pkn

Embed Size (px)

Citation preview

Nilai-nilai Juang dalam Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara1. Proses perubahan piagam Jakarta sebagai keputusan bersamaPanitian perancang UUD menyetujui rancangan Pembukaan UUD yang diambil dari Piagam Jakarta, setelah adanya beberapa perubahan, terutama mengenai rumusan dasar negara yang tercantum dalam alenia keempat. Adanya perubahan rumusan dasar negara, khususnya sila ke-1 dalam Piagam Jakarta disebabkan adanya usulan dari masyarakat Indonesia bagian Timur. Mereka keberatan dengan sila pertama, bahkan mereka mengancam akan mendirikan negara Indonesia bagian Timur.Oleh karena itu, Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta berkonsultasi dengan empat tokoh pemuka Islam yaitu, Mr. Kasman Singodimedjo, Ki Bagus Hadikusumo, Wahid Hasyim, Mr. Teuku Moh. Hassan mengenai usulan dari masyarakat Indonesia bagian Timur itu.Akhirnya dalam waktu 15 menit dcapai kata sepakat untuk menghilangkan kalimat dengan kewajiban menjalankan syariat Islam begi pemeluk-pemeluknya. Mereka beralasan jika kalimat ini tidak dihilangkan akan menjadi rintangan bagi persatuan dan kesatuan bangsa. Kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan perorangan atau golongan.2. Nilai Kebersamaan dalam Proses Perumusan Pancasilaa. Menghargai pendapat orang lainDalam menyelesaikan masalah bersama, bangsa kita selalu menyelesaikan dengan musyawarah untuk mencapai kata mufakat. Setiap keputusan yang diambil dalam musyawarah oleh bangsa Indonesia memiliki ciri-ciri sebagi berikut:1) Mengutamakan kepentingan bersama2) Tujuan diharapkan untuk kebaikan bersama3) Tidak ada pemaksaan pendapatb. Menerima keputusan bersamaKeputusan bersama adalah ketentuan, ketetapan dan penyelesaian yang dilakukan sekelompok orang terhadap suatu permasalahan sehingga tercapai kesepakatan. Keputusan bersama dapat dicapai melalui musyawarah. Musyawarah adalah adalah suatu cara untuk merumuskan suatu masalah berdasarkan kesepakatan bersama.Upaya mencapai kesepakatan bersama (mufakat) bukanlah perkara mudah, selama kita memaksakan pendapat sendiri, mendahulukan kepentingan pribadi/golongan, mufakan akan gagal.Kita dapat belajar dari sejarah sidang BPUPKI Pertama. Pada saat sebelum rapat pleno ada pihak yang keberatan tentang rancangan Pembukaan UUD 1945 pada alenia keempat tentang dasar negara. Dengan semangat kebersamaan, demi menciptakan suasana yang damai, maka para tokoh seperti Bung Hatta, Wahid Hasyim. Mr. Teuku Moh. Hasan, dan lain-lain menyetujui untuk menghilangkan kalimat sila pertama dasar negara yang menjadi keberatan sebagian peserta sidang. Hal ini menunjukkan bahwa para tokoh pendiri negara kita senantiasa mendahulukan kepentingan negara dan bangsa daripada kepentingan pribadi/golongan.c. Melaksanakan hasil keputusan bersamaSetelah semua pihak menerima hasil keputusan bersama, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan keputusan tersebut. Semua pihak harus ikhlas dan penuh tanggung jawab melaksanakan, hasil keputusan bersama.Melaksanakan keputusan bersama telah ditunjukkan oleh seluruh tokoh yang terlibat dalam proses perumusan Pancasila. Mereka senagai wakil rakyat Indonesia melaksanakan hasil keputusan bersama denga ikhlas yaitu dengan melaksanakan Pancasila sebagai dasar negara dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.