Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGEMBANGAN ALAT PERAGA MONTESSORI
UNTUK KETERAMPILAN BERHITUNG MATEMATIKA KELAS IV
SDN TAMANAN 1 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Esterlita Pratiwi
NIM: 091134058
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGEMBANGAN ALAT PERAGA MONTESSORI
UNTUK KETERAMPILAN BERHITUNG MATEMATIKA KELAS IV
SDN TAMANAN 1 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Esterlita Pratiwi
NIM: 091134058
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
SKRIPSI
PENGEMBANGAN ALAT PERAGA MONTESSORI
UNTUK KETERAMPILAN BERHITUNG MATEMATIKA KELAS IV
SDN TAMANAN 1 YOGYAKARTA
Oleh:
Esterlita Pratiwi
NIM: 091134058
Disetujui oleh:
Pembimbing I,
Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. Tanggal: 30 Mei 2013
Pembimbing II,
Ag. Kustulasari 81, S.Pd., M.A. Tanggal: 30 Mei 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
HALAMAN PENGESAHAN
PENGEMBANGAN ALAT PERAGA MONTESSORI
UNTUK KETERAMPILAN BERHITUNG MATEMATIKA KELAS IV
SDN TAMANAN 1 YOGYAKARTA
Dipersiapkan dan disusun oleh:
Esterlita Pratiwi
NIM: 091134058
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
pada tanggal 07 Juni 2013
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Tanda Tangan
Ketua : Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. ..............................
Sekretaris : E. Catur Rismiyati, S.Pd., M.A., Ed.D. ..............................
Anggota : Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. ..............................
Anggota : Ag. Kustulasari 81, S.Pd., M.A. ..............................
Anggota : Elisabet Ayunika Permata Sari, M.Sc. ..............................
Yogyakarta, 07 Juni 2013
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan
Rohandi, Ph.D.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus yang selalu mencurahkan berkat dan kasih-Nya secara
cuma-cuma, memberikan perlindungan, semangat, dan kesehatan..
2. Bapak dan Ibuku tercinta, Prabowo dan Krisminarti Rahayu yang selalu
mendoakan, memberikan kasih sayang, dukungan, semangat, membiayai
kuliahku dari semester 1 hingga selesai, dan segala sesuatu yang telah
diberikan tanpa pamrih.
3. Adik kecilku tersayang, Esterliana Ari Kristia yang selalu membuatku
tertawa ketika mengalami kejenuhan.
4. Teman-teman PGSD.
5. Pembaca yang budiman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN MOTTO
Bersukacitalah dalam pengharapan,
sabarlah dalam kesesakan,
dan bertekunlah dalam doa.
(Roma 12:12)
Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan
menambah semangat kepada yang tiada berdaya.
(Yesaya 40:29)
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
(Filipi 4:13)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogkakarta, 30 Mei 2013
Peneliti,
Esterlita Pratiwi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:
Nama : Esterlita Pratiwi
Nomor Mahasiswa : 091134058
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
Pengembangan Alat Peraga Montessori untuk Keterampilan Berhitung
Matematika Kelas IV SDN Tamanan 1 Yogyakarta.
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk apa saja, mendistribusikan
secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogkakarta, 30 Mei 2013
Yang menyatakan,
Esterlita Pratiwi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Pratiwi, Esterlita. (2013). Pengembangan alat peraga Montessori untuk
keterampilan berhitung matematika kelas IV SDN Tamanan 1 Yogyakarta.
Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Universitas Sanata Dharma.
Kata kunci: metode penelitian dan pengembangan, metode Montessori, alat
peraga Montessori, keterampilan berhitung, Matematika.
Penerapan metode Montessori pada pengembangan alat peraga dapat
menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar matematika. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengembangkan alat peraga yang berkualitas sesuai dengan lima
ciri alat peraga yang telah ditetapkan untuk melatih kemampuan berhitung
bilangan bulat. Empat ciri alat peraga Montessori yang dijadikan dasar
pengembangan alat peraga yaitu menarik, bergradasi, auto correction, dan auto
education. Peneliti menambahkan kriteria lain pada penelitian ini yaitu
kontekstual. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IVA SDN Tamanan 1
Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 yang berlangsung dari bulan Januari sampai
dengan April 2013.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D).
Prosedur penelitian dan pengembangan alat peraga Montessori melalui empat
tahap, yaitu (1) kajian standar kompetensi dan materi pembelajaran, (2) analisis
kebutuhan pengembangan program pembelajaran, (3) produksi alat peraga
Montesori, dan (4) validasi dan revisi produk yang diakhiri dengan uji coba
lapangan terbatas. Uji coba lapangan terbatas dilakukan pada lima siswa yang
memiliki nilai di bawah KKM. Dari keempat langkah tersebut dihasilkan
prototipe produk berupa alat peraga papan bilangan bulat.
Penilaian kualitas produk yang dikembangkan menunjukkan hasil yang
sangat memuaskan. Produk yang dikembangkan memperoleh rerata skor 4,65
dengan kategori “sangat baik” dari pakar pembelajaran matematika, pakar alat
peraga matematika, guru kelas, dan sekelompok siswa kelas IVA. Dengan
demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa produk yang dikembangkan
mempunyai kualitas yang sangat baik dan sesuai dengan lima ciri alat peraga yang
dijadikan dasar pengembangan alat peraga Montessori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Pratiwi, Esterlita. (2013). Developing a set of Montessori integer arithmetic
materials for the 4th
grade students of Tamanan 1 Primary School,
Yogyakarta. A Thesis. Yogyakarta: Primary School Teacher Education
Study Program, Sanata Dharma University.
Keywords: research and development method, the Montessori method,
Montessori materials, numeracy skills, Mathematic.
The use of Montessori’s learning material improves students’ motivation.
This research was aimed at developing a set of Montessori materials to help the 4th
grade students of Tamanan 1 Primary School, Yogyakarta in learning some basic
integer arithmetic. The set of material was designed and developed using the four
principals of Montessori materials namely: attractive, gradual, auto-correction,
and auto-education. The researcher added another characteristic to it which is
contextual. This research was conducted through inviting a number of 4th
graders
of Tamanan 1 Primary School, Yogyakarta during the academic year of
2012/2013.
This research employed the Research and Development method (R&D).
The research and development procedure for developing this set of math
Montessori material consists of four steps, namely 1) examining the competency
standard and the math concept to learn, 2) analyzing the students’ needs, (3)
producing the math Montessori material, and (4) validating and revising the
material. The first prototype was then tried on five 4th
graders at the primary
school who had been previously identified as not having completed the passing
score for the intended competence standard. The final prototype was named the
Integers Board.
The product’s quality assessment by a couple of experts in the field
showed a very satisfying result. A mean score of 4.65 which falls under the
category of “very good” was derived from the scores given by a couple of experts
in Math education, the class teacher, and the group of students. It can be
concluded, therefore, that the math Montessori material developed from this study
has an excellent quality and satisfies the five criteria used as the foundation for
developing the Montessori materials.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya
sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan alat peraga Montessori untuk
keterampilan berhitung Matematika Kelas IV SDN Tamanan 1 Yogyakarta dapat
peneliti selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu
syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik berkat adanya bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai
pihak. Karena itu, perkenankanlah peneliti menyampaikan ucapan terima kasih
dengan setulus hati kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku Kaprodi PGSD
sekaligus dosen pembimbing I yang telah membimbing peneliti dengan
penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal penulisan skripsi hingga
selesai.
3. E. Catur Rismiyati, S.Pd., M.A., Ed.D. selaku Wakaprodi PGSD.
4. Ag. Kustulasari 81, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah
membimbing peneliti dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari
awal penulisan skripsi.
5. Srini Supriyanti, S.Pd.SD. selaku Kepala SDN Tamanan 1 Yogyakarta
yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di
sekolah.
6. Suratno, S.Pd. selaku guru matematika kelas IVA SDN Tamanan 1
Yogyakarta yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama peneliti
melakukan penelitian di sekolah.
7. Veronika Fitri Rianasari, M.Si. selaku pakar pembelajaran matematika
yang telah memberikan kontribusi dan bantuan dalam penelitian
pengembangan ini.
8. Andri Anugrahana, M.Pd. selaku pakar alat peraga matematika yang telah
memberikan kontribusi dan bantuan dalam penelitian pengembangan ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
9. Siswa kelas IVA SDN Tamanan 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013
yang telah bekerja sama dengan baik selama penelitian pengembangan ini
berlangsung.
10. Kedua orang tuaku, Prabowo dan Krisminarti Rahayu yang selalu
memberikan semangat dan dukungan kepada peneliti.
11. Adik kecilku, Esterliana Ari Kristia yang telah bersedia memberikan
kesempatan pada peneliti untuk fokus menyelesaikan skripsi ini.
12. Kakak yang selalu mendukung dan membantu peneliti dalam melakukan
penelitian dan menyelesaikan skripsi ini.
13. Teman-teman payung Montessori Mukti Sari Putri, Theresia Kristi Panca
Wijayanti, dan Dian Aprelia Rukmi yang selalu saling mendukung dalam
perjuangan bersama peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.
14. Teman-teman PPL SDN Tamanan 1 tahun 2013 yang telah memberikan
bantuan dan dukungan selama penelitian ini berlangsung.
15. Teman-teman PGSD angkatan 2009 kelas A yang telah memberikan
dukungan dan semangat kepada peneliti.
16. Segenap pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, terima
kasih atas semua bantuan dan dukungan doanya selama ini.
Peneliti mengharapkan segala masukan, kritik, dan saran yang membangun
demi tercapainya perbaikan skripsi yang lebih sempurna. Semoga skripsi ini
bermanfaat secara khusus bagi pembaca dan secara umum bagi perkembangan
teknologi pendidikan. Terima kasih.
Yogkakarta, 30 Mei 2013
Peneliti,
Esterlita Pratiwi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .............................................. vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
PRAKATA ............................................................................................................. x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xvi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................... 4
1.5 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ......................................................... 4
1.6 Definisi Operasional ........................................................................................ 5
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 7
2.1 Kajian Pustaka ................................................................................................. 7
2.1.1 Metode Pembelajaran Montessori ................................................................. 7
2.1.1.1 Pengertian Metode Pembelajaran Montessori ............................................. 7
2.1.1.2 Tahap-tahap Perkembangan Anak .............................................................. 8
2.1.2 Alat Peraga Matematika Montessori ............................................................. 9
2.1.2.1 Pengertian Alat Peraga ................................................................................ 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.1.2.2 Pengertian Alat Peraga Montessori ........................................................... 10
2.1.2.3 Ciri-ciri Alat Peraga Montessori ............................................................... 10
2.1.2.4 Tujuan Penggunaan Alat Peraga ............................................................... 11
2.1.3 Keterampilan Berhitung............................................................................... 12
2.1.4 Kajian Penelitian yang Relevan ................................................................... 13
2.1.4.1 Penelitian tentang Metode Montessori ...................................................... 13
2.1.4.2 Penelitian tentang Alat Peraga Matematika .............................................. 15
2.2 Kerangka Berpikir .......................................................................................... 18
2.3 Hipotesis ........................................................................................................ 19
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 20
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................... 20
3.2 Setting Penelitian ........................................................................................... 20
3.2.1 Objek Penelitian........................................................................................... 20
3.2.2 Subjek Penelitian ......................................................................................... 20
3.2.3 Lokasi Penelitian ......................................................................................... 21
3.2.4 Jadwal Penelitian ......................................................................................... 21
3.3 Prosedur Pengembangan ................................................................................ 21
3.4 Uji Validasi Produk ........................................................................................ 26
3.4.1 Uji Validasi Ahli .......................................................................................... 26
3.4.2 Uji Validasi Produk dengan Uji Coba Lapangan Terbatas .......................... 26
3.5 Instrumen Penelitian ...................................................................................... 26
3.5.1 Jenis Data ..................................................................................................... 26
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data...................................................................... 27
3.5.2.1 Instrumen Analisis Kebutuhan .................................................................. 27
3.5.2.2 Instrumen Validasi Ahli ............................................................................ 28
3.5.2.3 Instrumen Validasi Produk dengan Uji Coba Lapangan Terbatas ............ 29
3.6 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 29
3.6.1 Analisis Kebutuhan ...................................................................................... 29
3.6.1.1 Kuesioner .................................................................................................. 29
3.6.1.2 Wawancara Semi-Terstruktur ................................................................... 30
3.6.2 Validasi Ahli ................................................................................................ 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
3.6.2.1 Presentasi ................................................................................................... 30
3.6.2.2 Kuesioner .................................................................................................. 30
3.6.3 Validasi Produk dengan Uji Coba Lapangan............................................... 30
3.6.3.1 Tes ............................................................................................................. 30
3.6.3.2 Kuesioner .................................................................................................. 31
3.7 Teknik Analisis Data ...................................................................................... 31
3.7.1 Analisis Kebutuhan ...................................................................................... 31
3.7.1.1 Kuesioner .................................................................................................. 31
3.7.2 Teknik Analisis Validasi Produk ................................................................. 32
3.7.2.1 Kuesioner .................................................................................................. 32
3.7.2.2 Tes ............................................................................................................. 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 33
4.1 Kajian Standar Kompetensi dan Materi Pembelajaran .................................. 33
4.2 Data Analisis Kebutuhan dan Perangkat Pembelajaran ................................. 33
4.2.1 Data Analisis Kebutuhan Siswa................................................................... 34
4.2.2 Data Analisis Kebutuhan Guru .................................................................... 35
4.2.3 Pengembangan Perangkat Pembelajaran ..................................................... 36
4.3 Produksi Alat Peraga Montessori untuk Keterampilan Berhitung ................. 36
4.3.1 Desain Alat Peraga Montessori ................................................................... 36
4.3.1.1 Papan bilangan bulat ................................................................................. 37
4.3.1.2 Batu positif dan batu negatif ..................................................................... 37
4.3.1.3 Kotak batu ................................................................................................. 38
4.3.1.4 Kartu soal .................................................................................................. 38
4.3.2 Album Pembelajaran Montessori ................................................................ 39
4.4 Data Validasi dan Revisi Produk ................................................................... 40
4.4.1 Deskripsi Data Validasi Pakar Pembelajaran Matematika .......................... 42
4.4.2 Deskripsi Data Validasi Pakar Alat Peraga Matematika ............................. 43
4.4.3 Deskripsi Data Validasi Guru Matematika .................................................. 43
4.4.4 Revisi Produk .............................................................................................. 44
4.4.5 Data Uji Coba Lapangan Terbatas ............................................................... 44
4.4.5.1 Data Hasil Kuesioner ................................................................................ 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
4.4.5.2 Data Hasil Tes ........................................................................................... 46
4.4.6 Penilaian Akhir ............................................................................................ 48
4.4.6.1 Guru Matematika Kelas IVA .................................................................... 48
4.4.6.2 Siswa Kelas IVA ....................................................................................... 49
4.4.6.3 Peneliti ....................................................................................................... 49
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 50
5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 50
5.2 Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 50
5.3 Saran .............................................................................................................. 51
DAFTAR REFERENSI ...................................................................................... 52
LAMPIRAN ......................................................................................................... 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Literature Map dari Penelitian-penelitian Terdahulu ........................... 18
Bagan 3.1 Model Penelitian dan Pengembangan Sugiyono................................... 21
Bagan 3.2 Model Penelitian dan Pengembangan Borg dan Gall ........................... 22
Bagan 3.3 Prosedur Penelitian dan Pengembangan ............................................... 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima
Menurut Sukardjo .................................................................................. 32
Tabel 4.1 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima
Menurut Sukardjo .................................................................................. 40
Tabel 4.2 Kriteria Skor Skala Lima ....................................................................... 42
Tabel 4.3 Komentar Pakar Pembelajaran Matematika dan Tindak Lanjut ............ 42
Tabel 4.4 Komentar Guru Matematika dan Tindak Lanjut .................................... 44
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest ................................................. 46
Tabel 4.6 Perolehan Skor Validasi Produk ............................................................ 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Analisis Kebutuhan .......................................................... 56
Lampiran 1.1 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan ......................................... 56
Lampiran 1.2 Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa ................................... 56
Lampiran 1.3 Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru ..................................... 58
Lampiran 1.4 Rekapitulasi Hasil Analisis Kebutuhan Siswa................................. 61
Lampiran 2. Instrumen Validasi Ahli..................................................................... 63
Lampiran 2.1 Kisi-kisi Kuesioner untuk Para Ahli ................................................ 63
Lampiran 2.2 Kuesioner untuk Pakar Pembelajaran Matematika .......................... 64
Lampiran 2.3 Kuesioner untuk Pakar Alat Peraga Matematika ............................. 66
Lampiran 2.4 Kuesioner untuk Guru Matematika ................................................. 68
Lampiran 3. Uji Coba Lapangan Terbatas dengan Tes .......................................... 70
Lampiran 3.1 Kisi-kisi Soal Tes Matematika ........................................................ 70
Lampiran 3.2 Soal Pretest dan Posttest ................................................................. 70
Lampiran 3.3 Kunci Jawaban ................................................................................. 70
Lampiran 3.4 Hasil Pretest .................................................................................... 71
Lampiran 3.5 Hasil Posttest ................................................................................... 72
Lampiran 4. Kuesioner Uji Coba Lapangan Terbatas ............................................ 73
Lampiran 4.1 Kisi-kisi untuk Uji Coba Lapangan Terbatas .................................. 73
Lampiran 4.2 Kuesioner untuk Siswa .................................................................... 74
Lampiran 4.3 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Uji Coba Lapangan Terbatas .......... 75
Lampiran 5. Surat Permohonan Ijin Penelitian ke SD ........................................... 76
Lampiran 6. Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian dari SD ................ 77
Lampiran 7. Dokumentasi Uji Coba Lapangan Terbatas ....................................... 78
Lampiran 8. Album Pembelajaran Montessori ...................................................... 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan
penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) spesifikasi produk yang dikembangkan, dan
(6) definisi operasional.
1.1 Latar Belakang
Proses belajar mengajar merupakan kegiatan utama sekolah. Sekolah
diberi kebebasan memilih strategi, metode, dan teknik-teknik pembelajaran dan
pengajaran yang paling efektif, sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, siswa,
guru, dan kondisi nyata sumber daya yang tersedia di sekolah. Secara umum,
strategi, metode, teknik pembelajaran dan pengajaran yang berpusat pada siswa
(student-centered) lebih mampu memberdayakan pembelajaran. Yang dimaksud
dengan pembelajaran berpusat pada siswa adalah pembelajaran yang menekankan
keaktifan belajar siswa, bukan pada keaktifan mengajar guru (Rohiat, 2010:65).
Menurut Montessori, pembelajaran yang baik tidak hanya menekankan
pencapaian prestasi belajar saja melainkan juga memperhatikan kualitas
pengalaman yang dialami dan diperoleh siswa (Rathunde, 2003:15). Proses belajar
mengajar siswa SD hendaknya didasarkan pada klasifikasi perkembangan anak
sesuai dengan umurnya. Siswa SD tergolong pada tahap perkembangan
operasional konkret (concrete operation) mulai usia tujuh sampai dua belas tahun.
Pada tahap ini siswa mengembangkan kemampuan untuk mempertahankan,
mengelompokkan dan mengurutkan secara sistematis, serta menangani konsep
angka. Siswa dapat menyelesaikan masalah dengan bantuan media pembelajaran
yang konkret (Hergenhahn, 2009:318). Siswa SD membutuhkan alat peraga
primer sebagai alat bantu dalam proses belajarnya (Munadi, 2010:193).
Mata pelajaran matematika merupakan ilmu universal yang mendasari
perkembangan teknologi modern. Kemampuan matematika siswa dalam
pemecahan masalah dan mengomunikasikan ide atau gagasan dengan
menggunakan simbol, tabel, dan diagram perlu dikembangkan (Kurikulum SD
2006:416). Pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
masalah sesuai dengan situasi yang dialami siswa. Untuk meningkatkan
efektivitas pembelajaran matematika diperlukan alat peraga yang kontekstual
dengan kehidupan sehari-hari siswa (Rohiat, 2010:66).
Peneliti telah melakukan observasi terhadap proses pembelajaran
matematika pada kelas IVA di SDN Tamanan 1, Kelurahan Tamanmartani,
Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kelas IVA
di SDN Tamanan 1 berisi 30 siswa yang terdiri dari 14 siswa putra dan 16 siswa
putri. Observasi yang dilakukan pada 06 Oktober 2012 difokuskan pada
permasalahan kemampuan berhitung siswa dalam pelajaran matematika yang
diampu oleh guru kelas Pak Suratno. Gejala pertama yang tampak di kelas IVA
adalah siswa tampak bosan mengikuti pelajaran matematika karena pembelajaran
hanya mengandalkan LKS yang tersedia. Gejala yang kedua adalah siswa tampak
mengalami kesulitan berhitung ketika mengerjakan soal-soal matematika.
Hasilnya 50% siswa mendapatkan nilai matematika di bawah KKM. Jika
merangkum gejala-gejala permasalahan tersebut, dapat dituliskan pokok
permasalahan utama yang menjadi kendala dalam proses belajar dan mengajar
yakni rendahnya mutu pembelajaran matematika yang dapat diartikan sebagai
tidak efektifnya proses belajar mengajar. Salah satu penyebab utama timbulnya
kendala tersebut adalah pembelajaran matematika membutuhkan alat peraga yang
relevan untuk membantu siswa melatih kemampuan berhitungnya dan untuk
memotivasi siswa dalam memperdalam pemahaman tentang matematika.
Untuk mengatasi permasalahan di atas diperlukan sebuah alat peraga
pembelajaran yang dapat membantu siswa melatih kemampuan berhitungnya,
yaitu alat peraga pembelajaran ala Montessori. Maria Montessori (1870-1952)
adalah seorang wanita yang lahir di kota Chiaravalle, provinsi Ancona, Italia pada
tahun 1870. Dia menjadi seorang dokter wanita pertama di Italia setelah
kelulusannya di fakultas kedokteran pada tahun 1897. Menurut Montessori, jika
alat peraga disiapkan untuk proses pembelajaran berarti bahwa lingkungan telah
dipersiapkan untuk mendukung konsentrasi siswa dalam mendalami materi
(Rathunde, 2003:20). Montessori (2002:81) mengatakan bahwa pembelajaran
matematika dengan alat peraga sebaiknya mengandung nilai keindahan (menarik),
unsur gradasi, nilai pengendali kesalahan (auto correction), dan nilai kemandirian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
(auto education). Alat peraga yang akan dikembangkan adalah alat peraga
matematika Montessori dengan memanfaatkan potensi lokal yang tersedia di
lingkungan sekolah. SDN Tamanan 1 terletak di pinggir jalan dan lokasinya
berada dekat dengan area penambangan. Beberapa bahan potensi lokal yang dapat
dikembangkan menjadi alat peraga pembelajaran matematika adalah batu, kerikil,
dan pasir. Metode Montessori juga menekankan bahwa siswa mempunyai
kebebasan untuk belajar sehingga siswa memiliki kemampuan atas dasar
kemauannya sendiri (Koh, 2010:1).
Penelitian ini dibatasi hanya sampai pada pengembangan prototipe produk
berupa alat peraga Montessori yang diujicobakan secara terbatas pada sekelompok
siswa. Tujuannya untuk melatih kemampuan berhitung matematika kelas IV
standar kompetensi menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat,
kompetensi dasar melakukan operasi hitung campuran, materi operasi hitung
campuran bilangan bulat pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 di SDN
Tamanan 1 Yogyakarta.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana ciri-ciri alat peraga Montessori yang dikembangkan untuk
melatih kemampuan berhitung bilangan bulat pada siswa kelas IVA di SDN
Tamanan 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013?
1.2.2 Bagaimana kualitas alat peraga Montessori yang dikembangkan untuk
melatih kemampuan berhitung bilangan bulat pada siswa kelas IVA di SDN
Tamanan 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Mengembangkan alat peraga Montessori sesuai dengan ciri-ciri yang
ditetapkan untuk melatih kemampuan berhitung bilangan bulat pada siswa
kelas IVA di SDN Tamanan 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.
1.3.2 Mengembangkan alat peraga Montessori yang berkualitas untuk melatih
kemampuan berhitung bilangan bulat pada siswa kelas IVA di SDN
Tamanan 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi sekolah
Merupakan upaya untuk meningkatkan mutu sekolah. Hasil penelitian ini
juga bisa digunakan sebagai bahan acuan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran di SDN Tamanan 1.
1.4.2 Bagi guru
Hasil penelitian ini merupakan upaya untuk memberikan inspirasi pada guru
dalam mengolah dan mengembangkan alat peraga Montessori di kelas
dengan memanfaatkan potensi lokal yang tersedia.
1.4.3 Bagi siswa
Mendapatkan pengalaman belajar matematika menggunakan alat peraga
Montessori. Hasil penelitian ini juga dapat membantu siswa dalam melatih
kemampuan berhitungnya.
1.4.4 Bagi peneliti
Mendapatkan pengalaman berharga dalam mengolah dan mengembangkan
alat peraga Montessori dengan memanfaatkan potensi lokal yang tersedia.
1.5 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah alat peraga
matematika Montessori dengan menggunakan prinsip-prinsip pengembangan alat
peraga. Alat peraga Montessori dibuat berdasarkan empat kriteria alat peraga
Montessori dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada di lingkungan sekolah.
Peneliti memilih batu sebagai bahan utama untuk membuat alat peraga
Montessori. Alat peraga matematika yang akan dibuat bernama “Papan Bilangan
Bulat”.
Pengolahan batu menjadi alat peraga Montessori meliputi tiga proses yaitu
pemilahan, pembersihan, dan pengecatan. Proses pemilahan batu didasarkan pada
bentuk dan ukurannya. Peneliti menggunakan batu yang memiliki permukaan
halus dan rata sehingga tidak akan melukai tangan siswa. Ukuran batu dipilih
berdasarkan besaran tangan siswa dengan diameter kurang lebih 2cm. Proses yang
kedua adalah pembersihan. Pembersihan batu bertujuan untuk menghilangkan
kotoran yang menempel pada batu seperti tanah dan debu sehingga aman bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
siswa. Setelah batu-batu dibersihkan, proses yang ketiga adalah pewarnaan.
Pewarnaan batu dilakukan dengan membagi batu menjadi dua kelompok dan
memberi warna merah pada kelompok pertama dan warna putih pada kelompok
kedua. Tujuannya untuk membuat alat peraga menjadi menarik dan indah bagi
siswa. Warna merah menunjukkan nilai positif dan warna putih menunjukkan nilai
negatif pada bilangan bulat. Pemilihan warna dilakukan berdasarkan keinginan
siswa.
Batu positif dan batu negatif digunakan sebagai alat peraga pembelajaran
matematika kelas IVA standar kompetensi menjumlahkan dan mengurangkan
bilangan bulat, kompetensi dasar melakukan operasi hitung campuran, materi
operasi hitung campuran bilangan bulat pada semester genap tahun ajaran
2012/2013 di SDN Tamanan 1 Yogyakarta. Alat peraga papan bilangan bulat
dilengkapi dengan papan bilangan, album pembelajaran yang berisi materi,
manual penggunaan alat peraga, dan kartu soal yang mengandung pengendali
kesalahan. Papan bilangan akan dibuat menggunakan bahan dasar kayu dengan
ukuran 33cm×33cm dan diberi 100 lubang. Lubang pada papan dibuat dengan
diameter 2cm sesuai dengan ukuran batu yang sudah diseleksi sehingga setiap
lubang bisa ditempati oleh satu batu. Kartu soal dibuat dengan menggunakan
kertas jenis ivory. Peneliti akan membuat 60 kartu soal berdasarkan sembilan
indikator pembelajaran. Kartu soal dibuat dengan ukuran panjang 7,5cm dan lebar
7cm. Alat peraga papan bilangan bulat serta manual penggunaan alat peraga dan
kartu soal akan dikemas dalam kotak yang memungkinkan untuk dibawa seorang
siswa.
1.6 Definisi Operasional
1.6.1 Pembelajaran Montessori adalah pembelajaran yang dikembangkan
berdasarkan prinsip-prinsip Maria Montessori.
1.6.2 Alat peraga Montessori adalah media pembelajaran yang digunakan dengan
menerapkan metode Montessori.
1.6.3 Album pembelajaran Montessori adalah seperangkat rencana pembelajaran
yang komponennya terdiri dari tujuan langsung, syarat, usia, alat peraga,
dan presentasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1.6.4 Keterampilan berhitung kelas IV adalah keterampilan siswa kelas IVA
semester genap SDN Tamanan 1 dalam melakukan operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat.
1.6.5 Mata pelajaran matematika adalah pelajaran yang mengembangkan
kompetensi berhitung siswa kelas IVA semester genap SDN Tamanan 1
kompetensi dasar melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat.
1.6.6 Siswa SD adalah siswa kelas IVA semester genap tahun ajaran 2012/2013
yang sedang menempuh pendidikan di SDN Tamanan 1, kelurahan
Tamanmartani, kecamatan Kalasan, kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta.
1.6.7 Kontekstual adalah pengembangan alat peraga yang memanfaatkan potensi
lokal di lingkungan sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini, pembahasan tentang landasan teori dibagi menjadi empat
bagian, yaitu (1) kajian pustaka, (2) kerangka berpikir, dan (3) hipotesis.
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Metode Pembelajaran Montessori
2.1.1.1 Pengertian Metode Pembelajaran Montessori
Menurut Holt (2008:xi), metode pembelajaran Maria Montessori
merupakan salah satu metode yang menerapkan konsep Learning by playing
(belajar sambil bermain) pada pendidikan anak usia dini. Anak-anak akan
menganggap kegiatan belajar yang mereka lakukan tak ubahnya seperti bermain,
bahkan berbentuk permainan. Montessori sendiri mengungkapkan bahwa metode
pembelajaran yang ia miliki merupakan metode yang mengembangkan kebebasan
berkarakter dengan cara yang mengagumkan dan luar biasa (Montessori,
2002:33).
Montessori mengajarkan anak-anak kebenaran yang mendasar tentang tata
bahasa, matematika, biologi, dan sebagainya. Anak-anak belajar dengan baik
melalui nomenclature dan hasil perkerjaan mereka sangat terstruktur. Meskipun
demikian, anak-anak Montessori juga bebas untuk memilih apa yang akan mereka
kerjakan dan kapan mereka akan mengerjakannya, mereka sering bekerja secara
kolaboratif (Lillard, 2005:328). Tugas utama pendidikan adalah membantu anak
untuk semakin dapat mandiri dalam hidup dengan mengembangkan seluruh
kemampuannya secara maksimal. Karena itu, Montessori menggunakan
kemerdekaan masing-masing anak untuk beraktivitas sebagai basis untuk
membentuk sikap disiplin dalam diri anak, karena sikap disiplin datang dari
kemerdekaan itu (Montessori, 2002:90). Metode Montessori memberikan
kesempatan pada anak untuk (1) bekerja dengan dirinya sendiri (2) bekerja tanpa
mengandalkan bantuan atau pun interupsi, (3) bekerja dengan penuh konsentrasi,
(4) bekerja dengan kelompok atau lingkungan yang telah disiapkan, dan (5)
menggali potensi diri dengan kemauannya sendiri (Lillard, 1996:98).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2.1.1.2 Tahap-tahap Perkembangan Anak
Montessori membagi tahap-tahap perkembangan anak menjadi umur 0-6,
6-12, dan 12-18 (Holt, 2008:xii).
1. Tahap Pertama (umur 0-6 tahun)
Seorang anak dikaruniai potensi kemampuan yang luar biasa besar.
Montessori membagi tahap-tahap perkembangan anak menjadi umur 0–6
saat inteligensi mengalami pembentukan. Keberhasilan perkembangan
tahap pertama ini sangat menentukan keberhasilan tahap-tahap
selanjutnya. Menurut Montessori manusia lahir dianugerahi kemampuan
untuk mempelajari bahasa apa pun, yaitu bahasa lingkungannya. Karena
itu ia meyebutnya periode awal umur 0–6 adalah periode sensitif, masa
peka, atau usia emas, saat pikiran anak mudah sekali menyerap apa pun
dari lingkungannya.
2. Tahap Kedua (umur 6-12 tahun)
Anak yang berkembang dengan baik pada tahap perkembangan pertama
(umur 0-6 tahun) akan berkembang secara normal pada tahap
perkembangan kedua umur 6-12 tahun. Menurut Montessori, setiap cacat
karakter diakibatkan oleh perlakuan salah yang dialami anak pada tahun-
tahun sebelumnya. Semakin baik perkembangan anak pada fase pertama,
yaitu umur 0-6 tahun, maka semakin baik pula perkembangannya di fase
kedua ini. Berikut ini merupakan karakteristik perkembangan anak umur
6-12 tahun:
a. Periode sensitif untuk logika dan pembenaran (banyak muncul
pertanyaan “mengapa”)
b. Periode sensitif untuk perkembangan imajinasi (dengan bantuan
media nyata/konkret)
c. Periode sensitif untuk perkembangan moral dan mental yang luas
d. Periode sensitif untuk perkembangan rasa berkelompok
e. Periode sensitif untuk pengenalan budaya
f. Periode sensitif untuk menampilkan kekuatan fisik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
3. Tahap Ketiga (umur 12-18 tahun)
Karakteristik anak pada tahap ketiga adalah
a. Perkembangan tubuh mengarah pada kematangan fisik
b. Pencarian identitas seksual
c. Pencarian model ideal yang akan diikuti
d. Pencarian posisi dalam lingkup sosial (mementingkan klik)
e. Bebas dan mandiri dari keluarga
f. Pencarian nilai-nilai spiritual
Anak-anak memiliki tahap perkembangan yang berbeda-beda sesuai
dengan umur yang dimilikinya. Tahap perkembangan itulah yang membedakan
kebutuhan dan kewajiban anak, begitu pula pada siswa SD. Siswa SD tergolong
pada tahap kedua dengan periode sensitif untuk tumbuh dan berkembang. Siswa
telah dapat mengetahui simbol-simbol matematis tetapi belum dapat menghadapi
hal-hal yang abstrak (Riyanto, 2009:125). Perkembangan logika yang masih
sederhana, perkembangan moral dan mental yang luas, serta perkembangan
imajinasi yang membutuhkan media konkret menjadi ciri utama siswa SD.
2.1.2 Alat Peraga Matematika Montessori
Berikut ini diuraikan tentang pengertian alat peraga, alat peraga
Montessori, ciri-ciri alat peraga Montessori, dan kelebihan alat peraga Montessori.
2.1.2.1 Pengertian Alat Peraga
Pengertian alat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
barang yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu, mencapai suatu maksud
tertentu, sedangkan peraga merupakan alat media pengajaran untuk meragakan
sajian pelajaran (KBBI, 2008). Dengan demikian alat peraga merupakan media
pengajaran yang memeragakan pelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Menurut Smaldino (2011:14), alat peraga merupakan bagian dari media
pembelajaran. Media adalah semua sarana untuk memperlancar proses
pembelajaran, sedangkan alat peraga adalah alat yang memeragakan konsep
materi pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru. Alat peraga sebaiknya
digunakan apabila alat peraga tersebut mendukung tercapainya tujuan
pembelajaran yang diinginkan (Anitah, 2010:83)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2.1.2.2 Pengertian Alat Peraga Montessori
Menurut Montessori, alat peraga adalah material untuk siswa dalam belajar
yang didesain secara sederhana, menarik, memungkinkan untuk diekplorasi,
memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar secara mandiri, dan
memperbaiki kesalahan mereka sendiri (Lillard, 1997:11).
Alat peraga matematika menurut Montessori adalah material yang
dirancang dengan konsep dan desain yang unggul berdasarkan cakupan
pemahaman matematika yang akan dicapai (Lillard, 1997:137). Alat peraga
matematika Montessori tidak dirancang untuk “mengajar matematika” tetapi
untuk membantu siswa mengembangkan pikiran matematikanya: memahami
perintah, urutan, abstraksi, dan memiliki kemampuan untuk mengonstruksikan
pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki menjadi suatu konsep baru.
2.1.2.3 Ciri-ciri Alat Peraga Montessori
Pada metode Montessori, alat peraga mempunyai peranan yang penting
dalam tahap perkembangan siswa. Montessori merumuskan empat ciri utama alat
peraga yang baik (Montessori, 2002:81), yaitu:
1. Memiliki unsur keindahan (menarik)
Setiap alat dan media pembelajaran harus memiliki nilai keindahan baik
dari segi warna yang menarik maupun kecerahannya. Alat tersebut harus
mampu mengundang minat siswa untuk menyentuh, melihat, dan
mempelajarinya.
2. Memiliki gradasi
Alat peraga yang baik seharusnya bergradasi. Ada dua jenis gradasi
menurut Montessori yakni gradasi umur dan gradasi rangsangan yang
rasional. Gradasi umur dapat ditunjukkan dari penggunaan alat untuk
jenjang kelas sebelumnya maupun untuk jenjang kelas selanjutnya.
Gradasi rangsangan yang rasional tampak pada penggunaan alat yang
melibatkan beberapa indera.
3. Memiliki nilai pengendali kesalahan (auto correction)
Tidak hanya pada alat peraga dan media pembelajaran melainkan juga
lingkungan yang dipersiapkan harus selalu memiliki nilai pengendali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
kesalahan. Misalnya kursi atau meja yang diperuntukkan siswa. Apabila
mereka melakukan gerakan salah bisa menimbulkan suara berderit, siswa
menjadi tahu bahwa ada gerakan yang mereka lakukan secara tidak tepat.
Warna-warna yang dipakai haruslah lembut, terang, dan menampakkan
langsung apabila ada kesalahan seperti adanya coretan atau noda.
Pengendali kesalahan pada alat peraga bisa berupa pembanding, misalnya
dengan gambar atau tabel. Dengan demikian alat yang memiliki sistem
pengendali kesalahan dapat berfungsi sebagai pendidik bagi siswa.
4. Memiliki nilai kemandirian (auto education)
Berdasarkan umur siswa dan tahap perkembangan yang sedang
dialaminya, maka alat peraga dan media pembelajaran harus dibuat sesuai
dengan kemampuan dan kebutuhannya. Alat-alat yang ada di dalam kelas
haruslah mudah dibawa dan dipindahkan oleh siswa. Hal tersebut akan
membantu siswa dalam bersikap mandiri.
Pengembangan alat peraga Montessori untuk keterampilan berhitung
bilangan bulat matematika mengandung empat ciri alat peraga menurut
Montessori dan juga mengandung satu ciri tambahan yakni kontekstual dalam arti
memanfaatkan pontensi lokal di lingkungan sekolah. Nilai keindahan tampak pada
warna-warna yang digunakan pada alat peraga papan bilangan bulat yaitu warna
merah untuk batu positif dan merah putih untuk batu negatif. Unsur gradasi
terdapat pada penggunaan alat yang melibatkan indera peraba dan indera
penglihatan serta alat yang dapat digunakan pada jenjang kelas I sampai VI. Nilai
pengendali kesalahan terdapat pada lubang papan yang hanya dapat ditempati oleh
satu batu dan kartu soal yang memuat kunci jawaban. Nilai kemandirian terdapat
pada alat peraga papan bilangan bulat yang dapat digunakan siswa secara mandiri
serta dapat melatih kemampuan siswa untuk berhitung bilangan bulat. Nilai
kontekstual terdapat pada pemanfaatan potensi lokal di lingkungan sekolah
sebagai bahan dasar pembuatan alat peraga yaitu batu dan papan kayu jati.
2.1.2.4 Tujuan Penggunaan Alat Peraga
Alat peraga dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak,
interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungannya, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
kemungkinan untuk belajar sendiri sesuai kemampuan dan minatnya (Kustandi,
2011:26). Menurut Sukayati (2009:7), alat peraga digunakan untuk mencapai
empat tujuan, yaitu (1) memberikan kemampuan berpikir matematika dengan
kreatif, (2) mengembangkan sikap percaya diri dalam pembelajaran matematika,
(3) meningkatkan keterampilan siswa dalam menerapkan pembelajaran
matematika pada kehidupan sehari-hari, dan (4) meningkatkan motivasi belajar
siswa.
1. Pembelajaran matematika mencakup dalil-dalil dan simbol-simbol yang
saling berhubungan. Penggunaan alat peraga akan meningkatkan
kreativitas siswa dalam memahami hubungan-hubungan dalam
pembelajaran matematika.
2. Suasana pembelajaran matematika akan menjadi kondusif dengan
tersedianya alat peraga. Dengan demikian siswa akan memperoleh
kepercayaan diri akan kemampuannya dalam belajar matematika melalui
pengalaman-pengalaman yang akrab dengan kehidupannya.
3. Penggunaan alat peraga yang kontekstual akan membantu siswa
menghubungkan pengalaman belajarnya dengan pengalaman-pengalaman
pada kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan keterampilan masing-
masing mereka dapat menyelidiki dan mengamati benda-benda di
sekitarnya, kemudian mengorganisasinya untuk memecahkan suatu
masalah.
4. Dengan penggunaan alat peraga diharapkan siswa memperoleh
pengalaman belajar dengan cara yang menyenangkan sehingga dapat
meningkatkan motivasi belajar matematika.
2.1.3 Keterampilan Berhitung
Matematika adalah ilmu tentang sesuatu yang memiliki pola keteraturan
dan urutan yang logis (Walle, 2008:13). Pada pembelajaran matematika SD,
keterampilan berhitung merupakan keterampilan dasar yang harus dikuasai oleh
siswa. Berhitung merupakan aktivitas mengerjakan hitungan seperti
menjumlahkan, mengurangi, mengalikan, dan membagi (KBBI, 2008:527). Dalam
arti luas, keterampilan berhitung merupakan salah satu kemampuan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dibutuhkan seseorang dalam kehidupan sehari-hari, artinya semua aktivitas
manusia membutuhkan kemampuan ini (Aisyah, 2007:6). Berdasarkan pengertian-
pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa keterampilan berhitung sangat penting
bagi siswa SD. Proses pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan
berhitung dapat dilakukan dengan beberapa cara, misal membilang,
menjumlahkan, mengurangkan, mengalikan, dan membagi.
Keterampilan berhitung dikembangkan dengan tujuan agar siswa dapat
memiliki kemampuan (1) berpikir logis dan sistematis sejak dini, (2)
menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat, (3) memiliki
ketelitian dan konsentrasi tinggi, serta (4) memiliki kreativitas dan imajinasi
dalam menciptakan sesuatu secara spontan.
Pada penelitian pengembangan ini, keterampilan berhitung difokuskan
pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat mempunyai lima sifat, yaitu (1) sifat
tertutup yang berarti selalu menghasilkan bilangan bulat, (2) sifat komutatif atau
sifat pertukaran, (3) unsur identitas bilangan nol, (4) sifat asosiatif atau sifat
pengelompokkan, dan (5) mempunyai invers.
2.1.4 Kajian Penelitian yang Relevan
2.1.4.1 Penelitian tentang Metode Montessori
Penelitian tentang metode Montessori dilakukan oleh Rathunde (2003),
Manner (2006), dan Lillard (2006) yang dipaparkan sebagai berikut.
Rathunde (2003) meneliti perbandingan antara sekolah menengah
Montessori dengan tradisional dalam hal motivasi, kualitas pengalaman, dan
konteks sosial. Ada tiga hubungan penting antara pendidikan Montessori dengan
teori pengalaman yang optimal: (1) orientasi terhadap pengalaman, (2) konteks
pengalaman yang diperhatikan, dan (3) sikap alamiah manusia yang merayakan
motivasi intrinsik anak. Siswa di sekolah menengah Montessori memperlihatkan
adanya pengalaman dan motivasi yang lebih positif dibandingkan dengan siswa
dari sekolah menengah tradisional. Kecenderungan kebijakan pendidikan saat ini
hanya menekankan prestasi belajar siswa tanpa banyak memperhatikan kualitas
pengalaman yang diperoleh siswa. Gangguan konsistensi siswa di sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
menengah sebenarnya merupakan penurunan motivasi intrinsik siswa untuk
belajar. Sebagian besar peneliti sekarang ini percaya bahwa perubahan negatif
yang sering terjadi di sekolah menengah merupakan hasil dari ketidaksesuaian
antara lingkungan belajar yang disiapkan tersedia di sekolah dengan kebutuhan
perkembangan seorang remaja. Larut dalam suasana belajar merupakan bentuk
nyata motivasi intrinsik siswa, fokus pada tugas menyatakan karakteristik siswa
yang mempunyai konsentrasi penuh, dan merasakan bahwa waktu berlalu dengan
cepat. Montessori percaya bahwa konsentrasi spontan anak merupakan sifat
alamiah manusia. Anak-anak tidak hanya dapat bekerja dengan serius, namun
mereka juga memiliki kekuatan konsentrasi yang besar. Konsentrasi menyerap
semua energi psikis sehingga anak benar-benar dapat mengabaikan semua yang
terjadi di lingkungan sekitarnya. Untuk itu, sekolah harus mampu menciptakan
lingkungan belajar yang mendukung terciptanya konsentrasi siswa. Dengan
demikian, siswa bisa belajar dengan serius dan menyenangkan pada saat yang
sama.
Manner (2006) membandingkan pencapaian akademis sekolah Montessori
dengan sekolah tradisional. Dia menguji hubungan antara pendidikan berbasis
Montessori yang ditunjukkan dengan pencapaian skor tes Stanford dalam aspek
membaca dan matematika jika dibandingkan dengan skor yang sama di sekolah
tradisional. Pengukuran dilakukan secara berulang dengan desain yang tetap
selama periode waktu tiga tahun. Hasil dari penelitian ini, pada tahun yang
pertama tentu saja tidak ada perbedaan antara kelompok Montessori dengan
kelompok tradisional. Perbedaan yang signifikan muncul pada tahun kedua dan
ketiga yang menunjukkan bahwa program Montessori memberikan hasil yang
unggul untuk aspek membaca. Pada aspek matematika merupakan sebuah
tantangan dalam interpretasi, walaupun rata-rata kelompok Montessori jauh
mengungguli rata-rata kelompok tradisional pada tahun kedua dan ketiga dengan
kesenjangan yang meningkat. Penelitian ini memberikan kontribusi dasar tentang
pencapaian akademis dalam pendidikan Montessori jika dibandingkan dengan
program tradisional karena menegaskan bahwa prestasi membaca meningkat
seperti yang telah ditemukan oleh penulis yang lain pada penelitian terdahulu.
Dalam penelitian ini, siswa Montessori memperlihatkan peningkatan aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
matematika ketika dibandingkan dengan kelompok tradisional lebih banyak
sehingga pendapat mungkin dibuat dalam rangka mendukung kelanjutan
pengumpulan data untuk mengobservasi apakah kenaikan akan mencerminkan
perbedaan yang signifikan dalam pengamatan selanjutnya.
Lillard (2006) menganalisis perbandingan kemampuan akademis dan
sosial antara sekolah Montessori dengan program pendidikan dasar pada sekolah
lainnya. Lillard mengevaluasi efek sosial dan akademis pendidikan Montessori.
Anak yang diamati terdiri dari rentangan umur 3-6 tahun dan 6-9 tahun. Sekolah
Montessori yang menjadi objek penelitian berlokasi di Milwaukee, Wisconsin
yang merupakan lokasi pinggiran bagi anak-anak. Kelompok kontrol diambil dari
27 sekolah negeri dan 12 sekolah swasta yang terdiri 53 siswa. Mayoritas dari
sekolah negeri telah menetapkan program khusus, seperti kurikulum akselerasi,
pendalaman bahasa, seni, dan studi penemuan. Anak dari kedua kelompok
tersebut mendapatkan tes untuk kemampuan kognitif dan sosial. hasil dari
penelitian ini menunjukkan adanya keuntungan yang signifikan untuk kelompok
montessori dibandingkan dengan kelompok kontrol sesuai dengan pembagian
kelompok usia. Berdasarkan hasil analisis rerata perbandingan kemampuan
akademis dan sosial pada kelompok usia 5 tahun dengan z-score, kelompok
montessori mempunyai kemampuan akademis di atas rata-rata mengungguli
kelompok kontrol, sedangkan kelompok kontrol mempunyai kemampuan
akademis di bawah rata-rata. Pada aspek kekerasan dalam permainan, kelompok
montessori mempunyai nilai yang sangat rendah dibandingkan dengan kelompok
kontrol. Hasil analisis rerata perbandingan kemampuan akademis dan sosial pada
kelompok usia 12 tahun dengan z-score menunjukkan bahwa kelompok
montessori mempunyai kemampuan struktur yang baik, penulisan cerita yang
kreatif, dan strategi yang baik di atas rata-rata mengungguli kelompok kontrol.
2.1.4.2 Penelitian tentang Alat Peraga Matematika untuk Keterampilan
Berhitung
Penelitian tentang alat peraga matematika untuk keterampilan berhitung
dilakukan oleh Aripiyah (2005), Miyarso (2011), dan Sugiarni (2012) yang
dipaparkan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Aripiyah (2005) meneliti peningkatan prestasi belajar matematika dengan
bantuan alat peraga benda konkret. Tujuan penelitian ini adalah untuk
meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas III semester I SD Bulakpacing 02
Kecamatan Dukuhwaru, Kabupaten Tegal khususnya dalam materi pecahan
melalui bantuan alat peraga benda konkret, agar nilai yang dihasilkan dapat
memenuhi syarat ketuntasan belajar. Hasil penelitian adalah sebagai berikut:
Pada siklus I siswa yang tuntas belajar sejumlah 14 siswa (58,3%) dan yang
tidak tuntas belajar sejumlah 10 siswa (41,7%) dengan nilai rata-rata kelas 6,2
dan daya serap 61,7%. Hasil pada siklus II siswa yang tuntas belajar sejumlah
17 siswa (70,8%) dan yang tidak tuntas belajar sejumlah 7 siswa (29,2%)
dengan nilai rata-rata kelas 7,3 dan daya serap 73,3%. Sedangkan hasil pada siklus
III jumlah siswa yang tuntas belajar 21 siswa (87,5%) dan yang tidak tuntas
belajar sejumlah 3 (12,5%) siswa dengan nilai rata-rata kelas 8,8 dengan
daya serap 87,9%. Karena sudah memenuhi indikator keberhasilan bahkan
sampai melebihi dari nilai yang peneliti targetkan, maka penelitian ini dihentikan
pada siklus III. Simpulan yang dapat diambil adalah bahwa penggunaan alat
peraga benda konkret dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi
pecahan pada kelas III SD Negeri Bulakpacing 02 semester I Kecamatan
Dukuhwaru Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2005/2006 dengan tingkat
partisipasi siswa yang cukup menggembirakan serta memacu guru untuk lebih
kreatif dan inovatif dalam mengembangkan model pembelajaran.
Miyarso (2011) meneliti pengembangan alat peraga timbangan untuk
mengoptimalkan belajar hitung bagi siswa SD. Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan alat peraga timbangan matematis guna mengoptimalkan belajar
operasi hitung pada siswa kelas rendah di SD Ndaleman, Gilangharjo, Pandak,
Bantul. Hasil dari penelitian pengembangan ini adalah prototipe produk
timbangan matematis dengan kelebihan desain tampilan yang menarik dan
sederhana. Produk ini memungkinkan guru menggunakan alat peraga dengan
memadukan pelajaran lain yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dalam
melaksanakan pembelajaran terpadu secara tematis.
Sugiarni (2012) meneliti peningkatan proses dan hasil belajar matematika
dengan memanfaatkan media dan alat peraga materi operasi hitung campuran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Penelitian ini memanfaatkan media dan alat peraga dalam pembelajaran
Matematika pada materi operasi hitung campuran. Simpulan pada penelitian ini
pertama pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan cukup baik, dengan nilai 3,6
(skala 1-5) pada siklus I dan meningkat menjadi baik, dengan nilai 4,4 (skala 1-5)
pada siklus II. Kedua prestasi belajar siswa meningkat dari kurang (nilai 50,70)
sebelum perbaikan pembelajaran menjadi sedang (nilai 60,50) pada perbaikan
siklus I dan baik (nilai 83,50) pada siklus II. Ketiga prestasi belajar meningkat
melalui aktivitas–aktivitas pemberian apersepsi yang menarik melalui tanya jawab
interaktif, pelibatan siswa dalam demonstrasi, pengaktifan siswa dalam tanya
jawab, pengaktifan siswa dalam latihan pengerjaan soal, dan pemanfaatan alat
peraga yang memadai.
Sejauh eksplorasi literatur yang relevan dengan penelitian ini, belum ada
satu pun yang memuat penelitian dan pengembangan alat peraga Montessori
untuk pelajaran Matematika SD. Selama ini penelitian yang dilakukan hanya
bersifat kuantitatif dengan menekankan aspek peningkatan hasil belajar siswa,
sedangkan penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Meskipun
demikian, ada beberapa hal yang sama dengan penelitian ini yakni penggunaan
metode Montessori dalam pembelajaran dan penggunaan alat peraga untuk
kemampuan berhitung matematika. Jadi, penelitian ini memberikan kontribusi
baru yang penting untuk pendidikan di SD tentang penelitian dan pengembangan
alat peraga Montessori untuk melatih kemampuan berhitung matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Bagan 2.1 Literature Map dari Penelitian-penelitian Terdahulu
2.2 Kerangka Berpikir
Guru sebagai pendidik mempunyai kewajiban untuk mendidik siswa dan
menyiapkan perangkat pembelajaran dengan lengkap. Perangkat pembelajaran
yang harus dipersiapkan guru antara lain silabus, RPP, dan alat peraga
pembelajaran. Guru harus kreatif dalam menyusun perangkat pembelajaran agar
mampu mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Metode pembelajaran
Montessori menawarkan penggunaan alat peraga pembelajaran yang konkret
untuk menumbuhkan minat siswa dalam belajar. Alat peraga Montessori memiliki
ciri (1) menarik, (2) bergradasi, (3) auto education, (4) auto education, dan (5)
kontekstual dalam arti selalu disesuaikan dengan potensi lokal di lingkungan
sekolah.
Metode pembelajaran Maria
Montessori
Alat peraga matematika untuk
keterampilan berhitung
Manner (2006)
Metode Montessori, pendidikan
tradisional, dan prestasi akademis
Miyarso (2011)
Alat peraga dan keterampilan
berhitung
Lillard (2006)
Metode Montessori, kemampuan
sosial, dan kemampuan akademis
Sugiyarni (2012)
Proses, hasil belajar, media dan alat
peraga operasi hitung campuran
Yang diteliti
Pengembangan alat peraga
Montessori untuk keterampilan
berhitung bilangan bulat
Matematika
Rathunde (2003)
Metode Montessori, motivasi,
pengalaman, dan konteks sosial
Aripiyah (2005)
Hasil belajar dan alat peraga benda
konkret
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Pembelajaran matematika membutuhkan alat peraga yang konkret dan
kontekstual untuk membantu siswa melatih kemampuan berhitungnya serta untuk
memotivasi siswa dalam memperdalam pemahaman tentang matematika.
Pembelajaran matematika yang hanya mengandalkan buku pegangan dan
diajarkan dengan teknik ceramah bisa membuat siswa menjadi jenuh. Kejenuhan
siswa dapat berdampak pada menurunnya semangat siswa untuk belajar
matematika yang pada akhirnya akan mengakibatkan turunnya prestasi belajar
siswa. Sebaliknya, pembelajaran matematika yang menggunakan alat peraga
kontekstual akan menumbuhkan semangat dan motivasi siswa untuk belajar
matematika.
Berdasarkan alasan tersebut, perlu adanya pengembangan alat peraga
pembelajaran yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa.
Peneliti berasumsi bahwa alat peraga matematika SD untuk melatih keterampilan
berhitung bilangan bulat masih kurang. Karena itu, perlu dikembangkan alat
peraga Montessori untuk melatih keterampilan berhitung bilangan bulat
matematika kelas IV SD. Jadi, dengan alat peraga Montessori akan menumbuhkan
semangat dan motivasi siswa untuk belajar matematika. Pengembangan alat
peraga Montessori yang berkualitas disesuaikan dengan lima ciri alat peraga yang
telah dipaparkan dan memanfaatkan potensi lokal di lingkungan SDN Tamanan 1
Yogyakarta berupa batu dan kayu jati.
2.3 Hipotesis
Penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:
2.3.1 Alat peraga Montessori yang dikembangkan untuk melatih kemampuan
berhitung bilangan bulat pada siswa kelas IVA di SDN Tamanan 1
Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 mengandung lima ciri alat peraga, yaitu
(1) menarik, (2) bergradasi, (3) auto correction, (4) auto education, dan (5)
kontekstual.
2.3.2 Alat peraga Montessori yang dikembangkan untuk melatih kemampuan
berhitung bilangan bulat pada siswa kelas IVA di SDN Tamanan 1
Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 mempunyai kualitas yang “baik”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini berisi uraian (1) jenis penelitian, (2) setting penelitian, (3) prosedur
pengembangan, (4) uji coba produk, (5) instrumen penelitian, (6) teknik
pengumpulan data, dan (7) teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Peneliti menggunakan jenis penelitian Research and Development (R&D).
Penelitian R&D adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan
suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat
dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2008:164). Menurut Sugiyono (2010:407),
metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan
untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji efektivitas produk tersebut.
R&D merupakan model pengembangan yang digunakan untuk merancang produk
dan prosedur baru yang diuji, dievaluasi, dan direvisi secara sistematis sampai
menemukan produk yang efektif dan berkualitas (Borg dan Gall, 2007:589).
Penelitian ini mengembangkan alat peraga Montessori untuk keterampilan
berhitung matematika kelas IVA SDN Tamanan 1 Yogyakarta. Produk yang
dihasilkan adalah prototipe alat peraga matematika Montessori berupa papan
bilangan bulat.
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah alat peraga matematika Montessori yang
berupa papan bilangan bulat.
3.2.2 Subjek Penelitian
Subjek uji coba prototipe alat peraga pada penelitian ini adalah
sekelompok siswa dan seorang guru matematika kelas IVA SDN Tamanan 1
Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Peneliti memilih
sekelompok siswa berjumlah lima anak yang memiliki nilai ulangan harian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
matematika di bawah KKM dan guru kelas IVA yang menjadi subjek penelitian
adalah Pak Suratno.
3.2.3 Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN Tamanan 1, Kelurahan Tamanmartani,
Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,
55571.
3.2.4 Jadwal Penelitian
Waktu penelitian berlangsung empat bulan mulai dari bulan Januari
sampai dengan April tahun 2013.
3.3 Prosedur Pengembangan
Prosedur penelitian dan pengembangan mengadaptasi model Sugiyono
serta Borg dan Gall yang terdiri dari sepuluh tahap. Berikut ini dipaparkan dua
model penelitian pengembangan. Pertama, Sugiyono (2010:409) menyebutkan
sepuluh langkah dalam penelitian pengembangan sebagai berikut.
Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan Sugiyono
Kedua, Borg dan Gall (2007:590) memaparkan prosedur penelitian
pengembangan yang dimodifikasi dari model Dick, Carey, dan Carey dalam
sepuluh tahap sebagai berikut.
Potensi dan Masalah
Pengumpulan Data
Desain Produk Validasi Desain
Revisi Desain Uji Coba Produk Revisi Produk Uji Coba
Pemakaian
Revisi Produk Produksi Massal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Bagan 3.2 Model Penelitian dan Pengembangan Borg dan Gall
Model penelitian dan pengembangan yang diadaptasi memiliki
karakteristik yang berbeda. Model penelitian dan pengembangan menurut
Sugiyono dimulai dari tahap analisis masalah, dilanjutkan dengan pengembangan
Tahap 2
Identifikasi keterampilan
dan tugas belajar
Tahap 4
Pengolahan data hasil
analisis kebutuhan
Tahap 3
Analisis kebutuhan
Tahap 6
Pengembangan strategi
Tahap 7
Pemilihan bahan dan
pengembangan produk
Tahap 8
Perancangan evaluasi
formatif
Tahap 9
Revisi Produk
Tahap 10
Perancangan evaluasi
sumatif
Tahap 5
Pengembangan instrumen
penilaian
Tahap 1
Identifikasi
tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
produk melalui proses validasi, revisi, dan uji coba lapangan sampai tahap
produksi secara masal. Sedangkan model penelitian dan pengembangan menurut
Borg dan Gall dimulai dari penetapan tujuan. Model Borg dan Gall
mengembangkan perangkat pembelajaran secara utuh meliputi materi, bahan, dan
alat evaluasi berdasarkan tugas belajar dan kebutuhan siswa. Pada model Borg
dan Gall juga terdapat tahap revisi produk sama seperti model Sugiyono untuk
mengembangkan produk yang berkualitas.
Pengembangan alat peraga matematika Montessori yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari empat tahapan yang dimodifikasi dari model penelitian
dan pengembangan menurut Sugiyono serta Borg dan Gall yang disesuaikan
dengan kebutuhan. Peneliti melakukan modifikasi karena terbatasnya waktu
penelitian dan menyesuaikan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan kalender
akademik di SDN Tamanan 1 Yogyakarta. Empat tahapan penelitian dan
pengembangan ini adalah (1) mengkaji standar kompetensi dan materi
pembelajaran, (2) menganalisis kebutuhan pengembangan program pembelajaran,
(3) memproduksi alat peraga Montessori untuk keterampilan berhitung
matematika, (4) validasi produk dan revisi produk, hingga menghasilkan produk
berupa alat peraga Montessori untuk keterampilan berhitung matematika materi
operasi hitung campuran pada bilangan bulat. Bagan pengembangan alat peraga
Montessori dapat dilihat di bagan 3.3.
Langkah pertama, peneliti mengkaji standar kompetensi untuk menentukan
kompetensi dasar dan dilanjutkan dengan memilih materi pembelajaran yang akan
dikembangkan. Peneliti memilih standar kompetensi 5. Menjumlahkan dan
mengurangkan bilangan bulat, kompetensi dasar 5.3 Melakukan operasi hitung
campuran, materi pembelajaran yang akan dikembangkan adalah operasi hitung
campuran meliputi penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat.
Langkah kedua, peneliti melakukan analisis kebutuhan untuk
pengembangan program pembelajaran pada siswa kelas IVA dan guru pengampu
matematika kelas IVA SDN Tamanan 1 Yogyakarta. Analisis kebutuhan ini
dilakukan dengan tujuan agar peneliti mengetahui karakteristik dan kebutuhan
siswa dalam mempelajari materi pembelajaran matematika untuk keterampilan
berhitung pada bilangan bulat. Setelah peneliti melakukan analisis kebutuhan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
peneliti mengembangkan program pembelajaran meliputi pengembangan
perangkat album dan evaluasi pembelajaran. Langkah ini memberikan
pertimbangan pada peneliti dalam menentukan langkah selanjutnya.
Langkah ketiga, peneliti memproduksi alat peraga Montessori untuk
keterampilan berhitung matematika. Langkah ini dimulai dengan membuat desain
alat peraga dan dilanjutkan dengan mengumpulkan bahan untuk pembuatan
produk pengembangan penelitian. Bahan-bahan yang telah terkumpul kemudian
akan diproses dan dikembangkan sesuai dengan desain yang telah peneliti
rencanakan. Produksi alat peraga Montessori dilengkapi dengan album
pembelajaran yang berisi manual penggunaan alat peraga dan kartu soal.
Langkah keempat adalah validasi dan revisi produk. Proses validasi oleh
para ahli dilakukan satu kali. Validasi produk dilakukan oleh pakar pembelajaran
matematika, pakar alat peraga, dan guru matematika. Hasil dari validasi oleh para
ahli digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh peneliti dalam merevisi produk.
Tahap selanjutnya adalah uji coba lapangan terbatas yang dilakukan pada
sekelompok siswa kelas IVA SDN Tamanan 1 Yogyakarta. Peneliti melakukan
analisis terhadap hasil uji coba lapangan terbatas. Dari langkah tersebut akan
dihasilkan prototipe produk penelitian pengembangan berupa alat peraga papan
bilangan bulat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Bagan 3.3 Prosedur Penelitian dan Pengembangan
Tahap I
Kajian Standar Kompetensi dan Materi Pembelajaran
Prototipe Produk Alat Peraga Montessori
untuk Keterampilan Berhitung Bilangan Bulat Matematika SD
Kelas IV Semester Genap
Tahap III
Produksi Alat Peraga Montessori untuk Keterampilan Berhitung Matematika
Konsep
Album Pembelajaran
Kerangka Desain
Alat Peraga
Montessori
Pengumpulan
Bahan Pembuatan
Tahap IV
Validasi dan Revisi Produk
Revisi Produk
Uji Coba
Lapangan Terbatas Analisis II
Validasi
Pakar Pembelajaran
Matematika
Pakar Alat Peraga Analisis
I
Guru Matematika
Tahap II
Analisis Kebutuhan dan Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Analisis Karakteristik
Siswa
Analisis
Standar
Kompetensi
Analisis Sumber Belajar
Penetapan Kompetensi
Dasar dan Materi
Pengembangan
Perangkat
Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
3.4 Uji Validasi Produk
Uji validasi produk dilakukan untuk mengumpulkan data dalam
menentukan kualitas produk yang telah dikembangkan oleh peneliti. Data yang
diperoleh dari validasi produk kepada pakar pembelajaran matematika, pakar alat
peraga, dan guru matematika digunakan untuk memperbaiki produk. Setelah
divalidasi dan diperbaiki, produk diujicobakan kepada sekelompok siswa kelas
IVA SDN Tamanan Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2012/2013. Uji coba
tersebut dilakukan untuk mengetahui kualitas produk jika digunakan dalam proses
pembelajaran.
3.4.1 Uji Validasi Ahli
Tahap pertama uji validasi produk pengembangan dilakukan oleh pakar
pembelajaran matematika, pakar alat peraga, dan guru matematika kelas IVA
SDN Tamanan 1 Yogyakarta. Masukan yang diperoleh dari hasil penilaian pakar
pembelajaran matematika, pakar alat peraga, dan guru matematika kelas IVA
SDN Tamanan 1 Yogyakarta digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
merevisi produk pengembangan alat peraga Montessori untuk keterampilan
berhitung matematika kelas IVA semester genap sebelum dilakukan uji coba
lapangan terbatas.
3.4.2 Uji Validasi Produk dengan Uji Coba Lapangan Terbatas
Tahap kedua uji validasi produk pengembangan dilakukan dengan uji coba
lapangan terbatas pada sekelompok siswa kelas IVA SDN Tamanan 1
Yogyakarta. Sekelompok siswa dipilih berdasarkan nilai ulangan harian
matematika yang berada di bawah KKM. Uji coba lapangan terbatas dilakukan
untuk mendapatkan tanggapan dan penilaian dari siswa. Tanggapan dan penilaian
siswa memberikan umpan balik tentang kelayakan produk yang dikembangkan
ketika digunakan dalam pembelajaran matematika keterampilan berhitung dengan
kompetensi dasar melakukan operasi hitung campuran pada bilangan bulat.
3.5 Instrumen Penelitian
3.5.1 Jenis Data
Data yang didapatkan dari penelitian pengembangan ini adalah data
kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa masukan dari penilaian pakar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
pembelajaran matematika, pakar alat peraga, guru matematika, dan siswa kelas
IVA SDN Tamanan 1 Yogyakarta. Data kuantitatif diperoleh dari hasil analisis
kebutuhan siswa yang berupa kuesioner dan wawancara, hasil analisis validasi
ahli berupa kuesioner, serta hasil analisis uji coba lapangan terbatas berupa tes dan
kuesioner.
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen merupakan alat ukur dalam penelitian (Sugiyono, 2010:148).
Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini dibagi berdasarkan sumber
perolehan data antara lain instrumen analisis kebutuhan, instrumen validasi ahli,
dan instrumen validasi dengan uji coba lapangan terbatas.
3.5.2.1 Instrumen Analisis Kebutuhan
Dalam melakukan analisis terhadap kebutuhan siswa dan guru, peneliti
menggunakan instrumen jenis non tes, yaitu kusioner dan wawancara.
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab (Sugiyono, 2010:199). Bentuk kuesioner untuk siswa yang
digunakan pada tahapan ini adalah kuesioner tertutup dan bentuk kuesioner untuk
guru adalah kuesioner terbuka. Tujuan penggunaan kuesioner pada tahap ini
adalah untuk melakukan analisis terhadap kebutuhan siswa. Penyusunan kuesioner
didasarkan pada indikator-indikator sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Responden pada kuesioner analisis kebutuhan adalah semua siswa kelas IVA dan
guru matematika kelas IVA. Hasil penilaian ini selanjutnya digunakan untuk
memberikan pertimbangan dalam merancang produk pengembangan alat peraga
Montessori untuk keterampilan berhitung matematika. Kisi-kisi dan lembar
kuesioner analisis kebutuhan dapat dilihat pada lampiran 1.1, 1.2, dan 1.3 halaman
56-60.
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu bentuk evaluasi jenis non-tes yang
dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak
langsung dengan peserta didik (Arifin, 2009:157). Peneliti menggunakan jenis
wawancara semi-terstruktur dengan pertanyaan dan jawaban yang sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
ditentukan sesuai tujuan yang akan dicapai, namun ketika wawancara berlangsung
narasumber bisa memberikan jawaban lebih dari satu dan alasan-alasan tertentu.
Peneliti melakukan wawancara jika siswa atau guru kurang tepat dalam mengisi
kuesioner. Wawancara dilakukan oleh peneliti sebagai bentuk follow up terhadap
hasil analisis kuesioner siswa dan guru.
3.5.2.2 Instrumen Validasi Ahli
Para ahli yang akan memberikan validasi pada penelitian pengembangan
ini antara lain pakar pembelajaran matematika, pakar alat peraga, dan guru
matematika kelas IVA SDN Tamanan 1 Yogyakarta. Peneliti menggunakan
instrumen presentasi dan kuesioner untuk mengumpulkan data dari validasi
produk oleh para ahli.
1. Presentasi
Presentasi produk dilakukan setelah peneliti selesai mengembangkan alat
peraga. Presentasi produk disampaikan kepada para ahli yaitu pakar pembelajaran
matematika, pakar alat peraga, dan guru matematika kelas IVA. Tujuan presentasi
adalah untuk mendapatkan hasil validasi dari para ahli.
2. Kuesioner
Bentuk kuesioner yang digunakan pada tahapan ini mengadopsi model
skala Likert (1-5). Peneliti mengeliminasi skala 3 pada kuesioner ini karena skala
3 menunjukkan kriteria “ragu-ragu” dengan artian bahwa skala ini tidak bisa
dimasukkan dalam kriteria persetujuan maupun ketidaksetujuan. Tujuan
penggunaan kuesioner pada tahap ini adalah untuk melakukan uji validasi produk
yang ditujukan pada pakar pembelajaran matematika, pakar alat peraga, dan guru
matematika kelas IVA SDN Tamanan 1 Yogyakarta. Penyusunan kuesioner
didasarkan pada indikator-indikator sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Sebelum didistribusikan, kuesioner ini dikonsultasikan kepada dua dosen
pembimbing. Kisi-kisi dan lembar kuesioner uji validasi ahli dapat dilihat pada
lampiran 2.1, 2.2, 2.3, dan 2.4 halaman 63-69.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
3.5.2.3 Instrumen Validasi Produk dengan Uji Coba Lapangan Terbatas
Instrumen yang digunakan terdiri dari dua jenis penilaian yaitu jenis tes
berupa ulangan harian dan jenis non tes berupa kuesioner.
1. Tes
Tes digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau
prestasi (Arikunto, 2010:266). Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tes bentuk objektif dengan jawaban singkat (short answer). Tes objektif
jenis jawaban singkat sangat cocok untuk menilai kemampuan yang menuntut
proses mental yang tinggi, seperti mengingat, mengenal, dan menerapkan prinsip-
prinsip (Arifin, 2009:135). Tes disusun oleh peneliti dalam bentuk kartu soal
yang memuat soal-soal operasi hitung pada bilangan bulat. Penyusunan soal tes
didasarkan pada kisi-kisi. Peneliti menggunakan pretest dan posttest untuk
mengetahui kualitas alat peraga yang dikembangkan. Kisi-kisi, butir soal, dan
kunci jawaban dapat dilihat pada lampiran 3.1, 3.2, dan 3.3 halaman 70.
2. Kuesioner
Bentuk kuesioner yang digunakan pada tahapan ini mengadopsi model
skala Likert (1-5). Bentuk kuesioner yang digunakan pada tahapan ini adalah
kuesioner tertutup. Tujuan penggunaan kuesioner pada tahap ini adalah untuk
melakukan validasi produk dengan uji coba lapangan terbatas yang ditujukan pada
sekelompok siswa kelas IVA SDN Tamanan 1 Yogyakarta. Penyusunan kuesioner
didasarkan pada indikator-indikator sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Sebelum didistribusikan, kuesioner ini dikonsultasikan kepada dua dosen
pembimbing. Kisi-kisi dan lembar kuesioner untuk uji coba lapangan terbatas
dapat dilihat pada lampiran 4.1 dan 4.2 halaman 73-74.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
3.6.1 Analisis Kebutuhan
3.6.1.1 Kuesioner
Bentuk kuesioner yang digunakan pada tahapan ini adalah kuesioner
terbuka. Siswa diberi kesempatan untuk memilih jawaban lebih dari satu dan
memberikan alasan tertentu. Kuesioner diujikan pada semua siswa dan guru
matematika kelas IVA SDN Tamanan 1 Yogyakarta. Hasil kuesioner ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
selanjutnya akan diolah dalam bentuk tabel rekapitulasi untuk mengetahui hasil
analisis kebutuhan dan karakteristik siswa.
3.6.1.2 Wawancara Semi-Terstruktur
Wawancara semi-terstruktur menggunakan pertanyaan yang menuntut
jawaban campuran, ada yang berstruktur ada pula yang bebas (Arifin, 2009:158).
Peneliti menggunakan wawancara terhadap siswa dan guru kelas IVA SDN
Tamanan 1 Yogyakarta. Wawancara dilakukan sebagai bentuk follow up terhadap
hasil analisis kebutuhan siswa melalui kuesioner.
3.6.2 Validasi Ahli
3.6.2.1 Presentasi
Presentasi produk dilakukan dengan cara mengundang para ahli yaitu
pakar pembelajaran matematika, pakar alat peraga, dan guru matematika kelas
IVA SDN Tamanan 1 Yogyakarta. Tujuan pelaksanaan presentasi adalah untuk
mendapatkan hasil validasi tentang kelayakan alat peraga. Hasil validasi
digunakan sebagai bahan revisi pengembangan alat peraga.
3.6.2.2 Kuesioner
Bentuk kuesioner yang digunakan pada tahapan ini mengadopsi model
skala Likert (1-5). Tujuan penggunaan kuesioner pada tahap ini adalah untuk
melakukan uji validasi produk yang ditujukan pada pakar pembelajaran
matematika, pakar alat peraga, dan guru matematika kelas IVA SDN Tamanan 1
Yogyakarta. Penyusunan kuesioner didasarkan indikator-indikator.
3.6.3 Validasi Produk dengan Uji Coba Lapangan
3.6.3.1 Tes
Bentuk tes yang digunakan pada penelitian pengembangan ini adalah tes
bentuk objektif dengan jawaban singkat (short answer). Penyusunan soal tes
didasarkan pada kisi-kisi yang memuat indikator-indikator sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Tes digunakan untuk mengetahui kualitas alat
peraga Montessori terkait dengan prestasi belajar siswa. Peneliti membagi tes
menjadi dua tahap. Tahap yang pertama, siswa diberi pretest untuk mengetahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi bilangan bulat sebelum
menggunakan alat peraga papan bilangan bulat. Tahap yang kedua, siswa diberi
posttest setelah melalui serangkaian latihan menggunakan alat peraga papan
bilangan bulat.
3.6.3.2 Kuesioner
Bentuk kuesioner yang digunakan pada tahapan ini adalah kuesioner yang
mengadopsi skala Likert (1-5). Kuesioner diujikan kepada sekelompok siswa yang
memiliki nilai di bawah KKM pada materi operasi hitung campuran bilangan
bulat. Siswa memberikan penilaian dengan memilih satu skala berdasarkan
pengalaman yang mereka alami. Pengisian kuesioner dilakukan setelah proses
pembelajaran dengan alat peraga selesai dilakukan.
3.7 Teknik Analisis Data
3.7.1 Analisis Kebutuhan
3.7.1.1 Kuesioner
Teknik analisis kebutuhan siswa melalui pengisian kuesioner didasarkan
pada tiga indikator yang dijabarkan dalam sepuluh item pertanyaan. Pada item
pertanyaan nomor 1 sampai dengan 3, peneliti menganalisis kebutuhan siswa
berdasarkan penggunaan alat peraga pembelajaran selama ini di SDN Tamanan 1,
Yogyakarta. Pada item pertanyaan nomor 5 dan 6, peneliti menganalisis
karakteristik alat peraga yang digunakan. Pada item pertanyaan nomor 7 sampai
dengan 10, peneliti menganalisis hubungan antara penggunaan alat peraga dengan
konsep matematika. Hasil dari analisis kebutuhan direkapitulasi dalam bentuk
tabel yang dapat dilihat pada lampiran 1.4 halaman 61. Skor yang diperoleh
ditunjukkan dalam satuan persentase berdasarkan jumlah jawaban dan responden.
Selanjutnya, hasil analisis kebutuhan digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam pembuatan produk berupa alat peraga Montessori untuk keterampilan
berhitung matematika dan album pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
3.7.2 Teknik Analisis Validasi Produk
3.7.2.1 Kuesioner
Skor yang diperoleh dari uji validasi produk menggunakan kuesioner akan
dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima berdasarkan acuan menurut
Sukardjo (2008:101). Selanjutnya, skor yang masuk disimpulkan dengan satuan
persentase.
Tabel 3.1 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima
Menurut Sukardjo
Interval Skor Kategori
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
Keterangan:
Rerata ideal ( ) :
Simpangan baku ideal ( ) :
: Skor aktual
Skala penilaian terdiri dari lima pilihan untuk menilai alat peraga papan
bilangan bulat yang dikembangkan, yaitu sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3),
kurang baik (2), dan sangat kurang baik (1).
3.7.2.2 Tes
Langkah-langkah analisis pretest dan posttest:
1. Penyekoran per item soal.
Benar: 1
Salah: 0
2. Menjumlahkan skor yang didapatkan.
3. Menghitung nilai tes setiap siswa dengan rumus:
4. Menghitung rata-rata nilai tes semua siswa dengan rumus:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi uraian (1) kajian standar kompetensi dan materi
pembelajaran, (2) data analisis kebutuhan dan perangkat pembelajaran, (3)
produksi alat peraga Montessori untuk keterampilan berhitung, dan (4) data
validasi dan revisi produk.
4.1 Kajian Standar Kompetensi dan Materi Pembelajaran
Pada langkah awal penelitian, peneliti melakukan wawancara dengan guru
matematika kelas IVA. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kesulitan yang
dialami oleh siswa ketika mengikuti pembelajaran matematika. Berdasarkan hasil
wawancara, dapat diketahui bahwa siswa kelas IVA mengalami kesulitan dalam
berhitung bilangan bulat. Untuk itu, peneliti memilih standar kompetensi 5.
Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat, kompetensi dasar 5.3
Melakukan operasi hitung campuran. Materi pembelajaran yang akan
dikembangkan adalah operasi hitung campuran meliputi penjumlahan dan
pengurangan pada bilangan bulat. Berdasarkan materi tersebut ada sembilan
indikator pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa. Indikator pembelajaran
dapat dilihat pada album pembelajaran.
4.2 Data Analisis Kebutuhan dan Perangkat Pembelajaran
Peneliti menyusun kuesioner analisis kebutuhan berdasarkan indikator-
indikator untuk mengetahui penggunaan alat peraga pembelajaran selama ini,
karakteristik alat peraga yang digunakan, dan hubungan antara penggunaan alat
peraga dengan konsep matematika. Sebelum diujikan, kuesioner analisis
kebutuhan divalidasi oleh dua ahli. Setelah divalidasi, peneliti melakukan revisi
kuesioner kemudian diujikan di kelas IVA SDN Tamanan 1 Yogyakarta. Data
analisis kebutuhan diperoleh berdasarkan pengisian kuesioner oleh 30 siswa kelas
IVA dan satu guru matematika kelas IVA yaitu Bapak Suratno, S.Pd. Pengisian
kuesioner dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 13 Februari 2013. Peneliti
menggunakan data hasil analisis kebutuhan sebagai bahan pertimbangan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
pembuatan produk berupa alat peraga Montessori untuk keterampilan berhitung
matematika dan album pembelajaran.
4.2.1 Data Analisis Kebutuhan Siswa
Kuesioner analisis kebutuhan siswa terdiri dari sepuluh pernyataan dengan
beberapa alternatif jawaban. Berdasarkan kuesioner yang sudah diisi, pada item
pertama 80% siswa menjawab bahwa guru pernah menggunakan alat peraga
matematika dan 20% siswa menjawab bahwa guru tidak pernah menggunakan alat
peraga matematika. Meskipun demikian, alat peraga yang digunakan pada item
pertama hanya berupa potongan kertas untuk pembelajaran pecahan saja. Pada
item kedua, 96,67% siswa lebih menyukai belajar matematika menggunakan alat
peraga sedangkan 1% siswa lebih menyukai belajar matematika tanpa
menggunakan alat peraga. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga
akan membuat siswa menjadi antusias dalam belajar. Pada item ketiga, 93,33%
siswa menjawab pernah menggunakan benda-benda yang ada di sekitar untuk
belajar matematika dan 6,67% siswa menjawab tidak pernah. Benda di sekitar
yang pernah digunakan siswa adalah potongan kertas untuk mempelajari pecahan.
Pada item keempat terkait dengan benda di sekitar yang dapat digunakan untuk
belajar matematika, 56,67% siswa memilih kayu, 96,67% siswa memilih batu, dan
30% siswa memilih pasir. Pada item ke-5, terkait dengan ciri pertama alat peraga
yang menarik 46,67% memilih warna, 33,33% memilih bentuk, dan 20% memilih
bahan. Selanjutnya, ciri kedua alat peraga yang menarik 30% memilih warna,
40% memilih bentuk, dan 30% memilih bahan. Kemudian ciri ketiga alat peraga
26,67% memilih warna, 23,33% memilih bentuk, dan 50% memilih bahan.
Dengan demikian, urutan ciri alat peraga dari yang paling menarik yaitu warna,
bentuk, dan bahan. Pada item ke-6, 96,67% siswa memerlukan alat peraga yang
mudah dibawa sedangkan 3,33% siswa memilih tidak perlu. Pada item ke-7,
96,67% siswa merasa alat peraga mempermudah belajar matematika dan 3,33%
siswa merasa tidak mempermudah. Pada item ke-8, 86,67% siswa lebih suka
mengetahui kesalah sendiri sedangkan 13,33% siswa lebih suka mengetahui
kesalahan karena diberitahu guru atau teman. Pada item ke-9, 36,67% siswa dapat
menggunakan alat peraga tanpa bantuan orang lain dan 63,33% siswa tidak dapat
menggunakan alat peraga tanpa bantuan. Pada item ke-10, terkait dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
penggunaan alat peraga 13,33% siswa memilih secara individu, 80% siswa
memilih secara berkelompok, dan 6,67% siswa memilih secara klasikal.
Hasil analisis kebutuhan menunjukkan bahwa siswa kelas IVA SDN
Tamanan 1 membutuhkan alat peraga Montessori untuk keterampilan berhitung
matematika khususnya pada operasi hitung bilangan bulat. Hal tersebut dapat
dibuktikan dengan rekapitulasi hasil kuesioner analisis kebutuhan 30 siswa kelas
IVA SDN Tamanan 1 yang dapat dilihat dalam lampiran 1.4 halaman 61.
4.2.2 Data Analisis Kebutuhan Guru
Kuesioner analisis kebutuhan guru terdiri dari sepuluh pernyataan dengan
beberapa alternatif jawaban. Berdasarkan kuesioner yang sudah diisi, pada item
pertama guru menyatakan pernah menggunakan alat peraga ketika mengajar
matematika berupa kertas untuk menjelaskan konsep pecahan dan bangun datar
serta kelereng untuk menjelaskan konsep penjumlahan dan pengurangan. Pada
item ke-2, menurut guru jika menggunakan alat peraga, siswa akan sangat
antusias, tertarik, dan berkonsentrasi dalam kegiatan pembelajaran tetapi jika tidak
menggunakan alat peraga, siswa akan kurang fokus dalam kegiatan pembelajaran.
Pada item ke-3, guru menyatakan pernah berinisiatif untuk menggunakan alat
peraga yang berasal dari lingkungan sekitar sekolah berupa potongan-potongan
kertas untuk pembelajaran pecahan. Pada item ke-4, benda-benda yang dapat
digunakan untuk membuat alat peraga menurut guru adalah batu, pasir, lidi, dan
kelereng. Pada item ke-5, guru menyatakan bahwa rentang biaya pengadaan alat
peraga yang terjangkau oleh sekolah antara Rp 100.000,00 sampai dengan Rp
300.000,00. Pada item ke-6 terkait dengan kriteria prioritas untuk membuat alat
peraga, guru memilih kriteria mulai dari bentuk, warna, bahan, ukuran, dan berat.
Pada item ke-7, guru menyatakan bahwa penggunaan alat peraga dapat
meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep matematika. Pada item ke-8
menurut guru, penggunaan alat peraga dapat membantu siswa mengetahui
kesalahannya sendiri. Pada item ke-9, guru juga menyatakan bahwa penggunaan
alat peraga dapat membantu siswa memahami konsep matematika secara mandiri.
Pada item ke-10, guru membutuhkan alat peraga untuk siswa secara perseorangan
maupun berkelompok agar konsep dapat terserap secara optimal. Kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
analisis kebutuhan yang diisi oleh guru dapat dilihat pada lampiran 1.3 halaman
58-60.
4.2.3 Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Berdasarkan data analisis kebutuhan siswa menurut kuesioner yang diisi
oleh siswa dan guru, peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran yang
terdiri dari alat peraga Montessori dan album pembelajaran. Pengembangan
perangkat pembelajaran mengandung empat ciri alat peraga menurut Montessori
4.3 Produksi Alat Peraga Montessori untuk Keterampilan Berhitung
Peneliti membuat desain alat peraga dan album pembelajaran Montessori
berdasarkan kajian materi dan data analisis kebutuhan siswa. Langkah selanjutnya
adalah mengumpulkan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat alat peraga
dan album pembelajaran Montessori. Bahan-bahan yang sudah terkumpul
kemudian diproses menjadi produk.
4.3.1 Desain Alat Peraga Montessori
Alat peraga didesain berdasarkan lima kriteria alat peraga, yaitu (1)
menarik, (2) bergradasi, (3) auto correction, (4) auto education, dan (5)
kontekstual. Kriteria menarik tampak pada warna-warna yang digunakan pada alat
peraga papan bilangan bulat yaitu warna merah untuk batu positif dan merah putih
untuk batu negatif. Kriteria gradasi terdapat pada penggunaan alat yang
melibatkan indera peraba dan indera penglihatan serta alat yang dapat digunakan
pada jenjang kelas I sampai VI. Kriteria auto correction terdapat pada lubang
papan yang hanya dapat ditempati oleh satu batu dan kartu soal yang memuat
kunci jawaban. Kriteria auto education terdapat pada alat peraga papan bilangan
bulat yang dapat digunakan siswa secara mandiri serta dapat melatih kemampuan
siswa untuk berhitung bilangan bulat. Kriteria kontekstual terdapat pada
pemanfaatan potensi lokal di lingkungan sekolah sebagai bahan dasar pembuatan
alat peraga yaitu batu dan papan kayu jati. Untuk itu peneliti mengembangkan alat
peraga Montessori dari bahan batu dan kayu jati. Pengembangan alat peraga
Montessori untuk keterampilan berhitung bilangan bulat terdiri dari beberapa alat,
yaitu (1) papan bilangan bulat, (2) batu positif dan batu negatif, (3) kotak batu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
dan (4) kartu soal. Proses pengolahan kayu jati menjadi papan bilangan bulat,
kotak batu, dan kotak kartu dilakukan oleh tukang kayu sesuai dengan ukuran
yang telah ditetapkan oleh peneliti. Biaya yang diperlukan untuk membuat alat
peraga papan bilangan bulat adalah Rp 250.000,00.
4.3.1.1 Papan bilangan bulat
Papan bilangan bulat dibuat dari bahan kayu jati tua dengan ukuran
panjang 33cm, lebar 33cm, dan ketebalan 2cm. Papan bilangan bulat diberi 100
lubang dengan diameter masing-masing lubang + 2cm dan kedalaman + 0,75cm.
Pembuatan lubang dilakukan dengan cara mengebor papan kayu dari titik pusat
setiap kotak. Ukuran setiap lubang dibuat sedemikian rupa agar muat ditempati
oleh satu batu sebagai salah satu pengendali kesalahan dari alat peraga. Setelah
melalui proses pengeboran, papan kayu jati dihaluskan permukaannya
menggunakan amplas. Selanjutnya, papan kayu diberi cat plitur agar bisa tahan
lama lalu dijemur sampai kering.
4.3.1.2 Batu positif dan batu negatif
Untuk menjelaskan konsep bilangan bulat peneliti membagi batu menjadi
dua macam yakni batu positif dan batu negatif. Ukuran batu disesuaikan dengan
ukuran lubang pada papan bilangan. Bentuk batu bervariasi sesuai dengan bentuk
alaminya. Pewarnaan batu dilakukan berdasarkan keinginan siswa. Menurut siswa
kelas IVA, warna merah cocok untuk batu positif dan warna putih cocok untuk
batu negatif. Selanjutnya peneliti memberi cat warna merah untuk batu positif,
sedangkan untuk batu negatif peneliti menggunakan jenis batu alam yang
berwarna putih alami. Jumlah batu positif ada 100 dan jumlah batu negatif ada
100. Batu positif dan batu negatif ditempatkan pada wadah bernama kotak batu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
4.3.1.3 Kotak batu
Kotak batu digunakan sebagai tempat untuk menyimpan batu positif dan
batu negatif. Kotak batu dibuat dari bahan kayu jati. Ukuran kotak batu memiliki
panjang 20cm, lebar 10cm, dan tinggi 9cm. Bagian dalam kotak batu disekat
menjadi dua bagian untuk batu positif dan batu negatif. Untuk pembuatan tutup
kotak batu, peneliti juga memanfaatkan bahan kayu jati. Tutup kotak batu dibuat
sedemikian rupa dengan ukuran panjang dan lebar yang sama dengan kotak
sehingga pas ketika dipasangkan. Pada tutup kotak juga diberi papan pengganjal
untuk mencegah tutup jatuh ketika diangkat dengan posisi agak miring.
4.3.1.4 Kartu soal
Peneliti membuat 60 kartu soal yang dibagi menjadi sepuluh kategori
berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai antara lain (1) pengenalan
bilangan bulat, (2) penjumlahan bilangan bulat positif dengan positif, (3)
penjumlahan bilangan bulat positif dengan negatif, (4) penjumlahan bilangan
bulat negatif dengan positif, (5) penjumlahan bilangan bulat negatif dengan
negatif, (6) pengurangan bilangan bulat positif dengan positif, (7) pengurangan
bilangan bulat positif dengan negatif, (8) pengurangan bilangan bulat negatif
dengan positif, (9) pengurangan bilangan bulat negatif dengan negatif, dan (10)
operasi hitung campuran bilangan bulat. Kartu soal dibuat dengan ukuran panjang
7,5cm dan lebar 7cm. Kertas yang digunakan untuk mencetak kartu soal jenisnya
ivory. Huruf yang digunakan pada kartu soal berjenis Raavi dengan ukuran 28pt.
Pada setiap kartu soal diberi label pada pojok kanan atas mulai dari A.1 sampai
dengan J.10 dengan tujuan agar siswa mampu meletakkan kartu secara urut. Pada
bagian belakang kartu soal terdapat kunci jawaban sebagai alat pengendali
kesalahan. Kartu soal dikemas dalam sebuah kotak kartu dan diberi kartu sekat
dengan label untuk membedakan setiap kategori soal. Kotak kartu terbuat dari
bahan kayu jati dengan ukuran panjang 10cm, lebar 8cm, tinggi depan 5cm, dan
tinggi belakang 7,5cm. Perbedaan tinggi antara bagian depan dengan belakang
kotak kartu bertujuan agar siswa mudah mengambil kartu soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat
memiliki lima sifat. Meskipun demikian, produk hasil penelitian pengembangan
ini lebih menekankan empat sifat, yaitu (1) tertutup, (2) komutatif, (3) identitas,
dan (4) invers. Sifat tertutup tampak pada proses pengerjaan soal menggunakan
alat peraga papan bilangan bulat yang selalu menghasilkan bilangan bulat juga.
Sifat komutatif tampak pada penjumlahan batu dengan nilai yang berbeda dan jika
ditukar maka hasilnya akan tetap sama. Hal tersebut juga bisa ditemui pada kartu
soal yang telah disiapkan. Sifat identitas tampak pada penjumlahan dan
pengurangan batu dengan bilangan nol (0) akan selalu menghasilkan bilangan itu
sendiri. Unsur invers terdapat pada batu positif yang jika dipasangkan dengan batu
negatif hasilnya selalu nol (0) dan tidak akan merubah nilai awalnya.
4.3.2 Album Pembelajaran Montessori
Album pembelajaran Montessori bukanlah album dalam pengertian sehari-
hari yang berarti seperangkat map untuk menyimpan foto-foto melainkan bentuk
rencana pembelajaran menurut Montessori. Album pembelajaran papan bilangan
bulat mencakup sembilan indikator yang telah ditetapkan oleh peneliti sesuai
dengan SK dan KD. Peneliti mengembangkan album pembelajaran yang
mengandung komponen, yaitu (1) tujuan langsung, (2) syarat, (3) usia, (4) alat
peraga, dan (5) presentasi. Tujuan langsung merupakan tujuan pembelajaran yang
harus dicapai sesuai dengan indikator yang ditetapkan. Syarat pada album
pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh siswa
sebelum mempelajari materi. Usia adalah batasan minimal umur seorang siswa
dalam mempelajari materi. Pada album pembelajaran juga disebutkan alat peraga
yang digunakan beserta gambarnya. Bagian presentasi terdiri dari langkah–
langkah penggunaan alat peraga dalam kegiatan pembelajaran secara detil beserta
gambarnya. Tersedianya gambar pada album pembelajaran dimaksudkan agar
album pembelajaran mudah dipahami oleh pembacanya.
Album pembelajaran papan bilangan bulat terdiri dari sembilan presentasi.
Penulisan album pembelajaran menggunakan jenis huruf Arial dengan ukuran
12pt. Album pembelajaran papan bilangan bulat dicetak menggunakan kertas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
HVS 80gsm dan dijilid sampul buffalo warna merah. Rincian album pembelajaran
papan bilangan bulat dapat dilihat di lampiran 8 halaman 84.
4.4 Data Validasi dan Revisi Produk
Produk awal yang sudah dikemas kemudian dipresentasikan kepada pakar
pembelajaran matematika, pakar alat peraga, dan guru matematika kelas IVA
SDN Tamanan 1. Peneliti melakukan validasi untuk mengetahui kualitas alat
peraga yang dikembangkan. Validasi dilakukan sesuai dengan pedoman
penyekoran skala lima menurut Sukardjo (2008:101).
Tabel 4.1 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima
Menurut Sukardjo
Interval Skor Kategori
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
Keterangan:
Rerata ideal ( ) :
Simpangan baku ideal ( ) :
: Skor aktual
Skala penilaian terdiri dari lima pilihan untuk menilai alat peraga papan
bilangan bulat yang dikembangkan, yaitu sangat baik (5), baik (4), cukup (3),
kurang baik (2), dan sangat kurang baik (1). Rumus konversi tersebut digunakan
untuk mengolah data kuantitatif menjadi data kualitatif dengan ketentuan sebagai
berikut.
Diketahui:
Skor maksimal ideal = 5
Skor minimal ideal = 1
Rerata ideal ( ) =
Simpangan baku ideal ( ) =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Ditanyakan:
Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup, kurang baik, dan sangat kurang
baik.
Jawaban:
Kategori sangat baik =
=
=
=
Kategori baik =
=
=
=
Kategori cukup =
=
=
=
Kategori kurang baik =
=
=
=
Kategori sangat kurang baik =
=
=
=
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diperoleh konversi data kuantitatif
menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel 4.2 Kriteria Skor Skala Lima
Interval Skor Kriteria
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
4.4.1 Deskripsi Data Validasi Pakar Pembelajaran Matematika
Pakar pembelajaran matematika yang menjadi validator produk penelitian
ini adalah Veronika Fitri Rianasari, M.Si. Beliau merupakan salah satu dosen
matematika di program studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma.
Validasi produk dilakukan satu kali oleh pakar pembelajaran matematika pada
tanggal 18 Maret 2013. Aspek yang dinilai dari produk penelitian didasarkan pada
lima kriteria alat peraga, yaitu (1) menarik, (2) bergradasi, (3) auto correction, (4)
auto education, dan (5) kontekstual yang tertuang dalam 10 item pernyataan pada
kuesioner. Berdasarkan hasil validasi, kualitas produk mendapat skor rata-rata 4,7
dengan kategori “sangat baik” karena produk yang dikembangkan sudah sesuai
dengan kriteria menarik, bergradasi, mengandung auto correction, auto education,
dan kontekstual. Pakar pembelajaran matematika memberikan beberapa saran
terkait dengan pengembangan produk penelitian. Dari hasil validasi, pakar
pembelajaran matematika menyatakan bahwa produk yang dikembangkan sudah
baik dan layak digunakan untuk uji coba lapangan tanpa revisi. Tabel hasil
validasi pakar pembelajaran matematika dapat dilihat pada lampiran 2.2 halaman
64.
Tabel 4.3 Komentar Pakar Pembelajaran Matematika dan Tindak Lanjut
No Komentar Tindak Lanjut
1. Pada kartu bilangan, penulisan
bilangan negatif diberi tanda kurung.
Ada penambahan tanda kurung pada
penulisan bilangan negatif di beberapa
kartu bilangan.
2. Kotak sebagai wadah batu dapat diberi
keterangan “positif” dan “negatif”
untuk membedakan tanda bilangan
Pemberian keterangan “positif” dan
“negatif” tidak terlalu berpengaruh pada
pemahaman konsep matematika tentang
operasi hitung bilangan bulat sehingga
tidak dilakukan revisi pada kotak batu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
4.4.2 Deskripsi Data Validasi Pakar Alat Peraga Matematika
Pakar alat peraga matematika yang menjadi validator produk penelitian ini
adalah Andri Anugrahana, M.Pd. Beliau merupakan salah satu dosen pengampu
matematika di program studi PGSD Universitas Sanata Dharma. Validasi produk
dilakukan satu kali oleh pakar alat peraga matematika pada tanggal 22 Maret
2013. Aspek yang dinilai dari produk penelitian didasarkan pada lima kriteria alat
peraga, yaitu (1) menarik, (2) bergradasi, (3) auto correction, (4) auto education,
dan (5) kontekstual. Berdasarkan hasil validasi, kualitas produk mendapat skor
rata-rata 4,3 dengan kategori “sangat baik” karena produk yang dikembangkan
sudah sesuai dengan kriteria menarik, bergradasi, mengandung auto correction,
auto education, dan kontekstual. Pakar alat peraga matematika tidak memberikan
saran terkait dengan pengembangan produk penelitian. Dari hasil validasi, pakar
alat peraga matematika menyatakan bahwa produk yang dikembangkan sudah
baik dan layak digunakan untuk uji coba lapangan tanpa revisi. Tabel hasil
validasi pakar alat peraga matematika dapat dilihat pada lampiran 2.3 halaman 66.
4.4.3 Deskripsi Data Validasi Guru Matematika
Guru matematika yang menjadi validator dalam produk penelitian ini
adalah Suratno, S.Pd. Beliau adalah guru yang mengampu mata pelajaran
matematika di kelas IVA SDN Tamanan 1 Yogyakarta. Produk divalidasi oleh
guru matematika pada tanggal 21 Maret 2013. Aspek yang dinilai dari produk
penelitian didasarkan pada lima kriteria alat peraga, yaitu (1) menarik, (2)
bergradasi, (3) auto correction, (4) auto education, dan (5) kontekstual.
Berdasarkan hasil validasi, kualitas produk mendapat skor rata-rata 4,7 dengan
kategori “sangat baik” karena produk yang dikembangkan sudah sesuai dengan
kriteria menarik, bergradasi, mengandung auto correction, auto education, dan
kontekstual. Beliau memberikan beberapa komentar terkait dengan
pengembangan produk penelitian. Dari hasil validasi, guru matematika
menyatakan bahwa produk yang dikembangkan layak digunakan untuk uji coba
lapangan tanpa revisi. Tabel hasil validasi pakar pembelajaran matematika dapat
dilihat pada lampiran 2.4 halaman 68.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 4.4 Komentar Guru Matematika dan Tindak Lanjut
No Komentar Tindak Lanjut
1. Bagaimana kalau papan diganti
dengan bahan yang lain?
Papan bilangan bulat dibuat dengan
memanfaatkan potensi lokal yang masih
banyak terdapat tanaman pohon jati. Papan
kayu jati dipilih karena tidak akan rusak ketika
melalui proses pengeboran lubang. Dengan
demikian, papan tidak bisa diganti dengan
bahan yang lain.
2. Bagaimana kalau batu diganti
dengan kerikil disesuaikan dengan
lingkungan sekitar anak?
Ukuran kerikil lebih kecil dan tidak sesuai
dengan ukuran lubang pada papan. Jika
dilakukan penggantian batu menjadi kerikil,
maka aspek pengendali kesalahan pada papan
akan hilang. Dengan demikian, tidak
dilakukan revisi.
4.4.4 Revisi Produk
Berdasarkan validasi lapangan yang telah dilakukan, terdapat beberapa
saran dari ahli pembelajaran matematika dan guru matematika kelas IVA SDN
Tamanan 1 Yogyakarta. Montessori menekankan perlunya memahami kejiwaan
anak sebagai dasar bagi pendidikan yang tepat dengan cara memberi kesempatan
anak untuk mengekspresikan diri mereka secara merdeka (Montessori, 2002:10).
Montessori selalu mengembangkan alat peraga dengan metode eksperimental
yang menekankan kemerdekaan anak untuk memilih alat peraga yang ditawarkan.
Untuk itu, peneliti mengumpulkan semua saran dan mengkonfrontasikan saran-
saran tersebut kepada siswa kelas IVA SDN Tamanan 1. Jawaban dari siswa
merupakan langkah yang harus dilakukan oleh peneliti. Hasilnya adalah siswa
lebih memilih alat peraga papan bilangan bulat apa adanya seperti semula karena
sejak awal alat peraga tersebut sudah dibuat sesuai dengan keinginan siswa.
Dengan demikian, peneliti tidak banyak melakukan revisi. Peneliti hanya
memperbaiki beberapa kesalahan tulisan pada kartu soal saja.
4.4.5 Data Uji Coba Lapangan Terbatas
Setelah produk divalidasi oleh pakar pembelajaran matematika, pakar alat
peraga matematika, dan guru matematika kelas IVA, selanjutnya dilakukan uji
coba lapangan secara langsung pada lima siswa yang memiliki nilai di bawah
KKM. Uji coba lapangan terbatas dilaksanakan selama empat kali pertemuan pada
tanggal 4, 5, 6, dan 8 April 2013 di kelas IVA SDN Tamanan 1 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Durasi waktu uji coba lapangan setiap pertemuan adalah 60 menit. Pelaksanaan
uji coba lapangan dengan alat peraga dilakukan setelah pelajaran selesai atau
sepulang sekolah. Pada pertemuan sebelumnya, peneliti telah memberikan pretest
pada siswa. Pembelajaran setiap pertemuan selalu dimulai dengan pengenalan
materi oleh peneliti yang bertindak sebagai direktris. Selanjutnya, setiap siswa
melakukan latihan menggunakan alat peraga secara mandiri dan siswa yang
lainnya bertindak sebagai pengamat. Selama proses pembelajaran berlangsung,
peneliti mengamati hal-hal menarik yang terjadi. Pertama, peneliti mendapati
adanya perbedaan tingkat pemahaman siswa, ada yang bisa memahami materi
dengan satu kali latihan dan ada pula yang harus melakukan latihan berulang kali
sampai paham. Sadar akan perbedaan itu, peneliti pun mengambil langkah untuk
membantu siswa tersebut dengan cara meminta teman yang sudah bisa untuk
menjadi tutor sebayanya. Siswa memerlukan latihan berkali-kali untuk
mengembangkan potensinya dalam rangka memperluas pengetahuannya atas
dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya (Montessori, 2002:352). Kedua, ketika
siswa sedang berlatih dengan alat peraga, peran peneliti sebagai direktris pun
perlahan mulai “hilang”. Siswa “asyik” belajar sendiri tanpa menghiraukan
keberadaan peneliti. Hal ini menurut Montessori menunjukkan bahwa siswa
sedang memusatkan perhatiannya untuk mengeksplorasi sesuatu yang baru dari
lingkungan sekitarnya (Montessori, 2002:346). Ketiga, peneliti melihat bahwa
siswa termotivasi untuk terus belajar. Hal tersebut tampak ketika siswa
menginginkan tambahan soal untuk latihan. Setelah pembelajaran dengan alat
peraga selesai dilaksanakan, peneliti memberikan posttest pada siswa.
Dokumentasi uji coba lapangan terbatas menggunakan alat peraga papan bilangan
bulat dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 78.
4.4.5.1 Data Hasil Kuesioner
Bentuk kuesioner uji coba lapangan terbatas mengadopsi skala Likert (1-5)
dan terdiri dari sepuluh pernyataan. Pengisian kuesioner dilaksanakan setelah
empat kali pembelajaran dengan alat peraga papan bilangan bulat. Beberapa aspek
yang dinilai adalah (1) kemenarikan alat peraga, (2) gradasi alat peraga, (3) auto
correction, (4) auto education, dan (5) kontekstual. Berdasarkan kuesioner yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
telah diisi oleh siswa, produk pengembangan berupa alat peraga papan bilangan
bulat memperoleh skor 4,9 dengan kategori “sangat baik” dengan alasan alat
peraga yang dikembangkan sesuai dengan kriteria menarik, bergradasi,
mengandung auto correction, auto education, dan kontekstual. Rekapitulasi hasil
kuesioner uji coba lapangan terbatas dapat dilihat pada lampiran 4.3 halaman 75.
4.4.5.2 Data Hasil Tes
Selain melakukan validasi produk, peneliti juga memberikan tes terhadap
lima siswa yang mempunyai nilai di bawah KKM. Peneliti membagi tes
berdasarkan waktu pelaksanaannya yaitu pretest dan posttest. Bentuk soal tes
adalah isian singkat dengan jumlah soal sebanyak 20. Penyusunan soal tes sesuai
dengan indikator yang telah ditetapkan. Soal untuk tes berbeda dengan soal yang
terdapat pada kartu dan tidak dilatihkan pada siswa ketika pembelajaran dengan
alat peraga papan bilangan bulat berlangsung. Penggunaan tes dalam penelitian ini
bertujuan agar peneliti dapat mengetahui pengaruh alat peraga Montessori
terhadap hasil posttest siswa setelah mengikuti uji coba. Selama posttest
berlangsung, peneliti mendapati bahwa siswa memiliki pola berpikir sesuai
dengan alur ketika melakukan uji coba dengan menggunakan alat peraga.
Misalnya pada soal 12 – (-6) analoginya siswa membayangkan ada 12 batu positif
di papan, tetapi tidak ada batu negatif yang bisa dikurangi, jadi harus ditambahkan
lawannya sebagai pasangan. Setelah itu siswa baru bisa melakukan pengurangan.
Hal tersebut tampak pada kertas buram yang digunakan siswa untuk menulis cara
mengerjakan soal. Hasil pretest dan posttest dapat dilihat pada lampiran 3.4 dan
3.5 halaman 71 dan 72.
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest
No Nama Siswa Pretest Posttest
1. V 30 100
2. Y 35 100
3. C 60 100
4. D 25 100
5. A 35 100
Rata-rata 37 100
Persentase Kenaikan 170,27%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Berdasarkan hasil validasi produk oleh pakar pembelajaran matematika,
pakar alat peraga matematika, dan guru matematika kelas IVA serta hasil uji coba
lapangan terbatas pada lima siswa kelas IVA SDN Tamanan 1, dapat disimpulkan
bahwa produk alat peraga Montessori dan album pembelajaran dinilai sudah
memenuhi kriteria kelayakan. Produk penelitian memperoleh rata-rata skor 4,65
dengan kategori “sangat baik” digunakan dalam pembelajaran matematika
khususnya untuk operasi hitung pada bilangan bulat. Berikut ini adalah tabel
perolehan skor validasi produk.
Tabel 4.6 Perolehan Skor Validasi Produk
No Penilaian Skor Kategori
1. Pakar pembelajaran matematika 4,7 “Sangat Baik”
2. Pakar alat peraga matematika 4,3 “Sangat Baik”
3. Guru matematika kelas IVA 4,7 “Sangat Baik”
4. Siswa kelas IVA 4,9 “Sangat Baik”
Jumlah skor 18,6
Rerata skor 4,65
Kategori “Sangat Baik”
Pada validasi produk, pakar pembelajaran matematika memberikan skor
4,7 dengan kategori “sangat baik”. Pakar alat peraga matematika memberikan
skor 4,3 dengan kategori “sangat baik”. Guru matematika kelas IVA SDN
Tamanan 1 memberikan skor 4,7 dengan kategori “sangat baik”. Pada uji coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
lapangan terbatas untuk lima siswa kelas IVA SDN Tamanan 1 diperoleh skor 4,9
dengan kategori “sangat baik” untuk penilaian produk. Berdasarkan hasil validasi
secara keseluruhan, diperoleh rerata skor 4,65 dengan kategori “sangat baik”.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa produk yang dikembangkan memiliki
kualitas yang sangat baik dan layak digunakan dalam pembelajaran matematika
keterampilan berhitung bilangan bulat kelas IV SD semester genap.
4.4.6 Penilaian Akhir
Penilaian akhir dilakukan dengan teknik triangulasi pendapat yang berasal
dari guru, siswa, dan peneliti untuk mengonfirmasi klaim perolehan skor validasi
produk yang termasuk dalam kategori “sangat baik”. Rangkuman pendapat guru,
siswa, dan peneliti setelah uji coba lapangan terbatas menggunakan alat peraga
akan dipaparkan sebagai berikut.
4.4.6.1 Guru Matematika Kelas IVA
Selama empat kali pertemuan uji coba lapangan terbatas, guru turut serta
mendampingi pelaksanaan uji coba di kelas. Peneliti memperoleh beberapa
pendapat guru terkait dengan pelaksanaan uji coba menggunakan alat peraga
papan bilangan bulat. Pertama, guru tampak heran pada minat siswa yang sangat
antusias melakukan pembelajaran menggunakan alat peraga papan bilangan bulat.
Hal tersebut sangat berbeda dengan kondisi pembelajaran selama jam sekolah
berlangsung. Kecenderungan pembelajaran selama ini, siswa tampak bosan dan
tidak berminat mengikuti pelajaran di kelas. Kedua, guru memberikan komentar
terkait dengan hasil posttest siswa yang menunjukkan peningkatan yang sangat
signifikan. Menurut beliau, penggunaan alat peraga yang sesuai dengan kebutuhan
siswa harus dipertahankan dan jika perlu ditingkatkan tidak hanya pada satu
materi saja mengingat efektivitas alat peraga terhadap prestasi belajar siswa.
Ketiga, guru juga menyatakan keheranannya pada konsentrasi siswa yang tinggi
dan kedisiplinan siswa ketiga melakukan uji coba menggunakan alat peraga papan
bilangan bulat. Ketika uji coba dilaksanakan, siswa tidak mempedulikan peneliti
dan guru maupun situasi di sekitarnya. Siswa “asyik” belajar dan tampak
menunjukkan aktivitas-aktivitas yang positif. Hal tersebut berlawanan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
realita pembelajaran di kelas yang menunjukkan bahwa siswa cenderung tidak
bisa berkonsentrasi lebih lama dan mempunyai kedisiplinan yang lebih rendah.
4.4.6.2 Siswa Kelas IVA
Peneliti telah melakukan wawancara kepada siswa sesudah posttest
dilaksanakan. Siswa mengungkapkan perasaannya setelah belajar menggunakan
alat peraga papan bilangan bulat. Pertama, siswa merasa senang karena dapat
belajar menggunakan alat peraga yang dibuat berdasarkan keinginan dan
kebutuhan mereka. Hal tersebut berarti bahwa pengembangan alat peraga haruslah
didasarkan pada kebutuhan siswa. Kedua, siswa juga merasa senang karena dapat
menggunakan alat peraga seperti sedang melakukan permainan dengan teman
sekelompoknya. Mereka mengatakan bahwa pembelajaran menggunakan alat
peraga papan bilangan bulat membuat mereka lupa waktu. Hal tersebut
menunjukkan bahwa siswa mempunyai konsentrasi yang tinggi ketika belajar
menggunakan alat peraga. Ketiga, siswa merasa senang ketika mereka bisa
menunjukkan cara mengerjakan soal dengan benar menggunakan alat peraga.
4.4.6.3 Peneliti
Setelah melakukan uji coba lapangan terbatas, memperhatikan pendapat
guru, dan siswa kelas IVA, peneliti menilai produk yang dikembangkan
mempunyai kualitas yang “sangat baik” untuk pembelajaran. Meski alat peraga
papan bilangan bulat baru diuji cobakan secara terbatas, produk ini tidak hanya
memiliki kualitas yang sangat baik tetapi juga efektif untuk pembelajaran. Alat
peraga yang dikembangkan terbukti dapat mengatasi kesulitan belajar siswa dalam
berhitung bilangan bulat. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan peningkatan skor
posttest siswa. Dengan demikian, alat peraga papan bilangan bulat sangat
potensial untuk dikembangkan lebih lanjut secara massal melalui uji coba yang
lebih luas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BAB V
PENUTUP
Bab ini berisi uraian (1) kesimpulan, (2) keterbatasan penelitian, dan (3)
saran.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut.
5.1.1 Alat peraga Montessori yang dikembangkan untuk melatih kemampuan
berhitung bilangan bulat pada siswa kelas IVA di SDN Tamanan 1
Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 mengandung lima ciri alat peraga, yaitu
(1) menarik, (2) bergradasi, (3) auto correction, (4) auto education, dan (5)
kontekstual.
5.1.2 Alat peraga Montessori yang dikembangkan untuk melatih kemampuan
berhitung bilangan bulat pada siswa kelas IVA di SDN Tamanan 1
Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 mempunyai kualitas yang “sangat
baik”. Hal tersebut ditunjukkan dengan skor rerata validasi produk dari
pakar pembelajaran matematika, pakar alat peraga matematika, guru
matematika kelas IVA, dan siswa kelas IVA SDN Tamanan 1 Yogyakarta.
Alat peraga papan bilangan bulat memperoleh skor rerata 4,65 dan termasuk
kategori “sangat baik” ditinjau dari lima ciri alat peraga, yaitu (1) menarik,
(2) bergradasi, (3) auto correction, (4) auto education, dan (5) kontekstual.
Alat peraga yang dikembangkan terbukti dapat mengatasi kesulitan belajar
siswa dalam berhitung bilangan bulat. Hal tersebut dapat ditunjukkan
dengan peningkatan skor posttest siswa.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Alat peraga papan bilangan bulat telah siap diujicobakan dalam skala yang
lebih luas. Meskipun demikian, penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan
sebagai berikut.
5.2.1 Validasi produk hanya dilakukan satu kali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
5.2.2 Produk hanya divalidasi oleh dosen matematika, seharusnya produk
divalidasi oleh dosen ahli pembelajaran Montessori yang sudah mempunyai
pengalaman bertahun-tahun.
5.2.3 Tujuan penelitian pengembangan ini belum sampai pada uji efektivitas
melalui penelitian eksperimental dengan kelompok kontrol dan kelompok
eksperimental pada sampel yang lebih luas.
5.2.4 Penelitian ini hanya sampai tahap uji coba lapangan terbatas pada
sekelompok siswa yang memiliki nilai di bawah KKM.
5.3 Saran
Saran untuk peneliti selanjutnya yang akan mengembangkan alat peraga
Montessori untuk melatih kemampuan berhitung bilangan bulat adalah sebagai
berikut.
5.3.1 Validasi produk yang dikembangkan sebaiknya dilakukan lebih dari satu
kali.
5.3.2 Produk seharusnya divalidasi oleh pakar ahli pembelajaran Montessori yang
sudah mempunyai pengalaman bertahun-tahun. Ahli dilengkapi agar
menjadi beragam, misal pakar alat peraga Montessori, pakar kurikulum
Montessori, dan guru Montessori.
5.3.3 Jika tujuan penelitian pengembangan sampai pada tahap uji efektivitas
produk sebaiknya soal pretest dan posttest lebih dicermati dan dilakukan uji
validitas.
5.3.4 Mengambil kelompok kontrol dan eksperimental dengan populasi yang
lebih luas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
DAFTAR REFERENSI
Aisyah, N., dkk. (2007). Pengembangan pembelajaran Matematika SD. Dirjen
Dikti Departemen Pendidikan Nasional.
Anitah, S. (2010). Media pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.
Arifin, Z. (2009). Evaluasi pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Aripiyah, N. (2005). Upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN
Bulakpacing 02 kecamatan Dukuhwaru kabupaten Tegal dalam materi
pecahan melalui bantuan alat peraga benda konkret. Skripsi. Tidak
dipublikasikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Frick, T. W., & Joyce Hwee Ling Koh. (2010). Implementing autonomy support:
insights from a Montessori classroom. International Journal of Education
2.2. Gale Education, Religion and Humanities Lite Package.
Diakses tanggal 3 Mei 2013, dari
http://go.galegroup.com/ps/i.do?id=GALE%7CA246254348&v=2.1&u=k
pt05011&it=r&p=GPS&sw=w
Hergenhahn, B. R. & Olson, M. H. (2009). Theories of learning (teori belajar).
Jakarta: Kencana.
Holt, H. (2008). The absorbent mind, pikiran yang mudah menyerap. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Kustandi, C., Sutjipto, B. (2011). Media pembelajaran manual dan digital. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Lillard, A. S. (2005). Montessori – The science behind the genius. New York:
Oxford University Press, Inc.
Lillard, A. S. (2006). Evaluating Montessori education. AAAS Journal. Education
Forum 313.
Diakses tanggal 3 Mei 2013, dari
www.sciencemag.org/cgi/content/full/313/5795/1893/DC1
Lillard, P. P. (1996). Montessori today. New York: Schocken Books.
Lillard, P. P. (1997). Montessori in the classroom. New York: Schocken Books.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Manner, J. C. (2007). Montessori vs. traditional education in the public sector:
seeking appropriate comparisons of academic achievement. Forum on
Public Policy: A Journal of the Oxford Round Table. Gale Education,
Religion and Humanities Lite Package.
Diakses tanggal 3 Mei 2013, dari
http://go.galegroup.com/ps/i.do?id=GALE%7CA191817971&v=2.1&u=k
pt05011&it=r&p=GPS&sw=w
Meredith, D. G., Joyce P. G., Walter R. B. (2007). Educational research: an
introduction (8th
edition). Boston: Pearson Education, Inc.
Miyarso, E. (2012). Pengembangan alat peraga timbangan untuk
mengoptimalkan belajar hitung bagi siswa SD. Skripsi. Tidak
dipublikasikan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Montessori, M. (2002). The Montessori method. New York: Schocken Books.
Munadi, Y. (2010). Media pembelajaran–Sebuah pendekatan baru. Jakarta:
Gaung Persada Press.
Rathunde, K. (2003). A comparison of Montessori and traditional middle schools:
motivation, quality of experience, and social context. The NAMTA Journal
28.3:15-20.
Diakses tanggal 3 Mei 2013, dari
http://www.montessori-namta.org/PDF/rathundecompar.pdf
Risjayanti. (2008). Peningkatan motivasi dan minat belajar siswa dalam
pembelajaran matematika melalui metode Montessori dengan
menggunakan alat peraga. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Riyanto, Y. (2009). Paradigma baru pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Rohiat. (2010). Manajemen sekolah-teori dasar dan praktik. Bandung: PT Refika
Aditama.
Smaldino, S.E., Lowter, D.L., Russell, J.D. (2011). Instructional Technology and
media for learning (9th
edition). (Arif Rahman, Trans.). New Jersey:
Pearson Education Inc.
Sugiarni, S. (2012). Peningkatan proses dan hasil belajar matematika dengan
memanfaatkan media dan alat peraga materi operasi hitung campuran.
Dinamika, Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar
dan Menengah Vol.3 ISSN: 0854-2172:57-58.
Diakses tanggal 3 Mei 2013, dari
http://i-rpp.com/index.php/dinamika/article/view/13/13
Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Sukardjo. (2008). Kumpulan materi evaluasi pembelajaran. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Sukayati. (2009). Modul matematika SD program BERMUTU: Pemanfaatan alat
peraga matematika dalam pembelajaran di SD. Yogyakarta: Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(PPPPTK) Matematika.
Sukmadinata, N. S. (2008). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Tim Penyusun. (2006). Kurikulum Sekolah Dasar. Jakarta: Badan Standar
Nasional Pendidikan.
Tim Penyusun. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa–
Departemen Pendidikan Nasional.
Walle, J. A. (2008). Matematika Sekolah Dasar dan menengah. Jakarta: Erlangga.
Wulandari, E. (2007). Kegiatan dan hasil belajar siswa kelas 1 SD dengan
metode Montessori pada pokok bahasan membaca dan menulis lambang
bilangan dengan bantuan papan seguin. Skripsi. Tidak dipublikasikan.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
1.1 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan
Indikator Nomor Item
Menunjukkan adanya penggunaan alat peraga pembelajaran selama ini. 1, 2, 3, 4
Adanya karakteristik alat peraga yang digunakan. 5, 6
Menunjukkan adanya hubungan antara penggunaan alat peraga dengan
konsep matematika. 7, 8, 9, 10
1.2 Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa
Lampiran 1. Instrumen Analisis Kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
1.3 Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
1.4 Rekapitulasi Hasil Analisis Kebutuhan Siswa
No.
Item Pertanyaan
Jumlah
Responden Persentase
1 Apakah gurumu pernah menggunakan alat peraga
ketika mengajar matematika?
a. Pernah 24 80%
b. Tidak pernah 6 20%
2 Manakah yang lebih kamu sukai?
a. Belajar matematika menggunakan alat peraga 29 96,67%
b. Belajar matematika tanpa menggunakan alat
peraga 1 3,33%
3 Apakah kamu pernah menggunakan benda-benda
yang ada di sekitarmu untuk belajar matematika?
a. Pernah 28 93,33%
b. Tidak pernah 2 6,67%
4 Menurutmu, manakah benda di sekitar yang dapat
digunakan untuk belajar matematika?
a. Kayu 17 56,67%
b. Batu 29 96,67%
c. Pasir 9 30%
d. Lainnya: penggaris, buku, kertas, lidi, kelereng
5 Urutkan ciri-ciri alat peraga dari yang paling menarik
sesuai dengam kesukaanmu! Berilah nomor 1 sampai
3 pada tempat yang disediakan, 1 untuk ciri yang
paling kamu sukai.
a. Warna
Bentuk
Bahan
14
10
6
46,67%
33,33%
20%
b. Warna
Bentuk
Bahan
9
12
9
30%
40%
30%
c. Warna
Bentuk
Bahan
8
7
15
26,67%
23,33%
50%
6 Apakah kamu memerlukan alat peraga yang mudah
dibawa?
a. Perlu 29 96,67%
b. Tidak perlu 1 3,33%
7 Menurutmu, apakah alat peraga memudahkanmu
belajar matematika?
a. Ya 29 96,67%
b. Tidak 1 3,33%
8 Manakah yang lebih kamu suka saat belajar
matematika?
a. Mengetahui kesalahanmu sendiri dari alat peraga
saat belajar matematika 26 86,67%
b. Mengetahui kesalahanmu karena diberitahu guru
atau teman ketika belajar matematika 4 13,33%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
No.
Item Pertanyaan
Jumlah
Responden Persentase
menggunakan alat peraga.
9 Apakah kamu dapat menggunakan alat peraga tanpa
bantuan guru atau teman untuk belajar matematika?
a. Dapat 11 36,67%
b. Tidak dapat 19 63,33%
10 Manakah yang lebih kamu sukai?
a. Menggunakan alat peraga secara individu untuk
belajar matematika 4 13,33%
b. Menggunakan alat peraga secara berkelompok
untuk belajar matematika 24 80%
c. Menggunakan alat peraga secara klasikal untuk
belajar matematika 2 6,67%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
2.1 Kisi-kisi Kuesioner untuk Para Ahli
Kakakteristik Alat
Peraga Indikator
Nomor
Item
Menarik Menunjukkan bahwa warna alat peraga menarik
bagi siswa. 1
Menunjukkan bahwa bentuk alat peraga menarik
bagi siswa. 2
Bergradasi Memiliki rangsangan terhadap beberapa indera. 3
Menunjukkan bahwa alat peraga dapat digunakan
pada jenjang kelas yang berbeda. 4
Auto correction Menunjukkan bahwa siswa mampu mengetahui
kesalahannya sendiri. 5
Menunjukkan bahwa siswa mampu membetulkan
kesalahannya sendiri. 6
Auto education Menunjukkan bahwa siswa dapat menggunakan alat
peraga secara mandiri. 7
Menunjukkan bahwa siswa dapat melatih
kemampuan berhitungnya secara mandiri. 8
Kontekstual Menunjukkan adanya pemanfaatan potensi daerah. 9
Menunjukkan adanya kemungkinan pengembangan
alat peraga di lingkungan masyarakat. 10
Lampiran 2. Instrumen Validasi Ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
2.2 Kuesioner untuk Pakar Pembelajaran Matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
2.3 Kuesioner untuk Pakar Alat Peraga Matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
2.4 Kuesioner untuk Guru Matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
3.1 Kisi-kisi Soal Tes Matematika
Indikator Nomor Item
Menyelesaikan soal penjumlahan bilangan bulat positif dengan positif 1, 2
Menyelesaikan soal penjumlahan bilangan bulat positif dengan negatif 3, 4
Menyelesaikan soal penjumlahan bilangan bulat negatif dengan positif 5, 6
Menyelesaikan soal penjumlahan bilangan bulat negatif dengan
negatif 7, 8
Menyelesaikan soal pengurangan bilangan bulat negatif dengan
negatif 9, 10
Menyelesaikan soal pengurangan bilangan bulat negatif dengan positif 11, 12
Menyelesaikan soal pengurangan bilangan bulat positif dengan negatif 13, 14
Menyelesaikan soal pengurangan bilangan bulat positif dengan positif 15, 16
Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan operasi hitung campuran
pada bilangan bulat 17, 18, 19, 20
3.2 Soal Pretest dan Posttest
OPERASI HITUNG PADA BILANGAN BULAT
Nama :
No. Presensi :
Hari/tanggal :
1) 11 + 5 = …
2) 7 + 14 = …
3) 8 + (-3) = …
4) 19 + (-32) = …
5) -3 + 8 = …
6) -32 + 19 = …
7) -11 + (-5) = …
8) -7 + (-14) = …
9) 26 – 9 = …
10) 13 – 16 = …
11) 11 – (-5) = …
12) 7 – (-14) = …
13) -11 – 5 = …
14) -7 – 14 = …
15) -3 – (-8) = …
16) -32 – (-19) = …
17) 2 + 3 – (-4) = …
18) -15 + 7 – 20 = …
19) 12 – (-4) + (-18) = …
20) -11 – (-9) + 20 = …
3.3 Kunci Jawaban
1) 11 + 5 = 16
2) 7 + 14 = 21
3) 8 + (-3) = 5
4) 19 + (-32) = -13
5) -3 + 8 = 3
6) -32 + 19 = -13
7) -11 + (-5) = -16
8) -7 + (-14) = -21
9) 26 – 9 = 17
10) 13 – 16 = -3
11) 11 – (-5) = 16
12) 7 – (-14) = 21
13) -11 – 5 = -16
14) -7 – 14 = -21
15) -3 – (-8) = 5
16) -32 – (-19) = -13
17) 2 + 3 – (-4) = 9
18) -15 + 7 – 20 = -28
19) 12 – (-4) + (-18) = -2
20) -11 – (-9) + 20 = 18
Lampiran 3. Uji Coba Lapangan Terbatas dengan Tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
3.4 Hasil Pretest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
3.5 Hasil Posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
4.1 Kisi-kisi Kuesioner untuk Uji Coba Lapangan Terbatas
Kakakteristik Alat
Peraga Indikator
Nomor
Item
Menarik Menunjukkan bahwa warna alat peraga menarik
bagi siswa. 1
Menunjukkan bahwa bentuk alat peraga menarik
bagi siswa. 2
Bergradasi Memiliki rangsangan terhadap beberapa indera. 3
Menunjukkan bahwa alat peraga dapat digunakan
pada jenjang kelas yang berbeda. 4
Auto correction Menunjukkan bahwa siswa mampu mengetahui
kesalahannya sendiri. 5
Menunjukkan bahwa siswa mampu membetulkan
kesalahannya sendiri. 6
Auto education Menunjukkan bahwa siswa dapat menggunakan alat
peraga secara mandiri. 7
Menunjukkan bahwa siswa dapat melatih
kemampuan berhitungnya secara mandiri. 8
Kontekstual Menunjukkan adanya pemanfaatan potensi daerah. 9
Menunjukkan adanya kemungkinan pengembangan
alat peraga di lingkungan masyarakat. 10
Lampiran 4. Kuesioner Uji Coba Lapangan Terbatas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
4.2 Kuesioner untuk Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
4.3 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Uji Coba Lapangan Terbatas
No Pernyataan Penilaian
1 2 4 5
1. Warna papan bilangan bulat menarik. 5
2. Bentuk papan bilangan bulat menarik. 1 4
3. Saya menggunakan indera penglihatan dan peraba saat
berlatih dengan papan bilangan bulat.
5
4. Saya dapat menggunakan papan bilangan bulat untuk
belajar operasi hitung bilangan bulat sampai ratusan.
5
5. Saya dapat mengetahui kesalahan yang saya lakukan
tanpa bantuan orang lain.
1 4
6. Saya dapat membetulkan kesalahan yang saya lakukan
tanpa bantuan orang lain.
1 4
7. Saya dapat menggunakan papan bilangan bulat secara
mandiri.
2 3
8. Saya dapat berhitung bilangan bulat menggunakan papan
bilangan bulat tanpa bantuan guru atau teman.
5
9. Saya mudah menemukan bahwa batu untuk pembuatan
alat peraga ada di lingkungan sekitar sekolah.
5
10. Saya mudah menemukan kayu untuk pembuatan alat
peraga ada di lingkungan sekitar sekolah.
5
Skor siswa per skala 20 225
Jumlah skor 245
Rerata Skor 4,9
Kategori “Sangat Baik”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 5. Surat Permohonan Ijin Penelitian ke SD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran 6. Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian dari SD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Gambar 1. Desain alat peraga papan bilangan
Papan : panjang = 33cm
lebar = 33cm
tinggi = 2cm
Lubang : diameter = 2cm
kedalaman = + 0,75cm
jumlah = 100 lubang
Bahan : papan kayu jati
Lampiran 7. Dokumentasi Uji Coba Lapangan Terbatas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Gambar 2. Desain kotak batu
Kotak : panjang = 20cm
lebar = 10cm
tinggi = 8cm
Bahan : kayu jati
Gambar 3. Desain kotak kartu soal
Panjang : 8cm
Lebar : 6cm
T.depan : 4cm
T.belakang : 6cm
Bahan : kayu jati
Batu positif
(warna merah)
Batu negatif
(warna putih)
tampak depan
tampak samping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Gambar 4. Batu positif dan batu negatif
Gambar 5. Batu positif dan batu negatif
Gambar 6. Kartu soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Gambar 7. Siswa sedang mengerjakan soal pretest secara individu tanpa
menggunakan alat peraga (Sabtu, 30 Maret 2013)
Gambar 8. Peneliti sedang mengenalkan alat peraga papan bilangan bulat
kepada siswa (Kamis, 4 April 2013)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Gambar 9. Siswa sedang melakukan operasi hitung penjumlahan pada
bilangan bulat menggunakan alat peraga (Jumat, 5 April 2013)
Gambar 10. Siswa sedang melakukan operasi hitung pengurangan pada
bilangan bulat menggunakan alat peraga (Sabtu, 6 April 2013)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Gambar 11. Siswa sedang melakukan operasi hitung campuran pada
bilangan bulat menggunakan alat peraga (Senin, 8 April 2013)
Gambar 12. Siswa sedang mengerjakan soal posttest secara individu tanpa
menggunakan alat peraga (Selasa, 9 April 2013)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
ALBUM PEMBELAJARAN MONTESSORI
“PAPAN BILANGAN BULAT”
A. Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
B. Kelas/Semester : IV/Genap
C. Mata Pelajaran : Matematika
D. Standar Kompetensi :
5. Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat
E. Kompetensi Dasar :
5.3 Melakukan operasi hitung campuran
F. Indikator :
5.3.1 Menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
positif
5.3.2 Menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
negatif
5.3.3 Menjumlahkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat
positif
5.3.4 Menjumlahkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat
negatif
5.3.5 Mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
positif
5.3.6 Mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
negatif
5.3.7 Mengurangkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat
positif
5.3.8 Mengurangkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat
negatif
5.3.9 Melakukan operasi hitung campuran
Lampiran 8. Album Pembelajaran Montessori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT:
Pengantar bilangan bulat (A.1-A.10)
Penjumlahan bilangan bulat
o Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif
(B.1-B.5)
o Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif
(C.1-C.5)
o Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif
(D.1-D.5)
o Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat
negatif (E.1-E.5)
Pengurangan bilangan bulat
o Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif
(F.1-F.5)
o Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
negatif (G.1-G.5)
o Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat
positif (H.1-H.5)
o Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat
negatif (I.1-I.5)
Operasi hitung campuran bilangan bulat (J.1-J.10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PENGANTAR
A. Pengantar bilangan bulat (A.1-A.10)
Tujuan langsung : Mengenalkan nilai bilangan bulat positif dan
bilangan bulat negatif kepada anak
Syarat : Anak sudah mengenal macam-macam bilangan
bulat
Usia : 9-10 tahun
Alat :
1. Papan bilangan
2. 1 set batu positif dan batu negatif
3. 1 set kartu soal
4. Kertas dan alat tulis
Presentasi :
1. Direktris menyiapkan lokasi kerja dengan membuka karpet.
2. Direktris membawa alat dan diletakkan di atas karpet.
3. Direktris mengundang anak sambil berkata “Mari bermain
bilangan bulat bersama Ibu”.
4. Direktris meminta anak duduk di sebelah kanan direktris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
5. Direktris mengenalkan alat peraga yang akan digunakan.
6. Direktris mengambil kartu soal A.1, meletakkan di atas karpet
dan berkata, “Tunjukkan bilangan 1 dengan batu”.
7. Anak mengambil 1 batu positif dan meletakkannya pada papan
bilangan mulai dari kiri atas.
8. Direktris membalik kartu soal yang berisi jawabannya.
9. Direktris meletakkan kartu soal pada tempatnya kemudian
meminta anak mengembalikan batu ke kotak semula.
10. Direktris mengambil kartu soal A.2, meletakkan di atas karpet
dan berkata, “Tunjukkan bilangan -1 dengan batu”.
11. Anak mengambil 1 batu negatif dan meletakkannya pada papan
bilangan mulai dari kiri atas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
12. Direktris membalik kartu soal yang berisi jawabannya.
13. Direktris meletakkan kartu soal pada tempatnya kemudian
meminta anak mengembalikan batu ke kotak semula.
14. Direktris mengambil kartu soal A.3, meletakkan di atas karpet
dan berkata, “Tunjukkan bilangan 10 dengan batu”.
15. Anak mengambil 10 batu positif dan meletakkannya pada
papan bilangan mulai dari kiri atas.
16. Direktris membalik kartu soal yang berisi jawabannya.
17. Direktris meletakkan kartu soal pada tempatnya kemudian
meminta anak mengembalikan batu ke kotak semula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
18. Direktris mengambil kartu soal A.4, meletakkan di atas karpet
dan berkata, “Tunjukkan bilangan -10 dengan batu”.
19. Anak mengambil 10 batu negatif dan meletakkannya pada
papan bilangan mulai dari kiri atas.
20. Direktris membalik kartu soal yang berisi jawabannya.
21. Direktris meletakkan kartu soal pada tempatnya kemudian
meminta anak mengembalikan batu ke kotak semula.
22. Direktris mengambil kartu soal A.5, meletakkan di atas karpet
dan menunjukkan bilangan 1 pada papan menggunakan batu,
“Ini satu”.
23. Direktris menambahkan 1 batu negatif (dibawah batu positif)
pada papan bilangan sambil berkata, “Satu ditambah negatif
satu”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
24. Direktris berkata, “Jika batu positif dapat diletakkan
berpasangan dengan batu negatif, maka hasilnya adalah nol”.
“Jadi, satu ditambah negatif satu sama dengan nol” (direktris
mengambil batu yang berpasangan dari papan dan
meletakkannya pada kotak).
25. Direktris membalik kartu soal yang berisi jawabannya.
26. Direktris meletakkan kartu soal pada tempatnya.
27. Direktris dapat meminta anak melakukan latihan dengan kartu
soal A.6
28. Direktris mengambil kartu soal A.7, meletakkan di atas karpet
dan menunjukkan bilangan 1 pada papan menggunakan batu,
“Ini satu”.
29. Direktris menambahkan 5 batu negatif (dibawah batu positif)
pada papan bilangan sambil berkata, “Satu ditambah negatif
lima”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
30. Direktris mengambil batu yang berpasangan dari papan dan
meletakkannya pada kotak kemudian berkata, “Jadi, satu
ditambah negatif lima sama dengan negatif empat” (direktris
menunjuk 4 batu negatif pada papan).
31. Direktris membalik kartu soal yang berisi jawabannya.
32. Direktris meletakkan kartu soal pada tempatnya.
33. Direktris mengambil kartu soal A.8, meletakkan di atas karpet
dan menunjukkan bilangan 1 pada papan menggunakan batu,
“Ini satu”.
34. Direktris menunjuk pada papan sambil berkata, “Lihat, tidak ada
batu negatif pada papan, jadi kita tidak bisa mengurangi batu
negatif dari papan”.
35. Direktris berkata, “Kita harus membawa 1 pasang batu agar
bisa melakukan pengurangan”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
36. Direktris mengambil 1 batu negatif dari papan, “Jadi, 1 – (-1) =
2”. Direktris menunjuk 2 batu positif yang tersisa.
37. Direktris membalik kartu soal yang berisi jawabannya.
38. Direktris meletakkan kartu soal pada tempatnya.
39. Direktris dapat meminta anak melakukan latihan dengan kartu
soal A.9
40. Direktris mengambil kartu soal A.10, meletakkan di atas karpet
dan menunjukkan bilangan 1 pada papan menggunakan batu,
“Ini satu”.
41. Direktris menunjuk pada papan sambil berkata, “Lihat, tidak ada
batu negatif pada papan, jadi kita tidak bisa mengurangi batu
negatif dari papan”.
42. Direktris berkata, “Kita harus menambahkan 5 batu positif dan 5
batu negatif agar bisa melakukan pengurangan”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
43. Direktris mengambil 5 batu negatif dari papan, “Jadi, 1 – (-5) =
6”. Direktris menunjuk 6 batu positif yang tersisa.
44. Direktris membalik kartu soal yang berisi jawabannya.
45. Direktris meletakkan kartu soal pada tempatnya.
46. Direktris dapat meminta anak melakukan pengulangan mulai
dari A.1 dan membiarkan anak mengetahui kesalahannya
dengan melihat kunci jawaban di balik kartu soal.
47. Jika anak sudah mengenal nilai bilangan bulat positif dan
bilangan bulat negatif, direktris meminta anak mengembalikan
alat dan karpet ke tempat semula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT
A. Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
positif (B.1-B.5)
Tujuan langsung : Mengenalkan konsep penjumlahan antar
bilangan bulat positif
Syarat : Anak sudah mengetahui nilai bilangan bulat
positif dan bilangan bulat negatif
Usia : 9-10 tahun
Alat :
1. Papan bilangan
2. 1 set batu positif dan batu negatif
3. 1 set kartu soal
4. Kertas dan alat tulis
Presentasi :
1. Direktris menyiapkan lokasi kerja dengan membuka karpet.
2. Direktris membawa alat dan diletakkan di atas karpet.
3. Direktris mengundang anak sambil berkata “Mari bermain
bilangan bulat bersama Ibu”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
4. Direktris meminta anak duduk di sebelah kanan direktris.
5. Direktris mengambil kartu soal B.1, meletakkan di atas karpet
dan berkata, “Tunjukkan bilangan 13 dengan batu”.
6. Anak mengambil 13 batu positif dan meletakkannya pada
papan bilangan mulai dari kiri atas.
7. Direktris berkata, “Kita akan melakukan penjumlahan 13 + 6”.
Direktris meminta anak untuk mengambil 6 batu positif dan
meletakkannya pada papan.
8. Direktris meminta anak menghitung jumlah batu pada papan.
9. Jadi, 13 + 6 = 19
10. Direktris membalik kartu soal yang berisi jawabannya.
11. Direktris meletakkan kartu soal pada tempatnya kemudian
meminta anak mengembalikan batu ke kotak semula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
12. Direktris dapat meminta anak melakukan latihan sampai kartu
soal B.5 dan membiarkan anak mengetahui kesalahannya
dengan melihat kunci jawaban di balik kartu soal.
13. Jika anak sudah mengetahui konsep penjumlahan antar
bilangan bulat positif, direktris meminta anak mengembalikan
alat dan karpet ke tempat semula.
B. Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
negatif (C.1-C.5)
Tujuan langsung : Mengenalkan konsep penjumlahan bilangan
bulat positif dengan bilangan bulat negatif
Syarat : Anak sudah mengetahui konsep penjumlahan
antar bilangan bulat positif
Usia : 9-10 tahun
Alat :
1. Papan bilangan
2. 1 set batu positif dan batu negatif
3. 1 set kartu soal
4. Kertas dan alat tulis
Presentasi :
1. Direktris menyiapkan lokasi kerja dengan membuka karpet.
2. Direktris membawa alat dan diletakkan di atas karpet.
3. Direktris mengundang anak sambil berkata “Mari melakukan
latihan penjumlahan bilangan bulat bersama Ibu”.
4. Direktris meminta anak duduk di sebelah kanan direktris.
5. Direktris mengambil kartu soal C.1, meletakkan di atas karpet
dan berkata, “Tunjukkan bilangan 9 dengan batu”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
6. Anak mengambil 9 batu positif dan meletakkannya pada papan
bilangan mulai dari kiri atas.
7. Direktris berkata, “Kita akan melakukan penjumlahan 9 + (-4)”.
Direktris meminta anak untuk mengambil 4 batu negatif dan
meletakkannya di bawah baris batu positif pada papan.
8. Direktris menunjuk batu yang berpasangan sambil berkata,
“Ambillah batu yang berpasangan dan letakkan pada kotak”.
9. Direktris meminta anak menghitung jumlah batu pada papan.
10. Jadi, 9 + (-4) = 5
11. Direktris membalik kartu soal yang berisi jawabannya.
12. Direktris meletakkan kartu soal pada tempatnya kemudian
meminta anak mengembalikan batu ke kotak semula.
13. Direktris dapat meminta anak melakukan latihan sampai kartu
soal C.5 dan membiarkan anak mengetahui kesalahannya
dengan melihat kunci jawaban di balik kartu soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
14. Jika anak sudah mengetahui konsep penjumlahan bilangan
bulat positif dengan bilangan bulat negatif, direktris meminta
anak mengembalikan alat dan karpet ke tempat semula.
C. Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat
positif (D.1-D.5)
Tujuan langsung : Mengenalkan konsep penjumlahan bilangan
bulat negatif dengan bilangan bulat positif
Syarat : Anak sudah mengetahui konsep penjumlahan
bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
negatif
Usia : 9-10 tahun
Alat :
1. Papan bilangan
2. 1 set batu positif dan batu negatif
3. 1 set kartu soal
4. Kertas dan alat tulis
Presentasi :
1. Direktris menyiapkan lokasi kerja dengan membuka karpet.
2. Direktris membawa alat dan diletakkan di atas karpet.
3. Direktris mengundang anak sambil berkata “Mari melakukan
latihan penjumlahan bilangan bulat bersama Ibu”.
4. Direktris meminta anak duduk di sebelah kanan direktris.
5. Direktris mengambil kartu soal D.1, meletakkan di atas karpet
dan berkata, “Tunjukkan bilangan -4 dengan batu”.
6. Anak mengambil 4 batu negatif dan meletakkannya pada papan
bilangan mulai dari kiri atas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
7. Direktris berkata, “Kita akan melakukan penjumlahan -4 + 9”.
Direktris meminta anak untuk mengambil 9 batu positif dan
meletakkannya di bawah baris batu negatif pada papan.
8. Direktris menunjuk batu yang berpasangan sambil berkata,
“Ambillah batu yang berpasangan dan letakkan pada kotak”.
9. Direktris meminta anak menghitung jumlah batu pada papan.
10. Jadi, -4 + 9 = 5
11. Direktris membalik kartu soal yang berisi jawabannya.
12. Direktris meletakkan kartu soal pada tempatnya kemudian
meminta anak mengembalikan batu ke kotak semula.
13. Direktris dapat meminta anak melakukan latihan sampai kartu
soal D.5 dan membiarkan anak mengetahui kesalahannya
dengan melihat kunci jawaban di balik kartu soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
14. Jika anak sudah mengetahui konsep penjumlahan bilangan
bulat negatif dengan bilangan bulat positif, direktris meminta
anak mengembalikan alat dan karpet ke tempat semula.
D. Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat
negatif (E.1-E.5)
Tujuan langsung : Mengenalkan konsep penjumlahan antar
bilangan bulat negatif
Syarat : Anak sudah mengetahui konsep penjumlahan
bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
negatif maupun sebaliknya
Usia : 9-10 tahun
Alat :
1. Papan bilangan
2. 1 set batu positif dan batu negatif
3. 1 set kartu soal
4. Kertas dan alat tulis
Presentasi :
1. Direktris menyiapkan lokasi kerja dengan membuka karpet.
2. Direktris membawa alat dan diletakkan di atas karpet.
3. Direktris mengundang anak sambil berkata “Mari melakukan
latihan penjumlahan bilangan bulat bersama Ibu”.
4. Direktris meminta anak duduk di sebelah kanan direktris.
5. Direktris mengambil kartu soal E.1, meletakkan di atas karpet
dan berkata, “Tunjukkan bilangan -5 dengan batu”.
6. Anak mengambil 5 batu negatif dan meletakkannya pada papan
bilangan mulai dari kiri atas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
7. Direktris berkata, “Kita akan melakukan penjumlahan -5 + (-7)”.
Direktris meminta anak untuk mengambil 7 batu negatif dan
meletakkannya pada papan.
8. Direktris meminta anak menghitung jumlah batu pada papan.
9. Jadi, -5 + (-7) = -12
10. Direktris membalik kartu soal yang berisi jawabannya.
11. Direktris meletakkan kartu soal pada tempatnya kemudian
meminta anak mengembalikan batu ke kotak semula.
12. Direktris dapat meminta anak melakukan latihan sampai kartu
soal E.5 dan membiarkan anak mengetahui kesalahannya
dengan melihat kunci jawaban di balik kartu soal.
13. Jika anak sudah mengetahui konsep penjumlahan antar
bilangan bulat negatif, direktris meminta anak mengembalikan
alat dan karpet ke tempat semula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
PENGURANGAN BILANGAN BULAT
A. Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
positif (F.1-F.5)
Tujuan langsung : Mengenalkan konsep pengurangan antar
bilangan bulat positif
Syarat : Anak sudah mengetahui konsep penjumlahan
bilangan bulat
Usia : 9-10 tahun
Alat :
1. Papan bilangan
2. 1 set batu positif dan batu negatif
3. 1 set kartu soal
4. Kertas dan alat tulis
Presentasi :
1. Direktris menyiapkan lokasi kerja dengan membuka karpet.
2. Direktris membawa alat dan diletakkan di atas karpet.
3. Direktris mengundang anak sambil berkata “Mari melakukan
latihan pengurangan bilangan bulat bersama Ibu”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
4. Direktris meminta anak duduk di sebelah kanan direktris.
5. Direktris mengambil kartu soal F.1, meletakkan di atas karpet
dan berkata, “Tunjukkan bilangan 13 dengan batu”.
6. Anak mengambil 13 batu positif dan meletakkannya pada
papan bilangan mulai dari kiri atas.
7. Direktris berkata, “Kita akan melakukan pengurangan 13 - 6”.
Direktris meminta anak untuk mengurangi 6 batu positif dari
papan dan meletakkannya pada kotak.
8. Direktris meminta anak menghitung sisa batu pada papan.
9. Jadi, 13 - 6 = 7
10. Direktris membalik kartu soal yang berisi jawabannya.
11. Direktris meletakkan kartu soal pada tempatnya kemudian
meminta anak mengembalikan batu ke kotak semula.
12. Direktris dapat meminta anak melakukan latihan dengan kartu
soal F.2 dan F.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
13. Direktris mengambil kartu soal F.4, meletakkan di atas karpet
dan berkata, “Tunjukkan bilangan 10 dengan batu”.
14. Anak mengambil 10 batu positif dan meletakkannya pada
papan bilangan mulai dari kiri atas.
15. Direktris berkata, “Kita akan melakukan pengurangan 10 – 15.
Lihat! Hanya ada 10 batu positif, masih kurang 5 batu positif
lagi. Kita harus membawa 5 pasang batu agar bisa melakukan
pengurangan”. Direktris meminta anak untuk membawa 5
pasang batu lalu meletakkannya pada papan.
16. Direktris berkata, “Sekarang lakukan pengurangan sesuai soal”.
Anak mengurangi 15 batu positif dari papan dan meletakkannya
pada kotak.
17. Direktris meminta anak menghitung sisa batu pada papan.
18. Jadi, 10 - 15 = -5
19. Direktris membalik kartu soal yang berisi jawabannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
20. Direktris meletakkan kartu soal pada tempatnya kemudian
meminta anak mengembalikan batu ke kotak semula.
21. Direktris dapat meminta anak melakukan latihan dengan kartu
soal F.5
22. Jika anak sudah mengetahui konsep pengurangan antar
bilangan bulat positif, direktris meminta anak mengembalikan
alat dan karpet ke tempat semula.
B. Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
negatif (G.1-G.5)
Tujuan langsung : Mengenalkan konsep pengurangan bilangan
bulat positif dengan bilangan bulat negatif
Syarat : Anak sudah mengetahui konsep pengurangan
antar bilangan bulat positif
Usia : 9-10 tahun
Alat :
1. Papan bilangan
2. 1 set batu positif dan batu negatif
3. 1 set kartu soal
4. Kertas dan alat tulis
Presentasi :
1. Direktris menyiapkan lokasi kerja dengan membuka karpet.
2. Direktris membawa alat dan diletakkan di atas karpet.
3. Direktris mengundang anak sambil berkata “Mari melakukan
latihan pengurangan bilangan bulat bersama Ibu”.
4. Direktris meminta anak duduk di sebelah kanan direktris.
5. Direktris mengambil kartu soal G.1, meletakkan di atas karpet
dan berkata, “Tunjukkan bilangan 13 dengan batu”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
6. Anak mengambil 13 batu positif dan meletakkannya pada
papan bilangan mulai dari kiri atas.
7. Direktris berkata, “Kita akan melakukan pengurangan 13 - (-6).
Lihat! Tidak ada batu negatif, hanya ada batu positif di papan.
Kita harus membawa 6 pasang batu agar bisa melakukan
pengurangan”. Direktris meminta anak untuk membawa 6
pasang batu lalu meletakkannya pada papan.
8. Direktris berkata, “Sekarang lakukan pengurangan sesuai soal”.
Anak mengurangi 6 batu negatif dari papan dan meletakkannya
pada kotak.
9. Direktris meminta anak menghitung sisa batu pada papan.
10. Jadi, 13 – (-6) = 19
11. Direktris membalik kartu soal yang berisi jawabannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
12. Direktris meletakkan kartu soal pada tempatnya kemudian
meminta anak mengembalikan batu ke kotak semula.
13. Direktris dapat meminta anak untuk melakukan latihan sampai
kartu soal G.5 dan membiarkan anak mengetahui kesalahannya
dengan melihat kunci jawaban di balik kartu soal.
14. Jika anak sudah mengetahui konsep pengurangan bilangan
bulat positif dengan bilangan bulat negatif, direktris meminta
anak mengembalikan alat dan karpet ke tempat semula.
C. Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat
positif (H.1-H.5)
Tujuan langsung : Mengenalkan konsep pengurangan bilangan
bulat negatif dengan bilangan bulat positif
Syarat : Anak sudah mengetahui konsep pengurangan
bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
negatif
Usia : 9-10 tahun
Alat :
1. Papan bilangan
2. 1 set batu positif dan batu negatif
3. 1 set kartu soal
4. Kertas dan alat tulis
Presentasi :
1. Direktris menyiapkan lokasi kerja dengan membuka karpet.
2. Direktris membawa alat dan diletakkan di atas karpet.
3. Direktris mengundang anak sambil berkata “Mari melakukan
latihan pengurangan bilangan bulat bersama Ibu”.
4. Direktris meminta anak duduk di sebelah kanan direktris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
5. Direktris mengambil kartu soal H.1, meletakkan di atas karpet
dan berkata, “Tunjukkan bilangan -5 dengan batu”.
6. Anak mengambil 5 batu negatif dan meletakkannya pada papan
bilangan mulai dari kiri atas.
7. Direktris berkata, “Kita akan melakukan pengurangan -5 – 7.
Lihat! Tidak ada batu positif, hanya ada batu negatif di papan.
Kita harus membawa 7 pasang batu agar bisa melakukan
pengurangan”. Direktris meminta anak untuk membawa 7
pasang batu lalu meletakkannya pada papan.
8. Direktris berkata, “Sekarang lakukan pengurangan sesuai soal”.
Anak mengurangi 7 batu positif dari papan dan meletakkannya
pada kotak.
9. Direktris meminta anak menghitung sisa batu pada papan.
10. Jadi, -5 – 7 = -12
11. Direktris membalik kartu soal yang berisi jawabannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
12. Direktris meletakkan kartu soal pada tempatnya kemudian
meminta anak mengembalikan batu ke kotak semula.
13. Direktris dapat meminta anak melakukan latihan sampai kartu
soal H.5 dan membiarkan anak mengetahui kesalahannya
dengan melihat kunci jawaban di balik kartu soal.
14. Jika anak sudah mengetahui konsep pengurangan bilangan
bulat negatif dengan bilangan bulat positif, direktris meminta
anak mengembalikan alat dan karpet ke tempat semula.
D. Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat
negatif (I.1-I.5)
Tujuan langsung : Mengenalkan konsep pengurangan antar
bilangan bulat negatif
Syarat : Anak sudah mengetahui konsep pengurangan
bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
negatif maupun sebaliknya.
Usia : 9-10 tahun
Alat :
1. Papan bilangan
2. 1 set batu positif dan batu negatif
3. 1 set kartu soal
4. Kertas dan alat tulis
Presentasi :
1. Direktris menyiapkan lokasi kerja dengan membuka karpet.
2. Direktris membawa alat dan diletakkan di atas karpet.
3. Direktris mengundang anak sambil berkata “Mari melakukan
latihan pengurangan bilangan bulat bersama Ibu”.
4. Direktris meminta anak duduk di sebelah kanan direktris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
5. Direktris mengambil kartu soal I.1, meletakkan di atas karpet
dan berkata, “Tunjukkan bilangan -4 dengan batu”.
6. Anak mengambil 4 batu negatif dan meletakkannya pada papan
bilangan mulai dari kiri atas.
7. Direktris berkata, “Kita akan melakukan pengurangan -4 – (-9).
Lihat! Hanya ada 4 batu negatif di papan, masih kurang 5 batu
negatif lagi. Kita harus membawa 5 pasang batu agar bisa
melakukan pengurangan”. Direktris meminta anak untuk
membawa 5 pasang batu lalu meletakkannya pada papan.
8. Direktris berkata, “Sekarang lakukan pengurangan sesuai soal”.
Anak mengurangi 9 batu negatif dari papan dan meletakkannya
pada kotak.
9. Direktris meminta anak menghitung sisa batu pada papan.
10. Jadi, -4 – (-9) = 5
11. Direktris membalik kartu soal yang berisi jawabannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
12. Direktris meletakkan kartu soal pada tempatnya kemudian
meminta anak mengembalikan batu ke kotak semula.
13. Direktris dapat meminta anak melakukan latihan dengan kartu
soal I.2 dan I.3
14. Direktris mengambil kartu soal I.4, meletakkan di atas karpet
dan berkata, “Tunjukkan bilangan -25 dengan batu”.
15. Anak mengambil 25 batu negatif dan meletakkannya pada
papan bilangan mulai dari kiri atas.
16. Direktris berkata, “Kita akan melakukan pengurangan -25 – (-
7)”.
17. Anak mengurangi 7 batu negatif dari papan lalu meletakkannya
pada kotak.
18. Direktris meminta anak menghitung sisa batu pada papan.
19. Jadi, -25 – (-7) = -18
20. Direktris membalik kartu soal yang berisi jawabannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
21. Direktris meletakkan kartu soal pada tempatnya kemudian
meminta anak mengembalikan batu ke kotak semula.
22. Direktris dapat meminta anak melakukan latihan dengan kartu
soal I.5
23. Jika anak sudah mengetahui konsep pengurangan antar
bilangan bulat negatif, direktris meminta anak mengembalikan
alat dan karpet ke tempat semula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN BULAT
A. Operasi hitung campuran pada bilangan bulat (J.1-J.10)
Tujuan langsung : Mengenalkan konsep operasi hitung campuran
pada bilangan bulat
Syarat : Anak sudah mengetahui konsep penjumlahan
dan pengurangan pada bilangan bulat
Usia : 9-10 tahun
Alat :
1. Papan bilangan
2. 1 set batu positif dan batu negatif
3. 1 set kartu soal
4. Kertas dan alat tulis
Presentasi :
1. Direktris menyiapkan lokasi kerja dengan membuka karpet.
2. Direktris membawa alat dan diletakkan di atas karpet.
3. Direktris mengundang anak sambil berkata “Mari melakukan
latihan operasi hitung campuran bilangan bulat bersama Ibu”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
4. Direktris meminta anak duduk di sebelah kanan direktris.
5. Direktris mengambil kartu soal J.1, meletakkan di atas karpet
dan berkata, “Hitunglah 1 + 1 – (-1)”.
6. Anak mengambil 1 batu positif dan meletakkannya pada papan
bilangan mulai dari kiri atas.
7. Anak mengambil 1 batu positif lagi dan meletakkannya pada
papan bilangan.
8. Di papan hanya ada batu positif. Anak membawa 1 pasang
batu lalu meletakkannya di papan agar bisa melakukan
pengurangan. Anak mengurangi 1 batu negatif dari papan.
9. Jadi, 1 + 1 – (-1) = 3
10. Direktris membalik kartu soal yang berisi jawabannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
11. Direktris meletakkan kartu soal pada tempatnya kemudian
meminta anak mengembalikan batu ke kotak semula.
12. Direktris mengambil kartu soal J.2, meletakkan di atas karpet
dan berkata, “Hitunglah 6 + (-3) – 5”.
13. Anak mengambil 6 batu positif dan meletakkannya pada papan
bilangan mulai dari kiri atas.
14. Anak mengambil 3 batu negatif dan meletakkannya pada papan
bilangan.
15. Anak mengambil setiap batu yang berpasangan dan
meletakkannya pada kotak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
16. Di papan hanya ada 3 batu positif, masing kurang 2 batu positif.
Anak membawa 2 pasang batu dan meletakkannya di papan
agar bisa melakukan pengurangan. Anak mengurangi 5 batu
positif dari papan.
17. Jadi, 6 + (-3) – 5 = -2
18. Direktris membalik kartu soal yang berisi jawabannya.
19. Direktris meletakkan kartu soal pada tempatnya kemudian
meminta anak mengembalikan batu ke kotak semula.
20. Direktris dapat meminta anak melakukan latihan untuk kartu
soal J.3 – J.10 dan membiarkan anak mengetahui
kesalahannya dengan melihat kunci jawaban di balik kartu soal.
21. Jika anak sudah menguasau konsep operasi hitung campuran
pada bilangan bulat, direktris meminta anak mengembalikan
alat dan karpet ke tempat semula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
CURRICULUM VITAE
Esterlita Pratiwi lahir di Gunungkidul, 3
Mei 1992. Pada tahun 1997-2003, peneliti
memperoleh pendidikan dasar di SD Negeri
Banjarharjo Sleman. Pendidikan menengah pertama
diperoleh di SMP Negeri I Ngemplak Sleman,
tamat pada tahun 2006. Pendidikan menengah atas
diperoleh di SMA Negeri I Kalasan Sleman, tamat
pada tahun 2009. Pada tahun 2009, peneliti tercatat
sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma
pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar.
Selama menempuh pendidikan di PGSD, peneliti mengikuti berbagai
macam kegiatan di luar perkuliahan. Pada tahun 2009, peneliti mengikuti kegiatan
Parade Gamelan Anak Se DIY-Jateng sebagai panitia. Pada tahun 2010, peneliti
mendapatkan peran sebagai sekretaris dalam kegiatan Maria Montessori
Workshop dan kegiatan Inisiasi Prodi, peran moderator dalam kegiatan lomba
debat mahasiswa, devisi humas pada kegiatan Parade Gamelan Anak, dan peserta
dalam workshop Pendidikan Matematika Realistik Indonesia. Pada tahun 2011,
peneliti berpartisipasi dalam pelatihan pembuatan administrasi pembelajaran
tematik sebagai peserta, kegiatan workshop dongeng sebagai panitia ini, kegiatan
Maria Montessori Workshop sebagai sekretaris, kegiatan seminar nasional
P4MRI-USD sebagai peserta, kegiatan lomba Public Speaking sebagai finalis, dan
berperan sebagai sekretaris dalam kegiatan Parade Gamelan Anak Se-Jawa. Pada
tahun 2012, peneliti berperan sebagai Co-Fasilitator PPKM I, peran Peer Tutor
pada perkuliahan PBPD sesi metode pembelajaran Montessori, ketua pada
kegiatan Maria Montessori Workshop, peserta pada National Education Training,
dan bendahara pada kegiatan UNA Seminar and Workshop on Anti Bias
Curriculum and Teaching.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI