Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21
Studi Kasus di PT. X
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Tjitra Tania Sari
NIM : 072114081
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMAYOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK
PENGHASILAN PASAL 21
(Studi Kasus di PT. X)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Tjitra Tania Sari
072114081
PROGRAM STUDI AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMAYOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan
atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama
Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada
Allah, Bapa kita. (Kolose 3:17)
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka.
(Pengkotbah 3:11a)
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
1. Tuhan Yesus Kristus2. Mama dan Kokoku tersayang3. Pacarku4. Semua orang yang telah mendukungku5. Almamaterku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMAFAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSIYOGYAKARTA
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi
dengan judul:
EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21, Studi
Kasus di PT. X dan dimajukan pada tanggal 22 Juli 2013 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa yang saya tulis
ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kaliamat atau simbol
yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang
saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian
atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru. Atau yang saya ambil dari tulisan
orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan
saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan
tindakanmenyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya
sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya
terima.
Yogyakarta, 8 Juli 2013
Yang membuat pernyataan,
Tjitra Tania Sari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Tjitra Tania sari
NIM : 072114081
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21Studi Kasus di PT. X
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolannya dalam bentuk pangkalan data,
mendidtribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu memberikan royalty kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarya, 8 Juli 2013
Yang menyatakan,
Tjitra Tania Sari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21
Studi Kasus di PT. X
Tjitra Tania SariNIM : 072114081
Universitas Sanata DharmaYogyakarta
2013
Penelitian ini secara garis besar bertujuan untuk memberikan penilaian tentang penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 di PT. X tahun pajak 2011. Latar belakang dalam penelitian ini adalah pentingnya melakukan penghitungan Pajak penghasilan Pasal 21 yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus di PT. X. Teknik pengumpulan data berupa wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan metode komparasi yang bertujuan untuk membandingkan penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dilakukan oleh PT. X dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk pegawai tetap atas penghasilan teratur dan untuk pegawai tidak tetap telah mengacu pada peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Namun, hasil penelitian untuk pegawai tetap atas penghasilan tidak teratur belum mengacu pada peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
An Evaluation of Calculation of Income Tax Article 21
A Case Study at PT. X
Tjitra Tania SariStudent Number: 072114081Sanata Dharma University
Yogyakarta2013
The purpose of this research is to provide an assessment of the Calculation of Income Tax Article 21 of the PT. X for the tax year 2011. The background of this research is the importance of Income Tax Calculation in order to be in accordance with Article 21 legislation.
This is a case study research at the PT. X. The data are collected by interviews and documentation. The data analysis technique used is comparative methods comparing the process of article 21-Income Tax Calculations done by the PT. X with the taxation legislation.
The results showed that the calculation of Income Tax Payable Article 21 at the PT. X for permanent employees on a regular income and for temporary staff has referred to the rules of taxation legislation. But, the research results for permanent employees on an irregular income does not comply with the rules of taxation legislation.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus karena dengan rahmat,
berkat dan penyertaan-Nya dalam perencanaan dan penyusunan skripsi ini, sampai
dengan selesainya penulisan skripsi yang berjudul “Evaluasi Penghitungan
Pajak Penghasilan Pasal 21”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi, Prodi Akuntansi, Fakultas
Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Banyak hal yang selalu memotivasi penulis untuk bersemangat
mengerjakan sampai akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan kekuatan, kasih setiaMu yang
selalu mengalir selama penyusunan skripsi ini.
2. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J. selaku Rektor Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
3. Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA selaku Dosen Pembimbing yang
dengan sabar membimbing, memberi masukan, dan mengarahkan penulis
selama penyusunan skripsi ini.
4. Mama Lionny, Koko Adhen, dan Daniel yang selalu memberikan kasih
sayang dan doa yang tak habis-habisnya agar penulis dapat tetap terus
berusaha untuk melakukan yang terbaik.
5. Seluruh keluarga besar dari Mama, terutama Alm. Engkong Tek Hong dan
Alm. Emak Ay Tjin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
6. Seluruh anggota dari Christ Disciple Ministry, khususnya untuk Pak Tatang,
Bu Firma, Oma Heru, Bu Bambang, Ezra, Esther dan Elsa yang selalu
memberikan semangat dan doa sampai akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan.
7. Ci Yeyen, William, Echa, Jojo, Unyil, Tanti, Sela, Babun yang sudah
memberikan masukan dan dorongan sampai akhirnya skripsi ini dapat
diselesaikan.
8. Teman-teman Akuntansi 2007.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas
bantuannya.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa ada banyak keterbatasan saat
mengerjakan skripsi ini sehingga masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis mengharapkan masukan dan saran yang dapat membantu
skripsi ini menjadi lebih baik lagi dan sempurna. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi pembacanya.
Yogyakarta, 8 Juli 2013
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL….…………………………………..……………… iHALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………. iiHALAMAN PENGESAHAN……………………………………………. iiiHALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………….................... ivHALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………...…. vHALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………….. viABSTRAK ………………………..…………………………………… viiABSTRACT ………………………..…………………………………… viiiKATA PENGANTAR……………………………………………………. ixDAFTAR ISI…………………………………….………………….…….. xiDAFTAR TABEL ……………………………………………………… xivBAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…..……………………………… 1B. Rumusan Masalah………………………………………… 2C. Tujuan Penelitian……………..…………………………… 3D. Manfaat Penelitian……………………………………….... 3E. Sistematika Penulisan …...………………………………... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Pajak…..……………………………………………….…… 6
1. Pengertian Pajak……………………………………….. 62. Fungsi Pajak……………………………………….…... 63. Syarat Pemungutan Pajak …………………………..…. 74. Teori-teori yang Mendukung Pemungutan Pajak…...… 85. Tata Cara Pemungutan Pajak…...……………….……. 96. Sistem Pemungutan Pajak……………...……………… 106. Pengelompokkan Pajak……...………………………... 127. Hambatan Pemungutan Pajak...…………..…………… 148. Tarif Pajak……………………...……………………… 15
B. Pajak Penghasilan (PPh)……………………………….…… 161. Pengertian Pajak Penghasilan…….….………………... 162. Wajib Pajak Penghasilan Pasal 21…………....…...…... 173. Dasar Hukum.…………………..……..………………. 184. Subjek Pajak Penghasilan……...…...….……………… 195. Objek Pajak Penghasilan..…………………………….. 216. Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21……….…...…... 217. Tarif Pajak dan Penerapannya………………………… 24
C. Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh Pasal 21)……………...… 281. Subjek Pajak Penghasilan Pasal 21…………..……..… 292. Tidak Termasuk Subjek Pajak Penghasilan Pasal 21.... 313. Objek Pajak Penghasilan Pasal 21…………………..... 324. Penghasilan yang dikecualikan dari PPh Pasal 21.…… 345. Biaya Jabatan dan Biaya Pensiun…………………….. 356. Cara menghitungan PPh 21………………………….... 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
7. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)……………….…. 47
BAB III METODE PENELITIANA. Jenis Penelitian……………………………………………. 49B. Subjek dan Objek Penelitian…………………………….… 49C. Waktu dan Tempat Penelitian ……………………………. 49D. Data yang Diperlukan………………………………….…. 49E. Teknik Pengumpulan Data……………………………...... 50F. Teknik Analisis Data..……………………………….…… 50
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN……………….…… 55BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data……………………………………………. 56B. Analisis Data ……………………………………………. 62
1. Membandingkan penghitungan pajak penghasilan pasal 21 atas gaji teratur untuk pegawai tetap yang dilakukan oleh PT.X dengan peraturan perundang-undangan perpajakanyang berlaku ……..…………………..………………… 63a. Penentuan seluruh penghasilan bruto yang diterima
oleh pegawai tetap selama sebulan………………… 63b. Penentuan jumlah penghasilan neto sebulan …..… 67c. Penentuan penghasilan neto disetahunkan………… 72d. Penentuan Penghasilan Kena Pajak………………… 75e. Penetuan PPh Pasal 21 Terutang Setahun..………… 78f. Penentuan PPh Pasal 21 Terutang Sebulan………… 81
2. Membandingkan penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas penghasilan tidak teratur berupa bonus dan THR untuk pegawai tetap yang dilakukan oleh PT. X dengan peraturan perundang-undangan perpajakanyang berlaku…………………………………………… 84a. Menentukan PPh Pasal 21 atas penghasilan
teratur dantidak teratur setahun yang diterima oleh pegawaitetapselama sebulan………………………...….… 84
b. Penentuan PPh Pasal 21 Terutang atas GajiTeratur…………………………………….……… 106
c. Penentuan PPh Pasal 21 Terutang atas GajiTidakTeratur……………………………………… 111
3. Membandingkan penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk pegawai tidak tetap yang dilakukan oleh PT. X dengan peraturan perundang-undanganperpajakan yang berlaku …………………………… 116a. Penentuan jumlah upah/uang saku harian, atau rata-
rata upah/uang saku yang diterima atau diperolehdalam sehari…………………….…………………. 116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
b. Penentuan upah/uang saku harian atau rata-rataupah/uang saku harian telah melebihi Rp150.000,00 dan sepanjang jumlah kumulatif yang diterima atau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutanbelum melebihi Rp1.320.000,00…………………… 118
c. Penentuan jumlah upah kumulatif yang diterimaatau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan telah melebihi Rp1.320.000,00dan kurang dari Rp6.000.000,0………..…………… 122
C. Pembahasan1. Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Pegawai
Tetap atas PenghasilanTeratur………………………… 1262. Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Pegawai Tetap
atas Penghasilan Tidak Teratur…..…………………… 1303. Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Pegawai Tidak
Tetap…………………….……………………….......... 132BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………… 135B. Keterbatasan Penelitian.………………………..…….……. 136C. Saran……………………………………………………….. 137
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………... 138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Lapisan Penghasilan Kena Pajak untuk WajibPajak Orang Pribadi………………...................................... 25
Tabel 2.2 Penghitungan PPh bagi Wajib Pajak OrangPribadi…………………………………………………...…. 42
Tabel 5.1 Data Pegawai Tetap A…………………………………..…. 57Tabel 5.2 Data Pegawai Tetap B……………………………..………. 58Tabel 5.3 Penghitungan Jumlah Upah pada hari ke-9
sampai hari ke-12………………………………………….. 59Tabel 5.4 Cara penghitungan penghasilan bruto sebulan PT. X
Tahun 2011………………………….……………............... 65Tabel 5.5 penghitungan penghasilan bruto sebulan menurut
Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun2011………….……………………………………………… 65
Tabel 5.6 Cara penghitungan penghasilan bruto sebulanPT. X Tahun 2011…………………………..……………… 66
Tabel 5.7 Cara penghitungan penghasilan bruto sebulan menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011…………….……………………… 66
Tabel 5.8 Penghitungan biaya jabatan perbulan Tahun 2011PT. X dengan Peraturan Perundang-UndanganPerpajakan ………………………………………………..... 69
Tabel 5.9 Penghitungan penghasilan neto sebulan PT. XTahun 2011……………………………………………...…. 70
Tabel 5.10 Penghitungan Biaya Jabatan perbulan Tahun 2011menurutPeraturan Perundang-Undangan Perpajakan………………. 70
Tabel 5.11 Penghitungan penghasilan neto sebulan PT. XTahun 2011……………………………………………...…. 71
Tabel 5.12 Penghitungan penghasilan neto sebulan Tahun 2011menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan...…... 71
Tabel 5.13 Penghitungan Penghasilan Netto Setahun PT. X Tahun2011……………………………………………….……….. 73
Tabel 5.14 Penghitungan Penghasilan Netto Setahun PT. X Tahun2011……………………………….……………………….. 73
Tabel 5.15 Penghitungan Penghasilan Neto Setahun PT. X Tahun2011 …………………………..………...…………………. 74
Tabel 5.16 Penghitungan Penghasilan Neto Setahun menurutPeraturan Perundang-Undangan PerpajakanTahun 2011 ………………………………………………... 74
Tabel 5.17 Penghasilan Tidak Kena Pajak yang dikenakan……..……. 75Tabel 5.18 Penghitungan Penghasilan Kena Pajak PT. X Tahun
2011……………………………………………………..…. 76Tabel 5.19 Penghasilan Kena Pajak menurut peraturan Peraturan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011……………. 76Tabel 5.20 Penghitungan Penghasilan Kena Pajak PT. X Tahun
2011……………………………………………………..…. 77Tabel 5.21 Penghitungan Penghasilan Kena Pajak menurut Peraturan
Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011……………. 77Tabel 5.22 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang setahun PT. X 2011.... 79Tabel 5.23 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang setahun menurut
Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011…. 79Tabel 5.24 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang setahun PT. X
Tahun 2011……………………..……………………….…. 80Tabel 5.25 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang setahun menurut
Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011…. 80Tabel 5.26 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang sebulan menurut
Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011…. 82Tabel 5.27 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang sebulan menurut
Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011…. 82Tabel 5.28 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang sebulan PT. X
Tahun 2011……………………………………………….… 83Tabel 5.29 PPh Pasal 21 terutang sebulan menurut Peraturan
Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011……..……… 83Tabel 5.30 Cara penghitungan penghasilan bruto setahun untuk
penghasilan teratur dan tidak teratur PT. X Tahun 2011….. 85Tabel 5.31 Cara penghitungan penghasilan bruto setahun untuk
penghasilan teratur dan tidak teratur menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011..... 86
Tabel 5.32 Cara penghitungan penghasilan bruto setahun untukpenghasilan teratur dan tidak teratur PT. X Tahun 2011…… 87
Tabel 5.33 Cara penghitungan penghasilan bruto setahun untuk penghasilan teratur dan tidak teratur menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011…. 88
Tabel 5.34 Penghitungan biaya jabatan PT. X Tahun 2011…….……… 90Tabel 5.35 Penghitungan biaya jabatan menurut Peraturan
Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011………….… 91Tabel 5.36 Penghitungan biaya jabatan PT. X Tahun 2011 …………… 92Tabel 5.37 Penghitungan biaya jabatan menurut Peraturan
Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011………….… 93Tabel 5.38 Penghitungan Penghasilan Neto Setahun PT. X
Tahun 2011………………………………………………… 94Tabel 5.39 Penghitungan Penghasilan Neto Setahun menurut
Peraturan Perundang-Undangan PerpajakanTahun 2011………………………………………………… 94
Tabel 5.40 Penghitungan Penghasilan Neto Setahun PT. XTahun 2011………………………………………………… 95
Tabel 5.41 Penghitungan Penghasilan Neto Setahun menurutPeraturan Perundang-Undangan PerpajakanTahun 2011………………………………………………… 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Tabel 5.42 Penghasilan Tidak Kena Pajak yang dikenakan…………… 96Tabel 5.43 Penghitungan Penghasilan Kena Pajak PT. X
Tahun 2011………………………………………………… 97Tabel 5.44 Penghitungan Penghasilan Kena Pajak menurut Peraturan
Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011……………. 97Tabel 5.45 Penghitungan Penghasilan Kena Pajak PT. X Tahun 2011.. 98Tabel 5.46 Penghasilan Kena Pajak menurut Peraturan Perundang-
Undangan Perpajakan Tahun 2011………………………... 98Tabel 5.47 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang setahun PT. X
tahun 2011…………………………………………………. 100Tabel 5.48 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang setahun menurut
Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011... 100Tabel 5.49 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang setahun PT. X
Tahun 2011………………………………………………… 101Tabel 5.50 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang setahun menurut
Peraturan Perundang-Undangan PerpajakanTahun 2011………………………………………………… 101
Tabel 5.51 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang TahunPajak 2011 untuk Pegawai Tetap atas PenghasilanTeratur dan Penghasilan Tidak Teratur berupa THR dan Bonus menurut PT. X………………...………………………….... 102
Tabel 5.52 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang TahunPajak 2011 untuk Pegawai Tetap atas PenghasilaTeratur dan Penghasilan Tidak Teratur berupa THRdan Bonus berdasarkan Peraturan Perundang-undanganPerpajakan yang berlaku………………………………….. 103
Tabel 5.53 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang TahunPajak 2011 untuk Pegawai Tetap atas Penghasilan Teraturdan Penghasilan Tidak Teratur berupa THR dan Bonusmenurut PT. X……………..………………………………. 104
Tabel 5.54 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang TahunPajak 2011 untuk Pegawai Tetap atas PenghasilanTeratur dan Penghasilan Tidak Teratur berupa THRdan Bonus berdasarkan Peraturan Perundang-undanganPerpajakan yang berlaku…………………………………… 105
Tabel 5.55 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 TerutangTahun Pajak 2011 atas Penghasilan Teraturmenurut PT.X ……………………………………………… 107
Tabel 5.56 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 TerutangTahun Pajak 2011 atas penghasilan teratur berdasarkanPeraturan Perundang-undangan Perpajakanyang berlaku……………………………………………..… 108
Tabel 5.57 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 TerutangTahun Pajak 2011 atas Penghasilan Teraturmenurut PT.X ………………………………………….….. 109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Tabel 5.58 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 TerutangTahun Pajak 2011 atas Penghasilan Teratur berdasarkanPeraturan Perundang-undangan Perpajakan yangberlaku…………………………………………………….. 110
Tabel 5.59 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang TahunPajak 2011 atas Penghasilan Tidak TeraturMenurut PT. X…………………………………………….. 112
Tabel 5.60 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang TahunPajak 2011 atas Penghasilan Tidak Teratur berdasarkanPeraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku.. 113
Tabel 5.61 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 TerutangTahun Pajak 2011 atas Penghasilan Tidak TeraturMenurut PT. X…………………….……………………….. 114
Tabel 5.62 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 TerutangTahun Pajak 2011 atas Penghasilan Tidak Teraturberdasarkan Peraturan Perundang-undanganPerpajakan yang berlaku…………………………………… 115
Tabel 5.63 Penentuan jumlah upah/uang saku harian, atau rata-rataupah/uang saku yang diterima atau diperoleh dalamsehari untuk bulan Agustus menurut PT. X Tahun 2011… 117
Tabel 5.64 Penentuan jumlah upah/uang saku harian, atau rata-rataupah/uang saku yang diterima atau diperoleh dalam sehariuntuk bulan Agustus menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011………………………… 117
Tabel 5.65 Penghitungan upah/uang saku harian atau rata-rataupah/uangsaku harian telah melebihi Rp150.000,00 dan sepanjang jumlah kumulatif yang diterima atau diperolehdalam bulan kalender yang bersangkutan belum melebihi Rp1.320.000,00 menurut PT. X Tahun 2011……………… 120
Tabel 5.66 Penghitungan upah/uang saku harian atau rata-rataupah/uang saku harian telah melebihi Rp150.000,00 dansepanjang jumlah kumulatif yang diterima atau diperolehdalam bulan kalender yang bersangkutan belum melebihiRp1.320.000,00 menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011…………………………………… 121
Tabel 5.67 Penghitungan jumlah upah kumulatif ( 8 hari kerja ) yangditerima atau diperoleh dalam bulan kalender yangbersangkutan telah melebihi Rp1.320.000,00 dankurang dari Rp6.000.000,00 menurut PT. X untukBulan Agustus 2011………………………………….…… 123
Tabel 5.68 Penghitungan jumlah upah kumulatif ( 8 hari kerja ) yangditerima atau diperoleh dalam bulan kalender yangbersangkutan telah melebihi Rp1.320.000,00 dan kurangdari Rp6.000.000,00 menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan untuk Bulan Agustus 2011…..…… 124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Tabel 5.69 Penghitungan jumlah upah pada hari ke-9 sampai harike-12 yang diterima atau diperoleh dalam bulan kalenderyang bersangkutan, jumlah PPh Pasal 2l per hari yangdipotong menurut PT. X untuk Bulan Agustus 2011……... 125
Tabel 5.70 Penghitungan jumlah upah pada hari ke-9 sampai hari ke-12yang diterima atau diperoleh dalam bulan kalender yangbersangkutan, jumlah PPh Pasal 2l per hari yang dipotongmenurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakanuntuk Bulan Agustus 2011……………………………….. 126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu perusahaan adalah
memiliki Sumber Daya Manusia atau pegawai yang berkualitas. Pegawai
memiliki peranan penting dalam kegiatan operasional perusahaan, sehingga
diharapkan dapat memberikan hasil kerja yang maksimal sesuai dengan
target yang diinginkan dalam suatu perusahaan tersebut. Oleh karena itu,
pimpinan suatu perusahaan juga diharapkan dapat memberikan motivasi
kepada para pegawainya. Salah satu motivasi yang diberikan dapat berupa
pemberian gaji dan upah yang sesuai dengan jasa yang telah diberikan oleh
seorang pegawai kepada perusahaannya. Gaji dan upah yang diterima oleh
pegawai tersebut, nantinya akan dikenai pajak yaitu Pajak Penghasilan Pasal
21. Pajak Penghasilan Pasal 21 yang harus dibayarkan oleh pegawai
biasanya telah dipotong badan usaha (pemberi kerja) tempat dimana
pegawai tersebut bekerja. Hal ini telah diatur dalam UU Nomor 36 tahun
2008 yang didalamnya terdapat aturan tentang besarnya tarif pajak dan tata
cara pembayaran pajak. Hal ini pula yang membuat perusahaan tersebut
harus menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21 bagi pegawai dan
melaporkannya ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP).
Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 ini tergolong rumit dan banyak
peraturan yang dapat berubah sewaktu-waktu serta pada penghitungannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pun perlu dicermati karena kemungkinan besar dapat terjadi
ketidaksesuaian dengan praktik sebenarnya. Sehingga dibutuhkan
pemahaman tentang undang-undang dan peraturan perpajakan yang terkait.
Hal ini dikarenakan, apabila pajak yang dipotong tidak sesuai dengan
peraturan yang terkait, maka dapat terjadi dua kemungkinan. Kemungkinan
pertama, apabila pajak yang dipotong terlalu besar maka Take Home Pay
yang diterima oleh pegawai menjadi lebih kecil. Dan kemungkinan kedua,
apabila pajak yang dipotong terlalu kecil, maka Take Home Pay yang
diterima oleh pegawai akan menjadi lebih besar. Dari kesalahan-kesalahan
yang muncul tersebut, maka penulis ingin mengevaluasi penghitungan Pajak
Penghasilan Pasal 21 pada pegawai terhadap peraturan perpajakan untuk
mengetahui kebenarannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah
yang diajukan penulis adalah apakah penghitungan Pajak Penghasilan Pasal
21 untuk pegawai tetap atas penghasilan teratur dan penghasilan tidak teratur
serta pegawai tidak tetap di PT X tahun pajak 2011 mengacu pada peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
Peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku tersebut
meliputi: Pasal 21 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan
Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 43/PMK.03/2009 tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Pajak Penghasilan Pasal 21 Ditanggung Pemerintah atas Penghasilan Pekerja
pada Kategori Usaha Tertentu, Peraturan Menteri Keuangan Nomor
250/PMK.03/2008 tentang Besarnya Biaya Jabatan ayau Pensiun yang Dapat
Dikurangkan dari Penghasilan Bruto Pegawai Tetap atau Pensiunan,
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.03/2008 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pemotongan Pajak atas Penghasilan sehubungan dengan
pekerjaan, jasa, dan kegiatan orang pribadi, Peraturan Dirjen Pajak Nomor
57/PJ/2009 tentang Perubahan atas Peraturan Dirjen Pajak Nomor Per-
31/PJ/2009 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan
Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26
sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan orang pribadi.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian secara garis besar adalah untuk memberikan penilaian
tentang penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 di PT. X tahun pajak 2011.
D. Manfaat Penelitian
Penulis berharap bahwa penelitian ini dapat bermanfaat bagi:
1. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai tambahan koleksi
dan informasi serta wawasan dalam penelitian mahasiswa yang
membacanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
2. Bagi Perusahaan yang diteliti
Bagi perusahaan yang diteliti, penelitian ini diharapkan dapat memberi
manfaat berupa pengetahuan dan referensi kepada perusahaan dalam
meningkatkan kualitas dan evaluasi yang dibutuhkan untuk kemajuan
perusahaan tersebut.
3. Bagi penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam
bidang perpajakan, khususnya penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21
pada suatu Perusahaan. Serta dapat menerapkan teori yang diperoleh
selama kuliah dalam praktek yang sesungguhnya.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini berisi tentang penjelasan mengenai urutan dari
penulisan, yang disusun sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dari
penelitian, manfaat yang diharapkan dari penulisan skripsi ini, serta
sistematika dari penulisan skripsi ini.
BAB II Tinjauan Pustaka
Bab ini membahas mengenai tinjauan pustaka yang akan
digunakan oleh penulis dalam penulisan karya ilmiah ini, baik
tentang teori-teori atau literatur maupun hasil temuan lain yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
terkait dengan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas gaji pegawai tetap
dan pegawai tidak tetap.
BAB III Metode Penelitian
Bab ini menggambarkan cara-cara untuk melaksanakan kegiatan
penelitian mulai dari rancangan penelitian sampai dengan teknik
analisis data yang digunakan dalam melakukan evaluasi
penyelesaian masalah.
BAB IV Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini berisi mengenai gambaran umum tentang perusahaan yang
diteliti.
BAB V Analisis Dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan mengenai data-data yang berasal dari
perusahaan serta pembahasan masalah yang dihadapi perusahaan
berdasarkan tinjauan pustaka yang relevan untuk menentukan
alternatif penyelesaian masalah.
BAB VI Penutup
Dalam bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan yang telah
dilakukan, keterbatasan, serta saran untuk perusahaan/ instansi
yang diteliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pajak
1. Pengertian Pajak
Berikut ini adalah pengertian pajak menurut beberapa ahli, yaitu:
Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani:
Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
Menurut Undang-undang Pajak No.36 Tahun 2008:
Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara, bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
2. Fungsi Pajak (Mardiasmo, 2009: 2)
Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan
bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak
merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua
pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Berdasarkan hal
diatas maka pajak mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
a. Fungsi anggaran (budgetair)
Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang digunakan untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah baik pengeluaran
rutin maupun pengeluaran pembangunan
b. Fungsi mengatur (regulerend)
Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang social dan
ekonomi.Sebagai contoh yaitu pajak yang tinggi dikenakan terhadap
minuman keras dengan tujuan untuk mengurangi konsumsi minuman
keras.
3. Syarat Pemungutan Pajak (Supramono, 2010: 5)
1. Pemungutan pajak harus adil
Pemungutan pajak yang adil berarti pajak yang dipungut harus
adil dan merata sehingga harus sebanding dengan kemampuan
membayar pajak dan sesuai dengan manfaat yang diminta Wajib
Pajak dari Pemerintah.
2. Pemungutan pajak harus berdasarkan Undang-Undang
Untuk mewujudkan pemungutan yang adil, pemungutan pajak
harus dapat memberikan kepastian hukum bagi Negara dan warga
negaranya. Pemungutan pajak harus didasarkan atas Undang-Undang
yang disahkan oleh lembaga legislatif. Untuk perwujudannya,
pemungutan pajak dilandaskan atas Undang-Undang Pasal 23 Ayat 2
UUD 1945.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
3. Pemungutan pajak tidak mengganggu perekonomian
Pemungutan pajak yang merupakan penyerapan sebagian sumber
daya dari masyarakat tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan
produksi dan perdagangan yang akan mengakibatkan kelesuan
perekonomian negara.
4. Pemungutan pajak harus efesien
Biaya untuk pemungutan pajak harus seminimal mungkin dan hasil
pemungutan pajak seharusnya digunakan secara optimal untuk
membiayai pengeluaran negara seperti yang tercantum dalam APBN.
5. Sistem pemungutan pajak harus sederhana
Pemungutan pajak secara sederhana sehingga memudahkan Wajib
Pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.
4. Teori yang Mendukung Pemungutan Pajak (Supramono, 2010: 23)
a. Teori Asuransi
Dalam perjanjian asuransi, peserta asuransi wajib untuk
membayar premi asuransi dengan tujuan sebagai perlindungan bagi
orang yang bersangkutan atas keselamatan dan harta bendanya.
b. Teori Kepentingan
Pembebanan pajak kepada masyarakat didasarkan atas
besarnya kepentingan masyarakat dalam suatu Negara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
c. Teori Daya Pikul
Teori ini menyatakan bahwa biaya-biaya atas perlindungan
yang diberikan oleh Negara kepada warga Negara harus dipikul oleh
segenap orang yang menikmatinya dalam bentuk pajak.
d. Teori Asas Daya Beli
Teori ini beranggapan bahwa pajak digunakan untuk menarik
daya beli masyarakat.
e. Teori Bakti
Masyarakat dianggap memiliki kewajiban mutlak, yaitu
berbakti kepada Negara. Untuk membuktikan baktinya, masyarakat
harus menyadari bahwa pajak adalah suatu kewajiban, oleh karena
itu Negara memiliki hak mutlak untuk memungut pajak dari
masyarakatnya.
5. Tata Cara Pemungutan Pajak
Tata cara atas pemungutan pajak dapat disebut juga dengan stelsel
pajak. Pemungutan pajak menurut Prof. Dr. Mardiasmo (2009) dapat
dilakukan berdasarkan 3 stelsel, yaitu:
a. Stelsel nyata (real stelsel)
Pengenaan pajak yang berdasarkan pada objek (penghasilan
yang nyata) sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada
akhir tahun pajak, yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya
diketahui. Pajak yang dikenakan pada stelsel nyata lebih realistis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
namun baru dapat dikenakan pada akhir periode (setelah penghasilan
riel diketahui).
b. Stelsel anggapan (fictieve stelsel)
Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur
oleh undang-undang. Sebagai contoh yaitu penghasilan suatu tahun
dianggap sama dengan tahun sebelumnya, sehingga pada awal tahun
pajak sudah dapat ditetapkan besarnya pajak yang terutang untuk
tahun pajak berjalan. Pada stelsel ini pajak dapat dibayar selama
thaun berjalan, tanpa harus menunggu pada akhir tahun namun tidak
berdasarkan pada keadaan yang sesungguhnya.
c. Stelsel campuran
Stelsel campuran ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata
dan stelsel anggapan. Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung
berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya
pajak disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya.
Apabila pajak yang menurut kenyataan lebih besar dari pajak
menurut anggapan, maka Wajib Pajak harus menambah namun
sebaliknya apabila lebih kecil maka kelebihannya dapat diambil
kembali.
6. Sistem Pemungutan Pajak (Supramono dan Damayanti, 2009: 4)
a. Official Assessment system
Official assessment system merupakan suatu sistem
pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemerintah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
(fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib
Pajak. Ciri-ciri dari sistem ini adalah:
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
fiskus.
2) Wajib Pajak bersifat pasif.
3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak
oleh fiskus.
b. Self Assessment system
Self assessment system merupakan suatu sistem pemungutan
pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk
menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Ciri-ciri dari
sistem ini adalah:
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
Wajib Pajak sendiri,
2) Wajib Pajak aktif (mulai dari menghitung, menyetor dan
melaporkan sendiri pajak yang terutang),
3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
c. Withholding system
Withholding system merupakan suatu sistem pemungutan
pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus
dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk menentukan
besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
7. Pengelompokkan Pajak (Supramono dan Damayanti, 2009: 5)
a. Jenis pajak menurut golongannya.
1) Pajak langsung
Pajak langsung adalah pajak yang pembebanannya tidak
dapat dilimpahkan kepada pihak lain, tetapi harus menjadi
beban langsung Wajib Pajak yang bersangkutan. Contoh pajak
langsung adalah Pajak Panghasilan (PPh) karena pengenaan
pajaknya langsung kepada Wajib Pajak yang menerima
penghasilan, tidak dapat di limpahkan.
2) Pajak tak langsung.
Pajak tak langsung adalah pajak yang pembebanannya
dapat dilimpahkan ke pihak lain. Contoh pajak tak langsung
adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) karena yang menjadi
Wajib Pajak seharusnya adalah penjualnya.
b. Jenis pajak menurut sifatnya
1) Pajak Subjektif
Pajak subjektif adalah pajak yang didasarkan atas keadaan
subjeknya, memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh
pajak subjektif adalah Pajak Penghasilan (PPh) karena
pengenaan Pajak Penghasilan memperhatikan keadaan diri
Wajib Pajak yang menerima penghasilan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2) Pajak Objektif
Pajak objektif adalah pajak yang dikenakan tanpa
memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh pajak
objektif adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Bumi
dan Bangunan (PBB).
3) Jenis pajak menurut lembaga pemungutnya
a) Pajak pusat (Negara)
Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh
pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai
pengeluaran negara. Contoh pajak negara adalah Pajak
Pengahasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
b) Pajak Daerah
Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh
pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai
pengeluaran daerah.
c) Pajak provinsi
Contoh dari pajak provinsi adalah Pajak Kendaraan
Bermotor dan Kendaraan di atas air, serta Bea Balik Nama
kendaraan dan Kendaraan di atas air.
d) Pajak Kabupaten/kota
Contoh dari pajak kabupaten adalah pajak hotel, pajak
restoran, pajak hiburan, pajak reklame.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
e) Pajak final
Pajak final berarti pajak yang telah dibayarkan oleh
Wajib Pajak melalui pemungutan atau pemotongan pihak
lain dalam tahun berjalan tidak dapat dikreditkan atau
dikurangkan pada total PPh yang terutang pada akhir tahun
saat pengisiian SPT Tahunan PPh.
f) Pajak tidak Final
Pajak tidak final adalah pajak yang telah dibayarkan
oleh Wajib Pajak melalui pemungutan atau pemotongan
pihak lain dalam tahun berjalan dan dapat dikreditkan pada
total PPh yang terutang pada akhir tahun saat pengisian SPT
Tahunan PPh.
8. Hambatan Pemungutan Pajak
Hambatan terhadap pemungutan pajak menurut Mardiasmo dalam
Purnandika (2005: 17) dapat dikelompokkan menjadi:
a. Perlawanan pasif
Masyarakat enggan (pasif) membayar pajak, yang dapat
disebabkan karena:
1) Perkembangan intelektual dan moral masyarakat,
2) Sistem perpajakan yang sulit dipahami masyarakat, dan
3) Sistem kontrol tidak dapat dilakukan atau dilaksanakan
dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
b. Perlawanan aktif
Perlawanan aktif meliputi semua usaha dan perbuatan yang
secara langsung ditujukan kepada fiskus dengan tujuan untuk
menghindari pajak.
9. Tarif Pajak
Tarif pajak merupakan tarif yang digunakan untuk menetukan
besarnya pajak yang harus dibayar. Tarif pajak digunakan dalam
perhitungan besarnya pajak terutang yang secara umum dinyatakan
dalam bentuk persentase. Berdasarkan pola persentase, tarif pajak
dibagi menjadi 4 macam, antara lain (Supramono dan Theresia,
2009: 7)
a. Tarif pajak proposional/ sebanding
Tarif pajak proposional adalah persentase pengenaan pajak
yang tetap atas berapapun dasar pengenaan pajaknya.
Contohnya adalah PPN akan dikenakan tarif sebesar 10% atas
berapapun penyerahan barang dan jasa kena pajak. PPh badan
yang dikenakan tarif sebesar 28% atas berapapun penghasilan
kena pajak.
b. Tarif pajak tetap
Tarif pajak tetap adalah jumlah nominal pajak yang tetap
terhadap berapapun yang menjad dasar pengenaan pajak.
Contohnya adalah tarif atas bea materai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
c. Tarif pajak degresif
Tarif pajak degresif adalah persentase pajak yang menurun
seiring dengan peningkatan dasar pengenaan pajaknya.
Contohnya adalah besar tarif Bea Materai untuk cek dan bilyet
giro dengan nilai nominal berapapun adalah Rp1.000,00
d. Tarif pajak progresif (Mardiasmo, 2009: 9)
Tarif pajak progresif adalah persentase pajak yang
bertambah seiring dengan peningkatan dasar pengenaan
pajaknya. Contohnya adalah Pajak Penghasilan (PPh) Wajib
Pajak Orang Pribadi, setiap terjadi peningkatan pendapatan
dalam level tertentu maka tarif yang dikenakan juga akan
meningkat.
Menurut kenaikan persentase tarifnya, tarif progresif dibagi:
a) Tarif progresif progresif: kenaikan presentase semakin besar.
b) Tarif progresif tetap : kenaikan presentase tetap.
c) Tarif progresif degresif : kenaikan presentase semakin kecil.
B. Pajak Penghasilan (PPh)
1. Pengertian Pajak Penghasilan
a. Penghasilan merupakan setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia
maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau
untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
nama dan dalam bentuk apapun (Undang-Undang Pajak Penghasilan
2008 Pasal 4 Ayat 1).
b. Pajak penghasilan adalah suatu pungutan resmi yang ditujukan
kepada masyarakat yang berpenghasilan atau atas penghasilan yang
diterima/diperoleh dalam tahun pajak untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran Negara (Supramono dan Damayanti, 2009).
2. Wajib Pajak Penghasilan Pasal 21
Menurut Prabowo (2004: 34) yang menjadi Wajib Pajak PPh Pasal
21 terdiri dari:
a. Pegawai Tetap
Pegawai tetap adalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi
kerja, yang menerima atau memperoleh gaji dalam jumlah tertentu
secara berkala, termasuk anggota dewan komisaris dan anggota
dewan pengawas yang secara teratur ikut serta melaksanakan kegiatan
perusahaan.
b. Pegawai Tidak Tetap
Pegawai tidak tetap adalah orang pribadi yang bekerja pada
pemberi kerja dan hanya menerima upah apabila ornag pribadi yang
bersangkutan bekerja.
c. Penerima Honorarium
Penerima honorarium adalah orang pribadi atau persekutuan
orang pribadi yang memberikan jasa menerima atau memperoleh
imbalan tetrtentu sesuai jasa tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
d. Penerima Upah
Penerima upah adalah orang pribadi yang menerima upah baik
berupa upah harian, upah borongan, maupun upah satuan. Upaha
harian adalah upah yang terutang atau dibayarkan atas dasar hari
kerja. Upah borongan adalah upah yang terutang atau dibayarkan atas
dasar penyelesaian pekerjaan tertentu. Upah satuan adalah upah yang
terutang atau dibayarkan atas dasar banyaknya satuan yang
dihasilkan.
3. Dasar Hukum
Dasar hukum yang berhubungan dengan Pajak Penghasilan (PPh)
adalah peraturan perundang-undangan perpajakan yang mengatur tentang
Pajak Penghasilan yang berlaku sejak 1 Januari 1984 adalah UU no.7
tahun 1983 yang sebagaimana telah mengalami empat kali perubahan,
yaitu:
a. Nomor 7 Tahun 1991 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1991 dan Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3459)
b. Nomor 10 Tahun 1994 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1994 dan Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3576)
c. Nomor 17 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2000 dan Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3985)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
d. Nomor 36 Tahun 2008.
4. Subjek Pajak Penghasilan
Subjek pajak diartikan sebagai orang yang dituju oleh Undang-
Undang untuk dikenakan pajak. Pajak Penghasilan dikenakan terhadap
subjek pajak berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau
diperolehnya dalam tahun pajak (Supramono dan Damayanti, 2009).
Pajak Penghasilan dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh dalam tahun pajak. Menurut UU 36 Tahun 2008,
yang termasuk dalam subjek pajak, antara lain :
a. Subjek pajak Orang Pribadi
Orang pribadi sebagai subjek pajak dapat bertempat tinggal
atau berada di Indonesia atau di luar Indonesia.
b. Subjek Pajak Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan
menggantikan yang berhak.
Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan
menggantikan yang berhak merupakan subjek pajak pengganti,
menggantikan mereka yang berhak, yaitu ahli waris. Ketika warisan
ini sudah terbagi maka pewaris nyalah yang merupakan subjek pajak.
c. Subjek Pajak Badan
Pengertian ‘badan’ mengacu pada Undang-Undang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan. Badan adalah sekumpulan orang
atau modal yang merupakan kesatuan, baik melakukan usaha maupun
tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
komanditer, perseroan lainnya, BUMN, atau BUMD dengan nama
dan bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun,
persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi
sosial politik atau organisasi sejenis, lembaga, Bentuk Usaha Tetap,
dan badan lainnya. Badan sebagai subjek pajak merupakan
perkumpulan yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan untuk
memperoleh penghasilan dan/atau memberikan jasa kepada anggota.
d. Subjek Pajak Bentuk Usaha Tetap
Yang dimaksud dengan Bentuk Usaha Tetap adalah bentuk
usaha yang dipergunakan oleh pribadi yang tidak bertempat tinggal di
Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, serta
badan yang tidak didirikan dan tidak berkedudukan di Indonesia
untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia.
Bentuk Usaha Tetap ini ditentukan sebagai subjek pajak tersendiri,
terpisah dari badan. Perlakuan perpajakannya disamakan dengan
subjek pajak badan.
5. Objek Pajak Penghasilan
Objek pajak dapat diartikan sebagai sasaran pengenaan pajak dan
dasar untuk menghitung pajak terutang. Yang menjadi objek Pajak
Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia
maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau
menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan dengan nama dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
dalam bentuk apapun (Supramono dan Damayanti, 2009). Penghasilan
yang termasuk objek pajak dikelompokkan menjadi:
a. Penghasilan dari pekerjaan dala hubungan kerja
b. Penghasilan dari usaha atau kegiatan
c. Penghasilan dari modal atau penggunaan harta
d. Penghasilan lain-lain, yaitu penghasilan yang tidak dapat dalam tiga
kelompok diatas tersebut.
6. Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21
a. Pengertian Pemotong
Pengenaan PPh Pasal 21 bersifat pemotongan. Pemotongan
yang dimaksud adalah ketika pegawai menerima gaji atau upah,
maka gaji atau upah yang diterima tidak utuh lagi, tetapi sudah
dipotong dengan PPh Pasal 21. Pemotong pajak untuk Pajak
Penghasilan Pasal 21 yang biasa disebut sebagai pemotong pajak
(Supramono dan Daayanti, 2009:54) terdiri dari:
1) Pemberi kerja yang membayar gaji, upah, honorarium,
tunjangan, dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan
dengan pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai atau bukan
pegawai.
2) Bendahara pemerintah yang membayar gaji, upah, honorarium,
tunjangan, dan pembayaran lain sehubungan dengan pekerjaan,
jasa atau kegiatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
3) Dana pensiun atau badan lain yang membayarkan uang pensiun
dan pembayaran lain dengan nama apapun dalam rangka
pensiun.
4) Badan yang membayar honorarium atau pembayaran lain
sebagai imbalan sehubungan dengan jasa tenaga ahli yang
melakukan pekerjaan bebas.
5) Penyelenggara kegiatan yang melakukan pembayaran
sehubungan dengan pelaksanaan suatu kegiatan.
Yang tidak termasuk sebagai pemotong pajak yang wajib
memotong, menyetorkan dan melaporkan PPh Pasal 21 adalah
(Supramono dan Damayanti, 2009:54):
a) Badan perwakilan negara asing,
b) Organisasi internasional yang tercantum dalam Keputusan
Menteri Keuangan
b. Kewajiban Pemotong Pajak
Sebagai pemotong pajak penghasilan pasal 21, memiliki
beberapa kewajiban, diantaranya (Waluyo, 2008:194-196):
1) Kewajiban menghitung, memotong, dan menyetorkan, sebagai
berikut :
a) Pemotong pajak wajib menghitung, memotong, dan
menyetorkan PPh pasal 21 dan pasal 26 yang terutang
untuk setiap bulan takwim.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
b) Penyetoran pajak dilakukan dengan menggunakan Surat
Setoran Pajak (SSP) ke bank BUMN atau BUMD atau bank
lain yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Anggaran, atau
PT Posindo, selambat-lambatnya tanggal 10 bulan takwim
berikutnya.
c) Pemotong pajak wajib melaporkan penyetoran tersebut
sekalipun nihil dengan menggunakan Surat Pemberitahuan
(SPT) Masa ke Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor
Penyuluhan Pajak dan Pengamatan Potensi Perpajakan
setempat, selambat-lambatnya tanggal 20 bulan takwim
berikutnya.
d) Apabila dalam satu bulan takwim terjadi kelebihan
penyetoran PPh pasal 21 atau PPh pasal 26, maka kelebihan
tersebut dapat diperhitungkan dengan PPh pasal 21 dan
pasal 26 yang terutang dalam bulan takwim yang
bersangkutan.
e) Pemotong wajib memberikan bukti pemotongan PPh pasal
21 atau PPh pasal 26 baik yang diminta maupun tidak pada
saat dilakukannya pemotongan pajak kepada orang pribadi
bukan sebagai pegawai tetap, penerima uang tebusan
pensiun, penerima jaminan hari tua, penerima pesangon,
dan penerima dana pensiun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
f) Pemotong pajak wajib menerima bukti pemotongan PPh
pasal 21 tahunan kepada pegawai tetap, termasuk penerima
pensiun bulanan, dengan menggunakan formulir yang
ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak dalam waktu 2
(dua) bulan setelah tahun takwim berakhir. Namun, apabila
pegawai tetap berhenti bekerja atau pensiun pada bagian
tahun takwin, maka bukti pemotongan tersebut diberikan
oleh pemberi kerja selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
setelah pegawai yang bersangkutan berhenti bekerja atau
pensiun.
i. Kewajiban mendaftarkan diri.
ii. Kewajiban menghitung kembali PPh pasal 21 yang
terutang
iii. Kewajiban mengisi, menandatangani, dan
menyampaikan SPT
7. Tarif Pajak dan Penerapannya
Tarif pajak yang berlaku beserta penerapannya menurut ketentuan
dalam pasal 21 Undang-Undang Pajak Penghasilan adalah sebagai
berikut (Mardiasmo, 2009: 172):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Tarif berdasarkan pasal 17 UU PPh No. 7 Tahun 1983 sebagaimana diubah dengan UU No.36 Tahun 2008, yaitu:
Tabel 2.1 Lapisan Penghasilan Kena Pajak untuk Wajib Pajak Orang Pribadi
Lapisan Kena Pajak Tarif PajakSampai dengan Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
5%(lima persen)
Di atas Rp 50.000.000 (Lima puluh juta rupiah)–Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah)
15%(lima belas persen)
Di atas Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) – Rp 500.000.000,00 (Lima ratus juta rupiah)
25%(dua puluh lima
persen)Di atas Rp 500.000.000,00 (Lima ratus juta rupiah)
30%(tiga puluh persen)
a. Tarif berdasarkan pasal 17 UU PPh No. 7 Tahun 1983 sebagaimana
diubah dengan UU No.36 Tahun 2008, diterapkan atas Penghasilan
Kena Pajak dari:
1) Pegawai tetap;
2) Penerima pensiun berkala yang dibayarkan secara bulanan;
3) Pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas yang dibayarkan
secara bulanan.
Penghasilan Kena Pajak dihitung sebesar:
a) Bagi pegawai tetap:
Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi pegawai
tetap adalah sebesar penghasilan netto dikurangi PTKP.
Sedangkan penghasilan neto dihitung seluruh penghasilan
bruto dikurangi dengan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
i. Biaya jabatan.
ii. Iuran yang terkait dengan gaji yang dibayar oleh
pegawai kepada dana pensiun, yang pendiriannya
telah disahkan oleh Menteri Keuangan atau badan
penyelenggara tunjangan hari tua atau jaminan hari
tua yang dipersamakan dengan dana pensiun yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan.
Secara ringkas dapat digambarkan sebagai berikut:
PPh Pasal 21:
=(Penghasilan netto - PTKP) x tarif Pajak
=(Penghasilan bruto - Biaya Jabatan – iuran pensiun dan
iuran THT yang dibayar sendiri – PTKP) x tarif Pajak
b) Bagi penerima pensiun berkala:
Besarnya Penghasilan Kena Pajak adalah bagi
penerima pensiun berkala sebesar penghasilan neto
dikurangi PTKP. Besarnya penghasilan neto adalah seluruh
jumlah penghasilan bruto dikurangi dengan biaya pensiun.
Secara ringkas dapat digambarkan sebagai berikut:
PPh Pasal 21:
= ( Penghasilan neto - PTKP) x tarif Pajak
= (Penghasilan bruto – Biaya Pensiun – PTKP) x tarif Pajak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
b. Tarif diterapkan atas jumlah kumulatif dari (Mardiasmo, 2009:171):
1) Penghasilan Kena Pajak sebesar jumlah penghasilan bruto
dikurangi PTKP yang diterima atau diperoleh bukan pegawai
(selain tenaga ahli), yang menerima imbalan yang bersifat
berkesinambungan yang memenuhi ketentuan:
a) Yang bersangkutan telah mempunyai NPWP,
b) Hanya memperoleh penghasilan dari hubungan kerja dengan
Pemotong PPh Pasal 21.
c) tidak memperoleh penghasilan lainnya
2) 50% dari jumlah penghasilan bruto yang diterima atau diperoleh
tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari
pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai,
dan aktuaris. PPh Pasal 21:
= (50% x Penghasilan bruto) x tarif Pajak
3) Jumlah penghasilan bruto bersifat tidak teratur yang diterima
atau dipeloleh anggota dewan komisaris atau dewan pengawas
yang tidak merangkap sebagai pegawai tetap pada Perusahaan
yang sama. PPh Pasal 21:
= (Penghasilan bruto x tarif Pajak)
4) Jumlah penghasilan bruto berupa jasa produksi, tantiem,
gratifikasi, bonus atau imbalan lain yang bersifat tidak teratur
yang diterima atau diperoleh manten Pegawai. PPh Pasal 21:
= (Penghasilan bruto x tarif Pajak)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
5) Jumlah penghasilan bruto berupa penarikan dana pensiun oleh
peserta program pensiun yang masih berstatus sebagai pegawai,
dari dana pensiun pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan. PPh Pasal 21:
= (Penghasilan bruto x tarif Pajak)
c. Tarif diterapkan atas jumlah penghasilan bruto (Mardiasmo, 2009:
172):
1) untuk setiap pembayaran imbalan kepada bukan pegawai yang
tidak berisfat berkesinambungan,
2) untuk setiap kali pembayaran yang bersifat utuh dan tidak
dipecah, yang diterima oleh peserta kegiatan.
C. Pajak Penghasilan Pasal 21
Penghasilan berdasarkan UU Pajak No.36 Tahun 2008, pasal 4 ayat 1
adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia,
yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib
Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.
Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji,
upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam
bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan yang
dilakukan oleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri sebagai mana telah
diaturdalam pasal 21 UU no.7 tahun 1983 sebagaimana diubah dengan UU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
no.17 tahun 2000 (Waluyo, 2000) dan terakhir diubah dengan UU No.36
tahun 2008.
1. Subjek Pajak Pengahasilan Pasal 21
a. Penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah orang
pribadi yang merupakan (Mardiasmo, 2009: 166):
1) Pegawai
2) Penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun,
tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua. Termasuk alih
warisnya.
3) Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan
sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan antara lain
meliputi:
a) Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas yang terdiri
dari pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris,
penilai dan aktuaris;
b) Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang
film, bintang sinetron, bintarg iklan, sutradara, kru film, foto
model, peragawati/peragawati, pemain drama, penari,
pemahat, pelukis, dan seniman lainnya.
b. Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan
sehubungan dengan keikut sertaannya dalam suatu kegiatan, antara
lain meliputi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
1) Peserta perlombaan dalam segala bidang antara lain perlombaan
olahraga, seni, ketangkasan, ilmu pengetahuan, teknologi dan
perlombaan lainnya
2) Peserta rapat, konferensi, sidang pertemuan atau kunjungan
kerja;
3) Peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai
penyelenggara kegiatan tertentu;
4) Peserta pendidikan, pelatihan, dan magang;
5) Peserta kegiatan lainnya.
c. Hak dan kewajiban subjek pajak/ penerima penghasilan
Seorang subjek pajak/penerima penghasilan memiliki
beberapa hak dan kewajiban dalam bidang perpajakan, diantaranya
adalah (Waluyo, 2008: 197):
1) Pada saat seseorang mulai bekerja atau mulai pensiun, untuk
mendapatkan pengurangan PTKP, penerima penghasilan harus
menyerahkan surat pernyataan kepada pemotong pajak yang
menyatakan jumlah tanggungan keluarga pada permulaan tahun
takwim atau pada permulaan menjadi subjek pajak dalam
negeri.
2) Kewajiban tersebut harus dilaksanakan pula dalam hal ada
perubahan jumlah tanggungan keluarga menurut keadaan pada
permulaan tahun takwim.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
3) Jumlah pajak penghasilan pasal 21 yang dipotong merupakan
kredit pajak bagi penerima penghasilan yang dikenakan
pemotongan untuk tahun pajak yang bersangkutan, kecuali pajak
penghasilan pasal 21 yang bersifat final.
4) Wajib pajak orang pribadi dalam negeri yang menerima
penghasilan sehubungan dengan pekerjaan dari badan
perwakilan negara asing dan organisasi internasional yang
dikecualikan sebagai pemotong pajak penghasilan pasal 21,
diwajibkan untuk menghitung dan membayar sendiri jumlah
pajak penghasilan yang terutang dalam tahun berjalan dan atas
penghasilan tersebut dilaporkan dalam surat pemberitahuan.
2. Tidak Termasuk Subjek Pajak Penghasilan Pasal 21
Yang tidak termasuk dalam pengertian Penerima Penghasilan
yang dipotong PPh Pasal 21 (Supramono dan Damayanti, 2009: 50):
a. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari
negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka
yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama mereka dengan
syarat bukan warga negara Indonesia dan di Indonesia tidak
menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar jabatan atau
pekerjaannya tersebut, serta Negara yang bersangkutan memberikan
perlakuan timbal balik.
b. Pejabat perwakilan organisasi internasional dan pejabat perwakilan
organisasi Internasional yang tidak termasuk sebagai subjek pajak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
penghasilan yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
keputusan Menteri Keuangan Nomor 601/KMK.03/2005 dengan
syarat bukan warga negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha
atau kegiatan atau pekerjaanm lain untuk memperoleh penghasilan
dari Indonesia.
3. Objek Pajak Penghasilan Pasal 21
Penghasilan yang dapat dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21
adalah (Mardiasmo, 2009: 167):
a. Penghasilan pegawai tetap yang bersifat teratur, yaitu penghasilan
bagi pegawai tetap berupa gaji atau upah, segala macam tunjangan
dan imbalan dengan nama apapun yang diberikan secara periodik
berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh pemberi kerja,
termasuk yang lembur
b. penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima pensiun secara
teratur uang pensiun atau penghasilan sejenisnya;
c. Penghasilan sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja
penghasilan sehubungan dengan pensiun yang diterima secara
sekaligus berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan
hari tua atau jaminan hari tua atau pembayaran lain sejenis;
d. Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas berupa
upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah potongan atau
upah yang dibayarkan secara bulanan;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
e. Imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berupa honorarium,
komisi, fee dan imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa.
f. Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku,
uang representasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau atau
penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apa pun, dan imbalan
sejenis dengan nama apa pun.
g. Penerimaan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan lainnya
dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang diberikan oleh:
1) Bukan Wajib Pajak;
2) Wajib Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat
final; atau
3) Wajib Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan berdasarkan
norma penghitungan khusus
Penghitungan PPh Pasal 21 atas penghasilan berupa penerimaan
dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan lainnya didasarkan pada
harga pasar atas barang yang diberikan atau nilai wajar atas pemberian
kenikmatan yang diberikan. Dalam hal penghasilan diterima atau
diperoleh dalam mata uang asing, penghitungan PPh pasal 21
didasarkan pada nilai tukar (kurs) yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan yang.berlaku pada saat pembayaran penghasilan tersebut
atau pada. saat dibebankan sebagai biaya.
Penghasilan yang dipotong pajak penghasilan pasal 21 yang
bersifat final yaitu sebagai berikut (Waluyo, 2008:199):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
a) Uang tebusan pensiun yang dibayarkan oleh dana pensiun yang
telah disahkan oleh Menteri Keuangan dan tunjangan hari tua yang
dibayarkan sekaligus oleh badan penyelenggara jaminan sosial
tenaga kerja.
b) Uang pesangon.
c) Hadiah dan penghargaan lomba.
d) Honorarium atau komisi yang dibayarkan kepada penjaja barang
dagangan dan petugas dinas luar asuransi. Barang dagangan yang
dimaksud adalah barang dagangan berupa kosmetik, sabun, pasta
gigi, buku, dan barang-barang keperluan rumah tangga sehari-hari
lainnya.
e) Penghasilan bruto berupa honorarium dan imbalan lain dengan
nama apapun yang diterima oleh pejabat negara, pegawai negeri
sipil, anggota TNI/POLRI yang sumber dananya berasal dari
keuangan negara atau keuangan daerah, kecuali yang dibayarkan
oleh pegawai negeri sipil golongan Iid ke bawah dan anggota
TNI/POLRI berpangkat pembantu letnan satu ke bawah atau ajun
inspektur tingkat satu ke bawah.
4. Penghasilan yang dikecualikan dari Pajak Pengahasilan Pasal 21
Tidak termasuk dalam pengertian penghasilan yang dipotong PPh
pasal 21 (Mardiasmo, 2009: 169) adalah:
a. Pembayaran manfaat atau santunan asuransi dari perusahaan
asuransi sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi
beasiswa.
b. Penerimaan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dalam
bentuk apa pun diberikan oleh Wajib pajak atau Pemerintah, yang
diberikan wajib Pajak yang dikenakan pajak penghasilan yang
bersifat final dan yang dikenakan pajak penghasilan berdasarkan
penghitungan khusus.
c. Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, iuran
tunjangan hari tua atau badan penyelenggaran jaminan sosial yang
dibayar oleh pemberi kerja.
d. Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan
atau lembaga amal zakat yang dibentuk atau disahkan oleh
Pemerintah atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi
pemeluk agama yang diakui di Indonesia yang diterima oleh orang
pribadi yang berhak dari lembaga keagamaan yang dibentuk atau
disahkan oleh Pemerintah.
e. Beasiswa, beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu.
5. Biaya Jabatan dan Biaya Pensiun
Biaya jabatan adalah biaya yang dapat dikurangkan dari
penghasilan setiap orang yang bekerja sebagai pegawai tetap tanpa
memandang mempunyai jabatan atau tidak (Mardiasmo, 2006: 171).
Besarnya biaya jabatan yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
untuk penghitungan pemotongan Pajak Penghasilan bagi pegawai tetap,
ditetapkan sebesar 5% dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya
Rp.6.000.000,00 setahun atau RP. 500.000,00 sebulan. Besarnya biaya
pensiun yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto untuk
penghitungan pomotongan pajak penghasilan bagi pensiunan, ditetapkan
sebesar 5% dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp. 2.400.000,00
setahun atau Rp. 200.000.00 sebulan. (PMK Nomor 250/PMK.03/2008).
6. Cara menghitungan PPh 21
a. Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak PER-31/ PJ/ 2009
penghitungan PPh Pasal 21 atas penghasilan teratur bagi pegawai
tetap yaitu:
1) Untuk menghitung PPh Pasal 21 atas penghasilan pegawai tetap,
terlebih dahulu dihitung seluruh penghasilan bruto yang diterima
atau diperoleh selama sebulan, yang meliputi seluruh gaji, segala
jenis tunjangan dan pembayaran teratur lainnya, termasuk uang
lembur (overtime) dan pembayaran sejenisnya.
2) Untuk perusahaan yang masuk program Jamsostek, premi
Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), premi Jaminan Kematian (JK)
dan premi Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) yang dibayar
oleh pemberi kerja merupakan penghasilan bagi pegawai.
Ketentuan yang sama diberlakukan juga bagi premi asuransi
kesehatan, asuransi kecelakaan kerja, asuransi jiwa,
asuransidwiguna, dan asuransi beasiswa yang dibayarkan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
pemberi kerja untuk pegawai kepada perusahaan asuransi
lainnya. Dalam menghitung PPh Pasal 21, premi tersebut
digabungkan dengan penghasilan bruto yang dibayarkan oleh
pemberi kerja kepada pegawai.
3) Selanjutnya dihitung jumlah penghasilan neto sebulan yang
diperoleh dengan cara mengurangi penghasilan bruto sebulan
dengan biaya jabatan, serta iuran pensiun, iuran Jaminan Hari
Tua, dan/ atau Tunjangan Hari Tua yang dibayar sendiri oleh
pegawai yang bersangkutan melalui pemberi kerja kepada Dana
Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan atau kepada Badan Penyelenggara Program Jamsostek
4) Selanjutnya dihitung penghasilan neto setahun, yaitu jumlah
penghasilan neto sebulan dikalikan 12.
5) Dalam hal seorang pegawai tetap dengan kewajiban pajak
subjektifnya sebagai Wajib Pajak dalam negeri sudah ada sejak
awal tahun, tetapi mulai bekerja setelah bulan Januari, maka
penghasilan neto setahun dihitung dengan mengalikan
penghasilan neto sebulan dengan banyaknya bulan sejak pegawai
yang bersangkutan mulai bekerja sampai dengan bulan
Desember.
6) Selanjutnya dihitung Penghasilan Kena Pajak sebagai dasar
penerapan Tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh, yaitu sebesar
Penghasilan neto setahun pada huruf a atau b di atas, dikurangi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
dengan PTKP.
7) Setelah diperoleh PPh terutang dengan menerapkan Tarif Pasal
17 ayat (1) huruf a UU PPh terhadap Penghasilan Kena Pajak
sebagaimana dimaksud pada huruf c, selanjutnya dihitung PPh
Pasal 21 sebulan, yang harus dipotong dan/ atau disetor ke kas
negara, yaitu sebesar:
a) Jumlah PPh Pasal 21 setahun atas penghasilan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dibagi dengan 12; atau
b) Jumlah PPh Pasal 21 setahun atas penghasilan sebagaimana
dimaksud pada huruf b dibagi banyaknya bulan yang menjadi
faktor pengali sebagaimana dimaksud pada huruf b.
Contoh penghitungan PPh Pasal 21 terutang atas penghasilan
teratur bagi pegawai tetap.
Pada tahun 2009, Susanto bekerja pada perusahaan Makmur Jaya
dengan memperoleh gaji sebulan Rp3.000.000,00 dan membayar
iuran pensiun sebesar Rp200.000,00. Susanto menikah namun
belum memiliki anak. Penghitungan PPh Pasal 21 adalah sebagai
berikut:
Gaji sebulan Rp 3.000.000,00
Pengurangan:
(1)Biaya Jabatan:
5% x Rp3.000.000 Rp150.000,00
(2)Iuran pensiun Rp200.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Rp 350.000,00
Penghasilan neto sebulan Rp 2.650.000,00
Penghasilan neto setahun adalah
12 x Rp2.650.000,00 Rp31.800.000,00
PTKP setahun
- untuk WP sendiri Rp15.840.000,00
- tambahan WP kawin Rp 1.320.000,00
Rp17.160.000,00
Penghasilan Kena Pajak setahun Rp14.640.000,00
PPh Pasal 21 terutang
5% x Rp 14.640.000,000 = Rp732.000,00
PPh Pasal 21 sebulan
Rp732.000,00 : 12 = Rp61.000,00
a. Cara Menghitung PPh Pasal 21 terutang atas Penghasilan Tidak
Teratur Bagi Pegawai Tetap
1) Apabila kepada pegawai tetap diberikan jasa produksi, tantiem,
gratifikasi, bonus, premi, tunjangan hari raya, dan penghasilan
lain semacam itu yang sifatnya tidak tetap dan biasanya
dibayarkan sekali setahun, maka PPh Pasal 21 dihitung dan
dipotong dengan cara sebagai berikut:
a) Dihitung PPh Pasal 21 atas penghasilan teratur yang
disetahunkan ditambah dengan penghasilan tidak teratur
berupa tantiem, jasa produksi, dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
b) Dihitung PPh Pasal 21 atas penghasilan teratur yang
disetahunkan tanpa tantiem, jasa produksi, dan sebagainya.
c) Selisih antara PPh Pasal 21 menurut penghitungan huruf a
dan huruf b adalah PPh Pasal 21 atas penghasilan tidak
teratur berupa tantiem, jasa produksi, dan sebagainya.
2) Dalam hal pegawai tetap yang kewajiban pajak subjektifnya
sudah ada sejak awal tahun, namun baru mulai bekerja setelah
bulan Januari, maka PPh Pasal 21 atas penghasilan yang tidak
teratur tersebut dihitung dengan cara sebagaimana pada butir 1
dengan memperhatikan ketentuan mengenai Penghitungan PPh
Pasal 21 Bulanan atas Penghasilan Teratur pada huruf a angka
5, 6, dan 7 di atas.
Contoh penghitungan PPh Pasal 21 atas penghasilan teratur dan
penghasilan tidak teratur bagi pegawai tetap.
Maman (tidak kawin) bekerja pada PT Gudang Gula
memperoleh gaji sebesar Rp2.500.000,00 sebulan. Dalam tahun
yang bersangkutan Maman menerima bonus sebesar
Rp6.500.000,00. Setiap bulannya Maman membayar iuran
pensiun ke Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan
oleh Menteri Keuangan sebesar Rp100.000,00
(1) PPh Pasal 21 atas Gaji dan Bonus (penghasilan setahun):
Gaji setahun (12x2.500.000,00) Rp30.000.000
Bonus 6.500.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Penghasilan Bruto setahun Rp36.500.000
Pengurang:
Biaya Jabatan:
5% x Rp36.500.000,- Rp1.825.000
Iuran pensiun setahun
12 x Rp100.000,- 1.200.000
Rp 3.025.000
Penghasilan neto setahun Rp33.475.000
PTKP
- untuk WP sendiri Rp15.840.000
Penghasilan Kena Pajak Rp17.635.000
PPh Pasal 21 terutang
5% x Rp17.635.000 = Rp881.750
(2) PPh Pasal 21 atas Gaji setahun
Gaji setahun Rp30.000.000
Pengurang:
1. Biaya Jabatan:
5% x Rp30.000.000,- Rp1.500.000
2. Iuran pensiun setahun
12 x Rp100.000,- 1.200.000
Rp 2.700.000
Penghasilan neto setahun Rp 27.300.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
PTKP
untuk WP sendiri Rp15.840.000
Penghasilan Kena Pajak Rp11.460.000
PPh Pasal 21 terutang
5% x Rp11.460.000 = Rp573.000
(3) PPh Pasal 21 atas Bonus
PPh Pasal 21 atas Bonus adalah:
Rp881.750– Rp573.000 = Rp308.750
Cara penghitungan PPh Pasal 21:
Tabel 2.2 Penghitungan PPh bagi Wajib Pajak Orang Pribadi
b. Cara Menghitung PPh Pasal 21 terutang Bagi Pegawai Tidak Tetap
1. Apabila upah dibayar secara harian maka penentuan jumlah
upah/uang saku harian, atau rata-rata upah/uang saku yang
diterima atau diperoleh dalam sehari sebagai berikut:
a) Upah/uang saku mingguan dibagi banyaknya hari bekerja
dalam seminggu.
b) Upah satuan dikalikan dengan jumlah rata-rata satuan yang
dihasilkan dalam sehari.
c) Upah borongan dibagi dengan jumlah hari yang digunakan
Sumber: Waluyo: 196
PPh = Penghasilan Kena Pajak x tarif Pasal 17
= (penghasilan neto - PTKP) x tarif Pasal 17
= {(penghasilan bruto–pengurang penghasilan bruto) – PTKP}x tarif Pasal 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
untuk menyelesaikan pekerjaan borongan.
2. Dalam hal upah/uang saku harian atau rata-rata upah/uang saku
harian belum melebihi Rp150.000,00 dan jumlah kumulatif
yang diterima atau diperoleh dalam bulan kalender yang
bersangkutan belum melebihi Rp1.320.000,00 maka tidak ada
PPh Pasal 2l yang harus dipotong.
3. Dalam hal upah/uang saku harian atau rata-rata upah/uang saku
harian telah melebihi Rp150.000,00 dan sepanjang jumlah
kumulatif yang diterima atau diperoleh dalam bulan kalender
yang bersangkutan belum melebihi Rp1.320.000,00 maka PPh
Pasal 21 yang harus dipotong adalah sebesar upah/uang saku
harian atau rata-rata upah/uang saku harian setelah dikurangi
Rp150.000,00 dikalikan 5% .
4. Dalam hal jumlah upah kumulatif yang diterima atau diperoleh
dalam bulan kalender yang bersangkutan telah melebihi
Rp1.320.000,00 dan kurang dari Rp6.000.000,00, maka PPh
Pasal 21 yang harus dipotong adalah sebesar upah/uang saku
harian atau rata-rata upah/uang saku harian setelah dikurangi
PTKP sehari dikalikan 5% .
5. Dalam hal jumlah upah kumulatif yang diterima atau diperoleh
dalam satu bulan kalender telah melebihi Rp6.000.000,00 maka
PPh pasal 21 dihitung dengan menerapkan Tarif Pasal 17 ayat
(1) huruf a UU PPh atas jumlah upah bruto dalam satu bulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
yang disetahunkan setelah dikurangi PTKP dan PPh pasal 21
yang harus dipotong adalah sebesar PPh Pasal 21 hasil
perhitungan tersebut dibagi 12.
6. Apabila upah dibayar secara bulanan maka PPh Pasal 21
dihitung dengan menerapkan tarif pasal 17 ayat (1) huruf a UU
PPh atas jumlah upah bruto yang disetahunkan setelah
dikurangi PTKP, dan PPh Pasal 21 yang harus dipotongadalah
sebesar PPh Pasal 21 hasil perhitungan tersebut dibagi 12.
- Contoh penghitungan PPh Pasal 21 bagi pegawai tidak tetap
dibayar secara harian.
Sentot dengan status belum menikah pada bulan Januari 2009
bekerja sebagai buruh harian pada PT Harapan Sentosa. la
bekerja selama 10 hari dan menerima upah harian sebesar
Rp150.000, Penghitungan PPh Pasal 21 terutang:
Upah sehari Rp 150.000,00
Dikurangi batas upah harian tidak dilakukan
pemotongan PPh Rp1 50.000,00
Penghasilan Kena Pajak Sehari Rp 0,00
PPh Pasal 21 dipotong atas Upah sehari Rp 0,00
Sampai dengan hari k e-8, karena jumlah kumulatif upah yang
diterima belum melebihi Rp 1.320.000,00 maka tidak ada PPh
Pasal 21 yang dipotong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Pada hari ke-9 jumlah kumulatif upah yang diterima melebihi
Rp1.320.000,00, maka PPh Pasal 21 terutang dihitung berdasarkan
upah setelah dikurangi PTKP yang sebenarnya.
Upah s.d hari ke-9 (Rp150.000,00 x 9 ) Rp 1.350.000,00
PTKP sebenarnya:
9 x (Rp1 5.840.000,00/360) Rp 396.000,00
Penghasilan Kena Pajak s.d hari ke-9 Rp 954.000,00
PPh Pasal 2l terutang s.d hari ke-9
5% x Rp 954.000,00 Rp 47.700,00
PPh Pasal 21 yang telah dipotong s.d hari ke-8
Rp 0,00
PPh Pasal 21 yang harus dipotong pada hari ke-9
Rp 47.700,00
Sehingga pada hari ke-9, upah bersih yang diterima Sentot sebesar:
Rp150.000,00 – Rp47.700,00 = Rp102.300,00
Misalkan Sentot bekerja selama 10 hari, maka penghitungan PPh
Pasal 21 yang harus dipotong pada hari ke-10 adalah sebagai
berikut:
Pada hari kerja ke-10 jumlah PPh Pasal 21 yang dipotong adalah:
Upah sehari Rp150.000,00
PTKP sehari
untuk WP sendiri (Rp15.840.000,0/360) Rp 44.000,00
Penghasilan Kena Pajak Rp 106.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
PPh Pasal 21terutang
5% x Rp 106.000,00 Rp 5.300,00
Sehingga pada hari ke-10 Sentot menerima upah bersih sebesar:
Rp150.000,00 - Rp5.300,00 =Rp144.700,00
- Contoh penghitungan PPh Pasal 21 bagi pegawai tidak tetap
dibayar secara bulanan.
Wardi bekerja pada perusahaan elektronik dengan dasar upah
harian yang dibayarkan bulanan. Dalam bulan Januari 2009
Wardi hanya bekerja 20 hari kerja dan upah sehari adalah Rp
120.000,00. Wardi menikah tetapi belum memiliki anak.
Penghitungan PPh Pasal 21:
Upah Januari 2009
20 x Rp120.000,00 = Rp2.400.000,00
Penghasilan neto setahun
12 x Rp2.400.000,00 = Rp28.800.000,00
PTKP (K/-) adalah sebesar:
untuk WP sendiri Rp15.840.000,00
tambahan karena menikah Rp1.320.000,00
Rp17.160.000,00
Penghasilan Kena Pajak Rp11.640.000,00
PPh Pasal 21 setahun adalah sebesar:
5% x Rp11.640.000,00 = Rp 582.000,00
PPh Pasal 21 sebulan adalah sebesar:
Rp582.000,00 : 12 = Rp 48.500,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
7. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) menurut Supramono adalah
nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana administrasi
perpajakan, yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas
Wajib Pajak.
Fungsi NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) adalah sebagai tanda
pengenal atau identitas Wajib Pajak serta sebagai sarana administrasi
perpajakan.
Dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP -
161/PJ./2001 pasal 2 ayat (2) menyebutkan bahwa:
WP orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas, apabila sampai dengan suatu bulan memperoleh penghasilan yang jumlahnya telah melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) setahun, wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP paling lambat pada akhir bulan berikutnya.
Namun, khusus untuk Wajib Pajak orang pribadi yang hanya
berstatus sebagai karyawan, kewajiban memiliki NPWP tidak selalu
timbul. Ada syarat khusus yang menjadi dasar kapan timbulnya
kewajiban ber-NPWP berdasarkan peraturan ini. dan dilanjutkan lagi
jika seorang karyawan atau pegawai yang telah memenuhi ketentuan
untuk memiliki NPWP namun tidak mendaftarkan diri untuk
memperoleh NPWP, maka berdasarkan Pasal 2 ayat (6) KEP-
161/PJ./2001, karyawan tersebut bisa diberikan NPWP secara jabatan
atau secara paksa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Ada ketentuan pengenaan pajak lebih tinggi bagi pegawai yang
tidak memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dibanding dengan
pegawai yang memiliki NPWP. Ketentuan ini terdapat dalam UU Nomor
36 tahun 2008 pasal 21 ayat (5a) yang menyebutkan bahwa:
Pemotongan PPh Pasal 21 harus menerapkan tarif yang lebih tinggi 20% terhadap Wajib Pajak yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dibanding tarif yang ditetapkan terhadap Wajib Pajak yang dapat menunjukkan Nomor Pokok Wajib Pajak. dan sedikit tambahan Khusus untuk Pasal 21 (imbalan sehubungan dengan pekerjaan), pihak pemberi kerja (swasta, bendaharawan) dan pekerja (karyawan, PNS) akan sama-sama dirugikan kalau ada karyawan yang tidak memiliki NPWP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian dilakukan dengan cara studi kasus, yaitu penelitian dengan
karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat
ini dari subjek yang diteliti serta interaksinya dengan lingkungan.
Kesimpulan yang diambil nantinya hanya berlaku untuk PT X.
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Pada penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah pegawai
tetap dan pegawai tidak tetap sebagai Wajib pajak orang pribadi di
perusahaan yang diteliti.
2. Objek Penelitian
Yang menjadi objek penelitian adalah pajak terutang yang
dipotong perusahaan selaku pemberi kerja atas penghasilan pegawai tetap
dan pegawai tidak tetap tidak tetap selama tahun 2011.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu penelitian April 2012 – Mei 2012
2. Tempat penelitian PT. X
D. Data yang diperlukan
Data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain:
1. Gambaran mengenai PT X.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
2. Rekap daftar gaji pegawai tetap dan pegawai tidak tetap
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini ada 2
cara, antara lain:
1. Wawancara
Penelitian ini dilakukan dengan wawancara, yaitu pengumpulan
data secara langsung dengan mengajukan pertanyaan kepada pihak yang
bersangkutan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan, data singkat
perusahaan, dan melakukan tanya jawab kepada karyawan bagian
keuangan yang menangani penghitungan gaji karyawan pada perusahaan
tersebut.
2. Dokumentasi
Selain dengan wawancara, penelitian ini juga dilakukan dengan
cara dokumentasi, yaitu dengan pengumpulan data, dokumen serta
mempelajarinya dokumen tersebut agar dapat bermanfaat untuk penelitian
ini.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah
yang ada dalam rumusan masalah adalah dengan menggunakan metode
komparasi, yaitu membandingkan antara penghitungan yang dilakukan
perusahaan dengan undang-undang yang berlaku. Penelitian komparasi akan
dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan tentang
benda-benda, tentang orang, tentang prosedur kerja, tentang ide-ide, kritik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
terhadap orang, kelompok, terhadap suatu idea tau suatu prosedur kerja
(Aswani, 1987:6). Komponen-komponen penghitungan Pajak Penghasilan
Pasal 21 atas penghasilan teratur berupa gaji sebagai berikut:
1. Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan Teratur
Pegawai Tetap
a. Penentuan seluruh penghasilan bruto yang diterima oleh pegawai
tetap selama sebulan.
b. Penentuan penghasilan neto sebulan.
c. Penentuan penghasilan neto setahun.
d. Penentuan Penghasilan Kena Pajak.
e. Penentuan Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang setahun.
f. Penentuan Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang sebulan.
Membuat kesimpulan dengan kriteria:
a. Apabila cara penentuan PPh Pasal 21 terutang untuk Pegawai Tetap
atas Penghasilan Teratur Pegawai Tetap menurut PT.X sama dengan
cara penentuan PPh Pasal 21 terutang menurut ketentuan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku maka dikatakan
sudah mengacu.
b. Apabila cara penentuan PPh Pasal 21 terutang untuk Pegawai Tetap
atas Penghasilan Teratur menurut PT.X tidak sama dengan cara
penentuan PPh Pasal 21 terutang menurut ketentuan perundang-
undangan perpajakan yang berlaku maka dikatakan belum mengacu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
2. Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan Tidak
Teratur Pegawai Tetap
a. Penentuan Pajak Penghasilan 21 atas penghasilan teratur dan tidak
teratur.
b. Penentuan Pajak Penghasilan 21 atas penghasilan teratur.
c. Penentuan Pajak Penghasilan 21 atas penghasilan tidak teratur.
Membuat kesimpulan dengan kriteria:
a. Apabila cara penentuan PPh Pasal 21 terutang untuk Pegawai Tetap
atas Penghasilan Tidak Teratur menurut PT.X sama dengan cara
penentuan PPh Pasal 21 terutang menurut ketentuan perundang-
undangan perpajakan yang berlaku maka dikatakan sudah mengacu.
b. Apabila cara penentuan PPh Pasal 21 terutang untuk Pegawai Tetap
atas Penghasilan Tidak Teratur menurut PT.X tidak sama dengan
cara penentuan PPh Pasal 21 terutang menurut ketentuan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku maka dikatakan
belum mengacu.
3. Penghitungan PPh 21 untuk Pegawai Tidak Tetap
a. Penentuan jumlah upah/uang saku harian, atau rata-rata upah/uang
saku yang diterima atau diperoleh dalam sehari:
1) upah/uang saku mingguan dibagi banyaknya hari bekerja dalam
seminggu;
2) upah satuan dikalikan dengan jumlah rata-rata atau yang
dihasilkan dalam sehari;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
3) upah borongan dibagi dengan jumlah hari yang digunakan
untuk menyelesaikan pekerjaan borongan.
b. Dalam hal upah/uang saku harian atau rata-rata upah/uang saku
harian belum melebihi Rp150.000,00 dan jumlah kumulatif yang
diterima atau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan
belum melebihi Rp1.320.000,00 maka tidak ada PPh Pasal 2l yang
harus dipotong.
c. Dalam hal upah/uang saku harian atau rata-rata upah/uang saku
harian telah melebihi Rp150.000,00 dan sepanjang jumlah
kumulatif yang diterima atau diperoleh dalam bulan kalender yang
bersangkutan belum melebihi Rp1.320.000,00 maka PPh Pasal 21
yang harus dipotong adalah sebesar upah/uang saku harian atau
rata-rata upah/uang saku harian setelah dikurangi Rp150.000,00
dikalikan 5% .
d. Dalam hal jumlah upah kumulatif yang diterima atau diperoleh
dalam bulan kalender yang bersangkutan telah melebihi
Rp1.320.000,00 dan kurang dari Rp6.000.000,00, maka PPh Pasal
21 yang harus dipotong adalah sebesar upah/uang saku harian atau
rata-rata upah/uang saku harian setelah dikurangi PTKP sehari
dikalikan 5% .
e. Dalam hal jumlah upah kumulatif yang diterima atau diperoleh
dalam satu bulan kalender telah melebihi Rp6.000.000,00 maka PPh
pasal 21 dihitung dengan menerapkan Tarif Pasal 17 ayat (1) huruf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
a UU PPh atas jumlah upah bruto dalam satu bulan yang
disetahunkan setelah dikurangi PTKP dan PPh pasal 21 yang harus
dipotong adalah sebesar PPh Pasal 21 hasil perhitungan tersebut
dibagi 12.
Membuat kesimpulan dengan kriteria:
a. Apabila cara penentuan PPh Pasal 21 terutang untuk Pegawai Tidak
Tetap menurut PT.X sama dengan cara penentuan PPh Pasal 21
terutang menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan yang
berlaku maka dikatakan sudah mengacu.
b. Apabila cara penentuan PPh Pasal 21 terutang untuk Pegawai Tidak
Tetap menurut PT.X tidak sama dengan cara penentuan PPh Pasal
21 terutang menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan
yang berlaku maka dikatakan belum mengacu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
PT. X merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan
furniture dan desain interior, yang berdiri pada tanggal 30 November 2010.
Untuk keterangan lain penulis tidak dapat menjelaskan lebih dalam mengenai
gambaran perusahaan yang diteliti karena penulis diwajibkan untuk tidak
menyebutkan nama perusahaan tersebut, termasuk seluk-beluk tentang perusahan
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian yang dilakukan di PT. X adalah untuk menilai apakah
penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dilakukan oleh perusahaan
tersebut dalam satu tahun pajak telah mengacu pada peraturan pajak yang
berlaku di Indonesia. Data utama yang diperlukan adalah data diri pegawai
yang meliputi status, jenis kelamin, dan jumlah keluarga yang ditanggung;
data penghasilan yang diterima pegawai; jumlah pajak terhutang yang
telah dipotong oleh perusahaan selama tahun 2011. Wajib pajak yang
dipotong pajak penghasilan pasal 21 di PT X adalah pegawai tetap dan
pegawai tidak tetap. PT. X memiliki pegawai tetap sebanyak 10 (sepuluh
orang) dan pegawai tetap tersebut sudah memiliki NPWP semua.
Berdasarkan 10 (sepuluh) pegawai tetap tersebut terdiri dari 6 (enam)
pegawai tetap berjenis kelamin laki-laki dan 4 (empat) pegawai tetap
berjenis kelamin perempuan yang belum menikah.
Sampel yang digunakan adalah 2 orang pegawai tetap yang telah
memiliki NPWP dan 1 orang pegawai tidak tetap yang belum memiliki
NPWP. Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 PT.X termasuk data
yang bersifat homogen sehingga tidak dibutuhkan sampel yang banyak.
Berikut ini adalah data yang diperoleh dari PT. X:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
1. Tabel 5.1 Data Pegawai Tetap A
Penghitungan Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November DesemberPenghasilan Teratur per BulanGaji Pokok Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000Tunjangan Pangan Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000Tunjangan Transport Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000Tunjangan Struktural Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000Penghasilan Tidak Teratur per BulanTHR Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 3.500.000Bonus Rp 1.500.000 Rp 0 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 300.000 Rp 0 Rp 1.300.000Rp 0 Rp 0 Rp 1.500.000 Rp 500.000 Rp 500.000Penghasilan Bruto Per Bulan Rp 6.700.000 Rp 5.200.000 Rp 5.700.000 Rp 6.200.000 Rp 5.500.000 Rp 5.200.000 Rp 6.500.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 6.700.000 Rp 5.700.000 Rp 9.200.000Penghasilan Bruto Setahun Rp 63.900.000 Rp 62.400.000 Rp 62.900.000 Rp 63.400.000 Rp 62.700.000 Rp 62.400.000 Rp 63.700.000 Rp 62.400.000 Rp 62.400.000 Rp 63.900.000 Rp 62.900.000 Rp 66.400.000
Biaya Jabatan (5%) Rp 3.195.000 Rp 3.120.000 Rp 3.145.000 Rp 3.170.000 Rp 3.135.000 Rp 3.120.000 Rp 3.185.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.195.000 Rp 3.145.000 Rp 3.320.000
Penghasilan Neto setahun Rp 60.705.000 Rp 59.280.000 Rp 59.755.000 Rp 60.230.000 Rp 59.565.000 Rp 59.280.000 Rp 60.515.000 Rp 59.280.000 Rp 59.280.000 Rp 60.705.000 Rp 59.755.000 Rp 63.080.000PTKP (TK):Wajib Pajak Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000Tambahan Kawin Rp 1.320.000 Rp 1.320.000 Rp 1.320.000 Rp 1.320.000 Rp 1.320.000 Rp 1.320.000 Rp 1.320.000 Rp 1.320.000 Rp 1.320.000 Rp 1.320.000 Rp 1.320.000 Rp 1.320.000Jumlah Tanggungan Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0Total PTKP Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp 43.545.000 Rp 42.120.000 Rp 42.595.000 Rp 43.070.000 Rp 42.405.000 Rp 42.120.000 Rp 43.355.000 Rp 42.120.000 Rp 42.120.000 Rp 43.545.000 Rp 42.595.000 Rp 45.920.000Pembulatan PKP Rp 43.545.000 Rp 42.120.000 Rp 42.595.000 Rp 43.070.000 Rp 42.405.000 Rp 42.120.000 Rp 43.355.000 Rp 42.120.000 Rp 42.120.000 Rp 43.545.000 Rp 42.595.000 Rp 45.920.000PPh Terutang atas Penghasilan Disetahunkan
Rp 2.117.250 Rp 2.106.000 Rp 2.129.750 Rp 2.153.500 Rp 2.120.250 Rp 2.106.000 Rp 2.167.750 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.177.250 Rp 2.129.750 Rp 2.296.000
PPh 21 yang telah dipotong dari Januari - November
Rp 1.956.600
PPh Terutang Sebulan Rp 181.400 Rp 175.500 Rp 177.500 Rp 179.500 Rp 176.700 Rp 175.500 Rp 180.600 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 181.400 Rp 177.500 Rp 339.400
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
2. Tabel 5.2 Data Pegawai Tetap B
Penghitungan Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November DesemberPenghasilan Teratur per BulanGaji Pokok Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000Tunjangan Pangan Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000Tunjangan Transport Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000Tunjangan Struktural Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000Penghasilan Tidak Teratur per BulanTHR Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 1.800.000Bonus Rp 300.000 Rp 200.000 Rp 0 Rp 550.000 Rp 50.000 Rp 0 Rp 250.000 Rp 700.000Rp 0 Rp 0 Rp 200.000 Rp 0Penghasilan Bruto Per Bulan Rp 3.000.000 Rp 2.900.000 Rp 2.700.000 Rp 3.250.000 Rp 2.750.000 Rp 2.700.000 Rp 2.950.000 Rp 3.400.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.900.000 Rp 4.500.000Penghasilan Bruto Setahun Rp 32.700.000 Rp 32.600.000 Rp 32.400.000 Rp 32.950.000 Rp 32.450.000 Rp 32.400.000 Rp 32.650.000 Rp 33.100.000 Rp 32.400.000 Rp 32.400.000 Rp 32.600.000 Rp 34.200.000
Biaya Jabatan (5%) Rp 1.635.000 Rp 1.630.000 Rp 1.620.000 Rp 1.647.500 Rp 1.622.500 Rp 1.620.000 Rp 1.632.500 Rp 1.655.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.630.000 Rp 1.710.000
Penghasilan Neto setahun Rp 31.065.000 Rp 30.970.000 Rp 30.780.000 Rp 31.302.500 Rp 30.827.500 Rp 30.780.000 Rp 31.017.500 Rp 31.445.000 Rp 30.780.000 Rp 30.780.000 Rp 30.970.000 Rp 32.490.000PTKP (TK):Wajib Pajak Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000Tambahan Kawin Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0Jumlah Tanggungan Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0Total PTKP Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp 15.225.000 Rp 15.130.000 Rp 14.940.000 Rp 15.462.500 Rp 14.987.500 Rp 14.940.000 Rp 15.177.500 Rp 15.605.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 15.130.000 Rp 16.650.000Pembulatan PKP Rp 15.225.000 Rp 15.130.000 Rp 14.940.000 Rp 15.462.500 Rp 14.987.500 Rp 14.940.000 Rp 15.177.500 Rp 15.605.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 15.130.000 Rp 16.650.000PPh Terutang atas Penghasilan Disetahunkan
Rp 761.250 Rp 756.500 Rp 747.000 Rp 773.125 Rp 749.375 Rp 747.000 Rp 758.875 Rp 780.250 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 756.500 Rp 832.500
PPh 21 yang telah dipotong dari Januari - November
Rp 693.400
PPh Terutang Sebulan Rp 63.400 Rp 63.000 Rp 62.250 Rp 64.400 Rp 62.400 Rp 62.250 Rp 63.200 Rp 65.000 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 63.000 Rp 139.100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
3. Data Pegawai Tidak Tetap C
Penghitungan PPh Pasal 21 terutang
Upah sehari Rp 175.000
Dikurangi batas upah harian
tidak dilakukan pemotongan PPh (Rp 150.000)
Penghasilan Kena Pajak Sehari Rp 25.000
PPh Pasal 21 dipotong atas Upah Sehari 5% Rp 1.250
Penghitungan Jumlah Upah Kumulatif (8 hari kerja)
Upah s.d hari ke-8 (Rp 175.000 x 8) Rp 1.400.000
PTKP (8x (15.840.000/360)) (Rp 352.000)
PKP Rp 1.048.000
PPh Pasal 21 (5%) Rp 52.400
Dikurangi PPh Pasal 21 yg telah dipotong s.d hari ke-7 (7x1.250) (Rp 8.750)
PPh Pasal 21 yg harus dipotong pd hari ke-8 Rp 43.650
Tabel 5.3 C
No. UraianTanggal
9 10 11 12
1 Upah harian Rp 175.000 Rp 175.000 Rp 175.000 Rp 175.000
2 PTKP
Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000WP sendiri
(Rp15.840.000/360)
3 PKP Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000
PPh Pasal 21 (5%) Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Dalam melakukan analisi data, penulis menggunakan data-data dan
penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dihitung menggunakan formula
dari PT.X.
Berikut ini adalah formula yang digunakan PT.X untuk menghitung Pajak
Penghasilan Pasal 21 untuk pegawai tetap atas penghasilan teratur, pegawai tetap
atas penghasilan teratur dan tidak teratur, dan pegawai tidak tetap.
1. Formula yang digunakan PT.X untuk menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21
untuk pegawai tetap atas Penghasilan Teratur
- Penghasilan Bruto setahun = Gaji Pokok + Tunjangan Lainnya
- Biaya jabatan = 5% x Penghasilan Bruto (maksimal biaya
jabatan adalah Rp500.000 sebulan atau Rp6.000.000,00 setahun)
- Penghasilan Neto setahun = Penghasilan bruto setahun – Biaya jabatan
- Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) setahun:
Wajib pajak =Rp15.840.000,00
Kawin = Rp1.320.000,00
Anak @ Rp1.320.000,00 =Rp1.320.000,00 x jumlah anak (maksimal 3)
- Penghasilan Kena Pajak(PKP) = Penghasilan Neto setahun – PTKP
- PPh Pasal 21 terutang setahun = PKP x Tarif pajak (pasal 17)
- PPh Pasal 21 terutang sebulan = PPh setahun dibagi 12
2. Formula yang digunakan PT.X untuk menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21
untuk pegawai tetap atas Penghasilan Teratur dan Tidak Teratur adalah
- Penghasilan Bruto setahun = Gaji Pokok + Tunjangan Lainnya + THR
+ Bonus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
- Biaya jabatan = 5% x Penghasilan Bruto (maksimal biaya
jabatan adalah Rp500.000 sebulan atau Rp6.000.000,00 setahun)
- Penghasilan Neto setahun = Penghasilan bruto setahun – Biaya jabatan
Pensiun
- Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) setahun:
Wajib pajak = Rp15.840.000,00
Kawin = Rp1.320.000,00
Anak @ Rp1.320.000,00 = Rp1.320.000,00 x jumlah anak
(maksimal 3)
- Penghasilan Kena Pajak(PKP) = Penghasilan Neto setahun – PTKP
- PPh Pasal 21 terutang setahun = PKP x Tarif pajak (pasal 17)
- PPh Pasal 21 terutang sebulan = PPh setahun dibagi 12
3. Formula yang digunakan PT.X untuk menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21
untuk pegawai tidak tetap adalah
Penghitungan PPh Pasal 21 terutang:
Upah sehari Rp xxx
Dikurangi batas upah hariantidak dilakukan pemotongan PPh Rp 150.000
Penghasilan Kena Pajak Sehari Rp xxx
PPh Pasal 21 dipotong atas Upah sehari (5%) Rp xxx
apabila upah yg diterima dalam bulan kalender yang bersangkutan telah
melebihi 1.320.000 ,maka:
Jumlah Upah telah melebihi Rp1.320.000 Rp xxx
PTKP:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Jumlah hari x (Rp15.840.000/360) RP xxx
PKP Rp xxx
PPh Pasal 21 = 5% x PKP Rp xxx
Dikurangi PPh Pasal 21 yang telah dipotong(saat jumlah upah belum melebihiRp 1.320.000) Rp xxx
PPh Pasal 21 yang harus dipotong pada hari dimana upah telah lebih dari 1.320.000 Rp xxx
Pada hari kerja dimana upah telah melebihi Rp 1.320.000 dalam bulan
kalender yang bersangkutan, jumlah PPh Pasal 21 perhari yang dipotong
adalah:
Upah sehari Rp xxx
dikurangi PTKP:
- untuk WP sendiriRp15.840.000,00/360 Rp 44.000,00
Penghasilan Kena Pajak Rp xxx
PPh Pasal 21 terutang adalah 5% x PKP Rp xxx
A. Analisis Data
Dalam menjawab rumusan masalah, langkah-langkah yang digunakan
oleh penulis adalah dengan membandingkan proses penghitungan Pajak
Penghasilan Pasal 21 yang telah dilakukan oleh PT. X dengan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku, yaitu: Pasal 21 Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 43/PMK.03/2009 tentang Pajak Penghasilan Pasal 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Ditanggung Pemerintah atas Penghasilan Pekerja pada Kategori Usaha
Tertentu, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 250/PMK.03/2008 tentang
Besarnya Biaya Jabatan ayau Pensiun yang Dapat Dikurangkan dari
Penghasilan Bruto Pegawai Tetap atau Pensiunan, Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 252/PMK.03/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pemotongan Pajak atas Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan
kegiatan orang pribadi, Peraturan Dirjen Pajak Nomor 57/PJ/2009 tentang
Perubahan atas Peraturan Dirjen Pajak Nomor Per-31/PJ/2009 tentang
Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak
Penghasilan Pasal 21dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 sehubungan dengan
pekerjaan, jasa, dan kegiatan orang pribadi:
1. Membandingkan penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas gaji teratur
untuk pegawai tetap yang dilakukan oleh PT.X dengan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku adalah sebagai berikut:
a. Penentuan penghasilan bruto yang diterima oleh pegawai tetap selama
sebulan, yaitu:
Penentuan penghasilan bruto ditentukan berdasarkan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak PER-31/PJ/2009 yakni dihitung seluruh
penghasilan bruto yang diterima atau diperoleh selama sebulan, yang
terdiri dari gaji, segala jenis tunjangan, dan pembayaran teratur
lainnya, termasuk uang lembur (overtime) dan pembayaran sejenisnya.
Cara penentuan penghasilan bruto sebulan menurut PT.X yakni dengan
menghitung penghasilan bruto sebulan diterima atau diperoleh sebulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
PT.X menghitung penghasilan berupa gaji pokok ditambah tunjangan
pangan, tunjangan transport, dan tunjangan struktural. Berdasarkan
penentuan penghasilan bruto sebulan yang dilakukan oleh PT.X,
komponen yang digunakan sudah sama dengan peraturan perundang-
undangan perpajakan. Cara penghitungan dalam menentukan
penghasilan bruto PT.X dapat dilihat pada tabel berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel 5.4 Cara penghitungan penghasilan bruto sebulan PT. X Tahun 2011
No UraianData A
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1Gaji Pokok Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp42.000.000
2Tunjangan Pangan Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 3.600.000
3Tunjangan Transport Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 4.800.000
4Tunjangan Struktural Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp12.000.000
Jumlah Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp62.400.000Sumber: PT. X
Tabel 5.5 Cara penghitungan penghasilan bruto sebulan menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011
No UraianData A
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1Gaji Pokok Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp3.500.000 Rp42.000.000
2Tunjangan Pangan Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 3.600.000
3Tunjangan Transport Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 4.800.000
4Tunjangan Struktural Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp12.000.000
Jumlah Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp62.400.000Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tabel 5.6 Cara penghitungan penghasilan bruto sebulan PT. X Tahun 2011
No UraianData B
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1Gaji Pokok Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp21.600.000
2Tunjangan Pangan Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 2.400.000
3Tunjangan Transport Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 2.400.000
4Tunjangan Struktural Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 6.000.000
Jumlah Rp2.700.000 2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp32.400.000Sumber: PT. X
Tabel 5.7 Cara penghitungan penghasilan bruto sebulan berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011
No UraianData B
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1Gaji Pokok Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp21.600.000
2Tunjangan Pangan Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 2.400.000
3Tunjangan Transport Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 2.400.000
4Tunjangan Struktural Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 6.000.000
Jumlah Rp2.700.000 2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp32.400.000Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
b. Penentuan Penghasilan Netto Sebulan
Penentuan penghasilan netto sebulan yang dilakukan menurut
Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-31/PJ/2009 menyatakan bahwa,
penentuan jumlah penghasilan netto sebulan adalah penghasilan bruto
sebulan dikurangi dengan biaya jabatan, serta iuran pensiun, iuran
Jaminan Hari Tua, dan/atau iuran Tunjangan Hari Tua yang dibayar
sendiri oleh pegawai yang bersangkutan melalui pemberi kerja kepada
Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan
atau kepada Badan Penyelenggara program Jamsostek. Cara penentuan
penghasilan neto sebulan yang dilakuan PT. X dimulai dari menghitung
penghasilan bruto kemudian dikurangi dengan biaya jabatan. Penentuan
penghasilan bruto sebulan yang dilakukan PT. X telah memasukkan
komponen penghasilan bruto dikurangi dengan biaya jabatan. Berdasarkan
penentuan penghasilan neto setahun yang dilakukan oleh PT. X sudah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan. Cara
penghitungan pengurang penghasilan neto sebulan sebagai berikut:
1) Biaya Jabatan
Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak PER-
31/PJ/2009, biaya jabatan sebesar 5% dari penghasilan bruto,
dengan ketentuan setinggi-tingginya Rp500.000 (lima ratus ribu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
rupiah) sebulan atau Rp6.000.000 (enam juta rupiah) setahun. Cara
penentuan biaya jabatan yang dilakukan oleh PT. X adalah sebesar
5% dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp500.000 (lima
ratus ribu rupiah) sebulan atau Rp6.000.000 (enam juta rupiah)
setahun. Penentuan biaya jabatan yang dilakukan oleh PT. X
dengan menentukan tarif 5% dari penghasilan bruto dan
menetapkan ketentuan setinggi-tingginya Rp500.000 (lima ratus
ribu rupiah) untuk sebulan atau Rp6.000.000 (enam juta rupiah)
untuk setahun sudah sesuai menurut peraturan perundang-
undangan perpajakan.
Berdasarkan penghitungan biaya jabatan yang dilakukan oleh
PT. X dapat disimpulkan bahwa cara penentuan biaya jabatan yang
dilakukan oleh PT. X sudah sama dengan peraturan perundang-
undangan perpajakan yang berlaku yaitu penentuan penghasilan
yang dipotong PPh Pasal 21 dalam PER-31/PJ/2009 Pasal 10 Ayat
(3), karena penghitungan biaya jabatan yang dilakukan nilai paling
besar biaya jabatan adalah Rp.500.000 untuk sebulan dan
Rp6.000.000 untuk setahun. Penghitungan biaya jabatan dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Tabel 5.8 Penghitungan Biaya Jabatan per bulan pada Tahun 2011 PT.X dengan peraturan perundang-undangan perpajakan
Penentuan penghasilan neto yang dilakukan PT.X telah memasukkan
komponen penghasilan bruto dikurangi biaya jabatan yang telah sama
dengan peraturan perundang-undangan perpajakan. Penghitungan
penghasilan neto setahun dapat dilihat pada tabel berikut ini:
No KriteriaPT.X
Peraturan Perundang-undangan
Perpajakan
Data A Data B Data A Data B
1Penghasilan
BrutoRp5.200.000 Rp2.700.000 Rp5.200.000 Rp2.700.000
2 Biaya Jabatan 5% 5% 5% 5%
Jumlah sebulan Rp 260,000 Rp 135.000 Rp 260,000 Rp 135.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tabel 5.9 Penghitungan penghasilan neto sebulan PT.X Tahun 2011
No UraianData A
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1Penghasilan bruto Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000
2
Biaya jabatan(5%)
Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000
Penghasilan neto sebulan Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000Sumber: PT. X
Tabel 5.10 Penghitungan penghasilan neto sebulan menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011
No UraianData A
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1Penghasilan bruto Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000 Rp5.200.000
2
Biaya jabatan(5%)
Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000 Rp 260,000
Penghasilan neto sebulan Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tabel 5.11 Penghitungan penghasilan neto sebulan PT.X Tahun 2011
No UraianData B
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1Penghasilan bruto Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp32.400.000
2Biaya jabatan
Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000
Jumlah Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000
Sumber: PT. X
Tabel 5.12 Penghitungan penghasilan neto sebulan menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011
No UraianData B
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1Penghasilan bruto Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp2.700.000 Rp32.400.000
2Biaya jabatan
Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000 Rp 135.000
Jumlah Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000
Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
c. Penentuan penghasilan netto setahun
Penentuan penghasilan netto setahun menurut Peraturan Dirjen Pajak
Nomor PER-31/PJ/2009 adalah penghasilan netto sebulan dikalikan 12.
Penentuan penghasilan netto setahun menurut PT. X adalah penghasilan
netto sebulan dikalikan 12. Cara penentuan penghasilan netto sebulan
yang dilakukan oleh PT. X telah memasukkan komponen penghasilan
netto sebulan kemudian dikalikan 12, penentuan yang dilakukan oleh PT.
X sudah sama dengan peraturan perundang-undangan perpajakan. Cara
penghitungan penghasilan neto setahun dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 5.13 Penghitungan Penghasilan Neto Setahun PT. X Tahun 2011
No UraianData A
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1.Penghasilan neto sebulan Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp59.280.000
2.1 tahun = 12 bulan x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 -
Jumlah Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000Sumber: PT. X
Tabel 5.14 Penghitungan Penghasilan Netto Setahun menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011
No UraianData A
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1.Penghasilan neto sebulan Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp4.940.000 Rp59.280.000
2.1 tahun = 12 bulan x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 -
Jumlah Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 5.15 Penghitungan Penghasilan Neto Setahun PT. X Tahun 2011
No UraianData B
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1Penghasilan neto sebulan
Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp30.780.000
21 tahun = 12 bulan
x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 -
Jumlah Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000
Sumber: PT. X
Tabel 5.16 Penghitungan Penghasilan Neto Setahun menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011
No UraianData B
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1Penghasilan neto sebulan
Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp2.565.000 Rp30.780.000
21 tahun = 12 bulan
x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 12 -
Jumlah Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000
Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
d. Penentuan Penghasilan Kena Pajak (PKP)
Penentuan PKP setahun menurut Peraturan Dirjen Pajak Nomor
PER-31/PJ/2009 adalah penghasilan netto setahun dikurangi Penghasilan
Tidak Kena Pajak (PTKP). Cara penentuan PKP setahun menurut PT. X
adalah penghasilan netto setahun dikurangi PTKP. Penentuan PKP
menurut PT. X telah menggunakan komponen penghasilan netto setahun
dikurangi PTKP yang sudah sama peraturan perundang-undangan
perpajakan. Cara penghitungan PKP dapat dilihat pada tabel 5.14.
Penghitungan PTKP dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.17 Penghasilan Tidak Kena Pajak yang dikenakan
No UraianNama Pegawai Tetap
Data A Data B1 Wajib Pajak Orang Pribadi Rp15.840.000 Rp15.840.0002 Wajib Pajak yang kawin Rp1.320.0003 Anggota keluarga sedarah dan keluarga
semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya
Jumlah PTKP Rp17.160.000 Rp15.840.000Sumber: Data diolah
Cara penghitungan PKP antara PT. X dengan peraturan perundang-
undangan perpajakan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel 5.18 Penghitungan Penghasilan Kena Pajak PT. X Tahun 2011
No UraianData A
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1Penghasilan neto setahun
Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000
2 PTKP Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000
Jumlah PKP Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000
Sumber: PT. X
Tabel 5.19 Penghitungan Penghasilan Kena Pajak menurut peraturan Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011
No UraianData A
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1Penghasian neto setahun
Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000
2 PTKP Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000
Jumlah PKP Rp42.120.000 42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000
Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel 5.20 Penghitungan Penghasilan Kena Pajak PT. X Tahun 2011
No UraianData B
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1
Penghasilan neto setahun
Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000
2 PTKP Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000
Jumlah PKP Rp14.940.000 14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000
Sumber: PT. X
Tabel 5.21 Penghitungan Penghasilan Kena Pajak menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011
No UraianData B
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1
Penghasian neto setahun
Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000
2 PTKP Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000
Jumlah PKP Rp14.940.000 14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000
Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
e. Penentuan PPh Pasal 21 Terutang Setahun
Penentuan PPh Pasal 21 terutang setahun menurut peraturan
Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-31/PJ/2009 adalah PKP dikalikan
dengan PPh Pasal 17. Cara penentuan PPh Pasal 21 terutang setahun
menurut PT. X adalah PKP dikalikan dengan PPh Pasal 17. Penentuan
PPh Pasal 21 terutang setahun telah menggunakan komponen PKP
dikalikan dengan PPh Pasal 17 yang sudah sama dengan peraturan
perundang-undangan perpajakan. Cara penghitungan PPh Pasal 21
terutang setahun dapat dilihat pada tabel berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Tabel 5.22 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang setahun PT. X Tahun 2011
No UraianData A
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1Penghasilan Kena Pajak Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000
2Tarif Pajak Pasal 17 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%
Jumlah Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000Sumber: PT. X
Tabel 5.23 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang setahun menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011
No UraianData A
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1Penghasilan Kena Pajak Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000
2Tarif Pajak Pasal 17 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%
Jumlah Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Tabel 5.24 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang setahun PT. X Tahun 2011
No UraianData B
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1Penghasialn Kena Pajak Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000
2Tarif Pajak Pasal 17 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%
Jumlah Rp 747.000 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000Sumber: PT. X
Tabel 5.25 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang setahun menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011
No UraianData B
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1Penghasialn Kena Pajak Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000
2Tarif Pajak Pasal 17 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%
Jumlah Rp 747.000 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
f. Penentuan PPh Pasal 21 Terutang Sebulan
Penentuan PPh Pasal 21 terutang sebulan menurut Peraturan Dirjen
Pajak Nomor PER-31/PJ/2009 adalah PPh Pasal 21 terutang setahun
dibagi 12 (1 tahun = 12 bulan). Cara penentuan PPh Pasal 21 terutang
sebulan menurut PT. X adalah PPh Pasal 21 terutang setahun dibagi 12 (1
tahun = 12 bulan). Penentuan PPh Pasal 21 terutang sebulan yang
dilakukan PT. X telah menggunakan komponen PPh Pasal 21 terutang
setahun dibagi 12 (1 tahun = 12 bulan) yang sudah sama dengan peraturan
perundang-undangan perpajakan. Cara penghitungan PPh Pasal 21 dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Tabel 5.26 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang sebulan PT. X Tahun 2011
No UraianData A
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1
PPh Pasal 21 terutang setahun
Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000
21 tahun = 12 bulan : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12
Jumlah Rp 175.500 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500
Sumber: PT. X
Tabel 5.27 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang sebulan menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011
No UraianData A
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1
PPh Pasal 21 terutang setahun
Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000 Rp2.106.000
21 tahun = 12 bulan : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12
Jumlah Rp 175.500 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500
Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Tabel 5.28 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang sebulan PT. X Tahun 2011
No UraianData B
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1PPh Pasal 21 terutang setahun Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp747.000 Rp747.000 Rp747.000 Rp747.000 Rp747.000 Rp747.000 Rp747.000
2 1 tahun = 12 bulan : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12
Jumlah Rp 62.250 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250
Sumber: PT. X
Tabel 5.29 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang sebulan menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011
No UraianData B
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1PPh Pasal 21 terutang setahun Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp747.000 Rp747.000 Rp747.000 Rp747.000 Rp747.000 Rp747.000 Rp747.000
2 1 tahun = 12 bulan : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12 : 12
Jumlah Rp 62.250 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250
Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
2. Membandingkan Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan
Teratur dan Penghasilan Tidak Teratur untuk Pegawai Tetap yang dilakukan
oleh PT. X dengan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku.
a. Menentukan PPh Pasal 21 atas penghasilan teratur dan tidak teratur
setahun yang diterima oleh pegawai tetap selama sebulan, yaitu:
Penghitungan penghasilan bruto untuk penghasilan teratur dan tidak
teratur dilakukan oleh PT. X dengan cara menjumlahkan penghasilan
teratur yang diterima pegawai tetap berupa gaji dan tunjangan, dengan
penghasilan tidak teratur yang berupa THR dan Bonus. Berdasarkan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-31/PJ/2009 Pasal 10 ayat
(1), jumlah penghasilan bruto yang dipotong PPh Pasal 21 adalah seluruh
jumlah penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap, baik
berupa penghasilan yang bersifat teratur maupun tidak teratur. Cara
penentuan penghasilan bruto menurut PT.X yakni menjumlahkan
penghasilan teratur yang diterima pegawai berupa gaji pokok dan
tunjangan dengan penghasilan tidak teratur yakni THR dan Bonus.
Sedangkan pada peraturan perundang-undangan, Bonus merupakan bagian
dari penghasilan teratur karena diterima secara periodik. Sehingga cara
penentuan penghasilan bruto dilakukan oleh PT.X tidak sama dengan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Tabel 5.30 Cara penghitungan penghasilan bruto setahun untuk penghasilan teratur dan tidak teratur PT. X Tahun 2011
No UraianData A
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November DesemberPenghasilan Teratur
1. Gaji Pokok Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp42.000.000
2.Tunjangan Pangan
Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 3.600.000
3.Tunjangan Transport
Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 4.800.000
4.Tunjangan Struktural
Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp12.000.000
Jumlah penghasilan teratur
Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 -
Jumlah penghasilan teratur setahun
Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000
Penghasilan Tidak Teratur
5. Bonus Rp 1.500.000 Rp 0 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 300.000 Rp 0 Rp 1.300.000 Rp 0 Rp 0 Rp 1.500.000 Rp 500.000 Rp 7.100.000
6. THR Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 3.500.000
Jumlah penghasilan bruto setahun
Rp63.900.000 Rp62.400.000 Rp62.900.000 Rp63.400.000 Rp62.700.000 Rp62.400.000 Rp63.700.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp63.900.000 Rp62.900.000 Rp69.500.000
Sumber: PT. X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Tabel 5.31 Cara penghitungan penghasilan bruto setahun untuk penghasilan teratur dan tidak teratur menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011
No UraianData A
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November DesemberPenghasilan Teratur
1 Gaji Pokok Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp42.000.000
2Tunjangan Pangan
Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 3.600.000
3Tunjangan Transport
Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 4.800.000
4Tunjangan Struktural
Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp12.000.000
5 Bonus Rp 1.500.000 Rp 0 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 300.000 Rp 0 Rp 1.300.000 Rp 0 Rp 0 Rp 1.500.000 Rp 500.000 Rp 7.100.000
Jumlah penghasilan teratur
Rp 6.700.000 Rp 5.200.000 Rp 5.700.000 Rp 6.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 6.500.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 6.700.000 Rp 5.700.000 -
Jumlah penghasilan teratur setahun
Rp80.400.000 Rp62.400.000 Rp68.400.000 Rp74.400.000 Rp66.000.000 Rp62.400.000 Rp78.000.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp80.400.000 Rp68.400.000 Rp69.500.000
Penghasilan Tidak Teratur
6 THR Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 3.500.000
Jumlah penghasilan bruto setahun
Rp80.400.000 Rp62.400.000 Rp68.400.000 Rp74.400.000 Rp66.000.000 Rp62.400.000 Rp78.000.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp80.400.000 Rp68.400.000 Rp73.000.000
Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Tabel 5.32 Cara penghitungan penghasilan bruto setahun untuk penghasilan teratur dan tidak teratur PT. X Tahun 2011
No UraianData B
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November DesemberPenghasilan Teratur
1. Gaji Pokok Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp21.600.000
2.Tunjangan Pangan
Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 2.400.000
3.Tunjangan Transport
Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 2.400.000
4.Tunjangan Struktural
Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 6.000.000
Jumlah penghasilan teratur
Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 -
Jumlah penghasilan teratur setahun
Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000
Penghasilan Tidak Teratur
5. Bonus Rp 300.000 Rp 200.000 Rp 0 Rp 550.000 Rp 50.000 Rp 0 Rp 250.000 Rp 700.000 Rp 0 Rp 0 Rp 200.000 Rp 0
6. THR Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 1.800.000
Jumlah penghasilan bruto setahun
Rp32.700.000 Rp32.600.000 Rp32.400.000 Rp32.950.000 Rp32.450.000 Rp32.400.000 Rp32.650.000 Rp33.100.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.600.000 Rp34.200.000
Sumber: PT. X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Tabel 5.33 Cara penghitungan penghasilan bruto setahun untuk penghasilan teratur dan tidak teratur menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011
No UraianData B
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November DesemberPenghasilan Teratur
1. Gaji Pokok Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp21.600.000
2.Tunjangan Pangan
Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 2.400.000
3.Tunjangan Transport
Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 2.400.000
4.Tunjangan Struktural
Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 6.000.000
5. Bonus Rp 300.000 Rp 200.000 Rp 0 Rp 550.000 Rp 50.000 Rp 0 Rp 250.000 Rp 700.000 Rp 0 Rp 0 Rp 200.000 Rp 0
Jumlahpenghasilan teraturSebulan
Rp 3.000.000 Rp 2.900.000 Rp2.700.000 Rp 3.250.000 Rp 2.750.000 Rp 2.700.000 Rp 2.950.000 Rp 3.400.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.900.000 -
Jumlah penghasilan teratur setahun
Rp36.000.000 Rp34.800.000 Rp32.400.000 Rp39.000.000 Rp33.000.000 Rp32.400.000 Rp35.400.000 Rp40.800.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp34.800.000 Rp32.400.000
Penghasilan Tidak Teratur
6. THR Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 1.800.000
Jumlah penghasilan bruto setahun
Rp36.000.000 Rp34.800.000 Rp32.400.000 Rp39.000.000 Rp33.000.000 Rp32.400.000 Rp35.400.000 Rp40.800.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp34.800.000 Rp34.200.000
Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak PER-31/PJ/2009, biaya
jabatan sebesar 5% dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp500.000
(lima ratus ribu rupiah) sebulan atau Rp6.000.000 (enam juta rupiah) setahun.
Biaya jabatan yang ditanggung oleh pegawai PT. X didapat dari 5% dikalikan
dengan penghasilan bruto. Perbandingan Penghitungan biaya jabatan PT. X
dapat dilihat dari tabel berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Tabel 5.34 Penghitungan biaya jabatan PT. X Tahun 2011
No UraianData A
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1.Penghasilan teratur bruto setahun
Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000
Tarif 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%
Biaya jabatan penghasilan teratur
Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000
2.Penghasilan tidak teratur berupa THR
Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 3.500.000
3.Penghasilan tidak teratur berupa Bonus
Rp 1.500.000 Rp 0 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 300.000 Rp 0 Rp 1.300.000 Rp 0 Rp 0 Rp 1.500.000 Rp 500.000 Rp 7.100.000
Tarif 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%
Biaya jabatan penghasilan tidak teratur
Rp 75.000 Rp 0 Rp 25.000 Rp 50.000 Rp 15.000 Rp 0 Rp 65.000 Rp 0 Rp 0 Rp 75.000 Rp 25.000 Rp 25.000
Biaya jabatan yang diperkenankan atas THR
Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 175.000
Jumlah biaya jabatan Rp 3.195.000 Rp 3.120.000 Rp 3.145.000 Rp 3.170.000 Rp 3.135.000 Rp 3.120.000 Rp 3.185.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.195.000 Rp 3.145.000 Rp 3.320.000
Sumber: PT. X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Tabel 5.35 Penghitungan biaya jabatan menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011
No UraianData A
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1
Penghasilan teratur bruto setahun
Rp80.400.000 Rp62.400.000 Rp68.400.000 Rp74.400.000 Rp66.000.000 Rp62.400.000 Rp78.000.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp80.400.000 Rp68.400.000 Rp69.500.000
Tarif 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%
Biaya jabatan penghasilan teratur
Rp 4.020.000 Rp 3.120.000 Rp 3.420.000 Rp 3.720.000 Rp 3.300.000 Rp 3.120.000 Rp 3.900.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 4.020.000 Rp 3.420.000 Rp 3.475.000
2
Penghasilan tidak teratur berupa THR
Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 3.500.000
Tarif 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%
Biaya jabatan yang diperkenankan atas THR
Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 175.000
Jumlah biaya jabatan Rp 4.020.000 Rp 3.120.000 Rp 3.420.000 Rp 3.720.000 Rp 3.300.000 Rp 3.120.000 Rp 3.900.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 4.020.000 Rp 3.420.000 Rp 3.650.000
Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Tabel 5.36 Penghitungan biaya jabatan PT. X Tahun 2011
No UraianData B
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1Penghasilan teratur bruto setahun
Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000
Tarif 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%
Biaya jabatan penghasilan teratur
Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000
2Penghasilan tidak teratur berupa THR
- - - - - - - - - - - Rp 1.800.000
3.Penghasilan tidak teratur berupa Bonus
Rp 300.000 Rp 200.000 Rp 0 Rp 550.000 Rp 50.000 Rp 0 Rp 250.000 Rp 700.000 Rp 0 Rp 0 Rp 200.000 Rp 0
Tarif 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%
Biaya jabatan penghasilan tidak teratur
Rp 15.000 Rp 10.000 Rp 0 Rp 27.500 Rp 2.500 Rp 0 Rp 12.500 Rp 35.000 Rp 0 Rp 0 Rp 10.000 Rp 0
Biaya jabatan yang diperkenankan atas THR
Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 90.000
Jumlah biaya jabatan Rp 1.635.000 Rp 1.630.000 Rp 1.620.000 Rp 1.647.500 Rp 1.622.500 Rp 1.620.000 Rp 1.632.500 Rp 1.655.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.630.000 Rp 1.710.000
Sumber: PT. X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Tabel 5.37 Penghitungan biaya jabatan menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011
No UraianData B
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1Penghasilan teratur bruto setahun
Rp36.000.000 Rp34.800.000 Rp32.400.000 Rp39.000.000 Rp33.000.000 Rp32.400.000 Rp35.400.000 Rp40.800.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp34.800.000 Rp32.400.000
Tarif 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%
Biaya jabatan penghasilan teratur
Rp 1.800.000 Rp 1.740.000 Rp 1.620.000 Rp 1.950.000 Rp 1.650.000 Rp 1.620.000 Rp 1.770.000 Rp 2.040.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.740.000 Rp 1.620.000
2Penghasilan tidak teratur berupa THR
Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 1.800.000
Tarif 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%
Biaya jabatan yang diperkenankan atas THR
Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 90.000
Jumlah biaya jabatan Rp 1.800.000 Rp 1.740.000 Rp 1.620.000 Rp 1.950.000 Rp 1.650.000 Rp 1.620.000 Rp 1.770.000 Rp 2.040.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.740.000 1.710.000
Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Tabel 5.38 Penghitungan Penghasilan Neto Setahun PT. X Tahun 2011
No UraianData A
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1.Penghasilan bruto setahun
Rp63.900.000 Rp62.400.000 Rp62.900.000 Rp63.400.000 Rp62.700.000 Rp62.400.000 Rp63.700.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp63.900.000 Rp62.900.000 Rp69.500.000
2.Biaya Jabatan
Rp 3.195.000 Rp 3.120.000 Rp 3.145.000 Rp 3.170.000 Rp 3.135.000 Rp 3.120.000 Rp 3.185.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.195.000 Rp 3.145.000 Rp 3.320.000
Penghasilan neto setahun
Rp60.705.000 Rp59.280.000 Rp59.755.000 Rp60.230.000 Rp59.565.000 Rp59.280.000 Rp60.515.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp60.705.000 Rp59.755.000 Rp66.180.000
Sumber: PT. X
Tabel 5.39 Penghitungan Penghasilan Neto Setahun menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011
No UraianData A
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1.Penghasilan bruto setahun
Rp80.400.000 Rp62.400.000 Rp68.400.000 Rp74.400.000 Rp66.000.000 Rp62.400.000 Rp78.000.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp80.400.000 Rp68.400.000 Rp73.000.000
2.Biaya Jabatan
Rp 4.020.000 Rp 3.120.000 Rp 3.420.000 Rp 3.720.000 Rp 3.300.000 Rp 3.120.000 Rp 3.900.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 4.020.000 Rp 3.420.000 Rp 3.650.000
Penghasilan neto setahun
Rp76.380.000 Rp59.280.000 Rp64.980.000 Rp70.680.000 Rp62.700.000 Rp59.280.000 Rp74.100.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp76.380.000 Rp64.980.000 Rp65.850.000
Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Tabel 5.40 Penghitungan Penghasilan Neto Setahun PT. X Tahun 2011
No UraianData B
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1.Penghasilan bruto setahun
Rp32.700.000 Rp32.600.000 Rp32.400.000 Rp32.950.000 Rp32.450.000 Rp32.400.000 Rp32.650.000 Rp33.100.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.600.000 Rp34.200.000
2.Biaya Jabatan
Rp 1.635.000 Rp 1.630.000 Rp 1.620.000 Rp 1.647.500 Rp 1.622.500 Rp 1.620.000 Rp 1.632.500 Rp 1.655.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.630.000 Rp 1.710.000
Penghasilan neto setahun
Rp31.065.000 Rp30.970.000 Rp30.780.000 Rp31.302..500 Rp30.827.500 Rp30.780.000 Rp31.017.500 Rp31.445.000 Rp31.445.000 Rp30.780.000 Rp30.970.000 Rp32.490.000
Sumber: PT. X
Tabel 5.41 Penghitungan Penghasilan Neto Setahun menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011
No UraianData B
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1.Penghasilan bruto setahun
Rp36.000.000 Rp34.800.000 Rp32.400.000 Rp39.000.000 Rp33.000.000 Rp32.400.000 Rp35.400.000 Rp40.800.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp34.800.000 Rp34.200.000
2. Biaya Jabatan
Rp 1.800.000 Rp 1.740.000 Rp 1.620.000 Rp 1.950.000 Rp 1.650.000 Rp 1.620.000 Rp 1.770.000 Rp 2.040.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.740.000 Rp 1.710.000
Penghasilan neto setahun
Rp34.200.000 Rp33.060.000 Rp30.780.000 Rp37.050.000 Rp31.350.000 Rp30.780.000 Rp33.630.000 Rp38.760.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp33.060.000 Rp32.490.000
Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Penentuan PKP setahun menurut Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-
31/PJ/2009 adalah penghasilan neto setahun dikurangi Penghasilan Tidak
Kena Pajak (PTKP). Penentuan PKP setahun menurut PT. X adalah
penghasilan neto setahun dikurangi PTKP. Penghitungan PKP menurut
peraturan perundang-undangan adalah penghasilan neto setahun dikurangi
PTKP.
Tabel 5.42 Penghasilan Tidak Kena Pajak yang dikenakan
No UraianNama Pegawai Tetap
Data A Data B1 Wajib Pajak Orang Pribadi Rp15.840.000 Rp15.840.0002 Wajib Pajak yang kawin Rp 1.320.000
3
Anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya
Jumlah PTKP Rp 17.160.000 Rp 15.840.000Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Tabel 5.43 Penghitungan Penghasilan Kena Pajak PT. X Tahun 2011
No UraianData A
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1Penghasilan neto setahun
Rp60.705.000 Rp59.280.000 Rp59.755.000 Rp60.230.000 Rp59.565.000 Rp59.280.000 Rp60.515.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp60.705.000 Rp59.755.000 Rp66.180.000
2 PTKP Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000
Jumlah PKP Rp43.545.000 Rp42.120.000 Rp42.595.000 Rp43.070.000 Rp42.405.000 Rp42.120.000 Rp42.991.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp43.545.000 Rp42.595.000 Rp49.020.000Sumber: PT. X
Tabel 5.44 Penghitungan Penghasilan Kena Pajak menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011
No UraianData A
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1
Penghasilan neto setahun
Rp76.380.000 Rp59.280.000 Rp64.980.000 Rp70.680.000 Rp62.700.000 Rp59.280.000 Rp74.100.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp76.380.000 Rp64.980.000 Rp65.850.000
2 PTKP Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000
Jumlah PKP Rp59.220.000 Rp42.120.000 Rp47.820.000 Rp53.520.000 Rp45.540.000 Rp42.120.000 Rp56.940.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp59.220.000 Rp47.820.000 Rp48.690.000
Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Tabel 5.45 Penghitungan Penghasilan Kena Pajak PT. X Tahun 2011
No UraianData B
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1
Penghasilan neto setahun
Rp31.065.000 Rp30.970.000 Rp30.780.000 Rp31.302..500 Rp30.827.500 Rp30.780.000 Rp31.017.500 Rp31.445.000 Rp31.445.000 Rp30.780.000 Rp30.970.000 Rp32.490.000
2 PTKP Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000
Jumlah PKP Rp15.225.000 Rp15.130.000 Rp14.940.000 Rp15.462.500 Rp14.987.500 Rp14.940.000 Rp15.177.500 Rp15.605.000 Rp15.605.000 Rp14.940.000 Rp15.130.000 Rp16.650.000Sumber: PT. X
Tabel 5.46 Penghitungan Penghasilan Kena Pajak menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011
No UraianData B
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1
Penghasilan neto setahun
Rp34.200.000 Rp33.060.000 Rp30.780.000 Rp37.050.000 Rp31.350.000 Rp30.780.000 Rp33.630.000 Rp38.760.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp33.060.000 Rp30.780.000
2 PTKP Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000
Jumlah PKP Rp18.360.000 Rp17.220.000 Rp14.940.000 Rp21.210.000 Rp15.510.000 Rp14.940.000 Rp17.790.000 Rp22.920.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp17.220.000 Rp14.940.000Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Penentuan PPh Pasal 21 terutang setahun menurut Peraturan Dirjen Pajak
Nomor PER-31/PJ/2009 adalah PKP dikalikan dengan PPh Pasal 17. Cara
penentuan PPh Pasal 21 terutang setahun menurut PT. X adalah PKP
dikalikan dengan PPh Pasal 17. Penentuan PPh Pasal 21 terutang setahun
telah menggunakan komponen PKP dikalikan dengan PPh Pasal 17 yang
sudah sama dengan peraturan perundang-undangan perpajakan. Cara
penghitungan PPh Pasal 21 terutang setahun dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Tabel 5.47 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang setahun PT. X Tahun 2011
No UraianData A
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1Penghasialn Kena Pajak
Rp43.545.000 Rp42.120.000 Rp42.595.000 Rp43.070.000 Rp42.405.000 Rp42.120.000 Rp42.991.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp43.545.000 Rp42.595.000 Rp49.020.000
2Tarif Pajak Pasal 17 (5%)
Rp 2.177.250 Rp 2.106.000 Rp 2.129.750 Rp 2.153.500 Rp 2.120.250 Rp 2.106.000 Rp 2.149.550 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.177.250 Rp 2.129.750 Rp 2.451.000
Take Home Pay Rp41.367.750 Rp40.014.000 Rp40.465.250 Rp40.916.500 Rp40.284.750 Rp40.014.000 Rp40.841.450 Rp40.014.000 Rp40.014.000 Rp41.367.750 Rp40.465.250 Rp46.569.000
Sumber: PT. X
Tabel 5.48 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang setahun menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011
No UraianData A
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1Penghasialn Kena Pajak
Rp59.220.000 Rp42.120.000 Rp47.820.000 Rp53.520.000 Rp45.540.000 Rp42.120.000 Rp56.940.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp59.220.000 Rp47.820.000 Rp48.690.000
2Tarif Pajak Pasal 17 (5%)
Rp 2.500.000 Rp 2.106.000 Rp 2.391.000 Rp 3.028.000 Rp 2.277.000 Rp 2.106.000 Rp 3.541.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.500.000 Rp 2.391.000 Rp 2.391.000
3Tarif Pajak Pasal 17 (15%)
Rp 1.383.000 Rp 1.383.000
Jumlah tariff pajak
Rp 3.883.000 Rp 2.106.000 Rp 2.391.000 Rp 3.028.000 Rp 2.277.000 Rp 2.106.000 Rp 3.541.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 3.883.000 Rp 2.391.000 Rp 2.391.000
Take Home Pay Rp55.337.000 Rp40.014.000 Rp45.429.000 Rp50.844.000 Rp43.263.000 Rp40.014.000 Rp54.093.000 Rp40.014.000 Rp40.014.000 Rp55.337.000 Rp45.429.000 Rp46.255.500
Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Tabel 5.49 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang setahun PT. X Tahun 2011
No UraianData B
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1Penghasialn Kena Pajak
Rp15.225.000 Rp15.130.000 Rp14.940.000 Rp15.462.500 Rp14.987.500 Rp14.940.000 Rp15.177.500 Rp15.605.000 Rp15.605.000 Rp14.940.000 Rp15.130.000 Rp16.650.000
2Tarif Pajak Pasal 17 (5%)
Rp 761.250 Rp 756.500 Rp 747.000 Rp 773.100 Rp 746.875 Rp 747.000 Rp 758.875 Rp 780.250 Rp 780.250 Rp 747.000 Rp 756.500 Rp 832.500
Take Home Pay Rp14.463.750 Rp14.373.500 Rp14.193.000 Rp14.166.875 Rp14.688.900 Rp14.193.000 Rp14.418.625 Rp14.824.750 Rp14.824.750 Rp14.193.000 Rp14.373.500 Rp15.817.500
Sumber: PT. X
Tabel 5.50 Penghitungan PPh Pasal 21 terutang setahun menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011
No UraianData B
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1Penghasialn Kena Pajak Rp18.360.000 Rp17.220.000 Rp14.940.000 Rp21.210.000 Rp15.510.000 Rp14.940.000 Rp17.790.000 Rp22.920.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp17.220.000 Rp14.940.000
2Tarif Pajak Pasal 17 (5%)
Rp 918.000 Rp 861.000 Rp 747.000 Rp 1.060.500 Rp 775.000 Rp 747.000 Rp 889.500 Rp 1.146.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 861.000 Rp 747.000
Take Home Pay Rp17.442.000 Rp16.359.000 Rp14.193.000 Rp20.149.500 Rp14.734.500 Rp14.193.000 Rp16.900.500 Rp21.774.000 Rp14.193.000 Rp14.193.000 Rp16.359.000 Rp14.193.000
Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Tabel 5.51 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Tahun Pajak 2011 untuk Pegawai Tetap atas Penghasilan Teratur dan Penghasilan Tidak Teratur menurut PT. X
PenghitunganData A
Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November DesemberGaji Pokok Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000Tunjangan Pangan Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000Tunjangan Transport Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000Tunjangan Struktural Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000Jumlah Penghasilan Teratur Sebulan
Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000
Jumlah Penghasilan Teratur Setahun
Rp 62.400.000 Rp 62.400.000Rp 62.400.000Rp 62.400.000Rp 62.400.000Rp 62.400.000Rp 62.400.000Rp 62.400.000Rp 62.400.000Rp 62.400.000Rp 62.400.000Rp 62.400.000
THR Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 3.500.000Bonus Rp 1.500.000 Rp 0 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 300.000 Rp 0 Rp 1.300.000 Rp 0 Rp 0 Rp 1.500.000 Rp 500.000 Rp 500.000Jumlah Penghasilan Bruto Setahun
Rp 63.900.000 Rp 62.400.000 Rp 62.900.000 Rp 63.400.000 Rp 62.700.000 Rp 62.400.000 Rp 63.700.000 Rp 62.400.000 Rp 62.400.000 Rp 63.900.000 Rp 62.900.000 Rp 66.400.000
Biaya Jabatan5% X Penghasilan Bruto Rp 3.195.000 Rp 3.120.000 Rp 3.145.000 Rp 3.170.000 Rp 3.135.000 Rp 3.120.000 Rp 3.185.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.195.000 Rp 3.145.000 Rp 3.320.000Jumlah Pengurang Rp 3.195.000 Rp 3.120.000 Rp 3.145.000 Rp 3.170.000 Rp 3.135.000 Rp 3.120.000 Rp 3.185.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.195.000 Rp 3.145.000 Rp 3.320.000Jumlah Penghasilan Neto Setahun Rp 60.705.000 Rp 59.280.000 Rp 59.755.000 Rp 60.230.000 Rp 59.565.000 Rp 59.280.000 Rp 60.515.000 Rp 59.280.000 Rp 59.280.000 Rp 60.705.000 Rp 59.755.000 Rp 63.080.000Perhitungan PPh Pasal 21PTKP K/0 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp 43.545.000 Rp 42.120.000 Rp 42.595.000 Rp 43.070.000 Rp 42.405.000 Rp 42.120.000 Rp 43.355.000 Rp 42.120.000 Rp 42.120.000 Rp 43.545.000 Rp 42.595.000 Rp 45.920.000Pembulatan PKP Rp 43.545.000 Rp 42.120.000 Rp 42.595.000 Rp 43.070.000 Rp 42.405.000 Rp 42.120.000 Rp 43.355.000 Rp 42.120.000 Rp 42.120.000 Rp 43.545.000 Rp 42.595.000 Rp 45.920.000
PPh Terutang atas Penghasilan setahun
Rp 2.117.250 Rp 2.106.000 Rp 2.129.750 Rp 2.153.500 Rp 2.120.250 Rp 2.106.000 Rp 2.167.750 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.177.250 Rp 2.129.750 Rp 2.296.000
PPh 21 yang telah dipotong dari Januari - November
Rp 1.956.600
PPh Terutang Sebulan Rp 181.400 Rp 175.500 Rp 177.500 Rp 179.500 Rp 176.700 Rp 175.500 Rp 180.600 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 181.400 Rp 177.500 Rp 339.400Sumber: PT. X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Tabel 5.52 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Tahun Pajak 2011 untuk Pegawai Tetap atas Penghasilan Teratur dan Penghasilan Tidak Teratur berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku
PenghitunganData A
Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November DesemberGaji Pokok Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000Tunjangan Pangan Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000Tunjangan Transport Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000Tunjangan Struktural Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000Bonus Rp 1.500.000 Rp 0 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 300.000 Rp 0 Rp 1.300.000 Rp 0 Rp 0 Rp 1.500.000 Rp 500.000 Rp 500.000Jumlah Penghasilan Teratur Sebulan
Rp 6.700.000 Rp 5.200.000 Rp 5.700.000 Rp 6.200.000 Rp 5.500.000 Rp 5.200.000 Rp 6.500.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 6.700.000 Rp 5.700.000 Rp 5.700.000
Jumlah Penghasilan Teratur Setahun
Rp 80.400.000 Rp 62.400.000Rp 68.400.000Rp 74.400.000Rp 66.000.000Rp 62.400.000Rp 78.000.000Rp 62.400.000Rp 62.400.000Rp 80.400.000Rp 68.400.000Rp 68.400.000
THR Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 3.500.000Jumlah Penghasilan Bruto Setahun
Rp 80.400.000 Rp 62.400.000Rp 68.400.000Rp 74.400.000Rp 66.000.000Rp 62.400.000Rp 78.000.000Rp 62.400.000Rp 62.400.000Rp 80.400.000Rp 68.400.000 Rp 71.900.000
Biaya Jabatan5% X Penghasilan Bruto Rp 4.020.000 Rp 3.120.000 Rp 3.420.000 Rp 3.720.000 Rp 3.300.000 Rp 3.120.000 Rp 3.900.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 4.020.000 Rp 3.420.000 Rp 3.595.000Jumlah Pengurang Rp 4.020.000 Rp 3.120.000 Rp 3.420.000 Rp 3.720.000 Rp 3.300.000 Rp 3.120.000 Rp 3.900.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 4.020.000 Rp 3.420.000 Rp 3.595.000Jumlah Penghasilan Neto Setahun Rp 76.380.000 Rp 59.280.000 Rp 64.980.000 Rp 70.680.000 Rp 62.700.000 Rp 59.280.000 Rp 74.100.000 Rp 59.280.000 Rp 59.280.000 Rp 76.380.000 Rp 64.980.000 Rp 68.305.000Perhitungan PPh Pasal 21PTKP K/0 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp 59.220.000 Rp 42.120.000 Rp 47.820.000 Rp 53.520.000 Rp 45.540.000 Rp 42.120.000 Rp 56.940.000 Rp 42.120.000 Rp 42.120.000 Rp 59.220.000 Rp 47.820.000 Rp 51.145.000PPh Terutang atas Penghasilan
setahunRp 2.961.000 Rp 2.106.000 Rp 2.391.000 Rp 2.676.000 Rp 2.277.000 Rp 2.106.000 Rp 2.847.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.961.000 Rp 2.391.000 Rp 2.557.250
PPh 21 yang telah dipotong dari Januari - November
Rp 2.244.000
PPh Terutang Sebulan Rp 246.750 Rp 175.500 Rp 199.250 Rp 223.000 Rp 189.750 Rp 175.500 Rp 237.250 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 246.750 Rp 199.250 Rp 313.250Sumber: Data Diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Tabel 5.53 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Tahun Pajak 2011 untuk Pegawai Tetap atas Penghasilan Teratur dan Penghasilan Tidak Teratur menurut PT. X
PenghitunganData B
Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November DesemberGaji Pokok Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000Tunjangan Pangan Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000Tunjangan Transport Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000Tunjangan Struktural Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000Jumlah Penghasilan Teratur Sebulan
Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000
Jumlah Penghasilan Teratur Setahun
Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000
THR Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 1.800.000Bonus Rp 300.000 Rp 200.000 Rp 0 Rp 550.000 Rp 50.000 Rp 0 Rp 250.000 Rp 700.000 Rp 0 Rp 0 Rp 200.000 Rp 0Jumlah Penghasilan Bruto Setahun
Rp 32.700.000 Rp 32.600.000 Rp 32.400.000 Rp 32.950.000 Rp 32.450.000 Rp 32.400.000 Rp 32.650.000 Rp 33.100.000 Rp 32.400.000 Rp 32.400.000 Rp 32.600.000 Rp 34.200.000
Biaya Jabatan5% X Penghasilan Bruto Rp 1.635.000 Rp 1.630.000 Rp 1.620.000 Rp 1.647.500 Rp 1.622.500 Rp 1.620.000 Rp 1.632.500 Rp 1.655.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.630.000 Rp 1.710.000Jumlah Pengurang Rp 1.635.000 Rp 1.630.000 Rp 1.620.000 Rp 1.647.500 Rp 1.622.500 Rp 1.620.000 Rp 1.632.500 Rp 1.655.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.630.000 Rp 1.710.000Jumlah Penghasilan Neto Setahun Rp 31.065.000 Rp 30.970.000 Rp 30.780.000 Rp 31.302.500 Rp 30.827.500 Rp 30.780.000 Rp 31.017.500 Rp 31.445.000 Rp 30.780.000 Rp 30.780.000 Rp 30.970.000 Rp 32.490.000Perhitungan PPh Pasal 21PTKP K/0 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp 15.225.000 Rp 15.130.000 Rp 14.940.000 Rp 15.462.500 Rp 14.987.500 Rp 14.940.000 Rp 15.177.500 Rp 15.605.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 15.130.000 Rp 16.650.000Pembulatan PKP Rp 15.225.000 Rp 15.130.000 Rp 14.940.000 Rp 15.462.500 Rp 14.987.500 Rp 14.940.000 Rp 15.177.500 Rp 15.605.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 15.130.000 Rp 16.650.000
PPh Terutang atas Penghasilan setahun
Rp 761.250 Rp 756.500 Rp 747.000 Rp 773.125 Rp 749.375 Rp 747.000 Rp 758.875 Rp 780.250 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 756.500 Rp 832.500
PPh 21 yang telah dipotong dari Januari - November
Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 693.400
PPh Terutang Sebulan Rp 63.400 Rp 63.000 Rp 62.250 Rp 64.400 Rp 62.400 Rp 62.250 Rp 63.200 Rp 65.000 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 63.000 Rp 139.100Sumber: PT. X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Tabel 5.54 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Tahun Pajak 2011 untuk Pegawai Tetap atas Penghasilan Teratur dan Penghasilan Tidak Teratur berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku
PenghitunganData B
Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November DesemberGaji Pokok Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000Tunjangan Pangan Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000Tunjangan Transport Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000Tunjangan Struktural Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000Bonus Rp 300.000 Rp 200.000 Rp 0 Rp 550.000 Rp 50.000 Rp 0 Rp 250.000 Rp 700.000 Rp 0 Rp 0 Rp 200.000 Rp 0Jumlah Penghasilan Teratur Sebulan
Rp 3.000.000 Rp 2.900.000 Rp 2.700.000 Rp 3.250.000 Rp 2.750.000 Rp 2.700.000 Rp 2.950.000 Rp 3.400.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.900.000 Rp 2.700.000
Jumlah Penghasilan Teratur Setahun
Rp36.000.000Rp 34.800.000Rp 32.400.000Rp 39.000.000Rp 33.000.000Rp 32.400.000Rp 35.400.000Rp 40.800.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 34.800.000Rp 32.400.000
THR Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 1.800.000Jumlah Penghasilan Bruto Setahun
Rp36.000.000Rp 34.800.000Rp 32.400.000Rp 39.000.000Rp 33.000.000Rp 32.400.000Rp 35.400.000Rp 40.800.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 34.800.000 Rp 34.200.000
Biaya Jabatan5% X Penghasilan Bruto Rp 1.800.000 Rp 1.740.000 Rp 1.620.000 Rp 1.950.000 Rp 1.650.000 Rp 1.620.000 Rp 1.770.000 Rp 2.040.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.740.000 Rp 1.710.000Jumlah Pengurang Rp 1.800.000 Rp 1.740.000 Rp 1.620.000 Rp 1.950.000 Rp 1.650.000 Rp 1.620.000 Rp 1.770.000 Rp 2.040.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.740.000 Rp 1.710.000Jumlah Penghasilan Neto Setahun Rp34.200.000 Rp 33.060.000 Rp 30.780.000 Rp 37.050.000 Rp 31.350.000 Rp 30.780.000 Rp 33.630.000 Rp 38.760.000 Rp 30.780.000 Rp 30.780.000 Rp 33.060.000 Rp 32.490.000Perhitungan PPh Pasal 21PTKP K/0 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp 18.360.000 Rp 17.220.000 Rp 14.940.000 Rp 21.210.000 Rp 15.510.000 Rp 14.940.000 Rp 17.790.000 Rp 22.920.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 17.220.000 Rp 16.650.000PPh Terutang atas Penghasilan
setahunRp 918.000 Rp 861.000 Rp 747.000Rp 1.060.500 Rp 775.500 Rp 747.000 Rp 889.500Rp 1.146.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 861.000 Rp 832.500
PPh 21 yang telah dipotong dari Januari - November
Rp 791.625
PPh Terutang Sebulan Rp 76.500 Rp 71.750 Rp 62.250 Rp 88.375 Rp 64.625 Rp 62.250 Rp 74.125 Rp 95.500 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 71.750 Rp 40.875Sumber: Data Diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
b. Cara menentukan PPh Pasal 21 atas penghasilan teratur.
Penghitungan PPh Pasal 21 terutang atas penghasilan teratur terdiri
dari beberapa langkah, yaitu: menentukan jumlah penghasilan bruto,
menentukan jumlah penghasilan neto, menentukan besarnya PTKP,
menentukan PKP, dan menentukan jumlah PPh Pasal 21 terutang setahun.
Penghasilan teratur yang diterima pegawai terdiri dari gaji dan tunjangan.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-31/PJ/2009 Pasal 5
menyatakan bahwa penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah
penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap, baik berupa
penghasilan bersifat teratur maupun tidak teratur.
Penentuan penghitungan PPh Pasal 21 terutang atas penghasilan
teratur yang dilakukan PT.X adalah menentukan jumlah penghasilan bruto,
menentukan jumlah penghasilan neto, menentukan besarnya PTKP,
menentukan PKP, dan menentukan jumlah PPh Pasal 21 terutang setahun.
Penentuan penghasilan teratur yang dilakukan PT.X telah memasukkan
komponen cara menentukan penghasilan bruto, cara menentukan jumlah
penghasilan neto, cara menentukan PTKP, cara menentukan PKP dan cara
menentukan PPh Pasal 21 terutang setahun. Berdasarkan penentuan
penghasilan teratur yang dilakukan, PT.X sudah mengacu pada peraturan
perundang-undangan perpajakan. Cara penghitungan dalam menentukan
penghasilan teratur dapat dilihat pada tabel berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Tabel 5.55 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Tahun Pajak 2011 atas Penghasilan Teratur menurut PT.X
PenghitunganData A
Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November DesemberGaji Pokok Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000Rp 3.500.000Rp 3.500.000Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000Tunjangan Pangan Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000Rp 300.000Rp 300.000Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000Tunjangan Transport
Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000Rp 400.000Rp 400.000Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000
Tunjangan Struktural
Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000Rp 1.000.000Rp 1.000.000Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
Jumlah Penghasilan Teratur Sebulan
Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000Rp 5.200.000Rp 5.200.000Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000
Jumlah Penghasilan Teratur Setahun
Rp 62.400.000 Rp62.400.000 Rp 62.400.000 Rp 62.400.000 Rp62.400.000Rp62.400.000Rp62.400.000Rp62.400.000 Rp 62.400.000 Rp 62.400.000 Rp 62.400.000 Rp 62.400.000
Biaya Jabatan5% X Penghasilan Bruto
Rp 3.120.000 Rp 3.120.000Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000Rp 3.120.000Rp 3.120.000Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000
Jumlah Pengurang Rp 3.120.000 Rp 3.120.000Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000Rp 3.120.000Rp 3.120.000Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000 Rp 3.120.000Jumlah Penghasilan Neto Setahun
Rp 59.280.000 Rp59.280.000Rp 59.280.000 Rp 59.280.000 Rp59.280.000Rp59.280.000Rp59.280.000Rp59.280.000 Rp 59.280.000 Rp 59.280.000 Rp 59.280.000 Rp 59.280.000
Perhitungan PPh Pasal 21PTKP K/0 Rp 17.160.000 Rp17.160.000Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp17.160.000Rp17.160.000Rp17.160.000Rp17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000Penghasilan Kena Pajak (PKP)
Rp 42.120.000 Rp42.120.000Rp 42.120.000 Rp 42.120.000 Rp42.120.000Rp42.120.000Rp42.120.000Rp42.120.000 Rp 42.120.000 Rp 42.120.000 Rp 42.120.000 Rp 42.120.000
Pembulatan PKP Rp 42.120.000 Rp42.120.000Rp 42.120.000 Rp 42.120.000 Rp42.120.000Rp42.120.000Rp42.120.000Rp42.120.000 Rp 42.120.000 Rp 42.120.000 Rp 42.120.000 Rp 42.120.000PPh Terutang atas Penghasilan setahun
Rp 2.106.000 Rp 2.106.000Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000Rp 2.106.000Rp 2.106.000Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000
PPh Terutang Sebulan
Rp 175.500 Rp 175.500Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500Rp 175.500Rp 175.500Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500 Rp 175.500
Sumber: PT.X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Tabel 5.56 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Tahun Pajak 2011 atas penghasilan teratur berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku
PenghitunganData A
Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November DesemberGaji Pokok Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000Rp 3.500.000Rp 3.500.000Rp 3.500.000 Rp 3.500.000Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000Tunjangan Pangan Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000Rp 300.000Rp 300.000Rp 300.000 Rp 300.000Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000Tunjangan Transport
Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000Rp 400.000Rp 400.000Rp 400.000 Rp 400.000Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000
Tunjangan Struktural
Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000Rp 1.000.000Rp 1.000.000Rp 1.000.000 Rp 1.000.000Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
Bonus Rp 1.500.000 Rp 0 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 300.000 Rp 0Rp 1.300.000Rp 0 Rp 0 Rp 1.500.000 Rp 500.000 Rp 500.000Jumlah penghasilan teratur sebulan
Rp 6.700.000 Rp 5.200.000 Rp 5.700.000 Rp 6.200.000 Rp 5.500.000 Rp 5.200.000Rp 6.500.000Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 6.700.000 Rp 5.700.000 Rp 5.700.000
Jumlah penghasilan teratur setahun
Rp 80.400.000 Rp62.400.000 Rp68.400.000 Rp74.400.000 Rp66.000.000 Rp62.400.000Rp78.000.000Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp 80.400.000 Rp68.400.000 Rp68.400.000
Biaya Jabatan5% X Penghasilan Bruto
Rp 4.020.000 Rp 3.120.000Rp 3.420.000 Rp 3.720.000 Rp 3.300.000Rp 3.120.000Rp 3.900.000Rp 3.120.000 Rp 3.120.000Rp 4.020.000 Rp 3.420.000 Rp 3.420.000
Jumlah Pengurang Rp 4.020.000 Rp 3.120.000Rp 3.420.000 Rp 3.720.000 Rp 3.300.000Rp 3.120.000Rp 3.900.000Rp 3.120.000 Rp 3.120.000Rp 4.020.000 Rp 3.420.000 Rp 3.420.000Jumlah Penghasilan Neto Setahun
Rp 76.380.000 Rp59.280.000Rp 64.980.000 Rp 70.680.000 Rp62.700.000Rp59.280.000Rp74.100.000Rp59.280.000 Rp 59.280.000Rp 76.380.000 Rp 64.980.000 Rp 64.980.000
Perhitungan PPh Pasal 21PTKP K/0 Rp 17.160.000 Rp17.160.000Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp17.160.000Rp17.160.000Rp17.160.000Rp17.160.000 Rp 17.160.000Rp 17.160.000 Rp 17.160.000 Rp 17.160.000Penghasilan Kena Pajak (PKP)
Rp 59.220.000 Rp42.120.000Rp 47.820.000 Rp 53.520.000 Rp45.540.000Rp42.120.000Rp56.940.000Rp42.120.000 Rp 42.120.000Rp 59.220.000 Rp 47.820.000 Rp 47.820.000
Pembulatan PKP Rp 59.220.000 Rp42.120.000Rp 47.820.000 Rp 53.520.000 Rp45.540.000Rp42.120.000Rp56.940.000Rp42.120.000 Rp 42.120.000Rp 59.220.000 Rp 47.820.000 Rp 47.820.000PPh Terutang atas Penghasilan setahun
Rp 3.883.000 Rp 2.106.000Rp 2.391.000 Rp 3.028.000 Rp 2.277.000Rp 2.106.000Rp 3.541.000Rp 2.106.000 Rp 2.106.000Rp 3.883.000 Rp 2.391.000 Rp 2.391.000
PPh Terutang Sebulan
Rp 323.583 Rp 175.500Rp 199.250 Rp 252.333 Rp 189.750Rp 175.500Rp 295.083Rp 175.500 Rp 175.500Rp 323.583 Rp 199.250 Rp 199.250
Sumber: Data Diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Tabel 5.57 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Tahun Pajak 2011 atas Penghasilan Teratur menurut PT.X
PenghitunganData B
Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November DesemberGaji Pokok Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000Tunjangan Pangan Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000Tunjangan Transport
Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000
Tunjangan Struktural
Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000
Jumlah Penghasilan Teratur Sebulan
Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000
Jumlah Penghasilan Teratur Setahun
Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000Rp 32.400.000
Biaya Jabatan5% X Penghasilan Bruto
Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000
Jumlah Pengurang Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000Jumlah Penghasilan Neto Setahun
Rp 30.780.000 Rp 30.780.000 Rp 30.780.000 Rp 30.780.000 Rp 30.780.000 Rp 30.780.000 Rp 30.780.000 Rp 30.780.000 Rp 30.780.000 Rp 30.780.000 Rp 30.780.000 Rp 30.780.000
Perhitungan PPh Pasal 21PTKP TK/0 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000Penghasilan Kena Pajak (PKP)
Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000
Pembulatan PKP Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000PPh Terutang atas Penghasilan setahun
Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000
PPh Terutang Sebulan
Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 62.250
Sumber: PT. X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Tabel 5.58 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Tahun Pajak 2011 atas Penghasilan Teratur berdasarkanPeraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku
PenghitunganData B
Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November DesemberGaji Pokok Rp 1.800.000 Rp1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000Tunjangan Pangan Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000Tunjangan Transport
Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000
Tunjangan Struktural
Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000
Bonus Rp 300.000 Rp 200.000 Rp 0 Rp 550.000 Rp 50.000 Rp 0 Rp 250.000 Rp 700.000 Rp 0 Rp 0 Rp 200.000 Rp 0Jumlah Penghasilan Teratur Sebulan
Rp 3.000.000 Rp2.900.000 Rp 2.700.000 Rp 3.250.000 Rp 2.750.000 Rp 2.700.000 Rp 2.950.000 Rp 3.400.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.900.000 Rp 2.700.000
Jumlah Penghasilan Teratur Setahun
Rp 36.000.000Rp34.800.000 Rp 32.400.000 Rp 39.000.000 Rp 33.000.000 Rp 32.400.000 Rp 35.400.000 Rp 40.800.000 Rp 32.400.000 Rp 32.400.000 Rp 34.800.000 Rp32.400.000
Biaya Jabatan5% X Penghasilan Bruto
Rp 1.800.000Rp 1.740.000 Rp 1.620.000 Rp 1.950.000 Rp 1.650.000 Rp 1.620.000 Rp 1.770.000 Rp 2.040.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.740.000 Rp 1.620.000
Jumlah Pengurang Rp 1.80.000Rp 1.740.000 Rp 1.620.000 Rp 1.950.000 Rp 1.650.000 Rp 1.620.000 Rp 1.770.000 Rp 2.040.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.740.000 Rp 1.620.000Jumlah Penghasilan Neto Setahun
Rp 34.200.000Rp33.060.000 Rp 30.780.000 Rp 37.050.000 Rp 31.350.000 Rp 30.780.000 Rp 33.630.000 Rp 38.760.000 Rp 30.780.000 Rp 30.780.000 Rp 33.060.000 Rp30.780.000
Perhitungan PPh Pasal 21PTKP TK/0 Rp 15.840.000Rp15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp 15.840.000 Rp15.840.000Penghasilan Kena Pajak (PKP)
Rp 18.360.000Rp17.220.000 Rp 14.940.000 Rp 21.210.000 Rp 15.510.000 Rp 14.940.000 Rp 17.790.000 Rp 22.920.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 17.220.000 Rp14.940.000
Pembulatan PKP Rp 18.360.000Rp17.220.000 Rp 14.940.000 Rp 21.210.000 Rp 15.510.000 Rp 14.940.000 Rp 17.790.000 Rp 22.920.000 Rp 14.940.000 Rp 14.940.000 Rp 17.220.000 Rp14.940.000PPh Terutang atas Penghasilan setahun
Rp 918.000Rp 861.000 Rp 747.000 Rp 1.060.500 Rp 775.500 Rp 747.000 Rp 889.500 Rp 1.146.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 861.000 Rp 747.000
PPh Terutang Sebulan
Rp 76.500Rp 71.750 Rp 62.250 Rp 88.375 Rp 64.625 Rp 62.250 Rp 74.125 Rp 95.500 Rp 62.250 Rp 62.250 Rp 71.750 Rp 62.250
Sumber: Data Diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
c. Cara menentukan PPh Pasal 21 atas penghasilan tidak teratur.
Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-
31/PJ/2009 Pasal 1 ayat (16), penghasilan pegawai tetap yang bersifat
tidak teratur adalah penghasilan yang selain penghasilan yang bersifat
teratur, yang diterima sekali dalam satu tahun atau periode lainnya, antara
lain berupa bonus, THR, jasa produksi, tantiem, gratifikasi, atau imabalan
sejenis lainnya dengan nama apapun. Berdasarkan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor: PER-31/PJ/2009 Pasal 14 ayat (3), PPh Pasal 21
terutang atas penghasilan tidak teratur berupa THR adalah sebesar selisih
antara PPh Pasal 21 terutang atas penghasilan teratur dan THR dengan
PPh Pasal 21 terutang atas penghasilan teratur.
Penentuan PPh Pasal 21 terutang atas penghasilan tidak teratur
menurut PT.X yakni dengan menselisihkan penentuan PPh Pasal 21
terutang atas penghasilan teratur dan tidak teratur berupa THR dan Bonus
dengan PPh Pasal 21 terutang atas penghasilan teratur. Sedangkan
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, Bonus yang
dimaksudkan oleh PT. X adalah penghasilan teratur sehingga penentuan
PPh Pasal 21 terutang atas penghasilan tidak teratur yang dibuat oleh
PT.X tidak sama dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Tabel 5.59 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Tahun Pajak 2011 atas Penghasilan Tidak Teratur Menurut PT. X
PenghitunganData A
Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November DesemberGaji Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000Tunjangan Pangan Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000Tunjangan Transport Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000Tunjangan Struktural Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000Jumlah penghasilan teratur sebulan
Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000
Jumlah penghasilan teratur setahun
Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000Rp62.400.000Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000
Penghasilan tidak teraturTHR Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0Rp 0Rp 0Rp 0 Rp 0 Rp 3.500.000Bonus Rp 1.500.000 Rp 0 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 300.000 Rp 0 Rp 1.300.000Rp 0Rp 0 Rp 1.500.000 Rp 500.000 Rp 500.000Jumlah penghasilan bruto setahun
Rp63.900.000 Rp62.400.000 Rp62.900.000 Rp63.400.000 Rp62.700.000 Rp62.400.000Rp63.700.000Rp62.400.000Rp 62.400.000 Rp63.900.000 Rp62.900.000 Rp66.400.000
Biaya jabatan 5% Jumlah pengurang Rp 3.195.000 Rp 3.120.000 Rp 3.145.000 Rp 3.170.000 Rp 3.135.000 Rp 3.120.000 Rp 3.185.000Rp 3.120.000Rp 3.120.000 Rp 3.195.000 Rp 3.145.000 Rp 3.320.000Jumlah penghasilan neto setahun
Rp60.705.000 Rp59.280.000 Rp59.755.000 Rp60.230.000 Rp59.565.000 Rp59.280.000Rp60.515.000Rp59.280.000Rp 59.280.000 Rp60.705.000 Rp59.755.000 Rp63.080.000
PTKP TK/0 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000Rp17.160.000Rp17.160.000Rp 17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000
PKP Rp43.545.000 Rp42,120.000 Rp42.595.000 Rp43.070.000 Rp42.405.000 Rp42.120.000Rp43.355.000Rp42.120.000Rp 42.120.000 Rp43.545.000 Rp42.595.000 Rp45.920.000Pph Pasal 21 terutang setahun atas penghasilan teratur dan penghasilan tidak teratur.
Rp 2.177.250 Rp 2.106.000 Rp 2.129.750 Rp 2.153.500 Rp 2.120.250 Rp 2.106.000Rp 2.167.750Rp 2.106.000Rp 2.106.000 Rp 2.177.250 Rp 2.129.750 Rp 2.296.000
Pph pasal 21 terutang setahun atas penghasilan teratur
Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000
Pph Pasal 21 terutang setahun atas penghasilan tidak teratur
Rp 71.250 Rp 0 Rp 23.750 Rp 47.500 Rp 14.250 Rp 0 Rp 61.750Rp 0Rp 0 Rp 71.250 Rp 23.750 Rp 190.000
Sumber: PT. X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Tabel 5.60 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Tahun Pajak 2011 atas Penghasilan Tidak Teraturberdasarkan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku
PenghitunganData A
Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November DesemberGaji Pokok Rp 3.500.000Rp 3.500.000 Rp 3.500.000Rp 3.500.000Rp 3.500.000Rp 3.500.000Rp 3.500.000Rp 3.500.000 Rp 3.500.000 Rp 3.500.000Rp 3.500.000Rp 3.500.000Tunjangan Pangan Rp 300.000Rp 300.000 Rp 300.000Rp 300.000Rp 300.000Rp 300.000Rp 300.000Rp 300.000 Rp 300.000 Rp 300.000Rp 300.000Rp 300.000Tunjangan Transport Rp 400.000Rp 400.000 Rp 400.000Rp 400.000Rp 400.000Rp 400.000Rp 400.000Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000Rp 400.000Rp 400.000Tunjangan Struktural Rp 1.000.000Rp 1.000.000 Rp 1.000.000Rp 1.000.000Rp 1.000.000Rp 1.000.000Rp 1.000.000Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000Rp 1.000.000Rp 1.000.000Bonus Rp 1.500.000 Rp 0 Rp 500.000Rp 1.000.000Rp 300.000Rp 0Rp 1.300.000Rp 0 Rp 0 Rp 1.500.000Rp 500.000Rp 500.000Jumlah penghasilan teratur sebulan
Rp 6.700.000Rp 5.200.000 Rp 5.700.000Rp 6.200.000Rp 5.500.000Rp 5.200.000Rp 6.500.000Rp 5.200.000 Rp 5.200.000 Rp 6.700.000Rp 5.700.000Rp 5.700.000
Jumlah penghasilan teratur setahun
Rp 80.400.000 Rp62.400.000 Rp68.400.000 Rp74.400.000Rp66.000.000Rp62.400.000Rp78.000.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp80.400.000Rp68.400.000Rp68.400.000
Penghasilan tidak teraturTHR Rp 0Rp 0 Rp 0 Rp 0Rp 0 Rp 0 Rp 0Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0Rp 3.500.000Jumlah penghasilan bruto setahun
Rp 80.400.000 Rp62.400.000 Rp68.400.000 Rp74.400.000Rp66.000.000Rp62.400.000Rp78.000.000 Rp62.400.000 Rp62.400.000 Rp80.400.000Rp68.400.000Rp71.900.000
Biaya jabatan 5%
Jumlah pengurang Rp 4.020.000 Rp 3.120.000 Rp 3.420.000Rp 3.720.000Rp 3.300.000Rp 3.120.000Rp 3.900.000Rp
3.120.000Rp 3.120.000 Rp 4.020.000Rp 3.420.000Rp 3.595.000
Jumlah penghasilan neto setahun
Rp 76.380.000 Rp59.280.000 Rp64.980.000 Rp70.680.000Rp62.700.000Rp59.280.000Rp74.100.000 Rp59.280.000 Rp59.280.000 Rp76.380.000Rp64.980.000Rp68.305.000
PTKP K/0 Rp 17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000Rp17.160.000Rp17.160.000Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000 Rp17.160.000Rp17.160.000Rp17.160.000PKP Rp 59.220.000 Rp42.120.000 Rp47.820.000 Rp53.520.000Rp45.540.000Rp42.120.000Rp56.940.000 Rp42.120.000 Rp42.120.000 Rp59.220.000Rp47.820.000Rp51.145.000Pph Pasal 21 terutang setahun atas penghasilan teratur dan penghasilan tidak teratur.
Rp 3.883.000 Rp 2.106.000 Rp 2.391.000Rp 3.028.000Rp 2.277.000Rp 2.106.000Rp 3.541.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 3.883.000Rp 2.391.000Rp 2.671.750
Pph pasal 21 terutang setahun atas penghasilan teratur
Rp 3.883.000 Rp 2.106.000 Rp 2.391.000Rp 3.028.000Rp 2.277.000Rp 2.106.000Rp 3.541.000 Rp 2.106.000 Rp 2.106.000 Rp 3.883.000Rp 2.391.000Rp 2.391.000
Pph Pasal 21 terutang setahun atas penghasilan tidak teratur
Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0Rp 0Rp 0Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0Rp 280.750
Sumber: Data Diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Tabel 5.61 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Tahun Pajak 2011 atas Penghasilan Tidak Teratur Menurut PT. X
PenghitunganData B
Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November DesemberGaji Rp 1.800.000Rp 1.800.000Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000Tunjangan Pangan Rp 200.000Rp 200.000Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000Tunjangan Transport Rp 200.000Rp 200.000Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000Tunjangan Struktural Rp 500.000Rp 500.000Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000Jumlah penghasilan teratur sebulan
Rp 2.700.000Rp 2.700.000Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000
Jumlah penghasilan teratur setahun
Rp32.400.000Rp32.400.000Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000
Penghasilan tidak teraturTHR Rp 0Rp 0Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 1.800.000Bonus Rp 300.000Rp 200.000Rp 0 Rp 550.000 Rp 50.000 Rp 0 Rp 250.000 Rp 700.000Rp 0 Rp 0 Rp 200.000 Rp 0Jumlah penghasilan bruto setahun
Rp32.700.000Rp32.600.000Rp32.400.000 Rp32.950.000 Rp32.450.000 Rp32.400.000 Rp32.650.000 Rp33.100.000 Rp32.400.000 Rp32.400.000 Rp32.600.000 Rp34.200.000
Biaya jabatan 5% Rp 1.635.000Rp 1.630.000Rp 1.620.000 Rp 1.647.500 Rp 1.622.500 Rp 1.620.000 Rp 1.632.500 Rp 1.655.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.630.000 Rp 1.710.000Jumlah pengurang Rp 1.635.000Rp 1.630.000Rp 1.620.000 Rp 1.647.500 Rp 1.622.500 Rp 1.620.000 Rp 1.632.500 Rp 1.655.000 Rp 1.620.000 Rp 1.620.000 Rp 1.630.000 Rp 1.710.000Jumlah penghasilan neto setahun
Rp31.065.000Rp30.970.000Rp30.780.000 Rp31.302.500 Rp30.827.500 Rp30.780.000 Rp31.017.500 Rp31.445.000 Rp30.780.000 Rp30.780.000 Rp30.970.000 Rp32.490.000
PTKP TK/0 Rp15.840.000Rp15.840.000Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000PKP Rp15.225.000Rp15.130.000Rp14.940.000 Rp15.462.500 Rp14.987.500 Rp14.940.000 Rp15.177.500 Rp15.605.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp15.130.000 Rp16.650.000PKP dibulatkan Rp15.225.000Rp15.130.000Rp14.940.000 Rp15.462.500 Rp14.987.500 Rp14.940.000 Rp15.177.500 Rp15.605.000 Rp14.940.000 Rp14.940.000 Rp15.130.000 Rp16.650.000Pph Pasal 21 terutang setahun atas penghasilan teratur dan penghasilan tidak teratur.
Rp 761.250Rp 756.500Rp 747.000 Rp 773.125 Rp 749.375 Rp 747.000 Rp 758.875 Rp 780.250 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 756.500 Rp 832.500
Pph pasal 21 terutang setahun atas penghasilan teratur
Rp 747.000Rp 747.000Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000 Rp 747.000
Pph Pasal 21 terutang setahun atas penghasilan tidak teratur
Rp 14.250Rp 9.500Rp 0 Rp 26.125 Rp 2.375 Rp 0 Rp 11.875 Rp 33.250 Rp 0 Rp 0 Rp 9.500 Rp 85.500
Sumber: PT. X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Tabel 5.62 Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Tahun Pajak 2011 atas Penghasilan Tidak Teratur berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku
PenghitunganData B
Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November DesemberGaji Rp 1.800.000Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000 Rp 1.800.000Rp 1.800.000 Rp 1.800.000Rp 1.800.000 Rp 1.800.000Rp 1.800.000 Rp 1.800.000Rp 1.800.000Tunjangan Pangan Rp 200.000Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000Rp 200.000 Rp 200.000Rp 200.000 Rp 200.000Rp 200.000 Rp 200.000Rp 200.000Tunjangan Transport Rp 200.000Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 200.000Rp 200.000 Rp 200.000Rp 200.000 Rp 200.000Rp 200.000 Rp 200.000Rp 200.000Tunjangan Struktural
Rp 500.000Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 500.000Rp 500.000 Rp 500.000Rp 500.000 Rp 500.000Rp 500.000 Rp 500.000Rp 500.000
Bonus Rp 300.000Rp 200.000 Rp 0 Rp 550.000 Rp 50.000Rp 0 Rp 250.000Rp 700.000Rp 0 Rp 0 Rp 200.000Rp 0Jumlah penghasilan teratur sebulan
Rp 3.000.000Rp 2.900.000Rp 2.700.000 Rp 3.250.000 Rp 2.750.000 Rp 2.700.000 Rp 2.950.000 Rp 3.400.000Rp 2.700.000Rp
2.700.000Rp 2.900.000 Rp2.700.000
Jumlah penghasilan teratur setahun
Rp36.000.000Rp34.800.000 Rp32.400.000 Rp39.000.000 Rp33.000.000 Rp32.400.000Rp35.400.000Rp40.800.000Rp32.400.000Rp32.400.000Rp 34.800.000 Rp32.400.000
Penghasilan tidak teraturTHR Rp 0 Rp 0Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0Rp 0Rp 0Rp 0 Rp 0Rp 0 Rp 1.800.000Jumlah penghasilan bruto setahun
Rp36.000.000Rp34.800.000 Rp32.400.000 Rp39.000.000 Rp33.000.000Rp32.400.000Rp35.400.000Rp40.800.000Rp32.400.000Rp32.400.000 Rp34.800.000Rp34.200.000
Biaya jabatan 5% Rp 1.800.000Rp 1.740.000 Rp 1.620.000 Rp 1.950.000 Rp 1.650.000Rp 1.620.000Rp 1.770.000Rp 2.040.000 Rp 1.620.000Rp 1.620.000 Rp 1.740.000Rp 1.710.000Jumlah pengurang Rp 1.800.000Rp 1.740.000 Rp 1.620.000 Rp 1.950.000 Rp 1.650.000Rp 1.620.000Rp 1.770.000Rp 2.040.000 Rp 1.620.000Rp 1.620.000 Rp 1.740.000Rp 1.710.000Jumlah penghasilan neto setahun
Rp34.200.000Rp33.060.000 Rp30.780.000 Rp37.050.000 Rp31.350.000Rp30.780.000Rp33.630.000Rp38.760.000Rp30.780.000Rp30.780.000 Rp33.060.000Rp32.490.000
PTKP TK/0 Rp15.840.000Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000 Rp15.840.000Rp15.840.000Rp15.840.000Rp15.840.000Rp15.840.000Rp15.840.000 Rp15.840.000Rp15.840.000PKP Rp18.360.000Rp17.220.000 Rp14.940.000 Rp21.210.000 Rp15.510.000Rp14.940.000Rp17.790.000Rp22.920.000Rp14.940.000Rp14.940.000 Rp 17.220.000Rp16.650.000Pph Pasal 21 terutang setahun atas penghasilan teratur dan penghasilan tidak teratur.
Rp 918.000Rp 861.000 Rp 747.000 Rp 1.060.500 Rp 775.500Rp 747.000Rp 889.500Rp 1.146.000 Rp 747.000Rp 747.000 Rp 861.000Rp 832.500
Pph pasal 21 terutang setahun atas penghasilan teratur
Rp 918.000Rp 861.000 Rp 747.000 Rp 1.060.500 Rp 775.500Rp 747.000Rp 889.500Rp 1.146.000 Rp 747.000Rp 747.000 Rp 861.000Rp 747.000
Pph Pasal 21 terutang setahun atas penghasilan tidak teratur
Rp 0Rp 0 Rp 0 Rp 0 Rp 0Rp 0Rp 0Rp 0 Rp 0Rp 0 Rp 0Rp 85.500
Sumber: Data Diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
3. Membandingkan penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk pegawai
tidak tetap yang dilakukan oleh PT. X dengan peraturan perundang-undangan
perpajakan yang berlaku.
a. Penentuan jumlah upah/uang saku harian, atau rata-rata upah/uang saku
yang diterima atau diperoleh dalam sehari:
Penentuan jumlah upah/uang saku harian, atau rata-rata upah/uang
saku yang diterima atau diperoleh dalam sehari menurut Peraturan
Direktur Jenderal Pajak PER-31/PJ/2009 yakni jumlah penghasilan yang
melebihi Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu) sehari,yang berlaku bagi
pegawai tidak tetap yang menerima upah harian, upah mingguan, upah
satuan atau upah borongan, sepanjang penghasilan kumulatif yang
diterima dalam 1 (satu) bulan kalender belum melebihi Rp1.320.000,00
(satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah). Penentuan jumlah upah/uang
saku harian, atau rata-rata upah/uang saku yang diterima atau diperoleh
dalam sehari menurut PT. X adalah jumlah penghasilan yang melebihi
Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu) dalam sehari. Berdasarkan
penentuan jumlah upah/uang saku harian, atau rata-rata upah/uang saku
yang diterima atau diperoleh dalam sehari yang dilakukan PT. X sudah
sama dengan peraturan perundang-undangan perpajakan. Cara
penghitungan dalam menentukan penghasilan bruto PT. X dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Tabel 5.63 Penentuan jumlah upah/uang saku harian, atau rata-rata upah/uang saku yang diterima atau diperoleh dalam sehari untuk bulan Agustus
menurut PT. X Tahun 2011
No.
UraianData C
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1Upah Harian
Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000
Jumlah Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000
Sumber: PT. X
Tabel 5.64 Penentuan jumlah upah/uang saku harian, atau rata-rata upah/uang saku yang diterima atau diperoleh dalam sehari untuk bulan Agustus
menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011
No.
UraianData C
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1Upah Harian
Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000
Jumlah Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000
Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
b. Penentuan upah/uang saku harian atau rata-rata upah/uang saku harian
telah melebihi Rp150.000,00 dan sepanjang jumlah kumulatif yang
diterima atau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan belum
melebihi Rp1.320.000,00 maka:
Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak PER-31/PJ/2009 yakni
PPh Pasal 21 yang harus dipotong adalah sebesar upah/uang saku harian
atau rata-rata upah/uang saku harian setelah dikurangi Rp150.000,00
dikalikan 5%. Penentuan jumlah upah/uang saku harian, atau rata-rata
upah/uang saku yang diterima atau diperoleh dalam sehari menurut PT. X
adalah apabila upah/uang saku harian atau rata-rata upah/uang saku harian
telah melebihi Rp150.000,00 dan sepanjang jumlah kumulatif yang
diterima atau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan belum
melebihi Rp1.320.000,00 maka PPh Pasal 21 yang dipotong adalah sebesar
upah/uang saku harian atau rata-rata upah/uang saku harian setelah
dikurangi Rp150.000,00 dikalikan 5%. Berdasarkan penentuan jumlah
upah/uang saku harian atau rata-rata upah/uang saku harian telah melebihi
Rp150.000,00 dan sepanjang jumlah kumulatif yang diterima atau
diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan belum melebihi
Rp1.320.000,00 yang dilakukan PT. X sudah sama dengan peraturan
perundang-undangan perpajakan. Cara penghitungan dalam menentukan
upah/uang saku harian atau rata-rata upah/uang saku harian telah melebihi
Rp150.000,00 dan sepanjang jumlah kumulatif yang diterima atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan belum melebihi
Rp1.320.000,00 oleh PT. X dapat dilihat pada tabel berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Tabel 5.65 Penghitungan upah/uang saku harian atau rata-rata upah/uang saku harian telah melebihi Rp150.000,00 dan sepanjang jumlah
kumulatif yang diterima atau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan belum melebihi Rp1.320.000,00 menurut PT. X
Tahun 2011
No. UraianData C
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1Upah Harian
Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000
2
Dikurangi batas upah harian tidak dilakukan pemotongan PPh
Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000
Jumlah Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000
3PPh Pasal21
5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%
Jumlah Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250Sumber: PT. X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Tabel 5.66 Penghitungan upah/uang saku harian atau rata-rata upah/uang saku harian telah melebihi Rp150.000,00 dan sepanjang jumlah
kumulatif yang diterima atau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan belum melebihi Rp1.320.000,00 menurut
Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Tahun 2011
No. UraianData C
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1Upah Harian
Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000
2
Dikurangi batas upah harian tidak dilakukan pemotongan PPh
Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000 Rp150.000
Jumlah Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000 Rp 25.000
3PPh Pasal21
5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%
Jumlah Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250 Rp 1.250Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
c. Penentuan jumlah upah kumulatif yang diterima atau diperoleh dalam
bulan kalender yang bersangkutan telah melebihi Rp1.320.000,00 dan
kurang dari Rp6.000.000,00 maka:
Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak PER-31/PJ/2009 yakni
PPh Pasal 21 yang harus dipotong adalah sebesar upah/uang saku harian
atau rata-rata upah/uang saku harian setelah dikurangi PTKP sehari
dikalikan 5%. Penentuan jumlah upah kumulatif yang diterima atau
diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan telah melebihi
Rp1.320.000,00 dan kurang dari Rp6.000.000,00 menurut PT. X adalah
PPh Pasal 21 yang harus dipotong adalah sebesar upah/uang saku harian
atau rata-rata upah/uang saku harian setelah dikurangi PTKP sehari
dikalikan 5%. Berdasarkan penentuan jumlah upah kumulatif yang diterima
atau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan telah melebihi
Rp1.320.000,00 dan kurang dari Rp6.000.000,00 yang dilakukan PT. X
sudah sama dengan peraturan perundang-undangan perpajakan. Cara
penghitungan dalam menentukan jumlah upah kumulatif yang diterima atau
diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan telah melebihi
Rp1.320.000,00 dan kurang dari Rp6.000.000,00 oleh PT. X dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Tabel 5.67 Penghitungan jumlah upah kumulatif ( 8 hari kerja ) yang diterima atau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan telah
melebihi Rp1.320.000,00 dan kurang dari Rp6.000.000,00 menurut PT. X untuk Bulan Agustus 2011 (dalam rupiah)
No UraianData C
1 2 3 4 5 6 7 8
JumlahUpah 8 hari
kerja
1 Upah Harian Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp1.400.000
2PTKP:8 x (15.840.000/360)
Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 352.000
PKP Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000 Rp1.048.000
PPh Pasal 21 (5%) Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 52.400
Dikurangi PPh Pasal 21 yang telah dipotong s.d.harike-7 ( 7 x 1.250 )
- - - - - - - - Rp 8.750
PPh Pasal 21 yang harusdipotong pada hari ke-8
- - - - - - - - Rp 43.650
Sumber: PT. X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Tabel 5.68 Penghitungan jumlah upah kumulatif ( 8 hari kerja ) yang diterima atau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan telah
melebihi Rp1.320.000,00 dan kurang dari Rp6.000.000,00 menurut Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan untuk Bulan
Agustus 2011 (dalam rupiah)
No UraianData C
1 2 3 4 5 6 7 8
Jumlah Upah 8 hari
kerja
1 Upah Harian Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp1.400.000
2PTKP:8 x (15.840.000/360)
Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 352.000
PKP Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000 Rp1.048.000
PPh Pasal 21 (5%) Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 52.400
Dikurangi PPh Pasal 21 yang telah dipotong s.d.harike-7 ( 7 x 1.250 )
- - - - - - - - Rp 8.750
PPh Pasal 21 yang harusdipotong pada hari ke-8
- - - - - - - - Rp 43.650
Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Tabel 5.69 Penghitungan jumlah upah pada hari ke-9 sampai hari ke-12 yang diterima
atau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan, jumlah PPh Pasal
2l per hari yang dipotong menurut PT. X untuk Bulan Agustus 2011
No UraianData C
9 10 11 12
1 Upah Harian Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000
2PTKP- untukWP sendiri( 15.840.000/360)
Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000
3 PKP Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000
PPh Pasal 21 (5%) Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550
Sumber: PT. X
Tabel 5.70 Penghitungan jumlah upah pada hari ke-9 sampai hari ke-12 yang diterima
atau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan, jumlah PPh Pasal
2l per hari yang dipotong menurut Peraturan Perundang-Undangan
Perpajakan untuk Bulan Agustus 2011
No UraianData C
9 10 11 12
1 Upah Harian Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000 Rp175.000
2PTKP- untukWP sendiri( 15.840.000/360)
Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000 Rp 44.000
3 PKP Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000 Rp 131.000
PPh Pasal 21 (5%) Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550 Rp 6.550
Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
C. Pembahasan
Pembahasan tentang item- item perbandingan penghitungan Pajak
Penghasilan Pasal 21 terutang yang terdapat dalam daftar gaji pegawai tetap
dan pegawai tidak tetap PT. X adalah sebagai berikut:
1. Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Pegawai Tetap atas Penghasilan
Teratur
Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang pegawai tetap
atas penghasilan teratur terdiri dari beberapa langkah, yaitu: cara
menentukan penghasilan bruto sebulan, cara menentukan penghasilan neto
sebulan, cara menentukan penghasilan neto setahun, cara menentukan
penghasilan PKP setahun, cara menentukan PPh Pasal 21 terutang
setahun, cara menentukan PPh Pasal 21 sebulan.
a. Penentuan penghasilan bruto sebulan
PT.X menentukan jumlah penghasilan bruto sebulan diterima
atau diperoleh sebulan yakni dari gaji pokok ditambah dengan
tunjangan pangan, tunjangan transport dan tunjangan struktural.
Penghasilan bruto diperoleh dari penghasilan teratur berupa gaji dan
tunjangan. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-31/PJ/2009
Pasal 5 menyatakan bahwa penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21
adalah penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap, baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
berupa penghasilan bersifat teratur maupun tidak teratur. Pengertian
Penghasilan yang bersifat teratur berdasarkan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor: PER-31/PJ/2009 Pasal 1 yaitu penghasilan bagi
pegawai tetap berupa gaji atau upah, segala macam tunjangan, dan
imbalan dengan nama apapun yang diberikan secara periodik
berdasarkan ketentuan yang ditetapkan pemberi kerja, termasuk uang
lembur. Cara penentuan penghasilan bruto sebulan yang dilakukan
PT.X sudah mengacu dengan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
b. Penentuan penghasilan neto sebulan
PT.X menentukan jumlah penghasilan neto dengan cara
mengurangi jumlah penghasilan bruto dengan pengurang penghasilan
yaitu biaya jabatan. Biaya jabatan yang dikenakan sebesar 5% dari
penghasilan bruto, dengan jumlah maksimal Rp6.000.000,00 (enam
juta rupiah) setahun atau Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah)
sebulan.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2009
Pasal 10 ayat (3) menyatakan besarnya penghasilan neto bagi pegawai
tetap yang dipotong PPh Pasal 21 adalah seluruh penghasilan bruto
dikurangi dengan biaya jabatan sebesar 5% (lima persen) dari
penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp500.000,00 (lima ratus ribu
rupiah) sebulan atau Rp6.000.000,00 (enam juta rupiah) setahun; serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
iuran yang terkait dengan gaji yang dibayar oleh pegawai kepada dana
pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan atau
badan penyelenggara tunjangan hari tua atau jaminan hari tua yang
dipersamakan dengan dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan
Menteri Keuangan. Berdasarkan cara penghitungan yang dilakukan
PT.X dapat disimpulkan bahwa PT.X sudah mengacu dengan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
c. Penentuan Penghasilan neto setahun
PT.X menentukan penghasilan neto setahun yakni penghasilan
neto sebulan dikalikan 12 (bulan). Penentuan penghasilan neto setahun
menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak PER-31/PJ/2009
menyatakan bahwa jumlah penghasilan teratur dalam 1 (bulan)
dikalikan 12. Berdasarkan cara penentuan penghasilan neto setahun
yang dilakukan PT.X dapat disimpulkan bahwa PT. X sudah mengacu
dengan peraturan perundang-undangan perpajakan.
d. Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun
PT.X menentukan penghasilan Kena Pajak yakni penghasilan
neto setahun dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
Jumlah PKP dibulatkan dalam ribuan penuh. Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2009 Pasal 17 ayat (4) menyatakan
bahwa jumlah PKP sebagai dasar penerapan tarif Pasal 17 ayat (1)
huruf a Undang-Undang Pajak Penghasilan dibulatkan ke bawah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
hingga ribuan penuh. Besarnya PTKP sesuai dengan kriteria masing-
masing pegawai. Berdasarkan penentuan PKP yang dilakukan PT.X
dapat disimpulkan bahwa PT. X sudah mengacu dengan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
e. Penentuan PPh Pasal 21 terutang setahun
PT.X menentuan PPh Pasal 21 terutang setahun yakni jumlah
penghasilan kena pajak dikalikan dengan tarif PPh Pasal 21 terutang
bagi pegawai tetap yang mempunyai NPWP diperoleh dengan
mengalikan PKP dengan tarif pasal 17 Undang-Undang Pajak
Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008. Penentuan PPh Pasal 21 terutang
setahun yang dilakukan PT.X sudah mengacu dengan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak PER-31/PJ/2009.
f. Penentuan PPh Pasal 21 terutang sebulan
PT.X menentukan PPh Pasal 21 terutang sebulan diperoleh dari
PPh Pasal 21 terutang setahun dibagi 12. Penentuan PPh Pasal 21
terutang sebulan menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak PER-
31/PJ/2009 Pasal 14 ayat 3 yakni atas penghasilan yang bersifat teratur
adalah sebesar Pajak Penghasilan terutang atas jumlah penghasilan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dibagi 12 (dua belas).
Berdasarkan cara penentuan PPh Pasal 21 terutang sebulan yang
dilakukan PT.X dapat disimpulkan bahwa PT.X sudah mengacu
dengan peraturan perundang-undangan perpajakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
2. Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Pegawai Tetap atas Penghasilan
Tidak Teratur
Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang pegawai tetap atas
penghasilan tidak teratur terdiri dari beberapa langkah, antara lain:
menentukan PPh Pasal 21 atas penghasilan teratur ditambah penghasilan
tidak teratur, menentukan PPh Pasal 21 atas penghasilan teratur, dan
menentukan dengan menselisihkan antara PPh Pasal 21 atas penghasilan
teratur dan tidak teratur dengan PPh Pasal 21 atas penghasilan teratur.
a. PT.X dalam menentukan jumlah penghasilan bruto atas penghasilan
teratur dan tidak teratur.
Penentuan penghasilan bruto atas penghasilan teratur dan tidak
teratur menurut PT. X yaitu dengan menjumlahkan penghasilan teratur
yang diterima pegawai tetap berupa gaji dan tunjangan dengan
penghasilan tidak teratur yang diterima pegawai berupa THR dan
bonus. Penentuan PPh Pasal 21 terutang atas penghasilan teratur dan
tidak teratur terdiri dari beberapa langkah, yaitu: cara menentukan
penghasilan bruto sebulan, cara menentukan penghasilan neto sebulan,
cara menentukan penghasilan neto setahun, cara menentukan
Penghasilan Kena Pajak setahun. Cara penentuan penghasilan bruto
sebulan atas penghasilan tidak teratur yang dilakukan PT.X belum
mengacu dengan peraturan perundang-undangan perpajakan, hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
dikarenakan PT.X dalam memasukkan komponen Bonus didalam
penghasilan tidak teratur, namun menurut Undang-Undang yang
berlaku Bonus yang dimaksud oleh PT. X seharusnya dimasukkan
dalam penghasilan teratur karena Bonus tersebut diterima oleh
pegawai secara periodik.
b. PT.X dalam menentukan jumlah penghasilan tidak teratur
Penghitungan PPh Pasal 21 terutang atas penghasilan tidak
teratur yang dilakukan PT.X diperoleh dengan mengurangkan PPh
Pasal 21 terutang atas penghasilan teratur dan penghasilan tidak teratur
dengan PPh Pasal 21 terutang atas penghasilan teratur. Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-31/PJ/2009 menyatakan bahwa
PPh Pasal 21 terutang atas penghasilan tidak teratur adalah sebesar
selisih antara PPh Pasal 21 terutang atas penghasilan teratur dan
penghasilan tidak teratur dengan PPh Pasal 21 terutang atas
penghasilan teratur. PPh Pasal 21 terutang atas penghasilan tidak
teratur yang dilakukan oleh PT. X belum mengacu dengan peraturan
perundang-undangan perpajakan, hal ini dikarenakan PT. X dalam
memasukkan komponen Bonus dipenghasilan tidak teratur, namun
menurut Undang-Undang yang berlaku Bonus yang dimaksud oleh
PT. X seharusnya dimasukkan dalam penghasilan teratur karena
Bonus tersebut diterima oleh pegawai secara periodik dan hasil yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
diperoleh pun berbeda karena PT. X tidak tepat dalam memasukkan
komponen Bonus tersebut.
3. Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Pegawai Tidak Tetap
Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang pegawai tidak tetap
terdiri dari beberapa langkah, yaitu: menentukan jumlah upah/uang saku
harian, atau rata-rata upah/uang saku yang diterima atau diperoleh dalam
sehari; menentukan upah/uang saku harian atau rata-rata upah/uang saku
harian telah melebihi Rp150.000,00 dan sepanjang jumlah kumulatif yang
diterima atau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan belum
melebihi Rp1.320.000,00; menentukan jumlah upah kumulatif yang
diterima atau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan telah
melebihi Rp1.320.000,00 dan kurang dari Rp6.000.000,00.
a. PT. X dalam menentukan jumlah upah/uang saku harian, atau rata-rata
upah/uang saku yang diterima atau diperoleh dalam sehari untuk
pegawai tidak tetap adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh
pegawai tidak tetap melebihi Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu)
dalam sehari. Berdasarkan penentuan jumlah upah/uang saku harian,
atau rata-rata upah/uang saku yang diterima atau diperoleh dalam
sehari yang dilakukan PT. X sudah mengacu dengan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
b. PT. X dalam menentukan jumlah upah/uang saku harian atau rata-rata
upah/uang saku harian yang telah melebihi Rp150.000,00 dan
sepanjang jumlah kumulatif yang diterima atau diperoleh dalam bulan
kalender yang bersangkutan belum melebihi Rp1.320.000,00 adalah
apabila upah/uang saku harian atau rata-rata upah/uang saku harian
telah melebihi Rp150.000,00 dan sepanjang jumlah kumulatif yang
diterima atau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan
belum melebihi Rp1.320.000,00 maka PPh Pasal 21 yang dipotong
adalah sebesar upah/uang saku harian atau rata-rata upah/uang saku
harian setelah dikurangi Rp150.000,00 dikalikan 5%. Berdasarkan
penentuan jumlah upah/uang saku harian atau rata-rata upah/uang saku
harian telah melebihi Rp150.000,00 dan sepanjang jumlah kumulatif
yang diterima atau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan
belum melebihi Rp1.320.000,00 yang dilakukan PT. X sudah mengacu
dengan peraturan perundang-undangan perpajakan.
c. PT. X dalam menentukan jumlah upah kumulatif yang diterima atau
diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan telah melebihi
Rp1.320.000,00 dan kurang dari Rp6.000.000,00 adalah PPh Pasal 21
yang harus dipotong adalah sebesar upah/uang saku harian atau rata-
rata upah/uang saku harian setelah dikurangi PTKP sehari dikalikan
5%. Berdasarkan penentuan jumlah upah kumulatif yang diterima atau
diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan telah melebihi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Rp1.320.000,00 dan kurang dari Rp6.000.000,00 yang dilakukan PT.X
sudah mengacu dengan peraturan perundang-undangan perpajakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka:
1. Penghitungan PPh Pasal 21 terutang untuk pegawai tetap atas
penghasilan teratur dan penghasilan tidak teratur.
a. Penghitungan PPh Pasal 21 terutang untuk pegawai tetap atas
penghasilan teratur yang dilakukan oleh PT.X sudah mengacu
dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku,
yaitu Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-31/ PJ/ 2009.
Langkah-langkah penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21
meliputi penentuan penghasilan bruto, penentuan penghasilan neto
sebulan, penentuan penghasilan neto setahun, penentuan
penghasilan kena pajak, penentuan PPh Pasal 21 terutang setahun,
dan penentuan PPh Pasal 21 terutang sebulan telah mengacu pada
peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
b. Penghitungan PPh Pasal 21 terutang untuk pegawai tetap atas
penghasilan tidak teratur yang dilakukan oleh PT.X belum
mengacu dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang
berlaku, yaitu Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-31/ PJ/
2009. Hal ini dikarenakan PT. X dalam menentukan komponen
Bonus dimasukkan dalam penghasilan tidak teratur, namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
menurut Undang-Undang yang berlaku seharusnya Bonus yang
dimaksudkan oleh PT. X dimasukkan dalam penghasilan teratur
karena Bonus tersebut bersifat periodik.
2. Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk pegawai tidak tetap
yang dilakukan oleh PT.X telah mengacu pada Peraturan Perundang-
Undangan Perpajakan yang berlaku yaitu Peraturan Direktur Jenderal
Pajak Nomor Per-31/ PJ/ 2009. Langkah-langkah penghitungan Pajak
Penghasilan Pasal 21 yang meliputi penentuan jumlah upah/uang saku
harian, atau rata-rata upah/uang saku yang diterima atau diperoleh
dalam sehari; penentuan upah/uang saku harian atau rata-rata
upah/uang saku harian telah melebihi Rp150.000,00 dan sepanjang
jumlah kumulatif yang diterima atau diperoleh dalam bulan kalender
yang bersangkutan belum melebihi Rp1.320.000,00; penentuan jumlah
upah kumulatif yang diterima atau diperoleh dalam bulan kalender
yang bersangkutan telah melebihi Rp1.320.000,00 dan kurang dari
Rp6.000.000,00 yang dilakukan telah mengacu pada Peraturan
Perundang-Undangan Perpajakan.
B. Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, data yang didapatkan
tidak lengkap, khususnya data mengenai slip gaji pegawai yang seharusnya
dilampirkan sebagai bukti penerimaan gaji yang dibuat oleh perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
C. Saran
Beberapa saran yang diharapkan akan dapat memberikan manfaat:
1. Bagi Perusahaan
Diharapkan penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan
evaluasi dalam melakukan penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21
terutang pegawai tetap dan pegawai tidak tetap untuk memperkecil
terjadinya kesalahan penghitungan atau kesalahan memasukkan
komponen.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
Diharapkan dapat mencari tempat penelitian yang bersedia
memberikan data yang lengkap untuk dilakukannya penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Pajak. Peraturan DirJen Pajak Nomor PER-31/PJ/2009 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi
Direktorat Jendral Pajak. Peraturan DirJen Pajak Nomor 57/PJ/2009 tentang Perubahan atas Peraturan Dirjen Pajak Nomor Per-31/PJ/2009 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan orang pribadi
Lasmana, Mienati Somya.& Budi Setiorahardjo.2010. Cara Perhitungan Pemotongan PPh Pasal 21. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mardiasmo. 2009. Perpajakan. Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi Offset.
Prabowo, Yusdianto.2004.Akuntansi Perpajakan. (ed. 1). Yogyakarta: BPFE.
Redaksi Nuansa Aulia.2007. Himpunan Peraturan Perundangan-undangan Republik Indonesia Tentang Perpajakan UU No.28. Bandung: Nuansa Aulia.
Republik Indonesia. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 43/PMK.03/2009 tentang Pajak Penghasilan Pasal 21 Ditanggung Pemerintah atas Penghasilan Pekerja pada Kategori Usaha Tertentu
Republik Indonesia. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 250/PMK.03/2008 tentang Besarnya Biaya Jabatan dan Biaya Pensiun yang dapat dikurangkan dari Penghasilan Bruto
Republik Indonesia. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.03/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan Pajak atas Penghasilansehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan orang pribadi
Republik Indonesia. Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI