95
i KLASIFIKASI POLA MIKROVASKULER RETINA UNTUK DETEKSI DINI RETINOPATI DIABETIK MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR MACHINE SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika Disusun Oleh : Renny Nita Hernawati 10 5314 104 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/1530/2/105314104_full.pdf · i KLASIFIKASI POLA MIKROVASKULER RETINA UNTUK DETEKSI DINI RETINOPATI DIABETIK MENGGUNAKAN

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • i

    KLASIFIKASI POLA MIKROVASKULER RETINA UNTUK DETEKSI

    DINI RETINOPATI DIABETIK MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR

    MACHINE

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

    Program Studi Teknik Informatika

    Disusun Oleh :

    Renny Nita Hernawati

    10 5314 104

    PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

    JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2015

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    PATTERN CLASSIFICATION OF RETINAL MICROVASKULER TO

    EARLY DETECTION OF RETINOPHATY DIABETIC USING SUPPORT

    VECTOR MACHINE

    A Thesis

    Presented as Partial Fulfillment of the Requirements

    to Obtain Sarjana Komputer Degree

    in Informatics Enggineering Study Program

    By :

    Renny Nita Hernawati

    10 5314 104

    INFORMATICS ENGGINEERING STUDY PROGRAM

    DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING

    FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

    SANATA DHARMA UNIVERSITY

    YOGYAKARTA

    2015

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • HALAMAN PERSETUJUAN

    iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • HALAMAN PENGESAHAN

    iv

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    v

    Saya menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi yang saya tulis ini

    tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

    dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah.

    Yogyakarta, 31 Agustus 2015

    Penulis,

    Renny Nita Hernawati

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • HALAMAN MOTTO

    vi

    “ If A equals success, then the formula is : A=X+Y+Z. X is work,

    Y is play. Z is keep your mouth shut.” –Einstein

    I can do all things through Christ who strengthens me.

    - Philippians 4:13

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    https://www.biblegateway.com/passage/?search=Philippians%2B4%3A13

  • vii

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

    PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

    Nama : Renny Nita Hernawati

    NIM : 105314104

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan , saya memberikan kepada Perpustakaan

    Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

    KLASIFIKASI POLA MIKROVASKULER RETINA UNTUK DETEKSI

    DINI RETINOPATI DIABETIK MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR

    MACHINE

    beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

    kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-

    ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

    mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media

    lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

    memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

    penulis.

    Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di Yogyakarta

    Pada tanggal : 31 Agustus 2015

    Yang menyatakan

    Renny Nita Hernawati

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ABSTRAK

    viii

    Kemajuan zaman dan meningkatnya kehidupan modern berbanding lurus

    dengan mobilitas kehidupan masyarakat. Padatnya aktifitas memicu terjadinya

    kehidupan sedenter (kurang olahraga) dan pola makan yang kurang terkontrol

    yang berakibat Diabetes Melitus. Mengidap diabetes dalam jangka panjang

    mengakibatkan komplikasi vaskular. Mikroangiopati merupakan lesi spesifik

    diabetes yang menyerang kapiler dan arteriola retina (retinopati diabetik), (Price

    & Wilson, 2006). Perkembangan kapiler dan arteriola tersebut dapat digunakan

    untuk mendeteksi dini retinopati diabetik. Oleh karena itu dilakukan penelitian

    untuk klasifikasi guna mendeteksi retinopati diabetik lebih dini.

    Data yang digunakan berasal dari situs MESSIDOR (Methods to evaluate

    segmentation and indexing techniques in the field of retinal ophthalmology).

    Jumlah data yang digunakan sebanyak 100 data citra berwarna. Sebelum

    dilakukan tahap klasifikasi dilakukan beberapa tahapan berupa preprocessing

    terdiri dari pemisahan kanal, penajaman kontras, binerisasi, dan cropping. Proses

    dilanjutkan dengan ekstraksi fitur dengan parameter sigma, thetha, dan F.

    Langkah berikutnya adalah mereduksi dimensi dengan PCA.

    Percobaan proses klasifikasi dengan Support Vector Machine dilakukan

    dengan melakukan perubahan pada fungsi kernel. Hasil klasifikasi menunjukkan

    nilai akurasi terbaik menggunakan kernel Polynomial orde 3 senilai 99%,

    sedangkan nilai akurasi terendah pada kernel Sequential Minimal Optimization

    Method sebesar 45%.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ABSTRACT

    ix

    The progress of times and the increase of modern life had immediate

    effects to the mobility of people's lives. The density of activity trigger a sedentary

    life (lack of exercise) and poorly controlled eating habit cause long-term risk such

    as diabetes mellitus. Long run diabetes lead to vascular complications.

    Microangiopathy is a specific lesion of diabetic that attack capillaries and

    arterioles of the retina (diabetic retinopathy), (Price & Wilson, 2006). This paper

    focuses on the classification to detect diabetic retinopathy.

    The data to be used came from MESSIDOR site (Methods to evaluate

    segmentation and indexing techniques in the field of retinal ophthalmology). The

    number of data is 100 colored image data. Before classification stage was done,

    some preprocessing stages consist of the separation of channels, sharpening

    contrast, binaryzation, and cropping are performed. The process was followed by

    feature extraction with parameter sigma, thetha, and F. The next step reducing the

    dimensions with PCA.

    Classification was used is Support Vector Machine by making changes to

    the kernel function to get the best accuracy value. The results of classification

    show the best accuration using 3-Order Polynomial Kernel is 99%, while the

    lowest accuration in the Sequential Minimal Optimization Method kernel is 45%.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • KATA PENGANTAR

    x

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah

    memberikan rahmat dan karunia yang berlimpah sehingga penulis dapat

    menyelesaikan tugas akhir dengan baik.

    Penulis menyadari bahwa pada saat penyusunan tugas akhir ini penulis

    mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, baik berupa dukungan,

    perhatian, kritik dan saran yang sangat penulis butuhkan. Pada kesempatan ini

    penulis akan menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

    1. Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa mencurahkan kasih karunianya serta

    memberikan bimbingan dan berkat dalam setiap hal.

    2. Dr. Cyprianus Kuntoro Adi, SJ., M.A., M.Cs selaku dosen pembimbing tugas

    akhir yang telah dengan sabar dan penuh perhatian membimbing saya dalam

    penyusunan tugas akhir. Terima kasih atas motivasi yang selalu diberikan

    untuk mendorong saya.

    3. Ibu Dr. Anastasia Rita Widiarti M.Kom dan bapak Robertus Adi Nugroho

    S.T., M.Eng. selaku dosen penguji tugas akhir yang telah memberikan kritik

    dan saran yang berguna dalam tugas akhir ini.

    4. Kedua orang tua tercinta Bapak Paryono dan Ibu Ukin suhari yang selalu

    mendoakan, memotivasi, dan memberikan dukungan moral maupun dukungan

    financial kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir

    ini.

    5. Kakakku Henny Dian Puntorini yang selalu mendukung, mendoakan,

    memotivasi, dan selalu mengingatkanku untuk tidak pernah berputus asa

    dalam penyusunan tugas akhir ini.

    6. Sahabat-sahabatku Amel, Novi, Andhini, Ria, Maria, Sepen, Stella, Vyta,

    Dita, Tommy, Tedy, Theo, Ardy, Doni, Yoga, Ougi, Edo, Karl, Fafe yang

    berjuang bersama dalam penyusunan tugas akhir dan atas canda tawa yang

    selalu ada mewarnai hari-hari penyusunan tugas akhir ini.

    7. Romo Poldo, Audris Evan Utomo, dan festi tempat berbagi dan belajar

    bersama

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    8. Aryo Seno pacar, partner, sekaligus sahabat terbaik yang senantiasa

    memberikan dukungan serta tempat berkeluh kesah.

    9. Teman-teman TI angkatan 2010 Sanata Dharma terimakasih atas semangat

    dan perjuangan bersama yang selalu kalian berikan kepada satu sama lain.

    10. Terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per

    satu yang telah mendukung penyelesaian tugas akhir ini secara langsung atau

    tidak langsung.

    Penulis menyadari adanya kekurangan dalam penulisan laporan tugas

    akhir ini. Saran dan kritik sangat penulis harapkan untuk perbaikan yang akan

    datang. Akhir kata, penulis berharap tulisan ini berguna bagi perkembangan ilmu

    pengetahuan dan pengguna.

    Yogyakarta, 31 Agustus 2015

    Penulis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

    HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iii

    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v

    HALAMAN MOTTO ............................................................................................ vi

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................... vii

    ABSTRAK ........................................................................................................... xiii

    KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv

    DAFTAR TABEL ..................................................................................................xv

    BAB I ...................................................................................................................... 1

    PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

    10.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1

    10.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 3

    10.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 4

    10.4 Batasan Masalah ................................................................................................. 4

    10.5 Luaran penelitian................................................................................................. 4

    10.6 Metodologi penelitian ......................................................................................... 5

    10.7 Sistematika Penelitian ......................................................................................... 6

    BAB II ..................................................................................................................... 7

    LANDASAN TEORI .............................................................................................. 7

    2.1. Retinopati Diabetik .................................................................................................. 7

    2.2. Pengolahan Citra Digital ........................................................................................ 13

    2.3 Pengenalan Pola ...................................................................................................... 14

    2.3.1. Ekstraksi fitur .................................................................................................. 15

    BAB III.................................................................................................................. 22

    METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 22

    3.1.Data ......................................................................................................................... 22

    3.2.Metodologi Penelitan .............................................................................................. 23

    3.3. Metode Preprocessing ........................................................................................... 25

    3.3. Metode Ekstraksi Fitur dengan Menggunakan Filter Gabor 2D ............................ 25

    3.4.Metode Klasifikasi Menggunakan Support Vector Machine .................................. 26

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    3.5.Evaluasi hasil .......................................................................................................... 29

    BAB IV ................................................................................................................. 30

    IMPLEMENTASI DAN ANALISA SISTEM ...................................................... 30

    4.1. User Interface .................................................................................................... 30

    4.2. Analisis Hasil .................................................................................................... 33

    4.2.1 Preprocessing ................................................................................................ 33

    4.2.2 Filter Gabor 2D ............................................................................................. 36

    4.2.3 Support Vector Machine ............................................................................... 38

    BAB V ................................................................................................................... 52

    KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 52

    5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 52

    5.2 Saran ................................................................................................................. 53

