MATA KULIAH : MATA KULIAH : PENDIDIKAN PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAANKEWARGANEGARAAN

MATA KULIAH : MATA KULIAH : PENDIDIKAN PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAANKEWARGANEGARAAN

Dosen : Dra.Ana Irhandayaningsih, M.SiDosen : Dra.Ana Irhandayaningsih, M.SiUNDIP-SemarangUNDIP-Semarang

VISIVISI

MRP SUMBER NILAI DAN PEDOMAN MRP SUMBER NILAI DAN PEDOMAN DLM PENGEMBANGAN DAN DLM PENGEMBANGAN DAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI, GUNA MENGANTARKAN STUDI, GUNA MENGANTARKAN MAHASISWA MEMANTAPKAN MAHASISWA MEMANTAPKAN KEPRIBADIANNYA SEBAGAI MANUSIA KEPRIBADIANNYA SEBAGAI MANUSIA INDONESIA SEUTUHNYA INDONESIA SEUTUHNYA

MISI

Membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya, agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air dlm menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dng rasa tanggung jawab dan bermoral

44

Kompetensi Dik. KewarganegaraanKompetensi Dik. Kewarganegaraan

Kompetensi :Kompetensi :

Mengantar mahasiswa memiliki wawasan Mengantar mahasiswa memiliki wawasan

kesadaran bernegarakesadaran bernegara

Menumbuhkembangkan wawasan Menumbuhkembangkan wawasan kebangsaan, kesadaran berbangsakebangsaan, kesadaran berbangsa

Menumbuhkembangkan pola sikap & pola Menumbuhkembangkan pola sikap & pola

pikir yg komprehensif, integral pada pikir yg komprehensif, integral pada

aspek kehidupan aspek kehidupan

MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAANMATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FILSAFAT PANCASILAFILSAFAT PANCASILA

IDENTITAS NASIONALIDENTITAS NASIONAL

NEGARA DAN KONSTITUSINEGARA DAN KONSTITUSI

DEMOKRASI INDONESIADEMOKRASI INDONESIA

RULE OF LAWRULE OF LAW

HAMHAM

HAK DAN KEWAJIBAN WARGANEGARA SERTA HAK DAN KEWAJIBAN WARGANEGARA SERTA NEGARANEGARA

GEOPOLITIK INDONESIAGEOPOLITIK INDONESIA

GEOSTRATEGI INDONESIAGEOSTRATEGI INDONESIA

FILSAFAT BERASAL DARI KATA : FILSAFAT BERASAL DARI KATA : PHILOSOPHIA = PHILEIN (MENCINTAI), PHILOSOPHIA = PHILEIN (MENCINTAI),

PHILOS (TEMAN) + SOPHOS PHILOS (TEMAN) + SOPHOS (BIJAKSANA), SOPHIA (KEBIJAKSANAAN)(BIJAKSANA), SOPHIA (KEBIJAKSANAAN)

PHILEIN+SOPHOS = MENCINTAI HAL-PHILEIN+SOPHOS = MENCINTAI HAL-HAL YG BERSIFAT BIJAKSANAHAL YG BERSIFAT BIJAKSANA

PHILOS+SOPHIA=TEMAN PHILOS+SOPHIA=TEMAN KEBIJAKSANAANKEBIJAKSANAAN

PHILOSOPHOS=PENCINTA PHILOSOPHOS=PENCINTA KEBIJAKSANAANKEBIJAKSANAAN

FILSAFAT SEBAGAI UPAYA TERUS FILSAFAT SEBAGAI UPAYA TERUS MENERUS, PROSES MENCARI KEBENARAN MENERUS, PROSES MENCARI KEBENARAN MELALUI SIKAP KRITIS, SELALU BERTANYA. MELALUI SIKAP KRITIS, SELALU BERTANYA. FILSAFAT SEBAGAI DISIPLIN ILMU OBYEK FILSAFAT SEBAGAI DISIPLIN ILMU OBYEK MATERIALNYA : SEGALA SESUATU YANG MATERIALNYA : SEGALA SESUATU YANG ADA, OBYEK FORMALNYA SEGALA ADA, OBYEK FORMALNYA SEGALA SESUATU DIPERTANYAKAN SAMPAI SUDUT SESUATU DIPERTANYAKAN SAMPAI SUDUT PALING DALAM, PALING MENDASAR PALING DALAM, PALING MENDASAR SAMPAI UNSUR YANG HAKIKISAMPAI UNSUR YANG HAKIKI

FILSAFAT = SIKAP BIJAKSANA. FILSAFAT = SIKAP BIJAKSANA. KEBIJAKSANAAN MERUPKAN TITIK KEBIJAKSANAAN MERUPKAN TITIK IDEAL, DALAM KEHIDUPAN MANUSIA, IDEAL, DALAM KEHIDUPAN MANUSIA, KARENA DAPAT MENJADIKAN KARENA DAPAT MENJADIKAN MANUSIA BERSIKAP DAN MANUSIA BERSIKAP DAN BERTINDAK ATAS DASAR BERTINDAK ATAS DASAR PERTIMBANGAN KEMANUSIAAN YANG PERTIMBANGAN KEMANUSIAAN YANG TINGGI TINGGI (ACTUS HUMANIS)(ACTUS HUMANIS) DAN DAN BUKAN ASAL BERTINDAK BUKAN ASAL BERTINDAK (ACTUS (ACTUS HOMINI)HOMINI)

LANGKAH-LANGKAH MENUJU LANGKAH-LANGKAH MENUJU BIJAKSANABIJAKSANA

1.1. MEMBIASAKAN DIRI BERSIKAP MEMBIASAKAN DIRI BERSIKAP KRITIS TERHADAP NORMA, KRITIS TERHADAP NORMA, KEPERCAYAAN DAN SIKAP YANG KEPERCAYAAN DAN SIKAP YANG SELAMA INI DIJUNJUNG TINGGI. SELAMA INI DIJUNJUNG TINGGI. MISAL MEREFLEKSIKAN SECARA MISAL MEREFLEKSIKAN SECARA KRITIS NORMA-NORMA ADAT, KRITIS NORMA-NORMA ADAT, HUKUM. ETIK, AGAMA.HUKUM. ETIK, AGAMA.

2. BERUSAHA MEMADUKAN 2. BERUSAHA MEMADUKAN (SINTESIS) HASIL BERMACAM-(SINTESIS) HASIL BERMACAM-MACAM SAINS DAN MACAM SAINS DAN PENGALAMAN KEMANUSIAAN, PENGALAMAN KEMANUSIAAN, SEHINGGA MENJADI SEHINGGA MENJADI PANDANGAN YG KONSISTEN PANDANGAN YG KONSISTEN TENTANG ALAM SEMESTA TENTANG ALAM SEMESTA BESERTA ISINYABESERTA ISINYA3. MENELUSURI BUTIR-BUTIR 3. MENELUSURI BUTIR-BUTIR HIKMAH YANG TERKANDUNG HIKMAH YANG TERKANDUNG DALAM AJARAN AGAMADALAM AJARAN AGAMA

CARA-CARA PENDEKATAN CARA-CARA PENDEKATAN DALAM ILMU FILSAFATDALAM ILMU FILSAFAT

1.1. RADIKAL : BERFIKIR SAMPAI KEAKAR – RADIKAL : BERFIKIR SAMPAI KEAKAR – AKARNYAAKARNYA

2.2. UNIVERSAL : MENYANGKUT PENGALAMAN UNIVERSAL : MENYANGKUT PENGALAMAN UMUM MANUSIAUMUM MANUSIA

3.3. KONSEPTUAL : GENERALISASI DAN KONSEPTUAL : GENERALISASI DAN ABSTRAKSI PENGALAMAN MANUSIAABSTRAKSI PENGALAMAN MANUSIA

4.4. KOHEREN : KERUNTUTAN BERFIKIR KOHEREN : KERUNTUTAN BERFIKIR SECARA LOGISSECARA LOGIS

5.5. KOMPREHENSIF : MEMANDANG OBYEK KOMPREHENSIF : MEMANDANG OBYEK DALAM KONTEKS YANG LEBIH DALAM KONTEKS YANG LEBIH LUAS/MENYELURUHLUAS/MENYELURUH

FILSAFAT MELIPUTI BANYAK FILSAFAT MELIPUTI BANYAK BIDANG BAHASAN ANTARA LAIN BIDANG BAHASAN ANTARA LAIN

TENTANG MANUSIA, TENTANG MANUSIA, MASYARAKAT,ALAM, ETIKA, MASYARAKAT,ALAM, ETIKA,

LOGIKA, AGAMA, PANCASILA DLL LOGIKA, AGAMA, PANCASILA DLL

FILSAFAT AGAMA, FILSAFAT FILSAFAT AGAMA, FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN, FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN, FILSAFAT

MORAL, FILSAFAT POLITIK, MORAL, FILSAFAT POLITIK, FILSAFAT PANCASILA DLLFILSAFAT PANCASILA DLL

PANCASILA SBG SUATU PANCASILA SBG SUATU SISTEMSISTEM

SUATU KESATUAN BAGIAN-BAGIANSUATU KESATUAN BAGIAN-BAGIAN BAGIAN-BAGIAN TERSEBUT BAGIAN-BAGIAN TERSEBUT

MEMPUNYAI FUNGSI SENDIRI-SENDIRIMEMPUNYAI FUNGSI SENDIRI-SENDIRI SALING BERHUBUNGAN, SALING SALING BERHUBUNGAN, SALING

KETERGANTUNGANKETERGANTUNGAN KESEMUANYA DIMAKSUDKAN UNTUK KESEMUANYA DIMAKSUDKAN UNTUK

MENCAPAI TUJUAN TERTENTUMENCAPAI TUJUAN TERTENTU TERJADI DALAM SUATU LINGKUNGAN TERJADI DALAM SUATU LINGKUNGAN

YG KOMPLEKYG KOMPLEK

KESATUAN SILA-SILA KESATUAN SILA-SILA PANCASILAPANCASILA

KESATUAN PANCASILA YG HIERARKHISKESATUAN PANCASILA YG HIERARKHIS

DAN BERBENTUK PIRAMIDALDAN BERBENTUK PIRAMIDAL

MENJIWAI DIJIWAIMENJIWAI DIJIWAI

2

1

34

5

ARTINYA :Tuhan ada krn dirinya sendiri sbg causa prima, manusia ada sbg akibat adanya Tuhan (sila 1). Manusia sbg pendukung pokok negara, negara adalah hidup bersama yg anggotanya adalah manusia (sila 2). Negara akibat adanya manusia yg bersatu (sila 3),shg hidup bersama yg disebut rakyat (sila 4) dan tujuan dari hidup bersama adalah mencapai keadilan (sila 5)

KESATUAN PANCASILA SBG KESATUAN PANCASILA SBG SISTEM FILSAFATSISTEM FILSAFAT

KESATUAN PANCASILA YG KESATUAN PANCASILA YG HIERARKHIS JUGA TERDAPAT DLM HIERARKHIS JUGA TERDAPAT DLM KESATUAN KUANTITAS DAN KUALITAS KESATUAN KUANTITAS DAN KUALITAS YAITU MENYANGKUT MAKNA SERTA YAITU MENYANGKUT MAKNA SERTA HAKIKAT SILA-SILA PANCASILA, YG HAKIKAT SILA-SILA PANCASILA, YG DISEBUT MEMIIKI KESATUAN DISEBUT MEMIIKI KESATUAN ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS DAN ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS DAN AKSIOLOGISAKSIOLOGIS

DASAR ONTOLOGIS PANCASILA DASAR ONTOLOGIS PANCASILA

MANUSIA MONOPLURALIS (SIFAT MANUSIA MONOPLURALIS (SIFAT KODRAT/individu-sosial, KEDUDUKAN KODRAT/individu-sosial, KEDUDUKAN KODRAT / pribadi-Tuhan, SUSUNAN KODRAT / pribadi-Tuhan, SUSUNAN KODRAT /jiwa-raga) DASAR KODRAT /jiwa-raga) DASAR ANTROPOLOGIS ANTROPOLOGIS Pendukung Pendukung pokok negara adalah manusia, pokok negara adalah manusia, negara sbg pendukung hubungan negara sbg pendukung hubungan Tuhan, manusia, satu, rakyat dan adilTuhan, manusia, satu, rakyat dan adil

DASAR EPISTEMOLOGIS DASAR EPISTEMOLOGIS PANCASILAPANCASILA

SUMBER PENGETAHUAN PANCASILA SUMBER PENGETAHUAN PANCASILA ADALAH NILAI-NILAI YG TERDAPAT ADALAH NILAI-NILAI YG TERDAPAT DALAM BANGSA INDONESIA SENDIRI, DALAM BANGSA INDONESIA SENDIRI,

TEORI KEBENARAN PENGETAHUAN TEORI KEBENARAN PENGETAHUAN MANUSIA, BAHWA PANCASILA MANUSIA, BAHWA PANCASILA MENGAKUI KEBENARAN RASIO MENGAKUI KEBENARAN RASIO (AKAL), INDRA (EMPIRIS), INTUISI, (AKAL), INDRA (EMPIRIS), INTUISI, DAN WAHYU.DAN WAHYU.

DASAR AKSIOLOGIS PANCASILADASAR AKSIOLOGIS PANCASILA

NILAI-NILAI YG TERDAPAT DLM NILAI-NILAI YG TERDAPAT DLM PANCASILA PADA HAKIKATNYA MRP PANCASILA PADA HAKIKATNYA MRP SUATU KESATUANSUATU KESATUAN

NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI DASARNYA ADALAH SILA DASARNYA ADALAH SILA KETUHANAN YG MAHA ESA DAN SILA KETUHANAN YG MAHA ESA DAN SILA KEADILAN SOSIAL SEBAGAI KEADILAN SOSIAL SEBAGAI TUJUANNYATUJUANNYA

TEORI NILAITEORI NILAI NILAI : SESUATU YANG BERHARGANILAI : SESUATU YANG BERHARGA NORMA : ATURAN YG DIJALANKAN NORMA : ATURAN YG DIJALANKAN

DLM KEHIDUPAN SEHARI-HARIDLM KEHIDUPAN SEHARI-HARI MORAL : PERILAKU YG BAIK ATAU MORAL : PERILAKU YG BAIK ATAU

BURUKBURUK

ADAKAH HUBUNGAN ANTARA ADAKAH HUBUNGAN ANTARA KETIGANYA?KETIGANYA?

NILAI MENURUT NOTONAGORO

• NILAI MATERIAL• NILAI VITAL• NILAI KEROHANIAN

1. NILAI KEBENARAN2. NILAI KEINDAHAN3. NILAI MORAL4. NILAI RELIGI

MAKNA NILAI-NILAI SETIAP MAKNA NILAI-NILAI SETIAP SILA PANCASILASILA PANCASILA

KETUHANAN YG MAHA ESAKETUHANAN YG MAHA ESA NEGARA YG DIDIRIKAN ADALAH NEGARA YG DIDIRIKAN ADALAH

MRP MRP PENGEJAWANTAHAN TUJUAN PENGEJAWANTAHAN TUJUAN MANUSIA MANUSIA SBG MAKLUK TUHAN, OLEH SBG MAKLUK TUHAN, OLEH

KRN ITU KRN ITU SEGALA HAL YG SEGALA HAL YG BERKAITAN DNG BERKAITAN DNG PELAKSANAAN PELAKSANAAN DAN DAN PENYELENGGARAAN NEGARA PENYELENGGARAAN NEGARA TERMASUK MORAL, POLITIK, HUKUM TERMASUK MORAL, POLITIK, HUKUM

DAN PERATURAN, SERTA HAM DAN PERATURAN, SERTA HAM HARUS HARUS DIJIWAI NILAI-NILAI DIJIWAI NILAI-NILAI KETUHANAN YG KETUHANAN YG MAHA ESAMAHA ESA

KEMANUSIAAN YG ADIL DAN KEMANUSIAAN YG ADIL DAN

BERADABBERADAB Hakikat manusia adalah sebagai makluk Hakikat manusia adalah sebagai makluk

yang MONOPLURALIS yaitu susunan yang MONOPLURALIS yaitu susunan kodrat (jiwa – raga), kedudukan kodrat kodrat (jiwa – raga), kedudukan kodrat (pribadi – makluk Tuhan), sifat kodrat (pribadi – makluk Tuhan), sifat kodrat

( individu – sosial)( individu – sosial) Seluruh kehidupan harus senantiasa Seluruh kehidupan harus senantiasa

dilandasi oleh moral kemanusiaan dilandasi oleh moral kemanusiaan (politik, hukum, sosial, ekonomi, hankam (politik, hukum, sosial, ekonomi, hankam dll)dll)

PERSATUAN INDONESIAPERSATUAN INDONESIA

Negara mengatasi segala macam paham Negara mengatasi segala macam paham golongan, etnis, budaya, suku, ras dllgolongan, etnis, budaya, suku, ras dll

Perbedaan bukan diruncingkan akan tetapi Perbedaan bukan diruncingkan akan tetapi diarahkan menuju sintesa yang saling diarahkan menuju sintesa yang saling menguntungkan yaitu persatuanmenguntungkan yaitu persatuan

Pelaksanaan nilai Persatuan Indonesia Pelaksanaan nilai Persatuan Indonesia harus didasari dng Ketuhanan Yang Maha harus didasari dng Ketuhanan Yang Maha Esa serta Kemanusiaan yang Adil dan Esa serta Kemanusiaan yang Adil dan BeradabBeradab

Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/PerwakilanPermusyawaratan/Perwakilan

Nilai-nilai Demokrasi yang terkandung dalam sila ini Nilai-nilai Demokrasi yang terkandung dalam sila ini adalah :adalah :

Kebebasan yang bertanggung jawabKebebasan yang bertanggung jawab Menjunjung tinggi harkat & martabat kemanusiaanMenjunjung tinggi harkat & martabat kemanusiaan Memperkokoh persatuan&kesatuanMemperkokoh persatuan&kesatuan Adanya persamaan hak Adanya persamaan hak Menjunjung tingggi azas musyawarahMenjunjung tingggi azas musyawarah Mengakui perbedaan untuk menuju kearah kerjasama Mengakui perbedaan untuk menuju kearah kerjasama

yang baikyang baik

Keadilan Sosial Bagi Seluruh Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat IndonesiaRakyat Indonesia

Keadilan yang dimaksud harus didasari Keadilan yang dimaksud harus didasari dan dijiwai hakikat keadilan kemanusiaan dan dijiwai hakikat keadilan kemanusiaan yaitu dalam hubungan manusia dengan yaitu dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia lain, masyarakat, dirinya sendiri, manusia lain, masyarakat, bangsa, negara serta Tuhanbangsa, negara serta Tuhan

Konsekuensinya hrs dapat mewujudkan Konsekuensinya hrs dapat mewujudkan keadilan distributif, keadilan komutatif, keadilan distributif, keadilan komutatif, keadilan legal.keadilan legal.

BENTUK KEADILANBENTUK KEADILAN NEGARANEGARA

LEGALLEGAL DISTRIBUTIFDISTRIBUTIF

WARGA NEGARAWARGA NEGARA WARGANEGARAWARGANEGARA KOMUTATIFKOMUTATIF

Keadilan Legal ; Warga negara taat Keadilan Legal ; Warga negara taat pada peraturanpada peraturan

Keadilan distributif : Negara dalam Keadilan distributif : Negara dalam membagi subsidi, bantuan, dllmembagi subsidi, bantuan, dll

Keadilan Komutatif : penjual – Keadilan Komutatif : penjual – pembeli, dokter- pasien, pembeli, dokter- pasien,