Upload
doananh
View
238
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PREDIKSI KOMPOSISI OPTIMUM SORBITOL DAN VIRGIN COCONUT
OIL (VCO) SEBAGAI PENETRATION ENHANCER DALAM FORMULA
EMULSI A/M TONIK RAMBUT EKSTRAK ETANOL-AIR BIJI KEMIRI
(Aleurites moluccana (L.) Willd) : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi
(S.Farm) Program Studi Farmasi
Diajukan oleh :
Agnes Afriana Fajarwati
NIM : 088114194
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PREDIKSI KOMPOSISI OPTIMUM SORBITOL DAN VIRGIN COCONUT
OIL (VCO) SEBAGAI PENETRATION ENHANCER DALAM FORMULA
EMULSI A/M TONIK RAMBUT EKSTRAK ETANOL-AIR BIJI KEMIRI
(Aleurites moluccana (L.) Willd) : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi
(S.Farm) Program Studi Farmasi
Diajukan oleh :
Agnes Afriana Fajarwati
NIM : 088114194
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PREDIKSI KOMPOSISI OPTIMUM SORBITOL DAN VIRGIN COCONUT
OIL (VCO) SEBAGAI PENETRATION ENHANCER DALAM FORMULA
EMULSI A/M TONIK RAMBUT EKSTRAK ETANOL-AIR BIJI KEMIRI
(Aleurites moluccana (L.) Willd) : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi
(S.Farm) Program Studi Farmasi
Diajukan oleh :
Agnes Afriana Fajarwati
NIM : 088114194
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PREDIKSI KOMPOSISI OPTIMUM SORBITOL DAN VIRGIN COCONUT
OIL (VCO) SEBAGAI PENETRATION ENHANCER DALAM FORMULA
EMULSI A/M TONIK RAMBUT EKSTRAK ETANOL-AIR BIJI KEMIRI
(Aleurites moluccana (L.) Willd) : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi
(S.Farm) Program Studi Farmasi
Diajukan oleh :
Agnes Afriana Fajarwati
NIM : 088114194
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
i
PREDIKSI KOMPOSISI OPTIMUM SORBITOL DAN VIRGIN COCONUT
OIL (VCO) SEBAGAI PENETRATION ENHANCER DALAM FORMULA
EMULSI A/M TONIK RAMBUT EKSTRAK ETANOL-AIR BIJI KEMIRI
(Aleurites moluccana (L.) Willd) : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi
(S.Farm) Program Studi Farmasi
Diajukan oleh :
Agnes Afriana Fajarwati
NIM : 088114194
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
i
PREDIKSI KOMPOSISI OPTIMUM SORBITOL DAN VIRGIN COCONUT
OIL (VCO) SEBAGAI PENETRATION ENHANCER DALAM FORMULA
EMULSI A/M TONIK RAMBUT EKSTRAK ETANOL-AIR BIJI KEMIRI
(Aleurites moluccana (L.) Willd) : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi
(S.Farm) Program Studi Farmasi
Diajukan oleh :
Agnes Afriana Fajarwati
NIM : 088114194
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
Persetujuan Pembimbing
PREDIKSI KOMPOSISI OPTIMUM SORBITOL DAN VIRGIN COCONUT
OIL (VCO) SEBAGAI PENETRATION ENHANCER DALAM FORMULA
EMULSI A/M TONIK RAMBUT EKSTRAK ETANOL-AIR BIJI KEMIRI
(Aleurites moluccana (L.) Willd) : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
Skripsi yang diajukan oleh :
Agnes Afriana Fajarwati
NIM : 088114194
Telah disetujui oleh :
Pembimbing Utama
Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. Tanggal : 31 Januari 2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PREDIKSI KOMPOSISI OPTIMUM SORBITOL DAN VIRGIN COCONUT
OIL (VCO) SEBAGAI PENETRATION ENHANCER DALAM FORMULA
EMULSI A/M TONIK RAMBUT EKSTRAK ETANOL-AIR BIJI KEMIRI
(Aleurites moluccana (L.) Willd) : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
Oleh :Agnes Afriana Fajarwati
NIM : 088114194
Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji SkripsiFakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharmapada tanggal : 6 Februari 2012
Panitia Penguji
1. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt.
2. Prof.Dr. Sri Noegrohati, Apt.
3. Yohanes Dwiatmaka, M.Si.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Jika Allah ada padaku,maka Allah saja sudah cukup
Walaupun aku tak tahu apa yangmenantiku ...
Masa depan seperti apa yang telahdirencanakn untukku ...
Aku hanya tahu bahwa Allah itusetia,
Karena aku telah membuktikannya
(Anon)
Ajarlah kami menghitung hari-hari kamisedemikian, hingga kami beroleh hati yang
bijaksana
(Mazmur 90:12)
Jesus Christ, My Lord and My Savior
Bunda Maria, Bundaku yang kudus
Ayah dan Ibuku tercinta
Fenny nduth, adekku tersayang
Yuri chan, kekasihku
Sahabat dan temanku
Almamaterku tercinta
Karya sederhana ini kupersembahkan untuk :
iv
Jika Allah ada padaku,maka Allah saja sudah cukup
Walaupun aku tak tahu apa yangmenantiku ...
Masa depan seperti apa yang telahdirencanakn untukku ...
Aku hanya tahu bahwa Allah itusetia,
Karena aku telah membuktikannya
(Anon)
Ajarlah kami menghitung hari-hari kamisedemikian, hingga kami beroleh hati yang
bijaksana
(Mazmur 90:12)
Jesus Christ, My Lord and My Savior
Bunda Maria, Bundaku yang kudus
Ayah dan Ibuku tercinta
Fenny nduth, adekku tersayang
Yuri chan, kekasihku
Sahabat dan temanku
Almamaterku tercinta
Karya sederhana ini kupersembahkan untuk :
iv
Jika Allah ada padaku,maka Allah saja sudah cukup
Walaupun aku tak tahu apa yangmenantiku ...
Masa depan seperti apa yang telahdirencanakn untukku ...
Aku hanya tahu bahwa Allah itusetia,
Karena aku telah membuktikannya
(Anon)
Ajarlah kami menghitung hari-hari kamisedemikian, hingga kami beroleh hati yang
bijaksana
(Mazmur 90:12)
Jesus Christ, My Lord and My Savior
Bunda Maria, Bundaku yang kudus
Ayah dan Ibuku tercinta
Fenny nduth, adekku tersayang
Yuri chan, kekasihku
Sahabat dan temanku
Almamaterku tercinta
Karya sederhana ini kupersembahkan untuk :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Agnes Afriana Fajarwati
NIM : 088114194
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Prediksi Komposisi Optimum Sorbitol dan Virgin Coconut Oil (VCO) sebagai
Penetration Enhancer dalam Formula Emulsi A/M Tonik Rambut Ekstrak
Etanol-Air Biji Kemiri (Aleurites moluccana (L.) Willd.) : Aplikasi Desain
Faktorial
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 30 Januari 2012
Yang menyatakan
Agnes Afriana Fajarwati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PRAKATA
Puji Syukur kepada Yesus Kristus dan Bunda Maria atas Roh Kudus,
berkat dan penyertaan-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PREDIKSI KOMPOSISI
OPTIMUM SORBITOL DAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) SEBAGAI
PENETRATION ENHANCER DALAM FORMULA EMULSI A/M TONIK
RAMBUT EKSTRAK ETANOL-AIR BIJI KEMIRI (Aleurites moluccana
(L.) Willd) : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL” ini dengan baik. Skripsi ini
disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata-
1 Program Studi Farmasi (S.Farm) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan dalam proses
penyusunan skripsi ini. Namun, dengan adanya bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
tersebut. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan
terimakasih atas bantuan yang diberikan kepada :
1. Ipang Djunarko,M.Sc., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta
2. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt., selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis juga semangat dan
kesabarannya mendampingi penulis selama penyusunan skripsi ini
3. Prof. Dr. Sri Noegrohati, Apt., selaku dosen penguji atas bimbingan, saran
dan pengarahannya selama penyusunan skripsi ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
4. Yohanes Dwiatmaka, M.Si., selaku dosen penguji atas bimbingan, saran dan
pengarahannya selama penyusunan skripsi ini
5. Romo Petrus Sunu Hardiyanta, S.J. atas saran, masukan dan diskusi selama
penyusunan skripsi ini
6. Pak Enade atas bimbingan dan pengarahannya menggunakan software
Ubuntu
7. Segenap dosen atas kesabarannya dalam mengajar dan membimbing penulis
selama perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
8. Ayahku Nicolas Dwiyadi, Ibuku Veronica Jaryati dan Adekku Lucia Fenny
Setiyadi serta segenap keluarga besarku (kakek, nenek, tante, om, sepupu,
keponakan) atas kasih sayang, cinta, doa, dukungan, penghiburan, semangat
dan bantuannya
9. Romo Widi Hargono, M.Sc. dan Romo Swie Baktata, M.Sc. atas doa,
semangat dan dukungannya
10. Yurichan atas segala cinta, kasih sayang, senyum semangat, doa, waktu dan
bantuannya
11. Anna dan Pius KOKO GAUL sebagai teman satu tim atas bantuan, kerja
sama, motivasi, canda tawa, semangat dan dukungannya
12. Ste Oppa dan sahabat-sahabatku (Ayip, Subond, Mbak Ida, Ochie Joo, Tari
Joo, Shasha chu, Kebo,Yu, Cemani, Melly) atas inspirasi dan motivasi,
senyum semangat, doa dan dukungannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
13. Dian, Asti, Tika, Mariana, Noveli, Nanda, Dhessy, Elen, Dewi,Lala, Sinlie,
Dhea, Yessy, Silvia dan Eddy atas kebersamaan dalam proses penelitian di
lantai 1
14. Mace asri, mbak mia, yenny, genduth, kak ira, mbak vera, mbak brenda,dan
segenap kos Pringgodani 10A atas kebersamaannya
15. Pak Musrifin, Mas Agung, Pak Iswandi, Mas Ottok, Pak Pardjiman, Pak
Ratijo, Pak Kayat, Pak Heru, Pak Wagiran, Mas Sigit, Pak Parlan, Mas Bimo,
Mas Kunto, juga Pak Yuwono, Pak Timbul dan Pak Darto atas bantuannya
selama penulis menyelesaikan penelitian dan laporan akhir
16. Bu Ari atas bantuan dan bimbingannya dalam mengurus hewan uji penelitian
yang dilakukan penulis
17. Teman-teman FST & FKK 2008 atas bantuan, dukungan dan semangat yang
diberikan
18. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak kekurangan
mengingat adanya keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua
pihak. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca.
Yogyakarta, 30 Januari 2012
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah ini, maka
saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Yogyakarta, 30 Januari 2012
Penulis
Agnes Afriana Fajarwati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.................. v
PRAKATA.................................................................................................. vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... ix
DAFTAR ISI............................................................................................... x
DAFTAR TABEL....................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xviii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xx
INTISARI.................................................................................................... xxi
ABSTRACT .................................................................................................. xxii
BAB I. PENGANTAR................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
1. Perumusan Masalah .................................................................. 4
2. Keaslian Penelitian.................................................................... 5
3. Manfaat Penelitian .................................................................... 6
B. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6
1. Tujuan Umum ........................................................................... 6
2. Tujuan Khusus .......................................................................... 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA......................................................... 8
A. Kemiri ............................................................................................. 8
1. Keterangan Botani..................................................................... 8
2. Kandungan kimia ...................................................................... 9
3. Kegunaan di masyarakat ........................................................... 9
4. Ekstrak etanol-air kemiri........................................................... 10
5. Mekanisme ekstrak kemiri dalam merangsang pertumbuhan
rambut ...................................................................................... 11
B. Ekstrak dan Ekstraksi ...................................................................... 13
1. Ekstrak....................................................................................... 13
2. Ekstraksi.................................................................................... 13
C. Rambut ............................................................................................ 15
D. Sediaan Emulsi Tonik Rambut ....................................................... 20
E. HLB................................................................................................. 22
F. Penetration enhancer ...................................................................... 23
G. Kromatografi lapis Tipis (KLT)...................................................... 24
H. Sifat Fisik Emulsi Tonik Rambut.................................................... 24
1. Viskositas .................................................................................. 24
2. Daya Sebar ................................................................................ 25
3. Ukuran Droplet.......................................................................... 25
4. Creaming................................................................................... 26
I. Ketidakstabilan Emulsi ................................................................... 26
J. Formula ........................................................................................... 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
1. Virgin Coconut Oil (VCO).......................................................... 27
2.Sorbitol (hexahydohexane) .......................................................... 28
3. Span 80........................................................................................ 29
4. Tween 80..................................................................................... 30
5. Etanol .......................................................................................... 31
6. Butylated hydroxytoluene (BHT) ................................................ 31
7. Aquadest (Aqua purificata/Air Murni)........................................ 32
L. Desain Faktorial............................................................................... 32
M. Uji Iritasi Primer............................................................................. 34
N. Landasan Teori................................................................................ 34
O. Hipotesis.......................................................................................... 35
BAB III. METODE PENELITIAN............................................................. 36
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ...................................................... 36
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................. 36
1. Variabel Penelitian .................................................................... 36
2. Definisi Operasional.................................................................. 36
C. Alat dan Bahan Penelitian............................................................... 38
1. Alat Peneltian ............................................................................ 38
2. Bahan Penelitian........................................................................ 39
D. Alur Penelitian ................................................................................ 40
E. Tata Cara Penelitian ........................................................................ 41
1. Identifikasi bahan ...................................................................... 41
2. Ekstraksi biji kemiri .................................................................. 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
3. Uji kualitatif ekstrak biji kemiri dengan Kromatografi Lapis
Tipis (KLT) ............................................................................... 41
a. analisis kualitatif senyawa alkaloid dengan reaksi
pengendapan........................................................................ 42
b. analisis kualitatif senyawa flavonoid dan asam lemak secara
KLT..................................................................................... 42
4. Pembuatan emulsi tonik rambut A/M dari ekstrak biji kemiri.. 43
a. Formula ............................................................................... 43
b. Pembuatan emulsi tonik rambut.......................................... 44
5. Uji tipe emulsi ........................................................................... 44
a. Metode staning/ dye solubility test...................................... 44
b. Metode pengenceran ........................................................... 44
6. Uji sifat fisik emulsi .................................................................. 45
a. Uji daya sebar...................................................................... 45
b. Uji viskositas....................................................................... 45
c. Uji ukuran droplet ............................................................... 45
d. Uji persentase pemisahan emulsi ........................................ 46
7. Uji iritasi primer........................................................................ 46
F. Analisis data .................................................................................... 46
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 48
A. Pengumpulan dan Identifikasi Biji Kemiri ..................................... 48
B. Pembuatan Ekstrak Etanolik Biji Kemiri ........................................ 50
C. Uji Kualitatif Kandungan Kimia Ekstrak Etanolik Biji Kemiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
Secara Kromatografi lapis Tipis (KLT) .......................................... 52
1. Analisis kualitatif senyawa flavonoid dan alkaloid .................. 53
2. Analisis kualitatif senyawa asam lemak ................................... 54
D. Pembuatan Emulsi Tonik Rambut .................................................. 55
E. Uji Tipe Emulsi ............................................................................... 60
1. Metode staining......................................................................... 60
2. Metode pengenceran ................................................................. 61
F. Sifat Fisik Emulsi Tonik rambut ..................................................... 62
1. Daya sebar................................................................................. 66
a. Hasil uji statistik untuk model persamaan .......................... 67
b. Hasil uji statistik ANOVA .................................................. 67
2. Viskositas .................................................................................. 68
a. Hasil uji statistik untuk model persamaan .......................... 69
b. Hasil uji statistik ANOVA .................................................. 69
3. Persentase pemisahan................................................................ 71
a. Hasil uji statistik untuk model persamaan .......................... 72
b. Hasil uji statistik ANOVA .................................................. 73
G. Prediksi Komposisi Optimum Formula .......................................... 73
1. Contour plot daya sebar ............................................................ 74
2. Contour plot viskositas ............................................................. 75
3. Contour plot persentase pemisahan .......................................... 76
H. Stabilitas Emulsi Tonik Rambut Ekstrak Etanol-air Kemiri........... 76
1. Viskositas .................................................................................. 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
2. Daya sebar................................................................................. 79
3. Persentase pemisahan................................................................ 81
4. Rata-rata ukuran droplet............................................................ 83
I. Ketidakstabilan Emulsi Secara Biologi .......................................... 85
J. Uji Iritasi Primer ............................................................................. 86
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN..................................................... 87
A. Kesimpulan ..................................................................................... 87
B. Saran................................................................................................ 87
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 88
LAMPIRAN................................................................................................ 94
BIOGRAFI PENULIS ................................................................................ 135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Rancangan desain faktorial dengan dua faktor dan dua level........ 33
Tabel II. Formula emulsi tonik rambut ekstrak etanol biji kemiri 100 g .... 43
Tabel III. Formula percobaan desain faktorial (200 g) ............................... 43
Tabel IV. Formula emulsi tonik rambut ekstrak etanol biji kemiri............. 43
Tabel V. Warna bercak senyawa flavonoid ................................................ 53
Tabel VI. Persentase pemisahan emulsi tonik rambut ................................ 63
Tabel VII. Hasil pengukuran sifat fisik emulsi tonik rambut...................... 64
Tabel VIII. Efek VCO, sorbitol, dan interaksi keduanya dalam
menentukan sifat fisik emulsi................................................... 65
Tabel IX. Hasil uji ANOVA daya sebar ..................................................... 67
Tabel X. Hasil uji ANOVA viskositas........................................................ 69
Tabel XI. Hasil uji ANOVA persentase pemisahan ................................... 73
Tabel XII. Karakterisasi stabilitas emulsi tonik rambut.............................. 77
Tabel XIII.Hasil uji normalitas viskositas Saphiro Wilk ............................ 78
Tabel XIV.Hasil uji Wilcoxon viskositas setelah 48 jam pembuatan
dan 25 hari penyimpanan ......................................................... 79
Tabel XV. Hasil uji normalitas daya sebar Saphiro Wilk........................... 80
Tabel XVI. Hasil uji Wilcoxon daya sebar ................................................. 81
Tabel XVII.Hasil uji normalitas Saphiro Wilk persentase pemisahan ....... 82
Tabel XVIII. Hasil uji Wilcoxon persentase pemisahan............................. 83
Tabel XIX. Hasil uji normalitas Saphiro Wilk rata-rata ukuran droplet..... 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Tabel XX. Hasil Paired t test rata-rata ukuran droplet ............................... 85
Tabel XXI. Hasil pengujian pH dan indeks iritasi primer emulsi tonik
rambut....................................................................................... 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Biji kemiri ................................................................................. 8
Gambar 2. Posisi rambut pada kulit ............................................................ 16
Gambar 3.Struktur folikel rambut ............................................................... 17
Gambar 4. Siklus pertumbuhan rambut ...................................................... 18
Gambar 5. Struktur Sorbitol........................................................................ 28
Gambar 6. Struktur molekul Span 80.......................................................... 29
Gambar 7. Struktur molekul Tween 80....................................................... 30
Gambar 8. Struktur molekul Etanol ............................................................ 31
Gambar 9. Struktur molekul BHT............................................................... 31
Gambar 10. Skema alur penelitian .............................................................. 40
Gambar 11. Perbandingan struktur luar dan struktur dalam biji kemiri
serta perbandingan minyak yang dihasilkan dari biji kemiri ... 49
Gambar 12. Analisis kualitatif senyawa alkaloid (uji Dragendorrf) dan
senyawa flavanoid (Deteksi UV 366 nm sebelum dan sesudah
diuap NH3, pereaksi semprot sitoborat..................................... 54
Gambar 13. Analisis kualitatif senyawa asam lemak sebelum dan sesudah
diuap iodium............................................................................. 54
Gambar 14.Interaksi antara Span 80 dan Tween 80 pada permukaan
emulsi A/M............................................................................... 58
Gambar 15.Uji tipe emulsi dengan metode staining menggunakan
methylene blue dilihat dengan mikroskop perbesaran 40 x 10 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Gambar 16. Uji tipe emulsi dengan metode pengenceran........................... 61
Gambar 17. Grafik hubungan antara VCO dan sorbitol terhadap daya sebar
emulsi tonik rambut ............................................................... 66
Gambar 18. Grafik hubungan antara VCO dan sorbitol terhadap viskositas
emulsi tonik rambut ............................................................... 68
Gambar 19. Grafik hubungan antara VCO dan sorbitol terhadap
profil persentase pemisahan emulsi tonik rambut ................ 71
Gambar 20. Contour plot daya sebar emulsi tonik rambut ekstrak kemiri . 74
Gambar 21. Contour plot viskositas emulsi tonik rambut ekstrak kemiri .. 75
Gambar 22. Contour plot persentase pemisahan emulsi tonik rambut ekstrak
etanol-air kemiri..................................................................... 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan rendemen ekstrak etanol-air kemiri.................... 94
Lampiran 2. Perhitungan nilai Rf................................................................ 94
Lampiran 3. Perhitungan HLB dan formula ............................................... 94
Lampiran 4. Notasi desain faktorial ............................................................ 95
Lampiran 5. Data uji sifat fisis emulsi tonik rambut ekstrak etanol-air
kemiri ..................................................................................... 95
Lampiran 6. Perhitungan efek emulsi tonik rambut ekstrak etanol-air kemiri 96
Lampiran 7. Perhitungan persamaan desain faktorial secara ANOVA
menggunakan Ubuntu-10.04_DesFaktor-0.9........................ 97
Lampiran 8. Uji normalitas, Paired t test dan wilcoxon............................. 99
Lampiran 9. Data pendukung uji sifat fisis dan stabilitas emulsi tonik
rambut ekstrak etanol-air biji kemiri ..................................... 112
Lampiran 10. Uji iritasi primer pada kelinci albino.................................... 113
Lampiran 11. Dokumentasi......................................................................... 114
Lampiran 12. Data MSDS bahan-bahan yang digunakan........................... 119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
INTISARI
Penelitian tentang prediksi komposisi optimum sorbitol dan virgincoconut oil (VCO) sebagai penetration enhancer dalam formula emulsi A/M tonikrambut ekstrak etanol-air biji kemiri (Aleurites moluccana (L.) Willd.) : aplikasidesain faktorial bertujuan untuk mendapatkan formula dengan komposisi VCOdan sorbitol yang optimum dalam sediaan tonik rambut ekstrak etanol-air bijikemiri. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui ada tidaknyapengaruh VCO, sorbitol atau interaksi keduanya terhadap sifat fisis dan stabilitassediaan emulsi tonik rambut ekstrak etanol-air biji kemiri.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni menggunakanrancangan percobaan desain faktorial dua faktor dan dua level yaitu sorbitol(level rendah 10 g dan level tinggi 20 g) dan VCO (level rendah 20 g dan leveltinggi 30 g). Parameter sifat fisis sediaan emulsi tonik rambut yang diuji meliputiviskositas, daya sebar,dan persentase pemisahan emulsi sedangkan stabilitassediaan tonik rambut dengan menggunakan profil ukuran droplet dan profilpersentase pemisahan emulsi setelah penyimpanan 28 hari serta uji iritasi primeruntuk mengevaluasi terjadinya reaksi iritasi kulit menggunakan metode Draize.Data dianalisis secara statistik menggunakan Ubuntu-10.04_DesFaktor-0.9 untukmengetahui signifikansi (p<0.05) dari setiap faktor dan interaksinya dalammemberikan efek. Untuk mendapatkan area komposisi optimum digunakansuperimposed contour plot.
Dari penelitian ini diprediksi bahwa VCO merupakan faktor yangsignifikan berpengaruh dalam menentukan sifat fisik emulsi tonik rambut ekstraketanol-air biji kemiri yang meliputi daya sebar, dan viskositas serta stabilitasemulsi. Selain itu, dari hasil contour plot superimposed tidak ditemukankomposisi optimum sorbitol dan VCO dalam formula emulsi tonik rambut ekstraketanol-air biji kemiri. Berdasarkan uji Draize, formula emulsi tonik rambutekstrak kemiri tidak memberikan efek iritasi pada kulit.
Kata Kunci : virgin coconut oil (VCO), sorbitol, emulsi A/M tonik rambut,ekstrak etanol-air biji kemiri, desain faktorial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
ABSTRACT
The research about prediction optimum composition of sorbitol as andvirgin coconut oil (VCO) as penetration enhancer in A/M hair tonic emulsionformula of ethanol-water extract of Aleurites moluccana (L.) Willd. seed:factorial design application was aimed to get prediction of optimum hair tonicemulsion formula of ethanol-water kemiri extract. This research is also done todetermine which of the factors : VCO, sorbitol, and their interaction whichpredominantly affects the physical properties and physical stability.
This research used eksploratif pure experimental device and formulaoptimation that was done by using factorial design method with double variable.The optimation is conducted to VCO and sorbitol as penetration enhancer, withthe physical properties of hair tonic that is tested include viscosity, spreadability,creaming presentation and stability of hair tonic by using viscosity profile, dropletsize profile, creaming presentation profile and primary irritation test to evaluatethe reaction of skin irritation by using the Draize method in albino rat. The resultwill be analyzed statistically by using Ubuntu-10.04_DesFaktor-0.9 software todetermine factor’s significancy. Superimposed contour plot was used to determineoptimum composition area.
The result of this research was indicated that VCO was predicted as thesignificant factor in determining the physical characteristic of the hair tonic byovering spreadability, viscosity, and stability of the hair tonic of ethanol-waterkemiri extract. In the other hand, from the result of the super imposed contour plotwas not found an optimum area in hair tonic emulsion formula of ethanol-waterkemiri extract, and in primary irritation test, hair tonic of ethanol-water kemiriextract did not give the irritation effect at skin.
Key word : virgin coconut oil (VCO), sorbitol, A/M hair tonic emulsion, ethanol-water kemiri extract, factorial design
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Rambut merupakan mahkota dan simbol penampilan bagi pria dan wanita
yang berperan penting dalam melindungi kulit kepala terhadap faktor luar, yaitu
suhu dingin, panas dan sinar matahari (Barel, Paye and Maibach, 2001). Oleh
karena itu, rambut perlu dirawat dengan baik. Kerontokan rambut menjadi
masalah penting yang dapat mengganggu penampilan. Penggunaan shampoo dan
conditioner dalam merawat rambut yang merupakan sel hidup tidak cukup untuk
mengatasi masalah tersebut, maka untuk merawat rambut dengan baik salah
satunya adalah dengan menggunakan tonik rambut.
Banyak penelitian yang meneliti tentang penggunaan bahan alam sebagai
penumbuh rambut. Salah satu bahan alam yang pernah diteliti adalah kemiri
(Aleurites moluccana L. Willd.). Kemiri (Aleurites moluccana L. Willd.)
merupakan tanaman familia Euphorbiaceae yang tersebar luas di daerah tropis
dan subtropis (Elevitch, and Manner, 2006). Biji kemiri digunakan untuk
menghitamkan dan menumbuhkan rambut (Leliqia,2003). Ekstrak kemiri
diketahui mengandung karbohidrat, protein, asam lemak, flavonoid dan saponin
(Hutapea, 2003 cit Leliqia, 2003). Menurut Ulfah (2003), konsentrasi 5% ekstrak
etanol-air 70% biji kemiri terbukti memiliki aktivitas perangsang pertumbuhan
rambut pada kelinci jantan galur lokal dan dari hasil uji kualitatif menggunakan
KLT diketahui ekstrak kemiri diduga mengandung senyawa golongan flavonoid,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
alkaloid,saponin, lemak, steroid, antrakinon dan asam amino. Senyawa flavonoid
yang ada dalam ekstrak etanol-air biji kemiri merupakan golongan aglikon
flavonoid non polar jenis isoflavon yang tak mengandung 5-OH bebas dengan
gugus metil dan metoksi, dan kemungkinan memiliki gugus hidroksil pada posisi
6 atau 8 atau pada keduanya dan pada cincin B (Leliqia, 2003). Ekstrak kemiri
umumnya merupakan ekstrak minyak (lipofilik) sehingga jika diaplikasikan
secara langsung di kulit kepala dan mengenai rambut, maka akan memberikan
kesan sangat berminyak dan lengket. Penggunaan seperti ini dianggap kurang
efisien dan kurang memiliki nilai estetika serta akan menimbulkan rasa yang
kurang nyaman bagi penggunanya. Di sisi lain, ekstrak kemiri memiliki bau yang
tidak enak sehingga dapat menurunkan aceptabilitas sediaan. Untuk mengatasi
hal-hal yang tidak diinginkan tersebut dan mempermudah pengaplikasian ekstrak
kemiri secara topikal, maka perlu diformulasikan dalam bentuk sediaan.
Formulasi dalam bentuk sediaan krim pernah dilakukan oleh Yuniaty
(2010), tetapi sediaan tersebut memiliki kekurangan yaitu timbul rasa tidak
nyaman saat digunakan. Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti melakukan
formulasi ekstrak etanol-air kemiri dalam bentuk sediaan tonik rambut dengan
alasan mudah dalam penggunaannya dan tidak menimbulkan rasa lengket pada
kulit seperti pada sediaan krim atau salep. Sediaan tonik rambut ini
diformulasikan dalam bentuk emulsi tipe A/M karena dapat mengakomodasi
bercampurnya ekstrak kemiri dan virgin coconut oil yang terlarut dalam fase
minyak dan sorbitol yang terlarut dalam fase air. Selain itu, fase luar emulsi
adalah fase minyak sehingga sediaan akan menjadi lebih mudah berinteraksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dengan lapisan stratum corneum yang bersifat lipofil dan kemudian memudahkan
penetrasinya ke dalam lapisan kulit. Lapisan kulit terluar kepala (stratum
corneum) mempunyai lapisan keratin. Adanya lapisan keratin ini mengakibatkan
suatu zat sulit untuk berpenetrasi ke dalam sel target (Dehaven, 2007). Oleh
karena itu, peneliti menambahkan penetration enhancer dalam formula tonik
rambut ekstrak kemiri untuk meningkatkan efektivitas dari sediaan. Pembawa
minyak banyak digunakan dalam formulasi sediaan tersebut, salah satunya adalah
virgin coconut oil (VCO).
VCO memiliki rantai asam lemak sedang (MCFA) (Yusvita, L. Y. ,
2009) sehingga bersifat lipofil dan dapat berfungsi sebagai penetration enhancer
serta dapat diaplikasikan untuk perawatan rambut dan kulit kepala (Rowe, et al.,
2009). Penetration enhancer dapat mempercepat pertumbuhan rambut karena
dapat membantu ekstrak etanol-air biji kemiri untuk menembus stratum corneum
dan masuk ke dalam dermis kemudian akhirnya mencapai folikel rambut (Parikh,
Ciotti, 2009). VCO juga merupakan minyak kelapa yang diolah tanpa pemanasan
yang dapat memberikan efek yang baik pada semua jaringan tubuh terutama
jaringan ikat yang memberikan elastisitas kulit. Struktur molekul VCO yang
sangat kecil dapat mempermudah penyerapannya oleh rambut dan kulit (Sukartin,
2005 cit Asmara, 2008). VCO yang bersifat lipofil dengan rantai asam lemak
sedang tersebut dapat mempengaruhi kualitas sediaan yang dihasilkan khususnya
viskositas sediaan sehingga penambahan VCO dalam formula perlu dioptimasi.
Formula emulsi tonik rambut ini juga menggunakan sorbitol sebagai
penetration enhancer yang mempermudah obat penetrasi ke dalam kulit (Allen,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
2002). Sorbitol digunakan sebagai penetration enhancer dalam penelitian ini
karena penggunaannya cukup luas dalam berbagai sediaan cair semi padat dan
aman (tidak toksik). Konsentrasi sorbitol untuk penggunaan emulsi topikal yaitu
2-18% (Rowe, et.al.,2009). Penggunaan sorbitol sebagai penetration enhancer
dalam formula sediaan emulsi tonik rambut perlu dioptimasi mengingat sifat
sorbitol yang higroskopis sehingga akan meningkatkan kandungan air pada
produk akhir yang dapat mempengaruhi sifat fisik sediaan tersebut. Selain itu,
konsentrasi penetration enhancer yang terlalu tinggi pada penggunaan secara
topikal dapat menghilangkan kelembaban dari kulit sehingga dapat menghidrasi
kulit (Aulton, 1994 l ; Rosen, 2005 ).
Penelitian ini menggunakan desain faktorial karena metode ini sesuai
untuk menentukan formula optimum sediaan emulsi tonik rambut dimana faktor
yang akan dideterminasi yaitu penetration enhancer sorbitol dan VCO dalam
berbagai konsentrasi. Pengaruh faktor terhadap respon diukur dengan uji statistik
analysis of variance menggunakan software Ubuntu-10.04_DesFaktor-0.9.
Metode ini dapat digunakan untuk mengetahui efek tiap faktor dan interaksi
keduanya. Superimposed contour plot dari model persamaan yang signifikan tiap
faktor digunakan untuk memprediksi area komposisi optimum. Penelitian ini
merupakan penelitian bersama dengan berbagai jenis penetration enhancer tetapi
penulis hanya fokus pada formulasi dengan penetration enhancer sorbitol.
1. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang diangkat
penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
a. Apakah virgin coconut oil, sorbitol atau interaksi keduanya berpengaruh
signifikan terhadap sifat fisik dan stabilitas emulsi tonik rambut ekstrak
kemiri?
b. Apakah didapatkan prediksi area komposisi optimum virgin coconut oil dan
sorbitol sebagai penetration enhancer dengan sifat fisik emulsi tonik rambut
yang dikehendaki dalam pembuatan emulsi tonik rambut ekstrak kemiri?
c. Apakah formula emulsi tonik rambut ekstrak etanol-air biji kemiri
memberikan efek iritasi pada kulit dengan pengujian Draize test?
2. Keaslian penelitian
Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan oleh penulis, penelitian
tentang prediksi komposisi optimum sorbitol dan virgin coconut oil (VCO)
sebagai penetration enhancer dalam formula emulsi tonik rambut ekstrak
etanol-air biji kemiri (Aleurites moluccana (L.) Willd) : aplikasi desain
faktorial belum pernah dilakukan. Penelitian terkait antara lain yaitu aktivitas
ekstrak etanol-air biji kemiri (Aleurites moluccana (L.) Willd) sebagai pemacu
pertumbuhan rambut kelinci putih jantan serta uji kualitatif kandungan kimia,
pengaruh fraksi air ekstrak etanol-air biji kemiri (Aleurities moluccana (L.)
Willd.) terhadap pertumbuhan rambut kelinci putih jantan serta isolasi dan
identifikasi flavonoid penyusunnya, stabilitas fisik formula krim tipe o/w
ekstrak etanol-air 70% biji kemiri (Aleurites moluccana (L.) Willd.) sebagai
penumbuh rambut selama penyimpanan, optimasi komposisi propilen glikol
dan sorbitol sebagai humectant dalam formula krim anti hair loss ekstrak saw
palmetto (Serenoa repens) : aplikasi desain faktorial dan optimasi formula krim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
anti hair loss ekstrak saw palmetto (Serenoa repens) dengan humectant gliserol
dan sorbitol : aplikasi desain faktorial.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah
khasanah ilmu pengetahuan tentang bentuk sediaan emulsi tonik rambut dari
ekstrak kemiri menggunakan virgin coconut oil dan sorbitol sebagai
penetration enhancer.
b. Manfaat praktis. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan
bentuk sediaan kosmetik berupa tonik rambut ekstrak kemiri yang praktis,
tidak mengiritasi kulit, dan dapat diterima oleh masyarakat.
c. Manfaat metodologis. Dari penelitian ini diharapkan dapat
menambah informasi dalam bidang kefarmasian mengenai penggunaan metode
desain faktorial dalam menentukan komposisi optimum dan mengamati efek
penggunaan virgin coconut oil dan sorbitol sebagai penetration enhancer
terhadap sifat fisik dan stabilitas sediaan emulsi tonik rambut.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan emulsi
tonik rambut dari ekstrak kemiri dengan penetration enhancer virgin coconut
oil dan sorbitol yang mempunyai sifat fisik yang stabil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Tujuan khusus
Secara khusus tujuan penelitian ini adalah :
a. mengetahui efek yang dominan antara VCO, sorbitol dan interaksi keduanya
terhadap sifat fisik dan stabilitas emulsi tonik rambut ekstrak kemiri
b. mengetahui area komposisi optimum penetration enhancer VCO dan
sorbitol pada contour plot superimposed sifat fisik emulsi tonik rambut
dalam pembuatan emulsi tonik rambut ekstrak kemiri
c. mengetahui keamanan sediaan emulsi tonik rambut ekstrak etanol-air biji
kemiri terkait adanya kemungkinan efek iritasi pada kulit dengan pengujian
Draize test.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Kemiri
1. Keterangan Botani
Nama ilmiah tanaman ini adalah Aleurities moluccana (L.) Willd.,
sinonim Aleurities triloba Forst. Nama daerah tanaman ini yaitu kereh, kumili,
hambiri, kemiri, gambiri, buwa kare, buwah keras, buah tondeh, buwa hare,
dudulaa, sapiri (Sumatra), kemiri, muncang, derekan, pidekan (Jawa), derekan,
kamere, kawilu (Nusa Tenggara), bintalo (Sulawesi), kamili, buah kareh,
kemiling, saketa (Maluku) (Dirjen POM RI, 1995). Kemiri termasuk divisio
Spermatophyta, subdivisio Angiospermae, kelas Dicotyledonae, ordo
Gerabiales, famili Euphorbiaceae dan genus Aleurites (Hutapea, 1993).
Buah kemiri berbentuk kotak, bulat telur, beruas-ruas, panjang ± 7 cm,
lebar ± 6,5 cm, masih muda hijau setelah tua coklat, berkeriput. Biji bulat,
berkulit keras, berusuk, atau beralur, diameter ± 3,5 cm, berdaging, berminyak,
putih kecoklatan. Akarnya tunggang dan berwarna coklat (Hutapea, 1993).
Gambar 1. Biji Kemiri (diakses dari www.tnalaspurwo.org)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2. Kandungan kimia
Biji kemiri mengandung karbohidrat, air, protein, mineral, vitamin dan
lemak (Anonim, 2002 cit Leliqia, 2003). Daging biji,daun dan akar kemiri
mengandung saponin, polifenol dan flavonoid. Daging bijinya juga
mengandung minyak lemak (Hutapea, 1993). Uji kualitatif pada biji kemiri
mengandung flavonoid, antrakinon, alkaloid, saponin, asam amino, minyak
lemak dan steroid (Ulfah, 2003).
Bagian biji mengandung minyak sebesar 55-56% dan kadar dalam
tempurung sebesar 60%. Asam lemak yang terkandung dalam minyak terdiri
dari 55% asam palmitat; 6,7% stearat; 10,5% oleat; 48,5% linoleat dan 28,5%
linolenat. Asam lemak palmitat dan stearat termasuk golongan asam lemak
jenuh sedangkan asam oleat, linoleat dan linolenat termasuk golongan asam
lemak tidak jenuh (Ketaren, 1986 cit Yuniaty, 2010).
3. Kegunaan di masyarakat
Buah kemiri tidak dapat langsung dimakan karena beracun, yang
disebabkan oleh toxalbumin. Daging buah kemiri digunakan sebagai bumbu
dalam jumlah yang relatif kecil. Minyak kemiri dapat digunakan sebagai
minyak rambut dan di Pulau Jawa digunakan sebagai bahan pembatik dan
untuk penerangan (Ketaren, 1996 cit Leliqia,2003). Kulitnya dipakai sebagai
obat berak berdarah (mejan) dan sariawan (air perasan dicampur dengan
kelapa). Bijinya berkhasiat sebagai obat pencahar (ditumbuk, dibakar menjadi
abu) dan dipakai untuk menumbuhkan rambut (Dharma, 1985 cit Leliqia,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2003). Kulit kayu kemiri mempunyai khasiat lain sebagai antitumor , urus-urus
(Hutapea, 1993).
4. Ekstrak etanol-air kemiri
Ekstrak etanol-air kemiri adalah ekstrak yang diperoleh dari hasil
maserasi biji kemiri menggunakan pelarut etanol 70%. Konsentrasi 5% ekstrak
etanol-air 70% biji kemiri terbukti memiliki aktivitas perangsang pertumbuhan
rambut pada kelinci jantan galur lokal dan dari hasil uji kualitatif menggunakan
KLT diketahui ekstrak kemiri diduga mengandung senyawa golongan
flavonoid, alkaloid, saponin, lemak, steroid, antrakinon dan asam amino
(Ulfah, 2003). Senyawa flavonoid yang ada dalam ekstrak etanol-air biji kemiri
merupakan golongan aglikon flavonoid non polar jenis isoflavon yang tak
mengandung 5-OH bebas dengan gugus metil dan metoksi, dan kemungkinan
memiliki gugus hidroksil pada posisi 6 atau 8 atau pada keduanya dan pada
cincin B (Leliqia, 2003).
5. Mekanisme Ekstrak Kemiri dalam Merangsang Pertumbuhan Rambut
Ekstrak etanol-air biji kemiri mengandung senyawa golongan
flavonoid, alkaloid, saponin, lemak, steroid, antrakinon dan asam amino
(Ulfah, 2003). Flavonoid diketahui memiliki beberapa aktivitas antara lain
yaitu sebagai vasodilator, estrogenik, dan antifungi ( Robinson, 1991;Achmad
et.al., cit Leliqia,2003).
Efek vasodilator dapat memperlancar peredaran darah pada kulit
sehingga memperlancar pengiriman nutrisi ke papila rambut. Nutrisi tersebut
sangat diperlukan untuk pertumbuhan rambut. Efek estrogenik dapat memacu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
pembentukan hormon estrogen yang berperan dalam pertumbuhan rambut yaitu
dengan memperlama masa pertumbuhan rambut (masa anagen) sedangkan efek
antifungi dapat menekan pertumbuhan jamur yang merugikan (Leliqia, 2003).
Selain itu, flavonoid memiliki efek dapat menghambat bakteri,
bakterisid dan antivirus (Achmad dkk., 1990 cit Ulfah, 2003). Oleh karena itu,
senyawa ini dapat digunakan untuk mencegah kerontokan rambut akibat
bakteri atau virus selain mempercepat pertumbuhan rambut (Sariasih, 1996).
Flavonoid pada dasarnya merupakan senyawa fenol / polifenol. Dalam sediaan
kosmetik rambut, fenol berperan sebagai keratolitik, desinfektan, efek stimulan
dan dapat berfungsi untuk memacu penyerapan bahan-bahan lain dari sediaan
tersebut (Jellinek, 1970). Jenis flavonoid yang terdapat dalam ekstrak kemiri
adalah isoflavon (Leliqia, 2003). Isoflavon dapat menghambat aktivitas enzim
5α-reductase yang mengkatalisis konversi hormon testosteron menjadi 5α-
dihydrotestosterone dan enzim aromatase P450 yang memfasilitasi konversi
testosteron menjadi estradiol (Pilsakova, Riecansky, and Jagla, 2010). Enzim
5α-reductase berperan dalam terjadinya human disorders antara lain alopecia,
benign prostatic hyperplasia, acne dan hirsutism (Hiipakka, Zhang, Dai, Dai
and Liao, 2002). Enzim 5α-reductase mengubah testosteron menjadi
dihydrotestosteron (DHT) dan androstenedione menjadi testosteron (dan
beberapa DHT) (Elsner and Maibach, 2000). Enzim ini memiliki dua isoforms
yaitu tipe 1 dan tipe 2 (Wood and Price, 1999). Tipe 1 isozyme memiliki broad
basic pH optimum dan low affinity for testosterone sedangkan tipe 2 isozyme
memiliki acidic pH optimum dan high affinity for testosterone (Hiipakka,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Zhang, Dai, Dai, and Liao, 2002). Tipe 1 isozyme terdapat pada otak, hati,
non-genital skin dan dermal papilla folikel rambut, sedangkan tipe 2 isozyme
terdapat pada androgen-dependent tissue yaitu prostat, epididimis dan vesikula
seminalis (Kumar, Chaiyasut, Rungseevijitprapa and Suttajit, 2010). Kedua
isozyme tersebut bekerja bersama enzim lainnya dan meregulasi transformasi
steroid spesifik pada kulit (Wood and Price, 1999). Peningkatan DHT dan
aktivitas enzim 5α-reductase menyebabkan balding (kebotakan).
Dihydrotestosteron akan berikatan dengan reseptor androgen pada kulit kepala
membentuk kompleks hormon-reseptor yang mengaktifkan gen untuk
transformasi terminal follicles menjadi miniaturized follicles (Wood and Price,
1999) dan memblok blood supply (Taylor, 2008). Akibatnya, folikel rambut
memasuki resting stage siklus pertumbuhan rambut lebih cepat daripada
keadaan normal (Taylor, 2008). Dalam beberapa kali siklus rambut, durasi fase
anagen akan semakin pendek dan folikel rambut semakin mengecil, produksi
semakin pendek, finer hairs yang menutupi kulit kepala semakin sedikit (Wood
and Price, 1999) bahkan folikel rambut menjadi dormant dan siklus
pertumbuhan rambut berhenti (Taylor, 2008).
Enzim aromatase juga berperan penting dalam mengubah androgen
(testosteron) menjadi estrogen (estradiol) dan jumlahnya lebih banyak pada
kulit kepala wanita dibanding pria. Enzim ini terdapat pada outer root sheath
folikel rambut (Elsner and Maibach, 2000). Penurunan level cytochrome P-450
aromatase menyebabkan androgenetic alopecia pada kulit kepala daerah
frontal daripada daerah oksipital (Wood and Price, 1999).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Lemak-lemak dan steroid yang digolongkan ke dalam lipid berfungsi
melumasi batang rambut dan kulit kepala sehingga melindungi rambut dari
kekeringan dan kehilangan kandungan lembab. Kulit rambut yang kering dan
rusak mengandung banyak ion-ion negatif yang menimbulkan muatan listrik
statis sehingga menjadi beterbangan jika disisir dalam keadaan rambut kering.
Dalam sediaan kosmetik untuk rambut, lemak-lemak digunakan dalam bentuk
kondisioner untuk memberikan kesan halus dan mengkilap pada rambut (Ulfah,
2003).
Alkaloid memiliki aktivitas biologis sebagai iritan yaitu dapat
meningkatkan sirkulasi darah sehingga pasokan zat-zat makanan yang
diperlukan untuk pertumbuhan rambut menjadi banyak sehingga akan
mempercepat pertumbuhan rambut (Dwiwahyuni, 2001).
B. Ekstrak dan Ekstraksi
1. Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan menyari zat aktif
dari simplisia nabati atau hewani dengan pelarut yang sesuai, lalu semua atau
hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa
diperlakukan sedemikian rupa sehingga memenuhi baku baku yang telah
ditetapkan (Dirjen POM RI, 1995).
2. Ekstraksi
Metode dasar dari ekstraksi obat adalah maserasi dan perkolasi.
Metode ekstraksi dipilih berdasarkan beberapa faktor seperti sifat dari bahan
mentah obat dan daya penyesuaian dengan tiap jenis metode ekstraksi serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
kepentingan dalam memperoleh ekstrak yang sempurna atau mendekati
sempurna dari obat. Cairan pelarut dalam proses pembuatan ekstrak adalah
pelarut yang optimal untuk senyawa kandungan yang berkhasiat atau yang aktif
sehingga senyawa tersebut dapat terpisahkan dari bahan dan dari senyawa
kandungan yang lainnya serta ekstrak hanya mengandung sebagian besar
senyawa kandungan yang diinginkan (Ansel, 1989). Etanol dipertimbangkan
sebagai penyari karena selektif, kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol
20% ke atas, tidak beracun, netral, absorpsinya baik, dapat bercampur dengan
air pada segala perbandingan dan panas yang diperlukan untuk pemekatan
lebih sedikit. Etanol dapat melarutkan alkaloida basa, minyak menguap,
glikosida, flavonoid, steroid, kurkumin, kumarin, antrakinon, damar dan
klorofil (Hargono, 1986).
Maserasi adalah penyarian secara sederhana dengan cara merendam
serbuk simplisia dalam cairan penyari yang akan menembus dinding sel dan
masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif sehingga zat aktif akan
larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi larutan zat aktif di dalam
dengan di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak keluar. Penyarian
tersebut terjadi berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara
larutan di dalam dan di luar sel. Modifikasi maserasi yaitu remaserasi. Dalam
metode ini, cairan penyari dibagi dua bagian. Serbuk simplisia dimaserasi
dengan cairan penyari pertama, sesudah dienap tuangkan dan diperas, ampas
dimaserasi lagi dengan cairan penyari kedua (Hargono, 1986).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Pada penyarian dengan metode maserasi perlu dilakukan pengadukan
untuk meratakan konsentrasi larutan di luar butir serbuk simplisia sehingga
dengan pengadukan tersebut tetap terjaga adanya derajat perbedaan konsentrasi
yang sekecil-kecilnya antara larutan di dalam sel dengan di luar sel
(Hargono,1986). Ampas dipisahkan dengan menapis atau menyaring dimana
ampas telah dibilas, bebas dari ekstrak, dengan penambahan menstruum
melalui saringan ke dalam seluruh ekstrak dalam wadahnya (Ansel, 1989).
C. Rambut
Rambut adalah batang sel gepeng mati, berisi keratin dan memiliki peran
utama sebagai pelindung. Akar rambut (bulbus) terkubur dalam lubang (folikel)
(Parker, 2007). Folikel rambut terdiri dari central dermal papilla dan dikelilingi
oleh matriks rambut (Barel, Paye and Maibach, 2001 ). Folikel rambut dibatasi
oleh epidermis sebelah atas. Pada folikel rambut terdapat otot polos kecil sebagai
penegak rambut . Rambut terdiri dari rambut panjang di kepala, pubis dan jenggot
; rambut pendek di lubang hidung, liang telinga dan alis ; rambut bulu lanugo di
seluruh tubuh ; rambut seksual di pubis dan aksila (ketiak) (Syaifuddin, 2006).
Saat sel baru bertambah banyak di bagian akar, rambut memanjang dari bawah.
Rambut kulit kepala memanjang sekitar 0,3 mm setiap hari. Namun
demikian, rambut tidak tumbuh terus-menerus. Setelah tiga sampai empat tahun,
folikel masuk dalam fase istirahat dan rambut terlepas dari dasarnya. Tiga sampai
enam bulan kemudian, folikel aktif kembali dan mulai menghasilkan rambut baru
(Parker, 2007). Tipe rambut ada tiga yaitu vellus, terminal dan intermediate. Ciri
vellus hairs yaitu pendek, fine (diameter < 0,3 mm), soft, tidak terpigmentasi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
unmedullated. Ciri terminal hairs yaitu lebar (diameter > 0,3 mm), darkly
pigmented, medullated, sedangkan intermediate hairs medullated dan
mengandung beberapa pigmen (lebih sedikit dibanding pada terminal hairs)
(Elsner and Maibach, 2000).
Struktur rambut dari bagian tengah hingga permukaan luar terdiri dari
medula, korteks, dan kutikula rambut. Korteks membentuk bagian utama rambut.
Sel ini mengakumulasi keratin hingga konsentrasi tinggi, tidak rusak seperti
permukaan epidermis, bahkan inti selnya semakin tebal (Barel, Paye and
Maibach, 2001 ).
Gambar 2. Posisi rambut pada kulit (Wibawa, 2012)
Folikel rambut ada empat tipe yaitu terminal, vellus, miniaturized dan
senescent. Folikel terminal mengandung terminal hair sedangkan folikel vellus
tidak. Folikel miniaturized yaitu beberapa folikel terminal yang kehilangan
kemampuan untuk memproduksi terminal hairs bahkan vellus hairs. Folikel
senescent yaitu ketiga folikel yang tidak memproduksi rambut dan kehilangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
kemampuan secara histologi untuk memproduksi rambut (Elsner and Maibach,
2000).
Gambar 3. Struktur folikel rambut (Anonim a, 2012)
Siklus pertumbuhan rambut terdiri dari tiga bagian yaitu :
1. fase anagen (periode pertumbuhan)
Rambut diproduksi pada periode ini. Selama periode ini, papila dermal
semakin berkembang dan sel-sel matrix rambut mulai aktif membelah
sehingga rambut semakin panjang dan hair bulb mencapai jaringan
subdermal. Fase ini berlangsung selama 5-6 tahun.
2. fase katagen (berhentinya periode pertumbuhan)
Ketika pertumbuhan rambut mulai berhenti, folikel rambut mulai memasuki
fase katagen. Fase ini merupakan periode yang paling pendek dan diawali
ketika melanosit pada hair bulb berhenti memproduksi melanin. Selanjutnya,
pembelahan sel pada matrix rambut mulai menurun dan akhirnya berhenti.
Fase ini berlangsung selama 2-3 minggu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
3. fase telogen (fase istirahat)
Fase ini dimulai ketika sel-sel pada bagian utama folikel rambut dimakan
oleh makrofag. Akar rambut menjadi mengkerut dan arrector pili muscle
memendek menjadi ½ atau 1/3 panjang folikel rambut pada periode
pertumbuhan. Pada periode telogen, rambut yang baru mulai tumbuh dari
akar dan rambut tua rontok (hair loss). Rambut rontok 70-120 helai rambut
setiap hari. fase telogen berlangsung 2-3 bulan
(Mitsui, 1997).
Gambar 4. Siklus pertumbuhan rambut (Anonim b, 2012)
Faktor-faktor yang menyebabkan kerontokan rambut antara lain :
1. Penurunan fungsi folikel rambut yang disebabkan oleh hormon
Pada umumnya kerontokan rambut terjadi pada laki-laki. Hormon testeteron
berpengaruh pada folikel rambut dan metabolisme pada sel akar rambut.
Hormon tersebut di konversi menjadi DHT yang merupakan subtansi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
aktifitas biologi yang tinggi pada folikel rambut melalui mekanisme 5α -
reduktase. Mekanisme DHT ini yang merupakan penyebab utama terjadinya
kerontokan rambut.
2. Penurunan fungsi metabolisme folikel rambut dan hair bulb
Jika aliran darah pada pembuluh kapiler pada sekitar folikel rambut dan
dermal papilla berkurang, maka suplai nutrisi menuju dermal papilla dan
hair matrix juga akan berkurang. Hal ini menyebabkan terganggunya
metabolisme sel dan timbulnya efek samping pada pertumbuhan rambut.
3. Penurunan fungsi fisiologi scalp
Ketombe yang berlebihan dapat menutup pori-pori kulit kepala yang
merupakan tempat keluarnya rambut pada lapisan epidermis. Hal ini
menyebabkan efek samping pada pertumbuhan rambut. Jika kelenjar sebasea
pada folikel rambut menskresikan sebum yang berlebihan dan kemudian
sebum tersebut terdekomposisi oleh bakteri, maka dapat menyebabkan iritasi
pada kulit rambut, gatal-gatal, dan rambut rontok.
4. Kerusakan sirkulasi lokal yang disebabkan oleh tekanan pada scalp
Hilangnya fleksibilitas pada kulit kepala, akan menyebabkan reduksi aliran
darah pada pembuluh periperal di jaringan subkutan kulit kepala yang sangat
berpengaruh pada pertumbuhan rambut. kerontokan rambut dapat disebabkan
oleh defisiensi nutrisi stres, efek samping obat dan faktor genetik
(Mitsui, 1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
D. Sediaan Emulsi Tonik Rambut
Sediaan emulsi tonik rambut adalah bentuk sediaan kosmetika yang terdiri
dari satu cairan/lebih yang terdispersi dalam cairan lain dalam bentuk droplet
(Allen, 2002) dan berfungsi untuk melebatkan rambut atau merangsang
pertumbuhan rambut pada kepala yang mengalami kebotakan atau kerontokan
rambut (Balsam,1974). Sediaan emulsi mempunyai 2 tipe, yaitu emulsi minyak
dalam air (M/A) dan air dalam minyak (A/M). Jika fase minyak terdispersi dalam
fase air maka disebut emulsi tipe M/A, sedangkan jika fase air terdispersi dalam
fase minyak maka disebut emulsi tipe A/M (Voigt, 1994). Penggunaan tonik
rambut (hair tonic) telah lama dilakukan untuk menghindari kebotakan,
mengurangi sekresi minyak berlebih, memberi kelembaban pada rambut kering,
mencegah timbulnya ketombe dan untuk mengatasi kerontokan rambut (Balsam,
1974).
Hair tonic biasanya merupakan kombinasi sekurang-kurangnya 2 atau 3
komponen utama yaitu perangsang kelenjar minyak, rubifacient (perangsang
kulit) dan antiseptik. Sebagai perangsang kulit digunakan kloralhidrat (2-4%),
asam format (10-12%), kinin dan garamnya (0,1-1 %), tingtur kina (1-10%) dll.
Perangsang kelenjar minyak digunakan kinin dan garamnya, tingtur dari daun
jaborandi atau pilokarpin, resorsinol monoasetat, kolesterol, asam salisilat, etil
alkohol, metil enolat, sulfur dan lesitin, sedangkan untuk antiseptik digunakan
senyawa turunan fenol dan senyawa ammonium kuarterner, walaupun senyawa
lain seperti kinin, formaldehid dan etil isopropil alkohol juga menunjukkan
aktivitas antiseptik (Sagarin, 1957).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Penentuan tipe emulsi dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
1. Metode warna (staning), menggunakan pewarna yang larut air atau minyak,
yang pada salah satunya akan telarut, dan mewarnai fase kontinu. Fase kontinu
yang terwarnai dengan homogen merupakan fase kontinu emulsi yang diuji.
Contoh pewarna yang larut air adalah metilen biru. Contoh pewarna yang larut
minyak adalah Sudan III.
2. Metode pengenceran, fase luar emulsi diencerkan dengan minyak atau air. Jika
dengan pengocokan, emulsi tetap homogen maka fase luar yang diencerkan
dengan salah satu fase (air atau minyak) merupakan fase luar emulsi yang diuji.
3. Percobaan cincin, emulsi yang diuji diteteskan pada kertas saring, jika
membentuk cincin air di sekeliling tetesan maka merupakan tipe emulsi M/A.
4. Pengukuan daya hantar, emulsi M/A akan memberikan aliran listrik saat dua
kawat yang dihubungkan dengan sebuah baterai lampu senter dicelupkan ke
dalam emulsi (Voigt, 1994).
Mekanisme penetrasi molekul polar dan nonpolar ke dalam lapisan kulit
ada empat yaitu intercellular pathway, trancellular pathway, pilosebaceic
pathway dan polar pores pathway. Mekanisme penetrasi emulsi tonik rambut
ekstrak kemiri ke dalam lapisan kulit yaitu difusi melalui skin appendages
(pilosebaceic pathway) yaitu melalui folikel rambut dan pilosebaceous units.
Mekanisme pilosebaceic pathway digunakan untuk molekul yang sangat lipofil
dan digunakan kombinasi surfaktan dan glycols (Rosen, 2005). Sebum terdiri dari
lipid, fatty chains (saturated dan unsaturated). Pada pilosebaceous units, transport
sebum dari kelenjar sebasea ke folikel rambut melewati short sebaceous duct dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
berakhir pada permukaan kulit. Large sebaceous terasosiasi dengan vellous hair
dan unit ini disebut sebaceous follicles (Elsner and Maibach, 2000). Adanya short
sebaceous duct memungkinkan sediaan emulsi tonik rambut ekstrak kemiri
terpenetrasi ke dalam lapisan kulit melalui folikel (intrafollicular) kemudian akan
disalurkan ke papilla rambut melalui sebasea yang terintegrasi dengan folikel
rambut. Alcohol dan glysols merupakan promotor yang dapat meningkatkan
fluiditas lipid stratum corneum sehingga permeasi akan meningkat (Rosen, 2005).
Mekanisme surfaktan dalam membantu meningkatkan penetrasi ekstrak kemiri
yaitu :
1. surfaktan kontak dengan stratum corneum dan terdeposit pada lapisan
tersebut kemudian terjadi disorganizing structure stratum corneum
2. solubilizing atau removing material seperti lipid atau water-soluble
constituent ke permukaan lapisan stratum corneum
3. menjadi transport melalui stratum corneum. Efek ini terkait surfaktan dan
interaksi protein stratum corneum serta denaturasi epidermal keratin
(Rieger and Rhein, 1997).
E. HLB
Keseimbangan hydrophilic and lipophilic suatu emulgator akan
mempengaruhi tipe emulsi yang dihasilkan. Hydrophilic lipophilic balance (HLB)
digunakan untuk menentukan emulgator yang digunakan dalam sistem emulsi
(Aulton and Collet, 1990). Semakin lipofil suatu surfaktan, semakin rendah nilai
HLB (Voigt, 1994). Nilai HLB untuk tipe emulsi A/M adalah 3-6 (Aulton and
Collet, 1990).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
F. Penetration enhancer
Skin permeation enhancers menurunkan barrier resistance stratum
corneum dengan meningkatkan domain protein atau lipid. Skin penetration
enhancers dikelompokkan menjadi empat yaitu:
1. Chemical, contohnya azone, urea, fatty acids, ethanol, glycols. Anionic
surfactants, cationic surfactants, nonionic surfactants, polyols, essential oils,
terpene berpotensial sebagai chemical enhancement permeation.
2. Physical, contohnya teknik iontophoresis dan sonophoresis
3. Enzymatic. Penetration enhancer jenis ini akan menghambat enzim sintesis
lipid epidermal dan meningkatkan critical molar ratio dari stratum corneum
lipid. Contohnya acetyl CoA carboxylase
4. Vesicular carriers yaitu membuat microscopic vesicle spheres yang terintegrasi
dengan molekul zat aktif
(Rosen, 2005).
Mekanisme penetration enhancers yaitu :
1. Disruption struktur lipid stratum corneum
2. Interaksi dengan protein intercellular
3. Meningkatkan partisi obat, coenhancer atau pelarut ke dalam stratum corneum
(Pathan and Setty, 2009).
Fatty acid enhancers bekerja dengan meningkatkan fluiditas lipid protein
portion pada stratum corneum (Pathan and Setty, 2009). Karakteristik ideal
chemical penetration enhancers yaitu tidak toksik, non-iritasi, non-allergenic,
bekerja cepat, aktivitas dan durasi efek dapat diprediksi dan reprodusibel, tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
memiliki aktivitas farmakologi pada tubuh, bekerja unindirectionally, mudah
dibersihkan dari kulit, acceptable dengan appropriate after feel (Pathan and Setty,
2009).
G. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dapat digunakan untuk pemisahan
senyawa seperti senyawa organik alam, senyawa organik sintesis, kompleks
anorganik-organik dan ion anorganik. Kelebihan metode ini adalah pemakaian
pelarut dan cuplikan yang jumlahnya sedikit dan memungkinkan dilakukannya
penotolan berganda sehingga dapat langsung saling dibandingkan antar cuplikan
(Gritter dkk., 1991).
Pada analisis KLT, penentuan lokasi bercak dari komponen yang terpisah
dilakukan secara visual khususnya untuk komponen yang berwarna, sedangkan
untuk komponen yang tidak berwarna umumnya dilakukan secara fisik dan kimia.
Cara fisika untuk substansi yang berfluoresensi dengan melihat fluoresensinya
dalam lampu ultraviolet, sedangkan untuk substansi yang tidak berfluoresensi,
penyerap ditambah fluoresen indikator sehingga bercak akan kelihatan gelap pada
latar belakang yang berfluoresensi. Cara kimia yaitu dengan penyemprotan (Stahl,
1985).
H. Sifat Fisik Emulsi Tonik Rambut
1. Viskositas
Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk
mengalir, maka semakin tinggi viskositas akan semakin besar tahanannya. Tipe
zat pengemulsi akan mempengaruhi flokulasi dan daya tarik-menarik droplet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
sehingga mempengaruhi viskositas emulsi. Penggolongan bahan menurut tipe
aliran dan deformasi adalah sistem Newton dan non Newton. Dispersi
heterogen cair dan padatan seperti larutan, koloid emulsi, suspensi cair, salep
dan produk-produk serupa masuk dalam golongan sistem non-newton
dianalisis dalam viskometer putar dan hasilnya diplotkan sehingga diperoleh
berbagai kurva konsistensi yang menggambarkan adanya 3 kelas aliran yaitu
plastis, pseudoplastis dan dilatan. Sistem plastis menyerupai sistem newton,
pada shear stress di atas yield value, artinya sekali yield value terlampau, tiap
kenaikan shearing stress selanjutnya mengakibatkan kenaikan yang berbanding
langsung dengan rate of shear. Zat pseudoplastis akan berkurang viskositasnya
dengan meningkatnya rate of shear. Zat dilatan akan meningkat viskositasnya
dengan rate of shear (Martin, dkk., 1993).
2. Daya sebar
Uji daya sebar berfungsi untuk mengetahui kecepatan penyebaran
krim dan kelunakan dari sediaan lotion (Triayu, 2009).
3. Ukuran droplet
Mikromeritik adalah ilmu dan teknologi tentang droplet kecil. Satuan
ukuran droplet yang sering digunakan dalam mikromeritik adalah mikrometer
(µm) atau micron. Dalam bidang farmasi, informasi yang diperoleh dari droplet
yaitu (1) bentuk dan luas permukaan droplet dan (2) ukuran dan distribusi
ukuran droplet. Data tentang ukuran droplet diperoleh dalam diameter droplet
dan distribusi diameter (ukuran) droplet, sedangkan bentuk droplet
memberikan gambaran tentang luas permukaan spesifik droplet dan teksturnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
(kasar atau halus permukaan droplet) (Martin, dkk., 1993). Emulsi kasar
biasanya terdiri dari droplet yang polydisperse yaitu bervariasi dari 3 µm
hingga lebih dari 100 µm. Distribusi ukuran droplet dalam emulsi penting baik
untuk stabilitas maupun dalam pertimbangan biofarmasetika (Lachmann,
1994). Pengurangan ukuran droplet akan menaikkan viskositas (Martin, dkk.,
1993). Jika rata-rata ukuran droplet meningkat seiring bertambahnya waktu
(bersamaan dengan penurunan jumlah droplet), maka dapat diasumsikan bahwa
koalesen adalah penyebabnya (Aulton, 2002).
4. Creaming
Stabilitas dan sifat fisis emulsi dapat diketahui dengan uji derajat
creaming atau koalesen yang terjadi pada periode waktu tertentu. Ini dilakukan
dengan menghitung rasio volume emulsi yang mengalami pemisahan
dibandingkan volume total emulsi (Aulton, 2002).
I. Ketidakstabilan Emulsi
Fenomena ketidakstabilan emulsi secara umum adalah creaming,
coagulation, coalescence, dan ostwald ripening. Pada creaming terjadi proses
sedimentasi sedangkan coalescence merupakan agregasi yang terbentuk dimana
partikel membentuk lapisan homogen. Jika coalescence terjadi sempurna, maka
emulsi akan terpisah menjadi dua fase. Dalam pengertian fisik, coalescence
berbeda dengan creaming dan coagulation (Mitsui, 1998). Creaming merupakan
pemisahan emulsi menjadi dua fase yang masih dapat didispersikan kembali tetapi
terlihat inelegant, memungkinkan inaccurate dosage,dan menunjukkan penurunan
stabilitas emulsi yang dapat memicu cracking. Peningkatan viskositas fase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
kontinyu dapat mengurangi kecenderungan terjadinya creaming. Cracking
merupakan pemisahan emulsi menjadi dua fase dan tidak dapat didispersikan
kembali (Aulton and Collet, 1990).
J. Formula
1. Virgin coconut oil (VCO)
Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan minyak yang diproses dari
buah kelapa tanpa mengalami pemanasan. VCO berwarna bening dan
mengandung banyak asam laurat serta asam lemak rantai menengah (Medium
Chain Fatty Acid/MCFA) (Yusvita, L. Y. , 2009) sebanyak 60% (Yulian,
2007). MCFA mempunyai efek antimikroba terhadap bakteri, jamur (fungi),
kapang (yeast) dan virus (Yulian, 2007). VCO mengandung trigliserida,
komponen asam lemak terutama asam laurat dan asam miristat dan sebagian
kecil asam kaprat, kaproat, kaprilat, oleat, palmitat dan stearat. Komposisi
asam lemak untuk coconut oil adalah asam kaproat (≤ 1,5%), asam kaprilat (5-
11%), asam kaprat (4-9%), asam laurat (40-50%), asam miristat (15-20%),
asam palmitat (7-12%), asam stearat (1,5-5%), asam arachidis (≤ 0,2%), asam
oleat (4-10%), asam linoleat (1-3%), asam linolenat (≤ 0,2%), dan asam
eikosenoat (≤ 0,2%). VCO merupakan massa yang berwarna putih hingga
kuning atau tidak berwarna dengan bau khas kelapa, bersifat tidak larut dalam
air; sangat larut dalam dichlormethane dan petroleum (bp = 65-70ᵒC); larut
dalam eter, karbon disulfida dan kloroform; larut pada suhu 60ᵒC dalam 2
bagian etanol (95%); sedikit larut pada suhu rendah. Virgin coconut oil
berfungsi sebagai penetration enhancer dan basis salep (Rowe, et.al., 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
VCO juga mengandung vitamin E dan tidak mudah teroksidasi. VCO aman dan
efektif digunakan sebagai moisturizer (Kusumawardani, 2010). Nilai required
HLB untuk VCO adalah 6 (Philip, 2004 cit Yusvita, 2010).
Asam oleat yang terkandung dalam VCO berfungsi sebagai
penetration enhancer yang selektif pada lipid ekstraselular. Adanya interaksi
tersebut menyebabkan lipid fluidization atau pemisahan fase dan pembentukan
gaps yang lebih luas di antara corneocyte. Asam oleat juga menurunkan
temperatur transisi lipid stratum corneum yang memicu terjadinya fluidization
intercelullar lipid dan peningkatan permeasi (Rosen, 2005).
2. Sorbitol (hexahydrohexane)
Gambar 5. Struktur Sorbitol (Rowe, et.al., 2009)
Sorbitol mengandung tidak kurang dari 91,0% dan tidak lebih dari
100,5% C6H14O6, dihitung terhadap zat anhidrat. Dapat mengandung sejumlah
kecil alkohol polihidrik yang lain. Sorbitol sangat mudah larut dalam air; sukar
larut dalam etanol, dalam metanol dan dalam asam asetat (Dirjen POM RI,
1995). Sorbitol merupakan serbuk putih yang bersifat higroskopis dan
digunakan untuk emulsi topikal pada konsentrasi 3-15% (Rowe, et.al., 2009).
Sorbitol secara umum tersedia sebagai larutan 70% yang jernih, tidak
berwarna, dan kental (Barel, Paye, and Maibach, 2001). Sorbitol 70% lebih
higrosopis daripada gliserin dan digunakan pada konsentrasi yang lebih rendah
28
VCO juga mengandung vitamin E dan tidak mudah teroksidasi. VCO aman dan
efektif digunakan sebagai moisturizer (Kusumawardani, 2010). Nilai required
HLB untuk VCO adalah 6 (Philip, 2004 cit Yusvita, 2010).
Asam oleat yang terkandung dalam VCO berfungsi sebagai
penetration enhancer yang selektif pada lipid ekstraselular. Adanya interaksi
tersebut menyebabkan lipid fluidization atau pemisahan fase dan pembentukan
gaps yang lebih luas di antara corneocyte. Asam oleat juga menurunkan
temperatur transisi lipid stratum corneum yang memicu terjadinya fluidization
intercelullar lipid dan peningkatan permeasi (Rosen, 2005).
2. Sorbitol (hexahydrohexane)
Gambar 5. Struktur Sorbitol (Rowe, et.al., 2009)
Sorbitol mengandung tidak kurang dari 91,0% dan tidak lebih dari
100,5% C6H14O6, dihitung terhadap zat anhidrat. Dapat mengandung sejumlah
kecil alkohol polihidrik yang lain. Sorbitol sangat mudah larut dalam air; sukar
larut dalam etanol, dalam metanol dan dalam asam asetat (Dirjen POM RI,
1995). Sorbitol merupakan serbuk putih yang bersifat higroskopis dan
digunakan untuk emulsi topikal pada konsentrasi 3-15% (Rowe, et.al., 2009).
Sorbitol secara umum tersedia sebagai larutan 70% yang jernih, tidak
berwarna, dan kental (Barel, Paye, and Maibach, 2001). Sorbitol 70% lebih
higrosopis daripada gliserin dan digunakan pada konsentrasi yang lebih rendah
28
VCO juga mengandung vitamin E dan tidak mudah teroksidasi. VCO aman dan
efektif digunakan sebagai moisturizer (Kusumawardani, 2010). Nilai required
HLB untuk VCO adalah 6 (Philip, 2004 cit Yusvita, 2010).
Asam oleat yang terkandung dalam VCO berfungsi sebagai
penetration enhancer yang selektif pada lipid ekstraselular. Adanya interaksi
tersebut menyebabkan lipid fluidization atau pemisahan fase dan pembentukan
gaps yang lebih luas di antara corneocyte. Asam oleat juga menurunkan
temperatur transisi lipid stratum corneum yang memicu terjadinya fluidization
intercelullar lipid dan peningkatan permeasi (Rosen, 2005).
2. Sorbitol (hexahydrohexane)
Gambar 5. Struktur Sorbitol (Rowe, et.al., 2009)
Sorbitol mengandung tidak kurang dari 91,0% dan tidak lebih dari
100,5% C6H14O6, dihitung terhadap zat anhidrat. Dapat mengandung sejumlah
kecil alkohol polihidrik yang lain. Sorbitol sangat mudah larut dalam air; sukar
larut dalam etanol, dalam metanol dan dalam asam asetat (Dirjen POM RI,
1995). Sorbitol merupakan serbuk putih yang bersifat higroskopis dan
digunakan untuk emulsi topikal pada konsentrasi 3-15% (Rowe, et.al., 2009).
Sorbitol secara umum tersedia sebagai larutan 70% yang jernih, tidak
berwarna, dan kental (Barel, Paye, and Maibach, 2001). Sorbitol 70% lebih
higrosopis daripada gliserin dan digunakan pada konsentrasi yang lebih rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
yaitu 3% sorbitol 70% sebanding dengan 10% gliserin (Lachmann, 1994).
Sorbitol merupakan senyawa polihidrat alkohol seperti gliserol dan propilen
glikol. Propilen glikol memiliki berat molekul dan viskositas terendah tetapi
volatilitas paling tinggi, sedangkan sorbitol memiliki berat molekul dan
viskositas paling tinggi tetapi bersifat non volatil. Gliserol paling higroskopik
dan sorbitol sirup memiliki sifat higroskopik terendah pada keadaan
equilibrium (Sagarin, 1957). Propilen glikol lebih bersifat higroskopis daripada
sorbitol (Barel, Paye and Maibach, 2001). Sorbitol merupakan suatu polyols
yang potensial sebagai penetration enhancer (Rosen, 2005).
3. Span 80
Gambar 6. Struktur molekul Span 80 (Aulton, 1994)
Span 80 mempunyai nama lain yaitu sorbitan monooleat. Span dibuat
dari esterifikasi satu atau lebih gugus hydroxyl dari sorbitan dengan asam
laurat, oleat, palmitat atau stearat. Span 80 bersifat lipofilik dan cenderung
membentuk emulsi tipe w/o. Span 80 secara luas digunakan dengan tween 80
untuk membentuk emulsi A/M atau M/A (Aulton, 1994). Span (sorbitan esters)
merupakan surfaktan dengan gugus hidrofobik yang larut dalam minyak dan
digunakan sebagai emulgator A/M. Nilai HLB span 80 adalah 4,3. Viskositas
pada 25 ᵒC adalah 970-1080 mPas. Berat jenis pada 20 ᵒC adalah 1,01 g/cm3.
Span 80 berfungsi sebagai emulgator dan surfaktan nonionik. Span 80
29
yaitu 3% sorbitol 70% sebanding dengan 10% gliserin (Lachmann, 1994).
Sorbitol merupakan senyawa polihidrat alkohol seperti gliserol dan propilen
glikol. Propilen glikol memiliki berat molekul dan viskositas terendah tetapi
volatilitas paling tinggi, sedangkan sorbitol memiliki berat molekul dan
viskositas paling tinggi tetapi bersifat non volatil. Gliserol paling higroskopik
dan sorbitol sirup memiliki sifat higroskopik terendah pada keadaan
equilibrium (Sagarin, 1957). Propilen glikol lebih bersifat higroskopis daripada
sorbitol (Barel, Paye and Maibach, 2001). Sorbitol merupakan suatu polyols
yang potensial sebagai penetration enhancer (Rosen, 2005).
3. Span 80
Gambar 6. Struktur molekul Span 80 (Aulton, 1994)
Span 80 mempunyai nama lain yaitu sorbitan monooleat. Span dibuat
dari esterifikasi satu atau lebih gugus hydroxyl dari sorbitan dengan asam
laurat, oleat, palmitat atau stearat. Span 80 bersifat lipofilik dan cenderung
membentuk emulsi tipe w/o. Span 80 secara luas digunakan dengan tween 80
untuk membentuk emulsi A/M atau M/A (Aulton, 1994). Span (sorbitan esters)
merupakan surfaktan dengan gugus hidrofobik yang larut dalam minyak dan
digunakan sebagai emulgator A/M. Nilai HLB span 80 adalah 4,3. Viskositas
pada 25 ᵒC adalah 970-1080 mPas. Berat jenis pada 20 ᵒC adalah 1,01 g/cm3.
Span 80 berfungsi sebagai emulgator dan surfaktan nonionik. Span 80
29
yaitu 3% sorbitol 70% sebanding dengan 10% gliserin (Lachmann, 1994).
Sorbitol merupakan senyawa polihidrat alkohol seperti gliserol dan propilen
glikol. Propilen glikol memiliki berat molekul dan viskositas terendah tetapi
volatilitas paling tinggi, sedangkan sorbitol memiliki berat molekul dan
viskositas paling tinggi tetapi bersifat non volatil. Gliserol paling higroskopik
dan sorbitol sirup memiliki sifat higroskopik terendah pada keadaan
equilibrium (Sagarin, 1957). Propilen glikol lebih bersifat higroskopis daripada
sorbitol (Barel, Paye and Maibach, 2001). Sorbitol merupakan suatu polyols
yang potensial sebagai penetration enhancer (Rosen, 2005).
3. Span 80
Gambar 6. Struktur molekul Span 80 (Aulton, 1994)
Span 80 mempunyai nama lain yaitu sorbitan monooleat. Span dibuat
dari esterifikasi satu atau lebih gugus hydroxyl dari sorbitan dengan asam
laurat, oleat, palmitat atau stearat. Span 80 bersifat lipofilik dan cenderung
membentuk emulsi tipe w/o. Span 80 secara luas digunakan dengan tween 80
untuk membentuk emulsi A/M atau M/A (Aulton, 1994). Span (sorbitan esters)
merupakan surfaktan dengan gugus hidrofobik yang larut dalam minyak dan
digunakan sebagai emulgator A/M. Nilai HLB span 80 adalah 4,3. Viskositas
pada 25 ᵒC adalah 970-1080 mPas. Berat jenis pada 20 ᵒC adalah 1,01 g/cm3.
Span 80 berfungsi sebagai emulgator dan surfaktan nonionik. Span 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
digunakan secara luas pada kosmetik, makanan, dan formulasi produk
farmasetik sebagai surfaktan lipofilik nonionik. Span 80 jika digunakan sebagai
emulgator dan dikombinasikan dengan emulsifier hidrofilik pada emulsi maka
konsentrasi yang diperbolehkan adalah sebesar 1-10% (Rowe, et.al., 2009).
4. Tween 80
Gambar 7. Struktur molekul Tween 80 (Aulton, 1994)
Tween 80 mempunyai nama lain polysorbate 80. Polysorbate
merupakan polyethylene glycol turunan dari sorbitan ester. Tween 80
merupakan ester oleat dari sorbitol dimana tiap molekul anhidrida sorbitolnya
berkopolimerisasi dengan 20 molekul etilenoksida (anhidrida sorbitol :
etilenoksida = 1: 20). Tween 80 merupakan cairan kental berwarna kuning
muda sampai kuning sawo. Tween 80 sangat larut dalam air, larut dalam etanol
(95%) P dan etilasetat P, tidak larut dalam parafin cair P (Depkes RI, 1993).
Tween 80 memiliki nilai HLB 15 dan viskositas sebesar 425 mPas. Tween 80
digunakan secara luas dalam sediaan oral, kosmetik, makanan ddan sediaan
topikal karena sifatnya yang nontoksik dan tidak mengiritasi. Data ketoksikan
Tween 80 yaitu LD50 (tikus, IP) : 7,6 g/kg(8); LD50 (tikus, IV) : 4,5 g/kg; LD50
(tikus, oral) : 25 g/kg; LD50 (rat,IP) : 6,8 g/kg; dan LD50 (rat,IV) : 1,8 g/kg
30
digunakan secara luas pada kosmetik, makanan, dan formulasi produk
farmasetik sebagai surfaktan lipofilik nonionik. Span 80 jika digunakan sebagai
emulgator dan dikombinasikan dengan emulsifier hidrofilik pada emulsi maka
konsentrasi yang diperbolehkan adalah sebesar 1-10% (Rowe, et.al., 2009).
4. Tween 80
Gambar 7. Struktur molekul Tween 80 (Aulton, 1994)
Tween 80 mempunyai nama lain polysorbate 80. Polysorbate
merupakan polyethylene glycol turunan dari sorbitan ester. Tween 80
merupakan ester oleat dari sorbitol dimana tiap molekul anhidrida sorbitolnya
berkopolimerisasi dengan 20 molekul etilenoksida (anhidrida sorbitol :
etilenoksida = 1: 20). Tween 80 merupakan cairan kental berwarna kuning
muda sampai kuning sawo. Tween 80 sangat larut dalam air, larut dalam etanol
(95%) P dan etilasetat P, tidak larut dalam parafin cair P (Depkes RI, 1993).
Tween 80 memiliki nilai HLB 15 dan viskositas sebesar 425 mPas. Tween 80
digunakan secara luas dalam sediaan oral, kosmetik, makanan ddan sediaan
topikal karena sifatnya yang nontoksik dan tidak mengiritasi. Data ketoksikan
Tween 80 yaitu LD50 (tikus, IP) : 7,6 g/kg(8); LD50 (tikus, IV) : 4,5 g/kg; LD50
(tikus, oral) : 25 g/kg; LD50 (rat,IP) : 6,8 g/kg; dan LD50 (rat,IV) : 1,8 g/kg
30
digunakan secara luas pada kosmetik, makanan, dan formulasi produk
farmasetik sebagai surfaktan lipofilik nonionik. Span 80 jika digunakan sebagai
emulgator dan dikombinasikan dengan emulsifier hidrofilik pada emulsi maka
konsentrasi yang diperbolehkan adalah sebesar 1-10% (Rowe, et.al., 2009).
4. Tween 80
Gambar 7. Struktur molekul Tween 80 (Aulton, 1994)
Tween 80 mempunyai nama lain polysorbate 80. Polysorbate
merupakan polyethylene glycol turunan dari sorbitan ester. Tween 80
merupakan ester oleat dari sorbitol dimana tiap molekul anhidrida sorbitolnya
berkopolimerisasi dengan 20 molekul etilenoksida (anhidrida sorbitol :
etilenoksida = 1: 20). Tween 80 merupakan cairan kental berwarna kuning
muda sampai kuning sawo. Tween 80 sangat larut dalam air, larut dalam etanol
(95%) P dan etilasetat P, tidak larut dalam parafin cair P (Depkes RI, 1993).
Tween 80 memiliki nilai HLB 15 dan viskositas sebesar 425 mPas. Tween 80
digunakan secara luas dalam sediaan oral, kosmetik, makanan ddan sediaan
topikal karena sifatnya yang nontoksik dan tidak mengiritasi. Data ketoksikan
Tween 80 yaitu LD50 (tikus, IP) : 7,6 g/kg(8); LD50 (tikus, IV) : 4,5 g/kg; LD50
(tikus, oral) : 25 g/kg; LD50 (rat,IP) : 6,8 g/kg; dan LD50 (rat,IV) : 1,8 g/kg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
(Rowe, et.al., 2009). Tween 80 dapat menurunkan tegangan antarmuka antara
obat dan medium sekaligus membentuk misel sehingga molekul obat akan
terbawa oleh misel larut ke dalam medium (Martin dkk., 1993). Umumnya
tween 80 dimodifikasi dengan sorbitan ester dalam penggunaannya untuk
pembuatan emulsi A/M atau M/A (Aulton, 1994).
5. Etanol
Gambar 8. Struktur molekul Etanol (Rowe, et.al., 2009)
Etanol merupakan cairan yang mudah menguap, jernih, tidak
berwarna, berbau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah
menguap walaupun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78 ºC. Etanol
digunakan sebagai pelarut, bisa juga sebagai bahan pengawet antimikroba
(Dirjen POM RI, 1995). Etanol bersifat bakterisida dalam larutan dengan
konsentrasi 60 % - 95%, konsentrasi optimum yang umumnya digunakan
adalah 70% (Rowe, et.al., 2009).
6. Butylated Hydroxytoluene (BHT)
Gambar 9. Struktur molekul BHT (Rowe, et.al., 2009)
31
(Rowe, et.al., 2009). Tween 80 dapat menurunkan tegangan antarmuka antara
obat dan medium sekaligus membentuk misel sehingga molekul obat akan
terbawa oleh misel larut ke dalam medium (Martin dkk., 1993). Umumnya
tween 80 dimodifikasi dengan sorbitan ester dalam penggunaannya untuk
pembuatan emulsi A/M atau M/A (Aulton, 1994).
5. Etanol
Gambar 8. Struktur molekul Etanol (Rowe, et.al., 2009)
Etanol merupakan cairan yang mudah menguap, jernih, tidak
berwarna, berbau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah
menguap walaupun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78 ºC. Etanol
digunakan sebagai pelarut, bisa juga sebagai bahan pengawet antimikroba
(Dirjen POM RI, 1995). Etanol bersifat bakterisida dalam larutan dengan
konsentrasi 60 % - 95%, konsentrasi optimum yang umumnya digunakan
adalah 70% (Rowe, et.al., 2009).
6. Butylated Hydroxytoluene (BHT)
Gambar 9. Struktur molekul BHT (Rowe, et.al., 2009)
31
(Rowe, et.al., 2009). Tween 80 dapat menurunkan tegangan antarmuka antara
obat dan medium sekaligus membentuk misel sehingga molekul obat akan
terbawa oleh misel larut ke dalam medium (Martin dkk., 1993). Umumnya
tween 80 dimodifikasi dengan sorbitan ester dalam penggunaannya untuk
pembuatan emulsi A/M atau M/A (Aulton, 1994).
5. Etanol
Gambar 8. Struktur molekul Etanol (Rowe, et.al., 2009)
Etanol merupakan cairan yang mudah menguap, jernih, tidak
berwarna, berbau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah
menguap walaupun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78 ºC. Etanol
digunakan sebagai pelarut, bisa juga sebagai bahan pengawet antimikroba
(Dirjen POM RI, 1995). Etanol bersifat bakterisida dalam larutan dengan
konsentrasi 60 % - 95%, konsentrasi optimum yang umumnya digunakan
adalah 70% (Rowe, et.al., 2009).
6. Butylated Hydroxytoluene (BHT)
Gambar 9. Struktur molekul BHT (Rowe, et.al., 2009)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Butylated Hydroxytoluene (BHT) digunakan sebagai antioksidan
dalam sediaan topikal dengan konsentrasi 0,0075-0,1% (Rowe, et.al., 2009).
7. Aquadest (Aqua purificata/ Air murni)
Air murni adalah air yang dimurnikan yang diperoleh dengan destilasi,
penukar ion, osmosis balik, atau proses lain yang sesuai. Dibuat dari air yang
memenuhi persyaratan air minum. Tidak mengandung zat tambahan lain. Air
murni yang digunakan untuk pembuatan sediaan-sediaan. Pemerian :
merupakan cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan pH antara 5-7
(Dirjen POM RI, 1995).
K. Desain Faktorial
Desain faktorial merupakan aplikasi persamaan regresi, yaitu teknik
untuk memberikan model persamaan matematika hubungan antara variabel respon
dengan satu atau lebih variabel bebas. Desain faktorial dua level berarti ada dua
faktor (misal A dan B) yang masing-masing faktor diuji pada dua level yang
berbeda, yaitu level rendah dan level tinggi. Pada desain faktorial dua level dan
dua faktor diperlukan empat percobaan (2n = 4, dengan 2 menunjukkan level dan
n menunjukkan jumlah faktor). Penamaan formula untuk jumlah percobaan = 4
adalah formula (1) untuk percobaan I, formula (a) untuk percobaan II, formula (b)
untuk percobaan III, dan formula (ab) untuk percobaan IV (Bolton and Bon,
2004).
Persamaan umum dari desain faktorial adalah sebagai berikut :
Y = b0 + b1XA + b2XB + b12XAXB (1)
keterangan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Y = respon hasil atau sifat yang diamatiXA,XB = level bagian A dan Bb0 = rata-rata dari semua percobaanb1, b2, b12 = koefisien (dapat dihitung dari percobaan)
Rancangan percobaan desain faktorial sebagai berikut:
Tabel 1. Rancangan desain faktorial dengan dua faktor dan dua level
Percobaan Faktor A Faktor B Interaksi
1 - - +A + - -B - + -
Ab + + +Keterangan :
(-) = level rendah(+) = level tinggiPercobaan (1) = faktor A level rendah, faktor B level rendahPercobaan (a) = faktor A level tinggi, faktor B level rendahPercobaan (b) = faktor A level rendah, faktor B level tinggiPercobaan (ab) = faktor A level tinggi, faktor B level tinggi
(Bolton and Bon, 2004).
Desain faktorial digunakan dalam percobaan untuk menentukan secara
simulasi efek dari beberapa faktor dan interaksinya yang signifikan. Respon yang
ingin diukur harus dapat dikuantitatifkan. Desain faktorial digunakan untuk
mendesain suatu percobaan guna mengetahui faktor yang signifikan berpengaruh
terhadap suatu respon. Selain faktor yang signifikan berpengaruh, dapat juga
diprediksi komposisi optimum melalui superimposed contour plot pada level yang
diteliti (Bolton and Bon, 2004).
Kelebihan desain faktorial adalah:
1. Lebih efisien dibandingkan dengan metode one-factor-ata-time.
2. Mampu menunjukkan efek interaksi antar faktor.
3. Dapat memberikan perkiraan efek dari suatu faktor pada kondisi level yang
berbeda-beda dari suatu faktor lain (Wahjudi, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
L. Uji Iritasi Primer
Iritasi adalah reaksi pada kulit oleh zat kimia miasalnya alkali kuat, asam
kuat, pelarut dan detergen. Beratnya bermacam-macam dari hyperemia, edemadan
vesikulasi sampai pemborokan. Iritasi primer terjadi di tempat kontak dan
umumnya pada sentuhan pertama (Lu, 1995).
Ada beberapa uji iritasi kulit yang dimodifikasi berdasarkan prosedur
Draize. Modifikasi dilakukan pada spesies hewan yang digunakan, jumlah bahan
uji yang dipakai, pengolesan berulang dan jenis pemeriksaan, misalnya histologi.
Untuk sebagian besar efek pada kulit, hewan uji yang dipilih adlah kelinci albino,
meskipun marmot albino, mencit putih dan hewan lainnya digunakan (Lu, 1995).
M. Landasan Teori
Menurut Ulfah (2003), konsentrasi 5% ekstrak etanol-air 70% biji kemiri
terbukti memiliki aktivitas perangsang pertumbuhan rambut pada kelinci jantan
galur lokal dan dari hasil uji kualitatif menggunakan KLT diketahui ekstrak
etanol-air biji kemiri diduga mengandung senyawa golongan flavonoid,
alkaloid,saponin, lemak, steroid, antrakinon dan asam amino. Umumnya ekstrak
etanol-air biji kemiri bersifat lipofilik sehingga jika diaplikasikan secara langsung
di kulit kepala dan mengenai rambut, maka akan memberikan kesan sangat
berminyak dan lengket. Sediaan tonik rambut yang paling cocok untuk
penggunaan ekstrak etanol-air biji kemiri secara topikal adalah sediaan emulsi tipe
A/M. Hal ini dikarenakan sediaan tersebut mudah diaplikasikan pada kulit kepala,
tidak lengket dan dapat mengakomodasi bercampurnya ekstrak kemiri dan virgin
coconut oil yang terlarut dalam fase minyak dengan sorbitol yang terlarut dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
fase air. Formula sediaan tesebut menggunakan penetration enhancer virgin
coconut oil dan sorbitol. Virgin coconut oil memiliki asam lemak rantai sedang
(Yusvita, 2010) dan berfungsi sebagai penetration enhancer (Rowe, et.al.,2009)
yang dapat meningkatkan penetrasi sediaan ke lapisan stratum corneum pada kulit
(Parikh, Ciotti, 2009). Sorbitol merupakan suatu polyols yang berpotensi sebagai
penetration enhancer (Rosen, 2005). Adanya kombinasi kedua bahan tersebut
akan mempengaruhi sifat fisis dan stabilitas sediaan yang dihasilkan. Metode
desain faktorial dengan uji statistik Analysis of Variance digunakan untuk
menentukan faktor mana yang signifikan berpengaruh (VCO/ sorbitol/interaksi).
Uji ini memungkinkan untuk mengidentifikasi pengaruh tiap faktor dan
interaksinya terhadap respon. Superimposed contour plot dari model persamaan
yang signifikan tiap faktor digunakan untuk memprediksi area komposisi
optimum.
N. Hipotesis
Pada prediksi area komposisi optimum sorbitol dan virgin coconut oil
(VCO) sebagai penetration enhancer dalam formula emulsi A/M tonik rambut
ekstrak etanol-air biji kemiri (Aleurites moluccana (L.) Willd.) : aplikasi desain
faktorial diduga bahwa virgin coconut oil (VCO), sorbitol, dan interaksi keduanya
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap sifat fisik dan stabilitas sediaan
emulsi tonik rambut ekstrak kemiri dan diduga terdapat area komposisi
penetration enhancer VCO dan sorbitol yang optimum dalam formula sediaan
tonik rambut ekstrak kemiri dengan sifat fisik yang dikehendaki serta tidak
memberikan efek iritasi pada kulit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan rancangan eksperimental ganda dengan
menggunakan desain faktorial dan bersifat eksploratif, yaitu mencari komposisi
sorbitol dan VCO sebagai penetration enhancer yang optimum dalam formula
emulsi tonik rambut ekstrak etanol biji kemiri.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas, dalam penelitian ini adalah kadar sorbitol dan VCO level
rendah dan tinggi.
b. Variabel tergantung, dalam penelitian ini adalah sifat fisik (viskositas,
daya sebar, dan persentase pemisahan) dan stabilitas emulsi (profil ukuran
droplet, profil viskositas, profil daya sebar, dan profil persentase
pemisahan selama 25 hari penyimpanan).
c. Variabel pengacau terkendali, dalam penelitian ini adalah sifat dari wadah
dan lama penyimpanan, suhu pencampuran dan kecepatan pengadukan.
d. Variabel pengacau tak terkendali, dalam penelitian ini adalah suhu
penyimpanan dan intensitas cahaya.
2. Definisi Operasional
a. Emulsi tonik rambut ekstrak etanol-air endosperm biji kemiri adalah
sediaan kosmetik rambut yang merupakan dispersi fase air dalam minyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
(A/M) yang dibuat dari ekstrak etanol-air endosperm biji kemiri dengan
menggunakan sorbitol dan VCO sebagai penetration enhancer sesuai
formula yang telah ditentukan dan dibuat sesuai prosedur pembuatan tonik
rambut pada penelitian ini.
b. Ekstrak etanol-air endosperm biji kemiri adalah ekstrak cair endosperm
biji kemiri yang diekstraksi dengan pelarut etanol 70 % kemudian pelarut
etanol diuapkan dengan rotary evaporator sehingga didapat ekstrak cair
endosperm biji kemiri yang masih mengandung fase air.
c. Penetration enhancer adalah zat yang membantu ekstrak etanol-air kemiri
dalam sediaan emulsi A/M tonik rambut terpenetrasi menembus lapisan
stratum corneum.
d. Daya sebar adalah diameter penyebaran emulsi pada alat uji yang selama 1
menit diberi beban 61,0288 g. Kriteria daya sebar optimum adalah 7-8 cm.
e. Viskositas adalah hambatan emulsi untuk mengalir setelah adanya
pemberian gaya. Kriteria viskositas optimum adalah 0,1 - 1 d.Pa.s.
f. Persentase pemisahan emulsi adalah rasio volume emulsi yang mengalami
pemisahan (creaming) dibanding volume total emulsi. Kriteria %
pemisahan optimum adalah ≤ 10%.
g. Pergeseran viskositas adalah persentase dari selisih viskositas emulsi
dalam waktu penyimpanan satu bulan dengan viskositas emulsi setelah 48
jam dibuat. Kriteria pergeseran viskositas optimum adalah ≤ 10%.
h. Ukuran droplet ditunjukkan dengan mean jika data parametrik (distribusi
normal) dan median jika data nonparametrik (data tidak normal) yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
menggambarkan ukuran droplet emulsi tonik rambut ekstrak etanol-air
biji kemiri.
i. Sifat fisik emulsi adalah parameter kualitas fisik emulsi dalam penelitian
ini adalah viskositas, daya sebar, ukuran droplet dan persentase pemisahan
48 jam setelah pembuatan.
j. Stabilitas emulsi adalah parameter kualitas fisik, stabilitas sediaan tonik
rambut yaitu pergeseran viskositas, profil viskositas, ukuran droplet dan
persentase pemisahan selama penyimpanan selama 25 hari.
k. Area komposisi optimum adalah area komposisi pertemuan arsiran dari
contour plot viskositas, dan daya sebar yang menunjukkan komposisi
sorbitol dan VCO yang menghasilkan emulsi sesuai dengan persyaratan
sifat fisik dan stabilitas emulsi.
C. Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat-alat gelas
(Pyrex-Japan), termometer, propeller mixer 2 blade (Janke &. Kunkel KG
IKA-WERK, tipe Rw 15 Holland), timbangan (Mettler Toledo), waterbath
(Memmert), Viskometer seri VT 04 (RION-JAPAN), mikroskop (MOTIC
DMB3-223 NTSC System, LISTED MICROSCOPE 29Ax E250223–
Amerika Serikat dan program Motic Image Plus 2.0), gelas objek (25.4 x 76.2
mm dan tebal 0.8 mm microscope slides – China), Ultra Turrax (Ystral Gmbh
D-7801 Dottingen tipe X 1020 Holland), Micropipet 100 µL dan Micropipet
10,00 µL.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2. Bahan penelitian
Bahan yang digunakan adalah biji kemiri (Aleurites moluccana (L.)
Wild) yang diperoleh dari Pasar Beringharjo pada Agustus 2011; aquadest
dari Laboratorium Kimia Organik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Indonesia, BHT, Tween 80, Span 80 dan etanol (Pharmaceutical grade) dari
distributor PT Brataco Chemica Yogyakarta; sorbitol (Pharmaceutical grade)
dari distributor Total Equipment Semarang; minyak VCO (Virgin coconut
oil) dan parfum Aloe vera dari Toko Tekun Jaya, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
D. Alur Penelitian
Gambar 10. Skema alur penelitian
Uji Tipe Emulsi
Uji Sifat Fisik Emulsi
Uji Iritasi Primer
Uji Viskositas Uji Daya Sebar Uji MikromeritikUji % pemisahan
Analisis Data
Normalitas(Saphiro Wilk Test)
Paired t test (data normal)Uji Wilcoxon (data tidaknormal)
40
D. Alur Penelitian
Gambar 10. Skema alur penelitian
Pengumpulan Bahan
Identifikasi Bahan
Ekstraksi Biji Kemiri
Uji Kualitatif secara KLT
Pembuatan Emulsi TonikRambut
Uji Tipe Emulsi
Uji Sifat Fisik Emulsi
Uji Iritasi Primer
Uji Viskositas Uji Daya Sebar Uji MikromeritikUji % pemisahan
Analisis Data
Normalitas(Saphiro Wilk Test)
Paired t test (data normal)Uji Wilcoxon (data tidaknormal)
40
D. Alur Penelitian
Gambar 10. Skema alur penelitian
Uji Tipe Emulsi
Uji Sifat Fisik Emulsi
Uji Iritasi Primer
Uji Viskositas Uji Daya Sebar Uji MikromeritikUji % pemisahan
Analisis Data
Normalitas(Saphiro Wilk Test)
Paired t test (data normal)Uji Wilcoxon (data tidaknormal)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
E. Tata Cara Penelitian
1. Identifikasi bahan
Identifikasi bahan dilakukan dengan mengamati ciri-ciri fisik yang
meliputi panjang, lebar, bentuk dan kandungan minyak bahan yang
digunakan kemudian dicocokkan dengan ciri-ciri fisik (panjang, lebar, bentuk
dan kandungan minyak) endosperm biji kemiri yang berasal dari tanaman
kemiri yang terdapat di kebun obat Fakultas Farmasi Sanata Dharma yang
telah dideterminasi.
2. Ekstraksi biji kemiri
Biji kemiri (endosperm) diperoleh dari Pasar Beringharjo.
Endosperm biji kemiri yang diperoleh diserbuk. Sebanyak 4 kg serbuk
direndam dalam 6 L etanol 70% selama 3 hari. Bejana ditutup dan terlindung
dari cahaya. Pengadukan dilakukan 4 kali dalam satu hari selama 3 hari
dengan kecepatan putar 200 rpm, selanjutnya dilakukan penyaringan. Setiap
kali pengadukan dilakukan selama 12 menit tiap 2 jam. Ampas direndam lagi
dengan etanol 70% sebanyak 4 L, didiamkan selama 1 hari, disaring. Kedua
filtrat dicampur lalu diuapkan dengan rotary evaporator hingga didapat dua
lapisan ekstrak dan diperoleh ekstrak cair berwarna kuning pekat dengan
konsentrasi ± 10%.
3. Uji kualitatif ekstrak biji kemiri dengan kromatografi lapis tipis (KLT)
Ekstrak etanol-air endosperm biji kemiri ditimbang 10 g, dilarutkan
dalam 10 mL etanol 50%. Fraksinasi menggunakan petroleum eter (PE) 20
mL dan dilakukan pemisahan. Fraksi PE digunakan sebagai sampel uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
kualitatif kandungan asam lemak. Sisa fraksinasi difraksi menggunakan etil
asetat sebanyak 20 mL. Fraksi etil asetat digunakan sebagai sampel uji
kualitatif senyawa flavonoid dan alkaloid.
a. analisis kualitatif senyawa alkaloid dengan reaksi pengendapan
Analisis kualitatif senyawa alkaloid dilakukan dengan reaksi
pengendapan menggunakan pereaksi Dragendorff. Fraksi etil asetat
diteteskan pada drouple plate kemudian ditambahkan pereaksi
Dragendorff dan diamati apakah terjadi endapan coklat tidak. Adanya
endapan menunjukkan adanya senyawa alkaloid.
b. analisis kualitatif senyawa flavonoid dan asam lemak secara KLT
Analisis kualitatif senyawa flavonoid dilakukan dengan sistem
KLT, yaitu plat selulosa (fase diam); asam asetat glasial 15% (fase gerak);
ammonia, sitoborat, UV 366 nm (deteksi). Fraksi yang digunakan yaitu
fraksi etil asetat.
Analisis kualitatif senyawa asam lemak dilakukan dengan sistem
KLT, yaitu plat silika gel 60 (fase diam); petroleum eter : dietil eter : asam
asetat glasial (90:10:1) (fase gerak); uap iodium (deteksi). Fraksi yang
digunakan adalah fraksi petroleum eter. Hasil positif yaitu warna bercak
menjadi kuning kecoklatan setelah diuap iodium.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
4. Pembuatan emulsi tonik rambut A/M dari ekstrak biji kemiri
a. Formula
Tabel II. Formula emulsi tonik rambut ekstrak etanol biji kemiri 100 g
Bahan Jumlah (g)Ekstrak etanol biji kemiriSorbitolVCOSpan 80Tween 80Etanol 10%BHTParfum Aloe veraAquadest
551012,62,4400,10,5 mL20 mL
Tabel III. Formula percobaan desain faktorial (200 g)
Formula Sorbitol (g) VCO (g)1abab
10102020
20302030
Dari desain penelitian di atas diperoleh komposisi setiap bahan pada
masing-masing formula (200 g) sebagai berikut :
Tabel IV. Formula emulsi tonik rambut ekstrak etanol biji kemiri
Bahan 1 (g) a (g) b (g) ab (g)Ekstrak etanol bijikemiriSorbitolVCOSpan 80Tween 80BHTEtanol 10%Parfum Aloe veraAquadest
101020
25,24,80,280
1 mL40 mL
101030
25,24,80,280
1 mL40 mL
102020
25,24,80,280
1 mL40 mL
102030
25,24,80,280
1 mL40 mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
b. Pembuatan emulsi tonik rambut
Tween 80, sorbitol, etanol 10% dan aquadest dicampur dengan
propeller mixer dengan kecepatan angka putar 5 selama 5 menit pada suhu
350C (fase air). Ekstrak etanol biji kemiri, VCO, BHT dan span 80 dicampur
dengan propeller mixer dengan kecepatan angka putar 5 selama 5 menit
pada suhu 350C (fase minyak). Fase air dituang ke dalam fase minyak porsi
per porsi sambil dicampur dengan propeller mixer dengan kecepatan angka
putar 5 selama 15 menit pada suhu 350C. Ukuran droplet diperkecil dengan
menggunakan Ultra Turrax 3x1 menit. Tiap formula direplikasi sebanyak 3
kali.
5. Uji tipe emulsi
a. Metode staining / dye solubility test
Emulsi tonik rambut diletakkan di atas gelas objek. Masing-masing
emulsi ditambahkan 1 tetes methylene blue dan Sudan III, kemudian
dilakukan pengamatan apakah emulsi bertipe A/M atau M/A.
b. Metode pengenceran
Emulsi tonik rambut sebanyak 2mL dimasukkan tabung reaksi
kemudian ditambahkan masing-masing 3mL aquadest (fase air) dan virgin
coconut oil (VCO) (fase minyak). Campuran tersebut dikocok kemudian
dituang ke dalam cawan arloji dan dilakukan pengamatan apakah emulsi
bertipe A/M atau M/A.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
6. Uji sifat fisik emulsi
a.Uji daya sebar
Sebanyak 50 µL emulsi ditempatkan pada kaca kemudian di atas
kaca bundar diberikan beban 61,0288 g (kaca bundar penutup), dibiarkan
selama 1 menit, kemudian diukur diameter emulsi yang menyebar.
b.Uji viskositas
Viskometer Rion seri VT 04 digunakan untuk mengukur viskositas.
Viskositas emulsi diketahui dengan mengamati gerakan jarum penunjuk
viskositas. Uji ini dilakukan 48 jam, 15 hari dan 28 hari. Sifat fisik emulsi
ditunjukkan dengan viskositas setelah 48 jam. Stabilitas sediaan emulsi
ditunjukkan melalui profil viskositas setelah 28 hari penyimpanan.
c. Uji ukuran droplet
Emulsi sebanyak 9 µL diteteskan pada gelas objek kemudian
diamati ukuran droplet yang terdispersi pada emulsi dengan menggunakan
fotomikroskop pada perbesaran 40x. Diameter droplet diukur sebanyak 500
droplet dengan menggunakan program MOTIC Image Plus 2.0 yang telah
dikalibrasi dengan lensa objektif skala 10 µm. Uji ini dilakukan 48 jam, 15
hari, dan 28 hari. Sifat fisik emulsi ditunjukkan dengan ukuran droplet
setelah 48 jam. Stabilitas sediaan emulsi ditunjukkan melalui profil ukuran
droplet selama 25 hari. Data ukuran droplet diolah dengan program
Microsoft Excel untuk memperoleh mean (jika data normal) dan median
(jika data tidak normal) sebagai respon ukuran droplet dan program R untuk
menguji normalitas dan signifikansi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
d.Uji persentase pemisahan
Emulsi dimasukkan ke dalam tabung reaksi berskala. Pemisahan
fase yang terjadi diamati pada 48 jam, 15 hari, dan 25 hari. Hasil pemisahan
fase dinyatakan dengan persentase pemisahan dengan rumus:
100% xho
hupemisahan%
Keterangan: hu = tinggi creaming yang terjadi
ho = tinggi emulsi mula-mula
Sifat fisik emulsi ditunjukkan dengan persentase pemisahan setelah
48 jam. Stabilitas sediaan emulsi ditunjukkan melalui profil persentase
pemisahan selama 25 hari.
7. Uji iritasi primer
Uji iritasi dilakukan pada kelinci yang dicukur bagian punggungnya
seluas 7,5 cm2. Sebanyak 1 mL tonik rambut diaplikasikan pada bagian
punggung. Setelah 48 jam dilihat pembentukkan eritema dan edema.
F. Analisis Data
Data KLT berupa harga Rf dan warna bercak. Bercak dideteksi
menggunakan sinar UV 366 nm dan pereaksi warna. Hasil tersebut dibandingkan
dengan persyaratan-persyaratan standar yang ada di pustaka yang relevan.
Data yang terkumpul adalah data viskositas; daya sebar ; persentase
pemisahan; ukuran droplet (mean atau median); profil viskositas, ukuran droplet
dan persentase pemisahan selama 25 hari. Metode desain faktorial dengan uji
statistik ANOVA taraf kepercayaan 95% digunakan untuk menghitung besarnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
efek sorbitol dan VCO dan interaksinya dalam menentukan sifat fisik dan
stabilitas.
Analisis data viskositas, daya sebar, ukuran droplet dan persentase
pemisahan 48 jam menggunakan Ubuntu-10.04_DesFaktor-0.9 dengan uji
ANOVA pada taraf kepercayaan 95%. Analisis data profil viskositas, profil daya
sebar, profil ukuran droplet dan profil persentase pemisahan selama 25 hari
menggunakan uji Paired t test apabila data yang diperoleh normal serta uji
Wilcoxon apabila data yang diperoleh tidak normal pada taraf kepercayaan 95 %.
Metode desain faktorial dengan uji ANOVA taraf kepercayaan 95% digunakan
untuk memperoleh contour plot uji daya sebar, viskositas, dan persentase
pemisahan kemudian contour plot masing-masing uji digabungkan sehingga
diperoleh superimposed contour plot. Berdasarkan superimposed contour plot,
dapat diprediksi area komposisi optimum dari sorbitol dan VCO. Untuk
mendapatkan superimposed contour plot dilakukan signifikansi model persamaan
yang diperoleh melalui desain faktorial pada respon viskositas, daya sebar dan
persentase pemisahan dengan melihat signifikansi nilai p pada ANOVA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengumpulan dan Identifikasi Biji Kemiri
Biji kemiri yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Pasar
Beringharjo, Yogyakarta. Biji kemiri yang digunakan yaitu biji kemiri yang sudah
dikupas, bulat utuh dan berwarna putih kecoklatan (endosperm). Endosperm biji
kemiri yang telah dikumpulkan, dilakukan identifikasi terlebih dahulu sebelum
dilakukan proses ekstraksi guna mendapat ekstrak kemiri. Tujuan dilakukannya
identifikasi endosperm biji kemiri ini adalah untuk memastikan kebenaran dari
simplisia yang digunakan dalam penelitian dalam hal ini adalah endosperm biji
kemiri yang didapat dari Pasar Beringharjo. Kebenaran simplisia sangatlah
penting karena menentukan kandungan senyawa di dalamnya beserta
komposisinya.
Ada berbagai cara identifikasi simplisia yaitu membandingkan dengan
monografi resmi suatu simplisia, membandingkan dengan simplisia hasil
budidaya yang diketahui pasti kebenaran jenisnya, membandingkan dengan
simplisia yang sejenis yang telah dideterminasi sebelumnya, dan sebagainya.
Endosperm biji kemiri yang didapat dari Pasar Beringharjo ini diidentifikasi
dengan cara membandingkan ciri-ciri fisik endosperm biji kemiri tersebut dengan
endosperm biji kemiri yang didapat dari kebun obat Fakultas Farmasi yang telah
dideterminasi sebelumnya. Kedua endosperm biji tersebut diamati strukturnya
baik luar maupun dalam kemudian hasilnya dibandingkan satu sama lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Gambar 11. (a), (b), dan (c) Perbandingan struktur luar biji kemiri, (d) perbandinganstruktur dalam biji kemiri, (e) perbandingan minyak yang dihasilkan dari biji kemiri
Keterangan :
A = biji kemiri yang terdapat di kebun obat Fakultas Farmasi Sanata DharmaB = biji kemiri yang didapat dari Pasar Beringharjo
Berdasarkan gambar 11.(a) dan 11.(b), dapat diketahui bahwa endosperm
biji kemiri dari Pasar Beringharjo mempunyai panjang dan lebar yang sama
dengan endosperm biji kemiri yang terdapat di kebun obat Fakultas Farmasi
Sanata Dharma, yaitu panjang sekitar 2 cm dan lebar 2,5 cm. Selain itu, bentuk
endosperm biji kemiri yang didapat dari Pasar Beringharjo juga memiliki bentuk
dan warna yang sama dengan endosperm biji kemiri yang terdapat di kebun obat
Fakultas Farmasi Sanata Dharma, yaitu berbentuk bulat lonjong dengan ujung
runcing, beralur dan berusuk, berdaging serta berwarna putih kecoklatan.
Berdasarkan gambar 11.(e), ditunjukkan bahwa endosperm biji kemiri yang
didapat dari Pasar Beringharjo memiliki kandungan minyak berwarna kuning
bening yang sama dengan endosperm biji kemiri yang terdapat di kebun obat
(a) (b) (c)
(d) (e)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Fakultas Farmasi Sanata Dharma. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa
endosperm biji kemiri yang didapat dari Pasar Beringharjo telah sesuai dengan
endosperm biji kemiri yang terdapat di kebun obat Fakultas Farmasi Sanata
Dharma yang telah dideterminasi. Hal ini menunjukkan bahwa endosperm biji
kemiri yang digunakan dalam penelitian ini adalah benar-benar endosperm biji
kemiri asli (Aleurites moluccana (L). Willd.) sesuai dengan endosperm biji kemiri
yang telah dideterminasi.
B. Pembuatan Ekstrak Etanol-air Biji Kemiri
Ekstrak yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak etanol-air
70% endosperm biji kemiri yang diperoleh dari Pasar Beringharjo, Yogyakarta
(Indonesia). Ekstraksi endosperm biji kemiri dilakukan secara maserasi dengan
pelarut etanol 70%. Ekstraksi dilakukan menggunakan metode maserasi karena
senyawa flavonoid yang terkandung dalam ekstrak akan rusak (mudah mengalami
peruraian) jika digunakan metode ekstraksi lain yang menggunakan panas
(Riyanto, 1990). Selain itu, jumlah senyawa yang akan disari banyak sehingga
dengan menggunakan metode maserasi diharapkan dapat menyari semua
kandungan senyawa. Metode maserasi juga memiliki keuntungan yaitu cara kerja
dan peralatan yang digunakan sederhana dan mudah diusahakan. Namun, metode
ini memiliki kerugian yaitu pengerjaanya lama dan penyariannya kurang
sempurna (Hargono, 1986).
Endosperm biji kemiri diserbuk terlebih dahulu dengan tujuan agar
proses penyarian dapat berlangsung maksimal karena penyarian akan bertambah
baik bila permukaan serbuk simplisia yang kontak dengan cairan penyari semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
luas (Anonim, 1986). Serbuk endosperm biji kemiri direndam dengan cairan
penyari etanol 70% selama 3 hari. Etanol 70% digunakan sebagai cairan penyari
karena selektif sehingga zat pengganggu yang terlarut hanya terbatas, kapang dan
kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% ke atas, tidak beracun, netral, absorpsinya
baik, dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan dan panas yang
diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit. Etanol dapat melarutkan alkaloida basa,
minyak menguap, glikosida, flavonoid, steroid, kurkumin, kumarin, antrakinon,
damar dan klorofil (Hargono, 1986). Cairan etanol tersebut akan menembus
dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif
akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di
dalam sel dengan yang di luar sel maka larutan pekat akan didesak ke luar.
Peristiwa tersebut terjadi berulang hingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara
larutan di luar sel dan di dalam sel (Hargono, 1986). Selama perendaman, bejana
ditutup dan terlindung dari cahaya untuk meminimalkan terjadinya fotodegradasi.
Dalam proses ekstraksi dilakukan pengadukan sebanyak empat kali
dalam satu hari selama tiga hari dengan kecepatan putar 200 rpm. Setiap
pengadukan dilakukan selama 12 menit setiap dua jam sekali. Pengadukan
bertujuan untuk meratakan konsentrasi larutan di luar butir serbuk simplisia
sehingga dengan adanya pengadukan tersebut tetap terjaga adanya derajat
perbedaan konsentrasi yang sebesar-besarnya antara larutan di dalam sel dengan
larutan di luar sel (Hargono, 1986) atau dengan kata lain untuk menghilangkan
kejenuhan pada larutan sehingga senyawa dapat terdistribusi ke seluruh bagian
pelarut dan diharapkan dapat tersari lebih banyak ke dalam pelarut. Setelah tiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
hari, ekstrak disaring dengan bantuan pompa vacuum untuk mempermudah proses
penyaringan. Ampas direndam lagi dengan etanol 70%, didiamkan selama satu
hari lalu disaring. Cara maserasi ini disebut remaserasi dimana serbuk simplisia
dimaserasi dengan cairan penyari pertama, sesudah dienap tuangkan dan diperas,
ampasnya dimaserasi lagi dengan cairan penyari yang kedua (Hargono, 1986).
Filtrat yang diperoleh dicampur lalu diuapkan dengan rotary evaporator
sampai didapatkan ekstrak kental biji kemiri. Penguapan ini bertujuan untuk
menguapkan pelarut etanol sehingga didapat ekstrak cair biji kemiri. Ekstrak cair
yang diperoleh berupa cairan berwarna kuning dengan % rendemen yang didapat
sebanyak 35,08% yaitu 1403,2 gram ekstrak dari 4 Kg serbuk endosperm biji
kemiri.
C. Uji Kualitatif Kandungan Kimia Ekstrak Etanol-air Biji Kemiri secara
Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Uji kualitatif ekstrak etanol-air 70% biji kemiri secara KLT bertujuan
untuk mengidentifikasi kandungan kimia ekstrak tersebut sehingga dapat
diperoleh gambaran senyawa yang terkandung dalam ekstrak etanol-air biji kemiri
yang berkhasiat dalam memacu pertumbuhan rambut sesuai dengan hasil
penelitian Ulfah (2003) dan Leliqia (2003). Identifikasi dilakukan dengan
membandingkan harga Rf yang dihasilkan pada ekstrak. Uji kualitatif ekstrak
etanol-air biji kemiri secara KLT meliputi uji kualitatif senyawa flavonoid dan
alkaloid serta uji kualitatif senyawa asam lemak.
Metode ekstraksi kandungan senyawa dalam ekstrak etanol biji kemiri
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah ekstraksi cair-cair (Liquid-liquid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
extraction) dengan pelarut petroleum eter dan etil asetat. Senyawa asam lemak
akan terlarut dalam fase petroleum eter karena sifat petroleum eter yang nonpolar
akan menarik kandungan senyawa nonpolar yang ada dalam ekstrak sesuai dengan
prinsip like dissolved like dimana senyawa nonpolar akan lebih larut pada pelarut
yang bersifat nonpolar, dan sebaliknya senyawa polar akan lebih larut pada
pelarut polar. Fase petroleum eter akan terpisah pada bagian atas karena berat
jenisnya lebih kecil daripada berat jenis etanol. Sisa fase etanol diekstraksi
kembali dengan pelarut etil asetat karena pelarut ini dapat melarutkan senyawa
flavonoid dan alkaloid (Harborne, 1987).
Analisis kualitatif senyawa flavonoid dan alkaloid dilakukan dengan
sistem KLT fase terbalik karena fase diam yang digunakan (selulosa) bersifat
lebih nonpolar daripada fase gerak (asam astetat 15%). Senyawa alkaloid dan
flavanoid akan terlarut dalam fase gerak yang bersifat polar dan terelusi. Deteksi
flavonoid dilakukan dengan uap ammonia, pereaksi sitoborat, dan dilihat di bawah
sinar UV 366 nm, sedangkan deteksi alkaloid dilakukan dengan uji Dragendorff.
Analisis kualitatif senyawa asam lemak dilakukan dengan sistem KLT,
yaitu plat silika gel 60 (fase diam); petroleum eter : dietil eter : asam asetat glasial
(90:10:1) (fase gerak); uap iodium (deteksi).
Hasil yang didapat yaitu sebagai berikut :
1. Analisis kualitatif senyawa flavonoid dan alkaloid
Tabel V. Warna bercak senyawa flavonoid secara KLT
Deteksi Warna BercakUV 366 nm (sebelum diuap NH3) Fluoresence biru mudaUV 366 nm (setelah diuap NH3) Fluoresence biru mudaPereaksi sitoborat Biru kehijauan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
(a) (b) (c)
(d)Gambar 12. Analisis kualitatif senyawa alkaloid (a)Uji Dragendorrf dan senyawa
flavonoid (b) Deteksi UV 366nm sebelum diuap NH3 (c) Deteksi UV 366nm setelah diuapNH3 (d) Deteksi pereaksi sitoborat
2. Analisis kualitatif senyawa asam lemak
(a)
(b)Gambar 13. Analisis kualitatif senyawa asam lemak (a) sebelum diuap iodium (b) setelah
diuap iodium
Berdasarkan gambar 12, untuk uji kualitatif senyawa alkaloid dapat
diketahui bahwa uji dragendorff yang merupakan uji awal alkaloid bernilai
positif yang ditunjukkan adanya endapan coklat orange setelah penambahan
reagen dragendorff atau larutan kalium tetraiodobismutat yang berarti dalam
ekstrak etanol-air kemiri terkandung senyawa alkaloid, sedangkan untuk uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
kualitatif senyawa flavonoid dilakukan dengan uap amonia dan reagen
sitoborat. Uji dengan uap amonia menunjukkan hasil yang positif yaitu
fluoresensi biru muda sebelum diuap amonia dan terjadi fluoresensi biru muda
setelah diuap amonia. Fluoresensi dilihat di bawah sinar UV 366 nm. Hal ini
menunjukkan bahwa ekstrak kemiri mengandung flavonoid jenis isoflavon
yang tidak mengandung 5-OH bebas (Riyanto, 1990). Uji dengan reagen
sitoborat menunjukkan fluoresensi biru kehijauan pada UV 366 nm.
Fluoresensi ini terjadi karena flavonoid mengandung sistem aromatik yang
terkonjugasi sehingga dapat menunjukkan pita serapan kuat pada daerah
spektrum UV dan spektrum tampak (Harborne, 1987 ).
Berdasarkan gambar 13, untuk uji kualitatif senyawa asam lemak,
hasil yang didapat menunjukkan reaksi positif dimana terjadi perubahan warna
bercak menjadi kuning kecoklatan setelah diuapi dengan uap kristal iodium.
Warna kuning kecoklatan yang terjadi disebabkan oleh senyawa lemak yang
mengalami oksidasi oleh adanya I2.
Hasil semua uji kualitatif menyimpulkan bahwa ekstrak etanol-air
kemiri mengandung senyawa alkaloid, flavonoid dan senyawa asam lemak.
D. Pembuatan Emulsi Tonik Rambut
Emulsi tonik rambut yang dibuat merupakan emulsi tipe A/M. Pada
emulsi tipe ini, droplet dari ekstrak etanol-air biji kemiri akan terlarut dalam fase
minyak atau fase luar sehingga sediaan akan menjadi lebih mudah berinteraksi
dengan lapisan stratum corneum yang bersifat lipofil dan kemudian memudahkan
penetrasinya ke dalam lapisan kulit. Bahan-bahan yang digunakan terdiri dari fase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
internal (medium terdispesi) dan fase eksternal (medium pendispersi). Dalam
emulsi tonik rambut ekstrak biji kemiri ini digunakan VCO,ekstrak kemiri, BHT
dan parfum aloe vera sebagai fase eksternal sedangkan sorbitol, aquadest dan
etanol 10% sebagai fase internal. Ekstrak kemiri merupakan zat aktif dalam
formula ini. VCO dan sorbitol digunakan sebagai penetration enhancer, BHT
sebagai antioksidan agar sediaan tidak mudah tengik karena di dalam ekstrak
kemiri terdapat komponen minyak atsiri yang mudah menjadi tengik apabila
teroksidasi. Aquadest berfungsi sebagai pelarut dan etanol digunakan untuk
memberi sensasi rasa sejuk di kulit kepala sekaligus dapat berfungsi sebagai
kosolven. Etanol pada level 10% dalam air dapat mengurangi efek antarmuka
surfaktan yaitu dengan cara menurunkan perbedaan polaritas antara air dan
minyak (Salanger, 2000).
Untuk dapat mendispersikan kedua fase tersebut diperlukan adanya suatu
emulgator. Pemilihan dan komposisi emulgator yang tepat akan menghasilkan
sistem emulsi A/M yang stabil. Dalam hal ini digunakan tween 80 dan span 80
sebagai emulgator. Span 80 mempunyai nilai HLB 4,3 dan tween 80 mempunyai
nilai HLB 15,0. Kombinasi span 80 dan tween 80 menghasilkan nilai
kesetimbangan HLB pada sistem emulsi A/M yaitu HLB 3-6. Pada formula ini
dibuat emulsi A/M dengan HLB 6 yang merupakan hasil orientasi. Span 80 dan
tween 80 mempunyai rantai hidrokarbon yang sama (monooleat) sehingga
interaksinya menjadi lebih kuat dan seimbang dan mendekati nilai required HLB
VCO yaitu 6 sehingga dapat menghasilkan emulsi yang stabil. Selain itu, VCO
juga memiliki asam lemak yang sama dengan ekstrak etanol-air endosperm biji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
kemiri yaitu asam lemak jenuh (asam palmitat dan asam arakidat) dan asam lemak
tak jenuh (asam oleat dan asam palmitat) sehingga dimungkinkan required HLB
VCO hampir sama dengan required HLB ekstrak kemiri dan sistem emulsi A/M
dapat stabil.
Emulgator yang digunakan termasuk emulgator nonionik. Penelitian ini
menggunakan jenis emulgator tersebut karena sifatnya yang memiliki pH netral
dan stabil terhadap efek pemanasan, perubahan pH dan elektrolit konsentrasi
tinggi serta tidak mengiritasi kulit dan tidak toksik (Aulton, 1994). Emulgator
yang digunakan ada dua karena kerja dari dua emulgator tersebut akan lebih
meningkatkan stabilitas emulsi dimana tween 80 akan cenderung mengarah ke
gugus hidrofil dan span 80 akan cenderung mengarah ke gugus lipofil, sehingga
dapat membentuk lapisan antarmuka minyak dan air yang stabil, fleksibel, dengan
viskositas tinggi, dan resisten terhadap pecahnya droplet (Kim, 2005). Tween 80
dan span 80 akan mengurangi tegangan permukaan antara kedua fase sehingga
keduanya dapat saling campur. Tween 80 dan span 80 akan membentuk
monomolecular adsorption dimana kedua emulgator ini akan tersusun berselang-
seling pada lapisan batas antarmuka minyak dengan air (mengelilingi droplet).
Rantai hidrokarbon tween 80 akan berada di antara rantai span 80 dan akan terjadi
interaksi van der waals dari rantai hidrokarbon pada droplet yang berbeda serta
terjadi ikatan hidrogen antara tween 80 dan span 80 dengan medium air. Kedua
emulgator ini akan menjadi halangan sterik untuk bergabungnya droplet-droplet
karena adanya rantai polioksietilen dari tween 80 yang bulky dan adanya cincin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
span 80, sehingga kedua emulgator ini dapat menjaga kestabilan sediaan emulsi
tonik rambut ekstrak kemiri.
Gambar 14. Interaksi antara Span 80 dan Tween 80 pada permukaan emulsi A/M (Mollet
and Grubenmann, 2001)
Masing-masing fase dalam pembuatannya dipanaskan hingga suhu 35 ᵒ .
Pemanasan dilakukan di atas waterbath. Tujuan dari pemanasan ini adalah untuk
mempercepat proses pencampuran kedua fase karena partikel-partikel pada kedua
fase akan meregang dengan adanya pemanasan. Pengadukan masing-masing fase
dilakukan dengan menggunakan propeller mixer selama 5 menit di atas waterbath.
Pencampuran fase internal ke dalam fase eksternal dilakukan menggunakan
propeler mixer selama 15 menit secara bertahap. Proses pencampuran dalam
pembuatan sediaan emulsi merupakan proses dispersi dari fase minyak dan air
untuk membentuk sistem emulsi yang stabil. Tujuan dilakukan pencampuran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
bertahap yaitu agar pencampuran lebih homogen dan untuk mencegah terjadinya
cracking pada emulsi yang dibuat. Selama pencampuran, fase internal (fase air)
dijaga suhunya yaitu 35 ᵒ . Hal ini bertujuan agar pencampuran kedua fase terjadi
pada suhu yang sama dan untuk menghindari perubahan suhu yang mendadak
yang dapat memicu terjadinya cracking pada emulsi. Selain itu, suhu
pencampuran juga mempengaruhi tegangan permukaan sehingga dapat
mempermudah proses emulsifikasi. Pengadukan dilakukan dengan kecepatan 500
rpm untuk mencegah terjadinya foaming yang dpat mengurangi estetika emulsi
yang dihasilkan. Selama proses pengadukan, kecepatan putar yang digunakan
menimbulkan gaya geser pada emulsi yang akan menentukan sifat fisis emulsi.
Emulsi yang dibuat memiliki tipe aliran non-Newtonian pseudoplastis sehingga
semakin tinggi kecepatan putar, viskositas emulsi akan semakin kecil. Kecepatan
putar 500 rpm ini merupakan kecepatan putar propeller mixer yang digunakan
untuk menghasilkan emulsi yang tidak terpisah secara visual menurut penelitian
yang dilakukan oleh Yusvita (2010). Setelah itu, campuran yang dihasilkan
dihomogenisasi menggunakan Ultra Turrax selama 3x1 menit untuk memperkecil
ukuran partikel emulsi yang dihasilkan sehingga didapatkan dispersi yang sangat
halus. Alat ini akan mendistribusikan fase dalam sampai mencapai tingkat dispersi
yang tinggi sehingga droplet emulsi akan mencapai dimensi tertentu dan dapat
mengalami gerak molekuler Brown (Voigt, 1994). Dalam formula ini juga
ditambahkan parfum aloe vera sebanyak 1 mL untuk menutupi bau yang tidak
enak dari ekstrak kemiri dan VCO. Emulsi yang dihasilkan berwarna putih susu
dan berbentuk seperti larutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
E. Uji Tipe Emulsi
1. Metode Staining
Setelah 48 jam, emulsi tersebut diuji tipe emulsinya menggunakan
metode staining dengan methylene blue dan metode kertas saring. Pada emulsi
tipe A/M, penambahan methylene blue akan menyebabkan droplet-droplet
terwarnai (biru) dengan latar belakang putih. Hal ini disebabkan karena droplet
emulsi merupakan fase air (fase internal) sehingga akan terlarut methylene blue
dan terwarnai biru, sedangkan fase minyak (fase eksternal) tidak akan
terwarnai akibatnya dihasilkan latar belakang putih. Hasil penelitian
menunjukkan tipe emulsi yang terbentuk adalah tipe A/M.
Formula (1) Formula a
Formula b Formula ab
Gambar 15. Uji tipe emulsi dengan metode staining menggunakan methylene blue dilihatdengan Mikroskop perbesaran 40 x 10
Fase Minyak
Fase Air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Gambar 15 menunjukkan hasil bahwa fase internal (droplet) keempat
formula berwarna biru dan fase eksternalnya (medium) berwarna pucat. Hal ini
menunjukkan bahwa fase internal emulsi tonik rambut yang dihasilkan pada
keempat formula adalah air dan fase eksternalnya adalah minyak. Jadi dapat
disimpulkan bahwa keempat formula yaitu formula (1), a, b dan ab memiliki
sistem emulsi A/M sesuai nilai HLB sistem yaitu 6.
2. Metode Pengenceran
Formula (1) Formula a
Formula b Formula ab
Gambar 16. Uji tipe emulsi dengan metode pengenceran
Gambar 16 menunjukkan bahwa hasil pengujian tipe emulsi
menggunakan metode pengenceran menunjukkan bahwa sediaan emulsi yang
dibuat pada semua formula larut dalam fase minyak dan mengalami pemisahan
61
Gambar 15 menunjukkan hasil bahwa fase internal (droplet) keempat
formula berwarna biru dan fase eksternalnya (medium) berwarna pucat. Hal ini
menunjukkan bahwa fase internal emulsi tonik rambut yang dihasilkan pada
keempat formula adalah air dan fase eksternalnya adalah minyak. Jadi dapat
disimpulkan bahwa keempat formula yaitu formula (1), a, b dan ab memiliki
sistem emulsi A/M sesuai nilai HLB sistem yaitu 6.
2. Metode Pengenceran
Formula (1) Formula a
Formula b Formula ab
Gambar 16. Uji tipe emulsi dengan metode pengenceran
Gambar 16 menunjukkan bahwa hasil pengujian tipe emulsi
menggunakan metode pengenceran menunjukkan bahwa sediaan emulsi yang
dibuat pada semua formula larut dalam fase minyak dan mengalami pemisahan
61
Gambar 15 menunjukkan hasil bahwa fase internal (droplet) keempat
formula berwarna biru dan fase eksternalnya (medium) berwarna pucat. Hal ini
menunjukkan bahwa fase internal emulsi tonik rambut yang dihasilkan pada
keempat formula adalah air dan fase eksternalnya adalah minyak. Jadi dapat
disimpulkan bahwa keempat formula yaitu formula (1), a, b dan ab memiliki
sistem emulsi A/M sesuai nilai HLB sistem yaitu 6.
2. Metode Pengenceran
Formula (1) Formula a
Formula b Formula ab
Gambar 16. Uji tipe emulsi dengan metode pengenceran
Gambar 16 menunjukkan bahwa hasil pengujian tipe emulsi
menggunakan metode pengenceran menunjukkan bahwa sediaan emulsi yang
dibuat pada semua formula larut dalam fase minyak dan mengalami pemisahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
dengan penambahan fase air berlebih. Hal ini menunjukkan bahwa fase
eksternal dari sistem emulsi yang dibuat adalah minyak. Jadi, tipe emulsi
keempat formula adalah tipe emulsi A/M.
F. Sifat Fisik Emulsi Tonik Rambut
Sifat fisik emulsi tonik rambut merupakan hal yang penting untuk
dipertimbangkan terkait kualitas sediaan yang baik dan dapat diterima oleh
masyarakat. Masyarakat menyukai sediaan emulsi yang mudah menyebar saat
dioleskan, viskositas yang cukup sehingga mudah dituang dan stabil dalam
penyimpanannya. Selain itu, sediaan emulsi yang dibuat bertujuan agar zat aktif
dapat terabsorpsi menembus stratum corneum maka selain terkait kualitas
sediaan dan acceptability masyarakat, sifat fisik juga perlu dipertimbangkan agar
dapat memberikan efek farmakologis yang optimal. Sifat fisik yang tidak sesuai
dapat menyebabkan proses absorpsi menjadi tidak optimal. Sifat fisik yang diukur
dari sediaan emulsi tonik rambut adalah daya sebar emulsi, dan viskositas.
Pengujian daya sebar dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mudah
tidaknya sediaan menyebar saat dioleskan, sedangkan pengujian viskositas
bertujuan untuk mengetahui profil kekentalan dari sediaan emulsi yang dibuat.
Dalam penelitian ini juga dilakukan pengujian stabilitas emulsi yang bertujuan
untuk mengetahui profil kestabilan dari emulsi yang dibuat. Stabilitas fisik
sediaan dapat diketahui dari profil persentase pemisahan dan perubahan ukuran
droplet setelah penyimpanan 25 hari. setelah penyimpanan selama 25 hari, ukuran
droplet emulsi dapat meningkat atau menurun dibandingkan dengan ukuran
droplet awal setelah pembuatan, selisih ukuran droplet tersebut yang dimaksud
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
perubahan ukuran droplet. Semakin kecil nilai perubahan ukuran droplet maka
emulsi semakin stabil dan sebaliknya, semakin besar nilai perubahan ukuran
droplet maka emulsi semakin tidak stabil. Selain ukuran droplet juga diamati
profil persentase pemisahan yaitu seberapa besar creaming yang terjadi pada
emulsi setelah penyimpanan 25 hari. Semakin besar nilai persentase pemisahan
maka emulsi semakin tidak stabil dan sebaliknya semakin kecil nilai persentase
pemisahan maka emulsi semakin stabil.
Tabel VI. Persentase pemisahan emulsi tonik rambut
Persentasepemisahan(%)
F1 Fa Fb Fab
48 jam 0 0 0 025 hari 7,87 ± 5,37 18,40 ± 21,57 19,07 ± 18,92 24,40 ± 14,24
Uji daya sebar dilakukan dengan menggunakan kaca bundar. Pemberian
beban pada plat kaca bundar dianalogkan sebagai tekanan yang diberikan pada
saat emulsi tonik rambut diaplikasikan pada kulit kepala. Rata-rata diameter yang
diperoleh dianggap mewakili daya sebar dari emulsi yang dibuat. Daya sebar yang
baik dapat menjamin pemerataan dan kemudahan untuk dioleskan saat emulsi
diaplikasikan pada kulit kepala.
Uji viskositas bertujuan untuk mengetahui profil rheologi dan konsistensi
emulsi. Uji ini dilakukan pada waktu 48 jam setelah pembuatan menggunakan alat
viscometer supaya terbebas dari semua energi kinetik selama pembuatan sehingga
diharapkan hasil pengukuran viskositas akan lebih stabil daripada pengukuran
tepat setelah pembuatan. Rotor dimasukkan ke dalam cup yang berisi emulsi
tersebut hingga tenggelam. Daerah di sekitar rotor diusahakan penuh dengan
emulsi karena adanya rongga di sekitar rotor dapat mempengaruhi hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
pengukuran viskositas. Skala rotor yang digunakan yaitu skala rotor nomer 3.
Pengukuran viskositas dilakukan sebanyak tiga kali yaitu viskositas setelah 48
jam, 15 hari dan 25 hari. Pengukuran viskositas setelah 25 hari penyimpanan
bertujuan untuk mengetahui besarnya perubahan viskositas emulsi yang
menggambarkan perubahan stabilitas emulsi yang dibuat. Berubahnya viskositas
emulsi setelah penyimpanan selama 25 hari dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain yaitu kelembaban, penguapan air dari sediaan, adanya kerja dari
mikroorganisme, dan sebagainya. Dalam penelitian ini hal yang membedakan tiap
formula adalah komposisi penetration enhancer. Oleh karena itu, komposisi
penetration enhancer yang digunakan merupakan faktor yang mempengaruhi
perbedaan perubahan viskositas tiap formula yang dibuat. Semakin tinggi
higroskopisitas penetration enhancer yang digunakan maka viskositas emulsi
selama penyimpanan akan cenderung semakin turun (semakin encer).
Tabel VII. Hasil pengukuran sifat fisik emulsi tonik rambut
FormulaDaya Sebar
(cm)Viskositas
(dPas)Persentase
pemisahan(%)(1) 7,80 ± 0,46 0,1 ± 0 7,87a 6,39 ± 0,55 0,24 ± 0,09 18,40b 7,03 ± 0,41 0,1 ± 0 19,07ab 6,31 ± 1,49 0,18 ± 0,03 24,40
Dari tabel VII, dapat diketahui bahwa masing-masing formula
memberikan respon yang berbeda-beda baik untuk daya sebar dan viskositas. Hal
ini dikarenakan adanya perbedaan level VCO dan level sorbitol yang digunakan
untuk tiap formula. Untuk uji daya sebar, formula (1) mempunyai daya sebar
terbesar dan formula ab mempunyai daya sebar terkecil, sedangkan untuk uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
viskositas formula (1) dan formula b memiliki viskositas terkecil dan formula a
memiliki viskositas terbesar. Formula (1) sesuai teori dimana daya sebar
berbanding terbalik dengan viskositas. Semakin besar daya sebar sediaan semi
padat maka viskositasnya akan semakin kecil, sebaliknya semakin kecil daya
sebar sediaan semi padat maka akan semakin besar viskositasnya (Garg,
Aggarwal, Garg, and Singla, 2002). Formula a memiliki viskositas terbesar karena
pada formula ini komposisi sorbitol pada level tinggi sehingga dapat
dimungkinkan sorbitol akan menarik kandungan air dari luar sistem ke dalam
sistem sehingga viskositas sediaan akan meningkat.
Perhitungan secara desain faktorial dapat digunakan untuk mengetahui
faktor mana yang signifikan berpengaruh (VCO, sorbitol, atau interaksi keduanya)
dalam menentukan daya sebar dan viskositas dari sediaan emulsi. Perhitungan
dilakukan menggunakan perangkat lunak statistik terapan Ubuntu-
10.04_DesFaktor-0.9 dengan ANOVA taraf kepercayaan 95%.
Hasil perhitungan efek VCO, sorbitol dan interaksi keduanya adalah
sebagai berikut :
Tabel VIII. Efek VCO, sorbitol, dan interaksi keduanya dalam menentukansifat fisik emulsi
Efek Daya Sebar(cm)
Viskositas(dPas)
PersentasePemisahan (%)
VCO |-1,065 | 0,11 7,93Sorbitol | -0,425 | | -0,03 | 8,6Interaksi 0,345 | -0,03 | | -2,6 |
Dari tabel VIII, efek yang paling signifikan berpengaruh terhadap sifat
fisik dan stabilitas emulsi. Semakin besar nilai efek yang diperoleh maka semakin
signifikan berpengaruh terhadap sifat fisik emulsi. Faktor VCO merupakan faktor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
yang paling signifikan berpengaruh terhadap daya sebar dan viskositas emulsi ,
sedangkan sorbitol merupakan faktor yang paling signifikan berpengaruh terhadap
profil persentase pemisahan. Hasil dengan nilai efek mutlak negatif yang besar
berpengaruh pada penurunan sifat fisik dan stabilitas emulsi setelah disimpan
selama 25 hari.
1. Daya Sebar
Gambar 17. Grafik hubungan antara VCO (kanan) dan sorbitol (kiri) terhadap dayasebar emulsi tonik rambut
Berdasarkan gambar 17, semakin banyak sorbitol yang digunakan
dalam formula dengan penggunaan VCO level rendah maupun tinggi akan
menurunkan daya sebar emulsi tonik rambut tetapi kurang signifikan
berpengaruh dibanding VCO. Faktor VCO akan menurunkan daya sebar
emulsi secara signifikan. Semakin banyak VCO yang digunakan dalam
formula dengan penggunaan sorbitol level rendah maupun tinggi akan
menurunkan daya sebar emulsi tonik rambut. Hal ini dikarenakan komponen
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
0 10 20 30
Day
a Se
bar
(cm
)
Sorbitol (g)
Grafik Hubungan antara Sorbitol danDaya Sebar Emulsi Tonik Rambut
VCO Level RendahVCO Level Tinggi
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
0 10 20 30 40
Day
a Se
bar
(cm
)
VCO (g)
Grafik Hubungan antara VCO dan DayaSebar Emulsi Tonik Rambut
Sorbitol Level Rendah
Sorbitol Level Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
penyususun VCO yang terdiri dari asam lemak rantai sedang/MCFA dapat
meningkatkan viskositas emulsi. Efek interaksi bernilai positif yaitu interaksi
VCO dan sorbitol dapat meningkatkan daya sebar emulsi. Hasil perhitungan
dengan software Ubuntu-10.04_DesFaktor-0.9 dengan ANOVA taraf
kepercayaan 95% adalah sebagai berikut :
a. Hasil uji statistik model persamaan
multiple R-squared = 0,4271; p-value = 0,1944
Model persamaan : y = 12,794733 – 0,21067 (a) – 0,216837 (b) +
0,006953 (a) (b)
Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa multiple R-
squared = 0,4271 dimana r < r8(.05) = 0,632 (De Muth, 1999) sehingga
korelasi tidak signifikan dan persamaan menjadi tidak valid. Menurut
Roundtree (1981), syarat linearitas yang baik yaitu 0,70-0,90 (strong, high,
marked) dan >0,90 (very strong, very high) (De Muth, 1999). Nilai p dari
hasil uji statistik = 0,1944 > 0,05 sehingga persamaan tidak
signifikan/tidak valid. Oleh karena itu, contour plot yang dihasilkan dari
persamaan tersebut tidak dapat digunakan untuk membuat contour plot
superimposed.
b. Hasil uji statistik ANOVA
Tabel IX. Tabel ANOVA Daya Sebar
Df Sum Sq Mean Sq F Value Pr (>F)a 1 3,3919 3,3919 4,6951 0,06213b 1 0,5550 0,5550 0,7682 0,40631a:b 1 0,3626 0,3626 0,5019 0,49879Residuals 8 5,7795 0,7224
F tabel (1,8) 95% = 5,32 F tabel > F hitung = signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tabel IX menunjukkan hasil bahwa tidak ada faktor yang
dominan untuk respon daya sebar nilai Pr(>F) semua faktor pada tabel
ANOVA > 0,05 yang berarti tidak ada faktor yang berpengaruh signifikan.
2. Viskositas
Gambar 18. Grafik hubungan antara sorbitol (kiri) dan VCO (kanan) terhadapviskositas emulsi tonik rambut
Berdasarkan gambar 18, semakin banyak jumlah sorbitol yang
digunakan dalam formula dengan penggunaan VCO level rendah maupun
tinggi akan menurunkan viskositas emulsi tonik rambut. Hal ini disebabkan
oleh higroskopisitas sorbitol yaitu dapat meningkatkan kandungan air di dalam
sistem emulsi sehingga akan menurunkan viskositas sistem emulsi. Semakin
banyak VCO yang digunakan dalam formula dengan sorbitol level rendah dan
tinggi akan meningkatkan viskositas emulsi. Peningkatan jumlah VCO pada
formula dengan sorbitol level rendah tidak berpengaruh signifikan terhadap
viskositas dibanding formula dengan penggunaan sorbitol level tinggi.
Berdasarkan perhitungan nilai efek, VCO merupakan faktor yang berpengaruh
0
0,05
0,1
0,15
0,2
0,25
0,3
0 10 20 30
Vis
kosi
tas
(dP
As)
Sorbitol (g)
Grafik Hubungan antara Sorbitol danViskositas Emulsi Tonik Rambut
VCO Level Rendah
VCO Level Tinggi
0
0,05
0,1
0,15
0,2
0,25
0,3
0 10 20 30 40
Vis
kosi
tas
(dP
as)
VCO (g)
Grafik Hubungan antara VCO danViskositas Emulsi Tonik Rambut
Sorbitol Level Rendah
Sorbitol Level Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
signifikan terhadap peningkatan viskositas. Hasil perhitungan dengan software
Ubuntu-10.04_DesFaktor-0.9 dengan ANOVA taraf kepercayaan 95% adalah
sebagai berikut :
a. Hasil uji statistik model persamaan
multiple R-squared = 0,7219 dan p-value = 0,01297
Model persamaan : y = -0,2933333 + 0,0196667 (a) + 0,0113333 (b) –
0,0005667 (a) (b)
Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa multiple R-
squared = 0,7219 dimana r > r8(.05) = 0,632 (De Muth, 1999) sehingga
korelasi signifikan dan persamaan valid. Menurut Roundtree (1981), syarat
linearitas yang baik yaitu 0,70-0,90 (strong, high, marked) dan >0,90 (very
strong, very high) (De Muth, 1999). Nilai linearitas yang diperoleh dalam
penelitian memenuhi syarat linearitas yang baik dengan kekuatan strong,
high, marked. Nilai p dari hasil uji statistik = 0,01297 < 0,05 sehingga
persamaan signifikan/ valid. Oleh karena itu, contour plot yang dihasilkan
dari persamaan tersebut dapat digunakan untuk membuat contour plot
superimposed.
b. Hasil uji statistik ANOVA viskositas
Tabel X. Tabel ANOVA Viskositas
Df Sum Sq Mean Sq F Value Pr (>F)a 1 0,037408 0,037408 18,3975 0,002654 **b 1 0,002408 0,002408 1,1844 0,308153
a:b 1 0,002408 0,002408 1,1844 0,308153Residuals 8 0,016267 0,002033
F tabel (1,8) 95% = 5,32 F tabel > F hitung = signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Nilai p-value pada respon viskositas signifikan yaitu < 0,05
sehingga data valid tetapi apakah data berpengaruh terhadap respon atau
tidak perlu melihat nilai Pr(>F) pada tabel ANOVA. Faktor yang signifikan
berpengaruh terhadap respon viskositas adalah VCO yang ditunjukkan oleh
nilai Pr(>F) kurang dari 0,05 (faktor tersebut berpengaruh signifikan).
VCO merupakan faktor yang signifikan berpengaruh dalam
menentukan viskositas emulsi. Seiring meningkatnya jumlah VCO maka
viskositas emulsi yang dihasilkan akan semakin tinggi. VCO dapat
meningkatkan viskositas karena kandungan asam lemak rantai sedang
terutama asam laurat mengakibatkan terjadinya ikatan van der waals antara
hidrokarbon span 80 dengan rantai hidrokarbon asam lemak dan membuat
sistem lebih bulky (Sinko, 2006). Hal ini didukung oleh data viskositas
formula (1) dan formula b dimana kedua formula memiliki jumlah sorbitol
yang sama yaitu dihasilkan emulsi dengan viskositas yang sama dan daya
sebar formula (1) lebih besar daripada formula b. Hal ini dikarenakan
penggunaan VCO pada formula b lebih banyak dibandingkan formula (1)
sehingga daya sebar formula b lebih kecil dibanding formula (1). Viskositas
formula b seharusnya lebih kecil daripada formula (1) karena jumlah
sorbitol pada formula b lebih besar daripada formula (1) sehingga
peningkatan kandungan air dalam formula b lebih besar daripada formula
(1). Akibatnya, viskositas formula b akan lebih kecil daripada formula (1).
Namun, hasil yang didapat tidak sesuai dengan teori. Hal ini dapat
disebabkan oleh adanya kontaminasi sediaan selama pengujian dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
penyimpanan yang menyebabkan kenaikan viskositas. Pada formula a dan
formula ab dengan jumlah sorbitol yang sama dihasilkan viskositas formula
a lebih tinggi dibanding formula ab dan daya sebat formula a lebih besar
dibanding formula ab. Formula a seharusnya memiliki viskositas yang lebih
kecil dan daya sebar yang lebih besar daripada formula ab karena jumlah
VCO yang digunakan lebih sedikit dibanding formula ab. Namun, hasil
respon viskositas yang diperoleh tidak sesuai dengan teori. Hal ini dapat
disebabkan oleh adanya kontaminasi sediaan selama pengujian dan
penyimpanan yang menyebabkan kenaikan viskositas.
3. Persentase pemisahan
Gambar 19. Grafik hubungan antara VCO dan sorbitol terhadap profil persentasepemisahan emulsi tonik rambut
Dari gambar 19 dapat diketahui bahwa peningkatan jumlah sorbitol
pada penggunaan VCO level rendah dan tinggi dapat meningkatkan terjadinya
creaming pada emulsi tonik rambut secara signifikan. Peningkatan jumlah
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
0 10 20 30
% p
emis
ahan
(%)
Sorbitol (g)
Grafik Hubungan antara Sorbitol dan% Pemisahan Emulsi Tonik Rambut
VCO Level Rendah
VCO Level Tinggi
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
0 20 40
% p
emis
ahan
(%
)
VCO (g)
Grafik Hubungan antara VCO dan %Pemisahan Emulsi Tonik Rambut
Sorbitol Level Rendah
Sorbitol Level Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
VCO pada penggunaan sorbitol level rendah dan tinggi juga dapat
meningkatkan terjadinya creaming. Hal ini dikarenakan sifat sorbitol yang
higroskopis sehingga dapat menarik air dari luar sistem dan meningkatkan
kandungan air sediaan (fase air dapat bertambah) dan VCO yang memiliki
asam lemak rantai sedang dengan struktur yang bulky sehingga sediaan akan
viscous. Kedua sifat bahan tersebut yang akan memicu terjadinya creaming
pada sediaan emulsi tonik rambut selama penyimpanan. Hasil perhitungan
dengan software Ubuntu-10.04_DesFaktor-0.9 dengan ANOVA taraf
kepercayaan 95% adalah sebagai berikut :
a. Hasil uji statistik untuk model persamaan
Multiple R-squared = 0, 1697 ; p-value = 0,6652
Model persamaan : Y = -34,800 + 1,573 (a) + 2,160 (b) – 0,052 (a) (b)
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa multiple R-squared = 0,1697
(r < r8(.05) = 0,632) (De Muth, 1999) sehingga korelasi tidak signifikan dan
persamaan menjadi tidak valid. Menurut Roundtree (1981), syarat linearitas
yang baik yaitu 0,70-0,90 (strong, high, marked) dan >0,90 (very strong,
very high) (De Muth, 1999). Linearitas yang diperoleh dalam penelitian
tidak memenuhi syarat linearitas yang baik. Nilai p dari hasil uji statistik =
0,6652 > 0,05 sehingga persamaan tidak signifikan/tidak valid. Oleh karena
itu, contour plot yang dihasilkan dari persamaan tersebut tidak dapat
digunakan untuk membuat contour plot superimposed.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
b.Hasil uji ANOVA persentase pemisahan
Tabel XI. Hasil uji ANOVA persentase pemisahan
Df Sum Sq Mean Sq F Value Pr (>F)a 1 188,81 188,81 0,7161 0,4220b 1 221,88 221,88 0,8415 0,3858
a:b 1 20,28 20,28 0,0769 0,7886Residuals 8 2109,33 263,67F tabel (1,8) 95% = 5,32 F tabel > F hitung = signifikan
Tabel IX menunjukkan tidak ada faktor yang signifikan
berpengaruh dalam menentukan respon daya sebar. Nilai Pr(>F) semua
faktor pada tabel ANOVA > 0,05 yang berarti tidak ada faktor yang
berpengaruh signifikan.
G. Prediksi Komposisi Optimum Formula
Prediksi komposisi optimum formula bertujuan untuk memprediksi
komposisi VCO dan sorbitol yang optimum dalam sediaan emulsi tonik rambut
ekstrak kemiri. Optimasi yang dilakukan meliputi daya sebar dan viskositas yang
merupakan parameter sifat fisik emulsi tonik rambut. Daya sebar dan viskositas
mempunyai rentang optimum tertentu dalam hal ini digunakan pembanding
sediaan tonik rambut Minoxidil 5%. Optimasi komposisi dapat digunakan untuk
memperoleh komposisi sorbitol dan VCO dalam emulsi dengan spreadability
yang baik, viskositas yang cukup, stabil dalam penyimpanan dan aman dalam
penggunaannya sehingga memenuhi kriteria acceptability masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
1. Contour plot daya sebar
Gambar 20. Contour plot daya sebar emulsi tonik rambut ekstrak kemiri
Berdasarkan perhitungan desain faktorial diperoleh model persamaan
daya sebar yaitu y = 12,794733 – 0,21067 (a) – 0,216837 (b) + 0,006953 (a)
(b). Persamaan ini digunakan untuk membuat grafik contour plot daya sebar
seperti pada gambar 20 . Pada contour plot dapat ditentukan area optimum
komposisi sorbitol dan VCO yang memberikan daya sebar yang baik yaitu
pada diameter 7-8 cm dimana sediaan emulsi tonik rambut cukup nyaman
digunakan dan mudah diaplikasikan di kulit kepala. Daya sebar tersebut
merupakan daya sebar dari sediaan pembanding Minoxidil 5%. Jadi dapat
disimpulkan bahwa tidak didapatkan formula optimum karena semua formula
memenuhi rentang daya sebar yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
2. Contour plot viskositas
Gambar 21. Contour plot viskositas emulsi tonik rambut ekstrak kemiri
Berdasarkan perhitungan desain faktorial diperoleh model persamaan
daya sebar yaitu y = -0,2933333 + 0,0196667 (a) + 0,0113333 (b) – 0,0005667
(a) (b). Persamaan ini dapat digunakan untuk membuat grafik contour plot
viskositas seperti pada gambar 21 . Pada contour plot dapat ditentukan area
optimum komposisi sorbitol dan VCO yang memberikan viskositas yang baik
yaitu tidak terlalu besar maupun terlalu kecil. Viskositas yang terlalu besar
akan menyulitkan saat pengemasan sediaan emulsi tonik rambut dan tidak
menjamin pemerataan saat sediaan emulsi dioleskan pada kulit kepala,
sedangkan viskositas yang terlalu kecil tidak disukai karena saat
pengaplikasian pada kulit kepala dapat dimungkinkan banyak yang terbuang
karena sulit melekat pada kulit kepala sehingga penggunaannya menjadi tidak
efektif. Viskositas yang baik untuk sediaan emulsi tonik rambut yaitu pada
rentang 0,1-1,0 dPas. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak didapatkan formula
optimum karena semua formula memenuhi range viskositas yang dikehendaki.
10
12
14
16
18
20
20 22 24 26 28 30
Sorb
itol
(g)
VCO (g)
Contour Plot Viskositas
0,12 dPas
0,16 dPas
0,22 dPas
0,18 dPas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
3. Contour plot persentase pemisahan
Gambar 22. Contour plot persentase pemisahan emulsi tonik rambut ekstraketanol-air kemiri
Berdasarkan perhitungan desain faktorial diperoleh model persamaan
persentase pemisahan yaitu y = -34,800 + 1,573 (a) + 2,160 (b) – 0,052 (a) (b).
Persamaan ini dapat digunakan untuk membuat grafik contour plot persentase
pemisahan seperti pada gambar 22 . Contour plot dapat digunakan untuk
menentukan area optimum komposisi sorbitol dan VCO dimana proses
terjadinya creaming dapat diminimalisasi. Kriteria optimum persentase
pemisahan yaitu ≤ 10%. Dari gambar tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak
didapatkan formula optimum karena semua formula mengalami creaming.
H. Stabilitas Emulsi Tonik Rambut Ekstrak Etanol-air Kemiri
Stabilitas berperan penting dalam menentukan kualitas dan penerimaan
sediaan oleh masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel XII. Karakterisasi stabilitas emulsi
Viskositas (dPas)F1 Fa Fb Fab
48 jam 0,1 0,24 ± 0,09 0,1 0,18 ± 0,0315 hari 0,40 ± 0,02 0,49 ± 0,03 0,35 ± 0,02 0,42 ± 0,0325 hari 0,91 ± 0,69 1,47 ± 0,40 0,56 ± 0,17 1,20 ± 0,71
Daya Sebar (cm)48 jam 7,80 ± 0,46 6,39 ± 0,55 7,03 ± 0,41 6,31 ± 1,4915 hari 6,45 ± 0,46 6,39 ± 0,37 6,69 ± 0,09 6,06 ± 0,0425 hari 5,81 ± 0,61 4,96 ± 0,79 6,2 ± 0,26 5,25 ± 0,19
Persentase pemisahan(%)48 jam 0 0 0 015 hari 1,87 ± 0,46 2,13 ± 2,31 3,73 ± 2,57 3,47 ± 1,6725 hari 7,87 ± 5,37 18,40 ± 21,57 19,07 ± 18,92 24,40 ± 14,24
pH48 jam 5,47 ± 0,02 5,43 ± 0,16 5,5 ± 0,02 5,52 ± 0,0415 hari 4,7 ± 0,13 4,56 ± 0,08 4,78 ± 0,04 4,8 ± 0,0425 hari 4,36 ± 0,09 4,34 ± 0,02 4,51 ± 0,06 4,53 ± 0,10
Rata-rata ukuran droplet (µm)48 jam 12,90 ± 1,12 13,29 ± 0,24 12,75 ± 2,00 12,11 ± 0,8315 hari 13,22 ± 2,98 10,61±0,30 15,69 ± 2,04 13,19 ± 1,4925 hari 15,15 ± 1,20 15,29 ± 0,72 12,94 ± 1,22 13,30 ± 0,22
Pergeseran viskositas (%)810 % 512,5% 460% 566,67%Pergeseran rata-rata ukuran droplet (%)
17,44% 15,05% 1,49% 9,83%
1. Viskositas
Pengujian viskositas setelah 48 jam pembuatan, 15 hari dan 25 hari
penyimpanan bertujuan untuk mengetahui stabilitas emulsi yang dibuat.
Viskositas emulsi ini merupakan salah satu faktor penentu acceptabilitas
masyarakat. Tabel XII menunjukkan hasil yaitu semakin lama penyimpanan,
viskositas emulsi semakin meningkat artinya emulsi tonik rambut yang dibuat
menjadi semakin kental. Selain itu, pergeseran viskositas yang diperoleh lebih
dari 10%. Kesimpulan yang diperoleh yaitu emulsi tonik rambut yang dibuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
tidak stabil selama penyimpanan 25 hari. Formula ab memiliki viskositas
tertinggi pada pengukuran awal (48 jam) dan formula a memiliki viskositas
tertinggi pada pengukuran 25 hari. Hal ini sesuai dengan hasil uji ANOVA
bahwa faktor VCO diprediksi merupakan faktor yang berpengaruh
meningkatkan viskositas.
Data viskositas 48 jam, 15 hari dan 25 hari diuji normalitas
menggunakan Shapiro-Wilk karena jumlah data respon viskositas kurang dari
50.
Tabel XIII . Hasil uji normalitas viskositas Saphiro-Wilk
UjiViskositas
48 jam 15 hari 25 hariNilai p 0,008481 0,8373 0,01599
p < 0,05 Ho diterima
Hi = Data respon viskositas formula (1), formula a, formula b, dan formula ab
setelah penyimpanan 48 jam, 15 hari dan 25 hari terdistribusi normal.
Ho = Data respon viskositas formula (1), formula a, formula b, dan formula ab
setelah penyimpanan 48 jam, 15 hari dan 25 hari terdistribusi tidak normal.
Tabel XIII menunjukkan nilai p semua formula pada pengukuran 48 jam dan
25 hari < 0,05 sehingga Ho diterima, sedangkan nilai p semua formula pada
pengukuran 15 hari > 0,05 sehingga Ho ditolak. Jadi, data respon viskositas
semua formula terdistribusi tidak normal. Selanjutnya, data viskositas diuji
menggunakan uji Wilcoxon dengan membandingkan viskositas setelah 48
jam, 15 hari dan 25 hari. Uji Wilcoxon digunakan karena data yang dihasilkan
tidak terdistribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Tabel XIV. Hasil uji Wilcoxon respon viskositas setelah 48 jam pembuatandan 25 hari penyimpananFormula Nilai p
(1) 0,25a 0,25b 0,25ab 0,25
p < 0,05 signifikan Ho ditolak
Hi = Viskositas formula (1), formula a, formula b dan formula ab setelah 48
jam pembuatan dan 25 hari penyimpanan berbeda bermakna.
Ho = Viskositas formula (1), formula a, formula b dan formula ab setelah 48
jam pembuatan dan 25 hari penyimpanan tidak berbeda bermakna.
Tabel XIV menunjukkan nilai p semua formula setelah penyimpanan 25 hari >
0,05 yang berarti Ho diterima. Jadi, formula (1), formula a, formula b dan
formula ab stabil dalam penyimpanan selama 25 hari.
2. Daya Sebar
Pengujian daya sebar selama 25 hari penyimpanan bertujuan untuk
mengetahui stabilitas emulsi yang dibuat terkait kemampuan daya sebar yang
dihasilkan. Daya sebar juga merupakan faktor penentu acceptabilitas
masyarakat. Daya sebar berbanding terbalik dengan viskositas. Semakin tinggi
viskositas maka daya sebar akan semakin turun dan sebaliknya, semakin
rendah viskositas maka daya sebar akan semakin besar. Hal ini didukung oleh
data yang disajikan pada tabel XII yaitu formula (1) memiliki daya sebar
tertinggi dan viskositas terkecil pada pengukuran awal (48 jam) sedangkan
formula ab memiliki daya sebar terendah dan viskositas terbesar pada
pengukuran awal (48 jam). Namun setelah uji 25 hari, daya sebar tertinggi dan
viskositas terendah yaitu formula b dan daya sebar terkecil dan viskositas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
tertinggi yaitu formula a. Hal ini kemungkinan karena persentase pemisahan
fase air pada formula b lebih besar dibanding formula lainnya sehingga
viskositasnya akan menjadi kecil dan daya sebarnya tinggi.
Data daya sebar 48 jam, 15 hari dan 25 hari diuji normalitas
menggunakan Shapiro-Wilk karena jumlah data respon daya sebar kurang dari
50.
Tabel XV. Hasil uji normalitas daya sebar Saphiro-Wilk
UjiDaya Sebar
48 jam 15 hari 25 hariNilai p 1,208. 10-6 0,03803 0,6588
p < 0.05 Ho diterima
Hi = Data respon daya sebar formula (1), formula a, formula b, dan formula ab
setelah penyimpanan 48 jam, 15 hari dan 25 hari terdistribusi normal.
Ho = Data respon daya sebar formula (1), formula a, formula b, dan formula
ab setelah penyimpanan 48 jam, 15 hari dan 25 hari terdistribusi tidak normal.
Tabel XV menunjukkan nilai p semua formula pada pengukuran 48 jam dan
15 hari < 0,05 sehingga Ho diterima, sedangkan nilai p semua formula pada
pengukuran 25 hari > 0,05 sehingga Ho ditolak. Kesimpulan yang diperoleh
yaitu data respon daya sebar semua formula terdistribusi tidak normal.
Selanjutnya, data daya sebar diuji menggunakan uji Wilcoxon dengan
membandingkan daya sebar setelah 48 jam, 15 hari dan 25 hari. Uji Wilcoxon
digunakan karena data yang dihasilkan tidak terdistribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Tabel XVI. Hasil uji Wilcoxon respon daya sebar setelah 48 jampembuatan dan penyimpanan 25 hari
Formula Nilai p(1) 0,25a 0,25b 0,25ab 0,5
p < 0,05 signifikan Ho ditolak
Hi = Daya sebar formula (1), formula a, formula b dan formula ab setelah 48
jam pembuatan dan 25 hari penyimpanan berbeda bermakna.
Ho = Daya sebar formula (1), formula a, formula b dan formula ab setelah 48
jam pembuatan dan 25 hari penyimpanan tidak berbeda bermakna.
Tabel XVI menunjukkan nilai p semua formula setelah 25 hari penyimpanan >
0,05 yang berarti Ho diterima. Jadi, formula (1), formula a, formula b dan
formula ab stabil dalam penyimpanan selama 25 hari.
3. Persentase pemisahan
Persentase pemisahan juga merupakan parameter stabilitas emulsi
tonik rambut. Nilai persentase pemisahan diperoleh dengan mengamati tinggi
creaming yang terjadi. Tujuan pengukuran persentase pemisahan adalah untuk
mengetahui apakah terjadi pemisahan fase air dan fase minyak dalam sistem
emulsi atau tidak. Tabel XII menunjukkan persentase pemisahan pemisahan
emulsi semakin meningkat seiring lamanya penyimpanan yang menunjukkan
ketidakstabilan emulsi. Fenomena ini terjadi akibat proses sedimentasi yaitu
mengendapnya droplet fase air ke dasar tabung. Hal ini dikarenakan berat
jenis fase air lebih besar dari berat jenis minyak yaitu 1 g/cm3 (air) dan 0,9160
g/cm3 (VCO) sehingga fase air dan fase minyak akan memisah. Selain itu, jika
dilihat dari struktur sorbitol, adanya enam gugus –OH membuat sorbitol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
cenderung bersifat polar sehingga apabila diformulasikan dalam emulsi tipe
A/M dengan HLB 6 yang cenderung bersifat lipofil maka sorbitol akan tidak
stabil dan emulsi akan cepat memisah atau cracking.
Data persentase pemisahan 48 jam, 15 hari dan 25 hari diuji
normalitas menggunakan Shapiro-Wilk karena jumlah data respon persentase
pemisahan kurang dari 50.
Tabel XVII. Hasil uji normalitas persentase pemisahan Saphiro-Wilk
Uji% Pemisahan (creaming)
48 jam 15 hari 25 hariNilai p 0 0,03239 0,01658
p< 0,05 Ho diterima
Hi = Data respon persentase pemisahan formula (1), formula a, formula b, dan
formula ab setelah penyimpanan 48 jam, 15 hari dan 25 hari terdistribusi
normal.
Ho = Data respon persentase pemisahan formula (1), formula a, formula b,
dan formula ab setelah penyimpanan 48 jam, 15 hari dan 25 hari terdistribusi
tidak normal.
Tabel XVII menunjukkan nilai p semua formula pada semua pengukuran <
0,05 sehingga Ho diterima. Kesimpulan yang diperoleh yaitu data respon
persentase pemisahan semua formula terdistribusi tidak normal. Selanjutnya,
data persentase pemisahan diuji menggunakan uji Wilcoxon dengan
membandingkan persentase pemisahan setelah 48 jam, 15 hari dan 25 hari. Uji
Wilcoxon digunakan karena data yang dihasilkan tidak terdistribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Tabel XVIII. Hasil uji Wilcoxon respon persentase pemisahan setelah 48jam pembuatan dan penyimpanan 25 hari
Formula Nilai p(1) 0,25a 0,25b 0,25ab 0,25
p < 0,05 signifikan Ho ditolak
Hi = Persentase pemisahan formula (1), formula a, formula b dan formula ab
setelah 48 jam pembuatan dan 25 hari penyimpanan berbeda bermakna.
Ho = Persentase pemisahan formula (1), formula a, formula b dan formula ab
setelah 48 jam pembuatan dan 25 hari penyimpanan tidak berbeda bermakna.
Tabel XVIII menunjukkan nilai p semua formula setelah 25 hari penyimpanan
> 0,05 yang berarti Ho diterima. Jadi, formula (1), formula a, formula b dan
formula ab stabil dalam penyimpanan selama 25 hari.
4. Rata-rata ukuran droplet
Uji ukuran droplet bertujuan untuk mengetahui sifat fisik dan
stabilitas emulsi yang dibuat selama penyimpanan. Berdasarkan tabel XII,
rata-rata ukuran droplet pada formula (1) dan formula ab semakin meningkat
seiring lamanya penyimpanan. Hal ini dikarenakan droplet-droplet mengalami
koalesen yaitu bergabungnya dua droplet menjadi satu sehingga memperbesar
ukuran droplet. Formula a mengalami penurunan ukuran droplet setelah
penyimpanan 15 hari dan mengalami peningkatan ukuran droplet setelah
penyimpanan 25 hari, sedangkan formula b mengalami peningkatan ukuran
droplet setelah penyimpanan 15 hari dan penurunan setelah penyimpanan 25
hari . Hal ini dapat dikarenakan terjadinya ostwald ripening yaitu droplet-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
droplet saling bertabrakan dengan yang lainnya dan membentuk droplet yang
lebih besar dan yang lebih kecil.
Data ukuran droplet 48 jam, 15 hari dan 25 hari diuji normalitas
menggunakan Shapiro-Wilk karena jumlah data respon ukuran droplet kurang
dari 50. Data ukuran droplet yang diuji merupakan rata-rata ukuran droplet
karena lebih menggambarkan ukuran droplet yang sebenarnya dibanding
metode percentile 90.
Tabel XIX. Hasil uji normalitas rata-rat ukuran droplet Saphiro-Wilk
UjiRata-rata ukuran droplet
48 jam 15 hari 25 hariNilai p 0,9909 0,4257 0,9275
p < 0,05 Ho diterima
Hi = Data respon rata-rata ukuran droplet formula (1), formula a, formula b,
dan formula ab setelah penyimpanan 48 jam, 15 hari dan 25 hari terdistribusi
normal.
Ho = Data respon rata-rata ukuran droplet formula (1), formula a, formula b,
dan formula ab setelah penyimpanan 48 jam, 15 hari dan 25 hari terdistribusi
tidak normal.
Tabel XIX menunjukkan nilai p semua formula pada semua pengukuran >
0,05 sehingga Ho ditolak. Kesimpulan yang diperoleh yaitu data respon rata-
rata ukuran droplet semua formula terdistribusi normal. Selanjutnya, data
ukuran droplet diuji menggunakan Paired t test (uji t berpasangan) taraf
kepercayaan 95% dengan membandingkan persentase pemisahan setelah 48
jam dan 25 hari, 48 jam dan 15 hari, 15 hari dan 25 hari. Paired t test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
digunakan karena data normal dan variabel yang diuji terdiri dari dua data
yang berpasangan.
Tabel XX . Hasil Paired t test Mean ukuran droplet setelah 25 haripenyimpanan
Formula Nilai P(1) 0,005893a 0,0659b 0,904ab 0,1012
p < 0,05 signifikan Ho ditolak
Hi = rata-rata ukuran droplet formula (1), formula a, formula b dan formula ab
setelah 48 jam pembuatan dan 25 hari penyimpanan berbeda bermakna.
Ho = rata-rata ukuran droplet formula (1), formula a, formula b dan formula
ab setelah 48 jam pembuatan dan 25 hari penyimpanan tidak berbeda
bermakna.
Tabel XX menunjukkan nilai p formula (1) < 0,05 sehingga Ho ditolak,
sedangkan nilai p formula a, formula b dan formula ab > 0,05 sehingga Ho
diterima. Hal ini menunjukkan formula (1) tidak stabil dalam penyimpanan
selama 25 hari, sedangkan formula a, formula b dan formula ab stabil dalam
penyimpanan selama 25 hari.
5. Ketidakstabilan emulsi secara biologi
Emulsi A/M tonik rambut ekstrak etanol-air kemiri mengalami
ketidakstabilan secara biologi yaitu tumbuhnya jamur dan dimungkinkan juga
tumbuh mikroba pada sediaan emulsi yang dibuat. Hal ini dikarenakan tidak
adanya bahan pengawet dalam sistem emulsi yang dibuat. Selain itu, adanya
fase air dalam sistem emulsi juga dapat memicu tumbuhnya mikroba, jamur,
kapang dan khamir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
I. Uji Iritasi Primer
Uji iritasi primer pada sediaan emulsi tonik rambut dilakukan untuk
mengetahui apakah bahan-bahan yang digunakan dalam sediaan bersifat
mengiritasi kulit kepala atau tidak. Sediaan yang mengiritasi kulit dapat
menurunkan acceptabilitas masyarakat karena mereka cenderung akan
menghentikan pemakaian jika terjadi reaksi iritasi. Uji ini dilakukan pada kelinci
albino dengan alasan kulit kelinci tersebut tidak mempunyai pigmen kulit
sehingga memudahkan dalam pengamatan efek iritasi. Metode ini memiliki
kerugian yaitu pengamatan eritema dan edema yang bersifat subyektif. Sifat
mengiritasi kemungkinan dapat berasal dari pH sediaan, sifat bahan kimia yang
terkandung dalam formula atau dapat juga berupa gesekan mekanis.
Tabel XXI. Hasil Pengujian pH dan Indeks Iritasi Primer Emulsi TonikRambut
Formula pH* Indeks Iritasi Primer(1) 4,36 - 5,4678 0a 4,34 - 5,4278 0b 4,51 - 5,5033 0ab 4,53 - 5,5156 0
*pH = pH setelah pembuatan dan penyimpanan
Hasil uji iritasi primer dari keempat formula emulsi tonik rambut ekstrak
etanol-air biji kemiri yang dilakukan pada kulit kelinci albino menunjukkan
indeks iritasi primer 0. Nilai indeks iritasi primer kurang dari 2 memiliki kriteria
iritasi kurang merangsang (Lu, 1995). Jadi dapat disimpulkan bahwa keempat
formula bersifat tidak mengiritasi kulit. Range pH sediaan juga masih mendekati
pH kulit yaitu 4,2-6,0 sehingga kemungkinan sediaan tidak akan mengiritasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
1. VCO merupakan faktor yang berpengaruh signifikan terhadap sifat fisik dan
stabilitas emulsi tonik rambut ekstrak etanol-air kemiri.
2. Tidak ditemukan area komposisi optimum virgin coconut oil dan sorbitol
sebagai penetration enhancer dengan sifat fisik emulsi tonik rambut yang
dikehendaki dalam pembuatan emulsi tonik rambut ekstrak etanol-air biji
kemiri.
3. Formula emulsi tonik rambut ekstrak etanol-air biji kemiri tidak memberikan
efek iritasi pada kulit.
B. Saran
Setelah menghadapi tantangan dalam penelitian ini maka untuk
selanjutnya :
1. Perlu dilakukan uji efektivitas (uji pertumbuhan rambut) sediaan emulsi tonik
rambut ekstrak kemiri.
2. Perlu ditambahkan pengawet dalam formula untuk menjaga stabilitas sediaan
emulsi yang dibuat.
3. Perlu dilakukan uji Franz Diffusion Cell untuk mengetahui dosis yang masuk
ke bulb hair.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
DAFTAR PUSTAKA
Allen,L.V., 2002, The Art, Science, & Technology of PharmaceuticalCompounding, Second Edition, AphA, Washington, D.C., pp. 284, 287,288
Anonim a, 2012, The structure of hair bulb, www.duniaperempuan.com, diaksespada tanggal 24 Januari 2012
Anonim b, 2012, Hair Growth Cycle, http://gayarambut.net, diakses pada tanggal24 Januari 2012
Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV diterjemahkanoleh Farida Ibrahim, 493, UI Press, Jakarta
Asmara, S.D., 2008, Optimasi Komposisi Polysorbate 80 dan Sorbitan Monooleat80 sebagai Emulsifying Agent dalam Formula Moisturizing Lotion VirginCoconut Oil (VCO) : Aplikasi Desain Faktorial, Skripsi, Fakultas FarmasiSanata Dharma, Yogyakarta
Aulton, M.E., 1994, Pharmaceutics The Science of Dosage Form Design, SecondEdition,Churchill Livingstone, Edinburg, pp. 351
Aulton, M.E. and Collet, D.M., 1990, Pharmaceutical Practise, LongmanSingapore Publishers Pte Ltd, Singapore, pp. 113,115
Balsam, M.S., and Sagarin,E., 1974, Cosmetics Science and Technology,Secondedition, Vol.3, John Wiloy and Sons, New York, pp.183
Barel, A. O., Paye M., and Maibach, H.I., 2001, Handbook of Cosmetic Scienceand Technology, Marcel Dekker, Inc., USA, pp. 23-25, 34-39
Bolton, S. And Bon, C., 2004, Pharmaceutical Statistic Practical and ClinicalApplications, 4th ed., Marcel Dekker, Inc., New York, pp. 40, 265-281,506-523
De Muth, J.E., 1999, Basic Statistics and Pharmaceutical Statistical Applications,305, 585, Marcel Dekker, Inc., New York
Dehaven, Charlene, 2007, Delivery of Cosmetic Ingredients to The Skin,http://www.isclinical.com/whitepapers/delivery-costmetic-ingredients.pdf,diakses tanggal 17 Mei 2011
Departemen Kesehatan RI, 1993, Kodeks Kosmetika Indonesia, Edisi II, VolumeI, 389-390, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995, FarmakopeIndonesia, Edisi IV, 63, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,Jakarta
Dwiwahyuni, R., 2001, Pengaruh Sari Alkohol Daun Pleomele angustifolia(Roxb) N.E. Brown terhadap Pertumbuhan Rambut Kelinci Jantan danSkrining Fitokimianya, Skripsi, 45, Fakultas Farmasi Universitas GadjahMada, Yogyakarta
Elevitch, C. R., and Manner, H., I, 2006, Aleurites moluccana (kukui),http://www.traditionaltree.org, diakses tanggal 28 April 2011
Elsner, P., and Maibach, H.I., 2000, Cosmeceuticals Drugs vs Cosmetics,Marcel Dekker, Inc., New York, pp. 45, 58-60, 74-75
Garg, A., Aggrawal,D., Garg, S., Singla, A.K., 2002, Spreading of SemisolidFormulation ; An Update, Pharmaceutical Technology,http://www.pharmtech.com, diakses pada tanggal 3 November 2011
Gritter,R.J., bobbit, J.M., and Schwarting, A.E., 1991, Pengantar Kromatografi,edisi II, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, 107-109, PenerbitITB, Bandung
Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern MenganalisaTumbuhan,Edisi II, diterjemahkan oleh Padmawinata, K.,152, ITB Press,Bandung
Hargono, D., 1986, Sediaan Galenik, 3,6-7,10-13,19-21, Departemen KesehatanRepublik Indonesia, Jakarta
Hiipakka, R.A., Zhang, H.Z., Dai, W., Dai, Q., and Liao,S., 2002, Structure-activity Relationships for Inhibition of Human 5α-reductases byPolyphenols, www.bettinamoritz.com.br/.../ini_5aredutase.p.., diaksespada tanggal 4 Februari 2012
Hutapea,J.R., 1993, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid II, 23-24,Departemen Kesehatan RI, Badan Penelitian dan PengembanganKesehatan, Jakarta
Insulflex, 2012, VCO Material Data Sheet, www.imr-ltd.co.uk/.../MSDS-Pyrojacket-VCO.., diakses pada tanggal 24 Januari 2012
Jellineck, J.S., 1970, Formulation and Function of Cosmetic, John Wiley andSons, Inc., New York, pp. 144,153-156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Julaiha, S., 2003, Pengaruh Fraksi Petroleum Eter Ekstrak Etanolik Biji Kemiri(Aleurites moluccana (L.) Willd.) terhadap Pertumbuhan Rambut KelinciJantan dan Uji Kualitatif Kandungan Asam Lemak dan Sterolnya,Skripsi, 38, 42 , Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Kim, Cheng-ju, 2005, Advanced Pharmaceutics : PhysicochemicalPrinciples,CRC Press LLC, Florida, pp. 214-235
Kumar, T., Chaiyasut, C., Rungseevjitprapa, W., and Suttajit, M., 2010, Screeningof Steroid 5α- Reductaase Inhibitory Activity and Total Phenolic Contentof Thai Plants, http://ebookpp.com/di/dihydrotestosterone-isoflavon-pdf-2.html, diakses pada tanggal 4 Februari 2012
Laboratorium Science, 2012, Aqua Material Data Sheet,http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927321, diakses padatanggal 24 Januari 2012
Laboratorium Science, 2012, Sorbitan Monooleat MSDS,http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927282, diakses padatanggal 24 Januari 2012
Laboratorium Science, 2012, Sorbitol Solution 70 % MSDS,http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9925063, diakses padatanggal 24 Januari 2012
Laboratorium Science, 2012, Tween 80 Material Data Sheet,www.wku.edu/msds/docs/3044.pdf , diakses pada tanggal 24 Januari2012
Lachmann, L., 1994, Introduction to Pharmaceutical DossageForms,diterjemahkan oleh Siti Suyatmi, Edisi III, Jilid 2, 250-257,Universitas Indonesia Press, Jakarta
Leliqia,N.P.E., 2003, Pengaruh Fraksi Air Ekstrak Etanolik Biji Kemiri(Aleurities moluccana (L.) Wild.) terhadap Pertumbuhan Rambut KelinciPutih Jantan serta Isolasi dan Identifikasi Flavonoid Penyusunnya,Skripsi, 5-6,54, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Lu, F.C., 1995, Toksikologi Dasar ; Asas Organ dan Sasaran dan PenilaianResiko, Edisi 2, 242-244, 250-251, Universitas Indonesia press, Jakarta
Making Cosmetics, Inc., 2007, Butylated Hydroxy Toluene Material Data Sheet,caps.ceris.purdue.edu/.../1382 - Amerika Serikat, diakses pada tanggal 24Januari 2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Martin, A., Bustamante, P., & Chun, A.H.C., 1993, Physical Pharmacy, 4th Ed.,Lea and Febiger , Philadelphia, London, pp. 324-361
Mitsui, T., 1997, New Cosmetic Science, Elsevier Science, Amsterdam,Netherlands, pp. 414-417
Mollet, H., Grubenmann, A., 2001, Formulation Technology : Emulsions,Suspensions, Solid Forms, 84, WILEY-VCH Verlag GmbH
Parikh, D., and Ciotti, S., 2009, Formulation for Stimulating Hair Growth,http://www.freepatentsonline.com/y2009/0209548.html, diakses tanggal13 Mei 2011
Parker, S., 2007, Ensiklopedia Tubuh Manusia, diterjemahkan oleh Winardini,hal. 146-147, Erlangga, Jakarta
Pathan, I.B., and Setty, C.M., 2009, Chemical Penetration Enhancers forTransdermal Drug Delivery Systems,http://www.bioline.org.br/pdf?pr09023, diakses pada tanggal 8 Februari2012
Pilsakova, L., Riecansky, L., and Jagla, F.,2010, The Physiological Actions ofIsoflavone Phytoestrogens, http://ebookpp.com/di/dihydrotestosterone-isoflavon-pdf-2.html, diakses pada tanggal 3 Februari 2012
Rieger,M.M., and Rhein, L.D., 1997, Surfactants in Cosmetics, Marcel Dekker,Inc., New York
Riyanto, S., 1990, Analisis Metabolit Sekunder, 174-177, Proyek PengembanganPusat Fasilitas Bersama Antar Universitas (Bank Dunia XVII) – PAUBioteknologi,UGM, Yogyakarta
Rosen, M.R., 2005, Delivery System Handbook for Personal Care and CosmeticProducts Technology, Applications and Formulations, William AndrewPublishing, USA, pp.81-90,103-106
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., and Quinn, M.E., 2009, Handbook of PharmaceuticalExcipients, Sixth edition, Pharmaceutical Press and American PharmacistsAssociation, USA, pp.75, 675 -679
Sariasih, A., 1996, Uji Pertumbuhan Rambut dan Pengawasan Mutu Sediaan HairTonik dengan Sari Daun Waru (Hibiscus tiliaceus L.) dan Herba UrangAring (Eclipta prostrata L.), Skripsi, 77, Fakultas Farmasi UniversitasGadjah Mada, Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Sagarin E., 1957, Cosmetics Science and Technology, Interscience Publishers,Inc.,New York,pp.550-551
Salanger, J.L., 2000, Pharmaceutical Emulsions and Suspensions , MarcelDekker, Inc., New York, pp. 90,104
Sinko, P.J., and Martin, A.N., 2006, Martin’s Physical Pharmacy andPharmaceutical Science, 5th edition, Lippincott Williams and Wilkins,Philadelphia, pp. 512-537
Stahl, E., 1985, Analisis Obat Secara Kromatografi Dan Mikroskopi,diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro, 3-4,Penerbit ITB, Bandung
Syaifuddin, H., 2006, Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan, Edisi 3,312, EGC, Jakarta
Taylor, P., 2008, Skull Expansion True Cause of Genetic Hair Loss,http://ebookpp.com/di/dihydrotestosterone-hairloss-pdf.html, diaksespada tanggal 3 Februari 2012
Triayu, S. I., 2009, Formulasi Obat Jerawat Minyak Atsiri Daun Jeruk Nipis(Citrus aurantifolia, Swingle) dan Uji Daya Antibakteri secara In Vitro,http://etd.eprints.ums.ac.id/3382/1/K100040238.pdf, diakses tanggal 11September 2011
Ulfah, A.M., 2003, Aktivitas Ekstrak Etanolik Biji Kemiri (Aleurites moluccana(L.) Willd. Sebagai Pemacu Pertumbuhan Rambut Kelinci Putih Jantanserta Uji Kualitatif Kandungan Kimia, Skripsi, 40,51-52,54, UniversitasGadjah Mada, Yogyakarta
Vee Gee Scientific, 2012, Ethanol Material Data Sheet,www.ee.iitb.ac.in/~nanoe/msds/ethanol.pdf, diakses pada tanggal 24Januari 2012
Voigt, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi 5,399-443, UniversitasGadjah Mada Press, Yogyakarta
Wood, A.J.J., and Price, V.H., 1999, Drug Therapy,http://ebookpp.com/di/dihydrotestosterone-hairloss-pdf.html, diakses padatanggal 4 Februari 2012
Yulian, A.I., 2007, Uji Banding Efektivitas Virgin Coconut Oil denganKetokonazol 2% Secara In Vitro terhadap Pertumbuhan Candidaalbicans, http://eprints.undip.ac.id/22366/1/anggradia.pdf, diakses tanggal1 September 2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Yuniaty, K., 2010, Stabilitas Fisik Formula Krim Tipe O/W Ekstrak Etanolik 70%Biji Kemiri (Aleurites moluccana L. Wiid.) sebagai Penumbuh RambutSelama Penyimpanan,Skripsi,7-8, Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta
Yusvita, L. Y. , 2010, Efek Span 80 dan Tween 80 sebagai Emulgator TerhadapSifat Fisis dan Stabilitas Emulsi Oral A/M Ekstrak Etanol Buah Pare(Momordica charantia L.) : Aplikasi Desain Faktorial, Skripsi,Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Wahjudi, D., 2002, Optimasi Kekerasan Kampas Rem dengan Metode DesainEksperimen, http://www.puslit.petra.ac.id, diakses tanggal 30 Oktober2011
Wibawa, A., 2012, Stuktur Rambut pada Kulit,http://adiwibawagde.wordpress.com, diakses pada tanggal 24 Januari 2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan rendemen ekstrak etanol-air kemiri
% rendemen ekstrak etanol-air biji kemiri = x 100%
=,, x 100% = 41,026%
Lampiran 2. Perhitungan nilai Rf
1. Senyawa golongan flavonoid yang disemprot sitoborata. Bercak pertama
Rf 1 =,
= 0,58
Rf 2 =,
= 0,59
Rf rata-rata =, ,
= 0,585b. Bercak kedua
Rf 1 = = 0,9
Rf 2 =,
= 0,905
Rf rata-rata =, ,
= 0,903
2. Senyawa golongan flavonoid yang diuapi amoniaa. Bercak pertama
Rf 1 =,
= 0,58
Rf 2 =,
= 0,58
Rf rata-rata =, ,
= 0,58
b. Bercak kedua
Rf 1 =,
= 0,86
Rf 2 =,
= 0,89
Rf rata-rata =, ,
= 0,875
c. Senyawa golongan asam lemak yang diuapi idoium
Rf =,
= 0,78
Lampiran 3. Perhitungan HLB dan Formula1. Perhitungan HLB
HLB = X * HLB span 80 + Y * HLB tween 80
=,
* 4,3 +,
* 15
= 6,012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
2. FormulaFormula F1 Fa Fb Fab
Ekstrak kemiri 10 g 10 g 10 g 10 gTween 80 4,8 g 4,8 g 4,8 g 4,8 gSpan 80 25 g 25 g 25 g 25 gSorbitol 10 g 10 g 20 g 20 gVCO 20 g 30 g 20 g 30 gEtanol 10% 80 g 80 g 80 g 80 gAquadest 40 mL 40 mL 40 mL 40 mLBHT 0,2 g 0,2 g 0,2 g 0,2 gParfum Aloe vera 1 mL 1 mL 1 mL 1 mL
Lampiran 4. Notasi Desain Faktorial
Formula Faktor A Faktor B Interaksi(1) - - +a + - -b - + -ab + + +
Level tinggi : +
Level rendah : -
Faktor A : VCO
Faktor B : Sorbitol
Lampiran 5. Data uji sifat fisis emulsi tonik rambut ekstrak etanol-air kemiri
1. Daya sebar (setelah 48 jam pembuatan)
Replikasi Formula (1) Formula a Formula b Formula ab1 7,42 5,787 6,6867 4,7532 8,32 6,8467 7,48 7,71333 7,6733 6,5467 6,9133 6,4667
Mean 7,80 6,39 7,03 6,31SD 0,46 0,55 0,41 1,49
2. Viskositas
Replikasi Formula (1) Formula a Formula b Formula ab1 0,1 0,15 0,1 0,22 0,1 0,25 0,1 0,23 0,1 0,3 0,1 0,15
Mean 0,1 0,24 0,1 0,18SD 0 0,09 0 0,03
3. Persentase pemisahan setelah 48 jam dan 25 hari penyimpanan
Replikasi Formula (1) Formula a Formula b Formula ab1 14 8 14 31,62 5,6 4 40 33,63 4 43,2 3,2 8
Mean 7,87 18,40 19,07 24,40SD 5,37 21,57 18,92 14,24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 6 .Perhitungan efek emulsi tonik rambut ekstrak etanol-air biji kemiri
Formula Faktor A Faktor B InteraksiDaya sebar
(cm)Viskositas
(dPas)Persentase
pemisahan(%)(1) - - + 7,80 0,1 7,87A + - - 6,39 0,24 18,40B - + - 7,03 0,1 19,07
Ab + + + 6,31 0,18 24,40
1. Daya sebar
Efek Faktor A = ((a-(1)) + (ab-b)) /2
=( , , ) ( , , )
= -1,065
Efek faktor B = ((b-(1)) + (ab-a)) /2
=( , , ) ( , , )
= -0,425
Efek interaksi = ((ab-b) – (a-1)) /2
=( , , ) ( , , )
= 0,345
2. Viskositas
Efek Faktor A = ((a-(1)) + (ab-b)) /2
=( , , ) ( , , )
= 0,11
Efek faktor B = ((b-(1)) + (ab-a)) /2
=( , , ) ( , , )
= -0,03
Efek interaksi = ((ab-b) – (a-1)) /2
=( , , ) ( , , )
= -0,03
3. Indeks creamingEfek Faktor A = ((a-(1)) + (ab-b)) /2
=( , , ) ( , , )
= 7,93
Efek faktor B = ((b-(1)) + (ab-a)) /2
=( , , ) ( , , )
= 8,6
Efek interaksi = ((ab-b) – (a-1)) /2
=( , , ) ( , , )
= -2,6
Lampiran 7. Perhitungan persamaan desain faktorial secara ANOVA menggunakanUbuntu-10.04_DesFaktor-0.9
1. ViskositasCall:lm(formula = respon ~ a + b + a * b, data = data)Coefficients:(Intercept) a b a:b-0.2933333 0.0196667 0.0113333 -0.0005667
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Call:lm(formula = respon ~ a + b + a * b, data = data)
Residuals:Min 1Q Median 3Q Max
-9.000e-02 -2.014e-17 4.974e-18 1.167e-02 8.000e-02Coefficients:
Estimate Std. Error t value Pr(>|t|)(Intercept) -0.2933333 0.2098942 -1.398 0.1998a 0.0196667 0.0082327 2.389 0.0439 *b 0.0113333 0.0132749 0.854 0.4181a:b -0.0005667 0.0005207 -1.088 0.3082Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1Residual standard error: 0.04509 on 8 degrees of freedomMultiple R-squared: 0.7219, Adjusted R-squared: 0.6176F-statistic: 6.922 on 3 and 8 DF, p-value: 0.01297
P<0,05 (signifikan) p < 0,05 persamaan validr > r8(.05) = 0,632 = valid (De Muth, 1999) r > r critical valid
Analysis of Variance TableResponse: respon
Df Sum Sq Mean Sq F Value Pr (>F)A 1 0,037408 0,037408 18,3975 0,002654 **B 1 0,002408 0,002408 1,1844 0,308153
a:b 1 0,002408 0,002408 1,1844 0,308153Residuals 8 0,016267 0,002033
Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1
P<0,05 (signifikan)Persamaan desain faktorial untuk viskositas adalah Y = -0,2933333 + 0,0196667(a) +0,0113333 (b) – 0,0005667 (a) (b) dengan nilai P = 0.01297 (P<0,05) dan R = 0,7219F hitung < F tabel (Ho diterima / tidak signifikan) dan F hitung > F tabel (Ho ditolak/signifikan).F (1,8) 95% adalah 5,32.Nilai F hitung untuk faktor a (VCO), b (sorbitol) dan a:b (interaksi VCO dan sorbitol) adalah18,3975; 1,1844 dan 1,1844.Kesimpulan : faktor a berpengaruh signifikan terhadap respon viskositas; faktor b dan interaksikedua faktor tidak berpengaruh signifikan terhadap respon viskositas.
2. Daya sebarCall:lm(formula = respon ~ a + b + a * b, data = data)Coefficients:(Intercept) a b a:b
12.794733 -0.210627 -0.216837 0.006953Call: lm(formula = respon ~ a + b + a * b, data = data)Residuals:
Min 1Q Median 3Q Max-1.55800 -0.35108 0.01993 0.45326 1.40230Coefficients:
Estimate Std. Error t value Pr(>|t|)(Intercept) 12.794733 3.956360 3.234 0.0120 *a -0.210627 0.155181 -1.357 0.2117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
b -0.216837 0.250222 -0.867 0.4114a:b 0.006953 0.009815 0.708 0.4988Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1Residual standard error: 0.85 on 8 degrees of freedomMultiple R-squared: 0.4271, Adjusted R-squared: 0.2123F-statistic: 1.988 on 3 and 8 DF, p-value: 0.1944
P<0,05 (signifikan) p > 0,05 persamaan tidak validr > r8(.05) = 0,632 = valid (De Muth, 1999) r < r critical tidak valid
Analysis of Variance TableResponse: respon
Df SumSq Mean Sq F value Pr(>F)a 1 3.3919 3.3919 4.6951 0.06213 .b 1 0.5550 0.5550 0.7682 0.40631a:b 1 0.3626 0.3626 0.5019 0.49879Residuals 8 5.7795 0.7224Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1
P<0,05 (signifikan)Persamaan desain faktorial untuk viskositas adalah Y = 12,794733 – 0,210627 (a) – 0,216837(b) + 0,006953 (a) (b) dengan nilai P = 0,1944 (P>0,05) dan R = 0.4271F hitung < F tabel (Ho diterima / tidak signifikan).F (1,8) 95% adalah 5,32.Nilai F hitung untuk faktor a (VCO), b (sorbitol) dan a:b (interaksi VCO dan sorbitol) adalah4,6951; 0,7682 dan 0,5019.Kesimpulan : faktor a , faktor b dan interaksi kedua faktor tidak berpengaruh signifikanterhadap respon daya sebar.
3. Persentase pemisahanCall:lm(formula = respon ~ a + b + a * b, data = data)Coefficients:(Intercept) a b a:b
-34.800 1.573 2.160 -0.052Call:lm(formula = respon ~ a + b + a * b, data = data)Residuals:
Min 1Q Median 3Q Max-16.400 -11.400 -3.067 7.700 24.800Coefficients:
Estimate Std. Error t value Pr(>|t|)(Intercept) -34.8000 75.5829 -0.460 0.657a 1.573 3.9646 0.531 0.610b 2.1600 4.7803 0.452 0.663a:b -0.0520 0.1875 -0.277 0.789Residual standard error: 16.24 on 8 degrees of freedomMultiple R-squared: 0.1697, Adjusted R-squared: -0.1417F-statistic: 0.5448 on 3 and 8 DF, p-value: 0.6652
P<0,05 (signifikan) p > 0,05 persamaan tidak validr > r8(.05) = 0,632 = valid (De Muth, 1999) r < r critical tidak valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Analysis of Variance TableResponse: respon
Df Sum Sq Mean Sq F value Pr(>F)a 1 188.81 188.81 0.7161 0.4220b 1 221.88 221.88 0.8415 0.3858a:b 1 20.28 20.28 0.0769 0.7886Residuals 8 2109.33 263.67P<0,05 (signifikan)Persamaan desain faktorial untuk persentase pemisahan adalah Y = -34800+1,573 (a) +2,160(b) +-0,052 (a) (b) dengan nilai P = 0,6652 (P>0,05) dan R = 0.1697F hitung < F tabel (Ho diterima / tidak signifikan).F (1,8) 95% adalah 5,32.Nilai F hitung untuk faktor a (VCO), b (sorbitol) dan a:b (interaksi VCO dan sorbitol) adalah0,7161; 0,8415 dan 0,0769.Kesimpulan : faktor a , faktor b dan interaksi kedua faktor tidak berpengaruh signifikanterhadap respon indeks creaming.
Lampiran 8. Uji Normalitas, repeated measure ANOVA, friedman dan wilcoxon1. Viskositas
a. Normalitas> shapiro.test(viskos_48jam$viskos_48)Shapiro-Wilk normality testdata: viskos_48jam$viskos_48W = 0.7962, p-value = 0.008481
> shapiro.test(viskos_48jam$viskos_15)Shapiro-Wilk normality test
data: viskos_48jam$viskos_15W = 0.9639, p-value = 0.8373
> shapiro.test(viskos_48jam$viskos_25)Shapiro-Wilk normality test
data: viskos_48jam$viskos_25W = 0.8201, p-value = 0.01599P > 0,05 distribusi data normal.
Nilai P < 0,05 maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu distribusi data viskositas tidaknormal maka dilanjutkan ke uji wilcoxon.
b. Uji WilcoxonF1> viskos_f1 <- edit(as.data.frame(NULL))> median(viskos_f1$X48jam - viskos_f1$X25hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] -0.52> wilcox.test(viskos_f1$X48jam, viskos_f1$X25hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)
Wilcoxon signed rank testdata: viskos_f1$X48jam and viskos_f1$X25hrV = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 25 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
> median(viskos_f1$X48jam - viskos_f1$X15hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] -0.29> wilcox.test(viskos_f1$X48jam, viskos_f1$X15hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)
Wilcoxon signed rank testdata: viskos_f1$X48jam and viskos_f1$X15hrV = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 15 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
> median(viskos_f1$X15hr - viskos_f1$X25hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] -0.2> wilcox.test(viskos_f1$X15hr, viskos_f1$X25hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)
Wilcoxon signed rank testdata: viskos_f1$X15hr and viskos_f1$X25hrV = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 15 hari, dan 25 haripenyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
Fa> median(viskos_Fa$X48jam - viskos_Fa$X25hari, na.rm=TRUE) # median difference[1] -1.45> wilcox.test(viskos_Fa$X48jam, viskos_Fa$X25hari, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)
Wilcoxon signed rank testdata: viskos_Fa$X48jam and viskos_Fa$X25hariV = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 25 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
> median(viskos_Fa$X48jam - viskos_Fa$X15hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] -0.21> wilcox.test(viskos_Fa$X48jam, viskos_Fa$X15hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)
Wilcoxon signed rank testdata: viskos_Fa$X48jam and viskos_Fa$X15hrV = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 15 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
> median(viskos_Fa$X15hr - viskos_Fa$X25hari, na.rm=TRUE) # median difference[1] -1.22> wilcox.test(viskos_Fa$X15hr, viskos_Fa$X25hari, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)
Wilcoxon signed rank testdata: viskos_Fa$X15hr and viskos_Fa$X25hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
V = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 15 hari dan 25 haripenyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).Fb> median(viskos_fb$X48jam - viskos_fb$X25hari, na.rm=TRUE) # median difference[1] -0.48> wilcox.test(viskos_fb$X48jam, viskos_fb$X25hari, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)
Wilcoxon signed rank testdata: viskos_fb$X48jam and viskos_fb$X25hariV = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 25 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
> median(viskos_fb$X48jam - viskos_fb$X15hari, na.rm=TRUE) # median difference[1] -0.24> wilcox.test(viskos_fb$X48jam, viskos_fb$X15hari, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)
Wilcoxon signed rank testdata: viskos_fb$X48jam and viskos_fb$X15hariV = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 15 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
> median(viskos_fb$X15hari - viskos_fb$X25hari, na.rm=TRUE)+ # median difference[1] -0.21> wilcox.test(viskos_fb$X15hari, viskos_fb$X25hari, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)
Wilcoxon signed rank testdata: viskos_fb$X15hari and viskos_fb$X25hariV = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 15 hari dan 25 haripenyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).Fab> median(viskos_fab$X48jam - viskos_fab$X25hari, na.rm=TRUE)+ # median difference[1] -0.6867> wilcox.test(viskos_fab$X48jam, viskos_fab$X25hari, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)
Wilcoxon signed rank testdata: viskos_fab$X48jam and viskos_fab$X25hariV = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 25 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
> median(viskos_fab$X48jam - viskos_fab$X15hari, na.rm=TRUE)+ # median difference[1] -0.25> wilcox.test(viskos_fab$X48jam, viskos_fab$X15hari, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)
Wilcoxon signed rank testdata: viskos_fab$X48jam and viskos_fab$X15hariV = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 15 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
> median(viskos_fab$X15hari - viskos_fab$X25hari, na.rm=TRUE)+ # median difference[1] -0.4867> wilcox.test(viskos_fab$X15hari, viskos_fab$X25hari, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)
Wilcoxon signed rank testdata: viskos_fab$X15hari and viskos_fab$X25hariV = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 15 hari dan 25 haripenyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
2. Daya Sebara. Normalitas
> shapiro.test(Daya_sebar$dayseb_48)Shapiro-Wilk normality test
data: Daya_sebar$dayseb_48W = 0.327, p-value = 1.208e-06
> shapiro.test(Daya_sebar$dayseb_15)Shapiro-Wilk normality test
data: Daya_sebar$dayseb_15W = 0.8512, p-value = 0.03803
> shapiro.test(Daya_sebar$dayseb_25)Shapiro-Wilk normality test
data: Daya_sebar$dayseb_25W = 0.9515, p-value = 0.6588
P > 0,05 distribusi data normal.Nilai P < 0,05 maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu distribusi data daya sebar tidaknormal maka dilanjutkan ke uji wilcoxon.
b. Uji WilcoxonF1> median(Dayseb_f1$X48jam - Dayseb_f1$X25hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] 1.56> wilcox.test(Dayseb_f1$X48jam, Dayseb_f1$X25hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)Wilcoxon signed rank test
data: Dayseb_f1$X48jam and Dayseb_f1$X25hr
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
V = 6, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 25 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
median(Dayseb_f1$X48jam - Dayseb_f1$X15hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] 1.3533> wilcox.test(Dayseb_f1$X48jam, Dayseb_f1$X15hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)Wilcoxon signed rank test
data: Dayseb_f1$X48jam and Dayseb_f1$X15hrV = 6, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 15 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
> median(Dayseb_f1$X15hr - Dayseb_f1$X25hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] 0.22> wilcox.test(Dayseb_f1$X15hr, Dayseb_f1$X25hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)Wilcoxon signed rank test
data: Dayseb_f1$X15hr and Dayseb_f1$X25hrV = 5, p-value = 0.5alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 15 hari dan 25 haripenyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
Fa> median(Dayseb_fa$X48jam - Dayseb_fa$X25hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] 1.447> wilcox.test(Dayseb_fa$X48jam, Dayseb_fa$X25hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)Wilcoxon signed rank test
data: Dayseb_fa$X48jam and Dayseb_fa$X25hrV = 6, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 25 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
>median(Dayseb_fa$X48jam - Dayseb_fa$X15hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] 0.1867> wilcox.test(Dayseb_fa$X48jam, Dayseb_fa$X15hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)Wilcoxon signed rank test
data: Dayseb_fa$X48jam and Dayseb_fa$X15hrV = 4, p-value = 0.75alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 15 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
> median(Dayseb_fa$X15hr - Dayseb_fa$X25hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] 1.42> wilcox.test(Dayseb_fa$X15hr, Dayseb_fa$X25hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)Wilcoxon signed rank test
data: Dayseb_fa$X15hr and Dayseb_fa$X25hrV = 6, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 15 hari dan 25 haripenyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
Fb> median(dayseb_Fb$X48jam - dayseb_Fb$X25hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] 0.66> wilcox.test(dayseb_Fb$X48jam, dayseb_Fb$X25hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)Wilcoxon signed rank test
data: dayseb_Fb$X48jam and dayseb_Fb$X25hrV = 6, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 25 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
> median(dayseb_Fb$X48jam - dayseb_Fb$X15hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] 0.24> wilcox.test(dayseb_Fb$X48jam, dayseb_Fb$X15hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)Wilcoxon signed rank test
data: dayseb_Fb$X48jam and dayseb_Fb$X15hrV = 5, p-value = 0.5alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 15 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
> median(dayseb_Fb$X15hr - dayseb_Fb$X25hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] 0.42> wilcox.test(dayseb_Fb$X15hr, dayseb_Fb$X25hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)Wilcoxon signed rank test
data: dayseb_Fb$X15hr and dayseb_Fb$X25hrV = 6, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 15 hari dan 25 haripenyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
Fab> median(Dayseb_Fab$X48jam - Dayseb_Fab$X25hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] 1.1267> wilcox.test(Dayseb_Fab$X48jam, Dayseb_Fab$X25hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)Wilcoxon signed rank test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
data: Dayseb_Fab$X48jam and Dayseb_Fab$X25hrV = 5, p-value = 0.5alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 25 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
> median(Dayseb_Fab$X48jam - Dayseb_Fab$X15hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] 0.3934> wilcox.test(Dayseb_Fab$X48jam, Dayseb_Fab$X15hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)Wilcoxon signed rank test
data: Dayseb_Fab$X48jam and Dayseb_Fab$X15hrV = 4, p-value = 0.75alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 15 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
> median(Dayseb_Fab$X15hr - Dayseb_Fab$X25hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] 0.7333> wilcox.test(Dayseb_Fab$X15hr, Dayseb_Fab$X25hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)Wilcoxon signed rank test
data: Dayseb_Fab$X15hr and Dayseb_Fab$X25hrV = 6, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 15 hari dan 25 haripenyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
3. Persentase pemisahana. Uji Normalitas
> shapiro.test(creaming$creaming_48)> shapiro.test(creaming$creaming_15)
Shapiro-Wilk normality testdata: creaming$creaming_15W = 0.8456, p-value = 0.03239
> shapiro.test(creaming$creaming_25)Shapiro-Wilk normality test
data: creaming$creaming_25W = 0.8214, p-value = 0.01658P > 0,05 distribusi data normal.Nilai P < 0,05 maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu distribusi data persentasepemisahan tidak normal maka dilanjutkan ke uji wilcoxon.
b. Uji Wilcoxon
F1> median(pisah_f1$X48jam - pisah_f1$X25hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] -5.6> wilcox.test(pisah_f1$X48jam, pisah_f1$X25hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)
Wilcoxon signed rank testdata: pisah_f1$X48jam and pisah_f1$X25hr
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
V = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 25 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
> median(pisah_f1$X48jam - pisah_f1$X15hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] -1.6> wilcox.test(pisah_f1$X48jam, pisah_f1$X15hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)
Wilcoxon signed rank test with continuity correctiondata: pisah_f1$X48jam and pisah_f1$X15hrV = 0, p-value = 0.1736alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 15 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
> median(pisah_f1$X15hr - pisah_f1$X25hr, na.rm=TRUE) # median difference[1] -4> wilcox.test(pisah_f1$X15hr, pisah_f1$X25hr, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)
Wilcoxon signed rank testdata: pisah_f1$X15hr and pisah_f1$X25hrV = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 15 hari dan 25 haripenyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
Fa> median(pisah_fa$X48 - pisah_fa$X25, na.rm=TRUE) # median difference[1] -8> wilcox.test(pisah_fa$X48, pisah_fa$X25, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)
Wilcoxon signed rank testdata: pisah_fa$X48 and pisah_fa$X25V = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 25 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
> median(pisah_fa$X15 - pisah_fa$X48, na.rm=TRUE) # median difference[1] 0.8> wilcox.test(pisah_fa$X15, pisah_fa$X48, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)
Wilcoxon signed rank test with continuity correctiondata: pisah_fa$X15 and pisah_fa$X48V = 6, p-value = 0.1736
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 15 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
> median(pisah_fa$X15 - pisah_fa$X25, na.rm=TRUE) # median difference[1] -7.2> wilcox.test(pisah_fa$X15, pisah_fa$X25, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)
Wilcoxon signed rank testdata: pisah_fa$X15 and pisah_fa$X25V = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 15 hari dan 25 haripenyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
Fb> median(pisah_Fb$X48 - pisah_Fb$X25, na.rm=TRUE) # median difference[1] -14> wilcox.test(pisah_Fb$X48, pisah_Fb$X25, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)
Wilcoxon signed rank testdata: pisah_Fb$X48 and pisah_Fb$X25V = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 25 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
> median(pisah_Fb$X48 - pisah_Fb$X15, na.rm=TRUE) # median difference[1] -4.8> wilcox.test(pisah_Fb$X48, pisah_Fb$X15, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)
Wilcoxon signed rank testdata: pisah_Fb$X48 and pisah_Fb$X15V = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 15 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
> median(pisah_Fb$X15 - pisah_Fb$X25, na.rm=TRUE) # median difference[1] -9.2> wilcox.test(pisah_Fb$X15, pisah_Fb$X25, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)
Wilcoxon signed rank testdata: pisah_Fb$X15 and pisah_Fb$X25V = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 15 hari dan 25 haripenyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
Fab> median(Pisah_Fab$X48 - Pisah_Fab$X25, na.rm=TRUE) # median difference[1] -31.6> wilcox.test(Pisah_Fab$X48, Pisah_Fab$X25, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)
Wilcoxon signed rank testdata: Pisah_Fab$X48 and Pisah_Fab$X25V = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 25 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
> median(Pisah_Fab$X48 - Pisah_Fab$X15, na.rm=TRUE) # median difference[1] -4> wilcox.test(Pisah_Fab$X48, Pisah_Fab$X15, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)
Wilcoxon signed rank testdata: Pisah_Fab$X48 and Pisah_Fab$X15V = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 15 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
> median(Pisah_Fab$X15 - Pisah_Fab$X25, na.rm=TRUE) # median difference[1] -26.8> wilcox.test(Pisah_Fab$X15, Pisah_Fab$X25, alternative='two.sided',+ paired=TRUE)
Wilcoxon signed rank testdata: Pisah_Fab$X15 and Pisah_Fab$X25V = 0, p-value = 0.25alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 15 hari dan 25 haripenyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
4. Rata-rata Ukuran Dropleta. Uji Normalitas
> shapiro.test(droplet$droplet_48)Shapiro-Wilk normality test
data: droplet$droplet_48W = 0.9822, p-value = 0.9909
> shapiro.test(droplet$droplet_15)Shapiro-Wilk normality test
data: droplet$droplet_15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
W = 0.9341, p-value = 0.4257
> shapiro.test(droplet$droplet_25)Shapiro-Wilk normality test
data: droplet$droplet_25W = 0.9717, p-value = 0.9275P > 0,05 distribusi data normal.Semua nilai P > 0,05 maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu distribusi rata-rata ukurandroplet normal maka dilanjutkan ke paired t test.
b. Paired t testF1> t.test(dropletku$X48jam, dropletku$X25hr, alternative='two.sided',+ conf.level=.95, paired=TRUE)Paired t-test
data: dropletku$X48jam and dropletku$X25hrt = -12.9687, df = 2, p-value = 0.005893alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 095 percent confidence interval:-2.992046 -1.501287
sample estimates:mean of the differences
-2.246667P < 0,05 signifikanHasil : P < 0,05 maka terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan, dan 25hari penyimpanan (emulsi tidak stabil selama penyimpanan).
> t.test(dropletku$X48jam, dropletku$X15hr, alternative='two.sided',+ conf.level=.95, paired=TRUE)Paired t-test
data: dropletku$X48jam and dropletku$X15hrt = -0.1966, df = 2, p-value = 0.8623alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 095 percent confidence interval:-7.324784 6.684784
sample estimates:mean of the differences
-0.32P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 15 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
> t.test(dropletku$X15hr, dropletku$X25hr, alternative='two.sided',+ conf.level=.95, paired=TRUEPaired t-test
data: dropletku$X15hr and dropletku$X25hrt = -1.3207, df = 2, p-value = 0.3175alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 095 percent confidence interval:-8.203298 4.349965
sample estimates:mean of the differences
-1.926667P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 15 hari dan 25 haripenyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Fa> t.test(dro_fa$X48jam, dro_fa$X25hr, alternative='two.sided', conf.level=.95,+ paired=TRUE)Paired t-test
data: dro_fa$X48jam and dro_fa$X25hrt = -3.7001, df = 2, p-value = 0.0659alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 095 percent confidence interval:-4.332911 0.326244
sample estimates:mean of the differences
-2.003333P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 25 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
> t.test(dro_fa$X48jam, dro_fa$X15hr, alternative='two.sided', conf.level=.95,+ paired=TRUE)Paired t-test
data: dro_fa$X48jam and dro_fa$X15hrt = 53.2462, df = 2, p-value = 0.0003525alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 095 percent confidence interval:2.463438 2.896562
sample estimates:mean of the differences
2.68P < 0,05 signifikanHasil : P < 0,05 maka terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan, dan15 hari penyimpanan (emulsi tidak stabil selama penyimpanan).
> t.test(dro_fa$X15hr, dro_fa$X25hr, alternative='two.sided', conf.level=.95,+ paired=TRUE)Paired t-test
data: dro_fa$X15hr and dro_fa$X25hrt = -8.0105, df = 2, p-value = 0.01523alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 095 percent confidence interval:-7.198863 -2.167804
sample estimates:mean of the differences
-4.683333P < 0,05 signifikanHasil : P < 0,05 maka terdapat perbedaan yang signifikan setelah 15 hari dan 25 haripenyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
Fb> Dro_fb <- edit(as.data.frame(NULL))> t.test(Dro_fb$X48jam, Dro_fb$X25hr, alternative='two.sided', conf.level=.95,+ paired=TRUE)Paired t-test
data: Dro_fb$X48jam and Dro_fb$X25hrt = -0.1365, df = 2, p-value = 0.904alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 095 percent confidence interval:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
-6.180636 5.800636sample estimates:mean of the differences
-0.19P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 25 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
> t.test(Dro_fb$X48jam, Dro_fb$X15hr, alternative='two.sided', conf.level=.95,+ paired=TRUE)Paired t-test
data: Dro_fb$X48jam and Dro_fb$X15hrt = -17.686, df = 2, p-value = 0.003182alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 095 percent confidence interval:-3.655242 -2.224758
sample estimates:mean of the differences
-2.94P < 0,05 signifikanHasil : P < 0,05 maka terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan, dan 25hari penyimpanan (emulsi tidak stabil selama penyimpanan).
t.test(Dro_fb$X15hr, Dro_fb$X25hr, alternative='two.sided', conf.level=.95,+ paired=TRUE)Paired t-test
data: Dro_fb$X15hr and Dro_fb$X25hrt = 1.8456, df = 2, p-value = 0.2062alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 095 percent confidence interval:-3.661145 9.161145
sample estimates:mean of the differences
2.75P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 15 hari dan 25 haripenyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
Fab> t.test(dro_fab$X48jam, dro_fab$X25hr, alternative='two.sided',+ conf.level=.95, paired=TRUE)Paired t-test
data: dro_fab$X48jam and dro_fab$X25hrt = -2.8996, df = 2, p-value = 0.1012alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 095 percent confidence interval:-2.9392398 0.5725731
sample estimates:mean of the differences
-1.183333P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 25 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
> t.test(dro_fab$X48jam, dro_fab$X15hr, alternative='two.sided',
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
+ conf.level=.95, paired=TRUE)Paired t-test
data: dro_fab$X48jam and dro_fab$X15hrt = -2.4997, df = 2, p-value = 0.1296alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 095 percent confidence interval:-2.9570975 0.7837642
sample estimates:mean of the differences
-1.086667P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 48 jam pembuatan,dan 15 hari penyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
> t.test(dro_fab$X15hr, dro_fab$X25hr, alternative='two.sided',+ conf.level=.95, paired=TRUE)Paired t-test
data: dro_fab$X15hr and dro_fab$X25hrt = -0.1289, df = 2, p-value = 0.9092alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 095 percent confidence interval:-3.322636 3.129303
sample estimates:mean of the differences
-0.09666667P < 0,05 signifikanHasil : P > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah 15 hari dan 25 haripenyimpanan (emulsi stabil selama penyimpanan).
Lampiran 9. Data pendukung uji sifat fisis dan stabilitas emulsi tonik rambut ekstraketanol-air biji kemiri
1. pH
Formula (1) Formula a Formula b Formula ab48 jam 5,47 5,43 5,5 5,52
15 hari 4,7 4,56 4,78 4,825 hari 4,36 4,34 4,51 4,53
2. Daya sebar (cm)
Formula (1) Formula a Formula b Formula ab48 jam 7,8 6,39 7,03 6,3115 hari 6,45 6,17 6,69 6,0625 hari 5,81 4,96 6,2 5,25
3. Viskositas (dPas) dan pergeseran viskositas (%)
Formula (1) Formula a Formula b Formula ab
48 jam 0,1 0,24 0,1 0,18
15 hari 0,4 0,49 0,35 0,42
25 hari 0,91 1,47 0,56 1,2
Pergeseran viskositas 810 % 512,5% 460% 566,67%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
4. Persentase pemisahan(%)
5. Ukuran droplet dan pergeseran ukuran droplet
F1 Fa Fb Fab
48 jam 12,90 ± 1,12 13,29 ± 0,24 12,75 ± 2,00 12,11 ± 0,83
15 hari 13,22 ± 2,98 10,61±0,30 15,69 ± 2,04 13,19 ± 1,49
25 hari 15,15 ± 1,20 15,29 ± 0,72 12,94 ± 1,22 13,30 ± 0,22
Pergeseran ukuran droplet 17,44% 15,05% 1,49% 9,83%
Lampiran 10. Uji iritasi primer pada kelinci albino
Formula (1)
Kelinci I = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0
Kelinci II = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0
Kelinci III = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0
Rata-rata = 0
Formula (1) bersifat kurang merangsang
Formula a
Kelinci I = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0
Kelinci II = [ + + ] + [ + + ] = 1+ 1 = 2
Kelinci III = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0
Rata-rata = 0,67
Formula a bersifat kurang merangsang
Formula b
Kelinci I = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0
Kelinci II = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0
Formula (1) Formula a Formula b Formula ab
48 jam 0 0 0 0
15 hari 1,87 2,13 3,73 3,47
25 hari 7,87 18,40 19,07 24,40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Kelinci III = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0
Rata-rata = 0
Formula b bersifat kurang merangsang
Formula ab
Kelinci I = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0
Kelinci I = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0
Kelinci I = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0
Rata-rata = 0
Formula ab bersifat kurang merangsang
Lampiran 11. Dokumentasi
1. Foto biji kemiri sebelum (kiri) dan setelah (kanan) ditumbuk
2. Foto ekstrak etanol-air biji kemiri
114
Kelinci III = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0
Rata-rata = 0
Formula b bersifat kurang merangsang
Formula ab
Kelinci I = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0
Kelinci I = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0
Kelinci I = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0
Rata-rata = 0
Formula ab bersifat kurang merangsang
Lampiran 11. Dokumentasi
1. Foto biji kemiri sebelum (kiri) dan setelah (kanan) ditumbuk
2. Foto ekstrak etanol-air biji kemiri
114
Kelinci III = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0
Rata-rata = 0
Formula b bersifat kurang merangsang
Formula ab
Kelinci I = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0
Kelinci I = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0
Kelinci I = [ + + ] + [ + + ] = 0 + 0 = 0
Rata-rata = 0
Formula ab bersifat kurang merangsang
Lampiran 11. Dokumentasi
1. Foto biji kemiri sebelum (kiri) dan setelah (kanan) ditumbuk
2. Foto ekstrak etanol-air biji kemiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
3. Foto Kromatogram KLTa. Analisis kualitatif senyawa flavonoid dan alkaloid
(a) (b) (c)
(d)Analisis kualitatif senyawa alkaloid (a)Uji Dragendorrf dan senyawa flavonoid (b) Deteksi UV 366nm sebelum
diuap NH3 (c) Deteksi UV 366nm setelah diuap NH3 (d) Deteksi pereaksi sitoborat
b. Analisis kualitatif senyawa asam lemak
(a)
(b)Analisis kualitatif senyawa asam lemak (a) sebelum diuap iodium (b) setelah diuap iodi
115
3. Foto Kromatogram KLTa. Analisis kualitatif senyawa flavonoid dan alkaloid
(a) (b) (c)
(d)Analisis kualitatif senyawa alkaloid (a)Uji Dragendorrf dan senyawa flavonoid (b) Deteksi UV 366nm sebelum
diuap NH3 (c) Deteksi UV 366nm setelah diuap NH3 (d) Deteksi pereaksi sitoborat
b. Analisis kualitatif senyawa asam lemak
(a)
(b)Analisis kualitatif senyawa asam lemak (a) sebelum diuap iodium (b) setelah diuap iodi
115
3. Foto Kromatogram KLTa. Analisis kualitatif senyawa flavonoid dan alkaloid
(a) (b) (c)
(d)Analisis kualitatif senyawa alkaloid (a)Uji Dragendorrf dan senyawa flavonoid (b) Deteksi UV 366nm sebelum
diuap NH3 (c) Deteksi UV 366nm setelah diuap NH3 (d) Deteksi pereaksi sitoborat
b. Analisis kualitatif senyawa asam lemak
(a)
(b)Analisis kualitatif senyawa asam lemak (a) sebelum diuap iodium (b) setelah diuap iodi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
4. Foto Orientasi HLB
HLB 6 (kiri) dan HLB 5 (kanan)
5. Foto emulsi tonik rambut ekstrak etanol-air biji kemiri
F1 Fa Fb Fab
6. Foto indeks creaming
48 jam 15 hari 25 hari
116
4. Foto Orientasi HLB
HLB 6 (kiri) dan HLB 5 (kanan)
5. Foto emulsi tonik rambut ekstrak etanol-air biji kemiri
F1 Fa Fb Fab
6. Foto indeks creaming
48 jam 15 hari 25 hari
116
4. Foto Orientasi HLB
HLB 6 (kiri) dan HLB 5 (kanan)
5. Foto emulsi tonik rambut ekstrak etanol-air biji kemiri
F1 Fa Fb Fab
6. Foto indeks creaming
48 jam 15 hari 25 hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
7. Uji daya sebar
Formula 1 Formula a Formula b Formula ab8. Foto uji iritasi primer
9. Foto instrumen yang digunakan dalam penelitian
Ultra turrax Rotary Evaporator
Formula ab
Formula a
Formula 1
Formula b
Kontrol negatif
117
7. Uji daya sebar
Formula 1 Formula a Formula b Formula ab8. Foto uji iritasi primer
9. Foto instrumen yang digunakan dalam penelitian
Ultra turrax Rotary Evaporator
Formula ab
Formula a
Formula 1
Formula b
Kontrol negatif
117
7. Uji daya sebar
Formula 1 Formula a Formula b Formula ab8. Foto uji iritasi primer
9. Foto instrumen yang digunakan dalam penelitian
Ultra turrax Rotary Evaporator
Formula ab
Formula a
Formula 1
Formula b
Kontrol negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Timbangan analitikPlatform shaker
Propeller mixer pHmeter
Mikroskop MOTIC Waterbath
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Viscometer Rion VT 04 Mikroskop Optilab Viewer
Lampiran 12. MSDS bahan-bahan yang digunakana lt h1. Sorbitan monooleate MSDS
119
Viscometer Rion VT 04 Mikroskop Optilab Viewer
Lampiran 12. MSDS bahan-bahan yang digunakana lt h1. Sorbitan monooleate MSDS
119
Viscometer Rion VT 04 Mikroskop Optilab Viewer
Lampiran 12. MSDS bahan-bahan yang digunakana lt h1. Sorbitan monooleate MSDS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120120120PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
(Laboratorium Science, 2012).
121
(Laboratorium Science, 2012).
121
(Laboratorium Science, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
2. BHT (Butylated Hydroxy Toluene)
(Making Cosmetics,2007)
122
2. BHT (Butylated Hydroxy Toluene)
(Making Cosmetics,2007)
122
2. BHT (Butylated Hydroxy Toluene)
(Making Cosmetics,2007)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
3. Tween 80
123
3. Tween 80
123
3. Tween 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124124124PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
\(Laboratorium Science, 2012).
125
\(Laboratorium Science, 2012).
125
\(Laboratorium Science, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
4. Sorbitol Solution, 70% MSDS
126
4. Sorbitol Solution, 70% MSDS
126
4. Sorbitol Solution, 70% MSDS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
(Laboratorium Science, 2012).
127
(Laboratorium Science, 2012).
127
(Laboratorium Science, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
5. VCO MSDS
128
5. VCO MSDS
128
5. VCO MSDS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129129129PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
(Insulflex, 2012).
130
(Insulflex, 2012).
130
(Insulflex, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
6. Ethyl Alcohol, 70%
(Vee Gee Scientific, 2012).
131
6. Ethyl Alcohol, 70%
(Vee Gee Scientific, 2012).
131
6. Ethyl Alcohol, 70%
(Vee Gee Scientific, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
7. Water MSDS
132
7. Water MSDS
132
7. Water MSDS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133133133PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
(Laboratorium Science, 2012).
134
(Laboratorium Science, 2012).
134
(Laboratorium Science, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
BIOGRAFI PENULIS
Skripsi yang berjudul “Prediksi Komposisi
Optimum Sorbitol dan Virgin Coconut Oil (VCO) sebagai
penetration enhancer dalam Formula Emulsi A/M Tonik
Rambut Ekstrak Etanol-Air Biji Kemiri (Aleurites
moluccana (L.) Willd : Aplikasi Desain Faktorial” ditulis
oleh Agnes Afriana Fajarwati. Penulis lahir di Purworejo
pada tanggal 30 April 1990 dan anak pertama dari dua bersaudara pasangan
Nicolas Dwiyadi dan Veronica Jaryati. Penulis menempuh pendidikan di SD N
Bedug, Purworejo (1996-2002), kemudian melanjutkan pendidikan ke SLTP N 2
Purworejo (2002-2005) dan SMA N 1 Purworejo (2005-2008) . Setelah lulus dari
SMA, penulis melanjutkan kuliah di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta (2008-2012). Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi
asisten praktikum Kimia Dasar (2009 dan 2010), praktikum Mikrobiologi (2009)
dan praktikum Semi Solid Liquid (2011). Penulis juga aktif dalam kegiatan
organisasi baik kemahasiswaan maupun kepanitiaan antara lain yaitu anggota
UKF Tari Farmasi (2008-2009), sekretaris UKM GRISADHA (2009-2010), sie
acara panitia pelepasan wisuda (2010) dan penyambutan studi banding HMF ITB
(2009), sie konsumsi panitia pelepasan wisuda (2009), ketua pagelaran sendratari
(2011), dampok panitia TITRASI (2010). Penulis pernah mengikuti kegiatan
PKM Penelitian dan termasuk salah satu PKM yang didanai (2010-2011). Selain
itu, penulis pernah mengikuti lomba tari SELEKDA tingkat DIY dan mendapat
juara I serta berhak mewakili DIY ke PEKSIMINAS di Pontianak (2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI