Upload
trinhtram
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
INTEGRASI TIMOR TIMUR KE DALAMPEMERINTAHAN INDONESIA
1976 - 1999
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh
RENDRA PURNAWAN JAPESA
NIM : 091314014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
INTEGRASI TIMORTIMUR KE DALAMPEMERINTAHAN INDONESIA
TAHUN 1976 - 1999
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh :
RENDRA PURNAWAN JAPESA
NIM : 091314014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Makalah ini saya persembahkan kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya,
sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
2. Kedua orang tuaku terkasih, Bapak Syamsu Udaya dan Ibu Rosina, yang telah
membesarkanku dengan penuh kasih sayang, membimbingku dengan penuh
kesabaran, dan selalu memotivasiku untuk terus belajar.
3. Adikku terkasih, Dewi Juwita Cahyati dan pacarku Leny Astriani yang selalu
motivasi untuk segera menyelesaikan makalah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Jas Merah” Jangan sekali-kali melupakan sejarah, tapi jangan juga sekali-
Kali meratapi sejarah, karena yang seharusnya kita lakukan adalah belajar dari
sejarah.
(Soekarno)
Tak ada kesulitan yang tak terkalahkan. Bahkan kesulitan yang bersifat khayalan
pun bias diatasi dengan berfikir yang benar.
(Norman Vincent Peale)
Semakin keras anda bekerja, semakin sulit untuk menyerah.
(Vince Lombardi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa makalah yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 26 Agustus 2015
Penulis
Rendra Purnawan Japesa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Rendra Purnawan Japesa
Nomor Mahasiswa : 091314014
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“Integrasi Timor Timur ke Dalam Pemerintahan Indonesia Tahun 1976-1999”.Demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 26 Agustus 2015
Yang menyatakan
Rendra Purnawan Japesa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
INTEGRASI TIMORTIMUR KE DALAMPEMERINTAHAN INDONESIA
TAHUN 1976 - 1999
Rendra Purnawan Japesa
Universitas Sanata Dharma
2015
Tujuan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis tiga
permasalahan pokok, yaitu :1) Proses integrasi Timor Timur kewilayah Republik
Indonesia. 2) Faktor integrasi Timor Timur dengan Indonesia. 3) Dampak
integrasi terhadap perkembangan wilayah Timor Timur.
Makalah ini disusun melalui studi pustaka, mengunakan pendekatan multi
dimensional, dan ditulis secara deskrptif analitis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa :1) proses integrasi dimulai ketika
Indonesia memiliki kepentingan untuk membendung pengaruh paham komunis di
ASIA 2) Rakyat Timor Timur berkeinginan untuk bergabung dengan Indonesia
agar kenflik sosial di Timor Timur berakhir. 3) dampak negative dari integrasi
menimbulkan banyak korban jiwa maupun harta bagirakyat Timor Timur, dan
dampak positif banyak membantu perkembangan polapikir masyarakat Timor
Timur dalam memandang dan menyelesaikan permasalahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
The integration of East Timor into the Indonesian governmentin1976 - 1999
Rendra Purnawan Japesa
Sanata Dharma University
2015
The purpose of this papers for description something and anality 3
main/major problems. 1) Th integration process of Timor Timur to the Republic
of Indonesia Region. 2) Factor integration of Timor Timur with Indonesia. 3) The
impact of integration for development Timor Timur region.
This papers created by study literature with approach multydimensional,
an written by description analysis.
The goal of the research showes that : 1) The prosess of integration begen
when Inonesia have interst for stem comunism in ASIA. 2) Timor Timur citizen
wanna joine with Indonesia with that the social conflict of Timor Timur done. 3)
The negatively impact from integration cause many fatalities which aset for Timor
Timur cityzen and the positive impact so much helpfull development mindset for
Timor Timur citizen when facing problems.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telahmemberikan berkat dan rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalahyang berjudul “INTEGRASI TIMOR TIMUR KE DALAMPEMERINTAHAN INDONESIA TAHUN 1976 - 1999”.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak mungkin dapat
diselesaikan jika tanpa bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini,
penulis ingin mengucap kanterimakasih kepada :
1. Bapak Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Dra. Theresia Sumini, M. Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Sejarah Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
3. Bapak Dr. Anton Haryono, M. Hum selaku dosen pembimbing yang telah
dengan sabar membimbing, memberikan banyak pengarahan dan masukkan,
serta saran selama proses penulisan dan penyusunan makalah ini.
4. Seluruh dosen danpihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah, yang
telah memberikan dukungan dan bantuan selama penulis menyelesaikan studi
di Universitas Sanata Dharma.
5. Seluruh karyawan Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, yang telah
memberikan pelayanan dan membantu penulis dalam memperoleh sumber
penulisan makalah ini.
6. Seluruh keluargaku, terkhusus untuk kedua orang tuaku, Bapak Sanyu Udaya
dan Ibu Rosina, serta adikku Dewi J C, dan juga pacarku tersayang Leny
Astriani terimakasih atas dukungan, do’a dan semangat yang selalu diberikan
kepada saya.
7. Teman-teman Pendidikan Sejarah angkatan 2009, terimakasih atas dukungan
dan do’anya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
8. Semua pihak yang telah membantu, namun tidak dapat saya sebutkan satu per
satu, terimakasih atas dukungan dan do’anya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca, guna penyempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Yogyakarta, 26 Agustus 2015
Rendra Purnawan Japesa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................ iv
HALAMAN MOTTO ........................................................................................ v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA....................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .......................... vii
ABSTRAK....................................................................................................... viii
ABSTRACT ...................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR........................................................................................ x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi
BABIPENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan................................................................ 6
D. Sistematika Penulisan ............................................................................. 7
BAB II PROSES INTEGRASI TIMOR TIMUR KE WILAYAH
REPUBLIK INDONESIA .................................................................... 8
A. Terbentuknya Partai Politik di Timor Timur ........................................... 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
B. Campur Tangan Pemerintah Indonesia............ ...................................... 12
C. Perang Saudara. .................................................................................... 13
D. Deklarasi Sepihak Fretilin .................................................................... 14
E. Deklarasi Balibo ................................................................................... 17
F. Invasi Militer Indonesia ke Timor Timur............................................... 19
G. Peresmian Integrasi Timor Timur Oleh Indonesia ................................. 22
H. Operasi Keamanan Setelah Peresmin Integrasi ..................................... 23
I. Pemilu Pertama di Timor Timur............................................................. 26
BAB III FAKTOR INTEGRASI TIMOR TIMOR DENGAN
INDONESIA...................................................................................... 29
A. Faktor Dari Rakyat Timor Timur .......................................................... 29
B. Faktor Dari Pemerintah Indonesia......................................................... 32
BAB IV DAMPAK INTEGRASI TERHADAP PERKEMBANGAN
TIMOR TIMUR ................................................................................ 37
A. Dampak Negatif Dari Integrasi Timor Timur ke Indonesia .................. 37
1...................................................................................................... D
alam Bidang Sosial ........................................................................ 37
a) .......................................................................................... O
perasi Seroja Berlanjut ....................................................... 37
b).......................................................................................... P
emberontakan Pertama Setelah Takluknya Timor Timur
Oleh ABRI......................................................................... 39
c) .......................................................................................... T
ragedi Santa Cruz............................................................... 40
2...................................................................................................... D
alam Bidang Politik ....................................................................... 43
3...................................................................................................... D
alam Bidang Ekonomi ................................................................... 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
B. Dampak Positif Dari Integrasi Timor Timur Dengan Indonesia............. 45
1...................................................................................................... D
alam Bidang Sosial ........................................................................ 45
2...................................................................................................... D
alamBidang Politik ........................................................................ 48
3...................................................................................................... D
alam Bidang Ekonomi ................................................................... 51
C. Dampak Lepasnya Timor Timur Dari Indonesia………………………..53
BAB V KESIMULAN...................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 60
LAMPIRAN .................................................................................................... 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Silabus............................................................................................................... 63
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................................... 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Timor merupakan suatukawasan yang sudah dikenal secara luas sejak
kurang lebih 200 tahun yang lalu, terutama karena eksotisme produk kayu
cendananya yang aromanya sangat mempesona. Jauh sebelum Belanda dan
Portugis masuk ke wilayah ini, pulau Timor adalah bagian dari jaringan
perdagangan yang secara politis berpusat di Jawa Timur dan kemudian bergabung
dengan Sulawesi, jaringan ini terikat dalam satu jaringan komersial dengan Cina
dan India.1
Kawasan pulau Timor membujur dari arah barat daya ke timur laut. Satu-
satunya batas darat adalah disebelah barat daya, yaitu dengan bagian barat pulau
Timoryang merupakan wilayah dari provinsi NTT. Luas wilayah pulau Timor
bagian timuradalah 14.989.375 km2, sedangkan belahan bagian barat yang masuk
provinsi NTT adalah 13.819.41 km2.2Keadaan alam pulau Timor kurang bagus
karena kondisi tanahnya terdiri dari bebatuan kapur dan pegunungan yang tidak
vulkanis seperti di pulau Jawa, sehingga tumbuh-tumbuhan tidakbanyak
jenisnya,akan tetapi kayu cendana banyak tumbuh diwilayah ini.
1Jhon GTaylor,Perang Tersembunyi ( Sejarah Timor Timur Yang Dilupakan),Jakarta, Porum
solidaritas untuk rakyat Timor Timur, 1998, hlm, 2. 2A Kardiyat Wiharyanto,SEJARAH INDONESIA DariProklamasi Sampai Pemilu 2009.
Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma,2011,hlm, 198.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Produk kayu cendana inilahyang menjadi daya tarik bangsa Eropa datang
kewilayah timur Indonesia.Kedatangan Portugis pertamakali di kawasan Timor
adalah di pulau Solor.Ada dua versi kedatangan bangsa Portugis ke pulau Timor.
Versi pertama menyatakan bahwa Portugis tiba dipulau Timor tahun 1511, ketika
penjajahan Portugis Alfonso de Abrau mengelilingi pulau tersebut dan membuat
peta mengenainya. Sementara versi kedua menyatakan bahwa kedatangan bangsa
Portugis untuk pertama kalinya ke Pulau Timor adalah tahun 1519, ketika
Ferdinand Magallen menjejakkan kaki untuk pertama kalinya dipulau itu dengan
menumpang kapal berbendera Spanyol. Sampai saat ini para sejarawan belum
sepakat mengenai kapan persisnya Bangsa Portugis datangke pulau Timor.
Setelah Belanda menguasai sebagian wilayahpulau Timor bagian barat yaitu
wilayah Solor, kegiatan Portugis terdesak ke pulau Timor bagian timur, pada
tahun 1640 orang-orang Portugis mulai membangun tempat tinggal baru di Timor,
khusus untuk para pastor dan pedagang. Sejak saat itu perhatian Portugis semakin
terpusat ke pulau Timor bagian timur ini. Siasat pertama yang berorientasi pada
agama dan perdagangan mulai berubah bentuk menjadi ekspansi teritorial dengan
mendirikan benteng-benteng. Politik adu domba dipraktikkan antara raja-raja
setempat yang diakhiri dengan pengakuan kekuasaan Portugis oleh masyarakat
pribumi.3
Akan tetapi secara administratif atau secara de facto Portugal menancapkan
kekuasaanya pada tahun 1665 saat Raja Muda Portugal yang berkedudukan di
3Ibid., hlm 198-199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
India mengangkat Simon Luis sebagai kepala daerah Timor pertama.4 Sementara
itu Belanda semakin memperluas kekuasannya kewilayah Nusa Tenggara Timur,
sehingga Portugis semakin terdesak dan pada tahun 1769 tinggal menguasai
daerah Timor bagian timur saja.Pengaruh Portugis mengalami kemunduran di
wilayah-wilayah jajahannya.Sejak tahun 1662 satu demi satu wilayah jajahan
Portugis jatuh ketangan lawan-lawannya yaitu Belanda dan Inggris, begitupun
denganwilayah jajahannya di Indonesia khususnya pulau Timor bagian barat
(Flores) kecuali Timor bagian timur. Meskipun Portugis hanya menguasai
sebagiankecil wilayah pulau Timor, Portugis tidak begitu saja dengan mudah
menanamkan kekuasaanya di daerah tersebut.Itu terbukti sejak Portugis mulai
berusaha menguasai daerah Timor Timur, rakyat secara terus menerus melakukan
perlawanan.5 Sejarah mencatat bahwa bangsa Timor melakukan perlawanan
terhadap Portugis untuk pertamakalinya pada tahun 1641. Pada waktu itu
sejumlah penguasa lokal, yaitu mereka yang tinggal dikawasan Wahale,
mengontrol sebagian wilayah pantai Timor. Akantetapi tahun 1642 Portugis
mampu menguasai keadaan setelah pasukan mereka memenangkan pertempuran
didaerah Atapupu.6
Pulau Timormerupakan satu kesatuan pulau yang dibagi dua menjadi
wilayah Portugis dan Belanda pada masa kolonial. Portugismenguasai wilayah
Timor bagian timur atau yang sekarang disebut dengan Timor Leste dan Belanda
4Genewati dkk, Keamanan Diperbatasan Indonesia-Timor Leste. Yogyakarta, Pustaka Pelajar,
2009, hlm. 55-56. 5A K Wiharyanto, op, cit, hlm. 200.
6Genawati dkk, op, ci, hlm. 58.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
menguasai daerah Timor bagian Barat atau yang disebut sebagai Provinsi Nusa
TenggaraTimur.7
Pulau Timor bagian timur bukan bagian dari tanah jajahan Belanda
melainkan jajahan Portugal.Dengan demikianmaka kemerdekaan Republik
Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 tidak mencakup
wilayah Timor bagian timur.8 Akan tetapi Timor Timur pernah berintegrasi
dengan pemerintahan Republik Indonesia pada tahun 1976 sampai dengan tahun
1999 yang kemudian mendeklarasikan kemerdekaan wilayahnya sebagai Negara
yang merdeka dan berdiri sendiri dengan nama Timor Leste.
Dalam proses menginterasikan Timor Timur kewilayah pemerintahan
Indonesia, Indonesia merancang sebuah Undang-Undang Integrasi dan
mendirikan Majelis Rakyat pada bulan Mei 1976. Tugas dari anggota Majelis ini
adalah menyusun petisi yang diperuntukkan kepada Presiden Soeharto yang
meminta Indonesia untuk mengabulkan integrasi.9 Petisi ini ditandatangani oleh
Arnaldo dos Reis Araujo sebagai ketua PSTT (Pemerintahan Sementara Timor
Timur) dan Guilherme Goncalves selaku dewan perwakilan rakyat daerah, isi
utama dari petisi singkat ini adalah agar Timor-Leste disatukan dengan Indonesia
tanpa dilakukannya sebuah referendum.
Pada tahun 1975, perkembangan politik di Timor Timur mengalami keadaan
yang paling kritis dengan adanya tindakan sepihak dari Fretilin, dengan
7Ibid., hlm. 55.
8Setyohadi, Sejarah Perjalanan Bangsa Indonesia Dari Masa Ke Masa, Jakarta,2002,hlm. 158.
9(Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi (CAVR) di Timor-Leste), Chaga! Laporan
Komisi Penerimaan Kebenarandan Rekonsiliasi( CAVR ) di Timor-Leste. Volum 1,Jakarta, PT
Gramedia, 2010, hlm. 238.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
melakukan proklamasi kemerdekaan pada tanggal 25 November 1975. Namun
partai lain menandingi deklarasi kemerdekaan Fretilin dengan melakukan
deklarasi “integrasi” yang isinya ingin bergabung dengan Indonesia, dan ahkirnya
masuknya Timor Timur ke dalam Negara Republik Indonesia disahkan melalui
UU No. 7 Th. 1976 (LN. 1976-36) tentang Pengesahan Penyatuan Timor Timur
ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu juga lahir PP No. 19
Th. 1976 (LN. 1976-36) tentang Pembentukan Propinsi Daerah Tingkat I Timor
Timur serta dipertegas lagi melalui Ketetapan MPR No. VI/MPR/1976 yang
mengukuhkan penyatuan wilayah Timor Timur yang terjadi pada tanggal 17 Juli
1976 ke dalam wilayah Negara Kesatuan RI. Proses integrasi ini didasarkan pada
Deklarasi Balibo yang ditandatangani pada tanggal 30 November 1975. Deklarasi
Balibo dan ketentuan-ketentuan di atas menjadi dasar klaim bagi pemerintah
Indonesia. Namun pada ahkirnya persaudaraan itu hanya berlangsung 23 tahun,
yang disebabkan timbulnya perbedaan keinginan antara pemerintah Indonesia
dengan Fretilin yang mengklaim sebagai pemerintah.
Pada tanggal 17 Juli 1976, Presiden Soeharto menandatangani undang-
undang yang telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,
meresmikan tindakan Indonesia mengintegrasikan Timor-Leste.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka untuk mengetahui lebih jelasnya
mengenai sejarah Timor Timur ( Timor Leste ) dari proses Integrasi sampai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
terjadinya Refrendum 1976 - 1999, dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :
1. Bagaimana proses integrasi Timor Timur ke wilayah Republik Indonesia?
2. Apa yang menjadi Faktorintegrasi Timor Timur dengan Indonesia?
3. Bagaimana dampak integrasi terhadap perkembangan wilayah TimorTimur?
C. Tujuan dan Manfaat penulisan
1. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan permasalahan di atas maka tujuan penulisan ini adalah
untuk mendeskripsikan dan menganalisis :
a. Proses integrasi Timor Timur ke wilayah Republik Indonesia.
b. Faktor integrasi Timor Timur dengan Indonesia.
c. Dampak integrasi terhadap perkembangan wilayah Timor.
2. Manfaat Penulisan
Hasil dari penulisan ini diharapkandapat memberikan berbagai manfaat
antara lain:
a. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan mengenai sejarah Timor Timor dari awal
proses integrasi sampai terjadinya refrendum1976-1999, menambah wawasan,
meningkatkan sikap kritis dan menambah kesadaran sejarah serta menambah
bekal bagi penulis untuk menjadi seorang guru sejarah yang berkualitas dan
profesional dalam meningkatkan karya dalam bidang pendidikan.
b. Bagi Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Hasil penulisan ini diharapkan dapat menambah koleksi kepustakaan dan
dapat dijadikan sebagai sumber referensi bagi teman-teman, dan siapapun yang
membutuhkan.
c. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Hasil penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna bagi ilmu
pengetahuan khususnya sejarah Indonesia mengenai Timor Timur dari awal
proses integrasi sampai terjadinya refrendum1976-1999,
D. Sistematika Penulisan
Penulisan tentang "Timor Timur pada Masa di Bawah Pemerintahan
Indonesia 1967 - 1999" ini terdiri dari lima bab, dengan sistematika penulisan
sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penulisan.
BAB II Bab ini menguraikan tentang proses integrasi Timor Timur
ke wilayah Republik Indonesia.
BAB III Bab ini menguraikan tentang faktor integrasi Timor Timur
dengan Indonesia
BAB IV Bab ini menguraikan tentang dampak integrasi terhadap
Perkembangan wilayah Timor Timor.
BAB V Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan
permasalahan yang telah diuraikan dalam bab II, III, dan
IV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
PROSES INTEGRASI TIMOR TIMUR KE WILAYAH REPUBLIK
INDONESIA
A. Terbentuknya Partai Politik di Timor Timur
Kekacauan politik yang menyebabkan terjadinya Revolusi Anyelir dalam
pemerintahan Portugal mengakibatkan berpindahnya kekuasaan dari pemerintahan
sipil ketangan militer.Pemerintahan Portugis yang diambil alih oleh militer
berusaha memperbaiki keadaan keterbelakangan Portugis di Eropa seperti
pertentangan politik yang berlarut-larut, keadaan ekonomi Portugis yang semakin
merosot, pengangguran terus meningkat, dan perang di daerah jajahan terus
berkobar. Pemerintahan dibawah kekuasaan militer ini segera memenuhi janjinya
untuk mengembalikan hak-hak sipil, para tahanan politik dibebaskan, partai
pemerintah dibubarkan, polisi rahasia dihapus, sensor pers ditiadakan dan kepada
rakyat diberikan kebebasan untuk membentuk partai politik dan mengambil
bagian dalam menyusun kebijaksanaan pemerintahan.
Pemerintahan baru itu juga mengumumkan maksudnya untuk menerapkan
azas-azas demokrasi di provinsi-provinsi seberang lautan dan sehubungan dengan
itu bermaksud mengadakan suatu referendum pada tanggal 31 Maret 1975 dimana
rakyat dapat menentukan status politik dan hari depan negerinya sendiri.
Untuk menyikapi hal tersebut rakyat Timor Timur bergegas membentuk
partai politik untuk mempersiapkan pemerintahannya sendiri.Mengenai hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
pemerintahan Portugis juga mendukung dibentuknya partai politik di Timor
Timur dan juga memberikan kesempatan dan hak kepada masing-masing partai
politik untuk mengkampanyekan pilihan politiknya serta mempersiapkan rakyat
untuk mengikuti pemilihan umum guna menentukan nasib Timor Timur. Partai
politik yang terbentuk pertama kali di Timor Timur adalah Partai UDT (Uni
Demokratik Timor, Persatuan Demokratik Timor) yang terbentuk pada tanggal 11
Mei 1974, partai Sosialis Demokrat, Frente Revolucionaria da Timor-Leste
Independente ( FRETILIN)1, muncul dari ASDT (Asosiasi Sosial Demokratik
Timor) yang dibentuk pada tanggal 20 Mei 1974. Manifesto pertama ASDT
menyerukan penolakan terhadap kolonialisme, partisipasi segera orang Timor
dalam pemerintahan lokal, dan diskriminasi rasial, melawan korupsi,
danmembangun hubungan baik dengan negara tetangga. ASDT sendiri tumbuh
dari komite untuk pembelaan buruh yang muncul segera setelah kup di Lisabon,
sedangkan tranformasi dari ASDT ke FRETILIN merupakan perwujudan sebuah
perubahan orientasi menuju perlunya membentuk sebuah organisasi politik
berbasiskan masa diseputar semboyan kemerdekaan.2 Tokoh-tokoh penting dalam
berdirinya partai ini antara lain, Francisco Xavier do Amaral, Alarico Jorge
Frenandes, Nicolau dos Reis Lobato, Mari Alkatiri, Rogerio Tiago de Fatima
Lobato, Jose Manuel Horta, Abilio Araujo, Francisco Borja da Costa, Antonio
Duarte Carvarinho dan Vicente dos Reis.
APODETI (Asosiasi Rakyat Demokratik Timor) merupakan partai minoritas
yang terbentuk dari sebuah pertemuan tiga puluh sampai empat puluh orang
1A. KWiharyanto, Sejarah Indonesia Dari Proklamasi Sampai Pemilu 2009, Yogyakarta,
Universitas Sanata Dharma, 2011, hlm 202. 2Geoffrey, C, Gunn, Timor Loro Sae ; 500 Years, Makau, Livros do Oriente, 1999, hlm 411.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Timor pada tanggal 27 Mei 1974.3Dukungan awal dari partai ini adalah beberapa
orang dari komunitas Arab di Dili (kecuali Mari Alkatiri dan Hamis Bassarawen),
yang mengajukan permintaan integrasi terhadap konsulat Indonesia, kemudian
mendapat dukungan dari para Liurai (Raja/Kepala Desa).Pemimpin APODETI
yang paling menonjol adalah Guilherme Goncalves, Arnaldo dos Reis Araujo dan
Ojorio Doares.Selain dukungan dari komunitas Arab dan liurai setempat,
terbentuknya partai ini tidak terlepas dari bantuan dinas intelijen Indonesia,
BAKIN yang sebelumnya sudah masuk ke Timor dan membangun jaringan
dengan agen-agen konsulat Indonesia di Dili.
Tiga partai kecil lainnya yang terbentuk namun tidak banyak berpengaruh
yaitu: KOTA (Klibur Oan Timor Aswain, Pasukan Ksatria Timor), Partai
TRABALHISTA (Partai Buruh) dan terakhir Partai ADILTA (Perkumpulan
Demokratik untuk Integrasi Timor-Timur dengan Australia), dari tiga partai ini
tidak satupun yang mempunyai pengaruh yang signifikan selama masa akhir
kekuasaan Portugis dibandingkan dengan tiga partai lainnya.
Pada awal perjuangan untuk memenangkan referendum, ketiga partai
menunjukkan sikap yang cukup sportif.Pihak Portugispun menunjukkan pula
kemampuannya sebagai stabilisator yang dapat mencegah munculnya ekstrimis-
ekstrimis di Timor.Prinsip hubungan baik dengan Indonesia benar-benar
dipelihara dan berbagai usaha kerjasama dengan propinsi NTT diusahakan dapat
berkembang.
3(Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi (CAVR) di Timor-Leste),,Chega (Laporan
Komisi Penerimaan Kebenaran dan Rekonsiliasi ( CAVR) di Timor-Leste), Jakarta, PT Gramedia,
2010, hlm 206.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Ketenangan tersebut menghilang setelah adanya pergantian gubernur beserta
stafnya, pada tanggal 18 November 1974 Gubernur Fernando Alvos Aldeia
diganti oleh Letkol Lemos Pires yang diantara anggota stafnya ada tiga orang
yang berasal dari partai komunis Portugal PCP (Partido Comunista Portugues),
yaitu Mayor Fransisco de Mota sebagai ketua kabinet urusan politik, Mayor
Yonathan sebagai kabinet urusan sosial, dan Kapten Ramos sebagai perwira
inteligen. Dengan demikian terganggunya proses dekolonisasi tidaklain
disebabkan oleh adanya unsur-unsur PCP yang sengaja menyusup ke Timor.
Strategi mereka adalah dekolonisasi harus menghasilkan suatu posisi dan kondisi
Timor Timur yang menguntungkan gerakan komunis Internasional.4 Oleh karena
itu mereka berusaha langsung mengerahkan proses dekolonisasi, meskipun
bertentangan dengan ketentuan pemerintahan Lisbon. Hasil pendekatan dan
penjajakan delegasi Indonesia pada pertengahan bulan Oktober 1974, ternyata
dalam proses dekolonisasi di Timor Timur pemerintah Lisbon tetap berpegang
pada sikap dasar yaitu menyerahkan masa depan Timor Timur sepenuhnya pada
aspirasi rakyat Timor, merdeka dan berdiri sendiri bagi Timor adalah suatu hal
yang tidak realistis, berintegrasi dengan Indonesia adalah kedudukan masa depan
Timor Timur yang paling realistis, menghargai dan mengakui serta memberi
kesempatan pada Indonesia untuk menggarap masa depan Timor Timur, dan
menyadari sepenuhnya atas kepentingan dan kedudukan Indonesia dalam masalah
Timor Timur.
4 Hendro Subroto, Saksi Mata Perjuangan Integrasi Timor Timur, Jakarta,Pustaka Sinar Harapan,
1996, hlm 21.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
B. Campur Tangan Pemerintah Indonesia
Meskipun Revolusi Bunga pada awalnya berjalan mulus di Portugal, bulan-
bulan dan tahun-tahun setelahnya merupakan ketidakstabilan politik, saat
beberapa pemerintahan minoritas berturut-turut terbentuk, dan kemudian runtuh,
sampai partai sosialis berkuasa pada tahun 1982.Ketidakstabilan ini membatasi
kemampuan Portugal untuk secara efektif menangani berbagai peristiwa yang
terjadi di Timor Timur.Dengan destabilisasi aktif yang dilancarkan oleh
Indonesia, pemerintahan Portugal tidak mampu menjalankan proses dekolonisasi.5
Pemerintah Indonesia yang pada awalnya berambisi untuk menggabungkan
bekas jajahan Portugis tersebut dengan badan intelijennya yaitu BAKIN melalui
suatu operasi komodo yang telah berhasil membentuk partai politik APODETI,
namun para pendiri partai ini sedikit kecewa, karena minimnya dukungan yang
diperoleh oleh partai tersebut. Oleh sebab itu, Jendral Ali Moertopo yang
memimpin operasi tersebut mulai mencari cara baru untuk mencapai tujuannya.
Operasi Komodo yang dijalankan oleh militer Indonesia dan propaganda
yang mengunakan surat kabar Berita Yudha dan Harian Antara, berhasil
mempengaruhi beberapa tokoh UDT seperti Oliveir, Joao Carrascalao dan Lopez
da Cruz untuk keluar dari koalisi dan akibat dari propaganda media tersebut
berakibat runtuhnya koalisi antara UDT dan FRETILIN yang berujung pada
perang saudara (sipil) di Timor Timur.
5Chega, op, cit., hlm. 168.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
C. Perang Saudara
Badan intelijen BAKIN melalui operasi Komodo dan kedua media
propagandanya, memperluas berita–berita yang isinya hanya menggembar-
gemborkan FRETILIN sebagai partai komunis yang telah menerima senjata dari
Cina dan akan melakukan kudeta. Informasi seperti inilah yang menambah
keyakinan UDT terhadap ancaman FRETILIN yang semakin radikal.
Oleh sebab itu ketiga pemimpin UDT ini kemudian melakukan pertemuan
dengan Ali Moertopo di Jakarta untuk menanyakan posisi Indonesia.Ternyata
dalam pertemuan itu Moertopo sudah mengambil sikap yang begitu keras untuk
mencapai tujuannya.Ia mengatakan bahwa sekarang FRETILIN adalah gerakan
komunis, yang sedang merencanakan untuk melakukan kudeta di pertengahan
Agustus dan apabila kudeta itu berhasil maka Indonesia akan ikut campur.6Hal ini
ditambah lagi dengan pernyataan Soeharto pada awal bulan Juli yang mengatakan
“Timor Timur tidak akan bertahan lama”.Sebaliknya dari pertemuan itu, ketiga
pemimpin UDT melewati Denpasar, Bali. Di Denpasar mereka ditemui oleh agen
BAKIN yang menyamar sebagai diplomat Malaysia dan menyatakan kepada
ketiga pemimpin UDT ini bahwa negaranya akan sangat mendukung apabila
mereka berhasil mencegah pemerintahan yang berhaluan kiri di Timor Timur.
Ketiga pemimpin UDT ini tiba di Dili pada tanggal 6 Agustus
1975.Kedatangan mereka di Dili langsung disodori dengan berita-berita yang
tidak jauh berbeda dengan yang mereka dengar sebelumnya di Jakarta.Akhirnya
pada tanggal 9 dan 10 Agustus 1975 UDT melakukan kudeta mendahului
6Taylor, Jhon G,Perang Tersembunyi ( Sejarah Timor Timur Yang Dilupakan). Porum solidaritas
untuk rakyat Timor Timur, Jakarta, 1998, hlm 89.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Fretilin.Mereka berhasil menguasai beberapa tempat penting di Dili seperti
bandara, pelabuhan, pusat komunikasi dan beberapa tempat utama yang dianggap
pentingbagi mereka.Mereka mulai melakukan penangkapan terhadap anggota-
anggota FRETILIN di beberapa daerah seperti Bacau, Same, Ainaro, dan
Maubesi. Pemerintah setempat dengan timnya yang diutus dari Portugal untuk
penyelesaian proses dekolonisasi mencoba melakukan negoisasi dengan UDT
maupun FRETILIN namun situasi yang makin parah membuat usaha Lemos Pires
tidak menemukan hasil yang positif. Dengan serangan dari UDT yang semakin
bertambah maka FRETILIN dengan komite sentralnya mulai melakukan rencana
untuk melakukan serangan balasan melawan UDT.
Regerio Lobato, seorang negosiator militer utama pada saat itu, yang
merupakan adik dari salah satu pendiri FRETILIN yaitu Nocolau Lobao berhasil
mengajak unit-unit tentara di Aileu dan Maubesi bergabung untuk melawan
pasukan UDT. Akhirnya pada tanggal 20 Agustus 1975 FRETILIN melancarkan
balasan kudeta.Perang antara UDT dan FRETILIN pun semakin gencar dan
pertempuran ini dimenangkan oleh pihak Fretilin yang berhasil memukul mundur
pasukan UDT ke perbatasan Indonesia. Sementara itu, Lemos Pires beserta
stafnya yang merupakan utusan dari pemerintahan Portugal, tidak sanggup lagi
mengendalikan situasi pada saat itu memilih mundur ke sebuah pulau lepas pantai
kota Dili, yaitu Atauro.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
D. Deklarasi Sepihak Fretilin
Kudeta yang dilancarkan UDT dan dibalas dengan kontra kudeta oleh
FRETILIN berlangsung singkat namun berdarah.FRETILIN pun keluar sebagai
pemenang serta satu-satunya partai yang berkuasa di Timor Timur pada saat itu.
Sedangkan UDT yang kalah dan terjebak di perbatasan, memperoleh ijin masuk
ke wilayah Indonesia dan melanjutkan Movimento Anti Comunista Revolusionario
(MARC, Gerakan Revolusi Anti Komunis), yang dikoordinir F.X. Lopes da Cruz,
yang pembentukannya diumumkan di Dili pada hari-hari setelah kup
UDT.7Sementara dari pihak Portugal yang melarikan diri ke Atauro diminta
kembali oleh FRETILIN untuk melanjutkan program dekolonisasinya.Namun
perwakilan Portugal tersebut memilih melanjutkan perjalanan dan menolak
permintaan kembali dari FRETILIN, sehingga praktis FRETILIN lah yang
menjadi satu-satunya partai berkuasa dan menjalankan roda pemerintahan secara
de faco.
FRETILIN yang secara de facto telah menguasai Timor Timur dan
menjalankan beberapa programnya yang dulu hanya berfokus pada mobilisasi
kekuatan rakyat berubah menjadi mobilisasi untuk bagaimana membentuk suatu
pemerintahan yang kuat.Tugas-tuganya itu kemudian diserahkan kepada seluruh
anggota komite sentral yang ada pada saat itu.Fokus perhatian Komite Sentral pun
tidak lagi hanya di Dili namun meluas keseluruh daerah Timor Timur untuk
menjalankan program pemerintahan yang disepakati bersama.
7Hill, Helen Mary, Gerakan Pembebasan Nasional Timor Loro Sae, Yayasan HAK dan Sahe
Institute for Liberation, Universitas Michigan, 2000, hlm 183.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Namun situasi di perbatasan yang terus menerus menunjukkan
perkembangan kurang baik bagi pemerintahan FRETILIN, memicu perlu
dilakukannya proklamasi kemerdekaan segera secara sepihak, karena melihat
situasi di perbatasan semakin mengkhawatirkan. Ide untuk dilakukannya
proklamasi ini berawal dari sikap para tentara FRETILIN dan beberapa
pemimpinnya yangmerasa bahwa mereka berjuang dan ingin dinyatakan mati
sebagai seorang tentara dan pejuang yang membela tanah airnya, dengan melawan
tentara invasi dantidak mau dinyatakan sebagai tentara propinsi bagian Portugal.
Para tentara FRETILIN mulai memikirkan keadaan di perbatasan dan
keinginan tentaranya yang sedang bertempur di perbatasan melawan tentara
Indonesia.Untuk itu, FRETILIN mulai mengutus beberapa orang untuk
melakukan diplomasi ke beberapa Negara agar mendukung dan mengakui jika
FRETILIN melakukan proklamasi kemerdekaan secara sepihak.Ramos Horta ke
Australia dan Marie Alkatiri ke Afrika untuk diplomasi dengan beberapa Negara
yang merupakan bekas jajahan Portugis.
Pemerintahan Australia menunjukkan sikap yang tidak jelas terhadap usaha
diplomasi yang disampaikan oleh utusan Timor Timur, bahkan ketika jurnalis
warganegaranya yang terbunuh di perbatasan pun tidak menunjukkan sikap yang
keras terhadap Operasi Militer Indonesia. Berbeda dengan di Afrika,
sekembalinya Marie Alkatiri dari Afrika mengatakan bahwa 25 pemerintahan
Afrika akan mengakui proklamasi kemerdekaan Timor Timur setelah sepuluh
hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Sebenarnya FRETILIN dan para pemimpinnya tetap menaruh perhatian
kepada pemerintahan Portugal untuk kembali dan menyatakan kemerdekaan
kepada Timor Timur, namun sikapPortugal yang pada saat itu juga menunjukkan
sikap yang tidak jelas, bahkan Portugal malah melakukan negosiasi dengan
Indonesia tentang masa depan Timor Timur, sikap ini membuat FRETILIN dan
para pemimpinnya terpaksa mengambil tindakan untuk mengantisipasi adanya
serangan besar-besaran dari militer Indonesia. Maka pada tanggal 28 November
1975 FRETILIN dan seluruh rakyat Timor Timur menyatakan Proklamasi
kemerdekaannya secara sepihak (Unilateral) dilapangan gedung pemerintahan
pusat di Dili.
Fretilin membacakan deklarasi di hadapan 2.000 orang yang berkumpul di
depan gedung pemerintahan Portugis. Pasukan Fretilin berparade sesuai dengan
satuan mereka, dan pada pukul 17.55 bendera Portugis yang sudah berkibar
berabad-abad di Timor Timur diturunkan, dan menggantinya dengan bendera baru
yaitu bendera Republik Demokratik Timor-Leste.
Walaupun Fretilin telah mendeklarasikan kemerdekaanpada 1 Desember,
deklarasi sepihak pada 28 November ini terjadi secara tak terduga dan tiba-
tiba.menyebabkan pelaksanaannya tidak matang, seperti dalam proses penulisan
naskah proklamasinya, penjahitan benderanya, dan tidak semua pemimpin Fretilin
hadir pada upacara proklamasinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
E. Deklarasi Balibo
Sehari setelah deklarasi kemerdekaan Timor-Leste sepihak oleh FRETILIN
ke empat partai politik menanggapi deklarasi sepihak Fretilin.Empat partai politik
Timor-Leste seperti UDT, APODETI, KOTA, dan TRABALHISTA
mengeluarkan Proklamasi integrasi untuk mengimbangi langkah yang diambil
Fretilin.Mereka yang pro integrasi Proklamasi menuduh deklarasi sepihak Fretilin
menghambat solusi damai atas konflik dan hak rakyat Timor Timur atas
penentuan nasib sendiri. Kemudian proklamasi itu menyatakan bahwa seluruh
bekas koloni Timor Portugis akan diintegrasikan ke dalam wilayah Republik
Indonesia, dan menggambarkan hal ini sebagai pengungkapan paling tegas dari
perasaan rakyat Timor Timur. Pemerintah dan rakyat Indonesia diminta untuk
mengambil segala langkah untuk melindungi hak hidup rakyat yang kini
menganggap dirinya sebagai rakyat Indonesia namun hidup di bawah teror dan
praktik fasis Fretilin dengan persetujuan pemerintahan Portugis.8
Dari pihak Indonesia Deklarasi sepihak Fretilin menjadi pemicu bagi
Presiden Suharto untuk mengesahkan invasi besar-besaran Indonesia atas Timor
Timur. Ketika menteri Luar Negeri Indonesia Adam Malik menerima proklamasi
integrasi pada tanggal 1 Desember, pihak Indonesia menyatakan perjuangan berat
masih ada didepan dan Indonesia akan memberikan dukungan terselubung atau
terbuka secara menyeluruh, Adam Malik menyimpulkan dengan mengatakan
diplomasi sudah berakhir. Kini Timor Timurakan diselesaikan di medan tempur.9
8Soekanto (ed.), Integrasi,Surakarta, Yayasan Parikesit, 1976, hlm 283-284.
9„‟Malik Warm‟‟ The Canberra Times, dikutip dalam Jollffe, Eas Timor, hlm 225-226.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Keinginan invasi besar-besaran untuk menguasai Timor Timur menjadi jelas
pada bulan Desember, Indonesia melancarkan operasi militer yang diberi nama
Operasi Flamboyan. Operasi ini didukung oleh pemerintah Australia untuk
menggabungkan Timor Timur kedalam wilayah Indonesia setelah Perdana Mentri
Australia Gough Whitlam bertemu dengan Presiden Suharto di Wonosobo.