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 54

    LAMPIRAN I : DATA TRAINING ..................................................................... 56

    LAMPIRAN II : CODE PROGRAM ................................................................... 63

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Mekanisme Pengenalan Pola…………………………………. 15

    Gambar 3. 1 Citra digital retina grade0, grade 1, grade 2, grade 3…………. 23

    Gambar 3. 2 Diagram Blok Keseluruhan Sistem…………………………… 24

    Gambar 3. 3 Diagram Blok Preproses……………………………………… 25

    Gambar 3. 4 Citra Kanal merah, hijau, biru………………………………… 26

    Gambar 3. 5 Citra biner dan Negasi………………………………………… 28

    Gambar 4. 1 User interface Halaman utama………………………………... 34

    Gambar 4. 2 Halaman Preprocessing……………………………………….. 34

    Gambar 4. 3 Halaman Hasil Preprocessing………………………………… 35

    Gambar 4. 4 Halaman Hasil Klasifikasi……………………………………. 36

    Gambar 4. 5 Tampilan Uji Tunggal………………………………………… 36

    Gambar 4. 6 Grafik Akurasi menggunakan PCA dan tanpa PCA………….. 44

    Tabel 4. 7 Confussion Matrix kernel Polynomial menggunakan PCA……... 44

    Tabel 4. 8 Confussion Matrix Kernel Sequential Minimal Optimization

    dengan PCA…………………………………………………………………

    45

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2. 1 Statistik Penderita Diabetes Versi WHO…………………………. 8

    Tabel 2. 2 Bentuk Kelainan Retina…………………………………………... 12

    Tabel 4. 1Hasil Ekstraksi sebelum PCA……………………………………... 39

    Tabel 4. 2 Hasil PCA…………………………………………………………. 40

    Tabel 4. 3 Hasil Pengujian tanpa PCA……………………………………….. 41

    Tabel 4. 4 Confusion Matrix dengan Kernel Polynomial Order 3…………… 42

    Tabel 4. 5 Confusion Matrix dengan Kernel Seguential Minimal

    Optimization Method…………………………………………………………

    42

    Tabel 4. 6 Perbandingan akurasi menggunakan PCA dan tanpa PCA……….. 43

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Kemajuan zaman dan meningkatnya kehidupan modern berbanding

    lurus dengan mobilitas kehidupan masyarakat. Dampaknya masyarakat

    cenderung menyukai hal yang berbau praktis dan cepat. Padatnya aktifitas

    juga semakin memicu terjadinya kehidupan sedenter (kurang olahraga) dan

    pola makan yang kurang terkontrol. Pada umumnya masyarakat Indonesia

    menyukai panganan pokok berupa nasi. Berbeda dengan cara konsumsi di

    negara lain yang melakukan variasi makanan pokok. Padahal makanan pokok

    berupa nasi dikenal sebagai makanan yang tinggi karbohidrat. Akibatnya

    masyarakat Indonesia lebih rentan terserang penyakit berbahaya Diabetes

    Melitus.

    Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis

    dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi

    karbohidrat (Price, 2006). Diabetes sendiri merupakan salah satu ancaman

    bagi kesehatan umat manusia di abad 21. Menurut World Health Organization

    (WHO) Indonesia berada di urutan keempat Negara dengan jumlah

    penyandang Diabetes Melitus terbanyak. Jumlah penderitanya diprediksi akan

    semakin meningkat hingga mencapai angka 21,3 juta pada tahun 2030

    (Sitompul,2008).

    1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    Mengidap Diabetes dalam jangka waktu lama beresiko terhadap

    berbagai kelainan lain baik pada penderita diabetes tipe 1 maupun 2, yaitu

    hipoglikemia, ketoasidasis, dan komplikasi. Hipoglikemia merupakan dampak

    Diabetes dimana penderitanya mengalami kadar gula dalam darah sangat

    rendah atau di bawah normal. Ketoasidasis terjadi ketika glukosa dalam darah

    tidak dapat diolah dengan baik oleh tubuh, sehingga tubuh menggunakan

    lemak dan protein dalam proses pembakaran energi. Dampak lain yang cukup

    berbahaya merupakan komplikasi, gejalanya akan nampak berupa serangan

    jantung, stroke, kebutaan, penyakit ginjal dan luka yang sulit disembuhkan

    hingga diperlukan adanya amputasi.

    Komplikasi vaskular jangka panjang dari diabetes melibatkan

    pembuluh-pembuluh kecil berupa mikroangiopati dan pembuluh sedang besar

    makroangiopati. Mikroangiopati merupakan lesi spesifik diabetes yang

    menyerang kapiler dan arteriola retina (retinopati diabetik), glomerulus ginjal

    (neuropati diabetik), dan saraf-saraf perifer (neuropati diabetik) serta otot-otot

    dan kulit. (Price, 2006)

    Kebutaan yang terjadi pada penderita diabetes disebabkan oleh

    retinopati diabetik. Penyebabnya bukan hanya lamanya seseorang menderita

    diabetes, faktor lain yang memicu berupa pubertas,kehamilan, dan

    hiperglikemia. Jika pada hipoglikemia penderitanya mengalami kadar gula

    rendah hal sebaliknya terjadi pada penderita hiperglikemia. Hiperglikemia

    menyebabkan bertambahnya kecepatan pembentukan sel-sel membaran dasar.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    Hal inilah yang menimbulkan kebutaan hingga menurunkan produktifitas

    seseorang, lebih jauh lagi akan menjadi beban bagi lingkungan.

    Permasalahan retinopati dan menurunnya produktivitas dapat

    diminimalisir dengan pendeteksian dini yang dapat dilakukan oleh dokter

    umum. Dokter umum memiliki peranan penting dalam deteksi dini retinopati.

    Dengan melakukan prosedur penatalaksanaan awal kemudian dilanjutkan

    dengan menentukan kasus rujukan ke dokter spesialis mata.

    Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, untuk mendukung kerja

    peranan dokter umum diperlukan suatu sistem deteksi dengan menggunakan

    model komputasi. Dengan adanya hal tersebut resiko terjadinya retinopati

    dapat diminimalisir. Oleh karena itu peneliti akan membangun suatu sistem

    kecerdasan buatan yang mampu mendeteksi tingkat resiko retinopati diabetik

    berdasarkan hasil citra digital dari kamera fundus dengan menampilkan hasil

    yang sudah diklasifikasikan untuk membantu pengambilan keputusan dan

    diagnosis kelanjutan yang akan dilakukan oleh dokter umum.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya peneliti

    merumuskan permasalahan yakni,

    1. Apakah metode Support Vector Machine dapat digunakan

    untuk mengklasifikasikan citra digital retina berwarna untuk

    deteksi retinopati diabetik?

    2. Berapakah nilai akurasi yang dihasilkan?

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    1.3 Tujuan Penelitian

    Tujuan dari dilakukannya penelitian ini untuk melakukan klasifikasi pola

    mikrovaskuler pada suatu citra digital retina untuk mendeteksi retinopati

    diabetik dengan tepat.

    1.4 Batasan Masalah

    Mengingat cakupan permasalahan yang akan diteliti begitu luas, maka

    peneliti melakukan pembatasan permasalahan yang akan dibahas, meliputi :

    1. Citra digital retina yang akan diuji adalah citra digital retina yang berasal

    dari database MESSIDOR.

    2. Menggunakan inputan citra digital berwarna retina bertipe .tiff

    3. Citra inputan mengalami proses preprocessing dengan menggunakan

    fungsi yang disediakan library MATLAB.

    4. Proses ekstraksi ciri dengan menggunakan filter Gabor 2D.

    5. Pengklasifikasian didasarkan pada hasil diagnosa medis yang

    menunjukkan jumlah mikroaneurisma, hemorrhages, dan neovaskularisasi.

    1.5 Luaran penelitian

    Suatu sistem cerdas yang mampu menerima masukan berupa citra digital

    retina kemudian menampilkan luaran berupa output yang telah diklasifikasi

    berdasarkan tingkat keparahan disertai dengan nilai akurasi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    1.6 Metodologi penelitian

    Manfaat dan kegunaan dari dilakukannya penelitian ini antara lain :

    1. Metode Studi literatur

    Studi literatur berfungsi untuk mencari dan mengumpulkan beragam

    literatur yang berkaitan dengan penelitian. Metode ini dilakukan dengan

    mengumpulkan berbagai informasi tentang retinopati diabetik, citra digital,

    ekstraksi fitur, dan Support Vector Machine melalui internet, jurnal, dan

    media informasi lainnya.

    2. Pengumpulan Data

    Tahap ini dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan data yang didapat

    dari database MESSIDOR.

    3. Perancangan

    Tahap perancangan merupakan tahap untuk merancang jalannya penelitian

    baik dari preprocessing hingga didapatkan hasil klasifikasi.

    4. Implementasi dan pengujian

    Implementasi merupakan tahap merealisasikan rancangan yang telah

    dibuat untuk menghasilkan luaran berupa hasil klasifikasi menggunakan

    SVM. Sedangkan pengujian merupakan tahap untuk menguji seberapa

    tinggi tingkat akurasi yang dihasilkan.

    5. Evaluasi

    Menganalisa hasil implementasi dan membuat kesimpulan yang

    didasarkan pada hasil yang telah dikerjakan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    1.7 Sistematika Penelitian

    BAB I PENDAHULUAN

    Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, metodologi

    penelitian, dan sistematika penulisan.

    BAB II LANDASAN TEORI

    Berisi landasan teori yang dipakai untuk pembahasan tugas akhir.

    BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

    Bab ini berisi dan gambaran umum mengenai perancangan sistem yang akan

    dibangun, yaitu sebuah perangkat lunak yang dapat mengenali citra masukan

    dan menghasilkan luaran berupa informasi yang sudah diklasifikasikan

    BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM

    Berisi implementasi sistem menggunakan metode Support Vector Machine.

    BAB V ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

    Bab ini berisi analisa hasil dan pembahasan mengenai pengenalan dan

    pengujian citra retina.

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

    Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang diperoleh dari pembuatan tugas

    akhir ini, serta beberapa saran untuk mengembangkan sistem lebih lanjut.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • BAB II

    LANDASAN TEORI

    Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang digunakan, yaitu tentang

    retinopati diabetik, pengolahan citra digital, ekstraksi fitur, dan klasifikasi

    berdasarkan Support Vector Machine.

    2.1. Retinopati Diabetik

    Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis

    termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat.

