Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
FORMULASI GEL ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS
(Garcinia mangostana L.) DALAM BERBAGAI VARIASI KONSENTRASI
CMC-Na DAN GLISERIN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Diajukan oleh:
Lotmi Sabaretnam Barasa
NIM : 128114144
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
FORMULASI GEL ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS
(Garcinia mangostana L.) DALAM BERBAGAI VARIASI KONSENTRASI
CMC-Na DAN GLISERIN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Diajukan oleh:
Lotmi Sabaretnam Barasa
NIM : 128114144
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
.I
9loz ubnqaj gTBtrftIBTfdV'TS'H 6S qBIIrUrBs
:qe1o;n@eprptrsl
}tITIISZI : NIN
BsBrBg urEqa$qss luBol
:qa1o uuryfep toe{ pd1qg
NIUUSI'I0 hMYi{-3ry[3IS\ruINXISNOX ISyIgyA 1.VffUffff 1trgylf11 (1rysotuoyal otryoetslccr{yl^l Hvoa IrTrDr x\ruJ.snfl NvqlsmlJ.Nv Tfl9 IsvTnruuod
tqquqquea ur*fnp*le;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
{a
Pengesahrn Skripri Beriudul
FORMT'LASI GEL AhITIOKSIDAN EKSTRAK KT]LIT BUAII MANGGIS
(Garcinia mangostana L.) DALAM BERBAGN VARIASI KONSENTRASI
CMC.Na DAI\I GLISERIN
Oleh:
SanataDharma
;ivl.Si., Ph.D., Apt.
Panitia Peqguji ,
l. Dr. T. N. SaifuUah S., Msi., Apt.
2. Watryming S"ty*i,U.Sc., Apt.
3. Yohanes Dwiafinaka, M.Si.
tlt
-dfdt
H
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“And whatever you do, do it heartily, as to the Lord and not to men
Knowing that from the Lord you will receive the reward of the
inheritance; for you serve the Lord Christ”
-Colossians 3:23-24-
Karya ini saya persembahkan untuk
Tuhan Yesus Kristus
Orangtuaku, Maksun Barasa dan Nurka Tumanggor
Saudara-saudaraku, Kak Titin, Kak Hetty, Kak Liza, Kak Riris dan Kak Anna
Seluruh keluarga besarku untuk kasihnya
Sahabat dan almamater yang kubanggakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah
ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Yogyakarta, 23 Februari 2016
Lotmi Sabaretnam Barasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Lotmi Sabaretnam Barasa
NIM : 128114144
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
FORMULASI GEL ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS
(Garcinia mangostana L.) DALAM BERBAGAI VARIASI KONSENTRASI
CMC-Na DAN GLISERIN
berserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lainnya, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet
atau media lainnya tanpa perlu meminta izin atau memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 23 Februari 2016
Yang menyatakan
Lotmi Sabaretnam Barasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat dan kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Formulasi Gel Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana
L.) dalam Berbagai Variasi Konsentrasi CMC-Na dan Gliserin” dengan baik.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mendapat gelar sarjana
Farmasi (S.Farm.) program studi Farmasi.
Selama proses perkuliahan, penelitian hingga selesainya penyusunan
skripsi ini, penulis mendapat banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak.
Dengan penuh ucapan syukur, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, untuk berkat yang selalu diberikan dalam hidup
penulis.
2. Keluargaku terkasih, Bunda, Bapak, Kak Titin, Kak Hetty, Kak Liza, Kak
Riris dan Kak Anna yang telah memberikan kasih sayang, doa, dukungan dan
semangat kepada penulis.
3. Ibu Aris Widyawati, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Dr. Teuku Nanda Saifullah Sulaiman, M.Si., Apt., selaku dosen
pembimbing skripsi atas segala dukungan, arahan, semangat dan masukan
yang diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi.
5. Ibu Wahyuning Setyani, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji yang telah
memberikan waktu, masukan, kritik dan saran kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
6. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si., selaku dosen penguji yang telah
memberikan waktu, masukan, kritik dan saran kepada penulis.
7. Bapak Jeffry Julianus, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik atas
pendampingan selama perkuliahan.
8. Segenap dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah
membagikan ilmu serta pengalaman selama perkuliahan penulis.
9. Pak Musrifin, Mas Agung, Pak Wagiran, Pak Mukminin, Pak Parlan, Pak
Kayat, serta laboran-laboran lain atas segala bantuan dan semangat yang
diberikan kepada penulis selama penelitian.
10. Risa, Linda dan Vivin selaku rekan satu tim atas kerja sama, dukungan dan
suka duka yang dialami bersama selama proses penelitian skripsi.
11. Kakak-kakak yang sudah berbagi pengalaman dan ilmu, Kak Ardha, Kak
Ella, Kak Yoestenia, Kak Devina, Kak Sari, Kak Aloy dan Kak Gia.
12. Rosalia Lestari, Benedicta Rah Kalbu, Natalia Putri Arumsari, Yenny
Pasaribu, Lusia Jois, Atyk Jelarut dan Lucia Christine, untuk berbagi cerita,
penguatan, yang selalu membantu dan mendoakan selama ini.
13. Rekan-rekan skripsi lantai 1, Cindy, Rossa, Agnes, Putri, Agatha, Yudha,
Sion, Aan, Tika dan Valent atas semangat, motivasi dan perhatian yang telah
diberikan.
14. Semua teman-teman angkatan 2012, khususnya FSM D 2012 dan FST B
2012 atas kebersamaan, canda tawa, kebahagiaan selama perkuliahan.
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
membantu dalam proses penyusunan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini, sehingga penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak. Semoga skripsi ini dapat berguna untuk seluruh
pihak, terutama dalam bidang kefarmasian.
Yogyakarta, 03 Februari 2016
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………….. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………… iii
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………… v
PERSETUJUAN PUBLIKASI…………………………………………….. vi
PRAKATA……………………………………………………….…………. vii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. x
DAFTAR TABEL………………………………………………………….. xiv
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….. xv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….. xvi
INTISARI…………………………………………………………………... xvii
ABSTRACT…………………………………………………………………. xviii
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………… 1
A. Latar Belakang…………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………. 4
C. Keaslian Penelitian………………………………………………… 5
D. Manfaat Penelitian………………………………………………… 6
E. Tujuan Penelitian………………………………………………….. 6
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA……………………………………... 8
A. Tanaman Manggis (Garcinia mangostana L.)……………………. 8
B. Antioksidan……………………………………………………….. 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
1. DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil)………………………... 12
2. Uji Diena Terkonjugasi…………………………………….. 13
3. Bilangan Para-anisidin……………………………………... 13
4. Penentuan Bilangan Peroksida……………………………... 14
5. Aktivitas Penghambatan Radikal Hidroksil………………… 15
6. Metode Reducing Power…………………………………... 15
7. Metode Fosfomolibdenum………………………………… 16
8. Metode ABTS Diamonium………………………………... 16
9. Kapasitas Serapan Radikal Oksigen……………………….. 16
10. Aktivitas Antioksidan dalam Sistem Emulsi Asam Linoleat.. 17
11. Metode CUPRAC…………………………………………. 17
12. Efek Pembentukan Heksanal……………………………… 18
C. Gel………..……………………………………………………….. 18
D. Desain Faktorial………………………………………………….... 25
E. Monografi Bahan Pembuat Gel………………………………….... 27
1. CMC-Na…………………………………………………... 27
2. Gliserin…………………………………………………….. 28
3. Metil Paraben……………………………………………… 29
4. Aquadest…………………………………………………... 30
F. Landasan Teori……………….………………………………….... 30
G. Hipotesis…………………………………………………………... 32
BAB III. METODE PENELITIAN………………………………………... 34
A. Jenis dan Rancangan Penelitian…………………………………… 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
B. Variabel dan Definisi Operasional……………………………….... 34
1. Variabel Penelitian………………………………………… 34
2. Definisi Operasional………………………………………. 35
C. Alat dan Bahan Penelitian………………………………………… 36
1. Alat Penelitian…………………………………………….. 36
2. Bahan Penelitian…………………………………………... 37
D. Tata Cara Penelitian……………………………………………….. 37
1. Verifikasi Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia
mangostana L.)……………………………………………. 37
2. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Manggis
(Garcinia mangostana L.).................................................... 37
a. Pembuatan Ekstrak Kental…………………………… 37
b. Penyiapan Ekstrak Uji………………………………... 38
c. Pembuatan Larutan DPPH…………………………… 38
d. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum………….. 38
e. Penetapan Operating Time…………………………… 38
f. Pengukuran Aktivitas Antioksidan Kulit Buah
Manggis………………………………………………. 39
3. Formulasi Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia
mangostana L.)…………………………………………… 39
4. Uji Sifat Fisik Gel Antioksidan Ekstrak Kulit Buah
Manggis (Garcinia mangostana L.)………………………. 40
5. Uji Stabilitas Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia
mangostana L.)…………………………………………… 42
6. Uji Aktivitas Antioksidan Gel Ekstrak Kulit Buah
Manggis (Garcinia mangostana L.)………………………. 43
E. Analisis Hasil……………………………………………………… 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………. 45
A. Verifikasi Ekstrak Kulit Buah Manggis…………………………. 45
B. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Manggis………….. 45
C. Pengujian Sifat Fisik Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis…………… 49
1. Uji Organoleptis dan pH…………………………………... 49
2. Uji Viskositas……………………………………………… 51
3. Uji Daya Sebar…………………………………………….. 55
4. Pengujian Sifat Alir………………………………………... 60
5. Optimasi Formula………………………………………….. 61
D. Uji Aktivitas Antioksidan Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis……… 62
E. Uji Sentrifugasi…………………………………………………….. 64
F. Pengujian Stabilitas Gel Setelah Freeze Thaw Cycle……………… 65
1. Uji Organoleptis dan pH…………………………………... 65
2. Uji Viskositas……………………………………………… 66
3. Uji Daya Sebar…………………………………………….. 68
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………… 70
A. Kesimpulan………………………………………………………... 70
B. Saran………………………………………………………………. 71
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 72
LAMPIRAN……………………………………………………………….. 77
BIOGRAFI PENULIS…………………………………………………….. 106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel I. Rancangan Desain Faktorial dengan 2 Level dan 2 Faktor…… 26
Tabel II. Formula Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis……………………. 39
Tabel III. Hasil Verifikasi Ekstrak Kulit Buah Manggis………………. 45
Tabel IV. Data Operating Time Ekstrak Kulit Buah Manggis dengan
DPPH…………………………………………………………. 47
Tabel V. Hasil pengukuran Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Buah
Manggis………………………………………………………. 48
Tabel VI. Data Pengamatan Organoleptis dan pH Gel Ekstrak Kulit
Buah Manggis………………………………………………... 50
Tabel VII. Nilai Efek CMC-Na, gliserin, dan Interaksinya terhadap
Viskositas…………………………………………………….. 53
Tabel VIII. Nilai Efek CMC-Na, gliserin, dan Interaksinya terhadap Daya
Sebar………………………………………………………….. 58
Tabel IX. Sifat Alir Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis………………….. 60
Tabel X. Hasil Validasi Counter Plot Superimposed…………………... 62
Tabel XI. Data Aktivitas Antioksidan Sediaan Gel Ekstrak Kulit Buah
Manggis………………………………………………………. 63
Tabel XII. Data Aktivitas Antioksidan Kontrol Negatif Gel Ekstrak
Kulit Buah Manggis………………………………………….. 64
Tabel XIII. Hasil Uji Sentrifugasi………………………………………… 64
Tabel XIV. Perubahan Viskositas Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis……... 67
Tabel XV. Perubahan Daya Sebar Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis……. 69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kandungan Xanton Kulit Buah Manggis…………………...... 10
Gambar 2. Mekanisme Penangkapan Radikal DPPH oleh Antioksidan…. 13
Gambar 3. Struktur Carboxymethylcellulose Sodium……………………. 27
Gambar 4. Struktur gliserin………………………………………………. 28
Gambar 5. Struktur Propilen Glikol……………………………………… 29
Gambar 6. Struktur Metil Paraben……………………………………….. 29
Gambar 7. Panjang Gelombang Maksimum DPPH…………………….... 47
Gambar 8. Hasil Uji Viskositas Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis………. 51
Gambar 9. Counter Plot Respon Viskositas Gel Ekstrak Kulit Buah
Manggis………………………………………………………. 53
Gambar 10. Grafik Pengaruh CMC-Na terhadap Viskositas……………… 54
Gambar 11. Grafik Pengaruh gliserin terhadap Viskositas………………... 55
Gambar 12. Grafik Uji Daya Sebar Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis……. 56
Gambar 13. Counter Plot Respon Daya Sebar Gel Ekstrak Kulit Buah
manggis………………………………………………………. 57
Gambar 14. Grafik Pengaruh CMC-Na terhadap Daya Sebar…………….. 59
Gambar 15. Grafik Pengaruh gliserin terhadap Daya Sebar………………. 59
Gambar 16. Counter Plot Superimposed Gel Ekstrak Kulit Buah
Manggis………………………………………………………. 61
Gambar 17. Grafik Perubahan Viskositas Gel Ekstrak Kulit Buah
Manggis dalam Uji Freeze Thaw Cycle……………………… 66
Gambar 18. Grafik Perubahan Daya Sebar Gel Ekstrak Kulit Buah
Manggis dalam Uji Freeze Thaw Cycle……………………… 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Certificate of Analysis (CoA) Dry Extract Mangosteen……. 78
Lampiran 2. Material Safety Data Sheet Dry Extract Mangosteen……… 79
Lampiran 3. Extraction Flow Chart Mangosteen……………………….. 81
Lampiran 4. Foto Ekstrak Kulit Buah Manggis…………………………. 82
Lampiran 5. Data Sifat Fisik Organoleptis Sediaan Gel Ekstrak Kulit
Buah Manggis……………………………………………… 83
Lampiran 6. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Buah
Manggis…………………………………………………….. 86
Lampiran 7. Data Pengukuran Viskositas Gel Ekstrak Kulit Buah
Manggis…………………………………………………….. 87
Lampiran 8. Data Pengukuran Daya Sebar Gel Ekstrak Kulit Buah
Manggis…………………………………………………….. 92
Lampiran 9. Data Sifat Alir Sediaan Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis…. 97
Lampiran 10. Data Hasil Uji Sentrifugasi Gel Ekstrak Kulit Buah
Manggis…………………………………………………….. 99
Lampiran 11. Hasil Uji Aktivitas Gel Ekstrak Kulit Buah
Manggis…………………………………………………….. 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
INTISARI
Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan tanaman yang kaya akan
senyawa antioksidan. Ekstrak kulit buah manggis mengandung senyawa golongan
xanton yang memiliki beberapa aktivitas farmakologi salah satunya sebagai
antioksidan. Sediaan antioksidan banyak digunakan secara topikal sehingga
ekstrak kulit buah manggis diformulasikan menjadi sediaan gel. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan komposisi CMC-Na dan gliserin pada
daerah optimum, stabilitas fisik, serta untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari
sediaan gel tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan
rancangan penelitian desain faktorial dengan dua level. CMC-Na dan gliserin
digunakan sebagai faktor dengan level rendah dan level tinggi. Sifat dan stabilitas
fisik gel diuji dengan mengamati organoleptis, pH, daya sebar, pembentukan
sedimentasi dan viskositas gel secara freeze thaw. Data viskositas dengan rentang
150-250 dPa.s dan daya sebar 19,64-38,5 cm2 dianalisis secara statistik sebagai
respon menggunakan Design-Expert®
9.0.6.2 taraf kepercayaan 95% untuk
mencari efek dan daerah optimum CMC-Na dan gliserin serta menggunakan
RStudio untuk mengetahui stabilitas gel.
Hasil penelitian menunjukkan CMC-Na berefek dominan terhadap
viskositas dan daya sebar. Area komposisi optimum untuk CMC-Na dan gliserin
diketahui. Gel stabil secara organoleptis, pH, daya sebar, pembentukan
sedimentasi dan viskositas secara freeze thaw serta gel memiliki aktivitas
antioksidan yang kuat dengan nilai IC50 dalam range 50-100 ppm.
Kata kunci : gel, antioksidan, CMC-Na, gliserin, desain faktorial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
ABSTRACT
Mangosteen (Garcinia mangostana L.) is a plant that is rich in
antioxidant compounds. Mangosteen rind extract contains compounds the
xanthone which has several pharmacological activity of one of them as an
antioxidant. Antioxidant preparations is used on topical so the extract of
mangosteen is formulated into gel. The purpose of the research are to determine
effect and composition of CMC-Na and Glycerin in optimum area, physical
stability and to find out the antioxidant activity of gel.
This research is experimental using factorial design with two factors and
two levels. CMC-Na and glycerin is used as factor and each of them in the low
and high level. Physical properties and stability of gel were tested by looking at
organoleptic, pH, spreadability, viscosity and sedimentation after freeze thaw.
Viscosity data between 150-250 dPa.s and spreadability between 19,64-38,5 cm2
that used to determine effect and optimum area of CMC-Na and glycerine were
tested by Design-Expert® 9.0.6.2 and physical stability of gel were tested by
RStudio with confidence level 95%.
The results showed CMC-Na is a dominant effect to viscosity
spreadability. The optimum area composition of CMC-Na and glycerin has been
found. Gel is stable in organoleptic, pH, spreadability, viscosity and
sedimentation formation after freeze thaw and gel has a strong activity of
antioxidant with IC50 in range 50-100 ppm.
Keyword : gel, antioxidant, CMC-Na, glycerine, factorial design.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penuaan kulit bersifat irreversible dimulai pada usia 20 tahun, meskipun
tanda-tanda tidak terlihat dalam waktu yang lama. Faktor penuaan kulit dapat
berasal dari dalam maupun dari luar tubuh. Beberapa faktor dari luar tubuh yang
mempengaruhi penuaan kulit adalah paparan sinar matahari yang dapat
menyebabkan kulit rusak, posisi tidur yang buruk, waktu tidur yang tidak
mencukupi, merokok, dan lain-lain. Dari semua faktor tersebut, teori radikal bebas
merupakan teori yang sering dikaitkan sebagai penyebab penuaan dini. Radikal
UV merupakan pemicu yang sangat potensial dalam pembentukan radikal bebas
pada kulit (Masaki, 2010).
Radikal bebas adalah suatu molekul yang sangat reaktif karena memiliki
elektron yang tidak memiliki pasangan. Pada kulit, radikal bebas yang diproduksi
berlebih akan merusak kolagen pada membran sel kulit, sehingga kulit menjadi
kehilangan elastisitasnya dan menyebabkan terjadinya keriput. Proses perusakan
kulit ditandai oleh kulit menjadi kering, pecah-pecah dan adanya keriput (Winarsi,
2007). Untuk membantu memperbaiki penampilan kulit, dapat dilakukan beberapa
cara, antara lain dengan penggunaan senyawa antioksidan. Buah-buahan dan
sayuran banyak mengandung senyawa antioksidan seperti karotenoid, flavonoid
dan kandungan fenolik lainnya (Masaki, 2010).
Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan tumbuhan dari daerah
Asia Tenggara yang mengandung senyawa kimia pada kulit buahnya yang salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
satu kandungannya adalah xanton yang memiliki aktivitas antioksidan, antijamur,
antimikroba dan potensi sitotoksik (Hyun-Ah, Bao-Ning, Keller, and Dauglas,
2006). Kulit buah manggis mengandung senyawa xanton yang meliputi
kudraksanton G, 8-deoksigartanin, garsimangonson B, garsinon D, garsinon E,
gartanin, 1-isomangostin, alfa-mangostin, gamma-mangostin, mangostinon,
smeathxanthon A dan tovofilin A (Jung, Su, Keller, Metha and Kinghorn, 2006).
Banyaknya potensi pemanfaatan serta banyaknya aktivitas farmakologi yang
dimiliki membuat ekstrak kulit buah manggis menjadi pilihan dalam pengobatan
alternatif dan sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai kemopreventif.
Penggunaan ekstrak kulit buah manggis secara langsung menimbulkan
ketidaknyamanan pada saat penggunaan, sehingga perlu dikembangkan menjadi
sediaan yang mudah diaplikasikan. Sediaan topikal untuk penggunaan lokal
digunakan untuk mengurangi efek samping dan mengatasi efek metabolisme di
hati. Sediaan topikal juga dapat dianggap sebagai alternatif yang sebanding
dengan sediaan oral (Klinge and Sawyer, 2013). Selain itu, pemanfaatan efek
antioksidan pada sediaan yang ditujukan pada kulit, sehingga lebih baik
diformulasikan dalam bentuk sediaan kosmetika topikal dibandingkan oral
(Draelos and Thaman, 2006).
Sediaan antioksidan salah satunya diaplikasikan pada wajah, sehingga
harus nyaman saat digunakan dan memiliki viskositas yang cukup besar supaya
tidak mengalir dan cepat mengering. Sediaan yang memiliki viskositas yang
cukup besar adalah gel. Gel merupakan sistem semi padat terdiri dari suspensi
yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dan terpenetrasi oleh suatu cairan. Bentuk sediaan gel memiliki beberapa
keuntungan diantaranya tidak lengket, gel memiliki aliran tiksotropik dan
pseudoplastik yaitu gel berbentuk padat apabila disimpan dan akan segera mencair
bila dikocok, konsentrasi bahan pembentuk gel yang dibutuhkan hanya sedikit
untuk membentuk massa gel yang baik, viskositas gel tidak mengalami perubahan
yang berarti pada suhu penyimpanan (Lieberman, Rieger and Banker, 1989). Gel
mempunyai biokompatibilitas yang tinggi sebab mempunyai tegangan permukaan
yang rendah dengan cairan biologi dan jaringan sehingga meminimalkan kekuatan
adsorbsi protein dan adhesi sel. Gel menstimulasi sifat hidrodinamik dari gel
biologikal, sel dan jaringan dengan berbagai cara, serta bersifat lembut/lunak dan
elastis sehingga meminimalkan iritasi karena friksi atau mekanik pada jaringan
sekitarnya. Selain itu kelebihan lainnya dari gel adalah saat pemakaian gel di kulit
setelah kering meninggalkan lapisan film tembus pandang, memiliki daya lekat
tinggi yang tidak menyumbat pori sehingga pernapasan kulit tidak terganggu,
serta mudah dicuci dengan air dan pelepasan obatnya baik (Lachman, Lieberman
and Kanig, 1994).
Gel terdiri dari gelling agent dan humektan yang berperan penting dalam
membentuk sifat fisik gel. Gelling agent yang digunakan yaitu CMC-Na yang
juga digunakan sebagai basis gel serta dapat meningkatkan viskositas gel seiring
dengan meningkatnya konsentrasi CMC-Na yang digunakan, dan humektan yang
digunakan adalah gliserin. Jika gliserin yang digunakan dalam suatu sediaan gel
terlalu banyak maka sediaan tersebut akan terlalu encer dan dapat mempengaruhi
daya sebar dari sediaan, dan juga sebaliknya (Loden and Maibach, 2005). Oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
karena itu dalam formulasi sediaan gel antioksidan ekstrak kulit buah manggis
perlu dilakukan optimasi penggunaan CMC-Na dan gliserin agar didapat sediaan
gel yang memenuhi persyaratan sifat fisik dan stabilitas gel.
Metode optimasi yang digunakan adalah metode desain faktorial dengan
2 faktor (CMC-Na dan gliserin) dan 2 level (level rendah dan level tinggi).
Metode ini digunakan untuk mengetahui faktor antara CMC-Na, gliserin maupun
interaksi kedua faktor tersebut. Desain faktorial juga digunakan untuk mengetahui
yang paling berpengaruh terhadap sifat fisik dan stabilitas gel. Setelah diketahui
faktor yang paling berpengaruh, maka dapat juga diketahui daerah optimum antara
komposisi CMC-Na dan gliserin pada gel ekstrak kulit buah manggis.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya,
terdapat beberapa masalah yang akan diteliti, yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh CMC-Na dan gliserin terhadap sifat fisik gel ekstrak
kulit buah manggis?
2. Berapa komposisi CMC-Na dan gliserin pada daerah optimum sehingga
dihasilkan gel dengan sifat fisik yang baik?
3. Bagaimana kestabilan gel ekstrak kulit buah manggis setelah diuji
sentrifugasi dan freeze thaw cycle?
4. Bagaimana aktivitas antioksidan dari ekstrak dan sediaan gel kulit buah
manggis?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
C. Keaslian Penelitian
Penelitian yang pernah dilakukan berkaitan dengan pemanfaatan ekstrak
kulit manggis dalam sediaan kosmetik dan formulasi gel antara lain:
1. Optimasi Gelling Agent CMC-Na dan Humektan Polietilen Glikol 400 dalam
Sediaan Gel Antiinflamasi Ekstrak Lidah Buaya (Aloe barbadensis Mill.)
dengan Aplikasi Desain Faktorial (Putri, 2014).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CMC-Na, PEG-400 dan interaksi
keduanya memberikan respon yang signifikan terhadap viskositas dan daya
sebar. Tidak ditemukan area komposisi optimum yang diprediksi sebagai
formula optimum gel dari gelling agent dan humektan yang memenuhi
persyaratan sifat fisik gel dan stabilitas gel.
2. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana
L.) terhadap Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Sediaan Emulgel (Yoestenia,
2014).
Penelitian ini mengenai optimasi ekstrak kulit buah manggis pada sediaan
emulgel.
3. Optimasi Gelling Agent CMC-Na dan Humektan Gliserin dalam Sediaan Gel
Anti-Inflamasi Ekstrak Daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)):
Aplikasi Desain Faktorial (Putra, 2015).
Penelitian ini mengenai optimasi CMC-Na dan gliserin pada sediaan topikal
ekstrak cocor bebek dengan tinjauan desain faktorial.
Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan penulis, penelitian tentang
formulasi gel ekstrak kulit buah manggis dengan CMC-Na sebagai gelling agent
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
dan gliserin sebagai humektan dengan menggunakan desain faktorial belum
pernah dilakukan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi mengenai
penggunaan konsentrasi CMC-Na sebagai gelling agent dan gliserin sebagai
humektan dalam gel antioksidan ekstrak kulit buah manggis.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran mengenai pengaruh
peningkatan konsentrasi CMC-Na sebagai gelling agent dan gliserin sebagai
humektan terhadap sifat fisik dan stabilitas gel antioksidan ekstrak kulit buah
manggis dan juga diharapkan menghasilkan sediaan gel yang aman untuk
digunakan dan diterima masyarakat.
E. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menghasilkan formula gel
antioksidan dari ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang
sesuai dengan persyaratan sifat fisik dan stabilitas fisik yang ditentukan serta
dapat diterima masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengaruh CMC-Na dan gliserin terhadap sifat fisik gel ekstrak
kulit buah manggis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
b. Mengetahui komposisi CMC-Na dan gliserin pada daerah optimum
sehingga dihasilkan gel ekstrak kulit buah manggis dengan sifat fisik yang
diinginkan.
c. Mengetahui kestabilan gel ekstrak kulit buah manggis melalui uji
sentrifugasi dan freeze thaw cycle.
d. Mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak dan sediaan gel kulit buah
manggis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Tanaman Manggis (Garcinia mangostana L.)
Garcinia adalah genus terbesar dari tropis famili Guttiferae yang berisi
sekitar 400 spesies pohon poligami atau semak-semak, terdistribusi di Asia tropis,
Afrika dan Polinesia (Verheij and Coronel, 1997). Manggis yang memiliki nama
latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman yang berasal dari hutan tropis
di kawasan Asia Tenggara (Malaysia atau Indonesia). Di Indonesia manggis
disebut dengan berbagai macam nama lokal seperti manggu (Jawa Barat),
Manggus (Lampung), Manggusto (Sulawesi Utara), Manggista (Sumatera Barat)
(Dalimartha, 2003).
Klasifikasi manggis secara taksonomi adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Guttiferales
Famili : Guttiferae
Genus : Garcinia
Spesies : Garcinia mangostana L. (Dalimartha, 2003).
Manggis merupakan salah satu tanaman buah tropis yang
pertumbuhannya lambat. Tanaman yang berasal dari biji umumnya membutuhkan
10-15 tahun untuk mulai berbuah. Daunnya agak tebal, berbentuk lonjong.
Batangnya lurus, tingginya sampai 25m. Bunganya berwarna putih. Buahnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
bulat-bulat seperti bola, besarnya kira-kira sebesar jeruk garut, berkulit merah tua
atau ungu tua. Daging buah manggis berwarna putih, bertekstur halus dan rasanya
manis bercampur asam sehingga menimbulkan rasa khas dan segar. Getah
manggis berwarna kuning (getah kuning) atau resin ada pada semua jaringan
utama tanaman (Cahyono dan Juanda, 2000).
Buah manggis merupakan spesies terbaik dari genus Garcinia dan
mengandung gula sakarosa, dekstrosa dan levulosa. Manggis (Garcinia
mangostana L.) merupakan salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai obat
tradisional. Kulit manggis mengandung senyawa yang memiliki aktivitas
antioksidan. Senyawa tersebut diantaranya xanton, flavonoid dan tanin. Xanton
merupakan metabolit sekunder yang ditemukan dalam beberapa tanaman tingkat
tinggi termasuk manggis. Xanton dapat diisolasi dari kulit, buah utuh, kulit kayu,
dan daun manggis. Golongan xanton yang telah teridentifikasi diantaranya adalah
α-mangostin, β-mangostin dan γ-mangostin, garsinon E, 8-deoksigartanin dan
gartanin. Senyawa antioksidan terkuat yang terdapat pada kulit buah manggis
adalah senyawa xanton yang merupakan senyawa organik turunan dari difenil-γ-
pyron, serta merupakan substansi kimia alami yang dapat digolongkan dalam
senyawa jenis fenol atau polyphenolic. Karena itulah xanton dapat digolongkan
sebagai senyawa polar. Senyawa ini memiliki rumus molekul C13H8O2, sehingga
memiliki massa molar sebesar 196,19 gram
/mol. Dalam persamaan IUPAC, senyawa
ini diberi nama 9H-xanthen-9-one (Pedraza-Chaverri, Cardenas-Rodriguez,
Orozco-Ibarra dan Perez-Rojas, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Gambar 1. Kandungan Xanton Kulit Buah Manggis
(Pedraza-Chaverri, Cardenas-Rodriguez, Orozco-Ibarra dan Perez-Rojas, 2008)
Masyarakat di Asia Tenggara menggunakan kulit buah manggis secara
tradisional untuk pengobatan sakit perut, diare, disentri, luka terinfeksi, luka
bernanah dan ulkus kronis. Beberapa penelitian ilmiah membuktikan bahwa
ekstrak kulit manggis memiliki manfaat sebagai antioksidan, antitumor, antialergi,
antiinflamasi, antibakteri, antifungi dan antivirus (Pedraza-Chaverri, Cardenas-
Rodriguez, Orozco-Ibarra dan Perez-Rojas, 2008).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Hardiyono (2011) dilaporkan bahwa
masa panen yang paling baik untuk buah manggis adalah 4 bulan setelah anthesis
(masa di mana bunga terbuka penuh dan fungsional). Pada masa tersebut kulit
buah manggis memiliki kandungan polifenol dan antioksidan tertinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
B. Antioksidan
Antioksidan adalah senyawa-senyawa yang mampu menghilangkan,
membersihkan, menahan pembentukan oksigen reaktif. Antioksidan merupakan
senyawa pemberi elektron (electron donor) atau reduktan. Senyawa ini memiliki
berat molekul kecil, tetapi mampu menginaktivasi berkembangnya reaksi oksidasi
dengan cara mencegah terbentuknya radikal. Penggunaan senyawa antioksidan
semakin meluas, seiring dengan semakin besarnya pemahaman masyarakat
tentang peranannya dalam menghambat penyakit generatif seperti penyakit
jantung, kanker, serta gejala penuaan. Masalah ini berkaitan dengan kemampuan
antioksidan untuk bekerja sebagai inhibitor reaksi oksidasi oleh radikal bebas
reaktif (Winarsi, 2007).
Radikal bebas mampu menyerang sel-sel tubuh, menyebabkan sel tubuh
kehilangan struktur dan fungsinya. Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul
yang sangat reaktif dengan elektron yang tidak memiliki pasangan. Radikal bebas
mencari reaksi supaya dapat memperoleh kembali pasangan elektronnya. Radikal
bebas sangat reaktif tetapi secara kimiawi tidak stabil, umumnya hanya terdapat
dalam kadar kecil, dan cendrung ikut serta atau mengawali reaksi rantai. Radikal
bebas dapat mengalami tabrakan energi dengan molekul lain, yang dapat merusak
ikatan di dalam molekul. Ketika hal tersebut terjadi di dalam tubuh, maka dapat
terjadi kerusakan sel, asam nukleat, protein dan lemak dikarenakan serangan
terhadap molekul biologi akan menyebabkan kerusakan jaringan sistem imun,
sehingga mempercepat proses penuaan (Corwin, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Tubuh menghasilkan senyawa antioksidan, tetapi jumlahnya sering kali
tidak cukup untuk menetralkan radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh.
Sebagai contoh tubuh dapat menghasilkan glutathione yang memiliki aktivitas
antioksidan sangat kuat, hanya tubuh memerlukan asupan vitamin C sebesar
100mg untuk memicu tubuh menghasilkan gluthathione. Kekurangan antioksidan
dalam tubuh perlu dipenuhi dengan asupan antioksidan dari luar (Winarsi, 2007).
Antioksidan alami dapat diperoleh dari makanan sehari-hari seperti sayuran, buah-
buahan, kacang-kacangan dan tanaman lainnya yang mengandung antioksidan,
asam-asam fenolat (seperti asam elagat dan asam kafeat) dan senyawa flavonoid
seperti kuersetin, mirisetin, apigenin, luteolin dan kaemferol (Rohdiana, 2001).
Nilai IC50 (Inhibiton Concentration) adalah konsentrasi antioksidan
(ppm) yang mampu menghambat 50% aktivitas radikal bebas. Suatu sampel
dikatakan memiliki aktivitas antioksidan bila memiliki nilai IC50 <200 ppm
(Hanani, Mu’nim dan Sekarini, 2005).
Untuk menentukan aktivitas antioksidan secara in-vitro beberapa metode
yang dapat dilakukan antara lain:
1. DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil)
DPPH merupakan radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan
sering digunakan untuk menilai aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau
ekstrak bahan alam. Interaksi antioksidan dengan DPPH baik secara transfer
elektron atau radikal hidrogen pada DPPH akan menetralkan karakter radikal
bebas dari DPPH. Jika semua elektron pada radikal bebas DPPH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
berpasangan, maka warna larutan berubah dari ungu menjadi kuning (Gurav,
et al., 2007).
Gambar 2. Mekanisme Penangkapan Radikal DPPH oleh Antioksidan
(Gurav, et al., 2007)
2. Uji Diena Terkonjugasi
Prinsip uji diena terkonjugasi adalah pembentukan hidroperoksida dari
PUFA yang menyebabkan konjugasi struktur pentadin. Hal ini dapat diukur
dengan adanya serapan pada panjang gelombang 233-234 nm. Selama
oksidasi asam lionelat, ikatan rangkap diubah menjadi ikatan rangkap
terkonjugasi yang dapat dikarakterisasi oleh serapan UV pada panjang
gelombang 234 nm. Hasil yang terbentuk berupa hidroperoksida yang
terdekomposisi sebagai 9-hidroksioktadeka-10, 12-asam dienoat dan 13-
hidroksioktadeka-9, 11-asam dienoat yang mempertahankan struktur
terkonjugasi dan berperan dalam besarnya absorbansi (Shivaprasad, 2005).
3. Bilangan Para-anisidin
Para-anisidin adalah bahan yang bereaksi dengan aldehid untuk
memberikan hasil serapan pada panjang gelombang 350 nm. Bilangan dari
para-anisidin didefinisikan sebagai serapan larutan yang dihasilkan dari 1
gram lemak dalam larutan isoktan 100 mL dengan para-anisidin. Uji ini tidak
dapat membedakan antara bahan yang mudah menguap ataupun tidak, namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
umumnya lebih sensitif terhadap aldehid tak jenuh yang mudah menguap
dibandingkan aldehid jenuh dengan sifat yang sama, sehingga uji ini
merupakan cara yang cocok untuk menilai adanya oksidasi sekunder.
Pengukuran bilangan para-anisidin umumnya digunakan secara bersama
dengan pengukuran bilangan peroksida dalam menggambarkan tingkat
oksidasi total (Pokor, Yanishlieva and Gordon, 2001).
4. Penentuan Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida diukur dalam sampel minyak yang ditambahkan
ekstrak tanaman sebanyak 0,1% dengan antioksidan BHT sebagai
pembanding sebanyak 0,01% serta blanko diukur tanpa penambahan ekstrak.
Sebagian besar ekstrak hidrofilik akan sulit untuk mengalami homogenisasi
dengan penentuan bilangan peroksida, sehingga ekstrak terlebih dahulu
dilarutkan dalam sejumlah kecil etanol. Bilangan peroksida dihitung
menggunakan rumus:
PV = 0,01 x N x 1000/m
Nilai N adalah volume sodium tiosulfat yang digunakan pada titrasi sampel
dalam mL dan m adalah massa sampel minyak dalam gram. Sedangkan,
rumus untuk menghitung efisiensi antioksidan (EA) adalah:
EA = IPA/IPB
IPA,B adalah periode induksi (waktu dalam hari yang dibutuhkan untuk
mencapai bilangan peroksida pada 20 meq/kg minyak) pada pengujian blanko
maupun sampel (Helrich, 1990).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
5. Aktivitas Penghambatan Radikal Hidroksil
Prinsip dari uji ini adalah pengukuran aktivitas antioksidan dengan
mereaksikan antara DMPO (5,5-dimetil-1-pirolin-N-oksida) dengan radikal -
OH secara adisi, dan akan menghasilkan DMPO-OH yang dideteksi
menggunakan spektrofotometer ESR. Pengaturan parameternya adalah
dengan mengukur medan magnet eksternal 337,5 ± 5 mT pada frekuensi 100
kHz, dengan gelombang mikro 10 mW pada 9,43 GHz. Asam askorbat dan
etanol digunakan sebagai kontrol. Perbandingan penghambatan radikal
hidroksil ekstrak diukur dengan persamaan:
Tingkat penghambatan =
x 100%
Nilai hx,0 adalah reaksi intensitas signal ESR pada masing-masing sampel uji
maupun blanko (Shivaprasad, 2005).
6. Metode Reducing Power
Prinsip dari metode reducing power adalah peningkatan serapan dari
reaksi pencampuran berbagai konsentrasi dari ekstrak yang diuji dengan
penambahan dapar natrium fosfat dan kalium ferisianida. Peningkatan
serapan yang terjadi menunjukkan peningkatan aktivitas antioksidan.
Senyawa membentuk kompleks berwarna dengan kalium ferisianida,
trikloroasetat dan besi (III) klorida (Miladi and Damak, 2008).
