Upload
vuliem
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
REGULASI EMOSI REMAJA
YANG TIDAK LULUS UJIAN NASIONAL DI KUPANG
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
Meglyn Anggriany Ledoh
119114085
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTO
“Bersukacitalah dalam pengharapan,
sabarlah dalam kesesakan,
dan
bertekunlah dalam doa”
Roma 12:12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada:
Tuhan Yesus, sumber kekuatan dan penghiburan yang kekal
Papa, Mama, Atis dan Aldo atas doa, dukungan, dan kasih sayang
serta sahabat-sahabat yang selalu memberikan canda dan tawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
REGULASI EMOSI REMAJA YANG TIDAK LULUS UJIAN NASIONAL
DI KUPANG
Studi Pada Mahasiswa Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Meglyn Anggriany Ledoh
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan regulasi emosi pada remaja yang tidak
lulus ujian nasional di Kupang. Pertanyaan dalam penelitian ini adalah bagaimana regulasi emosi
remaja yang tidak lulus ujian nasional di Kupang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan analisis fenomenologi deskriptif dan subjek dalam penelitian ini berjumlah empat orang
remaja yang tidak lulus ujian nasional. Validasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
melakukan inkuiri, transparansi dan koherensi, mengarsipkan semua data, dan audit independen.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa keempat subjek merasakan emosi-emosi yang
digolongkan dalam emosi kecewa, kesedihan, dan malu saat tidak lulus ujian nasional. Akan
tetapi, keempat subjek dapat meregulasi emosi dengan melakukan beberapa hal seperti
menguatkan diri untuk menerima kenyataan, melakukan refleksi, memilih untuk tidak
berhubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan ujian nasional, mengambil makna positif atas
peristiwa yang dialami, dan akan mengubah situasi untuk mengurangi emosi apabila secara tidak
sengaja berhubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan ujian nasional serta berpikir mengenai
langkah selanjutnya yang akan dilakukan. Meskipun demikian, terdapat salah seorang subjek yang
menyalahkan diri sendiri atas peristiwa yang dialami. Akan tetapi, subjek tersebut mengharuskan
dirinya tetap tegar dan semangat untuk meraih cita-cita. Selain itu, dorongan dari significant others
juga memberi dampak pada regulasi emosi remaja yang tidak lulus ujian nasional di Kupang.
Kata kunci: regulasi emosi, remaja, ujian nasional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
EMOTION REGULATION OF ADOLESCENTS WHO DO NOT PASS ON
NATIONAL EXAM IN KUPANG
Study in Psychology in Sanata Dharma University
Meglyn Anggriany Ledoh
ABSTRACT
The research aimed to describe emotion regulation of adolescent who did not pass on
national exam in Kupang. This research question is how adolescent who did not pass on national
exam in Kupang regulated their emotion. This research used phenomenology analysis of
qualitative research and subjects in this research were four adolesecents. The validity of this
research was done by inquiry, transparency and coherence, archive the data, and independent
audit. The result of this research shows that all subjects felt emotions which classified in the
emotion of disappointment, sadness, and shame. All subjects were doing something such as keep
strong to acceptance the situation, was doing reflection, chose to did not have relation with
everything about national exam, took a possitive reappraisal of this event, would change the
situasion when they met anything about national exam to decreasing emotions, and think about the
next step. Result shows that one subject did self blame. But, he required himself to keep strong and
fighting for get his aspiration. In addition, significant others had an impact on regulation emotion
of adolescent who did not pass on national exam in Kupang
Key words: emotion regulation, adolescent, national exam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji Syukur peneliti haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan
penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Regulasi Emosi Remaja Yang Tidak Lulus Ujian Nasional” dengan baik. Penulis
memohon maaf apabila dalam pengerjaan skripsi masih terdapat kesalahan yang
tidak semestinya dilakukan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran,
masukan, dan koreksi yang bersifat membangun ke arah yang lebih baik.
Peneliti menyadari bahwa ada banyak orang-orang terkasih disekitar
peneliti yang turut memberi dukungan dan bantuan agar penelitian ini dapat
terselesaikan dengan baik. Dengan segenap hati, penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si., selaku dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma dan dosen penguji skripsi. Terimakasih atas
saran, koreksi, dan masukan yang bersifat membangun, juga kepada
seluruh staff dosen, dan karyawan yang telah banyak memberikan ilmu,
arahan, dan dukungan kepada peneliti untuk menjadi pribadi yang lebih
baik selama masa studi.
2. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si., selaku Kepala Program Studi Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma selama masa studi dan dosen
penguji. Terimakasih atas saran, masukan, dan koreksi yang bersifat
membangun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
3. Ibu Sylvia Carolina Maria Yuniati Murtisari, M.Si., selaku dosen
pembimbing skripsi. Terimakasih atas bimbingan, arahan, kasih dan
kesabaran selama proses penelitian ini.
4. Ibu Debri Pristinella selaku dosen pendamping akademik. Terimakasih
atas arahan dan bimbingan selama peneliti menempuh studi di Universitas
Sanata Dharma
5. Keempat subjek yang telah membantu peneliti membagikan
pengalamannya untuk penelitian ini
6. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur,
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang, Kapolres beserta
segenap staff yang turut membantu dalam penelitian ini
7. Kedua orang tua yang peneliti kasihi, Bapak Esau K.M. Ledoh dan Ibu
Jeane Ledoh-Foenay atas doa, kasih sayang, kesabaran, dan pengorbanan
yang diberikan kepada peneliti. Kedua adik yang sangat peneliti kasihi,
Patrizio A. Ledoh dan Pascalino V. Ledoh atas doa, dukungan, canda dan
tawa selama ini. Kak Ri, Kak Afli, kak Yance, Kak Thy dan Po beserta
seluruh keluarga besar Ledoh-Foenay yang ada di Kupang.
8. Om Henri, Ma Adi, Evan, dan Gilberth atas kasih dan dukungan selama
peneliti menempuh studi di Yogyakarta. Tanta Marsi dan Kak Leni untuk
perhatian dan pertolongan yang diberikan kepada peneliti
9. Bapak Hans, Kak Hans, Kak Olan, dan Kak Rani Tupen atas dukungan
dan pertolongan yang diberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... iii
HALAMAN MOTTO............................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA......................................... vi
ABSTRAK............................................................................................................ vii
ABSTRACT......................................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH........................................ ix
KATA PENGANTAR............................................................................................ x
DAFTAR ISI........................................................................................................ xiii
DAFTAR SKEMA.............................................................................................. xvii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. vxiii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xix
BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
C. Tujuan Penelitian............................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian............................................................................. 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 9
A. Regulasi Emosi.................................................................................. 9
1. Pengertian Emosi......................................................................... 9
2. Bentuk-bentuk Emosi................................................................. 11
3. Pengertian Regulasi Emosi........................................................ 13
4. Proses Regulasi Emosi............................................................... 14
5. Strategi Regulasi Emosi............................................................. 16
6. Faktor Yang Mempengaruhi Regulasi Emosi............................ 19
B. Remaja............................................................................................. 20
1. Pengertian Remaja..................................................................... 20
2. Karakteristik Remaja................................................................. 21
2.1. Perubahan Fisik Remaja..................................................... 21
2.2. Perubahan Kognitif............................................................. 22
C. Ujian Nasional................................................................................. 24
1. Pengertian Ujian Nasional......................................................... 24
2. Manfaat Ujian Nasional............................................................. 25
3. Dampak Ujian Nasional............................................................. 25
D. Regulasi Emosi Remaja Yang Tidak Lulus Ujian Nasional.......... 26
E. Pertanyaan Penelitian....................................................................... 29
BAB III. METODE PENELITIAN....................................................................... 30
A. Definisi Operasional........................................................................ 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
B. Jenis Penelitian................................................................................. 30
C. Fokus Penelitian............................................................................... 31
D. Subjek Penelitian............................................................................. 32
E. Metode Pengambilan Data............................................................... 32
F. Prosedur Analisis Data..................................................................... 36
G. Kredibilitas Penelitian...................................................................... 38
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................... 40
A. Pelaksanaan Penelitian..................................................................... 40
1. Persiapan Penelitian................................................................... 40
2. Pengambilan Data Penelitian..................................................... 41
B. Hasil Penelitian................................................................................ 43
1. Profil Subjek.............................................................................. 43
2. Latar Belakang Subjek............................................................... 43
3. Gambaran Umum Mengenai Ujian Nasional Yang Dilalui....... 55
4. Analisis Data Penelitian............................................................. 59
1. Emosi................................................................................... 59
2. Hal-hal yang dilakukan untuk
mengurangi emosi................................................................ 62
3. Hal yang diperoleh setelah mengelola emosi...................... 70
5. Pembahasan................................................................................ 72
6. Pembahasan Secara Menyeluruh (4 Subjek)............................ 84
BAB V. Kesimpulan dan Saran............................................................................ 89
A. Kesimpulan...................................................................................... 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
B. Saran ............................................................................................... 90
1. Bagi Peneliti Selanjutnya........................................................... 90
2. Bagi siswa yang akan mengikuti ujian nasional....................... 91
3. Bagi orang tua dan atau wali dari pihak siswa yang akan
mengikuti ujian nasional............................................................ 91
Daftar Pustaka....................................................................................................... 92
Lampiran............................................................................................................... 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR SKEMA
Skema 2.1 Kerangka Berpikir............................................................................... 29
Skema 4.1 Regulasi emosi subjek A..................................................................... 75
Skema 4.2 Regulasi emosi subjek B..................................................................... 78
Skema 4.3 Regulasi emosi subjek C..................................................................... 81
Skema 4.4 Regulasi emosi subjek D..................................................................... 84
Skema 4.5 Regulasi emosi remaja yang tidak lulus ujian nasional
di Kupang........................................................................................... 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR TABEL
Tebel 3.1 Pedoman Wawancara............................................................................ 33
Tabel 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian............................................................... 41
Tabel 4.2 Profil Subjek......................................................................................... 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Verbatim Subjek 1 (A)............................................................................................ 1
Ringkasan Tema A................................................................................................ 29
Verbatim Subjek 2 (B).......................................................................................... 31
Ringkasan Tema B................................................................................................ 49
Verbatim Subjek 3 (C).......................................................................................... 51
Ringkasan Tema C................................................................................................ 68
Verbatim Subjek 4 (D).......................................................................................... 70
Ringkasan Tema D................................................................................................ 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada umumnya, setiap individu memiliki hak untuk memperoleh
pendidikan sebagai suatu persiapan untuk menghadapi masa depan. Dalam
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 menyatakan bahwa setiap
warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan
yang bermutu. Setelah memperoleh pendidikan, seorang individu diharapkan
dapat berkarya, memiliki kepribadian, kecerdasan, potensi, keterampilan, dan
mampu mengendalikan diri (Undang-Undang Republik Indonesia, 2003).
Untuk mengetahui pencapaian tujuan pendidikan dapat dilakukan dengan
evaluasi yaitu penilaian (Waskito, 2012). Menurut Bloom c.s., evaluasi
merupakan pengumpulan sistematis mengenai bukti untuk menentukan
apakah sebenarnya perubahan tertentu dapat berlangsung di peserta didik
dengan baik untuk menentukan jumlah atau tingkat perubahan siswa (Muri
Yususf, 2015). Gay berpendapat bahwa evaluasi adalah proses sistematis
pengumpulan dan analisis data dalam rangka menentukan apa, tingkatkan ke
berapa, dan telah atau sedang dicapai (Muri Yusuf, 2015). Berdasarkan
beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah proses
untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana penguasaan peserta didik
dalam belajar yang nantinya akan dibandingkan dengan suatu standar yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
telah ditetapkan untuk mengetahui selisih diantara hasil dan standar.
Salah satu bentuk evaluasi di Indonesia bagi siswa yang berada di kelas
VI, IX, dan XII yaitu ujian nasional. Ujian Nasional atau yang biasa dikenal
dengan UN adalah kegiatan pengukuran dan penilaian pencapaian standar
kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu (Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2013). Indonesia
menggunakan sistem pengukuran yakni UN untuk mengendalikan mutu
pendidikan dan standarisasi prestasi belajar siswa (Puspitasari, 2010; Muri
Yusuf, 2015). Pada kenyataannya, di Indonesia banyak pro dan kontra terkait
ujian nasional (Puspitasari, 2010; Sudrajat, 2009)
Menurut informasi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud), UN dijadikan sebagai tolok ukur kualitas pendidikan antar
daerah dalam usaha standarisasi mutu pendidikan sehingga UN tetap
dilaksanakan setiap tahunnya (Kompas, 2012). Meskipun demikian, beberapa
masyarakat juga melakukan berbagai aksi protes agar UN tidak dilaksanakan
(Republika, 2013). Hal ini dikarenakan banyak siswa SMP maupun SMA dan
atau SMK yang frustrasi, mengalami kecemasan bahkan ada siswa yang
bunuh diri karena tidak lulus UN (Puspitasari, 2010; T. Daniel, 2014).
Di Indonesia, UN memberikan dua dampak berbeda bagi siswa dan siswi
(Ayuningtyas, 2009; Puspitasari, 2010). Salah satu dampak positif yaitu UN
dijadikan sebagai motif atau pendorong bagi pendidik, peserta didik, dan
pihak penyelenggara pendidikan untuk berusaha dan bekerja keras demi
meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar (Puspitasari, 2010). Di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
sisi lain, UN juga memiliki dampak negatif bagi siswa seperti merasa
terbeban dengan adanya ujian nasional, dan menimbulkan perasaan cemas
jika tidak mampu mencapai standar kelulusan yang telah ditetapkan
(Puspitasari, 2010; Ayuningtyas, 2009).
Setiap siswa memiliki harapan untuk lulus ujian nasional. Namun pada
kenyataannya, banyak siswa yang dinyatakan tidak lulus ujian nasional.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Nusa Tenggara Timur, Pada jenjang pendidikan SMP/MTs tahun
pelajaran 2010/2011, 2011/2012, dan tahun 2012/2013 Provinsi NTT berada
pada peringkat 32 dari 33 Provinsi sedangkan pada tahun 2013/2014 Provinsi
NTT berada pada peringkat 21 dari 34 Provinsi di Indonesia. Pada jenjang
pendidikan SMA/MA tahun pelajaran 2010/2011 dan 2011/2012 Provinsi
NTT berada pada peringkat 33 dari 33 provinsi di Indonesia. Pada tahun
pelajaran 2012/2013, Provinsi NTT berada pada peringkat 29 dari 33 Provinsi
dan pada tahun pelajaran 2013/2014 Provinsi NTT berada pada peringkat 23
dari 34 Provinsi di Indonesia.
Pada jenjang pendidikan SMK tahun pelajaran 2010/2011 hingga tahun
2011/2012, Provinsi NTT berada pada peringkat 33 dari 33 provinsi di
Indonesia. Pada tahun pelajaran 2012/2013 Provinsi NTT berada pada
peringkat 27 dari 33 Provinsi dan pada tahun pelajaran 2013/2014 Provinsi
NTT berada pada peringkat 33 dari 34 Provinsi di Indonesia. Berdasarkan
data-data yang telah diperoleh, dapat disimpulkan bahwa Provinsi NTT sering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
mendapat peringkat-peringkat terbawah pada kelulusan Ujian Nasional di
Indonesia.
Peneliti melakukan wawancara pada bulan Agustus 2014 dengan salah
seorang siswi di Kupang-NTT yang dinyatakan tidak lulus UN SMA
mengatakan bahwa ia merasa kecewa dengan hasil yang diperoleh karena
telah belajar selama tiga tahun tetapi gagal saat ujian nasional. Emosi negatif
yang dirasakan oleh siswi tersebut yakni sedih, merasa tidak mampu, dan
malu. Siswi tersebut mengatakan bahwa ia hanya mampu untuk menangis dan
marah kepada diri sendiri. Saat mengetahui bahwa banyak teman yang
mengikuti ujian paket C, siswi tersebut mengikuti ujian paket dan mendaftar
di salah satu universitas swasta yang ada di daerah setempat. Adapun
wawancara dengan siswi yang tidak lulus UN SMP mengatakan bahwa ia
sangat sedih, malu, dan kecewa karena gagal meskipun telah menempuh
pendidikan selama tiga tahun belajar. Hal yang dilakukan siswi tersebut
adalah menangis, berdiam diri di rumah, dan tidak rela apabila ia harus
mengulang selama satu tahun mendatang. Adanya dorongan, motivasi, dan
semangat yang diberikan orang tua membuat siswi tersebut memutuskan
untuk mengikuti ujian paket B dan setelah lulus, ia mendaftar ke salah satu
SMA swasta yang ada di daerah setempat. Berdasarkan wawancara di atas,
dapat disimpulkan bahwa setelah mendengar tidak lulus, siswa di Kupang
memilih untuk mengikuti ujian paket.
Salah satu faktor yang mempengaruhi individu saat mengalami
kesuksesan maupun kegagalan yaitu motivasi untuk sukses dan kepercayaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
mengenai kesuksesan maupun kegagalan yang dialami. Saat individu
mengatribusikan kegagalan secara internal yaitu sebagai hasil dari kurangnya
usaha maka individu akan lebih berusaha pada tugas atau ujian berikutnya.
Sebaliknya, individu yang mengatribusikan kegagalan secara eksternal
sebagai faktor yang tidak bisa diubah seperti kurang beruntung, kurang
pandai, atau materi yang sangat sulit maka individu akan lebih merasa tidak
berdaya dan kurang berusaha. Individu yang yakin bahwa usaha yang
dilakukan tidak membuahkan hasil akan mengembangkan learned
helplessness yang mempercayai bahwa kegagalan tidak dapat dihindarkan
(Steinberg, 2002).
Berdasarkan berita-berita yang diperoleh dari media massa, pada
beberapa daerah di Indonesia ada siswa yang melempar batu ke sekolah,
depresi, putus asa hingga mengakhiri hidupnya karena dinyatakan tidak lulus
ujian nasional (http://www.lihat.co.id/2013/05/5-aksi-pelajar-gagal-lulus-un-
sampai.html#axzz3CzSsJeG5). Berdasarkan fenomena-fenomena di atas, dapat
disimpulkan bahwa siswa yang tidak lulus ujian nasional memiliki emosi
negatif sehingga cenderung memberikan respon yang kurang tepat (Sobur,
2003). Akan tetapi, berdasarkan data yang diperoleh dari Polres Kupang
menyatakan bahwa tindak anarki dalam hal ini respon yang kurang tepat
tersebut tidak ditunjukkan oleh remaja yang tidak lulus ujian nasional di
Kupang.
Berdasarkan wawancara dengan beberapa guru dan murid juga
menyatakan bahwa terdapat aparat kepolisian yang ditugaskan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
mengamankan kondisi sekitar dalam hal ini mengamankan individu yang
melakukan tindak anarki saat pengumuman hasil UN. Oleh karena itu,
penjagaan ketat aparat kepolisian merupakan salah satu alasan remaja di
Kupang tidak melakukan tindak anarki. Remaja tersebut memilih untuk
kembali melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya dengan mengikuti
ujian paket bahkan beberapa guru juga menyatakan bahwa pada tahun-tahun
sebelumnya ada juga siswa yang kembali menempuh sekolah selama satu
tahun untuk mengikuti ujian nasional. Hal ini didukung dengan data yang
diperoleh dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara
Timur bahwa pada tahun 2015 terdapat 5057 individu yang mengikuti ujian
paket B di Provinsi NTT. Jumlah yang diberikan termasuk siswa yang tidak
lulus ujian nasional dan penduduk yang mengikuti pendidikan kesetaraan.
Berdasarkan data-data di atas dapat disimpulkan bahwa meskipun memiliki
emosi saat tidak lulus tetapi siswa di Kupang memilih untuk mengikuti ujian
paket. Hal ini juga dikarenakan adanya tekanan sosial yang tinggi di Kupang
seperti anak akan menjadi sorotan ketika mengalami kegagalan sehingga
cenderung merasa frustrasi dan rendah diri. Tekanan sosial yang tinggi
cenderung menimbulkan perasaan tertekan apabila tidak dapat mengelola
emosi dengan baik (Rasyid, 2012).
Melihat fenomena tersebut, peneliti ingin melihat bagaimana remaja di
Kupang yang tidak lulus ujian nasional mengelola emosi sehingga tidak
melakukan tindak anarki dan kembali melanjutkan pendidikan selanjutnya.
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara pada siswa SMP,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
SMA, maupun SMK yang sebelumnya telah mengikuti ujian nasional dan
dinyatakan tidak lulus ujian nasional. Peneliti akan mencari tahu terlebih
dahulu data kelulusan dari tahun 2005 hingga tahun 2015. Kemudian peneliti
juga mencari tahu jumlah siswa yang mengikuti ujian paket di Kota tersebut.
Setelah mengetahui informai di atas, peneliti mencari tahu data siswa yang
tidak lulus ujian nasional dan melakukan pendekatan yaitu membangun
rapport dengan subjek agar terjalin relasi yang baik diantara subjek dan
peneliti kemudian peneliti akan melakukan wawancara.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini
yakni bagaimana regulasi emosi remaja di Kupang yang tidak lulus ujian
nasional ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai regulasi
emosi pada remaja di Kupang yang tidak lulus ujian nasional.
D. MANFAAT
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini memberikan kontribusi pengetahuan pada bidang
Psikologi Perkembangan dan Psikologi Pendidikan mengenai regulasi
emosi dan faktor-faktor yang mempengaruhi remaja yang tidak lulus ujian
nasional melanjutkan pendidikan selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Manfaat Praktis
a. Remaja
Memberikan evaluasi kepada remaja mengenai manfaat
mengelola emosi untuk kembali berprestasi.
b. Masyarakat dan Orang Tua
Memberikan informasi kepada masyarakat dan orang tua terkait
perasaan dan hal-hal yang dilakukan seorang remaja saat tidak lulus
ujian nasional.
c. Pemerintah
a. Memberikan informasi mengenai dampak dari ujian nasional yang
dilakukan.
b. Memberikan informasi mengenai alasan beberapa anggota
masyarakat menolak dilaksanakan ujian nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Regulasi Emosi
1. Pengertian Emosi
Pada umumnya, setiap individu memiliki emosi. Setiap hari, kita
melalui banyak pengalaman yang menimbulkan berbagai emosi (Sobur,
2003). Misalnya, seorang individu merasa malu karena datang terlambat
saat kuliah. Emosi berasal dari bahasa latin yaitu movere yang berarti
menggerakan atau bergerak (Salamah, 2012). Arnold dan Gason
mengatakan bahwa emosi dapat dianggap sebagai kecenderungan perasaan
yang terarah pada sebuah objek yang dinilai cocok maupun yang dinilai
tidak cocok (Gross, 2012).
Emosi adalah perangsang yang dapat menimbulkan perubahan pada
tubuh dan wajah, aktivasi pada otak, penilaian kognitif dan subjektif,
adanya keinginan untuk melakukan suatu tindakan yang dibentuk oleh
peraturan dalam kebudayaan tertentu (Wade & Tavris, 2007). Menurut
Goleman, emosi adalah suatu perasaan dan pemikiran, keadaan psikologis
dan biologis, serta suatu kecenderungan yang mendorong seseorang
melakukan suatu tindakan (Ali, 2011). Seseorang cenderung kurang dapat
menguasai diri, dan tidak memperhatikan norma maupun keadaan
sekitarnya ketika memiliki emosi (Walgito, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Menurut Wedge (1995), emosi yang dirasakan akan semakin kuat jika
diberi suatu tindakan (Sobur, 2003). Hal yang sering kita lihat dalam
kehidupan sehari-hari yaitu saat seorang yang sedang marah memberi
pukulan pada orang lain maka hal tersebut tidak mengurangi amarah tetapi
semakin membuat amarah menjadi kuat. Sebaliknya, jika seorang
menghadapi masalah dengan santai dan tidak tegang maka hal tersebut
diprediksikan tidak akan menimbulkan amarah (Sobur, 2003). Menurut
teori James-Lange dalam Sobur (2003), emosi adalah perubahan tubuh
yang terjadi sebagai hasil persepsi seseorang terhadap sebuah stimulus.
Menurut Lazarus (1991), emosi adalah reaksi psikofisiologis yang
terorganisasi terhadap sebuah kabar (Gross, 2012).
Berdasarkan beberapa teori di atas, dapat disimpulkan bahwa emosi
adalah respon seseorang saat menghadapi rangsangan dengan diawali oleh
persepsi terhadap rangsangan tersebut. Respon emosi dapat menuntun
seseorang ke arah yang positif maupun negatif (Wahyuni, 2013). Emosi
dapat mempersatukan individu-individu, mengatur sebuah hubungan, dan
memotivasi individu untuk mencapai tujuan tertentu. Emosi dapat
melibatkan perubahan fisiologis, proses kognitif, dan pengaruh budaya.
Perubahan fisiologis yang dimaksud yaitu pada otak, wajah, dan sistem
saraf. Proses kognitif yaitu interpretasi atas suatu kejadian sedangkan
pengaruh budaya meliputi norma-norma dan atura-aturan sosial (Wade &
Tavris, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2. Bentuk-bentuk Emosi
Berdasarkan aktivitasnya, tingkah laku emosional dibagi menjadi
empat macam yaitu marah, takut, cinta, dan depresi (Mahmud, 1990 dalam
Sobur, 2003). Berdasarkan penelitian Wade dan Tavris (2007), manusia
telah memiliki emosi primer semenjak dilahirkan sedangkan emosi
sekunder akan berbeda pada setiap individu karena dapat dikembangkan
berdasarkan kemampuan berpikir yang dimiliki oleh masing-masing
individu. Pada umumnya, emosi primer meliputi rasa takut (fear), marah
(anger), sedih (sadness), senang (joy), terkejut (surprise), jijik (disgust),
dan sebal (contempt). Emosi sekunder meliputi variasi kebudayaan dengan
berbagai emosi yang akan berkembang berdasarkan tingkat pemikiran
setiap individu (Wade & Tavris, 2007).
Adapun klasifikasi emosi menurut Lazarus dalam Salamah (2012),
antara lain anger (marah), anxiety (cemas), fright (takut), guilt (rasa
bersalah), shame (malu), sadness (sedih), envy (iri), jealousy (cemburu),
disgust (jijik), happiness (senang), pride (bangga), relief (lega), hope
(harapan), love (kasih sayang), and compassion (perasaan iba). Anger
adalah perasaan marah atas penghinaan terhadap diri sendiri. Anxiety
adalah rasa cemas terhadap suatu hal yang terkadang muncul sebagai
akibat perasaan tidak mampu. Fright adalah perasaan takut saat
menghadapi situasi yang berbeda dari biasanya atau sesuatu yang
berbahaya. Guilt adalah perasaan bersalah sebagai akibat pelanggaran
terhadap aturan yang berlaku pada umumnya. Shame adalah perasaan malu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
sebagai akibat tidak terpenuhinya suatu keinginan. Envy adalah perasaan
iri hati saat mengetahui milik orang lain melebihi milik pribadi.
Jealousy adalah perasaan cemburu saat kehilangan kasih sayang
akibat hadirnya pihak ketiga. Sadness adalah perasaan sedih sebagai akibat
kehilangan sesuatu yang tidak tergantikan. Disgust adalah perasaan jijik
untuk berdekatan dengan individu atau objek yang tidak disukai.
Happiness adalah perasaan senang saat berhasil mencapai suatu tujuan.
Pride adalah perasaan bangga atas pencapaian sesuatu yang dihargai
masyarakat. Relief adalah perasaan lega yang muncul karena hilangnya
perasaan stres. Hope adalah harapan saat menghadapi kemungkinan
terburuk untuk menjadi lebih baik dan semakin baik. Love adalah perasaan
kasih sayang yang ditunjukkan dengan selalu membahagiakan orang lain.
Compassion adalah perasaan kasihan saat melihat penderitaan orang lain
dan ingin menolong orang tersebut.
Daniel Goleman (Ali, 2011) mengidentifikasi beberapa kelompok
emosi yang akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Amarah, meliputi mengamuk, benci, brutal, tindak kekerasan,
tersinggung, bermusuhan, kesal hati, terganggu, marah besar
2. Kesedihan, meliputi sedih, muram, suram, mengasihani diri, kesepian,
ditolak, putus asa, dan depresi.
3. Rasa takut, meliputi cemas, takut, gugup, perasaan takut sekali,
waspada, tidak tenang, ngeri, kecut, panik, dan fobia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
4. Kenikmatan, meliputi bahagia, gembira, riang, senang, terhibur,
bangga, rasa terpenuhi, terpesona.
5. Cinta, meliputi penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kasih sayang,
kasmaran, kebaikan hati, bakti, rasa dekat, dan hormat
6. Terkejut, meliputi terkesiap, takjub, dan terpana
7. Jengkel, meliputi tidak suka, hina, benci,muak, jijik, mual, dan mau
muntah
8. Malu, meliputi aib, menyesal, rasa bersalah, malu, kesal hati, dan hati
hancur lebur.
Paul Ekman dalam Goleman (1995) menyatakan bahwa emosi takut,
marah, sedih, dan senang merupakan emosi yang dapat diwujudkan dalam
bentuk ekspresi wajah sehingga dikenali oleh bangsa-bangsa di seluruh
dunia. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk-bentuk emosi
yang dikemukakan oleh Goleman, yang meliputi amarah, kesedihan, rasa
takut, kenikmatan, cinta, terkejut, jengkel, dan malu.
3. Pengertian Regulasi Emosi
Bentuk emosi yang muncul pada remaja antara lain rasa marah, malu,
takut, cemas, cemburu, iri hati, sedih, gembira, kasih sayang, dan ingin
tahu (Nisfiannoor & Kartika, 2004). Emosi positif muncul ketika individu
dapat mencapai tujuan sedangkan emosi negatif muncul ketika
mendapatkan halangan saat ingin mencapai tujuan tersebut (Salamah,
2012). Karl C. Garrison dalam Salamah (2012) menyatakan bahwa remaja
yang mampu mengendalikan emosi dapat menimbulkan kebahagiaan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
diri mereka. Proses pengendalian emosi juga disebut sebagai regulasi
emosi.
Thompson mengatakan bahwa regulasi emosi dapat dilihat sebagai
proses awal yaitu merasakan, memelihara, dan mengelola emosi untuk
mencapai tujuan dan memudahkan dalam upaya menyesuaikan diri dengan
fungsi sosial (Zimmermann et al., 2014; Feng et al., 2009). Eisenberg
mengartikan regulasi emosi sebagai proses awal, memelihara, mengatur
perasaan yang berkaitan dengan fisiologis (Novarida dkk, 2012). Gross
mengatakan bahwa regulasi emosi adalah kemampuan seorang dalam
mengelola emosi dalam rangka mencapai keseimbangan emosional
sehingga mampu mengungkapkan emosi yang tepat (Wahyuni, 2013).
Regulasi emosi juga merupakan kemampuan untuk tetap tenang saat
berada di bawah tekanan (Rasyid, 2012). Regulasi emosi juga diasumsikan
sebagai faktor penentu keberhasilan seorang individu dalam usahanya
untuk berfungsi secara normal seperti proses beradaptasi dan dapat
memberi respon yang sesuai (Thompson dalam Salamah, 2012).
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa
regulasi emosi merupakan kemampuan dan proses seseorang untuk
merasakan, memelihara, dan mengelola emosi agar dapat memberikan
respon yang tepat.
4. Proses Regulasi Emosi
Gross (2014) mengatakan bahwa terdapat lima tahapan dalam proses
regulasi emosi, yaitu pemilihan situasi (situation selection), perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
situasi (situation modification), penyebaran perhatian (attentional
deployment), perubahan kognitif (cognitive change), dan perubahan respon
(response modification) (Widuri, 2010; Nurhera, 2013, Gross & Jazaieri,
2014). Lima tahapan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Pemilihan situasi (situation selection) meliputi tindakan menghindari
atau mendekati objek dan situasi tertentu dalam upaya mengurangi
atau meningkatkan emosi. Situation selection dapat dilakukan oleh
diri sendiri maupun oleh orang lain
2. Perubahan situasi (situation modification) adalah usaha mengubah
situasi secara langsung untuk mengalihkan emosi yang dirasakan.
Terkadang sulit untuk membedakan antara situation selection dan
situation modification. Akan tetapi, situation modification lebih
menekankan pada perubahan lingkungan fisik, seperti memberikan
prihatin kepada teman yang sedang memiliki masalah.
3. Penyebaran perhatian (attentional deployment) merupakan bentuk
pengelolaan emosi dengan mengalihkan perhatian yang tidak
menggunakan fungsi alat indera, pengubahan arah perhatian yang
dapat dilakukan dengan distraksi atau konsentrasi, dan merespon
kembali emosi tersebut.
a. Distraksi merupakan memfokuskan perhatian pada aspek yang
berbeda dari sebuah situasi atau memindahkan perhatian dari
sebuah situasi yang dapat menimbulkan emosi ke situasi yang
tidak menimbulkan emosi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
b. Konsentrasi adalah memfokuskan perhatian kepada situasi yang
menimbulkan emosi. Seorang yang mengarahkan perhatian secara
berulang kepada perasaan yang dialami dan konsekuensinya
dikenal dengan istilah perenungan. Perasaan tidak tenang atau
resah akan meningkat apabila perhatian difokuskan pada
ancaman-ancaman di masa yang akan datang. Namun,
memfokuskan perhatian pada ancaman di masa yang akan datang
cenderung dapat menurunkan respon emosi yang negatif
(Aftrinanto, 2012).
4. Perubahan kognitif (cognitive change) yaitu menghubungkan dan
membandingkan situasi yang dialami dengan situasi yang berada di
bawah situasi yang dialami tersebut.
5. Perubahan respon (response modulation) terjadi pada bagian akhir
yang merupakan respon seseorang setelah mengalami emosi. Respon
tersebut dapat dilakukan pada aspek fisiologis, seperti penggunaan
obat dan relaksasi.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan proses regulasi emosi
yang dikemukakan oleh Gross yang terdiri dari pemilihan situasi,
perubahan situasi, penyebaran perhatian, perubahan kognitif, perubahan
respon.
5. Strategi Regulasi Emosi
Strategi regulasi emosi menurut Gross dan Thompson yaitu cognitive
reappraisal (antecendent focused) dan expressive suppression (response
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
focused) (Widuri, 2010; Kusumaningrum, 2012; Aldao, 2013).
Antecendence focused emotion regulation atau reappraisal yaitu berpikir
tentang situasi untuk menurunkan dampak emosional sedangkan response
focused emotion regulation atau suppresion menghambat keluarnya tanda-
tanda emosi.
Selain itu, terdapat beberapa bentuk strategi regulasi emosi yang
dikemukakan oleh Garnefski (Nisfiannoor & Kartika, 2004). Strategi
emosi tersebut terdiri dari self blame, blaming others, acceptance, refocus
on planning, positive refocusing, rumination or focus on thought, positive
reappraisal, putting into perspective, dan catastrophizing. Self blame
adalah pola pikir yang menyalahkan diri sendiri atas apa yang telah
dialami. Self blame berhubungan positif dengan depresi. Blaming others
merupakan pola pikir yang menyalahkan orang lain atas kejadian yang
dialami. Acceptance adalah pola pikir yang pasrah dan menerima sesuatu
yang terjadi pada dirinya. Acceptance memiliki hubungan yang positif
dengan perasaan optimis dan self esteem serta memiliki hubungan negatif
dengan perasaan cemas.
Refocus on planning mengacu pada pemikiran terkait langkah yang
harus diambil saat menghadapi peristiwa negatif. Tahap ini hanya terbatas
pada pemikiran terkait langkah yang harus diambil tetapi tidak melakukan
pelaksanaan dari pemikiran yang telah ada. strategi ini juga memiliki
hubungan positif dengan perasaan optimis dan self esteem serta
berhubungan negatif dengan perasaan cemas. Positive refocusing adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
kecenderungan untuk memikirkan hal-hal yang menyenangkan dan
menggembirakan dibanding memikirkan kenyataan. Apabila hal ini
dilakukan dalam jangka waktu yang lama maka dapat menimbulkan hal
yang bersifat maladaptif.
Rumination or focus on thought merupakan pola pikir yang
memikirkan kejadian yang telah terjadi terus menerus. Strategi ini
memiliki hubungan yang positif dengan depresi. Positive reappraisal
merupakan pengambilan makna positif dari suatu kejadian. Strategi ini
berhubungan negatif dengan perasaan cemas serta memiliki hubungan
positif dengan perasaan optimis dan self esteem. Putting into perspective
merupakan pola pikir yang acuh dan meremehkan masalah yang terjadi.
Catastrophizing adalah pola pikir yang menekan individu dengan
menganggap diri tidak beruntung dari situasi yang terjadi.
Menurut Garnefski, strategi regulasi emosi yang baik terdiri dari
acceptance, refocus on planning, positive refocusing, positive reappraisal,
dan putting into perspective. Hal ini disebabkan strategi regulasi tersebut
menunjukkan hubungan yang positif antara keoptimisan dan tingkat
kepercayaan diri. Strategi regulasi emosi yang kurang baik adalah self
blame, blaming others, rumination or focus in thought, dan
catastrophizing. Hal ini disebabkan strategi tersebut berhubungan erat
dengan depresi yang tinggi, maladaptasi, dan distress emosional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
6. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Regulasi Emosi
Menurut Thompson, proses emosi dipengaruhi oleh kesadaran,
pemahaman, dan jenis kelamin. Di sisi lain, proses regulasi emosi juga
dipengaruhi oleh hubungan antara orang tua dan anak, umur dan jenis
kelamin, serta hubungan interpersonal. Menurut Rice, perasaan yang ada
diantara keluarga dapat bersifat positif dan negatif. Perasaan positif dalam
keluarga dapat berupa kehangatan, sensitivitas, kasih, cinta. Sebaliknya,
perasaan negatif dapat berupa penolakan yang berujung pada permusuhan.
Adanya kebutuhan perasaan seperti di atas, menunjukkan bahwa orang tua
memiliki pengaruh pada emosi anaknya (Nisfiannoor & Kartika, 2004).
Selain itu, umur dan jenis kelamin juga mempengaruhi regulasi emosi
seseorang. Menurut Salovey dan Sluyter, perempuan dengan rentang usia
7 sampai dengan 17 tahun cenderung dapat melupakan emosi dari
peristiwa yang menyakitkan dibandingkan dengan laki-laki (dalam
Nisfiannoor & Kartika, 2004). Hubungan interpersonal dan individual juga
memiliki pengaruh pada regulasi emosi karena saling berhubungan satu
dengan yang lain dalam hal perkembangan regulasi (Salovey dan Sluyter
dalam Nisfiannoor & Kartika, 2004). Berdasarkan pembahasan tersebut,
dapat disimpulkan bahwa hubungan antara orang tua dan anak, umur dan
jenis kelamin, serta hubungan interpersonal mempengaruhi seorang
individu mengelola atau meregulasi emosi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
B. Remaja
1. Pengertian Remaja
Masa remaja juga dikenal sebagai masa pencaharian identitas. Erikson
mengatakan bahwa untuk menjadi orang dewasa, remaja akan melalui
masa krisis dimana remaja berusaha untuk mencari identitas. Menurut
Stanley Hall, masa remaja merupakan masa “stress and strain” yaitu masa
kegoncangan dan kebimbangan. Remaja atau adolescene adalah masa
peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa awal yang
dimasuki pada usia 10 hingga 22 tahun dengan adanya perubahan aspek
fisik, psikis, dan sosial (Santrock, 2002; Dariyo, 2004). Di sisi lain,
Elizabeth B. hurlock menggolongkan rentang usia remaja antara 13 sampai
dengan 21 tahun yang dibagi kedalam remaja awal yaitu 13 sampai dengan
17 tahun dan remaja akhir yaitu 17 tahun sampai dengan 21 tahun,
sedangkan pada usia 10 sampai dengan 13 tahun merupakan masa pubertas
atau preadolescence.
Adapun penggolongan remaja menurut Thornburg yang dibagi
menjadi tiga tahap yaitu remaja awal berusia 13 sampai dengan 14 tahun,
remaja tengah berusia 15 sampai dengan 17 tahun, dan remaja akhir
berusia 18 sampai dengan 21 tahun. Berdasarkan penggolongan rentang
usia tokoh-tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa rentang usia remaja
yaitu 13 tahun sampai dengan 21 tahun (Dariyo, 2004; Panuju, 1999;
Santrock, 2002). Masa remaja diawali dengan perubahan fisik seperti
pertambahan tinggi dan berat badan, perubahan bentuk tubuh, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
perkembangan karakteristik seksual. Selain itu, pada masa ini remaja telah
memiliki pemikiran yang logis, abstrak, idealistis, remaja juga dapat
mandiri dan banyak meluangkan waktu di luar keluarga.
2. Karakteristik Remaja
2.1. Perubahan Fisik Remaja
Perubahan fisik remaja yaitu adanya perubahan secara biologis
yang ditandai dengan kematangan organ seks dan dipengaruhi oleh
kematangan hormon seksual. Sebelum mengalami pubertas, seorang
anak mengalami pertumbuhan rata-rata sepanjang 2-3 inchi setiap
tahunnya. Saat mencapai pubertas, rata-rata anak mengalami
percepatan dalam bertumbuh yakni 4-6 inchi pertahun.
Perubahan hormonal adalah perubahan pada fase awal pubertas
yang terjadi sekitar usia 11 sampai dengan 12 tahun. Beberapa ahli
psikologi perkembangan menyatakan bahwa terdapat dua karakteristik
seks yang dimiliki oleh remaja sebagai tanda perubahan fisik untuk
memasuki masa dewasa. Dua karakteristik yang dimaksud adalah seks
primer dan seks sekunder. Perubahan seks primer adalah adanya
perubahan organ seksual yang semakin matang sehingga dapat
berfungsi untuk melakukan produksi. Perubahan seks sekunder adalah
adanya perubahan terkait tanda indentitas seks seseorang melalui
perubahan postur fisik sebagai akibat kematangan seks primer, seperti
adanya jakun pada laki-laki dan suara yang melengking pada
perempuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Seorang remaja akan semakin memperlihatkan minat yang besar
pada citra tubuhnya ketika mengalami pubertas. Beberapa penelitian
menemukan bahwa anak-anak perempuan yang lebih awal matang
lebih mudah terkena sejumlah masalah. Meskipun demikian,
kematangan yang lebih awal cenderung terjadi pada anak laki-laki. Di
sisi lain, anak laki-laki yang terlambat matang dapat mencapai
identitas yang lebih berhasil sebagai orang dewasa.
Kematangan yang lebih awal atau terlambat dapat menempatkan
seorang remaja pada suatu risiko. Akan tetapi, dampak yang
ditimbulkan tidak terlalu besar. Meskipun demikian, hal ini
menunjukkan bahwa kematangan awal maupun terlambat memberikan
dampak pada perkembangan (Santrock, 2002).
2.2. Perubahan Kognitif
Santrock (2002) mengatakan bahwa pada saat memasuki usia
remaja, seorang memiliki pemikiran yang lebih abstrak, logis, dan
idealistis. Selain itu, remaja juga mampu menguji pemikiran sendiri,
pemikiran orang lain, dan pemikiran orang lain mengenai remaja
tersebut.
Tokoh psikologi, Piaget meyakini bahwa pemikiran operasional
formal terjadi pada usia 11 sampai dengan 15 tahun. pada tahap ini,
remaja mulai membuat hipotesis dan membuat penalaran-penalaran
yang abstrak. Selain abstrak, remaja juga berpikir secara idealistis
yaitu remaja mulai berpikir tentang ciri-ciri ideal bagi mereka dan ciri-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
ciri ideal menurut orang lain. Kemudian, remaja tersebut
membandingkan ciri-ciri yang mereka miliki dengan ciri-ciri yang
dimiliki orang lain. Selain berpikir abstrak dan ideal, seorang remaja
juga berpikir secara lebih logis. Pada pemikiran yang logis, remaja
mulai berpikir mengenai cara pemecahan masalah secara lebih
sistematis.
Dalam kognisi sosial, pemikiran remaja juga bersifat egosentrisme.
Egosentrisme remaja dibagi menjadi dua yaitu penonton khayalan dan
dongeng pribadi. Penonton khayalan (imaginary audience) adalah
keyakinan seorang remaja bahwa orang lain memperhatikan dirinya
sama seperti remaja tersebut yang juga memperhatikan dirinya.
Dongeng pribadi (personal fable) yaitu perasaan unik remaja yang
beranggapan bahwa orang lain tidak dapat mengerti dan merasakan
perasaan yang dialami remaja tersebut. Masa remaja juga merupakan
masa meningkatnya pengambilan keputusan. Hasil perbandingan
antara anak-anak, remaja awal, dan remaja akhir yaitu remaja awal
cenderung menghasilkan pilihan-pilihan yang lebih baik daripada
anak-anak. remaja awal juga dapat mengantisipasi akibat dari
keputusan-keputusan yang dibuat. Akan tetapi, remaja awal kurang
kompoten bila dibanding dengan remaja akhir dalam ketrampilan
pengambilan keputusan. Meskipun demikian, pengalaman juga
memiliki peran penting dalam mengambil keputusan (santrock p. 13,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2002). Remaja juga perlu memiliki banyak peluang untuk
mendiskusikan dan mempraktikkan keputusan yang realistis.
C. Ujian Nasional
1. Pengertian Ujian Nasional
Setiap siswa yang duduk di bangku akhir sebuah jenjang pendidikan
akan mengikuti dan melalui kegiatan atau evaluasi pengukuran yang
disebut dengan ujian nasional (Fauziah, 2011; Naviska, 2012; Puspitasari,
2009).
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia nomor 97 tahun 2013 pada BAB I dengan Ketentuan Umum
dalam pasal 1 ayat 5 menyatakan bahwa Ujian Nasional atau yang biasa
dikenal dengan UN adalah kegiatan pengukuran dan penilaian
pencapaian standar kompetensi lulusan secara nasional pada mata
pelajaran tertentu. Ujian Nasional merupakan salah satu cara pemerintah
dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia (Puspitasari,
2009). Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional republik Indonesia
Nomor 34 tahun 2007, ujian nasional didefinisikan sebagai kegiatan
pengukuran dan penilaian kemampuan dan kompetensi peserta didik
secara nasional (Fauziah, 2011).
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat dikatakan bahwa ujian
nasional merupakan kegiatan pengukuran atau evaluasi terhadap hasil
belajar siswa yang telah distandarisasi oleh pemerintah untuk
mengendalikan mutu pendidikan secara nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2. Manfaat Ujian Nasional
Pelaksanaan ujian nasional masih menimbulkan pro dan kontra
(Bidang Pendayagunaan dan Pelayanan Data Statistik Pendidikan, 2012).
Ujian nasional memiliki dampak negatif dan positif (Puspitasari, 2010).
Sebagian masyarakat berpendapat bahwa UN hanya mengukur aspek
kognitif dan menghamburkan uang. Meskipun demikian, ujian nasional
tetap di pertahankan sebagai pengendali mutu pendidikan yang mendorong
peserta didik, pendidik, dan penyelenggara untuk bekerja sama dan bekerja
keras demi memperoleh hasil yang baik (Puspitasari, 2010).
Pemerintah dapat mengendalikan mutu pendidikan berdasarkan ujian
nasional (Fauziah, 2011). Akan tetapi, ujian nasional juga memberikan
dampak pada siswa seperti kecemasan yang jika berada pada tingkat tinggi
maka akan berujung pada depresi (Puspitasari, 2010).
3. Dampak Ujian Nasional
Ujian Nasional memberikan beban tersendiri bagi siswa yang akan
mengikuti ujian nasional. Perasaan ini muncul ketika siswa menempati
kelas akhir pada suatu jenjang pendidikan (Pupitasari, 2010). Menurut
Harti dalam Puspitasari (2010), siswa akan merasakan kecemasan ketika
tidak mampu mencapai standar kelulusan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan beberapa survey, keberatan yang dilakukan masyarakat
didasarkan pada beberapa alasan seperti adanya guru yang mengatakan
bahwa penyelenggaraan ujian nasional menimbulkan diskriminasi terhadap
sejumlah mata pelajaran, menimbulkan perasaan tertekan dan cemas yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
berlebihan karena takut tidak lulus (Bidang Pendayagunaan dan Pelayanan
Data dan Statistik Pendidikan, 2012).
Di sisi lain, ketika seorang tidak lulus ujian nasional maka orang
tersebut cenderung merasakan emosi negatif. Saat mengalami emosi
negatif, seorang juga cenderung melakukan tindakan yang kurang tepat
(Sobur, 2003).
D. Regulasi Emosi Remaja Yang Tidak Lulus Ujian Nasional
Pada dasarnya, pemerintah melaksanakan ujian nasional agar dapat
mengendalikan mutu pedidikan pada setiap daerah dan mengukur pencapaian
hasil belajar peserta didik (Fauziah, 2011; Puspitasari, 2010). Sebagian siswa
yang akan mengikuti ujian nasional, cenderung belajar dan bekerja keras
untuk lulus dalam ujian nasional (Puspitasari, 2010). Setiap siswa yang
mengikuti ujian nasional memiliki harapan untuk lulus. Namun, pada
kenyataannya setiap tahun selalu ada fenomena mengenai hal-hal negatif
yang dilakukan oleh siswa yang tidak lulus ujian nasional (Fauziah, 2011).
Seorang individu memiliki emosi yang negatif ketika kenyataan tidak sesuai
dengan harapan sehingga cenderung memberi respon emosi yang kurang tepat
(Sobur, 2003).
Beberapa fenomena yang terjadi saat seorang dinyatakan tidak lulus
yaitu melempar batu ke gedung sekolah, mengamuk ke sekolah, mengalami
depresi hingga ingin bunuh diri bahkan telah ada yang bunuh diri
(Puspitasari, 2010; http://www.lihat.co.id/2013/05/5-aksi-pelajar-gagal-lulus-un-
sampai.html#axzz3CzSsJeG5).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Dalam upaya mengurangi respon emosi yang kurang tepat, seorang
individu tidak hanya mengalami sebuah perasaan tetapi juga mampu untuk
mengelola perasaan yang tersebut (Wade dan Travis, 2007). Adapun upaya
untuk menghindari respon emosi yang kurang tepat yaitu dengan mengelola
atau meregulasi emosi yang dialami.
Regulasi emosi memberikan dampak positif dalam upaya mengurangi
respon yang kurang tepat (Sobur, 2003). Saat ini banyak penelitian terkait
regulasi emosi tetapi selalu dihubungkan dengan variabel lain. Begitu juga
dengan penelitian terkait ujian nasional yang dikaitkan dengan variabel lain
(Widuri, 2012; Puspitasari, 2010). Oleh karena itu, peneliti akan meneliti
fenomena yang terjadi mengenai regulasi emosi remaja yang tidak lulus ujian
nasional menggunakan metode kualitatif fenomenologi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Skema 2.1 Kerangka Berpikir
Skema kerangka penelitian regulasi emosi remaja yang tidak lulus ujian
nasional di Kupang
Fenomena UN di Indonesia
Emosi negatif
Lulus Tidak Lulus Harapan tidak
sesuai dengan
kenyataan
Respon kurang tepat
(Sobur, 2003)
Regulasi Emosi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
E. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian dalam kualitatif menurut Creswell (2010) terdiri
dari dua bentuk yaitu rumusan masalah utama dan beberapa subrumusan
masalah spesifik. Rumusan masalah utama adalah pertanyaan utama dari
suatu penelitian yang bersifat umum. Pertanyaan utama dalam penelitian ini
yaitu bagaimana regulasi emosi remaja di Kupang yang tidak lulus ujian
nasional.
Bentuk pertanyaan penelitian yang kedua yaitu subrumusan atau
subpertanyaan. Subpertanyaan dimaksudkan untuk mempersempit fokus
penelitian, tetapi tidak menutup diri untuk kemungkinan yang akan muncul
(Creswell, 2010). Subpertanyaan dalam penelitian ini yaitu:
a. Apa yang dirasakan remaja yang tidak lulus ujian nasional.
b. Apa yang dilakukan remaja tersebut saat mengetahui tidak lulus ujian
nasional.
c. Apa yang mendorong remaja mengelola emosi dan melanjutkan
pendidikan.
d. Apa yang dirasakan dan manfaat apa yang diperoleh setelah mengelola
emosi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Definisi Operasional
Regulasi emosi merupakan proses merasakan, memelihara, dan
mengelola emosi dalam upaya menyesuaikan diri dengan fungsi sosial
(Zimmermann et al., 2014; Feng et al., 2009). Regulasi emosi juga
merupakan kemampuan untuk tetap tenang saat berada di bawah tekanan
(Rasyid, 2012). Selain itu, regulasi emosi memberikan dampak positif dalam
upaya mengurangi respon yang kurang tepat (Sobur, 2003). Dengan
demikian, regulasi emosi merupakan kemampuan dan proses seseorang dalam
hal merasakan, memelihara, dan mengelola emosi agar dapat memberikan
respon yang tepat.
B. Jenis Penelitian
Peneliti akan menggunakan metode kualitatif dalam penelitian ini.
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara
mengeksplorasi, deskripsi, dan interpretasi terhadap pengalaman personal dan
sosial dari partisipan penelitian. Tujuan penelitian kualitatif yaitu
memberikan uraian deskriptif mengenai fenomena yang diselidiki. Penelitian
ini melibatkan pengumpulan data dalam bentuk laporan verbal naturalistik
seperti transkip wawancara atau pernyataan tertulis kemudian analisis yang
dilakukan bersifat tekstual (Smith, 2009).
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis
fenomenologi deskriptif. Metode ini digunakan oleh peneliti karena dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
mengidentifikasi pengalaman manusia mengenai suatu fenomena secara lebih
mendalam. Fenomenologi merupakan metode analisis dimana peneliti akan
berusaha menemukan makna yang terkandung di dalam sebuah fenomena.
Partisipan dalam penelitian ini akan menjadi pihak pertama dalam
mendeskripsikan kehidupan yang dialami (Smith, 2009). Selama proses ini
berlangsung, peneliti diharapkan tidak melibatkan pengalaman pribadi.
C. Fokus Penelitian
Penelitian ini berfokus pada bagaiamana regulasi emosi remaja yang
tidak lulus UN memilih untuk tidak melakukan tindak anarki dan melanjutkan
pendidikan. Gambaran regulasi emosi yang akan dilihat yaitu emosi yang
dirasakan saat mengetahui hasil UN dan proses regulasi emosi yang dilalui
untuk mengelola emosi sehingga tidak melakukan tindak anarki dan
melanjutkan pendidikan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi remaja
untuk melanjutkan pendidikan. Hal ini menjadi menarik untuk diteliti,
mengingat remaja memiliki emosi yang cenderung kurang stabil (Panuju &
Usnami, 1999). Selain itu, saat harapan individu tidak sesuai dengan
kenyataan maka individu tersebut cenderung memberikan respon yang kurang
tepat sehingga kemungkinan remaja tersebut memiliki faktor-faktor
pendorong untuk mengendalikan emosi sehingga tidak melakukan respon
yang tidak tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini berjumlah empat orang. Subjek dipilih
menggunakan purposive sample yaitu subjek ditentukan berdasarkan kriteria
tertentu dari peneliti (Sugiyono, 2014; Meleong, 2014). Kriteria yang dibuat
oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Siswa yang dinyatakan tidak lulus dalam ujian nasional SMP, SMA,
atau SMK di Kota Kupang,
2. Tidak melakukan tindak anarki, mengikuti ujian paket, dan
melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya,
3. Berada dalam rentang usia 13 sampai dengan 21 tahun. Hal ini
disebabkan pembagian usia remaja menurut Harlock berada pada
rentang 13 sampai dengan 21 tahun.
Selain itu, peneliti juga menggunakan teknik snow ball karena peneliti
dapat bertanya kepada subjek penelitian yang telah diwawancara sebelumnya
mengenai seseorang yang dapat dihubungi untuk dijadikan subjek penelitian
selanjutnya (Djaelani, 2013; Sugiyono, 2014)
E. Metode Pengambilan Data
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
Wawancara Semi-Terstruktur. Jenis wawancara ini termasuk dalam kategori
in-depth-interview, dan pelaksanaanya lebih bebas dibandingkan dengan
wawancara terstruktur. Tujuan wawancara ini adalah untuk menemukan
permasalahan, pendapat, dan ide secara lebih terbuka dari pihak yang
diwawancara (Sugiyono, 2014). Pewawancara akan bertanya sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
pertanyaan pada pedoman wawancara. Akan tetapi, urutan pertanyaan tidak
sama pada setiap subjek penelitian karena tergantung pada jawaban setiap
subjek penelitian (Rachmawati, 2007). Peneliti menggunakan wawancara
semi-terstruktur karena metode ini memberi peluang kepada peneliti untuk
menanyakan beberapa hal yang muncul dari pernyatan-pernyataan subjek
penelitian (D-Bloom et al., 2006). Data wawancara akan direkam
menggunakan handphone kemudian akan disalin kedalam bentuk verbatim.
Sebelum melakukan wawancara, peneliti menyusun rumusan pertanyaan
dan dijadikan sebagai panduan selama proses wawancara. Hal ini dilakukan
agar peneliti fokus dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan
sebelumnya. Rumusan pertanyaan yang disusun bersifat terbuka dengan
maksud tidak mengarahkan subjek pada jawaban tertentu (D-Bloom et al.,
2006). Berdasarkan paparan di atas, adapun pertanyaan besar dalam
penelitian ini yaitu bagaimana regulasi emosi pada remaja yang tidak lulus
ujian nasional di Kota Kupang. Dalam upaya memperoleh jawaban atas
pertanyaan besar tersebut, diperlukan pertanyan-pertanyaan kecil. Pertanyaan
kecil dimaksudkan untuk mengetahui proses remaja dalam mengelola emosi
yang dialami. Adapun pertanyaan-pertanyaan kecil akan diuraikan dalam
tabel berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Tabel 3.1
Pedoman Wawancara
No. Pertanyaan Tujuan
1. Apakah anda pernah
mengikuti ujian nasional ?
memastikan bahwa interviewee pernah
mengikuti ujian nasional.
2. Pada tahun berapa anda
mengikuti ujian nasional ?
Ingin mengetahui pada tahun berapa
peristiwa tersebut terjadi
3. Bagaimana hasil ujian
nasional anda ?
Ingin memastikan bahwa interviewee
memenuhi kriteria untuk dijadikan
subjek
4. bagaimana perasaan saat
anda tidak lulus?
mengetahui emosi yang dirasakan saat
tidak lulus ujian nasional
5. Mengapa anda merasakan
perasaan yang dimaksud?
Mengetahui alasan di balik emosi yang
dirasakan
6. Saat anda mengetahui
bahwa anda tidak lulus dan
mengalami emosi tersebut,
apa yang anda lakukan?
Ingin mengatahui tindakan-tindakan
yang dilakukan sebagai akibat dari
emosi yang dirasakan.
7. Mengapa anda memilih
untuk bertindak demikian?
(Misalnya berdiam diri di
rumah)
Pertanyaan ini akan memberikan
informasi mengenai proses regulasi
8. Lalu berapa lama anda Ingin mengetahui rentan waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
merasakan emosi tersebut ? interviewee mengalami perasaan
tersebut
9. Setelah itu, apa yang anda
lakukan ?
Ingin mengetahui tindakan yang
dilakukan setelah mengalami emosi
tersebut
mengetahui bagaimana proses
regulasi emosi
10. Bagaimana sampai
akhirnya anda melakukan
hal tersebut (hal yang
dimaksud terdapat pada
jawaban soal nomor 9)?
Mengetahui hal-hal yang mempengaruhi
regulasi emosi seperti dorongan dari
keluarga dan lingkungan serta keinginan
diri sendiri)
11. Bagaimana perasaan anda
dan manfaat yang anda
peroleh setelah anda
mampu mengelola emosi,
kembali termotivasi,
memiliki keinginan untuk
terus berjalan menuju
jenjang yang lebih tinggi?
Ingin mengetahui perasaan dan manfaat
yang diperoleh interviewee setelah
mampu mengelola emosi yang dialami.
Berdasarkan metode diatas, maka proses pengumpulan data akan
dilakukan sebagai berikut:
1. Menentukan subjek penelitian sesuai kriteria yang telah ditentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
2. Setelah memperoleh (calon) subjek, peneliti akan menjalin rapport
dengan setiap (calon) subjek secara personal kemudian menjelaskan
kepada (calon) subjek mengenai kebutuhan peneliti untuk memperoleh
data sebagai pemenuhan tugas akhir
3. Peneliti akan menjelaskan kepada setiap (calon) subjek secara personal
mengenai topik dan tujuan penelitian
4. Menanyakan kesediaan (calon) subjek untuk menjadi subjek penelitian
5. Jika (calon) subjek bersedia menjadi subjek penelitian maka peneliti akan
menanyakan kesediaan waktu subjek untuk melakukan wawancara
6. Peneliti akan melaksanakan wawancara sesuai jadwal yang telah
disepakati bersama. Sebelum wawancara dimulai, peneliti meminta ijin
kepada subjek untuk menggunakan alat bantu rekam berupa handphone
agar mempermudah peneliti untuk membuat verbatim
7. Peneliti mendengar hasil wawancara kemudian membuat verbatim lalu
memulai untuk menganalisis data
8. Peneliti membaca verbatim secara berulang dan akan kembali melakukan
wawancara apabila data-data yang diharapkan belum muncul.
9. Hasil analisis dibaca oleh subjek dan teman atau peneliti yang lebih ahli
untuk memperoleh kredibilitas penelitian
F. Prosedur Analisis Data
Analisis data dalam kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (dalam
Meleong, 2014) adalah upaya yang dilakukan dengan cara mengorganisasi
data, memilah-milah data menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
data tesebut, mencari dan menemukan pola, menemukan sesuatu yang penting
dan yang dapat dipelajari, serta memutuskan sesuatu yang dapat diceritakan
kepada orang lain.
Metode analisis data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini
yaitu analisis fenomenologi deskriptif. Menurut Giorgi, terdapat beberapa
langkah yang dapat dilakukan yaitu:
1. Langkah pertama yang dilakukan yaitu membaca secara berulang
keseluruhan data yang telah diverbatim. Hal ini dilakukan agar peneliti
dapat memahami deskripsi pengalaman yang muncul.
2. Langkah yang kedua yaitu melakukan konstitusi terhadap data. Tahap ini
lebih menekankan pada rangkuman sehingga dapat memberikan
penjelasan terhadap masalah-masalah implisit. Konstitusi terhadap data
yang dimaksud yaitu dengan melakukan unit makna, karena yang
menjadi tujuan dari analisis yaitu makna. Unit makna dapat dihasilkan
dari membaca data deskripsi secara berulang dan cermat. Setiap peneliti
dapat memberikan tanda seperti garis miring dalam teks apabila peneliti
tersebut menemukan transisi makna.
3. Langkah yang ketiga yaitu tranformasi. Dalam tahap ini, diperlukan
sedikit generalisasi pada tingkatan tertentu dengan maksud
menampakkan sesuatu yang implisit, khususnya dalam makna psikologi.
Hal ini dilakukan dengan maksud membuat tampak pada makna-makna
psikologis yang berperan dalam pengalaman tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
G. Kredibilitas Penelitian
Kredibilitas merupakan istilah lain untuk membahasakan validitas dalam
penelitian kualitatif. Validitas kualitatif menurut Gibs (dalam Creswell, 2010)
merupakan pemeriksaaan akurasi hasil penelitian dengan menerapkan
prosedur-prosedur tertentu. Meleong (2014) menyatakan bahwa diperlukan
pemeriksaan dalam upaya menemukan kredibilitas penelitian yang didasarkan
pada beberapa kriteria tertentu. Salah satu teknik pemeriksaan Meleong yang
digunakan oleh peneliti yaitu melakukan inkuiri terhadap data sehingga
tingkat kepercayaan penemuan dapat dicapai kemudian menunjukkan hasil
penemuan kepada yang subjek penelitian. Selain itu, peneliti juga melakukan
beberapa prinsip umum yang dikemukakan Yardley (dalam Smith, 2009)
yaitu transparansi dan koherensi. Kedua tahap ini mengacu pada tahapan-
tahapan proses penelitian yang dijabarkan dalam laporan penelitian, seperti
melakukan deksripsi yang cermat terkait partisipan, jadwal dan pelaksanaan
wawancara, serta langkah-langkah yang diterapkan dalam analisis.
Menurut Yin (dalam Smith, 2009), salah satu cara untuk mengetahui
validitas laporan penelitian yaitu dengan mengarsipkan semua data sehingga
dapat ditelusuri sebagai bukti atas laporan penelitian. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan metode wawancara sehingga peneliti mengarsipkan
pertanyaan penelitian, jadwal wawancara, kaset rekaman, transkip
wawancara, dan koding dari data yang diperoleh. Smith (2009) menyatakan
bahwa audit independen merupakan cara yang bermanfaat dalam menegakkan
kualitas penelitian kualitatif akan tetapi bukanlah menjadi satu-satunya cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
yang dapat dilakukan. Oleh karena itu, setelah mengarsipkan semua data
maka peneliti akan meminta bantuan kepada teman dan atau dosen
pembimbing untuk mengecek laporan final terkait kredibilitas penelitian dan
benar adanya dalam hal data yang telah dikumpulkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan Penelitian
Persiapan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan
penelitian antara lain:
a. Peneliti membuat surat ijin penelitian yang ditujukan kepada Kapolsek
Kupang Kota. Surat tersebut dibuat dengan tujuan melakukan
wawancara kepada Kapolsek Kupang Kota untuk memperoleh data
terkait topik penelitian.
b. Setelah memperoleh data yang dibutuhkan, peneliti juga melakukan
penelitian di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT untuk
memperoleh data terkait topik penelitian.
c. Setelah memperoleh data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan,
peneliti melakukan wawancara kepada salah seorang dari setiap
pengurus pada beberapa lembaga penyelenggaraan ujian paket terkait
jumlah siswa yang mengikuti ujian paket.
d. Setelah itu, peneliti meminta ijin untuk memperoleh data-data siswa
yang mengikuti ujian paket di lembaga tersebut. Setelah memperoleh
data yang dimaksud, peneliti mencari tahu alamat tempat tinggal siswa
yang tertera pada data yang diperoleh dari lembaga penyelenggara
ujian paket.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
e. Setelah bertemu dengan siswa dan memastikan bahwa siswa tersebut
masuk ke dalam kriteria penelitian dalam topik ini, maka peneliti
segera meminta kesediaan siswa tersebut untuk berpartisipasi dalam
penelitian ini menjadi subjek penelitian.
f. Setelah subjek bersedia, peneliti akan mejelaskan mengenai topik,
tujuan, dan prosedur dalam penelitian ini. Selain itu, peneliti juga
menyatakan secara langsung kepada setiap subjek bahwa peneliti
menjamin kerahasiaan data yang diberikan oleh subjek. Data yang
diberikan oleh subjek hanya dipergunakan untuk keperluan penelitian.
g. Selain itu, peneliti juga memberitahukan kepada subjek bahwa peneliti
mengunakan handphone sebagai alat perekam untuk merekam setiap
sesi wawancara dengan baik. setelah itu, peneliti memulai untuk
melakukan wawancara.
2. Pengambilan Data Penelitian
Pada proses pengambilan data, peneliti melakukan pengambilan data
dengan melakukan wawancara secara langsung dan adapun melalui
telepon. Pada subjek A, B, dan C peneliti melakukan wawancara utama
secara langsung sedangkan peneliti melakukan penggalian data atau
probing melalui telepon. Pada subjek D, peneliti melakukan wawancara
utama dan penggalian data atau probing melalui telepon. Hal ini
dikarenakan subjek dan peneliti mengalami kendala untuk bertemu secara
langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Creswell (2010) mengatakan bahwa kelebihan melakukan wawancara
melalui telepon yaitu partisipan dapat lebih leluasa memberikan informasi.
Hal ini juga mendorong peneliti melakukan wawancara bukan hanya
berhadapan secara langsung tetapi juga melalui telepon. Meskipun
demikian, terdapat kelemahan pengambilan data utama dan probing untuk
subjek IV yang dilakukan melalui telepon yaitu peneliti tidak bisa
berhadapan dan melihat secara langsung gerak tubuh dan ekspresi emosi
subjek. Dibawah ini adalah jadwal pengambilan data wawancara yang
dilakukan peneliti di Kupang dan melaui handphone.
Tabel 4.1
Waktu dan Tempat Penelitian
Hari / tanggal Waktu Tempat
A
Kamis, 22 Oktober 2015
Kamis, 5 November 2015
17.35-18.55 WITA
07.50-08.35 WIB
Rumah Subjek
Via Handphone
B
Minggu, 25 Oktober 2015
Minggu, 8 November 2015
09.30-10.55 WITA
21.55-22.20 WIB
Rumah Makan
Via Handphone
C
Minggu, 25 Oktober 2015
Senin, 9 November 2015
11.00-12.00 WITA
19.30-19.57 WIB
Rumah Makan
Via Handphone
D
Selasa, 10 November 2015
Kamis, 12 November 2015
09.30-10.15 WIB
21.25-21.31 WIB
Via Handphone
Via Handphone
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
B. Hasil Penelitian
1. Profil Subjek
Tabel 4.2
Profil Subjek
NO. Keterangan Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3 Subjek 4
1. Inisial A B C D
2. Usia 15 tahun 16 tahun 15 tahun 15 tahun
3.
Jenis
Kelamin
Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki
4.
Urutan
kelahiran
4 dari 4
bersaudara
5 dari 5
bersaudara
1 dari 4
bersaudara
1 dari 2
bersaudara
5.
Jumlah
saudara
3 4 3 1
6.
Tidak lulus
pada jenjang
pendidikan
SMP SMP SMP SMP
2. Latar Belakang Subjek
a. Subjek 1 (A)
Subjek merupakan anak keempat dari empat bersaudara. Subjek
memiliki dua orang kakak perempuan dan seorang kakak laki-laki.
Subjek memandang dirinya sebagai orang yang ceria. Sifat positif
yang dimiliki subjek yaitu rajin dan jujur. Hal ini dikarenakan subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
meyakini bahwa apabila ia rajin maka ia akan menjadi sukses. Di sisi
lain, subjek mengatakan bahwa ia termasuk pribadi yang kurang
bergaul karena takut terjemurus ke dalam hal-hal negatif seperti
penggunaan obat terlarang dan minum minuman keras. Subjek juga
mengatakan bahwa ia termasuk pribadi yang tidak disiplin waktu
sehingga cenderung terlambat dalam beberapa kegiatan. Meskipun
demikian, subjek mengatakan bahwa sifat yang paling menonjol yaitu
penurut dan dinilai sebagai sosok yang pendiam oleh teman-
temannya. Subjek juga mengatakan bahwa ia termasuk sosok yang
cukup berperan dalam melakukan pekerjaan rumah. Motto hidup yang
dimiliki subjek yaitu ora et labora yaitu berdoa dan bekerja. Subjek
meyakini bahwa apabila ia berdoa dan bekerja maka tidak ada yang
tidak mungkin.
Dalam bidang akademis, subjek mengatakan bahwa ia pernah
mendapat ranking 6 saat SD kelas V dan ranking 8 saat SMP kelas III
semester genap. Mata pelajaran yang disukai oleh subjek saat duduk
di bangku SMP yaitu Pendidikan Jasmani dan Rohani (PENJAS). Hal
ini dikarenakan subjek termasuk individu yang gemar berolahraga.
Sebaliknya, mata pelajaran yang kurang disukai subjek yaitu
Matematika dan Bahasa Inggris. Subjek mengatakan bahwa pelajaran
matematika banyak menggunakan rumus sedangkan pelajaran bahasa
inggris banyak mempelajari mengenai percakapan sehingga membuat
subjek tidak terlalu menyukai kedua mata pelajaran tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Meskipun demikian, subjek memiliki cita-cita untuk menjadi seorang
perawat ataupun seorang guru. Apabila subjek dihadapkan dengan
tugas sekolah dan pekerjaan rumah, maka ia akan menyelesaikan
tugas sekolah terlebih dahulu sedangkan pekerjaan rumah akan
diselesaikan setelah pulang sekolah. Dalam bidang non akademis,
subjek pernah mengikuti pertandingan bola kaki gabungan dua
sekolah waktu duduk di bangkus SD dan pernah mengikuti lomba
gerjak jalan indah waktu duduk di bangku SMP serta ikut bermain
drama untuk merayakan Natal di Gereja.
Subjek masih memiliki keluarga yang lengkap. Subjek
memandang ayah sebagai sosok pekerja keras dan ibu sebagai sosok
yang selalu menyayangi keluarga, selalu ada dalam suka maupun duka
serta selalu memenuhi kebutuhan anak-ananya. Subjek memandang
ketiga kakaknya sebagai sosok yang dapat dijadikan sebagai panutan
dalam beberapa hal. Meskipun demikian, subjek merasa paling dekat
dengan kakak yang pertama karena kakak pertama termasuk individu
yang sering mendengar cerita subjek dan selalu memberikan apa yang
menjadi keinginan subjek. Sebaliknya, subjek merasa tidak dekat
dengan kakak ketiga karena kakak ketiga termasuk individu yang
sering membuat orang tua merasa kesal. Selain itu, kakak ketiga juga
sering mengambil barang-barang milik subjek tanpa sepengetahuan
subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Subjek mengatakan bahwa ia termasuk individu yang tidak suka
memilah teman. Subjek memandang teman-temannya sebagai sosok
yang baik dan suka menolong. Subjek dan teman-temannya sering
berkomunikasi, belajar dan bermain bersama. Meskipun demikian,
subjek pernah memiliki masalah dengan teman karena subjek
mencontek jawaban temannya saat ujian. Dalam hal ini, subjek
meminta maaf dan tetap menjalin hubungan persahabatan yang baik.
Subjek memiliki cukup banyak teman perempuan. Subjek memandang
teman perempuan sebagai sosok yang baik, setia, dan sering belajar
bersama. Sama halnya dengan teman laki-laki, subjek juga pernah
memiliki masalah dengan teman perempuan. Hal ini dikarenakan
subjek menyalin pekerjaan rumah milik teman karena tidak
mengerjakan PR. Meskipun demikian, subjek mengatakan bahwa ia
tidak pernah memiliki masalah yang besar dengan teman-temannya
selain menyalin PR teman.
b. Subjek 2 (B)
Subjek merupakan anak kelima dari lima bersaudara. Subjek
memiliki dua orang kakak perempuan dan dua orang kakak laki-laki.
Subjek mengatakan bahwa ia temasuk pribadi yang sulit
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru tetapi akan merasa
nyaman apabila telah menikmati keadaan. Meskipun demikian, subjek
mengatakan bahwa ia selalu berusaha untuk mengakrabkan diri
dengan lingkungan agar dapat mengenal lingkungan sekitar. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
didukung dengan subjek yang selalu mengawali pembicaraan dengan
memberi salam dan senyuman kepada orang-orang yang baru
ditemuinya. Di sisi lain, subjek mengatakan bahwa ia mengalami
kesulitan untuk menyampaikan pendapat di depan umum karena
merasa ragu dan kurang percaya diri. Motto hidup yang dimiliki
subjek yaitu hidup adalah belajar. Hal ini dikarenakan subjek
mengharuskan dirinya untuk belajar dari kegagalan yang dialami.
Subjek pernah meraih juara 2 dalam lomba cerdas cermat waktu
duduk di bangku SD. Saat duduk di bangku SMP, subjek tidak pernah
mengikuti lomba. Subjek mengatakan bahwa ia menyukai mata
pelajaran Biologi karena subjek suka mengenal dan mengetahui
lingkungan. Sebaliknya, mata pelajaran yang tidak disukai yaitu
Matematika karena subjek merasa kurang mampu dalm
menyelesaikan soal matematika. Subjek memiliki cita-cita untuk dapat
membahagiaka orang tua dengan sukses di ujian-ujian yang akan
datang. Subjek mengatakan bahwa ia tidak melakukan perencanaan
ketika melakukan sesuatu. Hal ini didukung dengan subjek yang
sering menyelesaikan tugas sekolah ketika akan dikumpulkan
keesokan harinya. Apabila dihadapkan dengan banyak tugas maka ia
akan menyelesaikan tugas yang dianggap mudah seperti tugas-tugas
yang tidak berkaitan dengan perhitungan.
Subjek masih memiliki keluarga yang lengkap. Subjek
mengatakan bahwa ia tidak pernah dimarahi oleh orang tua terlebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
ibu, tetapi lebih sering diberi nasihat dan peringatan keras oleh ayah.
Subjek merasa dekat dengan ibu karena ibu sering mendengarkan
semua cerita subjek, sosok penyayang, lemah lembut, selalu
memahami kebutuhan anak, dan tempat bersandar saat subjek merasa
sedih. subjek memandang ayah sebagai sosok yang sibuk bekerja
tetapi masih meluangkan waktu untuk keluarga. Selain ibu, subjek
merasa paling dekat dengan kakak kedua karena sering mendengarkan
cerita subjek dan memenuhi semua keinginan subjek. Subjek juga
merasa dekat dengan kakak pertama namun tidak sedekat ibu dan
kakak kedua. Hal ini dikarenakan kakak pertama berada di luar kota
untuk bersekolah. Subjek juga sering meminta pertolongan kepada
kakak ketiga saat menghadapai masalah. Di sisi lain, subjek sering
mengalami kesalahpahaman dengan kakak keempat karena jarang
berkomunikasi dan sering berkelahi. Meskipun demikian, subjek
cukup mengambil bagian dalam pekerjaan rumah seperti turut
membantu ibu membersihkan rumah.
Subjek memandang teman sebagai orang-orang yang memiliki
pemikiran yang sama dengan subjek, saling mengerti dan memberi
support. Subjek sering bermain bersama teman seperti berenang di
kali dan mandi hujan bersama. Subjek memandang teman perempuan
sebagai sosok yang baik, suka menolong, dan suka menjadi „mak-
comblang‟. Subjek sering diberi pinjaman catatan bahkan memberi
perintah kepada teman perempuan untuk mencatat di buku catatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
subjek. Subjek pernah memiliki masalah dengan teman laki-laki
maupun perempuan karena saling mengejek, akan tetapi subjek dan
teman-teman saling meminta maaf.
c. Subjek 3 (C)
Subjek merupakan anak pertama dari empat bersaudara. subjek
memiliki seorang adik laki-laki dan dua orang adik perempuan.
Subjek mengatakan bahwa ia termasuk sosok yang suka terpengaruh
dengan hal-hal yang bersifat senang-senang serta selalu mau mencoba
hal yang baru. Subjek juga mengatakan bahwa ia termasuk orang yang
suka berbicara. Subjek menganggap sifat tersebut sebagai suatu hal
yang baik karena membantu subjek untuk dapat mengakrabkan diri
dengan lingkungan. Subjek mengatakan bahwa sifat mudah
terpengaruh yang dimilikinya membuat subjek mencoba untuk
melakukan beberapa hal seperti merokok, bolos, dan malas belajar.
Meskipun demikian, subjek termasuk sosok yang selalu mau mencoba
hal baru meskipun mengalami kegagalan.
Subjek mengatakan bahwa teman-teman menilai subjek sebagai
sosok yang cepat peka dan peduli dengan keadaan sekitar. Subjek juga
termasuk individu yang selalu menikmati hidup apa adanya. Motto
hidup yang dimiliki subjek yaitu jadilah diri sendiri. Dalam bidang
akademis, subjek mengatakan bahwa ia pernah meraih ranking di
kelas waktu duduk di bangku SD sedangkan waktu SMP pernah
mengikuti kegiatan pramuka. Mata pelajaran yang disukai subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
yaitu IPS dan Agama. Hal ini dikarenakan subjek tidak mengalami
kesulitan untuk memahami materi pelajaran.
Sebaliknya, mata pelajaran yang tidak disukai subjek yaitu
Matematika dan Bahasa Inggris. Subjek mengatakan bahwa ia tidak
menyukai berhitung dan menganggap pelajaran matematika adalah
sulit sedangkan pelajaran bahasa inggris tidak mudah dipahami
dengan alasan bahasa inggris tidak termasuk bahasa yang digunakan
subjek sehari-hari. Subjek memiliki harapan untuk membahagiakan
orang tua dan menjadi orang sukses. Subjek termasuk pribadi yang
tidak membuat perencanaan dalam melakukan sesuatu tetapi
melakukan sesuatu berdasarkan keinginannya. Apabila dihadapkan
dengan beberapa pekerjaan maka ia akan menyelesaikan yang
dianggap mudah terlebih dahulu. Dalam bidang non-Akademik,
subjek mengikuti kegiatan Orang Muda Katolik di gereja, berziarah,
dan menjadi panitian keamanan ketika kegiatan besar di gereja sedang
berlangsung.
Subjek masih memiliki keluarga yang lengkap. Subjek dan
keluarga sering duduk bersama lalu berbagi cerita setelah selesai
makan malam. Subjek mengtakan bahwa ia sering berbagi cerita
dengan ibu sedangkan membicarakan hal-hal yang menantang
bersama ayah. Subjek juga selalu meluangkan waktu untuk bermain
bersama adik-adiknya. Subjek cukup berperan dalam memberi
masukan kepada orang tua. Akan tetapi, subjek juga sering diberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
nasihat oleh orang tua. Subjek merasa paling dekat dengan ibu karena
subjek selalu menceritakan setiap masalah yang dialaminya kepada
ibu. Meskipun sering membicarakan hal-hal yang menantang dengan
ayah, subjek merasa tidak terlalu dekat dengan ayah. Subjek
mengatakan bahwa ayahnya termasuk sosok yang sibuk dengan
pekerjaannya sehingga hanya memiliki waktu bercerita atau bercanda
setelah makan malam. Hal ini juga yang mendorong subjek untuk
lebih mengutarakan cerita dan perasaannya kepada ibu. Subjek
mengatakan bahwa ketiga adiknya termasuk anak yang suka
menangis, membantah kepada orang tua.
Subjek mengatakan bahwa pengalaman unik yang dimilikinya
yaitu suatu ketika saat bercerita, ayah subjek menanyakan cita-cita
keempat orang anaknya dan tidak ada salah seorang anak yang
menjawab. Hal ini dikarenakan subjek dan adik-adik belum memiliki
gambaran terkait cita-cita. Subjek meengatakan bahwa ia lebih suka
bersenang-senang, bercerita, dan bercanda bersama teman. Meskipun
demikian, terkadang subjek juga meluangkan waktu untuk belajar
bersama teman-teman. Di sisi lain, subjek pernah memiliki masalah
dengan teman karena lupa mengembalikan barang teman yang
dipinjam.
Cara subjek dalam mengatasi hal ini yaitu mencari waktu yang
tepat untuk bercanda dengan teman tersebut. Candaan diantara subjek
dan teman-temannya dapat mengembalikan suasana seperti semula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Subjek mengatakan bahwa semenjak ia duduk di kelas VII, kakak
angakatan yang laki-laki jarang berteman dengan teman perempuan
sehingga selalu diikuti oleh adik-adik angkatan termasuk subjek.
Subjek mengatakan bahwa hal ini terjadi turun-temurun di
sekolahnya. Selain itu, subjek menganggap teman perempuan sebagai
sosok ja-im dan mengharuskan subjek mengikuti semua kemauan
temannya sehingga subjek tidak banyak memilii teman perempuan.
d. Subjek 4 (D)
Subjek merupakan anak pertama dari dua bersaudara. subjek
memiliki seorang adik perempuan yang sedang duduk di bangku
Sekolah Dasar (SD). Subjek mengatakan bahwa ia termasuk pribadi
yang mudah bergaul dan lebih senang membantu sesama. Subjek juga
mengatakan bahwa ia termasuk pribadi yang malas mengerjakan tugas
karena merasa malas untuk belajar. Subjek lebih senang bermain
sepak bola daripada belajar. Meskipun demikian, subjek memiliki
bakat dalam bermain alat musik gitar. Subjek mengatakan bahwa
banyak di antara teman-temannya yang menilai subjek sebagai pribadi
yang baik karena mudah bergaul, cepat akrab, dan tidak pelit. Motto
hidup yang dimiliki subjek yaitu gantunglah cita-citamu setinggi
langit. Subjek mengatakan bahwa saat ia memiliki cita-cita maka ia
harus berjuang untuk mewujudkannya.
Subjek mengatakan bahwa ia sangat menyukai mata pelajaran
Pendidikan Jasmani dan Rohani (PENJAS) karena lebih banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
praktik daripada teori. Sebaliknya, subjek tidak menyukai mata
pelajaran matematika karena dianggap terlalu memaksa untuk berpikir
menggunakan rumus dan perhitungan. Subjek mengatakan bahwa
masalah yang pernah dialami yaitu kesulitan memahami materi
matematika dan fisika sehingga subjek sering memperoleh nilai di
bawah standar kelulusan. Di sisi lain, subjek pernah mendapat
penghargaan sebagai pemain gitar terbaik saat duduk di kelas VIII.
Subjek juga mengatakan bahwa ia sering mengikuti lomba futsal antar
SMP dan bermain alat musik gitar. Meskipun demikian, subjek
memiliki cita-cita untuk menjadi seorang polisi agar dapat
mengabdikan diri kepada negara.
Subjek mengatakan bahwa ia selalu menyiapkan buku-buku
pelajaran untuk esok hari pada malam sebelum tidur agar tidak
kesulitan pada pagi hari. Subjek membutuhkan waktu yang lama
untuk menyelesaikan soal yang sulit sehingga ia memilih untuk
mengerjakan soal maupun tugas yang dianggap mudah terlebih
dahulu. Subjek masih memiliki keluarga yang lengkap. Subjek
memandang ayah sebagai sosok pekerja keras sedangkan ibu sebagai
sosok yang selalu menenangkan subjek ketika sedang sedih. Subjek
merasa paling dekat dengan ibu karena subjek selalu menceritakan
semua yang dialami kepada ibu dan merasa dipahami. Subjek
mengatakan bahwa ibu selalu memberi motivasi untuk tetap berjuang
kepada anak-anaknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Sebaliknya, subjek merasa kurang dekat dengan ayah karena ayah
termasuk pribadi yang sibuk dengan pekerjaanya di kantor. Meskipun
demikian, terkadang subjek dan keluarga meluangkan waktu untuk
berkumpul bersama keluarga besar. Subjek mengatakan bahwa ia
melakukan rekreasi bersama keluarga pada akhir pekan setiap
beberapa bulan. Di sisi lain, subjek juga memiliki pengalaman negatif
yaitu dipukul oleh ayah. Hal ini dikarenakan subjek sangat malas
untuk belajar. Meskipun demikian, subjek berharap agar keluarganya
selalu menjadi keluarga yang harmonis.
Subjek memandang teman sebagai sosok yang baik, setia kawan
walaupun terkadang jahil. Subjek mengatakan bahwa meskipun
mereka tidak terlalu pintar tetapi terkadang selalu mengerjakan PR
masing-masing dan tidak sering menyontek dalam ujian. Subjek selalu
bermain bola, playstation dan pergi ke sekolah bersama teman-teman.
Subjek tidak memiliki masalah dengan teman pada waktu SMP karena
subjek termasuk sosok yang lebih senang untuk mengalah kepada
teman. Di sisi lain, subjek tidak terlalu banyak memiliki teman
perempuan karena teman perempuan dianggap merepotkan, suka
menangis, dan suka memilah teman. Beda halnya dengan teman laki-
laki, subjek pernah memiliki masalah dengan teman perempuan
karena tidak di beri contekan PR matematika. Akan tetapi, masalah
tersebut dapat diselesaikan karena subjek meminta maaf kepada teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
tersebut. cara subjek dalam mempertahankan relasi yaitu dengan tidak
menghina teman dan lebih sering mengalah.
3. Gambaran Umum Mengenai Ujian Nasional Yang Dilalui
a. Subjek 1 (A)
Subjek mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan sebelum UN
dilaksanakan yaitu belajar baik di sekolah maupun di rumah. Subjek
membuat jadwal belajar setiap hari mempelajari satu mata pelajaran
dengan durasi 1 hingga 2 jam. Kegiatan les tambahan di sekolah
diadakan tiga hari selama satu minggu dengan durasi 2 jam setiap
mata pelajaran. Subjek juga mengikuti kegiatan belajar kelompok
yang diadakan satu kali dalam satu minggu apabila diberi tugas oleh
guru di sekolah.
Subjek merasa belum siap untuk mengikuti UN beberapa hari
menjelang UN dilaksanakan. Subjek merasa program belajar yang
dilikakukan tidak maksimal karena ia sering bermain dengan teman
dan lupa untuk belajar sesuai jadwal yang telah dibuat. Dalam
menjalani minggu-minggu tenang, subjek merasa ragu terkait ujian
nasional yang akan dilaluinya. Hal ini dikarenakan subjek telah takut
terlebih dahulu saat mendengar cerita kakak-kakak angkatan yang
tidak lulus UN.
Saat UN dilaksanakan, subjek selalu berdoa sebelum berangkat ke
sekolah. Subjek merasa bersyukur karena dapat menyelesaikan soal
UN pada hari pertama dengan baik. Akan tetapi, subjek merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
kesulitan saat menyelesaikan soal-soal pada hari kedua hingga hari
yang terakhir. Subjek mengatakan bahwa ia hanya meminta
pertolongan Tuhan agar apa yang telah dijawabnya menjadi benar.
Subjek mengatakan bahwa ia tidak melingkari jawaban soal-soal yang
tidak dapat dikerjakan karena subjek merasa takut nilai akan menjadi
berkurang.
b. Subjek 2 (B)
Subjek mengatakan bahwa sebelum mengikuti UN, ia bersama
teman-temannya membuat kelompok belajar. Kegiatan ini hanya
berlangsung satu hari dalam seminggu selama satu bulan. Hal ini
dikarenakan subjek juga mengikuti les tambahan pada sore hari yang
diadakan di sekolah selama menjelang UN. Subjek mengatakan
bahwa ia bersama teman-teman selalu mengerjakan latihan-latihan
soal yang diberikan oleh pihak sekolah. Akan tetapi, subjek dan
teman-temannya selalu melihat kunci jawaban sehingga mereka
memiliki jawaban tetapi tidak memahami cara menyelesaikan soal
tersebut.
Subjek mengatakan bahwa saat berada dalam kelompok belajar,
ia belajar bersama teman-temannya, tetapi lebih sering bercanda dan
mengambil buah mangga milik tetangga. Selain itu, subjek juga sering
tidak mengikuti les tambahan yang diadakan oleh pihak sekolah
dengan berbagai alasan. Saat pihak sekolah memberikan hari tenang
menjelang UN, subjek mengganggap hari tenang sebagai hari libur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
sehingga lebih banyak bermain bola dan menonton acara di televisi.
Subjek mulai untuk belajar mata pelajaran yang akan diujiakan hari
pertama satu hari sebelum UN. Subjek mengatakan bahwa sebelum
hari pertama mengikuti UN, ia belajar sambil berbaring di tempat
tidur bahkan terkadang tertidur ketika orang tua tidak memantau
subjek dalam belajar. Subjek mengatakan bahwa ia merasa malas
untuk membaca sehingga tidak terlalu mengingat sesuatu yang telah
dibacanya. Meskipun demikian, orang tua subjek mengawasi subjek
untuk tetap belajar mata pelajaran yang akan diujikan walapun tidak
ikut ambil bagian dalam memberi pemahaman terkait mata pelajaran
tersebut kepada subjek.
c. Subjek 3 (C)
Subjek mengatakan bahwa sebelum UN dimulai, subjek
mengikuti studi sore hingga malam hari. Studi sore tidak diawasi oleh
guru melainkan pegawai yang telah ditetapkan. Pada mulanya, subjek
serius untuk mengikuti studi sore tersebut. Akan tetapi, beberapa
minggu kemudian subjek merasa bosan dan mulai untuk melakukan
beberapa hal seperti menyembunyikan materi teman. Apabila tidak
ada pegawai yang mengawasi maka subjek mulai menyanyi dengan
suara lantang di kelas pada sore hari. Terkadang subjek mematikan
listik dari sekring sehingga studi sore ditunda esok hari.
Subjek mengatakan bahwa siswa kelas IX dibebasakan dari aturan
asrama. Hal ini dimanfaatkan subjek untuk tidur di asrama sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
teman yang lain melakukan studi sore. Subjek mengatakan bahwa ia
masih merasa santai dan tidak terlalu cemas menghadapi UN. Akan
tetapi, beberapa hari menjelang UN subjek merasa cemas dan tidak
percaya diri untuk mengikuti UN. Selama mengikuti UN, subjek
mengerjakan semua soal tetapi tetap merasa pasrah karena merasa
tidak maksimal. Meskipun demikian, subjek masih tetap belajar
selama UN berlangsung. Apabila subjek tidak memahami materi
maka ia cenderung bertanya hingga terkadang menjadi ribut dengan
teman.
d. Subjek 4 (D)
Subjek mengatakan bahwa ia membuat jadwal belajar secara
individu maupun belajar kelompok bersama teman saat duduk di
bangku kelas IX. Akan tetapi, tidak dilaksanakan sesuai jadwal yang
telah dibuat. Hal ini dikarenakan subjek juga mengikuti kegiatan
ekstra belajar di sekolah pada sore hari. Meskipun demikian, subjek
mengatakan bahwa waktu belajar individu yang telah ditetapkan
dalam jadwal tersebut sekitar 60 menit namun tetap tidak
dilaksanakan sesuai jadwal. Hal ini dikarenakan subjek merasa capai
dan terkadang subjek tidak ingin belajar. Meskipun subjek mengikuti
ekstra belajar pada sore hari, namun subjek mengatakan bahwa
terkadang ia tidak mengetahui cara menyelesaikan soal.
Subjek mengatakan bahwa satu minggu sebelum UN, ia
meluangkan waktu untuk belajar dan bermain alat musik gitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Menjelang UN hari pertama, saya mempelajari materi-materi namun
pada malam hari subjek tidak sengaja tertidur hingga menjelang
subuh. Meskipun demikian, subjek tetap belajar di waktu yang tersisa
kemudian menenangkan diri dan berdoa lalu pergi ke sekolah untuk
mengikuti ujian. Subjek mengatakan bahwa ia merasa kesulitan untuk
menjawab dan hanya beberapa pertanyaan yang mampu dijawab
subjek. Meskipun demikian, subjek tetap belajar untuk mengikuti
ujian pada hari-hari berikutnya. Subjek mengatakan bahwa ia tetap
merasa kesulitan untuk menjawab soal-soal ujian terlebih mata
pelajaran matematika. Meskipun demikian, subjek tetap mengikuti
ujian nasional hingga selesai dan merasa senang ketika selesai
mengikuti ujian nasional. Namun, subjek juga merasa takut menjelang
pengumuman hasil ujian nasional.
4. Analisis Data Penelitian
1. Emosi
a.) Subjek A
Saat tidak lulus UN, subjek merasa kecewa
sangat kecewa, karena pada waktu dengar ujian,
liat teman-teman yang lain mereka senang karena
mereka lulus. pada saat saya lihat hasil saya, saya
dinyatakan tidak lulus.. sangat kecewa (31-38)
rasanya tidak mau sekolah lagi.. mungkin syok
juga.. liat teman-teman yang lain senang terus saya
sendiri yang tidak lulus. memang ada beberapa
juga yang tidak lulus tapi karena dengar di koran
kebetulan di situ hanya saya saja yang tidak lulus
jadi ya begitulah kak. seorang yang mendapat
kegagalan (133-154)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Selain merasa kecewa, A juga merasakan kesedihan ketika
tidak lulus UN
.....saya keluar pi tanya di tetangga karena
kebetulan ada teman satu kelas yang tetangga. saya
tanya pi dia dan dia mengatakan bahwa dia lulus....
setelah itu saya merasa sedih lagi, saya langsung
pamit pulang kembali (392-414)
b.) Subjek B
Subjek B merasa kecewa dan sedih saat tidak lulus UN.
sedih, kecewa, terus tidak puas dengan hasil abis
itu sa. merasa kecewa dengan orang tua juga (28-
31)
Selain merasa kecewa dan sedih, emosi yang paling menonjol
adalah merasa bersalah kepada orang tua dan malu terhadap
lingkungan
....iri juga dengan teman-teman yang lulus terus
kalo mau keluar rumah juga malu dengan
tetangga......orang tua sudah bayar sekolah mahal-
mahal tapi kita tidak lulus lagi (33-54)
c.) Subjek C
Subjek C merasa tidak puas atas hasil UN sehingga
digolongkan ke dalam kategori kecewa
kecewa karena yang pertama tidak sesuai dengan
apa yang saya mau. pengennya lulus tapi ternyata
tidak lulus. lalu kecewa juga karena apa yang
orang tua saya inginkan ternyata tidak sesuai
dengan apa yang mereka mau (80-90)
Saat tidak lulus UN, C merasakan kesedihan yang meliputi
sedih, loyo, dan lemah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
sedih, kecewa, drop. drop seperti langsung loyo,
lemah di tempat begitu. sedih kaka, hampir mau
pingsan (35-47)
jadi saat buka amplop depan orang tua liat tidak
lulus. jadi langsung loyo, mau pingsan, tidak
sanggup (61-65)
Selain merasa kecewa dan sedih, C juga merasa malu terhadap
lingkungan, merasa bersalah kepada orang tua dan significant
others
rasa bersalah dengan orang tua karena yang pasti
orang tua menginginkan lulus tapi ternyata
hasilnya tidak sesuai dengan apa yang mereka
inginkan (73-80)
di rumah, kan ke rumah trus berdiam diri.
mengasingkan diri dari teman-teman, tidak enak
untuk bergaul dengan mereka....merasa malu kaka
(98-107)
yah meskipun orang tua tidak marah karena tidak
lulus karena masih bisa ini (ikut paket) tapi sebagai
anak kita rasa kecewa karena mungkin orang tua
mungkin omong begitu tapi hati mereka pasti rasa
kecewa juga dengan hasil yang saya dapat itu kaka
(160-169)
saat dengar tidak lulus sepertinya tidak ada hal
yang baik yang diberikan kepada adik-adik.
semuanya gagal (320-324)
d.) Subjek D
Subjek D merasa sedih dan kecewa saat tidak lulus UN
hasil ujiannya tidak memuaskan..tidak memuaskan
karena tidak lulus (27-29)
...sedih, kecewa, tidak puas dengan hasil yang saya
capai (32-34)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Selain merasa sedih dan kecewa, subjek D juga merasa malu
terhadap lingkungan dan merasa bersalah kepada orang tua
....trus iri dengan teman-teman yang lulus, paling
besar tu sedih kak trus malu. malu sama teman-
teman yang lulus. “kok bisa mereka lulus tapi saya
tidak lulus” (125-131)
..........masih merasa sakit hati, kecewa, dan rasa
bersalah kepada orang tua (158-164)
2. Hal-hal yang dilakukan untuk mengurangi emosi
Berikut adalah beberapa kutipan yang dianggap penting untuk
mendukung hal-hal yang dilakukan subjek
a. Subjek 1 (A)
Subjek A melakukan refleksi atas kegagalan yang dialami
karena kegagalan otomatis pasti ada perenungan
juga jadi saya di kamar itu, beberapa jam memang
kecewa, sedih, dan menangis tapi setelah itu saya
merenungkan, berpikir bahwa memang benar ini
suatu teguran juga buat saya karena waktu itu juga
saya kurang belajar jadi akhirnya ini hasil yang
saya peroleh (66-83)
Selain melakukan refleksi, subjek A langsung pulang ke rumah,
tidak pergi ke sekolah, dan melakukan pekerjaan rumah.
karena itu pasti sapapun dia kalo gagal dalam suatu
proses pasti sangat kecewa, saya merasa sedih jadi
saya langsung pulang (193-197)
tidak ke sekolah karena dengar lewat koran jadi
setelah beli koran langsung pulang pi rumah (101-
104)
rasanya tidak mau sekolah lagi. mungkin syok
juga.. liat teman-teman yang lain senang terus saya
sendiri yang tidak lulus.....ya begitulah kak.
seorang yang mendapat kegagalan. (133-154)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
kalo untuk melakukan aktivitas-aktivitas seperti
menyapu, cuci piring sebenarnya bukan rutinitas
juga tapi kan kecewa atau juga karena stres jadi
apa yang ada di depan mata langsung kita kerjakan,
saya kerjakan (343-360)
Subjek A berusaha untuk menguatkan diri dan menerima
kenyataan.
......kegagalan ini tidak boleh berlarut-larut, harus
tegar, semangat, karena masih ada sesuatu yang
harus dikejar (493-496)
......kesedihan tidak mungkin dari awal, tapi dari
akhir. sudah terlanjur (158-166)
Meskipun demikian, subjek A juga menyalahkan diri sendiri
ketika tidak lulus UN.
kalo melakukan hal seperti itu suatu kesalahan
yang fatal karena ini (tidak lulus UN) bukan
kesalahan orang tua atau guru tapi ini kesalahan
diri kita sendiri. jadi kegagalan yang kita peroleh
itu adalah salah kita (295-302)
Subjek A tidak melakukan tindak anarki saat tidak lulus UN tetapi
mengikuti ujian paket. Hal ini dikarenakan A beranggapan bahwa
melakukan tindak anarki merupakan hal yang fatal. Subjek A
mengikuti ujian paket agar memiliki ijazah, dapat masuk ke SMA,
dan meraih cita-cita.
......kalo melakukan hal seperti itu suatu kesalahan
yang fatal (283-297)
karena saya kepingin mau apa.. cita-cita terwujud
jadi saya mau lanjut ke SMA, salah satu syarat
punya ijazah. pas dengar ada ujian paket b saya
harus daftar untuk ikut dan ternyata ujian saya
lulus (471-478)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Di sisi lain, subjek A memiliki dorongan dari significant others untuk
mengurangi perasaan negatif. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan
antara orang tua dan anak memiliki pengaruh pada regulasi emosi
seseorang. Adapun kutipan yang dianggap penting untuk mendukung
pernyataan tersebut.
......kita cerita, mereka mengingat saya lagi tetap
semangat, masih ada kesempatan untuk ujian yang
kedua jadi ini tidak boleh diulangi lagi walaupun
ini ujian paket. begitupun dengan kakak juga.. pada
saat pulang, mereka mengingatkan saya,
memberikan kata-kata motivasi saya masih ingat
bahwa “ini kesuksesan suatu awal yang tertunda.
ini kegagalan suatu kesuksesan yang tertunda”.
seperti itu, itu kata kakak saya jadi saya akan tetap
pegang (259-280)
Selain itu, terdapat beberapa alasan yang juga dianggap penting
sebagai pendukung subjek tidak melakukan tindak anarki, mengikuti
ujian paket, dan melanjutkan pendidikan.
itu bukan merugikan diri kita sendiri tapi
merugikan banyak orang seperti kita lempar
sekolah otomatis yang lempar sekolah, yang
dipermasalahkan adalah syukur kalo serpihan kaca
tidak kena teman ato orang lain dan akan
menimbulkan banyak masalah lagi misalnya orang
tua kita dipanggil ato bisa saja kita diangkut oleh
Pol PP (315-326)
.... saya mendengar ujian paket, mereka bilang “ya
sudah kalo begitu ikut ujian paket saja tidak apa-
apa kan nanti setara juga untuk masuk SMA” (530-
542)
karena saya ingin mengejar cita-cita maka harus.
Sama ke teman-teman yang lain, saya ingin yang
pasti pertama saya kepengen ketemu dengan
teman-teman yang seangkatan dan yang kedua
ingin cita-cita saya harus (596-608)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
b. Subjek 2 (B)
Sama halnya dengan subjek A, subjek B juga melakukan refleksi
ketika tidak lulus UN.
waktu itu saya berdiam diri di dalam kamar sekitar
satu hari abis itu saya pikir-pikir “ah ini mungkin
kegagalan ini.. kegagalan ini.. jadi suatu pelajaran
untuk saya untuk bisa capai kesuksesan nanti di
bangku SMA, semakin berusaha” (57-66)
Akan tetapi, subjek B lebih memilih menghindari hal-hal ataupun
suasana yang berhubungan dengan UN sehingga ia lebih memilih
untuk membantu orang tua dan mengikuti beberapa kegiatan
seperti bermain futsal dan kegiatan rohani.
setelah satu hari tidur-bangun dalam kamar sa tidak
keluar, terus abis itu mulai keluar, bantu-bantu
orang tua setidaknya bisa.....bantu orang tua
misalnya bantu membersihkan rumah, bantu cuci
piring, bantu mama, terus bantu bapak potong
rumput di kebun... supaya orang tua bisa sedikit
terhibur dengan kita (126-147)
sering ikut-ikut kegiatan lain di luar sekolah seperti
main bola, kegiatan main futsal, main bola basket.
jadi biar pikiran tu bisa ilang, itu perasaan sedih
dong ju ilang (219-239)
Apabila subjek secara tidak sengaja berada dalam situasi yang
berhubungan dengan UN maka ia akan ikut mengambil bagian
dalam situasi tersebut seperti merespon pernyataan teman dengan
bercanda.
kalo main sama-sama teman kami sering cerita
tentang hal-hal waktu ujian dan sering saya
tanggapi itu dengan senyum dan bercanda supaya
tidak terasa sakit.. tidak terasa sakit hati begitu...
sering tanggapi mereka dengan tersenyum, dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
bercanda yang mereka omong...mereka cerita ujian
nasional mereka seperti apa, beta pung ujian
nasional. kita pung ujian nasional seperti apa terus
saling bercanda, tersenyum.. bisa mengurangi rasa
sakit daripada kita harus diam (264-290)
Meskipun demikian, subjek menjadikan ejekan sebagai motivasi
kemudian tidak melakukan tindak anarki tetapi mengikuti ujian
paket.
.....banyak yang ejek tapi itu menurut saya itu satu
motivasi untuk saya. SMA ini saya harus dapat
nilai yang lebih tinggi lagi supaya mereka juga bisa
tahu kalo saya juga bisa seperti mereka bahkan bisa
lebih dari mereka (372-380)
.....saya pikir kalo saya melakukan tindak anarki
seperti itu sama sekali tidak menguntungkan untuk
saya malah akan merugikan terus bisa tambah
membuat malu orang tua....karena ketika saya
melakukan hal-hal tersebut pasti saya akan dikejar
polisi dan saya takut akan hal itu (82-106).
ujian paket ni kan kalo kita tidak lulus SMP kan
ada ujian kesetaraan jadi saya belajar lagi lebih giat
untuk bisa ikut ujian paket supaya bisa lulus dan
tidak mengulang kesalahan yang tidak lulus di
ujian nasional kemarin (182-189)
Terdapat beberapa alasan yang dianggap penting sehingga subjek
tidak melakukan tindak anarki, mengikuti ujian paket, dan
melanjutkan pendidikan.
ya karena orang tua juga kenal dengan guru-guru di
sekolah kan kita kalo kasi rusak seperti itu pasti
ada laporan ke orang tua dan masyarakat. kasian
juga orang tua sudah tahu tidak lulus terus dengar
lagi kenakalan kita seperti itu kan pastinya orang
tua tambah malu tambah kecewa dengan kita (110-
120)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
sebenarnya bisa ulang satu tahun, cuman saya
tidak mau. saya takutnya nanti umur saya tertunda
dengan kalo ulang lagi satu tahun nanti masuk
SMA-nya tahun depan baru masuk..(192-198)
orang tua sering marah-marah tapi dengan tindakan
yang saya buat, saya bantu-bantu orang tua,
mereka mulai melihat saya untuk memotivasi saya
supaya saya bisa kembali ke SMA ini.. saya tidak
mengulang lagi suatu kesalahan yang saya buat,
saya tidak nakal-nakal lagi, tidak sering malas-
malasan. banyak motivasi dari orang tua dari
kakak-kakak (341-353)
c. Subjek 3 (C)
Subjek C melakukan refleksi ketika tidak lulus UN.
...tapi liat kembali dari kegiatan sekolah sebelum-
sebelumnya mungkin karena malas belajar dan
sebagainya bolos sehingga menyebabkan tidak
lulus (282-289)
Sama halnya dengan subjek B, subjek C melakukan beberapa
kegiatan seperti tidak bergabung dengan teman, mengerjakan
pekerjaan rumah, dan mencari keramaian.
mengasingkan diri saja kaka, tidak enak dengan
teman-teman. mo lebih sendiri (149-151)
membantu seperti beres-beres rumah, mengkuti apa
yang mereka suruh...... (154-169)
buat hal-hal yang lain kaka seperti cari-cari
keramaian, tidak mau sendiri. kalo sendiri-sendiri
terlalu nanti tabawa lagi pikiran yang tadi (183-
194)
Subjek C merasa sedih saat tidak lulus UN, tetapi dukungan orang
tua membuat subjek mencoba untuk menerima kenyataan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
tapi karena ada orang tua yang datang menguatkan
jadi ya terima dengan keadaan meskipun
sebenarnya tidak sanggup kaka.(48-52)
Setelah melakukan beberapa kegiatan, subjek mulai berusaha
untuk mengambil hati orang tua kemudian berpikir mengenai
langkah yang harus diambil.
...berusaha untuk kembali bangkit, kembali
mengambil hati orang tua supaya mereka baik-
baik, mereka tidak merasa kecewa lagi (111-116)
merefleksikan kira-kira apa yang harus saya bikin
setelah gagal ini. setelah gagal, apa yang harus
saya bikin supaya tidak gagal lagi (354-358)
Subjek juga tidak melakukan tindak anarki, mengikuti ujian
paket, dan melanjutkan pendidikan. Terdapat beberapa alasan
yang dianggap kuat untuk mendukung pernyataan bahwa subjek
tidak melakukan tindak anarki, mengikuti ujian paket, dan
melanjutkan pendidikan.
kami kan sekolah swasta kaka jadi saat mengetahui
bahwa kalau ada yang tidak lulus itu langsung
diberi pendekatan dari, pendekatan-pendekatan
oleh guru-guru begitu ... seperti nasihat (267-277)
bapa dan mama pas saat tahu tidak lulus, mereka
tidak marah hanya cuma bilang “nanti ikut ujian
paket”. (239-242)
yang pertama setelah dari orang tua menguatkan
kaka, ada juga pendekatan dari pihak sekolah kaka.
pihak sekolah mulai mendekat, mulai ada
pendekatan dari pihak sekolah sehingga berusaha
untuk bisa bangkit (119-126)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
d. Subjek 4 (D)
Saat mengetahui tidak lulus UN, subjek D langsung pulang
kemudian melakukan refleksi atas peristiwa yang dialami.
setelah mengetahui kalo saya tidak lulus. saya
langsung diajak pulang oleh kedua orang tua kak.
daripada menanggung malu di sekolah mending
saya pulang untuk berdiam diri. mereflkesi diri
kenapa saya tidak lulus (145-153)
Selain melakukan refleksi di rumah, terdapat beberapa hal yang
dilakukan subjek D seperti berwisata dan berolahraga
terus saya jalan-jalan, refreshing diri kak jadi jalan-
jalan ke tempat yang kayak tempat-tempat
wisata.....trus kegiatan olahraga juga kak. kegiatan
olahraga main bola (321-331)
Beberapa hal yang juga dilakukan oleh subjek D yaitu berpikir
mengenai langkah yang harus diambil, tidak melakukan tindak
anarki dan mengikuti ujian paket.
.....jadi saya berkonsultasi dengan orang tua untuk
kedepannya, saya berkonsultasi tentang apakah
saya harus melanjutkan atau harus mengulang
(219-224).
memang pernah terlintas di pikiran saya untuk
membuat tindakan anarki tetapi saya berpikir
kembali kalo tindakan-tindakan anarki tidak
menguntungkan jadi buat apa melakukan tindakan
anarki? (70-80)
Kutipan berikut dianggap penting untuk mendukung pernyataan
bahwa subjek D mengikuti ujian paket.
karena saya mau langsung lanjut ke SMA kak,
tidak mau menunggu lama karena kalo menunggu
satu tahun lagi berarti ketinggalan dengan teman-
teman yang lain (244-249)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Selain itu, terdapat juga alasan yang dianggap penting sebagai
pendukung subjek tidak melakukan tindak anarki dan melanjutkan
pendidikan.
misalnya saya membuat tindakan anarki jadi itu
jeleknya terhadap penilaian orang ke sikap saya
kak jadi penilaian orang begini kak “dia sudah
tidak lulus, melakukan tindak anarki” jadi bisa juga
teman-teman menjauhi saya karena tindakan saya
jadi itu berdampak pada penilaian orang kepada
sikap saya kalo saya melakukan tindakan anarki
(105-117)
orang tua saya menuyuruh saya untuk tetap
melanjutkan jadi saya ikut paket b untuk tetap
melanjutkan. berkonsultasi juga memberi semangat
tersendiri untuk saya. orang tua memotivasi saya
untuk terus melanjutkan biar tidak ketinggalan dari
teman-teman yang lain kak (226-235)
3. Hal yang diperoleh setelah mengelola emosi
Berdasarkan data yang diperoleh, terdapat manfaat mengelola emosi
yang dirasakan oleh keempat subjek. Adapun beberapa kutipan yang
dianggap penting untuk mendukung pernyataan tersebut
a. Subjek 1 (A)
Subjek A mengatakan bahwa manfaat yang dirasakan yaitu
memiliki motivasi untuk semangat dan terus berjuang meraih
kesuksesan.
manfaatnya suatu pengalaman untuk bisa
memotivasi diri agar harus bisa semangat karena
setiap keberhasilan yang terjadi atau tercapai, kita
tidak boleh berdiam diri, kita harus berjuang ....
jangan hanya berkata-kata tetapi bertindak juga
(567-582)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
b. Subjek 2 (B)
Manfaat yang dirasakan oleh B yaitu merasa lebih tenang dan
memperoleh penilaian positif dari significant others.
..... saya mulai lebih tenang, merasa lebih baik. bisa
belajar lebih giat ..... tidak akan mengecewakan
mereka lagi (315-322)
..... kawan-kawan di sekolah, mereka bilang saya
lebih dewasa dalam mengambil keputusan ... (329-
335)
c. Subjek 3 (C)
Subjek mengatakan bahwa ia dapat kembali melakukan aktivitas
dan melanjutkan pendidikan ketika mampu mengontrol emosi
manfaat yang saya dapat itu, saya bisa bangkit
kembali, bisa memulai kembali kehidupan seperti
aktvitas saya seperti bisa bergaul dengan teman-
teman, bisa ikut ujian paket dan bisa masuk SMA
(342-348)
d. Subjek 4 (D)
Subjek mengatakan bahwa ia merasa lebih tenang dan tidak ragu
dalam mengambil keputusan. Berikut kutipan yang dianggap
penting mendukung pernyataan tersebut
.... bisa lebih dewasa kak kalo dapat kontrol emosi
(378-388)
ada nilai positif kak, lebih tenang kak jadi bergaul
tu lebih tenang, tidak gampang marah dengan hal-
hal yang kecil trus pastinya tidak ragu dalam
mengambil keputusan kaka (391-397)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
5. Pembahasan
a. Subjek 1 (A)
Subjek A merasakan emosi negatif saat mengetahui tidak lulus
UN. Emosi negatif yang dirasakan yaitu kecewa, tidak menerima
kenyataan, sedih, dan putus asa. Peneliti menggunakan kategori emosi
menurut Goleman (Ali, 2011) untuk menggolongkan sedih dan putus
asa ke dalam kategori kesedihan. Peneliti juga menggunakan Kamus
Praktis Bahasa Indonesia (Waskito, 2012) mengenai pengertian
kecewa sehingga menggolongkan kecewa dan tidak menerima
kenyataan dalam kategori kecewa.
Hal-hal yang dilakukan subjek dalam upaya mengurangi emosi-
emosi yang dirasakan yaitu dengan melakukan refleksi atas kegagalan
yang dialami. Melakukan refleksi termasuk dalam proses regulasi
emosi penyebaran perhatian (Widuri, 2010; Nurhera, 2013; Gross &
Jazzaieri, 2014). Dalam proses ini, subjek mengalihkan perhatian
yang dilakukan dengan distraksi atau konsentrasi. Hasil menunjukkan
bahwa subjek melakukan proses penyebaran perhatian dengan
melakukan konsentrasi yaitu mengarahkan perhatian kepada peristiwa
yang dialami dan dikenal dengan istilah perenungan.
Subjek juga tidak bersentuhan dan menghindari hal-hal yang
berhubungan dengan UN seperti langsung pulang ke rumah, tidak
pergi ke sekolah, dan melakukan pekerjaan rumah. Beberapa hal
tersebut dilakukan subjek dalam upaya mengurangi emosi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
dirasakan. Hal ini termasuk dalam proses regulasi emosi pemilihan
situasi yaitu tindakan menghindari atau mendekati objek dan situasi
tertentu dalam upaya mengurangi atau meningkatkan emosi.
Subjek juga berusaha untuk menguatkan diri dan menerima
kenyataan bahwa ia tidak lulus ujian nasional. Hal tersebut termasuk
dalam stategi regulasi emosi yaitu acceptance. Acceptance mengacu
pada pola pikir yang pasrah dan menerima sesuatu yang terjadi pada
dirinya. Meskipun demikian, acceptance berhubungan positif dengan
perasaan optimis (Nisfiannoor & Kartika, 2004). Hal ini ditunjukkan
oleh subjek A yang menerima kenyataan bahwa ia tidak lulus UN dan
mengharuskan dirinya untuk tetap tegar dan semangat agar dapat
mencapai cita-cita. Selain itu, subjek A juga memilki harapan untuk
membuktikan diri menjadi yang lebih baik dan tidak mengulang
kegagalan. Di sisi lain, subjek A menyalahkan diri sendiri karena
tidak lulus ujian nasional. Hal ini termasuk dalam strategi regulasi
emosi self blame. Self Blame berhubungan positif dengan depresi.
Akan tetapi, hal tersebut tidak ditunjukkan oleh subjek A. Meskipun
menyalahkan diri, subjek A mengharuskan dirinya untuk tetap tegar
dan semangat agar dapat meraih cita-cita.
Sobur (2003) menyatakan bahwa apabila seorang individu
mengalami emosi negatif maka individu tersebut cenderung
memberikan respon yang kurang tepat. Akan tetapi, respon tersebut
tidak ditunjukkan oleh subjek A saat tidak lulus UN. Dalam hal ini,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
subjek A tidak melakukan tindak anarki, kemudian mengikuti ujian
paket untuk melanjutkan pendidikan. Santrock (2002) mengatakan
bahwa seorang remaja memiliki pemikiran yang lebih abstrak, logis,
dan idealistis. Hal ini juga ditunjukkan oleh subjek A bahwa ia tidak
memberikan respon yang kurang tepat karena memiliki pemikiran
mengenai masalah baru yang akan muncul apabila ia memberikan
respon tersebut seperti melukai orang lain dan akan ditangani oleh
pihak berwajib. Wade & Travis (2007) mengatakan bahwa emosi
dapat memotivasi individu untuk mencapai tujuan tertentu. Hal ini
didukung dengan pernyataan subjek bahwa manfaat yang diperoleh
ketika mampu mengontrol emosi yaitu memiliki motivasi untuk
meraih kesuksesan. Selain itu, subjek juga menjadikan peristiwa tidak
lulus UN sebagai teguran, motivasi, dan tolok ukur untuk
mewujudkan harapan-harapannya. Hal ini termasuk dalam strategi
possitive reappraisal yaitu mengambil makna positif dari suatu
kejadian.
Steinberg (2002) menyatakan bahwa individu yang
mengatribusikan kegagalan sebagai hasil dari kurangnya usaha maka
ia akan menjadi lebih berusaha. Subjek A mengatribusikan peristiwa
tidak lulus UN sebagai kurangnya usaha dalam belajar sehingga ia
memiliki keinginan untuk lebih giat belajar, tidak ingin gagal,
membuktikan diri menjadi yang lebih baik, dan mencapai cita-cita.
Proses regulasi emosi juga dipengaruhi oleh hubungan antara orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
tua dan anak. Perasaan negatif dan positif di dalam keluarga memiliki
pengaruh pada emosi anak. Salah satu hal yang mendorong subjek
dapat meregulasi emosi yaitu adanya dorongan dari significant others.
Skema 4.1 Regulasi emosi subjek A
b. Subjek 2 (B)
Emosi-emosi yang dirasakan subjek B yaitu sedih, tidak puas atas
hasil dan kecewa saat tidak lulus ujian nasional. Sedih digolongkan
dalam kategori kesedihan sedangkan tidak puas akan hasil dan kecewa
Emosi:
kesedihan dan kecewa
proses regulasi emosi:
1. penyebaran perhatian
2. pemilihan situasi
3.
Strategi regulasi emosi:
1. self blame
2. acceptance
3. possitive reappraisal
Faktor yang mempengaruhi mengelola
emosi :
dorongan dari significant others
Tidak melakukan tindak anarki dan melanjutkan pendidikan:
1. adanya pemikiran terkait masalah baru yang akan muncul
2. adanya dorongan dari significant others
3. adanya keinginan untuk mncapai cita-cita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
digolongkan dalam kategori kecewa (Ali, 2011; Waskito, 2012).
Selain itu, subjek juga merasa malu, sakit hati, dan merasa bersalah
kepada orang tua yang digolongkan dalam kategori malu.
Menurut Gross, terdapat lima tahapan dalam proses regulasi
emosi yaitu pemilihan situasi, perubahan situasi, penyebaran situasi,
perubahan kognitif, dan perubahan respon (Widuri, 2010; Nurhera et
al, 2013; Gross & Jazzaieri, 2014). Proses regulasi emosi yang
dilakukan oleh subjek B yaitu meliputi penyebaran perhatian,
pemilihan situasi, dan perubahan situasi. Subjek B berdiam diri di
kamar dan melakukan refleksi atas peristiwa tidak lulus UN yang
dialami. Hal ini termasuk dalam proses regulasi emosi penyebaran
perhatian konsentrasi. Dalam hal ini subjek memfouskan perhatian
pada peristiwa tidak lulus UN dan menjadikan peristiwa tersebut
sebagai suatu teguran untuk semakin berusaha mencapai kesuksesan.
Proses regulasi emosi yang dilakukan subjek yaitu pemilihan
situasi. Pemilihan situasi meliputi tindakan menghindari atau
mendekati objek dan situasi tertentu dalam upaya mengurangi atau
meningkatkan emosi. Subjek B melakukan beberapa kegiatan yang
tidak berhubungan dengan UN seperti membantu orang tua, bermain
bola basket, futsal, dan mengikuti kegiatan rohani. Beberapa kegiatan
tersebut merupakan salah satu cara subjek dalam upaya mengurangi
emosi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Apabila subjek secara tidak sengaja berhubungan dengan hal-hal
yang berkaitan dengan UN, maka ia akan mengambil bagian dengan
memberi respon seperti bercanda dan memberi senyum. Hal ini
termasuk dalam proses regulasi emosi perubahan situasi yaitu usaha
subjek mengubah situasi secara langsung untuk mengalihkan emosi
yang dirasakan.
Subjek mengatakan bahwa ia mendapat ejekan dari saudara-
saudaranya saat tidak lulus ujian nasional. Akan tetapi, subjek
menjadikan ejekan tersebut sebagai motivasi untuk membuktikan diri.
Selain itu, subjek juga menjadikan peristiwa tidak lulus UN sebagai
teguran untuk semakin berusaha. Menjadikan ejekan sebagai motivasi
dan persitiwa sebagai teguran merupakan salah satu strategi regulasi
emosi possitive reappraisal yaitu subjek mengambil makna positif
dari suatu kejadian.
Walgito (2010) mengatakan bahwa seseorang cenderung kurang
dapat menguasai diri, dan tidak memperhatikan norma maupun
keadaan sekitarnya ketika memiliki emosi. Akan tetapi, hal tersebut
tidak ditunjukkan oleh subjek B saat mengalami emosi negatif. Dalam
hal ini, subjek tidak melakukan tindak anarki saat tidak lulus UN dan
mengikuti ujian paket. Saat mengalami emosi negatif, subjek B masih
memperhatikan norma sekitar. Hal ini didukung dengan subjek yang
tidak melakukan tindak anarki karena tidak ingin ditangani oleh pihak
berwajib dan tidak ingin membuat significant others merasa malu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Sama halnya dengan subjek A, subjek B mengatribusikan
kegagalan yang dialami secara intenal yaitu sebagai hasil dari
kurangnya usaha maka invidu akan lebih berusaha pada tugas atau
ujian berikutnya. Hal ini didukung dengan pernyataan subjek bahwa ia
akan lebih giat belajar di SMA untuk memperoleh hasil yang lebih
baik, ingin membuktikan diri, dan tidak ingin mengecewakan
significant others.
Skema 4.2 Regulasi emosi subjek B
c. Subjek 3 (C)
Subjek C merasa tidak puas atas hasil, kecewa, sedih, lemah,
loyo, seperti tidak memiliki tenaga, dan merasa bersalah kepada orang
Emosi:
Kesedihan, kecewa, malu
Proses regulasi emosi:
1. Penyebaran perhatian
2. Pemilihan situasi
3. Perubahan situasi
Strategi regulasi emosi:
1. possitive reappraisal
Tidak melakukan tindak anarki dan melanjutkan pendidikan:
1. tidak ingin membuat significant others merasa malu
2. tidak ingn berhubungan dengan pihak berwajib
3. adanya dorongan dari significant others
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
tua saat tidak lulus ujian nasional. Menurut Goleman (Ali, 2011),
kesedihan meliputi sedih, muram, suram, mengasihani diri, kesepian,
ditolak, putus asa, dan depresi. Peneliti menggolongkan sedih, drop,
lemah, loyo, dan keadaan seperti tidak memiliki tenaga dalam kategori
kesedihan. Peneliti menggolongkan drop, lemah, loyo, dan keadaan
seperti tidak memiliki tenaga ke dalam kesedihan karena keempat hal
tersebut merupakan bagian dari perasaan sedih saat tidak lulus ujian
nasional.
Selain merasakan kesedihan, emosi yang paling dominan
dirasakan oleh subjek yaitu merasa bersalah kepada orang tua yang
digolongkan dalam emosi malu. Goleman (Ali, 2011) menyatakan
bahwa malu meliputi aib, menyesal, rasa bersalah, malu, kesal hati,
dan hati hancur lebur. Subjek juga merasa tidak puas dan kecewa saat
tidak lulus UN. Merasa tidak puas dan kecewa digolongkan dalam
kecewa. Hal ini didukung dengan pengertian kecewa dalam Kamus
Praktis Bahasa Indonesia (Waskito, 2012) yang menyatakan bahwa
kecewa adalah merasa atau perasaan tidak senang atau tidak puas
karena tak sampai atau tak tercapai harapannya, keinginannya,
dugaannya, dan sebagainya; cela, cacat; tidak berhasil, gagal dalam
usaha dan sebagainya.
Proses regulasi emosi yang dilakukan oleh subjek antara lain
penyebaran perhatian konsentrasi dan pemilihan situasi. Subjek
melakukan refleksi saat tidak lulus UN. Refleksi termasuk dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
proses regulasi emosi penyebaran perhatian konsentrasi. Dalam hal
ini, subjek memfokuskan perhatian pada peristiwa tidak lulus UN
terkait kegiatan-kegiatan yang sering dilakukan saat SMP seperti
bolos dan malas belajar. Selain itu, subjek juga memilih untuk
berdiam diri di rumah dan tidak bergabung dengan teman,
mengerjakan pekerjaan rumah, melakukan perintah significant others,
dan mencari keramaian. Beberapa kegiatan tersebut merupakan bagian
dari pemilihan situasi yang dilakukan subjek. Pemilihan situasi
merupakan tindakan menghindari atau mendekati objek dan situasi
tertentu dalam upaya mengurangi atau mengingkatkan emosi. Dalam
hal ini, subjek melakukan pemilihan situasi dalam upaya mengurangi
emosi saat tidak lulus UN.
Saat sedang mengalami kesedihan, subjek diberi dorongan dari
orang tua sehingga ia berusaha untuk menerima kenyataan. Hal ini
termasuk dalam strategi regulasi emosi acceptance. Acceptance
adalah pola pikir yang pasrah dan menerima sesuatu yang terjadi pada
dirinya. Selain itu, dorongan yang diberikan orang tua juga mengacu
pada hubungan antara orang tua dan anak mempengaruhi cara seorang
individu mengelola emosinya. Subjek mengatakan bahwa ia juga
memikirkan hal-hal yang harus dilakukan setelah mengalami emosi
tersebut. Memikirkan hal-hal yang harus dilakukan termasuk dalam
strategi regulasi emosi refocus on planning.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Sobur (2003) menyatakan bahwa seorang individu cenderung
memberikan respon yang kurang tepat apabila memiliki emosi negatif.
Hal ini tidak ditunjukkan oleh subjek C saat mengalami emosi negatif
ketika tidak lulus UN. Subjek mengatakan bahwa lembaga pendidikan
tempatnya belajar memberikan pendekatan kepada siswa yang tidak
lulus ujian nasional seperti memberikan nasihat. Hal ini mendorong
subjek sehingga tidak melakukan tindak anarki. Selain itu, adanya
dorongan dari significant others dan rasa bersalah kepada orang tua
terkait nasihat “anak pertama harus memberikan contoh yang baik”
membuat subjek mengikuti ujian paket dan melanjutkan pendidikan.
Selain hubungan antara orang tua dan anak, adanya pendekatan dari
pihak lembaga pendidikan juga mempengaruhi seorang dapat
mengelola emosi.
Skema 4.3 Regulasi emosi subjek C
Emosi:
Kesedihan, kecewa, malu
Tidak melakukan tindak anarki dan melanjutkan pendidikan:
1. adanya pendekatan dari pihak lembaga
2. dorongan dari dan rasa bersalah terhadap significant others
Strategi regulasi emosi:
1. acceptance
2. refocus on planning
Proses regulasi emosi:
1. pemilihan situasi
2. penyebaran
perhatian
Faktor yang mempengaruhi mengelola
emosi: dorongan dari significant others
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
d. Subjek 4 (D)
Sama halnya dengan subjek A, B, dan C, subjek D juga merasa
emosi saat tidak lulus ujian nasional. Subjek D merasa tidak puas atas
hasil, kecewa, sedih, sakit hati, malu, iri, dan merasa bersalah kepada
orang tua. Rasa tidak puas dan kecewa digolongkan ke dalam kecewa
sedangkan sedih termasuk dalam emosi kesedihan (Waskito, 2012;
Ali, 2011). Goleman mengatakan bahwa emosi malu meliputi aib,
menyesal, rasa bersalah, malu, kesal hati dan hati hancur lebur.
Berdasarkan penggolongan tersebut, peneliti menggolongkan sakit
hati, malu, iri, dan rasa bersalah kepada orang tua ke dalam emosi
malu.
Adapun hal-hal yang dilakukan subjek untuk mengelola emosi
tersebut yaitu melakukan refleksi, memilih untuk pulang ke rumah
dan berdiam di kamar, melakukan wisata, dan berolahraga. Gross
menyatakan bahwa terdapat lima tahapan dalam proses regulasi
emosi. Dua diantara lima tahapan tersebut dilakukan subjek D untuk
mengelola emosi yaitu penyebaran perhatian konsentrasi dan
pemilihan situasi. Hal yang paling dominan dilakukan oleh subjek D
yaitu melakukan refleksi terkait hal-hal yang berkaitan dengan
persitiwa tidak lulus UN. Melakukan refleksi atau perenungan
merupakan salah satu cara subjek mengelola emosi, dalam hal ini
subjek memfokuskan perhatian pada peristiwa tidak lulus UN dan
menjadikan peristiwa tersebut sebagai tolok ukur dan motivasi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
tidak melakukan kesalahan yang sama. Menjadikan peristiwa sebagai
tolok ukur dan motivasi termasuk dalam strategi possitive reappraisal
yaitu mengambil makna positif dari suatu kejadian.
Selain itu, subjek juga melakukan beberapa kegiatan seperti
pulang ke rumah, berada di kamar, melakukan wisata, dan
berolahraga. Beberapa hal tersebut merupakan pemilihan situasi oleh
subjek untuk mengelola emosi saat tidak lulus UN. Pemilihan situasi
yang dilakukan subjek yaitu tindakan mendekati objek dan situasi
yang tidak berhubungan dengan UN untuk mengurangi emosi.
Adapun strategi regulasi emosi yang digunakan subjek yaitu refocus
on planning. Strategi ini mengacu pada pemikiran subjek terkait
langkah yang harus diambil saat menghapi suatu peristiwa. Saat tidak
lulus ujian nasional, subjek juga memikirkan hal yang akan dilakukan
terkait mengikuti ujian paket atau mengulang selama satu tahun.
Sobur (2003) menyatakan bahwa seseorang cenderung
memberikan respon yang kurang tepat apabila memiliki emosi negatif.
Akan tetapi, respon tersebut tidak ditunjukkan oleh subjek D. Subjek
tidak melakukan tindak anarki dan memilih untuk mengikuti ujian
paket. Walgito (2010) menyatakan bahwa seseorang cenderung
kurang dapat menguasai diri dan tidak memperhatikan norma maupun
keadaan sekitar ketika memiliki emosi. Hal tersebut juga tidak
ditunjukkan oleh subjek D. Subjek tidak melakukan tindak anarki
karena memiliki pemikiran terkait penilaian negatif dari lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
terhadap dirinya. Selain itu, subjek juga memiliki pemikiran bahwa
tindak anarki tidak menguntungkan dan tidak menyelesaikan masalah.
Hal ini mengacu pada teori Piaget (Santrock, 2002) mengenai remaja
yang memiliki pemikiran yang abstrak, logis, dan idealistis.
Skema 4.4 Regulasi emosi subjek D
6. Pembahasan secara menyeluruh (4 Subjek)
Berdasarkan fokus penelitian, terdapat beberapa hal yang dapat
menggambarkan bagaimana subjek dapat mengelola emosi yaitu proses
regulasi emosi, strategi regulasi emosi, dan hal-hal mendorong subjek
sehingga dapat mengelola emosi. Selain itu, hasil penelitian juga
menggambarkan manfaat yang dirasakan oleh keempat subjek ketika
mampu mengelola emosi.
Emosi:
Kecewa, kesedihan, malu
Tidak melakukan tindak anarki dan melanjutkan
pendidikan:
1. adanya penilaian negatif dari lingkungan
2. dorongan dari significant others
Proses regulasi emosi:
1. penyebaran perhatian
2. pemilihan situasi
Strategi regulasi emosi:
1. refocus on planning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Keempat subjek merasakan emosi negatif saat tidak lulus UN. Emosi
negatif yang paling dominan muncul dari keempat subjek adalah kecewa
dan merasakan kesedihan. Selain itu, subjek B, C, dan D juga merasa
malu saat tidak lulus UN. Emosi malu yang paling dominan muncul pada
setiap subjek yaitu merasa bersalah kepada orang tua. Subjek merasa
bersalah ketika mengingat pengorbanan orang tua dan tidak memenuhi
harapan orang tua saat tidak lulus ujian nasional.
Proses dan strategi regulasi emosi merupakan gambaran bagaimana
subjek dapat mengelola emosi untuk tidak melakukan tindak anarki.
Dalam hal mengelola emosi, keempat subjek melakukan proses regulasi
dan strategi regulasi emosi. Proses regulasi emosi yang paling dominan
muncul dari keempat subjek yaitu penyebaran perhatian dan pemilihan
situasi. Dalam proses penyebaran perhatian, keempat subjek
memfokuskan perhatian pada peristiwa tidak lulus UN, melakukan
refleksi atas peristiwa yang dialami terkait hal-hal yang pernah dilakukan
saat SMP seperti malas belajar dan bolos. Subjek cenderung dapat
mengelola emosi ketika melihat kembali hal-hal yang pernah dilakukan
saat SMP yang juga dianggap mempengaruhi peristiwa tidak lulus UN
yang dialami subjek.
Selain itu, keempat subjek juga melakukan pemilihan situasi yaitu
memilih untuk tidak berhubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan
ujian nasional dalam upaya mengurangi emosi. Namun, salah seorang
subjek akan mengubah situasi untuk mengalihkan emosi yang dirasakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
apabila secara tidak sengaja berhubungan dengan hal-hal yang berkaitan
dengan ujian nasional seperti ikut ambil bagian dalam cerita teman,
bercanda, dan memberikan senyuman. Mengubah situasi juga termasuk
dalam proses regulasi emosi dalam upaya mengalihkan emosi yang
dirasakan.
Adapun strategi regulasi emosi yang dilakukan oleh keempat subjek
yaitu acceptance, self blame, possitive reappraisal, dan refocus on
planning. Strategi yang paling dominan muncul pada setiap subjek yaitu
possitive reappraisal yang mengacu pada pengambilan makna positif dari
suatu kejadian. Possitive reappraisal berhubungan positif dengan
perasaan optimis. Hal ini didukung dengan keempat subjek yang akan
semakin berusaha dan lebih giat belajar untuk memperoleh hasil yang
lebih baik. Meskipun demikian, terdapat seorang subjek yang tidak
menggunakan strategi possitive reappraisal tetapi berusaha untuk
menerima kenyataan (acceptance) kemudian mulai untuk memikirkan
langkah yang akan dilakukan selanjutnya (refocus on planning).
Sobur (2003) menyatakan bahwa seseorang cederung memberikan
respon yang kurang tepat apabila memiliki emosi negatif. Hal ini tidak
ditunjukkan oleh keempat subjek saat memiliki emosi negatif ketika tidak
lulus ujian nasional. Keempat subjek tidak melakukan tindak anarki,
memilih untuk mengikuti ujian paket dan melanjutkan pendidikan.
Walgito (2010) menyatakan bahwa seseorang cenderung kurang dapat
menguasai diri dan tidak memperhatikan norma maupun keadaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
sekitarnya ketika memiliki emosi. Hal ini tidak ditunjukkan oleh keempat
subjek karena keempat subjek masih memikirkan akibat yang akan
muncul apabila mereka memberikan respon yang kurang tepat. Selain itu,
penilaian positif dari lingkungan juga menjadi salah satu alasan subjek
tidak melakukan tindak anarki. Hal ini menunjukkan bahwa subjek masih
memperhatikan norma yang ada di sekitarnya.
Meskipun tidak semua subjek menyampaikan bahwa dorongan dari
significant others dan pendekatan dari pihak lembaga pendidikan
mempengaruhi mereka dalam mengelola emosi, mengikuti ujian paket,
dan melanjutkan pendidikan. Akan tetapi, hal ini cukup menunjukkan
bahwa hubungan antara orang tua dan anak, serta lembaga pendidikan
memiliki pengaruh dalam regulasi emosi yang dilakukan seseorang.
Selain itu, Santrock (2002) menyatakan bahwa seorang remaja memilki
pemikiran yang abstrak, logis, dan idealistis. Hal ini didukung dengan
beberapa alasan subjek tidak melakukan tindak anarki yaitu tindak anarki
akan menimbulkan masalah baru seperti akan ditangani oleh pihak yang
berwajib dan membuat significant others merasa malu. Terdapat beberapa
manfaat yang dirasakan keempat subjek ketika mampu mengelola emosi
diantaranya yaitu memiliki motivasi untuk meraih kesuksesan, merasa
lebih tenang dan dapat kembali melakukan aktivitas, serta memilki
penilaian positif dari significant others.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Skema 4.5 Regulasi emosi remaja yang tidak lulus ujian nasional di Kupang
Regulasi emosi remaja yang tidak lulus
ujian nasional di Kupang
Proses regulasi emosi:
1. Penyebaran
perhatian,
konsentrasi –
melakukan refleksi
2. Pemilihan situasi –
memilih untuk
tidak berhubungan
dnngan hal-hal
yang berkaitan
dengan ujian
nasional
3. Perubahan situasi –
mengubah situasi
untuk mengalihkan
emosi
Strategi regulasi emosi:
1. Acceptance –
berusaha untuk
menerima kenyataan
2. self Blame –
menyalahkan diri
sendiri
3. Possitive reappraisal
– mengambil makna
positif dari peristiwa
tersebut
4. refocus on planning –
memikirkan langkah
yang akan diambil
selanjutnya
Faktor yang mendorong
dapat mengelola emosi:
adanya dorongan dari
significant others
Tidak melakukan tindak anarki dan melanjutkan pendidikan selanjutnya:
1. Adanya pemikiran terkait tindak anarki akan menimbulkan masalah
baru
2. adanya pemikiran terkait penilaian lingkungan
3. adanya dorongan dari significant others
4. adanya pendekatan dari pihak lembaga pendidikan
5. adanya keinginan untuk mencapai cita-cita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
keempat subjek yang tidak lulus ujian nasional di Kupang merasakan emosi-
emosi seperti kesedihan, malu, dan kecewa saat tidak lulus UN. Meskipun
demikian, keempat subjek tidak memberikan respon yang tidak tepat dalam
hal ini tidak melakukan tindak anarki tetapi dapat meregulasi emosi dengan
melakukan beberapa hal. Hal-hal yang dimaksud antara lain melakukan
refleksi yang termasuk dalam proses regulasi emosi penyebaran perhatian:
konsentrasi, memilih untuk tidak berhubungan dengan hal-hal yang berkaitan
dengan ujian nasional yaitu proses regulasi emosi pemilihan situasi, dan
proses regulasi emosi perubahan situasi yaitu subjek akan mengubah situasi
untuk dapat mengelola emosi apabila secara tidak sengaja berhubungan
dengan hal-hal yang berkaitan dengan ujian nasional.
Para subjek juga dapat meregulasi emosi ketika berusaha untuk
menguatkan diri dan menerima kenyataan (acceptance), mengambil makna
positif dari peristiwa tidak lulus ujian nasional (possitive reappraisal), serta
memikirkan langkah-langkah yang harus diambil (refocus on planning).
Meskipun demikian, salah seorang subjek juga menyalahkan diri sendiri atas
perisitiwa yang terjadi (self blame). Namun, subjek tersebut mengharuskan
dirinya untuk tetap tegar dan semangat agar dapat meraih cita-cita. Setelah
itu, keempat subjek mengikuti ujian paket dan melanjutkan pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
selanjutnya. Terdapat beberapa hal yang mendorong subjek dapat meregulasi
emosi, tidak melakukan tindak anarki, dan melanjutkan pendidikan yaitu
adanya pemikiran terkait akibat yang akan muncul apabila memberikan
respon yang tidak tepat, adanya dorongan dari significant others, adanya
pendekatan dari pihak lembaga pendidikan, adanya keinginan untuk meraih
cita-cita, dan adanya keinginan untuk tidak membuat significant others
merasa malu. Akan tetapi, yang paling dominan mendorong subjek dapat
meregulasi emosi sampai dengan melanjutkan pendidikan adalah dorongan
dari significant others.
Adapun manfaat yang berbeda-beda dirasakan oleh keempat subjek
setelah meregulasi emosi yaitu memiliki motivasi untuk meraih kesuksesan,
merasa lebih tenang, dewasa, dan tidak ragu dalam mengambil keputusan,
dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari dan melanjutkan pendidikan,
serta adanya penilaian positif dari significant others.
B. Saran
1. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi para peneliti selanjutnya yang berminat dengan topik yang
sama tentang regulasi emosi pada remaja diharapkan untuk melihat
keseimbangan subjek antara laki-laki dan perempuan. Hal ini dikarenakan
keempat subjek yang dibahas dalam penelitian ini adalah laki-laki
sehingga tidak membahas tentang regulasi emosi pada remaja perempuan.
Apabila subjek laki-laki dan perempuan seimbang maka akan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
dilihat perbedaan dan persaaman regulasi emosi pada remaja laki-laki dan
perempuan.
2. Bagi siswa yang akan mengikuti ujian nasional
Berdasarkan gambaran umum mengenai ujian nasional yang dilalui
oleh keempat subjek, ditemukan bahwa terdapat ketidaksiapan yang
secara sengaja dan tidak sengaja dilakukan subjek. Hal ini berujung pada
ketidaktahuan subjek dalam menyelesaikan soal ujian. Oleh karena itu,
disarankan bagi siswa yang akan mengikuti ujian nasional untuk
mempersiapkan diri dengan baik mengikuti ujian nasional.
3. Bagi orang tua dan atau wali dari pihak siswa yang akan mengikuti ujian
nasional
Berdasarkan gambaran umum ujian nasional yang dilalui keempat
subjek, ditemukan bahwa terdapat orang tua yang cenderung tidak
berkontribusi dalam persiapan anak menghadapi ujian nasional terutama
dalam hal pendampingan belajar. Oleh karena itu, disarankan kepada
pihak orang tua dan atau wali untuk meluangkan waktu mendampingi
anak dalam hal belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
DAFTAR PUSTAKA
Aldao, Amelia. 2013. The Future of Emotion Regulation Research: Capturing
Context. Perspective on Psychological Science 8(2) 155-172.
Diperoleh dari http://pps.sagepub.com
Ali, M., & Asrosi M., 2011. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: Bumi Aksara
Ayuningtyas, R. A. 2009. Skripsi: Hubungan Antara Persepsi terhadap
Kompetensi Guru dengan Menghadapi Ujian Nasional (UN) pada
Siswa Kelas IX SMP N 9 Semarang. Diperoleh dari
http://eprints.undip.ac.id pada tanggal 20 Oktober 2014
Bidang Pendayagunaan dan Pelayanan Data Statistik Pendidikan. 2012. Bunga
Rampai: Isu Aktual Pendidikan. Jakarta: Pusat Data dan Statistik
Pendidikan (PDSP). Diperoleh dari
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Dr.%20Kastam%20S
yamsi,%20M.%20Ed./Bunga%20Rampai%20Isu%20Pendidikan%20
Aktual.pdf pada Juni 2015
Creswell, John W. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Dariyo, Agoes. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor Selatan: Ghalia
Indonesia
D-Bloom, Barbara and Crabtree B. F. 2006. The Qualitative Research Interview.
Medical Education 2006; 40: 314-321
Djaelani, Aunu Rofiq. 2013. Teknik Pengumpulan Data Dalam Penelitian
Kualitatif. Majalah Ilmiah Pawiyatan Vol: XX, No: 1, Maret 2013.
Fauziah, Anisa. 2011. Skripsi: Gambaran Strategi Coping Stress Siswa Kelas XII
SMAN 42 Jakarta Dalam Menghadapi Ujian Nasional. Diperoleh dari
http://library.binus.ac.id/Collections/ethesis_detail.aspx?ethesisid=201
1-1-00005-PL pada 14 Desember 2014
Feng, X., Keenan, K., Hipwell, A E., Hanneberger, A. K. and Rischall, M.S.,
Butch, Coyne, and Boeldt D., Hinze and Babinski D. E. 2009.
Longitudinal Associations Between Emotion Regulation and
Depression in Preadolescent Girls: Moderation by the Caregiving
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Environtment. Developmental Psychology 2009, Vol. 45, No. 3, 789-
808.
Gross, J. J. and Jazaieri, H. 2014. Emotion, Emotion Regulation, and
Psychopathology: An Affective Science Perspective. Clinical
Psychological Science 2014, Vol. 2(4) 387-401. Diperoleh dari
http://cpx.sagepub.com
Gross, Richard. 2012. Psikologi: Ilmu Jiwa dan Perilaku, edisi keenam.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kompas, Harian. 2012. Pro-Kontra UN Sebagai Hasil Pemetaan dan Evaluasi
Pendidikan. Diperoleh dari
http://edukasi.kompas.com/read/2012/10/12/21273044/ProKontra.UN.
Sebagai.Alat.Pemetaan.dan.Evaluasi.Pendidikan pada 18 Maret 2015
Kusumaningrum O. V. 2012. Regulasi Emosi Istri yang Memiliki Suami Stroke.
Empathy Vol. 1, No. 1, Desember 2012. Diperoleh dari
http://jogjapress.com pada 14 November 2013
Meleong, Lexy J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Muri, Yusuf A., 2015. Asesmen Dan Evaluasi Pendidikan: Pilar Penyedia
Informasi dan Kegiatan Pengendalian Mutu Pendidikan Edisi
Pertama. Jakarta: Prenadamedia Group.
Naviska, Nadya. 2012. Skripsi: Gambaran Mekanisme Koping Siswa Kelas 3
SMA Di SMAN 1 Purwakarta Tahun Ajaran 2011/2012 Menjelang
Ujian Nasional. Diperoleh dari http://lib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-
20313566.pdf pada 14 Desember 2014
Nisfiannoor, M., & Kartika Yuni. 2004. Hubungan Antara Regulasi Emosi dan
Penerimaan Kelompok Teman Sebaya pada Remaja. Diperoleh dari
http://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/Psi/article/view/24/24 pada 23
November 2014 pukul 17.25 WIB
Novarida T., Hardjono, dan Agustin R. W. 2012. Hubungan antara Regulasi
Emosi dan Komunikasi Interpersonal dengan Kemampuan
Bekerjasama pada Tim Basket SMA di Surakarta yang Mengikuti
Kompetisi Honda DBL (Development Basketbal League). Diperoleh
dari http://download.portalgaruda.org pada23 November 2014
Nurhera. 2013. Regulasi Emosi pada Orang Tua yang Memiliki Anak Cerda
Istimewa. Diperoleh dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=123315&val=554
5 pada 23 November 2014
Panuju, P. dan Usnami, Ida. 1999. Psikologi Remaja. Yogyakarta: Tiara Wacana
Yogya
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 97
Tahun 2013. Diperoleh dari
https://madrasahjatim.files.wordpress.com/2014/02/permendikbud-
nomor-97-tahun-2013.pdf pada 13 Maret 2015
Puspitasari, Y.P., Abidin Z., Sawitri D. R. 2010. Hubungan antara Dukungan
Sosial Teman Sebaya dengan Kecemasan Menjelang Ujian Nasional
(UN) pada Siswa kelas XII Reguler SMA Negeri 1 Surakarta.
Diperoleh dari http://eprints.undip.ac.id/24776/ pada 22 Oktober 2014
Rachmawati, Imami Nur. 2007. Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif:
Wawancara. Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 11, No. 1, Maret
2007; hal 35-40
Rasyid, Miranti. 2012. Hubungan antara Peer Attachment dengan Regulasi Emosi
Remaja yang Menjadi Siswa di Boarding School SMA Negeri 10
Samarinda. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Vol. 1,
No. 03, Desember 2012.
Republika. 2013. Ikut Aksi May Day Guru Demo Tolak UN. Diperoleh dari
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/05/01/mm3ymy-
ikut-aksi-may-day-guru-demo-tolak-un pada 13 Maret 2015
Salamah. 2012. Gambaran Emosi dan Regulasi Emosi pada Remaja yang
Memiliki Saudara Kandung Penyandang Autis. Diperoleh dari
http://publication.gunadarma.ac.id/handle/123456789/1815 pada
November 2014
Santrock, John W. 2002. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup,
Edisi 5, Jilid II. Jakarta: Erlangga
Smith, Jonathan A. 2009. Psikologi Kualitatif Panduan Praktis Metode Riset.
Yogyakarta: Pustaka Belajar
Sobur, Alex. 2013. Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung: Pustaka
Setia
Steinberg, Laurence D. 2002. Adolescence, sixth ed. New York: McGraw-Hill
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Sudrajat, Ahkmad. 2009. Seputar Pro-kontra Kebijakan Ujian Nasional.
diperoleh dari
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/11/28/seputar-pro-kontra-
kebijakan-ujian-nasional/ pada tanggal 13 Maret 2015
Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
_______. 20014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
T. Daniel H. 2014. Ujian Nasional, hanya Indonesia yang Bisa Begini... Tragis!.
Diperoleh dari http://www.kompasiana.com/danielht/ujian-nasional-
hanya-indonesia-yang-bisa-begini-tragis_54f74ca8a333117d2d8b4584
pada 21 Oktober 2014
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Diperoleh dari
http://kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf pada 21 September
2014 pada September 2014
Wade, C. & Travis, C. 2007. Psikologi, edisi ke-9. Jakarta: Erlangga
Wahyuni, Sri. 2013. Hubungan Efikasi Diri dan Regulasi Emosi dengan Motivasi
Berprestasi pada Siswa SMK Negeri 1 Samarinda. eJournal Psikologi,
2013, 1 (1):88-95. Diperoleh dari http://ejournal.psikologi.fisip-
unmul.ac.id tanggal 28 Agustus 2014
Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset
Waskito, A. A., 2012. Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: WahyuMedia
Widuri, Erlina L. 2010. Kepribadian Big Five dan Strategi Regulasi Emosi Ibu
Anak ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Humanitas,
Vol. VII, No. 2, Agustus 2010
________. 2012. Regulasi Emosi dan Resiliensi pada Mahasiswa Tahun Pertama.
Humanitas, Vol. IX No. 2, Agustus 2012
Zimmermann, P. & Thompson Ross A. 2014. New Directions in Developmental
Emotion Regulation Research Across the Life Span: Introduction to
the Special Section. International Journal of Behavioral Development
2014, Vol. 38 (2) 139-141 Diperoleh dari http://ijbd.sagepub.com
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
Verbatim Wawancara A
Line Verbatim A Ringkasan Koding
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Soree.. selamat soree.. soree
kak.. iyaa.. bagaimana
kabarnya hari ini? baik.. ya,
saya mau mengucapkan
terimakasih karena adek
sudah bersedia meluangkan
waktu untuk kita
berbincang-bincang
beberapa menit kedepan. oh
iya. seperti yang sudah saya
sampaikan sebelumnya
bahwa hari ini kita akan
membahas mengenai ujian
nasional yang pernah adek
lalui, begitu? ya.. iyaa.. aa
apakah adek pernah
mengikuti ujian nasional?
yaa pernah.. pada tahun
berapa adek mengikuti ujian
nasional? tahun ini kak.
A pernah
mengikuti ujian
nasional pada
Peristiwa tidak
lulus UN yang
dialami A terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
berarti dua ribu? lima belas.
Ya, lalu bagaimana hasil
ujian nasional yang adek
peroleh? yaa sangat
mengecewakan karena pas
dengar hasil saya tidak lulus.
sangat mengecewakan
karena tidak lulus ujian
nasional ya... mengapa adek
merasa kecewa saat tidak
lulus ujian nasional? sangat
kecewa, karena pada waktu
dengar ujian, liat teman-teman
yang lain mereka senang
karena mereka lulus. pada saat
saya lihat hasil saya, saya
dinyatakan tidak lulus.. sangat
kecewa.. jadi kecewa itu
karena melihat teman-teman
yang lain lulus sedangkan
adik tidak. lalu saat adek
tahu bahwa adek tidak lulus
tahun 2015 (18-
21)
A merasa kecewa
ketika
membandingkan
hasil milik pribadi
dengan milik
teman saat tidak
lulus UN (24-26,
31-38)
pada tahun 2015
(18-21)
Perasaan: Kecewa
(24-26, 31-38,
159-161, 328-332)
Penyebab:
memiliki nasib
yang berbeda
dengan teman (31-
38)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
dan masih merasa kecewa itu
apa yang adek lakukan? pas
dengar hasil, dengarnya di
koran jadi setelah saya baca
nama saya tidak lulus eh
nomor saya maksudnya nomor
ujian saya dinyatakan tidak
lulus, saya sangat sedih. saya
pulang kerumah, saya hanya
diam di dalam kamar. Setelah
itu, baru saya merasa bahwa itu
hanya sebuah kegagalan tidak
boleh terulang lagi pada tahun-
tahun yang akan datang.
saya harus tegar untuk lebih
semangat supaya tidak terulang
lagi.
A merasa sedih
saat tidak lulus
(44-50)
A memilih untuk
pulang ke rumah,
berdiam diri di
kamar kemudian
merefleksikan
kegagalan yang
dialami (50-56)
A mengharuskan
diri untuk tegar
agar tidak
mengulang
kegagalan yang
dialami (59-61)
Perasaan: sedih
(44-50)
kesedihan
Hal yang
dilakukan saat
tidak lulus:
melakukan
refleksi atas
kegagalan yang
dialami (50-56)
Proses RE:
penyebaran
perhatian
konsentrasi
menguatkan
diri (59-61)
str: Acceptance
Harapan: tidak
ingin mengulang
kegagalan (59-61)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
Maaf, setelah itu maksudnya
bagaimana? karena kegagalan
otomatis pasti ada perenungan
juga jadi saya di kamar itu,
beberapa jam memang kecewa,
sedih, dan menangis tapi
setelah itu saya merenungkan,
berpikir bahwa memang benar
ini suatu teguran juga buat saya
karena waktu itu juga saya
kurang belajar jadi akhirnya ini
hasil yang saya peroleh dan
saya akan lebih giat belajar lagi
walaupun dengan paket b yang
saya peroleh tapi saya ingin
buktikan bahwa di SMA nanti
saya akan seperti kawan-kawan
yang lain dan tidak boleh gagal
lagi untuk yang kedua kali.
A merasa kecewa
dan sedih lalu
menangis saat
tidak lulus (66-70)
Peristiwa tidak
lulus UN
dijadikan sebagai
teguran agar lebih
giat belajar
dengan maksud
ingin
membuktikan diri
(71-83)
A memiliki
keinginan untuk
tidak gagal sama
seperti teman (81-
-83)
Perasaan: Kecewa,
sedih (66-70)
kesedihan
Hal yang
dilakukan:
Menangis (66-
70)
melakukan
refleksi (66-83)
proses RE:
penyebaran
perhatian
konsentrasi
Makna Peristiwa
str: positive
reappraisal
Teguran (71-
83)
dijadikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
98.
99.
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
108.
jadi waktu sedih itu adek
cuman di rumah ya? iya
cuman di rumah. sempat ke
sekolah waktu tahu tidak
lulus? tidak. tidak ke sekolah
karena dengar lewat koran jadi
setelah beli koran langsung
pulang pi rumah.
Selain perasaan kecewa dan
sedih, apa yang adek rasakan
A langsung pulang
ke rumah saat
mengetahui tidak
lulus UN (101-
104)
A merasa putus
asa saat tidak lulus
sebagai
motivasi (71-
83)
Harapan: tidak
ingin gagal pada
ujian yang akan
datang (81-83,
115-122, 209-211)
Hal yang
dilakukan: pulang
ke rumah (101-
104) Pr. R.E:
pemilihan situasi
Perasaan: putus
asa (107-110)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
109.
110.
111.
112.
113.
114.
115.
116.
117.
118.
119.
120.
121.
122.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
130.
saat tidak lulus? pastinya
putus asa.. tapi mungkin juga
karena pengaruh kaget jadi
akhirnya semua hal-hal buruk
selalu ada dalam benak.
tapi setelah saya pulang rumah
dan saya merenungkan bahwa
hanya berpikir seperti ini
mungkin tidak baik apalagi
berlarut-berlarut dalam
kesedihan.
ini juga kan kesalahan sendiri
jadi salah satu pukulan juga
untuk kalo bisa supaya jangan
terulang lagi seperti untuk
ujian nasional. apalagi untuk di
kelas tiga pas SMA nanti. ya,
seperti begitu.
tadi adek bilang, selain putus
asa itu ada pikiran-pikiran
(107-110)
A pulang ke
rumah, merenung
dan tidak ingin
berlarut dalam
kesedihan (114-
119)
Peristiwa tidak
lulus UN
dijadikan sebagai
teguran (122-128)
kesedihan
DM: Rasionalisasi
(110-113)
Hal yang
dilakukan:
melakukan
refleksi (114-
119) proses
RE: penyebaran
perhatian
konsentrasi
menyalahkan
diri sendiri
(122) str:
self blame
Makna peristiwa:
teguran (122-128)
str: positive
reappraisal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
131.
132.
133.
134.
135.
136.
137.
138.
139.
140.
151.
152.
153.
154.
155.
156.
157.
158.
159.
160.
161.
162.
yang negatif. iya. pikiran
negatif yang bagaimana
maksudnya? rasanya tidak
mau sekolah lagi.. mungkin
syok juga.. liat teman-teman
yang lain senang terus saya
sendiri yang tidak lulus.
memang ada beberapa juga
yang tidak lulus tapi karena
dengar di koran kebetulan di
situ hanya saya saja yang tidak
lulus jadi ya begitulah kak.
seorang yang mendapat
kegagalan. lalu saat adek
memiliki pikiran-pikiran
seperti putus sekolah, apa
yang adek lakukan saat itu?
saya merenungkan di kamar.
saat saya pulang, pikiran saya
adalah.. di benak adalah
kecewa. setelah sampai rumah,
saya berpikir bahwa sesuatu
A tidak ingin
sekolah saat
mengetahui tidak
lulus UN (133-
154)
A merasa kecewa
saat tidak lulus
UN lalu pulang ke
rumah kemudian
merefleksikan
Perasaan: tidak
menerima
kenyataan
kecewa (133-154)
Hal yang
dilakukan: tidak
ingin sekolah
(133-154)
Proses RE:
pemilihan situasi:
menghindari
situasi, tdk pergi
ke sekolah
Hal yang
dilakukan:
melakukan
refleksi prs
RE: penyebaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
163.
164.
165.
166.
167.
168.
169.
170.
171.
172.
173.
174.
175.
176.
177.
178.
179.
180.
181.
182.
183.
184.
yang namanya kan juga apa ..
kesedihan tidak mungkin dari
awal, tapi dari akhir. sudah
terlanjur. saya merenungkan
bahwa saya ingin lebih baik
dari ini kejadian.
berarti yang tadi adek
katakan bahwa adek kecewa
melihat teman-teman lulus
itu maksudnya mengetahui
teman-teman yang lain lulus
begitu? karena waktu itu kami
janjian belinya di jalan raya
jadi waktu itu kami ada belasan
orang yang teman seangkatan
beli koran. jadi setelah saya
melihat nomor saya bahwa
saya dinyatakan tidak lulus
saya langsung pulang. saya
kegagalan yang
dialami, mencoba
untuk menerima
dan ingin menjadi
lebih baik (158-
168)
A tidak
menghiraukan
teman-teman yang
lulus dan langsung
pulang ke rumah
saat tidak lulus
(177-221)
perhatian
konsentrasi
(158-168)
berbesar hati
untuk
menerima
kenyataan
str: acceptance
(158-166)
Harapan: ingin
menjadi yang
lebih baik (166-
168)
Hal yang
dilakukan:
Tidak
menghiraukan
teman dan
langsung pulang
proses RE:
Pemilihan situasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
185.
186.
187.
188.
189.
190.
191.
192.
193.
194.
195.
196.
197.
198.
199.
200.
201.
202.
203.
204.
205.
206.
hanya melihat teman-teman
mereka senang, gembira. coret-
coret baju, bahkan teriak-teriak
bahwa mereka lulus. saya tidak
menghiraukan, saya langsung
pulang ke rumah. kenapa adek
memilih untuk langsung
pulang ke rumah saat itu?
karena itu pasti sapapun dia
kalo gagal dalam suatu proses
pasti sangat kecewa, saya
merasa sedih jadi saya
langsung pulang. oo begitu,
jadi sedih makanya langsung
pulang ke rumah?
(mengangguk) ya tadi kan
adek mengatakan bahwa
sedih trus adek cuman di
rumah begitu, itu adek tidak
ke sekolah ya waktu tahu
tidak lulus itu? ya tidak ke
sekolah. kenapa kok tidak
(188-190, 193-
197)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
207.
208.
209.
210.
211.
212.
213.
214.
215.
216.
217.
218.
219.
220.
221.
222.
223.
224.
225
226.
227.
228.
memilih untuk pergi ke
sekolah saja? karena waktu itu
diumumkan oleh kepala
sekolah bahwa untuk dengar
hasilnya tidak ke sekolah.
dengarnya di koran saja jadi
tidak perlu ke sekolah lagi.
jadi hasil yang dikoran itu
cukup kuat bagi adek, tidak
ingin memastikan ke sekolah
kah waktu itu? besoknya baru
ke sekolah dan memang betul..
benar sudah ditempel sapa-
sapa yang lulus dan sapa-sapa
yang tidak lulus. lalu tadi kan
adek bilang bahwa adek
merasa kecewa trus sedih..
yaa.. itu berapa lama adek
merasakan perasaan
tersebut? untuk pada saat
dengar hasil kurang lebih
sekitar lima jam dan masih
A merasa sedih,
kecewa selama
satu minggu (226-
A mencoba
menerima
kenyataan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
229.
230.
231.
232.
233.
234.
235.
236.
237.
238.
239.
240.
241.
242.
243.
244.
245.
246.
247.
248.
249.
250.
terasa untuk sampai besoknya
sampai sekitar satu minggu
masih terasa sedih. tapi mau
bilang apa le kegagalan yang
tertunda eh kesuksesan yang
tertunda jadi saya mengambil
hikmah dari itu supaya jangan
terulang lagi pada har-hari
esok. lalu satu minggu tadi
adek merasa sedih ya terus
satu hari saja adek merasa
sedih lalu besoknya adek
pergi ke sekolah untuk
memastikan kan? iya iya..
nah aa setelah memastikan
itu. kan adek bilang sedihnya
seminggu terus setelah itu
apa yang adek lakukan?
untuk hari pertama setelah jeda
beberapa jam, saya langsung
melakukan aktivitas sehari-hari
seperti menyapu, cuci piring.
231)
A mencoba untuk
menerima
kenyataan dan
menguatkan diri
bahwa kegagalan
adalah kesuksesan
yang tertunda
(226-237)
Setelah 5 jam
merasa kecewa
dan sedih, A
melakukan
menyakini bahwa
kegagalan
merupakan
kesuksesan yang
tertunda str:
Acceptance (231-
237)
Hal yang
dilakukan:
Melakukan
pekerjaan rumah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
251.
252.
253.
254.
255.
256.
257.
258.
259.
260.
261.
262.
263.
264.
265.
266.
267.
268.
269.
270.
271.
272.
yang ada dalam benak tu
kecewa sedih masih terasa
seperti yang tadi saya bilang.
Apa yang adek lakukan
sampai akhirnya adek dapat
mengurangi perasaan-
perasaan tadi selain
menyapu dan cuci piring?
yang pertama saya lakukan
adalah cerita karena waktu itu
saya hanya berdiam diri dan
pada saat orang tua pulang,
mereka bercerita, ngobrol
dengan saya bagaimana kok
bisa terjadi. kita cerita, mereka
mengingat saya lagi tetap
semangat, masih ada
kesempatan untuk ujian yang
kedua jadi ini tidak boleh
diulangi lagi walaupun ini
ujian paket. begitupun dengan
kakak juga.. pada saat pulang,
aktivitas seperti
menyapu dan
membersihkan
piring kotor (244-
253)
A mendapat
dorongan dari
keluarga sehingga
ia dapat
mengurangi
perasaan sedih,
kecewa, dan putus
asa (259-280)
(244-253)
Proses RE:
pemilihan situasi
Hal yang
menyebabkan A
dapat mengurangi
perasaan: adanya
dorongan dari
significant others
(259-280)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
273.
274.
275.
276.
277.
278.
279.
280.
281.
282.
283.
284.
285.
286.
287.
288.
289.
290.
291.
292.
293.
294.
mereka mengingatkan saya,
memberikan kata-kata motivasi
saya masih ingat bahwa “ini
kesuksesan suatu awal yang
tertunda. ini kegagalan suatu
kesuksesan yang tertunda”.
seperti itu, itu kata kakak saya
jadi saya akan tetap pegang.
saya akan buktikan di SMA
nanti bahwa saya akan bisa.
jadi waktu itu adek kan
biasanya kalo di berita, di
media gitu sering aa
memberitakan bahwa yang
tidak lulus itu sering
melakukan tindak-tindak
anarki yang kayak lempar
sekolahlah, adek melakukan
hal itu kah tidak? tidak.
mengapa kok tidak? kan
waktu itu lagi kesal kan
kenapa kok tidak melakukan
A ingin
membuktikan diri
(281-282)
A tidak
melakukan tindak
anarki (283-291)
Harapan: ingin
membuktikan diri
(281-282)
A tidak
melakukan tindak
anarki (283-297)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
295.
296.
297.
298.
299.
300.
301.
302.
303.
304.
305.
306.
307.
308.
309.
310.
311.
312.
313.
314.
315.
316.
saja? kalo melakukan hal
seperti itu suatu kesalahan
yang fatal karena ini (tidak
lulus UN) bukan kesalahan
orang tua atau guru tapi ini
kesalahan diri kita sendiri. jadi
kegagalan yang kita peroleh itu
adalah salah kita.
mungkin suatu pelajaran juga
buat saya.
Fatal maksudnya
bagaimana? itu bukan
merugikan diri kita sendiri tapi
A menyatakan
bahwa kegagalan
yang dialami
merupakan
kesalahan diri
sendiri (295-302)
A menjadikan
peristiwa tidak
lulus UN sebagai
teguran (274-277)
Tindak anarki
dapat merugikan
banyak pihak dan
Hal yang
dilakukan:
menyalahkan
diri sendiri
(295-302)
str: self blame
tidak ingin
menyalahkan
pihak lain atas
kegagalan yang
dialami (295-
302) str: self
blame
Makna Peristiwa
teguran (309-310)
str: positive
reappraisal
Alasan tidak
melakukan tindak
anarki:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
317.
318.
319.
320.
321.
322.
323.
324.
325.
326.
327.
328.
329.
330.
331.
332.
333.
334.
335.
336.
337.
338.
merugikan banyak orang
seperti kita lempar sekolah
otomatis yang lempar sekolah,
yang dipermasalahkan adalah
syukur kalo serpihan kaca tidak
kena teman ato orang lain dan
akan menimbulkan banyak
masalah lagi misalnya orang
tua kita dipanggil ato bisa saja
kita diangkut oleh Pol PP.
mengapa adek bilang ini
sebagai suatu pelajaran? ya
karena seperti yang tadi saya
bilang bahwa liat teman-teman
yang lain senang terus saya
sedih yang pasti kecewa.
kegagalan ini saya
merenungkan kalo bisa jangan
terulang lagi untuk hari-hari
kedepan. kenapa kok adek
masih sedih tapi memilih
untuk sudah menyapu, cuci
menimbulkan
masalah yang baru
(315-326)
A merefleksikan
kegagalan yang
dialami agar tidak
terulang (333-336)
tidak ingin
merugikan diri
sendiri (315-
326)
dapat
menimbulkan
masalah baru
(315-326)
Hal yang
dilakukan:
merefleksikan
kegagalan yang
terjadi (333-336)
pr. R.E:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
339.
340.
341.
342.
343.
344.
345.
346.
347.
348.
349.
350.
351.
352.
353.
354.
355.
356.
357.
358.
359.
360.
piring. kok adek mau
melakukan itu padahal kan
hal yang dilakukan adek itu
kan biasanya dilakukan adek
kah tidak? oo kalo untuk
melakukan aktivitas-aktivitas
seperti menyapu, cuci piring
sebenarnya bukan rutinitas
juga tapi kan kecewa atau juga
karena stres jadi apa yang ada
di depan mata langsung kita
kerjakan, saya kerjakan. kok
tidak memilih untuk diam di
kamar misalnya? tapi kok
memilih untuk melakukan
aktivitas? karena sekitar lima
jam termenung di kamar. jadi
saya mengambil keputusan
bahwa daripada memikirkan
hal-hal yang ato daripada
depresi mendingan berbuat
sesuatu yang menghilangkan.
A melakukan hal
lain yang tidak
termasuk dalam
rutinitas agar
dapat mengalihkan
pikiran terkait
kegagalan yang
dialami (343-360)
penyebaran
perhatian
konsentrasi
Hal yang
dilakukan:
melakukan
pekerjaan rumah
proses RE:
pemilihan situasi
(343-360)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
361.
362.
363.
364.
365.
366.
367.
368.
369.
370.
371.
372.
373.
374.
375.
376.
377.
378.
379.
380.
381.
382.
lalu saat itu kan adek di
rumah bersama orang tua
ya? ya. ada sodara-basodara
juga.. iya basodara. lalu
bagaimana respon mereka
ketika tahu bahwa adek
tidak lulus? mereka marah,
terutama Mama. Mama tanya
“kenapa ko sonde lulus, tidak
lulus?” saya hanya diam. saya
tidak bisa menjawab, saya
hanya tondok kepala dan
begitu juga dengan sodara
bilang “adek sudah, ini suatu
pelajaran. mereka menjelaskan
apa.. dan memperingati saya
untuk tidak boleh terulang lagi.
anda kan waktu itu merasa
A tidak mampu
memberi respon
terhadap
pertanyaan orang
tua karena merasa
sedih telah
membuat orang
tua merasa kecewa
(367-387)
A diberikan
nasihat oleh
saudara untuk
tidak mengulang
kegagalan yang
dialami (377-381)
Hal yang
dilakukan: A tidak
mampu memberi
respon terhadap
significant others
(367-387)
A memperoleh
nasihat dari
significant other
untuk tidak
mengulang
kegagalan (377-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
383.
384.
385.
386.
387.
388.
389.
390.
391.
392.
393.
394.
395.
396.
397.
398.
399.
400.
401.
402.
403.
404.
kecewa dan sedih lalu mama
marah begitu, lalu
bagaimana perasaan anda?
sedih karena dengan hasil ini
membuat orang tua kecewa.
lalu setelah selesai menyapu
cuci piring itu apa lagi yang
anda lakukan sampai
akhirnya anda bisa keluar
begitu. setelah selesai kerja
cuci piring dan sapu, sesudah
itu saya sudah tidak kerja apa-
apa lagi, kembali ke kamar.
lalu tanya kepada teman-teman
yang lain apakah mereka juga
lulus dan ternyata mereka juga
lulus. lalu bagaimana sampai
akhirnya anda keluar rumah.
kan anda menyapu cuci
piring tapi kan itu dalam
kawasan di rumah ya,
apakah anda tidak keluar ke
A merasa sedih
ketika teman-
temannya lulus
UN (392-414)
381)
Perasaan: sedih
ketika tidak
memiliki teman
yang bernasib
sama (392-414)
kesedihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
405.
406.
407.
408.
409.
410.
411.
412.
413.
414.
415.
416.
417.
418.
419.
420.
421.
422.
423.
424.
425.
426.
lingkungan misalnya? saya
keluar pi tanya di tetangga
karena kebetulan ada teman
satu kelas yang tetangga. saya
tanya pi dia dan dia
mengatakan bahwa dia lulus.
teman adek ini lulus? ya.
setelah itu saya merasa sedih
lagi, saya langsung pamit
pulang kembali. lalu setelah
itu, apa yang adek lakukan.
setelah itu kan berusaha
untuk pergi menanyakan
kepada teman lulus atau
tidak ternyata dia lulus
kemudian adek merasa sedih
dan pulang kembali. itu
bagaimana ceritanya? apa
yang adek lakukan sampai
akhirnya adek pulang ke
rumah kemudian melakukan
apa lagi begitu? setelah saya
A pulang ke
Hal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
427.
428.
429.
430.
431.
432.
433.
434.
435.
436.
437.
438.
439.
440.
441.
442.
443.
444.
445.
446.
447.
448.
dengar dia lulus saya langsung
pamit kepadanya pulang ke
rumah, saya menenangkan diri
di kamar, saya berpikir bahwa
kejadian ini saya berpikir terus
menerus tidak ada gunanya
karena setiap penyesalan di
akhir bukan di awal.
jadi saya harus bisa untuk ujian
yang berikut saya tidak boleh
gagal lagi supaya cita-cita bisa
terwujud seperti teman-teman
yang lain. Menenangkan diri
di kamar, adek melakukan
apa saja di kamar? itu saya
merenungkan saja, saya tidak
kerja apa-apa saya hanya
berpikir. dalam benak saya
saya belajar dari SMP kelas
rumah,
menenangkan diri,
dan melakukan
refleksi atas
kegagalan yang
dialami ketika
mengetahui
teman-temannya
lulus UN (426-
434, 444-454)
A menjadi
termotivasi untuk
tidak gagal agar
dapat mewujudkan
cita-cita (438-442)
dilakukan:
menenangkan diri
dan melakukan
refleksi (426-434,
444-454)
proses RE:
penyebaran
perhatian
konsentrasi
Makna perstiwa:
dijadikan sebagai
motivasi (438-
442) str:
positive
reappraisal
Harapan: dapat
mewujudkan cita-
cita (439-442)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
449.
450.
451.
452.
453.
454.
455.
456.
457.
458.
459.
460.
461.
462.
463.
464.
465.
466.
467.
468.
469.
470.
satu, kesalahan-kesalahan yang
saya buat juga yang akhirnya
hasil yang saya peroleh saat
ini. mungkin dengan tidak giat
belajar, suka melawan, inilah
hasil yang saya peroleh tapi
saya berpikir bahwa ini suatu
teguran, kegagalan tidak boleh
terulang lagi di SMA nanti.
saya akan buktikan pada semua
orang khususnya pada orang
tua.
lalu bagaimana sampai
akhirnya adek ini ikut ujian
A berpandangan
bahwa tidak lulus
UN merupakan
sebuah teguran
sehingga ia
berharap untuk
tidak gagal dan
dapat
membuktikan diri
(454-460)
A memiliki
keinginan untuk
Makna peristiwa:
teguran (454-460)
str: positive
reapprasisal
Harapan:
ingin
membuktikan
diri (458-460)
Tidak ingin
mengulang
kesalahan (456-
457)
Hal yang
dilakukan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
471.
472.
473.
474.
475.
476.
477.
478.
479.
480.
481.
482.
483.
484.
485.
486.
487.
488.
489.
490.
491.
492.
paket? ya karena saya
kepingin mau apa.. cita-cita
terwujud jadi saya mau lanjut
ke SMA, salah satu syarat
punya ijazah. pas dengar ada
ujian paket b saya harus daftar
untuk ikut dan ternyata ujian
saya lulus.
puji Tuhan ya kalo begitu.
ya. lalu, aa apa yang sampai
membuat adek tergerak
untuk mengikuti ujian paket
kok tidak berhenti, putus
sekolah saja? setelah saya
mendengar, saya pi di teman
dan dia lulus akhirnya saya
pulang, merenungkan diri, saya
tenang lalu saya mengambil
mencapai cita-cita
sehingga ia harus
mengikuti ujian
paket untuk
memperoleh
ijazah sebagai
salah satu syarat
dapat melanjutkan
pendidikan (471-
478)
Setelah
mengetahui bahwa
teman-temannya
lulus, A
melakukan
mengikuti ujian
paket (471-478)
Pendorong
mengikuti ujian
paket: adanya
harapan untuk
mewujudkan cita-
cita (471-478)
Hal yang
dilakukan:
melakukan
refleksi (488-
494) pr RE:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
493.
494.
495.
496.
497.
498.
499.
500.
501.
502.
503.
504.
505.
506.
507.
508.
509.
510.
511.
512.
513.
514.
keputusan bahwa kegagalan ini
tidak boleh berlarut-larut, harus
tegar, semangat, karena masih
ada sesuatu yang harus dikejar.
sebagai contoh atau
pengalaman yang tidak bisa
dilupakan selama hidup.
aa lalu ketika orang tua dan
basodara tahu bahwa adek
tidak lulus itu, mereka
cuman marah-marah kah
ataukah ada hal lain juga
yang mereka berikan kepada
adek? waktu pertama setelah
mendengar bahwa saya tidak
lulus, mereka marah tapi
setelah itu mereka juga melihat
saya sedih, mereka meng apa..
refleksi atas
kegagalan yang
dialami kemudian
kembali
menguatkan diri
agar dapat
mencapai cita-cta
(488-499)
A diberi nasihat
oleh keluarga agar
dapat mencapai
cita-cita (510-522)
penyebaran
perhatian
konsentrasi
menguatkan
diri (493-496)
str:
acceptance
Harapan: ingin
mencapai cita-cita
(494-496)
Makna peristiwa:
dijadikan sebagai
tolok ukur (497-
499) positive
reappraisal
Hal yang
dilakukan:
mayakini nasihat
significant other
(510-522)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
515.
516.
517.
518.
519.
520.
521.
522.
523.
524.
525.
526.
527.
528.
529.
530.
531.
532.
533.
534.
535.
536.
menasihati saya bahwa
kegagalan ini suatu kesuksesan
yang tertunda jadi kamu harus
jangan terlalu pikir nanti kamu
stres karena kamu masih muda.
cita-cita kamu harus selalu
perjuangkan jadi harus
semangat. jadi mereka juga
menyemangati ya begitu
memberi semangat. lalu saat
adek tadi sedih kan adek
kecewa, adek di kamar,
bagaimana dengan sikap
orang tua terhadap adek,
basodara terhadap adek itu
bagaimana di rumah? saat
tahu saya tidak lulus, mereka
tanya “masih ada ujian lagi
atau tidak?”, “tidak ada”.
ujian apa maksudnya ini?
ujian nasional. oo ujian ulang
ya maksudnya? ya. ya lalu?.
Adanya dorongan
dari significant
other untuk
mengikuti ujian
paket (530-542)
rasionalisasi
Pendorong
mengikuti ujian
paket: adanya
dorongan dari
significant other
(530-542)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
537.
538.
539.
540.
541.
542.
543.
544.
545.
546.
547.
548.
549.
550.
551.
552.
553.
554.
555.
556.
557.
558.
“tidak ada”, saya mendengar
ujian paket, mereka bilang “ya
sudah kalo begitu ikut ujian
paket saja tidak apa-apa kan
nanti setara juga untuk masuk
SMA”. jadi mereka juga
mendukung adek untuk
megikuti ujian paket ya. lalu
perasaan adek setelah
menangkan diri tadi itu dan
kembali memiliki semangat
untuk naik ke SMA,
bagaimana perasaan adek?
setelah mendengar hasil ujian
paket b.. he-ehm. ya paket b,
saya merasa senang karena
saya akan yang pastinya
bertemu kembali dengan
teman-teman lulus seangkatan
dan akan ketemu lagi di SMA
dan yang lain juga cita-cita
yang saya inginkan, saya akan
A merasa senang
saat dinyatakan
lulus dan dapat
melanjutkan
pendidikan. hal ini
dikarenakan A
dapat bertemu
dengan teman-
Perasaan saat lulus
ujian paket:
senang (550-556)
kenikmatan
Harapan: ingin
mencapai cita-cita
(557-560)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
559.
560.
561.
562.
563.
564.
565.
566.
567.
568.
569.
570.
571.
572.
573.
574.
575.
576.
577.
578.
579.
580.
perjuangkan untuk bisa
terwujud. lalu menurut adek
sendiri manfaat dari dapat
menenangkan diri itu
menurut adek bagaimana
sampai akhirya adek
memiliki motivasi lagi,
keinginan untuk naik ke
SMA. manfaatnya suatu
pengalaman untuk bisa
memotivasi diri agar harus bisa
semangat karena setiap
keberhasilan yang terjadi atau
tercapai, kita tidak boleh
berdiam diri, kita harus
berjuang, harus menjemput,
kita jangan tunggu. minta
maaf ini menjemput apa
tadi? maksudnya seperti
peribahasa ke ingin sukses kita
harus menjemput kita harus
bertindak jangan hanya
teman satu
angkatan dan
dapat mencapai
cita-cita (550-560)
Kegagalan yang
dialami A
dijadikan sebagai
motivasi untuk
mencapai
keberhasilan (567-
582)
Manfaat dan
Makna peristiwa:
motivasi (567-
582) str:
positive
reappraisal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
581.
582.
583.
584.
585.
586.
587.
588.
589.
590.
591.
592.
593.
594.
595.
596.
597.
598.
599.
600.
601.
602.
berkata-kata tetapi bertindak
juga. jadi saya ingin
menanyakan lagi kok tadi itu
adek ngomong kalo ikut
paket itu juga karena ada
dorongan dari orang tua.
kalo saya nanya lagi kok mau
lanjut ke SMA, yaudah kalo
ikut paket ya paket aja trus
ya udah berhenti. kok tidak
kayak tidak begitu saja?
maksudnya untuk lanjut SMA?
iya kok adek mau untuk naik
ke SMA kok tidak kalo ini
sonde putus sekolah begitu?
oo karena saya ingin mengejar
cita-cita maka harus. Sama ke
teman-teman yang lain, saya
ingin yang pasti pertama saya
kepengen ketemu dengan
teman-teman yang seangkatan
dan yang kedua ingin cita-cita
A melanjutkan
pendidikan ke
jenjang
selanjutnya karena
tidak ingin
ketinggalan
dengan teman-
Alasan A
melanjutkan
pendidikan:
ingin mecapai
cita-cita (596-
608
tidak ingin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
603.
604.
605.
606.
607.
608.
609.
610.
611.
612.
613.
614.
615.
616.
617.
618.
619.
620.
621.
622.
623.
624.
saya harus. maaf cita-cita
adek apa, ingin menjadi apa?
cita-cita saya ada dua tapi
sebenarnya satu perawat satu
guru tapi yang lebih dominan
saya kepengen jadi guru. oo
begitu. iyaa.. baik saya kira,
kakak kira untuk kita
berbincang-bincang ini,
untuk kita cerita-cerita ini
kita cukupkan sekian.
terimakasih banyak karena
adek sudah bersedia untuk
berbagi cerita, berbagi
pengalaman adek dengan
kakak. adek tidak usah
khawatir bahwa cerita akan
kakak sebarkan karena
cerita ini hanya adek dan
kakak yang tahu juga dosen-
dosen kakak yang tahu. nah,
semoga apa yang adek cita-
teman yang lain
dan ingin
mencapai cita-cita
(596-608)
ketinggalan dari
teman-teman
satu angkatan
(597-601)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
625.
626.
627.
628.
629.
630.
citakan, apa yang adek
inginkan, semoga apa yang
dicita-citakan terwujud.
sukses di SMA, sukses di
UTS, sukses di SMA.
terimakasih. sama-sama kak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Ringkasan Tema A
Tema Line
Peristiwa tidak lulus UN terjadi pada
tahun 2015
18-21
Emosi:
Kecewa: kecewa, tidak menerima
kenyataan
Kesedihan: sedih, putus asa
24-26, 31-38, 159-161, 328-332,
66-70, 133-154
44-50, 66-70, 107-110, 392-414
Hal yang dilakukan:
Proses R.E
1. Penyebaran perhatian,
konsentrasi:
a. melakukan refleksi atas
kegagalan yang dialami
2. Pemilihan situasi:
a. pulang ke rumah, tidak
menghiraukan teman
b. tidak pergi ke sekolah
c. melakukan pekerjaan rumah
Strategi
1. Acceptance
a. menguatkan diri
b. berusaha menerima kenyataan
2. Self Blame
a. Menyalahkan diri sendiri
Tidak melakukan tindak anarki
mengikuti ujian paket
DM. Rasionalisasi:
a. meyakini nasihat significant
others
a. 50-56, 66-83, 114-119, 158-168,
333-336, 426-434, 444-454, 488-
494,
a. 101-104, 188-190, 193-197
b. 133-154
c. 244-253, 343-360
a. 59-61, 493-496
b. 158-166, 231-237
a. 122, 295-302,
283-297
471-478
a. 510-522
Alasan tidak melakukan tindak anarki:
Superego: Tidak ingin merugikan
diri sendiri
315-326
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Superego: Tidak ingin menimbulkan
masalah baru
Alasan mengikuti ujian paket:
adanya keinginan untuk
mewujudkan cita-cita
adanya dorongan dari significant
others
Alasan melanjutkan pendidikan:
ingin mencapai cita-cita
tidak ingin ketinggalan dari teman
satu angkatan
315-326
471-478
530-542
596-608
597-601
Faktor yang mendorong subjek dapat
mengurangi perasaan:
adanya dorongan dari significant
others
259-280
Harapan:
tidak ingin gagal pd ujian-ujian yang
akan datang
ingin menjadi yang lebih baik
ingin membuktikan diri
ingin mewujudkan cita-cita
59-61, 81-83, 115-122, 209-211,
456-457
166-168
281-282, 458-460
439-442, 494-496, 557-560
Manfaat yang dirasakan subjek ketika
mampu mengontrol emosi:
memiliki motivasi untuk meraih
kesuksesan
567-582
Makna Peristiwa:
strategi possitive reappraisal
a. Teguran
b. dijadikan sebagai motivasi
c. dijadikan sebagai tolok ukur
a. 71-83, 122-128, 309-310, 454-
460
b. 71-83, 438-442, 567-582
c. 497-499
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Verbatim Wawancara B
Line Verbatim Ringkasan Koding
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Selamat siang.. Iya selamat
siang. ya bagaimana
kabarnya hari ini? baik..
lumayan baik. kakak mau
mengucapkan terimakasih
karena adek sudah bersedia
meluangkan waktu untuk
menjadi subjek dalam
penelitian tugas akhir kakak.
ya kak. aa seperti yang sudah
kakak bilang sebelumnya
bahwa kegiatan kita siang
hari ini adalah berbincang-
bincang mengenai ujian
nasional yang pernah adek
lalui. yak.. baik, apakah adek
pernah mengikuti ujian
nasional? ya pernah. Lalu
pada tahun berapa adek
mengikuti ujian nasional?
B mengikuti Ujian
Peristiwa tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
tahun dua ribu lima belas. oo
baru-baru ini yaa. ya kak.
terus bagaiamana hasil
ujiannya? aa hasil ujiaaan..
tidak memuaskan karena tidak
lulus. tidak lulus.. lalu
bagaimana perasaan adek
saat tahu tidak lulus? sedih,
kecewa, terus tidak puas
dengan hasil abis itu sa. merasa
kecewa dengan orang tua juga.
adek merasa sedih dan
kecewa itu mengapa? karena
iri juga dengan teman-teman
yang lulus terus kalo mau
keluar rumah juga malu dengan
tetangga. terus tidak puas
dengan hasil itu juga karena
tidak lulus juga? iya. terus
maksud adek tadi kecewa
dengan orang tua? kok ade
bilang adek kecewa juga
Nasional pada
tahun 2015 (16-
26)
B merasa telah
mengecewakan
orang tua, tidak
puas atas hasil,
sedih, kecewa,
malu, iri terhadap
teman yang lulus
UN (28-54)
lulus UN yang
dialami B terjadi
pada tahun 2015
(16-26)
Perasaan:
sedih
kesedihan (28-
31)
Tidak puas atas
hasil, kecewa
Kecewa (28-
31)
Malu, rasa
bersalah
terhadap orang
tua Malu
(33-54, 70-76)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
dengan orang tua?
maksudnya bagaimana kak?
tadi kan adek bilang adek
juga kecewa dengan orang
tua, disini bapa mama ya
orang tua itu? ya bapa mama.
orang tua sudah bayar sekolah
mahal-mahal tapi kita tidak
lulus lagi. jadi maksudnya
kecewa dengan orang tua ini
mengecewakan orang tua?
iya. hmm jadi saat adek tidak
puas dengan hasil itu, terus
merasa sedih kecewa, apa
yang adek lakukan? waktu itu
saya berdiam diri di dalam
kamar sekitar satu hari abis itu
saya pikir-pikir “ah ini
mungkin kegagalan ini..
kegagalan ini.. jadi suatu
pelajaran untuk saya untuk bisa
capai kesuksesan nanti di
B berdiam diri dan
merenungkan
kegagalan yang
dialami (57-66,
70-74)
Hal yang
dilakukan:
melakukan
refleksi (57-66)
pr. RE:
Penyebaran
perhatian
konsentrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
bangku SMA, semakin
berusaha”. jadi selain
berdiam diri, adek bikin apa
lagi? maksudnya saat merasa
sedih kecewa itu tadi?
berdiam diri, kurung diri di
kamar sa, tidak keluar-keluar
ju karena malu deng tetangga
dengan kawan-kawan sekolah
dong. malunya karena? iya?
malunya karena? malunya
karena tidak lulus to kaka. jadi
kalo adek kan tadi bilangnya
berdiam diri di dalam
kamar, diam diri sa, kenapa
kok adek tidak mau keluar
rumah sa begitu tapi memilih
untuk berdiam diri? kan
pernah saya berpikir pas
dengar hasil emosi kepingin
mau kasi rusak, kasi pica kaca
sekolah, kasi rusak bangku-
Saat tidak lulus, B
memiliki
keinginan untuk
merusak bangunan
sekolah. Akan
Makna peristiwa:
teguran (60-66)
str: positive
reappraisal
Tidak melakukan
tindak anarki (82-
106)
Penyebab tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
98.
99.
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
108.
bangku, saya pikir untuk
membuat tindakan anarki
seperti itu merugikan saya.
gimana? saya pikir kalo saya
melakukan tindak anarki
seperti itu sama sekali tidak
menguntungkan untuk saya
malah akan merugikan terus
bisa tambah membuat malu
orang tua. Melakukan tindak
anarki dapat merugikan diri
adek atau tidak
menguntungkan. mengapa
adek bisa mengatakan
demikian? karena ketika saya
melakukan hal-hal tersebut
pasti saya akan dikejar polisi
dan saya takut akan hal itu.
jadi takut dikejar polisi?
yaa.. kok adek bisa berpikir
bahwa membuat aa merusak
bangunan sekolah itu
tetapi, tidak
dilakukan oleh B
karena B
beranggapan
bahwa tindak
anarki dapat
membuat malu
orang tua dan
merugikan diri
sendiri (82-104)
melakukan tindak
anarki:
dapat membuat
malu significant
others (94-96)
adanya
superego
merugikan diri
sendiri karena
akan ditangani
oleh pihak
berwajib (87-
104) adanya
superego
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
109.
110.
111.
112.
113.
114.
115.
116.
117.
118.
119.
120.
121.
122.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
130.
membuat malu orang tua
juga? ya karena orang tua juga
kenal dengan guru-guru di
sekolah kan kita kalo kasi
rusak seperti itu pasti ada
laporan ke orang tua dan
masyarakat. kasian juga orang
tua sudah tahu tidak lulus terus
dengar lagi kenakalan kita
seperti itu kan pastinya orang
tua tambah malu tambah
kecewa dengan kita.
terus pas adek berdiam diri
di rumah tu adek ngapain
aja di rumah? setelah satu
hari tidur-bangun dalam kamar
sa tidak keluar, terus abis itu
mulai keluar, bantu-bantu
orang tua setidaknya bisa.. aa
B menyatakan
bahwa orang tua
mengenal guru di
sekolah sehingga
apabila B
melakukan tindak
anarki maka akan
ada laporan dari
pihak sekolah
kepada orang tua
sehingga dapat
membuat malu
orang tua (110-
120)
Setelah satu hari
berada di dalam
kamar, B mulai
membantu orang
tua untuk bekerja
Penyebab tidak
melakukan tindak
anarki: tidak ingin
membuat
significant others
merasa malu dan
kecewa (110-120)
adanya
superego
Hal yang
dilakukan:
membantu orang
tua melakukan
pekerjaan rumah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
131.
132.
133.
134.
135.
136.
137.
138.
139.
140.
141.
142.
143.
144.
145.
146.
147.
148.
149.
150.
151.
152.
setidaknya bisa apa? yaa?
bantu-bantu orang tua biar
apa? bantu orang tua misalnya
bantu membersihkan rumah,
bantu cuci piring, bantu
mama, terus bantu bapak
potong rumput di kebun. adek
bantu-bantu orang tua itu
biar apa? biar orang tua tidak
kecewa lagi dengan kita to. kita
sudah bikin orang tua kecewa
karena tidak lulus terus kita
nakal-nakal lagi pasti orang tua
tambah malu jadi sebaiknya
bikin hal-hal yang baik supaya
orang tua bisa sedikit terhibur
dengan kita. lalu tadi kan
adek bilang adek merasa
sedih, kecewa begitu kan
terus sonde puas dengan
hasil terus juga
mengecewakan orang tua.
dengan harapan
dapat menghibur
orang tua (126-
147)
(126-147) pr.
RE: pemilihan
situasi
Penyebab tidak
melakukan tindak
anarki: tidak ingin
membuat
significant others
(139-147)
adanya superego
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
153.
154.
155.
156.
157.
158.
159.
160.
161.
162.
163.
164.
165.
166.
167.
168.
169.
170.
171.
172.
173.
174.
iya.. itu adek merasakan hal-
hal tersebut, perasaan-
perasaan tersebut tu berapa
lama? sampai saat ini, kalo
masih ingat-ingat bahwa kita
tidak lulus, masih rasa sakit
hati masih ada, kecewa terus
rasa bersalah untuk orang tua
itu belum hilang sampai
sekarang. Apakah perasaan
tersebut saat ini
berkurangkah ataukah
masih bertambah hingga saat
ini? sedikit berkurang.. karena
dengan banyak kegiatan.
sekarang sudah mulai
konsentrasi juga dengan
pelajaran-pelajaran di SMA
sekarang. mungkin yang
kemarin itu rasa sekali ee
rasa sedihnya.. iya.. nah itu
pas adek rasa sedih tu bantu-
B masih merasa
sakit hati, kecewa,
dan rasa bersalah
kepada orang tua
ketika kembali
teringat peristiwa
tidak lulus UN
yang dialami.
Akan tetapi, B
menyatakan
bahwa ia dapat
mengurangi
perasaan tersebut
karena mengikuti
banyak kegiatan
dan pada saat ini
sudah mulai
berkonsentrasi
untuk belajar di
Hal yang
dilakukan:
mengikuti
banyak
kegiatan (166-
167) pr. RE:
pemilihan
situasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
175.
176.
177.
178.
179.
180.
181.
182.
183.
184.
185.
186.
187.
188.
189.
190.
191.
192.
193.
194.
195.
196.
bantu orang tua juga. yaa..
nah selain bantu orang tua,
adek bikin apa? setelah adek
rasa itu emosi semua.. saya
mulai bantu orang tua. ya,
bagaimana sampai akhirnya
adek ikut ujian paket
begitu? ujian paket ni kan kalo
kita tidak lulus SMP kan ada
ujian kesetaraan jadi saya
belajar lagi lebih giat untuk
bisa ikut ujian paket supaya
bisa lulus dan tidak mengulang
kesalahan yang tidak lulus di
ujian nasional kemarin.
sebenarnya apa yang
membuat adek sampai mau
ikut ujian paket? sebenarnya
bisa ulang satu tahun, cuman
saya tidak mau. saya takutnya
nanti umur saya tertunda
dengan kalo ulang lagi satu
SMA (156-171)
B memiliki
keinginan untuk
masuk ke SMA
sehingga ia
mempersiapkan
diri untuk
mengikuti ujian
paket dan tidak
ingin menunda
pada tahun
berikutnya karena
rentang usia akan
bertambah (182-
213)
Hal yang
dilakukan:
mengikuti ujian
paket (182-189)
Pendorong B
mengikuti ujian
paket:
tidak ingin
mengulang
selama satu
tahun (192-198)
DM.
Proyeksi
ingin masuk ke
SMA dan cepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
197.
198.
199.
200.
201.
202.
203.
204.
205.
206.
207.
208.
209.
210.
211.
212.
213.
214.
215.
216.
217.
218.
tahun nanti masuk SMA-nya
tahun depan baru masuk.. jadi
adek yang tidak mau untuk
ulang satu tahun biar SMA
ini tahun begitu? iya.. terus
selain adek yang tidak mau?
iya bagaimana kak? terus
selain adek tidak mau
mengulang satu tahun
akhirnya putuskan untuk
ikut paket itu adek pung mau
sendirikah atau dari orang
tuakah atau lingkungan? dari
kemauan sendiri biar bisa cepat
SMA, bisa cepat lulus. jadi
adek ikut paket biar cepat
SMA. iya.. terus yang tadi
kan waktu sedih tu kan
sebenarnya masih sampai
sekarang adek rasa. cuman
kan adek ada proses lain
untuk kasi kurang itu rasa
B mengikuti
kegiatan bermain
lulus (203-211)
Hal yang
dilakukan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
219.
220.
221.
222.
223.
224.
225.
226.
227.
228.
229.
230.
231.
232.
233.
234.
235.
236.
237.
238.
239.
240.
sedih ko sonde? sering ikut-
ikut kegiatan lain di luar
sekolah seperti main bola,
kegiatan main futsal, main bola
basket. jadi biar pikiran tu bisa
ilang, itu perasaan sedih dong
ju ilang. adek bisa cerita
kermana sampai adek bisa
mengurangi rasa sedih-sedih
yang tadi, kecewa walaupun
tidak ilang semua tapi kan
berkurang. ya (berbatuk).
bagaimana kak, co bisa ulang
pertanyaan? bagaimana
sampai akhirnya adek bisa
mengurangi itu rasa sedih,
kecewa tadi karena son puas
deng hasil? yang saya rasakan
setelah saya ikut banyak
kegiatan, rasa sakit, rasa
kecewa saya mulai berkurang,
terus saya bisa berpikir untuk
futsal dan bola
basket sehingga
dapat mengurangi
perasaan sedih,
kecewa, sakit hati
saat tidak lulus
UN (219-239)
B menjadi
termotivasi untuk
lebih giat belajar
mengikuti
kegiatan bermain
futsal dan bola
basket (219-239)
pr. RE:
pemilihan situasi
Makna peristiwa:
dijadikan sebagai
motivasi (240-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
241.
242.
243.
244.
245.
246.
247.
248.
249.
250.
251.
252.
253.
254.
255.
256.
257.
258.
259.
260.
261.
262.
setelah SMA ini saya musti
lebih giat lagi belajar terus,
malas kegiatan yang tidak
perlu yang SMP sering saya
buat, yang sering saya bolos-
bolos, sering saya tidak kerja
tugas itu bisa saya perbaiki
semua di SMA ini supaya saya
bisa dapat hasil yang lebih baik
lagi kedepan. Waktu tidak
lulus, untuk mengurangi
perasaan adek mengikuti
banyak kegiatan. beberapa
adalah main futsal dan bola
basket. iyaa.. nah saat
bermain itu pastinya tidak
sendiri, tentu bertemu
dengan beberapa orang
teman. iyaa.. benar begitu?
ya.. apakah teman-teman
berbicara mengenai
ketidaklulusan yang adek
dan tidak ingin
mengulang hal-hal
negatif yang
dilakukan waktu
SMP di bangkus
SMA. B juga
berharap dapat
memperoleh hasil
yang baik (240-
250)
B menanggapi
250) str.
Positive
reappraisal
Harapan: ingin
memperoleh hasil
yang baik (240-
250)
Hal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
263.
264.
265.
266.
267.
268.
269.
270.
271.
272.
273.
274.
275.
276.
277.
278.
279.
280.
281.
282.
283.
284.
alami ataukah bagaimana?
kalo main sama-sama teman
kami sering cerita tentang hal-
hal waktu ujian dan sering saya
tanggapi itu dengan senyum
dan bercanda supaya tidak
terasa sakit.. tidak terasa sakit
hati begitu. berarti mereka
juga menyinggung tentang
hasil ujian nasional itu ya? ya
makanya sering tanggapi
mereka dengan tersenyum,
dengan bercanda yang mereka
omong. memangnya dengan
tersenyum itu adek tidak
memberikan kata-kata kah
ataukah bagaimana? yaa saya
ikut ambil bagian dalam cerita
itu. maksudnya ikut ambil
bagian? hal-hal dalam ujian
nasional, mereka cerita ujian
nasional mereka seperti apa,
cerita teman
dengan ikut ambil
bagian dalam
bercerita, memberi
senyuman, dan
candaan agat tidak
terlalu merasakan
sakit hati (264-
290)
dilakukan:
memberi respon
kepada teman
dengan ikut ambil
bagian dalam
cerita, memberi
senyum, dan
candaan (264-290)
pr. RE:
Perubahan situasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
285.
286.
287.
288.
289.
290.
291.
292.
293.
294.
295.
296.
297.
298.
299.
300.
301.
302.
303.
304.
305.
306.
beta pung ujian nasional. kita
pung ujian nasional seperti apa
terus saling bercanda,
tersenyum.. bisa mengurangi
rasa sakit daripada kita harus
diam kan.. maaf, tapi mereka
tahu adek tidak lulus? tahuu..
karena teman dekat jadi pasti
tahu.. jadi adek menyikapi
dengan tersenyum dan
mengambil bagian dalam
cerita.. iyaa.. lalu selain ikut
banyak kegiatan seperti main
basket dan futsal, hal apa
lagi yang membantu adek
sampai adek dapat
mengurangi perasaan adek
tadi. selain main basket dan
futsal, bantu-bantu orang tua di
rumah, trus ikut kegiatan
rohani di lingkungan misalnya
ibadat rumah tangga terus
B menyatakan
bahwa hal-hal
yang membantu B
mengurangi
perasaan sedih
saat tidak lulus
yaitu membantu
Hal yang
dilakukan (302-
307) pr. RE:
pemilihan situasi:
membantu
otang tua
mengikuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
307.
308.
309.
310.
311.
312.
313.
314.
315.
316.
317.
318.
319.
320.
321.
322.
323.
324.
325.
326.
327.
328.
ibadat pemuda.. baik, terus ini
kan adek sudah di SMA
berarti sekarang. iya SMA
kelas satu. terus bagaimana
perasaan adek setelah tadi
dapat mengurangi itu
perasaan sedih sampai
akhirnya naik pi SMA? aa
setelah di SMA ini saya mulai
lebih tenang, merasa lebih
baik. bisa belajar lebih giat lagi
mungkin saya harus bisa
buktikan saya pung diri kepada
orang tua bahwa saya bisa.
tidak akan mengecewakan
mereka lagi.
menurut adek, tadi yang
adek mau lempar-lempar
sekolah tapi akhirnya son
jadi terus dapat mengurangi
perasaan sedih tu menurut
adek manfaat dari yang adek
orang tua dan
mengikuti
beberapa kegiatan
rohani (302-307)
B merasa lebih
tenang dan baik
setelah dapat
mengurangi
perasaan negatif
saat tidak lulus
UN. B juga
berharap dapat
membuktikan diri
dan tidak
mengecewakan
orang tua (315-
322)
B menyatakan
kegiatan
rohani
Manfaat yang
diperoleh sasat
dapat megurangi
perasaan negatif:
Merasa lebih
tenang (315-322).
Harapan (315-
322):
ingin
membuktikan
diri
tidak ingin
mengecewakan
orang tua
Manfaat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
329.
330.
331.
332.
333.
334.
335.
336.
337.
338.
339.
340.
341.
342.
343.
344.
345.
346.
347.
348.
349.
350.
lakukan tu apa? yaa manfaat
untuk saya, saya rasa saya
bisa.. mungkin dari kawan-
kawan di sekolah, mereka
bilang saya lebih dewasa dalam
mengambil keputusan mungkin
seperti itu.
waktu adek sedih tu, adek
kecewa, tidak puas.. adek di
rumah kan itu? iya.
terus tanggapan orang tua
kermana? saudara dong?
orang tua sering marah-marah
tapi dengan tindakan yang saya
buat, saya bantu-bantu orang
tua, mereka mulai melihat saya
untuk memotivasi saya supaya
saya bisa kembali ke SMA ini..
saya tidak mengulang lagi
suatu kesalahan yang saya
buat, saya tidak nakal-nakal
lagi, tidak sering malas-
bahwa manfaat
yang diperoleh
ketika dapat
mengontrol emosi
yaitu beberapa
orang mengatakan
bahwa B dewasa
dalam mengambil
keputusan (329-
335)
Pada awalnya,
orang tua marah
kepada B saat
tidak lulus UN.
meskipun
demikian, orang
tua memberi
nasihat kepada B
untuk tidak
mengulang
kesalahan dan
mengontrol emosi:
Adanya penilaian
positif dari
significant others
yaitu dewasa dlm
mengambil
keputusan (329-
335)
Penyebab B
melanjutkan
pendidikan ke
SMA:
Adanya motivasi
dari significant
others (341-353,
357-369)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
351.
352.
353.
354.
355.
356.
357.
358.
359.
360.
361.
362.
363.
364.
365.
366.
367.
368.
369.
370.
371.
372.
malasan. banyak motivasi dari
orang tua dari kakak-kakak. itu
sa. Motivasi orang tua yang
bagaimana yang adek
peroleh sampai adek kembali
termotivasi untuk kembali
masuk ke SMA? mereka
sering bilang kalo kegagalan
itu adalah suatu pelajaran
supaya kedepannya kita bisa
lebih sukses dan kita tidak
mengulang kesalahan yang
sama seperti gagal lagi di ujian
SMA. jadi, harus lebih
berusaha lagi supaya bisa
sukses dalam ujian-ujian
kedepannya, ujian SMA. tidak
lulus di SMP itu suatu
pelajaran buat saya. adek ada
saudara kan? iya.. terus
saudara dong kermana?
saudara.. kalau dari saudara
memotivasi B
untuk tetap
melanjutkan ke
SMA (341-353,
357-369)
B memaknai
peristiwa tidak
lulus UN sebagai
sebuah teguran
dan motivasi
untuk menjadi
sukses (357-369)
B menyatakan
bahwa banyak
saudara yang
Makna peristiwa
str. Possitive
reappraisal:
teguran (357-
369)
motivasi (364-
369)
Hal yang
dilakukan:
Menjadikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
373.
374.
375.
376.
377.
378.
379.
380.
381.
382.
383.
384.
385.
386.
387.
388.
389.
390.
391.
392.
393.
394.
banyak yang mengejek saya
karena tidak lulus SMP terus
dari kakak-kakak tidak ada
yang tidak lulus cuman saya
sendiri yang tidak lulus.
banyak yang ejek tapi itu
menurut saya itu satu motivasi
untuk saya. SMA ini saya
harus dapat nilai yang lebih
tinggi lagi supaya mereka juga
bisa tahu kalo saya juga bisa
seperti mereka bahkan bisa
lebih dari mereka... untuk hari
ini kita cukupkan sekian,
terimakasih banyak karena
adek sudah bersedia
bercerita, berbagi
pengalaman dengan kakak.
semoga sukses di UASnya,
juga mau kasih tunjuk di
kakak-kakak juga bisa.
semoga berhasil ya. baik,
mengejek tetapi
ejekan tersebut
dijadikan sebagai
motivasi untuk
membuktikan diri
(372-385)
ejekan sebagai
motivasi (372-
380) str.
possitive
reappraisal
Harapan: ingin
membuktikan diri
(380-385)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
395.
396.
selamat siang terimakasih.
yaa..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Ringkasan Tema B
Tema Line
Peristiwa tidak lulus UN terjadi pada
tahun 2015
16-26
Emosi:
Kecewa: tidak puas atas hasil,
kecewa
Kesedihan: sedih
Malu: malu, rasa bersalah terhadap
orang tua, sakit hati
28-31
28-31
33-54, 70-76
Hal yang dilakukan:
Proses R. E:
1. Penyebaran perhatian,
konsentrasi:
a. melakukan refleksi
2. Pemilihan situasi:
a. membantu orang tua
b. mengikuti banyak kegiatan:
bermain futsal dan bola
basket, kegiatan rohani
3. Perubahan situasi:
a. memberikan respon dengan
ikut ambil bagian dalam
cerita, bercanda dan memberi
senyum
Strategi:
1. Possitive Reappraisal:
a. menjadikan ejekan sebagai
motivasi
tidak melakukan tindak anarki
mengikuti ujian paket
a. 57-66
a. 126-147, 302-307
b. 166-167, 219-239, 302-307
a. 264-290
a. 372-380
82-106
182-189
Alasan tidak melakukan tindak anarki:
super ego: tidak ingin membuat
94-96, 110-120, 139-147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
significant others merasa malu
super ego: tidak ingin merugikan diri
sendiri karena akan ditangani pihak
berwajib
Alasan mengikuti ujian paket:
tidak ingin mengulang selama satu
tahun mendatang
ingin masuk ke SMA dan cepat lulus
Alasan melanjutkan pendidikan:
adanya motivasi dari significant
others
87-104
192-198
203-211
341-353, 357-369
Harapan:
ingin memperoleh hasil yang baik
saat SMA
ingin membuktikan diri
tidak ingin mengecewakan
significant others
240-250
315-322, 380-385
315-322
Manfaat yang dirasakan subjek ketika
dapat mengontrol emosi:
merasa lebih tenang
adanya penilaian positif dari
significant others
315-322
329-335
Makna Peristiwa:
Strategi possitive reappraisal:
a. teguran
b. dijadikan sebagai motivasi
a. 60-66, 357-369
b. 240-250, 364-369
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Verbatim Wawancara C
Line Verbatim Ringkasan Koding
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Selamat siang.. iya selamat
siang. ya, bagaimana
kabarnya hari ini? baiik-
baik.. saya mau
mengucapkan terimakasih
karena adek sudah bersedia
meluangkan waktu untuk
kita mau berbincang-bincang
siang hari ini. terimakasih
banyak karena adek sudah
bersedia menjadi subjek
dalam penelitian tugas akhir
kakak. iya kak. seperti yang
sudah kakak sampaikan
sebelumnya bahwa hari ini
kita akan berbincang-
bincang mengenai ujian
nasional yang pernah adek
lalui kemarin begitu. iya
kaka.. baik, apakah adek
C pernah
Peristiwa tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
pernah mengikuti ujian
nasional? ya pernah. pada
tahun berapa adek mengikuti
ujian nasional? tahun dua ribu
lima belas. terus hasil ujian
nasionalnya bagaimana?
tidak lulus kaka, tidak
memuaskan. tidak
memuaskannya karena apa?
karena tidak sesuai dengan apa
yang saya mau kaka.
memangnya saat itu adek
kepengennya apa?
kepengennya lulus tapi
ternyata tidak. terus saat tidak
lulus itu, bagaimana
perasaannya adek? sedih,
kecewa, drop. drop? iya.
dropnya seperti apa? drop
seperti langsung loyo, lemah di
tempat begitu. adek
bagaimana saat lemah, loyo
mengikuti ujian
nasional pada
tahun 2015 (20-
28)
C merasa tidak
puas atas hasil,
sedih, kecewa, dan
drop seperti lemah
dan loyo saat tidak
lulus UN (27-41,
61-65)
lulus UN yang
dialami C terjadi
pada tahun 2015
(20-28)
Perasaan:
tidak puas atas
hasil, kecewa
kecewa (35-
38)
sedih, drop:
lemah, loyo,
seperti akan
pingsan
kesedihan (35-
47, 61-65)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
begitu? coba ulang kaka. adek
bagaimana saat lemah dan
loyo di tempat itu apa yang
adek lakukan? sedih kaka,
hampir mau pingsan.. lalu?
tapi karena ada orang tua yang
datang menguatkan jadi ya
terima dengan keadaan
meskipun sebenarnya tidak
sanggup kaka. oo jadi waktu
itu orang tua juga datang? ya
karena terima amplop kan
dengan orang tua to kaka. jadi
orang tua yang menguatkan?
yaa.. adek bisa cerita gimana
kejadian saat itu? kan saat itu
berdirinya bersampingan
dengan orang tua maju terima
amplopnya kan kaka. ya
kemudian? jadi saat buka
amplop depan orang tua liat
tidak lulus. jadi langsung loyo,
C menyatakan
bahwa ia
dikuatkan oleh
kedua orang tua
sehingga dapat
menerima
kenyataan yang
terjadi walaupun
dengan berat hati
(48-57)
Orang tua
memberi semangat
kepada C saat
Hal yang
dilakukan:
menerima
kenyataan str.
acceptance (48-
52)
Pendorong C
dapat menerima
kenyataan: adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
mau pingsan, tidak sanggup.
tapi orang tua menguatkan
bilang “tidak apa-apa nanti
masih bisa ujian ulang ato
melakukan hal lain untuk
melanjutkan sekolah” begitu
kaka. terus tadi adek merasa
sedih kenapa? sedih karena
tidak lulus to kaka, rasa
bersalah dengan orang tua.
rasa bersalah karena? karena
yang pasti orang tua
menginginkan lulus tapi
ternyata hasilnya tidak sesuai
dengan apa yang mereka
inginkan. terus adek juga
rasa kecewa. iya.. itu juga
penyebabnya apa? kecewa
karena yang pertama tidak
sesuai dengan apa yang saya
mau. pengennya lulus tapi
ternyata tidak lulus. lalu
mengetahui C
tidak lulus UN
C merasa sedih,
bersalah kepada
orang tua, dan
kecewa karena
kenyataan yang
terjadi tidak sesuai
dengan harapan
diri sendiri dan
orang tua (72-90)
semangat dari
orang tua (66-71)
Perasaan:
Sedih (71-74)
kesedihan
rasa bersalah
kepada orang
tua (73-80)
Malu
kecewa (80-90)
Kecewa
Penyebab:
kenyataan tidak
sesuai dengan
harapan pribadi
dan signficant
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
98.
99.
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
108.
kecewa juga karena apa yang
orang tua saya inginkan
ternyata tidak sesuai dengan
apa yang mereka mau. trus
saat adek tahu saat sonde
lulus trus sedih, kecewa,
drop, rasa bersalah itu saat
adek merasakan hal-hal
begitu tu apa yang adek
lakukan? yang saya lakukan
cuman berdiam diri. berdiam
diri dimana? di rumah, kan ke
rumah trus berdiam diri.
mengasingkan diri dari teman-
teman, tidak enak untuk
bergaul dengan mereka.
kenapa begitu? merasa malu
kaka. merasa malu dengan
teman makanya
mengasingkan diri begitu? ya
kaka. kenapa ko adek pilih
untuk berdiam diri di
C tidak bergabung
dengan teman-
teman dan
memilih untuk
berdiam diri di
rumah saat tidak
lulus UN karena
merasa malu (96-
107). Di sisi lain,
C juga
menyatakan
bahwa ia berdiam
diri agar dapat
others (75-90)
Perasaan:
Malu (98-107)
Malu
Hal yang
dilakukan:
Tidak bergabung
dengan teman dan
berdiam diri di
rumah agar dapat
menenangkan
pikiran (96-107,
149-151) pr.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
109
110.
111.
112.
113.
114.
115.
116.
117.
118.
119.
120.
121.
122.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
130.
rumah? mungkin dengan
berdiam diri bisa menenangkan
pikiran. lalu? ya lalu setelah
berdiam diri, berusaha untuk
kembali bangkit, kembali
mengambil hati orang tua
supaya mereka baik-baik,
mereka tidak merasa kecewa
lagi. Hal apa yang membuat
adek berusaha untuk bangkit
kembali? yang pertama setelah
dari orang tua menguatkan
kaka, ada juga pendekatan dari
pihak sekolah kaka. pihak
sekolah mulai mendekat, mulai
ada pendekatan dari pihak
sekolah sehingga berusaha
untuk bisa bangkit.
pendekatan dari pihak
sekolah ini maksudnya
bagaimana? untuk seperti
bimbingan, seperti beri arahan
menenangkan
pikiran (109-111)
Setelah berdiam
diri, C berusaha
untuk mengambil
hati orang tua
(111-116)
C menyatakan
bahwa hal-hal
yang mendorong
C untuk kembali
melanjutkan
pendidikan yaitu
adanya dorongan
dari orang tua,
pendekatan dari
sekolah seperti
adanya bimbingan
dan ajakan untuk
RE: Pemilihan
situasi
Hal yang
dilakukan (111-
116): berusaha
mengambil hati
orang tua
Pendorong
melanjutkan
pendidikan:
adanya
dorongan dari
significant
others (119-
121)
adanya
pendekatan dari
pihak lembaga
pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
131.
132.
133.
134.
135.
136.
137.
138.
139.
140.
141.
142.
143.
144.
145.
146.
147.
148.
149.
150.
151.
152.
sedikit tentang kenapa tidak
lulus, bilang mungkin masih
ada hal-hal yang belum
dilakukan, belum belajar
dengan serius. selain itu? dari
teman-teman juga yang lulus,
selalu membantu mendukung,
berusaha untuk menanyakan
bagaimana keadaan begini..
apakah sudah mulai membaik
atau belum. teman-teman
mendukung seperti
bagaimana? datang ke rumah,
beri semangat, lalu berusaha
menghibur karena kami hidup
di asrama kaka.. adek tadi
mengasingkan diri dari
teman biar apa?
mengasingkan diri saja kaka,
tidak enak dengan teman-
teman. mo lebih sendiri. terus
tadi mengambil hati orang
melakukan
refleksi (119-135)
Selain orang tua
dan lembaga
pendidikan, C juga
diberi dukungan
dan semangat dari
teman-teman yang
lulus (136- 146)
(122-135)
Pendorong
melanjutkan
pendidikan:
adanya dukungan
dari significant
others (136-146)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
153.
154.
155.
156.
157.
158.
159.
160.
161.
162.
163.
164.
165.
166.
167.
168.
169.
170.
171.
172.
173.
174.
tua itu maksudnya
bagaimana? ya seperti
membantu mereka.. bisa cerita
lebih lagi, membantu dalam
hal apa? terus ngelakuin
apa? membantu seperti beres-
beres rumah, mengkuti apa
yang mereka suruh.. yah
meskipun orang tua tidak
marah karena tidak lulus
karena masih bisa ini (ikut
paket) tapi sebagai anak kita
rasa kecewa karena mungkin
orang tua mungkin omong
begitu tapi hati mereka pasti
rasa kecewa juga dengan hasil
yang saya dapat itu kaka. terus
saat tadi adek rasa bersalah,
berdiam diri di rumah, sedih,
kecewa tu adek merasakan
hal-hal tersebut tu berapa
lama? satu hari. satu hari
C merasa telah
mengecewakan
orang tua sehingga
ia bermaksud
mengambil hati
orang tua dengan
membantu
mengerjakan
pekerjaan rumah
dan melakukan
perintah orang tua.
C menyatakan
bahwa ia merasa
Perasaan: rasa
bersalah terhadap
orang tua (160-
169) Malu
Hal yang
dilakukan (154-
169) pr. RE:
pemilihan situasi:
mengerjakan
pekerjaan
rumah
melakukan
perintah
significant
others
Hal yang
dilakukan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
175.
176.
177.
178.
179.
180.
181.
182.
183.
184.
185.
186.
187.
188.
189.
190.
191.
192.
193.
194.
195.
196.
saja? iya satu hari. terus pas
saat adek rasa begitu tu satu
hari tu hanya berdiam diri di
rumah. setelah berdiam diri
baru mulai untuk
menenangkan pikiran
begitu? iya kaka.. aa terus
setelah menenangkan pikiran
adek buat apa? buat hal-hal
yang lain kaka seperti cari-cari
keramaian, tidak mau sendiri.
kalo sendiri-sendiri terlalu
nanti tabawa lagi pikiran yang
tadi. kebawa pikiran yang
tadi maksudya? maksudnya
yang tidak lulus tu masih
terbawa begitu kaka jadi
berusaha untuk mencari
keramaian supaya senang-
senang. jadi kalo misalkan
ramai begitu itu pikira-
pikiran dong berkurang
perasaan negatif
selama satu hari.
Setelah itu, C
berusaha untuk
mencari
keramaian agar
tidak terlalu
memikirkan
peristiwa tidak
lulus UN yang
dialami (170-194)
C menyatakan
bahwa perasaan
sedih dapat
Mencari
keramaian (183-
194, 197-199)
pr. RE: pemilihan
situasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
197.
198.
199.
200.
201.
202.
203.
204.
205.
206.
207.
208.
209.
210.
211.
212.
213.
214.
215.
216.
217.
218.
atau? terbagi. bisa berbagi
dengan kawanlah jadi perasaan
sedih tu bisa berkurang. terus
setelah itu, habis dapat
menenangkan diri,
menenangkan pikiran tu lalu
apa yang dilakukan adek
lagi? saya ujian ulang kaka.
ujian ulang. ujian paket
maksudnya? iya ujian paket
kaka. terus adek bisa cerita
bagaimana sampai akhirnya
adek tu ikut ujian paket
begitu? sampai ujian paket itu
karena mau cepat SMA kaka
karena kalo mau ujian ulang
kan nanti tahan tahun depan
nanti kan umurnya semakin ke
atas to kaka jadi harus buru-
burulah untuk kejar. oo begitu,
terus kenapa kok adek mau
untuk ikut ujian paket? ya
berkurang ketika
berada pada
keramaian (197-
199)
Setelah
mengurangi
perusaan negatif,
C mengikuti ujian
paket (200-207)
C ingin segera
melanjutkan
pendidikan ke
SMA sehingga ia
harus mengikuti
ujian paket (210-
222)
Hal yang
dilakukan:
mengikuti ujian
paket (204-207)
Penyebab
mengikuti ujian
paket:
Ingin segera
melanjutkan
pendidikan
selanjutnya (210-
222)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
219.
220.
221.
222.
223.
224.
225.
226.
227.
228.
229.
230.
231.
232.
233.
234.
235.
236.
237.
238.
239.
240.
karena cuma satu-satunya jalan
untuk masuk SMA, supaya
tidak tahan ya ikut ujian paket
kaka. kenapa kok adek mau
lanjut untuk pi SMA? saya
mau melanjutkan pendidikan
yang tadi itu kaka. ingin
melanjutkan pendidikan
yang tadi maksudnya
bagaimana? untuk lebih ke
jenjang yang lebih tinggi kaka
supaya cepat kuliah, cepat
tamat SMA nanti bisa cepat
kuliah. wah adek masih ini
tapi sudah berpikiran ke
sana ya.. iya kak.. terus saat
tahu adek tidak lulus itu
adek di rumah kan ya. ya.
terus bagaimana tanggapan
orang tua, bapa mama
basodara. bapa dan mama pas
saat tahu tidak lulus, mereka
Selain kemauan
pribadi, C juga
diberi saran oleh
orang tua untuk
Penyebab
mengikuti ujian
paket: adanya
dorongan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
241.
242.
243.
244.
245.
246.
247.
248.
249.
250.
251.
252.
253.
254.
255.
256.
257.
258.
259.
260.
261.
262.
tidak marah hanya cuma bilang
“nanti ikut ujian paket”. karena
anak pertama kaka jadi rasa
bebanlah kalo misalnya tidak
lulus atau nanti tahan. nanti
tahan kan tertunda lagi jadi
harus ikut ujian paket. terus
adek-adek dong kermana?
adek-adek dong juga semua
karena mereka belum tahu
tentang itu kan kaka.. iya..
terus orang tua cuma suruh
ikut paket sa ataukah ada
perilaku lain juga yang
mereka berikan sampai adek
mau ikut paket? mereka
menghibur, tetap memberi
dukungan.. mereka
menghiburnya, menghibur
seperti bagaimana? seperti
suruh tetap jangan putus asa,
tetap bersemangat. kalo
mengikuti ujian
paket (239-242).
C menyatakan
bahwa ia merasa
terbeban ketika
tidak lulus karena
merupakan anak
pertama (242-237)
Adanya dukungan
dan hiburan dari
orang tua juga
mendorong C
untuk mengikuti
ujian paket (252-
265)
significant others
(239-242)
Perasaan: merasa
terbeban karena
anak pertama: rasa
bersalah kepada
orang tua Malu
(242-247)
Penyebab
mengikuti ujian
paket: adanya
dukungan dari
significant others
(256-265)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
263.
264.
265.
266.
267.
268.
269.
270.
271.
272.
273.
274.
275.
276.
277.
278.
279.
280.
281.
282.
283.
284.
misalnya saya lagi sendiri-
sendiri mereka datang duduk
bercerita.. waktu adek sedih
tu adek tidak pi sekolah
begitu? kami kan sekolah
swasta kaka jadi saat
mengetahui bahwa kalau ada
yang tidak lulus itu langsung
diberi pendekatan dari,
pendekatan-pendekatan oleh
guru-guru begitu. o jadi di
sekolah ada pendekatan-
pendekatan ketika tidak
lulus. yaa seperti diberi
nasihat. waktu sebelum diberi
pendekatan itu, adek tidak
ingin melakukan, tidak
marah ke sekolahkah kenapa
sampai tidak lulus?
sebenarnya ada sih rasa
“kenapa sampai tidak lulus”,
tapi liat kembali dari kegiatan
C menyatakan
bahwa guru-guru
memberikan
pendekatan
kepada siswa yang
tidak lulus seperti
suatu nasihat
(267-277)
C melakukan
refleksi terkait
hal-hal yang
Alasan tidak
melakukan tindak
anarki:
Adanya
pendekatan dari
lembaga
pendidikan (267-
277) adanya
superego
Hal yang
dilakukan:
Melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
285.
286.
287.
288.
289.
290.
291.
292.
293.
294.
295.
296.
297.
298.
299.
300.
301.
302.
303.
304.
305.
306.
sekolah sebelum-sebelumnya
mungkin karena malas belajar
dan sebagainya bolos sehingga
menyebabkan tidak lulus. oo
begitu.. aa sebenarnya apa
yang membuat adek itu
selain karena ingin naik ke
SMA ikut ujian paket ? kan
tadi ikut ujian paket karena
ingin naik ke SMA, selain
itu? selain itu.. adakah hal
lain mungkin? tidak ada kaka.
jadi karena emang adek
ingin naik ke SMA begitu?
sebenarnya adek pengen
cepat-cepat naik ke SMA itu
biar apa? nanti kalo SMA
selesai bisa kuliah karena kami
kan banyak kaka, baru saya
kan anak pertama kakak.
basodara banyak? iya kaka
baru saya anak pertama jadi
pernah dilakukan
saat SMP yang
menurut C
berdampak pada
ketidaklulusan
yang dialami
(282-289)
C menyatakan
bahwa ia ingin
segera masuk
SMA dan
menyelesaikan
pendidikan karena
refleksi (282-289)
pr. Penyebaran
perhatian
konsentrasi
Penyebab
mengikuti ujian
paket (299-324):
adanya rasa
bersalah
terhadap orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
307.
308.
309.
310.
311.
312.
313.
314.
315.
316.
317.
318.
319.
320.
321.
322.
323.
324.
325.
326.
327.
328.
kalo misal tunda-tunda atau
tahan-tahan nanti adik-adik
kermana begitu kaka.
Mengapa adek mengatakan
bahwa rasa beban kalau
tidak lulus karena adek
adalah anak pertama? rasa
beban.. karena saat mau masuk
SMP, mau masuk asrama, yang
orang tua pesankan sekolah
harus baik-baik karena kaka
anak pertama jadi harus
tunjukan kepada adik-adik. jadi
saat dengar tidak lulus
sepertinya.. sepertinya tidak
ada hal yang baik yang
diberikan kepada adik-adik.
semuanya gagal. setelah adek
tadi mampu menenangkan
pikiran, menenangkan diri
begitu, adek punya keinginan
untuk lanjut ke SMA itu apa
telah diberi pesan
oleh orang tua
untuk menjadi
contoh yang baik
bagi adik-adinya
(299-324)
tua
Adanya nasihat
dari significant
others: Anak
pertama harus
memberi
contoh yang
baik adanya
superego
Perasaan: rasa
bersalah (320-324)
Malu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
329.
330.
331.
332.
333.
334.
335.
336.
337.
338.
339.
340.
341.
342.
343.
344.
345.
346.
347.
348.
349.
350.
yang adek rasakan.
bagaimana perasaan adek?
senang karena sudah bisa
masuk SMA. selain itu? sudah
bisa kembali seperti awal
sudah tidak sedih lagi karena
sudah dapat teman baru jadi
sudah bisa bangkit kembali
kaka. terus menurut adek,
manfaat dari adek dapat
menenangkan pikiran,
menenangkan diri itu sampai
akhirnya ikut ujian paket itu
apa? manfaat yang saya dapat
itu, saya bisa bangkit kembali,
bisa memulai kembali
kehidupan seperti aktvitas saya
seperti bisa bergaul dengan
teman-teman, bisa ikut ujian
paket dan bisa masuk SMA.
baik.
adek menenangkan pikiran
C merasa senang
saat bisa masuk ke
SMA karena
mendapat teman
baru dan
melanjutkan
pendidikan (331-
337)
C menyatakan
bahwa manfaat
yang diperoleh
saat dapat
menenangkan
pikiran dan diri
yaitu dapat
beraktivitas seperti
bergaul dengan
Perasaan saat lulus
Ujian Paket:
senang (331-337)
kenikmatan
Manfaat yang
diperoleh setelah
mengontrol emosi
(342-348):
Dapat kembali
melakukan
aktivitas sehari-
hari
dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
351.
352.
353.
354.
355.
356.
357.
358.
359.
360.
361.
362.
363.
364.
365.
366.
367.
368.
369.
itu dengan cara seperti
bagaimana? banyak berefleksi
kaka. itu mereflkesikan apa?
merefleksikan kira-kira apa
yang harus saya bikin setelah
gagal ini. setelah gagal, apa
yang harus saya bikin supaya
tidak gagal lagi. jadi untuk
menenangkan pikiran itu
adek berdiam diri di rumah
tapi merefleksikan apa yang
harus dilakukan begitu? iya
kaka. baik untuk siang hari
ini, kakak cukupkan sekian.
semoga adek sukses di SMA
dan bisa membanggakan
orang tua. iya kaka.
terimakasih selamat siang. ya
selamat siang.
teman (342-248)
C menyatakan
bahwa ia
menenangkan
pikiran dengan
melakukan
refleksi. Selain itu,
C juga
memikirkan
terkait langkah
yang akan diambil
(350-358)
melanjutkan
pendidikan
Hal yang
dilakukan:
memikirkan
langkah yang
harus diambil
(354-358) str.
Refocus on
planning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Ringkasan Tema C
Tema Line
Peristiwa tidak lulus UN yang dialami C
terjadi pada tahun 2015
20-28
Emosi:
Kecewa: tidak puas atas hasil,
kecewa
Kesedihan: sedih, drop, lemah, loyo
seperti akan pingsan
Malu: rasa bersalah kepada orang tua
35-38, 80-90,
35-47, 61-65, 71-74
73-80, 98-107, 160-169, 242-
247, 320-324
Hal yang dilakukan:
Proses. R. E. :
1. Pemilihan situasi:
a. tidak bergabung dengan teman
dan berdiam diri di rumah
b. mengerjakan pekerjaan rumah
c. melakukan perintah significant
others
d. mencari keramaian
2. Penyebaran perhatian,
konsentrasi:
a. melakukan refleksi
Strategi:
1. Acceptance:
a. menerima kenyataan
2. Refocus on planning:
a. memikirkan langkah yang
harus diambil
Berusaha mengambil perhatian
significant others
mengikuti ujian paket
a. 96-107, 149-151,
b. 154-169
c. 154-169
d. 183-194, 197-199
a. 282-289
a. 48-52
a. 354-358
111-116
204-207
Faktor yang mendorong subjek dapat
mengurangi emosi:
1. adanya semangat dari significant
others
1. 66-71
Alasan tidak melakukan tindak anarki:
adanya pendekatan dari lembaga
267-277
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
pendidikan superego
Alasan mengikuti ujian paket:
ingin segera melanjutkan pendidikan
adanya rasa bersalah terhadap
significant other
adanya dorongan dari significant
others: anak pertama harus memberi
contoh yang baik super ego
Alasan melanjutkan pendidikan:
adanya dorongan dari significant
others
adanya pendekatan dari pihak
lembaga pendidikan
210-222
299-324
239-242, 256-265, 299-324
119-121, 136-146
122-135
Manfaat yang dirasakan subjek ketika
dapat mengontrol emosi:
dapat kembali melakukan aktivitas
sehari-hari
dapat melanjutkan pendidikan
342-348
342-348
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Verbatim Wawancara D
Line Verbatim Ringkasan Koding
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20
Selamat pagi.. selamat pagi
kak.. bagaimana kabarnya
hari ini.. kabar hari ini baik-
baik kak.. sekolah
bagaimana? lancar kak..
sekolah lancar kak.. baik,
kakak mau mengucapkan
terimakasih karena adek
sudah bersedia meluangkan
waktu pagi hari ini untuk
kita berbincang sebentar. ya
kak sama-sama. seperti yang
sudah kakak sampaikan
sebelumnya bahwa yang
akan kita bicarakan ini
adalah mengenai ujian
nasional yang pernah adek
lalui. ya kak.. baik, bisa kita
mulai ya.. bisa kak.. apakah
adek pernah mengikuti ujian
D pernah
Peristiwa tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28
29.
30.
31.
32.
33.
34
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
nasional? ya pernah kak.. lalu
pada tahun berapa adek
mengikuti ujian nasional?
taun dua ribu lima belas. lalu
bagaimana hasil ujian
nasional yang adek peroleh?
hasil ujiannya tidak
memuaskan... tidak
memuaskan karena tidak lulus.
lalu saat adek tidak lulus,
bagaimana perasaan adek
saat tahu tidak lulus? sedih,
kecewa, tidak puas dengan
hasil yang saya capai.
mengapa adek merasa sedih?
sedih pastinya karena tidak
lulus. kecewa juga karena tidak
bisa membahagiakan orang tua.
lalu mengapa adek
mengatakan bahwa adek
tidak puas dengan hasil?
karena saya tidak puas dengan
mengikuti Ujian
Nasional (UN)
pada tahun 2015
(19-29)
D merasa tidak
puas atas hasil,
sedih, dan kecewa
(27-34)
D menyatakan
bahwa ia merasa
sedih karena
kenyataan tidak
sesuai dengan
harapan. Selain
itu, C merasa
lulus UN yang
dialami D terjadi
pada tahun 2015
(19-29)
Perasaan(27-29,
32-34):
tidak puas atas
hasil, kecewa
Kecewa
sedih
kesedihan
Penyebab:
tidak dapat
membahagia-
kan significant
others (36-38,
49-54)
harapan tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
hasil yang dicapai kak..
memangnya hasil yang ingin
adek capai itu seperti apa? ya
hasil yang ingin saya capai tu
pasti semua lulus kak. adek
tadi merasa kecewa itu
karena apa? kecewa karena
tidak bisa membahagiakan
kedua orang tua. kan kalo lulus
kan kita bisa membahagiakan
kedua orang tua. kalo sekarang
kan tidak lulus kak.
lalu saat adek mengetahui
bahwa adek tidak lulus dan
rasa sedih, kecewa, itu apa
yang adek lakukan? sa
berdiam diri di kamar satu hari.
tapi setelah saya pikir-pikir
kegagalan ini mungkin menjadi
awal dari suatu kesuksesan
yang akan datang meskipun
saya tidak tahu kapan itu
kecewa karena
tidak dapat
membahagiakan
orang tua (36- 54)
D berdiam diri di
kamar, dan
merenungkan
peristiwa yang
dialami saat tidak
lulus UN (58-66)
sesuai dengan
kenyataan 39-
47)
Hal yang
dilakukan (58-66):
Merenungkan
peristiwa yang
dialami pr.
RE: penyebaran
perhatian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85
86.
kesuksesan itu datang. tapi
saya mengurung diri satu hari
kak.
kenapa adek memilih untuk
mengurung diri seharian itu?
memang pernah terlintas di
pikiran saya untuk membuat
tindakan anarki tetapi saya
berpikir kembali kalo tindakan-
tindakan anarki tidak
menguntungkan jadi buat apa
melakukan tindakan anarki?
kan kita bisa belajar dari
kesalahan kan kalo kedepannya
kita bisa tidak buat lagi
kenakalan yang sekarang kak.
kenapa adek mengatakan
bahwa melakukan tindak
anarki itu tidak
menguntungkan bagi adek?
karena apa gunanya kak
melakukan tindak anarkis.
D memiliki
pemikiran untuk
melakukan tindak
anarki. Akan
tetapi, tidak
dilakukan karena
menurut D tindak
anarki tidak
menguntungkan
D menyatakan
bahwa tindak
konsentrasi
berada di kamar
pr. RE:
pemilihan
situasi
D tidak
melakukan tindak
anarki (70-80)
Makna Peristiwa:
dijadikan sebagai
tolok ukur (77-80)
str. possitive
reappraisal
Penyebab tidak
melakukan tindak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93
94.
95.
96.
97.
98.
99.
100.
101.
102.
103
104.
105.
106.
107.
108.
bagaimana ya kak.. anarki tu
tidak apa.. tidak menyelesaikan
masalah. jadi kita belajar dari
pengalaman kalo saya tu tidak
lulus karena apa.. jadi buat apa
melakukan tindak anarki kak.
Tindak anarki itu tidak
menyelesaikan masalah,
maksudnya bagaimana? kalo
misalnya saya membuat
tindakan anarki jadi itu
jeleknya terhadap penilaian
orang ke sikap saya kak jadi
anarki tidak
menguntungkan
dan tidak
menyelesaiakan
masalah. Di sisi
lain, D melakukan
refleksi atas
kegagalan yang
dialami (71-76,
85-92)
D memiliki
pandangan bahwa
tindak anarki
memberi dampak
anarki (70-92):
tindak anarki
tidak
menguntungkan
tindak anarki
tidak
menyelesaikan
masalah
Hal yang
dilakukan:
Melakukan
refleksi (89-92)
pr. RE:
penyebaran
perhatian
konsentrasi
Penyebab tidak
melakukan anarki:
Adanya penilaian
negatif dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
109.
110
111.
112.
113.
114.
115.
116.
117.
118.
119
120.
121.
122.
123.
124.
125.
126.
127.
128
129.
130.
penilaian orang begini kak “dia
sudah tidak lulus, melakukan
tindak anarki” jadi bisa juga
teman-teman menjauhi saya
karena tindakan saya jadi itu
berdampak pada penilaian
orang kepada sikap saya kalo
saya melakukan tindakan
anarki. ini saat dengar hasil
itu di koran atau pakai
amplop? dengar langsung
kak.. kan diundang ke sekolah
baru dengar langsung kak. lalu
begitu mendengarkan
langsung di sekolah,
bagaimana perasaan adek?
sedih, sakit hati, trus iri dengan
teman-teman yang lulus, paling
besar tu sedih kak trus malu.
malu sama teman-teman yang
lulus. “kok bisa mereka lulus
tapi saya tidak lulus” begitu
adanya penilaian
negatif dari
lingkungan
kepadanya (105-
117)
D merasa sedih,
sakit hati, iri
terhadap teman
yang lulus, dan
merasa malu.
(125-131)
lingkungan (105-
117) adanya
superego
Perasaan (125-
131):
Sedih
kesedihan
sakit hati, malu,
iri Malu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
131.
132.
133.
134.
135
136.
137.
138.
139.
140.
141.
142.
143.
144.
145.
146.
147.
148
149.
150.
151.
152.
kak. kemudian saat
mendengarkan itu apakah
bersama orang tua ataukah
sendiri-sendiri ke sekolah?
bersama orang tua kak. waktu
itu dipanggil dari sekolah
katanya harus bersama orang
tua. makanya saya bersama
orang tua langsung ke sekolah
untuk mendengarkan langsung.
lalu saat di sekolah itu adek
sakit hati, iri sama teman,
malu juga, apa yang adek
lakukan saat itu di sekolah?
saya hanya bisa diam.. diam..
dan setelah mengetahui kalo
saya tidak lulus. saya langsung
diajak pulang oleh kedua orang
tua kak. daripada menanggung
malu di sekolah mending saya
pulang untuk berdiam diri.
mereflkesi diri kenapa saya
Saat mengetahui
bahwa D tidak
lulus, D diajak
pulang oleh orang
tua dari sekolah ke
rumah. setelah
berada di rumah,
D berdiam diri dan
Hal yang
dilakukan:
Pulang ke
rumah (145-
151) pr. RE:
pemilihan
situasi
melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
153.
154.
155.
156.
157.
158.
159.
160.
161.
162
163.
164..
165.
166.
167.
168.
169.
170.
171.
172.
173.
174.
tidak lulus.
adek merasa sedih, kecewa,
sakit hati, iri dan malu sama
teman itu berapa lama?
sampai saat ini kak. ketika saya
mengingat kejadian tersebut
masih merasa sakit hati,
kecewa, dan rasa bersalah
kepada orang tua. sampai saat
ini kak kalo mengingat
kejadian yang tidak lulus.
kemudian perasaan-perasaan
tersebut sampai adek sudah
menginjak SMA ini
berkurang atau semakin
bertambah? semakin
berkurang kak karena saya
semakin belajar e. belajar dari
kesalahan, jadi tidak mau
melakukan kesalahan yang
melakukan
refleksi atas
peristiwa yang
dialami
D masih merasa
sakit hati, kecewa,
dan merasa
bersalah kepada
orang tua apabila
teringat peristiwa
tidak lulus UN
(158-164)
D menyatakan
bahwa perasaan
negatif mulai
berkurang karena
ia belajar dari
refleksi (145-
153) pr. RE:
penyebaran
perhatian
konsentrasi
Perasaan (158-
164):
sakit hati, rasa
bersalah kepada
orang tua
Malu
kecewa
kecewa
Makna peristiwa:
dijadikan sebagai
tolok ukur (170-
176) str.
possitive
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
175.
176
177.
178.
179.
180.
181.
182.
183.
184.
185.
186.
187.
188.
189.
190.
191.
192.
193.
194.
195.
196.
sama pada saat saya tidak
lulus. bagaimana sampai
akhirnya perasaan-perasaan
itu berkurang? apa yang
adek lakukan? saya belajar
kembali dari kesalahan kak,
saya tidak lulus mungkin
karena saya terlalu nakal. jadi
saya mengubah sikap-sikap
yang nakal itu menjadi
mengontrol sikap nakal dengan
belajar yang rajin, mengerjakan
tugas sehingga saat ini saya
tidak ragu untuk mengikuti
ujian lagi dan saya yakin saya
pasti lulus kak. lalu setelah
adek mengurung diri di
kamar seharian, apa yang
adek lakukan setelah itu?
maksudnya setelah apa ni kak?
setelah mengurung diri kah? ya
setelah mengurung diri. saya
kesalahan dan
tidak ingin
mengulang
kesalahan. Selain
itu, D juga
melakukan
refleksi atas
peristiwa yang
dialami (170-190)
D menyatakan
reappraisal
Hal yang
dilakukan:
melakukan
refleksi (179-190)
pr. RE:
penyebaran
perhatian
konsentrasi
Hal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
197.
198.
199.
200.
201.
202.
203.
204.
205.
206.
207.
208.
209.
210.
211.
212.
213.
214.
215.
216.
217.
218.
berkonsentrasi kembali dengan
orang tua kak. pastinya mereka
marah, sedih, diberi
ceramahlah kak. namanya juga
orang tua kalo melihat anaknya
tidak berhasil pasti dia akan
marah tapi dari sikap orang tua
tu saya ada semangat baru
untuk memperbaiki kesalahan
jadi dari kesalahan itu saya
belajar banyak hal, bagaimana
saya harus bangkit dari
keterpurukan yang telah saya
buat tu kak. jadi saya
berkonsentrasi kembali ke
orang tua, jadi orang tua
mengatakan “tidak apa-apa..
yang penting sekarang tidak
melakukan kesalahan yang
sama.” begitu kak..
Berkonsentrasi dengan orang
tua maksudnya bagaimana?
bahwa sikap
marah yang
ditunjukkan oleh
orang tua
membuat D
menjadi semangat
untuk
memperbaiki
kesalahan. D juga
menyatakan
bahwa kegagalan
ini mendorong D
berpikir mengenai
langkah yang
harus diambil
(196-216)
Setelah satu hari
berada di kamar,
dilakukan:
Berpikir terkait
langkah yang
harus diambil
(206-216) str.
Refocus on
planning
Hal yang
dilakukan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
219.
220.
221.
222.
223.
224.
225.
226.
227.
228.
229.
230.
231.
232.
233
234.
235.
236.
237.
238
239.
240.
maksud saya berkonsultasi.
jadi saya berkonsultasi dengan
orang tua untuk kedepannya,
saya berkonsultasi tentang
apakah saya harus melanjutkan
atau harus mengulang.
orang tua saya menuyuruh saya
untuk tetap melanjutkan jadi
saya ikut paket b untuk tetap
melanjutkan. berkonsultasi
juga memberi semangat
tersendiri untuk saya. orang tua
memotivasi saya untuk terus
melanjutkan biar tidak
ketinggalan dari teman-teman
yang lain kak. kemudian
setelah diceramahi orang tua
itu adek mengikuti paket b?
ya kak. bagaimana ceritanya
sampai adek memutuskan
untuk ikut paket b? coba..
D berkonsultasi
dengan orang tua
terkait langkah
selanjutnya yang
akan diambil.
Adanya perintah
dari orang tua
untuk melanjutkan
pendidikan. Selain
itu, orang tua juga
memberi motivasi
agar D tidak
ketinggalan dari
teman-teman
sehingga ia
mengikuti ujian
paket (226-238)
Berkonsultasi
dengan significant
others terkait
langkah yang akan
diambil (219-224)
str. Refocus on
planning
Penyebab
melanjutkan
pendidikan:
Adanya perintah
(226-231) dan
dorongan dari sig.
others (231-235)
adanya
superego
Hal yang
dilakukan:
mengikuti ujian
paket (235-238,
244-249)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
241.
242.
243.
244.
245.
246.
247.
248.
249.
250.
251.
252.
253.
254.
255.
256.
257.
258
259.
260.
261.
262.
bagaimana kak? bagaimana
sampai adek memutuskan
untuk mengikuti ujian paket
b? karena saya mau langsung
lanjut ke SMA kak, tidak mau
menunggu lama karena kalo
menunggu satu tahun lagi
berarti ketinggalan dengan
teman-teman yang lain.
apa yang membuat adek
ingin melanjutkan studi ke
SMA? dukungan kak.
dukungan dari orang tua, dari
teman-teman. jadi ada
semangat tersendiri untuk
lanjut ke SMA sekalipun saya
D ingin segera
melanjutkan ke
SMA sehingga ia
harus mengikuti
ujian paket. Selain
itu, D juga tidak
ingin ketinggalan
dari teman
seangkatan (244-
249)
Adanya dukungan
dari orang tua dan
teman seperti
motivasi, nasihat,
serta adanya
Penyebab ikut
ujian paket (244-
249):
ingin segera
melanjutkan
pendidikan agar
tidak
ketinggalan dari
teman
seangkatan
adanya
superego
Penyebab D
melanjutkan
pendidikan (258-
283):
adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
263.
264.
265.
266.
267.
268.
269.
270..
271.
272
273..
274.
275.
276.
277.
278.
279.
280.
281.
282.
283.
284.
tidak lulus, saya selalu diberi
semangat oleh orang tua,
teman-teman untuk bisa, untuk
melanjutkan ke SMA kak.
semangat seperti apa yang
orang tua berikan? motivasi,
belajar kak, pokoknya rajin dan
pastinya tidak boleh
melakukan kenakalan yang
sama yang dilakukan SMP kak.
Dukungan dari teman-teman
itu seperti bagaimana? kan
kalo teman-teman tu
mendukung tu lebih banyak
bercandanya tapi teman-teman
mendukung saya untuk tetap
melanjutkan jadi mereka tidak
mau kalo saya ketinggalan dari
teman-teman. oo maunya
bareng, sama-sama? ya kak
harus selalu sama-sama.
kemudian perasaan adek
harapan teman-
teman membuat D
menjadi semangat
untuk melanjutkan
pendidikan (258-
283)
dukungan dari
sig. others
adanya harapan
sig. others
(275-283)
proyeksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
285.
286.
287.
288.
289.
290.
291.
292.
293.
294.
295.
296.
297.
298.
299.
300.
301.
302.
303.
304.
305.
306.
saat ini ketika naik SMA itu
yang sedih, kecewa, saki hati,
iri, malu itu sedikit
berkurang ya? ya sedikit
berkurang. kemudian
bagaimana perasaan adek
setelah akhirnya masuk
SMA? pastinya senang kak,
kita bisa masuk SMA,
mengenal situasi baru,
mengenal teman-teman yang
baru dan tapi dari saya pribadi
saya mau untuk berusaha..
berusaha sekeras mungkin
untuk memperbaiki kesalahan
jadi di SMA ini saya belajar
bagaimana mengelola emosi
terus memperbaiki pergaulan
dimana saya yang nakal, saya
mengusahakan supaya di SMA
ini saya tidak nakal lagi, lebih
banyak belajar, lebih banyak
D merasa senang
saat naik ke
jenjang SMA
karena dapat
mengenal teman
dan situasi baru.
Di sisi lain, D
menyatakan
bahwa ia akan
berusaha untuk
melakukan hal-hal
positif agar dapat
memuaskan diri
pribadi, orang tua,
dan lingkungan
Perasaan setelah
naik ke jenjang
selanjutnya:
senang (292-296)
kenikmatan
Makna peristiwa:
dijadikan sebagai
motivasi (296-
312) str.
possitive
reappraisal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
307.
308.
309.
310.
311.
312.
313.
314.
315.
316.
317.
318.
319.
320.
321.
322.
323.
324.
325.
326.
327.
328.
mengerjakan tugas-tugas
supaya nanti mendapat hasil
yang puas. memuaskan untuk
diri saya sendiri, untuk orang
tua, dan untuk orang-orang di
sekitar saya begitu kak. maaf,
kan tadi adek mengatakan
bahwa adek mengurung diri
di kamar seharian gitu kan.
ya kak. terus bagaimana
sampai adek dapat
mengurangi perasaan sedih,
kecewa, sakit hati, iri, dan
malu tersebut. adek
melakukan apa saja? setelah
saya mengurung diri seharian,
terus saya jalan-jalan,
refreshing diri kak jadi jalan-
jalan ke tempat yang kayak
tempat-tempat wisata. o
pantai, laut maksudnya? ya
pantai, tempat-tempat wisata
(292-312)
Selain berdiam
diri di kamar, D
melakukan
refreshing dengan
pergi ke tempat
wisata, dan
melakukan
kegiatan olahraga
Hal yang
dilakukan (321-
331) pr. RE:
pemilihan situasi:
berwisata
bermain bola
kaki:
berolahraga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
329.
330.
331.
332.
333.
334.
335.
336.
337.
338.
339.
340.
341.
342.
343.
344.
345.
346.
347.
348.
349.
350.
trus kegiatan olahraga juga
kak. kegiatan olahraga main
bola. bola kaki? ya bola kaki.
baik, kalo main bola kaki
artinya tidak main sendiri
begitu, ada teman-teman
yang lain. ya ada teman-teman
yang lain. nah, teman-teman
yang lain itu tahu adek tidak
lulus UN? tahu kak tahu.. lalu
bagaimana, mereka..
maksudnya kak? reaksi teman-
teman? ya reaksi teman-
teman terhadap adek
bagaimana. teman-teman pada
awalnya tahu saya sedih jadi
mereka tidak membicarakan
soal UN tapi setelah beberapa
hari sudah biasa kak. namanya
juga anak-anak jadi bercanda
buat.. teman-teman buat
semangat lagi jadi main bola,
(321-331)
Teman-teman
tidak
menyinggung
terkait
ketidaklulusan
yang dialami D
sehingga D
bermain bola
Hal yang
dilakukan:
Bermain bola
bersama sig.
others (343-356)
pr. RE:
pemilihan situasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
351.
352.
353.
354.
355.
356.
357.
358.
359.
360.
361.
362.
363.
364.
365.
366.
367.
368.
369.
370.
371.
372.
selama bermain itu bercanca-
bercanda untuk menghilangkan
rasa sedih, stres kak. jadi
mereka tidak menyinggung
tentang ketidaklulusan ya?
tidak. baik, kemudian
bagaimana saudara-saudara
ketika tahu adek tidak lulus?
kalo dari saudara-saudara,
mereka juga merasa kecewa
tapi ini kan kegagalan yang
tertunda. memberikan motivasi
kalau saudara tapi mereka juga
tidak terlalu menyinggung.
mereka memberikan
motivasi seperti bagaimana?
mereka tu memberi semangat,
jadi mereka tu memberikan
semangat seperti menyuruh
kita untuk belajar, membantu
kita mengerjakan tugas
(belajar, mengerjakan soal
sambil bercanda
untuk
menghilangkan
rasa sedih dan
stres (343-356)
D menyatakan
bahwa saudara
memberikan
motivasi agar
melanjutkan
pendidikan dan
tidak
menyinggung
terkait
ketidaklulusan
(359-373)
Penyebab
melanjutkan
pendidikan:
Adanya dorongan
dari sig. others
(359-373)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
373.
374.
375.
376.
377.
378.
379.
380.
381.
382.
383.
384.
385.
386.
387.
388.
389.
390.
391.
392.
393.
394.
latihan) kak, kalo saya tidak
mengerti dimana dibantu.
menurut adek, perasaan
adek setelah dapat
mengurangi perasaan-
perasaan tadi bagaimana? itu
ada kepuasan tersendiri kak,
dapat mengurangi emosi tu
bahagia kak, dimana pas
dulunya pas SMP kan
emosinya tidak terkontrol kalo
sekarang bisa kontrol tu merasa
lebih dewasa kak. kalo
sekarang saya SMA merasa
bisa lebih dewasa kak kalo
dapat kontrol emosi. terus
menurut adek manfaat dari
dapat mengurangi emosi tadi
bagaimana? ada nilai positif
kak, lebih tenang kak jadi
bergaul tu lebih tenang, tidak
gampang marah dengan hal-hal
D merasa lebih
dewasa dan
bahagia saat dapat
mengurangi emosi
(378-388)
D merasa lebih
tenang, tidak
mudah untuk
marah, dan tidak
ragu dalam
Perasaan setelah
dapat mengurangi
perasaan negatif:
bahagia (378-381)
kenikmatan
Manfaat:
Merasa lebih
dewasa (378-
388)
menjadi tenang,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
395.
396.
397.
398.
399.
400.
401.
402.
403.
404.
405.
406.
407.
yang kecil trus pastinya tidak
ragu dalam mengambil
keputusan kaka. untuk hari
ini, kakak cukupkan sekian.
terimakasih karena sudah
bersedia meluangkan waktu
untuk kita berbincang-
bincang pagi hari ini. sama-
sama kak. sukses untuk
UASnya dan ujian-ujian
yang akan datang.
terimakasih kak. terimakasih,
selamat pagi. pagii..
mengambil
keputusan saat
dapat mengurangi
emosi negatif
ketika tidak lulus
UN (388-397)
dan tidak
mudah untuk
marah (391-
397)
tidak ragu
dalam
mengambil
keputusan (391-
397)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Ringkasan Tema D
Tema line
Peristiwa tidak lulus UN yang dialami D
terjadi pada tahun 2015
19-29
Emosi:
Kecewa: tidak puas atas hasil,
kecewa
Kesedihan: sedih
Malu: sakit hati, malu, iri, rasa
bersalah kepada orang tua
27-29, 32-34, 158-164
27-29, 32-34, 125-131
125-131, 158-164
Hal yang dilakukan:
Proses R. E.:
1. Penyebaran perhatian,
konsentrasi:
a. Merenungkan peristiwa yang
dialami
2. Pemilihan situasi:
a. berada di kamar
b. pulang ke rumah
c. berwisata
d. berolahraga: bermain bola
Strategi:
1. Refocus on planning:
a. berpikir terkait langkah yang
harus diambil
Tidak melakukan tindak anarki
mengikuti ujian paket
a. 58-66, 89-92, 145-153, 179-190
a. 58-66
b. 145-151
c. 321-331
d. 321-331, 343-356
a. 206-216, 219-224
70-80
235-238, 244-249
Alasan tidak melakukan tindak anarki:
tindak anarki tidak menguntungkan
tindak anarki tidak menyelesaikan
masalah
adanya penilaian negatif dari
lingkungan superego
Alasan mengikuti ujian paket:
ingin segera melanjutkan pendidikan
agar tidak ketinggalan dari teman
seangkatan
70-80
85-92
105-117
244-249
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Alasan melanjutkan pendidikan:
adanya superego: perintah dari
significant others
adanya dorongan dari significant
others
DM. Proykesi: adanya harapan
significant others
226-231
231-235, 258-283, 359-373
275-283
Manfaat yang diperoleh subjek ketika
dapat mengontrol emosi:
Merasa lebih dewasa
menjadi tenang
tidak ragu dalam mengambil
keputusan
378-388
391-397
391-397
Makna Peristiwa:
Strategi possitive reappraisal:
a. dijadikan sebagai tolok ukur
b. dijadikan sebagai motivasi
a. 77-80, 170-176
b. 296-312
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI