45
PRESENTASI KASUS DIPERSIAPKAN (PKD) VERTIGO Oleh : Nurhabiba Edriana 1111103000037 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

PKD Vertigo

  • Upload
    ririn13

  • View
    269

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

vertigo

Citation preview

Efek Ekstrak Kayu Manis Cinnamomum cassia terhadap

PRESENTASI KASUS DIPERSIAPKAN (PKD)VERTIGO

Oleh :Nurhabiba Edriana1111103000037

Program Studi Pendidikan DokterFakultas Kedokteran dan Ilmu KesehatanUIN Syarif Hidayatullah Jakarta1No. RM: 01220963Nama: Ny. WRTanggal lahir/ usia: 10-03-1977/ 38 tahun Jenis kelamin: PerempuanAgama: IslamAlamat: Jl. Ullujami GG Rajai No.40, RT 03/ RW 04, pesanggerahan Jakarta Selatan.Pendidikan: Tamat SLTAPekerjaan: Ibu Rumah TanggaStatus Perkawinan: KawinIdentitas PasienKeluhan UtamaPusing berputar yang semakin berat sejak 1 minggu SMRS.

Keluhan UtamaPasien mengeluh pusing berputar sejak 3 tahun yang lalu hilang timbul dan semakin memberat sejak 1 minggu SMRS. Pusing berputar yang dirasakan pasien seperti lingkungannya berputar. Pusing dirasakan saat pasien bergerak dari posisi tidur ke posisi duduk, saat baring ke kiri dan pada saat perubahan posisi kepala. Pasien nyaman dengan tidur menghadap ke kanan. Pusing dirasakan selama 1 menit kemudian hilang dengan memejamkan mata. Keluhan pusing berputar disertai rasa berdenging di kepala dan mual dan muntah. Tidak ada keluhan nyeri kepala. Tidak ada keluhan kelemahan di ekstremitas, pandangan ganda, bibir mencong, bicara pelo dan rasa baal serta kesemutan pada wajah.

Riwayat Penyakit SekarangPasien memiliki riwayat hilang pendengaran secara perlahan di kedua telinga bersamaan dengan munculnya vertigo. Riwayat hipertensi disangkal. Riwayat stroke disangkal.

Riwayat Penyakit DahuluRiwayat Penyakit KeluargaKeluarga tidak ada yang memiliki keluhan pusing berputar seperti pasien. Tidak ada riwayat hipertensi dan diabetes melitus di keluarga.Riwayat Sosial dan KebiasaanPasien makan teratur dan jarang mengkonsumsi makanan berlemak. Pasien jarang berolahraga. Pasien tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi.

RiwayatStatus GeneralisKeadaan Umum: Tampak sakit ringanKesadaran: Compos mentisTanda Vital Tekanan darah: 130/80 mmHgNadi: 80 x/menit, regular, kuat angkat, isi cukupNapas: 18x/menit, regularSuhu: 36,7oCBerat badan: 55 kgTinggi badan: 155 cmBMI: 22, 89 kg/m2

Pemeriksaan FisikStatus GeneralisKepala: tidak ada hematom, fraktur, dan luka terbukaWajah: simetris, deformitas -, massa -Mata: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.Hidung: Deviasi septum -/-, perdarahan -/-Telinga: nyeri tekan tragus (-), daun telinga tidak hiperemis, nyeri di belakang telinga (-). Punggung: Simetris, kifosis (-), lordosis (-), skoliosis (-), gibbus (-), scar (-)Ekstremitas: Akral teraba hangat, sianosis (-), CRT < 3 detik, edema (-)/(-), jari tabuh (-), deformitas (-)

Mulut: faring tidak hipersemis, uvula terangkat di tengah, Tonsil T1/T1, Leher: Simetris, trakea di tengah, pembesaran KGB (-)Thorax: scar (-), benjolan (-), venektasi (-)

Paru- Inspeksi: simetris saat statis dan dinamis- Palpasi: pelebaran sela iga -, emfisema subkutis -, fremitus vokal sama di kedua lapang paru- Perkusi: Sonor- Auskultasi: vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-Jantung Inspeksi: Iktus cordis tidak terlihatPalpasi: Iktus cordis teraba di ICS VPerkusi: batas jantung kanan pada ICS IV 1 jari medial linea parasternal dekstra, batas jantung kiri pada ICS V 2 jari medial linea midklavikula sinistra. Pinggang jantung ICS II linea parasternalis sinistraAuskultasi: BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)Abdomen - Inspeksi: Datar, massa (-), striae (-), scar (-)- Auskultasi: Bising usus (+) normal- Palpasi: Supel, nyeri tekan (-), massa (-), hepar dan lien tidak teraba- Perkusi: Timpani di seluruh lapang abdomen

Ekstremitas: Akral hangat (+/+), sianosis (-/-), CRT < 3 detik, edema (-/-), jari tabuh (-/-), deformitas (-/-)

Status neurologisGCS: E4M6V5 Tanda Rangsang Meningeal:Kaku kuduk: -Lasegue: >700 />700Kernig : >1350 />1350Brudzinski I: - / -Brudzinski II: - / -

Saraf-saraf KranialisN. I : normosmia/normosmiaN.II: RCL kanan (+) / kiri (+). RCTL kanan (+) / kiri (+)Acies Visus: kanan 6/60, kiri 6/60Visus Campus: baik/baikMelihat Warna: baik/baikFunduskopi: tidak dilakukan

N. VKananKiriCabang Motorik:baikbaikCabang SensorikOptahalmik: baikbaikMaxilla: baikbaikMandibularis: baikbaik

N. VIIKananKiriMotorikM.Frontalis: BaikBaikM.Orbicularis oculi: BaikBaik M.Buccinator: BaikBaikM.Orbicularis oris: Baik BaikPengecap Lidah: BaikBaik

N. VIIIVestibular Vertigo: (+)Nistagmus: (-)Cochlear Tes rinne: +/-Weber: tidak ada lateralisasiScwabach: sama dengan pemeriksaKesimpulan: tuli konduktif pada telinga kiriN. IX, XArcus Faring: Simetris ka=kiUvula: letak di tengahRefleks muntah : (+/+)

N. XIKananKiriMengangkat bahu: normal normalMenoleh: normal normal

N. XIIPergerakan Lidah: simetrisAtrofi: (-)Fasikulasi: (-)Tremor: (-)

SistemMotorikKekuatan otot: 5555555555555555GerakanInvolunterTremor: (-)Chorea: (-)Mioklonik: (-)Tics: (-)Trofik: eutrofi/eutrofiTonus: Normotonus/normotonusSistem SensorikProprioseptif: baikEksteroseptif: baik

Fungsi OtonomMiksi: BaikDefekasi: BaikSekresi Keringat: Baik

Fungsi Cerebellar dan Koordinasi

- Tes Rhomberg: Pasien jatuh ke sisi kiri- Sharpened Romberg: pasien jatuh ke sisi kiri- Tes Fukuda: Normal- Jari-Jari: Normal- Jari-Hidung: Normal

Refleks-refleks FisiologisKananKiriKornea: (+)(+)Bisep: (+2)(+2)Trisep: (+2)(+2)Patella: (+2)(+2)Sfingter Ani: Tidak diperiksa

Refleks-refleks Patologis KananKiri

Hoffman Tromner: (-) (-)Babinsky: (-) (-)Chaddock: (-) (-)Gordon: (-) (-)Gonda: (-) (-)Schaeffer: (-) (-)Klonus Lutut: (-) (-)Klonus Tumit: (-)(-)

Keadaan PsikisIntelegensia: baikTanda regresi: (-)Demensia: (-)

Ny. WR usia 38 tahun dengan keluhan pusing berputar yang memberat sejak 1 minggu SMRS. Pusing dirasakan bangun dari posisi tidur, baring ke kiri atau ketika ada pergerakan posisi kepala. Keluhan tersebut sudah dialami sejak 3 tahun. Dari pemeriksaan fisik di dapatkan Tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 80 x/menit, regular, kuat angkat, isi cukup, napas18x/menit regular, suhu 36,7oC. Pada pemeriksaan keseimbangan di dapatkan Tes Rhomberg: Pasien jatuh ke sisi kiri, Sharpened Romberg: pasien jatuh ke sisi kiri

ResumeDiagnosis klinis: VertigoDiagnosis topis:Vestibular periferDianosis Kerja:Benign Paroxysmal Position Vertigo

DiagnosisMedikamentosaBetahistine tab 24 mg 3x1 PONon medikamentosa- Epley maneuverPengobatanGolongan Antihistamines (anatgonis reseptor H1 histamine)DiphenhydramineDimenhydrinate selain sabagai antiemetik juga mengatasi vertigo.PyrathiazinePromethazineBetahistine khusus untuk vertigoBetahistin dihidroklorida adalah obat yang sangat mirip senyawa histamin alami. Betahistine bekerja dengan cara langsung berikatan dengan reseptor histamin. Reseptor ini terletak di dinding aliran darah, termasuk di dalam telinga. Dengan mengaktifkan reseptor ini menyebabkan pembesaran pembuluh darah. Dengan peningkatan sirkulasi darah, mengurangi tekanan di telinga. Betahistine fungsi utamanya sebagai obat penyakit Meniere. Obat ini membantu menghilangkan tekanan di dalam telinga dan mengurangi frekwensi dan keparahan serangan mual dan pusing. Betahistine juga mengurangi bunyi mendenging di telinga (tinitus) dan membantu fungsi pendengaran menjadi normal.24Rencana Pemeriksaan- Dix-Hallpike- Laboratorium: Darah lengkap, profil lipid, glukosa darah- Tes kaloriPemeriksaan PenunjangAd vitam: bonamAd fungsionam: dubia ad bonamAd sanationam: dubia ad bonam

Prognosis27Terimakasih N. VIIINervus koklearis yang dibentuk oleh prosesus sentral sel ganglion spirale, berjalan di sepanjang kanalis auditori internus bersama dengan n. Vestibular, melewati ruang subarakhnoid di cerebellopontine angle, dan kemudian masuk ke batang otak tepat di belakang pedunkulus serebelaris inferior. Di nukleus koklearis ventral, serabut-serabut n. Koklearis bercabang dua. Masing-masing kemudian melanjutkan ke lokasi relay berikutnya di bagian ventral atau dorsal nukleus koklearis. Neuron kedua menghantarkan impuls ke sentral melalui beberapa jaras.Terdapat tiga sistem yang berpartisipasi dalam regulasi keseimbangan:Sistem vestibularSistem propioseptifSistem visualGanglion vestibulare terletak di kanalis auditorius internus, mengandung sel-sel bipolar yang prosesus perifernya menerima input dari sel reseptor di organ vestibular, dan yang prosesus sentralnya membentuk n. Vestibularis. Nervus ini bergabung dengan n. Koklearis, yang kemudian melintasi kanalis auditorius internus, menembus ruang subarakhnoid di cerebellopontine angle, dan masuk ke batang otak di taut pontomedularis. Serabut-serabutnya kemudian melanjutkan ke nukleus vestibularis, yang terletak di dasar ventrikel keempat.

VERTIGODefinisiVertigo berasal dari istilah latin, yaitu vertere (berputar) dan igo (kondisi). Secara definitif vertigo merupakan ilusi gerakan, perasan/ sensasi tubuh yang berputar terhadap lingkungan/ sebaliknya. Epidemiologi 32-56,4 % terjadi pada populasi orang tua15 % anak di Skotlandia merasakan 1 kali serangan pusing dalam periode 1 tahun50 % BPPV dengan gejala migren (pucat, mual, fonofobia, fotofobia)Klasifikasi Vertigo perifer: Kelainan terjadi pada end organ (utrikulus/ KSS) maupun saraf periferVertigo sentral:- Lesi terjadi pada pons, medulla maupun serebelum- Merupakan 20-25 % dari seluruh kasus vertigo tetapi disekuilibirum pada 50 % kasus vertigo

Benign Paroxysmal Positional VertigoDefinisiBPPV merupakan gangguan pada telingan dalam yang menimbulkan episode vertigo yang berulang yang dicetuskan oleh perubahan posisi kepala.EtiologiVertigo pada BBV timbul akibat lepasnya statolit dari membrannya. Hal ini disebabkan oleh:IdiopatikTraumaPenyakit telingaOtitis mediaNeuritis vestibularOtosklerosisDiabetes melitusPatofisiologiStatolit yang lepas dari membrannya dipengaruhi oleh gravitasi, statolit bermigrasi ke bagian terendah labirin, tempat ia dapat tersapu dengan mudah ke pintu masuk kanalis semisirkularis posterior ketika pasien berbaring terlentang. Statolit yang lepas juga dapat memasuki kanalis semisirkularis lateralis.

Pergerakan dalam bidang kanalis semisirkularis yang terkena membuat kristal di dalamnya bergerak, menimbulkan pergerakan relatif endolimf (kanalolitiasis), yang ditransmisikan ke kupula. Impuls yang berasal dari kanalis semisirkularis yang terkena menimbulkan sensasi pergerakan dan nistagmus pada bidang kanalis semisirkularis yang terstimulasi, yang dimulai segera setelah interval latensi yang pendek dan menghilang dalam 60 detik. Pengulangan pergerakan kepala yang mencetuskan vertigo menyebabkan pengurangan respon simtomatik.Manifestasi KlinisOnset BPPV adalah akut dan muncul secara tiba-tiba. Banyak pasien yang mengalami keadaan tersebut saat bangun tidur, atau muncul saat ingin duduk dengan tiba-tiba. Ada beberapa pasien yang walaupun hanya sedikit menggerakkan kepala, akan timbul vertigo yang disertai mual dan muntah dan nistagmus.Vertigo dicetuskan oleh pergerakan dari baring ke duduk secara tiba-tiba, memiringkan kepala 45o ke arah telingan yang sakit. Gejala akan menghilang dalam 10-60 detik.

Vertigo SentralDefinisi Vertigo, merupakansalahsatu tipe dari dizziness atau rasa berputar. Vertigo seringkali disertai dengan maul, muntah dan diaforesis. Vertigo harus dibedakan dari tiper dizziness atau pusing seperti ketidakseimbangan (disequilibrium) dan kepala terasa ringan (presinkop). Vertigo dapat disebabkan oleh lesi vestibuler berupa perfer ( labirin atau nervus vstibular) atau dari sentral (batangotakatau cerebellum).

Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan:Penurunan kesadaran : dapat diakibatkan infark pada batang otak ataupun kompresi pada eksternalNistagmus : nistagmus pada vertigo sentral seringkali dijumpai berupa vertical nystagmus. Diperberat dengan fiksasi pandangan.Intranuklear oftalmoplegia : bermanifestasi sebagai aprsial atau tidak adanya pergerakan mata aduksi (kelainan pada medial longitudinal fasikulus).Defisit nervus kranialis : seperti gangguan pendengaran, kelemahan otot wajah, hilangnya refleks kornea, lateral gaze palsy, dan disartria.

Brand-Daroft

REFERENSI. Rowland, LP et al. 2007. Merritts Neurology, 11th edition. USA: Lippincott William WilkinsMumenthaler, M et al. 2006. Neurology, 4th edition. USA: Thieme.Thomson, TL et al. 2009. Vertigo: A Review of Common Peripheral and Central Vestibulars Disorders. USA: Springs.Timbul WK. 2012. Vertigo. Jakarta: PT Kalbe FarmaLabuguen RH. Initial evaluation of vertigo. AFP. 2006 Jan 15; 73 (2): 244-251.Hakim K. Proceedings: Updates in neuroemergency II. Jakarta: FKUI. Soepardi EA. 2007. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala leher. Jakarta: FKUI.Hain T. 2012. Benign paroxysmal positional vertigo. American Hearing Organization.Lumbantobing. 2013. Neurologi klinik: Pemeriksaan fisik dan mental. Jakarta: FKU

45