Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
JENIS KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI PADA SKRIPSI
MAHASISWA PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO LULUSAN
TAHUN 2013 UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Disusun oleh:
Devi Pusawati
101224080
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Dengan hati yang tulus, skripsi ini kupersembahkan untuk:
Allah yang Maha Kasih
Bapak dan Alm. Ibu tercinta
Kakak tercinta
Sahabat-sahabat tercinta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”
(QS. Ar - Ra’d Ayat 11)
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”
(QS. Al- Insyirah Ayat 5)
“Hidup adalah pilihan, tidak ada pilihan yang salah, yang salah adalah bagaimana
kita yang tidak bisa menjalankan pilihan itu dengan baik.”
(Devi Pusawati)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 28 Januari 2015
Penulis
Devi Pusawati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Devi Pusawati
Nomor Mahasiswa : 101224080
Demi kepentingan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya dengan judul:
JENIS KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI PADA SKRIPSI
MAHASISWA PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO LULUSAN TAHUN
2013 UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA.
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma baik untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas,
dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu izin dari saya atau memberikan royalti kepada saya selama
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 28 Januari 2015
Yang menyatakan,
(Devi Pusawati)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Pusawati, Devi. 2015. Jenis Kesalahan Penggunaan Konjungsi pada Skripsi
Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Lulusan Tahun 2013
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP,
Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini mengkaji penggunaan konjungsi pada skripsi mahasiswa
Program Studi Teknik Elektro tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan jenis kesalahan penggunaan konjungsi di dalamnya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif derkripatif. Adapun langkah-
langkah yang dilakukan peneliti dalam mengumpulkan data adalah mengunduh
skripsi mahasiswa melalui server perpustakaan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, membaca seluruh skripsi itu, menandai kesalahan dengan alat tulis
berwarna, membuat tabel analisis data dengan memberi kode, mengelompokkan
konjungsi sesuai dengan jenisnya, dan menandai kesalahan penggunaan konjungsi
yang ditemukan. Selanjutnya, data dianalisis dengan langkah-langkah:
mengelompokkan kesalahan penggunaan konjungsi yang terdapat dalam data
tersebut, mencermati kesalahan penggunaan konjungsi, menjelaskan kesalahan,
serta mengemukakan yang benar.
Dari analisis di atas ditemukan bahwa penggunaan konjungsi dalam skripsi
mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
tahun 2013 masih mengandung 225 kesalahan dari 443 kali pemakaian. Kesalahan
itu meliputi konjungsi koordinatif (dan, hanya, sedangkan, kemudian, juga, dan
atau), konjungsi subordinatif (jika, maka, karena, apabila, ketika, sehingga, dan
supaya), konjungsi korelatif (antara...dengan, baik....dengan, dan baik...ataupun),
dan konjungsi antarkalimat (namun, oleh karena itu, selain itu, setelah itu, maka
dari itu, sebaliknya, dan akan tetapi). Jenis kesalahannya meliputi: penghilangan
(dan), penambahan (maka, jika, karena, apabila, juga, ketika, kemudian, hanya,
supaya, tetapi, dan atau), salah susun (dan, sedangkan, namun, sehingga, atau,
oleh karena itu, setelah itu, maka dari itu, selain itu, akan tetapi, dan sebaliknya),
dan salah formasi (antara...dengan, baik...ataupun, dan baik...dengan).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih ada kesalahan penggunaan
konjungsi. Maka, peneliti memberikan saran agar mahasiswa Program Studi
Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma Yogyakarta lebih memperhatikan
penggunaan konjungsi dalam penulisan karya ilmiah. Adapun peneliti yang akan
datang dapat meneliti tidak hanya mengenai penggunaan konjungsi, tetapi
kesalahan pemilihan kata, kesalahan penggunan tanda baca, dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Pusawati, Devi. 2015. The Kind of Error in the Use of Conjunctions in Thesis of
Electronical Engineering Study Program Students graduates 2013 of
Sanata Dharma University Yogyakarta. Thesis. Yogyakarta: Indonesian
Language Education and Literature, Teacher Training and Education
Faculty, Sanata Dharma University.
This study examined the use of conjunctions in seven thesis of Electrical
Engineering students in 2013. This study aimed at describing the kind of error in
the use of conjunction.
This study is a qualitative study. The steps conducted by the researcher in
collecting the data were dowloading the students' thesis through the library server
of Sanata Dharma University, Yogyakarta; reading all of those thesis; marking the
errors with colored pen; making table of data analysis by providing code;
grouping conjunction according to its kind and marking the errors in the use of
conjunction which are not appropriate with its kind; and correcting the errors
found. Furthermore the data are analysed through these steps: grouping the misuse
of conjunctions which contain in the data; observing the misuse of conjunctions;
fixing the misuse; explain the misuse; and argued that the correct.
From the analysis above, it was found that the use of conjunction in the
thesis of Electronical Engineering Study Program students of Sanata Dharma
University in 2013 still contain 225 errors from 443 times usage. Those errors
include coordinating conjunctions (and, just, whereas, then, likewise, and or);
subordinating conjunctions (if, so, because, whether, when, so that, and that);
correlating conjunctions (between...and, both...and, dan either...or); and
conjunctions between sentences (however, so, moreover, therefore, whereas, and
but). The kind of errors are: Omission (and), addition (so, if, because, whether,
likewise, when, that, then, so that, just, in order to, but, for, and or), misordering
(and, whereas, however, so, or, therefore, after, moreover, but, and otherwise),
and misformation (between, and both...and).
The results showed that there are no errors the use of conjunctions. Thus,
researchers advise that students of Electrical Engineering University of Sanata
Dharma Yogyakarta more attention to the use of conjunctions in writing scientific
papers. As for the future researchers can examine not only about the use of
conjunctions, but errors choice of words, the use of punctuation errors, and so on.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul “Jenis
Kesalahan Penggunaan Konjungsi pada Skripsi Mahasiswa Program Studi
Teknik Elektro Lulussan Tahun 2013 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta” dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan skripsi ini bertujuan
untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program
Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan serta bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada semua pihak berikut ini.
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd. dan Dr. Y. Karmin, M.Pd. selaku Dosen
Pembimbing 1 dan 2 yang telah membimbing serta membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
4. Bapak Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum. selaku triangulator yang telah
memeriksa dan memberikan beberapa revisi pada hasil analisis data, sehingga
data menjadi lebih baik.
5. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia atas ilmu
dan inspirasi selama proses belajar penulis.
6. Bapak Robertus Marsidiq selaku Staf Sekretariat Program Studi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia yang telah membantu membereskan seluruh
administrasi dan persyaratan sampai akhirnya penulis dapat mengujikan
penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Petugas perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah menyediakan
buku-buku sebagai sumber referensi dan informasi dalam menyelesaikan
skripsi ini.
8. Keluarga yang selalu mendorongku untuk maju. Sutoyo Deviyanto (ayah),
Alm. Temu Wardani (ibu), Dani Vianti dan Andi Wibowo (kakak), serta Hafiz
Vian Syafaat (ponakan).
9. Teman-teman seperjuangan PBSI Lulusan Tahun 2010 yang telah memberikan
semangat dan dukungannya, khususnya teman-teman anggota skripsi payung:
Sr. Maria Fatima Kontessa, Ade Supiyanto, Rinaldus Beatus Jo, serta Nikolaus
Bonaventura Subandi.
10. Fransiska Isti N.P.R, Septi Sulistyorini, Fransiska Dike, Caecilia Asri, Natalia
Harsanti, Gusti Dinda Damarsasi, Etik Safilah, Yuni Lundiarti, Berno Beding,
dan Devy Lio Erlinda, sahabat tersayang yang selalu memberikan semangat
dan menjadi tempat curahan hati.
11. Denny Raditya yang selalu memberikan semangat, memberikan perhatian,
menyabarkanku dan setia mendampingiku di kala susah ataupun senang.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
13. Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Semoga segala kebaikan yang diberikan semua pihak mendapat balasan dari
Allah SWT. Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga
skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pihak-pihak yang
bersangkutan.
Yogyakarta, 28 Januari 2015
(Devi Pusawati)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv
MOTTO ....................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH SKRIPSI .................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................................. vii
ABSTRAK ................................................................................................... viii
ABSTRACT ................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 4
1.5 Batasan Istilah ...................................................................................... 4
1.6 Sistematika Penyajian .......................................................................... 6
BAB II. LANDASAN TEORI .................................................................. 7
2.1 Penelitian yang Relevan ...................................................................... 7
2.2 Kajian Teori ......................................................................................... 9
2.2.1 Pengertian Kesalahan Berbahasa ......................................................... 9
2.2.2 Jenis Kesalahan .................................................................................... 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.2.3 Pengertian Analisis Kesalahan Berbahasa ........................................... 16
2.2.4 Konjungsi ............................................................................................. 18
2.2.5 Jenis Konjungsi .................................................................................... 20
2.2.6 Fungsi Konjungsi ................................................................................. 23
BAB III. METODE PENELITIAN ......................................................... 35
3.1 Jenis Penelitian .................................................................................... 35
3.2 Sumber Data ........................................................................................ 36
3.3 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 36
3.4 Teknik Analisis Data ........................................................................... 38
3.5 Triangulasi Data ................................................................................... 39
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 41
4.1 Deskripsi Data ..................................................................................... 41
4.2 Hasil Analisis Data dan Pembahasan ................................................... 41
4.2.1 Penggolongan Konjungsi Berdasarkan Fungsi .................................... 42
4.2.1.1 Konjungsi Koordinatif ....................................................................... 42
4.2.1.2 Konjungsi Korelatif ........................................................................... 49
4.2.1.3 Konjungsi Subordinatif ..................................................................... 54
4.2.2 Penggolongan Konjungsi Berdasarkan Posisi ..................................... 62
4.2.2.1 Konjungsi Antarkalimat .................................................................... 62
4.2.3 Penghilangan......................................................................................... 70
4.2.4 Penambahan .......................................................................................... 72
4.2.5 Salah Formasi ....................................................................................... 78
4.2.6 Salah Susun ........................................................................................... 80
BAB V. PENUTUP .................................................................................... 92
5.1 Simpulan .............................................................................................. 92
5.2 Saran .................................................................................................... 93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 95
LAMPIRAN ................................................................................................. 98
BIODATA .................................................................................................... 110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Lampiran I (Tabulasi Data) ................................................ 99
2. Lampiran II (Jenis Kesalahan Konjungsi) .......................... 100
3. Lampiran III (Judul Skripsi Mahasiswa Teknik Elektro) ... 109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI: 90) merupakan
sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu
masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Melalui
bahasa, manusia dapat berkomunikasi serta berinteraksi satu sama lain. Sebagai
alat komunikasi, bahasa adalah sarana untuk merumuskan maksud, melahirkan
perasaan, dan memungkinkan seseorang menciptakan kerjasama dengan orang
lain.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikembangkan empat keterampilan
berbahasa. Tarigan (1994: iii) mengemukakan bahwa ada empat aspek
keterampilan berbahasa yang mencakup dalam pengajaran bahasa yaitu:
1) keterampilan menyimak, 2) keterampilan berbicara, 3) keterampilan membaca,
dan 4) keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan
satu sama lain. Seseorang dapat menulis dengan baik karena banyak membaca.
Demikian pula seseorang dapat berbicara dengan baik karena banyak
mendengarkan.
Dari keempat keterampilan berbahasa itu, salah satu kompetensi yang
berperan dalam kehidupan adalah kompetensi menulis. Dalam segala bidang,
aktivitas menulis sangat dibutuhkan. Contohnya, seorang guru menulis buku
untuk menjadi sumber belajar bagi murid-murid. Guru seharusnya dapat menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dengan baik dan benar serta menggunakan kata-kata yang mudah dipahami murid-
muridnya, sehingga apa yang telah ia tulis dapat tersampaikan maksud dan
tujuannya. Contoh lain yaitu public speaker harus dapat menulis agar kata-
katanya dapat diingat oleh public. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika
kompetensi menulis diajarkan pada setiap jenjang pendidikan.
Dalam karya ilmiah ini, peneliti ingin menganalisis kesalahan penggunaan
konjungsi pada skripsi mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta. Adapun alasannya, peneliti ingin mengetahui dan
mencermati kemampuan menggunakan konjungsi pada kalimat dalam
pembahasan skripsi itu, karena penggunaan konjungsi sangat penting untuk
merangkai suatu kalimat yang baik dan benar.
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik (FT) Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta merupakan lembaga pendidikan formal. Mahasiswa Program
Studi Teknik Elektro dididik mempunyai kemampuan untuk menghasilkan sebuah
produk yang dapat bermanfaat dan diaplikasikan ke masyarakat. Oleh sebab itu,
produk yang dihasilkan harus dibahasakan secara benar oleh mahasiswa agar
masyarakat dapat menggunakannya dengan tepat. Untuk dapat diaplikasi atau
digunakan masyarakat dengan tepat, membahasakan sebuah produk harus
menggunakan bahasa yang benar. Ciri-ciri bahasa yang benar salah satunya adalah
penggunaan konjungsi yang sesuai dengan fungsinya. Alasan mengapa peneliti
mengambil tahun 2013 untuk melihat kekinian atau mengetahui perkembangan
sejauh mana kemampuan menulis dalam penggunaan konjungsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Penyususnan karya ilmiah, baik skripsi atau tugas akhir adalah salah satu
prasyaratan yang harus ditempuh oleh mahasiswa untuk menyelesaikan studi dan
untuk memperoleh gelar sarjana. Dalam penulisan karya ilmiah, kemampuan
berbahasa Indonesia sangat diperlukan oleh mahasiswa. Maka dari itu, mahasiswa
Program Studi Teknik Elektro seharusnya memperhatikan ciri-ciri bahasa yang
benar khususnya penggunaan konjungsi dalam penulisan karya ilmiah.
Dengan objek pembahasan yang sudah dijelaskan, peneliti akan mudah
menentukan kerangka analisis dan dasar yang digunakan dalam menganalisis
skripsi mahasiswa Program Studi Teknik Elektro lulusan tahun 2013 Universitas
Sanata Dharma. Peneliti tertarik untuk menganalisis jenis kesalahan penggunaan
konjungsi yang terdapat dalam skripsi mahasiswa Program Studi Teknik Elektro
lulusan tahun 2013 Universitas Sanata Dharma, dengan alasan untuk melihat
ketepatan penggunaan konjungsi. Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di
atas, peneliti ingin merumuskan masalah yang akan diteliti.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dibuat agar penelitian menjadi lebih terarah. Rumusan
masalah penelitian ini adalah “Apa sajakah jenis kesalahan penggunaan konjungsi
pada skripsi mahasiswa Program Studi Teknik Elektro lulusan tahun 2013
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis kesalahan penggunaan
konjungsi pada skripsi mahasiswa program studi Teknik Elektro lulusan tahun
2013 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian tentang jenis kesalahan penggunaan konjungsi ini diharapkan
dapat bermanfaat.
a. Bagi Program Studi Teknik Elektro
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi
kepada Program Studi Teknik Elektro mengenai jenis-jenis kesalahan
penulisan konjungsi dalam penulisan skripsi mahasiswa. Selain itu,
diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi bagi para mahasiswa
mengenai kesalahan penulisan konjungsi dan mahasiswa diharapkan dapat
menggunakan konjungsi dengan baik serta tepat dalam penulisan karya
ilmiah.
b. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi yang dapat dijadikan
acuan untuk dilakukan penelitian selanjutnya.
1.5 Batasan Istilah
Dalam penelitian ini digunakan beberapa istilah. Agar tidak menimbulkan
salah tafsir, berikut ini diberikan batasan-batasan istilah yang dipakai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
a. Jenis Kesalahan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI: 469) jenis diartikan
sebagai sesuatu yang mempunyai ciri (sifat, keturunan, dsb) yang khusus;
macam. Tarigan mengatakan bahwa, kesalahan adalah penyimpangan dalam
pemakaian bahasa yang disebabkan oleh faktor kompetensi. Kesalahan
biasanya terjadi secara konsisten dan sering (Tarigan, 1988: 75). Dari
pengertian itu dapat disimpulkan bahwa jenis kesalahan adalah berbagai
bentuk kesalahan berbahasa yang terjadi secara langsung dan sering.
b. Analisis Kesalahan Berbahasa
Analisis kesalahan berbahasa ialah sebuah proses yang didasarkan pada
analisis kesalahan orang yang sedang belajar dengan objek yang jelas. Jelas,
dimaksudkan sesuatu yang telah ditargetkan, sedangkan objek yang dipelajari
ialah bahasa (Sri Hastuti, 1989: 73).
c. Konjungsi
Kategori kata yang bertugas menghubungkan kata dengan kata, frase
dengan frase, klausa dengan klausa, dan kalimat dengan kalimat
(Chaer, 2011: 103).
d. Kesalahan
Kesalahan adalah penyimpangan dalam pemakaian bahasa yang
disebabkan oleh faktor kompetensi. Kesalahan biasanya terjadi secara
konsisten dan berlangsung lama (Tarigan 1988: 75).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
e. Kesalahan Penggunaan Konjungsi
Kesalahan penggunaan konjungsi dalam penelitian ini ditandai oleh
ketidaktepatan suatu kata penghubung yang digunakan dalam sebuah kalimat.
Ketidaktepatan suatu kata penghubung dapat menyebabkan informasi yang
hendak disampaikan kurang jelas dan lengkap, bahkan bisa menjadikan
kalimat tersebut menjadi tidak baku.
1.6 Sistematika Penyajian
Penelitian ini terdiri dari lima bab. Bab I merupakan pendahuluan, yang
meliputi enam hal, yaitu: (1) latar belakang penelitian, (2) rumusan
masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) batasan istilah, dan
(6) sistematika penyajian. Bab II merupakan landasan teori yang meliputi dua hal,
yaitu: (1) penelitian terdahulu yang relevan dan (2) kajian teori. Bab
III merupakan metodologi penelitian, yang meliputi enam hal, yaitu: (1) jenis
penelitian, (2) sumber data, (3) teknik pengumpulan data, (4) teknik analisis data,
dan (5) triangulasi hasil analisis data. Bab IV merupakan hasil penelitian dan
pembahasan, yang meliputi dua hal, yaitu: (1) deskripsi data dan (2) hasil analisis
dan pembahasan. Bab V merupakan penutup yang meliputi dua hal, yaitu
(1) simpulan dan (2) saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian yang Relevan
Penelitian terdahulu yang terkait dengan topik dalam penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Esther Kristina Wati (2009) dan Afriyani Yanuarti
(2012).
Penelitian Esther Kristina Wati (2009) berjudul Perbedaan Kemampuan
Menggunakan Konjungsi antara Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3, Mendoyo, Bali
dan Siswa Kelas VIII SMP Budya Wacana, Yogyakarta, Tahun Ajaran 2008/2009.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan kemampuan siswa kelas
VIII SMP Negeri 3 Mendoyo, Bali, (2) mendeskripsikan kemampuan siswa kelas
VIII SMP Budya Wacana, Yogyakarta dalam menggunakan konjungsi, dan
(3) mendeskripsikan perbedaan kemampuan antara siswa kelas VIII SMP Negeri
3 Mendoyo, Bali dan Siswa Kelas VIII SMP Budya Wacana, Yogyakarta dalam
menggunakan konjungsi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada hipotesis pertama diketahui
kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 3, Mendoyo, Bali, dalam menggunakan
konjungsi adalah hampir sedang dan terbukti lebih tinggi daripada hipotesis,
disebabkan tiga hal. Pertama, siswa selalu bersemangat dalam mengikuti proses
belajar di kelas. Kedua, guru selalu mengoreksi tugas-tugas siswa yang berupa
karangan atau laporan. Ketiga, lingkungan sekolah SMP Negeri 3, Mendoyo, Bali
yang tenang dan jauh dari keramaian. Hasil pengujian hipotesis kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
membuktikan bahwa kemampuan siswa kelas VIII SMP Budya Wacana,
Yogyakarta dalam menggunakan konjungsi adalah hampir sedang dan lebih
rendah daripada hipotesis, disebabkan dua hal. Pertama, siswa kurang tertarik
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan lokasi sekolah yang dekat dengan jalan
raya serta berada di tengah kota membuat suasana sekolah menjadi bising dan
tidak kondusif untuk pelaksanaan pembelajaran. Hasil pengujian hipotesis ketiga
membuktikan bahwa ada perbedaan secara signifikan antara siswa kelas VII SMP
Negeri 3, Mendoyo, Bali dan siswa kelas VIII SMP Budya Wacana, Yogyakarta
dalam menggunakan konjungsi. Hal ini disebabkan karena metode pembelajaran
yang diterapkan guru di setiap sekolah berbeda. Selain itu, minat siswa terhadap
mata pelajaran Bahasa Indonesia juga berbeda. Siswa kelas VII SMP Negeri 3,
Mendoyo, Bali lebih bersemangat saat mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia
dibandingkan dengan siswa kelas VIII SMP Budya Wacana, Yogyakarta
Penelitian Afriyani Yanuarti (2012) berjudul Analisis Kesalahan
Penggunaan Konjungsi pada Karangan Narasi Siswa Kelas X SMA Negeri
Mojotengah, Wonosobo Tahun Pelajaran 2011/2012. Penelitian ini bertujuan
untuk (1) mendeskripsikan kesalahan penggunaan preposisi pada karangan narasi
siswa kelas X SMA Negeri Mojotengah tahun ajaran 2011/2012 dan
(2) mendeskripsikan kesalahan penggunaan konjungsi pada karangan narasi siswa
kelasX SMA Negeri Mojotengah tahun ajaran 2011/2012.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa kesalahan penggunaan konjungsi
terjadi pada pemakaian konjungsi yang berlebihan sehingga menyebabkan
kalimatnya tidak efektif dan penggunaan konjungsi di awal kalimat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Ketidakefektifan ini disebabkan karena adanya pemborosan kata, sedangkan
penggunaan konjungsi di awal kalimat terjadi karena kekurangcermatan peneliti
dalam menganalisis.
Kedua penelitian terdahulu di atas memberikan gambaran bahwa penelitian
yang dilakukan oleh peneliti masih relevan untuk dikaji lebih lanjut karena sering
kali pada pemakaian konjungsi masih terdapat kesalahan. Keterkaitan antara
penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan kedua penelitian di atas adalah
subjek penelitian yang digunakan sama-sama berupa konjungsi dalam suatu
wacana. Namun, terdapat perbedaan antara keduanya yaitu pada hasil analisis.
Penelitian ini berjudul Jenis Kesalahan Penggunaan Konjungsi pada Skripsi
Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Lulusan Tahun 2013 Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta. Berdasarkan hasil analisis, didapatkan bahwa jenis
kesalahan konjungsi meliputi: kesalahan konjungsi koordinatif, konjungsi
korelatif, konjungsi subordinatif, dan konjungsi antarkalimat. Selain itu,
didapatkan hasil bahwa jenis kesalahan penggunaan konjungsi meliputi:
penghilangan, penambahan, salah susun, dan salah formasi.
2.2 Kajian Teori
2.2.1 Pengertian Kesalahan Berbahasa
Sebelum membahas tentang analisis kesalahan pada penggunaan konjungsi,
terlebih dahulu harus mengetahui arti kesalahan itu sendiri. Menurut KBBI
(2008: 1207) kesalahan adalah perihal salah; kekeliruan; kealpaan. Tarigan (1988:
75) menyatakan bahwa kesalahan adalah penyimpangan dalam pemakaian bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
yang disebabkan oleh faktor kompetensi. Kesalahan biasanya terjadi secara
konsisten dan berlangsung lama. Hastuti (2003: 79) memberi kejelasan bahwa
yang disebut kesalahan dideskripsikan sebagai “bukan kesalahan”. Pendeskripsian
itu sebagai berikut.
(1) Penyebutan “kesalahan” lebih dideskripsikan sebagai sebuah “gelincir”;
yaitu suatu tindakan yang kurang disertai sikap berhati-hati. Ini disebabkan oleh
sifat terburu-buru ingin sampai pada tujuan. Kesalahan seperti itu dimungkinkan
disebabkan oleh sejumlah faktor eksternal linguistic, semacam kegagalan ingatan,
emosi yang meningkat, kelelahan mental atau fisk, atau kegemaran mabuk.
Karakteristik gelincir seperti ditandai bahwa pemakaian bahasa pada saat itu
menyadari kegelinciran dan ia dapat juga mengoreksi diri tanpa bantuan eksternal.
(2) Dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa kata (diksi) yang artinya
bernuansa dengan segala kesalahan. Di samping kesalahan ada penyimpangan,
ada pula pelanggaran, dan kekhilafan. Keempat kata yang bernuansa artinya,
dapat dideskripsikan sebagai berikut.
a) Untuk memberi kejelasan arti, kata “salah” dilawan dengan “betul”;
maksudnya apa yang dilakukan (kalau ia salah) tidak betul, tidak menurut
norma, tidak menurut aturan yang ditentukan. Hal ini mungkin disebabkan,
ia belum tahu atau ia tidak tahu bahwa ada norma, kemungkinan yang lain
ia khilaf. Kalau kesalahan ini dihubungkan dengan penggunaan kata, ia
tidak tahu kata apa yang setepat-tepatnya dipakai.
b) “Penyimpangan” dapat diartikan menyimpang dari norma yang telah
ditetapkan. Ia menyimpang karena tidak mau, enggan, malas mengikuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
norma yang ada. Ia tahu benar bahwa ada norma, tetapi dengan acuh tak
acuh ia mencari norma lain yang dianggap lebih sesuai dengan konsepnya.
Kemungkinan lain penyimpangan disebabkan oleh keinginan yang kuat
yang tak dapat dihindari karena satu dan lain hal. Sikap berbahasa ini
cenderung menuju ke pembentukan kata, istilah, slang, mungkin jargon dan
prokem.
c) “Pelanggaran” memberi kesan negatif karena pemakaian bahasa dengan
penuh kesadaran tidak mau menurut norma yang telah ditentukan, sekalipun
ia yakin bahwa apa yang dilakukan akan berakibat tidak baik. Sikap tidak
disiplin terhadap media yang digunakan acap kali tidak mampu
menyampaikan pesan dengan tepat. Akan tetapi, masalah kedwibahasaan
yang terlibat dalam kasus itu menjadi berbeda masalahnya. Oleh karena itu,
peristiwa kedwibahasaan adalah peristiwa yang wajar terjadi pada setiap
pemakaian bahasa.
d) “Kekhilafan” adalah proses psikologi yang dalam hal ini menandai
seseorang khilaf menerapkan teori atau norma bahasa yang ada pada
dirinya. Khilaf mengakibatkan sikap keliru pakai. Tidak salah semata, tidak
tepat benar. Kekhilafan dapat diartikan kekeliruan. Kemungkinan salah
ucap, salah susun karena kurang cermat.
Kesalahan berbahasa mempunyai dua ukuran yaitu sebagai berikut.
(1) Berkaitan dengan faktor-faktor penentu dalam komunikasi. Faktor-faktor
penentu dalam komunikasi itu adalah: siapa yang berbahasa dengan siapa, untuk
tujuan apa, dalam situasi apa (tempat dan waktu), dalam konteks apa (peserta lain,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
kebudayaan, dan suasana), dengan jalur apa (lisan atau tulisan), dengan media apa
(tatap muka, telepon, surat, kawat, buku, Koran, dan sebagainya), dalam peristiwa
apa (bercakap-cakap, ceramah, upacara, laporan, lamaran, kerja, pernyataan cinta,
dan sebagainya), dan;
(2) Berkaitan dengan aturan kaidah kebahasaan yang dikenal dengan istilah tata
bahasa (Setyawati, 2010: 14-15).
Penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan faktor-faktor penentu
berkomunikasi atau pengguaan bahasa yang tidak sesuai dengan norma
kemasyarakatan bukanlah bahasa Indonesia dengan baik. Berbahasa Indonesia
yang menyimpang dari kaidah atau aturan tata bahasa Indonesia, jelas pula bukan
berbahasa dengan benar. Kesimpulannya, kesalahan berbahasa adalah penggunaan
bahasa baik secara lisan maupun tertulis yang menyimpang dari faktor-faktor
penentu berkomunikasi atau menyimpang dari norma kemasyarakatan dan
menyimpang dari kaidah tata bahasa Indonesia.
2.2.2 Jenis Kesalahan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI: 469), jenis diartikan
sebagai sesuatu yang mempunyai ciri (sifat, keturunan, dsb) yang khusus; macam.
Tarigan (1988: 74) mengatakan bahwa kesalahan adalah penyimpangan dalam
pemakaian bahasa yang disebabkan oleh faktor kompetensi. Kesalahan biasanya
terjadi secara konsisten dan sering (Tarigan, 1988: 75). Dari pengertian itu dapat
disimpulkan bahwa jenis kesalahan adalah berbagai bentuk kesalahan berbahasa
yang terjadi secara langsung dan sering.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Tarigan (1988: 145) mengatakan bahwa ada empat taksonomi yang penting
dan perlu kita ketahui mengenai kesalahan berbahasa, yaitu: (1) taksonomi
kategori linguistik, (2) taksonomi siasat permukaan, (3) taksonomi komparatif,
dan (4) taksonomi efek komunikatif. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
jenis yang kedua, yaitu taksonomi siasat permukaan. Taksonomi siasat permukaan
lebih menyoroti bagaimana cara-cara struktur-struktur permukaan berubah, yang
meliputi kesalahan: kesalahan penghilangan, kesalahan penambahan, kesalahan
salah formasi, dan kesalahan salah susun, Tarigan (1988: 149).
1. Kesalahan “Penghilangan”
Kesalahan-kesalahan yang bersifat “penghilangan” ini ditandai oleh
ketidakhadiran suatu butir yang seharusnya ada dalam ucapan yang baik dan
benar.
Contoh:
(a) Sensor PIR hanya akan mengeluarkan logika 0 dan 1,0 saat sensor tidak
mendeteksi adanya pancaran infra merah dan 1 saat sensor mendeteksi
infra merah. (TE/2013/H 22/P1/K5)
(b) Pada perancangan ini menggunakan 6 buah motor servo sebagai
penggerak tangan kanan dan kiri robot dan 1 buah motor servo sebagai
penggerak kepala robot. (TE/2013/H 47/P1/K1)
Kesalahan dalam kalimat tersebut adalah menggunakan dua buah
konjungsi yang sama dalam satu kalimat, yaitu konjungsi dan yang memiliki
fungsi untuk menyatakan penambahan. Sugono (2009: 161) mengatakan
bahwa apabila unsur kalimat majemukitu ada tiga kalimat dasar dapat
menggunakan dua buah konjungsi yang memiliki fungsi yang sama, misalnya
menggunakan dua konjungsi (dan dan serta) secara serentak. Konjungsi dan
dapat disubstitusikan dengan konjungsi lainnya, seperti serta, dan atau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Selain itu, kalimat di atas mengalami pemborosan kata. Konjungsi serta
seharusnya hadir dalam kalimat tersebut agar menjadi lebih lebih efektif.
Pembenaran contoh kalimat di atas adalah sebagai berikut.
(a) Sensor PIR hanya akan mengeluarkan logika 0 dan 1,0 saat sensor tidak
mendeteksi adanya pancaran infra merah serta 1 saat sensor mendeteksi
infra merah.
(b) Pada perancangan ini menggunakan 6 buah motor servo sebagai
penggerak tangan kanan dan kiri robot serta 1 buah motor servo sebagai
penggerak kepala robot.
2. Kesalahan “Penambahan”
Kesalahan yang berupa “penambahan” ini merupakan kebalikan dari
“penghilangan”. Kesalahan penambahan ini ditandai oleh hadirnya suatu butir
atau unsur yang seharusnya tidak muncul dalam ucapan yang baik dan benar.
Contoh:
Bentuk salah:
Jika sensor PIR mengidentifikasi adanya manusia, maka robot akan
menggerakkan tangan dan memberi salam dengan suara.
Bentuk yang Benar:
Jika sensor PIR mengidentifikasi adanya manusia, robot akan
menggerakkan tangan dan memberi salam dengan suara.
Konjungsi jika....maka seharusnya tidak digunakan secara bersama-
sama, karena adanya konjungsi ganda dalam satu kalimat akan menjadi tidak
jelas manakah mana anak kalimat dan induk kalimat. Seperti yang sudah
dijelaskan di atas bahwa kesalahan penambahan ini ditandai oleh hadirnya
suatu butir atau unsur yang seharusnya tidak muncul dalam ucapan yang baik
dan benar, maka yang dimaksud dalam penenlitian ini adalah hadirnya
konjungsi maka yang seharusnya tidak muncul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
3. Kesalahan “Salah formasi”
Kesalahan yang berupa misformation atau “salah-formasi” ini ditandai
oleh pemakaian bentuk morfem atau struktur yang salah. Kalau dalam
kesalahan penghilangan, unsur itu tidak ada atau tidak tersedia sama sekali,
maka dalam kesalahan salah-formasi ini sang pelajar menyediakan serta
memberikan sesuatu, walaupun hal itu tidak benar sama sekali.
Contoh:
Konjungsi antara...dengan
(a) Pergerakan ini akan dilakukan oleh robot pada saat sensor ultrasonik S1
mendeteksi jarak sebenarnya antara manusia dengan robot kurang dari
200 cm. (TE/2013/H 67/P1/K2)
(b) Parameter lain yang membedakan antara servo satu dengan servo
lainnya adalah kecepatan servo untuk berubah dari posisi satu ke posisi
lainnya (operating speed). (TE/2013/H 25/P1/K3)
Penggunaan konjungsi korelatif yang tidak tepat, yaitu konjungsi
antara dengan konjungsi dengan. Kedua konjungsi tersebut bukan
merupakan pasangan konjungsi korelatif yang tepat. Bentuk korelatif atau
berpasangan ini lazimnya merupakan bentuk yang sudah merupakan senyawa.
Karena bentuk kebahasaan demikian ini bersifat senyawa, tentu saja sifatnya
idiomatis, artinya tidak dapat diubah sekehendak hati (Rahardi, 2009: 17).
Maka dari itu, konjungsi korelatif yang digunakan harus sesuai dengan
pasangan yang tepat. Pembenaran contoh kalimat di atas adalah sebagai
berikut.
(a) Pergerakan ini akan dilakukan oleh robot pada saat sensor
ultrasonik S1 mendeteksi jarak sebenarnya antara manusia dan
robot kurang dari 200 cm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
(b) Parameter lain yang membedakan antara servo satu dan servo
lainnya adalah kecepatan servo untuk berubah dari posisi satu ke
posisi lainnya (operating speed).
4. Kesalahan “Salah susun”
Kesalahan-kesalahan yang berupa “salah susun” ditandai oleh
penempatan yang tidak benar bagi suatu morfem atau kelompok morfem
dalam suatu ucapan atau ujaran.
Contoh:
Bentuk salah:
Kesehatan merupakan aspek penting dalam kehidupan manuisa, oleh
karena itu kesehatan harus dipantau melalui pemeriksaan secara berkala di
laboratorium.
Bentuk yang Benar :
Kesehatan merupakan aspek penting dalam kehidupan manuisa. Oleh
karena itu, kesehatan harus dipantau melalui pemeriksaan secara berkala di
laboratorium.
Dari contoh di atas kesalahan terlihat pada susunan konjungsi yang
tidak tepat. Konjungsi antarkalimat oleh karena itu tidak tepat jika digunakan
sebagai konjungsi intrakalimat yang letaknya di tengah kalimat. Konjungsi
antarkalimat harus selalu mengawali kalimat dan di awali dengan huruf
kapital.
2.2.3 Pengertian Analisis Kesalahan Berbahasa
Tarigan dan Lilis (Setyawati, 2010: 18) mendefinisikan analisis kesalahan
berbahasa sebagai suatu prosedur kerja yang biasa digunakan oleh peneliti atau
guru bahasa yang meliputi: kegiatan mengumpulkan sampel kesalahan,
mengidentifikasi kesalahan yang terdapat dalam sampel, menjelaskan kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
tersebut, mengklasifikasikan kesalahan itu, dan mengevaluasi taraf keseriusan
kesalahan itu.
Analisis kesalahan berbahasa memiliki langkah-langkah yang harus melalui
serangkaian prosedur yang sistematis. Tarigan (1988: 67) mengatakan bahwa
rangkaian prosedur yang sistematis tersebut dimulai dari (1) pengumpulan sampel,
(2) pengidentifikasian kesalahan, (3) penjelasan kesalahan, (4) pengklasifikasian
kesalahan, dan (5) pengevaluasian kesalahan.
Terdapat berbagai tujuan dalam menganalisis kesalahan berbahasa. Dulay
(Tarigan, 1988: 142) mengemukakan bahwa pada anlisis kesalahan berbahasa
lingkup pelajar terdapat dua tujuan yang ingin dicapai oleh seorang peneliti.
Kedua tujuan tersebut yakni (1) memperoleh data yang dapat dipergunakan untuk
membuat atau menarik kesimpulan mengenai hakikat proses belajar bahasa, dan
(2) memberikan indikasi atau petunjuk kepada para guru dan para pengembang
kurikulum, bagian mana dari bahasa sasaran paling sukar diproduksi oleh para
pelajar secara baik dan benar, serta tipe kesalahan mana yang paling menyukarkan
atau mengurangi kemampuan pelajar untuk berkomunikasi secara efektif.
Tarigan (1988: 142) mengutarakan bahwa analisis kesalahan berbahasa
terkhusus dalam lingkup pelajar mendatangkan beberapa keuntungan. Beberapa
keuntungan tersebut yakni (1) mengetahui sebab-musabab (atau penyebab)
kesalahan itu, (2) memahami latar belakang kesalahan tersebut, (3) untuk
memperbaiki kesalahan yang dibuat oleh para pelajar, dan (4) untuk mencegah
atau menghindari kesalahan yang sejenis pada waktu yang akan datang, agar para
pelajar dapat menggunakan bahasa dengan baik dan benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Klasifikasi kesalahan berbahasa. Tarigan (Setyawati, 2010: 19)
mengklasifikasikan kesalahan berbahasa menjadi: (1) berdasarkan tataran
linguistik, kesalahan berbahasa dapat diklasifikasikan menjadi kesalahan
berbahasa di bidang fonologi, morfologi, sintaksis (frasa, klausa, kalimat),
semantik dan wacana; (2) berdasarkan kegiatan berbahasa dapat diklasifikasikan
menjadi kesalahan berbahasa dalam menyimak, berbicara, membaca, dan menulis;
(3) berdasarkan sarana atau jenis bahasa yang digunakan dapat berwujud
kesalahan berbahasa secara lisan dan tertulis; (4) berdasarkan penyebab kesalahan
tersebut dapat diklasifikasikan menjadi kesalahan berbahasa karena pengajaran
dan kesalahan berbahasa karena interferensi; dan (5) kesalahan berbahasa
berdasarkan frekuensi terjadinya dapat diklasifikasikan atas kesalahan berbahasa
yang paling sering, sering, sedang, kurang, dan jarang terjadi.
2.2.4 Konjungsi
Terbentuknya kohesi dan koherensi dalam wacana terutama dalam wacana
tulis erat hubungannya dengan penanda hubungan yang biasa disebut konjungsi.
Banyak sumber yang mengemukakan pengertian konjungsi. Penyebutan kata atau
istilah yang berfungsi sebagai penanda hubungan ini pun bermacam-macam. Alwi
(2003: 296) menyebut konjungsi dengan istilah konjungtor, sedangkan Chaer
(2011: 140) dan Ramlan (2008: 39) menyebutnya dengan istilah kata penghubung.
Beberapa ahli mengemukakan pengertian tentang konjungsi. Alwi (2003:
296) mengutarakan bahwa konjungtor adalah kata tugas yang menghubungkan
dua satuan bahasa sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
dengan klausa. Chaer (2011: 140) mengatakan bahwa konjungsi adalah kata-kata
yang digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa,
atau kalimat dengan kalimat. Ramlan (2008: 39) mengemukakan bahwa konjungsi
ialah kata yang berfungsi menghubungkan kata/frasa/klausa dengan
kata/frasa/klausa lain. Kridalaksana (2008: 131) mengemukakan bahwa konjungsi
adalah partikel yang dipergunakan untuk menggabungkan kata dengan kata, frasa
dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, atau paragraf dengan
paragraf. Rahardi (2009: 14) mengutarakan bahwa kelas kata konjungsi atau
konjungtor menghubungkan satuan kata dengan satuan kata, satuan frasa dengan
satuan frasa, dan satuan klausa dengan satuan klausa.
Perbedaan beberapa pendapat ahli tersebut hanya terletak pada penyebutan
istilah konjungsi itu sendiri. Namun, peneliti lebih menitikberatkan pada pendapat
Rahardi yang mengemukakan bahwa konjungsi atau konjungtor menghubungkan
satuan kata dengan satuan kata, satuan frasa dengan satuan frasa, dan satuan
klausa dengan satuan klausa.
Konjungsi merupakan hal yang penting dalam terbentuknya suatu wacana,
terutama dalam wacana tulis karena konjungsi berfungsi sebagai pembentuk
kohesi dan koherensi. Berbagai kata/frasa/klausa dapat terhubung dengan baik
jika terdapat suatu penanda hubung atau konjungsi. Contoh-contoh di bawah ini
dapat menunjukkan hubungan tersebut.
a. Hitam atau putih yang kamu pilih?
b. Kakak membeli baju dan adik membeli buku.
c. Nadia rajin belajar supaya Nadia pintar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
d. Ia sangat kaya. Namun, hatinya tidak sombong.
Contoh kalimat di atas dapat memperjelas bagaimana pemakaian konjungsi
untuk menghubungkan berbagai kata/frasa/klausa. Kata atau pada contoh
a) menghubungkan kata hitam dengan kata putih; kata dan pada contoh
b) menghubungkan frasa baju dengan frasa buku; kata supaya pada contoh
c) menghubungkan klausa Nadia rajin belajar dengan klausa Nadia pintar; kata
namun pada contoh d) menghubungkan kalimat ia sangat kaya dengan kalimat
hatinya tidak sombong.
2.2.5 Jenis konjungsi
Konjungsi tidak hanya terdiri dari satu macam saja. Ramlan (2008: 40)
mengemukakan bahwa berdasarkan sifat konjungsi dibedakan menjadi dua, yaitu
(1) konjungsi setara (koordinatif) dan (2) konjungsi tidak setara (subordinatif).
Konjungsi setara (koordinatif) adalah konjungsi yang menghubungkan kata, frasa,
atau klausa yang sejajar atau setara (sama tingkatannya dan kedudukannya).
Sedangkan konjungsi tidak setara (subordinatif) adalah konjungsi yang
menghubungkan klausa atau kalimat yang kedudukannya tidak setara atau
konjungsi yang menghubungkan anak kalimat dan induk kalimat.
Apabila dilihat dari fungsinya, konjungsi dibedakan menjadi dua, yaitu
(1) konjungsi yang menghubungkan kata, klausa, atau kalimat yang
kedudukannya sederajat atau setara dan (2) konjungsi yang menghubungkan
klausa dengan klausa yang kedudukannya tidak sederajat, melainkan bertingkat
(Chaer, 2011: 140-141). Konjungsi yang menghubungkan kata, klausa, atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
kalimat yang kedudukannya tidak sederajat atau setara berarti konjungsi yang
hanya menghubungkan kata, klausa, atau kalimat yang sama tingkatan dan
kedudukannya.
Konjungsi yang menghubungkan klausa dengan klausa yang kedudukannya
tidak sederajat melainkan bertingkat, berarti konjungsi yang hanya
menghubungkan kalusa atau kalimat yang kedudukannya tidak setara atau tidak
sama tingkatan dan kedudukannya. Jika dilihat dari posisinya, konjungsi dapat
dibagi atas (1) konjungsi intra-kalimat dan (2) konjungsi ekstra-kalimat.
Konjungsi intra-kalimat adalah konjungsi yang menghubungkan satuan kata
dengan kata, frasa dengan frasa, dan klausa dengan klausa. Konjungsi
antarkalimat atau konjungsi ekstra-kalimat adalah konjungsi yang
menghubungkan kalimat dengan kalimat, paragraf dengan paragraf, dan wacana
dengan wacana (Kridalaksana, 2005: 102-103).
Apabila dilihat dari perilaku sintaksisnya dalam kalimat, konjungsi intra-
kalimat dibagi menjadi empat, yaitu (1) konjungsi koordinatif, yaitu konjungsi
yang menghubungkan dua unsur atau lebih yang sama pentingnya, atau memiliki
status yang sama, contoh: Ibu sedang memasak, sedangkan bapak membaca
koran; Aku akan belajar memasak ke rumahmu atau kamu belajar memasak ke
rumahku; (2) konjungsi korelatif, yaitu konjungsi yang menghubungkan dua kata,
frasa, atau klausa yang memiliki status sintaksis yang sama.
Konjungsi ini terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh satu kata, frasa,
atau klausa yang dihubungkan, contoh: Kami tidak hanya berkata setuju, tetapi
juga harus taat; (3) konjungsi subordinatif, yaitu konjungsi yang menghubungkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
dua klausa atau lebih, dan klausa itu tidak memiliki status sintaksis yang sama.
Salah satu dari klausa itu merupakan anak kalimat, contoh: Orang itu
menghindari saya seolah-olah saya ini seorang penjahat. Di samping ketiga
konjungsi itu ada pula (4) konjungsi antar-kalimat, yaitu konjungsi yang berfungsi
pada tataran wacana atau menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang
lain, contoh: Mereka pergi ke Pulau Dewata. Selain itu, mereka membeli papan
selancar (Alwi, 2003: 297).
Dari sisi perilaku sintaksisnya dalam sebuah kalimat, makna sebuah
konjungsi atau kata penghubung sesungguhnya akan dapat benar-benar kelihatan
dengan jelas hanya bilamana konjungsi atau kata penghubung itu dibicarakan
dalam konteks klausa atau kaliamat. Konjungsi atau kata penghubung dalam
bahasa Indonesia dibagi menjadi empat, yakni: (1) konjungsi
koordinatif, (2) konjungsi korelatif, (3) konjungsi subordinatif, dan (4) konjungsi
antarkalimat (Rahardi , 2009: 14).
Dari berbagai pemaparan di atas, peneliti lebih condong pada pendapat
Rahardi. Peneliti merasa lebih mudah memahami dan mengerti dengan apa yang
diutarakan Rahardi, bahwa konjungsi dilihat dari sisi perilaku sintaksisnya dalam
sebuah kalimat, dibedakan menjadi empat macam, yaitu (1) konjungsi koordinatif,
(2) konjungsi korelatif, (3) konjungsi subordinatif, dan (4) konjungsi antarkalimat.
Macam-macam konjungsi tersebut dapat digolongkan berdasarkan fungsi dan
posisinya. Dilihat dari segi fungsinya konjungsi dibagi menjadi: konjungsi
subordinatif, konjungsi koordinatif, dan konjungsi korelatif. Jika dilihat dari segi
posisinya dibagi atas konjungsi antarkalimat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2.2.6 Fungsi konjungsi
Selain adanya perbedaan jenis, pemakaian konjungsi juga mempunyai
fungsi masing-masing. Sesuai dengan makna satuan-satuan yang dihubungkan
oleh konjungsi, fungsi atau tugas konjungsi dapat dibedakan menjadi delapan
belas fungsi. Adapun kedelapan belas fungsi dan tugas tersebut
yaitu: (1) penambahan, (2) urutan, (3) pilihan, (4) gabungan, (5) perlawanan,
(6) temporal, (7) perbandingan, (8) sebab, (9) akibat, (10) syarat, (11) tak
bersyarat, (12) pengandaian, (13) harapan, (14) perluasan, (15) pengantar obyek,
(16) cara, (17) perkecualian, dan (18) pengantar wacana (Kridalaksana, 2005:
104-105).
(1) Penambahan
Konjungsi yang berfungsi sebagai penambahan ini merupakan jumlah atau
banyaknya hal juga benda yang dimaksud. Contoh konjungsinya: dan,
selain, tambahan lagi, dan bahkan.
(2) Urutan
Konjungsi yang berfungsi sebagai urutan ini memperjelas urutan atau
sistematikanya suatu hal yang dijelaskan, misalkan urutan kejadian atau
urutan membuat sesuatu. Contoh konjungsinya: lalu,lantas, dan kemudian.
(3) Pilihan
Konjungsi yang berfungsi sebagai pilihan ini memperjelas hal atau sesuatu
yang mana yang akan dipilih. Contoh konjungsinya: atau dan entah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
(4) Gabungan
Konjungsi yang berfungsi sebagai gabungan ini memperjelas adanya
gabungan antara dua hal yang mempunyai sifat yang sama. Contoh
konjungsinya: baik.....maupun.
(5) Perlawanan
Konjungsi yang berfungsi sebagai perlawanan ini memperjelas suatu yang
berlawanan. Contoh konjungsinya: tetapi, hanya, dan sebaliknya.
(6) Temporal
Konjungsi yang berfungsi sebagai tempiral ini hampir sama seperti
konjungsi yang berfungsi sebagai urutan, yaitu untuk memperjelas waktu
kejadian. Contoh konjungsinya: ketika dan setelah itu.
(7) Perbandingan
Konjungsi yang berfungsi sebagai perbandingan ini memperjelas bagaimana
perbandingan antara dua hal atau lebih. Contoh konjungsinya: sebagaimana
dan seolah-olah.
(8) Sebab
Konjungsi yang berfungsi sebagai sebab ini memperjelas apa penyebab dari
akibat yang ada. Contoh konjungsinya: karena dan lantaran.
(9) Akibat
Konjungsi yang berfungsi sebagai akibat ini memperjelas akibat apa yang
ditimbulkan dari suatu perbuatan. Contoh konjungsinya: sehingga dan
sampai-sampai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
(10) Syarat
Konjungsi yang berfungsi sebagai syarat ini memperjelas syarat untuk
melakuakn suatu hal. Contoh konjungsinya: jikalau dan asalkan.
(11) Tak bersyarat
Konjungsi yang berfungsi sebagai tak bersyarat ini memperjelas bahwa hal
yang terjadi tidak mempunyai syarat. Contoh konjungsinya: meskipun dan
biarpun.
(12) Pengandaian
Konjungsi yang berfungsi sebagai pengandaian ini memperjelas suatu yang
diandaikan, dipikirkan, atau diinginkan. Contoh konjungsinya: andai kata,
sekiranya, dan seumpama.
(13) Harapan
Konjungsi yang berfungsi sebagai harapan ini memperjelas bagaimana
keinginan dari subjek yang bersangkutan. Contoh konjungsinya: agar,
supaya, dan biar.
(14) Perluasan
Konjungsi yang berfungsi sebagai perluasan ini memperjelas keterangan
tempat yang diinginkan. Contoh konjungsinya: yang, di mana, dan tempat.
(15) Pengantar obyek
Konjungsi yang berfungsi sebagai pengantar obyek ini menegaskan apa
peranan obyek yang bersangkutan. Contoh konjungsinya: bahwa dan yang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
(16) Cara
Konjungsi yang berfungsi sebagai cara ini menegaskan bagaimana cara
melakukan atau membuat sesuatu. Contoh konjungsinya: sambil dan seraya.
(17) Perkecualian
Konjungsi yang berfungsi sebagai perkecualian ini menegaskan mengenai
perkecualian suatu hal. Contoh konjungsinya: kecuali dan selain.
(18) Pengantar wacana
Konjungsi yang berfungsi sebagai pengantar wacana ini memperjelas
wacana baru dari wacana sebelumnya. Contoh konjungsinya: sebermula,
adapun, dan maka.
Dari kedelapan belas macam fungsi konjungsi di atas, ada beberapa fungsi
konjungsi yang tidak lazim digunakan dalam wacana. Fungsi-fungsi yang sering
atau lazim dipakai adalah konjungsi yang berfungsi sebagai urutan, perlawanan,
tak bersyarat, perluasan, pengantar obyek, perkecualian, dan pengantar wacana.
Konjungsi-konjungsi yang lain juga dipakai, tetapi pemakaiannya jarang atau
tidak lazim. Hal tersebut karena ada kata-kata yang berfungsi sebagai konjungsi
yang belum begitu dikenal oleh banyak orang, seperti konjungsi sebermula dan
seraya. Pemakaian konjungsi tersebut menjadi tidak lazim karena konjungsi
tersebut belum begitu dikenal banyak orang.
Chaer (2011: 140-141) membedakan fungsi konjungsi menjadi dua, yaitu
konjungsi yang kedudukannya setara atau sederajat dengan konjungsi yang
kedudukannya tidak setara atau sederajat. Fungsi konjungsi yang kedudukannya
setara atau sederajat adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
(1) Menyatakan penambahan; dan, dengan, dan serta.
(2) Menyatakan pemilihan; atau.
(3) Menyatakan pertentangan; tetapi, namun, sedangkan, dan sebaiknya.
(4) Menyatakan pembetulan; melainkan, dan hanya.
(5) Menyatakan penegasan; bahkan, malah(malahan), lagipula, apalagi, dan
jangankan.
(6) Menyatakan pembatasan; kecuali dan hanya.
(7) Menyatakan urutan; lalu, kemudian, dan selanjutnya.
(8) Menyatakan penyamaan; yaitu, yakni, bahwa, adalah, dan ialah.
(9) Menyatakan kesimpulan; jadi, karena itu, dan oleh sebab itu.
Adapun fungsi konjungsi yang kedudukannya tidak setara atau sederajat,
yaitu:
(1) Menyatakan sebab; sebab dan karena.
(2) Menyatakan syarat; kalau, jikalau, jika, bila, apabila, dan asal.
(3) Menyatakan tujuan; untuk, agar, supaya, demi, dan bagi.
(4) Menyatakan waktu; ketika, sewaktu, sebelum, sesudah, setelah, sejak,
semenjak, selagi, dan tatkala.
(5) Menyatakan batas akhir; sampai, hingga, dan sehingga.
(6) Menyatakan pengandaian; andaikata, seandainya, dan andaikan.
(7) Menyatakan perbandingan; seperti, sebagai, dan laksana.
(8) Menyatakan penyungguhan; meskipun, biarpun, walaupun, sungguhpun,
sekalipun, dan kendatipun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Dari fungsi-fungsi yang dibedakan di atas, secara umum dapat disimpulkan
bahwa penggunaan atau fungsi konjungsi yang dipaparkan merupakan konjungsi
yang sudah lazim digunakan banyak orang.
Ramlan (2008: 38-62) membagi dua jenis konjungsi berdasarkan sifat
hubungannya, yaitu konjungsi setara dan konjungsi tidak setara. Fungsi konjungsi
setara dapat diperinci seperti berikut ini: konjungsi yang menandai pertalian
semantik penjumlahan, perurutan, lebih, dan perlawanan atau pertentangan.
Konjungsi-konjungsi di atas merupakan konjungsi yang biasa dipakai untuk
menghubungkan kata, frasa, klausa yang menghubungkan sejajar atau setara
(sama tingkatannya dan kedudukannya). Di samping fungsi konjungsi setara, ada
pula fungsi konjungsi tidak setara. Adapun fungsi konjungsi tidak setara, yaitu
sebagai berikut: konjungsi tidak setara yang menandai pertalian semantik waktu,
perbandingan, sebab, akibat, syarat, harapan, penerang, isi, perlawanan,
pengandaian, penjumlahan, perkecualian, cara, dan kegunaan. Seperti halnya jenis
konjungsi yang berfungsi sebagai konjungsi tidak setara seperti dipaparkan di
atas, secara umum pemakaiannya sudah lazim digunakan dalam suatu wacana.
Rahardi (2009: 14) mengatakan bahwa makna konjungsi atau kata
penghubung, dilihat dari sisi perilaku sintaksisnya dalam sebuah kalimat, akan
dapat benar-benar kelihatan dengan jelas hanya bilamana konjungsi atau kata
penghubung itu dibicarakan dalam konteks klausa atau kalimat. Konjungsi atau
kata penghubung dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi empat, yakni: (1)
konjungsi koordinatif, (2) konjungsi korelatif, (3) konjungsi subordinatif, dan (4)
konjungsi antarkalimat. Penggolongan konjungsi berdasarkan fungsi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
posisinya. Berdasarkan fungsinya dibagi menjadi konjungsi koordinatif, konjungsi
korelatif, dan konjungsi subordinatif. Berdasarkan posisinya dibagi atas konjungsi
antarkalimat.
1) Konjungsi Koordinatif
Konjungsi koordinatif ialah kata penghubung yang bertugas menghubungkan
dua unsur kebahasaan atau lebih yang cenderung sama tataran atau tingkat
kepentingannya dan memiliki status yang sama. Artinya, konjungsi ini
menghubungkan antara kata dan kata, antara frasa dan frasa, antara klausa dan
klausa, dan seterusnya.
Macam-macam konjungsi koordinatif yang lazim digunakan ialah: dan, serta,
atau, tetapi, melainkan, padahal, dan sedangkan. Konjungsi koordinatif ini, masih
sering dijumpai diberbagai tulisan, konjungsi koordinatif dianggap dan digunakan
sebagai konjungsi antarkalimat. Bentuk koordinatif „padahal‟, misalnya saja,
sangat sering dianggap mampu menempati posisi antarkalimat. Tentu saja,
pemakaian konjungsi atau kata penghubung koordinatif yang demikian ini tidak
dapat dibenarkan dalam hal tulis-menulis.
Contoh:
Bentuk salah:
Dia tidak lulus dengan nilai yang optimal. Padahal, dalam beberapa hari ini dia
sudah berusaha mempersiapkan dengan baik.
Bentuk yang Benar:
Dia tidak lulus dengan nilai yang optimal, padahal dalam beberapa hari ini dia
sudah berusaha mempersiapkan dengan baik.
Bentuk salah:
Rangkaian catu daya12Vdcditunjukkan pada gambar 3.10a. Sedangkan
pengaturan nilai tegangan 5Vdc menggunakan komponen LM7805T, dengan arus
maksimal sebesar 1A.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Bentuk yang Benar:
Rangkaian catu daya12Vdcditunjukkan pada gambar 3.10a, sedangkan
pengaturan nilai tegangan 5Vdc menggunakan komponen LM7805T, dengan arus
maksimal sebesar 1A.
2) Konjungsi Korelatif
Konjungsi atau kata penghubung korelatif ialah kata penghubung yang
bersifat korelatif. Artinya, konjungsi-konjungsi ini harus hadir berpasangan atau
berkorelasi dengan kata yang menjadi pasangannya. Dari sisi fungsinya dalam
kalimat, konjungsi ini bertugas menghubungkan dua kata, dua frasa, atau dua
klausa yang memiliki status sintaksis atau status kalimat yang sama.
Macam-macam konjungsi korelatif, yaitu: baik...maupun, tidak hanya...tetapi
juga, bukan hanya...melainkan juga, demikian...sehingga, sedemikian
rupa...sehingga, apakah...atau, entah...entah, dan jangankan...pun.
Contoh:
Bentuk salah:
Baik tahapan analisis data ataupun tahapan pembahasan data harus dicermati
dengan baik oleh pembimbing akademik.
Bentuk yang Benar:
Baik tahapan analisis data maupun tahapan pembahasan data harus dicermati
dengan baik oleh pembimbing akademik.
Bentuk salah:
Pergerakan ini akan dilakukan oleh robot pada saat sensor ultrasonik S1
mendeteksi jarak sebenarnya antara manusia dengan robot kurang dari 200 cm.
Bentuk yang Benar:
Pergerakan ini akan dilakukan oleh robot pada saat sensor ultrasonik S1
mendeteksi jarak sebenarnya antara manusia dan robot kurang dari 200 cm.
Berdasarkan contoh kasus penggunaan konjungsi di atas, konjungsi
baik...ataupun dan antara....dengan merupakan bentuk penggunaan konjungsi
korelatif yang salah. Bentuk konjungsi baik...maupun sering dianggap sama saja
dengan bentuk salah baik...ataupun. Bentuk konjungsi antara...dengan sering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dianggap sama dengan bentuk salah antara....dan. Satu hal yang harus
diperhatikan dalam penggunaan konjungsi korelatif yang demikian ini adalah
bahwa dalam bentuk korelatif merupakan bentuk kebahasaan yang sudah
merupakan senyawa. Sebagai bentuk yang sifatnya senyawa, tentu saja bentuk
kebahasaan tersebut bersifat idiomatis. Nah, karena sudah merupakan bentuk yang
sifatnya idiomatis, maka bentuk korelatif baik....maupun dan antara....dengan itu
tidak dapat diubah atau dimodifikasi lagi dengan semaunya.
3) Konjungsi Subordinatif
Konjungsi atau kata penghubung subordinatif ialah kata penghubung yang
menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat atau yang bertugas
menghubungkan dua buah klausa atau lebih.
Macam-macam konjungsi subordinatif berdasarkan pada perilaku sintaksis
dan perilaku semantisnya, yaitu:
- Konjungsi subordinatif yang menunjukkan makna hubungan waktu: sejenak,
sejak, sedari, sewaktu, ketika, tatkala, sementara, begitu, seraya, selagi,
selama, serta, sambil, demi, setelah, sesudah, sehabis, selesai, seusai, hingga,
dan sampai.
- Konjungsi subordinatif yang menunjukkan makna hubungan syarat: jika,
kalau, jikalau, asalkan, bila, dan manakala.
- Konjungsi subordinatif yang menunjukkan makna hubungan pengandaian:
andaikan, seandainya, umpamanya, dan sekiranya.
- Konjungsi subordinatif yang menunjukkan makna hubungan tujuan: agar,
supaya, dan biar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
- Konjungsi subordinatif yang menunjukkan hubungan konsesif: biarpun,
meski, meskipun, walau, walaupun, sekalipun, sungguhpun, kendati, dan
kendatipun.
- Konjungsi subordinatif yang menunjukkan hubungan pembandingan: seakan-
akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada,
dan alih-alih.
- Konjungsi subordinatif yang menunjukkan hubungan sebab: karena, oleh
karena,dan oleh sebab.
- Konjungsi subordinatif yang menunjukkan hubungan hasil: sehingga, sampai,
sampai-sampai, maka, dan makanya.
- Konjungsi subordinatif yang menunjukkan hubungan alat: dengan dan tanpa.
- Konjungsi subordinatif yang menunjukkan hubungan cara: dengan dan tanpa.
- Konjungsi subordinatif yang menunjukkan hubungan komplementasi: bahwa.
- Konjungsi subordinatif yang menunjukkan hubungan atributif: yang.
- Konjungsi subordinatif yang menunjukkan hubungan perbandingan:
sama.....dengan, lebih.....dari, dan lebih....daripada.
Kasus kebahasaan berkenaan dengan konjungsi subordinatif:
Contoh: jika......maka dan apabila...maka
Bentuk salah:
Jika sensor PIR mengidentifikasi adanya manusia, maka robot akan
menggerakkan tangan dan memberi salam dengan suara.
Bentuk yang Benar:
Jika sensor PIR mengidentifikasi adanya manusia, robot akan menggerakkan
tangan dan memberi salam dengan suara.
Bentuk salah:
Apabila cahaya mengenai sambungan PN kolektor-basis, maka arus basis yang
dihasilkan berbanding langsung dengan intensitas cahaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Bentuk yang Benar:
Apabila cahaya mengenai sambungan PN kolektor-basis, arus basis yang
dihasilkan berbanding langsung dengan intensitas cahaya.
Bentuk kasus kebahasaan seperti itu merupakan konjungsi ganda. Dapat
dikatakan sebagai konjungsi ganda, karena faktanya konjungsi hadir sekaligus
dalam satu bentuk kebahsaan. Konjungsi yang digunakan secara ganda semacam
itu, maka akan menjadi sangat tidak jelas dan kabur, manakah sesungguhnya
klausa yang menjadi anak kalimat, dan manakah klausa yang menjadi induk
kalimatnya. Secara normatif, bagian kalimat yang merupakan anak kalimatlah
yang harus diawali dengan konjungsi subordinatif. Adapun bagian yang
merupakan induk kalimat, sama sekali tidak boleh diawali oleh konjungsi
subordinatif. Jika klausa induk dan klausa anak sama-sama didahului oleh
konjungsi, maka klausa-klausa itu akan menjadi tidak jelas keberadaannya.
4) Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi atau kata penghubung antarkalimat ialah kata penghubung yang
menghubungkan ide atau gagasan pada kalimat yang satu dengan ide atau gagasan
pada kalimat yang lainnya. Baik dalam konteks lisan maupun konteks tulis,
konjungsi antarkalimat itu harus selalu berada di awal kalimat karena memang
tugas pokoknya adalah mengawali kalimat yang baru.
Adapun contoh-contoh konjungsi antarkalimat dalam bahasa Indonesia dapat
disebutkan sebagai berikut: biarpun demikian, biarpun begitu, sekalipun
demikian, sekalipun begitu, walaupun demikian, walaupun begitu, meskipun
demikian, meskipun begitu, sungguhpun demikian, sungguhpun begitu, kemudian,
sesudah itu, setelah itu, selanjutnya, tambahan pula, lagi pula, selain itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
sebaliknya, sesungguhnya, bahwasanya, malahan, malah, bahkan, akan tetapi,
namun, kecuali itu, sebaliknya, sesungguhnya, bahwasanya, malahan, malah,
bahkan, akan tetapi, namun, kecuali itu, dengan demikian, oleh karena itu, oleh
sebab itu, dan sebelum itu.
Contoh pemakain konjungsi antarkalimat:
Bentuk salah:
Penggunaan 1 buah mikrokontroler menyebabkan sensor ultrasonik tidak
bekerja dengan baik, oleh karena itu digunakan 2 buah mikrokontroler secara
lengkap dapat dilihat pada tabel lampiran L41-L64.
Bentuk yang Benar:
Penggunaan 1 buah mikrokontroler menyebabkan sensor ultrasonik tidak
bekerja dengan baik. Oleh karena itu, digunakan 2 buah mikrokontroler
secara lengkap dapat dilihat pada tabel lampiran L41-L64.
Bentuk salah:
Frekuensi yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan pengujian
menggunakan kapasitor 6µF dan 8µF, namun arus buta yang dihasilkan
sangat kecil sehingga tegangan keluaran generator kecil.
Bentuk yang Benar:
Frekuensi yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan pengujian
menggunakan kapasitor 6µF dan 8µF. Namun, arus buta yang dihasilkan
sangat kecil sehingga tegangan keluaran generator kecil.
Berdasarkan contoh di atas, sangat kelihatan bahwa makna yang diemban
oleh konjungsi-konjungsi itu sangat bermacam-macam. Satu hal lagi yang ahrus
diperhatikan, di dalam pembicaraan ihwal konjungsi antarkalimat ini adalah
bahwa ide-ide atau gagasan-gagasan yang dihubungkan oleh konjungsi-konjungsi
antarkalimat itu masing-masing berada di dalam kalimat yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang berjudul Jenis Kesalahan Penggunaan Konjungsi Skripsi
Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Lulusan Tahun 2013 Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif.
Arikunto (1990: 309) mengatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan
penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status
gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Penelitian kualitatif
merupakan penelitian untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek
penelitian. Subjek penelitian tersebut dapat berupa perilaku, persepsi,
motivasi,dan tindakan secara holistik dengan cara yang holistik dalambentuk kata-
kata dan bahasa, pada konteks yang alamiah dengan metode alamiah (Moleong,
2006: 6).
Fenomena tersebut dideskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
ilmiah. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan
angka-angka. Hal ini disebabkan adanya penerapan metode deskriptif kualitatif.
Bogdan dan Taylor (Moleong, 2006: 4) menyatakan bahwa penelitian
deskriptif kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data
dekriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati secara holistik (utuh). Oleh karena itu, dalam hal ini tidak boleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi
perlu memandangnya sebagai bagian dari sesuatu keutuhan. Data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini berupa kata-kata. Moleong (2006: 11)
menjelaskan bahwa penelitian kualitatif akan menghasilkan data deskriptif yang
bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai subjek penelitian berdasarkan
data variabel yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti. Data tersebut
dapat berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen
pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya.
3.2 Sumber Data
Sumber data penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh
(Arikunto, 2006: 129). Sumber data penelitian ini berupa skripsi-skripsi
mahasiswa Program Studi Teknik Elektro lulusan tahun 2013 Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Lulusan tahun 2013 dipilih karena peneliti ingin melihat
kekinian atau mengetahui perkembangan kemampuan menulis dalam hal
penggunaan konjungsi. Sumber data yang diteliti berupa kalimat-kalimat yang
mengandung kesalahan penggunaan konjungsi pada skripsi tersebut. Skripsi-
skripsi tersebut diperoleh dari perpustakaan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono (2008: 63) mengemukakan adanya empat teknik pengumpulan
data, yaitu (1) observasi, (2) wawancara, (3) dokumentasi, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
(4) gabungan/triangulasi. Sugiyono (2011: 240) menjelaskan bahwa dokumen
merupakan catatan suatu peristiwa yang sudah berlalu. Penggunaan dokumen ini
berkaitan dengan apa yang disebut analisis isi. Cara menganalisis dokumen
tersebut adalah dengan memeriksa dokumen secara teliti. Pada penelitian ini
dokumen yang digunkan adalah tujuh buah skripsi mahasiswa.
Guba dan Lincoln (Moleong, 2006: 216) mendefinisikan dokumen adalah
bahan tertulis yang disiapkan karena adanya permintaan dari penyidik. Dokumen
sejak dulu sudah digunakan dalam penelitian sebagai sumber data, karena
dokumen dimanfaatkan untuk menguji dan menafsirkan. Dokumen dibagi atas dua
macam, yaitu dokumen pribadi dan dokumen resmi.
Moleong (2006: 219) membagi dokumen menjadi dokumen internal dan
dokumen eksternal. Dokumen internal dapat berupa memo, pengumuman,
maupun instruksi dari suatu lembaga. Sementara itu, dokumen eksternal dapat
berupa majalah, bulletin, pernyataan, dan berita. Fungsi dari dokumen eksternal
yaitu dapat dimanfaatkan untuk menelaah konteks sosial, kepemimpinan, dan
lain-lain.
Secara khusus teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
dokumentasi. Peneliti mencari dokumen atau data yang berupa skripsi-skripsi
mahasiswa Teknik Elektro tahun 2013 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
dengan cara mengunduh data-data tersebut dari komputer server perpustakaan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti dalam mengumpulkan
data adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
1) Mengunduh skripsi mahasiswa Teknik Elektro melalui server perpustakaan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2) Membaca seluruh skripsi itu.
3) Menandai kalimat-kalimat yang mengandung kesalahan penggunaan
konjungsi dengan alat tulis berwarna.
4) Membuat tabel analisis data dengan memberi kode.
Contoh: (TE/2013/H1/P1/K1)
Keterangan:
TE : Teknik Elektro
2013 : Skripsi Tahun 2013
H1 : Halaman 1
P1 : Paragraf ke 1
K1 : Kalimat ke1
5) Mengelompokkan konjungsi sesuai dengan jenisnya.
6) Menandai kesalahan penggunaan konjungsi yang ditemukan.
3.4 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasi data, memilih-memilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting
dan apa yang dipelajari, dan dapat memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada
orang lain, Bogdan dan Biklen (Moleong 2006: 248).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Penelitian ini tidak menggunakan analisis statistik, tetapi analisis isi. Eriyanto
(2011: 10) mengatakan bahwa analisis isi adalah metode ilmiah untuk
mempelajari dan menarik kesimpulan atas suatu fenomena dengan memanfaatkan
dokumen (teks).
Setelah semua data terkumpul, kemudian peneliti melakukan analisis data
dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Mengelompokkan kesalahan penggunaan konjungsi yang terdapat dalam data
tersebut.
2) Mencermati kesalahan penggunaan konjungsi.
3) Menjelaskan kesalahannya.
4) Mengemukakan yang benar.
3.5 Triangulasi Data
Penelitian ini disahkan penemuan-penemuannya agar interpretasi yang
diperoleh dapat dibuktikan kebenarannya. Oleh karena itu, peneliti melakukan
triangulasi terhadap analisis data. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong,
2006: 330). Denzin (1978: 12) membedakan empat macam triangulasi sebagai
teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik,
dan teori.
Menurut Patton (Moleong, 2006: 330) mengutarakan bahwa triangulasi
dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
penelitian kualitatif. Pada triangulasi dengan metode. Patton (Moleong, 2006:
331) menjelaskan bahwa terdapat dua strategi yaitu: (1) pengecekan derajat
kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan
(2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang
sama. Triangulasi dengan penyidik berarti memanfaatkan peneliti atau pengamat
lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data.
Pemanfaatan pengamat lainnya membantu mengurangi kemelencengan dalam
pengumpulan data. Lincoln dan Guba (Moleong, 2006: 331) menjelaskan bahwa
triangulasi dengan teori, berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa
derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori. Patton (Moleong. 2006: 331)
berpendapat lain, yaitu bahwa hal itu dapat dilaksanakan dan hal itu
dinamakannya penjelasan banding.
Penelitian ini menggunakan triangulasi metode. Triangulasi ini dilakukan
dengan cara mencari data yaitu berupa skripsi-skripsi mahasiswa Program Studi
Teknik Elektro tahun 2013 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, kemudian
dibaca dengan cermat dan dianalisis.
Adapun langkah-langkah triangulasi data pada penelitian ini yaitu peneliti
menyerahkan data hasil analisis kepada seseorang yang dianggap berkompetensi
untuk menjadi triangulator. Triangulator kemudian memeriksa dan memberikan
beberapa revisi pada hasil analisis data tersebut. Selanjutnya, peneliti
memperbaiki kesalahan yang telah ditriangulasi dan memberikan kembali kepada
triangulator agar menandatangani data hasil analisis yang sudah baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data
Data yang diperoleh secara keseluruhan ialah 23 macam konjungsi yang
dipakai sebanyak 443 kali. Kedua puluh tiga konjungsi itu adalah: dan, sehingga,
sebaliknya, hanya, sedangkan, kemudian, juga, atau, ketika, maka,
antara...dengan, baik...dengan, baik...ataupun, jika, karena, apabila, namun,
supaya, oleh karena itu, selain itu, setelah itu, maka dari itu, dan akan tetapi.
Data yang dianalisis meliputi: konjungsi koordinatif, konjungsi korelatif,
konjungsi subordinatif, dan konjungsi antarkalimat. Dari data tersebut diperoleh
225 kesalahan (Lampiran I).
Data jenis kesalahan meliputi: penghilangan (dan), penambahan (maka, jika,
karena, apabila, juga, ketika, kemudian, supaya, hanya, dan atau), salah susun
(dan, sedangkan, namun, sehingga, atau, oleh karena itu, setelah itu, maka dari
itu, selain itu, akan tetapi, dan sebaliknya), dan salah formasi (antara...dengan,
baik...ataupun, dan baik...dengan). (Lampiran II)
4.2 Hasil Analisis Data dan Pembahasan
Dalam skripsi mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Universitas Sanata
Dharma lulusan tahun 2013, peneliti menemukan 443 kesalahan penggunaan
konjungsi. Data kesalahan yang ada kemudian dianalisis dengan cara
mengelompokkan, mencermati, dan memperbaiki kesalahan penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
konjungsi yang terdapat dalam data tersebut. Selanjutnya, data dikelompokkan
berdasarkan jenis kesalahan penggunaan konjungsi, lalu hasil analisis
dihubungkan dengan rumusan masalah. Jenis konjungsi itu meliputi: (1) konjungsi
koordinatif, (2) konjungsi korelatif, (3) konjungsi subordinatif, dan (4) konjungsi
antarkalimat. Selain itu jenis kesalahan penggunaan konjungsi itu meliputi:
(1) penghilangan, (2) penambahan, (3) salah susun, dan (4) salah formasi. Bentuk
kesalahan itu akan dibahas sebagai berikut.
Macam-macam konjungsi tersebut dapat digolongkan berdasarkan fungsi dan
posisinya. Dilihat dari segi fungsinya konjungsi dibagi menjadi: konjungsi
subordinatif, konjungsi koordinatif, dan konjungsi korelatif. Jika dilihat dari segi
posisinya dibagi atas konjungsi antarkalimat.
4.2.1 Penggolongan Konjungsi Berdasarkan Fungsi
4.2.1.1 Konjungsi Koordinatif
Seperti dikatakan pada Bab II, ada 4 macam konjungsi yaitu: konjungsi
koordinatif, konjungsi korelatif, konjungsi subordinatif, dan konjungsi
antarkalimat. Konjungsi koordinatif ialah kata penghubung yang bertugas
menghubungkan dua unsur kebahasaan atau lebih yang cenderung sama tataran
atau tingkat kepentingannya dan memiliki status yang sama. Artinya, konjungsi
ini menghubungkan antara kata dan kata, antara frasa dan frasa, antara klausa dan
klausa, dan seterusnya (Rahardi, 2009: 14-15). Sejalan dengan pendapat Rahardi,
Alwi (2003: 296) mengatakan bahwa konjungsi koordinatif, yaitu konjungsi yang
menghubungkan dua unsur atau lebih yang sama pentingnya, atau memiliki status
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
yang sama. Berdasarkan analisis ditemukan sebanyak 69 kesalahan, yaitu
konjungsi dan, hanya, sedangkan, kemudian, juga, dan atau. Berikut beberapa
contoh kesalahan yang ditemukan.
(1) Konjungsi dan
Konjungsi dan termasuk konjungsi yang menghubungkan satuan yang
kedudukannya setara atau sederajat (koordinatif) dengan fungsi penambahan
(Kridalaksana, 2005: 104-105). Berdasarkan data yang telah diperoleh, frekuensi
kesalahan penggunaan konjungsi dan adalah 115 kali. Contoh kesalahan
penggunaan konjungsi dan adalah sebagai berikut.
(a) Simbol P1 untuk pergerakan tangan dan kepala, P2 untuk pergerakan kedua
tangan, dan P3 untuk pergerakan pada tangan kiri dan kepala robot.
(TE/2013/H82/P1/K6)
(b) Sensor PIR hanya akan mengeluarkan logika 0 dan 1,0 saat sensor tidak
mendeteksi adanya pancaran infra merah dan 1 saat sensor mendeteksi
infra merah. (TE/2013/H 22/P1/K5)
(c) Pada perancangan ini menggunakan 6 buah motor servo sebagai
penggerak tangan kanan dan kiri robot dan 1 buah motor servo sebagai
penggerak kepala robot. (TE/2013/H 47/P1/K1)
(d) Rangkaian sistem minimum berfungsi sebagai I/O untuk mengolah data dari
sensor PIR dan ultrasonik dan mengontrol sudut putar motor servo yang
telah deprogram. (TE/2013/H 53/P1/K1)
(e) Perancangan rangkaian osilator menggunakan Kristal dengan frekuensi
12MHz dan menggunakan kapasitor 22Pe (datasheet) pada pin XTAL1 dan
XTAL2 di mikrokontroler. (TE/2013/H 53/P2/K1)
Kesalahan dalam kalimat tersebut adalah menggunakan dua buah konjungsi
yang sama dalam satu kalimat, yaitu konjungsi dan yang memiliki fungsi untuk
menyatakan penambahan. Sugono (2009: 161) mengutarakan bahwa apabila
unsur kalimat majemukitu ada tiga kalimat dasar dapat menggunakan dua buah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
konjungsi yang memiliki fungsi yang sama, misalnya menggunakan dua
konjungsi (dan dan serta) secara serentak. Konjungsi dan dapat disubstitusikan
dengan konjungsi lainnya, seperti serta, dan atau. Konjungsi dan merupakan kata
penghubung koordinatif. Pemakaian konjungsi dan yang benar pada kalimat di
atas adalah sebagai berikut.
(a) Simbol P1 untuk pergerakan tangan dan kepala, P2 untuk pergerakan kedua
tangan, serta P3 untuk pergerakan pada tangan kiri atau kepala robot.
(b) Sensor PIR hanya akan mengeluarkan logika 0 dan 1,0 saat sensor tidak
mendeteksi adanya pancaran infra merah serta 1 saat sensor mendeteksi
infra merah.
(c) Pada perancangan ini menggunakan 6 buah motor servo sebagai penggerak
tangan kanan dan kiri robot serta 1 buah motor servo sebagai penggerak
kepala robot.
(d) Rangkaian sistem minimum berfungsi sebagai I/O untuk mengolah data dari
sensor PIR dan ultrasonik serta mengontrol sudut putar motor servo yang
telah diprogram.
(e) Perancangan rangkaian osilator menggunakan Kristal dengan frekuensi
12MHz dan menggunakan kapasitor 22Pe (datasheet) pada pin XTAL1 serta
XTAL2 di mikrokontroler.
(2) Konjungsi hanya
Konjungsi hanya termasuk konjungsi yang menghubungkan satuan yang
kedudukannya setara atau sederajat (koordinatif) dengan fungsi perlawanan
(Kridalaksana, 2005: 104-105). Berdasarkan data yang telah diperoleh, frekuensi
kesalahan penggunaan konjungsi hanya adalah 1 kali, yaitu:
Sensor pir bersifat pasif, artinya sensor ini tidak memancarkan sinar infra
merah tetapi hanya menerima radiasi sinar infra merah dari luar.
(TE/2013/H 21/P1/K2)
Pada kalimat tersebut terdapat konjungsi ganda. Rahardi (2009: 23)
mengatakan bahwa dengan adanya konjungsi ganda seperti itu tidak jelas yang
mana anak kalimat dan induk kalimat. Maka dari itu, konjungsi ganda tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
harus dihilangkan salah satunya. Penggunaan konjungsi hanya yang tepat pada
kalimat di atas adalah sebagai berikut.
Sensor PIR bersifat pasif, artinya sensor ini tidak memancarkan sinar
infra merah tetapi menerima radiasi sinar infra merah dari luar.
(3) Konjungsi sedangkan
Konjungsi sedangkan termasuk konjungsi yang menghubungkan satuan
yang kedudukannya setara atau sederajat (koordinatif) dengan fungsi hubungan
pertentangan (Kridalaksana, 2005: 104-105). Hal itu sejalan dengan pendapat
(Chaer, 2011: 118) menyatakan bahwa konjungsi sedangkan digunakan untuk
menghubungkan menyatakan pertentangan antara dua bagian kalimat setara.
Berdasarkan data yang telah diperoleh, frekuensi kesalahan penggunaan konjungsi
sedangkan adalah 21 kali. Contoh kesalahan penggunaan konjungsi sedangkan
adalah sebagai berikut.
(a) Rangkaian catu daya12Vdcditunjukkan pada gambar 3.10a. Sedangkan
pengaturan nilai tegangan 5Vdc menggunakan komponen LM7805T,
dengan arus maksimal sebesar 1A. (TE/2013/H 39/P1/K2)
(b) Pada saat sensor ultrasonik S2 mendeteksi jarak 200 cm robot dapat
melakukan pergerakan tangan kanan dan kiri. Sedangkan pada saat
sensor ultrasonik S3 mendeteksi jarak 200cm robot dapat melakukan
pergerakan tangan kiri dan kepala. (TE/2013/H66/P2/K1)
(c) Mikrokontroler A digunakan untuk mengontrol sensor PIR dan sensor
ultrasonik serta menampilkan data pada LCD. Sedangkan
mikrokontroler B digunakan untuk mengontrol relay dan motor servo.
(TE/2013/H62/P1/K2)
(d) Berdasarkan tabel 4.7, hasil pengujian tegangan output sensor PIR pada
saat mendeteksi gerakan manusia yaitu 3,35volt. Sedangkan pada saat
sensor tidak mendeteksi gerakan manusia tegangan output sensor adalah
0 volt. (TE/2013/H71/P2/K1)
(e) LCD karakter adalah LCD yang tampilannya terbatas pada tampilan
karakter, khususnya karakter ASCII (seperti karakter-karakter yang
tercetak pada keyboard komputer). Sedangkan LCD grafik, adalah LCD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
yang tampilannya tidak terbatas, bahkan dapat menampilkan foto.
(TE/2013/H22/P2/K1)
Penggunaan konjungsi sedangkan pada kalimat tersebut tidak tepat. Alwi
(2003: 297-298) menyatakan bahwa konjungsi sedangkan merupakan penanda
hubungan pertentangan dan letaknya berada di tengah kalimat. Sejalan dengan
pendapat Rahardi (2009: 15) menjelaskan bahwa tidak tepat jika konjungsi
koordinatif digunakan sebagai konjungsi antarkalimat yang letaknya di awal
kalimat. Konjungsi sedangkan merupakan konjungsi koordinatif, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai konjungsi antarkalimat yang letaknya di awal
kalimat. Penggunaan konjungsi sedangkan yang benar pada kalimat di atas adalah
sebagai berikut.
(a) Rangkaian catu daya12Vdcditunjukkan pada gambar 3.10a, sedangkan
pengaturan nilai tegangan 5Vdc menggunakan komponen LM7805T,
dengan arus maksimal sebesar 1A.
(b) Pada saat sensor ultrasonik S2 mendeteksi jarak 200 cm robot dapat
melakukan pergerakan tangan kanan dan kiri, sedangkan pada saat
sensor ultrasonik S3 mendeteksi jarak 200cm robot dapat melakukan
pergerakan tangan kiri dan kepala.
(c) Mikrokontroler A digunakan untuk mengontrol sensor PIR dan sensor
ultrasonik serta menampilkan data pada LCD, sedangkan
mikrokontroler B digunakan untuk mengontrol relay dan motor servo.
(d) Berdasarkan tabel 4.7, hasil pengujian tegangan output sensor PIR pada
saat mendeteksi gerakan manusia yaitu 3,35volt, sedangkan pada saat
sensor tidak mendeteksi gerakan manusia tegangan output sensor adalah
0 volt.
(e) LCD karakter adalah LCD yang tampilannya terbatas pada tampilan
karakter, khususnya karakter ASCII (seperti karakter-karakter yang
tercetak pada keyboard komputer), sedangkan LCD grafik adalah LCD
yang tampilannya tidak terbatas, bahkan dapat menampilkan foto.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
(4) Konjungsi kemudian
Konjungsi kemudian termasuk konjungsi yang menghubungkan satuan yang
kedudukannya setara atau sederajat (koordinatif) dengan fungsi urutan. Konjungsi
yang berfungsi sebagai urutan ini memperjelas sistematikanya suatu hal yang
dijelaskan (Kridalaksana, 2005: 104-105). Konjungsi koordinatif yang
menyatakan urutan waktu digunakan untuk menghubungkan dua buah klausa atau
lebih berdasarkan urutan mana yang lebih dahulu dan mana yang kemudian
(Chaer, 2011: 122) Berdasarkan data yang telah diperoleh, frekuensi kesalahan
penggunaan konjungsi kemudian adalah 1 kali, yaitu:
Sensor PING mendeteksi jarak objek dengan cara memancarkan
gelombang ultrasonic (40KHz) dalam waktu tertentu dan kemudian
mendeteksi pantulan. (TE/2013/H 50/P2/K1)
Pada kalimat tersebut terdapat konjungsi ganda. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu, akan menjadi tidak jelas dan kabur
manakah sesungguhnya klausa anak kalimat dan induk kalimat (Rahardi, 2009:
23). Maka dari itu, konjungsi ganda di atas harus dihilangkan salah satunya.
Pemakaian konjungsi kemudian yang tepat pada kalimat di atas adalah sebagai
berikut.
Sensor PING mendeteksi jarak objek dengan cara memancarkan
gelombang ultrasonik (40KHz) dalam waktu tertentu dan mendeteksi
pantulan.
