116
ANALISIS UNSUR FISIK DAN UNSUR BATIN PUISI “SEONGGOK JAGUNG” KARYA W. S. RENDRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA SKRIPSI Disusun oleh: Magdalena Astini Deke 081224010 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

ANALISIS UNSUR FISIK DAN UNSUR BATIN PUISI “SEONGGOK JAGUNG”

KARYA W. S. RENDRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM

PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

SKRIPSI

Disusun oleh:

Magdalena Astini Deke

081224010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN

DAERAH

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

i

ANALISIS UNSUR FISIK DAN UNSUR BATIN PUISI “SEONGGOK JAGUNG”

KARYA W. S. RENDRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM

PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

SKRIPSI

Disusun oleh:

Magdalena Astini Deke

081224010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN

DAERAH

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

iv

Motto

Aku percaya Dia membuat segala sesuatu indah pada

waktunya.... (Pengkhotbah 3:11)

Teruslah maju, berbuatlah sebanyak mungkin. Anda akan

menemukan kesuksesan dipenghujung kegagalan.

(Thomas Watson)

Jika ingin sukses dan menjadi yang terbaik, harus siap

dikhianati. (Penulis)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

v

Halaman Persembahan

Karya kecilku ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus

Ayahku Paulus W. Deke dan Ibuku S. P. Malo,

“Kupersembahkan skripsi ini sebagai tanda cinta dan rasa sayangku

kepada ayah ibuku yang telah memberi kasih sayang tanpa syarat

yang tidak pernah aku dapatkan dari orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 21 Februari 2013

Yang membuat pernyataan,

Magdalena Astini Deke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

nama : Magdalena Astini Deke,

NIM : 081224010,

dengan pengembangan ilmu pengetahuan, saya berikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang berjudul

ANALISIS UNSUR FISIK DAN UNSUR BATIN PUISI SEONGGOK

JAGUNG KARYA WS RENDRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM

PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian, saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini, saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 21 Februari 2013

Yang menyatakan,

Magdalena Astini Deke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

viii

Deke, Magdalena Astini. 2013. Analisis Unsur Fisik dan Unsur Batin Puisi

“Seonggok Jagung” karya W. S. Rendra dan Implementasinya dalam

Pembelajaran Sastra di SMA. Skripsi. PBSID. Universitas Sanata

Dharma. Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unsur fisik dan unsur batin

puisi “Seonggok Jagung” karya W. S. Rendra serta implementasinya dalam

pembelajaran sastra di SMA. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pendekatan struktural yaitu suatu cara pencarian terhadap suatu fakta yang

sasarannya tidak hanya satu unsur sebagai individu yang berdiri sendiri di luar

kesatuannya, melainkan ditujukan pula kepada hubungan antar unsurnya

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

analisis yaitu prosedur pemecahan masalah dengan menggambarkan objek

penelitian berdasarkan fakta-fakta. Objek penelitian ini adalah puisi “Seonggok

Jagung”. Dari analisis unsur fisik ditemukan: (1) diksi, berupa pemilihan kata-

kata oleh penyair yang dipergunakan sehari-hari sehingga mudah dipahami oleh

pembaca, (2) pengimajian, barupa citraan penglihatan, citraan pendengaran,

citraan penciuman, dan citraan gerak, (3) bahasa figuratif, yaitu metafora dan

ironi, (4) kata konkret, dalam puisi tersebut penyair tidak hanya membeberkan

adanya ketidakrelevan pendidikan, namun ia memperkuatnya dengan data-data

yang menciptakan kata konkret, (5) versifikasi, yang berupa aliterasi, asonansi,

rima awal, tengah, dan rima akhir, (6) tipografi, yaitu tidak menyimpang dari

tipografi puisi pada umumnya.

Dari analisis unsur batin dalam puisi ini ditemukan: (1) tema, secara

umum puisi tersebut membicarakan dunia pendidikan yang isinya mengkritik

ketidakadilan dunia pendidikan, (2) nada, puisi ini bernada tegas, (3) perasaan,

rasa prihatin penyair terhadap situasi pendidikan yang terjadi, (4) amanat, yaitu

pemerintah diharapkan menyediakan lapangan pekerjaan yang memadai untuk

mengurangi adanya pengangguran dan memperhatikan masyarakat yang kurang

mampu.

Hasil analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “Seonggok Jagung” karya

W. S. Rendra dapat dijadikan bahan pembelajaran di SMA kelas X semester 1 dan

2. Adapun Standar Kompetensi pada kelas X semester 1 yaitu memahami puisi

yang disampaikan secara langsung atau tidak langsung dengan Kompetensi Dasar

mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang disampaikan secara

langsung ataupun melalui rekaman. Standar Kompetensi untuk kelas X semester 2

yaitu mengungkapkan pendapat terhadap puisi melalui diskusi dengan

Kompetensi Dasar membahas isi puisi berkanaan dengan gambaran penginderaan,

perasaan, pikiran, dan imajinasi melalui diskusi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

ix

ABSTRACT

Deke, Magdalena Astini. 2013. An Analysis on Physical and Internal Elements

in “Seonggok Jagung”, A Poem Written by W. S Rendra and The

Implementation in Literature Learning in Senior High Schools. Thesis.

PBSID. Sanata Dharma University. Yogyakarta.

This research was aimed to describe the physical and internal elements in

“Seonggok Jagung”, a poem written by W. S. Rendra and the implementation in

literature learning in Senior High Schools. The approach used in this research was

structural approach. Structural approach is the way to find facts with the target not

only one element as an individual person, but also the relationship among the

elements.

The method used in this research was descriptive analysis. It was a

procedure to solve problems by describing a research object based on the facts.

The research object was a poem “Seonggok Jagung”. There were some physical

elements found: (1) dictions, words choice by the poet used in daily life that

could be understood easily by readers, (2) imagination, in the form of seeing,

hearing, smelling, and movements, (3) figurative language, in the form of

metaphor and irony, (4) concrete words, in the poem the poet did not only use the

irrelevance in education but also emphasized it by the data that created concrete

words, (5) verification, in the form of alliteration, assonance, beginning, middle,

and final rhymes, (6) typography, that was in the common typography.

There were some internal elements found in the poem: (1) theme, in

general, the poem talked about education world that criticized the injustice in

education world, (2) intonation, this poem was firm, (3) feeling, the poet

concerned about the education, (4) message, the government was hoped to

provide appropriate job opportunities to decrease the unemployment and paid

attention to poor people.

The results analysis of the physical and internal elements in the poem

“Seonggok Jagung” written by W. S. Rendra could be used as learning materials

in Senior High Schools grade X semester 1 and 2. The Competency Standard for

grade X semester 1 was to comprehend the poem delivered directly and indirectly

with the Basic Competency to identify the elements in a poem delivered directly

or in recording. The Competency Standard for grade X semester 2 was to give

opinions on poems through discussions with the Basic Competency that discussed

the poem on the senses, feeling, thoughts, and imaginations.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

x

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat yang berlimpah yang penulis peroleh sehingga mampu

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul Analisi Unsur Fisik

dan Unsur batin Puisi Seonggok Jagung Karya WS Rendra dan Implementasinya

Dalam Pembelajaran Sastra di SMA ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan

Daerah.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini berkat dukungan,

semangat, bimbingan, kerja sama, nasihat, dan doa dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. B. Rahmanto., selaku dosen pembimbing I yang dengan penuh

kesabaran, ketelitian, dan perhatian dalam membimbing dan mendamping

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Dr. Y. Karmin, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang dengan penuh

kesabaran, ketelitian, dan perhatian dalam membimbing dan mendamping

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

4. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Ketua Prodi PBSID yang selalu

memberikan semangat dan motivasi kepada penulis agar cepat selesai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

xi

5. Seluruh Dosen PBSID, khususnya dosen penguji, yang telah membimbing

penulis selama menempuh perkuliahan di PBSID.

6. Karyawan perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah banyak

membantu penulis dalam peminjaman buku selama menempuh

perkuliahan dan pemyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Robertus Marsidiq, sekretaris program studi PBSID yang telah

membantu penulis dalam mengurus administrasi di program studi PBSID.

8. Kedua orang tuaku yang selalu mendoakan dan memotivasi aku untuk

selalu kuat, terus belajar, dan bisa meraih masa depan dikemudian hari.

9. Kakak-kakakku, Seprianus Ama Deke, Sek, Frans Firanus Deke, Sek, dan

Agustina Ina Deke yang selalu mendoakan dan menyemangati penulis.

10. Teman-teman PBSID angkatan 2008, khususnya kelas A atas kebersamaan

dan kekompakan kita semua.

11. Sahabat-sahabatku terkasih: Ayu Wiranti, Ratih Ajeng, Nike Afrah, Rena,

Emil, dan Evi yang sudah menjadi teman berbagi suka dan duka selama di

Jogja. Terima kasih atas dukungan dan perteman kita.

12. Bapak dan Ibu kos serta teman-teman kos Narpache, Apu, Ani, Osi terima

kasih sudah menjadi keluarga dan teman selama di Jogja.

13. Keluarga Komunitas di Jogja: Kumpulan Anak Sumba Sadhar (KASS),

atas dukungan dan semangat komunitas yang terjalin.

14. Nadus Karedi, yang selalu memberi masukan kepada penulis dalam

mengerjakan skripsi. Inno Mutti, yang selalu mendukung dengan memberi

semangat dan pengertian pada penulis. Terima kasih atas motivasinya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

xii

dukungan kalian sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

15. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu namun

telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Walaupun

demikian, semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca.

Yogyakarta, 21 Februari 2013

Penulis,

Magdalena Astini Deke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

MOTTO ............................................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .......... vii

ABSTRAK ........................................................................................................ viii

ABSTRACT ....................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ...................................................................................... x

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 4

1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 4

1.5 Batasan Istilah ................................................................................. 5

1.6 Sistematika Penyajian ..................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................... 8

2.2 Landasan Teori ............................................................................. 9

2.2.1 Pengertian Puisi ..................................................................... 9

2.2.2 Struktur Puisi .......................................................................... 11

2.2.2.1 Unsur Fisik Puisi .......................................................... 11

2.2.2.1.1 Diksi ............................................................. 11

2.2.2.1.2 Pengimajinasian ........................................... 12

2.2.2.1.3 Kata Konkret ................................................ 13

2.2.2.1.4 Bahasa Figuratif ........................................... 13

2.2.2.1.5 Versifikasi .................................................... 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

xiv

2.2.2.1.6 Tipografi ....................................................... 18

2.2.2.2 Unsur Batin Puisi ........................................................ 18

2.2.2.2.1 Tema ............................................................. 19

2.2.2.2.2 Perasaan ........................................................ 19

2.2.2.2.3 Nada dan Suasana ......................................... 20

2.2.2.2.4 Amanat ......................................................... 20

2.2.3 Pembelajaran Sastra di SMA ................................................. 21

2.2.3.1 KTSP ............................................................................ 22

2.2.3.2 Silabus dan RPP ........................................................... 23

2.2.3.3 SK dan KD Kurikulum Apresiasi Puisi ....................... 28

2.2.3.4 Pemilihan Bahan Ajar .................................................. 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ................................................................................. 33

3.2 Data dan Sumber Data Penelitian .................................................... 34

3.3 Metode Penelitian............................................................................. 34

3.4 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 34

3.5 Teknik Analisis Data ....................................................................... 35

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Puisi “Seonggok Jagung” .............................. 36

4.2 Analisis Unsur Fisik Puisi “Seonggok Jagung” ........................... 38

4.2.1 Diksi (pemilihan kata) ............................................................. 38

4.2.2 Pengimajinasian ...................................................................... 41

4.2.3 Kata konkret ............................................................................ 45

4.2.4 Bahasa figurasi ........................................................................ 48

4.2.5 Versifikasi ............................................................................... 51

4.2.6 Tipografi ................................................................................. 63

4.3 Analisis Unsur Batin Puisi “Seonggok Jagung” ......................... 64

4.3.1 Tema ........................................................................................ 64

4.3.2 Perasaan................................................................................... 65

4.3.3 Nada dan Suasana ................................................................... 66

4.3.4 Amanat .................................................................................... 68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

xv

4.4 keterkaitan Antar Unsur .............................................................. 69

4.4.1 Keterkaitan Antar Unsur Fisik Puisi Seonggok Jagung ......... 69

4.4.2 Keterkaitan Antar Unsur Batin Puisi Seonggok Jagung ......... 70

4.4.3 Keterkaitan Antar Unsur Fisik dan Unsur Batin Puisi Seonggok

Jagung ...................................................................................... 70

4.5 Implementasi Hasil Analisis Unsur Fisik dan Unsur Batin Puisi

“Seonggok Jagung” dalam Pembelajaran Sastra di SMA ..... 71

4.4.1 Silabus ..................................................................................... 73

4.4.2 RPP .......................................................................................... 75

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 94

5.2 Implikasi ......................................................................................... 96

5.3 Saran ................................................................................................ 97

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 98

BIODATA ......................................................................................................... 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Karya sastra merupakan sebuah seni yang indah, yang bisa menyentuh

perasaan dan nurani manusia. Karya sastra yang baik mengajak pembaca melihat

karya sastra tersebut melihat sebagai cermin dirinya sendiri. Dalam karya sastra

diungkapkan berbagai pengalaman hidup manusia agar manusia lain dapat

memetik pelajaran yang baik darinya (Sumardjo, 1991:14).

Karya sastra mempunyai isi dan bentuk. Isinya adalah tentang pengalaman

hidup manusia, sedangkan bentuknya adalah cara sastrawan memanfaatkan bahasa

yang indah untuk mewadahi isinya (Semi, 1988:8). Sastra adalah suatu kegiatan

kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990:3). Sumardjo & Saini K. M.

(via Sarjidu, 2004:2), menyatakan bahwa karya sastra merupakan hasil ciptaan

manusia yang diekspresikan dalam bentuk tulisan dan menggunakan bahasa

sebagai medianya. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra berisi tentang

permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia. Sastra lahir dilatarbelakangi

oleh adanya dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi dirinya.

Banyak karya sastra dihasilkan melalui tangan-tangan sastrawan yang berbakat,

yaitu puisi, novel, cerpen, dan drama.

Setiap orang bebas menulis yang ada dalam pikiran dan hatinya. Tulisan

itu bisa berupa puisi karena dalam menulis puisi dapat digunakan untuk

mengekspresikan perasaan lewat bahasa. Meskipun demikian, orang tidak akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

2

dapat memahami puisi secara sepenuhnya tanpa mengetahui dan menyadari

bahwa puisi itu karya estetis yang bermakna, yang mempunyai arti, bukan hanya

sesuatu yang kosong tanpa makna (Pradopo, 2000: 3).

Puisi merupakan karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan

penyair secara imajinatif (Waluyo, 1987:25). Puisi mengandung sesuatu yang

sangat penting sebab puisi diciptakan atas dasar pengalaman. Karena itu, puisi

mengemukakan sesuatu yang bersangkut paut dengan semangat manusia. Puisi

merupakan kekuatan yang menyebabkan orang lebih sadar akan dirinya sendiri

dan dunianya, atau dengan singkat dapat dikatakan, menjadikan seseorang

menjadi lebih lengkap sebagai manusia (Situmorang, 1981:12).

Puisi terdiri atas dua unsur pokok, yakni unsur fisik dan unsur batin.

Unsur-unsur puisi itu tidaklah berdiri sendiri, tetapi merupakan sebuah struktur.

Seluruh unsur merupakan kesatuan antara unsur yang satu dengan unsur yang

lainnya. Unsur-unsur itu juga menunjukkan diri secara fungsional, artinya unsur-

unsur itu berfungsi bersama unsur lain dan di dalam kesatuan dengan totalitasnya

(Waluyo, 1987:28). Oleh karena itu, menganalisis puisi bukanlah suatu hal yang

mudah karena dalam puisi menyimpan makna yang tersembunyi, yang harus

diungkapkan oleh pembaca.

Dalam penelitian ini karya sastra yang dipilih adalah puisi “Seonggok

Jagung” karya W.S. Rendra. Penulis mempunyai tiga alasan dalam pemilihan

puisi ini. Pertama, puisi ini menggambarkan manusia dengan berbagai

masalahnya. Kedua, gaya penggambarannya menarik dan mudah dipahami, dan

yang ketiga, puisi “Seonggok Jagung” mengangkat tema pendidikan., dan sangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

3

bermanfaat bagi siswa agar mereka tidak menyia-nyiakan pendidikan yang

mereka miliki, karena tidak semua orang bisa bersekolah seperti mereka.

Hasil analisis puisi “Seonggok Jagung” karya W. S. Rendra akan

diimplementasikan dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah.

Kelas yang dipilih peneliti adalah SMA kelas X semester 1 dan 2. Alasannya,

dalam KTSP 2006 SMA kelas X semester 1 dan 2 terdapat Standar Kompetensi

dan Kompetensi Dasar yang berkaitan dengan unsur fisik dan unsur batin puisi.

Adapun Standar Kompetensi pada kelas X semester 1 yaitu memahami puisi yang

disampaikan secara langsung atau tidak langsung dengan Kompetensi Dasar

mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang disampaikan secara

langsung ataupun melalui rekaman. Standar Kompetensi untuk kelas X semester 2

yaitu mengungkapkan pendapat terhadap puisi melalui diskusi dengan

Kompetensi Dasar membahas isi puisi berkanaan dengan gambaran penginderaan,

perasaan, pikiran, dan imajinasi melalui diskusi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah yang

akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana unsur fisik dan unsur batin puisi “Seonggok Jagung” Karya

W.S. Rendra?

2. Bagaimanakah implementasi unsur fisik dan unsur batin puisi “Seonggok

Jagung” Karya W.S. Rendra sebagai bahan pembelajaran sastra di

SMA?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

4

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pokok penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan unsur fisik (diksi, kata konkret, pencitraan, bahasa

figurasi, verifikasi, dan tipografi) unsur batin (tema, rasa, nada, dan

amanat) puisi “Seonggok Jagung” Karya W. S. Rendra.

2. Mendeskripsikan implementasinya tema, amanat, perasaa, dan pencitraan

puisi “Seonggok Jagung” Karya W. S. Rendra sebagai bahan

pembelajaran sastra di SMA.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan pada apresiasi sastra khususnya

pada materi apresiasi puisi. Hal ini dikarenakan penerapan dan

pengembangan bahan ajar dengan mengunakan puisi, sangat dibutuhkan

dalam proses belajar mengajar yang efektif. Manfaat lain yaitu

memperkuat teori bahwa penerapan dan pengembangan bahan ajar dapat

memicu kreatifitas siswa khususnya dalam menulis puisi.

2. Manfaat Praktis

Dengan adanya penerapan dan bahan ajar yang menggunakan puisi, dapat

mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif, produktif serta dapat

meningkatkan kreatifitas siswa dalam berprestasi khususnya pada apresiasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

5

siswa. Bagi mahasiswa jurusan pendidikan sastra Indonesia, penelitian ini

dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan acuan untuk memotivasi

ide atau gagasan baru yang lebih kreatif dan inovatif dalam kemajuan diri.

Selain itu juga, penelitian ini diharapkan mampu digunakan oleh pengajar

dan pendidik, khususnya guru Bahasa dan Sastra Indonesia di berbagai

sekolah sebagai materi ajar yaitu materi sastra.

1.5 Batasan Istilah

Dalam penelitian ini terdapat batasan-batasan istilah yang dapat

memudahkan pembaca. Batasan-batasan tersebut adalah

1. Puisi

Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan

perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan

mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian

struktur fisik dan struktur batinnya (Waluyo, 1987:25).

2. Unsur fisik

Unsur fisik puisi yaitu unsur estetik yang membangun luar puisi. Unsur

estetik dapat ditelaah satu per satu dan merupakan kesatuan yang utuh.

Unsur-unsur struktur fisik puisi terdiri atas: diksi, pengimajian, kata

konkret, majas, versifikasi, dan tipografi puisi (Waluyo, 1987: 71).

3. Struktur batin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

6

Unsur batin adalah unsur dalam puisi yang mengungkapkan perasaan dan

suasana jiwanya penyair. Unsur batin puisi terdiri atas tema, perasaan,

nada, dan amanat (Waluyo, 1987:106).

4. Pembelajaran sastra

Pembelajaran sastra adalah proses pembelajaran yang meningkatkan

wawasan kehidupan, kemampuan berbahasa, dan pengetahuan siswa, serta

untuk mengembangkan kepribadian siswa dengan menikmati dan

memanfaatkan karya sastra (BSNP. 2006 via Sunarti, 2007: 30).

5. Implementasi

Implementasi adalah penerapan dari suatu kegiatan yang sudah

dilaksanakan sebelumnya (Depdikbud, 1991:377).

6. Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran

dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi

dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan

sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan

(Mulyasa, 2007: 190).

7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan

dilakukan dalam kegiatan pembelajaran (Mulyasa, 2007: 213).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

7

1.6 Sistematika Penyajian

Penelitian kualitatif ini terdiri atas lima bab. Bab pertama berisi

pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab

kedua berisi landasan teoritis yang memuat penelitian yang relevan dan tinjauan

pustaka. Bab ketiga berisi metodologi penelitian yang memuat jenis penelitian,

sumber data dan data penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data, dan

analisis data. Bab keempat berisi pembahasan, yang terdiri dari analisi unsur fisik

dan unsur batin puisi, dan implementasi dalam pembelajaran. bab kelima berisi

penutup yang terdiri dari kesimpulan, implikasi, dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

8

BAB II

LANDASAN TEORI

1.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, yaitu penelitian yang

dilakukan oleh Yustina Dwi (2006), Veronica Meliana (2006), dan Gaudensia

Fitryani (2007). Penelitian yang dilakukan Dwi (2006), berjudul “Perbedaan

Unsur Fisik dan Unsur Batin Karya Siswa Laki-laki dan Perempuan Kelas X

SMA Dominikus Wonosari, Gunung kidul Tahun Ajaran 2008/2009”. Metode

yang digunakan adalah metode deskriptif. Dari hasil penelitian disimpulkan, unsur

batin puisi karya siswa laki-laki kebanyakan yang digunakan adalah perasaan atau

suasana. Unsur batin puisi yang digunakan oleh siswa perempuan adalah perasaan

atau suasana. Penelitian yang dilakukan oleh Meliana (2006), berjudul “Struktur

Puisi “Pacarkecilku” karya Joko Pinurbo, dan Implementasinya dalam

Pembelajaran Sastra di SMA”. Hasil analisis yang diperoleh dari penelitian

tersebut adalah, struktur batin dalam puisi “Pacarkecilku” penyair menggunakan

tema cinta kasih yang dipadu dengan budi pekerti, nada yang dapat dirasakan

bersifat lugas, suasana yang tampak adalah bahagia dan penuh rasa kekeluargaan,

dan amanat yang terdapat dalam puisi tersebut yaitu mengandung butir-butir

moral yang berguna untuk peningkatan budi pekerti manusia.

Penelitian yang dilakukan oleh Fitryani (2007), berjudul “Struktur Puisi

“Miskin Desa, Miskin Kota” Karya Taufiq Ismail dan Implementasinya dalam

Pembelajaran Sastra di SMA”. Hasil penelitian tersebut adalah struktur batin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

9

dalam puisi menggunakan tema kemiskinan, nada puisi tersebut adalah secara

lugas menyampaikan kepada pembaca, bahwa kemiskinan kini semakin lama

semakin berat. Amanat yang hendak diunggkapkan adalah jangan berpasrah pada

keadaan, tetapi teruslah berjuang.

Berdasarkan ketiga acuan tersebut, diharapkan dapat membantu penulis

dalam melakukan penelitian dengan judul “Analisis Unsur Fisik dan Unsur Batin

Puisi Seonggok Jagung Karya WS Rendra dan Implementasinya Dalam

Pembelajaran Sastra di SMA”.

1.1 Landasa Teori

1.1.1 Pengertian Puisi

Secara etimologis istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poites, yang

berarti, pembentuk dan pembuat. Dalam perkembangan selanjutnya, makna kata

tersebut menyempit menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun dengan

menggunakan irama, sajak, dan kadang-kadang kata kiasan (Situmorang,

1980:10). Menurut Waluyo (1987:25), puisi adalah karya sastra yang

mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif yang disusun

dengan pengungkapan semua kekuatan bahasa dengan mengkonsentrasikan

struktur fisik dan struktur batin.

Menurut Reeves, puisi adalah sebuiah karya sastra. Semua karya

sastra bersifat imajinatif. Bahasa sastra bersifat konotatif karena banyak

digunakan makna kias dan makna lambang (majas). Menurut Slamet Muljana,

puisi merupakan bentuk kesusasteraan yang menggunakan pengulangan suara

sebagai ciri khasnya. Herbert Spencer menyatakan bahwa puisi merupakan

bentuk pengucapan gagasan yang bersifat emosional dengan

mempertimbangkan efek keindahan. Selanjutnya Thomas C menyatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

10

bahwa puisi merupakan ungkapan pikiran yang bersifat musikal (Waluyo,

1987:22-23).

Berbeda lagi dengan Pradopo (2009:7) yang mengatakan bahwa puisi itu

mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan. Puisi itu merupakan

rekaman dan interprestasi pengalaman manusia yang penting, digubah dalam

wujud yang paling berkesan.

Dari pendapat para sastrawan di atas, jelas penyair adalah orang yang

menciptakan suatu karya, yang dituangkan dalam bentuk suatu bahasa

berdasarkan pengalaman. Oleh karena itu, puisi merupakan ekspresi dari

pengalaman imajinasi manusia, yang dirasakan begitu indah dan terungkap dari

dalam diri penyair.

Samuel Taylor Coleridge (via Pradopo 1990: 6), mengemukakan puisi

adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata

yang setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris,

antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat hubungannya. Menurut

Slametmuljana (via Waluyo, 1987: 23), puisi merupakan bentuk kesusasteraan

yang menggunakan pengulangan suara sebagai ciri khasnya. Pengulangan kata itu

menghasilkan rima, ritma, dan musikalitas.

Berdasarkan kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa puisi

adalah hasil ekspresi pikiran penyair. Ekspresi pikiran tersebut dapat

membangkitkan perasaan yang bersifat emosional dalam susunan yang berirama

yang menghasilkan keindahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

11

1.1.2 Struktur Puisi

Secara umum, struktur puisi terbagi menjadi dua, yaitu struktur fisik dan

struktur batin puisi. Struktur fisik dan struktur batin terdiri dari unsur-unsur yang

saling mengikat dan semua unsur itu membentuk totalitas makna yang utuh.

Unsur-unsur menunjukkan diri secara fungsional, artinya unsur-unsur itu

berfungsi bersama unsur lain dan di dalam kesatuan dengan totalitasnya (Waluyo,

1987: 27−29). Berikut ini akan dijelaskan struktur fisik dan struktur batin puisi,

beserta unsur-unsur yang membangun kedua unsur tersebut.

1.1.2.1 Unsur Fisik Puisi

Unsur fisik puisi yaitu unsur estetik yang membangun luar puisi. Unsur

estetik dapat ditelaah satu per satu dan merupakan kesatuan yang utuh. Unsur-

unsur struktur fisik puisi terdiri atas: diksi, pengimajian, kata konkret, majas,

versifikasi, dan tipografi puisi (Waluyo, 1987: 72−97).

(1) Diksi/Pemilihan Kata

Dalam KBBI (2007:264), diksi adalah pelihan kata yang tepat dan selaras

untuk mengungkapkan gagasan. Menurut Barfield (via Prodopo, 2009:54), bila

kata-kata dipilih dan disusun dengan cara sedemikian rupa hingga artinya

menimbulkan imajinasi estetik, maka hasilnya disebut diksi. Waluyo (1987:84)

mengatakan bahwa diksi adalah pemilihan kata yang tepat, dan kaya akan nuansa

makna dan suasana sehingga mampu mengembangkan dan mempengaruhi daya

imajinasi pembaca.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa diksi adalah

pemilihan kata yang sangat berperan penting dalam penentuan makna pada sebuah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

12

puisi. Pemilihan kata inilah yang membuat puisi berbeda dengan karya sastra

lainnya.

(2) Pengimajian/Pencitraan

Pengimajian atau pencitraan adalah pengungkapan pengalaman sensoris

penyair kedalam kata dan ungkapan, sehingga terjelma gambaran suasana yang

lebih konkret. Ungkapan itu menyebabkan pembaca seolah-olah melihat sesuatu,

mendengar sesuatu atau turut merasakan sesuatu (Waluyo, 1987:78). Menurut

Sudjiman (2006:17), citraan adalah cara membentuk cita mental, pribadi atau

gambaran sesuatu. Biasanya citraan menyarankan gambar yang tampak oleh mata

(batin) kita, tetapi dapat juga menyarankan hal-hal yang merangsang pancaindera

yang lain seperti penciuma dan pendengaran.

Situmorang (1981:20) membagi imaginasi sebagai berikut : (1) imaginasi

visual (penglihatan), (2) imaginasi auditory (pendengaran), (3) imaginasi

artriculatory (pengucapan), (4) imaginasi alfactory (penciuman), (5) imaginasi

gustatory (pencicipan), (6) imaginasi tactual (perasaan), (7) imaginasi kinaestetik

(gerak), dan (8) imaginasi organik (badan).

Dengan demikian, pengimajinasian atau pencitraan, mengingatkan

kembali kepada kita tentang pengalam yang pernah terjadi karena kemahiran

penyair dalam menggambarkan peristiwa. Jadi kita seolah-olah berada pada

kejadian yang terjadi dalam puisi tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

13

(3) Kata Konkret

Untuk memperkonkret imaji pembaca, maka kata-kata harus diperkonkret.

Maksudnya ialah bahwa kata-kata itu dapat menyarankan kepada arti yang

menyeluruh. Kata konkret erat hubungannya dengan penggunaan kiasan dan

lambang (Waluyo, 1987:81). Menurut Pradopo (1991:55), kata konkret adalah

penggunaan kiasan dan lambang dalam sebuah puisi untuk menggambarkan

secara konkret apa yang dilukiskan penyair.

(4) Bahasa Figuratif/Majas

Waluyo (1987:83), mengatakan bahasa figuratif ialah bahasa yang

digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa, yakni

secara tidak langsung mengungkapkan makna. kata atau bahasanya bermakna kias

atau makna lambang. Menurut Perrine (via Waluyo, 1987:83), bahasa figuratif

dipandang lebih efektif untuk menyatakan apa yang dimaksudkan penyair, karena:

(1) bahasa figuratif mampu menghasilkan kesenangan imajinatif, (2) bahasa

figuratif adalah cara untuk menghasilkan imaji tambahan dalam puisi, sehingga

yang abstrak jadi konkret dan menjadikan puisi lebih nikmat dibaca, (3) bahasa

figuratif adalah cara menambahkan intensitas perasaan penyair untuk puisinya dan

menyampaikan sikap penyair, (4) bahasa figuratif adalah cara untuk

mengkonsentrasikan makna yang hendak disampaikan dan cara menyampaikan

sesuatu yang banyak dan luas dengan bahasa yang singkat.

Menurut Waluyo (1987:84-86), bahasa figuratif terdiri atas pengiasan

yang menimbulkan makna kias dan pelambangan yang menimbulkan makna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

14

lambang. Kiasan yang dimaksud meliputi: metafora, perbandingan, personifikasi,

hiperbola, sinekdoce, dan ironi.

a) Metafora

Metafora adalah majas yang mengandung perbandingan yang tersirat

sebagai pengganti kata atu ungkapan lain untuk melukiskan kesamaan atau

kesejajaran makna diantaranya (Sudjiman, 2006:43). Menurut Waluyo (1987:84),

metafora adalah sebuah kiasan langsung, artinya benda yang dikiaskan itu tidak

disebutkan. Jadi ungkapan itu langsung berupa kiasan.

b) Perbandingan

Perbandingan adalah kiasan yang tidak disebut langsung. Benda yang

dikiaskan kedua-duanya ada bersama pengiasnya dan digunakan kata-kata seperti,

laksana, bagaikan, dan sebagainya (Waluyo, 1987:84). Menurut Pradopo

(2009:62), perbandingan ialah bahasa kias yang menyamakan satu hal dengan hal

lain dengan mempergunakan kata-kata pembanding seperti: bagai, sebagai, bak,

seperti, seumpama, laksana, dan kata-kata pembanding yang lain.

c) Personifikasi

Personifikasi adalah benda mati dianggap sepserti manusia. Hal ini guna

memperjelas penggambaran peristiwa dan keadaan itu (Waluyo, 1987:85).

Pradopo

(2009:75) mengatakan personifikasi adalah jenis bahasa kias yang

mempersamakan benda dengan manusia, benda-benda mati dibuat dapat berbuat,

berpikir, dan sebagainya seperti manusia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

15

d) Hiperbola

Hiperbola adalah kiasan yang berlebih-lebihan. Penyair merasa perlu

melebih-lebihkan hal yang dibandingkan itu agar mendapatkan perhatian yang

lebih seksama dari pembaca (Waluyo, 1987:85). Menurut Pradopo (2009:98),

hiperbola yaitu sarana yang melebih-lebihkan suatu hal atau keadaan.

e) Sinekdoce

Sinekdoce adalah menyebutkan sebagian untuk maksud keseluruhan,

atau menyebutkan keseluruhan untuk maksud sebagian (Waluyo, 1987:85).

Menurut Altenbernd (via Pradopo, 2009:78), sinekdoce adalah bahasa kiasan yang

menyebutkan suatu bagian yang penting suatu benda (hal) untuk benda atau hal

itu sendiri.

f) Ironi

Ironi adalah kata-katanya bersifat berlawanan untuk memberikan

sindiran. Ironi dapat berubah menjadi sinisme dan sarkasme, yakni penggunaan

kata-kata keras dan kasar untuk menyindir atau mengkritik (Waluyo, 1987:86).

(5) Versifikasi (Rima dan Ritma)

Menurut Wellek dan Warren (via Djojosuroto, 2005:22), peranan bunyi

mendapat perhatian penting dalam menentukan makna yang dihasilkan puisi (jika

puisi tersebut dibaca). Pembahasan bunyi di dalam puisi menyangkut masalah

rima dan ritma. Rima berarti persamaan atau pengulangan bunyi.

Waluyo (1987:94) mengatakan, bunyi dalam puisi menghasilkan rima

dan ritma. Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi untuk membentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

16

musikalitas atau orkestrasi. Adanya pengulangan bunyi, puisi menjadi merdu jika

dibaca. Ritma sangat berhubungan dengan bunyi, kata, frasa, dan kalimat.

Marjorie boulton (via Waluyo, 1987:90) menyebut rima sebagai phonetic

form. Jika bentuk fonetik itu berpadu dengan ritma, maka akan mampu

mempertegas makna puisi. Dalam rima terdapat onomatope, bentuk intern pola

bunyi, dan pengulangan kata/ungkapan.

a) Onomatope

Onomatope berarti tiruan terhadap bunyi-bunyi yang ada. Efek yang

dihasilkan akibat onomatope akan kuat terutama jika puisi tersebut dibacakan

secara keras (Waluyo, 1987:90). Wellek dan Warren (1995:200) menyimpulkan

bahwa onomatope yakni kelompok kata yang agak menyimpang dari sistem bunyi

bahasa pada umumnya. Onomatope disebut juga dengan peniruan bunyi. Peniru

bunyi dalam puisi kebanyakan hanya memberikan saran tentang suara sebenarnya.

Onomatope menimbulkan tanggapan yang jelas dari kata-kata yang tidak

menunjukkan adanya hubungan dengan hal yang ditunjuk, sebab dalam puisi

diperlukan kejelasan.

b) Bentuk intern pola bunyi

Menurut Boulton (via Waluyo, 1987:92), yang dimaksud bentuk internal

ini, adalah: aliterasi, asonansi, dan persamaan bunyi. Aleterasi merupakan

persamaan bunyi pada pada suku kata pertama (Waluyo, 1987:92). Cummings &

Simmons (1986:10) mengatakan, aliterasi adalah repetisi bunyi awal pada kata-

kata yang berbeda, biasanya berupa konsonan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

17

Asonansi adalah gaya bahasa repetisi yang berjudul perulangan vokal

pada suatu kata atau beberapa kata, biasanya dipergunakan dalam puisi untuk

mendapatkan efek penekanan (Suroto, 1993:130). Sementara itu, Waluyo

(1991:92) menyatakan asonansi adalah ulangan bunyi vokal pada kata-kata tanpa

selingan persamaan bunyi-bunyi konsonan.

Zaidan (1989:41- 42) membedakan persamaan bunyi antara lain, a) rima

awal, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada awal baris pada tiap bait puisi, b)

rima tengah, yaitu persamaan bunyi yang terdapat di tengah baris pada bait puisi,

dan c) rima akhir, yaitu persamaan bunyi yang terdapat di akhir baris pada tiap

bait puisi. Menurut Waluyo (1989:93), pada rima akhir terdapat tiga pola, yaitu

persamaan bunyi dengan pola /aa, bb, cc, dd/ disebut juga saak berangkai,

persamaan bunyi dengan pola /ab, ab, cd, ef, ef/ disebut juga sajak bersilang, dan

persamaan bunyi dengan pola /abba, cddc, baab/ disebut juga sajak berpeluk.

c) Pengulangan kata/ungkapan

Boulton (via Waluyo, 1987:93) menyatakan, pengulangan bunyi, kata,

frasa memberi efek intelektual dan efek magis yang murni. Pengulangan tidak

hanya terbatas pada bunyi, namun mungkin kata-kata, atau ungkapan.

Rima memiliki nilai estetik. Rima menghasilkan efek-efek yang

menyejukkan dan efek-efek yang dapat menyenangkan (pleasurable) dalam

sebuah puisi (Reaske,1966:21). Walaupun demikian, tidak berarti rima terlepas

dari makna puisi secara keseluruhan karena pada hakikatnya karya sastra adalah

urutan bunyi yang menghasilkan makna.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

18

Sementara itu, ritma berasal dari bahasa Yunani rheo yang berarti

gerakan-gerakan air yang teratur, terus-menerus, dan tidak putus-putus (mengalir

terus). Slametmuljana menyatakan bahwa ritma merupakan pertentangan bunyi:

tinggi/rendah, panjang/pendek, keras/lemah, yang mengalun dengan teratur

dan berulang-ulang sehingga membentuk keindahan (Waluyo, 1987:91).

Menurut Pradopo (2009:40), ritme adalah irama yang disebabkan pertentangan

atau pergantian bunyi tinggi rendah secara teratur, tetapi tidak merupakan jumlah

suku kata yang tetap, melainkan hanya menjadi gema dendang sukma penyairnya.

Dalam konteks karya sastra, ritma berarti gerakan yang teratur dari kata-kata atau

frasa-frasa dalam bait-bait puisi atau prosa (Cuddon, 1977:247).

(6) Tata Wajah/Tipografi

Menurut Waluyo (1987:97), tipografi merupakan pembeda yang penting

antara puisi dengan prosa dan drama. Perbedaan itu tampak pada susunan kalimat

atau kata-katanya yang biasanya membentuk bait. Larik-larik puisi tidak

membangun periodisitet yang disebut paragraf, namun membentuk bait.

1.1.2.2 Unsur Batin Puisi

Sebagaimana telah disebut di atas, unsur batin puisi merupakan wujud

kesatuan makna puisi yang terdiri atas tema, perasaan, nada, dan amanat yang

disampaikan penyair. Untuk memahami unsur batin puisi, pembaca harus

berusaha melibatkan diri dengan nuansa puisi, sehingga perasaan dan nada

penyair yang diungkapkan melalui bahasanya dapat diberi makna oleh pembaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

19

Struktur batin puisi mengungkapkan apa yang hendak dikemukakan oleh

penyair dengan perasaan dan suasana jiwanya. Unsur batin puisi terdiri atas tema,

perasaan, nada, dan amanat (Waluyo, 1987: 102−106). Berikut ini akan dijelaskan

struktur batin puisi, beserta unsur-unsur yang membangun unsur tersebut.

(1) Tema (Sense)

Tema merupakan gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair. Pokok

pikiran atau pokok persoalan itu begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair,

sehingga menjadi landasan utama pengucapannya. Tema puisi bersifat lugas,

objektif, dan khusus. Penafsiran-penafsiran puisi akan memberikan tafsiran tema

yang sama bagi seluruh puisi. Tema puisi harus dihubungkan dengan penyairnya

dan dengan konsep-konsepnya yang terimajinasikan (Waluyo, 1987: 106−107).

Jika desakan yang kuat itu berupa hubungan antara penyair dengan Tuhan maka

puisinya bertema ketuhanan.

Menurut Sudjiman (2006:79), tema adalah gagasan, ide, ataupun, pikiran

utama didalam karya sastra yang terungkap atau tidak. Djojosuroto (2005:24)

mengatakan, gagasan pokok yang dikemukakn penyair dalam puisi.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tema adalah

gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair. Pokok pikiran begitu kuat dalam

diri penyair sehingga menjadi landasan utama pengucapannya.

(2) Perasaan (Feeling)

Perasaan adalah rasa yang disampaikan penyair melalui puisinya. Puisi

mengungkap perasaan yang beraneka ragam . Perasaan yang menjiwai puisi bisa

perasaan sedih, kecewa, terharu, benci, rindu, dll (Waluyo, 1987: 134). Dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

20

menciptakan puisi, suasana perasaan penyair ikut diekspresikan dan harus dapat

dihayati oleh pembaca. Untuk mengungkapkan tema yang sama, penyair yang

satu dengan perasaan yang berbeda dari penyair lainnya, sehingga hasil puisi yang

diciptakan berbeda pula (Waluyo, 1987: 121).

(3) Nada (Tone) dan Suasana

Effendi (via Djojosuroto, 2005:25) mengatakan, nada sering dikaitkan

dengan suasana. Nada berarti sikap penyair terhadap pokok persoalan dan sikap

penyair terhadap pembaca. Suasana berarti keadaan perasaan yang ditimbulkan

oleh pengungkapan nada dan lingkungan yang ditangkap oleh pancaindera. Dalam

menulis puisi, penyair mempunyai sikap tertentu terhadap pembaca, apakah dia

ingin bersikap menggurui, menasihati, mengejek, atau bersikap lugas hanya

menceritakan sesuatu kepada pembaca. Sikap penyair kepada pembaca ini disebut

nada puisi. Dari sikap itulah terciptalah suasana puisi (Waluyo, 2003: 37). Nada

dan suasana puisi saling berhubungan karena nada puisi menimbulkan suasana

terhadap pembacanya.

(4) Amanat (Intention)

Amanat adalah maksud yang hendak disampaikan, imbauan, pesan atau

tujuan yang hendak disampaikan penyair. Amanat yang hendak disampaikan

penyair dapat ditelaah setelah kita memahami tema, rasa, dan nada puisi itu.

Amanat merupakan hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya.

Amanat tersirat di balik kata-kata yang disusun, dan juga berada di balik tema

yang diungkapkan. Amanat yang disampaikan penyair mungkin secara sadar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

21

berada dalam pikiran penyair, namun lebih banyak penyair tidak sadar akan

amanat yang diberikan (Waluyo, 1987: 134).

Amanat atau pesan merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah

membaca puisi. Amanat dirumuskan sendiri oleh pembaca puisi. Cara

menyimpulkan amanat puisi sangat berkaitan dengan cara pandang pembaca

terhadap suatu hal (Waluyo, 2003: 40). Walaupun ditentukan berdasarkan cara

pandang pembaca, amanat tidak dapat lepas dari tema dan isi puisi yang

dikemukakan penyair.

1.1.3 Pembelajaran Sastra (Puisi) di SMA

Pengajaran sastra merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dan

sepatutnya tempat yang layak dalam dunia pendidikan. Pembelajaran sastra dapat

memberikan sumbangan yang maksimal untuk pendidikan secara utuh. Pengajaran

sastra dapat membantu pendidikan secara utuh apabila cakupannya meliputi empat

manfaat, yaitu: membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan

budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak

(Moody via Rahmanto, 1988: 16).

Tujuan pembelajaran sastra di SMA berdasarkan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan adalah untuk meningkatkan wawasan kehidupan, kemampuan

berbahasa, dan pengetahuan siswa, serta untuk mengembangkan kepribadian

siswa dengan menikmati dan memanfaatkan karya sastra (BSNP. 2006, via

Sunarti, 2007: 30). Menurut Gani (1988: 50), tujuan pembelajaran sastra menurut

adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

22

a. Memfokuskan siswa pada pemilikan gagasan-gagasan dan perhatian yang lebih

besar terhadap masalah kemanusiaan dalam bentuk ekspresi yang

mencerminkan prilaku kemanusiaan.

b. Membawa siswa pada kesadaran dan peneguhan sikap yang lebih terbuka

terhadap moral, keyakinan, nilai-nilai, pemilikan perasaan bersalah, dan

ketaksaan dari masyarakat atau pribadi siswa.

c. Mengajak siswa mempertanyakan isyu yang sangat berkaitan denga prilaku

personal.

d. Memberikan kesempatan pada siswa untuk memperjelas dan memperdalam

pengertian-pengertiannya tentang keyakinan-keyakinan, perasaan-perasaan,

dan prilaku kemanusiaan.

e. Membantu siswa lebih mengenal dirinya yang memungkinkannya bersikap

lebih arif terhadap dirinya dan orang lain secara lebih cerdas, penuh

pertimbangan, dan kehangatan yang penuh simpatik).

Dalam pembelajaran sastra ada empat hal yang diuraikan, yaitu (1)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (2) Silabus dan RPP, dan (3)

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kurikulum Apresiasi Puisi, dan (4)

Pemilihan Bahan Ajar.

2.2.3.1 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,

dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Widharyanto:

2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

23

Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, Ayat 15), dijelaskan

bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum

operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh tiap-tiap satuan pendidikan.

Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memerhatikan dan

berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan oleh

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (Wina Sanjaya, 2008: 128).

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum

terbaru di Indonesia yang disarankan untuk dijadikan rujukan oleh para

pengembang kurikulum di tingkat satuan pendidikan. KTSP merupakan

kurikulum yang berorientasi pada pencapaian kompetensi. Kurikulum ini

merupakan penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) (Wina

Sanjaya, 2008: 127). Dengan KTSP, siswa dituntut untuk lebih aktif dan guru

sebagai fasilitator sehingga suasana belajar mengajar yang sesungguhnya

menuntut adanya perhatian dan kemampuan siswa dalam memecahkan persoalan

yang dihadapi di kelas. Situasi yang diharapkan di sini adalah siswa lebih

berperan aktif dalam belajar.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan

adalah alat atau saran untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, baik jasmani

maupun rohani yang diterima secara formal serta berlangsung seumur hidup.

1.2.3.2 Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(1) Silabus

Dalam mempelajari sastra diperlukan suatu rencana pembelajaran yaitu

silabus. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

24

di dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian

kompetensi untuk penilaian (Depdiknas, 2006:7). Menurut Muslich (2007:23),

silabus adalah rencana pembelajaran pada kelompok mata pelajaran atau tema

tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok,

kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan bahan ajar.

Menurut Mulyasa (2007:190), silabus adalah rencana pembelajaran pada

suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu. yang mencakup standar

kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi

waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.

Selain itu, silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi

dasar ke dalam materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator

pencapaian kompetensi untuk penilaian hasil belajar.

Suatu silabus minimal memuat enam komponen utama, yakni: 1) standar

kompetensi, 2) kompetensi dasar, 3) indikator, 4) materi standar, 5) standar proses

(kegiatan belajar mengajar), dan 6) standar nilai. Pengembangan komponen-

komponen tersebut merupakan kewenangan mutlak guru, termasuk

pengembangan format silabus, dan penambahan komponen-komponen lain dalam

silabus di luar komponen minimal. Semakin rinci silabus, semakin memudahkan

guru dalam menjabarkannya ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran

(Mulyasa, 2007: 191).

Muslich (2007:28-30) mengungkapkan langkah-langkah pengembangan

silabus sebagai berikut:

1) Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

25

2) Mengindentifikasi materi pokok

3) Mengembangkan pengalaman belajar

4) Merumuskan indikator keberhasilan belajar

5) Penentuan jenis penilaian

6) Menentukan alokasi waktu

7) Menentukan sumber belajar

Format silabus berbasis KTSP menurut Mulyasa (2007:208) minimal

mencakup: (1) standar kompetensi, (2) kompetensi dasar, (3) indikator, (4) materi

pembelajaran, (5) standar proses (kegiatan belajar-mengajar), dan (6) standar

penilaian.

(2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Dalam menyusun RPP, seorang guru hendaknya mencantumkan standar

kompetensi yang memayungi kompetensi dasar yang akan disusun dalam RPPnya.

RPP secara rinci harus memuat tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode

pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan

penilaian (Rehulina, 2008:53).

Mulyasa (2007:213) mengatakan RPP merupakan upaya untuk

memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. RPP

perlu dikembangkan untuk mengkoordinasikan komponen pembelajaran, yakni:

kompetensi dasar, materi standar, indikator hasil belajar, dan penilaian.

Muslich dalam bukunya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(2007:46), mengungkapkan langkah-langkah yang dilakukan guru dalam

penyusuna RPP, yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

26

1) Ambillah satu unit pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran.

2) Tulis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam

unit tersebut

3) Tentukan indikator untuk mencapai kompetensi dasar.

4) Tentukan alokasi waktu yang diperlukan untuk mencapai indikator

5) Rumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam pembelajaran

itu

6) Tentukan materi pembelajaran yang akan diberikan

7) Pilih metode pembelajaran yang dapat mendukung sifat materi dan

tujuan pembelajaran

8) Susunlah langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada setiap rumusan

tujuan pembelajaran, yang bisa dikelompokkan menjadi kegiatan awal,

kegiatan inti, dan penutup.

9) Jika alokasi waktu untuk mencapai satu kompetensi dasar lebih dari

dua jam pelajaran, bagilah langkah-langkah pembelajaran menjadi

lebih dari satu pertemuan. Pembagian setiap jam pertemuan bisa

didasarkan pada satuan tujuan pembelajaran/jenis materi pembelajaran.

10) Sebutkan sumber/media belajar yang akan digunakan dalam

pembelajaran secara konkret dan untuk setiap unit pertemuan

11) Tentukan teknik penilaian, bentuk, dan contoh instrumen penilaian

yang akan digunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasar

atau tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

27

Menurut Mulyasa (2007: 218), terdapat dua fungsi RPP dalam KTSP.

Kedua fungsi tersebut adalah fungsi perencanaan dan fungsi pelaksanaan.

a. Fungsi perencanaan

Fungsi RPP dalam KTSP adalah bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran

hendaknya dapat mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran

dengan perencanaa yang matang. Komponen-komponen yang harus dipahami

guru dalam pengembangan KTSP antara lain: kompetensi dasar, materi standar,

hasil belajar, indikator hasil belajar, penilaian, dan prosedur pembelajaran.

b. Fungsi pelaksanaan

Dalam pengembangan KTSP, rencana pelaksaan pembelajaran harus

disusun secara sistematik dan sistematis, utuh dan menyeluruh, dengan beberapa

kemungkinan penyesuaian dalam situasi pembelajaran yang aktual. Dengan

demikian, rencana pelaksanaan pembelajaran berfungsi untuk mengefektifkan

proses pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan. Dalam hal ini, materi

standar yang dikembangkan dan dijadikan bahan kajian oleh peserta didik harus

disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuannya, mengandung nilai fungsional,

praktis, serta sesuai dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan, sekolah, dan

daerah.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada dasarnya adalah pengembangan

dari silabus. Apa yang dirumuskan dalam silabus menjadi dasar dalam

penyusunan RPP (Sanjaya, 2008:173). Selanjutnya, Sanjaya mengatakan

pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas komponen-komponen

yang satu sama lain saling berkaitan. Engan demikian, merencanakan pelaksanaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

28

pembelajaran adalah merencanakan setiap komponen yang saling berkaitan.

Dalam RPP minimal ada 5 komponen pokok, yaitu komponen tujuan, materi

pembelajaran, metode, media dan sumber pembelajaran, serta komponen evaluasi.

1.2.3.3 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kurikulum Apresiasi

Puisi

Menurut Syarif, dkk (2009: 24) kompetensi dasar adalah sejumlah

kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu

sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi suatu pelajaran.

Dalam silabus pelajaran bahasa Indonesia pada tingkat pendidikan SMA,

terdapat empat aspek yang diajarkan dan dipelajari oleh guru dan siswa, yaitu

membaca, mendengarkan, berbicara, dan menulis. Berikut ini standar kompetensi

dan kompetensi dasar pelajaran Bahasa Indonesia yang terdiri dari kelas X

semester 1 dan 2, kelas XI semester 1, dan kelas XII semester 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

29

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Sekolah Menengah Atas Kelas X Semester 1dan 2, Kelas XI semester 1,

dan Kelas XII semester 2

Kelas X

No Standar kompetensi Kompetensi Dasar

Semseter 1

1 5) Memahami puisi yang

disampaikan secara

langsung atau tidak

langsung

5.1 Mengindentifikasi unsur-unsur

bentuk suatu puisi yang disampaikan

secara langsung atau melalui

rekaman.

5.2 Mengungkapkan isi suatu puisi yang

disampaikan secara langsung atau

melalui rekaman

2 7. Memahami wacana

sastra melalui kegiatan

membaca puisi dan

cerpen

7.1 Membacakan puisi dengan lafal,

nada, tekanan, dan intonasi yang

benar

3 8. Mengungkapkan pikiran

dan perasaan melalui

kegiatan menulis puisi

8.1 Menulis puisi lama dengan

memperhatikan bait, irama, dan rima

8.2 Menulis puisi baru dengan

memperhatikan bait, irama, dan rima

Semester 2

4 14. Mengungkapkan

pendapat terhadap puisi

melalui diskusi

14.1Membahas isi puisi berkenaan

dengan gambaran penginderaan,

perasaan, pikiran, dan imajinasi

melalui diskusi

14.2.Menghubungkan isi puisi dengan

realitas alam, sosial budaya, dan

masyarakat melalui diskusi

Kelas XI

No Standar kompetensi Kompetensi Dasar

1 4 Mengungkapkan

pengalaman dalam puisi,

cerita pendek, dan drama

4.1 Menulis puisi berdasarkan

pengalaman atau pengamatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

30

Kelas XII

No Standar kompetensi Kompetensi Dasar

Semester 1

1 1. Memahami

pembacaan puisi

terjemahan

1.1 Menentukan tema serta amanat puisi

terjemahan yang dibacakan

1.2 Mengevaluasi puisi terjemahan yang

dibacakan

2 2. Mengapresiasi puisi

lama melalui

kegiatan melisankan

dan diskusi

2.2 Membandingkan puisi Indonesia

dengan puisi terjemahan dalam hal

penggunaan bahasa dan nilai-nilai

estetika yang dianut

3 3. Memahami cerpen

dan puisi melalui

kegiatan membaca

kritis

3.2 Menganalisis puisi yang dianggap

penting pada setiap periode untuk

menemukan standar budaya yang

dianut masyarakat

Semester 2

4 8 Memahami puisi

terjemahan yang

dilisankan

8.1 Menganalisis sikap penyair terhadap

sesuatu hal yang terdapat dalam

puisi terjemahan yang dilisankan

8.2 Menilai penghayatan penyair

terhadap puisi terjemahan yang

dilisankan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

31

1.2.3.4 Pemilihan Bahan Ajar

Bahan ajar dalam pengajaran bahasa Indonesia ialah segala bahan yang

dapat digunakan oleh guru dan siswa untuk mencapai tujuan-tujuan yang

diinginkan. Agar pengajaran sastra dapat lebih berhasil, guru kiranya perlu

mengembangkan keterampilan khusus untuk memilih bahan pengajaran sastra

yang bahasanya sesuai dengan tingkat penguassaan bahasa siswanya. Menurut

Rahmanto (1988: 27-31), agar dapat memilih bahan pengajaran sastra dengan

tepat, beberapa aspek perlu dipertimbangkan. Aspek-aspek tersebut adalah:

Pertama bahasa, aspek kebahasaan dalam sastra tidak hanya ditentukan

oleh masalah-masalah yang dibahas, tapi faktor-faktor lain seperti: cara penulisan

yang dipakai si pengarang, ciri-ciri karya sastra pada waktu penulisan karya itu,

dan kelompok pembaca yang ingin dijangkau pengarang. Oleh karena itu, agar

pengajaran sastra dapat lebih berhasil, guru kiranya perlu mengembangkan

keterampilan khusus untuk memilih bahan pengajaran sastra yang bahasanya

sesuai dengan tingkat penguassaan bahasa siswanya.

Kedua psikologi, dalam memilih bahan pengajaran sastra harus

memperhatikan tahap-tahap perkembangan psikologi, karena tahap-tahap ini

berpengaruh terhadap minat dan keengganan anak didik dalam banyak hal. Tahap

perkembangan psikologis yang dimaksud sebagai berikut: tahap pengkhayal (8

sampai 9 tahun), imajinasi anak belum banyak diisi ha-hal yang nyata tetapi masih

penuh dengan berbagai macam fantasi; tahap romantik (10 sampai 12 tahun), anak

mulai meninggalkan fantasi dan mengarah ke realitas; tahap realistik (13 sampai

16 tahun), anak sudah benar-benar terlepas dari dunia fantasi dan sangat berminat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

32

pada realitas. Mereka terus berusaha meneliti fakta-fakta untuk memahami

masalah-masalah dalam kehidupan nyata. Tahap terakhir adalah tahap generalisasi

(16 tahun dan selanjutnya). Pada tahap ini anak sudah tidak berminat lagi pada

hal-hal praktis saja tetapi berminat untuk menemukan konsep-konsep abstrak

dengan menganalisis suatu fenomena yang kadang-kadang mengarah ke

pemikiran filsafati untuk menentukan keputusan-keputusan moral.

Ketiga latar belakang budaya, biasanya siswa akan mudah tertarik pada

karya-karya dengan latar belakang kehidupan mereka. Guru hendaknya

memahami apa yang diminati oleh siswa, sehingga dapat menyajikan suatu karya

sastra yang tidak terlalu menuntut gambaran di luar jangkauan kemampuan

pembayangan yang dimiliki oleh para siswa.

Bahan pengajaran sangat penting bagi siswa. Agar siswa dapat belajar

dengan baik maka bahan yang disajikan haruslah tepat. Menurut Imron (via

Rinastuty, 2006:18) kriteria pengajaran yang baik haruslah mempertimbangkan

faktor-faktor berikut:

a. Cukup menarik. Apabila bahan pengajaran menarik hal ini akan dapat

menggugah rasa ingin tahu siswa dan menimbulkan hasrat belajar.

b. Isinya relevan dengan tujuan belajar sehingga tujuan belajar dapat

tercapai.

c. Mempunyai sekuensi atau urutan penyajian dari yang sederhana hingga

yang kompleks.

d. Memuat informasi yang dibutuhkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang berjudul “Analisis Unsur Fisik dan Unsur Batin dalam

Puisi Seonggok Jagung Karya W. S. Rendra dan Implementasinya Dalam

Pembelajarn Sastra di SMA” termasuk jenis penelitian kualitatif. Menurut

Moleong (2007: 6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya

perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian ini

termasuk penelitian kualitatif karena peneliti menguraikan data berupa kata-kata,

kalimat, dan paragraf, bukan berupa angka-angka.

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan

struktural. Kata struktural mempunyai arti kesatuan yang terdiri atas bagian-

bagian yang saling berkaitan dalam memberi makna (Waluyo, 1992: 93).

Pendekatan struktural dilakukan sebagai dasar pengkajian unsur dalam karya

sastra. Unsur yang dianalisis dalam puisi “Seonggok Jagung” adalah unsur batin

yang terkandung dalam puisi tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

34

3.1 Data dan Sumber Data Penelitian

Data penelitian ini diambil dari kumpulan puisi Rendra yang berjudul

“Potret Pembangunan dalam Puisi”. Kumpulan puisi tersebut diterbitkan pada

Tahun 1980 oleh Penerbit Lembaga Studi Pembangunan.

Sumber data dalam penelitian ini berupa puisi karya W. S. Rendra yang

berjudul “Seonggok Jagung”.

3.2 Metode Penelitian

Menurut Yudiono (1988: 14) metode dapat diartikan sebagai cara kerja

untuk memahami suatu objek yang menjadi sasaran penelitian. Metode dalam

penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif adalah

prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau

melukiskan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana

adanya (Nawawi, 1990: 73). Dalam penelitian ini puisi “Seonggok Jagung”

merupakan sumber faktanya. Dengan metode ini peneliti ingin mengalisis data

yang berupa unsur fisik dan unsur batin yang terkandung dalam puisi tersebut,

yang diimplementasikan dalam pembelajaran di sekolah.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data.

Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Studi Teks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

35

a. Membaca secara berulang-ulang dengan seksama bahan yang hendak

diteliti. Hal ini dimaksudkan untuk dapat lebih memahami isi dan maksud

dari puisi tersebut.

b. Menelaah dan membahas seluruh data yang hendak diteliti, kemudian

menerapkannya dalam pembahasan masalah.

2. Menafsirkan Teks

Melaksanakan tafsiran terhadap unsur fisik dan unsur batin puisi yang

terdapat didalam puisi.

3. Studi Pustaka

Teknik ini digunakan untuk menggali teori yang relevan dengan hal-hal yang

akan dikaji dalam penelitian ini.

3.5 Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2007: 248) analisis data

kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menentukan yang penting.

Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan, sebagai berikut:

1. Membaca Puisi “Seonggok Jagung” karya W.S. Rendra,

2. Mengidentifikasi unsur fisik dan unsur batin puisi,

3. Mengklasifikasikan unsur fisik dan unsur bati puisi,

4. Menampilkan contoh Rencana Program Pembelajaran berupa silabus dan

RPP, terhadap hasil analisis puisi Rendra tersebut, dan

5. Kesimpulan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

36

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Puisi “Seonggok Jagung”

Pada bagian ini akan disajikan kutipan puisi yang berjudul “Seonggok

Jagung” yang merupakan karya W. S. Rendra. Beberapa kritikus sastra menyebut

W. S. Rendra sebagai penyair terbesar setelah Chairil Anwar. Rendra adalah

penyair penting sejak tahun 50-an hingga akhir hayatnya.

Berikut merupakan kutipan puisi “Seonggok Jagung” (Sumber : Potret

Pembangunan dalam Puisi, 1980, hlm. 42−44).

Seonggok jagung di kamar

dan seorang pemuda

yang kurang sekolahan

Memandang jagung itu,

sang pemuda melihat ladang

ia melihat petani;

ia melihat panen;

dan suatu hari subuh,

para wanita dengan gendongan

pergi ke pasar .........................

Dan ia juga melihat

suatu pagi hari

di dekat sumur

gadis-gadis bercanda

sambil menumbuk jagung

menjadi maisena.

Sedang di dalam dapur

tungku-tungku menyala.

Di dalam udara murni

tercium bau kuwe jagung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

37

Seonggok jagung di kamar

dan seorang pemuda.

Ia siap menggarap jagung

Ia melihat kemungkinan

otak dan tangan

siap bekerja.

Tetapi ini:

Seonggok jagung di kamar

dan seorang pemuda tammat S.L.A.

Tak ada uang, tak bisa menjadi mahasiswa.

Hanya ada seonggok jagung di kamarnya.

Ia memandang jagung itu

dan melihat dirinya terlunta-lunta.

Ia melihat dirinya ditendang dari discotique.

Ia melihat sepasang sepatu kenes di balik etalage.

Ia melihat saingannya naik sepeda motor.

Ia melihat nomor-nomor lotre.

Ia melihat dirinya sendiri miskin dan gagal.

Seonggok jagung di kamar

tidak menyangkut pada akal,

tidak akan menolong.

Seonggok jagung di kamar

tak akan menolong seorang pemuda

yang pandangan hidupnya berasal dari buku,

dan tidak dari kehidupan.

Yang tidak terlatih dalam metode,

dan hanya penuh hafalan kesimpulan.

Yang hanya terlatih sebagai pemakai,

tetapi kurang latihan bebas berkarya.

Pendidikan telah memisahkannya dari kehidupan.

Aku bertanya:

Apakah gunanya pendidikan

bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing

di tengah kenyataan persoalannya ?

Apakah gunanya pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

38

bila hanya mendorong seseorang

menjadi layang-layang di ibu kota

kikuk pulang ke daerahnya ?

Apakah gunanya seseorang

belajar filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran,

atau apa saja,

bila pada akhirnya,

ketika ia pulang ke daerahnya, lalu berkata:

“Di sini aku merasa asing dan sepi !”

Sebagaimana telah dipaparkan di depan bahwa struktur puisi secara umum

terdiri atas dua bagian besar yakni struktur fisik dan struktur batin. Struktur fisik

puisi secara tradisional biasa disebut elemen bahasa, sedangkan struktur batin

puisi secara tradisional disebut makna puisi (Djojosuroto, 2004:15). Berikut

analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “Seonggok Jagung”.

4.2 Analisis Unsur Fisik Puisi “Seonggok Jagung”

4.2.1 Diksi (pemilihan kata)

Pada puisi “Seonggok Jagung”, diksi kata-katanya tidak lembut dan

romantis. Pemilihan kata-kata yang diciptakan Rendra adalah khas puisi protes.

Hal tersebut dapat dilihat pada bait kedelapan, “Aku bertanya:/Apakah gunanya

pendidikan/ bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing/di tengah

kenyataan persoalannya?....”. Kata-kata yang digunakan penyair tersebut

mengungkapkan rasa tidak puasnya kepada pemerintah atas kurangnya lapangan

pekerjaan.

Pada bait satu puisi Seonggok Jagung, penyair menggunakan kata “kurang

sekolah”. Kata yang digunakan penyair tersebut menggambarkan seseorang yang

tidak melanjutkan sekolahnya kejenjang yang lebih tinggi. Bait ke dua pilihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

39

kata-kata yang digunakan penyair adalah /ia melihat petani/, /ia melihat panen/,

/suatu hari subuh/, /para wanita dengan gendongan pergi ke pasar/, /gadis-gadis

menumbuk jagung/. Kata-kata tersebut merupakan kata yang menggambarkan

kegiatan masyarakat di suatu desa pada pagi hari. Secara tak langsung penyair

ingin memberitahu bahwa pada pagi hari tidak ada masyarakat yang ke kantor,

gadis-gadis yang berangkat kesekolah.

Pilihan kata yang digunakan penyair pada bait ke tiga yaitu, /otak dan

tangan/, /siap bekerja/. Kata-kata yang digunakan penyair tersebut menjelaskan

bahwa seorang pemuda yang akan bekerja dengan menggunakan pikiran dan

tenaganya. Pada bait ke empat tidak terdapat diksi, karena penyair hanya menulis

dua kata pada bait tersebut, dan kata tersebut mudah dipahami oleh pembaca.

Untuk menggambarkan cita-cita yang tidak dapat tercapai karena keadaan

terdapat pada bait ke lima, penyair mengambarkan dengan kata-kata “Tak ada

uang/ tak bisa menjadi mahasiswa”. Pemilihan kata-kata tersebut digunakan

penyair untuk melukiskan bahwa hanya orang-orang kaya yang bisa bersekolah.

Pada bait ke enam diksi yang gunakan penyair /ia melihat dirinya terlunta-lunta/.

Kata terlunta-lunta pada bait tersebut menggambarkan keadaan seorang pemuda

yang tidak bisa melanjutkan sekolah, tidak memiliki pekerjaan, dan hanya bisa

melihat keberhasilan teman-temannya.

Untuk melukiskan keprihatinan penyair dapat dilihat pada bait ke tujuh.

Penyair menggunakan kata-kata “Seonggok jagung di kamar/ tak akan menolong

seorang pemuda”. Pemilihan kata-kata tersebut menggambarkan keprihatinan

penyair terhadap pemuda tersebut. Secara tidak langsung, penyair mengatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

40

bahwa pemuda tersebut membutuhkan perhatian dan kepedulian. Kemudian untuk

mengungkapkan protesnya terhadap ketidakrelevan dunia pendidikan, penyair

menggunakan kata-kata seperti pada bait berikut.

Bait ke delapan:

Aku bertanya:

Apakah gunanya pendidikan

bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing

di tengah kenyataan persoalannya ?

Apakah gunanya pendidikan

bila hanya mendorong seseorang

menjadi layang-layang di ibu kota

kikuk pulang ke daerahnya ?

Apakah gunanya seseorang

belajar filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran,

atau apa saja,

bila pada akhirnya,

ketika ia pulang ke daerahnya, lalu berkata:

“Di sini aku merasa asing dan sepi !”

Rendra merasa bahwa pendidikan tidak ada artinya sama sekali. Apalah

artinya ilmu yang kita dapat, kalau hanya sebatas ilmu yang kita dapat pada saat

berada di bangku sekolah. Hal tersebut dipertegas oleh penyair dengan kata-kata

“apa gunanya pendidikan”.

Uraian di atas dapat kita lihat, penyair sengaja memilih kata-kata pada tiap

bait yang dapat memberikan daya sugesti untuk mengungkapkan maksudnya.

Dengan demikian, pembaca dapat membayangkan secara jelas apa yang terjadi

pada puisi tersebut. Ketika puisi tersebut dibaca, pembaca seakan-akan ikut

merasakan suasana seperti yang ada dalam puisi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

41

4.2.2 Pengimajinasian/pencitraan

Setelah membaca puisi “Seonggok Jagung” dan dari 8 buah pengimajian yang

dikemukakan oleh Situmorang (1981:20), ditemukakan 4 buah pencitraan yang

terdapat pada puisi tersebut, yaitu sebagai berikut.

a) Imaginasi visual (penglihatan)

Pelukisan Imaginasi visual pada puisi “Seonggok Jagung” terdapat pada bait

pertama, bait kedua, bait ketiga, bait keempat, dan bait kelima.

Bait pertama:

Seonggok jagung di kamar

dan seorang pemuda

yang kurang sekolahan

Pada ketiga baris tersebut, penyair mengajak pembaca seakan-akan melihat

seonggok jagung dan seorang pemuda di sebuah kamar.

Bait kedua:

Memandang jagung itu,

sang pemuda melihat ladang

ia melihat petani;

ia melihat panen;

dan suatu hari subuh,

para wanita dengan gendongan

pergi ke pasar .........................

Dan ia juga melihat

suatu pagi hari

di dekat sumur

gadis-gadis bercanda

sambil menumbuk jagung

menjadi maisena.

Sedang di dalam dapur

tungku-tungku menyala.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

42

Baris kedua berbunyi “sang pemuda melihat.... “ dengan membaca baris

tersebut, pembaca seakan-akan ikut melihat apa yang dilihat oleh pemuda

tersebut. Dalam hal ini, penyair ingin mengatakan perasaannya bahwa betapa

tidak adilnya dunia pendidikan bangsa kita. Melalui apa yang dilihat pemuda itu,

penyair menyampaikan bahwa dipagi hari, para wanita dengan gendongannya ke

pasar dan gadis-gadis menumbuk jagung. Secara tidak langsung penyair ingin

mengatakan, seharusnya di pagi hari para wanita berada di rumah mengurus

suami dan anak mereka. Begitu pula dengan gadis-gadis yang menumbuk jagung

seharusnya di pagi hari mereka pergi ke sekolah.

Bait ketiga:

Seonggok jagung di kamar

dan seorang pemuda.

Ia siap menggarap jagung

Ia melihat kemungkinan

otak dan tangan

siap bekerja.

Bait di atas menyebabkan pembaca seakan-akan melihat seonggok jagung dan

seorang pemuda di kamar yang siap menggarap jagung.

Bait kelima dan bait keenam:

Seonggok jagung di kamar

dan seorang pemuda tammat S.L.A.

Tak ada uang, tak bisa menjadi mahasiswa.

Hanya ada seonggok jagung di kamarnya.

Ia memandang jagung itu

dan melihat dirinya terlunta-lunta.

Ia melihat dirinya ditendang dari discotique.

Ia melihat sepasang sepatu kenes di balik etalage.

Ia melihat saingannya naik sepeda motor.

Ia melihat nomor-nomor lotre.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

43

Ia melihat dirinya sendiri miskin dan gagal.

Seonggok jagung di kamar

tidak menyangkut pada akal

tidak akan menolong.

Pada kedua bait di atas, penyair mengajak pembaca untuk melihat keadaan

seorang pemuda di kamar. Pembaca seakan-akan melihat seorang pemuda yang

sedang meratapi nasibnya yang tidak seberuntung temannya. Pemuda tersebut

hanya bisa memandang dirinya yang miskin dan gagal melanjutkan sekolah, dan

pemuda itu hanya memiliki seonggok jagung di kamar.

Pada bait ke empat, bait tujuh, dan bait ke delapan puisi Seonggok Jagung tidak

terdapat imajinasi penglihatan. Penyair menunjukkan imajinasi penglihatan pada

bait kesatu sampai bait keenam.

Berdasarkan uraian di atas, dalam penulisan puisinya, Rendra

menggunakan kata yang bervariasi untuk menimbulkan efek visual atau imaginasi

visual. Kata-kata yang dimaksud umumnya kata benda seperti jagung, kamar,

sumur, dapur, seorang pemuda, petani, gadis-gadis, dan para wanita. Pada

umumnya kata benda tersebut melakukan aktivitas yang dapat diamati atau

menunjukkan sifat tertentu.

b) Imaginasi auditory (pendengaran)

Imajinasi pendengaran merupakan citraan yang mengajak pembaca seolah-olah

mendengar apa yang dikatakan penyair. Pelukisan imaginasi auditory pada puisi

“Seonggok Jagung” hanya terdapat pada bait kedelapan, sedangkan pada bait

pertama hingga bait ketujuh tidak terdapat imajinasi pendengaran. Berikut

penjelasannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

44

Bait ke delapan:

Aku bertanya:

Apakah gunanya pendidikan

bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing

di tengah kenyataan persoalannya ?

Apakah gunanya pendidikan

bila hanya mendorong seseorang

menjadi layang-layang di ibu kota

kikuk pulang ke daerahnya ?

Apakah gunanya seseorang

belajar filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran,

atau apa saja,

bila pada akhirnya,

ketika ia pulang ke daerahnya, lalu berkata:

“Di sini aku merasa asing dan sepi !”

Baris ke 1 bait di atas, berbunyi “Aku bertanya”. Pada baris ke 13

berbunyi “ketika ia pulang ke daerahnya, lalu berkata:”. Kedua baris tersebut

membuat pembaca seolah-olah ikut mendengar pertanyaan penyair dan perkataan

seseorang. Pertanyaan dan perkataan yang dimaksud sangat jelas disebutkan pada

baris ke 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, dan baris ke 14.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa dalam menampilkan citra

pendengaran, penyair menggunakan tokoh yang dapat bersuara. Tokoh yang

terdapat dalam puisi tersebut yaitu, tokoh aku dan seseorang pemudah yang ingin

melanjutkan pendidikannya.

c) Imaginasi alfactory (penciuman)

Imaginasi alfactory adalah citraan yang menyebabkan pembaca seolah-olah dapat

mencium suatu bau. Pelukisan imajinasi alfactory pada puisi “Seonggok Jagung”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

45

hanya terdapat pada bait kedua, sedangkan pada bait 1, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 tidak

terdapat imajinasi penciuman. Berikut penjelasanya.

Bait kedua baris 16 dan 17:

Di dalam udara murni

tercium bau kuwe jagung

Baris ke 17 bait di atas, “tercium kuwe jagung” membuat pembaca seakan-akan

ikut mencium bau kue jagung. Hal tersebut diperkuat dengan baris ke 16 bahwa

kue jagung aromanya tercium melalui udara murni.

d) Imaginasi kinaestetik (gerak)

Imaginasi kinaestetik adalah citraan gerak yang membuat pembaca

seakan-akan melakukan gerakan seperti yang dimaksudkan oleh penyair.

Pelukisan imajinasi tersebut pada puisi “Seonggok Jagung” hanya terdapat pada

bait kedua. Pada bait 1, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 tidak terdapat imajinasi gerak. Berikut

penjelasanya.

Bait kedua baris ke 11, 12, dan 13:

gadis-gadis bercanda

sambil menumbuk jagung

menjadi maisena

Baris puisi di atas, membuat pembaca seakan-akan ikut mengerakkan tangan

menumbuk jagung sambil bercanda.

4.2.3 Kata konkret

Untuk membangkitkan imaji pembaca, kata-kata harus diperkonkretkan.

Maksudnya ialah bahwa kata-kata itu dapat menyaran kepada arti yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

46

menyeluruh. Seperti halnya pengimajinasian, kata yang diperkonkret juga erat

hubungannya dengan penggunaan kiasan dan lambang (Waluyo, 1987:81). Dalam

puisi “Seonggok Jagung”, penyair sudah memberikan gambaran yang membuat

pembaca bisa memahami maksud penyair. Pengkonkretan kata oleh penyair

terdapat pada bait 2, 5, 6, 7, dan bait 8. Bait 1, 3, dan bait 4 tidak terdapat kota

konkret karena kata-kata yang digunakan penyair sederhana dan bisa dimengerti

oleh pembaca.

Untuk memperkonkret gambaran masyarakat yang tidak bekerja dan tidak

bersekolah oleh penyair, terdapat pada bait kedua

..........................

sang pemuda melihat ladang

ia melihat petani;

ia melihat panen;

dan suatu hari subuh,

para wanita dengan gendongan

pergi ke pasar .........................

Dan ia juga melihat

suatu pagi hari

di dekat sumur

gadis-gadis bercanda

sambil menumbuk jagung

Ungkapan penyair pada bait tersebut cukup jelas menggambar bahwa

masyarakat di desa itu khususnya wanita pergi ke pasar, seharusnya yang mencari

nafkah adalah suami mereka. Selain itu juga para gadis-gadis menumbuk jagung,

seharusnya para gadis tersebut pergi ke sekolah. Pengkonkretan tersebut diperkuat

dengan kata-kata / suatu hari subuh/, /suatu pagi hari/.

Untuk memperkonkret gambaran seorang pemuda yang gagal melanjutkan

pendidikannya karena keterbatasan biaya, penyair menulis pada bait kelima

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

47

/Seonggok jagung di kamar/, /dan seorang pemuda tammat S.L.A./, /Tak ada

uang, tak bisa menjadi mahasiswa./, /Hanya ada seonggok jagung di kamarnya/.

Ungkapan penyair tersebut cukup jelas melukiskan kehidupan seorang pemuda

yang kurang beruntung. Pemuda tersebut tidak bisa melanjutkan pendidikannya,

karena ia berasal dari keluarga yang kurang mampu. Hal itu mengakibatkan

pemuda tersebut hanya bisa menggarap jagung di ladang.

Untuk melukiskan kemalangan nasib seorang pemuda, penyair menulis

pada bait keenam, /Ia melihat dirinya terlunta-lunta./, /Ia melihat dirinya

ditendang dari discotique./, /Ia melihat saingannya naik sepeda motor./, /Ia

melihat dirinya sendiri miskin dan gagal./. kata-kata tersebut merupakan kata

konkret yang diciptakan penyair untuk melukiskan nasib malang sang pemuda

yang kurang beruntung, dan pemuda tersebut hanya bisa meratapi dirinya sendiri.

Pada bait ketujuh, penyair menggambarkan bahwa sang pemuda membutuhkan

perhatian dari pemerintah dan bantuan dari orang kaya. Kata-kata yang digunakan

penyair yaitu, /Seonggok jagung di kamar/, /tak akan menolong seorang pemuda/,

/yang pandangan hidupnya berasal dari buku,/, /Yang tidak terlatih dalam

metode,/, /tetapi kurang latihan bebas berkarya./.

Untuk melihat protes penyair akan ketidakadilan tersebut, dapat dilihat

pada bait ke delapan.

Aku bertanya:

Apakah gunanya pendidikan

bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing

di tengah kenyataan persoalannya ?

Apakah gunanya pendidikan

bila hanya mendorong seseorang

menjadi layang-layang di ibu kota

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

48

kikuk pulang ke daerahnya ?

Apakah gunanya seseorang

belajar filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran,

atau apa saja,

bila pada akhirnya,

ketika ia pulang ke daerahnya, lalu berkata:

“Di sini aku merasa asing dan sepi !”

Pada bait di atas, “bila hanya” merupakan kata-kata konkret yang

diciptakan penyair untuk mempertegas kalimat sebelumnya yang berupa protes

dari penyair, yaitu “apa gunanya pendidikan”. Hal itu memperkuat argumentasi

penyair untuk membenarkan protes ketidakadilan.

Pengkonkretan kata oleh penyair tersebut dapat membantu pembaca

membayangkan secara jelas peristiwa atau kejadian yang dilukiskan oleh penyair.

Dalam puisi “Seonggok Jagung”, W. S. Rendra tidak hanya membeberkan adanya

ketidakrelevan pendidikan, namun ia memperkuatnya dengan data-data yang

menciptakan kata konkret.

4.2.4 Bahasa figurasi (majas)

Bahasa figurasi adalah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu

dengan cara yang tidak biasa, yakni secara tidak langsung mengungkapkan

makna. Kata atau bahasanya bermakna kias atau makna lambang. Dalam puisi

“Seonggok Jagung” terdapat penggunaan bahasa kias, penggunaan bahas kias

terdapat pada bait kedua, kelima, keenam, dan kedelapan. Pada bait pertama,

ketiga, keempat, ketujuh tidak terdapat bahasa kias. Berikut penjelasannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

49

a) Metafora

Metafora adalah sebuah kiasan langsung tapi tidak menggunakan kata

pembanding, atau melihat sesuatu dengan perantaraan benda yang lain (Becker via

Pradopo, 2009:66). Penggunaan metafora pada puisi “Seonggok Jagung” terdapat

pada bait kedua dan keenam,

Bait ke dua:

Memandang jagung itu,

sang pemuda melihat ladang

ia melihat petani;

ia melihat panen;

...................................

Bait ke enam:

Ia memandang jagung itu

dan melihat dirinya terlunta-lunta.

Ia melihat dirinya ditendang dari discotique.

Ia melihat sepasang sepatu kenes di balik etalage.

Ia melihat saingannya naik sepeda motor.

Ia melihat nomor-nomor lotre.

Ia melihat dirinya sendiri miskin dan gagal.

...............................................................

Penggunaan majas metafora pada kedua bait di atas cukup jelas. Penyair

memberikan kiasan bahwa dengan memandang jagung pemuda itu seolah-alah

melihat petani, panen, dirinya yang terlunta-lunta, dirinya yang ditendang dari

discotique, saingannya naik motor, nomor-nomor lotre, dan melihat dirinya yang

miskin dan gagal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

50

b) Ironi

Ironi adalah penggunaan kata-kata yang keras dan kasar untuk menyindir atau

mengkritik (Waluyo, 1987:89). Penggunaan ironi pada puisi “Seonggok Jagung”

terdapat pada bait kelima dan kedelapan. Berikut penjelasannya.

Bait ke lima:

Seonggok jagung di kamar

dan seorang pemuda tammat S.L.A.

Tak ada uang, tak bisa menjadi mahasiswa.

Hanya ada seonggok jagung di kamarnya.

Pada bait di atas, penyair melukiskan potret kehidupan seorang pemuda

yang tidak bisa melanjutkan sekolahnya, karena berasal dari keluarga yang kurang

mampu. Tujuan penyair melukiskan hal tersebut yaitu menyindir adanya

ketidakadilan dalam dunia pendidikan bangsa kita. Secara tak langsung penyair

ingin mengatakan, jika tidak memiliki uang, kita tidak dapat melanjutkan sekolah

dan tidak memiliki pekerjaan. Hal itu dipertegas oleh penyair pada baris ke 3 bait

di atas.

Bait ke delapan:

Aku bertanya:

Apakah gunanya pendidikan

bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing

di tengah kenyataan persoalannya ?

Apakah gunanya pendidikan

bila hanya mendorong seseorang

menjadi layang-layang di ibu kota

kikuk pulang ke daerahnya ?

Apakah gunanya seseorang

belajar filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran,

atau apa saja,

bila pada akhirnya,

ketika ia pulang ke daerahnya, lalu berkata:

“Di sini aku merasa asing dan sepi !”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

51

Bait di atas menjelaskan bahwa penyair meggambarkan secara sinis

kemunduran dunia pendidikan. Selain itu, penyair secara tak langsung menyindir

pemerintah yang kurang menyediakan lapangan pekerjaan khususnya untuk

masyarakat miskin. Penggunaan kata-kata yang cukup keras oleh penyair dapat di

lihat pada baris yang dipertebal oleh penulis.

4.2.5 Versifikasi (Rima dan Ritma)

4.2.5.1 Rima

Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi untuk membentuk musikalitas

atau orkestrasi (Waluyo, 1987:90). Rima yang terdapat dalam puisi “Seonggok

Jagung” yaitu, sebagai berikut.

1) Aliterasi

Aliterasi merupakan persamaan bunyi yang terdapat pada awal kata (konsonan)

pada baris yang sama. Aliterasi pada puisi Seonggok Jagung terdapat pada bait ke

dua, ke lima, ke enam, ke tujuh, dan bait ke delapan, sedangkan pada bait

pertama, ke tiga, dan bait ke empat tidak terdapat aliterasi. Berikut penjelasannya.

Bait ke dua (baris 11-15):

gadis-gadis bercanda

sambil menumbuk jagung

menjadi maisena.

Sedang di dalam dapur

tungku-tungku menyala.

Pada baris 11 ada persamaan suku kata (konsonan) awal /ga/ pada kata

“gadis”. Pada baris ke tiga konsonan /m/ pada awal kata yang sama adalah

“menjadi” dan “maisena”. Pada baris ke empat konsonan /d/ pada kata “di”,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

52

“dalam”, dan “dapur”. Baris ke lima persamaan suku kata (konsonan) awal /tung/

pada kata “tungku”.

Bait ke lima (baris ke 3 dan 4):

Tak ada uang, tak bisa menjadi mahasiswa.

Hanya ada seonggok jagung di kamarnya.

Pada baris ke 3 terdapat persamaan bunyi konsonan /t/ dan /m/ pada kata “tak”,

“tak”, “menjadi”, dan “mahasiswa”.

Bait ke enam (baris ke 3-6):

Ia melihat dirinya ditendang dari discotique.

Ia melihat sepasang sepatu kenes di balik etalage.

Ia melihat saingannya naik sepeda motor.

Ia melihat nomor-nomor lotre.

Baris ke 3 terdapat persamaan bunyi konsonan /d/ pada kata “dirinya”,

“ditendang”, “dari”, dan “discotique”. Pada baris ke 4 terdapat persamaan

konsonan pada suku kata /se/ pada kata “sepasang” dan “sepatu”.

Bait ke tujuh (baris ke 3-6):

yang pandangan hidupnya berasal dari buku,

dan tidak dari kehidupan.

Yang tidak terlatih dalam metode,

dan hanya penuh hafalan kesimpulan.

Pada baris ke 3 terdapat persamaan konsonan /b/ pada kata “berasal” dan

“buku”. Konsonan /d/ pada kata “dan” dan “dari” di baris ke 4. Pada baris ke 5

terdapat persamaan konsonan /h/ pada kata “hanya” dan “hafalan”.

Bait ke delapan (baris ke 3-7):

..........................................................................

bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

53

di tengah kenyataan persoalannya ?

Apakah gunanya pendidikan

bila hanya mendorong seseorang

menjadi layang-layang di ibu kota

Pada baris ke 3 terdapat persamaan bunyi konsonan /m/ pada kata “membuat”

dan “menjadi”. Baris ke 7 terdapat persamaan bunyi konsonan /l/ pada kata

“layang”

2) Asonansi

Asonansi adalah ulangan bunyi vokal pada kata-kata tanpa selingan persamaan

bunyi konsonan. Berikut analisis asonansi pada tiap-tiap bait puisi Seonggok

Jagung.

Bait pertama

Seonggok jagung di kamar

dan seorang pemuda

yang kurang sekolahan

Bunyi-bunyi vokal /a/ sangat dominan dalam keseluruhan bait di atas dan

disusul dengan bunyi /o/ dan /e/. Pada bait di atas terdapat juga asonansi vokal di

tengah kata yaitu/eo/ pada kata “Seonggok” dan “seorang”.

Bait ke dua:

Memandang jagung itu,

sang pemuda melihat ladang

ia melihat petani;

ia melihat panen;

dan suatu hari subuh,

para wanita dengan gendongan

pergi ke pasar .........................

Dan ia juga melihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

54

suatu pagi hari

di dekat sumur

gadis-gadis bercanda

sambil menumbuk jagung

menjadi maisena.

Sedang di dalam dapur

tungku-tungku menyala.

Di dalam udara murni

tercium bau kuwe jagung.

Secara keseluruhan bait di atas didominan oleh vokal /i/ dan diikuti vokal

/a/ dan /u/. Pada bait di atas terdapat juga asonansi vokal di tengah kata yaitu /ia/,

/ua/, /ai/, /iu/ pada kata ia baris 3 dan 4, kata suatu baris 5 dan 9, kata “maisena”

baris 13, dan kata “cium” baris terakhir.

Bait ke tiga:

Seonggok jagung di kamar

dan seorang pemuda.

Ia siap menggarap jagung

Ia melihat kemungkinan

otak dan tangan

siap bekerja.

Pada bait di atas terdapat asonansi vokal di tengah kata yaitu /eo/ dan /ia/ pada

kata “seonggok”, “seorang”, “Ia”, dan kata “siap”.

Bait ke empat:

Tetapi ini:

Pada bait ke empat di atas terjadi pengulangan bunyi vokal /i/ yang mendominan

bait tersebut.

Bait ke lima:

Seonggok jagung di kamar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

55

dan seorang pemuda tammat S.L.A.

Tak ada uang, tak bisa menjadi mahasiswa.

Hanya ada seonggok jagung di kamarnya

Bait ke lima di atas didominan oleh bunyi vokal /a/ dan diikuti oleh vokal

/e/ dan /i/. Terdapat pula asonansi vokal yang berada di tengah kata pada bait

tersebut yaitu, /eo/ dan /ua/ pada kata “seonggok”, “seorang”, dan kata “uang”.

Bait ke enam:

Ia memandang jagung itu

dan melihat dirinya terlunta-lunta.

Ia melihat dirinya ditendang dari discotique.

Ia melihat sepasang sepatu kenes di balik etalage.

Ia melihat saingannya naik sepeda motor.

Ia melihat nomor-nomor lotre.

Ia melihat dirinya sendiri miskin dan gagal.

Seonggok jagung di kamar

tidak menyangkut pada akal,

tidak akan menolong.

Secara keseluruhan pada bait di atas, penyair menggunakan asonansi /i/,

/e/, dan /a/ berturut-turut. Asonansi vokal yang berada di tengah kata pada bait

tersebut yaitu /ia/, /ai/, dan /eo/ pada kata “ia”, “saingannya”, “naik”, dan kata

“seonggok”.

Bait ke tujuh:

Seonggok jagung di kamar

tak akan menolong seorang pemuda

yang pandangan hidupnya berasal dari buku,

dan tidak dari kehidupan.

Yang tidak terlatih dalam metode,

dan hanya penuh hafalan kesimpulan.

Yang hanya terlatih sebagai pemakai,

tetapi kurang latihan bebas berkarya.

Pendidikan telah memisahkannya dari kehidupan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

56

Bunyi vokal yang dominan pada bait di atas adalah /a/ dan /i/. Asonansi

vokal yang berada di tengah kata pada bait tersebut yaitu /eo/ pada kata

“seonggok” dan “seorang”. Selain itu terdapat asonansi vokal yang berada diakhir

kata yaitu /ai/ pada kata “sebagai” dan “pemaka”i baris 7.

Bait ke delapan:

Aku bertanya:

Apakah gunanya pendidikan

bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing

di tengah kenyataan persoalannya ?

Apakah gunanya pendidikan

bila hanya mendorong seseorang

menjadi layang-layang di ibu kota

kikuk pulang ke daerahnya ?

Apakah gunanya seseorang

belajar filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran,

atau apa saja,

bila pada akhirnya,

ketika ia pulang ke daerahnya, lalu berkata:

“Di sini aku merasa asing dan sepi !”

Pada bait di atas terdapat asonansi /a/ yang berturut-turut dan terbuka yaitu

pada baris 11 dan 12 /atau apa saja/ bila pada akhirnya/. Asonansi vokal yang

berada di tengah kata pada bait tersebut yaitu /eo/, /ae/, dan /ia/ pada kata

“seseorang”, “daerahnya”, dan kata “ia”.

3) Persamaan bunyi

Zaidan (1989:41- 42) membedakan persamaan bunyi antara lain, a) rima

awal, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada awal baris pada tiap bait puisi, b)

rima tengah, yaitu persamaan bunyi yang terdapat di tengah baris pada bait puisi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

57

dan c) rima akhir, yaitu persamaan bunyi yang terdapat di akhir baris pada tiap

bait puisi. Berikut analisis persamaan bunyi pada puisi Seonggok Jagung.

a. Rima awal

Pada puisi Seonggok Jagung terdapat rima awal pada bait ke dua, ke enam, dan

bait ke tujuh, sedangkan pada bait pertama, ke tiga, ke empat, ke lima, dan bait ke

delapan tidak terdapat rima awal. Berikut penjelasannya.

Bait ke dua (baris ke 1-4):

Memandang jagung itu,

sang pemuda melihat ladang

ia melihat petani;

ia melihat panen

Bait ke enam:

Ia memandang jagung itu

dan melihat dirinya terlunta-lunta.

Ia melihat dirinya ditendang dari discotique.

Ia melihat sepasang sepatu kenes di balik etalage.

Ia melihat saingannya naik sepeda motor.

Ia melihat nomor-nomor lotre.

Ia melihat dirinya sendiri miskin dan gagal.

Seonggok jagung di kamar

tidak menyangkut pada akal,

tidak akan menolong.

Bait ke tujuh:

Seonggok jagung di kamar

tak akan menolong seorang pemuda

yang pandangan hidupnya berasal dari buku,

dan tidak dari kehidupan.

Yang tidak terlatih dalam metode,

dan hanya penuh hafalan kesimpulan.

Yang hanya terlatih sebagai pemakai,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

58

tetapi kurang latihan bebas berkarya.

Pendidikan telah memisahkannya dari kehidupan.

Pada bait ke dua di atas, kata-kata yang berirama berada di awal baris 3

dan 4 yaitu kata “ia”. Pada bait ke enam, kata-kata yang berirama berada pada

baris 1, 3, 4, 5, 6, dan 7 yaitu kata “ia” serta baris 9 dan 10 yaitu kata “tidak”.

Pada bait ke tujuh, kata-kata yang berirama berada pada baris 3, 5, dan 7 yaitu

kata “yang”.

b. Rima tengah

Rima tengah pada puisi Seonggok Jagung terdapat pada bait ke dua, ke lima,

ke enam, ke tujuh, bait ke delapan, sedangkan pada bait pertama, ke tiga, dan ke

empat tidak terdapat rima tengah. Berikut penjelasannya.

Bait ke dua (baris ke 1-4):

Memandang jagung itu,

sang pemuda melihat ladang

ia melihat petani;

ia melihat panen

....................................

Bait ke enam (baris 1-3):

Ia memandang jagung itu

dan melihat dirinya terlunta-lunta.

Ia melihat dirinya ditendang dari discotique.

Bait ke tujuh (baris ke 4-7):

....................................

dan tidak dari kehidupan.

Yang tidak terlatih dalam metode,

dan hanya penuh hafalan kesimpulan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

59

Yang hanya terlatih sebagai pemakai,

Bait ke delapan (baris ke 2-7):

Apakah gunanya pendidikan

bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing

di tengah kenyataan persoalannya ?

Apakah gunanya pendidikan

bila hanya mendorong seseorang

menjadi layang-layang di ibu kota

Pada bait ke dua di atas, rima tengah terdapat pada baris 3 dan 4 yaitu kata

“melihat”. Bait ke enam rima tengah berada pada baris 2 dan 3 yaitu “melihat

dirinya”. Rima tengah pada bait ke tujuh berada pada baris 4 dan 5 yaitu kata

“tidak” serta baris 6 dan 7 yaitu kata “hanya”. Pada bait ke delapan rima tenganya

berada pada baris ke 2 dan 5 yaitu kata “gunanya” serta baris 3 dan 6 yaitu kata

“hanya”.

c. Rima akhir

Rima akhir pada puisi Seonggok Jagung terdapat pada bait ke dua, ke tiga, ke

lima, ke enam, dan bait ke delapan, sedangkan pada bait pertama, ke empat, dan

bait ke tujuh tidak terdapat rima akhir. Berikut penjelasannya.

Bait ke dua( baris ke 10-13):

Di dekat sumur

gadis-gadis bercanda

sambil menumbuk jagung

menjadi maisena.

Bait ke tiga (baris ke 3-6):

Ia siap menggarap jagung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

60

Ia melihat kemungkinan

otak dan tangan

siap bekerja

Bait ke lima:

Seonggok jagung di kamar

dan seorang pemuda tammat S.L.A.

Tak ada uang, tak bisa menjadi mahasiswa.

Hanya ada seonggok jagung di kamarnya

Bait ke enam (baris ke 1-4):

Ia memandang jagung itu

dan melihat dirinya terlunta-lunta.

Ia melihat dirinya ditendang dari discotique.

Ia melihat sepasang sepatu kenes di balik etalage.

Bait ke delapan (baris ke 1-8):

Aku bertanya:

Apakah gunanya pendidikan

bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing

di tengah kenyataan persoalannya ?

Apakah gunanya pendidikan

bila hanya mendorong seseorang

menjadi layang-layang di ibu kota

kikuk pulang ke daerahnya?

Pada bait ke dua dia atas, rima akhir terdapat pada baris 11 dan 13 yaitu

bunyi “a” dan berpola abcb. Bait ke tiga rima akhir terdapat pada baris 4 dan 5

yaitu bunyi “an” dan berpola abbc. Bait ke lima rima akhir terdapat pada baris 3

dan 4 yaitu bunyi “a” dan berpola abcc. Bait ke enam rima akhir terdapat pada

baris 3 dan 4 yaitu bunyi “e” dan berpola abcc. Pada bait ke delapan terdapat 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

61

rima, yang pertama pada baris 1-4 yaitu bunyi “nya” dan berpola abca, sedangkan

rima yang kedua pada baris 5-8 yaitu bunyi “a” dan berpola abcc.

4) Pengulangan kata/ungkapan

Pengulangan kata/ungkapan pada puisi Seonggok jagung terdapat pada

bait ke dua, ke tiga, ke lima, ke enam, ke tujuh, dan bait ke delapan, sedangkan

pada bait pertama dan bait ke empat tidak terdapat pengulangan kata/ungkapan.

Berikut penjelasannya.

Bait ke dua (baris ke 1-8):

Memandang jagung itu,

sang pemuda melihat ladang

ia melihat petani;

ia melihat panen;

dan suatu hari subuh,

para wanita dengan gendongan

pergi ke pasar .........................

Dan ia juga melihat

..................................

Pada bait di atas terdapat pengulangan kata yaitu kata “ia” dan kata “melihat”.

Bait ke tiga:

Seonggok jagung di kamar

dan seorang pemuda.

Ia siap menggarap jagung

Ia melihat kemungkinan

otak dan tangan

siap bekerja.

Pengulangan kata pada bait di atas yaitu pada kata “jagung”, “ia”, dan kata “siap”.

Bait ke lima:

Seonggok jagung di kamar

dan seorang pemuda tammat S.L.A.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

62

Tak ada uang, tak bisa menjadi mahasiswa.

Hanya ada seonggok jagung di kamarnya

Pengulangan kata pada bait di atas yaitu pada kata “tak” dan kata “ada”. Selain itu

terdapat pula pengulangan ungkapan yaitu “seonggok jagung”.

Bait ke enam:

Ia memandang jagung itu

dan melihat dirinya terlunta-lunta.

Ia melihat dirinya ditendang dari discotique.

Ia melihat sepasang sepatu kenes di balik etalage.

Ia melihat saingannya naik sepeda motor.

Ia melihat nomor-nomor lotre.

Ia melihat dirinya sendiri miskin dan gagal.

Seonggok jagung di kamar

tidak menyangkut pada akal,

tidak akan menolong.

Pada bait di atas, pengulangan kata oleh penyair yaitu kata “ia”, kata

“jagung”, kata “tidak”, dan kata “dan”. Selain itu terdapat pula pengulangan

ungkapan yaitu “ melihat dirinya”, dan “ia melihat”.

Bait ke tujuh:

Seonggok jagung di kamar

tak akan menolong seorang pemuda

yang pandangan hidupnya berasal dari buku,

dan tidak dari kehidupan.

Yang tidak terlatih dalam metode,

dan hanya penuh hafalan kesimpulan.

Yang hanya terlatih sebagai pemakai,

tetapi kurang latihan bebas berkarya.

Pendidikan telah memisahkannya dari kehidupan.

Pada bait di atas, penyair banyak melakukan pengulangan kata. Kata-kata

tersebut yaitu kata “yang”, “dari”, “tidak”, “terlatih”, dan kata “hanya”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

63

Bait ke delapan:

Aku bertanya:

Apakah gunanya pendidikan

bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing

di tengah kenyataan persoalannya ?

Apakah gunanya pendidikan

bila hanya mendorong seseorang

menjadi layang-layang di ibu kota

kikuk pulang ke daerahnya ?

Apakah gunanya seseorang

belajar filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran,

atau apa saja,

bila pada akhirnya,

ketika ia pulang ke daerahnya, lalu berkata:

“Di sini aku merasa asing dan sepi !”

Pengulangan kata oleh penyair pada bait di atas yaitu pada kata “asing”,

“seseorang”, dan kata “menjadi”. Selain itu terdapat pula pengulangan ungkapan

yaitu “apakah gunanya pendidikan”, “bila hanya”, dan “pulang ke daerahnya”.

Berdasarkan analisis rima dalam puisi Seonggok Jagung di atas, tiap bait

didominasi oleh vokal /a/ dan konsonan /g/. Pola rima pada puisi tersebut tidak

teratur. Selain itu, tidak terdapat onomatope atau tiruan bunyi. Pilihan kata yang

digunakan pada pengulangan bunyi merupakan kata-kata yang digunakan sehari-

hari sehingga memudahkan pembaca memaknai puisi tersebut.

4.2.6 Tipografi (tata wajah)

Dari tipografinya nampak jelas bahwa bentuk karangan Rendra tersebut

adalah puisi. Tema yang diungkapkan juga menunjukkan struktur tematik puisi,

karena tulisannya tidak menunjukkan uraian yang berkesinambungan seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

64

didalam prosa. Dalam hal ini, tipografi puisi tersebut tidak menyimpang dari

tipografi puisi pada umumnya.

4.3 Analisis Unsur Batin Puisi “Seonggok Jagung”

Struktur batin puisi mengungkapkan apa yang hendak dikemukakan oleh penyair

dengan perasaan dan suasana jiwanya. Ada empat struktur batin puisi, yakni tema,

perasaan, nada, dan amanat. Keempat unsur itu menyatu dalam ujud penyampaian

bahasa penyair (Waluyo, 1987:106).

4.3.1 Tema (sense)

Puisi “Seonggok Jagung”, bila ditelaah secara umum, temanya mengenai

pendidikan. Puisi tersebut berbicara mengenai kegagalan dalam pendidikan dan

kurangnya lapangan pekerjaan. Jika dilihat pada bait pertama,

Seonggok jagung di kamar

dan seorang pemuda

yang kurang sekolahan

Pembaca tentunya mudah menafsirkan bahwa puisi tersebut berbicara

tentang pendidikan. Bait tersebut menjelaskan bahwa ada seorang pemuda yang

tidak melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini didukung pula

pada tiap bait, dari bait kedua hingga bait ketujuh. Pada tiap bait puisi tersebut

terdapat penggunaan kata-kata yang mengambarkan pendidikan. Kata-kata

tersebut antara lain; kurang sekolahan, tammat S.L.A, buku, pendidikan, dan

belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

65

Apabila mengikuti pengelompokan tema oleh Waluyo (1991:106-107),

puisi ini bertemakan kritik terhadap dunia pendidikan. W. S. Rendra menciptakan

puisi “Seonggok Jagung” tersebut pada tahun 1975. Jika menilik kenyataan

sejarah, pada tahun 1974 terjadi peristiwa malari (malapetaka 15 Januari). Saat itu

timbul kritik yang keras terhadap industrialisasi dan penanaman modal asing.

Rendra termasuk penyair yang mengkhawatirkan bahwa dengan adanya

industrialisasi akan mengakibatkan rakyat jelata semakin miskin. Ia bersikap

terlalu pesimistis terhadap industrialisasi dan penanaman modal asing, sehingga

kritik yang dikemukakan begitu keras (Waluyo, 1987:32). Oleh karena itu, dapat

ditafsirkan bahwa secara tidak lagsung penyair mau mengungkapkan

ketidakpuasannya terhadap dunia pendidikan di Indonesia. Sampai saat ini,

masalah pendidikan belum teratasi walaupun zaman telah berganti.

4.3.2 Perasaan (feeling)

Bila kita mencermati perasaan penyair dalam puisi “Seonggok Jagung”,

akan terlihat bahwa penyair sangat prihatin dengan kondisi pendidikan bangsa

kita. Keprihatinan penyair tidak disampaikan secara sabar, tetapi penyair

menyampaikan dengan perasaan geram. Perasaan geram itu ditunjukkan penyair

karena penyair merasa ketidakadilan sudah begitu merajalela, khususnya

ketidakadilan dalam dunia pendidikan. Penyair menunjukkan perasaannya

tersebut terhadap dunia pendidikan melalui puisi yang diciptakannya dan

mengharapkan masalah pendidikan itu dapat diatasi. Namun, melalui puisinya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

66

Rendra tidak memberikan jalan keluar yang dapat ditempuh untuk mengatasi

masalah pendidikan.

Perasaan penyair yang menunjukkan rasa geramnya terhadap masalah

pendidikan, dapat dilihat dari penggunaan kata-kata yang terdapat pada bait

kelima dan bait kedelapan:

Bait ke lima

Seonggok jagung di kamar

dan seorang seorang pemuda tammat S.L.A.

Tak ada uang, tak bisa menjadi mahasiswa.

Bait ke delapan

Apakah gunanya pendidikan

bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing

di tengah kenyataan persoalannya?

Apakah gunanya pendidikan

bila hanya mendorong seseorang

menjadi layang-layang di ibu kota.

Penggunaan kata-kata tersebut oleh penyair, menggambarkan kurang ada

relevansi pendidikan dengan pekerjaan dan kebutuhan masyarakat. Masyarakat

bukan hanya membutuhkan orang yang pandai, tetapi manusia yang peduli dengan

keaadaan masyarakat. Penyair merasa ada yang kurang dalam dunia pendidikan

sehingga memperlihatkan bahwa penyair tidak suka dengan ketidakadilan dalam

dunia pendidikan.

4.3.3 Nada dan Suasana

Seorang penyair dalam menulis puisi mempunyai sikap tertentu terhadap

pembaca, apakah dia ingin menggurui, menasehati, mengejek, menyindir atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

67

bersikap lugas hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca (Waluyo, 1987:125).

Nada yang terdapat dalam puisi “Seonggok Jagung” adalah nada bercerita sambil

menyindir. Contoh nada bercerita sambil menyindir yang digunakan penyair

dapat dilihat pada bait pertama, kedua, dan bait kedelapan.

Bait pertama:

Seonggok jagung di kamar

dan seorang pemuda

yang kurang sekolahan

Bait kedua:

Memandang jagung itu,

sang pemuda melihat ladang

ia melihat petani;

ia melihat panen;

dan suatu hari subuh,

para wanita dengan gendongan

pergi ke pasar .........................

Dan ia juga melihat

suatu pagi hari

di dekat sumur

gadis-gadis bercanda

sambil menumbuk jagung

menjadi maisena.

Sedang di dalam dapur

tungku-tungku menyala.

Di dalam udara murni

tercium bau kuwe jagung.

Bait kedelapan:

Aku bertanya:

Apakah gunanya pendidikan

bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing

di tengah kenyataan persoalannya ?

Apakah gunanya pendidikan

bila hanya mendorong seseorang

menjadi layang-layang di ibu kota

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

68

kikuk pulang ke daerahnya ?

.............................................

Bait pertama dan kedua, penyair menceritakan seorang pemuda yang gagal

melanjutkan pendidikannnya, dan pemuda tersebut memiliki seonggok jagung di

kamarnya. Pada pagi hari sebelum menggarap jagung, pemuda tersebut melihat

ladang, para wanita dengan gendongan pergi ke pasar, dan gadis-gadis bercanda di

dekat sumur sambil menumbuk jagung. Pada bait kedelapan, secara tidak

langsung penyair menyindir pemerintah yang tidak menyediakan lapangan

pekerjaan bagi masyarakat. Penyair menilai pemerintah kurang memperhatikan

kebutuhan masyarakat, sehingga mengakibatkan pengangguran bagi yang

berpendidikan dan yang tidak mampu melanjutkan pendidikan.

Suasana yang dapat ditangkap dari puisi ini adalah ketidakadilan dalam

dunia pendidikan. Penyair berharap pembaca dapat mendukung ketidakpuasannya

terhadap dunia pendidikan yang kurang diperhatikan oleh pemerintah. Oleh

karena itu, kita sebagai bangsa yang tetap bercita-cita mencapai masyarakat adil

dan makmur, maka ketidakadilan dalam dunia pendidikan harus diberantas.

4.3.4 Amanat (intention)

Setelah kita memahami tema, perasaan, nada dan suasana penyair yang

terdapat dalam puisi “Seonggok Jagung” maka, amanat yang terkandung dalam

puisi tersebut dapat diungkapkan. Amanat yang hendak disampaikan W. S.

Rendra dalam puisi tersebut: (1) ketidakadilan terhadap dunia pendidikan adalah

musuh terbesar yang harus diberantaskan, (2) pemerintah diharapkan,

menyediakan lapangan pekerjaan yang memadai untuk mengurangi adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

69

pengangguran, (3) pemimpim harus memiliki ketulasan hati dalam melayani

masyarakat, (4) isi puisi ini juga secara tidak langsung mengingatkan pada pelajar

yang mampu, agar mereka tidak menyia-nyiakan pendidikan mereka, karena tidak

semua orang bisa bersekolah seperti mereka, dan (5) penyair menyampaikan

pesan kepada pembaca, jangan hanya diam dan pasrah dengan keadaan. Ilmu

yang dimiliki harus disesuaikan dengan keterampilan sehingga, kita dapat

berkarya demi masa depan.

4.4 Keterkaitan Antar Unsur

4.4.1 Keterkaitan Antar Unsur Fisik Puisi Seonggok Jagung

Diksi yang dipilih W. S. Rendra dalam puisi Seonggok Jagung secara

keseluruhan menggambarkan tentang seorang pemuda yang tidak melanjutkan

pendidikannya karena keterbatasan biaya. Pemilihan kata-kata; kurang sekolahan,

tak ada uang, seonggok jagung di kamar, ia melihat dirinya sendiri miskin dan

gagal, digunakan untuk memberi gambaran pada pembaca dan memberi daya

sugesti yang diciptakan oleh ungkapan tersebut. Untuk memunculkan citraan

dalam benak pembaca, penyair menggunakan kata-kata konkret dan bahasa

figuratif yang muncul dalam puisi tersebut. Misalnya kata-kata konkret seorang

pemuda dan seonggok jagung di kamar memunculkan citra penglihatan,

sedangkan kata-kata tercium bau kuwe jagung memunculkan citra penglihatan dan

penciuman. Pembaca seolah-olah diajak ikut merasakan apa yang dirasakan oleh

penyair.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

70

4.4.2 Keterkaitan Antar Unsur Batin Puisi Seonggok Jagung

Suasana batin penyair pun turut mempengaruhi pembaca setelah membaca

puisi Seonggok Jagung. Secara umum tema puisi Seonggok Jagung adalah

pendidikan, dalam puisi tersebut penyair menyampaikan kritiknya terhadap

ketidakrelevan dunia pendidikan. Perasaan prihatin penyair terhadap

ketidakrelevan dunia pendidikan digambarkan melalui nada dan suasana. Penyair

mengungkapkan rasa prihatinnya dengan nada geram yang berbunyi ptotes

terhadap pemerintah yang kurang memperhatikan pendidikan rakyat miskin.

Amanat yang terdapat dalam puisi Seonggok Jagung tersirat dalam pilihan kata-

kata yang diungkapkan dan melalui tema, perasaan, dan suasana yang ditemukan

setelah membaca puisi tersebut.

4.4.3 Keterkaitan Antar Unsur Fisik dan Unsur Batin Puisi Seonggok Jagung

Rendra umumnya menggunakan kata-kata yang tidak sulit dicerna karena

menggunakan bahasa sehari-hari. Pemilihan kata-kata yang digunakan Rendra

pada dasarnya mendukung tema yang diungkapkannya. Misalnya kata-kata

sekolahan, belajar, dan ilmu jika membaca kata-kata tersebut, pembaca bisa

menebak bahwa puisi tersebut membicarakan tentang pendidikan. Melalui

pelukisan imaji yang terdapat dalam puisi Seonggok Jagung, penyair memilih

kata-kata yang pantas untuk memberi gambaran yang sesuai dengan perasaan

yang hendak diungkapkan penyair.

Berdasarkan analisis keterkaitan antar unsur fisik dan unsur batin puisi Seonggok

Jagung dapat diambil kesimpulan, adanya jalinan antara unsur fisik dan unsur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

71

batin puisi Seonggok Jagung yang begitu kuat. Unsur fisik digunakan penyair

untuk mengungkapkan tema dan amanat yang hendak disampaikannya dalam

puisi tersebut. Dengan kata lain, unsur fisik dan unsur batin dalam puisi Seonggok

Jagung tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

4.5 Implementasi Hasil Analisis Unsur Fisik dan Unsur Batin Puisi

“Seonggok Jagung” dalam Pembelajaran Sastra di SMA

Hasil analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “Seonggok Jagung” karya

WS Rendra yang menggunakan metode deskriptif, perlu ditindaklanjuti sebagai

bahan pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia untuk SMA kelas X

Puisi karya WS Rendra tersebut, menggunakan bahasa yang digunakan

sehari-hari sehingga memudahkan siswa dalam memahami isi puisi. Selain itu,

peristiwa dalam puisi tersebut merupakan realita hidup yang dapat dijadikan

pelajaran bagi siswa. Dengan demikian, puisi “Seonggok Jagung” disarankan

sebagai bahan mata pelajaran apresiasi sastra, khususnya puisi pada siswa SMA

kelas X semester 1 dan 2. Penawaran tersebut ditempuh dengan memberikan

silabus dan Rencana Pelaksaan Pembelajaran, yang didasarkan pada komponen

pembelajaran yaitu membantu siswa untuk mencapai standar kompetensi dan

kompetensi dasar. Standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut akan

dipaparkan sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

72

No. Kelas/

Semester

Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar

1 Kelas X,

Semester 1

5. Memahami puisi

yang disampaikan

secara langsung atau

tidak langsung.

5.1 Mengidentifikasi unsur-

unsur bentuk suatu puisi

yang disampaikan secara

langsung ataupun melalui

rekaman.

2 Kelas X,

Semester 2

14. Mengungkapkan

pendapat terhadap

puisi melalui diskusi.

14.1 Membahas isi puisi

berkanaan dengan

gambaran penginderaan,

perasaan, pikiran, dan imaji

melalui diskusi.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini dipaparkan model Silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk pembelajaran sastra di SMA kelas X

semester 1 dan 2. Silabus dan RPP tersebut berdasarkan KD dan SK di atas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

73

SILABUS PEMBELAJARAN

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : X/1

Standar Kompetensi : Mendengarkan

5. Memahami puisi yang disampaikan secara langsung atau tidak langsung.

Kompetensi Dasar : 5.1 Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang disampaikan secara langsung ataupun

melalui rekaman

Materi

Pembelajaran

Nilai

Pendidikan

Karakter

Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian

Kompetensi Penilaian

Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

Naskah/

rekaman puisi

“Seongggok

Jagung” karya

WS Rendra

Unsur batin

puisi (tema

dan amanat)

kerja keras,

kreatif,

mandiri,

rasa ingin

tahu,

saling

menghargai

1. Guru menjelaskan materi unsur puisi:

a. tema

b. amanat

2. Guru meminta siswa mendengarkan

pembacaan puisi yang dibacakan oleh

guru/melalui rekaman.

3. Guru menugaskan para siswa untuk

mendengarkan dan menentukan tema

dan amanat yang terdapat dalam

puisi.

4. Setelah mendengar pembacaan puisi,

guru meminta tiap-tiap siswa

menyampaikan hasil analisisnya

secara bergantian.

5. Setelah menyampaikan hasil analisis,

siswa diberi tugas menulis hasil

kesimpulan dari siswa lainnya.

Kemudian tugas tersebut

dikumpulkan

1. Menentukan tema

dan amanat yang

terdapat dalam

puisi yang

dibacakan.

2. Menyampaikan

secara lisan hasil

analisis tema dan

amanat dalam puisi

dengan jelas.

3. Menyimpulkan

hasil analisis yang

disampaikan oleh

teman.

Jenis Tagihan:

tugas

individu

2 x 24

menit

- Contoh

naskah/

rekaman puisi

- Buku paket

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

74

SILABUS PEMBELAJARAN

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : X/2

Standar Kompetensi : Berbicara

14. Mengungkapkan pendapat terhadap puisi melalui diskusi.

Kompetensi Dasar : 14.1 Membahas isi puisi berkanaan dengan gambaran penginderaan, perasaan, pikiran,

dan imajinasi melalui diskusi.

Materi

Pembelajaran

Nilai

Pendidikan

Karakter

Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian

Kompetensi Penilaian

Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

Naskah puisi

“Seonggok

Jagung” karya

WS Rendra.

Unsur Fisik dan

unsur Batin

puisi

(penginderaan,

pikiran,

perasaan, dan

imajinasi).

kerja keras,

kreatif,

mandiri,

rasa ingin

tahu,

saling

menghargai,

kerja sama,

bersahabat/ko

munikatif,

aktif

1. Guru menugaskan para siswa untuk

membentuk kelompok yang

beranggotakan 4-5 orang siswa

untuk setiap kelompok.

2. Guru membagi naskah puisi kepada

tiap-tiap kelompok.

3. Masing-masing kelompok membaca

puisi serta mendiskusikan isi puisi

(gambaran penginderaan, pikiran,

perasaan, dan imajinasi).

4. Tiap kelompok melaporkan hasil

diskusi, dan kelompok lain

menanggapi.

5. Guru memberikan umpan balik

positif terhadap hasil yang telah

dilakukan siswa.

1. Mendiskusi isi puisi

(gambaran

penginderaan,

pikiran, perasaan, dan

imajinasi).

2. Menyampaikan hasil

diskusi secara lisan.

3. Memberi tanggapan

terhadap hasil diskusi

kelompok lain.

Teknik : tes

untuk kerja

dan produk.

Bentuk

Instrumen :

tertulis dan

perbuatan.

2 x 24

menit

- naskah

puisi

- Buku paket

- Buku

referensi

yang

berkaitan

dengan unsur

fisik dan

batin puisi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

75

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SEKOLAH :

MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia

KELAS/ SEMESTER : X/1

A. STANDAR KOMPETENSI

Mendengarkan: 5. Memahami puisi yang disampaikan secara langsung atau

tidak langsung.

B. KOMPETENSI DASAR

5.1 Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang disampaikan secara

langsung ataupun melalui rekaman.

C. MATERI PEMBELAJARAN

1. Naskah/rekaman puisi “Seongggok Jagung” karya WS Rendra

2. Unsur batin puisi (tema dan amanat)

D. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1. Menentukan tema dan amanat yang terdapat dalam puisi yang dibacakan.

2. Menyampaiakan secara lisan hasil analisi tema dan amanat dalam puisi

dengan jelas.

3. Menyimpulkan hasil analisis yang disampaikan oleh teman.

E. TUJUAN PEMBELAJARAN

Siswa dapat :

1. Menentukan tema dan amanat yang terdapat dalam puisi yang dibacakan.

2. Menyampaiakan secara lisan hasil analisi tema dan amanat dalam puisi

dengan jelas. 3. Menyimpulkan hasil analisis yang disampaikan oleh teman.

F. METODE PEMBELAJARAN

1. Diskusi

2. Penugasan

3. Tanya Jawab

4. Ceramah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

76

G. STRATEGI PEMBELAJARAN

Tatap Muka Terstruktur Mandiri

Menentukan tema

dan amanat yang

terdapat dalam puisi

yang dibacakan

Guru menyiapkan

naskah puisi

“Seonggok Jagung”

Guru menjelaskan

materi yang

berkaitan dengan

unsur batin puisi

(tema dan amanat)

Siswa menyampaikan hasil

analisinya.

H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN :

No Kegiatan Belajar Mengajar Nilai

Pendidikan

Karakter

Waktu

1. Kegiatan Awal :

a. Apersepsi

Guru bertanya kepada siswa mengenai

unsur-unsur puisi.

b. Motivasi

Guru menyampaikan manfaat

mengapa melakukan kegiatan

mengidentifikasi unsur puisi.

c. Penyampaian tujuan

Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran hari ini.

Disipli

Peduli

lingkungan

Rasa ingin

tahu

10

menit

2 Kegiatan Inti :

Eksplorasi

a. Siswa dan guru bertanya jawab

mengenai cara melakukan

indentifikasi unsur puisi dan

menjelaskan keseluruhan materi

tentang unsur puisi yang akan

dipelajari.

b. Guru menyiapkan puisi “Seonggok

Jagung” karya WS Rendra.

c. Guru meminta siswa untuk

menyiapkan alat tulis.

Rasa ingin

tahu

Gemar

Kreatif

Komunikati

Jujur

Kerja keras

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

77

2.

3

Elaborasi

a. Sebelum mendengarkan pembacaan

pusi, guru meminta siswa untuk

menulis hal-hal penting yang

terkandung dalam puisi khususnya

unsur batin puisi.

b. Guru menugaskan para siswa untuk

mendengarkan dan menentukan tema

dan amanat yang terdapat dalam puisi.

c. Setelah mendengar pembacaan puisi,

guru meminta tiap-tiap siswa

menyampaikan hasil analisisnya

secara bergantian.

d. Setelah menyampaikan hasil analisis,

siswa diberi tugas menulis hasil

kesimpulan dari siswa lainnya.

Kemudian tugas tersebut

dikumpulkan.

Konfirmasi

Guru memberikan penegasan kembali

atas hasil analisis tema dan amanat

puisi siswa dan menanyakan kepada

siswa seberapa besar pemahaman

mereka terhadap materi yang sudah

diajarkan.

Kegiatan Akhir :

a. Kesimpulan

Guru sekali lagi menyimpulkan

pengetahuan yang diperoleh siswa

setelah melakukan kegiatan

mengindentifikasi unsur puisi

khususnya tema dan amanat.

b. Refleksi

Guru memberikan pertanyaan kepada

siswa, pengalaman apa yang telah

diperoleh siswa setelah mempelajari

materi ini.

c. Tindak lanjut

Guru meminta siswa untuk melakukan

mengindentifikasi tema dan amanat

puisi yang bebas diluar kelas.

Mandiri

65

menit

15

menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

78

I. ALOKASI WAKTU

2 x 45 menit

J. SUMBER BELAJAR/ALAT/BAHAN

1. Contoh naskah/rekaman puisi “Seonggok Jagung”

2. Buku paket

K. PENILAIAN

Jenis Tagihan:

tugas individu: tes lisan dan tertulis

Contoh instrumen:

Latihan!

1. Dengarlah dengan baik puisi yang akan dibacakan.

2. Tentukan tema dan amanat yang terkandung dalam puisi tersebut.

3. Hasil indentifikasi dilaporkan, dan siswa yang lain memberi

tanggapan.

4. Simpulkan hasil identifikasi semua siswa dan dikumpulkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

79

L. PEDOMAN PENILAIAN

RUBRIK PENILAIAN HASIL IDENTIFIKASI TEMA DAN ALUR

DARI MENDENGAR PEMBACAAN PUISI

NAMA SISWA :

KELAS/NO. ABS :

TANGGAL PENILAIAN :

KOMPETENSI DASAR : Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang

disampaikan secara langsung ataupun melalui

rekaman

HAL YANG DINILAI

NILAI

KURANG

Skor :2

CUKUP

Skor : 5

BAIK

Skor : 7

AMAT BAIK

Skor : 10

Identifikasi

Tema

Ketepatan

identifikasi

tema

Bukti

pendukung

Identifikasi

Amanat

Ketepatan

identifikasi

amanat

Bukti

pendukung

JUMLAH NILAI

Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

80

LAMPIRAN MATERI

1. Puisi “Seonggok Jagung” karya WS Rendra

Seonggok jagung di kamar

dan seorang pemuda

yang kurang sekolahan

Memandang jagung itu,

sang pemuda melihat ladang

ia melihat petani;

ia melihat panen;

dan suatu hari subuh,

para wanita dengan gendongan

pergi ke pasar .........................

Dan ia juga melihat

suatu pagi hari

di dekat sumur

gadis-gadis bercanda

sambil menumbuk jagung

menjadi maisena.

Sedang di dalam dapur

tungku-tungku menyala.

Di dalam udara murni

tercium bau kuwe jagung.

Seonggok jagung di kamar

dan seorang pemuda.

Ia siap menggarap jagung

Ia melihat kemungkinan

otak dan tangan

siap bekerja.

Tetapi ini:

Seonggok jagung di kamar

dan seorang pemuda tammat S.L.A.

Tak ada uang, tak bisa menjadi mahasiswa.

Hanya ada seonggok jagung di kamarnya.

Ia memandang jagung itu

dan melihat dirinya terlunta-lunta.

Ia melihat dirinya ditendang dari discotique.

Ia melihat sepasang sepatu kenes di balik etalage.

Ia melihat saingannya naik sepeda motor.

Ia melihat nomor-nomor lotre.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

81

Ia melihat dirinya sendiri miskin dan gagal.

Seonggok jagung di kamar

tidak menyagkut pada akal,

tidak akan menolong.

Seonggok jagung di kamar

tak akan menolong seorang pemuda

yang pandangan hidupnya berasal dari buku,

dan tidak dari kehidupan.

Yang tidak terlatih dalam metode,

dan hanya penuh hafalan kesimpulan.

Yang hanya terlatih sebagai pemakai,

tetapi kurang latihan bebas berkarya.

Pendidikan telah memisahkannya dari kehidupan.

Aku bertanya:

Apakah gunanya pendidikan

bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing

di tengah kenyataan persoalannya ?

Apakah gunanya pendidikan

bila hanya mendorong seseorang

menjadi layang-layang di ibu kota

kikuk pulang ke daerahnya ?

Apakah gunanya seseorang

belajar filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran,

atau apa saja,

bila pada akhirnya,

ketika ia pulang ke daerahnya, lalu berkata:

“Di sini aku merasa asing dan sepi !”

Sumber : Potret Pembangunan dalam Puisi, 1980, hlm. 42−44.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

82

2. Unsur Batin Puisi (tema dan amanat)

Tema

Setiap wacana tentu memiliki tema atau hal pokok yang

menjadi topik pembicaraan, begitu pula pada wacana sastra

khususnya pada puisi juga memiliki tema di dalamnya. Tema puisi

adalah gagasan pokok yang dikemukakan penyair lewat puisinya

(Djojosuroto, 2005:24). Tema puisi biasanya mengungkapkan

persoalan manusia yang bersifat hakiki, seperti: cinta kasih,

ketakutan, kebahagiaan, kedukaan, kesengsaraan hidup, keadilan,

kebenaran, ketuhanan, kritik sosial, dan protes. Tema dapat

dijabarkan menjadi subtema atau dapat dikatakan pokok pikiran.

Amanat

Amanat adalah maksud yang hendak disampaikan,

imbauan, pesan atau tujuan yang hendak disampaikan penyair.

Amanat merupakan hal yang mendorong penyair untuk

menciptakan puisinya. Amanat tersirat dibalik kata-kata yang

disusun, dan juga berada dibalik tema yang diungkapkan. Amanat

yang disampaikan penyair mungkin secara sadar berada dalam

pikiran penyair, namun lebih banyak penyair tidak sadar akan

amanat yang diberikan (Waluyo, 1987: 134).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

83

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SEKOLAH :

MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia

KELAS/SEMESTER : X/2

A. STANDAR KOMPETENSI

Berbicara : 14. Mengungkapkan pendapat terhadap puisi melalui diskusi.

B. KOMPETENSI DASAR

14.1 Membahas isi puisi berkenaan dengan gambaran penginderaan,

perasaan, pikiran, dan imajinasi melalui diskusi.

C. MATERI PEMBELAJARAN

1. Naskah puisi “Seonggok Jagung” karya WS Rendra

2. Unsur Fisik dan unsur Batin puisi (penginderaan, pikiran, perasaan, dan

imajinasi).

D. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1. Mendiskusikan isi puisi (gambaran penginderaan, pikiran, perasaan, dan

imajinasi).

2. Menyampaikan hasil diskusi secara lisan.

3. Memberi tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok lain.

E. TUJUAN PEMBELAJARAN

Siswa dapat:

1. Mendiskusikan isi puisi (gambaran penginderaan, pikiran, perasaan, dan

imajinasi).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

84

2. Menyampaikan hasil diskusi secara lisan.

3. Memberi tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok lain.

F. METODE PEMBELAJARAN

• Penugasan

• Diskusi

• Tanya Jawab

• Ceramah

• Berkelompok

• Pemecahan masalah

G. STRATEGI PEMBELAJARAN

Tatap Muka Terstruktur Mandiri

Mendiskusikan isi

puisi (gambaran

penginderaan,

pikiran, perasaan,

dan imajinasi).

Guru menyiapkan

naskah puisi

“Seonggok Jagung”

Guru menyiapkan

materi mengenai

penginderaan, pikiran,

perasaan, dan

imajinasi yang

terdapat dalam puisi.

Siswa memberi

tanggapan terhapat

hasil diskusi teman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

85

H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN :

No Kegiatan Belajar Mengajar Nilai

Pendidikan

Karakter

Waktu

1. Kegiatan Awal :

a. Apersepsi

Guru bertanya kepada siswa yang

berkaitan isi puisi (gambaran

penginderaan, pikiran, perasaan, dan

imajinasi)

b. Motivasi

Guru menyampaikan manfaat

mengapa melakukan kegiatan diskusi

tentang isi .

c. Penyampaian tujuan

Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran hari ini.

Disiplin

Peduli

lingkungan

Rasa ingin

tahu

10

menit

2. Kegiatan Inti :

Eksplorasi

a. Siswa dan guru bertanya jawab

mengenai kegiatan berdiskusi

mengenai isi puisi dan apa yang perlu

dipersiapkan sebelum melakukan

diskusi tersebut.

b. Guru membagikan sebuah teks puisi “

Seonggok Jagung” karya WS Rendra

kepada siswa.

c. Guru menugaskan para siswa untuk

membentuk kelompok yang

beranggotakan 4-5 orang siswa untuk

setiap kelompok dan menjelaskan

prosedur kerja kelompok yang akan

dilakukan dalam kegiatan

pembelajaran hari ini.

Elaborasi

a. Masing-masing kelompok membaca

puisi serta mendiskusikan isi puisi

(gambaran penginderaan, pikiran,

perasaan, dan imajinasi

b. Masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil diskusi

bersama pasangannya di depan kelas.

Rasa ingin

tahu

Gemar

Kreatif

Komunikati

Jujur

Kerja keras

kerjasama

65

menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

86

Konfirmasi

Guru memberikan penegasan kembali

atas hasil diskusi kelompok yang sudah

dilakukan siswa dan menanyakan kepada

siswa seberapa besar pemahaman mereka

terhadap materi yang sudah diajarkan.

3. Kegiatan Akhir :

a. Kesimpulan

Guru sekali lagi menyimpulkan

pengetahuan yang diperoleh siswa

setelah melakukan kegiatan diskusi

mengenai isi puisi.

b. Refleksi

Guru memberikan pertanyaan

kepada siswa, pengalaman apa yang

telah diperoleh siswa setelah

mempelajari materi ini.

c. Tindak lanjut

Guru menugaskan siswa yang

kurang pemahamannya terhadap

materi yang dibahas untuk

memperbaiki hasil yang telah dibuat.

Mandiri

15

menit

I. ALOKASI WAKTU

2 x 45 menit

J. SUMBER BELAJAR/ALAT/BAHAN

1. Naskah puisi “Seonggok Jagung” karya WS Rendra.

2. Buku referensi yang berkaitan dengan unsur fisik dan unsur batin.

K. PENILAIAN

Teknik : tes unjuk kerja dan produk

Bentuk Instrumen : tertulis dan perbuatan

Soal/Instrumen :

Bacalah puisi “Seonggok Jagung” karya WS Rendra, dan diskusikanlah

bersama kelompok hal-hal berikut,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

87

1. Isi puisi yang berhubungan dengan gambaran penginderaan, pikiran,

perasaan, dan imajinasi.

2. Makna yang tergandung dalam puisi tersebut.

3. Setelah melakukan diskusi, tiap kelompok melaporkan hasil diskusi,

dan kelompok lain menanggapinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

88

L. PEDOMAN PENILAIAN

LEMBAR OBSERVASI KINERJA INDIVIDU

DALAM MENGIKUTI DISKIUSI KELOMPOK

NAMA : ....................................

KELAS/NO. Absen : ....................................

TANGGAL PENILAIAN : ....................................

No

.

Aspek Rincian Nilai

Kurang Cukup Baik Amat

baik D (10) C (15) B (20) A (25)

1 Sikap 1. Terlibat secara aktif

2. Menghargai dan

memperhatikan

pendapat yang lain.

2 Bahasa 1. Runtut dan terstruktur

dengan baik.

2. Komunikatif dan mudah

dipahami.

3. Efektif singkat dan

jelas.

4. Menggunakan bahasa

baku

3 Kualitas

gagasan 1. Pembicaraan tidak

menyimpang dari topik

pembicaraan.

2. Kreatif dan kritis dalam

mengungkapkan

gagasan.

3. Pendapat disertai

dengan alasan yang

logis.

4 Prensen

-tasi

1. Menyampaikan gagasan

dengan baik dan

sitematis.

2. Menanggapi pertanyaan

dengan cepat dan tepat.

Jumlah skor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

89

Skor Maksimal :

No. 1-4 = 100

Jumlah = 100

Penghitungan nilai akhir dengan skala 0-100 adalah sebagai berikut,

Perolehan Skor

Nilai akhir X skor ideal (100) = .....

Skor maksimum (100)

Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

90

LAMPIRAN MATERI

1. Naskah puisi “Seonggok Jagung” karya WS Rendra

Seonggok jagung di kamar

dan seorang pemuda

yang kurang sekolahan

Memandang jagung itu,

sang pemuda melihat ladang

ia melihat petani;

ia melihat panen;

dan suatu hari subuh,

para wanita dengan gendongan

pergi ke pasar .........................

Dan ia juga melihat

suatu pagi hari

di dekat sumur

gadis-gadis bercanda

sambil menumbuk jagung

menjadi maisena.

Sedang di dalam dapur

tungku-tungku menyala.

Di dalam udara murni

tercium bau kuwe jagung.

Seonggok jagung di kamar

dan seorang pemuda.

Ia siap menggarap jagung

Ia melihat kemungkinan

otak dan tangan

siap bekerja.

Tetapi ini:

Seonggok jagung di kamar

dan seorang pemuda tammat S.L.A.

Tak ada uang, tak bisa menjadi mahasiswa.

Hanya ada seonggok jagung di kamarnya.

Ia memandang jagung itu

dan melihat dirinya terlunta-lunta.

Ia melihat dirinya ditendang dari discotique.

Ia melihat sepasang sepatu kenes di balik etalage.

Ia melihat saingannya naik sepeda motor.

Ia melihat nomor-nomor lotre.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

91

Ia melihat dirinya sendiri miskin dan gagal.

Seonggok jagung di kamar

tidak menyagkut pada akal,

tidak akan menolong.

Seonggok jagung di kamar

tak akan menolong seorang pemuda

yang pandangan hidupnya berasal dari buku,

dan tidak dari kehidupan.

Yang tidak terlatih dalam metode,

dan hanya penuh hafalan kesimpulan.

Yang hanya terlatih sebagai pemakai,

tetapi kurang latihan bebas berkarya.

Pendidikan telah memisahkannya dari kehidupan.

Aku bertanya:

Apakah gunanya pendidikan

bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing

di tengah kenyataan persoalannya ?

Apakah gunanya pendidikan

bila hanya mendorong seseorang

menjadi layang-layang di ibu kota

kikuk pulang ke daerahnya ?

Apakah gunanya seseorang

belajar filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran,

atau apa saja,

bila pada akhirnya,

ketika ia pulang ke daerahnya, lalu berkata:

“Di sini aku merasa asing dan sepi !”

Sumber : Potret Pembangunan dalam Puisi, 1980, hlm. 42−44.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

92

2. Unsur Fisik dan unsur Batin puisi (penginderaan, pikiran, perasaan, dan

imajinasi).

a. Pikiran/Tema

Tema adalah sesuatu yang menjadi pikiran pengarang . Tema adalah

gagasan pokok yang dikemukakan penyair melalui puisinya. Semua karya

terkhusus karya sastra pasti memiliki tema yang merupakan pokok

permasalahan yang diangkat dalam menulis karya sastra itu.

b. Perasaan

Sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam

puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang

sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama,

jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman

sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema

dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada

kemampuan penyair memilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi

saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan,

pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis

dan psikologisnya.

c. Imajinasi/Penginderaan

Citraan atau pengimajian dapat dibatasi dengan pengertian berikut:

kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris,

seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Dengan demikian, orang harus

mengerti arti kata-kata, yang dalam hubungan ini juga harus dapat mengingat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

93

sebuah pengalaman inderaan objek-objek yang disebutkan atau diterangkan.

Secara imajinatif membangun semacam pengalaman di luar hal-hal yang

berhubungan, sehingga kata-kata akan secara sungguh-sungguh berarti kepada

pembaca atau pendengarnya. Jadi, dengan adanya citraan dapat lebih

mengingatkan kembali dari pada membuat baru kesan pikiran, sehingga

pembaca terlibat dalam kreasi puitis. Maka pembaca akan mudah menanggapi

hal-hal yang dalam pengalamannya telah tersedia simpanan imaji-imaji yang

kaya (Waluyo, 1987:78).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

94

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat ditarik

kesimpulan tentang unsur fisik dan unsur batin puisi “Seonggok Jagung” dan

implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA. Unsur fisik yang dianalisis

meliputi diksi, pengimajinasian, kata konkret, bahasa figurasi, versifikasi,

tipografi. Unsur batin yang dianalisis meliputi tema, rasa, nada, dan amanat.

Hasil analisis terhadap unsur fisik puisi “Seonggok Jagung” adalah

sebagai berikut.

1) Diksi : Pemilihan kata-kata oleh penyair adalah yang dipergunakan sehari-

hari sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Dalam hal ini penyair

menggunakan kata dan frasa yang saling mendukung dalam menentukan

makna puisi. Penyair sangat memperhatikan diksi/pilihan kata untuk

menimbulkan sugesti pada pembacanya.

2) Pengimajinasian : Berdasarkan hasil analisis, ada 4 jenis citraan yang

terdapat dalam puisi “Seonggok Jagung” yaitu citraan penglihatan, citraan

pendengaran, citraan penciuman, dan citraan gerak,. Penggunaan citraan

visual lebih mendominasi pada puisi tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa

penyair mengajak pembaca melihat kenyataan yang terjadi pada masyarakat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

95

pada umumnya. Citraan yang diciptakan penyair memperkuat argumentasi

untuk mengungkapkan makna yang terdapat dalam puisinya.

3) Bahasa figuratif: Dalam puisi “Seonggok Jagung” majas yang digunakan

oleh penyair adala majas metafora dan majas ironi.

4) Kata konkret : Dalam puisi “Seonggok Jagung”, penyair sudah memberikan

gambaran mengenai protesnya akan ketidakadilan dalam dunia pendidikan.

Pengkonkretan kata oleh penyair tersebut, dapat membantu pembaca

membayangkan secara jelas peristiwa atau kejadian yang dilukiskan oleh

penyair.

5) Versifikasi : Berdasarkan hasil analisis, rima dalam puisi Seonggok Jagung

terdapat aliterasi, asonansi, rima awal, tengah, dan rima akhir.

6) Tipografi: Tipografi yang digunakan penyair dalam puisi “Seonggok

Jagung” tidak menyimpang dari tipografi puisi pada umumnya. Dari

tipografinya nampak jelas bahwa bentuk karangan Rendra tersebut adalah

puisi.

Hasil analisis terhadap unsur batin puisi “Seonggok Jagung” adalah sebagai

berikut.

1) Tema : Berdasarkan hasil analisis tema umum puisi “Seonggok Jagung”

mengenai pendidikan. Puisi tersebut berbicara mengenai kegagalan dalam

pendidikan dan kurangnya lapangan pekerjaan. Hal itu mengakibatkan

penyair mengkritik ketidakadilan dunia pendidikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

96

2) Nada dan Suasana : Nada dan suasana puisi “Seonggok Jagung” disesuaikan

dengan tema puisi tersebut. Tema puisi tersebut adalah pendidikan. Penyair

mengungkapkan kekesalan atau kritiknya terhadap ketidakadilan dunia

pendidikan bangsa kita. Hal ini menunjukkan bahwa penyair berharap, agar

pembaca menjiwai rasa kepedulian penyair terhadap situasi yang terjadi

pada negeri ini.

3) Perasaan : Pada puisi “Seonggok Jagung”, penyair memiliki rasa kepedulian

terhadap situasi pendidikan yang terjadi. Selain itu juga, penyair sangat

prihatin dengan kondisi pendidikan bangsa kita.

4) Amanat : Amanat yang hendak disampaikan W. S. Rendra dalam puisi

tersebut yaitu (1) ketidakadilan terhadap dunia pendidikan adalah musuh

terbesar yang harus diberantaskan, (2) pemerintah diharapkan menyediakan

lapangan pekerjaan yang memadai untuk mengurangi adanya pengangguran,

(3) pemimpim harus memiliki ketulasan hati dalam melayani masyarakat,

(4) isi puisi ini juga secara tidak langsung mengingatkan pada pelajar yang

mampu, agar mereka tidak menyia-nyiakan pendidikan mereka, karena tidak

semua orang bisa bersekolah seperti mereka.

5.2 Implikasi

Analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “Seonggok Jagung” karya WS

Rendra dapat memudahkan siswa dalam memahami suatu karya sastra. Hal ini

berimplikasi pada pembelajaran puisi di SMA kelas X semester 1 dan 2.

Penelitian ini merupakan salah satu perwujudan dari apresiasi sastra, sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

97

hasil penelitian ini dapat menjadi contoh cara menganalisis karya sastra bagi

siswa SMA.

Langkah konkret pembelajaran puisi “Seonggok Jagung” sebagai materi

pembelajaran sastra disajikan dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). Silabus dan RPP itu digunakan untuk kelas X semester 1 dan

2 karena disesuaikan dengan kemampuan siswa dan perkembangan materi yang

sudah dan harus dikuasai siswa.

5.3 Saran

Penelitian terhadap puisi “Seonggok Jagung” karya WS Rendra,

diharapkan dapat bermanfaat terhadap ilmu sastra. Hasil penelitian ini juga

diharapkan dapat memberikan alternatif untuk pembelajaran sastra di SMA.

Penelitian ini baru menganalisis unsur fisik dan unsur batin, masih banyak hal

yang menarik dalam puisi Seonggok Jagung yang dapat dijadikan sebagai bahan

penelitian. Peneliti menyarankan agar peneliti selanjutnya dapat mengangkat hal

yang berbeda dari sudut pandang lain sebagai obyek penelitian. Selain itu juga,

peneliti selanjutnya dapat meneliti kemampuan siswa menganalisis puisi

berdasarkan unsur fisik dan unsur batin puisi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

98

DAFTAR PUSTAKA

Atmazaki. 1993. Analisis Sajak: Teori, Metodelogi, dan Aplikasi. Bandung:

Angkasa.

Depdikbud. 1995. Kurikulum SMU dan GBBP Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

Jakarta: Depdikbud.

Depdikbud. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Mata Pelajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia SMU/SMK. Jakarta.

Depdikbud. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia. Jakarta.

Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pusat Bahasa). Edisi IV.

Jakarta: Balai Pustaka.

Djojosuroto, Kinayati. 2006. Analisis Teks Sastra dan Pengajarannya.

Yogyakarta: Pustaka.

___________________. 2005. Puisi, Pendekatan dan Pembelajaran. Bandung:

Nuansa.

Gaudensia Fitryani. 2007. Struktur Puisi “Miskin Desa, Miskin Kota” Karya

Taufiq Ismail dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA.

Yogyakarta: PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma.

Hendy, Zaidan. 1987. Kesusastraan Indonesia 1. Bandung: Angkasa.

Luxemburg, I. V. dkk. 1989. Penghantar Ilmu Sastra. Kuala Lumpur: Dewan

Bahasa dan Pustaka Kementerian Pendidikan Malaysia.

Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Muslich, Masnur. 2007. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Dasar

Pemahaman dan Pengembangan). Jakarta: Bumi Aksara.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitati (Edisi Revisi). Cetakan

XXIV. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Moody, H.L.B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Saduran Bebas Oleh B.

Rahmanto. Yogyakarta: Kanisius.

Nawawi, Hadari. 1990. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

99

Pradopo, Rahmat Djoko. 2009. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Rahmanto, B. 1988. Metode pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Rendra, W. S. 1993. Potret Pembangunan dalam Puisi. Jakarta: Pustaka Jaya.

Sanjaya, H. Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Semi, Atar. 1988. Kritik Sastra. Bandung: Angkasa.

Situmorang, B. P. 1981. Puisi Bentuk Apresiasi Teori dan Struktur. Flores: Nusa

Indah.

_____________. 1983. Puisi dan Metodelogi Sastra. Ende Flores: Nusa Indah.

Sudjiman, Panuti. 1990. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Universitas Indonesia

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Bahasa Pengantar Penelitian

Wahana Kebahasaan Secara Linguis. Yogyakarta: Duta Wacana Press

Sumarjo, Jacob, dan Saini K. M. 1986. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta:Gramedia.

Veronica Meliana. 2006. Struktur Puisi “Pacarkecilku” karya Joko Pinurbo, dan

Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA. Yogyakarta:

PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma.

Yustina Dwi. 2006. Perbedaan Unsur Fisik dan Unsur Batin Karya Siswa Laki-

laki dan Perempuan Kelas X SMA Dominikus Wonosari, Kunungkidul

Tahun Ajaran 2008/2009. Yogyakarta: PBSID, FKIP, Universitas Sanata

Dharma.

Waluyo, Herman J. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Surakarta: Erlangga.

Wellek, Rene dan Warren, Austin. 1989. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.

_________________________. 1993. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “seonggok jagung” karya w. s. rendra dan implementasinya dalam pembelajaran

100

BIODATA PENULIS

Magdalena Astini Deke lahir di Waimangura, pada

tanggal 31 Agustus 1990 dari pasangan Paulus W. Deke

dan S. P. Malo. Ia masuk Sekolah dasar tahun 1996 dan

lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2002 Ia terdaftar

sebagai siswa SMPN 1 Wewewa Barat dan lulus pada

tahun 2005. Pada tahun 2005 Ia melanjutkan studi ke

SMAK St. Thomas Aquinas Weetabula dan lulus pada tahun 2008. Sejak tahun

2008 hingga sekarang terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Bahasa, Sastra

Indonesia, dan Daerah (PBSID), Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Ia

memiliki minat terhadap sastra sejak duduk di bangku SMA, maka skripsi yang

dibuat pun berhubungan dengan sastra. Ia membuat skripsi dengan judul: Analisis

Unsur Fisik dan Unsur Batin Puisi Seonggok Jagung Karya WS Rendra dan

Implementasinya Dalam Pembelajaran Sastra di SMA untuk memperoleh gelar

sarjana pendidikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI