Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STRATEGI KOPING PADA REMAJA PENDERITA SKOLIOSIS
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Benedicta Kusuma Wardhani
139114074
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
“You’re BRAVER than you believe,
STRONGER than you seem, and
SMARTER than you think.”
-WTP-
aku ini hamba Tuhan, tejadilah padaku menurut perkataanMu..
In the end, some of our greatest pains become our greatest strengths.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini aku persembahkan bagi :
Tuhan Yesus Kristus Yang Maha Keren
Partisipan-partisipan dalam penelitian ini
dan
Semua teman-teman sesama skolioser di manapun kalian berada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
STRATEGI KOPING PADA REMAJA PENDERITA SKOLIOSIS
Benedicta Kusuma Wardhani
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
ABSTRAK
Remaja pada umumnya berusaha mengembangkan fisik yang dimiliki menjadi lebih
sempurna. Usaha yang lebih besar untuk mengembangkan fisik dilakukan oleh remaja yang
menderita skoliosis karena memiliki fisik yang tidak sempurna. Skoliosis adalah salah satu
gangguan yang digambarkan dengan bengkoknya tulang belakang ke kiri atau ke kanan
membentuk kurva S atau C. Skoliosis memberi dampak fisik dan psikologis yang menjadi tekanan
bagi para penderitanya. Keadaan tersebut membuat remaja penderita skoliosis melakukan strategi
koping untuk mengatasi tekanan yang dialami. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
gambaran mengenai strategi koping yang dilakukan oleh remaja penderita skoliosis dalam
menghadapi kelainan yang diderita. Partisipan dalam penelitian ini adalah empat orang remaja
yang menderita skoliosis. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan metode analisis
isi terarah. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara tidak terstruktur. Kredibilitas
hasil penelitian didapatkan dengan melakukan member checking, peer debriefing, dan bias. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa skoliosis menyebabkan partisipan mengalami dampak secara fisik
maupun psikologis. Partisipan mengatasi dampak tersebut dengan mengombinasikan beberapa
strategi koping. Strategi koping yang dilakukan partisipan dipengaruhi beberapa sumber koping,
yaitu social support, internal locus of control, dan positive beliefs.
Kata kunci : remaja, skoliosis, strategi koping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
COPING STRATEGY ON ADOLESCENTS WITH SCOLIOSIS
Benedicta Kusuma Wardhani
Faculty of Psychology
Sanata Dharma University
ABSTRACT
Adolescents in general try to develop their physical appearances to be more perfect. The
greater efforts to develope physical appearance are done by adolescents with scoliosis because
they have imperfect physical appearances. Scoliosis is an obstruction that is described as the
crook of back bones to the left or right like the shape of letter S or C. Scoliosis gives physically
and psychologically impacts that became stresses for the patients. That condition makes
adolescents with scoliosis do coping strategy to solve the stresses. The aim of this research was to
gain the idea of coping strategy that was done by adolescents with scoliosis in order to face their
abnormalities. The participants in this research were four adolescents with scoliosis. The type of
this research was qualitative method with directional analysis. The data collection was done by
using unstructured interview method. The credibility of this research was gained by doing member
checking, peer debriefing, and bias. The result showed that scoliosis caused the participants
experienced physically or psychologically impacts. The participants solved the impacts by
combining some coping strategies. Coping strategy that was done by the participants was
influenced by some coping's source. They were social support, internal locus of control, and
positive beliefs.
Keyword : adolescents, scoliosis, coping strategy.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti haturkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas
bimbingan dan rahmat-Nya sehingga skripsi ini bisa terselesaikan. Peneliti
menyadari bahwa proses penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak dalam bentuk apapun. Maka peneliti ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang baik hati atas berkat yang selalu
mengalir sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
2. Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. P. Eddy Suhartanto, M.Si., selaku Kepala Program Studi Psikologi
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
4. M. L. Anantasari, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
bersedia menerima dan membimbing peneliti dalam proses penulisan
skripsi ini. Terima kasih Bu Ari atas segala cinta melalui waktu, tenaga
dan teguran yang senantiasa Ibu berikan demi kemajuan peneliti. Peneliti
meminta maaf jika selama proses penulisan skripsi ini banyak melakukan
kesalahan dan melukai Ibu. Tuhan memberkati Ibu dan keluarga selalu.
5. T.M. Raditya Hernawa, M.Psi., Psi., selaku Dosen Pembimbing Akademik
peneliti selama menempuh kuliah. Terima kasih atas segala masukan yang
Bapak berikan selama proses kuliah.
6. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang telah membantu melancarkan proses perkuliahan dan
senantiasa memberi banyak pelajaran dan pengalaman hidup selama masa
studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dhrama Yogyakarta.
7. Ignatius Setyanto dan Maria Ariany selaku orangtua peneliti. Terimakasih
atas segala cinta tanpa syarat yang selalu mengalir dalam bentuk apapun
untuk peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
8. Benedicta Felicia Pramesthi (dan Benedictus Eko) serta seluruh keluarga
besar peneliti yang selalu membuat hidup peneliti tidak monoton.
Terimakasih untuk segala bentuk dukungan yang diberikan.
9. Ignatius Rio Christy Bagaskara yang selalu setia, sabar dan tidak lelah
menegur serta memberikan motivasi bagi peneliti.
10. Adik-adik partisipan yang telah bersedia meluangkan waktu untuk berbagi
pengalamannya. Percayalah bahwa Tuhan telah memilih kita dengan cara-
Nya karena Tuhan tahu kita kuat.
11. Teman-teman Bimbingan Bunda(d)ari yang saling mendukung dan
menyemangati satu sama lain. Terimakasih dan sukses buat kita!
12. Keluarga PSM Cantus Firmus, terutama Pak Mbong tersaiyang, Herman
Lu, Kevin, Windy, Majid, dan tim Pesparama Medan Horas yang telah
memberikan begitu banyak pelajaran dan pengalaman berharga yang
sangat mengesankan. Sukses buat kita semua!
13. Wanita-wanita Panutan, Ayu, Sorta, Gia, Ria, Sasa, Dea, Ochak dan
Orang-orang Bakoh, Martindut, Bagas, Natalia, Tamara yang selalu
mengingatkan dan membuat hidup lebih positif. Jangan lelah berkarya!
14. Mas Muji dan Staf Lab Psikologi semester genap Tahun Ajaran 2016/2017
yang selalu menghibur dan saling mendukung satu sama lain.
15. Teman-teman Psikologi 2013, terutama kelas A : Dita, Yesi, Paskal,
Mbakdia, Rani, Etha, Yayak, Bella, Anette, Vionny, Fonsa, Citra, Clara,
Bebing, Gabby, Lia, Vita, Rista, Sefa, Keke, Vena, Anti, Dea, Vero,
Sonya, Yessica, Tia, Evlyn, Lias, Tata, SS, Koko, Tom, Doni, Hans, Yoyo
yang membuat masa studi di Psikologi Sanata Dharma menjadi lebih
berwarna. Sukses buat kita semua!
16. SEMAR 17 dan SS 22 sebagai keluarga yang tidak akan pernah putus,
terimakasih karena beberapa sudah mendahului yang secara tidak langsung
memberikan motivasi yang begitu berharga. See you on top!
17. Bakul-bakul Cremo, Astri, Dessy, Siwi, Ria, Alfon, KI, Tata, dan Ayu
yang selalu menanyakan waktu kelulusan sebagai motivasi yang sangat
menggugah. Sukses buat kita!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
18. Pihak-pihak lain yang telah membantu dengan cara masing-masing sejak
awal proses penulisan hingga skripsi selesai yang tidak dapat disebutkan
satu per satu.
Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti dengan senang hati membuka diri untuk
menerima kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak.
Yogyakarta,
Peneliti,
Benedicta Kusuma Wardhani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .......................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................. x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7
D. Manfaat penelitian .................................................................................... 8
1. Manfaat teoretis .................................................................................. 8
2. Manfaat praktis ................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 9
A. Remaja ...................................................................................................... 9
B. Skoliosis.................................................................................................. 10
1. Definisi skoliosis .............................................................................. 10
2. Jenis-jenis skoliosis .......................................................................... 11
3. Faktor penyebab skoliosis ................................................................ 12
4. Dampak skoliosis .............................................................................. 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
C. Strategi Koping ....................................................................................... 15
1. Definisi strategi koping .................................................................... 15
2. Jenis-jenis strategi koping ................................................................ 16
3. Sumber koping .................................................................................. 20
D. Kerangka Konseptual ............................................................................. 22
E. Pertanyaan Penelitian ............................................................................. 24
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 25
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 25
B. Fokus Penelitian ..................................................................................... 26
C. Partisipan Penelitian ............................................................................... 26
D. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 27
E. Analisis Data........................................................................................... 29
F. Dependabilitas dan Kredibilitas .............................................................. 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 34
A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian .................................................... 34
1. Persiapan penelitian .......................................................................... 34
2. Pelaksanaan penelitian ...................................................................... 35
B. Partisipan Penelitian ............................................................................... 36
1. Data partisipan .................................................................................. 36
2. Latar belakang partisipan .................................................................. 36
a. Partisipan 1 ................................................................................. 36
b. Partisipan 2 ................................................................................. 39
c. Partisipan 3 ................................................................................. 43
d. Partisipan 4 ................................................................................. 45
C. Analisis Data Penelitian.......................................................................... 47
1. Analisis data partisipan 1 .................................................................. 47
2. Analisis data partisipan 2 .................................................................. 55
3. Analisis data partisipan 3 .................................................................. 61
4. Analisis data partisipan 4 .................................................................. 66
5. Integrasi hasil analisis empat partisipan ........................................... 71
D. Pembahasan ............................................................................................ 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 93
A. Kesimpulan ............................................................................................. 93
B. Saran ....................................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 97
LAMPIRAN ......................................................................................................... 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skoliosis ............................................................................................... 11
Gambar 2. Kerangka Konseptual ........................................................................... 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Panduan Wawancara ................................................................................ 28
Tabel 2. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................. 35
Tabel 3. Data Partisipan ......................................................................................... 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel Panduan Wawancara .................................................................................. 101
Tabel Analisis Verbatim MG ............................................................................... 103
Tabel Analisis Verbatim E ................................................................................... 143
Tabel Analisis Verbatim YL ................................................................................ 162
Tabel Analisis Verbatim EE................................................................................. 176
Informed Consent MG ......................................................................................... 190
Informed Consent E ............................................................................................. 191
Informed Consent YL .......................................................................................... 192
Informed Consent EE ........................................................................................... 193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja adalah masa peralihan antara masa kanak-kanak dan
dewasa (Berk, 2012). Masa peralihan tersebut ditandai dengan adanya
perkembangan fisik dan kognitif. Aspek psikologis dari perubahan fisik
yang dialami remaja yaitu remaja sangat memerhatikan tubuh dan
mengembangkan citra individual terkait gambaran tubuh remaja (Santrock,
2002). Oleh karena itu, remaja pada umumnya berusaha mengembangkan
fisik yang dimiliki menjadi lebih sempurna. Akan tetapi, tidak semua remaja
memiliki tubuh yang normal. Beberapa remaja mengalami gangguan
tertentu yang memengaruhi penampilannya secara fisik. Kondisi tersebut
mengakibatkan adanya usaha yang berbeda antara remaja yang mengalami
gangguan dengan remaja yang tidak mengalami gangguan. Remaja yang
memiliki gangguan atau disabilitas tentu akan melakukan usaha yang lebih
besar dalam mengembangkan fisiknya dibandingkan dengan remaja yang
tidak mengalami disabilitas.
Salah satu disabilitas yang diderita remaja adalah skoliosis. Skoliosis
menurut National Institute of Arthitis and Musculoskeletal and Skin Disease
(NIAMS) USA merupakan kelainan muskuloskeletal yang digambarkan
dengan bengkoknya tulang belakang ke arah samping (Adillani, 2015). Dr.
dr. Rahyussalim, Sp. OT, Koordinator Pelayanan Masyarakat Divisi
Orthopedi Tulang Belakang menyatakan bahwa definisi sederhana dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
skoliosis adalah kelainan tulang belakang yang bengkok ke kiri atau ke
kanan dengan derajat kemiringan lebih dari 10 derajat (Aisyah &
Ambarwati, 2014).
Sebanyak 80-85% kasus skoliosis ditemukan pada masa pubertas dan
lebih banyak diderita oleh perempuan daripada laki-laki (Adillani, 2015).
Penelitian lain juga menyebutkan bahwa prevalensi skoliosis pada populasi
umum sebesar 4% dan lebih banyak terjadi pada remaja perempuan
(Mukaromah, 2011). The National Scoliosis Foundation USA juga
menyebutkan bahwa skoliosis ditemukan pada 4,5% populasi umum dan
skoliosis lebih sering terjadi pada wanita daripada pria (Krisnamurti, 2011).
dr. Luthfi Gatam, SpOT menjelaskan bahwa sebanyak 4-5% dari seluruh
populasi wanita di dunia menderita skoliosis, jika dibandingkan dengan pria
maka perbandingannya adalah 1:9 (Kompas, 2009).
Menurut Dr. dr. Rahyussalim, Sp. OT (dalam Aisyah & Ambarwati,
2014), beberapa faktor penyebab skoliosis adalah bawaan (kongenital),
pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot (neuromuskuler), dan
idiopatik (tidak diketahui penyebabnya). Selain itu, Judarwanto (dalam
Mukaromah, 2011) mengungkapkan bahwa sekitar 20% kasus skoliosis juga
merupakan efek samping yang diakibatkan karena menderita kelainan
tertentu, seperti distrofi otot, sindrom Marfan, sindrom Down, dan penyakit
lainnya. Berbagai kelainan tersebut menyebabkan otot atau saraf di sekitar
tulang belakang tidak berfungsi sempurna dan menyebabkan bentuk tulang
belakang menjadi melengkung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Dampak dari skoliosis antara lain mempengaruhi kerja organ paru-
paru dan jantung pada individu serta kerja organ pencernaan (Mukaromah,
2011). Skoliosis juga menyebabkan kepala nampak bergeser dari tengah dan
salah satu sisi pinggul atau bahu lebih tinggi daripada sisi yang berlawanan
(Pelealu, 2014). Selain dampak secara fisik, skoliosis juga menimbulkan
dampak secara psikologis bagi penderitanya. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Albhorgetti, Scimeca, Costanzo, dan Boca (dalam
Mukaromah, 2011) menyatakan bahwa skoliosis merupakan kondisi serius
dengan stressor tinggi karena berpengaruh terhadap gambaran diri dan harga
diri. Gangguan pada tulang belakang ini membuat penderita kurang percaya
diri karena bentuk tubuh yang tidak seimbang atau asimetris. Selain tidak
percaya diri, penderita skoliosis juga mengalami perubahan mental seperti
rendah diri, merasa berbeda dengan orang lain, malu, dan takut tidak
diterima di masyarakat (Afiana, 2016).
Perubahan yang dialami penderita skoliosis menyebabkan penderita
tersebut mengalami tekanan akibat skoliosis. LaMontagne et al. (2004)
mengungkapkan bahwa metode dan usaha individu untuk mengontrol,
seperti strategi koping, penting untuk menghilangkan tekanan atau rasa
sakit. Strategi koping adalah usaha yang mengacu pada pikiran dan tindakan
yang digunakan individu untuk mengatasi tekanan, mengelola masalah yang
menyebabkan tekanan, dan mempertahankan kesejahteraan hidup (Folkman,
2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Strategi koping dibagi menjadi dua jenis, yaitu problem focused
coping yang berorientasi pada sumber masalah secara langsung dan
emotional focused coping yang berorientasi pada emosi individu (Folkman
et al., 1986). Problem focused coping digunakan untuk membuat situasi
menjadi terkontrol, sedangkan emotional focused coping digunakan supaya
individu dapat lebih menerima situasi.
Strategi koping dapat dilakukan oleh penderita skoliosis untuk
meredakan kekhawatiran dan menjadi strategi agar penderita tetap
termotivasi dan tidak merasa rendah diri. Strategi koping yang dilakukan
setiap individu berbeda-beda karena perilaku koping melibatkan
kemampuan-kemampuan khas manusia seperti pikiran, perasaan, pemroesan
informasi, proses belajar, dan mengingat (Hasan & Rufaidah, 2013).
Strategi koping yang tepat diharapkan dapat membantu individu dalam
menghadapi tekanan yang dialami sehingga individu memiliki citra diri
yang positif pula.
Mukaromah (2011) telah melakukan penelitian untuk mendapatkan
gambaran tentang pengalaman psikososial remaja penyandang skoliosis di
wilayah Karisidenan Surakarta dengan metode kualitatif. Penelitian yang
menggunakan pendekatan fenomenologi deskriptif tersebut dilakukan pada
tujuh orang remaja perempuan dengan cara wawancara mendalam. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa makna pengalaman psikososial
remaja penyandang skoliosis adalah adanya rasa kekhawatiran terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
masa depan, akibat adanya ketidakpastian, ketidakberdayaan dan gangguan
jati diri.
Afiana et al. (2016) melakukan penelitian tentang konsep diri remaja
penderita skoliosis. Penelitian tersebut menggunakan metode kualitatif
dengan pendekatan fenomenologi dan melibatkan partisipan berjumlah tujuh
orang remaja penderita skoliosis di Kota Bandung. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa remaja penderita skoliosis merasa tidak percaya diri
setelah adanya perubahan bentuk fisik yang dialami. Masalah kurang
percaya diri yang dialami partisipan disebabkan oleh ketidakpuasan
terhadap kelainan tubuh yang dialami.
Misterska et al. (2012) melakukan penelitian berkaitan dengan
persepsi tingkat stres, penampilan tubuh, fungsi tubuh dan kesehatan mental
pada remaja perempuan dengan skoliosis idiopatik yang diperlakukan secara
konservatif di Jerman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipan
memiliki fungsi tubuh dan kesehatan mental yang membaik ketika
melakukan pengobatan.
Winasti (2012) melakukan penelitian untuk mengetahui motivasi
berwirausaha pada penyandang disabilitas fisik, faktor-faktor yang menjadi
hambatan dan cara mengatasi hambatan yang terjadi. Metode penelitian
yang digunakan yaitu kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa subjek berwirausaha karena adanya
dorongan kebutuhan eksistensi, keterhubungan dan pertumbuhan. Subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dengan menggunakan strategi
problem focused coping.
Penelitian sebelumnya menggambarkan keadaan remaja penderita
skoliosis dari segi psikososial (Mukaromah, 2011), konsep diri (Afiani,
2016), tingkat stres dan kesehatan mental (Misterska et al., 2012), sementara
itu strategi koping yang dilakukan subjek belum dibahas secara mendalam.
Penelitian yang membahas strategi koping sebelumnya dilakukan pada
subjek yang merupakan penyandang disabilitas fisik (Winasti, 2012), tidak
spesifik pada disabilitas tertentu seperti skoliosis. Maka hal yang
membedakan dengan penelitian sebelumnya sekaligus menjadi kebaruan
dari penelitian ini adalah penelitian ini akan manggambarkan strategi koping
pada remaja penderita disabilitas, secara spesifik yaitu skoliosis.
Penderita skoliosis mengalami tekanan-tekanan karena memiliki
gangguan yang tidak diinginkan. Gangguan yang dialami tersebut
memengaruhi gambaran diri penderita berkaitan dengan penampilan tubuh
yang kurang sempurna (Albhorgetti et al. dalam Mukaromah, 2011).
Penderita skoliosis juga mengalami ketakutan terhadap gangguan yang
semakin parah sehingga menyebabkan kecemasan dan stress. Kondisi
tersebut menyebabkan penderita melakukan koping untuk menyesuaikan
diri dengan keadaan. Berdasarkan hal tersebut, strategi koping pada remaja
penderita skoliosis menarik untuk diteliti karena gangguan skoliosis sangat
mempengaruhi gambaran diri penderita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran strategi koping
yang dilakukan oleh para remaja penderita skoliosis. Metode pengambilan
data yang akan digunakan yaitu metode kualitatif untuk mendapatkan
informasi secara mendalam terkait strategi koping penderita skoliosis.
Partisipan yang menjadi sasaran penelitian adalah remaja penderita skoliosis
dengan kelengkungan yang tampak secara fisik. Penelitian ini diharapkan
dapat membaharui penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya.
Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran bagi penderita
maupun keluarga supaya dapat mengatasi tekanan yang dihadapi dengan
baik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan sebelumnya,
rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana strategi koping yang
dilakukan oleh remaja penderita skoliosis dalam menghadapi kelainan yang
diderita.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran
mengenai strategi koping yang dilakukan oleh remaja penderita skoliosis
dalam menghadapi kelainan yang diderita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara teoretis dan
praktis.
1. Manfaat teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan
pengetahuan pada bidang psikologi klinis, khususnya mengenai
strategi koping pada remaja penderita skoliosis.
2. Manfaat praktis
a. Bagi para penderita skoliosis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi
penderita skoliosis supaya dapat menghadapi tekanan yang
dialami dengan baik.
b. Bagi keluarga
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi
keluarga penderita dalam memahami dan memberikan dukungan
kepada anggota keluarga yang mengalami skoliosis.
c. Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
pada masyarakat tentang pengalaman penderita skoliosis
sehingga dapat membantu memberikan dukungan pada
penderita skoliosis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Remaja
Remaja adalah individu yang sedang berada pada masa remaja. Masa
remaja adalah peralihan masa perkembangan antara masa kanak-kanak
menuju masa dewasa yang meliputi perubahan besar pada fisik, kognitif dan
psikososial (Papalia & Feldman, 2014). Masa remaja ditandai dengan
munculnya pubertas, yaitu proses yang pada akhirnya akan menghasilkan
kematangan seksual atau kemampuan untuk melakukan reproduksi (Papalia
& Feldman, 2014). Masa remaja adalah masa peralihan antara masa kanak-
kanak dan dewasa (Berk, 2012).
Jadi dapat disimpulkan bahwa remaja adalah individu yang sedang
berada pada masa transisi dari kanak-kanak menjadi dewasa, meliputi aspek
fisik, kognitif, dan psikososial yang ditandai dengan munculnya pubertas
yang akan menghasilkan kematangan seksual.
Hurlock (1978) membagi masa remaja menjadi beberapa tahap, yaitu
pra remaja (usia 11/12-13/14 tahun), remaja awal (13/14-17 tahun), dan
remaja lanjut (17-20/21 tahun). Sedangkan rentang usia remaja di Indonesia
adalah individu yang berusia 11-24 tahun (Sarwono, 1989).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
B. Skoliosis
1. Definisi skoliosis
Kata skoliosis berasal dari Bahasa Yunani skolios yang artinya
bengkok (Lyon dalam Pelealu, 2014). Skoliosis merupakan kelainan
muskuloskeletal yang digambarkan dengan bengkoknya tulang belakang
ke arah samping (National Institute of Arthritis and Musculokeletal and
Skin Disease USA dalam Adillani, 2015). Skoliosis adalah kelainan
tulang belakang yang bengkok ke kiri atau ke kanan dengan derajat
kemiringan lebih dari 10 derajat (Aisyah & Ambarwati, 2014).
Soetjaningsih mengungkapkan bahwa skoliosis adalah deformitas tulang
belakang berupa deviasi vertebra ke arah samping atau lateral
(Faturrahman, 2013). Skoliosis adalah deformitas tulang belakang yang
ditandai oleh lengkungan ke lateral dengan atau tanpa rotasi tulang
belakang (Pelealu et al., 2014). Skoliosis adalah tulang punggung yang
melengkung ke samping, membentuk kurva S atau C dan menyebabkan
pinggul dan bahu miring (Kamus Kesehatan, tanpa tahun).
Jadi dapat disimpulkan bahwa skoliosis adalah kelainan
muskuloskeletal atau deformitas tulang belakang yang digambarkan
dengan bengkoknya tulang belakang ke kiri atau ke kanan membentuk
kurva S atau C dengan atau tanpa rotasi tulang belakang dan
menyebabkan pinggul dan bahu miring.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Gambar 1. Skoliosis
2. Jenis-jenis skoliosis
Berdasarkan tingkatan kurva, kurva skoliosis termasuk dalam
kategori ringan bila sudut Cobb yang terbentuk kurang dari 250, sedang
apabila 25-450, dan berat apabila lebih dari 45
0 (Romano, M. et al. dalam
Pelealu, 2014). Skoliosis dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu
skoliosis fungsional dan skoliosis struktural.
a. Skoliosis fungsional disebabkan oleh posisi tubuh yang salah atau
tarikan otot akibat nyeri punggung dan spasme otot (Rossi, R. &
Alexander M. dalam Pelealu, 2014). Tidak terjadi rotasi vertebra
pada skoliosis fungsional dan bersifat reversibel. Skoliosis fungsional
juga bisa disebabkan oleh perbedaan panjang tungkai, herniasi
diskus, spondilolistesis, atau penyakit pada sendi panggul (Murphy,
K. et al. dalam Pelealu, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
b. Skoliosis struktural bersifat tidak reversibel dan bisa berupa skoliosis
idiopatik, kongenital, atau skoliosis neuromuskular (Rossi, R. &
Alexander M. dalam Pelealu, 2014).
3. Faktor penyebab skoliosis
Skoliosis mulai teridentifikasi pada usia 10-14 tahun (Goldberg et
al. dalam LaMontagne et al., 2004). Dr. dr. Rahyussalim, Sp. OT (dalam
Aisyah & Ambawati, 2014) menjelaskan bahwa beberapa faktor
penyebab skoliosis adalah :
a. Bawaan (kongenital)
b. Pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot
(neuromuskuler)
c. Idiopatik (tidak diketahui secara pasti penyebabnya).
Mukaromah (2011) menjelaskan beberapa faktor penyebab
skoliosis, antara lain :
a. Faktor genetik
Skoliosis dapat dipengaruhi oleh faktor genetik. Individu
yang memiliki keluarga yang merupakan penderita skoliosis lebih
besar kemungkinannya mengalami skoliosis dibandingkan dengan
individu yang tidak memiliki anggota keluarga penderita skoliosis.
b. Faktor sikap tubuh
Kebiasaan sikap tubuh yang tidak baik menimbulkan
kelemahan ligamen/ ikatan sendi tulang, penyempitan otot tendon,
dan kelemahan otot (Ippolito et al. dalam Mukaromah, 2011),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
sehingga menyebabkan defek postural berupa skoliosis.
Progresivitas skoliosis dapat berlangsung terus selama
pertumbuhan tulang akibat pertumbuhan asimetris dari tulang
belakang. Ketidaksimetrisan tulang belakang tersebut juga
dipengaruhi oleh gaya gravitasi (Hume dalam Mukaromah, 2011).
Kelainan postur tubuh dapat menimbulkan diskriminasi yang
berpengaruh terhadap citra tubuh seseorang.
c. Faktor gaya hidup
Skoliosis dapat dipengaruhi oleh nutrisi, pola tidur, posisi
tubuh (memanggul beban berat di punggung, olahraga berlebihan,
melakukan kegiatan yang mempengaruhi tulang belakang,
kebiasaan duduk atau berdiri lama, tidur dengan posisi tidak
sempurna), maupun kekurangan asam folat pada saat ibu hamil.
Jadi faktor-faktor penyebab skoliosis antara lain faktor bawaan atau
genetik dalam keluarga penderita, faktor kebiasaan sikap tubuh yang
tidak baik sehingga mengakibatkan terjadinya kelemahan otot, faktor
gaya hidup mencakup nutrisi, pola tidur, posisi tubuh maupun asam folat
saat ibu hamil, dan faktor idiopatik yaitu tidak diketahui penyebabnya.
4. Dampak skoliosis
a. Dampak fisik
Lau (2013) menjelaskan bahwa skoliosis dapat menimbulkan
dampak fisik, antara lain :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
1) Sakit punggung ringan yang dapat memengaruhi kualitas hidup
individu.
2) Degenerasi kepingan tulang belakang menimbulkan kerusakan
saraf menengah dan menyebabkan disfungsi pelemahan saraf.
Skoliosis menyebabkan bentuk tubuh menjadi asimetris atau
tidak seimbang, panggul menjadi miring (Dickson, 1984), kepala
nampak bergeser dari tengah, dan salah satu bahu lebih tinggi dari sisi
lainnya (Romano, M. et al.; Paul, S. M. dalam Pelealu, 2014). Kondisi
ini mengakibatkan penurunan kualitas hidup dan disabilitas, nyeri,
deformitas yang mengganggu penampilan, hambatan fungsional pada
organ tubuh, masalah paru, dan kemungkinan terjadinya progresifitas
saat dewasa.
b. Dampak psikologis
Selain dampak fisik, Lau (2013) juga meyebutkan dampak
psikologis yang muncul akibat skoliosis, yaitu :
1) Kondisi kekurangan pada tubuh yang terlihat jelas
mengakibatkan menurunnya rasa percaya diri, keberanian, dan
mempengaruhi penampilan individu.
2) Skoliosis menyebabkan gangguan psikologis dan emosi berupa
gangguan mood hingga depresi ringan.
Mukaromah (2011) mengungkapkan bahwa kelainan postur
tubuh seperti skoliosis berpengaruh terhadap citra tubuh individu.
Peristiwa kelainan postur tubuh tersebut dapat menimbulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
diskriminasi dari kelompok sehingga menyebabkan individu memiliki
beban psikologis dan mengalami stres. Hasil penelitian oleh Afiani
(2016) menunjukkan bahwa penderita skoliosis mengalami dampak
psikologis, seperti rendah diri, merasa berbeda dengan orang lain,
malu, ketakutan akan tidak diterima di masyarakat, dan tidak percaya
diri.
C. Strategi Koping
1. Definisi strategi koping
Koping adalah usaha untuk mencegah atau mengurangi hal yang
menjadi ancaman, membahayakan, dan merugikan, atau untuk
mengurangi tekanan yang sering dikaitkan dengan pengalaman-
pengalaman (Carver, 2013). Koping adalah upaya untuk mengelola
tekanan dengan cara yang efektif (Huffman et al., 2000).
Strategi koping adalah usaha mengelola keadaan untuk
menyelesaikan permasalahan kehidupan seseorang, dan mencari cara
untuk menguasai atau mengurangi stress (King dalam Yulianingsih,
2012). Strategi koping adalah cara yang digunakan individu dalam
menyelesaikan masalah, mengatasi perubahan yang terjadi dan situasi
yang mengancam, baik secara kognitif maupun perilaku (Rahayu, 2014).
Strategi koping diartikan sebagai cara untuk mengelola dan mengolah
tekanan psikis (baik secara eksternal maupun internal) yang terdiri atas
usaha baik tindakan nyata maupun tindakan dalam bentuk intrapsikis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
(peredaman emosi, pengolahan input dalam kognitif) (Hasan & Rufaidah,
2013).
Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi koping adalah usaha atau
cara untuk mengelola dan mengatasi tekanan dengan mencegah atau
mengurangi dampak kejadian yang menimbulkan stres berupa tindakan
nyata maupun intrapsikis secara kognitif dan juga perilaku sebagai
bentuk adaptasi individu.
2. Jenis-jenis strategi koping
Koping mengacu pada pikiran dan perilaku individu untuk
mengendalikan kesulitan yang dialami (emotion-focused coping) dan
mengendalikan masalah yang menyebabkan kesulitan (problem-focused
coping) (Folkman, 2013).
a. Problem focused coping
Jenis strategi koping ini langsung mengarah pada stressor itu
sendiri (Carver, 2013). Problem focused coping termasuk strategi
meliputi pengumpulan informasi, mencari saran, melihat pada
pengalaman sebelumnya, negosiasi, dan pemecahan masalah
(Folkman, 2013).
Active coping adalah proses mengambil langkah aktif untuk
mencoba menghapus atau menghindari tekanan untuk memperbaiki
dampak yang timbul (Carver et al., 1989). Active coping meliputi
tindakan langsung, meningkatkan usaha individu, dan melakukan
upaya secara bertahap. Carver et al. (1989) mengungkapkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
active coping mirip dengan problem focused coping yang dicetuskan
oleh Lazarus dan Folkman. Hal yang membedakan adalah Carver et
al. (1989) menyertakan tiga kategori tambahan yaitu :
1) Planning yaitu individu berpikir tentang bagaimana mengatasi
tekanan, meliputi membuat strategi, merencanakan langkah
yang akan dilakukan dan cara terbaik untuk mengendalikan
masalah.
2) Suppresion of competing activities yaitu individu lebih
berkonsentrasi pada tekanan yang sedang dialami dengan
mengesampingkan hal lain yang menjadi pengganggu dan
membiarkan hal lain terjadi begitu saja.
3) Restraint coping yaitu individu menunggu hingga ada
kesempatan yang tepat untuk bertindak. Koping ini termasuk
strategi aktif yang berfokus pada tekanan secara efektif, tetapi
juga merupakan strategi pasif karena mengekang yang berarti
tidak bertindak.
Bentuk problem focused coping yang lain yaitu seeking social
support for instrumental reasons yaitu mencari dukungan sosial
dengan cara mencari nasehat, bantuan, dan informasi untuk
menyelesaikan masalah.
Jadi problem focused coping adalah strategi koping yang
langsung mengarah pada sumber permasalahan. Bentuk-bentuk
problem focused coping antara lain active coping, planning,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
suppresion of competing activities, restraint coping, dan seeking
social support for instrumental reasons.
b. Emotion focused coping
Strategi ini bertujuan untuk meminimalkan tekanan emosional
yang dipicu oleh peristiwa yang menjadi stressor (Carver, 2013).
Emotion focused coping mencakup strategi yang dianggap adaptif
seperti menjaga jarak, humor, dan mencari dukungan sosial; maupun
strategi yang dianggap maladaptif seperti escape-avoidance,
melamun, dan menyalahkan orang lain (Folkman, 2013). Strategi ini
lebih digunakan pada peristiwa-peristiwa yang harus diterima.
Carver et al. (1989) menjelaskan bahwa bentuk-bentuk
emotion focused coping antara lain :
1) Seeking social support for emotional reasons yaitu individu
mencari dukungan sosial berupa dukungan moral, simpati, atau
pemahaman dari lingkungan sosial di sekitar.
2) Focusing on and venting of emotions yaitu individu cenderung
fokus pada tekanan atau kekecewaan yang dialami dalam
rangka melepaskan emosi atau perasaan tersebut. Cara ini
cenderung menghambat penyesuaian diri individu. Fokus pada
tekanan dapat mengalihkan perhatian individu dalam
melakukan cara penanggulangan aktif.
3) Behavioral disengagement yaitu kecenderungan individu
mengurangi usaha, bahkan menyerah untuk mencapai tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
mengatasi tekanan. Kecenderungan ini disebut juga dengan
ketidakberdayaan (helplessness).
4) Mental disengagement yaitu cara individu untuk mengalihkan
perhatian dari tekanan dengan melakukan berbagai kegiatan
seperti melamun, tidur, atau menonton televisi.
5) Positive reinterpretation yaitu individu berusaha mengatasi
perasaan tertekan dengan cara menilai tekanan yang dialami
secara positif.
6) Denial atau penolakan yaitu individu bertindak seolah-olah
tekanan yang dialami tidak nyata.
7) Acceptance atau penerimaan merupakan kebalikan dari
penolakan, yaitu individu menerima situasi yang menjadi
tekanan sehingga individu akan lebih bisa melakukan strategi
koping yang efektif untuk mengurangi tekanan yang dialami.
8) Turning to religion yaitu cara individu untuk mengatasi
tekanan yang dihadapi dengan beralih pada agama, karena
agama dinilai dapat berfungsi sebagai dukungan emosional,
sebagai sarana reinterpretasi dan pertumbuhan positif, atau
sebagai cara penanganan aktif terhadap tekanan.
Jadi emotion focused coping adalah strategi koping yang
bertujuan untuk mengurangi tekanan emosional akibat stressor.
Bentuk-bentuk emotion focused coping antara lain seeking social
support for emotional reasons, focusing on and venting of emotions,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
behavioral disengagement, mental disengagement, positive
reinterpretation, denial, acceptance, dan turning to religion.
3. Sumber koping
Lazarus dan Folkman (dalam Huffman et al., 2000) menyebutkan
beberapa sumber koping, yaitu health and energy, positive beliefs,
internal locus of control, social skills, social support, dan material
resources.
a. Health and energy
Semua tekanan menyebabkan perubahan-perubahan fisiologis
sehingga kesehatan individu secara signifikan mempengaruhi
kemampuan individu untuk melakukan koping. Individu yang lebih
kuat dan sehat semakin mengatasi tekanan dengan baik dan semakin
lama individu bertahan untuk melawan tanpa kelelahan.
b. Positive beliefs
Citra diri dan sikap yang positif dapat menjadi sumber koping.
Penelitian menunjukkan bahwa meningkatnya citra diri dapat
mengurangi kecemasan akibat kejadian yang menekan (Greenberg et
al. dalam Huffman, Vernoy, & Vernoy, 2000). Citra diri dan sikap
yang positif juga dapat membuat individu bertahan dalam
menghadapi tekanan. Menurut Lazarus dan Folkman, harapan
berasal dari kepercayaan pada diri sendiri, yang memungkinkan
individu menyusun strategi untuk mengatasi tekanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
c. Internal locus of control
Individu yang memiliki internal locus of control lebih berhasil
dalam melakukan koping daripada individu yang tidak memiliki
kendali atas peristiwa dalam kehidupannya (Strickland dalam
Huffman et al., 2000). Penelitian yang ada menunjukkan bahwa
individu yang memiliki internal locus of control lebih tinggi
mengalami tekanan psikologis lebih rendah karena memiliki kendali
atas kehidupannya sendiri.
d. Social skills
Situasi sosial dapat menjadi sumber kesenangan tetapi juga
bisa menjadi sumber tekanan. Pertemuan dengan seseorang yang
baru dikenal dan mencoba menemukan topik untuk dibicarakan bisa
menjadi tekanan bagi beberapa orang. Individu yang memiliki
kemampuan sosial memiliki kecemasan lebih rendah daripada
individu yang tidak memiliki kemampuan sosial. Kemampuan sosial
tidak hanya membantu individu untuk berinteraksi dengan orang lain
tetapi juga mengomunikasikan kebutuhan diri, memeroleh bantuan
ketika membutuhkan, dan mengurangi permusuhan dalam situasi
yang tegang.
e. Social support
Dukungan sosial dapat bermanfaat ketika ada kejadian yang
menekan. Individu dengan masalah yang spesifik merasa lebih
terbantu dengan adanya dukungan dan bantuan kelompok. Dukungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
sosial dapat membantu individu karena individu dapat memelajari
teknik koping dari orang lain yang memiliki masalah yang sama.
f. Material resources
Uang dapat menyediakan pilihan lebih banyak untuk
menghilangkan sumber tekanan atau mengurangi efek tekanan.
Individu yang memiliki uang dan keterampilan untuk
menggunakannya secara efektif umumnya mengalami tekanan yang
lebih sedikit daripada individu yang tidak memiliki uang (Lazarus
dan Folkman dalam Huffman et al., 2000).
D. Kerangka Konseptual
Remaja adalah individu yang sedang berada dalam masa peralihan dari
kanak-kanak menuju dewasa. Perkembangan pada masa remaja meliputi
aspek fisik, kognitif, dan psikososial. Remaja yang memiliki kelainan secara
fisik mengalami pengalaman yang berbeda dengan remaja normal lainnya.
Rentang usia remaja di Indonesia menurut Sarwono (1989) yaitu individu
yang berusia 11-24 tahun.
Skoliosis adalah salah satu kelainan tulang belakang yang bengkok ke
kiri atau kanan sehingga bahu dan pinggul menjadi tampak miring. Penyebab
skoliosis antara lain faktor genetik, faktor kebiasaan sikap tubuh, faktor gaya
hidup, dan faktor idiopatik atau tidak diketahui penyebabnya. Skoliosis
menimbulkan dampak fisik dan psikologis bagi penderita. Dampak fisik dari
skoliosis dapat berupa sakit punggung, kerusakan syaraf, bentuk tubuh
asimetris, dan panggul miring. Sedangkan dampak psikologis berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
menurunnya rasa percaya diri, gangguan mood, hingga depresi ringan.
Dampak yang ditimbulkan dari skoliosis tersebut dapat mempengaruhi
kehidupan remaja yang menderita skoliosis.
Remaja yang mengalami skoliosis memerlukan strategi koping untuk
mengelola tekanan yang dialami. Strategi koping adalah usaha untuk
mengelola dan mengatasi tekanan dengan mengurangi dampak yang menjadi
tekanan berupa tindakan sebagai bentuk adaptasi individu.
Terdapat dua jenis strategi koping, yaitu problem focused coping dan
emotion focused coping. Bentuk problem focused coping antara lain koping
aktif yang meliputi tiga hal yaitu perencanaan, suppresion of competing
activities, dan restraint coping. Selain koping aktif, problem focused coping
juga dapat dilakukan dengan mencari dukungan sosial yang bersifat
instrumental. Bentuk emotion focused coping antara lain mencari dukungan
sosial berupa dukungan moral maupun simpati dari orang lain, focusing and
venting of emotions, behavioral disengagement, mental disengagement,
reinterpretasi positif, penolakan, penerimaan, dan kembali pada kepercayaan
atau agama yang dianut.
Strategi koping yang dilakukan individu berasal dari beberapa sumber
koping. Sumber koping antara lain health and energy, positive beliefs,
internal locus of control, social skills, social support, dan material resources.
Sumber koping yang dimiliki individu dapat memengaruhi individu untuk
melakukan strategi koping yang digunakan untuk mengatasi tekanan yang
dialami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
E. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan dalam penelitian ini adalah :
Bagaimana gambaran strategi koping remaja penderita skoliosis dalam
menghadapi kelainan yang diderita?
Gambar 2. Kerangka Konseptual
Skoliosis adalah bengkoknya tulang belakang ke kiri atau kanan membentuk
kurva S atau C dan menyebabkan panggul dan bahu miring.
Dampak fisik
Sakit punggung
Kerusakan dan pelemahan saraf
Bentuk tubuh asimetris
Panggul miring
Dampak psikologis
Menurunnya rasa percaya
diri dan keberanian,
gangguan mood hingga
depresi ringan.
Strategi koping
Problem Focused
Coping
Active coping
(planning, suppresion
of competing activities,
restraint coping)
seeking social support
for instrumental
reasons.
Emotion Focused Coping
Seeking social support for
emotional reasons
focusing on and venting of
emotions
behavioral disengagement
mental disengagement
positive reinterpretation
denial, acceptance
turning to religion.
Remaja adalah individu yang sedang mengalami masa peralihan dari kanak-
kanak menuju dewasa, meliputi aspek fisik, kognitif, dan psikososial.
Dampak Skoliosis
Sumber koping
Health and energy
Positive beliefs
Internal locus of
control
Social skills
Social support
Materials resources
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah cara untuk menggambarkan dan memahami
pengalaman dan tindakan individu berdasarkan perspektif individu yang
berada dalam situasi tertentu (Fischer, 2006). Tujuan penelitian kualitatif
yaitu untuk mendalami, mencari tahu dan menerima informasi yang
dihasilkan selama proses penelitian (Breakwell et al., 2012). Penelitian
kualitatif diawali dengan asumsi, pandangan umum, penggunan pandangan
teoretis, dan studi tentang masalah penelitian yang menanyakan makna
individu ataupun sekelompok individu yang dianggap sebagai masalah
(Creswell, 2007). Penggunaan metode kualitatif dapat membantu memahami
konteks fenomena secara alami.
Penelitian kualitatif menghasilkan data yang bersifat deskriptif, seperti
transkrip wawancara, catatan observasi, gambar, foto, rekaman video, dan
lain sebagainya (Poerwandari dalam Rachmayanti & Zulkaida, 2007).
Penelitian ini akan menggunakan metode wawancara yang akan diubah
menjadi bentuk transkrip sebagai sumber data. Data yang diperoleh akan
diolah dengan metode analisis isi kualitatif. Hsieh dan Shannon (dalam
Supratiknya, 2015) menjelaskan bahwa analisis isi kualitatif (AIK)
merupakan metode penelitian untuk menafsirkan data teks secara subjektif
melalui proses klasifikasi sistematik berupa pengodean dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
pengidentifikasian aneka tema atau pola. Tujuan analisis isi kualitatif adalah
mengungkap isi atau makna dari sebuah teks sesuai konteks.
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah gambaran strategi koping yang dilakukan
oleh remaja penderita skoliosis dalam menghadapi kelainan yang diderita.
C. Partisipan Penelitian
Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu memilih
partisipan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian kualitatif tidak
fokus pada kuantitas tetapi lebih pada kualitas terkait fenomena yang apa
adanya (Breakwell et al., 2012). Sesuai dengan penjelasan tersebut, maka
jumlah partisipan dalam penelitian ini berjumlah kecil supaya dapat fokus
untuk mendalami informasi dari masing-masing partisipan. Partisipan dalam
penelitian ini adalah remaja penderita skoliosis yang berjumlah empat orang.
Keempat partisipan dipilih berdasarkan kriteria tertentu yang sesuai dengan
tujuan penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling tipe
homogeneous sampling, yaitu memilih sample dengan karakteristik yang
sama (Etikan et al., 2015). Partisipan dalam penelitian ini memiliki
karakteristik yang sama dari segi rentang usia dan latar belakang penyakit
yang diderita. Kriteria pertama adalah partisipan merupakan individu yang
tergolong dalam kategori remaja. Batasan usia remaja Indonesia adalah 11-24
tahun dan belum menikah (Sarwono, 1989). Kriteria tersebut dipilih karena
pada masa remaja, individu sangat memerhatikan tubuh dan mengembangkan
citra diri berkaitan dengan gambaran tubuh yang dimiliki (Santrock, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Kriteria kedua adalah partisipan merupakan individu penderita skoliosis
dengan bahu atau pinggul tampak miring dan partisipan merasa terganggu
dengan kondisi fisiknya tersebut. Kriteria tersebut dipilih karena skoliosis
memengaruhi bentuk tubuh individu yang dapat mengakibatkan individu
memiliki bentuk tubuh yang kurang sempurna.
D. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelititan ini menggunakan metode wawancara.
Wawancara adalah situasi peran antar-pribadi yang bertatap muka, ketika
pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk
memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah penelitian,
kepada seorang responden (Kerlinger, 2006).
Cara wawancara yang akan digunakan pada penelitian ini adalah
wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah suatu situasi
terbuka yang kontras dengan wawancara terstruktur, bersifat lebih luwes dan
terbuka (Kerlinger, 2006). Wawancara tidak terstruktur tetap direncanakan
sebagai acuan agar proses wawancara tidak melenceng dari tujuan penelitian.
Cara ini digunakan karena dalam situasi tertentu yang tidak direncanakan
membutuhkan pertanyaan-pertanyaan alternatif yang dinilai cocok dalam
proses memperoleh data. Bentuk pertanyaan dalam wawancara bersifat
terbuka agar tidak mengarahkan partisipan pada jawaban-jawaban tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Tabel 1
Panduan Wawancara
No Pertanyaan
Latar Belakang Partisipan
1 Biodata partisipan (nama lengkap, usia, TTL, tempat tinggal, daerah
asal)
2 Kapan mulai menyadari bahwa anda mengalami skoliosis?
3 Bagaimana awal mula anda mengetahui bahwa anda mengalami
skoliosis?
Dampak Skoliosis
4 Bagaimana reaksi anda ketika mengetahui bahwa anda mengalami
skoliosis?
5 Perubahan apa saja yang anda rasakan dari skoliosis?
6 Apa kesulitan yang anda alami akibat mengalami skoliosis?
Strategi Koping
7 Bagaimana cara anda mengatasi kesulitan tersebut?
8 Apa yang anda lakukan setelah mengetahui bahwa anda mengalami
skoliosis?
9 Seberapa sering anda melakukan cara tersebut?
10 Berapa lama anda melakukan cara tersebut?
11 Apakah cara yang anda gunakan tersebut dapat membantu mengatasi
kesulitan yang anda rasakan?
12 Perubahan apa saja yang anda rasakan setelah melakukan cara-cara
tersebut?
13 Dari sekian cara yang dilakukan, cara mana yang paling membawa
pengaruh?
Sumber Koping
14 Siapa saja yang berperan dalam kehidupan anda selama anda
mengalami skoliosis?
15 Bagaimana peran mereka dalam kehidupan anda?
Proses perolehan data meliputi beberapa tahap, yaitu:
1. Peneliti mencari partisipan sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan
dan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian.
2. Peneliti membangun rapport dengan partisipan dan menjelaskan tujuan
penelitian, kerahasiaan identitas maupun data partisipan, peran partisipan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
dalam penelitian, dan meminta ijin pada partisipan untuk merekam
seluruh proses wawancara.
3. Menyepakati jadwal bersama partisipan untuk melakukan wawancara.
4. Menyusun panduan wawancara sebagai acuan dalam proses wawancara
agar sesuai dengan tujuan penelitian.
5. Melangsungkan proses wawancara.
Data hasil wawancara akan direkam menggunakan alat perekam. Selain
itu, peneliti juga akan mencatat hal-hal penting dalam proses wawancara pada
kertas. Hasil wawancara akan diolah ke dalam bentuk verbatim.
E. Analisis Data
Penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif analisis isi terarah
dalam menganalisis data yang diperoleh. Hsieh dan Shannon (dalam
Supratiknya, 2015) menjelaskan bahwa analisis isi terarah bertujuan untuk
memvalidasi atau menguji ulang sebuah teori. Teori yang sudah ada
digunakan untuk membantu merumuskan daftar pertanyaan penelitian dan
menyusun skema awal. Analisis isi terarah mencakup beberapa langkah
berikut :
1. Menyusun Matriks Kategorisasi
Hasil wawancara yang sudah ada diolah menjadi bentuk verbatim
menggunakan tabel untuk mempermudah dalam menganalisis data.
Matriks kategorisasi disusun dengan cara mengelompokkan hasil
wawancara dari partisipan ke dalam kategori-kategori tertentu. Peneliti
menyusun beberapa kriteria berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
a. Problem focused coping adalah cara mengelola dan mengatasi
tekanan yang langsung mengarah pada tekanan itu sendiri. Kategori
ini meliputi active coping yang terdiri dari planning, suppresion of
competing activities, dan restraint coping dan seeking social support
for instrumental reasons.
b. Emotion focused coping adalah cara mengelola dan mengatasi
tekanan yang bertujuan meminimalkan tekanan emosional yang
dipicu oleh peristiwa yang menjadi stressor. Kategori ini terdiri dari
seeking social support for emotional reasons, focusing on and
venting of emotions, behavioral disengagement, mental
disengagement, positive reinterpretation, denial, acceptance, dan
turning to religion.
2. Pengodean (coding)
Menurut Hsieh dan Shannon (dalam Supratiknya, 2015), salah satu
strategi dalam melakukan pengodean yaitu peneliti membaca keseluruhan
transkrip wawancara terlebih dahulu dan menandai bagian-bagian
penting yang merepresentasikan hal yang sedang diteliti. Kemudian
peneliti menentukan kode pada semua bagian teks yang sudah ditandai
menggunakan kode yang sudah ditentukan pada matriks kode. Bagian-
bagian teks hasil wawancara yang tidak cocok dengan kode-kode yang
sudah ditentukan pada matriks akan diberi kode baru atau kode
tambahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
F. Dependabilitas dan Kredibilitas
Peneliti kualitatif harus menjelaskan strategi-strategi dalam penelitian
untuk menjamin reliabilitas dan validitas hasil-hasil penelitiannya
(Supratiknya, 2015).
1. Dependabilitas
Dependabilitas adalah istilah untuk menyebut reliabilitas dalam
penelitian kualitatif. Reliabilitas diartikan sebagai sejauh mana
pendekatan yang digunakan peneliti konsisten dengan yang digunakan
peneliti-peneliti lain dan proyek-proyek penelitian (Supratiknya, 2015).
Creswell (dalam Supratiknya, 2015) menyatakan bahwa reliabilitas hasil
penelitian dapat diuji dengan cara-cara sebagai berikut :
a. Memeriksa transkrip rekaman wawancara untuk memastikan tidak
ada kesalahan serius yang terjadi selama proses transkripsi.
b. Memastikan tidak ada perubahan makna kode yang terjadi selama
proses pengodean. Hal ini dapat dihindari dengan selalu
membandingkan data dengan kode yang sudah dirumuskan sesuai
dengan definisi yang ada.
2. Kredibilitas
Kredibilitas adalah istilah untuk menyebut validitas dalam
penelitian kualitatif. Validitas kualitatif diartikan sebagai sejauh mana
peneliti memeriksa keakuratan hasil-hasil penelitian melalui prosedur-
prosedur tertentu (Supratiknya, 2015). Berikut adalah cara-cara untuk
mencapai validitas :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
a. Member checking
Validitas dapat dicapai dengan cara memastikan keakuratan
hasil-hasil penelitian berupa tema-tema dengan menunjukkan
kembali pada partisipan untuk mengetahui keakuratan tema-tema
tersebut menurut partisipan. Setelah partisipan menyetujui tema-
tema tersebut, peneliti dapat menuliskan hasil tersebut sebagai
laporan akhir.
b. Peer debriefing
Peneliti memastikan keakuratan hasil penelitian dengan cara
meminta rekan untuk mengulas dan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang kritis tentang penelitian.
c. Bias
Penelitian yang valid sebaiknya lepas dari bias pribadi. Cara
yang dapat dilakukan untuk menghindari bias adalah refleksi, yaitu
peneliti melakukan refleksi pribadi secara terbuka dan jujur untuk
mengklarifikasi kemungkinan munculnya bias pribadi. Refleksi
digunakan sebagai pengingat selama proses pengambilan data
hingga analisis data sehingga diharapkan dapat mencegah terjadi
bias pribadi.
Selain cara-cara yang telah diuraikan, peneliti juga melakukan
validitas dengan cara mengonsultasikan panduan wawancara dengan
dosen pembimbing. Konsultasi dengan dosen pembimbing dilakukan
untuk memastikan bahwa panduan wawancara sudah sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
penelitian yang dilakukan. Peneliti juga menguji cobakan daftar
pertanyaan wawancara pada orang lain selain partisipan sebelum
melakukan proses pengambilan data. Uji coba pada orang lain dilakukan
untuk memastikan bahwa pertanyaan yang sudah disusun mudah
dimengerti sehingga partisipan diharapkan dapat memberikan respon
yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan penelitian
Partisipan dalam penelitian ini adalah remaja yang mengalami
skoliosis. Pemilihan partisipan dalam penelitian ini menggunakan
purposive sampling. Peneliti menentukan kriteria-kriteria partisipan
terlebih dahulu sebelum mencari partisipan. Kriteria partisipan dalam
penelitian ini adalah remaja dan mengalami skoliosis. Hal yang
dilakukan peneliti selanjutnya yaitu mencari partisipan yang sesuai
dengan kriteria dengan cara mencari informasi melalui orangtua, teman,
maupun media sosial.
Peneliti segera menghubungi partisipan melalui media komunikasi
online (chatting) setelah mendapatkan informasi terkait partisipan yang
sesuai dengan kriteria. Peneliti memastikan bahwa partisipan sesuai
dengan kriteria, menjelaskan gambaran tujuan penelitian, dan
menanyakan kesediaan partisipan dalam penelitian. Peneliti mengatur
jadwal pertemuan untuk wawancara dengan partisipan yang bersedia
terlibat dalam penelitian.
Peneliti mengawali proses wawancara dengan menjelaskan tujuan
wawancara, meminta partisipan mengisi informed consent, dan meminta
ijin partisipan untuk merekam selama proses wawancara berlangsung
menggunakan handphone. Peneliti juga menjelaskan bahwa akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
memeriksa hasil wawancara pertama untuk menentukan perlunya
probing. Peneliti akan kembali menguhubungi partisipan untuk
wawanara tambahan jika memang dibutuhkan probing. Jika data yang
telah diperoleh sudah cukup maka peneliti tidak akan melakukan
probing.
2. Pelaksanaan penelitian
Proses pengambilan data pada penelitian menggunakan metode
wawancara. Pengambilan data dilakukan dua kali, yaitu rapport
sekaligus wawancara dan probing.
Berikut ini merupakan waktu dan tempat pengambilan data :
Tabel 2
Waktu dan Tempat Penelitian
Partisipan Rapport dan Wawancara Probing
1 (MG) Kamis, 5 Oktober 2017 di
Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma
Rabu, 18 Oktober 2017 di
Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma
2 (E) Sabtu, 14 Oktober 2017 di
Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma
-
3 (YL) Sabtu, 14 Oktober 2017 di
Rumah Makan Ayam
Bakar Tamsis
Rabu, 8 November 2017 di
tempat tinggal partisipan
4 (EE) Sabtu, 21 Oktober 2017 di
SMA Marsudirini Virgo
Fidelis Bawen
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
B. Partisipan Penelitian
1. Data partisipan
Tabel 3
Data Partisipan
Partisi
pan
Usia Jenis
Kelamin
Waktu
Skoliosis
Medis Daerah Asal
1 (MG) 21 th Perempuan ± 7 tahun Tidak
operasi
Bekasi
2 (E) 19 th Perempuan ± 7 tahun Tidak
operasi
Pontianak
3 (YL) 19 th Perempuan ± 6 tahun Persiapan
operasi
Bengkulu
4 (EE) 17 th Perempuan ± 4 tahun Sudah
operasi
Kab.
Semarang
2. Latar belakang partisipan
a. Partisipan 1
MG adalah seorang remaja perempuan yang berusia 21 tahun.
MG lahir di Bekasi pada tanggal 30 September 1996. MG
merupakan anak tunggal yang tinggal di Bekasi bersama orangtua.
Orangtua MG bekerja sebagai agen saham. MG sedang menempuh
pendidikan di salah satu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. MG
tinggal di kost selama menempuh pendidikan di Yogyakarta.
Kesibukan MG selain kuliah saat ini yaitu PPL. MG melaksanakan
PPL hanya setiap hari Selasa, Rabu, dan Jumat. Jika ada rekan satu
kelompok PPL yang tidak bisa hadir, maka MG akan menggantikan
karena MG merupakan koordinator kelompok PPL. MG sering
merasa kelelahan karena jadwal kegiatan yang padat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Awalnya, MG tidak menyadari bahwa ia mengalami skoliosis.
Orangtua MG sering menegur MG untuk menegakkan badan karena
ia terlihat bungkuk ketika kelas VII SMP. Hal tersebut membuat MG
membiasakan diri untuk selalu membusungkan dada. MG mengaku
bahwa ia memiliki tubuh yang kurus dan tinggi sejak SD, bahkan
tinggi tubuh MG melebihi teman-teman sebayanya. MG merasa
bahwa ia tidak bungkuk. Orangtua teman-teman MG beranggapan
bahwa MG terlihat bungkuk karena berusaha menyesuaikan diri
dengan teman-teman sebaya yang tidak setinggi MG.
MG mulai menyadari bahwa tubuhnya terlihat bungkuk hanya
ketika dilihat dari sisi kanan saat menginjak kelas IX. MG menyadari
hal tersebut ketika sedang bercermin. Orangtua MG juga menyadari
ketika melihat MG mengenakan kaos dalam hanya tubuh bagian
kanan yang bungkuk. MG mengira kecelakaan yang dialami ketika
kelas VIII SMP merupakan penyebab dari bentuk tubuhnya yang
bungkuk pada satu sisi. MG merasa tidak peduli dengan bentuk
tubuhnya yang demikian sehingga ia merasa biasa saja. MG merasa
tidak biasa ketika ada orang lain yang menanyakan terkait bentuk
tubuh yang dimilikinya tersebut.
Keluhan yang dirasakan MG selain bentuk tubuhnya yang
bungkuk di salah satu sisi, yaitu merasa sakit ketika melakukan
olahraga senam lantai, merasa sakit ketika membawa tas ransel yang
bertali kecil, dan merasa nafas lebih cepat habis ketika lari. MG
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
mengikuti pelajaran olahraga ketika SMA dan melakukan senam
lantai kemudian MG merasa sakit di punggung dan dada hingga ia
meminta ijin untuk beristirahat pada guru yang bersangkutan. MG
merasa sakit di punggung bagian kanan dan merasa seperti akan
patah pada bagian tersebut ketika membawa tas ransel yang bertali
kecil. MG merasa nafasnya lebih cepat habis dan terengah-engah
ketika sedang berlari. MG merasa punggungnya menjadi berat
seperti terjadi ketegangan otot. Aktivitas sehari-hari MG cenderung
lancar dan tidak ada keluhan sakit.
Selain keluhan fisik, MG juga merasa malu dan rendah diri
karena bentuk tubuh yang kurang sempurna. MG menceritakan
bahwa payudara yang dimiliki tidak sama besar sehingga MG
merasa rendah diri. Akhir-akhir ini MG senang melihat baju-baju
yang menarik, akan tetapi MG sering memutuskan untuk tidak
membeli karena merasa buruk jika MG yang mengenakan. MG juga
merasa seperti memiliki punuk di punggungnya dan hal tersebut
pernah menjadi bahan cemoohan saudaranya. Bentuk tubuh MG
yang demikian juga membuat MG mengurungkan niat untuk menjadi
model atau pramugari yang menjadi impiannya sejak masih kecil.
MG masih memiliki harapan hingga saat ini untuk bisa mengenakan
pakaian yang indah dan sempurna di hari-hari penting seperti wisuda
dan menikah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
b. Partisipan 2
E adalah seorang remaja perempuan yang saat ini berusia 20
tahun. E lahir di Pontianak pada tanggal 3 Desember 1997. E
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Adik E berjenis
kelamin laki-laki dan perempuan. E tinggal bersama keluarganya
sejak menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi swasta di
Yogyakarta. Ayah E bekerja di Dinas Kehutanan, sedangkan ibu E
adalah ibu rumah tangga. Kegiatan E saat ini hanya kuliah. E sempat
terlibat kepanitiaan dalam sebuah kegiatan di gerejanya beberapa
waktu yang lalu. E menceritakan bahwa sejak kuliah, ia sering
berangkat pagi dan pulang saat malam hari sehingga membuat E
kelelahan.
Awalnya, E suka mengenakan pakaian ketat hingga suatu hari
saudara E melihat bahwa bentuk tubuh E tidak wajar. E menganggap
bahwa bentuk tubuh yang tidak wajar tersebut disebabkan oleh jatuh.
E, ketika berusia 12 tahun bertemu dengan saudaranya tahun yang
mengalami hal sama yaitu bentuk tubuh yang tidak wajar. Saudara E
periksa ke dokter dan dokter mendiagnosa bahwa saudara E
mengalami skoliosis. Hasil diagnosa saudaranya tersebut membuat E
memutuskan untuk periksa ke dokter seperti saudaranya. E diminta
melakukan rontgen ketika periksa untuk melihat keadaan tulangnya.
Dokter melihat hasil rontgen dan mendiagnosa bahwa E mengalami
skoliosis seperti saudaranya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
E mengaku tidak memiliki banyak pengetahuan tentang
skoliosis. Ia hanya pernah sedikit mempelajari pada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) semasa sekolah bahwa skoliosis
adalah tulang yang bengkok. E tidak merasa sakit atau pun tidak
nyaman ketika mendapat diagnosa skoliosis. Seiring bertambahnya
usia, E merasa tonjolan pada punggungnya semakin besar sehingga
membuat E merasa sakit dan tidak nyaman. E sempat melakukan
rontgen untuk kedua kalinya dan hasilnya menunjukkan bahwa
lengkungan tulang belakang E semakin besar.
Perubahan yang dialami E antara lain tidak bisa melanjutkan
kegiatan taekwondo. E aktif mengikuti taekwondo ketika SD. E tidak
melanjutkan kegiatan taekwondo setelah mengetahui bahwa ia
mengalami skoliosis karena fisiknya yang kurang mendukung. E
merasa sedih dan marah karena tidak bisa melakukan kegiatan yang
disukainya tetapi E hanya bisa pasrah menerima keadaan. E juga
mengungkapkan bahwa ia tidak bisa mengikuti kegiatan olahraga
selain yoga khusus skoliosis. E menggambarkan rasa sakit di bagian
punggungnya seperti dipukul menggunakan benda keras dan
mengalami rasa pegal yang tidak biasa bagi E. Skoliosis membuat E
tidak mampu mengangkat beban yang berat, tetapi E menceritakan
bahwa ia sering memaksakan diri membawa beban berat seperti
laptop pada saat kuliah karena E merasa harus melakukannya. E
mengungkapkan bahwa sebenarnya ia tidak diperbolehkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
mengendarai motor karena skoliosis membuat keseimbangan
tubuhnya terganggu. Larangan tersebut tidak dipatuhi karena E
merasa harus mengendarai motor sebagai akses untuk bepergian.
Skoliosis membuat E kesulitan tidur karena bentuk tubuh yang
tidak normal sehingga E kebingungan untuk memposisikan
tubuhnya. E mengungkapkan bahwa ia merasakan sakit pada bagian
tulang ekornya sehingga kesulitan bangun ketika tidur dengan alas
yang keras. Tulang belakang yang melengkung dapat menghambat
fungsi jantung dan paru-paru. Hal tersebut membuat E sering
mengalami sesak nafas. E sempat memaksakan diri mengikuti
kegiatan Palang Merah Remaja (PMR) yang banyak melibatkan
fisik. Semakin lama, E merasa fisiknya semakin tidak mampu
mengikuti kegiatan PMR sehingga E berhenti mengikuti kegiatan
tersebut.
Selain perubahan fisik yang dialami, E juga merasakan dampak
skoliosis secara psikis. E sering merasa iri dengan orang lain yang
bisa mengenakan pakaian menarik sedangkan E merasa tidak pantas
mengenakan pakaian yang sama. E tidak pernah mengenakan
pakaian ketat lagi setelah menyadari bahwa ia mengalami skoliosis
karena merasa bentuk tubuhnya akan terlihat jika mengenakan
pakaian ketat. E menceritakan ketika SMP ada seorang teman yang
mengatakan di depan banyak orang bahwa dada E tidak sama besar
antara bagian kanan dengan kiri. E hanya diam saja karena merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
jawabannya sudah terwakili oleh teman E yang lain yang langsung
mengingatkan bahwa tidak pantas mengucapkan hal tersebut di
depan umum. E sering merasa tidak percaya diri dengan bentuk
tubuhnya yang tidak normal karena membuat E tidak bebas
mengikuti berbagai kegiatan dan sering merasa mendapat tatapan
aneh dari temannya. Beberapa kali E dijauhi teman lawan jenisnya
ketika SMA setelah mengetahui bahwa E menderita skoliosis. Hal
tersebut membuat E rendah diri dan pasrah ketika dijauhi.
E menceritakan ia pernah mendengar cerita bahwa perempuan
yang mengalami skoliosis akan kesulitan dalam proses melahirkan.
Dampak tersebut tidak membuat E kawatir karena E mengetahui ada
teman dari ibunya yang mengalami skoliosis dan bisa melahirkan
anaknya dengan lancar. Menurut E, skoliosis tidak menghalangi
seorang perempuan untuk hamil tetapi hanya membuat seorang
perempuan dengan skoliosis mengalami proses kehamilan dan
melahirkan menjadi lebih berat daripada perempuan normal.
Dampak skoliosis yang dirasakan oleh E tidak membuat E lebih
bersemangat untuk menyembuhkan penyakit yang dideritanya. Hal
tersebut disebabkan oleh pengalaman saudara E yang melakukan
berbagai macam cara pengobatan tetapi tidak mengalami perubahan.
E lebih memilih menggunakan uang untuk keperluan lain daripada
untuk biaya pengobatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
c. Partisipan 3
YL adalah seorang remaja perempuan yang saat ini berusia 19
tahun. YL lahir di Kota Bajak pada tanggal 9 Januari 1998. YL
merupakan anak kedua dari empat bersaudara. YL berasal dari
Bengkulu namun saat ini tinggal di Yogyakarta karena sedang
menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi swasta di
Yogyakarta. YL tinggal di sebuah kontrakan bersama teman-teman
kuliahnya. YL menceritakan bahwa kegiatannya saat ini hanya
kuliah dan sedang tidak terlibat dalam kepanitiaan atau organisasi
apapun. Tugas dan kegiatan kuliah membuat YL memiliki jadwal
yang padat sehingga YL memutuskan untuk tidak terlibat dalam
kegiatan-kegiatan non-akademis.
YL mulai menyadari bahwa bentuk tubuhnya tidak normal
ketika sedang mengenakan pakaian ketat kemudian YL
memeriksakan dirinya ke dokter. YL diminta melakukan rontgen
ketika periksa ke dokter. Dokter menjelaskan hasil rontgen tersebut
yang menunjukkan bahwa YL mengalami skoliosis dengan
kelengkungan 20 derajat. Penyebab dari skoliosis yang dialami YL
tidak diketahui karena YL tidak merasa sakit, tidak pernah
mengalami kecelakaan dan tidak memiliki riwayat keturunan yang
mengalami skoliosis.
Perubahan yang dialami YL setelah mengetahui bahwa
mengalami skoliosis yaitu perubahan bentuk tubuh dan fisik semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
melemah. YL mengungkapkan bahwa ia mengalami nyeri dan ngilu
pada tulang. YL juga mengelami sesak nafas ketika kelelahan.
Dampak yang dirasakan tersebut membuat aktivitas YL menjadi
terbatas dan terganggu. Perubahan bentuk tubuh yang dialami
membuat YL tidak bisa mengenakan pakaian ketat dan kesulitan
memilih pakaian yang pantas dikenakan. YL juga pernah mengalami
masalah dengan teman-temannya ketika SMA. Sebagian kecil
teman-teman YL mengolok-olok karena bentuk tubuh YL yang
berbeda. Hal tersebut membuat YL tidak mau bersekolah sehingga
YL berhenti bersekolah selama satu tahun.
YL mengalami sesak nafas beberapa waktu lalu yang membuat
YL harus dirawat di rumah sakit. YL diminta melakukan rontgen
ketika opname dan hasilnya menunjukkan bahwa derajat lengkungan
tulang belakang YL sudah mencapai 90 derajat. Bentuk tulang yang
sangat melengkung tersebut membuat YL harus menjalankan
operasi. Jika YL tidak melakukan operasi, maka akan sangat
berbahaya karena paru-paru YL terhimpit. YL menyetujui saran
dokter untuk melakukan operasi. Operasi YL dijadwalkan pada
Bulan Januari yang akan datang. YL berharap setelah operasi tidak
mengalami nyeri dan sesak nafas lagi sehingga bisa menjadi orang
yang normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
d. Partisipan 4
EE adalah seorang remaja perempuan yang saat ini masih
berusia 17 tahun. EE lahir di Kabupaten Semarang pada tanggal 13
Mei 2000. EE merupakan anak kedua dari dua bersaudara yang
tinggal bersama orangtuanya. EE sedang menempuh pendidikan
SMA di salah satu SMA swasta di Kabupaten Semarang. Kegiatan
EE saat ini adalah bersekolah dan mengikuti tambahan pelajaran
untuk mempersiapkan ujian kelulusan.
EE menyadari bahwa bentuk tubuhnya berbeda sejak kelas dua
SMP. EE sedang mengenakan pakaian berbahan tipis kemudian ibu
EE melihat bahwa punggung EE berbeda. EE dan ibunya mencari
informasi melalui saudaranya yang berprofesi sebagai bidan.
Saudara EE tersebut memperkirakan bahwa EE mengalami skoliosis
kemudian menyarankan EE untuk berobat pada dokter ahli tulang.
Orangtua EE membawa EE periksa pada dokter tulang terdekat dari
rumah. Dokter meminta EE untuk melakukan rontgen dan hasilnya
menunjukkan bahwa EE benar mengalami skoliosis dengan
kelengkungan sekitar 45 derajat. Keluarga EE menduga bahwa
penyebab skoliosis yang dialami berasal dari faktor keturunan.
Perubahan yang dirasakan EE setelah menyadari bahwa ia
mengalami skoliosis antara lain bentuk tubuh yang tidak normal
sehingga membuat EE merasa malu. EE merasa bahwa salah satu
bagian punggungnya menonjol dan tubuhnya tidak sama tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tangan EE juga tidak sama panjang dan ia sering mengeluh sakit
pada diafragma bagian kiri ketika berdiri terlalu lama. Kondisi tubuh
yang tidak normal tersebut membuat EE tidak bebas melakukan
aktivitas. EE mengungkapkan bahwa ia tidak bisa mengikuti
olahraga senam.
EE sempat merasa bahwa hanya ia sendiri yang mengalami
skoliosis hingga akhirnya ia bertemu dengan pasien lain ketika
periksa ke dokter. EE sering merasa tidak percaya diri dengan bentuk
tubuhnya terutama ketika ada teman yang melihat dan
mengetahuinya. Tidak jarang juga teman EE menanyakan skoliosis
yang dialami EE sehingga membuat EE merasa malu. Bentuk tubuh
yang berbeda juga membuat EE lebih selektif dalam memilih
pakaian yang akan dikenakan.
EE merasa bahwa lengkungan tulang belakangnya semakin
bertambah ketika memasuki SMA. Keluarga EE membawa EE
periksa pada dokter ahli tulang di Solo. Hasil pemeriksaan dokter di
Solo menunjukkan bahwa lengkungan tulang belakang EE sudah
mencapai 76 derajat dan dokter menyarankan untuk operasi. Jika EE
tidak dioperasi maka paru-parunya bisa tertusuk oleh tulangnya
sendiri. EE sempat merasa kawatir pada harapan hidupnya karena
resiko operasi yang sangat besar. EE menceritakan bahwa resiko
operasi tulang belakang adalah bisa mengalami kelumpuhan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
bahkan meninggal dunia. Hal tersebut membuat EE terpuruk dan
hampir putus asa karena seperti tidak ada harapan untuk hidup.
Operasi EE dijadwalkan pada Bulan Januari yang lalu, tetapi
ternyata jadwal operasi dipercepat. EE merasa tidak siap karena
pihak rumah sakit memberikan informasi satu hari sebelum jadwal
pelaksanaan operasi. Semua kekawatiran EE hilang setelah operasi
berjalan dengan lancar selama enam jam. Lengkungan tulang
belakang EE berkurang menjadi 30 derajat setelah operasi.
Lengkungan tulang belakang EE saat ini hanya sekitar 25 derajat. EE
mengungkapkan bahwa operasi pun tidak bisa membuat tulang
belakang kembali lurus sehingga meskipun sudah melalui operasi,
tulang EE masih melengkung. EE masih merasa tidak percaya diri
dengan bentuk tubuhnya hingga saat ini. EE juga merasakan nyeri
pada tulang belakangnya ketika merasa kedinginan.
C. Analisis Data Penelitian
1. Analisis data partisipan 1
a. Dampak skoliosis
Remaja yang menderita skoliosis mengalami dampak secara fisik
dan psikologis. Dampak fisik yang dilami penderita skoliosis antara
lain sakit punggung, kerusakan saraf, bentuk tubuh yang tidak
seimbang, dan panggul miring sehingga bentuk tubuh penderita
skoliosis menjadi tidak normal. Sedangkan dampak psikologis yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
dialami penderita skoliosis yaitu menurunnya rasa percaya diri,
keberanian, gangguan mood hingga depresi ringan.
Berdasarkan hasil data, MG mengalami dampak fisik seperti yang
dijelaskan pada penelitian sebelumnya. MG menceritakan bahwa
punggungnya terasa sakit ketika melakukan gerakan kayang. Selain
itu, MG juga merasa punggungnya berat dan tidak mempu membawa
beban dalam waktu yang lama. MG memiliki bentuk tubuh yang tidak
seimbang. Hal tersebut ditunjukkan dengan pernyataan MG yang
mengungkapkan bahwa punggung MG menonjol di salah satu sisi
yang menyebabkan MG terlihat bungkuk hanya ketika dilihat dari sisi
kanan saja. MG juga menceritakan bahwa ia lebih mudah merasa lelah
pada bagian kanan dari punggungnya. Selain bentuk punggung yang
tidak seimbang, bagian dada MG juga tidak seimbang sehingga
payudara MG lebih besar pada salah satu sisi. Bentuk yang tidak
seimbang menyebabkan MG mudah mengalami kesulitan bernafas
ketika berlari dan merasa sakit pada bagian paru-paru.
Hasil data juga menunjukkan bahwa MG tidak hanya mengalami
dampak skoliosis secara fisik, tetapi juga secara psikologis. MG
mengungkapkan bahwa ia merasa tidak percaya diri ketika
mengenakan pakaian kebaya dan ketika ada teman yang menanyakan
keadaan punggungnya karena MG menyadari bahwa bentuk tubuhnya
pada bagian kanan tidak seimbang dengan bagian kiri. Ketika ada
orang lain yang ingin tahu dan bertanya berkaitan dengan keadaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
tubuhnya, MG merasa tidak nyaman karena MG merasa malu jika
orang lain mengetahui keadaannya. Rasa rendah diri juga dialami MG
ketika melihat orang lain bisa mengenakan pakaian yang menarik dan
ketika MG melakukan foto seluruh tubuh. Bentuk tubuh yang tidak
sempurna membuat MG pernah diejek oleh saudaranya dan peristiwa
tersebut membuat MG merasa sakit hati. Keadaan MG yang
mengalami skoliosis juga membuat MG merasa sedih karena ia harus
mengurungkan cita-citanya untuk menjadi pramugari maupun model.
b. Strategi koping
Strategi koping dibedakan menjadi dua jenis, yaitu problem
focused coping dan emotion focused coping. Berdasarkan hasil
penelitian, MG melakukan dua jenis strategi koping tersebut.
1) Problem focused coping
Problem focused coping yaitu salah satu jenis strategi
koping yang berfokus pada sumber tekanan. Hasil data
menunjukkan bahwa MG pernah melakukan kedua bentuk
problem focused coping yaitu active coping yang masih dilakukan
hingga saat ini dan seeking social support for instrumental
reasons yang saat ini sudah tidak dilakukan.
Active coping adalah salah satu cara untuk mencoba
mengatasi atau menghindari tekanan dengan cara mengambil
langkah aktif. Hasil data menunjukkan bahwa MG masih
melakukan beberapa cara active coping hingga saat ini yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
berusaha membusungkan dada dan menegakkan tubuhnya ketika
sedang duduk. MG selalu berusaha menegakkan tubuhnya tetapi
terkadang tubuhnya menjadi tidak tegak tanpa disadari. MG
segera menegakkan tubuhnya kembali ketika menyadari bahwa
posisi tubuhnya dalam keadaan tidak tegak. Selain itu, MG juga
lebih selektif dalam memilih pakaian untuk dikenakan sejak
menyadari bahwa mengalami skoliosis. MG terkadang pakaian
menarik di toko pakaian maupun dikenakan orang lain dan ingin
mengenakannya. MG selalu mencoba pakaian yang menarik
baginya, jika dirasa tidak pas maka MG memutuskan untuk tidak
memilikinya. MG sedang berencana untuk mengikuti kelas yoga
atau zumba dalam waktu dekat supaya tubuhnya terbiasa
bergerak. Contoh active coping lain yang pernah dilakukan MG
antara lain merencanakan pengobatan pada dokter spesialis
tulang, mencari infodmasi dan memraktekan gerakan yoga dasar,
dan berenang.
Seeking social support for instrumental reasons adalah
salah satu cara untuk mengelola dan mengatasi tekanan yang
dialami dengan mencari dukungan sosial berupa nasehat, bantuan,
dan informasi. Hasil data menunjukkan bahwa MG pernah
melakukan cara ini dengan berobat pada pengobatan tradisional
seperti ahli tulang dan ahli pijat untuk mengurangi dan
menyembuhkan rasa sakit yang dialami. Selain itu, MG juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
pernah berobat pada ahli spiritual untuk membantunya dalam
mengatasi dampak psikologis yang ditimbulkan dari skoliosis.
Usaha yang dilakukan MG tersebut sudah tidak dilakukan lagi
saat ini.
2) Emotion focused coping
Emotion focused cooping adalah salah satu strategi koping
yang berfokus pada emosi individu dengan cara mengurangi
tekanan emosional yang timbul akibat peristiwa yang menjadi
sumber tekanan. Berdasarkan hasil data, MG melakukan beberapa
bentuk emotion focused coping yang masih dilakukan hingga saat
ini yaitu focusing on and venting of emotions, behavioral
disengagement, mental disengagement, positive reinterpretation,
dan denial. Selain itu, muncul bentuk koping lain yang dilakukan
MG yaitu humor dan escape avoidance.
Focusing on and venting of emotions yaitu cara individu
menghadapi tekanan dengan melepaskan emosi yang berfokus
pada tekanan yang dialami. MG merenung dan menangis untuk
menenangkan diri ketika menghadapi tekanan akibat skoliosis.
MG merasa harus menenangkan diri dengan cara menangis
karena setiap selesai menangis, ia merasa lega. MG juga
cenderung mengungkit semua masalah ketika sedang bimbang
dan merasa sedih ketika membahas skoliosis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Behavioral disengagement yaitu kecenderungan individu
untuk mengurangi usaha bahkan menyerah untuk mencapai tujuan
mengatasi tekanan. Hasil wawancara menunjukkan bahwa MG
mengurangi usaha-usaha untuk kesembuhannya. MG tidak lagi
melakukan yoga dan tidak meluangkan waktu untuk berobat. MG
cenderung mengesampingkan usaha pengobatan untuk penyakit
skoliosis yang dialaminya.
Mental disengagement yaitu cara yang dilakukan individu
untuk mengalihkan perhatian dari tekanan dengan melakukan
berbagai kegiatan. MG lebih memilih untuk berlibur daripada
melakukan pengobatan.
Positive reinterpretation yaitu cara individu untuk
mengatasi tekanan emosional dengan menilai tekanan yang
dialami secara positif. Hasil wawancara menunjukkan bahwa MG
cenderung mencari sisi baik yang dimilikinya di samping
penyakit skoliosis yang dialaminya. MG lebih bersyukur dengan
keadaannya karena melihat orang lain yang mengalami skoliosis
lebih parah darinya. MG juga beranggapan bahwa skoliosisnya
tidak mengganggu karena setidaknya ia masih bisa berjalan
supaya tidak merasa tertekan dengan skoliosis yang dideritanya.
Denial adalah salah satu strategi yang dilakukan individu
dengan bertindak seolah-olah tidak mengalami tekanan yang
sebenarnya dialami. Strategi ini dilakukan MG dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
menyalahkan Tuhan dan bertanya-tanya mengapa ia mengalami
skoliosis yang membuat penampilannya tidak sempurna dan ia
merasa tidak adil ketika sedang merasa tertekan. MG pernah
marah ketika ada orang lain yang mencelanya berkaitan dengan
skolisis dan MG pernah menganggap bahwa skoliosis adalah
aibnya. MG juga pernah lebih memilih untuk menunjukkan tubuh
bagian kiri ketika foto dan terkadang MG tidak memedulikan
skoliosis yang dialaminya.
Humor. MG, ketika ada orang lain yang menyinggung
bentuk tubuhnya maka ia menanggapi dengan bercanda. MG
menanggapi dengan bercanda hanya ketika suasana hatinya
sedang baik.
Escape avoidance. MG cenderung menghindari tekanan
yang dialami dengan menghindari pembahasan tentang skoliosis.
MG juga menghindari melihat punggung ketika sedang bercermin
karena tidak ingin melihat bentuk punggungnya yang tidak
normal. MG cenderung menghindari pengambilan foto seluruh
tubuh ketika yang mengambil foto adalah orang asing.
Selain bentuk-bentuk koping yang telah disebutkan
sebelumnya, MG juga pernah melakukan bentuk koping turning
to religion. Sebelumnya MG selalu memohon kesembuhan secara
khusus ketika berdoa setiap malam hari. Bentuk ini sudah tidak
dilakukan MG lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
c. Sumber koping
Beberapa sumber koping yang memengaruhi MG dalam
melakukan koping adalah social support, positive beliefs, dan internal
locus of control.
1) Social support. Social support dapat membantu individu untuk
menyesuaikan diri terhadap tekanan yang dialami. MG
mendapatkan dukungan sosial dari orangtua, saudara, pacar, dan
teman-temannya. Orangtua MG mendukung dengan
membiasakan MG untuk menegakkan tubuhnya dan meminta
MG untuk rutin melakukan yoga. Orangtua MG merasa
khawatir dengan keadaan MG sehingga berusaha mencari
informasi pengobatan alternatif dan mengajak MG untuk
berobat pada pengobatan alternatif. Orangtua MG lebih
mempercayakan kesembuhan anaknya pada pengobatan
alternatif.
Salah seorang saudara MG juga memberikan dukungan
pada MG dengan rutin menanyakan keadaan MG kemudian
melaporkannya pada ahli spiritual yang membantu kesembuhan
MG. MG memiliki pacar dan teman dekat yang mendukungnya
dengan cara mengingatkan MG untuk selalu melakukan latihan
dan olahraga. Menurut MG, teman-temannya mendukung MG
dengan memberikan semangat karena merasa kasihan dengan
keadaan MG.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
2) Positive beliefs. MG memiliki keyakinan bahwa Tuhan sendiri
yang akan menyembuhkan MG dari penyakit yang dialaminya.
3) Internal locus of control. MG merasa bahwa segala cara yang
dapat membantu mengatasi tekanan yang dialaminya adalah cara
yang berasal dari diri sendiri. MG tidak ingin kehidupannya
dikendalikan oleh orang lain.
2. Analisis data partisipan 2
a. Dampak skoliosis
Berdasarkan hasil data, E mengalami dampak skoliosis secara
fisik maupun secara psikologis. Dampak fisik yang dialami E yaitu E
merasa sakit pada bagian punggung dan tulang ekornya sehingga E
merasa tidak nyaman terutama ketika tidur. E juga merasa mudah
pegal dan susah bergerak. Bentuk tubuh yang tidak seimbang
membuat E mengalami sesak nafas karena jantung dan paru-paru tidak
berfungsi dengan maksimal. Fisik E yang lemah mengakibatkan E
tidak bisa melanjutkan kegiatan taekwondo, PMR, dan tidak bisa
mengikuti olahraga selain olahraga khusus untuk skoliosis. E juga
tidak mampu berlari dan mengangkat beban berat. Tubuh E yang tidak
seimbang membuat E tidak bisa mengenakan pakaian ketat,
keseimbangan tubuh E terganggu sehingga tidak diperbolehkan
mengendarai motor, dan membuat dada E tidak seimbang sehingga
kesulitan mengenakan bra.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Selain dampak fisik, E juga mengalami dampak psikologis. Hal
tersebut ditunjukkan dengan pernyataan E yang menceritakan bahwa
E merasa iri ketika melihat orang lain pantas mengenakan pakaian
apapun dan bisa aktif mengikuti berbagai kegiatan. E merasa terpuruk
karena skoliosis membuat dirinya berbeda dengan orang lain. Selain
itu, E juga merasa rendah diri dan tidak percaya diri karena
penampilannya yang tidak sempurna sehingga terkadang teman-teman
E memandang E dengan aneh. E juga pernah mengalami masalah
dalam relasi dengan teman lawan jenisnya karena penampilan E yang
tidak sempurna.
b. Strategi koping
1) Problem focused coping
Hasil wawancara menunjukkan bahwa E melakukan kedua
bentuk strategi yang berfokus pada tekanan. E melakukan active
coping yang masih dilakukan hingga saat ini dan seeking social
support for instrumental reasons yang saat ini sudah tidak
dilakukan.
Active coping. E segera beristirahat dengan duduk
bersandar atau berbaring di tempat yang empuk ketika merasa
kelelahan. Sebelumnya, E mencoba mengatasi tekanan dengan
melakukan gerakan yoga dan stretching namun saat ini sudah
tidak dilakukan lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Seeking social support for instrumental reasons. E mencari
bantuan untuk mengatasi tekanan yang dialami pada ahli pijat dan
ahli fisioterapi. E memeriksakan dirinya ke dokter hanya saat
awal mengetahui bahwa E mengalami skoliosis. Tetapi saat ini E
sudah tidak melakukan pengobatan lagi.
2) Emotion focused coping
Strategi ini berfokus pada emosi individu dengan cara
mengurangi tekanan emosional yang timbul akibat peristiwa yang
menjadi sumber tekanan. Berdasarkan hasil data, E melakukan
bentuk emotion focused coping yaitu seeking social support for
emotional reasons, behavioral disengagement, mental
disengagement, positive reinterpretation, denial, dan acceptance
yang masih dilakukan hingga saat ini. Sedangkan bentuk
focusing on and venting of emotions dan turning to religion sudah
tidak dilakukan lagi.
Seeking social support for emotional reasons. Teman E
mengajaknya menyadari kapasitas diri sendiri ketika E merasa
sedih karena tidak bisa aktif mengikuti kegiatan. E sering
mengeluh pada temannya karena iri pada teman yang bisa terlibat
aktif dalam berbagai kegiatan. Hal tersebut membuat teman E
mengajak E supaya tidak memaksakan diri untuk aktif mengikuti
kegiatan. Sebelumnya, Orangtua E mengajaknya bersyukur,
menerima keadaan dengan melihat kedaan saudaranya yang lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
parah dan mengatakan bahwa setidaknya E masih bisa
beraktivitas seperti biasa ketika E mengeluhkan sakitnya. Selain
itu, terkadang E mengeluh tentang keadaan tubuhnya yang lemah,
kemudian mantan pacar E mendengarkan keluhan E dan memberi
dukungan dengan berusaha memberi solusi dan menenangkan E.
E menemukan beberapa teman yang memiliki penyakit yang sama
dengannya sejak kuliah sehingga ia merasa tidak sendiri dan bisa
saling memberi semangat.
Behavioral disengagement. Hasil analisis data
menunjukkan bahwa E tidak berusaha melakukan berbagai cara
pengobatan karena beberapa hal. E tidak banyak melakukan
pengobatan karena biaya yang mahal dan yakin bahwa tidak akan
sembuh seperti saudaranya. E juga merasa bahwa pengobatan
pada ahli pijat dan ahli terapi yang pernah dilakukan tidak
menghasilkan perubahan dan kegiatan E juga semakin padat
sehingga E tidak melanjutkan pengobatan untuk skoliosis. E juga
tidak berniat untuk kontrol ke dokter dan malas mencari informasi
tentang pengobatan karena merasa yakin bahwa tidak akan
sembuh. Sebelumnya, E hanya berpasrah ketika teman lawan
jenisnya menjauhi.
Mental disengagement. Bentuk koping ini diyakini E
sebagai cara yang paling berpengaruh untuk mengatasi tekanan
yang dialaminya. Cara yang dilakukan E untuk menghindari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
tekanan yang dialami yaitu dengan menghindari kesendirian. E
berusaha melakukan kegiatan untuk mengalihkan perhatiannya
dengan membaca novel maupun kisah fiktif, pergi bersama
teman-temannya, dan menonton festival anime. E membaca novel
atau kisah fiktif setiap hari ketika waktu luang di manapun E
berada. E juga menyukai jenis anime yang dapat membuat E
berkhayal sehingga ia bisa melupakan bebannya. Selain itu, E
sebelumnya pernah tergabung dalam kelompok band yang
membutuhkan banyak waktu untuk berlatih sehingga perhatian E
pada tekanan yang dialami teralihkan.
Positive reinterpretation. E memandang tekanan yang
dialami secara positif karena ia memiliki teman yang mengalami
hal sama sehingga E merasa tidak sendiri. E memiliki teman di
tempat kuliahnya yang menderita skoliosis seperti E. Keberadaan
teman E tersebut membuat E sadar bahwa tidak hanya E saja yang
mengalami skoliosis.
Denial. Beberapa perilaku E menunjukkan bahwa ia
menolak keadaan skoliosis dengan melakukan hal-hal yang
dilarang. E sering memaksakan diri mengangkat beban berat dan
tetap mengendarai motor. Sebelumnya, E juga mengikuti kegiatan
PMR sebagai bentuk penolakan terhadap keadaan yang
dialaminya. Selain itu, E pernah menolak untuk menggunakan
alat bantu. E juga pernah marah dan kecewa dengan keadaan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
dialaminya hingga menyalahkan Tuhan dan menganggap bahwa
skoliosis adalah bebannya.
Acceptance. E menerima keadaan dengan tidak menangis
karena skoliosis yang dialaminya dan bisa menerima skoliosis
karena sudah terbiasa hidup dengan keadaan menderita skoliosis.
E juga menyadari bahwa kondisi tubuhnya memang tidak bisa
dipaksakan untuk melakukan aktivitas berat sehingga E
menghindari aktivitas berat yang banyak melibatkan fisik.
Sebelumnya, E bisa menerima keadaan dengan memaklumi sikap
teman lawan jenis yang menjauhinya.
Focusing on and venting of emotions. Sebelumnya, keadaan
skoliosis membuat E marah karena tidak bisa melanjutkan
kegiatan taekwondo. E juga pernah terpuruk karena tidak bisa
aktif mengikuti banyak kegiatan.
Turning to religion. Sebelumnya, keadaan skoliosis sering
membuat E tertekan sehingga ia mendekatkan diri pada Tuhan. E
mendoakan skoliosis yang dialaminya secara khusus setiap
berdoa.
c. Sumber koping
Sumber koping yang memengaruhi E dalam melakukan strategi
koping adalah social support. E memeroleh dukungan sosial dari
orangtua, adik, dan teman-temannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Orangtua E mendukung dengan mencari berbagai informasi untuk
pengobatan E. Orangtua E juga mengingatkan E untuk melakukan
terapi dan tidak mengikuti kegiatan yang melibatkan fisiknya. Adik-
adik E juga memberi semangat pada E dengan mengajaknya
mensyukuri keadaan. Sedangkan teman-teman E ketika SMP memberi
semangat dengan mengatakan bahwa penyakit yang dialami E tidak
parah seperti penyakit kanker.
3. Analisis data partisipan 3
a. Dampak skoliosis
Skoliosis membuat YL mengalami dampak secara fisik maupun
psikologis. Dampak fisik yang dialami YL yaitu perubahan bentuk
tubuh yang menjadi tidak seimbang sehingga YL merasa kesulitan
untuk mencari pakaian yang pas untuk dikenakan. Fisik YL juga
semakin lemah karena tulang belakang yang miring membuat paru-
paru menjadi terhimpit sehingga YL sering mengalami sesak nafas.
YL mengalami nyeri pada tulangnya sehingga aktivitas sehari-hari
terganggu dan terbatas serta tidak diperbolehkan melakukan aktivitas
yang berat. Sedangkan dampak psikologis yang dialami YL yaitu
merasa rendah diri dan terpuruk ketika diolok-olok temannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
b. Strategi koping
1) Problem focused coping
Strategi koping ini berfokus pada tekanan yang dialami. YL
melakukan kedua bentuk problem focused coping yaitu active
coping dan seeking social support for instrumental reasons.
Active coping. YL menghindari tekanan yang dialaminya
dengan menghindari aktivitas-aktivitas berat dan segera istirahat
ketika merasa sakit pada tulangnya. YL juga merasa tidak pas jika
mengenakan pakaian ketat sedangkan bentuk tubuhnya tidak
seimbang sehingga ia memilih pakaian yang berukuran lebih
besar dari tubuhnya. YL sering mengalami sesak nafas sehingga
ia selalu membawa tabung oksigen untuk mengantisipasi ketika
mengalami sesak nafas. YL selalu membawa tabung oksigen kecil
ketika bepergian dan memiliki tabung oksigen besar yang
disimpan di tempat tinggalnya. YL juga sedang merencanakan
untuk melakukan operasi terhadap tulang belakangnya.
Sebelumnya, YL mengurangi tekanan yang dialami dengan
mencari informasi tentang skoliosis dan senam terapi skoliosis
melalui media internet. Setelah memeroleh informasi mengenai
gerakan senam, YL memraktekan gerakan senam tersebut.
Seeking social support for instrumental reasons. YL
melakukan kontrol dengan dokter spesialis tulang hingga saat ini.
Sebelumnya, YL sempat tidak melakukan kontrol selama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
beberapa waktu sejak menempuh pendidikan di luar kota. YL
mengalami sesak nafas ketika sudah tidak berobat pada dokter
yang terdahulu kemudian ia kembali kontrol dengan dokter yang
berbeda. Dokter yang menangani YL saat ini meminta YL untuk
melakukan rontgen dan setelah mengetahui bahwa lengkungan
tulang belakang YL semakin parah, dokter menyarankan YL
untuk melakukan operasi. YL melakukan terapi dan suntik
vitamin setiap kontrol dengan dokter yang terdahulu. Gerakan-
gerakan senam yang diperoleh YL melalui internet juga
dikonsultasikan dengan dokter terdahulu apakah gerakan tersebut
bisa dilakukan YL. Dokter yang terdahulu juga menyarankan agar
YL tidak melakukan aktivitas yang berat. Sebelumnya, YL pernah
berobat pada psikolog karena merasa tertekan dengan teman-
teman yang mengolok-oloknya ketika SMA.
2) Emotion focused coping
Strategi ini digunakan untuk mengurangi tekanan
emosional yang timbul akibat peristiwa yang menjadi sumber
tekanan dengan berfokus pada emosi individu. Berdasarkan data,
emotion focused coping yang dilakukan YL antara lain focusing
on and venting of emotions, positive reinterpretation, dan
acceptance yang masih dilakukan hingga saat ini dan behavioral
disengagement yang sudah tidak dilakukan lagi. Bentuk koping
lain yang muncul yaitu escape avoidance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Focusing on and venting of emotions. YL sering
mengungkit skoliosis menjadi bebannya ketika sedang mengalami
banyak masalah. YL sering menganggap bahwa semua masalah
yang dialaminya berkaitan dengan skoliosis yang dialaminya
tetapi ia merasa hal itu sebenarnya belum tentu benar. YL pernah
terpuruk hingga tidak mau bersekolah karena diolok-olok oleh
teman-temannya ketika SMA.
Positive reinterpretation. YL menganggap bahwa selalu
ada kelebihan di balik kekurangan seseorang sehingga tidak perlu
rendah diri. YL pernah merasa jenuh dengan rutinitas kontrol
dengan dokter tetapi ia berusaha tidak mengeluh karena ia sadar
bahwa beban yang dirasakan orangtuanya lebih berat daripada
beban yang dialaminya. YL juga meyakini bahwa setiap individu
memiliki kekuatan yang berbeda-beda. Hal tersebut membuat YL
tidak menyerah untuk menghadapi skoliosis yang dideritanya.
Acceptance. YL, saat ini menerima keadaan skoliosisnya
dengan bersyukur pada Tuhan atas semua yang dialaminya. YL
juga merasa tidak terganggu dengan skoliosis yang dialaminya.
YL menganggap bahwa dirinya normal sama seperti teman-teman
yang lain, karena dengan merasa sebagai orang normal maka YL
tidak merasakan sakit. YL juga tidak mengeluh ketika harus
membawa tabung oksigen untuk mengantisipasi sesak nafas yang
dialaminya dan menganggap bahwa ia berteman dengan tabung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
oksigen tersebut. Sebelumnya, YL tidak peduli pada skoliosis
yang dialaminya bahkan pada akibatnya di masa depan.
Behavioral disengagement. Intensitas YL dalam melakukan
senam cenderung berkurang. YL juga sempat berhenti kontrol
dengan dokter sejak menempuh pendidikan di luar kota.
Escape avoidance. YL cenderung menghindari tekanan
yang dialaminya dengan cara melupakan tekanan tersebut. YL
melupakan tekanan yang dialami agar bisa menjalankan aktivitas
seperti biasa dan agar tidak merasa terbebani oleh tekanan yang
dialami.
c. Sumber koping
Sumber koping yang memengaruhi YL dalam melakukan strategi
koping adalah social support dan internal locus of control.
1) Social support. YL mendapatkan dukungan sosial dari orangtua
dan teman-temannya. Orangtua YL mendukung dengan membawa
YL ke dokter untuk kontrol dan membantu YL mengarahkan
gerakan-gerakan senam. Orangtua YL juga mendukung rencana
pelaksanaan operasi karena tidak ingin YL mengalami resiko yang
lebih besar jika tidak melakukan operasi. Teman-teman YL ketika
SMA juga memberi dukungan untuk YL dengan mengunjunginya
ke rumah ketika YL merasa terpuruk. Teman-teman YL saat ini
menganggap YL seperti orang normal dengan tidak membeda-
bedakan YL dengan teman lainnya. selain itu, teman-teman YL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
juga membantu mengantar ke dokter dan menemani YL ketika
sakit. Teman-teman YL membuat YL merasa nyaman dan senang
dengan mendampingi dan memberi motivasi supaya YL sembuh.
2) Internal locus of control. YL merasa bahwa dirinya sendiri yang
bisa menentukan apakah akan bangkit atau terus terpuruk. YL
menganggap bahwa ia sendiri yang bisa menentukan aktivitas apa
saja yang mampu dilakukan dan aktivitas yang sebaiknya
dihindari.
4. Analisis data partisipan 4
a. Dampak skoliosis
Berdasarkan hasil data, EE mengalami dampak skoliosis baik
secara fisik maupun secara psikologis. Dampak fisik yang dialami EE
yaitu tubuhnya tidak sama tinggi, tangannya tidak sama panjang, dan
punggungnya menonjol. Paru-paru EE juga terhimpit karena bentuk
tulang yang melengkung sehingga nafas EE tidak bisa maksimal. EE
sering mengalami sakit pada bagian difragma sebelah kiri ketika
berdiri terlalu lama. EE merasa bahwa otot wajahnya juga berbeda
antara bagian kanan dengan bagian kiri. EE tidak diijinkan untuk
mengikuti senam dan merasa sakit ketika kedinginan.
Sedangkan dampak psikologis yang dialami EE yaitu merasa
malu karena punggung yang tidak normal sehingga bentuk tubuh tidak
sempurna dan malu ketika ada teman yang menanyakan terkait
skoliosis yang dialaminya. EE juga merasa tidak percaya diri ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
ada orang lain yang melihat EE dari sisi belakang. EE merasa tertekan
karena skoliosis yang dialaminya dan ia pernah merasa tidak memiliki
teman yang memiliki nasib sama. EE juga pernah merasa putus asa
karena membayangkan resiko operasi yang sangat besar ketika dokter
memutuskan bahwa tulang belakang EE harus dioperasi.
b. Strategi koping
1) Problem focused coping
Hasil wawancara menunjukkan bahwa EE melakukan
kedua bentuk problem focused coping. EE melakukan active
coping dan seeking social support for instrumental reasons.
Active coping. EE berusaha selalu menegakkan tubuhnya
dan berhati-hati dalam menjaga tubuhnya. EE selalu menegakkan
tubuhnya ketika duduk supaya punggungnya yang tidak sama
besar tidak terlalu terlihat oleh orang yang berada di belakangnya.
EE juga berhati-hati dalam beraktivitas untuk menghindari rasa
sakit yang mungkin muncul akibat aktivitas tertentu. EE saat ini
juga cenderung memilih jenis bahan dan model pakaian yang pas
dan tidak ketat untuk dikenakan. Sebelumnya, EE berusaha
melenturkan tulangnya dan mengurangi lengkungan tulang
belakangnya dengan berenang. EE segera mencari informasi
tentang operasi skoliosis setelah dokter memutuskan bahwa
tulang belakang EE harus dioperasi untuk memeroleh gambaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
EE juga melakukan senam terapi setiap bangun tidur menjelang
operasi.
Seeking social support for instrumental reasons. EE hingga
saat ini masih memeriksakan dirinya pada dokter spesialis tulang.
Dokter yang menangani EE saat ini berbeda dengan dokter yang
menangani EE sebelumnya. EE sempat menghentikan kontrol
dengan dokter karena merasa skoliosis yang dialaminya tidak
mengganggu. EE kontrol kembali pada dokter yang berbeda
karena merasa lengkungan tulang belakangnya semakin besar dan
EE sering merasa sakit. Dokter menyarankan EE untuk operasi
karena lengkungan tulang belakang EE sudah parah dan
berbahaya apabila tidak dilakukan operasi kemudian EE
mengikuti saran dokter tersebut. Dokter yang terdahulu pernah
menyarankan EE untuk mengenakan brace dan melakukan terapi
dengan ahli terapi.
2) Emotion focused coping
Strategi ini fokus pada emosi individu dengan cara
mengurangi tekanan emosional akibat hal yang menjadi sumber
tekanan. Berdasarkan hasil data, EE melakukan beberapa bentuk
emotion focused coping yaitu behavioral disengagement dan
acceptance yang masih dilakukan hingga saat ini kemudian
seeking social support for emotional reasons, focusing on and
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
venting of emotions, denial, dan turning to religion yang pernah
dilakukan sebelumnya.
Behavioral disengagement. EE saat ini jarang melakukan
senam maupun berenang karena banyak kegiatan di sekolah.
Sebelumnya, EE tidak melanjutkan penggunaan brace karena ia
merasa tidak nyaman. EE juga sempat tidak melakukan kontrol ke
dokter karena merasa skoliosis tidak mengganggu aktivitasnya.
Acceptance. EE saat ini menerima keadaan skoliosisnya.
Hal tersebut ditunjukkan dengan EE mau menjawab pertanyaan
temannya terkait skoliosis apa adanya. EE juga tidak keberatan
jika ada teman yang mengetahui keadaannya selama temannya
tidak mencela EE. EE tidak marah ketika ada temannya yang
bercanda tentang skoliosis tetapi justru ikut tersenyum. EE juga
merasa tidak pernah menyerah untuk selalu menjaga tubuhnya.
Seeking social support for emotional reasons. EE sempat
menemukan teman yang mengalami skoliosis juga dan hal
tersebut membuat EE lebih tenang karena EE merasa tidak
sendiri. Sebelumnya, orangtua EE selalu mengingatkan untuk
mengenakan brace ketika EE mengeluh sakit pada punggungnya.
Saudara EE juga pernah menyarankan EE untuk periksa pada
dokter spesialis ketika EE merasa lengkungan tulang belakangnya
semakin besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Focusing on and venting of emotions. Sebelumnya, EE
cenderung melepaskan emosinya dengan menangis. EE pernah
menangis karena merasa takut ketika dokter mengharuskannya
melakukan operasi. Selain itu, EE juga menangis ketika
membayangkan rasa sakit yang akan dirasakan akibat dari
skoliosis yang dialaminya.
Denial. Sebelum menerima keadaan skoliosis, EE menolak
keadaannya dengan bertanya-tanya mengapa ia mengalami
skoliosis yang tidak dapat sembuh total. EE merasa tidak adil
dengan keadaan skoliosis yang dialaminya.
Turning to religion. EE merasa tenang ketika berdoa dan
mendekatkan diri pada Tuhan. EE berdoa dengan memohon
kesembuhan.
c. Sumber koping
Sumber koping yang memengaruhi EE dalam melakukan strategi
koping adalah social support. EE memeroleh dukungan sosial dari
keluarga maupun teman-temannya. Orangtua EE mengawatirkan
keadaan EE sehingga marah ketika posisi tidur EE miring. Orangtua
EE juga mendukungnya dengan mengantar EE berenang dan menolak
saran saudaranya untuk mencoba pengobatan alternatif karena
orangtua EE lebih memercayakan kesembuhan anaknya pada tenaga
medis. Keluarga besar EE juga memberi dukungan padanya dengan
mengingatkan EE untuk selalu menjaga tubuhnya sendiri. Teman-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
teman EE mendukung EE dengan mengingatkan supaya EE tidak
melakukan gerakan yang dapat membahayakan tubuhnya.
5. Integrasi hasil analisis empat partisipan
Berdasarkan hasil analisis data ditemukan tiga tema utama dalam
penelitian ini, yaitu dampak skoliosis, strategi koping, dan sumber
koping. Ketiga tema utama tersebut terdiri dari beberapa sub tema.
a. Dampak skoliosis
Tema dampak skoliosis memiliki dua sub tema, yaitu dampak
fisik dan dampak psikologis. Keempat partisipan mengalami dampak
fisik yang disebabkan oleh skoliosis sehingga membuat partisipan
merasa tertekan. Dampak fisik yang dialami keempat partisipan
memiliki beberapa kesamaan antara satu partisipan dengan partisipan
lainnya. Berdasarkan hasil analisis data, keempat partisipan memiliki
bentuk tubuh yang tidak seimbang.
“Heem kalau fisik banyak kak kanan kiri
payudara pasti jadi beda kalau aku iya, terus
apa dan itu kelihatan banget tu lho..” (MG,
line 248-250)
Keempat partisipan juga mengalami sakit pada beberapa bagian
tubuhnya. Salah satu bagian tubuh yang sakit yaitu paru-paru. Rasa
sakit tersebut timbul karena paru-paru yang terhimpit. Paru-paru
yang terhimpit menyebabkan partisipan mengalami sesak nafas.
Selain paru-paru, keempat partisipan juga merasa sakit dan tidak
nyaman pada bagian tulang belakang. Sakit pada bagian tulang
belakang terjadi ketika partisipan melakukan aktivitas tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
“Terus ternyata itu katanya dokter yang di Solo, kalau nggak operasi paru-parunya bisa
ketusuk tulangnya itu soalnya kan tulangnya
kan geser jadi ngrubah semua jadinya
memang harus operasi. Kalau nggak operasi
nanti paru-parunya bisa ketusuk tulang.
Makanya pas mau operasi itu kan tes nafas,
nah harusnya itu kan bisa maksimal kok aku
nggak bisa maksimal tu berarti kan ada yang
salah..” (EE, line 105-113)
Bentuk tubuh yang tidak sempurna menyebabkan keempat
partisipan tidak mampu melakukan beberapa aktivitas yang
melibatkan fisik. Keempat partisipan tidak mampu mengangkat
beban berat, melakukan beberapa jenis olahraga dan kegiatan lain
yang membutuhkan fisik yang kuat.
“Apa ya ehmm perubahan sih ya banyak sih
kayak kan dulu kan aku waktu SD itu kan ikut
taekwondo kan terus berhenti karena ujian
terus waktu SMP tu mau lanjut lagi cuman
karena ini kan jadi nggak bisa gitu lho..” (E,
line 30-35)
Salah satu dari empat partisipan merasa mengalami gangguan
pada keseimbangan tubuhnya. Ketidakseimbangan yang dialami
partisipan menyebabkan ia tidak diperbolehkan mengendarai motor.
“Ya sebenarnya terganggu sih kayak apa ya kan jadi keseimbangan juga nggak bagus gitu
kalau naik motor suka goyang-goyang.
Sebenarnya aku juga nggak boleh naik motor
naik apa gitu sepeda motor gitu tu nggak
boleh gitu..” (E, line 172-177)
Subtema yang kedua yaitu dampak psikologis. Keempat
partisipan merasa sedih dan terpuruk karena kondisi tubuhnya tidak
sempurna sehingga berbeda dengan orang lain yang normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
“Mungkin dulu pas SMA pernah mungkin
karena kalau SMA masih sering diolok-olok
apa gitu ya pernah sampai drop udah nggak
mau sekolah gitu ya pernah Kok ya pokoknya
ya beda dari anak-anak lain karena skoliosis
dari fisik dari...pokoknya dari fisiknya sih
yang beda dari nggak kuat ini itunya kan..”
(YL, line 148-155)
Tiga dari empat partisipan merasa tidak percaya diri dengan
kondisi tubuhnya. Partisipan merasa malu ketika ada orang lain yang
melihat bentuk tubuhnya yang tidak sempurna.
“..kalau duduknya di depan gitu kadang nggak
PD kalau yang di belakang lihat apa gimana.
Kemarin temenku ada yang tanya juga kok
punggungmu isih bengkok to rin..ya kan
emang habis operasi emang nggak bisa 100%
sembuh, emang masih 25-30 derajat..takkira ki
wis sembuh..hurung makane memang masih
kelihatan.Ya malu masih ada perasaan malu
tapi ya udah emang adanya kayak gini ya
udah dijawab aja.” (EE, line 271-281)
Dua dari empat partisipan merasa rendah diri karena
penampilannya yang tidak sempurna. Partisipan merasa iri ketika
melihat orang lain bisa mengenakan pakaian-pakaian yang menarik.
“..akhir-akhir ini sih aku tu lagi istilahnya tu
aku lagi seneng ngelihat baju lucu maksudnya
dalam arti kaya lihat orang a pakai baju itu ih
bagus gitu kan tapi tu kayak aku tu nggak
kalau menurut aku tu kayak secara langsung
kaya rasa rendah diriku tu muncul minder
muncul kayak aku tu nggak mungkin pakai
baju kaya gitu..” (MG, line 470-477)
Salah satu partisipan memiliki pengalaman buruk akibat
mengalami skoliosis yang membuatnya merasa minder. Partisipan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
mengalami masalah dalam relasi karena partisipan memiliki bentuk
tubuh yang tidak sempurna.
“..waktu mulai SMA gitu kayak kan dulu kan berapa kali pacaran gitu terus putusnya ya
gara-gara itu, kayak ya maklum lah
maskudnya masih remaja gitu tu kayak pengen
yang cowok ni pengennya dapet cewek yang
cantik apa segala macem gitu kan terus begitu
tahu aku kayak gini kayak ngejauh gitu.” (E,
line 69-76)
Dampak-dampak yang muncul akibat skoliosis baik secara fisik
maupun secara psikologis yang dialami partisipan membuat keempat
partisipan merasa tidak nyaman. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa keempat partisipan melakukan strategi koping untuk
mengatasi tekanan yang dialami akibat skoliosis.
b. Strategi koping
Strategi koping dibagi menjadi dua, yaitu problem focused coping
dan emotion focused coping.
1) Problem focused coping
Tema ini dibagi menjadi dua subtema, yaitu active coping
dan seeking social support for instrumental reasons. Dua dari
empat partisipan melakukan kedua bentuk problem focused
coping, yaitu active coping dan seeking social support for
instrumental reasons. Sedangkan dua partisipan lainnya hanya
melakukan active coping.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat partisipan
melakukan active coping untuk mengatasi tekanan yang dialami
akibat skoliosis. Keempat partisipan menyadari kemampuan
tubuhnya yang terbatas sehingga mereka berusaha menjaga
tubuhnya. Partisipan menjaga tubuhnya dengan berusaha
membusungkan dada, menegakkan badan, menempelkan
punggung pada dinding yang rata dan menghindari aktivitas-
aktivitas yang berat. Partisipan segera beristirahat dengan
berbaring atau duduk bersandar ketika merasa lelah atau pun
sakit.
“..paling kalau udah ngerasa capek, sakit gitu istirahat terus baring gitu. Cuman itu kalau
misalnya baring itu harus di kasur yang
empuk gitu lho nggak bisa kayak di lantai-
lantai atau dimana disini (memegang meja)
gitu.” (E, line 101-106)
Bentuk tubuh yang tidak sempurna juga membuat
partisipan lebih memilih pakaian yang pas untuk dikenakan.
Partisipan memilih model dan jenis pakaian yang cukup tebal
dan tidak ketat. Hal tersebut dilakukan partisipan supaya bentuk
tubuh yang tidak seimbang tidak terlihat oleh orang lain.
“Terus kalalu milih baju dulu kan nggak tahu kalau pakai baju milih yang bahannya sifon
tipis itu to mbak, kalau sekarang ya nggak
berani hehe kalau sekarang pakainya ya hem,
kaos. Kaosnya yang nggak terlalu ketat.” (EE,
line 336-341)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Selain itu, hasil analisis data juga menunjukkan bahwa
salah seorang partisipan selalu membawa tabung oksigen untuk
mengantisipasi sesak nafas yang sering dialaminya akibat dari
skoliosis.
“Tapi aku jadi punya teman hidup, oksigen
kemana-mana hahaha di kos oksigen,
ngampus bawa oksigen. Akhir-akhir ini kan
bawa oksigen siapa tahu tiba-tiba sesak
soalnya lagi suka sesak baru sebulan
belakangan.” (YL, line 324-329)
Salah seorang partisipan berencana untuk mengikuti zumba
atau kelas yoga karena ingin membiasakan tubuhnya bergerak.
Partisipan berharap tubuhnya tidak menjadi kaku jika sudah
terbiasa bergerak.
“..tapi rencanaku November ini aku pengen
daftar ini aku masih galau sih mau ambil kelas
yoga atau zumba. Pokoknya niatku pengen
dibiasain gerak supaya menurutku kalau kita
udah terbiasa gerak, nanti pas di kost mager
tu gerak tu nggak mager tu lho kak.” (MG,
line 916-921)
Hal tersebut menunjukkan bahwa partisipan lebih banyak
menggunakan active coping. Hasil analisis data menunjukkan
bahwa selain melakukan active coping, dua dari empat partisipan
juga melakukan seeking social support for instrumental reasons.
Kedua partisipan masih melakukan kontrol dengan dokter
spesialis tulang hingga saat ini.
“Itu habis operasi terus pulang, terus habis itu
tiga hari setelahnya, terus satu bulan, dua
bulan, sampai tiga bulan. Tiga bulan itu kan
masih pakai brace, pas tiga bulannya lepas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
brace itu sama kontrol, terus habis tiga bulan,
satu tahun kemarin itu.” (EE, line 57-62)
2) Emotion focused coping
Tema ini dibagi menjadi beberapa subtema, yaitu seeking
social support for emotional reasons, focusing on and venting of
emotions, behavioral disengagement, mental disengagement,
positive reinterpretation, denial, dan acceptance. Subtema baru
yang muncul dalam hasil analisis data ini yaitu humor dan
escape avoidance.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa seorang partisipan
melakukan seeking social support for emotional reasons hingga
saat ini. Partisipan melakukan strategi ini dengan mencari
dukungan moral pada temannya untuk mengatasi tekanan yang
dialami. Partisipan mengeluh iri pada teman yang bisa aktif
mengikuti berbagai kegiatan kemudian teman partisipan
mengingatkan partisipan untuk menyadari kemampuan fisiknya
yang berbeda dengan orang lain.
“..dia tu bilang yaudah sih sadar diri aja
kamu nggak sekuat yang lain gitu toh aku
juga, ngelihat tu orang yang kayak aku atau di
bawahku gitu.” (E, line 79-82)
Dua dari empat partisipan diketahui melakukan focusing on
and venting of emotions. Partisipan sering mengungkit masalah-
masalah ketika sedang bimbang. Partisipan menganggap bahwa
satu masalah saling berkaitan dengan masalah-masalah lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Salah seorang partisipan kemudian merenung dan menangis
untuk menenangkan dirinya ketika sedang mengalami banyak
masalah.
“..sekalinya lagi moodnya galau tu ntar
semuanya tu keungkit gitu lho kak kaya
maksudnya ga Cuma soal ini aja ntar baru
semua-muanya kayak misalkan masalah
keluarga atau apa ntar ujung-ujungnya kayak
apa sih aku harus kayak gini juga tu baru ke
ke keluar emosinya..” (MG, line 497-503)
Tiga dari empat partisipan melakukan bentuk koping
behavioral disengagement. Partisipan cenderung mengurangi
usaha untuk menyembuhkan penyakit yang diderita karena
beberapa hal. Hal yang membuat partisipan mengurangi
usahanya adalah tidak mau meluangkan waktu karena memiliki
jadwal kegiatan yang padat, biaya yang mahal, memiliki
keyakinan bahwa tidak akan sembuh, dan melihat keadaan orang
lain yang tidak mengalami perubahan setelah melakukan
berbagai macam pengobatan.
“..soalnya kalau kayak yang ke dokter yang apa sih namanya yang kayak pakai brace, tahu
brace ga sih kak ya gitu kayak gitu kan ya
mahal gitu kan ya jadi enggak deh. Lagian
lihat orang lain yang pakai brace yang
sepupuku tadi tu pakai brace macem-macem
pengobatan sampai ke luar negeri itu tu kayak
toh nggak ada pengaruhnya juga tu lho jadi ya
ya udahlah.” (E, line 88-96)
Bentuk tersebut termasuk sebagai salah satu bentuk
emotion focused coping yang banyak digunakan partisipan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Selain itu, dua dari empat partisipan juga melakukan mental
disengagement. Partisipan cenderung melakukan beberapa
aktivitas untuk mengalihkan perhatiannya.
“Mungkin aku larinya ke ini kali ya..kayak aku kan suka baca novel atau funfiksi gitu kayak
cerita-cerita buatan orang gitu. Ya aku suka
baca cerita-cerita gitu jadi kayak buat
ngelupain aja gitu.” (E, line 399-403)
Hasil analisis data menunjukkan bahwa tiga dari empat
orang partisipan melakukan bentuk positive reinterpretation.
Partisipan melakukan bentuk ini dengan mencari sisi baik dari
dirinya, bersyukur dengan keadaan yang ada, dan yakin bahwa
ada orang lain yang mengalami hal yang sama.
“..yaudah nggakpapa yang penting aku masih bisa jalan terus juga masih apa ya aku kan
juga baca beberapa artikel sih kak, katanya
kalau orang skoliosis tu kan sampai yang
mengganggu aktivitas tu banyak banget
sedangkan aku tu nggak ada mengganggu
apapun. Mungkin ada tapi tu nggak terlalu
kelihatan tu lho kak mengganggunya jadi itu
sih kayak aku masih ngayem-ngayemi,
mensyukuri diriku sendiri yaudah aku masih
aku dapet istilahnya ee ujian seperti ini tapi
masih banyak orang-orang di luar sana yang
mungkin sampai taraf nggak bisa jalan, terus
nafasnya aja sampai susah kan banyak kak
yang kayak gitu dan itu pun ada yang sampai
besar banget.” (MG, line 621-636)
Bentuk tersebut merupakan salah satu bentuk koping yang
paling banyak dilakukan partisipan. Selain itu, dua dari empat
partisipan melakukan bentuk koping lain yaitu denial. Partisipan
cenderung menolak keadaan dengan menolak dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
menyalahkan Tuhan karena merasa tidak adil, dan melakukan
beberapa aktivitas yang dilarang.
“Sebenarnya aku juga nggak boleh naik motor naik apa gitu sepeda motor gitu tu nggak
boleh gitu cuman ya karena memang harus
kan ya udah lah bodo amat sama dokter tu
yang penting apa ya aktivitas lancar aja gitu.” (E, line 175-180)
Hasil analisis data menunjukkan bahwa tiga dari empat
partisipan melakukan bentuk koping acceptance. Partisipan bisa
menerima keadaannya karena sudah terbiasa hidup dengan
mengalami skoliosis. Partisipan tidak sedih atau marah ketika
membahas skoliosis, tidak merasa terganggu, bersyukur dan
tidak mengeluh dengan keadaan yang dialami, tidak keberatan
ketika ada orang lain bertanya dan menjawab apa adanya, dan
tidak menyerah untuk menjaga tubuhnya.
“Ya malu masih ada perasaan malu tapi ya
udah emang adanya kayak gini ya udah
dijawab aja. Ya bilangnya apa adanya aja
mbak, ya sebenernya malu tapi ya memang
kayak gini ya udah gitu aja.” (EE, line 279-
285)
Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa banyak
partisipan yang saat ini mampu menerima keadaan skoliosisnya.
Bentuk koping lain yang muncul dalam penelitian ini yaitu
humor. Salah seorang partisipan melakukan bentuk koping
humor dengan menanggapi perkataan orang lain tentang skoliosis
sebagai candaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
“Tapi waktu kuliah ini mungkin juga karena udah gede ya kak, terus proses pencarian jati
dirinya mungkin udah habis juga kan ah yo
wis luweh. Jadi malah aku kayak yang
ngefloor gitu kan, ga berani gua bajunya kaya
gitu, punggung gua kan bengkok. Aku malah
jadi buat bercandaan..” (MG, line 718-724)
Bentuk koping lain yang muncul dalam hasil penelitian ini
yaitu escape avoidance. Dua dari empat partisipan melakukan
bentuk koping ini dengan menghindari pembahasan tentang
skoliosis, menghindari melihat bentuk tubuhnya yang tidak
sempurna, dan melupakan tekanan yang dialami.
“Ya cara yang ya udah lupain seolah-olah
nggak ada sakit apa-apa seolah-olah semua
baik-baik aja, main sama temen, cerita hal
yang menyenangkan sama temen terus berbagi
hal yang membahagiakan sama keluarga dan
itu bagiku bener-bener yang menenangkan
dan itu membantu buat aku tenang, membantu
buat aku bangkit lah dari terpuruknya aku
ngadepin skoliosis.” (YL, line 373-382)
Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa bentuk koping
yang paling banyak dilakukan oleh partisipan yaitu behavioral
disengagement, positive reinterpretation dan acceptance.
Bentuk-bentuk koping yang dilakukan partisipan dipengaruhi
oleh beberapa hal. Hal yang memengaruhi strategi koping yang
dilakukan partisipan yaitu sumber koping.
c. Sumber koping
Sumber koping yang muncul dalam penelitian ini berjumlah tiga
macam sehingga tema ini dibagi menjadi tiga sub tema. Sub tema
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
tersebut antara lain social support, positive beliefs, dan internal locus
of control.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa semua partisipan
memeroleh social support dari orangtua, keluarga, dan teman-teman.
Orangtua partisipan mendukung dengan cara mencari informasi dan
memilih pengobatan yang terbaik, mengajak partisipan untuk
melakukan pengobatan, dan mengingatkan partisipan untuk menjaga
tubuhnya.
“Cuma kalau di rumah kan karpet tv gitu lho
kak aku tu paling susah untuk disitu jadi
kadang aku handphone terus aku gini
(memiringkan badan) kayak lost control gitu
lho. Nah tu disitu mamaku sih yang ngingetin
kayak gitu.” (MG, line 192-197)
Berdasarkan hasil analisis data, tiga dari empat partisipan
memeroleh dukungan sosial dari keluarganya. Keluarga partisipan
memberi dukungan sosial dengan rutin menanyakan keadaan
partisipan, mengajak partisipan untuk bersyukur pada keadaan, dan
mengingatkan partisipan untuk menjaga tubuhnya sendiri.
“Kalau keluarga tu nggak cuma bapak ibu mbak jadi saudara-saudara terus budhe,
pakdhe itu banyak yang mendukung, terus
temen-temen juga. Ya ngingetinnya tu
ngingetin harus njaga badanmu sendiri itu kan
badanmu ya harus dijaga, kamu yang bisa
njaga..ya nginget-ngingetin gitu.” (EE, line 255-262)
Selain orangtua dan keluarga, partisipan juga memeroleh
dukungan sosial dari teman-temannya. Teman-teman partisipan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
memberi dukungan dengan mengajak partisipan melihat sisi positif,
tidak membedakan partisipan dengan teman lainnya, menemani dan
mengantar ke dokter, membuat partisipan merasa nyaman, dan
mengingatkan partisipan untuk menjaga tubuhnya.
“Menurut saya, temen-temen mendukung ee
dalam hal yang kaya mereka juga nggak
nganggep kalau saya cacat, mereka juga
nggak nganggep kalau saya itu beda. Bagi
mereka ya saya sama sama kaya mereka bisa
beraktivitas yang misalnya saya sakit, mereka
bantu ngejagain, mereka bantu buat ke dokter,
terus ngedukung terus temen-temen juga suka
ngasih motivasi gitu nggak boleh patah
semangat, harus terus berjuang, pokoknya
harus sembuh gitu.” (YL, line 336-346)
Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa sumber koping yang
paling mendominasi dalam penelitian ini adalah social support.
Selain itu, hasil analisis data menunjukkan bahwa salah seorang
partisipan memiliki positive beliefs. Partisipan percaya bahwa Tuhan
akan menyembuhkan penyakitnya.
“Misalkan lebih percaya diri kalau Tuhan Yesus bisa menyembuhkan, yaudah jadi aku
lebih percaya yang kayak gitu aja sih kak.” (MG, line 1059-1062)
Berdasarkan hasil analisis data, dua dari empat partisipan
memiliki internal locus of control. Partisipan meyakini bahwa cara
yang paling berpengaruh adalah cara yang dilakukan diri sendiri.
Partisipan juga merasa memiliki kendali atas dirinya sendiri untuk
bangkit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
“Dulu pernah yang sampai kaya kepikiran
drop ya gitu tapi pada akhirnya ya udah yang
jalanin ya kita ya yang bangkit ya kita juga
yang bisa bangkitin diri kita sendiri.” (YL, line 156-160)
D. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipan mengalami dampak
skoliosis baik secara fisik maupun psikologis. Partisipan mengatasi dampak
tersebut dengan melakukan kedua jenis strategi koping, yaitu problem
focused coping dan emotion focused coping. Selain itu, hasil penelitian ini
menemukan beberapa sumber yang memengaruhi partisipan dalam
melakukan strategi koping, yaitu dukungan sosial, positive beliefs, dan
internal locus of control.
Penelitian ini melibatkan empat orang partisipan dengan kriteria remaja
penderita skoliosis yang secara fisik terlihat dengan mata. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa keempat partisipan mengalami dampak skoliosis secara
fisik maupun secara psikologis. Partisipan mengalami dampak fisik seperti
sakit punggung, bentuk tubuh yang tidak seimbang, dan mengalami masalah
pada pernafasan. Hasil tersebut mendukung teori yang menjelaskan bahwa
skoliosis mengakibatkan dampak fisik yaitu sakit punggung (Lau, 2013),
bentuk tubuh menjadi tidak seimbang (Dickson, 1984) dan gangguan kerja
organ pada paru-paru dan jantung (Mukaromah, 2011).
Selain dampak fisik, partisipan juga mengalami dampak psikologis.
Dampak psikologis yang dirasakan partisipan antara lain perasaan tidak
percaya diri, malu, rendah diri, dan gangguan mood. Hasil temuan tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
mendukung teori yang menjelaskan bahwa skoliosis mengakibatkan dampak
psikologis antara lain menurunnya percaya diri akibat kondisi fisik yang tidak
seimbang (Albhorgetti et al. dalam Mukaromah, 2011) dan gangguan mood
hingga depresi ringan (Lau, 2013). Tekanan psikologis yang dialami
partisipan diakibatkan oleh bentuk tubuh yang tidak sempurna. Hasil temuan
ini mendukung penelitian sebelumnya yang mengungkapkan bahwa penderita
skoliosis mengalami tekanan emosional akibat bentuk tubuh yang mengalami
kelainan (Misterska et al., 2012).
Dampak skoliosis baik secara fisik maupun psikologis membuat
penderita merasa tidak nyaman dan tertekan. Kondisi tersebut memunculkan
strategi koping yang dilakukan partisipan untuk menyesuaikan diri dengan
tekanan yang dialami. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
semua partisipan melakukan lebih dari satu bentuk strategi koping. Partisipan
mengombinasikan dua jenis strategi koping, yaitu problem focused coping
dan emotion focused coping. Temuan ini mendukung penelitian sebelumnya
yang menyatakan bahwa individu menggunakan kedua jenis strategi untuk
melawan sesuatu yang menjadi tekanan (Folkman & Lazarus dalam
Baqutayan, 2015)
Salah satu jenis strategi koping yang dilakukan partisipan yaitu problem
focused coping. Strategi koping ini langsung mengarah pada sumber tekanan
(Carver, 2013). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipan
melakukan dua bentuk problem focused coping, yaitu active coping dan
seeking social support for instrumental reasons.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Active coping adalah proses mengambil langkah aktif untuk mengatasi
atau menghindari tekanan untuk memperbaiki dampak yang timbul (Carver et
al., 1989). Beberapa bentuk active coping yang dilakukan partisipan hingga
saat ini antara lain berusaha menghindari tekanan dengan selalu menghindari
aktivitas-aktivitas berat yang dapat memunculkan rasa sakit pada punggung.
Selain itu, partisipan juga berusaha memperbaiki dampak fisik skoliosis
dengan menjaga posisi tubuhnya terutama ketika sedang duduk agar selalu
tegak. Seorang partisipan berusaha memperbaiki dampak fisik skoliosis
dengan berencana mengikuti suatu kegiatan olahraga untuk membiasakan
tubuhnya bergerak. Sejak menyadari bahwa menderita skoliosis, semua
partisipan berusaha menutupi bentuk tubuh yang tidak sempurna dengan
memilih ukuran pakaian yang pas untuk dikenakan. Salah seorang partisipan
membawa tabung oksigen untuk mengatasi dampak fisik skoliosis berkaitan
dengan masalah dalam pernafasan.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dua orang partisipan
melakukan bentuk koping seeking social support for instrumental reasons,
yaitu mencari dukungan sosial dengan mencari nasehat, bantuan, dan
informasi untuk menyelesaikan masalah (Carver et al., 1989). Dua orang
partisipan mencari bantuan pada dokter spesialis tulang hingga saat ini,
sedangkan dua partisipan lainnya tidak melakukan bentuk ini karena sengaja
tidak meluangkan waktu, terkendala biaya yang mahal, dan keyakinan tidak
akan sembuh karena melihat pengalaman buruk orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Jenis strategi koping lain yang digunakan partisipan yaitu emotion
focused coping. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa partisipan
melakukan beberapa bentuk koping antara lain seeking social support for
emotional reasons, focusing on and venting of emotions, behavioral
disengagement, mental disengagement, positive reinterpretation, denial,
accceptance, humor, dan escape avoidance. Masing-masing partisipan
melakukan bentuk koping yang berbeda. Temuan tersebut mendukung
penelitian sebelumnya oleh Baqutayan (2015) yang menyatakan bahwa
individu yang berbeda menggunakan strategi koping yang berbeda pula.
Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa salah seorang
partisipan melakukan seeking social support for emotional reasons, yaitu
usaha individu mencari dukungan sosial berupa dukungan moral, simpati,
atau pemahaman dari lingkungan sekitar (Carver et al., 1989). Partisipan
mencari dukungan dari teman dengan mengeluh untuk mendapatkan
dukungan moral.
Temuan lain dalam penelitian ini adalah dua dari empat partisipan
melakukan bentuk focusing on and venting of emotions, yaitu individu
cenderung fokus pada tekanan atau kekecewaan yang dialami dalam
melepaskan emosi atau perasaan tersebut (Carver et al., 1989). Perbedaan
kedua partisipan yaitu salah satu partisipan melakukan bentuk koping ini
dengan mengaitkan satu masalah dengan masalah lainnya ketika sedang
merasa tertekan. Partisipan lainnya melakukan hal yang sama kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
merenung dan menangis untuk menenangkan diri. Partisipan menjadi tenang
untuk beberapa waktu setelah melakukan bentuk koping ini.
Tiga dari empat partisipan diketahui melakukan bentuk koping
behavioral disengagement, yaitu kecenderungan mengurangi usaha, bahkan
menyerah untuk mencapai tujuan mengatasi tekanan (Carver et al., 1989).
Perbedaan antara ketiga partisipan yaitu dua orang partisipan mengurangi
usaha karena memiliki kegiatan yang padat sehingga tidak dapat meluangkan
waktu. Seorang partisipan lainnya mengurangi usaha karena terkendala biaya
yang mahal, memiliki keyakinan bahwa tidak akan sembuh, dan merasa sia-
sia karena melihat pengalaman orang lain yang melakukan berbagai usaha
tetapi tidak mengalami perubahan. Bentuk koping ini membuat partisipan
tetap merasakan tekanan akibat skoliosis.
Bentuk koping lain yang muncul dalam penelitian ini adalah mental
disengagement, yaitu mengalihkan perhatian dari tekanan dengan melakukan
berbagai kegiatan (Carver et al., 1989). Dua dari empat orang partisipan
melakukan bentuk koping ini. Kedua partisipan cenderung menghindari
tekanan dengan melakukan berbagai aktivitas untuk mengalihkan perhatian.
Seorang partisipan melakukan bentuk koping ini sebagai bentuk yang paling
mendominasi daripada bentuk koping lainnya dengan melakukan aktivitas
seperti membaca novel, cerita fiktif, dan menonton anime untuk mengalihkan
perhatiannya. Kegiatan untuk mengalihkan perhatian ini cukup memengaruhi
partisipan tetapi tidak mengurangi tekanan yang dialami partisipan akibat
skoliosis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Temuan dalam penelitian ini yaitu tiga dari empat partisipan melakukan
bentuk positive reinterpretation, yaitu individu berusaha mengatasi perasaan
tertekan dengan menilai tekanan secara positif (Carver et al., 1989).
Partisipan melakukan bentuk ini dengan mencari sisi baik dirinya, bersyukur,
dan meyakini bahwa tidak sendiri dalam mengalami tekanan yang dirasakan.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dua dari empat partisipan
melakukan denial, yaitu bertindak seolah-olah tidak mengalami tekanan yang
sebenarnya (Carver et al., 1989). Kedua partisipan melakukan hal sama yaitu
menyalahkan Tuhan karena merasa tidak adil. Seorang partisipan
menganggap bahwa cara ini mendominasi dari bentuk koping lainnya.
Seorang partisipan lainnya menolak keadaan dengan melakukan beberapa
aktivitas yang sebenarnya tidak boleh dilakukan.
Temuan dalam penelitian ini yaitu lebih banyak partisipan yang
melakukan acceptance, yaitu menerima situasi yang menjadi tekanan
daripada denial yang telah dijelaskan sebelumnya. Temuan ini sesuai dengan
hasil penelitian sebelumnya oleh Farhall dan Gehrke (dalam Baqutayan,
2015) yang mengungkapkan bahwa bentuk acceptance adalah bentuk yang
paling banyak ditemukan dalam penelitian tersebut. Tiga dari empat orang
partisipan yang melakukan bentuk koping ini. Perbedaan cara penerimaan
yang dilakukan ketiga partisipan yaitu salah seorang partisipan menerima
dengan tidak sedih atau marah ketika membahas skoliosis. Partisipan lainnya
menerima dengan tidak merasa terganggu, bersyukur dan tidak mengeluh atas
keadaan yang sedang dialami. Sedangkan seorang partisipan lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
menerima dengan membiarkan orang lain mengetahui keadaan yang
sebenarnya, menjawab ketika orang lain menanyakan kedaannya, dan tidak
pernah menyerah untuk menjaga tubuhnya.
Temuan baru dalam penelitian ini yaitu salah seorang partisipan
melakukan bentuk humor. Partisipan melakukan bentuk ini dengan
menanggapi perkataan orang lain yang membahas keadaan dirinya sebagai
suatu candaan. Menurut Honig dan Martin (dalam Dowling, 2002), humor
dapat membantu individu untuk melihat peristiwa yang menekan dari sudut
pandang lain dan menilai ulang hal tersebut sebagai suatu kesempatan atau
tantangan. Humor juga dapat mengurangi kecemasan, ketakutan, kemarahan,
frustasi, dan rasa sakit yang dialami individu.
Bentuk koping lain yang menjadi temuan baru dalam penelitian ini
adalah escape avoidance. Dua dari empat partisipan diketahui melakukan
bentuk koping ini. Salah seorang partisipan melakukan escape avoidance
dengan menghindari pembahasan tentang skoliosis dan menghindari melihat
bentuk tubuhnya yang tidak sempurna. Seorang partisipan lainnya melakukan
bentuk ini dengan melupakan keadaan skoliosis yang menjadi tekanannya.
Partisipan melakukan bentuk ini supaya keadaan skoliosis tidak membuat
partisipan merasa terbebani.
Masing-masing partisipan memiliki bentuk emotional focused coping
yang berbeda-beda. Dua orang partisipan menganggap bahwa acceptance
adalah bentuk yang paling memengaruhi dalam mengatasi tekanan yang
dialami. Seorang partisipan lain justru sebaliknya, yaitu menganggap bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
ia lebih banyak melakukan denial. Seorang partisipan lainnya menganggap
bahwa bentuk yang paling membawa pengaruh adalah mental disengagement.
Hasil temuan yang telah dijelaskan sebelumnya menunjukkan bahwa
penggunaan emotion focused coping saja tidak cukup membuat partisipan
mampu mengatasi tekanan yang dialami. Hal terebut mendukung penelitian
sebelumnya oleh Zamble dan Gekoski (dalam Baqutayan, 2015) yang
menyatakan bahwa individu yang melakukan emotion focused coping
cenderung membuat diri mereka merasa lebih baik terkait situasi yang
dihadapi tanpa merubah situasi atau persepsi terhadap situasi tersebut.
Temuan unik dalam penelitian ini yaitu partisipan yang cenderung dapat
menerima keadaan (acceptance) adalah partisipan yang melakukan seeking
social support for instrumental reasons dengan mengupayakan penanganan
medis untuk skoliosis yang dialaminya. Partisipan melakukan acceptance
dengan tidak berhenti berusaha untuk hidup sehat. Sedangkan partisipan yang
tidak melakukan kontrol pada dokter spesialis atau tenaga medis cenderung
mengalihkan perhatiannya dari skoliosis yang dialami dengan melakukan
denial dan mental disengagement. Partisipan yang melakukan denial dan
mental disengagement cenderung menghindari skoliosis sehingga tidak
memperbaiki keadaan skoliosis yang dialami.
Strategi koping yang dilakukan partisipan dipengaruhi oleh beberapa
sumber koping. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
tiga sumber koping yang memengaruhi partisipan dalam melakukan strategi
koping, yaitu social support, internal locus of control, dan positive beliefs.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Sumber koping yang paling mendominasi dalam penelitian ini yaitu
social support. Keempat partisipan memeroleh dukungan sosial dari orangtua,
keluarga, maupun teman-temannya. Dukungan sosial dari orang-orang di
sekitar partisipan yang masih remaja memengaruhi partisipan dalam
melakukan strategi koping. Temuan tersebut mendukung penelitian
sebelumnya yang menyatakan bahwa dukungan sosial yang diterima remaja
berupa dorongan semangat, perhatian, bantuan dan kasih sayang membuat
individu merasa diterima dan dihargai (Kumalasari & Ahyani, 2012).
Individu yang merasa diterima dan dihargai akan cenderung mengembangkan
sikap positif dan menerima keadaan dirinya sendiri.
Sumber koping selain social support yang muncul dalam penelitian ini
yaitu dua dari empat orang partisipan memiliki internal locus of control.
Perbedaan antara kedua partisipan yaitu salah satu partisipan menganggap
bahwa cara yang berasal dari diri sendiri yang paling memengaruhi dalam
mengatasi tekanan. Seorang partisipan lainnya meyakini bahwa diri sendiri
yang mengendalikan diri untuk bisa bangkit.
Temuan lain dalam penelitian ini yaitu salah seorang partisipan memiliki
positive beliefs. Partisipan percaya bahwa hanya Tuhan yang akan
menyembuhkan penyakitnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua partisipan mengalami
dampak fisik maupun dampak psikologis akibat skoliosis yang diderita. Hal
tersebut membuat partisipan melakukan beberapa strategi koping untuk
mengatasi tekanan yang dialami. Partisipan melakukan strategi koping
dengan mengombinasikan kedua jenis strategi koping, yaitu problem
focused coping dan emotion focused coping.
Bentuk problem focused coping yang banyak dilakukan partisipan
adalah active coping. Bentuk ini dilakukan partisipan untuk menghindari
maupun mengatasi tekanan secara langsung. Contoh active coping yang
dilakukan partisipan antara lain menegakkan tubuh, segera beristirahat
ketika punggung mulai terasa sakit, dan memilih pakaian yang tidak ketat
untuk dikenakan. Sementara itu, bentuk emotion focused coping yang
dilakukan masing-masing partisipan berbeda. Bentuk koping yang
digunakan partisipan antara lain denial, mental disengagment, dan
acceptance. Contoh denial yang dilakukan partisipan yaitu menyalahkan
Tuhan karena merasa tidak adil dengan bentuk tubuh yang tidak sempurna.
Partisipan melakukan mental disengagement dengan cara membaca novel
dan kisah-kisah fiktif, pergi bersama teman-teman, dan menonton festival
anime. Bentuk acceptance dilakukan oleh partisipan yang mengusahakan
penanganan medis. Contoh acceptance yang dilakukan partisipan yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
dengan bersyukur pada Tuhan, menganggap diri sebagai orang yang normal,
tidak keberatan jika ada orang lain mengetahui keadaan skoliosis yang
dialami, dan tidak menyerah untuk selalu menjaga tubuhnya.
Strategi koping yang dilakukan partisipan dipengaruhi oleh beberapa
sumber, yaitu social support, positive beliefs, dan internal locus of control.
Akan tetapi, sumber koping yang paling mendominasi dalam penelitian ini
yaitu social support. Partisipan menerima social support dari keluarga
maupun teman-teman. Contoh social support yang berasal dari keluarga
yaitu orangtua mencari informasi pengobatan, mengajak partisipan untuk
berobat, dan mengajak partisipan untuk menjaga tubuhnya. Contoh social
support yang diberikan teman-teman yaitu tidak membedakan partisipan
dengan teman yang lain, memberi semangat pada partisipan, dan
mendampingi partisipan ketika sedang berobat.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyampaikan beberapa saran :
1. Bagi penderita skoliosis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita skoliosis dapat
mengelola dan mengatasi tekanan yang dialami akibat skoliosis
dengan fokus pada sumber masalah. Bentuk koping yang dapat
dilakukan antara lain rutin melakukan kontrol pada dokter spesialis
untuk mendapatkan perawatan yang tepat dan rajin melakukan
olahraga yang dapat membantu mengurangi dampak skoliosis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penderita skoliosis
dapat mengatasi tekanan dengan mengelola emosi. Penderita skoliosis
yang sudah dan akan menjalani operasi cenderung menerima keadaan.
Maka peneliti menyarankan agar penderita skoliosis dapat berusaha
menerima keadaan diri dengan bersyukur, terbuka dengan orang lain
berkaitan dengan kondisi tubuh yang dialami, dan tetap menjalankan
aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuan fisik yang dimiliki.
Sedangkan penderita skoliosis yang tidak menjalani operasi cenderung
mengatasi tekanan dengan mengalihkan perhatian. Cara tersebut dapat
dilakukan dengan melakukan hobi atau kegiatan-kegiatan yang
disukai supaya tidak merasa sangat tertekan akibat dampak skoliosis.
2. Bagi keluarga dan masyarakat
Temuan penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial
penting bagi penderita skoliosis. Oleh karena itu, peneliti
menyarankan keluarga dan masyarakat dapat lebih memahami dan
menerima keadaan penderita skoliosis agar mereka merasakan
dukungan dari orang-orang di sekitarnya. Keluarga dan masyarakat
diharapkan dapat memberikan dukungan dengan mencari dan berbagi
informasi tentang pengobatan skoliosis, serta tidak mengejek dan
mengucilkan penderita skoliosis.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini memiliki kekurangan
yaitu jumlah partisipan yang terbatas. Keterbatasan jumlah partisipan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
disebabkan oleh kurangnya kesediaan partisipan yang sesuai dengan
kriteria. Penelitian berikutnya diharapkan dapat menambah jumlah
partisipan untuk memperkaya data.
Penelitian ini juga terbatas dalam hal latar belakang partisipan
terutama untuk jenis kelamin. Keterbatasan tersebut terjadi karena
sebagian besar penderita skoliosis adalah perempuan, sehingga tidak
mudah untuk menemukan penderita skoliosis laki-laki. Peneliti
selanjutnya diharapkan dapat menemukan penderita skoliosis laki-laki
sebagai partisipan untuk menambah variasi data.
Dalam penelitian ini, peneliti menemukan aspek-aspek psikologi
yang lain dalam konteks penderita skoliosis seperti konsep diri,
penerimaan diri, dan regulasi emosi. Peneliti selanjutnya dapat
mengambil aspek-aspek tersebut untuk diteliti lebih jauh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
DAFTAR PUSTAKA
Adillani, M. (2015). Pengaruh pemberian terapi latihan metode schroth terhadap
skoliosis pada usia 10-12 tahun di Sekolah Dasar Negeri 1 Blulukan.
Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Indonesia. Diperoleh dari
http://eprints.ums.ac.id/36922/14/naskah%20publikasi.pdf
Afiana, N. E., Wulan, R. R., & Malau, R. M. U. (2016). Konsep diri remaja
pederita skoliosis (studi fenomenologi Masyarakat Skoliosis Indonesia di
Kota Bandung. e-Proceeding of Management, 3(2), 2505-2511
Aisyah, K., & Ambarwati, S. (2014, Desember 10). Dipetik 16 November, 2016,
dari http://suaramahasiswa.com/faktor-kebiasaan-bukan-penyebab-
skoliosis/
Anggarani, P. D. (2009). Hubungan antara dukungan sosial dengan strategi
koping pada penderita pasca stroke. Skripsi tidak diterbitkan. Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Indonesia. Diperoleh dari
http://eprints.ums.ac.id/4797/1/F100040090.PDF
Baqutayan, S. S. (2015). Stress and coping mechanisms: a historical overview.
Mediterranean Journal of Science, 6 (2), 479-488
Batubara, J. R. (2010). Adolescent development (perkembangan remaja). Sari
Pediatri, 12(1), 21-29.
Berk, L. E. (2012). Development through the lifespan (Ed. ke-5). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Breakwell, G. M., Smith, J. A., & Wright, D. B. (2012). Research methods in
psychology (4th Ed.). Los Angeles: SAGE.
Carver, C. (2013). Coping. Dalam M. D. Gellman, & J. R. Turner (Ed).
Encyclopedia of Behavioral Medicine (496-499). New York: Springer.
Carver, C., Scheier, M. F., & Weintraub, J. K. (1989). Assessing coping
strategies: a theoretically based approach. Journal of Personality and
Social Psychology, 56 (2), 267-283.
Creswell, J. W. (2007). Qualitative inquiry and research design: choosing among
five approaches (2nd ed.). Thousand Oaks, CA: Sage.
Dickson, R. A. (1984). Screening for scoliosis. British Medical Journal (Clinical
Research Edition), 289 (6440), 269-270.
Dowling, J. S. (2002). Humor: a coping strategy for pediatric patients. Pediatric
Nursing, 28(2), 123.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Etikan, I., Musa, S. A., & Alkassim, R. S. (2015). Comparison of convenience
sampling and purposing sampling. American Journal of Theoretical
Statistics, 5(1), 1-4. Dipungut 10 Desember, 2017, dari
https://pdfs.semanticscholar.org/79a2/c4a4111275b3efbfa0522284ccd0fec
c556a.pdf
Faturrahman, A. (2013). Penatalaksanaan fisioterapi pada scoliosis vertebra
thoracal 7 - lumbal 1 di RSAL dr. Ramelan. Skripsi tidak diterbitkan.
Universitas Muhammdiyah Surakarta, Indonesia.
Fischer, C. T. (2006). Qualitative research methods for psychologists:
introduction to empirical studies. USA: ELSEVIER.
Folkman, S. (2013). Stress : Appraisal and coping. Dalam M. D. Gellman, & J. R.
Turner (Ed). Encyclopedia of Behavioral Medicine (1913-1915). New
York: Springer.
Folkman, S., Lazarus, R. S., Gruen, J. R., & DeLongis, A. (1986). Appraisal,
coping, health status, and psychological symptoms. Journal of Personality
and Social Psychology, 50 (3), 571-579.
Hasan, N., & Rufaidah, E. R. (2013). Hubungan dukungan sosial dengan strategi
coping pada penderita stroke RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Talenta
Psikologi, 41-62.
Huffman, K., Vernoy, M., & Vernoy, J. (2000). Psychology in action (Ed. ke-5).
USA: John Willey & Sons, Inc.
Kamus Kesehatan. (tanpa tahun). Dipetik 24 April, 2017, dari
http://kamuskesehatan.com/?s=skoliosis
Kerlinger, F. N. (2006). Asas-asas penelitian behavioral (Ed. ke-3). (H.
Koesoemanto, Penyunt., & L. R. Simatupang, Penerj.). Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Kompas. (2009, Mei 1). Dipetik 29 November, 2016, dari
http://health.kompas.com/read/2009/05/01/17203841/tulang.belakang.ben
gkok.banyak.diderita.wanita
Krisnamurti, D. (2011, Maret 29). inilahcom. Dipetik 29 November, 2016, dari
http://gayahidup.inilah.com/read/detail/1368782/skoliosis-incar-wanita-
muda.
Kumalasari F., & Ahyani, L. N. (2012). Hubungan antara dukungan sosial dengan
penyesuaian diri remaja di panti asuhan. Jurnal Psikologi Pitutur, 1(1), 21-
31.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
LaMontagne, L. L., Hepworth, J. T., Cohen, F., & Salisbury, M. H. Adolescents'
coping with surgery for scoliosis: effects on recovery outcomes over time.
Research in Nursing & Health, 27, 237-253.
Lau, K. (2013). Jurnal perawatan skoliosis natural anda. (D. M. Swastantika,
Penerj.). Amerika Serikat: Health in Your Hands Pte Ltd.
Misterska, E., Glowacki, M., Latuszewska, J., & Adamczyk, K. (2013).
Perception of stress level, trunk appearance, body function and mental
health in females with adolescent idiopathic scoliosis treated
conservatively: a longitudinal analysis. Quality of Life Research, 22 (7),
1633-1645.
Mukaromah, S. (2011). Pengalaman psikososial remaja penyandang skoliosis di
wilayah Karesidenan Surakarta, Jawa Tengah: Studi Fenomenologi. Tesis
tidak diterbitkan. Universitas Indonesia.
Nisrina, G. E. (2016). Perbedaan strategi coping stres pada mahasiswa organisasi
dan non organisasi di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang, Indonesia.
Papalia, D. E., & Feldman, R. D. (2014). Menyelami perkembangan manusia (Ed.
ke-12-Buku 2). (F. W. Herarti, Penerj.). Jakarta: Salemba Humanika.
Pelealu, J., Angliadi, L. S., & Angliadi, E. (2014). Rehabilitasi medik pada
skoliosis. Jurnal Biomedik, 6 (1), 8-13.
Rachmayanti, S., & Zulkaida, A. (2007). Penerimaan diri orangtua terhadap anak
autisme dan peranannya dalam terapi autisme. Jurnal Psikologi, 1(1), 7-
17.
Rahayu, F. (2014). Hubungan tingkat stres dengan strategi koping yang digunakan
siswa-siswi akselerasi SMAN 2 Kota Tangerang Selatan. Skripsi tidak
diterbitkan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
Indonesia.
Rosa, D. F. (2015, September 18). Beranda. Dipetik 16 November, 2016, dari
http://www.beranda.co.id
Rubbyana, U. (2012). Hubungan antara strategi koping dengan kualitas hidup
pada penderita skizofrenia remisi simptom. Jurnal Psikologi Klinis dan
Kesehatan Mental 1(2), 59-66
Rumah Terapi Mahabbah. (2014, Oktober 22). Dipetik 2 Desember, 2016, dari
http://rumahterapimahabbah.com/skoliosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Santrock, J. W. (2002). Life-span development (Ed. ke-5). (W. C. Kristiaji, Y.
Sumiharti, Edt., A. Chusairi, & J. Damanik, Penerj.). Jakarta: Erlangga.
Sarwono, S. W. (1989). Psikologi remaja. Jakarta: CV Rajawali.
Soetedjo, D. R. (2014, Juni 28). reps-id. Dipetik November 29, 2016, dari
http://reps-id.com/wanita-dan-skoliosis/
Supratiknya, A. (2015). Metodologi penelitian kuantitatif & kualitatif dalam
psikologi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Weiss, H. R., Werkmann, M., & Stephan C. (2007). Brace related stress in
scoliosis patients - Comparison of different concepts of bracing. BioMed
Central Ltd.
Winasti, M. (2012). Motivasi berwirausaha pada penyandang disabilitas fisik.
Empathy, 1 (1), 177-187.
Yulianingsih, Y. (2012). Strategi Coping pada Remaja Pasca Putus Cinta. Skripsi
tidak diterbitkan. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PROTOKOL WAWANCARA
Data Diri Partisipan Penelitian
Tanggal wawancara :
Waktu wawancara :
Durasi wawancara :
Tempat wawancara :
Inisial partisipan :
Jenis kelamin :
Usia :
Pekerjaan :
Agama :
Panduan Wawancara
1. Rapport
a. Salam dan perkenalan
b. Menjelaskan tujuan pertemuan
c. Menjelaskan peran partisipan
d. Informed consent dengan surat pernyataan persetujuan wawancara
e. menggali data diri partisipan
2. Menggali data
a. Memberikan instruksi mempersilakan partisipan menjawab pertanyaan
sesuai dengan keadaan diri partisipan, tidak ada jawaban benar atau
salah
b. Mengajukan pertanyaan
No Pertanyaan
Latar Belakang Partisipan
1 Biodata partisipan (nama lengkap, usia, TTL, tempat tinggal, daerah
asal)
2 Kapan mulai menyadari bahwa anda mengalami skoliosis?
3 Bagaimana awal mula anda mengetahui bahwa anda mengalami
skoliosis?
Dampak Skoliosis
4 Bagaimana reaksi anda ketika mengetahui bahwa anda mengalami
skoliosis?
5 Perubahan apa saja yang anda rasakan dari skoliosis?
6 Apa kesulitan yang anda alami akibat mengalami skoliosis?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Strategi Koping
7 Bagaimana cara anda mengatasi kesulitan tersebut?
8 Apa yang anda lakukan setelah mengetahui bahwa anda mengalami
skoliosis?
9 Seberapa sering anda melakukan cara tersebut?
10 Berapa lama anda melakukan cara tersebut?
11 Apakah cara yang anda gunakan tersebut dapat membantu mengatasi
kesulitan yang anda rasakan?
12 Perubahan apa saja yang anda rasakan setelah melakukan cara-cara
tersebut?
13 Dari sekian cara yang dilakukan, cara mana yang paling membawa
pengaruh?
Sumber Koping
14 Siapa saja yang berperan dalam kehidupan anda selama anda
mengalami skoliosis?
15 Bagaimana peran mereka dalam kehidupan anda?
3. Penutup
a. Ucapan terimakasih
b. Kesepakatan waktu pertemuan selanjutnya jika ada data yang akan
dilengkapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Tabel Analisis Verbatim MG
No. Verbatim Deskripsi Interpretasi Subtema Tema
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Hmm oke Mer.. dulu awal kamu menyadari
kalau kamu skoliosis tu ceritanya gimana sih
Mer? Ceritanya ehm (berdeham) ceritanya tu
nggak sadar tu lho kak pokoknya tau-tau tu ee
pokoknya kayak misalkan aku jalan itu kan
mungkin karena dulu aku kurus terus tinggi,
maksudnya untuk sepantaran yang usiaku tu
kan cewek aku itungannya tinggi, yang lain
belum setinggi aku jadi kalau aku tu kalo aku
berdiri tu kelihatan banget tu lho kak
maksudnya menonjol gitu terus mama aku tu
selalu bilang kalau aku bungkuk. Terus apa
namanya..padahal aku tu nggak merasa
bungkuk tu lho sampe banyak orang-orang tu
bilang Merry ni karena tinggi makanya di apa
makanya bungkuk kan kadang ada orang
tinggi kecenderungannya bungkuk karena kan
temen-temen sebayanya kan lebih pendek tu
lho kak dan emang hitungannya tu dulu aku
lebih tinggi dari teman-teman sebaya aku
waktu SMP tu. Tapi aku nggak..nggak merasa
bungkuk tu lho kak nah tapi mamaku tu jadi
ngebiasain ee yang bener yang bener jangan
bungkuk jangan bungkuk kan. Makanya aku
jadi kayak sampe SMA tu aku ada
kecenderungan kalau jalan tu malah jatuhnya
tu kayak ngebusungin e ngebusungin dada ya
M memiliki postur tubuh yang
kurus dan lebih tinggi dari teman-
teman sebayanya ketika SMP.
Postur tubuh yang lebih tinggi
membuat M sangat terlihay
bungkuk, tetapi M merasa tidak
bungkuk. Orang lain mengira
bahwa M memiliki kecenderungan
bungkuk karena lebih tinggi dari
teman-teman sebayanya.
Kemudian orangtua M
membiasakan sikap tubuh M
supaya tidak bungkuk. Sejak itu, M
selalu membusungkan dadanya
supaya tidak terlihat bungkuk
meskipun M tidak merasa
bungkuk. Ketika akan masuk
asrama, berat badan M
bertambah sehingga bentuk
tubuhnya semakin terlihat. M
merasa bingung karena terlihat
bungkuk sedangkan M merasa
tubuhnya tegap. Suatu ketika M
bercermin melihat tubuhnya dari
sisi kanan terlihat bungkuk,
sedangkan dari sisi kiri tidak
bungkuk. Ketika kelas tiga SMP, M
Orangtua M
membiasakan M
menegakkan tubuhnya.
M membusungkan
dadanya.
Sisi kanan terlihat
bungkuk, sisi kiri tidak.
SS ortu
P1
Dampak
fisik
Sumber
koping
PFC
Dampak
skoliosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
apa sih kebalikannya skoliosis supaya tu
supaya tidak terlihat bungkuk gitu lho kak
padahal aku juga nggak ngrasa bungkuk
sebenernya. Tapi gara-gara dari SMP kelas 7 tu
kayak dibilang jangan bungkuk jangan
bungkuk jadi kayak ter ini untuk selalu gini
selalu kayak gini kan (sambil menegakkan
badan, membusungkan dada). Nah waktu aku
mau masuk asrama tu aku mulai agak gemuk
jadi bentuk badannya kan makin kelihatan gitu
kan kak paha tu juga mulai makin apa tu
maksudnya pinggul makin besar kan udah
mulai puber juga itu. Nah aku ni merasa aku
nggak bungkuk tapi kok kayak bungkuk tu lho
kak padahal udah tegak tapi tu kayak bungkuk.
Tapi pas itu kayak bungkuk itu aku kalau ngaca
tu tiap kali aku ngadep ke kanan tu kan aku
kayak bungkuk padahal aku nggak bungkuk,
tapi kalau aku ngadep ke kiri aku nggak..ee
fine fine aja tu lho kak nggak kelihatan
bungkuk kan Cuma mungkin juga mamaku
nggak ngeh apa gimana aku nggak ngeh ee yaa
pokoknya selama dari kelas 7 itu aku
berpikirnya kan aku yang bungkuk tapi ini
nggak ini nggak bungkuk. Sampai akhirnya pas
mau pokoknya kelas 3 SM..SMP akhir-akhir tu
pakai daleman apa kaos dalem itu mamaku
masuk baru ngeh kayak oh iya ini tu nggak
bungkuk kok cuma satunya aja yang satunya
memakai pakaian dalam dan
orangtua M menyadari bahwa
hanya salah satu sisi punggung M
yang terlihat bungkuk. Ketika kelas
tiga SMP, orangtua M membawa
M pada pengobatan tradisional.
Ahli pengobatan tradisional
menduga bahwa penyebabnya
adalah jatuh. M pernah
mengalami kecelakaan parah
ketika kelas dua SMP. Tetapi
setelah M mengingat kembali,
ketika kelas satu SMP M sudah
terlihat bungkuk sehingga
kemungkinan penyebabnya bukan
karena jatuh. M rajin berobat ke
pijat tradisional karena keluarga
M memiliki pengetahuan yang
kurang tentang penyakit. M
pernah mencoba ke dokter
orthopedi, tetapi tidak bertemu
karena dokter orthopedi sedang
izin hingga akhirnya M lupa karena
tidak pernah mengeluh sakit.
Ketika menjelang SMA, M
bertemu dengan orang lain yang
memiliki punggung sangat besar
dan tidak menikah. M menduga
orangtuanya menjadi kawatir dan
Orangtua membawa M
pada pengobatan
tradisional.
Kemungkinan
penyebab adalah jatuh.
M rajin berobat pada
pengobatan tradisional.
M mencoba berobat ke
dokter orthopedi tetapi
tidak bertemu.
Orangtua M kawatir
SS ortu
Penyebab
skoliosis
P2
P1
SS ortu
Sumber
koping
Penyebab
skoliosis
PFC
PFC
Sumber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
tu enggak. Nah semenjak itu, apa namanya
emm kayak aku baru mulai dibawa ke yang
tradisional tradisional tu lho kak sebenernya.
Naha katanya tuh mungkin ini e pokoknya itu
tu pernah jatuh jadi tulangnya geser gini.
Waktu itu tu diagnosis awalnya tu kan karena
aku pas kelas 8 itu pernah jatuh. Pas aku jatuh
itu temanku koma dan aku juga ikut aku nggak
kenapa-kenapa itu sampai aku selaput daraku
robek disitu emang jatuh parah banget kan
karena temanku kan koma juga. Nah terus
dari itu tu mungkin diagnosanya tu aku
mungkin karena jatuh itu karena posisi waktu
itu emang aku gimana ya kak pokoknya kayak
aku abstrak gitu lah jatuhnya kelipet-lipet trus
bannya motor tu kena aku. Kan katanya
emang bisa pas jatuh itu kan baru kaya gitu
karena ee pas kecil tu nggak kayak gitu tu lho
kak cuma setelah aku inget-inget lagi kok kelas
7 ini juga mamaku udah pernah ada ngomong
kalau aku bungkuk gitu lho. Nah jadi kan pasti
sebelum sebelum kelas 8 itu kan juga udah
kaya gitu kan kak tapi nggak tau itu berawal
dari gimana. Kayak gitu sih awalnya kayak gitu
tapi waktu itu aku rajin ini sih kaya pijit-pijit
tradisional tu lho karena kan juga mungkin
istilahnya dari keluarga juga dari mamaku juga
kan pasti minim pengetahuan ini tu penyakit
apa gitu kan. Terus bawa ke dokter selalu
meminta M untuk berobat. Tetapi
M tidak bersedia karena M ingin
bermain selama berlibur. M tidak
pernah memikirkan lagi hingga
masuk SMA. Ketika masa orientasi
asrama SMA, M membawa baju
yang ketat. Teman M ada yang
menanyakan punggung M dan
membuat M mulai merasa tidak
percaya diri. Ketika SMP, tidak ada
teman M yang menanyakan
punggung M karena tidak terlihat.
Punggung M yang menonjol
terlihat ketika sedang berenang.
Jadi ketika kelas VII, M mengira
bahwa ia bungkuk, kemudian
kelas IX M baru mengetahui
skoliosis.
dan mengajak M
berobat.
M menolak berobat
karena M ingin
berlibur.
M merasa tidak
percaya diri karena ada
teman yang
menanyakan
punggungnya.
Punggung M menonjol.
E4
Dampak
psikis
Dampak
fisik
koping
EFC
Dampak
skoliosis
Dampak
skoliosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
nggak sempat kan kalau dokter orthopedi ya
yang langsung khusus tulang itu pernah sudah
mau janjian ke dokter tapi dokter yang di
rumah sakit yang emang ditanggung sama
kantor itu dokternya tu izin berapa lama gitu
lho sampai akhirnya aku lupa karena kan
nggak pernah ada keluhan sakit apa tu nggak
pernah tu lho kak jadi kayak beda lah biasa aja
gitu kan. Terus apa namanya tapi menjelang
akhir-akhir mau masuk SMA tu ketemu orang
gereja yang di Bekasi tu ada ibu-ibu nggak
nikah, ininya (menunjuk punggung) tu besar
banget tu lho kak gitu kan mungkin mamaku
juga takut kaya gitu kan. Dek, ini kamu apa kek
emm berobat gitu-gitu kan tapi akunya juga
males mungkin karena liburan UN ya kak
pengennya main mulu gitu kan. Sampai
akhirnya udah keburu SMA itu udah ini nggak
nggak apa namanya nggak kepikiran lagi aku
sebenernya. Cuma waktu SMA itu sebenarnya
pas panmosa eh pas mosa itu aku kan bawa
baju dua..dua..dua bendel gitu istilahnya ya
kak. Satunya buat di Magelang, satunya buat
di asrama. Nah yang kebawa ke asrama ini
bajuku yang ngepres-ngepres gitu lho kak.
Jadinya awal-awal tu aku agak ngepres-
ngepres gitu bajunya. Lah pertama tu okta itu
okta yang angela kan Mer itu lu kenapa dah
gitu kan oiya emang kaya gitu. Nah di situlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
aku mulai ngerasa mulai apa istilahnya kaya
secara nggak langsung nggak pedenya tu
justru pas asrama karena pas SMP kan nggak
ada yang notice tu lho kak kan juga pakai
seragam. Terus juga nggak gitu kelihatan.
Mungkin kelihatan banget kalau berenang
karena juga kan aku waktu itu masih kurus jadi
kan kelihatan banget kan kak. Gitu sih jadi
awalnya aku tahu tu ya itu prosesnya kelas 7
terus cuma dipikir bungkuk terus kelas 8 eh
kelas 9 itu terus pas SMA itu jadi baru denger
skoliosis tu gitu. Sebenarnya pas tahu
skoliosis gitu reaksimu pertama tu gimana?
Eh aku tu orangnya biasa ini ya kak nggak jelas
maksudnya biasa aja tapi kalau pas tahu tu
sebenernya yaudahlah gitu lho kak. Pas tau
gitu. Tapi apa namanya menjadi tidak biasa aja
tu ketika ada orang lain yang nanyain karena
kan ya kalau aku belajar juga pas kuliah ini
kaya psikologi remaja gitu gitu kan fase
dimana SMA apalagi itu ya kak itu kan fasenya
kita butuh pengakuan dari orang lain terus
gimana kita mengumpulkan kepercayaan diri
kita kan itu emang disitu kan. Jadi tu kalau
misalkan lagi mandi atau lagi apa gitu aku
biasa aja gitu lho kak nggak kepikiran skoliosis
atau ini gimana gitu biasa aja. Tapi ketika itu
ditanyain orang lain tu baru aku kayak iya ya
kok gue ga berobat-berobat jadi kayak iya ya
Ketika M mengetahui bahwa ia
mengalami skoliosis, M
membiarkannya. M merasa tidak
biasa ketika ada orang lain yang
menanyakan. Menurut M dari
ilmu yang didapat, masa remaja
adalah fase individu
membutuhkan pengakuan dari
orang lain dan membangun rasa
percaya diri. Ketika mandi, M tidak
memikirkan skoliosis dan merasa
biasa saja. Tetapi ketika ada orang
lain yang bertanya, M memikirkan
mengapa ia tidak berobat dan
tidak peduli dengan skoliosisnya.
M tidak peduli pada
skoliosisnya.
M merasa tidak
nyaman ketika ada
orang lain menanyakan
tubuhnya.
E6
Dampak
psikis
EFC
Dampak
skoliosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
kok aku ini cuek banget iya ya aku gini aku
baru iya iya tu ketika ada orang lain yang
nanyain gitu lho. Terus setelah mengalami
kaya gitu, kamu melakukan apa? Setelah itu
aku kuliah ini sih kak sebenernya kan katanya
ini ya pertumbuhan tulang tu sampai 21
tahun. Nah ee kebetulan tu ada yang
menyemangati aku untuk sembuh itu pas aku
umur 19 tahun. 19 tahun hampir 20 tapi. Nah
semenjak itu aku rajin ini sih rajin yoga-yoga
dasar di kos jadi kayak pakai karpet yang
puzzle itu lho kak yang pura-puranya itu
matras gitu kan. Jadi yoga-yoga dasar karena
pas aku bangun pernah aku bangun tu nonton
tv kan tvku selalu nyala itu tu aku nonton jadi
Jessica Mila tu ternyata kaya gitu skoliosis juga
dan berapa derajat ya itu dia bilang waktu itu
parah kok kak sebenernya. Tapi tu kok kayak
di tv tu kayak kita bisa nggak lihat maksudnya
kayak kita bisa ga notice kalo dia skoliosis gitu
karena katanya di itu dia kayak yoga jadi
sangat membantu dia untuk bener sih dia jadi
nggak nyeri karena dia tu kadang katanya
skoliosisnya tu jadi nyeri. Nah terus jadi lebih
percaya diri juga. Kalau menurut si Jesica Mila
tu gitu waktu itu aku nonton insert kan kak.
Udah habis itu aku googling-googling gerakan
yoga dasar terus kalo Kak dhani inget ini nggak
sih waktu itu aku bilang aku sembuh lah biar
Ketika berusia 19 tahun, ada
seseorang yang memberi
semangat pada M untuk sembuh.
Sejak itu, M rajin melakukan
gerakan yoga dasar di tempat
tinggalnya. Suatu hari, M pernah
menonton televisi yang
memberitakan seorang artis
mengalami skoliosis yang cukup
parah. M menceritakan bahwa
artis tersebut tidak terlihat
skoliosis karena melakukan yoga
yang sangat membantu
mengurangi nyeri dan membuat
lebih percaya diri. Setelah itu, M
mencari informasi tentang
gerakan dasar yoga, m
mengungkapkan bahwa pernah
memiliki keinginan untuk sembuh
supaya bisa mengenakan kebaya
yang bagus ketika menikah. Hal
tersebut membuat M termotivasi
tetapi M merasa termotivasi
hanya di awal. Ketika M tidak
melakukan yoga, maka keesokan
harinya M juga tidak melakukan
Orang dekat memberi
M dukungan untuk
sembuh.
M melakukan gerakan
yoga dasar.
M mencari informasi
tentang gerakan yoga.
Intensitas M
melakukan yoga
berkurang.
SS teman
P1
P1
E3
Sumber
koping
PFC
PFC
EFC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
aku bisa pakai kebaya nikah bagus gitu kan
waktu kita seunit. Nah itu aku jadi termotivasi
lagi kan tapi aku tu orangnya anget-anget tai
ayam tu lho kak jadi kan sekalinya bolong nih
besoknya tu pasti bolong jadi sebisa mungkin
tu kalo emang sih bener kalau orang olahraga
tu jangan sampai bolong karena kalau
sekalinya bolong tu nanti besoknya bolong.
Nah aku waktu itu 3 hari bolong habis itu
nggak aku terusin hahahaha terus ya itu sih
sama usahaku paling kalau duduk e misal yaa
kayak gereja orang kan pasti kayak gini tuh
(menegakkan badan) aku tu sebisa mungkin
tetap kaya gini sih terus di kelas juga kaya gini
tetep lurus tu jadi kan kak Dhani pernah cerita
kalau ini tu juga tujuan alat ini kan untuk
menopang supaya kita tu nggak gini-gini
(membengkok-bengkokkan badan). Jadi aku
meskipun tanpa brace tu aku masih suka
ngebiasain untuk gini (badan tegak). Cuma
kalau di rumah kan karpet tv gitu lho kak aku
tu paling susah untuk disitu jadi kadang aku
handphone terus aku gini (memiringkan
badan) kayak lost control gitu lho. Nah tu
disitu mamaku sih yang ngingetin kayak gitu.
Terus kalau aku lihat dari nggak tahu sih tapi
kayak aku dari amati dari dulu sampai
sekarang aku nggak ngrasa kayak ada
pertumbuhan juga. Tapi nggak tahu soalnya
yoga lagi. Menurut M, jika
melakukan olahraga harus rutin
setiap hari, karena jika satu kali
saja melewatkan olahraga maka
selanjutnya akan melewatkan lagi.
M mengaku pernah melewatkan
yoga selama tiga hari kemudian M
tidak melanjutkan yoga lagi.
Usaha yang dilakukan M adalah
menegakkan tubuhnya ketika
duduk di gereja maupun di kelas.
M mengatakan bahwa meskipun
tanpa menggunakan brace, M
membiasakan diri untuk duduk
tegak. Tetapi M sering tidak
mengontrol posisi duduknya
ketika sedang menonton televisi.
Ketika posisi M tidak tegak,
orangtua M mengingatkan M. M
merasa tidak pernah ada
pertumbuhan lengkungan
skoliosisnya, tetapi M tidak yakin
karena ia tidak mengetahui
derajat skoliosisnya.
M tidak melakukan
yoga lagi.
M membiasakan diri
untuk menegakkan
tubuhnya setiap duduk.
Orangtua M
mengingatkan M untuk
menegakkan tubuhnya.
E3
P1
SS ortu
EFC
PFC
Sumber
koping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
aku kan nggak rontgen jadi derajat spesifiknya
tu berapa aku nggak tahu. Kamu ngrasa ada
perubahan nggak sih gara-gara skoliosis ini?
Ada lebih ke ini sih kak kayak senam lantai.
Kalau aku dari dulu berasanya kaya gitu. Kalau
misalnya aku melakukan senam lantai kaya
misalnya di dance tu kan pasti kan kayak kita
dituntut untuk ngefreeze gitu-gitu kan pasti
senam lantai kayak entah baby freeze lah atau
apa gitu-gitu. Nah aku tu yang paling aku bisa
tu sebenernya kayang dari semua senam
lantai tu yang paling aku bisa sikap lilin,
kayang gitu-gitu. Kan yang kepakai di dance
kan paling kayang. Tapi kadang tu pas aku
kayang sini tu (memegang punggung) kayak
ketarik gitu lho kak, kayak sakit banget dan
kadang kalau misalkan kayang ku nggak bener
kalau ngambil nilai lah misalkan juga ya sama
Pak Tunggul di Sedes tu aku rasanya kaya
hampir mati tu lho kak. Pas aku kayak gini tu
tu nggak ben nggak mungkin terlalu ini atau
gimana ketarik terus sampai ke sini rasanya
(menunjuk dada) paru-parunya tu kayak ada
sesuatu yang narik gitu lho dari belakang terus
kayak sakit banget tu lho kak terus kaya nggak
bisa nafas gitu kan terus waktu SMA itu kan
emang ini ya temen-temenku juga kan udah
tahu aku gini kan apa mey gitu-gitu kan sakit-
sakit ini gua gitu kan terus Pak Tunggul
Perubahan yang dirasakan M
setelah mengalami skoliosis yaitu
dalam hal senam lantai. M pernah
mengkuti kegiatan tari modern
yang menuntut M melakukan
beberapa gerakan senam lantai.
Gerakan senam lantai yang
dikuasai M adalah kayang. Ketika
menari dan melakukan gerakan
kayang, punggung M terasa
seperti tertarik dan sakit. Ketika
penilaian olahraga, M juga
melakukan gerakan kayang dan
membuat M merasa seperti
hampir meninggal. Ketika merasa
punggungnya tertarik, M merasa
sakit sampai paru-paru sehingga
membuat M kesulitan bernafas,
kemudian teman-teman dan guru
M meminta M untuk beristirahat.
M merasa sakit hanya ketika
melakukan senam lantai,
sedangkan aktivitas sehari-hari M
merasa biasa saja. Lalu M juga
merasa tidak kuat ketika
menggunakan tas ransel dengan
tali kecil. Ketika menggunakan tas
Punggung terasa sakit
ketika kayang.
Paru-paru sakit dan
sulit bernafas.
Tidak kuat membawa
tas ransel dalam waktu
lama.
Dampak
fisik
Dampak
fisik
Dampak
fisik
Dampak
skoliosis
Dampak
skoliosis
Dampak
skoliosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
mungkin juga ngeh gitu kan terus habis itu
aku disuruh istirahat pasti kalau untuk secara
sakitnya tu ketika senam lantai doang sih kak
kalau misalnya aktivitas biasa gitu enggak.
Biasa aja, paling nggak kuat tu ini kayak emm
pakai tas ransel kalau tas ranselnya talinya
yang kecil itu lho kak kalau yang bukan tebal
itu terus kalau kelamaan pakai tas ransel tu
pasti lebih sakit yang sebelah sini (menunjuk
bagian kanan) dibanding yang sini kayak
rasanya tu mau patah tu lho kak. Capeknya
pasti sebelah sini doang sininya yg sebelah
kanan yang skoliosisnya itu. Ada sakit yang
lain? Enggak sih kak katanya kalau orang
dapet kan punggunggnya juga nyeri ya, aku
enggak..biasa aja. Berarti kesulitannya pas
senam lantai sama kalau pakai tas itu ya?
Heem kalau fisik banyak kak kanan kiri
payudara pasti jadi beda kalau aku iya, terus
apa dan itu kelihatan banget tu lho apalagi
kalau misal nih kayak aku PPL yang sekarang-
sekarang ini lah ya kak. Kalau PPL kan pakai
batik kutu baru itu terus temenku PPL ya
istilahnya saru nggak papa ya kak? Hemm
Susumu kok gedi sebelah e gitu terus pasti aku
bercandain aja ha yo to sesok disayang mertua
gitu kan katanya gitu tapi iya sih ini tu kayak
ngaruh kayak kita ke belakang ininya tu kanan
kirinya tu beda tu lho kak sampai aku pernah
ransel terlalu lama, M merasa
lebih sakit di bagian kanan
daripada bagian kiri. M merasa
lebih mudah lelah pada bagian
kanan yang mengalami skoliosis.
M merasa tidak nyeri pada bagian
punggung ketika sedang
menstruasi.
Pada bagian fisik lain, M merasa
payudaranya tidak sama besar dan
sangat terlihat. M bercerita ketika
mengenakan pakaian bermodel
kutu baru, ada seorang teman
yang menanyakan mengapa
payudara M lebih besar pada
salah satu sisi. Kemudian M
menjawab dengan bercanda
bahwa keadaannya itu membuat
M disayangi oleh mertua. M
bercerita bahwa ia pernah
menyembunyikan handphone di
Sakit pada bagian
kanan.
Bagian kanan lebih
mudah lelah.
Payudara M tidak sama
besar.
M menanggapi dengan
bercanda ketika ada
yang mengatakan
dadanya besar sebelah.
Dampak
fisik
Dampak
fisik
Dampak
fisik
E9
Dampak
skoliosis
Dampak
skoliosis
Dampak
skoliosis
EFC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280
281
282
283
284
285
286
287
288
pas SMA aku ileg handphone hehehe terus kak
itu lho yang rubel kita besoknya baru
diperiksain itu hpku aku taruh di sebelah
kanan lho hehe terus diginiin kan
(mempraktekkan meraba dada bagian tengah
antara payudara) sama kakak kak siapa ya
waktu itu sama Bu Taati juga diginiin, hpku
disini (menunjuk payudara sebelah kanan)
sampai nggak ketahuan karena sini sama sini
(kanan dan kiri) tu beda. Ada kesulitan lain
nggak? Aktivitas-aktivitas apa yang jadi
terbatas gitu? Ehhh aktivitas terbatas nggak
ada sih kak aku lancar-lancar aja. Kalau lari
misalnya, nggakpapa? Nggakpapa oh tapi
ngaruh nggak sih kak aku tu orangnya
gampang habis nafas ik soalnya kan tadi pas
aku cerita aku kayang kok terus larinya kayak
ke paru-paru ke jantung tu lho apa mungkin
bisa ngaruh juga jadi kalau aku jalan jalan
maksudnya sesering apapun aku olahraga
terus ntar aku lari sekalinya capek tu kayak
nafasnya tu jadi engap gitu lho kak tapi
kadang emang ini sih punggungnya tu jadi
kayak jadi berat gitu sih kak dibilang nyeri sih
enggak kayak berat kayak gimana gitu aja
kayak ada kontraksi apa gitu kak. Terus kalau
mengalami kayak gitu, kamu mengatasinya
gimana? Tiduran.. Terus pas senam lantai
dulu itu pas sakit terus gimana?tiduran juga?
dalam bra dan tidak ketahuan
karena ukuran payudaranya yang
berbeda.
M merasa tidak ada aktivitasnya
yang terganggu. Tetapi ketika
berlari M merasa mudah
kehabisan nafas. Selain itu, M
merasa punggungnya berat
seperti mengalami kontraksi.
M mengatasi rasa sakitnya dengan
berbaring, meluruskan posisi
punggung dan memijat
punggungnya. M merasa tidak
Mudah kehabisan nafas
ketika berlari.
Punggung terasa berat.
Dampak
fisik
Dampak
fisik
Dampak
skoliosis
Dampak
skoliosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
289
290
291
292
293
294
295
296
297
298
299
300
301
302
303
304
305
306
307
308
309
310
311
312
313
314
315
316
317
Heem habis itu aku tiduran apa apapun yang
terjadi maksudnya mau lantai kotor aku tetep
tidur aja jadi tu kayak ininya (memegang
punggung atas kanan dan kiri) tu aku samain
tu lho kak kayak terus aku pijit-pijit gitu
belakangnya tu aku nggak tahu sih itu apa
yang salah kan tapi kalau dipikir-pikir pasti
ngaruh karena kan kayang kan kayak gini lho
kak (mempraktekan contoh akan kayang) pasti
kan ininya kan dia nggak sinkron jadi kaya
nyambung ke ini (menunjuk bagian dada) jadi
makanya aku aku ratain dulu di di pokoknya
mau di lantai pokoknya makanya aku tiduran
tu biar kayak rata gitu terus aku pijit-pijit itu
lho kak biar mungkin itu ototnya tegang atau
gimana jadi biar lebih rilex juga pasti aku
tiduran. Lalu selain yoga tadi, kamu
melakukan apalagi? Nggak ada. Ke dokter
nggak? Oh ini aku dulu ke ahli tulang sempet
ke ahli tulang Cuma waktu itu kan waktu itu
aku masih SMP yang ahli tulang itu juga belum
menyarankan untuk pakai , waktu itu
menyarankan pakai alat tapi tu waktu itu dia
bilang ee nanti aja belum terlalu
membutuhkan pakai alat tapi aku nggak tahu
alatnya tu kayak gimana mungkin yang kayak
dima yang kayak kak dhani waktu itu pakai tu
lho kak tapi aku nggak pernah lihat cuma aku
jadi rajin ke ahli tulang tu ditarik sih tulangnya
tahu apa yang salah, tetapi ia
merasa punggungnya tidak sama
sehingga berpengaruh sampai ke
dada. M memijat punggungnya
untuk meregangkan otot yang
tegang.
M pernah memeriksakan dirinya
ke ahli tulang ketika SMP. Saat itu,
ahli tulang belum menyarankan M
untuk memakai alat karena belum
membutuhkan. M tidak
mengetahui bentuk alat yang
dimaksud oleh ahli tulang. M rajin
memeriksakan diri ke ahli tulang.
Ketika periksa, tulang M ditarik
hingga M merasa sakit. M periksa
ke ahli tulang selama beberapa
Punggung tidak sama
Periksa ke ahli tulang.
Dampak
fisik
P2
Dampak
skoliosis
PFC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
318
319
320
321
322
323
324
325
326
327
328
329
330
331
332
333
334
335
336
337
338
339
340
341
342
343
344
345
346
sampai sakit banget gitu tapi emang harus
rutin ya dan waktu itu aku Cuma berapa bulan
gitu dan belum sembuh juga.. Nariknya pakai
alat atau dipijit? Dipijit Jadi dulu begitu tau
kamu ada inisiatif untuk ke ahli gitu ya?
Heem Siapa aja sih yang berperan membantu
kamu selama kamu mengatasi itu? Orangtua
pasti, diri sendiri hehehe sama aku lebih ke
pacar sih kak kalau temen tu soalnya aku tu
orangnya nggak suka membagi sedihku
kepada teman-teman gitu lho kak, kalau pacar
tu kan karena pasti intensitas ketemunya
temen sesering-seringnya temen tapi kan
tetep kalau aku kayak lebih terbuka sama
pacarku maskudnya kayak istilahnya lebih jadi
tempat sampahku tu kalau aku pacar gitu, jadi
lebih ke pacar sih Cuma selama aku pertama
kali tahu ini sampai sekarang tu istilahnya
yang bener-bener ngedukung aku untuk
sembuh tu kayak nggak ada maksudnya dalam
arti tu kayak soalnya tu kan mungkin aku
orang yang nggak pernah kayak misalnya aku
ditanyain sakit nggak, enggak gitu kayak kayak
nggak ada ee apa sih kayak nggak ada efek
berarti dalam arti yang aku rasain sekarang
entah sakit atau tadi nggak bisa jalan itu kan
nggak ada jadi mungkin ya makanya mamaku
juga tu lho kak jadi kayak yo wis lah luweh.
Jadi kayak pas ada yang bener-bener
bulan tetapi tidak ada perubahan.
Orang yang berperan membantu
M untuk mengatasi skoliosis
adalah orangtua dan pacar. M
tidak suka bercerita dengan
teman-temannya karena tidak
ingin membagi kesedihan. M lebih
sering bertemu dan bercerita
dengan pacarnya. M merasa
bahwa tidak ada yang benar-benar
mendukung M untuk sembuh
karena M tidak pernah mengeluh
sakit atau mengeluh dalam hal
lainnya. M tidak pernah mengeluh
sehingga orangtua M juga tidak
memedulikannya. Orang yang
paling memberi semangat pada M
adalah seseorang yang pernah
dekat dengan M ketika M
berumur 19 tahun.
Orangtua dan pacar
membantu M.
M merasa tidak ada
yang sangat
mendukung untuk
sembuh.
Orangtua tidak peduli
karena M tidak pernah
mengeluh.
Orang yang paling
memberi semangat
adalah orang yang
pernah sangat dekat.
SS ortu
dan pacar
SS teman
Sumber
koping
Sumber
koping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
347
348
349
350
351
352
353
354
355
356
357
358
359
360
361
362
363
364
365
366
367
368
369
370
371
372
373
374
375
menyemangati aku tu ada pernah deket sama
orang, justru orang itu yang waktu itu aku
umur 19 tahun itu. Bentuk peran orangtuamu
tu apa aja sih? Itu kayak cari tahu ke ahli-ahli
gitu sama ya waktu itu mau ke orthopedi tapi
ternyata orthopedinya lagi apa namanya cuti
terus aku pernah ding kak ini kak dhani udah
lulus waktu aku kelas 3 SMA aku tu ini sih
kalau dari orangtuaku tu mungkin lebih
percaya ke ahli tulang atau ahli alternatif
karena bener emang jadi saudara jauhku tu
nggak jauh juga sih ya pokoknya saudara
sepupuku dua kali mungkin ya kak itu tu ada
yang skoliosis nggak mau pakai alat anaknya
ini terus langsung operasi tapi habis itu malah
gagal dalam arti tu malah tetep seperti itu
padahal biayanya udah tinggi heem tinggi
banget itu udah ke Singapur juga dan bahkan
tu sampai taraf yang mengganggu dia kegitan
sehari-hari tu lho kak sampai aku ada kayak
gitu mungkin juga karena aku anak tunggal
kan kak jadi kayak orangtuaku kayak semacem
itu kan saudara sendiri istilahnya ngelihat
kayak gitu jadi kayak udah lah yang ahli tulang
aja apa sih orang kalau patah tulang aja
larinya ke ahli tulang dibanding ke dokter
biasanya orang-orang Bekasi aja masih kayak
gitu tu lho kak makanya waktu itu tu aku
sampai maksudnya waktu itu udah pernah ke
Orangtua M berperan membantu
M mencari informasi ahli-ahli
untuk pengobatan M. Orangtua M
lebih percaya pada pengobatan
alternatif karena M memiliki
saudara yang mengalami skoliosis
dan melakukan operasi dengan
biaya tinggi di luar negeri tetapi
tidak mengalami perubahan.
Karena hal itu, orangtua M lebih
memilih pengobatan pada ahli
tulang bukan dokter.
Orangtua membantu
mencari informasi
pengobatan.
Orangtua lebih percaya
pada pengobatan
alternatif.
SS ortu
SS ortu
Sumber
koping
Sumber
koping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
376
377
378
379
380
381
382
383
384
385
386
387
388
389
390
391
392
393
394
395
396
397
398
399
400
401
402
403
404
ahli tulang terus sekarang ke ahli kaya spiritual
gitu lho kak. Kakak tau suster Imeldi nggak sih
kak?pernah di sedes.. Oh ya yaaa Dulu itu
beliau itu kan di wisma salam aku pernah
waktu itu kelas 3 tu izin aku ke sama budeku
ke wisma salam itu terus ya itu malah jadi
kayak untuk ke seluruh tubuh itu kan dan aku
pantangan makannya tu banyak banget
sampai aku nulis di papan tulis asrama dapur
itu sampai banyak banget tu waktu itu. Terus
itu tu aku kayak udah mengikuti itu tu aku
ngikutin pantangan itu sampai ini kuliah kuliah
semester 2 tapi tetep nggak ada perubahan
gitu kan dan disitu kadang aku masih sempetin
buat olah raga juga nggak ada perubahan
terus aku jadi kayak males tu lho aku nggak
bisa makan ini nggak bisa makan itu halaahh
bodo amat lah aku makan lagi aja. Ahli tulang
yang dimaksud tadi tu bukan dokter ya?
Heem ahli tulang bukan dokter. Tenaga
alternatif. Kayak sangkalputung tu lho kak
heem itu udah terkenal sih di Bekasi temenku
banyak kesana tapi mungkin karena aku juga
belum telaten banget nggak sih kak
maksudnya kan untuk kayak gini kan mungkin
waktunya mungkin kalau patah tulang
prosesnya ee dia patahnya aja instan pasti kan
mungkin ngebenerinnya waktunya lebih
singkat dibanding kalau ini sudah terbentuk
Kemudian M melakukan
pengobatan pada ahli spiritual
yang memberi dampak pada
seluruh tubuh M dan M harus
melakukan pantangan pada
beberapa jenis makanan. M
mengkuti pantangan tersebut
sejak kelas tiga SMA hingga kuliah
semester dua tetapi tidak ada
perubahan. M juga
menyempatkan diri untuk
berolahraga tetapi tidak ada
perubahan sehingga M tidak
melanjutkan pantangannya.
M merasa belum tekun karena
membutuhkan waktu yang lama
untuk menyembuhkan, sedangkan
M harus segera masuk ke asrama.
Berobat pada ahli
spiritual.
Melakukan pantangan.
Berolahraga.
Tidak melanjutkan
pantangan karena tidak
ada perubahan.
P2
P1
P1
E3
PFC
PFC
PFC
EFC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
405
406
407
408
409
410
411
412
413
414
415
416
417
418
419
420
421
422
423
424
425
426
427
428
429
430
431
432
433
dari lama dari kecil maksudnya mungkin pas
bayi pernah jatuh atau gimana kan nggak tahu
tu lho kak. Makanya pasti kan lebih butuh
banyak waktu dan waktu itu aku keburu ke
asrama juga kayak gitu. Terus kalau dukungan
dari pacar gimana sih? Cuma olahraga aja
udah makanya aku bilang nggak ada
sebenarnya nggak ada yang terlalu mengambil
peran justru kayak aku ber kayak disini tu
kayak lebih berjuang untuk diriku sendiri sih
karena kan hidup juga hidup besok ke depan
kan juga kita yang ini ya kak jadi sehat atau
enggak itu kan pilihan kita jadi aku lebih ke diri
sendiri sih . kalau untuk pacar sih juga paling
kalau nyemangatin, nyemangatin omongan
doang tu lho kak kayak no sense sih menurut
aku yang bener-bener tindakan nyatanya tu
kayak jangan lupa maksudnya tu setiap pagi
jangan lupa exercise gitu-gitu jangan lupa
stretching gitu tu justru orang yang pernah
deket sama aku waktu itu. Kalau temen
mungkin juga berpikirnya kan emm nggak
enak ya kak ngebahas kayak gini kan sungkan.
Secara tidak langsung kan buat orang lain kan
ini kan kasarannya kan mungkin untuk orang-
orang yang normal dalam arti nggak kenapa-
kenapa kan secara nggak langsung kayak cacat
gitu kan kak kasarannya mungkin mereka
nggak enak kan mungkin orang lumpuh aja
Bentuk dukungan dari pacar M
yaitu mengingatkan M untuk
berolahraga tetapi M merasa
bahwa pacarnya tidak berperan
banyak. M merasa lebih baik
berjuang sendiri karena yang akan
menjalankan kehidupan adalah M
sendiri. Pacar M hanya memberi
semangat berupa kata-kata.
Seseorang yang pernah dekat
dengan M justru yang memberi
semangat dengan tindakan
mengingatkan M untuk latihan
dan peregangan setiap pagi atau
malam. Menurut M, teman-teman
M tidak memberi dukungan
karena sungkan membahas
skoliosis yang dialami M. Menurut
M, orang yang tidak paham akan
menganggap bahwa penderita
skoliosis adalah cacat sehingga
orang lain sungkan untuk
membahas.
Pacar mengingatkan
untuk berolahraga
tetapi tidak berperan
banyak.
Lebih baik berjuang
sendiri.
Seseorang yang pernah
sangat dekat memberi
semangat setiap hari
dengan mengingatkan.
SS pacar
Internal
locus of
control
SS teman
Sumber
koping
Sumber
koping
Sumber
koping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
434
435
436
437
438
439
440
441
442
443
444
445
446
447
448
449
450
451
452
453
454
455
456
457
458
459
460
461
462
kita bilang lumpuh nggak enak gitu kan
istilahnya kak jadi nggak ada yang pernah gitu
juga sih kak. Kalau orang yang pernah deket
sama kamu tadi seberapa sih pengaruhnya?
Jawabanku kurang memuaskan ya haha
karena kalau pengaruh-pengaruhnya paling
Cuma 40% sih kak karena aku lebih orangnya
lebih apa jangan sampai orang lain maksudnya
ya orang lain pasti berpengaruh tapi jangan
terlalu mengambil pengaruh yang tinggi dalam
aku gitu lho. Tapi tetep dia ngambil pengaruh
menurutku 40% pengaruh tu buat dia udah
tinggi gitu kan karena apa ya mungkin karena
waktu itu kan istilahnya lagi lagi deket gitu ya
kak lagi pdkt gitu kan terus pasti kan kalau
perempuan pengennya ah apa pengen
kelihatan bagus gitu kan pasti kan kayak gitu
jadi kayak lebih lebih apa mengambil
pengaruhnya tu kayak oiya ya gua harus
sembuh gini-gini karena istilahnya dia aja udah
tahu dan kayak masih menyemangati gitu ya
udah jadi aku kayak mengambil positifnya
kayak jadi pengaruhnya tu karena dia yang
ngomong terus kok di sampai tiap pagi kayak
jangan lupa stretching jangan gini-gini gitu kan
padahal aku aja suka lupa. Terus kalo engga
mungkin dia chatnya baru malam terus hari ini
udah stretching belum hari ini udah exercise
belum hari ini udah yoga belum gitu
Seseorang yang pernah dekat
dengan M tidak terlalu
berpengaruh untuk M karena M
tidak ingin dipengaruhi orang lain.
Orang lain dapat mempengaruhi
M ketika M merasa ingin
memaksimalkan penampilannya
yang memotivasi M untuk
sembuh, sehingga M cenderung
mengambil sisi positifnya.
Tindakan orang lain yang selalu
mengingatkan M untuk latihan
yoga dan peregangan memotivasi
M untuk rajin melakukannya.
Orang yang
mengingatkan untuk
latihan memotivasi M
untuk rajin melakukan.
SS
Sumber
koping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
463
464
465
466
467
468
469
470
471
472
473
474
475
476
477
478
479
480
481
482
483
484
485
486
487
488
489
490
491
maksudnya jadi kayak termotivasi untuk selalu
ngelakuin itu sih kak. Kamu ada
kecenderungan untuk melepas gitu
nggak?cenderung membiarkan? Heem
makanya aku tu ketika ngaca tu kan ku
melihat jadi kalau lagi kaya gini tu kan nggak
mau ngelihat tu lho kak jadi biasa aja gitu. Tapi
kalau tapi kalau akhir-akhir ini sih aku tu lagi
istilahnya tu aku lagi seneng ngelihat baju lucu
maksudnya dalam arti kaya lihat orang a pakai
baju itu ih bagus gitu kan tapi tu kayak aku tu
nggak kalau menurut aku tu kayak secara
langsung kaya rasa rendah diriku tu muncul
minder muncul kayak aku tu nggak mungkin
pakai baju kaya gitu karena ya malu gitu lho
kak. Aku lebih ke ke akunya sendiri tu ini sih
jadinya aku harus ngeliat dulu aku baru baru
kayak kepikiran kalau nggak ya biasa aja
karena mungkin aku nggak ada gejala yang
sakit atau apa itu kalau misalkan sakit kan kita
kayak keinget terus gitu karena aku masih bisa
melakukan semuanya nomal-normal aja jadi
aku nggak kepikiran nah ketika baju itu kan
kelihatan ya kak misalkan juga ke mall gitu
cobain baju terus kaya gini (melihat dari
samping) jelek, terus nggak jadi beli jadi pasti
kayak gitu, gitu sih kak. Kamu menerima
nggak sih keadaan kayak gini? Menolak iya
tapi aku nggak menyesal karena apa yang
Ketika bercermin, M cenderung
tidak mau melihat punggungnya.
Akhir-akhir ini, M sering melihat
pakaian orang lain menarik dan
membuat M merasa rendah diri
dan malu karena M merasa tidak
mungkin mengenakan pakaian
yang seperti orang lain kenakan.
M tidak terlalu memikirkan
skoliosisnya karena tidak ada
gejala sakit yang dirasakan. Ketika
mencoba pakaian kemudian
bercermin dan M merasa tidak
pantas, M tidak membeli pakaian
tersebut.
M menolak keadaan skoliosisnya
tetapi M tidak menyesal karena M
Tidak mau melihat
punggung ketika
bercermin.
Rendah diri dan malu
ketika melihat orang
lain berpakaian
menarik.
Memilih pakaian yang
cocok.
Menolak keadaan
dengan bertanya-tanya
E6
Dampak
psikis
P1
E6
EFC
Dampak
skoliosis
PFC
EFC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
492
493
494
495
496
497
498
499
500
501
502
503
504
505
506
507
508
509
510
511
512
513
514
515
516
517
518
519
520
harus disesalkan, maksudnya kecuali aku yang
bikin kaya gini itu kan menyesal kalau kaya
gini kan aku aja nggak tahu penyebabnya tu
lho kak. Cuman aku tu orangnya jarang jarang
merutuki diri sendiri jarang merutuki hidup
tapi sekalinya lagi moodnya galau tu ntar
semuanya tu keungkit gitu lho kak kaya
maksudnya ga Cuma soal ini aja ntar baru
semua-muanya kayak misalkan masalah
keluarga atau apa ntar ujung-ujungnya kayak
apa sih aku harus kayak gini juga tu baru ke ke
keluar emosinya tu ya paling hari itu aja nggak
maksudnya nggak setiap hari dalam hidupku
tu sedih gitu sih. Berarti tergantung mood
gitu ya? Iya kak Terus kalo moodnya pas gitu
kamu ngapain sih kok bisa sampai semuanya
terungkit? Merenung gitu kak. Pasti sikon
kayak gitu pas aku lagi sendiri sih kak di kamar
gitu. Pas kamu lagi merenung gitu akhirnya
kamu mendapat sesuatu? Ngeyem-ngeyemi
gitu sering aku tu orangnya suka ngeyem-
ngeyemi dhewe ya kak maksudnya ya bener
kalau akau sih emmm maksudnya misalnya
aku kaya gini pun ah tapi yaudah lah aku
masih bisa jadi aku tetep nyari baik-baiknya
dari aku maksudnya belajar bersyukur aja tapi
sebenernya belajar bersyukur tanpa
mengubah apapun tu salah sih Cuma aku
tetep kayak yaudah lah yang penting aku bisa
tidak tahu penyebabnya sehingga
tidak ada yang perlu disesalkan. M
mengaku bahwa ia jarang
merutuki dirinya sendiri, tetapi
ketika sedang merasa bimbang
maka semua masalah bisa
terungkit. M mengatakan bahwa
ia hanya bimbang dalam satu hari
saja, tidak setiap hari.
Ketika suasana hati M sedang
tidak baik, M merenung. Biasanya
M mengalami suasana hati yang
tidak baik ketika sedang sendiri.
Ketika merenung, M cenderung
memikirkan hal yang membuat
dirinya menjadi lebih nyaman. M
berpikir bahwa dalam kondisi
bagaimana pun, M mencari sisi
baiknya dan belajar bersyukur. M
menyadari bahwa bersyukur
tanpa mengubah apapun adalah
hal yang salah. M melihat sisi
mengapa mengalami
skoliosis.
Mengungkit semua
masalah ketika sedang
bimbang.
Merenung ketika
suasana hati buruk.
Mencari sisi baik dan
bersyukur.
E2
E2
E5
EFC
EFC
EFC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
521
522
523
524
525
526
527
528
529
530
531
532
533
534
535
536
537
538
539
540
541
542
543
544
545
546
547
548
549
jalan gitu tu tetep ngeyem-ngeyemi gitu sih
kak soalnya kalau dibawa ini sedih sih
sebenernya karena kan istilahnya dari hal
paling ini aja lah kanan kiri aja kan beda gitu
maksudnya dari depan aja tu kelihatan tu lho
kak ya agak nggak PD aja sih. Dengan keadaan
kaya gitu kamu cenderung menerima atau
menolak? Ya pasti menolak sih kak pasti
menolak dari dalam hatinya sih pasti menolak.
Waktu itu tu SMP jadi tu dari waktu aku tu
kelas 6 tu karena paling tinggi dibanding
temen-temen tu kayak udah dari tante
maksudnya tu kayak temen-temennya
mamaku tu tiap kali aku eh temen-temennya
mama-mamanya temenku tu tiap kali aku
main tu kayak udah Merry besok gede jadi
model aja gitu gitu kan kak terus aku tu
pernah kepikiran jadi pramugari. Nah waktu
kelas 8 itu lah aku kepikiran jadi pramugari
kelas 9 sih kelas 9 ya kelas 9 kurang gitu tapi
aku belum menyadari kalau aku ni bengkok
taunya aku bungkuk. Apa namanya aku
pengen jadi pramugari ah maksudnya nanti
pas SMA jadi pramugari aja enak bisa gini-gini
udah ngebayangin gitu-gitu tapi ternyata aku
minus(matanya) pertama itu kan..kan nggak
boleh minus tapi kalau minus kan bisa hilang
kan kak toh aku kalau tanpa kacamata pun
masih bisa kupaksain untuk ngelihat gitu kan.
baiknya yaitu M masih bisa
berjalan. Hal yang membuat M
sedih adalah bagian tubuh kanan
dan kiri yang tidak seimbang dan
terlihat dari depan yang membat
M tidak percaya diri.
Keadaan seperti ini membuat M
menolak. Ketika masih anak-anak,
M memiliki postur tubuh yang
tinggi sehingga teman-teman
orangtuanya berharap M akan
menjadi model. M juga pernah
memiliki keinginan menjadi
pramugari. Sejak SMP, M sudah
membayangkan dirinya menjadi
pramugari, tetapi ternyata mata
M menderita rabun jauh. M
menganggap bahwa rabun jauh
dapat disembuhkan, dan M masih
bisa memaksakan diri melihat
tanpa kacamata. Ketika M
menyadari bahwa ia skoliosis, M
merasa aneh karena tubuhnya
menonjol di salah satu sisi saja. M
merasa sedih karena cita-cita yang
ia inginkan sejak kecil
membutuhkan penampilan fisik
yang sempurna tanpa cacat. Hal
itu membuat M menolak dan
Bagian tubuh kanan
dan kiri tidak seimbang,
terlihat dari depan
membuat tidak percaya
diri.
Tubuh menonjol di
salah satu sisi.
Sedih karena cita-cita
tidak tercapai.
Menolak dan merasa
Dampak
fisik
Dampak
psikis
Dampak
fisik
Dampak
psikis
E6
Dampak
skoliosis
Dampak
skoliosis
Dampak
skoliosis
Dampak
skoliosis
EFC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
550
551
552
553
554
555
556
557
558
559
560
561
562
563
564
565
566
567
568
569
570
571
572
573
574
575
576
577
578
Nah ketika aku tahu ini sih aku istilahnya
mending kalau dua-duanya kalau satu doang
kan kak ih apaan sih aneh gitu kan. Dari situ
sih aku jadi penah kaya sedih banget padahal
cita-cita yang kupengenin waktu kecil tu kan
ya model lah pramugari lah gitu kan yang
menuntut istilahnya fisiknya kan bagus nggak
harus perfect tapi kan setidaknya kan nggak
ada cacat secara kasarnya kan nggak ada cacat
gitu kan kak padahal aku istilahnya kayak gini
sih disitu aku kayak ya sebenarnya menolak
sih kayak kenapa aku harus kayak gini gitu kan
tapi di sisi lain ya yaudah lah jalanin aja. Aku
tu cenderung yaudah lah sih kak orangnya.
Cuma sebenarnya kalau lagi sedih banget atau
lagi galau gitu pasti tetep secara jujur ya pasti
menolak. Siapa yang mau istilahnya kan kayak
gini apa ya kita kan jadi pakai baju tu milih
terus sepupuku sih juga kurang ajar banget ya
kak. Waktu aku kelas aku makin nggak PD tu
itu sih sebelum SMA itu liburan natal kelas 3
SMP itu kan tapi aku udah oh aku tahu kak.
Udah taunya sebelum liburan natal. Makanya
aku sempat ke ahli tulang juga kan waktu itu
kan. Pas aku liburan natal itu masa diginiin kak
apa namanya, kowe koyo unta e ndhuwe
punuk gitu. Terus habis itu aku stay cool
orangnya nggak mau nangis di depan mamaku
kan, terus aku baru nangis aja pas di kamar.
merasa tidak adil, tetapi M tetap
menjalankan aktivitas seperti
biasa. Keadaan tubuh M juga
membuat M harus lebih memilih
pakaian. Ketika kelas tiga SMP,
saudara M pernah mengatakan
bahwa M seperti memiliki punuk.
M berusaha tidak menangis, tetapi
akhirnya M menangis di
kamarnya. Saat kuliah, saudara M
yang lain juga mengatakan
punggung M masih melengkung
kemudian M merasa sakit hati. M
memikirkan skoliosisnya ketika
ada orang lain yang
membahasnya.
tidak adil karena
penampilan tidak
sempurna.
Memilih pakaian.
Menangis ketika ada
saudara mengejek.
Sakit hati ketika
saudaranya mengejek.
P1
E2
Dampak
psikis
PFC
EFC
Dampak
skoliosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
579
580
581
582
583
584
585
586
587
588
589
590
591
592
593
594
595
596
597
598
599
600
601
602
603
604
605
606
607
Sedih aja gitu lho maksudnya ini juga oh ini
kuliah ini juga pernah sepupuku satunya lagi,
masih bengkok aja tuh punggung gitu sumpah
kak. Sakit lah aku digituin. Ya aku tu harus
orang lain ngomong gitu baru aku kayak ngeh
baru gitu sih. Terus pas kamu dibilang gitu,
apa yang kamu lakukan? Terus marah,
maksudnya dalam arti emm kayak tidak
menerima keadaan kayak marah sama
keadaan ya bahasanya ini. Setiap orang kan
pasti pernah marah sama keadaan ya kak
apapun itu. Nah itu aku disitu kayak pernah
sih sampai ketika lagi ya itu ketika lagi pas
down-downnya dalam arti kalau udah numpuk
tu baru meracau gitu kan kak. Sampai kenapa
sih kok aku harus jadi aku gitu lho yang kaya
gini yang kaya gini tambah lagi kaya gini
istilahnya salah satu ini aku sebut kan kayak
aku kan menanyakan secara nggak langsung
kayak gitu kan menyalahkan Tuhan ya kak.
Maksudnya secara nggak langsung ya kalau
dibahasain kan kenapa sih Tuhan kok aku
harus punya punggung kayak gini secara nggak
langsung kan kaya gitu. Tapi nggak setiap saat
ya kembali lagi nggak setiap saat sih kak tapi
tetep dalam setahun tu ya ada lah sebulan
sekali, enggak sih dua bulan sekali kayak gitu
pasti. Pas aku lagi galau terus baru kepikiran
kayak gitu. Hmm kan tadi katanya kamu
Ketika ada orang lain yang
mencela M, M marah dan merasa
tidak menerima keadaan. Ketika
sedang mengalami banyak
masalah, M merasa terpuruk. M
pernah menanyakan keadaan
yang dialaminya dengan
menyalahkan Tuhan. M bertanya
pada Tuhan mengapa harus
memiliki punggung seperti itu. M
melakukan hal tersebut satu kali
dalam dua bulan.
Marah karena tidak
menerima keadaan
ketika orang lain
mencela
Tidak menerima
keadaan dengan
menyalahkan Tuhan
E6
E6
EFC
EFC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
608
609
610
611
612
613
614
615
616
617
618
619
620
621
622
623
624
625
626
627
628
629
630
631
632
633
634
635
636
moodnya kayak gitu paling sehari gitu kan,
yang membuat kamu bisa menyelesaikan itu
dalam sehari apa? Selesai nangis udah.
Pokoknya aku kalau galau tu harus nangis dulu
sih kak. Kalau misalkan segala apapun kalau
aku nggak nangis tu tetep kayak ada yang
ngganjel. Makanya aku hal sepele kayak
ulangan geografi, belajar tu nggak masuk-
masuk tu harus dinangisin dulu, habis itu
belajar tu baru bisa. Aku harus nangis, jadi
setelah nangis itu dan aku berdoa juga sih pas
nangis, habis nangis tapi. Terus doa gitu udah
tenang sih jadi kayak makanya tu terus kayak
ngayem-ngayemi diri sendiri, yaudah
nggakpapa yang penting aku masih bisa jalan
terus juga masih apa ya aku kan juga baca
beberapa artikel sih kak, katanya kalau orang
skoliosis tu kan sampai yang mengganggu
aktivitas tu banyak banget sedangkan aku tu
nggak ada mengganggu apapun. Mungkin ada
tapi tu nggak terlalu kelihatan tu lho kak
mengganggunya jadi itu sih kayak aku masih
ngayem-ngayemi, mensyukuri diriku sendiri
yaudah aku masih aku dapet istilahnya ee
ujian seperti ini tapi masih banyak orang-
orang di luar sana yang mungkin sampai taraf
nggak bisa jalan, terus nafasnya aja sampai
susah kan banyak kak yang kayak gitu dan itu
pun ada yang sampai besar banget. Soalnya
Ketika M sedang memiliki suasana
hati yang tidak baik, M
menyelesaikannya dengan
menangis. Jika tidak menangis, M
merasa tidak lega. Setelah
menangis, M juga berdoa
kemudian bisa merasa tenang. M
menenangkan dirinya sendiri
dengan berpikir yang penting
masih bisa berjalan dan
aktivitasnya tidak terganggu
seperti penerita skoliosis yang
lain. M mensyukuri dirinya sendiri
dengan skoliosis yang dialami
karena menurut M masih banyak
orang lain yang sampai tidak bisa
berjalan, kesulitan dalam
pernafasan, dan memiliki bentuk
yang lebih parah. M bercerita
bahwa ada dosennya yang kurus,
tulangnya sangat melengkung,
dan kondisi itu sangat terlihat
hingga bahunya tidak sama tinggi
dan berjalan dengan tidak
seimbang. M melihat keadaan
dosennya demikian tetapi masih
bisa bertahan dan memiliki
kehidupan yang normal hingga
Menangis untuk
menenangkan diri.
Berdoa.
Mengambil sisi positif
dengan berpikir masih
bisa berjalan.
Mensyukuri keadaan
karena banyak orang
yang lebih parah.
E2
E8
E5
E5
EFC
EFC
EFC
EFC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
637
638
639
640
641
642
643
644
645
646
647
648
649
650
651
652
653
654
655
656
657
658
659
660
661
662
663
664
665
dosenku sendiri kak, DPAku ini di kuliah itu
kayak gitu. Dia tu orangnya kurus banget,
bener-bener kurus. Ini kita tangan segini tu dia
nggak ada kak bener-bener kayak Cuma tulang
terus bener-bener bengkok banget, sangat
kelihatan bener-bener begini ya satunya kayak
gini (mempraktekan punggung dan bahu tinggi
dan menonjol sebelah). Jadi dia tu kalau jalan
kayak gini (mempraktekan jalan tidak
seimbang). Jadi bener-bener kelihatan ya? Iya
hee sampai separah itu kan jadi kalau aku
kuliah-kuliah ini keinget lagi tu kayak aku, Ms.
Ela aja seperti itu, ya kita nggak tau pasti
setiap orang punya pergolakan batinnya juga
gejolak apalah itu kak, tapi yang kita kelihat
dari depan aja kan dia udah S3 kalau ga salah,
maksudnya ya sudah menjadi seorang dosen,
sudah menjadi seorang ibu maksudnya
dengan fisik dia yang seperti itu dia juga bisa
dapet suami yang sayang sama dia, terus jadi
ibu yang atas anak yang lucu juga anaknya.
Istilahnya kan aku juga tetep mikir yang
manis-manis aja lah maksudnya itu Ms. Ela aja
separah itu kayak masih bisa survive sampai
sekarang. Buat apa kayak aku yang cuman apa
istilahnya kayak cuman kayak gini terus
sampai ngemis gitu-gitu. Tapi kalau aku jujur
aja sih kak pernah emm mungkin itu itu ya titik
tergalauku ni agak out of the topic sih kak
saat ini sedangkan M memiliki
kondisi yang lebih baik daripada
dosennya. Setiap kali mengalami
banyak masalah yang menumpuk,
masalah-masalah yang
sebelumnya bisa terbawa
termasuk skoliosis. M pernah
berpikiran untuk melakukan
bunuh diri, tetapi setelah itu M
langsung berdoa. M menceritakan
bahwa ia pernah membaca buku
yang menerangkan bahwa ketika
seseorang memikirkan bunuh diri
artinya orang tersebut mengalami
depresi.
MG segera berdoa
ketika terlintas
keinginan untuk bunuh
diri.
E8
EFC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
666
667
668
669
670
671
672
673
674
675
676
677
678
679
680
681
682
683
684
685
686
687
688
689
690
691
692
693
694
maksudnya kayak ehh ketika lagi jadi setiap
kali aku ada satu masalah terus numpuk
numpuk numpuk nanti tu semua yang
kemarin-kemarin tu tetep takbahas tu lho kak
dalam diriku kayak nanti muncul lagi lah ini
skoliosis ini kan. Kayak pernah ada ya satu
second terlintas untuk suicide, satu second tu
tetep udah ada niat lho kak itu berarti. Kalau
menurut aku ada niat bunuh diri gitu kan wah
parah-parah habis itu aku langsung doa. Kan
ya menurut buku-buku yang aku baca juga kan
kalau udah ada satu second pun bener-bener
niat untuk kepikiran untuk suicide itu kan itu
udah taraf itu udah masuk depresi awal nggak
sih kak kalau nggak salah gitu. Jadi berdoa
juga jadi salah satu caramu untuk mengatasi
masalah gitu ya? Heem Dari dulu selalu gitu
atau baru sejak keadaan kayak gini? Dari dulu
Terus sebenernya kamu punya harapan apa
sih ke depannya? Sembuh hehehehe sembuh
tapi do nothing haha ya pengen sembuh sih
kak ya itu kayak yang aku bilang ke kakak
waktu SMA kan, maksudnya ya semua mua
perempuan pasti kan ingin jadi yang terbaik,
nggak harus cantik tapi kan jadi yang terbaik
apalagi ketika hari penting gitu
kan..pernikahan, wisuda gitu kan. Aku waktu
itu aku aja pas lulus SMA itu kan kebaya ya
kak, itu aja aku sebenarnya nggak PD karena
M memiliki harapan untuk
sembuh tetapi ia merasa tidak
melakukan apapun. M merasa
sebagai perempuan ingin menjadi
yang terbaik di hari-hari penting
seperti hari pernikahan dan
wisuda. Ketika acara kelulusan
SMA, M mengenakan kebaya dan
M merasa tidak percaya diri
karena bentuk tubuhnya sangat
terlihat karena kebaya yang
Tidak percaya diri
ketika mengenakan
kebaya.
Dampak
psikis
Dampak
skoliosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
695
696
697
698
699
700
701
702
703
704
705
706
707
708
709
710
711
712
713
714
715
716
717
718
719
720
721
722
723
kan kelihatan banget kan apalagi kebayaku
waktu itu kan karena harus adat Jawa banget
ya kak jadi tu banyak yang nanti tu Cuma
payet-payet gitu lho kak maksudnya kalau
SMP kan kebaya Jakarta maksudnya nggak
transparan tu lho kak, kalau di Jawa kan
transparan itu kan kelihatan banget dan
kebayaku tu ngepres body tu lho kak jadi dari
sini tu fine-fine aja, dari sini tu kelihatan seettt
ada fotonya. Terus aku sebenarnya tu di situ
tu nggak PD banget sih kak sebenarnya. Cuma
pikirku ah yaudah lah hari terakhir aku di
Sedes, aku tu ohiya aku tu juga ini sih emm
malu kalau orang lain tahu. Aku menyadari itu
kayak aku malu kalau dibahas di depan orang
lain tu kayak aku tetep ada rasa malunya gitu
lho kak. Waktu SMA tu kayak misalkan ada
yang nanya otomatis kan aku harus ngomong
gitu coba sih lihat Mer lihat Mer ih lucu..malah
lucu kan, aku tu malah malu, jadi aku tu kalau
ada orang lain bahas tu aku malah malu
sebenarnya kayak menghindari untuk
membahas itu lho kak waktu SMA. Tapi waktu
kuliah ini mungkin juga karena udah gede ya
kak, terus proses pencarian jati dirinya
mungkin udah habis juga kan ah yo wis luweh.
Jadi malah aku kayak yang ngefloor gitu kan,
ga berani gua bajunya kaya gitu, punggung
gua kan bengkok. Aku malah jadi buat
dikenakan tembus pandang. M
merasa dari sisi kiri terlihat baik-
baik saja sedangkan dari sisi kanan
terlihat tidak biasa. M merasa
sangat tidak percaya diri, namun
M berpikir bahwa hari itu adalah
hari terakhirnya di SMA sehingga
kalau ada orang lain yang
mengetahui M sudah tidak ada di
tempat itu lagi. M juga merasa
malu ketika orang lain mengetahui
keadaannya. M merasa malu
ketika skoliosis yang dialaminya
dibahas di hadapan orang lain.
Ketika SMA ada teman M yang
bertanya sehingga M harus
menjawab kemudian teman M
ingin melihat dan menganggap hal
itu lucu sedangkan M merasa
malu. Ketika SMA, M cenderung
menghindar untuk membahas
skoliosisnya. Tetapi masa kuliah
ini, M cenderung membiarkan dan
menjadikan skoliosis sebagai
candaan. Ketika SMP dan SMA, M
menganggap skoliosis sebagai
aibnya.
Sisi kiri berbeda dengan
sisi kanan.
Merasa malu ketika
ada orang lain
mengetahui
keadaannya.
Menghindari
membahas skoliosis.
Skoliosis sebagai
candaan.
Skoliosis sebagai aib.
Dampak
fisik
Dampak
psikis
E4
E9
E6
Dampak
skoliosis
Dampak
skoliosis
EFC
EFC
EFC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
724
725
726
727
728
729
730
731
732
733
734
735
736
737
738
739
740
741
742
743
744
745
746
747
748
749
750
751
752
bercandaan, tapi waktu SMA, SMP uh kayak
rasanya tu kayak untuk ngomongnya tu kayak
malu gitu kayak menurut aku menganggapnya
itu aibku sampai berfikir kayak gitu makanya
pas aku SMA itu kan makanya aku tadi bilang
ke kak dhani ah yaudah lah hari terakhir di
Sedes jadi kayak kalau pun orang lain tahu,
adek kelasku pun tahu gitu yaudah lah kan aku
juga nggak di Sedes lagi gitu lho kak, gitu sih.
Kamu merasa sisi kiri beda sama sisi kanan tu
terus ada kcenderungan memilih salah satu
sisi pas foto gitu nggak biar kelihatan bagus?
Enggak sih kak haha tapi aku jarang sih foto
full body karena justru malah minder. Jadi aku
bukan menghindari angle foto, aku tu
menghindari foto full body malahan lebih
tepatnya kan. Cuma pernah waktu itu pernah
mau ini foto buat daftar humas, aku kan
sempet daftar humas kak. Iya sih aku lebih
milih ke sini sih ke kiri yang istilahnya fine fine
aja terus kalau lagi mau foto misalkan lagi
ngelihat baju di ini fitting room ntar kalau dari
samping aku pasti dari sini (sisi kiri) kayak gitu
sih Cuma kalau Cuma angle foto yang rame-
rame gitu kan mau agak nyerong pun aku
tetep suka kanan nggak tahu lebih seneng ke
kanan aja, nggak kepikiran kak ada ini gitu.
Yaudah lah yang penting cuek aja gitu hadap
ke kanan. Gitu sih kak aku.. ohiya kak aku
M cenderung menghindari foto
yang menunjukkan keseluruhan
tubuhnya karena ia merasa
rendah diri. M tidak menghindari
posisi foto tertentu. Tetapi ketika
melakukan foto yang
menunjukkan keseluruhan
tubuhnya, M memilih untuk
menunjukkan bagian kiri tubuhnya
yang terlihat baik-baik saja. Ketika
mencoba pakaian dan bercermin,
M cenderung melihat dari sisi kiri
saja. Tetapi ketika foto bersama,
M lebih senang menunjukkan sisi
kanannya.
Menghindari foto
seluruh tubuh.
Rendah diri ketika foto
seluruh tubuh.
Lebih memilih
menunjukkan bagian
kiri ketika foto.
E6
Dampak
psikis
E6
EFC
Dampak
skoliosis
EFC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
753
754
755
756
757
758
759
760
761
762
763
764
765
766
767
768
769
770
771
772
773
774
775
776
777
778
779
780
781
inget.. dulu orangtuaku pernah nyuruh aku
pakai alat, tapi aku nggak mau. Aku nggak
mau karena kayak penolakan gitu karena
waktu SMA tu lebih cari perhatian, PD, haus
self esteem. Terus kalau pakai alat kan harus
lebih anteng sedangkan aku orangnya
pecicilan jadi nggak biasa diam kan jadi aneh.
Jadi aku nggak PD, nggak punya nyali buat
kelihatan cacat gitu kak. Terus aku juga belajar
renang gaya katak sama gaya bebas kan
katanya renang itu juga buat terapi kan jadi
aku belajar renang. Kamu sempat ke
pengobatan tradisional kan, itu sejak SMP
sampai kapan? SMP aja sih kak soalnya SMA
kan udah di Sedes dan setiap aku liburan
pendek tu kayak aku nggak mau meluangkan
waktu untuk itu. Jadi liburan tu pasti aku
Cuma kayak buat keluarga buat main aja jadi
Cuma pas SMP doang. Berapa kali pijat kira-
kira ? Aku nggak hitung pasti sih kak tapi tu
kayaknya lumayan sih. Jadi aku pijat
tradisional ke dua tempat yang berbeda. Jadi
waktu itu pertama sama anak buahnya terus
sampai akhirnya tu aku kalau misalkan terapi
tu di daerah Bandung-Tasikmalaya gitu
pokoknya ada 6 bulan sih kak di dua tempat
itu, ada setengah tahun lebih. Tapi yang di
Tasikmalaya tu sebulan sekali karena kan juga
jauh dan kata bapaknya sebulan sekali aja. Oh
Orangtua M pernah meminta M
untuk menggunakan alat, tetapi M
menolak. M menolak karena masa
SMA adalah masa mencari
perhatian, percaya diri dan harga
diri. Jika menggunakan alat maka
gerakan terbatas sedangkan M
suka bergerak. M merasa tidak
percaya diri dan tidak memiliki
keberanian untuk terlihat cacat. M
juga berlatih renang sebagai
terapi.
M berobat ke pengobatan
tradisional selama SMP karena
ketika libur SMA, M tidak mau
meluangkan waktu untuk berobat.
M melakukan pijat di tempat
pertama yang berada dekat rumah
sejak Bulan Desember kelas tujuh
sampai kenaikan kelas delapan
sebanyak dua sampai tiga kali.
Kemudian M berpindah tempat ke
tempat kedua yang berada di
daerah Tasikmalaya sebanyak tiga
kali. M berobat ke Tasikmalaya
satu kali setiap bulan. Karena jarak
Menolak menggunakan
alat.
Berlatih renang.
Berobat ke pengobatan
tradisional.
Tidak mau meluangkan
waktu untuk berobat.
Berobat pada ahli pijat.
E6
P1
P2
E3
P2
EFC
PFC
PFC
EFC
PFC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
782
783
784
785
786
787
788
789
790
791
792
793
794
795
796
797
798
799
800
801
802
803
804
805
806
807
808
809
810
sorry kak aku tiga tempat berbeda. Jadi yang
itu tu dari Desember kelas 7 sampai mau naik
kelas 8 terus sama terapis yang murid sama
gurunya. Terus ketika aku udah kelas 8 itu kan
kayaknya ke Tasik jauh banget kan kak nah di
daerah Tambun itu ada tukang pijat udah
terkenal gitu sih katanya beliau bisa
menyembuhkan berbagai macam penyakit
termasuk tulang. Katanya ada yang patah
tulang pas dipijit sembuh gitu kak yaudah aku
ke Tambun itu Cuma ga lama karena kendala
akunya yang males sih kak. Tapi tu kayaknya
sekitar hampir setahun sih kak. Itu sebulan
sekali, dari terapisnya gitu. Jadi sekitar 12
kali? Iyaa paling nggak 10 sih kak nggak
nyampe 12. Jadi yang Tasik sama satunya tu
temennya mamaku tu punya klinik pijat kayak
djemari, reflexology tapi itu tu pijat sikut tu
lho kak. Nah dulu kan mungkin karena
awalnya masih kecil ya kak jadi nggak mungkin
derajatnya nggak gede jadi mikirnya kayak
Cuma bungkuk atau gimana atau uratnya yang
miring atau gimana karena pas diginiin itu kok
kan urat kita tu jadi kayak ketarik gitu loh kak,
ni apa salah urat apa gimana makanya
dibawanya ke tukang pijat dulu itu di deket
rumah. Terus kan setelah ini malah kayak ke
guru saya aja karena beliau tu juga udah
sepuh udah tua gitu sih kak katanya juga bisa
yang jauh, M berpindah ke ahli
pijat yang lebih dekat. M berobat
ke ahli pijat ketiga sebanyak
sepuluh kali kemudian tidak
berlanjut karena M merasa malas.
M berobat pada ahli pijat karena
derajat kelengkungannya kecil dan
awalnya mengira bahwa M hanya
bungkuk atau ada kesalahan pada
uratnya. M merasa tidak ada
pertambahan lengkungan selama
satu tahun berobat.
Tidak melanjutkan
karena merasa malas.
E3
EFC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
811
812
813
814
815
816
817
818
819
820
821
822
823
824
825
826
827
828
829
830
831
832
833
834
835
836
837
838
839
nyembuhin gini-gini tapi ya mungkin karena
nggak telaten juga sih kak tetep ini sih.
Mungkin tidak langsung ini, tapi kayaknya
waktu itu jadi nggak bertambah selama satu
tahun itu. Berapa kali ke yang deket rumah?
Cuma sekitar tiga kali deh kak. Jadi tiga kali
yang deket rumah, tiga kali yang di
tasikmalaya kan 6 bulan. Eh apa dua ya,
soalnya banyakan yang di tasikmalaya sih kak.
Pertamanya tu masih yang deket rumah, nah
yang keberapa itu dari yang deket rumah
menyarankan untuk yang ke gurunya itu.
Nggak berniat ke dokter lagi? Berniat tapi
selalu kayak mundur-mundur gitu lho kak.
Mungkin karena mamaku juga nggak terlalu
ngingetin dan akunya terlalu ngegampangin
juga jadi yaudahlah gitu sih kak. Yoganya
kamu mulai kapan? Mulainya dari SMA sih
sempet kak apalagi kan dulu pernah ikut
dance itu kan terus kayak aku termotivasi oh
ini ngelenturin tubuh gitu. Kan aku pikir kaya
senam lantai gitu bisa ngelenturin tubuh
padahal sebenarnya kan kita nggak boleh
melakukan itu, jadi kadang aku lebih ke senam
lantai kalau olahraga gitu. Tapi kalau khusus
yoganya tu baru kuliah-kuliah ini sih kak,
itupun tau dari temenku kayak temen kuliah
jadi tu kan duduk di belakangku terus lihat eh
beb kok ini punggungmu miring sebelah ya
M berniat untuk berobat ke
dokter tetapi selalu menunda
karena orangtuanya tidak
mengingatkan dan M terlalu
meremehkan.
M mulai melakukan yoga sejak
mengikuti kegiatan tari ketika
SMA karena termotivasi untuk
melenturkan tubuh. Tetapi M
mulai fokus pada yoga sejak
kuliah. Ada teman M yang melihat
punggung M miring dan bercerita
bahwa teman M memiliki teman
yang mengalami hal serupa
kemudian mengikuti yoga khusus
tulang belakang. Perubahan yang
dialami memang tidak terlihat
Berniat berobat ke
dokter.
Menunda berobat ke
dokter.
Melakukan yoga.
P1
E3
P1
PFC
EFC
PFC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
840
841
842
843
844
845
846
847
848
849
850
851
852
853
854
855
856
857
858
859
860
861
862
863
864
865
866
867
868
gitu kan. Terus aku cuman ngomong gitu kan,
terus aku tu ada temen kayak gini anak ugm
terus dia ikut yoga yang di ugm itu, itu
kayaknya khusus untuk gitu-gitu beb coba
kamu ikut aja gitu. Dia juga sebenernya ya
cerita sih, sebenernya nggak njuk bagus gitu
lho kak tapi seenggaknya dia nggak bertambah
besar dan tetep bisa jaga postur badannya
gitu sih kak. Terakhir yoga kapan? Baru bulan
lalu sih kak Yoganya setiap hari? Niatnya
setiap hari, tapi ujung-ujungnya seminggu bisa
tiga kali bisa empat kali maksudnya pasti ada
bolongnya tu lho kak. Tapi dalam seminggu
pasti sempat yoga? Iya sampai bulan lalu sih
masih Terus kenapa sekarang udah enggak?
Kesiangan kak kan bangunnya tu siang terus
kan. Dulu tu sempet karena pas itu kan aku
berangkat jam 6 PPL, terus sekitar jam
setengah 5 itu aku udah bangun. Kadang tu
udah masak nasi, udah siap-siap. Tapi sebelum
siap-siap tu kan aku pas itu belum punya rice
cooker terus pake kompor listrik kan lama,
ngeliwet kan soalnya. Nah sambil nunggu
ngeliwet tu aku biasa ngeyoga biar nggak
ngantuk juga. Nah sekarang punya rice cooker
malah males masak nasi terus males bangun
pagi. Kadang tu bangun jam 6.15 jadi tu
waktunya tu udah mepet. Sedangkan aku
nggak senengnya yoga sebelum tidur tu
tetapi setidaknya tidak bertambah
parah dan bisa menjaga postur
tubuh. Awalnya M melakukan
yoga setiap hari, tetapi lama
kelamaan hanya tiga sampai
empat kali dalam satu minggu. M
rutin melakukan yoga hingga
bulan September yang lalu. M
tidak melanjutkan karena bangun
kesiangan. Sebelumnya M
melakukan yoga setiap pagi
sembari menunggu menanak nasi.
M tidak suka melakukan yoga
malam hari karena yoga membuat
berkeringat. Biasanya M
melakukan yoga selama 15 menit.
M merasa tubuhnya kaku.
Awalnya, M melakukan yoga
selama tiga menit kemudian
bertambah menjadi lima menit
hingga akhirnya 15 menit. M
merasa belum terbiasa sehingga
belum bisa melakukan yoga
dengan durasi yang lama.
Orangtua M mengatakan yang
penting M rutin melakukan yoga.
Selama berlibur di rumah, M lebih
rutin melakukan yoga setiap pagi
karena diingatkan orangtuanya.
Intensitas melakukan
yoga berkurang.
Orangtua memberi
dukungan dengan
meminta rutin
melakukan yoga.
E3
SS ortu
EFC
Sumber
koping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
869
870
871
872
873
874
875
876
877
878
879
880
881
882
883
884
885
886
887
888
889
890
891
892
893
894
895
896
897
keringetan, kalau misalkan pagi kan
keringetan kan terus mandi malah seger.
Kalau misalkan sebelum tidur tu keringetan
jadi nggak enak. Biasanya sekali yoga berapa
lama durasinya? 15 menit. Aku masih karena
badanku kayaknya menurut aku kayak aku gini
juga karena ini juga mungkin ya kak, badannya
tu emang nggak lentur ya. Kayak bergerak tu
tetep kita kayak robot gitu ya kak kayak kaku
gitu kan jadi untuk awalnya aku masih yang 5
menit aja tu mau meninggal tu lho rasanya.
Awalnya tu dari 3 menit, jadi plank awal yang
satu menit satu menit, terus lama-lama
sampai 15 menit aja tu udah ngos-ngosan
banget. Jadi maksudnya nggak yang bisa lama
banget karena emang belum biasa jadi yang
penting kalau kata mamaku sih yang penting
rutin aja, nanti kan lama-lama naik-naik
sendiri gitu. Dulu awalnya mau 3 menit tapi
udah kayak engap gitu kan kak, ujung-
ujungnya aku liat stopwatch satu menit
sekian, itu sekuat-kuatnya awalnya. Terus aku
mulai rutin lagi ngeyoga kan yang bener-bener
rutin setiap hari kan liburan kemarin itu Juni
itu kan. Terus pokoknya selama di rumah tu
aku setiap hari dan soalnya disitu mama juga
ngingetin kan setiap pagi gitu. Itu awal-awal tu
cuman sekuatnya, terus lama-lama juga
pengen kurus kak terus jadinya aku tambahin.
Awalnya M melakukan yoga
semampunya, kemudian M
termotivasi juga untuk
menurunkan berat badan sehinga
M menambah durasi. Semakin
lama, durasi melakukan yoga
menjadi semakin bertambah.
Menambah durasi
yoga.
P1
PFC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
898
899
900
901
902
903
904
905
906
907
908
909
910
911
912
913
914
915
916
917
918
919
920
921
922
923
924
925
926
Pokonya 3 menit apapun yang terjadi harus 3
menit. Terus lama-lama 3 menit naik 5 menit
jadi mulai kutambah-tambahin sendiri gitu sih
kak. Untuk tahu gerakan yoga kan kamu
googling, itu kamu googling sekali aja di
awal? Itu aku googling terus sih kak. Kadang
kan salah satu terapis sama ahlinya yang lain
tu kan beda-beda. Kalau yang awal itu aku
Cuma ngeplank doang, awalnya tu belajarnya
gara-gara ngelihat istrinya si Ernest Prakasa
gerakan simple ngeplank yang di rumah
sambil nonton tv bisa itu kan udah termasuk
yoga kan sebenernya. Awalnya Cuma
ngeplank, terus lama-lama pengen lihat apa
lagi sih selain ngeplank. Meskipun gabisa ya
tetep coba-coba aja terus gitu. Sekarang
masih suka googling? Udah enggak (agak
berbisik sambil tertawa). Lagi belum sih kak
tapi rencanaku November ini aku pengen
daftar ini aku masih galau sih mau ambil kelas
yoga atau zumba. Pokoknya niatku pengen
dibiasain gerak supaya menurutku kalau kita
udah terbiasa gerak, nanti pas di kost mager
tu gerak tu nggak mager tu lho kak. Kalau kita
biasa nggak gerak kan sekalinya gerak jadi
males kak jadi pengen aku biasain gerak dulu
terus baru nanti rutin lagi gitu. Terus usahamu
untuk menegakkan badan biasanya bisa
bertahan berapa lama? Mungkin sekitar
M selalu mencari informasi
melalui internet karena M melihat
ada perbedaan pada setiap ahli
yoga. Awalnya M hanya
melakukan gerakan yoga plank
karena melihat keluarga artis yang
melakukan hal serupa dan terlihat
sangat sederhana. Kemudian M
ingin tahu gerakan selain plank
dan mencoba sesuai
kemampuannya. Saat ini M sudah
tidak mencari informasi melalui
internet lagi. M berencana akan
mengikuti kelas yoga atau zumba
pada Bulan November
mendatang. M ingin membiasakan
tubuhnya bergerak.
M biasanya menegakkan
tubuhnya selama kurang lebih
Mencari informasi
melalui internet
tentang gerakan yoga.
Saat ini sudah tidak
mencari informasi.
Merencanakan
mengikuti kelas yoga
atau zumba.
Ingin membiasakan
tubuh bergerak.
Menegakkan tubuh.
P1
E3
P1
P1
P1
PFC
EFC
PFC
PFC
PFC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
927
928
929
930
931
932
933
934
935
936
937
938
939
940
941
942
943
944
945
946
947
948
949
950
951
952
953
954
955
paling lama ya kak sekitar setengah jam itu
yang aku sadari lho kak. Maksudnya kalau
kurang dari itu atau lebih dari itu aku juga
nggak tahu. Tapi mungkin sekitar setengah
jam. Itu setiap hari? Setiap hari sih soalnya
kalau nggak tegak badannya tu juga ada unsur
tidak PD dari akunya jadi kayak inget gitu lho
kak. Misalkan udah gini lagi (bungkuk), oh iya
(tegak lagi). Terus kalau mama biasanya
ngingetinnya kalau pas apa sih? Jadi kalau di
rumah. Kan aku juga jarang pulang sih kak jadi
jarang ketemu. Tapi sekalinya emang di rumah
kan pasti makan bareng, nonton TV segala
macem dan kegiatan sehari-hari tu kan pasti
ada di sebelah mama gitu. Kalau lagi nonton
TV biasa kan orang nggak sadar ketika nonton
TV dengan generasi menunduk main (HP) gini
kan, nah di situlah langsung dipukul pakai
sapu pelan gitu lho kak duduknya gitu jadi ketika aku sudah lost control untuk bungkuk.
Jadi kalau pas lagi kayak gini (tegak) mah
nggak diingetin. Tapi nanti ketika aku udah
gini (bungkuk) lagi pasti diingetin. Kuliah ini
kan kamu sering jadiin skoliosis sebagai
candaan, biasanya kamu melakukan itu
setiap apa? Setiap good mood aja sih kak
maksudnya kalau misalkan lagi bad mood,
capek, ngantuk, laper itu aku jadi manusia
paling menyebalkan kan menurut aku. Jadi
setengah jam setiap hari. Jika
tidak menegakkan tubuhnya, M
merasa tidak percaya diri sehingga
ketika tubuhnya mulai
membungkuk, M langsung ingat
untuk menegakkan lagi.
Orangtua M mengingatkan M
hanya ketika M berada di rumah.
Di rumah, M selalu melakukan
aktivitas bersama orangtuanya.
Ketika sedang menonton televisi
kemudian M membungkuk,
orangtua M langsung
mengingatkan M untuk
menegakkan tubuhnya.
M menjadikan skoliosis sebagai
candaan hanya ketika dalam
suasana hati yang baik. Ketika
lelah, mengantuk, lapar, dan
dalam suasana hati yang buruk, M
akan menghindari membahas
Orangtua
mengingatkan posisi
tubuh M.
Menjadikan candaan.
Ketika suasana hati
sedang baik.
Menghindari
pembahasan skoliosis.
SS ortu
E9
E4
Sumber
koping
EFC
EFC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
956
957
958
959
960
961
962
963
964
965
966
967
968
969
970
971
972
973
974
975
976
977
978
979
980
981
982
983
984
kalau dibahas kayak gitu tu aku kayak aku
terus nyelimur gitu kak kayak nggak mau
bahas terus ujung-ujungnya tu ntar kayak
baper jadi sedih sendiri. Tapi kalau misalkan
lagi biasa aja, lagi seneng dan orang yang
ngomong tu nggak nylekit sih tetep aku jadiin
bercandaan. Terus kamu mengatasi sakit
ketika kecapekan itu kan tiduran, nah kamu
tiduran Cuma ketika sakit aja? Iya pas sakit
aja kalau enggak sakit ya biasa aja. Tapi aku
juga suka nyari tembok yang rata gini terus
nempelin punggung di tembok gitu kayak
nyamain gitu meskipun kita kan nggak rata ya,
tapi mencoba untuk ngeratain pake tembok.
Terus biasanya yang bikin sakit selain senam
lantai, lari, bawa ransel, ada yang lain lagi?
Mungkin ada yang lain tapi kayak aku nggak
notice kalau sakitnya gara-gara ini (skoliosis)
tu lho kak. Lalu awalnya orang-orang di
sekitarmu bisa mendukung kamu gimana sih?
Kalau orangtua menurutku atas dasar afeksi
ya kak, kan siapa sih orangtua yang mau ee
maksudnya orang awam berpikir cacat gitu
kan pukul rata semua yang nggak normal
dibilang cacat. Jadi kan siapa sih orangtua
yang mau anaknya dinilai seperti itu oleh
kondisi lingkungan yang emang sebagian besar
orang-orangnya kayak gitu. Kalau menurut aku
sih orangtua karena itu. Tapi kalau temen,
skoliosisnya kemudian M merasa
sedih.
M juga suka mencari dinding yang
rata kemudian menempelkan
pungungnya pada dinding
berusaha untuk meratakan
punggungnya.
Menurut M, orangtua M memberi
dukungan pada M karena dasar
afeksi, orangtua tidak ingin
anaknya cacat. Sedangkan
menurut M, teman-teman M
memberi dukungan karena rasa
kasihan kemudian bersimpati. M
tidak pernah bercerita pada
temannya terkait M mengalami
Sedih ketika membahas
skoliosis.
Menempelkan
punggung pada dinding
yang rata.
Teman-teman
mendukung karena
kasihan kemudian
memberi semangat.
E2
P1
SS teman
EFC
PFC
Sumber
koping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
985
986
987
988
989
990
991
992
993
994
995
996
997
998
999
1000
1001
1002
1003
1004
1005
1006
1007
1008
1009
1010
1011
1012
1013
semakin dewasa ini aku lihat pasti dasarnya
karena kasihan dulu jadi kayak nggak enak gitu
jadi terus ee semangat ya pasti dasar pertama
tu simpati sih kak. Kamu cerita ke temenmu
gitu nggak sih kalau sakit skoliosis? Enggak
sih aku nggak cerita, aku akan ngomong ketika
ditanya aja. Cuma kalau orang yang pernah
deket yang aku cerita sebelumnya tu aku yang
cerita duluan. Nggak tahu waktu itu tiba-tiba
dia nanya pernah nggak sih ngerasa punggung
eh tulang belakang tu sakit banget. Tiba-tiba
dia tanya seperti itu kan aku mikirnya mungkin
apa dia lihat apa gimana gitu kan. Terus aku
bilang pernah kan tulang belakangku kanan
kirinya nggak sama, aku gitu. Jadi aku duluan
yang cerita dan ternyata dia tidak menyadari.
Tapi kalau yang lain-lain kayak temen aku
nggak pernah ada bahas juga sih pasti ditanya
dulu. Orangtua mendukung kamu sejak
kapan? Sejak SMP itu, sejak pertama tahu.
Kalau orang lain, temen, pacar gitu? Sejak
tahu juga dan itu pun menurutku kayak aku
nggak merasakan dukungan apapun karena
mungkin jarang dibahas juga dan aku nggak
mengeluhkan. Kecuali misalkan aku kayak
pakai alat terus aku tergopoh-gopoh jalan itu
kan mereka notice terus kayak membantuku
jalan atau apa itu kan bentuk support. Tapi
kan karena aku nggak pakai apa-apa dan aku
skoliosis, M akan bercerita ketika
ada yang menanyakan. M
bercerita tentang skoliosisnya
pada orang yang pernah dekat
dengannya tanpa ditanya terlebih
dahulu.
Orang-orang mulai memberi
dukungan pada M sejak mereka
mengetahuinya. Sebenarnya M
tidak merasakan dukungan
apapun karena jarang membahas
dan M tidak pernah mengeluh.
Ketika SMA dan kuliah ada teman
M yang menanyakan punggung M
yang bengkok dan menyentuhnya.
Jarang membahas
skoliosis
E4
EFC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
1014
1015
1016
1017
1018
1019
1020
1021
1022
1023
1024
1025
1026
1027
1028
1029
1030
1031
1032
1033
1034
1035
1036
1037
1038
1039
1040
1041
1042
nggak ada ngebahas mungkin kalau orang di
luar keluarga mungkin agak rikuh gitu kalau
untuk nanya jadi nggak ada bahas-bahas gitu
sih kak. Tapi ada yang nanya gitu? Ada sih
terkadang tu orang baru kenal juga polos-
polos tanya gitu kayak mbak indhes waktu itu
lho kak, mer ini kok kamu kayak kanan kiri
beda nggak sih iya nggak sih beda nggak sih,
terus orang-orang notice ke aku, ehiya beda
beda. Terus dipegang ininya (punggung yang
bengkok). Itu baru aku bilang kayak waktu pas
jaman pendaftaran insadha tu ada temenku
yang mainin rambutku waktu aku rambut
panjang itu kan otomatis keraba belakangnya,
eh mer ini baru orang-orang tu pada ohiya-
ohiya kayak gitu jadi baru pada notice. Kamu
kan sempat ke ahli spiritual, nah itu kamu
berapa kali ke sana? Kalau ke sananya sih
sekali sih kak. Cuma itu kan aku tahu dari
budeku karena budeku orang Magelang dan
Magelang-Muntilan kan deket itu kayak lebih
kontak-kontak lewat sms sih kak. Untuk ke
sananya sih juga dari suster Imeldi ga usah
sering-sering ke sini yang penting lakuin aja
pantangan itu. SMSnya setiap hari? Enggak
sih kak, paling biasanya kayak budeku yang
rajin..ohiya berarti ada dukungan dari budeku
juga sih..budeku yang rajin nanyain sih kayak
Mer piye itumu gimana. Misalkan sakit apa
M berobat pada ahli spiritual
hanya satu kali kemudian
berkomunikasi melalui saudaranya
dengan alat komunikasi dan
melakukan pantangan. Saudara M
rajin menanyakan keadaan M
kemudian melaporkannya pada
ahli spiritual. Pengobatan secara
spiritual lebih berpengaruh pada
psikis M. Setelah berobat pada
ahli spiritual, M merasa lebih
percaya diri dan M lebih percaya
pada pengobatan secara spiritual.
Berobat pada ahli
spiritual.
Melakukan pantangan.
Saudara mendukung
dengan rajin
menanyakan keadaan
M.
Pengobatan spiritual
lebih berpengaruh
secara psikis.
P2
P1
SS
saudara
PFC
PFC
Sumber
koping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
1043
1044
1045
1046
1047
1048
1049
1050
1051
1052
1053
1054
1055
1056
1057
1058
1059
1060
1061
1062
1063
1064
1065
1066
1067
1068
1069
1070
1071
enggak gitu, tapi aku kan nggak pernah
ngerasa sakit atau apa gitu sih kak jadi aku
bilang enggak, nggak ada sakit bude aku juga
masih ngelakuin pantangannya. Terus
dilaporin ke suster Imeldi jadi nggak aku yang
SMS langsung, biasanya budeku. Itu
berpengaruh ke fisikmu atau psikismu? Psikis
sih kak Seberapa berpengaruh?
Berpengaruhnya mungkin lebih ke percaya
dirinya aja ya kak karena kalau untuk kayak
pengobatan kala itu sih mungkin masih dilema
anak asrama gitu kan kak kayak pengobatan
tulang itu kan kayak penyembuhan gitu kan
kak, tapi nggak tahu kenapa aku lebih percaya
sama yang ke arah spiritual gitu mungkin
karena masih holy pas asrama gitu kan dikit-
dikit berdoa gitu kan kak. Misalkan lebih
percaya diri kalau Tuhan Yesus bisa
menyembuhkan, yaudah jadi aku lebih
percaya yang kayak gitu aja sih kak. Ada satu
lagi dari suster Imeldi terus yang di Tangerang
itu aku bener-bener Cuma sekali kesana dan
itupun karena temennya mamaku kan tiba-
tiba beliau buta awalnya setengah jadi kayak
buram-buram lamalama jadi 1 terus jadi dua-
duanya. Nah ketika buta itu beliau itu ke pak
siapa gitu di daerah Poris Tangerang itu juga
ada pantangan juga terus beliau tu Cuma
kayak meraba terus dilakukan pantangannya
Merasa lebih percaya bahwa
Tuhan bisa menyembuhkan.
Selain itu, M juga berobat pada
ahli spiritual di Tangerang
sebanyak satu kali. M
mendapatkan informasi dari
teman orangtuanya yang buta
kemudian bisa melihat kembali.
Ketika berobat di Tangerang, M
juga diminta melakukan
pantangan sehingga M
mengehentikan pantangan yang
sebelumnya dan menggantinya
dengan pantangan yang baru. M
lebih percaya pada ahli spiritual
tersebut karena ada bukti
nyatanya sehingga M lebih
termotivasi melakukan
penyembuhan secara spiritual
daripada penyembuhan secara
fisik.
Lebih percaya pada
Tuhan yang bisa
menyembuhkan.
Positive
beliefs
Sumber
koping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
1072
1073
1074
1075
1076
1077
1078
1079
1080
1081
1082
1083
1084
1085
1086
1087
1088
1089
1090
1091
1092
1093
1094
1095
1096
1097
1098
1099
1100
terus sembuh, butanya sembuh. Beliau sampai
ke dokter tu dokter udah bilang dokter udah
menyerah, ini nggak bisa kecuali cangkok
mata. Cangkok mata kan biayanya juga besar
banget kan kak. Sedangkan beliau ini memang
single parent, anaknya dua jadi ya udahlah
lebih baik gini aja. Terus ada temennya yang
ngasih tau itu orang Ambon kok itu pak siapa
Ambon putih, terus sembuh. Aku pas tahu itu
kan udah lama temennya mamaku itu nggak
ikut kegiatan gereja, ketika sembuh itu lah dia
ikut kegiatan gereja terus ketemu lagi terus
cerita ada bapak ini dan itu sudah mendekati
aku berangkat kuliah. Jadi sekitar seminggu
sebelum aku berangkat kuliah tu lho kak. Di
situ tu rame banget tu lho kak, akhirnya aku
ke situ dikasih tahu penyakitku tu apa aja
terus ada pantangan lagi terus aku stop
pantangannya suster Imeldi, aku ikut
pantangannya itu tapi sebenarnya
pantangannya emang nggak beda jauh. Nah
terus katanya silakan kembali lagi 10hari lagi
sedangkan 7 hari lagi tu aku udah berangkat
ke Jogja, jadi setelah itu aku kayak bener-
bener aku kan jarang pulang kan karena
insadha dan sebagainya jadi nggak pernah
kesitu lagi. Nih aku juga baru inget lagi nih kak.
Kalau misalkan itu aku lebih percaya kayak
gitu sih kak dan apalagi aku ada bukti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
1101
1102
1103
1104
1105
1106
1107
1108
1109
1110
1111
1112
1113
1114
1115
1116
1117
1118
1119
1120
1121
1122
1123
1124
1125
1126
1127
1128
1129
nyatanya bener-bener temannya mamaku
buta terus bisa lihat. Jadi aku lebih termotivasi
untuk penyembuhan-penyembuhan yang
sifatnya spiritual dibanding yang fisik gitu.
Okee terus kamu juga kan berdoa itu setiap
apa? Dulu sih malem, setiap hari itu dulu.
Sekarang aku udah jarang doa (tertawa). Tapi
dulu di asrama tu mohon kesembuhan selalu
ada terselip dalam doaku setiap malam tu
pasti. Tapi karena sekarang aku nggak doa
kayak tiap malam tu cuman tanda salin terus
tidur. Tapi setiap aku ke Kerep atau Ganjuran
itu tetep ada aku mohon kesembuhan dan
mohon kekuatan untuk ini. Kamu selalu
menghindari foto fullbody? Enggak sih kak,
kadang. Aku tergantung yang motret. Aku kan
suka foto sendiri tu lho kak, kalau yang motoin
itu emang orangnya udah deket sama aku gitu
sih aku bodo amat. Tapi kalau kayak foto
bareng-bareng atau foto sendiri tapi kayak
orang lain yang motoin aku tu baru agak
sungkan gitu. Makanya kalau foto studio tu
pasti aku kayak kaku, bingung mau ngapain
karena kan nggak kenal pasti kayak risih gitu
kalau foto fullbody karena kan kalau kayak gini
dari depan aja kan kelihatan kanan kiri kita
beda jadi aku nggak PD di situ. Jadi mau
gimana-gimana tetep aja kelihatan.
Terus kamu belajar renang itu kapan? Belajar
Sebelumnya, M berdoa setiap
malam tetapi saat ini M mengaku
jarang berdoa. Saat ini M berdoa
untuk skoliosisnya hanya ketika
mengunjungi tempat ziarah
rohani.
M tidak selalu menghindari foto
yang menunjukkan seluruh
tubuhnya. Menurut M, jika yang
mengambil gambar adalah orang
yang sudah dekat maka M merasa
percaya diri. Tetapi ketika yang
mengambil gambar adalah orang
yang tidak dikenali, M cenderung
sungkan dan tidak percaya diri.
M mulai berenang sejak tahun
Berdoa setiap malam.
Intensitas berdoa
berkurang.
Menghindari foto
seluruh tubuh ketika
orang tidak dikenal
yang mengambil
gambar.
Berenang.
E8
E3
E6
P1
EFC
EFC
EFC
PFC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
1130
1131
1132
1133
1134
1135
1136
1137
1138
1139
1140
1141
1142
1143
1144
1145
1146
1147
renangnya 2015, soalnya dulu aku bener-
bener nggak bisa renang dulu. Terus aku
selama dua minggu ini berarti setiap weekend
aku berenang. Sebelumnya berenang setiap
apa? Satu sampai dua bulan sekali sih kak.
Dari sekian cara yang kamu lakukan, yang
paling berpengaruh yang mana? Yang paling
berpengaruh tindakan yang aku lakukan
sendiri sih kak jadi kayak lebih ke yoga,
berenang sama jaga postur badan sama doa
sih walaupun udah jarang doa tapi tetep
tindakan yang paling berpengaruh ya yang
berasal dari aku sendiri. Lingkungan nggak
terlalu berpengaruh sih buat aku. Kalau yang
ke terapis itu aku percaya nggak percaya sih
kak kecuali yang ini yang ada doa-doa gitu aku
baru percaya. Kalau yang dipijit-pijit gitu
malah ngantuk.
2015. Dua minggu terakhir, M
berenang setiap akhir pekan.
Sebelumnya, M berenang satu kali
dalam satu sampai dua bulan.
Menurut M, cara yang paling
berpengaruh untuk mengatasi
tekanan skoliosisnya adalah
semua cara yang dilakukannya
sendiri seperti yoga, berenang,
menjaga postur tubuh, dan
berdoa. M merasa lingkungan
sekitarnya tidak terlalu
berpengaruh selain ahli spiritual.
Intensitas renang
bertambah.
Cara paling
berpengaruh yang
berasal dari diri sendiri.
P1
Internal
locus of
control
PFC
Sumber
koping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Tabel Analisis Verbatim E
No. Verbatim Deskripsi Interpretasi Subtema Tema
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Nah terus dulu awal tahu skoliosis tu
gimana? Hmmm ini sih dulu kan sukanya kan
pakai baju kan lumayan ngepres badan gitu
kan terus dilihat sama tante kok bentuknya
kaya gitu gitu kan terus ini apa namanya itu
waktu itu masih di Jogja terus dipikir kaya
biasa aja gitu kirain karena jatuh itu terus
bengkak terus ke Pontianak kan pindah
ternyata sepupu juga ada yang kaya gitu.
Sepupu periksa duluan ternyata skoliosis,
terus aku kaya disuruh periksa juga ternyata
iya sama gitu. Periksanya ke dokter ya, terus
kata dokter gimana? Hmm gimana gimana
kak hehe Dikasih tahu derajatnya gitu?
Enggak sih Cuma dikasih tahu rontgenannya
terus dia bilang skoliosis. Ya udah deh hehe
lha mau gimana lagi haha Terus reaksimu
gimana? Gimana ya dulu ya..udah lama sih
itu dulu tu aku kaya ya diem aja sih kaya hah
skoliosis tu apaan gitu soalnya dulu nggak
ngerti juga kan cuman taunya di pelajaran
IPA, skoliosis tu tulang tu bengkok udah gitu
doang. Terus pas udah lama itu pas itu kan
waktu itu masih kecil gitu jadi nggak terlalu
kerasa terus udah makin lama itu udah agak
gede terus makin kerasa kayak sakit gitu
terus ya mulai ngerasa nggak enak gitu. Itu
Awal E menyadari skoliosis ketika
memakai baju ketat dan tante
melihat bentuk badan E seperti itu,
kemudian mengira itu adalah akibat
jatuh lalu bengkak. Setelah pindah
ke Pontianak, bertemu dengan
sepupu mengalami hal yang sama.
Sepupu periksa terlebih dahulu dan
didiagnosa bahwa skoliosis.
Kemudian E periksa dan ternyata
juga mengalami skoliosis.
Ketika periksa ke dokter, E hanya
diberi tahu hasil rontgen kemudian
dokter mengatakan bahwa E
mengalami skoliosis.
E hanya diam bertanya-tanya apa itu
skoliosis karena dulu tidak
mengetahui skoliosis, hanya pernah
tahu ketika pelajaran IPA bahwa
skoliosis adalah tulang yang
bengkok. Ketika masih kecil dulu
tidak terasa, semakin besar semakin
terasa sakit dan E merasa tidak enak.
E tidak memiliki banyak
pengetahuan tentang
skoliosis.
Semakin besar, E semakin
merasa tidak nyaman.
Dampak
fisik
Dampak
skoliosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
tahunya pas umur berapa? 12 SD atau SMP?
SMP kelas satu gitu Terus perubahan apa aja
sih yang kamu rasain? Apa ya ehmm
perubahan sih ya banyak sih kayak kan dulu
kan aku waktu SD itu kan ikut taekwondo kan
terus berhenti karena ujian terus waktu SMP
tu mau lanjut lagi cuman karena ini kan jadi
nggak bisa gitu lho terus kayak gimanaa gitu
rasanya kan kayak ya sedih iya, marah iya,
marah sama keadaan gitu cuman tu yaudah
terus gimana lagi (sambil tertawa kecil).
Terus juga kalau pakai baju tu kan nggak bisa
yang kayak ketat-ketat gitu lagi kan
sedangkan lihat temen tu kayak pakai baju tu
kok kayaknya apa aja bagus gitu kok kalau
aku yang make kayaknya aneh gitu. Jadi
waktu pas masih jaman-jaman umur-umur
remaja awal kan masih pengen yang kayak ya
ikut-ikutan tren itu ya gitu deh Jadi
perubahannya ada di penampilan ya..
Penampilan sama ya itu nggak bisa aktivitas
macem-macem itu. Contohnya? Ya itu tadi
kayak olah raga kan nggak bisa, terus apalagi
ya ya aku tu kan lumayan petakilan dulu,
dulu tu sukanya lari-lari ya paling jadi kalau
lari dikit tu capek terus sesak nafas gitu, terus
sering ini juga kalau kayak penampilan tadi tu
kan dulu kan baju olahraga waktu SMP
warnanya putih terus temenku tu ngelihat
E mengetahui dirinya mengalami
skoliosis ketika berumur 12 tahun.
Perubahan yang dirasakan E yaitu
tidak bisa melanjutkan mengikuti
taekwondo ketika SMP karena
skoliosis kemudian E merasa sedih,
marah dengan keadaan, tapi mau
bagaimana lagi. E mengatakan tidak
bisa mengenakan pakaian yang ketat
lagi. E melihat temannya yang
terlihat bagus mengenakan pakaian
apa pun, sedangkan jika E yang
mengenakan terasa aneh. Semasa
remaja awal E mengaku masih ingin
mengikuti gaya terbaru saat itu.
E tidak bisa olahraga. Sebelumnya, E
suka berlarian dan saat ini ketika lari
menjadi mudah lelah dan sesak
nafas. Ketika SMP, pakaian olahraga
E berwarna putih kemudian ada
teman E yang melihat dada E lebih
besar di salah satu sisi dan
mengatakan hal itu di depan umum.
E menyadari skoliosis
ketika remaja.
E merasa sedih dan marah
karena tidak bisa
melanjutkan kegiatan
taekwondo.
E tidak bisa mengenakan
pakaian ketat.
E iri pada teman yang
terlihat bagus mengenakan
pakaian apapun.
E suka mengikuti gaya
pakaian terbaru.
E tidak bisa mengikuti
olahraga.
E mudah lelah dan sesak
nafas.
Dada lebih besar di salah
satu sisi.
Dampak
psikis
Dampak
fisik
Dampak
psikis
Dampak
fisik
Dampak
fisik
Dampak
fisik
Dampak
skoliosis
Dampak
skoliosis
Dampak
skoliosis
Dampak
skoliosis
Dampak
skoliosis
Dampak
skoliosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
kayak kok dadamu tu gede sebelah gitu, tapi
ngomongnya di depan umum gitu terus
kayak ya gitu lah Terus temenmu bilang
kayak gitu, gimana reaksimu? Aku belum
sempet ngomong apa-apa terus temenku
yang lain bilang kayak wei kamu tu nggak
sopan gitu haha tu kayak ya udahlah
terwakili hehe diem aja sih tapi Terus ada
kesulitan yang lainnya? Apa ya..contohnya
gimana ya kak? Mungkin berkaitan relasi
dengan orang lain atau dengan siapa atau
apa yang lainnya mungkin? Kalau relasi tu
waktu mulai SMA gitu kayak kan dulu kan
berapa kali pacaran gitu terus putusnya ya
gara-gara itu, kayak ya maklum lah
maskudnya masih remaja gitu tu kayak
pengen yang cowok ni pengennya dapet
cewek yang cantik apa segala macem gitu
kan terus begitu tahu aku kayak gini kayak
ngejauh gitu Itu mempengaruhi kamu? Iya
sih Terus kamu gimana waktu dijauhi itu? Ya
udah sih kak mau gimana lagi haha ya
soalnya aku lumayan nrimo sih walaupun
sempet kayak gimana gitu tapi tu ya udahlah
mau gimana lagi Jadi sekarang kamu bisa
menerima keadaan? Iya soalnya udah mau 8
tahunan gitu udah lama Terus apa aja sih
yang kamu lakuin untuk mengatasi
masalahmu itu? Oh kayak pengobatan gitu
E belum menjawab kemudian ada
teman lain yang mengatakan teman
yang sebelumnya tidak sopan
sehingga E merasa terwakili.
Masalah relasi yang dialami E ketika
SMA yaitu putus hubungan dengan
pacar karena skoliosis. E memaklumi
karena masih remaja, lelaki ingin
mendapatkan perempuan yang
cantik. Ketika mengetahui bahwa E
skoliosis, lelaki itu cenderung
menjauh.
Hal tersebut mempengaruhi E.
Ketika dijauhi, E berpikir mau
bagaimana lagi karena E cenderung
menerima walaupun merasa tidak
nyaman.
Saat ini, E bisa menerima keadaan
karena sudah delapan tahun
mengalami skoliosis.
E melakukan pengobatan seperti
E tidak menjawab karena
ada teman lain yang sudah
menjawab.
E putus hubungan dengan
pacar karena pacar tahu E
mengalami skoliosis.
E memaklumi sikap laki-laki
yang menjauhinya.
E pasrah menerima
keadaan ketika dijauhi.
Saat ini E bisa menerima
keadaan karena sudah
terbiasa.
Dampak
psikis
E7
E3
E7
Dampak
skoliosis
EFC
EFC
EFC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
dulu sih ngapain ya pijet terus kayak
fisioterapi yang kayak ditarik-tarik apa gitu
terus ya itu doang sih kak soalnya kalau
kayak yang ke dokter yang apa sih namanya
yang kayak pakai brace, tahu brace ga sih kak
ya gitu kayak gitu kan ya mahal gitu kan ya
jadi enggak deh. Lagian lihat orang lain yang
pakai brace yang sepupuku tadi tu pakai
brace macem-macem pengobatan sampai ke
luar negeri itu tu kayak toh nggak ada
pengaruhnya juga tu lho jadi ya ya udahlah
Ke dokter berapa kali? Ke dokter cuma untuk
tahu itu aja Setelah itu nggak ada kontrol ke
dokter gitu? Enggak soalnya ya mengganggu
aktivitas sih cuman tu nggak mengganggu
banget tu lho paling kalau udah ngerasa
capek, sakit gitu istirahat terus baring gitu.
Cuman itu kalau misalnya baring itu harus di
kasur yang empuk gitu lho nggak bisa kayak
di lantai-lantai atau dimana disini
(memegang meja) gitu. Terus kalau yang
tukang pijet tadi, berapa kali kesana?
Berkali-kali sih cuman karena apa ya nggak
ada perubahan terus sakit juga kan terus
maksudnya dipijit itu sakit tu lho kayak nggak
ngira-ngira juga kalau tukang pijet itu ya
udah deh, lagian habis itu tu tukang pijet
langganan tu sakit gitu lho udah tua terus
sakit ya udah lah nggak lanjut lagi habis itu
pijat dan fisioterapi. Ketika ke
dokter, E harus menggunakan brace
yang mahal sehingga E tidak
melakukannya. E melihat sepupunya
yang menggunakan brace dan
melakukan berbagai macam
pengobatan sampai ke luar negeri
tetapi tidak ada perubahan sehingga
E memilih tidak melakukannya.
E pergi ke dokter hanya saat
pertama mengetahui saja.
Setelah itu, E tidak kembali ke dokter
karena E merasa skoliosis tidak
terlalu mengganggu aktivitasnya.
Ketika merasa lelah dan sakit, E
mengatasinya dengan beristirahat
dan berbaring di tempat tidur yang
tidak keras, tidak bisa berbaring di
lantai atau di tempat yang keras.
E berobat ke ahli pijat lebih dari satu
kali tetapi tidak ada perubahan dan
merasa sakit. Setelah itu, ahli pijat
yang sudah tua sakit sehingga E tidak
melanjutkannya.
E melakukan pijat dan
fisioterapi.
E tidak menggunakan
brace.
E tidak melakukan banyak
usaha pengobatan karena
melihat sepupunya.
E tidak pergi ke dokter
karena merasa skoliosis
tidak terlalu mengganggu
aktivitasnya
E mengatasi dengan
beristirahat dan berbaring
di tempat empuk.
E berobat ke ahli pijat lebih
dari satu kali tetapi tidak
ada perubahan sehingga
tidak melanjutkan.
P2
E6
E3
E3
P1
P2
E3
PFC
EFC
EFC
EFC
Problem
focused coping
Problem
focused coping
EFC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
pijet. Itu pijet pas kapan?umur berapa? SMA
Selama berapa lama pijetnya tu? sampe
setahunan? Setengah tahun Terus kalau
yang ke fisioterapi itu kapan? SMP pas
waktu itu cuman pas main ke Jogja aja, waktu
itu di mana sih itu deket Taman Denggung sih
cuman udah tutup. Fisioterapinya dulu
rutin? Dulu sih cuman berapa hari gitu, jadi
habis itu latihan sendiri. Berapa kali dulu
fisioterapinya? Lebih dari dua kali yang jelas,
cuman lupa Habis itu latihan sendiri di
rumah? Hee kayak kan suruh ada kayak apa
sih itu yoga tapi bukan yoga ya gitu lah kak
stretching-stretching gitu. Sampai sekarang
masih? Hehehehehehe udah enggak sih
soalnya kan udah mulai kuliah udah mulai
lupa gitu kan capek terus kuliah kan perginya
pagi pulangnya malem terus udah capek di
rumah tidur. Jadi kamu berhenti melakukan
latihannya itu kapan? SMA mungkin..kalau
kuliah sih masih kadangkadang kalau pas selo
gitu, kalau pas inget hehe Seminggu sekali
gitu? Nggak selalu, seselonya, seingetnya.
Kadang diingetin mama juga gitu. Kalau pijet
tadi kamu bilang merasa nggak ada
perubahan gitu ya, kalau yang fisioterapi ini
ada perubahan nggak? Cuman ngurangi sakit
sih sebenernya kayak gitu tu Sakitnya
gimana sih? Kayak ditimpuk gitu ditimpuk
E pergi ke ahli pijat beberapa kali
selama setengah tahun ketika SMA.
E melakukan fisioterapi di Jogja
ketika sedang berkunjung ke Jogja
semasa SMP.
E melakukan fisioterapi hanya
beberapa hari kemudian
melanjutkannya sendiri.
E melakukan fisioterapi lebih dari
dua kali.
Setelah itu, E melanjutkan latihan di
rumah dengan gerakan seperti yoga,
stretching.
Saat ini E sudah tidak melakukan
latihan lagi karena sudah kuliah
mulai lupa dan lelah. Selama kuliah,
E pergi pagi dan pulang malam
sehingga lelah, di rumah hanya tidur.
E berhenti melakukan latihan ketika
SMA. Saat ini masih melakukan
hanya ketika waktu luang dan ketika
ingat. E tidak selalu melakukan
latihan satu kali dalam satu minggu.
Terkadang mama mengingatkan E.
Menurut E, latihan fisioterapi hanya
mengurangi rasa sakit.
Sakit yang dirasakan E seperti
E melakukan fisioterapi
lebih dari dua kali selama
beberapa hari kemudian
melanjutkan sendiri di
rumah.
E melakukan gerakan yoga
dan stretching.
E sudah tidak melakukan
gerakan terapi lagi.
E melakukan terapi hanya
ketika waktu luang dan
ketika ingat.
Orangtua mengingatkan E
untuk melakukan terapi.
Fisioterapi mengurangi
rasa sakit.
E merasa sakit dan pegal
P2
P1
E3
E3
SS ortu
Dampak
Problem
focused coping
Problem
focused coping
Emotion
focused coping
Emotion
focused coping
Sumber koping
Dampak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
pakai apa sih sesuatu yang keras banget terus
pegelnya tu nggak biasa tu lho Hmm
biasanya pegelnya gara-gara apa?
Sebenernya nggak ngapa-ngapain juga pegel
sih kak hehe cuman karena udah biasa ya
udah gitu. Kalau pas awal-awal tu kayak pas
mulai sakit tu kayak ya nggak enak lah kayak
belum terbiasa gitu kan kayak apaan sih
nggak enak gitu kayak pakai ya itu kayak
misalnya kalau pakai apa sih baju daleman
gitu kayak bra gitu jadi susah tu lho kayak
nggak pas tu lho ya itu terus kayak aneh gitu
sih Sekarang masih sering merasa sakit?
Masih hehe Terus sekarang gimana
ngatasinnya? Ya udah sih baring tiduran gitu
atau duduk, duduk nyandar. Hmm yang jelas
sih Cuma nggak bisa kayak lari, ngangkat
berat gitu. Cuman kadang akunya bandel sih,
kalau kayak iya kalau ngangkat berat itu kan
sebenarnya nggak boleh, cuman kan kalau
misalnya bawa laptop ke kampus gitu kan
harus sendiri ya jadi ya udah lah bawa aja,
sakit sakit aja gitu lho Terus kalau pas ke
kampus gitu terus sakit kan nggak ada kasur
gitu terus gimana? Ya sandaran di kursi
kayak gini (menyandarkan punggung ke kursi)
atau gimana gitu Kamu merasa skoliosis itu
gimana sih? Hmm iya jadi beban sih
sebenarnya Bisa diceritain? Ya sebenarnya
dipukul menggunakan benda yang
keras dan pegal yang dirasakan tidak
biasa.
Ketika awal merasa sakit karena
skoliosis, E merasa tidak nyaman. E
mengatakan kesulitan memakai bra,
E merasa tidak pas dan aneh.
E merasa masih sakit sampai saat ini.
Saat ini, E mengatasi rasa sakitnya
dengan berbaring atau duduk
bersandar. E tidak bisa berlari dan
mengangkat beban berat. Tapi E
memaksakan diri untuk mengangkat
beban meskipun sebenarnya tidak
boleh. Ketika harus membawa
laptop ke kampus, E membawanya
sendiri dan merasa sakit. Ketika
merasa sakit di kampus, E
mengatasinya dengan bersandar di
kursi.
E merasa skoliosis menjadi beban.
E merasa terganggu karena skoliosis
yang tidak biasa.
E merasa tidak nyaman
dengan keadaan skoliosis.
E kesulitan memakai bra
dan merasa tidak pas.
E merasa sakit sampai
sekarang.
E mengatasi sakit dengan
berbaring atau duduk
bersandar. E tidak bisa
berlari dan mengangkat
beban berat.
E memaksakan diri
mengangkat beban berat
meskipun merasa sakit.
E mengatasi sakit dengan
bersandar di kursi.
Skoliosis menjadi beban.
fisik
Dampak
fisik
Dampak
fisik
Dampak
fisik
P1
Dampak
fisik
E6
P1
E6
skoliosis
Dampak
skoliosis
Dampak
skoliosis
Dampak
skoliosis
Problem
focused coping
Dampak
skoliosis
Emotion
focused coping
Problem
focused coping
EFC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
terganggu sih kayak apa ya kan jadi
keseimbangan juga nggak bagus gitu kalau
naik motor suka goyang-goyang. Sebenarnya
aku juga nggak boleh naik motor naik apa
gitu sepeda motor gitu tu nggak boleh gitu
cuman ya karena memang harus kan ya udah
lah bodo amat sama dokter tu yang penting
apa ya aktivitas lancar aja gitu. Terus gimana
lagi ya kalau skoliosis itu kayak mengganggu
sih jelas kayak misalnya tidur aja itu kayak
bingung tu lho mau mposisiin diri padahal
cuman tidur doang gitu. Kalau aku kan kayak
bengkoknya ke kanan, jadi tu kalau misalnya
pas mau tidur ke kanan tu aku nggak bisa,
kayak sesek nafas gitu. Terus ee apa ya suka
sakit di bagian tulang ekor juga kan jadi tu
kalau pas baring tapi pas di tempat yang
keras gitu tu sering nggak bis bangun. Apalagi
kalau misalnya pas nginep kayak gitu tu
kadang bingung sendiri kalau udah kayak
gitu. Kamu skoliosisnya itu tulangnya bentuk
S gitu atau C? Dulu sih oh kan aku dua kali
rontgen, SMP sama SMA. SMP tu S tapi yang
atasnya doang yang gede, bawahnya nggak
terlalu. Begitu SMA gitu kayak gede atasnya
sama bawahnya sama tulang ekornya juga
Hmm pas SMA itu rontgen karena inisiatif
siapa? Aku pengen tahu aja gitu. Terus itu
berarti bengkoknya nambah atau
karena membuat keseimbangan E
terganggu ketika mengendarai
motor. Sebenarnya E tidak
diperbolehkan mengendarai motor,
tetapi karena memang harus maka E
tidak memedulikan saran dokter,
yang terpenting aktivitas berjalan
lancar. Skoliosis juga mengganggu E
ketika tidur, E bingung dengan
posisinya. Karena tulang belakang E
bengkok ke kanan, maka E tidak bisa
tidur menghadap ke kanan dan
ketika menghadap kanan akan sesak
nafas. E juga merasakan sakit di
bagian tulang ekor ketika berbaring
di tempat yang keras sehingga E
tidak bisa bangun. Ketika harus
menginap di tempat tidur yang
keras, E merasa bingung.
E melakukan rontgen sebanyak dua
kali. Ketika SMP, tulang belakang E
berbentuk S dengan lengkungan
besar di bagian atas dan lengkungan
kecil di bagian bawah. Setelah SMA,
lengkungan atas dan bawah besar
dan sampai pada tulang ekor. Ketika
SMA, E melakukan rontgen karena E
ingin tahu.
Keseimbangan E ketika
mengendarai motor
terganggu karena skoliosis.
E tidak diperbolehkan
mengendarai motor.
E tidak memedulikan saran
dokter.
Posisi tidur terganggu.
E mengalami sesak nafas
ketika posisi tidur miring ke
kanan.
Sakit di bagian tulang ekor.
E kesulitan tidur ketika
menginap di tempat yang
keras.
Rontgen sebanyak dua kali.
Lengkungan tulang
belakang E bertambah.
Dampak
fisik
Dampak
fisik
E6
Dampak
fisik
Dampak
fisik
Dampak
fisik
Dampak
fisik
Dampak
skoliosis
Dampak
skoliosis
Emotion
focused coping
Dampak
skoliosis
Dampak
skoliosis
Dampak
skoliosis
Dampak
skoliosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
berkurang? Nambah soalnya kalau skoliosis
tu rata-rata ya nambah sih berkurang tu
paling pas dinggak tahu diterapi-terapi apa
gitu tapi ujung-ujungnya kalau terapinya
berhenti ya nambah lagi biasanya. Cuman
kayak terapi tu kan mahal banget tu lho,
kayak satu bulan bisa berapa juta, berapa
puluh juta gitu maksudnya. Kayak yang di
jakarta tu kan yang sempet tutup apa ya itu
satu paket tu sampe 40 jutaan kalo nggak
salah. Satu paket itu tiap hari ketemuannya
cuman satu bulan doang atau berapa bulan
gitu. Itu sepupuku sih yang ikut itu, cuman
dia kayak nggak ada perubahan jadi kayak
nggak semangat gitu lho. Yaudah deh lagian
sampai dananya segede itu kan mendingan
beli motor nggak sih atau beli mobil haha
Terus gimana sih peran orang-orang di
sekitarmu? Kalau keluarga sih aku kan
deketnya gitu sama mama jadi mama tu
kayak yang ya udah lah diikhlasin toh masih
banyak yang lebih parah dari kamu tu
sepupumu lebih parah. Emang lebih parah
sih dia. Terus kayak ya bikin apa ya ngajarin
biar bersyukur gitu lho walaupun kayak gini
gitu kayak ya udahlah toh kamu masih bisa
gini masih bisa kayak gini yaudah ikhlasin aja
gitu sih. Hmm mamamu memberi perhatian
gitu karena kamu yang mencari perhatian
Lengkungan tulang belakang E
bertambah. Lengkungan akan
berkurang ketika melakukan terapi,
tetapi ketika berhenti melakukan
terapi maka lengkungan akan
bertambah. E mengatakan bahwa
biaya terapi mahal. Sepupu E
mengikuti terapi tetapi tidak ada
perubahan sehingga membuat E
tidak semangat mengikuti terapi
yang sama. E mengungkapkan dana
terapi yang besar lebih baik
digunakan untuk keperluan lain.
E dekat dengan mamanya dan
mamanya mengajak E
mengikhlaskan keadaan karena
masih banyak yang lebih parah dari
E. Mama E mengajarkan E untuk
bersyukur meskipun mengalami
skoliosis karena masih bisa
melakukan aktivitas biasa.
E sering mengeluh sakit dan tidak
nyaman kemudian mamanya
Biaya yang mahal dan tidak
adanya perubahan pada
sepupu E membuat E tidak
mau melakukan terapi.
Orangtua mengajak E
menerima keadaan dengan
melihat keadaan sepupu
yang lebih parah.
Orangtua mengajak E
bersyukur karena masih
bisa beraktivitas.
Orangtua mengajak E
E3
E1
E1
E1
Emotion
focused coping
Emotion
focused coping
Emotion
focused coping
Emotion
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
mama atau dengan sendirinya mama
memberi perhatian? Kalau aku sih karena
waktu itu aku sering ngeluh tu lho kayak ih
kok gini sih kok sakit sih kok nggak enak sih
gitu kan terus kalau aku ngeluh tu biasanya
tu mamaku denger gitu. Soalnya kan sekamar
juga sama mama gitu. Terus itu mama
langsung kayak ya udah nggakpapa didoain
aja atau gimana gitu soalnya keluargaku juga
yang kayak agamanya lumayan gitu lho.
Terus yang dulu berinisiatif ke tukang pijet,
fisioterapi gitu siapa? Mama juga sih,
soalnya mama tu juga tahu-tahu dari kayak
itu tante yang anaknya juga itu skoliosis itu
terus kayak tahu dari orang-orang lah gitu
nggak tahu dari mana hehe Sekarang kamu
masih merasa sedih karena skoliosis itu
nggak? Udah enggak sih Nah dulu kan pas
tahu kamu kan merasa sedih, terus gimana
sih ceritanya dari merasa sedih sampai
sekarang udah bisa nggak sedih lagi? Ehmm
udah lupa sih kan udah lama juga ya jadi
kayak pas awal tu nggak bisa nerima aja sih,
sedih, marah, kecewa kok kayak kok cuman
aku gitu lho maksudnya kok nggak hehe ya
kejem sih maksudnya kok nggak saudara-
saudaraku yang lain gitu, kok aku gitu lho
terus kok kayak padahal mama papaku
enggak kok aku iya gitu kan. Terus temen-
mendengar dan mengajak E supaya
berdoa untuk skoliosis yang dialami
E.
E mengatakan bahwa yang memiliki
insiatif untuk berobat ke ahli pijat
dan fisioterapi adalah mamanya.
Mama E mencari informasi dari
orang lain.
Saat ini E tidak merasa sedih karena
skoliosis.
Ketika tahu mengalami skoliosis, E
tidak bisa menerima, sedih, marah,
dan kecewa mengapa hanya E yang
mengalami sedangkan saudara-
saudara dan orangtuanya tidak
mengalami. Teman-teman E juga
tidak ada yang mengalami skoliosis.
Kemudian semakin lama, teman-
teman E memberi dukungan pada E
berdoa untuk skoliosis.
Orangtua E mencari
informasi pengobatan.
E tidak sedih akibat
skoliosis.
Tidak menerima keadaan
dengan sedih, marah dan
merasa kecewa.
Teman-teman SMP
memberi dukungan dengan
SS ortu
E7
E6
SS teman
focused coping
Sumber koping
EFC
EFC
Sumber koping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280
281
282
283
284
285
286
287
288
temenku juga enggak kok aku gini gitu.
Cuman lama-lama kayak mungkin karena ini
juga sih temen-temenku tu yang kayak ya
udah sih may gitu doang maksudnya lu nggak
sampe kanker apa kayak gitu kan ya udah sih
gitu maksudnya kayak temen-temen juga
ngasih semangat gitu walaupun caranya
kasar sih soalnya temen-temenku kan juga
orangnya tu tipenya yang kasar-kasar gitu tu
lah. Terus temen ngasih semangat, juga terus
makin lama tu ya makin oiya pas kuliah itu
kan kayak aku ketemu beberapa orang yang
juga skoliosis gitu bahkan yang kayak temen
seangkatanku yang pakai kursi roda itu. Aku
sih sebenernya pas ngelihat dia tu yang kayak
wah dia aja bisa gitu semangat gitu kuliah.
Dia tu juga nilainya tu tinggi banget gitu kan,
kok kayaknya dia semangat banget kok aku
nggak bisa gitu ya udah. Ya sebenernya tu
aku kayak mencontoh dari dia gitu lho dia tu
kelihatannya bahagia, kelihatannya sih tapi
tu kayak ya kelihatannya udah nerima gitu
dan aku waktu aku ngajak ngobrol dia sih
kayak awalnya kan kita nggak deket, cuman
tahu nama. Terus aku kayak e nyapa duluan
terus kayak oiya kamu skoliosis ya, terus dia
kayak iya kenapa, terus aku bilang aku juga.
Habis itu mulai deh ngobrol-ngobrol itu.
Terus ya kayak ngasih semangat aja sih sama-
karena yang dialami E tidak separah
penyakit kanker. Teman-teman E
memberi semangat dengan cara
kasar karena memang karakter
teman-temannya yang kasar.
Kemudian ketika kuliah, E bertemu
dengan beberapa orang yang
mengalami skoliosis juga. E melihat
teman lain yang mengalami skoliosis
bersemangat dan nilainya tinggi. E
mencontoh temannya tersebut yang
terlihat bahagia dan menerima
keadaan. Awalnya E tidak dekat
dengan temannya tersebut, lalu E
menyapa dan mulai berbincang-
bincang dengan temannya. Ketika
berbincang-bincang, E dan temannya
sama-sama memberi semangat.
Kemudian ada teman lain lagi yang
mengalami skoliosis. Setelah tahu
ada teman yang mengalami skoliosis,
E menjadi lebih semangat.
mengatakan bahwa
penyakit E tidak separah
kanker.
E memiliki teman yang
mengalami skoliosis
sehingga membuat E
bersemangat karena
merasa tidak sendiri.
Saling memberi semangat
dengan teman yang
mengalami skoliosis.
E5
E1
Emotion
focused coping
Emotion
focused coping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
289
290
291
292
293
294
295
296
297
298
299
300
301
302
303
304
305
306
307
308
309
310
311
312
313
314
315
316
317
sama gitu. Terus ada juga tu temen
seangkatan yang lain juga. Karena ada temen
gitu jadi lebih sejak kuliah sih jadi makin itu
semangat. Pernah merasa bermasalah
banget karena skoliosis ini? Pernah sih
cuman lupa gimana. Maksudnya pernah sih
pas SMA gitu kayak oh ya SMA itu kan aku
sibuk banget yang kayak full day school sih
kayak masuknya setengah tujuh, pulangnya
setengah empat gitu. Itu kan capek banget
gitu, mana dari senin sampai jumat, sabtunya
ekskul gitu kan. Nah terus ini kayak badan tu
nggak kuat tu lho. Aku lihat kayak temen-
temen tu masih pada kuat gitu paling capek
yang cuman ngantuk apa gitu, cuman kok aku
sampai kadang-kadang sesek nafas gitu
sampai aku sering ke UKS sih waktu SMA itu
Cuma buat baring terus kayaknya tu ngelihat
temen-temen yang kayaknya lebih sehat kuat
gitu tu kayak ee iri sih sebenernya terus ya
itu bikin makin down aja. Pas SMA sih sering
down. Terus gara-gara ini juga kan dulu tu
nggak bisa ikut PMR. Aku kan dulu ikut PMR
Cuma karena makin sakit tu jadi ya udah lah
gitu, terus mamaku juga kayak ngelarang gitu
kalau kegiatan yang fisik-fisik gitu, karena ini
juga. Apa aja sih yang dilarang? Apa ya
setahuku itu aja sih Ada olahraga yang
dilarang? Sebenernya semua olahraga tu
E pernah merasa sangat terganggu
dengan skoliosisnya. Ketika SMA, E
sangat sibuk karena masuk sekolah
pukul tujuh dan pulang sekolah
pukul setengah empat sore. Hal itu
membuat E merasa sangat lelah
karena menjalani kegiatan tersebut
setiap Senin sampai Jumat,
kemudian hari Sabtu mengikuti
ekstrakulikuler. E melihat teman-
temannya kuat sedangkan ia merasa
tubuhnya tidak kuat hingga
terkadang mengalami sesak nafas
dan membuat E sering ke UKS untuk
berbaring. E merasa iri dengan
temannya yang sehat dan membuat
E semakin terpuruk. Ketika SMA, E
sering merasa terpuruk. Skoliosis
juga membuat E tidak bisa
melanjutkan kegiatannya di PMR.
Mama E juga melarang kegiatan E
mengikuti kegiatan-kegiatan yang
melibatkan fisik.
Sebenarnya E tidak boleh melakukan
semua jenis olahraga kecuali yoga
Kegiatan sekolah yang
padat membuat E merasa
sangat lelah dan
mengalami sesak nafas.
E iri dengan temannya yang
sehat sehingga E terpuruk.
E tidak bisa mengikuti
kegiatan PMR.
Orangtua E melarang E
mengikuti kegiatan fisik.
E hanya boleh melakukan
olahraga yoga khusus
Dampak
fisik
Dampak
psikis
Dampak
fisik
SS ortu
Dampak
fisik
Dampak
skoliosis
Dampak
skoliosis
Dampak
skoliosis
Faktor koping
Dampak
skoliosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
318
319
320
321
322
323
324
325
326
327
328
329
330
331
332
333
334
335
336
337
338
339
340
341
342
343
344
345
346
nggak boleh, cuman kayak apa sih yogayoga
yang memag untuk skoliosis tu boleh sih.
Cuman kalau olahraga yang lari-lari apa
segala macem gitu nggak boleh kayak
bulutangkis lah apa segala macem. Yang
melarang siapa? Dari dokter juga maksudnya
memang nggak boleh tu lho soalnya kalau
aku kayak gitu sekali tu langsung kerasa tu
lho kayak sakit terus sesak nafas gitu. Paling
nggak enak tu sebenernya sesak nafasnya tu
sih. Untungnya nggak perlu sampai oksigen
gitu sih. Soalnya ini kan bentuk tulang tu
kayak mempengaruhi paru-paru sama
jantung tu lho nah itu jadinya kayak
bentuknya udah beda jadi fungsinya kan
kayak apa ya kayak terhambat, terbatasi ya
gitu lah haha ruangnya kan jadi ketekan gitu
kan ya gitu lah Terus siapa lagi yang
berperan dalam mengatasi masalahmu itu?
Pacar sih, mantan hehe ee jadi itu kan SMA
kelas berapa sih waktu itu kelas 11 ya kelas 2
itu aku kan punya pacar gitu terus ya itu
sama dia tu aku sering cerita-cerita itu kayak
kan waktu itu aku masih merasa yang rendah
diri banget lah aku tu yang kayak gini gitu
kan. Terus dia tu kayak yang ya udah sih
nggakpapa maksudnya kayak ndukung gitu
lah pokoknya dengan gimana caranya dukung
lah gitu. Pokoknya ya gitu, ya karena dia
khusus untuk skoliosis.
Dokter tidak memperbolehkan E
melakukan olahraga selain yoga
khusus skoliosis. Ketika E melakukan
olahraga, E merasa sakit lalu sesak
nafas sehingga membuat E merasa
tidak nyaman. Bentuk tulang E yang
bengkok mempengaruhi paru-paru
dan jantung. Bentuk tulang yang
berbeda membuat fungsi jantung
dan paru-paru terhambat dan
terbatas karena rongga menjadi
tertekan.
Mantan pacar E juga berperan dalam
mengatasi masalah E. Ketika kelas
dua SMA, E memiliki pacar. E sering
bercerita pada pacarnya ketika E
merasa rendah diri. Lalu pacar E
mendukung E dengan berbagai cara
sebagai pacar sehingga membuat E
merasa diterima.
skoliosis.
Dokter hanya
memperbolehkan E
melakukan olahraga yoga.
E merasa sakit dan sesak
nafas sehingga tidak
nyaman.
Fungsi jantung dan paru-
paru terhambat.
Mantan pacar mendukung
dengan mendengarkan
cerita, menenangkan, dan
membuat E merasa
diterima.
E merasa rendah diri
karena bentuk tubuhnya.
Dampak
fisik
Dampak
fisik
Dampak
fisik
E1
Dampak
psikis
Dampak
skoliosis
Dampak
skoliosis
Dampak
skoliosis
Emotion
focused coping
Dampak
skoliosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
347
348
349
350
351
352
353
354
355
356
357
358
359
360
361
362
363
364
365
366
367
368
369
370
371
372
373
374
375
dukung juga maksudnya sebagai kan dia
dukung sebagai pacar jadi kayak ngerasa
dierima gitu lho merasa ada yang nerima jadi
ya gitu sih. Terus ada lagi selain itu? Apa ya
paling itu sih soalnya aku jarang cerita sama
temen-temenku ya gitu. Soalnya dulu waktu
SMA eh SMP itu kan aku nggak pernah ikut
olahraga terus kalau ditanya kenapa itu aku
cuman jawab anemia. Memang anemia sih
tapi nggak separah itu, cuman memang
anemia. Tekanan darahku nggak pernah di
atas normal, jarang normal malahan.
Biasanya di bawah normal. Peran dari
keluarga selain mama ? Hmm apa ya nggak
begitu ini juga sih soalnya, nggak begitu
deket juga sama keluarga tu lho Sama adik-
adik? Enggak sih, paling ya mereka tu Cuma
kayak bilang ya udah nggakpapa toh masih
bisa gini masih bisa gini gitu lho kayak
diajarin untuk ngelihat yang lebih kondisinya
lebih buruk dari aku gitu aja sih kalau
keluarga. Kalau sekarang masih merasa
kecewa nggak menerima gitu nggak? Kadang
sih itu ketika misalnya aku lagi capek banget
terus lagi kuliah kan juga stres ya kak ya terus
itu kan udah down terus inget kok kayak
misalnya ngelihat temen tu kayak ini aktif
banget gitu kok aku nggak bisa gitu jadi kayak
down juga sih tapi ya karena ada temen lagi
E jarang bercerita pada teman-
temannya. Ketika SMP, E tidak
pernah mengikuti pelajaran
olahraga. Jika ada teman E yang
bertanya, E hanya menjawab bahwa
ia anemia. Tekanan darah E tidak
pernah di atas angka normal, bahkan
tidak pernah mencapai angka
normal, selalu di bawah normal.
E tidak terlalu dekat dengan anggota
keluarga yang lain.
Adik-adik E memberi dukungan
dengan mengajak E melihat orang
lain yang kondisinya lebih buruk.
Saat ini ketika sedang merasa lelah
dan stres karena kuliah, E merasa
terpuruk dan ingat melihat
temannya yang sangat aktif
sedangkan E tidak bisa. Tetapi E
memiliki teman yang cukup dekat
menderita anemia dan merasa
E tidak pernah mengikuti
pelajaran olahraga.
Adik-adik E memberi
dukungan pada E dengan
mengajak E mensyukuri
keadaannya.
E merasa terpuruk karena
tidak bisa aktif berkegiatan.
Dampak
fisik
SS
saudara
Dampak
psikis
Dampak
skoliosis
sumber koping
Dampak
skoliosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
376
377
378
379
380
381
382
383
384
385
386
387
388
389
390
391
392
393
394
395
396
397
398
399
400
401
402
403
404
yang kan aku punya temen cukup deket
kuliah ini jadi dia tu sama-sama anemia,
sama-sama ya itungannya lemah lah gitu jadi
kayak dia tu bilang yaudah sih sadar diri aja
kamu nggak sekuat yang lain gitu toh aku
juga, ngelihat tu orang yang kayak aku atau
di bawahku gitu. Jadi kamu ada perasaan
menolak? Menolak tu iya sih pas masih
remaja awal lah gitu itu kayak kan dulu kan
nggak boleh ini nggak boleh itu nah itu aku
tetep bandel yang kayak ini aku bisa kok aku
masih bisa kok kayak olahraga yang berat-
berat gitu tetep aja dicoba gitu kak. Aku
masih bisa kok aku masih bisa kayak ikut
PMR itu kan sebenernya juga kayak bentuk
penolakanku terhadap kondisi gitu kayak itu
kan PMR kan aktivitasnya berat, terus aku
masih maksain diri kayak aku bisa aku bisa
kok, eh lama-lama ya udah lah ternyata
memang nggak bisa gitu, dan itu kayak
terpaksa harus menerima gitu. Ada bentuk
lain yang kamu lakukan untuk mengatasi
masalahmu selain yang udah kamu ceritain
tadi? Mungkin aku larinya ke ini kali ya..kayak
aku kan suka baca novel atau funfiksi gitu
kayak cerita-cerita buatan orang gitu. Ya aku
suka baca cerita-cerita gitu jadi kayak buat
ngelupain aja gitu. Kayak pelarian gitu. Ada
yang lain lagi? Emm apa ya aku tu kayak
sama-sama lemah mengajak E untuk
menyadari bahwa memang
kemampuan tubuhnya tidak sekuat
teman-teman lain dan mengajak E
melihat orang-orang yang lebih
terpuruk.
E pernah menolak keadaan ketika
masa remaja awal karena banyak
tidak diperbolehkan dalam beberapa
hal, tetapi E tetap melakukannya
karena E merasa masih mampu. E
mengikuti PMR sebagai bentuk
penolakannya terhadap kondisinya.
E memaksakan diri mengikuti PMR
yang memiliki aktivitas berat karena
merasa mampu, tetapi semakin lama
E merasa tidak mampu sehingga
memaksa E untuk menerima
keadaan.
E suka membaca novel dan kisah
fiktif untuk melupakan keadaan
sebagai pelariannya.
E melakukan perilaku koping dengan
pelarian pada hal-hal lain seperti
Teman E mengajak E untuk
menyadari kapasitas diri.
E tetap melakukan
beberapa hal yang tidak
diperbolehkan.
E mengikuti PMR sebagai
bentuk penolakannya.
Terpaksa berhenti
mengikuti PMR karena
kodisi tubuh semakin
lemah.
E membaca novel dan kisah
fiksi sebagai bentuk
pelarian.
E1
E6
E6
E7
E4
Emotion
focused coping
Emotion
focused coping
Emotion
focused coping
EFC
Emotion
focused coping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
405
406
407
408
409
410
411
412
413
414
415
416
417
418
419
420
421
422
423
424
425
426
427
428
429
430
431
432
433
kalau kopingnya tu dengan pelarian ke hal-
hal lain gitu lho kayak jadi mungkin nyari
temen gitu maksudnya nyari temen yang bisa
bikin aku lupa kan. Kayak temen nongkrong
atau temen nonton bareng, kan aku suka
kayak animasi anime anime itu kartun-kartun
Jepang gitu. Nah terus nyari temen buat
nonton bareng ke festival bareng gitu. Jadi ya
nggak begitu inget sama masalah sendiri gitu.
Soalnya kalau pas lagi sendiri tu jadi keinget
tu lho. Apalagi pas jaman SMA ya gitu. Hmm
kamu baca funfik itu seberapa sering?
Hehehehe setiap ada waktu luang dan ada
kuota dan ada batre Terus kalau yang
anime? Itu seringnya pas SMA sih jadi kayak
kan aku kan sukanya yang kayak genrenya
fantasi gitu fantasi atau supernatural gitu
yang ya pokoknya apa ya nggak sesuai
dengan kehidupan sehari-hari gitu jadi kayak
bikin berkhayal lebih gitu jadi kayak itu buat
ngelupain aja gitu. Berarti yang funfik itu
hampir setiap hari? Setiap hari hehe bukan
hampir setiap hari tapi memang setiap hari
hehe Ada cara yang lain lagi? Apa ya..ahh
kalau apa SMA itu aku sekalian juga dulu tu
aku ngeband sama sering ikut nyanyi, lomba
nyanyi gitu. Sebenernya kayak gitu tu pas
latihannya itu tu kayak biar nggak sendiri tu
lho kak. Ya gitu, pokoknya menghindari
mencari teman untuk pergi
nongkrong atau menonton bersama
supaya bisa melupakan bebannya. E
juga suka mencari teman untuk pergi
ke festival anime supaya lupa
dengan masalahnya. Ketika E sendiri,
E mudah teringat dengan
keadaannya.
Setiap ada waktu luang dan fasilitas
internet, E membaca kisah fiksi.
E menyukai genre anime fantasi atau
supernatural yang tidak sesuai
kehidupan sehari-hari untuk
membuat E berkhayal sehingga E
lupa dengan masalahnya.
E membaca kisah fiksi setiap hari.
Ketika SMA, E aktif mengikuti band,
menyanyi dan lomba bernyanyi yang
memerlukan waktu untuk latihan
sehingga E bisa menghindari
kesendirian.
Pergi nongkrong atau
menonton bersama untuk
melupakan beban.
E mencari teman
menonton festival anime
untuk melupakan masalah.
E membaca kisa fiksi setiap
waktu luang.
E menyukai jenis anime
yang membuat E berkhayal
sehingga lupa dengan
masalah.
E aktif mengikuti band dan
menyanyi untuk
menghindari kesendirian.
E4
E4
E4
E4
E4
Emotion
focused coping
Emotion
focused coping
Emotion
focused coping
Emotion
focused coping
Emotion
focused coping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
434
435
436
437
438
439
440
441
442
443
444
445
446
447
448
449
450
451
452
453
454
455
456
457
458
459
460
461
462
sendiri aja sih kalau dulu tu. Soalnya kalau
sendiri pasti lupa eh pasti inget gitu. Skoliosis
tu seberapa berpengaruh sih dalam
kehidupanmu? 80%an mungkin atau 90
karena ya itu jadi susah gerak, terus temen-
temen juga ngelihatnya kayak gimana gitu,
terus ngelihat diri sendiri di kaca tu kayak
nggak PD, terus apa ya intinya ya itu sih jadi
susah gerak gitu maksudnya kayak ngelihat
orang lain kok bisa terus aku nggak bisa
kayak fisik. Kan aku kan orangnya orientasi
sama fisik juga sih dari lulu hehe kayak
kegiatan-kegiatan fisik tu dulu waktu masih
apa sih itungannya waktu masih sehat ya itu
hehehe waktu masih belum skoliosis tu kayak
sering banget aktivitas fisik kayak taekwondo
itu tadi terus ya gitu lah Terus ada cara yang
lain lagi? Mendekatkan diri ke Tuhan
mungkin? Mungkin itu pas udah SMA akhir
sih soalnya aku sempet yang kayak apaan sih
Tuhan tu nggak ini Tuhan tu jahat sama aku
kayak Tuhan tu nggak adil sama aku
pokoknya yang kayak penyangkalan-
penyangkalan sama Tuhan gitu sempet sih
cuman mungkin pas kelas 3an SMA baru
mulai kayak yang mencoba mendekatkan diri
pada Tuhan. Itu mendekatkan diri ke Tuhan
karena skoliosisnya? Skoliosis jadi salah satu
penyebabnya sih..masalah lain tu apa ya
Skoliosis berpengaruh sebanyak 80-
90% terhadap kehidupan E karena E
merasa susah bergerak, teman-
teman melihat E dengan aneh, E
melihat diri sendiri di cermin dan
merasa tidak percaya diri. E melihat
orang lain mampu tetapi E tidak
mampu secara fisik. E mengaku
selalu berorientasi pada fisik seperti
menyukai kegiatan-kegiatan
berkaitan dengan fisik (taekwondo).
Ketika SMA, E sempat merasa Tuhan
jahat dan tidak adil. E mengaku
seperti melakukan penyangkalan-
penyangkalan pada Tuhan. Lalu saat
kelas tiga SMA E mulai mendekatkan
diri pada Tuhan.
E merasa susah bergerak.
Merasa tidak percaya diri
karena teman memandang
dengan aneh.
Tidak menerima keadaan
dengan menyalahkan
Tuhan.
Mendekatkan diri pada
Tuhan.
Dampak
fisik
Dampak
psikis
E6
E8
Dampak
skoliosis
Dampak
skoliosis
Emotion
focused coping
Emotion
focused coping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
463
464
465
466
467
468
469
470
471
472
473
474
475
476
477
478
479
480
481
482
483
484
485
486
487
488
489
490
491
mungkin dulu tu yang kayak udah mau ujian
jadi minta sama Tuhan kayak biar belajarnya
gampang, tapi sekalian juga yang skoliosis ini
dibawa doa gitu sih. Kalau masalah lain apa
ya lupa sih udah lama kak soalnya Tadi kamu
cerita kalau menghindari sendiri kan, terus
pernah terpaksa tetep sendiri nggak?
Pernah Terus gimana caramu mengatasi itu?
Ya funfikan itu kak hehehe baca-baca novel
lah kayak gitu pokoknya biar menghindari
pikiran yang apa ya mengarah pada itu
maksudnya mikirin itu gitu. Jadi kalau kayak
baca novel, funfik, nonton-nonton gitu kayak
gitu kan bikin lupa sama masalah gitu lho.
Pokoknya pengalihan lah gitu Caramu itu
ngefek nggak sih? Ehmm sebenernya
ngefeknya buat ini sih kayak biar nggak
terlalu inget aja sih biar nggak terlalu apa ya
inget sama masalah sendiri gitu. Cukup
meredakan masalah yang kamu alami?
Lumayan sih buktinya sampai sekarang masih
tu lho maksudnya masih baca-baca itu masih
bertahan dari SMP sih. Soalnya itu awalnya
tu Cuma dikenalin sama temen itu kan lama-
lama ketagihan juga tu lho. Padahal dulu tu
temen Cuma iseng ngenalin tu lho kayak ini
lho yang namanya fun fiksi gitu terus baca
kok beda banget sama yang ..itu kan
biasanya berdasarkan apa sih kalau aku tu
Skoliosis menjadi salah satu alasan E
lebih mendekatkan diri pada Tuhan.
Ketika E terpaksa sendiri, tidak ada
teman yang bisa menemani maka E
membaca kisah fiksi atau novel
untuk menghindari pikiran yang
mengarah pada bebannya.
Membaca novel, kisah fiksi dan
menonton bisa membuat E
melupakan masalahnya.
Cara-cara yang dilakukan E lebih
berdampak agar E tidak mengingat
masalahnya.
Cara yang dilakukan E cukup
meredakan masalah karena sampai
saat ini cara tersebut masih
dilakukan sejak E masih SMP. E
mengenal kisah fiksi ketika SMP oleh
temannya kemudian E tertarik.
E membaca novel atau
kisah fiksi untuk
menghindari bebannya.
E4
Emotion
focused coping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
492
493
494
495
496
497
498
499
500
501
502
503
504
505
506
507
508
509
510
511
512
513
514
515
516
517
518
519
520
kayak berdasarkan satu judul anime gitu
misalkan kayak naruto gitu. Nah itu kalau
funfiksi tu kayak orang bikin cerita tapi pakai
tokohnya naruto tapi tu e ini beda beda
alurnya beda, kayak bisa jadi anak sekolah
atau apa gitu ah macem-macem gitu lah Jadi
itu dari SMP sampe sekarang ya? Sampe
sekarang hahaha Terus menurutmu, orang
yang paling berpengaruh terhadap kamu itu
siapa? Mantan hahaha soalnya dia juga lama
tu lho sama aku pacarannya itu dari kelas 11
itu sampai 2 hari yang lalu hehe Ohh terus
masih memberi dukungan sampai sekarang?
Emm iya maksudnya kayak misalnya aku
cerita aku capek nih hari ini ya gini-gini gitu,
oh iya semangat ya gitu. Ada dukungan
khusus terkait skoliosismu itu nggak?
Enggak soalnya aku juga jarang bahas sih
cuman kayak ya aku capek maksudnya badan
kayak gini ni susah gitu. Palingan dia juga
kayak yaudah tidur gitu. Ya itu sih kalau
capek gitu paling disuruh tidur sih
maksudnya emang enaknya tidur Kamu ada
keinginan buat kontrol lagi?atau terapi gitu?
Sebenernya itu masalah duit sih kak, kadang
tu duitnya mendingan buat beli bensin, beli
makan gitu soalnya kan aku orangnya
pemakan juga hahaha Kamu suka cari info
tentang pengobatan gitu nggak?browsing-
Orang yang paling berpengaruh
dalam kehidupan E adalah mantan
pacar E karena mereka menjalin
hubungan cukup lama.
Hingga saat ini, mantan pacar E
masih memberikan semangat pada
E.
E jarang membahas skoliosis secara
khusus dengan mantan pacarnya,
tetapi E mengeluh tentang keadaan
tubuhnya. Kemudian mantan pacar E
menyuruh E tidur ketika E mengeluh
lelah.
E tidak ingin kontrol atau terapi ke
dokter karena masalah biaya.
Menurut E, lebih baik biaya
digunakan untuk hal lain.
Orang yang paling
berpengaruh adalah
mantan pacar E.
Mantan pacar E memberi
semangat dengan
menerima keluhan E.
Mantan pacar E
mendukung dengan
memberi solusi.
E tidak kontrol ke dokter.
E1
E1
E3
Emotion
focused coping
Emotion
focused coping
Emotion
focused coping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
521
522
523
524
525
526
527
528
529
530
531
532
533
534
535
536
537
538
539
540
541
542
browsing gitu? Enggak hehe males kak kayak
gimana ya mau diapain juga kayak gini tu lho
soalnya kan baca artikel pas dulu itu kan
kayak kemungkinan sembuh banget tu 0%
gitu, paling cuman makin kecil tapi nggak bisa
sembuh banget gitu. Ngelihat yang udah
diterapi sampai pakai brace mahal-mahal
maksudnya brace yang ini lho kak yang baru
yang tekhnologi baru ya itu lah itu kan mahal
banget ya tapi itu nggak begitu sampai
sembuh banget gitu ya udah lah nanti aja
kalau ada duit gitu haha walaupun nanti
udah ada duit umurnya udah segitu haha
terus kalau cewek kan kalau misalnya nanti
hamil gitu tu jadi gimana gitu nggak sih,
cuman dulu sih mamaku pernah cerita
temennya itu ada yang skoliosis juga S gitu
terus dia itu hamil punya anak ya lancar-
lancar aja tu lho. Masalah mungkin ada sih
maksudnya lebih berat dari hamil yang
perempuan biasa cuman tu nggak separah
itu.
E tidak pernah mencari informasi
pengobatan skoliosis karena E
merasa malas. E pernah membaca
artikel yang menjelaskan bahwa
kemungkinan sembuh dari skoliosis
0%. E melihat orang lain yang
menggunakan brace dengan biaya
mahal tetapi tidak bisa sembuh. Hal
tersebut membuat E menunda
melakukan terapi tersebut hingga
ada biaya. E merasa aneh dengan
perempuan yang mengalami
skoliosis karena akan kesulitan
ketika hamil. Tetapi E pernah
mendengar cerita dari mamanya
yang memiliki teman mengalami
skoliosis dan bisa memiliki anak
tanpa hambatan. E mengira ada
masalah pada perempuan yang
mengalami skoliosis ketika hamil
yaitu lebih berat daripada
perempuan normal.
E malas mencari informasi
pengobatan skoliosis
karena yakin tidak akan
sembuh.
E3 Emotion
focused coping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Tabel Analisis Verbatim YL
No. Verbatim Deskripsi Interpretasi Subtema Tema
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Sebelumnya maaf, kalau boleh tau tempat
tanggal lahirnya di? Bajak, 9 Januari 1998
Aslinya dai Bengkulu ya? Iya Bengkulu Berarti
di sini karena kuliah aja jadi tinggal di Jogja?
Iya hee hehe Sekarang usianya berapa ya? 19
Terus sekarang kegiatannya selain kuliah apa?
Nggak ada Cuma kuliah aja Nggak ada kegiatan
lain? Kepanitiaan atau apa? Enggak Dulu
awalnya tau skoliosis gimana sih? Dulu pas ee
SMP kan masih suka pakai baju yang ketat gitu
jadi cuman dilihat kok ada beda ee ya tulangnya
beda terus baru diperiksa ke dokter. Ya udah
pas diperiksa ke dokter rontgen ya itu nyatain
skoliosis. Hmm waktu itu derajatnya berapa?
Masih belum sampai 30 derajat , masih 25an
atau 20 pokoknya masih 20an derajat. Itu siapa
yang inisiatif ke dokter? Aku sendiri sama
orangtua. Waktu itu dokter bilang gimana? Itu
katanya itu tulangnya kela..ada kelainan pada
tulangnya. Itu bisa akibat jatuh atau akibat
duduk atau bawaan lahir. Tapi kalau akibat
jatuh bisa pas baru kena tu sakit tapi pas itu
enggak posisinya nggak sakit. Mungkin itu
kelainan emang kelainan tulangnya atau dari
gen tapi pas udah diteliti dari gen yang
sebelumnya emang nggak ada keturunan
skoliosis. Waktu tahu kamu skoliosis, reaksimu
YL berusia 19 tahun.
Kegiatan YL saat ini hanya kuliah.
Awalnya, YL mengetahui skoliosis
karena mengenakan baju ketat dan
tulang terlihat berbeda, lalu ke dokter,
melakukan rontgen dan dinyatakan
skoliosis dengan kelengkungan sekitar
20 derajat.
YL dan orangtuanya berinisiatif ke
dokter kemudian dokter mengatakan
bahwa terdapat kelainan pada tulang
YL yang bisa disebabkan karena jatuh
atau posisi duduk atau keturunan.
Tetapi YL merasa tidak sakit dan tidak
memiliki riiwayat keturunan skoliosis.
YL terkejut karena tidak memiliki
YL mengetahui skoliosis
dengan kelengkungan
sekitar 20 derajat
setelah ke dokter dan
melakukan rontgen.
Berinisiatif ke dokter.
Dokter memperkirakan
penyebabnya adalah
jatuh atau posisi duduk
atau keturunan.
Penyebab skoliosis yang
dialami YL bukan karena
jatuh atau keturunan.
Reaksi YL ketika tahu
Penyebab
skoliosis
idiopatik
Penyebab
skoliosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
gimana? Ya gimana ya..ya udah gitu aja sih
Kaget atau gimana gitu? Yaaa kaget kok bisa
gitu kan keturunan juga nggak ada, faktor
kecelakaan juga enggak tapi ya kaget kok tiba-
tiba bisa skoliosis Terus gimana lagi? Hmm
Sedih atau marah? Enggak Biasa aja? Heem
heheh Sebelumnya tau tentang skoliosis
nggak? Belum. Pas ke dokter kan baru tau
skoliosis tu ini ini ini ini terus ya browsing-
browsing tentang skoliosis. Setelah tau kalau
mengalami skoliosis gitu, apa yang kamu
lakukan? Ya kalau dulu tu masih kontrol bolak
balik ke dokter kan karena di Bengkulu mungkin
daerahnya juga masih terpencil , kalau buat
yoga kalau buat senam skoliosis itu kan belum
ada. Paling ya dianjurin dari dokter buat senam
ya lihatnya di internet gitu senam skoliosis.
Sampai sekarang masih rutin ke dokter?
Masih. Setiap apa kontrolnya? Biasanya setiap
bulan atau enggak setiap bulan tu dua kali
suntik vitamin tapi akhir-akhir ini udah jarang.
Sejak kuliah ini? Heem. Dokternya di
Bengkulu? Iya Dulu di Bengkulu selalu setiap
bulan kontrol? Hee Setiap bulan itu rontgen
juga? Enggak Cuma konsultasi misalnya apa
keluhan bulan ini tambah sakitnya dimana atau
yang dirasain gimana apa fisiknya tambah
lemah atau gimana makanya disuntik vitamin.
Terus kalau browsing senam gitu Cuma
keturunan mengalami skoliosis dan
tidak kecelakaan tetapi tiba-tiba
skoliosis.
YL tidak merasa sedih atau marah.
Sebelumnya YL tidak mengetahui
tentang skoliosis. Setelah ke dokter, YL
mengetahui skoliosis kemudian
mencari informasi di internet.
Setelah YL mengetahui mengalami
skoliosis, YL sering kontrol ke dokter
dan dokter menganjurkan YL untuk
senam dengan gerakan yang ada di
internet. YL mengatakan bahwa di
Bengkulu masih terpencil sehingga
belum ada yoga atau senam khusus
skoliosis. YL melakukan kontrol dan
suntik vitamin sebanyak satu sampai
dua kali dalam satu bulan. Tetapi
akhir-akhir ini sudah tidak.
Ketika kontrol, YL hanya konsultasi
terkait rasa sakit yang dirasakan di
bagian mana, bagaimana yang
dirasakan, dan apakah fisik bertambah
lemah serta suntik vitamin.
YL mencari informasi tentang senam di
mengalami skoliosis
adalah terkejut.
YL tidak sedih atau
marah.
YL mencari informasi
tentang skoliosis di
internet.
YL kontrol ke dokter.
YL melakukan senam
yang diperoleh dari
internet atas saran
dokter.
YL kontrol dan suntik
vitamin satu-dua kali
setiap bulan.
Ketika kontrol, YL
berkonsultasi dan suntik
vitamin.
Mencari informasi
P1
P2
P1
P2
P2
P1
PFC
PFC
PFC
PFC
Problem
focused
coping
PFC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
sekadar browsing atau dilakukan? Heem
banyak dilakukan biasanya ya sebisanya kalau
enggak sebulan sekali gitu, sebulan dua kali
maksimal Jadi senamnya lihat dari internet ya?
Iya dari youtube. Siapa yang mengarahkan
buat browsing itu? Sebenarnya awalnya sih
sendiri browsing-browsing gitu tapi konsultasi
ke dokter kalau dilakuin kaya gini berbahaya
nggak gitu. Perubahan apa sih yang kamu
rasain setelah mengalami skoliosis itu?
Perubahannya ya dari bentuk ya berubah ya
karena skoliosis semakin hari semakin
lengkungannya itu semakin gede. Terus ya
fisiknya semakin hari ya semakin lemah karena
faktornya pokoknya nggak bisa capek kalau
skoliosis. Terus selain itu apalagi? Enggak sih
Cuma itu doang Lainnya nggak ada lagi? Relasi
mungkin? Enggak. Berarti lebih ke rasa sakit
sama bentuk badan ya? Heem. Sakitnya apa
aja sih? Kalau skoliosis biasanya tu tulangnya
nyeri, ngilu kalau kaya udah kecapekan sesek.
Biasanya kecapekannya tu habis ngapain?
Maksudnya ada kegiatan yang bener-bener
kayak nguras tenaga atau olahraga yang
berlebihan ya capek. Olahraga apa aja yang jadi
terganggu? Tapi kalau saran dari dokter
sebaiknya enggak dilakuin gitu kalau terlalu
capek. Tapi kalau fisiknya memang cukup buat
se..semampunya aja gitu gerakannya Ada terapi
internet kemudian melakukannya satu
sampai dua kali dalam satu bulan.
YL memiliki inisiatif sendiri untuk
mencari informasi senam di internet
kemudian dikonsultasikan dengan
dokter apakah berbahaya atau tidak.
Perubahan yang dirasakan YL yaitu
bentuk tubuh karena lengkungan yang
semakin besar, fisik semakin lemah
karena jika mengalami skoliosis tidak
bisa lelah.
YL menyatakan bahwa tidak ada
masalah berkaitan dengan relasi.
Sakit yang dialami YL yaitu tulang nyeri
dan ngilu. Jika kelelahan, mengalami
sesak nafas.
Kegiatan-kegiatan yang menguras
tenaga atau olahraga yang berlebihan
membuat kelelahan.
Dokter menyarankan sebaiknya tidak
melakukan aktivitas yang membuat
terlalu lelah. Gerakan yang bisa
dilakukan menyesuaikan dengan
kemampuan fisik.
tentang senam di
internet.
Senam satu sampai dua
kali setiap bulan.
Pencarian informasi
karena inisiatif sendiri
kemudian
dikonsultasikan dengan
dokter.
Perubahan bentuk
tubuh dan fisik semakin
lemah.
Tidak ada masalah
relasi.
Tulang nyeri, ngilu,
sesak nafas.
Dokter menyarankan
tidak melakukan
aktivitas berat.
P1
P2
Dampak
fisik
Dampak
fisik
PFC
PFC
Dampak
skoliosis
Dampak
skoliosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
dengan dokter? Iya hee terapi dokter Terapi
sendiri atau setiap kontrol? Setiap kontrol Jadi
terapinya waktu ketemu dokter? Hee
Terapinya ngapain aja? Ya diterapi sama
dokternya yang ya kayak dirileksin aja gitu..apa
sih namanya nggak tahu Lalu kamu mengalami
kesulitan apa aja karena skoliosis ini? Mungkin
karena skoliosis banyak kesulitan buat
aktivitasnya banyak yang terganggu, terbatas
buat aktivitasnya. Ada lainnya lagi? Enggak sih
Terus caramu mengatasi kesulitan itu tadi
gimana? Caranya ya kalau aktivitas terlalu berat
ya nggak dilakuin, yang sebisanya aja yang
sekuatnya aja Pernah sampai sesak nafas itu
karena apa? Akhir-akhir ini sesek nafasnya
karena mungkin lagi banyak tugas lagi banyak
ke kegiatan yang apa yang kaya abis ngecamp
habis itu terus ada beberapa hari yang lalu tu ya
kecelakaan ya bikin sesek jadinya. Terus setelah
sesek gitu gimana? Emm ditangani medis.
Gimana menanganinya? Masuk rumah sakit
opname ya itu menggunakan oksigen. Sampai
pakai oksigen? Iya. Sekarang derajatnya
berapa? Sekarang udah 90 derajat. Kapan
terakhir rontgen? Sebulan yang lalu sih
Dimana? Di UGM. Terus apa kata dokternya?
Iya soalnya karena derajatnya udah 90 derajat
mungkin pokoknya setiap tahun tu skoliosis tu
pasti derajatnya nambah satu derajat kalau
Setiap melakukan kontrol, YL juga
terapi dengan dokter. YL tidak tahu
nama terapinya hanya tahu
diregangkan.
YL mengungkapkan kesulitan yang
dialami adalah banyak aktivitas yang
terganggu dan terbatas karena
skoliosis.
Cara YL mengatasi kesulitannya
dengan cara tidak melakukan aktivitas
berat, melakukan aktivitas sebisa dan
sekuatnya saja.
Akhir-akhir ini YL mengalami sesak
nafas karena banyak tugas, banyak
kegiatan, acara camp, dan kecelakaan.
Ketika mengalami sesak nafas, YL
langsung ditangani medis, opname di
rumah sakit dan menggunakan
oksigen.
Saat ini kelengkungan tulang belakang
YL yaitu 90 derajat.
YL melakukan rontgen terkahir kali
satu bulan yang lalu di UGM. Dokter
mengatakan bahwa derajat
kelengkungan skoliosis YL sudah 90
derajat karena setiap tahun derajat
kelengkungan skoliosis pasti
Ketika kontrol, YL
mengikuti terapi dengan
dokter.
Banyak aktivitas
terganggu dan terbatas.
Tidak melakukan
aktivitas berat.
YL mengalami sesak
nafas.
Ketika sesak nafas,
ditangani oleh medis,
opname, dan
menggunakan oksigen.
Kelengkungan saat ini
90o.
Rontgen terakhir satu
bulan lalu di UGM.
Derajat kelengkungan
P2
Dampak
fisik
P1
Dampak
fisik
P2
Dampak
PFC
Dampak
skoliosis
Problem
focused
coping
Dampak
skoliosis
Problem
focused
coping
Dampak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
nggak salah setiap tahun. Setiap tahunnya
nambah satu derajat jadi itu paru-parunya udah
menyempit jadi buat ngatasinnya ya harus
dioperasi, diberhentikan tulangnya buat
tumbuh. Terus ini udah operasi atau baru
akan? Belum, masih persiapan buat operasi. Oh
tapi udah ada rencana buat operasi? Iya
Januari baru operasi Di mana operasinya? Di
sini di sardjito Jadi pertambahan derajatnya
sejak awal ketahuan udah lumayan ya? Iya
lumayan nambah dari 20 derajatan udah
sekarang udah 90 derajat Lalu senam-senam
yang kamu lakukan yang kamu lihat dari
internet itu ngefek nggak? Ya lebih ngefek sih..
Perubahannya apa setelah kamu senam itu?
Kalau udah senam tu kayak apa ya tulangnya tu
lebih jadi nggak kaku soalnya ini kan kalau
skoliosis tulangnya didiemin sering kaku kayak
susah buat bergerak. Kalau senam kan enggak,
jadi lentur bisa ngikutin gitu. Ada masalah
dengan penampilan? Heem.. Gimana bisa
diceritain nggak? Susah kalau skoliosis tu
mungkin kan karena tulangnya bengkak satu ya,
di posisi satunya semakin gede di posisi satunya
semakin apa sih namanya kecil hee gitu jadi
kalau buat nyari baju apa gitu susah gitu. Terus
gimana kamu mengatasi itu? Ya nyari bajunya
tu yang nggak bisa makai baju yang ketat
soalnya kalau ketat ya susah pokoknya bajunya
bertambah satu derajat sehingga
paru-paru menyempit. Untuk
mengatasinya harus dilakukan operasi
untuk memberhentikan pertumbuhan
tulang. Saat ini YL sedang persiapan
untuk operasi yang akan dilakukan
Bulan Januari di Rumah Sakit dr.
Sardjito.
Kelengkungan tulang belakang YL
awalnya sekitar 20 derajat, saat ini 90
derajat.
Senam yang dilakukan YL memberikan
dampak tulangnya menjadi lebih
lentur karena jika skoliosis tulangnya
hanya didiamkan akan menjadi sering
kaku susah bergerak. Jika melakukan
senam, tulang menjadi lentur.
YL mengalami masalah berkaitan
penampilan karena jika skoliosis, salah
satu tulang bengkak. Salah satu posisi
semakin besar, posisi lainnya semakin
kecil sehingga susah mencari baju.
YL mengatasi kesulitan dengan
mencari baju yang tidak ketat, karena
jika ketat akan menjadi susah, tidak
pas di badan, sehingga mencari yang
bertambah sehingga
paru-paru terhimpit.
YL merencanakan untuk
melakukan operasi.
Senam untuk membuat
tulang lentur.
Penampilan tubuh tidak
seimbang dan susah
mencari pakaian.
Memilih pakaian yang
berukuran lebih besar.
fisik
P1a
P1
Dampak
fisik
P1
skoliosis
Problem
focused
coping
Problem
focused
coping
Dampak
skoliosis
Problem
focused
coping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
yang nggak ngepas di badan, yang rada longgar
biar kesempitan juga. Kamu merasa terganggu
dengan keadaan yang kayak sekarang ini?
Enggak juga sih hehe mungkin karena udah
biasa Pernah ada perasaan malu? Mungkin
dulu pas SMA pernah mungkin karena kalau
SMA masih sering diolok-olok apa gitu ya
pernah sampai drop udah nggak mau sekolah
gitu ya pernah Diolok-olok gimana? Kok ya
pokoknya ya beda dari anak-anak lain karena
skoliosis dari fisik dari...pokoknya dari fisiknya
sih yang beda dari nggak kuat ini itunya kan
Terus perasaanmu gimana? Dulu pernah yang
sampai kaya kepikiran drop ya gitu tapi pada
akhirnya ya udah yang jalanin ya kita ya yang
bangkit ya kita juga yang bisa bangkitin diri kita
sendiri. Bisa diceritain nggak gimana prosesnya
bisa sampai bangkit itu? Ya dulu pokoknya dulu
tu kelas 2 SM..kelas 1 mau naik kelas 2 kan
udah diolok-olok, namanya juga masih belum
bisa mikir jadi ya bener-bener ah males gitu. Ya
sempet berhenti dulu sekolah di sekolah itu
sampai ya udah berhenti dulu. Masih ini ikutin
terapi-terapi, masuk ke psikolog soalnya kan
kalau udah di kayak gitu kan mbak psikisnya
kena kan buat anak-anak. Ya udah dari situ sih
banyak temen-temen yang temen akrab yang
dateng ke rumah yang kayak nyemangatin lagi.
Ya di balik kekurangan orang tu pasti ada
berukuran lebih besar supaya tidak
sempit.
Sekarang tidak terganggu dengan
keadaan skoliosis karena sudah biasa.
Ketika SMA YL pernah merasa malu
karena diolok-olok sampai kondisi
menurun dan tidak mau bersekolah.
YL diolok-olok temannya karena
berbeda dari anak-anak lainnya,
terutama bagian fisik.
YL memikirkan olokan temannya
sampai kondisinya menurun hingga
pada akhirnya merasa yang
menjalankan diri sendiri, yang bangkit
juga diri sendiri, hanya diri sendiri
yang bisa membuat bangkit.
Ketika kelas 1 akan naik kelas 2 SMA,
YL diolok-olok temannya. YL
beranggapan masih belum bisa
berpikir sehingga ia malas. YL sempat
berhenti bersekolah. Selama tidak
bersekolah, YL mengikuti terapi dan ke
psikolog karena jika sudah diolok-olok,
YL merasa psikisnya terkena masalah.
Setelah itu banyak teman akrab yang
datang ke rumah YL memberi
semangat. Di balik kekurangan
seseorang pasti ada kelebihan. YL
Menerima keadaan
dengan merasa tidak
terganggu karena
skoliosis.
Merasa malu karena
bentuk fisik tidak
normal.
Tidak mau bersekolah
selama satu tahun
karena diolok-olok.
Diri sendiri yang bisa
bangkit.
Terapi dan ke psikolog
untuk mengatasi
masalah psikis.
Teman memberi
dukungan dengan
mengunjungi YL.
Melihat sisi positif
E7
Dampak
psikologis
E2
Internal
locus of
control
P2
SS teman
E5
Emotion
focused
coping
Dampak
skoliosis
Emotion
focused
coping
Sumber
koping
PFC
sumber
koping
Emotion
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
kelebihannya ya pokoknya yang bisa bangkit ya
diri kita sendiri kalau kita terpuruk ya nggak
bakal bisa bangkit. Ya udah dan akhirnya ya
sekolah lagi. Berapa lama berhenti dari sekolah
itu? 1 tahun, sebenarnya satu semester sih
mbak tapi kan nunggu dulu jadi setahun.
Menurutmu, siapa aja sih yang berperan
selama prosesmu menghadapi skoliosis itu?
Orangtua kan ke dokter itu terus orangtua tu ya
bantu kalau misalnya kayak lagi senam tu ya
ngarah-ngarahin, soalnya senamnya tu ya juga
lumayan besar. Ya yang kayak gitu sih. Terus ya
temen-temen yang kayak nyemangatin gitu ya
gimana gitu. Selain itu? Ya udah sih itu aja
Gimana awalnya peran mereka bisa
mendukung kamu? Ya mereka tahu sendiri sih
soalnya aku nggak pernah cerita sama siapapun
kalau misalnya aku sakit Kenapa nggak cerita?
Ya kalau bagi saya ya dari dulu, kalau saya cerita
ke orang kalau saya sakit kalau saya ngerasa
sakit ya tambah sakit. Tapi kalau saya nggap
saya orang biasa, saya orang normal ya saya
bisa jalanin ya udah kaya biasa kaya orang
normal. Dukungan dari keluarga dan teman-
temanmu tu berpengaruh buat kamu nggak?
Iya bagiku sih sangat berpengaruh karena kayak
anak yang punya kelainan tu butuh semangat
gitu jadi tu butuh banyak dukungan lah gitu jadi
kalau banyak yang ngeyakinin dia kalau dia itu
menganggap yang bisa bangkit adalah
diri sendiri, jika terpuruk maka tidak
bisa bangkit. Akhirnya YL bersekolah
kembali setelah berhenti selama satu
tahun.
Menurut YL, yang berperan selama
proses YL menghadapi skoliosis adalah
orangtua yang membawa YL ke dokter
dan membantu YL mengarahkan
gerakan ketika senam. Kemudian
teman-teman YL juga memberi
semangat. Orang-orang yang
mendukung YL memberi dukungan
karena mereka tahu sendiri, YL tidak
pernah bercerita pada siapapun
bahwa dia sakit karena menurut YL
jika bercerita pada orang lain bahwa ia
sakit maka akan merasa tambah sakit.
Tapi jika YL menganggap dirinya orang
biasa, orang normal maka YL bisa
menjalankan hidupnya seperti orang
biasa yang normal. Dukungan dari
keluarga dan teman-teman YL sangat
berpengaruh karena menurut YL, anak
yang memiliki kelainan membutuhkan
semangat sehingga membutuhkan
banyak dukungan. Jika banyak yang
meyakinkan penderita bahwa
bahwa ada kelebihan di
balik kekurangan.
Diri sendiri yang bisa
bangkit.
Orangtua membawa ke
dokter dan
mengarahkan gerakan
senam.
Teman-teman memberi
semangat.
YL menganggap dirinya
sebagai orang normal.
Dukungan orang sekitar
sangat berpengaruh.
Internal
locus of
control
SS ortu
SS teman
E7
SS
focused
coping
Sumber
koping
Sumber
koping
Sumber
koping
EFC
Sumber
koping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
nggak sakit ya dia tu bisa kaya temen-temennya
tu bisa bawa energi positif. Kalau dia banyak
pikiran, kalau skoliosis tu kalau banyak pikiran
bisa bikin dia drop karena nggak bisa banyak
mikir, nggak bisa banyak beban. Kalau temen-
temennya pada tahu atau tahu kelemahannya
dia terus dia bantu buat dia nghilangin lah
bebannya jadi dia tu ngerasa ya udah kayak
anak biasa Kamu awalnya menerima atau
menolak sih dengan keadaan skoliosis ini?
Kalau aku sih dari awal ya udah tahu sakit iya
sakit tapi nggak pernah mau dengar penjelasan
tentang apapun penyakit dari dokter atau dari
orangtua. Ya udah kalau sakit ya udah,
waktunya buat check up ya check up, waktunya
buat kalau misalnya lagi drop waktunya buat
opname ke rumah sakit ya ke rumah sakit. Tapi
aku nggak pernah tau sejauh mana sakitnya,
terus nanti akibatnya ke depannya bakal
gimana aku nggak pernah mau tahu. Browsing
juga jarang buat kayak gitu. Karena buat aku ya
udah kok aku baik-baik aja masih bisa buat
jalanin hari tu ya udah gitu. Pernah merasa
putus asa? Kalau buat putus asa banget sih
enggak tapi pernah ngrasa yang kayak udah
capek gitu. Capek kayak kok check up terus,
minum obat konsumsi obat terus kan capek.
Ada yang masa ada kan jenuh gitu. Tapi kalau
aku mau ngeluh juga mikir orangtuaku juga
penderita tidak sakit, maka teman-
teman itu bisa membawa energi
positif. Menurut YL, penderita skoliosis
yang memiliki banyak pikiran maka
kondisinya akan menurun, karena
tidak bisa banyak berpikir, tidak bisa
banyak beban. Jika teman-temannya
tahu lalu membantu menghilangkan
beban maka penderita merasa seperti
anak biasa. Setelah YL mengetahui
bahwa mengalami skoliosis, ia tidak
mau mendengar penjelasan apapun
tentang skoliosis dari dokter maupun
orangtua. YL mengatakan bahwa ia
akan check up atau opname jika
memang harus dilakukan. YL tidak
pernah mau tahu tentang penyakit
dan akibatnya di masa depan. YL pun
jarang mencari informasi karena
selama ia merasa bisa menjalankan
aktivitas, penyakitnya tidak menjadi
masalah.
YL merasa tidak pernah putus asa
tetapi pernah merasa lelah atau jenuh
ketika harus check up dan
mengonsumsi obat terus menerus. YL
berusaha tidak mengeluh karena
berpikir bahwa orangtuanya memiliki
beban lebih berat. YL cenderung
Teman-teman
membawa energi
positif.
Teman-teman
menghilangkan beban.
Tidak peduli terhadap
skoliosis dan akibatnya
di masa depan tetapi
tetap melakukan
pengobatan.
Jarang mencari
informasi.
Tidak masalah selama
bisa beraktivitas.
Mengambil sisi positif
dengan tidak mengeluh
karena menyadari
SS teman
SS teman
E7
E5
E5
Sumber
koping
Sumber
koping
Emotion
focused
coping
EFC
Emotion
focused
coping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
mesti lebih berat dari aku jadi ya udah jalanin
aja. Cenderung ambil positifnya aja. Ketika
kamu bangkit dari keterpurukan tadi, merasa
ada perubahan? Ehmm kalau pas lagi
terpuruknya sih malah tambah down artinya
mungkin karena banyak kegiatan, terlalu
masukin ke hati apa yang orang bilang jadi kan
kepikiran-kepikiran jadi down itu bolak-balik ke
rumah sakit opname terus. Tapi dari situ yang
pas bangkit ya udah aku anggap ya udah aku
jadi kayak lebih kayak manusia biasa yang kaya
orang biasa terdapat kekurangan ya aku jadi
biasa aja kaya apa ya ngejalanin hari-hariku
kaya anak biasa nggak pernah ngeluh jadi kalau
pas sakit ya udah mungkin emang ngejalanin
kayak gini tu sakit bukan karena skoliosisnya.
Jadi nggak kebawa beban gitu ya udah. Kamu
nggak ada masalah dalam relasi? Paling ya
temen pas SMA yang tadi aku bilang itu emang
dari mungkin dari 100% mungkin Cuma 15-20%
sih yang kayak gitu yang dulu. Tapi kalau
sekarang kalau udah kuliah sih enggak.
Aktivitas sehari-hari sekarang berarti biasa
aja? Bisa Sampai sekarang masih senam juga?
Sekarang udah jarang haha udah capek aja lagi
masa males gitu Terus udah nggak senam gitu
gimana rasanya? Sakit? Enggak sih paling kalau
udah capek ya udah itu kayak tulangnya apa sih
mbak yang nggak bisa gerak tu kaku gitu. Nanti
mengambil sisi positif dari
masalahnya.
Ketika terpuruk, YL merasa kondisinya
semakin menurun. Saat banyak
kegiatan, YL mengaku terlalu
menganggap perkataan orang lain
yang membuat kondisinya semakin
menurun dan harus ke rumah sakit.
Ketika bangkit, YL menganggap dirinya
adalah manusia biasa yang memiliki
kekurangan sehingga menjalankan
aktivitas dengan normal, tidak pernah
mengeluh dan menerima sakit yang
dirasakan supaya tidak menjadi beban.
Masalah relasi yang dialami YL yaitu
ketika SMA seperti yang sudah
diceritakan sebelumnya. Hanya sekitar
15-20% dari teman-temannya yang
mengolok-olok. Saat kuliah ini sudah
tidak ada teman yang mengolok-olok.
Saat ini YL bisa menjalankan aktivitas
seperti biasa dan sudah jarang
melakukan senam karena lelah dan
sedang berada dalam masa malas.
Ketika tidak melakukan senam, YL
tidak merasa sakit. Tetapi jika lelah YL
merasa tulangnya tidak bisa bergerak.
beban orangtua lebih
berat.
Ketika lelah menjadi
lebih sensitif dengan
perkataan orang lain.
Menganggap diri
sebagai manusia biasa
memiliki kekurangan.
Tidak mengeluh dan
menerima sakit supaya
tidak menjadi beban.
Masalah dalam relasi
hanya terjadi ketika
SMA dengan sebagian
kecil temannya
Saat ini jarang senam.
Ketika tulang terasa
E2
E5
E7
Dampak
psikis
E3
P1
Emotion
focused
coping
Emotion
focused
coping
EFC
Dampak
skoliosis
Emotion
focused
coping
Problem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280
281
282
283
284
285
286
287
288
kalau pas kaku gitu kalau udah istirahat ya udah
balik kaya awal lagi. Kamu merasa tertekan
dengan skoliosis? Ada saatnya tertekan tapi
seringnya sih ya udah aku jadi jalanin aja jadi
nggak terlalu dipikirin Ada saaatnya itu saat
apa? Ya kaya lagi ada masalah apa kan jadi
banyak pikirannya kesitu mungkin karena ini
kali ya karena skoliosis apa gitu terungkit kaya
lebay aja sih mbak sambung menyambung juga
Terus kamu memandang skoliosis itu gimana?
Nggak beban juga sih, ya udah udah dipikirin
kaya gitu ya udah enggak lupain aja gitu
bingung juga sih Setelah tau skoliosis, kamu
lebih banyak beribadah gitu nggak? Ya biasa
aja sih mbak. Ya berdoa ya kaya biasa kalau
lebih intens nggak juga sih Kamu punya
harapan apa sih ke depannya? Harapannya sih
yang ya udah kalau bisa jalanin hari kaya orang
biasa aja gitu Oiya tindakan operasi itu saran
dokter? Iya yang di UGM itu. Waktu kamu
periksa ke UGM itu inisiatif siapa? Gimana
ceritanya? Kemarin kan karena udah diopname
berapa hari di hidayatullah terus udah rontgen
di hidayatullah terus kan ada dokter dari UGM
praktek di sana spesialis tulang belakang. Jadi
dari hasil rontgennya memang ee tulangnya kan
emang bener-bener udah miring terus
tulangnya udah menyempitkan paru-paru jadi
itu emang bahaya banget. Terus itu tulang
YL mengatasi hal tersebut dengan
istirahat.
YL merasa ada saatnya ia merasa
tertekan karena skoliosis, tetapi lebih
sering tidak memikirkannya.
YL merasa tertekan ketika sedang
memiliki masalah yang membuat
banyak pikiran hingga menyambung
ke skoliosis.
YL tidak memandang skoliosis sebagai
beban dan melupakannya.
YL merasa tidak ada perubahan dalam
hal beribadah setelah mengalami
skoliosis.
YL berharap bisa menjalankan aktivitas
seperti orang biasa.
YL akan melakukan operasi karena
saran dari dokter.
Beberapa waktu lalu, YL mengalami
sesak nafas kemudian opname selama
beberapa hari di rumah sakit. Ketika
opname, YL melakukan rontgen
kemudian diperiksa oleh dokter
spesialis tulang belakang. Hasil
rontgen menunjukkan bahwa tulang
YL sudah sangat miring dan
sakit kemudian istirahat.
YL cenderung tidak
memikirkan
skoliosisnya.
YL mengungkit skoliosis
ketika memiliki masalah.
Melupakan skoliosis dan
tidak menganggap
sebagai beban
Berharap menjadi orang
yang normal.
Tulang belakang sangat
miring, menghimpit
E7
E2
E10
Dampak
fisik
focused
coping
Emotion
focused
coping
Emotion
focused
coping
Emotion
focused
coping
Dampak
skoliosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
289
290
291
292
293
294
295
296
297
298
299
300
301
302
303
304
305
306
307
308
309
310
311
312
313
314
315
316
317
lehernya udah mulai turun jadi kalau tulangnya
udah pada turun sama menyempit ke paru-paru
takutnya bahaya makanya sekarang sering
sesek. Nanti takutnya udah kalau paru-paru
sama jantungnya udah kehimpit kan susah.
Opname itu karena sesek? Iya karena sesek
terus dibawa ke rumah sakit. Harapanmu
setelah operasi apa? Kepengennya sih ya yang
nggak suka kumat-kumat lagi kaya nggak nyeri-
nyeri lagi, nggak sesek. Tanggapan orangtua
ketika tahu kamu harus operasi gimana? Ya
sebenarnya takut tapi ya kalau ngambil resiko
kalau nggak ngelakuinnya juga gede ya udah
lebih baik buat kebaikan sih. Kamu punya
kekhawatiran di masa depan berkaitan dengan
skoliosis? Iya soalnya kata dokter itu kata
dokter kemungkinan besar kalau wanita
skoliosis nggak bisa melahirkan, bukan nggak
bisa hamil sih cuman pas itu kan kalau hamil
kan itu bikin orang normal aja sesek apalagi
yang menderita skoliosis. Terus buat proses
kelahirannya juga nggak bisa normal. Terus
gimana caramu mengatasi kekawatiran itu?
Tapi ada sih beberapa penderita skoliosis kata
temenku ada yang bener-bener nggak kuat eh
kalau yang pas hamil dia cesar tapi ada juga
yang kuat buat normal ada. Tergantung kuatnya
dianya sih kaya kuat ngadapinnya gimana. Kalau
dianya terpuruk ya skoliosisnya ngikutin dia lah,
mempengaruhi paru-paru sehingga
berbahaya. Tulang leher YL juga
menurun. YL menceritakan bahwa jika
paru-paru dan jantung terhimpit maka
akan berbahaya.
YL berharap setelah operasi tidak
merasakan nyeri dan sesak nafas lagi.
Tanggapan orangtua YL ketika
mengetahui bahwa YL harus
melakukan operasi sebenarnya takut
tetapi tidak ingin mengambil resiko
lebih besar jika tidak operasi maka
pasrah untuk kebaikan.
YL memiliki kekawatiran di masa
depan berkaitan dengan skoliosis.
Dokter mengatakan bahwa wanita
yang mengalami skoliosis, besar
kemungkinan tidak bisa melahirkan.
Wanita skoliosis bisa hamil, tetapi
akan menjadi lebih berat berkaitan
dengan nafas. Proses kelahiran tidak
bisa dilakukan secara normal. Tetapi
ada beberapa penderita skoliosis yang
melahirkan secara cesar karena tidak
kuat, bahkan ada juga yang masih kuat
melahirkan secara normal bergantung
pada kekuatan individu. Jika penderita
paru-paru dan jantung
sehingga berbahaya.
Berharap tidak nyeri dan
sesak nafas.
Orangtua YL pasrah
karena tidak ingin
mengambil resiko lebih
besar.
YL kawatir tidak bisa
melahirkan dengan
lancar.
YL percaya bahwa
kekuatan individu
SS ortu
E5
Sumber
koping
Emotion
focused
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
318
319
320
321
322
323
324
325
326
327
328
329
330
331
332
333
334
335
336
337
338
339
340
341
342
343
344
345
346
tergantung pembawaan kita juga. Jadi ya
tergantung kita lah kuat atau enggak Terus ada
kekawatiran lain? Paling kalau skoliosis kan
semakin hari semakin besar terus ya
kekawatirannya kaya di sesak. Kalau
skoliosisnya paling masalah pernafasan ya buat
hidup mati kita lah. Tapi aku jadi punya teman
hidup, oksigen kemana-mana hahaha di kos
oksigen, ngampus bawa oksigen. Akhir-akhir ini
kan bawa oksigen siapa tahu tiba-tiba sesak
soalnya lagi suka sesak baru sebulan
belakangan. Temen-temenmu gimana
tanggapannya pas tahu kamu sesak nafas terus
jadi ada oksigen? Biasa aja sih mbak, ya udah
kalau sesek ya pakai oksigen sendiri ya udah
gitu-gitu.
Apa sih yang dilakukan temen-temenmu yang
menujukkan kalau mereka mendukung kamu?
Menurut saya, temen-temen mendukung ee
dalam hal yang kaya mereka juga nggak
nganggep kalau saya cacat, mereka juga nggak
nganggep kalau saya itu beda. Bagi mereka ya
saya sama sama kaya mereka bisa beraktivitas
yang misalnya saya sakit, mereka bantu
ngejagain, mereka bantu buat ke dokter, terus
ngedukung terus temen-temen juga suka ngasih
motivasi gitu nggak boleh patah semangat,
harus terus berjuang, pokoknya harus sembuh
gitu. Teman-teman memberi energi positif tu
skoliosis terpuruk maka skoliosisnya
akan mengikuti.
Kekawatiran yang lain yaitu jika
skoliosis semakin besar
kelengkungannya maka akan
membuat semakin sesak nafas. YL
mengungakapkan bahwa sesak nafas
membuatnya memiliki oksigen sebagai
teman hidupnya. Akhir-akhir ini YL
selalu membawa oksigen untuk
mengantisipasi jika tiba-tiba
mengalami sesak nafas.
Ketika sesak nafas, YL mengatasinya
dengan memasang oksigen sendiri
tanpa bantuan teman atau orang lain.
Teman-teman YL mendukung dengan
cara menganggap YL sebagai orang
yang normal dan sama seperti yang
lain yang bisa beraktivitas seperti
biasa. Teman-teman YL menemani YL
ketika sakit, mengantar YL ke dokter,
dan suka memberi motivasi supaya YL
tidak patah semangat dan harus
sembuh.
Teman-teman YL membuat YL merasa
berbeda.
YL kawatir mengalami
sesak nafas semakin
parah.
YL memiliki oksigen
sebagai teman hidup.
Membawa oksigen
untuk mengantisipasi
sesak nafas.
Teman-teman
menganggap YL normal,
tidak membedakan,
menemani YL ketika
sakit, mengantar ke
dokter, dan memberi
motivasi untuk sembuh.
Teman-teman membuat
E7
P1
SS
SS
coping
Emotion
focused
coping
Problem
focused
coping
Sumber
koping
Sumber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
347
348
349
350
351
352
353
354
355
356
357
358
359
360
361
362
363
364
365
366
367
368
369
370
371
372
373
374
375
kaya gimana sih? Ya temen-temen saya bikin
saya nyaman, temen-temen bikin saya senang
dan itu bener-bener bawa energi positif dalam
hal apapun. Karena bagi saya kalau saya senang
saya nggak ngerasa apapun sakit yang saya
rasain. Pokoknya temen-temen ya bener-bener
energi positif lah di hidup saya. Buat saya
sembuh tu bener-bener mereka tu ada di
belakang saya terus lah gitu mbak. Kamu
pernah nggak sih melakukan hal-hal untuk
mengalihkan perhatianmu? Enggak mbak
soalnya fisikku emang bener-bener lemah,
kalau aku melakukan kegiatan-kegiatan gitu
malah bisa bikin aku tambah down. Soalnya
kalau capek dikit udah skoliosisnya kambuh
gitu. Sekarang kamu menerima keadaan ini
nggak?contoh tindakanmu yang menunjukkan
itu apa? Kalau menolak enggak, kalau
menerima ya menerima lah dan aku bersyukur
apapun yang dikasih sama Allah sama aku.
Selagi Allah ngasih sama aku berarti Allah tahu
kan aku kuat buat ngejalanin semuanya. Tapi
kadang kalau lagi capek ya kadang pengen
nyerah tapi nggak pernah sih sampai bener-
bener nyerah gitu ya enggak. Lalu dari sekian
yang udah kamu lakukan, yang mana yang
paling membawa pengaruh buat kamu? Ya
cara yang ya udah lupain seolah-olah nggak ada
sakit apa-apa seolah-olah semua baik-baik aja,
nyaman dan senang sehingga YL
merasa mendapat energi positif di
hidupnya dari teman-teman. Ketika
merasa senang, YL tidak merasa sakit.
Teman-teman YL selalu mendampingi
YL supaya sembuh.
YL merasa tidak pernah melakukan
kegiatan untuk mengalihkan
perhatiannya dari skoliosis karena YL
merasa fisiknya lemah dan kegiatan
yang melelahkan bisa membuat YL
menjadi down.
YL menerima keadaan dengan
bersyukur atas pemberian Tuhan. YL
menganggap bahwa Tuhan memberi
skoliosis karena YL kuat. Tetapi ketika
sedang lelah, YL terkadang ingin
menyerah tetapi akhirnya tetap tidak
menyerah.
Cara yang paling berpengaruh untuk
YL yaitu dengan menganggap bahwa
dirinya baik-baik saja dan masih bisa
melakukan aktivitas bersama teman-
YL merasa nyaman dan
senang dengan
mendampingi YL supaya
sembuh.
YL menerima keadaan
dengan bersyukur pada
Tuhan.
Cara yang paling
berpengaruh adalah
menganggap bahwa
dirinya baik-baik saja
E7
E10
koping
Emotion
focused
coping
Emotion
focused
coping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
376
377
378
379
380
381
382
main sama temen, cerita hal yang
menyenangkan sama temen terus berbagi hal
yang membahagiakan sama keluarga dan itu
bagiku bener-bener yang menenangkan dan itu
membantu buat aku tenang, membantu buat
aku bangkit lah dari terpuruknya aku ngadepin
skoliosis.
temannya, berbagi kebahagiaan
dengan keluarga dan melakukan hal
menyenangkan lain yang dapat
membuat YL tenang dan bangkit dari
terpuruknya dalam menghadapi
skoliosis.
supaya tenang dan
bangkit dari
keterpurukan dalam
menghadapi skoliosis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
Tabel Analisis Verbatim EE
No. Verbatim Deskripsi Interpretasi Subtema Tema
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Dulu awalnya tahu skoliosis itu gimana? Itu
kan mau pergi terus pakai baju yang bahannya
sifon terus ibu itu lihat kok punggungnya kok
beda. Terus kan saudara saya kan bidan, terus
ditanyain ini kok punggungnya beda kenapa, ini
mungkin skoliosis. Terus habis itu disaranin ke
orthopedi sebenernya udah langsung ke
orthopedi tapi kan jauh, terus ada dokter
khusus tulang di Ungaran dr. timotius nah itu
akhirnya diperiksa ke sana. Terus dirontgen itu
derajatnya udah 45 kayaknya apa 40 berapa
gitu terus suruh pakai brace. Nah itu
pembuatan brace nya itu di Jogja di rehabilitasi
Yakkum ya itu terus sebulan sekali itu kesana
terapi. Terus mbentuknya itu kan nggak sekali
jadi to mbak, nah itu beberapa kali ke sana.
Terus kan aku kan nggak nyaman ya mbak pakai
kayak gitu. Itu kan harusnya pakainya 22 jam
setiap hari kecuali mandi itu, tapi itu nggak
takpakai seterusnya kan nggak enak rasanya tu
panas terus akhirnya nambah kelas X itu baru
kelihatan lagi itu kok kayaknya nambah. Kalau
dibawa ke dr. timotius lagi pasti penangannya
kayak gitu lagi. Terus akhirnya periksanya ke
rumah sakit orthopedi nah itu di sana terus
dicek, dirontgen itu udah sampai 70an. Nah
prosedurnya kalau lebih dari 50 kan harus
Awal EE mulai menyadari skoliosi
ketika mengenakan baju berbahan
tipis, kemudian ibunya melihat
pungung EE berbeda. Kemudian EE
bertanya pada saudaranya yang
berprofesi sebagai bidan. Saudaranya
menduga bahwa EE mengalami
skoliosis kemudian menyarankan EE
untuk ke dokter orthopedi. Lalu EE
periksa ke dokter tulang terdekat dan
melakukan rontgen. Hasil rontgen
menunjukkan EE mengalami skoliosis
sehingga dokter menyarankan EE
menggunakan brace yang dibuat di
Jogja. Kemudian EE melakukan terapi
dan pembuatan brace di Jogja. EE
merasa tidak nyaman kemudian tidak
menggunakan brace lagi. Ketika kelas
X, EE merasa lengkungan skoliosisnya
bertambah. Kemudian EE
memeriksakan dirinya ke dokter
orthopedi di Solo. Ketika periksa di
Solo, derajat lengkungan skoliosis EE
mencapai 76 derajat. EE disarankan
untuk melakukan operasi. EE merasa
tidak siap dengan operasi yang akan
dilakukan karena jadwalnya berubah
Dokter menyarankan
penggunaan brace.
EE terapi dan membuat
brace.
EE tidak nyaman
sehingga tidak
menggunakan brace lagi.
EE periksa ke dokter
berbeda.
EE disarankan melakukan
operasi.
P2
P2
E3
P2
P2
PFC
PFC
EFC
PFC
PFC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
operasi nah beberapa kali check up terus tanda
tangan, ada jadwal operasinya terus itu
operasinya harusnya Januari tapi mendadak
sampai Bulan Juli awal masuk itu ditelpon
sorenya, paginya harus sampai sana langsung
operasi aduuhhh rasanya nggak siap gitu lho
mbak kan gambarannya tu masih Januari terus
itu masih Bulan Juli kan jauh banget to mbak
terus langsung operasi gitu. Waktu kontrol di
Yakkum itu umur berapa? Kelas 2 SMP Berapa
kali kontrol? Hampir 3 bulan, 3 bulan itu hampir
2 minggu sekali ke Jogja. Jadi kan
pembuatannya, nanti diukur dulu terus minggu
depannya lagi ke sana udah cocok apa belum,
kalau belum cocok diperbaiki lagi. Terus minggu
depan lagi ke sana lagi kalau udah cocok baru
dibawa pulang. Kira-kira ya 5 kali. Terus habis
itu ke sana lagi? Enggak lagi. Kalau yang ke dr.
timotius berapa kali? Dua kalau enggak tiga
kali. Sampai sekarang masih kontrol? Yang
terakhir itu bulan Juli kemarin itu kan pas satu
tahunnya kan mbak, sebenernya tu nggak ada
keluhan tapi kan dicek lagi. Kan terakhir habis
operasi itu 30 derajat, terus kemarin dicek itu
udah 25. Kan sering berenang gitu to mbak, nah
renangnya itu katanya mbantu biar emang
stucknya itu Cuma sampai 30 tapi kalau renang
terus kan lentur nanti jadinya bisa kembali gitu.
Kontrolnya berarti setelah operasi setiap apa?
menjadi lebih cepat.
EE melakukan kontrol di Jogja ketika
kelas dua SMP selama tiga bulan
sebanyak kurang lebih lima kali
kontrol untuk pembuatan brace.
Setelah itu, EE tidak kembali ke Jogja
lagi untuk kontrol.
EE kontrol di dokter terdekat
sebanyak dua sampai tiga kali.
EE melakukan kontrol terakhir Bulan
Juli yang lalu. EE tidak memiliki
keluhan setelah operasi, hanya
memeriksa kembali derajat
lengkungan skoliosisnya. EE sering
berenang untuk melenturkan tulang
dan mengurangi derajat lengkungan
skoliosisnya.
Kontrol sebanyak kurang
lebih lima kali untuk
terapi dan pembuatan
brace.
EE tidak kembali kontrol.
EE kontrol sebanyak dua
sampai tiga kali.
EE berenang untuk
melenturkan dan
mengurangi
kelengkungan.
P2
E3
P2
P1
PFC
EFC
PFC
PFC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
Itu habis operasi terus pulang, terus habis itu
tiga hari setelahnya, terus satu bulan, dua
bulan, sampai tiga bulan. Tiga bulan itu kan
masih pakai brace, pas tiga bulannya lepas
brace itu sama kontrol, terus habis tiga bulan,
satu tahun kemarin itu. Itu yang di Solo ya,
berarti yang di Yakkum sama dr. tim udah
enggak? Udah enggak. Perasaanmu pas tahu
skoliosis gimana? Gimana ya mbak mmm
rasanya tu kok kenanya tu skoliosis gitu lho
mbak, kan katanya kalau skoliosis udah nggak
bisa sembuh total. Terus rasanya tu ya
sebenernya agak malu soalnya kan badannya tu
jadi aneh gitu to mbak, jadi nggak proporsional.
Kalau dari belakang itu kok punggungnya
kelihatan nonjol. Terus kalau sama temennya
yang di belakangnya kan mesti kelihatan, terus
tubuhnya kayaknya jadi jonjing gitu lho mbak.
Tapi untungnya kalau aku ininya nggak gini
(bahunya tidak miring/tinggi sebelah), kan ada
yang kalau skoliosis gini(bahu miring). Tapi
kalau ini bahunya tu nggak jonjing, kan
skoliosisnya aku tu yang di atas jadi yang di
sini(punggung atas) nggak yang di bawah. Terus
apa lagi yang kamu rasain? Kayaknya tu yang
kena skoliosis tu kan kayak langka to mbak
kayak gitu kayak aku sendiri gitu, di sekolahan
tu nggak ada kan, kayak aku sendiri. Ternyata
pas aku ke Solo tu baru tahu kalau ternyata
Setelah operasi, EE melakukan
kontrol sebanyak kurang lebih empat
kali.
Setelah mengetahui dirinya
mengalami skoliosis, EE bertanya-
tanya mengapa mengalami skoliosis
yang tidak bisa sembuh total. EE
merasa malu karena bentuk
tubuhnya menjadi aneh, tidak
proporsional, punggungnya
menonjol. Punggung yang menonjol
dapat terlihat oleh teman EE yang
duduk di belakangnya. EE merasa
tubuhnya tidak sama tinggi.
Bahu EE sama tinggi, tidak miring
seperti penderita skoliosis lainnya.
EE merasa hanya dirinya sendiri yang
mengalami skoliosis, karena di
sekolah tidak ada teman lain yang
mengalami hal sama. Setelah periksa
di Solo, EE menemukan teman yang
Setelah operasi, EE
kontrol sebanyak empat
kali.
EE tidak menerima
keadaan mengalami
skoliosis dengan
bertanya-tanya mengapa
mengalami skoliosis.
EE merasa malu karena
bentuk tubuh tidak
proporsional.
Punggung menonjol dan
tubuh EE tidak sama
tinggi.
EE merasa mengalami
skoliosis sendiri.
EE menemukan teman
penderita skoliosis dan
P2
E6
Dampak
psikis
Dampak
fisik
Dampak
psikis
E1
PFC
EFC
Dampak
skoliosis
Dampak
skoliosis
Dampak
skoliosis
EFC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
yang skoliosis tu banyak, dan rata-rata tu cewek
semua. Kalau yang pas di Ungarang tu nggak
lihat yang skoliosis gitu, banyaknya tu di Solo.
Jadi ada temennya tu kayaknya lega. Terus pas
tahu ada temennya gimana? Itu kan mbak-
mbak gitu aku minta nomernya terus tanya-
tanya keluhannya tu gimana, dia kan juga habis
operasi keluhannya tu gimana, rasanya terus
habis itu efeknya gimana. Ternyata efeknya tu
kalau dingin tu nyeri, terus kalau aktivitas tu
nggak boleh yang berat-berat, nggak boleh
angkat-angkat. Disaranin tu kalau tidur,
tidurnya jangan miring-miring padahal kan
sukanya miring-miring polah gitu. Perubahan
apa sih yang kamu rasain setelah skoliosis?
Kalau pertamanya pas awal-awal emang nggak
sakit kan nggak tahu to mbak. Terus lama
kelamaan tu kalau buat berdiri, sininya
(diafragma kiri) tu sakit kayak ditusuk gitu.
Terus ternyata itu katanya dokter yang di Solo,
kalau nggak operasi paru-parunya bisa ketusuk
tulangnya itu soalnya kan tulangnya kan geser
jadi ngrubah semua jadinya memang harus
operasi. Kalau nggak operasi nanti paru-parunya
bisa ketusuk tulang. Makanya pas mau operasi
itu kan tes nafas, nah harusnya itu kan bisa
maksimal kok aku nggak bisa maksimal tu
berarti kan ada yang salah. Nah ternyata tu
salahnya karena skoliosis itu. Terus apalagi?
sama-sama mengalami skoliosis
sehingga membuat EE lega.
EE berkenalan dengan pasien lain dan
bertanya-tanya tentang operasi
skoliosis. Efek dari operasi adalah
nyeri ketika dingin, tidak boleh
melakukan aktivitas berat, tidak
boleh mengangkat beban, dan posisi
tidur harus selalu lurus.
Perubahan yang dialami EE adalah
semakin lama EE merasa sakit pada
diafragma kiri ketika berdiri dalam
waktu yang lama. Dokter mengatakan
bahwa paru-paru EE bisa tertusuk
tulangnya sendiri jika tidak dilakukan
operasi. Ketika tes nafas, EE tidak
dapat bernafas dengan maksimal
karena ada sesuatu yang salah yaitu
skoliosis.
membuat EE lega.
EE mencari informasi
melalui teman penderita
skoliosis tentang operasi
dan dampaknya.
EE merasa sakit pada
bagian diafragma ketika
berdiri lama.
Paru-paru EE bisa saja
tertusuk jika tidak
dilakukan operasi.
Nafas EE tidak maksimal.
P1
Dampak
fisik
Dampak
fisik
Dampak
fisik
PFC
Dampak
skoliosis
Dampak
skoliosis
Dampak
skoliosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
Aku tu ngrasanya tu area muka tu jadi beda
mbak. Kalau senyum tu kan ininya (otot sekitar
mulut kanan dan kiri) harusnya gini (terangkat)
semua ya mbak, tapi tu yang kanan tu jadinya
beda. Jadi yang sini (kiri) tu gini (tertarik) yang
sini (kanan) tu enggak jadi aneh rasanya tu terus
tangan tu kayaknya panjang sebelah gitu, tapi
panjang sebelahnya tu nggak kelihatan mbak.
Tangannya tu agak jonjing gitu, tapi kalau kaki
enggak, bahu juga enggak. Terus ada lagi
nggak? Nyeri? Nyerinya itu kalau sebelum
operasi nyerinya tu malah daerah sini
(diafragma kiri), yang di punggung tu malah
enggak. Kalau habis operasi tu nyerinya cuman
kalau kecapekan, kalau dingin, terus kalau tidur
tu pennya tu kayak mencengkeram nylekit gitu
lho mbak. Aku tu takut to mbak terus bilang
sama ibu, bu kok kalau mau tidur tu pennya
suka kayak mencengkeram gitu ya bu. Lha
makanya nek tidur ki makane bracenya suruh
dipakai biar nggak miring-miring. Terus kadang
suka dimarahin kalau tidur, nonton TV itu kan
sama tiduran to mbak tidurannya tu harusnya
kan tegak tapi tu aku kadang suka miring terus
dimarahin hehehe Terus ada kesulitan apalagi?
Skoliosis tu kalau olahraga senam kan otomatis
nggak boleh to mbak. Terus selebihnya enggak
sih. Aktivitas sehari-hari? Biasa Terus selain
pengobatan itu apalagi yang kamu lakuin
EE merasa area wajah menjadi
berbeda antara sisi kanan dengan sisi
kiri yang dirasakan EE ketika
tersenyum. EE mengatakan bahwa
tangannya tidak sama panjang
meskipun tidak terlihat.
Sebelum operasi, EE merasa nyeri
pada bagian diaragma kiri. Setelah
operasi, EE merasa nyeri ketika
kelelahan, kedinginan dan merasa
tidak nyaman ketika tidur. Orangtua
EE mengingatkan EE untuk
menggunakan brace supaya tidak
tidur dengan posisi miring. Orangtua
EE juga memarahi EE ketika posisi
tidur EE miring.
Penderita skoliosis tidak boleh
mengikuti olahraga senam. EE tidak
mengalami kesulitan dalam aktivitas
sehari-hari.
Otot wajah EE berbeda
antara sisi kanan dan sisi
kiri.
Tangan EE tidak sama
panjang.
Operasi membuat EE
tidak merasakan sakit lagi
pada diafragma, tetapi
menjadi tidak nyaman.
Orangtua mengingatkan
EE untuk menggunakan
brace.
Orangtua EE marah
ketika posisi tidur EE
miring.
Tidak boleh mengikuti
senam.
Dampak
fisik
Dampak
fisik
E1
SS ortu
Dampak
fisik
Dampak
skoliosis
Dampak
skoliosis
EFC
Faktor
koping
Dampak
skoliosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
setelah tahu kalau skoliosis? Hmm ya doa to
mbak hehe doa terus renang-renang. Aku kan
mikirnya skoliosis tu nggak bakal nambah lagi
derajatnya makanya aku tu nggak pakai brace
nya, soalnya yang dari Jogja kan bracenya dari
plastik to mbak, panas gitu. Terus aku mikirnya
tu halah paling besok udah nggak nambah
paling Cuma gini tok kan belum kelihatan
banget to mbak. Ternyata tu nambah terus
efeknya tu sakit di situ (diafragma kiri) terus kan
aku bilang sama ibu, bu sininya ki mesti kok
sakit ki piye. Terus ibu bilang sama saudara yang
bidan itu, coba diperiksain lagi terus dibawa ke
Solo itu pas dirontgen tu aku kaget mbak kan
dari 45 tiba-tiba langsung 76, kan udah
bengkong banget to mbak. Loh kok sampai
kayak gitu, aku mikirnya. Terus ini harus
operasi, haduh operasi. Langsung rasane tu kan
belum pernah operasi gitu ya mbak. Aduh down
itu haduhh langsung nangis (tertawa), sempet
nangis sempet ah pokoknya ya gitu. Downnya
gimana bisa diceritain nggak? Kan takut mbak
kan tulangnya miring terus dilurusin tu mikirnya
udah aneh-aneh to terus dokternya tu udah
bilang kalau skoliosis kan operasi besar. Kalau
operasi besar tu nanti resikonya tu langsung itu
kan tulang belakang sambungannya tulang ekor,
nanti resikonya kalau nggak lumpuh ya
meninggal. Kan kayak nggak ada harapn hidup
Selain melakukan pengobatan, EE
berdoa dan berenang. EE berpikiran
bahwa derajat skoliosisnya tidak akan
bertambah sehingga EE tidak
menggunakan bracenya karena
panas. EE mengira derajat skoliosis
tidak akan bertambah. Ternyata
derajat skoliosis EE bertambah dan
berdampak pada sakit di bagian
diafragma kiri. Kemudian EE
mengeluh sakit pada orangtuanya.
Orangtua EE bercerita pada
saudaranya yang kemudian
menyarankan untuk periksa lagi.
Ketika periksa di Solo, EE terkejut
karena derajat lengkungannya
bertambah banyak. Kemudian EE
diminta untuk melakukan operasi. EE
merasa terpuruk dan menangis
karena belum pernah melakukan
operasi sebelumnya.
EE merasa takut karena tulangnya
miring dan akan diluruskan. Dokter
mengatakan bahwa operasi skoliosis
adalah operasi besar. Operasi besar
skoliosis berhubungan dengan tulang
belakang dan tulang ekor sehingga
dapat beresiko lumpuh bahkan
meninggal. EE merasa tidak ada
EE berdoa dan berenang.
EE berhenti
menggunakan brace.
EE mengalami sakit di
bagian diafragma kiri.
EE mengeluh pada
orangtuanya.
Orangtua bercerita pada
saudara kemudian
menyarankan untuk
periksa kembali.
EE disarankan untuk
operasi.
EE merasa terpuruk dan
menangis karena takut
dengan operasi.
Dokter menjelaskan
tentang operasi skoliosis.
EE merasa putus asa
E8 & P1
E3
Dampak
fisik
E1
P2
E2
P2
Dampak
EFC & PFC
EFC
Dampak
skoliosis
EFC
PFC
EFC
PFC
Dampak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
(tertawa) mbak terus ya kalau berhasil, kalau
enggak kan aku mikirnya udah aneh-aneh to
mbak. Tapi terus pas kontrol itu ada yang
skoliosis operasi juga ternyata lancar bisa. Terus
udah sembuh, ya sembuhnya udh nggak terlalu
miring terus sembuhnya tu emang nggak bisa
sembuh total tapi setidaknya bisa mengurangi.
Kamu mengatasi ketakutanmu itu gimana? Ya
aku pas itu tu emang doa terus ya mbak, terus
semoga pas operasi tu ya dilancarkan terus
nggak ada apa-apa. Kalau berenang itu sejak
kapan? Sebelum operasi itu udah renang kalau
bisa itu katanya seminggu dua kali. Tapi kan
pulangnya sore-sore terus kan mbak paling aku
renangnya tu seminggu sekali itu katanya biar
saat operasi tu tulangnya udah nggak terlalu
kaku. Terus kan pas di sana itu dikasih terapi-
terapi senam kalau habis bangun tidur itu
kakinya diangkat terus punggungnya, kayak
senam-senam ringan gitu. Renangnya itu mulai
kapan? Setelah dari Solo itu mbak Sampai
sekarang masih? Masih tapi ya kalau ada waktu
gitu to mbak. Ada waktu mau renang ya renang,
tapi nggak hari ini harus renang gitu enggak.
Kalau ada waktu luang ya renang. Sekarang kira-
kira dua bulan sekali kayaknya mbak. Kenapa
berkurang gitu? Soalnya kegiatannya juga
banyak to mbak, terus capek udah sore, kadang
nggak ada temennya terus mosok sendirian
harapan hidup. EE berpikiran aneh-
aneh jika operasi tidak berhasil. EE
bertemu dengan pasien skoliosis
lainnya yang melakukan operasi dan
berjalan lancar. Setelah operasi tidak
sembuh total tapi bisa mengurangi
derajat kelengkungan.
EE mengatasi ketakutan itu dengan
berdoa supaya operasinya
dilancarkan.
Sebelum operasi, EE sudah berenang
setiap satu kali dalam seminggu
supaya tulang tidak kaku saat
dioperasi. Kemudian EE mengikuti
terapi senam setiap bangun tidur
seperti mengangkat kaki dan
punggung.
EE mulai berenang setelah kontrol di
Solo hingga saat ini ketika memiliki
waktu luang. Saat ini EE berenang
setiap kurang lebih satu kali dalam
dua bulan.
Waktu EE untuk berenang berkurang
karena kegiatan yang banyak, lelah,
pulang sore, dan terkadang tidak ada
karena resiko operasi
yang besar.
EE mengatasi ketakutan
dengan berdoa.
EE berenang satu kali
seminggu sebelum
operasi.
EE terapi setiap bangun
tidur.
EE mulai berenang sejak
kontrol di Solo hingga
hari ini setiap dua bulan.
Intensitas berenang EE
berkurang karena banyak
kegiatan.
psikis
E8
P1
P1
P1
E3
skoliosis
EFC
PFC
PFC
PFC
EFC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
gitu. Terus kalau dulu kan dianter sama bapak
itu harus. Tapi kan sekarang harusnya ya harus
tapi sibuk itu mbak kan pulangnya sore terus.
Jadi kamu operasinya tu kelas? Sepuluh, eh
kelas sebelas ding..kelas sebelas awal. Setelah
tahu kalau kamu skoliosis, kamu browsing gitu
nggak? Iya..pas di Timotius itu aku sempet
browsing mbak, terus habis itu kan aku udah
nggak mikir to itu pokoknya udah kayak
biasanya. Terus kan nambah lagi itu terus aku
browsing-browsing lagi. Terus pas dikasih tahu
mau operasi itu aku browsing cerita yang udah
lolos operasi skoliosis, terus nyari tahu buku-
bukunya terus browsing efeknya itu apa.
Motivasimu browsing apa? Biar ada gambaran.
Gambarannya tu kalau habis operasi terus nanti
tu kegiatannya apa aja, terus efek sampingnya
tu apa aja terus aku kan kepo to mbak nanti
pennya tu kan kayak apa soalnya kan nggak
diambil. Hehehe itu kan ada gambarnya pas
dibuka terus dalemnya tu udah ditempel
pennya itu kan yo tambah ngeri to mbak
sebenernya tu mikirnya malah aneh-aneh. Terus
tanya-tanya sama saudara yang bidan itu
nantinya gimana-gimana. Terus gimana
perasaanmu setelah browsing? Setelah itu tu
ya mikirnya tu jadi oh skoliosisnya tu kayak gini,
terus kan ada to mbak efek sampingnya gitu
nyeri. Aku mikirnya tu ngerasain nyeri kalau ada
teman untuk menemani berenang.
Sebelumnya, orangtua EE selalu
mengantar EE untuk berenang.
EE pernah mencari informasi tentang
skoliosis di internet setelah
mengetahui bahwa mengalami
skoliosis. Setelah mengetahui bahwa
derajatnya bertambah, EE mencari
informasi lagi. Setelah diberi tahu
bahwa harus melakukan operasi, EE
mencari informasi di internet tentang
kisah penderita skoliosis yang
berhasil melakukan operasi dan
mencari tahu dampak dari operasi.
EE mencari informasi untuk
mendapatkan gambaran terkait
kegiatan dan efek samping setelah
operasi. EE ingin tahu bentuk pen
yang dipasang ketika operasi. EE
menemukan gambar operasi
kemudian EE merasa takut dan
menjadi berpikiran macam-macam.
EE juga bertanya pada saudaranya
bagaima nantinya.
Setelah mencari informasi, EE
memiliki gambaran seperti apa dan
apa efek samping nyeri yang
Orangtua EE mengantar
berenang.
EE mencari informasi
skoliosis di internet.
EE mencari informasi
untuk mendapatkan
gambaran.
EE mendapatkan
gambaran.
SS ortu
P1
P1
Faktor
koping
PFC
PFC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
pennya itu tu rasanya gimana kan jadinya tu
kadang suka nangis juga kok kayak gini
skoliosisnya. Terus nanti kalau misalnya habis
operasi kalau ada resikonya tu aku udah
mikirnya nanti kalau lumpuh nanti kalau
meninggal. Mikirnya tu udah sampai situ-situ
mbak jadi aku takut gitu tapi ternyata bisa.
Setelah browsing kan dapat gambaran, kamu
jadi lebih tenang atau..? Malah kawatir mbak
aku, malah nggak tenang soalnya kan jadi tahu
itunya bentuk-bentuknya. Terus selain terapi
pakai brace ada terapi lain? Senam Senamnya
setiap apa? Senamnya kalau bangun tidur gitu
kan sempat diajarin nah itu buat melenturkan
tulangnya, paling senam sama renang.
Senamnya mulai kapan? Mulai yang dari Jogja.
Senamnya setiap hari? Iya setiap pagi Sampai
sekarang masih nggak? Ya kadang sekarang
nggak setiap hari hehehe Kira-kira setiap apa?
Kalau inget mbak kalau bangun tidur kalau inget
ohiya senam terus senam. Kalau bangunnya
udah kesiangan ya nggak senam mbak hahaha
Durasi senamnya berapa lama? Paling 5 menit
kok mbak Terus siapa aja sih yang mendukung
kamu? Keluarga terus temen. Kalau keluarga tu
nggak cuma bapak ibu mbak jadi saudara-
saudara terus budhe, pakdhe itu banyak yang
mendukung, terus temen-temen juga. Kalau
keluarga mendukungnya gimana? Ya
ditimbulkan. EE membayangkan
merasakan nyeri hingga kadang
menangis. EE berpikir tentang resiko
setelah operasi jika lumpuh atau
bahkan meninggal. EE merasa takut
tetapi pada akhirnya EE berhasil
melalui operasi.
Setelah mendapat gambaran, EE
justru merasa kawatir dan tidak
tenang karena mengetahui bentuk-
bentuknya.
Selain menggunakan brace, EE juga
melakukan terapi senam setiap
bangun tidur untuk melenturkan
tulang.
EE melakukan senam sejak kontrol di
Jogja. Senam dilakukan setiap pagi.
Saat ini tidak setiap hari EE
melakukan senam.
Durasi senam selama lima menit.
Orang yang mendukung EE antara
lain adalah keluarga dan teman-
teman EE. Keluarga yang mendukung
EE tidak hanya orangtuanya tetapi
juga saudaranya yang lain. Teman-
teman juga mendukung EE.
EE membayangkan dan
kadang menangis.
Awalnya EE
mengawatirkan operasi,
kemudian berhasil.
Setelah mendapat
gambaran, EE merasa
kawatir.
EE melakukan terapi
senam setiap bangun
tidur untuk melenturkan
tulang.
Intensitas EE untuk
senam berkurang.
Orang yang mendukung
EE adalah keluarga besar
dan teman-temannya.
E2
P1
E3
SS
EFC
PFC
EFC
Faktor
koping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280
281
282
283
284
285
286
287
288
ngingetinnya tu ngingetin harus njaga badanmu
sendiri itu kan badanmu ya harus dijaga, kamu
yang bisa njaga..ya nginget-ngingetin gitu. Terus
ngingetin itu berpengaruh ke dirimu nggak? Iya
jadi lebih semangat Kalau dari temen-temen?
Kalau dari temen-temen ya paling ngasih
semangat mbak, kadang juga ngingetin
misalnya aku pecicilan gitu diingetin, kowe ki
jangan kayak gini-gini gitu. Mempengaruhimu
juga? Iya Skoliosis membuat kamu tertekan
nggak sih? Kadang ya tertekan soalnya masih
kelihatan kan mbak, kalau duduknya di depan
gitu kadang nggak PD kalau yang di belakang
lihat apa gimana. Kemarin temenku ada yang
tanya juga kok punggungmu isih bengkok to
rin..ya kan emang habis operasi emang nggak
bisa 100% sembuh, emang masih 25-30
derajat..takkira ki wis sembuh..hurung makane
memang masih kelihatan. Terus perasaanmu
kalau ada temen yang tanya gimana? Ya malu
masih ada perasaan malu tapi ya udah emang
adanya kayak gini ya udah dijawab aja. Terus
biasanya kamu mengatasi malumu itu gimana
caranya? Ya bilangnya apa adanya aja mbak, ya
sebenernya malu tapi ya memang kayak gini ya
udah gitu aja. Terus awalnya kamu menerima
atau menolak skoliosis itu? Pertamanya itu
cenderungnya menolak, sekarang ya menerima.
Prosesmu dari menerima ke menolak itu
Keluarga mendukung EE dengan
mengingatkan bahwa EE harus
menjaga tubuhnya sendiri.
Dukungan dari keluarga membuat EE
lebih bersemangat.
Teman-teman EE juga memberi
semangat dan mengingatkan EE
untuk menjaga perilakunya.
Dukungan dari teman-teman
mempengaruhi EE.
Terkadang, skoliosis membuat EE
tertekan karena terlihat berbeda.
Ketika EE duduk di depan, EE merasa
tidak percaya diri jika ada temannya
yang melihat dari belakang. Teman EE
bertanya mengapa punggung EE
masih bengkok, kemudian EE
menjawab jika memang tidak bisa
semubuh 100% sehingga masih
terlihat bengkok.
Ketika ada teman yang bertanya, EE
merasa malu tetapi tetap menjawab
apa adanya.
EE mengatasi rasa malunya dengan
menjawab apa adanya.
Awal mengetahui skoliosis, EE
menolak tetapi sekarang EE bisa
menerima.
Keluarga mengingatkan
EE untuk menjaga
tubuhnya.
EE lebih bersemangat.
Teman-teman EE
mendukung dengan
mengingatkan.
EE tertekan karena
skoliosis.
EE tidak percaya diri
ketika ada teman melihat
dari belakang.
EE merasa malu ketika
ada teman yang bertanya
EE menjawab apa
adanya.
EE menolak lalu
menerima.
SS keluarga
SS teman
Dampak
psikis
Dampak
psikis
Dampak
psikis
E7
Faktor
koping
Faktor
koping
Dampak
skoliosis
Dampak
skoliosis
Dampak
skoliosis
EFC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
289
290
291
292
293
294
295
296
297
298
299
300
301
302
303
304
305
306
307
308
309
310
311
312
313
314
315
316
317
gimana? Kalau pas menolak kan kok aku kena
skoliosis, pertamanya tu malu terus kok kayak
gini, terus kan temen-temen banyak yang nggak
tahu, terus banyak yang tanya kok punggungmu
beda..terus aku jawab kan aku kena skoliosis
jadinya bengkong jadinya beda kayak gini. Habis
itu kan kontrol yang di Solo jadi temen-temen
juga tahu. Dari itu aku mulai ya udah memang
aku kena skoliosis kalau temen-temen tahu ya
ya udah biar tahu gitu mbak. Jadi apa yang
kamu lakukan sehingga kamu bisa menerima
kayak sekarang? Ya udah biarin aja mbak, kalau
emang tahu ya nggakpapa yang penting tu
nggak ngejek gitu mbak. Kalau ngejek tu kan
kayaknya aku yang skoliosis sendiri terus diejek
itu kan gimana kalau misalnya dia mau tanya
takjawab. Tapi kalau ada yang ngejek ya aku
marah, emang aku kayak gini ya nggak usah
ngejek gitu lho. Pernah ada yang ngejek nggak?
Nggak ada Ada yang bercandain tentag
skoliosis gitu nggak? Ada Terus gimana
perasaanmu? Ya kan emang bercanda ya mbak,
udah tahu bercanda ya udah bercanda. Kamu
mulai bisa menerima skoliosismu itu kapan?
SMA Pernah putus asa karena skoliosis?
Sempet mbak hampir tapi habis itu kan banyak
dukungan terus jadinya ya semangat lagi. Itu
kapan? Pas SMP Hal apa sih yang kamu
dapatkan dari skoliosis itu? Hal positifnya tu
Ketika pertama EE mengetahui
mengalami skoliosis, EE merasa malu.
Banyak teman-teman EE yang tidak
mengetahui kemudian bertanya
mengapa punggung EE berbeda. EE
menjawab bahwa ia mengalami
skoliosis sehingga bengkok. EE
menyadari bahwa ia mengalami
skoliosis dan membiarkan teman-
temannya tahu.
EE membiarkan teman-teman
mengetahui bahwa ia mengalami
skoliosis asalkan tidak mencela. EE
mengatakan bahwa ia mau
menjawab temannya jika bertanya,
tetapi jika ada teman yang mencela
maka EE marah.
Tidak pernah ada teman yang
mencela EE.
Ketika ada teman EE yang membuat
skoliosis EE sebagai bahan bercanda,
EE menerimanya. EE mulai bisa
menerima keadaan skoliosis ketika
SMA. EE pernah merasa hampir putus
asa ketika SMP tetapi banyak orang
EE merasa malu karena
punggungnya tidak
normal.
EE membiarkan teman-
teman mengetahui
bahwa ia mengalami
skoliosis.
EE menerima candaan
teman-temannya.
Saat ini EE bisa menerima
Dampak
psikis
E7
E7
E7
Dampak
skoliosis
EFC
EFC
EFC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
318
319
320
321
322
323
324
325
326
327
328
329
330
331
332
333
334
335
336
337
338
339
340
341
342
343
344
345
346
jadi lebih berhati-hati menjaga tubuh. Kalau hal
negatif mungkin ya itu temen-temen udah tahu
kadang dibercandain kayak gitu terus kadang
ditanyain kok kayak gitu, padahal kita kan juga
masih malu gitu to. Gimana kamu menanggapi
skoliosis? Buat aku skoliosis itu apa ya bingung,
lebih ke positif sih soalnya itu kan penyakit
terus nggak bisa sembuh. Kalau aku mikirnya ya
udah kalau aku udah kena skoliosis habis itu
mikirnya udah nggak usah yang aneh-aneh.
Masih sempet malu tapi sekarang malunya
udah berkurang. Jadinya kalau temen tahu gitu
ya udah biarin aja. Kamu merasa bermasalah
dengan penampilan? Iya kan kalau pakai baju
kan pasti masih kelihatan kan mbak, nah kalau
gini (menegakkan badan) kan nggak kelihatan.
Tapi kan capek kan mbak kalau gini terus ya
terus gini (sikap tubuh santai). Tapi biar nggak
kelihatan ya kalau duduk tegak gini. Terus kalalu
milih baju dulu kan nggak tahu kalau pakai baju
milih yang bahannya sifon tipis itu to mbak,
kalau sekarang ya nggak berani hehe kalau
sekarang pakainya ya hem, kaos. Kaosnya yang
nggak terlalu ketat. Sejak kapan kamu milih
baju jadi beda? Sejak SMP pas tahu skoliosis itu.
Caramu dengan berenang tu memberi dampak
nggak sih? Iya kan kalau berenang katanya
derajatnya nanti bisa lurus, tapi kan nggak
langsung lurus total tapi mengurangi
yang mendukung sehingga EE
semangat kembali.
Hal positif yang didapatkan EE yaitu
lebih berhati-hati menjaga tubuh.
Sedangkan hal negatifnya yaitu
teman-teman EE bercanda dan
bertanya padahal EE merasa malu.
EE menganggap skoliosis sebagai hal
positif karena skoliosis adalah
penyakit yang tidak bisa sembuh. EE
mengalami skoliosis tetapi tidak
berpikiran aneh-aneh. EE pernah
malu tetapi sekarang berkurang dan
membiarkan teman-temannya tahu.
EE merasa bermasalah dengan
penampilannya karena bentuk
tubuhnya masih terlihat berbeda. EE
mengatasi hal itu dengan
menegakkan badannya supaya tidak
terlihat miring. Saat ini, EE tidak
berani memilih pakaian yang
berbahan tipis, sehingga lebih
memilih memakai hem atau kaos dan
tidak ketat.
EE mulai memilih baju yang berbeda
sejak awal mengetahui mengalami
skoliosis.
Cara berenang memberi dampak
keadaan.
Banyak orang
mendukung EE sehingga
tidak putus asa.
EE lebih berhati-hati
menjaga tubuh.
EE merasa malu karena
ada teman yang
bertanya.
EE pernah malu karena
temannya tahu
keadaannya.
EE bermasalah dengan
penampilannya.
EE mengatasi dengan
menegakkan badan.
EE memilih jenis dan
model pakaian.
SS
P1
Dampak
psikis
Dampak
psikis
Dampak
psikis
P1
P1
Faktor
koping
PFC
Dampak
skoliosis
Dampak
skoliosis
Dampak
skoliosis
PFC
PFC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
347
348
349
350
351
352
353
354
355
356
357
358
359
360
361
362
363
364
365
366
367
368
369
370
371
372
373
374
375
kemiringannya itu aku berenang kan semuanya
bergerak kan mbak nah itu postur tubuhnya
jadinya lentur. Terus kalau pas renang pas udah
kedinginan kadang kan sakit to mbak, nah itu
aku langsung keluar dari kolam renang. Terus
kalau berdoa, ada perubahan apa? Jadi tenang,
terus tegar Terus sekarang ini aktivitasmu
terganggu nggak? Iya kan nggak semua aktivitas
aku bisa lakuin kan mbak, yang nggak bisa tu ya
kayak tadi senam. Terus berarti kalau olahraga
kamu nggak ikut senam? Iya Terus ada sesuatu
yang kamu dapat dari skoliois nggak? Kan dari
keluarga itu kan berempat mbak, itu tu yang
punya penyakit serius tu aku sama ibu. Pas aku
tahu aku sekoliosis tu rasanya tu jadi kok aku
yang kena kok nggak orang lain. Terus berdoa
jadinya kayak curhat aja biar lega biar tenang.
Sampai sekarang masih berdoa untuk
skoliosis? Iya masih Lalu dari sekian cara yang
kamu lakukan, yang paling berpengaruh
membawa perubahan yang mana? Yang pas
doanya itu jadi sebelumnya mikirnya aneh-
aneh, terus kalau malem mau tidur itu kan doa
itu jadi tenang jadi lega. Setiap hari kamu
berdoa? Iya Terus tanggapan keluarga waktu
tahu kamu skoliosis gimana sih? Ya kaget to
mbak, kan katanya juga bisa karena keturunan
tapi bapak ibu itu enggak. Mungkin dari mbah,
kalau mbah itu dulu katanya melengkung
pada EE karena bisa mengurangi
kemiringan skoliosisnya dan
membuat tubuh menjadi lebih lentur.
Ketika kedinginan dan merasa sakit,
EE langsung berhenti berenang.
Doa membuat EE menjadi lebih
tenang dan tegar.
Aktivitas EE yang terganggu yaitu
tidak bisa mengikuti senam.
Dalam keluarga EE, yang memiliki
penyakit serius adalah EE dan ibunya.
Ketika mengetahui mengalami
skoliosis, EE bertanya mengapa ia
yang mengalami dan bukan orang
lain. Kemudian EE mengatasinya
dengan berdoa supaya lega dan
tenang.EE masih berdoa untuk
sekoliosis hingga saat ini.
Cara yang paling berpengaruh untuk
EE yaitu doa. Pikiran EE yang aneh-
aneh menjadi tenang dan lega
setelah berdoa. EE berdoa setiap hari.
Tanggapan keluarga EE ketika
mengetahui EE mengalami skoliosis
yaitu terkejut. Skoliosis bisa
disebabkan karena keturunan tetapi
orangtua EE tidak mengalami
Ketika kedinginan, EE
merasa sakit lalu
berhenti berenang.
Doa membuat lebih
tenang.
Tidak bisa ikut senam.
EE merasa tidak adil.
EE mengatasi dengan
berdoa.
Cara paling berpengaruh
yaitu doa.
Penyebab skoliosis yang
dialami EE diperkirakan
karena keturunan.
Dampak
fisik
E8
Dampak
fisik
E6
E8
E8
Faktor
keturunan
Dampak
skoliosis
EFC
Dampak
skoliosis
EFC
EFC
EFC
Penyebab
skoliosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
376
377
378
379
380
381
382
383
384
385
386
387
388
389
390
391
392
393
394
395
bungkuk gitu, jadi mungkin dari mbah. Sekarang
apa yang kamu rasakan? Udah nggak sakit yang
sininya (diafragma kiri), tapi ya itu kalau dingin,
capek nyeri gitu. Pernah sesak nafas? Enggak
Pernah menyerah nggak? Enggak mbak kalau
menyerah, semangat terus. Sekarang
kontrolnya berarti setahun sekali? Hmm kalau
sekarang kontrolnya kalau ada keluhan aja sih
kalau enggak ya nggak kontrol nggak papa. Dulu
pernah ada saudara yang nyaranin coba dipijet
tapi kalau bapak tu nggak mau yang gitu-gitu
jadi maunya ya yang medis kalau emang itu kan
penyakitnya udah tahu kalau skoliosis tulangnya
bengkok. Kalau nanti dipijit kalau tambah
mlengse malah bahaya to mbak terus akhirnya
ya ke dokter itu. Hmm ya yaa terus kalau
pelajaran olahraga kamu nggak ikut? Ikut mbak
tapi kalau senam ya enggak. Yang ikut paling ya
basket, sepakbola, lari gitu. Oh lari bisa? Bisa
sih mbak
skoliosis. Kemungkinan keturunan
skoliosis berasal dari nenek EE.
Saat ini EE sudah tidak merasakan
sakit di bagian diafragma kiri, tetapi
ketika dingin EE merasa nyeri. EE
tidak pernah sesak nafas. EE tidak
pernah menyerah.
Saat ini EE melakukan kontrol hanya
jika ada keluhan.
Sebelumnya ada saudara EE yang
menyarankan untuk pijat tetapi ayah
EE tidak menyetujui karena sudah
tahu penyakitnya dan lebih memilih
pengobatan medis. EE
mengawatirkan jika dipijat justru
bahaya maka lebih memilih periksa
pada dokter.
EE tetap mengikuti pelajaran
olahraga kecuali senam.
EE tidak pernah
menyerah untuk menjaga
tubuhnya.
Ayah EE menolak saran
saudara untuk pijat.
EE tidak bisa mengikuti
senam.
E7
SS ortu
Dampak
fisik
EFC
Faktor
koping
Dampak
skoliosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
Informed Consent MG
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
Informed Consent E
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
Informed Consent YL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
Informed Consent EE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI