114
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ULKUS DIABETES MELLITUS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA PERIODE 2005 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh: Bernadetta Wenni Sukma Windarti NIM: 028114068 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 ii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ULKUS DIABETES MELLITUS DI INSTALASI RAWAT INAP

RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA PERIODE 2005

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh: Bernadetta Wenni Sukma Windarti

NIM: 028114068

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2007

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

Penelitian untuk Skripsi Berjudul

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ULKUS

DIABETES MELLITUS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA

PERIODE 2005

Diajukan oleh: Bernadetta Wenni Sukma Windarti

NIM: 028114068

Telah disetujui oleh:

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktu – Nya

Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat,

supaya kamu ditinggikan – Nya pada waktunya.

Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada – Nya,

sebab Ia yang memelihara kamu. ( 1 Pet 5 : 6 – 7 )

Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok,

karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri.

Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. ( Matius 6 : 34 )

Kupersembahkan karyaku yang sederhana ini untuk:

Tuhan Yesus Kristus dan Bundaku yang selalu ada untukku.

Bapak, Ibu, dan ade’ku yang sangat aku cintai dan mencintaiku.

Keluarga besarku yang selalu ada di hatiku.

Teman-teman dan sahabat-sahabatku

yang sangat aku cintai, aku banggakan, dan aku kagumi.

Almamaterku.

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas

segala kasih-Nya sehingga penulis telah berhasil menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Evaluasi Penggunaan Antibiotika pada Pasien Ulkus Diabetes Mellitus

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2005”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Farmasi (S.Farm.) di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan

dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma dan dosen pembimbing yang telah memberikan kesempatan, saran,

dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes. selaku dosen penguji skripsi atas

kesediaan untuk menguji dan masukan yang telah diberikan.

3. Bapak Drs. Mulyono, Apt. selaku dosen penguji skripsi atas kesediaan untuk

menguji dan masukan yang telah diberikan.

4. Ibu Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing akademik atas

segala bimbingan selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi ini.

5. Segenap direksi Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta atas ijin dan kesempatan

yang telah diberikan sehingga penulis dapat melakukan dan menyelesaikan

penelitian.

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

6. Segenap karyawan Unit Rekam Medik Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

atas segala bantuan, saran, waktu, dan dukungan yang telah diberikan.

7. Bapak Ismartoyo dan Ibu Rita Tri Purwaningsih atas segala doa, cinta,

perhatian, dan pengorbanannya.

8. Peppy, Via, almarhum mbah kakung, mbah putri, dan keluarga besarku yang

telah banyak memberikan doa, nasehat, saran, dorongan, dan perhatian.

9. Keluarga Bapak Supoyo atas doa, masukan, nasehat, dan perhatiannya.

10. Mas Edyn, Atik, Ria, Dek Ipung, dan Mas Dwi atas segala dukungan dan

doanya.

11. Cecil, Isti, Rina, Novi, Astri, dan Astu atas kebersamaan dan perhatiannya.

12. Antok, Fretty, Ema, TP, Ulin, Sinta, Ayu, Meita, Puri, Peter, Rio, Nawa, Heri,

Bowo, dan teman-teman semua yang telah banyak membantu, mendukung,

dan mendoakan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

13. Mbak Fistra sekeluarga serta seluruh anggota koor lingkungan atas doanya.

14. Teman–temanku angkatan 2002 kelompok C atas kebersamaannya selama ini.

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

banyak memberikan perhatian dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh

karena itu, kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Yogyakarta, Januari 2007

Penulis

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

INTISARI

Ulkus DM adalah tukak, borok atau kerusakan jaringan dalam yang terjadi pada pasien DM berhubungan dengan kelainan saraf dan pembuluh darah tungkai bawah. Luka terbuka ini mengakibatkan bakteri mudah masuk melalui kaki kemudian tumbuh, menyebar, dan akhirnya infeksi. Tujuan penelitian ini mengevaluasi penggunaan antibiotika pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih (RSPR) Yogyakarta periode 2005.

Penelitian ini merupakan penelitian noneksperimental dengan rancangan deskriptif evaluatif. Metode pengumpulan data secara retrospektif. Data diambil dari kartu rekam medik pasien kemudian dianalisis secara deskriptif. Jalannya penelitian dibagi 4 tahap yaitu perencanaan, analisis situasi, pengumpulan data, dan evaluasi data. Data diambil dan dianalisis berdasarkan umur, jenis kelamin, komplikasi, penyakit penyerta, golongan obat, jenis obat, dan analisis Drug Related Problems (DRP) terkait dengan penggunaan antibiotika.

Hasil penelitian diperoleh 38 pasien dengan 42 kasus. Persentase berdasarkan kelompok umur 31–50 tahun 21,43%, 51–70 tahun 64,29%, dan lebih dari 70 tahun 14,28%. Berdasarkan jenis kelamin laki–laki dan perempuan sama banyak yaitu 50%. Persentase kelas terapi obat adalah obat saluran cerna 40,48%, obat kardiovaskular 66,67%, obat darah 2,38%, obat saluran napas 23,81%, obat sistem saraf pusat 40,48%, infus 83,33%, obat lain–lain 16,67%, obat gizi 33,33%, obat analgesik 83,33%, obat otot skelet dan sendi 30,95%, obat antidiabetik 90,48%, dan obat antiinfeksi 100%. Identifikasi DRP terkait dengan permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP tersebut terdapat 2 kasus termasuk dalam DRP perlu terapi obat tambahan, 2 kasus termasuk DRP terapi obat tanpa indikasi, 3 kasus termasuk DRP salah obat, 2 kasus termasuk DRP reaksi obat yang merugikan, dan 1 kasus termasuk DRP dosis terlalu tinggi. Kata kunci: ulkus DM, antibiotika, Drug Related Problems (DRP)

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

ABSTRACT

Diabetic ulcer is an ulcer, wound or the damage in the internal tissue which happens to the DM patients. This opened wound makes the germs easily enter the body by the legs, then growing, spreading, and finally they will infect all of the body. The aims of this research is to evaluate the using of the antibiotics by the diabetic ulcer patients in Panti Rapih Hospital Yogyakarta in 2005.

This research is a nonexperimental research and done with the evaluative descriptive design. The data were obtained by retrospective method. The data were taken from the patient medical record’s then analized with descriptive method. This research was divided into four steps: the planning, analize of the situation, data collecting, and evaluation. The data being taken and analized were based on the age, sex, complication, illness inverted, drug classification, type of medicine, and also the analize of the Drug Related Problems (DRP) in case of relation about the using of antibiotics.

The results of this research showed that there were 38 patients with 42 cases. Percentage of the age 31–50 was 21,43%, 51–70 was 64,29%, and more than 70 years was 14,28%. Result based on sex shows that there was an equality of male and female. The percentage was 50%. The percentage of therapy class was the gastrointestinal tract drugs 40,48%, cardiovascular drugs 66,67 %, blood drugs 2,38%, inhalation tract drugs 23,81 %, central nerve system drugs 40,48%, infusion 83,33%, another drugs 16,67%, nutrient drugs 33,33%, analgesic drugs 83,33%, skeletal muscle and hinge drugs 30,95%, antidiabetic drugs 90,48%, and antiinfection drugs 100%. Identifying DRP related to the use of antibiotics yielded 4 DRP cases. One case of DRP could consist of some DRP. From those 4 cases of DRP there were 2 cases of the DRP needed for additional drug therapy, 2 cases included to DRP unnecessary drug therapy, 3 cases included to DRP wrong drug, 2 cases included to DRP adverse drug reaction, and 1 case included to DRP dose too high. Key words : diabetic ulcer, antibiotics, Drug Related Problems (DRP)

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ..................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................

HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................

HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................

PRAKATA .................................................................................................

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .....................................................

INTISARI ...................................................................................................

ABSTRACT .................................................................................................

DAFTAR ISI ..............................................................................................

DAFTAR TABEL ......................................................................................

DAFTAR GAMBAR .................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................

BAB I. PENGANTAR ...............................................................................

A. Latar Belakang Penelitian .....................................................................

B. Rumusan Masalah ..................................................................................

C. Keaslian Penelitian ................................................................................

D. Manfaat Penelitian .................................................................................

1. Manfaat teoritis ...................................................................................

2. Manfaat praktis ...................................................................................

E. Tujuan Penelitian ...................................................................................

ii

iii

iv

v

vi

viii

ix

x

xi

xv

xviii

xix

1

1

4

4

6

6

6

6

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

1. Tujuan umum .....................................................................................

2. Tujuan khusus .....................................................................................

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ........................................................

A. Diabetes Mellitus ...................................................................................

1. Definisi dan tujuan terapi ..................................................................

2. Penggolongan DM .............................................................................

3. Diagnosis DM ....................................................................................

4. Perawatan pasien DM ........................................................................

B. Ulkus ......................................................................................................

1. Definisi dan epidemiologi .................................................................

2. Infeksi ulkus DM ...............................................................................

3. Faktor risiko amputasi alat gerak bawah ...........................................

4. Penatalaksanaan ulkus DM ................................................................

C. Antibiotika .............................................................................................

1. Definisi ..............................................................................................

2. Terapi antibiotika ...............................................................................

3. Antibiotika ulkus DM ........................................................................

D. Drug Related Problems (DRP) ..............................................................

1. Pengertian dan penggolongan DRP ...................................................

2. Penyebab–penyebab DRP .................................................................

E. Keterangan Empiris ...............................................................................

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................

A. Jenis Penelitian ......................................................................................

6

6

8

8

8

8

8

9

10

10

15

16

17

22

22

22

24

26

26

26

27

28

28

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

B. Definisi Operasional ..............................................................................

C. Subyek Penelitian ..................................................................................

D. Bahan Penelitian ....................................................................................

E. Lokasi Penelitian ....................................................................................

F. Tatacara Penelitian .................................................................................

1. Tahap perencanaan .............................................................................

2. Tahap analisis situasi ..........................................................................

3. Tahap pengumpulan data ....................................................................

4. Tahap evaluasi data ............................................................................

G. Analisis Hasil ........................................................................................

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................

A. Gambaran Umum ..................................................................................

1. Persentase pasien ulkus DM berdasarkan kelompok umur ...............

2. Persentase pasien ulkus DM berdasarkan jenis kelamin ...................

3. Persentase pasien ulkus DM berdasarkan komplikasi .......................

4. Persentase pasien ulkus DM berdasarkan penyakit penyerta ............

B. Profil Pengobatan Pasien Ulkus Diabetes Mellitus ...............................

1. Obat saluran cerna ...........................................................................

2. Obat darah .......................................................................................

3. Obat kardiovaskular..........................................................................

4. Obat saluran napas ...........................................................................

5. Obat sistem saraf pusat ....................................................................

6. Infusi ................................................................................................

28

30

30

30

30

30

31

31

32

32

34

34

34

35

36

36

37

38

38

39

40

40

41

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

7. Obat lain–lain (suplemen, metabolisme, vaksin, dan tetes mata) ....

8. Obat gizi ..........................................................................................

9. Obat analgesik .................................................................................

10. Obat otot skelet dan sendi ................................................................

11. Obat antidiabetik .............................................................................

12. Obat antiinfeksi ...............................................................................

C. Drug Related Problems (DRP) ..............................................................

D. Outcome Terapi Pasien Ulkus DM ........................................................

E. Rangkuman Pembahasan .......................................................................

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................

A. Kesimpulan ............................................................................................

B. Saran ......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

LAMPIRAN ...............................................................................................

BIOGRAFI PENULIS ................................................................................

42

42

43

44

45

46

50

57

58

61

61

62

63

66

96

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

DAFTAR TABEL

Halaman

I.

II.

III.

IV.

V.

VI.

VII.

VIII.

IX.

X.

Pembagian tingkat keparahan ulkus DM secara klinis ....................

Standar terapi antibiotika empirik pada pasien ulkus DM ..............

Standar terapi antibiotika berdasarkan kuman penginfeksi .............

Drug Related Problems (DRP) ........................................................

Persentase kelas terapi obat pada pasien ulkus DM di instalasi

rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 .....

Golongan dan jenis obat saluran cerna pada pasien ulkus DM di

instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

periode 2005 ....................................................................................

Golongan dan jenis obat darah pada pasien ulkus DM di instalasi

rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 .....

Golongan dan jenis obat kardiovaskular pada pasien ulkus DM

di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

periode 2005 ....................................................................................

Golongan dan jenis obat saluran napas pada pasien ulkus DM di

instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

periode 2005 ....................................................................................

Golongan dan jenis obat sistem saraf pusat pada pasien ulkus

DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

periode 2005 ....................................................................................

24

25

25

27

37

38

39

39

40

41

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

XI.

XII.

XIII.

XIV.

XV.

XVI.

XVII.

XVIII.

XIX.

XX.

Golongan dan jenis larutan infusi pada pasien ulkus DM di

instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005 ......................

Golongan dan jenis obat lain–lain pada pasien ulkus DM di

instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005 ......................

Golongan dan jenis obat gizi pada pasien ulkus DM di instalasi

rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 .....

Golongan dan jenis obat analgesik pada pasien ulkus DM di

instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

periode 2005 ....................................................................................

Golongan dan jenis obat otot skelet dan sendi pada pasien ulkus

DM di instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005 ..........

Golongan dan jenis obat antidiabetik pada pasien ulkus DM di

instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

periode 2005 ....................................................................................

Golongan dan jenis obat antiinfeksi pada pasien ulkus DM di

instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

periode 2005 ....................................................................................

Persentase kultur dan sensitivitas tes pada pasien ulkus DM di

instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

periode 2005 ....................................................................................

Terapi antibiotika pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap

Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 .......................

Penggunaan antibiotika pada pasien ulkus DM di instalasi rawat

41

42

43

44

44

45

46

48

49

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

XXI.

XXII.

XXIII.

XXIV.

XXV.

XXVI.

XXVII.

XXVIII.

XXIX.

XXX.

inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 ...............

Kesesuaian terapi antibiotika dengan standar terapi pada pasien

ulkus DM di instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta periode

2005 .................................................................................................

Evaluasi DRP pada kasus ulkus DM I di instalasi rawat inap

RSPR Yogyakarta periode 2005 ......................................................

Evaluasi DRP pada kasus ulkus DM II di instalasi rawat inap

RSPR Yogyakarta periode 2005 ......................................................

Evaluasi DRP pada kasus ulkus DM III di instalasi rawat inap

RSPR Yogyakarta periode 2005 ......................................................

Evaluasi DRP pada kasus ulkus DM IV di instalasi rawat inap

RSPR Yogyakarta periode 2005 ......................................................

Perlu terapi obat tambahan (need for additional drug therapy)

Terapi obat tanpa indikasi (unnecessary drug therapy) ..................

Salah obat (wrong drug) ..................................................................

Reaksi obat yang merugikan (adverse drug reaction) ....................

Dosis terlalu tinggi (dose too high) .................................................

49

50

51

52

53

54

55

55

56

56

57

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Bagan patogenesis ulkus DM ...............................................................

2. Timbunan lemak pada dinding pembuluh darah kaki ..........................

3. Kaki pasien DM yang mengalami ganggren ........................................

4. Amputasi alat gerak bawah pasien ulkus DM ......................................

5. Ulkus terinfeksi ....................................................................................

6. Persentase kelompok umur pasien ulkus DM di instalasi rawat inap

Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 ............................

7. Persentase jenis kelamin pasien ulkus DM di instalasi rawat inap

Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 ............................

8. Persentase komplikasi pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah

Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 ........................................

9. Persentase penyakit penyerta pasien ulkus DM di instalasi rawat inap

Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 ...........................

10. Persentase lama tinggal pasien ulkus DM di instalasi rawat inap

Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 ...........................

11. Kondisi pasien ulkus DM keluar dari instalasi rawat inap RSPR

Yogyakarta periode 2005 setelah menjalani perawatan ......................

11

13

14

15

16

34

35

36

37

57

58

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Surat ijin penelitian dari Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta .........

2. Data Rekam Medik Pasien Ulkus Diabetes Mellitus di Instalasi

Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2005 .......

3. Arti Lambang dan Singkatan ..............................................................

4. Penggolongan Obat Pasien Ulkus DM di Instalasi Rawat Inap Rumah

Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2005 .......................................

66

67

91

92

xix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang Penelitian

Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai oleh

kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal. Apabila tidak dikendalikan,

penyakit ini akan menimbulkan komplikasi-komplikasi yang dapat berakibat fatal

termasuk amputasi pada penyakit kaki diabetes (Misnadiarly, 2001). Komplikasi

diabetes terdiri dari 2 jenis yaitu komplikasi akut dan kronis. Komplikasi akut

meliputi ketoasidosis diabetik, hiperosmolar nonketotik, dan hipoglikemia.

Komplikasi kronis yang terjadi antara lain makroangiopati yaitu penyakit pada

pembuluh darah jantung, pembuluh darah tepi, dan pembuluh darah otak atau

strok; mikroangiopati yaitu retinopati diabetik dan nefropati diabetik; neuropati;

dan rentan infeksi. Kaki diabetik terjadi akibat gabungan dari komplikasi kronis

pada pasien DM (Misnadiarly, 2001).

Diabetes merupakan penyebab utama amputasi alat gerak bawah. Kira-kira

14-24% pasien ulkus DM telah diamputasi (Anonim, 2006b). Risiko amputasi alat

gerak bawah 15-46 kali lebih tinggi pada pasien DM. Kejadian ulkus DM dapat

dicegah. Deteksi awal dan perawatan ulkus yang tepat dapat mencegah amputasi

sampai 85% (Armstrong & Lavery, 1998). Ulkus atau foot ulcer adalah kerusakan

atau luka terbuka di kulit. Kira-kira 15% pasien DM mengalami ulkus di telapak

kaki yang tampak seperti lubang-lubang dangkal atau lubang-lubang dengan

warna, ukuran, dan kedalaman yang berbeda-beda (Anonim, 2005b).

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

2

Terbentuknya ulkus disebabkan oleh berbagai faktor seperti kehilangan rasa di

kaki disebabkan oleh neuropati, sirkulasi darah yang tidak baik di kaki, kelainan

bentuk kaki, adanya gangguan kulit yang disebabkan oleh gesekan atau tekanan,

dan luka pada kaki (Anonim, 2006b).

Penderita DM selama beberapa tahun dapat mengalami neuropati yaitu

berkurangnya atau hilangnya rasa di kaki secara menyeluruh karena kerusakan

saraf. Kerusakan saraf diakibatkan oleh tingginya kadar glukosa darah dalam

jangka waktu lama. Keadaan ini sering terjadi tanpa rasa sakit dan kadang-kadang

tidak disadari sebagai penyebab ulkus. Penyakit pembuluh darah dapat

memperparah ulkus, mengurangi kemampuan tubuh untuk menyembuhkan luka,

dan meningkatkan risiko infeksi. Tingginya kadar glukosa darah mengurangi

kemampuan tubuh menyingkirkan penyebab infeksi dan memperlambat

penyembuhan (Anonim, 2006b).

Ulkus yang terbuka dan tidak dirawat mempunyai risiko infeksi lebih

besar. Infeksi dapat terjadi karena luka terbuka pada kaki memudahkan bakteri

masuk, tumbuh, dan menyebar. Tanda-tanda ulkus yang terinfeksi meliputi merah,

bengkak, luka semakin mengering, glukosa darah meningkat secara tiba-tiba,

demam, dan rasa kelelahan. Rasa sakit kemungkinan tidak terjadi karena

neuropati (Kalla, 2006).

Perawatan ulkus dapat dilakukan dengan mengurangi tekanan pada kulit

misalnya menggunakan sepatu longgar, pembalutan, dan perawatan luka.

Pembedahan dan antibiotika penting untuk ulkus terinfeksi. Antibiotika

merupakan golongan obat yang paling banyak digunakan. Menurut Lim

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

3

(cit., Juwono & Prayitno, 2003), biaya antibiotika dapat mencapai 50% anggaran

obat di rumah sakit. Terapi antibiotika yang tepat penting untuk mengatasi infeksi

dan mencegah amputasi (Shea, 1999). Namun penggunaan antibiotika yang tidak

tepat dapat menyebabkan kekebalan mikroba dan efek obat yang tidak

dikehendaki. Penelitian ini mengevaluasi penggunaan antibiotika pada pasien

ulkus DM dan mengidentifikasi Drug Related Problems (DRP) yang terjadi.

Pasien ulkus DM dalam penelitian ini adalah yang menjalani rawat inap di

RSPR Yogyakarta selama tahun 2005. Panti Rapih merupakan salah satu rumah

sakit swasta Katolik cukup besar terdiri dari berbagai kelas rawat inap mulai kelas

1, 2, 3, dan VIP dengan jumlah pasien cukup banyak dari berbagai golongan

masyarakat. Visi RSPR Yogyakarta yaitu sebagai rumah sakit yang siap melayani

selama 24 jam, mampu menerima rujukan dari rumah sakit lain di sekitarnya yang

memandang pasien sebagai sumber inspirasi dan motivasi kerja dengan

memberikan pelayanan kepada siapa saja secara profesional dan penuh kasih

dalam suasana syukur kepada Tuhan. Selain itu, RSPR Yogyakarta juga

memberikan bimbingan medik, keperawatan, dan nonmedik kepada rumah sakit

lain yang membutuhkan. Misi RSPR Yogyakarta menyelenggarakan pelayanan

kesehatan yang holistik atau menyeluruh meliputi aspek biologis, psikologis,

sosial, spiritual, dan intelektual secara ramah (R), adil (A), profesional (P), ikhlas

(I), dan hormat (H) dalam semangat iman Katolik yang gigih membela hak hidup

insani dan berpihak kepada yang berkekurangan (Anonim, 1998). Unit Rekam

Medik RSPR Yogyakarta melaporkan selama tahun 2005 terdapat 568 pasien DM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

4

yang menjalani rawat inap dengan berbagai komplikasi. Dari 568 pasien DM

tersebut terdapat 38 pasien ulkus DM dengan jumlah kasus sebesar 42 kasus.

B. Rumusan Masalah

1. Seperti apakah profil pasien ulkus DM yang meliputi kelompok umur, jenis

kelamin, komplikasi, dan penyakit penyerta?

2. Seperti apakah profil pengobatan yang digunakan pasien ulkus DM meliputi

kelas terapi obat, golongan obat, dan jenis obat?

3. Apakah antibiotika yang digunakan pasien ulkus DM sudah rasional atau

terdapat Drug Related Problems (DRP) meliputi perlu terapi obat tambahan

(need for additional drug therapy), terapi obat tanpa indikasi (unnecessary

drug therapy), salah obat (wrong drug), dosis terlalu rendah (dosage too low),

reaksi obat yang merugikan (adverse drug reaction), dosis terlalu tinggi

(dosage too high), dan ketidaktaatan pasien menggunakan obat

(uncompliance)?

4. Seperti apakah outcome (dampak) terapinya meliputi lama tinggal di rumah

sakit (length of stay), pasien keluar dari rumah sakit sudah sembuh, pulang

paksa (atas permintaan sendiri), rawat jalan, semakin parah, atau meninggal?

C. Keaslian Penelitian

Damayanti (2000) telah melakukan penelitian dengan judul “Gambaran

Penggunaan Obat pada Penderita Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Agustus-Desember tahun 1998”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

5

yang meneliti jenis DM, komplikasi penyakit DM, rata-rata jumlah obat, golongan

obat, dan cara pemberian obat. Penelitian yang lain berjudul “Gambaran

Peresepan Obat pada Pasien DM Tipe 2 di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2001-2002” oleh Triastuti (2004) yang meneliti

kasus DM tipe 2 (bukan keseluruhan kasus DM di rumah sakit) serta

mengikutsertakan seluruh obat yang ada dalam peresepan.

Penelitian sejenis juga telah dilakukan oleh Hardiknastuti (2006) dengan

judul “Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Hiperglikemia dan Hipoglikemia pada

Pasien DM di Instalasi Rawat Inap RSPR Yogyakarta Tahun 2005”. Penelitian

yang lain berjudul “Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Mellitus

dengan Komplikasi Dislipidemia di Instalasi Rawat Inap RSPR Yogyakarta

Tahun 2005” oleh Priyani (2006). Penelitian yang telah dilakukan oleh

Retnari (2006) juga mengevaluasi terapi pasien DM berjudul “Evaluasi

Penatalaksanaan Terapi Komplikasi Nefropati pada Kasus Diabetes Mellitus di

Instalasi Rawat Inap RSPR Yogyakarta Periode 2005”.

Sejauh penelusuran pustaka yang telah dilakukan, penelitian evaluasi

penggunaan antibiotika pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap RSPR

Yogyakarta periode 2005 belum pernah dilakukan. Perbedaan penelitian ini

dengan sebelumnya penelitian ini mengevaluasi penggunaan antibiotika dan

mengidentifikasi Drug Related Problems (DRP) yang terjadi terkait dengan

penggunaan antibiotika. Subyek penelitian ini adalah pasien ulkus DM bukan

pasien DM secara umum atau pasien DM dengan komplikasi yang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

6

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber informasi

mengenai evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien ulkus DM di instalasi

rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi menuju

penggunaan antibiotika yang rasional pada pasien ulkus DM di RSPR Yogyakarta

dan sebagai dasar dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan khususnya bagi

pasien DM di rumah sakit tersebut.

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan umum yang ingin dicapai dari penelitian ini untuk mengevaluasi

penggunaan antibiotika pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap RSPR

Yogyakarta periode 2005.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui profil pasien ulkus DM yang meliputi kelompok umur, jenis

kelamin, komplikasi, dan penyakit penyerta.

b. Mengetahui profil pengobatan yang digunakan pasien ulkus DM meliputi kelas

terapi obat, golongan obat, dan jenis obat.

c. Mengetahui antibiotika yang digunakan pasien ulkus DM sudah rasional atau

terdapat Drug Related Problems (DRP) meliputi perlu terapi obat tambahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

7

(need for additional drug therapy), terapi obat tanpa indikasi (unnecessary

drug therapy), salah obat (wrong drug), dosis terlalu rendah (dosage too low),

reaksi obat yang merugikan (adverse drug reaction), dosis terlalu tinggi

(dosage too high), dan ketidaktaatan pasien menggunakan obat

(uncompliance).

d. Mengetahui outcome (dampak) terapinya meliputi lama tinggal di rumah sakit

(length of stay), pasien keluar dari rumah sakit sudah sembuh, pulang paksa

(atas permintaan sendiri), rawat jalan, semakin parah, atau meninggal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

8

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Diabetes Mellitus

1. Definisi dan tujuan terapi

Diabetes mellitus adalah penyakit metabolik dengan karakteristik

terhambatnya aksi insulin, sekresi insulin yang tidak mencukupi, atau keduanya.

Manifestasi klinik penyakit ini adalah hiperglikemia. Diabetes mellitus

dihubungkan dengan ketidaknormalan metabolisme karbohidrat, lemak, dan

protein. Tujuan terapi DM adalah mengurangi gejala hiperglikemia, mengurangi

muncul dan berkembangnya komplikasi seperti retinopati, nefropati, dan

neuropati, terapi intensif kardiovaskular sebagai faktor risiko, dan memperbaiki

kuantitas dan kualitas hidup pasien (Triplitt, Reasner, & Isley, 2005).

2. Penggolongan DM

Pasien DM digolongkan ke dalam 1 dari 2 kategori besar yaitu DM tipe 1

disebabkan kekurangan insulin secara absolut yaitu sel beta pankreas tidak

mampu memproduksi insulin sama sekali atau DM tipe 2 yang disebabkan oleh

sekresi insulin yang tidak mencukupi. Diabetes mellitus yang timbul pada wanita

selama kehamilan disebut gestational diabetes. Tipe DM yang lain disebabkan

oleh infeksi, endokrinopati, dan rusaknya kelenjar pankreas (Triplitt, et al., 2005).

3. Diagnosis DM

Diagnosis diabetes dibuat menjadi 3 standar yaitu kadar glukosa darah

puasa lebih besar atau sama dengan 126 mg/dl, nilai dari 75 g tes toleransi

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

9

glukosa oral setelah 2 jam lebih besar atau sama dengan 200 mg/dl, atau kadar

glukosa darah sewaktu lebih besar atau sama dengan 200 mg/dl disertai

gejala-gejala diabetes yaitu poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat

badan (Triplitt, et al., 2005). Keluhan lain yang juga dirasakan pasien untuk

penegakan diagnosis klinis DM antara lain kesemutan, gatal-gatal, dan mata kabur

(Misnadiarly, 2001).

Sindrom prediabetes terjadi apabila pasien kehilangan kemampuan

mengatur insulin secara efektif. Sindrom prediabetes juga dapat diketahui apabila

terdapat gejala-gejala seperti peningkatan berat badan, tekanan darah, dan

kolesterol darah yang tinggi. Kontrol diabetes sehingga mencapai kadar glukosa

darah stabil penting untuk menghindari komplikasi-komplikasi buruk dan proses-

proses akhir diabetes seperti penyakit jantung koroner, obesitas, atau penyakit

ginjal yang memerlukan dialisis atau cuci darah. Beberapa klinik menggunakan

kadar glukosa darah puasa 90 mg/dl atau lebih dari 5,0 mmol/l sebagai penanda

risiko terjadinya penyakit jantung koroner (Anonim, 2005a). Faktor genetik,

terutama orang yang mempunyai riwayat keluarga DM, membuat seseorang lebih

mudah menderita DM tipe 2. Sebagian besar DM terjadi pada usia pertengahan

sampai 50 tahunan apabila tidak melakukan gaya hidup sehat (Anonim, 2005a).

4. Perawatan pasien DM

Perawatan utama diabetes dimaksudkan untuk mencapai kadar glukosa

darah normal dan stabil. Hal ini dapat dicapai apabila pasien membatasi segala

makanan yang digoreng, buah-buahan, kentang, dan terutama hasil olahan

gandum misalnya roti karena kandungan karbohidratnya tinggi sehingga dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

10

meningkatkan kadar glukosa darah (Anonim, 2005a). Pasien sebaiknya makan

dengan porsi sedikit tetapi sering, mengkonsumsi daging yang aman seperti ikan

dan ayam, mengkonsumsi sayuran-sayuran seperti brokoli, asparagus, dan rutin

melakukan olahraga. Faktanya, 9 dari 10 kasus diabetes tipe 2 dapat dicegah jika

seseorang mengkonsumsi makanan yang sehat, melakukan olahraga secara rutin,

berhenti merokok, dan melakukan pola hidup sehat yang lain (Anonim, 2005a).

Terapi medis tidak tepat jika hanya ditujukan untuk mengontrol glukosa

darah. Obat-obatan yang digunakan diharapkan dapat mencegah krisis diabetes

yang disebabkan oleh kadar glukosa darah yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Proses penyakit mendasar, yang diakibatkan oleh tingginya kadar glukosa darah

yang tersimpan di dalam tubuh pasien, seringkali diabaikan oleh para tenaga

kesehatan. Apabila seorang penderita diabetes terlambat untuk memeriksakan dan

merawat kondisinya maka sesegera mungkin orang tersebut dapat mengalami

ulkus. Oleh karena itu, kontrol glukosa darah dan perawatan yang baik perlu

dilakukan oleh penderita DM (Anonim, 2005a).

B. Ulkus

1. Definisi dan epidemiologi

Ulkus DM adalah adanya tukak, borok atau kerusakan jaringan dalam

berhubungan dengan kelainan saraf dan pembuluh darah yang diakibatkan oleh

DM pada tungkai bawah pasien DM. Masalah yang timbul pada kaki penderita

diabetes ini diakibatkan oleh gangguan atau kerusakan pada saraf, gangguan atau

kerusakan pada pembuluh darah, dan infeksi (Thoha, 2006). Ulkus DM banyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

11

terjadi di telapak kaki kira-kira 15% pasien DM (Anonim, 2006b). Ulkus atau foot

ulcer ini merupakan kerusakan atau perubahan yang terjadi di kulit. Jika hal ini

terjadi, bakteri mudah masuk melalui kaki kemudian akan tumbuh, menyebar, dan

dapat menyebabkan infeksi. Semakin lama ulkus tetap terbuka dan tidak dirawat

maka semakin besar risiko terkena infeksi (Kalla, 2006). Patogenesis ulkus DM

disajikan dalam bagan berikut.

Pasien DM ↓

Hiperglikemia ↓

Abnormalitas trombosit (reaktivitas bertambah) ↓

Tingginya agregasi sel darah merah ↓

Sirkulasi darah menjadi lambat terutama pada tungkai bawah (kaki) ↓

Mempermudah terbentuknya trombus pada dinding arteri ↓

Gangguan sirkulasi darah ↓

Mengurangi pasokan oksigen pada serabut saraf ↓

Degenerasi serabut saraf ↓

Neuropati ↓

Jika ada luka sekecil apapun dapat timbul ulkus ↓

Dapat berkembang menjadi nekrosis atau ganggren ↓

Jika sulit diatasi diperlukan tindakan amputasi

Gambar 1. Bagan patogenesis ulkus DM (Misnadiarly, 2001)

Lima puluh persen kasus ulkus atau ganggren diabetes akan mengalami

infeksi akibat adanya lingkungan gula darah yang subur untuk berkembangnya

bakteri patogen. Bakteri–bakteri yang akan tumbuh subur terutama bakteri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

12

anaerob karena organ yang terinfeksi kekurangan pasokan oksigen akibat

berkurangnya aliran darah. Bakteri anaerob mempunyai peran sangat besar untuk

menimbulkan infeksi dan ganggren karena bekerja secara sinergis dalam

pembentukan gas kemudian menjadi gas ganggren (Misnadiarly, 2001).

Ulkus disebabkan oleh tekanan berlebihan di kulit atau gesekan antara

kulit dengan benda-benda seperti saat memakai sepatu yang sempit karena

ukurannya terlalu kecil, berjalan tanpa menggunakan alas kaki, atau menapak

sesuatu yang tajam. Tanda awal ulkus adalah melepuh (Kalla, 2006). Kombinasi

berbagai faktor seperti hilangnya rasa di kaki karena sirkulasi darah yang tidak

baik, kelainan bentuk pada kaki, adanya gangguan pada kulit seperti gesekan atau

tekanan, dan luka berat yang terjadi pada penderita DM juga dapat menimbulkan

ulkus (Anonim, 2006b). Pasien diabetes yang sebelumnya mempunyai riwayat

ulkus atau amputasi mempunyai peningkatan risiko terjadinya ulkus lebih lanjut,

infeksi, dan amputasi berikutnya. Perubahan kondisi kaki seperti terjadinya ulkus,

kelainan bentuk, atau amputasi menyebabkan ketidaknormalan tekanan pada kaki

dan dapat mengakibatkan timbulnya ulkus baru (Armstrong & Lavery, 1998).

Kira-kira 80% ulkus terjadi di kaki yang kehilangan rasa atau sensasi.

Ulkus ini timbul seperti lubang-lubang yang dangkal atau lubang-lubang dengan

warna, ukuran, dan kedalaman yang berbeda-beda. Keadaan luka ini sangat sulit

untuk disembuhkan sehingga dapat dilakukan amputasi. Luka ini mungkin juga

terasa sakit yang luar biasa dan pada beberapa kasus dapat menimbulkan bau yang

tidak enak. Istilah medisnya adalah ganggren (Anonim, 2005a). Luka yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

13

terkadang berbau ini mengakibatkan pasien yang menderita ulkus enggan bergaul

karena takut mengganggu orang-orang di sekelilingnya (Kalla, 2006).

Faktor pendukung terjadinya ganggren, 95% dari seluruh kasus ganggren,

adalah atheroskeloris yang sebagian besar terjadi karena penyakit pembuluh darah

perifer dan penyakit penyumbatan arteri atau trombus pada alat gerak bawah

(Anonim, 2005b). Penyakit pembuluh darah perifer, yang terjadi pada 50% pasien

diabetes, menyebabkan penyempitan arteri yang memasok darah ke kaki. Keadaan

ini berangsur-angsur dapat mengakibatkan terbentuknya lapisan lemak pada

dinding pembuluh darah yang disebut atherosklerosis. Timbunan lemak ini akan

menyumbat jaringan–jaringan dan pembuluh-pembuluh darah kecil yang dekat

dengan perifer pada sistem sirkulasi sehingga aliran darah ke kaki dan telapak

kaki akan terganggu. Kondisi ini akan memperparah ulkus dan dapat

mengakibatkan ganggren (Anonim, 2005a).

Gambar 2. Timbunan lemak pada dinding pembuluh darah kaki (Anonim, 2005a)

Ganggren disebabkan oleh pengurangan secara berangsur-angsur pasokan

darah ke jaringan-jaringan dan hal ini terbatas untuk alat gerak terutama kaki dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

14

jari-jari kaki (Anonim, 2005b). Pada tahap awal, ganggren menyebabkan beberapa

jari kaki tumpul dan terasa sakit. Daerah sekitar yang terpengaruh terasa sakit

sekali jika disentuh atau ditekan kemudian menjadi dingin, kering, dan berkerut.

Tahap selanjutnya kulit secara berangsur-angsur berubah warna menjadi coklat

tua lalu biru keungu-unguan gelap kemudian hitam sama sekali akibat

pembentukan besi sulfida dari hemoglobin yang membusuk (Anonim, 2005b).

Kaki pasien DM yang mengalami ganggren disajikan dalam gambar berikut.

Gambar 3. Kaki pasien DM yang mengalami ganggren (Anonim, 2005b)

Diabetes menjadi penyebab utama amputasi alat gerak bawah. Kira-kira

14-24% pasien ulkus DM telah diamputasi (Anonim, 2006b). Risiko amputasi alat

gerak bawah 15-46 kali lebih tinggi pada pasien DM. Deteksi dini dan perawatan

ulkus yang tepat mencegah amputasi sampai 85% (Armstrong & Lavery, 1998).

Banyak penderita diabetes mempunyai penyakit arteri yang mengurangi aliran

darah ke kaki dan penyakit saraf yang mengurangi sensasi pada kaki. Kedua hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

15

tersebut mempermudah ulkus dan infeksi yang dapat mengakibatkan amputasi.

Kebanyakan amputasi dicegah dengan perawatan teratur dan menggunakan alas

kaki sesuai untuk mengurangi gesekan dan tekanan pada kaki (Anonim, 2006c).

Masalah pada kaki kebanyakan terjadi apabila terdapat kerusakan saraf

yang mengakibatkan hilangnya rasa pada kaki. Kerusakan saraf mengakibatkan

rasa sakit, panas, dan dingin pada luka menjadi tidak terasa. Hilangnya rasa pada

kaki kadang-kadang juga mengakibatkan seseorang tidak mengetahui adanya

luka. Luka lama-kelamaan melepuh dan seseorang tetap tidak akan merasakan.

Kemungkinan luka terus terbuka dan akhirnya terinfeksi (Anonim, 2006c). Infeksi

yang menjalar sampai ke tulang dapat mengakibatkan amputasi. Gambar amputasi

alat gerak bawah pada pasien ulkus DM disajikan dalam gambar berikut.

Gambar 4. Amputasi alat gerak bawah pasien ulkus DM (Anonim, 2005b)

2. Infeksi ulkus DM

Perawatan ulkus sesegera mungkin sangat penting karena semakin lama

ulkus terbuka kemungkinan terjadinya infeksi semakin besar. Ulkus terinfeksi jika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

16

bakteri masuk kaki melalui kulit yang luka. Bakteri tersebut akan tumbuh dan

menyebar di dalam darah dan mengakibatkan infeksi. Pada kasus-kasus berat

infeksi dapat menjalar sampai kaki bagian atas bukan hanya telapak kaki.

Tanda-tanda ulkus terinfeksi meliputi merah, bengkak, luka semakin mengering,

peningkatan gula darah secara tiba-tiba, demam, dan kelelahan. Rasa sakit

mungkin tidak terasa oleh karena neuropati (Kalla, 2006). Ulkus semakin cepat

sembuh apabila tidak terinfeksi (Anonim, 2006b). Ulkus pasien DM yang

terinfeksi disajikan dalam gambar berikut.

Gambar 5. Ulkus terinfeksi (Anonim, 2005b)

3. Faktor risiko amputasi alat gerak bawah

Ulkus disebabkan oleh berbagai faktor dan dapat mengakibatkan amputasi.

Beberapa faktor risiko amputasi alat gerak bawah pada ulkus DM dirinci sebagai

berikut.

a. Neuropati perifer mengakibatkan hilangnya rasa pada kaki dan juga

mengakibatkan berkurangnya keringat sehingga kulit kering dan retak–retak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

17

b. Ketidakcukupan aliran darah arteri.

c. Kelainan bentuk kaki dan pembentukan kalus pada daerah yang sering

mendapatkan tekanan.

d. Kegemukan yang mengakibatkan terbatasnya gerakan.

e. Tidak baiknya kontrol glukosa darah yang mengganggu penyembuhan luka.

f. Alas kaki yang tidak baik mengakibatkan kerusakan kulit karena tidak dapat

melindungi kulit dari tekanan dan gesekan.

g. Riwayat ulkus atau amputasi alat gerak bawah (Armstrong & Lavery, 1998).

4. Penatalaksanaan ulkus DM

Outcome atau dampak terapi yang diharapkan adalah sembuh. Semakin

cepat sembuh memperkecil kemungkinan terjadinya infeksi. Ulkus pada pasien

diabetes harus dirawat. Tujuan perawatan ulkus DM yaitu mengurangi risiko

infeksi dan amputasi, memperbaiki fungsi dan kualitas hidup pasien, dan

mengurangi biaya perawatan kesehatan (Anonim, 2006b).

Sasaran terapi ulkus DM adalah kuman penginfeksi. Infeksi biasanya

disebabkan oleh Staphylococcus aureus, bakteri Gram–negatif aerob seperti

Enterobacter sp., Escherichia coli, Klebsiella sp., Proteus mirabilis,

Pseudomonas aeruginosa, dan bakteri anaerob seperti Peptostreptococcus

(Guglielmo, 2001). Kuman penginfeksi dan antibiotika yang sensitif terhadap

kuman penginfeksi tersebut dapat diketahui dengan kultur dan sensitivitas tes.

Strategi terapi dapat dilakukan secara nonfarmakologis dan farmakologis.

Terapi nonfarmakologis dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

18

a. Periksa kondisi telapak kaki dengan mencari perubahan apapun dan atau

kerusakan kulit seperti merah, bengkak, keretakan kulit, luka-luka, perdarahan,

gatal, atau mati rasa. Perubahan apapun di telapak kaki menjadi tahap awal

yang kemungkinan besar dapat menjadi berat.

b. Jaga telapak kaki selalu bersih. Cuci dengan sabun dan air hangat setiap hari

untuk menjaga kebersihan telapak kaki. Jangan merendam telapak kaki terlalu

lama. Pastikan air yang digunakan untuk membasuh telapak kaki tidak panas

tetapi hangat. Caranya yaitu dengan mengecek menggunakan siku tetapi

jangan menggunakan tangan dan telapak kaki karena perbedaan temperaturnya

tidak dapat dirasakan dengan tepat.

c. Berikan perlakuan yang halus pada kulit. Sepertiga dari seluruh penderita DM

menderita kekeringan kulit pada telapak kaki. Perlu diberikan pelembab setiap

hari pada telapak kaki untuk mencegah kekeringan dan pecah-pecah kulit

karena kerusakan kulit dapat menjadi masalah serius. Jika sangat kering maka

berikan perawatan yang lebih khusus pada kulit.

d. Hindari panas. Jangan menggunakan alas pemanas atau botol yang berisi air

panas pada kaki atau telapak kaki untuk alasan apapun.

e. Selalu mengenakan pakaian longgar. Jika terdapat masalah sirkulasi darah

maka hindari menyilangkan kedua kaki dan jangan gunakan kaos kaki yang

terlalu kencang atau pakaian yang dapat membatasi aliran darah menuju

telapak kaki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

19

f. Dengarkan saran ahli kesehatan. Pastikan selalu konsultasi dengan ahli

kesehatan dan jangan melakukan pengobatan apapun pada telapak kaki

sebelum konsultasi dengan ahli kesehatan yang berkompeten.

g. Hati-hati dengan alat-alat tajam. Jangan memotong sendiri kalus-kalus pada

telapak kaki tanpa pertolongan petugas kesehatan karena dapat memicu

infeksi. Terjadinya infeksi harus dihindari pada pasien DM karena dapat

mengakibatkan komplikasi yang semakin berat.

h. Pelihara berat badan yang sesuai. Jika perlu kurangi berat badan. Hal ini tidak

hanya mengontrol diabetes tetapi juga mengurangi tekanan pada telapak kaki.

i. Jaga kondisi telapak kaki. Jangan berjalan tanpa menggunakan alas kaki.

Sebelum menggunakan sepatu, periksa dan pastikan tidak ada kerikil atau

permukaan kasar di dalam sepatu. Pastikan kaos kaki yang akan digunakan

tidak ada lipatan kasar atau daerah yang ditambal. Segala sesuatunya harus

benar-benar pas dan nyaman (Kalla, 2006).

Terapi farmakologis dilakukan dengan pemberian antibiotika dan tindakan

pembedahan luka atau amputasi. Antibiotika dan pembedahan penting untuk ulkus

terinfeksi. Perawatan pasien rawat jalan dilakukan dengan merawat dan

membersihkan luka, kultur kuman, dan pemberian antibiotika oral kemudian

dievaluasi dalam tiga sampai lima hari. Perawatan pasien rawat inap dilakukan

dengan pembedahan, kultur darah dan luka selanjutnya pemberian antibiotika

empirik sebagai permulaan (Lipsky, et al., 2004). Pengobatan ulkus dimulai

dengan mengenal dan menghilangkan penyebab (Kalla, 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

20

Faktor-faktor penting perawatan ulkus DM adalah mencegah infeksi,

menghindari tekanan pada ulkus, membersihkan jaringan dan kulit mati atau

debridemen, melakukan pengobatan atau pembalutan luka, dan mengatur kadar

glukosa darah agar tidak terlalu tinggi (Anonim, 2006b). Perawatan dan

pembalutan luka juga penting untuk mencegah infeksi. Jenis-jenis perawatan dan

pembalutan tergantung tingkat keparahan ulkus. Sebagian besar ulkus keadaannya

semakin baik dengan pengurangan tekanan dan pembalutan luka (Kalla, 2006).

Debridemen merupakan tahap awal evaluasi ulkus. Debridemen

menghilangkan semua jaringan nekrosis dan kalus yang ada di sekeliling ulkus

sampai dinyatakan sehat dan tidak terjadi perdarahan lagi di tepi luka. Sesudah

debridemen sebaiknya ulkus diperiksa untuk menentukan keterlibatan

struktur-struktur mendasar seperti tendon, tulang atau tulang sendi. Keterlibatan

struktur-struktur mendasar, ada tidaknya iskhemia dan infeksi harus ditentukan

sebelum dilakukan penggolongan kondisi klinis pasien yang tepat untuk membuat

rencana perawatan yang akan dilaksanakan (Armstrong & Lavery, 1998).

Tanpa memperhatikan perawatan, terdapat beberapa ulkus yang tidak

dapat sembuh. Ulkus diabetes seringkali lambat sembuh. Salah satu penyebabnya

adalah protein-protein yang menyembuhkan luka atau faktor-faktor pertumbuhan

rusak. Faktor-faktor pertumbuhan ini adalah protein-protein yang memegang

peranan penting dalam proses penyembuhan luka. Tidak berfungsinya faktor-

faktor pertumbuhan menyebabkan ulkus tidak dapat sembuh (Kalla, 2006).

Obat pilihan infeksi ulkus DM adalah seftriakson yaitu obat golongan

sefalosporin generasi ketiga. Mekanisme aksinya menghambat sintesis dinding sel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

21

bakteri. Indikasi antibiotika ini untuk infeksi kulit, struktur kulit, bakteri Gram

positif, Gram negatif, infeksi tulang, dan tulang sendi (Lacy, Armstrong,

Goldman, dan Lance, 2003). Dosis dan aturan pakai pasien dewasa diberikan

secara injeksi intramuskuler dalam, bolus intravena atau infus 1 g/hari dalam dosis

tunggal. Pada infeksi berat diberikan 2–4 g/hari dosis tunggal. Dosis lebih dari 1 g

harus diberikan pada dua tempat atau lebih. Untuk profilaksis bedah diberikan 1 g

dosis tunggal (Anonim, 2000). Efek samping yang mungkin timbul adalah diare

dan kolitis pada penggunaan dosis tinggi (Anonim, 2000). Selain itu, dapat juga

mengakibatkan gangguan darah seperti eosinofilia, trombositosis, dan leukopenia

(Lacy, et al., 2003). Kontraindikasi adalah pasien yang hipersensitif terhadap

sefalosporin dan antibiotika beta laktam lainnya. Interaksi obatnya yaitu dengan

aminoglikosida menghasilkan aktivitas antibakteri yang sinergis namun

meningkatkan potensi nefrotoksik. Seftriakson dengan probenesid dosis tinggi

dapat mengurangi klirens. Tindakan pencegahan atau peringatannya yaitu kurangi

dosis pada pasien dengan kerusakan ginjal berat, memperpanjang penggunaan

pada superinfeksi, gunakan dengan hati–hati pada pasien yang mempunyai

riwayat alergi penisilin, dan dapat menyebabkan kolitis (Lacy, et al., 2003).

Infeksi pada penderita DM adalah multibakteri yaitu disebabkan oleh

bakteri Gram negatif, Gram positif, bakteri anaerob, stafilokokus, dan

streptokokus. Bakteri–bakteri penyebab infeksi tersebut dapat membentuk toksin

yang dapat menyebabkan trombus pada arteri jari kaki sehingga memperparah

ulkus DM. Penanganan infeksi dapat dilakukan dengan memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

22

siprofloksasin yaitu obat golongan kuinolon. Terapi ini cukup berhasil

(Misnadiarly, 2001).

Terdapat beberapa obat selain antibiotika yang perlu diberikan pada pasien

ulkus DM. Beberapa obat lain yang biasa digunakan oleh pasien untuk

mempercepat penyembuhan ulkus DM antara lain insulin, neurotropik, kompres

luka, obat antitrombosit (cilostazol atau pletaal), neurontin, dan oksoferin solution

untuk terapi lokal (Misnadiarly, 2001).

C. Antibiotika

1. Definisi

Antibiotika adalah obat yang membunuh atau menghambat pertumbuhan

bakteri dan merupakan salah satu antimikroba selain obat antivirus, antijamur, dan

antiparasit. Antibiotika relatif tidak berbahaya bagi manusia dan digunakan untuk

mengobati infeksi. Semula antibiotika hanya berasal dari organisme hidup tetapi

sekarang terdapat antimikroba sintesis. Beberapa antibiotika berasal dari jamur

misalnya golongan penisilin. Antibiotika umumnya molekul–molekul kecil

dengan berat molekul kurang dari 2000 (Anonim, 2006a).

2. Terapi antibiotika

Antibiotika umumnya diresepkan untuk lima sampai tujuh hari. Secara

umum terapi dihentikan tiga hari setelah gejala-gejala infeksi hilang. Pemantauan

dini tiga hari setelah permulaan terapi penting untuk menentukan tepat atau

tidaknya pemberian antibiotika. Jika pemberian antibiotika tepat maka pengobatan

dilanjutkan seperti semula. Namun jika belum tepat dapat dilakukan peningkatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

23

atau penurunan pengobatan antibiotika. Peningkatan pengobatan dilakukan

dengan beralih dari pengobatan oral ke parenteral, menaikkan dosis, atau beralih

ke antibiotika dengan spektrum yang lebih luas. Penurunan pengobatan dilakukan

dengan beralih dari pengobatan parenteral ke oral, menurunkan dosis, atau beralih

ke antibiotika dengan spektrum yang lebih sempit dan spesifik. Pengobatan

antibiotika dihentikan apabila infeksi sembuh yaitu tujuan pengobatan telah

dicapai atau bila diagnosisnya berubah (Juwono & Prayitno, 2003).

Kombinasi antibiotika dapat digunakan pada berbagai keadaan seperti

pengobatan permulaan pada pasien dengan infeksi berat, infeksi polimikroba,

mencegah resistensi mikroorganisme, mengurangi toksisitas yang berkaitan

dengan dosis, dan untuk mendapatkan efek sinergistik. Antibiotika yang dipilih

harus berdasarkan pola kepekaan kuman, pengalaman klinis, tempat aksi,

toksisitas, dan harga. Akibat merugikan yang mungkin timbul perlu diperhatikan

pada terapi kombinasi seperti antagonisme, meningkatnya efek samping,

superinfeksi, dan kenaikan biaya (Juwono & Prayitno, 2003).

Keberhasilan terapi antibiotika dilihat dari kondisi klinis pasien dan hasil

uji laboratorium. Kondisi klinis pasien ditandai dengan menurunnya suhu badan,

berkurangnya nyeri, berkurangnya warna merah, berkurangnya pembengkakan

pada tempat infeksi, sputum menjadi jernih, dan air kemih menjadi tidak keruh

atau tidak bau (Juwono & Prayitno, 2003). Hasil uji hematologi menunjukkan

jumlah leukosit dan laju endap darah (LED) menurun. C reactive protein menurun

terlihat dari hasil uji biokimia. Hasil uji mikroskopis tidak tampak kuman pada

pus. Tidak ada pertumbuhan kuman pada biakan dan hasil uji X-ray dinyatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

24

membaik (Juwono & Prayitno, 2003). Sebab-sebab kegagalan terapi antibiotika

adalah mikroorganisme penyebab infeksi resisten terhadap antibiotika yang

digunakan, salah diagnosis, pemilihan antibiotika benar tetapi dosis atau rute

pemberiannya salah, antibiotika tidak dapat mencapai tempat infeksi, adanya

timbunan pus yang harus dikeluarkan dengan pembedahan, adanya benda asing

atau jaringan nekrotik yang harus disingkirkan, adanya infeksi sekunder, demam

yang diakibatkan oleh penggunaan antibiotika, dan pasien tidak mematuhi

pengobatan (Juwono & Prayitno, 2003).

3. Antibiotika ulkus DM

Pemberian antibiotika untuk penanganan infeksi agar lebih tepat dan

efisien sebaiknya berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologi yang lengkap dan

ditunjang dengan suatu penelitian terkait dengan obat–obatan vaskular

(Misnadiarly, 2001). Antibiotika empirik biasanya diberikan sebagai permulaan

terapi sambil menunggu hasil kultur dan sensitivitas tes. Terapi empirik juga

diberikan apabila kultur dan sensitivitas tes tidak dilakukan. Penggolongan tingkat

keparahan ulkus DM secara klinis berdasarkan diagnosis and treatment of

diabetic foot infections disajikan dalam tabel berikut.

Tabel I. Pembagian tingkat keparahan ulkus DM secara klinis

Tingkat keparahan Keterangan Tidak terinfeksi Tidak ada tanda-tanda peradangan.

Ringan Terjadi nanah, kemerahan, sakit, nyeri, dan panas atau hangat. Cellulitis ≤ 2 cm di luar ulkus.

Sedang Cellulitis > 2 cm, abses yang dalam, ganggren, melibatkan otot, tulang, atau tulang sendi.

Berat

Terjadi toksisitas sistemik atau ketidakstabilan metabolisme, demam, kekacauan atau kebingungan, takikardi, dan

hiperglikemia. (Lipsky, et al., 2004)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

25

Terapi empirik berdasarkan kondisi klinis dan hasil laboratorium pasien

yaitu lekosit, limfosit, monosit, dan neutropil nilainya melebihi normal. Terapi

absolut diberikan berdasarkan kultur dan sensitivitas tes.

Tabel II. Standar terapi antibiotika empirik pada pasien ulkus DM

No. Kondisi klinis Pilihan antibiotika empirik

1.

Ringan Oral: doksisiklin / klindamisin /sefaleksin /

trimetoprim–sulfametoksasol (TMP–SMX) / amoksisilin / amoksisilin–asam klavulanat / levofloksasin

Oral atau parenteral: TMP–SMX / ampisilin–sulbaktam / levofloksasin

2.

Sedang Parenteral: sefoksitin / seftriakson / sefuroksim / sefuroksim + metronidazol / tikarsilin / tikarsilin–asam klavulanat /

piperasilin / piperasilin–tazobactam

3.

Berat Parenteral: piperasilin–tazobactam /

levofloksasin + klindamisin / siprofloksasin + klindamisin / imipenem / vankomisin / seftazidim / vankomisin + metronidazol /

seftazidim + metronidazol (Lipsky, et al., 2004)

Tabel III. Standar terapi antibiotika berdasarkan kuman penginfeksi

Mikroorganisme Antibiotika pilihan pertama Antibiotika pilihan lain cefazolin

vankomisin klindamisin

Staphylococcus

aureus

nafcillin

trimetoprim – sulfametoksasol kuinolon

imipenem

Enterobacter

trimetoprim – sulfametoksasol gentamisin

sefalosporin generasi satu atau dua Escherichia coli sefalosporin generasi ketiga gentamisin

sefalosporin generasi satu atau dua gentamisin

Klebsiella sp.

sefalosporin generasi ketiga

trimetoprim – sulfametoksasol sefalosporin generasi satu Proteus mirabilis ampisilin

trimetoprim – sulfametoksasol penisilin antipseudomonas kuinolon

penisilin antipseudomonas + aminoglikosida

kuinolon + aminoglikosida

penisilin antipseudomonas + kuinolon

imipenem

seftazidim imipenem + aminoglikosida seftazidim + aminoglikosida

Pseudomonas aeruginosa

seftazidim + kuinolon

klindamisin Peptostreptococcus penisilin sefalosporin

(Guglielmo, 2001)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

26

D. Drug Related Problems (DRP)

1. Pengertian dan penggolongan DRP

Drug Related Problems adalah kejadian tidak diinginkan yang dialami

pasien selama terapi obat dan mengganggu outcome yang diharapkan. Drug

Related Problems sering terjadi pada penggunaan obat dalam praktek klinis.

Permasalahan penggunaan obat ini dapat mengakibatkan terapi menjadi tidak

rasional dan sering menimbulkan permasalahan bagi pasien. Farmasis seharusnya

dapat mengenali, mencegah, dan mengatasi tujuh macam DRP yang dapat terjadi

pada pasien-pasien tersebut (Cipolle, Strand, & Morley, 1998).

Drug Related Problems digolongkan menjadi tujuh kategori.

Penggolongan ini penting untuk mengenali masalah-masalah terapi obat dan

untuk memberikan penilaian secara umum mengenai permasalahan-permasalahan

terapi obat yang terjadi. Tujuh kategori Drug Related Problems adalah:

a. pasien memerlukan obat baru atau terapi obat tambahan,

b. pasien memperoleh terapi obat tanpa indikasi untuk kondisi saat ini,

c. pasien memperoleh obat yang salah,

d. pasien memperoleh dosis obat terlalu kecil dari dosis yang sebenarnya,

e. pasien mengalami kondisi kesehatan diakibatkan reaksi obat yang merugikan,

f. pasien memperoleh dosis obat terlalu besar dari dosis yang sebenarnya,

g. pasien tidak menggunakan obat secara tepat (Cipolle, Strand, & Morley, 1998).

2. Penyebab-penyebab DRP

Drug Related Problems timbul akibat permasalahan penggunaan obat.

Uraian kasus–kasus DRP dalam praktek klinis disajikan dalam tabel IV berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

27

Tabel IV. Drug Related Problems (DRP)

Drug Related Problem Penyebab-penyebab Drug Related Problems Pasien memerlukan permulaan terapi obat baru

Pasien memerlukan kelanjutan terapi obat Pasien memerlukan terapi obat kombinasi

Perlu terapi obat tambahan

(need for additional drug therapy) Pasien memerlukan terapi obat profilaksis

Pasien memperoleh obat indikasinya tidak sesuai Pasien terkena racun obat atau bahan kimia tertentu Penyalahgunaan obat, pemakaian alkohol, merokok Kondisi akan lebih baik dengan terapi bukan obat

Terapi obat tanpa indikasi (unnecessary drug therapy)

Dari banyak obat hanya satu yang indikasinya tepat Obat tidak efektif dan pasien alergi obat tersebut Obat bukan yang paling efektif merawat indikasi Pasien adalah faktor risiko kontraindikasi obat

Obat efektif tetapi bukan paling murah dan aman Pasien infeksi tetapi organisme resisten terhadap obat

Pasien sukar disembuhkan dengan terapi obat ini

Salah obat (wrong drug)

Pemberian kombinasi obat yang tidak berguna

Dosis terlalu rendah menghasilkan respon diinginkan Kadar obat dalam darah di bawah range terapeutik Antibiotika sebelum operasi diberikan terlalu awal Perubahan formulasi, rute, atau dosis tidak cukup

Dosis terlalu rendah (dosage too low)

Interval dan dosis pemberian yang tidak cukup Pasien memberikan reaksi alergi terhadap pengobatan Pasien pernah mengalami reaksi idiosinkrasi dari obat Bioavailabilitas berubah karena makanan / obat lain

Efek obat berubah karena induksi atau inhibisi enzim Efek obat berubah karena adanya zat makanan

Efek obat berubah karena pindah dari tempat ikatan

Reaksi obat yang merugikan (adverse drug reaction)

Obat mengganggu hasil tes laboratorium pasien

Dosis terlalu tinggi untuk pasien Kadar obat dalam darah di atas range terapeutik

Dosis obat pasien dinaikkan sangat cepat Obat terakumulasi karena terus–menerus diberikan Perubahan formulasi, rute, atau dosis tidak sesuai

Dosis terlalu tinggi (dose too high)

Interval dan dosis pemberian yang tidak sesuai

Pasien tidak mendapat aturan pengobatan yang tepat Pasien tidak taat menjalani pengobatan

Pasien tidak membeli obat karena harga sangat mahal

Kepatuhan

(compliance) Pasien tidak memahami petunjuk pemakaian obat

(Cipolle, Strand, & Morley, 1998)

E. Keterangan Empiris

Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran evaluasi penggunaan

antibiotika pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta

periode 2005 dan memberi gambaran Drug Related Problems (DRP) yang terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien ulkus DM di

instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005 ini merupakan penelitian

noneksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif evaluatif. Pengumpulan

data dilakukan secara retrospektif.

Penelitian ini merupakan penelitian noneksperimental karena pengamatan

dilakukan sesuai keadaan apa adanya tanpa ada perlakuan langsung dari peneliti

terhadap subyek uji (Pratiknya, 2001). Evaluasi hasil penelitian disajikan secara

deskriptif mengenai kerasionalan penggunaan antibiotika dan menganalisis

permasalahan yang terjadi terkait dengan penggunaan antibiotika pada

kasus-kasus tersebut. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif yaitu data

diambil dari dokumen terdahulu dan dilihat perkembangannya pada periode yang

lalu atau saat itu (Pratiknya, 2001).

B. Definisi Operasional

1. Evaluasi adalah melihat kembali pola penggunaan antibiotika dan menganalisis

kerasionalan penggunaannya serta permasalahan yang terjadi terkait dengan

penggunaan antibiotika.

2. Pasien adalah semua orang yang menjalani rawat inap di RSPR Yogyakarta

selama tahun 2005 dengan diagnosis ulkus DM.

28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

29

3. Komplikasi adalah penyakit yang dialami pasien akibat proses DM lebih

lanjut.

4. Penyakit penyerta adalah penyakit lain yang dialami pasien dapat diakibatkan

pengaruh lingkungan, kondisi pasien yang kurang baik, dan bukan merupakan

kelanjutan proses penyakit DM.

5. Golongan obat adalah kelompok obat berdasarkan efek yang ditimbulkan dari

setiap kelas terapi yang diberikan pada pasien misalnya antiaritmia, antitusif,

ekspektoran, hipnotik, sefalosporin generasi ketiga, dan lain–lain.

6. Jenis obat adalah macam obat dari setiap golongan obat yang diberikan kepada

pasien selama proses terapi misalnya parasetamol, amoksisilin, siprofloksasin,

glibenklamid, metformin hidroklorida, ketoprofen, dan lain–lain.

7. Nama obat adalah sebutan obat yang diresepkan dan digunakan pasien selama

terapi berupa nama generik.

8. Dosis obat adalah aturan pakai obat yang diberikan kepada pasien.

9. Bentuk sediaan adalah variasi bentuk obat yang diberikan kepada pasien

meliputi tablet, kapsul, kaplet, serbuk, sirup, tetes, larutan, cairan injeksi,

infus, krim, dan supositoria.

10. Cara pemberian adalah perlakuan terhadap suatu obat kepada pasien yaitu

secara oral, parenteral, atau topikal.

11. Lama pemakaian obat adalah jumlah hari yang dibutuhkan pasien dalam

menggunakan obat selama proses perawatan.

12. Lama perawatan adalah jangka waktu yang dibutuhkan pasien untuk

menjalani proses perawatan di rumah sakit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

30

13. Outcome terapi adalah lama tinggal pasien di rumah sakit (length of stay) dan

kondisi pasien keluar dari rumah sakit setelah menjalani perawatan beberapa

waktu meliputi pasien sembuh, pulang paksa (atas permintaan sendiri), rawat

jalan, semakin parah, atau meninggal.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang digunakan adalah semua pasien ulkus DM di

instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005.

D. Bahan Penelitian

Bahan penelitian adalah rekam medik pasien ulkus DM yang menjalani

rawat inap selama tahun 2005 di RSPR Yogyakarta.

E. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di bagian unit rekam medik RSPR Yogyakarta yang

terletak di Jalan Cik Di Tiro 30 Yogyakarta.

F. Tatacara Penelitian

Jalannya penelitian dibagi dalam 4 tahap yaitu tahap perencanaan, tahap

analisis situasi, tahap pengumpulan data, dan tahap evaluasi data.

1. Tahap perencanaan

Tahap ini dimulai dengan mengajukan proposal dan surat ijin penelitian

untuk dapat melakukan penelitian di bagian unit rekam medik. Surat ijin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

31

penelitian ditujukan kepada bagian personalia RSPR selanjutnya dimintakan

persetujuan direktur RSPR Yogyakarta. Setelah permohonan penelitian diijinkan,

penelitian di bagian unit rekam medik RSPR Yogyakarta dapat dilakukan.

2. Tahap analisis situasi

Tahap ini dilakukan untuk mencari informasi jumlah pasien DM yang

menjalani rawat inap selama tahun 2005. Informasi jumlah pasien DM yang

menjalani rawat inap selama tahun 2005 dapat diketahui dari bagian olah data.

Berdasarkan data dan keterangan bagian olah data diperoleh informasi bahwa

selama tahun 2005 terdapat 568 pasien DM yang menjalani rawat inap. Dari 568

pasien DM tersebut terdapat 38 pasien yang didiagnosis menderita ulkus DM.

3. Tahap pengumpulan data

Data rekam medik yang dikumpulkan untuk mendukung penelitian ini

adalah data diri pasien meliputi nomor rekam medik, nama, umur, tinggi badan,

berat badan, suhu tubuh, tekanan darah, denyut nadi, frekuensi pernapasan,

tanggal perawatan, kondisi pasien, diagnosis masuk, diagnosis keluar, komplikasi,

dan penyakit penyerta yang dialami pasien. Selain itu, dicatat juga obat yang

digunakan, cara pemberian, lama pemberian, dan hasil laboratorium pasien.

Data laboratorium yang mendukung penelitian ini adalah jumlah lekosit,

persentase neutropil, limfosit, monosit, dan laju endap darah (LED) untuk melihat

ada tidaknya infeksi. Nilai SGOT dan SGPT dicatat sebagai tanda adanya

kerusakan hati untuk pasien yang mengalami gangguan fungsi hati. Nilai ureum,

kreatinin, dan asam urat dicatat sebagai tanda adanya gangguan pada ginjal untuk

pasien yang mengalami gangguan fungsi ginjal. Kadar glukosa darah puasa, kadar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

32

glukosa darah 2 jam setelah makan, dan kadar glukosa darah sewaktu diperlukan

untuk melihat kondisi pasien DM dihubungkan dengan kondisi ulkus atau infeksi

yang terjadi. Hasil kultur dan sensitivitas tes mutlak diperlukan untuk mengetahui

kuman penyebab dan antibiotika yang sensitif membunuh kuman tersebut. Data

ini penting untuk memilih antibiotika yang tepat mengobati ulkus atau infeksi

yang disebabkan oleh kuman tersebut. Seluruh data yang dikumpulkan dicatat

dalam lembar pengumpul data dalam bentuk tabel.

4. Tahap evaluasi data

Data dikelompokkan berdasarkan umur, jenis kelamin, komplikasi,

penyakit penyerta, golongan, dan jenis obat yang digunakan kemudian dihitung

persentasenya untuk tiap kelompok. Setelah data dianalisis kemudian dilakukan

evaluasi penggunaan obat khususnya antibiotika. Identifikasi Drug Related

Problems (DRP) juga dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi

terkait dengan penggunaan antibiotika. Luaran terapi dianalisis dengan

mengevaluasi outcome terapi pasien yaitu lama tinggal di rumah sakit (length of

stay) dan kondisi pasien keluar dari rumah sakit setelah menjalani perawatan

beberapa waktu yaitu sudah sembuh, pulang paksa (atas permintaan sendiri),

rawat jalan, semakin parah, atau meninggal dunia.

G. Analisis Hasil

Data dikelompokkan berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin,

komplikasi, penyakit penyerta, golongan dan jenis obat yang digunakan oleh

pasien selama proses terapi kemudian dihitung persentasenya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

33

1. Umur pasien dikelompokkan menjadi 3 yaitu 31–50 tahun, 51–70 tahun, dan

lebih dari 70 tahun kemudian dihitung persentasenya menggunakan rumus (1).

2. Jenis kelamin pasien dibagi 2 kelompok yaitu laki–laki dan perempuan

selanjutnya dihitung persentasenya menggunakan rumus (1).

3. Persentase komplikasi yang dialami pasien dihitung menggunakan rumus (1).

4. Persentase penyakit penyerta yang dialami dihitung menggunakan rumus (1).

5. Persentase golongan obat yang digunakan dihitung menggunakan rumus (1).

6. Persentase jenis obat yang digunakan dihitung menggunakan rumus (1).

Rumus (1): %100x

xn

Keterangan: n = jumlah kasus yang terjadi pada tiap kelompok

x = jumlah seluruh kasus

Standar terapi antibiotika empirik yang digunakan berdasarkan diagnosis

and treatment of diabetic foot infections (Lipsky, et al., 2004) dan standar

terapi absolut yang digunakan berdasarkan principles of infectious

diseases (Guglielmo, 2001). Identifikasi DRP dilakukan dengan melihat hasil

laboratorium pasien dan pengobatan yang dilakukan. Identifikasi kasus DRP

disajikan dalam bentuk tabel yang memuat subyektif pasien, hasil laboratorium

disertai nilai normalnya, penatalaksanaan, penilaian, dan rekomendasi yang

diberikan. Terdapat 4 kasus DRP dalam penelitian ini. Satu kasus DRP dapat

terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP tersebut terdapat 2 kasus termasuk

dalam DRP perlu terapi obat tambahan, 2 kasus termasuk DRP terapi obat tanpa

indikasi, 3 kasus termasuk DRP salah obat, 2 kasus termasuk DRP reaksi obat

yang merugikan, dan 1 kasus termasuk DRP dosis terlalu tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

34

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

Gambaran umum hasil penelitian ini disajikan dalam 4 bagian. Profil

pasien ulkus DM berdasarkan kelompok umur disajikan dalam bagian satu.

Bagian dua menyajikan profil pasien ulkus DM berdasarkan jenis kelamin. Profil

pasien berdasarkan komplikasi yang dialami disajikan dalam bagian tiga dan

bagian empat menyajikan profil pasien berdasarkan penyakit penyerta yang

terjadi.

1. Persentase pasien ulkus DM berdasarkan kelompok umur

Persentase pasien ulkus DM berdasarkan kelompok umur disajikan dalam

gambar 6.

Persentase pasien ulkus DM berdasarkan kelompok umur

21.43%

64.29%

14.28%

31 - 50 tahun51 - 70 tahunlebih dari 70 tahun

Gambar 6. Persentase kelompok umur pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005

Ulkus DM banyak diderita orang tua antara usia 50–70 tahun

(Stajich & Blakey, 2000). Pada usia tersebut, DM yang diderita pasien sudah

34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

35

parah dan dapat mengakibatkan kerusakan saraf. Kerusakan saraf ini

mengakibatkan pasien tidak dapat merasakan sakit sehingga ulkus cepat

berkembang menjadi parah. Kerusakan saraf juga akan mengurangi pasokan darah

ke pembuluh darah kaki sehingga dapat memperparah dan memperlambat

penyembuhan ulkus. Hasil penelitian yang diperoleh sudah sesuai dengan teori

bahwa pasien yang paling banyak menderita ulkus DM adalah kelompok

usia 51–70 tahun.

2. Persentase pasien ulkus DM berdasarkan jenis kelamin

Persentase pasien ulkus DM berdasarkan jenis kelamin disajikan dalam

gambar berikut.

Persentase pasien ulkus DM berdasarkan jenis kelamin

50%

50%Pria Wanita

Gambar 7. Persentase jenis kelamin pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005

Ulkus DM dapat terjadi pada pria dan wanita. Angka kejadian DM pada

wanita lebih besar daripada pria (Triplitt, et al., 2005) karena kebanyakan wanita

kurang aktivitas dan olahraga sehingga kemungkinan besar dapat mengalami DM.

Hasil penelitian tidak sesuai dengan teori bahwa kejadian ulkus DM pada pria dan

wanita sama banyak yaitu sebesar 50%. Hal ini disebabkan kebanyakan wanita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

36

penderita DM lebih rajin merawat luka dan menjaga tubuhnya agar tidak terjadi

luka sehingga angka kejadian ulkus DM pada pria dan wanita sama besar.

3. Persentase pasien ulkus DM berdasarkan komplikasi

Persentase komplikasi yang dialami pasien ulkus DM disajikan dalam

gambar 8.

Persentase komplikasi yang dialami pasien ulkus DM

19.05%

9.52%

4.76%

4.76%2.38% 2.38% Hipertensi

IHDStrokNefropatiNeuropatiCRF

Gambar 8. Persentase komplikasi pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005

Komplikasi yang paling banyak terjadi adalah hipertensi. Hipertensi

banyak terjadi pada pasien DM karena hiperglikemia yang lama dapat

menyebabkan penyumbatan arteri dan abnormalitas trombosit. Bertambahnya

reaktivitas trombosit ini akan menyebabkan tingginya agregasi sel darah merah

sehingga memperlambat sirkulasi darah dan mempermudah terbentuknya trombus

pada dinding arteri hingga akhirnya terjadi gangguan sirkulasi darah dan

meningkatkan tekanan darah.

4. Persentase pasien ulkus DM berdasarkan penyakit penyerta

Penyakit penyerta yang paling banyak dialami oleh pasien adalah nyeri

otot dan sendi. Infeksi ulkus DM yang sudah parah dapat menjalar sampai otot,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

37

tulang, dan tulang sendi sehingga dapat mengakibatkan terjadinya nyeri otot,

tulang, dan persendian. Persentase penyakit penyerta yang dialami pasien ulkus

DM disajikan dalam gambar 9.

30.95%

23.81%

7.14% 4.76%2.38%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

35.00%

Persentase penyakit penyerta

Nyeri otot dan sendiDemamPusing Mual - mualMuntah - muntahBatuk keringBatuk berdahakRadang mataAnemia megaloblastikHepatitis AKejang demamCelulitisPankreatitisHematuriaHepatopatiEnsefalopati

Gambar 9. Persentase penyakit penyerta pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005

B. Profil Pengobatan Pasien Ulkus Diabetes Mellitus

Tabel V berikut menyajikan profil pengobatan berdasarkan persentase

kelas terapi obat yang diberikan pada pasien selama proses terapi.

Tabel V. Persentase kelas terapi obat pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005

No. Kelas terapi obat Jumlah kasus Persentase (%) 1. Obat saluran cerna 17 40,48 2. Obat darah 1 2,38 3. Obat kardiovaskular 28 66,67 4. Obat saluran napas 10 23,81 5. Obat sistem saraf pusat 17 40,48 6. Infusi 35 83,33 7. Obat lain–lain

(suplemen, metabolisme, vaksin, dan tetes mata) 7 16,67

8. Obat gizi 14 33,33 9. Obat analgesik 35 83,33 10. Obat otot skelet dan sendi 13 30,95 11. Obat antidiabetik 38 90,48 12. Obat antiinfeksi 42 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

38

Kelas terapi obat yang paling banyak digunakan adalah obat antiinfeksi

untuk mengobati infeksi yang terjadi pada ulkus DM. Pasien juga menerima

beberapa kelas terapi obat sesuai komplikasi dan penyakit penyerta yang

dialaminya. Berikut akan disajikan beberapa golongan dan jenis obat dari tiap

kelas terapi yang diterima pasien.

1. Obat saluran cerna

Golongan dan jenis obat saluran cerna yang diberikan pada pasien

disajikan dalam tabel VI.

Tabel VI. Golongan dan jenis obat saluran cerna pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005

No. Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus Persentase (%)

1.

Antasida

aluminium hidroksida, magnesium hidroksida,

dimetil polisiloksan

4

9,52

simetidin 1 2,38 2. Antagonis reseptor–H2 ranitidin 8 19,05

3. Khelator dan senyawa kompleks

sukralfat

1 2,38

4. Penghambat pompa proton

omeprazol 1 2,38

5. Adsorben dan pembentuk massa

attapulgit

1 2,38

6. Antimotilitas loperamid hidroklorida 2 4,76 bisakodil 5 11,90 7. Pencahar stimulan

natrium pikosulfat 1 2,38 8. Enzim pencernaan pankreatin 10 23,81

Obat saluran cerna yang paling banyak digunakan adalah pankreatin.

Penderita DM mengalami ketidakcukupan sekresi insulin atau tidak ada produksi

insulin sama sekali karena terjadi kerusakan pankreas. Pankreatin sangat

dibutuhkan sebagai pengganti enzim pankreas.

2. Obat darah

Persentase golongan dan jenis obat darah disajikan dalam tabel VII.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

39

Tabel VII. Golongan dan jenis obat darah pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005

No. Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus Persentase (%) 1. Anemia megaloblastik asam folat 1 2,38

Asam folat diberikan pada pasien yang mengalami anemia megaloblastik

disebabkan karena kekurangan vitamin B12 atau folat.

3. Obat kardiovaskular

Persentase golongan dan jenis obat kardiovaskular yang digunakan pasien

disajikan dalam tabel VIII.

Tabel VIII. Golongan dan jenis obat kardiovaskular pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005

No. Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus Persentase (%) 1. Antiaritmia amiodaron hidroklorida 1 2,38

kaptopril 5 11,90 2.

Penghambat enzim pengubah

angiotensin (ACE) ramipril

7 16,67

3. Antagonis reseptor angiotensin II

valsartan

2 4,76

4. Antihipertensi yang bekerja sentral

klonidin hidroklorida 3 7,14

5.

Antiangina golongan nitrat

isosorbid dinitrat

2 4,76

amlodipin besilat 2 4,76 diltiazem hidroklorida 1 2,38

6.

Antiangina golongan antagonis kalsium

nifedipin 2 4,76 7. Diuretika kuat furosemid 8 19,05 8. Antiplatelet silostazol 13 30,95 9. Hemostatik dan

antifibrinolitik asam traneksamat 5 11,90

bezafibrat 1 2,38 10. Obat penurun lipid kelompok klofibrat fenofibrat 1 2,38

11. Obat penurun lipid statin

atorvastatin 1 2,38

12. Obat untuk syok dan hipotensi

dopamin hidroklorida 1 2,38

naftidrofuril oksalat 2 4,76 bensiklan 1 2,38

13.

Vasodilator perifer

flunarisin 2 4,76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

40

Obat kardiovaskular yang paling banyak digunakan oleh pasien adalah

obat antitrombosit jenis obatnya adalah silostazol. Silostazol digunakan untuk

mengobati gejala iskemia seperti ulkus serta rasa sakit dan dingin pada

ekstremitas yang disebabkan karena adanya penyumbatan arteri kronis

(Anonim, 2005c). Obat tersebut tepat diberikan pada pasien ulkus DM.

4. Obat saluran napas

Obat saluran napas yang paling banyak digunakan pasien adalah antitusif

dan ekspektoran. Antitusif digunakan untuk mengobati batuk kering dan

ekspektoran untuk mengobati batuk produktif yang dialami pasien. Persentase

golongan dan jenis obat saluran napas yang diberikan pada pasien ulkus DM

disajikan dalam tabel IX.

Tabel IX. Golongan dan jenis obat saluran napas pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005

No. Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus Persentase (%) 1. Antihistamin

non–sedatif loratadin 1 2,38

2. Antihistamin sedatif feniramin maleat 1 2,38 3. Mukolitik bromheksin 1 2,38

kodein fosfat 4 9,52 4. Antitusif dekstrometorfan 1 2,38 difenhidramin

kombinasi 4 9,52

5.

Ekspektoran alkaloida opium dengan

morphin 1 2,38

5. Obat sistem saraf pusat

Obat sistem saraf pusat yang paling banyak digunakan adalah gabapentin

untuk mengobati kejang–kejang. Kejang dapat disebabkan oleh suhu tubuh yang

terlalu tinggi atau gangguan sistem saraf pusat yang dialami pasien. Persentase

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

41

golongan dan jenis obat sistem saraf pusat yang digunakan pasien ulkus DM

disajikan dalam tabel X.

Tabel X. Golongan dan jenis obat sistem saraf pusat pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005

No. Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus Persentase (%)

midazolam 1 2,38 1 Hipnotik estazolam 3 7,14

2. Ansiolitik diazepam 1 2,38 dimenhidrinat 1 2,38 domperidon 4 9,52

3.

Obat untuk mual dan vertigo

ondansetron 3 7,14 klobazam 1 2,38

gabapentin 7 16,67

4.

Antiepilepsi pirasetam 1 2,38

5. Depresan saraf pusat mekobalamin 2 4,76

6. Infusi

Larutan infusi yang mengandung cairan dan elektrolit digunakan

untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit normal yang banyak

hilang melalui luka, diare, dan frekuensi buang air kecil berlebih (poliuria)

yang terjadi pada pasien DM. Persentase golongan dan jenis larutan infusi

yang digunakan pasien ulkus DM disajikan dalam tabel XI.

Tabel XI. Golongan dan jenis larutan infusi pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005

No. Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus Persentase (%)

Ca2+, K+, Na+, C-, asetat 18 42,86 Na+, K+, Ca2+, Mg2+, Cl-,

asetat, sorbitol 12

28,57

natrium klorida 24 57,14 natrium laktat, Na+, HCO3

- 7 16,67 glukosa 5 11,90 maltosa 7 16,67

Na+, Cl-, glukosa 1 2,38

1.

Cairan dan elektrolit

NaCl, KCl, CaCl2, natrium laktat, maltosa

1 2,38

2. Pengganti plasma

albumin 4 9,52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

42

7. Obat lain–lain (suplemen, metabolisme, vaksin, dan tetes mata)

Persentase obat lain–lain yang digunakan pasien ulkus DM disajikan

dalam tabel XII.

Tabel XII. Golongan dan jenis obat lain–lain pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005

No. Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus Persentase (%) 1. Suplemen ekstrak phyllanthi herba 3 7,14

sitikolina 2 4,76 2. Metabolisme piritinol 2 4,76

3. Vaksin imunoglobulin G dengan antibodi tetanus toksin

1 2,38

4. Kortikosteroid deksametason 1 2,38 5. Obat lain tolterodin L–tartrat 1 2,38

Obat lain–lain yang banyak digunakan pasien adalah golongan suplemen

jenis obatnya ekstrak phyllanthi herba. Ekstrak phyllanthi herba ini tepat

digunakan oleh pasien ulkus DM karena berefek memperkuat khasiat obat dalam

pengobatan infeksi sehingga obat ini dapat membantu dan mempercepat proses

penyembuhan infeksi pada ulkus DM.

8. Obat gizi

Kelas terapi obat gizi yang digunakan pasien ulkus DM adalah golongan

vitamin dan mineral. Obat gizi yang paling banyak digunakan oleh pasien adalah

golongan mineral jenis obatnya garam seng. Garam seng ini bermanfaat untuk

meningkatkan perfusi darah pasien DM. Perfusi darah pada pasien DM tidak baik.

Hal ini dapat mempersulit penyembuhan ulkus. Garam seng tepat diberikan pada

pasien ulkus DM karena dapat meningkatkan perfusi darah terutama pada kaki

sehingga dapat membantu dan mempercepat penyembuhan luka. Persentase obat

gizi yang digunakan pasien disajikan dalam tabel XIII.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

43

Tabel XIII. Golongan dan jenis obat gizi pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005

No. Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus Persentase (%)

garam Ca 2 4,76 garam K 1 2,38

garam K dan Mg 1 2,38

1.

Mineral

garam Zn 7 16,67 vitamin B1 2 4,76

vitamin B1, B2, B6, B12, C, E, Ca-pantotenat, nikotinamida

1 2,38

vitamin B1, B2, B6, B12, nikotinamida, pantotenol,

D (+) biotin

1

2,38

vitamin B1, B2, B6, B12, nikotinamida, Ca-pantotenat,

amilase, protease, asam desoksikolat, dimetilpolisiloksan

2

4,76

vitamin B1, B6, B12 1 2,38 sari ginseng G 115 konsentrasi

tinggi, dimetilamisetanol bitartrat, vit-A, B1, B2, B6, B12, C, D, E, besi (II) sulfat dihidrat, kalsium hidrogen

fosfat, Ca-fluorida, Ca-sulfat, tembaga (II) sulfat monohidrat, mangan (II) sulfat monohidrat,

magnesium sulfat trihidrat, seng oksida, lesitina

1

2,38

vitamin C 1 2,38 vitamin K 1 2,38

2.

Vitamin

asam amino esensial 3 7,14

9. Obat analgesik

Obat analgesik yang paling banyak digunakan pasien ulkus DM adalah

parasetamol. Parasetamol digunakan untuk mengatasi demam dan nyeri ringan

sampai sedang tetapi tidak mempunyai aktivitas antiinflamasi. Analgesik opioid

digunakan untuk mengurangi nyeri sedang sampai berat seperti nyeri setelah

operasi. Penggunaan analgesik opioid tidak boleh terus–menerus karena dapat

menimbulkan ketergantungan dan toleransi. Persentase golongan dan jenis obat

analgesik yang digunakan pasien disajikan dalam tabel XIV.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

44

Tabel XIV. Golongan dan jenis obat analgesik pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005

No. Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus Persentase (%)

asetosal 1 2,38 parasetamol 23 54,76

parasetamol kombinasi dengan bukan psikoleptik

3 7,14

asam mefenamat 2 4,76 dipiron kombinasi dengan psikoleptik

2 4,76

tinoridin 11 26,19 ketorolak trometamol 9 21,43

metampiron 1 2,38

1.

Analgesik non–opioid

tramadol hidroklorida 1 2,38 2. Analgesik opioid garam morfin 1 2,38

10. Obat otot skelet dan sendi

Persentase golongan dan jenis obat otot skelet dan sendi yang digunakan

pasien ulkus DM disajikan dalam tabel XV.

Tabel XV. Golongan dan jenis obat otot skelet dan sendi pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005

No. Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus Persentase (%) 1. Antiinflamasi nonsteroid

(AINS) ketoprofen 11 26,19

2. Kortikosteroid deksametason natrium fosfat

1 2,38

3. Obat untuk mengatasi gout alopurinol 1 2,38 4. Antireumatik dan antiencok selekosib 3 7,14

Obat otot skelet dan sendi yang paling banyak digunakan pasien adalah

golongan obat AINS jenis obatnya ketoprofen. Obat ini tepat digunakan karena

kuman penginfeksi dan proses peradangan pada ulkus DM dapat sampai di otot,

tulang, dan tulang sendi sehingga pasien dapat mengalami nyeri otot dan sendi.

Ketoprofen sangat bermanfaat bagi pasien karena dapat mengatasi nyeri otot dan

sendi yang dialami oleh pasien ulkus DM.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

45

11. Obat antidiabetik

Kelas terapi obat antidiabetik digunakan pada pasien ulkus DM untuk

mengendalikan kadar glukosa darah agar tidak terlalu tinggi. Kadar glukosa darah

pasien ulkus DM harus dijaga agar tidak terlalu tinggi dan dalam kondisi stabil.

Hal ini dimaksudkan untuk mempercepat proses penyembuhan luka dan infeksi.

Tingginya kadar glukosa darah akan mengurangi kemampuan tubuh untuk

menyingkirkan penyebab infeksi sehingga memperlambat proses penyembuhan

infeksi. Persentase golongan dan jenis obat antidiabetik yang digunakan oleh

pasien ulkus DM disajikan dalam tabel XVI.

Tabel XVI. Golongan dan jenis obat antidiabetik pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005

No. Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus Persentase (%)

1.

Insulin

regular insulin (RI) atau insulin kerja singkat

(short–acting)

30

71,43

gliklazid 7 16,67 glibenklamid 5 11,90

glipizid 4 9,52 glikuidon 2 4,76

2.

Sulfonilurea

glimepirida 2 4,76 3. Biguanid metformin hidroklorida 8 19,05 4. Antidiabetik lain akarbosa 2 4,76 5. Antidiabetik

kombinasi glibenklamid dan

metformin hidroklorida 8 19,05

6. Meglitinid repaglinid 6 14,29 7. Thiazolidinedione pioglitazone 1 2,38

Obat antidiabetik yang paling banyak digunakan oleh pasien ulkus DM

dalam penelitian ini adalah insulin. Pada kondisi patologis tertentu seperti infeksi,

koma, dan trauma, pemberian insulin diperlukan bersama dengan antidiabetika

oral untuk membantu mempertahankan kadar glukosa darah agar stabil sehingga

dapat mempermudah proses pemulihan kondisi pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

46

12. Obat antiinfeksi

Persentase golongan dan jenis obat antiinfeksi yang digunakan pasien

ulkus DM disajikan dalam tabel XVII.

Tabel XVII. Golongan dan jenis obat antiinfeksi pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005

No. Golongan obat Jenis obat Jumlah kasus Persentase (%)

amoksisilin 9 21,43 1.

Penisilin spektrum luas amoksisilin–asam

klavulanat 1

2,38

2. Penisilin antipseudomonas sulbenisilin 2 4,76 3. Sefalosporin generasi

pertama sefadroksil

3 7,14

sefiksim 1 2,38 sefotaksim 4 9,52 seftazidim 7 16,67

seftriakson 17 40,48

4.

Sefalosporin generasi ketiga

sefotiam 1 2,38 5. Sefalosporin generasi

keempat sefepim 2 4,76

6. Betalaktam lain imipenem 6 14,29 amikasin 1 2,38 7. Aminoglikosida

gentamisin 3 7,14 ofloksasin 2 4,76

siprofloksasin 12 28,57 gatifloksasin 4 9,52 pefloksasin 2 4,76

8.

Kuinolon

levofloksasin 5 11,90 9. Sulfonamid dan

trimetoprim kotrimoksasol 3 7,14

klindamisin 1 2,38 linkomisin 3 7,14

10.

Antibiotika anaerob

metronidazol 15 35,71 flukonazol 1 2,38 itrakonazol 1 2,38 bifonazol 1 2,38

mikonazol nitrat 1 2,38

11.

Antijamur

tiokonazol 1 2,38

Antibiotika hanya efektif mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri.

Infeksi pada ulkus DM umumnya multibakteri yaitu disebabkan oleh bakteri

Gram negatif, Gram positif, bakteri anaerob, stafilokokus, dan streptokokus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

47

Bakteri anaerob banyak menginfeksi ulkus DM. Hal ini diakibatkan pada pasien

DM terjadi gangguan sirkulasi darah karena terbentuknya trombus pada dinding

arteri yang diakibatkan oleh tingginya kadar glukosa darah. Gangguan sirkulasi

darah ini mengakibatkan jaringan-jaringan pada daerah sekitar luka kekurangan

pasokan oksigen sehingga bakteri anaerob yang hidup dan tumbuh dalam keadaan

tidak ada oksigen molekuler akan banyak tumbuh dan berkembang.

Antibiotika yang paling banyak digunakan dalam kasus ini adalah obat

golongan sefalosporin generasi ketiga jenis obatnya seftriakson. Sefalosporin

generasi ketiga merupakan antibiotika pilihan ulkus DM. Selain sefalosporin

generasi ketiga, penanganan infeksi juga dapat dilakukan dengan memberikan

siprofloksasin (golongan kuinolon) dan hasilnya cukup berhasil. Sefalosporin

generasi ketiga dan kuinolon digunakan untuk pengobatan infeksi bakteri Gram

negatif aerob sedangkan antistafilokokus (infeksi bakteri Gram positif aerob)

digunakan penisilin dan sefalosporin generasi pertama. Untuk membasmi bakteri

anaerob digunakan antibiotika anaerob yaitu klindamisin, linkomisin, atau

metronidazol.

Hasil penelitian yang diperoleh sudah sesuai dengan teori. Seftriakson dan

siprofloksasin banyak digunakan untuk membasmi bakteri Gram negatif aerob

yang menginfeksi ulkus DM. Staphylococcus aureus yang menginfeksi ulkus DM

dibasmi dengan amoksisilin dan sefalosporin generasi pertama jenis obatnya

sefadroksil. Metronidazol banyak digunakan untuk membasmi bakteri anaerob

yang banyak menginfeksi ulkus DM.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

48

Kultur dan sensitivitas tes sebaiknya dilakukan pada terapi antibiotika

untuk mengetahui jenis kuman penginfeksi dan kepekaan kuman terhadap

antibiotika. Sebagai permulaan terapi, dokter akan memberikan terapi empirik

berdasarkan penelitian dan pengetahuan pola kuman yang ada di daerah tersebut.

Pemberian antibiotika akan lebih tepat membasmi kuman jika sesuai dengan hasil

kultur dan sensitivitas tes. Namun kultur dan sensitivitas tes tidak selalu dilakukan

pada terapi antibiotika. Hal ini dapat dikarenakan kultur dan sensitivitas tes

membutuhkan waktu yang lama yaitu kurang lebih hasilnya diperoleh selama 1

minggu tergantung pertumbuhan bakterinya, terapi antibiotika empirik yang

diberikan pada pasien sudah dapat menyembuhkan luka dan infeksi yang terjadi,

dan keterbatasan biaya pasien untuk melakukan kultur dan sensitivitas tes.

Persentase kultur dan sensitivitas tes pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap

RSPR Yogyakarta periode 2005 disajikan dalam tabel XVIII.

Tabel XVIII. Persentase kultur dan sensitivitas tes pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005

Kultur dan sensitivitas tes Jumlah kasus Persentase (%)

Dilakukan 23 54,76 Tidak dilakukan 19 45,24

Jumlah 42 100

Terapi antibiotika yang dilakukan berdasarkan hasil kultur dan sensitivitas

tes disebut sebagai terapi antibiotika absolut. Meskipun sudah ada hasil kultur dan

sensitivitas tes, dalam praktek klinis banyak dijumpai pemberian antibiotika tidak

sesuai hasil kultur dan sensitivitas tes tersebut. Hal ini mengakibatkan antibiotika

tidak sensitif membasmi kuman penginfeksi dan dapat mengakibatkan resistensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

49

mikroba terhadap antibiotika. Persentase terapi antibiotika yang diberikan pada

pasien ulkus DM disajikan dalam tabel XIX.

Tabel XIX. Terapi antibiotika pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005

Terapi antibiotika Jumlah kasus Persentase (%)

Absolut 14 33,33 Empirik 28 66,67 Jumlah 42 100

Tujuan terapi antibiotika pada pasien ulkus DM adalah kuratif untuk

mengobati infeksi. Hal ini disebabkan pada ulkus DM pasti terjadi infeksi karena

masuknya kuman penginfeksi ke dalam luka tersebut. Kondisi infeksi tersebut

bermacam–macam yaitu ringan, sedang, atau berat yang dapat ditentukan

berdasarkan kondisi klinis dan hasil laboratorium pasien.

Antibiotika dapat diberikan secara tunggal atau kombinasi. Kombinasi

antibiotika ditujukan untuk memperluas spektrum antikuman, mengobati infeksi

polimikroba, mencegah resistensi, dan memperoleh efek sinergis. Persentase

penggunaan antibiotika tunggal dan kombinasi disajikan dalam tabel XX.

Tabel XX. Penggunaan antibiotika pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005

Penggunaan antibiotika Jumlah kasus Persentase (%)

Kombinasi 30 71,43 Tunggal 12 28,57 Jumlah 42 100

Penggunaan antibiotika dalam penelitian ini tidak semuanya rasional.

Pada beberapa kasus dijumpai kuman sudah resisten terhadap suatu antibiotika

tetapi antibiotika tersebut tetap digunakan dalam terapi. Hal ini dapat

mengakibatkan terjadinya superinfeksi atau meningkatkan resistensi kuman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

50

terhadap antibiotika tersebut. Penggunaan antibiotika dalam penelitian ini juga

tidak semuanya sesuai dengan standar terapi antibiotika yang digunakan.

Kesesuaian penggunaan antibiotika dengan standar terapi yang digunakan

disajikan dalam tabel XXI.

Tabel XXI. Kesesuaian terapi antibiotika dengan standar terapi pada pasien ulkus DM di instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005

Kesesuaian dengan standar terapi Jumlah kasus Persentase (%)

Terapi antibiotika absolut Sesuai standar terapi 14 33,33

Tidak sesuai standar terapi - - Terapi antibiotika empirik

Sesuai standar terapi 24 57,14 Tidak sesuai standar terapi 4 9,53

Jumlah 42 100

C. Drug Related Problems (DRP)

Evaluasi DRP dilakukan dengan membandingkan penggunaan antibiotika

dengan standar terapi yang digunakan dan melihat antibiotika yang digunakan

pasien sesuai dengan hasil kultur dan sensitivitas tes atau tidak pada pasien yang

melakukan kultur dan sensitivitas tes. Jika sesuai dengan hasil kultur dan

sensitivitas tes maka disebut sebagai terapi antibiotika absolut. Namun, jika tidak

sesuai dengan hasil kultur dan sensitivitas tes yang ada dan tidak sesuai dengan

standar terapi yang digunakan maka kasus tersebut termasuk DRP. Terapi

antibiotika absolut pada pasien ulkus DM dalam penelitian ini seluruhnya sesuai

dengan hasil kultur dan sensitivitas tes dan standar terapi yang digunakan.

Sehingga pada terapi antibiotika absolut tidak ada yang mengalami DRP. Terapi

antibiotika empirik terdapat 4 kasus yang mengalami DRP karena tidak sesuai

dengan standar terapi yang digunakan. Berikut diuraikan kasus DRP yang terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

51

Tabel XXII. Evaluasi DRP pada kasus ulkus DM I di instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005

Subyektif: Bapak FXS, nomor rekam medik (RM) 072107, umur 52 tahun menjalani rawat inap I di RSPR selama 27 hari dengan ulkus di telapak kaki kanan. Pasien masuk RS tanggal 01 / 04 / 2005. Tiga tahun yang lalu telah dilakukan amputasi jari kelingking kaki kanan. Diagnosis masuk: hipertensi dan DM ganggren pedis dextra. Pasien menderita komplikasi hipertensi, neuropati, nefropati, dan mempunyai penyakit hepatitis A. Tindakan: tanggal 06 / 04 / 2005 dilakukan operasi debridemen ulkus telapak kaki kanan. Obyektif: 01 / 04 / 2005: URE : 89; CREAT : 6,7; AS.URT : 7,0;

GLOB : 4,24; GDS : 297; HbA1c : 9,3 05 / 04 / 2005: URE : 108; CREAT : 6,6; GDP : 165; GDPP : 250 12 / 04 / 2005: URE : 112; CREAT : 7,6; GDP : 213; GDPP : 95 22 / 04 / 2005: WBC : 14,40; URE : 113; CREAT : 7,5; GDP : 147 Suhu: 36 – 37,5 °C Nadi: 76 – 105 kali / menit Tidak dilakukan kultur dan sensitivitas tes

Nilai normal: WBC : 4,00 – 11,00 x 10^3/ul URE : 10 – 50 mg/dl CREAT : 0,5 – 0,9 mg/dl AS.URT : 3,4 – 7,0 mg/dl GLOB : 3,20 – 3,90 U/l HbA1c : 4,5 – 6,5% GDS : 70 – 100 mg/dl GDP : 70 – 110 mg/dl GDPP : 100 – 140 mg/dl

Penatalaksanaan: Infeksi: trimetoprim dan sulfametoksasol 2 x 480 mg diberikan tanggal 04 – 17 / 04 / 2005, 19 / 04 / 2005, dan 22 – 24 / 04 / 2005 secara oral. Antibiotika ini merupakan kombinasi trimetoprim dan sulfametoksasol dengan perbandingan 1:5 digunakan untuk terapi infeksi. Penilaian:

a. Penggunaan trimetoprim dan sulfametoksasol tidak tepat pada pasien dengan gangguan fungsi hati dan ginjal karena potensial meningkatkan gangguan fungsi hati dan ginjal (reaksi obat yang merugikan).

b. Sulfonilurea diberikan tanggal 23 – 26 / 04 / 2005. Penggunaan trimetoprim dan sulfametoksasol bersama sulfonilurea dapat meningkatkan efek sulfonilurea (reaksi obat yang merugikan).

c. Dosis pemakaian trimetoprim dan sulfametoksasol tersebut terlalu tinggi pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal yang dapat mengakibatkan akumulasi obat di ginjal (dosis terlalu tinggi).

Rekomendasi:

a. Berikan doksisiklin yang boleh digunakan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal. b. Berikan doksisiklin yang tidak berinteraksi dengan sulfonilurea. c. Berikan doksisiklin yang boleh digunakan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

52

Tabel XXIII. Evaluasi DRP pada kasus ulkus DM II di instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005

Subyektif: Ny. SH, nomor RM 127069, umur 65 tahun menjalani rawat inap II di RSPR selama 13 hari. Pasien masuk RS tanggal 06 / 07 / 2005. Saat masuk RS pasien mengeluh nyeri senut – senut pada luka di kaki kiri. Diagnosis masuk dan keluar: ulkus DM. Tindakan: tanggal 09 / 07 / 2005 dilakukan debridemen luka di kaki kiri. Obyektif: 06 / 07 / 2005: WBC : 20,48; SGOT : 105,2; SGPT : 58,1;

URE : 81; CREAT : 1,5; AS.URT : 10,8 08 / 07 / 2005: GDS : 152 13 / 07 / 2005: GDP : 123; GDS : 156 Suhu: 36 – 38,3 °C Nadi: 78 – 120 kali / menit Frekuensi pernapasan: 16 – 21 kali / menit Hasil kultur dan sensitivitas tes: 08 / 07 / 2005: hasil pembiakan : Enterobacter sp.

cefepime (S), cefoperazone–sulbactam (S), cefotaxime (I), ceftazidime (S), ceftriaxone (S), imipenem (S)

Nilai normal: WBC : 4,00 – 11,00 x 10^3/ul SGOT : 0,0 – 38,0 U/l SGPT : 0,0 – 41,0 U/l URE : 10 – 50 mg/dl CREAT : 0,5 – 0,9 mg/dl AS.URT : 3,4 – 7,0 mg/dl GDP : 70 – 110 mg/dl GDS : 70 – 100 mg/dl

Penatalaksanaan: Infeksi: sefotiam 2 x 200 mg diberikan tanggal 18 – 19 / 07 / 2005 secara oral. Sefotiam merupakan antibiotika golongan sefalosporin generasi ketiga digunakan untuk terapi infeksi. Penilaian:

a. Penggunaan sefotiam tidak sesuai dengan hasil kultur dan sensitivitas tes yang ada sehingga tidak sensitif membasmi bakteri penyebab infeksi (salah obat).

b. Berdasarkan hasil kultur dan sensitivitas tes, sefotiam tidak sensitif terhadap kuman penginfeksi (perlu terapi obat tambahan).

Rekomendasi:

a. Hentikan penggunaan sefotiam dan ganti dengan antibiotika lain yang sensitif terhadap kuman penginfeksi sesuai hasil kultur dan sensitivitas tes yang telah dilakukan.

b. Berikan antibiotika sesuai hasil kultur dan sensitivitas tes agar sensitif membasmi kuman penginfeksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

53

Tabel XXIV. Evaluasi DRP pada kasus ulkus DM III di instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005

Subyektif: Bapak W, nomor RM 464343, umur 37 tahun dirawat di RSPR selama 36 hari. Pasien masuk RS tanggal 15 / 02 / 2005. Keluhan saat masuk RS, pasien merasa sakit perut, perut terasa panas, muntah–muntah, BAB cair 5–7 kali, dan terdapat luka pada jari II dan jari III kaki kanan. Pasien menderita DM sejak 5 tahun yang lalu. Diagnosis masuk: ulkus DM dan pancreatitis. Tindakan: tanggal 22 / 02 / 2005 dilakukan amputasi jari III kaki kanan dan tanggal 02 / 03 / 2005 dilakukan debridemen luas pada luka. Pasien pulang APS dengan alasan keberatan biaya. Obyektif: 25 / 02 / 2005: WBC : 18,47; LIM : 5,4; GDP : 193 01 / 03 / 2005: WBC : 14,81; NEUT : 89,5; LIM : 3,2; URE : 50; CREAT : 2,4; GDP : 228 11 / 03 / 2005: WBC : 17,86; LIM : 5,4; URE : 75; CREAT : 2,9 14 / 03 / 2005: WBC : 24,92; LIM : 6,3 16 / 03 / 2005: WBC : 28,14; LIM : 7,5 Suhu: 35,6 – 39,9 °C Nadi: 70 – 108 kali / menit Hasil kultur dan sensitivitas tes: 02 / 03 / 2005: hasil pembiakan : Enterobacter sp.

cefoperazone–sulbactam (I), imipenem (S), meropenem (S)

21 / 03 / 2005: hasil pembiakan : Pseudomonas aeruginosa

Nilai normal: WBC : 4,00 – 11,00 x 10^3/ul NEUT : 35,0 – 88,7% LIM : 12,0 – 44,0% URE : 10 – 50 mg/dl CREAT : 0,5 – 0,9 mg/dl GDP : 70 – 110 mg/dl

Penatalaksanaan: Infeksi: siprofloksasin 2 x 500 mg diberikan tanggal 16 – 17 / 02 / 2005 secara oral untuk mengobati infeksi kuman gram positif dan gram negatif. Seftriakson 2 x 1 g merupakan antibiotika sefalosporin generasi ketiga diberikan tanggal 18 – 24 / 02 / 2005 secara iv untuk mengobati infeksi bakteri gram positif dan gram negatif. Sefotaksim 3 x 1 g golongan sefalosporin generasi ketiga diberikan tanggal 25 / 02–06 / 03 / 2005 secara iv untuk profilaksis bedah. Metronidazol 3 x 100 ml diberikan tanggal 01 – 06 / 03 dan 15 / 03 / 2005 dengan cara infus digunakan untuk infeksi kuman anaerob. Imipenem 2 x 500 mg diberikan tanggal 08 – 10 / 03 / 2005 dan 18 – 23 / 03 / 2005 secara iv untuk mengobati infeksi kuman gram positif, gram negatif, aerob, anaerob, dan sebagai antibiotika profilaksis pada pembedahan. Penilaian:

a. Penggunaan sefotaksim dan metronidazol tidak sesuai dengan hasil kultur dan sensitivitas tes yang ada sehingga tidak sensitif membasmi bakteri penginfeksi (salah obat).

b. Penggunaan metronidazol tidak sensitif terhadap kuman penginfeksi dan tidak ada indikasi untuk mengobati kuman penginfeksi (terapi obat tanpa indikasi).

Rekomendasi:

a. Ganti sefotaksim dan metronidazol dengan antibiotika lain yang sensitif terhadap kuman penginfeksi sesuai hasil kultur dan sensitivitas tes yang telah dilakukan.

b. Berikan antibiotika sesuai jenis kuman penginfeksi Gram negatif aerob yang ada yaitu trimetoprim dan sulfametoksasol / kuinolon / gentamisin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

54

Tabel XXV. Evaluasi DRP pada kasus ulkus DM IV di instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005

Subyektif: Bapak MN, nomor RM 469332, umur 60 tahun dirawat di RSPR selama 11 hari. Pasien masuk RS tanggal 24 / 03 / 2005. Kondisi pasien saat masuk RS terdapat luka coklat – coklat dan nyeri pada telapak kaki kanan. Pasien kencing tidak terasa dan BAB tidak lancar. Pasien juga mengeluh kadang–kadang pusing. Tidak terjadi hipoglikemia atau hiperglikemia (kadar glukosa darah stabil). Diagnosis masuk dan keluar: ulkus DM. Obyektif: 24 / 03 / 2005: WBC : 15,22; NEUT : 84,3; LIM : 4,5;

SGOT : 38,5; SGPT : 45,0 25 / 03 / 2005: GDP : 115; GDPP : 101 29 / 03 / 2005: GDP : 123 02 / 04 / 2005: GDP : 110 Suhu: 36,6 – 39 °C Nadi: 80 – 112 kali / menit Hasil kultur dan sensitivitas tes: 27 / 03 / 2005: hasil pembiakan : Enterobacter sp.

cefoperazone–sulbactam (I), eritromisin (I), gentamisin (S), imipenem (S), meropenem (S), netilmisin (S)

Nilai normal: WBC : 4,00 – 11,00 x 10^3/ul NEUT : 35,0 – 88,7% LIM : 12,0 – 44,0% SGOT : 0,0 – 38,0 U/l SGPT : 0,0 – 41,0 U/l GDP : 70 – 110 mg/dl GDPP : 100 – 140 mg/dl

Penatalaksanaan: Infeksi: amoksisilin 3 x 500 mg diberikan tanggal 25 – 26 / 03 / 2005 secara oral. Amoksisilin merupakan antibiotika golongan penisilin spektrum luas digunakan untuk terapi infeksi kuman Gram positif dan Gram negatif. Sulbenisilin 3 x 1 g diberikan tanggal 26 / 03 – 03 / 04 / 2005 secara iv digunakan untuk mengobati infeksi Pseudomonas aeruginosa. Metronidazol 3 x 500 mg diberikan tanggal 31 / 03 – 04 / 04 / 2005 secara oral untuk infeksi kuman anaerob. Penilaian:

a. Penggunaan sulbenisilin dan metronidazol tidak sesuai dengan hasil kultur dan sensitivitas tes yang ada (salah obat).

b. Sulbenisilin merupakan antibiotika golongan penisilin antipseudomonas dan metronidazol merupakan antibiotika anaerob yang digunakan untuk membasmi bakteri anaerob. Pemberian sulbenisilin dan metronidazol tidak sesuai untuk kuman Enterobacter sp. yang merupakan bakteri Gram negatif aerob (terapi obat tanpa indikasi).

c. Antibiotika yang diberikan pada pasien tidak ada yang sensitif terhadap kuman penginfeksi yang ada (perlu terapi obat tambahan).

Rekomendasi:

a. Sebaiknya mengganti dengan antibiotika yang sensitif terhadap kuman penginfeksi sesuai hasil kultur dan sensitivitas tes yang ada.

b. Berikan antibiotika yang sesuai untuk kuman Enterobacter sp. yaitu trimetoprim dan sulfametoksasol / kuinolon / imipenem / gentamisin.

c. Berikan antibiotika sesuai hasil kultur dan sensitivitas tes sehingga sensitif terhadap kuman penginfeksi dan dapat mempercepat proses penyembuhan infeksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

55

RINGKASAN DRP

Tabel XXVI. Perlu terapi obat tambahan (need for additional drug therapy)

Kasus Obat – Problem Penilaian Rekomendasi

2

Sefotiam – tidak sensitif terhadap

kuman penginfeksi.

Berdasarkan hasil kultur dan

sensitivitas tes, sefotiam tidak sensitif terhadap kuman

penginfeksi.

Berikan antibiotika sesuai hasil kultur dan sensitivitas tes agar

sensitif membasmi kuman penginfeksi.

4

Antibiotika yang diberikan – tidak ada yang sensitif

terhadap Enterobacter sp.

Antibiotika yang diberikan pada pasien tidak ada yang

sensitif terhadap kuman penginfeksi yang ada.

Berikan antibiotika sesuai hasil kultur dan sensitivitas tes sehingga sensitif terhadap

kuman penginfeksi dan dapat mempercepat proses

penyembuhan infeksi.

Tabel XXVII. Terapi obat tanpa indikasi (unnecessary drug therapy)

Kasus Obat – Problem Penilaian Rekomendasi

3

Metronidazol –

tidak sensitif dan tidak ada indikasi

untuk kuman penginfeksi.

Penggunaan metronidazol

tidak sensitif terhadap kuman penginfeksi dan tidak ada indikasi untuk mengobati

kuman penginfeksi.

Berikan antibiotika sesuai jenis

kuman penginfeksi Gram negatif aerob yang ada yaitu

trimetoprim dan sulfametoksasol / kuinolon /

gentamisin.

4

Sulbenisilin dan metronidazol –

tidak sesuai untuk Enterobacter sp.

Sulbenisilin merupakan

antibiotika golongan penisilin antipseudomonas dan

metronidazol merupakan antibiotika anaerob yang

digunakan untuk membasmi bakteri anaerob. Pemberian

sulbenisilin dan metronidazol tidak sesuai untuk kuman

Enterobacter sp. yang merupakan bakteri Gram

negatif aerob.

Berikan antibiotika yang sesuai untuk kuman Enterobacter sp.

yaitu trimetoprim dan sulfametoksasol / kuinolon /

imipenem / gentamisin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

56

Tabel XXVIII. Salah obat (wrong drug)

Kasus Obat – Problem Penilaian Rekomendasi

2

Penggunaan

sefotiam – tidak sesuai dengan hasil

kultur dan sensitivitas tes

yang telah dilakukan.

Penggunaan sefotiam tidak

sesuai dengan hasil kultur dan sensitivitas tes yang ada sehingga tidak sensitif

membasmi bakteri penyebab infeksi.

Berikan antibiotika sesuai hasil kultur dan sensitivitas tes agar

sensitif membasmi kuman penginfeksi.

3

Penggunaan sefotaksim dan metronidazol –

tidak sesuai dengan hasil kultur dan sensitivitas tes

yang telah dilakukan.

Penggunaan sefotaksim dan metronidazol tidak sesuai dengan hasil kultur dan sensitivitas tes yang ada sehingga tidak sensitif

membasmi bakteri penginfeksi.

Ganti sefotaksim dan metronidazol dengan

antibiotika lain yang sensitif terhadap kuman penginfeksi

sesuai hasil kultur dan sensitivitas tes yang telah

dilakukan.

4

Penggunaan

sulbenisilin dan metronidazol –

tidak sesuai dengan hasil kultur dan sensitivitas tes

yang ada.

Penggunaan sulbenisilin dan metronidazol tidak sesuai dengan hasil kultur dan

sensitivitas tes yang ada.

Sebaiknya mengganti dengan antibiotika yang sensitif

terhadap kuman penginfeksi sesuai hasil kultur dan

sensitivitas tes yang ada.

Tabel XXIX. Reaksi obat yang merugikan (adverse drug reaction)

Kasus Obat – Problem Penilaian Rekomendasi

1

Trimetoprim dan sulfametoksasol – pasien mengalami gangguan fungsi hati dan ginjal.

Penggunaan trimetoprim dan sulfametoksasol tidak tepat

pada pasien dengan gangguan fungsi hati dan ginjal karena

potensial meningkatkan gangguan fungsi hati dan

ginjal.

Berikan doksisiklin yang boleh digunakan pada pasien dengan

gangguan fungsi ginjal.

1

Trimetoprim dan sulfametoksasol – pasien mengalami gangguan fungsi hati dan ginjal.

Sulfonilurea diberikan tanggal

23 – 26 / 04 / 2005. Penggunaan trimetoprim dan

sulfametoksasol bersama sulfonilurea dapat meningkatkan efek

sulfonilurea.

Berikan doksisiklin yang tidak berinteraksi dengan

sulfonilurea.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

57

Tabel XXX. Dosis terlalu tinggi (dose too high)

Kasus Obat – Problem Penilaian Rekomendasi

1

Trimetoprim dan sulfametoksasol – pasien mengalami gangguan fungsi hati dan ginjal.

Dosis pemakaian trimetoprim dan sulfametoksasol tersebut

terlalu tinggi pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal

yang dapat mengakibatkan akumulasi obat di ginjal.

Berikan doksisiklin yang boleh digunakan pada pasien dengan

gangguan fungsi ginjal.

D. Outcome Terapi Pasien Ulkus DM

Pasien menjalani perawatan di rumah sakit untuk mempercepat

penyembuhan dan mencegah proses penyakit lebih lanjut seperti infeksi yang

parah dan amputasi. Lama perawatan di rumah sakit tergantung kondisi pasien

saat masuk rumah sakit dan tingkat keparahan yang terjadi. Persentase lama waktu

pasien menjalani perawatan di rumah sakit disajikan dalam gambar 10.

Lama waktu pasien ulkus DM menjalani perawatan di rumah sakit

42.86%

40.48%

9.52%7.14%

1 - 10 hari 11 - 20 hari

21 - 30 hari 1 - 3 bulan

Gambar 10. Persentase lama tinggal pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005

Sebagian besar pasien kondisinya tidak parah karena membutuhkan waktu

perawatan yang singkat di rumah sakit yaitu selama 1 sampai 20 hari. Persentase

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

58

pasien yang keluar dari rumah sakit dengan berbagai kondisi disajikan dalam

gambar berikut.

Persentase pasien ulkus DM keluar dari rumah sakit

7.14%26.19% 66.67%

Obat jalan Pulang APSMeninggal

Gambar 11. Kondisi pasien ulkus DM keluar dari instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005 setelah menjalani perawatan

Persentase paling banyak pasien keluar dari rumah sakit masih

memerlukan obat jalan yaitu sebesar 66,67%. Obat jalan diberikan untuk menjaga

kesehatan pasien, menjaga kadar glukosa darah agar tidak terlalu tinggi sehingga

dapat mempercepat proses penyembuhan, merawat ulkus agar semakin membaik,

serta mencegah terjadinya kondisi yang lebih parah.

E. Rangkuman Pembahasan

Kelompok umur pasien yang paling banyak menderita ulkus DM

adalah 51–70 tahun sebesar 64,29%. Pada usia tersebut seseorang sudah lama

menderita DM dan akhirnya dapat mengalami kerusakan saraf. Kerusakan saraf

ini mengakibatkan berkurangnya pasokan darah ke pembuluh darah kaki sehingga

memperparah keadaan dan memperlambat penyembuhan. Pasien pria dan wanita

dalam penelitian ini sama banyak yaitu 50%. Komplikasi yang paling banyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

59

dialami adalah hipertensi sebesar 19,05%. Hipertensi banyak terjadi pada pasien

DM karena hiperglikemia dapat menyebabkan penyumbatan arteri dan

abnormalitas trombosit. Bertambahnya reaktivitas trombosit akan menyebabkan

tingginya agregasi sel darah merah sehingga memperlambat sirkulasi darah dan

mempermudah terbentuknya trombus pada dinding arteri hingga akhirnya terjadi

gangguan sirkulasi darah dan meningkatkan tekanan darah. Penyakit penyerta

yang paling banyak terjadi adalah nyeri otot dan sendi sebesar 30,95%. Nyeri otot

dan sendi banyak terjadi karena kuman penginfeksi dapat menyebar sampai di

otot, tulang, dan tulang sendi sehingga dapat mengakibatkan nyeri otot, tulang,

dan persendian.

Obat antiinfeksi digunakan pada seluruh kasus. Dari seluruh kasus yang

menggunakan antibiotika hanya 54,76% yang melakukan kultur dan sensitivitas

tes. Terapi antibiotika tidak selalu mengikuti hasil kultur dan sensitivitas tes yang

ada meskipun telah dilakukan dan telah ada hasil. Terapi antibiotika absolut

berdasarkan hasil kultur dan sensitivitas tes hanya dilakukan pada 33,33% dari

seluruh kasus sedangkan 66,67% yang lain dilakukan terapi antibiotika empirik.

Penggunaan antibiotika untuk terapi infeksi dalam penelitian ini tidak semuanya

rasional. Seluruh terapi antibiotika absolut dalam penelitian ini telah sesuai

dengan standar terapi yang digunakan yaitu berdasarkan principles of infectious

diseases (Guglielmo, 2001). Terapi antibiotika empirik yang sesuai dengan

standar yang digunakan adalah sebesar 54,76% berdasarkan diagnosis and

treatment of diabetic foot infections (Lipsky, et al., 2004) sedangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

60

sebanyak 9,52% atau 4 kasus tidak sesuai dengan standar sehingga mengalami

DRP.

Identifikasi DRP dilakukan terkait dengan permasalahan penggunaan

antibiotika. Hasil identifikasi DRP terlihat bahwa tidak semua penggunaan

antibiotika rasional. Dalam penelitian ini terdapat 2 kasus termasuk dalam DRP

perlu terapi obat tambahan, 2 kasus termasuk DRP terapi obat tanpa indikasi, 3

kasus termasuk DRP salah obat, 2 kasus termasuk DRP reaksi obat yang

merugikan, dan 1 kasus termasuk DRP dosis terlalu tinggi.

Evaluasi outcome atau dampak terapi paling banyak pasien menjalani

rawat inap selama 1–10 hari sebesar 42,86% sehingga kebanyakan pasien dirawat

dengan kondisi tidak parah. Sebagian besar pasien membutuhkan perawatan dan

pengobatan untuk memperbaiki kesehatannya dan mencegah proses penyakit lebih

lanjut yang dapat mengakibatkan amputasi alat gerak bawah. Sebagian besar

pasien keluar dari rumah sakit sudah sembuh namun masih perlu melakukan rawat

jalan yaitu sebesar 66,67%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut.

1. Kelompok umur terbanyak adalah 51–70 tahun sebesar 64,29%. Pasien pria dan

wanita sama banyak yaitu sebesar 50%. Komplikasi yang paling banyak

dialami pasien adalah hipertensi sebesar 19,05% dan penyakit penyerta

terbanyak adalah nyeri otot dan sendi sebesar 30,95%.

2. Kelas terapi obat yang digunakan pasien selama menjalani perawatan di rumah

sakit adalah obat saluran cerna 40,48%, obat darah 2,38%, obat

kardiovaskular 66,67%, obat saluran napas 23,81%, obat sistem saraf

pusat 40,48%, infus 83,33%, obat lain–lain 16,67%, obat gizi 33,33%, obat

analgesik 83,33%, obat otot skelet dan sendi 30,95%, obat

antidiabetik 90,48%, dan obat antiinfeksi 100%.

3. Berdasarkan identifikasi DRP terkait dengan permasalahan penggunaan

antibiotika diperoleh 2 kasus termasuk dalam DRP perlu terapi obat tambahan,

2 kasus termasuk DRP terapi obat tanpa indikasi, 3 kasus termasuk DRP salah

obat, 2 kasus termasuk DRP reaksi obat yang merugikan, dan 1 kasus termasuk

DRP dosis terlalu tinggi.

4. Outcome terapi pasien paling banyak dirawat di rumah sakit selama 1–10 hari

sebesar 42,86% dan pulang masih harus menjalani rawat jalan sebesar 66,67%.

61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

62

B. Saran

Beberapa saran dapat dikemukakan berdasarkan hasil penelitian yang telah

diperoleh.

1. Diperlukan sebuah standar terapi penanganan infeksi di RSPR Yogyakarta

khususnya infeksi pada ulkus DM.

2. Perlu dilakukan penelitian evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien

komplikasi DM yang lain selain ulkus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

63

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1998, Visi, Misi, dan Tujuan RSPR, 14-18, Rumah Sakit Panti Rapih,

Yogyakarta. Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000, 199-205, 210-211,

219-220, 222-224, Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

Anonim, 2005a, Foot Gangrene: Common Complication of Diabetes,

http://reversegangrene.com/foot_gangrene_diabetes_ulcer.htm. Diakses pada 24 Mei 2006.

Anonim, 2005b, Halt the Progression of Gangrene and Prevent Amputation

Naturally, http://www.reversegangrene.com/gangrene_information.htm. Diakses pada 24 Mei 2006.

Anonim, 2005c, Informasi Spesialite Obat (ISO) Indonesia, Volume 40, Ikatan

Sarjana Farmasi Indonesia, Jakarta. Anonim, 2006a, Antibiotics, http://en.wikipedia.org/wiki/Antibiotic. Diakses pada

21 Juli 2006. Anonim, 2006b, Diabetic Foot Ulcer, http://www.bushnellfootclinic.com/

ulcer.htm. Diakses pada 24 Mei 2006. Anonim, 2006c, Foot Complications, http://www.diabetes.org/type-2-

diabetes/foot-complications.jsp. Diakses pada 24 Mei 2006. Armstrong, D.G. dan Lavery, L.A., 1998, Diabetic Foot Ulcers: Prevention,

Diagnosis and Classification, http://www.aafp.Org/afp/980315ap/ armstron.html. Diakses pada 24 Mei 2006.

Cipolle, R.J., Strand, L.M., and Morley, P.C., 1998, Pharmaceutical Care

Practice, 75-76, 78, 82-83, McGraw-Hill, New York. Damayanti, D., 2000, Gambaran Penggunaan Obat pada Penderita Diabetes

Mellitus di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Agustus-Desember Tahun 1998, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Donatus, I.A., Yuswanto, Ag., dan Yuliani, S.H., 2005, Buku Panduan Skripsi

Edisi IV, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

64

Guglielmo, B.J., 2001, Principles of Infectious Diseases, in Koda-Kimble, M.A., Young, L.Y., Kradjan, W.A., dan Guglielmo, B.J., (Eds.), Applied Therapeutics: The Clinical Use of Drugs, Seventh (7th) Ed., Chapter 54, 7, 11–13, Lippincott Williams & Wilkins, USA.

Hardiknastuti, M.A.I., 2006, Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Hiperglikemia dan

Hipoglikemia pada Pasien Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2005, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Juwono, R. dan Prayitno, A., 2003, Terapi Antibiotika, dalam Aslam, M.,

Tan, C.K., dan Prayitno, A. (Eds.), Farmasi Klinis (Clinical Pharmacy): Menuju Pengobatan Rasional dan Penghargaan Pilihan Pasien, 321, 324–325, 327, PT Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia, Jakarta.

Kalla, T.B., 2006, Complications: Footcare and The Trouble with Ulcers,

http://www.diabetes.ca/Section_About/feet.asp. Diakses pada 24 Mei 2006.

Lacy, C.F., Armstrong, L.L., Goldman, M.P., dan Lance, L.L., 2003, Drug

Information Handbook, 11th Ed., 269–270, Lexi-Comp Inc., Canada. Lipsky, B.A., et al., 2004, Diagnosis and Treatment of Diabetic Foot Infections,

http://www.hopkins-abxguide.org/show pages.cfm ? content = Nov–04 content.html. Diakses pada 24 Mei 2006.

Misnadiarly, 2001, Permasalahan Kaki Diabetes dan Upaya Penanggulangannya,

http://www.tempo.co.id/medika/arsip/052001/hor-1.htm. Diakses pada 9 November 2006.

Pratiknya, A.W., 2001, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan

Kesehatan, 10-16, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Priyani, F.N., 2006, Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Mellitus

dengan Komplikasi Dislipidemia di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2005, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Retnari, N.W., 2006, Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Komplikasi Nefropati pada

Kasus Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2005, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Shea, K.W., 1999, Antimicrobial Therapy for Diabetic Foot Infections,

http://www.postgradmed.com/issues/1999/07_99/shea.htm. Diakses pada 22 September 2006.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

65

Stajich, G.V. dan Blakey, S.A., 2000, Bone and Joint Infections, in Herfindal, E.T. dan Gourley, D.R., (Eds.), Textbook of Therapeutics Drug and Disease Management, Seventh (7th) Ed., Chapter 74, 1521–1522, Lippincott Williams & Wilkins, USA.

Thoha, D., 2006, Paling Ditakuti tetapi Bisa Dihindari,

http://kompas.com/kompas-cetak/0601/06/kesehatan/2342572.htm. Diakses pada 27 November 2006.

Triastuti, F.E., 2004, Gambaran Peresepan Obat pada Pasien Diabetes Mellitus

Tipe 2 di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2001-2002, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Triplitt, C.L., Reasner, C.A., dan Isley, W.L., 2005, Diabetes Mellitus, in DiPiro,

J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M., (Eds.), Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, Sixth (6th) Ed., 1333-1335, McGraw-Hill Companies, Inc.,USA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

67

Data Rekam Medik Pasien Ulkus Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2005

Kasus Data diri pasien

Kondisi pasien

Obat yang digunakan Cara pemberian

Tanggal pemberian

Obat yang dibawa pulang Hasil laboratorium

Hasil kultur dan sensitivitas tes

1. 061086, SEP, L, 46 tahun,

168 cm, 102 kg, 36,5 °C, 130 / 80 mmHg,

80x/menit

Tanggal perawatan: 31 / 07 / 2005

s. d. 04 / 08 / 2005

Diagnosis:

masuk = ulcus diabetes pedis keluar = ulkus DM komplikasi = hipertensi, infeksi penyakit penyerta = -

Terdapat luka pada kapal di telapak kaki kiri. Dua tahun

yang lalu amputasi jari manis kaki kiri.

Tanggal 01 / 08 / 2005 dilakukan debridement ulkus

pada telapak kaki kiri.

Clacef (1 x 1 g) Metrofusin 500 mg Asering 28 tetes / menit Tutofusin OpS 28 tetes / menit Analsik (1 x 1 kaplet) Diabex F (2 x 850 mg) Diamicron (2 x 80 mg) Aspilet (2 x 81 mg) Kaptopril (2 x 12,5 mg) Kaptopril (2 x 25 mg) Ciprofloksasin (2 x 500 mg) Nonflamin (3 x 50 mg) Zegase (1 x 1 tablet)

i.v. Infus Infus Infus Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral

01 – 02 / 08 / 2005 01 – 02 / 08 / 2005

01 / 08 / 2005 01 / 08 / 2005 02 / 08 / 2005

01 – 04 / 08 / 2005 01 – 04 / 08 / 2005 01 – 04 / 08 / 2005 01 – 03 / 08 / 2005 03 – 04 / 08 / 2005 03 – 04 / 08 / 2005 03 – 04 / 08 / 2005 03 – 04 / 08 / 2005

Ciprofloksasin (3 x 500 mg) Nonflamin (3 x 50 mg) Zegase (1 x 1 tablet)

▪ 31 / 07 / 2005 WBC = 10,40 NEUT = 68,9 LIM = 24,9 MONO = 4,3 GDS = 90

Tidak dilakukan kultur dan

sensitivitas tes

2. 066456, BS, L, 50 tahun,

38 °C, 140 / 80 mmHg, 100x/menit, 22x/menit

Tanggal perawatan:

24 / 02 / 2005 s. d.

14 / 03 / 2005

Diagnosis: masuk = DM dengan luka infeksi di kaki kiri keluar = ulkus DM komplikasi = infeksi penyakit penyerta = -

Terdapat luka bernanah di kaki kiri. Pasien mual – mual, tidak mau makan, dan badan lemas.

Tanggal 27 / 02 / 2005 dilakukan operasi debridement

pada luka kaki kiri.

Asering + Martos Asering Sistenol (1 x 1 kaplet) Amoksisilin (2 x 1 g) Flagyl (2 x 100 ml) Insulin RI 3 x 10 U Insulin RI 3 x 12 U Insulin RI 3 x 15 U Insulin RI 3 x 18 U Insulin RI 3 x 20 U Insulin RI 1 x 7 U Ringer Laktat NaCl 0,9 % Darah 2 kantong Tienam (2 x 500 mg) Esilgan (1 x 1 mg) Amikin dilarutkan dalam NaCl 100 ml (2 x 500 mg) Tequin (1 x 1 tablet)

Infus Infus Oral i. v.

Infus

s. c.

s. c. s. c. s. c. s. c. s. c. Infus Infus Infus i. v. Oral Infus

Oral

24 / 02 / 2005 24 – 27 / 02 / 2005 25 – 27 / 02 / 2005

25 / 02 – 03 / 03 / 2005 25 – 27 / 02 / 2005 dan

01 – 07 / 03 / 2005 25 / 02 / 2005 dan 12 – 14 / 03 / 2005 25 – 27 / 02 / 2005

27 / 02 – 04 / 03 / 2005 05 – 08 / 03 / 2005 08 – 11 / 03 / 2005

11 / 03 / 2005 28 / 02 – 01 / 03 / 2005

01 – 02 / 03 / 2005 01 / 03 / 2005

03 – 07 / 03 / 2005 05 – 09 / 03 / 2005 09 – 11 / 03 / 2005

13 – 14 / 03 / 2005

Tequin (1 x 1 tablet / hari) Insulin RI (3 x 10 U)

▪ 25 / 02 / 2005 GDP = 203

▪ 26 / 02 / 2005

WBC = 22,80 NEUT = 85,90 LIM = 6,4 MONO = 6,6

▪ 27 / 02 / 2005

GDP = 217 GDS = 197

▪ 28 / 02 / 2005

GDS = 222 ▪ 03 / 03 / 2005

WBC = 12,47 NEUT = 77,1 LIM = 11,9 MONO = 8,7 GDP = 148

▪ 26 / 02 / 2005 Bahan: pus Jenis kuman: gram (-) batang Hasil pembiakan: Klebsiella sp. Hasil: Amikacin (I) Imipenem (S) Meropenem (S)

▪ 09 / 03 / 2005 Bahan: jaringan nekrotomi Jenis kuman: gram (-) batang Hasil pembiakan: Enterobacter sp. Hasil: Amikacin (I) Netilmicin (I)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

68

▪ 04 / 03 / 2005 GDS = 211

▪ 10 / 03 / 2005

GDP = 168

▪ 13 / 03 / 2005 GDPP = 73

3. 072107, FXS, L, 52 tahun,

163 cm, 64 kg, 37 °C, 180 / 120 mmHg,

80x/menit, 20x/menit

Tanggal perawatan: 01 / 04 / 2005

s. d. 28 / 04 / 2005

Diagnosis:

masuk = hipertensi, DM ganggren pedis dextra keluar = hipertensi, ulkus DM komplikasi = hipertensi, neuropati, dan nefropati penyakit penyerta = hepatitis A

Pasien menjalani rawat inap I di RSPR pada tahun 2005 dengan

ulkus di telapak kaki kanan. Tiga tahun yang lalu telah

dilakukan amputasi jari kelingking kaki kanan. Tanggal 06 / 04 / 2005

dilakukan operasi debridement ulkus di telapak kaki kanan.

Pletaal (2 x 50 mg) Triatec (1 x 10 mg) Catapres (3 x 75 mcg) Catapres (2 x 75 mcg) Extra Catapres (1 x 150 mcg) Catapres (3 x 150 mcg) Neurontin (2 x 100 mg) Neurontin (3 x 100 mg) Trimeta (2 x 480 mg) Aprovel (1 x 150 mg) Insulin RI 3 x 4 U Insulin RI 3 x 6 U Insulin RI 3 x 10 U Insulin RI 3 x 12 U NaCl 0,9 % Asering Darah 2 kantong Darah 1 kantong untuk HD Ketosteril (3 x 600 mg) Herbesser serbuk injeksi 50 mg + NaCl 48 cc diberikan tiap 4 jam (12 cc / jam) Lasix (3 x 1 ampul) Lasix (1 x 1 ampul) Lasix (1 x 40 mg) Glucobay (3 x 50 mg) Dulcolax Sup. (1 x 5 mg)

Oral

Oral

Oral Oral Oral

Oral Oral Oral Oral

Oral s. c. s. c. s. c. s. c.

Infus Infus

Infus

Oral i. v.

i. v. i. v. Oral

Oral

Rektum

01 – 19 / 04 / 2005 dan 21 – 28 / 04 / 2005 01 – 05 / 04 / 2005,

08 – 19 / 04 / 2005, dan 21 – 28 / 04 / 2005 01 – 04 / 04 / 2005

05 / 04 / 2005 06 / 04 / 2005 dan

19 / 04 / 2005 06 – 28 / 04 / 2005 01 – 11 / 04 / 2005 12 – 24 / 04 / 2005 04 – 17 / 04 / 2005, 19 / 04 / 2005, dan 22 – 24 / 04 / 2005 04 – 05 / 04 / 2005 02 – 04 / 04 / 2005 05 – 08 / 04 / 2005 08 – 12 / 04 / 2005

13 – 20 / 04 / 2005 dan 23 / 04 / 2005 05 / 04 / 2005 06 / 04 / 2005,

08 – 11 / 04 / 2005, 13 – 15 / 04 / 2005, dan

19 – 22 / 04 / 2005 05 / 04 / 2005 13 / 04 / 2005

11 – 20 / 04 / 2005 06 / 04 / 2005,

08 – 12 / 04 / 2005, dan 14 – 16 / 04 / 2005 06 – 15 / 04 / 2005

17 / 04 / 2005 18 – 19 / 04 / 2005 dan

21 – 26 / 04 / 2005 18 – 27 / 04 / 2005 18 – 19 / 04 / 2005

Angioten (1 x 1 tablet) XXX Pharmaton (1 x 1 kapsul) X Catapres (3 x 75 mcg) XX Amitriptiline (1 x 25 mg) X Glurenorm (2 x 30 mg) XX Neurontin (2 x 100 mg) LX Triatec (1 x 10 mg) XXX

▪ 01 / 04 / 2005 URE = 89 CREAT = 6,7 AS.URT = 7,0 GLOB = 4,24 GDS = 297 HbA1c = 9,3

▪ 02 / 04 / 2005

GDP = 205

▪ 05 / 04 / 2005 URE = 108 CREAT = 6,6 GDP = 165 GDPP = 250

▪ 08 / 04 / 2005

GDPP = 313 ▪ 09 / 04 / 2005

URE = 98 CREAT = 7,2 GDP = 157

▪ 12 / 04 / 2005

URE = 112 CREAT = 7,6 GDP = 213 GDPP = 95

▪ 13 / 04 / 2005

GDP = 212 ▪ 14 / 04 / 2005

URE = 89 CREAT = 5,9

Tidak dilakukan kultur dan

sensitivitas tes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

69

Extra Nifedipine (1 x 5 mg) Narfoz (2 x 1 ampul) Glurenorm (2 x 30 mg)

Oral i. v. Oral

18 / 04 / 2005 21 – 23 / 04 / 2005 23 – 26 / 04 / 2005

▪ 17 / 04 / 2005 URE = 115 CREAT = 6,3 GDP = 229

▪ 22 / 04 / 2005

WBC = 14,40 URE = 113 CREAT = 7,5 GDP = 147

▪ 25 / 04 / 2005

GDP = 149

▪ 27 / 04 / 2005 GDP = 198

4. 072107, FXS, L, 52 tahun,

38 °C, 120 / 70 mmHg, 72x/menit, 36x/menit

Tanggal perawatan:

09 / 07 / 2005 s. d.

10 / 07 / 2005

Diagnosis: masuk = CRF dan ulkus DM keluar = - komplikasi = CRF penyakit penyerta = -

Rawat inap II dengan ulkus DM. Pukul 23.00 dilakukan HD dengan kondisi pasien sakit

berat dan sesak nafas. Pasien meninggal dunia pada tanggal

10 / 07 / 2005.

Ceftum (1 x 1 g) Zantac (1 x 1 ampul) Lasix (2 x 1 ampul) Kalnex (3 x 1 ampul) Plantacid 4 x 10 U Dekstrose 10 % NaCl 0,9 %

i. v. i. v. i. v. i. v. s. c. Infus Infus

09 – 10 / 07 / 2005 09 – 10 / 07 / 2005 09 – 10 / 07 / 2005 09 – 10 / 07 / 2005

09 / 07 / 2005 09 / 07 / 2005 09 / 07 / 2005

- ▪ 09 / 07 / 2005 WBC = 26,33 NEUT = 93,6 LIM = 2,3 URE = 380 CREAT = 11,8

Tidak dilakukan kultur dan

sensitivitas tes

5. 086556, THTS, P, 61 tahun,

163 cm, 55 kg, 39,7 °C, 160 / 90 mmHg,

111x/menit

Tanggal perawatan: 29 / 09 / 2005

s. d. 01 / 10 / 2005

Diagnosis:

masuk = DM keluar = ulkus DM

Rawat inap I pada tahun 2005. Terdapat ganggren dan benjolan

bernanah pada kaki kanan. Pasien pulang APS dengan

alasan akan dibawa ke Jakarta.

Peflacine (2 x 400 mg) Kaptopril (2 x 25 mg) Insulin RI 3 x 10 U Glucovance (1 x 2,5 mg) Glucovance (2 x 2,5 mg) NaCl 0,9 %

Oral Oral s. c. Oral Oral Infus

29 / 09 – 01 / 10 / 2005 29 / 09 – 01 / 10 / 2005

29 / 09 / 2005 29 – 30 / 09 / 2005

30 / 09 – 01 / 10 / 2005 29 – 30 / 09 / 2005

Peflacine (2 x 400 mg) IV Glucovance (2 x 2,5 mg) VI Kaptopril (2 x 25 mg) VI

▪ 29 / 09 / 2005 WBC = 13,7 LIM = 8,1 URE = 57 CREAT = 1,5

Tidak dilakukan kultur dan

sensitivitas tes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

70

komplikasi = IHD, ganggren penyakit penyerta = demam

6. 086556, THTS, P, 61 tahun,

38,1 °C, 180 / 80 mmHg, 106x/menit, 26x/menit

Tanggal perawatan:

27 / 10 / 2005 s. d.

07 / 11/ 2005

Diagnosis: masuk = DM keluar = ulkus DM komplikasi = IHD, ganggren penyakit penyerta = demam dan kejang–kejang

Rawat inap II di RSPR pada tahun 2005 dengan keluhan sejak semalam pasien panas,

kejang–kejang, kesadaran menurun, sulit berbicara, dan

komunikasi tidak jelas. Terdapat ganggren dan benjolan

bernanah pada kaki kanan. Pasien pulang APS karena

keberatan dilakukan operasi dan amputasi.

Ceftum (2 x 1 g) Sanmol (2 x 500 mg) Sanmol (1 x 500 mg) Peflacine (2 x 400 mg) Darah 2 kantong Lasix (1 x 1 ampul) Zegase (1 x 1 tablet) Nonflamin (3 x 50 mg) Pletaal (2 x 50 mg) Primperan (2 x 1 ampul) Tienam (2 x 500 mg) Dulcolax Sup. (1 x 5 mg) Flagyl (2 x 100 ml) Insulin RI 3 x 8 U NaCl 0,9 % 20 tetes / menit Ringer Laktat + Insulin RI 12 U 20 tetes / menit NaCl 0,9 % + Insulin RI 50 U NaCl 0,9 %

i. v. Oral Oral

Oral Infus i. v. Oral Oral Oral i. v. i. v.

Rektum Infus s. c. Infus Infus

Infus Infus

27 / 10 – 04 / 11/ 2005 28 – 30 / 10 / 2005

31 / 10 – 03 / 11 / 2005 dan 05 – 06 / 11 / 2005

27 / 10 – 05 / 11/ 2005 01 / 11 / 2005 02 / 11 / 2005

04 – 07 / 11 / 2005 04 – 07 / 11 / 2005 04 – 07 / 11 / 2005 04 – 07 / 11 / 2005 04 – 07 / 11 / 2005

04 / 11 / 2005 05 – 07 / 11 / 2005 06 – 07 / 11 / 2005

27 / 10 / 2005 27 / 10 – 06 / 11 / 2005

30 / 10 – 01 / 11 / 2005

06 / 11 / 2005

Insulin RI (3 x 10 U) Linkomisin (3 x 500 mg) Triatec (1 x 2,5 mg)

▪ 27 / 10 / 2005 WBC = 29,6 LIM = 4,8 URE = 108 CREAT = 1,8 AS.URT =10,9 GDS = 814

▪ 30 / 10 / 2005

GDS = 517 ▪ 04 / 11 / 2005

WBC = 23,2 LIM = 7,4 URE = 51 CREAT = 1,6

▪ 29 / 10 / 2005 Bahan: pus Jenis kuman: gram (+) coccus Hasil pembiakan: Staphylococcus aureus Hasil: Amikacin (S) Imipenem (S) Netilmicin (S) Teicoplanin (S)

7. 104514, CNS, P, 55 tahun,

161 cm, 38 °C, 130 / 80 mmHg,

92x/menit, 19x/menit

Tanggal perawatan: 14 / 11 / 2005

s. d. 21 / 11 / 2005

Diagnosis:

masuk = ulkus DM (foot diabetic dextra) keluar = ulkus DM (foot diabetic dextra) komplikasi = infeksi penyakit penyerta = nyeri otot dan sendi

Terdapat luka pada telapak kaki kanan. Kaki kanan nyeri dan kaki kiri kadang kesemutan.

Tanggal 15 / 11 / 2005 dilakukan debridement luka

pada telapak kaki kanan.

Ceftriaxone (2 x 1 g) Nonflamin (3 x 50 mg) Glibenklamid (3 x 2,5 mg) Metformin (3 x 500 mg) Pletaal (2 x 100 mg) Diamicron (1 x 80 mg) Extra Sanmol (1 x 500 mg) Pronalges (1 x 50 mg) NaCl 0,9 % (400 ml) 30 tetes / menit Dekstrose 5 % (350 ml)

i. v. Oral Oral Oral Oral Oral Oral

Oral Infus

Infus

14 – 21 / 11 / 2005 14 – 21 / 11 / 2005 14 – 17 / 11 / 2005 14 – 21 / 11 / 2005 14 – 21 / 11 / 2005 16 – 21 / 11 / 2005 14 / 11 / 2005 dan 16 – 17 / 11 / 2005

15 / 11 / 2005 15 / 11 / 2005

15 / 11 / 2005

Pletaal (2 x 100 mg) XX Diamicron (1 x 80 mg) X Metformin (2 x 500 mg) XX Linkomisin (3 x 500 mg) Nonflamin (3 x 50 mg)

▪ 11 / 11 / 2005 WBC = 11,2 GDP = 228 GDPP = 378

▪ 21 / 11 / 2005

GDP = 239

Tidak dilakukan kultur dan

sensitivitas tes

8. 127069, SH, P, 65 tahun,

38,1 °C, 160 / 100 mmHg, 40x/menit

Pasien rawat inap I pada tahun 2005 dengan nyeri kaki kanan

karena terdapat ulkus yang berkembang menjadi bengkak.

Primperan (1 x 10 mg) Primperan (2 x 1 ampul) Reskuin (2 x 250 mg) Amaryl (1 x 1 mg)

Oral i. v. Oral Oral

01 – 02 / 04 / 2005 03 – 08 / 04 / 2005 01 – 03 / 04 / 2005

01 – 03 / 04 / 2005 dan

Amaryl (1 x 1 mg) X Glucophage (3 x 500 mg) XXX Triatec (2 x 2,5 mg) XX

▪ 31 / 03 / 2005 WBC = 11,70 CREAT = 1,4 AS.URT =11,8

▪ 04 / 04 / 2005 Bahan: jaringan nekrose Jenis kuman:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

71

Tanggal perawatan:

31 / 03 / 2005 s. d.

12 / 04 / 2005

Diagnosis: masuk = ulkus DM keluar = ulkus DM + hipertensi komplikasi = hipertensi, infeksi penyakit penyerta = batuk–batuk kering, pusing, nyeri otot dan sendi

Pasien juga mengeluh pusing, batuk – batuk kering, dan agak

sesak nafas. Tanggal 04 / 04 / 2005

dilakukan debridement abses.

Vometa (3 x 10 mg) Codein (3 x 10 mg) Alinamin F (3 x 1 tablet) Plantacid (10 cc) Ceftum (2 x 1 g) Asering 15 tetes / menit Zantac (2 x 1 ampul) Glucophage (2 x 500 mg) Glucophage (3 x 500 mg) Toradol (2 x 30 mg) Mefinal (500 mg) k/p bila pusing Triatec (1 x 2,5 mg) Triatec (2 x 2,5 mg) Tequin (1 x 400 mg) Amoxsan (3 x 500 mg) Unalium (1 x 5 mg)

Oral Oral

Oral

Oral i. v.

Infus i. v. Oral

Oral i. v. Oral

Oral

Oral Oral Oral Oral

06 – 12 / 04 / 2005 02 – 03 / 04 / 2005

02 – 03 / 04 / 2005 dan 05 – 10 / 04 / 2005

02 – 03 / 04 / 2005 dan 05 – 12 / 04 / 2005

03 / 04 / 2005 03 – 06 / 04 / 2005 03 – 08 / 04 / 2005 03 – 08 / 04 / 2005

03 / 04 / 2005, 05 – 06 / 04 / 2005, dan

08 – 11 / 04 / 2005 11 – 12 / 04 / 2005 04 – 06 / 04 / 2005 05 / 04 / 2005 dan

09 / 04 / 2005 05 – 06 / 04 / 2005 dan

08 – 11 / 04 / 2005 11 – 12 / 04 / 2005

06 / 04 / 2005 06 – 12 / 04 / 2005 07 – 10 / 04 / 2005

Amoxsan (3 x 500 mg) VI Mefinal (1 x 500 mg) k/p bila pusing atau nyeri Codein (3 x 10 mg) k/p bila batuk

▪ 02 / 04 / 2005

GDP = 137 GDPP = 207

▪ 03 / 04 / 2005 GDPP = 233

▪ 04 / 04 / 2005

GDS = 220 ▪ 06 / 04 / 2005

GDS = 68 ▪ 08 / 04 / 2005

GDS = 286 ▪ 11 / 04 / 2005

GDP = 149 GDPP = 264

gram (-) batang Hasil pembiakan: Enterobacter sp. Hasil: Amoksisilin (S) Ampisilin (S) Cefepime (I) Cefoperazone–Sulbactam (I) Cefpirome (S) Ceftriaxone (I) Cotrimoxazole (I) Imipenem (S) Meropenem (I) Streptomycin (I) Teicoplanin (S)

9. 127069, SH, P, 65 tahun,

36,4 °C, 110 / 80 mmHg, 92x/menit, 16x/menit

Tanggal perawatan:

06 / 07 / 2005 s. d.

19 / 07 / 2005

Diagnosis: masuk = ulkus DM keluar = ulkus DM komplikasi = infeksi penyakit penyerta = nyeri otot dan sendi

Rawat inap II dengan luka senut – senut pada kaki kiri. Tanggal 09 / 07 / 2005 dilakukan operasi debridement pada luka di kaki

kiri.

Amaryl (1 x 1 mg) Sulferazon (2 x 1 g) Glucophage (3 x 500 mg) Triatec (2 x 2,5 mg) Cursil (3 x 1 kapsul) Toradol (1 x 30 mg) Sanmol (1 x 500 mg) OMZ (1 x 20 mg) Lodia (1 x 2 mg) Ceradolan (2 x 200 mg) NaCl 0,9 % Tutofusin OpS (500 ml) Darah 1 kantong

Oral i. v. Oral Oral Oral i. v. Oral Oral Oral Oral Infus Infus Infus

07 – 09 / 07 / 2005 07 – 18 / 07 / 2005 07 – 19 / 07 / 2005 07 – 19 / 07 / 2005 08 – 19 / 07 / 2005

09 / 07 / 2005 09 / 07 / 2005

09, 11, 14 / 07 / 2005 14 / 07 / 2005

18 – 19 / 07 / 2005 07 – 14 / 07 / 2005 09 – 15 / 07 / 2005 09 – 11 / 07 / 2005

Triatec (2 x 2,5 mg) Glucophage (3 x 500 mg) Cursil (3 x 1 kapsul) Ceradolan (2 x 200 mg)

▪ 06 / 07 / 2005 WBC = 20,48 SGOT = 105,2 SGPT = 58,1 URE = 81 CREAT = 1,5 AS.URT =10,8

▪ 08 / 07 / 2005

GDS = 152

▪ 13 / 07 / 2005 GDP = 123 GDS = 156

▪ 08 / 07 / 2005 Bahan: pus Jenis kuman: gram (-) batang Hasil pembiakan: Enterobacter sp. Hasil: Cefepime (S) Cefoperazone–Sulbactam (S) Cefotaxime (I) Ceftazidime (S) Ceftriaxone (S) Imipenem (S)

10. 134625, YSSW, P, 93 tahun,

36,3 °C, 130 / 70 mmHg, 80x/menit

Tanggal perawatan:

19 / 01 / 2005

Telapak kaki kanan pasien bengkak, keluar nanah, dan

memerah karena 1 minggu yang lalu menginjak pines.

Tanggal 24 / 01 / 2005 dilakukan operasi debridement

abses.

Esilgan 1 mg k/p Longcef (3 x 500 mg) Stimuno (3 x 50 mg) Reskuin (1 x 500 mg) Cedocard (3 x 5 mg)

Oral Oral Oral Oral

Oral

19 – 20 / 01 / 2005 20 / 01 / 2005

20 – 29 / 01 / 2005 20 – 22 / 01 / 2005,

24 – 25 / 01 / 2005, dan 27 – 29 / 01 / 2005

21 – 25 / 01 / 2005 dan

- ▪ 19 / 01 / 2005 WBC = 21,36 CREAT = 1,4 LED 1 j = 118 LED 2 j = 140

▪ 27 / 01 / 2005

▪ 21 / 01 / 2005 Bahan: pus Jenis kuman: gram (-) batang Hasil pembiakan: Enterobacter sp. Hasil:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

72

s. d. 29 / 01 / 2005

Diagnosis:

masuk = kaki diabetik (diabetic foot) keluar = kaki diabetik (diabetic foot) komplikasi = IHD, infeksi penyakit penyerta = -

Clobazam (3 x 10 mg) Toradol (2 x 30 mg) Gentamicin 0,1 % (2 x sehari) Asering (500 ml) Tutofusin OpS (500 ml) Martos (500 ml) NaCl 0,9 % Darah 2 kantong

Oral

i. v.

Topikal Infus Infus Infus Infus Infus

27 – 29 / 01 / 2005 23 – 25 / 01 / 2005 dan

28 – 29 / 01 / 2005 25 – 26 / 01 / 2005 25 – 26 / 01 / 2005 19 – 28 / 01 / 2005 25 – 27 / 01 / 2005 25 – 27 / 01 / 2005

28 / 01 / 2005 28 / 01 / 2005

CREAT = 1,2

Amikacin (S) Cefepime (S) Cefoperazone–Sulbactam (I) Cefotaxime (I) Cefpirome (I) Ceftazidime (S) Ceftriaxone (I) Cefuroxime (S) Gentamicin (S) Imipenem (I) Meropenem (S) Nalidixic Acid (S) Netilmicin (S)

▪ 22 / 01 / 2005 Bahan: pus Jenis kuman: gram (+) coccus Hasil pembiakan: Peptostreptococcus Hasil: Kloramfenikol (S) Ampisilin (S) Penisilin G (S) Linkomisin (S) Klindamisin (S) Metronidazole (S) Cefotaxime (S) Augmentin (S)

11. 147434, M, L, 33 tahun,

172 cm, 70 kg, 39 °C, 140 / 90 mmHg,

96x/menit

Tanggal perawatan: 04 / 09 / 2005

s. d. 10 / 09 / 2005

Diagnosis:

masuk = DM dan sepsis keluar = ulkus DM komplikasi = - penyakit penyerta = batuk,

Telapak kaki kiri ada benjolan merah seperti darah oleh pasien

dibuka sendiri keluar cairan merah. Luka tidak mengering, suhu badan naik, sekitar luka

nyeri. Pasien pulang APS karena terbentur biaya.

Insulin RI 1 x 8 U Insulin RI 3 x 14 U Martos (500 ml) NaCl 0,9 % Ceftriaxone (1 x 1 g) Sanmol (3 x 500 mg) Codein extra (1 x 10 mg) Nonflamin (3 x 50 mg) Flagyl Sup. (3 x 500 mg) Romilar (3 x 10 cc) Pronalges (3 x 50 mg) Profenid Sup. (1 x 100 mg) MST Continus (1 x 10 mg) Diamicron (1 x 160 mg)

s. c. s. c. Infus Infus i. v. Oral Oral Oral

Rektum Oral Oral

Rektum Oral Oral

04 / 09 / 2005 05 – 10 / 09 / 2005 04 – 07 / 09 / 2005 04 – 09 / 09 / 2005 04 – 10 / 09 / 2005 04 – 10 / 09 / 2005

05 / 09 / 2005 05 – 06 / 09 / 2005 05 – 10 / 09 / 2005 06 – 09 / 09 / 2005 06 – 10 / 09 / 2005

07 / 09 / 2005 07 – 09 / 09 / 2005 08 – 10 / 09 / 2005

Diamicron (1 x 160 mg) X Glucophage (2 x 500 mg) X

▪ 04 / 09 / 2005 WBC = 25,4 GDS = 374

▪ 07 / 09 / 2005

GDP = 320 GDPP = 345

▪ 09 / 09 / 2005

GDP = 203 GDPP = 210

▪ 06 / 09 / 2005 Bahan: pus Jenis kuman: gram (-) batang Hasil pembiakan: Enterobacter sp. Hasil: Amikacin (S) Cefepime (S) Cefoperazone–Sulbactam (S) Cefotaxime (S) Cefotiam (S) Ceftazidime (S) Ceftriaxone (S) Cefuroxime (I)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

73

demam Cotrimoxazole (S) Gentamicin (S) Imipenem (S) Kanamycin (S) Meropenem (S) Netilmicin (S) Teicoplanin (I)

12.

148284, SM, L, 51 tahun,

36,9 °C, 100 / 80 mmHg, 82x/menit

Tanggal perawatan:

24 / 03 / 2005 s. d.

01 / 04 / 2005

Diagnosis: masuk = ulkus DM keluar = ulkus DM komplikasi = infeksi penyakit penyerta = demam, nyeri otot dan sendi

Pasien mengeluh badan lemas, nafsu makan berkurang, dan lutut kemeng. Pasien pulang APS karena keberatan biaya.

Lincocin (3 x 250 mg) Sanmol (1 x 500 mg) k/p Ceftriaxone (2 x 1 g) Zyloric (2 x 100 mg) Glucovance (1 x 2,5 mg) Insulin RI 3 x 15 U Insulin RI 3 x 20 U Asering 16 tetes / menit

Oral Oral

i. v. Oral Oral s. c. s. c. Infus

25 / 03 / 2005 25 / 03 / 2005 dan

27 / 03 / 2005 25 / 03 – 01 / 04 / 2005 27 / 03 – 01 / 04 / 2005 31 / 03 – 01 / 04 / 2005

28 – 30 / 03 / 2005 30 / 03 – 01 / 04 / 2005

25 – 30 / 03 / 2005

Glucovance (2 x 2,5 mg) XX Ciprofloksasin (2 x 500 mg)

▪ 24 / 03 / 2005 WBC = 19,90 CREAT = 1,3 AS.URT =11,3

▪ 30 / 03 / 2005

GDP = 337

▪ 31 / 03 / 2005 GDPP = 298

Tidak dilakukan kultur dan

sensitivitas tes

13. 164342, PR, P, 39 tahun,

37,1 °C, 128 / 80 mmHg, 96x/menit, 12x/menit

Tanggal perawatan:

12 / 05 / 2005 s. d.

05 / 06 / 2005

Diagnosis: masuk = DM dengan celulitis pedis sinistra keluar = ulkus DM komplikasi = infeksi penyakit penyerta = demam, nyeri otot dan sendi

Telapak kaki kiri terasa nyeri, bengkak, dan merah. Badan

panas ketika masuk RS. Tanggal 20 / 05 / 2005 dilakukan operasi

debridement ulkus.

Ceftriaxone (2 x 1 g) Sanmol (1 x 500 mg) k/p Insulin RI 3 x 8 U Insulin RI 3 x 12 U Insulin RI 3 x 15 U Celebex (1 x 200 mg) Ciprofloksasin (2 x 500 mg) Profenid E 100 (2 x 100 mg) Glucovance (1 x 2,5/500) Glucovance (2 x 2,5/500) Amoksisilin (3 x 500 mg) Glucophage (2 x 500 mg) Profenid Sup. (1 x 100 mg) Glucobay (2 x 50 mg) Ringer Laktat 16 tetes / menit Tutofusin OpS (400 ml) Martos (350 ml) Asering

i. v. Oral s. c. s. c. s. c. Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral

Rektum Oral Infus Infus Infus Infus

12 – 18 / 05 / 2005 12 – 15 / 05 / 2005 12 – 13 / 05 / 2005 14 – 18 / 05 / 2005 19 – 23 / 05 / 2005

15 / 05 – 05 / 06 / 2005 16 – 26 / 05 / 2005

16 / 05 – 05 / 06 / 2005 18 – 20 / 05 / 2005

21 / 05 – 04 / 06 / 2005 27 / 05 – 02 / 06 / 2005 28 / 05 – 03 / 06 / 2005 31 / 05 – 01 / 06 / 2005 31 / 05 – 04 / 06 / 2005

12 – 19 / 05 / 2005 20 / 05 / 2005 20 / 05 / 2005

22 – 24 / 05 / 2005

Glucophage (2 x 500 mg) Erytromisin (4 x 250 mg)

▪ 12 / 05 / 2005 WBC = 15,87 LIM = 8,8

▪ 13 / 05 / 2005 GDP = 300 GDPP = 365

▪ 18 / 05 / 2005 GDP = 311 GDPP = 320

▪ 20 / 05 / 2005 GDPP = 228

▪ 24 / 05 / 2005 GDP = 227 GDPP = 226

▪ 27 / 05 / 2005 GDP = 208 GDPP = 250

▪ 14 / 05 / 2005 Bahan: pus Jenis kuman: gram (+) coccus Hasil pembiakan: Staphylococcus aureus Hasil: Amikacin (S) Amoksisilin (S) Cefepime (S) Cefoperazone–Sulbactam (I) Cefotaxime (I) Ceftazidime (I) Ceftriaxone (S) Cefuroxime (S) Erytromisin (S) Gentamicin (I) Imipenem (S) Meropenem (S) Netilmicin (I) Teicoplanin (I)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

74

▪ 29 / 05 / 2005 GDPP = 210

▪ 04 / 06 / 2005 GDP = 35 GDPP = 68

14. 165555, YPAS, P, 78 tahun,

36,3 °C, 120 / 80 mmHg, 80x/menit

Tanggal perawatan:

16 / 02 / 2005 s. d.

09 / 03 / 2005

Diagnosis: masuk = ganggren pedis (diabetic) keluar = ulkus DM komplikasi = infeksi penyakit penyerta = radang mata

Satu minggu yang lalu terdapat seperti tlusupan pada ibu jari

kaki kiri kemudian benda asing tersebut dikeluarkan sendiri.

Kaki tambah bengkak, merah, dan bernanah.

Tanggal 18 / 02 / 2005 dilakukan amputasi ibu jari kaki

kiri.

Baquinor (2 x 500 mg) Asering 20 tetes / menit Stimuno (3 x 50 mg) Sanmol (1 x 500 mg) Ceftriaxone (1 x 1 g) Nonflamin (3 x 50 mg) Insulin RI 1 x 5 U Insulin RI 3 x 7 U Cendoxitrol (3 x 1 tetes mata kanan dan kiri) Tequin (1 x 400 mg) Flagyl (3 x 500 mg) Novonorm (3 x 0,5 mg)

Oral Infus Oral Oral i. v. Oral

s. c. s. c.

Topikal

Oral Oral Oral

16 – 19 / 02 / 2005 16 – 21 / 02 / 2005 16 – 24 / 02 / 2005 17 – 18 / 02 / 2005 19 – 22 / 02 / 2005

20 – 28 / 02 / 2005 dan 01 – 08 / 03 / 2005

21 / 02 / 2005 21 – 25 / 02 / 2005

23 / 02 – 08 / 03 / 2005

23 / 02 – 08 / 03 / 2005 27 / 02 – 08 / 03 / 2005

06 – 08 / 03 / 2005

Nonflamin (3 x 50 mg) XXII Tequin (1 x 400 mg) VII Flagyl (3 x 500 mg) XIX Novonorm (3 x 0,5 mg) XIX

▪ 16 / 02 / 2005 LED 1 j = 120 LED 2 j = 140

▪ 17 / 02 / 2005

HbA1c = 10,0 ▪ 21 / 02 / 2005

GDP = 197 GDPP = 261

▪ 01 / 03 / 2005

GDP = 140 GDPP = 168

▪ 06 / 03 / 2005 GDP = 144 GDPP = 226

▪ 18 / 02 / 2005 Bahan: pus Jenis kuman: gram (-) batang Hasil pembiakan: Enterobacter sp. Hasil: Amoksisilin (S) Ampisilin (S) Cefepime (I) Cefoperazone–Sulbactam (I) Cefotaxime (S) Cefpirome (S) Ceftazidime (S) Ceftriaxone (S) Gatifloksasin (S) Gentamicin (I) Imipenem (S) Netilmicin (S) Teicoplanin (S)

15.

215389, AM, P, 64 tahun,

155 cm, 45 kg, 36,7 °C, 130 / 80 mmHg,

78x/menit

Tanggal perawatan: 02 / 11 / 2005

s. d. 13 / 11 / 2005

Diagnosis:

masuk = DM ganggren keluar = ulkus DM komplikasi = hipertensi, infeksi penyakit penyerta = nyeri otot dan sendi

Jari kaki kiri melepuh. Dari kaki kiri sampai dengan betis terasa sakit. Tanggal 07 / 11 /

2005 dilakukan operasi jaringan nekrotik pada ujung jari kaki kiri, debridement, dan cabut

kuku pada jari kaki kiri.

Insulin RI 3 x 8 U Insulin RI 3 x 10 U Ceftriaxone (1 x 1 g) NaCl 0,9 % Lipanthyl 200 M (1 x 200 mg / malam) Parasetamol (3 x 500 mg) Triatec (1 x 2,5 mg) Triatec (1 x 5 mg / pagi) Norvask (1 x 5 mg / malam) Norvask (1 x 10 mg / malam) Catapres (2 x 75 mcg) Catapres (4 x 75 mcg) Adalat (1 x 5 mg) Tutofusin OpS Albiotin (2 x 300 mg) Augmentin (3 x 500 mg) Codein (3 x 10 mg)

s. c. s. c. i. v.

Infus Oral

Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral s. l.

Infus Oral Oral Oral

02 – 03 / 11 / 2005 03 – 13 / 11 / 2005 02 – 08 / 11 / 2005 02 – 09 / 11 / 2005 2 – 6 / 11 / 2005,

08 / 11 / 2005, dan 10 – 12 / 11 / 2005 02 – 13 / 11 / 2005 04 – 10 / 11 / 2005 11 – 13 / 11 / 2005 05 – 09 / 11 / 2005 10 – 12 / 11 / 2005 06 – 07 / 11 / 2005 08 – 13 / 11 / 2005

07 / 11 / 2005 07 / 11 / 2005

09 – 10 / 11 / 2005 10 – 13 / 11 / 2005 11 – 13 / 11 / 2005

Triatec (1 x 5 mg / pagi) Norvask (1 x 10 mg / malam) Lipanthyl 200 M (1 x 200 mg / malam) Catapres (4 x 75 mcg) Insulin Actrapid (3 x 10 U) Augmentin (3 x 500 mg)

▪ 02 / 11 / 2005 WBC = 19,9 LIM = 7,3 URE = 82 CREAT = 2,3 AS.URT = 7,8 GDS = 322

▪ 03 / 11 / 2005

GDP = 132 GDPP = 190

▪ 10 / 11 / 2005

GDP = 133 GDPP = 154

▪ 04 / 11 / 2005 Bahan: jaringan nekrotomi Jenis kuman: gram (+) coccus Hasil pembiakan: Staphylococcus aureus Hasil: Amikacin (S) Amoksisilin (S) Ampisilin (S) Cefoperazone–Sulbactam (S) Ciprofloksasin (I) Cotrimoxazole (S) Gatifloksasin (I) Gentamicin (S) Imipenem (S)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

75

Kanamycin (S) Meropenem (S) Netilmicin (S) Streptomycin (I) Teicoplanin (S)

16. 223109, S, L, 52 tahun,

160 cm, 50 kg, 36 °C, 120 / 80 mmHg,

80x/menit

Tanggal perawatan: 02 / 07 / 2005

s. d. 02 / 10 / 2005

Diagnosis:

masuk = ulcus DM pedis dextra keluar = ulcus DM pedis dextra komplikasi = infeksi penyakit penyerta = -

Terdapat ulkus bengkak, merah, dan luka kotor pada kaki kanan.

Tahun 2004 pernah opname dengan penyakit yang sama. Pasien menderita DM sejak

tahun 2000 dan telah dilakukan amputasi jari manis dan jari

kelingking kaki kanan. Tanggal 09 / 09 / 2005 dilakukan

debridement pedis dextra.

Ciprofloksasin (2 x 500 mg) Nonflamin (3 x 50 mg) Nonflamin (3 x 50 mg) Zegase (1 x 1 tablet) Ceftriaxone (2 x 1 g) Ceftriaxone (1 x 1 g) Insulin RI 3 x 15 U Profenid E 100 (2 x 100 mg) Glurenorm 30 mg (1 – 1 – 0) Glurenorm 30 mg (2 – 1 – 0) Novonorm (3 x 1 mg) Tequin (1 x 400 mg)

Oral

Oral Oral

Oral i. v. i. v. s. c. Oral

Oral

Oral

Oral Oral

02 – 03 / 07 / 2005 dan 19 / 09 – 02 / 10 / 2005

02 – 08 / 07 / 2005 09 / 07 – 16 / 08 / 2005 dan

12 / 09 – 02 / 10 / 2005 02 / 07 – 16 / 08 / 2005

03 – 21 / 07 / 2005 12 – 18 / 09 / 2005 04 – 13 / 07 / 2005

05 – 30 / 07 / 2005 dan 02 / 08 / 2005

08 – 11 / 07 / 2005 dan 23 – 26 / 07 / 2005

12 – 22 / 07 / 2005 dan 26 / 07 – 02 / 10 / 2005 16 / 07 – 02 / 10 / 2005 22 / 07 – 18 / 08 / 2005

Glurenorm 30 mg (2 – 1 – 0) Novonorm (3 x 1 mg) Nonflamin (3 x 50 mg) Ciprofloksasin (2 x 500 mg)

▪ 02 / 07 / 2005 LIM = 9,8 GDS = 668

▪ 06 / 07 / 2005 GDP = 322 GDPP = 295

▪ 11 / 07 / 2005 GDP = 210 GDPP = 384

▪ 15 / 07 / 2005 GDP = 176 GDPP = 330

▪ 21 / 07 / 2005 GDP = 148 GDPP = 148

▪ 25 / 07 / 2005 GDP = 220 GDPP = 244

▪ 29 / 07 / 2005 GDP = 216 GDPP = 230

▪ 02 / 08 / 2005 GDP = 155 GDPP = 170

▪ 30 / 08 / 2005 GDP = 160 GDPP = 173

▪ 16 / 09 / 2005 GDP = 181 GDPP = 187

Tidak dilakukan kultur dan

sensitivitas tes

17. 318948, Y, L, 50 tahun,

Terdapat luka pada telapak kaki kanan karena lecet memakai

Insulin RI 3 x 8 U Insulin RI 3 x 18 U

s. c. s. c.

14 – 15 / 06 / 2005 18 – 19 / 06 / 2005

- ▪ 14 / 06 / 2005 WBC = 26,70

Tidak dilakukan kultur dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

76

37, 6 °C, 120 / 80 mmHg, 88x/menit

Tanggal perawatan:

14 / 06 / 2005 s. d.

25 / 06 / 2005

Diagnosis: masuk = ulcus ganggren diabetic pedis dextra keluar = - komplikasi = nefropati dan hepatopati penyakit penyerta = -

sepatu. Pasien menderita DM sejak 10 tahun yang lalu. Pasien meninggal dunia pada tanggal

25 / 06 / 2005 setelah menjalani perawatan beberapa lama di

RSPR.

Pronalges Sup. (1 x 100 mg) k/p Pronalges (1 x 50 mg) k/p Asering 20 – 30 tetes / menit Ciprofloksasin (2 x 500 mg) Sulferazon (2 x 1 g) Lipitor (1 x 10 mg) Methycobal (1 x 500 mcg) Neurontin (1 x 300 mg) Nonflamin (3 x 50 mg) Pletaal (2 x 50 mg) Praxilene (2 x 200 mg) Zegase (1 x 1 tablet) Plasbumin 25 % (100 cc) Sanmol (1 x 500 mg) k/p Sanmol (3 x 500 mg) Dekstrose 5 % NaCl 0,9 % 30– 50 tetes / menit Ceftriaxone (1 x 2 g) Kalnex (3 x 100 mg) Metrofusin (2 x 100 ml) Vitamin K (1 x 1 ampul) Zantac (2 x 1 ampul) Maxipime (2 x 1 g)

Rektum i. v.

Infus Oral i. v. Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Infus

Oral Oral Infus Infus

i. v. i. v.

Infus i. v. i. v. i. v.

14 – 19 / 06 / 2005 14 – 19 / 06 / 2005 14 – 19 / 06 / 2005

15 / 06 / 2005 15 – 19 / 06 / 2005 15 – 20 / 06 / 2005 15 – 20 / 06 / 2005 15 – 20 / 06 / 2005 15 – 20 / 06 / 2005 15 – 20 / 06 / 2005 15 – 20 / 06 / 2005 15 – 20 / 06 / 2005 15 / 06 / 2005 dan

21 / 06 / 2005 15 – 21 / 06 / 2005 23 – 24 / 06 / 2005

20 / 06 / 2005 20 / 06 / 2005 dan 23 – 24 / 06 / 2005 20 – 21 / 06 / 2005 20 – 24 / 06 / 2005 20 – 24 / 06 / 2005 20 – 24 / 06 / 2005 20 – 24 / 06 / 2005 22 – 24 / 06 / 2005

NEUT = 90,1 LIM = 4,3 SGPT = 80,5 ALBM = 2,55 URE = 68 CREAT = 1,2

▪ 15 / 06 / 2005

GDP = 527 ▪ 20 / 06 / 2005

WBC = 21,02 ALBM = 2,13 URE = 127 CREAT = 1,9

sensitivitas tes

18. 352065, SS, P, 59 tahun,

160 cm, 37,7 °C, 150 / 80 mmHg,

130x/menit, 30x/menit

Tanggal perawatan: 10 / 07 / 2005

s. d. 21 / 07 / 2005

Diagnosis:

masuk = ulkus DM keluar = ulkus DM komplikasi = infeksi penyakit penyerta = -

Terdapat luka melepuh pada telapak kaki kanan karena

pasien memakai sepatu sandal. Pernah dibawa ke alternatif di Bantul, luka tidak sembuh, jari kelingking dipotong. Semakin lama luka tidak membaik dan pasien lemas. Menderita DM

sejak 15 tahun yang lalu. Tanggal 17 / 07 / 2005

dilakukan debridement pada luka. Pasien pulang APS karena ingin dirawat sendiri di rumah.

NaCl 0,9 % + Insulin RI 30 U 20 tetes / menit NaCl 0,9 % Profenid Sup. (1 x 100 mg) Ceftum (2 x 1 g) Sanmol (1 x 500 mg) Dekstrose 5 % + Insulin RI Dekstrose 40 % (500 ml) 12 U 20 tetes / menit Primperan (2 x 1 ampul) Insulin RI 3 x 12 U Pletaal (2 x 50 mg) Sulferazon (2 x 1 g) Darah 2 kantong Lasix (1 x 1 ampul) sebelum transfusi

Infus

Infus Rektum

i. v. Oral

Infus Infus

i. v. s. c. Oral i. v.

Infus i. v.

10 – 11 / 07 / 2005

18 / 07 / 2005 10 – 11 / 07 / 2005 10 – 16 / 07 / 2005 11 / 07 / 2005 dan

15 / 07 / 2005 11 – 19 / 07 / 2005

19 / 07 / 2005

12 – 21 / 07 / 2005 14 – 15 / 07 / 2005 14 – 21 / 07 / 2005 17 – 20 / 07 / 2005

18 / 07 / 2005 18 / 07 / 2005

Tequin (1 x 400 mg) X Vometa (3 x 10 mg) XV Alinamin–F (3 x 1 tablet) XXX

▪ 10 / 07 / 2005 WBC = 42,38 NEUT = 92,5 LIM = 1,1 URE = 100 AS.URT = 8,8

▪ 14 / 07 / 2005 WBC = 21,78 LIM = 4,0

▪ 17 / 07 / 2005

WBC = 20,34 LIM = 5,5

▪ 18 / 07 / 2005

GDP = 315 ▪ 20 / 07 / 2005

WBC = 13,96 NEUT = 89,7

▪ 12 / 07 / 2005 Bahan: pus Jenis kuman: gram (-) batang Hasil pembiakan: Proteus mirabilis Hasil: Cefoperazone–Sulbactam (I) Cefpirome (I)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

77

LIM = 4,9 19. 359831, M, P,

50 tahun, 155 cm, 85 kg,

38 °C, 130 / 80 mmHg, 80x/menit, 18x/menit

Tanggal perawatan:

22 / 07 / 2005 s. d.

26 / 08 / 2005

Diagnosis: masuk = ulkus DM keluar = ulkus DM komplikasi = hipertensi, infeksi penyakit penyerta = -

Semalam badan pasien dingin dan tiba – tiba tidak sadar.

Tungkai kanan bengkak dan ada luka melebar.

Tanggal 26 / 07 / 2005 dilakukan nekrotomi pada luka.

Martos (500 ml) Miconazole Krim (2 x sehari) Fortum (2 x 1 g) Metrofusin (2 x 100 ml) Asering Sanmol (3 x 500 mg) k/p Insulin RI 3 x 6 U Insulin RI 3 x 8 U Insulin RI 3 x 10 U Insulin RI 3 x 15 U Insulin RI 3 x 18 U Insulin RI 3 x 20 U Insulin RI 3 x 24 U Insulin RI 3 x 26 U Insulin RI 3 x 28 U Insulin RI 3 x 12 U Insulin RI 3 x 14 U Insulin RI 3 x 8 U Darah 1 kantong Sporanox (2 x 100 mg) Daktarin Krim (2 x sehari) NaCl 0,9 % Extra Plasbumin 25 % (100 cc) Lasix (1 x 1 ampul) Tienam (2 x 500 mg) Tienam (3 x 500 mg) Triatec (1 x 5 mg) Renapar (2 x 1 tablet) Kalsium karbonat (3 x 1 tablet) Tutofusin OpS (500 ml) Rantin (2 x 1 ampul) Toradol (1 x 30 mg) k/p Extra Dramamine (1 x 50 mg) Avil (1 x 12,5 mg) Sulferazon (1 x 1 g) Glucovance (1 x 2,5 mg) Glucovance (2 x 2,5 mg) Zegase (1 x 1 tablet) Excelase (3 x 1 kapsul) Lincocin (3 x 500 mg)

Infus Topikal

i. v. Infus Infus Oral s. c.

s. c. s. c.

s. c. s. c. s. c. s. c. s. c. s. c. s. c. s. c. s. c. Infus Oral

Topikal Infus Infus i. v. i. v. i. v. Oral Oral

Oral Infus i. v. i. v. Oral Oral i. v. Oral Oral Oral Oral Oral

22 / 07 / 2005 22 / 07 / 2005

22 – 26 / 07 / 2005 22 – 27 / 07 / 2005 22 – 28 / 07 / 2005 22 – 28 / 07 / 2005 22 / 07 / 2005 dan

31 / 07 – 02 / 08 / 2005 29 – 30 / 07 / 2005

03 / 08 / 2005, 13 – 14 / 08 / 2005 dan

17 / 08 / 2005 04 – 05 / 08 / 2005

06 / 08 / 2005 07 / 08 / 2005 08 / 08 / 2005 09 / 08 / 2005

10 – 12 / 08 / 2005 15 – 16 / 08 / 2005

16 / 08 / 2005 18 / 08 / 2005

23 – 26 / 07 / 2005 23 – 31 / 07 / 2005

23 / 07 – 03 / 08 / 2005 24 / 07 – 09 / 08 / 2005

26 / 07 / 2005 26 / 07 / 2005

26 – 27 / 07 / 2005 27 / 07 – 08 / 08 / 2005 26 / 07 – 26 / 08 / 2005 27 – 28 / 07 / 2005 dan 30 / 07 – 21 / 08 / 2005 27 / 07 – 21 / 08 / 2005 29 / 07 – 01 / 08 / 2005 29 / 07 – 02 / 08 / 2005 29 / 07 – 06 / 08 / 2005

02 / 08 / 2005 02 – 26 / 08 / 2005 08 – 18 / 08 / 2005 11 – 15 / 08 / 2005 16 – 26 / 08 / 2005 12 – 26 / 08 / 2005 19 – 26 / 08 / 2005 19 – 26 / 08 / 2005

Lincocin (3 x 500 mg) II Excelase (3 x 1 kapsul) II Glucovance (2 x 2,5 mg) XXIII Triatec (1 x 5 mg) VII Zegase (1 x 1 tablet) XII Avil (1 x 12,5 mg) 8 ½ tablet

▪ 22 / 07 / 2005 WBC = 10,90

▪ 23 / 07 / 2005

GDP = 45 ▪ 26 / 07 / 2005

WBC = 15,75 LIM = 8,3

▪ 28 / 07 / 2005 WBC = 15,48

▪ 02 / 08 / 2005

WBC = 10,76 GDP = 306 GDPP = 317

▪ 04 / 08 / 2005

WBC = 11,26 ▪ 18 / 08 / 2005

WBC = 10,74 ▪ 19 / 08 / 2005

GDP = 138 GDPP = 186

▪ 04 / 08 / 2005 Bahan: jaringan nekrotomi Jenis kuman: gram (+) coccus Hasil pembiakan: Staphylococcus aureus Hasil: Amikacin (I) Cefepime (S) Cefoperazone–Sulbactam (S) Cefotaxime (I) Cefpirome (S) Ceftazidime (I) Ceftriaxone (I) Clindamycin (S) Erytromisin (S) Imipenem (S) Kanamycin (I) Lincomycin (I) Meropenem (I) Netilmicin (S)

20. 368671, NK, P, Terdapat luka di kaki kiri dan NaCl 0,9 % + Insulin RI 40 U Infus 11 / 08 / 2005 DRC steril 2 pak ▪ 11 / 08 / 2005 ▪ 16 / 08 / 2005

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

78

72 tahun, 37,5 °C, 150 / 90 mmHg,

90x/menit, 23x/menit

Tanggal perawatan: 11 / 08 / 2005

s. d. 29 / 08 / 2005

Diagnosis:

masuk = DM keluar = ulkus DM komplikasi = infeksi penyakit penyerta = -

kanan. Luka di kaki kiri tampak kemerahan dan masih basah. Sedangkan luka di kaki kanan

kering, tidak bernanah.

NaCl 0,9 % Ringer Laktat + Insulin 10 U 20 tetes / menit Amoxsan (2 x 1 g) Metrofusin (2 x 100 ml) Metrofusin (2 x 150 mg) Profenid Sup. (1 x 100 mg) k/p Insulin RI 3 x 18 U Insulin RI 3 x 20 U Insulin RI 3 x 22 U Insulin RI 3 x 25 U Insulin 3 x 15 U Diflucan (1 x 100 mg) Novonorm (3 x 1 mg) Dekstrose 10 % Plasbumin 25 % (100 cc)

Infus Infus

i. v.

Infus i. v.

Rektum s. c. s. c. s. c. s. c. s. c. Oral Oral Infus Infus

18 – 29 / 08 / 2005 11 – 14 / 08 / 2005

11 – 20 / 08 / 2005 11 – 28 / 08 / 2005 21 – 28 / 08 / 2005

13 / 08 / 2005 13 – 15 / 08 / 2005 15 – 17 / 08 / 2005 17 – 19 / 08 / 2005 19 – 22 / 08 / 2005

23 / 08 / 2005 20 – 29 / 08 / 2005 21 – 22 / 08 / 2005 22 – 23 / 08 / 2005

25 / 08 / 2005

DRC gulung 10 buah Plester micropore 1 buah Rivanol 200 cc 1 botol Underpad 10 buah

WBC = 17,16 LIM = 9,9

▪ 15 / 08 / 2005

GDP = 149 GDPP = 332

▪ 17 / 08 / 2005

GDS = 292 ▪ 19 / 08 / 2005

GDP = 173 GDPP = 322

Bahan: pus Jenis kuman: gram (-) batang Hasil pembiakan: Proteus mirabilis Hasil: Cefoperazone–Sulbactam (I) Cefpirome (I) Ciprofloksasin (I) Imipenem (S) Kanamycin (I) Meropenem (S) Netilmicin (S)

▪ 28 / 08 / 2005 Bahan: pus Jenis kuman: gram (-) batang Hasil pembiakan: Enterobacter sp. Hasil: Amikacin (I) Cefoperazone–Sulbactam (I) Kanamycin (S) Nalidixic Acid (S) Streptomisin (S)

21. 390333, AK, L, 80 tahun,

37,8 °C, 170 / 90 mmHg, 100x/menit, 24x/menit

Tanggal perawatan:

20 / 06 / 2005 s. d.

09 / 07 / 2005

Diagnosis: masuk = ulkus DM keluar = ulkus DM komplikasi = stroke, infeksi penyakit penyerta = demam

Terdapat luka pada ibu jari tangan kanan, membengkak dan

kemerahan. Tanggal 18 / 06 / 2005 pasien jatuh dan semenjak itu tidak dapat bangun sendiri. Badan

pasien panas. Tanggal 23 / 06 / 2005 dilakukan debridement ibu jari tangan kanan.

Lincocin (3 x 500 mg) Insulin RI 3 x 8 U Insulin RI 1 x 6 U (pk 18.00) Insulin RI 3 x 10 U Insulin RI 3 x 4 U NaCl 0,9 % Triatec (1 x 2,5 mg) tiap malam Tutofusin OpS Sulferazon (2 x 1 g) Toradol (2 x 30 mg) Ciprofloksasin (2 x 500 mg) Ciprofloksasin (3 x 500 mg) Imipenem (2 x 500 mg) Asering 12 tetes / menit Primperan (2 x 1 ampul) Primperan (2 x 10 mg) Sibelium (1 x 5 mg)

Oral s. c. s. c. s. c. s. c. Infus Oral Infus

i. v. i. v. Oral Oral i. v.

Infus i. v. Oral Oral

20 – 23 / 06 / 2005 20 – 25 / 06 / 2005

23 / 06 / 2005 25 – 29 / 06 / 2005 04 – 06 / 07 / 2005 20 – 27 / 06 / 2005

20 / 06 – 08 / 07 / 2005 22 / 06 / 2005 dan

27 / 06 / 2005 24 – 27 / 06 / 2005 24 – 28 / 06 / 2005 26 – 27 / 06 / 2005 02 – 09 / 07 / 2005

28 / 06 – 01 / 07 / 2005 30 / 06 – 01 / 07 / 2005 30 / 06 – 03 / 07 / 2005

04 – 09 / 07 / 2005 01 – 03 / 07 / 2005 dan

Ciprofloksasin (3 x 500 mg) X Diamicron (1 x 80 mg / pagi) VII Triatec (1 x 2,5 mg / malam) VII Primperan (2 x 10 mg) XIV k/p Sibelium bila pusing (1 x 5 mg) X

▪ 20 / 06 / 2005 LIM = 11,6 MONO = 11,8 URE = 61 CREAT = 1,6 AS.URT = 7,1

▪ 21 / 06 / 2005

GDP = 376 GDPP = 426

▪ 25 / 06 / 2005

GDP = 276 GDPP = 271

▪ 06 / 07 / 2005

GDP = 239 GDPP = 292

Tidak dilakukan kultur dan

sensitivitas tes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

79

Trosyd Krim (2 x sehari) Mycospor Krim (2 x sehari) Diamicron (1 x 80 mg) tiap pagi

Topikal Topikal

Oral

05 – 09 / 07 / 2005 01 – 08 / 07 / 2005 02 – 09 / 07 / 2005 07 – 09 / 07 / 2005

▪ 08 / 07 / 2005

GDS = 271

▪ 09 / 07 / 2005 GDP = 197

22. 409342, CK, P, 51 tahun,

163 cm, 73 kg, 37,1 °C, 140 / 90 mmHg,

76x/menit

Tanggal perawatan: 30 / 05 / 2005

s. d. 03 / 06 / 2005

Diagnosis:

masuk = ulkus DM keluar = ulkus DM komplikasi = hipertensi dan infeksi penyakit penyerta = nyeri otot dan sendi

Terdapat luka di telapak kaki kanan, bengkak dan dari luka tersebut keluar cairan bening berbau, sendi – sendi terasa sakit. Riwayat DM sejak 16

tahun yang lalu. Tanggal 01 / 06 / 2005

dilakukan eksisi ulkus telapak kaki kanan.

Kaptopril (2 x 12,5 mg) Pletaal (2 x 50 mg) Catapres (1 x 75 mcg) pk 23.00 Neuralgin (1 x 1 tablet) k/p Diamicron (1 x 80 mg) Diamicron (1 x 160 mg) Insulin RI 1 x 8 U Ciproxin (2 x 500 mg) Asering Tutofusin OpS Bezalip (1 x 200 mg) Celebex (2 x 200 mg)

Oral Oral Oral Oral Oral Oral s. c. Oral Infus Infus Oral Oral

30 / 05 – 03 / 06 / 2005 30 / 05 – 03 / 06 / 2005

31 / 05 / 2005 31 / 05 / 2005

31 / 05 – 01 / 06 / 2005 01 – 03 / 06 / 2005

31 / 05 – 01 / 06 / 2005 31 / 05 – 03 / 06 / 2005

01 / 06 / 2005 01 / 06 / 2005 02 / 06 / 2005

02 – 03 / 06 / 2005

Ciproxin (2 x 500 mg) Celebex (2 x 200 mg) Diamicron (1 x 160 mg/pagi) Pletaal (2 x 50 mg) XX Praxilene (2 x 200 mg) XX Kaptopril (2 x 25 mg) XX Bezalip (1 x 200 mg) X

▪ 30 / 05 / 2005 WBC = 11,75 CREAT = 1,1 GDP = 271

▪ 31 / 05 / 2005 GDP = 223 GDS = 319

▪ 01 / 06 / 2005

GDP = 237

▪ 02 / 06 / 2005 GDP = 225

▪ 03 / 06 / 2005 GDP = 234

▪ 31 / 05 / 2005 Bahan: pus Jenis kuman: gram (-) batang Hasil pembiakan: Proteus mirabilis Hasil: Cefepime (S) Cefoperazone–Sulbactam (S) Cefotaxime (S) Cefpirome (S) Ceftazidime (S) Ceftriaxone (S) Cefuroxime (S) Ciprofloksasin (S) Gentamicin (I) Imipenem (I) Kanamycin (I) Meropenem (S) Nalidixic Acid (S) Netilmicin (S)

23. 442861, S, P, 65 tahun,

37,5 °C, 130 / 50 mmHg, 88x/menit

Tanggal perawatan:

16 / 01 / 2005 s. d.

19 / 01 / 2005

Diagnosis: masuk = ulkus DM keluar = ulkus DM komplikasi = infeksi penyakit penyerta = nyeri otot dan sendi

Pasien mengeluh sakit pegal – pegal, kaki bengkak, dan ada luka terbuka tidak kering – kering. Pasien pulang APS dengan alasan keterbatasan

dana.

Amoksisilin (2 x 1 g) Metrofusin (2 x 100 ml) Sanmol (1 x 500 mg) k/p Lasix (1 x 1 ampul) Cedocard (2 x 5 mg)

i. v. Infus Oral i. v. Oral

16 – 18 / 01 / 2005 16 – 18 / 01 / 2005 16 – 18 / 01 / 2005

17 / 01 / 2005 18 – 19 / 01 / 2005

Ciprofloksasin (2 x 500 mg) X Cedocard (2 x 5 mg) X Novonorm (3 x 1 mg) XV Kemicetine salep

▪ 16 / 01 / 2005 WBC = 17,36 NEUT = 92,0 LIM = 3,5

▪ 19 / 01 / 2005

WBC = 20,48 NEUT = 93,1 LIM = 2,9

Tidak dilakukan kultur dan

sensitivitas tes

24. 447007, S, P, 55 tahun,

Rawat inap I. Telapak kaki kiri pasien sakit (senut – senut) dan

Glucovance 2,5 mg (1 – 0 – 0)

Oral

18 – 28 / 01 / 2005 dan 30 – 31 / 01 / 2005

Cefadroxil (3 x 500 mg) XX Glucovance 2,5 mg (1–0–0)

▪ 17 / 01 / 2005 WBC = 14,46

Tidak dilakukan kultur dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

80

157 cm, 58 kg, 36,5 °C, 130 / 80 mmHg,

82x/menit, 18x/menit

Tanggal perawatan: 17 / 01 / 2005

s. d. 31 / 01 / 2005

Diagnosis:

masuk = DM, pembesaran kaki kiri keluar = ulkus DM komplikasi = infeksi penyakit penyerta = batuk berdahak dan nyeri otot dan sendi

tampak membesar. Pasien sudah menopause. Pasien menderita DM sudah lebih dari 15 tahun.

Tanggal 22 / 01 / 2005 dilakukan insisi abses pada

tumit kaki kiri.

Reskuin (2 x 250 mg) Sanadryl Expectorant (4 x 5 cc) Toradol (2 x 30 mg) k/p Ceftriaxone (1 x 1 g) Cefadroxil (3 x 500 mg)

Oral Oral i. v. i. v. Oral

18 – 29 / 01 / 2005 18 – 31 / 01 / 2005 22 – 24 / 01 / 2005 22 – 26 / 01 / 2005 30 – 31 / 01 / 2005

VII Sanadryl Expectorant (3 x 15 cc) 1 botol

GDS = 277 ▪ 21 / 01 / 2005

GDPP = 181 ▪ 25 / 01 / 2005

GDPP = 214 ▪ 28 / 01 / 2005

CREAT = 1,7 ▪ 30 / 01 / 2005

GDP = 186 GDPP = 369

sensitivitas tes

25. 447007, S, P, 56 tahun,

36,2 °C, 140 / 90 mmHg, 88x/menit, 20x/menit

Tanggal perawatan:

21 / 12 / 2005 s. d.

31 / 12 / 2005

Diagnosis: masuk = ulkus DM keluar = ulkus DM komplikasi = infeksi penyakit penyerta = batuk berdahak

Rawat inap II dengan telapak kaki kiri yang tambah

membengkak dan keluar nanah. Tanggal 23 / 12 / 2005

dilakukan insisi pergelangan kaki kiri.

Codein (1 x 5 mg) pk 24.00 Primperan (2 x 1 ampul) k/p Ceftriaxone (2 x 1 g) Insulin RI 1 x 12 U Insulin RI 2 x 16 U Insulin RI 3 x 8 U Sanadryl Expectorant (4 x 5 cc) Esilgan (1 x 1 mg) tiap malam Glucovance 2,5 mg (1 – 0 – 0)

Oral i. v. i. v. s. c.

s. c. s. c. Oral Oral Oral

21 / 12 / 2005 21 – 29 / 12 / 2005 21 – 30 / 12 / 2005 22 / 12 / 2005 dan

24 / 12 / 2005 23 / 12 / 2005 26 / 12 / 2005

22 – 31 / 12 / 2005 24 – 29 / 12 / 2005

29 / 12 / 2005

Glucovance (2 x 2,5 mg) Oxoferin tetes luka Dalacin C (3 x 300 mg)

▪ 21 / 12 / 2005 WBC = 32,2 LIM = 7,9 CREAT = 1,4 GDS = 252

Tidak dilakukan kultur dan

sensitivitas tes

26. 447731, S, L, 56 tahun,

165 cm, 65 kg, 38,5 °C, 100 / 70 mmHg,

106x/menit, 30x/menit

Tanggal perawatan: 16 / 10 / 2005

s. d. 31 / 10 / 2005

Diagnosis:

masuk = DM

Pasien mengeluh lemas, pusing. Terdapat luka pada tumit kiri

karena terkena knalpot 2 minggu yang lalu. Pasien menderita DM

sejak tahun 1996.

Sanmol (1 x 500 mg) Ceftriaxone (2 x 1 g) Insulin RI 3 x 6 U Insulin RI 3 x 10 U Insulin RI 3 x 14 U Ciprofloksasin (2 x 500 mg) Glibenklamid (1 x 5 mg) tiap pagi Glibenklamid 5 mg (1 – 1 – 0) Metformin (3 x 500 mg)

Oral i. v. s. c. s. c. s. c. Oral Oral Oral Oral

16 / 10 / 2005 16 – 21 / 10 / 2005

17 / 10 / 2005 18 – 20 / 10 / 2005 21 – 28 / 10 / 2005 21 – 31 / 10 / 2005 24 – 25 / 10 / 2005 25 – 31 / 10 / 2005 26 – 31 / 10 / 2005

Glibenklamid 5 mg (1–1–0) XX Metformin (3 x 500 mg) XXX Ciprofloksasin (2 x 500 mg) X

▪ 16 / 10 / 2005 NEUT = 95,5 LIM = 3,2 URE = 76 CREAT = 2,5 GDS = 707

▪ 29 / 10 / 2005

GDPP = 162 GDS = 114

▪ 27 / 10 / 2005 Bahan: urine Jenis kuman: gram (+) coccus Hasil pembiakan: Staphylococcus aureus Hasil: Amikacin (S) Cefepime (S) Cefoperazone–Sulbactam (S) Erytromisin (S)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

81

keluar = ulkus DM komplikasi = infeksi penyakit penyerta = -

Imipenem (S) Meropenem (S) Netilmicin (S) Streptomycin (S) Teicoplanin (S)

27. 459040, D, L, 49 tahun,

165 cm, 65 kg, 37,2 °C, 130 / 80 mmHg,

80x/menit

Tanggal perawatan: 08 / 01 / 2005

s. d. 20 / 01 / 2005

Diagnosis:

masuk = ulkus DM keluar = ulkus DM dan hematuria komplikasi = infeksi penyakit penyerta = demam, mual

Pasien mengeluh demam, mual, terdapat luka pada jari

kelingking kaki kanan yang menghitam dan keluar nanah. Pasien menderita DM sejak

tahun 1997. Tanggal 11 / 01 / 2005

dilakukan debridement luka dan amputasi jari kelingking kaki

kanan.

Extra Sistenol (1 x 1 tablet) Insulin RI 3 x 8 U Insulin RI 1 x 12 U Insulin RI 3 x 6 U Insulin RI 3 x 4 U Ceftum (2 x 1 g) Primperan (2 x 1 ampul) Extra Sanmol (2 x 500 mg) Dulcolax (1 x 5 mg) Tramal (4 x 75 mg) Flagyl (3 x 100 ml) Extra Plantacid (1 x 10 cc) Plantacid (3 x 10 cc) Bactrim Forte (2 x 960 mg) Glucotrol 5 mg (1 – 0 – 0) pk 08.00

Oral s. c.

s. c. s. c. s. c. i. v. i. v. Oral Oral i. v.

Infus Oral Oral Oral Oral

09 / 01 / 2005 09 – 10 / 01 / 2005 dan

15 – 19 / 01 / 2005 11 / 01 / 2005

13 – 15 / 01 / 2005 20 / 01 / 2005

09 – 17 / 01 / 2005 09 – 17 / 01 / 2005

10 / 01 / 2005 11 / 01 / 2005

11 – 13 / 01 / 2005 11 – 17 / 01 / 2005

13 / 01 / 2005 15 – 20 / 01 / 2005 18 – 20 / 01 / 2005

20 / 01 / 2005

Bactrim Forte (2 x 960 mg) XV Glucotrol 5 mg (1 – 0 – 0) X

▪ 08 / 01 / 2005 WBC = 22,8 NEUT = 20,4 LIM = 0,8 SGOT = 40,8 SGPT = 87,1 URE = 76 CREAT = 1,9 AS.URT = 8,2 GDS = 392

▪ 10 / 01 / 2005

GDP = 145 ▪ 15 / 01 / 2005

GDP = 172 GDPP = 206

▪ 17 / 01 / 2005

GDP = 147 GDPP = 153

▪ 18 / 01 / 2005 CREAT = 1,1

▪ 17 / 01 / 2005 Bahan: hapusan pus Jenis kuman: gram (-) batang Hasil pembiakan: Enterobacter sp. Hasil: Amikacin (S) Ampisilin (I) Ceftazidime (I) Gentamycin (I) Kanamycin (I) Nalidixic Acid (I) Netilmicin (S) Gatifloksasin (S) Streptomycin (I) Cotrimoxazole (S) Cefuroxime (I) Cefepime (I) Cefotaxime (I) Meropenem (S) Cefpirome (S) Cefoperazone–Sulbactam (S) Imipenem (S)

28. 460373, K, P, 82 tahun,

37,6 °C, 160 / 100 mmHg, 82x/menit

Tanggal perawatan:

15 / 01 / 2005 s. d.

21 / 01 / 2005

Diagnosis: masuk = ulkus DM keluar = ulkus DM pedis sinistra komplikasi = infeksi

Pasien tampak sakit sedang. Terdapat ulkus di telapak kaki kiri diverban. Tidak ada tanda syok hipo atau hiperglikemia. Keluhan luka senut – senut.

NaCl 0,9 % Clacef (1 x 1 g) Fludilat (1 x 100 mg) Insulin RI 3 x 7 U Neurontin (2 x 100 mg) Triatec 2,5 mg (0 – 0 – 1) Cordaron (2 x 100 mg)

Infus i. v. Oral s. c. Oral Oral Oral

15 – 20 / 01 / 2005 16 – 20 / 01 / 2005 16 – 20 / 01 / 2005 16 – 20 / 01 / 2005 16 – 20 / 01 / 2005 16 – 20 / 01 / 2005 18 – 20 / 01 / 2005

Fludilat (1 x 100 mg) VI Neurontin (2 x 100 mg) III Triatec 2,5 mg (0 – 0 – 1) Cordaron (2 x 100 mg) 1½ Osadrox (3 x 500 mg) III Analsik (3 x 1 tablet) III Nonflamin (3 x 50 mg) III

▪ 15 / 01 / 2005 WBC = 15,13 GDS = 270

▪ 16 / 01 / 2005

GDP = 255 GDPP = 213

▪ 18 / 01 / 2005 Bahan: pus Jenis kuman: gram (-) batang Hasil pembiakan: Pseudomonas sp. Hasil: Gentamycin (S) Netilmicin (S) Meropenem (S) Imipenem (S)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

82

penyakit penyerta = nyeri otot dan sendi

29. 461413, W, P, 56 tahun,

168 cm, 70 kg, 36,5 °C, 110 / 50 mmHg,

119x/menit, 24x/menit

Tanggal perawatan: 24 / 01 / 2005

s. d. 27 / 01 / 2005

Diagnosis:

masuk = ulkus DM keluar = - komplikasi = encephalopati dan DM sepsis penyakit penyerta = -

Bulan Desember 2004 ada semacam bisul di punggung dan diambil nanahnya oleh dokter

bedah RS PKU. Tanggal 24 / 01 / 2005 pasien

mengeluh lemas kemudian periksa dan opname di RSPR. Tanggal 27 / 01 / 2005 pasien

meninggal dunia setelah menjalani perawatan beberapa

lama.

Ceftriaxone (2 x 1 g) Asering Asering + Dopamin Extra Kalsium Glukonat 2 ampul Extra NaCl 5 % NaCl 0,9 % + Insulin RI 10 U Flagyl (3 x 1 ampul) Flagyl (2 x 100 ml) Maxipime (2 x 1 g) Nicholin (2 x 250 mg) Stimuno (3 x 50 mg) Vometa (3 x 10 mg) Darah 2 kantong Lasix (1 x 2 ampul) pk 10.30 Tetagam P (250 UI / ml) Sanmol (2 x 500 mg) k/p

i. v. Infus Infus i. v.

Infus Infus i. v.

Infus i. v. i. v. Oral Oral Infus i. v. i. m. Oral

24 – 25 / 01 / 2005 24 – 27 / 01 / 2005 24 – 27 / 01 / 2005

25 / 01 / 2005 25 / 01 / 2005

26 – 27 / 01 / 2005 25 – 26 / 01 / 2005 26 – 27 / 01 / 2005 25 – 27 / 01 / 2005 25 – 27 / 01 / 2005 25 – 27 / 01 / 2005 25 – 27 / 01 / 2005

26 / 01 / 2005 26 / 01 / 2005 26 / 01 / 2005

26 – 27 / 01 / 2005

- ▪ 24 / 01 / 2005 WBC = 26,07 NEUT = 90,0 LIM = 4,0 LED 1 j = 100 LED 2 j = 150 ALK.FSF= 681 URE = 110 CREAT = 2,8 GDS = 501

▪ 25 / 01 / 2005

Gam.GT=205,0 ▪ 26 / 01 / 2005

WBC = 21,09 LIM = 8,0

▪ 26 / 01 / 2005 Bahan: pus Jenis kuman: gram (-) batang Hasil pembiakan: Proteus mirabilis Hasil: Amikacin (S) Cefepime (S) Cefoperazone–Sulbactam (S) Cefotaxime (I) Cefpirome (S) Ceftazidime (S) Ceftriaxone (S) Gatifloksasin (S) Gentamicin (S) Imipenem (S) Meropenem (S) Netilmicin (S)

30. 463159, M, P, 67 tahun,

36,7 °C, 150 / 80 mmHg, 80x/menit

Tanggal perawatan:

06 / 02 / 2005 s. d.

17 / 02 / 2005

Diagnosis: masuk = ulkus DM pada telapak kaki kiri keluar = ulkus DM komplikasi = hipertensi, infeksi penyakit penyerta = nyeri otot dan sendi

Pasien mengeluh kaki kiri bengkak, nyeri kira – kira

selama 1 bulan terakhir, dan sering kesemutan pada kedua

kaki. Riwayat DM sudah 1 tahun. Tanggal 11 / 02 / 2005

dilakukan operasi pembersihan luka (debridement) pada daerah

sakit.

Pronalges (1 x 100 mg) Profenid E 100 (2 x 100 mg) Kaptopril (2 x 12,5 mg) Reskuin (2 x 250 mg) Glibenklamid 5 mg (1 – 0 – 0) Dormicum (1 x 2,5 mg) Zantac (1 x 50 mg) Amoxsan (3 x 1 g) Primperan (3 x 5 mg) Plantacid (3 x 10 cc) Tarivid (2 x 200 mg) Claritin (1 x 10 mg) Encephabol Forte (3 x 200 mg) Pirasetam (3 x 1200 mg) Pletaal (3 x 50 mg)

i. m. Oral

Oral Oral Oral i. v. i. v. i. v. Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral

07 / 02 / 2005 08 – 11 / 02 / 2005 dan

13 – 17 / 02 / 2005 07 – 17 / 02 / 2005 07 – 17 / 02 / 2005 08 – 17 / 02 / 2005

12 / 02 / 2005 12 / 02 / 2005

13 – 15 / 02 / 2005 13 – 16 / 02 / 2005 13 – 17 / 02 / 2005 13 – 17 / 02 / 2005

17 / 02 / 2005 17 / 02 / 2005 17 / 02 / 2005 17 / 02 / 2005

Kaptopril (2 x 12,5 mg) Glibenklamid (1 x 5 mg) Cravit (1 x 250 mg) Nonflamin (3 x 50 mg) Reskuin (2 x 250 mg)

▪ 06 / 02 / 2005 GDS = 172

▪ 07 / 02 / 2005

GDP = 70 GDPP = 147

▪ 10 / 02 / 2005

GDP = 70 ▪ 16 / 02 / 2005

GDPP = 184

Tidak dilakukan kultur dan

sensitivitas tes

31. 464258, MWPP, P, 80 tahun,

36,5 °C, 140 / 90 mmHg, 80x/menit

Tanggal perawatan:

Terdapat ulkus di telapak kaki kanan. Semalam badan gemetar,

terasa panas, dan tidak dapat tidur. Tanggal 22 / 02 / 2005

dilakukan operasi debridement pada ulkus.

Asering Cefadroxil (2 x 500 mg) Nonflamin (3 x 50 mg) Pletaal (2 x 50 mg) Diamicron (1 x 240 mg)

Infus

Oral Oral Oral Oral

15 – 16 / 02 / 2005 dan 22 – 24 / 02 / 2005 15 – 26 / 02 / 2005 15 – 26 / 02 / 2005 15 – 26 / 02 / 2005 18 – 23 / 02 / 2005

Glucotrol (1 x 10 mg) Pletaal (2 x 50 mg) Cefadroxil (2 x 500 mg) Nonflamin (3 x 50 mg)

▪ 15 / 02 / 2006 WBC = 11,50 LIM = 8,0 GDS = 142 AS.URT = 7,4

Tidak dilakukan kultur dan

sensitivitas tes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

83

15 / 02 / 2005 s. d.

26 / 02 / 2005

Diagnosis: masuk = ulkus DM keluar = ulkus DM (foot diabetic) komplikasi = infeksi penyakit penyerta = demam

Glucophage (3 x 500 mg) Insulin RI 1 x 4 U Kalnex (2 x 1 ampul) Kalnex (1 x 1 ampul) Martos Tutofusin OpS Glucotrol (1 x 5 mg)

Oral s. c. i. v. i. v.

Infus Infus Oral

21 – 25 / 02 / 2005 22 / 02 / 2005

22 – 23 / 02 / 2005 24 / 02 / 2005

22 – 24 / 02 / 2005 22 – 24 / 02 / 2005

26 / 02 / 2005

▪ 18 / 02 / 2005 GDP = 321 GDPP = 330

▪ 20 / 02 / 2005

GDP = 255 GDPP = 288

▪ 21 / 02 / 2005 GDS = 120

▪ 22 / 02 / 2005

GDP = 181

▪ 24 / 02 / 2005 GDP = 49 GDS = 197

▪ 25 / 02 / 2005

GDP = 207 ▪ 26 / 02 / 2005

GDP = 193 32. 464343, W, L,

37 tahun, 170 cm, 38 °C, 130 / 70 mmHg,

80x/menit

Tanggal perawatan: 15 / 02 / 2005

s. d. 23 / 03 / 2005

Diagnosis:

masuk = ulkus DM + pancreatitis keluar = ulkus DM komplikasi = infeksi penyakit penyerta = pancreatitis

Keluhan saat masuk RS, pasien merasa sakit perut, perut terasa panas, muntah – muntah, BAB cair 5 – 7 kali. Terdapat luka pada jari II dan jari III kaki kanan. Riwayat DM sejak 5

tahun yang lalu. Tanggal 22 / 02 / 2005

dilakukan amputasi jari III kaki kanan. Tanggal 02 / 03 / 2005 dilakukan operasi debridement luas pada luka. Pasien pulang APS karena keberatan biaya.

Vometa (3 x 10 mg) k/p Asering 20 tetes / menit Ciprofloksasin (2 x 500 mg) Enzyplex (3 x 1 tablet) Sanmol (1 x 500 mg) k/p Sanmol (3 x 500 mg) k/p Glibenklamid 5 mg (1 – 0 – 1) Ceftriaxone (2 x 1 g) Insulin RI 12 U – 8 U – 8 U Insulin RI 8 U – 8 U – 4 U Insulin RI 3 x 4 U

Oral Infus Oral Oral

Oral

Oral

Oral

i. v. s. c. s. c. s. c.

15 / 02 / 2005 15 / 02 – 11 / 03 / 2005

16 – 17 / 02 / 2005 16 – 24 / 02 / 2005,

26 – 28 / 02 / 2005, dan 01 – 07 / 03 / 2005 17 – 18 / 02 / 2005, 20 – 22 / 02 / 2005,

01 / 03 / 2005, 03 – 04 / 03 / 2005, dan

18 / 03 / 2005 19 / 02 / 2005,

23 – 27 / 02 / 2005, dan 20 / 03 / 2005

17 – 19 / 02 / 2005, 21 / 02 / 2005,

23 – 24 / 02 / 2005, dan 26 / 02 / 2005

18 – 24 / 02 / 2005 20 – 21 / 02 / 2005 22 – 27 / 02 / 2005 28 / 02 / 2005 dan 01 – 02 / 03 / 2005

Linkomisin (3 x 500 mg) Metronidazol (3 x 250 mg) Enzyplex (3 x 1 tablet) Pletaal (2 x 50 mg) Pharmaton F (1 x 1 kapsul) Neurontin (3 x 100 mg) Metformin (3 x 500 mg) Glibenklamid (3 x 2,5 mg)

▪ 25 / 02 / 2005 WBC = 18,47 LIM = 5,4 GDP = 193

▪ 27 / 02 / 2005

GDP = 158 ▪ 28 / 02 / 2005

GDP = 49 ▪ 01 / 03 / 2005

WBC = 14,81 NEUT = 89,5 LIM = 3,2 URE = 50 CREAT = 2,4 GDP = 228

▪ 05 / 03 / 2005

GDP = 287 GDPP = 371

▪ 02 / 03 / 2005 Bahan: pus Jenis kuman: gram (-) batang Hasil pembiakan: Enterobacter sp. Hasil: Cefoperazone–Sulbactam (I) Imipenem (S) Meropenem (S)

▪ 21 / 03 / 2005

Bahan: pus Jenis kuman: gram (-) batang Hasil pembiakan: Pseudomonas aeruginosa Hasil: Amikacin (R) Amoksisilin (R) Ampicillin (R)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

84

Insulin RI 3 x 8 U Insulin RI 3 x 12 U New Diatabs (1 x 2 tablet) k/p Rantin (1 x 1 g) Neurobion – 5000 (1 x 1 ampul) NaCl 0,9 % 20 tetes / menit Cefotaxime (3 x 1 g) Pharmaton F (1 x 1 kapsul) Pletaal (2 x 50 mg) Lodia (1 x 2 mg) Neurontin (3 x 100 mg) Darah 2 kantong Metrofusin (3 x 100 ml) Primperan (2 x 1 ampul) Ulsikur (2 x 1 ampul) Tienam (2 x 500 mg) Profenid Sup. (1 x 100 mg) Aspar – K (2 x 1 tablet) Kalmethason (2 x 1 ampul) bila panas Sanadryl Expectorant (3 x 10 cc) Becombion Sirup (3 x 10 cc) Aminosteril 5 % per hari Doveri (3 x 100 mg) Vitamin C (1 x 1 g)

s. c. s. c. Oral i. v. i. m.

Infus

i. v. Oral Oral Oral

Oral Infus

Infus

i. v.

i. v. i. v.

Rektum

Oral i. v.

Oral Oral Infus

Oral Oral

05 – 08 / 03 / 2005 18 – 23 / 03 / 2005 20 – 25 / 02 / 2005

22 / 02 / 2005 22 / 02 / 2005,

15 – 17 / 03 / 2005, dan 19 – 22 / 03 / 2005

25 / 02 – 01 / 03 / 2005 dan 08 – 23 / 03 / 2005

25 / 02 – 06 / 03 / 2005 25 / 02 – 23 / 03 / 2005 25 / 02 – 23 / 03 / 2005

26 – 27 / 02 / 2005, 01 – 07 / 03 / 2005, dan

14 – 15 / 03 / 2005 26 / 02 – 23 / 03 / 2005

27 – 28 / 02 / 2005, 12 / 03 / 2005, dan 14 – 15 / 03 / 2005

01 – 06 / 03 / 2005 dan 15 / 03 / 2005

01 – 07 / 03 / 2005 dan 15 – 16 / 03 / 2005 06 – 07 / 03 / 2005

08 – 10 / 03 / 2005 dan 18 – 23 / 03 / 2005

10 / 03 / 2005 13 – 23 / 03 / 2005 14 – 15 / 03 / 2005

14 – 22 / 03 / 2005 15 – 18 / 03 / 2005 16 / 03 / 2005 dan 18 – 23 / 03 / 2005 16 – 23 / 03 / 2005 Tiap tanggal ganjil

▪ 08 / 03 / 2005 GDPP = 239

▪ 09 / 03 / 2005

GDP = 260 ▪ 11 / 03 / 2005

WBC = 17,86 LIM = 5,4 URE = 75 CREAT = 2,9

▪ 14 / 03 / 2005

WBC = 24,92 LIM = 6,3

▪ 16 / 03 / 2005

WBC = 28,14 LIM = 7,5

▪ 19 / 03 / 2005

GDP = 263 ▪ 22 / 03 / 2005

GDP = 131 GDPP = 187

Cefepime (R) Cefoperazone – Sulbactam (R) Cefotaxime (R) Cefpirome (R) Ceftazidime (R) Ceftriaxone (R) Cefuroxime (R) Ciprofloksasin (R) Klindamisin (R) Cotrimoxazole (R) Eritromisin (R) Gatifloksasin (R) Gentamisin (R) Imipenem (R) Kanamycin (R) Linkomisin (R) Meropenem (R) Nalidixic acid (R) Netilmicin (R) Streptomisin (R) Teicoplanin (R)

33. 469332, MN, L, 60 tahun,

36,6 °C, 100 / 70 mmHg, 84x/menit

Tanggal perawatan:

24 / 03 / 2005 s. d.

04 / 04 / 2005

Terdapat luka coklat – coklat dan nyeri pada telapak kaki kanan. Pasien kencing tidak terasa dan BAB terasa tidak

lancar. Pasien kadang – kadang pusing. Tidak terjadi hipo atau hiperglikemia (kadar glukosa

darah stabil).

Amoksisilin (3 x 500 mg) Parasetamol (3 x 500 mg) k/p bila suhu ≥ 38,5 °C Asam Folat (2 x 5 mg) Becefort (1 x 1 tablet) Pletaal (2 x 50 mg) Aminosteril 10 % (100 ml / hari) Kedacilin (3 x 1 g) Asering (500 ml) Metronidazol (3 x 500 mg)

Oral Oral

Oral Oral Oral Infus i. v.

Infus Oral

25 – 26 / 03 / 2005 25 / 03 – 01 / 04 / 2005

25 / 03 – 04 / 04 / 2005 25 / 03 – 04 / 04 / 2005 25 / 03 – 04 / 04 / 2005

26 – 28 / 03 / 2005 26 / 03 – 03 / 04 / 2005 28 / 03 – 03 / 04 / 2005 31 / 03 – 04 / 04 / 2005

Pletaal (2 x 50 mg) Novonorm 0,5 mg (1 – 1 – 0) Detrusitol (2 x 1 tablet) Neurontin (1 x 300 mg)

▪ 24 / 03 / 2005 WBC = 15,22 NEUT = 84,3 LIM = 4,5 SGOT = 38,5 SGPT = 45,0

▪ 25 / 03 / 2005

GDP = 115 GDPP = 101

▪ 27 / 03 / 2005 Bahan: pus Jenis kuman: gram (-) batang Hasil pembiakan: Enterobacter sp. Hasil: Cefoperazone–Sulbactam (I) Erytromisin (I)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

85

Diagnosis: masuk = ulkus DM keluar = ulkus DM komplikasi = infeksi penyakit penyerta = nyeri otot dan sendi, anemia megaloblastik

Neurontin (2 x 300 mg) Novonorm (1 x 0,5 mg) Detrusitol (2 x 1 tablet)

Oral Oral Oral

31 / 03 – 04 / 04 / 2005 01 – 04 / 04 / 2005 02 – 04 / 04 / 2005

▪ 29 / 03 / 2005

GDP = 123 ▪ 02 / 04 / 2005

GDP = 110

Gentamycin (S) Imipenem (S) Meropenem (S) Netilmicin (S)

34. 473263, SHP, L, 63 tahun,

170 cm, 65 kg, 38,5 °C, 130 / 80 mmHg,

104x/menit, 20x/menit

Tanggal perawatan: 23 / 04 / 2005

s. d. 09 / 05 / 2005

Diagnosis:

masuk = ulkus DM keluar = ulkus DM komplikasi = stroke, infeksi penyakit penyerta = mual dan muntah

Tanggal 16 / 04 / 2005 di rumah pada saat tidur tiba – tiba badan

pasien kaku dan pasien tidak sadar. Oleh dokter pasien

dinyatakan stroke. Pasien juga mengalami mual dan muntah. Cairan yang keluar berwarna

merah – hitam – kuning. Keadaan umum pasien tampak

sakit. Pasien pulang APS dengan alasan merasa jenuh dan

keterbatasan biaya perawatan.

Insulin RI 3 x 6 U Insulin RI 3 x 10 U Ka – En 1B Pletaal (2 x 50 mg) Rantin (2 x 1 ampul) Nicholin (2 x 250 mg) Methycobal 1 ampul (2 hari sekali) Methycobal (3 x 500 mcg) Ceftriaxone (2 x 1 g) Encephabol Forte (3 x 200 mg) Sanmol (1 x 500 mg) k/p Sanmol (3 x 500 mg) Tarivid (2 x 400 mg) Inpepsa (3 x 10 cc) Mucohexin (3 x 5 cc) Glucotrol (1 x 5 mg)

s. c. s. c. Infus Oral i. v. i. v. i. v.

Oral i. v. Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral

23 / 04 – 03 / 05 / 2005 04 – 09 / 05 / 2005

23 / 04 – 07 / 05 / 2005 23 / 04 – 09 / 05 / 2005 23 / 04 – 09 / 05 / 2005

24 – 30 / 04 / 2005 24, 26, 28, 30 / 04 / 2005

dan 02, 04, 06 / 05 / 2005

07 – 09 / 05 / 2005 24 / 04 – 06 / 05 / 2005 24 / 04 – 09 / 05 / 2005

26 / 04 / 2005 27 – 30 / 04 / 2005

26 / 04 – 09 / 05 / 2005 28 / 04 – 09 / 05 / 2005

04 / 05 / 2005 09 / 05 / 2005

Encephabol Forte (3 x 200 mg) LXI Pletaal (2 x 50 mg) XXXXI Tarivid (2 x 400 mg) V Glucotrol (1 x 5 mg) X

▪ 23 / 04 / 2005 WBC = 13,11 LIM = 10,0 URE = 53 CREAT = 1,6

▪ 24 / 04 / 2005

GDP = 148 GDPP = 216

▪ 28 / 04 / 2005

LIM = 7,3 MONO = 14,1

▪ 03 / 05 / 2005

WBC = 12,13 GDP = 267 GDPP = 243

▪ 08 / 05 / 2005

URE = 59 CREAT = 1,9 GDP = 203 GDPP = 227

Tidak dilakukan kultur dan

sensitivitas tes

35. 475260, P, L, 55 tahun,

163 cm, 64 kg, 37 °C, 170 / 90 mmHg,

100x/menit

Tanggal perawatan: 09 / 05 / 2005

s. d. 02 / 06 / 2005

Diagnosis:

masuk = ulkus DM keluar = ulkus DM komplikasi = hipertensi,

Terdapat luka (ulkus) pada jari II kaki kanan.

Tanggal 14 / 05 / 2005 dilakukan debridement dan amputasi jari II kaki kanan.

Reskuin (1 x 500 mg) Kaptopril (2 x 25 mg) Sanmol (1 x 500 mg) k/p Novonorm (3 x 0,5 mg) Novonorm (3 x 1 mg) Novonorm (3 x 1,5 mg) Novonorm (3 x 2 mg) NaCl 0,9 % + Tutofusin OpS + Martos 10 % NaCl 0,9 % Toradol (2 x 30 mg) k/p Ceftriaxone (2 x 1 g) Gentamycin (2 x 80 mg) Aprovel (1 x 300 mg) Cefotaxime (2 x 1 g)

Oral Oral Oral Oral Oral Oral Oral Infus

Infus i. v. i. v. i. v. Oral i. v.

09 – 14 / 05 / 2005 10 / 05 – 02 / 06 / 2005

12, 14, 16, 22 / 05 / 2005 12 – 25 / 05 / 2005 26 – 30 / 05 / 2005 30 – 31 / 05 / 2005 01 – 02 / 06 / 2005 14 – 15 / 05 / 2005

14 – 27 / 05 / 2005 14 – 16 / 05 / 2005 14 – 18 / 05 / 2005 14 – 18 / 05 / 2005

18 / 05 – 01 / 06 / 2005 18 / 05 – 01 / 06 / 2005

Unasyn (3 x 375 mg) Kaptopril (2 x 25 mg) Novonorm (3 x 2 mg) Aprovel (1 x 300 mg) Tequin (1 x 400 mg) Flagyl (3 x 500 mg)

▪ 09 / 05 / 2005 WBC = 12,43 LIM = 5,1 GDS = 117

▪ 11 / 05 / 2005

GDP = 129 GDPP = 243

▪ 13 / 05 / 2005

WBC = 13,84 LIM = 4,6

▪ 14 / 05 / 2005

GDPP = 245

Tidak dilakukan kultur dan

sensitivitas tes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

86

infeksi penyakit penyerta = -

Metrofusin (3 x 100 ml) Darah 2 kantong Darah 1 kantong

Infus Infus Infus

18 / 05 – 01 / 06 / 2005 20 / 05 / 2005 21 / 05 / 2005

▪ 18 / 05 / 2005

WBC = 18,74 NEUT = 91,7 LIM = 2,5

▪ 22 / 05 / 2005

WBC = 18,30 NEUT = 89,6 LIM = 3,3

▪ 25 / 05 / 2005

GDP = 113 GDPP = 284

▪ 29 / 05 / 2005

GDPP = 247 ▪ 31 / 05 / 2005

GDS = 223 ▪ 01 / 06 / 2005

GDS = 241 36. 482900, SSH, L,

60 tahun, 165 cm, 38,7 °C, 140 / 90 mmHg,

112x/menit

Tanggal perawatan: 10 / 07 / 2005

s. d. 20 / 07 / 2005

Diagnosis:

masuk = abses pada jari ke–2 kaki kanan keluar = ulkus DM kaki kanan komplikasi = infeksi penyakit penyerta = demam

Lebih kurang 8 hari terakhir kaki kanan bengkak karena

terkena gigitan ular. Tanggal 10 / 07 / 2005 badan

panas, pasien tidak mau makan, dan kaki kanan masih bengkak. Bila digunakan untuk jalan sakit

sekali. Tanggal 17 / 07 / 2005 dilakukan insisi di sekitar ulkus

DM.

Ringer Laktat Ceftriaxone (1 x 1 g) NaCl 0,9 % Nonflamin (3 x 50 mg) Insulin RI 3 x 8 U Insulin RI 3 x 10 U Insulin RI 3 x 12 U Parasetamol (3 x 500 mg) k/p Pletaal (2 x 50 mg) Praxilene (2 x 200 mg) Kalnex (1 x 500 mg) Potacol – R 28 tetes / menit (2 x 500 ml) Ciprofloksasin (2 x 500 mg) Actos (1 x 15 mg) Metformin (3 x 500 mg) Zegase (1 x 1 tablet)

Infus i. v.

Infus Oral s. c. s. c. s. c. Oral

Oral Oral i. v.

Infus

Oral Oral Oral Oral

10 / 07 / 2005 10 – 18 / 07 / 2005 10 – 18 / 07 / 2005 10 – 20 / 07 / 2005 11 – 12 / 07 / 2005 12 – 14 / 07 / 2005 14 – 19 / 07 / 2005 11 / 07 / 2005 dan

13 / 07 / 2005 11 – 20 / 07 / 2005 11 – 20 / 07 / 2005

17 / 07 / 2005 18 / 07 / 2005

18 – 20 / 07 / 2005

19 / 07 / 2005 19 – 20 / 07 / 2005 19 – 20 / 07 / 2005

Pletaal (2 x 50 mg) Metformin (3 x 500 mg) Actos (1 x 15 mg) Praxilene (2 x 200 mg)

▪ 10 / 07 / 2005 WBC = 14,42 LIM = 9,8 CREAT = 1,0

▪ 11 / 07 / 2005

GDP = 231 GDPP = 290

▪ 12 / 07 / 2005

GDP = 220 GDS = 332

▪ 13 / 07 / 2005

GDPP = 294

▪ 11 / 07 / 2005 Bahan: pus Jenis kuman: gram (-) batang Hasil pembiakan: Enterobacter sp. Hasil: Amoksisilin (S) Ampisilin (S) Cefepime (S) Cefoperazone–Sulbactam (S) Cefotaxime (I) Cefpirome (S) Ceftazidime (I) Ceftriaxone (S) Erytromisin (S) Gatifloksasin (S) Gentamycin (S) Imipenem (S) Kanamycin (I) Meropenem (S) Netilmicin (S)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

87

Streptomycin (I) Teicoplanin (I)

37. 483089, J, P, 70 tahun,

37,5 °C, 120 / 80 mmHg, 96x/menit, 19x/menit

Tanggal perawatan:

11 / 07 / 2005 s. d.

20 / 07 / 2005

Diagnosis: masuk = ulkus DM keluar = ulkus DM pedis bilateral komplikasi = infeksi penyakit penyerta = -

Terdapat luka di kaki kanan dan kiri yang semakin meluas dan berbau. Riwayat DM sudah 8 tahun. Tanggal 16 / 07 / 2005

dilakukan debridement luas kaki kanan dan kiri. Pasien pulang

APS dengan alasan tidak mampu untuk membiayai.

Celebex (1 x 200 mg) Diazepam (1 x 5 mg) k/p

Extra Diazepam (1 x 10 mg) Ringer Laktat Insulin RI 3 x 8 U Insulin RI 3 x 10 U Insulin RI 3 x 7 U Insulin RI 3 x 5 U Ceftum (2 x 1 g) NaCl 0,9 % Plasbumin 25 % Plasbumin 20 % (100 ml) Profenid Sup. (1 x 100 mg) k/p Extra Toradol (2 x 30 mg) Asering Narfoz (1 x 4 mg) Sanmol (1 x 500 mg) Tienam (2 x 500 mg) Alinamin – F (3 x 1 tablet) Primperan (2 x 1 ampul)

Oral Oral

Oral Infus

s. c. s. c. s. c. s. c. i. v.

Infus Infus Infus

Rektum

i. v. Infus Oral Oral i. v. Oral i. v.

11 – 16 / 07 / 2005 11 / 07 / 2005 dan 16 – 17 / 07 / 2005

15 / 07 / 2005 11 – 17 / 07 / 2005 dan

19 – 20 / 07 / 2005 12 / 07 / 2005

13 – 16 / 07 / 2005 16 – 19 / 07 / 2005

20 / 07 / 2005 12 – 16 / 07 / 2005 14 – 15 / 07 / 2005 14 – 15 / 07 / 2005

15 / 07 / 2005 14 – 15 / 07 / 2005 dan

20 / 07 / 2005 15 – 18 / 07 / 2005

16 / 07 / 2005 16 / 07 / 2005 16 / 07 / 2005

16 – 20 / 07 / 2005 19 – 20 / 07 / 2005 19 – 20 / 07 / 2005

Diabex (2 x 250 mg) Alinamin – F (3 x 1 tablet) Tequin (1 x 400 mg)

▪ 11 / 07 / 2005 WBC = 22,89 LIM = 8,9

▪ 12 / 07 / 2005

GDP = 236 GDPP = 193

▪ 14 / 07 / 2005

GDS = 145 ▪ 15 / 07 / 2005

GDPP = 176 ▪ 18 / 07 / 2005

WBC = 11,18 ▪ 19 / 07 / 2005

GDP = 117

▪ 13 / 07 / 2005 Bahan: pus Jenis kuman: gram (-) batang Hasil pembiakan: Eschericia coli Hasil: Amikacin (I) Cefepime (I) Cefoperazone–Sulbactam (I) Imipenem (S) Meropenem (S) Netilmicin (I)

38. 486788, K, L, 50 tahun,

160 cm, 42 kg, 37,8 °C, 120 / 80 mmHg,

104x/menit, 19x/menit

Tanggal perawatan: 09 / 08 / 2005

s. d. 16 / 08 / 2005

Diagnosis:

masuk = DM ganggren pada paha kanan dan kiri keluar = ulkus DM komplikasi = - penyakit penyerta = demam

Sejak 6 bulan yang lalu pasien tidak dapat berjalan. Sejak 1 bulan yang lalu terdapat luka

hitam kecil pada paha kanan dan kiri. Dua minggu yang lalu luka tambah melebar. Satu minggu yang lalu pasien mulai panas, tidak mau makan, dan luka tambah kotor. Pasien mulai menderita DM sejak 1997. Pasien pulang APS dengan alasan keterbatasan biaya.

NaCl 0,9 % (250 ml) + Insulin RI 25 U 20 tetes / menit Ringer Laktat + Insulin RI 10 U 20 tetes / menit Ringer Laktat Ringer Laktat + Insulin RI 8 U 20 tetes / menit Ceftriaxone (2 x 1 g) Sistenol (1 x 1 tablet) k/p Insulin RI 1 x 8 U Insulin RI 1 x 12 U Profenid Sup. (1 x 100 mg) k/p Neurontin 300 mg (0 – 0 – 1) tiap malam Glucovance 2,5 mg (1 – 0 – 0)

Infus

Infus

Infus Infus

i. v. Oral s. c. s. c.

Rektum Oral

Oral

09 / 08 / 2005

09 / 08 / 2005

10 / 08 / 2005 11 – 13 / 08 / 2005

09 – 15 / 08 / 2005

10 / 08 / 2005 11 – 12 / 08 / 2005 13 – 14 / 08 / 2005 11 – 14 / 08 / 2005 14 – 15 / 08 / 2005

15 / 08 / 2005

Glucovance 2,5 mg (1–0–0) X Tequin (1 x 400 mg) X

▪ 09 / 08 / 2005 WBC = 22,07 LIM = 8,8 CREAT = 0,5 GDS = 573

▪ 14 / 08 / 2005 Bahan: pus Jenis kuman: gram (-) batang Hasil pembiakan: Proteus mirabilis Hasil: Cefoperazone–Sulbactam (I) Erytromisin (I) Imipenem (S) Meropenem (S) Netilmicin (S)

39. 488264, AA, L, 61 tahun,

36 °C, 130 / 70 mmHg, 80x/menit

Empat bulan yang lalu jempol kaki kiri pasien diamputasi.

Amputasinya gagal, luka tidak kering, kemudian dibawa ke

Mefinal (1 x 500 mg) k/p Amoxsan (3 x 500 mg) Asering Lasix (2 x 1 ampul)

Oral Oral Infus i. v.

22 – 27 / 08 / 2005 23 – 27 / 08 / 2005 23 – 27 / 08 / 2005 23 – 28 / 08 / 2005

Cefspan (2 x 100 mg) X Asam Mefenamat (3 x 500 mg) XVI Nonflamin (3 x 50 mg) XIV

▪ 22 / 08 / 2005 SGOT = 48,5 URE = 47 CREAT = 1,4

Tidak dilakukan kultur dan

sensitivitas tes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

88

Tanggal perawatan:

22 / 08 / 2005 s. d.

28 / 08 / 2005

Diagnosis: masuk = ulkus DM keluar = ulkus DM komplikasi = IHD, infeksi penyakit penyerta = -

RSPR untuk dilakukan nekrotomi. Nekrotomi tidak jadi dilakukan, pasien pulang APS

dengan alasan kondisinya sudah merasa membaik.

Nonflamin (3 x 50 mg) Dulcolax (1 x 5 mg) pk 15.00 Enzyplex (1 x 1 tablet) Extra Laxoberon 15 tetes Extra Rantin (1 x 1 ampul) Asam Mefenamat (3 x 500 mg) Cefspan (2 x 100 mg)

Oral Oral Oral Oral i. v. Oral Oral

23 – 28 / 08 / 2005 24 / 08 / 2005 24 / 08 / 2005 24 / 08 / 2005 24 / 08 / 2005 28 / 08 / 2005 28 / 08 / 2005

Aspar – K (2 x 1 tablet) XII Kaptopril (2 x 6,25 mg) VI Lasix (2 x 40 mg) XII

GDS = 241 ▪ 23 / 08 / 2005

GDPP = 196 ▪ 28 / 08 / 2005

GDS = 159

40. 490784, HM, L, 60 tahun,

170 cm, 55 kg, 36, 2 °C, 130 / 70 mmHg,

88x/menit, 20x/menit

Tanggal perawatan: 12 / 09 / 2005

s. d. 23 / 09 / 2005

Diagnosis:

masuk = ulkus DM (foot diabetic) keluar = ulkus DM kaki kanan dan kiri. komplikasi = - penyakit penyerta = -

Sepuluh bulan yang lalu telah dilakukan amputasi jempol kaki

kiri (ulkus DM). Sekarang telapak kaki kiri menebal.

Riwayat DM sejak 12 tahun yang lalu. Selama perawatan di

RSPR, pada tanggal 19 / 09 / 2005 dilakukan

debridement ulkus jempol kaki kiri dan telapak kaki kanan dan

kiri. Oleh dokter dianjurkan untuk opname supaya glukosa

darahnya terkontrol dan lukanya cepat sembuh.

Glibenklamid (2 x 5 mg) Glibenklamid (1 x 5 mg) Ciprofloksasin (2 x 500 mg) Neurontin (1 x 300 mg) Nonflamin (3 x 50 mg) Pletaal (2 x 50 mg) Novonorm (3 x 0,5 mg) Insulin RI 1 x 6 U Narfoz (1 x 4 mg) k/p Analsik (2 – 3 x 1 tablet) k/p Tutofusin OpS Bactrim Forte (2 x 960 mg) Extra Kalnex (2 x 500 mg) sampai lukanya tidak merembes Zegase (1 x 1 tablet)

Oral Oral

Oral Oral Oral Oral Oral s. c. Oral Oral Infus Oral Oral

Oral

13 / 09 / 2005 14 – 18 / 09 / 2005 dan

20 – 23 / 09 / 2005 13 – 18 / 09 / 2005 13 – 23 / 09 / 2005 13 – 23 / 09 / 2005 13 – 23 / 09 / 2005 17 – 23 / 09 / 2005

18 / 09 / 2005 19 / 09 / 2005

19 – 20 / 09 / 2005 19 – 20 / 09 / 2005 19 – 23 / 09 / 2005 19 – 23 / 09 / 2005

19 – 23 / 09 / 2005

Bactrim Forte (2 x 960 mg) Nonflamin (3 x 50 mg) Zegase (1 x 1 tablet) Pletaal (2 x 50 mg) Glibenklamid (2 x 5 mg) Novonorm (3 x 0,5 mg) Neurontin (1 x 300 mg) Methycobal (2 x 500 mcg)

▪ 13 / 09 / 2005 GDP = 131 GDPP = 224

▪ 15 / 09 / 2005

GDP = 146 GDPP = 219

▪ 16 / 09 / 2005 LED 1 j = 98 LED 2 j = 134

Tidak dilakukan kultur dan

sensitivitas tes

41. 494797, S, L, 59 tahun,

169 cm, 65 kg, 39,5 °C, 130 / 80 mmHg,

120x/menit, 20x/menit

Tanggal perawatan: 11 / 10 / 2005

s. d. 20 / 10 / 2005

Diagnosis:

masuk = ulkus DM keluar = ulkus DM komplikasi = infeksi penyakit penyerta = nyeri otot dan sendi

Terdapat luka di telapak kaki kanan (bagian tumit), terasa

nyeri dan keluar nanah. Untuk jalan terasa sakit dan pasien

mengeluh kaki kanan kemeng – kemeng. Pasien sudah 6 tahun

menderita DM. Tanggal 14 / 10 / 2005

dilakukan operasi pembersihan luka (nekrotomi ulkus DM).

Insulin RI 2 x 10 U Insulin RI 3 x 8 U Insulin RI 3 x 12 U Insulin RI 2 x 18 U Insulin RI 1 x 20 U pk 06.00 Insulin RI 3 x 14 U Insulin RI 3 x 16 U Insulin RI 3 x 18 U Sanmol (1 x 500 mg) k/p Sanmol (3 x 500 mg) Kedacilin (3 x 1 g) NaCl 0,9 % NaCl 0,9 % + Tutofusin OpS (1 : 2) Glucovance 2,5 mg (1 – 0 – 0) Glucovance 2,5 mg (1 – 0 – 1)

s. c. s. c. s. c. s. c. s. c. s. c. s. c. s. c. Oral Oral

i. v.

Infus Infus

Oral Oral

11 / 10 / 2005 12 / 10 / 2005

13 – 14 / 10 / 2005 14 / 10 / 2005 15 / 10 / 2005

15 – 16 / 10 / 2005 16 – 17 / 10 / 2005 17 – 20 / 10 / 2005

11 / 10 / 2005 13 – 15 / 10 / 2005 dan

17 / 10 / 2005 11 – 18 / 10 / 2005 11 – 19 / 10 / 2005 15 – 16 / 10 / 2005

13 – 18 / 10 / 2005 19 – 20 / 10 / 2005

Glucovance (3 x 2,5 mg) Ciprofloksasin (2 x 500 mg)

▪ 11 / 10 / 2005 WBC = 26,2 LIM = 6,4 SGOT = 57,3 SGPT = 59,4 CREAT = 0,9 GDS = 415

▪ 16 / 10 / 2005

GDS = 245 GDPP = 303

▪ 17 / 10 / 2005

WBC = 19,9 GDP = 237

▪ 13 / 10 / 2005 Bahan: pus Jenis kuman: gram (-) batang Hasil pembiakan: Pseudomonas aeruginosa Hasil: Amikacin (S) Cefepime (S) Cefoperazone–Sulbactam (S) Cefotaxime (I) Ceftazidime (S) Ceftriaxone (S) Ciprofloksasin (S) Cotrimoxazole (S)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

89

Norvask 10 mg (0 – 0 – 1) Dulcolax Sup. (1 x 10 mg) Toradol (2 x 30 mg) k/p Metrofusin (2 x 100 ml) Ciprofloksasin (2 x 500 mg)

Oral Rektum

i. v. Infus Oral

13 – 19 / 10 / 2005 14 / 10 / 2005

15 – 16 / 10 / 2005 17 – 19 / 10 / 2005 19 – 20 / 10 / 2005

Gatifloksasin (I) Gentamycin (S) Imipenem (I) Kanamycin (I) Meropenem (S) Nalidixic Acid (S) Netilmicin (S) Streptomycin (I)

▪ 15 / 10 / 2005

Bahan: jaringan nekrose Jenis kuman: gram (-) batang Hasil pembiakan: Enterobacter sp. Hasil: Amikacin (S) Cefepime (S) Cefoperazone–Sulbactam (S) Cefotaxime (S) Cefotiam (I) Ceftazidime (S) Ceftriaxone (S) Ciprofloksasin (S) Cotrimoxazole (S) Gatifloksasin (S) Gentamycin (I) Imipenem (S) Kanamycin (I) Meropenem (S) Nalidixic Acid (S) Netilmicin (S) Streptomycin (I)

42. 503180, CU, L, 65 tahun,

165 cm, 48 kg, 37,5 °C, 130 / 80 mmHg,

93x/menit, 20x/menit

Tanggal perawatan: 12 / 12 / 2005

s. d. 22 / 12 / 2005

Belum sembuh jempol kaki kiri sakit (nyeri) sekarang terdapat luka di telapak kaki kiri, nyeri, merah, luka berlubang, keluar

nanah, luka kotor dan bau. Selama perawatan di RSPR,

tanggal 15 / 12 / 2005 dilakukan debridement ulkus DM.

NaCl 0,9 % Insulin RI 3 x 6 U Insulin RI 3 x 8 U Insulin RI 3 x 10 U Amoksisilin (2 x 1 g) Amoxsan (2 x 1 g) Sanmol (1 x 500 mg) k/p Vometa (3 x 10 mg) Garamycin (2 x 60 mg)

Infus

s. c. s. c. s. c. i. v. i. v. Oral

Oral i. v.

12 – 15 / 12 / 2005 dan 19 – 21 / 12 / 2005 13 – 14 / 12 / 2005 15 – 20 / 12 / 2005 21 – 22 / 12 / 2005 13 – 20 / 12 / 2005 21 – 22 / 12 / 2005

15 – 16 / 12 / 2005 dan 18 / 12 / 2005

15 – 22 / 12 / 2005 16 – 22 / 12 / 2005

Glucotrol 5 mg (1 – 0 – 0) X Klindamisin (3 x 300 mg) XX

▪ 13 / 12 / 2005 WBC = 18,5 LIM = 9,5 CREAT = 0,7

▪ 16 / 12 / 2005

GDS = 179 ▪ 20 / 12 / 2005

GDPP = 250

Tidak dilakukan kultur dan

sensitivitas tes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

90

Diagnosis: masuk = ulkus DM keluar = ulkus DM komplikasi = infeksi penyakit penyerta = nyeri otot dan sendi

Sanadryl Expectorant (4 x 5 cc) Diamicron 80 mg (1 – 0 – 0) Glucotrol 5 mg (1 – 0 – 0)

Oral Oral Oral

16 – 22 / 12 / 2005 18 – 22 / 12 / 2005

22 / 12 / 2005

Keterangan: I : Intermediate R : Resisten S : Sensitif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

91

ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

ALBM : albumin (mg/dl) ALK.FSF : alkali fosfatase (U/L) APS : atas permintaan sendiri AS.URT : asam urat (mg/dl) BAB : buang air besar CREAT : creatinin (mg/dl) CRF : chronic renal failure (gagal ginjal kronis) DM : diabetes mellitus Gam.GT : gamma GT (U/L) GDP : glukosa darah puasa (mg/dl) GDPP : glukosa darah post prandial atau 2 jam setelah makan (mg/dl) GDS : glukosa darah sewaktu (mg/dl) GLOB : globulin (U/l) HbA1c : kadar glukosa darah selama 3 bulan terakhir dan diperiksa setiap 3 bulan (%) HD : hemodialisa (cuci darah) IHD : ischaemic heart disease (penyakit jantung iskhemik) i. m. : intramuskular i. v. : intravena j : jam k/p : kalau perlu L : laki – laki LED : laju endap darah (mm) LIM : limfosit (%) MONO : monosit (%) NaCl : natrium klorida NEUT : neutropil (%) P : perempuan pk : pukul RI : regular insulin RS : rumah sakit s. c. : subcutan s. d. : sampai dengan s. l. : sublingual SGOT : serum glutamat oksaloasetat transaminase (U/l) SGPT : serum glutamat piruvat transaminase (U/l) Sup. : supositoria U : unit URE : ureum (mg/dl) WBC : white blood cell atau sel darah putih atau lekosit (10^3/ul)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

92

Penggolongan Obat Pasien Ulkus DM di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2005

Obat saluran cerna

No. Golongan obat Jenis obat Nama obat

1.

Antasida aluminium hidroksida, magnesium hidroksida,

dimetil polisiloksan

Plantacid®

simetidin Ulsikur®2. Antagonis reseptor–H2 ranitidin Rantin®, Zantac®

3. Khelator dan senyawa kompleks sukralfat Inpepsa®

4. Penghambat pompa proton omeprazol OMZ®

5. Adsorben dan pembentuk massa attapulgit New Diatabs®

6. Antimotilitas loperamid hidroklorida Lodia®

bisakodil Dulcolax®7. Pencahar stimulan natrium pikosulfat Laxoberon®

8. Enzim pencernaan pankreatin Excelase®, Primperan®

Obat darah

No. Golongan obat Jenis obat Nama obat 1. Anemia megaloblastik asam folat Asam Folat®

Obat kardiovaskular

No. Golongan obat Jenis obat Nama obat 1. Antiaritmia amiodaron hidroklorida Cordaron®

kaptopril Kaptopril®2. Penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE) ramipril Triatec®

3. Antagonis reseptor angiotensin II valsartan Aprovel®

4. Antihipertensi yang bekerja sentral klonidin hidroklorida Catapres®

5. Antiangina golongan nitrat isosorbid dinitrat Cedocard®

amlodipin besilat Norvask®

diltiazem hidroklorida Herbesser®

6. Antiangina golongan antagonis

kalsium nifedipin Nifedipine®, Adalat®

7. Diuretika kuat furosemid Lasix®

8. Antiplatelet silostazol Pletaal®

9. Hemostatik dan antifibrinolitik asam traneksamat Kalnex®

bezafibrat Bezalip®10. Obat penurun lipid kelompok klofibrat fenofibrat Lipanthyl 200 M®

11. Obat penurun lipid statin atorvastatin Lipitor®

12.

Obat untuk syok dan hipotensi

dopamin hidroklorida

Dopamine Hydrochloride

Injection®

naftidrofuril oksalat Praxilene®

bensiklan Fludilat®

13.

Vasodilator perifer flunarisin Sibelium®, Unalium®

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

93

Obat saluran napas

No. Golongan obat Jenis obat Nama obat 1. Antihistamin non–sedatif loratadin Claritin®

2. Antihistamin sedatif feniramin maleat Avil®

3. Mukolitik bromheksin Bisolvon®, Mucohexin®

kodein fosfat Codein®4. Antitusif dekstrometorfan Romilar®

difenhidramin kombinasi Sanadryl Expectorant®5. Ekspektoran alkaloida opium dengan morphin Doveri®

Obat sistem saraf pusat

No. Golongan obat Jenis obat Nama obat midazolam Dormicum®1. Hipnotik

estazolam Esilgan®

2. Ansiolitik diazepam Diazepam®, Valium®

dimenhidrinat Dramamine®

domperidon Vometa®

3.

Obat untuk mual dan vertigo ondansetron Narfoz®

klobazam Clobazam®

gabapentin Neurontin®

4.

Antiepilepsi pirasetam Pirasetam®

5. Depresan saraf pusat mekobalamin Methycobal®

Infusi

No. Golongan obat Jenis obat Nama obat Ca2+, K+, Na+, C-, asetat Asering®

Na+, K+, Ca2+, Mg2+, Cl-, asetat, sorbitol Tutofusin OpS®

natrium klorida Natrium Klorida®

natrium laktat, Na+, HCO3- Laktat Ringer®

glukosa Dekstrose®

maltosa Martos®

Na+, Cl-, glukosa Ka–En 1B®

1.

Cairan dan elektrolit

NaCl, KCl, CaCl2, Na-laktat, maltosa Potacol–R®

2. Pengganti plasma albumin Plasbumin®

Obat lain–lain (suplemen, metabolisme, vaksin, dan tetes mata)

No. Golongan obat Jenis obat Nama obat 1. Suplemen ekstrak phyllanthi herba Stimuno®

sitikolina Nicholin®2. Metabolisme piritinol Encephabol®

3. Vaksin imunoglobulin G dengan antibodi tetanus toksin Tetagam P®

4. Kortikosteroid deksametason Cendoxitrol®

5. Obat lain tolterodin L–tartrat Detrusitol®

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

94

Obat gizi

No. Golongan obat Jenis obat Nama obat garam Ca Kalsium Karbonat®

Kalsium Glukonate®

garam K Aspar – K®

garam K dan Mg Renapar®

1.

Mineral

garam Zn Zegase®

vitamin B1 Alinamin–F®

vitamin B1, B2, B6, B12, C, E, Ca-pantotenat, nikotinamida

Becefort®

vitamin B1, B2, B6, B12, nikotinamida,

pantotenol, D (+) biotin Becombion®

vitamin B1, B2, B6, B12, nikotinamida,

Ca-pantotenat, amilase, protease, asam desoksikolat, dimetilpolisiloksan

Enzyplex®

vitamin B1, B6, B12 Neurobion–5000®

sari ginseng G 115 konsentrasi tinggi, dimetilamisetanol bitartrat, vit-A, B1, B2, B6, B12, C, D, E, besi (II) sulfat dihidrat,

kalsium hidrogen fosfat, Ca-fluorida, Ca-sulfat, tembaga (II) sulfat monohidrat, mangan (II) sulfat monohidrat, magnesium

sulfat trihidrat, seng oksida, lesitina

Pharmaton®

vitamin C Vitamin C®

vitamin K Vitamin K®

2.

Vitamin

asam amino esensial Ketosteril®, Aminosteril®

Obat analgesik

No. Golongan obat Jenis obat Nama obat asetosal Aspilet®

parasetamol Parasetamol®, Sanmol®

parasetamol kombinasi dengan bukan psikoleptik

Sistenol®

asam mefenamat Asam Mefenamat®

Mefinal®

dipiron kombinasi dengan psikoleptik Analsik®

tinoridin Nonflamin®

ketorolak trometamol Toradol®

metampiron Neuralgin®

1.

Analgesik non–opioid

tramadol hidroklorida Tramal®

2. Analgesik opioid garam morfin MST Continus®

Obat otot skelet dan sendi

No. Golongan obat Jenis obat Nama obat 1. Antiinflamasi nonsteroid

(AINS) ketoprofen Pronalges®, Profenid®,

Profenid E 100®

2. Kortikosteroid deksametason natrium fosfat Kalmethason®

3. Obat untuk mengatasi gout alopurinol Zyloric®

4. Antireumatik dan antiencok selekosib Celebex®

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

95

Obat antidiabetik

No. Golongan obat Jenis obat Nama obat 1. Insulin regular insulin (RI) atau insulin

kerja singkat (short–acting) ACTRAPID HM®

gliklazid Diamicron®

glibenklamid Glibenklamid®

glipizid Glucotrol®

glikuidon Glurenorm®

2.

Sulfonilurea

glimepirida Amaryl®

3. Biguanid metformin hidroklorida Metformin®, Diabex®, Glucophage®

4. Antidiabetik lain akarbosa Glucobay®

5. Antidiabetik kombinasi

glibenklamid dan metformin hidroklorida

Glucovance®

6. Meglitinid repaglinid Novonorm®

7. Thiazolidinedione pioglitazone Actos®

Obat antiinfeksi

No. Golongan obat Jenis obat Nama obat amoksisilin Amoksisilin®, Amoxsan®

1.

Penisilin spektrum luas amoksisilin–asam klavulanat

Augmentin®

2. Penisilin antipseudomonas sulbenisilin Kedacilin®

3. Sefalosporin generasi pertama sefadroksil Cefadroxil®, Longcef®

sefiksim Cefspan®

sefotaksim Cefotaxime®, Clacef®

seftazidim Ceftum®, Fortum®

seftriakson Ceftriaxone®, Rocephin®

4.

Sefalosporin generasi ketiga

sefotiam Ceradolan®

5. Sefalosporin generasi keempat sefepim Maxipime®

6. Betalaktam lain imipenem Tienam®

amikasin Amikin®7. Aminoglikosida gentamisin Garamycin®, Gentamycin®

ofloksasin Tarivid®

siprofloksasin Ciprofloksasin®, Baquinor®, Ciproxin®

gatifloksasin Tequin®

pefloksasin Peflacine®

8.

Kuinolon

levofloksasin Reskuin®

9. Sulfonamid dan trimetoprim kotrimoksazol Bactrim®, Trimeta®

klindamisin Albiotin®

linkomisin Lincocin®

10.

Antibiotika anaerob metronidazol Metronidazol®, Metrofusin®, Flagyl®

flukonazol Diflucan®

itrakonazol Sporanox®

bifonazol Mycospor®

mikonazol nitrat Miconazole®, Daktarin®

11.

Antijamur

tiokonazol Trosyd®

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 4 kasus DRP. Satu kasus DRP dapat terdiri dari beberapa DRP. Dari 4 kasus DRP

96

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi berjudul “Evaluasi Penggunaan

Antibiotika pada Pasien Ulkus Diabetes Mellitus di

Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih

Yogyakarta Periode 2005” ini lahir di Yogyakarta

pada tanggal 7 Juni 1984 dan anak pertama dari dua

bersaudara pasangan Bapak Ismartoyo dan Ibu Rita

Tri Purwaningsih. Penulis mengawali pendidikan

formal pada tahun 1988-1990 di TK Pangudi Luhur

Yogyakarta kemudian melanjutkan pendidikan pada

tahun 1990-1996 di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Pada Tahun 1996-1999

penulis menyelesaikan tingkat pendidikan selanjutnya di SMP Maria Immaculata

Marsudirini Yogyakarta kemudian melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi pada

tahun 1999-2002 di SMA Stella Duce 1 Yogyakarta. Pada tahun 2002 penulis

mengawali pendidikannya sebagai mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta dan berhasil menyelesaikannya pada tahun 2007.

Selama menjadi mahasiswa penulis pernah mengikuti PSF Veronica selama satu

periode (2004-2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI