6
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, rata-rata sekitar 1500 gr atau 2,5 % berat badan pada orang dewasa normal. Hati merupakan organ platis lunak yang tercetak oleh stujtur sekitarnya. Selain merupakan organ parenkim yang berukuran besar, hati juga menduduki urutan pertama dalam hal banyaknya, kerumitan dan ragam dan fungsinya. Berlokasi di abdomen bagian atas kanan dan dibalik rusuk-rusuk bagian bawah. Hati sangat penting untuk mempertahankan hidup dan berperan hampir setiap fungsi metabolik tubuh, dan khususnya bertanggung jawab atas lebih dari 500 aktivitas berbeda. Untunglah, hati memiliki kapasitas cadangan yang besar, dan hanya dengan 10-20% jaringan berfungsi, hati mampu mempertahankan kehidupan. Dekstruksi total atau pembumbuangan hati mengakibatkan kematian dalam 10 jam. Hati mempunyai kemampuan regenerasi yang mengagumkan. Pada kebanyakan kasus, pengangkatan sebagian hati, baik karena sel sudah mati atau sakit, akan diganti dengan jaringan baru. Hati merupakan organ tubuh yang berkaitan erat dengan metabolisme protein dan asam amino, lemak, dan karbohidrat. Hati juga berfungsi mensintetis protein plasma, faktor pembekuan, asam empedu, katabolisme hormon dan sebagai organ detoksifikasi. Beberapa macam fungsi hati yaitu fungsi pengolahan zat makanan yang diserap usus, fungsi penyimpanan & pembentukan zat yang diperlukan tubuh, dan penetralan obat/racun. Hati memetabolisme dan mendetoksifikasi obat-obatan dan unsur-unsur yang berbahaya bagi tubuh. Hati juga menghasilkan faktor-faktor, protein, dan enzim pembekuan darah, membantu keseimbangan hormon, serta menyimpan vitamin dan mineral.

Documentpl

Embed Size (px)

DESCRIPTION

use this

Citation preview

Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, rata-rata sekitar 1500 gr atau 2,5 % berat badan pada orang dewasa normal. Hati merupakan organ platis lunak yang tercetak oleh stujtur sekitarnya. Selain merupakan organ parenkim yang berukuran besar, hati juga menduduki urutan pertama dalam hal banyaknya, kerumitan dan ragam dan fungsinya. Berlokasi di abdomen bagian atas kanan dan dibalik rusuk-rusuk bagian bawah. Hati sangat penting untuk mempertahankan hidup dan berperan hampir setiap fungsi metabolik tubuh, dan khususnya bertanggung jawab atas lebih dari 500 aktivitas berbeda. Untunglah, hati memiliki kapasitas cadangan yang besar, dan hanya dengan 10-20% jaringan berfungsi, hati mampu mempertahankan kehidupan. Dekstruksi total atau pembumbuangan hati mengakibatkan kematian dalam 10 jam. Hati mempunyai kemampuan regenerasi yang mengagumkan. Pada kebanyakan kasus, pengangkatan sebagian hati, baik karena sel sudah mati atau sakit, akan diganti dengan jaringan baru.

Hati merupakan organ tubuh yang berkaitan erat dengan metabolisme protein dan asam amino, lemak, dan karbohidrat. Hati juga berfungsi mensintetis protein plasma, faktor pembekuan, asam empedu, katabolisme hormon dan sebagai organ detoksifikasi. Beberapa macam fungsi hati yaitu fungsi pengolahan zat makanan yang diserap usus, fungsi penyimpanan & pembentukan zat yang diperlukan tubuh, dan penetralan obat/racun.

Hati memetabolisme dan mendetoksifikasi obat-obatan dan unsur-unsur yang berbahaya bagi tubuh. Hati juga menghasilkan faktor-faktor, protein, dan enzim pembekuan darah, membantu keseimbangan hormon, serta menyimpan vitamin dan mineral. Empedu merupakan suatu cairan yang dibentuk oleh hati, dialirkan melalui saluran langsung ke usus halus untuk membantu mencerna lemak atau ke kandung empedu untuk disimpan dan digunakan untuk keperluan tubuh.

Dalam pekerjaannya, hati kita membuat beberapa produk, termasuk jenis protein yang disebut sebagai enzim. Produk ini dapat keluar dari hati dan masuk ke aliran darah. Tingkat produk tersebut dapat diukur dalam darah. Kerusakan pada hati yang disebabkan oleh penyakit dapat memungkinkan produk tersebut masuk ke aliran darah dalam tingkat yang lebih tinggi. Jadi, tes yang mengukur tingkat produk ini disebut sebagai tes fungsi hati (liver function test/LFT), dapat menunjukkan tingkat kerusakan pada hati. Tes fungsi hati ini dapat membantu dokter untuk mendiagnosa penyakit hati dan untuk melihat tingkat kerusakan lebih berat ataupun pulih. Adapun produk yang biasa diukur sebagai bagian dari tes fungsi hati, yaitu :

ALT (Alanin Aminotransferase) atau dikenal sebagai SGPT (Serum Glutamic Piruvat Transaminase)

AST (Aspartat Aminotransferase) atau dikenal sebagai SGOT (Serum Glutamic Oksaloasetic Transaminase)

Fosfatase Alkali

GGT (Gamma-glutamil Transpeptidase) atau gamma GT

Billirubin

Albumin

Salah satu pemeriksaan yang penting dan biasa dilakukan untuk menguji fungsi hati adalah pemeriksaan alkali fosfatase. Alkali fosfatase adalah suatu enzim yang terkait dengan saluran empedu, sering kali meningkat jika terjadi sumbatan. Selain itu, peningkatan pada alkali fosfatase dapat mendiagnosa penyakit sirosis dan kanker hati.

Fosfatase alkali (alkaline phosphatase, ALP) merupakan enzim yang diproduksi terutama oleh epitel hati dan osteoblast (sel-sel pembentuk tulang baru); enzim ini juga berasal dari usus, tubulus proksimalis ginjal, plasenta dan kelenjar susu yang sedang membuat air susu. Fosfatase alkali disekresi melalui saluran empedu. Meningkat dalam serum apabila ada hambatan pada saluran empedu (kolestasis). Tes ALP terutama digunakan untuk mengetahui apakah terdapat penyakit hati (hepatobiliar) atau tulang.

Pada orang dewasa sebagian besar dari kadar ALP berasal dari hati, sedangkan pada anak-anak sebagian besar berasal dari tulang. Jika terjadi kerusakan ringan pada sel hati, mungkin kadar ALP agak naik, tetapi peningkatan yang jelas terlihat pada penyakit hati akut. Begitu fase akut terlampaui, kadar serum akan segera menurun, sementara kadar bilirubin tetap meningkat. Peningkatan kadar ALP juga ditemukan pada beberapa kasus keganasan (tulang, prostat, payudara) dengan metastase dan kadang-kadang keganasan pada hati atau tulang tanpa matastase (isoenzim Regan).Metode pengukuran kadar ALP umumnya adalah kolorimetri dengan menggunakan alat (mis. fotometer/spektrofotometer) manual atau dengan analizer kimia otomatis. Elektroforesis isoenzim ALP dilakukan untuk membedakan ALP hati dan tulang. Bahan pemeriksaan yang digunakan berupa serum atau plasma heparin.d. Masalah KlinisKadar ALP dapat mencapai nilai sangat tinggi (hingga 20 x lipat nilai normal) pada sirosis biliar primer, pada kondisi yang disertai struktur hati yang kacau dan pada penyakit-penyakit radang, regenerasi, dan obstruksi saluran empedu intrahepatik. Peningkatan kadar sampai 10 x lipat dapat dijumpai pada obstruksi saluran empedu ekstrahepatik (misalnya oleh batu) meskipun obstruksi hanya sebagian. Sedangkan peningkatan sampai 3 x lipat dapat dijumpai pada penyakit hati oleh alcohol, hepatitis kronik aktif, dan hepatitis oleh virus.Pada kelainan tulang, kadar ALP meningkat karena peningkatan aktifitas osteoblastik (pembentukan sel tulang) yang abnormal, misalnya pada penyakit Paget. Jika ditemukan kadar ALP yang tinggi pada anak, baik sebelum maupun sesudah pubertas, hal ini adalah normal karena pertumbuhan tulang (fisiologis). Elektroforesis bisa digunakan untuk membedakan ALP hepar atau tulang. Isoenzim ALP digunakan untuk membedakan penyakit hati dan tulang; ALP1 menandakan penyakit hati dan ALP2 menandakan penyakit tulang.Jika gambaran klinis tisak cukup jelas untuk membedakan ALP hati dari isoenzim-isoenzim lain, maka dipakai pengukuran enzim-enzim yang tidak dipengaruhi oleh kehamilan dan pertumbuhan tulang. Enzim-enzim itu adalah : 5nukleotidase (5NT), leusine aminopeptidase (LAP) dan gamma-GT. Kadar GGT dipengaruhi oleh pemakaian alcohol, karena itu GGT sering digunakan untuk menilai perubahan dalam hati oleh alcohol daripada untuk pengamatan penyakit obstruksi saluran empedu.

PENINGKATAN KADAR : obstruksi empedu (ikterik), kanker hati, sirosis sel hati, hepatitis, hiperparatiroidisme, kanker (tulang, payudara, prostat), leukemia, penyakit Paget, osteitis deforman, penyembuhan fraktur, myeloma multiple, osteomalasia, kehamilan trimester akhir, arthritis rheumatoid (aktif), ulkus. Pengaruh obat : albumin IV, antibiotic (eritromisin, linkomisin, oksasilin, penisilin), kolkisin, metildopa (Aldomet), alopurinol, fenotiazin, obat penenang, indometasin (Indocin), prokainamid, beberapa kontrasepsi oral, tolbutamid, isoniazid, asam para-aminosalisilat.

PENURUNAN KADAR : hipotiroidisme, malnutrisi, sariawan/skorbut (kekurangan vit C), hipofosfatasia, anemia pernisiosa, isufisiensi plasenta. Pengaruh obat : oksalat, fluoride, propanolol (Inderal)

https://aldianamaulidia.wordpress.com/2014/03/13/pemeriksaan-alkali-fosfatase/ D.N. Baron, alih bahasa : P. Andrianto, J. Gunawan, Kapita Selekta Patologi Klinik, Edisi 4, EGC, 1990.

E.N. Kosasih & A.S. Kosasih, Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik, Edisi 2, Karisma Publishing Group, Tangerang, 2008.

Frances K. Widmann, alih bahasa : Siti B. Kresno, R. Gandasoebrata, J. Latu, Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Edisi 9, EGC, 1989.

Joyce LeFever Kee, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik, Edisi 9, EGC, Jakarta, 2007.