Militer Indonesia pun menpersiapkan pasukannya untuk melakukan invasi
besar-besaran ke wilayah Timor Timur dengan membentuk Komando Tugas
Gabungan Operasi Seroja. Pasukan ditambah 3.200 orang, bantuan ini termasuk
Detasemen Tempur ke 2 Kopassandha, Batalion Infanteri Surabaya, kapal selam
ratulangi, dua pesawat pengangkut, dan 3 batalion dari Brigade Infanteri ke 2
Jawa Timur. Komando operasi Seroja membuat strategi penyerangan dari dua sisi
oleh pasukan gabungan terhadap Dili. Puncaknya pada tanggal 7 Desember 1945,
Indonesia melancarkan serangan besar-besaran terhadap Dili
F. Invasi Militer Indonesia ke Timor Timur
Militer Indonesia merasa frustasi karena gagal memancing intervensi
dengan cara mendorong konflik internal. Sekarang pemimpin Operasi Komodo
harus banting stir, yaitu langsung memakai jalan keluar militer. Pemerintahan
FRETILIN harus dilenyapkan secepatnya, sebelum mereka berhasil memantapkan
diri menjadi salah satu pemegang kuasa yang dipercaya orang.Untuk mencapai
sasaran ini kontrol kewilayahan mereka harus terus dikurangi dengan cara
penyerangan di kantong wilayah yang dikontrol FRETILIN.Jika ini gagal, maka
yang harus dilakukan adalah penyerbuan langsung.Sementara itu di front
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Internasional, opini luar negeri harus digarap dengan hati-hati, agar siap menerima
hasil apapun.Untuk itu operasi Komodo terus mendengungkan mitos bahwa
perang saudara tidak berhenti setelah bulan Agustus. Mitos ini diterbitkan di surat
kabar asing agar terlihat perang saudara di Timor Timur masih bergejolak,
padahal sumber perang itu adalah serangan perbatasan oleh pasukan Indonesia
sendiri.10
Pada tanggal 7 Desember 1975, 10.000 anggota pasukan tentara Indonesia
yang didukung kapal-kapal perang buatan Rusia, pesawat-pesawat angkut, tank
ampibi, pesawat perang dan helikopter buatan Amerika, dengan nama sandi
Operasi Seroja, pada tanggal 8 Desember 1975 dilaksanakan penyerbuan atas Dili.
Dimulai dengan pengeboman dipagi buta, disusul dengan serangan udara pukul 5
pagi dan pada saat yang sama tentara elit Indonesia, kopassandha mendarat di
dermaga. Dalam susunan strategi perang saat itu akan dilakukan pengepungan Dili
secara cepat oleh pasukan khusus dari daerah perbatasan. Tetapi mereka harus
melewati perlawanan ketat FRETILIN sehingga rencana semula gagal.Pasukan
penyerbuan yang dipimpin oleh Jendral Murdani, dengan anak buahnya, Kolonel
Dading. Dengan 10.000 tentara yang telah diturunkan berasal dari divisi
Brawijaya, Jawa Timur dan Siliwangi, Jawa Barat, melakukan serangan yang
sangat brutaldan terjadi pembunuhan yang sistematik terhadap penduduk sipil di
Dili. Kekerasan dan perampasan harta benda dengan cara-cara yang primitive.
Bahkan Uskup Dili, Mgr. Costa Lopez, menggambarkan begitu tentara mendarat
dimulailah pembunuhan terhadap siapapun yang mereka temui. Mayat-mayat
10
Taylor, John G, op, cit., hlm 105.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
bergelimpangan di jalan, yang kami lihat hanyalah tentara yang membunuh dan
terus membunuh.11
Sekitar pukul 9 pagi tahun 1975 di Dili, sekelompok orang, kebanyakan
perempuan dan anak-anak juga telah dibunuh dengan cara sama. Seorang saksi
mata mengatakan bahwa tentara Indonesia menyambar anak-anak dari ibunya dan
melemparnya ke kerumunan, kemudian perempuan-perempuan itu dibunuh satu
per satu, dan semua yang melihat disuruh menghitung.12
Medan pembunuhan lain
adalah di sekitar barak Polisi Portugis di selatan kota.
Pada tanggal 10 Desember pasukan lain mendarat di Bacau, sedangkan pada
tanggal 25 dan 26 Desember jumlah pasukan ditambah lagi sekitar 15.000 dari
10.000 pasukan yang sudah ada. Penambahan itu dilakukan untuk mendorong
gerak pasukan di kota-kota seperti Dili dan Bacau ke daerah pedalaman.Dengan
dukungan dari pemerintah Australia terhadap pendudukan militer Indonesia atas
Timor Timur, dan memberi pengesahan melalui pengakuan de jure atas
kedaulatan Indonesia.Bahkan setiap pernyataan yang penting dikeluarkanoleh
Indonesia, diterima begitu saja sebagai aksioma untuk perumusan kebijakan luar
negeri Australia.
Setelah pasukan Indonesia masuk lebih dalam lagi di wilayah Timor Timur
pasukan FRETILIN mundur lebih jauh lagi ke pedalaman, pertama ke Maubisse
dan kemudian ke pantai selatan.Pembantaian tahanan terjadi ketika FRETILIN
bergerak mundur tahanan yang dibantai itu adalah mereka yang menjadi pengikut
partai UDT dan APODETI.Ketika komite FRETILIN terpecah, sebagian berada di
11
Uskup Timor Timur, 1983 dalam John G. Taylor.,op. cit., hlm 122. 12
Dunn, 1977 dalam John G. Taylor.op. cit., hlm 123.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Aileu dan sebagian berada di Maibisse.Dalam keadaan seperti inilah FRETILIN
melakukan beberapa eksekusi massal terhadap para tahanan di daerah Aileu.13
Menyadari keterbatasannya dan keterdesakannya oleh militer Indonesia
pada tanggal 15 Mei sampai Juli 1976, FRETILIN mengadakan konfrensi
nasional di Soibada di daerah pedalaman timur untuk menentukan strateginya.
FRETILIN membuat keputusan untuk memobilisasi resistensi
nasional.Strateginya mencakup resistensi semi gerilya. Hal ini akan mendukung
secara logistik oleh penduduk sipil yang akan ikut dengan FRETILIN.
G. Peresmian Intergrasi Timor Timur Oleh Indonesia
Tidak lama setelah pertemuan FRETILIN di Soibada, Indonesia merancang
apa yang disebut sebagai sebuah undang-undang integrasi. Pemerintahan
sementara yang didirikan Indonesia di Dili, mengumpulkan orang-orang dalam
suatu badan yang disebut Majelis Rakyat selama Mei 1976, diketahui oleh
Guilherman Goncalves.Majelis ini merupakan orang-orang terpilih dari setiap
daerah yang mewakili orang Timor.Para anggota majelis menyusun petisi kepada
Presiden Soeharto untuk mengabulkan integrasi.Mario Carrascalao
mengemukakan bahwa ini merupakan satu-satunya fungsi yang dilakukan Majelis
Rakyat.
Petisi ini ditandatangani oleh Arnaldo dos Reis Araujo sebagai ketua PSTT,
dan Guilherme Goncalves selaku kepala dewan perwakilan rakyat daerah
(DPRD), walaupun badan ini belum dibentuk. Mereka mengklaim dirinya
13
Chega.op. cit., hlm. 236.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
mewakili rakyat Timor, dan menyebut deklarasi Balibo sebagai dasarbagi klaim
tersebut, isi utama dari petisi singkat ini adalah agar Timor Timur disatukan
dengan Indonesia tanpa dilakukannya sebuah referendum.14
Kelompok itupun
diterbangkan seluruhnya ke Jakarta untuk menyampaikan petisi tersebut kepada
presiden Soeharto. Pada tanggal 7 Juni 1976 Arnaldo dos Reis Araujo, Guilherme
Goncalves, Francisco Xavier Lopes da Cruz, dan Mario Carrascalao menyerahkan
petisi tersebut kepada presiden Soeharto.
Pada 25 Juni, sebuah misi pencarian fakta para pejabat Indonesia dan
sekelompok diplomat internasional yang terdiri atas sepuluh orang yaitu duta
besar Korea Selatan, Malaysia, Suriah untuk Jakarta, Charge d‟Affaires dari
Afganistan dan Irak, seta para perwira yang mewakili Panam, Yaman Selatan,dan
India mengunjungi Dili, dengan didampingi wartawan Indonesia dan wartawan
asing. Dalam perjalanan selama satu hari tersebut, mereka menghadiri upacara
dimana kepala PSTT Arnaldo dos Reis Araujo menyampaikan pidato, dan
kelompok itu mengunjungi beberapa kota yang dekat dengan Dili. Misi itu
melaporkan bahwa pemerintahan yang efektif telah berjalan dengan baik dan
Dewan Perwakilan Rakyat berjalan sebagai “alat Demokrasi‟‟.Misi itu juga
menemukan adanya keinginan untuk melakukan integrasi tanpa melakukan
referendum, yang mereka anggap sebagai mekanisme yang asing bagi orang
Timor. Pada 17 Juli 1976, Presiden Soeharto menandatangani Undang-Undang
14
Chega, ibid.,hlm. 239.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
yang telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia DPR-RI
meresmikan tindakan Indonesia mengintegrasikan Timor Timor.15
H. Operasi Keamanan Setelah Peresmian Integrasi
Sesuai dengan pernyataan menteri Luar Negri Indonesia Adam Malik ketika
menerima proklamasi integrasi Timor Timur di Balibo, beliau mengatakan bahwa
perjuangan yang dihadapi Indonesia di Timor Timur masih ada yaitu terkait
dengan keamanan di wilayah Timor Timur itu sendiri. Setelah resminya integrasi
Timor Timur dengan pemerintahan Republik Indonesia, operasi keamananpun
dilanjutkan.Sekitar pertengahan hingga akhir 1976, pesawat serang udara Bronco
OV-10 pertama buatan AS tiba di Indonesia dan dipergunakan untuk
melumpuhkan serangan dan menghancurkan pasukan pemberontak
Fretilin.Kekuatan udara menjadi bagian penting dari strategi ABRI di Timor
Timur, karena para pemberontak banyak bersembunyi di pedalaman hutan dan
perbukitan.
Walaupun Indonesia sudah menggunakan kekuatan udara tambahan yang
dipasok dari Amerika Serikat, situasi pada akhir 1976 itu pada dasarnya
merupakan kebuntuan. Pada April 1976, sebuah laporan dari kedutaan besar
Amerika mengemukakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh ABRI:
Jendral Yogi (Asisten Perencanaan, Depertemen
Pertahanan)…memperkirakan kekuatan Fretilin sekitar 3.000 dengan
hanya 5.000 dari 15.000 pucuk senjata yang sejauh ini disita oleh
Indonesia. Indonesia belum-belum sudah mengalami kekurangan
15
Chega, ibid., hlm. 239.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
sumberdaya, dengan kekurangan pasokan amunisi untuk senjata
ringan, artileri, tank, dan meriam angkatan laut.16
Pada paruh kedua 1977, operasi militer Indonesia semakin gencar, yang
mencakup penghancuran sumber makanan di pedalaman untuk memisahkan
masyarakat sipil dari resistensi bersenjata.Operasi ini mengakibatkan kematian
masyarakat sipil dalam jumlah yang tak terkira akibat serangan langsung serta
kelaparan dan wabah penyakit akibat dihancurkannya basis-basis Fretilin dan
sumber makanan.Dengan mundurnya Fretilin kesejumlah kecil daerah yang lebih
sempit, ABRI meluncurkan Operasi Cahaya, dengan maksud untuk memaksa para
pemimpin utama Fretilin menyerah bersama penduduk sipil yang tersisa.17
Gunung
Matebian di wilayah timur dan beberapa wilayah di Suai dan Ermera di wilayah
barat menjadi ajang pengeboman udara yang paling gencar, yang mengakibatkan
kematian sekala besar dan akhirnya penyerahan diri puluhan ribu penduduk
sipil.Para pemimpin utama Fretilin ditangkap, menyerahkan diri, atau dibunuh,
sehingga resistensi bersenjata yang tersisa kacau-balau.Presiden Fretilin Nicolaus
Lobato terbunuh dalam pertempuran 31 Desember 1978.18
Sedangkan Xanana
Gusmao berhasil meloloskan diri ke wilayah timur.ABRI terus melanjutkan
operasi penumpasan sampai pada awal 1979, dan pada Maret 1979 menyatakan
wilayah ini sudah ditaklukan.
Operasi militer antara pertengahan 1977 sampai pada awal 1979 sering
disebut sebagai kampaye “pengepungan dan penghancuran.‟‟Kampanye tersebut
16
Telegram, Kedutaan Besar Amerika Jakarta kepada Menteri Luar Negri di Washington, GOI
Request for Help in Timor, 29 April 1976, dalam Chega!, hlm 241. 17
Chega.op. cit. hlm. 241. 18
Chega, ibid., hlm. 280.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
punya dua tujuan, yaitu untuk menghancurkan kepemimpinan Fretilin dan
memaksa penduduk sipil yang tinggal di pedalaman bergunung-gunung
menyerahkan diri kepada ABRI di dataran rendah.Pada Agusutus 1977, ABRI
melancarkan operasi militer besar- besaran dengan pasukan awal terdiri atas tiga
batalion ditambah menjadi tujuh belas batalion pada bulan Agustus 1977. Fokus
awal dari ofensif ini adalah sektor barat, yang dikenal dengan nama sandi Operasi
Sisir. Seperti berbagai operasi sebelumnya, dukungan artileri Angkatan Laut dan
Udara adalah faktor penting bagi kemenangan ABRI.
Penggunaan kekuatan udara memberikan tekanan yang sangat besar kepada
Fretilin, karena kekuatan bersenjata Fretilin hanya bersenjata ringan.Ini menjadi
faktor utama yang membuat penduduk sipil di gunung menyerahkan diri, dan
memberikan kemenangan militer kepada ABRI atas Fretilin/Falintil pada tahun
1979. Selain ini, dukungan dari Negara luar juga manjadi faktor kemenganan
militer Indonesia seperti dukungan dari AS yang memasok 16 unit F5, sebuah
Skuadron A4, dan sebuah fasilitas pembuatan senapan M-16.19
Pada tahun 1978
Inggris mengumumkan niatnya untuk memasok pesawat Jet Hawk untuk
serangan darat.20
Sementara itu Ausralia memasok helikopter dan pesawat
angkut.21
Ini menjadi pertanda yang jelas bagi Indonesia bahwa negara-negara
Barat tidak menantang operasi militernya di Timor Timur.
19
Chega, ibid., hlm. 244. 20
Taylor, Jhon G, Perang Tersembunyi ( Sejarah Timor Timur Yang Dilupakan), Jakarta, Porum
solidaritas untuk rakyat Timor Timur,1998,hlm. 78. 21
Carmal Budiardjo dan Liem Soei Liong, The War Against East Timor, Zed Book, 1984,hlm, 30.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
I. Pemilu Pertama di Timor Timur
Dengan selesainya operasi keamanan, militer Indonesia berkesimpulan
bahwa mereka telahberhasil mengamankan wilayah ini.Ketika pemilihan umum
diselenggarakan pada tahun 1982, ini juga diselenggarakan untuk pertamakalinya
di Timor Timur.Militer bertanggung jawab untuk menjaga keamanan bagi
pelaksanaan pemilu di seluruh kepulauan Indonesia.Untuk itu militer
membutuhkan pasukan yang besar dalam melaksanakan tugasnya untuk
mengawal keamanan pemilu di seluruh kepulauan Indonesia, menyebabkan
berkurangnya pasukan militer yang berada di wilayah Timor Timur.22
Hasil pemilu di Timor Timur menunjukkan lebih dari 99% suara memilih
Golkar, Partai Presiden Soeharto yang berkuasa.Hal ini, ditambah dengan
perhitungan suara yang sangat cepat, menunjukkan dengan kuat adanya hasil yang
dimanipulasi.Kemungkinan motif bagi manipulasi suara ditujukkan setahun
berikutnya ketika Gubernur Mario Carrascalao menyatakan bahwa : „‟Orang-
orang telah diberitahu bahwa dengan memilih Golkar, mereka akan menunjukkan
pandangan mereka tentang integrasi dengan Indonesia.‟‟23
Dalam peristiwa itu, Indonesia menggunakan suara sebagai bukti tentang
adanya dukungan bagi Indonesia.Xanana Gusmao tidak menahan-nahan
serkesmenya dalam pesannya kepada PBB pada tahun 1982 :
…partainya Suharto memenangi pemilu lagi. Di Timor Timur,
dibawah todongan senjata, semua penduduk memberikan suara yang
mendukung Golkar. Sebuah paradoks yang mengherankan, Timor
22
Peter A, Rohi, “Hanya Dengan 1 Pistol di Pinggang Kotak Suara di Kawal Ke Los Palos’’, Sinar
Harapan, 1 Juni 1982, hlm. 84. 23
Chega,op, cit., hlm. 275.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Timur dan Irian Jaya merupakan “provinsi kesayangan” Soeharto dan
pendukung Golkar.24
Walaupun pelaksanaan pemilu di Timor Timur banyak mengalami
kecurangan,akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa sistem pemerintahan
Indonesia sudah dilaksanakan dan dijalankan di Timor Timur. Segera setelah
pelaksanaan pemilu, pihak militer Indonesia memulai pendekatan baru untuk
menjaga keamanan di Timor Timur, yaitu dengan melakukan pendekatan
negosiasi dengan gerakan resistensi Timor Timur.Berbagai pertemuan lokal antara
pejabat Indonesia dan Falintil sering dilakukan yang kemudian membuka jalan
bagi beberapa kontak di tingkat yang lebih tinggi.Pada tanggal 20 Maret 1983,
dua orang mayor Indonesia dan beberapa staf militer bertemu dengan Xanana
Gusmao di Liaruca untuk melakukan negosiasi.Pada pertemuan ini dihasilkan
empat poin yang diminta oleh pihak Falintil diantaranya : (1) penarikan tanpa
sarat pasukan Indonesia dari Timor Timur; (2) sebuah misi penjaga perdamaian
PBB; (3) sebuah referendum yang bebas dan adil; dan (4) kehadiran
Falintil/Fretilin yang berkelanjutan untuk menjaga keamanan selama proses ini.25
Tiga hari kemudian tanggal 23 Maret 1983, Kolonel Purwanto sendiri yang
bertemu dengan Xanana Gusmao di Larigutu.Pertemuan ini menghasilkan
penandatanganan kesepakatan genjatan senjata antara militer Indonesia dengan
Falintil/Fretilin.Yang lainnya mengikuti, dan genjatan senjata pun menyebar ke
seluruh wilayah Timor Timur.26
24
Xanana Gusmao, „‟Message to the 37th
UN General Assembly, 14 Oktober 1982. Dalam Chega!,
hlm 275. 25
Jill Jolliffe, Timor: Terra Sangrenta, O Jornal, Lisabon, 1989, hlm. 163-170. 26
Chega,op. cit., hlm. 276.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
BAB III
FAKTOR INTEGRASI TIMOR TIMUR DENGAN INDONESIA
A. Faktor dari Rakyat Timor Timur
Diantara partai politik yang lahir di Timor Timur, ada yang pro integrasi
yaitu partai politik APODETI.Karena tujuanya yang berbeda, maka partai ini
dikecam oleh dua partai lainnya. Namun APODETI terus berjuang dan
mengusahakan bahasa Indonesia diajarkan di Timor Timur. FRETILIN dan UDT
lalu membentuk koalisi, akan tetapi FRETILIN lebih condong ke komunis maka
koalisi keduanya berakhir.1Ketika berlangsung pembicaraan dekolonisasi Timor
Timur pada tanggal 26 Juni 1975 di Macao, FRETILIN memboikot, sehingga
masa depan Timor Timur belum dapat ditentukan pada saat pembicaraan itu.
Kemudian keadaan semakin memburuk ketika pengangkatan Kolonel Ramos
Pires menjadi Gubernur baru di Timor Timur pada tanggal 14 November 1974. Ia
sendiri cenderung kepada UDT, tetapi sebagian besar stafnya pro komunis
Portugal sehingga cenderung kepada FRETILIN. Bahkan mereka telah berpikir
untuk menjadikan Timor Timur sebagai pangkalan gerakan Komitern (Organisasi
Komunis Internasional).2
Staf Pires yang berhaluan komunis membantu FRETILIN dengan
persenjataan dan membiarkan partai menguasai Tropas (polisi kolonial Portugal).
1Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah
Nasional Indonesia VI, Jakarta, Balai Pustaka, 1993,hlm 488. 2A, K, Wiharyanto, Sejarah Indonesia Dari Proklamasi Sampai Pemilu 2009, Yogyakarta,
Universitas Sanata Dharma, 2011, hlm 202-203.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Dalam usahanya mengalahkan lawan-lawannya, FRETILIN tidak segan-segan
menggunakan kekerasan.Akibatnya banyak orang yang pro UDT dan APODETI
marasa diteror.Mereka melarikan diri menyeberang ke Timur Barat
(Indonesia).Pada pertengahan 1975 jumlah mereka yang melarikan diri ke Timur
Barat mencapai 50.000 orang.Untuk membantu mereka pemerintah Indonesia
menyediakan pangan, bahan bangunan, alat pertanian, dan uang yang dikeluarkan
sampai maret 1976 mencapai dua milyar rupiah.3
Untuk mengatasi kekacauan di Timor Timur, Portugal dan Indonesia
melakukan pertemuan di Roma pada tanggal 5 November 1975.Pertemuan itu
menghasilkan dokumen yang disebut Memorandum of Understanding.Dalam
dokumen itu kedua Negara mengakui hak semua partai atas Timor Timur.Dalam
kekacauan di Timor Timur FRETILIN menggunakan kekerasan sehingga UDT,
APODETI, KOTA dan TRABALISTA menggunakan senjata pula.Untuk
menjamin kemenangan, kelompok pro integrasi menerima sukarelawan dari
Indonesia, setelah mereka mengawal kembalinya pengungsi dari Timor Timur ke
kampung halamannya. Menghadapi keadaan yang kacau Kolonel Pires
meninggalkan Dili, melarikan diri dari tanggung jawab dan mengungsi ke pulau
Atauro.
Sadar kedudukannya yang semakin terdesak dan merasa diberi kesempatan
oleh Pires dengan mengundurkan diri, FRETILIN pada tanggal 28 November
1975 memproklamasikan berdirinya Republik Demokratis Timor Timur di Dili.
Dengan Xavier Do Amaral sebagai Presiden.
3Ibid., hlm. 203.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Guna menghadapi aksi FRETILIN yang dinilai sepihak, maka UDT,
APODETI, KOTA dan TRABALISTA pata tanggal 30 November 1975 juga
memproklamasikan penggabungan Timor Timur kedalam wilayah Indonesia di
Balibo. Proklamasi tersebut ditindaklanjuti dengan menegakkan kekuasaan di
seluruh Timor Timur.4
Berkat kerja sama yang baik dari keempat partai pro integrasi ini, maka
pada pertengahan Desember 1975 dapat dikatakan seluruh Timor Timur sudah
dikuasai pasukan gabungan pro integrasi, bahkan Dili pun dapat direbut pula.
Oleh karena itu, tindakan lanjutan dari gabungan partai yang pro integrasi adalah
mendirikan Pemerintahan Sementara Timor Timur (PSTT) yang berkedudukan di
Dili.Kepala PSTT adalah Arnaldo dos reis Araujo dan Xavier Lopez da Cruz
sebagai wakilnya.Kemudian dibentuk pula DPR Timor Timur sebagai wakil
rakyat dengan Guilherme Maria Goncalves sebagai ketua. Setelah merasa
semuanya jelas dan PSTT merasa yakin akan kedudukannya, maka DPR Timor
Timur yang beranggotakan 30 orang, disaksikan para anggota PSTT dan
undangan lain, pada tanggal 30 Mei 1976 menyelenggarakan sidang khusus
dengan pembahasan tunggal integrasi Timor Timur dengan Indonesia. Dalam
sidang itu diputuskan tiga keputusan yaitu, pertama, menyampaikan petisi
integrasi kepada Pemerintahan RI di Jakarta, kedua, menyerahkan kepada komisi
khusus rumusan petisi integrasi, ketiga, mempercayakan kepada ketua sidang
untuk menentukan delegasi.5
4(Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi (CAVR) di Timor-Leste), ,Chega (Laporan
Komisi Penerimaan Kebenaran dan Rekonsiliasi ( CAVR) di Timor-Leste), Jakarta, PT Gramedia,
2010, hlm 221. 5A, K, Wiharyanto,op, cit., hlm.204.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Dalam waktu singkat petisi integrasi selesai disusun dan pada tanggal 7 Juni
1976 delegasi petisi sudah menyampaikan pada pemerintah Indonesia di
Jakarta.Presiden Soeharto menyambut baik petisi itu karena berasal dari rakyat
Timor Timur. Namun, untuk ikut merasakan yang dialami rakyat Timor Timur,
pemerintah Indonesia mengirim delegasi 36 orang dengan menyertakan 11
perwakilan Negara asing dan 40 wartawan dalam dan luar negri ke Timor Timur.
Berdasarkan laporan delegasi maka pada tanggal 9 Juli 1976 pemerintahan
Indonesia menerima petisi dan segera dengan RUU integrasi. RUU itu diterima
oleh DPR pada tanggal 17 Juli 1976 sebagai UU No. 7 tahun 1976, yang
menyatakan bahwa Timor Timur secara resmi menjadi Provinsi ke 27. 6
Adapun alasan Indonesia menerima integrasi Timor Timur kedalam wilayah
RI, karena integrasi tersebut merupakan keinginan sebagian besar masyarakat
Timor Timur dan disaksikan oleh dunia internasional.Hal itu juga diperkuat
pengakuan Australia atas integrasi Timor Timur.7
B. Faktor Dari Pemerintahan Indonesia
Pada masa pemerintahan Soeharto, Timor Timur bukan bagian dari wilayah
teritorial politik Republik Indonesia, sebab wilayah Indonesia hanya mencakup
bekas jajahan Hindia Belanda.Karena wilayah Indonesia hanya mencakup wilayah
bekas jajahan Hindia Belanda, maka Irian Jaya diklaim sebagai milik Indonesia
6Syamsul Hadi, Andi Widjajanto, dkk, Disintegrasi Pasca Orde Baru, Jakarta, Cires FISIP
UI,2007, hlm. 188. 7A, K, Wiharyanto, op, cit., hlm. 205.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
yang sah.Sementara Timor Timur dirasa kurang menarik bagi Indonesia karena
lokasinya yang jauh dan kondisi ekonomi yang marginal.8
Peranan Timor Timur bagi Indonesia bukan sekedar ambisi teritorial.
Kepentingan itu memperlihatkan kekhawatiran yang besar terhadap kemungkinan
ancaman keamanan republik yang mungkin timbul dari perubahan politik yang
tak menentu dari koloni yang berdampingan. Terdapat kemungkinan bahwa
pemerintahan Soeharto menentang munculnya suatu Negara merdeka untuk
menggantikan kekuasaan Portugis. Pada pertengahan Mei 1974 muncul suatu
gerakan politik radikal yang mendapat dukungan massa yang besar dan
menimbulkan kekhawatiran pada pihak Indonesia terhadap kemungkinan
mempunyai wilayah kekuasaan yang sama dengan suatu Negara merdeka yang
identitas politiknya tak dapat diterima. Afiliasi eksternalnya dapat menimbukan
tantangan terhadap kepentingan Indonesia karena kehadirannya pada pinggiran
nusantara.9
Gerakan radikal Timor Timur yang menyebut dirinya FRETILIN, menuntut
kemerdekaan sejak awal dan menyeluruh sifatnya, yang mempunyai hubungan
baik dengan sayap kiri di Portugis maupun koloninya di Afrika. Ini menimbulkan
kekhawatiran besar di Jakarta.Reaksi awal Indonesia menumbuhkan suatu partai
klien yang berusaha berintegrasi dengan Indonesia.Dukungan Indonesia terhadap
Apodeti ditentukan oleh keprihatinan mendalam atas keamanan nasional.Timor
Timur diinginkan dan diambil alih dengan kekuatan militer bukan karena pulau
koloni Portugis itu dianggap sebagai modal atau pulau yang berharga tetapi
8Rosihan Anwar, Sejarah Kecil petite history Indonesia, Jakara, kompas, 2004, hlm. 29.
9AK, Wiharyanto, op, cit., hlm. 206.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
karena dipertimbangkan sebagai esensial dalam menjamin pulau itu tidak
digunakan untuk tujuan yang dapat merugikan pihak Indonesia.
Indonesia mengejar tujuan penggabungan tersebut dengan strategi
mempengaruhi proses politik diwilayah Timor Timur. Penggabungan secara
kekerasan dipertimbangkan hanya sebagai rencana alternatif terakhir karena
presiden Soeharo tidak mau Indonesia dilihat sebagai melanggar kedaulatan
Portugis sepanjang hal itu dapat dilaksanakan didalam konteks yang stabil dan
atas dasar pengikatan diri yang kuat terhadap dekolonisasi secara tertib.Taktik ini
dilakukan agar tidak menodai reputasi internasional Indonesia terutama terhadap
pemberi bantuan kepada Indonesia.Selain itu taktik presiden Soeharto tersebut
juga bertujuan agar tidak menimbulkan perasaan khawatir pada tetangga
kawasannya dan terutama mitranya di ASEAN.
Terjadi persekutuan antara FRETILIN dan UDT untuk melawan partai klien
yaitu APODETI.10
Hal ini menghambat ruang gerak untuk melakukan pembenaran
dan meyakinkan untuk mengadakan intervensi militer.Dalam perkembangannya
persekutuan antara dua partai politik antara FRETILIN dan UDT bubar karena
FRETILIN semakin radikal dan mengambil inisiatif sendiri dengan menyatakan
diri mereka sebagai wakil tunggal rakyat Timor Timur.sehingga UDT mulai
khawatir, UDT lalu menarik diri dari koalisi tersebut sehingga menimbulkan
konfrontasi antara kedua kelompok itu. Dukungan yang semakin kuat terhadap
FRETELIN menyebabkan kelompok itu berhasil menghancurkan semua oposisi
kecuali sepanjang perbatasan Timur Barat. Meletusnya perang saudara itu tidak
10
Chega,op, cit.,hlm.190.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
hanya mengacaukan rencana Portugis bagi dekolonisasi secara tertib tetapi juga
menimbulkan pelepasan tanggung jawab secara total pada pihak pejabat kolonial
yang kemudian mengasingkan diri ke pulau Atauro.
Sebagai akibat dari konflik tersebut, kelompok pro intergrasi menyatakan
bergabung dengan Indonesia untuk melawan FRETILIN, serta minta bantuan
kepada RI. Invasi militer RI dilakukan dengan alasan untuk memulihkan
ketertiban di Timor Timur.Pernyataan Indonesia menegaskan bahwa pemerintah
tak mampu mencegah relawan Indonesia untuk membantu saudara-saudara
mereka di Timor Timur dalam perjuangan mereka membebaskan diri dari
penindasan FRETILIN.Walaupun FRETILIN sempat melakukan perlawanan,
namun karena tindakseimbangannyakekuatan militer yang dimiliki dan tidak
adanya dukungan luar terhadap FRETILIN, menyebabkan penggabungan Timur
Timor ke dalam wilayah Republik Indonesia tak diragukan lagi.
Penggabungan Timor Timur ke wilayah Indonesia merupakan suatu upaya
untuk menjamin batas pinggiran Negara kepulauan.Kemungkinan timbulnya suatu
politik yang radikal yang merdeka yang berlokasi dekat dengan perbatasan
wilayah RI tak dapat ditolelir.Indonesia mampu menggunakan kekuatan militer
yang memadai untuk menghancurkannya, selain itu Indonesia juga dapat
memperhitungkan sikap baik hati dari semua Negara kawasan Negara terdekat
yang kepentingannya dimajukan dengan tindakan perluasan wilayah
tersebut.Dalam keadaan apapun, seorang pemimpin militer seperti presiden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Soeharto akan mempunyai kecenderungan yang kuat untuk mengambil tindakan
terhadap Timor Timur yang menginginkankemerdekaan.11
Bertolak dari latar belakang tersebut, intervensi militer Indonesia terhadap
Timor Timur akhirnya tidak mendapatkan kutukan dari Negara-negara tetangga di
ASEAN yang non komunis, karena mereka memahami apabila Timor Timur
berada dibawah kontrol FRETILIN (yang condong ke komunis) dipandang
sebagai suatu ancaman yang harus dihilangkan di Asia Tenggara. Hal itu
merupakan suatu kemenangan strategi dan politik bagi pihak Republik Indonesia
pada saat itu. Namun dibelakang pengesahan sementara itu terpampang tugas
berat RI untuk menghapuskan masalah Timor Timur, yang oleh Negara luar
penggabungan wilayah Timor Timur ke wilayah Indonesia belum memenuhi sarat
dekolonisasi.
11
A, K, Wiharyanto, op, cit., hlm. 208-209.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB IV
DAMPAK INTEGRASI TERHADAP PERKEMBANGAN
TIMOR TIMUR
A. Dampak Negatif Dari Integrasi Timor Timur ke Indonesia
1. Bidang Sosial
a) Operasi Seroja
Sekitar pertengahan hingga akhir 1976, pesawat udara Branco OV-10
pertama buatan AS tiba di Indonesia, tambahan kekuatan udara ini menjadi
bagian penting dari strategi ABRI di Timor Timur. Penembakan dan
pengeboman udara dilakukan sebagai strategi untuk memperlunak berbagai
sasaran menjelang serangan darat yang dilakukan oleh pasukan
infanteri.Penggunaan kekuatan udara memberikan tekanan yang sangat besar
kepada Fretilin, karena kekuatan bersenjata Fretilin hanya menggunakan senjata
ringan.1 Ini menjadi faktor utama yang membuat penduduk sipil di gunung
menyerahkan diri, dan memberikan kemenangan kepada ABRI atas Fretilin.
Meskipun ABRI menguasai sebagian besar koridor jalan-jalan utama dan daerah-
daerah yang dapat dijangkau melalui pesisir utara, berbagai daerah yang luas di
pedalaman tetap berada di luar kekuasaan ABRI. ABRI berharap dapat dengan
cepat dan mudah menguasai Timor Timur, namun sebaliknya malah menghadapi
perlawanan yang sengit dari Fretilin.Perkembangan usaha ABRI untuk
menguasai Timor Timur berjalan lambat.
1John Taylor, East Timor: The Price of Freedom. Zed Books, London dan New York, 1999,hlm
84.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Fretilin menghadapi persoalan besar mengenai apa yang harus mereka
lakukan dengan penduduk sipil yang berjumlah besar di berbagai basis mereka di
pedalaman. Beberapa orang berpendapat bahwa sudah saatnya untuk mengubah
strategi, dan memperbolehkan masyarakat sipil menyerahkan diri dan kembali
bermukim di kota. Terjadi pertentangan mengenai masalah ini dalam tubuh
Fretilin dan mengakibatkan perpecahan berdarah dan disingkirkannya presiden
Francisco Xavier do Amaral. Penahanan dan pembunuhan terhadap warga sipil
yang tidak sependapat dilakukan Fretilin selama periode ini.2
Pada paruh kedua 1977, operasi militer Indonesia semakin gencar, yang
mencakup penghancuran sumber makanan di pedalaman untuk memisahkan
masyarakat sipil dari resistensi bersenjata. Operasi ini mengakibatkan kematian
masyarakat sipil dalam jumlah yang tak terkira akibat serangan langsung serta
kelaparan dan wabah penyakit akibat dihancurkannya basisbasis Fretilin dan
sumber makanan.Dengan mundurnya Fretilin ke sejumlah kecil daerah yang
lebih sempit, ABRI meluncurkan operasi cahaya, dengan maksud untuk
memaksa para pemimpin utama Fretilin menyerah bersama penduduk sipil yang
tersisa.
Operasi militer antara pertengahan 1977 sampai pertengahan 1979 sering
disebut sebagai kampaye “pengepungan dan penghancuran”. Kampanye tersebut
mempunyai dua tujuan, yaitu untuk menghancurkan kepemimpinan Fretilin dan
memaksa penduduk sipil yang tinggal di pedalaman menyerahkan diri kepada
2(Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi (CAVR) di Timor-Leste),,Chega (Laporan
Komisi Penerimaan Kebenaran dan Rekonsiliasi ( CAVR) di Timor-Leste), Jakarta, PT Gramedia,
2010, hlm 240.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
ABRI.3Pada 6 April 1978, Jendral Mohammad Yusuf ditunjuk sebagai panglima
ABRI, beliau mengambil alih kendali secara pribadi berbagai operasi di Timor
Timur, memotong wewenang Moerdani dan Kalbuadi. Pada masa itu operasi
cahayapun dilancarkan. Operasi ini secara khusus menargetkan para pemimpin
Fretilin. Tujuannya adalah agar para pemimpin partai yang berpengaruh
menyerahkan diri sehingga masyarakatpun ikut menyerahkan diri secara besar-
besaran, dengan demikian memisahkan masyarakat dari para gerilya. Seiring
berjalannya waktu dan resistensi semakin terdesak ke daerah yang lebih sempit,
sifat konflik ini berubah menjadi suatu pengepungan terhadap masyarakat sipil.4
b) Pemberontakan Setelah Takluknya Timor-Timur Oleh ABRI
Pada 10 Juni 1980, Falintil melancarkan serangan ke Dili. Serangan ini
benar-benar mengejutkan ABRI. Ini merupakan pemberontakan pertama setelah
kekalahan telak Fretilin pada akhir 1978. Pemberontakan ini disebut dengan
(Levantamento) kebangkitan, nama ini digunakan oleh gerakan resistensi untuk
menimbulkan rasa kebersamaan antara anggota resistensi yang melakukan
serangan militer terbatas yang dilakukan oleh berbagai kelompok kecil
Falintil/Fretilin yang masih bertahan, yang telah menyusun kekuatan kembali
pada bulan-bulan sebelumnya. Serangan ke Dili membuktikan daya tahan
gerakan resistensi serta perlawanan bersenjata terhadap pemerintahan militer
Indonesia.Serangan tersebut dilakukan sampai Lahane dan Bacore, serangan ini
3Carmal Budiardjo and Liem Soei Liong, The War Against East Timor, Zed Book, 1984. hlm 27.
4Ibid.,hlm 30.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
bertujuan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Fretilin masih ada.Pihak
militer Indonesia terkejut sekaligus dipermalukan dengan keberanian serangan
dari pihak resistensi yang dianggap sudah dikalahkan.
Hampir setahun kemudian pertengahan 1981, ABRI melancarkan operasi
besar-besaran yang menggabungkan personil militer dengan puluhan ribu
penduduk sipil yang membentuk pagar betis manusia, mereka ini berjalan kaki
melintasi daerah-daerah yang luas di wilayah Timor Timur untuk mencari dan
menangkap Falintil yang tersisa. Meski bisa menangkap banyak orang Timor,
baik sipil maupun pejuang, gerakan pagar betis ini tidak berhasil secara
substansial menghancurkan Falintil.
c) Tragedi Santa Cruz
Pembantaian pemuda Timor Timur di pemakaman Santa Cruz oleh para
serdadu Indonesia pada 12 November 1991 merupakan titik balik dalam
perjuangan rakyat Timor Timur untuk diakui secara internasional. Untuk pertama
kali sejak invasi 1975, kebrutalan militer Indonesia terhadap warga sipil terekam
dalam film oleh media internasional. Film yang diselundupkan keluar dari
wilayah tersebut beberapa hari setelah pembantaian awal yang dilakukan oleh
militer Indonesia, ditayangkan oleh berbagai televisi di seluruh dunia dan
menyingkap keadaan sebenarnya tentang pendudukan Indonesia yang selama itu
disembunyikan oleh Jakarta. Penindasan yang keras oleh militer Indonesia
terhadap rakyat Timor Timur ini tidak lagi bisa disangkal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Beberapa minggu sebelum terjadinya pembantaian, para aktivis di Timor
Timur tengah mempersiapkan diri untuk kunjungan delegasi Portugis. Terdapat
desas-desus tentang rencana pertemuan antara delegasi tersebut dengan Xanana
Gusmao, harapan masyarakat Timor Timur pun sangat tinggi terhadap pertemuan
itu untuk melepaskan diri dan menjadi negara yang berdiri sendiri. Gerakan
klandestin mempersiapkan demonstrasi untuk menyuarakan aspirasi mereka
kepada delegasi Portugis, sekelompok pemuda menulis spanduk di halaman
Gereja Motael di pantai Dili. Kelompok demonstrasi ini dipantau oleh intelijen
Indonesia, dan keributan dengan militer Indonesia terjadi pada 28 Oktober 1991
ketika salah seorang mahasiswa (Sebastiao Gomes) ditembak mati. Walaupun
kunjungan delegasi Portugis dibatalkan, pada 11 November 1991 pelopor khusus
PBB tentang penyiksaan, Pieter Kooijmas berada di Dili. Gerakan klandestin
memutuskan untuk tetap melakukan demonstrasi untuk mengenang pembunuhan
Sebastiao Gomes setelah misa pemakaman di Gereja Motael pada pagi 12
November 1991. Ada upaya sungguh-sungguh untuk memastikan agar
demonstrasi tersebut berlangsung dengan damai.
Tentara, polisi, dan agen intelijen Indonesia berjaga di sepanjang jalan-
jalan kota Dili selama demonstrasi dari Gereja Motael sampai pemakaman Santa
Cruz. Sebagian demontran berjalan dari Motael, sementara sebagian bergabung
ditengah perjalanan dan lebih banyak lagi yang bergabung di pemakaman.
Kemudian spanduk dikibarkan yang isinya menghimbau keterlibatan PBB di
Timor Timur, mendukung Xanana Gusmao dan penentuan nasib sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Keadaan sangat menegangkan, karena keterbukaan seperti ini tidak diperkirakan
sebelumnya. Ada berbagai kesaksian, namun yang jelas dalam perjalanan
seorang tentara Indonesia ditusuk dan dibawa keadaan cidera. Pernyataan
Indonesia tentang kejadian tersebut menjelaskan bahwa hal tersebut
mempropokasi kemarahan militer dan berlanjut dengan pembantaian. Tetapi,
bukti tidak mendukung kesimpulan tersebut.Penembakan dimulai ketika
demonstran tiba di kompleks pemakaman Santa Cruz. Tentara menembaki
dengan senjata-senjata otomatis kearah pesera demonstrasi damai dan tidak
bersenjata, komisi kemudian mendengar kesaksian bahwa para tentara
mengepung pemakaman Santa Cruz, lalu masuk dan membunuh orang-orang
yang tidak terluka atau mereka yang terluka ringan, dengan menusuk mereka
mengunakan pisau bayonet.
Banyak pemuda yang diangkut menggunakan truk, ke rumah sakit militer
Wira Husada di Lahane, Dili, ke pusat-pusat interogasi, atau dibunuh begitu
saja.Ratusan pemuda berlari ke kediaman Uskup Belo mencari perlindungan.
Uskup Belo menghubungi Gubernur Mario Carrascalao, dan pergi ke Santa Cruz,
untuk melihat sejumlah tubuh orang yang tebunuh dan terluka, dan kemudian
pergi ke rumah sakit Wira Husada tempat dimana dia melihat hasil pemukulan
yang parah. Komisi mendengarkan kesaksian yang menyebut tentang
serangkaian pembunuhan dalam hari-hari sesudahnya, ketika pasukan keamanan
Indonesia memburu orang-orang yang mereka curigai terlibat dalam unjuk rasa
tersebut. Komisi juga mendengar tentang orang-orang hilang yang belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
diketemukan, dan tentang kekerasan seksual terhadap perempuan muda di Santa
Cruz.5
2. Bidang Politik
Resistensi yang dipimpin oleh FRETILIN nyaris dihancurkan oleh operasi
pengepungan dan pembasmian 1978 – 1979. Sebagian besar pemimpin senior
Fretilin dan Falintil terbunuh, tertangkap atau menyerahkan diri dalam periode ini.
Sisanya yang masih hidup dalam kelompok terpisah berupaya sekuat tenaga untuk
menghimpun kekuatan kembali. Tiga komite sentral yang masih bertahan yang
melarikan diri ke wilayah Timur salah satunya adalah Xanana Gusmao.
Kelompok-kelompok kecil yang melarikan diri ke wilayah timur dan barat
berupaya menyusun kekuatan kembali dengan menggunakan strategi baru yaitu
dengan menanggalkan tampilan militer mereka, berpakaian seperti penduduk sipil,
dan menyembunyikan senjata mereka. Tujuan mereka adalah mencari dan
menghubungi kemite sentral Fretilin dan menggalang dukungan dari penduduk
sipil yang masih selamat.
Sebagai pemimpin Xanana Gusmao melaksanakan konfrensi Reorganisasi
Nasional pada maret 1981 yang memulai proses perluasan Gerakan Resistensi
menjadi front persatuan nasional yang lebih luas, mengubah arah taktis resistensi
bersenjata menjadi perang gerilya. Selain itu usaha politik lain juga dibangun oleh
Fretilin dengan petinggi gereja Katolik di Timor Timur, ini merupakan langkah
5Chega, op, cit., hlm.294-295.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
penting ke arah tujuan persatuan nasional di antara pihak yang bertentangan pada
1975, yaitu antara UDT dan FRETILIN.6 Kegiatan politik inipun dilakukan secara
sembunyi-sembunyi.
3. Bidang Ekonomi
Pada masa operasi Soroja banyak lahan pertanian di daerah Timor Timur
hancur akibat pengeboman, ini merupakan dampak dari pertempuran antara
pasukan Fretilin dengan militer Indonesia. Dengan tanaman pangan hancur, dan
penduduk sipil tidak lagi dapat tinggal di pemukiman tempat mereka bercocok
tanam, dan terpaksa harus bergerak meninggalkan wilayah pemukiman untuk
menghindari pertempuran ke wilayah pegunungan mengakibatkan banyak warga
sipil meninggal karena kelaparan, yang paling banyak meninggal adalah orang tua
dan anak-anak.7
Periode antara akhir 1977 sampai 1979 merupakan masa tragedi kemanusian
terbesar dalam sejarah Timor Timur.Kelaparan hebat terjadi akibat operasi militer
besar-besaran Indonesia untuk menumpas Resistensi Fretilin.Penduduk sipil yang
melarikan diri ke gunung-gunung menyerahkan diri dalam jumlah yang besar ke
pada militer Indonesia. Mereka ditampung dalam kemah-kemah sementara, akan
tetapi mereka masih saja kelaparan karena camp penampungan tidak mempunyai
cukup banyak stok makanan untuk para masyarakat sipil yang menyerahkan diri
dalam jumlah besar. Keadaan mereka juga diperburuk oleh kontrol militer atas
6Ibid.,hlm. 265.
7Ibid.,hlm. 246-247.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
operasi bantuan domestik Indonesia, dan larangan bagi lembaga internasional
untuk masuk ke wilayah tersebut.8Tidak terdengar sedikitpun kegiatan
perekonomian di Timor Timur, karena semua kegiatan jenis apapun di Timor
Timur selalu berada dibawah pengawasan militer Indonesia.
B. Dampak Positif Dari Integrasi Timor Timur ke Indonesia
1. Bidang Sosial
Masyarakat Timor Timur pada saat berada dibawah Indonesia banyak
mengalami perkembangan yang siknifikan terutama dalam bidang sosial,
pendidikan, kesehatan, serta sarana dan prasarana.Pembangunan di bidang
kesejahteraan sosial telah menghasilkan tingkat kesejahteraan sosial yang lebih
baik yang ditunjukkan oleh berbagai indicator, diantarannya : jumlah penduduk
melek huruf meningkat dari 7,8 persen pada tahun 1976 menjadi 45,1 persen pada
tahun 1990, angka kematian bayi per seribu kelahiran hidup adalah 65 pada tahun
1993, serta usia harapan hidup penduduk adalah 61,8 tahun pada tahun 1993.
Peningkatan kesejahteraan tersebut didukung oleh peningkatan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat di Propinsi Timor Timur yang makin merata dan
makin luas jangkauannya. Pada tahun 1990 telah ada 10 unit rumah sakit dengan
kapasitas tempat tidur sebanyak 549 buah, dan pusat kesehatan masyarakat
(puskesmas) serta puskesmas pembantu sebanyak 188 unit dengan jangkauan
pelayanan mencakup luasan 79,1 kilometer persegi dan penduduk yang dilayani
8Ibid.,hlm. 253.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
sebanyak 3.976 orang per puskesmas termasuk puskesmas pembantu. Keadaan ini
jauh lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan tahun 1985, dengan jumlah
puskesmas baru mencapai 63 unit dengan jangkauan pelayanan mencakup luasan
236,1 kilometer persegi dan dengan penduduk yang dilayani sebanyak 34.576
orang per puskesmas.
Dibandingkan pada masa pendudukan Portugis tingkat pendidikan rakyat
Timor sangat rendah, itu dikarenakan pada masa itu penduduk tidak bebas dan
hanya pada golongan tertentu saja yang dapat menikmati pendidikan, seperti para
pegawai pemerintahan, polisi atau tentara, dan anak kepala suku saja yang dapat
merasakan pendidikan. Sedangkan masyarakat biasa tidak dapat mengikuti
kegiatan belajar mengajar. Ketika Timor Timur berintegrasi dengan Indonesia,
tingkat pendidikan rata-rata penduduk Timor Timur telah menunjukkan kemajuan
yang cukup berarti. Hal ini diperlihatkan oleh angka partisipasi sekolah dasar (SD)
kasar yang pada tahun 1992 telah mencapai 96,9 persen. Tingkat partisipasi
pendidikan ini didukung oleh ketersediaan sekolah yang makin meningkat. Pada
tahun 1992 telah ada 822 unit SD yang berarti rata-rata lebih dari satu unit SD
pada setiap desa. Peningkatan jumlah SD dan murid didukung oleh peningkatan
jumlah guru.Pada tahun 1992 tercatat 5.024 orang guru dan setiap guru SD
melayani 20 murid.9
Pembangunan daerah Timor Timur didukung oleh pembangunan prasarana
yang dilaksanakan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tingkat I
9http://haumaknee.blogspot.com/2012/12/sistem-pendidikan-di-timor-leste.html. diunduh tanggal
25 maret.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
dan daerah tingkat II. Di bidang prasarana transportasi sampai dengan tahun 1992
telah dibangun dan ditingkatkan berbagai prasarana transportasi darat meliputi
dermaga penyeberangan dan jaringan jalan yang mencapai 3.832 kilometer.
Ketersediaan jaringan jalan tersebut telah makin baik, seperti terlihat pada tingkat
kepadatan yang mencapai rata-rata 226,7 kilometer per 1.000 kilometer persegi.
Ketersediaan prasarana transportasi lainnya yang mendukung pembangunan
daerah seperti prasarana transportasi laut dan transportasi udara juga telah
meningkat. Propinsi Timor Timur memiliki 3 pelabuhan laut yang cukup besar,
yaitu pelabuhan laut Dili, Pante Macasar, dan Corn, yang telah ditingkatkan
fasilitas dermaga dan fasilitas keselamatan pelayarannya. Demikian pula,
prasarana transportasi udara yang ada di Timor Timur pada umumnya kondisinya
telah meningkat. Dua Bandar udara (bandara) yang ada, yaitu Bandara Comoro di
Dili dan Bandara Baucau, dewasa ini fasilitasnya telahditingkatkan meskipun dari
keduanya hanya Bandara Comoro yang dipergunakan untuk penerbangan
komersial.
Di bidang pengairan, meskipun masih terbatas, telah pula dilaksanakan
peningkatan prasarana pengairan, berupa jaringan irigasi.Pada tahun 1993
jaringan irigasi telah dapat mengairi sawah seluas kurang lebih 7.000 hektare
sehingga membantu peningkatan dan menunjang produksi pertanian.
Penyediaan prasarana ketenagalistrikan di propinsi ini dilayani oleh
Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) Wilayah XI yang meliputi Propinsi Bali,
Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Timor Timur, sampai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
tahun 1991 telah menghasilkan daya terpasang sebesar 152 megawatt.10
2. Bidang Politik
Setelah Timor Timur berada di bawah pemerintahan Indonesia dan
menjadi provinsi yang ke 27, otomatis kontrol keamanan dilaksanakan oleh
pemerintah Indonesia, dengan demikian kegiatan politik Timor Timor tidak
sebebas ketika sebelum pendudukan Indonesia. Meskipun demikian, peristiwa ini
membawa perubahan yang positif bagi Timor Timur, yang semula menyelesaikan
permasalahan dengan kudeta ataupun dengan pertempuran, sekarang berubah
menjadi politik diplomasi dan tanpa kekerasan. Usaha diplomasi ini dilakukan
oleh partai UDT dan Fretilin, akan tetapi yang lebih dominan selama dekade
pertama setelah invasi Indonesia sebagian besar dilakukan oleh Fretilin.
Tujuan diplomatik Fretilin adalah memperkenalkan Republik Demokratik
Timor-Leste secara internasional, aktifitas merekan menjadi dasar kuat bagi
kampanye penentuan nasib sendiri di masa depan. Merekalah yang membuka
diplomasi garis depan diplomasi utama di Eropa, Afrika, Amerika Serikat dan di
PBB. Hubungan yang kuat dan berkesinambungan juga dipelihara bersama
organisasi-organisasi masyarakat madani di banyak negera. Dampaknya usaha itu
10
https://www.bappenas.go.id Diunduh tanggal 25 maret.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
mendapar respon dari Negara internasional dan dukungan dari PBB atas usaha
penentuan nasib sendiri bagi rakyat Timor Timur.11
Pada 1990-an CNRM (Concelho Nacional da Resistencia Maubere/Dewan
NasionalPerlawananMaubere) berusaha berdialog dengan Indonesia. Dengan
dukungan LSM internasional dan berbagai kelompok masyarakat sipil,
menawarkan rencana tiga tahap untuk perdamaian, yang pada dasarnya adalah
demiliterisasi Timor Timur, sebuah otonomi transisional, dan sebuah tindakan
penentuan nasib sendiri untuk menentukan status politik permanen wilayah
tersebut. Mereka mengajukan rencana damai tersebut pertama ke Uni Eropa dan
kemudian ke PBB, dan menunjukkan dukungan aktif oleh Portugal.Pemerintah
Indonesia menolak rencana tersebut. Meskipun demikian rencana tersebut tetap
ditawarkan selama dasawarsa 1990-an sebagai fokus upaya diplomatik CRNM
dan tanda keinginan mereka untuk mencari solusi melalui dialog.12
Sementara itu
Portugal memulai lagi pembicaraan dengan Indonesia pada 1992, setelah
menghentikan hubungan pasca pembantaian Santa Cruz pada 1991.
Jose Ramos-Horta melanjutkan kempanye diplomatikna berdasarkan
rencana perdamaian ini.Saat Indonesia berada dibawah tekanan yang meningkat
menyusul terungkapnya pembantaian Santa Cruz, dan sebagian kalangan
internasional merasa berkepentingan untuk mencapai solusi bagi Timor Timur.
Dengan dukungan masyarakatTimor Timur yang berada di luar negeri dan
11
(Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi (CAVR) di Timor-Leste),,ChegaVolum II
(Laporan Komisi Penerimaan Kebenaran dan Rekonsiliasi ( CAVR) di Timor-Leste), Jakarta, PT
Gramedia, 2010, hlm 752- 754. 12
Chega, op.cit., hlm. 299.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
gerakan solidaritas internasional yang makin luas, ia bekerja keras untuk
meningkatkan profil internasional pemimpin CNRM, Xanana Gusmao, dan untuk
meyakinkan para pemimpin dunia bahwa solusi politik dapat dilakukan dalam
penyelesaian Timor Timur.
Penganugrahan hadiah nobel perdamaian 1996 bagi Uskup Belo dan Jose
Ramos-Horta adalah momen pendorong baru bagi perjuangan rakyat Timor Timur
untuk diakui secara internasional. Penghargaan tersebut memberi pengakuan bagi
perjuangan kedua orang ini, yang pengalamannya selama pendudukan Indonesia
sangat berbeda tetapi visi tentang indentitas rakyat Timor Timur dan harga diri
manusia tetap sama. Dalam pidato penerimaan nobel perdamaian Uskup Belo
mengatakan :
Saya sangat percaya bahwa saya berada di sini dasarnya sebagai
suara dari rakyat Timor Timur yang tidak bersuara, yang spiritnya
bersama saya hari ini, jika tidak secara langsung. Dan apa yang
diinginkan rakyat adalah perdamaian, diakhirinya kekerasan, dan
dihormatinya hak asasi mereka. Harapan saya yang paling besar
bahwa hadiah nobel perdamaian 1996 ini dapat membantu
mencapai tujuan-tujuan tersbut.13
Di Timor Timur, Anugrah Nobel Perdamaian tersebut menunjukan kepada
rakyat Timor Timur bahwa mereka tidak dilupakan oleh masyarakat internasional,
dan meningkatkan harapan untuk bantuan internasional dalam pencarian solusi
bagi konflik di Timor Timur.
13
Chega, op. Cit., hlm.301.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
3. Bidang Ekonomi
Program pembangunan yang dilakukan pemerintah Indonesia terhadap
wilayah Timor Timur pada masa pendudukannya dapat dibagi kedalam beberapa
tahap. Pertama, periode antara 17 Juli 1976 hingga 31 Maret 1977, pemerintah
Indonesia mengeluarkan dana sebesar Rp 4 milyar. Dana dimaksudkan untuk
membiayai proyek-proyek yang berhubungan langsung dengan kesejahteraan
masyarakat seperti penyedian tempat tinggal bagi 40.000 orang pengungsi,
perbaikan pasilitas-pasilitas kesehatan, sarana pendidikan, juga penyediaan air
minum dan listrik. Periode ini di kategorikan dengan periode rehabilitasi. Kedua,
suatu tahap yang disebut sebagai periode konsolidasi. Tahap ini terhitung antara
1977 hingga 1989. Anggaran sebesar Rp 6,6 milyar disalurkan kepada propinsi
baru ini, dengan perincian Rp 3,5 milyar dialokasikan untuk proyek-proyek
pembangunan sarana pendidikan, pengembangan dibidang pertanian, kehutanan
dan koperasi. Pada periode konsolidasi ini, anggaran itu juga termasuk sebagai
subsidi dalam bentuk intruksi Presiden, yakni Rp 1,5 milyar untuk pemerintah
propinsi, untuk pemerintah daerah Rp 520 juta, pembangunan desa-desa
disalurkan sebesar Rp 228 juta, untuk pembangunan fasilitas kesehatan
masyarakat Rp 368 dan Rp 542 juta untuk pembangunan sarana pendidikan.
Ketiga, sejak April 1978 sampai dengan 1985, pemerintahan Indonesia
menyalurkan secara terus menerus mengupayakan program-program
pembangunan di Timor Timur. tahap ini disebut dengan tahap stabilitas. Menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
catatan Singh, jumlah total dana yang disalurkan pemerintah Indonesia dari tahun
1976 hingga 1985 adalah sebesar Rp 278.647.165.660.14
Upaya pembangunan di bidang sarana dan prasarana sebagaimana yang
diajukan RAPBN periode 1996/1997, yang oleh sebagian kalangan dipahami
sebagai bentuk komitmen pemerintahan untuk pembangunan sosial dan ekonomi
di Timor Timur, karena terlihat dari jumlah dana pembangunan yang disalurkan
oleh pemerintah ke propinsi tersebut tampak selalu mengalami peningkatan. Ini
terlihat dalam Repelita VI menunjukan angka kenaikan angaran pembangunan
dari 15.95 milyar pada periode 1989/1990 menjadi Rp 43.80 milyar pada
1994/1995. Demikian pula dalam hal anggaran rutinnya, pada periode yang sama
meningkat dari Rp 12.03 milyar menjadi Rp 21.77 milyar.Disamping penyaluran
dana yang dikeluarkan oleh pemerintah guna mempercepat proses pembangunan,
tercatat sejumlah perusahaan milik swasta yang bergerak diberbagai sector juga
beroperasi di wilayah ini. Menurut catatan Aditjondro, hingga tahun 1997
perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan, perumahan, kontraktor maupun
di sector industri, jumlahnya mencapai 24 perusahaan.15
14
Bilveer Singh. Habibie dan Demokratisasi di Indonesia. Jakarta. Cidesindo 2000. hlm. 53-54. 15
Hotrun Siregar. Timor Timur di Penghujung Integrasi. Tanggerang Selatan. Mega Kreasi Media.
2002. hlm 55.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
C. Dampak Lepasnya Timor Timur dari Indonesia
Pada tahun 1974-1975 pergolakan politik yang ditandai oleh perseteruan
antara beberapa partai besar yang terjadi sebagai akibat dari proses dekolonisasi
yang terlambat dan terburu-buru. Pergolakan itu mendorong ribuan orang Timor
Portugis menyebrang ke Timor Barat, menuju kota Atambua. Mulai saat itulah
para pengungsi Timmor Leste menjadi arena pertautan sejarah antara negri itu
dengan Republik Indoensia. Dari awal mula pertautan ini berada ketegangan
antara masalah kemanusiaan dan politik. Dalam perspektif kemanusian para
pengungsi pada waktu itu adalah kelompok orang yang telah menjadi korban dari
pergolakan politik antara partai di sebuah wilayah yang sedang dilalaikan oleh
para penguasa penjajahnya. Sesudah mengambil bagian dalam pemilu tahun 1975,
mereka harus menanggung penderitaan sebagai pengungsi. Mereka adalah
manusia yang sedang dilanda ketakutan dan menyebrang ke perbatasan demi
mempertahankan hidup mereka.
Namun perspektif kemanusian itu rupanya harus bertarung hebat dengan
perspektif politik. Sejak awal, kedatanga para pengungsi itu sudah dijadikan
komoditi politik oleh beberapa tokok dalam jajaran Orde Baru dan militer RI,
kedatangan mereka ditafsirkan sebagai bukti yang tak terbantahkan bahwa mereka
meminta intervensi militer Indonesia ke wilayah Timor Timur. Para pengungsi ini
dijadikan kasus yang menjadi motif utama intervensi militer Indonesia.
Selanjutnya para pengungsi bahkan dijadikan indikasi kuat kea rah pemerintah
integrasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Dibandingkan dengan kelompok-kelompok pengungsi lain, kelompok di
Timor Barat adalah yang paling menderita dan paling tak terurus. Penderitaan
para pengungsi di Timor Barat antaralain juga berasal dari dimensi psikologis
mereka sejak semula, yakni keterpaksaan mereka. Kebanyakan dari mereka ini
mengungsi karena dipaksa oleh keadaan yang bagi mereka sudah tidak
tertanggungkan lagi. Banyak diantara mereka ini terancam oleh kemenangan
pihak kemerdekaan. Beratnya penderitaan pengungsi di Timor Barat tampak dari
kenyataan bahwa mereka mengungsi paling lama. Sampai pertengahan tahun
2000, sebanyak 100.000 pengungsi masih tinggal di Timor Barat. Dan masih ada
yang bertahan sampai sekarang tahun 2015, pastilah dapat dibayangkan
penderitaan mereka yang selama kurun waktu itu harus tercabut dari akar-akar
kehidupan mereka. Untuk bertahan hidup, mereka harus bertarung dengan
berbagai kesulitan. Bantuan UNHCR, pemerintah, atau berbagai LSM tidak dapat
diandalkan.16
Ditengah situasi yang membelit itu banyak para pengungsi berjuang
mengusahakan mata pencharian sendiri seperti mengolah tana hmilik orang lain
untuk di Tanami padi dan sebagainya lalu hasil dari perkebunan tersebut dibagi
dua dengan pemilik lahan, ada juga yang menjadi pekerja serabutan, seperti kuli
bangunan dan sebagainya, begitulah cara mereka bertahan hidup di pengungsian.
Ada juga sebagian darimereka yang mengikuti program pemerintah dikirim
16
Ibid, hlm xxv.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
kepulau lainnya untuk transmigrasi seperti pulau Sumatra dan Kalimantan. namun
tidak semua pengungsi mengikuti program pemerintah atau mendapatkan lahan
atau tanah milik orang lain untuk digarap, hanya sebagian dari mereka yang
mendapatkan kesempatan itu. Sebagian dari mereka menjual kembali rumah
bantuan dari pemerintah untuk dijadikan sebagai modal untuk modal usaha atau
untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari, dan mereka kembali membangun
rumah-rumah semi permanen dilokasi semula yang dijadikan tempat pengungsian
dengan bangunan seadannya beralaskan tanah dan beratapkan terpal. Bahkan
sampai sekarang mereka yang kurang beruntung masih mengharapkan bantuan
dari tetangga hanya demi sekedar bertahan hidup. Solusi dari pemerintah tidak
cukup berhasil untuk menangani para pengungsi eks Timor Timur ini.17
17
Wawancara dengan mahasiwa dari daerah perbatasan yang menjadi tempat para pengungsi :
Maria Sediari Pitfina Yos Morok dan Emilius Klefas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB V
KESIMPULAN
Ketika pemerintahan Portugis mengalami krisis dalam bidang politik, sosial,
dan ekonomi, menyebabkan pergesaran pemerintahan sipil ke tangan militer.
Ketika pemerintahan dijalankan oleh militer, pemerintahan menghasilkan satu
kebijakan yang memberikan peluang bagi wilayah jajahan Portugis untuk
membentuk partai politik dan berkesempatan untuk menentukan masa depan
mereka sendiri. Menyikapi hal tersebut, terbentuklah beberapa partai politik di
wilayah jajahan Portugis di Timor Timur, diantaranya : Partai FRETILIN,
APODETI, KOTA, TRABALHISTA, dan ADILTA.
Dalam perjalanananya memperjuangkan kemerdekaan untuk wilayahnya,
partai-partai politik di Timor-Timur mengalami perpecahan dan mengalami
perbedaan dalam tujuan. Ada partai yang pro kemerdekaan dan pro integrasi,
perbedaan ini disebabkan adanya penyusup dari kelompok Komunis Internasional,
yang menyusup kedalam salah satu partai politik di Timor Timur untuk
memanfaatkan situasi demi memperluas penyebaran ideologinya. Peristiwa inilah
yang dijadikan alasan oleh Indonesia untuk menyatukan wilayah Timor Timur ke
dalam willayah NKRI.
Perbedaan tujuan antara partai-partai politik di Timor Timur menyebabkan
pecahnya perang saudara, antara kolompok yang pro kemardekaan dan kelompok
yang pro integrasi. Puncak dari perselisihan yang tidak memiliki titik temu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
diantara kedua belah pihak yang bertikai, memicu salah satu pihak yang pro
kemardekaan mendeklarasikan kemerdekaan Timor Timur secara sepihak.
Peristiwa ini memancing pihak yang pro integrasi juga mendeklarasikan integrasi
wilayah Timor Timur kedalam wilayah Republik Indonesia di Balibo.
Selain faktor keinginan masyarakat Timor Timur sendiri yang ingin
berintegrasi terhadap Indonesia, invasi militer yang dilakukan oleh pemerintah
Indonesia juga menjadi faktor penting terlaksananny integrasi Timor Timur ke
dalam wilayah Indonesia. Setelah peristiwa diatas terjadi, Indonesia
menindaklanjuti petisi yang disampaikan oleh masyarakat Timor Timur yang pro
integrasi dengan melakukan pencarian pakta untuk membuktikan kebenaran
jikalau masyarakat Timor Timur ingin dan tanpa paksaan untuk berintegrasi
dengan Indonesia.
Setelah pncarian pakta selesai dilakukan presiden Soeharto menyetujui
petisi tersebut dan pada tanggal 27 Juli 1976 Presiden Soeharto menandatangani
undang-undang yang telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia meresmikan tindakan Indonesia mengintegrasikan Timor Timur.
Setelah keinginan sebagian masyarakat Timor Timur dan Indonesia tercapai
untuk berintegrasi dan menghalang penyebaran Komunis Internasional tercapai,
keadaan di Timor Timur tidak juga kunjung membaik, justru cenderung
memburuk. Konflik sosial semakin meruncing sehingga menimbulkan konflik
sosial yang menyebabkan posisi Indonesia terpojok dimata masyarakat dunia
bahkan masyarakt Indonesia sendiri mengutuk perbuatan Indonesia terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
masyarakt Timor Timur. Protes masyarakat dunia terhadap pendudukan Indonesia
terhadap Timor Timur ini disebabkan terpublikasinya kekerasan sosial yang
terjadi di Timor Timur. Seperti tragedi sosial Santa Cruz.
Keadaan perekonomian Timor Timur semangkin terpuruk, kelaparan,
penyakit melanda masyarakat dan mengakibatkan banyak kematian di Timor
Timor. Keadaan politik Timor Timur pun tidak jauh berbeda, banyak pertikaian
yang di sebabkan perbedaan pandangan politik ini bahkan pertikaian yang
disebabkan perbedaan politik ini bukan hanya pada mereka yang pro dan kontra
terhadap interasi saja, didalam pihak Fretilin yang mendukung kemerdekaan pun
mengalami perpecahan dan pembunuhan terhadap sesamanya.
Melihat konflik yang tak kunjung selesai di Timor Timur, PBB segera
mendesak Indonesia dan Portugal sebagai pihak yang berkepentingan dalam
penyelesaian masalah Timor Timur, dan mempasilitasi pertemuan keduanya. PBB
juga terlibat dalam menyatukan rakyat Timor Timur dari semua atar belakang
untuk bersama-sama membahas berbagai perbedaan mereka untuk mencari
landasan yang sama.
Ketika krisis financial ASIA melanda Indonesia, Indonesia diwarnai dengan
berbagai demonsrasi yang memaksa mundurnya Presiden Soeharto dari
jabatannya. Dan melihat kekacauan yang semangkin mengenaskan di Indonesia
akhirnya Presiden Soeharto memutuskan untuk mmengundurkan diri, dan jabatan
Presiden digantikan oleh wakinya B.J Habibie. Presiden Habibie kemudian
membuat keputusan yang mengejutkan mengenai Timor Timur, beliau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
menyatakan bahwa Indonesia akan memperbolehkan masyarakat Timor Timur
untuk memilih dan menentukan sediri masa depan mereka sendiri. Pada tanggal
30 Agustus 1999 merupakan hari bersejarah bagi Timor Timur, hari ini
merupakakn hari dimana mereka dapat memilih dan menentukan masa depan
mereka sendiri. Kemudian pada tanggal 4 September 1999 meupakan pembacaan
hasil pemungutan suara yang hasilnya 78,5% memilih pemisahan diri dari
Indonesia. Dengan demikian terjawablah keinginan masyarakat yang berada di
daerah konflik ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
DAFTAR PUSTAKA
(KomisiPenerimaan, Kebenaran, danRekonsiliasi (CAVR) di Timor-Leste),,
(2010).Chega (LaporanKomisiPenerimaanKebenarandanRekonsiliasi(
CAVR) di Timor-Leste), Jakarta, PT Gramedia,
(KomisiPenerimaan, Kebenaran, danRekonsiliasi (CAVR) di Timor-Leste),,2010.
ChegaVolum II (LaporanKomisiPenerimaanKebenarandanRekonsiliasi( CAVR) di
Timor-Leste). Jakarta. PT Gramedia.
Wiharyanto,A, K. (2011).Sejarah Indonesia Dari ProklamasiSampaiPemilu
2009.Yogyakarta.UniversitasSanata Dharma.
Singh, Bilveer.2000.HabibiedanDemokratisasi di Indonesia. Jakarta. Cidesindo
CarmalBudiardjo and LiemSoeiLiong. (1984). The War Against East Timor. Zed
Book,____.
Chamberlain, Ernest. (2003). “The Struggle in Iliomar: Resistance in Rural East
Timor,” Australia. Point Lonsdale.
Genewatidkk, (2009).KEAMANAN DIPERBATASAN INDONESIA-TIMOR
LESTE.Yogyakarta.PustakaPelajar.
Geoffrey, C, Gunn, (1999). Timor LoroSae ; 500 Years, Makau, Livros do
Oriente.
Subroto, Hendro.(1996). Saksi Mata PerjuanganIntegrasi Timor Timur,
Jakarta,PustakaSinarHarapan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Hill, Helen Mary. (2000).GerakanPembebasanNasional Timor LoroSae, Yayasan
HAK danSahe Institute for Liberation, Universitas Michigan.
Siregar, Hotrun. 2002.TimorTimur di PenghujungIntegrasi. Tanggerang Selatan.
Mega Kreasi Media.
Taylor,John G. East Timor:(1999). The Price of Freedom.Zed Books, London dan
New York.
Jolliffe. (1978).timor: Nationalism and Colonialism. The University of
Queensland Press.
MarwatiDjoenedPoesponegorodanNugrohoNotosusanto.(1993).
SejarahNasional Indonesia VI, Jakarta, BalaiPustaka.
Patrick, ASmythe. (2004).The Heaviest Blow-The Catholic Church and The East
Timor Issue.Jerman.LIT.
Anwar, Rosihan.(2004). Sejarah Kecil petite history Indonesia, Jakara, kompas.
Setyohadi.(2002). SejarahPerjalananBangsa Indonesia Dari
MasaKeMasa.Jakarta.____.
Soekanto (ed.). (1976). Integrasi, YayasanParikesit, Surakarta.
SyamsulHadi, AndiWidjajanto, dkk. 2007. DisintegrasiPascaOrdeBaru. Jakarta:
Cires FISIP UI.
Taylor, JhonG. (1998). PerangTersembunyi(Sejarah Timor Timur Yang
Dilupakan).Porum solidaritasuntukrakyat Timor Timur, Jakart. _____.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Gusmao, Xanana. (2000). To Resist is to Win: The Autobiography of
XananaGusmão , ed. Sarah Niner,Victoria. Aurora Books.
Wawancara bersama Maria Sediari Pitfina Yos Morok dan Emilius Klefas.
Sumber Internet
https://www.bappenas.go.idDiunduhtanggal 25 maret.
http://haumaknee.blogspot.com/2012/12/sistem-pendidikan-di-timor-
leste.htmldiunduhtanggal 25 maret
http://www.crisisgroup.org/en/publication-type/media-releases/2011/asia/timor-
leste-reconciliation-and-return-from-
indonesia.aspx?alt_lang=iddiunduhtanggal 5 september 2015.
http://tempointeraktif.com/khusus/selusur/65tahun/page18.phpdi unduhtanggal 5
september 2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
SILABUS
Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Ketapang
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas : XII/Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial
Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisispengetahuan faktual, konseptual, proseduralberdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
1.1 Menghayati proses
perjuangan
mempertahankan
kemerdekaan dan
menunjukan rasa
syukur terhadap
rahmat dan
karunian-Nya.
1.2 Menunjukan sikap
empati terhadap
para pejuang dan
mengamalkan
nilai-nilai
kejuangan para
pahlawan dalam
kehidupan sehari-
hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
3.8 Menganalisis
Perkembangan
Pemerintahan Orde
Baru
4.8 Merekonstruksi
perkembangan
politik,ekonomi,
sosial budaya dan
pendidikan pada
masa Orde Baru
dan Reformasi,
menyajikan dalam
bentuk tulisan.
Integrasi Timor Timor
ke dalam pemerintahan
Indonesia tahun 1976-
1999
Proses Integrasi
Timor Timur ke
wilayah Republik
Indonesia.
Faktor yang
melatarbelakangi
integrasi Timor
Timur ke wilayah
Indonesia.
Dampak integrasi
terhadap
perkembangan
Mengamati
Siswa mengamati
sebuah gambar yang
berkaitan dengan proses
integrasi Timor Timor
ke dalam pemerintahan
Indonesia
Menanya
Siswa bertanya dan
menyampaikan pendapat
tentang proses integrasi
Timor Timor ke dalam
pemerintahan Indonesia
Mengumpulkan Informasi
Siswa mengumpulkan
informasi
tentangdampak yang
ditimbulkan dari proses
Observasi : Mengamati
kegiatan peserta didik
dalam diskusi dan
presentasi
Tes Tertulis : Menilai
kemampuan peserta
didik dalam memahami
materi tentang integrasi
Timor Timur ke dalam
pemerintahan Indonesia
Tugas Terstruktur :
Membuat makalah
tentang dampak yang
ditimbulkan dari
integrasi Timor Timur
dengan Indonesia
2 x 45
menit
I Wayan
Bardika.
2000.
Sejarah
Untuk
SMA/MA
Kelas XII
Program
IPA. Jakarta
Erlangga
A. K
Wiharyanto,
2011.
Sejarah
Indonesia
dari
Proklamasi
sampai
Pemilu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Timor Timur integrasi
Mengasosiasi
Menganalisis informasi
dan data yang didapat
dari buku-buku bacaan
maupun sumber-sumber
terkait lainnya, yang
dilanjutkan dengan
diskusi kelompok, untuk
mendapatkan
kesimpulan tentang
dampak yang
ditimbulkan dari proses
integrasi Timor Timur
dengan Indonesia
kemudian hasilnya
dicatat pada kertas
Mengkomunikasikan
Hasil diskusi kelompok
terhadap perkembangan
di Timor Timur.
2009.
Yogyakarta.
USD.
(Komisi
Penerimaan,
Kebenaran,
dan
Rekonsiliasi
(CAVR) di
Timor-
Leste),2010.
Chega
(laporan
Komisi
Penerimaan
Kebenaran
dan
Rekonsiliasi
(CAVR) di
Timor-Leste.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
tersebut dipresentasikan,
kemudian dilakukan sesi
tanya jawab, setelah itu
dilaporkan dalam bentuk
tulisan.
Jakarta. PT
Gramedia.
Hotrun
Siregar. 2002.
Timor Timur di
Penghujung
Integrasi.
Tanggerang
Selatan. Mega
Kreasi Media.
Internet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 2 Ketapang
Kelas/Semester : XII/Gasal
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Materi Pokok : Integrasi Timor Timur ke dalam Pemerintahan Indonesia
1976-1999
Pertemuan ke : 1 (Satu)
A. Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan,dan menganalisispengetahuan faktual,
konseptual, proseduralberdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
B. Kompetensi Dasar
3.8 Mengevaluasi perkembangan politik, ekonomi, sosial budaya dan
pendidikan pada masa Orde Baru dan reformasi.
4.8 mengkonstruksi perkembangan politik, ekonomi, sosial budaya dan
pendidikan pada masa pemerintahan Orde Baru dan Reformasi,
menyajikan dalam bentuk tulisan.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1.1 Menunjukkan nilai-nilai syukur kepada Tuhan atas pelajaran yang positif
dari proses integrasi Timor Timur ke dalam Pemerintahan Indonesia
1976-1999.
2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab dan disiplin dalam mengerjakan
tugas-tugas pembelajaran sejarah, terkait denganmateri pelajaran tentang
integrasi Timor Timur ke dalam Pemerintahan Indonesia 1976-1999.
2.2 Menunjukkan sikap responsif dan pro-aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran di kelas.
3.8.1 Mendeskripsikan proses integrasi Timor Timur ke wilayah Republik
Indonesia.
3.8.2 Mendeskripsikan faktor-faktor terjadinya integrasi Timor Timur dengan
Indonesia.
4.8.1 Menyajikan laporan lisan dalam bentuk presentasi mengenaiproses
integrasi Timor Timur ke wilayah Republik Indonesia.
4.8.1 Mengolah informasi dalam bentuk artikel mengenaiproses integrasi
Timor Timur ke wilayah Republik Indonesia.
D. Tujuan Pembelajaran
1.2 Menunjukkan nilai-nilai syukur kepada Tuhan atas pelajaran yang positif
dari proses integrasi Timor Timur ke dalam Pemerintahan Indonesia
1976-1999.
2.3 Menunjukkan sikap tanggung jawab dan disiplin dalam mengerjakan
tugas-tugas pembelajaran sejarah, terkait dengan materi pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
tentang integrasi Timor Timur ke dalam Pemerintahan Indonesia 1976-
1999.
2.4 Menunjukkan sikap responsif dan pro-aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran di kelas.
3.8.1 Mendeskripsikan proses integrasi Timor Timur ke wilayah Republik
Indonesia.
3.8.3 Mendeskripsikan faktor-faktor terjadinya integrasi Timor Timur dengan
Indonesia.
4.8.2 Menyajikan laporan lisan dalam bentuk presentasi mengenaiproses
integrasi Timor Timur ke wilayah Republik Indonesia.
4.8.2 Mengolah informasi dalam bentuk artikel mengenai proses integrasi
Timor Timur ke wilayah Republik Indonesia.
E. Materi Ajar
1. Proses Integrasi Timor Timur ke wilayah Republik Indonesia.
2. Faktor integrasi Timor Timur dengan Indonesia.
3. Dampak integrasi terhadap perkembangan Timor Timur.
4. Alokasi Waktu
2 x 45 menit
5. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientifik
Model : Discovery Learning
Metode : Ceramah, diskusi, observasi, presentasi, dan tanyajawab.
6. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Alokasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Waktu
Pendahuluan a. Guru mempersilahkan salah satu siswa
memimpin doa.
b. Guru memberikan salam.
c. Guru menanyakan kepada siswa kesiapan dan
kenyamanan untuk belajar.
d. Guru menanyakan kehadiran siswa.
e. Guru mengajukan beberapa pertanyaan
mengenai materi pembelajaran yang akan
dipelajari.
f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
g. Guru menyampaikan rencana kegiatan
pembelajaran
10 menit
Inti Mengamati
Siswamengamati sebuah peta yang berkaitan
dengan proses integrasi Timor Timur
Menanya
Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya dan mengomentaripeta tersebut.
Siswa bertanya dan menyampaikan
pendapatnya.
Guru memfasilitasi peserta didik untuk
menyampaikan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan.
Mengeksplorasikan / Menalar
Peserta didik diminta untuk mengumpulkan
data-data yang berhubungan dengan proses
integrasi Timor Timur ke dalam pemerintahan
Indonesia, melalui buku-buku bacaan, internet,
dan sumber-sumber lainnya.
60 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Mengasosiasi
Peserta didik menganalisis informasi dan data-
data yang didapat, baik dari buku-buku bacaan,
maupun sumber terkait lainnya.
Mengkomunikasikan
Peserta didik berdiskusi dalam sebuah
kelompok untuk mendapatkan kesimpulan
mengenai proses integrasi Timor Timur ke
dalam pemerintahan Indonesia.
Masing-masing kelompok diberi kesempatan
untuk mempresentasikan hasil diskusinya.
Masing-masing kelompok diskusi diminta
untuk memberikan laporan akhir berupa
kesimpulan dari materi proses integrasi Timor
Timur ke dalam pemerintahan Indonesia.
Penutup a. Kesimpulan
Guru dan siswa bersama-sama
menyimpulkan materi pelajaran tentang
proses integrasi Timor Timur ke dalam
pemerintahan Indonesia.
b. Refleksi
Masing-masing peserta didik
menyampaikan nilai-nilai apa saja yang
diperoleh dari pelajaran hari ini.
c. Tugas Lanjutan
Siswa membuat makalah tentang proses
integrasi Timor Timur ke dalam
pemerintahan Indonesia.
d. Mengucapkan Salam
Guru memberikan salam.
20 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
7. Penilaian Hasil Belajar
a. Test : Uraian (terlampir)
b. Non Test :
1. Lembar pengamatan sikap (terlampir)
2. Lembar pengamatan diskusi kelompok (terlampir)
3. Lembar penilaian presentasi (terlampir)
4. Membuat makalah tentang integrasi Timor Timur ke dalam
pemerintahan Indonesia.
Format penulisan makalah :
BAB I Pendahuluan
BAB II Isi
BAB III Penutup
a. Kesimpulan
b. Saran
Catatan :
Makalah diketik dengan menggunakan huruf Timer New Roman, ukuran
huruf 12, spasi 1,5, print-out kertas A4.
8. Sumber dan Media Belajar
1. Pustaka
a. Sumber buku :
I Wayan Bardika.2000. Sejarah Untuk SMA/MA Kelas XII Program
IPA. Jakarta Erlangga
A. K Wiharyanto, 2011. Sejarah Indonesia dari Proklamasi sampai
Pemilu 2009.Yogyakarta.USD.
____.2010.Chega (laporan Komisi Penerimaan Kebenaran dan
Rekonsiliasi (CAVR) di Timor-Leste. Jakarta. PT Gramedia.
Hotrun Siregar. 2002. Timor Timur di Penghujung Integrasi.
Tanggerang Selatan. Mega Kreasi Media.
b. Internet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
c. Gambar-gambar
2. Media
a. White board / black board
b. LCD
c. Power point
Mengetahui, Yogyakarta, 31 Maret 2015
Kepala Sekolah, Guru Mapel
Rendra Purnawan Japesa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran 1 : Ringkasan Materi
A. Proses Integrasi Timor Timur ke wilayah Republik Indonesia
Proses awal integrasi ini diawali dengan terbentuknya partai politik di Timor
Timur, ini menjadi penting karena dalam perkembangannya ada salah satu partai
politik yang pro intregrasi terhadap Indonesia. Ini menjadi salah satu faktor kuat
dalam penyatuan Timor Timor kedalam wilayah Republik Indonesia.
Partai politik yang terbentuk pertama kali di Timor Timur adalah Partai
UDT (Uni Demokratik Timor, Persatuan Demokratik Timor) yang terbentuk pada
tanggal 11 Mei 1974, partai Sosialis Demokrat, Frente Revolucionaria da Timor-
Leste Independente ( FRETILIN), muncul dari ASDT (Asosiasi Sosial
Demokratik Timor) yang dibentuk pada tanggal 20 Mei 1974. Manifesto pertama
ASDT menyerukan penolakan terhadap kolonialisme, partisipasi segera orang
Timor dalam pemerintahan lokal, dan diskriminasi rasial, melawan korupsi,
danmembangun hubungan baik dengan negara tetangga. ASDT sendiri tumbuh
dari komite untuk pembelaan buruh yang muncul segera setelah kup di Lisabon,
sedangkan tranformasi dari ASDT ke FRETILIN merupakan perwujudan sebuah
perubahan orientasi menuju perlunya membentuk sebuah organisasi politik
berbasiskan masa di seputar semboyan kemerdekaan. Tokoh-tokoh penting dalam
berdirinya partai ini antara lain, Francisco Xavier do Amaral, Alarico Jorge
Frenandes, Nicolau dos Reis Lobato, Mari Alkatiri, Rogerio Tiago de Fatima
Lobato, Jose Manuel Horta, Abilio Araujo, Francisco Borja da Costa, Antonio
Duarte Carvarinho dan Vicente dos Reis.
APODETI (Asosiasi Rakyat Demokratik Timor) merupakan partai minoritas
yang terbentuk dari sebuah pertemuan tiga puluh sampai empat puluh orang
Timor pada tanggal 27 Mei 1974.Dukungan awal dari partai ini adalah beberapa
orang dari komunitas Arab di Dili (kecuali Mari Alkatiri dan Hamis Bassarawen),
yang mengajukan permintaan integrasi terhadap konsulat Indonesia, kemudian
mendapat dukungan dari para Liurai (Raja/Kepala Desa).Pemimpin APODETI
yang paling menonjol adalah Guilherme Goncalves, Arnaldo dos Reis Araujo dan
Ojorio Doares.Selain dukungan dari komunitas Arab dan liurai setempat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
terbentuknya partai ini tidak terlepas dari bantuan dinas intelijen Indonesia,
BAKIN yang sebelumnya sudah masuk ke Timor dan membangun jaringan
dengan agen-agen konsulat Indonesia di Dili.
Tiga partai kecil lainnya yang terbentuk namun tidak banyak berpengaruh
yaitu: KOTA (Klibur Oan Timor Aswain, Pasukan Ksatria Timor), Partai
TRABALHISTA (Partai Buruh) dan terakhir Partai ADILTA (Perkumpulan
Demokratik untuk Integrasi Timor-Timur dengan Australia), dari tiga partai ini
tidak satupun yang mempunyai pengaruh yang signifikan selama masa akhir
kekuasaan Portugis dibandingkan dengan tiga partai lainnya.
Selain itu campur tangan pemerintah Indonesia juga menjadi hal penting
dalam proses ini. Pemerintah Indonesia yang pada awalnya berambisi untuk
menggabungkan bekas jajahan Portugis tersebut dengan badan intelijennya yaitu
BAKIN melalui suatu operasi komodo yang telah berhasil membentuk partai
politik APODETI, namun para pendiri partai ini sedikit kecewa, karena minimnya
dukungan yang diperoleh oleh partai tersebut. Oleh sebab itu, Jendral Ali
Moertopo yang memimpin operasi tersebut mulai mencari cara baru untuk
mencapai tujuannya.
Operasi Komodo yang dijalankan oleh militer Indonesia dan propaganda
yang mengunakan surat kabar Berita Yudha dan Harian Antara, berhasil
mempengaruhi beberapa tokoh UDT seperti Oliveir, Joao Carrascalao dan Lopez
da Cruz untuk keluar dari koalisi dan akibat dari propaganda media tersebut
berakibat runtuhnya koalisi antara UDT dan FRETILIN yang berujung pada
perang saudara (sipil) di Timor Timur.
Setelah camppur tangan pemerintah Indonesia dalam politik Timor Timur,
meletus perang saudara yang diakibatkan oleh dua partai kuat yang saling
bertentangan yang satu pro integrasi dan yag satunya lagi kontra integrasi.
Kemudian partai yang kontra integrasi mendeklarasikan kemerdekaan Timor
Timur menjadi Timor-Leste, dan dibalas dengan partai yang pro intgrasi dengan
deklarasi integrasi atau yang biasa kita kenal dengan perjanjian Balibo, yang
isinya ingin menggabungkan diri dengan Indonesia dan ingin menjadi bagian dari
NKRI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Hingga akhirnya pemerintahan Indonesia mengabulkan permintaan Timor
Timur untuk berintegrasi dengan Indonesia.
B. Faktor integrasi Timor Timur dengan Indonesia.
Faktor dari Rakyat Timor Timur
Diantara partai politik yang lahir di Timor Timur, ada yang pro integrasi
yaitu partai politik APODETI.Karena tujuanya yang berbeda, maka partai ini
dikecam oleh dua partai lainnya. Namun APODETI terus berjuang dan
mengusahakan bahasa Indonesia diajarkan di Timor Timur. FRETILIN dan UDT
lalu membentuk koalisi, akan tetapi FRETILIN lebih condong ke komunis maka
koalisi keduanya berakhir. Ketika berlangsung pembicaraan dekolonisasi Timor
Timur pada tanggal 26 Juni 1975 di Macao, FRETILIN memboikot, sehingga
masa depan Timor Timur belum dapat ditentukan pada saat pembicaraan itu.
Kemudian keadaan semakin memburuk ketika pengangkatan Kolonel Ramos
Pires menjadi Gubernur baru di Timor Timur pada tanggal 14 November 1974. Ia
sendiri cenderung kepada UDT, tetapi sebagian besar stafnya pro komunis
Portugal sehingga cenderung kepada FRETILIN. Bahkan mereka telah berpikir
untuk menjadikan Timor Timur sebagai pangkalan gerakan Komitern (Organisasi
Komunis Internasional).
Staf Pires yang berhaluan komunis membantu FRETILIN dengan
persenjataan dan membiarkan partai menguasai Tropas (polisi kolonial Portugal).
Dalam usahanya mengalahkan lawan-lawannya, FRETILIN tidak segan-segan
menggunakan kekerasan.Akibatnya banyak orang yang pro UDT dan APODETI
marasa diteror.Mereka melarikan diri menyeberang ke Timur Barat
(Indonesia).Pada pertengahan 1975 jumlah mereka yang melarikan diri ke Timur
Barat mencapai 50.000 orang.Untuk membantu mereka pemerintah Indonesia
menyediakan pangan, bahan bangunan, alat pertanian, dan uang yang dikeluarkan
sampai maret 1976 mencapai dua milyar rupiah.
Untuk mengatasi kekacauan di Timor Timur, Portugal dan Indonesia
melakukan pertemuan di Roma pada tanggal 5 November 1975.Pertemuan itu
menghasilkan dokumen yang disebut Memorandum of Understanding.Dalam
dokumen itu kedua Negara mengakui hak semua partai atas Timor Timur.Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
kekacauan di Timor Timur FRETILIN menggunakan kekerasan sehingga UDT,
APODETI, KOTA dan TRABALISTA menggunakan senjata pula.Untuk
menjamin kemenangan, kelompok pro integrasi menerima sukarelawan dari
Indonesia, setelah mereka mengawal kembalinya pengungsi dari Timor Timur ke
kampung halamannya. Menghadapi keadaan yang kacau Kolonel Pires
meninggalkan Dili, melarikan diri dari tanggung jawab dan mengungsi ke pulau
Atauro.
Sadar kedudukannya yang semakin terdesak dan merasa diberi kesempatan
oleh Pires dengan mengundurkan diri, FRETILIN pada tanggal 28 November
1975 memproklamasikan berdirinya Republik Demokratis Timor Timur di Dili.
Dengan Xavier Do Amaral sebagai Presiden.
Guna menghadapi aksi FRETILIN yang dinilai sepihak, maka UDT,
APODETI, KOTA dan TRABALISTA pata tanggal 30 November 1975 juga
memproklamasikan penggabungan Timor Timur ke dalam wilayah Indonesia di
Balibo. Proklamasi tersebut ditindaklanjuti dengan menegakkan kekuasaan di
seluruh Timor Timur.
Berkat kerja sama yang baik dari keempat partai pro integrasi ini, maka
pada pertengahan Desember 1975 dapat dikatakan seluruh Timor Timur sudah
dikuasai pasukan gabungan pro integrasi, bahkan Dili pun dapat direbut pula.
Oleh karena itu, tindakan lanjutan dari gabungan partai yang pro integrasi adalah
mendirikan Pemerintahan Sementara Timor Timur (PSTT) yang berkedudukan di
Dili.Kepala PSTT adalah Arnaldo dos reis Araujo dan Xavier Lopez da Cruz
sebagai wakilnya.Kemudian dibentuk pula DPR Timor Timur sebagai wakil
rakyat dengan Guilherme Maria Goncalves sebagai ketua. Setelah merasa
semuanya jelas dan PSTT merasa yakin akan kedudukannya, maka DPR Timor
Timur yang beranggotakan 30 orang, disaksikan para anggota PSTT dan
undangan lain, pada tanggal 30 Mei 1976 menyelenggarakan sidang khusus
dengan pembahasan tunggal integrasi Timor Timur dengan Indonesia. Dalam
sidang itu diputuskan tiga keputusan yaitu, pertama, menyampaikan petisi
integrasi kepada Pemerintahan RI di Jakarta, kedua, menyerahkan kepada komisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
khusus rumusan petisi integrasi, ketiga, mempercayakan kepada ketua sidang
untuk menentukan delegasi.
Dalam waktu singkat petisi integrasi selesai disusun dan pada tanggal 7 Juni
1976 delegasi petisi sudah menyampaikan pada pemerintah Indonesia di
Jakarta.Presiden Soeharto menyambut baik petisi itu karena berasal dari rakyat
Timor Timur. Namun, untuk ikut merasakan yang dialami rakyat Timor Timur,
pemerintah Indonesia mengirim delegasi 36 orang dengan menyertakan 11
perwakilan Negara asing dan 40 wartawan dalam dan luar negri ke Timor Timur.
Berdasarkan laporan delegasi maka pada tanggal 9 Juli 1976 pemerintahan
Indonesia menerima petisi dan segera dengan RUU integrasi. RUU itu diterima
oleh DPR pada tanggal 17 Juli 1976 sebagai UU No. 7 tahun 1976, yang
menyatakan bahwa Timor Timur secara resmi menjadi Provinsi ke 27.
Adapun alasan Indonesia menerima integrasi Timor Timur ke dalam
wilayah RI, karena integrasi tersebut merupakan keinginan sebagian besar
masyarakat Timor Timur dan disaksikan oleh dunia internasional.Hal itu juga
diperkuat pengakuan Australia atas integrasi Timor Timur.
Pada masa pemerintahan Soeharto, Timor Timur bukan bagian dari wilayah
teritorial politik Republik Indonesia, sebab wilayah Indonesia hanya mencakup
bekas jajahan Hindia Belanda.Karena wilayah Indonesia hanya mencakup wilayah
bekas jajahan Hindia Belanda, maka Irian Jaya diklaim sebagai milik Indonesia
yang sah.Sementara Timor Timur dirasa kurang menarik bagi Indonesia karena
lokasinya yang jauh dan kondisi ekonomi yang marginal.
Peranan Timor Timur bagi Indonesia bukan sekedar ambisi teritorial.
Kepentingan itu memperlihatkan kekhawatiran yang besar terhadap kemungkinan
ancaman keamanan republik yang mungkin timbul dari perubahan politik yang
tak menentu dari koloni yang berdampingan. Terdapat kemungkinan bahwa
pemerintahan Soeharto menentang munculnya suatu Negara merdeka untuk
menggantikan kekuasaan Portugis. Pada pertengahan Mei 1974 muncul suatu
gerakan politik radikal yang mendapat dukungan massa yang besar dan
menimbulkan kekhawatiran pada pihak Indonesia terhadap kemungkinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
mempunyai wilayah kekuasaan yang sama dengan suatu Negara merdeka yang
identitas politiknya tak dapat diterima. Afiliasi eksternalnya dapat menimbukan
tantangan terhadap kepentingan Indonesia karena kehadirannya pada pinggiran
nusantara.
Gerakan radikal Timor Timur yang menyebut dirinya FRETILIN, menuntut
kemerdekaan sejak awal dan menyeluruh sifatnya, yang mempunyai hubungan
baik dengan sayap kiri di Portugis maupun koloninya di Afrika. Ini menimbulkan
kekhawatiran besar di Jakarta.Reaksi awal Indonesia menumbuhkan suatu partai
klien yang berusaha berintegrasi dengan Indonesia.Dukungan Indonesia terhadap
Apodeti ditentukan oleh keprihatinan mendalam atas keamanan nasional.Timor
Timur diinginkan dan diambil alih dengan kekuatan militer bukan karena pulau
koloni Portugis itu dianggap sebagai modal atau pulau yang berharga tetapi karena
dipertimbangkan sebagai esensial dalam menjamin pulau itu tidak digunakan
untuk tujuan yang dapat merugikan pihak Indonesia.
Indonesia mengejar tujuan penggabungan tersebut dengan strategi
mempengaruhi proses politik di wilayah Timor Timur. Penggabungan secara
kekerasan dipertimbangkan hanya sebagai rencana alternatif terakhir karena
presiden Soeharo tidak mau Indonesia dilihat sebagai melanggar kedaulatan
Portugis sepanjang hal itu dapat dilaksanakan di dalam konteks yang stabil dan
atas dasar pengikatan diri yang kuat terhadap dekolonisasi secara tertib.Taktik ini
dilakukan agar tidak menodai reputasi internasional Indonesia terutama terhadap
pemberi bantuan kepada Indonesia.Selain itu taktik presiden Soeharto tersebut
juga bertujuan agar tidak menimbulkan perasaan khawatir pada tetangga
kawasannya dan terutama mitranya di ASEAN.
Terjadi persekutuan antara FRETILIN dan UDT untuk melawan partai klien
yaitu APODETI.Hal ini menghambat ruang gerak untuk melakukan pembenaran
dan meyakinkan untuk mengadakan intervensi militer.Dalam perkembangannya
persekutuan antara dua partai politik antara FRETILIN dan UDT bubar karena
FRETILIN semakin radikal dan mengambil inisiatif sendiri dengan menyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
diri mereka sebagai wakil tunggal rakyat Timor Timur.sehingga UDT mulai
khawatir, UDT lalu menarik diri dari koalisi tersebut sehingga menimbulkan
konfrontasi antara kedua kelompok itu. Dukungan yang semakin kuat terhadap
FRETELIN menyebabkan kelompok itu berhasil menghancurkan semua oposisi
kecuali sepanjang perbatasan Timur Barat. Meletusnya perang saudara itu tidak
hanya mengacaukan rencana Portugis bagi dekolonisasi secara tertib tetapi juga
menimbulkan pelepasan tanggung jawab secara total pada pihak pejabat kolonial
yang kemudian mengasingkan diri ke pulau Atauro.
Sebagai akibat dari konflik tersebut, kelompok pro intergrasi menyatakan
bergabung dengan Indonesia untuk melawan FRETILIN, serta minta bantuan
kepada RI. Invasi militer RI dilakukan dengan alasan untuk memulihkan
ketertiban di Timor Timur.Pernyataan Indonesia menegaskan bahwa pemerintah
tak mampu mencegah relawan Indonesia untuk membantu saudara-saudara
mereka di Timor Timur dalam perjuangan mereka membebaskan diri dari
penindasan FRETILIN.Walaupun FRETILIN sempat melakukan perlawanan,
namun karena tindak seimbangannya kekuatan militer yang dimiliki dan tidak
adanya dukungan luar terhadap FRETILIN, menyebabkan penggabungan Timur
Timor ke dalam wilayah Republik Indonesia tak diragukan lagi.
Penggabungan Timor Timur ke wilayah Indonesia merupakan suatu upaya
untuk menjamin batas pinggiran Negara kepulauan.Kemungkinan timbulnya suatu
politik yang radikal yang merdeka yang berlokasi dekat dengan perbatasan
wilayah RI tak dapat ditolelir.Indonesia mampu menggunakan kekuatan militer
yang memadai untuk menghancurkannya, selain itu Indonesia juga dapat
memperhitungkan sikap baik hati dari semua Negara kawasan Negara terdekat
yang kepentingannya dimajukan dengan tindakan perluasan wilayah tersebut.
Dalam keadaan apapun, seorang pemimpin militer seperti presiden Soeharto akan
mempunyai kecenderungan yang kuat untuk mengambil tindakan terhadap Timor
Timur yang menginginkan kemerdekaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Bertolak dari latar belakang tersebut, intervensi militer Indonesia terhadap
Timor Timur akhirnya tidak mendapatkan kutukan dari Negara-negara tetangga di
ASEAN yang non komunis, karena mereka memahami apabila Timor Timur
berada di bawah kontrol FRETILIN (yang condong ke komunis) dipandang
sebagai suatu ancaman yang harus dihilangkan di Asia Tenggara. Hal itu
merupakan suatu kemenangan strategi dan politik bagi pihak Republik Indonesia
pada saat itu. Namun di belakang pengesahan sementara itu terpampang tugas
berat RI untuk menghapuskan masalah Timor Timur, yang oleh Negara luar
penggabungan wilayah Timor Timur ke wilayah Indonesia belum memenuhi sarat
dekolonisasi.
C. Dampak integrasi terhadap perkembangan Timor Timur.
Dampak Negatif
Pembantaian pemuda Timor Timur di pemakaman Santa Cruz oleh para
serdadu Indonesia pada 12 November 1991 merupakan titik balik dalam
perjuangan rakyat Timor Timur untuk diakui secara internasional. Untuk pertama
kali sejak invasi 1975, kebrutalan militer Indonesia terhadap warga sipil terekam
dalam film oleh media internasional.Film yang diselundupkan keluar dari wilayah
tersebut beberapa hari setelah pembantaian awal yang dilakukan oleh militer
Indonesia, ditayangkan oleh berbagai televisi di seluruh dunia dan menyingkap
keadaan sebenarnya tentang pendudukan Indonesia yang selama itu
disembunyikan oleh Jakarta.Penindasan yang keras oleh militer Indonesia
terhadap rakyat Timor Timur ini tidak lagi bisa disangkal.
Beberapa minggu sebelum terjadinya pembantaian, para aktivis di Timor
Timur tengah mempersiapkan diri untuk kunjungan delegasi Portugis.Terdapat
desas-desus tentang rencana pertemuan antara delegasi tersebut dengan Xanana
Gusmao, harapan masyarakat Timor Timur pun sangat tinggi terhadap pertemuan
itu untuk melepaskan diri dan menjadi negara yang berdiri sendiri.Gerakan
klandestin mempersiapkan demonstrasi untuk menyuarakan aspirasi mereka
kepada delegasi Portugis, sekelompok pemuda menulis spanduk di halaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Gereja Motael di pantai Dili. Kelompok demonstrasi ini dipantau oleh intelijen
Indonesia, dan keributan dengan militer Indonesia terjadi pada 28 Oktober 1991
ketika salah seorang mahasiswa (Sebastiao Gomes) ditembak mati. Walaupun
kunjungan delegasi Portugis dibatalkan, pada 11 November 1991 pelopor khusus
PBB tentang penyiksaan, Pieter Kooijmas berada di Dili. Gerakan klandestin
memutuskan untuk tetap melakukan demonstrasi untuk mengenang pembunuhan
Sebastiao Gomes setelah misa pemakaman di Gereja Motael pada pagi 12
November 1991.Ada upaya sungguh-sungguh untuk memastikan agar demonstrasi
tersebut berlangsung dengan damai.
Tentara, polisi, dan agen intelijen Indonesia berjaga di sepanjang jalan-jalan
kota Dili selama demonstrasi dari Gereja Motael sampai pemakaman Santa Cruz.
Sebagian demontran berjalan dari Motael, sementara sebagian bergabung di
tengah perjalanan dan lebih banyak lagi yang bergabung di
pemakaman.Kemudian spanduk dikibarkan yang isinya menghimbau keterlibatan
PBB di Timor Timur, mendukung Xanana Gusmao dan penentuan nasib
sendiri.Keadaan sangat menegangkan, karena keterbukaan seperti ini tidak
diperkirakan sebelumnya.Ada berbagai kesaksian, namun yang jelas dalam
perjalanan seorang tentara Indonesia ditusuk dan dibawa keadaan
cidera.Pernyataan Indonesia tentang kejadian tersebut menjelaskan bahwa hal
tersebut mempropokasi kemarahan militer dan berlanjut dengan
pembantaian.Tetapi, bukti tidak mendukung kesimpulan tersebut.Penembakan
dimulai ketika demonstran tiba di kompleks pemakaman Santa Cruz.Tentara
menembaki dengan senjata-senjata otomatis ke arah pesera demonstrasi damai dan
tidak bersenjata, komisi kemudian mendengar kesaksian bahwa para tentara
mengepung pemakaman Santa Cruz, lalu masuk dan membunuh orang-orang yang
tidak terluka atau mereka yang terluka ringan, dengan menusuk mereka
mengunakan pisau bayonet.
Banyak pemuda yang diangkut menggunakan truk, ke rumah sakit militer
Wira Husada di Lahane, Dili, ke pusat-pusat interogasi, atau dibunuh begitu
saja.Ratusan pemuda berlari ke kediaman Uskup Belo mencari perlindungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Uskup Belo menghubungi Gubernur Mario Carrascalao, dan pergi ke Santa Cruz,
untuk melihat sejumlah tubuh orang yang tebunuh dan terluka, dan kemudian
pergi ke rumah sakit Wira Husada tempat dimana dia melihat hasil pemukulan
yang parah. Komisi mendengarkan kesaksian yang menyebut tentang serangkaian
pembunuhan dalam hari-hari sesudahnya, ketika pasukan keamanan Indonesia
memburu orang-orang yang mereka curigai terlibat dalam unjuk rasa
tersebut.Komisi juga mendengar tentang orang-orang hilang yang belum
diketemukan, dan tentang kekerasan seksual terhadap perempuan muda di Santa
Cruz.
Kegiatan politik Timor Timur juga tidak mengalami perkembangan karena
pada masa ini kebebasan berpolitik sangat minim dan tidak bebas mengeluarkan
pendapat terhadap pemerintah pusat.Kegiatan perekonomian masyarakat pribumi
juga mengalami kemerosotan ini merupakan dampak dari pertempuran dan krisis
sosial di Timor Timur.
Dampak Positif
Masyarakat Timor Timur pada saat berada dibawah Indonesia banyak
mengalami perkembangan yang siknifikan terutama dalam bidang sosial,
pendidikan, kesehatan, serta sarana dan prasarana. Pembangunan di bidang
kesejahteraan sosial telah menghasilkan tingkat kesejahteraan sosial yang lebih
baik yang ditunjukkan oleh berbagai indicator, diantarannya ;jumlah penduduk
melek huruf meningkat dari 7,8 persen pada tahun 1976 menjadi 45,1 persen pada
tahun 1990, angka kematian bayi per seribu kelahiran hidup adalah 65 pada tahun
1993, serta usia harapan hidup penduduk adalah 61,8 tahun pada tahun 1993.
Peningkatan kesejahteraan tersebut didukung oleh peningkatan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat di Propinsi Timor Timur yang makin merata dan
makin luas jangkauannya. Pada tahun 1990 telah ada 10 unit rumah sakit dengan
kapasitas tempat tidur sebanyak 549 buah, dan pusat kesehatan masyarakat
(puskesmas) serta puskesmas pembantu sebanyak 188 unit dengan jangkauan
pelayanan mencakup luasan 79,1 kilometer persegi dan penduduk yang dilayani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
sebanyak 3.976 orang per puskesmas termasuk puskesmas pembantu. Keadaan ini
jauh lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan tahun 1985, dengan jumlah
puskesmas baru mencapai 63 unit dengan jangkauan pelayanan mencakup luasan
236,1 kilometer persegi dan dengan penduduk yang dilayani sebanyak 34.576
orang per puskesmas.
Dibandingkan pada masa pendudukan Portugis tingkat pendidikan rakyat
Timor sangat rendah, itu dikarenakan pada masa itu penduduk tidak bebas dan
hanya pada golongan tertentu saja yang dapat menikmati pendidikan, seperti para
pegawai pemerintahan, polisi atau tentara, dan anak kepala suku saja yang dapat
merasakan pendidikan. Sedangkan masyarakat biasa tidak dapat mengikuti
kegiatan belajar mengajar.Ketika Timor Timur berintegrasi dengan Indonesia,
tingkat pendidikan rata-rata penduduk Timor Timur telah menunjukkan kemajuan
yang cukup berarti. Hal ini diperlihatkan oleh angka partisipasi sekolah dasar (SD)
kasar yang pada tahun 1992 telah mencapai 96,9 persen. Tingkat partisipasi
pendidikan ini didukung oleh ketersediaan sekolah yang makin meningkat.Pada
tahun 1992 telah ada 822 unit SD yang berarti rata-rata lebih dari satu unit SD
pada setiap desa.Peningkatan jumlah SD dan murid didukung oleh peningkatan
jumlah guru.Pada tahun 1992 tercatat 5.024 orang guru dan setiap guru SD
melayani 20 murid.
Pembangunan daerah Timor Timur didukung oleh pembangunan prasarana
yang dilaksanakan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tingkat I
dan daerah tingkat II.Di bidang prasarana transportasi sampai dengan tahun 1992
telah dibangun dan ditingkatkan berbagai prasarana transportasi darat meliputi
dermaga penyeberangan dan jaringan jalan yang mencapai 3.832 kilometer.
Ketersediaan jaringan jalan tersebut telah makin baik, seperti terlihat pada tingkat
kepadatan yang mencapai rata-rata 226,7 kilometer per 1.000 kilometer persegi.
Ketersediaan prasarana transportasi lainnya yang mendukung pembangunan
daerah seperti prasarana transportasi laut dan transportasi udara juga telah
meningkat. Propinsi Timor Timur memiliki 3 pelabuhan laut yang cukup besar,
yaitu pelabuhan laut Dili, Pante Macasar, dan Corn, yang telah ditingkatkan
fasilitas dermaga dan fasilitas keselamatan pelayarannya. Demikian pula,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
prasarana transportasi udara yang ada di Timor Timur pada umumnya kondisinya
telah meningkat. Dua Bandar udara (bandara) yang ada, yaitu Bandara Comoro di
Dili dan Bandara Baucau, dewasa ini fasilitasnya telahditingkatkan meskipun dari
keduanya hanya Bandara Comoro yang dipergunakan untuk penerbangan
komersial.
Di bidang pengairan, meskipun masih terbatas, telah pula dilaksanakan
peningkatan prasarana pengairan, berupa jaringan irigasi.Pada tahun 1993
jaringan irigasi telah dapat mengairi sawah seluas kurang lebih 7.000 hektare
sehingga membantu peningkatan dan menunjang produksi pertanian.
Penyediaan prasarana ketenagalistrikan di propinsi ini dilayani oleh
Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) Wilayah XI yang meliputi Propinsi Bali,
Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Timor Timur, sampai dengan
tahun 1991 telah menghasilkan daya terpasang sebesar 152 megawatt.
Kemudian dalam bidang ekonomi Indonesia juga banyak melakukan
pembangunan dalam bidang ini.Program pembangunan yang dilakukan
pemerintah Indonesia terhadap wilayah Timor Timur pada masa pendudukannya
dapat dibagi kedalam beberapa tahap. Pertama, periode antara 17 Juli 1976 hingga
31 Maret 1977, pemerintah Indonesia mengeluarkan dana sebesar Rp 4 milyar.
Dana dimaksudkan untuk membiayai proyek-proyek yang berhubungan langsung
dengan kesejahteraan masyarakat seperti penyedian tempat tinggal bagi 40.000
orang pengungsi, perbaikan pasilitas-pasilitas kesehatan, sarana pendidikan, juga
penyediaan air minum dan listrik.Periode ini di kategorikan dengan periode
rehabilitasi.Kedua, suatu tahap yang disebut sebagai periode konsolidasi.Tahap ini
terhitung antara 1977 hingga 1989. Anggaran sebesar Rp 6,6 milyar disalurkan
kepada propinsi baru ini, dengan perincian Rp 3,5 milyar dialokasikan untuk
proyek-proyek pembangunan sarana pendidikan, pengembangan dibidang
pertanian, kehutanan dan koperasi. Pada periode konsolidasi ini, anggaran itu juga
termasuk sebagai subsidi dalam bentuk intruksi Presiden, yakni Rp 1,5 milyar
untuk pemerintah propinsi, untuk pemerintah daerah Rp 520 juta, pembangunan
desa-desa disalurkan sebesar Rp 228 juta, untuk pembangunan fasilitas kesehatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
masyarakat Rp 368 dan Rp 542 juta untuk pembangunan sarana pendidikan.
Ketiga, sejak April 1978 sampai dengan 1985, pemerintahan Indonesia
menyalurkan secara terus menerus mengupayakan program-program
pembangunan di Timor Timur.tahap ini disebut dengan tahap stabilitas. Menurut
catatan Singh, jumlah total dana yang disalurkan pemerintah Indonesia dari tahun
1976 hingga 1985 adalah sebesar Rp 278.647.165.660.
Upaya pembangunan di bidang sarana dan prasarana sebagaimana yang
diajukan RAPBN periode 1996/1997, yang oleh sebagian kalangan dipahami
sebagai bentuk komitmen pemerintahan untuk pembangunan sosial dan ekonomi
di Timor Timur, karena terlihat dari jumlah dana pembangunan yang disalurkan
oleh pemerintah ke propinsi tersebut tampak selalu mengalami peningkatan. Ini
terlihat dalam Repelita VI menunjukan angka kenaikan angaran pembangunan
dari 15.95 milyar pada periode 1989/1990 menjadi Rp 43.80 milyar pada
1994/1995. Demikian pula dalam hal anggaran rutinnya, pada periode yang sama
meningkat dari Rp 12.03 milyar menjadi Rp 21.77 milyar. Disamping penyaluran
dana yang dikeluarkan oleh pemerintah guna mempercepat proses pembangunan,
tercatat sejumlah perusahaan milik swasta yang bergerak diberbagai sector juga
beroperasi di wilayah ini. Menurut catatan Aditjondro, hingga tahun 1997
perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan, perumahan, kontraktor maupun
di sector industri, jumlahnya mencapai 24 perusahaan.
Lampiran 2 : kerja kelompok dan Soal Tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Soal Uraian :
1. Jelaskan secara singkat usaha partai politik yang pro integrasi dalam
memperjuangkan integrasi dengan pemerintahan Indonesia !
2. Bagaimana kehidupan sosial mayarakat Timor Timur pada masa proses
integrasi ?
3. Jelaskan faktor integrasi masyarakat Timor Timur dengan pemerintahan
Indonesia !
4. Jelaskan secara singkat dampak negatif dalam bidang sosial dari integrasi
Timor Timor dengan Indonesia bagi rakyat Timor Timur!
5. Jelaskan dampak positif dari integrasi Timor Timur dengan Indonesia dalam
bidang pendidikan bagi masyarakat Timor Timur !
Kunci Jawaban :
1. Usaha salah satu partai yang pro integrasi UDT dalam memperjuangkan
integrasi dengan Indonesia adalah dengan menggalang dukunngan dari partai
partai kecil lain diantaranya :APODETI, KOTA, dan TRABALHISTA untuk
membuat sebuah petisi kepada Presiden Soeharto agar mau menggabungkan
wilayah Timor Timur ke dalam wilayah NKRI. Usaha ini dilakukan oleh
kelompok yang pro integrasi untuk menandingi deklarasi kemerdekaan
sepihak yang dilakukan oleh partai Fretilin sebelumnnya.
2. Pada masa proses integrasi Timor Timur ke dalam wilayah NKRI, kondisi
masyarakat pribumi yang menempati pulau itu sangat memprihatinkan.
Masyarakat Timor Timur mengalami konflik yang berkepanjangan, dan
mengalami musibbah kelaparan yang melanda masyarakat akibat dari
pertempuran yang terjadi di pulau tersebut. Banyak terjadi pembantaian yang
dilakukan pihak militer Indonesia maupun yang dilakukan partai politik yang
sedang bertikai. Kegiatan perekonomian, pendidikan, dan perkantoran
birokrasi pemerintahan lumpuh total.
3. Rasa senasib sepenanggungan bagi masyarakat perbatasan antara Indonesia
dan Timor Timur, mereka merasa sama sama menjadi korban dari
pertempuran para pemegang kebijakan, selain itu penduduk di perbatasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
merupakan satu suku dan juga kesamaan budaya. Oleh karena itu dengan
pertimbangan kesamaan kebudayaan dan perasaan senasib sepenanggungan
mereka yang berada di pulau Timur pada saat itu berkeinginan untuk
bergabung dengan pemerintahan Indonesia.
4. Keadaan yang tidak kundusif dalam masyarakat Timor Timur akibat invasi
militer Indonesia menyebabkan masyarakat merasa takut untuk beraktivitas
dan merasa was was terhadap serangan militer Indonesia dalam melakukan
penumpasan anggota Fretilin. Hingga puncak dari kekhawairan dan keakutan
masyarakat itu terjadiketika masyarakat Timor Timur malakukan aksi damai
dan kemudian terjadi penembakan brutal dari militer Indonesia yang kejadian
itu sering disebut dengan peristiwa santa cruz. Yang banyak menimbulkan
korban jiwa di Timor Timur.
5. Tidak semua yang dilakukan Indonesia terhadap Timor Timur memberikan
dampak yang negatif, selama masa pemerrintahan Indonesia di Timor Timur,
pemerintah Indonesia banyak membangun invrastruktur dalam bidang
kesehatan, pendidikan, prasana public yang lain seperti gadung pemerintahan,
pembangunan jalan utama, pemmbangunan bandara, pelabuhan, dna juga
pembangkit listrik untuk mendukung perkembangan wilayah ini.
Kriteria Penilaian :
a. Soal 1 skornya 20
b. Soal 2 skornya 20
c. Soal 3 skornya 20
d. Soal 4 skornya 20
e. Soal 5 skornya 20
Pedoman penilaian produk :
No Skor Nilai
1 86-100 Baik Sekali
2 71-75 Baik
3 56-70 Cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
4 < 55 Kurang
Lampiran 3 : Lembar Pengamatan Sikap
No Nama Religiusitas Tanggung
Jawab Disiplin Peduli Responsif
Pro-
aktif Jmlh
Skor Maksimal = 30
Kriterian penilaian untuk masing-masing aspek :
5 Sangat Baik
4 Baik
3 Cukup
2 Kurang Baik
1 Tidak Baik
Lampiran 4 : Lembar Pengamatan Diskusi Kelompok
No Nama
Aspek Pengamatan
Jmlh
Skor Nilai Ket Kerja
sama
Mengkomuni
kasikan
Pendapat
Toleransi Keaktifan
Menghargai
Pendapat
Teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 Baik Sekali
3 Baik
2 Cukup
1 Kurang
x 100
Kriteria Nilai
A 80-100 Baik Sekali
B 70-79 Baik
C 60-69 Cukup
D < 60 Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 5 : Lembar Penilaian Presentasi
No Nama
Aspek Penilaian Jmlh
Skor Nilai Ket Komuni
kasi
Sistematika
Penyampaian
Wawa
san
Kebe
ranian
Antu
sias
Gesture &
Penampilan
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 Baik Sekali
3 Baik
2 Cukup
1 Kurang
Kriteria Nilai
A 80-100 Baik Sekali
B 70-79 Baik
C 60-69 Cukup
D < 60 Kurang
Lampiran 6 : Format Penilaian Makalah
Struktur Makalah Indikator Nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Pendahuluan Menunjukkan dengan tepat isi :
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
Isi Ketepatan pemilihan gambar
Orisinalitas makalah
Mendeskripsikantentang proses integrasi
Timor Timur ke wilayah Republik
Indonesia.
Struktur penulisan disusun dengan jelas
sesuai metode yang dipakai
Bahasa yang digunakan sesuai EYD dan
komunikatif
Daftar pustaka yang dapat
dipertanggungjawabkan (ilmiah)
Menghindari sumber (akun) yang belum
dikaji secara ilmiah
Penutup Kesimpulan sesuai dengan rumusan
masalah
Jumlah
Kriteria Penilaian untuk masing-masing indikator :
Sangat sesuai 4
Sesuai 3
Cukup 2
Kurang 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI