36
PINJAMAN BANK Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Perbankan Dosen pengajar : Dr. Hj. Meutia, SE., MP. Disusun Oleh Nama : Dewi Agus Setiani (4441110007) Niar Winarni (4441110652) Ruli Destyaningsih (4441110853) Kelas : IV A Reguler JURUSAN AGRIBISNIS

Pinjaman Bank

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pinjaman Bank

PINJAMAN BANK

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Perbankan

Dosen pengajar : Dr. Hj. Meutia, SE., MP.

Disusun Oleh

Nama : Dewi Agus Setiani (4441110007)

Niar Winarni (4441110652)

Ruli Destyaningsih (4441110853)

Kelas : IV A Reguler

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2013

Page 2: Pinjaman Bank

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

Rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah mata

kuliah Manajemen Perbankan yang berjudul “Pinjaman Bank” tepat waktu. Adapun tujuan

penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Perbankan pada

semester IV, di tahun ajaran 2013.

Dalam penyelesaian laporan ini, penulis banyak mengalami kendala seperti kurangnya

referensi dan waktu penyelesaian tugas. Pada kesempatan ini, tidak lupa penyusun

menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu memberikan

bimbingan dan arahannya kepada penyusun dalam menyelesaikan tugas laporan ini.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kelemahan dan kekurangan penulisan, baik

dari segi uraian maupun tata kalimat yang penyusun miliki karena keterbatasan ilmu.

Penyusun mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca untuk instropeksi diri, dan agar di

lain hari dapat membuat laporan yang jauh lebih baik.

Serang, Maret 2013

Penyusun

Page 3: Pinjaman Bank

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …..…………………………………………… 2

DAFTAR ISI ………………………………………………. 3

BAB I: PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ……………………………………………… 4

1.2 Tujuan ……………………………………………… 5

BAB II: PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pinjaman Bank …………….………………………… 6

2.2 Unsur Pinjaman Bank …………………………………….... 8

2.3 Fungsi dan Tujuan Pinjaman Bank ……………………………………… 10

2.4 Jenis-jenis Pinjaman Bank ……………………………………… 13

2.5 Jaminan Kredit ……………………………………… 17

2.6 Penyaluran Pinjaman Bank ……………………………………… 18

2.7 Kebijaksanaan Perkreditan Bank ……………………………………… 20

BAB III: PENUTUP

3.1 Kesimpulan ……………………………………………… 22

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………… 24

Page 4: Pinjaman Bank

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan pinjam meminjam uang telah dilakukan sejak lama dalam kehidupan

masyarakat. Masyarakat telah menjadikan pinjam meminjam uang sebagai sesuatu yang

sangat diperlukan untuk mendukung perkembangan kegiatan perekonomiannya dan untuk

meningkatkan taraf kehidupannya. Pihak pemberi pnjaman yang mempunyai kelebihan uang

bersedia meminjamkan uang kepada yang memerlukan. Sebaliknya, pihak peminjam

berdasarkan keperluan atau tujuan tertentu melakukan peminjaman uang tersebut. Secara

umum dapat dikatakan bahwa pihak peminjam meminjam uang kepada pihak pemberi

pinjaman untuk membiayai kebutuhan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari atau

untuk memenuhi keperluan dana guna pembiayaan kegiatan usahanya.

Salah satu lembaga keuangan yang melakukan kegiatan usaha dalam bentuk pinjam

meminjam uang adalah bank. Bank sebagai lembaga keuangan mempunyai tugas antara lain

untuk menghimpun dana dari masyarakat dan kemudian menyalurkan kembali dana tersebut

kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau pinjaman.

Dalam penyaluran pinjaman (kredit) oleh bank kepada masyarakat, bank selalu

memperhatikan kepastian pengembalian pinjaman tersebut. Untuk menjamin kepastian

pengembalian pinjaman tersebut, bank mensyaratkan kepada masyarakat (debitur) untuk

memberikan jaminan atas pinjamannya. Dewasa ini kegiatan transaksi kredit sukar untuk di

hindari oleh para pelaku bisnis. Para pelaku bisnis tersebut melakukan transaksi kredit dengan

beberapa alas an dan tujuan. Alasan dan tujuan tersebut akan berbeda diantara pihak-pihak

pelaku transaksi kredit yang bersangkutan. Adapun pihak yang berkepentingan dalam

transaksi kredit yaitu pemberi kredit (kreditur) dan penerima keredit (debitur).

Perusahaan dagang memberikan kredit dengan tujuan untuk meningkatkan volume

penjualan dan mengimbangi pesaing. Lembaga perbankan atau yang sejenis memberikan

kredit dengan tujuan untuk memperoleh bunga dari pokok pinjamannya. Sedangkan pihak

debitur atau pelanggan melakukan transaksi kredit dengan alasan tidak mempunyai kas yang

Page 5: Pinjaman Bank

cukup untuk membeli dan membayar suatu produk atau terpaksa meminjam sejumlah uang

untuk modal dan diharapkan dengan modal pinjaman tersebut diperoleh suatu penghasilan

yang nantinya dapat mengembalikan pinjamannya tersebut serta memperoleh nilai lebih atau

keuntungan.

1.2 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan dan

khusus. Tujuan umum dalam penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas

mata kuliah Manajemen Perbankan. Adapun tujuan khusus dari penulisan laporan ini adalah:

1. Mengetahui pengertian pinjaman atau kredit bank.

2. Mengetahui unsur-unsur pinjaman bank.

3. Mengetahui fungsi dan tujuan pinjaman bank.

4. Mengetahui jenis-jenis pinjaman bank.

5. Mengetahui penyaluran pinjaman bank.

6. Mengetahui Kebijaksanaan perkreditan bank.

7. Mengetahui jaminan pinjaman bank.

Page 6: Pinjaman Bank

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pinjaman atau Kredit Bank

Dalam bahasa latin kredit disebut “credere” yang artinya percaya. Maksudnya si

pemberi kredit percaya kepada si penerima kredit, bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan

dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi si penerima kredit berarti menerima

kepercayaan, sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut

sesuai dengan jangka waktunya. Oleh karena itu, untuk meyakinkan bank bahwa si nasabah

benar-benar dapat dipercaya, maka sebelum kredit diberikan terlebih dulu bank mengadakan

analisis kredit. Analisis kredit mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan, prospek

usahanya, jaminan yang diberikan serta faktor-faktor lainnya. Tujuan analisis ini adalah agar

bank yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar aman.

Pemberian kredit tanpa analisis terlebih dahulu akan sangat membahayakan bank.

Nasabah dalam hal ini dengan mudah memberikan data-data fiktif, sehingga mungkin saja

kredit sebenarnya tidak layak, tetapi masalah diberikan. Kemudian jika salah dalam

menganalisis, maka kredit yang disalurkan yang sebenarnya tidak layak menjadi layak

sehingga akan berakibat sulit untuk ditagih alias macet. Namun faktor salah analisis ini

bukanlah merupakan penyebab utama kredit macet. Penyebab lainnya mungkin disebabkan

oleh bencana alam yang memang tidak dapat dihindari oleh nasabah. Misalnya kebanjiran atau

gempa bumi atau dapat pula kesalahan dalam pengelolaan usaha yang dibiayai.

Pengertian kredit menurut Eric L. Kohler (1964;154): “Kredit adalah kemampuan

untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji

pembayarannya akan dilakukan dan ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati”.

Pengertian kredit menurut Teguh Pudjo Muljono (1989;45): “Kredit adalah suatu penyertaan

uang atau tagihan atau dapat juga barang yang menimbulkan tagihan tersebut pada pihak lain.

Atau juga memberi pinjaman pada orang lain dengan harapan akan memperoleh suatu

tambahan nilai dari pokok pinjaman tersebut yaitu berupa bunga sebagai pendapatan bagi

pihak yang bersangkutan”.

Page 7: Pinjaman Bank

Pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 adalah

penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan

atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Sedangkan pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak

lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut

setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

Berdasarkan pada pengertian-pengertian diatas dapat diketahui bahwa transaksi kredit

timbul sebagai akibat suatu pihak meminjam kepada pihak lain, baik itu berupa uang, barang

dan sebagainya yang dapat menimbulkan tagihan bagi kreditur. Hal lain yang dapat

menimbulkan transaksi kredit yaitu berupa kegiatan jual beli dimana pembayarannya akan

ditangguhkan dalam suatu jangka waktu tertentu baik sebagian maupun seluruhnya. Kegiatan

transaksi kredit tersebut diatas akan mendatangkan piutang atau tagihan bagi kreditur serta

mendatangkan kewajiban untuk membayar bagi debitur.

Dari pengertian di atas dapatlah disimpulkan bahwa kredit atau pembiayaan dapat

berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang. Contoh berbentuk tagihan (kredit

barang), misalnya bank membiayai kredit untuk pembelian rumah atau mobil. Kredit ini

berarti nasabah tidak memperoleh uang tetapi rumah, karena bank membayar langsung ke

developer dan nasabah hanya membayar cicilan rumah tersebut setiap bulan. Kemudian

adanya kesepakatan antara bank (kreditur) dengan nasabah-penerima kredit (debitur), bahwa

mereka sepakat sesuai dengan perjanjian yang telah dibuatnya. Dalam perjanjian kredit

termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan bersama. Demikian pula dengan masalah

sangsi apabila si debitur ingkar janji terhadap perjanjian yang telah dibuat bersama.

Yang menjadi perbedaan antara kredit yang diberikan oleh bank berdasarkan

konvensional dengan pembiayaan yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip syariah

adalah terletak pada keuntungan yang diharapkan.

Page 8: Pinjaman Bank

2.2 Unsur-Unsur Kredit

Dalam kata kredit mengandung berbagai maksud. Atau dengan kata lain dalam kata

kredit terkandung unsur-unsur yang direkatkan menjadi satu. Sehingga jika kita bicara kredit

maka termasuk membicarakan unsur-unsur yang terkandung di dalamnya.

Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah

sebagai berikut:

1. Kepercayaan

Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bagi si pemberi kredit bahwa kredit yang

diberikan (baik berupa uang, barang atau jasa) benar-benar diterima kembali di masa yang

akan datang sesuai jangka waktu kredit. Kepercayaan diberikan oleh bank sebagai dasar utama

yang melandasi mengapa suatu kredit berani dikucurkan. Oleh karena itu sebelum kredit

dikucurkan harus dilakukan penelitian dan penyelidikan lebih dulu secara mendalam tentang

kondisi nasabah, baik secara interen maupun dari eksteren. Penelitian dan penyelidikan

tentang kondisi pemohon kredit sekarang dan masa lalu, untuk menilai kesungguhan dan etikat

baik nasabah terhadap bank.

2. Kesepakatan

Disamping unsur percaya di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara

si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu

perjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-

masing. Kesepakatan ini kemudian dituangkan dalam akad kredit dan ditandatangani kedua

belah pihak sebelum kredit dikucurkan.

Page 9: Pinjaman Bank

3. Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini

mencakup masa pengambilan kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa

berbentuk jangka pendek (di bawah 1 tahun), jangka menengah (1 sampai 3 tahun) atau jangka

panjang (di atas 3 tahun). Jangka waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran kredit

yang sudah disepakati kedua belah pihak. Untuk kondisi tertentu jangka waktu ini dapat

diperpanjang sesuai kebutuhan.

4. Resiko

Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit akan memungkinkan suatu

resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu kredit. Semakin panjang suatu jangka

waktu kredit, maka semakin besar resikonya, demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi

tanggungan bank, baik resiko yang disengaja oleh nasabah, maupun oleh resiko yang tidak

disengaja, misalnya karena bencana alam atau bangkutnya usaha nasabah tanpa ada unsur

kesengajaan lainnya, sehingga nasabah tidak mampu lagi melunasi kredit yang diperolehnya.

5. Balas Jasa

Bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas penberian suatu

kredit. Dalam bank jenis konvensional balas jasa kita kenal dengan nama bunga. Disamping

balas jasa dalam bentuk bungan bank juga membebankan kepada nasabah biaya administrasi

kredit yang juga merupakan keuntungan bank. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah

balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.

Page 10: Pinjaman Bank

2.3 Tujuan dan Fungsi Kredit

Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai beberapa tujuan yang hendak dicapai yang

tentunya tergantung dari tujuan bank itu sendiri. Tujuan pemberian kredit juga tidak akan

terlepas dari misi bank tersebut didirikan.

Dalam praktiknya tujuan pemberian suatu kredit sebagai berikut:

1. Mencari Keuntungan

Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan. Hasil

keuntungan ini diperoleh dalam bentuk bungan yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan

biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini penting untuk

kelangsungan hidup bank, disamping itu keuntungan juga dapat membesarkan usaha bank.

Bagi bank yang terus-menerus menderita kerugian, maka besa kemungkinan bank tersebut

akan dilikuidir (dibubarkan). Oleh kaena itu sangat penting bagi bank untuk memperbesar

keuntungannya mengingat biaya operasional bank juga relatif cukup besar.

2. Membantu Usaha Nasabah

Tujuan selanjutnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana,

baik dana untuk investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tesebut, maka pihak

debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya. Dalam hal ini baik bank

maupun nasabah sama-sama diuntungkan.

3. Membantu Pemerintah

Tujuan lainnya adalah membantu pemerintah dalam berbagai bidang. Bagi pemerintah

semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat

semakin banyak kredit berarti adanya kucuran dana dalam rangka peningkatan pembangunan

di berbagai sektor, terutama sektor riil.

Page 11: Pinjaman Bank

Secara garis besar keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarnya pemberian kredit

oleh dunia perbankan adalah sebagai berikut:

Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah bank.

Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangunan usaha baru

atau perluasan usaha akan membutuhkan tenaga kerja baru, sehingga dapat

menyedot tenaga kerja yang masih menganggur.

Meningkatkan jumlah barang dan jasa, jelas sekali bahwa sebagian besar kredit

yang disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah produksi barang dan jasa yang

beredar di masyarakat, sehingga akhirnya masyarakat memiliki banyak pilihan.

Menghemat devisa negara,terutama untuk produk-produk yang sebelumnya

diimpor dan apabila sudah dapat diproduksi di dalam negeri dengan fasilitas kredit

yang ada jelas akan dapat menghemat devisa negara.

Meningkatkan devisa negara, apabila produk dari kredit yang dibiayai untuk

keperluan ekspor.

Disamping memiliki tujuan pemberian suatu fasilitas kredit juga memiliki suatu fungsi

yang sangat luas. Adapun fungsi transaksi kredit dalam kehidupan perekonomian menurut

Muchdarsyah Sinungan (1991;5)tersebut antara lain:

1. Untuk meningkatkan daya guna uang.

Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang, maksudnya jika uang

hanya disimpan saja di rumah tidak akan menghasilkan sesuatu yang tidak berguna. Dengan

diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh

si penerima kredit. Kemudian juga dapat memberikan penghasilan tambahan kepada pemilik

dana.

2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.

Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari suatu wilayah ke

wilayah lainnya, sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit

maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya. Sebagai contoh

Page 12: Pinjaman Bank

seorang pengusaha di pulau Bangka memperoleh kredit dari salah satu bank Singapura

sebanyak 1 milyar dolar Singapura, maka dengan demikian ada pertambahan peredaran uang

dari Singapura ke Bangka sebesar 1 milyar dolar Singapura.

3. Untuk meningkatkan daya guna barang.

Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur untuk mengolah

barang yang semula tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat. Sebagai contoh seorang

pengusaha memperoleh kucuran dana dari salah satu bank untuk mengolah limbah plastik

yang sudah tidak dipakai menjadi barang-barang rumah tangga. Biaya pengolahan barang

tersebut diperoleh dari bank. Dengan demikian fungsi kredit dapat meningkatkan daya guna

barang yang tidak berguna menjadi barang yang berguna.

4. Meningkatkan peredaran barang.

Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari suatu wilayah ke

wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari suatu wilayah ke wilayah lainnya

bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar. Kredit untuk

meningkatkan peredaran barang biasanya untuk kredit perdagangan atau kredit ekspor impor.

5. Sebagai alat stabilitas ekonomi.

Dengan memeberikan kredit dapat dikatakan sebagai alat stabilitas ekonomi, kerena

dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh

masyarakat. Kredit dapat pula membantu mengekspor barang dari dalam negeri keluar negeri

sehingga dapat meningkatkan devisa negara.

6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha.

Page 13: Pinjaman Bank

Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha, apa lagi

bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan. Dengan memperoleh kredit, nasabah

bergairah untuk dapat memperbesar atau memperluas usahanya.

7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan.

Semakin banyak kredir yang disalurkan maka akan semakin baik, terutama dalam hal

meningkatkan pendapat. Jika sebuah kredit diberikan untuk membangun pabrik, maka pabrik

tersebut tentu membutuhkan tenaga kerja, sehingga dapat pula mengurangi pengangguran.

Disamping itu bagi masyarakat sekitar pabrik juga akan dapat memperoleh pendapatan seperti

gaji bagi karyawan yang bekerja di pabrik dan membuka warung atau menyewa rumah

kontrakan atau jasa lainnya bagi masyarakat yang tinggal disekitar lokasi pabrik.

8. Untuk meningkatkan hubungan internasional.

Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan

antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit. Pemberian kredit oleh negara lain akan

meningkatkan kerja sama di bidang lainnya, sehingga dapat pula tercipta perdamaian dunia.

2.4 Jenis-Jenis Kredit

Beragamnya jenis usaha, menyebabkan beragam pula kebutuhan akan dana.

Kebutuhan dana yang beragam menyebabkan jenis kredit juga menjadi beragam. Hal ini

disesuaikan dengan kebutuhan dana yang diinginkan.

Dalam praktiknya kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat

untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Secara umum jenis-jenis kredit dapat dipilih dari

berbagai segi antara lain:

1. Dilihat dari segi kegunaan

Page 14: Pinjaman Bank

a. Kredit investasi

Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk

keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau keperluan

rehabilitasi. Contoh kredit investasi misalnya untuk membangun pabrik atau

membeli mesin-mesin. Masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih

lama dan dibutuhkan modal yang relatif besar pula.

b. Kredit modal kerja

Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan

meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Sebagai contoh kredit modal kerja

diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya

lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.

2. Dilihat dari segi tujuan kredit

a. Kredit poduktif

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi.

Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. Sebagai contohnya

kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan barang dan

kredit pertanian akan menghasilkan produk pertanian, kredit pertambangan

menghasilkan barang tambang atau kredit industri akan menghasilkan barang

industri.

b. Kredit konsumtif

Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada

pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan

atau dipakai seseorang atau badan usaha. Sebagai contoh kredit untuk perumahan,

kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah tangga dan kredit konsumtif lainnya.

c. Kredit perdagangan

Merupakan kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan untuk

membiayai aktivitas perdagangannya. Seperti untuk membeli barang dagangan

yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.

Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang akan

Page 15: Pinjaman Bank

membeli barang dalam jumlah besar. Contoh kredit ini misalnya kredit ekspor dan

impor.

3. Dilihat dari segi jangka waktu

a. Kredit jangka pendek

Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling

lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. Contohnya

untuk peternakan, misalnya kredit peternakan ayam atau jika untuk pertanian

misalnya tanaman padi atau palawija.

b. Kredit jangka menengah

Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun dan

biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investas. Sebagai contoh kredit

untuk pertanian seperti jeruk, atau peternakan kambing.

c. Kredit jangka panjang

Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka

panjang waktu pengembaliannya di atas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit ini

untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau

manufaktur dan untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan.

Dalam praktiknya bank dapat pula hanya mengklasifikasikan kredit menjadi hanya

jangka panjang dan jangka pendek. Untuk jangka waktu maksimal 1 tahun dianggap jangka

pendek dan di atas 1 tahun dianggap jangka panjang.

4. Dilihat dari segi jaminan

a. Kredit dengan jaminan

Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan. Jaminan tersebut dapat

berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. Artinya setiap

kredit yang dikeluarkan akan dilindungi minimal senilai jaminan atau untuk kredit

tertentu jaminan harus melebihi jumlah kredit yang diajukan si calon debitur.

Page 16: Pinjaman Bank

b. Kredit tanpa jaminan

Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit

jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas atau nama

baik si calon debitur selama hubungan dengan bank atau pihak lain.

5. Dilihat dari segi sektor usaha

a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau

pertanian. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang.

b. Kredit peternakan, merupakan kredit yang diberikan untuk sektor peternakan baik

jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk jangka pendek misalnya peternakan

ayam dan jangka panjang ternak kambing atau ternak sapi.

c. Kredit industri, merupakan kredit yang diberikan untuk membiayai industry, baik

industri kecil, industri menengah atau industri besar.

d. Kredit pertambangan, merupakan kredit yang diberikan kepada usaha tambang.

Jenis usaha tambang yang dibiayainya biasanya dalam jangka panjang, seperti

tambang emas, minyak atau timah.

e. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan

prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa.

f. Kredit profesi, merupakan kredit yang diberikan kepada para kalangan profesional

seperti dosen, dokter atau pengacara.

g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian

perumahan dan biasanya berjangka waktu panjang.

h. Dan sektor-sektor lainnya.

2.5 Jaminan Kredit

Untuk melindungi uang yang dikucurkan lewat kredit dari resiko kerugian, maka pihak

perbankan membuat pagar pengamanan. Dalam kondisi sebaik apa pun atau dengan analisis

sebaik mungkin, resiko kredit macet tidak dapat dihindari. Pagar pengamanan yang dibuat

biasanya berupa jaminan yang harus disediakan debitur. Tujuan jaminan adalah untuk

Page 17: Pinjaman Bank

melindungi kredit dari resiko kerugian, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.

Lebih dari itu jaminan yang diserahkan oleh nasabah merupakan beban sehingga si nasabah

akan sungguh-sungguh untuk mengembalikan kredit yang diambilnya.

Seperti sudah dibahas di atas bahwa kredit dapat diberikan dengan jaminan atau tanpa

jaminan. Kredit tanpa jaminan sangat membahayakan pihak bank, mengingat jika nasabah

mengalami suatu kemacetan maka akansulit untuk menutupi kerugian tehadap kredit yang

disalurkan. Sebaliknya dengan jaminan kredit relatif lebih aman mengingat setiap kredit macet

akan dapat ditutupi oleh jaminan tersebut.

1. Kredit dengan jaminan

a. Jaminan benda berwujud. Yaitu jaminan dengan barang-barang seperti:

- Tanah

- Bangunan

- Kendaraan bermotor

- Mesin-mesin/peralatan

- Barang dagangan

- Tanaman/kebun/sawah

- Dan lainnya

b. Jaminan benda tidak berwujud. Yaitu benda-benda yang dapat jaminan seperti :

- Sertifikat saham

- Sertifikat obligasi

- Sertifikat tanah

- Sertifikat deposito

- Rekening tabungan yang dibekukan

- Rekening giro yang dibekukan

- Promes

- Wesel

- Dan surat tagihan lainnya.

c. Jaminan orang

Jaminan orang yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang yang menyatakan

kesanggupan untuk menanggung segala resiko apabila kredit tersebut macet.

Page 18: Pinjaman Bank

Dengan kata lain orang yang memberikan jaminan itulah yang akan menggantikan

kredit yang tidak mampu dibayar oleh nasabah.

2. Kredit tanpa jaminan

Kredit tanpa jaminan maksudnya adalah bahwa kredit yang diberikan bukan

dengan jaminan barang tertentu. Biasanya kredit ini diberikan untuk perusahaan yang

memang benar-benar bonafid dan professional, sehingga kemungkinan kredit tersebut

macet sangat kecil. Kredit tanpa jaminan hanya mengandalkan kepada penilaian

terhadap prospek usahanya atau dengan pertimbangan untuk pengusaha-pengusaha

yang memiliki loyalitas yang tinggi.

2.6 Penyaluran Kredit

1. Perencanaan penyaluran kredit

Perencanaan penyaluran kredit harus dilakukan secara realistis dan objektif, agar

pengendalian dapat berfungsi dan tujuan tercapai. Perencanaan penyaluran kredit harus

didasarkan pada keseimbangan antara jumlah, sumber, dan jangka waktu dana agar tidak

menimbulkan masalah terhadap tingkat kesehatan dan likuiditas bank. Jelasnya, rencana

penyaluran kredit harus seimbang dengan rencana penerimaan dana. Kedua rencana ini harus

diperhitungkan secara terpadu oleh perencana secara baik dan benar. Dalam rencana

penyaluran kredit ini harus ada pedoman tentang prosedur, alokasi, dan kebijaksanaannya.

Prosedur penyaluran kredit menjadi tugas dan tanggung jawab atau job description dari

departemen (bagian) pemasaran suatu bank.

2. Syarat – syarat Karyawan Bagian Kredit

Dalam penyaluran kredit, profesionalitas karyawan sangat dibutuhkan. Untuk itu

diperlukan karyawan bagian kredit dengan syarat:

1. Jujur dan bermoral baik, serta ahli di bidang perkreditan;

2. Adil dalam memberikan pelayanan terhadap semua nasabah bank;

Page 19: Pinjaman Bank

3. Mengetahui hukum – hukum perjanjian dan perikatan agunan kredit;

4. Mengetahui syarat – syarat agunan yang boleh diterima;

5. Objektif dalam penilaian agunan kredit yang diberikan nasabah;

6. Berpengetahuan luas tentang nilai ekonomis agunan kredit;

7. Mengetahui ketetapan dan surat edaran Bank Indonesia tentang perkreditan bank;

8. Menaati peraturan dan prosedur penyaluran kredit.

3. Prosedur Penyaluran Kredit

Prosedur yang harus dipenuhi dalam penyaluran kredit, antara lain:

1. Calon debitor menulis nama, alamat, agunan, dan jumlah kredit yang diinginkan

pada formulir aplikasi permohonan kredit.

2. Calon debitor mengajukan jenis kredit yang diinginkan

3. Analisis kredit dengan cara mengikuti asas 5C, 7P, dan 3R dari permohonan kredit

tersebut;

4. Karyawan analisis kredit menetapkan besarnya plafond kredit atau Legal Lending

Limit (L3) atau BMPK-nya;

5. Jika BMPK disetujui nasabah, akad kredit (perjanjian kredit) ditandatangani oleh

kedua belah pihak.

4. Alokasi Penyaluran Kredit

Alokasi penyaluran kredit gharus berpedoman pada ketetapan dan surat edaran otoritas

moneter dan Bank Indonesia, yaitu sebagai berikut:

1. Pemilik bank (pemegang saham) mendapatkan maksimal 20% dari jumlah kredit

yang disalurkan bank bersangkutan.

2. KUK/KUT mendapatkan minimal 20% dari jumlah kredit yang disalurkan bank.

3. Masyarakat luas (diluar 1 dan 2) sebanyak 60% dari jumlah kredit yang diberikan,

disalurkan kepada sektor – sektor perekonomian seperti sektor pertanian,

pertambangan, dan perdagangan.

4. Kredit rekening Koran dan kredit berjangka.

Page 20: Pinjaman Bank

2.7 Kebijaksanaan Perkreditan Bank

Kebijaksanaan perkreditan bank harus deprogram dengan baik dan benar. Program

perkreditan harus didasarkan pada asas yuridis, ekonomis, dan kehati – hatian.

Yuridis, artinya program perkreditan harus sesuai dengan undang – undang perbankan

dan ketetapan Bank Indonesia.

Ekonomis artinya menetapkan rentabilitas yang ingin dicapai dan tingkat bunga kredit

yang disalurkan.

Kehati-hatian artinya besar plafond kredit (legal lending limit = BMPK) harus

ditetapkan atas hasil analisis yang baik dan objektif berdasarkan asas 5C, 7P, dan 3R dari

setiap calon peminjam.

Kebijaksanaan (Policy) adalah suatu pedoman yang menyeluruh, baik lisan maupun

tulisan yang memberikan suatu batas umum dan arah tempat management action akan

dilakukan (GR Terry).

Kebijaksanaan Perkreditan antara lain:

1. Bankable, artinya kredit yang akan dibiayai hendaknya memenuhi kriteria:

a. Safety, yaitu dapat diyakini kepastian pembayaran kembali kredit sesuai jadwal dan

jangka waktu kredit.

b. Effectiveness, artinya kredit yang diberikan benar – benar digunakan untuk

pembiayaan, sebagaimana dicantumkan dalam proposal kreditnya.

2. Kebijaksanaan investasi merupakan penanaman dana yang selalu dikaitkan dengan

sumber dana bersangkutan. Investasi dana ini disalurkan dalam bentuk investasi primer

dan sekunder, kebijaksanaan risiko, kebijaksanaan penyebaran kredit, serta

kebijaksanaan tingkat bunga.

a. Investasi primer, yaitu investasi yang dilakukan untuk pembelian sarana dan

prasarana bank seperti pembelian kantor, mesin, dan ATK.

Dana investasi primer harus dari dana sendiri karena sifatnya tidak produktif dan

jangka waktunya panjang. Investasi primer ini mutlak harus dilakukan karena

merupakan motor kegiatan operasional bank.

b. Investasi sekunder, yaitu investasi yang dilakukan dengan menyalurkan kredit

kepada masyarakat (debitor). Investasi ini sifatnya produktif (menghasilkan).

Page 21: Pinjaman Bank

Jangka waktu penyaluran kredit harus disesuaikan dengan lamanya tabungan agar

likuiditas bank tetap terjamin.

1. Kebijaksanaan risiko

Kebijaksanaan risiko maksudnya dalam penyaluran kredit harus memperhitungkan

secara cermat indikator yang dapat menyebabkan risiko macetnya kredit dan menetapkan cara-

cara penyelesaiannya.

2. Kebijaksanaan penyebaran kredit

Kebijaksanaan penyebaran kredit maksudnya kredit harus disalurkan kepada beraneka

ragam sector ekonomi, semau golongan ekonomi, dan dengan jumlah peminjam yang banyak.

3. Kebijaksanaan tingkat bunga

Kebijaksanaan tingkat bungan maksudnya dalam pemberian kredit harus

memperhitungkan situasi moneter, kondisi perekonomian, persaingan antarbank, dan tingkat

inflasi untuk menetapkan besarnya suku bunga kredit.

Pemimpin bank dalam manajemen perkreditan dihadapkan kepada tiga masalah pokok,

yaitu:

1. Manajemen likuiditas bank

2. Pendapatan dan tentabilitas bank

3. Pengendalian kredit bank

Ketiga masalah diatas akan ikut menentukan tingkat kesehatan bank bersangkutan,

apakah sehat, cukup sehat, kurang sehat, atau tidak sehat.

Page 22: Pinjaman Bank

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Transaksi kredit timbul sebagai akibat suatu pihak meminjam kepada pihak lain, baik

itu berupa uang, barang dan sebagainya yang dapat menimbulkan tagihan bagi kreditur. Hal

lain yang dapat menimbulkan transaksi kredit yaitu berupa kegiatan jual beli dimana

pembayarannya akan ditangguhkan dalam suatu jangka waktu tertentu baik sebagian maupun

seluruhnya. Kegiatan transaksi kredit tersebut diatas akan mendatangkan piutang atau tagihan

bagi kreditur serta mendatangkan kewajiban untuk membayar bagi debitur.

Unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah: (1)

Kepercayaan, (2) Kesepakatan, (3) Jangka Waktu, (4) Resiko, (5) Balas Jasa. Tujuan Dalam

praktiknya tujuan pemberian suatu kredit sebagai berikut: - Mencari Keuntungan, - Membantu

Usaha Nasabah, - Membantu Pemerintah. Adapun fungsi transaksi kredit dalam kehidupan

perekonomian antara lain: - Untuk meningkatkan daya guna uang, - Untuk meningkatkan

peredaran dan lalu lintas uang, - Untuk meningkatkan daya guna barang, - Meningkatkan

peredaran barang, - Sebagai alat stabilitas ekonomi, - Untuk meningkatkan kegairahan

berusaha, - Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan, - Untuk meningkatkan hubungan

internasional.

Dalam praktiknya kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat

untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Secara umum jenis-jenis kredit dapat dipilih dari

berbagai segi antara lain:

a) Dilihat dari segi kegunaan

Kredit investasi

Kredit modal kerja

b) Dilihat dari segi tujuan kredit

Kredit poduktif

Kredit konsumtif

Kredit perdagangan

Page 23: Pinjaman Bank

c) Dilihat dari segi jangka waktu

Kredit jangka pendek

Kredit jangka menengah

Kredit jangka panjang

d) Dilihat dari segi jaminan

Kredit dengan jaminan

Kredit tanpa jaminan

e) Dilihat dari segi sektor usaha

Kredit pertanian, Kredit peternakan, Kredit industri, Kredit pertambangan, Kredit

pendidikan, Kredit profesi, Kredit perumahan, Dan sektor-sektor lainnya.

Seperti sudah dibahas di atas bahwa kredit dapat diberikan dengan jaminan atau tanpa

jaminan. Kredit dengan jaminan: Jaminan benda berwujud, Jaminan benda tidak berwujud,

dan Jaminan orang. Kredit tanpa jaminan

Perencanaan penyaluran kredit harus dilakukan secara realistis dan objektif, agar

pengendalian dapat berfungsi dan tujuan tercapai. Kebijaksanaan perkreditan bank harus

deprogram dengan baik dan benar. Program perkreditan harus didasarkan pada asas yuridis,

ekonomis, dan kehati – hatian.

DAFTAR PUSTAKA

Page 24: Pinjaman Bank

Abdullah, M. 2003. Manajemen Perbankan. UMM Press : Malang

Anonym. 2005. Kredit Perbankan.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20342/4/Chapter%20I.pdf (Diakses

pada 5 Maret 2013)

Anonym. 2011. Jenis Kredit Pinjaman dari Bank.

http://kamissore.blogspot.com/2009/09/jenis-kredit-pinjaman-dari-bank.html (Diakses

pada 5 Maret 2013)

Anonym.2006.Manajemen Perbankan.

http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1manajemen/206112095/bab1.pdf (Diakses pada 5

Maret 2013)

Erlangga, Putra. 2008. Pengertian Kredit Bank.

http://fasilitaskreditbank.blogspot.com/2012/01/pengertian-tentang-kredit.html (Diakses

pada 6 Maret 2013)

Hasibuan, Malayu S.P. 2004. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara.

Heryana, Yayan. 2001. Sistem Perhitungan Bunga Bank.

http://erasaputera.blogspot.com/2012/12/sistem-perhitungan-bunga-kredit.html (Diakses

pada 6 Maret 2013)

Kasmir. 2002. Dasar Dasar Perbankan . Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Mabruri, Fadli. 2011. Cara Menghitung Bunga Pinjaman di Bank.

http://klatenonline.com/klaten/cara-menghitung-bunga-pinjaman-di-bank-penting-

diketahui.htm (Diakses pada 6 Maret 2013)

Simorangkir, O.P. 2000. Pengantar Kelembagaan Keuangan Bank dan Non Bank. Jakarta:

Ghalia Indonesia.

Suyatno Thomas, dkk. 2003. Kelembagaan Perbankan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.