(5) Konjungsi juga
Konjungsi juga termasuk konjungsi yang menghubungkan satuan yang
kedudukannya setara atau sederajat (koordinatif) dengan fungsi penambahan
(Chaer, 2011: 129). Berdasarkan data yang telah diperoleh, frekuensi kesalahan
penggunaan konjungsi juga adalah 1 kali, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Oleh karena itu, mesin pencuci piring ini biasanya hanya
digunakan di restauran, hotel, dan juga acara-acara besar.
(TE/2013/H 1/P2/K6)
Konjungsi dan dan juga sama-sama menyatakan hubungan penambahan.
Dengan konjungsi yang digunakan secara ganda semacam itu, akan menjadi tidak
jelas dan kabur manakah sesungguhnya klausa anak kalimat dan induk kalimat
(Rahardi, 2009: 23). Maka dari itu, konjungsi ganda di atas harus dihilangkan
salah satunya. Penggunaan konjungsi juga yang benar pada kalimat di atas adalah
sebagai berikut.
Oleh karena itu, mesin pencuci piring ini biasanya hanya
digunakan di restauran, hotel, dan acara-acara besar.
(6) Konjungsi atau
Konjungsi atau termasuk konjungsi yang menghubungkan satuan yang
kedudukannya setara atau sederajat (koordinatif) dengan fungsi pilihan.
Konjungsi yang berfungsi sebagai pilihan ini memperjelas hal atau sesuatu yang
mana yang akan dipilih (Kridalaksana, 2005: 104-105). Berdasarkan data yang
telah diperoleh, frekuensi kesalahan penggunaan konjungsi atau adalah 5 kali.
Contoh kesalahan penggunaan konjungsi atau adalah sebagai berikut.
(a) Tegangan referensi eksternal dapat di-decouple pada pin AREF dengan
kapasitor untuk mengurangi derau. Atau dapat menggunakan tegangan
referensiinternal sebesar 2,56V (pin Aref diberi kapasitor secara
eksternal untuk menstabilkan tegangan internal). (TE/2013/H 13/P2/K3).
(b) Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat,
sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi
tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. (TE/2013/H
9/P3/K1)
(c) Tombol pilihan start atau juga disebut dengan tombol pilihan kotak
akan bekerja ketika tombol ditekan, dapat dilihat di dalam gambar 3.15.
(TE/2013/H 28/P1/K1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Penggunaan konjungsi atau pada kalimat pertama tidak tepat. Konjungsi
atau merupakan konjungsi koordinatif, sehingga tidak benar jika digunakan
sebagai konjungsi antarkalimat yang letaknya di awal kalimat. Konjungsi atau
seharusnya diletakkan di tengah kalimat. Konjungsi atau lazimnya juga cenderung
bersifat idiomatis. Oleh karena itu, bentuk senyawa demikian tidak dapat diubah
atau dimodifikasi sekehendak hati. Rahardi (2009: 25) mengatakan bahwa bentuk
kebahasaan tersebut harus digunakan apa adanya karena cenderung merupakan
sebuah ungkapan yang sudah baku. (Rahardi, 2009 :23). Penggunaan konjungsi
pada kalimat kedua tidak mengandung makna pemilihan, sehingga kalimat
tersebut membutuhkan makna penambahan serta. Kesalahan penggunaan
konjungsi pada kalimat ketiga kurang tepat. Kalimat ketiga menggunakan
konjungsi yang berlebihan dan sekaligus bertentangan, yaitu konjungsi atau dan
juga. Oleh karena itu, salah satunya harus dihilangkan. Pemakaian konjungsi atau
yang benar pada kalimat di atas adalah sebagai berikut.
(a) Tegangan referensi eksternal dapat di-decouple pada pin AREF dengan
kapasitor untuk mengurangi derau atau dapat menggunakan tegangan
referensiinternal sebesar 2,56V (pin Aref diberi kapasitor secara
eksternal untuk menstabilkan tegangan internal).
(b) Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat,
sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi
tegangan, modulasi sinyal serta sebagai fungsi lainnya.
(c) Tombol pilihan start atau disebut dengan tombol pilihan kotak akan
bekerja ketika tombol ditekan, dapat dilihat di dalam gambar 3.15.
4.2.1.2 Konjungsi Korelatif
Konjungsi atau kata penghubung korelatif ialah kata penghubung yang
bersifat korelatif. Artinya, konjungsi-konjungsi ini harus hadir berpasangan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
berkorelasi dengan kata yang menjadi pasangannya. Dari sisi fungsinya dalam
kalimat, konjungsi ini bertugas menghubungkan dua kata, dua frasa, atau dua
klausa yang memiliki status sintaksis atau status kalimat yang sama (Rahardi,
2009: 17).
Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa,
atau klausa yang memiliki status sintaksis yang sama (Alwi, 2003: 298). Chaer
(2011:124) mengatakan bahwa konjungsi korelatif adalah konjungsi yang
menghubungkan dua buah kata, dua buah frase, atau dua buah klausa yang
memiliki status yang sama. Berdasarkan analisis ditemukan sebanyak 13
kesalahan, meliputi konjungsi antara...dengan, baik...dengan, dan baik...ataupun.
Berikut beberapa contoh kesalahan yang ditemukan.
(1) Konjungsi antara...dengan
Konjungsi antara.....dengan termasuk konjungsi korelatif yang
menghubungkan dua kata, dua frasa, atau dua klausa yang memiliki status
sintaksis atau status kalimat yang sama. Bentuk korelatif atau berpasangan ini
lazimnya merupakan bentuk yang sudah merupakan senyawa. Karena bentuk
kebahasaan demikian ini bersifat senyawa, tentu saja sifatnya idiomatis, artinya
tidak dapat diubah sekehendak hati (Rahardi, 2009 :17). Maka dari itu, konjungsi
korelatif yang digunakan harus sesuai dengan pasangan yang tepat. Berdasarkan
data yang telah diperoleh, frekuensi kesalahan penggunaan konjungsi
antara....dengan adalah 10 kali. Contoh kesalahan penggunaan konjungsi
antara...dengan adalah sebagai berikut.
(a) Lebar pulsa antara 1 ms sampai 2 ms dengan periode pulsa sebesar 20
ms. (TE/2013/H 24/P1/K3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
(b) Pergerakan ini akan dilakukan oleh robot pada saat sensor ultrasonik S3
mendeteksi jarak sebenarnya antara manusia dengan robot kurang dari
200 cm. (TE/2013/H 68/P1/K2)
(c) Pergerakan ini akan dilakukan oleh robot pada saat sensor ultrasonik S1
mendeteksi jarak sebenarnya antara manusia dengan robot kurang dari
200 cm. (TE/2013/H 67/P1/K2)
(d) Parameter lain yang membedakan antara servo satu dengan servo
lainnya adalah kecepatan servo untuk berubah dari posisi satu ke posisi
lainnya (operating speed). (TE/2013/H 25/P1/K3)
(e) Pergerakan tangan kanan dan kiri akan dilakukan pada saat sensor
ultrasonik S2 mendeteksi jarak sebenarnya antara manusia dengan robot
kurang dari 200 cm.(TE/2013/H 69/P1/K1)
Penggunaan konjungsi korelatif yang tidak tepat, yaitu konjungsi antara
dengan konjungsi dengan. Kedua konjungsi tersebut bukan merupakan pasangan
konjungsi korelatif yang tepat. Bentuk korelatif merupakan bentuk kebahasaan
yang sudah senyawa, sehingga tidak boleh diubah atau dimodifikasi semaunya.
Karena bentuk kebahasaan demikian ini bersifat senyawa, tentu saja sifatnya
idiomatis, artinya tidak dapat diubah sekehendak hati (Rahardi, 2009: 17).
Konjungsi antara...dengan merupakan kata penghubung korelatif. Pemakaian
konjungsi antara...dengan yang benar pada kalimat di atas adalah sebagai berikut.
(a) Lebar pulsa antara 1 ms sampai 2 ms dan periode pulsa sebesar 20 ms.
(b) Pergerakan ini akan dilakukan oleh robot pada saat sensor ultrasonik S3
mendeteksi jarak sebenarnya antara manusia dan robot kurang dari 200
cm.
(c) Pergerakan ini akan dilakukan oleh robot pada saat sensor ultrasonik S1
mendeteksi jarak sebenarnya antara manusia dan robot kurang dari 200
cm.
(d) Parameter lain yang membedakan antara servo satu dan servo lainnya
adalah kecepatan servo untuk berubah dari posisi satu ke posisi lainnya
(operating speed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
(e) Pergerakan tangan kanan dan kiri akan dilakukan pada saat sensor
ultrasonik S2 mendeteksi jarak sebenarnya antara manusia dan robot
kurang dari 200 cm.
(2) Konjungsi baik...dengan
Konjungsi baik.....dengan termasuk konjungsi korelatif yang
menghubungkan dua kata, dua frasa, atau dua klausa yang memiliki status
sintaksis atau status kalimat yang sama. Bentuk korelatif atau berpasangan ini
lazimnya merupakan bentuk yang sudah merupakan senyawa. Karena bentuk
kebahasaan demikian ini bersifat senyawa, tentu saja sifatnya idiomatis, artinya
tidak dapat diubah sekehendak hati (Rahardi, 2009 :17). Berdasarkan data yang
telah diperoleh, frekuensi kesalahan penggunaan konjungsi baik....dengan adalah
1 kali, yaitu:
Pengujian alat ukur dapat dinyatakan berhasil karena alat ukur dapat
membedakan besar absorban yang didapat baik absorban sampel
kurkumin dengan absorban larutan kunyit sesuai dengan urutan
absorban spektrofotometer standar. (TE/2013/H 61/P2/K3)
Penggunaan konjungsi korelatif yang tidak tepat, yaitu konjungsi baik
dengan konjungsi dengan. Kedua konjungsi tersebut bukan merupakan pasangan
konjungsi korelatif yang tepat. Bentuk korelatif merupakan bentuk kebahasaan
yang sudah senyawa, sehingga tidak boleh diubah atau dimodifikasi semaunya.
Karena bentuk kebahasaan demikian ini bersifat senyawa, tentu saja sifatnya
idiomatis, artinya tidak dapat diubah sekehendak hati (Rahardi, 2009: 17). Maka
dari itu, konjungsi korelatif yang digunakan harus sesuai dengan pasangan yang
tepat. Penggunaan konjungsi baik...dengan yang tepat pada kalimat di atas adalah
sebagai berikut.
Pengujian alat ukur dapat dinyatakan berhasil karena alat ukur dapat
membedakan besar absorban yang didapat baik absorban sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
kurkumin maupun absorban larutan kunyit sesuai dengan urutan
absorban spektrofotometer standar.
(3) Konjungsi baik...ataupun
Konjungsi baik.....ataupun termasuk konjungsi korelatif yang
menghubungkan dua kata, dua frasa, atau dua klausa yang memiliki status
sintaksis atau status kalimat yang sama. Bentuk korelatif atau berpasangan ini
lazimnya merupakan bentuk yang sudah merupakan senyawa. Karena bentuk
kebahasaan demikian ini bersifat senyawa, tentu saja sifatnya idiomatis, artinya
tidak dapat diubah sekehendak hati (Rahardi, 2009: 17). Berdasarkan data yang
telah diperoleh, frekuensi kesalahan penggunaan konjungsi baik....ataupun adalah
2 kali, yaitu:
(a) Limit switch adalah salah satu sensor yang akan bekerja jika pada
bagian actuatornya tertekan suatu benda, baik dari samping kiri
ataupun kanan. (TE/2013/H 13/P1/K1)
(b) Ketika actuator dari Limit switch tertekan suatu benda, baik dari
samping kiri ataupun kanan sebanyak 45˚ atau 90˚ (tergantung dari jenis
dan type Limit switch). (TE/2013/H 14/P1/K1)
Penggunaan konjungsi korelatif yang tidak tepat, yaitu konjungsi baik
dengan konjungsi ataupun. Kedua konjungsi tersebut bukan merupakan pasangan
konjungsi korelatif yang tepat. Bentuk korelatif merupakan bentuk kebahasaan
yang sudah senyawa, sehingga tidak boleh diubah atau dimodifikasi semaunya.
Karena bentuk kebahasaan demikian ini bersifat senyawa, tentu saja sifatnya
idiomatis, artinya tidak dapat diubah sekehendak hati (Rahardi, 2009: 17). Maka
dari itu, konjungsi korelatif yang digunakan harus sesuai dengan pasangan yang
tepat. Penggunaan konjungsi baik...ataupun yang benar pada kalimat di atas
adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
a. Limit switch adalah salah satu sensor yang akan bekerja jika pada bagian
actuatornya tertekan suatu benda, baik dari samping kiri maupun kanan.
b. Ketika actuator dari Limit switch tertekan suatu benda, baik dari samping
kiri maupun kanan sebanyak 45˚ atau 90˚ (tergantung dari jenis dan type
Limit switch).
4.2.1.3 Konjungsi Subordinatif
Konjungsi subordinatif ialah kata penghubung yang menghubungkan anak
kalimat dengan induk kalimat atau yang bertugas menghubungkan dua buah
klausa atau lebih (Rahardi, 2009: 20). Konjungsi subordinatif adalah konjungsi
yang menghubungkan dua klausa, atau lebih, dan klausa itu tidak memiliki status
sintaksis yang sama (Alwi, 2003: 299).
Selain itu, pendapat lain menyatakan bahwa konjungsi subordinatif adalah
konjungsi yang menghubungkan dua buah satuan bahasa secara tidak sederajat.
Artinya, satuan bahasa yang satu punya kedudukan yang lebih tinggi dari satuan
bahasa yang lain (Chaer, 2011: 103). Berdasarkan analisis ditemukan sebanyak
119 kesalahan, meliputi konjungsi jika, maka, karena, apabila, ketika, sehingga,
dan supaya. Berikut beberapa contoh kesalahan yang ditemukan.
(1) Konjungsi jika
Chaer (2011: 105) menyatakan bahwa konjungsi jika termasuk konjungsi
yang menghubungkan satuan yang kedudukannya tidak setara atau tidak sederajat
(subordinatif) dengan fungsi menyatakan syarat. Berdasarkan data yang telah
diperoleh, frekuensi kesalahan penggunaan konjungsi jika adalah 116 kali. Contoh
kesalahan penggunaan konjungsi jika adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
(a) Jika sensor PIR mengidentifikasi adanya manusia, maka robot akan
menggerakkan tangan dan memberi salam dengan suara. (TE/2013/H
1/P3/K5)
(b) Jika sensor tidak mendeteksi adanya gerakan manusia, maka output
sensor akan menghasilkan tegangan sebesar 0V. (TE/2013/H 49/P1/K6)
(c) Jika pin SIG berlogika low, maka mikrokontroler akan menghentikan
proses pencacahan.(TE/2013/H 51/P1/K9)
(d) Jika sensor PIR mendeteksi manusia, maka mikrokontroler akan
mengaktifkan sensor ultrasonik untuk mengetahui posisi dan jarak
manusia terhadap robot dan ditampilkan pada LCD (TE/2013/H
33/P1/K3).
(e) Jika sensor PIR mendeteksi manusia, maka mikrokontroler akan
mengaktifkan semua sensor ultrasonik kemudian menghitung jarak
manusia tersebut, hal ini untuk mencari arah dan posisi manusia.
(TE/2013/H55/P1/K3)
Adanya konjungsi ganda dalam satu kalimat. Rahardi (2009: 23)
mengemukakan bahwa dengan konjungsi yang digunakan secara ganda semacam
itu, akan menjadi tidak jelas manakah mana anak kalimat dan induk kalimat.
Maka dari itu, konjungsi pada induk kalimat contoh di atas harus dihilangkan.
Pemakaian konjungsi jika yang benar pada kalimat di atas adalah sebagai berikut.
(a) Jika sensor PIR mengidentifikasi adanya manusia, robot akan
menggerakkan tangan dan memberi salam dengan suara.
(b) Jika sensor tidak mendeteksi adanya gerakan manusia, output sensor
akan menghasilkan tegangan sebesar 0V.
(c) Jika pin SIG berlogika low, mikrokontroler akan menghentikan proses
pencacahan.
(d) Jika sensor PIR mendeteksi manusia, mikrokontroler akan mengaktifkan
sensor ultrasonik untuk mengetahui posisi dan jarak manusia terhadap
robot dan ditampilkan pada LCD.
(e) Jika sensor PIR mendeteksi manusia, mikrokontroler akan mengaktifkan
semua sensor ultrasonik. Kemudian menghitung jarak manusia tersebut,
hal ini untuk mencari arah dan posisi manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
(2) Konjungsi maka
Konjungsi maka termasuk konjungsi yang menghubungkan satuan yang
kedudukannya tidak setara atau tidak sederajat (subordinatif). Rahardi (2009: 21)
dan Alwi (2003: 299) menjelaskan bahwa konjungsi maka menyatakan fungsi
hubungan hasil. Berdasarkan data yang telah diperoleh, frekuensi kesalahan
penggunaan konjungsi maka adalah 137 kali. Contoh kesalahan penggunaan
konjungsi maka adalah sebagai berikut.
(a) Jika tegangan keluaran dari pin I/O ini sebesar 4,8 V dan arusnya
sebesar sebesar 20mA, maka dengan mengetahui besarnya nilai Vout
dan arus dari mikrokontroler maka besarnya nilai R yang digunakan
pada rangkaian LED yaitu:... . (TE/2013/H 23/P1/K3)
(b) Jika sensor tidak mendeteksi adanya gerakan manusia, maka output
sensor akan menghasilkan tegangan sebesar 0V. (TE/2013/H 49/P1/K6)
(c) Jika pin SIG berlogika low, maka mikrokontroler akan menghentikan
proses pencacahan. (TE/2013/H 51/P1/K9)
(d) Jika sensor PIR mendeteksi manusia, maka mikrokontroler akan
mengaktifkan semua sensor ultrasonik kemudian menghitung jarak
manusia tersebut, hal ini untuk mencari arah dan posisi manusia.
(TE/2013/H55/P1/K3)
(e) Jika manusia terdeteksi berada di sebelah kiri robot, maka
mikrokontroler akan mengaktifkan motor servo. (TE/2013/H56/P1/K3)
Penggunaan konjungsi maka pada kalimat pertama digunakan secara
berlebihan. Penggunaan konjungsi maka dalam kalimat tersebut seharusnya
digunakan secukupnya dan dihilangkan salah satunya. Konjungsi maka dalam
kalimat tersebut lebih tepat jika diubah menjadi kata penghubung antarkalimat.
Penggunaan konjungsi maka pada kalimat kedua, ketiga, keempat, dan kelima
merupakan kesalahan adanya konjungsi ganda dalam satu kalimat. Dengan adanya
konjungsi ganda semacam itu, maka akan menjadi tidak jelas manakah mana anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
kalimat dan induk kalimat. Rahardi (2009: 23) mengutarakan bahwa dengan
konjungsi yang digunakan secara ganda semacam itu, akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk kalimat. Maka dari itu, konjungsi pada
induk kalimat contoh di atas harus dihilangkan. Penggunaan konjungsi maka yang
benar pada kalimat di atas adalah sebagai berikut.
(a) Jika tegangan keluaran dari pin I/O ini sebesar 4,8 V dan arusnya
sebesar sebesar 20mA. Maka, dengan mengetahui besarnya nilai Vout
dan arus dari mikrokontroler, besarnya nilai R yang digunakan pada
rangkaian LED yaitu:........
(b) Jika sensor tidak mendeteksi adanya gerakan manusia, output sensor
akan menghasilkan tegangan sebesar 0V.
(c) Jika pin SIG berlogika low, mikrokontroler akan menghentikan proses
pencacahan.
(d) Jika sensor PIR mendeteksi manusia, mikrokontroler akan mengaktifkan
semua sensor ultrasonik. Kemudian menghitung jarak manusia tersebut,
hal ini untuk mencari arah dan posisi manusia.
(e) Jika manusia terdeteksi berada di sebelah kiri robot, mikrokontroler
akan mengaktifkan motor servo.
(3) Konjungsi karena
Konjungsi karena termasuk konjungsi yang menghubungkan satuan yang
kedudukannya tidak setara atau tidak sederajat (subordinatif) dengan fungsi
menyatakan sebab (Chaer, 2011: 104). Selain pendapat Chaer, Rahardi (2009: 23)
dan Alwi (2003: 56) mengatakan bahwa konjungsi karena menyatakan fungsi
sebab. Berdasarkan data yang telah diperoleh, frekuensi kesalahan penggunaan
konjungsi karena adalah 8 kali. Contoh kesalahan penggunaan konjungsi karena
adalah sebagai berikut.
(a) Karena tegangan umpan balik berlawanan dengan tegangan masukan,
maka op-amp menghasilkan umpan balik negatif. (TE/2013/H18/P1/K7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
(b) Karena arus maksimal fototransistor sebesar 4mA dan tegangan yang
dibutuhkan adalah 5V maka dibutuhkan resistor agar perubahan
resistansinya dapat diketahui. (TE/2013/H 31/P1/K3)
(c) Karena SSR ini dihubungkan dengan sistem pengendali motor maka
motor dengan sendirinya akan berhenti beroperasi. (TE/2013/H
23/P5/K3)
(d) Karena resistor dengan nilai 240 Ωtidak dijual dipasaran maka pada
perancangan ini menggunakan resistor yang mendekati nilai tersebut.
(TE/2013/H 33/P1/K1)
(e) Karena error yang didapatkan melebihi error yang ditentukan, maka
kurva baku menggunakan kurva baku seri larutan kurkumin pada rentang
2-5 ppm. (TE/2013/H 52/P2/K2)
Adanya konjungsi ganda dalam satu kalimat. Rahardi (2009: 23)
mengatakan bahwa dengan konjungsi yang digunakan secara ganda semacam itu,
akan menjadi tidak jelas manakah mana anak kalimat dan induk kalimat. Maka
dari itu, konjungsi pada induk kalimat contoh di atas harus dihilangkan.
Penggunan konjungsi karena yang tepat pada kalimat di atas adalah sebagai
berikut.
(a) Karena tegangan umpan balik berlawanan dengan tegangan masukan,
op-amp menghasilkan umpan balik negatif.
(b) Karena arus maksimal fototransistor sebesar 4mA dan tegangan yang
dibutuhkan adalah 5V, dibutuhkan resistor agar perubahan resistansinya
dapat diketahui.
(c) Karena SSR ini dihubungkan dengan sistem pengendali motor, motor
dengan sendirinya akan berhenti beroperasi.
(d) Karena resistor dengan nilai 240 Ωtidak dijual dipasaran, pada
perancangan ini menggunakan resistor yang mendekati nilai tersebut.
(e) Karena error yang didapatkan melebihi error yang ditentukan, kurva
baku menggunakan kurva baku seri larutan kurkumin pada rentang 2-5
ppm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
(4) Konjungsi apabila
Chaer (2011: 105) mengutarakan bahwa konjungsi apabila termasuk
konjungsi yang menghubungkan satuan yang kedudukannya tidak setara atau
tidak sederajat (subordinatif). Konjungsi apabila menyatakan fungsi syarat.
Berdasarkan data yang telah diperoleh, frekuensi kesalahan penggunaan konjungsi
apabila adalah 6 kali. Contoh kesalahan penggunaan konjungsi apabila adalah
sebagai berikut.
(a) Apabila sambungan tersebut dikenai cahaya melalui lensa yang
membuka pada bungkus transistor, maka timbul aliran arus kontrol yang
menghidupkan transistor ON. (TE/2013/H20/P1/K3)
(b) Apabila arus yang mengaliri lebih dari 20Ma, maka LED akan terbakar.
(TE/2013/H 22/P2/K6)
Adanya konjungsi ganda dalam satu kalimat. Rahardi (2009: 23)
mengatakan bahwa dengan konjungsi yang digunakan secara ganda semacam itu,
akan menjadi tidak jelas manakah mana anak kalimat dan induk kalimat. Maka
dari itu, konjungsi pada induk kalimat contoh di atas harus dihilangkan.
Penggunaan konjungsi apabila yang benar pada kalimat di atas adalah sebagai
berikut.
(a) Apabila sambungan tersebut dikenai cahaya melalui lensa yang
membuka pada bungkus transistor, timbul aliran arus kontrol yang
menghidupkan transistor ON.
(b) Apabila arus yang mengaliri lebih dari 20Ma, LED akan terbakar.
(5) Konjungsi ketika
Konjungsi ketika termasuk konjungsi yang menghubungkan satuan yang
kedudukannya tidak setara atau tidak sederajat (subordinatif) dengan fungsi
menyatakan waktu (Chaer, 2011: 109). Selain itu, Rahardi (2009: 23) menyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
bahwa konjungsi ketika menyatakan fungsi waktu. Berdasarkan data yang telah
diperoleh, frekuensi kesalahan penggunaan konjungsi ketika adalah 1 kali, yaitu:
Ketika mendapatkan masukan dari user dengan dip switch akan aktifkan,
maka selanjutnya di lakukan pengecekan tipe IC TTL. (TE/2013/H
28/P1/K2)
Adanya konjungsi ganda dalam satu kalimat. Rahardi (2009: 23)
mengatakan bahwa dengan konjungsi yang digunakan secara ganda semacam itu,
akan menjadi tidak jelas manakah mana anak kalimat dan induk kalimat. Maka
dari itu, konjungsi pada induk kalimat contoh di atas harus dihilangkan.
Penggunaan konjungsi ketika yang benar pada kalimat di atas adalah sebagai
berikut.
Ketika mendapatkan masukan dari user dengan dip switch akan
diaktifkan, selanjutnya dilakukan pengecekan tipe IC TTL.
(6) Konjungsi sehingga
Konjungsi sehingga termasuk konjungsi yang menghubungkan satuan yang
kedudukannya tidak setara atau tidak sederajat (subordinatif) dengan fungsi
menyatakan hasil (Rahardi, 2009: 21). Berdasarkan data yang telah diperoleh,
frekuensi kesalahan penggunaan konjungsi sehingga adalah 7 kali. Contoh
kesalahan penggunaan konjungsi sehingga adalah sebagai berikut.
(a) Besar tegangan keluaran pada generator saat beban penuh terukur 64,55
volt dan arus terukur 401,55 mA. Sehingga dapat dihitung besar daya
keluaran pada generator induksi sebagai berikut: Pout =64,55 x
401,55mA = 25,92watt. (TE/2013/H 39/P1/K2)
(b) Berdasarkan hasil pengukuran, motor induksi yang digunakan sebagai
generator beroperasi pada tegangan pencatu 214,4 volt dan arus yang
diserap sebesar 1,4 ampere. Sehingga dapat dihitung besar daya
masukan sistem generator induksi sebagai berikut: Pin=214,4 x
1,4=300,16 watt. (TE/2013/H 39/P1/K1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Konjungsi sehingga merupakan konjungsi intrakalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai konjungsi antarkalimat yang letaknya di awal
kalimat. Sejalan dengan pendapat Rahardi (2009:21) mengatakan bahwa hal
tersebut bukan merupakan masalah fungsi tetapi hanya persoalan posisi atau
tempat. Pemakaian sebuah konjungsi itu harus berada di dalam konteks
kolokasinya dalam kalimat. Pemakaian konjungsi sehingga pada kalimat di atas
adalah sebagai berikut.
(a) Besar tegangan keluaran pada generator saat beban penuh terukur 64,55
volt dan arus terukur 401,55 mA, sehingga dapat dihitung besar daya
keluaran pada generator induksi sebagai berikut: Pout =64,55 x
401,55mA = 25,92watt.
(b) Berdasarkan hasil pengukuran, motor induksi yang digunakan sebagai
generator beroperasi pada tegangan pencatu 214,4 volt dan arus yang
diserap sebesar 1,4 ampere, sehingga dapat dihitung besar daya
masukan sistem generator induksi sebagai berikut: Pin=214,4 x
1,4=300,16 watt.
(7) Konjungsi supaya
Konjungsi supaya termasuk konjungsi yang menghubungkan satuan yang
kedudukannya tidak setara atau tidak sederajat (subordinatif) dengan fungsi
menyatakan tujuan (Chaer, 2011: 106). Berdasarkan data yang telah diperoleh,
frekuensi kesalahan penggunaan konjungsi supaya adalah 1 kali, yaitu:
Dengan demikian pengukuran kadar kurkumin harus segera dilakukan
setelah ekstrak kunyit dibuat agar supaya tidak mengalami perubahan
kadar kurkumin. (TE/2013/H 60/P3/K3)
Adanya konjungsi ganda dalam satu kalimat. Rahardi (2009: 23)
mengatakan bahwa dengan konjungsi yang digunakan secara ganda semacam itu,
akan menjadi tidak jelas manakah mana anak kalimat dan induk kalimat. Maka
dari itu, harus dihilangkan salah satu konjungsinya agar kalimat di atas menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
lebih efektif. Pembenaran konjungsi supaya pada kalimat di atas adalah sebagai
berikut.
Dengan demikian pengukuran kadar kurkumin harus segera dilakukan
setelah ekstrak kunyit dibuat agar tidak mengalami perubahan kadar
kurkumin.
4.2.2 Penggolongan Konjungsi Berdasarkan Posisi
4.2.2.1 Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi antarkalimat ialah kata penghubung yang menghubungkan ide
atau gagasan pada kalimat yang satu dengan ide atau gagasan pada kalimat yang
lainnya. Baik dalam konteks lisan maupun konteks tulis, konjungsi antarkalimat
itu harus selalu berada di awal kalimat karena memang tugas pokoknya adalah
mengawali kalimat yang baru dan harus selalu diawali dengan huruf kapital
(Rahardi, 2009: 25).
Selain itu, pendapat lain mengatakan bahwa konjungsi antarkalimat ialah
konjungsi yang menghubungkan satu kalimat dengan dengan kalimat lain. Oleh
karena itu, konjungsi ini selalu memulai suatu kalimat yang baru dan huruf
pertamanya ditulis dengan huruf kapital (Alwi, 2003: 300). Berdasarkan analisis
ditemukan sebanyak 24 kesalahan, meliputi konjungsi namun, oleh karena itu,
selain itu, setelah itu, maka dari itu, sebaliknya, dan akan tetapi. Berikut beberapa
contoh kesalahan yang ditemukan.
(1) Konjungsi namun
Konjungsi namun termasuk konjungsi antarkalimat yang menghubungkan
ide atau gagasan pada kalimat yang satu dengan ide atau gagasan pada kalimat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
lainnya. Konjungsi namun menyatakan fungsi pertentangan dengan keadaan
sebelumnya (Alwi, 2003: 301). Konjungsi antarkalimat yang menyatakan
pertentangan digunakan untuk menghubungkan dua buah kalimat. Kalimat yang
pertama menyatakan suatu keadaan, suatu peristiwa, atau suatu tindakan; dan
kalimat yang kedua menyatakan kebalikan atau pertentangan terhadap kalimat
pertama (Chaer, 2011: 127). Berdasarkan data yang telah diperoleh, frekuensi
kesalahan penggunaan konjungsi namun adalah 3 kali. Contoh kesalahan
penggunaan konjungsi namun adalah sebagai berikut.
(a) Profesi penerima tamu sebenarnya adalah pekerjaan yang mudah,
namun untuk mengucapkan kalimatn”selamat datang” secara berulang-
ulang ini menjadi pekerjaan yang sangat membosankan. (TE/2013/H
1/P2/K4)
(b) Semakin tinggi arus yang mengalir pada LED maka semakin terang pula
cahaya yang dihasilkan, namun perlu diperhatikan bahwa besarnya arus
yang diperbolehkan 10mA-20Ma dan pada tegangan 1,6V-3,5V menurut
karakter warna yang dihasilkan. (TE/2013/H 19/P1/K4)
(c) Semakin tinggi arus yang mengalir pada LED maka semakin terang pula
cahaya yang dihasilkan, namun perlu diperhatikan bahwa arus yang
diperbolehkan 10mA-20mAdan pada tegangan 1,6V-3,5V menurut
karakter warna yang dihasilkan. (TE/2013/H 22/P2/K5)
Kata namun adalah konjungsi antarkalimat. Jadi, tidak tepat jika digunakan
sebagai konjungsi intrakalimat (Chaer, 2011: 128). Konjungsi namun seharusnya
diletakkan di awal kalimat. Konjungsi namun lazimnya juga cenderung bersifat
idiomatis. Oleh karena itu, bentuk senyawa demikian tidak dapat diubah atau
dimodifikasi sekehendak hati. Rahardi (2009: 25) mengatakan bahwa bentuk
kebahasaan tersebut harus digunakan apa adanya karena cenderung merupakan
sebuah ungkapan yang sudah baku. Pembenaran konjungsi namun pada kalimat di
atas adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
(a) Profesi penerima tamu sebenarnya adalah pekerjaan yang mudah.
Namun, untuk mengucapkan kalimatn”selamat datang” secara
berulang-ulang ini menjadi pekerjaan yang sangat membosankan.
(b) Semakin tinggi arus yang mengalir pada LED maka semakin terang pula
cahaya yang dihasilkan. Namun, perlu diperhatikan bahwa arus yang
diperbolehkan 10Ma-20mAdan pada tegangan 1,6V-3,5V menurut
karakter warna yang dihasilkan.
(c) Semakin tinggi arus yang mengalir pada LED maka semakin terang pula
cahaya yang dihasilkan. Namun, perlu diperhatikan bahwa arus yang
diperbolehkan 10Ma-20mAdan pada tegangan 1,6V-3,5V menurut
karakter warna yang dihasilkan.
(2) Konjungsi oleh karena itu
Konjungsi oleh karena itu termasuk konjungsi antarkalimat yang
menghubungkan ide atau gagasan pada kalimat yang satu dengan ide atau gagasan
pada kalimat lainnya. Chaer (2011: 126) mengatakan bahwa konjungsi oleh
karena itu menyatakan kesimpulan. Konjungsi antarkalimat yang menyatakan
kesimpulan digunakan untuk menghubungkan dua buah kalimat. Kalimat pertama
menyatakan tindakan atau kejadian, dan kalimat kedua menyatakan kesimpulan
dari kalimat-kalimat sebelumnya. Berdasarkan data yang telah diperoleh,
frekuensi kesalahan penggunaan konjungsi oleh karena itu adalah 3 kali. Contoh
kesalahan penggunaan konjungsi oleh karena itu adalah sebagai berikut.
(a) Fototransistor memiliki batas arus maksimal dan batas tegangan yang
tergantung pada datasheet fototransistor yang digunakan, oleh karena
itu untuk tingkat keamanan fototransistor tahanan pembatas (resistor)
perlu dipakai. (TE/2013/H21/P2/K1)
(b) Kesehatan merupakan aspek penting dalam kehidupan manuisa, oleh
karena itu kesehatan harus dipantau melalui pemeriksaan secara
berkala di laboratorium. (TE/2013/H1/P1/K3)
(c) Penggunaan 1 buah mikrokontroler menyebabkan sensor ultrasonik tidak
bekerja dengan baik, oleh karena itu digunakan 2 buah mikrokontroler
secara lengkap dapat dilihat pada tabel lampiran L41-L64.
(TE/2013/H62/P1/K4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Kata oleh karena itu adalah konjungsi antarkalimat. Jadi, tidak tepat jika
digunakan sebagai konjungsi intrakalimat (Chaer, 2011: 128). Konjungsi oleh
karena itu seharusnya diletakkan di awal kalimat. Konjungsi oleh karena itu
lazimnya juga cenderung bersifat idiomatis. Oleh karena itu, bentuk senyawa
demikian tidak dapat diubah atau dimodifikasi sekehendak hati. Rahardi (2009:
25) mengatakan bahwa bentuk kebahasaan tersebut harus digunakan apa adanya
karena cenderung merupakan sebuah ungkapan yang sudah baku. Pemakaian
konjungsi oleh karena itu yang tepat pada kalimat di atas adalah sebagai berikut.
(a) Fototransistor memiliki batas arus maksimal dan batas tegangan yang
tergantung pada datasheet fototransistor yang digunakan. Oleh karena
itu, untuk tingkat keamanan fototransistor tahanan pembatas (resistor)
perlu dipakai.
(b) Kesehatan merupakan aspek penting dalam kehidupan manuisa. Oleh
karena itu, kesehatan harus dipantau melalui pemeriksaan secara
berkala di laboratorium.
(c) Penggunaan 1 buah mikrokontroler menyebabkan sensor ultrasonik tidak
bekerja dengan baik. Oleh karena itu, digunakan 2 buah mikrokontroler
secara lengkap dapat dilihat pada tabel lampiran L41-L64.
(3) Konjungsi selain itu
Konjungsi selain itu termasuk konjungsi antarkalimat yang menghubungkan
ide atau gagasan pada kalimat yang satu dengan ide atau gagasan pada kalimat
lainnya. Alwi (2003: 301) mengatakan bahwa konjungsi selain itu menyatakan
adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar dari yang telah dinyatakan
sebelumnya. Berdasarkan data yang telah diperoleh, frekuensi kesalahan
penggunaan konjungsi selain itu adalah 1 kali, yaitu:
Darah merupakan cairan yang bersirkulasi dalam tubuh manusia dan
vertebrata yang berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, serta mengangkut bahan-bahan kimia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
hasil metabolisme, selain itu darah juga berfungsi untuk pertahanan
tubuh terhadap virus atau bakteri. (TE/2013/H5/P1/K1)
Kata selain itu adalah konjungsi antarkalimat. Jadi, tidak tepat jika
digunakan sebagai konjungsi intrakalimat (Chaer, 2011: 128). Konjungsi selain
itu seharusnya diletakkan di awal kalimat. Konjungsi selain itu lazimnya juga
cenderung bersifat idiomatis. Oleh karena itu, bentuk senyawa demikian tidak
dapat diubah atau dimodifikasi sekehendak hati. Rahardi (2009: 25) mengatakan
bahwa bentuk kebahasaan tersebut harus digunakan apa adanya karena cenderung
merupakan sebuah ungkapan yang sudah baku. Pembenaran konjungsi selain itu
pada kalimat di atas adalah sebagai berikut.
Darah merupakan cairan yang bersirkulasi dalam tubuh manusia dan
vertebrata yang berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, serta mengangkut bahan-bahan kimia
hasil metabolisme. Selain itu, darah juga berfungsi untuk pertahanan
tubuh terhadap virus atau bakteri.
(4) Konjungsi setelah itu
Konjungsi setelah itu termasuk konjungsi antarkalimat yang
menghubungkan ide atau gagasan pada kalimat yang satu dengan ide atau gagasan
pada kalimat lainnya. Alwi (2003: 301) menguraikan bahwa konjungsi setelah itu
menyatakan kelanjutan dari peristiwa atau keadaan pada kalimat sebelumnya.
Berdasarkan data yang telah diperoleh, frekuensi kesalahan penggunaan konjungsi
setelah itu adalah 2 kali, yaitu:
(a) Konversi tunggal memulai konversi ketika bit-ADSC di-set, dan bit
tersebut tetap sampai satu kali konversi selesai (complete), setelah
(complete) itu otomatis oleh CPU bit-ADSC akan clear. (TE/2013/H
14/P1/K4)
(b) Pengujian pada suhu 30˚C dilakukan dengan cara memasukkan angka 30
melalui keypad, setelah itu menekan tombol enter. (TE/2013/H
42/P1/K1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Kata setelah itu adalah konjungsi antarkalimat. Jadi, tidak tepat jika
digunakan sebagai konjungsi intrakalimat (Chaer, 2011: 128). Konjungsi setelah
itu seharusnya diletakkan di awal kalimat. Konjungsi setelah itu lazimnya juga
cenderung bersifat idiomatis. Oleh karena itu, bentuk senyawa demikian tidak
dapat diubah atau dimodifikasi sekehendak hati. Rahardi (2009: 25) mengatakan
bahwa bentuk kebahasaan tersebut harus digunakan apa adanya karena cenderung
merupakan sebuah ungkapan yang sudah baku. Penggunan konjungsi setelah itu
yang benar pada kalimat di atas adalah sebagai berikut.
(a) Konversi tunggal memulai konversi ketika bit-ADSC di-set, dan bit
tersebut tetap sampai satu kali konversi selesai (complete). Setelah itu,
otomatis oleh CPU bit-ADSC akan clear.
(b) Pengujian pada suhu 30˚C dilakukan dengan cara memasukkan angka 30
melalui keypad. Setelah itu, menekan tombol enter.
(5) Konjungsi maka dari itu
Konjungsi maka dari itu termasuk konjungsi antarkalimat yang
menghubungkan ide atau gagasan pada kalimat yang satu dengan ide atau gagasan
pada kalimat lainnya. Chaer (2011: 126) mengatakan bahwa konjungsi maka dari
itu menyatakan kesimpulan. Konjungsi antarkalimat yang menyatakan kesimpulan
digunakan untuk menghubungkan dua buah kalimat. Kalimat pertama menyatakan
tindakan atau kejadian, dan kalimat kedua menyatakan kesimpulan dari kalimat-
kalimat sebelumnya. Berdasarkan data yang telah diperoleh, frekuensi kesalahan
penggunaan konjungsi maka dari itu adalah 1 kali, yaitu:
Halogen berasal dari kata halos=garam, genes=pembentuk, maka dari
itu halogen disebut pembentuk garam. (TE/2013/H 9/P1/K2)
Kata maka dari itu adalah konjungsi antarkalimat. Jadi, tidak tepat jika
digunakan sebagai konjungsi intrakalimat (Chaer, 2011: 128). Konjungsi maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
dari itu seharusnya diletakkan di awal kalimat. Konjungsi maka dari itu lazimnya
juga cenderung bersifat idiomatis. Oleh karena itu, bentuk senyawa demikian
tidak dapat diubah atau dimodifikasi sekehendak hati. Rahardi (2009: 25)
mengatakan bahwa bentuk kebahasaan tersebut harus digunakan apa adanya
karena cenderung merupakan sebuah ungkapan yang sudah baku. Pemakaian
konjungsi maka dari itu yang benar pada kalimat di atas adalah sebagai berikut.
Halogen berasal dari kata halos=garam, genes=pembentuk. Maka dari
itu, halogen disebut pembentuk garam.
(6) Konjungsi sebaliknya
Konjungsi sebaliknya termasuk konjungsi antarkalimat yang
menghubungkan ide atau gagasan pada kalimat yang satu dengan ide atau gagasan
pada kalimat lainnya. Konjungsi sebaliknya menyatakan fungsi pertentangan
dengan keadaan sebelumnya (Alwi, 2003: 301). Konjungsi antarkalimat yang
menyatakan pertentangan digunakan untuk menghubungkan dua buah kalimat.
Kalimat yang pertama menyatakan suatu keadaan, suatu peristiwa, atau suatu
tindakan; dan kalimat yang kedua menyatakan kebalikan atau pertentangan
terhadap kalimat pertama (Chaer, 2011: 127). Berdasarkan data yang telah
diperoleh, frekuensi kesalahan penggunaan konjungsi sebaliknya adalah 1 kali,
yaitu:
Pada saat menerima cahaya maka nilai konduktifitas kaki kolektor-
emitor akan naik sehingga Vout mendapat sumber tegangan dari Vcc
melalui kaki emitor photo transitor sehingga Vout berlogika HIGH dan
sebaliknya pada pada saat tidak menerima cahaya, maka photo transitor
OFF dan Vout dihubungkan ke ground melalui RL sehingga berlogika
LOW. (TE/2013/H 14/P1/K4)
Kata sebaliknya adalah konjungsi antarkalimat. Jadi, tidak tepat jika
digunakan sebagai konjungsi intrakalimat (Chaer, 2011: 128). Konjungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
sebaliknya seharusnya diletakkan di awal kalimat. Konjungsi sebaliknya lazimnya
juga cenderung bersifat idiomatis. Oleh karena itu, bentuk senyawa demikian
tidak dapat diubah atau dimodifikasi sekehendak hati. Rahardi (2009:25)
mengatakan bahwa bentuk kebahasaan tersebut harus digunakan apa adanya
karena cenderung merupakan sebuah ungkapan yang sudah baku. Pemakaian
konjungsi sebaliknya yang tepat pada kalimat di atas adalah sebagai berikut.
Pada saat menerima cahaya, nilai konduktifitas kaki kolektor-emitor
akan naik. Oleh karena itu, Vout mendapat sumber tegangan dari Vcc
melalui kaki emitor photo transitor, sehingga Vout berlogika HIGH.
Sebaliknya, saat tidak menerima cahaya, photo transitor OFF dan Vout
dihubungkan ke ground melalui RL sehingga berlogika LOW.
(7) Konjungsi akan tetapi
Konjungsi akan tetapi termasuk konjungsi antarkalimat yang
menghubungkan ide atau gagasan pada kalimat yang satu dengan ide atau gagasan
pada kalimat lainnya. Konjungsi akan tetapi menyatakan fungsi pertentangan
dengan keadaan sebelumnya (Alwi, 2003: 301). Konjungsi antarkalimat yang
menyatakan pertentangan digunakan untuk menghubungkan dua buah kalimat.
Kalimat yang pertama menyatakan suatu keadaan, suatu peristiwa, atau suatu
tindakan; dan kalimat yang kedua menyatakan kebalikan atau pertentangan
terhadap kalimat pertama (Chaer, 2011: 127). Berdasarkan data yang telah
diperoleh, frekuensi kesalahan penggunaan konjungsi akan tetapi adalah 1 kali,
yaitu:
Berdasarkan analisa hasil pengujian kadar kurkumin, maka dapat
disimpulkan bahwa alat ukur dapat digunakan sesuai dengan
perancangan yang telah dibuat karena sudah dapat melakukan semua
proses pengukuransecara berurutan sesuai dengan langkah-langkah
proses pengukuran, akan tetapi alat ukur ini belum bisa menghasilkan
data yang sesuai seperti spektrofotometer standar. (TE/2013/H
61/P1/K1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Kata akan tetapi adalah konjungsi antarkalimat. Jadi, tidak tepat jika
digunakan sebagai konjungsi intrakalimat (Chaer, 2011: 128). Konjungsi akan
tetapi seharusnya diletakkan di awal kalimat. Konjungsi akan tetapi lazimnya
juga cenderung bersifat idiomatis. Oleh karena itu, bentuk senyawa demikian
tidak dapat diubah atau dimodifikasi sekehendak hati. Rahardi (2009: 25)
mengatakan bahwa bentuk kebahasaan tersebut harus digunakan apa adanya
karena cenderung merupakan sebuah ungkapan yang sudah baku. Pembenaran
konjungsi akan tetapi pada kalimat di atas adalah sebagai berikut.
Berdasarkan analisa hasil pengujian kadar kurkumin, maka dapat
disimpulkan bahwa alat ukur dapat digunakan sesuai dengan
perancangan yang telah dibuat karena sudah dapat melakukan semua
proses pengukuransecara berurutan sesuai dengan langkah-langkah
proses pengukuran. Akan tetapi, alat ukur ini belum bisa menghasilkan
data yang sesuai seperti spektrofotometer standar.
Data yang diperoleh di atas merupakan data kesalahan penggunaan
konjungsi berdasarkan jenisnya. Selanjutnya, peneliti mengelompokkan data
tersebut berdasarkan jenis kesalahannya. Adapun jenis kesalahan penggunaan
konjungsi yang digunakan pada penelitian ini adalah taksonomi/pengklasifikasian
siasat permukaan menurut Tarigan. Taksonomi siasat permukaan ialah
pengklasifikasian yang menyoroti bagaimana cara-cara struktur-struktur
permukaan berubah yang meliputi kesalahan penghilangan, penambahan, salah
susun, dan salah formasi (Tarigan, 1988: 149).
4.2.3 Penghilangan
Tarigan (1988: 150) mengatakan bahwa kesalahan-kesalahan yang bersifat
“penghilangan” ini ditandai oleh ketidakhadiran suatu butir yang seharusnya ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
dalam ucapan yang baik dan benar. Berdasarkan data yang telah diperoleh, jenis
penghilangan sebanyak 1 kesalahan. Adapun contoh penggunaannya adalah pada
konjungsi dan. Contoh jenis kesalahan penghilangan adalah sebagai berikut.
Konjungsi dan
(a) Sensor PIR hanya akan mengeluarkan logika 0 dan 1,0 saat sensor tidak
mendeteksi adanya pancaran infra merah dan 1 saat sensor mendeteksi
infra merah. (TE/2013/H 22/P1/K5)
(b) Pada perancangan ini menggunakan 6 buah motor servo sebagai
penggerak tangan kanan dan kiri robot dan 1 buah motor servo sebagai
penggerak kepala robot. (TE/2013/H 47/P1/K1)
Kesalahan dalam kalimat tersebut adalah menggunakan dua buah konjungsi
yang sama dalam satu kalimat, yaitu konjungsi dan yang memiliki fungsi untuk
menyatakan penambahan. Sugono (2009: 161) mengatakan bahwa apabila unsur
kalimat majemukitu ada tiga kalimat dasar dapat menggunakan dua buah
konjungsi yang memiliki fungsi yang sama, misalnya menggunakan dua
konjungsi (dan dan serta) secara serentak. Konjungsi dan dapat disubstitusikan
dengan konjungsi lainnya, seperti serta, dan atau. Selain itu, kalimat di atas
mengalami pemborosan kata. Konjungsi serta seharusnya hadir dalam kalimat
tersebut agar menjadi lebih lebih efektif. Pemakaian konjungsi dan yang benar
pada jenis kesalahan penghilangan contoh kalimat di atas adalah sebagai berikut.
(a) Sensor PIR hanya akan mengeluarkan logika 0 dan 1,0 saat sensor tidak
mendeteksi adanya pancaran infra merah serta 1 saat sensor mendeteksi
infra merah.
(b) Pada perancangan ini menggunakan 6 buah motor servo sebagai
penggerak tangan kanan dan kiri robot serta 1 buah motor servo sebagai
penggerak kepala robot.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
4.2.4 Penambahan
Kesalahan yang berupa “penambahan” ini merupakan kebalikan dari
“penghilangan”. Kesalahan penambahan ini ditandai oleh hadirnya suatu butir
atau unsur yang seharusnya tidak muncul dalam ucapan yang baik dan benar
(Tarigan, 1988: 157). Berdasarkan data yang telah diperoleh, jenis kesalahan
penambahan sebanyak 10 kesalahan. Adapun contoh penggunaannya adalah pada
konjungsi maka, jika, karena, apabila, juga, ketika, kemudian, supaya, atau, dan
hanya. Contoh jenis kesalahan penambahan adalah sebagai berikut.
Konjungsi maka
Jika tegangan keluaran dari pin I/O ini sebesar 4,8 V dan arusnya sebesar
sebesar 20mA, maka dengan mengetahui besarnya nilai Vout dan arus dari
mikrokontroler maka besarnya nilai R yang digunakan pada rangkaian
LED yaitu:... . (TE/2013/H 23/P1/K3)
Dalam kalimat tersebut konjungsi maka digunakan secara berlebihan.
Penggunaan konjungsi maka dalam kalimat tersebut seharusnya digunakan
secukupnya dan dihilangkan salah satunya. Adanya konjungsi yang berlebihan,
akan mengalami pemborosan kata. Pada kesalahan di atas konjungsi maka selain
digunakan secara berlebihan, penggunaannya juga kurang tepat. Konjungsi maka
digunakan pada konjungsi subordinatif yang letaknya di tengah, sedangkan
apabila hal itu dilakukan. Maka, kalimat tersebut menjadi tidak efektif. Konjungsi
maka lebih baik diubah menjadi konjungsi antarkalimat. Konjungsi antarkalimat
jangan digunakan sebagai konjungsi intrakalimat (Chaer, 2011: 128). Pemakaian
konjungsi maka yang benar pada jenis kesalahan penambahan contoh kalimat di
atas adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Jika tegangan keluaran dari pin I/O ini sebesar 4,8 V dan arusnya
sebesar sebesar 20mA. Maka, dengan mengetahui besarnya nilai Vout
dan arus dari mikrokontroler, besarnya nilai R yang digunakan pada
rangkaian LED yaitu:........
Konjungsi jika
(a) Jika sensor PIR mengidentifikasi adanya manusia, maka robot akan
menggerakkan tangan dan memberi salam dengan suara. (TE/2013/H
1/P3/K5)
(b) Jika sensor PIR mendeteksi manusia, maka mikrokontroler akan
mengaktifkan sensor ultrasonik untuk mengetahui posisi dan jarak
manusia terhadap robot dan ditampilkan pada LCD (TE/2013/H
33/P1/K3).
Adanya konjungsi ganda dalam satu kalimat. Rahardi (2009: 23)
mengatakan bahwa dengan konjungsi yang digunakan secara ganda semacam itu,
akan menjadi tidak jelas manakah mana anak kalimat dan induk kalimat. Maka
dari itu, konjungsi pada induk kalimat contoh di atas harus dihilangkan.
Pembenaran konjungsi jika yang benar pada jenis kesalahan penambahan contoh
kalimat di atas adalah sebagai berikut.
(a) Jika sensor PIR mengidentifikasi adanya manusia, robot akan
menggerakkan tangan dan memberi salam dengan suara.
(b) Jika sensor PIR mendeteksi manusia, mikrokontroler akan mengaktifkan
sensor ultrasonik untuk mengetahui posisi dan jarak manusia terhadap
robot dan ditampilkan pada LCD.
Konjungsi karena
(a) Karena arus maksimal fototransistor sebesar 4mA dan tegangan yang
dibutuhkan adalah 5V maka dibutuhkan resistor agar perubahan
resistansinya dapat diketahui. (TE/2013/H 31/P1/K3)
(b) Karena SSR ini dihubungkan dengan sistem pengendali motor maka
motor dengan sendirinya akan berhenti beroperasi. (TE/2013/H
23/P5/K3)
Adanya konjungsi ganda dalam satu kalimat. Rahardi (2009: 23)
mengutarakan bahwa dengan konjungsi yang digunakan secara ganda semacam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
itu, akan menjadi tidak jelas manakah mana anak kalimat dan induk kalimat.
Maka dari itu, konjungsi pada induk kalimat contoh di atas harus dihilangkan.
Pemakaian konjungsi karena yang benar pada jenis kesalahan penambahan
contoh kalimat di atas adalah sebagai berikut.
(a) Karena arus maksimal fototransistor sebesar 4mA dan tegangan yang
dibutuhkan adalah 5V, dibutuhkan resistor agar perubahan resistansinya
dapat diketahui.
(b) Karena SSR ini dihubungkan dengan sistem pengendali motor, motor
dengan sendirinya akan berhenti beroperasi.
Konjungsi apabila
(a) Apabila sambungan tersebut dikenai cahaya melalui lensa yang
membuka pada bungkus transistor, maka timbul aliran arus kontrol yang
menghidupkan transistor ON. (TE/2013/H20/P1/K3)
(b) Apabila arus yang mengaliri lebih dari 20Ma, maka LED akan terbakar.
(TE/2013/H 22/P2/K6)
Adanya konjungsi ganda dalam satu kalimat. Rahardi (2009: 23)
menjelaskan bahwa dengan konjungsi yang digunakan secara ganda semacam itu,
akan menjadi tidak jelas manakah mana anak kalimat dan induk kalimat. Maka
dari itu, konjungsi pada induk kalimat contoh di atas harus dihilangkan.
Penggunaan konjungsi apabila yang benar pada jenis kesalahan penambahan
contoh kalimat di atas adalah sebagai berikut.
(a) Apabila sambungan tersebut dikenai cahaya melalui lensa yang
membuka pada bungkus transistor, timbul aliran arus kontrol yang
menghidupkan transistor ON.
(b) Apabila arus yang mengaliri lebih dari 20Ma, LED akan terbakar.
Konjungsi atau
Gerbang X-OR akan menghasilkan 0 jika masukan bernilai 0 atau semua
masukan bernilai 1 atau dengan kata lain bahwa X-OR akan
menghasilkan sinyal keluaran 0 jika semua sinyal masukan bernilai sama
semua. (TE/2013/H 10/P1/K1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Konjungsi atau dalam satu kalimat merupakan pemborosan kata. Adanya
konjungsi ganda dalam satu kalimat. Rahardi (2009: 23) mengatakan bahwa
dengan konjungsi yang digunakan secara ganda semacam itu, akan menjadi tidak
jelas manakah mana anak kalimat dan induk kalimat. Maka dari itu, konjungsi
pada induk kalimat contoh di atas harus dihilangkan. Konjungsi atau seharusnya
dihilangkan salah satunya. Pemakaian konjungsi atau yang benar pada jenis
kesalahan penambahan contoh kalimat di atas adalah sebagai berikut.
Gerbang X-OR akan menghasilkan 0 jika masukan bernilai 0 atau
semua masukan bernilai 1 atau dengan kata lain bahwa X-OR akan
menghasilkan sinyal keluaran 0 jika semua sinyal masukan bernilai
sama semua.
Konjungsi juga
Oleh karena itu, mesin pencuci piring ini biasanya hanya digunakan di
restauran, hotel, dan juga acara-acara besar. (TE/2013/H 1/P2/K6)
Adanya konjungsi ganda dalam satu kalimat. Rahardi (2009: 23)
menjelaskan bahwa dengan konjungsi yang digunakan secara ganda semacam itu,
akan menjadi tidak jelas manakah mana anak kalimat dan induk kalimat. Maka
dari itu, konjungsi pada induk kalimat contoh di atas harus dihilangkan.
Konjungsi juga seharusnya dihilangkan saja. Penggunaan konjungsi juga yang
benar pada jenis kesalahan penambahan contoh kalimat di atas adalah sebagai
berikut.
Oleh karena itu, mesin pencuci piring ini biasanya hanya digunakan di
restauran, hotel, dan acara-acara besar.
Konjungsi ketika
Ketika mendapatkan masukan dari user dengan dip switch akan aktifkan,
maka selanjutnya di lakukan pengecekan tipe IC TTL.
(TE/2013/H 28/P1/K2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Adanya konjungsi ganda dalam satu kalimat. Rahardi (2009: 23)
mengutarakan bahwa dengan konjungsi yang digunakan secara ganda semacam
itu, akan menjadi tidak jelas manakah mana anak kalimat dan induk kalimat.
Maka dari itu, konjungsi pada induk kalimat contoh di atas harus dihilangkan.
Konjungsi maka seharusnya dihilangkan saja. Pemakaian konjungsi ketika yang
benar pada jenis kesalahan penambahan contoh kalimat di atas adalah sebagai
berikut.
Ketika mendapatkan masukan dari user dengan dip switch akan
diaktifkan, selanjutnya dilakukan pengecekan tipe IC TTL.
Konjungsi kemudian
Sensor PING mendeteksi jarak objek dengan cara memancarkan
gelombang ultrasonic (40KHz) dalam waktu tertentu dan kemudian
mendeteksi pantulan. (TE/2013/H 50/P2/K1)
Adanya konjungsi ganda dalam satu kalimat. Rahardi (2009: 23)
mengatakan bahwa dengan konjungsi yang digunakan secara ganda semacam itu,
akan menjadi tidak jelas manakah mana anak kalimat dan induk kalimat. Maka
dari itu, konjungsi pada induk kalimat contoh di atas harus dihilangkan.
Konjungsi kemudian seharusnya dihilangkan saja. Pemakaian konjungsi kemudian
yang tepat pada jenis kesalahan penambahan contoh kalimat di atas adalah
sebagai berikut.
Sensor PING mendeteksi jarak objek dengan cara memancarkan
gelombang ultrasonic (40KHz) dalam waktu tertentu dan
mendeteksi pantulan.
Konjungsi supaya
Dengan demikian pengukuran kadar kurkumin harus segera dilakukan
setelah ekstrak kunyit dibuat agar supaya tidak mengalami perubahan
kadar kurkumin. (TE/2013/H 60/P3/K3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Adanya konjungsi ganda dalam satu kalimat. Rahardi (2009: 23)
mengutarakan bahwa dengan konjungsi yang digunakan secara ganda semacam
itu, akan menjadi tidak jelas manakah mana anak kalimat dan induk kalimat.
Maka dari itu, konjungsi pada induk kalimat contoh di atas harus dihilangkan.
Konjungsi supaya seharusnya dihilangkan saja. Pembenaran konjungsi supaya
yang benar pada jenis kesalahan penambahan contoh kalimat di atas adalah
sebagai berikut.
Dengan demikian pengukuran kadar kurkumin harus segera dilakukan
setelah ekstrak kunyit dibuat supaya tidak mengalami perubahan kadar
kurkumin.
Konjungsi hanya
Sensor pir bersifat pasif, artinya sensor ini tidak memancarkan sinar infra
merah tetapi hanya menerima radiasi sinar infra merah dari luar.
(TE/2013/H 21/P1/K2).
Adanya konjungsi ganda dalam satu kalimat. Rahardi (2009: 23)
mengatakan bahwa dengan konjungsi yang digunakan secara ganda semacam itu,
akan menjadi tidak jelas manakah mana anak kalimat dan induk kalimat. Maka
dari itu, konjungsi pada induk kalimat contoh di atas harus dihilangkan.
Konjungsi hanya seharusnya dihilangkan saja. Pembenaran konjungsi hanya yang
tepat pada jenis kesalahan penambahan contoh kalimat di atas adalah sebagai
berikut.
Sensor pir bersifat pasif, artinya sensor ini tidak memancarkan sinar infra
merah tetapi menerima radiasi sinar infra merah dari luar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
4.2.5 Salah formasi
Kesalahan yang berupa misformation atau “salah-formasi” ini ditandai
oleh pemakaian bentuk morfem atau struktur yang salah. Tarigan (1988: 170)
mengutarakan bahwa kalau dalam kesalahan penghilangan, unsur itu tidak ada
atau tidak tersedia sama sekali, maka dalam kesalahan salah-formasi ini sang
pelajar menyediakan serta memberikan sesuatu, walaupun hal itu tidak benar sama
sekali. Berdasarkan data yang telah diperoleh, jenis kesalahan salah formasi
sebanyak 3 kesalahan. Adapun contoh penggunaannya adalah pada konjungsi
antara...dengan, baik...ataupun, dan baik...dengan.
Konjungsi antara...dengan
(a) Pergerakan ini akan dilakukan oleh robot pada saat sensor ultrasonik S1
mendeteksi jarak sebenarnya antara manusia dengan robot kurang dari
200 cm. (TE/2013/H 67/P1/K2)
(b) Parameter lain yang membedakan antara servo satu dengan servo
lainnya adalah kecepatan servo untuk berubah dari posisi satu ke posisi
lainnya (operating speed). (TE/2013/H 25/P1/K3)
Penggunaan konjungsi korelatif yang tidak tepat, yaitu konjungsi antara
dengan konjungsi dengan. Kedua konjungsi tersebut bukan merupakan pasangan
konjungsi korelatif yang tepat. Bentuk korelatif atau berpasangan ini lazimnya
merupakan bentuk yang sudah merupakan senyawa. Karena bentuk kebahasaan
demikian ini bersifat senyawa, tentu saja sifatnya idiomatis, artinya tidak dapat
diubah sekehendak hati (Rahardi, 2009: 17). Maka dari itu, konjungsi korelatif
yang digunakan harus sesuai dengan pasangan yang tepat. Pemakaian konjungsi
antara...dan yang tepat pada jenis kesalahan salah formasi contoh kalimat di atas
adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
(a) Pergerakan ini akan dilakukan oleh robot pada saat sensor ultrasonik S1
mendeteksi jarak sebenarnya antara manusia dan robot kurang dari 200
cm.
(b) Parameter lain yang membedakan antara servo satu dan servo lainnya
adalah kecepatan servo untuk berubah dari posisi satu ke posisi lainnya
(operating speed).
Konjungsi baik...ataupun
Limit switch adalah salah satu sensor yang akan bekerja jika pada
bagian actuatornya tertekan suatu benda, baik dari samping kiri
ataupun kanan. (TE/2013/H 13/P1/K1)
Penggunaan konjungsi korelatif yang tidak tepat, yaitu konjungsi baik
dengan konjungsi ataupun. Kedua konjungsi tersebut bukan merupakan pasangan
konjungsi korelatif yang tepat. Bentuk korelatif atau berpasangan ini lazimnya
merupakan bentuk yang sudah merupakan senyawa. Karena bentuk kebahasaan
demikian ini bersifat senyawa, tentu saja sifatnya idiomatis, artinya tidak dapat
diubah sekehendak hati (Rahardi, 2009: 17). Maka dari itu, konjungsi korelatif
yang digunakan harus sesuai dengan pasangan yang tepat. Pemakaian konjungsi
baik...ataupun yang tepat pada jenis kesalahan salah formasi contoh kalimat di
atas adalah sebagai berikut.
Limit switch adalah salah satu sensor yang akan bekerja jika pada
bagian actuatornya tertekan suatu benda, baik dari samping kiri
maupun kanan.
Konjungsi baik...dengan
Pengujian alat ukur dapat dinyatakan berhasil karena alat ukur
dapat membedakan besar absorban yang didapat baik absorban
sampel kurkumin dengan absorban larutan kunyit sesuai dengan
urutan absorban spektrofotometer standar. (TE/2013/H 61/P2/K3)
Penggunaan konjungsi korelatif yang tidak tepat, yaitu konjungsi baik
dengan konjungsi dengan. Kedua konjungsi tersebut bukan merupakan pasangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
konjungsi korelatif yang tepat. Bentuk korelatif atau berpasangan ini lazimnya
merupakan bentuk yang sudah merupakan senyawa. Karena bentuk kebahasaan
demikian ini bersifat senyawa, tentu saja sifatnya idiomatis, artinya tidak dapat
diubah sekehendak hati (Rahardi, 2009:17). Maka dari itu, konjungsi korelatif
yang digunakan harus sesuai dengan pasangan yang tepat. Pemakaian konjungsi
baik...dengan yang tepat pada jenis kesalahan salah formasi contoh kalimat di atas
adalah sebagai berikut.
Pengujian alat ukur dapat dinyatakan berhasil karena alat ukur
dapat membedakan besar absorban yang didapat baik absorban
sampel kurkumin maupun absorban larutan kunyit sesuai dengan
urutan absorban spektrofotometer standar.
4.2.6 Salah susun
Tarigan (1988: 185) mengatakan bahwa kesalahan-kesalahan yang berupa
“salah susun” ditandai oleh penempatan yang tidak benar bagi suatu morfem atau
kelompok morfem dalam suatu ucapan atau ujaran. Berdasarkan data yang telah
diperoleh, jenis salah formasi sebanyak 11 kesalahan. Adapun contoh
penggunaannya adalah pada konjungsi dan, atau, sedangkan, namun, sehingga,
oleh karena itu, setelah itu, maka dari itu, selain itu, akan tetapi, sebaliknya.
Konjungsi dan
(a) Pada perancangan ini, timer di-set agar menghitung sampai 255. Dan
jika sudah mencapai 255, maka timer (overflow) akan memberikan
sinyal, disinilah PWM bekerja dan menginstruksikan timer untuk
menghitung lagi dari 0. (TE/2013/H 47/P3/K4)
(b) Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.
(TE/2013/H xi/P3/K3)
Penggunaan konjungsi dan pada kalimat tersebut tidak tepat. Konjungsi
dan merupakan konjungsi intrakalimat, sehingga tidak benar jika digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
sebagai konjungsi antarkalimat yang letaknya di awal kalimat. Bisa menjadi
antarkalimat apabila konjungsi dan dihilangkan. Rahardi (2009: 15) mengatakan
bahwa bentuk koordinatif sangat sering dianggap mampu menempati posisi
antarkalimat. Tentu saja, pemakaian konjungsi ini tidak dapat dibenarkan dalam
konteks karang-mengarang atau tulis-menulis. Maka, masalah posisi dalam
penggunaan konjungsi juga harus diperhatikan agar kalimat menjadi lebih efektif.
Penggunaan konjungsi dan yang tepat pada jenis kesalahan salah susun contoh
kalimat di atas adalah sebagai berikut.
(a) Pada perancangan ini, timer di-set agar menghitung sampai 255 dan jika
sudah mencapai 255, maka timer (overflow) akan memberikan sinyal,
disinilah PWM bekerja dan menginstruksikan timer untuk menghitung
lagi dari 0.
(b) Semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.
Konjungsi atau
Tegangan referensi eksternal dapat di-decouple pada pin AREF dengan
kapasitor untuk mengurangi derau. Atau dapat menggunakan tegangan
referensiinternal sebesar 2,56V (pin Aref diberi kapasitor secara
eksternal untuk menstabilkan tegangan internal). (TE/2013/H 13/P2/K3).
Penggunaan konjungsi atau pada kalimat tersebut tidak tepat. Konjungsi
atau merupakan konjungsi intrakalimat, sehingga tidak benar jika digunakan
sebagai konjungsi antarkalimat yang letaknya di awal kalimat. Rahardi (2009: 15)
menjelaskan bahwa bentuk koordinatif sangat sering dianggap mampu menempati
posisi antarkalimat. Tentu saja, pemakaian konjungsi ini tidak dapat dibenarkan
dalam konteks karang-mengarang atau tulis-menulis. Maka, masalah posisi dalam
penggunaan konjungsi juga harus diperhatikan agar kalimat menjadi lebih efektif.
Penggunaan konjungsi atau yang tepat pada jenis kesalahan salah susun contoh
kalimat di atas adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Tegangan referensi eksternal dapat di-decouple pada pin AREF dengan
kapasitor untuk mengurangi derau atau dapat menggunakan tegangan
referensiinternal sebesar 2,56V (pin Aref diberi kapasitor secara
eksternal untuk menstabilkan tegangan internal).
Konjungsi sedangkan
(a) Mikrokontroler A digunakan untuk mengontrol sensor PIR dan sensor
ultrasonik serta menampilkan data pada LCD. Sedangkan
mikrokontroler B digunakan untuk mengontrol relay dan motor servo.
(TE/2013/H62/P1/K2)
(b) Pada saat sensor ultrasonik S2 mendeteksi jarak 200 cm robot dapat
melakukan pergerakan tangan kanan dan kiri. Sedangkan pada saat
sensor ultrasonik S3 mendeteksi jarak 200cm robot dapat melakukan
pergerakan tangan kiri dan kepala. (TE/2013/H66/P2/K1)
Penggunaan konjungsi sedangkan pada kalimat tersebut tidak tepat.
Konjungsi sedangkan merupakan konjungsi intrakalimat, sehingga tidak benar
jika digunakan sebagai konjungsi antarkalimat yang letaknya di awal kalimat.
Rahardi (2009: 15) mengatakan bahwa bentuk koordinatif sangat sering dianggap
mampu menempati posisi antarkalimat. Tentu saja, pemakaian konjungsi ini tidak
dapat dibenarkan dalam konteks karang-mengarang atau tulis-menulis. Maka,
masalah posisi dalam penggunaan konjungsi juga harus diperhatikan agar kalimat
menjadi lebih efektif. Penggunaan konjungsi sedangkan yang tepat pada jenis
kesalahan salah susun contoh kalimat di atas adalah sebagai berikut.
(a) Mikrokontroler A digunakan untuk mengontrol sensor PIR dan sensor
ultrasonik serta menampilkan data pada LCD. Sedangkan
mikrokontroler B digunakan untuk mengontrol relay dan motor servo.
(TE/2013/H62/P1/K2)
(b) Pada saat sensor ultrasonik S2 mendeteksi jarak 200 cm robot dapat
melakukan pergerakan tangan kanan dan kiri. Sedangkan pada saat
sensor ultrasonik S3 mendeteksi jarak 200cm robot dapat melakukan
pergerakan tangan kiri dan kepala. (TE/2013/H66/P2/K1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Konjungsi namun
(a) Semakin tinggi arus yang mengalir pada LED maka semakin terang pula
cahaya yang dihasilkan, namun perlu diperhatikan bahwa besarnya arus
yang diperbolehkan 10mA-20Ma dan pada tegangan 1,6V-3,5V menurut
karakter warna yang dihasilkan. (TE/2013/H 19/P1/K4)
(b) Semakin tinggi arus yang mengalir pada LED maka semakin terang pula
cahaya yang dihasilkan, namun perlu diperhatikan bahwa arus yang
diperbolehkan 10mA-20mAdan pada tegangan 1,6V-3,5V menurut
karakter warna yang dihasilkan. (TE/2013/H 22/P2/K5)
Konjungsi namun merupakan konjungsi antarkalimat, sehingga tidak benar
jika digunakan sebagai konjungsi intrakalimat yang letaknya di tengah kalimat.
Konjungsi namun seharusnya diletakkan di awal kalimat. Rahardi (2009: 15)
menjelaskan bahwa bentuk koordinatif sangat sering dianggap mampu menempati
posisi antarkalimat. Tentu saja, pemakaian konjungsi ini tidak dapat dibenarkan
dalam konteks karang-mengarang atau tulis-menulis. Maka, masalah posisi dalam
penggunaan konjungsi juga harus diperhatikan agar kalimat menjadi lebih efektif.
Konjungsi antarkalimat jangan digunakan sebagai konjungsi intrakalimat (Chaer,
2011: 128). Pemakaian konjungsi namun yang tepat pada jenis kesalahan salah
susun contoh kalimat di atas adalah sebagai berikut.
(a) Semakin tinggi arus yang mengalir pada LED maka semakin terang pula
cahaya yang dihasilkan. Namun, perlu diperhatikan bahwa arus yang
diperbolehkan 10Ma-20mAdan pada tegangan 1,6V-3,5V menurut
karakter warna yang dihasilkan.
(b) Semakin tinggi arus yang mengalir pada LED maka semakin terang pula
cahaya yang dihasilkan. Namun, perlu diperhatikan bahwa arus yang
diperbolehkan 10Ma-20mAdan pada tegangan 1,6V-3,5V menurut
karakter warna yang dihasilkan.
Konjungsi sehingga
(a) Berdasarkan nameplate motor induksi yang digunakan sebagai
generator,dapat dilihat besar daya keluaranmotor adalah 125 watt,arus
yang diserap sebesar 1,5 A dan tegangan pencatu 220 volt. Sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
dapat dihitung besar daya masukan sistem generator induksi sebagai
berikut: Pin=220x1,5=330Watt. (TE/2013/H 21/P1/K1)
(b) Berdasarkan hasil pengukuran, motor induksi yang digunakan sebagai
generator beroperasi pada tegangan pencatu 214,4 volt dan arus yang
diserap sebesar 1,4 ampere. Sehingga dapat dihitung besar daya
masukan sistem generator induksi sebagai berikut: Pin=214,4 x
1,4=300,16 watt. (TE/2013/H 39/P1/K1)
Konjungsi sehingga merupakan konjungsi subordinatif, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai konjungsi antrakalimat yang letaknya di awal
kalimat. Konjungsi sehingga seharusnya diletakkan di tengah kalimat. Rahardi
(2009: 21) menjelaskan bahwa permasalahan seperti ini hanya masalah posisi
bukan permasalahan fungsi, sehingga dalam kalimat harus diperhatikan dalam
menempatkan suatu konjungsi. Penggunaan konjungsi sehingga yang benar pada
jenis kesalahan salah susun contoh kalimat di atas adalah sebagai berikut.
(a) Berdasarkan nameplate motor induksi yang digunakan sebagai
generator,dapat dilihat besar daya keluaranmotor adalah 125 watt,arus
yang diserap sebesar 1,5 A dan tegangan pencatu 220 volt. Sehingga
dapat dihitung besar daya masukan sistem generator induksi sebagai
berikut: Pin=220x1,5=330Watt. (TE/2013/H 21/P1/K1)
(b) Berdasarkan hasil pengukuran, motor induksi yang digunakan sebagai
generator beroperasi pada tegangan pencatu 214,4 volt dan arus yang
diserap sebesar 1,4 ampere. Sehingga dapat dihitung besar daya
masukan sistem generator induksi sebagai berikut: Pin=214,4 x
1,4=300,16 watt. (TE/2013/H 39/P1/K1)
Konjungsi oleh karena itu
(a) Fototransistor memiliki batas arus maksimal dan batas tegangan yang
tergantung pada datasheet fototransistor yang digunakan, oleh karena
itu untuk tingkat keamanan fototransistor tahanan pembatas (resistor)
perlu dipakai. (TE/2013/H21/P2/K1)
(b) Kesehatan merupakan aspek penting dalam kehidupan manuisa, oleh
karena itu kesehatan harus dipantau melalui pemeriksaan secara
berkala di laboratorium. (TE/2013/H1/P1/K3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Konjungsi oleh karena itu merupakan konjungsi antarkalimat, sehingga
tidak benar jika digunakan sebagai konjungsi intrakalimat yang letaknya di tengah
kalimat. Konjungsi oleh karena itu seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Rahardi (2009: 15) mengutarakan bahwa bentuk koordinatif sangat sering
dianggap mampu menempati posisi antarkalimat. Tentu saja, pemakaian
konjungsi ini tidak dapat dibenarkan dalam konteks karang-mengarang atau tulis-
menulis. Maka, masalah posisi dalam penggunaan konjungsi juga harus
diperhatikan agar kalimat menjadi lebih efektif. Konjungsi antarkalimat jangan
digunakan sebagai konjungsi intrakalimat (Chaer, 2011: 128). Penggunaan
konjungsi oleh karena itu yang tepat pada jenis kesalahan salah susun contoh
kalimat di atas adalah sebagai berikut.
(a) Fototransistor memiliki batas arus maksimal dan batas tegangan yang
tergantung pada datasheet fototransistor yang digunakan. Oleh karena
itu, untuk tingkat keamanan fototransistor tahanan pembatas (resistor)
perlu dipakai.
(b) Kesehatan merupakan aspek penting dalam kehidupan manuisa. Oleh
karena itu, kesehatan harus dipantau melalui pemeriksaan secara
berkala di laboratorium.
Konjungsi selain itu
Darah merupakan cairan yang bersirkulasi dalam tubuh manusia dan
vertebrata yang berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, serta mengangkut bahan-bahan kimia
hasil metabolisme, selain itu darah juga berfungsi untuk pertahanan
tubuh terhadap virus atau bakteri. (TE/2013/H5/P1/K1)
Konjungsi selain itu merupakan konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai konjungsi intrakalimat yang letaknya di tengah
kalimat. Konjungsi selain itu seharusnya diletakkan di awal kalimat. Rahardi
(2009: 15) mengatakan bahwa bentuk koordinatif sangat sering dianggap mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
menempati posisi antarkalimat. Tentu saja, pemakaian konjungsi ini tidak dapat
dibenarkan dalam konteks karang-mengarang atau tulis-menulis. Maka, masalah
posisi dalam penggunaan konjungsi juga harus diperhatikan agar kalimat menjadi
lebih efektif. Konjungsi antarkalimat jangan digunakan sebagai konjungsi
intrakalimat (Chaer, 2011: 128). Pemakaian konjungsi selain itu yang tepat pada
jenis kesalahan salah susun contoh kalimat di atas adalah sebagai berikut.
Darah merupakan cairan yang bersirkulasi dalam tubuh manusia dan
vertebrata yang berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, serta mengangkut bahan-bahan kimia
hasil metabolisme. Selain itu, darah juga berfungsi untuk pertahanan
tubuh terhadap virus atau bakteri.
Konjungsi maka dari itu
Halogen berasal dari kata halos=garam, genes=pembentuk, maka dari itu
halogen disebut pembentuk garam. (TE/2013/H 9/P1/K2)
Penggunaan konjungsi maka dari itu pada kalimat tersebut tidak tepat.
Konjungsi maka dari itu merupakan konjungsi antarkalimat, sehingga tidak benar
jika digunakan sebagai konjungsi intrakalimat yang letaknya di tengah. Konjungsi
maka dari itu seharusnya diletakkan di awal kalimat. Rahardi (2009: 15)
mengatakan bahwa bentuk koordinatif sangat sering dianggap mampu menempati
posisi antarkalimat. Tentu saja, pemakaian konjungsi ini tidak dapat dibenarkan
dalam konteks karang-mengarang atau tulis-menulis. Maka, masalah posisi dalam
penggunaan konjungsi juga harus diperhatikan agar kalimat menjadi lebih efektif.
Konjungsi antarkalimat jangan digunakan sebagai konjungsi intrakalimat (Chaer,
2011: 128). Penggunaan konjungsi maka dari itu yang benar pada jenis kesalahan
salah susun contoh kalimat di atas adalah sebagai berikut.
Halogen berasal dari kata halos=garam, genes=pembentuk. Maka dari
itu, halogen disebut pembentuk garam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Konjungsi setelah itu
Konversi tunggal memulai konversi ketika bit-ADSC di-set, dan bit
tersebut tetap sampai satu kali konversi selesai (complete), setelah
(complete) itu otomatis oleh CPU bit-ADSC akan clear. (TE/2013/H
14/P1/K4).
Konjungsi setelah itu merupakan konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai konjungsi intrakalimat yang letaknya di tengah
kalimat. Konjungsi setelah itu seharusnya diletakkan di awal kalimat. Rahardi
(2009: 15) mengatakan bahwa bentuk koordinatif sangat sering dianggap mampu
menempati posisi antarkalimat. Tentu saja, pemakaian konjungsi ini tidak dapat
dibenarkan dalam konteks karang-mengarang atau tulis-menulis. Maka, masalah
posisi dalam penggunaan konjungsi juga harus diperhatikan agar kalimat menjadi
lebih efektif. Konjungsi antarkalimat jangan digunakan sebagai konjungsi
intrakalimat (Chaer, 2011:128). Penggunaan konjungsi setelah itu yang tepat pada
jenis kesalahan salah susun contoh kalimat di atas adalah sebagai berikut.
Konversi tunggal memulai konversi ketika bit-ADSC di-set, dan bit
tersebut tetap sampai satu kali konversi selesai (complete). Setelah
itu, otomatis oleh CPU bit-ADSC akan clear.
Konjungsi akan tetapi
Berdasarkan analisa hasil pengujian kadar kurkumin, maka dapat
disimpulkan bahwa alat ukur dapat digunakan sesuai dengan
perancangan yang telah dibuat karena sudah dapat melakukan semua
proses pengukuransecara berurutan sesuai dengan langkah-langkah
proses pengukuran, akan tetapi alat ukur ini belum bisa menghasilkan
data yang sesuai seperti spektrofotometer standar. (TE/2013/H
61/P1/K1)
Konjungsi akan tetapi merupakan konjungsi anatarkalimat, sehingga tidak
tepat jika digunakan sebagai konjungsi intrakalimat yang letaknya di tengah
kalimat. Konjungsi akan tetapi seharusnya diletakkan di awal kalimat. Rahardi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
(2009: 15) menjelaskan bahwa bentuk koordinatif sangat sering dianggap mampu
menempati posisi antarkalimat. Tentu saja, pemakaian konjungsi ini tidak dapat
dibenarkan dalam konteks karang-mengarang atau tulis-menulis. Maka, masalah
posisi dalam penggunaan konjungsi juga harus diperhatikan agar kalimat menjadi
lebih efektif. Konjungsi antarkalimat jangan digunakan sebagai konjungsi
intrakalimat (Chaer, 2011: 128). Pemakaian konjungsi akan tetapi yang tepat pada
jenis kesalahan salah susun contoh kalimat di atas adalah sebagai berikut.
Berdasarkan analisa hasil pengujian kadar kurkumin, maka dapat
disimpulkan bahwa alat ukur dapat digunakan sesuai dengan
perancangan yang telah dibuat karena sudah dapat melakukan semua
proses pengukuransecara berurutan sesuai dengan langkah-langkah
proses pengukuran. Akan tetapi, alat ukur ini belum bisa menghasilkan
data yang sesuai seperti spektrofotometer standar.
Konjungsi sebaliknya
Pada saat menerima cahaya maka nilai konduktifitas kaki kolektor-
emitor akan naik sehingga Vout mendapat sumber tegangan dari Vcc
melalui kaki emitor photo transitor sehingga Vout berlogika HIGH dan
sebaliknya pada pada saat tidak menerima cahaya, maka photo transitor
OFF dan Vout dihubungkan ke ground melalui RL sehingga berlogika
LOW. (TE/2013/H 14/P1/K4)
Konjungsi sebaliknya merupakan konjungsi anatarkalimat, sehingga tidak
tepat jika digunakan sebagai konjungsi intrakalimat yang letaknya di tengah
kalimat. Konjungsi sebaliknya seharusnya diletakkan di awal kalimat. Rahardi
(2009: 15) menjelaskan bahwa bentuk koordinatif sangat sering dianggap mampu
menempati posisi antarkalimat. Tentu saja, pemakaian konjungsi ini tidak dapat
dibenarkan dalam konteks karang-mengarang atau tulis-menulis. Maka, masalah
posisi dalam penggunaan konjungsi juga harus diperhatikan agar kalimat menjadi
lebih efektif. Konjungsi antarkalimat jangan digunakan sebagai konjungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
intrakalimat (Chaer, 2011: 128). Penggunaan konjungsi sebaliknya yang tepat
pada jenis kesalahan salah susun contoh kalimat di atas adalah sebagai berikut.
Pada saat menerima cahaya, nilai konduktifitas kaki kolektor-
emitor akan naik. Oleh karena itu, Vout mendapat sumber
tegangan dari Vcc melalui kaki emitor photo transitor, sehingga
Vout berlogika HIGH. Sebaliknya, saat tidak menerima cahaya,
photo transitor OFF dan Vout dihubungkan ke ground melalui RL
sehingga berlogika LOW.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis kesalahan penggunaan
konjungsi pada skripsi mahasiswa Program Studi Teknik Elektro lulusan tahun
2013 Universitas Santa Dharma, Yogyakarta. Dalam analisis data peneliti telah
memaparkan jenis-jenis kesalahan penggunaan konjungsi yang mengalami
penyimpangan dalam penggunaannya. Dengan demikian, jenis kesalahan
penggunaan konjungsi dapat dideskripsikan dan tujuan penelitian dapat tercapai.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan di awal bab IV, peneliti
menemukan 225 kesalahan penggunaan konjungsi pada skripsi mahasiswa
Program Studi Teknik Elektro lulusan tahun 2013 Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta. Hasil analisis menunjukkan bahwa, kesalahan terbanyak terjadi pada
konjungsi subordinatif sebanyak 119 dan kesalahan pada salah susun sebanyak
11.
Konjungsi subordinatif ialah kata penghubung yang menghubungkan anak
kalimat dengan induk kalimat atau yang bertugas menghubungkan dua buah
klausa atau lebih (Rahardi, 2009: 20). Kesalahan yang terjadi pada tugas akhir
mahasiswa Program Studi Teknik Elektro ialah menggunakan konjungsi ganda
dalam satu kalimat. Rahardi (2009: 23) mengatakan bahwa dengan konjungsi
yang digunakan secara ganda semacam itu, akan menjadi tidak jelas manakah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
mana anak kalimat dan induk kalimat. Tarigan (1988: 185) mengutarakan bahwa
salah susun ialah kesalahan-kesalahan yang ditandai oleh penempatan yang tidak
benar bagi suatu morfem atau kelompok morfem dalam suatu ucapan atau ujaran.
Kesalahan yang terjadi pada tugas akhir mahasiswa Program Studi Teknik Elektro
dalam hal salah susun ialah menempatkan konjungsi yang tidak tepat. Misalnya,
menggunakan konjungsi antarkalimat sebagai konjungsi subordinatif atau
sebaliknya.
Kesalahan adalah penyimpangan dalam pemakaian bahasa yang disebabkan
oleh faktor kompetensi. Kesalahan biasanya terjadi secara konsisten dan
berlangsung lama (Tarigan, 1988: 75). Selain itu, Setyawati (2010: 15-16)
menjelaskna bahwa ada tiga kemungkinan penyebab seseorang dapat salah dalam
berbahasa, antara lain: (1) terpengaruh bahasa yang lebih dahulu dikuasai, ini
dapat berarti bahwa kesalahan berbahasa disebabkan oleh interfensi (B1) bahasa
ibu, (2) kekurangpahaman pemakai bahasa terhadap bahasa yang dipakainya,
dengan kata lain salah atau keliru menerapkan kaidah bahasa, dan (3) pengajaran
bahasa yang kurang tepat atau kurang sempurna. Kesalahan yang terjadi pada
skripsi mahasiswa Program Studi Teknik Elektro bisa disebabkan karena
kekurangpahaman atau kekurangtahuan mengenai aturan penggunaan konjungsi
yang tepat. Hal itu terjadi bukan hanya dari mahasiswa yang kurang paham tetapi
bisa juga karena kurangnya pengajaran bahasa Indonesia khususnya konjungsi di
dalam proses pembelajaran yang diajarkan dosen.
Berdasarkan hasil analisis yang ada, peneliti memaknainya sebagai
kesalahan bukan kekeliruan. Perbedaannya adalah kesalahan terjadi secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
konsisten dan berlangsung lama, sedangkan kekeliruan terjadi hanya sekali,
kemungkinan salah ucap atau salah susun karena kurang cermat. Hasil analisis
data menunjukkan bahwa kesalahan penggunaan konjungsi terjadi secara
konsisten dan berlangsung lama (sering) pada kasus kesalahan yang sama. Guna
memecahkan masalah yang ada, peneliti menggunakan teori-teori yang relevan.
Teori-teori tersebut kemudian digunakan untuk menganalisis data kesalahan yang
ditemukan. Berdasarkan rumusan masalah yang ada, analisis data yang telah
dilakukan berhubungan dengan jawaban yang diinginkan peneliti bahwa,
kesalahan penggunaan konjungsi meliputi konjungsi koordinatif, konjungsi
subordinatif, konjungsi korelatif, dan konjungsi antarkalimat. Jenis kesalahan
konjungsi meliputi: penghilangan, penambahan, salah formasi, dan salah susun.
Dapat dikatakan bahwa analisis data dapat menjawab rumusan masalah yang ada.
Dengan adanya penelitian ini, dapat dimaknai bahwa kesalahan yang terjadi
merupakan bentuk evaluasi terhadap penggunaan konjungsi di kalangan
mahasiswa khususnya pada program studi Teknik Elektro. Maka dari itu, perlu
ditingkatkan lagi pengetahuan mengenai penggunaan konjungsi berdasarkan
peraturan yang ada khususnya untuk mahasiswa dan dosen seharusnya
memberikan pembelajaran mengenai konjungsi dengan lebih mendetail.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Analisis kesalahan penggunaan konjungsi pada skripsi mahasiswa Program
Studi Teknik Elektro lulusan tahun 2013 Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
yang berjumlah tujuh meliputi empat macam, yaitu analisis konjungsi koordinatif,
analisis konjungsi korelatif, analisis konjungsi subordinatif, dan konjungsi
antarkalimat. Secara keseluruhan skripsi tersebut masih ditemukan beberapa
kesalahan khususnya pada penggunaan konjungsi. Ketika konjungsi yang
digunakan belum tepat dan benar, hal tersebut akan menjadikan kalimat yang
terbentuk menjadi kurang efektif. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan
yang telah dilakukan diketahui bahwa, secara keseluruhan ada 443 kali kesalahan
penggunaan konjungsi dan 23 jenis konjungsi yang digunakan.
Berdasarkan uraian jenis kesalahan yang sudah dibahas sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa jenis kesalahan pada penelitian ini adalah kesalahan
taksonomi siasat permukaan. Taksonomi siasat kesalahan menyoroti bagaimana
cara-caranya struktur-struktur permukaan berubah. Kesalahan tersebut meliputi,
kesalahan penghilangan, kesalahan penambahan, kesalahan salah formasi, dan
kesalahan salah susun. Jenis kesalahannya meliputi: penghilangan, penambahan,
salah susun, dan salah formasi.
Kesalahan pada penggunaan konjungsi di atas disebabkan karena sebagian
besar konjungsi tersebut dalam penggunaannya tidak sesuai aturan. Kebanyakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
kesalahan konjungsi terjadi pada konjungsi intrakalimat yang digunakan sebagai
konjungsi antarkalimat, konjungsi antarkalimat digunakan sebagai konjungsi
intrakalimat, penggunaan konjungsi ganda, dan penggunaan konjungsi korelatif
yang kurang tepat dalam pemilihan pasangan konjungsinya. Namun, pada
penelitian ini kesalahan terbanyak terjadi pada konjungsi subordinatif. Kesalahan
yang terjadi ialah menggunakan konjungsi ganda dalam satu kalimat. Dengan
adanya konjungsi ganda semacam itu, maka akan tidak jelas mana indukalimat
dan mana anak kalimat. Pada jenis kesalahan salah susun, terjadi akibat posisi
penggunaan konjungsi yang tidak tepat, misalnya konjungsi koordinatif yang
digunakan untuk mengawali sebuah kalimat, padahal konjungsi yang tepat untuk
mengawali kalimat adalah konjungsi antarkalimat. Berdasarkan data yang
diperoleh, kesalahan penggunaan konjungsi subordinatif sebanyak 119 kesalahan
dari 225 dan jenis kesalahan salah susun sebanyak 11 data kesalahan yang ada.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti menyampaikan saran kepada
mahasiswa Program Studi Teknik Elektro, dosen pembimbing skripsi, dan bagi
peneliti lain.
Mahasiswa Teknik Elektro hendaknya memperhatikan penggunaan
konjungsi dalam penulisan karya ilmiah. Agar kalimat-kalimat yang ditulis
menjadi kalimat yang efektif dan tidak menyalahi aturan yang ada. Selanjutnya,
untuk dosen pembimbing skripsi diharapkan lebih cermat dan teliti dalam
membimbing dan merevisi hasil penelitian mahasiswa. Selain itu, dosen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
diharapkan memberikan perhatian khusus dalam keterampilan menulis karya
ilmiah khususnya pada penggunaan konjungsi, lebih banyak memberikan latihan-
latihan, dan memperkenalkan variasi penggunaan konjungsi, sehingga dapat
meminimalisasi kesalahan yang ada. Bagi dosen pengajar diharapkan
memperhatikan SK Dirjen DIKTI No. 43/DIKTI/Kep/2006 dalam menyusun
materi, sehingga materi-materi yang diperlukan mahasiswa sebagai modal
penulisan skripsi dapat dikuasai dengan baik dan dalam menyusun kalimat
menjadi sebuah kalimat yang baik dan benar. Selain itu, dosen pengajar
diharapkan menggunakan metode pengajaran yang tepat, agar materi dapat
disampaikan dengan baik.
Penelitian mengenai penggunaan konjungsi masih sangat minim. Maka,
bagi peneliti yang akan datang, dapat meneliti tidak hanya dari penggunaan
konjungsinya saja, tetapi kesalahan pemilihan kata ataupun kesalahan penggunaan
tanda baca, serta kalimat efektifnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1984. Petunjuk Praktis Menyusun Risalah dan Skripsi. Surabaya:
PT Bina Ilmu.
Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Ardian, Leo Indra. 2001. Analisis Kesalahan Berbahasa. Surabaya: FBS IKIP
Surabaya.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi
Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 1990. Penggunaan Preposisi dan Konjungsi Bahasa Indonesia.
Ende Flores: Nusa Indah.
. 2011. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Edisi Revisi. Jakarta:
Rineke Cipta.
DEPDIKNAS. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi IV. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Hastuti, Sri. 1989. Sekitar Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta:
PT Mitra Gama Widya.
Kridalaksana, Harimurti. 2005. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Edisi Kedua.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Pateda, M. 1987. Analisis Kesalahan. Flores: Nusa Indah.
Rahardi, Kunjana. 2009. Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-
Mengarang. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Ramlan, M. 2008. Kalimat, Konjungsi, dan Preposisi Bahasa Indonesia dalam
Penulisan Karangan Ilmiah. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Teori dan
Praktik. Surakarta: Yuma Pustaka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Soewandi, A. M. Slamet. 2007. Penelitian Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia
dan Daerah (Handout). Yogyakarta: PBSID, Universitas Sanata Dharma.
Sudijono, Anas. 2001. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,dan R & D. Bandung:
ALFABETA.
Suharsini, Arikunto. 1990. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina
Aksara.
Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. 1988. Pengajaran Analisis Kesalahan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Wiryo Soedarmo, Soekono. 1984. Tata Bahasa Bahasa Indonesia. Surabaya:
Sinar Wijaya.
Yeti Mulyati, dkk. 2008. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Sumber Data:
Ari Putra Ariyanto, Yonathan. 2013. Mesin Pencuci Piring. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Chrismatsy, Lian. 2013. Alat Ukur Kadar Kurkumin Menggunakan
Monokromator Kisi Difraksi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Hermawan, Yohanes. 2013. Pengujian IC TTL Berbasis Mikrokontroler.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Joni, Alpensus. 2013. Pemanfaatan Motor Induksi Satu Fasa sebagai Generator.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Juk, Bernadus. 2013. Robot Penerima Tamu. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Theofanus Lering, Sturmius. 2013. Penentuan Jenis Golongan Darah Manusia
Berbasis Mikrokontroler AT-Mega 8535. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Wati, Esther Kristina. 2009. Perbedaan Kemampuan Menggunakan Konjungsi
antara Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3, Mendoyo, Bali dan Siswa Kelas
VIII SMP Budya Wacana, Yogyakarta, Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi.
Yogyakarta: PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma.
Yanuari, Afriani. 2012. Analisis Kesalahan Penggunaan Konjungsi pada
Karangan Narasi Siswa Kelas X SMA Negeri Mojotengah, Wonosobo
Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP,
Universitas Sanata Dharma.
Yuliantoro, Paulus. 2013. Pengaman Motor Listrik 3 Phasa dengan Sensor Suhu
IC LM 35. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran I
TABULASI DATA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TRIANGULASI DATA
Di bawah ini merupakan triangulasi data dari penelitian yang berjudul “Jenis Kesalahan Penggunaan Konjungsi pada Skripsi Mahasiswa Program
Studi Teknik Elektro Lulusan Tahun 2013 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta” . Berilah tanda √ pada kolom setuju apabila Anda setuju bahwa
kalimat yang sudah diperbaiki merupakan pembetulan dari jenis kesalahan berbahasa dalam hal penggunaan konjungsi, atau berilah tanda √ pada
kolom tidak setuju apabila Anda tidak setuju bahwa kalimat yang sudah diperbaiki merupakan pembetulan dari jenis kesalahan berbahasa dalam hal
penggunaan konjungsi.
A. Konjungsi Koordinatif
No. Kalimat yang Mengandung Kesalahan
Analisis Triangulator
Keterangan Perbaikan Setuju Tidak
setuju
1. Mikrokontroler adalah sebuah sistem
microprocessor yang di dalamnya sudah
terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, clock
dan peralatan internal lainnya yang
sudah saling terhubung dan
terorganisasi (teralamati) dengan baik
oleh pabrik pembuatannya dan dikemas
dalam satu chip yang siap dipakai [2]. x
pengguna tinggal memprogram isi
ROM sesuai aturan penggunaan oleh
pabrik yang membuatnya.
(TE/2013/H 5/P1/K1)
Kalimat sederhana yang yang diawali
dengan kata penghubung sehingga
pada kalimat tersebut, akan membuat
bentuk kebahasaan itu berubah
menjadi klausa yang menggantung.
Tidak memiliki ibu atau induk
kalimat.
Mikrokontroler adalah sebuah
sistem microprocessor yang di
dalamnya sudah terdapat CPU,
ROM, RAM, I/O, clock dan
peralatan internal lainnya yang
sudah saling terhubung serta
terorganisasi (teralamati) dengan
baik oleh pabrik pembuatannya.
Mikrokontroler dikemas dalam
satu chip yang siap dipakai,
sehingga pengguna tinggal
memprogram isi ROM sesuai
aturan penggunaan oleh pabrik
yang membuatnya.
2. Sensor pir bersifat pasif, artinya sensor
ini tidak memancarkan sinar infra
merah tetapi hanya menerima radiasi
sinar infra merah dari luar.
Pada kalimat tersebut terdapat
konjungsi ganda. Dengan adanya
konjungsi ganda seperti itu tidak jelas
yang mana anak kalimat dan induk
Sensor PIR bersifat pasif, artinya
sensor ini tidak memancarkan
sinar infra merah tetapi menerima
radiasi sinar infra merah dari luar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(TE/2013/H 21/P1/K2)
kalimat. Maka dari itu, harus
dihilangkan salah satunya.
3. Sensor PIR hanya akan mengeluarkan
logika 0 dan 1,0 saat sensor tidak
mendeteksi adanya pancaran infra
merah dan 1 saat sensor mendeteksi
infra merah.
(TE/2013/H 22/P1/K5)
Kesalahan dalam kalimat tersebut
adalah menggunakan dua buah
konjungsi yang sama dalam satu
kalimat, yaitu konjungsi dan yang
memiliki fungsi untuk menyatakan
penambahan. Seharusnya, konjungsi
dan dapat disubstitusikan dengan
konjungsi lainnya,seperti serta,dan
atau.
Sensor PIR hanya akan
mengeluarkan logika 0 dan 1,0
saat sensor tidak mendeteksi
adanya pancaran infra merah
serta 1 saat sensor mendeteksi
infra merah.
4. Rangkaian catu daya12Vdcditunjukkan
pada gambar 3.10a. Sedangkan
pengaturan nilai tegangan 5Vdc
menggunakan komponen LM7805T,
dengan arus maksimal sebesar 1A.
(TE/2013/H 39/P1/K2)
Konjungsi sedangkan merupakan
konjungsi intrakalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi antarkalimat yang letaknya
di awal kalimat.
Rangkaian catu
daya12Vdcditunjukkan pada
gambar 3.10a, sedangkan
pengaturan nilai tegangan 5Vdc
menggunakan komponen
LM7805T, dengan arus maksimal
sebesar 1A.
5. Pada perancangan ini menggunakan 6
buah motor servo sebagai penggerak
tangan kanan dan kiri robot dan 1 buah
motor servo sebagai penggerak kepala
robot.
(TE/2013/H 47/P1/K1)
Kesalahan dalam kalimat tersebut
adalah menggunakan dua buah
konjungsi yang sama dalam satu
kalimat, yaitu konjungsi dan yang
memiliki fungsi untuk menyatakan
penambahan. Seharusnya, konjungsi
dan dapat disubstitusikan dengan
konjungsi lainnya,seperti serta,dan
atau.
Pada perancangan ini
menggunakan 6 buah motor servo
sebagai penggerak tangan kanan
dan kiri robot serta 1 buah motor
servo sebagai penggerak kepala
robot.
6. Pada perancangan ini, timer di-set agar
menghitung sampai 255. Dan jika sudah
mencapai 255, maka timer (overflow)
akan memberikan sinyal, disinilah
Penggunaan konjungsi dan pada
kalimat tersebut tidak tepat. Konjungsi
dan merupakan konjungsi
intrakalimat, sehingga tidak benar jika
Pada perancangan ini, timer di-set
agar menghitung sampai 255, dan
jika sudah mencapai 255, timer
(overflow) akan memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PWM bekerja dan menginstruksikan
timer untuk menghitung lagi dari 0.
(TE/2013/H 47/P3/K4)
digunakan sebagai konjungsi
antarkalimat yang letaknya di awal
kalimat.
Bisa menjadi antarkalimat apabila
konjungsi dan dihilangkan.
sinyal, disinilah PWM bekerja dan
menginstruksikan timer untuk
menghitung lagi dari 0.
Jika sudah mencapai 255, timer
(overflow) akan memberikan
sinyal, disinilah PWM bekerja dan
menginstruksikan timer untuk
menghitung lagi dari 0.
7. Prinsip kerja dari sensor ini adalah jika
sensor mendeteksi adanya gerakan
manusia, maka output sensor akan
menghasilkan tegangan sebesar 3,5V.
Sedangkan jika sensor tidak
mendeteksi adanya gerakan manusia,
maka output sensor akan menghasilkan
tegangan sebesar 0V.
(TE/2013/H 49/P1/K5)
Penggunaan konjungsi sedangkan
pada kalimat tersebut tidak tepat.
Konjungsi sedangkan merupakan
konjungsi intrakalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi antarkalimat yang letaknya
di awal kalimat.
Prinsip kerja dari sensor ini adalah
jika sensor mendeteksi adanya
gerakan manusia, output sensor
akan menghasilkan tegangan
sebesar 3,5V, sedangkan jika
sensor tidak mendeteksi adanya
gerakan manusia, output sensor
akan menghasilkan tegangan
sebesar 0V.
8. Sensor PING mendeteksi jarak objek
dengan cara memancarkan gelombang
ultrasonic (40KHz) dalam waktu
tertentu dan kemudian mendeteksi
pantulan.
(TE/2013/H 50/P2/K1)
Karena ada konjungsi ganda dalam
satu kalimat. Dengan adanya
konjungsi ganda seperti itu tidak jelas
yang mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Sensor PING mendeteksi jarak
objek dengan cara memancarkan
gelombang ultrasonik (40KHz)
dalam waktu tertentu dan
mendeteksi pantulan.
9. Rangkaian sistem minimum berfungsi
sebagai I/O untuk mengolah data dari
sensor PIR dan ultrasonik dan
mengontrol sudut putar motor servo
yang telah deprogram.
Dalam kalimat tersebut konjungsi dan
digunakan secara berlebihan.
Penggunaan konjungsi dan dalam
kalimat tersebut seharusnya dapat
disubstitusikan dengan konjungsi
penambahan lainnya, seperti serta dan
Rangkaian sistem minimum
berfungsi sebagai I/O untuk
mengolah data dari sensor PIR
dan ultrasonik serta mengontrol
sudut putar motor servo yang
telah diprogram.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(TE/2013/H 53/P1/K1)
atau.
10. Perancangan rangkaian osilator
menggunakan Kristal dengan frekuensi
12MHz dan menggunakan kapasitor
22Pe (datasheet) pada pin XTAL1 dan
XTAL2 di mikrokontroler.
(TE/2013/H 53/P2/K1)
Dalam kalimat tersebut konjungsi dan
digunakan secara berlebihan.
Penggunaan konjungsi dan dalam
kalimat tersebut seharusnya dapat
disubstitusikan dengan konjungsi
penambahan lainnya, seperti serta dan
atau.
Perancangan rangkaian osilator
menggunakan Kristal dengan
frekuensi 12MHz dan
menggunakan kapasitor 22Pe
(datasheet) pada pin XTAL1 serta
XTAL2 di mikrokontroler.
11. Sedangkan jika manusia terdeteksi
berada di depan robot, maka
mikrokontroler akan mengaktifkan
semua motor servo (tangan kanan dan
kiri robot).
(TE/2013/H56/P1/K4)
Penggunaan konjungsi sedangkan
pada kalimat tersebut tidak tepat.
Konjungsi sedangkan merupakan
konjungsi intrakalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi antarkalimat yang letaknya
di awal kalimat.
.................., sedangkan jika
manusia terdeteksi berada di
depan robot, mikrokontroler akan
mengaktifkan semua motor servo
(tangan kanan dan kiri robot).
12. Mikrokontroler A digunakan untuk
mengontrol sensor PIR dan sensor
ultrasonik serta menampilkan data pada
LCD. Sedangkan mikrokontroler B
digunakan untuk mengontrol relay dan
motor servo.
(TE/2013/H62/P1/K2)
Penggunaan konjungsi sedangkan
pada kalimat tersebut tidak tepat.
Konjungsi sedangkan merupakan
konjungsi intrakalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi antarkalimat yang letaknya
di awal kalimat.
Mikrokontroler A digunakan
untuk mengontrol sensor PIR dan
sensor ultrasonik serta
menampilkan data pada LCD,
sedangkan mikrokontroler B
digunakan untuk mengontrol relay
dan motor servo.
13. Pada saat sensor ultrasonik S2
mendeteksi jarak 200 cm robot dapat
melakukan pergerakan tangan kanan
dan kiri. Sedangkan pada saat sensor
ultrasonik S3 mendeteksi jarak 200cm
robot dapat melakukan pergerakan
tangan kiri dan kepala.
Penggunaan konjungsi sedangkan
pada kalimat tersebut tidak tepat.
Konjungsi sedangkan merupakan
konjungsi intrakalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi antarkalimat yang letaknya
di awal kalimat.
Pada saat sensor ultrasonik S2
mendeteksi jarak 200 cm robot
dapat melakukan pergerakan
tangan kanan dan kiri, sedangkan
pada saat sensor ultrasonik S3
mendeteksi jarak 200cm robot
dapat melakukan pergerakan
tangan kiri dan kepala.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(TE/2013/H66/P2/K1)
14. Pada saat sensor ultrasonik S2
mendeteksi jarak 250 cm robot tidak
melakukan pergerakan tangan kanan
dan kiri. Sedangkan pada saat sensor
ultrasonik S3 mendeteksi jarak 250cm
robot tidak melakukan pergerakan
tangan kiri dan kepala.
(TE/2013/H67/P2/K2)
Penggunaan konjungsi sedangkan
pada kalimat tersebut tidak tepat.
Konjungsi sedangkan merupakan
konjungsi intrakalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi antarkalimat yang letaknya
di awal kalimat.
Pada saat sensor ultrasonik S2
mendeteksi jarak 250cm robot
tidak melakukan pergerakan
tangan kanan dan kiri, sedangkan
pada saat sensor ultrasonik S3
mendeteksi jarak 250cm robot
tidak melakukan pergerakan
tangan kiri dan kepala.
15. Sedangkan pada jarak 250cm robot
berhasil tidak menyapa manusia, karena
jarak yang digunakan sebagai batas
maksimal untuk menyapa manusia
adalah 200cm.
(TE/2013/H70/P1/K2)
Penggunaan konjungsi sedangkan
pada kalimat tersebut tidak tepat.
Konjungsi sedangkan merupakan
konjungsi intrakalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi antarkalimat yang letaknya
di awal kalimat.
.............., sedangkan pada jarak
250cm robot berhasil tidak
menyapa manusia, karena jarak
yang digunakan sebagai batas
maksimal untuk menyapa manusia
adalah 200cm.
16. Berdasarkan tabel 4.7, hasil pengujian
tegangan output sensor PIR pada saat
mendeteksi gerakan manusia yaitu
3,35volt. Sedangkan pada saat sensor
tidak mendeteksi gerakan manusia
tegangan output sensor adalah 0 volt.
(TE/2013/H71/P2/K1)
Penggunaan konjungsi sedangkan
pada kalimat tersebut tidak tepat.
Konjungsi sedangkan merupakan
konjungsi intrakalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi antarkalimat yang letaknya
di awal kalimat.
Berdasarkan tabel 4.7, hasil
pengujian tegangan output sensor
PIR pada saat mendeteksi gerakan
manusia yaitu 3,35volt,
sedangkan pada saat sensor tidak
mendeteksi gerakan manusia
tegangan output sensor adalah 0
volt.
17. Sedangkan pada sensor ultrasonik S3
digunakan nilai 209 sebagai jarak
maksimal yang berasal dari pembulatan
Penggunaan konjungsi sedangkan
pada kalimat tersebut tidak tepat.
Konjungsi sedangkan merupakan
............, sedangkan pada sensor
ultrasonik S3 digunakan nilai 209
sebagai jarak maksimal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil
pengujian sensor ultrasonik S3.
(TE/2013/H73/P1/K3)
konjungsi intrakalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi antarkalimat yang letaknya
di awal kalimat.
berasal dari pembulatan nilai rata-
rata yang diperoleh dari hasil
pengujian sensor ultrasonik S3.
18. Sedangkan jika tidak ada yang
mendeteksi jarak kurang sama dengan
200cm, maka mikrokontroler akan
keluar dari subrutin dan kemudian
melakukan pengecekan terhadap sensor
RIP.
(TE/2013/H81/P1/K5)
Konjungsi sedangkan yang kedua
dipakai secara tidak tepat. Konjungsi
sedangkan merupakan konjungsi
intrakalimat, sehingga tidak benar jika
digunakan untuk mengawali kalimat.
.............,sedangkan jika tidak ada
yang mendeteksi jarak kurang
sama dengan 200cm, maka
mikrokontroler akan keluar dari
subrutin dan kemudian melakukan
pengecekan terhadap sensor RIP.
19. Simbol √ merupakan kondisi robot
melakukan pergerakan dan simbol x
merupakan kondisi robot tidak
melakukan pergerakan. Sedangkan
simbol P merupakan pergerakan tangan
dan kepalarobot dalam menyapa
manusia.
(TE/2013/H82/P1/K5)
Konjungsi sedangkan yang kedua
dipakai secara tidak tepat. Konjungsi
sedangkan merupakan konjungsi
intrakalimat, sehingga tidak benar jika
digunakan untuk mengawali kalimat.
Simbol √ merupakan kondisi
robot melakukan pergerakan dan
simbol x merupakan kondisi robot
tidak melakukan pergerakan,
sedangkan simbol P merupakan
pergerakan tangan dan
kepalarobot dalam menyapa
manusia.
20. Hampir semua Instruksi dieksekusi
dalam satu siklus clock dan mempunyai
32 register general purpose,
timer/counter, Programmable
Watchdog Timer, dan Power saving
mode.
(TE/2013/H 7/P2/K3)
Dalam kalimat tersebut konjungsi dan
digunakan secara berlebihan.
Penggunaan konjungsi dan dalam
kalimat tersebut seharusnya dapat
disubstitusikan dengan konjungsi
penambahan lainnya, seperti serta dan
atau.
Hampir semua Instruksi
dieksekusi dalam satu siklus clock
dan mempunyai 32 register
general purpose, timer/counter,
Programmable Watchdog Timer,
serta Power saving mode.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21. Port B (PB0..PB7) merupakan pin I/O
dua arah dan pin khusus, yaitu
Timer/Counter, komparator analog, dan
SPI.
(TE/2013/H 8/Point d)
Dalam kalimat tersebut konjungsi dan
digunakan secara berlebihan.
Penggunaan konjungsi dan dalam
kalimat tersebut seharusnya dapat
disubstitusikan dengan konjungsi
penambahan lainnya, seperti serta dan
atau.
Port B (PB0..PB7) merupakan pin
I/O dua arah dan pin khusus,
yaitu Timer/Counter, komparator
analog, serta SPI.
22. Port C (PC0..PB7) merupakan pin I/O
dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
TWI, komparator analog, dan Timer
Oscilator.
(TE/2013/H 8/Point e)
Dalam kalimat tersebut konjungsi dan
digunakan secara berlebihan.
Penggunaan konjungsi dan dalam
kalimat tersebut seharusnya dapat
disubstitusikan dengan konjungsi
penambahan lainnya, seperti serta dan
juga.
Port C (PC0..PB7) merupakan pin
I/O dua arah dan pin fungsi
khusus, yaitu TWI, komparator
analog, serta Timer Oscilator.
23. Port D (PD0..PD7) merupakan pin I/O
dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
komparator analog, interupsi eksternal,
dan komunikasi serial.
(TE/2013/H 8/Point f)
Dalam kalimat tersebut konjungsi dan
digunakan secara berlebihan.
Penggunaan konjungsi dan dalam
kalimat tersebut seharusnya dapat
disubstitusikan dengan konjungsi
penambahan lainnya, seperti serta dan
juga.
Port D (PD0..PD7) merupakan pin
I/O dua arah dan pin fungsi
khusus, yaitu komparator analog,
interupsi eksternal, serta
komunikasi serial.
24. LCD karakter adalah LCD yang
tampilannya terbatas pada tampilan
karakter, khususnya karakter ASCII
(seperti karakter-karakter yang tercetak
pada keyboard komputer). Sedangkan
LCD grafik, adalah LCD yang
tampilannya tidak terbatas, bahkan
dapat menampilkan foto.
(TE/2013/H22/P2/K1)
Konjungsi sedangkan merupakasn
konjungsi intrakalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi antarkalimat yang letaknya
di awal kalimat.
LCD karakter adalah LCD yang
tampilannya terbatas pada
tampilan karakter, khususnya
karakter ASCII (seperti karakter-
karakter yang tercetak pada
keyboard komputer), sedangkan
LCD grafik adalah LCD yang
tampilannya tidak terbatas,
bahkan dapat menampilkan foto.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25. Ketepatan titik dan jarak antara sensor
pemancar LED infra merah dan sensor
penerima foto transitor harus
diperhatikan seakurat mungkin.
(TE/2013/H60P2/K2)
Dalam kalimat tersebut konjungsi dan
digunakan secara berlebihan.
Penggunaan konjungsi dan dalam
kalimat tersebut seharusnya dapat
disubstitusikan dengan konjungsi
penambahan lainnya, seperti serta dan
juga.
Ketepatan titik dan jarak antara
sensor pemancar LED infra merah
serta sensor penerima foto
transitor harus diperhatikan
seakurat mungkin.
26. Kepada bapak, ibu, dan kedua kakakku
Daniel Ari Purwanto dan Andreas Ari
Dwinanto atas dukungan moril dan
materiil, doa, cinta, perhatian, darah
dan keringat yang tiada henti.
(TE/2013/H 1/P2/K1)
Dalam kalimat tersebut konjungsi dan
digunakan secara berlebihan.
Penggunaan konjungsi dan dalam
kalimat tersebut seharusnya dapat
disubstitusikan dengan konjungsi
penambahan lainnya, seperti serta dan
atau.
Peneliti mengucapkan terima
kasih kepada bapak, ibu, kedua
kakakku Daniel Ari Purwanto dan
Andreas Ari Dwinanto atas
dukungan moril, materiil, doa,
cinta, perhatian, darah, serta
keringat yang tiada henti.
27. Dan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat sebagaimana mestinya.
(TE/2013/H xi/P3/K3)
Penggunaan konjungsi dan pada
kalimat tersebut tidak tepat. Konjungsi
dan merupakan konjungsi
intrakalimat, sehingga tidak benar jika
digunakan sebagai konjungsi
antarkalimat yang letaknya di awal
kalimat. Konjungsi dan yang
diletakkan di depan kalimat akan
mengaburkan subyek.
Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat sebagaimana
mestinya.
28. Oleh karena itu, mesin pencuci piring
ini biasanya hanya digunakan di
restauran, hotel, dan juga acara-acara
besar.
(TE/2013/H 1/P2/K6)
Konjungsi dan dan juga sama-sama
menyatakan hubungan penambahan.
Oleh karena itu, salah satu dari kedua
konjungsi tersebut harus dihilangkan.
Oleh karena itu, mesin pencuci
piring ini biasanya hanya
digunakan di restauran, hotel, dan
acara-acara besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29. Port B (PB0..PB7) merupakan pin I/O
dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
timer/counter, komparator analog, dan
SPI.
(TE/2013/H 6/P1/K1)
Dalam kalimat tersebut konjungsi dan
digunakan secara berlebihan.
Konjungsi dan seharusnya digunakan
secukupnya atau diganti dengan
konjungsi penambahan lainnya.
Port B (PB0..PB7) merupakan pin
I/O dua arah dan pin fungsi
khusus, yaitu timer/counter,
komparator analog, serta SPI.
30. Port C (PC0..PC7) merupakan pin I/O
dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
TWI, komparator analog, dan Timer
Oscilator.
(TE/2013/H 6/P1/K2)
Dalam kalimat tersebut konjungsi dan
digunakan secara berlebihan.
Penggunaan konjungsi dan dalam
kalimat tersebut seharusnya dapat
disubstitusikan dengan konjungsi
penambahan lainnya, seperti serta.
Port C (PC0..PC7) merupakan pin
I/O dua arah dan pin fungsi
khusus, yaitu TWI, komparator
analog, serta Timer Oscilator.
31 Port D (PD0..PD7) merupakan pin I/O
dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
komparatoe analog, interupsi external,
dan komunikasi serial.
(TE/2013/H 6/P1/K3)
Dalam kalimat tersebut konjungsi dan
digunakan secara berlebihan.
Penggunaan konjungsi dan dalam
kalimat tersebut seharusnya dapat
disubstitusikan dengan konjungsi
penambahan lainnya, seperti serta.
Port D (PD0..PD7) merupakan pin
I/O dua arah dan pin fungsi
khusus, yaitu komparatoe analog,
interupsi external, serta
komunikasi serial.
32 Mikrokontroler ini menyediakan
fasilitas pewaktuan yang diberi nama
Timer/Counter sebanyak tiga buah,
yaitu Timer/Counter 0 dan 2 yang
terdiri dari 8 bit dan Timer/Counter 1
yang terdiri dari 16 bit.
(TE/2013/H 6/P2/K1)
Dalam kalimat tersebut konjungsi dan
digunakan secara berlebihan.
Penggunaan konjungsi dan dalam
kalimat tersebut seharusnya dapat
disubstitusikan dengan konjungsi
penambahan lainnya, seperti serta.
Mikrokontroler ini menyediakan
fasilitas pewaktuan yang diberi
nama Timer/Counter sebanyak
tiga buah, yaitu Timer/Counter 0
dan 2 yang terdiri dari 8 bit serta
Timer/Counter 1 yang terdiri dari
16 bit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33. Transistor adalah alat semikonduktor
yang dipakai sebagai penguat, sebagai
sirkuit pemutus dan penyambung
(switching), stabilisasi tegangan,
modulasi sinyal atau sebagai fungsi
lainnya.
(TE/2013/H 9/P3/K1)
Dalam kalimat tersebut tidak
mengandung makna pemilihan.
Kalimat tersebut justru membutuhkan
makna penambahan serta.
Transistor adalah alat
semikonduktor yang dipakai
sebagai penguat, sebagai sirkuit
pemutus dan penyambung
(switching), stabilisasi tegangan,
modulasi sinyal serta sebagai
fungsi lainnya.
34. Perancangan perangkat keras seperti
ditunjukkan pada Gambar (3.1) yang
terdiri dari: rangkaian mikrokontroler
ATMega8535 dan sistem pendukung,
rangkaian tombol pilihan dan tombol
mulai, drive motor, motor, relay, kran
sabun, kran air dan Led sebagai
indikator.
(TE/2013/H 15/P1/K1)
Dalam kalimat tersebut konjungsi dan
digunakan secara berlebihan.
Penggunaan konjungsi dan dalam
kalimat tersebut seharusnya dapat
disubstitusikan dengan konjungsi
penambahan lainnya, seperti serta.
Perancangan perangkat keras
seperti ditunjukkan pada Gambar
(3.1) yang terdiri dari: rangkaian
mikrokontroler ATMega8535 dan
sistem pendukung, rangkaian
tombol pilihan dan tombol mulai,
drive motor, motor, relay, kran
sabun, kran air serta Led sebagai
indikator.
35 Tombol pilihan start atau juga disebut
dengan tombol pilihan kotak akan
bekerja ketika tombol ditekan, dapat
dilihat di dalam gambar 3.15.
(TE/2013/H 28/P1/K1)
Kalimat tersebut memiliki konjungsi
yang berlebihan dan sekaligus
bertentangan yaitu konjungsi atau dan
juga. Oleh karena itu, salah satunya
harus dihilangkan.
Tombol pilihan start atau disebut
dengan tombol pilihan kotak akan
bekerja ketika tombol ditekan,
dapat dilihat di dalam gambar
3.15.
36. Sedangkan gambar 4.5 menunjukkan
resistor berfungsi sebagai pembagi
tegangan sehingga masukan untuk relay
menjadi 5V.
(TE/2013/H 34/P2/K3)
Sedangkan bukan merupakan
konjungsi antarkalimat. Oleh karena
itu, ia tidak dapat diletakkan di awal
kalimat. Jika itu terjadi, maka akan
mengaburkan subyek.
......, sedangkan gambar 4.5
menunjukkan resistor berfungsi
sebagai pembagi tegangan
sehingga masukan untuk relay
menjadi 5V.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37. Gerbang X-OR akan menghasilkan 0
jika masukan bernilai 0 atau semua
masukan bernilai 1 atau dengan kata
lain bahwa X-OR akan menghasilkan
sinyal keluaran 0 jika semua sinyal
masukan bernilai sama semua.
(TE/2013/H 10/P1/K1)
Karena ada konjungsi ganda dalam
satu kalimat, yaitu konjungsi atau.
Gerbang X-OR akan
menghasilkan 0 jika masukan
bernilai 0 atau semua masukan
bernilai 1 dengan kata lain bahwa
X-OR akan menghasilkan sinyal
keluaran 0 jika semua sinyal
masukan bernilai sama semua.
38. Jika input pada EI diberi logika H dan
pada input yang lain diberi logika X
maka pada output A2,A1, A0, GS, dan
EO akan menyala.
(TE/2013/H 17/P1/K4)
Karena ada konjungsi ganda dalam
satu kalimat. Dengan adanya
konjungsi ganda seperti itu tidak jelas
yang mana anak kalimat dan induk
kalimat.Dalam kalimat tersebut
konjungsi dan digunakan secara
berlebihan. Penggunaan konjungsi dan
dalam kalimat tersebut seharusnya
dapat disubstitusikan dengan
konjungsi penambahan lainnya, seperti
serta dan juga.
Jika input pada EI diberi logika
H dan pada input yang lain diberi
logika X, pada output A2, A1, A0,
GS, serta EO akan menyala
39. Jika input pada EI diberi logika L dan
pada input yang lain diberi logika H
maka pada output A2,A1, A0, GS, EO
Akan menyala dan output yang lain
mati.
(TE/2013/H 18/P1/K1)
Karena ada konjungsi ganda dalam
satu kalimat. Dengan adanya
konjungsi ganda seperti itu tidak jelas
yang mana anak kalimat dan induk
kalimat.Dalam kalimat tersebut
konjungsi dan digunakan secara
berlebihan. Penggunaan konjungsi dan
dalam kalimat tersebut seharusnya
dapat disubstitusikan dengan
konjungsi penambahan lainnya, seperti
serta dan juga.
Jika input pada EI diberi logika
L dan pada input yang lain diberi
logika H, pada output A2,A1, A0,
GS, EO Akan menyala serta
output yang lain mati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40. Jika input pada EI dan 7 diberi logika
L dan pada input yang lain diberi logika
X maka pada output A2,A1, A0, GS,
Akan mati dan EO akan menyala.
(TE/2013/H 18/P1/K2)
Karena ada konjungsi ganda dalam
satu kalimat. Dengan adanya
konjungsi ganda seperti itu tidak jelas
yang mana anak kalimat dan induk
kalimat.Dalam kalimat tersebut
konjungsi dan digunakan secara
berlebihan. Penggunaan konjungsi dan
dalam kalimat tersebut seharusnya
dapat disubstitusikan dengan
konjungsi penambahan lainnya, seperti
serta dan juga.
Jika input pada EI 7 diberi logika
L dan pada input yang lain diberi
logika X, output A2, A1, A0, GS,
akan mati serta EO akan
menyala.
41. Jika input pada EI, dan 6 diberi logika
H dan pada input yang lain diberi
logika X maka pada output A0 dan EO
akan menyala dan output yang lain
akan mati.
(TE/2013/H 18/P1/K3)
Karena ada konjungsi ganda dalam
satu kalimat. Dengan adanya
konjungsi ganda seperti itu tidak jelas
yang mana anak kalimat dan induk
kalimat.Dalam kalimat tersebut
konjungsi dan digunakan secara
berlebihan. Penggunaan konjungsi dan
dalam kalimat tersebut seharusnya
dapat disubstitusikan dengan
konjungsi penambahan lainnya, seperti
serta dan juga.
Jika input pada EI, 6 diberi
logika H dan pada input yang lain
diberi logika X, output A0 dan
EO akan menyala serta output
yang lain akan mati.
42. Jika input pada EI dan 5 diberi logika
L dan 6,7 diberi logika H dan output
yang lain diberi logika X maka pada
output A1 dan EO akan menyala dan
output yang lain akan mati.
(TE/2013/H 18/P1/K4)
Karena ada konjungsi ganda dalam
satu kalimat. Dengan adanya
konjungsi ganda seperti itu tidak jelas
yang mana anak kalimat dan induk
kalimat. Dalam kalimat tersebut
konjungsi dan digunakan secara
berlebihan. Penggunaan konjungsi dan
dalam kalimat tersebut seharusnya
dapat disubstitusikan dengan
konjungsi penambahan lainnya, seperti
serta dan juga.
Jika input pada EI, 5 diberi
logika H dan pada input yang lain
diberi logika X, output A1 dan
EO akan menyala serta output
yang lain akan mati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43. Jika input pada EI dan 4 diberi logika
L dan 5,6,7 diberi logika H dan input
yang lain diberi logika X maka pada
output A1,A0 dan E0 akan menyala
dan output yang lain akan mati.
(TE/2013/H 18/P1/K5)
Karena ada konjungsi ganda dalam
satu kalimat. Dengan adanya
konjungsi ganda seperti itu tidak jelas
yang mana anak kalimat dan induk
kalimat. Dalam kalimat tersebut
konjungsi dan digunakan secara
berlebihan. Penggunaan konjungsi dan
dalam kalimat tersebut seharusnya
dapat disubstitusikan dengan
konjungsi penambahan lainnya, seperti
serta dan juga.
Jika input pada EI, 4 diberi
logika L dan 5, 6, 7 diberi logika
H, input yang lain diberi logika X,
output A1, A0, E0 akan menyala
serta output yang lain akan mati.
44. Jika input pada EI dan 3 diberi logika
L dan 4,5,6,7 diberi logika H dan input
yang lain diberi logika X maka pada
output A2 dan EO akan menyala dan
output yang lain akan mati.
(TE/2013/H 18/P1/K6)
Karena ada konjungsi ganda dalam
satu kalimat. Dengan adanya
konjungsi ganda seperti itu tidak jelas
yang mana anak kalimat dan induk
kalimat. Dalam kalimat tersebut
konjungsi dan digunakan secara
berlebihan. Penggunaan konjungsi dan
dalam kalimat tersebut seharusnya
dapat disubstitusikan dengan
konjungsi penambahan lainnya, seperti
serta dan juga.
Jika input pada EI, 3 diberi
logika L dan 4, 5, 6, 7 diberi
logika H, input yang lain diberi
logika X, output A2, E0 akan
menyala serta output yang lain
akan mati.
45. Jika input pada EI dan 2 diberi logika
L dan 2,3,4,5,6,7 diberi logika H dan
input yang lain diberi logika X maka
pada output A2, A1 dan EO akan
menyala dan output yang lain akan
mati.
(TE/2013/H 18/P1/K7)
Karena ada konjungsi ganda dalam
satu kalimat. Dengan adanya
konjungsi ganda seperti itu tidak jelas
yang mana anak kalimat dan induk
kalimat. Dalam kalimat tersebut
konjungsi dan digunakan secara
berlebihan. Penggunaan konjungsi dan
dalam kalimat tersebut seharusnya
dapat disubstitusikan dengan
konjungsi penambahan lainnya, seperti
serta dan juga.
Jika input pada EI, 2 diberi
logika L dan 2, 3, 4, 5, 6, 7 diberi
logika H, input yang lain diberi
logika X, output A2, A1, E0 akan
menyala serta output yang lain
akan mati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46. Jika input pada EI dan 0 diberi logika
L dan yang lain diberi logika H maka
pada output A2, A1, A0 dan E0 akan
menyala dan GS akan mati.
(TE/2013/H 18/P1/K8)
Karena ada konjungsi ganda dalam
satu kalimat. Dengan adanya
konjungsi ganda seperti itu tidak jelas
yang mana anak kalimat dan induk
kalimat. Dalam kalimat tersebut
konjungsi dan digunakan secara
berlebihan. Penggunaan konjungsi dan
dalam kalimat tersebut seharusnya
dapat disubstitusikan dengan
konjungsi penambahan lainnya, seperti
serta dan juga.
Jika input pada EI dan 0 diberi
logika L, yang lain diberi logika
H, output A2, A1, A0 dan E0
akan menyala serta GS akan mati.
47. Port d.1 dan port d.2 sebagai input data
dan port.3 sebagai output dengan logika
“01” untuk pengecekan gerbang 1 Bila
benar diberikan nilai 1, kalau salah
diberi nilai 0.
(TE/2013/H 51/Point 2)
Konjungsi dan digunakan secara
berlebihan, maka konjungsi dan lebih
baik diganti dengan konjungsi yang
lain, seperti sedangkan untuk
menandai sebuah hubungan
pertentangan.
Port d.1 dan port d.2 sebagai
input data, sedangkan port.3
sebagai output dengan logika “01”
untuk pengecekan gerbang. Bila
benar diberikan nilai 1, kalau
salah diberi nilai 0.
48. Port d.1 dan port d.2 sebagai input data
dan port.3 sebagai output dengan logika
“10” untuk pengecekan gerbang 1 Bila
benar diberikan nilai 1, kalau salah
diberi nilai 0.
(TE/2013/H 51/Point 3)
Konjungsi dan digunakan secara
berlebihan, maka konjungsi dan lebih
baik diganti dengan konjungsi yang
lain, seperti sedangkan untuk
menandai sebuah hubungan
pertentangan.
Port d.1 dan port d.2 sebagai
input data, sedangkan port.3
sebagai output dengan logika “10”
untuk pengecekan gerbang. Bila
benar diberikan nilai 1, kalau
salah diberi nilai 0.
49. Port d.1 dan port d.2 sebagai input data
dan port.3 sebagai output dengan logika
“11” untuk pengecekan gerbang 1 Bila
benar diberikan nilai 1, kalau salah
diberi nilai 0.
(TE/2013/H 51/Point 3)
Konjungsi dan digunakan secara
berlebihan, maka konjungsi dan lebih
baik diganti dengan konjungsi yang
lain, seperti sedangkan untuk
menandai sebuah hubungan
pertentangan.
Port d.1 dan port d.2 sebagai
input data, sedangkan port.3
sebagai output dengan logika “11”
untuk pengecekan gerbang. Bila
benar diberikan nilai 1, kalau
salah diberi nilai 0.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50. Port d.1 dan port d.2 sebagai input data
dan port.3 sebagai output dengan logika
“00” untuk pengecekan gerbang 1 Bila
benar diberikan nilai 1, kalau salah
diberi nilai 0.
(TE/2013/H 51/Point 4)
Konjungsi dan digunakan secara
berlebihan, maka konjungsi dan lebih
baik diganti dengan konjungsi yang
lain, seperti sedangkan untuk
menandai sebuah hubungan
pertentangan.
Port d.1 dan port d.2 sebagai
input data, sedangkan port.3
sebagai output dengan logika “00”
untuk pengecekan gerbang. Bila
benar diberikan nilai 1, kalau
salah diberi nilai 0.
51. Port d.1 dan port d.2 sebagai input data
dan port.3 sebagai output dengan logika
“01” untuk pengecekan gerbang 1 Bila
benar diberikan nilai 1, kalau salah
diberi nilai 0.
(TE/2013/H 51/Point 5)
Konjungsi dan digunakan secara
berlebihan, maka konjungsi dan lebih
baik diganti dengan konjungsi yang
lain, seperti sedangkan untuk
menandai sebuah hubungan
pertentangan.
Port d.1 dan port d.2 sebagai
input data, sedangkan port.3
sebagai output dengan logika “01”
untuk pengecekan gerbang. Bila
benar diberikan nilai 1, kalau
salah diberi nilai 0.
52. Port d.1 dan port d.2 sebagai input data
dan port.3 sebagai output dengan logika
“00” untuk pengecekan gerbang 1. Bila
benar diberikan nilai 1, kalau salah
diberi nilai 0.
(TE/2013/H 51/Point 1)
Konjungsi dan digunakan secara
berlebihan, maka konjungsi dan lebih
baik diganti dengan konjungsi yang
lain, seperti sedangkan untuk
menandai sebuah hubungan
pertentangan.
Port d.1 dan port d.2 sebagai
input data, sedangkan port.3
sebagai output dengan logika “00”
untuk pengecekan gerbang. Bila
benar diberikan nilai 1, kalau
salah diberi nilai 0.
53. Port d.1 dan port d.2 sebagai input data
dan port.3 sebagai output dengan logika
“10” untuk pengecekan gerbang 1 Bila
benar diberikan nilai 1, kalau salah
diberi nilai 0.
(TE/2013/H 56/Point 1)
Konjungsi dan digunakan secara
berlebihan, maka konjungsi dan lebih
baik diganti dengan konjungsi yang
lain, seperti sedangkan untuk
menandai sebuah hubungan
pertentangan.
Port d.1 dan port d.2 sebagai
input data, sedangkan port.3
sebagai output dengan logika “10”
untuk pengecekan gerbang. Bila
benar diberikan nilai 1, kalau
salah diberi nilai 0.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54. Port d.1 dan port d.2 sebagai input data
dan port.3 sebagai output dengan logika
“11” untuk pengecekan gerbang 1 Bila
benar diberikan nilai 1, kalau salah
diberi nilai 0.
(TE/2013/H 56/Point 2)
Konjungsi dan digunakan secara
berlebihan, maka konjungsi dan lebih
baik diganti dengan konjungsi yang
lain, seperti sedangkan untuk
menandai sebuah hubungan
pertentangan.
Port d.1 dan port d.2 sebagai
input data, sedangkan port.3
sebagai output dengan logika “11”
untuk pengecekan gerbang. Bila
benar diberikan nilai 1, kalau
salah diberi nilai 0.
55. Port d.2 dan port d.3 sebagai input data
dan port.1 sebagai output dengan logika
“01” untuk pengecekan gerbang 1 Bila
benar diberikan nilai 1, kalau salah
diberi nilai 0.
(TE/2013/H 60/Point 2)
Konjungsi dan digunakan secara
berlebihan, maka konjungsi dan lebih
baik diganti dengan konjungsi yang
lain, seperti sedangkan untuk
menandai sebuah hubungan
pertentangan.
Port d.2 dan port d.3 sebagai
input data, sedangkan port.1
sebagai output dengan logika “01”
untuk pengecekan gerbang. Bila
benar diberikan nilai 1, kalau
salah diberi nilai 0.
56. Port d.2 dan port d.3 sebagai input data
dan port.3 sebagai output dengan logika
“10” untuk pengecekan gerbang 1 Bila
benar diberikan nilai 1, kalau salah
diberi nilai 0.
(TE/2013/H 60/Point 3)
Konjungsi dan digunakan secara
berlebihan, maka konjungsi dan lebih
baik diganti dengan konjungsi yang
lain, seperti sedangkan untuk
menandai sebuah hubungan
pertentangan.
Port d.2 dan port d.3 sebagai
input data, sedangkan port.1
sebagai output dengan logika “10”
untuk pengecekan gerbang. Bila
benar diberikan nilai 1, kalau
salah diberi nilai 0.
57. Port d.2 dan port d.3 sebagai input data
dan port.1 sebagai output dengan logika
“11” untuk pengecekan gerbang 1 Bila
benar diberikan nilai 1, kalau salah
diberi nilai 0.
(TE/2013/H 60/Point 4)
Konjungsi dan digunakan secara
berlebihan, maka konjungsi dan lebih
baik diganti dengan konjungsi yang
lain, seperti sedangkan untuk
menandai sebuah hubungan
pertentangan.
Port d.2 dan port d.3 sebagai
input data, sedangkan port.1
sebagai output dengan logika “11”
untuk pengecekan gerbang. Bila
benar diberikan nilai 1, kalau
salah diberi nilai 0.
58. Pada posisi ini terjadi perpotongan
medan magnet secara maksimum oleh
penghantar. Sedangkan posisi jangkar
Konjungsi sedangkan merupakasn
konjungsi intrakalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
Pada posisi ini terjadi
perpotongan medan magnet secara
maksimum oleh penghantar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pada gambar 2.3, akan menghasilkan
tegangan induksi nol.
(TE/2013/H 6/P3/K3)
konjungsi antarkalimat yang letaknya
di awal kalimat.
sedangkan posisi jangkar pada
gambar 2.3, akan menghasilkan
tegangan induksi nol.
59. Motor induksi adalah jenis motor
dimana tidak ada tegangan eksternal
yang diberikan pada rotornya, tetapi
arus stator menginduksikan tegangan
pada celah udara dan pada lilitan rotor
untuk menghasilkan dan medan
magnet.
(TE/2013/H 1/P1/K2)
Kesalahan dalam kalimat tersebut
adalah menggunakan dua buah
konjungsi yang sama dalam satu
kalimat, yaitu dan yang memiliki
fungsi untuk menyatakan
penambahan. Seharusnya, konjungsi
dan dapat dapat dihilangkan salah
satunya.
Motor induksi adalah jenis motor
dimana tidak ada tegangan
eksternal yang diberikan pada
rotornya, tetapi arus stator
menginduksikan tegangan pada
celah udara dan pada lilitan rotor
untuk menghasilkan medan
magnet.
60. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
menggunakan optoisolatar adalah
besarnya arus pada diode infra merah
untuk membuat photo triac terkunci
(latch) dan juga besarnya arus
maksimum yang mampu dilewati photo
triac untuk mengalirkan arus gate pada
triac daya.
(TE/2013/H 8/P2/K1)
Kesalahan dalam kalimat tersebut
adalah menggunakan dua buah
konjungsi yang sama dalam satu
kalimat, yaitu dan yang memiliki
fungsi untuk menyatakan
penambahan. Seharusnya, konjungsi
dan dan juga dapat dapat dihilangkan
salah satunya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam menggunakan optoisolatar
adalah besarnya arus pada diode
infra merah untuk membuat photo
triac terkunci (latch) dan
besarnya arus maksimum yang
mampu dilewati photo triac
supaya mengalirkan arus gate
pada triac daya.
61. Tegangan referensi eksternal dapat di-
decouple pada pin AREF dengan
kapasitor untuk mengurangi derau.
Atau dapat menggunakan tegangan
referensiinternal sebesar 2,56V (pin
Aref diberi kapasitor secara eksternal
untuk menstabilkan tegangan internal).
(TE/2013/H 13/P2/K3)
Penggunaan konjungsi atau pada
kalimat tersebut tidak tepat. Konjungsi
atau merupakan konjungsi
intrakalimat, sehingga tidak benar jika
digunakan sebagai konjungsi
antarkalimat yang letaknya di awal
kalimat.
Tegangan referensi eksternal
dapat di-decouple pada pin AREF
dengan kapasitor untuk
mengurangi derau atau dapat
menggunakan tegangan
referensiinternal sebesar 2,56V
(pin Aref diberi kapasitor secara
eksternal untuk menstabilkan
tegangan internal).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62. Jadi Vout mempunyai nilai yang besar
+Vsat dan –Vsat dan dapat pula bernilai
0V tergantung pemberian catu pakai
kaki V¯ dan Vˉ.
(TE/2013/H 20/P2/K3)
Dalam kalimat tersebut konjungsi dan
digunakan secara berlebihan.
Penggunaan konjungsi dan dalam
kalimat tersebut seharusnya dapat
disubstitusikan dengan konjungsi
penambahan lainnya, seperti serta dan
juga.
Jadi Vout mempunyai nilai yang
besar +Vsat dan –Vsat dan dapat
pula bernilai 0V tergantung
pemberian catu pakai kaki V¯
serta Vˉ.
63. Pengatur tegangan yaitu IC LM7805
digunakan untuk menghasilkan
tegangan arus searah keluaran sebesar
5Volt. Sedangkan pengatur tegangan
yaitu IC LM7812 digunakan untuk
menghasilkan tegangan arus keluaran
sebesar 12 Volt.
(TE/2013/H 29/P2/K1)
Konjungsi sedangkan merupakasn
konjungsi intrakalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi antarkalimat yang letaknya
di awal kalimat.
Pengatur tegangan yaitu IC
LM7805 digunakan untuk
menghasilkan tegangan arus
searah keluaran sebesar 5Volt,
sedangkan pengatur tegangan
yaitu IC LM7812 digunakan
untuk menghasilkan tegangan arus
keluaran sebesar 12 Volt.
64. Dengan diperoleh nilai y dari
pengukuran ini dan nilai variable a dan
b telah diketahui, maka akan diperoleh
besar kadar kurkumin pada larutan (x)
sesuai persamaan kurva di atas.
(TE/2013/H 26/P2/K5)
Dalam kalimat tersebut konjungsi dan
digunakan secara berlebihan.
Penggunaan konjungsi dan dalam
kalimat tersebut seharusnya dapat
disubstitusikan dengan konjungsi
penambahan lainnya, seperti serta,
dengan, dan atau.
Dengan diperoleh nilai y dari
pengukuran ini dan nilai variable
a serta b telah diketahui, besar
kadar kurkumin akan diperoleh
pada larutan (x) sesuai persamaan
kurva di atas.
65. Minimum sitem yang berisi
mikrokontroler ATMega8535
digunakan untuk mengolah data analog
yang diterima oleh sensor fototransistor
menuju data digital melalui ADC
sebelum ditampilkan ke layar LCD.
Sedangkan indikator LED digunakan
untuk mengetahui tempat kurvet sudah
siap digunakan atau belum.
Penggunaan konjungsi sedangkan
pada kalimat tersebut tidak tepat.
Konjungsi sedangkan merupakan
konjungsi intrakalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi antarkalimat yang letaknya
di awal kalimat.
Minimum sitem yang berisi
mikrokontroler ATMega8535
digunakan untuk mengolah data
analog yang diterima oleh sensor
fototransistor menuju data digital
melalui ADC sebelum
ditampilkan ke layar LCD,
sedangkan indikator LED
digunakan untuk mengetahui
tempat kurvet sudah siap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(TE/2013/H 26/P5/K2)
digunakan atau belum.
66. Panjang gelombang ini digunakan
berdasarkan percobaan di laboratorium
farmasi karena warna ungu tampak
pertama pada rentang tersebut.
Sedangkan konstanta kisi yang
digunakan adalah α=10.000 garis/cm,
dikarenakan konstanta ini banyak
digunakan secara umum saat ini dan
dapat mengukur panjang gelombang
dengan tepat.
(TE/2013/H 28/P1/K3)
Penggunaan konjungsi sedangkan
pada kalimat tersebut tidak tepat.
Konjungsi sedangkan merupakan
konjungsi intrakalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi antarkalimat yang letaknya
di awal kalimat.
Panjang gelombang ini digunakan
berdasarkan percobaan di
laboratorium farmasi karena
warna ungu tampak pertama pada
rentang tersebut, sedangkan
konstanta kisi yang digunakan
adalah α=10.000 garis/cm,
dikarenakan konstanta ini banyak
digunakan secara umum saat ini
dan dapat mengukur panjang
gelombang dengan tepat.
67. Di antara susunan tersebut akan disekat
agar cahaya dari halogen dapat fokus
masuk pada celah sempit sekat tersebut.
Sedangkan untuk rangkaian dalam
kotak akan diisi minuman sistem
ATmega8535 serta penyearah 12V,
pada samping kotak terdapat saklar
seperti pada gambar 3.12 serta kipas DC
untuk mendinginkan cahaya halogen.
(TE/2013/H 35/P1/K3)
Penggunaan konjungsi sedangkan
pada kalimat tersebut tidak tepat.
Konjungsi sedangkan merupakan
konjungsi intrakalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi antarkalimat yang letaknya
di awal kalimat.
Di antara susunan tersebut akan
disekat agar cahaya dari halogen
dapat fokus masuk pada celah
sempit sekat tersebut, sedangkan
untuk rangkaian dalam kotak akan
diisi minuman sistem
ATmega8535 serta penyearah
12V, pada samping kotak terdapat
saklar seperti pada gambar 3.12
serta kipas DC untuk
mendinginkan cahaya halogen.
68. Pengukuran saat ada kurvet berisi
kurkumin akan dilakukan 5 kali
memasukkan kuvet sehingga diperlukan
tombol reset yang digunakan untuk
mengaktifkan kembali pengukuran
sampel kurkumin. Sedangkan
Penggunaan konjungsi sedangkan
pada kalimat tersebut tidak tepat.
Konjungsi sedangkan merupakan
konjungsi intrakalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi antarkalimat yang letaknya
Pengukuran saat ada kurvet berisi
kurkumin akan dilakukan 5 kali
memasukkan kuvet sehingga
diperlukan tombol reset yang
digunakan untuk mengaktifkan
kembali pengukuran sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengukuran saat tidak ada kuvet sudah
otomatis akan disimpan.
(TE/2013/H 37/P2/K3)
di awal kalimat.
kurkumin, sedangkan
pengukuran saat tidak ada kuvet
sudah otomatis akan disimpan.
69. Hal ini disebabkan karena pada
perancangan awal bab III pengukuran
dilakukan dengan cara meletakkan (+)
dan GND multimeter pada Data dan
GND sensor fototransitor.
(TE/2013/H 46/P1/K3)
Dalam kalimat tersebut konjungsi dan
digunakan secara berlebihan.
Penggunaan konjungsi dan dalam
kalimat tersebut seharusnya dapat
disubstitusikan dengan konjungsi
penambahan lainnya, seperti serta,
dengan, dan atau.
Hal ini disebabkan pada
perancangan awal bab III
pengukuran dilakukan dengan
cara meletakkan (+) dan GND
multimeter pada data serta GND
sensor fototransitor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TRIANGULASI DATA
Di bawah ini merupakan triangulasi data dari penelitian yang berjudul “Jenis Kesalahan Penggunaan Konjungsi pada Skripsi Mahasiswa Program
Studi Teknik Elektro Lulusan Tahun 2013 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta” . Berilah tanda √ pada kolom setuju apabila Anda setuju bahwa
kalimat yang sudah diperbaiki merupakan pembetulan dari jenis kesalahan berbahasa dalam hal penggunaan konjungsi, atau berilah tanda √ pada
kolom tidak setuju apabila Anda tidak setuju bahwa kalimat yang sudah diperbaiki merupakan pembetulan dari jenis kesalahan berbahasa dalam hal
penggunaan konjungsi.
B. Konjungsi Subordinatif
No. Kalimat yang Mengandung Kesalahan
Analisis Triangulator
Keterangan Perbaikan Setuju Tidak
setuju
1. Jika sensor PIR mengidentifikasi
adanya manusia, maka robot akan
menggerakkan tangan dan memberi
salam dengan suara.
(TE/2013/H 1/P3/K5)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika sensor PIR mengidentifikasi
adanya manusia, robot akan
menggerakkan tangan dan
memberi salam dengan suara.
2. Jika bit – F0Cο di-set, maka akan
memaksa terjadinya compare-match
(TCNTο== 0CRο).
(TE/2013/H 10/P1/K1)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika bit – F0Cο di-set, akan
memaksa terjadinya compare-
match (TCNTο== 0CRο).
3. Jika bit-bit ini di-set, maka akan
memaksa terjadinya compare match.
(TE/2013/H 14/P1/K4)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
Jika bit-bit ini di-set, akan
memaksa terjadinya compare
match.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
4. Jika selama 4 siklus clock tersebut
trigernya berubah, maka akan
diabaikan.
(TE/2013/H 15/P1/K2)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika selama 4 siklus clock
tersebut trigernya berubah, akan
diabaikan.
5. Jika ICESı = 0, maka falling edge
(perpindahan dari 1 ke 0) digunakan
sebagai triger.
(TE/2013/H 15/P2/K2)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika ICESı = 0, falling edge
(perpindahan dari 1 ke 0)
digunakan sebagai triger.
6. Jika ICESı = 1, maka rising edge
(perpindahan dari 0 ke 1) digunakan
sebagai triger.
(TE/2013/H 15/P2/K3)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika ICESı = 1, rising edge
(perpindahan dari 0 ke 1)
digunakan sebagai triger.
7. Jika ada pergerakan, maka akan terjadi
perubahan pembacaan pada sensor.
(TE/2013/H 21/P2/K2)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika ada pergerakan, akan terjadi
perubahan pembacaan pada
sensor.
8. Pancaran infra merah masuk melalui
lensa fresnel dan mengenai sensor
pyroelektrik, karena sinar infra merah
mengandung energi panas maka sensor
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
Pancaran infra merah masuk
melalui lensa fresnel dan
mengenai sensor pyroelektrik,
karena sinar infra merah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pyroelektrik akan menghasilkan arus
listrik.
(TE/2013/H 22/P1/K1)
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
mengandung energi panas, sensor
pyroelektrik akan menghasilkan
arus listrik.
9. Jika menggunakan data 4 bit, maka
akan ada 7 jalur data (3 untuk kontrol &
4 untuk jalur data).
(TE/2013/H 25/P1/K8)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika menggunakan data 4 bit,
akan ada 7 jalur data (3 untuk
kontrol & 4 untuk jalur data).
10. Jika menggunakan jalur data 8 bit,
maka akan ada 11 jalur data (3 untuk
jalur kontrol & 8 untuk jalur data).
(TE/2013/H 25/P1/K9)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika menggunakan jalur data 8
bit, akan ada 11 jalur data (3
untuk jalur kontrol & 8 untuk
jalur data).
11. Jika RS berlogika „0‟, maka data yang
dikirim adalah perintah untuk mengatur
kerja LCD.
(TE/2013/H 27/P1/K2)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika RS berlogika „0‟, data yang
dikirim adalah perintah untuk
mengatur kerja LCD.
12. Jika RS berlogika „1‟, maka data yang
dikirimkan adalah kode ASCII yang
ditampilkan.
(TE/2013/H 27/P1/K2)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika RS berlogika „1‟, data yang
dikirimkan adalah kode ASCII
yang ditampilkan.
13. Jika R/W berlogika „1‟, maka akan
diadakan pengambilan data ke LCD.
(TE/2013/H 25/P1/K3)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
Jika R/W berlogika „1‟, akan
diadakan pengambilan data ke
LCD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kalimat.
14. Jika R/W berlogika „0‟, maka akan
diadakan pengiriman data ke LCD.
(TE/2013/H 25/P1/K4)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika R/W berlogika „0‟, maka
akan diadakan pengiriman data ke
LCD.
15. Apabila arus yang mengaliri lebih dari
20Ma, maka LED akan terbakar.
(TE/2013/H 22/P2/K6)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Apabila arus yang mengaliri lebih
dari 20Ma, LED akan terbakar.
16. Jika kurang, maka regulator tidak
berfungsi tetapi bila melebihi Vin
maksimumnya dapat merusak regulator.
(TE/2013/H 30/P1/K4)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika kurang, regulator tidak
berfungsi tetapi bila melebihi Vin
maksimumnya dapat merusak
regulator.
17. Jika sensor PIR mendeteksi manusia,
maka mikrokontroler akan
mengaktifkan sensor ultrasonik untuk
mengetahui posisi dan jarak manusia
terhadap robot dan ditampilkan pada
LCD.
(TE/2013/H 33/P1/K3)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika sensor PIR mendeteksi
manusia, mikrokontroler akan
mengaktifkan sensor ultrasonik
untuk mengetahui posisi dan jarak
manusia terhadap robot dan
ditampilkan pada LCD..
18. Jika menggunakan C1 sebesar 2200 µF,
maka diperoleh nilai ripple sebesar
1,312V.
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
Jika menggunakan C1 sebesar
2200 µF, diperoleh nilai ripple
sebesar 1,312V.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(TE/2013/H 40/P1/K3)
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
19. Jika menggunakan C3 sebesar 2200µF,
maka diperoleh nilai ripple sebesar
1,312V.
(TE/2013/H 42/P1/K3)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika menggunakan C3 sebesar
2200µF, diperoleh nilai ripple
sebesar 1,312V.
20. Jika menggunkan C1 sebesar 4700µF,
maka diperoleh nilai ripple sebesar
0,614V.
(TE/2013/H 44/P1/K3)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika menggunkan C1 sebesar
4700µF, diperoleh nilai ripple
sebesar 0,614V.
21. Dan jika sudah mencapai 255, maka
timer (overflow) akan memberikan
sinyal, disinilah PWM bekerja dan
menginstruksikan timer untuk
menghitung lagi dari 0.
(TE/2013/H 47/P1/K5)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika sudah mencapai 255, timer
(overflow) akan memberikan
sinyal, disinilah PWM bekerja dan
menginstruksikan timer untuk
menghitung lagi dari 0.
22. Jika ada gerakan manusia di depan
robot, maka akan terdeteksi oleh
sensor.
(TE/2013/H 49/P1/K2)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika ada gerakan manusia di
depan robot, akan terdeteksi oleh
sensor.
23. Jika sensor mendeteksi adanya gerakan
manusia, maka output sensor akan
menghasilkan tegangan sebesar 3,5V.
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
Jika sensor mendeteksi adanya
gerakan manusia, output sensor
akan menghasilkan tegangan
sebesar 3,5V.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(TE/2013/H 49/P1/K4)
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
24. Jika sensor tidak mendeteksi adanya
gerakan manusia, maka output sensor
akan menghasilkan tegangan sebesar
0V.
(TE/2013/H 49/P1/K6)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika sensor tidak mendeteksi
adanya gerakan manusia, output
sensor akan menghasilkan
tegangan sebesar 0V.
25. Jika pin SIG berlogika low, maka
mikrokontroler akan menghentikan
proses pencacahan.
(TE/2013/H 51/P1/K9)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika pin SIG berlogika low,
mikrokontroler akan
menghentikan proses pencacahan.
26. Jika sensor PIR mendeteksi manusia,
maka mikrokontroler akan
mengaktifkan semua sensor ultrasonik
kemudian menghitung jarak manusia
tersebut, hal ini untuk mencari arah dan
posisi manusia.
(TE/2013/H55/P1/K3)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika sensor PIR mendeteksi
manusia, mikrokontroler akan
mengaktifkan semua sensor
ultrasonik. Kemudian menghitung
jarak manusia tersebut, hal ini
untuk mencari arah dan posisi
manusia.
27. Jika manusia berada kurang sama
dengan 2 meter dari robot, maka
mikrokontroler akan mengaktifkan
motor servo untuk mengarahkan kepala
robot ke arah posisi manusia, kemudian
mengaktifkan relay dan menggerakkan
tangan sesuai arah manusia terdeteksi.
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika manusia berada kurang sama
dengan 2 meter dari robot, maka
mikrokontroler akan
mengaktifkan motor servo untuk
mengarahkan kepala robot ke arah
posisi manusia. Kemudian
mengaktifkan relay dan
menggerakkan tangan sesuai arah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(TE/2013/H56/P1/K2)
manusia terdeteksi.
28. Jika manusia terdeteksi berada di
sebelah kiri robot, maka mikrokontroler
akan mengaktifkan motor servo.
(TE/2013/H56/P1/K3)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika manusia terdeteksi berada di
sebelah kiri robot, mikrokontroler
akan mengaktifkan motor servo.
29. Jika manusia terdeteksi di sebelah
kanan robot, maka mikrokontroler akan
mengaktifkan motor servo tangan kiri.
(TE/2013/H56/P1/K3)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika manusia terdeteksi di sebelah
kanan robot, mikrokontroler akan
mengaktifkan motor servo tangan
kiri.
30. Jika manusia terdeteksi berada di depan
robot, maka mikrokontroler akan
mengaktifkan semua motor servo
(tangan kanan dan kiri robot).
(TE/2013/H56/P1/K5)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika manusia terdeteksi berada di
depan robot, mikrokontroler akan
mengaktifkan semua motor servo
(tangan kanan dan kiri robot).
31 Jika timer 1 sama dengan 5 detik,
maka mikrokontroler akan
menonaktifkan relay sehingga modul
mp3 kembali off.
(TE/2013/H57/P1/K3)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika timer 1 sama dengan 5 detik,
mikrokontroler akan
menonaktifkan relay sehingga
modul mp3 kembali off.
32 Jika menggunakan 1 buah
mikrokontroler, maka error yang
terjadi cukup besar.
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
Jika menggunakan 1 buah
mikrokontroler, error yang terjadi
cukup besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(TE/2013/H63/P1/K2) manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
33. Jika menggunakan 2 buah
mikrokontroler, maka error yang
terjadi relatif lebih kecil.
(TE/2013/H63/P1/K3)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika menggunakan 2 buah
mikrokontroler, error yang terjadi
relatif lebih kecil.
34. Jika motor servo 3 diberi nilai OCR
sebesar 94, maka motor servo 3
bergerak berlawanan arah jarum jam
dengan perubahan sudut sebesar 90˚.
(TE/2013/H74/P2/K2)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika motor servo 3 diberi nilai
OCR sebesar 94, motor servo 3
bergerak berlawanan arah jarum
jam dengan perubahan sudut
sebesar 90˚.
35 Jika motor servo2 diberi nilai OCR
sebesar 94, maka motor servo 2
bergerak berlawanan arah jarum jam
dengan perubahan sudut sebesar 90˚.
(TE/2013/H75/P1/K2)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika motor servo2 diberi nilai
OCR sebesar 94, motor servo 2
bergerak berlawanan arah jarum
jam dengan perubahan sudut
sebesar 90˚.
36. Jika motor servo 6 diberi nilai OCR
sebesar 45, maka motorservo 6
bergerak searah jarum jam dengan
perubahan sudut sebesar 90˚.
(TE/2013/H76/P2/K2)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika motor servo 6 diberi nilai
OCR sebesar 45, motorservo 6
bergerak searah jarum jam dengan
perubahan sudut sebesar 90˚.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37. Jika port C.0 diberi logika high, maka
transistor akan aktif dan sebaliknya.
(TE/2013/H79/P1/K3)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika port C.0 diberi logika high,
transistor akan aktif dan
sebaliknya.
38. Jika port C.0 diberi logika low, maka
transistor tidak aktif.
(TE/2013/H80/P3/K1)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika port C.0 diberi logika low,
transistor tidak aktif.
39. Jika relay aktif, maka modul mp3 ON
dan suara “hallo selamat datang” akan
terdengar dari speaker.
(TE/2013/H80/P1/K2)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika relay aktif, modul mp3 ON
dan suara “hallo selamat datang”
akan terdengar dari speaker.
40. Jika sensor ultrasonik bagian kanan
(S1) mendeteksi jarak kurang sama
dengan 200 cm, maka mikrokontroler
akan memberikan logika high pada port
C.7.
(TE/2013/H81/P2/K2)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika sensor ultrasonik bagian
kanan (S1) mendeteksi jarak
kurang sama dengan 200 cm,
mikrokontroler akan memberikan
logika high pada port C.7.
41. Jika sensor ultrasonik bagian tengah
(S2) mendeteksi jarak kurang sama
dengan 200 cm, maka mikrokontroler
akan memberikan logika high pada port
C.6.
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika sensor ultrasonik bagian
tengah (S2) mendeteksi jarak
kurang sama dengan 200 cm,
mikrokontroler akan memberikan
logika high pada port C.6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(TE/2013/H81/P1/K1)
42. Jika sensor ultrasonik bagian kiri (S3)
mendeteksi jarak kurang sama dengan
200 cm, maka mikrokontroler akan
memberikan logika high pada port C.5.
(TE/2013/H81/P2/K2)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika sensor ultrasonik bagian kiri
(S3) mendeteksi jarak kurang
sama dengan 200 cm,
mikrokontroler akan memberikan
logika high pada port C.5.
43. Jika sensor PIR tidak mendeteksi
adanya manusia, maka pin A.0
berlogika low dan mikrokontroler akan
menampilkan tulisan “Tidak Ada
Orang” pada LCD.
(TE/2013/H81/P1/K6)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika sensor PIR tidak mendeteksi
adanya manusia, pin A.0
berlogika low dan mikrokontroler
akan menampilkan tulisan “Tidak
Ada Orang” pada LCD.
44. Jika port pada program diberi logika
high, maka nilai pada port tersebut
akan berlogika high atau 5 volt.
(TE/2013/H82/P1/K2)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika port pada program diberi
logika high, nilai pada port
tersebut akan berlogika high atau
5 volt.
45. Jika port pada program diberi logika
low, maka nilai pada port tersebut akan
berlogika low atau 0 volt.
(TE/2013/H82/P1/K3)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika port pada program diberi
logika low, nilai pada port
tersebut akan berlogika low atau 0
volt.
46. Jika robot mendeteksi 2 orang manusia,
maka instruksi yang didahulukan
adalah mengecek kondisi sensor
ultrasonik SI.
(TE/2013/H83/P1/K1)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika robot mendeteksi 2 orang
manusia, instruksi yang
didahulukan adalah mengecek
kondisi sensor ultrasonik SI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47. Jika sensor ultrasonik S1 mendeteksi
jarak kurang dari 200cm, maka robot
akan melakukan pergerakan pada
tangan dan kepala.
(TE/2013/H83/P1/K2)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika sensor ultrasonik S1
mendeteksi jarak kurang dari
200cm, robot akan melakukan
pergerakan pada tangan dan
kepala.
48. Jika sensor ultrasonik S1 mendeteksi
jarak lebih dari 200cm, maka
mikrokontroler akan melakukan
pengecekan pada sensor ultrasonik S2.
(TE/2013/H83/P1/K3)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika sensor ultrasonik S1
mendeteksi jarak lebih dari
200cm, mikrokontroler akan
melakukan pengecekan pada
sensor ultrasonik S2.
49. Jika sensor ultrasonik S2 mendeteksi
jarak kurang dari 200cm, maka robot
akan melakukan pergerakan untuk
kedua tangan.
(TE/2013/H83/P1/K4)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika sensor ultrasonik S2
mendeteksi jarak kurang dari
200cm, robot akan melakukan
pergerakan untuk kedua tangan.
50. Jika sensor ultrasonik S2 mendeteksi
jarak lebih dari 200cm, maka
mikrokontroler akan melakukan
pengecekan pada sensor ultrasonik S3.
(TE/2013/H83/P1/K4)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika sensor ultrasonik S2
mendeteksi jarak lebih dari
200cm, mikrokontroler akan
melakukan pengecekan pada
sensor ultrasonik S3.
51. Jika sensor ultrasonik S3 mendeteksi
jarak kurang dari 200cm, maka robot
akan melakukan pergerakan untuk
tangan kiri dan kepala.
(TE/2013/H83/P1/K5)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika sensor ultrasonik S3
mendeteksi jarak kurang dari
200cm, robot akan melakukan
pergerakan untuk tangan kiri dan
kepala.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52. Jika timer sama dengan 5 detik, maka
mikrokontroler akan memberikan logika
low pada relay.
(TE/2013/H88/P2/K3)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika timer sama dengan 5 detik,
mikrokontroler akan memberikan
logika low pada relay.
53. Jika dari hasil pemeriksaan diketahui
adanya penurunan jumlah hemoglobin
dari yang semestinya, maka transfusi
darah perlu dilakukan.
(TE/2013/H1/P1/K5)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika dari hasil pemeriksaan
diketahui adanya penurunan
jumlah hemoglobin dari yang
semestinya, transfusi darah perlu
dilakukan.
54. Apabila terjadi suatu interupsi yang
dipicu oleh hardware, maka bit harus
dibuat clear dan bit tidak akan
mengizinkan terjadinya interupsi, serta
instruksi RETI akan melakukan set bit.
(TE/2013/H10/Point a/K3)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Apabila terjadi suatu interupsi
yang dipicu oleh hardware, bit
harus dibuat clear dan bit tidak
akan mengizinkan terjadinya
interupsi, serta instruksi RETI
akan melakukan set bit.
55. Jika masukan pembalik (V-) memiliki
potensial yang lebih tinggi, maka
tegangan keluaran akan menjadi lebih
negatif.
(TE/2013/H15/P2/K3)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika masukan pembalik (V-)
memiliki potensial yang lebih
tinggi, tegangan keluaran akan
menjadi lebih negatif.
56. Jika masukan non pembalik (V+)
memiliki potensial yang lebih tinggi,
maka tegangan keluaran op-amp akan
menjadi lebih positif.
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
Jika masukan non pembalik (V+)
memiliki potensial yang lebih
tinggi, tegangan keluaran op-amp
akan menjadi lebih positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(TE/2013/H16/P1/K1)
kalimat.
57. Karena tegangan umpan balik
berlawanan dengan tegangan masukan,
maka op-amp menghasilkan umpan
balik negatif.
(TE/2013/H18/P1/K7)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Karena tegangan umpan balik
berlawanan dengan tegangan
masukan, op-amp menghasilkan
umpan balik negatif.
58. Apabila sambungan tersebut dikenai
cahaya melalui lensa yang membuka
pada bungkus transistor, maka timbul
aliran arus kontrol yang menghidupkan
transistor ON.
(TE/2013/H20/P1/K3)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Apabila sambungan tersebut
dikenai cahaya melalui lensa yang
membuka pada bungkus
transistor, timbul aliran arus
kontrol yang menghidupkan
transistor ON.
59. Apabila cahaya mengenai sambungan
PN kolektor-basis, maka arus basis
yang dihasilkan berbanding langsung
dengan intensitas cahaya.
(TE/2013/H21/P2/K3)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Apabila cahaya mengenai
sambungan PN kolektor-basis,
arus basis yang dihasilkan
berbanding langsung dengan
intensitas cahaya.
60. Jika bukan golongan darah A, maka
proses dilanjutkan dengan pengecekan
golongan darah lainnya.
(TE/2013/H37/P1/K4)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika bukan golongan darah A,
proses dilanjutkan dengan
pengecekan golongan darah
lainnya.
61. Jika data yang dimasukkan sesuai
maka hasil akan ditampilkan pada
LCD.
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
Jika data yang dimasukkan
sesuai, hasil akan ditampilkan
pada LCD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(TE/2013/H37/P1/K5)
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
62. Jika darah tidakmengalami proses
aglutinasi maka nilai tegangan keluaran
sensor lebih kecil dari nilai tegangan
referensi sensor.
(TE/2013/H52/P2/K2)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika darah tidakmengalami proses
aglutinasi, nilai tegangan keluaran
sensor lebih kecil dari nilai
tegangan referensi sensor.
63. Jika nilai tegangan keluaran sensor A1
kurang dari 1,30 volt maka sampel
darah tidak mengalami proses
aglutinasi.
(TE/2013/H52/P2/K3)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika nilai tegangan keluaran
sensor A1 kurang dari 1,30 volt,
sampel darah tidak mengalami
proses aglutinasi.
64. Gerbang AND digunakan untuk
menghasilkan logika 1, jika semua
masukkan mempunyai logika 1, jika
tidak maka akan dihasilkan logika 0.
(TE/2013/H 4/P2/K1)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Gerbang AND digunakan untuk
menghasilkan logika 1, jika
semua masukkan mempunyai
logika 1. Jika tidak, gerbang
AND akan menghasilkan logika 0.
65. Apabila salah satu input berlogika 1
maka output akan berlogika 1, dan
apabila input disatukan yang select
maupun enable maka salah satu output
atau Y akan berlogika 0.
(TE/2013/H 15/P1/K3)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Apabila salah satu input
berlogika 1, output akan berlogika
1. Apabila input disatukan
dengan select maupun enable,
salah satu output atau Y akan
berlogika 0.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66. Jika A, C diberi tegangan Low, maka
Y1 akan berlogika 0.
(TE/2013/H 16/P1/K1)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika A, C diberi tegangan Low,
Y1 akan berlogika 0.
67. Jika A, C diberi tegangan Low, maka
Y1 akan berlogika 0.
(TE/2013/H 16/P1/K3)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika A, C diberi tegangan low, Y1
akan berlogika 0.
68. Jika A, B diberi tegangan Low, maka
Y4 akan berlogika 0.
(TE/2013/H 16/P1/K4)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika A, B diberi tegangan Low,
Y4 akan berlogika 0.
69. Jika A, B, C diberi tegangan Low,
maka Y7 akan berlogika 0.
(TE/2013/H 16/P1/K7)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika A, B, C diberi tegangan
Low, Y7 akan berlogika 0.
70. Ketika mendapatkan masukan dari user
dengan dip switch akan aktifkan, maka
selanjutnya di lakukan pengecekan tipe
IC TTL.
(TE/2013/H 28/P1/K2)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Ketika mendapatkan masukan
dari user dengan dip switch akan
diaktifkan, selanjutnya dilakukan
pengecekan tipe IC TTL.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71. Jika kumparan kutub diberi arus searah
maka pada permukaan kutub akan
timbul medan magnet searah yang
berputar dan kecepatannya sama dengan
kecepatan kutub yang menginduksi
lilitan stator.
(TE/2013/H 6/P2/K2)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika kumparan kutub diberi arus
searah, pada permukaan kutub
akan timbul medan magnet searah
yang berputar dan kecepatannya
sama dengan kecepatan kutub
yang menginduksi lilitan stator.
72. Jika rotor diputar dalam pengaruh
medan magnet, maka akan terjadi
perpotongan medan magnet oleh
lilitankawat pada rotor.
(TE/2013/H 6/P3/K1)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika rotor diputar dalam pengaruh
medan magnet, akan terjadi
perpotongan medan magnet oleh
lilitankawat pada rotor.
73. Jika ujung belitan rotor dihubungkan
dengan slip ring seperti ditunjukan
Gambar 2.4 (1), maka dihasilkan listrik
arus bolak balik berbentuk sinusoidal.
(TE/2013/H 7/P1/K1)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika ujung belitan rotor
dihubungkan dengan slip ring
seperti ditunjukan Gambar 2.4 (1),
dihasilkan listrik arus bolak balik
berbentuk sinusoidal.
74. Jika celah udara antara stator dan rotor
terlalu besar, maka akan
mengakibatkan efisiensi motor induksi
rendah, sebailiknya jika jarak antara
celah stator dan rotor terlalu
kecil/sempit, maka akan menimbulkan
kesukaran mekanis pada mesin.
(TE/2013/H 8/P1/K5)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika celah udara antara stator dan
rotor terlalu besar, akan
mengakibatkan efisiensi motor
induksi rendah, sebailiknya jika
jarak antara celah stator dan rotor
terlalu kecil/sempit, akan
menimbulkan kesukaran mekanis
pada mesin.
75. Jika belitan stator diberi aliran listrik,
maka pada belitan stator akan
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
Jika belitan stator diberi aliran
listrik, pada belitan stator akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menghasilkan fluks magnet stator atau
medan putar.
(TE/2013/H 9/Poin a/K1)
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
menghasilkan fluks magnet stator
atau medan putar.
76. Jika kumparan stator motor induksi
dihubungkan ke sumber listrik, maka
akan timbul medan magnet putar pada
lilitan stator (hukum Oerstad).
(TE/2013/H 8/P1/K1)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika kumparan stator motor
induksi dihubungkan ke sumber
listrik, akan timbul medan magnet
putar pada lilitan stator (hukum
Oerstad).
77. Jika slip antara puli pemutar dan puli
yang diputar diabaikan, maka
kecepatan puli yang diputar sama
dengan kecepatan puli pemutar.
(TE/2013/H 14/P4/K2)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika slip antara puli pemutar dan
puliyang diputar diabaikan,
kecepatan puli yang diputar sama
dengan kecepatan puli pemutar.
78. Jika generator induksi langsung
dihubungkan ke jala-jala maka daya
reaktif disediakan oleh jala-jala.
(TE/2013/H 14/P2/K1)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika generator induksi langsung
dihubungkan ke jala-jala, daya
reaktif disediakan oleh jala-jala.
79. Jika generator induksi bekerja sendiri
maka diperlukan penyedia daya reaktif.
(TE/2013/H 14/P2/K2)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika generator induksi bekerja
sendiri, diperlukan penyedia daya
reaktif.
80. Jika kapasitor tidak dapat memenuhi
daya reaktif, maka tegangan generator
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
Jika kapasitor tidak dapat
memenuhi daya reaktif, tegangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
akan built-up atau tidak dapat
menghasilkan tenaga listrik.
(TE/2013/H 14/P2/K3)
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
generator akan built-up atau tidak
dapat menghasilkan tenaga listrik.
81. Berdasarkan nameplate motor induksi
yang digunakan sebagai generator,dapat
dilihat besar daya keluaranmotor adalah
125 watt,arus yang diserap sebesar 1,5
A dan tegangan pencatu 220 volt.
Sehingga dapat dihitung besar daya
masukan sistem generator induksi
sebagai berikut: Pin=220x1,5=330Watt.
(TE/2013/H 21/P1/K1)
Konjungsi sehingga yang kedua
dipakai secara tidak tepat. Konjungsi
sehingga merupakan konjungsi
intrakalimat, sehingga tidak benar jika
digunakan untuk mengawali kalimat.
Berdasarkan nameplate motor
induksi yang digunakan sebagai
generator,dapat dilihat besar daya
keluaranmotor adalah 125
watt,arus yang diserap sebesar 1,5
A dan tegangan pencatu 220 volt,
sehingga dapat dihitung besar
daya masukan sistem generator
induksi sebagai berikut:
Pin=220x1,5=330Watt.
82. Jika terjadi lonjakan arus pada beban
generator akibat adanya hubungan
singkat, maka MCB akan secara
otomatis memutuskan aliran listrik yang
dihasilkan generator. Sedangkan MCB
ke 2 digunakan sebagai sistem
keamanan pada motor induksi atau
penggerak utama.
(TE/2013/H 24/P1/K3)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Konjungsi sedangkan yang kedua
dipakai secara tidak tepat. Konjungsi
sedangkan merupakan konjungsi
intrakalimat, sehingga tidak benar jika
digunakan untuk mengawali kalimat.
Jika terjadi lonjakan arus pada
beban generator akibat adanya
hubungan singkat, MCB akan
secara otomatis memutuskan
aliran listrik yang dihasilkan
generator, sedangkan MCB ke 2
digunakan sebagai sistem
keamanan pada motor induksi
atau penggerak utama.
83. Jika kapasitor yang digunakan semakin
besar, maka kecepatan putar rotor
generator semakin melambat.
(TE/2013/H 29/P3/K1)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika kapasitor yang digunakan
semakin besar, kecepatan putar
rotor generator semakin
melambat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84. Jika semakin besar nilai kapasitor yang
digunakan sebagai penyedia daya resktif
pada generator, maka frekuensi yang
dihasilkan semakin kecil.
(TE/2013/H 30/P1/K1)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika semakin besar nilai kapasitor
yang digunakan sebagai penyedia
daya resktif pada generator,
frekuensi yang dihasilkan semakin
kecil.
85. Jika semakin kecil kapasitor yang
digunakan, maka frekuensi yang
dihasilkan generator semakin besar.
(TE/2013/H 30/P1/K2)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika semakin kecil kapasitor yang
digunakan, frekuensi yang
dihasilkan generator semakin
besar.
86. Jika frekuensi yang dihasilkan
generator semakin besar, maka
kecepatan putar generator semakin
cepat.
(TE/2013/H 30/P3/K1)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika frekuensi yang dihasilkan
generator semakin besar,
kecepatan putar generator
semakin cepat.
87. Jika semakin besar kapasitor yang
digunakan, maka arus buta yang
dihasilkan semakin besar, namun
frekuensi yang dihasilkan semakin
kecil.
(TE/2013/H 31/P2/K2)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika semakin besar kapasitor
yang digunakan, arus buta yang
dihasilkan semakin besar.
Namun, frekuensi yang
dihasilkan semakin kecil.
88. Jika semakin besar beban yang
diberikan pada generator, maka lampu
pijar beban akan semakin redup.
(TE/2013/H 36/P1/K1)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika semakin besar beban yang
diberikan pada generator, lampu
pijar beban akan semakin redup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89. Motor induksi yang digunakan
beroperasi pada tegangan 220 volt dan
arus sebesar 1,5A. Sehingga,
berdasarkan persamaan 2.12 dan 2.13,
dapat dihitung besar faktor daya optimal
yang dapat dicatu oleh generator
tersebut.
(TE/2013/H 36/P1/K4)
Konjungsi sehingga merupakan
konjungsi intrakalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi antarkalimat yang letaknya
di awal kalimat.
Motor induksi yang digunakan
beroperasi pada tegangan 220 volt
dan arus sebesar 1,5A, sehingga,
berdasarkan persamaan 2.12 dan
2.13, dapat dihitung besar faktor
daya optimal yang dapat dicatu
oleh generator tersebut.
.90. Jika beban yang diberikan pada
generator melebihi 47,5 watt, maka
generator tidak dapat mencatu daya
pada beban sepenuhnya sehingga lampu
pijar beban menjadi redup.
(TE/2013/H 37/P1/K1)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika beban yang diberikan pada
generator melebihi 47,5 watt,
generator tidak dapat mencatu
daya pada beban sepenuhnya
sehingga lampu pijar beban
menjadi redup.
91. Berdasarkan hasil pengukuran, motor
induksi yang digunakan sebagai
generator beroperasi pada tegangan
pencatu 214,4 volt dan arus yang
diserap sebesar 1,4 ampere. Sehingga
dapat dihitung besar daya masukan
sistem generator induksi sebagai
berikut: Pin=214,4 x 1,4=300,16 watt.
(TE/2013/H 39/P1/K1)
Konjungsi sehingga merupakan
konjungsi intrakalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi antarkalimat yang letaknya
di awal kalimat.
Berdasarkan hasil pengukuran,
motor induksi yang digunakan
sebagai generator beroperasi pada
tegangan pencatu 214,4 volt dan
arus yang diserap sebesar 1,4
ampere, sehingga dapat dihitung
besar daya masukan sistem
generator induksi sebagai berikut:
Pin=214,4 x 1,4=300,16 watt.
92. Besar tegangan keluaran pada generator
saat beban penuh terukur 64,55 volt dan
arus terukur 401,55 mA. Sehingga
dapat dihitung besar daya keluaran pada
generator induksi sebagai berikut: Pout
=64,55 x 401,55mA = 25,92watt.
Konjungsi sehingga merupakan
konjungsi intrakalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi antarkalimat yang letaknya
di awal kalimat.
Besar tegangan keluaran pada
generator saat beban penuh
terukur 64,55 volt dan arus
terukur 401,55 mA, sehingga
dapat dihitung besar daya
keluaran pada generator induksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(TE/2013/H 39/P1/K2)
sebagai berikut: Pout =64,55 x
401,55mA = 25,92watt.
93. Jika terjadi kerusakan pada rangkaian
daya (triac) maka rangkaian pengendali
tidak ikut rusak.
(TE/2013/H7/P1/K6)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika terjadi kerusakan pada
rangkaian daya (triac), rangkaian
pengendali tidak ikut rusak.
94. Jika ingin membaca lagi, maka harus
disampel lagi, sehingga dapat
mengkonversi tegangan input untuk
saat-saat yang kita butuhkan saja.
(TE/2013/H 14/P1/K2)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika ingin membaca lagi, harus
disampel lagi, sehingga dapat
mengkonversi tegangan input
untuk saat-saat yang kita
butuhkan saja.
95. Jika tegangan masukan (Vin) lebih
besar daripada tegangan referensi
(Vref), maka tegangan keluaran (Vout)
adalah positif jenuh tegangan V+ atau
(+Vsat).
(TE/2013/H 20/P2/K1)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika tegangan masukan (Vin)
lebih besar daripada tegangan
referensi (Vref), tegangan
keluaran (Vout) adalah positif
jenuh tegangan V+ atau (+Vsat).
96. Jika tegangan masukan (Vin) lebih
kecil daripada tegangan referensi
(Vref), maka tegangan keluaran (Vout)
adalah negatif jenuh tegangan V- atau (-
Vsat).
(TE/2013/H 20/P2/K2)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika tegangan masukan (Vin)
lebih kecil daripada tegangan
referensi (Vref), tegangan
keluaran (Vout) adalah negatif
jenuh tegangan V- atau (-Vsat).
97. Jika tegangan Vin lebih besar dari Vref,
maka Vo akan mengeluarkan logika 1
yang berarti +Vsat atau setara dengan
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
Jika tegangan Vin lebih besar dari
Vref, Vo akan mengeluarkan
logika 1 yang berarti +Vsat atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Vcc.
(TE/2013/H 21/P21K5)
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
setara dengan Vcc.
98. Jika tegangan Vin lebih kecil dari Vref,
maka output Vo akan mengeluarkan
logika 0 yang berarti -Vsat atau 0 Volt.
(TE/2013/H 21/P2/K6)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika tegangan Vin lebih kecil dari
Vref, output Vo akan
mengeluarkan logika 0 yang
berarti -Vsat atau 0 Volt.
99. Jika sensor suhu ini mendeteksi panas,
maka sensor akan mengkonversi panas
tersebut menjadi tegangan.
(TE/2013/H 22/P2/K3)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika sensor suhu ini mendeteksi
panas, sensor akan mengkonversi
panas tersebut menjadi tegangan.
100. Jika data dari mikrokontroler berlogika
high maka tegangan keluaran
komparator sebesar 12V, namun jika
data dari mikrokontroler bernilai low
maka tegangan keluaran komparator
bernilai 0V.
(TE/2013/H 22/P3/K2)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika data dari mikrokontroler
berlogika high, tegangan keluaran
komparator sebesar 12V. Namun
jika data dari mikrokontroler
bernilai low, tegangan keluaran
komparator bernilai 0V.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101. Jika suhu pada kumparan telah
melebihi suhu yang dimasukan melalui
keypad maka SSR akan beroperasi.
(TE/2013/H 23/P5/K2)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika suhu pada kumparan telah
melebihi suhu yang dimasukan
melalui keypad, SSR akan
beroperasi.
102. Karena SSR ini dihubungkan dengan
sistem pengendali motor maka motor
dengan sendirinya akan berhenti
beroperasi.
(TE/2013/H 23/P5/K3)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Karena SSR ini dihubungkan
dengan sistem pengendali motor,
motor dengan sendirinya akan
berhenti beroperasi.
103. Jika data dari keluaran mikrokontroler
berlogika high (5V) maka output
komparator akan bernilai 12V dan LED
menyala.
(TE/2013/H 26/P3/K3)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika data dari keluaran
mikrokontroler berlogika high
(5V), output komparator akan
bernilai 12V dan LED menyala.
104. Jika data dari keluaran mikrokontroler
berlogika low (5V) maka output
komparator akan bernilai 0V dan LED
mati.
(TE/2013/H 26/P3/K4)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika data dari keluaran
mikrokontroler berlogika low
(5V), output komparator akan
bernilai 0V dan LED mati.
105. Jika nilai C1 sebesar 2200µF, maka
diperoleh nilai ripple sebesar 1,312V.
(TE/2013/H 30/P2/K5)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
Jika nilai C1 sebesar 2200µF,
diperoleh nilai ripple sebesar
1,312V.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kalimat.
106. Jika menggunakan C3 sebesar 2200µF,
maka diperoleh nilai ripple sebesar
1,312V.
(TE/2013/H 31/P1/K3)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika menggunakan C3 sebesar
2200µF, diperoleh nilai ripple
sebesar 1,312V.
107. Jika suhu terdeteksi sama dengan suhu
set point, maka pemutus akan bekerja
dan proses kerja sistem akan berhenti.
(TE/2013/H 32/P1/K7)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika suhu terdeteksi sama dengan
suhu set point, pemutus akan
bekerja dan proses kerja sistem
akan berhenti.
108. Jika ada penekanan tombol, maka akan
terjadi perubahan kondisi dari high
menjadi low pada salah satu pin yang
digunakan sebagai input
mikrokontroler.
(TE/2013/H 57/P1/K3)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika ada penekanan tombol, akan
terjadi perubahan kondisi dari
high menjadi low pada salah satu
pin yang digunakan sebagai input
mikrokontroler.
109. Jika tegangan pada output sensor LM35
mengalami kenaikan 10mV, maka suhu
pada motor listrik mengalami kenaikan
1˚C.
(TE/2013/H 58/P1/K2)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika tegangan pada output sensor
LM35 mengalami kenaikan
10mV, suhu pada motor listrik
mengalami kenaikan 1˚C.
110. Jika pengukuran dilakukan pada
panjang gelombang yang sama, maka
data yang diperoleh makin akurat atau
kesalahan yang muncul makin kecil.
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
Jika engukuran dilakukan pada
panjang gelombang yang sama,
data yang diperoleh makin akurat
atau kesalahan yang muncul
makin kecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(TE/2013/H 9/P1/K2) kalimat.
111. Jika menggunakan jalur data 8 bit,
maka akan ada 11 jalur data (3 untuk jalur
kontrol & 8 untuk jalur data).
(TE/2013/H 18/P1/K1)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika menggunakan jalur data 8
bit, akan ada 11 jalur data (3 untuk
jalur kontrol & 8 untuk jalur data).
112. Karena arus maksimal fototransistor
sebesar 4mA dan tegangan yang
dibutuhkan adalah 5V maka dibutuhkan
resistor agar perubahan resistansinya
dapat diketahui.
(TE/2013/H 31/P1/K3)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Karena arus maksimal
fototransistor sebesar 4mA dan
tegangan yang dibutuhkan adalah
5V, dibutuhkan resistor agar
perubahan resistansinya dapat
diketahui.
113. Karena resistor dengan nilai 1250Ω
tidak dijual dipasaran maka pada
perancangan ini menggunakan resistor
yang mendekati nilai tersebut.
(TE/2013/H 31/P1/K1)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Karena resistor dengan nilai
1250Ω tidak dijual dipasaran,
pada perancangan ini
menggunakan resistor yang
mendekati nilai tersebut.
114. Karena resistor dengan nilai 240
Ωtidak dijual dipasaran maka pada
perancangan ini menggunakan resistor
yang mendekati nilai tersebut.
(TE/2013/H 33/P1/K1)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Karena resistor dengan nilai 240
Ωtidak dijual dipasaran, pada
perancangan ini menggunakan
resistor yang mendekati nilai
tersebut.
115. Jika pengukuran tidak berhasil maka
akan diulang kembali.
(TE/2013/H 37/P2/K2)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
Jika pengukuran tidak berhasil,
akan diulang kembali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
116. Karena error yang didapatkan melebihi
error yang ditentukan, maka kurva
baku menggunakan kurva baku seri
larutan kurkumin pada rentang 2-5 ppm.
(TE/2013/H 52/P2/K2)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Karena error yang didapatkan
melebihi error yang ditentukan,
kurva baku menggunakan kurva
baku seri larutan kurkumin pada
rentang 2-5 ppm.
117. Dengan demikian pengukuran kadar
kurkumin harus segera dilakukan
setelah ekstrak kunyit dibuat agar
supaya tidak mengalami perubahan
kadar kurkumin.
(TE/2013/H 60/P3/K3)
Adanya konjungsi ganda dalam
kalimat tersebut menjadikan kalimat
tidak efektif. Maka dari itu, salah satu
konjungsi harus dihilangkan.
Dengan demikian pengukuran
kadar kurkumin harus segera
dilakukan setelah ekstrak kunyit
dibuat agar tidak mengalami
perubahan kadar kurkumin.
118. Jika I/O minimum sistem ibi bekerja
dengan benar maka hasil penulisan
program yang telah dibuat akan
ditampilkan pada LCD karakter.
(TE/2013/H 61/P1/K3)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Jika I/O minimum sistem ibi
bekerja dengan benar, hasil
penulisan program yang telah
dibuat akan ditampilkan pada
LCD karakter.
119. Dari pengujian I/O minimum sistem
yang telah dirancang maka dapat
disimpulkan bahwa I/O dapat bekerja
dengan benar, karena I/O ini berhasil
menampilkan tulisan pada LCD
karakter sesuai dengan yang dituliskan
pada program yang telah dibuat.
(TE/2013/H 61/P1/K1)
Adanya konjungsi ganda dalam satu
kalimat. Dengan konjungsi yang
digunakan secara ganda semacam itu,
maka akan menjadi tidak jelas
manakah mana anak kalimat dan induk
kalimat.
Dari pengujian I/O minimum
sistem yang telah dirancang, dapat
disimpulkan bahwa I/O dapat
bekerja dengan benar, karena I/O
ini berhasil menampilkan tulisan
pada LCD karakter sesuai dengan
yang dituliskan pada program
yang telah dibuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TRIANGULASI DATA
Di bawah ini merupakan triangulasi data dari penelitian yang berjudul “Jenis Kesalahan Penggunaan Konjungsi pada Skripsi Mahasiswa Program
Studi Teknik Elektro Lulusan Tahun 2013 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta” . Berilah tanda √ pada kolom setuju apabila Anda setuju bahwa
kalimat yang sudah diperbaiki merupakan pembetulan dari jenis kesalahan berbahasa dalam hal penggunaan konjungsi, atau berilah tanda √ pada
kolom tidak setuju apabila Anda tidak setuju bahwa kalimat yang sudah diperbaiki merupakan pembetulan dari jenis kesalahan berbahasa dalam hal
penggunaan konjungsi.
C. Konjungsi Korelatif
No. Kalimat yang Mengandung Kesalahan
Analisis Triangulator
Keterangan Perbaikan Setuju Tidak
setuju
1. Lebar pulsa antara 1 ms sampai 2 ms
dengan periode pulsa sebesar 20 ms.
(TE/2013/H 24/P1/K3)
Penggunaan konjungsi korelatif yang
tidak tepat, yaitu konjungsi antara
dengan konjungsi dengan. Kedua
konjungsi tersebut bukan merupakan
pasangan konjungsi korelatif yang
tepat. Bentuk korelatif merupakan
bentuk kebahasaan yang sudah
senyawa, sehingga tidak boleh diubah
atau dimodifikasi semaunya.
Lebar pulsa antara 1 ms sampai 2
ms dan periode pulsa sebesar 20
ms.
2. Parameter lain yang membedakan
antara servo satu dengan servo lainnya
adalah kecepatan servo untuk berubah
dari posisi satu ke posisi lainnya
(operating speed).
(TE/2013/H 25/P1/K3)
Penggunaan konjungsi korelatif yang
tidak tepat, yaitu konjungsi antara
dengan konjungsi dengan. Kedua
konjungsi tersebut bukan merupakan
pasangan konjungsi korelatif yang
tepat. Bentuk korelatif merupakan
bentuk kebahasaan yang sudah
senyawa, sehingga tidak boleh diubah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
atau dimodifikasi semaunya.
3. Pergerakan ini akan dilakukan oleh
robot pada saat sensor ultrasonik S1
mendeteksi jarak sebenarnya antara
manusia dengan robot kurang dari 200
cm.
(TE/2013/H 67/P1/K2)
Penggunaan konjungsi korelatif yang
tidak tepat, yaitu konjungsi antara
dengan konjungsi dengan. Kedua
konjungsi tersebut bukan merupakan
pasangan konjungsi korelatif yang
tepat. Bentuk korelatif merupakan
bentuk kebahasaan yang sudah
senyawa, sehingga tidak boleh diubah
atau dimodifikasi semaunya.
Pergerakan ini akan dilakukan
oleh robot pada saat sensor
ultrasonik S1 mendeteksi jarak
sebenarnya antara manusia dan
robot kurang dari 200 cm.
4. Pergerakan ini akan dilakukan oleh
robot pada saat sensor ultrasonik S3
mendeteksi jarak sebenarnya antara
manusia dengan robot kurang dari 200
cm.
(TE/2013/H 68/P1/K2)
Penggunaan konjungsi korelatif yang
tidak tepat, yaitu konjungsi antara
dengan konjungsi dengan. Kedua
konjungsi tersebut bukan merupakan
pasangan konjungsi korelatif yang
tepat. Bentuk korelatif merupakan
bentuk kebahasaan yang sudah
senyawa, sehingga tidak boleh diubah
atau dimodifikasi semaunya.
Pergerakan ini akan dilakukan
oleh robot pada saat sensor
ultrasonik S3 mendeteksi jarak
sebenarnya antara manusia dan
robot kurang dari 200 cm.
5. Pergerakan tangan kanan dan kiri akan
dilakukan pada saat sensor ultrasonik
S2 mendeteksi jarak sebenarnya antara
manusia dengan robot kurang dari 200
cm.
(TE/2013/H 69/P1/K1)
Penggunaan konjungsi korelatif yang
tidak tepat, yaitu konjungsi antara
dengan konjungsi dengan. Kedua
konjungsi tersebut bukan merupakan
pasangan konjungsi korelatif yang
tepat. Bentuk korelatif merupakan
bentuk kebahasaan yang sudah
senyawa, sehingga tidak boleh diubah
atau dimodifikasi semaunya.
Pergerakan tangan kanan dan kiri
akan dilakukan pada saat sensor
ultrasonik S2 mendeteksi jarak
sebenarnya antara manusia dan
robot kurang dari 200 cm.
6. Berdasarkan tabel 4.8, hasil pengujian
sensor ultrasonik, terdapat error antara
jarak sebenarnya dengan jarak yang
Penggunaan konjungsi korelatif yang
tidak tepat, yaitu konjungsi antara
dengan konjungsi dengan. Kedua
Berdasarkan tabel 4.8, hasil
pengujian sensor ultrasonik,
terdapat error antara jarak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terdeteksi oleh sensor.
(TE/2013/H 72/P1/K1)
konjungsi tersebut bukan merupakan
pasangan konjungsi korelatif yang
tepat. Bentuk korelatif merupakan
bentuk kebahasaan yang sudah
senyawa, sehingga tidak boleh diubah
atau dimodifikasi semaunya.
sebenarnya dan jarak yang
terdeteksi oleh sensor.
7. Nilai 208 digunakan sebagai batasan
maksimal untuk pengujian jarak antara
robot dengan manusia.
(TE/2013/H 73/P1/K1)
Penggunaan konjungsi korelatif yang
tidak tepat, yaitu konjungsi antara
dengan konjungsi dengan. Kedua
konjungsi tersebut bukan merupakan
pasangan konjungsi korelatif yang
tepat. Bentuk korelatif merupakan
bentuk kebahasaan yang sudah
senyawa, sehingga tidak boleh diubah
atau dimodifikasi semaunya.
Nilai 208 digunakan sebagai
batasan maksimal untuk pengujian
jarak antara robot dan manusia.
8. Program sensor ultrasonik ini berfungsi
untuk mendeteksi jarak antara robot
dengan manusia.
(TE/2013/H 83/P1/K2)
Penggunaan konjungsi korelatif yang
tidak tepat, yaitu konjungsi antara
dengan konjungsi dengan. Kedua
konjungsi tersebut bukan merupakan
pasangan konjungsi korelatif yang
tepat. Bentuk korelatif merupakan
bentuk kebahasaan yang sudah
senyawa, sehingga tidak boleh diubah
atau dimodifikasi semaunya.
Program sensor ultrasonik ini
berfungsi untuk mendeteksi jarak
antara robot dan manusia.
9. Simbol S merupakan data sensor
ultrasonik dalam mendeteksi jarak
antara manusia dengan robot.
(TE/2013/H L1/P1/K2)
Penggunaan konjungsi korelatif yang
tidak tepat, yaitu konjungsi antara
dengan konjungsi dengan. Kedua
konjungsi tersebut bukan merupakan
pasangan konjungsi korelatif yang
tepat. Bentuk korelatif merupakan
bentuk kebahasaan yang sudah
senyawa, sehingga tidak boleh diubah
Simbol S merupakan data sensor
ultrasonik dalam mendeteksi jarak
antara manusia dan robot.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
atau dimodifikasi semaunya.
10. Sudut yang dibentuk antara sinar
datang dengan arah sinar yang
meninggalkan prisma disebut sudut
devisiasi dan diberi lambang D.
(TE/2013/H 11/P1/K1)
Penggunaan konjungsi korelatif yang
tidak tepat, yaitu konjungsi antara
dengan konjungsi dengan. Kedua
konjungsi tersebut bukan merupakan
pasangan konjungsi korelatif yang
tepat. Bentuk korelatif merupakan
bentuk kebahasaan yang sudah
senyawa, sehingga tidak boleh diubah
atau dimodifikasi semaunya.
Sudut yang dibentuk antara sinar
datang dan arah sinar yang
meninggalkan prisma disebut
sudut devisiasi dan diberi
lambang D.
11. Pengujian alat ukur dapat dinyatakan
berhasil karena alat ukur dapat
membedakan besar absorban yang
didapat baik absorban sampel kurkumin
dengan absorban larutan kunyit sesuai
dengan urutan absorban
spektrofotometer standar.
(TE/2013/H 61/P2/K3)
Penggunaan konjungsi korelatif yang
tidak tepat, yaitu konjungsi antara
dengan konjungsi dengan. Kedua
konjungsi tersebut bukan merupakan
pasangan konjungsi korelatif yang
tepat. Bentuk korelatif merupakan
bentuk kebahasaan yang sudah
senyawa, sehingga tidak boleh diubah
atau dimodifikasi semaunya.
Pengujian alat ukur dapat
dinyatakan berhasil karena alat
ukur dapat membedakan besar
absorban yang didapat baik
absorban sampel kurkumin
maupun absorban larutan kunyit
sesuai dengan urutan absorban
spektrofotometer standar.
12. Limit switch adalah salah satu sensor
yang akan bekerja jika pada bagian
actuatornya tertekan suatu benda, baik
dari samping kiri ataupun kanan.
(TE/2013/H 13/P1/K1)
Penggunaan konjungsi korelatif yang
tidak tepat, yaitu konjungsi antara
dengan konjungsi dengan. Kedua
konjungsi tersebut bukan merupakan
pasangan konjungsi korelatif yang
tepat. Bentuk korelatif merupakan
bentuk kebahasaan yang sudah
senyawa, sehingga tidak boleh diubah
atau dimodifikasi semaunya.
Limit switch adalah salah satu
sensor yang akan bekerja jika
pada bagian actuatornya tertekan
suatu benda, baik dari samping
kiri maupun kanan.
13. Ketika actuator dari Limit switch
tertekan suatu benda, baik dari samping
kiri ataupun kanan sebanyak 45˚ atau
Penggunaan konjungsi korelatif yang
tidak tepat, yaitu konjungsi antara
dengan konjungsi dengan. Kedua
Ketika actuator dari Limit switch
tertekan suatu benda, baik dari
samping kiri maupun kanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90˚ (tergantung dari jenis dan type Limit
switch).
(TE/2013/H 14/P1/K1)
konjungsi tersebut bukan merupakan
pasangan konjungsi korelatif yang
tepat. Bentuk korelatif merupakan
bentuk kebahasaan yang sudah
senyawa, sehingga tidak boleh diubah
atau dimodifikasi semaunya.
sebanyak 45˚ atau 90˚ (tergantung
dari jenis dan type Limit switch).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TRIANGULASI DATA
Di bawah ini merupakan triangulasi data dari penelitian yang berjudul “Jenis Kesalahan Penggunaan Konjungsi pada Skripsi Mahasiswa Program
Studi Teknik Elektro Lulusan Tahun 2013 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta” . Berilah tanda √ pada kolom setuju apabila Anda setuju bahwa
kalimat yang sudah diperbaiki merupakan pembetulan dari jenis kesalahan berbahasa dalam hal penggunaan konjungsi, atau berilah tanda √ pada
kolom tidak setuju apabila Anda tidak setuju bahwa kalimat yang sudah diperbaiki merupakan pembetulan dari jenis kesalahan berbahasa dalam hal
penggunaan konjungsi.
D. Konjungsi Antarkalimat
No. Kalimat yang Mengandung Kesalahan
Analisis Triangulator
Keterangan Perbaikan Setuju Tidak
setuju
1. Profesi penerima tamu sebenarnya
adalah pekerjaan yang mudah, namun
untuk mengucapkan kalimatn”selamat
datang” secara berulang-ulang ini
menjadi pekerjaan yang sangat
membosankan.
(TE/2013/H 1/P2/K4)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi namun
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Profesi penerima tamu sebenarnya
adalah pekerjaan yang mudah.
Namun, untuk mengucapkan
kalimatn”selamat datang” secara
berulang-ulang ini menjadi
pekerjaan yang sangat
membosankan.
2. Nilai TCNTı tidak harus selalu 0x0000,
namun bisa kita tentukan misalnya
0xF89 atau berapapun sesuai
kebutuhan.
(TE/2013/H 18/P2/K2)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi namun
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Nilai TCNTı tidak harus selalu
0x0000. Namun, bisa kita
tentukan misalnya 0xF89 atau
berapapun sesuai kebutuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Semakin tinggi arus yang mengalir pada
LED maka semakin terang pula cahaya
yang dihasilkan, namun perlu
diperhatikan bahwa arus yang
diperbolehkan 10mA-20mAdan pada
tegangan 1,6V-3,5V menurut karakter
warna yang dihasilkan.
(TE/2013/H 22/P2/K5)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi namun
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Semakin tinggi arus yang
mengalir pada LED maka
semakin terang pula cahaya yang
dihasilkan. Namun, perlu
diperhatikan bahwa arus yang
diperbolehkan 10Ma-20mAdan
pada tegangan 1,6V-3,5V menurut
karakter warna yang dihasilkan.
4. Meskipun semula dirancang untuk
regulator tegangan tetap, namun
regulator ini dapat dikembangkan untuk
tegangan dan arus yang dapat diatur.
(TE/2013/H 30/P1/K1)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi namun
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Meskipun semula dirancang untuk
regulator tegangan tetap. Namun,
regulator ini dapat dikembangkan
untuk tegangan dan arus yang
dapat diatur.
5. Pada perancangan tugas akhir ini
menggunkan 1 buah mikrokontroler
ATMega8535, namun pada hasil
pembuatan tugas akhir ini menggunakan
2 buah mikrokontroler ATMega 8535
yaitu mikrokontroler A dan B seperti
pada gambar 4.9 dan 4.10.
(TE/2013/H62/P1/K1)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi namun
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Pada perancangan tugas akhir ini
menggunkan 1 buah
mikrokontroler ATMega8535.
Namun, pada hasil pembuatan
tugas akhir ini menggunakan 2
buah mikrokontroler ATMega
8535 yaitu mikrokontroler A dan
B seperti pada gambar 4.9 dan
4.10.
6. Penggunaan 1 buah mikrokontroler
menyebabkan sensor ultrasonik tidak
bekerja dengan baik, oleh karena itu
digunakan 2 buah mikrokontroler secara
lengkap dapat dilihat pada tabel
lampiran L41-L64.
(TE/2013/H62/P1/K4)
Konjungsi oleh karena itu merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi oleh
karena itu seharusnya diletakkan di
awal kalimat.
Penggunaan 1 buah
mikrokontroler menyebabkan
sensor ultrasonik tidak bekerja
dengan baik. Oleh karena itu,
digunakan 2 buah mikrokontroler
secara lengkap dapat dilihat pada
tabel lampiran L41-L64.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Proses pergerakan ini sama dengan
pergerakan tangan kanan dan kiri,
namun untuk pergerakan kedua tangan
dilakukan secara bersama hanya pada
bagian kepla tidak melakukan
pergerakan,
(TE/2013/H69/P2/K2)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi namun
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Proses pergerakan ini sama
dengan pergerakan tangan kanan
dan kiri. Namun, untuk
pergerakan kedua tangan
dilakukan secara bersama hanya
pada bagian kepla tidak
melakukan pergerakan,
8. Hal ini disebabkan karena adanya beban
pada motor servo 3, namun beban
tersebut tidak berpengaruh pada
pergerakan secara keseluruhan.
(TE/2013/H74/P2/K5)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi namun
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Hal ini disebabkan karena adanya
beban pada motor servo 3.
Namun, beban tersebut tidak
berpengaruh pada pergerakan
secara keseluruhan.
9. Hal ini disebabkan karena adanya beban
pada motor servo 6, namun beban
tersebut tidak berpengaruh pada
pergerakan secara keseluruhan.
(TE/2013/H76/P2/K5)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi namun
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Hal ini disebabkan karena adanya
beban pada motor servo 6.
Namun, beban tersebut tidak
berpengaruh pada pergerakan
secara keseluruhan.
10. Kesehatan merupakan aspek penting
dalam kehidupan manuisa, oleh karena
itu kesehatan harus dipantau melalui
pemeriksaan secara berkala di
laboratorium.
(TE/2013/H1/P1/K3)
Konjungsi oleh karena itu merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi oleh
karena itu seharusnya diletakkan di
awal kalimat.
Kesehatan merupakan aspek
penting dalam kehidupan
manuisa. Oleh karena itu,
kesehatan harus dipantau melalui
pemeriksaan secara berkala di
laboratorium.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11. Darah merupakan cairan yang
bersirkulasi dalam tubuh manusia dan
vertebrata yang berfungsi untuk
mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, serta
mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, selain itu darah juga
berfungsi untuk pertahanan tubuh
terhadap virus atau bakteri.
(TE/2013/H5/P1/K1)
Konjungsi selain itu merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi selain itu
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Darah merupakan cairan yang
bersirkulasi dalam tubuh manusia
dan vertebrata yang berfungsi
untuk mengirimkan zat-zat dan
oksigen yang dibutuhkan oleh
jaringan tubuh, serta mengangkut
bahan-bahan kimia hasil
metabolisme. Selain itu, darah
juga berfungsi untuk pertahanan
tubuh terhadap virus atau bakteri.
12. Fototransistor memiliki batas arus
maksimal dan batas tegangan yang
tergantung pada datasheet fototransistor
yang digunakan, oleh karena itu untuk
tingkat keamanan fototransistor tahanan
pembatas (resistor) perlu dipakai.
(TE/2013/H21/P2/K1)
Konjungsi oleh karena itu merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi oleh
karena itu seharusnya diletakkan di
awal kalimat.
Fototransistor memiliki batas arus
maksimal dan batas tegangan
yang tergantung pada datasheet
fototransistor yang digunakan.
Oleh karena itu, untuk tingkat
keamanan fototransistor tahanan
pembatas (resistor) perlu dipakai.
13. Jika tegangan keluaran dari pin I/O ini
sebesar 4,8 V dan arusnya sebesar
sebesar 20mA, maka dengan
mengetahui besarnya nilai Vout dan
arus dari mikrokontroler maka besarnya
nilai R yang digunakan pada rangkaian
LED yaitu:
(TE/2013/H 23/P1/K3)
Dalam kalimat tersebut konjungsi
maka digunakan secara berlebihan.
Penggunaan konjungsi maka dalam
kalimat tersebut seharusnya digunakan
secukupnya.
Ditentukan dengan anak kalimat dan
induk kalimat.
Jika tegangan keluaran dari pin
I/O ini sebesar 4,8 V dan arusnya
sebesar sebesar 20mA. Maka,
dengan mengetahui besarnya nilai
Vout dan arus dari
mikrokontroler, besarnya nilai R
yang digunakan pada rangkaian
LED yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14. Bila dilepas dari sumber listrik, maka
medan magnet yang ada dikumparan
stator hilang, namun medan magnet di
rotor masih ada yang biasa disebut
dengan remanensi.
(TE/2013/H 12/P1/K3)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi namun
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Bila dilepas dari sumber listrik,
maka medan magnet yang ada
dikumparan stator hilang.
Namun, medan magnet di rotor
masih ada yang biasa disebut
dengan remanensi.
15. Frekuensi yang dihasilkan lebih besar
dibandingkan dengan pengujian
menggunakan kapasitor 6µF dan 8µF,
namun arus buta yang dihasilkan
sangat kecil sehingga tegangan keluaran
generator kecil.
(TE/2013/H 31/P1/K3)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi namun
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Frekuensi yang dihasilkan lebih
besar dibandingkan dengan
pengujian menggunakan kapasitor
6µF dan 8µF. Namun, arus buta
yang dihasilkan sangat kecil
sehingga tegangan keluaran
generator kecil.
16. Pada kapasitor 8µF, arus buta yang
dapat dihasilkan lebih besar, namun
frekuensi generator induksi kecil yang
menyebabkan tegangan keluaran
generator kecil.
(TE/2013/H 31/P1/K4)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi namun
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Pada kapasitor 8µF, arus buta
yang dapat dihasilkan lebih besar.
Namun, frekuensi generator
induksi kecil yang menyebabkan
tegangan keluaran generator kecil.
17. Konversi tunggal memulai konversi
ketika bit-ADSC di-set, dan bit tersebut
tetap sampai satu kali konversi selesai
(complete), setelah (complete) itu
otomatis oleh CPU bit-ADSC akan
clear.
Konjungsi setelah itu merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi setelah
itu seharusnya diletakkan di awal
Konversi tunggal memulai
konversi ketika bit-ADSC di-set,
dan bit tersebut tetap sampai satu
kali konversi selesai (complete).
Setelah itu, otomatis oleh CPU
bit-ADSC akan clear.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(TE/2013/H 14/P1/K4)
kalimat.
18. Jika data dari mikrokontroler berlogika
high, maka tegangan keluaran
komparator sebesar 12V, namun jika
data dari mikrokontroler bernilai low
maka tegangan keluaran komprator
bernilai 0V.
(TE/2013/H 22/P3/K2)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi namun
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Jika data dari mikrokontroler
berlogika high, maka tegangan
keluaran komparator sebesar 12V.
Namun, jika data dari
mikrokontroler bernilai low maka
tegangan keluaran komprator
bernilai 0V.
19. Pengujian pada suhu 30˚C dilakukan
dengan cara memasukkan angka 30
melalui keypad, setelah itu menekan
tombol enter.
(TE/2013/H 42/P1/K1)
Konjungsi setelah itu merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi setelah
itu seharusnya diletakkan di awal
kalimat.
Pengujian pada suhu 30˚C
dilakukan dengan cara
memasukkan angka 30 melalui
keypad. Setelah itu, menekan
tombol enter.
20. Halogen berasal dari kata halos=garam,
genes=pembentuk, maka dari itu
halogen disebut pembentuk garam.
(TE/2013/H 9/P1/K2)
Penggunaan konjungsi maka dari itu
pada kalimat tersebut tidak tepat.
Konjungsi maka dari itu merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah
Halogen berasal dari kata
halos=garam, genes=pembentuk.
Maka dari itu, halogen disebut
pembentuk garam.
21. Pada saat menerima cahaya maka nilai
konduktifitas kaki kolektor-emitor akan
naik sehingga Vout mendapat sumber
tegangan dari Vcc melalui kaki emitor
photo transitor sehingga Vout berlogika
HIGH dan sebaliknya pada pada saat
tidak menerima cahaya, maka photo
transitor OFF dan Vout dihubungkan ke
Kalimat tersebut terlalu banyak
menggunakan konjungsi. Konjungsi
yang tidak efektif sebaiknya
dihilangkan saja.
Pada saat menerima cahaya, nilai
konduktifitas kaki kolektor-emitor
akan naik. Oleh karena itu, Vout
mendapat sumber tegangan dari
Vcc melalui kaki emitor photo
transitor, sehingga Vout berlogika
HIGH. Sebaliknya, saat tidak
menerima cahaya, photo transitor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ground melalui RL sehingga berlogika
LOW.
(TE/2013/H 14/P1/K4)
OFF dan Vout dihubungkan ke
ground melalui RL sehingga
berlogika LOW.
22. Semakin tinggi arus yang mengalir pada
LED maka semakin terang pula cahaya
yang dihasilkan, namun perlu
diperhatikan bahwa besarnya arus yang
diperbolehkan 10mA-20Ma dan pada
tegangan 1,6V-3,5V menurut karakter
warna yang dihasilkan.
(TE/2013/H 19/P1/K4)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi namun
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Semakin tinggi arus yang
mengalir pada LED maka
semakin terang pula cahaya yang
dihasilkan. Namun, perlu
diperhatikan bahwa besarnya arus
yang diperbolehkan 10mA-20Ma
dan pada tegangan 1,6V-3,5V
menurut karakter warna yang
dihasilkan.
23. Saat selesai diekstrak pada larutan
kurikumin 5 ppm mempunyai nilai
absorban 0,715 namun ketika
dilakukan pengukuran ulang
menggunakan spektrofotometer dengan
larutan yang sama, hasil yang
didapatkan sebesar 0,741.
(TE/2013/H 60/P3/K2)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi anatarkalimat, sehingga
tidak tepat jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang telaknya
di tengah kalimat.
Saat selesai diekstrak pada larutan
kurikumin 5 ppm mempunyai
nilai absorban 0,715. Namun,
ketika dilakukan pengukuran
ulang menggunakan
spektrofotometer dengan larutan
yang sama, hasil yang didapatkan
sebesar 0,741.
24. Berdasarkan analisa hasil pengujian
kadar kurkumin, maka dapat
disimpulkan bahwa alat ukur dapat
digunakan sesuai dengan perancangan
yang telah dibuat karena sudah dapat
melakukan semua proses
Konjungsi akan tetapi merupakan
konjungsi anatarkalimat, sehingga
tidak tepat jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang telaknya
di tengah kalimat.
Berdasarkan analisa hasil
pengujian kadar kurkumin, maka
dapat disimpulkan bahwa alat
ukur dapat digunakan sesuai
dengan perancangan yang telah
dibuat karena sudah dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengukuransecara berurutan sesuai
dengan langkah-langkah proses
pengukuran, akan tetapi alat ukur ini
belum bisa menghasilkan data yang
sesuai seperti spektrofotometer standar.
(TE/2013/H 61/P1/K1)
melakukan semua proses
pengukuransecara berurutan
sesuai dengan langkah-langkah
proses pengukuran. Akan tetapi,
alat ukur ini belum bisa
menghasilkan data yang sesuai
seperti spektrofotometer standar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Semakin tinggi arus yang mengalir pada
LED maka semakin terang pula cahaya
yang dihasilkan, namun perlu
diperhatikan bahwa arus yang
diperbolehkan 10mA-20mAdan pada
tegangan 1,6V-3,5V menurut karakter
warna yang dihasilkan.
(TE/2013/H 22/P2/K5)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi namun
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Semakin tinggi arus yang
mengalir pada LED maka
semakin terang pula cahaya yang
dihasilkan. Namun, perlu
diperhatikan bahwa arus yang
diperbolehkan 10Ma-20mAdan
pada tegangan 1,6V-3,5V menurut
karakter warna yang dihasilkan.
4. Meskipun semula dirancang untuk
regulator tegangan tetap, namun
regulator ini dapat dikembangkan untuk
tegangan dan arus yang dapat diatur.
(TE/2013/H 30/P1/K1)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi namun
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Meskipun semula dirancang untuk
regulator tegangan tetap. Namun,
regulator ini dapat dikembangkan
untuk tegangan dan arus yang
dapat diatur.
5. Pada perancangan tugas akhir ini
menggunkan 1 buah mikrokontroler
ATMega8535, namun pada hasil
pembuatan tugas akhir ini menggunakan
2 buah mikrokontroler ATMega 8535
yaitu mikrokontroler A dan B seperti
pada gambar 4.9 dan 4.10.
(TE/2013/H62/P1/K1)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi namun
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Pada perancangan tugas akhir ini
menggunkan 1 buah
mikrokontroler ATMega8535.
Namun, pada hasil pembuatan
tugas akhir ini menggunakan 2
buah mikrokontroler ATMega
8535 yaitu mikrokontroler A dan
B seperti pada gambar 4.9 dan
4.10.
6. Penggunaan 1 buah mikrokontroler
menyebabkan sensor ultrasonik tidak
bekerja dengan baik, oleh karena itu
digunakan 2 buah mikrokontroler secara
lengkap dapat dilihat pada tabel
lampiran L41-L64.
(TE/2013/H62/P1/K4)
Konjungsi oleh karena itu merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi oleh
karena itu seharusnya diletakkan di
awal kalimat.
Penggunaan 1 buah
mikrokontroler menyebabkan
sensor ultrasonik tidak bekerja
dengan baik. Oleh karena itu,
digunakan 2 buah mikrokontroler
secara lengkap dapat dilihat pada
tabel lampiran L41-L64.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Proses pergerakan ini sama dengan
pergerakan tangan kanan dan kiri,
namun untuk pergerakan kedua tangan
dilakukan secara bersama hanya pada
bagian kepla tidak melakukan
pergerakan,
(TE/2013/H69/P2/K2)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi namun
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Proses pergerakan ini sama
dengan pergerakan tangan kanan
dan kiri. Namun, untuk
pergerakan kedua tangan
dilakukan secara bersama hanya
pada bagian kepla tidak
melakukan pergerakan,
8. Hal ini disebabkan karena adanya beban
pada motor servo 3, namun beban
tersebut tidak berpengaruh pada
pergerakan secara keseluruhan.
(TE/2013/H74/P2/K5)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi namun
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Hal ini disebabkan karena adanya
beban pada motor servo 3.
Namun, beban tersebut tidak
berpengaruh pada pergerakan
secara keseluruhan.
9. Hal ini disebabkan karena adanya beban
pada motor servo 6, namun beban
tersebut tidak berpengaruh pada
pergerakan secara keseluruhan.
(TE/2013/H76/P2/K5)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi namun
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Hal ini disebabkan karena adanya
beban pada motor servo 6.
Namun, beban tersebut tidak
berpengaruh pada pergerakan
secara keseluruhan.
10. Kesehatan merupakan aspek penting
dalam kehidupan manuisa, oleh karena
itu kesehatan harus dipantau melalui
pemeriksaan secara berkala di
laboratorium.
(TE/2013/H1/P1/K3)
Konjungsi oleh karena itu merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi oleh
karena itu seharusnya diletakkan di
awal kalimat.
Kesehatan merupakan aspek
penting dalam kehidupan
manuisa. Oleh karena itu,
kesehatan harus dipantau melalui
pemeriksaan secara berkala di
laboratorium.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11. Darah merupakan cairan yang
bersirkulasi dalam tubuh manusia dan
vertebrata yang berfungsi untuk
mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, serta
mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, selain itu darah juga
berfungsi untuk pertahanan tubuh
terhadap virus atau bakteri.
(TE/2013/H5/P1/K1)
Konjungsi selain itu merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi selain itu
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Darah merupakan cairan yang
bersirkulasi dalam tubuh manusia
dan vertebrata yang berfungsi
untuk mengirimkan zat-zat dan
oksigen yang dibutuhkan oleh
jaringan tubuh, serta mengangkut
bahan-bahan kimia hasil
metabolisme. Selain itu, darah
juga berfungsi untuk pertahanan
tubuh terhadap virus atau bakteri.
12. Fototransistor memiliki batas arus
maksimal dan batas tegangan yang
tergantung pada datasheet fototransistor
yang digunakan, oleh karena itu untuk
tingkat keamanan fototransistor tahanan
pembatas (resistor) perlu dipakai.
(TE/2013/H21/P2/K1)
Konjungsi oleh karena itu merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi oleh
karena itu seharusnya diletakkan di
awal kalimat.
Fototransistor memiliki batas arus
maksimal dan batas tegangan
yang tergantung pada datasheet
fototransistor yang digunakan.
Oleh karena itu, untuk tingkat
keamanan fototransistor tahanan
pembatas (resistor) perlu dipakai.
13. Jika tegangan keluaran dari pin I/O ini
sebesar 4,8 V dan arusnya sebesar
sebesar 20mA, maka dengan
mengetahui besarnya nilai Vout dan
arus dari mikrokontroler maka besarnya
nilai R yang digunakan pada rangkaian
LED yaitu:
(TE/2013/H 23/P1/K3)
Dalam kalimat tersebut konjungsi
maka digunakan secara berlebihan.
Penggunaan konjungsi maka dalam
kalimat tersebut seharusnya digunakan
secukupnya.
Ditentukan dengan anak kalimat dan
induk kalimat.
Jika tegangan keluaran dari pin
I/O ini sebesar 4,8 V dan arusnya
sebesar sebesar 20mA. Maka,
dengan mengetahui besarnya nilai
Vout dan arus dari
mikrokontroler, besarnya nilai R
yang digunakan pada rangkaian
LED yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14. Bila dilepas dari sumber listrik, maka
medan magnet yang ada dikumparan
stator hilang, namun medan magnet di
rotor masih ada yang biasa disebut
dengan remanensi.
(TE/2013/H 12/P1/K3)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi namun
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Bila dilepas dari sumber listrik,
maka medan magnet yang ada
dikumparan stator hilang.
Namun, medan magnet di rotor
masih ada yang biasa disebut
dengan remanensi.
15. Frekuensi yang dihasilkan lebih besar
dibandingkan dengan pengujian
menggunakan kapasitor 6µF dan 8µF,
namun arus buta yang dihasilkan
sangat kecil sehingga tegangan keluaran
generator kecil.
(TE/2013/H 31/P1/K3)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi namun
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Frekuensi yang dihasilkan lebih
besar dibandingkan dengan
pengujian menggunakan kapasitor
6µF dan 8µF. Namun, arus buta
yang dihasilkan sangat kecil
sehingga tegangan keluaran
generator kecil.
16. Pada kapasitor 8µF, arus buta yang
dapat dihasilkan lebih besar, namun
frekuensi generator induksi kecil yang
menyebabkan tegangan keluaran
generator kecil.
(TE/2013/H 31/P1/K4)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi namun
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Pada kapasitor 8µF, arus buta
yang dapat dihasilkan lebih besar.
Namun, frekuensi generator
induksi kecil yang menyebabkan
tegangan keluaran generator kecil.
17. Konversi tunggal memulai konversi
ketika bit-ADSC di-set, dan bit tersebut
tetap sampai satu kali konversi selesai
(complete), setelah (complete) itu
otomatis oleh CPU bit-ADSC akan
clear.
Konjungsi setelah itu merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi setelah
itu seharusnya diletakkan di awal
Konversi tunggal memulai
konversi ketika bit-ADSC di-set,
dan bit tersebut tetap sampai satu
kali konversi selesai (complete).
Setelah itu, otomatis oleh CPU
bit-ADSC akan clear.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(TE/2013/H 14/P1/K4)
kalimat.
18. Jika data dari mikrokontroler berlogika
high, maka tegangan keluaran
komparator sebesar 12V, namun jika
data dari mikrokontroler bernilai low
maka tegangan keluaran komprator
bernilai 0V.
(TE/2013/H 22/P3/K2)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi namun
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Jika data dari mikrokontroler
berlogika high, maka tegangan
keluaran komparator sebesar 12V.
Namun, jika data dari
mikrokontroler bernilai low maka
tegangan keluaran komprator
bernilai 0V.
19. Pengujian pada suhu 30˚C dilakukan
dengan cara memasukkan angka 30
melalui keypad, setelah itu menekan
tombol enter.
(TE/2013/H 42/P1/K1)
Konjungsi setelah itu merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi setelah
itu seharusnya diletakkan di awal
kalimat.
Pengujian pada suhu 30˚C
dilakukan dengan cara
memasukkan angka 30 melalui
keypad. Setelah itu, menekan
tombol enter.
20. Halogen berasal dari kata halos=garam,
genes=pembentuk, maka dari itu
halogen disebut pembentuk garam.
(TE/2013/H 9/P1/K2)
Penggunaan konjungsi maka dari itu
pada kalimat tersebut tidak tepat.
Konjungsi maka dari itu merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah
Halogen berasal dari kata
halos=garam, genes=pembentuk.
Maka dari itu, halogen disebut
pembentuk garam.
21. Pada saat menerima cahaya maka nilai
konduktifitas kaki kolektor-emitor akan
naik sehingga Vout mendapat sumber
tegangan dari Vcc melalui kaki emitor
photo transitor sehingga Vout berlogika
HIGH dan sebaliknya pada pada saat
tidak menerima cahaya, maka photo
transitor OFF dan Vout dihubungkan ke
Kalimat tersebut terlalu banyak
menggunakan konjungsi. Konjungsi
yang tidak efektif sebaiknya
dihilangkan saja.
Pada saat menerima cahaya, nilai
konduktifitas kaki kolektor-emitor
akan naik. Oleh karena itu, Vout
mendapat sumber tegangan dari
Vcc melalui kaki emitor photo
transitor, sehingga Vout berlogika
HIGH. Sebaliknya, saat tidak
menerima cahaya, photo transitor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ground melalui RL sehingga berlogika
LOW.
(TE/2013/H 14/P1/K4)
OFF dan Vout dihubungkan ke
ground melalui RL sehingga
berlogika LOW.
22. Semakin tinggi arus yang mengalir pada
LED maka semakin terang pula cahaya
yang dihasilkan, namun perlu
diperhatikan bahwa besarnya arus yang
diperbolehkan 10mA-20Ma dan pada
tegangan 1,6V-3,5V menurut karakter
warna yang dihasilkan.
(TE/2013/H 19/P1/K4)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi namun
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Semakin tinggi arus yang
mengalir pada LED maka
semakin terang pula cahaya yang
dihasilkan. Namun, perlu
diperhatikan bahwa besarnya arus
yang diperbolehkan 10mA-20Ma
dan pada tegangan 1,6V-3,5V
menurut karakter warna yang
dihasilkan.
23. Saat selesai diekstrak pada larutan
kurikumin 5 ppm mempunyai nilai
absorban 0,715 namun ketika
dilakukan pengukuran ulang
menggunakan spektrofotometer dengan
larutan yang sama, hasil yang
didapatkan sebesar 0,741.
(TE/2013/H 60/P3/K2)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi anatarkalimat, sehingga
tidak tepat jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang telaknya
di tengah kalimat.
Saat selesai diekstrak pada larutan
kurikumin 5 ppm mempunyai
nilai absorban 0,715. Namun,
ketika dilakukan pengukuran
ulang menggunakan
spektrofotometer dengan larutan
yang sama, hasil yang didapatkan
sebesar 0,741.
24. Berdasarkan analisa hasil pengujian
kadar kurkumin, maka dapat
disimpulkan bahwa alat ukur dapat
digunakan sesuai dengan perancangan
yang telah dibuat karena sudah dapat
melakukan semua proses
Konjungsi akan tetapi merupakan
konjungsi anatarkalimat, sehingga
tidak tepat jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang telaknya
di tengah kalimat.
Berdasarkan analisa hasil
pengujian kadar kurkumin, maka
dapat disimpulkan bahwa alat
ukur dapat digunakan sesuai
dengan perancangan yang telah
dibuat karena sudah dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengukuransecara berurutan sesuai
dengan langkah-langkah proses
pengukuran, akan tetapi alat ukur ini
belum bisa menghasilkan data yang
sesuai seperti spektrofotometer standar.
(TE/2013/H 61/P1/K1)
melakukan semua proses
pengukuransecara berurutan
sesuai dengan langkah-langkah
proses pengukuran. Akan tetapi,
alat ukur ini belum bisa
menghasilkan data yang sesuai
seperti spektrofotometer standar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Semakin tinggi arus yang mengalir pada
LED maka semakin terang pula cahaya
yang dihasilkan, namun perlu
diperhatikan bahwa arus yang
diperbolehkan 10mA-20mAdan pada
tegangan 1,6V-3,5V menurut karakter
warna yang dihasilkan.
(TE/2013/H 22/P2/K5)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi namun
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Semakin tinggi arus yang
mengalir pada LED maka
semakin terang pula cahaya yang
dihasilkan. Namun, perlu
diperhatikan bahwa arus yang
diperbolehkan 10Ma-20mAdan
pada tegangan 1,6V-3,5V menurut
karakter warna yang dihasilkan.
4. Meskipun semula dirancang untuk
regulator tegangan tetap, namun
regulator ini dapat dikembangkan untuk
tegangan dan arus yang dapat diatur.
(TE/2013/H 30/P1/K1)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi namun
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Meskipun semula dirancang untuk
regulator tegangan tetap. Namun,
regulator ini dapat dikembangkan
untuk tegangan dan arus yang
dapat diatur.
5. Pada perancangan tugas akhir ini
menggunkan 1 buah mikrokontroler
ATMega8535, namun pada hasil
pembuatan tugas akhir ini menggunakan
2 buah mikrokontroler ATMega 8535
yaitu mikrokontroler A dan B seperti
pada gambar 4.9 dan 4.10.
(TE/2013/H62/P1/K1)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi namun
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Pada perancangan tugas akhir ini
menggunkan 1 buah
mikrokontroler ATMega8535.
Namun, pada hasil pembuatan
tugas akhir ini menggunakan 2
buah mikrokontroler ATMega
8535 yaitu mikrokontroler A dan
B seperti pada gambar 4.9 dan
4.10.
6. Penggunaan 1 buah mikrokontroler
menyebabkan sensor ultrasonik tidak
bekerja dengan baik, oleh karena itu
digunakan 2 buah mikrokontroler secara
lengkap dapat dilihat pada tabel
lampiran L41-L64.
(TE/2013/H62/P1/K4)
Konjungsi oleh karena itu merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi oleh
karena itu seharusnya diletakkan di
awal kalimat.
Penggunaan 1 buah
mikrokontroler menyebabkan
sensor ultrasonik tidak bekerja
dengan baik. Oleh karena itu,
digunakan 2 buah mikrokontroler
secara lengkap dapat dilihat pada
tabel lampiran L41-L64.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Proses pergerakan ini sama dengan
pergerakan tangan kanan dan kiri,
namun untuk pergerakan kedua tangan
dilakukan secara bersama hanya pada
bagian kepla tidak melakukan
pergerakan,
(TE/2013/H69/P2/K2)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi namun
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Proses pergerakan ini sama
dengan pergerakan tangan kanan
dan kiri. Namun, untuk
pergerakan kedua tangan
dilakukan secara bersama hanya
pada bagian kepla tidak
melakukan pergerakan,
8. Hal ini disebabkan karena adanya beban
pada motor servo 3, namun beban
tersebut tidak berpengaruh pada
pergerakan secara keseluruhan.
(TE/2013/H74/P2/K5)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi namun
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Hal ini disebabkan karena adanya
beban pada motor servo 3.
Namun, beban tersebut tidak
berpengaruh pada pergerakan
secara keseluruhan.
9. Hal ini disebabkan karena adanya beban
pada motor servo 6, namun beban
tersebut tidak berpengaruh pada
pergerakan secara keseluruhan.
(TE/2013/H76/P2/K5)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi namun
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Hal ini disebabkan karena adanya
beban pada motor servo 6.
Namun, beban tersebut tidak
berpengaruh pada pergerakan
secara keseluruhan.
10. Kesehatan merupakan aspek penting
dalam kehidupan manuisa, oleh karena
itu kesehatan harus dipantau melalui
pemeriksaan secara berkala di
laboratorium.
(TE/2013/H1/P1/K3)
Konjungsi oleh karena itu merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi oleh
karena itu seharusnya diletakkan di
awal kalimat.
Kesehatan merupakan aspek
penting dalam kehidupan
manuisa. Oleh karena itu,
kesehatan harus dipantau melalui
pemeriksaan secara berkala di
laboratorium.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11. Darah merupakan cairan yang
bersirkulasi dalam tubuh manusia dan
vertebrata yang berfungsi untuk
mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, serta
mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, selain itu darah juga
berfungsi untuk pertahanan tubuh
terhadap virus atau bakteri.
(TE/2013/H5/P1/K1)
Konjungsi selain itu merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi selain itu
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Darah merupakan cairan yang
bersirkulasi dalam tubuh manusia
dan vertebrata yang berfungsi
untuk mengirimkan zat-zat dan
oksigen yang dibutuhkan oleh
jaringan tubuh, serta mengangkut
bahan-bahan kimia hasil
metabolisme. Selain itu, darah
juga berfungsi untuk pertahanan
tubuh terhadap virus atau bakteri.
12. Fototransistor memiliki batas arus
maksimal dan batas tegangan yang
tergantung pada datasheet fototransistor
yang digunakan, oleh karena itu untuk
tingkat keamanan fototransistor tahanan
pembatas (resistor) perlu dipakai.
(TE/2013/H21/P2/K1)
Konjungsi oleh karena itu merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi oleh
karena itu seharusnya diletakkan di
awal kalimat.
Fototransistor memiliki batas arus
maksimal dan batas tegangan
yang tergantung pada datasheet
fototransistor yang digunakan.
Oleh karena itu, untuk tingkat
keamanan fototransistor tahanan
pembatas (resistor) perlu dipakai.
13. Jika tegangan keluaran dari pin I/O ini
sebesar 4,8 V dan arusnya sebesar
sebesar 20mA, maka dengan
mengetahui besarnya nilai Vout dan
arus dari mikrokontroler maka besarnya
nilai R yang digunakan pada rangkaian
LED yaitu:
(TE/2013/H 23/P1/K3)
Dalam kalimat tersebut konjungsi
maka digunakan secara berlebihan.
Penggunaan konjungsi maka dalam
kalimat tersebut seharusnya digunakan
secukupnya.
Ditentukan dengan anak kalimat dan
induk kalimat.
Jika tegangan keluaran dari pin
I/O ini sebesar 4,8 V dan arusnya
sebesar sebesar 20mA. Maka,
dengan mengetahui besarnya nilai
Vout dan arus dari
mikrokontroler, besarnya nilai R
yang digunakan pada rangkaian
LED yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14. Bila dilepas dari sumber listrik, maka
medan magnet yang ada dikumparan
stator hilang, namun medan magnet di
rotor masih ada yang biasa disebut
dengan remanensi.
(TE/2013/H 12/P1/K3)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi namun
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Bila dilepas dari sumber listrik,
maka medan magnet yang ada
dikumparan stator hilang.
Namun, medan magnet di rotor
masih ada yang biasa disebut
dengan remanensi.
15. Frekuensi yang dihasilkan lebih besar
dibandingkan dengan pengujian
menggunakan kapasitor 6µF dan 8µF,
namun arus buta yang dihasilkan
sangat kecil sehingga tegangan keluaran
generator kecil.
(TE/2013/H 31/P1/K3)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi namun
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Frekuensi yang dihasilkan lebih
besar dibandingkan dengan
pengujian menggunakan kapasitor
6µF dan 8µF. Namun, arus buta
yang dihasilkan sangat kecil
sehingga tegangan keluaran
generator kecil.
16. Pada kapasitor 8µF, arus buta yang
dapat dihasilkan lebih besar, namun
frekuensi generator induksi kecil yang
menyebabkan tegangan keluaran
generator kecil.
(TE/2013/H 31/P1/K4)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi namun
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Pada kapasitor 8µF, arus buta
yang dapat dihasilkan lebih besar.
Namun, frekuensi generator
induksi kecil yang menyebabkan
tegangan keluaran generator kecil.
17. Konversi tunggal memulai konversi
ketika bit-ADSC di-set, dan bit tersebut
tetap sampai satu kali konversi selesai
(complete), setelah (complete) itu
otomatis oleh CPU bit-ADSC akan
clear.
Konjungsi setelah itu merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi setelah
itu seharusnya diletakkan di awal
Konversi tunggal memulai
konversi ketika bit-ADSC di-set,
dan bit tersebut tetap sampai satu
kali konversi selesai (complete).
Setelah itu, otomatis oleh CPU
bit-ADSC akan clear.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(TE/2013/H 14/P1/K4)
kalimat.
18. Jika data dari mikrokontroler berlogika
high, maka tegangan keluaran
komparator sebesar 12V, namun jika
data dari mikrokontroler bernilai low
maka tegangan keluaran komprator
bernilai 0V.
(TE/2013/H 22/P3/K2)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi namun
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Jika data dari mikrokontroler
berlogika high, maka tegangan
keluaran komparator sebesar 12V.
Namun, jika data dari
mikrokontroler bernilai low maka
tegangan keluaran komprator
bernilai 0V.
19. Pengujian pada suhu 30˚C dilakukan
dengan cara memasukkan angka 30
melalui keypad, setelah itu menekan
tombol enter.
(TE/2013/H 42/P1/K1)
Konjungsi setelah itu merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi setelah
itu seharusnya diletakkan di awal
kalimat.
Pengujian pada suhu 30˚C
dilakukan dengan cara
memasukkan angka 30 melalui
keypad. Setelah itu, menekan
tombol enter.
20. Halogen berasal dari kata halos=garam,
genes=pembentuk, maka dari itu
halogen disebut pembentuk garam.
(TE/2013/H 9/P1/K2)
Penggunaan konjungsi maka dari itu
pada kalimat tersebut tidak tepat.
Konjungsi maka dari itu merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah
Halogen berasal dari kata
halos=garam, genes=pembentuk.
Maka dari itu, halogen disebut
pembentuk garam.
21. Pada saat menerima cahaya maka nilai
konduktifitas kaki kolektor-emitor akan
naik sehingga Vout mendapat sumber
tegangan dari Vcc melalui kaki emitor
photo transitor sehingga Vout berlogika
HIGH dan sebaliknya pada pada saat
tidak menerima cahaya, maka photo
transitor OFF dan Vout dihubungkan ke
Kalimat tersebut terlalu banyak
menggunakan konjungsi. Konjungsi
yang tidak efektif sebaiknya
dihilangkan saja.
Pada saat menerima cahaya, nilai
konduktifitas kaki kolektor-emitor
akan naik. Oleh karena itu, Vout
mendapat sumber tegangan dari
Vcc melalui kaki emitor photo
transitor, sehingga Vout berlogika
HIGH. Sebaliknya, saat tidak
menerima cahaya, photo transitor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ground melalui RL sehingga berlogika
LOW.
(TE/2013/H 14/P1/K4)
OFF dan Vout dihubungkan ke
ground melalui RL sehingga
berlogika LOW.
22. Semakin tinggi arus yang mengalir pada
LED maka semakin terang pula cahaya
yang dihasilkan, namun perlu
diperhatikan bahwa besarnya arus yang
diperbolehkan 10mA-20Ma dan pada
tegangan 1,6V-3,5V menurut karakter
warna yang dihasilkan.
(TE/2013/H 19/P1/K4)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi antarkalimat, sehingga tidak
benar jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang letaknya
di tengah kalimat. Konjungsi namun
seharusnya diletakkan di awal kalimat.
Semakin tinggi arus yang
mengalir pada LED maka
semakin terang pula cahaya yang
dihasilkan. Namun, perlu
diperhatikan bahwa besarnya arus
yang diperbolehkan 10mA-20Ma
dan pada tegangan 1,6V-3,5V
menurut karakter warna yang
dihasilkan.
23. Saat selesai diekstrak pada larutan
kurikumin 5 ppm mempunyai nilai
absorban 0,715 namun ketika
dilakukan pengukuran ulang
menggunakan spektrofotometer dengan
larutan yang sama, hasil yang
didapatkan sebesar 0,741.
(TE/2013/H 60/P3/K2)
Konjungsi namun merupakan
konjungsi anatarkalimat, sehingga
tidak tepat jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang telaknya
di tengah kalimat.
Saat selesai diekstrak pada larutan
kurikumin 5 ppm mempunyai
nilai absorban 0,715. Namun,
ketika dilakukan pengukuran
ulang menggunakan
spektrofotometer dengan larutan
yang sama, hasil yang didapatkan
sebesar 0,741.
24. Berdasarkan analisa hasil pengujian
kadar kurkumin, maka dapat
disimpulkan bahwa alat ukur dapat
digunakan sesuai dengan perancangan
yang telah dibuat karena sudah dapat
melakukan semua proses
Konjungsi akan tetapi merupakan
konjungsi anatarkalimat, sehingga
tidak tepat jika digunakan sebagai
konjungsi intrakalimat yang telaknya
di tengah kalimat.
Berdasarkan analisa hasil
pengujian kadar kurkumin, maka
dapat disimpulkan bahwa alat
ukur dapat digunakan sesuai
dengan perancangan yang telah
dibuat karena sudah dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran II
JENIS KESALAHAN KONJUNGSI
1. Penghilangan
Konjungsi dan
Bentuk salah:
a. Sensor PIR hanya akan mengeluarkan logika 0 dan 1,0 saat sensor
tidak mendeteksi adanya pancaran infra merah dan 1 saat sensor
mendeteksi infra merah. (TE/2013/H 22/P1/K5)
b. Pada perancangan ini menggunakan 6 buah motor servo sebagai
penggerak tangan kanan dan kiri robot dan 1 buah motor servo
sebagai penggerak kepala robot. (TE/2013/H 47/P1/K1)
Bentuk yang benar:
a. Sensor PIR hanya akan mengeluarkan logika 0 dan 1,0 saat sensor
tidak mendeteksi adanya pancaran infra merah serta 1 saat sensor
mendeteksi infra merah.
b. Pada perancangan ini menggunakan 6 buah motor servo sebagai
penggerak tangan kanan dan kiri robot serta 1 buah motor servo
sebagai penggerak kepala robot.
2. Penambahan
Konjungsi maka
Bentuk salah:
Jika tegangan keluaran dari pin I/O ini sebesar 4,8 V dan arusnya
sebesar sebesar 20mA, maka dengan mengetahui besarnya nilai Vout
dan arus dari mikrokontroler maka besarnya nilai R yang digunakan
pada rangkaian LED yaitu:... . (TE/2013/H 23/P1/K3)
Bentuk yang benar:
Jika tegangan keluaran dari pin I/O ini sebesar 4,8 V dan arusnya
sebesar sebesar 20mA. Maka, dengan mengetahui besarnya nilai
Vout dan arus dari mikrokontroler, besarnya nilai R yang digunakan
pada rangkaian LED yaitu:........
Konjungsi jika
Bentuk salah:
a. Jika sensor PIR mengidentifikasi adanya manusia, maka robot akan
menggerakkan tangan dan memberi salam dengan suara. (TE/2013/H
1/P3/K5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
b. Jika sensor PIR mendeteksi manusia, maka mikrokontroler akan
mengaktifkan sensor ultrasonik untuk mengetahui posisi dan jarak
manusia terhadap robot dan ditampilkan pada LCD (TE/2013/H
33/P1/K3).
Bentuk yang benar:
a. Jika sensor PIR mengidentifikasi adanya manusia, robot akan
menggerakkan tangan dan memberi salam dengan suara.
b. Jika sensor PIR mendeteksi manusia, mikrokontroler akan
mengaktifkan sensor ultrasonik untuk mengetahui posisi dan jarak
manusia terhadap robot dan ditampilkan pada LCD.
Konjungsi karena
Bentuk salah:
a. Karena arus maksimal fototransistor sebesar 4mA dan tegangan
yang dibutuhkan adalah 5V maka dibutuhkan resistor agar
perubahan resistansinya dapat diketahui. (TE/2013/H 31/P1/K3)
b. Karena SSR ini dihubungkan dengan sistem pengendali motor
maka motor dengan sendirinya akan berhenti beroperasi.
(TE/2013/H 23/P5/K3)
Bentuk yang benar:
a. Karena arus maksimal fototransistor sebesar 4mA dan tegangan
yang dibutuhkan adalah 5V, dibutuhkan resistor agar perubahan
resistansinya dapat diketahui.
b. Karena SSR ini dihubungkan dengan sistem pengendali motor,
motor dengan sendirinya akan berhenti beroperasi.
Konjungsi apabila
Bentuk salah:
a. Apabila sambungan tersebut dikenai cahaya melalui lensa yang
membuka pada bungkus transistor, maka timbul aliran arus kontrol
yang menghidupkan transistor ON. (TE/2013/H20/P1/K3)
b. Apabila arus yang mengaliri lebih dari 20Ma, maka LED akan
terbakar. (TE/2013/H 22/P2/K6)
Bentuk yang benar:
a. Apabila sambungan tersebut dikenai cahaya melalui lensa yang
membuka pada bungkus transistor, timbul aliran arus kontrol yang
menghidupkan transistor ON.
b. Apabila arus yang mengaliri lebih dari 20Ma, LED akan terbakar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Konjungsi atau
Bentuk salah:
Gerbang X-OR akan menghasilkan 0 jika masukan bernilai 0 atau
semua masukan bernilai 1 atau dengan kata lain bahwa X-OR akan
menghasilkan sinyal keluaran 0 jika semua sinyal masukan bernilai
sama semua. (TE/2013/H 10/P1/K1)
Bentuk yang benar:
Gerbang X-OR akan menghasilkan 0 jika masukan bernilai 0 atau
semua masukan bernilai 1 atau dengan kata lain bahwa X-OR akan
menghasilkan sinyal keluaran 0 jika semua sinyal masukan bernilai
sama semua.
Konjungsi juga
Bentuk salah:
Oleh karena itu, mesin pencuci piring ini biasanya hanya digunakan di
restauran, hotel, dan juga acara-acara besar. (TE/2013/H 1/P2/K6)
Bentuk yang benar:
Oleh karena itu, mesin pencuci piring ini biasanya hanya digunakan di
restauran, hotel, dan acara-acara besar.
Konjungsi ketika
Bentuk salah:
Ketika mendapatkan masukan dari user dengan dip switch akan
aktifkan, maka selanjutnya di lakukan pengecekan tipe IC TTL.
(TE/2013/H 28/P1/K2)
Bentuk yang benar:
Ketika mendapatkan masukan dari user dengan dip switch akan
diaktifkan, selanjutnya dilakukan pengecekan tipe IC TTL.
Konjungsi kemudian
Bentuk salah:
Sensor PING mendeteksi jarak objek dengan cara memancarkan
gelombang ultrasonic (40KHz) dalam waktu tertentu dan kemudian
mendeteksi pantulan. (TE/2013/H 50/P2/K1)
Bentuk yang benar:
Sensor PING mendeteksi jarak objek dengan cara memancarkan
gelombang ultrasonic (40KHz) dalam waktu tertentu dan mendeteksi
pantulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Konjungsi supaya
Bentuk salah:
Dengan demikian pengukuran kadar kurkumin harus segera
dilakukan setelah ekstrak kunyit dibuat agar supaya tidak mengalami
perubahan kadar kurkumin. (TE/2013/H 60/P3/K3)
Bentuk benar:
Dengan demikian pengukuran kadar kurkumin harus segera
dilakukan setelah ekstrak kunyit dibuat supaya tidak mengalami
perubahan kadar kurkumin.
Konjungsi hanya
Bentuk salah:
Sensor pir bersifat pasif, artinya sensor ini tidak memancarkan sinar
infra merah tetapi hanya menerima radiasi sinar infra merah dari luar.
(TE/2013/H 21/P1/K2).
Bentuk yang benar:
Sensor pir bersifat pasif, artinya sensor ini tidak memancarkan sinar
infra merah tetapi menerima radiasi sinar infra merah dari luar.
3. Salah Formasi
Konjungsi antara...dengan
Bentuk salah:
a. Pergerakan ini akan dilakukan oleh robot pada saat sensor ultrasonik
S1 mendeteksi jarak sebenarnya antara manusia dengan robot
kurang dari 200 cm. (TE/2013/H 67/P1/K2)
b. Parameter lain yang membedakan antara servo satu dengan servo
lainnya adalah kecepatan servo untuk berubah dari posisi satu ke
posisi lainnya (operating speed). (TE/2013/H 25/P1/K3)
Bentuk yang benar:
a. Pergerakan ini akan dilakukan oleh robot pada saat sensor ultrasonik
S1 mendeteksi jarak sebenarnya antara manusia dan robot kurang
dari 200 cm.
b. Parameter lain yang membedakan antara servo satu dan servo
lainnya adalah kecepatan servo untuk berubah dari posisi satu ke
posisi lainnya (operating speed).
Konjungsi baik...ataupun
Bentuk salah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Limit switch adalah salah satu sensor yang akan bekerja jika pada
bagian actuatornya tertekan suatu benda, baik dari samping kiri
ataupun kanan. (TE/2013/H 13/P1/K1)
Bentuk yang benar:
Limit switch adalah salah satu sensor yang akan bekerja jika pada
bagian actuatornya tertekan suatu benda, baik dari samping kiri
maupun kanan.
Konjungsi baik...dengan
Bentuk salah:
Pengujian alat ukur dapat dinyatakan berhasil karena alat ukur dapat
membedakan besar absorban yang didapat baik absorban sampel
kurkumin dengan absorban larutan kunyit sesuai dengan urutan
absorban spektrofotometer standar. (TE/2013/H 61/P2/K3)
Bentuk yang benar:
Pengujian alat ukur dapat dinyatakan berhasil karena alat ukur dapat
membedakan besar absorban yang didapat baik absorban sampel
kurkumin maupun absorban larutan kunyit sesuai dengan urutan
absorban spektrofotometer standar.
4. Salah susun
Konjungsi dan
Bentuk salah:
a. Pada perancangan ini, timer di-set agar menghitung sampai 255. Dan
jika sudah mencapai 255, maka timer (overflow) akan memberikan
sinyal, disinilah PWM bekerja dan menginstruksikan timer untuk
menghitung lagi dari 0. (TE/2013/H 47/P3/K4)
b. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.
(TE/2013/H xi/P3/K3)
Bentuk yang benar:
a. Pada perancangan ini, timer di-set agar menghitung sampai 255 dan
jika sudah mencapai 255, maka timer (overflow) akan memberikan
sinyal, disinilah PWM bekerja dan menginstruksikan timer untuk
menghitung lagi dari 0.
b. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.
Konjungsi atau
Bentuk salah:
Tegangan referensi eksternal dapat di-decouple pada pin AREF
dengan kapasitor untuk mengurangi derau. Atau dapat menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
tegangan referensiinternal sebesar 2,56V (pin Aref diberi kapasitor
secara eksternal untuk menstabilkan tegangan internal). (TE/2013/H
13/P2/K3).
Bentuk yang benar:
Tegangan referensi eksternal dapat di-decouple pada pin AREF
dengan kapasitor untuk mengurangi derau atau dapat menggunakan
tegangan referensiinternal sebesar 2,56V (pin Aref diberi kapasitor
secara eksternal untuk menstabilkan tegangan internal).
Konjungsi sedangkan
Bentuk salah:
a. Mikrokontroler A digunakan untuk mengontrol sensor PIR dan
sensor ultrasonik serta menampilkan data pada LCD. Sedangkan
mikrokontroler B digunakan untuk mengontrol relay dan motor
servo. (TE/2013/H62/P1/K2)
b. Pada saat sensor ultrasonik S2 mendeteksi jarak 200 cm robot dapat
melakukan pergerakan tangan kanan dan kiri. Sedangkan pada saat
sensor ultrasonik S3 mendeteksi jarak 200cm robot dapat melakukan
pergerakan tangan kiri dan kepala. (TE/2013/H66/P2/K1)
Bentuk yang benar:
a. Mikrokontroler A digunakan untuk mengontrol sensor PIR dan
sensor ultrasonik serta menampilkan data pada LCD. Sedangkan
mikrokontroler B digunakan untuk mengontrol relay dan motor
servo. (TE/2013/H62/P1/K2)
b. Pada saat sensor ultrasonik S2 mendeteksi jarak 200 cm robot dapat
melakukan pergerakan tangan kanan dan kiri. Sedangkan pada saat
sensor ultrasonik S3 mendeteksi jarak 200cm robot dapat melakukan
pergerakan tangan kiri dan kepala. (TE/2013/H66/P2/K1)
Konjungsi namun
Bentuk salah:
a. Semakin tinggi arus yang mengalir pada LED maka semakin terang
pula cahaya yang dihasilkan, namun perlu diperhatikan bahwa
besarnya arus yang diperbolehkan 10mA-20Ma dan pada tegangan
1,6V-3,5V menurut karakter warna yang dihasilkan. (TE/2013/H
19/P1/K4)
b. Semakin tinggi arus yang mengalir pada LED maka semakin terang
pula cahaya yang dihasilkan, namun perlu diperhatikan bahwa arus
yang diperbolehkan 10mA-20mAdan pada tegangan 1,6V-3,5V
menurut karakter warna yang dihasilkan. (TE/2013/H 22/P2/K5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Bentuk yang benar:
a. Semakin tinggi arus yang mengalir pada LED maka semakin terang
pula cahaya yang dihasilkan. Namun, perlu diperhatikan bahwa arus
yang diperbolehkan 10Ma-20mAdan pada tegangan 1,6V-3,5V
menurut karakter warna yang dihasilkan.
b. Semakin tinggi arus yang mengalir pada LED maka semakin terang
pula cahaya yang dihasilkan. Namun, perlu diperhatikan bahwa arus
yang diperbolehkan 10Ma-20mAdan pada tegangan 1,6V-3,5V
menurut karakter warna yang dihasilkan.
Konjungsi sehingga
Bentuk salah:
a. Berdasarkan nameplate motor induksi yang digunakan sebagai
generator,dapat dilihat besar daya keluaranmotor adalah 125
watt,arus yang diserap sebesar 1,5 A dan tegangan pencatu 220 volt.
Sehingga dapat dihitung besar daya masukan sistem generator
induksi sebagai berikut: Pin=220x1,5=330Watt. (TE/2013/H
21/P1/K1)
b. Berdasarkan hasil pengukuran, motor induksi yang digunakan
sebagai generator beroperasi pada tegangan pencatu 214,4 volt dan
arus yang diserap sebesar 1,4 ampere. Sehingga dapat dihitung besar
daya masukan sistem generator induksi sebagai berikut: Pin=214,4 x
1,4=300,16 watt. (TE/2013/H 39/P1/K1)
Bentuk yang benar:
a. Berdasarkan nameplate motor induksi yang digunakan sebagai
generator,dapat dilihat besar daya keluaranmotor adalah 125
watt,arus yang diserap sebesar 1,5 A dan tegangan pencatu 220 volt.
Sehingga dapat dihitung besar daya masukan sistem generator
induksi sebagai berikut: Pin=220x1,5=330Watt. (TE/2013/H
21/P1/K1)
b. Berdasarkan hasil pengukuran, motor induksi yang digunakan
sebagai generator beroperasi pada tegangan pencatu 214,4 volt dan
arus yang diserap sebesar 1,4 ampere. Sehingga dapat dihitung besar
daya masukan sistem generator induksi sebagai berikut: Pin=214,4 x
1,4=300,16 watt. (TE/2013/H 39/P1/K1)
Konjungsi oleh karena itu
Bentuk salah:
a. Fototransistor memiliki batas arus maksimal dan batas tegangan
yang tergantung pada datasheet fototransistor yang digunakan, oleh
karena itu untuk tingkat keamanan fototransistor tahanan pembatas
(resistor) perlu dipakai. (TE/2013/H21/P2/K1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
b. Kesehatan merupakan aspek penting dalam kehidupan manuisa, oleh
karena itu kesehatan harus dipantau melalui pemeriksaan secara
berkala di laboratorium. (TE/2013/H1/P1/K3)
Bentuk yang benar:
a. Fototransistor memiliki batas arus maksimal dan batas tegangan
yang tergantung pada datasheet fototransistor yang digunakan. Oleh
karena itu, untuk tingkat keamanan fototransistor tahanan pembatas
(resistor) perlu dipakai.
b. Kesehatan merupakan aspek penting dalam kehidupan manuisa.
Oleh karena itu, kesehatan harus dipantau melalui pemeriksaan
secara berkala di laboratorium.
Konjungsi selain itu
Bentuk salah:
Darah merupakan cairan yang bersirkulasi dalam tubuh manusia dan
vertebrata yang berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen
yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, serta mengangkut bahan-bahan
kimia hasil metabolisme, selain itu darah juga berfungsi untuk
pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. (TE/2013/H5/P1/K1)
Bentuk yang benar:
Darah merupakan cairan yang bersirkulasi dalam tubuh manusia dan
vertebrata yang berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen
yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, serta mengangkut bahan-bahan
kimia hasil metabolisme. Selain itu, darah juga berfungsi untuk
pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Konjungsi maka dari itu
Bentuk salah:
Halogen berasal dari kata halos=garam, genes=pembentuk, maka
dari itu halogen disebut pembentuk garam. (TE/2013/H 9/P1/K2)
Bentuk yang benar:
Halogen berasal dari kata halos=garam, genes=pembentuk. Maka
dari itu, halogen disebut pembentuk garam.
Konjungsi setelah itu
Bentuk salah:
Konversi tunggal memulai konversi ketika bit-ADSC di-set, dan bit
tersebut tetap sampai satu kali konversi selesai (complete), setelah
(complete) itu otomatis oleh CPU bit-ADSC akan clear. (TE/2013/H
14/P1/K4).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Bentuk yang benar:
Konversi tunggal memulai konversi ketika bit-ADSC di-set, dan bit
tersebut tetap sampai satu kali konversi selesai (complete). Setelah
itu, otomatis oleh CPU bit-ADSC akan clear.
Konjungsi akan tetapi
Bentuk salah:
Berdasarkan analisa hasil pengujian kadar kurkumin, maka dapat
disimpulkan bahwa alat ukur dapat digunakan sesuai dengan
perancangan yang telah dibuat karena sudah dapat melakukan semua
proses pengukuransecara berurutan sesuai dengan langkah-langkah
proses pengukuran, akan tetapi alat ukur ini belum bisa menghasilkan
data yang sesuai seperti spektrofotometer standar. (TE/2013/H
61/P1/K1)
Bentuk yang benar:
Berdasarkan analisa hasil pengujian kadar kurkumin, maka dapat
disimpulkan bahwa alat ukur dapat digunakan sesuai dengan
perancangan yang telah dibuat karena sudah dapat melakukan semua
proses pengukuransecara berurutan sesuai dengan langkah-langkah
proses pengukuran. Akan tetapi, alat ukur ini belum bisa
menghasilkan data yang sesuai seperti spektrofotometer standar.
Konjungsi sebaliknya
Bentuk salah:
Pada saat menerima cahaya maka nilai konduktifitas kaki kolektor-
emitor akan naik sehingga Vout mendapat sumber tegangan dari Vcc
melalui kaki emitor photo transitor sehingga Vout berlogika HIGH
dan sebaliknya pada pada saat tidak menerima cahaya, maka photo
transitor OFF dan Vout dihubungkan ke ground melalui RL sehingga
berlogika LOW. (TE/2013/H 14/P1/K4)
Bentuk yang benar:
Pada saat menerima cahaya, nilai konduktifitas kaki kolektor-emitor
akan naik. Oleh karena itu, Vout mendapat sumber tegangan dari Vcc
melalui kaki emitor photo transitor, sehingga Vout berlogika HIGH.
Sebaliknya, saat tidak menerima cahaya, photo transitor OFF dan
Vout dihubungkan ke ground melalui RL sehingga berlogika LOW.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran III
JUDUL SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
LULUSAN TAHUN 2013 UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Sumber Data:
Ari Putra Ariyanto, Yonathan. 2013. Mesin Pencuci Piring. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Chrismatsy, Lian. 2013. Alat Ukur Kadar Kurkumin Menggunakan
Monokromator Kisi Difraksi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Hermawan, Yohanes. 2013. Pengujian IC TTL Berbasis Mikrokontroler.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Joni, Alpensus. 2013. Pemanfaatan Motor Induksi Satu Fasa Sebagai Generator.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Juk, Bernadus. 2013. Robot Penerima Tamu. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Theofanus Lering, Sturmius. 2013. Penentuan Jenis Golongan Darah Manusia
Berbasis Mikrokontroler AT-Mega 8535. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Yuliantoro, Paulus. 2013. Pengaman Motor Listrik 3 Phasa dengan Sensor Suhu
IC LM 35. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
BIODATA
Devi pusawati, dilahirkan di Klaten, 21 Maret 1992. Ia
menamatkan TK TRISULA di Klaten tahun 1999. Setelah
menamatkan TK, ia melanjutkan pendidikannya di tingkat
sekolah dasar SD N 1 Bareng Klaten dan lulus pada tahun
2004. Selanjutnya, ia menamatkan pendidikan sekolah
menengah pertama di SMP N 3 Klaten pada tahun 2007. Ia
menamatkan sekolah tingkat menengah atas di SMA N 3
Klaten pada tahun 2010. Setelah lulus SMA, ia melanjutkan studi Pendidikan Bahasa
Sastra Indonesia di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dari tahun 2010-2015. Ia
menyelesaikan studi dengan menulis skripsi berjudul Jenis Kesalahan Penggunaan
Konjungsi Skripsi Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Lulusan Tahun 2013
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI