82
i DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Implikasinya Pada Usulan Topik-Topik Bimbingan Persiapan Berkeluarga) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Disusun Oleh AGNES OKTAVIYANA NIM : 091114064 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

  • Upload
    doquynh

  • View
    218

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

i

DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA

MENGHADAPI PERNIKAHAN

(Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

Angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Implikasinya

Pada Usulan Topik-Topik Bimbingan Persiapan Berkeluarga)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh

AGNES OKTAVIYANA

NIM : 091114064

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

ii

SKRIPSI

DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA

MENGHADAPI PERNIKAHAN

(Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

Angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Implikasinya

Pada Usulan Topik-Topik Bimbingan Persiapan Berkeluarga)

Disusun oleh:

Agnes Oktaviyana

NIM : 091114064

Telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing

Dr. Gendon Barus, M.Si

Tanggal, 29 September 2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

iii

SKRIPSI

DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA

MENGHADAPI PERNIKAHAN

(Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

Angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Implikasinya

Pada Usulan Topik-Topik Bimbingan Persiapan Berkeluarga)

Dipersiapkan dan ditulis oleh :

Agnes Oktaviyana

NIM: 091114064

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

Pada tanggal 12 Oktober 2015

Dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Dr. Gendon Barus, M.Si ...................................

Sekretaris : Juster Donal Sinaga, M.Pd ...................................

Anggota : Dr. Gendon Barus, M.Si ...................................

Anggota : Dr. MM. Sri Hastuti, M.Si ...................................

Anggota : Dra. M.J. Retno Priyani, M.Si. ...................................

Yogyakarta, 12 Oktober 2015

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Dekan,

Rohandi, Ph. D.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

iv

PERSEMBAHAN

Karya yang sederhana ini saya persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberkati dan melimpahkan karunia-Nya setiap hari.

2. Bunda Maria yang senantiasa menjadi panutan saya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Bapak Lusius Sanmuntalip dan Ibu Yosephine Sutini yang sudah membesarkan saya serta selalu menyayangi, merawat, dan mendoakan saya dengan penuh cinta dan kasih yang melimpah.

4. Kakak-kakakku yang selalu mendukung. 5. Keponakan-keponakan tercinta. 6. Almamater tercinta saya Program studi

Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

v

MOTTO

“Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apapun juga,

tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada

Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.”

(Fillipi 4:6)

“Kesuksesan itu tidak pernah final, kegagalan itu tidak

pernah fatal, keberanian yang penting.”

“You only live once, but if you do right once is enough.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 12 Oktober 2015

Penulis

Agnes Oktaviyana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN UMUM

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta:

Nama : Agnes Oktaviyana

NIM : 091114064

Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, karya ilmiah saya yang berjudul:

DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI

PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi

Bimbingan dan Konseling Angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta dan Implikasinya Pada Usulan Topik-Topik Bimbingan

Persiapan Berkeluarga)

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).

Dengan demikian saya membari hak kepada Perpustakaan Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta, untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media

lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara

terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk keperluan

akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya, maupun memberikan royalti kepada

saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 12 Oktober 2015

Yang menyatakan

Agnes Oktaviyana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

viii

ABSTRAK

DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA

MENGHADAPI PERNIKAHAN

(Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

Angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Implikasinya

Pada Usulan Topik-Topik Bimbingan Persiapan Berkeluarga)

Agnes Oktaviyana

Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk: (1)

mengetahui tingkat kesiapan menghadapi pernikahan pada mahasiswa program

studi bimbingan dan konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan

2012 dan (2) mengidentifikasi item instrumen yang tergolong kategori rendah

untuk dijadikan dasar penyusunan topik-topik bimbingan persiapan berkeluarga.

Subjek penelitian ini adalah mahasiswa program studi bimbingan dan

konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2012 yang berjumlah

56 orang. Instrumen yang digunakan adalah Kuesioner Kesiapan Menikah yang

disusun oleh peneliti. Kuesioner ini terdiri dari 29 item pernyataan dengan 4

alternatif jawaban yaitu: sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak

setuju. Kuesioner ini menghasilkan koefisien reliabilitas 𝑟𝑥𝑥 𝐼 = 0,797.Teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengkategorisasian yang

disusun berdasarkan model distribusi normal yang terdiri dari lima jenjang yaitu

kategori sangat siap, siap, cukup siap, kurang siap, dan sangat kurang siap.

Hasil penelitian tingkat kesiapan menghadapi pernikahan pada mahasiswa

program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

angkatan 2012 menunjukkan bahwa 27 mahasiswa (48%) memiliki kesiapan

menikah dengan intensitas kategori sangat siap, 26 mahasiswa (46%) memiliki

kesiapan menikah dengan intensitas kategori siap, 3 mahasiswa (6%) memiliki

kesiapan menikah dengan intensitas kategori cukup siap, dan tidak ada mahasiswa

yang memiliki intensitas kategori kurang siap dan sangat kurang siap. Tiga

mahasiswa yang termasuk dalam kategori cukup perlu dibantu dengan

memberikan bimbingan persiapan berkeluarga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

ix

ABSTRACT

A DESCRIPTION OF STUDENTS' LEVEL OF MARRIAGE READINESS

READINESS FOR MARRIAGE

( A Descriptive Study of the Students of Guidance and Counseling Batch

2012, Sanata Dharma University Yogyakarta and Implications to the

Proposed Guidance Topics of Family Planning)

Agnes Oktaviyana

Sanata Dharma University

2015

This research is a descriptive research that aims to: (1) determine the level

of marriage readiness among the students of Guidance and Counseling Study

Program, Sanata Dharma University Yogyakarta Batch 2012 and (2) identify

instrument items classified as low category to be used to propose guidance topics

for family preparation programs.

The subjects in this research were 56 students of Guidance and

Counseling, Sanata Dharma University Yogyakarta Batch 2012. The research

instrument used is the questinnaire developed by researcher to investigate

students' level of marriage readiness. This questionnaire consists of 29 items with

four alternative answer statements, namely: agree completely, agree, disagree,

disagree completely. This questionnaire produced a reliability coefficient = 0.797.

Data analysis techniques used in this study is that categorization is based on the

normal distribution model that consists of the levels categorized as completely

ready, ready, quite ready, less ready, and least ready.

The research result of the level of marriage student among the students of

Guidance and Counseling Study Program, Sanata Dharma University Yogyakarta

Batch 2012 showed that 27 students (48%) experienced marriage readiness at a

completely ready category, 26 students (46%) showed a good level of marriage

readiness (ready), 3 students (6%) were quite ready for marriage, and no students

were categorized as less ready and least ready for marriage. Three students who

were included in the "quite ready" were participating in family preparation

guidance programs.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

x

KATA PENGANTAR

Syukur dan puji penulis haturkan kepada Allah Bapa yang maha kasih,

yang senantiasa melimpahkan karunia, rahmat, dan petunjuk-Nya, sehingga

penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun berkat

dukungan, bantuan, dan perhatian berbagai pihak yang memberikan masukan-

masukan yang berharga bagi penulis. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa melimpahkan

berkat, bimbingan dan tuntunan kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

2. Rohandi, Ph. D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universtas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Juster Donal Sinaga, M.Pd. sebagai pembimbing yang senantiasa

memberikan petunjuk dengan sabar untuk membimbing dan

mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ilmunya kepada

penulis.

6. Bapak Stefanus Priyatmoko yang telah membantu penulis dalam hal

surat-surat dan adminstrasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

xi

7. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2012 yang telah

membantu penulis menyelesaikan skripsi ini lewat pengisian kuisoner

dengan sangat baik.

8. Orang tuaku tersayang Bapak Lusius Sanmuntalip dan Ibu Yosephine

Sutini yang selalu memberikan kasih sayang, doa, dukungan,

semangat, materi, dan tenaga yang sangat berlimpah. Maaf jika adik

telat menyelesaikan skripsi ini.

9. Kakak-kakakku tersayang mas Kukuh, mbak Heni, mas Weweng, dan

Mbak Yani yang selalu memberikan semangat walaupun kita

berjauhan.

10. Keluarga besar simbah Sukowiharjo dan simbah Karyopawiro terima

kasih atas dukungan yang tak terhingga.

11. Saudara-saudaraku tercinta: mas Agus, mas Ari Doyok, mbak Eka,

mas Angga, mbak Lina, Kunthi + Beny, Windi, Meita, Decy, dan

Bondan yang selalu memberi semangat serta pinjaman buku-bukunya.

12. Keponakan-keponakanku tercinta: Aa Rivan, si kakak, Kayla, Ara dan

si kecil dedek Gendhis yang selalu memberikan keceriannya setiap

hari kepada penulis.

13. Pakdhe, budhe, para bulik dan om khususnya bulik Tarni, bulik Yul,

om Joko, dan om Giarto yang selalu memberi dukungan dan nasehat-

nasehatnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

xii

14. Sahabat-sahabatku tersayang Rosalia Devi dan Clara Niken untuk

dukungan dan menemaniku saat suka maupun duka. Terima kasih atas

doa, waktu, dan dan kesabaran yang kalian berikan.

15. Teman-teman Mudika St. Venantius Dukuh (MENUS) yang tercinta,

aku bangga menjadi bagian dari kalian. Terima kasih atas banyaknya

pengalaman yang begitu indah dan bermakna.

16. Rekan-rekan Program Studi BK 2009 khususnya kelas B yang tidak

bisa saya sebutkan semua. Terima kasih untuk semua kebersamaan

selama ini.

17. Semua pihak yang telah membantu sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh karena

itu penulis membuka diri terhadap saran dan kritik yang dapat menjadikan skripsi

ini menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ......................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ........................................................... vii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

ABSTRACT ........................................................................................................ ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................ x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

xiv

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6

E. Definisi Operasional................................................................................ 7

BAB II KAJIAN TEORI ..................................................................................... 8

A. Kesiapan Pernikahan ............................................................................... 8

1. Pengertian .......................................................................................... 8

2. Aspek-Aspek Kesiapan Menikah ...................................................... 11

B. Mahasiswa Dalam Periode Perkembangan Dewasa Awal ...................... 14

1. Pengertian Dewasa Awal .................................................................. 14

2. Karakteristik Umum dan Tugas Perkembangan Dewasa Awal ........ 15

3. Kesiapan Hidup Berkeluarga pada Dewasa Awal ............................ 16

C. Bimbingan Keluarga ............................................................................... 19

1. Pengertian Bimbingan Keluarga ....................................................... 19

2. Tujuan Bimbingan Keluarga ............................................................. 20

3. Fungsi Bimbingan Keluarga ............................................................. 21

D. Kesiapan Menghadapi Pernikahan pada Mahasiswa .............................. 22

BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 25

A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 25

B. Subjek Penelitian ..................................................................................... 26

C. Instrumen Penelitian................................................................................ 26

1. Kuesioner .......................................................................................... 26

2. Format Pernyataan ............................................................................ 27

3. Penentuan Skor ................................................................................. 27

4. Kisi-Kisi Kuesioner ........................................................................... 28

D. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ....................................................... 29

1. Validitas ............................................................................................ 29

2. Reliabilitas ........................................................................................ 31

E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 33

1. Persiapan dan Pelaksanaan ................................................................ 33

2. Tahap Pengumpulan Data ................................................................. 33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

xv

F. Teknik Analisis Data ............................................................................... 34

1. Menentukan Skor .............................................................................. 34

2. Pengolahan Data................................................................................ 34

3. Kategorisasi Skala dalam Skor Item ................................................. 34

4. Kategorisasi Skor Item dalam Skala ................................................. 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 39

A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 39

B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 42

C. Topik-Topik Bimbingan Keluarga Untuk Meningkatkan Kesiapan

Menikah Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2012

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ................................................. 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 50

A. Kesimpulan ............................................................................................. 50

B. Saran ........................................................................................................ 51

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 52

LAMPIRAN ........................................................................................................ 54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Skoring Jawaban Favorable ................................................................ 27

Tabel 2 : Skoring Jawaban Unfavorable ............................................................. 28

Tabel 3 : Kisi-Kisi Kuesioner ............................................................................. 28

Tabel 4 : Rincian Item Gugur.............................................................................. 31

Tabel 5 : Kisi-Kisi Kuesioner Setelah Validitas ................................................. 31

Tabel 6 : Kriteria Guilford .................................................................................. 32

Tabel 7 : Norma Kategorisasi ............................................................................. 35

Tabel 8 : Kategorisasi Subjek Penelitian ............................................................ 36

Tabel 9 : Kategorisasi Item Penelitian ................................................................ 37

Tabel 10 : Kategorisasi Skor Item ....................................................................... 38

Tabel 11 : Tingkat Kesiapan Menikah ................................................................ 39

Tabel 12 : Analisis Item Penelitian .................................................................... 41

Tabel 13 : Item-Item Pernyataan yang Tergolong dalam Kategori Cukup Kurang ... 42

Tabel 14 : Usulan Topik-Topik Bimbingan Keluarga ........................................ 49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

xvii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 : Tingkat Kesiapan Menikah ................................................................. 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Tabulasi Skor Kuesioner

Lampiran 2 : Data Hasil Uji Validitas

Lampiran 3 : Data Hasil Reliabilitas Kuesioner

Lampiran 4 : Kuesioner Kesiapan Menikah

Lampiran 5 : Surat Ijin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini merupakan bab pendahuluan. Bab ini memuat latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi oprasional.

Masing-masing pokok bahasan akan dijelaskan sebagai berikut.

A. Latar Belakang Masalah

Pernikahan merupakan ikatan yang terjadi di antara dua manusia

yang memiliki banyak perbedaan, baik dari segi fisik, pola asuh keluarga,

pergaulan, serta cara berpikir. Pernikahan merupakan proses awal dalam

membentuk suatu keluarga yang bahagia. Maka, dalam membangun

sebuah keluarga dibutuhkan kematangan, baik dari segi fisik, ekonomi,

kepribadian, cara berpikir, memiliki rasa tanggung jawab yang besar, serta

kematangan usia. Usia yang matang memiliki peranan yang sangatlah

besar dalam membangun sebuah keluarga.

Pernikahan di usia yang masih muda saat ini masih menjadi

persoalan yang cukup serius secara global. Pernikahan usia muda banyak

sekali menyebabkan putusnya pendidikan juga berdampak secara

psikologis serta ekonomi. Salah satu dampak terbesar dari pernikahan di

usia muda adalah angka perceraian yang semakin meningkat dari tahun ke

tahun. Perceraian ini diakibatkan karena ketidaksiapan suami-istri dalam

menyatukan pola pikir yang berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

2

Di Indonesia, maraknya pernikahan usia muda yang dialami para

remaja usia di bawah 20 tahun bukanlah hal baru untuk diperbincangkan.

Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) tahun

2009, dari 2 juta pernikahan, terdapat sebanyak 34,5 persen kategori

pernikahan dini. Berbagai alasan bermunculan terkait dengan pernikahan

usia muda. Selain karena akibat pergaulan bebas ternyata ada alasan yang

menyebutkan bahwa perempuan adalah beban ekonomi keluarga. Dengan

demikian tujuan pernikahan adalah untuk meringankan beban ekonomi

keluarga. (Sumber: http://nationalgeographic.co.id/berita/2011/12/nikah-

muda-persoalan-serius-dunia)

Usia yang matang dapat membantu dalam membangun sebuah

keluarga. Undang-undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan Bab 2

pasal 7 ayat 1 menyebutkan “Perkawinan hanya diijinkan jika pihak laki-

laki sudah mencapai umur 19 tahun dan pihak perempuan sudah mencapai

umur 16 tahun”. Ternyata batas usia terendah untuk melangsungkan

perkawinan dalam UU masih tergolong dalam usia remaja, usia yang

terlalu dini untuk menikah. Usia 16 tahun dimana remaja seharusnya

masih memakai seragam sekolah dan mengenyam pendidikan. Dimana

anak usia 16 tahun masih harus berada dalam bimbingan orang tua.

Pernikahan usia muda banyak terjadi di daerah-daerah pedesaan

daripada di daerah-daerah perkotaan. Secara sosiologis, perempuan desa

tidak seperti perempuan kota. Mereka tidak memiliki kesibukan dan

pendidikan yang cukup. Serta mereka masih terikat dengan adat istiadat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

3

yang masih sangat kental di daerah pedesaan yang kebanyakan

mengharuskan anak-anak perempuan untuk segera menikah.

Pernikahan usia muda dalam beberapa kasus dapat menimbulkan

berbagai masalah. Masalah-masalah yang sering timbul seperti perbedaan

pendapat yang dapat mengakibatkan perang mulut atau juga dapat

menimbulkan kasus kekerasan dalam rumah tangga. Ketika masalah-

masalah tersebut sering muncul maka bisa berakibat pada berakhirnya

keharmonisan rumah tangga dan terjadilah perceraian.

Mengingat betapa besarnya tanggung jawab dalam membangun

kehidupan berumah tangga, maka suami atau istri perlu memiliki

kedewasaan dalam berkeluarga baik fisik maupun psikologis. Pernikahan

usia muda dapat menimbulkan dampak negatif. Pernikahan usia muda

dapat menimbulkan ketidakharmonisan keluarga. Ketidakharmonisan

keluarga ini dapat menimbulkan perilaku-perilaku negatif seperti

Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) dan berujung pada perceraian.

Maka dari itu diperlukan kesiapan yang matang dalam membangun sebuah

keluarga.

Angka perceraian di Indonesia terus meningkat. Badan Urusan

Peradilan Agama (Badilag) Mahkamah Agung (MA) mencatat selama

periode 2005 hingga 2010 terjadi peningkatan perceraian hingga 70

persen. Pada tahun 2010, terjadi 285.184 perceraian di seluruh Indonesia.

Penyebab perceraian pasangan jika diurutkan tiga besar paling banyak

akibat faktor ketidakharmonisan sebanyak 91.841 perkara, tidak ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

4

tanggungjawab 78.407 perkara, dan masalah ekonomi 67.891 perkara.

Maka, penyebab perceraian yang terbesar karena adanya faktor

ketidakharmonisan.

Mahasiswa angkatan 2012 merupakan mahasiswa yang sudah

memasuki usia dewasa awal yang pastinya sudah memiliki visi dalam

hidup. Menurut tugas perkembangan masa perkembangan dewasa awal

Mahasiswa BK angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

adalah mahasiswa yang sudah memiliki kematangan emosi serta memiliki

gambaran masa depan seperti membina sebuah pernikahan atau keluarga.

Mahasiswa tingkat atas sudah memiliki rasa tanggung jawab untuk

menyelesaikan pendidikannya.

Penelitian ini sangatlah penting karena dapat mengetahui

bagaimana tingkat kesiapan menghadapi pernikahan mahasiswa. Kesiapan

yang matang dapat mempengaruhi jalannya kehidupan berkeluarga

mereka. Serta dapat mengurangi angka perceraian yang dapat berpengaruh

negatif pada mahasiswa itu sendiri maupun keluarganya.

Peneliti, mencoba bertanya kepada 15 mahasiswa program studi

BK angkatan 2009 berusia sekitar 20-22 tahun mengenai “Apakah setelah

lulus mereka akan menikah?”, serta menanyakan alasan-alasan mengapa

ingin menikah di usia muda. Dari jawaban-jawaban mereka terdapat 8

mahasiswa yang setelah lulus akan mencari pekerjaan terlebih dahulu

daripada menikah dengan alasan ingin meniti karier, belum memiliki

pasangan, belum memiliki kesiapan serta ingin menikah di usia 25-29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

5

tahun. Sedangkan terdapat 7 mahasiswa yang memilih ingin menikah

muda dengan alasan sudah siap untuk membangun sebuah keluarga, sudah

memiliki pasangan, serta tidak ingin menunda-nunda.

Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan di atas maka peneliti

tertarik untuk mendeskripsikan atau menggambarkan kesiapan

menghadapi pernikahan para mahasiswa angkatan 2011 program studi

Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

B. Rumusan Masalah

Pertanyaan-pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah:

1. Seberapa tinggi kesiapan menghadapi pernikahan mahasiswa angkatan

2012 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma?

2. Item-item instrumen kesiapan manghadapi pernikahan mana saja yang

capaian skornya teridentifikasi rendah untuk dijadikan dasar

penyusunan topik-topik bimbingan persiapan berkeluarga dalam

kesiapan menikah?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui tingkat kesiapan menghadapi pernikahan mahasiswa

angkatan 2012 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas

Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

6

2. Mengidentifikasi item instrumen kesiapan menghadapi pernikahan

yang capaian skornya tergolong kategori rendah untuk dijadikan dasar

penyusunan topik-topik bimbingan persiapan berkeluarga dalam

kesiapan menikah.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai

kesiapan menikah untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

tentang konsep atau teori tentang kesiapan menikah diusia muda.

2. Manfaat Praktis

a. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam

mengetahui informasi kesiapan dirinya dalam menghadapi pernikahan.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat membantu menambah pengetahuan peneliti

mengenai kesiapan dalam menghadapi pernikahan.

c. Bagi Peneliti lain

Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti lain untuk

mengadakan penelitian tentang pernikahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

7

E. Definisi Operasional

Berikut ini dijelaskan definisi operasional dari beberapa istilah pokok yang

dapat memperjelas maksud penelitian ini:

1. Kesiapan menikah adalah keadaan siap dalam berhubungan dengan

pasangan, siap bertanggungjawab sebagai seorang suami atau istri, dan

siap membangun komitmen dalam hidup berkeluarga.

2. Mahasiswa angkatan 2012 merupakan mahasiswa BK Universitas

Sanata Dharma angkatan 2012 yang sudah memasuki perkembangan

dewasa awal.

3. Bimbingan keluarga adalah proses interaktif, realistis dan konstruktif

dalam memberikan bantuan kepada keluarga dalam mencapai

kesejahteraan dan keseimbangan dimana setiap anggota keluarga

mendapat kebahagiaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

8

BAB II

KAJIAN TEORI

Bab ini memuat uraian mengenai pengertian kesiapan menghadapi

pernikahan, pengertian dewasa awal, dan pengertian bimbingan keluarga.

A. Kesiapan Pernikahan

1. Pengertian Kesiapan Pernikahan

Menurut Kamus Lengkap Psikologi, kesiapan (readiness)

merupakan keadaan siap siaga untuk bereaksi atau menanggapi suatu hal

yang merupakan suatu tingkat perkembangan kedewasaan individu.

Menurut Slameto (2010:113), kesiapan merupakan seluruh kondisi

seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respons di dalam cara

tertentu terhadap menghadapi suatu situasi. Penyesuaian kondisi suatu

saat akan berpengaruh atau cenderung untuk memberikan respons.

Kondisi psikis dan fisik seseorang akan mempengaruhi kesiapan

pernikahan. Jika memiliki kondisi yang baik maka akan semakin siap.

Menurut Yusnawati (2007:11), kesiapan adalah suatu kondisi

dimana seseorang telah mencapai tahapan tertentu atau dengan kata lain

telah mencapai kematangan fisik, psikologis, spiritual, dan skill. Tugas

perkembangan yang telah tercapai sepenuhnya akan mempengaruhi

kesiapan dalam menghadapi pernikahan. Setiap tahapan perkembangan

dapat meningkatkan kematangan hidup seseorang yang juga akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

9

meningkatkan kesiapan pernikahan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan

bahwa kesiapan adalah suatu keadaan siap sedia pada seseorang untuk

mempersiapkan diri baik secara fisik, mental, dan spiritual dalam

mencapai suatu tujuan yang diinginkan.

Pengertian pernikahan menurut Dariyo (2004) adalah ikatan kudus

antara pasangan dari seorang laki-laki dan wanita yang sudah dianggap

telah memiliki usia dewasa. Menurut Undang-Undang (UU) Republik

Indonesia No. 1 tahun 1974 mengenai pernikahan, “Pernikahan

merupakan ikatan lahir batin antara seorang pria dengan wanita sebagai

suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang

bahagia berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.”

Fatchiah (2009) mengungkapkan bahwa, pernikahan adalah suatu

ikatan janji setia antara suami dan istri yang disertai dengan tanggung

jawab dari keduanya. Di dalam pernikahan terdapat komitmen karena

terdapat ikatan janji suci. Pernikahan harus dilandasi dengan kasih

sayang, cinta, pengorbanan, dan saling menghormati satu sama lain.

Dalam pandangan Ericson (dalam Desmita, 2007), pernikahan

merupakan keintiman yang menuntut perkembangan seksual dan

mengarah pada perkembangan hubungan seksual dengan lawan jenis,

yang dipandang sebagai teman hidup. Ini berarti mendorong orang

dewasa awal khususnya untuk mengembangkan seksualitas yang

sebenarnya dalam hubungan dengan orang yang dicintai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

10

Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa,

pernikahan adalah sebuah ikatan yang kudus atau suci antara wanita dan

pria dengan tujuan membentuk keluarga yang kekal yang diakui secara

agama, hukum dan masyarakat serta perlu dilandasi oleh cinta, kasih

sayang, pengorbanan, serta sikap saling mengormati. Sebelum memasuki

dunia pernikahan, seorang individu memerlukan suatu kesiapan agar

dapat menuju pernikahan yang bahagia. Oleh karena itu, kesiapan

merupakan hal yang paling penting untuk dapat menyelesaikan tugas

perkembangan.

Hal yang paling penting dalam pernikahan adalah kesiapan mental

dari individu itu sendiri. Keputusan untuk menikah adalah keputusan yang

cukup berat karena pernikahan merupakan kebutuhan manusia, baik

secara psikologis maupun fisiologis. Calon pasangan akan dihadapkan

pada masalah-masalah yang sangat kompleks, tidak saja karena

keberagaman yang telah ada sebelumnya, tetapi juga perbedaan seputar

kehidupan baru yang sangat berbeda dari sebelumnya. Jika tidak memiliki

kesiapan untuk menikah, maka akan berpengaruh terhadap perjalanan

pernikahan.

Pernikahan di Indonesia sendiri cukup unik karena bangsa

Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa, adat istiadat, dan agama.

Perbedaan tersebut sangat mempengaruhi tata cara dan syarat dalam

pernikahan. Semua tidak akan lepas dari pengaruh keberagaman yang

terdapat di Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

11

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

kesiapan pernikahan adalah keadaan siap dalam berhubungan dengan

seorang wanita atau pria, siap bertanggungjawab sebagai seorang suami

atau istri, siap menghadapi perbedaan, siap mengatur keluarga, dan

mengasuh anak.

2. Aspek-Aspek Kesiapan Pernikahan

Blood (Dewi, 2006) membagi kesiapan menikah menjadi dua

bagian yaitu kesiapan pribadi (personal) dan kesiapan situasi

(circumstantial). Dua bagian kesiapan menikah tersebut dijelaskan

sebagai berikut.

a. Kesiapan Pribadi

1) Kematangan Emosi

Kemampuan untuk dapat siaga terhadap diri dan

kemampuan mengidentifikasi diri sendiri merupakan konsep

kematangan emosi dalam diri seseorang. Kematangan emosi adalah

suatu perkembangan psikologis yang berarti individu telah menjadi

dewasa. Kematangan emosi berasal dari pengalaman yang cukup

terhadap perubahan dan permasalahan. Pengalaman tersebut akan

membuat individu menjadi sadar terhadap perasaannya sendiri dan

akan belajar untuk merespon suatu peristiwa dalam kehidupannya.

Kematangan emosi memiliki kriteria memiliki kemampuan

membangun hubungan pribadi, mampu mengidentifikasikan

perasaan orang lain (empati), mampu mencintai dan dicintai,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

12

mampu memberi dan menerima kasih sayang, mampu menghadapi

kenyataan secara positif, serta sanggup membuat komitmen jangka

panjang. Pernikahan berarti sanggup membuat suatu tanggung

jawab dan memasuki suatu komitmen. Komitmen jangka panjang

merupakan suatu bentuk tanggung jawab dalam suatu pernikahan,

yang dikaitkan dengan stabilitas kematangan.

Sebaliknya, individu yang belum dewasa secara emosional

hanya diliputi oleh keinginan-keinginan diri sendiri tanpa

mengetahui bagaimana cara mengerti perasaan orang lain, serta

kurang mampu membangun komitmen jangka panjang. Kehidupan

pernikahan memerlukan harapan yang lebih nyata. Harapan yang

lebih nyata dapat membantu individu mampu menerima dirinya

sendiri dan mampu menerima orang lain apa adanya.

2) Kesiapan Usia

Kesiapan usia berarti melihat usia yang cukup, menjadi

individu yang dewasa membutuhkan waktu, sehingga usia sangat

berkaitan dengan kedewasaan. Semakin muda usia seseorang maka

semakin sulit untuk mengatasi permasalahan. Sebaliknya, semakin

tua usia seseorang maka semakin dewasa untuk mengatasi emosi-

emosinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

13

3) Kematangan Sosial

Kematangan sosial dapat dilihat dari :

a) Pengalaman berkencan (enough dating), dilihat dari adanya

kemauan untuk tidak peduli dengan lawan jenis yang tidak

kenal dekat dan membuat komitmen membangun dengan

seseorang yang khusus. Sehingga individu secara sosial siap

menuju pernikahan dan terfokus pada seseorang yang menarik

perhatiannya.

b) Pengalaman hidup sendiri (enough single life), membuat

individu memiliki waktu untuk diri sendiri untuk mandiri dan

waktu berasama orang lain. Seorang individu harus

mengetahui identitas pribadi sebelum siap melakukan

pernikahan.

4) Kesiapan Peran

Kehidupan pernikahan dijalani dengan mengetahui peran

individu apa saja yang telah menikah sebagai suami-istri. Banyak

individu yang belajar menjadi suami dan istri dari melihat ayah dan

ibu mereka. Peran yang ditampilkan harus sesuai dengan tugas-

tugas mereka sebagai suami maupun istri. Maka, orang tua yan

memiliki figur suami dan istri yang baik dapat dapat

mempengaruhi kesiapan menikah anak-anak mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

14

b. Kesiapan Situasi (Circumstantial)

1) Kesiapan Finansial

Menurut Cutright (Dewi, 2006), semakin tinggi kehidupan

ekonomi seseorang maka semakin besar kemungkinan untuk

menikah.

2) Kesiapan Waktu

Persiapan pernikahan akan berlangsung baik jika pasangan

diberikan waktu untuk mempersiapkan. Persiapan yang tergesa-

gesa akan berdampak buruk pada pernikahan dan pada awal-awal

kehidupan pernikahan.

B. Mahasiswa dalam Periode Perkembangan Dewasa Awal

1. Pengertian Dewasa Awal

Dewasa atau dalam bahasa inggris sering disebut adult yang

berasal dari kata kerja latin bentuk lampau partisipel dari kata kerja

adultus yang berarti “telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang

sempurna.” Menurut Hurlock masa dewasa dibagi menjadi tiga yaitu

masa dewasa awal, masa dewasa madya, dan masa dewasa lanjut.

Menurut Hurlock (2002) orang dewasa adalah individu yang telah

menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam

masyarakat bersama orang dewasa lainnya. Masa dewasa awal dimulai

pada usia 18-40 tahun, yang merupakan masa pencarian kemantapan dan

masa reproduktif. Suatu masa yang penuh dengan masalah dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

15

ketegangan emosional, periode komitmen, perubahan nilai-nilai,

kreativitas dan penyesuaian diri dengan pola-pola kehidupan hidup

baru.Menurut Levinson (dalam Monks, 2006) usia dewasa awal adalah

17-45 tahun.

Masa dewasa adalah periode kehidupan yang paling panjang. Jadi,

masa dewasa awal merupakan periode penyesuaian individu terhadap pola

hidup dan harapan sosial yang baru.

2. Karakteristik Umum dan Tugas Perkembangan Dewasa Awal

Setiap tahap perkembangan selalu mempunyai karakteristik

sendiri. Pada masa dewasa awal ini, dikatakan sebagai masa yang sulit

bagi seseorang karena pada masa ini seseorang dituntut untuk melepaskan

ketergantungan pada orang lain dan berusaha menjadi mandiri.

Dariyo (2003) berpendapat bahwa secara fisik, seorang dewasa

awal menampilkan fisik yang sempurna yang berarti bahwa pertumbuhan

dan perkembangan aspek-aspek fisiologis telah mencapai puncak. Mereka

memiliki daya tahan dan kesehatan yang baik sehingga dapat melakukan

kegiatan-kegiatan dengan inisiatif, kreatif, energik, dan proaktif.

Dariyo (2003) juga menambahkan bahwa sebagian besar golongan

dewasa awal telah menyelesaikan tugas pendidikan hingga tingkat

universitas dan segera memasuki jenjang pekerjaan. Pada masa dewasa

awal inilah individu berkomitmen dengan seseorang lainnya, yakni

membentuk keluarga. Mereka akan memasuki kehidupan pernikahan,

memelihara anak-anak, dan harus tetap memperhatikan orang tua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

16

Havighurst (Dariyo, 2003) mengemukakan tugas perkembangan

dewasa awal, yaitu:

a. Mencari dan menemukan pasangan hidup;

b. Membina keluarga;

c. Meniti karier dalam memantapkan kehidupan ekonomi;

d. Menjadi warga negara yang bertanggungjawab;

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

karakteristik dan tugas perkembangan dewasa awal adalah mulai bekerja,

mencari pasangan, dan membina keluarga. Hal ini mengarahkan bahwa

kesiapan pernikahan mulai terbentuk pada masa dewasa awal.

3. Kesiapan Hidup Berkeluarga pada Dewasa Awal

Melewati masa remaja, golongan dewasa awal semakin memiliki

kematangan seksual sehingga mereka siap melakukan tugas berkeluarga

serta menyalurkan kebutuhan biologis. Pada masa dewasa awal, mereka

akan berupaya mencari calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan

pasangan dalam pernikahan.

Dari pernikahannya, mereka akan saling menerima dan memahami

pasangan masing-masing, saling menerima kekurangan dan saling

membantu membangun rumah tangga. Namun terkadang terdapat batu

sandungan yang tidak bisa dilewati, sehingga berakibat pada perceraian.

Ini lebih banyak disebabkan oleh ketidaksiapan dalam menangani

masalah yang dihadapi bersama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

17

Masalah-masalah yang sering muncul dalam pernikahan banyak

disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya

a. Pasangan gagal mempertemukan dan menyesuaikan kebutuhan

dan harapan satu sama lain.

b. Pasangan mengalami kesulitan menerima perbedaan-perbedaan

nyata dalam kebiasaan, pendapat, kerugian, dan nilai.

c. Masalah yang sering muncul adalah masalah keuangan dan

masalah anak-anak.

d. Adanya perasaan cemburu dan perasaan memiliki yang

berlebihan yang dapat membuat masing-masing pasangan

merasa kurang mendapat kebebasan.

e. Pembagian tugas dan wewenang yang tidak adil.

f. Kegagalan dalam berkomunikasi

g. Masing-masing pasangan tidak sejalan dalam mencari minat

dan tujuan.

h. Serta kurangnya pengetahuan dan pengalaman dalam

membangun rumah tangga.

Kesiapan hidup berkeluarga pada masa dewasa awal seharusnya

diawali dengan mengenal, memahami, dan mengerti diri sendiri terlebih

dahulu. Kesiapan diri sangatlah penting dalam membangun kehidupan

berkeluarga nantinya. Untuk mengetahui apakah seseorang siap menikah

atau tidak, terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu,

a. Memiliki kemampuan mengendalikan perasaan diri sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

18

b. Memiliki kemampuan untuk berhubungan baik dengan orang

banyak.

c. Bersedia dan mampu menjadi pasangan dalam hubungan

seksual.

d. Bersedia untuk membina hubungan seksual yang intim.

e. Memiliki kelembutan dan kasih sayang kepada orang lain.

f. Dapat berkomunikasi secara bebas mengenai pemikiran,

perasaan, dan harapan.

g. Bersedia menerima keterbatasan pada diri sendiri maupun

orang lain.

h. Bersedia menjadi suami atau istri yang bertanggung jawab.

i. Kematangan emosi yang baik mempengaruhi kesiapan

menikah, artinya mereka mampu mengatasi perubahan-

perubahan dan beradaptasi setelah memasuki pernikahan.

Pernikahan dibangun oleh dua orang individu yang memiliki persepsi

dan harapan yang berbeda tentang pernikahan. Pengalaman, kebutuhan, dan

nilai yang berbeda membuat masing-masing pasangan berbeda. Ikatan cinta

akan lebih menyenangkan apabila didasarkan pada persamaan-persamaan,

saling membagi perasaan, serta keterbukaan diri masing-masing pasangan.

Menyatukan perbedaan-perbedaan inilah yang harus diperhatikan oleh setiap

mahasiswa agar lebih siap menerima perbedaan yang ada pada setiap

individu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

19

C. Bimbingan Keluarga

1. Pengertian Bimbingan Keluarga

Dalam kehidupan masyarakat, keluarga merupakan unit terkecil

yang peranannya sangat besar. Peran yang sangat besar itu disebabkan

oleh karena keluarga mempunyai fungsi penting bagi kelangsungan hidup

bermasyarakat. Apabila fungsi keluarga tidak berjalan dengan baik maka

timbul ketidak serasian dalam hubungan antara anggota keluarga, dapat

dikatakan keluarga itu mempunyai masalah. Adanya individu (keluarga)

yang mempunyai masalah, maka diperlukan adanya Bimbingan dan

Konseling untuk mengusahakan pencegahan atau memberikan bantuan

dalam pemecahan masalahnya.

Pengertian bimbingan keluarga menurut Cooley (C. Suwarni.

1980) adalah bantuan yang diberikan kepada keluarga dalam

meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab para anggota keluarga serta

memberikan keterampilan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Sedangkan konseling keluarga (Family Therapy) menurut Perez (Sayekti,

1994) adalah “Family therapy is an intuative process which seeks to aid

the family in reganning a home ostatic balance whith which the members

are comfortable. In perseing this objective the family therapist operates

under certain basic assumprions.”

Menurut Sayekti (1994) bimbingan dan konseling keluarga adalah

suatu usaha yang nyata dan konstruktif untuk menyadarkan kebutuhan

mereka sendiri dalam mengembangkan diri. Untuk itu diperlukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

20

kesadaran dalam diri anggota keluarga masing-masing untuk

mengembangkan diri dan memperbaiki hidup dalam bidang ekonomi,

kesehatan, sosial dan agama.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

bimbingan keluarga merupakan proses interaktif, realistis dan konstruktif

dalam memberikan bantuan kepada keluarga dalam mencapai

kesejahteraan dan keseimbangan dimana setiap anggota keluarga

mendapatkan kebahagiaan.

2. Tujuan Bimbingan Keluarga

Menurut Cooley (Suwarni, 1980) tujuan Bimbingan Persiapan

Berkeluarga adalah:

a. Membantu anggota keluarga yang dibimbing agar dapat

bertindak seefisien mungkin.

b. Membantu anggota keluarga agar dapat menerima kenyataan

bahwa bila salah satu anggota keluarga memiliki permasalahan,

mereka dapat memberikan pengaruh yang kurang baik pada

persepsi, harapan dan interaksi dalam keluarga.

c. Memperjuangkan dengan gigih dalam proses konseling,

sehingga anggota keluarga dapat tumbuh dan berkembang

dalam mencapai keseimbangan.

d. Mengembangkan rasa penghargaan dari seluruh anggota

keluarga kepada anggota keluarga yang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

21

Maka tujuan akhir dari Bimbingan Persiapan berkeluarga

adalah untuk membantu anggota keluarga serta keluarga sebagai satu

kesatuan dalam mencapai kesejahteraan.

3. Fungsi Bimbingan Keluarga

Fungsi bimbingan keluarga yang dikemukakan oleh C. Suwarni

(1994) sebagai berikut:

a. Memberikan pengaruh psikologis kepada keluarga supaya

timbul usaha dari dari keluarga itu sendiri untuk menyelesaikan

kesulitannya, sehingga keluarga menolong dirinya sendiri

kearah perbaikan.

b. Menghubungkan dengan jalan menjelaskan kebutuhan dan

mengarahkan pola pemikiran untuk menuju penentuan dan

penggunaan sumber-sumber bantuan.

c. Membangun keluarga sehingga dengan usahanya sendiri dapat

mengembangkan kemampuan seoptimal mungkin.

Masalah-masalah yang ada pada keluarga atau anggota keluarga

biasanya tidak kelihatan. Maka keluarga harus dibantu untuk melihat,

menimbang, memutuskan dan berbuat, supaya keluarga dapat

memperhatikan dan merasakan keadaan diri mereka sendiri serta sesama

manusia dengan pola pikir yang baru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

22

D. Kesiapan Menghadapi Pernikahan pada Mahasiswa

Pernikahan adalah tanda masuknya individu ke dalam ikatan rumah tangga

dengan orang yang dipilihnya untuk menjalani kehidupan hingga tua. Setelah

melakukan pernikahan kehidupan individu tidak akan berhenti begitu saja,

namun kedua pasang individu tersebut akan menghadapi masalah-masalah

rumah tangga yang akan terjadi. Oleh karena itu, setiap individu harus

memiliki kesiapan yang matang jika akan menikah.

Pernikahan merupakan salah satu penyebab stress yang mempengaruhi

hidup individu yang berada pada masa dewasa awal. Memasuki masa

pernikahan sama dengan memasuki sebuah kehidupan baru, yang sangat

berbeda dengan kehidupan saat individu masih sendiri. Oleh karena itu,

individu akan mengalami stress saat memikirkan tentang pernikahan, karena

merasa takut untuk memasuki kehidupan yang baru.

Pernikahan bukanlah sekedar ikatan antara dua orang yang berkomitmen

namun merupakan ikatan perasaan, emosi, tanggung jawab diantara

keduanya. Pernikahan adalah ikatan batin antara seorang wanita dan seorang

pria sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia.

Pernikahan adalah sebuah keputusan yang harus dibuat oleh setiap individu.

Keinginan untuk memasuki jenjang pernikahan dan membina rumah

tangga harus diimbangi oleh pengetahuan tentang pernikahan supaya tidak

menimbulkan permasalahan di kemudian hari. Kebanyakan orang

menyatakan bahwa hanya faktor ekonomi yang mempengaruhi kesiapan

menikah. Kenyataannya kondisi yang terjadi saat ini seperti kurangnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

23

pengetahuan pernikahan, tingginya tingkat perceraian, dan semakin rumitnya

masalah-masalah dalam keluarga menjadi alasan konseling pranikah.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Diah Krisnatuti dan Vivi

Oktaviani kepada 72 mahasiswa IPB menunjukkan bahwa mahasiswa

memiliki persepsi yang berbeda terkait pernikahan. Mereka menempatkan

pernikahan sebagai prioritas kedua. Prioritas pertama mereka adalah bekerja.

Para mahasiswa menganggap bahwa individu dikatakan siap menikah jika

telah memiliki pekerjaan dan pengetahuan yang cukup.

Kesiapan merupakan suatu keadaan siap sedia pada seseorang untuk

mempersiapkan diri baik secara fisik, mental, dan spiritual dalam mencapai

suatu tujuan yang diinginkan. Menikah artinya menyediakan komitmen,

persahabatan, keintiman, perasaan, kerjasama, serta kesempatan untuk

bertanggung jawab.

Kesiapan diperlukan seorang individu sebelum memasuki dunia

pernikahan agar dapat menuju pernikahan yang bahagia. Oleh karena itu

kesiapan merupakan hal yang paling penting dalam pernikahan. Kesiapan

memiliki dua aspek yaitu kesiapan menikah pribadi dan kesiapan menikah

situasi. Kesiapan pribadi meliputi kematangan emosi, kesiapan usia,

kematangan sosial, dan kesiapan model peran. Sedangkan kesiapan situasi

meliputi kesiapan finansial dan kesiapan waktu.

Ditinjau dari kesiapan pribadi yaitu kematangan emosi. Mahasiswa yang

berada pada rentang usia 20-22 tahun termasuk pada masa dewasa awal.

Tahap dewasa awal merupakan suatu masa yang penuh dengan masalah dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

24

ketegangan emosional, periode komitmen, perubahan nilai-nilai, kreativitas

dan penyesuaian diri dengan pola-pola kehidupan hidup baru.

Menurut Blood (Dewi, 2006) kematangan emosi berasal dari pengalaman

yang cukup terhadap perubahan dan perbedaan. Dengan kata lain,

kematangan usia seseorang, maka semakin bertambah pula kematangan emosi

seseorang. Semakin banyaknya pengalaman yang dimiliki maka membuat

orang sadar terhadap perasaannya sendiri dan ia akan mengendalikan dan

menyelesaikan permasalahan dengan baik. Pernikahan pada usia muda akan

banyak mengundang permasalahan yang tidak diinginkan, karena emosi yang

belum matang.

Kematangan sosial dapat dilihat dari pengalaman berkencan dan

pengalaman hidup sendiri. Kematangan sosial juga dilihat dari pengalaman

seseorang berhadapan dengan orang lain. Kemampuan kerjasama yang

dimiliki individu harus dapat menjadi patokan kesiapan seseorang untuk

menikah. Karena dalam membangun sebuah keluarga maka pasangan harus

bekerjasama menghadapi masalah-masalah yang harus dihadapi bersama.

Apabila kita meninjau kesiapan situasi yaitu kesiapan finansial maka

mahasiswa yang menjalani proses perkuliahan harus dituntut menyelesaikan

studinya. Namun, setelah menyelesaikan studinya bukan berarti mereka siap

menjalani pernikahan karena tentu saja mereka belum memiliki kehidupan

finansial yang baik. Setelah lulus mereka harus meniti kariernya terlebih

dahulu sehingga mereka memenuhi kesiapan tersebut dari penghasilan yang

didapat dari pekerjaannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

25

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini memuat hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian, antara

lain jenis penelitian, subjek penelitian, instrument penelitian, dan teknik

pengumpulan data. Pokok-pokok bahasan tersebut dijelaskan sebagai berikut.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono

(2011), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada

filsafat positivisme. Penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti

populasi atau sampel tertentu. Pengumpulan data menggunakan instrumen

penelitian. Analisis data bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan.

Ditinjau dari pemaparan hasil, penelitian ini tergolong penelitian

deskriptif dengan metode survei. Menurut Suharsimi (2010) penelitian

deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan,

kondisi atau hal-hal lain dan yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk

laporan penelitian. Penelitian deskriptif dengan metode survei dirancang

untuk memperoleh informasi dengan cara mengumpulkan data yang

terbatas pada gejala-gejala yang relatif besar. Penelitian ini bertujuan

untuk memperoleh informasi tentang tingkat kesiapan menghadapi

pernikahan pada mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma angkatan 2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

26

B. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah para

mahasiswa angkatan 2012 program studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma yang berjumlah 56 orang.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang

ditelti.

1. Kuesioner

Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah kuesioner

kesiapan mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling

angkatan 2012 dalam menghadapi pernikahan. Kuesioner adalah

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis untuk dijawab oleh

subjek penelitian.

Kuesioner disusun berdasarkan aspek-aspek kesiapan

menikah (Dewi, 2006), antara lain:

a. Kesiapan Personal, yaitu aspek yang berhubungan

dengan kesiapan emosi, usia, sosial, serta peran

individu dalam menghadapi pernikahan.

b. Kesiapan Situasi, yaitu aspek yang berkaitan

kemampuan finansial serta kesiapan waktu individu saat

sebelum pernikahan maupun sesudah pernikahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

27

2. Format Pernyataan

Pernyataan yang disusun dalam skala kesiapan menikah

merupakan pernyataan yang favourable dan unfavourable.

Pernyataan Favourable adalah pernyataan yang menggambarkan

kesiapan menghadapi pernikahan secara positif, sedangkan

Unfavourable adalah pernyataan yang menggambarkan kesiapan

menghadapi pernikahan secara negatif. Terdapat 4 (empat)

alternatif jawaban yang disediakan dalam skala ini yaitu sangat

setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

3. Penentuan Skor

Alternatif jawaban yang terdapat dalam setiap pernyataan

memiliki skor. Skor dalam setiap pilihan terbagi atas item

favourable dan unfavourable. Standar skoring yang dikenakan

terhadap pengolahan data yang dihasilkan oleh skala ini ditentukan

sebagai berikut:

a. Item Favourable

Tabel 1

Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor

Sangat Setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

28

b. Item Unfavourable

Tabel 2

Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor

Sangat Setuju 1

Setuju 2

Tidak Setuju 3

Sangat Tidak Setuju 4

4. Kisi-kisi Kuesoner

Item-item yang disusun untuk mengungkap kesiapan

menghadapi pernikahan adalah berupa pernyataan-pernyataan yang

bersifat favourable dan unfavourable. Kisi-kisi kuesioner yang

diuji coba disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 3

Kisi-Kisi Kuesioner Kesiapan Menikah Mahasiswa

Bimbingan dan Konseling Angkatan 2012 Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta.

No Aspek Indikator No Item

Favorable

No Item

Unfavorable

Bobot

1 Pribadi

Emosi 1, 12, 14, 15,

28, 37, 39,

41, 42

2, 3, 13, 26,

27, 38

15

Usia 16, 25, 30, 36 4, 29, 40 7

Sosial 6, 18, 24, 32 5, 7, 17, 31 8

Peran 8, 19, 35 9, 23 5

2 Situasi Finansial 20 10, 11, 33 4

Waktu 22, 34 21 3

Total Item 42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

29

D. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

1. Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang memiliki arti

sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam

melakukan fungsi ukurnya. Instrumen yang valid berarti alat ukur

yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Menurut

Sugiyono (2012;173), valid berarti instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut

Nurgiyantoro (2009), validitas adalah alat penelitian

mempersoalkan apakah alat itu mengukur apa yang akan diukur.

Validitas yang dipersoalkan dalam penelitian ini adalah penelitan

isi (content). Validitas isi merupakan validitas yang

mempersoalkan kesesuaian antara instrumen dengan tujuan dan

deskripsi masalah yang diteliti (Nurgiyantoro, 2009).

Pemeriksaan validitas isi didasarkan pada pertimbangan

sejumlah ahli (expert judgement), dengan tujuan mengidentifikasi

kualitas konstruk secara logis pada setiap butir item kuesioner.

Dalam penelitian ini, dilakukan expert judgement kepada dosen

pembimbing yaitu Juster Donal Sinaga, M.Pd.

Hasil telaah ahli terhadap kuesioner selanjutnya dilengkapi

dengan uji empirik untuk menelaah konsistensi internal setiap item

terhadap aspek. Teknik pengujian yang digunakan adalah dengan

cara mengkorelasikan skor-skor item terhadap skor-skor aspek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

30

melalui pendekatan korelasi Pearson Product Moment. Formulasi

yang digunkan adalah sebagai berikut:

𝑟𝑥𝑦 =𝑁 𝑋𝑌 − 𝑋 𝑌

𝑁 𝑋2 − 𝑋 2 𝑁 𝑌2 − 𝑌 2

Keterangan:

rxy = korelasi skor item dengan skor aspek

N = jumlah subjek

X = skor item

Y = skor total per aspek

Pemeriksaan hasil uji konsistensi internal dilakukan dengan

menggunakan program SPSS 16 (statistic Programme for Social

Science). Keputusan ditetapkan dengan nilai koefisien validitas

yang minimal sama dengan 0,30 (Azwar, 2007), apabila terdapat

item yang memiliki nilai koefisien validitas di bawah 0,30 maka

item tersebut dianggap gugur.

Pada tanggal 19 Juni 2015 dilakukan uji coba instrument,

dengan subjek uji coba mahasiswa Bimbingan dan Konseling

angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma yang berjumlah (N) 56

mahasiswa. Dari hasil pemeriksaan validitas butir terhadap aspek

diperoleh 13 butir item yang gugur dari 42 item, sehingga terdapat

29 item yang dinyatakan valid. Rincian item yang gugur dapat

dilihat di tabel 4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

31

Tabel 4

Rincian Item Yang Gugur

Tabel 5

Kisi-kisi Kuesioner Setelah Uji Validitas

No Aspek Indikator No Item

Favourable

No Item

Unfavourable

Bobot

1 Pribadi Emosi 1, 6, 8, 26,

28, 29

2, 7, 17, 18,

27

12

Usia 9, 16, 25 20 4

Sosial 11, 15 3, 10, 21 5

Peran 12, 24 4, 14 4

2 Situasi Finansial 5, 22 2

Waktu 13, 23 2

Total Item 29

2. Reliabilitas

Reliabilitas melihat sejauh mana hasil suatu pengukuran

dapat dipercaya. Menurut Nugiyantoro (2009), reliabilitas memiliki

pengertian apakah suatu instrumen dapat mengukur sesuatu yang

diukur secara konsisten dari waktu ke waktu. Artinya suatu

instrumen pengukur harus memiliki konsistensi atau tidak berubah-

ubah.

No Aspek Indikator No Item

Favourable

No Item

Unfavourable

No Item

Gugur

Jumlah

Item

Valid

1 Pribadi

Emosi 1, 12, 15, 28,

37, 39, 41

3, 13, 26,

27, 38

2, 14, 42 12

Usia 16, 25, 36 29 4, 30, 40 4

Sosial 18, 24 5, 17, 31 6, 7,32 5

Peran 19, 35 9, 23 8 4

2 Situasi Finansial 10, 33 11, 20 2

Waktu 22, 34 21 2

Total Item 29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

32

Reliabilitas dinyatakan dalam koefisien reliabilitas yang

angkanya berada dalam rentang dari 0 – 1,00. Semakin tinggi

koefisien reliabilitas mendekati 1,00 maka semakin tinggi

reliabilitas.

Perhitungan indeks reliabilitas kuesioner menggunakan

koefisien reliabilitas alpha () (Azwar, 2007). Dalam perhitungan

indeks reliabilitas kuesioner digunakan program komputer SSPS

16 (Statistical Package for Social Sciences).

𝛼 = 2 1 −𝑆12 + 𝑆22

𝑆𝑥2

Keterangan :

𝑆12 dan 𝑆22 = Varians skor belahan 1 dan varians skor belahan2

𝑆𝑥2 = Varians skor skala

Kriteria keterampilan indeks reliabilitas berdasarkan kriteria

Guilford sebagai berikut:

Tabel 6

Kriteria Guilford

No Koefisien Korelasi Kualifikasi

1 0,91 – 1,00 Sangat Tinggi

2 0,71 – 0,90 Tinggi

3 0,41 – 0,70 Cukup

4 0,21 – 0,40 Rendah

5 0,00 – 0,20 Rendah Sekali

Dari data hasil uji coba terhadap instrumen kepada

mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2012 Universitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

33

Sanata Dharma pada tanggal 19 Juni 2015 dengan jumlah subjek

(N) 56 mahasiswa. Diperoleh perhitungan koefisien reliabilitas

instrument dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach

menghasilkan angka 0,797. Berdasarkan kriteria Guilford hasil

perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa koefisien reliabilitas

angket masuk dalam kategori tinggi.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Persiapan dan Pelaksanaan

a. Mempelajari buku-buku tentang kesiapan menikah.

b. Menetapkan dan mendefinisikan variabel penelitian.

c. Menyusun instrument kesiapan menghadapi pernikahan.

d. Menentukan responden, yaitu mahasiswa angkatan 2012

program studi BK Universitas Sanata Dharma.

e. Melakukan pengujian instrument oleh ahli (Expert Judgement),

yaitu kepada dosen pembimbing skripsi.

f. Memperbaiki instrument penelitian yang telah diperiksa oleh

Expert Judgement.

2. Tahap Pengumpulan Data Penelitian

Tahap pengumpulan data penelitian yang dilakukan dengan

menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa Bimbingan dan

Konseling Universiatas Sanata Dharma angkatan 2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

34

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah pengolahan data hasil penelitian. Analisis data

dilakukan untuk mendapatkan kesimpulan dari hasil penelitian. Berikut

ini merupakan langkah-langkah teknik analisis data:

1. Menentukan skor

Menentukan skor dilakukan dengan cara memberikan skor

pada masing-masing jawaban. Kemudian membuat tabulasi data

dan penghitungan skor masing-masing subjek dan menghitung

total skor masing-masing item.

2. Pengolahan data

Data yang diperoleh kemudian diolah dengan analisis

statistik deskriptif dengan menggunakan program komputer SPSS

16.

3. Kategorisasi

Pengkategorian disusun berdasarkan distribusi normal

dengan kategorisasi jenjang. Tujuan kategorisasi adalah

menempatkan subjek dalam kelompok-kelompok yang terpisah

secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut

yang diukur (Azwar, 2007).

Norma kategorisasi berpedoman pada Azwar (2007) yang

mengelompokkan tingkat kesiapan subjek penelitian terhadap

pernikahan dalam lima kategori dengan norma kategorisasi sebgai

berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

35

Tabel 7

Norma Kategorisasi

Perhitungan Skor Keterangan

+ 1,5< X item Tinggi Sekali

+ 0,5< X item ≤ + 1,5 Tinggi

- 0,5< X item ≤ + 0,5 Cukup

- 1,5< X item ≤ - 0,5 Rendah

X item ≤ - 1,5 Rendah Sekali

Keterangan :

X maksimum teoritik : skor tertinggi dalam skala

X minimum teoritik : skor terendah dalam skala

(standart deviasi) : Luas jarak rentang yang dibagi dalam 6

satuan deviasi sebaran.

(mean teoritik) : Rata-rata teoritis dari skor maksimum dan

minimum

Kategori di atas diterapkan sebagai patokan dalam

pengelompokan tinggi atau rendahnya skor kesiapan mahasiswa

secara umum dalam penelitian ini dengan N=29, diperoleh dengan

penggolongan melalui perhitungan sebagai berikut:

X minimum teoritik : 1 x 29 = 29

X maximum teoritik : 4 x 29 = 116

Luas Jarak : 116 – 29 = 74

Standar Deviasi () : 74 : 6 = 12

Mean teoritik : (116 + 29) : 2 = 72,5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

36

Di bawah ini disajikan norma kategorisasi kesiapan

mahasiswa BK angkatan 2012 dalam menghadapi pernikahan

dalam tabel 7.

Tabel 8

Norma Kategorisasi

Kesiapan Menikah Mahasiswa Bimbingan dan Konseling

Angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Perhitungan Skor Kategori

+ 1,5< X item

72,5+ (1,5 x 12) < X item

<90,5 Sangat Siap

+ 0,5< X item ≤ + 1,5

72,5+ (0,5 x 12) < X item ≤ 72,5+ (1,5 x 12)

78,5 - 90 Siap

- 0,5< X item ≤ + 0,5

72,5- (0,5 x 12) < X item ≤ 72,5+ (0,5 x 12)

66,5 - 78 Cukup Siap

- 1,5< X item ≤ - 0,5

72,5 – (1,5 x 12) < X item ≤ 72,5- (0,5 x 12)

64,5 - 66 Kurang Siap

X item ≤ - 1,5

X item ≤ 72,5 – (1,5 x 12)

64 Sangat Kurang

Siap

4. Kategorisasi skor item

Kategori skor dari setiap item dalam skala penelitian

dilakukan untuk mendapatkan item-item skala yang akan dijadikan

dasar dalam menyusun topik-topik bimbingan keluarga.

Norma kategorisasi berpedoman pada Azwar (2007) yang

mengelompokkan tingkat kesiapan subjek penelitian terhadap

pernikahan dalam lima kategori dengan norma kategorisasi sebagai

berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

37

Tabel 9

Norma Kategorisasi

Perhitungan Skor Keterangan

+ 1,5< X item Sangat Tinggi

+ 0,5< X item ≤ + 1,5 Tinggi

- 0,5< X item ≤ + 0,5 Cukup

- 1,5< X item ≤ - 0,5 Rendah

X item ≤ - 1,5 Rendah Sekali

Keterangan :

X maksimum teoritik : skor tertinggi dalam skala

X minimum teoritik : skor terendah dalam skala

(standart deviasi) : Luas jarak rentang yang dibagi dalam 6

satuan deviasi sebaran.

(mean teoritik) : Rata-rata teoritis dari skor maksimum dan

minimum

Kategori di atas diterapkan sebagai patokan dalam

pengelompokan skor item. Kategorisasi tinggi dan rendahnya item-

item secaara keseluruhan dalam penelitian ini dengan N=56,

diperoleh dengan penggolongan melalui perhitungan sebagai

berikut:

X minimum teoritik : 1 x 56 = 56

X maximum teoritik : 4 x 56 = 224

Luas Jarak : 224 – 56 = 168

Standar Deviasi (σ) : 168 : 6 = 28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

38

Mean teoritik : (224 + 56) : 2 = 140

Di bawah ini disajikan norma kategorisasi skor item

kesiapan mahasiswa BK angkatan 2012 dalam menghadapi

pernikahan dalam tabel 9.

Tabel 10

Norma Kategorisasi Skor Item

Kesiapan Menikah Mahasiswa Bimbingan dan Konseling

Angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma

Perhitungan Skor Kategori

+ 1,5< X item

140 + (1,5x28)< X item

< 182 Sangat Tinggi

+ 0,5< X item ≤ + 1,5

140 + (0,5x28)< X item ≤ 140 + (1,5x28)

154 – 182 Tinggi

- 0,5< X item ≤ + 0,5

140 – (0,5x28)< X item ≤ 140 + (0,5x28)

126 – 153 Cukup

- 1,5< X item ≤ - 0,5

140 – (1,5x28)< X item ≤ 140 – (0,5x28)

98 – 125 Rendah

X item ≤ - 1,5

X item ≤ 140 – (1,5x28)

≤ 97 Rendah Sekali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini memuat jawaban dari masalah penelitian. Penyajian hasil

penelitian. Penyajian hasil penelitian dan pembahsan diuraikan dalam penjelasan

dibawah ini.

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Kesiapan Menikah pada Mahasiswa Bimbingan dan

Konseling Angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Berdasarkan perolehan data yang dikumpulkan dari 29 pernyataan

skala kesiapan menikah, dilakukan analisis data dengan teknik persentase

dan disajikan dalam tabel 10 dan dalam grafik 1.

Tabel 11

Kategorisasi Kesiapan Menikah Mahasiswa Bimbingan dan

Konseling Angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Skor Kategori Jumlah Persentase

<90,5 Sangat Siap 27 48%

78,5 – 90 Siap 26 46%

66,5 – 78 Cukup Siap 3 6%

64,5 – 66 Kurang Siap - -

64 Sangat Kurang

Siap

- -

Total 56 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

40

Grafik 1.

Profil Kategorisasi Kesiapan Menikah pada Mahasiswa

Bimbingan dan Konseling Angkatan 2012 Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Berdasarkan tabel 9 dan grafik 1, tampak bahwa:

a. Terdapat 27 mahasiswa (48%) yang memiliki kesiapan pernikahan

tinggi sekali. Dengan kata lain mahasiswa memiliki emosi, usia,

kemampuan bersosialisasi, peran dan kemampuan situasional yang

sangat baik/tinggi dalam menghadapi pernikahan.

b. Terdapat 26 mahasiswa (46%) yang memiliki kesiapan pernikahan

tinggi. Dengan kata lain mahasiswa memiliki emosi, usia, kemampuan

bersosialisasi, peran dan kemampuan situasional yang baik/tinggi

dalam menghadapi pernikahan.

c. Terdapat 3 mahasiswa (6%) yang memiliki kesiapan pernikahan

cukup. Dengan kata lain mahasiswa memiliki emosi, usia,

0

5

10

15

20

25

30

Sangat Kurang Siap

Kurang Siap Cukup Siap Siap Sangat Siap

Jumlah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

41

kemampuan bersosialisasi, peran dan kemampuan situasional yang

kurang dalam menghadapi pernikahan.

d. Tidak terdapat mahasiswa (0%) yang memiliki kesiapan rendah dan

rendah sekali dalam menghadapi pernikahan.

2. Analisis Butir Item

Berdasarkan analisis item kesiapan menikah diperoleh hasil sebagai

berikut:

Tabel 12

Kategorisasi Skor Item Kesiapan Mahasiswa Bimbingan dan

Konseling Angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma dalam

Menghadapi Pernikahan

Skor Kategori No item Jumlah

< 182 Sangat Tinggi 1,3,12,15,19, 24,

25,27,34,36,37,39

12

154 – 182 Tinggi 5,10,13,16,17,18,22,23,

28,29,31,33,35,38,41

15

126 – 153 Cukup 26 1

98 – 125 Rendah 9 1

≤ 97 Sangat Rendah - 0

Total 29

Data yang terdapat dalam tabel 10 menunjukkan bahwa item

dengan skor yang berada dalam kategori sangat tinggi sebanyak 12 item,

item dengan skor dalam kategori tinggi sebanyak 15 item, item dengan

skor dalam kategori cukup sebanyak 1 item, dan item dengan skor dalam

kategori rendah sebanyak 1 item. Item-item dengan skor dalam kategori

rendah dan cukup mencerminkan bahwa mahasiswa belum memiliki

kesiapan menikah. Oleh karena itu, berdasarkan item-item yang masuk

dalam kategori rendah dan cukup digunakan sebagai dasar dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

42

menyusun topik-topik bimbingan keluarga. Berikut item-item yang

masuk dalam kategori kurang dan cukup diperinci dalam tabel berikut:

Tabel 13

Item-item Pernyataan yang Tergolong dalam

Kategori Cukup dan Kurang

No Aspek Nomor Item dan Pernyataan Total Skor

Item

1 Pribadi 18. Saya mampu menerima

perasaan orang lain dibanding

mengasihi orang lain.

125

2 Situasional 4.Perceraian orangtua akan

mempengaruhi kesiapan menikah

anak-anaknya.

106

Berdasarkan butir-butir item yang terindikasi rendah dalam aspek

pribadi dan situasional terdapat pola dari masing-masing aspek yang

menyebabkan mahasiswa memiliki kesiapan pernikahan yang rendah.

Dalam butir-butir item yang terdapat dalam aspek pribadi diketahui

bahwa mahasiswa kurang memahami cara mengasihi orang lain. Dalam

butir item yang terdapat dalam aspek situasi dapat diketahui bahwa

mahasiswa kurang memahami tentang perceraian dalam pernikahan dan

belum memiliki pengetahuan tentang persiapan pernikahan.