    Jika berkembang secara klinis, maka diabetes melitus ditandai dengan

    hiperglikemia puasa dan postpradial, aterosklerotik, dan penyakit vaskular

    mikroangiopati, dan neuropati. Pasien dengan kelainan toleransi glukosa ringan

    (gangguan glukosa puasa dan gangguan toleransi glukosa) dapat tetap berisiko

    mengalami komplikasi metabolik diabetes. (Price, 2006)

    Berdasarkan hasil statistik dari berbagai sumber penderita diabetes selalu

    mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tabel 2.1 menunjukan statistik

    penderita diabetes versi WHO. Pada tabel 2.1 ditunjukan jumlah penderita pada

    tahun 2000 dan prediksi jumlah penderita pada tahun 2030 yang disertai dengan

    persentase pertumbuhan penderita diabetes. Indonesia berada pada urutan keempat

    dari penderita diabetes terbanyak didunia.

    7

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    Tabel 2. 1 Statistik Penderita Diabetes Versi WHO

    No N e g a r a Thn. 2000 Thn. 2030 Growth

    1 India 31,705,000 79,441,000 151%

    2 China 20,757,000 42,321,000 104%

    3 United States of

    America

    17,702,000 30,312,000 71%

    4 Indonesia 8,426,000 21,257,000 152%

    5 Japan 6,765,000 8,914,000 32%

    6 Pakistan 5,217,000 13,853,000 166%

    7 Russian Federation 4,576,000 5,320,000 16%

    8 Brazil 4,553,000 11,305,000 148%

    9 Italy 4,252,000 5,374,000 26%

    10 Bangladesh 3,196,000 11,140,000 249%

    11 Turkey 2,920,000 6,422,000 120%

    12 Philippines 2,770,000 7,798,000 182%

    13 Spain 2,717,000 3,752,000 38%

    14 Germany 2,627,000 3,771,000 44%

    15 Egypt 2,623,000 6,726,000 156%

    16 Mexico 2,179,000 6,130,000 181%

    17 Islamic Republic of

    Iran

    2,103,000 6,421,000 205%

    18 Canada 2,006,000 3,543,000 77%

    19 Republic of Korea 1,859,000 3,378,000 82%

    20 United Kingdom of

    Great Britain and

    Northern Ireland

    1,765,000 2,668,000 51%

    Diabetes melitus hiperglikemia kronik menimbulkan kerusakan jangka

    panjang berupa disfungsi atau kerusakan beberapa organ, terutama mata, ginjal,

    saraf, jantung, dan pembuluh darah. Disfungsi yang diderita oleh pengidap

    Diabetes Melitus muncul dalam bentuk komplikasi-komplikasi yang dapat dibagi

    menjadi tiga kategori, yaitu mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati perifer.

    8

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    Komplikasi metabolik diabetes disebabkan oleh perubahan yang relatif akut

    dari konsentrasi glukosa plasma. Sedangkan komplikasi vaskular jangka panjang

    dari diabetes melibatkan pembuluh-pembuluh kecil mikroangeropati dan

    pembuluh-pembuluh sedang dan besar makroangiopati. Mikroangiopati

    merupakan lesi spesifik diabetes yang menyerang kapiler dan arteriola retina

    (retinopati diabetik) dan saraf-saraf perifer (neuripati diabetik) dan saraf-saraf

    perifer (neuropati diabetik), otot-otot serta kulit. Dipandang dari sudut histokimia,

    lesi-lesi ini ditandai dengan peningkatan penimbunan glikoprotein. Selain itu,

    karena senyawanya kimia dari membran dasar dapat berasal dari glukosa, maka

    hiperglikemia menyebabkan bertambahnya kecepatan pembentukan sel-sel

    membran dasar.

    Perkembangan retinopati berkaitan dengan hiperglikemia yang diawali

    oleh keberadaan mikroaneurisma yaitu pelebaran sakular yang kecil dari arteriola

    retina. Hal ini yang menyebabkan terjadinya neovaskularisasi dan jaringan parut

    yang dapat menumbulkan kebutaan dan disebut dengan retinopati.

    Retinopati diabetik terjadi sebagai akibat dari lamanya menderita Diabetes

    Melitus. Patofisiologi pada retinopati diabetik melibatkan lima proses yang terjadi

    yaitu (Price, 2006) :

    1. Pembentukan mikroaneurisma

    2. Peningkatan permeabilitas pembuluh darah

    3. Penyumbatan pembuluh darah

    4. Proliferasi pembuluh darah baru (neovaskular) dan jaringan fibrosa di retina

    5. Kontraksi dari jaringan fibrosis kapiler dan jaringan vitreus.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    Penyumbatan dan kebocoran yang terjadi pada beberapa pembuluh darah

    merupakan penyebab terjadinya kebutaan. Tingkat kebocoran yang terjadi

    mendasarkan jenis retinopati itu sendiri.

    Klasifikasi retinopati Diabetes pada umumnya didasarkan pada beratnya

    perubahan mikrovaskular retina dan ada tidak adanya pembentukan pembuluh

    darah baru di retina. Early Treatment Diabetic Retinopathy Study Research Group

    (ETDRS) membagi retinopati diabetik atas nonproliferatif dan proliferatif.

    (W.Sudoyo, dkk, 2009)

    Klasifikasi Retinopati Diabetik Menurut ETDRS tersebut sebagai berikut :

    Retinopati diabetik nonproliferatif

    Retinopati nonproliferatif minimal: terdapat ≥ 1 tanda berupa dilatasi vena,

    mikroaneurisma, perdarahan intraretina yang kecil atau eksudat keras.

    1. Retinopati nonproliferatif ringan sampai sedang: terdapat ≥ 1 tanda berupa

    dilatasi vena derajat ringan, perdarahan, eksudat keras, eksudat lunak atau

    IRMA.

    2. Retinopati nonproliferatif berat: terdapat ≥ tanda berupa perdarahan dan

    mikroaneurisma pada 4 kuadran retina, dilatasi vena pada 2 kuadran, atau

    IRMA pada 1 kuadran

    3. Retinopati nonproliferatif sangat berat: ditemukan ≥ 2 tanda pada retinopati

    non-proliferatif berat.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    Retinopati diabetik proliferatif

    1. Retinopati proliferatif ringan (tanpa resiko tinggi): bila ditemukan minimal

    adanya neovaskular pada diskus (NVD) yang mencangkup < ¼ dari daerah

    diskus tanpa disertai perdarahan preretina atau vitreus; atau neovaskular di

    mana saja di retina (NVE) tanpa disertai perdarahan preretina atau vitreus.

    2. Retinopati proliferatif resiko tinggi; apabila ditemukan 3 atau 4 dari factor

    resiko sebagai berikut,

    3. ditemukan pembuluh darah baru di mana saja di retina,

    4. ditemukan pembuluh darah baru pada atau dekat diskus optikus,

    5. pembuluh darah baru yang tergolong sedang atau berat yang mencangkup < ¼

    daerah diskus,

    6. perdarahan vitreus adanya pembuluh darah baru yang jelas pada diskus

    optikus atau setiap adanya pembuluh darah baru yang disertai perdarahan,

    merupakan dua gambaran yang paling sering ditemukan pada retinopati

    proliferatif dengan resiko tinggi.

    Kelainan pada retina yang dapat terjadi akibat retinopati diabetik diantaranya

    (Kuivalainen, 2005) :

    1. Mikroaneurisma merupakan penonjolan dinding kapiler terutama daerah vena

    dengan bentuk berupa bintik merah kecil yang terletak dekat pembuluh darah.

    2. Hemorrhages biasanya tampak pada dinding kapiler dan terlihat bercak darah

    keluar dari pembuluh darah, terlihat berwarna merah gelap, lebih besar dari

    mikroaneurisma.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    3. Hard exudates merupakan infiltrasi lipid ke dalam retina. Gambarannya

    khusus yaitu tidak beraturan dan kekuning-kuningan.

    4. Soft exudates sering disebut cotton wool patches merupakan iskemia retina,

    terlihat bercak berwarna kuning bersifat difus dan berwarna putih.

    5. Neovaskularisasi atau pembuluh darah baru biasanya terletak di permukaan

    jaringan, tampak sebagai pembuluh darah yang berkelok-kelok, dalam,

    berkelompok dan tidak beraturan.

    Tabel 2. 2 Bentuk Kelainan Retina

    Jenis Ukuran Warna Bentuk Keterangan

    lain

    Mikroaneurisma Sangat kecil Merah gelap Bercak -

    Hemorrhage Kecil hingga

    besar

    Merah gelap Titik atau

    flame

    -

    Hard Exudates Kecil hingga

    besar

    Kuning Tidak

    beraturan

    Tepi jelas

    Soft Exudates Kecil hingga

    medium

    Keputih-

    putihan

    Biasanya

    oval

    Tepi blur

    Neovaskularisasi Bervariasi Merah Bervariasi Pembuluh

    darah baru

    Hasil diagnosa medis setiap citra dapat menunjukkan tingkat retinopati diabetik

    (Setiawan, 2012):

    0 (Normal): (μA = 0) AND (H = 0)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    1 : (0 < μA = 15) OR (H >=5) OR (NV = 1)

    μA adalah jumlah mikroaneurisma, H adalah jumlah hemorrhages, NV = 1 artinya

    terdapat neovaskularisasi, NV = 0 artinya tidak terdapat neovaskularisasi.

    2.2. Pengolahan Citra Digital

    Secara umum, istilah pengolahan citra digital menyatakan “pemrosesan

    gambar berdimensi-dua melalui computer digital”. Menurut Efford, pengolahan

    citra adalah istilah umum untuk berbagai teknik yang keberadaannya untuk

    memanipulasi dan memodifikasi citra dengan berbagai cara. (Abdul Kadir, 2013)

    Suatu citra dapat didefinisikan sebagai fungsi y f(x,y) berukuran M baris

    dan N kolom, dengan x dan y adalah koordinat spasial, dan amplitude f di titik

    koorditat (x,y) dinamakan intensitas atau tingkat keabuan dari citra pada titik

    tersebut. Apabila nilai x,y dan nilai amplitude f secara keseluruhan berhingga

    (finite) dan bernilai diskrit maka dapat dikatakan bahwa citra tersebut adalah citra

    (Putra, 2010).

    Pada pengenalan pola, pengolahan citra antara lain berperan memisahkan

    objek dari latar belakang secara otomatis. Selanjutnya objek akan diproses oleh

    pengklasifikasi pola.

    Seringkali dijumpai citra yang memiliki kualitas rendah akibat kekurangan

    sinar ketika dibidik. Dengan menggunakan pengolahan citra, citra seperti itu dapat

    diperbaiki melalui peningkatan kecerahan dan kontras. Pada penelitian ini

    dilakukan penajaman dengan kontras dengan CLAHE (Contras Limited Adaptive

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    Histogram Equalization). CLAHE dapat digunakan sebagai alternative pengganti

    ekualisasi histogram. Ekualisasi histogram bekerja pad seluruh citra, sedangkan

    CLAHE beroperasi pada daerah kecil di citra yang disebut blok. Setiap blok

    ditingkatkan nilai kontrasnya, sehingga histogram dari wilayah sekitar cocok

    untuk histogram tertentu. Setelah melakukan pemerataan, CLAHE

    menggabungkan blok tetangga menggunakan interpolasi biner untuk

    menghilangkan batas-batas artifisial. CLAHE juga dapat dilakukan untuk

    menghindari derau yang ada pada citra dengan membatasi daerah homogen.

    (Setiawan, 2012) .

    2.3 Pengenalan Pola

    Pengenalan pola (pattern recognition) adalah suatu ilmu untuk

    mengklasifikasikan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan pengukuran

    kuantitatif fitur (ciri) atau sifat utama dari suatu obyek. Pola sendiri adalah suatu

    entitas yang terdefinisi dan dapat diidentifikasikan serta diberi nama. Pola bisa

    merupakan kumpulan hasil pengukuran atau pemantauan dan bisa merupakan

    kumpulan hasil pengukuran atau pemantauan dan bisa dinyatakan dalam notasi

    vektor atau matriks (Putra, 2010)

    Pada dasarnya pengenalan pola terdiri dari beberapa mekanisme utama

    yang tergantung dari pendekatan yang dilakukan. Beberapa kasus data yang sudah

    diklasifikasikan diasumsikan tersedia untuk melatih sistem. Penelitian ini

    mengelompokkan mekanisme pengenalan pola dalam sistem pengenalan pola

    yang ditunjukan pada struktur berikut :

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    Gambar 2.1Mekanisme Pengenalan Pola

    Pra pengolahan berfungsi mempersiapkan data citra digital retina agar

    dapat menghasilkan ciri yang lebih baik pada tahap berikutnya. Pada tahap ini

    dilakukan proses grayscaling, penajaman kontras, dan cropping yang bertujuan

    untuk menonjolkan ciri dan mengurangi dimensi data.

    Pencari dan seleksi fitur merupakan langkah untuk menemukan

    karakteristik pembeda yang mewakili sifat utama pada citra digital retina

    sekaligus mengurangi dimensi menjadi sekumpulan bilangan yang lebih sedikit

    namun representatif.

    Klasifikasi berfungsi mengelompokan hasil ekstraksi fitur ke dalam kelas

    yang sesuai dengan menggunakan pemisah kelas.

    2.3.1. Ekstraksi fitur

    Ekstraksi fitur merupakan langkah awal dalam melakukan klasifikasi dan

    interpretasi citra. Proses ini berkaitan dengan kuantisasi karakteristik citra ke

    dalam sekelompok nilai ciri yang sesuai. Secara umum metode ekstraksi fitur

    dikelompokkan menjadi empat bagian (Putra, 2010) yaitu :

    1. Berdasarkan bentuk atau topologi

    2. Berdasarkan sifat-sifat permukaan atau tekstur

    3. Berdasarkan struktur geometri

    4. Berdasarkan warna

    Klasifikasi

    Pra

    pengolahan

    Pencari dan

    Seleksi Fitur

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    Fitur menurut D.G. Kendall (M.B Stegman, 2002) dinyatakan dengan

    susunan bilangan yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi objek.

    Fitur-fitur suatu objek mempunyai peran penting untuk berbagai aplikasi

    berikut :

    1. Pencarian citra : fitur dipakai untuk mencari objek-objek tertentu yang

    berada

    di dalam database.

    2. Penyederhanaan dan hampiran bentuk : bentuk objek dapat dinyatakan

    dengan representasi yang lebih ringkas

    3. Pengenalan dan klasifikasi: sejumlah fitur dipakai untuk menentukan jenis

    objek.

    Untuk kepentingan aplikasi yang telah disebutkan, fitur hendaknya efisen.

    Fitur yang efisien perlu memenuhi sifat-sifat penting berikut : (Mingqiang,

    Kidiyo, & Joseph, 2008) :

    1. Teridentifikasi : fitur berupa nilai yang dapat digunakan untuk

    membedakan antara suatu objek dengan objek lain. Jika kedua fitur

    tersebut didampingkan, dapat ditemukan perbedaan hakiki.

    2. Tidak dipengaruhi oleh translas, rotasi, dan penyekalan. Dua objek sama

    tetapi berbeda dalam lokasi, arah pemutaran, dan ukuran tetap dideteksi

    sama.

    3. Tidak bergantung pada affline

    4. Tahan terhadap derau

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    5. Tidak bergantung pada tumpang tindih

    6. Tidak bergantung secara statis : dua fitur harus tidak bergantung satu

    dengan yang lain secara statistik.

    2.3.1.1 Filter Gabor 2D

    Metode Filter Gabor 2D mampu menghubungkan representasi tekstur dan

    detektor citra yang optimal. Fungsi fabor Filter 2D juga mampu

    meminimalisasi ciri yang tidak penting dalam citra. (Mandasari, dkk, 2012)

    Filter Gabor 2D diperoleh dari sebuah fungsi Gaussian yang dimodulasi

    menggunakan variasi frekuensi ditunjukkan dengan

    Fungsi Gaussian 2-D ditunjukkan dengan persamaan :

    (2.1)

    Dengan nilai dan nilai . x

    dan y merupakan nilai koordinat piksel dalam citra, f merupakan frekuensi

    gelombang sinusoidal, merupakan kontrol terhadap orientasi dari sebuah

    fungsi Filter Gabor 2D, dan σ merupakan standar deviasi dimana .

    Fungsi kompleks filter Gabor 2D ditunjukkan dengan persamaan :

    (2.2)

    Real

    (2.3)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    Imaginer

    (2.4)

    2.3.1.2 Principal Component Analysis

    Analisis komponen utama atau Pincipal Component Analysis adalah salah

    satu cara mengidentifikasi pola dalam data dan mengekspresikannya

    sedemikian rupa sehingga dapat terlihat persamaan dan perbedaannya. Pola ini

    berguna untuk mengkompresi data, yaitu mengurangi ukuran atau dimensi

    data tanpa kehilangan banyak informasi yang terkandung.

    Principal Component Analysis (PCA) melakukan/ transformasi set data

    dari dimensi lama ke dimensi baru (yang relatif berdimensi lebih rendah)

    dengan memanfaatkan teknik dalam aljabar linear, tanpa memerlukan

    masukan parameter tertentu dalam memberikan hasil pemetaan. Tujuan dari

    PCA yaitu meminimalkan redundansi yang diukur oleh nilai jarak dari

    kovarian dan memaksimalkan nilai keluaran pemetaan, diukur dengan varian.

    Jika data dalam dimensi asli sulit untuk dipresentasikan melalui grafik,

    maka data tersebut disederhanakan menggunakan data set yang

    dipresentasikan melalui rumus. Misalkan mempunyai data set yang sudah

    decentering dengan kovarian

    (2.5)

    Maka PCA menyelesaikan problem eigenvalue sebagai berikut :

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    (2.6)

    atau

    (2.7)

    Persamaan di atas bisa diselesaikan untukmencari nilai dengan

    menyelesaikan

    (2.8)

    Untuk eigenvalue dan eigenvector dengan solusi

    adalah eigenvector dan adalah eigenvalue yang terletak dalam span

    (Santoso, 2007)

    2.3.1.3 Support Vector Machine

    Support Vector Machine (SVM) dikembangkan oleh Boser, Guyon,

    Vapnik. Pertama kali dipresentasikan pada tahun 1992 di Annual Workshop

    on Computational Learning Theory. SVM merupakan metode yang berusaha

    menemukan hyperplane terbaik pada input space. Prinsip dasar SVM adalah

    pengklasifikasi linier, dan selanjutnya dikembangkan agar dapat bekerja pada

    permasalahan nonlinier dengan memasukkan konsep kernel trick pada ruang

    kerja berdimensi tinggi. (Nugroho dkk, 2003).

    Hyperplane (batas keputusan) pemisah terbaik antara kedua kelas dapat

    ditemukan dengan mengukur margin dan mencari titik maksimalnya. Margin

    adalah jarak antara hyperplane tersebut dengan data terdekat dari masing-

    masing kelas. Data yang paling dekat ini disebut sebagai support vector.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    Usaha untuk mencari lokasi hyperplane merupakan inti dari proses

    pelatihan pada SVM. Data latih yang tersedia dinyatakan oleh (xi, yi)

    dengan i = 1, 2, …, N, dan xi = xi1, xi2, … xiq)T sebagai atribut (fitur) set

    untuk data latih yang ke-i, Untuk yi ϵ {-1,+1} menyatakan label kelas.

    Diasumsikan terpisah oleh hyperplane klasifikasi linear SVM, yang

    dinotasikan :

    (2.9)

    w dan b adalah parameter model. Secara teknis SVM bertujuan

    menentukan variabel w dan b sehingga data pelatihan dideskripsikan sebagai :

    (2.10)

    (2.11)

    Agar SVM dapat bekerja pada permasalahan non-linear, perlu proses

    pemetaan dengan menggunakan perhitungan dot-product dua buah data pada

    ruang fitur baru untuk memetakan data ke dimensi yang lebih tinggi. Teknik

    komputasi ini disebut dengan kernel trick, yaitu menghitung dot-product dua

    buah vector di ruang dimensi baru dengan menggunakan komponen kedua

    buah vector tersebut di ruang dimensi asal sebagai berikut:

    K(xi,xj)=Φ(xi).Φ(xj) (2.12)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    Dan untuk prediksi pada set data dengan dimensi fitur yang baru

    diformulasikan :

    (2.13)

    N adalah jumlah data yang menjadi support vector, xi adalah support

    vector, dan z adalah data uji yang akan dilakukan prediksi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    Bab Analisa dan Perancangan Sistem merupakan bab yang berisi

    penjelasan mengenai gambaran proses yang akan dilalui beserta cara kerja yang

    akan digunakan dalam penelitian.

    3.1.Data

    Data yang digunakan untuk penelitian merupakan data yang dimiliki oleh

    MESSIDOR (Methods to evaluate segmentation and indexing techniques in the

    field of retinal ophthalmology). MESSIDOR adalah program penelitian Techno

    Vision yang didanai oleh Kementrian Riset dan Pertahanan Perancis pada tahun

    2004.

    Data MESSIDOR yang digunakan berupa data citra digital retina

    berekstensi .tiff . Data yang digunakan berjumlah 100 data citra yang terdiri dari

    25 data mata normal, 25 data grade 1, 25 data grade 2, dan 25 data grade 3.

    Penampakan data citra yang digunakan dapat dilihat pada halaman lampiran.

    Data citra yang digunakan mengandung informasi utnuk menentukan

    tingkat keparahan retinopati diabetik yang diderita. Informasi tersebut ditunjukan

    oleh jumlah mikroaneurisma, hemorrhages, dan neovaskularisasi yang terdapat

    pada masing-masing citra.

    22

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    Contoh citra retina sehat dan yang terjangkit retinopati diabetik

    ditunjukkan pada gambar 3.1

    Grade 0

    Grade 1

    Grade 2

    Grade 3

    Gambar 3. 1 Citra digital retina grade0, grade 1, grade 2, grade 3

    3.2.Metodologi Penelitan

    Penelitian yang dilakukan menggunakan data citra digital berwarna

    sebagai masukkan. Karakter yang akan dikenali pada citra tersebut berupa

    beratnya perubahan mikrovaskular retina dan ada tidaknya pembetukan pembuluh

    darah baru.

    Input yang diproses dengan menggunakan ekstensi .tiff dengan ukuran

    asli 2240x1488 pixel berupa citra digital berwarna retina. Data cita masukkan

    akan melalui preprocessing yang terdiri dari beberapa langkah. Langkah untuk

    melakukan preprocessing diawali dengan memisahkan kanal yang terdiri dari

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    kanal merah, hijau, dan biru. Hasil dari kanal hijau yang digunakan pada

    penelitian. Citra kanal hijau kemudian mengalami penajaman kontras untuk

    menonjolkan informasi di dalamnya. Hasil dari penajaman kontras dikenai proses

    binerisasi kemudian dinegasikan. Untuk semakin meminimalkan ukuran

    dilakukan proses cropping. Gambaran dari keseluruhan sistem yang dibuat

    ditunjukkan pada gambar 3.2 berupa diagram blok keseluruhan sistem.

    Gambar 3. 2 Diagram Blok Keseluruhan Sistem

    Preprocessing

    cropping

    Preprocessing

    Klasifikasi Support

    Vector Machine tahap

    training

    Dataset citra berwarna

    retina

    Modelling

    SVM

    merah

    Binerisasi

    Citra

    Asli hijau

    Penajaman

    kontras

    Negasi cropping

    biru

    merah

    Binerisasi cropping

    Citra

    Asli hijau

    Penajaman

    kontras

    Negasi cropping

    biru

    Input dataset

    pelatihan hasil dari

    preprocessing

    Ekstraksi ciri Filter

    Gabor 2D

    Input data

    testing

    Ekstraksi ciri

    Filter Gabor 2D

    Klasifikasi Support

    Vector Machine

    tahap testing

    Hasil

    klasifikasi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    3.3. Metode Preprocessing

    Proses preprocessing diperlukan dalam pengolahan suatu citra digital

    berwarna. Fungsinya untuk memperbaiki kualitas suatu citra dan mengolah

    informasi di dalamnya untuk proses berikutnya. Pada tahap ini sinyal informasi

    ditonjolkan dan sinyal pengganggu (derau) diminimalisasi (Putra, 2010).

    Gambar 3. 3 Diagram Blok Preproses

    Proses preprocessing yang akan dilkaukan diawali dengan memisahkan

    citra asli berdasarkan kanal merah, hijau, dan biru. Kemudian diambil kanal

    hijau dan dilakukan penajaman kontras. Hasil penajaman kontras dikenai

    binerisasi dan dinegasikan. Keduanya di-cropping untuk nantinya menjadi

    masukkan pada tahap ekstraksi fitur.

    3.3. Metode Ekstraksi Fitur dengan Menggunakan Filter Gabor 2D

    Metode ekstraksi fitur dengan menggunakan Filter Gabor digunakan

    karena mampu mengenali karakteristik pada sistem visual manusia. Cara untuk

    mendapatkan nilai fitur yang terbaik pada Filter Gabor dengan mengubah nilai

    parameternya. Parameter yang dimiliki oleh filter Gabor antara lain frekuensi

    filter, sudut orientasi, lebar pita frekuensi, lebar pita angular, standar deviasi, dan

    meshgrid. (Mandasari, 2012).

    merah Preprocessing

    hijau

    biru

    Binerisasi

    cropping

    Citra Asli Penajaman

    kontras

    Negasi

    cropping

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    Algoritma untuk melakukan ekstraksi fitur menggunakan Gabor Filter berupa :

    1. Menentukan nilai sigma,theta, dan F

    2. Ambil data berupa citra digital berwarna retina, kemudian data tersebut

    dibagi dua untuk digunakan sebagai data training dan data testing

    3. Melakukan multiple Gabor Transforms dengan perngubahan parameter

    ke data training, dan menggunakan perubahan gambar sebagai fitur.

    4. Menambahkan Gabor Linear Modeling ke data training.

    5. Setelah menghasilkan GLM dari data training, kita akan menguji

    seberapa baik Gabor dengan penambahan GLM dalam menghasilkan

    fitur pada testing

    6. Seteleh mendapatkan nilai output dari GLM menggunakan ekstraksi

    fitur dari testing image, didapatkan hasil seberapa baik pendeteksi

    dapat menunjukan lokasi kelainan.

    3.4. Metode Klasifikasi Menggunakan Support Vector Machine

    Untuk dapat menggunakan PCA dengan tepat digunakan algoritma berikut :

    1. Matriks X adalah hasil pengurangan rata-rata dari setiap dimensi data pada

    matriks data.

    2. Matriks Cx adalah covariance matrix dari matriks X.

    3. Hitung eigenvector dan eigenvalue dari Cx .

    4. Pilih component dan bentuk vector feature dan principal component dari

    eigenvector yang memiliki eigenvalue paling besar diambil.

    5. Menurunkan set data yang baru.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    Algoritma untuk melakukan klasifikasi menggunakan SVM adalah sebagai

    berikut :

    1. Tentukan H dimana

    Hij = yiyjxi.xj (3.1)

    2. Cari α sehingga

    (3.2)

    3. Menjadi maksimal, dengan syarat :

    (3.3)

    4. Hitung

    (3.4)

    5. Tentukan seluruh support vector S dengan mencari indexnya dimana αi ≥ 0

    6. Hitung

    (3.5)

    7. Tiap titik baru x’ dapat terklarifikasi dengan memeriksa

    (3.6)

    Fungsi kernel yang biasa digunakan dalam literature SVM :

    1. Linear

    (3.7)

    2. Polynomial

    (3.8)

    3. Gaussian RBF

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    (3.9)

    4. Sigmoid(tangen hiperbolik)

    (3.10)

    Klasifikasi non-linear

    1. Lakukan pemetaan data ke dimensi lebih tinggi dengan kernel yang dipilih

    2. Tentukan H dimana

    (3.11)

    3. Cari α sehingga

    (3.12)

    Menjadi maksimal, dengan syarat :

    (3.13)

    4. Hitung

    (3.14)

    5. Tentukkan seluruh support vector S dengan mencari indexnya dimana

    6. Hitung

    (3.15)

    7. Tiap titik baru x’ dapat terklasifikasi dengan memeriksa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    (3.16)

    3.5. Evaluasi hasil

    Pada K-Fold cross validation dataset yang utuh dipecah secara random

    menjadi k subset dengan size yang hampir sama dan saling eksklusif satu sama

    lain. Model pada klasifikasi di latih dan diuji sebanyak k kali. Setiap proses

    pelatihan semua dilatih pada semua fold kecuali hanya sat fold yang digunakan

    untuk proses pengujian. Penilaian cross-validation terhadap akurasi model secara

    keseluruhan dihitung dengan mengambil rerata dari semua hasil akurasi individu

    ‘k’, seperti yang ditunjukkan dengan persaman berikut:

    (3.17)

    Keterangan :

    Σ data benar = jumlah angka pada diagonal matriks

    Σ seluruh data = keseluruhan data yang digunakan untuk pengujian

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • BAB IV

    IMPLEMENTASI DAN ANALISA SISTEM

    Bab implementasi dan analisa sistem merupakan bab yang menjelaskan

    implementasi yang telah dipaparkan pada bagian metodologi. Berupa

    preprocessing, ekstraksi fitur, klasifikasi menggunakan metode Support Vector

    Machine, hingga mendapatkan nilai akurasi menggunakan confusion matrix.

    4.1. User Interface

    Untuk mempermudahkan dalam melakukan klasifikasi pada penelitian ini

    dibuat suatu user interface. User interface ini dibuat untuk membantu dalam

    preproses, ekstraksi fitur hingga mendapatkan hasil klasifikasi beserta akurasinya.

    Halaman utama ditunjukkan pada gambar 4.1 . Pada halaman utama terdiri dari

    beberapa bagian menu, untuk preprocessing dan klasifikasi, serta halaman untuk

    melakukan pengujian dengan data tunggal.

    30

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    Gambar 4. 1 User interface Halaman utama

    Halaman preprocessing untuk menampilkan bagian yang digunakan untuk

    tahap preprocessing. Implementasi halaman preprocessing dapat dilihat pada

    gambar 4.2

    Gambar 4. 2 Halaman Preprocessing

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    Halaman Hasil preprocesising merupakan halaman yang menunjukan data

    citra yang sedang mengalami proses preprocessing, data citra yang ditampilkan

    pada halaman tersebut akan berubah-ubah sesuai dengan data yang sedang

    diproses.

    Gambar 4. 3 Halaman Hasil Preprocessing

    Halaman hasil klasifikasi merupakan halaman yang menunjukan hasil

    klasifikasi seluruh dataset yang berjumlah 100 data citra. Pada panel ini

    ditunjukkan jumlah data yang diklasifikasikan pada kelas yang benar melalui

    confusion matriks. Nilai akurasi yang ditunjukkan didapatkan dari perhitungan

    nilai jumlah data benar yang dibagi dengan seluruh data yang digunakan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    Gambar 4. 4 Halaman Hasil Klasifikasi

    Gambar 4.5 merupakan panel untuk melakukan uji tunggal. Pada panel ini

    masukan berupa citra tunggal yang akan mengalami preproses dan ekstraksi fitur

    seperti pada proses klasifikasi yang dilakukan pada dataset. Perbedaan pada uji

    tunggal citra masukan dideteksi satu per satu dan data yang dimasukan bukan

    berasal dari dataset yang digunakan untuk training.

    Gambar 4. 5 Tampilan Uji Tunggal

    4.2. Analisis Hasil

    4.2.1 Preprocessing

    Tahap preprocessing merupakan tahapan awal sebelum dilakukan ekstraksi

    fitur dan klasifikasi. Proses preprocessing berjalan jika button proses diklik

    kemudian semua data yang dimiliki akan dilooping satu per satu.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    Data yang ada tersimpan dalam folder dataFoto, untuk membaca folder

    tersebut digunakan fungsi strcat, dan untuk melakukan looping nilai i diset

    untuk folder yang menunjukkan kelas yang dimiliki sejumlah 4, di dalam folder

    tersebut terdapat data citra yang masing-masing berjumlah 25 citra, untuk

    meloopingnya digunakan j. proses looping yang terjadi ditunjukkan pada

    potongan source code berikut

    Kode Program 4. 1 looping dataFoto

    Citra masukkan yang digunakan berupa citra digital berwarna retina..

    Preprocessing diawali dengan melakukan pemisahan kanal warna. Komponen

    kanal pada suatu citra berwarna terdiri dari tiga unsur, yaitu merah, hijau, dan

    biru. Pemisahan kanal tersebut dilakukan dengan menggunakan

    red=data(:,:,1) untuk mendapatkan kanal merah, green=data(:,:,2) kanal

    hijau, dan blue=data(:,:,3)kanal biru. Selanjutnya dilakukan perbaikan kontras

    dengan CLAHE untuk mendapatkan citra dengan tingkat kontras yang sesuai

    sehingga detail pembuluh darah pada citra nampak jelas. CLAHE memperbaiki

    kontras citra secara adaptif dengan ukuran window tertentu sehingga kontras

    keseluruhan citra optimal dapat tercapai. (Mandasari, dkk, 2012) Matlab memiliki

    fungsi CLAHE berupa adapthisteq. Lakukan penajaman kontras tersebut pada

    semua kanal warna ad_red=adapthisteq (red);, ad_green=adapthisteq

    (green);dan ad_blue=adapthisteq (blue);. Contoh perubahan pada citra

    for i=1:4

    folder=strcat('dataFoto\GRADE',num2str(n),'\');

    for j=1:25

    file = strcat(folder,'grade',num2str(n),'

    (',num2str(j),').tif');

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    yang telah mengalami pemisahan kanal dan penajaman kontras ditunjukan pada

    gambar

    Gambar 3. 4 Citra Kanal merah, hijau, biru

    Tidak semua kanal citra mampu menunjukkan informasi yang maksimal.

    Untuk segmentasi mikroaneurisma kanal citra yang diambil adalah kanal hijau,

    karena pada kanal ini mikroaneurisma dan pembuluh darah akan terlihat gelap dan

    jelas jika dibanding yang lain (Zahara, dkk, 2011).

    Selanjutnya dilakukan proses binerisasi pada citra kanal hijau untuk

    masukkan pada Filter Gabor. Mengubah citra kanal hijau menjadi citra biner

    dilakukan dengan menggunakan fungsi binerisasi yang dimiliki oleh matlab g =

    im2bw(Gambar2). im2bw memiliki fungsi mengubah image ke dalam bentuk

    biner.

    Mengingat ukuran citra yang diolah tinggi perlu dilakukan pemisahan pada

    bagian data yang memberikan informasi dengan background. Cara ini dilakukan

    dengan menemukan titik tengah pada citra menggunakan center = [lebar/2

    tinggi/2]; yang selanjutnya digunakan untuk memisahkan daerah digunakan

    menggunakan rumus luas lingkaran pada code program 3.2.

    Merah Hijau Biru

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    Kode Program 3. 1 Cropping

    Citra biner yang sudah melakukan proses binerisasi dan cropping

    diinverskan dengan menggunakan tanda ~ sehingga neg=~g; untuk dijadikan

    masukkan pada tahap Filter Gabor 2D. Bentuk citra yang telah mengalami

    preprocessing dan akan digunakan ditunjukan pada gambar 3.5 Citra yang

    dibinerisasi dinamakan biner, dan citra hasil invers nya dinamakan negasi.

    Biner

    Negasi

    Gambar 3. 5 Citra biner dan Negasi

    4.2.2 Filter Gabor 2D

    Proses ekstraksi dengan menggunakan filter Gabor 2D dimulai dengan

    menentukan nilai sigma, theta, dan F. Masukkan untuk filter gabor 2D berupa

    [lebar tinggi]=size(g);

    center = [lebar/2 tinggi/2];

    jari = min(center);

    for a=1:lebar

    for b=1:tinggi

    jarak = sqrt((a - center(1)) .^ 2 + (b - center(2)) .^

    2);

    if jarak > jari

    g(a, b) = 255;

    end

    end

    end

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    citra biner dan citra yang dinegasikan. Awali proses dengan menentukan training

    image dan testing image. Masukkan yang digunakan untuk melakukan training

    dan testing ini merupakan data biner dan negasi hasil dari preprocessing

    Untuk melakukan ektraksi fitur pada training image inisialisasikan

    parameter untuk melakukan multiple Gabor transform seperti yang ditunjukkan

    pada code program 4.2

    Kode Program 4. 2 Inisialisasi parameter Gabor Transform

    Parameter yang diinisialisasikan pada code program 4.2 berguna untuk

    melakukan multiple gabor transform yang selanjutnya ditambahkan Gabor Linear

    Model untuk mendapatkan feature. Penambahan Gabor Linear Model dilakukan

    dengan menggunakan fungsi glmfit yang dimiliki Matlab.

    Kode Program 4. 3 Penambahan glm

    Nilai hasil ekstraksi disimpan dan dilakukan proses transpose. Transpose

    matriks dilakukan dengan memberikan tanda petik (‘) pada nilai yang akan

    ditranspos. Transpose matrik merupakan merubah baris menjadi kolom, atau

    kolom jadi baris. Transpose matriks yang terjadi disini merupakan perubahan

    % initialize parameters for Gabor transforms

    filter_size = 50.*scale;

    filter_size_halfed = round((filter_size)/2);

    Fs = 0.1:0.1:0.4;

    sigmas = [2:2:2].*scale;

    thetas=pi/12:pi/12:pi-pi/12;

    % reshape feature array

    szG = size(features);

    features = reshape(features,[prod(szG(1:2)),prod(szG(3:end))]);

    % fit GLM with the features and the location of the vessels

    b = glmfit(features,trainingAns(:),'normal');

    % see the output of the model based on the training features

    CTrain = glmval(b,features,'logit');

    CTrain = reshape(CTrain,szG(1:2));

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    kolom menjadi baris. Tujuan dilakukannya transpose untuk memudahkan

    pembacaan data pada saat melakukan klasifikasi.

    Kode Program 4. 4 Transpose hasil ekstraksi

    Hasil dari preprocessing dan ekstraksi ditunjukkan pada tabel 4.1. Pada

    tabel tersebut terdapat 100 data dengan dimensi data masing-masing 122. Baris

    pertama tidak termasuk data hasil ekstraksi. Baris pertama menunjukkan label

    yang dimiliki data tersebut. Label ini akan berguna ketika melakukan proses

    klasifikasi, yang gunanya mencocokan data tersebut berada di kelas mana.

    4.2.3 Support Vector Machine

    Pengujian dilakukan dengan cara mengubah-ubah fungsi kernel pada

    SVM pada proses training. Tujuan dilakukannya proses tersebut untuk

    menemukan fungsi kernel terbaik agar menghasilkan nilai akurasi yang tinggi.

    Untuk melakukan klasifikasi ambil dataset hasil preprocessing dan ekstraksi

    fitur yang disimpan dalam bentuk matrik dengan menggunakan fungsi load

    matlab yang dilanjutkan dengan nama file berupa hasilPreprocessing.mat.

    Kode Program 4. 5 Option PCA

    Untuk melakukan klasifikasi dengan data yang di pca isi nilai option

    pada kelas svm dengan nilai 1, untuk melakukan klasifikasi tanpa

    menambahkan PCA nilai option diisi dengan nilai 0. Dataset hasil ekstrasi

    [b]=ekstraksi( Img,bwImg);

    b=b';

    bHasil=[bHasil;b];

    if option == 1

    [ att, ~ ] = pca( att, pc);

    save ('dataPCA.mat','att');

    end

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    %melakukan prediksi

    for i=1:m

    prediksi(1) = svmclassify(SVMStruct_1,data_latih(i,:));

    tanpa mengunakan PCA ditunjukkan pada tabel 4.1, sedangkan dataset yang

    dikenai PCA ditunjukkan pada tabel 4.2.

    Tabel 4. 1Hasil Ekstraksi sebelum PCA

    Tabel 4. 2 Hasil PCA

    Dataset yang baik yang menggunakan PCA atau tidak akan dicocokan

    dengan prediksi klasifikasi yang dibuat pada kelas svm. Pencocokan ini

    digunakan untuk menentukan data tersebut berada di kelas mana. Source code

    untuk melakukan prediksi ditunjukkan pada kode program 4.6.

    kelas_1 = [1 1 1 1];

    kelas_2 = [0 0 1 1];

    kelas_3 = [0 1 0 1];

    kelas_4 = [0 1 1 0];

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    Code Program 4. 6 Menentukan Prediksi SVM

    Data yang telah diklasifikasi dan dilakukan prediksi, akan dihitung

    nilai akurasinya. Untuk menghitung nilai akurasi dilakukan dengan membagi

    jumlah data benar dengan jumlah seluruh data yang kemudian hasilnya

    dikalikan dengan 100 untuk mendapatkan nilai persentase. Pada penelitian ini

    dilakukan dengan membentuk confusionmatrik menggunakan fungsi

    confusionmat membandingkan kelas latih dengan kelas uji hasil. Untuk

    mendapatkan nilai prosentase akurasi dilakukan dengan menjumlahkan

    diagonal hasil prediksi sebagai jumlah data benar dan dibagi dengan jumlah

    hasil prediksi sebagai jumlah data keseluruhan. Hasil pembagian keduanya

    dikali dengan 100 untuk mendapatkan nilai persentase.

    Code Program 4. 7 Hitung Akurasi

    prediksi(2) =

    svmclassify(SVMStruct_2,data_latih(i,:)); prediksi(3)

    = svmclassify(SVMStruct_3,data_latih(i,:));

    prediksi(4) = svmclassify(SVMStruct_4,data_latih(i,:));

    jarak(1) = sum(xor(prediksi, kelas_1));

    jarak(2) = sum(xor(prediksi, kelas_2));

    jarak(3) = sum(xor(prediksi, kelas_3));

    jarak(4) = sum(xor(prediksi, kelas_4));

    [a, idx_kelas] = min(jarak);

    kelas_uji_hasil(i) = idx_kelas;

    end

    [kelas_latih, kelas_uji_hasil]= svm( data,pc,option);

    hasil_prediksi = confusionmat(kelas_latih, kelas_uji_hasil);

    akurasi=(sum(diag(hasil_prediksi))/sum(hasil_prediksi(:)))*100;

    assignin('base','hasil_prediksi',hasil_prediksi);

    assignin('base','akurasi',akurasi);

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    Percobaan untuk mendapatkan nilai akurasi terbaik yang dilakukan

    menggunakan 2 cara seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, yakni dengan

    melakukan perubahan pada fungsi kernel dan masukan dataset tanpa PCA dan

    masukkan yang dikenai PCA. Pada saat percobaan dataset yang dimasukan tidak

    sekaligus dua dataset PCA dan tanpa PCA, melainkan salah satu jenis dengan

    salah satu kernel. Kemudian dilakukan perhitungan akurasi, untuk menentukan

    yang paling optimal dan digunakan.

    Menghitung nilai akurasi dilakukan dengan menjumlahkan diagonal

    pada confusion matrix sebagai jumlah data benar. Kemudian dibagi total seluruh

    data yang dimiliki dan dikali 100. Percobaan pertama dilakukan dengan

    menggunakan Kernel Polynomial orde 2 seperti yang ditunjukkan pada tabel

    Tabel 4. 3 Confusion Matrix Kernel Polynomial orde 2 tanpa PCA

    Grade0 Grade1 Grade2 Grade3

    Grade0 24 1 0 0

    Grade1 12 11 0 2

    Grade2 23 0 0 2

    Grade3 16 2 0 7

    Hasil dari percobaan menggunakan Kernel Polynomial orde 2

    didapatkan 24 data benar terklasifikasi pada grade 0, 11 data terklasifikasi benar

    pada grade 1, tidak ada data yang terklasifikasi benar pada grade 2, dan 7 data

    yang terkalsifikasi benar pada grade 3. Nilai akurasi didapatkan dengan

    menjumlahkan nilai 24, 11, 0, dan 7 dikalikan dengan jumlah data yang dimiliki

    sejumlah 100 dan dikalikan 100 untuk mendapatkan persentase. Hasilnya Kernel

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    Polynomial orde 2 menghasilkan nilai akurasi sebesar 42%. Hal yang sama

    dilakukan pada kernel lain

    Tabel 4. 4 Confusion Matrix Kernel Polynomial Order 3 tanpa PCA

    Grade0 Grade1 Grade2 Grade3

    Grade0 23 2 0 0

    Grade1 12 11 0 2

    Grade2 20 0 1 4

    Grade3 13 2 0 10

    Dari 100 data yang diujikan pada Kernel Polynomial Order 3 yang

    ditunjukkan pada tabel 4.4 didapatkan 45 data terdeteksi dengan benar terdiri

    dari 23 data pada grade 0, 11 data grade 1, 1 data grade 2, dan 10 data grade

    3. Nilai akurasi yang diperoleh sebesar 45%.

    Tabel 4. 5 Confusion Matrix Kernel Linear tanpa PCA

    Grade0 Grade1 Grade2 Grade3

    Grade0 25 0 0 0

    Grade1 18 5 0 2

    Grade2 23 0 0 2

    Grade3 19 0 0 6

    Tabel 4.5 menunjukkan hasil Confusion Matrix Kernel Linear tanpa PCA

    didapatkan 36 data terdeteksi dengan benar terdiri dari 25 data pada grade 0, 5

    data grade 1, tidak ada data terdeteksi benar pada data grade 2, dan 6 data

    grade 3. Nilai akurasi yang diperoleh sebesar 36%.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    Tabel 4. 6 Confusion Matrix Kernel Quadratic tanpa PCA

    Grade0 Grade1 Grade2 Grade3

    Grade0 24 1 0 0

    Grade1 12 11 0 2

    Grade2 23 0 0 2

    Grade3 16 2 0 7

    Tabel 4.6 menunjukkan hasil Confusion Matrix Kernel Linear tanpa

    PCA didapatkan 42 data terdeteksi dengan benar terdiri dari 24 data pada

    grade 0, 11 data grade 1, tidak ada data terdeteksi benar pada data grade 2,

    dan 7 data grade 3. Nilai akurasi yang diperoleh sebesar 42%.

    Tabel 4. 7 Confusion Matrix Kernel RBF tanpa PCA

    Grade0 Grade1 Grade2 Grade3

    Grade0 25 0 0 0

    Grade1 18 5 0 2

    Grade2 23 0 0 2

    Grade3 19 2 0 6

    Tabel 4.7 menunjukkan hasil Confusion Matrix Kernel RBF tanpa PCA

    didapatkan 36 data terdeteksi dengan benar terdiri dari 25 data pada grade 0, 5

    data grade 1, tidak ada data terdeteksi benar pada data grade 2, dan 6 data

    grade 3. Nilai akurasi yang diperoleh sebesar 36%.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    Tabel 4. 8 Confusion Matrix Kernel Least Square Method tanpa PCA

    Grade0 Grade1 Grade2 Grade3

    Grade0 25 0 0 0

    Grade1 18 5 0 2

    Grade2 23 0 0 2

    Grade3 19 0 0 6

    Tabel 4.8 menunjukkan hasil Confusion Matrix Kernel Least Square

    Method tanpa PCA didapatkan 36 data terdeteksi dengan benar terdiri dari 25

    data pada grade 0, 5 data grade 1, tidak ada data terdeteksi benar pada data

    grade 2, dan 6 data grade 3. Nilai akurasi yang diperoleh sebesar 36%.

    Tabel 4. 9 Confusion Matrix Kernel Quadratic Programming Method tanpa PCA

    Grade0 Grade1 Grade2 Grade3

    Grade0 25 0 0 0

    Grade1 18 5 0 2

    Grade2 23 0 0 2

    Grade3 19 0 0 6

    Tabel 4.9 menunjukkan hasil Confusion Matrix Kernel Quadratic

    Programming Method tanpa PCA didapatkan 36 data terdeteksi dengan benar

    terdiri dari 25 data pada grade 0, 5 data grade 1, tidak ada data terdeteksi

    benar pada data grade 2, dan 6 data grade 3. Nilai akurasi yang diperoleh

    sebesar 36%.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    Tabel 4. 10 Confusion Matrix Kernel Seguential Minimal Optimization Method

    tanpa PCA

    Grade0 Grade1 Grade2 Grade3

    Grade0 25 0 0 0

    Grade1 18 5 0 2

    Grade2 23 0 0 2

    Grade3 19 0 0 6

    Tabel 4.10 menunjukkan hasil kernel Sequential Minimal Optimization

    Method sebesar 30%. Pada pengujian 100 data 30 data yang terdeteksi dengan

    benar, terdiri dari 25 data grade 0, 5 data grade 1, dan 6 data grade 3.

    Setelah seluruh kernel dicoba tanpa melakukan PCA didapat nilai

    akurasi yang paling tinggi pada Kernel Polynomial orde 3 sebesar 45%,

    sedangkan nilai akurasi yang paling rendah pada saat menggunakan kernel

    Sequential Minimal Optimization sebesar 30%. Percobaan selanjutnya

    ditambahkan PCA pada dataset, untuk membandingkan apakah nilai akurasi

    akan meningkat atau tidak.

    Tabel 4. 11 Confussion Matrix kernel Polynomial orde 2 menggunakan PCA

    Grade0 Grade1 Grade2 Grade3

    Grade0 25 0 0 0

    Grade1 2 22 1 0

    Grade2 7 0 18 0

    Grade3 8 2 1 16

    Percobaan menggunakan Kernel Polynomial orde 2 menggunakan PCA

    yang ditunjukkan pada tabel 4.11 menghasilkan 25 data terklasifikasikan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

    secara benar pada grade 0, 22 data benar pada grade 1, 18 data benar

    terklasifikasikan pada grade 2, dan 16 data terklasifikasikan benar pada grade

    3. Nilai akurasinya sebesar 82%.

    Tabel 4. 12 Confussion Matrix kernel Polynomial orde 3 menggunakan PCA

    Grade0 Grade1 Grade2 Grade3

    Grade0 25 0 0 0

    Grade1 0 25 0 0

    Grade2 0 0 25 0

    Grade3 1 0 0 24

    Tabel 4.12 menunjukkan hasil kernel Polynomial orde 3 sebesar 99%.

    Pada pengujian 100 data 30 data yang terdeteksi dengan benar, terdiri dari 25

    data grade 0, 5 data grade 1, dan 6 data grade 3.

    Tabel 4. 13 Confussion Matrix kernel Linear menggunakan PCA

    Grade0 Grade1 Grade2 Grade3

    Grade0 25 0 0 0

    Grade1 6 19 0 0

    Grade2 23 0 1 1

    Grade3 20 0 2 3

    Tabel 4.13 menunjukkan hasil Kernel Linear menggunakan PCA yang

    ditunjukkan menghasilkan 25 data terklasifikasikan secara benar pada grade 0,

    19 data benar pada grade 1, 11 data benar terklasifikasikan pada grade 2, dan

    3 data terklasifikasikan benar pada grade 3. Nilai akurasinya sebesar 48%

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 47

    Tabel 4. 14 Confussion Matrix kernel Quadratic menggunakan PCA

    Grade0 Grade1 Grade2 Grade3

    Grade0 25 0 0 0

    Grade1 2 22 1 0

    Grade2 7 0 18 0

    Grade3 8 0 1 16

    Tabel 4.14 menunjukkan hasil Kernel Quadratic menggunakan PCA yang

    menghasilkan 25 data terklasifikasikan secara benar pada grade 0, 22 data

    benar pada grade 1, 18 data benar terklasifikasikan pada grade 2, dan 16 data

    terklasifikasikan benar pada grade 3. Nilai akurasinya sebesar 81%

    Tabel 4. 15 Confussion Matrix kernel RBF menggunakan PCA

    Grade0 Grade1 Grade2 Grade3

    Grade0 25 2 0 0

    Grade1 6 19 0 2

    Grade2 23 0 1 1

    Grade3 20 2 2 3

    Tabel 4.15 menunjukkan hasil Kernel RBF menggunakan PCA yang

    menghasilkan 25 data terklasifikasikan secara benar pada grade 0, 19 data

    benar pada grade 1, 1 data benar terklasifikasikan pada grade 2, dan 3 data

    terklasifikasikan benar pada grade 3. Nilai akurasinya sebesar 47%

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 48

    Tabel 4. 16 Confussion Matrix kernel Least Square Method menggunakan PCA

    Grade0 Grade1 Grade2 Grade3

    Grade0 25 0 0 0

    Grade1 6 19 0 0

    Grade2 25 0 0 0

    Grade3 22 0 1 2

    Tabel 4.16 menunjukkan hasil Kernel Least Square Method menggunakan

    PCA yang menghasilkan 25 data terklasifikasikan secara benar pada grade 0,

    19 data benar pada grade 1, tidak ada data benar terklasifikasikan pada grade

    2, dan 2 data terklasifikasikan benar pada grade 3. Nilai akurasinya sebesar

    46%

    Tabel 4. 17 Confussion Matrix kernel Quadratic Programming Method

    menggunakan PCA

    Grade0 Grade1 Grade2 Grade3

    Grade0 25 2 0 0

    Grade1 6 19 0 2

    Grade2 23 0 1 1

    Grade3 20 0 2 3

    Tabel 4.17 menunjukkan hasil Kernel Least Square Method menggunakan

    PCA yang menghasilkan 25 data terklasifikasikan secara benar pada grade 0,

    19 data benar pada grade 1, 1 data benar terklasifikasikan pada grade 2, dan 3

    data terklasifikasikan benar pada grade 3. Nilai akurasinya sebesar 47%

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 49

    Tabel 4. 18 Confussion Matrix Kernel Sequential Minimal Optimization dengan

    PCA

    Grade0 Grade1 Grade2 Grade3

    Grade0 25 0 0 0

    Grade1 6 19 0 0

    Grade2 25 0 0 0

    Grade3 24 0 0 1

    Tabel 4.17 menunjukkan hasil Kernel Sequential Minimal Optimization

    menggunakan PCA yang menghasilkan 25 data terklasifikasikan secara benar

    pada grade 0, 19 data benar pada grade 1, tidak ada data benar

    terklasifikasikan pada grade 2, dan 3 data terklasifikasikan benar pada grade

    3. Nilai akurasinya sebesar 45%. Tabel 4. 19 Perbandingan akurasi

    menggunakan PCA dan tanpa PCA

    Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, didapatkan

    kesimpulan bahwa klasifikasi dengan menggunakan pereduksi dimensi data

    PCA menghasilkan nilai yang lebih tinggi. Pada saat tanpa menggunakna PCA

    nilai akurasi paling tinggi ketika menggunakan Kernel Polynomial Order 3

    sebesar 45%, sedangkan nilai paling rendah pada Kernel Sequential Minimal

    Optimization Method sebesar 30%. Pada saat ditambahkan PCA nilai akurasi

    meningkat dan hasil akurasi paling tinggi pada saat menggunakan Kernel

    Polynomial Order 3 sebesar 99%, dan nilai akurasi paling rendah saat

    menggunakan Kernel Sequential Minimal Optimization Method sebesar 45%.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 50

    Karna nilai akurasi yang didapatkan sebesar 99% mengunakan Kernel

    Polynomial Order 3 maka pada saat dibuat user interface kernel yang diunakan

    Kernel Polynomial Order 3.

    Hasil perbandingan akurasi tanpa PCA dan menggunakan PCA

    dihadirkan secara keseluruhan pada tabel 4.20, dan grafik yang ditunjukkan

    pada gambar

    Tabel 4. 20 Hasil Perbandingan akurasi

    Pengujian

    Akurasi

    Tanpa PCA PCA

    Kernel Polynomial Order 2 42 % 82%

    Kernel Polynomial Order 3 45 % 99%

    Kernel Linear 36 % 48%

    Kernel Quadratic 42 % 81%

    Kernel Radial Basis Function (RBF) 36 % 47%

    Kernel Least Square Method 36 % 46%

    Kernel Quadratic Programming

    Method

    36 % 47%

    Kernel Sequential Minimal

    Optimization Method

    30 % 45%

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 51

    Gambar 4. 6 Grafik Perbandingan Hasil Akurasi

    Grafik Hasil Akurasi

    120%

    100%

    80%

    60%

    40%

    20%

    0%

    99%

    82% 81%

    42% 45% 48% 36% 42%

    47% 36%

    46% 47% 36% 36%

    45% 30%

    Akurasi Akurasi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan percobaan dan penelitian yang telah dilakukan untuk

    mengklasifikasikan citra digital retina menggunakan Support Vector Machine

    didapatkan kesimpulan berikut :

    1. Preprocessing dapat membantu untuk mempermudah dalam pegolahan

    citra digital berwarna tanpa menghilangkan informasi yang terkandung di

    dalamnya.

    2. Metode ekstraksi fitur dengan menggunakan Filter Gabor dan penambahan

    glmvit dapat merepresentasikan informasi yang baik untuk diolah pada

    tahap klasifikasi.

    3. PCA dapat mereduksi dimensi data dan mengurangi nilai yang

    mengganggu dalam klasifikasi dengan baik, tanpa mengubah informasi

    yang ada.

    4. Proses klasifikasi tanpa menggunakan pereduksi dimensi data PCA

    menghasikan nilai akurasi paling tinggi menggunakan SVM dengan kernel

    Polynomial orde 3 yang menghasilkan nilai akurasi sebesar 45% dan yang

    paling rendah pada saat menggunakan kernel Sequential Minimal

    Optimization Method sebesar 30%.

    52

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 53

    5. klasifikasi dengan penambahan pereduksi dimensi data PCA sebelumnya

    menghasilkan nilai akurasi yang lebih baik. Nilai paling tinggi ketika

    menggunakan kernel Polynomial orde 3 senilai 99% dan yang paling

    rendah pada saat menggunakan kernel Sequential Minimal Optimization

    Method sebesar 45%.

    5.2 Saran

    Saran untuk tugas akhir ini adalah :

    1. Inputan citra dapat lebih beraneka ragam dari berbagai sumber yang

    berbeda.

    2. Inputan dengan menambahkan funsi perubahan pada nilai ambang.

    3. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode ekstraksi ciri yang

    berbeda.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • DAFTAR PUSTAKA

    IDM (2015). Data Statistik Jumlah Penderita Diabetes di Dunia versi WHO.

    http://indodiabetes.com/data-statistik-jumlah-penderita-diabetes-di-dunia-

    versi-who.html - Diakses April 2015

    Kadir A, Susanto A. (2013). Teori dan Aplikasi Pengolahan Citra . Yogyakarta:

    Penerbit Andi Offset.

    Kuivalainen, M., 2005. Retinal Image Analysis Using Machine Vision. Thesis,

    Lappeenranta University of Technology, Department of Information

    Technology, Finlandia. M.B Stegman GD. (2002). A Brief Introduction to

    Statistical Shape Analysis.

    Mandasari HR, Tjandrasa H, Wijaya AY. (2012). Segmentasi Pembuluh Darah

    Retina pada Citra Fundus Mata dengan 2D-Gabor Filter. Undergraduate

    Thesis of Informatics Engineering, RSIf 004.62 Man s : 1-4.

    Mingqiang Y, Kidiyo K, Joseph R. (2008). A Survey of Shape Feature Extraction

    Techniques on Pattern Recognition Tecnique.

    Messidor, 2014, Methods to evaluate segmentation and indexing techniques in the

    field of retinal ophthalmology, http://messidor.crihan.fr/index-en.php, Diakses

    Mei 2015

    Nugroho, A.S., Witarto, A. B., Handoko,D., 2003. Support Vector Machine Teori

    dan aplikasinya dalam Bioinformatika, Kuliah umum Ilmu Komputer.com,

    website : http://ilmukomputer.com, diakses 20 Desember 2011.

    Price SA, Wilson LM. (2006). Patofisiologi. Jakarta: EGC.

    Putra, Dharma. (2010). Pengolahan Citra Digital. Yogyakarta: Penerbit Andi

    Offset.

    54

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    http://indodiabetes.com/data-statistik-jumlah-penderita-diabetes-di-dunia-versi-who.htmlhttp://indodiabetes.com/data-statistik-jumlah-penderita-diabetes-di-dunia-versi-who.htmlhttp://indodiabetes.com/data-statistik-jumlah-penderita-diabetes-di-dunia-versi-who.htmlhttp://messidor.crihan.fr/index-en.phphttp://ilmukomputer.com/

  • 55

    Santoso, Budi. (2007) Data Mining. Teknik Pemanfaatan Data untuk Keperluan

    Bisnis : Teknik dan Aplikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

    Setiawan W. (2012). Sitem Deteksi Retinopati Diabetik Menggunakan Support

    Vector Machine. Universitas Diponegoro. Thesis

    Sitompul R. (2008). Retinopati Diabetik. J Indon Med Assoc, Volum :61, Nomor:

    8,Agustus 2011.

    W Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. (2009). Buku Ajar

    Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta Pusat: InternaPublishing.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • LAMPIRAN I : DATA TRAINING

    Grade 0

    56

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 57

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 58

    Grade 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 59

    Grade 2

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 60

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 61

    Grade 3

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 62

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • LAMPIRAN II : CODE PROGRAM

    File preprosess.m

    63

    function [Img,bwImg] = preprosess( Nambang,data)

    %PREPROSESS Summary of this function goes here

    % Detailed explanation goes here

    % clc;

    % fprintf('memasukkan file citra\n');

    % fprintf('========================================\n');

    %

    % proses input

    % file = uigetfile('*.tif','masukkan filenya: ');

    % data=imrea