetapi bila meradang atau terjadi iritasi (penguekulitis), maka sekitar
bercak degenerasi ini akan terlihat pembuluh darah yang melebar1.
B. Etiologi
Terdapat terutama di daerah tropis dan berhubungan langsung dengan pajanan
sinar ultraviolet dan lingkungan berangin. Lebih sering pada orang dewasa yang
sering terpajan sinar matahari, debu, dan angin panas1,2,3.
C. Gejala Klinis
Timbunan berwarna putih kuning yang terletak di dekat limbus. Berbeda
dengan pterigium yang berbentuk seperti baji dan merupakan jaringan fibrosis yang
tumbuh ke arah kornea. Banyak terdapat di daerah tropis dan berhubungan langsung
dengan terpajannya mata oleh sinar UV3.
Dalam keadaan iritasi, keluhan biasanya terasa seperti ada benda asing.
Penderita umumnya datang pada dokter karena adanya peradangan tersebut, atau
karena penonjolan yang jelas sehingga penderita kuatir akan suatu keganasan, atau
karena alasan kosmetik2.
D. Gambaran Histopatologi
Pada gambaran histopatologi menunjukan degenerasi serat kolagen stroma
konjungtiva dengan menipisnya epitel permukaan dan disertai kalsifikasi akibat
perkembangannya yang lambat3.
E. Diagnosis Banding
Pinguekulitis dapat didiagnosis banding dengan pterigium, episkleritis, dan
konjungtivitis. Pterigium adalah suatu pertumbuhan fibrovaskuler konjungtiva yang
bersifat degenerative dan invasive. Pertumbuhan ini biasanya terletak pada celah
kelopak bagian nasal maupun temporal konjungtiva yang meluas kearah kornea.
Pterigium mudah meradang dan mengiritasi kedua mata3.
Episkleritis adalah peradangan pada lapisan paling luar sclera yang umumnya
disebabkan alergi. Pada mata dapat ditemukan kemerahan setempat yang
menunjukkan pelebaran pembuluh darah episklera. Peradangan dapat pula mengenai
hampir seluruh bola mata2.
Konjungtivitis lebih dikenal sebagai pink eye, yaitu adanya inflamasi pada
konjungtiva atau peradangan pada konjungtiva, selaput bening yang menutupi bagian
berwarna putih pada mata dan permukaan bagian dalam kelopak mata. Konjungtivitis
terkadang dapat ditandai dengan mata berwarna sangat merah dan menyebar begitu
cepat dan biasanya menyebabkan mata rusak. Beberapa jenis Konjungtivitis dapat
hilang dengan sendiri, tapi ada juga yang memerlukan pengobatan4.
F. Penatalaksanaan
Tidak memerlukan pengobatan dan bila mengganggu kosmetik kadang-kadang
dilakukan eksisi. Bila terlihat adanya tanda peradangan dapat diberi obat antiradang
yang akan mengurangi mata merah. Steroid topical memberi hasil yang mempercepat
redanya peradangan. Dapat pula dianjurkan untuk menghindari faktor-faktor pemicu
rangsangan1,2,3.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Umumnya pinguekula tidak memerlukan pengobatan. Eksisi jaringan
pinguekula diindikasikan ketika mengganggu tampilan kosmetik. Steroid topikal
digunakan jika terdapat peradangan.
Pada kasus ini diberikan terapi medikamentosa berupa tetes mata cendo lyteers
sebagai lubrikan untuk mencegah terjadinya iritasi.
B. Saran
Sebaiknya pasien melindungi mata dari factor-faktor penyebab seperti paparan
sinar matahari, debu, dan iritan lain yang dapat menimbulkan terjadinya iritasi,
misalnya dengan cara menggunakan kacamata pelindung pada saat keluar rumah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas S. 2010. Ilmu Penyakit Mata edisi ketiga. Jakarta: FK UI.
2. Perdami. 2010. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa
Kedokteran. Jakarta: Perdami.
3. Ilyas S. 2009. Ikhtisar Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
4. Bradford C. 2004. Basic Ophtalmology. 8th Edition. San Fransisco-American
Academy of Opthalmology.