B. Pembahasan

Hasil penelitian membuktikan bahwa kesiapan menikah mahasiswa

Bimbingan dan Konseling angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta tergolong sangat siap. Terdapat 27 mahasiswa atau 48%

mahasiswa termasuk dalam kategori sangat siap. Sedangkan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

43

kategorisasi sangat kurang siap dan kurang siap terdapat 0 mahasiswa atau

0%, kategorisasi cukup siap terdapat 26 mahasiswa atau 46%, dan

kategorisasi siap terdapat 3 mahasiswa atau 6%. Siswa yang termasuk dalam

kategori kurang siap mengindikasikan bahwa mereka belum memiliki

kesiapan menikah yang baik. Mahasiswa yang termasuk dalam kategorisasi

kurang siap membutuhkan pendampingan agar mereka lebih siap menghadapi

pernikahan. Sedangkan mereka yang masuk dalam kategori sangat siap

mengindikasikan bahwa mereka siap menuju jenjang penikahan dengan baik.

Mahasiswa yang termasuk dalam intensitas kategori sangat siap

menunjukkan bahwa mereka memiliki kesiapan yang sangat baik dalam

menghadapi pernikahan dan hidup berkeluarga. Mahasiswa yang termasuk

dalam kategori sangat siap bisa diartikan karena mereka memiliki

kemampuan mengendalikan perasaan diri sendiri, memiliki kemampuan

untuk berhubungan baik dengan orang banyak, bersedia dan mampu menjadi

pasangan dalam hubungan seksual, bersedia untuk membina hubungan

seksual yang intim, memiliki kelembutan dan kasih sayang kepada orang lain,

dapat berkomunikasi secara bebas mengenai pemikiran; perasaan; dan

harapan, bersedia menerima keterbatasan pada diri sendiri maupun orang lain,

bersedia menjadi suami atau istri yang bertanggung jawab, serta memiliki

kematangan emosi yang baik sehingga mereka lebih siap dalam menghadapi

pernikahan yang baik.

Sedangkan mahasiswa yang termasuk dalam intensitas kategori sangat

kurang siap mengindikasikan bahwa mereka belum sama sekali memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

44

kesiapan dalam menghadapi pernikahan. Hal ini dapat terjadi karena sulit

menjaga hubungan dengan orang lain, belum memiliki kematangan emosi

yang baik, belum memiliki pengetahuan yang banyak dalam hal pernikahan,

dan belum bersedia berbagi kehidupan dengan orang lain. Serta terdapat

prioritas lain yang lebih penting yaitu menyelesaikan studi sarjana mereka

dengan lebih baik.

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat mahasiswa yang masih

belum siap menghadapi pernikahan. Kesiapan yang belum ada, dapat

mengakibatkan sulitnya membangun rumah tangga yang baik. Seperti yang

sudah dijelaskan di atas hal ini dapat terjadi karena sulit menjaga hubungan

dengan orang lain, belum memiliki kematangan emosi yang baik, belum

memiliki pengetahuan yang banyak dalam hal pernikahan, dan belum

bersedia berbagi kehidupan dengan orang lain. Oleh karena itu, mahasiswa

inilah yang harus mendapatkan pendampingan sehingga mereka dapat

memiliki kesiapan yang baik.

Apabila kesiapan menikah belum terpenuhi maka akan berakibat pada

kehidupan mahasiswa selanjutnya. Karena kesiapan merupakan hal yang

paling penting untuk dapat menyelesaikan tugas perkembangan. Pernyataan

di atas sejalan dengan tugas-tugas perkembangan mahasiswa pada periode

masa dewasa awal. Menurut Hurlock (2002) orang dewasa adalah individu

yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan

dalam masyarakat bersama orang dewasa lainnya. Mahasiswa pada periode

masa dewasa awal harus sudah siap menerima dan memahami orang lain serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

45

hidup bersama orang lain. Jika kesiapan yang kurang ini dibiarkan maka

mereka tidak dapat membangun kehidupan berkeluarga yang optimal

sehingga dapat mengakibatkan perpecahan atau perceraian. Oleh karena itu,

mahasiswa yang termasuk dalam kategori kurang siap inilah yang

memerlukan perhatian, pendampingan dan penanganan sesegera mungkin

untuk membantu menjalankan tugas-tugas perkembangannya.

Pernikahan dibangun oleh dua orang individu yang memiliki persepsi dan

harapan yang berbeda tentang pernikahan. Pengalaman, kebutuhan, dan nilai

yang berbeda membuat masing-masing pasangan berbeda. Ikatan cinta akan

lebih menyenangkan apabila didasarkan pada persamaan-persamaan, saling

membagi perasaan, serta keterbukaan diri masing-masing pasangan.

Menyatukan perbedaan-perbedaan inilah yang harus diperhatikan oleh setiap

mahasiswa agar lebih siap menerima perbedaan yang ada pada setiap

individu.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Diah Krisnatuti dan Vivi

Oktaviani kepada 72 mahasiswa IPB menunjukkan bahwa mahasiswa

memiliki persepsi yang berbeda terkait pernikahan. Mereka menempatkan

pernikahan sebagai prioritas kedua. Prioritas pertama mereka adalah bekerja.

Para mahasiswa menganggap bahwa individu dikatakan siap menikah jika

telah memiliki pekerjaan dan pengetahuan yang cukup.

Kesiapan pernikahan adalah keadaan siap dalam berhubungan dengan

seorang wanita atau pria, siap bertanggungjawab sebagai seorang suami atau

istri, siap menghadapi perbedaan, siap mengatur keluarga, dan mengasuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

46

anak. Kesiapan diperlukan seorang individu sebelum memasuki dunia

pernikahan agar dapat menuju pernikahan yang bahagia. Oleh karena itu

kesiapan merupakan hal yang paling penting dalam pernikahan.

Kesiapan memiliki dua aspek yaitu kesiapan menikah pribadi dan kesiapan

menikah situasi. Kesiapan pribadi meliputi kematangan emosi, kesiapan usia,

kematangan sosial, dan kesiapan model peran. Sedangkan kesiapan situasi

meliputi kesiapan finansial dan kesiapan waktu. Ditinjau dari kesiapan

pribadi yaitu kematangan emosi. Mahasiswa yang berada pada rentang usia

20-22 tahun termasuk pada masa dewasa awal. Tahap dewasa awal

merupakan suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan

emosional, periode komitmen, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan

penyesuaian diri dengan pola-pola kehidupan hidup baru. Pada saat inilah

individu siap memasuki pernikahan namun juga siap memasuki dunia

pekerjaan.

Menurut Blood (Dewi, 2006) kematangan emosi berasal dari pengalaman

yang cukup terhadap perubahan dan perbedaan. Dengan kata lain,

kematangan usia seseorang, maka semakin bertambah pula kematangan emosi

seseorang. Semakin banyaknya pengalaman yang dimiliki maka membuat

orang sadar terhadap perasaannya sendiri dan ia akan mengendalikan dan

menyelesaikan permasalahan dengan baik. Pernikahan pada usia muda akan

banyak mengundang permasalahan yang tidak diinginkan, karena emosi yang

belum matang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

47

Apabila kita meninjau kesiapan situasi yaitu kesiapan finansial maka

mahasiswa yang menjalani proses perkuliahan harus dituntut menyelesaikan

studinya. Namun, setelah menyelesaikan studinya bukan berarti mereka siap

menjalani pernikahan karena tentu saja mereka belum memiliki kehidupan

finansial yang baik. Setelah lulus mereka harus meniti kariernya terlebih

dahulu sehingga mereka memenuhi kesiapan tersebut dari penghasilan yang

didapat dari pekerjaannya.

Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 27 mahasiswa yang termasuk

dalam kategori sangat siap. Mahasiswa ini memiliki kemampuan untuk

berhubungan baik dengan orang banyak, bersedia dan mampu menjadi

pasangan dalam hubungan seksual, bersedia untuk membina hubungan

seksual yang intim, memiliki kelembutan dan kasih sayang kepada orang lain,

dapat berkomunikasi secara bebas mengenai pemikiran; perasaan; dan

harapan, bersedia menerima keterbatasan pada diri sendiri maupun orang lain,

bersedia menjadi suami atau istri yang bertanggung jawab, serta memiliki

kematangan emosi yang baik sehingga mereka lebih siap dalam menghadapi

pernikahan yang baik.

Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2012 baru

saja memasuki kuliah semester 6 yang masih harus menempuh kuliah sekitar

1 tahun lagi untuk menyelesaikan pendidikannya. Ini merupakan prioritas

utama mereke sebelum memutuskan untuk menjalani hidup pernikahan.

Sehingga mahasiswa diharapkan untuk tidak terburu-buru dalam mengambil

keputusan untuk menikah walaupun menurut hasil penelitian mereka sudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

48

siap karena prioritas utama mereka saat ini adalah menyelesaikan pendidikan

sarjana dengan sebaik-baiknya.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mahasiswa Bimbingan dan

Konseling angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma memiliki kesiapan

menikah tinggi yang artinya mereka sangat siap dalam menghadapi

pernikahan. Para mahasiswa memiliki kemampuan yang baik dalam

menjalankan tugas-tugas perkembangan selanjutnya. Namun, mereka juga

masih harus menyelesaikan prioritas utama mereka yaitu menyelasaikan

pendidikan.

C. Topik-Topik Bimbingan Keluarga Untuk Meningkatkan Kesiapan

Menikah Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2012

Universitas Sanata Dharma

Hasil analisis berdasarkan rata-rata skor total tiap-tiap butir item

terdapat 8 skor cukup dan kurang yang kemudian digolongkan pada aspek-

aspek kesiapan menikah. Butir-butir tersebut dapat dilihat pada tabel 12.

Dasar pemilihan butir terendah dilihat dari jumlah skor terendah dari

setiap butir. Alasannya agar mempermudah peneliti menemukan topik-topik

bimbingan keluarga yang dapat membantu mahasiswa BK angkatan 2012

USD meningkatkan kesiapan menikah.

Usulan topik-topik yang dipilih untuk mengembangkan tingkat

kesiapan menikah pada mahasiswa akan disajikan dalam silabus berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

49

TABEL 14

USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KELUARGA

No Tujuan Bimbingan Topik Waktu Bidang

Bimbingan

Metode Sumber

1 a. Mahasiswa dapat

mencari pengertian

dalam mengasihi orang

lain dan cara mengasihi

orang lain.

b. Mahasiswa dapat

mempererat hubungan

dengan sesama.

Aku Mampu

Mengasihi

Orang Lain

45 menit Pribadi Pemberian

Informasi, Sharing

http://id.wikihow.com/Menjalin-

Hubungan-dengan-Orang-Lain

diunduh pada tanggal 5 september

2015 pukul 09.31 WIB

2 a. Mahasiswa dapat

mengerti apa itu

perceraian.

b. Mahasiswa dapat

mengetahui faktor-

faktor apa saja yang

dapat menyebabkan

perceraian.

Perceraian!

Apa

Sebabnya?

45 menit Sosial Pemberian

Informasi, Sharing

Syaifuddin, Muhammad, dkk. 2013.

Hukum Perceraian. Jakarta. Sinar

Grafika.

http://dunia-

konseling.blogspot.co.id/2014/05/bab-

i-pendahuluan-a_9.html diunduh pada

tanggal 1 September 2015 pukul

16:02 WIB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

50

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa kesiapan

menikah mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2012 Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta adalah tinggi. Namun, masih terdapat mahasiswa

yang berada pada kategori cukup, maka para mahasiswa Bimbingan dan

Konseling Angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta perlu

dibantu untuk meningkatkan kesiapan menghadapi pernikahan. Serta

mahasiswa masih memiliki tugas yang harus diutamakan yaitu menyelesaikan

pendidikan sarjana dengan sebaik mungkin. Terdapat kelemahan dalam

instrumen yang dibuat oleh peneliti karena belum relevan untuk mengukur

kesiapan menghadapi pernikahan. Salah satu cara meningkatkan kesiapan

menghadapi pernkahan, yaitu dengan memberikan usulan topik bimbingan

keluarga yang relevan dengan kebutuhan para mahasiswa Bimbingan dan

Konseling Angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Topik-topik bimbingan keluarga disusun berdasarkan jumlah skor

total terendah yang terdapat dalam 2 aspek yaitu pribadi dan situasional.

Topik-topik bimbingan tersebut adalah “Aku Mampu Mengasihi Orang Lain”

dan “Perceraian! Apa Sebabnya?”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

51

B. Saran-saran

Berikut ini dikemukakan saran untuk berbagai pihak yang berkaitan:.

1. Pihak Mahasiswa

a. Mahasiswa dapat meningkatkan kesiapan menikah dengan lebih baik

agar tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan dengan cara

mengembangkan pengalaman dalam berhubungan dengan orang lain.

Serta dapat menyelesaikan studi sarjananya terlebih dahulu.

2. Peneliti Lain

a. Jika peneliti lain ingin melakukan penelitian dengan topik yang

serupa dapat dilakukan penelitian dengan subjek yang lebih luas dan

tidak hanya terbatas untuk mahasiswa.

b. Peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian serupa hendaknya

menambahkan aspek-aspek kesiapan menikah yang cocok dengan

subjek penelitian sesuai dengan perkembangan subjek.

c. Peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian yang serupa

hendaknya membuat instrumen kesiapan menghadapi pernikahan

yang benar-benar relevan sehingga tidak terjadi adanya kelemahan

dalam instrumennya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

52

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka

Cipta

Azwar. S., 2013. Penyusunan Skala Psikologi (Edisi II, Cetakan IV). Yogyakarta:

Penerbit Pustaka Pelajar.

Azwar. S., 2008. Reabilitas dan Validitas (Edisi ke-3). Yogyakarta: Penerbit

Pustaka Pelajar.

Dariyo, Agoes. 2004. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: Grasindo.

Desmita, 2007. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Dewi, I.S. 2006. “Kesiapan Menikah Pada Wanita Dewasa Awal yang Bekerja”.

didownload pada tanggal 13 Februari 2013 tersedia pada

www.library.usu.ac.id.

Geldard, Kathryn & David. 2011. Konseling Keluarga. Yogyakarta: Penerbit

Pustaka Pelajar.

Hurlock, B. Elizabeth. 2002. Psikologi Perkembangan (Edisi Kelima). Jakarta:

Erlangga.

Kertamuda, Fatchiah. E. 2009. Konseling Pernikahan Untuk Keluarga Indonesia.

Jakarta: Salemba Humanika.

Krisnatuti, Diah & Vivi Oktaviani. 2010. Persepsi dan Kesiapan Menikah Pada

Mahasiswa. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen. Volume IV, No. 1.

Marliany, Rosleny. 2010. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Monks, FJ. 2006. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

53

Pramesti, Olivia L. 2012. “Nikah Muda, Persoalan Serius Dunia”, diakses pada

tanggal 12 Septembar 2013 pada

http://nationalgeographic.co.id/berita/2011/12/nikah-muda-persoalan-

serius-dunia

Pujosuwarno, Sayekti. 1994. Bimbingan dan Konseling Keluarga. Yogyakarta:

Menara Mas Offset.

S. Willis, Sofyan. 2009. Konseling Keluarga. Bandung: Alfabeta.

Salim, Muhamad. 2013. “Ketahui Resiko Pernikahan Dini”, diakses pada tanggal

12 September 2013 pada

http://sumbermakalah.blogspot.com/2013/02/ketahui-resiko-pernikahan-

dini.html

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan (Cetakan ke-12). Bandung:

Penerbit Alfabeta.

Susanto, Cornelius Eko. 2013. “Jumlah Pernikahan Dini Indonesia Terbanyak

Kedua di ASEAN”, diakses pada tanggal 12 September 2013 pada

http://www.metrotvnews.com/

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Walgito, Bimo. 1999. Psikologi Sosial, Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andi

Yusnawati. 2007. Kesiapan Berwirausaha. Yogyakarta: UNY Press

Yusuf, Samsul. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:

Remaja Rosda Karya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

Lampiran 2

CORRELATIONS

/VARIABLES=ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8

ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM

17 ITEM18 IT

EM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 ITEM26 ITE

M27 ITEM28 ITEM29 ITEM30 ITEM31 ITEM32 ITEM33 ITEM34 ITEM35

ITEM36 ITEM37 ITEM38 ITEM39 ITEM40 ITEM41 ITEM42 JUMLAH

/PRINT=TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE. VALIDITAS

Item-Total Statistics

Scale

Mean if

Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Pernyataan 1 122.82 57.495 .269 .701

Pernyataan 2 124.05 59.652 -.021 .715

Pernyataan 3 122.93 57.413 .295 .700

Pernyataan 4 123.77 57.636 .211 .706

Pernyataan 5 123.30 56.652 .346 .697

Pernyataan 6 123.34 61.028 -.064 .728

Pernyataan 7 123.68 59.531 -.053 .722

Pernyataan 8 123.11 58.825 .110 .708

Pernyataan 9 124.46 56.726 .259 .705

Pernyataan 10 123.48 56.363 .325 .699

Pernyataan 11 123.16 57.592 .227 .704

Pernyataan 12 122.79 55.626 .451 .692

Pernyataan 13 123.27 55.763 .388 .695

Pernyataan 14 122.95 57.761 .239 .703

Pernyataan 15 123.05 54.888 .491 .689

Pernyataan 16 123.46 55.381 .372 .696

Pernyataan 17 123.54 56.581 .313 .699

Pernyataan 18 123.43 57.086 .267 .702

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

Pernyataan 19 123.00 55.455 .445 .690

Pernyataan 20 123.04 57.526 .236 .703

Pernyataan 21 123.80 58.852 .024 .710

Pernyataan 22 123.38 56.166 .370 .696

Pernyataan 23 123.38 55.475 .374 .696

Pernyataan 24 122.80 54.197 .522 .684

Pernyataan 25 122.73 57.254 .290 .700

Pernyataan 26 124.12 56.839 .265 .703

Pernyataan 27 122.68 57.568 .258 .702

Pernyataan 28 123.46 56.617 .380 .696

Pernyataan 29 123.14 56.379 .324 .695

Pernyataan 30 123.73 59.072 .002 .711

Pernyataan 31 123.48 55.963 .361 .696

Pernyataan 32 123.82 60.513 -.145 .721

Pernyataan 33 123.57 55.958 .340 .698

Pernyataan 34 122.98 56.091 .363 .694

Pernyataan 35 123.27 55.945 .367 .693

Pernyataan 36 123.09 56.083 .394 .693

Pernyataan 37 122.75 54.991 .465 .688

Pernyataan 38 123.66 56.992 .269 .702

Pernyataan 39 123.02 55.036 .399 .690

Pernyataan 40 124.48 60.945 -.178 .724

Pernyataan 41 123.23 55.927 .347 .694

Pernyataan 42 123.43 57.958 .090 .708

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

Lampiran 3

RELIABILITY

/VARIABLES=Item1 item3 item5 item9 item10 item12 item13 it

em15 item16 item17 item18 item19 item22 item23 item24 item25

item26 item

27 item28 item29 item31 item33 item34 item35 item36 item3

7 item38 item39 item41

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL

/MODEL=ALPHA

/SUMMARY=TOTAL.

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 56 100.0

Excludeda 0 .0

Total 56 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.797 29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

Lampiran 4

KUESIONER KESIAPAN MENGHADAPI PERNIKAHAN

PADA MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN

2012

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

Jenis Kelamin Responden

................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

Halo..... teman-teman..... dibawah ini terdapat beberapa

pernyataan yang berisi tentang seluruh kesiapan dalam menghadapi

pernikahan. Berikut ini terdapat 42 pernyataan untuk teman-teman isi.

Teman-teman diminta untuk memberikan tanda centang (V) pada kolom

yang telah disediakan.

Contoh:

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya menganggap diri saya

cantik/ganteng V

Artinya : teman-teman sangat setuju kalau kalian cantik atau ganteng

Keterangan:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Karena jawaban diharapkan sesuai dengan keadaan teman-teman

sendiri, maka tidak ada jawaban yang dianggap benar atau salah.

Perhatian:

Jawablah semua pernyataan, jangan sampai ada nomor yang

terlewatkan.

SELAMAT MENGISI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

NO PERNYATAAN SS S TS STS

1 Saya mampu menerima dukungan dan saran dari

orang lain secara seimbang.

2 Saya menyalahkan orang lain setiap ada masalah

3 Saya mudah bosan saat berhubungan dengan

orang lain.

4 Perceraian orangtua akan mempengaruhi kesiapan

menikah anak-anaknya.

5 Pendapatan saya tidak akan mempengaruhi

kesiapan menikah.

6 Pernikahan berarti sanggup membuat komitmen

jangka panjang.

7 Saya belum mampu mengerti perasaan orang lain.

8 Saya mampu mempertahankan hubungan dengan

orang lain.

9 Semakin muda seseorang menikah maka semakin

tinggi kemungkinan perceraian yang terjadi.

10 Mengabaikan lawan jenis yang kurang begitu

dekat membuat saya lebih nyaman.

11 Saya mampu mengatur takdir saya sendiri.

12 Peran dalam pernikahan berkaitan dengan

tanggungjawab seseorang.

13 Waktu yang diberikan kepada pasangan akan

membuat pernikahan berlangsung baik.

14 Peran suami hanya boleh dilakukan oleh suami.

15 Saya harus mengetahui identitas pribadi saya

sendiri secara jelas sebelum menikah.

16 Saya ingin bekerja dengan mapan terlebih dahulu

baru memikirkan pernikahan

17

Saya mampu menerima perasaan orang lain

dibanding mengasihi orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

18

Saya memilih lari dari masalah karena itu

merupakan cara yang terbaik dalam menghadapi

masalah.

19 Saya mampu mengatasi kesukaran secara

konstruktif.

20 Selesai studi saya akan memikirkan pernikahan

terlebih dahulu.

21 Saya cenderung selektif (pilih-pilih)dalam

membangun hubungan pribadi dengan orang lain.

22 Orangtua masih harus membantu kehidupan

pernikahan anaknya.

23

Rencana pernikahan harus dibuat sebaik mungkin

karena akan berpengaruh pada kehidupan

pernikahan.

24 Peran orangtua akan mempengaruhi kehidupan

pernikahan.

25 Saya masih memikirkan orang tuanya terlebih

dahulu sebelum menikah.

26 Pernikahan berarti sanggup membangun suatu

tanggung jawab.

27 Pasangan harus menuruti saran yang saya berikan.

28 Saya mampu membangun hubungan bersama orang

lain dengan baik.

29 Saya mampu memahami perasaan sendiri.

NOTE: Sebelum mengembalikan kuisoner ini kepada saya, periksalah

kembali jawaban anda. Pastikan tidak ada yang terlewat.

TERIMA KASIH

ATAS

KERJASAMANYA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

Lampiran 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI