27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari. Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis,yaitu: 1. Perubahan fisik 2. Involusi uterus dan pengeluaran lochia 3. Laktasi/pengeluaran ASI 4. Perubahan psiikis Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan seblum hamil. Perubahan-perubahan alat- alat genital ini dalam keseluruhannya disebit involusi. (Ilmu Kebidanan, Sarwono, hal.237). Perawatan postpartum dimulai sejak kala uri dengan menghindarkan adanya kemungkinan-kemungkinan perdarahan post partum, dan infeksi.(ilmu kebidanan, Sarwono, hal.238). 1.2 Tujuan Penulisan 1.2.1. Tujuan Umum 1

Pkk1 NIFAS Rahmaini Fitri Muhammadyah

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMasa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari.Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis,yaitu:1. Perubahan fisik2.Involusi uterus dan pengeluaran lochia3.Laktasi/pengeluaran ASI4.Perubahan psiikisDalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan seblum hamil. Perubahan-perubahan alat-alat genital ini dalam keseluruhannya disebit involusi.(Ilmu Kebidanan, Sarwono, hal.237).Perawatan postpartum dimulai sejakkala uri dengan menghindarkan adanya kemungkinan-kemungkinan perdarahan post partum, dan infeksi.(ilmu kebidanan, Sarwono, hal.238).

1.2 Tujuan Penulisan1.2.1. Tujuan Umum Untuk menyelesaikan tugas makalah yang diberikan dan untuk melaksanakan asuhan kebidanan langsung kepada pasien secara optimal dan memberi asuhan kebidanan pada ibu post partum dengan tepat dan benar sehingga tidak terjadi komplikasi, yang dapat mengakibatkan kematian pada ibu.1.2.2 Tujuan KhususMenetapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah kedalam proses asuhan kebidanan serta mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan penulis diharapkan mampu :1. Menguraikan dan melakukan konsep dasar serta manajemen kebidanan pada ibu post partum.2. Mengidentifikasi dan mengantisipasi masalah dan melakukan analisa data, membuat rencana management, mengimplementasi rencana dan mengevaluasi tindakan.

1.3. Manfaat Penulisan1.3.1. Bagi PenulisDapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung pada ibu sehingga dapat digunakan sebagai berkas penulis didalam melaksanakan tugas sebagai bidan.1.3.2. Bagi Institusi PendidikanSebagai tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan pada asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis.1.3.3. Bagi Klien dan KeluargaAgar klien mengetahui dan memahami perubahan fisiologis yang terjadi pada kehamilan secara fisiologis maupun psikologis serta masalah pada kehamilan sehingga timbul kesadaran bagi klien untuk memperhatikan kehamilannya.1.3.4. Bagi lahan Praktek Hasil penulisan dapat memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan selalu menjaga mutu pelayanan.1.3.5. Bagi Masyarakat Merupakan informasi kepada masyarakat tentang perubahan fisiologi yang terjadi pada kehamilan baik secara biologis dan psikologis serta masalah pada kehamilan.

BAB IITINJAUAN TEORITIS2.1 DefinisiNifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6-40 hari. Lamanya masa nifas ini yaitu 6 8 minggu (Mochtar, 1998).Masa nifasdimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122).Masa nifasmerupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281)2.2.Tahapan Masa Nifas1. Tahap I: Masa Nifas 6 8 jam setelah persalinanTujuana. Cegah perdarahan masa nifas.b. Deteksi dan rawat penyebab perdarahan, rujuk jika berlanjut.c. Konseling cara cegah perdarahan.d. Pemberian ASI acuan.e. Lakukan hubungan ibu dan BBL.f. Cara cegah hiportemia.g. Observasi 2 jam setelah kelahiran jika bidan yang menolong persalinan.

2.Tahap II: Masa Nifas 6 hari setelah persalinanTujuana. Pastikan involusi uterus normal.b. Nilai tanda tanda demam, infeksi / perdarahan abnormal.c. Pastikan ibu dapat mekanan, cairan dan istirahat.d. Pastikan ibu menyusui dengan baik.e. Konseling tentang asuhan BBL, tali pusat, jaga bayi tetap hangat, perawatan bayi sehari hari.

3.Tahap III: Masa Nifas 2 minggu setelah persalinanTujuanSama seperti tujuan (kunjungan II, yaitu kunjungan 6 hari setelah persalinan).

4. Tahap IV: Masa Nifas 6 minggu setelah persalinanTujuan:a. Tanyakan pada ibu tentang penyulit yang dialami atau bayi alami.b. Beri konseling KB secara alami

2.3.Tahap Bahaya Nifas1. Demam yang lebih dari 2 hari2. Perdarahan aktif3. Keluar banyak bekuan darah4. Bau busuk dari vagina5. Pusing6. Lemas luar biasa7. Penyulit dalam menyusukan bayinya8. Nyeri panggul atau abdomen yang lebih hebat dari nyeri kontraksi biasa(APN, 2007: 140)

2.4.Tujuan Asuhan NifasAsuhan nifas bertujuan untuk :1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologiknya.2. Melaksanakan skrining yang komprehensip, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi yang sehat.4. Memberikan pelayanan KB.5. Mempercepat involusi alat kandung.6. Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium.7. Melancarkan fungsi alat gastro intestinal atau perkamihan8. Meningkatkan kelancaran peredarahan darah sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.

2.5.PerubahanPerubahan Yang Terjadi Pada Masa Nifas1.Perubahan Fisiologi Masa Nifas Pada Sistem ReproduksiPada masa nifas ini akan terjadi perubahan fisiologi, yaitu :a. Alat genitaliaAlat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil atau sering disebut involusi,selain itu juga perubahan-perubahan penting lain,yakni hemokonsentrasi dan timbulnya laktasi karena laktogenik hormone dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar mammae.b. Fundus UteriSetelah plasenta lahir, TFU setinggi pusat, beratnya mencapai 1000 gr, diameter 12,5 cm.Setelah 1 minggu, TFU pstsymphisis, beratnya 500 gr, diameter 7,5 cm. Setelah 14 hari TFU tidak teraba, beratnya 350 gr, 5 cm 6 minggu post partum, TFU Normal, beratnya 60 gr, diameter 2,5 cm.c. ServiksSegera setelah post partum bentuk servik agak menganga seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan servik uteri tidak berkontraksi, sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan serviks uteri terbentuk semacam cincin.d. LigamenLigamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang selama kehamilan dan partus, setelah jalan lahir, berangsur-angsur ciut kembali seperti sediakala. Tidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan uterus jatuh ke belakang. Tidak jarang pula wanita mengeluh kandungannya turun setelah melahirkan karena ligamenta, fasia, jaringan alat penunjang genetalia menjadi menjadi agak kendor. Untuk memulihkan kembali jaringan-jaringan penunjang alat genitalia tersebut, juga otot-otot dinding perut dan dasar panggul dianjurkan untuk melakukan latihan-latihan tertentu. Pada 2 hari post partum sudah dapat diberikan fisioterapi. Keuntungan lain adalah dicegahnya pula statis darah yang dapat mengakibatkan thrombosis masa nifas.

2.Perubahan Psikologis Dalam Masa NifasPeriode masa nifas merupakan suatu waktu yang sangat rentan untuk terjadinya stress, terutama pada ibu primipara sehingga dapat membuat perubahan psikologis yang berat. Periode adaptasi psikologi masa nifas, dideskripsikan oleh Reva Rubin ada 3, yaitu:a.Taking in Period1) Terjadi pada hari 1-2 setelah persalinan, ibu umumnya menjadi pasif dan sangat tergantung dan fokus perhatian terhadap tubuhnya.2) Ibu lebih mengingat pengalaman melahirkan dan persalinan yang dialami3) Tidur yang tidak terganggu sangat penting buat ibu untuk mencegah efek kurang baik yaitu kurang tidur, kelemahan fisik, gelisah, gangguan proses pemulihan kesehatan.4) Tambahan makanan kaya gizi sangat penting dibutuhkan sebab nafsu makan biasanya akan meningkat. Kurang nafsu makan memberi indikasi bahwa proses pemulihan kesehatan tidak berlangsumg normal.

b.Taking Hold Period1) Periode ini berlangsung pada 3-4 hari setelah persalinan, ibu menjadi berkonsentrasi pada kemampuannya menjadi ibu yang sukses, dan menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap perawatan bayinya2) Fokus perhatiannya pada kontrol fungsi tubuh misalnya proses defekasi dan miks, kekuatan, dan daya tahan tubuh ibu3) Ibu mulai merasa sanggup dan terampil merawat bayinya seperti menggendong, memandikan, menyusui bayinya dan mengganti popok4) Ibu menjadi sangat sensitif pada masa ini sehingga mungkin membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk mengatasi kritikan yang dialami ibu5) Bidan sebaiknya memberikan penyuluhan dan support emosional pada ibuc.Letting go Period1) Periode ini umumnya dialami oleh ibu setelah ibu tiba dirumah dan secara penuh merupakan waktu pengaturan2) Kumpul bersama keluarga3) Ibu telah menerima tanggung jawab sebagai ibu dan ibu merasa menyadari kebutuhan bayinya sangat tergantung kesiapannya sendiri sebagai ibu, ketergantungannya kepada orang lain, serta dipengaruhi oleh interaksi sosial budaya keluarga.

2.6.Perawatan Masa PuerperiumPerawatan pueperium lebih aktif dengan dianjurkan untuk melakukan mobilisasi dini (early mobilization). Perawatan mobilisasi mempunya keuntungan :a. Melancarkan pengeluaran lokia, mengurangi infeksi pueperiumb. Memperlancar involusi alat kandunganc. Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihand. Menigkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme

2.7.Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa NifasBidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum. Adapun peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas antara lain:1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas2. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.4. Membuat kebijakan perencanaan program kesehatan yang berkaitan dengan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan6. Memberikan informasi dan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman7. Melakukan manajemen asuhan kebidanan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas.8. Memberikan asuhan kebidanan secara professional

2.8. Pengaruh Status Gizi Ibu Pada MenyusuiHubungan antara data antropometri sang busui misalnya Body Mass Index (BMI)- dengan volume atau energi yang dihasilkan dari ASI juga tidak dapat dibuktikan keterkaitannya hingga saat ini. Studi studi ilmiah bahkan membuktikan bahwa dengan status gizi ibu yang marjinal, kuantitas ASI yang dihasilkan dapat mencukupi kebutuhan sang bayi.Data antropometri sendiri, misalnya BMI,biasanya akan berpengaruh terhadap berat badan bayi yang akan dilahirkan, namun tak ada kaitannya dengan produksi ASI. Karenanya busui yang kurus, normal ataupun overweight sebenarnya tidak perlu mengkhawatirkan volume produksi ASI yang dihasilkan. Dengan bekal keyakinan produksi ASI akan mencukupi kebutuhan si kecil dan seringnya intensitas si kecil menyusu pada ibu, maka akan dijamin produksi ASI akan sesuai dengan Kebutuhannya.

2.8.1. Pemberian ASI turunkan BB?Seorang busui yang melakukan upaya pemberian ASI di enam bulan pertama kehidupan si kecil umumnya akan mengalami penurunan BB sebesar 0,6-0.8 kg/kg BB/bulan. Menyusui eksklusif dengan manajemen laktasi yang tepat bahkan akan menyebabkan penurunan BB yang optimal. Pemberian ASI setelah bayi berusia enam bulan juga akan mengakibatkan turunnya BB sang ibu, walau dengan percepatan yang lebih rendah dibandingkan enam bulan pertama menyusui.Keberhasilan penurunan berat badan ini ternyata juga dipengaruhi oleh beberapa faktor terkait. Modus menyusui yang benar, pengaturan asupan kalori perhari sesuai dengan anjuran bagi busui, aktivitas tubuh yang memadai dan penambahan BB saat hamil yang ideal (sesuai dengan BMI yang dimiliki) adalah beberapa faktor yang berpengaruh terhadap sukses turun BB selama masa laktasi.

2.8.2. BusuiYang Overweight dan ObesitasMenurut penelitian yang dilakukan oleh Strode et al (1986), di kondisi ekstrim asupan kalori yang kurang dari 1500-1700 kcal per hari dapat mengurangi 15% volume ASI yang diproduksi. Simpulan dari studi Mackey et al (1998) juga merekomendasikan agar busui jangan sampai melakukan diet (apalagi yang bertujuan untuk mereduksi BB) tanpa melalui konsultasi profesional dengan ahlinya karena hal tersebut akan memperbesar bahaya terjadinya under supply beberapa mikronutrisi yang ada di ASI. Karenanya jelas, tindakan diet (terlebih diet radikal) adalah tindakan tabu yang dilakukan selama masa pemberian ASIStudi yang meneliti perubahan komposisi ASI pada busui yang overweight sayangnya belum banyak dilakukan. Hanya terdapat sedikit informasi yang menyatakan bahwa ASI dari busui yang kelebihan BB memiliki kadar lemak yang tinggi (Prentice 1994).2.8.3.Produksi ASI Pada Ibu MalnutrisiAsupan energi busui yang kurang dari 1500 kcal per hari ternyata dapat menurunkan produksi ASI sebesar 15%. Kandungan total lemak pun akan menurun disertai dengan perubahan pola asam lemak yang ada. Komponen imun dalam ASI (juga kolostrum) kuantitasnya akan rendah seiring dengan semakin buruknya status nutrisi busui.Adanya hubungan antara malnutrisi pada busui dengan komposisi ASI juga ditemukan pada konsentrasi mikronutrisi yodium dan selenium. Namun keterkaitan tersebut tidak dijumpai pada besi, zinc. kalsium dan magnesium. Artinya, di kondisi tersebut asupan harian busui tidak banyak mempengaruhi konsentrasi harian mineral mineral yang telah dikemukakan.Seorang busui dengan masalah gizi non kronis, yang kerap kali hamil serta menyusukan anak anaknya beberapa tahun lamanya, ternyata tetap dapat menghasilkan ASI dengan kualitas dan kuantitas yang mencukupi. Temuan studi itu memang relatifmenenangkan.Namun demikian, kondisi di atas bila dibiarkan berkepanjangan sedikit banyak akan mempengaruhi keadaan gizi sang ibu sendiri. Karenanya pemberian suplementasi amat diperlukan, khususnya demi kepentingan kesehatan dan status gizi sang ibu di masa depan.Pemberian supplementasi makanan idealnya dimulai sebelum sang ibu menjalani kehamilan. Upaya tersebut juga perlu diteruskan saat mengandung bahkan setelah persalinan. Si kecil sendiri akan mendapatkan manfaat langsung dari pemberian suplementasi pada bumil dan busui walau perbaikan status gizi sang ibu belum memberikan hasil yang relevan.

2.8.4. ASI dan puting susuUntuk mendapatkan ASI yang banyak, sebaiknya ibu sudah mengkonsumsi sayuran hijau, kacang kacangan dan minum sedikitnya 8 gelas sehari, sejak si bayi masih dalam kandungan. Karena ini merupakan awal yang baik untuk mendapatkan ASI yang banyak, jangan lupa perawatan dengan menggunakan Baby Oil dan massage di sekitar payudara selama hamil juga dapat membantu puting yang mendelep.Selama bayi masih dalam kandungan dan setelah melahirkan, Ibu juga sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi susu dan makanan bergizi lainnya agar produksi ASI semakin meningkat.Berikut ini adalah beberapa cara lain untuk memperbanyak ASI;a. Tentu saja makanan yang di konsumsi harus makanan yang bergizi,b. Minum susu maduc. Minumlah air putih minimal 8 gelas seharid. Sayur Hijau dapat membantu menghasilkan ASI (Misalnya; sayur daun katuk dan bayam, sayur jantung pisang, sayur daun pepaya dll)e. Kacang-kacangan juga bagus untuk memproduksi ASI (misalnya : kacang hijau atau kacang goreng / rebus bisa dijadikan camilan untuk ibu menyusui)f. Banyak makan buah-buahan yang mengandung aiRg. Jangan stress, sedih, marah atau perasaan-perasaan negatif lainnyah. Tambahkan vitamin bila diperlukanAda sebagian Ibu menyusui yang takut untuk memompa ASInya, karena ASI akan terbuang dan berkurang, padahal teori yang betul adalah, semakin sering ASI dipompa akan semakin banyak ASI berproduksi. Untuk memompa ASI, sebaiknya langsung memassage payudara dengan menggunakan tangan kita dari pada memompa dengan menggunakan alat, karena dengan menggunakan tangan ASI akan semakin terangsang untuk dapat berproduksi. Hasil yang di dapatkan pun akan lebih banyak dengan menggunakan tangan dibandingkan dengan mengunakan alat pompa.Tentang puting mendelep, Ibu harus rajin memassage dengan menarik narik puting kearah luar menggunakan baby oil atau bisa juga dicoba dengan menggunakan suntikan, atau sambungan puting yang banyak tersedia di toko-toko bayi. Kalau sianak mengigit, ibu harus bersabar mungkin karena posisi menyusui yang salah, atau mungkin karena sianak kesulitan mencari puting. Jangan dipaksa apabila sianak tidak mau ASI, karena pemaksaan dapat membuat trauma. Biasanya karena terlalu lama menggunakan dot, sianak jadi malas kembali ke ASI, karena dengan bantuan dot sianak tidak harus bersusah payah mencari puting, susu sudah dapat keluar dengan sendirinya. Pada saat sianak tidak mau kembali ke ASI, biasanya ini disebut juga sebagai bingung puting. Untuk mengatasi ini diperlukan kesabaran, ketelatenan dan kasih sayang ibu terhadap anak.

BAB IIIFORMAT PENGKAJIANMANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN POST NATAL CARE PADA NY.N DI RS. MUHAMMADIYAH1. PENGUMPULAN DATAA. IDENTITAS / BIODATANama: Ny. NNama: Tn. WUmur: 32 TahunUmur: 35 Tahun Suku Bangsa: Batak/indonesia Suku Bangsa: Batak/indonesiaAgama: Islam Agama: IslamPendidikan: SMAPendidikan: SMAPekerjaan: IRTPekerjaan: Wiraswasta Alamat: Jln. Air Bersih Alamat: Jln. Air BersihB. ANAMNESE (DATA SUBJEKTIF)Tanggal : 12 juni 2014Pukul :17.00 WIBTempat Melahirkan: RSDitolong Oleh: Dokter Jenis Persalinan: SCPresentasi : Kepala Lama Persalinan: 1 JamPlasenta: LengkapBerat 500 gr Ukuran diameter 18 cmTali pusat panjang 50 cm Tidak ada sisa plasenta Perineum: Utuh Perdarahan: Kala I: Bloody showKala III: 150 ml Kala II: 25 mlKala IV: 50 mlTindakan Lain: Tidak ada Bayi: Lahir: SC BB : 3000 grPB: 48 cmCacat bawaan: Tidak ada Masa Gestasi: 37 Minggu Komplikasi: Tidak ada Air Ketuban: 500 ccWarna : Putih keruh 3. Riwayat Post Partum 1. Keadaan umum: Baik 2. Keadaan Emosional: Stabil 3. Vital Sign: TD: 110/80 mmHgRR: 24 x/i HR: 78 x/iTemp: 37 oC1. Payudara Pengeluaran: Ada, Colostrum Bentuk: Simetris Puting Susu: Menonjol 1. Uterus TFU: 2 Jari dibawah pusatKontraksi Uterus: Baik1. Pengeluaran Lochea: Iochea lubra Warna: Merah SegarJumlah : 3 x ganti doek Bau: AmisKonsistensi: Encer7. Perineum: Utuh8. Kandung Kemih: Kosong 9. Ekstremitas Varices: Tidak Ada Reflek Patela: Ka/KiPositif: ( +/+)LANGKAH II :Identifikasi Diagnosa / Masalah Ibu Primigravida Post SC 5hari, kontraksi baik, perdarahan tidak ada, TFU : 2 Jari Dibawah pusat1. Ibu Primigravida DS : Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya DO : Ada Striae Lividae 1. Post SC 5 hariDS : Ibu mengatakan telah melahirkan 6 jam yang lalu DO : SC pada Pukul : 21.15 WIB. Tanggal : 07 06 - 20141. Kontraksi Baik DS : Ibu merasa mules dan nyeri perut DO : Teraba bagian yang keras dan membulat pada Uterus 1. Perdarahan Tidak Ada DS : Ibu merasa tidak ada pengeluaran darah yang berlebihan dari vaginaDO : Ganti Doek 2x dan terlihat adanya Iochea rubra 1. TFU 2 Jari dibawah pusat DS : Ibu merasa bagian perutnya mengecil, teraba bagian yang keras dan bulat DO : Teraba TFU 2 Jari dibawah pusat

LANGKAH III : Antisipasi kemungkinan diagnosa / masalah potensial Tidak ada data yang mendukung perlunya diagnosa potensialLANGKAH IV : Perlunya tindakan segera Tidak ada data yang mendukung perlunya tindakan segera

LANGKAH V : Rencana Asuhan0. Beritahu ibu tentang pelepasan kateter0. Beritahu ibu tujuan dan manfaat vulva Hygen0. Beritahu ibu kapan pelaksanaan vulva Hygen

LANGKAH VI: PelaksanaanTanggal:12 Juni 2014Pukul 17.00 WIB1. Memberitahu ibu akan dilakukan pelepasan kateter1. Memberitahu ibu tujuan dan manfaat perawatan vulva Hygen, yaitu: - Untuk menjaga kebersihan vaginal sehingga terhindar dari infeksi- Untuk menjaga kebersihan si ibu- Menjaga supaya vulva tetap bersih- Untuk mencegah terjadinya infeksi3. Memberitahu ibu kapan pelaksaanan perawatan vulva Hygene, Pelaksanaan perawatan pulva Hygen pasca persalinan dimulai sedini mungkin yaitu 2 kali sehari dilakukan setiap pagi dan sore.

LANGKAH VII: EvaluasiTanggal: 12 juni 2014 Pukul: 17.25 WIB1. Ibu sudah mengetahui akan dilakukan pelepasan kateter1. Ibu sudah mengetahui tujuan dan manfaat dari perawatanpulva hygen .1. Ibu sudah mengerti kapan saja di lakukan perawatan vulva hygen

BAB IVPEMBAHASANSesuai dengan langkah manajemen asuhan kebidanan ibu nifas normal pada Ny. N berusia 32 tahun di Rumah Sakit Muhammadiyah Medan pada tanggal 12 juni 2014, maka penulis mengemukakan dari tahap pengumpulan data, diagnosa masalah dan kebutuhan, perencanaan dan evaluasi terdiri dari :1. Pengumpulan DataDalam pengumpulan data dilakukan sesuai dengan tata cara, tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktek, hanya dalam uji diagnostik tidak dilakukan karena keterbatasan waktu.2. Interpretasi Data DasarPada tahap interpretasi data, penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek yang penulis lakukan.3. Identifikasi Diagnosa dan Masalah PotensialDalam tahap antisipasi masalah potensial tidak ada menemukan kesenjangan antara teori dan manajemen yang penulis lakukan.4. Identifikasi Masalah dan Tindakan SegeraPada tahap tindakan segera penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek yang penulis lakukan.5. Intervensi6. Dalam tahap perencanaan, kolaborasi dengan dokter obgyn tidak dilakukan karena tidak ada perdarahan yang melebihi jumlah normal.7. ImplementasiPada tahap implementasi, rujukan tidak dilakukan karena tidak ada perdarahan yang melebihi jumlah normal

BAB VPENUTUP5.1 Kesimpulana. Masa nifas yaitu masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu.b. Ibu nifas normal hari pertama. Actual : Nyeri perineum, pengeluaran ASI tidak lancar. Kebutuhan : Informasi vulva hygiene, Personal hygiene, diet, perawatan payudara postnatal.5.2. Sarana. Diharapkan kepada tenaga kesehatan terutama bidan dapat mengetahui dan mengerti tentang asuhan pada ibu nifas sehingga dapat memberikan pelayanan seoptimal mungkin pada setiap ibu post partum agar keadaan ibu dan janin tetap baik.b. Diharapkan kepada ibu nifas memperhatikan dan menerapkan penkes yang diberikan oleh bidan atau tenaga kesehatanc. Diharapkan kepada ibu nifas untuk menggunakan kontrasepsi untuk mengatur jarak kehamilan berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonata. Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo, JakartaAmbarwati, 2008.Asuhan Kebidanan Nifas.Yogyakarta: Mitra Cendikia.Mochtar, 1990. Obstetri Fisiologi (kin Obstetri Patologi, Jilid I, Edisi 2, EGC, Jakarta.Mochtar, 1998. Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, EGC, Jakarta.Sarwono, 1999. Ilmu Kebidanan, Edisi 111, Cetakan 4, YBS SP.Lusa.web.idhttp://www.medicalera.com/index.php?option=com_kunena&Itemid=355&func=view&catid=92&id=723http://bidanshop.blogspot.com/2010/01/perawatan-masa-nifas.html

18