203
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS VI DALAM MENGIKUTIPELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI SD SANG TIMUR, SD JOANNES BOSCO, DAN SD PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh: Maria Gabriela Kale NIM: 101124040 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

  • Upload
    hahanh

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PENDIDIKAN

AGAMA KATOLIK TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS VI

DALAM MENGIKUTIPELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

DI SD SANG TIMUR, SD JOANNES BOSCO, DAN SD PANGUDI LUHUR

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Maria Gabriela Kale

NIM: 101124040

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

iv

PERSEMBAHAN

Dari hati yang tulus, kupersembahkan skripsi ini kepada Hati Terkudus Tuhan

Yesus, Guru dan Sahabatku, Pendamping dan Penolong Utama dalam penulisan

skripsi ini.

Bunda Maria Penolong Abadi yang selalu setia membimbing, menuntun,

menopang dan menguatkanku dalam penulisan skripsi ini.

Kedua orangtuaku, bapak Philipus Meze dan ibu Philomena Maja pada usia

perkawinan mereka yang ke-25 tahun, 17 April 2015.

Kedua adikku, Melkior Kaju dan Kristoforus Talo atas doa dan dukungan dalam

penulisan skripsi ini.

Dominikus Duli Kalang, yang dengan cinta dan perhatiannya telah membantu dan

mendukung selama penulisan skripsi ini.

Kepada para dosenku yang selalu setia membimbing dan menuntun saya selama

studi di Universitas Sanata Dharma. Kepada kampusku, rumah keduaku tempat

aku merajut masa depan.

Kepada Tata Mia Kalang, para sahabatku Sr. Auxilia, CIJ, Fransisca Anida Dyan

Kusuma, Veronica Dwi Lestari, Bernadetha Linda K., Franciska Arindika,

Florentina Hastriyani, Anselina Mabin, Maria Vinsensia, Serviana Mea, Susana

Hoar, dan Lukas Lito Wato atas dukungan dan semangat yang mereka berikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

v

MOTTO

Tuhan...

jika hidupku adalah salib, dan Salib adalah lambang kemenangan,

maka aku akan menjadikan hidupku sebagai sebuah kemenangan bagi-Mu,

hanya demi kemuliaan nama-Mu.

Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu

(Lukas 1:38)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

x

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Agung atas segala rahmat dan

kasih karunia-Nya yang berlimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA

KELAS VI DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

KATOLIK DI SD SANG TIMUR, SD JOANNES BOSCO DAN SD PANGUDI

LUHUR YOGYAKARTA.

Skripsi ini disusun sebagai bentuk keikutsertaan penulis sebagai calon

guru PAK akan perkembangan proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di

masa mendatang. Tidak dapat dipungkiri bahwa guru PAK belum maksimal

terutama dalam menguasai kompetensi pedagogik yang berakibat pada

menurunnya minat belajar siswa terhadap pelajaran PAK. Maka melalui

penguasaan kompetensi pedagogik seperti yang penulis paparkan, diharapkan

guru PAK semakin mampu meningkatkan minat belajar peserta didik terhadap

pelajaran PAK, serta tujuan PAK semakin dapat didekati dan dicapai secara

maksimal.

Penulis percaya bahwa terselesainya skripsi ini berkat kebaikan Tuhan

melalui dukungan dan perhatian banyak pihak. Maka, menyadari semua itu, pada

kesempatan ini, penulis mengucapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada

semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini, terutama kepada:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

xi

1. Bapak F.X. Dapiyanta, SFK.,M.Pd selaku dosen pembimbing akademik dan

sebagai dosen pembimbing skripsi atas kesabaran, ketelitian dan kesetiaannya

dalam membimbing penulis selama masa penulisan skripsi ini.

2. Romo, Dr. B.A. Rukiyanto, SJ, selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing dan mendampingi penulis selama masa perkuliahan.

3. Bapak L. Bambang Hendarto, M.Hum., yang telah memberi dukungan kepada

penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Para dosen, petugas sekretariat dan staf perpustakaan serta seluruh karyawan

IPPAK yang telah mendampingi, memberi kemudahan dan perhatian selama

penulis belajar di IPPAK.

5. Kedua orangtuaku yang berbahagia, bapak Philipus Meze dan ibu Philomena

Maja yang dengan segala doa, cinta kasih dan pengorbanannya mengantar

penulis hingga pada jenjang pendidikan S1. Terimalah kasih dan doaku selalu.

6. Kedua adikku, Melkior Kaju dan Kristoforus Talo untuk segenap cinta dan

dukungannya yang memampukan penulis untuk terus melangkah dan berkarya.

7. Dominikus Duli Kalang yang dengan penuh kesabaran, perhatian, cinta dan doa

yang mendukung penulis untuk menyelesaikan penulisan karya agung ini.

8. Kakak suster terkasih, Auxilia, CIJ (Benedikta Boleng Kelen) yang dengan

segala kemurahan hatinya membantu dan memotivasi penulis agar tetap setia

dalam menyelesaikan penulisan tugas akhir ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.......... ................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv

MOTTO .............................................................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ vi

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

ABSTRACT ......................................................................................................... viii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .............................................. ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................ x

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xviii

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xx

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................... ........... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 10

C. Tujuan Penulisan ............................................................................. 10

D. Manfaat Penulisan ........................................................................... 11

E. Metode Penulisan ............................................................................ 12

F. Sistematika Penulisan ...................................................................... 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

xiv

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ............................................ 14

A. Guru Pendidikan Agama Katolik ................................................................. 14

1. Pendidikan Agama Katolik .................................................... 14

a. Pendidikan Agama Katolik Di Sekolah ...................... 14

b. Ruang Lingkup Materi PAK ........................................ 16

c. Proses PAK Di Sekolah................................................ 17

d. Tujuan PAK Di Sekolah .............................................. 18

2. Guru PAK Di Sekolah ............................................................ 19

a. Guru PAK sebagai Pendidik Iman ............................... 21

b. Guru PAK sebagai Pewarta Iman ................................ 23

1)Spiritualitas Guru PAK .......................................... 23

2) Kepribadian Guru PAK ........................................ 26

3) Pengetahuan Guru PAK ......................................... 27

4) Kemampuan Berkomunikasi Guru PAK .............. 28

B. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Katolik .............................. 31

1. Kompetensi Guru Secara Umum ........................................... 31

a) Kompetensi Pedagogik Guru ....................................... 33

b) Kompetensi Kepribadian .............................................. 49

c) Kompetensi Profesional ............................................... 52

d) Kompetensi Sosial ....................................................... 53

2. Kompetensi Pedagogik Guru PAK ........................................ 55

a)Kompetensi Pedagogik Guru PAK menurut

Undang-Undang .......................................................... 55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

xv

b)Kompetensi Pedagogik Guru PAK Menurut

Dokumen Gereja ............................................................. 63

C. Makna Belajar dan Minat Belajar................................................................ 72

1. Makna Belajar ...................................................................... 72

2. Pengertian Minat ................................................................... 76

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar ............... 78

4. Peranan Minat dalam Belajar ............................................... 79

5. Minat Mengikuti PAK ........................................................... 80

D. Penelitian yang Relevan ............................................................................... 80

E. Kerangka Pikir dan Hipotesis ....................................................................... 82

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 84

A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 84

B. Disain Penelitian .......................................................................................... 84

C. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 85

1. Tempat Penelitian .................................................................. 85

2. Waktu Penelitian ................................................................... 86

D. Populasi dan Sampel .................................................................................... 86

E. Variabel Penelitian........................................................................................ 87

1)Identifikasi Variabel ............................................................... 87

2) Definisi Konseptual Variabel ................................................ 88

3) Definisi Operasional Variabel ............................................... 89

F.Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 89

1) Teknik Pengumpulan Data .................................................... 89

2) Instrumen Penelitian............................................................. . 90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

xvi

3) Kisi-Kisi Penelitian ............................................................. . 91

4) Pengembangan Instrumen ................................................... . 94

G. Uji Persyaratan Analisis ................................................................. 98

H. Uji Hipotesis .................................................................................. 100

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 101

A. Hasil Penelitian ..................................................................................... 101

1. Uji Persyaratan Analisis ....................................................... 101

a. Uji Normalitas ............................................................. 102

b. Uji Linearitas............................................................... 106

c. Uji Homokedastisitas .................................................. 118

2. Deskripsi Data ...................................................................... 110

a. Kompetensi Pedagogik Guru PAK ............................. 110

b. Minat Belajar Siswa ........................................................ 121

B. Uji Hipotesis ...................................................................................... 129

C. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 136

D. Refleksi Kateketis ........................................................................ 143

1)Pengertian Katekese ................................................................. 143

2) Tujuan Katekese ................................................................... 143

3) Isi Katekese ......................................................................... 145

4) Tugas dan Peranan Katekese ................................................ 146

5) Aspek Kateketis dalam kompetensi Guru ............................ 146

6) Aspek Kateketis dalam Minat Belajar Siswa ....................... 150

E. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 152

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

xvii

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 153

A. Kesimpulan ......................................................................................... 153

B. Saran .................................................................................................. 156

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 158

LAMPIRAN .................................................................................................. 160

Lampiran 1 : Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................ (1)

Lampiran 2 : Instrumen Penelitian .................................................................. (4)

Lampiran 3 : Contoh Instrumen Penelitian ..................................................... (8)

Lampiran 4 : Hasil Analisis Variabel Kompetensi Pedagogik Guru PAK .... (12)

Lampiran 5 : Hasil Analisis Variabel Minat Belajar Siswa ......................... (16)

Lampiran 6 : Hasil Analisis SPSS ................................................................. (20)

Lampiran 7 : Keseluruhan Data Variabel X dan Y ........................................ (22)

Lampiran 8 : Tabel nilai-nilai r Product Moment ......................................... (23)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jumlah Responden ................................................................................ 87

Tabel 2 Skor Alternatif Jawaban Variabel X dan Y .......................................... 90

Tabel 3 Kisi-Kisi Instrumen Variabel Kompetensi Pedagogik Guru PAK ....... 91

Tabel 4 Kisi-kisi instrumen Variabel Minat Belajar Siswa ............................... 92

Tabel 5 Reliability Statistics............................................................................... 96

Tabel 6 Kriteria Kategori Variabel X................................................................. 97

Tabel 7 Kriteria Kategori Variabel Y................................................................. 98

Tabel 8 Test of Normality ................................................................................... 103

Tabel 9 Anova ........................................................................................... 107

Tabel 10 Rangkuman Statistik Deskripsi Kompetensi Pedagogik Guru PAK .. 110

Tabel 11 Statistik Mengelola Proses Belajar-Mengajar ..................................... 111

Tabel 12 Deskripsi Mengelola Proses Belajar-Mengajar................................... 112

Tabel 13 Statistik Memahami Perkembangan Peserta Didik ............................. 113

Tabel 14 Deskripsi Memahami Perkembangan Peserta Didik ........................... 114

Tabel 15 Statistik Memanfaatkan Strategi, model, media dan metode

pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan IPTEK ........................ 116

Tabel 16 Deskripsi Memanfaatkan Strategi, model, media dan metode

pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan IPTEK ..................... 117

Tabel 17 Statistik Mengevaluasi Proses Pembelajaran PAK ............................. 118

Tabel 18 Deskripsi Mengevaluasi Proses Pembelajaran PAK ........................... 119

Tabel 19 Rangkuman Statistik Minat Belajar Siswa pada PAK ........................ 121

Tabel 20 Statistik Rasa ingin tahu terhadap PAK .............................................. 122

Tabel 21 Deskripsi Rasa ingin tahu terhadap PAK ............................................ 123

Tabel 22 Statistik Senang Belajar PAK ............................................................. 125

Tabel 23 Deskripsi Senang Belajar PAK ........................................................... 126

Tabel 24 Statistik Mau belajar sesuatu yang baru dari PAK ............................. 127

Tabel 25 Deskripsi Mau belajar sesuatu yang baru dari PAK ........................... 128

Tabel 26 Descriptive Statistics ........................................................................... 130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

xix

Tabel 27 Model Summary .................................................................................. 130

Tabel 28 Anovab ................................................................................................. 132

Tabel 29 Coefficientsa ........................................................................................ 133

Tabel 30 Correlations ........................................................................................ 135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

xx

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

xxi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENULISAN

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru

dan dosen menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas

utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Konsep ini mengandung

beberapa hal penting yaitu pertama, guru adalah tenaga pendidik yang profesional,

artinya seorang guru adalah tenaga pengajar yang sungguh-sungguh menguasai

bidang kerjanya yang diperoleh dengan menempuh berbagai jenjang pendidikan

yang menunjang keahliannya. Kedua, tugas utama seorang guru adalah

mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik lewat proses

mengajarnya. Ketiga, guru merupakan salah satu komponen penentu keberhasilan

dan peningkatan mutu pendidikan peserta didik melalui berbagai proses

pengajaran yang dilaksanakan di sekolah, sebab guru merupakan ujung tombak

yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar.

Kondisi tenaga pendidik di negeri ini, khususnya pada beberapa tahun

terakhir belum sesuai dengan ketentuan dan harapan undang-undang di atas.

Penyebab ketidaksesuaian harapan undang-undang dengan tenaga pendidik di

Indonesia, di antaranya: pertama karena asas sentralisme dan sistem kekuasaan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

2

penyelenggaraan pendidikan nasional selama ini cenderung menuruti garis

petunjuk dari atas atau indoktrinasi. Segala sesuatu telah disiapkan dalam bentuk

petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis sehingga tidak ada tempat untuk

berpikir alternatif (Kompas, 10 Oktober 1998). Sejumlah tokoh pendidikan

mengkritik secara tajam sistem pendidikan di Indonesia yang serba seragam, baik

dalam kurikulum, ujian akhir, maupun kegiatan belajar mengajar di sekolah yang

berakibat pada kurang optimalnya peran guru dalam merealisasikan kompetensi-

kompetensi yang dimilikinya (Kompas, 26 Juni 1998).

Kedua, guru merupakan salah satu komponen penentu keberhasilan dalam

dunia pendidikan. Oleh karena itu Komarudin Hidayat berpendapat bahwa “yang

paling menentukan keberhasilan sebuah sekolah adalah kualitas guru. Guru

yangmenguasai materi bidang studi, guru masuk kelas dengan antusias dan cinta,

serta kreatif dalam menerapkan dan menggali metode yang cocok untuk kondisi

kelasnya” (Kompas, 6 Desember 2005:7). Maka dari itu kemajuan pendidikan ada

pada kualitas guru, yang kemudian akan berandil besar pada kemajuan bangsa.

Sebaliknya rendahnya kualitas guru akan mengakibatkan keterpurukan mutu

pendidikan dan akan menjadi bumerang besar bagi bangsa.

Ketiga, dalam harian Kompas, 5 September 2001, diberitakan bahwa

Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) yang pada waktu itu dijabat oleh

Abdul Malik Fajar mengaku kebenaran penilaian bahwa sistem pendidikan di

Indonesia terburuk di kawasan Asia. Penilaian tersebut merupakan hasil survei

Political and Economic Risk Consultancy (PERC). Dari 12 negara yang disurvei

oleh lembaga yang berkantor pusat di Hongkong itu, menyebutkan bahwa Korea

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

3

Selatan memiliki sistem pendidikan terbaik, disusul Singapura, Jepang, Taiwan,

India, Cina dan Malaysia. Indonesia menduduki urutan ke-12 di bawah Vietnam.

(Suparno, 2002:9).

Masalah-masalah dalam dunia pendidikan timbul dari berbagai faktor.

Faktor pertama adalah pemerintah. Dalam menyikapi masalah kependidikan,

pemerintah telah berupaya memperbaiki mutu pendidikan yang masih rendah

dengan mengeluarkan Undang-undang No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional dan membentuk BSNP (Badan Standarisasi Nasional Pendidikan,

Kompas 6 Desember 2005:7). Namun upaya standarisasi ujian dan kelulusan

secara nasional justru menimbulkan masalah karena tingkat pendidikan di tanah

air amat beragam. Penetapan standarisasi ujian nasional untuk peningkatan mutu

pendidikan tersebut melahirkan berbagai pandangan dan bahkan penolakan

terhadap Ujian Nasional (UN) sendiri. Menurut Udin S.Winataputra, Dekan

FIKIP UT, pendidikan yang serba seragam itu perlu dikaji ulang karena tidak

sesuai dengan kemampuan manusia yang tidak seragam dan keadaan daerah yang

tidak sama. Sementara Abdul Hadi, seorang sastrawan, berpendapat bahwa

“pendidikan yang serba seragam itu tidak perlu. Pendidikan harus menghargai

keberagaman, termasuk kurikulum.” Selain itu keterbatasan kemampuan dan

wawasan pengajar serta perbedaan fasilitas pendidikan di pusat dan di daerah

telah menyebabkan hasil kegiatan belajar pun berbeda (Kompas, 22 Oktober

2005:12).

Banyak orang atau lembaga menilai keberhasilan peserta didik diukur

menurut hal-hal yang mudah diamati: seperti nilai rapor, STTB, dan NEM.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

4

Mereka banyak melupakan hal-hal yang mengembangkan rasa, kepekaan hati,

imajinasi, unsur sosial: solidaritas dan keterlibatan. Bila peserta didik tidak

memperoleh nilai yang tinggi dikatakan tidak akan memiliki masa depan yang

cerah. Keadaan ini semakin sulit dibenahi oleh karena suasana kreatif dan bebas

berpikir tidak dikondisikan di sekolah. Dari pihak siswa, tidak ada usaha bertanya,

atau menantang pelajaran. Prestasi peserta didik terbatas pada memproduksi

informasi yang telah didapat. Akibatnya peserta didik tidak termotivasi belajar

mandiri. Proses semacam ini bukan merupakan cara untuk membantu peserta

dalam mengembangkan diri, membebaskan diri dan menjadi dirinya sendiri

sehingga dapat berpikir secara kritis dan kreatif.

Oleh karena itu, H.Moh.Ansyar (Kompas 3/4-1998) mengatakan bahwa

“Proses belajar-mengajar di sekolah dari pendidikan dasar hingga sekolah

menengah umum di Indonesia, belum menciptakan cara belajar yang bermakna.

Kurikulum hanya dilihat sebagai substansi pengetahuan, tidak sebagai proses

untuk mengetahui, sehingga yang dihasilkan dunia pendidikan hanya jago hafal”.

Selanjutnya dikatakan: “Kurikulum kita berpusat pada deposito pengetahuan dan

mengabaikan perhatian pada upaya belajar sendiri. Proses belajar-mengajar yang

berwarna indoktrinasi dan otoriter yang mengakibatkan tertanamnya sikap bahwa

materi yang diajarkan dalam buku teks seolah-olah merupakan suatu kebenaran

tanpa syarat. Guru di sini bukan sebagai tenaga pendidik tetapi hanya sebagai

pemberi informasi.

Selain pemerintah dengan kurikulum yang diberlakukannya, keberhasilan

program peningkatan mutu pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

5

kemaksimalan peran dan fungsi setiap komponen pendidikan yang terlibat di

dalamnya. Salah satu komponen yang berpengaruh di antaranya adalah guru

sebagai pengelola dan pelaksana pendidikan itu sendiri. Itu berarti bahwa guru

memiliki peran dan pengaruh yang besar dalam penyelenggaraan pendidikan di

sekolah.

Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peran yang besar dan

strategis. Hal ini disebabkan karena guru menjadi “garda depan” yang langsung

berhadapan dengan peserta didik dalam proses pelaksanaan pendidikan dalam

mentransformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, sekaligus mendidik pribadi-

pribadi manusia dengan nilai-nilai konstruktif (Janawi, 2012:10). Untuk

melaksanakan tugasnya secara baik, guru perlu menguasai berbagai kompetensi

terutama kompetensi pedagogik dan kompetensi profesionalnya di samping

kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian yang juga penting.

Guru dalam proses belajar harus memiliki kompetensi tersendiri guna

mencapai harapan yang dicita-citakan dalam melaksanakan pendidikan pada

umumnya dan proses pembelajaran pada khususnya. Untuk itu dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya, guru semestinya harus dapat membina dan

mengembangkan kemampuan peserta didik secara profesional dalam setiap proses

pembelajaran. Dalam membina kemampuan peserta didik, seorang guru harus

memiliki kompetensi tersendiri. Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang

guru antara lain kompetensi personal, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial,

dan kompetensi profesional. Namun dari keempat kompetensi ini yang menjadi

sorotan penulis dalam penulisan ini adalah kompetensi pedagogik karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

6

kompetensi ini merupakan jenis kompetensi yang sangat melekat pada diri

seorang guru dan memiliki daya pengaruh yang sangat besar terhadap

keberlangsungan proses pendidikan.

Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman terhadap peserta didik,

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya. Berdasarkan pengelompokkan kompetensi pedagogik ini, maka

seorang guru memiliki tugas yang sangat berat. Realita membuktikan bahwa

dalam menjalankan tugas itu tidak semua guru dapat menjalankan tugas

pengajaran dengan baik sehingga dapat meningkatkan minat dan daya serap siswa.

Oleh karena itu, guru dituntut untuk aktif, kreatif, inovatif, dan tidak menunggu.

Guru harus memiliki ide dan kritis dengan situasi yang ada, bergerak dinamis dan

peka terhadap perkembangan zaman (Suparno, 2004:vii) Upaya meningkatkan

kompetensi pedagogik guru dimaksud agar guru dapat mengetahui kompetensi

dirinya sehingga kemampuan yang dimiliki dapat diterapkan dalam gaya mengajar

yang mampu mempengaruhi dan mmperkembangkan siswa dalam belajar. Untuk

mencapai kemahiran dan keterampilan mengajar yang profesional, maka

diharapkan guru mampu menghasilkan siswayang berkualitas sehingga dapat

memasuki dunia kerja yang penuh kompetensi.

Tuntutan untuk meningkatkan kualitas kompetensi pedagogik guru

dimaksudkan agar guru mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman

dan perubahan kurikulum yang harus menjadi perhatian khusus para tenaga

pendidik jika menginginkan para siswa tetap menaruh minat pada mata pelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

7

yang diikutinya. Strategi, pendekatan, dan model pembelajaran yang lama perlu

diubah agar proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan.

Materi pelajaran yang dirasa sulit dan abstrak perlu dikemas dan disajikan dengan

menyesuaikan pada tingkat kemampuan siswa untuk menerima pelajaran. Kita

dapat melihat contoh kenyataan di dalam kelas ketika guru menjelaskan materi,

siswa ribut dan asyik ngobrol dengan temannya, atau sering keluar kelas dengan

alasan pergi ke toilet, dan lain sebagainya, kita dapat menarik kesimpulan bahwa

materi dan metode penyajian mata pelajaran atau strategi guru tidak lagi diminati

dan menarik perhatian siswa. Materi yang disajikan jauh dari pengalaman hidup

harian siswa, metode penyajian klasikal yang membuat siswa tidak tertarik dan

merasa jenuh.

Cara mengajar guru yang lebih menekankan kepenuhan keinginan dan

minat guru, kini harus diubah dengan menekankan pentingnya memperhatikan

minat dan kebutuhan siswa dalam belajar. Menjawab kebutuhan siswa dalam

belajar menjadi orientasi dasar, karena siswa bukanlah bank tempat menampung

segala macam ilmu yang ditransfer oleh guru-gurunya. Kritikan Paulo Freire,

seorang pemerhati pendidikan yang melihat kenyataan bahwa dalam proses

belajar sering terjadi konsep bankingmasih terjadi di sekolah-sekolah jaman ini.

Konsep ini menekankan bahwa guru adalah segala-galanya di dalam kelas. Proses

pembelajaran disajikan dengan mentransfer ilmu dari guru kepada siswa. Guru

lebih banyak berperan dan mengesampingkan kebutuhan siswa yang adalah

subyek dalam kelas. Di sini bukan kebutuhan siswa yang dipenuhi tetapi minat

dan kebutuhan guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

8

Pada umumnya, proses pendidikan dan pengajaran di sekolah-sekolah

masih berjalan secara klasikal. Seorang guru harus menghadapi sejumlah besar

siswa dalam waktu, dengan materi dan metode yang sama (Suryobroto,

1986:141). Dalam sistem klasikal tidak mudah bagi guru untuk memperhatikan

perbedaan (keunikan setiap siswa) secara lebih cermat. Oleh karena itu seorang

guru sebaiknya berusaha menemukan perbedaan siswanya seawal mungkin

sehingga dapat menindaklanjutinya dengan cepat dan tepat, sehingga dalam

proses pembelajaran siswa memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk aktif

berpartisipasi karena mereka tahu bahwa guru mereka mempertimbangkan

kebutuhan mereka sebagai individu. Patut disadari bahwa siswa adalah seorang

pribadi yang memiliki keunikan dan kekhasan baik yang berasal dari diri sendiri

maupun latar belakangnya. Peserta didik sebagai seorang individu berbeda dalam

banyak hal. Sisi ini sebenarnya yang harus mendapat perhatian dari para guru.

Pengakuan penghargaan terhadap perbedaan-perbedaan individual anak ini

tentunya akan membawa konsekuensi lebih lanjut yaitu bahwa pendidikan harus

memperhatikan perbedaan-perbedaan itu dan mengembangkan sejauh mungkin

apa yang dimiliki oleh anak itu (Suryobroto, 1986:143).

Dengan memiliki kompetensi pedagogik yang memadai, peran seorang

guru diharapkan memungkinan siswa dapat menaruh minat pada proses

pembelajaran yang dilaksanakan. Demikian juga pada mata pelajaran pendidikan

agama Katolik. Guru agama Katolik harus menempatkan peserta didik sebagai

subyek bukannya obyek belajar. Thomas Groome menekankan tiga hakikat

pendidikan iman yang salah satunya adalah kegiatan yang bersifat ontologis yakni

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

9

pendidikan harus berpusat pada pribadi manusia. Oleh karena itu, pendidikan

iman harus sungguh bersifat manusiawi dan sekaligus ilahi sehingga diharapkan

dapat memperkembangkan nilai-nilai kemanusiaan, artinya memanusiakan

manusia dan memperjuangkan budaya kehidupan (budaya pro life). Hal ini

berarti, pendidikan sedapat mungkin memberdayakan peserta didik agar dapat

mencapai kepenuhan dan kesempurnaan hidup seperti yang dikehendaki Allah

sendiri (bdk. Yoh. 10:10b). Kepenuhan hidup berarti segala kerinduan terpenuhi,

mereka bahagia karena dapat dengan bebas menumbuhkembangkan seluruh aspek

hidupnya secara utuh dan menyeluruh. Pendidikan agama di sekolah hendaknya

dilaksanakan untuk memberdayakan peserta didik agar mereka dapat

memperkembangkan head (kepala: intelek, pemikiran, akal budi, kehendak,

keyakinan, pengakuan iman), heart (hati: nilai estetis, perasaan, afeksi, kesadaran)

dan hand (tangan yang bergerak melakukan tindakan, keterampilan, komitmen,

solidaritas).Intinya adalah mendorong siswa untuk menemukan makna atas materi

yang dipelajarinya (Groome, 2003:11-14). Oleh karena itu penulis merasa perlu

mengkaji sejauh mana penguasaan kompetensi pedagogik itu dapat menarik minat

siswa dalam mengikuti PAK yang dipaparkan dalam skripsi dengan judul:

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PENDIDIKAN

AGAMA KATOLIK TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA DALAM

MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI SD

JOANNES BOSCO, SD SANG TIMUR, DAN SD PANGUDI LUHUR

YOGYAKARTA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

10

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang penulisan di atas ada beberapa permasalahan

yang dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Katolik kelas VI di

SD Sang Timur, SD Joannes Bosco dan SD Pangudi Luhur Yogyakarta?

2. Bagaimana minat belajar siswa kelas VI SD Sang Timur, SD Joannes Bosco

dan SD Pangudi Luhur Yogyakarta pada mata pelajaran pendidikan agama

Katolik?

3.Seberapa besar pengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Katolik

terhadap minat belajar siswa kelas VI dalam mengikuti pelajaran pendidikan

agama Katolik di SD Sang Timur, SD Joannes Bosco dan SD Pangudi Luhur

Yogyakarta?

C. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah:

1. Menguraikan pengertian kompetensi pedagogik guru PAK dan minat belajar

siswa kelas VI dalam mengikuti PAK di SD Sang Timur, SD Joannes Bosco

dan SD Pangudi Luhur Yogyakarta.

2. Mendeskripsikan bagaimana kompetensi pedagogik guru PAK dapat menarik

minat siswa kelas VI dalam mengikuti PAK di SD Sang Timur, SD Joannes

Bosco dan SD Pangudi Luhur Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

11

3. Mengetahui seberapa besar pengaruh kompetensi pedagogik guru PAK

terhadap minat belajar siswa kelas VI dalam mengikuti PAK di SD Sang

Timur, SD Joannes Bosco dan SD Pangudi Luhur Yogyakarta.

D. MANFAAT PENULISAN

Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

1. Bagi Guru Pendidikan Agama Katolik

Memberikan sumbangan gagasan dan menambah pemahaman tentang

minat belajar para siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di

SD Sang Timur, SD Joannes Bosco dan SD Pangudi Luhur Yogyakarta yang

dipengaruhi oleh kompetensi pedagogik guru. Penelitian ini juga diharapkan dapat

menjadi sumbangan bagi guru Pendidikan Agama Katolik di SD Sang Timur, SD

Joannes Bosco dan SD Pangudi Luhur Yogyakarta untuk meningkatkan

kompetensi pedagogiknya, sehingga dapat menarik minat siswa dalam

pembelajaran PAK.

2. Bagi Lembaga Pendidikan Agama Katolik Prodi IPPAK

Menambah wawasan mahasiswa-mahasiswi IPPAK mengenai perlunya

menguasai kompetensi pedagogik dalam proses pembelajaran terutama dalam

meningkatkan minat belajar siswa terhadap pelajaran pendidikan agama Katolik,

sehingga tujuan dan fungsi pendidikan agama Katolik dapat tercapai dan dapat

memperkaya para calon guru PAK agar kompetensi pedagogik yang dimiliki

dapat diterapkan dalam proses pembelajaran PAK di sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

12

3. Bagi Penulis

Membantu penulis untuk semakin memahami kompetensi pedagogik

sehingga dapat mengembangkan diri untuk menjadi seorang guru yang sungguh-

sungguh profesional dalam proses pembelajaran PAK.

4. Bagi Universitas Sanata Dharma

Sebagai tambahan sumber bacaan perpustakaan Universitas Sanata

Dharma, sebagai acuan bagi penelitian lebih lanjut.

E. METODE PENULISAN

Dalam menulis skripsi ini penulis menggunakan metode analisis

deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah usaha penulis menganalisis buku-

buku sebagai sumber bahan, dan membahasakan kembali gagasan secara

deskriptif dalam bentuk tulisan. Hal yang sama penulis lakukan dalam menggali

konteks pembahasan permasalahan seputar pengaruh kompetensi pedagogik guru

terhadap minat belajar PAK siswa. Untuk mengetahui proses pembelajaran PAK,

penulis melakukan penelitian sederhana dengan metode penelitian regresi

sederhana terhadap siswa kelas VI SD Joannes Bosco, SD Sang Timur, dan SD

Pangudi Luhur. Hasil penelitian akan dijadikan dasar dalam mengembangkan

profesionalitas guru di sekolah.

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Skripsi ini mengambil judul PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK

GURU PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK TERHADAP MINAT BELAJAR

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

13

SISWA DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PAK DI SD JOANNES BOSCO,

SD SANG TIMUR, DAN SD PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA. Judul

tersebut akan diuraikan dalam lima bab sebagai beikut:

Bab I adalah pendahuluan. Pada bab yang pertama ini penulis

menguraikan mengenai latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan penulisan,

manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

Bab II penulis akan menguraikan kajian pustaka dan hipotesis tentang hal

ikhwal kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru pada umumnya,

kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Katolik, Pendidikan Agama

Katolik, dan minat belajar siswa dalam mengikuti pelajaran PAK sebagai landasan

teori dalam penulisan skripsi ini.

Bab III penulis memaparkan mengenai metodologi penelitian yang

mencakup jenis penelitian, desain penelitian tempat dan waktu penelitian,

populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian,

pengembangan instrumen, uji persyaratan analisis serta uji hipotesis.

Bab IV penulis memaparkan hasil penelitian yang mendeskripsikan hasil

penelitian, uji hipotesis, pembahasan hasil penelitian, dan refleksi kateketis serta

keterbatasan dalam penelitian.

Bab V adalah penutup. Dalam penutup ini penulis menguraikan dua hal

yaitu pertama, tentang kesimpulan yang berisikan gagasan-gagasan pokok dari

penulisan skripsi dan kedua, mengenai saran-saran yang kiranya dapat membantu

guru PAK dalam meningkatkan minat belajar siswa pada proses pembelajaran

PAK di SD Joannes Bosco, SD Sang Timur, dan SD Pangudi Luhur Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Fokus pembahasan bab kedua ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama

penulis membahas mengenai kompetensi pedagogik guru PAK yang terdiri dari

Guru PAK, PAK, kompetensi guru, kompetensi pedagogik, dan kompetensi

pedagogik guru PAK. Sedangkan bagian kedua membahas mengenai minat siswa

dalam mengikuti PAK yang terdiri dari minat belajar, dan minat siswa dalam

mengikuti pembelajaran PAK.

A. Guru Pendidikan Agama Katolik

1. Pendidikan Agama Katolik

a. Pendidikan Agama Katolik Di Sekolah

Berkenaan dengan pendidikan agama Katolik, negara mengaturnya dalam

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bahwa

negara dan pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem

pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan

Yang Mahaesa serta berakhlak mulia, dan Gereja mewujudkannya dalam rangka

pewartaan Injil. Semua itu demi membantu orangtua selaku pendidik pertama dan

utama putera-puteri mereka. Muara dari semua pemikiran itu ialah peserta didik

(Dapiyanta, 2008:1).

Pendidikan agama Katolik secara operasional ialah komunikasi iman atau

tukar pengalaman beriman (penghayatan iman) sebagai bentuk dari kesaksian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

15

iman antara guru dan para siswa dan antar sesama siswa melalui proses

pembelajaran berdasar pendekatan tertentu dengan bantuan materi, metode, dan

media, yang bertitik tolak dari keadaan awal tertentu menuju tujuan tertentu dalam

pembelajaran pendidikan agama Katolik. Melalui kesaksian hidup yang terjadi

diharapkan baik guru maupun siswa dapat saling membantu sedemikian rupa,

sehingga iman masing-masing diteguhkan dan dihayati secara semakin sempurna.

Tekanan utamanya terletak pada penghayatan iman, namun pengetahuan tidak

dilupakan. Untuk itulah pembelajaran di kelas diadakan.

Tujuan utama pendidikan agama dimaksudkan untuk membentuk

peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa dan berakhlak mulia serta peningkatan potensi spiritual.

Pada akhirnya peserta didik diharapkan memiliki akhlak mulia yang

mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari

pendidikan agama, serta peningkatan potensi spiritual mencakup

pengenalan, pemahaman dan penanaman nilai-nilai keagamaan dalam

kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan

potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi

berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan

harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

16

b. Ruang Lingkup Materi Pendidikan Agama Katolik

Ruang lingkup materi pembelajaran pendidikan agama Katolik mencakup

empat aspek, yakni:

1) Pribadi peserta didik

Dalam aspek peserta didik, dibahas tentang bagaimana peserta didik

memahami diri mereka sebagai makhluk ciptaan Allah, sebagai pria dan wanita

yang diciptakan untuk saling mengasihi, menjaga, dan menghargai satu sama lain.

Sebagai makhluk Allah yang paling mulia, manusia diciptakan berbeda dari

makhluk lainnya yang ada di muka bumi ini. Meskipun demikian, pria dan wanita

memiliki kemampuan dan keterbatasan, kelebihan dan kekurangan dalam dirinya

sehingga peserta didik diharapkan dapat saling menghargai dalam berelasi dengan

sesama, dan ikut ambil bagian dalam merawat dan melestarikan alam sekitar.

2) Yesus Kristus

Dalam aspek Yesus Kristus dibahas tentang bagaimana meneladani pribadi

Yesus Kristus yang mewartakan Allah Bapa dan Kerajaan Allah. Pokok

pewartaan kabar gembira adalah Yesus Kristus sendiri. Yesus yang adalah Tuhan

dan juga manusia adalah tokoh utama dalam cerita Kitab Suci. Ia tidak hanya

menggambarkan kepada manusia betapa besarnya kasih Allah kepada manusia,

namun Ia juga telah membuktikannya sendiri dengan memberikan diri-Nya bagi

manusia. Oleh karena itu baik guru PAK maupun peserta didik diharapkan dapat

mengenal, mencintai dan meneladani Yesus secara pribadi dan mewujudkannya

dalam kehidupan sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

17

3) Gereja

Dalam aspek Gereja dibahas tentang makna Gereja, bagaimana

mewujudkan kehidupan menggereja dalam realitas hidup sehari-hari. Gereja hadir

di dunia melalui Yesus Kristus. Yesus Kristus adalah kepala Gerejanya. Iman

tidak hanya dihayati ketika sedang mengikuti perayaan ekaristi atau perayaan

misa kudus, namun lebih dari itu bahwa iman yang nyata adalah ketika

diwujudkan dalam pikiran, perkataan, dan tindakan dalam hidup manusia sehari-

hari. Oleh karena itu iman diharapkan tidak hanya menjadi buah bibir, tetapi

benar-benar menjadi dasar hidup peserta didik dan guru PAK itu sendiri.

4) Kemasyarakatan

Dalam aspek kemasyarakatan dibahas secara mendalam tentang hidup

bersama dalam masyarakat sesuai dengan firman/sabda Tuhan, ajaran Yesus dan

ajaran Gereja. Perintah utama Yesus adalah kasih. Kasih yang dihayati oleh orang

Kristiani adalah kasih yang diwujudkan kepada siapapun, kapanpun dan

dimanapun, sehingga misi pewartaan Yesus yang adalah menghadirkan Kerajaan

Allah di dunia sungguh-sungguh akan terwujud.

c. Proses PAK di Sekolah

Guru PAK harus menyadari bahwa pelaksanaan pembelajaran pendidikan

agama Katolik di sekolah harus berorientasi pada proses bukan pada penyelesaian

materi. Ini berarti proses tidak dapat dipaksakan. Proses mesti menyediakan

kesempatan sedemikian rupa hingga apa yang dipelajari sungguh meresap dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

18

hati. Dalam memproses PAK itu sendiri, guru diharapkan dapat membangun

komunikasi, keakraban, dan keterlibatan aktif siswa sehingga apa yang menjadi

kebutuhan dalam belajar dan minat siswa dalam PAK dapat terjawab dan

terpenuhi.

Segi lain dalam proses PAK ialah bahwa pendidikan agama Katolik lebih-

lebih mengembangkan perspektifnya (iman) dari pada objek kehidupannya. Ini

berarti mengembangkan kemampuan refleksi dan relasi dengan Yesus yang adalah

tujuan dan pusat pengalaman iman yang dialami dan dihayati oleh guru maupun

peserta didik dalam kehidupan mereka sehari-hari, baik di sekolah, keluarga,

lingkungan bermain, maupun dalam hidup bermasyarakat.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru PAK harus terbuka pada aspek

proses dalam PAK yang berkaitan dengan pendekatan yang bermanfaat dalam

pembelajaran. Artinya guru tidak terpancang pada satu pendekatan saja,

melainkan mencari dan menemukan sedemikian rupa pendekatan yang

mendukung proses pembelajaran PAK. Beberapa contoh pendekatan seperti

pendekatan belajar keterampilam bersikap iman, pendekatan

mempertanggungjawaban iman dan sebagaimana, dapat menjadi acuan bagi guru

dalam mengelola pelajaran agama Katolik (Komkat KWI, 1989, 106-119).

d. Tujuan PAK di Sekolah

Pendidikan agama Katolik yang dilaksanakan di sekolah memiliki dua

arah yang dirumuskan secara luas dan sempit. Menurut Dapiyanta, secara luas

arah pendidikan agama Katolik adalah memperluas pengetahuan, memperteguh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

19

pergulatan iman (internalisasi), dan memperkaya penghayatan iman dalam

pelbagai bentuk serta memperkembangkan relasi dalam dialog dengan orang yang

beragama lain. Dengan pengetahuan, orang dapat menghayati imannya.

Sedangkan secara sempit arah pendidikan agama Katolik di Indonesia dirumuskan

membantu anak menggulati hidupnya dari sudut pandang Kristen. Dengan itu ia

memperkembangkan pengetahuan dan penghayatan iman dalam kehidupannya

(Dapiyanta, 2008:23).

2. Guru PAK Di Sekolah

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa pendidik adalah tenaga

kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar,

widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan

kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

Berdasarkan undang-undang tersebut, guru agama Katolik adalah seorang

pribadi yang memenuhi kualifikasi sebagai tenaga pengajar dan memiliki

wewenang mengajar secara khusus mata pelajaran pendidikan agama katolik baik

di sekolah swasta maupun negeri. Memenuhi kualifikasi artinya untuk menjadi

seorang guru agama katolik, seseorang harus memiliki kemampuan khusus hasil

proses pendidikan yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan keguruan agama

katolik. Dan wewenang mengajar adalah kuasa mengajar yang diperoleh karena

telah memenuhi kualifikasi sebagai guru pendidikan agama katolik. Dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

20

demikian guru agama Katolik memiliki hak dan kewajiban layaknya profesi guru

pada umumnya.

Guru PAK di sekolah adalah seorang yang memiliki pekerjaan utama

sebagai seorang pengajar/pendidik iman. Ia mengajar dan menyampaikan sesuatu

yang berhubungan dengan agama Katolik. Dalam hal ini guru agama tidak hanya

menyampaikan tentang pengetahuan agama saja tetapi juga menjadi saksi Kristus

di lingkungan sekolah (Setyakarjana, 1997:69).

Guru PAK di sekolah adalah orang beriman kristiani yang dipanggil secara

khusus dan diutus oleh Allah serta mendapat penugasan dari Gereja melalui

missio canonicadari Gereja terutama ikut ambil bagian dalam karya pewartaan

Gereja untuk memperkenalkan, menumbuhkan dan mengembangkan iman peserta

didik di sekolah dan dalam komunitas basis, baik teritorial maupun kategorial.

Dalam mengemban tugas pewartaan itu seorang guru PAK di sekolah berperan

sebagai: penafsir, pewarta, pendamping, penggerak, fasilitator, dan pemberdaya

yang profesional (Komkat KWI, 2005:133).

Guru PAK adalah pembina iman yang mengkhususkan diri untuk

pembinaan peserta didik melalui pembelajaran agama Katolik di sekolah (Marinus

Telaumbanua, 1997:4). Adapun beberapa tugas guru PAK disekolah yang uraikan

oleh Marinus (1997:164) adalah diantaranya: tugas pertama, mengajar dan

mendidik; yaitu menyampaikan ajaran agama dan tujuan pewartaan yang berkisar

pada pengetahuan, supaya peserta didik mengetahui baik ajaran Gereja Katolik

maupun Gereja reformasi. Tugas kedua, mengantar peserta didik ke alam liturgi

dan praktek hidup beragama dengan cara membimbing peserta didik untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

21

memahami isi perayaan liturgi. Tugas ketiga, mengisahkan sejarah suci dengan

memperkenalkan harta kekayaan iman Gereja. Tugas keempat, mengajarkan

katekismus.

Dalam menjalankan tugasnya, selain sebagai seorang tenaga pendidik,

guru PAK di sekolah adalah seorang pewarta Sabda Allah. Oleh karena itu, dalam

pribadi seorang guru PAK harus ada iman, pengharapan, dan cinta kasih. Iman

seorang guru PAK (1997:173) dapat dipupuk melalui: (a) pembiasaan diri

berkontemplasi, (b) memiliki cita rasa biblis, (c) Memiliki cita rasa liturgis, (d)

memiliki cita rasa teologis. Pengharapan seorang guru PAK dihasilkan dari; (a)

perjuangannya di hadapan Allah, (b) bergulat dengan diri sendiri. Cinta kasih

seorang guru PAK bertujuan pada mengusahakan kemuliaan Allah dengan jalan

memperkenalkan Allah yang mengutusnya. Ia mewartakan sabda Allah kepada

manusia yang merupakan hasil dari; (a) refleksi atas iman guru PAK sendiri, (b)

refleksi atas pengharapan guru PAK, (c) refleksi atas cinta kasih guru PAK.

Identitas dan kekhasan peran guru PAK di sekolah dapat dijelaskan

sebagai berikut:

a. Guru PAK Sebagai Pendidik Iman

Seorang guru PAK di sekolah dapat dipandang sebagai seorang pendidik

iman bagi para peserta didik. Dalam menjalankan tugasnya, sebagai seorang

pendidik berarti guru PAK membentuk alam pikir dan nilai-nilai hidup,

membimbing ke arah kebebasan, serta membantu untuk memiliki kemampuan

mengambil keputusan sehingga pada akhirnya ia mampu memberikan penilaian

secara individu dan dewasa (CT, 18). Guru PAK di sekolah harus menempatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

22

Kristus sebagai pusat dan dasar seluruh proses pembelajaran agama dan

memperkenalkan Kristus kepada para peserta didik. Selain itu, guru PAK juga

membimbing peserta didik menuju kepada pertobatan sejati yang berarti menjalin

relasi yang mendalam dengan Kristus sendiri.

Sebagai seorang pendidik iman, maka segala upaya yang dilaksanakan

dalam proses mencapai tujuan PAK haruslah bermuara pada iman, yakni

mengantar orang untuk sampai kepada iman akan Allah yang telah mewahyukan

diri kepada manusia. Jawaban atas wahyu ini secara konkret mesti terwujud dalam

bentuk penyerahan diri manusia secara menyeluruh dan bebas kepada Allah

Pewahyu: “Supaya iman ini ada, perlu uluran tangan dan bantuan rahmat Allah

serta pertolongan batin Roh Kudus, yang menggerakkan dan mengarahkan hati

kepada Allah, membuka mata budi serta memberikan kepada semua orang

kenikmatan dalam menyetujui dan mengimani kebenaran” (DV No.5).

Iman merupakan perjumpaan rahmat Allah yang tak terselami dan misteri

kebebasan manusia. Di satu sisi perlu diakui bahwa dalam kenyataan iman

terdapat tindakan atau keterlibatan manusia dalam suasana kebebasan. Di sisi lain,

pertumbuhan dan perkembangan iman merupakan anugerah cuma-cuma Allah

kepada manusia. Iman merupakan rahmat yang penuh misteri. Dalam hal ini, guru

PAK di sekolahlah yang mempunyai proses sentral untuk mendidik dan

membimbing para murid sampai kepada Allah dengan iman yang mantap.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

23

b.Guru PAK sebagai Pewarta Iman

Sebagai pendidik iman para peserta didik, guru PAK di sekolah memiliki

tanggung jawab membina iman peserta didik di sekolah. Seorang pembina iman

harus memiliki kualifikasi atau kemampuan dengan beberapa syarat mutlak yaitu:

pengetahuan, pemahaman, pengalaman iman yang memadai serta kemampuan

untuk mengkomunikasikan iman tersebut kepada para peserta didik atau orang-

orang yang dijumpainya (Setyakarjana, 1997:69). Selain sebagai pendidik iman,

aspek lain yang lebih mendasar ialah guru PAK di sekolah adalah orang beriman

yang dipanggil secara khusus dan diutus Allah serta mendapat penugasan dari

Gereja untuk mewartakan Injil. Karena itu, guru PAK sendiri mesti memiliki

disposisi batin atau komitmen tetap sebagai seorang pewarta Injil atau saksi

Kristus. Ada empat pilar penting yang menentukan efektivitas pewartaan Injil

guru PAK di sekolah, yakni spiritualitas, kepribadian, pengetahuan, dan

kemampuan berkomunikasi.

1) Spiritualitas Guru PAK

Spiritualitas seorang katekis bersumber pada katekis ulung yakni Yesus

Kristus. Dialah Guru sejati, sang gembala agung yang mengajar dengan

sempurna baik perkataan dan perbuatan serta hidup-Nya. Sesuai dengan arti

dasarnya, spirit yang berarti roh, spiritualitas menunjuk pada kehidupan yang

berpusat pada dan digerakkan oleh Roh Kudus. Karena itu, spiritualitas

memberikan identitas religius kepada seorang guru PAK. Seorang guru PAK di

sekolah haruslah seorang beriman, menyadari dirinya dipanggil Tuhan menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

24

pewarta Injil-Nya. Panggilan ini dihayati dengan penuh kegembiraan bahkan

menjadi sumber kegembiraan itu sendiri. Ia juga seorang yang rela berkorban,

mencintai tugas, mau berkontemplasi dan bersaksi, memiliki daya pikat dan daya

tahan, bersemangat dalam mencari dan terus mencari pengetahuan (enrichment)

melalui proses pembelajaran tanpa henti agar menjadi pribadi yang berwawasan

luas (Komkat KWI, 2005:152). Di satu pihak hal ini merupakan konsekuensi logis

dari orientasi PAK sebagai proses pendidikan dan pembinaan sikap kristiani. Di

lain pihak pendidikan iman kristiani mengisyaratkan pentingnya sikap-sikap dasar

yang perlu dimiliki oleh guru PAK, yakni: setia kepada Allah dan setia kepada

manusia.

Dengan setia kepada Allah, guru PAK dalam tugasnya senantiasa perlu

meneladani Kristus, sang Guru Sejati dalam mengemban tugas perutusan-Nya

(Yoh 5:36; 4:34; 9:4). Di samping setia kepada Allah, guru PAK harus setia juga

pada panggilan, yakni ikut serta dalam karya Allah sebab sekarang pun Allah

masih bekerja (Yoh 5:17). Penghayatan ini akan menumbuhkan pengharapan

bahwa, daya kerja rahmat Allah akan bekerja dalam diri anak didik yang akan

mempengaruhi semua aspek kehidupannya.

Komisi Kateketik KWI (2005:134-135) dengan jelas menyebut beberapa

aspek spiritualitas, terutama menyangkut spiritualitas kenabian:

a). Memiliki relasi erat dengan Allah Tritunggal dan mampu menafsirkan

kehendak-Nya bagi Gereja dan dunia.

b). Memiliki relasi dengan umat beriman dan umat lain serta masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

25

c). Mencintai tugasnya sebagai panggilan khusus, memiliki kegembiraan dalam

menjalankan panggilan dan perutusan.

d). Memiliki daya pikat, keteladanan dan daya juang.

e). Mau belajar terus-menerus dan terbuka terhadap perkembangan zaman yang

cepat berubah.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa spiritualitas guru

agama Katolik adalah meneladani Yesus Kristus Sang Guru Sejati. Berkat

sakramen baptis, kita diangkat menjadi anak-anak Allah dan dirahmati sekaligus

diundang untuk mengambil bagian di dalam tugas pengutusan Yesus Kristus

membangun Kerajaan Allah. Berkat sakramen Krisma kita dimampukan dengan

bantuan Roh Kudus untuk melaksanakan tugas perutusan-Nya di dunia.

Panggilan-Nya dapat ditanggapi dengan berbagai macam bentuk pelayanan. Bagi

kita, panggilan itu kita tanggapi antara lain dengan melaksanakan proses

pembelajaran sebagai seorang guru PAK di sekolah dan sebagai katekis di

lingkungan jemaat serta pelayanan kelompok profesi di lingkup atau lingkungan

lainnya. Profesi kehidupan itu kita hayati sebagai panggilan Allah. Di samping

profesi guru PAK di sekolah kita memahami bahwa profesi guru PAK adalah

suatu jalan hidup untuk menjadi muridNya. Dengan mengaktualisasikan semua

potensi diri sehingga berdasar rahmatNya hidup para peserta didik dan jemaat

yang kita layani serta hidup kita sendiri dapat berkembang mencapai

kepenuhannya di dalam Allah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

26

2) Kepribadian Guru PAK

Menjadi guru PAK di sekolah adalah suatu panggilan yang istimewa dan

kudus. seorang guru PAK adalah perantara untuk menyampaikan firman Tuhan

kepada semua makhluk. Dengan kata lain ia harus mewartakan firman Tuhan

kepada setiap peserta didik dan membimbing mereka untuk melaksanakan

kehendak Allah. Kepribadian guru PAK di sekolah merupakan pilar yang

menentukan kredibilitas pewartaan tersebut. Allah sendiri, melalui pewahyuan-

Nya, telah menyatakan diri berpihak dan bersatu dengan manusia. Demikian juga,

guru PAK dalam pewartaannya perlu juga berpihak pada manusia (peserta didik).

Untuk itu, hidup dan kepribadian guru PAK di sekolah sendiri mesti konsisten

dengan apa yang diwartakan. Dan sebelum, meminta peserta didik untuk

melaksanakan isi pewahyuan Allah, guru PAK haruslah terlebih dahulu

memberikan teladan. Oleh karena itu guru PAK di sekolah harus memiliki

kepribadian yang matang dan peka sehingga peserta didik bisa dan lebih mudah

menerima dan menjalankan isi pewartaannya.

Dokumen-dokumen magisterium Gereja yang memuat tentang pewartaan

Injil oleh guru agama menuntut pembinaan dan pendidikan umum maupun

pembinaan dan pendidikan khusus untuk katekis termasuk guru PAK di sekolah.

Dikatakan umum, karena didalamnya ada pengertian bahwa seluruh watak

kepribadian mereka perlu dikembangkan. Dikatakan khusus, karena tugas khusus

yang dituntut dari mereka yaitu mewartakan sabda, baik kepada orang-orang

Kristen maupun bukan Kristen, memimpin umat, memimpin doa-doa liturgi.

Dengan tuntuan tersebut, tampaklah bahwa aspek manusiawi dari guru PAK di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

27

sekolah, terutama menyangkut kematangan pribadi amat diperlukan. Kepribadian

yang baik dan matang akan membuat pewartaan Injil lebih dipercaya, dan dengan

demikian mempermudah misi Gereja yang lebih luas (Komkat KWI, 1997:43).

Selain itu guru PAK di sekolah sebagai tenaga profesional juga dituntut

untuk memiliki kriteria kepribadian sebagaimana yang dimiliki oleh tenaga guru

profesional pada umumnya. Oleh karena itu, guru PAK perlu dipersiapkan melalui

proses pembinaan dan pendidikan secara formal. Terbentuknya kepribadian

seorang guru PAK bagaimanapun akan dipengaruhi oleh seberapa intens

pembinaan dan pendidikan yang dialami, terutama yang berkaitan dengan

kepribadian seorang guru.

3) Pengetahuan Guru PAK

Kepentingan pelayanan dalam Gereja oleh bantuan para katekis/guru

agama diketahui secara resmi semasa Konsili Vatikan II (1962-1965). Salah satu

dokumen Vatikan II yang menekankan pentingnya pelayanan katekis adalah

dekrit tentang tugas pastoral para uskup dalam Gereja “Christus Dominus”.

Dokumen ini menegaskan bahwa hendaklah para uskup mengusahakan, supaya

para katekis/guru agama disiapkan dengan baik untuk tugas mereka, sehingga

mereka mengenal ajaran Gereja dengan jelas, baik secara teoritis maupun praktis

mempelajari kaidah-kaidah psikologi dan pedagogi (CD, art.14).

Selain memiliki spiritualitas yang mantap dan kepribadian yang matang,

guru PAK di sekolah juga harus memiliki pengetahuan yang memadai.

Pengetahuan merupakan pilar penting dalam pendidikan iman. Dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

28

pengetahuan yang dimiliki diharapkan orang dapat mempertanggungjawabkan

imannya. Guru PAK di sekolah bertugas membantu siswa agar memiliki

pengetahuan tentang iman yang cukup. Oleh karena itu guru PAK dituntut

memiliki pengetahuan yang luas (Komkat KWI, 2005:134-135). Lebih dari itu

guru PAK di sekolah selayaknya belajar terus-menerus untuk menambah

pengetahuan baik pengetahuan umum maupun pengetahuan keagamaan, terutama

hal-hal yang aktual.

Pengetahuan yang memadai dan sikap peka perkembangan zaman (up to

date) yang dimiliki akan menunjang tugas panggilannya sebagai guru PAK di

sekolah. Selain bidang agama, beberapa bidang pengetahuan lain yang relevan

diantaranya, ilmu-ilmu gerejawi (Kateketik, Pastoral, Teologi, Moral, Kitab Suci,

Hukum Gereja, Liturgi) dan ilmu-ilmu manusia/human sciences (Sosiologi,

Psikologi, Pedagogi).

4) Kemampuan Berkomunikasi Guru PAK

Spiritualitas, kepribadian dan memiliki pengetahuan yang memadai

merupakan kunci dalam tugas pewartaan guru PAK di sekolah. Ketiganya

menentukkan otentisitas dan kredibilitas guru PAK di sekolah. Persoalannya

sekarang adalah bagaimana pewartaan disampaikan kepada peserta didik.

Disinilah guru PAK perlu memiliki keterampilan lain yakni, keterampilan

berkomunikasi. Keterampilan ini sangat penting mengingat PAK di sekolah

merupakan salah satu bentuk komunikasi atau interaksi iman antara guru dengan

peserta didik maupun sesama peserta didik. Kemampuan berkomunikasi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

29

baik akan membawa dampak yang baik pula bagi perkembangan iman peserta

didik. Karena itu guru PAK harus mampu mengumpulkan, menyatukan dan

mengarahkan peserta didik sehingga sampai pada suatu tindakan nyata. Guru

PAK di sekolah sendiri harus mampu mengungkapkan diri, berbicara dan

mendengarkan. Kemampuan berkomunikasi berkaitan juga dengan kemampuan

menciptakan suasana yang akan memudahkan peserta didik mengungkapkan diri

dan mendengarkan pengalaman iman orang lain.

Selain keterampilan berkomunikasi, guru PAK di sekolah juga harus

memiliki keterampilan berefleksi. Keterampilan ini dapat ditempuh dengan

langkah-langkah sebagai berikut: (1) Mengkaji dan mencermati dinamika

pengalamannya untuk menemukan nilai-nilai manusiawi yang bermakna dari

pengalaman/peristiwa hidup sehari-hari, (2) mampu membandingkan serta

mengkonfrontasikan pengalaman hidup dengan Kitab Suci, ajaran gereja serta

tradisi Kristiani serta Tradisi iman Kristiani, (3) menggumuli atau

menginternalisasi nilai-nilai Kristiani tersebut sebagai suatu mentalitas/sikap

dasar dalam kehidupan konkrit (Kristianto, 2004).

Keterampilan berkomunikasi juga ditekankan oleh Komisi Kateketik KWI

(2005:134-135) yang menegaskan bahwa pentingnya katekis termasuk guru PAK

di sekolah memilikinya. Dengan keterampilan ini, maka diharapkan guru PAK

disekolah dapat menyajikan pelajaran agama menjadi menarik/menyenangkan,

efektif dan membuat pelajaran agama bermakna bagi hidup siswa. Beberapa hal

penting yang perlu dimiliki guru PAK di sekolah adalah sebagai berikut:

a) Keterampilan berkomunikasi dan membangun dialog

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

30

b) Keterampilan berefleksi

c) Keterampilan menganalisa

d) Keterampilan menggeluti tanda-tanda zaman dalam terang Kitab Suci

e) Keterampilan menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi program

katektik dan pastoral

f) Keterampilan dalam kepemimpinan dan menajemen.

Dari beberapa uraian tentang spiritualitas, kepribadian, pengetahuan, dan

komunikasi, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa guru PAK di sekolah

diharapkan:

a) Memiliki cinta berkobar untuk mewartakan Injil Yesus Kristus kepada semua

orang.

b) Memiliki cinta berkobar kepada umat beriman, khususunya jemaat yang

dilayaninya.

c) Memiliki wawasan tentang ajaran Gereja yang memadai secara sistematis, dan

setia kepada Kitab Suci, ajaran dan Tradisi Gereja.

d) Memiliki keterampilan dalam menyampaikan pewartaan iman dan

pendampingan jemaat.

e) Memiliki perikehidupan dan keteladanan iman yang mantap, terutama tampak

dalam kesaksian hidup rohani dan kehidupan pribadi/keluarga dan sosialnya.

f) Memiliki kematangan pribadi sebagai seorang Kristen dewasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

31

B. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Katolik

1) Kompetensi Guru secara Umum

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 Tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen, menyatakan yang dimaksud dengan kompetensi adalah

seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,

dihayati, dan dikuasai guru atau dosen dalam melaksanakan tugas

keprofesionalannya. Konsep ini berarti dalam melaksanakan proses pembelajaran,

diharapkan guru nantinya tidak hanya menghasilkan lulusan siswa yang memiliki

pengetahuan sebanyak-banyaknya, tetapi juga lulusan yang memiliki serangkaian

keterampilan serta berbagai sikap dan nilai penting, yang tidak hanya berguna

untuk melanjutkan pendidikan tetapi juga (terutama) untuk hidup dan bekerja di

masyarakat.

Lefrancois (dalam Asmani, 2009:37) mengatakan bahwa kompetensi

merupakan kapasitas untuk melakukan sesuatu yang dihasilkan dari proses

belajar. Selama proses belajar, stimulus akan bergabung dengan isi memori dan

menyebabkan terjadinya perubahan kapasitas untuk melakukan sesuatu. Dengan

demikian dapat diartikan bahwa kompetensi adalah sesuatu yang berlangsung

lama yang menyebabkan individu mampu melakukan kinerja tertentu.

Sementara itu, Majid (2008:5) mengatakan bahwa kompetensi adalah

seperangkat tindakan penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang

sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang

pekerjaan tertentu. Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

32

akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan

terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam

menjalankan fungsinya sebagai guru. Selanjutnya Majid mengungkapkan bahwa

standar kompetensi guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan

dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan berperilaku layaknya seorang guru

untuk menduduki jabatan fungsional sesuai dengan bidang tugas, kualifikasi, dan

jenjang pendidikan.

Kompetensi menunjuk kepada performance dan perbuatan yang rasional

untuk memenuhi spesifikasi tertentu dalam melaksanakan tugas-tugas

kependidikan. Dikatakan rasional karena mempunyai arah dan tujuan.

Performance merupakan perilaku nyata dalam arti tidak hanya diamati, tetapi juga

meliputi perihal yang tidak tampak (Hamzah B. Uno, 2008: 61).

“Competence consists of one's possessing knowledge or expertise of a

particular subject. If a teacher is to be perceived as competent, he or she is

perceived to know what he or she is talking about” (Teven & Hanson, 2004: 39).

Menurut Teven & Hanson, kompetensi terdiri dari kepemilikan pengetahuan atau

keahlian dari pelajaran tertentu. Jika guru dianggap berkompeten, dia dianggap

mengetahui apa yang dia bicarakan.

Agar guru mampu mengemban dan melaksanakan tanggung jawabnya

mengajar dan mendidik, maka setiap guru harus memiliki berbagai kompetensi

yang relevan dengan tugas dan tanggung jawab tersebut. Guru harus menguasai

cara belajar yang efektif, harus mampu membuat model satuan pelajaran, mampu

memahami kurikulum secara baik, mampu mengajar di kelas, mampu menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

33

teladan bagi siswa, mampu memberi nasehat dan petunjuk yang berguna,

menguasai teknik-teknik memberikan bimbingan dan penyuluhan, mampu

menyusun dan melaksanakan prosedur penilaian kemajuan belajar, dan

sebagainya (Oemar Hamalik, 2008: 40).

a. Kompetensi Pedagogik Guru

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

tentang guru dan dosen, menyatakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi

pegagogik guru adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.

Mengelola pembelajaran mengandung arti bahwa guru yang memiliki kompetensi

pedadogik dapat melaksanakan kegiatan belajar secara interaktif, efektif,

menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi

aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis

peserta didik (Daryanto, 2009: 208).

Janawi (2011: 65-96) mengemukakan bahwa kompetensi pedagogik

berhubungan dengan menguasai karakteristik peserta didik, menguasai teori dan

prinsip-prinsip pembelajaran, mengembangkan kurikulum dan rancangan

pembelajaran, menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik dengan

memanfaatkan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) untuk kepentingan

pembelajaran, memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik, mampu

berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik,

menyelenggarakan evaluasi dan penilaian proses dan hasil belajar, memanfaatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

34

hasil evaluasi dan penilaian untuk kepentingan pembelajaran, dan melakukan

tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Secara rinci setiap

sub-kompetensi dijabarkan menjadi indikator esensial, sebagai berikut:

1) Menguasai Karakteristik Peserta Didik

Menguasai karakteristik peserta didik berhubungan dengan kemampuan

guru dalam memahami kondisi anak didik. Peserta didik dalam dunia pendidikan

harus diposisikan subyek dalam proses pembelajaran. Diposisikan sebagai subyek

berarti bahwa anak merupakan sosok individu yang membutuhkan perhatian dan

sekaligus berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Setiap peserta didik memiliki

karakteristik tersendiri yang berbeda satu dengan yang lainnya baik dari segi

minat, bakat, motivasi, dayas erap mengikuti pelajaran, tingkat perkembangan,

tingkat inteligensi, dan perkembangan sosial tersendiri (Janawi, 2011: 66-67).

Menurut Conny R. Semiawan, manusia belajar, tumbuh dan berkembang

dari pengalaman yang diperolehnya. Setiap anak dilahirkan dengan perbedaan

kemampuan, bakat, minat. Faktor-faktor ini ikut mempengaruhi keberhasilan

belajar anak. Untuk itu, jika anak diberi kesempatan untuk mendapatkan apa yang

diinginkan dalam belajar, anak dapat berkembang seoptimal mungkin sesuai

dengan kemampuan, bakat, dan minatnya masing-masing. Untuk itu guru harus

memahami dan menguasai teori-teori psikologi belajar dan psikologi pendidikan.

Kedua bidang keilmuan yang saling berkaitan tersebut dapat membantu

guru untuk mengetahui dan memahami tentang anak dan tahap-tahap

perkembangannya. Pada setiap tahap perkembangan, anak memiliki karakteristik

tertentu yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan inilah yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

35

menjadi landasan mengapa guru harus menguasai teori-teori psikologi belajar dan

psikologi pendidikan. Selain itu, dalam proses belajar mengajar, guru harus

menempatkan peserta didik sebagai fokus perhatiannya sekaligus menjadi

individu yang ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran (Janawi, 2011: 67).

2) Menguasai Teori dan Prinsip-prinsip Pembelajaran

Janawi (2011:68) menjelaskan bahwa tujuan mengajar ialah untuk

mengadakan perubahan yang dikehendaki dalam tingkah laku anak. Dengan

pengajaran, dapat membuat seorang anak menjadi orang lain, dalam hal apa yang

ia lakukan dan yang dapat dicapainya. Perubahan ini biasanya disebabkan oleh

orang yang berada di luar dirinya, seperti seorang guru.

Oleh karena peserta didik memiliki tahap perkembangan yang berbeda-

beda, maka diharapkan guru dapat menggunakan pendekatan yang berbeda untuk

setiap peserta didik. Di satu sisi guru harus memberikan perhatian kepada seluruh

anak yang ada dalam proses pembelajaran di kelas, namun di sisi lain guru harus

memberikan perhatian khusus kepada setiap anak sesuai dengan kebutuhannya.

Oleh karena itu guru harus menguasai teori dan prinsip-prinsip pembelajaran yang

dapat membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan baik (Janawi,

69).

Janawi menegaskan bahwa, beberapa asas yang perlu dikuasai oleh guru,

diantaranya adalah asas perhatian, asas aktivitas, asas apersepsi, asas peragaan,

asas ulangan, asas korelasi, asas konsentrasi, asas individualisasi, asas sosialisasi,

dan asas evaluasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

36

1) Asas Perhatian

Asas perhatian adalah asas membangkitkan perhatian peserta didik pada

pelajaran yang disampaikan guru di kelas atau di luar kelas. Asas ini digunakan

untuk membangkitkan minat belajar anak, karena tidak semua anak memiliki

perhatian yang sama terhadap materi pelajaran yang sama. Dalam asas ini dikenal

dua jenis perhatian, yakni perhatian yang dibangkitkan oleh guru disebut perhatian

sengaja, dan perhatian yang timbul dari peserta didik disebut perhatian spontan.

Dasar dilakukannya perhatian terhadap peserta didik adalah dasar

psikologis. Perhatian adalah suatu gejala kejiwaaan yang ada hubungannya

dengan dorongan minat dan aktivitas itu sendiri. Kemudian perhatian adalah suatu

keadaan, sikap untuk memusatkan kesadaran yang diarahkan pada suatu obyek

tertentu yang disertai reaksi-reaksi organis yang selanjutnya dapat memungkinkan

pengamatan secara tajam dan jelas terhadap obyek tersebut. Perhatian

memungkinkan adanya kesan, tanggapan, pengertian, dan pendapat yang semakin

tajam dan jelas (Janawi, 2011: 69-70).

2) Asas Aktivitas

Asas aktivitas adalah asas yang mengaktifkan jasmani dan rohani peserta

didik. Proses belajar dianggap baik apabila interaksi belajar terjalin antara

pendidik dan peserta didik dan antar sesama peserta didik. Oleh karena itu

pembelajaran yang dilaksanakan hendaknya tidak bersifat verbalis tetapi peserta

didik harus dilatih untuk beraktifitas baik jasmani maupun rohani. Piaget dalam

Tim Didaktik Metodik Malang (1987: 25) menjelaskan bahwa seorang anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

37

berpikir sepanjang ia berbuat. Tanpa berbuat anak tidak berpikir, agar ia berpikir

sendiri ia harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri.

Secara psikologis, segala pengetahuan harus diperoleh siswa dari

pengamatan sendiri dan pengalamannya sendiri. Karena jiwa bersifat dinamis,

memiliki energi sendiri dan dapat menjadi aktif yang didorong oleh kebutuhan-

kebutuhan. Dalam hal ini peran guru adalah merangsang keaktifan dengan cara

menyajikan bahan pelajaran, akan tetapi yang mengolah dan mencerna adalah

peserta didik sendiri sesuai dengan minat, bakat dan latar belakang masing-

masing. Hal ini sebabkan karena belajar adalah suatu proses di mana anak-anak

harus aktif (Janawi, 2011: 70-71).

3) Asas Apersepsi

Asas apersepsi adalah asas yang digunakan guru ketika guru akan memulai

proses pembelajaran. Apersepsi adalah proses pertautan gejala jiwa yang dialami

sebagai proses kesadaran dengan kesan baru yang diterima. Dalam hal ini peran

guru adalah menghubungkan materi yang akan diajarkan dengan pengetahuan

peserta didik sebelumnnya.

Dari sudut pandang psikologis, apersepsi adalah proses pertautan gejala

jiwa lama dengan gejala jiwa baru. Kesan lama dinamakan bahan apersepsi dan

bahan apersepsi itu membangkitkan minat peserta didik. Aplikasinya, sebelum

memberi materi pelajaran yang baru, guru harus memperhatikan materi yang

menghubungkan sesuatu dengan pengetahuan-pengetahuan sebelumnya (Janawi,

2011: 71-72).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

38

4) Asas Peragaan

Asas peragaan adalah asas memperagakan. Asas ini selalu dikaitkan

dengan media atau teknologi pendidikan baik dengan memanfaatkan miniatur

dengan cara mendemonstrasikan gerak tangan, tubuh dan lainnya dalam proses

pembelajaran. Agar peserta didik dapat mengerti dengan baik materi yang hendak

disampaikan, maka materi pelajaran haruslah diperagakan sekonkrit mungkin bagi

pengamatan mereka. Peragaan dapat dengan peragaan langsung maupun peragaan

tak langsung. Peragaan langsung dapat ditampilkan dengan cara memperlihatkan

sesuatu yang akan diperagakan, sedangkan peragaan tak langsung dengan cara

menunjukkan benda-benda tiruan, misalnya gambar, film, dan lainnya. Melalui

asas peragaan, pembelajaran akan berawal dari pengalaman dan pengamatan yang

membutuhkan alat-alat indera (Janawi, 2011: 72).

5) Asas Ulangan

Asas ulangan adalah asas mengadakan latihan-latihan secara periodik yang

mempermudah reproduksi tanggapan yang membutuhkan asosiasi antar

tanggapan-tanggapan yang muncul. Latihan-latihan ini dapat berupa ulangan

harian, pekerjaan rumah, atau tugas lainnya. Asas ini perlu dipertimbangkan

secara matang dan dilakukan secara teratur, agar peserta didik tidak merasa jenuh

dengan tugas-tugas yang diberikan guru. Ulangan dibagi dalam dua kategori yaitu:

ulangan okasional bersifat kebetulan dan ulangan sistematis(Janawi, 2011: 72-

73).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

39

6) Asas Korelasi

Asas korelasi merupakan asas mengadakan hubungan dengan pelajaran

lain. Guru dalam hal ini harus mampu menghubungkan pelajaran yang satu

dengan pelajaran yang lainnya. Misalnya pelajaran agama dengan pelajaran

kewarganegaraan, pengetahuan sosial, dan sebagainya.

Secara psikologis, asosiasi dan apersepsi menggali kesadaran anak agar

dapat membangkitkan minat belajar anak. Aplikasinya, pelajaran akan mudah

diterima bila guru menghubungkan pelajaran dengan masalah-masalah pokok

dalam kehidupan peserta didik sehari-hari.

7) Asas Konsentrasi

Asas konsentrasi adalah pemusatan pada pokok suatu permasalahan

tertentu. Fokus tertentu mendorong munculnya perhatian pemusatan pada pokok

masalah tertentu. Asas ini memiliki tiga tahap, yaitu tahap inisisasi,

pengembangan, dan kulminasi. Pada tahap inisisasi, guru berusaha menstimulasi

peserta didik melalui alat peraga untuk menarik perhatian peserta didik dan

peserta didik dibagi dalam kelompok-kelompok. Tahap pengembangan, masing-

masing kelompok mengumpulkan data sesuai dengan data yang ingin

dikumpulkan, dan tahap kulminasi, masing-masing kelompok menyampaikan

laporannya dan diberi kesempatan bagi setiap kelompok untuk menanggapinya

(Janawi, 2011: 73).

8) Asas Individualisasi

Asas individualisasi merupakan asas penyesuaian pada minat dan bakat

masing-masing peserta didik. Seorang guru dalam proses pembelajaran, harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

40

mampu memberikan perhatian khusus terhadap peserta didik, karena pesera didik

memiliki minat, bakat, dan irama perkembangan sendiri. Proses pembelajaran

hendaknya disesuaikan dengan keadaan sifat, bakat, minat, kemampuan peserta

didik masing-masing.

9) Asas Sosialisasi

Asas sosialisasi adalah asas menciptakan atau menyesuaikan pada

lingkungan sekitar. Sosialisasi dibutuhkan karena, selain peserta didik sebagai

makhluk individu, mereka juga merupakan makhluk sosial yang selalu

berinteraksi dengan sesamanya. Dalam proses pembelajaran, peserta didik

membutuhkan suasana hidup bersama, bekerja bersama, dan berinteraksi dengan

sesamanya. Dalam hal ini, guru hendaknya membantu para siswa unutk

mengembangkan sifat sosialnya melalui pembentukan kelompok sehingga suasana

soail dapat tercipta.

10) Asas Evaluasi

Asas evaluasi merupakan asas pengadaan penilaian yang obyektif.

Evaluasi dilakukan secara periodik dan menjadi feed back (umpan balik) dalam

proses pembelajaran. Evaluasi dilakukan dengan cara yang bervariasi sesuai

dengan tuntutan zaman dan evaluasi yang dibutuhkan. Evaluasi dapat berguna

bagi guru, yakni sebagai dasar penilaian mengenai tingkat penguasaan peserta

didik terhadap proses pembelajaran tertentu, dan juga bagi peserta didik yakni

mereka dapat menilai kemampuannya sehingga dapat menilai dirinya.

Secara psikologis, evaluasi dan penilaian diberikan secara obyektif guna

mengetahui daya serap (penguasaan) anak terhadap pelajaran yang disampaikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

41

oleh gurunya. Evaluasi dapat dilakukan dengan memberi tes (ujian) agar peserta

didik mengetahui hasil belajarnya. Hasil penilaian perlu didokumentasikan demi

kepentingan melihat sejauh mana tingkat perkembangan kemampuan anak

(Janawi, 2011: 74-75).

3) Mengembangkan Kurikulum

Menurut Zamroni, salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas

pendidikan adalah mempertimbangkan dua model, yaitu memperkuat hidden

curriculum dan mengembangkan teknik refleksi diri (self-reflection) (Zamroni,

2000: 79). Hidden curriculum adalah proses penanaman nilai-nilai dan sifat-sifat

pada diri peserta didik. Proses tersebut dilakukan melalui proses pembelajaran

yang dilaksanakan oleh guru. Oleh karena itu dalam hal ini guru hendaknya

melakukan proses pembelajaran yang baik, menjadi panutan bagi peserta didik,

dan rekan sejawat. Sedangkan self-reflection adalah suatu kegiatan untuk

mengevaluasi proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan untuk memperoleh

umpan balik (Janawi, 2011: 75-76).

Guru dalam melaksanakan pembelajaran, harus sungguh-sungguh

mencermati kurikulum yang berlaku dan bersiap menghadapi perubahan baik dari

segi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya. Perubahan kurikulum menuntut

guru untuk selalu menerima perubahan yang membawa perbaikan dalam berbagai

aspek pembelajaran. Oleh karena perubahan zaman lebih cepat dibandingkan

dengan proses penyesuaian dan dinamika pendidikan, maka dunia pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

42

harus mampu beradaptasi dengan dinamika perkembangan zaman, terutama

tuntutan dan kebutuhan zaman (Janawi, 2011: 80).

Perubahan kurikulum selalu menimbulkan rumor di masyarakat bahwa

“Ganti Menteri Pendidikan Ganti Kurikulum”. Bahkan perubahan kurikulum

kadang-kadang cenderung menjadi konsumsi politis. Sebagai konsekuensinya

perubahan kurikulum menuntut penyediaan anggaran yang cukup besar. Namun,

bila perubahan kurikulum dilihat dari sudut pandang non-politis, pergantian

kurikulum merupakan suatu hal yang biasa dan suatu kemutlakan dalam rangka

merespon perkembangan masyarakat yang cepat.

4) Menyelenggarakan Pembelajaran yang Mendidik

Buber dalam Conny R. Semiawan (2002: 5) menyatakan bahwa paham

psikologi kontemporer memahami belajar sebagai sebuah proses konstruktivisme.

Belajar adalah mengkonstruksikan pengetahuan yang terjadi from within. Belajar

dilakukan dengan proses dialog dan bercirikan pengalaman dua sisi (two sided

experiences). Belajar tidak semata-mata mentransformasikan pengetahuan ke

dalam kepala anak. Artinya, penekanan belajar tidak lagi pada kuantitas materi,

melainkan pada upaya agar anak mampu menggunakan peralatan mentalnya

(otaknya) secara efektif dan efisien sehingga tidak ditandai oleh segi kognitif

belaka, melainkan keterlibatan emosi dan kemampuan kreatif (Janawi, 2011: 85).

Goleman mengisyaratkan bahwa manusia memiliki dua segi mental:

pertama, berasal dari kepala (head) dengan ciri kognitif, dan kedua, berasal dari

hati sanubarinya (heart), dengan ciri afektif. Antara kehidupan kognitif dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

43

kehidupan afektif ada hubungan erat. Dalam struktur otak neuron sel otak yang

menghubungkan dua kehidupan ini disebut extended amygdala. Penggunaan

fungsi otak yang efektif dan efisien merupakan hasil dari proses interaktif yang

dinamis dengan lingkungan. Ciri-cirinya mencakup segi fisik, mental dan

emosional yang mengakibatkan integrasi yang terakselerasikan dari fungsi otak

dan berakibat terhadap pemekaran kemampuan manusia secara optimal.

Secara makro (Semiawan 2002:6), pembelajaran ditinjau dari adanya

analisis dua jalur dalam pendekatan sistemnya yang disebut analisis dua jalur (two

road analysis). Jalur pertama (front-end: muka belakang) yaitu mencakup tiga

komponen; target group analysis (siapa dan context analysis). Berkaitan dengan

bagaimana upaya menyelaraskan sasaran dan relevansinya, analisis pekerjaan

dapat dilakukan dari muka (front), ke belakang (end), atau sebalikya. Oleh karena

itu untuk menyeimbangkan proses pembelajaran perlu dilakukan rancangan

pembelajaran (instructional planning).

Faktanya menunjukkan bahwa permasalahan pendidikan dan persiapan

guru menjadi pusat yang paling penting dan tantangan permasalahan yang paling

serius. Muhammad Hamid (1980: 116) dalam tulisannya menyatakan bahwa “the

education and preparation of teachers’ is the central, most crucial and most

challengging problem involved in the reconstruction of any educational system”.

Permasalahan pembelajaran identik dengan persiapan guru dalam merekonstruksi

sistem pendidikan. Lebih khusus lagi, guru memiliki peran besar dalam proses

pembelajaran yang dimulai dari proses pembelajaran di kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

44

Proses pembelajaran yang mendidik adalah proses yang selalu berorientasi

pada pengembangan potensi anak. Kegiatan belajar mengajar tersebut menurut

Masnur Muslich (2007: 48-50) menitikberatkan pada proses pemberdayaan

potensi anak. Prinsip-prinsip yang perlu dipertahankan seperti: Pertama, kegiatan

yang berpusat pada anak; kedua, belajar melalui berbuat; ketiga, mengembangkan

kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, dan sosial; dan keempat, belajar

sepanjang hayat.

5) Memfasilitasi Pengembangan Potensi Peserta Didik

Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik berarti membantu

pengembangan diri dan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Conny R.

Semiawan mengulas, bahwa manusia belajar, tumbuh dan berkembang dari

pengalaman yang diperolehnya melalui kehidupan di mana ia berada (Semiawan,

2002: 10). Namun perkembangan manusia tidak dimulai dari perkembangan

tabularasa, melainkan mengandung sumber daya yang memiliki kondisi sosial

kultural, fisik dan biologis yang berbeda-beda, yang tidak dapat dilihat terlepas

dari kondisi sosial, kultural, dan biologis dalam lingkungannya. Dengan kata lain

dalam dunia persekolahan, guru dan sekolah memiliki peran penting dalam

menumbuhkembangkan potensi anak.

Anak merupakan sentral dari seluruh proses pendidikan. pemahaman ini

dapat dilacak dari teori-teori yang telah dikembangkan oleh pendidikan Erop

Kontinental. Teori-teori yang berkembang sampai sekarang ini terdapat kesamaan

pandangan yakni pada esensinya, yitu usaha pendidikan yang berfungsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

45

mengantarkan anak agar tumbuh dan berkembang menuju kematangan,

kemandirian, kedewasaan (Supriadi, 2005: 40).

6) Berkomunikasi Efektif, Empatik, dan Santun dengan Peserta Didik

Dalam proses pembelajaran, komunikasi dibutuhkan ketika seorang guru

akan menyampaikan pesan (the body of materials) kepada anak didik. Levine dan

Adelman dalam Deddy Mulyana mengartikan komunikasi sebagai “proses berbagi

makna melalui perilaku verbal dan nonverbal” (Mulyana, 2005: 3). Jalaludin

Rakhmat (1991: 4-6), mengartikan komunikasi sebagai proses penyampaian

energi dari alat indera ke otak. Pesan yang diberikan menjadi stimulus yang

menimbulkan respon pada individu yang lain. komunikasi ditujukan untuk

memberikan informasi, menghibur, atau mempengaruhi. Di samping itu,

komunikasi merupakan peristiwa sosial – peristiwa yang terjadi ketika manusia

berinteraksi dengan manusia yang lain.

Defini tersebut menggambarkan bahwa komunikasi dapat bersifat

intrapersona dan ekstrapersona. Deddy Mulyana menyebutkan, komunikasi

terjadi setidaknya melalui suatu sumber yang dapat membangkitkan respon pada

penerima melalui penyampaian suatu pesan. Bentuknya berupa tanda atau simbol,

baik bentuk verbal (kata-kata) atau bentuk non-verbal (non kata-kata), tanpa harus

mamastikan terlebih dahulu bahwa kedua belah pihak yang berkomunikasi punya

suatu sistem simbol yang sama (Mulyana, 2007: 3). Dengan demikian,

komunikasi dapat terjadi antar pribadi, kelompok, masyarakat, bahkan lintas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

46

budaya. Komunikasi juga terjadi melalui suatu proses, berdasarkan suatu tujuan,

dan didasarkan pada prinsip-prinsip tertentu.

Menurut Bobbi de Porter dkk, ada empat prinsip komunikasi ampuh, yaitu

timbulkan citra (munculkan kesan), arahkan fokus, inklusif, dan spesifik (De

Porter, 2000: 117). Komunikasi dalam proses pembelajaran perlu

mempertimbangkan bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk menimbulkan

kesan pada anak. Ketika komunikasi telah menimbulkan kesan, maka perhatian

siswa akan terfokus. Proses seperti inilah yang dimaksud dengan memindahkan

energi.

Berkomunikasi efektif, empatik dan santun terhadap anak didik merupakan

komunikasi yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran. Bahasa yang

empatik dan santun membuat suasana pembelajaran lebih harmonis. Guru tidak

diperbolehkan menggunakan bahasa yang tidak mendidik, karena guru

sebagaimana diungkapkan sebelumnya adalah sosok yang digugu dan ditiru. Oleh

karena itu guru harus menjadi teladan. Sebagai teladan, komunikasi yang

dibangun dalam proses pembelajaran adalah komunikasi simpatik dan persuasif.

Perkataan guru menimbulkan asosiasi spesifik.

Dalam proses belajar mengajar, komunikasi empatik, persuasif, dan

menarik akan berdampak pada terjadinya proses pembelajaran yang kontruktif.

Komunikasi antara pendidik dan peserta didik diharapkan berlangsung menarik.

Komunikasi dalam proses pembelajaran perlu mengadopsi lebih dari satu arah

(one way) tetapi multi ways communication. Komunikasi tersebut terjadi antara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

47

guru dan anak didik. Siklus ini perlu dipertahankan dan disesuaikan dengan

konteks waktu dan kebutuhan.

7) Menyelenggarakan dan Memanfaatkan Evaluasi

Evaluasi atau penilaian merupakan proses menyimpulkan dan menafsirkan

fakta-fakta dan membuat pertimbangan dasar yang profesional untuk mengambil

kebijakan pada sekumpulan informasi, yaitu informasi tentang peserta didik

(Supranata dan Hatta, 2004: 3). Evaluasi dapat dijadikan sebagai proses umpan

balik (feedback process). Pertama, evaluasi menadi dasar untuk melakukan

penilaian terhadap tingkat keberhasilan anak baik pada tiap proses pembelajran,

semester, dan tahunan. Melalui evaluasi inilah, tujuan pembelajaran dapat

diketahui berhasil atau tidaknya, mencapai sasaran atau tidak. Kedua, evaluasi

menjadi umpan balik baik bagi pendidik maupun anak didik.

Howard Kingsley dalam Nana Sudjana membagi hasil belajar ke dalam

tiga kategori, yaitu keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian,

sikap dan cita-cita. Sedangkan Gagne menguraikan hasil belajar dalam lima

kategori yaitu informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap,

dan keterampilan motoris. Dalam proses pelaksanaannya, evaluasi tujuan

pendidikan nasional tetap berorientasi pada ranah kognitif, afektif, dan

psikomotoris (Sudjana, 2006: 22).

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang dapat

dikelompokkan menjadi enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan,

pemahaman, aplikasi, analisis, sistesis, dan evaluasi. Dua aspek pertama disebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

48

kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya digolongkan kognitif

tingkat tinggi. Ranah afektif berkaitan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek

yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

Sedangkan ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak. Ada enam aspek masuk dalam raah psikomotoris yaitu

gerakan reflek, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,

keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan

ekspresif dan imperatif.

Tabel: Ranah Penilaian dan Aspeknya

Kognitif Afektif Psikomotoris

Pengetahuan/Ingatan Penerimaan Reflek

Pemahaman Jawaban/reaksi Keterampilan gerakan

dasar

Aplikasi Penilaian Kemampuan perseptual

Analisis Organisasi Keharmonisan atau

ketepatan

Sintesis Internalisasi Gerakan keterampilan

kompleks

Evaluasi Gerakan ekspresif

Evaluasi dapat dilakukan terhadap program, proses dan hasil. Evaluasi

program bertujuan untuk menilai efektivitas program yang dilaksanakan. Evaluasi

proses bertujuan untuk mengetahui aktivitas dan partisipasi peserta didik dalam

proses pembelajaran. Sedangkan evaluasi hasil belajar bertujuan untuk

mengetahui hasil belajar atau pembentukan kompetensi peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

49

8) Melakukan Tindakan Reflektif

Tindakan reflektif sesungguhnya adalah kelanjutan dari proses evaluasi

sebagai akhir proses pembelajaran. Reflektif dapat dipahami sebagai tindakan

introspeksi dan me-review proses belajar mengajar yang telah dilakukan dan

berakhir dengan memunculkan perubahan-perubahan baik pada tataran paradigma

pendidikan, konsep pendidikan, strategi dan pendekatan yang lebih edukatif

dilaksanakan di dunia pendidikan, perubahan paradigma kurikulum, dan lainnya.

Melalui tindakan reflektif, semua komponen harus menyadari bahwa perubahan

dan peningkatan mutu pendidikan tidak dilakukan secara parsial.

Akhir dari tindakan reflektif adalah proses evaluasi yang dilakukan secara

menyeluruh dan berpegang pada prinsip kontinuitas. Dalam makna yang

sederhana tindakan reflektif merupakan proses perenungan kegiatan belajar

mengajar. Tindakan ini sebagai akhir proses pembelajaran menjadi ciri proses

akhir belajar mengajar – selain eksplorasi, interaksi, dan komunikasi – yang

diarahkan pada proses membangun gagasan dan menciptakan suasana berpikir

(Janawi, 2012: 96).

b. Kompetensi Kepribadian

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

tentang guru dan dosen disebutkan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi

kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif,

dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Ini berarti kompetensi

kepribadian ini ditandai dengan memiliki kepribadian mantap dan stabil, dewasa,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

50

arif, berwibawa, dan akhlak mulia sehingga dapat menjadi teladan. Kepribadian

mantap dan stabil memiliki karakteristik menaati peraturan perundang-undangan

dan ketentuan lainnya, menunjukkan perilaku disiplin; bertindak sesuai dengan

norma sosial dengan ciri bertutur kata secara santun, berpenampilan (fisik) secara

sopan, dan berperilaku santun; bangga sebagai pendidik, menunjukkan komitmen

terhadap tugas sebagai pendidik, dan menjaga kode etik profesi pendidik; serta

memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma dengan ciri mentaati

tata tertib secara konsisten dan memiliki disiplin diri secara konsisten.

Kemampuan kepribadian adalah kemampuan yang stabil, dewasa, arif,

berwibawa, menjadi teladan, dan berakhlak mulia. Guru sebagai teladan akan

mengubah perilaku siswa, guru adalah panutan. Guru yang baik akan dihormati

dan disegani oleh siswa. Jadi guru harus bertekad mendidik dirinya sendiri lebih

dahulu sebelum mendidik orang lain. Pendidikan melalui keteladanan adalah

pendidikan yang paling efektif. Guru yang disenangi, otomatis mata pelajaran

yang ia ajarkan akan disenangi oleh siswa, dan siswa akan bergairah dan

termotivasi sendiri mendalami mata pelajaran tersebut. Sebaliknya guru yang

dibenci oleh murid, akan tidak senang dengan mata pelajaran yang dipegang oleh

guru, dan membentuk sikap anti pati terhadap mata pelajaran yang dipelajari

tersebut (Buchari Alma, 2008: 141).

Kepribadian dewasa memiliki karakteristik menampilkan kemandirian

dalam bertindak sebagai pendidik dengan ciri melaksanakan tugas secara mandiri,

mengambil keputusan secara mandiri, dan menilai diri sendiri (refleksi diri); serta

memiliki etos kerja sebagai pendidik dengan ciri bekerja keras, melaksanakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

51

tugas secara bertanggung jawab, dan mengembangkan diri secara terus menerus

sebagai pendidik.

Kepribadian yang arif memiliki karakteristik menampilkan tindakan yang

didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, bertindak atas dasar kemanfaatan

sekolah, dan bertindak atas dasar kemanfaatan masyarakat; serta menunjukkan

keterbukaan dalam berpikir dan bertindak dengan ciri menerima kritik dan saran

untuk perbaikan dan menempatkan diri secara proporsional.

Kepribadian yang berwibawa memiliki karakteristik perilaku yang

berpengaruh positif terhadap peserta didik ditandai dengan mengemukakan

pendapat yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan menunjukkan

tindakan yang berpengaruh positif terhadap peserta didik; serta memiliki perilaku

yang disegani dengan ciri berperilaku yang dihormati oleh peserta didik,

berperilaku yang dihormati oleh sejawat, dan berperilaku yang dihormati oleh

masyarakat.

Kepribadian memiliki akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki

karakteristik bertindak sesuai dengan norma religius (imtaq, jujur, ikhlas, suka

menolong) yang ditandai menghargai ajaran agama yang dianut maupun agama

lain, menerapkan ajaran agama yang dianut, menerapkan norma kejujuran, dan

menunjukkan keikhlasan; serta memiliki perilaku yang dapat diteladani peserta

didik dengan ciri bertutur kata sopan sehingga menjadi teladan bagi peserta didik

dan berperilaku terpuji sehingga menjadi teladan bagi peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

52

c. Kompetensi Profesional

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen,yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah

kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.Konsep ini

mengandung arti bahwa kompetensi profesional merupakan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam. Wina Sanjaya berpendapat bahwa,

”Kompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan yang berhubungan

dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan” (Wina Sanjaya, 2006: 145).

Kompetensi profesional ini memiliki karakteristik menguasai materi ajar yang

luas dan mendalam, serta menguasai struktur dan metode keilmuan bidang studi

yang diajarkan. Materi yang dikuasai bukan hanya sekedar materi ajar yang

diajarkan di sekolah/sesuai sebaran dalam kurikulum sekolah, melainkan pula

materi yang memayunginya. Dengan menguasai materi dan memayungi, maka

diharapkan guru akan mampu menjelaskan materi ajar dengan baik, dengan

ilustrasi jelas dan landasan yang mapan, dan dapat memberikan contoh yang

kontekstual. Di samping itu, dikuasai pula struktur keilmuan dari bidang

keahliannya.

Kemampuan profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran

secara luas dan mendalam, serta metode dan teknik mengajar yang sesuai yang

dipahami oleh murid, mudah ditangkap, tidak menimbulkan kesulitan dan

keraguan (Buchari Alma, 2008: 142).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

53

Kompetensi profesional guru ditunjukkan pula oleh kemampuan guru

dalam mengembangkan materi studi yang diajarkan dalam bentuk penelitian, dan

secara nyata menghasilkan karya-karya produktif seperti penulisan bahan ajar,

termasuk menulis buku yang berkaitan dengan materi yang diajarkan.

Masalah kompetensi profesional guru merupakan salah satu dari

kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang pendidikan

apapun. Kompetensi-kompetensi lainnya adalah kompetensi kepribadian dan

kompetensi kemasyarakatan. Secara teoritis ketiga jenis kompetensi tersebut dapat

dipisah-pisahkan satu sama lain, akan tetapi secara praktis sesungguhnya ketiga

jenis kompetensi tersebut tidak mungkin dapat dipisah-pisahkan. Diantara ketiga

jenis kompetensi yang saling menjalin secara terpadu dalam diri guru. Guru yang

terampil mengajar tentu harus pula memiliki pribadi yang baik dan mampu

melakukan social adjustment dalam masyarakat. Ketiga kompetensi tersebut

terpadu dalam karakteristik tingkah laku guru (Oemar Hamalik, 2008: 34).

d. Kompetensi Sosial

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen,yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah

kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien

dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat

sekitar. Konsep ini hendak menjelaskan bahwa kompetensi sosial ini memiliki

karakteristik berkomunikasi secara efektif dan bergaul secara efektif dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

54

peserta didik, teman sejawat, dan lingkungan sekitar. Kompetensi berkomunikasi

secara efektif mencakup: berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik,

sejawat, dan orang tua/wali dengan ciri: mengkomunikasikan pesan (message)

secara lisan, memaknai pesan (message) lisan, mengkomunikasikan pesan

(message) secara tertulis, dan memaknai pesan (message) tertulis; berkomunikasi

secara efektif dengan masyarakat dengan ciri: mengkomunikasikan pesan

(message) secara lisan, memaknai pesan (message) lisan, mengkomunikasikan

pesan (message) secara tertulis, dan memaknai pesan (message) tertulis.

Kemampuan sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sekolah dan di luar lingkungan

sekolah. Guru profesional berusaha untuk mengembangkan komunikasi dengan

orang tua siswa, sehingga terjalin komunikasi dua arah yang berkelanjutan antara

sekolah dan orang tua, serta masyarakat pada umumnya (Buchari Alma, 2008:

142).

Bergaul secara efektif mencakup mengembangkan hubungan secara efektif

dengan peserta didik, sejawat, orang tua/wali, dan masyarakat dengan ciri:

mengembangkan hubungan atas dasar prinsip saling menghormati,

mengembangkan hubungan atas dasar prinsip keterbukaan, dan mengembangkan

hubungan berasaskan asah, asih, asuh; serta bekerja sama secara efektif dengan

peserta didik, sejawat, orang tua/wali, dan masyarakat dengan ciri: bekerja sama

atas dasar prinsip saling menghormati, bekerja sama atas dasar prinsip

keterbukaan, dan bekerja sama atas dasar prinsip saling memberi dan menerima

(Musaheri, 2007: 23).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

55

2. Kompetensi Pedagogik Guru PAK

a. Kompetensi Pedagogik Guru PAK Menurut Undang-Undang

Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen (Pasal 10, ayat 1) menyatakan yang dimaksud dengan kompetensi

pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Konsep ini

mengandung beberapa hal penting yaitu pertama, guru harus mengetahui dan

memahami tahap-tahap perkembangan peserta didik sehingga mampu

menciptakan suasana yang menjadikan siswa siap mental sekaligus menimbulkan

perhatian siswa terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Kedua, guru

menguasai materi sehingga mampu menyajikan materi pembelajaran secara

terorganisir dan sistemik. Ketiga, guru dapat menciptakan suasana belajar yang

kondusif, inovatif dan kreatif. Keempat, guru berusaha untuk mengoptimalkan

kemampuan menjelaskan materi melalui pemberian pertanyaan kepada siswa.

Kelima, guru dapat memberi penguatan yakni suatu respons secara positif yang

diberikan guru kepada siswa yang melakukan perbuatan baik atau kurang baik.

Keenam, guru mampu membuat variasi, yakni guru dapat menghilangkan

kebosanan siswa dalam menerima pelajaran melalui gaya mengajar, penggunaan

media, pola interaksi kegiatan siswa dan komunikasi nonverbal (suara, mimik,

kontak mata, dan semangat). Ketujuh, guru dapat mengakhiri proses pembelajaran

dengan baik.

Sementara itu, Asmani (2009: 59-60) mengatakan bahwa kompetensi

utama yang harus dimiliki oleh seorang guru agar pembelajaran yang dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

56

efektif dan dinamis adalah kompetensi pedagogik. Guru harus belajar secara

maksimal untuk menguasai kompetensi pedagogik ini secara teori dan praktek.

Dari sinilah, perubahan dan kemajuan akan terjadi dengan pesat dan produktif.

Selanjutnya Asmani mengemukakan 10 indikator kompetensi pedagogik,

yang m enurut penulis dapat diterapkan dalam konteks pembelajaran PAK di

sekolah, yakni:

1. Menguasai cakupan materi pelajaran PAK dengan baik, utuh, dan

menyeluruh

Guru PAK diharapkan menguasai bidang kajian materi tentang bahan ajar

yang akan disampaikan kepada siswanya. Cakupan materi yang dimaksud adalah

tentang pengenalan secara mendalam terhadap pribadi peserta didik, Yesus

Kristus dan Gereja serta bagaimana bersikap dan bertindak dalam kehidupan

sehari-hari bersama masyarakat.

Dalam lokakarya di Malino, ditegaskan bahwa materi/bahan merupakan

sarana, bukan tujuan. Bahan ditentukan sejauh membantu pergulatan dan

penghayatan hidup beriman. Ini berarti proses pembelajaran PAK tidak

menitikberatkan pada penyelesaian bahan, melainkan pada kemendalaman

pemahaman, sehingga diharapkan bahan ditentukan sangat minimal (sangat

mungkin terselesaikan dalam waktu yang tersedia dengan proses yang mendalam)

atau bahan disediakan sedemikian rupa sehingga mewakili seluruh aspek

kehidupan peserta didik, namun tidak hanya itu, semampunya para guru agama

memilih bahan yang relevan dengan situasi kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

57

Meskipun bahan merupakan sarana namun bukan berarti bahan itu bahan

mati, abstrak dan tidak menyentuh kehidupan peserta didik. Guru PAK harus

mengolah bahan menjadi bahan hidup yang mendukung siswa dalam pergulatan

dan penghayatan hidup beriman, maka bahan dikemukakan sebagai yang bersaksi

atas hidup beriman. Bahan yang hidup dapat menjadi partner dialog. Bahan yang

dipilih pun harus memuat dan menampilkan nilai-nilai, sehingga terjadi

pergulatan pilihan nilai dalam diri peserta didik beserta akibat-akibat pilihannya.

2. Memahami Psikologi Pendidikan dan Perkembangan

Memahami psikologi pendidikan misalnya tentang tahapan perkembangan

siswa, memahami karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual,

sosial, kultural, emosional, dan intelektual, serta teori-teori belajar dan mengajar.

Selain itu guru PAK harus mengenal fungsi dan program bimbingan dan

konseling di sekolah. Seorang guru PAK tidak diharapkan menjadi seorang

konselor yang profesional, namun diharapkan dia dapat memberikan pelayanan

agar masing-masing peserta didik dapat berkembang secara optimal sesuai dengan

kemampuan, bakat, dan minat mereka. Adapun fungsi pelayanan bimbingan dan

konseling antara lain:

a. Pencegahan, yakni mencegah timbulnya masalah yang berkaitan dengan mata

pelajaran PAK.

b. Penyaluran, yakni membantu peserta didik mendapat penyaluran diri ke arah

kegiatan yang dapat menunjang perkembangan dirinya.

c. Penyesuaian, yakni membantu terciptanya penyesuian diri peserta didik dengan

mata pelajaran yang ditekuni.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

58

d. Perbaikan, yakni membantu peserta didikmemecahkan masalah yang berkaitan

dengan pelajaran PAK.

e. Pengembangan, yakni membantu peserta didik mengembangkan keseluruhan

pribadinya secara terarah dan berkelanjutan.

3. Mengembangkan Kurikulum yang Terkait dengan PAK

Guru PAK diharapkan memiliki keterampilan dalam merencanakan,

menyusun dan melaksanakan program pembelajaran sesuai dengan tuntuan

kurikulum yang berlaku. Guru mampu menyusun dan menentukan langkah-

langkah pembelajaran yang sistematis dan mencakup keseluruhan bidang kajian

PAK sehingga para siswapun dapat menerima penyampaian bahan ajar PAK

dengan baik.

Guru PAK dalam mengembangkan kurikulum PAK, harus memperhatikan

tiga unsur pokok pendidikan iman., yaitu pengalaman hidup peserta, visi dan

kisah hidup kristiani serta komunikasi antara pengalaman hidup peserta dengan

visi dan kisah hidup kristiani. Ketiga unsur ini saling terkait dan merupakan syarat

yang bersifat konstitutif (yang harus ada) supaya suatu kegiatan dapat disebut

sebagai pendidikan iman. Selain itu, ketiga unsur ini tidak dimaksudkan untuk

menggantikan unsur-unsur yang harus ada di dalam persiapan dan proses

penyelenggaraan pendidikan iman di sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

59

a. Pengalaman Hidup Peserta

Pengalaman hidup peserta mencakupi segala kegiatan hidup harian,

termasuk kegiatan rohani mereka seperti hidup doa, perayaan iman, dll. Di

samping itu, di dalamnya terdapat permasalahan, kesulitan, keprihatinan dan

persoalan hidup mereka, tetapi juga kegembiraan, sukses, cita-cita serta harapan

mereka. Dengan kata lain, pengalaman hidup mencakup seluruh kenyataan hidup

peserta. Kenyataan hidup yang menjadi salah satu unsur kontitutif pendidikan

iman menggarisbawahi pengertian dasar pendidikan dalam iman sebagai

komunikasi pengalaman. Kehidupan konkret peserta menjadi titik tolak dan

sekaligus medan bagi peserta didik untuk menghayati imannya. Melalui refleksi

terhadap pengalaman hidupnya, peserta didik mengenali kehadiran Allah yang

menyatakan diri dan mengundang mereka untuk menanggapinya. Melalui

interpretasi dan hermeneutik peserta didik dibantu menemukan makna dari

pergualatan hidupnya, dan dibantu juga untuk menempatkan iman di dalam

pergualatan hidup sehari-hari. Berangkat dari pengalaman hidup yang berbeda-

beda yang menjadi titik tolak dalam pergulatan hidup selama mengikuti proses

pembelajaran PAK, diharapkan pembelajaran PAK menjadi relevan dan

menyentuh kehidupan peserta.

b. Visi dan Kisah Hidup Kristiani

Visi dan kisah hidup kristiani menjadi kerangka untuk menafsirkan

pengalaman hidup konkret peserta, agar peserta menyadari makna

pengalamannya, dan mereka dihantar untuk sampai pada pengakuan iman kristiani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

60

yang lebih personal dan otentik. Visi dan kisah hidup kristiani dapat menjadi

peneguh, kritik, dan dapat merupakan dorongan inspiratif ke arah perkembangan

baru yang lebih baik. Visi dan kisah hidup kristiani digali dari sumber utamanya

yaitu Kitab Suci dan harta kekayaan iman Gereja (tradisi). Kedua sumber ini

karena penting, maka harus digunakan secara serentak. Tradisi dipahami sebagai

pengalaman jemaat yang menghidupi dan menghayati sabda Tuhan yang hidup.

Menjadi kerangka penafsiran, karena visi dan kisah hidup kristiani yang bersifat

normatif (di dalamnya terkandung nilai-nilai pengalaman dasar kristiani yang

bersifat kumulatif) membantu peserta untuk memantapkan identitas

kekristianiannya dan sekaligus memperteguh rasa memiliki mereka sebagai

bagian yang tidak terpisahkan dari jemaat kristiani.

c. Komunikasi Kehidupan Konkret Peserta dengan Visi dan Tradisi Kristiani

Pendidikan iman menjadi kegiatan yang bernilai edukatif dan transformatif

kalau pengalaman hidup konkret didialogkan dengan visi dan tradisi kristiani.

Dialog ini membantu peserta didik agar menghayati imannya di dalam

kebudayaan dan cara berpikirnya sendiri. Melalui interpretasi peserta dibantu

untuk menafsirkan pengalamannya sendiri maupun harta kekayaan iman kristiani.

Dari sini, peserta dibantu untuk sampai pada penghayatan iman yang otentik yang

membawa mereka pada kedewasaan iman. Salah satu tugas utama PAK adalah

mendialogkan, mempertemukan antara pengalaman hidup dengan harta kekayaan

iman kristiani. Di dalam fungsi ini PAK dapat dipahami sebagai proses

interpretasi pada keduanya dengan maksud supaya diketemukan maknanya yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

61

bersifat transformatif. Menemukan makna merupakan kegiatan mendasar dari

hidup manusia.

4. Menyelenggarakan Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis;

Guru PAK diharapkan mampu mengaplikasikan berbagai metodologi dan

strategi pembelajaran. Guru mampu mengelola program pembelajaran agar

pembelajaran dapat berlangsung secara “Paikem”, yakni “Pembelajaran yang

Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan”. Guru PAK diharapkan terus

menemukan aneka model pembelajaran yang sesuai dengan minat dan kebutuhan

peserta didiknya, sehingga peserta didik yang adalah subyek belajar dapat tumbuh

dan berkembang sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. Mampu

membentuk interaksi dan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. Seorang

guru harus memahami hakekat belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas

belajar, bagaimana proses belajar berlangsung dan ciri-ciri belajar dalam berbagai

bidang yakni pengetahuan, pemahaman, minat, sikap, nilai, dan keterampilan.

Dengan demikian ia akan mampu menentukan jenis interaksi yang bagaimana dan

pola interaksi yang seperti apa yang sekiranya dapat menarik minat anak untuk

berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

5. Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Guru PAK dapat memanfaatkan media dan sumber belajar yang

mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Media dan sumber belajar dapat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa dalam proses belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

62

termasuk pembelajaran PAK (Sadiman, 2008: 13). Media tidak hanya berfungsi

sebagai alat bantu guru dalam mengajar, tetapi lebih sebagai alat penyalur pesan

kepada siswa-siswi. Sehingga diharapkan baik guru maupun media dapat

memberikan kemudahan belajar bagi siswa guna memperoleh pengetahuan yang

luas, mendalam, jelas, sistematis, dan menarik.

6. Memfasilitasi Pengembangan Potensi Peserta Didik

Guru PAK harus menyadari bahwa peserta didik bukanlah botol kosong

yang siap menampung apa saja dari proses pembelajaran. Peserta didik adalah

pelaku belajar itu sendiri. Dalam kaitannya dengan pewartaan iman, Santo

Yakobus menuliskan kepada kita bahwa “Hendaklah kamu menjadi pelaku

firman” (Yak 1:22). Oleh karena subyek belajar adalah peserta didik itu maka

sudah sepantasnyalah proses pembelajaran PAK dikelola untuk memenuhi

kebutuhan dalam hal ini minat siswa itu sendiri, agar mereka sungguh-sungguh

tumbuh dalam iman dan penghayatan hidup beriman.

7. Menyelenggarakan Penilaian, Evaluasi Proses dan Hasil Belajar

Guru PAK diharuskan untuk mampu melaksanakan kegiatan pengukuran

dan penilaian serta evaluasi prestasi peserta didik secara bertanggung jawab,

sehingga guru dapat memperoleh umpan balik yang berharga untuk

pengembangan pengajaranya dan perkembangan peserta didiknya serta dapat

memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi demi peningkatan kualitas

pembelajaran PAK.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

63

8. Melakukan Tindakan Reflektif untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Seorang guru PAK tidak hanya mengevaluasi proses dan hasil belajar

siswa, namun juga dapat mengevaluasi kinerjanya sendiri demi peningkatan

kualitas dan keberhasilannya dalam mengajarkan PAK. Penekanannya pada

apakah guru PAK telah berhasil melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan

rencana ataukah belum, apa saja yang perlu diperbaiki. Selain itu guru agama

dapat mengikuti kegiatan ret-ret atau rekoleksi guna menyegarkan kembali

panggilan yang dijalani dan tugas yang diembannya sehingga guru PAK tetap

bersemangat dalam menjalankan misi Gereja di dunia.

b. Kompetensi Pedagogik Guru Agama Katolik menurut Dokumen Gereja

Dokumen Gereja menggarisbawahi pentingnya pendidikan untuk siapa

saja, khususnya bagi generasi muda yang masih harus berkembang, tetapi juga

bagi orang dewasa dalam arti pendidikan seumur hidup. Ditegaskan bahwa

pedidikan merupakan hak azasi setiap orang, karena siapa saja berhak

memperkembangkan dan menyempurnakan hidup menuju kepada kepenuhannya.

Pendidikan merupakan jalannya. Pendidikan juga merupakan cara bagi manusia

untuk menemukan dan memantapkan identitas dirinya di tengah-tengah perubahan

dan perkembangan zaman. Dengan begitu manusia diharapkan dapat lebih

berperan aktif di dalam kehidupan sosial mengusahakan kesejahteraan bersama

(Gravissimum Educationis, art. 1).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

64

Gereja di dalam sejarah hidupnya berperan aktif dalam bidang pendidikan

dengan maksud untuk mengambil bagian di dalam memperkembangkan

kehidupan (memperjuangkan budaya kehidupan [budaya pro life]) untuk

mengalahkan budaya kematian. Dengan cara itu Gereja mewartakan Injil

kehidupan yaitu Kristus yang membebaskan dan menyelamatkan. Gereja

menggarisbawahi dua tujuan pendidikan yang saling berkaitan erat: pertama,

memperkembangkan pribadi manusia dan kedua, memperjuangkan kesejahteraan

umum.

Gereja sangat menyetujui arah pendidikan yaitu demi memperkembangkan

dan menyempurnakan hidup manusia di dalam segala aspeknya. Dengan

pendidikan manusia diharapkan menyadari kemandiriannya (otonomi, hak-hak

azasinya, misalnya berpikir, mempertimbangkan, memilih dan memutuskan

secara bebas nilai hidup yang diyakini). Tetapi perlu juga dipahami bahwa

kemandirian manusia bersifat relasional. Ini berarti, orang akan semakin menjadi

dirinya sendiri kalau ia secara terbuka dan tulus berkomunikasi dengan

sesamanya, semakin ia membuka diri maka jalan unutk menjadi dirinya sendiri

semakin terbuka. Setiap manusia di satu pihak, merupakan pribadi yang bersifat

otonom, tetapi di lain pihak, juga bersifat sosial. Pendidikan berusaha

mewujudkan tercapainya keseimbangan dan keterpaduan keduanya. Yang jelas,

siapapun berhak untuk hidup bahagia dan menyempurnakan kehidupannya sesuai

dengan maksud ia diciptakan.

Oleh karena itu Gereja menegaskan bahwa setiap orang Kristen berhak

menerima pelayanan kerohanian dan moral dari Gereja. Dari kacamata lain,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

65

Gereja menyadari kewajibannya unutk menyelenggarakan reksa rohani dan moral

bagi semua warganya agar mereka dapat memperkembangkan kehidupannya

berdasar pada nilai-nilai injili (nilai-nilai yang mengacu pada hidup Yesus Kristus

sendiri).

Gereja menyadari bahwa tanggungjawab penyelenggara pendidikan

Kristen yang pertama adalah orang tua (keluarga). Peranan mereka sangat perlu

dihormati dan memang tidak tergantikan. Di samping itu, Gereja mengakui

peranan/kewajiban pemerintah (masyarakat) untuk menyelenggarakan pendidikan

bagi warga masyarakatnya demi mencerdaskan bangsa dan memperjuangkan

kesejahteraan umum (bonum commune). Pemerintah juga berkewajiban untuk

menghormati dan membantu terselenggaranya pendidikan bagi kaum muda

terutama yang telah diusahakan oleh orang tua dan lembaga-lembaga pendidikan

swasta lainnya. Ditegaskan bahwa pemerintah berkewajiban untuk menghormati

prinsip subsidiaritas. Selain itu juga ditekankan peranan Gereja sendiri. Gereja

memiliki kompetensi untuk mewartakan dan memperjuangkan

keselamatan,mengkomunikasikan hidup dalam kesatuan dengan Yesus Kristus.

Gereja bercita-cita supaya hidup setiap orang beriman Kristen diresapi oleh

semangat dan sikap Yesus Kristus sendiri (Gravissimum Educationis, art. 3).

Gereja berkeyakinan bahwa katekese dalam arti pendidikan di dalam iman

merupakan upaya yang khas untuk mewujudkan tujuan pendidikan Katolik. Di

samping itu, Gereja juga berusaha ikut aktif dalam komunikasi sosial dan di

dalam kelompok-kelompok kaum muda dan terutama sekolah-sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

66

Dalam dokumen Gravissimum Educationis, ditegaskan bahwa salah satu

unsur pokok yang perlu ditekankan oleh sekolah-sekolah Katolik adalah dimensi

religius, tentu saja menyusut iman kristiani. Segi ini bagi sekolah menjadi cara

hidup yang perlu senantiasa diusahakan supaya mereka dapat mendidik siswa-

siswinya menurut nilai-nilai kristiani, dimensi tersebut terdapat dalam: suasana

pendidikan, perkembangan pribadi semua peserta didik (personal dan komunal),

hubungan yang terjalin erat antara kebudayaan dan Injil, serta penerangan segala

pengetahuan oleh cahaya iman.

Dimensi religius menjadi serangkaian usaha yang terus diupayakan Gereja

dalam tugas pewartaannya. Dalam hal ini, dimensi ini ingin diwujudkan dalam

proses pembelajaran, yakni pembelajaran pendidikan agama di sekolah.

Pembelajaran pendidikan agama di sekolah harus sungguh-sungguh

memperhatikan suasana belajar yang harus diciptakan, yakni suasana yang

sungguh-sungguh Katolik. Suatu suasana yang dijiwai oleh Roh cinta kasih dan

kebebasan injili, suasana belajar yang diresapi oleh semangat dan sikap hidup

Yesus sendiri (Gravissimum Educationis, art. 25). Suasana belajar semacam ini

akan membuat para peserta didik merasa martabatnya dihormati, permasalahan

hidupnya dipahami, pertanyaan dan keluhannya diperhatikan. Mereka juga

dibantu untuk menemukan identitas dan perannya di dalam kehidupan bersama.

Di samping itu, proses pembelajaran yang diharapkan tidak hanya dibatasi pada

perkembangan segi intelektual tetapi juga menyangkut perkembangan perasaan,

dan tindakan konkret. Hal ini membantu peserta didik untuk berkembang ke arah

kebijaksanaan hidup, pendidikan yang bersifat utuh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

67

Dokumen Gereja Katolik memang tidak secara ekspilisit menjelaskan

kompetensi pegagogik seorang guru agama/katekis. Namun, profesi guru agama

dapat dilihat dari sudut pandang panggilan kaum awam dalam hal ini untuk

menjadi guru agama/katekis yang muncul dalam Sakramen Permandian, dan

dikuatkan oleh Sakramen Krisma. Melalui kedua sakramen ini, kaum awam

mengambil bagian dalam “pelayanan Tri tugas Kristus sebagai imam

(menguduskan), nabi (mengajar), dan raja (menggembalakan)” dengan bantuan

Roh Kudus (Budi Kleden, 2005:49). Tri tugas Kristus ini menyatu dalam tugas

mengajar oleh Gereja yang dilaksanakan oleh para guru agama di sekolah agar

siswa yang mendapat pengajaran dapat berkembang dalam iman dan menjadi

pewarta menurut kesaksian hidupnya dan semakin mengenal Kristus serta

dimampukan untuk tumbuh dalam iman dan menjadi saksi-Nya yang hidup.

Karena ciri khas status hidup kaum awam yakni: hidup di tengah masyarakat dan

urusan-urusan duniawi, maka mereka dipanggil oleh Allah, untuk dijiwai

semangat kristiani, ibarat ragi, menunaikan kerasulan mereka di dunia

(Apostolicam Actuositatem, art. 2).

Dalam Gereja terdapat perbedaan dalam hal pelayanan tetapi satu tubuh.

Dari Kristus “seluruh Tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-

urat dan sendi-sendi, menerima pertumbuhan ilahinya” (Kol 2:9). Tuhan

membagi-bagikan karunia-karunia pelayanan dalam tubuhNya (Lumen Gentium

art. 7). Satu dari karunia pelayanan yang dianugerahkan dan diawali oleh Yesus

sendiri ialah katekese. Pelayanan katekese tidak boleh dipisahkan dengan Gereja

dan merupakan hati kepada semua pelayanan dalam Gereja. Dokumen Gereja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

68

tentang katekese, “Catechesi Tradendae” menyatakan bahwa dalam semua

pelayanan Gereja, katekese mendapat tempat yang paling utama dan istimewa (CT

art. 13). Katekese merupakan kegiatan pendampingan iman yang mempersiapkan

umat Allah untuk hidup dalam komunitas dan mengambil bagian secara aktif di

dalam kehidupan misi Gereja.

Berdasarkan beberapa dokumen Gereja, didapat beberapa penjelasan

siapakah katekis dan peranannya. Pertama, Catechesi Tradendae (1977): Katekis

adalah umat awam yang telah melalui pembentukan/kursus dan hidup sesuai Injil.

Maksudnya katekis adalah seorang yang telah diutus oleh Gereja, sesuai dengan

keperluan setempat, yang tugasnya adalah untuk membawa umat untuk lebih

mengenali, mencintai dan mengikuti Yesus. Kedua, Redemptoris Missio (1990):

Menggambarkan katekis sebagai “pelayan, saksi, penginjil dan tulang punggung

Komunitas Kristiani, terutama bagi Gereja-Gereja yang masih muda”. Ketiga,

General Directory for Catechesis (1997): Katekis sebagai guru, pendidik, dan

saksi iman (Boli Kotan, 2011:17-18).

Sebagai seorang pendidik iman, guru PAK di sekolah diharapkan mampu

menempatkan peserta didik sebagai subyek dalam proses pembelajaran. Adapun

hal yang harus diperhatikan dan menjadi landasan pelaksanaan pembelajaran PAK

di sekolah adalah sebagai berikut:

a. Guru PAK Membantu Meneguhkan Pribadi dan Jati Diri Peserta Didik

Sebagai pendidik kita wajib meneguhkan sifat dasar peserta didik yang

sungguh baik. Dengan tulus guru Pak harus menghormati martabat mereka yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

69

mulia, menghargai segala talenta dan keunikan mereka serta mempercayai

(mengagumi) kemampuan mereka. Sikap meneguhkan dan menghormati kita

jadikan sebagai sikap dasar untuk mendorong dan memberdayakan mereka agar

mereka sendiri dapat memperkembangkan hidupnya. Kita pun sebagai guru PAK,

dapat membantu mereka agar mereka memiliki peluang yang selebar-lebarnya

untuk dapat memiliki warisan kekayaan ilmu, kebudayaan, nilai-nilai

kemanusiaan, seni, dan kebijaksanaan. Guru PAK harus mampu memadukan

antara sikap mempercayai dan menghormati dengan sikap memberdayakan dan

menantang. Di sini kita dapat memfokuskan perhatian kita kepada kemampuan

dan bakat-bakat, minat mereka, bukan kepada kekurangan, kesalahan dan

kelemahan serta kenakalan mereka. Sikap sebagai seorang guru PAK, bila

menghadapi peserta didik adalah bermurah hati, memiliki hati untuk

mendampingi dan selalu ada untuk peserta didik.

b. Tetap Yakin dan Penuh Harap pada Peserta Didik

Seorang guru PAK adalah pribadi yang tidak pernah kehilangan kesabaran dan

keyakinan bahwa peserta didiknya semua dapat berkembang sesuai dengan

bakat, minat, kemampuan, yang mereka terima dari-Nya, mereka semua dapat

sampai pada hidup di dalam kelimpahan dan kepenuhan. Tentu lebih mudah bagi

kita untuk mengelompokkan para peserta didik menurut kategori pandai dan

sangat berbakat, cukup dan dapat lulus, sisanya tidak ada harapan dan hampir

pasti gagal. Tetapi pengelompokkan ini sering berat sebelah, tidak adil dan penuh

prasangka, yang akhirnya sangat merugikan proses belajar peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

70

c. Mengasihi Semua Peserta Didik Tanpa Terkecuali

Meneguhkan berarti mempercayai peserta didik, yakin dan penuh harap

bahwa mereka dapat berkembang, juga yang tidak kalah pentingnya adalah

mengasihi mereka. Beriman, berharap dan mengasihi para peserta didik itulah

yang menjadi sikap, tekad, kesadaran yang wajib kita wujudkan dalam

menunaikan tugas panggilan sebagai seorang guru agama di sekolah. Dengan

kasih yang sedia berkorban, guru agama dapat menjadikan Yesus sebagai teladan

dalam mengasihi semua manusia. Kasih Yesus mendatangkan mukjizat seperti

penyembuhan, pertobatan dan pembebasan. Dengan cinta yang bersifat agapik

tersebut, guru menyatukan diri dengan hidup peserta didik; guru berada bersama

mereka dalam kesulitan, kekurangan, juga dalam pengharapan dan kegembiraan

serta cita-cita mereka. Kasih juga dapat kita wujudkan dengan jalan menuntut,

menantang dan memberdayakan mereka. Tetapi segala yang keras dan berat itu

tetap dialami sebagai ungkapan kasih guru kepada peserta didiknya.

d. Menghormati Peserta Didik Sebagai Subyek

Guru PAK harus memperlakukan peserta didik sebagai subyek, bukan

obyek dalam proses pembelajaran. Dengan memperlakukan mereka sebagai

subyek, berarti guru PAK mewujudkan relasi antara pendidik dan peserta didik,

bukan relasi subyek dengan obyek tetapi subyek dengan subyek. Relasi ini disebut

relasi intersubyektivitas, yaitu reasi antara Aku dan Engkau. Inilah relasi personal

antar pribadi, relasi mendalam yang membebaskan dan memperkembangkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

71

Sebagai seorang pendidik iman, guru PAK tidak boleh memperlakukan peserta

didik sebagai benda atau obyek yang perlu diisi melainkan sebagai pribadi yang

kita percayai dan kasihi. Dalam membangun relasi tersebut yang diharapkan oleh

peserta didik bukan semata-mata isi pelajaran, tetapi ilham, inspirasi, teladan dari

gurunya. Relasi subyek dengan subyek juga diwujudkan di antara sesama peserta

didik, sehingga mereka semua dapat menjadi pelaku pendidikan yang aktif, kreatif

serta realistis. Relasi tersebut memampukan pendidik untuk berdialog, mendorong

peserta didik untuk mencari dan menemukan sendiri serta mempercayai

kemampuan mereka. Dengan suasana belajar yang intersubyektivitas, PAK

diharapkan mampu membantu peserta didik memperkembangkan dirinya secara

utuh, bukan hanya intelektual tetapi juga perasaan, emosi, hati, dan perilaku

sehingga pembelajaran menjadi proses perkembangan diri peserta didik secara

seimbang, utuh dan menyeluruh.

e. Menghormati Kebebasan, Hak dan Tanggunjawab Peserta Didik

Pendidikan yang bersifat konatif, artinya pendidikan yang menyatukan

antara segi intelektual, afektif dan perilaku. Guru PAK dalam hal ini tidak

bersifat memaksa tetapi sebaliknya sungguh menghormati kebebasan setiap

peserta didik untuk berpikir sendiri, untuk memilih dan memutuskan yang

disadarinya sebagai yang paling baik. Namun kebebasan sejati tidak bersifat

individualistis dan semata-mata dipahami secara negatif. Kebebasan sejati

mengalir dari kesatuan manusia dengan yang Ilahi yang menolong manusia untuk

secara bebas memilih yang benar, bertanggungjawab, berbuat yang benar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

72

sehingga mendatangkan kebaikan bagi hidupnya sendiri dan kesejahteraan bagi

hidup sesamanya. Dengan menghormati kebebasan dan hak semua peserta

didik, diharapkan proses pembelajaran PAK yang diselenggarakan sungguh

bersifat membebaskan.

Memandang peserta didik dengan sikap dan kacamata positif, di samping

membuat guru PAK sebagai pendidik merasa bahagia, juga menjadikan para

peserta didik akan merasa diterima kehadirannya, dihargai keunikan dan

pribadinya, dijadikan pihak yang penting, dan diberdayakan kemampuan serta

bakat-bakatnya. Proses pembelajaran akan dapat mengantarkan mereka kepada

kebenaran yang telah Allah letakkan pada inti hidup mereka semua. Proses

pembelajaran PAK juga akan membantu mereka memperkembangkan diri secara

utuh sehingga mereka dapat ambil bagian di dalam mewujudkan kehadiran nilai-

nilai kerajaan Allah di tengah-tengah kehidupan mereka. Dengan demikian guru

PAK pun dimampukan untuk semakin mencintai profesi (panggilan) hidupnya

“orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cakrawala, dan yang telah

menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk

selama-lamanya” (Dan 12:3).

C. Makna Belajar dan Minat Belajar

1. Makna Belajar

Drs. Daryanto, dalam bukunya Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan

inovatif, pengertian belajar secara psikologis yaitu merupakan suatu proses

perubahan. Yakni, perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

73

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan

tersebut akan nyata dalam aspek tingkah laku.

Sedangkan pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut: “Belajar

ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. (Daryanto, 2009:

2).

Daryanto (2009:2) menyatakan bahwa perubahan tingkah laku banyak

sekali sifatnya maupun jenisnya. Namun tidak semua dikatakan bahwa itu

merupakan hasil dari proses belajar. Adapun perubahan tingkah laku yang

merupakan hasil dari belajar, memiliki ciri sebagai berikut:

a. Perubahan Terjadi Secara Sadar

Seseorang yang sedang dalam proses belajar akan menyadari terjadinya

perubahan atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu

perubahan dalam dirinya, misalnya pengetahuannya bertambah, keterampilannya

bertambah, dan kebiasaan baiknyapun bertambah.

b. Perubahan dalam Belajar Bersifat Kontinyu dan Fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang

berlangsung secara berkesinambungan dan dinamis. Misalnya anak belajar

menulis, dari tidak tahu menulis hingga dapat menulis dengan lengkap dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

74

sempurna dan keterampilannya bertambah. Ia dapat menulis indah, menulis surat,

menyalin catatan, dll.

c. Perubahan dalam Belajar Bersifat Positif dan Aktif

Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi

dengan sendirinya melainkan karena usaha orang yang bersangkutan. Misalnya

perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang terjadi dengan sendirinya

karena dorongan dari dalam.

d. Perubahan dalam Belajar bukan bersifat sementara

Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat

tetap.

e. Perubahan dalam Belajar Bertujuan atau Terarah

Perubahan tingkah laku terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai.

Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar

disadari.

f. Perubahan Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku

Perubahaan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar

meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu,

sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh

dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

75

Menurut Winkel (1996: 53) bahwa belajar pada manusia dirumuskan

sebagai berikut: ”suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi

aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan-pemahaman, keterampilan, dan nilai-sikap. Namun pada

kenyataannya tidak semua perubahan yang terjadi pada seseorang merupakan

hasil dari suatu proses belajar.

Hal ini dipertegas oleh R. Gagne yang memberikan dua definisi mengenai

belajar yaitu: 1) belajar ialah proses untuk memperoleh motivasi dalam

pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku, 2) belajar adalah

penguasaan pengetahuan yang diperoleh dari instruksi. Sejak bayi manusia

mengadakan interaksi dengan lingkungan, tetapi dalam bentuk “sensori-motor

coordination” (Daryanto, 2009: 13-14). Gagne menyatakan pula bahwa sesuatu

yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi lima kategori, yang disebut

“The danains of learning” yakni: keterampilan motoris, informasi verbal,

kemampuan intelektual, strategi kognitif dan sikap.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas yang dimaksud dengan belajar

adalah suatu proses aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif

dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan tingkah laku dari tidak tahu

menjadi tahu, dari belum bisa menulis, membaca, menjadi bisa menulis,

membaca, yang dialami seseorang baik melalui interaksi dengan sesama,

lingkungan maupun melalui pengalaman yang dialaminya dalam hidup sehari-

hari. Hal ini dapat dilihat melalui sikap dan kebiasaan rajin membaca, menulis,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

76

berani mencoba hal yang baru, aktif dan melibatkan diri dalam berbagai kegiatan

demi perkembangan dirinya secara utuh.

2. Pengertian Minat

Keberhasilan dalam proses belajar PAK, selain ditentukan oleh guru

sebagai tenaga pendidik, pihak lain yang ikut menentukan keberhasilan dalam

belajar ialah peserta didik. Peserta didik dapat berhasil jika dalam dirinya tumbuh

minat atau ketertarikan pada mata pelajaran yang disediakan oleh pihak sekolah.

Minat dibutuhkan dalam proses belajar untuk mengukur sejauh mana siswa

mengetahui apa yang dipelajari dan memahami mengapa hal tersebut patut

dipelajari.

Hilgard merumuskan minat sebagai berikut: “Interest is persisting

tendency to pay attention to and enjoy same activity or content”. Minat adalah

kecenderungan yang tetap memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.

Kegiatan yang diminati oleh seseorang diperhatikan terus-menerus yang disertai

dengan rasa senang. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan

pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat peserta didik, peserta tidak

akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.

Sedangkan bahan pelajaran yang menarik minat lebih mudah dipelajari dan

disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar (Daryanto, 2009: 53).

Slameto (2014: 180) menjelaskan bahwa minat adalah suatu rasa lebih

suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

77

Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri

dan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin

besar minat untuk mengetahui dan memahami. Minat dapat diekspresikan melalui

suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal

daripada hal lainnya,dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu

aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek atau pelajaran tertentu

cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek atau

pelajaran tersebut.

Suatu “minat” telah diterangkan sebagai “sesuatu dengan apa anak

mengidentifikasikan keberadaan pribadinya” (Hurlock, 1978: 114-118). Minat

merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang

mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka melihat sesuatu akan

menguntungkan, mereka merasa berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan.

Bila kepuasan berkurang, minat pun berkurang.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa minat

merupakan ketertarikan akan sesuatu objek yang berasal dari hati, bukan karena

paksaan dari orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa minat yang dimiliki oleh

seseorang merupakan hasil dari proses pemikiran, emosi, serta pembelajaran

sehingga menimbulkan suatu keinginan untuk mendalami objek atau mungkin

suatu kegiatan tertentu. Oleh karena itu minat pada masing-masing orang bisa

berbeda meskipun berada dalam lingkungan yang sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

78

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Elizabeth Hurlock mengatakan bahwa hal-hal yang mempengaruhi minat

diantaranya: (a) kesiapan belajar; Anak-anak tidak dapat mempunyai minat

sebelum mereka siap secara fisik dan mental. Oleh karena itu, adalah tugas

seorang guru tidak hanya mempersiapkan bahan ajar, melainkan mempersiapkan

siswa juga dalam memproses pembelajaran, (b) kesempatan belajar; dalam proses

pembelajaran, guru diharapkan mampu menciptakan lingkungan kelas yang

kondusif sehingga minat peserta didik terbangun dan terealisir, (c) pengaruh

budaya: di sini dapat dilihat bahwa minat peserta didik dapat dipengaruhi oleh

budaya yang sedang berkembang. Guru yang mempunyai peran penting sebagai

pengikat pendidikan dan merupakan pelaku perubahan (agent of change) harus

benar-benar paham sungguh dan mengikuti perkembangan zaman juga

perkembangan siswa, sehingga metode, strategi, dan bahan ajar tidak ketinggalan

zaman, dan (d) Minat memiliki bobot emosional; bobot emosional – aspek afektif

– dari minat menentukan kekuatannya. Bobot emosional yang tidak

menyenangkan melemahkan minat, dan bobot emosional yang menyenangkan

memperkuatnya. Oleh karena itu guru diharapkan dapat melaksanakan

pembelajaran yang partisipatif, aktif, inovatif, kreatif, dan memotivasi peserta

didik.

Menurut Bernard (dalam Sardiman 2000:74), minat timbul tidak secara

tiba-tiba/spontan melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan

pada waktu belajar. Artinya minat belajar siswa dapat dikembangkan oleh guru

melalui proses pembelajaran (pengetahuan), partisipasi (pengalaman) dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

79

tindakan langsung (kebiasaan) yang dialami dan dilaksanakan peserta didik

sehari-hari di sekolah.

4. Peranan Minat dalam Belajar

Salah satu cara untuk memotivasi peserta didik selama pelajaran

berlangsung adalah menghubungkan pengalaman belajar dengan minat siswa. Ini

tidak selalu mudah: ada kalanya peserta didik menguasai mata pelajaran namun

tidak berminat pada pelajaran tersebut. Minat siswa dapat merupakan bagian dari

metode mengajar (Sri, 2006: 365). Contoh yang diberikan oleh Sylvia Ashton

Warner (1973), menggambarkan satu sistem untuk mengajar membaca dengan

menggunakan cerita-cerita yang dibuat oleh siswa sendiri dengan topik-topik yang

diminati mereka. Dalam sistem ini, peserta didik diberi kesempatan untuk

mengembangkan minat mereka sesuai dengan ketertarikan mereka akan suatu

tempat, benda, atau peristiwa.

Dalam pelajaran, minat sangat diperlukan. Belajar haruslah dengan minat.

Minat membantu peserta didik untuk menemukan diri mereka sendiri,

menemukan apa yang mereka rasa penting dan berarti tentang dunia yang

mengelilingi mereka (Sri, 2006:184). Oleh karena itu, guru haruslah tahu apa yang

diminati siswa ketika melaksanakan pembelajaran. Materi-materi mana yang

menarik minat siswa, metode dan model-model pembelajaran mana yang

merangsang keingintahuan siswa. Dengan mengetahui minat peserta didik, serta

penyajian materi yang sesuai dengan kebutuhan siswa, maka tujuan pembelajaran

dari suatu mata pelajaran dapat tercapai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

80

5. Minat Mengikuti Pendidikan Agama Katolik

Demikian halnya dengan minat peserta didik terhadap pelajaran

pendidikan agama Katolik di sekolah. Jika guru PAK di sekolah sungguh

memiliki dan merealisasikan kompetensi pedagogik dalam proses belajar-

mengajar PAK dengan baik, maka sosok guru PAK dapat membangkitkan minat

belajar peserta didik untuk mengikuti pembelajaran agama Katolik, sehingga

tujuan pembelajaran PAK dapat tercapai. Akhirnya, setelah mengikuti PAK,

peserta didik diharapkan dapat memiliki komitmen untuk merasakan betapa

perlunya mengikuti pendidikan agama. Dan diharapkan komitmen ini akan

mempengaruhi sikap dan kepribadian peserta didik guna mewujudkan nilai-nilai

hidup dan nilai-nilai kristiani dalam kehidupan mereka sehari-hari.

D. Penelitian yang Relevan

Kompetensi guru yang memadai dan minat siswa sebagaimana telah

diuraikan di atas merupakan faktor penting yang mempengaruhi proses dan hasil

Pendidikan Agama di sekolah. Ada beberapa penelitian yang mencoba untuk

melihat hubungan antara minat dan kompetensi guru. Ada hubungan erat antara

minat belajar siswa dan kompetensi pedagogik dalam proses pembelajaran PAK.

Clark (dalam Sudjana, 1998:39) mengemukakan bahwa hasil belajar di sekolah

70% dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki siswa dan 30% merupakan

pengaruh lingkungan. Kemampuan yang dimiliki siswa seperti motivasi belajar,

minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, faktor sosial

ekonomi, faktor psikis dan fisik. Sudjana (1998:41) mengemukakan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

81

pengaruh dari lingkungan (30%) sebagian besar yaitu 76,6% hasil belajar siswa

dipengaruhi oleh kompetensi guru dengan rincian: kemampuan guru mengajar

memberika sumbangan 32,43%, penguasaan materi pelajaran memberikan

sumbangan 32,58% dan sikap guru terhadap mata pelajaran memberi sumbangan

8,60%.

Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa tentu kompetensi

pedagogik guru sangat relevan bagi pengembangan pendidikan PAK di sekolah.

Implikasinya adalah bahwa untuk meningkatkan minat belajar anak, para guru

harus sungguh memiliki dan menguasai kompetensi pedagogik yang dimiliki,

karena kompetensi guru memberi sumbangan yang besar terhadap minat belajar

dan hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu diharapkan para guru PAK mampu

mengembangkan dan meningkatkan kompetensinya. Ketertarikan peserta didik

dalam mengikuti pembelajaran PAK, sudah seharusnya mendapat perhatian

khusus. Oleh karena itu, penulis berusaha mencari dan menemukan faktor lain

yang mempengaruhi minat peserta didik dalam mengikuti PAK. Di sinilah penulis

melihat kemungkinan bahwa minat dan prestasi belajar siswa akan sangat

dipengaruhi oleh kompetensi pedagogik guru. Studi ilmiah tampaknya belum

sampai pada pemikiran ini. Karena itu penulis merasa tertantang untuk meneliti

seberapa besar hubungan antara kompetensi pedagogik yang dimiliki guru PAK

dengan minat belajar peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

82

E. Kerangka Pikir dan Hipotesis

Dari uraian mengenai kompetensi pedagogik guru PAK dan minat peserta

didik mengikuti Pendidikan Agama Katolik di atas, maka dapat digambarkan

suatu figur dari hubungan kedua faktor tersebut, sebagai berikut:

1. Gambar

X

Kompetensi Pedagogik

Guru PAK

Keterangan:

X: Kompetensi Pedagogik Guru PAK

Y: Minat Mengikuti PAK

2. Hubungan antar Variabel

Gambar di atas terbentuk dari dua variabel: satu variabel bebas yakni

kompetensi pedagogik guru PAK (X) dan satu variabel terikat yakni minat

mengikuti PAK (Y). Secara konseptual, kompetensi pedagogik dilihat sebagai

variabel bebas karena hendak diposisikan sebagai faktor yang mempengaruhi

variabel terikat. Sedangkan minat mengikuti PAK dipandang sebagai variabel

terikat karena hendak dilihat sebagai faktor yang mendapatkan pengaruh dari

faktor bebas.

Y

Minat Mengikuti PAK

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

83

Dari gambar di atas yang hendak ditunjukkan adalah hubungan searah

antara kompetensi pedagogik guru PAK terhadap Minat mengikuti PAK. Dalam

proses belajar mengajar, kompetensi pedagogik guru PAK merupakan faktor

eksternal sementara minat mengikuti PAK merupakan faktor internal. Dengan

demikian, gambar di atas menjelaskan hubungan antara faktor eksternal

(Kompetensi Pedagogik Guru PAK) yang mempengaruhi faktor internal (Minat

mengikuti PAK) dalam proses belajar mengajar.

3. Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini

sebagai berikut:

a. H0: Tidak ada pengaruh kompetensi pedagogik guru PAK terhadap Minat

mengikuti PAK di sekolah

b. H1: Ada pengaruh kompetensi pedagogik guru PAK terhadap Minat mengikuti

PAK di sekolah

Hipotesis tersebut di atas diajukan pada taraf signifikan 0,05.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

84

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bagian ini menguraikan metodologi penelitian yang digunakan dalam

penulisan, metodologi penelitian meliputi disain penelitian, variabel penelitian,

pengontrolan variabel yang meliputi materi dan evaluasi yang diberikan. bab ini

membahas pula mengenai perlakuan, populasi dan sampel, tempat dan waktu

penelitian, teknik pengumpulan data, uji coba instrumen dan teknik analisis data.

Secara singkat hal-hal di atas akan diuraikan dalam penjelasan sebagai berikut.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif regresional. Penelitian

kuantitatif adalah jenis penelitian yang menggunakan kuantifikasi angka mulai

dari pengumpulan data, pengolahan data yang diperoleh, sampai pada penyajian

data, yaitu untuk menunjukkan pengaruh antara variabel x (kompetensi pedagogik

guru PAK) terhadap variabel y (minat mengikuti PAK).

B. Disain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan prinsip dasar penelitian Ex Post Fakto,

yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti suatu kejadian atau peristiwa

yang telah ada dengan melihat kembali faktor-faktor yang relevan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

85

mempengaruhi kejadian atau peristiwa tersebut (Sugiyono, 1997:7). Pemikiran

dasarnya sama dengan penelitian eksperimen, yaitu jika X maka Y, hanya saja

penelitian ini tidak ada menipulasi (treatment) terhadap variabel bebas

(independen). Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

X

Keterangan:

X : Kompetensi Pedagogik Guru PAK

Y : Minat mengikuti PAK

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di beberapa sekolah dasar di kota Yogyakarta.

Sekolah Dasar ini dipilih karena peneliti melihat bahwa kompetensi guru PAK

sangat berpengaruh terhadap minat peserta didik dalam mengikuti pelajaran PAK

di sekolah.

Y

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

86

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015. Penelitian ini

menggunakan waktu yang telah disediakan oleh pihak sekolah bagi peneliti untuk

melaksanakan penelitian.

D. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi Sekolah Dasar Joannes

Bosco Baciro, Sekolah Dasar Sang Timur, dan Sekolah Dasar Pangudi Luhur

Yogyakarta. Dari ketiga sekolah, siswa kelas VI yang akan menjadi sampel

penelitian. Oleh karena anggota sampel dari populasi sangat banyak, maka

peneliti menentukan 90 siswa dari ketiga sekolah untuk menjadi sampel.

Penelitian ini menggunakan teknik Cluster Sampling (Sugiyono, 2011: 83).

karena obyek yang digunakan sebagai sumber data sangat banyak sehingga

peneliti hanya menentukan masing-masing 30 siswa kelas VI (enam) dari setiap

sekolah.Berdasarkan data yang diperolah dari pihak sekolah, jumlah populasi

yang diperoleh sebanyak 90 dengan perincian sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

87

Tabel 1: Jumlah Responden dari Tiga Sekolah Katolik Di Kota Yogyakarta

Sekolah SD Joannes

Bosco

SD Pangudi

Luhur

SD Sang

Timur Jumlah

Populasi

30 siswa 30 siswa 30 siswa 90 siswa

Pada penelitian ini, siswa kelas VI dipilih sebagai sampel dalam penelitian

karena siswa kelas VI sudah cukup memiliki kemampuan untuk mengetahui dan

memahami apakah guru PAK di sekolah sungguh memiliki kompetensi pedagogik

yang memadai dan apakah dengan demikian, kompetensi pedagogik yang dimiliki

guru PAK dapat mempengaruhi minat belajar mereka dalam mengikuti proses

pembelajaran PAK.

E. Variabel Penelitian

1. Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diukur. Terdiri dari

variabel bebas atau independent variabel (X) dan variabel terikat atau dependent

variabel (Y). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah “Kompetensi pedagogik

guru PAK” sedangkan variabel terikatnya adalah “minat mengikuti PAK” siswa di

sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

88

Kedua variabel tersebut di atas dapat diukur melalui instrumen

berdasarkan masing masing variabel.Hasil data yang diperoleh dari kedua variabel

tersebut dianalisis untuk menguji hipotesis melalui penelitian kuantitatif model

regression linear atau regresi sederhana dengan bantuan program SPSS versi 16.0

for windows.

2. Definisi Konseptual Variabel

Berdasarkan kajian pustaka yang dipaparkan pada bab II, maka dapat dirumuskan

definisi konseptual dari kedua variabel dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Kompetensi Pedagogik Guru PAK

Kompetensi pedagogik guru PAK sebagai variabel bebas (X) merupakan

kemampuan yang dimiliki oleh guru agama Katolik, meliputi pengetahuan tentang

landasan pendidikan agama Katolik, yang terintegrasi dalam sikap dan

keterampilan sehingga dapat melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru dalam

proses pembelajaran pendidikan agama Katolik di sekolah.

b. Minat Belajar Anak Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik

Minat belajar siswa-siswi sebagai variabel terikat (Y) merupakan suatu

dorongan atau semangat yang muncul dalam diri peserta didik dalam mengikuti

proses pembelajaran PAK di sekolah yang tampak pada sikap lebih tertarik pada

pembelajaran PAK.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

89

3. Definisi Operasional Variabel

a.Kompetensi Pedagogik Guru PAK

Kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Katolik adalah aktivitas

guru dalam proses mengajar pendidikan Agama Katolik,berkemampuan

dalammengelola proses pembelajaran peserta didik guna mencapai tujuan dalam

pembelajaran PAK di sekolah.

b. Minat Mengikuti PAK

Minat belajar dalam mengikuti pendidikan agama Katolik adalah suatu

rasa lebihtertarik pada pelajaran agama Katolik yang menggerakan peserta didik

untuk menjadi lebih aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaranPAK di

sekolah.

F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui

penyebaran angket dan studi dokumen. Penyebaran angket dilakukan secara cross

sectional yaitu data diperoleh pada saat yang sama. Instrumen yang

didistribusikan kepada siswa kelas VI pada tiga sekolah ini digunakan sebagai

sampel dalam penelitian. Setelah diisi angket langsung dikembalikan kepada

peneliti di hari yang sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

90

2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data dalam

penelitian ini menggunakan metode angket dengan bentuk skala likert. Skala likert

berisikan serangkaian karakteristik untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau kelompok tentang suatu kejadian, atau keadaan atau gejala

(Riduwan, 2009:87). Instrumen ini bersifat tertutup, artinya jawaban untuk

masing-masing pertanyaan yang ada sudah disediakan di kolom jawaban.

Responden tinggal memilih salah satu alternatif jawaban yang sesuai dengan

keadaannya.

Instrumen skala Likert meliputi pernyataan tertulis mengenai kompetensi

pedagogik guru PAK (X) dan Minat mengikuti PAK (Y). Adapun rincian

pertanyaan setiap variabel yaitu sebanyak 20 pernyataan. Terdapat satu alternatif

jawaban pada pernyataan variabel x dan y pada skala likert, yaitu: sangat setuju-

setuju dan tidak setuju-sangat tidak setuju dengan bobot nilai berjenjang 4,3,2,1

Jadi nilai maksimum yang dapat diperoleh tiap satu item pernyataan adalah 4 poin

dan terendah adalah 1 poin.

Tabel 2. Skor alternatif jawaban variabel x dan y

Alternatif Jawaban Skor

Sangat setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

91

3. Kisi-kisi Penelitian

Tabel 3: Kisi-kisi Instrumen Kompetensi Pedagogik Guru Agama Katolik

dalam Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Katolik

Variabel Sub Variabel Indikator No.

Item

Jlh.

Item

Kompeten

si

Pedagogik

Guru

PAK

Mengelola proses

belajar-mengajar

pendidikan agama

Katolik

Memahami

perkembangan

peserta didik.

Memanfaatkan

strategi, media,

metode dan model

pembelajaran

PAK yang sesuai

dengan

perkembangan

IPTEK

- Guru menguasai tujuan

pembelajaran pendidikan

agama Katolik

- Guru dapat menjelaskan

materi Pendidikan

Agama Katolik kepada

peserta didik

- Guru memahami

perbedaan karakter

masing-masing peserta

didik

- Guru membangun relasi

yang baik dan suasana

belajar yang dialogis

- Guru memberi peluang

terciptanya pembelajaran

yang partisipatif.

- Guru menggunakan

koran, majalah, internet

dan media lainnya

sebagai sarana belajar

PAK.

- Guru menggunakan

metode dan model-model

pembelajaran yang

bervariasi sesuai dengan

tahap perkembangan

peserta didik.

1, 2

3, 4, 5,

6

7, 8

9, 10,

11

12, 13

14, 15,

16,

17, 18

2

4

2

3

2

3

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

92

- Melakukan

evaluasi terhadap

proses

pembelajaran

-Guru melakukan

evaluasi mengenai proses

pembelajaran PAK yang

telah dilaksanakan

bersama peserta didik di

dalam kelas.

19, 20 2

Jumlah 20

Tabel 4: Kisi-kisi Minat belajar siswa kelas VI SD Sang Timur, SD Joannes

Bosco dan SD Pangudi Luhur Yogyakarta pada Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Katolik

Variabel Sub Variabel Indikator No.

Item

Jlh

Item

Minat

Belajar

Pendidika

n Agama

Katolik

- Rasa ingin tahu

tentang

pendidikan

agama Katolik

- Senang

belajar

pendidikan

agama Katolik

- Mau belajar

sesuatu yang

baru

- Peserta didik rajin

mengikuti pembelajaran

PAK

- Peserta didik aktif

dalam belajar PAK

- Peserta ikut

berpartisipasi dalam

proses pembelajaran

PAK

- Peserta didik memiliki

semangat untuk

menambah pengetahuan

tentang PAK

- Mendengarkan

penjelasan guru

- Mengerjakan

tugas dengan tekun

- Mendapatkan

manfaat belajar PAK

21, 22,

23, 24,

25

26, 27,

28

29, 30,

31, 32

33, 34

35, 36,

37

38, 39,

40

2

3

3

4

2

3

3

Jumlah 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

93

Setelah instrumen dalam penelitian ini mendapat persetujuan dari dosen

pembimbing untuk disebarkan kepada responden maka peneliti menyebarkan

instrumen ini kepada responden sesuai dengan jumlah populasi yang dijadikan

sampel dalam penelitian ini yakni siswa-siswa kelas VI dari SD Pangudi Luhur

Yogyakarta, SD Joannes Bosco Yogyakarta, dan SD Sang Timur Yogyakarta,

kemudian instrumen tersebut diisi oleh sampel dalam penelitian ini secara

terbimbing sesuai dengan waktu yang telah diberikan oleh kepala sekolah dalam

mengisi instrumen penelitian ini.

Sebelum penelitian ini dilaksanakan peneliti terlebih dahulu melakukan

beberapa usaha yakni:

a. Menghubungi guru agama Katolik SD Sang Timur, SD Joannes Bosco dan SD

Pangudi Luhur Yogyakarta untuk membicarakan penelitian di tempat tersebut

serta memohon izin dan meminta bantuan dalam rangka mengadakan

penelitian.

b. Menentukan banyaknya angket yang digunakan untuk penelitian.

c. Mengkonsultasikan angket kepada dosen pembimbing.

d. Menentukan waktu penelitian dengan guru agama Katolik dari ketiga sekolah

dasar, yakni SD Joannes Bosco, SD Pangudi Luhur dan SD Sang Timur.

e. Menyerahkan surat permohonan izin pada gur-guru agama dari ketiga

sekolah.

Setelah instrument dalam penelitian ini mendapat persetujuan dari dosen

pembimbing untuk didistribusikan kepada responden, maka pada Senin, 26

Januari 2015 instumen penelitian ini langsung serahkan oleh peneliti kepada guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

94

agama Katolik SD Sang Timur dan SD Joannes Bosco Yogyakarta, sesuai dengan

jumlah populasi yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini yakni 30

siswa kelas VI SD Sang Timur, dan 30 siswa kelas VI SD Joannes Bosco

Yogyakarta. Pada hari Rabu, 28 Januari 2015 peneliti menemui kepala sekolah

dan guru agama Katolik SD Pangudi Luhur serta menyerahkan 30 angket yang

akan diisi oleh 30 siswa kelas VI SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Kemudian

instrumen tersebut diisi oleh responden, dengan memberi tanda centang ( ) pada

salah satu alternatif pilihan yang dianggap sesuai dengan pengalamannya.

Instrumen yang didistribusikan kepada responden untuk diisi berjumlah 90

dengan harapan akan dikembalikan berjumlah 90. Pada Kamis, 29 Januari 2015

peneliti mengambil instrumen yang telah diisi oleh responden. Instrumen yang

kembali sebanyak 85, sedangkan instumen yang tidak kembali sebanyak 5 karena

siswanya sakit dan ijin tidak masuk sekolah.

4. Pengembangan Instrumen

a) Uji Coba Terpakai

Pengembangan instrumen dalam penelitian ini dilaksanakan dengan uji

coba terpakai. Data dari instrumen yang diperoleh melalui angket yang telah

dikerjakan oleh responden sebelum diolah untuk uji hipotesis terlebih dahulu

digunakan untuk uji validitas dan reliabilitasnya. Dari uji validitas dan reliabilitas

dapat diketahui item-item dari angket yang valid atau tidak valid. Instrumen yang

tidak valid digunakan untuk uji hipotesis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

95

b) Uji Validitas

Uji validitas dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu validitas isi

dan validitas kriteria (Masidjo, 1995: 243-245). Validitas isi digunakan dengan

pengembangan instrumen berdasarkan kisi-kisi yang divalidasi oleh pembimbing

skripsi. Sedangkan vailditas kriteria dilakukan dengan cara membandingkan r

hitung dengan r tabel pada taraf signifikansi 5% dengan N 85 orang, r tabel 0,213.

Hasil validitas butir pada instrumen kompetensi pedagogik guru

Pendidikan Agama Katolik dari 20 butir semuanya layak dipakai dalam penelitian

karena memiliki koefisien korelasi lebih besar dari nilai 0,215 yakni 0,299-0,726.

Sedangkan hasil validitas butir pada instrumen minat belajar siswa pada

mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dari 20 butir semuanya juga layak

dipakai dalam penelitian ini karena memiliki koefisien korelasi lebih besar dari

nilai 0,213 yakni 0,244-0,782. Pengolahan ini menggunakan jasa komputer

Microsoft Office Excel 2007. Hasil validitas kompetensi pedagogik guru agama

Katolik dan minat belajar siswa dalam mengikuti pendidikan agama Katolik.

c) Uji Reliabilitas

Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran

yang reliabel. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Arikunto,

2010: 213). Uji reliabilitas dalam penelitian ini mengukur konsistensi internal

yaitu apakah item-item dari skala yang dipakai berhubungan satu dengan yang

lainnya. Semakin tinggi koefisien korelasi berarti menunjukkan tingkat reliabilitas

semakin konsisten (Azwar, 2006: 8). Besar koefisien reliabilitas berkisar antara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

96

0,00 sampai 1,00 dan tidak ada patokan yang pasti. Tetapi jika koefisien

reliabilitas semakin mendekati 1,00 itu berarti hasil ukur mendekati taraf

sempurna. Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan teknik formula

Alpha Cronbach menggunakan program SPSS 16.0 for windows.

Tabel 5 : Hasil Uji Reliability Statistics

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.892 .892 2

Dari hasil analisis di atas terdapat nilai Alpha sebesar 0,892 lebih besar dari

0,213 yang merupakan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikansi 0,05 dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut

reliabel.

d) Deskripsi Data

Analisis deskripsi dilakukan untuk memperoleh nilai rerata variabel

dengan mengklasifikasikan data variabel 4 tingkat. Deskripsi data dalam

penelitian ini adalah data interval. Deskripsi data tersebut meliputi rata-rata

(mean), standar deviasi, rentang skor (range), skor minimum dan maksimum, nilai

tengah (median) serta nilai yang sering muncul dalam data kompetensi dan minat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

97

(mode), skor total (sum), frekuensi dari skala yang digunakan dalam penelitian ini.

Agar nilai-nilai itu dapat dideskripsikan, terlebih dahulu ditentukan kategori dari

setiap variabel.

1. Variabel Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Katolik

Penentuan kategori butir ini ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan : Smak : skor maksimal

Smin :skor minimal

N : rentang skala tiap item instrumen

Dari 20 butir soal dengan skala 1-4 dari instrumen yang ada diperoleh skor

tertinggi adalah 80, skor terendah adalah 20, sedangkan intervalnya adalah 4.

Maka : (80 – 20)/4 = 60/4= 15

Tabel 6 : Kriteria Kategori Variabel X

Kategori Interval

Sangat baik 66-80

Baik 51-65

Cukup baik 36-50

Kurang baik 20-35

Smak- Smin

n

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

98

2. Variabel Minat Belajar Siswa kelas VI pada Mata Pelajaran Pendidikan

Agama Katolik

Dari 20 soal dengan skala 1-4 dari instrumen yang ada, diperoleh skor

tertinggi adalah 80, skor terendah 20, sedangan interval adalah 4.

Maka : (80 – 20)/4 =60/4 = 15

Tabel 7 : Kriteria Kategori Variabel Y

Kategori Interval

Sangat baik 66-80

Baik 51-65

Cukup baik 36-50

Kurang baik 20-35

G. Uji Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan uji hipotesis dilakukan uji prasyarat analisis yaitu

dengan uji normalitas data dari P-P Plot, uji linearitas regresi, dan

homocedastisitas.

1) Uji Normalitas Data

Uji normaliatas digunakan untuk mengetahui apakah data variabel

berdistribusi normal atau tidak. Sampel dianggap normal apabila hasil uji

menunjukkan titik-titik nilai data terletak dalam satu garis lurus (Uyanto, 2006:

35). Uji normalitas ini juga menjadi salah satu indikator untuk mengetahui bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

99

data yang diperoleh dari hasil penelitian benar-benar representatif, sehingga dapat

diterapkan untuk populasi.

2) Uji Liniaritas Regresi

Uji liniaritas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas dan

variabel terikat mempunyai hubungan yang linear atau tidak (Riduwan, 2010:

220). Liniaritas hubungan variabel bebas dengan variabel terikat dapat dilakukan

melalui uji F dengan taraf signifikan 0,05. Dalam analisis kali ini, uji liniritas akan

menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 16.0 for windows, dengan

kriteria jika nilai linearity di bawah atau sama dengan 0,05 maka keliniaran

terpenuhi.

3) Uji Homokedastisitas

Uji homokedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui keseimbangan

varians di antara variabel bebas. Homokedastisitas menghendaki agar distribusi

hasil pengukuran setiap variabel memiliki nilai varians yang sama antar kelompok

atas kelompok yang berada di awah garis linier. Uji homokedastisitas dalam

penelitian ini akan menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 16.0 for

windows dengan melihat tabel scatterplot. Apabila sebaran titik-titik data tidak

membentuk pola atau terakumulasi padaa satu titik tertentu dan data tersebar di

antara titik 0 pada sumbu x dan y maka homokedastisitas data terpenuhi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

100

H. Uji Hipotesis

Teknik dalam pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan teknik

analisis regresi sederhana dengan bantuan program SPSS versi 16.0 for windows

dengan melihat nilai signifikansi pada table Anova dan Coefficients kemudian

membandingkannya dengan taraf signifikansi ( α ) 5% (0,05). Kriteria penguji

signifikansi adalah sebagai berikut: bila signifikansi kurang dari atau sama dengan

(≤) 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Dan apabila signifikansi lebih dari

(0,05 (>) maka Ha ditolak dan Ho diterima. Analisis regresi digunakan untuk

mengetahui sejauh mana pengaruh antara variabel bebas (X) yaitu kompetensi

pedagogik guru Pendidikan Agama Katolik dengan variabel terikat (Y) yaitu

minat belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik di

Sekolah Dasar di kota Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

101

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memuat beberapa hal berkaitan dengan hasil penelitian dan

pembahasan, yang mencakup uji persyaratan yang terdiri dari uji normalitas, uji

linearitas, dan uji homokedastisitas, deskripsi data yang terdiri dari kompetensi

pedagogik guru PAK dalam proses belajar-mengajarPendidikan Agama Katolik

dan minat belajar siswa sekolah dasarkelas VI pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Katolik, pembahasan, dan keterbatasan penelitian.

A. Hasil Penelitian

1. Uji Persyaratan Analisis

Uji persyaratan analisis ini terdiri dari satu variabel independent(bebas)

yaitu kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Katolik dengan sub

variabelnya mengelola proses belajar-mengajar PAK, memahami perkembangan

peserta didik, memanfaatkan strategi, model, media, dan metode pembelajaran

yang seuai dengan perkembangan peserta didik, dan melakukan evaluasi terhadap

proses pembelajaran PAK dan satu variabel dependent (terikat) yaitu minat belajar

siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Katolik dengan sub variabel rasa

ingin tahu tentang pendidikan agama Katolik, senang belajar PAK dan mau

belajar sesuatu yang baru dari PAK.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

102

Uji persyaratan analisis mencakup tiga hal yakni uji normalitas, uji linieritas,

dan uji homokedastisitas. Uji persyaratan analisis tersebut dilakukan dengan bantuan

program komputer SPSS 16.0 for Windows untuk mengetahui hasil uji normalitas

yang mengacu pada tabel Normal P-P Plot Kompetensi Pedagogik Guru PAK dan

Normal P-P Plot Minat belajar siswa kelas VI pada Mata Pelajaran Pendidikan

Agama Katolik, uji linieritas yang mengacu pada tabel anova, dan uji

homokedastisitas yang mengacu tabel scatterplot.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini menjadi salah satu indikator untuk mengetahui bahwa

data yang diperoleh dari sampel penelitan benar-benar representatif terhadap

populasi. Hasil pengujian normalitas data dapat dilihat dalam grafik berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

103

Berdasarkan hasil pengujian normalitas dengan Normal Probability Plot

diperoleh data variabel kompetensipedagogik guru PAK sebagai berikut: jika

sampel data variabel kompetensi berasal dari suatu populasi yang terdistribusi

normal, maka titik-titik nilai data akan terletak kurang lebih dalam garis lurus.

Dari gambar di atas terlihat bahwa sebaran data variabel kompetensi terletak

sekitar garis lurus dan titik-titik data membentuk linear sehingga konsisten dengan

distibusi normal. Oleh karena itu diperoleh bahwa data-data yang ada pada

variabel kompetensipedagogik guru PAK dapat dikatakan berdistribusi normal.

Selain itu juga untuk mengetahui normalitas dari variabel minat belajar

siswa dalam mengikuti PAK dapat dilihat melalui tabel Test of Normalityberikut:

Tabel 8.Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Minat Belajar

Siswa .120 85 .004 .962 85 .013

a. Lilliefors Significance Correction

Dari hasil uji normalitas terlihat bahwa Minat belajar siswa memiliki P-

value = 0,004 untuk Uji Normalitas Lilliefors (Kolmogorov-Smirnov) dan P-value

= 0,013 untuk uji normalitas Shapiro-Wilk. Kedua P-value lebih kecil dari α =

0,05 sehingga Ho: data yang berasal dari populasi yang terdistribusi tidak normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

104

Dari hasil uji normalitas berdasarkan tabel di atas (teknik Kolmogorov-

Smirnov dan Shapiro -Wilk) di ketahui bahwa variabel minat belajar siswa

berdistribusi tidak normal. Oleh karena itu, untuk menganalisis normalitas data

variabel minat belajar siswa dalam analisis data dan pembahasan selanjutnya,

peneliti menggunakan teknik Bloom yang dapat dilihat dalam grafik P – P Plot

berikut ini:

Dari hasil pengujian normalitas berdasarkan Normal Probability Plot

terlihat bahwa sebaran data disekitar garis lurus dan titik-titik data membentuk

pola linear sehingga berdistribusi normal. Dengan demikian data pada variabel

minat belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik

dapat dikatakan berdistribusi normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

105

Untuk mengetahui normalitas juga dapat diketahui melalui grafik

Detrended Normal Q-Q Plot sebagai berikut:

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa titik-titik nilai data tidak

berbentuk pola tertentu dan terkumpul di sekitar garis mendatar yang melalui titik

nol, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel minat belajar siswa kelas VI

berasal dari populasi yang terdistribusi normal.

Untuk menganalisis normalitas data variabel kompetensi pedagogik guru

pendidikan agama Katolik melalui teknik Bloom yang dapat dilihat dalam grafik

P-Plotdi bawah ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

106

Hasil uji coba daya dengan Normal Probability Plot didapatkan bahwa

data kompetensi pedagogik guru Agama Katolik berasal dari suatu populasi

berdistribusi normal karena titik-titik data variabel kompetensi pedagogik guru

pendidikan agama Katolik terletak di garis lurus dan membentuk pola linear

sehingga konsisten dengan distribusi normal.

b. Uji Liniaritas

Uji liniaritas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas dan

variabel terikat mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan.

Pengujian liniaritas kompetensi dan minat dilakukan dengan analisis regresi

linear. Adapun hipotesis yang diuji adalah:

Ho: kelinieran tidak dipenuhi jika signifikan yang diperoleh > p

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

107

Ha: kelinieran dipenuhi jika signifikansi yang diperoleh < p. Syarat kelinieran

yakni jika hasil uji signifikansi untuk taraf signifikan tertentu yakni 0,05

berarti kelinieran dipenuhi. Jika hasil uji tidak signifikansi berarti berarti

kelinieran tidak dipenuhi.

Tabel 9: Anova

ANOVA Table

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

Minat belajar

siswa*

Kompetensi

pedagogik guru

PAK

Between

Groups

(Combined) 5063.261 27 187.528 6.880 .000

Linearity 4290.922 1 4290.922 157.414 .000

Deviation

from

Linearity

772.339 26 29.705 1.090 .383

Within Groups 1553.751 57 27.259

Total 6617.012 84

Dari hasil uji liniearitas di atas, maka hasil dapat dicermati pada kolom F

pada baris Deviation fromLinearity. Jika nilai pada F-Deviation from

Linearitytidak signifikan (p>0,05), maka data dapat dikatakan berpola linier. Pada

tabel di atas menunjukkan bahwa hubungan antar variabel telah memenuhi asumsi

linier karena F-Deviation from Linearity berada pada rentang tidak signifikan

(F=1,090, p>0,05. Dari data di atas pula dapat diketahui bahwa nilai signifikansi

pada linearitas sebesar 0,000. Karena signifikansi kurang dari 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa variabel kompetensi pedagogik guru PAK dan minat belajar

siswa terdapat nilai signifikansi pada linearitas sebesar 0,000. Karena signifikansi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

108

kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel kompetensi pedagogik

guru PAK dan minat belajar siswa terdapat hubungan yang linear.

c. Uji Homokedastisitas

Homokedastisitas adalah kondisi ketika nilai residu pada tiap nilai prediksi

bervariasi dan variasinya cenderung konstan atau tetap. Pengujian

homokedastisitas dapat dilihat pada grafik scatterplot. Apabila sebaran titik-titik

yang menunjukkan hubungan antara prediksi dan residu tidak membentuk pola,

maka homokedastisitas terpenuhi. Sebaliknya jika sebaran titik-titik membentuk

suatu pola maka data bersifat heterokedastisitas.

Di dalam menganalisis data untuk analisis regresi, heterokedastisitas perlu

dihindari karena pada prinsipnya residu adalah variabel yang bersifat acak. Jika

antara nilai prediksi dan residu memiliki keterkaitan (membentuk pola), berarti

keduanya adalah variabel yang sama, dalam hal ini sama sekali tidak masuk akal.

Ketika hal itu terjadi, maka analisis regresi tidak diterapkan. Hasil uji coba

homokedastisitas melalui program SPSS 16.0 for windows dapat dilihat pada

grafik scatterplot berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

109

Dari scatterplot antara standardized residual *ZRESID dan standardized

predicted value *ZPRED tidak membentuk suatu pola dan tersebar di antara titik

nol (0) pada sumbu x dan y, dengan demikian bisa disimpulkan bahwa nilai residu

dan nilai prediksi bervariasi dan variasinya cenderung konstan. Dengan demikian

homokedastisitas terpenuhi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

110

2. Deskripsi Data

a. Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Katolik

Tabel 10: Rangkuman Statistik Deskriptif Kompetensi Pedagogik Guru

PAK

Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan

Agama Katolik

N Valid 85

∑ Instrumen 20

Mean 66.1059

Median 68.0000

Mode 68.00

Std. Deviation 8.63413

Variance 74.548

Range 36.00

Minimum 43.00

Maximum 79.00

Sum 5619.00

Dari tabel statistik dapat dilihat N valid 85 siswa dengan jumlah instrumen

20 butir diketahui bahwa rata-rata kompetensi pedagogik guru dengan harga

mean 66,1059 standar deviasi 8,63413. Untuk range adalah 36 dengan skor

minimum adalah 43 dan skor maksimum adalah 79. Sedangkan nilai tengah

(median) adalah 68 serta nilai yang sering muncul (mode) adalah 68,00 dan sum

adalah 5619.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

111

Data kompetensi pedagogik guru PAK akan dideskripsikan berdasarkan

sub variabel seperti mengelola proses belajar-mengajar PAK, memahami

perkembangan peserta didik, memanfaatkan strategi, media, model dan metode

pembelajaran yang sesuai dengan perkembanga IPTEK, serta melakukan evaluasi

terhadap proses pembelajaran PAK.

1) Mengelola Proses Belajar-Mengajar Pendidikan Agama Katolik

Tabel 11: Statistik Mengelola Proses Belajar-Mengajar Pendidikan Agama

Katolik

Data Kompetensi pedagogik guru pada sub variabel mengelola proses

belajar-mengajar Pendidikan Agama Katolik dapat diketahui bahwa N valid 85

dengan jumlah instrumen 6 butir. Jumlah mean sebesar 20, 63, median sebesar 21,

Mengelola Proses Belajar-Mengajar

Pendidikan Agama Katolik

N Valid 85

∑ Instrumen 6

Mean 20.6353

Median 21.0000

Mode 22.00

Std. Deviation 2.23525

Variance 4.996

Range 10.00

Minimum 14.00

Maximum 24.00

Sum 1754.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

112

standar deviasi sebesar 2,23, rangesebesar 10, serta mode sebesar 22, skor

minimum 14, skor maksimum 24, dan sum sebesar 1754.

Di bawah ini akan dipaparkan sub variabel frekuensi berdasarkan

kriteria yang sudah ditentukan per sub variabel, maka dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 12: Deskripsi Mengelola Proses Pembelajaran Pendidikan

AgamaKatolik

Kriteria Interval Jumlah Anak Presentase

Sangat Setuju 19,8-24 67 79%

Setuju 15,1-19,5 16 19%

Tidak Setuju 10,6-15,0 2 2%

Sangat Tidak Setuju 6-10,5 0 0%

Jumlah 85 100%

Deskripsi Mengelola Proses Pembelajaran PAK

79%

19%

2% 0%

Mengelola Proses Pembelajaran PAK

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

113

Tabel di atas menunjukkan tingkat kompetensi pedagogik guru guru pada

sub variabel mengelola proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik yang

dinilai oleh siswa kelas VI SD Joannes Bosco, SD Pangudi Luhur dan SD Sang

Timur Yogyakarta dengan frekuensi sebagai berikut. Dari 85 siswa, berjumlah 67

orang (79%) sangat setuju berpendapat bahwa guru Pendidikan Agama Katolik

dapat mengelola pembelajaran PAK dengan sangat baik, berjumlah 16 orang

(19%) berpendapat setuju bahwa guru PAK dapat mengelola pembelajaran

Pendidikan Agama Katolik, yang berpendapat tidak setuju bahwa guru PAK dapat

mengelola proses pembelajaran (2%), dan yang berpendapat bahwa guru sangat

tidak dapat mengelola proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik tidak ada.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pengelolaan proses pembelajaran

Pendidikan Agama Katolik oleh guru PAK dikategorikan sangat setuju.

2) Memahami Perkembangan Peserta Didik

Tabel 13: Statistik Memahami perkembangan peserta didik

Memahami Perkembangan Peserta Didik

N Valid 85

∑ Instrumen 7

Mean 23.8471

Median 25.0000

Mode 25.00

Std. Deviation 3.19786

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

114

Variance 10.226

Range 15.00

Minimum 13.00

Maximum 28.00

Sum 2027.00

Pada tabel statistik tentang sub variabel memahami perkembangan

peserta didik dapat diketahui bahwa N valid 85 siswa dengan jumlah

instrumen 7 butir. Harga mean23,84, median 25,00, mode 25, standar

deviasi 3,19, variance 10,226, range 15, skor minimum13, skor maksimum

28 dan sum 2027. Di bawah ini akan dipaparkan sub variabel frekuensi

berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan per sub variabel, maka dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 14: Deskripsi Memahami Perkembangan Peserta Didik

Kriteria Interval Jumlah Anak Presentase

Sangat Setuju 22,78-28,00 68 80%

Setuju 17,51-22,75 12 14%

Tidak Setuju 12,26-17,50 5 6%

Sangat Tidak Setuju 7-12,25 0 0%

Jumlah 85 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

115

Memahami Perkembangan Peserta Didik

Tabel di atas menunjukkan tingkat kompetensi pedagogik guru PAK pada

sub variabel memahami perkembangan peserta didik yang dilakukan oleh guru

dan dinilai oleh siswa kelas VI SD Pangudi Luhur, SD Joannes Bosco dan SD

Sang Timur Yogyakarta dengan frekuensi sebagai berikut. Dari 85 siswa,

berjumlah 68 orang (80%) berpendapat bahwa guru PAK sangat memahami

perkembangan peserta didik, berjumlah 12 orang (14%) berpendapat bahwa guru

memahami perkemabangan peserta didik, berjumlah 5 orang siswa (6%),

berpendapat bahwa guru tidak memahami perkembangan peserta didik, dan tidak

ada yang berpendapat bahwa guru sangat tidak memahami perkembangan peserta

didik. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa guru PAK memahami

perkembangan peserta didik pada kategori sangat setuju.

80%

14% 6%

0%

Memahami Perkembangan Peserta

Didik

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

116

3. Memanfaatkan strategi, media, metode dan model pembelajaran PAK

yang sesuai dengan perkembangan IPTEK

Tabel 15: Statistik Memanfaatkan strategi, media, metode dan model

pembelajaran PAK yang sesuai dengan perkembangan IPTEK

Memanfaatkan strategi, media, metode dan model

pembelajaran PAK yang sesuai dengan Perkembangan

IPTEK

N Valid 85

∑Instrumen 5

Mean 15.0588

Median 15.0000

Mode 19.00

Std. Deviation 3.20102

Variance 10.246

Range 15.00

Minimum 5.00

Maximum 20.00

Sum 1280.00

Pada tabel statistik tentang sub variabel Memanfaatkan strategi, media,

metode dan model pembelajaran PAK yang sesuai dengan perkembangan IPTEK

dapat diketahui bahwa N valid 85 siswa dengan jumlah instrumen 5 butir. Harga

mean15,05 median 15,00, mode 19, standar deviasi3,20, variance 10,24, range

15, skor minimum5, skor maksimum20 dan sum 1280. Di bawah ini akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

117

dipaparkan sub variabel frekuensi berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan per

sub variabel, maka dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 16:Memanfaatkan strategi, media, metode dan modelpembelajaran

PAK yang sesuai dengan perkembangan IPTEK

Kriteria Interval Jumlah Anak Presentase

Sangat Setuju 16,26-20 32 39%

Setuju 12,51-16,25 36 42%

Tidak Setuju 8,76-12,50 14 16%

Sangat Tidak Setuju 5-8,75 3 3%

Jumlah 85 100%

Memanfaatkan strategi, media, metode dan model pembelajaran PAK yang

sesuai dengan perkembangan IPTEK

39%

42%

16%

3%

Memanfaatkan strategi, media, metode dan

model pembelajaran PAK yang sesuai

dengan perkembangan IPTEK

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

118

Tabel di atas menunjukkan tingkat kompetensi pedagogik guru PAK pada

sub variabel Memanfaatkan strategi, media, metode dan model pembelajaran

PAK yang sesuai dengan perkembangan IPTEK yang dilakukan oleh guru dan

dinilai oleh siswa kelas VI SD Sang Timur, SD Pangudi Luhur dan SD Joannes

Bosco Yogyakarta dengan frekuensi sebagai berikut. Dari 85 siswa, berjumlah 32

orang (39%) berpendapat sangat setuju bahwa guru PAK Memanfaatkan strategi,

media, metode dan model pembelajaran PAK yang sesuai dengan perkembangan

IPTEK, berjumlah 36 orang (42%) berpendapat setuju bahwa guru PAK

Memanfaatkan strategi, media, metode dan model pembelajaran PAK yang sesuai

dengan perkembangan IPTEK, berjumlah 14 orang siswa (16%) berpendapat tidak

setuju bahwa guru Memanfaatkan strategi, media, metode dan model

pembelajaran PAK yang sesuai dengan perkembangan IPTEK, dan yang

berpendapat sangat tidak setuju bahwa guru Memanfaatkan strategi, media,

metode dan model pembelajaran PAK yang sesuai dengan perkembangan IPTEK

berjumlah 3 orang siswa (3%). Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa guru

Memanfaatkan strategi, media, metode dan model pembelajaran PAK yang sesuai

dengan perkembangan IPTEK dikategorikan setuju.

4. Melakukan Evaluasi terhadap Proses Pembelajaran

Tabel 17: Statistik Melakukan Evaluasi terhadap Proses Pembelajaran

Melakukan Evaluasi terhadap Proses

Pembelajaran

N Valid 85

∑ Instrumen 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

119

Mean 6.5294

Median 7.0000

Mode 7.00

Std. Deviation 1.08659

Variance 1.181

Range 5.00

Minimum 3.00

Maximum 8.00

Sum 555.00

Pada tabel statistik tentang sub variabel Melakukan Evaluasi

terhadap Proses Pembelajaran dapat diketahui bahwa N valid 85 siswa

dengan jumlah instrumen 2 butir. Harga mean6,52 median 7,00, mode

7,00,standar deviasi1,08, variance 1,18, range 5, skor minimum3, skor

maksimum8 dan sum 555. Di bawah ini akan dipaparkan sub variabel

frekuensi berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan per sub variabel,

maka dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 18: Melakukan Evaluasi terhadap Proses Pembelajaran

Kriteria Interval Jumlah Anak Presentase

Sangat Setuju 6,6-8 49 56%

Setuju 5,1-6,5 24 28%

Tidak Setuju 3,6-5,0 13 15%

Sangat Tidak Setuju 2-3,5 1 1%

Jumlah 85 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

120

Melakukan Evaluasi terhadap Proses Pembelajaran

Tabel di atas menunjukkan tingkat kompetensi pedagogik guru PAK pada

sub variabel melakukan evaluasi proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru

dan dinilai oleh siswa kelas VI SD Sang Timur, SD Pangudi Luhur dan SD

Joannes Bosco Yogyakarta dengan frekuensi sebagai berikut. Dari 85 siswa,

berjumlah 49 orang (56%) berpendapat sangat setuju bahwa guru PAK melakukan

evaluasi proses pembelajaran, berjumlah 24 orang (28%) berpendapat setuju

bahwa guru PAK melakukan evaluasi proses pembelajaran, berjumlah 13 orang

siswa (15%) berpendapat tidak setuju bahwa guru PAK melakukan evaluasi

proses pembelajaran, dan yang berpendapat sangat tidak setuju bahwa guru

melakukan evaluasi proses pembelajaran berjumlah 1 orang siswa (1%). Dari data

tersebut dapat dikatakan bahwa guru melakukan evaluasi proses pembelajaran

dikategorikan sangat setuju.

56% 28%

15%

1%

Melakukan Evaluasi terhadap Proses

Pembelajaran

Sangat Setuju Setuju

Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

121

b. Minat Belajar SiswaKelas VI pada Mata Pelajaran PAK

Tabel 19: Rangkuman Statistik Deskriptif Minat Belajar SiswaKelas

VI pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik

Minat Belajar SiswaKelas VI pada Mata

Pelajaran PAK

N Valid 85

∑ Instrumen 20

Mean 62.1529

Median 64.0000

Mode 65.00

Std. Deviation 8.87547

Variance 78.774

Range 40.00

Minimum 37.00

Maximum 77.00

Sum 5283.00

Dari tabel statistik dapat dilihat N valid 85 siswa dengan jumlah instrumen

20 butir diketahui bahwa rata-rata minat belajar siswa kelas VI SD harga

mean62,15, standar deviasi 8,87. Untuk range adalah 40 dengan skor minimum

adalah 37 dan skor maksimum adalah 77. Sedangkan nilai tengah (median) adalah

64,00 serta nilai yang sering muncul (mode) adalah 65 dan sum adalah 5283. Dari

hasil penelitian menunjukkan nilai mean62,15, yang menunjukkan bahwa minat

belajar siswa kelas VI SD pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik masuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

122

dalam kategori sangat berminat. Hal ini dapat diketahui melalui sub variabel dari

minat belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik yang meliputi

rasa ingin tahu tentang Pendidikan Agama Katolik dengan mean6,04, yang

menunjukkan bahwa siswa sangat berminat dalam dalam belajar Pendidikan

Agama Katolik, senang belajar Pendidikan Agama Katolik dengan mean 18,64,

yang menunjukkan bahwa siswa sangat senang belajar Pendidikan Agama

Katolik, senang belajar Pendidikan Agama Katolik, mau belajar tentang sesuatu

yang baru dengan mean 37,47, yang menunjukkan bahwa siswa sangat mau

belajar tentang sesuatu yang baru dalam pembelajaran PAK.

Data minat belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Katolik akan dideskripsikan berdasarkan sub variabel seperti rasa ingin tahu

tentang PAK, senang belajar Pendidikan Agama Katolik, dan Mau belajar sesuatu

yang baru dalam PAK.

1). Rasa Ingin Tahu Tentang Pendidikan Agama Katolik

Tabel 20: Statistik Rasa ingin tahu tentang pendidikan agama Katolik

Rasa ingin tahu tentang Pendidikan Agama

Katolik

N Valid 85

∑Instrumen 2

Mean 6.0471

Median 6.0000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

123

Mode 6.00

Std. Deviation 1.34435

Variance 1.807

Range 5.00

Minimum 3.00

Maximum 8.00

Sum 514.00

Data minat belajar siswa pada sub rasa ingin tahu tentang

Pendidikan Agama Katolik dapat diketahui bahwa N valid 85 dengan

jumlah instrumen 2 butir. Jumlah mean sebesar 6,04 , median sebesar 6,00,

standar deviasi sebesar 1,34, rangesebesar 5, serta mode sebesar 6, skor

minimum 3, skor maksimum8, dan sum sebesar 514.

Di bawah ini akan dipaparkan sub variabel frekuensi berdasarkan

kriteria yang sudah ditentukan per sub variabel, maka dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 21 : Deskripsi Rasa Ingin Tahu tentang Pendidikan Agama Katolik

Kriteria Interval Jumlah Anak Presentase

Sangat Setuju 6,6-8 33 40%

Setuju 5,1-6,5 23 27%

Tidak Setuju 3,6-5,0 26 30%

Sangat Tidak Setuju 2-3,5 3 3%

Jumlah 85 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

124

Deskripsi Rasa Ingin Tahu tentang Pendidikan Agama Katolik

Tabel di atas menunjukkan tingkat minat belajar siswa kelas VI pada sub

variabel rasa ingin tahu tentang Pendidikan Agama Katolik oleh siswa dengan

frekuensi sebagai berikut. Dari 85 siswa, berjumlah 33 orang (40%) menyatakan

sangat setuju bahwa siswa ingin mengetahui lebih banyak tentang Pendidikan

Agama Katolik, 23 orang (27%) menyatakan setuju bahwa siswa ingin tahu

tentang Pendidikan Agama Katolik, 26 orang (30%) menyatakan bahwa tidak

ingin tahu tentang PAK dan ada 3 orang (3%) yang menyatakan sangat tidak ingin

tahu tentang PAK. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa siswa sangat ingin

tahu tentang Pendidikan Agama Katolik yang dikategorikan sangat setuju.

40%

27%

30%

3%

Rasa Ingin Tahu terhadap PAK

Sangat Setuju Setuju

Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

125

2). Senang Belajar Pendidikan Agama Katolik

Tabel 22: Statistik Senang Belajar Pendidikan Agama Katolik

Senang Belajar Pendidikan Agama Katolik

N Valid 85

∑ Instrumen 6

Mean 18.6471

Median 19.0000

Mode 20.00

Std. Deviation 3.20975

Variance 10.303

Range 16.00

Minimum 8.00

Maximum 24.00

Sum 1585.00

Data minat belajar siswa kelas VI SD pada sub variabel senang

dalam belajar Pendidikan Agama Katolik dapat diketahui bahwa N valid

85 dengan jumlah instrumen 6 butir. Jumlah mean sebesar 18,64, median

sebesar 19,00, standar deviasi sebesar 3,20, range sebesar 16, serta mode

sebesar 20, skor minimum8, skor maksimum24, dan sum sebesar 1585.

Di bawah ini akan dipaparkan sub variabel frekuensi berdasarkan

kriteria yang sudah ditentukan per sub variabel, maka dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

126

Tabel 23: Deskripsi senang belajar Pendidikan Agama Katolik

Kriteria Interval Jumlah Anak Presentase

Sangat Setuju 19,7-24 38 45%

Setuju 15,1-19,5 28 33%

Tidak Setuju 10,6-15,0 17 20%

Sangat Tidak Setuju 6-10,5 2 2%

Jumlah 85 100%

Deskripsi Senang Belajar Pendidikan Agama Katolik

Tabel di atas menunjukkan tingkat minat belajar siswa pada sub variabel

senang dalam belajar Pendidikan Agama Katolik oleh siswa VI SD Pangudi

Luhur, SD Joannes Bosco, dan SD Sang Timur Yogyakarta dengan frekuensi

sebagai berikut. Dari 85 siswa, berjumlah 38 orang (45%) menyatakan sangat

setuju bahwa siswa sangat senang belajar Pendidikan Agama Katolik, 28 orang

(33%) menyatakan setuju belajar Pendidikan Agama Katolik menyenangkan, 17

orang (20%) tidak setuju bahwa belajar Pendidikan Agama Katolik

41%

30%

27%

2%

Senang Belajar PAK

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

127

menyenangkan, dan 2 orang (2%) yang menyatakan sangat tidak setuju bahwa

belajar Pendidikan Agama Katolik menyenangkan. Dari data tersebut dapat

dikatakan bahwa siswa senang dalam belajar Pendidikan Agama Katolik

dikategorikan sangat setuju.

3) Mau Belajar Tentang Sesuatu yang Baru

Tabel 24: Statistik Mau Belajar Tentang Sesuatu yang Baru

Mau Belajar Tentang Sesuatu yang Baru

N Valid 85

∑ Instrumen 12

Mean 37.4706

Median 38.0000

Mode 38.00a

Std. Deviation 5.27029

Variance 27.776

Range 24.00

Minimum 22.00

Maximum 46.00

Sum 3185.00

Data minat belajar siswa pada sub variable mau belajar sesuatu yang baru

pada pelajaran Pendidikan Agama Katolik dapat diketahui bahwa N valid 85

dengan jumlah instrumen 12 butir. Jumlah mean sebesar 37,47, median sebesar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

128

38,00, standar deviasi sebesar 5,27, range sebesar 24, serta mode sebesar 38, skor

minimum22, skor maksimum46, dan sum sebesar 3185.

Di bawah ini akan dipaparkan sub variabel frekuensi berdasarkan kriteria

yang sudah ditentukan per sub variabel, maka dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

Tabel 25: Deskripsi Mau Belajar tentang Sesuatu yang Baru Dalam PAK

Kriteria Interval

Jumlah

Anak

Presentase

Sangat Setuju 40-48 24 29%

Setuju 31-39 47 55%

Tidak Setuju 22-30 14 16%

Sangat Tidak Setuju 12-21 0 0%

Jumlah 85 100%

Mau Belajar tentang Sesuatu yang Baru dalam PAK

29%

55%

16%

0%

Mau Belajar Sesuatu yang Baru dalam

PAK

Sangat Setuju Setuju

Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

129

Tabel di atas menunjukkan tingkat minat belajar siswa pada sub variabel

mau belajar tentang sesuatu yang baru dalam Pendidikan Agama Katolik oleh

siswa kelas VI SD Joannes Bosco, SD Pangudi Luhur dan SD Sang Timur

Yogyakarta dengan frekuensi sebagai berikut. Dari 85 siswa, berjumlah 24 orang

(29%) menyatakan bahwa sangat setuju bahwa siswa mau belajar sesuatu yang

baru dalam PAK, 47 orang (55%) menyatakan bahwa siswa mau belajar sesuatu

yang baru dalam pelajaran Pendidikan Agama Katolik, 14 orang (16%)

menyatakan tidak setuju bahwa bahwa siswa mau belajar sesuatu yang baru dalam

Pendidikan Agama Katolik, dan tidak ada yang menyatakan bahwa siswa tidak

mau belajar sesuatu yang baru dalam dalam mengikuti pelajaran Pendidikan

Agama Katolik. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa siswa mau belajar

sesuatu yang baru dalam pelajaran Pendidikan Agama Katolik, dikategorikan

setuju dalam mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Katolik.

B. Uji Hipotesis

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh

antara variabel bebas (x) yaitu kompetensi pedagogik guru PAK terhadap (y)

yaitu minat belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Katolik. Hipotesis diuji dengan menggunakan taraf signifikansi (α) 5%. Kriteria

penguji signifikansi adalah sebagai berikut : jika Fhitung≥ Ftabel maka Ho ditolak

yang berarti signifikansi, jika Fhitung≤Ftabel maka Ho diterima yang berarti tidak

signifikan (Riduwan, 2010: 236). Pengujian hipotesis sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

130

Tabel 26: Descriptive Statistics

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation

Kompetensi Pedagogik 85 66.1059 8.63413

Minat Belajar Siswa 85 62.1529 8.87547

Pada tabel descriptive statistics di atas menunjukkan mean variabel minat

belajar siswa sebesar 62, 15 dan standar deviasi sebesar 8,87. Sedangkan mean

variabel kompetensi pedagogik guru PAK sebesar 66, 10 dan standar deviasi

sebesar 8,63 untuk banyaknya responden (N) adalah 85.

Tabel 27: Model Summaryb

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .805a .648 .644 5.29388

a. Predictors: (Constant), Kompetensi Pedagogik

b. Dependent Variable: Minat Belajar

Berdasarkan tabel model summary tersebut dapat mengetahui seberapa

kuat variabel bebas (kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Katolik)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

131

dapat mempengaruhi variabel terikat (minat belajar siswa pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Katolik). Jika nilai standar error of the estimate< nilai standar

deviasi variabel terikat, maka variabel bebas baik untuk dijadikan prediktor dan

sebaliknya. Dari tabel tersebut diketahui nilai standar error of the estimate=

5.29388, sementara nilai standar deviasi variabel minat belajar siswa pada mata

pelajaran Pendidikan Agama Katolik (Tabel 17) = 8,875, berarti standar error of

the estimate< nilai standar deviasi, sehingga variabel bebas baik dijadikan sebagai

prediktor untuk variabel terikat.

Kolom R menunjukkan seberapa baik variabel bebas memprediksikan

hasil. Kisaan nilai R adalah 0-1. Semakin nilai R mendekati angka 1, maka

semakin kuat variabel bebas memprediksikan variabel terikat. Dari tabel tersebut

diketahui nilai R = 0,850 yang berarti variabel bebas kuat dalam memprediksikan

variabel terikat.

Nilai R square sebesar 0,648, jika dikalikan 100% maka akan diketahui

seberapa besar variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Dalam hal

ini, kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Katolik berpengaruh sebesar

64,8% terhadap minat belajar siswa SD kelas VI pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Katolik di SD Pangudi Luhur, SD Joannes Bosco dan SD Sang Timur

Yogyakarta. Sedangkan 35,2% (100% - 64,8%) dipengaruhi oleh variabel lain

selain variabel bebas(kompetensi pedagogik Pendidikan Agama Katolik).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

132

Tabel 28: Anovab

ANOVAb

Model

Sum of

Squares

Df Mean Square F Sig.

1

Regression 4290.922 1 4290.922 153.109 .000a

Residual 2326.090 83 28.025

Total 6617.012 84

a. Predictors: (Constant), Kompetensi

b. Dependent Variable: Minat

Uji signifikansi berdasarkan tabel di atas dapat dilakukan dengan

membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel. Jika nilai Fhitung> Ftabel dan nilai

signifikansi lebih kecil dari nilai probabilitasnya (0,05) maka Ho ditolak.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel

bebas dan variabel terikat. Dari tabel anova dapat kita lihat bahwa nilai

signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (X) kompetensi

pedagogik guru Pendidikan Agama Katolik terhadap variabel terikat (Y) minat

belajar siswa kelas VI SD pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

133

Tabel 29 : Coefficients

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 7.432 4.460 1.666 .099

Kompetensi .828 .067 .805 12.374 .000

a. Dependent Variable: Minat

Pada tabel coefficients di atas nilai B constant adalah 7,432 dan nilai B

kompetensi pedagogik guru sebagai prediktor adalah 0,828 maka persamaan garis

regresi antara variabel kompetensi pedagogik guru PAK (x) dan minat belajar

siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik (y) adalah: Y = 7,432 + 0,

828 X.

Persamaan regresi di atas dapat digunakan untuk melakukan estimasi

bagaimana pengaruh kompetensi pedagogik guru PAK dalam proses belajar-

mengajar Pendidikan Agama Katolik terhadapminat belajar siswa kelas VI SD

pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik. Misalnya nilai kompetensi

pedagogik guru PAK dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Katolik

yang diberikan sebesar 50, maka nilai minat belajar siswa pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Katolik seperti berikut:

Y = 7,432 + (0,828 × 50) = 48,832

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

134

Dari hasil persamaan regresi di atas maka dapat diketahui bahwa estimasi

nilai minat belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik

sebesar 48,832 dengan nilai kompetensi pedagogik guru PAK dalam proses

belajar-mengajar Pendidikan Agama Katolik sebesar 50. Oleh karena itu, dari

persamaan regresi dapat diartikan bahwa setiap penambahan nilai kompetensi

pedagogik guru Pendidikan Agama Katolik sebesar 1 poin, maka nilai minat

belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik bertambah

7,432 + 0, 828. Bila setiap nilai kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama

Katolik bertambah 10 maka nilai minat belajar siswa kelas VI SD pada mata

pelajaran Pendidikan Agama Katolik akan bertambah 7,432 + 8,28.

Hasil uji hipotesis dapat diketahui dengan melihat signifikansi pada tabel

coefficients. Ketentuan penerimaan atau penolakan dengan ketentuan bila

signifikansi ≤ 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Begitu pula sebaliknya, bila

signifikansi > 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima. Dari tabel coefficients di

atas dapat diketahui bahwa signifikansi adalah 0,000. Oleh karena itu, Ha diterima

dan Ho ditolak. Maka kesimpulannya adalah ada pengaruh dari kompetensi

pedagogik guru Pendidikan Agama Katolik terhadap minat belajar siswa kelasVI

SD pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

135

Tabel 30: Correlations

Correlations

Kompetensi Minat

Kompetensi

Pearson Correlation 1 .805

Sig. (1-tailed) .000

N 85 85

Minat

Pearson Correlation .805 1

Sig. (1-tailed) .000

N 85 85

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Tabel correlation di atas merupakan matrik interkorelasi antara variabel

kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Katolik dan minat belajar siswa

kelas VI pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik. Peneliti menggunakan

korelasi Pearson (korelasi product moment). Besarnya korelasi yang terdapat pada

tabel di atas 1,000 untuk kompetensi pedagogik guru PAK dan minat belajar

siswa. Sedangkan untuk korelasi kompetensi pedagogik guru PAK dan minat

belajar siswa sebesar 0,805. Banyaknya N yang terolah program adalah 85 kasus

dengan menggunakan uji satu pihak atau one tiled.

Dalam menguji hipotesis diuji berdasarkan ketentuan bila signifikansi ≤

0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Begitu pula sebaaliknya, bila signifikansi

> 0,05 maka Ho diterima. Nilai kompetensi pedagogik guru PAK pada matrik

korelasi menunjukkan angka sebesar 0,805. Oleh karena itu Ha diterima dan Ho

ditolak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

136

Dari hasil pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh

korelasi yang signifikan antara variabel bebas (kompetensi pedagogik guru PAK

dan minat belajar siswa Pendidikan Agama Katolik) dan variabel terikat (minat

belajar siswa kelas VI SD pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik).

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari pengujian hipotesis diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi sebesar

0,000 yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Ini berarti terdapat pengaruh yang

signifikan dari kompetensi pedagogik guru PAK terhadap minat belajar siswa

kelas VI SD Pangudi Luhur, SD Joannes Bosco, SD Sang Timur Yogyakarta,

pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik. Pada tabel model summary

diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,648. Ini menunjukkan bahwa

pengaruh variabel kompetensi pedagogik guru PAK sebesar 64,8%, sedangkan

35,2% dipengaruhi variabel lain selain kompetensi pedagogik guru PAK seperti

lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan lain sebagainya.

Dari hasil penelitian, secara teoritis kompetensi pedagogik guru

Pendidikan Agama Katolik memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap minat

belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik bila

dibandingkan dengan variabel lainnya yang ditunjukkan dengan nilai sebesar

64,8%. Oleh karena itu, kajian secara ilmiah menunjukkan bahwa penelitian ini

memiliki kekuatan dari segi variabel bebas atau independen yaitu kompetensi

pedagogik guru Pendidikan Agama Katolik yang memiliki pengaruh yang cukup

besar dan signifikan terhadap variabel terikat dependen yaitu minat belajar siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

137

kelas VI pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik di SD Pangudi Luhur,

SD Joannes Bocso, dan SD Sang Timur Yogyakarta.

Dari hasil deskripsi data menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru

Pendidikan Agama Katolik dengan jumlah mean sebesar 66,1059, median sebesar

68,00, standar deviasi sebesar 8,63413, range sebesar 36,00 serta mode sebesar

68, skor minimum 43, skor maksimum 79, dan sum sebesar 5619, memberi

pengaruh untuk minat belajar siswa. Semakin guru PAK menguasai kompetensi

pedagogik, maka siswa akan semakin berminat pada pelajaran pendidikan agama

katolik. Hal ini ditunjukkan pada tabel coefficients yang menghasilkan persamaan

regresi Y = 7, 432 + 0,828 X yang menunjukkan hubungan yang positif antara

kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Katolik terhadap minat belajar

siswa kelas VI pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik.

Hal ini karena di dalam kompetensi pedagogik guru pendidikan agama

katolik terdapat unsur mengelola proses pembelajaran PAK, memahami

perkembangan peserta didik, memanfaatkan model, metode, strategi mengajar

yang sesuai dengan perkembangan IPTEK, dan melaksanakan evaluasi proses

pembelajaran bersama peserta didik. Salah satu tujuan dari menguasai kompetensi

pedagogik guru PAK adalah untuk meningkatkan minat belajar siswa pada

pelajaran pendidikan agama katolik.

Pernyataan ini diperkuat dengan hasil mean dari deskripsi data per sub

variabel pada mengelola proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dengan

mean sebesar 20,6. Dari 85 siswa, 67 orang siswa (79%) menyatakan sangat setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

138

bahwa guru PAK dapat mengelola proses pembelajaran PAK dengan sangat baik,

16 orang siswa (19%) menyatakan setuju bahwa guru PAK dapat mengelola

proses pembelajaran PAK dengan baik, 2 orang siswa (1%) menyatakan tidak

setuju bahwa guru PAK dapat mengelola pembelajaran PAK, dan tidak ada yang

menyatakan bahwa guru PAK sangat tidak mampu mengelola pembelajaran PAK.

Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa guru PAK dapat mengelola proses

pembelajaran PAK dengan sangat baik.

Pada sub variabel memahami perkembangan peserta didik dengan mean

23,8471. Dari 69 orang siswa (80%) menyatakan sangat setuju bahwa guru PAK

memahami perkembangan peserta didik, 12 orang siswa (14%) yang menyatakan

setuju bahwa guru PAK memahami perkembangan peserta didik, 5 orang siswa

(6%) menyatakan tidak setuju bahwa guru PAK memahami perkembangan peserta

didik, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju bahwa guru PAK

memahami perkembangan peserta didik. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa

guru PAK sangat memahami perkembangan peserta didik.

Pada sub variabel memanfaatkan strategi, media, metode, dan model

pembelajaran PAK yang sesuai dengan perkembangan IPTEK dengan mean

sebesar 15, 0588. Dari 32 orang siswa (39%) menyatakan sangat setuju bahwa

guru PAK memanfaatkan berbagai macam strategi, media, model dan metode

pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan IPTEK,36 orang siswa (42%)

menyatakan setuju bahwa guru memanfaatkan berbagai macam strategi, media,

model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan IPTEK, 14

orang siswa (16%) menyatakan tidak setuju bahwa guru memanfaatkan berbagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

139

macam strategi, media, model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan

perkembangan IPTEKdan 3 orang siswa (3%) yang menyatakan sangat tidak

setuju bahwa guru memanfaatkan berbagai macam strategi, media, model dan

metode pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan IPTEK. Dari data

tersebut dapat dikatakan bahwa guru sering memanfaatkan berbagai macam

strategi, media, model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan

perkembangan IPTEK.

Pada sub variabel melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran

dengan mean 6,5294. Dari 49 orang siswa (56%) menyatakan sangat setuju bahwa

guru PAK melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran, 24 orang siswa

(28%) yang menyatakan setuju bahwa guru PAK melakukan evaluasi terhadap

proses pembelajaran, 13 orang siswa (15%) menyatakan tidak setuju bahwa guru

PAK melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran, dan ada 1 orang siswa

(1%) yang menyatakan sangat tidak setuju bahwa guru melakukan evaluasi

terhadap proses pembelajaran. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa guru

PAK selalumelakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran

Hasil di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi pedagogik guru

Pendidikan Agama Katolik di SD Joannes Bosco, SD Pangudi Luhur, dan SD

Sang Timur Yogyakarta sudah sangat baik. Dengan pengelolaan proses

pembelajaranyang baik, pemahaman terhadap perkembangan peserta didik,

pemanfaatan media dan berbagai strategi pembelajaran yang sesuai dengan

perkembangan IPTEK dan juga melakukan evaluasi terhadap proses

pembelajaran, dapat meningkat minat belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

140

pendidikan agama Katolik sehingga pencapaian tujuan pembelajaran PAK dapat

tercapai.

Dalam analisis deskriptif mengenai variabel terikat yaitu minat belajar

siswa kelas VI pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dapat diukur dari 3

sub variabel yaitu rasa ingin tahu Pendidikan Agama Katolik, senang belajar

Pendidikan Agama Katolik, dan mau belajar seautu yang baru dalam PAK. Dari

sub variabel rasa ingin tahu tentang pelajaran Pendidikan Agama Katolik dengan

mean sebesar 6,0471. Dari 85 siswa diperoleh 33 orang siswa (40%) menyatakan

sangat setuju bahwa para siswa memiliki rasa ingin tahu tentang pelajaran PAK,

23 orang siswa (27%) menyatakan setuju bahwa para siswa memiliki rasa ingin

tahu tentang pelajaran PAK, 26 orang siswa (30%) menyatakan tidak setuju

bahwa siswa ingin tahu tentang pelajaran PAK, dan 3 orang siswa (3%)

menyatakan sangat tidak setuju bahwa siswa memiliki rasa ingin tahu tentang

pelajaran pendidikan agama katolik. Uraian ini menunjukkan bahwa para siswa

memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap pelajaran Pendidikan Agama

Katolik.

Sub variabel senang belajar Pendidikan Agama Katolik dengan mean

18,6471. Dari 85 siswa diperoleh 38 orang siswa (45%) menyatakan sangat sangat

setuju bahwa para siswa senang belajar Pendidikan Agama Katolik, 28 orang

siswa (33%) menyatakan setuju bahwa para siswa senang belajar Pendidikan

Agama Katolik, 17 orang siswa (20%) menyatakan tidak setuju bahwa para siswa

senang senang belajar Pendidikan Agama Katolik dan 2 orang siswa (2%) yang

menyatakan sangat tidak setuju bahwa para siswa senang belajar Pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

141

Agama Katolik. Uraian ini menunjukkan bahwa para siswa sangat senang dalam

belajar pelajaran Pendidikan Agama Katolik.

Sub variabel mau belajar sesuatu yang baru dalam pelajaran Pendidikan

Agama Katolik dengan mean 37, 4706. Dari 85 siswa diperoleh 24 orang siswa

(29%) menyatakan sangat setuju bahwa para siswa mau belajar seautu yang baru

dalam pelajaran Pendidikan Agama Katolik, 47 orang siswa (55%) menyatakan

setuju bahwa para siswa mau belajar sesuatu yang baru dalam pelajaran

Pendidikan Agama Katolik, 14 orang siswa (16%) menyatakan tidak setuju bahwa

para siswa mau belajar sesuatu yang baru dalam pelajaran PAK, dan tidak ada

yang menyatakan bahwa para siswa sangat tidak mau belajar sesuatu yang baru

dari pelajaran Pendidikan Agama Katolik. Ini menunjukkan bahwa para siswa

yang mengikuti pembelajaran pendidikan agama Katolik memiliki keinginan

untuk mencari dan mendapatkan seautu yang baru dalam pelajaran pendidikan

agama Katolik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan variabel kompetensi

pedagogik guru PAK dengan minat belajar siswa yang dihitung dengan korelasi

cukuplah besar yakni 0,805. Hal ini berarti ada hubungan yang positif dan

signifikan antara kompetensi pedagogik guru PAK dan minat belajar siswa.

Hubungan tersebut ditunjukkan dengan hasil signifikansi 0,000 jauh dibawah

0,05. Maka korelasi antara kompetensi pedagogik guru PAK dengan minat belajar

sangatlah jelas. Dengan kata lain semakin tinggi kompetensi pedagogik guru PAK

semakin tinggi pula minat belajar siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

142

Untuk mengetahui seberapa besar presentase pengaruh variabel

kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Katolik terhadap minat belajar

siswa kelas VI pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik maka digunakan R

Square. Dari tabel 27 modelsummary di atas diperoleh nilai koefisien determinasi

sebesar 0,648, yang menunjukkan bahwa pengaruh variabel bebas (X):

kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Katolik terhadap variabel terikat

(Y): minat belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik

adalah 64,8% (0,648 x 100%). Sedangkan 35,2% (100% - 64,8%) dipengaruhi

oleh variabel lain selain variabel bebas : kompetensi pedagogik guruPendidikan

Agama Katolik.

Dengan demikian hasil penelitian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa

antara variabel kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Katolik dengan

variabel minat belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Katolik menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara kedua

variabel tersebut. Hal ini ditunjukkan pula dengan persamaan regresi yang

diperoleh yaitu: Y = 7,432 + 0,828 X. Persamaan ini menunjukkan hubungan

yang positif antara kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Katolik (X)

terhadap minat belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Katolik (Y). Oleh karena itu, semakin tinggi kompetensi pedagogik guru PAK

dalam proses belajar-mengajar Pendidikan Agama Katolik di kelas maka

minatbelajar siswa kelas VI pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik juga

semakin tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

143

D. Refleksi Kateketis

1. Pengertian Katekese

Dalam anjuran apostolik Catechesi Tradendae artikel 1, Paus Yohanes

Paulus II menegaskan bahwa: Katekese adalah usaha dalam Gereja atau suatu

bentuk pelayanan kenabian Gereja untuk memperoleh murid-murid, untuk

membantu umat mengimani bahwa Yesus itu adalah Putra Allah, supaya dengan

beriman mereka beroleh kehidupan dalam nama-Nya dan membina serta mendidik

mereka dalam perihidup itu dan dengan demikian membangun Tubuh Kristus

dalam hidup sehari-hari. Dipertegas pula pada artikel 18, katekese adalah suatu

tahap evangelisasi bagi pembinaan anak-anak, kaum muda dan orang-orang

dewasa dalam iman, yang khususnya mencakup penyampaian ajaran Kristen.

2. Tujuan Katekese

Paus Yohanes Paulus II dalam Catechesi Tradendae, menguraikantujuan

katekeseyaitu:

a. Dalam artikel 5, dikatakan bahwa melalui katekese bukan saja

menghubungkan umat dengan Yesus Kristus, melainkan mengundang mereka

untuk memasuki persekutuan hidup yang mesra dengan-Nya.

b. Dalam artikel 19, melalui katekese sebagai momen awal Injil yang mengantar

kepada pertobatan, mempunyai sasaran yakni mematangkan iman awal dan

membina murid Kristus yang sejati melalui pengertian yang lebih mendalam

dan lebih sistematis tentang pribadi maupun amanat Tuhan kita Yesus Kristus.

c. Dalam artikel 20, tujuan khas katekese adalah berkat bantuan Allah

mengembangkan iman yang baru mulai tumbuh, dan dari hari ke hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

144

mengembangkannya menuju kepenuhannya serta semakin memantapkan

perihidup umat beriman, muda maupun tua. Yang berarti merangsang, pada

taraf pengetahuan maupun penghayatan, pertumbuhan benih iman yang

ditaburkan melalui pewartaan awal, dan yang dikurniakan secara efektif

melalui baptis.

d. Dalam artikel 25, melalui katekese mengembangkan, mematangkan,

meneguhkan iman maupun bagi kesaksian umat Kristen di tengah masyarakat,

tujuannya adalah mendampingi umat Kristen untuk meraih kesatuan iman

serta pengertian akan Putera Allah, kedewasaan pribadi manusia dan tingkat

pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, melalui perjumpaan

dengan Yesus Kristus.

Dengan kata lain maksud dari keempat artikel yang diuraikan ini, katekese

ingin mengembangkan pemahaman orang beriman terhadap misteri Kristus, agar

lebih tekun dan serius dalam menghayati imannya di dalam kehidupan sehari-hari

sehingga mereka secara utuh dapat mengikuti Kristus.

Tujuan katekese secara khusus bertujuan untuk mendewasakan iman,

memelihara, merawat, dan mempertumbuhkan iman dalam pengetahuan dan

dalam hidup Kristen pada umumnya, serta ingin mengembangkan pemahaman

orang beriman terhadap misteri Kristus, dan sekaligus mendorong mereka agar

lebih tekun dan serius menghayati imannya di dalam kenyataan hidup sehari-hari

(Heryatno, 2013: 51). Dengan kata lain tujuan katekese adalah membantu umat

mengembangkan atau mendewasakan hidup berimannya baik secara individu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

145

maupun persekutuan, agar umat sungguh-sungguh mengenal, mencintai, dan setia

mengikuti Yesus Kristus di dalam seluruh hidup mereka.

3. Isi Katekese

Katekese dipahami sebagai momen penting dalam pewartaan, maka isi

katekese tidak berbeda dengan isi pewartaan Injil. Isi katekese yang paling pokok

adalah kabar gembira Yesus Kristus yang mewartakan dan mewujudkan

keselamatan manusia. Katekese harus bersifat Kristosentris yaitu berpusat pada

Yesus Kristus. Di dalam katekese harus mendedikasikan dan mengabdikan diri

pada Kristus bukan pada gagasan dan pandangan sendiri. Yang dikomunikasikan

adalah Kristus, bukan dirinya sendiri. Untuk dapat mewartakan Kristus yang

diimani dan diwartakan oleh Gereja, maka para pewarta harus akrab dengan Kitab

Suci dan memahami Tradisi Gereja, karena keduanya merupakan salah satu

sumber utama dalam katekese.

Isi pokoknya adalah seluruh misteri hidup Yesus Kristus, mulai dari

peristiwa inkarnasi, seluruh karya dan sabda-Nya, terutama sampai peristiwa

Paskah-Nya: wafat dan kebangkitan-Nya (Catechesi Tradendae artikel 6). Karena

yang menjadi pusat, pelaku utama adalah Yesus Kristus sebagai pusat atau jantung

dalam katekese. Oleh karena itu para pewarta harus mengimani, mengikuti teladan

dan sikap hidup-Nya dalam kehidupan sehari-hari, agar terwujud sifatnya yang

Kristosentris dalam mempersatukan manusia secara mesra dengan-Nya. Yesus

Kristus sendirilah sabda yang menjelma dan sebagai Anak Allah, Dia yang

membimbing kita dalam Roh Kudus dan membantu kita mengambil bagian dalam

Tritunggal Mahakudus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

146

4. Tugas dan Peranan Katekese

Heryatno (2013:70) menegaskan bahwa tugas katekese adalah membantu

mendidik dan meneguhkan identitas umat sebagai jemaat, menghilangkan

keraguan, ketidakpastian, dan kebingungan yang muncul sebagai akibat dari

perubahan dan perkembangan zaman, serta diharapkan membantu jemaat agar

tetap bergembira dan teguh di dalam imannya.

Tugas utama katekese yakni:

a. Katekese memberitakan sabda Allah yang hadir secara penuh di dalam diri

Yesus Kristus. Katekese mewartakan Kristus agar jemaat semakin mengenal,

mencintai dan mengikuti-Nya, serta semakin peka mengenali kehadiran-Nya

di dalam hidup sehari-hari, oleh karena itu katekese harus bersifat

Kristosentris.

b. Katekese mendidik jemaat supaya semakin beriman. Peranan katekese

membantu, menyemangati, dan meneguhkan jemaat supaya makin beriman.

c. Katekese mengembangkan Gereja, tidak hanya dilakukan oleh katekese tetapi

juga oleh liturgi, pewartaan, dan pelayanan Gereja lainnya karena Gereja

merupakan tanggungjawab seluruh jemaat.

5. Aspek Kateketis dalam Kompetensi Guru

Berkat sakramen baptis, kita diangkat menjadi anak-anak Allah dan

dirahmati sekaligus dipanggil untuk mengambil bagian di dalam tugas perutusan

Yesus Kristus membangun kerajaan kasih Allah. Panggilan-Nya dapat ditanggapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

147

dengan berbagai macam bentuk pelayanan kemuridan. Bagi kita, panggilan-Nya

itu kita tangggapi antara lain dengan penyelenggaraan pendidikan sebagai guru

Katolik di sekolah dan sebagai katekis di lingkungan jemaat serta pelayanan

kelompok profesi di lingkup (lingkungan) lainnya (Heryatno, 2010: 80).

Menghadapi pergolakan zaman saat ini, Gereja berusaha terus-menerus

mewartakan Kristus sesuai dengan keadaan dan perkembangan hidup orang

zaman ini. Katekese harus mengangkat dan menyapa dunia dan permasalahan

yang dihadapi pada saat ini khusunya kaum muda. Maka pembaharuan katekese

suatu keharusan sesuai dengan metode dan bahasanya (Catechesi Tradendae

artikel 17), agar katekese dapat diterima oleh kaum muda, maka perlu

menggunakan metode, model, dan media yang cocok sehingga dapat

membangkitkan minat kaum muda di dalam berkatekese yang tidak lain untuk

membimbing, membantu, mengarahkan, menghayati dan memberi dasar

pendidikan iman yang sejati berupa pewahyuan Yesus Kristus sebagai sahabat dan

teladan yang dapat dikagumi dan diteladani.

Maka sebagai calon katekis harus siap membantu perkembangan iman

umat dan sebagai mercusuar yang menyinari perjalanan (memberi jalan) bagi

anak-anak, remaja, kaum muda dan orang dewasa yang penuh dengan tantangan,

masalah dalam perubahan sosial.

Sebagai pelayanan pendidikan yang dijalankan oleh para pendidik dengan

bersumber pada kasih Yesus membentuk spiritualitas sebagai guru agama Katolik

yang menghayati tugas tesebut dengan cara sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

148

a. Menyadari bahwa setiap peserta didik adalah pribadi yang dikasihi Tuhan,

diciptakan menurut citra dan gambarnya. Sebagai pribadi yang dikasihi, Tuhan

telah melimpahkan segala berkat dan rahmat-Nya pada mereka untuk

mengetahui, mencintai, dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Semua karya

Tuhan adalah baik, dengan kata lain tak ada dari antara para peserta didik yang

bodoh. Oleh karena itu, peranan sebagai pendidik adalah membantu mereka

untuk memperkembangkan setiap bakat (talenta) yang telah dilimpahkan oleh

Tuhan.

b. Bekerja atas dasar kasih sehingga dalam kehidupan sehari-hari di sekolah

terjalin relasi dari hati ke hati (personal), relasi yang dekat dengan sesama

khususnya dengan rekan kerja guru dan terutama dengan para peserta didik.

Pelayanan berdasar hati perlu kita tanam dalam diri kita. Karena hatilah yang

menjadi inti kehidupan sekaligus tempat di mana Allah bersemayam.

Pendidikan hati inilah yang akan memberikan segala kegiatan di sekolah

dengan buah-buah Roh yaitu kasih, suka cita, damai sejahtera, kesabaran,

kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, pengampunan dan

penguasaan diri (Gal 5: 22-23).

c. Bukan hanya hati yang dikembangkan, tetapi juga pikiran dan ketrampilan

(perilaku). Pikiran, hati, dan perilaku merupakan bagian pokok yang

membentuk pendidikan menjadi bersifat utuh. Inilah model pendidikan yang

sungguh memberi ilham yang mendorong setiap peserta didik dapat

berkembang sesuai dengan kemampuan dan bakatnya sendiri.Dengan kata lain

isi yang baik tidak dipisahkan dari proses dan suasana penyelenggaraannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

149

yang harus bersifat kondusif bagi semua siswa agar dapat memperkembangkan

hidupnya. Pendidik juga perlu mempercayai mereka dan berusaha

menciptakan suasana yang penuh kegembiraan dan kebebasan agar semua

peserta didik dapat menemukan cara yang sesuai dalam memperkembangkan

hidupnya sendiri.

d. Memberikan diri, melayani siapa saja yang membutuhkan terutama peserta

didik yang lemah. Karena disinilah pendidik harus peka pada mereka yang

paling membutuhkan, sehingga menghindari kompetisi yang selalu

menguntungkan, mendahulukan yang pandai dan mengabaikan yang lemah.

e. Memiliki kesediaan dan menyadari bahwa dirinya diundang untuk

berkembang menuju persatuan yang personal dengan Kristus, sehingga

mampu mendampingi peserta didik menuju perkembangannya yang utuh.

f. Melalui kesaksian hidup membawa Yesus Kristus kepada seluruh rekan kerja

dan peserta didik. Kesaksian hidup dan keteladanan menjadi cara yang utama

untuk menghayati spiritualitas sebagai pendidik (guru agama Katolik) di

sekolah.

g. Dengan penuh dedikasi dan dengan semangat cinta para pendidik menyadari

bahwa Yesus sendiri di dalam Roh Kudus-Nya menjadi guru utama dan

pertama. Pendidik mengenakan apa yanma. Pendidik mengenakan apa yang

dikatakan oleh Yohanes Pembaptis: “Ia harus makin besar, tetapi aku harus

makin kecil” (Yoh 3: 30).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

150

6. Aspek Kateketis dalam Minat Belajar Siswa

Sesuai dengan keprihatinan Deklarasi pendidikan Kristen, refleksi yang

dilakukan oleh konggregasi suci untuk pendidikan Kristen memiliki perhatian

khusus pada kaum muda. Dewasa ini kaum muda karena mudahnya mendapat

informasi mengetahui banyak hal. Tetapi mengetahui banyak tidak berarti kaum

muda dimampukan untuk bersifat kritis, selektif, mempertimbangkan serta

mengambil makna positif dari fenomena dan dan peristiwa-peristiwa yan sedang

berlangsung. Oleh karena itu sekolah harus merupakan lingkungan yang kondusif

bagi setiap peserta didik untuk memperkembangkan hidupnya. Pendidikan juga

harus memperkembangkan kedalaman batin, mengundang dan menyemangati

anak untuk kreatif dan berpikir sendiri.Maka dari itu kelas seharusnya

menumbuhkan suasana bebas, kepercayaan, kekeluargaan. Maksudnya supaya

mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan bakat-bakat serta minat yang

mereka miliki. Belajar seharusnya merupakan tindakan yang menyenangkan,

bukan merupakan siksaan.

Dalam kaitannya dengan Pendidikan Agama Katolik, salah satu

unsurpokok yang perlu ditekankan oleh sekolah-sekolah Katolik adalah dimensi

religius, tentu saja menurut iman kristiani. Segi ini bagi sekolah Katolik menjadi

cara yang perlu senantiasa diusahakan supaya mereka dapat disebut sebagai

sekolah Katolik yang hendak mendidik para siswa-siswinya menurut nilai-nilai

kristiani. Dimensi-dimensi tersebut terdapat dalam suasana pendidikan,

perkembangan pribadi semua peserta didik (individu dan persekutuan), hubungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

151

yang terjalin erat antara kebudayaan dan injil, penerangan segala pengetahuan

oleh cahaya iman (Heryatno, 2010: 15)

Dalam Deklarasi Konsili Vatikan II,GEartikel 25 dikatakan bahwa sekolah

Katolik mengusahakan suatu suasana sekolah yang dijiwai oleh Roh cinta kasih dn

kebebasan injili, yang diresapi oleh semangat dan sikap hidup Yesus sendiri.

Suasana sekolah semacam ini akan membuat para peserta didik merasa

martabatnya dihormati, permasalahan hidupnya dipahami, pertanyaan dan

keluhannya diperhatikan. Sekolah juga perlu mengusahakan suasana kekeluargaan

antara guru dengan peserta didik, orang tua dengan para guru dan sekolah, lebih-

lebih antar para peserta didik sendiri sungguh tercipta. Dengan suasana sekolah

semacam ini sangat membantu para peserta didik merasa aman, krasan, diterima,

menyenangkan karena semua pihak saling memperhatikan dan membantu.

Untuk mewujudkan harapan-harapan itu sekolah-sekolah Katolik berusaha

untuk mengubah gambaran dirinya dari sekolah sebagai lembaga menjadi sekolah

sebagai komunitas. Gambaran sekolah semacam ini hendak menjauhi semangat

kompetisi yang tidak sehat, yang meyebabkan yang kuat selalu menang,

sedangkan yang bodoh selalu disingkirkan. Untuk itu, sekolah Katolik

menekankan pentingnya dibangun kerjasama antara sekolah, orang tua, Gereja,

dan kelompok-kelompok yang mengusahakan pendidikan bagi kaum muda. Di

samping itu, pendidikan tidak dibatasi pada perkembangan segi intelektual tetapi

juga menyangkut perkembangan perasaan, dan tindakan konkret. Pendidikan

Katolik mengusahakan pendidikan yang bersifat holistik, utuh dan menyeluruh ke

arah kebijksanaan hidup dan kehidupan peserta didiknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

152

E.Keterbatasan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini penulis mengalami beberapa tantangan,

kekurangan dan keterbatasan sebagai berikut:

1. Data yang diperoleh diasumsikan bahwa responden menjawab sesuai dengan

keadaan dan pengalaman yang sebenarnya sehingga kebenaran data dapat

diukur dengan baik. Bila responden dalam mengisi angket tidak sesuai dengan

realita dan pengalaman yang sebenarnya, kesimpulan dapat berbeda dan

kebenaran data tidak dapat diukur dengan baik.

2. Dalam mengisi angket tentang kompetensi pedagogik guru PAK di kelas,

responden menilai berdasarkan pengalaman, sehingga tidak sesuai dengan

indikator yang peneliti maksudkan.

3. Peneliti mempunyai keterbatasan waktu sehingga saat pengisian angket,

peneliti tidak ikut mengawasi responden. Petunjuk yang ada dalam angket bisa

kurang dimengerti oleh responden, sehingga jawaban angket bisa keliru.

4. Peneliti mengalami keterbatasan waktu untuk mengadakan penelitian di

lapangan, karena terbentur dengan agenda sekolah yakni pendalaman materi di

SD Sang Timur.

5. Sampel yang digunakan terbatas pada siswa-siswa kelas VI dari SD Sang

Timur, SD Joannes Bosco dan SD Pangudi Luhur, yang masing-masing

sekolah diambil 30 orang siswa, sehingga hasil penelitian tidak dapat

digeneralisasikan untuk siswa-siswi kelas VI.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

153

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V penulis akan memaparkan kesimpulan dan saran dari keseluruhan

permasalahan skripsi ini, kesimpulan lebih berkaitan dengan rangkuman dari hasil

penelitian dan pembahasannya, juga merupakan jawaban dari permasalahan yang

dikemukakan sebelumnya. Sedangkan saran akan mengemukakan usulan yang

berkaitan dengan pengembangan pendidikan agama Katolik di masa mendatang.

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian pustaka dan hasil penelitian penulis dapat menarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Kompetensi Pedagogik guru PAK

Kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Katolik adalah

kemampuan guru pendidikan agama Katolik yang meliputi pengetahuan, sikap

dan keterampilan dalam mengajar dan mendidik para peserta didik pada pelajaran

pendidikan agama Katolik di sekolah agar menjadi pribadi yang utuh, sungguh

kristiani, matang dalam iman. Oleh karena itu, guru agama Katolik harus memiliki

kompetensi pedagogik dalam mengajar dan mendidik para siswa guna mencapai

tujuan yang diharapkan dari suatu proses pembelajaran pendidikan agama Katolik.

2. Minat Belajar

Minat belajar merupakan suatu rasa tertarik yang lebih pada suatu hal yang

muncul dalam diri atau yang dipengaruhi oleh hal-hal di luar diri yang membuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

154

siswa memiliki rasa ingin tahu yang lebih tentang sesuatu yang membuat tertarik,

senang belajar, dan mampu mengatasi masalah belajar dalam suatu proese

pembelajaran.

3. Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai mean dari kompetensi

pedagogik guru Pendidikan Agama Katolik sebesar 66,10 yang menunjukkan

bahwa guru sudah sangat berkompeten dalam mengajar dan mendidik peserta

didik dalam proses belajar-mengajar Pendidikan Agama Katolik di SD Joannes

Bosco, SD Pangudi Luhur dan SD Sang Timur. Hal ini dapat diketahui melalui

sub variabel dari kompetensi pedagogik guru PAK yang meliputi mengelola

pembelajaran Pendidikan Agama Katolik, memahami perkembangan peserta

didik, memanfaatkan strategi, media, metode, dan model pembelajaran yang

sesuai dengan perkembangan IPTEK, dan melakukan evaluasi pelajaran PAK.

Pada masing-masing sub variabel mencapai nilai rata-rata (mean) sebesar 20,6353

untuk mengelola pembelajaran Pendidikan Agama Katolik, 23,8471 untuk

memahami perkembangan peserta didik, 15,0588 untuk memanfaatkan strategi,

media, model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan

IPTEK, dan 6,5294 untuk melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran. Dari

data tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi pedagogik guru Pendidikan

Agama Katolik di SD Joannes Bosco, SD Pangudi Luhur dan SD Sang Timur

Yogyakarta adalah cukup tinggi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas VI SD Joannes Bosco,

SD Pangudi Luhur dan SD Sang Timur Yogyakarta memiliki minat belajar yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

155

cukup tinggi, meskipun ada beberapa siswa yang secara umum berada di bawah

standar. Dari tabel data deskriptif diperoleh bahwa minat belajar siswa kelas VI

SD Joannes Bosco, SD Pangudi Luhur dan SD Sang Timur Yogyakarta memiliki

nilai rata-rata (mean) sebesar 62,15. Minat belajar siswa ditandai dengan rasa

ingin tahu tentang Pendidikan Agama Katolik mencapai nilai rata-rata (mean)

sebesar 6,04 yang terwujud dalam sikap senang untuk belajar. Senang belajar nilai

rata-rata (mean) sebesar 18,04 yang terwujud dalam sikap rajin belajar, mau

belajar tentang sesuatu yang baru dari Pendidikan Agama Katolik nilai rata-rata

(mean) sebesar 37,47 yang terwujud dalam sikap memperhatikan dan

mendengarkan saat guru mengajar.

Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000

(<0,05) yang berarti bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas yaitu kompetensi

pedagogik guru Pendidikan Agama Katolik terhadap minat belajar siswa-siswi

kelas VI SD Joannes Bosco, SD Pangudi Luhur dan SD Sang Timur Yogyakarta.

Dari hasil uji regresi diperoleh bahwa kompetensi pedagogik guru Pendidikan

Agama Katolik berpengaruh terhadap minat belajar siswa-siswi. Pengaruh

tersebut dinyatakan dalam nilai sebesar 0,648 atau 64,8% yang merupakan hasil

perhitungan regresi data kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Katolik

sebagai variabel X dan minat belajar siswa sebagai variabel Y. Rumus persamaan

regresinya yaitu Y = 7,432 + 0,828 X. Artinya setiap penambahan nilai

kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Katolik sebesar 1 poin, maka nilai

minat belajar siswa 7,432+828.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

156

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan beberapa saran yang

diharapkan dapat berguna dalam meningkatkan minat belajar siswa kelas VI SD

Joannes Bosco, SD Pangudi Luhur dan SD Sang Timur Yogyakarta:

1. Bagi Sekolah SD Joannes Bosco, SD Pangudi Luhur dan SD Sang Timur

Yogyakarta

Mengingat kompetensi pedagogik guru PAK sangat penting untuk

meningkatkan minat belajar siswa, sangat diharapkan dari pihak sekolah dapat

bekerjasama dengan instansi pemerintah atau yayasan swasta yang ada di

daerah kota Yogyakarta untuk mempersiapkan tenaga pendidik yang

profesional dalam bidangnya, mengikuti kursus atau pelatihan-pelatihan bila

ada kesempatan maupun yang diselenggarakan oleh yayasan yang

bersangkutan.

2. Bagi Guru

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa minat belajar siswa kelas VI

SD Joannes Bosco, SD Pangudi Luhur dan SD Sang Timur Yogyakarta masuk

dalam kategori sangat berminat dalam belajar Pendidikan Agama Katolik,

maka dengan demikian guru mempertahankan dan meningkatkan kompetensi

pedagogiknya dengan baik sehingga semakin lebih meningkatkan minat belajar

siswa kelas VI SD Joannes Bosco, SD Pangudi Luhur dan SD Sang Timur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

157

Setiap selesai proses belajar-mengajar guru hendaknya mengadakan

evaluasi atas seluruh proses kegiatan dalam pembelajaran sehingga dapat

mengetahui hasil belajar dan sebagai landasan peningkatan mutu pembelajaran.

3. Bagi Mahasiswa IPPAK

Sebagai calon guru Agama Pendidikan Katolik dan katekis, kompetensi

pedagogik merupakan salah satu aspek yang penting dalam mengajar dan

berkatekese. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa calon guru agama Katolik,

diharapkan terlibat aktif dalam mencari dan menemukan media kreatif,

mengikuti seminar-seminar yang berkaitan dengan profesi dan memperluas

wawasan ilmu keguruan, menjalin relasi yang baik dengan mahasiswa dari

program studi lain guna menambah pengetahuan untuk menjadi guru

profesional, dengan demikian banyak hal baik yang dapat diambil sebagai

proses mematangkan kompetensi pedagogik kita.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

158

DAFTAR PUSTAKA

Asmani, J. M. (2009). Tujuh Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional.

Yogyakarta: Power Books (Ihdina)

Boli Kotan, Daniel. (2009). Keterampilan Guru Agama Katolik, Praedicamus.

Volume VIII, Nomor 27, edisi Juli-September

_________. (2009). Menjadi Guru Agama/Katekis Profesional Lewat Proses

Pendidikan. Praedicamus, Volume VIII, Nomor 27, Edisi Juli-September

Budi Kleden, Paul. (2005). Identitas Katekis di Tengah Arus Perubahan Zaman.

Jakarta: KOMKAT KWI

Buchari Alma. (2008). Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil

Mengajar. Bandung: Alfabeta

Dapiyanta, F.X. (2008). Pendidikan Agama Katolik Pada Tingkat Dasar.Diktat

pada mata kuliah PAK Pendidikan Dasar.Yogyakarta: USD

Daryanto. (2009). Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Jakarta:

AV Publisher

Groome, Thomas.(2003). Horizons and Hopes. New York: Paulist Press.

Hamzah B. Uno. (2008). Profesi kependidikan (problema, solusi, dan reformasi

pendidikan di Indonesia. Cetakan ketiga. Jakarta: Bumi Aksara

Wina, Sanjaya. (2006). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

HeryatnoW.W. FX. (2010). Pengantar PAK Sekolah. Diktat pada Mata Kuliah

Pengantar PAK Sekolah.

Hurlock, Elizabeth. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga

Janawi.(2011). Kompetensi Guru. Bandung: Alfabeta

Konsili Vatikan II. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II. (R. Hardawiryana R,

Penerjemah). Jakarta: Obor. (Dokumen asli diterbitkan tahun 1966).

Lalu, Yosef. (2005). Katekese Umat. Jakarta: Komkat KWI

Majid, A. (2008). Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru). Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Masnur Muslich. (2007). Sertifikasi Guru menuju Profesionalisme Pendidik.

Jakarta: Bumi Aksara

Musaheri. (2007). Pengantar pendidikan. Yogyakarta: IRCiSoD

Oemar Hamalik. (2008). Pendidikan Guru berdasarkan Pendekatan Kompetensi.

Jakarta: PT Bumi Aksara

Pemerintah Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia No.

20, Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: CV Eko

Jaya

________. (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19, Tahun

2005, tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: CV Eko Jaya

________.(2005). Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset

Paulus, Yohanes, II. (1993). Catechesi Tradendae (terjemahan R. Hardawiryana,

SJ). Jakarta: Dokpen KWI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

159

________.(1990). Redemptoris Missio(terjemahan Frans Borgias dan

Alfon Suhardi). Jakarta: Dokpen KWI

Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfabeta

Setyakarjana, J.S. (1997). Kateketik Pendidikan Dasar. Yogyakarta: Pusat

Kateketik

Slameto. (2014). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta:

Rineka Cipta

Sugiyono. (1997). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Suparno, P. (2004). Guru Demokratis Di Era Reformasi. Jakarta: PT. Grasindo

Suryobroto, B. (1986). Mengenal Metode Pengajaran si Sekolah dan Pendekatan

Baru dalam Proses Beajar-Mengajar. Yogyakarta: Amarta

Telaumbanua, Marinus. (1997). Ilmu Kateketik. Jakarta: Obor

Teven, J.J. & Hanson, T.L. (2004). The impact of teacher immediacy and

perceived caring on teacher competence and trustworthiness. Vol. 52, Iss.

1 ; pg. 39, 15 pgs. Diakses pada tanggal 12Agustus 2014,

Darihttp://proquest.umi.com/pqdweb?index=12&did=624344541&SrchM

ode=1&sid=29&Fmt=4&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VNam

e=PQD&TS=1245554275&clientId=68516.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

(1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

(2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

(3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

(4)

LAMPIRAN 2. INSTRUMEN PENELITIAN

KUESIONER UNTUK SISWA

Identitas Responden

Nama :..........................

Kelas/Nilai Raport :..........................

PETUNJUK:

a. Bacalah masing-masing pernyataan berikut dengan teliti. Kemudian tentukan

sejauh mana Anda mengalami dan merasakan apa yang dimaksud dari pernyataan

tersebut.

Alternatif jawaban adalah sebagai berikut:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Contoh:

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya tertarik pada pelajaran PAK √

Keterangan:

Dengan memberikan tanda √ pada kolom SS berarti responden “Sangat Setuju”

terhadap pernyataan yang ada.

b. Jawablah semua pernyataan dan periksalah kembali jawaban Anda sebelum

dikumpulkan.

SS :Sangat Setuju TS : Tidak Setuju

S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

(5)

A. Kompetensi Pedagogik Guru PAK

Guru PAK Memiliki Kompetensi sebagai Pendidik

N

O PERNYATAAN SS S TS

ST

S

1. Sebelum mulai pembelajaran, guru agama

Katolik mengadakan tanya jawab tentang

pelajaran yang sudah dipelajari

2. Guru dapat menjawab pertanyaan peserta didik

berkaitan dengan materi yang diberikan

3. Penjelasan materi dari guru dapat dimengerti

dan dipahami dengan sangat baik

4. Guru memberi contoh-contoh yang dapat

dipahami

5. Guru PAK dapat menjelaskan materi dengan

bahasa yang mudah dipahami

6. Materi pelajaran tidak jauh dari kenyataan

hidup sehari-hari

7. Guru PAK mengenal peserta didik satu per satu

8. Guru menghargai kebebasan siswa dalam

berpendapat

9.

Suasana belajar PAK sangat menyenangkan

karena komunikasi antara siswa dan guru

tercipta sangat baik

10. Guru PAK memberikan perhatian kepada

semua siswa secara adil/tidak pilih kasih

11. Semua siswa mencintai guru PAK karena guru

PAK memiliki sikap yang menyenangkan

12. Teladan baik yang diberikan oleh guru PAK

sangat mempengaruhi sikap setiap siswa di

sekolah

13. Guru PAK sangat konsekuen dengan nilai-nilai

hidup yang diajarkan kepada peserta didik di

sekolah

14. Guru selalu menggunakan media belajar yang

bervariasi sehingga memudahkan siswa untuk

memahami pelajaran PAK

15. Guru PAK memanfaatkan internet untuk

membantu siswa dalam memahami pelajaran

PAK

16. Guru PAK memanfaatkan berita televisi untuk

semakin memahami pelajaran PAK

17. Pelajaran PAK menjadi menyenangkan karena

guru menggunakan model-model belajar yang

menyenangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

(6)

18. Guru PAK meminta siswa berkunjung ke

perpustakaan untuk mencari informasi dan

menambah wawasan tentang pendidikan agama

Katolik

19. Guru PAK mengajak siswa untuk evaluasi

bersama dalam kelas mengenai pembelajaran

PAK

20. Guru PAK dan siswa secara bersama

menemukan nilai-nilai terbaik sehingga

pelajaran PAK semakin memperkembangkan

guru dan peserta didik

B. Minat Mengikuti PAK

Tertarik dan Senang Mengikuti Proses Belajar Mengajar PAK

NO PERNYATAAN

SS S TS ST

S

21. Jika pelajaran PAK saya hadir lebih awal di

dalam kelas

22. Saya merasa rugi bila tidak mengikuti PAK

23. Belajar PAK membuat saya rajin bertanya

tentang PAK

24. Meskipun materi PAK terasa sulit saya tetap

mengikuti dengan senang hati

25. PAK merupakan mata pelajaran yang

menyenangkan

26. Saya mendengarkan penjelasan guru dan tidak

sibuk sendiri

27. Saya mencatat hal-hal yang penting ketika guru

menjelaskan

28. Saya senang bila mendapat tugas dari guru

PAK dan mengerjakannya dengan seanng hati

29. Saya membawa Kitab Suci setiap kali belajar

PAK

30. Saya tertarik membaca buku-buku pengetahuan

rohani untuk menambah wawasan tentang PAK

31.

Saya rajin membuka internet, membaca

majalah rohani dan mendengarkan siaran di

televisi untuk mendapatkan informasi sebanyak

mungkin yang membantu saya memahami

pelajaran PAK

32. Materi PAK sangat menginspirasi dan

menyenangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

(7)

33. Saya merasa bahwa teman-teman di kelas ini

senang mengikuti pelajaran PAK

34. Saya mempraktekkan apa yang saya dapatkan

dalam pelajaran PAK

35. Tugas-tugas PAK saya kumpulkan tepat pada

waktunya

36. Saya merasa bahwa teman-teman di kelas ini

senang mengikuti pelajaran PAK

37. Saya menapat nilai tinggi pada pelajaran PAK

38. Pelajaran PAK membantu saya untuk lebih

menghargai sesama

39. Pelajaran PAK membuat saya semakin

menghormati kedua orangtua saya

40.

Dengan mengikuti PAK, saya semakin yakin

bahwa Tuhan selalu ada dalam hidup sehari-

hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

(8)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

(9)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

(10)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

(11)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

(12)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

(13)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

(14)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

(15)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

(16)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

(17)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

(18)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

(19)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

(20)

LAMPIRAN 6. HASIL ANALISIS SSPS

HASIL ANALISIS SPSS

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation

Kompetensi Pedagogik 85 66.1059 8.63413

Minat Belajar Siswa 85 62.1529 8.87547

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 .805a .648 .644 5.29388

a. Predictors: (Constant), Kompetensi Pedagogik

b. Dependent Variable: Minat Belajar

ANOVAb

Model Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 4290.922 1 4290.922 153.109 .000a

Residual 2326.090 83 28.025

Total 6617.012 84

a. Predictors: (Constant), Kompetensi

b. Dependent Variable: Minat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

(21)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 7.432 4.460 1.666 .099

Kompetensi .828 .067 .805 12.374 .000

a. Dependent Variable: Minat

Correlations

Kompetensi Minat

Kompetensi

Pearson Correlation 1 .805

Sig. (1-tailed) .000

N 85 85

Minat

Pearson Correlation .805 1

Sig. (1-tailed) .000

N 85 85

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

(22)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filepengaruh kompetensi pedagogik guru pendidikan agama katolik terhadap minat belajar siswa kelas vi dalam mengikutipelajaran

(23)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI