3
PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA 1 KASUS PSAK 55 INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PINJAMAN TANPA BUNGA Berkembangnya kelas menengah di Indonesia mendorong permintaan yang tinggi terhadap barang dan kebutuhan yang bersifat sekunder, seperti kendaraan bermotor, wisata, dan lain-lain, termasuk meningkatnya permintaan atas peralatan rumah tangga (household equipments) seperti kulkas, freezer, mixer, dan blender. Industri peralatan rumah tangga merupakan salah satu industri dengan tingkat persaingan yang tinggi, baik sesama produk yang diproduksi di dalam negeri maupun serbuan produk impor. Di tengah ketatnya tingkat persaingan industri peralatan rumah tangga, PT ANDAL dan PT LARIS telah melakukan kerjasama dalam beberapa tahun terakhir. PT ANDAL merupakan pemasok utama suku cadang kepada PT LARIS yang merupakan perusahaan manufaktur peralatan rumah tangga. Saat ini sekitar 70% suku cadang yang digunakan PT LARIS dipasok oleh PT ANDAL. PT ANDAL merupakan perusahaan yang tidak memiliki keterkaitan kepemilikan secara langsung dan tidak langsung dengan PT LARIS. Pemegang saham pengendali PT ANDAL dan PT LARIS adalah pihak- pihak yang bersifat independen. Kerjasama antara PT ANDAL dan PT LARIS telah dimulai sejak tahun 2000, ketika PT ANDAL memperoleh pesanan untuk memasok suku cadang peralatan rumah tangga yang diproduksi oleh PT LARIS. Kerjasama tersebut semakin hari semakin meningkat dimana pada tahun 2010 PT ANDAL menjadi pemasok utama dan terbesar suku cadang kepada PT LARIS. Hal ini disebabkan keandalan suku cadang yang dipasok PT ANDAL membuat produk peralatan rumah tangga PT LARIS dapat diterima dengan baik oleh pasar dalam negeri. Suku cadang tersebut juga digunakan untuk pelayanan purnajual selama masa garansi maupun setelah masa garansi di gerai servis resmi untuk produk- produk PT LARIS di seluruh Indonesia.

Pinjaman Tanpa Bunga

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pelaporan Korporat

Citation preview

Page 1: Pinjaman Tanpa Bunga

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA

1

KASUS PSAK 55 INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

PINJAMAN TANPA BUNGA

Berkembangnya kelas menengah di Indonesia mendorong permintaan yang tinggi

terhadap barang dan kebutuhan yang bersifat sekunder, seperti kendaraan bermotor,

wisata, dan lain-lain, termasuk meningkatnya permintaan atas peralatan rumah tangga

(household equipments) seperti kulkas, freezer, mixer, dan blender. Industri peralatan

rumah tangga merupakan salah satu industri dengan tingkat persaingan yang tinggi,

baik sesama produk yang diproduksi di dalam negeri maupun serbuan produk impor.

Di tengah ketatnya tingkat persaingan industri peralatan rumah tangga, PT ANDAL dan

PT LARIS telah melakukan kerjasama dalam beberapa tahun terakhir. PT ANDAL

merupakan pemasok utama suku cadang kepada PT LARIS yang merupakan

perusahaan manufaktur peralatan rumah tangga. Saat ini sekitar 70% suku cadang

yang digunakan PT LARIS dipasok oleh PT ANDAL. PT ANDAL merupakan perusahaan

yang tidak memiliki keterkaitan kepemilikan secara langsung dan tidak langsung

dengan PT LARIS. Pemegang saham pengendali PT ANDAL dan PT LARIS adalah pihak-

pihak yang bersifat independen.

Kerjasama antara PT ANDAL dan PT LARIS telah dimulai sejak tahun 2000, ketika PT

ANDAL memperoleh pesanan untuk memasok suku cadang peralatan rumah tangga

yang diproduksi oleh PT LARIS. Kerjasama tersebut semakin hari semakin meningkat

dimana pada tahun 2010 PT ANDAL menjadi pemasok utama dan terbesar suku cadang

kepada PT LARIS. Hal ini disebabkan keandalan suku cadang yang dipasok PT ANDAL

membuat produk peralatan rumah tangga PT LARIS dapat diterima dengan baik oleh

pasar dalam negeri. Suku cadang tersebut juga digunakan untuk pelayanan purnajual

selama masa garansi maupun setelah masa garansi di gerai servis resmi untuk produk-

produk PT LARIS di seluruh Indonesia.

Page 2: Pinjaman Tanpa Bunga

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA

2

Pada akhir tahun 2014 PT ANDAL melakukan peremajaan mesin sehingga mampu

menghasilkan suku cadang yang kualitasnya lebih baik dengan kapasitas produksi yang

lebih banyak dibandingkan mesin yang lama. Kondisi ini didorong oleh permintaan

suku cadang yang semakin meningkat, terutama permintaan dari PT LARIS. Pinjaman

dari perbankan berupa kredit investasi menjadi sumber utama pembiayaan untuk

peremajaan mesin tersebut. Pinjaman bank tersebut sebesar Rp750 miliar dengan

bunga 12% per tahun dan jangka waktu pelunasan selama tiga tahun.

Untuk kebutuhan operasional PT ANDAL biasanya menggunakan pinjaman perbankan

berupa kredit modal kerja yang jumlahnya sekitar Rp500 miliar setiap tahunnya

dengan bunga sekitar 11%. PT ANDAL merupakan perusahaan yang bersifat konservatif

dengan pembiayaan eksternal dan selalu menjaga dan menyeimbangkan pendanaan

internal dan eksternal dalam melaksanakan usahanya, termasuk rasio beban bunga

terhadap total beban.

Target total penjualan PT ANDAL pada tahun 2015 adalah Rp2,5 triliun, dimana 22%

dari penjualan tersebut merupakan penjualan kepada PT LARIS, dengan target total

laba neto Rp200 miliar. Beban bunga terhadap penjualan (interest expense to revenue)

selalu dijaga pada batas-atas (ceiling level) 5%. Ketika beban bunga bisa melebihi 5%

dari penjualan, PT ANDAL akan lebih memilih sumber pendanaan internal supaya

beban bunga tidak melebihi batas 5% tersebut.

Jika PT ANDAL menggunakan kredit modal kerja sebesar Rp500 miliar – ditambah

dengan adanya beban bunga kredit investasi sebesar Rp90 miliar (Rp750 miliar x 12%)

– akan menyebabkan beban bunga pada tahun 2015 sebesar Rp145 miliar atau 5,8%

dari penjualan. Kondisi ini menjadi permasalahan bagi PT ANDAL.

Mengetahui kebutuhan dana untuk membiayai operasional tersebut, PT LARIS

menawarkan pinjaman kepada PT ANDAL. Kedua pihak, PT ANDAL dan PT LARIS,

menyepakati perjanjian pinjam-meminjam untuk membiayai kegiatan operasional

Page 3: Pinjaman Tanpa Bunga

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA

3

(modal kerja) PT ANDAL selama tahun 2015. Dalam kesepakatan disebutkan besar

pinjaman adalah Rp500 miliar, tanpa bunga, dan jangka waktu pengembalian pada

akhir 2015. Dalam perjanjian tersebut PT ANDAL diharuskan menjual suku cadang

dengan harga lebih rendah 10% dari harga normal selama tahun 2015.

Bagaimana perlakuan akuntansi yang sesuai atas transaksi pinjam meminjam tersebut

baik di PT ANDAL maupun di PT LARIS?

Permasalahan