Pada metode reducing power, antioksidan yang terdapat pada sampel
akan mereduksi senyawa Fe3+
menjadi senyawa Fe2+
dengan memberikan 1
elektron yang ada pada senyawa antioksidan. Bila konsentrasi sampel
semakin besar maka semakin besar pula tingkat reduksi yang terjadi. Fe3+
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
yang berwarna hijau akan mengalami reduksi menjadi Fe2+
yang berwarna
kuning. Metode ini menggunakan kompleks digunakan sebagai
pereaksi. Kompleks anion yang berwarna hijau akan berfungsi
sebagai zat pengoksidasi dan mengalami reduksi menjadi yang
berwarna kuning (Aiyegoro,2009).
7. Metode Fosfomolibdenum
Fosfomolibdenum adalah metode kuantitatif untuk aktivitas
antioksidan total yang dinyatakan sebagai jumlah yang setara asam askorbat.
Pengujian menggunakan metode fosfomolibdenum didasarkan pada reduksi
dari Mo (V1) menjadi Mo (V) oleh sampel analit, dan selanjutnya
pembentukan kompleks warna hijau dari fosfat molybdenum (V) yang
mengandung antioksidan pada pH asam (Shivaprasad, 2005).
8. Metode ABTS Diamonium
Garam diamonium ABTS (2,2-azinobis (3-etilbenzotiazolin-6-
sulfonikasid) dengan prinsip pengujian dekolorisasi radikal kation yang
merupakan metode spektrofotometri dengan panjang gelombang 734 nm,
pengujian ini banyak digunakan untuk pengujian aktivitas antioksidan pada
berbagai zat. ABTS dihasilkan dengan mengoksidasi larutan kation ABTS•+
dengan kalium persulfat (Re, et al., 1999).
9. Kapasitas Serapan Radikal Oksigen (ORAC)
ORAC merupakan metode uji aktivitas antioksidan dengan mengukur
secara kuantitatif kapasitas antioksidan total dan jumlah antioksidan yang
bereaksi. Prosedur analisis ini dapat digunakan untuk mengukur aktivitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
antioksidan dari makanan, vitamin atau bahan kimia lainnya. Uji ORAC
dilakukan dengan menggunakan trolox (analog vitamin E) sebagai standar
untuk menentukan trolox ekuivalen (TE). Nilai ORAC kemudian dihitung
dari TE dan dinyatakan sebagai satuan ORAC. Semakin tinggi nilai ORAC
maka semakin besar aktivitas antioksidan suatu senyawa tersebut. Uji ini
berdasarkan pembentukan radikal bebas menggunakan AAPH (2,2-azobis-2-
amido propan dihidroklorida) dan pengukuan dari flouoresensi dengan
adanya penghambat radikal (Bank, 2002).
10. Aktivitas Antioksidan dalam Sistem Emulsi Asam Linoleat
Tingkat oksidasi akibat pembentukan radikal alkoksi oleh reaksi
redoks dengan besi (agen pereduksi) dalam emulsi asam linoelat pada pH
fisiologis diukur dengan metode tiosianat. Hasil kromogen merah komplek
ferri (III) tiosianat diukur pada panjang gelombang 500 nm (Kosem, et al.,
2007). Inhibisi lipid peroksidase (LPI) dalam persen diukur dengan
persamaan:
LPI (%) =
x 100%
A0 adalah nilai absorbansi dari kontrol (tanpa penambahan ekstrak), A1
adalah nilai absorbansi dari sampel serta A2 adalah nilai absorbansi larutan
tanpa penambahan kalium tiosianat (Kosem, et al., 2007).
11. Metode CUPRAC (Cupric Reducing Antioxidant Capacity)
Prinsip dari uji CUPRAC (Cupric Reducing Antioxidant Capacity)
adalah pembentukan kelat oleh bis(neukuproin) besi (II) menggunakan
pereaksi redoks kromogenik pada pH 7. Pembentukan kelat Cu (I) merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
hasil reaksi redoks dengan mereduksi polifenol yang diukur pada panjang
gelombang 450 nm. Spektrum Cu (I) Ne diperoleh dengan mereaksikan asam
askorbat dalam berbagai konsentrasi dengan reagen CUPRAC. Kelebihan
metode ini adalah pereaksi yang digunakan bekerja dengan cepat, selektif,
lebih stabil, mudah didapat dan mudah untuk dilakukan (Apak, et al., 2005).
12. Efek Pembentukan Heksanal
Heksanal dan pentanal adalah 2 jenis aldehid yang merupakan zat
volatil utama pada proses oksidasi lipid sekunder. Jumlah heksanal yang
dihasilkan berkolerasi dengan adanya dekomposisi asam lemak tak jenuh.
Jumlah pentanal yang terbentuk selama oksidasi biasanya secara signifikan
lebih rendah dari jumlah heksanal. Hal ini dikarenakan heksanal merupakan
hasil oksidasi sekunder, karena itu terjadi peningkatan jumlah secara pesat
selama proses oksidasi setelah jeda waktu tertentu (periode induksi). Efisiensi
antioksidan (AE) dihitung dengan membagi periode induksi sampel (IP)
dengan periode induksi blanko (Ulbert and Roubicek, 1993).
C. Gel
Gel merupakan sistem semi padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari
partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, dan terpenetrasi
oleh suatu cairan (Dirjen POM RI, 1995).
Ketidakstabilan gel adalah keluarnya fase pelarut dari sediaan gel atau
yang disebut sineresis. Sineresis dapat dicegah dengan penambahan elektrolit,
glukosa atau dengan meningkatkan konsentrasi polimer (Attwood and Florence,
2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Gel diklasifikasikan menjadi 2 berdasarkan oleh karakteristiknya yaitu
gel inorganik dan gel organik. Gel organik memiliki ciri yaitu mengandung
polimer sebagai pembentuknya. Selain itu gel juga dibagi menjadi 2 berdasarkan
dari sifat pelarutnya, yaitu aqueous gels dan organogels. Aqueous gels yaitu gel
dengan pelarutnya merupakan air, sedangkan organogels menggunakan pelarut
yang nonaqueous (Zats and Kushla, 2005).
Hidrogel atau aqueous gels adalah sistem gel di mana air bergerak di
dalam polimer yang terlarut. Hidrogel memiliki kompatibilitas yang cukup baik
terhadap jaringan biologis (Zats and Kushla, 2005). Hidrogel menggambarkan
sediaan yang memiliki daya sebar yang baik, serta memiliki sifat hidrofilik karena
sebagian besar kandungannya adalah air (85-95%). Bahan dan agen pembentuk
gel biasanya merupakan senyawa polimer organik seperti carbopol dan CMC-Na.
Setelah saat diaplikasikan, hidrogel memberikan sensasi dingin karena disebabkan
oleh evaporasi dari pelarutnya (air). Namun penggunaan hidrogel dalam jangka
panjang dapat menyebabkan kulit mengering. Oleh karena itu biasanya
ditambahkan humektan dalam formulasinya (Barel, Paye and Malbach, 2001).
Komponen penyusun sediaan gel adalah:
1. Gelling agent
Gelling agent merupakan basis dari sediaan gel dan harus bersifat
inert, aman serta tidak reaktif terhadap komponen lain dalam suatu formulasi
gel. Gel dari polisakarida alam mudah mengalami degradasi oleh mikroba
sehingga ditambahkan pengawet dalam formula gel untuk mencegah
degradasi oleh mikroba. Peningkatan jumlah gelling agent dapat memperkuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
struktur gel (matriks gel) sehingga viskositas gel meningkat (Zatz dan Kushla,
1996).
2. Humectant
Humectant adalah bahan alam produk kosmetik yang ditujukan untuk
mencegah hilangnya lembab dari sediaan dan meningkatkan kelembaban
lapisan kulit terluar pada saat produk digunakan (Lynde, 2001).
3. Pengawet
Beberapa basis gel resisten terhadap serangan mikroba, tetapi semua
sediaan gel mengandung banyak air sehingga membutuhkan pengawet
sebagai antimikroba. Pemilihan pengawet untuk sediaan gel harus
memperhatikan inkompatibilitasnya dengan gelling agent. Beberapa contoh
pengawet yang biasa digunakan pada beberapa gelling agent adalah:
a. Tragakan : metil hidroksi benzoat 0,2 % w/v dengan propil hidroksi
benzoat 0,05 % w/v.
b. Na alginat : metil hidroksi benzoat 0,1- 0,2 % w/v, atau klorokresol 0,1
% w/v atau asam benzoat 0,2 % w/v.
c. Pektin : asam benzoat 0,2 % w/v atau metil hidroksi benzoat 0,12 % w/v
atau klorokresol 0,1-0,2 % w/v.
d. Starch glyserin : metil hidroksi benzoat 0,1-0,2 % w/v atau asam
benzoat 0,2 % w/v.
Pada umumnya pengawet dibutuhkan oleh sediaan yang mengandung
air. Biasanya digunakan metilparaben dan propilparaben sebagai pengawet
(Lieberman, Rieger and Banker, 1989).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
4. Bahan higroskopis
Penambahan bahan higroskopis biasanya untuk mencegah hilangnya
air pada sediaan gel. Contoh bahan higroskopis yang biasa digunakan adalah
gliserol, propilenglikol atau sorbitol dengan konsentrasi 10-20% (Lieberman,
Rieger and Banker, 1989).
5. Chelating agent
Penambahan chelating agent bertujuan untuk mencegah basis dan zat
yang sensitif terhadap logam berat. Contoh chelating agent yang dapat
digunakan adalah EDTA (Lieberman, Rieger and Banker, 1989).
Ada banyak faktor yang mempengaruhi pembentukan gel, faktor-faktor
ini dapat berdiri sendiri atau berhubungan satu sama lain sehingga memberikan
pengaruh yang sangat kompleks. Diantara faktor-faktor tersebut yang paling
menonjol adalah konsentrasi basis, suhu, pH,dan adanya ion atau komponen aktif
lainnya.
a. Konsentrasi basis sangat berpengaruh terhadap kekentalan larutannya. Pada
konsentrasi yang rendah larutan hidrokoloid biasanya akan bersifat sebagai
aliran Newtonian dengan meningkatnya kosentrasi maka sifat alirannya akan
berubah menjadi non-Newtonian. Hampir semua hidrokoloid memiliki
kekentalan yang tinggi pada konsentrasi yang sangat rendah antara 1-5%
kecuali pada gum arab yang sifat Newtoniannya tetap dapat dipertahankan
sampai dengan konsentrasi 40% .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
b. Suhu memiliki pengaruh yaitu akan menyebabkan penurunan kekentalan,
karena itu kenaikan suhu dapat mengubah sifat aliran yang semula non-
Newtonian menjadi Newtonian.
c. pH berpengaruh pada bentuk sediaan. Pada umumnya akan membentuk gel
dengan baik pada kisaran pH tertentu. Hal ini ditunjukkan oleh terjadinya
peningkatan kekentalan dengan meningkatnya pH hingga mencapai titik
tertentu dan kemudian akan makin menurun bila pH terus ditingkatkan.
d. Pengaruh komponen lainnya, biasanya sifat fungsional beberapa jenis
hidrokoloid dapat dipengaruhi oleh adanya hidrokoloid lain. Pengaruh ini
dapat bersifat negatif dalam arti sifat fungsional makin berkurang dengan
adanya hidrokoloid lain ataupun bersifat positif karena adanya pengaruh
sinergis antar hidrokoloid yang bergabung.
Sifat fisik yang dipengaruhi oleh komposisi bahan gel ekstrak kulit buah
manggis antara lain organoleptis, viskositas, daya sebar dan pH.
1. Organoleptis
Uji ini dilakukan untuk melihat fisik emulsi secara visual. Dalam uji
ini yang diamati antara lain warna, bau, tekstur dan homogenitas (Muzzafar,
Singh and Chauhan, 2013).
2. Viskositas
Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk
mengalir, semakin tinggi viskositas semakin besar tahanannya. Perubahan
viskositas suatu sediaan selama penyimpanan satu bulan dapat menjadi suatu
parameter stabilitas fisik. Indikator ketidakstabilan sediaan selama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
penyimpanan adalah perubahan profil kekentalan selama 1 bulan (Dwiastuti,
2010).
3. Sifat Alir
Berdasarkan tipe aliran dan deformasinya, bahan dibedakan menjadi 2
golongan yaitu sistem Newtonian dan sistem non-Newtonian. Sistem
Newtonian merupakan sistem yang dengan nilai ɳ (viskositas) yang konstan,
memiliki kurva linear, serta tidak dipengaruhi oleh shear stress dan shear
rate. Sisten non-Newtonian merupakan sistem dengan nilai ɳ yang tidak
konstan, memiliki kurva non-linear, dan dipengaruhi oleh berbagai kondisi
alir seperti geometri alir, shear rate, dll. Sediaan emulsi, suspensi, disperse
dan larutan polimer termasuk dalam tipe non-Newtonian, sedangkan senyawa
air, alkohol, gliserin dan larutan sejati masuk dalam tipe Newtonian (Zats and
Kushla, 2005).
Pada umumnya sifat alir sediaan gel adalah pseudoplastis tiksotropik,
disebut aliran pseudoplastis apabila kurva aliran ini melalui titik (0,0),
berlawanan dengan aliran plastis sehingga aliran pseudoplastis tidak memiliki
yield value. Viskositas zat pseudoplastis berkurang dengan meningkatnya rate
of shear. Hal ini terjadi pada molekul berantai panjang seperti polimer-
polimer termasuk gom, tragakan, na-alginat, metil selulosa dan
karboksimetilselulosa. Sistem pseudoplastis disebut pula sebagai sistem geser
encer karena dengan menaikkan tekanan geser viskositas menjadi turun
(Lang, Mark, Miller, Miller, and Wik, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
4. Daya Sebar
Daya sebar adalah kemampuan penyebaran sediaan pada kulit. Daya
sebar merupakan karakteristik yang penting karena bertanggung jawab untuk
ketepatan transfer dosis atau pelepasan zat aktifnya, dan kemudahan
penggunaannya. Faktor yang mempengaruhi daya sebar yaitu rigiditas
sediaan, lama penekanan, temperatur tempat aksi, dan viskositas sediaan.
Daya sebar berhubungan dengan viskositas, meningkatnya viskositas akan
menurunkan daya sebar, dan sebaliknya (Garg, Aggarwal and Singla, 2002).
5. pH
Kulit manusia memiliki pH dalam rentang asam, yaitu antara 4,5-6,5.
Apabila suatu sediaan topikal memiliki pH yang terlalu asam akan
menyebabkan kulit iritasi, sedangkan apabila pH terlalu basa akan
menyebabkan kulit kering (Muzzafar, Singh and Chauhan, 2013).
Selain dilakukan uji sifat fisik, juga dilakukan uji stabilitas yang diartikan
bahwa obat (bahan obat, sediaan obat) disimpan dalam kondisi penyimpanan dan
pengangkutannya tidak menunjukkan perubahan sama sekali atau berubah dalam
batas-batas yang diperbolehkan. Sediaan menjadi tidak stabil bisa dikarenakan
terjadinya proses penguraian (perubahan fisika, kimia dan mikrobiologi). Faktor
yang menyebabkan ketidakstabilan sediaan obat dapat dikelompokkan menjadi
dua, (1) labilitas bahan obat dan eksipiennya sendiri yang dihasilkan oleh bangun
kimiawi dan kimia-fisikanya, serta (2) faktor luar seperti suhu, kelembaban udara
dan cahaya yang dapat menginduksi atau mempercepat jalannya reaksi (Sheikh,
Baie, Khan, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Uji stabilitas yang dilakukan yaitu centrifugation test dan freeze thaw
cycle. Centrifugation test atau uji sentrifugasi merupakan uji mekanik yang
bertujuan untuk mengamati adanya pemisahan fase dari sediaan. Sampel diuji
sentrifugasi mengunakan sentrifugator dengan kecepatan 3750 rpm selama 5 jam
dan diamati pemisahan yang terjadi. Uji ini dapat memprediksi kestabilan sediaan
selama penyimpanan 1 tahun akibat dari adanya gaya gravitasi. Freeze thaw test
dilakukan dengan menyimpan sediaan pada suhu beku selama 24 jam, kemudian
disimpan kembali pada suhu ±25oC selama 24 jam yang merupakan 1 siklus. Uji
freeze thaw dilakukan minimal 6 siklus, apabila tidak terjadi perubahan signifikan
maka sediaan yang diuji dapat dikatakan stabil (Lawrence and Bing, 2014).
D. Desain Faktorial
Optimasi formula merupakan hal yang penting pada bidang farmasi.
Tujuan dilakukan optimasi formula adalah supaya dapat ditemukan formula
optimum. Secara umum proses optimasi terdiri dari seri formula dengan
konsentrasi bahan yang berbeda. Salah satu cara untuk optimasi formula yaitu
menggunakan desain faktorial. Desain faktorial digunakan untuk mencari efek
dari berbagai faktor atau kondisi terhadap hasil penelitian. Desain faktorial adalah
desain untuk menentukan secara serentak efek dari beberapa faktor dan juga
interaksinya. Desain faktorial merupakan aplikasi persamaan regresi yang
memberikan model hubungan antara variabel respon dengan satu atau lebih
variabel bebas (Bolton and Bon, 2004).
Pada desain faktorial biasa digunakan dua level. Dua level tersebut
merupakan level rendah dan level tinggi. Faktor dilambangkan dengan notasi A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dan B. Ketika faktor A berada pada level tinggi maka desain tersebut disebut
dengan formula A, ketika faktor B berada pada level tinggi maka desain tersebut
disebut dengan formula B, sedangkan ketika faktor A dan B berada pada level
tinggi maka desain tersebut disebut dengan formula AB (Armstrong and James,
1996).
Tabel I. Rancangan Desain Faktorial dengan 2 Level 2 Faktor
Formula Faktor A Faktor B Interaksi
A + - +
B _ + -
AB + + -
I - - +
Optimasi campuran dua bahan yang mempunyai dua faktor dengan
menggunakan pendekatan desain faktorial memiliki rumus:
Y = b0 + b1 (A) + b2 (B) + b12 (A)(B)
dengan nilai Y merupakan respon yang diamati, A dan B merupakan level faktor
dengan b0,b1, b2 dan b12 adalah koefisien yang dapat dihitung dari hasil percobaan
(Kurniawan dan Sulaiman, 2009).
Istilah-istilah pada desain faktorial yang perlu diamati menurut
Kurniawan dan Sulaiman (2009) adalah:
a. Faktor, yaitu variabel yang telah ditetapkan pada suatu penelitian yang dapat
bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Faktor ini harus bisa dinyatakan dalam
suatu harga atau nilai.
b. Level, yaitu harga yang ditetapkan untuk faktor.
c. Respon, yaitu hasil terukur yang didapat dari suatu penelitian dan harus dapat
dikuantifikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
d. Interaksi, yaitu akibat dari penambahan efek-efek faktor yang dapat bersifat
antagonis atau sinergis. Antagonis berarti interaksi memiliki efek yang
memperkecil efek faktor sedangkan sinergis berarti interaksi memiliki efek
yang memperbesar efek faktor.
E. Monografi Bahan Pembuat Gel
1. CMC-Na
Gambar 3. Struktur Carboxymethylcellulose Sodium
(Rowe, Sheskey and Quinn, 2009)
Gelling agent yang sering digunakan adalah carboxymethylcellulose,
yang dikenal sebagai CMC. Carboxymethylcellulose Sodium (CMC-Na)
berbentuk seperti granul putih, tidak berbau, tidak berasa, dan bersifat
higroskopis. Tidak dapat larut dalam aseton, etanol 95%, eter dan toluene,
tetapi mudah terdispersi dalam air pada segala temperatur. Umumnya CMC-Na
digunakan pada konsentrasi 3-6% untuk menghasilkan sediaan gel.
Keuntungan penggunaan CMC-Na sebagai basis gel diantaranya adalah
memberikan viskositas stabil pada sediaan, selain itu mempunyai kemampuan
sebagai zat pengemulsi hidrofilik yang mampu mengikat air, sehingga tidak
terjadi endapan, serta CMC-Na merupakan bahan penstabil yang memiliki daya
ikat yang kuat dan berperan untuk meningkatkan kekentalan produk (Rowe,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Sheskey and Quinn, 2009). Dari hasil penelitian Octavia (2009) dengan
menggunakan bahan pengikat CMC-Na, gelatin, dan gum arab
menunjukkan bahwa dengan menggunakan CMC-Na sebagai bahan pengikat
dalam konsentrasi 0,9% menghasilkan sediaan dengan sifat kimia dan
organoleptik terbaik.
2. Gliserin
Gliserin berupa cairan jernih, kental, tidak berbau dan bersifat
higroskopis. Gliserin dapat digunakan untuk sediaan farmasi termasuk sediaan
topikal. Dalam formulasi farmasetika terutama untuk kosmetik, gliserin
digunakan sebagai humektan, emollient, juga sebagai bahan tambahan pada
aquous maupun non aquous gel, Sebagai humektan konsentrasi ≤30%. Pada
sediaan gel, jika hanya digunakan gliserin sebagai humektan, dikhawatirkan
gel yang dihasilkan terlalu kental. Maka penelitian ini digunakan kombinasi
humektan yaitu propilen glikol dan gliserin agar gel yang dihasilkan baik, yaitu
tidak telalu kental dan tidak terlalu encer (Rowe, Sheskey and Quinn, 2009).
Gambar 4. Struktur gliserin
(Rowe, Sheskey and Quinn, 2009)
Propilenglikol banyak digunakan sebagai humektan dengan
konsentrasi umum yang digunakan adalah 15%. Propilenglikol merupakan
cairan jernih, tidak berwarna, kental, praktis tidak berbau, rasa manis dan
higroskopis. Zat ini larut dalam aseton, kloroform, air, gliserin, eter dan etanol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
namun tidak larut dalam minyak mineral. Selain sebagai humektan,
propilenglikol juga digunakan sebagai stabilisizer, kosolven, plasticizer dan
pelarut yang lebih baik dibandingkan dengan gliserin (Rowe, Sheskey and
Quinn, 2006).
Gambar 5. Struktur Propilen Glikol
(Rowe, Sheskey and Quinn, 2009)
3. Metil Paraben
Gambar 6. Struktur Metil Paraben
(Rowe, Sheskey and Quinn, 2009)
Nama kimia dari metil paraben adalah methyl-4-hydroxybenzoate.
Metil paraben berbentuk kristal, tidak berbau, memiliki rasa sedikit terbakar
dan berwarna putih. Konsentrasi penggunaan yang umum digunakan dalam
sediaan topikal yaitu 0,02 – 0,3%. Metil paraben larut dalam air panas 80oC
(1:30), eter (1:10), methanol dna etanol 95%. Metil paraben digunakan sebagai
antimikroba dalam kosmetik, formulasi farmasetika dan produk makanan
(Rowe, Sheskey and Quinn, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
4. Aquadest
Aqudest merupakan cairan jernih, tidak berbau, tidak berwarna, tidak
memiliki rasa dan memiliki pH 5-7. Rumus kimia dari aquadest adalah H2O
dengan berat molekul sebesar 18,02 . Aquadest dibuat dengan menyuling
air yang memenuhi persyaratan dan tidak mengandung zat tambahan lain.
Fungsi dari aquadest adalah sebagai pelarut (Dirjen POM RI, 1995).
F. Landasan Teori
Radikal bebas merupakan salah satu penyebab utama penuaan pada kulit.
Salah satu pencegahan dari penuaan kulit yang dapat dilakukan adalah dengan
menggunakan senyawa antioksidan. Salah satu tanaman yang memiliki kandungan
antioksidan kuat adalah buah manggis (Garcinia mangostana L.) dengan
komponen utamanya adalah senyawa golongan xanton yang memiliki aktivitas
antioksidan. Xanton merupakan substansi kimia alami yang dapat digolongkan
dalam senyawa jenis fenol atau polyphenolic (Pedraza-Chaverri, Cardenas-
Rodriguez, Orozco-Ibarra dan Perez-Rojas, 2008). Golongan xanton yang sudah
teridentifikasi antara lain α-mangostin, γ-mangostin dan garsinon-E dilaporkan
memiliki aktivitas farmakologi salah satunya sebagai antioksidan. Oleh karena itu
ekstrak kulit buah manggis ditambahkan dalam sediaan gel sebagai zat aktif yang
berfungsi sebagai antioksidan pada penelitian ini.
Sediaan antioksidan salah satunya digunakan pada wajah, sehingga harus
nyaman saat digunakan dan memiliki viskositas yang cukup besar supaya tidak
mengalir dan cepat mengering. Sediaan yang memiliki viskositas yang cukup
besar adalah gel. Gel mempunyai biokompatibilitas yang tinggi sebab mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
tegangan permukaan yang rendah dengan cairan biologi dan jaringan sehingga
meminimalkan kekuatan adsorbsi protein dan adhesi sel. Selain itu kelebihan
lainnya dari gel adalah saat pemakaian gel di kulit setelah kering meninggalkan
film tembus pandang, daya lekat tinggi yang tidak menyumbat pori sehingga
pernapasan pori tidak terganggu, mudah dicuci dengan air dan pelepasan obatnya
baik (Lachman, Lieberman and Kanig, 1994).
Konsumen akan tertarik pada sediaan gel ekstrak kulit buah manggis
tidak hanya dengan manfaatnya sebagai antioksidan saja, namun sediaan gel
tersebut juga harus memiliki sifat fisik tertentu dengan kriteria yang dapat
diterima oleh konsumen. Kemampuan gel untuk menyebar (mudah diaplikasikan)
dan viskositasnya perlu diperhatikan dalam pembuatan sediaan ini. Viskositas
yang cukup berkaitan dengan preparasi, pengemasan, penyimpanan dan aplikasi,
sedangkan daya sebar gel berkaitan dengan kemampuan gel untuk menyebar saat
diaplikasikan, kenyamanan saat penggunaan dan kemampuan gel dalam pelepasan
zat aktifnya (Buchman, 2001).
Gel terdiri dari gelling agent dan humektan yang berperan penting dalam
membentuk sifat fisik gel. Gelling agent yang digunakan yaitu CMC-Na yang
juga digunakan sebagai basis gel serta dapat meningkatkan viskositas gel seiring
dengan meningkatnya konsentrasi CMC-Na yang digunakan. Selain itu gel
merupakan sediaan yang digunakan secara topikal, sehingga dibutuhkannya suatu
humektan yang berperan untuk menjaga kelembaban kulit dan juga memiliki
pengaruh dalam pembentukan massa gel. Humektan yang digunakan pada
pembuatan gel kali ini yaitu gliserin. Jika gliserin yang digunakan dalam suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
sediaan gel terlalu banyak maka sediaan tersebut akan terlalu encer dan dapat
mempengaruhi daya sebar dari sediaan, dan juga sebaliknya (Loden and Maibach,
2005). Kombinasi antara CMC-Na dan gliserin mampu membentuk gel dengan
sifat fisik yang baik dan stabil. Sifat fisik sediaan gel yang diamati meliputi
organoleptis, pH, daya sebar dan viskositas. Komposisi CMC-Na dan gliserin
optimum yang digunakan sebagai gelling agent dan humektan pada gel ekstrak
kulit buah manggis diperoleh dengan menggunakan metode desain faktorial.
Desain faktorial dapat menunjukkan hubungan antara variabel bebas yang diteliti
untuk menentukan efek dari beberapa faktor dan interaksinya yang berpengaruh
secara signifikan. Metode desain faktorial memiliki kelebihan yakni memiliki
efisiensi yang maksimum dalam memperkirakan efek masing-masing faktor,
maupun efek interaksi antar faktor (Bolton and Bon, 2004). Pengujian aktivitas
antioksidan sediaan gel ekstrak kulit buah manggis bertujuan untuk mengetahui
kemampuan ekstrak kulit buah manggis dalam bereaksi dengan radikal bebas
sebagai antioksidan saat diformulasikan dalam sediaan gel yang dibuat. Pengujian
aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan DPPH.
G. Hipotesis
1. CMC-Na dan gliserin memiliki pengaruh signifikan terhadap sifat fisik gel
ekstrak kulit buah manggis yang meliputi viskositas dan daya sebar.
2. Komposisi dan area optimum dari CMC-Na dan gliserin pada superimposed
counter plot diperoleh sehingga dapat dihasilkan gel ekstrak kulit buah
manggis yang optimum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
3. Sediaan gel ekstrak kulit buah manggis secara fisik dapat menjaga
kestabilannya dari uji sentrifugasi dan freeze thaw cycle.
4. Ekstrak kulit buah manggis dan sedian gel kulit buah manggis memiliki
aktivitas antioksidan yang kuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis rancangan penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian
eksperimental dengan menggunakan metode desain faktorial untuk
membandingkan sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan.
B. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas, dalam penelitian ini adalah variasi konsentrasi CMC-Na
sebagai gelling agent dan gliserin sebagai humektan.
b. Variabel tergantung, dalam penelitian ini adalah sifat fisik gel yang meliputi
organoleptis, pH, daya sebar dan viskositas serta stabilitas (perubahan
viskositas) gel antioksidan kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.).
c. Variabel pengacau terkendali, dalam penelitian ini adalah kualitas ekstrak
kulit buah manggis, alat dan bahan yang digunakan, lama pengadukan,
kecepatan pengadukan, prosedur pembuatan dan pengujian, lama
penyimpanan, kondisi penyimpanan serta wadah penyimpanan gel.
d. Variabel pengacau tak terkendali, dalam penelitian ini adalah suhu dan
kelembaban udara ruangan selama pembuatan dan pengujian gel ekstrak
kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
2. Definisi Operasional
a. Gel antioksidan ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.)
adalah sediaan semi padat yang mengandung ekstrak kulit buah manggis
yang memiliki efek sebagai antioksidan untuk melindungi kulit dari paparan
sinar matahari dengan CMC-Na sebagai gelling agent dan gliserin sebagai
humektan.
b. Ekstrak kulit buah manggis adalah ekstrak kering hasil dari kulit buah
manggis yang diperoleh dari PT. Industri Jamu Borobudur Semarang.
c. Antioksidan adalah senyawa-senyawa yang mampu menghilangkan,
membersihkan, menahan pembentukan oksigen reaktif.
d. Radikal bebas adalah atom yang sangat reaktif dan mampu menjadi bagian
dari molekul yang berpotensi merusak.
e. Gelling agent adalah bahan yang digunakan untuk membentuk kekentalan
atau pembentuk sediaan gel yang membentuk matriks. CMC-Na digunakan
sebagai gelling agent dalam penelitian ini.
f. Humektan adalah bahan yang digunakan untuk mencegah lepasnya air dari
sediaan serta mengabsorpsi lembab dari lingkungan saat gel diaplikasikan di
kulit, sehingga kelembaban kulit dapat dipertahankan. Humektan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah gliserin.
g. Sifat fisik gel adalah parameter untuk mengetahui kualitas fisik gel yang
meliputi organoleptis, pH, daya sebar dan viskositas.
h. Stabilitas fisik adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui tingkat
kestabilan gel ekstrak kulit buah manggis yang meliputi perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
organoleptis, pH, viskositas, daya sebar dan sedimentasi yang terjadi setelah
sediaan diuji stabilitasnya menggunakan metode freeze thaw cycle.
i. Daya sebar adalah kemampuan menyebar dari gel ekstrak kulit buah
manggis yang diukur menggunakan horizontal double plate selama 1 menit
dengan beban 125 gram.
j. Viskositas adalah tingkat kekentalan gel antioksidan ekstrak kulit buah
manggis yang diukur menggunakan viscotester. Viskositas gel diketahui
dengan mengamati gerakan jarum penunjuk viskositas. Hal ini berkaitan
denagn kemampuan gel ekstrak kulit buah manggis untuk dituang dan
keluar dari wadah.
k. Sifat alir adalah adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan aliran
cairan dan deformasi dari padatan.
l. Formula gel optimum adalah formula gel yang memenuhi standar sediaan
semisolid yang ditetapkan meliputi daya sebar 19,64-38,5 cm2, viskositas
150-250 dPa.s dan perubahan viskositas ≤10%.
C. Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas
(Pyrex-Germany), timbangan analitik, spektrofotometer UV-Vis, waterbath,
viscometer seri VT 04 (Rion Japan), horizontal double plate, mixer,
sentrifugator, tabung sentrifugasi, cawan porselen, kertas indikator pH (Merck
Germany), kertas saring, termometer, inkubator, pendingin (kulkas), pipet
volume, glassfinn, jangka sorong, serta wadah plastik (net @200 g).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
2. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquadest, ekstrak
kulit buah manggis yang diperoleh dari PT. Borobudur Semarang, gliserin
(kualitas farmasetis), propilenglikol (kualitas farmasetis), DPPH, CMC-Na
(kualitas farmasetis), metil paraben (kualitas farmasetis) serta etanol 96%
(teknis).
D. Tata Cara Penelitian
1. Verifikasi Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)
Ekstrak kulit buah manggis yang diperoleh dari PT. Borobudur
Industri Jamu Semarang diamati. Verifikasi ekstrak kulit buah manggis yang
dilakukan meliputi pengamatan bentuk, warna serta bau dan dibandingkan
dengan Certificate of Analysis dari ekstrak kulit buah manggis.
2. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia
mangostana L.)
a. Pembuatan Ekstrak Kental
Sebanyak 10,0 gram ekstrak kering kulit buah manggis dilarutkan
menggunakan etanol 96% sebanyak 50,0 mL hingga semua ekstrak terlarut.
Kemudian hasil larutan ekstrak disaring untuk memisahkan ekstrak dari
eksipien yang telah ditambahkan (maltodekstrin), sehingga yang didapatkan
beruapa larutan ekstrak kulit buah manggis. Selanjutnya ekstrak cair yang
didapat diuapkan dengan suhu <600C hingga didapatkan ekstrak kental
sebanyak 85% dari jumlah berat ekstrak pertama kali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
b. Penyiapan Ekstrak Uji
Sebanyak 100,0 mg ekstrak kental kulit buah manggis dilarutkan
menggunakan etanol 96% dalam labu ukur 100,0 mL, lalu diaduk hingga
homogen untuk membuat larutan stok dengan konsentrasi 1000,0 ppm.
Selanjutnya dibuat 5 larutan seri dengan diambil sebanyak 0,3; 0,4; 0,5; 0,75
dan 1,5 mL dari larutan stok, kemudian ditambahkan etanol 96% dalam labu
ukur 25,0 mL sehingga diperoleh konsentrasi larutan seri sebesar 12,0; 16,0;
20,0; 30,0 dan 60 ppm.
c. Pembuatan Larutan DPPH
Sebanyak 2,0 mg DPPH dilarutkan dengan menggunakan etanol
96% dalam labu ukur 50,0 mL untuk membuat konsentrasi 40,0 ppm
(larutan dilindungi dari cahaya).
d. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
Larutan DPPH 40,0 ppm diambil sebanyak 4,0 mL lalu ditambah
dengan etanol 96% sebanyak 2,0 mL, lalu diamati absorbansinya pada
panjang gelombang 400-800 nm. Larutan etanol 96% sebanyak 6 mL
digunakan sebagai blanko. Panjang gelombang yang memberikan
absorbansi tertinggi digunakan sebagai panjang gelombang maksimum.
e. Penetapan Operating Time
Larutan DPPH 40,0 ppm diambil sebanyak 4,0 mL lalu ditambah
dengan ekstrak uji dengan konsentrasi 20,0 ppm sebanyak 2,0 mL, lalu
diamati absorbansinya pada panjang gelombang maksimum yang telah
didapatkan dalam interval waktu yang berbeda-beda (5, 10, 15, 20, 25 dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
30 menit). Larutan DPPH dengan konsentrasi 40,0 ppm sebanyak 4,0 mL
ditambah dengan etanol 96% sebanyak 2,0 mL digunakan sebagai blanko.
f. Pengukuran Aktivitas Antioksidan Kulit Buah Manggis
Larutan uji sebanyak 2,0 mL pada masing-masing konsentrasi seri
ditambah dengan 4,0 mL larutan DPPH 40,0 ppm, lalu didiamkan selama
OT dan diamati absorbansinya pada panjang gelombang maksimum yang
telah didapatkan. Larutan DPPH dengan konsentrasi 40,0 ppm sebanyak 4,0
mL ditambah dengan etanol 96% sebanyak 2,0 mL digunakan sebagai
blanko. Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai inhibisi ekstrak dari
persamaan regresi yang telah didapatkan untuk mendapatkan nilai IC50.
3. Formulasi Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)
Formula yang digunakan dalam pembuatan gel ekstrak kulit buah
manggis dapat dilihat pada Tabel II.
Tabel II. Formula Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis
Bahan Formula
AB A B I
Ekstrak (g) 0,015 0,015 0,015 0,015
CMC-Na (g) 2,8 2,8 2,0 2,0
Gliserin (g) 21 12 21 12
Propilenglikol (g) 4 4 4 4
Metil paraben (g) 0,1 0,1 0,1 0,1
Aquadest ad 100 mL ad 100 mL ad 100 mL ad 100 mL
Pembuatan gel ekstrak kulit buah manggis sebagai berikut:
CMC-Na didispersikan sedikit demi sedikit dalam 50 mL aquadest dan
didiamkan selama 24 jam. Ekstrak kental yang telah didapatkan dicampur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
dengan propilenglikol dan gliserin, diaduk sesaat dan kemudian dicampurkan
metil paraben lalu diaduk menggunakan mixer hingga homogen. Setelah itu
CMC-Na yang telah dikembangkan ditambahkan ke dalam campuran beserta
dengan sisa aquadest lalu kembali diaduk menggunakan mixer dengan skala
kecepatan 1 selama ±3 menit. Kemudian pH sediaan dicek menggunakan stik
indikator pH universal (pH yang diinginkan dalam rentang 4,8-6,5).
4. Uji Sifat Fisik Gel Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia
mangostana L.)
a. Uji organoleptis dan pH
Uji organoleptis dilakukan dengan cara mengamati warna, bau dan
bentuk dari gel setelah 48 jam gel selesai dibuat. Pengujian pH dilakukan
dengan menggunakan pH universal stick dengan cara mengoleskan sedikit
gel pada stik pH dan membandingkan warna yang dihasilkan dengan
standar. Nilai pH yang diinginkan adalah 4,5-6,5 yaitu pH kulit sehingga
kulit tidak teriritasi karena perbedaan pH.
b. Uji daya sebar
Gel ditimbang sebanyak 1 gram dan diletakkan di bagian tengah
kaca bulat berskala. Selanjutnya kaca bulat lainnya diletakkan di atas gel
dan ditambahkan dengan pemberat hingga total berat di atas gel sebesar 125
gram, diamkan selama 1 menit dan penyebaran gel dari empat bagian sisi
dicatat. Setelah didapatkan diameter dari persebaran gel, dilakukan
perhitungan luas persebaran gel dengan menggunakan rumus luas lingkaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Pengujian daya sebar dilakukan setelah 48 jam gel selesai dibuat dan
lakukan sebanyak 3 kali replikasi.
c. Uji viskositas
Uji viskositas dilakukan yaitu 48 jam setelah pembuatan gel serta
dilakukan sebanyak 3 kali replikasi. Viskositas masing-masing formula gel
ditentukan dengan menggunakan alat Viscotester Rion seri VT 04. Gel
dimasukkan ke dalam wadah uji, lalu portable viscometer dipasang.
Viskositas gel diketahui dengan mengamati gerakan jarum penunjuk
viskositas, rotor yang digunakan adalah rotor skala dua.
d. Uji sifat alir gel
Uji sifat alir pada gel dilakukan yaitu 48 jam setelah pembuatan gel.
Sifat alir pada masing-masing formula gel ditentukan dengan menggunakan
instrumen Rheosys Merlin dengan menggunakan cone and plate pada
temperature 25oC, dengan parameter kecepatan awal 0,1 rpm dan kecepatan
akhir 600 rpm. Kecepatan meningkat dalam 9 tahap dengan peningkatan
kecepatan berturut-turut adalah 0,1 rpm; 75,1 rpm; 150,1 rpm; 225,1 rpm;
300,1 rpm; 375,0 rpm; 450,0 rpm; 525,0 rpm dan 600,0 rpm. Sejumlah
massa gel ±1 gram diletakkan di atas plate, selanjutnya cone di atas gel
diatur hingga menempel pada gel. Gel yang keluar dari plate dibersihkan.
Selanjutnya sistem Rheosys Merlin dijalankan dengan kecepatan putaran
0,1 rpm hingga 600 rpm, sehingga akan didapatkan tipe sifat alir dari gel
yang diuji. Bentuk sifat alir dari sediaan gel adalah mengikuti model Non-
Newtonian yaitu pseudoplastis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
5. Uji Stabilitas Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)
a. Freeze Thaw Cycle
Uji Freeze Thaw dilakukan dengan cara masing-masing formula
disimpan pada suhu -4oC selama 24 jam, lalu kembali disimpan pada suhu
±25oC selama 24 jam (untuk 1 siklus). Penyimpanan dilakukan sebanyak 6
siklus dan setiap akhir siklus dilakukan pengamatan sifat fisik dari setiap
formula gel seperti pH, organoleptis, daya sebar dan viskositas.
b. Uji viskositas
Formula AB, A, B dan I diukur viskositasnya menggunakan
viscometer VT 04. Gel dimasukkan ke dalam wadah uji kemudian portable
viscometer dipasang, dan digunakan rotor 2. Kemudian angka yang
ditunjukkan oleh jarum dicatat dan dilakukan pada masing-masing replikasi.
Uji viskositas dilakukan yaitu tiap siklus pada freeze thaw cycle.
c. Uji daya sebar
Sebanyak 1 gram gel diletakkan di tengah kaca bundar dan ditutup
dengan kaca penutup yang sudah ditimbang dan ditambahkan dengan
pemberat hingga total pemberat diatas gel sebesar 125 gram, didiamkan
selama 1 menit dan penyebaran gel dari 4 bagian sisi dicatat. Setelah
didapatkan diameter dari persebaran gel, dilakukan perhitungan luas
persebaran gel dengan menggunakan rumus luas lingkaran. Uji daya sebar
dilakukan yaitu tiap siklus pada freeze thaw cycle.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
d. Uji pH
Formula AB, A, B dan I diukur nilai pHnya menggunakan kertas
indikator pH. Uji pH dilakukan yaitu tiap siklus pada freeze thaw cycle.
Pengujian pH dilakukan dengan menggunakan pH universal stick dengan
cara mengoleskan sedikit gel pada stik pH dan membandingkan warna yang
dihasilkan dengan standar. Nilai pH yang diinginkan adalah 4,5-6,5 yaitu
pH kulit sehingga kulit tidak teriritasi karena perbedaan pH.
e. Uji sentrifugasi
Dilakukan uji sentrifugasi terhadap formula AB, A, B dan I setelah
48 jam pembuatan. Tiap formula diuji sentrifugasi dengan cara gel
dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi, kemudian dimasukkan ke dalam
mesin sentrifugasi dan sistem dijalankan dengan kecepatan 3750 rpm
selama 5 jam dan diamati pemisahan yang terjadi pada masing-masing gel
tiap formula.
6. Uji Aktivitas Antioksidan Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia
mangostana L.)
Sebanyak 100,0 mg sediaan gel dilarutkan menggunakan etanol 96%
lalu disaring dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100,0 mL dan digojog hingga
homogen untuk membuat larutan stok dengan konsentrasi 1000,0 ppm.
Selanjutnya dibuat 5 larutan seri dengan diambil sebanyak 0,3; 0,4; 0,5; 0,75
dan 1,5 mL dari larutan stok, kemudian ditambahkan etanol 96% dalam labu
ukur 25,0 mL sehingga diperoleh konsentrasi larutan seri sebesar 12,0; 16,0;
20,0; 30,0 dan 60 ppm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Larutan uji sebanyak 2,0 mL pada masing-masing konsentrasi seri
sediaan pada tiap formula ditambah dengan 4,0 mL larutan DPPH 40,0 ppm,
lalu didiamkan selama OT dan diamati absorbansinya pada panjang gelombang
maksimum yang telah didapatkan. Larutan DPPH dengan konsentrasi 40,0 ppm
sebanyak 4,0 mL ditambah dengan etanol 96% sebanyak 2,0 mL digunakan
sebagai blanko.
E. Analisis Hasil
Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data aktivitas antioksidan,
sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan gel ekstrak kulit buah manggis. Data
kemudian dianalisis menggunakan software RStudio untuk mengetahui
signifikansi perbedaan antara data yang diperoleh.
Data sifat fisik yang diperoleh, dihitung rata-rata dan dicari standar
deviasinya. Dari data sifat fisik, viskositas dan daya sebar dianalisis menggunakan
Design Expert 9.0.6.2 sehingga didapatkan interaksi dari kedua faktor pada dua
level untuk masing-masing respon. Analisis statistik yang digunakan Design
Expert 9.0.6.2 adalah uji ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%.
Data stabilitas fisik yang diperoleh, dihitung rata-rata dan dicari standar
deviasinya. Pada data stabilitas fisik berupa viskositas dan daya sebar dianalisis
serta data memiliki sebaran normal dan homogen diuji menggunakan
menggunakan software RStudio dengan uji ANOVA dengan taraf kepercayaan
95%. Nilai p-value < 0,05 menunjukkan adanya perbedaan signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Verifikasi Ekstrak Kulit Buah Manggis
Tujuan verifikasi ekstrak kulit buah manggis adalah untuk membuktikan
bahwa ekstrak yang digunakan dalam penelitian merupakan benar ekstrak kulit
buah manggis. Verifikasi ekstrak kulit buah manggis yang dilakukan meliputi
pengamatan bentuk, warna dan bau yang kemudian dibandingkan dengan
karakteristik ekstrak yang ada pada Certificate of Analysis (CoA). Ekstrak kulit
buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang digunakan pada penelitian
diperoleh dari PT. Borobudur Industri Jamu Semarang.
Tabel III. Hasil Verifikasi Ekstrak Kulit Buah Manggis
Kriteria Hasil Pengamatan Data CoA
Bentuk Serbuk halus Serbuk halus
Warna Coklat Coklat
Bau Bau khas aromatis Bau khas romatis
Hasil pengamatan menunjukkan bentuk, warna dan bau dari ekstrak kulit
buah manggis sesuai dengan yang terdapat pada CoA dari PT. Borobudur Industri
Jamu. Dari tabel III dapat disimpulkan bahwa ekstrak yang digunakan di dalam
penelitian adalah benar ekstrak kulit buah manggis.
B. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Manggis
Uji aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah manggis dilakukan dengan
menggunakan metode peredaman radikal bebas DPPH. Tujuan dilakukannya uji
aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah manggis adalah untuk mengetahui
aktivitas antioksidan yang terdapat pada ekstrak etanol kulit buah manggis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
1. Pembuatan Ekstrak Kental
Tujuan dilakukannya pembuatan ekstrak kental adalah untuk
memisahkan bahan eksipien yang telah ditambahkan pada ekstrak kering kulit
buah manggis, sehingga pengukuran aktivitas antioksidan yang dilakukan
merupakan benar aktivitas dari ekstrak kulit buah manggis bukan berasal dari
bahan tambahan lain. Komposisi ekstrak kering kulit buah manggis terdiri dari
maltodekstrin sebanyak 15% dan ekstrak kulit buah manggis sebanyak 85%,
sehingga dengan jumlah ekstrak kering yang dilarutkan sebanyak 10 gram,
maka jumlah ekstrak kental yang akan didapatkan:
Jumlah ekstrak kental =
Pelarut yang digunakan adalah etanol 96% dan dilakukannya
penyaringan untuk memisahkan maltodekstrin dari larutan ekstrak kulit buah
manggis. Penguapan pelarut dilakukan pada suhu <60oC karena sebagian besar
senyawa antioksidan sudah mulai rusak pada suhu >60°C (Miladi and Damak,
2008).
2. Penentuan panjang gelombang maksimum
Tujuan dilakukannya penentuan panjang gelombang maksimum
adalah untuk menentukan panjang gelombang dimana larutan DPPH
menghasilkan serapan maksimum, hal ini terkait dengan selektifitas dan
sensifitas pada data yang dihasilkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Gambar 7. Panjang Gelombang Maksimum DPPH
Pada gambar 7 didapatkan λ maksimum dari larutan DPPH adalah 517
nm. Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Blois (1958); Prakash, et al.,
(2005); Wojdylo, et al., (2007); Locatelli, et al., (2009); Marinova and
Batchvarov (2011); Garcia, et al., (2012), Lewis (2012) serta Kamkar, et al.,
(2014) panjang gelombang maksimum dari larutan DPPH adalah 517 nm.
Sehingga panjang gelombang yang digunakan dalam penelitian adalah 517 nm.
3. Penentuan operating time
Penentuan operating time (OT) dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan waktu reaksi antara senyawa antioksidan dan larutan DPPH
sudah berjalan sempurna yang ditunjukkan dengan data absorbansi yang stabil.
Tabel IV. Data Operating Time Ekstrak Kulit Buah Manggis dengan
DPPH
Menit ke- Absorbansi
5 0,749
10 0,735
15 0,726
20 0,725
25 0,717
30 0,717
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Berdasarkan tabel IV pada menit ke-25 dan 30 didapatkan nilai
absorbansi yang stabil. Hal ini menunjukkan bahwa larutan DPPH dan
senyawa antioksidan di dalam ekstrak kulit buah manggis telah bereaksi
sempurna pada menit ke-25, sehingga dari data tersebut OT yang digunakan
pada penelitian adalah 25 menit.
4. Pengukuran aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah manggis
Hasil pengujian aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah manggis dapat
dilihat pada tabel V.
Tabel V. Hasil Pengukuran Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Buah
Manggis
Konsentrasi
(ppm)
Absorbansi Inhibisi
(%)
Persamaan regresi
(Konsentrasi vs Inhibisi)
15,36 0,828 5,263
y = 0,7166 x - 5,7279
r = 0,9990
20,48 0,801 8,352
25,60 0,753 13,844
38,40 0,690 21,053
76,80 0,442 49,428
Pada hasil absorbansi dari tabel V dapat diketahui bahwa semakin
besar konsentrasi sampel maka semakin kecil nilai absorbansi yang didapat,
yang berarti semakin besar senyawa antioksidan di dalam sampel yang
ditunjukkan dengan nilai persentase inhibisi larutan yang semakin besar
seiring dengan semakin besarnya konsentrasi larutan. Nilai IC50 ekstrak kulit
buah manggis diperoleh secara ekstrapolasi menggunakan persamaan regresi y
= 0,7166x - 5,7279, dengan nilai y yang merupakan nilai peredaman dari
ekstrak, sehingga untuk nilai IC50 didapat dengan memasukkan nilai 50
(dengan arti peredaman sebesar 50%) pada variabel y, sehingga didapatkan
konsentrasi (nilai x) sebesar 77,767 ppm (77,767 ppm). Nilai IC50 (Inhibiton
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Concentration) adalah konsentrasi antioksidan (ppm) yang mampu
menghambat 50% aktivitas radikal bebas. Ekstrapolasi adalah metode yang
dipergunakan dalam memprediksi nilai dari suatu data atau fungsi yang berada
di luar interval (data awal yang telah diperoleh) (Kutner, Nachtsheim, and
Neter, 2004). Suatu sampel dikatakan memiliki aktivitas antioksidan bila
memiliki nilai IC50 < 200 ppm (Hanani, et al., 2005). Secara spesifik, suatu
senyawa dikatakan sebagai antioksidan yang sangat kuat bila nilai IC50 < 50
ppm, kuat bila nilai IC50 bernilai 50-100 ppm, sedang bilai nilai IC50 bernilai
101-150 ppm, dan lemah bila nilai IC50 bernilai 151-200 ppm (Hanani, et al.,
2005). Berdasarkan klasifikasi tersebut, dapat dikatakan bahwa ekstrak kulit
buah manggis memiliki aktivitas antioksidan yang kuat dengan nilai IC50
77,767 ppm.
C. Pengujian Sifat Fisik Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis
Sifat fisik suatu sediaan farmasetis dapat mempengaruhi acceptability
dari pasien dan kualitas sediaan, maka dari itu uji sifat fisik sediaan penting untuk
dilakukan. Sifat fisik gel ekstrak kulit buah manggis yang dievaluasi adalah
organoleptis, pH, viskositas, daya sebar dan rheologi dari gel. Pengujian ini
dilakukan 48 jam setelah pembuatan sediaan gel, karena setelah 48 jam gel telah
terbebas dari gaya gesekan dan energi dari pembuatan gel tersebut.
1. Uji Organoleptis dan pH
Uji organoleptis dan pH dilakukan terhadap gel ekstrak kulit buah
manggis karena berpengaruh pada estetika dan penerimaan pasien. Selain itu
pengamatan tampilan dari gel dapat menjadi salah satu cara mengamati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
kestabilan dari gel, seperti perubahan warna, bentuk dan bau sediaan. Hasil uji
organoleptis dan pH gel ekstrak kulit buah manggis dapat dilihat pada tabel VI.
Tabel VI. Data Pengamatan Organoleptis dan pH Gel Ekstrak Kulit
Buah Manggis
Kriteria Formula
AB A B I
Warna Kuning jernih Kuning jernih Kuning jernih Kuning jernih
Bau Khas kulit
buah manggis
Khas kulit
buah manggis
Khas kulit
buah manggis
Khas kulit
buah manggis
Tekstur Kental Kental Kental Kental
pH 6 6 6 6
Homogenitas Homogen Homogen Homogen Homogen
Pada tabel VI, didapatkan data bahwa warna dari gel ekstrak kulit
buah manggis adalah kuning jernih. Warna kuning tersebut didapatkan dari
senyawa mangostin (α-mangostin dan β-mangostin) pada kulit buah manggis
yang memang memiliki warna kuning selain itu juga berasal dari senyawa
xanton yang merupakan pigmen fenol kuning yang reaksi warnanya dan
gerakan distribusinya serupa dengan flavanoid, akan tetapi secara kimia xanton
berbeda dengan flavanoid dan mudah dibedakan dari flavanoid berdasar sifat
spektrumnya yang khas (Sudarsono, Gunawan, Wahyuono, Donatus, dan
Purnomo, 2002).
Bau yang dimiliki gel ekstrak kulit buah manggis adalah bau khas
aromatis dari ekstrak kulit buah manggis. Sediaan topikal yang baik adalah
sediaan yang memiliki pH antara 4,5 sampai 6,5 yang merupakan pH fisiologis
kulit. Apabila di bawah pH tersebut (terlalu asam) maka dapat menyebabkan
kulit mengalami iritasi, sedangkan bila di atas pH tersebut (terlalu basa) maka
akan menyebabkan kulit menjadi kering.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Hasil evaluasi gel ekstrak kulit buah manggis pada tabel VI
menunjukkan gel tersebut memiliki pH 6 di mana sesuai dengan keadaan
fisiologis dari kulit, sehingga dapat nyaman digunakan secara topikal tanpa
menyebabkan iritasi maupun kulit kering, sehingga dapat meningkatkan
acceptability dari konsumen. Selain itu hal tersebut dapat menunjukkan
kombinasi antara gliserin (sebagai humektan) dan CMC-Na (sebagai gelling
agent) dapat menghasilkan gel dengan pH yang sesuai dengan pH fisiologis
kulit.
2. Uji Viskositas
Pengujian viskositas bertujuan untuk mengetahui kekentalan dari
sediaan gel ekstrak kulit buah manggis dengan variasi antara konsentrasi
gliserin (humektan) dan CMC-Na (gelling agent) yang digunakan. Viskositas
merupakan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir, semakin besar
tahanannya maka semakin besar viskositas dari cairan tersebut (Martin,
Swarbrick, and Cammarata, 2008). Nilai viskositas dari sediaan gel akan
ditunjukkan dengan skala oleh jarum pada alat tersebut. Hasil pengukuran
viskositas gel dapat dilihat pada gambar 8.
Gambar 8. Hasil Uji Viskositas Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis
0
50
100
150
200
250
300
AB A B I
Vis
kosi
tas
(dP
a.s)
Formula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Berdasarkan gambar 8, setiap formula gel ekstrak kulit buah manggis
memiliki viskositas yang berbeda bermakna (p-value < 0,05). Viskositas antara
tiap formula gel ekstrak kulit buah manggis berbeda disebabkan oleh
penambahan jumlah gelling agent dan humektan yang berbeda-beda. Semakin
banyak jumlah gelling agent dan humektan yang ditambahkan maka viskositas
sediaan semakin tinggi. Formula I memiliki jumlah jumlah gelling agent dan
humektan yang paling sedikit sehingga viskositasnya paling rendah.
Viskositas gel ekstrak kulit buah manggis merupakan salah satu
respon yang diteliti pada penelitian ini. Persamaan desain faktorial untuk
respon viskositas sediaan terdapat pada persamaan (1):
Y = -113,389 + 108,750 (X1) - 0,259 (X2) + 1,111 (X1)(X2)…….…(1)
dengan Y merupakan viskositas, X1 sebagai CMC-Na, X2 sebagai gliserin dan
X1X2 sebagai interaksi antara CMC-Na dan gliserin. Pada model persamaan (1)
didapatkan p-value <0,05 (signifikan). Hal ini menandakan bahwa dengan
adanya penambahan jumlah CMC-Na dan gliserin yang berbeda dapat
memberikan perubahan nilai efek viskositas yang signifikan, sehingga dapat
dilakukan optimasi formula.
Berdasarkan persamaan 1 maka dibuat counter plot untuk respon
viskositas. Counter plot respon viskositas dapat dilihat pada gambar 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Gambar 9. Counter Plot Respon Viskositas Gel Ekstrak Kulit Buah
Manggis
Counter plot viskositas pada gambar 9 menunjukkan semakin banyak
penggunaan CMC-Na dan gliserin maka akan menyebabkan nilai viskositas
semakin meningkat. Daerah counter plot yang berwarna biru menunjukkan
daerah dengan nilai viskositas paling rendah, sedangkan yang berwarna merah
menunjukkan daerah dengan nilai viskositas yang paling tinggi. Nilai
viskositas gel ekstrak kulit buah manggis yang diinginkan yaitu berada pada
antara 150-250 d.Pas.
Efek merupakan perubahan respon karena adanya variasi level faktor.
Nilai efek CMC-Na, gliserin dan interaksi antar keduanya dalam menentukan
viskositas sediaan dapat dilihat pada tabel VII.
Tabel VII. Nilai efek CMC-Na, gliserin, dan interaksinya terhadap
viskositas
Faktor Efek p-value
CMC-Na 101,67 < 0,0001
Gliserin 21,67 < 0,0001
Interaksi 4,00 0,0400
CMC-Na, gliserin dan interaksi keduanya memiliki nilai efek positif
yang berarti ketiga faktor tersebut memiliki efek menaikkan viskositas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
sediaan gel ekstrak kulit buah manggis, serta berefek yang signifikan (p-value
<0,05) terhadap viskositas. Faktor yang memiliki efek dominan adalah CMC-
Na. Mekanisme dari Na-CMC mengikuti bentuk konformasi extended atau
streched Ribbon (tipe pita). Tipe tersebut terbentuk dari 1,4 –D glukopiranosil
yaitu dari rantai selulosa. Bentuk konformasi pita tersebut karena
bergabungnya ikatan geometri zig-zag monomer dengan jembatan hidrogen
1,4-Dglukopiranosil lain, sehingga menyebabkan susunannya menjadi stabil
(Belitz and Grosch, 1986). Viskositas gel dipengaruhi oleh konsentrasi dari
gelling agent. Peningkatan jumlah gelling agent dapat memperkuat matriks
gel sehingga menyebabkan kenaikan viskositas. Oleh karena itu dalam
formula ini CMC dominan dalam menentukan respon viskositas gel.
Gambar 10. Grafik Pengaruh CMC-Na terhadap Viskositas
Garis merah pada gambar 10 menunjukkan level tinggi suatu faktor,
sedangkan garis hitam menunjukkan level rendah suatu faktor. Berdasarkan
gambar 9 menunjukkan peningkatan CMC-Na mampu menaikkan viskositas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
gel ekstrak kulit buah manggis pada faktor gliserin level rendah maupun level
tinggi.
Gambar 11. Grafik Pengaruh gliserin terhadap Viskositas
Gambar 11 menunjukkan peningkatan gliserin mampu menaikkan
viskositas gel ekstrak kulit buah manggis pada faktor CMC-Na level rendah
maupun level tinggi.
3. Uji Daya Sebar
Pengujian daya sebar bertujuan untuk mengetahui sejauh mana gel
ekstrak kulit buah manggis dapat menyebar ketika diaplikasikan pada kulit.
Daya sebar merupakan salah satu karakteristik penting dalam formulasi karena
yang bertanggung jawab dalam melepaskan zat aktif dan terkait dengan
kemudahannya dalam diaplikasikan di kulit (Garg, et al., 2002). Daya sebar
yang baik adalah saat diaplikasikan tidak memerlukan tekanan yang besar
tetapi bisa mempertahankan waktu tinggal yang lama di kulit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Gambar 12. Hasil Uji Daya Sebar Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis
Nilai daya sebar pada tiap formula berbeda bermakna (p-value <
0,05). Nilai daya sebar dipengaruhi oleh viskositas. Nilai daya sebar
berbanding terbalik dengan nilai dari viskositas. Apabila suatu sediaan
memiliki data nilai viskositas yang semakin kecil, maka daya sebar dari
sediaan tersebut semakin besar yang berarti kemampuan penyebarannya di
kulit semakin besar, dan sebaliknya. Pada gambar 12 formula I memiliki nilai
daya sebar yang paling besar sedangkan berdasarkan gambar 8 formula I
memiliki nilai viskositas paling kecil, begitu pula dengan formula AB yang
memiliki daya sebar paling kecil tetapi memiliki nilai viskositas yang paling
besar.
Daya sebar gel ekstrak kulit buah manggis merupakan salah satu
respon yang diteliti pada penelitian ini. Persamaan desain faktorial untuk
respon daya sebar sediaan terdapat pada persamaan (2):
Y = 77,163 - 18,236 (X1) - 0,581 (X2) + 0,080 (X1)(X2)…….…(2)
dengan Y merupakan daya sebar, X1 sebagai CMC-Na, X2 sebagai gliserin dan
X1X2 sebagai interaksi antara CMC-Na dan gliserin. Pada model persamaan (2)
didapatkan p-value < 0,05 (signifikan). Hal ini menandakan bahwa dengan
0
10
20
30
40
50
AB A B I
Day
a Se
bar
(cm
2 )
Formula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
adanya penambahan jumlah CMC-Na dan gliserin yang berbeda dapat
memberikan perubahan nilai respon daya sebar yang signifikan, sehingga dapat
dilakukan optimasi formula.
Berdasarkan persamaan 2 maka dibuat counter plot untuk respon daya
sebar. Counter plot respon daya sebar dapat dilihat pada gambar 13.
Gambar 13. Counter plot Respon Daya Sebar Gel Ekstrak Kulit Buah
Manggis
Counter plot daya sebar pada gambar 13 menunjukkan semakin
banyak penggunaan CMC-Na dan gliserin maka akan menyebabkan nilai daya
sebar suatu sediaan semakin rendah. Daerah counter plot yang berwarna biru
menunjukkan daerah dengan nilai daya sebar paling rendah, sedangkan yang
berwarna merah menunjukkan daerah dengan nilai daya sebar yang paling
tinggi. Nilai daya sebar gel ekstrak kulit buah manggis yang diinginkan yaitu
berada pada antara 19,64-38,5 cm2. Nilai tersebut didapat dari nilai daya sebar
sediaan gel yang sudah beredar di pasaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Efek merupakan perubahan respon karena adanya variasi level
faktor. Nilai efek CMC-Na, gliserin dan interaksi antar keduanya dalam
menentukan daya sebar sediaan dapat dilihat pada tabel VIII.
Tabel VIII. Nilai efek CMC-Na, gliserin, dan interaksinya terhadap daya
sebar
Faktor Efek p-value
CMC-Na - 1,480 < 0,0001
Gliserin - 0,380 0,0095
Interaksi - 0,017 0,7862
CMC-Na, gliserin dan interaksi keduanya memiliki nilai efek negatif
yang berarti ketiga faktor tersebut memiliki efek menurunkan daya sebar
sediaan gel ekstrak kulit buah manggis. Faktor CMC-Na dan gliserin
memiliki efek yang signifikan (p-value <0,05) terhadap daya sebar,
sedangkan interaksi keduanya memiliki efek yang tidak signifikan (p-value
>0,05). Pada ketiga faktor pada tabel IV, faktor yang memiliki efek dominan
adalah CMC-Na. Salah satu faktor yang mempengaruhi daya sebar gel adalah
jumlah dan kekuatan matriks gel. Semakin banyak dan kuat matriks gel maka
daya sebar gel akan menurun. Dalam sistem gel yang bertanggung jawab
terhadap terbentuknya matriks gel adalah gelling agent. Dengan kenaikan
konsentrasi gelling agent akan menambah dan memperkuat matriks gel. Oleh
karena itu faktor dominan yang menentukan respon daya sebar adalah CMC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Gambar 14. Grafik Pengaruh CMC-Na terhadap Daya Sebar
Berdasarkan gambar 14 menunjukkan dengan peningkatan jumlah
CMC-Na pada level tinggi ataupun level rendah gliserin menyebabkan
penurunan daya sebar gel ekstrak kulit buah manggis.
Gambar 15. Grafik Pengaruh gliserin terhadap Daya Sebar
Pada gambar 15 menunjukkan dengan peningkatan jumlah gliserin
pada level tinggi ataupun level rendah CMC-Na menyebabkan penurunan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
daya sebar gel ekstrak kulit buah manggis. Hal ini sesuai dengan viskositas,
dimana seiring penambahan CMC-Na atau gliserin pada sediaan
menyebabkan peningkatan viskositas gel ekstrak kulit buah manggis, bila
terjadi peningkatan viskositas maka daya sebar sediaan akan menurun karena
menyebabkan tahanan gel untuk mengalir semakin besar.
4. Pengujian Sifat Alir (Rheologi)
Pengujian sifat alir bertujuan untuk mengetahui sifat alir dari sediaan
gel ekstrak kulit buah manggis. Semua sediaan hidrogel, hidroalkoholik gel,
dan emulgel memiliki sifat alir pseudoplastis (Lang, Mark, Miller, Miller, and
Wik, 2011).
Tabel IX. Sifat Alir Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis
Pada tabel IX dapat dilihat bahwa sifat alir dari gel ekstrak kulit buah
manggis merupakan aliran sistem non-newton yang sifat alirnya tidak
dipengaruhi waktu, yaitu aliran pseudoplastis. Viskositas zat pseudoplastis
berkurang dengan meningkatnya kecepatan geser. Dengan meningkatnya
tekanan geser, molekul-molekul pada rantai polimer tergulung secara acak dan
mulai menyusun sumbu yang lebih panjang dan lurus sehingga mengurangi
viskositas dari sediaan dan mengakibatkan kecepatan geser yang lebih besar
pada setiap tekanan geser berikutnya (Hoekstra, 2011). Terjadinya penurunan
viskositas pada gel saat diberikan gaya, menjadikan gel ekstrak kulit buah
Formula Sifat Alir
AB Pseudoplastis
A Pseudoplastis
B Pseudoplastis
I Pseudoplastis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
manggis memiliki rheologi yang ideal, karena saat dioleskan pada kulit
viskositas gel akan menurun sehingga daya sebarnya meningkat, selain itu sifat
aliran pseudoplastis mempunyai konsistensi tinggi dalam wadah dan dapat
dituang kembali dengan mudah, sehingga gel ekstrak kulit buah manggis dapat
lebih diterima oleh konsumen.
5. Optimasi Formula
Optimasi CMC-Na dan gliserin dilakukan menggunakan desain
faktorial dua level, yaitu level tinggi dan level rendah sehingga nantinya akan
didapatkan formula sediaan gel ekstrak kulit buah manggis yang optimum
dengan sifat fisik yang diinginkan. Daerah optimum didapatkan dengan
menggabungkan grafik counter plot viskositas dan grafik counter plot daya
sebar antara kedua faktor (CMC-Na dan gliserin) yang disebut juga dengan
grafik counter plot superimposed.
Gambar 16. Counter Plot Superimposed Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis
Daerah yang berwarna kuning pada gambar 16 merupakan daerah
optimum yang menampilkan formula optimum gel ekstrak kulit buah manggis
dengan sifat fisik yang diinginkan, yaitu memiliki nilai viskositas 150-250
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
dPa.s dan daya sebar 19,643 - 38,500 cm2. X1 pada gambar 16 menunjukkan
jumlah CMC-Na dan X2 menunjukkan jumlah gliserin yang digunakan untuk
mendapatkan viskositas sebesar 208,189 dPa.s dan nilai daya sebar sebesar
24,2132 cm2.
Validasi dilakukan terhadap counter plot superimposed untuk
memastikan daerah optimum (yang berwarna kuning) pada gambar 16
memiliki sifat fisik yang diharapkan. Validasi dilakukan dengan mencuplik
satu titik secara acak pada daerah arsir. Hasil cuplikan didapatkan komposisi
CMC-Na sebesar 2,564 gram dan gliserin sebesar 16,5075 gram. Hasil
pengujian gel ekstrak kulit buah manggis kemudian dibandingkan dengan hasil
teoritis yang didapatkan.
Tabel X. Hasil Validasi Counter Plot Superimposed
Perhitungan Viskositas (dPa.s) Daya sebar (cm2)
Teoritis 208,189 24,2132
Hasil validasi 206,667 23,488
p-value 0,1386 0,0891
Berdasarkan tabel X, nilai viskositas dan daya sebar gel ekstrak
kulit buah manggis hasil validasi masuk ke dalam range yang diinginkan.
Perbedaan antara viskositas dan daya sebar secara teoritis dengan hasil validasi
yang dilakukan tidak berbeda signifikan (p-value >0,05). Hal ini menunjukkan
bahwa model persamaan untuk viskositas dan daya sebar yang didapat valid.
D. Uji Aktivitas Antioksidan Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis
Pengujian absorbansi peredaman radikal bebas DPPH dilakukan terhadap
gel ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.). Tujuan dilakukannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
uji aktivitas antioksidan gel ekstrak kulit buah manggis adalah untuk mengetahui
aktivitas antioksidan yang terdapat pada gel ekstrak kulit buah manggis.
Tabel XI. Data Aktivitas Antioksidan Sediaan Gel Ekstrak Kulit Buah
Manggis
Formula IC50 ± SD(ppm)
AB 77,81 ± 0,21
A 78,50 ± 0,22
B 79,60 ± 0,19
I 82.59 ± 0,29
Berdasarkan tabel XI, didapatkan hasil uji aktivitas antioksidan sediaan
gel ekstrak kulit buah manggis yang dilihat dari nilai IC50 pada masing-masing
formula gel. Berdasarkan nilai IC50 yang telah didapatkan pada tiap formula, dapat
dikatakan bahwa aktivitas antioksidan gel ekstrak kulit buah manggis lebih rendah
bila dibandingkan dengan aktivitas dari ekstrak kulit buah manggis yang telah
diuji sebelumnya. Secara spesifik, suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan
yang sangat kuat bila nilai IC50 < 50 ppm, kuat bila nilai IC50 bernilai 50-100 ppm,
sedang bilai nilai IC50 bernilai 101-150 ppm, dan lemah bila nilai IC50 bernilai
151-200 ppm (Hanani, 2005). Sehingga berdasarkan klasifikasi tersebut, dapat
dikatakan bahwa keempat formula gel ekstrak kulit buah manggis memiliki
aktivitas antioksidan yang kuat.
Pengujian absorbansi peredaman radikal bebas DPPH selain dilakukan
terhadap ekstrak kulit buah manggis dan gel ekstrak kulit buah manggis, juga
dilakukan terhadap sediaan gel tanpa penambahan ekstrak kulit buah manggis
pada tiap formula (kontrol negatif).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel XII. Data Aktivitas Antioksidan Kontrol Negatif Gel Ekstrak Kulit
Buah Manggis (Tanpa Penambahan Ekstrak)
Kontrol Negatif IC50 ± SD (ppm)
Formula AB 536,63 ± 3,80
Formula A 556,06 ± 5,76
Formula B 614,01 ± 3,83
Formula I 734.41 ± 3,89
Pada tabel XII dapat dilihat hasil dari uji aktivitas antioksidan sediaan gel
tanpa ekstrak kulit buah manggis (kontrol negatif). Berdasarkan nilai IC50 pada
masing-masing formula gel berada pada rentang 500-700 ppm, dari data tersebut
dapat dikatakan bahwa kontrol negatif gel pada formula tidak memiliki aktivitas
antioksidan yang berarti, karena memiliki aktivitas antioksidan yang sangat lemah
(>200 ppm). Sehingga hasil pengujian aktivitas antioksidan pada sediaan gel
ekstrak kulit buah manggis yang dilakukan benar-benar berasal dari ekstrak kulit
buah manggis yang ditambahkan.
E. Uji Sentrifugasi
Uji mekanik atau sentrifugasi merupakan salah satu indikator kestabilan
fisik sediaan semisolid. Pengujian stabilitas gel dengan cara sentrifugasi dapat
memberikan hasil yang ekuivalen dengan efek gravitasi selama 1 tahun (Lachman,
Lieberman and Kanig, 1994). Dari hasil uji sentrifugasi, masing-masing sediaan
gel memberikan hasil yang stabil, tidak danya pemisahan fase yang terjadi.
Tabel XIII. Hasil Uji Sentrifugasi
Formula Pemisahan
AB -
A -
B -
I -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Pada tabel XIII dapat dilihat hasil dari uji sentrifugasi sediaan gel, tidak
terjadi pemisahan, sehingga dapat dikatakan sediaan gel ekstrak kulit buah
manggis memiliki stabilitas yang baik.
F. Pengujian Stabilitas Gel Setelah Freeze Thaw Cycle
Uji stabilitas dengan freeze thaw cycle dilakukan untuk mendapatkan
gambaran mengenai kestabilan gel ekstrak kulit buah manggis. Uji ini dilakukan
dengn kondisi suhu penyimpanan yang ekstrim, karena kondisi yang ekstrim
mampu menginduksi terjadinya ketidakstabilan lebih cepat daripada saat
dilakukan penyimpanan pada suhu ruangan.
1. Uji organoleptis dan pH
Secara organoleptis, selama dilakukannya freeze thaw cycle tidak
terjadinya perubahan pada sifat fisik gel, seperti dari segi warna, bau dan
bentuk. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan CMC-Na sebagai gelling
agent dan gliserin sebagai humektan mampu menghasilkan sediaan gel yang
stabil secara organoleptis.
Pertumbuhan mikroba pada gel juga diamati, dari hasil yang didapat
menunjukkan tidak adanya pertumbuhan mikroba pada sediaan selama uji
freeze thaw cycle dilakukan, pengamatan dilakukan terhadap organoleptis gel.
Pada saat pengamatan sifat organoleptis gel tidak terjadinya perubahan warna
dan bentuk gel serta gel tidak bebau tengik. Hal ini juga berkaitan dengan
pengawet yang digunakan, yaitu metil paraben yang dapat dikatakan mampu
mencegah terjadinya kontaminasi atau pertumbuhan mikroba pada sediaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Selain pengamatan organoleptis, juga dilakukan pengecekan pH pada
sediaan selama freeze thaw cycle dilakukan. Data yang didapatkan tidak
adanya perubahan pH yang terjadi pada keempat sediaan. Hal ini menunjukkan
bahwa campuran CMC-Na dan gliserin mampu menghasilkan sediaan gel yang
memiliki pH stabil.
2. Uji viskositas
Pengamatan terhadap viskositas masing-masing formula pada tiap
siklus uji freeze thaw cycle dilakukan untuk mengamati pengaruh suhu
penyimpanan yang ekstrim terhadap nilai viskositas dari sediaan.
Gambar 17. Grafik Perubahan Viskositas Gel Ekstrak Kulit Buah
Manggis dalam Uji Freeze Thaw Cycle
Hasil pengukuran viskositas gel ekstrak kulit buah manggis selama
masa freeze thaw cycle pada gambar 17 menunjukkan adanya kenaikan
viskositas untuk masing-masing formula. Kenaikan viskositas ini terjadi karena
pada saat penyimpanan adanya penguapan air dari dalam sediaan, sehingga
sediaan gel tersebut menjadi semakin kental, hal ini ditandai dengan semakin
100
125
150
175
200
225
250
275
300
0 1 2 3 4 5 6
Vis
kosi
tas
(dP
a.s)
Siklus
Formula AB Formula A Formula B Formula I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
banyaknya siklus freeze thaw yang telah dilakukan, besarnya viskositas pada
sediaan gel juga ikut meningkat. Namun kenaikan viskositas ini tidak berbeda
signifikan (p-value > 0,05), hal ini menunjukkan bahwa penggunaan CMC-Na
dan gliserin di dalam gel ekstrak kulit buah manggis mampu menghasilkan
sediaan gel dengan viskositas yang stabil.
Pada uji viskositas dengan freeze thaw cycle juga dilihat banyaknya
perrubahan viskositas yang terjadi pada setiap sediaan. Perubahan viskositas
yang dilihat yaitu pada tiap siklus selama masa freeze thaw cycle, dan pada
siklus 0 viskositas pada tiap formula dibandingkan dengan viskositasnya pada
siklus 6. Perubahan viskositas yang dikehendaki adalah kurang dari 10%.
Tabel XIV. Perubahan Viskositas Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis
Formula (%)
AB 3,293 ± 0,001378
A 2,512 ± 0,004839
B 6,472 ± 0,008493
I 7,835 ± 0,001551
Hasil uji perubahan viskositas pada tabel XIV menunjukkan formula
gel dengan konsentrasi CMC-Na rendah yaitu formula B dan I memiliki
presentase perubahan viskositas yang lebih besar dibandingkan dengan formula
yang memiliki konsentrasi CMC-Na tinggi (formula A dan AB).
Secara keseluruhan, hasil pengukuran viskositas yang terjadi pada
setiap sediaan menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat memiliki nilai
perubahan viskositas yang kurang dari 10%. Hal ini menunjukkan bahwa
sediaan yang dibuat memiliki stabilitas yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
3. Daya sebar
Pengamatan terhadap daya sebar masing-masing formula pada tiap
siklus uji freeze thaw cycle dilakukan untuk mengamati pengaruh suhu
penyimpanan yang ekstrim terhadap nilai viskositas dari sediaan. Hal ini
penting dilakukan karena terkait dengan kemudahan sediaan untuk digunakan
dan pelepasan zat aktif yang ada di dalam sediaan.
Gambar 18. Grafik Perubahan Daya Sebar Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis
dalam Uji Freeze Thaw Cycle
Hasil pengukuran daya sebar gel ekstrak kulit buah manggis selama
masa freeze thaw cycle pada gambar 18 menunjukkan adanya penurunan daya
sebar untuk masing-masing formula, namun penurunan ini tidak berbeda
signifikan (p-value >0,05).
Perubahan nilai viskositas yang tidak berbeda signifikan
mempengaruhi perubahan nilai daya sebar dari sediaan, sehingga memberikan
perrubahan yang tidak berbeda signifikan pula. Penyebab dari keadaan ini
adalah perubahan tahanan gel untuk mengalir tidak berbeda signifikan,
10
15
20
25
30
35
40
0 1 2 3 4 5 6
Day
a Se
bar
(cm
2)
Siklus
Formula AB Formula A Formula B Formula I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
sehingga perubahan kemampuan gel untuk mengalir juga tidak berbeda
signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan CMC-Na dan gliserin di
dalam gel ekstrak kulit buah manggis mampu menghasilkan sediaan gel dengan
daya sebar yang stabil.
Pada uji daya sebar dengan freeze thaw cycle juga dilihat besarnya
perubahan yang terjadi pada setiap sediaan. Perubahan daya sebar yang dilihat
yaitu pada tiap siklus selama masa freeze thaw cycle, dan pada siklus 0 daya
sebar pada tiap formula dibandingkan dengan daya sebarnya pada siklus 6.
Perubahan daya sebar yang dikehendaki adalah kurang dari 10%.
Tabel XV. Perubahan Daya Sebar Gel Ekstrak Kulit Buah manggis
Formula (%)
AB 6,182 ± 0,0209
A 6,944 ± 0,0231
B 6,411 ± 0,0158
I 6,850 ± 0,0331
Hasil uji perubahan daya sebar pada tabel XV menunjukkan formula
gel dengan konsentrasi gliserin rendah yaitu formula I dan A memiliki
presentase perubahan daya sebar yang lebih besar dibandingkan dengan
formula yang memiliki konsentrasi gliserin tinggi (formula AB dan B).
Secara keseluruhan, hasil pengukuran daya sebar yang terjadi pada
setiap sediaan menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat memiliki nilai
perubahan daya sebar yang kurang dari 10%. Hal ini menunjukkan bahwa
sediaan yang dibuat memiliki stabilitas yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. CMC-Na merupakan faktor yang paling dominan dan signifikan terhadap
sifat fisik gel ekstrak kulit buah manggis.
2. Komposisi CMC-Na dan gliserin menghasilkan area optimum yang
memberikan sifat fisik yang diinginkan, dengan persamaan respon viskositas
sebesar Y = -113,389 + 108,750 (X1) - 0,259 (X2) + 1,111 (X1)(X2) dan
respon daya sebar sebesar Y = 77,163 - 18,236 (X1) - 0,581 (X2) + 0,080
(X1)(X2), sehingga didapatkan jumlah dari CMC-Na sebanyak2,564 gram dan
gliserin sebanyak 16,5075 gram untuk mendapatkan viskositas sebesar
208,189 d.Pas dan daya sebesar sebesar 24,2132 cm2.
3. Selama pengujian stabilitas secara freeze thaw cycle dan uji sentrifugasi, gel
ekstrak kulit buah manggis stabil secara organoleptis, pH, daya sebar dan
viskositas.
4. Ekstrak kulit buah manggis memiliki aktivitas antioksidan kuat dengan nilai
IC50 sebesar 77,767 ppm serta gel ekstrak kulit buah manggis juga memiliki
aktivitas antioksidan kuat, dengan formula yang memiliki aktivitas
antioksidan paling baik adalah formula AB dengan komposisi CMC-Na
sebanyak 2,8 gram dan gliserin sebanyak 21 gram.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
B. Saran
1. Pengujian iritasi sediaan untuk mendukung tingkat keamanan gel ekstrak kulit
buah manggis yang diformulasikan.
2. Perlu dilakukan uji extrudability (kemampuan sediaan untuk keluar dari
wadah) terhadap gel ekstrak kulit buah manggis.
3. Perlu dilakukan uji pelepasan zat aktif untuk mengetahui kemampuan
pelepasan zat aktif pada sediaan gel ekstrak kulit buah manggis.
4. Validasi pada counter plot superimposed dilakukan pada banyak titik dalam
daerah optimum, supaya dapat menggambarkan sifat fisik gel pada daerah
optimum secara keseluruhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
DAFTAR PUSTAKA
Apak, R., Guclu, K., Ozyurek, M., Karademir, S. E., and Altun, M., 2005, Total
Antioxidant Capacity Assay of Human Serum Using Copper (II)
Neucuproine as Chromogenic Oxidant: The CUPRAC Method, Free
Radic. Res., 39, 949-961.
Armstrong, N.A., and James, K.C., 1996, Pharmaceutical Experimental Design
and Interpretation, Taylor and Francis Ltd., London, hal. 132-137.
Attwood, D., and Florence, A.T., 2008, Physical Pharmacy, Pharmaceutical
Press, London, p, 89.
Bank, G., and Lenoble, R., 2002, Oxygen Radical Absorbency Capacity,
Standardizing the Way We Look at Antioxidants, Nutraceutical World
September, 42-45.
Barel A., Paye, M., and Malbach, H., 2001, Handbook of Cosmetic Science and
Technology, Marcell Dekker Inc., New York, p. 155.
Blois, M. S., 1958, Antioxidant Determinations by The Use af A Stable Free
Radical, Nature, 181, 1199–1200.
Bolton, S., and Bon, C., 2004, Pharmaceutical Statistics Practical and Clinical
Application, 4th
edition, Marcell Dekker Inc., New York, pp.265-275.
Buchman, S., 2001, Main Cosmetics Vehicles, in Barel, A.O., Paye, M., Maibach,
H. I., 3rd
Edition, Handbook of Cosmetic Science and Technology,
Marcell Dekker, Inc., New York, p.165.
Cahyono B., dan Juanda D., 2000, Budidaya dan Analisis Usaha Tani, Kanisius,
Yogyakarta, hal. 79.
Corwin, E.J., 2009, Buku saku Patofisiologi, Edisi Ketiga, Buku Kedokteran
EGC, Jakarta, hal. 603-605.
Dalimarta, S., 2003, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid III, Puspa Swara,
Jakarta, hal. 19-20.
Dirjen POM RI, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta, hal. 7-9.
Draelos Z.D., and Thaman L.A., 2006, Cosmetic Formulation of Skin Care
Product, Taylor and Francis Group. New York, p.377.
Dwiastuti, R., 2010, Pengaruh Penambahan CMC (Carboxymethyl Cellulose)
Sebagai Gelling Agent dan Propilen Glikol Sebagai Humektan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Sediaan Gel Sunscreen Ekstrak Kering Polifenol Teh Hijau (Camellia
sinensis L.), Jurnal Penelitian, 13 (2), 237.
Garcia, E. J., Oldoni, T. L. C., Alencar, S. M., Reis, A., Loguercio, A. D., and
Grande, R. H. M., 2012, Antioxidant Activity by DPPH Assay of
Potential Solutions to be Applied on Bleached Teeth, Braz Dent J,
23(1): 22-2.
Garg, A., Aggarwal, D., Singla, A.K., 2002, Spreading of Semisolid Formulation,
Pharmaceutical Technology, USA, pp. 84-104.
Gurav, S., N., Deshkar, V., Gulkari, N., Duragkar, A., and Patil, 2007, Free
Radical Scavengeng Activity of Polygala chinensis Linn.,
Pharmacologyline, 2, 245-253.
Hanani, E., Mu’nim, A., dan Sekarini R., 2005, Identifikasi Senyawa Antioksidan
dalan Spons calispongia sp. dari Kepulauan Seribu, Majalah Ilmu
Kefarmasian, Volume 2, No. 3-123-133.
Hardiyono, K.R.P., 2011, Karakter Kulit Manggis, Kadar Polifenol dan Potensi
Antioksidan Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) pada Berbagai
Umur Buah dan Setelah Buah Dipanen, Skripsi, Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Helrich, K., 1990, AOCS Official Methods of Analysis, 1st edition, AOAC,
Arlington, p. 956.
Hyun-Ah, Bao-Ning, S., Keller, W.J., Dauglas, A.K., 2006, Antioxidant Xanthone
from The Pericarp of Garcinia mangostana L. (Mangosteen), Journal
of Agricultural and Food Chemical, 56(6), 2077-1082.
Jung, H.A., Su, B.N., Keller, W.J., Mehta, R.G., and Kinghorn, A.D., 2006,
Antioxidant Xanthones from the Pericarp of Garcinia mangostana
(Mangosteen), J Agric Food Chem, 54(6), 2077-2082.
Kamkar, A., Tooriyan, F., Jafari, M., Bagherzade, M., Saadatjou, S., Aghaee, E.
M., 2014, Antioxidant Activity of Methanol and Ethanol Extracts of
Satureja hortensis L. in Soybean Oil, Journal of Food Quality and
Hazards Control, 1, 113-119.
Klinge, S.A., and Sawyer, G.A., 2013, Effectiveness and Safety of Topical Versus
Oral Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs: A Comprehensive
Review, Physician and Sportmedicine, 41(2).
Kosem, N., Youn-Hee, H., Moongkarndi, P., 2007, Antioxidant and
Cytoprotective Activities of Methanolic Extract from Garcinia
mangostana L, Science Asia, 33, 283-293.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Kurniawan, D.W., dan Sulaiman T.N., 2009, Teknologi dan Sediaan Farmasi,
Graha Ilmu, Yogyakarta, hal. 97-99.
Kutner, M.H., Nachtsheim, C.J., and Neter. J., 2004, Applied Linear Regression
Models, 4th
Edition, McGraw-Hill Companies Inc., New York, p.231.
Lachman, L., Lieberman, A.H., and Kanig, J.L., 1994, Teori dan Praktek Farmasi
Industri, Edisi ketiga, diterjemahkan oleh: Siti Suyatmi dan Aisyah, hal.
777-778, Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Lang, E., Mark, D., Miller, F. A., Miller, D., and Wik, O., 2011, Shear Flow
Characteristics of Sodium Hyaluronate, Arch opthamol, 102, 1079-
1082.
Lawrence, X.Y., and Bing, L., 2014, FDA Bioequivalence Standard, 13rd
ed.,
AAPS Press, USA, pp. 432-434.
Lewis, M. J., 2012, Natural Product Screening: Anti-oxidant Screen for Extracts,
https://www.researchgate.net/file.PostFileLoader.html?id=566121fc5e9
d97ac198b4573&assetKey=AS%3A302807192670209%40144920626
8195, diakses tanggal 13 Februari 2016.
Lieberman, H.A., Rieger, M.M., and Banker, G.S., 1989, Pharmaceutical Dosage
Form: Disperse System, Volume 2, New York, Marcel Dekker Inc., pp.
495-498.
Locatelli, M., Gindro, R., Travaglia, F., Coïsson, J. D., Rinaldi, M., Arlorio, M.,
2009, Study of The DPPH-Scavenging Activity: Development of A
Free Software For The Correct Interpretation of Data, Food Chemistry,
114, 889-897.
Loden, M., and Maibach, H.I., (Eds.), 2005, Dry Skin and Moisturizers:
Chemistry and Function, Taylor and Francis Group, Boca Raton, pp.
227-230.
Lynde, C.W., 2001, Moisturizers: What They Are and How They Work, Skin
Therapy Letter, 6, 3-5.
Marinova, G., and Batchvarov, V., 2011, Evaluation of The Methods For
Determination of The Free Radical Scavenging Activity by DPPH,
Bulgarian Journal of Agricultural Science, 17 (1), 11-24.
Martin, A., Swarbrick, J., and Cammarata, A., 2008, Farmasi Fisik: Dasar-Dasar
Farnasi Fisik dalam Ilmu Farmasetik, Edisi ketiga, diterjemahkan oleh
Yoshita, hal. 1124-1187, Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Masaki, H., 2010, Role of Antioxidants in The Skin: Anti-Aging Effects, Journal
of Dermatological Science, 58, 85-90.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Miladi, S., and Damak, M., 2008, In Vitro Antioxidant Activities of Aloe vera
Leaf Skin Extracts, Journal de la Societe Chimique de Tunisie, 10, 101-
110.
Muzzafar, F., Singh, U.K., and Chauchan L., 2013, Review of Microemulsion as
Futuristic Drug Delivery, Int J.Pham Sci, 5(3), 39-53.
Octavia, D.R., 2009, Uji Aktivitas Penangkap Radikal Ekstrak Petroleum Eter,
Etil Asetat dan etanol Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore)
Steen) denagn Metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrihidrazil), Skripsi,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Pedraza-Chaverri, J., Cardenas-Rodriguez, N., Orosco-Ibara, M., and Perez-Rojas,
J.M., 2008, Medicinal Properties of Mangosteen (Garcinia mangostana
L.), Food Chemistry and Toxicology, 46: 3227-3239.
Pokorny, J., Yanishlieva, N., Gordon, M., 2001, Antioxidant in Food Practical
Application, Woodhead Publishing Ltd., England, pp. 342-343.
Prakash, A., Rigelhof, F., and Miller, E., 2005, Antioxidant Activity,
http://www.medallionlabs.com/downloads/antiox_acti_.pdf, diakses
tanggal 13 Februari 2016.
Putra, V.G.P.G, 2015, Optimasi Gelling Agent CMC-Na dan Humektan Gliserin
dalam Sediaan Gel Anti-Inflamasi Ekstrak Daun Cocor Bebek
(Kalanchoe pinnata (Lam.)): Aplikasi Desain Faktorial, Skripsi,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Putri, E. N., 2014, Optimasi Geliing Agent CMC-Na dan Humektan Polietilen
Glikol 400 dalam Sediaan Gel AntiInflamasi Ekstrak Lidah Buaya
(Aloe barbadensis Mill.) dengan Aplikasi Desain Faktorial, Skripsi,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Re, R., Pellegrini, N., Proteggente, A., Panal, A., Yang, M., Rice-Evan, C., 1999,
Antioxidant Activity Applying an Improved ABTS Radical Cation
Decolorization Assay, Free Radical Biol. Med., 26, 1231-1237.
Rohdiana, D., 2001, Aktivitas Daya Tangkap Radikal Polifenol dalam Daun Teh,
Majalah Jurnal Indonesia, 12 (1), 53-58.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Quinn, M.E., 2009, Handbook of Pharmaceutical
Excipients, 6th
Edition, Pharmaceutical Press and American Pharmacists
Association, Washington DC, pp. 118-121, 592-594.
Sasikumar, J. M., Maheshu, V., Jayadev, R., 2009, In Vitro Antioxidant Activity
of Methanolic Extracts of Berberis Tinctoria Lesch Root and Root
Bark, India Journal of Herbal Medicine and Toxycology, 3(2), 53-58.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Sheikh, K. A., Baie, S. H. J., Khan, M. G., 2005, Haruan (Chana striatus)
Incorporated Palm-Oil Creams: Formulation and Stability Studies,
Pakistan Journal of Pharmaceutical Science, 18(1), 1-5.
Sudarsono, Gunawan, D., Wahyuono, S., Donatus, I. A., dan Purnomo, 2002,
Tumbuhan Obat II (Hasil Penelitian, Sifat-sifat dan Penggunaan),
Pusat Studi Obat Tradisional-Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Verheij, E.M.V., and Coronel, R. E., 1997, Garcinia mangostana L., In E. W. M.
Verheij and R.E., Coronel (Eds), Edible Fruits and Nuts: Plant
Resources of South east Asia, Bogor, p. 220-225.
Wasitaatmadja, S.M., 1997, Penuntun Ilmu Kosmetik Medik, Ui Press, Jakarta,
hal. 3-6.
Winarsi, H., 2007, Antioksidan Alami dan Radikal Bebas, Kanisius, Yogyakarta,
hal. 63-64.
Wojdyło, A., Oszmianski, J., and Czemerys, R., 2007, Antioxidant Activity and
Phenolic Compounds in 32 Selected Herbs, Food Chemistry, 105, 940–
949.
Yoestenia, 2014, Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia
mangostana L.) Terhadap Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Sediaan
Emulgel, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Zatz, J.L., Kushla, 2005, Pharmaceutical Dosage Forms: Disperse Systems, 2nd
edition, Marcell Dekker Inc., New York, pp. 39, 399-414.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 1. Certificate of Analysis (CoA) Dry Extract Mangosteen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 2. Material Safety Data Sheet Dry Extract Mangosteen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 3. Extraction Flow Chart Mangosteen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lampiran 4. Foto Ekstrak Kulit Buah Manggis
Keterangan :
A : Kemasan 500 gram ekstrak kering kulit buah manggis
B : Ekstrak kering kulit buah manggis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 5. Data Sifat Fisik Organoleptis SediAan Gel Ekstrak Kulit Buah
Manggis
A. Setelah Penyimpanan 48 jam
Pengamatan Formula
AB A B I
Warna Kuning jernih Kuning jernih Kuning jernih Kuning jernih
Bau Khas kulit buah
manggis
Khas kulit
buah manggis
Khas kulit
buah manggis
Khas kulit
buah manggis
Tekstur Kental Kental Kental Kental
pH 6 6 6 6
Homogenitas Homogen Homogen Homogen Homogen
Gel ekstrak kulit buah manggis setelah penyimpanan 48 jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
B. Freeze Thaw Cycle
Formula Pengamatan Siklus ke-
0 1 2 3 4 5 6
A Warna Kuning
jernih
Kuning
jernih
Kuning
jernih
Kuning
jernih
Kuning
jernih
Kuning
jernih
Kuning
jernih
Bau Khas
kulit
buah
manggis
Khas
kulit
buah
manggis
Khas
kulit
buah
manggis
Khas
kulit
buah
manggis
Khas
kulit
buah
manggis
Khas
kulit
buah
manggis
Khas
kulit
buah
manggis
Tekstur Kental Kental Kental Kental Kental Kental Kental
Homogenitas √ √ √ √ √ √ √
Mikroba X X X X X X X
B Warna Kuning
jernih
Kuning
jernih
Kuning
jernih
Kuning
jernih
Kuning
jernih
Kuning
jernih
Kuning
jernih
Bau Khas
kulit
buah
manggis
Khas
kulit
buah
manggis
Khas
kulit
buah
manggis
Khas
kulit
buah
manggis
Khas
kulit
buah
manggis
Khas
kulit
buah
manggis
Khas
kulit
buah
manggis
Tekstur Kental Kental Kental Kental Kental Kental Kental
Homogenitas √ √ √ √ √ √ √
Mikroba X X X X X X X
AB Warna Kuning
jernih
Kuning
jernih
Kuning
jernih
Kuning
jernih
Kuning
jernih
Kuning
jernih
Kuning
jernih
Bau Khas
kulit
buah
manggis
Khas
kulit
buah
manggis
Khas
kulit
buah
manggis
Khas
kulit
buah
manggis
Khas
kulit
buah
manggis
Khas
kulit
buah
manggis
Khas
kulit
buah
manggis
Tekstur Kental Kental Kental Kental Kental Kental Kental
Homogenitas √ √ √ √ √ √ √
Mikroba X X X X X X X
I Warna Kuning
jernih
Kuning
jernih
Kuning
jernih
Kuning
jernih
Kuning
jernih
Kuning
jernih
Kuning
jernih
Bau Khas
kulit
buah
manggis
Khas
kulit
buah
manggis
Khas
kulit
buah
manggis
Khas
kulit
buah
manggis
Khas
kulit
buah
manggis
Khas
kulit
buah
manggis
Khas
kulit
buah
manggis
Tekstur Kental Kental Kental Kental Kental Kental Kental
Homogenitas √ √ √ √ √ √ √
Mikroba X X X X X X X
Keterangan: √ = homogen
X = tidak ada pertumbuhan mikroba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Gel ekstrak kulit buah manggis sebelum freeze thaw cycle
Gel ekstrak kulit buah manggis sesudah freeze thaw cycle
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 6. Aktivitas Ekstrak Kulit Buah Manggis
A. Data Absorbansi dan Inhibisi Ekstrak Kulit Buah Manggis
Konsentrasi (ppm) Absorbansi Inhibisi (%)
12,0 0,828 5,263
16,0 0,801 8,352
20,0 0,753 13,844
30,0 0,690 21,053
60,0 0,442 49,428
Blanko 0,874 -
B. Kurva Regresi Linear antara Konsentrasi dan Inhibisi Ekstrak Kulit
Buah Manggis
Perhitungan IC50 ekstrak kulit buah manggis
y = 0,7166x - 5,7279
50 = 0,7166x - 5,7279
x =
= 77,7671 ppm
y = 0.7166x - 5.7279 R² = 0.9981
0.000
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
0 20 40 60 80 100
Inh
ibis
i (%
)
Konsentrasi (ppm)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran 7. Data Pengukuran Viskositas Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis
A. Setelah Penyimpanan 48 jam
Formula I (dPa.s) B (dPa.s) A (dPa.s) AB (dPa.s)
R1 130 145 225 248
R2 128 143 223 250
R3 125 148 228 255
127,67 ± 2,52 145,33 ± 2,52 225,33 ± 2,52 251,00 ± 3,61
Pengaruh CMC-Na dan gliserin terhadap viskositas gel ekstrak kulit buah
manggis
1. Efek CMC-Na, gliserin dan interaksinya terhadap viskositas
2. Uji ANOVA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
3. Persamaan Viskositas
Y = -113,389 + 108,750 (X1) - 0,259 (X2) + 1,111 (X1)(X2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
B. Freeze Thaw Cycle
Formula/
Siklus
A
(dPa.s)
B
(dPa.s)
AB
(dPa.s)
I
(dPa.s)
Siklus 0
130 145 225 250
128 140 223 253
125 148 228 255
127,67 ± 2,52 144,33 ± 4,04 225,33 ± 2,52 252,67 ± 252
Siklus 1
135 145 225 250
130 143 223 253
125 148 230 255
130,00 ± 5,00 145,33 ± 2,52 226,00 ± 3,61 252,67 ± 2,52
Siklus 2
135 148 228 255
133 145 225 253
128 150 230 260
132,0 ± 3,61 147,67 ± 2,52 227,67 ± 2,52 256,00 ± 3,61
Siklus 3
138 148 228 255
135 145 225 258
130 155 230 260
134,33 ± 4,04 149,33 ± 5,13 227,67 ± 2,52 257,67 ± 2,52
Siklus 4
138 150 230 255
135 145 228 260
130 158 235 263
134,33 ± 4,04 151,00 ± 6,56 231,00 ± 3,61 259,33 ± 4,04
Siklus 5
140 153 230 255
135 148 228 260
133 158 235 263
136,00 ± 3,61 153,00 ± 5,00 231,00 ± 3,61 259,33 ± 4,04
Siklus 6
140 153 230 255
138 150 228 265
135 158 235 263
137,67 ± 2,52 153,67 ± 4,04 231 ± 3,61 261 ± 5,30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Pengaruh CMC-Na dan gliserin terhadap perubahan viskositas gel
ekstrak kulit buah manggis selama freeze thaw cycle
1. Uji Normalitas
Input data formula I
Ket : X = siklus
Nilai p-value uji normalitas
Formula/
Siklus ke-
I B A AB
0 0,7804* 0,7262* 0,7804* 0,7804*
1 1* 0,7804* 0,5367* 0,7804*
2 0,5367* 0,7804* 0,7804* 0,5367*
3 0,7262* 0,5665* 0,7804* 0,7804*
4 0,7262* 0,7470* 0,5367* 0,7262*
5 0,5367* 0,1* 0,5367* 0,7262*
6 0,7804* 0,7262* 0,5367* 0,3631*
*Nilai p-value > 0,05 menunjukkan bahwa sebaran data normal
2. Uji Homogenitas
Formula I
Nilai p-value Uji Homogenitas
Formula Nilai Probabilitas
Formula I 0,9742*
Formula B 0,8947*
Formula A 0,9971*
Formula AB 0,9694*
*Nilai f probabilitas > 0,05 menunjukkan bahwa data homogen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
3. Uji ANOVA
Signifikansi perbedaan siklus pengujian Formula I
Nilai Pr (>F) uji ANOVA
Formula p-value
Formula I 0,0631*
Formula B 0,139*
Formula A 0,172*
Formula AB 0,075*
*Nilai p-value > 0,05 menunjukkan bahwa data tidak berbeda bermakna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 8. Data Pengukuran Daya Sebar Gel Ekstrak Kulit Buah
Manggis
A. Setelah Penyimpanan 48 jam
Formula I (cm2) B (cm
2) A (cm
2) AB (cm
2)
R1 33,196 30,203 22,071 18,865
R2 36,331 32,183 23,768 17,356
R3 37,408 33,196 19,643 19,643
35,65 ± 2,19 31,86 ± 1,52 21,83 ± 2,07 18,62 ± 1,16
Pengaruh CMC-Na dan gliserin terhadap daya sebar gel ekstrak kulit
buah manggis
1. Efek CMC-Na, gliserin dan interaksinya terhadap daya sebar
2. Uji ANOVA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
3. Persamaan daya sebar
Y = 77,163 - 18,256 (X1) - 0,581 (X2) - 0,080 (X1)(X2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
B. Freeze Thaw Cycle
Formula/
Siklus
Formula I
(cm2)
Formula B
(cm2)
Formula A
(cm2)
Formula AB
(cm2)
Siklus 0
36,33 30,20 21,25 18,87
34,23 29,24 22,91 19,64
37,41 32,18 22,07 17,36
35,99 ± 1,62 30,54 ± 1,50 22,08 ± 0,83 18,62 ± 1,16
Siklus 1
35,27 30,20 20,44 18,87
34,23 28,29 22,91 20,44
37,41 31,19 21,25 16,63
35,63 ± 1,62 29,89 ± 1,47 21,53 ± 1,26 18,64 ± 1,92
Siklus 2
34,23 29,24 20,44 18,10
32,18 27,35 22,07 19,64
36,33 31,19 21,25 15,91
34,25 ± 2,07 29,26 ± 1,92 21,25 ± 0,82 17,89 ± 1,88
Siklus 3
32,18 29,24 19,64 18,10
33,20 27,35 22,07 18,87
36,33 30,20 21,25 15,91
33,90 ± 2,16 28,93 ± 1,45 20,99 ± 1,23 17,63 ± 1,53
Siklus 4
32,18 28,29 18,87 17,36
33,20 27,35 22,07 18,10
35,27 29,24 19,64 15,91
33,55 ± 1,57 28,29 ± 0,94 20,19 ± 1,67 17,12 ± 1,11
Siklus 5
30,20 26,43 18,87 17,36
34,23 27,35 21,25 18,10
33,20 29,24 19,64 15,21
32,54 ± 2,09 27,67 ± 1,43 19,92 ± 1,21 16,89 ± 1,50
Siklus 6
30,20 25,53 17,36 15,91
32,18 26,43 20,44 18,10
31,19 28,29 19,64 15,21
31,19 ± 0,99 26,75 ± 1,41 19,15 ± 1,60 16,41 ± 1,51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Pengaruh CMC-Na dan gliserin terhadap perubahan daya sebar gel
ekstrak kulit buah manggis selama freeze thaw cycle
1. Uji Normalitas
Input data formula I
Ket : X = siklus
Nilai p-value uji normalitas
Formula/
Siklus ke-
I B A AB
0 0,6503* 0,6224* 0,9867* 0,6462*
1 0,6235* 0,6540* 0,6254* 0,8068*
2 0,9867* 0,9828* 0,9932* 0,8085*
3 0,4547* 0,6444* 0,6456* 0,4840*
4 0,6300* 0,9942* 0,4442* 0,6466*
5 0,4746* 0,6243* 0,6161* 0,4756*
6 1* 0,6215* 0,4831* 0,4475*
*Nilai p-value > 0,05 menunjukkan bahwa sebaran data normal
2. Uji Homogenitas
Formula I
Nilai p-value Uji Homogenitas
Formula Nilai Probabilitas
Formula I 0,9869*
Formula B 0,9916*
Formula A 0,9823*
Formula AB 0,9911*
*Nilai f probabilitas > 0,05 menunjukkan bahwa data homogen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
3. Uji ANOVA
Signifikansi perbedaan siklus pengujian Formula I
Nilai Pr (>F) uji ANOVA
Formula p-value
Formula I 0,0613*
Formula B 0,0879*
Formula A 0,144*
Formula AB 0,509*
*Nilai p-value > 0,05 menunjukkan bahwa data tidak berbeda bermakna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran 9. Data Sifat Alir Sediaan Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis
Data tabel Formula I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 10. Data Hasil Uji Sentrifugasi Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis
Formula Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
AB
A
B
I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 11. Hasil Uji Aktivitas Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis
A. Data Absorbansi dan Inhibisi Kontrol Negatif Gel Ekstrak Kulit Buah
Manggis (Tanpa Penambahan Ekstrak)
1. Formula AB
Konsentrasi
(ppm)
Absorbansi Inhibisi (%)
R1 R2 R3 R1 R2 R3
12,0 0,544 0,544 0,543 0,366 0,366 0,549
16,0 0,542 0,541 0,541 0,733 0,916 0,916
20,0 0,539 0,539 0,538 1,282 1,282 1,465
30,0 0,534 0,534 0,534 2,198 2,198 2,198
60,0 0,519 0,519 0,518 4,945 4,945 5,128
Blanko 0,546 -
Persamaan regresi konsentrasi dan inhibisi ekstrak kulit buah manggis:
Replikasi 1 : y = 0,0949x - 0,7149 dengan nilai r² = 0,9982
IC50 = 534,404 ppm
Replikasi 2 : y = 0,0935x - 0,639 dengan nilai r² = 0,9984
IC50 = 541,015 ppm
Replikasi 3 : y = 0,0946x - 0,5603 dengan nilai r² = 0,998
IC50 = 534,464 ppm
2. Formula A
Konsentrasi
(ppm)
Absorbansi Inhibisi (%)
R1 R2 R3 R1 R2 R3
12,0 0,524 0,524 0,523 0,380 0,380 0,570
16,0 0,522 0,522 0,521 0,760 0,760 0,915
20,0 0,521 0,520 0,520 0,951 1,141 1,141
30,0 0,515 0,513 0,513 2,091 2,471 2,471
60,0 0,501 0,501 0,501 4,753 4,753 4,753
Blanko 0,526 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Persamaan regresi konsentrasi dan inhibisi ekstrak kulit buah manggis:
Replikasi 1 : y = 0,0919x - 0,7492 dengan nilai r² = 0,9977
IC50 = 552,222 ppm
Replikasi 2 : y = 0,0915x - 0,6253 dengan nilai r² = 0,9877
IC50 = 553,282 ppm
Replikasi 3 : y = 0,0881x - 0,4535 dengan nilai r² = 0,9901
IC50 = 572,684 ppm
3. Formula B
Konsentrasi
(ppm)
Absorbansi Inhibisi (%)
R1 R2 R3 R1 R2 R3
12,0 0,535 0,535 0,534 0,372 0,372 0,559
16,0 0,534 0,533 0,533 0,559 0,745 0,745
20,0 0,532 0,532 0,530 0,931 0,931 1,304
30,0 0,527 0,526 0,526 1,862 2,048 2,048
60,0 0,514 0,514 0,513 4,283 4,283 4,469
Blanko 0,537 -
Persamaan regresi konsentrasi dan inhibisi ekstrak kulit buah manggis:
Replikasi 1 : y = 0,0831x - 0,6912 dengan nilai r² = 0,9984
IC50 = 610,002 ppm
Replikasi 2 : y = 0,0819x - 0,5850 dengan nilai r² = 0,9951
IC50 = 617,643 ppm
Replikasi 3 : y = 0,0821x - 0,4416 dengan nilai r² = 0,9972
IC50 = 614,392 ppm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
4. Formula I
Konsentrasi
(ppm)
Absorbansi Inhibisi (%)
R1 R2 R3 R1 R2 R3
12,0 0,520 0,519 0,518 0,192 0,384 0,576
16,0 0,519 0,518 0,517 0,384 0,576 0,768
20,0 0,518 0,516 0,515 0,576 0,960 1,152
30,0 0,514 0,513 0,511 1,344 1,536 1,919
60,0 0,503 0,502 0,501 3,455 3,647 3,839
Blanko 0,521 -
Persamaan regresi konsentrasi dan inhibisi ekstrak kulit buah manggis:
Replikasi 1 : y = 0,0693x - 0,7225 dengan nilai r² = 0,9979
IC50 = 731,926 ppm
Replikasi 2 : y = 0,0683x - 0,4653 dengan nilai r² = 0,9986
IC50 = 738,877 ppm
Replikasi 3 : y = 0,0686x - 0,2436 dengan nilai r² = 0,9972
IC50 = 732,414 ppm
B. Data Absorbansi dan Inhibisi Sediaan Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis
1. Formula AB
Konsentrasi
(ppm)
Absorbansi Inhibisi (%)
R1 R2 R3 R1 R2 R3
12,0 0,529 0,529 0,530 3,114 3,114 2,930
16,0 0,514 0,514 0,514 5,861 5,861 5,861
20,0 0,502 0,503 0,502 8,059 7,875 8,059
30,0 0,449 0,450 0,450 17,766 17,582 17,582
60,0 0,345 0,345 0,344 36,813 36,813 36,996
Blanko 0,546 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Persamaan regresi konsentrasi dan inhibisi ekstrak kulit buah manggis:
Replikasi 1 : y = 0,7092x - 5,2520 dengan nilai r² = 0,9946
IC50 = 77,908 ppm
Replikasi 2 : y = 0,7099x - 5,3429 dengan nilai r² = 0,9949
IC50 = 77, 959 ppm
Replikasi 3 : y = 0,7148x - 5,4432 dengan nilai r² = 0,9956
IC50 = 77,565 ppm
2. Formula A
Konsentrasi
(ppm)
Absorbansi Inhibisi (%)
R1 R2 R3 R1 R2 R3
12,0 0,508 0,508 0,509 3,422 3,422 3,232
16,0 0,493 0,491 0,482 6,274 6,654 8,365
20,0 0,482 0,482 0,489 8,365 8,365 7,034
30,0 0,435 0,434 0,435 17,300 17,490 17,300
60,0 0,332 0,333 0,332 36,882 36,692 36,882
Blanko 0,526 -
Persamaan regresi konsentrasi dan inhibisi ekstrak kulit buah manggis:
Replikasi 1 : y = 0,702x - 4,9255 dengan nilai r² = 0,9973
IC50 = 78,241 ppm
Replikasi 2 : y = 0,6952x - 4,6623 dengan nilai r² = 0,9963
IC50 = 78,628 ppm
Replikasi 3 : y = 0,6945x - 4,6046 dengan nilai r² = 0,9864
IC50 = 78,624 ppm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
3. Formula B
Konsentrasi
(ppm)
Absorbansi Inhibisi (%)
R1 R2 R3 R1 R2 R3
12,0 0,518 0,518 0,519 3,538 3,538 3,352
16,0 0,501 0,502 0,501 6,704 6,518 6,704
20,0 0,495 0,495 0,496 7,821 7,821 7,635
30,0 0,448 0,449 0,448 16,574 16,387 16,574
60,0 0,341 0,342 0,342 36,499 36,313 36,313
Blanko 0,537 -
Persamaan regresi konsentrasi dan inhibisi ekstrak kulit buah manggis:
Replikasi 1 : y = 0,6907x - 4,8356 dengan nilai r² = 0,9971
IC50 = 79,391 ppm
Replikasi 2 : y = 0,6878x - 4,8674 dengan nilai r² = 0,9976
IC50 = 79,772 ppm
Replikasi 3 : y = 0,6895x - 4,9156 dengan nilai r² = 0,9964
IC50 = 79,646 ppm
4. Formula I
Konsentrasi
(ppm)
Absorbansi Inhibisi (%)
R1 R2 R3 R1 R2 R3
12,0 0,491 0,493 0,491 5,758 5,374 5,758
16,0 0,473 0,475 0,474 9,213 8,829 9,021
20,0 0,452 0,452 0,455 13,244 13,244 12,668
30,0 0,426 0,427 0,426 18,234 18,042 18,234
60,0 0,334 0,334 0,335 35,893 35,893 35,701
Blanko 0,521 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Persamaan regresi konsentrasi dan inhibisi ekstrak kulit buah manggis:
Replikasi 1 : y = 0,6098x - 0,362 dengan nilai r² = 0,9934
IC50 = 82,588 ppm
Replikasi 2 : y = 0,6165x - 0,7387 dengan nilai r² = 0,9918
IC50 = 82,301 ppm
Replikasi 3 : y = 0,6101x - 0,5611 dengan nilai r² = 0,9956
IC50 = 82,873 ppm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
BIOGRAFI PENULIS
Lotmi Sabaretnam Barasa lahir di Curup pada tanggal 10
Maret 1996, merupakan anak terakhir dari 6 bersaudara dari
pasangan Bapak Maksun Barasa dan Ibu Nurka Tumanggor.
Penulis memulai pendidikan di bangku SD Negeri 13 Palbatu
pada tahun 2000-2006, dilanjutkan SMP Negeri 1 Curup
Timur pada tahun 2006-2009, dan SMA Negeri 1 Curup
Timur pada tahun 2009-2012. Kemudian penulis melanjutkan
pendidikan di program studi S1 Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta pada tahun 2012-2016. Selama
menempuh pendidikan S1, penulis memiliki pernah mengikuti kepanitiaan
INSADHA sebagai pendamping kelompok (2013 dan 2014), Tim Redaksi
Majalah Pharmaholic dalam Divisi Marketing and Promotion (2013), Penerima
Tamu pada Acara Sumpah Apoteker Angkatan XXIV (2013), Wakil Ketua
Herbal Garden Team (2013), asisten Praktikum Kimia Dasar (2013), Ketua dalam
Makrab Herbal Garden Team (2014), asisten Praktikum Botani Farmasi (2014
dan 2015), SC dalam Makrab Herbal Garden Team (2015), serta asisten
Praktikum Mikrobiologi (2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI