Upload
truongbao
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERANAN MOHAMMAD HATTA
DALAM MENGEMBANGKAN KOPERASI DI INDONESIA
TAHUN 1945-1965
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh :
Krista Novia Yossi
NIM: 051314021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa hormat, syukur dan ribuan terima
kasih saya persembahkan Skripsi ini kepada :
Tuhan Yesus Kristus yang selalu menjadi tempat
bersandar ku disetiap aku mengucap syukur &
terimakasihku.
Almamaterku .
Orang tua ku tercinta Bapak Yohanes Bulin, dan Ibu
Lucia, yang telah membesarkan dan mendidikku
dengan kasih sayang yang tak terhingga.
Abangku tersayang Natalis Sibat dan adikku
Victorinus Mario, kakak ipar ku Mariata Nani, dan
keponakkan ku Valent.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“ Tuhan tidak melihat apakah kita menang atau kalah,
yang Ia lihat adalah Kesungguhan kita berusaha ”.
( Novi YossY)
Janganlah kamu khawatir dan berkata: Apakah yang akan kami
makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami
pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.
Akan tetapi Bapa-Mu yang di surga tahu bahwa kamu
memerlukan semua itu.
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kehendak-Nya,
maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Karena itu,
“Janganlah kamu khawatir tentang hari esok karena hari esok
mempunyai kekhawatirannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah
untuk sehari”
( Matius 6: 25-34 )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PERANAN MOHAMMAD HATTA DALAM MENGEMBANGKAN KOPERASI DI INDONESIA
TAHUN 1945-1965
Krista Novia Yossi NIM : 051314021
Skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis latar belakang kehidupan Mohammad Hatta, Peranan Mohammad Hatta dalam mengembangkan Koperasi di Indonesia tahun 1945-1965, dan hambatan-hambatan yang dihadapinya selama mengembangkan koperasi di Indonesia.
Metodologi penelitian ini menggunakan metode sejarah, pendekatan multidimensional, dan ditulis secara deskriptif-analitis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Mohammad Hatta mendapat pendidikan modern yang dimulai dari TIS ( Tweede Inlandsche School ) atau Sekolah Ongko Loro, ELS ( Europeesche Lagere School ), HBS ( Hogere Burgere School ), dan MULO ( Meer Uitgebreid Lager Onderwiijs ). Sedangkan pengalaman koperasi Mohammad Hatta berawal menjadi anggota eksekutif Jong Sumatranen Bond dan bergabung dalam organisasi Perhimpunan Mahasiswa Asing ( Indische Vereeninging ) di Negeri Belanda.
Peranan yang dimainkan oleh Mohammad Hatta dalam mengembangkan koperasi di Indonesia ialah sebagai peletak sendi-sendi dasar perkoperasian, melakukan reorganisasi koperasi, memberikan nasehat kepada panitia konggres koperasi, melakukan penegasan untuk mengembangkan koperasi, melakukan pendidikan kader koperasi. Dalam mengembangkan koperasi di Indonesia Mohammad Hatta juga menghadapi hambatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE ROLE OF MOHAMMAD HATTA IN DEVELOPING COOPERATION IN INDONESIA
(1945-1965)
KRISTA NOVIA YOSSI NIM : 051314021
This study intends to describe and analyze the background of Mohammad Hatta’s life, the role of Mohammad Hatta in developing cooperation in Indonesia and the obstacles faced by him while he was developing cooperation in Indonesia.
The method of this study is a method with a historical, multidimensional approach, and it is an analytical and descriptive study.
The result of this study shows that Mohammad Hatta gained modern education in TIS (Tweede Inlandsche School) or Sekolah Ongko Loro, ELS (Europeesche Lagere School), HBS (Hogere Burgere School) and MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs). Meanwhile the cooperation experience of Mohammad Hatta started when he became a member of Jong Sumatranen Bond Executive and Joined in foreign university student organization of foreign university student (Indische Vereeninging) .
The roles played by Mohammad Hatta in developing cooperation in Indonesia are when he become the founding father of cooperation, when he had done reorganization of cooperation, gave advices to the committee of the cooperation congress, developed the cooperation and educated cadres of cooprration. In developing cooperation in Indonesia, Mohammad Hatta also faced many different kinds of obstacles.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peranan
Mohammad Hatta Dalam Mengembangkan Koperasi di Indonesia tahun 1945-1965”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana
Pendidikan di Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Sejarah.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan, bantuan
dan petunjuk dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Dr. Anton Haryono, M.Hum., selaku dosen pembimbing I yang telah
bersedia membimbing, membantu, dan memberikan banyak pengarahan, saran
serta masukkan selama penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Drs. A. A. Padi. selaku dosen pembimbing II yang bersedia memberikan
bimbingan, saran dan koreksi terhadap penulisan skripsi ini hingga selesai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Seluruh dosen dan Karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Khususnya
dosen Pendidikan Sejarah dan sekretariat pendidikan sejarah yang telah
memberikan bekal pengetahuan dan membimbing penulis menyelesaikan studi di
Universitas Sanata Dharma.
7. Seluruh staf Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, yang telah memberikan
pelayanan kepada penulis dalam mendapat referensi.
8. Orang tua ku Bapak Yohanes Bulin, dan Ibu Lusia, yang selalu memberikan
dukungan baik moril maupun materil.
9. Teman-teman Pendidikan Sejarah seangkatan, kakak tingkat, maupun adik-adik
tingkat terima kasih atas persahabatan, kebersamaan dan kerja samanya selama
penulis menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma hingga selesainya
skripsi ini.
10. Teman-temanku Midul, Yono, Hendra, Ressky, Devi, Danan, Verry, Yosafat
(Orang yang spesial, yang selalu setia mengisi hari-hariku terutama di waktu aku
sakit), serta semua anak kost wora-wari No. 81 terima kasih atas dukungan dan
motivasinya. Tanpa kalian, semua ini tidak ada apa-apanya.
11. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut membantu
dalam menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN MOTTO ........................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................. vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
BAB I: PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Permasalahan .................................................................................. 5
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ....................................................... 7
D. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 8
E. Landasan Teori ............................................................................... 12
F. Metodologi Penelitian ..................................................................... 18
G. Sistematika Penulisan ..................................................................... 23
BAB II: FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG MOHAMMAD
HATTA DALAM MENGEMBANGKAN KOPERASI DI INDONESIA
TAHUN 1945-1965 ………………………………………………..… 25
A. Faktor Pendidikan Mohammad Hatta ............................................. 25
1. Pendidikan Formal Mohammad Hatta ...................................... 27
2. Pendidikan Mohammad Hatta di Negeri Belanda ..................... 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
B. Faktor Politik Mohammad Hatta .................................................... 36
1. Peranan Mohammad Hatta Dalam Organisasi Perhimpunan
Indonesia ................................................................................... 38
BAB III: PERANAN MOHAMMAD HATTA DALAM MENGEMBANGKAN
KOPERASI DI INDONESIA TAHUN 1945-1965 ........................ 47
A. Mohammad Hatta Peletak Sendi-sendi Dasar Perkoperasian
Indonesia ....................................................................................... 49
B. Reorganisasi Koperasi Oleh Mohammad Hatta ........................... 58
C. Sumbangan Pemikiran Mohammad Hatta Kepada Panitia
Penyelenggara Konggres Koperasi Pertama ................................ 59
D. Penegasan Mohammad Hatta Untuk Pengembangan Koperasi ... 62
E. Pendidikan Kader-kader Koperasi ................................................ 67
BAB IV: HAMBATAN-HAMBATAN YANG DIHADAPI MOHAMMAD
HATTA DALAM MENGEMBANGKAN KOPERASI DI
INDONESIA TAHUN 1945-1965 ..................................................... 71
A. Hambatan Pada Masa Revolusi Fisik ........................................... 72
1. Perang Kemerdekaan melawan Agresi Belanda I dan II ......... 73
2. Perkembangan Politik Pada Awal Kemerdekaan Indonesia ..... 77
3. Keadaan Sosial Masyarakat Pada Awal Kemerdekaan
Indonesia .................................................................................. 84
4. Mohammad Hatta Mencari Bantuan Ekonomi
ke Luar Negeri ......................................................................... 85
B. Hambatan Pada Masa Pelaksanaan Demokrasi Parlementer ......... 87
C. Hambatan Pada Masa Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin .......... 90
D. Perubahan Kebijakan Perekonomian Nasional Kearah Liberal ... 98
E. Usaha Mohammad Hatta Dalam Mengatasi Berbagai
Hambatan Dalam Pengembangan Koperasi di Indonesia ............. 100
1. Mengembangkan Koperasi Kredit atau Simpan Pinjam ....... 101
2. Mendirikan Koperasi Produksi . ............................................ 102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3. Mengembangkan Koperasi Konsumsi ................................. . 103
BAB V: KESIMPULAN .................................................................................. . 106
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... . 112
LAMPIRAN ...................................................................................................... . 115
SUPLEMEN ..................................................................................................... . 117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Sekolah Ongko Loro ......................................................... 115
Lampiran 2 : Prins Hendrik School ......................................................... 116
Lampiran 3 : Silabus ............................................................................... 118
Lampiran 4 : RPP .................................................................................... 121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Politik etis yang digulirkan oleh pemerintahan kolonial Hindia Belanda
pada permulaan abad XX, telah sedikit mengubah orientasi kebijakan
kolonialnya. Eksplotasi terhadap Indonesia mulai berkurang, karena mendapatkan
protes dari C. Th. Van Deventer. Ia melancarkan kritik terhadap pemerintah
Belanda, bahwa sudah selayaknya pemerintah kolonial Hindia Belanda membalas
budi kepada rakyat Indonesia. Akhirnya kritik ini direspon dengan baik, yaitu
dengan digulirkannya politik etis dengan tiga prinsip yang merupakan dasar
kebijakan baru pemerintah kolonial yang meliputi: pendidikan, pengairan, dan
perpindahan penduduk.1
Dengan adanya pendidikan akan sedikit mengubah nasib Inlander. Pola
pikir masyarakat pada waktu itu bisa dibilang masih kolot, dan hanya segelintir
orang saja yang mau sekolah. Pendidikan yang dijalankan oleh Belanda itu berupa
kebudayaan asing, dan dianggap oleh rakyat bernilai sejauh mereka mau
menyerap budaya asing dalam arti memperoleh keuntungan material. Jadi
pendidikan dalam pandangan rakyat hanya sebagai aset ekonomi.
2
1 M. C. Ricklef, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, Jakarta, Serambi Ilmu Semesta, 1998, hlm. 328. 2 J. S. Furnivall, Hindia Belanda Studi Tentang Ekonomi Majemuk, Jakarta, Freedom Institute, 2009, hlm. 394.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Walaupun telah digulirkan politik etis, keadaan Indonesia tidak ada
perbaikan yang signifikan. Kenyataannya masyarakat Indonesia hanya dipandang
semata-mata sebagai daerah persediaan buruh yang murah.3
Pada masa revolusi fisik hampir semua sarana dan prasarana ekonomi
Indonesia rusak akibat perang. Walaupun sudah lama Indonesia dijajah oleh
bangsa asing, akan tetapi potensi ekonominya masih tetap ada. Sumber daya alam
Indonesia yang melimpah, hal ini tidak lepas dari luasnya negara Indonesia yang
terbentang dari Sabang sampai Merauke, yang terletak di daerah tropis. Walaupun
bangsa Indonesia memiliki sumber ekonomi yang potensial untuk diekspor,
namun kehidupan ekonomi negara kita tetap lemah. Kelemahan ekonomi negara
Indonesia pada waktu itu tidak lepas dari kelanjutan kendali dari pihak Belanda
Pada dasarnya
kehidupan ekonomi rakyat Indonesia sangat memprihatinkan, hal ini karena
kebijakan eksploitasi yang dilakukan oleh Belanda. Perjalanan ekonomi Indonesia
sungguh mengenaskan. Setelah pemerintahan kolonial Hindia Belanda dapat
dikalahkan oleh militer pendudukan Jepang, keadaan ekonomi Indonesia semakin
bertambah parah. Semua sumber daya alam yang ada di Indonesia dieksploitasi
oleh militer Jepang untuk kepentingan perang mereka. Kehidupan rakyat sangat
menyedihkan sekali, mereka kekurangan bahan makan, dan tenaga mereka
diperas oleh militer pendudukan Jepang. Semua hasil pertanian yang berupa beras
diminta oleh Jepang. Sehingga rakyat banyak yang mati kelaparan. Semua ini
akibat kekejaman dari tentara pendudukan Jepang.
3 Mohammad Hatta, Beberapa Pokok Pikiran Bung Hatta, Jakarta, UI Press, 1992, hlm. 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
atas ekonomi dan struktur ekonomi kolonial. Campur tangan dari pihak Belanda
telah menyebabkan perekonomian nasional Indonesia tidak dapat berkembang
dengan baik. Perekonomian Indonesia semaksimal mungkin harus dikelola
sendiri, dan orang asing terutama orang-orang Belanda jangan dibiarkan
menguasai keuangan dan perekonomian.4
Mohammad Hatta dilahirkan pada tanggal 12 Agustus 1902 di daerah
Minangkabau Sumatera Barat.
Salah satu orang Indonesia yang merasa prihatin dan hatinya tergerak
terhadap kondisi perekonomian nasional dan menolak penerapan ekonomi pasar
adalah Mohammad Hatta. Ia merupakan salah satu founding father yang
mempunyai peranan sentral dalam perjuangan kemerdekaan negara ini. Nama
Mohammad Hatta tidak asing bagi para pelaku ekonomi kerakyatan yang
mengembangkan koperasi. Sebagai bagian dari perjalanan sejarah bangsa ini,
maka sudah seyogyanya mengangkat kembali peranan yang telah disumbangkan
oleh Mohammad Hatta sebagai peletak dasar atau fondasi perkoperasian bagi
negara Indonesia terutama yang menyentuh aktivitas perekonomian rakyat kecil.
5
4 R. E. Elson, The Idea of Indonesia: Sejarah Pemikiran dan Gagasan, Jakarta, Serambi Ilmu Semesta, 2009, hlm. 260. 5 Mavis Rose, Indonesia Merdeka Biografi Politik Mohammad Hatta, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1991, hlm.8.
Pada usia tujuh tahun Mohammad Hatta masuk
sekolah dasar di kota Padang, kemudian melanjutkan pendidikannya di Meer
Uitgebreid Lager Onderwij (MULO) atau SMP di kota Padang. Pada tahun 1919
Mohammad Hatta lulus ujian MULO dan melanjutkan ke Prins Hendrikschool,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
sebuah SMA dengan penekanan khusus pada mata pelajaran ilmu dagang. Di
sekolah ini rasa kebangsaan Mohammad Hatta semakin bertambah, dan ia
menyadari kerugian ekonomi yang diderita rakyat di negeri ini karena kebijakan
ekonomi pemerintah kolonial yang eksploitatif. Selain bersekolah Mohammad
Hatta juga aktif dalam organisasi Jong Sumatra, dan bergaul dengan tokoh-tokoh
pergerakan nasional. Atas dorongan pamannya yang bernama Abdul Muis,
Mohammad Hatta disuruh untuk melanjutkan studinya dalam ilmu dagang di
Rotterdamse Handelhogeschool.6
Pada tanggal 3 Agustus 1921, Mohammad Hatta berlayar dari
Emmahaven dengan tujuan utamanya yaitu ke Universitas Leiden. Setelah sampai
di negeri Belanda, ia bergabung dalam organisasi Indische Vereeninging
(Perhimpunan Indonesia). Di negeri Belanda inilah Mohammad Hatta terangsang
rasa kebangsaan yang semakin kuat. Mohammad Hatta juga terpengaruh ideologi
Marx tentang kaum buruh. Mohammad Hatta menjadi pendukung kuat tentang
konsep “koperasi”, suatu kebijakan yang dianut oleh gerakan kemerdekaan di
beberapa negara lain. Mohammad Hatta mengatakan bahwa koperasi hanya
mungkin terjadi antara dua kelompok yang memiliki hak-hak dan kewajiban yang
sama, dan lebih jauh lagi kepentingan yang sama pula. Selain terlibat dalam
aktivitas politik, mohammad Hatta juga mendalami kegiatan ekonomi yang
bersendikan pada organisasi koperasi. Ia pergi ke kawasan negara Skandinavia
untuk mempelajari lebih dalam tentang kegiatan organisasi koperasi, dengan
6 Tashadi, dkk, Tokoh-tokoh Pemikir Kebangsaan, Jakarta, Depdikbud, 1993, hlm. 12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
melihat secara langsung aktivitas ekonomi yang dijalankan oleh koperasi, ia dapat
memperoleh gambaran bahwa kegiatan koperasi sesuai kalau diterapkan di
Indonesia. Setelah menyelesaikan studinya di negeri Belanda, Mohammad Hatta
kembali pulang ke Indonesia. Pada masa kemerdekaan, ia mempunyai peranan
yang cukup penting dalam membangun perekonomian nasional. Sebagai orang
yang mempunyai pengalaman pendidikan dalam bidang ekonomi. Mohammad
Hatta berusaha untuk membangun perekonomian Indonesia yang mayoritas
rakyatnya hidup dibawah garis kemakmuran. Untuk menciptakan kemakmuran
bagi rakyat, maka ditempuh dengan jalan mengembangkan koperasi.
B. Permasalahan
Dari latar belakang masalah di atas penelitian ini hendak mengidentifikasi
dan menganalisis peranan Mohammad Hatta dalam mengembangkan koperasi di
Indonesia. Adapun permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang mendorong Mohammad Hatta berperan mengembangkan
koperasi di Indonesia. Permasalahan ini akan dijawab dengan menjelaskan
latar belakang keadaan ekonomi, pendidikan dan politik yang tidak dapat
dilepaskan dari tradisi Mohammad Hatta sebagai orang Minangkabau. Uraian
mengenai latar belakang kehidupan ekonomi, pendidikan dan politik akan bisa
menjelaskan mengenai lahirnya jiwa nasionalisme dari Mohammad Hatta,
sehingga ia akan berjuang untuk memperbaiki nasib rakyat Indonesia yang
secara ekonomi memprihatinkan dengan cara mengembangkan koperasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Peranan Mohammad Hatta dalam mengembangkan koperasi di Indonesia.
Permasalahan ini akan dijawab dengan terlebih dahulu meneliti mengenai
situasi perekonomian Indonesia pada masa kolonial dan pasca kolonial, bahwa
kondisi perekonomian rakyat Indonesia amat memprihatinkan dan dikuasai
oleh modal asing. Selanjutnya akan dibahas usaha-usaha yang dilakukan oleh
Mohammad Hatta untuk mengembangkan koperasi.
3. Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh Mohammad Hatta dalam mendirikan
koperasi. Selama kiprah perjuanganya untuk memperbaiki nasib rakyat kecil
dengan cara mengembangkan koperasi tentunya Mohammad Hatta
menghadapi berbagai hambatan. Permasalahan yang ketiga ini akan dijawab
dengan menguraikan hambatan yang dihadapi oleh Mohammad Hatta dalam
mengembangkan Koperasi.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:
1. Faktor-faktor apa saja yang mendorong Mohammad Hatta berperan
mengembangkan koperasi di Indonesia?
2. Bagaimana peranan Mohammad Hatta dalam mengembangkan koperasi di
Indonesia?
3. Apa hambatan-hambatan yang dihadapi Mohammad Hatta dalam
mengembangkan koperasi di Indonesia dan bagaimana cara mengatasi
hambatan tersebut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan ini adalah:
a. Mendeskripsikan dan menganalisis Faktor-faktor yang mendorong
Mohammad Hatta dalam mengembangkan koperasi di Indonesia.
b. Mendeskripsikan dan menganalisis peranan Mohammad Hatta dalam
mengembangkan koperasi di Indonesia.
c. Mendeskripsikan dan menganalisis hambatan-hambatan yang dihadapi
oleh Mohammad Hatta dalam mengembangkan koperasi di Indonesia.
2. Manfaat Penulisan
Manfaat Penulisan ini adalah:
a. Bagi Universitas Sanata Dharma
Selain untuk melaksanakan salah satu Tri Dharma perguruan tinggi
khususnya bidang penelitian yaitu llmu pengetahuan sosial, skripsi ini
diharapkan dapat memberikan kekayaan khasanah yang berguna bagi
pembaca dan pemerhati sejarah di lingkungan Universitas Sanata Dharma.
b. Bagi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Penulisan skripsi ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai sejarah para tokoh bangsa dan peranannya, lebih
khususnya tentang peranan Mohammad Hatta dalam mengembangkan
koperasi di Indonesia dan diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
pelengkap dalam pembelajaran sejarah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
c. Bagi Penulis
Penulisan skripsi semakin memperdalam pengetahuan dan wawasan
penulis tentang sejarah peranan Mohammad Hatta dalam mengembangkan
koperasi di Indonesia.
d. Bagi Pembaca
Skripsi ini diharapkan mampu menarik minat pembaca untuk mempelajari
tentang sejarah Indonesia kontemporer, khususnya mengenai peranan
Mohammad Hatta dalam mengembangkan koperasi di Indonesia.
D. Tinjauan Pustaka
Sumber sejarah berdasarkan sifatnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu
sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah kesaksian dari
seorang saksi dengan mata kepala sendiri atau dengan pancaindera yang lain atau
dengan alat-alat mekanik seperti telepon dan lain-lain untuk mengetahui suatu
peristiwa.7 Louis Gottchalk juga menekankan bahwa sumber primer tidak perlu
“asli” (asli yang dimaksud di sini adalah bahwa dari sumber yang ada dalam
peristiwa tersebut) tetapi sumber primer itu hanya harus “asli” dalam artian
kesaksiannya tidak berasal dari sumber lain melainkan berasal dari sumber
pertama.8 Dengan demikian sumber primer harus dihasilkan oleh seseorang yang
sejaman dengan peristiwa yang dikisahkan.9
7 Louis Gottchalk, Mengerti Sejarah, Jakarta, UI Pres, 1969, hlm. 35. 8 Ibid, hlm. 36 9 Ibid, hlm. 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Adapun sumber primer yang digunakan dalam penulisan ini adalah berupa
sumber tertulis yang diperoleh melalui buku-buku. Buku-buku yang dimaksudkan
adalah sebagai berikut:
Meninjau Masalah Kooperasi,10
Bung Hatta Menjawab,
dalam buku ini Mohammad Hatta
memaparkan tentang pentingnya mengembangkan koperasi di Indonesia dalam
rangka untuk meningkatkan kemakmuran rakyat.
11
Bung Hatta Berpidato Bung Hatta Menulis,
buku ini memaparkan tentang jasa-jasa
Mohammad Hatta dalam mengembangkan koperasi dan kemudian diangkat
sebagai bapak koperasi.
12
Mohammad Hatta Beberapa Pokok Pikiran,
buku ini disusun oleh H.
Oemar Bakry Dt. Tan Besar berdasarkan pidato-pidato dan tulisan-tulisan Bung
Hatta. Dalam buku ini menguraikan tentang: politik perekonomian harus
dimajukan dengan pendidikan koperasi.
13
10 Buku ini merupakan karya Mohammad Hatta, yang diterbitkan oleh PT. Pembangunan Djakarta
pada tahun 1954. 11 Buku ini ditulis oleh Dr. Z. Yasni berdasarkan wawancara langsung dengan Dr. Mohammad Hatta,
diterbitkan oleh Penerbit Gunung Agung, pada tahun 1980. 12 Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Mutiara, Jakarta tahun 1979. 13 Buku ini ditulis ulang oleh Sri Edi Swasono, Jakarta, diterbitkan oleh UI- Press, pada tahun 1992.
buku ini ditulis oleh
Mohammad Hatta sendiri. Dalam buku ini menjelaskan tentang cita-cita
kooperasi yang dituangkan pada pasal 33 UUD 1945 sebagai landasan kegiatan
perekonomian bangsa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Persoalan Ekonomi Sosialis Indonesia,14
Beberapa Fasal Ekonomi Djalan ke Ekonomi dan Pembangunan,
dalam buku ini Mohammad
Hatta menganalisis tentang: persoalan ekonomi sosialis Indonesia, menjelaskan
sosialisme dan sosialisme Indonesia.
15
Mohammad Hatta Memoir,
buku
ini memaparkan tentang kegiatan kooperasi dalam perekonomian Indonesia untuk
meningkatkan kemakmuran rakyat.
Selain sumber primer diatas masih ada sumber lain atau sumber sekunder
yang digunakan penulis untuk mendukung penulisan skripsi ini. Sumber sekunder
merupakan kesaksian dari siapapun yang bukan merupakan saksi langsung dari
peristiwa yang dikisahkan. Adapun buku yang digunakan penulis antara lain
sebagai berikut:
16
Bung Hatta Pribadinya Dalam Kenangan,
buku ini memaparkan tentang riwayat
kehidupannya mulai dari keadaan keluarganya, pendidikannya, usahanya
menyusun landasan perekonomian Indonesia merdeka.
17
14 Mohammad Hatta, Persoalan Ekonomi Sosialis Indonesia, Djakarta, Djambatan Gita Karya., 1963. 15 Mohammad Hatta, Beberapa Fasal Ekonomi Djalan ke Ekonomi dan Pembangunan, Djakarta, Balai
Pustaka, 1960. 16 Buku ini ditulis oleh Arnita dengan judul Mohammad Hatta Memoir, Jakarta, diterbitkan oleh
Tintamas Indonesia, pada tahun 1978. 17 Buku ini ditulis oleh Meutia Farida Swasono, Bung Hatta Pribadinya dalam Kenangan, diterbitkan
oleh Sinar Harapan, Jakarta, tahun 1980.
buku ini memaparkan tentang
pribadi Bung Hatta sebagai manusia tidaklah mudah putus asa, dan juga
mengupas pergaulan dengan kawannya hingga sampai pada akhir hayatnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Indonesia Merdeka, Biografi Politik Mohammad Hatta,18
Sejarah Lahirnya Gerakan Koperasi Indonesia dan Perkembangannya
Sampai dengan awal Periode 80’an,
buku ini ditulis
oleh Mavis Rose. Secara ringkas buku ini menguraikan tentang riwayat Dr.
Mohammad Hatta yang memperjuangkan kemakmuran sosial dan ekonomi bagi
rakyat Indonesia.
19
Mohammad Hatta, Membangun Ekonomi Indonesia,
buku ini membahas tentang beberapa
peristiwa yang melaratkan rakyat Indonesia, kemudian perekonomian rakyat
digerakkan dalam wadah koperasi untuk meningkatkan kemakmurannya.
20
Bung Hatta,
buku ini membahas
tentang isi kumpulan pidato-pidato ilmiah Mohammad Hatta. Terlihat bahwa
Bung Hatta tidak saja ahli dalam ilmu ekonomi melainkan juga dalam ilmu-ilmu
lainnya. Bidang ilmu lainnya yang dikuasai Bung Hatta adalah ilmu tata negara,
ilmu sosial, ilmu politik, serta ilmu filsafat.
21
18 Buku ini ditulis oleh Mavis Rose dengan judul Indonesia Free, A Political Biography of Mohammad
Hatta. Kemudian buku ini diterjemahkan oleh Hermawan Sulistyo, dan diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama pada tahun 1991.
19 Buku ini disusun oleh A. Hanan Harjasasmita, Sejarah Lahirnya Gerakan Koperasi Indonesia dan Perkembangannya Sampai dengan awal Periode 80’an, diterbitkan oleh Armico, Bandung, tahun 1983.
20Buku ini disusun oleh I. Wangsa Widjaja dan Meutia Farida Swasono, Mohammad Hatta, Membangun Ekonomi Indonesia, diterbitkan oleh Inti Idayu Press, Jakarta, pada tahun 1985.
21 Rikard Bangun, Bung Hatta, Jakarta, Kompas, 2003.
buku ini memaparkan tentang: pemikiran Mohammad Hatta
dalam UUD 1945, dan pentingnya melakukan pendidikan kaderisasi anggota
koperasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Koperasi Indonesia Yang Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,22
E. Landasan Teoritis
buku
ini memaparkan tentang peranan Mohammad Hatta dalam meningkatkan
perkembangan koperasi di tanah air.
Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat.23 Peranan juga dapat diartikan sebagai keterlibatan
seseorang secara langsung dalam menjalankan tugas utama pada suatu organisasi
dengan melaksanakan hak dan kewajiban sesuai kedudukan yang dijabat. Peranan
menentukan perbuatan seseorang bagi masyarakat dimana ia berada serta
kesempatan-kesempatan yang diberikan masyarakat kepada orang tersebut untuk
melaksanakan perananya. Peranan lebih menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri
serta sebagai suatu proses, selain itu peranan mempunyai tujuan agar antara
individu yang melaksanakan peranan dengan orang-orang di sekitarnya yang
mempunyai hubungan dengan peranan tersebut diatur oleh nilai-nilai sosial yang
dapat diterima dan ditaati kedua belah pihak.24
Berdasarkan pelaksanaannya peranan dapat dibedakan menjadi dua
yaitu:
25
22 G. Kartasa poetra, dkk, Koperasi Indonesia Yang Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, Jakarta,
Bina Aksara, 1987. 23 Dwi Narwoko, dkk, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, Jakarta, Kencana Prenada Media
Group, 2004, hlm. 159. 24 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, Rajawali Pers, 1990, hlm. 268-270. 25 Dwi Narwoko, dkk, op. cit, hlm.159.
(1). Peranan yang diharapkan (expected roles): cara ideal dalam
pelaksanaan peranan menurut penilaian masyarakat. Masyarakat menghendaki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
peranan yang diharapkan dilaksanakan secermat-cermatnya dan peranan ini tidak
dapat ditawar dan harus dilaksanakan seperti yang ditentukan, (2). Peranan yang
disesuaikan (actual role), yaitu cara bagaimana sebenarnya peranan itu
dijalankan. Dalam arti lain peran juga merupakan perilaku yang diharapkan dalam
kerangka posisi sosial tertentu.26 Peranan dapat membimbing seseorang dalam
berperilaku, karena fungsi peran sendiri adalah sebagai berikut:27
Berkaitan dengan judul “Peranan Mohammad Hatta Dalam
Mengembangkan Koperasi” pengertian peranan yang lebih tepat adalah menurut
Soerjono Soekanto. Dimana Mohammad Hatta melaksanakan tugasnya sebagai
ahli ekonomi yang mempunyai latar belakang pendidikan ekonomi untuk
memajukan kesejahteraan rakyat Indonesia dengan cara membangun koperasi.
Dalam hal ini usaha sendiri sangat ditekankan untuk memajukan usaha dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Untuk itu usaha yang sesuai hanya
adalah koperasi.
(1). Memberi
arah pada proses sosialisasi, (2). Pewaris tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma-
norma dan pengetahuan, (3). Dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat,
(4). Menghidupkan sistem pengendali dan kontrol, sehingga dapat melestarikan
kehidupan masyarakat.
28
26 Adam Kuper dan Jessica Kuper, Ensiklopedi Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,
2000, hlm. 672. 27 Dwi Narwoko, dkk, op. cit, hlm 159. 28 Mohammad Hatta, op. cit, hlm. 120.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Koperasi berasal dari kata co-operation yang artinya usaha bersama.
Koperasi adalah perkumpulan kerjasama dalam mencapai tujuan.29 Menurut Dr.
G. Mladenta bahwa koperasi adalah ialah usaha bersama, merupakan badan
hukum, anggota ialah pemilik dan yang menggunakan jasanya dan
mengembalikan semua penerimaan di atas biayanya kepada anggota sesuai
dengan transaksi yang mereka jalankan. Sedangkan menurut Mohammad Hatta
koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi
berdasarkan tolong menolong. Semangat tolong menolong tersebut didorong oleh
keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan seorang buat semua dan
semua buat seorang. 30
Mohammad Hatta juga menekankan bahwa koperasi bukanlah sebuah
lembaga yang anti pasar atau non pasar dalam masyarakat tradisional. Koperasi,
baginya adalah sebuah lembaga self-help lapisan masyarakat yang lemah atau
rakyat kecil untuk bisa mengendalikan pasar. Oleh karena itu koperasi harus bisa
bekerja dalam sistem pasar, dengan cara menerapkan prinsip efisiensi. Koperasi
juga bukan sebuah komunitas tertutup, tetapi terbuka, dengan melayani non
anggota, walaupun dengan maksud untuk menarik mereka menjadi anggota
koperasi, setelah merasakan manfaat berhubungan dengan koperasi. Dengan cara
itulah sistem koperasi akan mentransformasikan sistem ekonomi kapitalis yang
29 Mohammad Hatta, Koperasi, Djakarta, Penerbit Pembangunan, 1954, hlm.1. 30 http://www.google.co.id/#hl=id&sclient=psyab&q=landasan+teori+koperasi&oq
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
tidak ramah terhadap pelaku ekonomi kecil melalui persaingan bebas, menjadi
sistem yang lebih bersandar pada kerjasama.31
Dalam menyelenggarakan usahanya sebagai organisasi ekonomi koperasi
memerlukan adanya modal. Peranan modal di dalam operasional koperasi
mempunyai kontribusi yang penting, karena tanpa modal yang memadai maka
koperasi tidak akan berjalan lancar. Modal koperasi sendiri berasal dari
anggotanya dan juga bantuan dari pihak pemerintah. Penggunaan modal sendiri
akan lebih menguntungkan anggotanya karena bunga sedikit. Pengelolaan modal
harus memberi manfaat bagi pemenuhan kebutuhan anggotanya supaya
kesejahteraan dapat terwujud.
32
Dalam pandangan Damanik, kehidupan koperasi di Indonesia dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu:
33
31 Rikard Bangun, Bung Hatta, Jakarta, Kompas, 2003, hlm. 327. 32 I. Wangsa Widjaya, Mohammad Hatta Membangun Ekonomi Indonesia, Jakarta, Inti Idayu Press, 1985, hlm. 62. 33 Pandangan Damanik ini dikutip oleh Hanan Hardjasasmita kemudian ditulis dalam buku yang
berjudul Sejarah Lahirnya Gerakan Koperasi Indonesia dan Perkembangannya sampai dengan periode 80’an, halaman 8 dan diterbitkan di Bandung oleh Armico tahun 1983.
(1). Kebijaksanaan pemerintah, (2). Perundang-
undangan, (3). Sistem perekonomian, (4). Organisasi, (5). Jenis-jenis koperasi
yang dipilih. Sedangkan secara kelembagaan koperasi dipengaruhi oleh faktor-
faktor: (1). Lingkungan politik, sosial, dan ekonomi, (2). Kebijaksanaan
pemerintah, (3). Organisasi intern yang terjadi sebagai pencerminan dari struktur
sosial masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Menurut pandangan Mohammad Hatta, hanya ada tiga macam koperasi
yang harus didirikan yaitu:34
Akibatnya, terjadinya penindasan oleh pedagang-pedagang bangsa Eropa
terhadap masyarakat Indonesia tidak dapat dihindari. Sebagai bangsa terjajah,
1). Koperasi konsumsi yang pertama melayani
kebutuhan kaum buruh dan pegawai, 2). Koperasi produksi yang merupakan
wadah kaum petani (termasuk peternak atau nelayan), 3). Koperasi kredit yang
melayani pedagang kecil dan pengusaha kecil guna memenuhi kebutuhan modal.
Sejarah perkembangan koperasi di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari
kehadiran pedagang-pedagang bangsa Eropa di tanah air. Kehidupan ekonomi
masyarakat Indonesia ketika itu cenderung masih sifat tradisional. Tetapi setelah
terjadi gelombang pelayaran samudera oleh pedagang-pedagang bangsa Eropa,
dan keterlibatan mereka dalam hubungan dagang dengan masyarakat Indonesia,
hubungan perdagangan antara Indonesia dengan beberapa Negara Eropa
cenderung meningkat.
Namun demikian, didorong oleh keserakahan pedagang-pedagang bangsa
Eropa itu untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya, hubungan perdagangan itu
kemudian berubah menjadi keinginan untuk menguasai. Hampir semua pedagang-
pedagang bangsa Eropa bermaksud menguasai mata rantai perdagangan antara
daerah-daerah di Asia dengan dataran Eropa, yaitu dengan menerapkan cara-cara
perdagangan monopoli. Dari sini, hubungan yang semula hanya bersifat murni
perdagangan, menjelma menjadi praktik penjajahan.
34Rikard Bangun, op.cit, hlm. 328
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
maka masyarakat Indonesia dieksploitasi secara semena-mena oleh kaum
penjajah. Hal itu berlangsung selama beberapa ratus tahun dan mengakibatkan
penderitaan bagi bangsa Indonesia, yang kemudian telah membangkitkan
semangat pemuka-pemuka bangsa Indonesia untuk berjuang memperbaiki
kehidupan masyarakat. Sebagaimana diketahui, perjuangan pemuka-pemuka
bangsa Indonesia itu memiliki berbagai bentuk. Salah satu di antaranya adalah
dengan mendirikan koperasi.35
Pelayanan bank itu semula masih terbatas untuk kalangan pegawai
pamong praja rendahan yang dipandang memikul beban utang terlalu berat. Pada
tahun 1898, atas bantuan E. Sieburg dan De Wolff Van Westerrode jangkauan
pelayanan bank itu diperluas ke sektor pertanian (Hulp-Spaar en Lanbouwcrediet
Sejalan dengan sejarah perkembangan bangsa Indonesia serta
perkembangan ekonominya, perkenalan bangsa Indonesia dengan koperasi
dimulai pada pengujung abad ke-19, tepatnya pada tahun 1895. Ditengah-tengah
penderitaan masyarakat Indonesia, R. Aria Wiriaatmaja, seorang patih di
Purwokerto, mempelopori berdirinya sebuah bank yang bertujuan menolong para
pegawai agar tidak terjerat oleh rentenir. Usaha ini mendapatkan persetujuan dan
dukungan dari Residen Purwokerto E. Sieburg. Badan usaha yang dipilih untuk
bank yang diberi nama Bank Penolong dan Tabungan (Hulp en Spaarbank),
adalah koperasi.
35 Revrisond Baswir, Koperasi Indonesia edisi pertama, Yogyakarta, BPFE Yogyakarta, 1997, hlm. 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Bank), yaitu dengan meniru pola koperasi pertanian yang dikembangkan di
Jerman (Raiffeisen).
Akan tetapi, karena kondisi masyarakat yang hidup di alam penjajahan
tidak diperbolehkan berkembang lebih jauh, upaya ini tidak mendapatkan
dukungan dari pemerintah kolonial. Akibatnya, setiap gerak gerik koperasi
pertama Indonesia itu diawasi secara ketat dan mendapat banyak rintangan
pemerintah kolonial Belanda. Salah satu upaya yang ditempuh pemerintah
kolonial Belanda untuk merintangi perkembangan bank yang dirintis oleh R. Aria
Wiriaatmaja tersebut adalah dengan mendirikan Algemene Volkscrediet Bank.
Selain itu, pemerintah kolonial Belanda juga mendirikan rumah gadai, bank desa,
serta lumbung desa.36
Setelah memperoleh kemerdekaan yaitu pada tahun 1945-1967, bangsa
Indonesia memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan kebijakan ekonominya.
Suatu hal yang sangat jelas pada periode ini adalah menonjolnya tekad para
pemimpin bangsa Indonesia untuk mengubah tatanan perekonomian Indonesia
yang liberal-kapitalistik menjadi tatanan perekonomian yang sesuai dengan
semangat pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945. Sebagaimana diketahui, di dalam
pasal 33 UUD 1945, semangat koperasi ditempatkan sebagai semangat dasar
perekonomian bangsa Indonesia. Melalui pasal itu, bangsa Indonesia bermaksud
untuk menyusun suatu sistem perekonomian usaha bersama berdasar atas asas
36 Idem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
kekeluargaan. Seperti yang dikemukakan oleh Mohammad Hatta dalam pasal 33
ayat 1 UUD 1945, yaitu tidak lain adalah koperasi.
F. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitan
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian
sejarah, dengan melalui tahap-tahap berikut:
a. Pengumpulan sumber (Heuristik)
Setelah menentukan topik langkah selanjutnya dalam penelitian
sejarah ialah heuristik atau pengumpulan sumber. Sumber sejarah disebut
juga data sejarah yang dikumpulkan harus sesuai dengan jenis sejarah
yang akan ditulis.37
b. Kritik Sumber (Verifikasi)
Dalam penulisan ini penulis mengumpulkan berbagai
sumber yang terkait dengan topik yang akan ditulis. Bahan pustaka yang
dijadikan sebagai sumber dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sumber
primer dan sumber sekunder.
Tahap selanjutnya ialah verifikasi, yaitu pengujian terhadap data-
data yang ada untuk mengetahui apakah data dapat dipertanggung
jawabkan keasliannya atau tidak. Tahap verifikasi ini terdiri dari dua
macam yaitu, otentisitas atau keaslian sumber (kritik ekstern), dan
kredibilitas, atau kebiasaan yang bisa dipercayai (kritik intern).38
37 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta, Bentang Budaya, 2001, hlm. 96. 38 Ibid, hlm. 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Kritik ekstern digunakan untuk membuktikan keaslian sumber
yang akan digunakan. Hal yang diteliti ialah penampilan luar sumber,
misalnya kertasnya, tinta, gaya tulisan, bahasa, kalimat, kata-katanya,
jenis huruf, dan sebagainya. Kritik intern dilakukan untuk meneliti apakah
sumber yang digunakan dapat dipercaya kebenarannya. Kritik intern ini
dilakukan dengan cara membandingkan berbagai sumber sehingga akan
diperoleh fakta yang lebih jelas dan lengkap.39
Kritik intern dalam penulisan skripsi ini ialah ketika penulis
menggunakan sumber dari Buku Kompas Edisi Khusus “Apa Kabar
Koperasi Indonesia”. Dalam sebuah artikel buku kompas halaman 330
Prof. Dr. M. Dawam Raharjo berpendapat, bahwa orang masuk koperasi
bukan karena ingin bekerja sama dalam kegiatan produksi, melainkan
karena ingin menikmati fasilitas dan jatah dari pemerintah. Realitasnya
sekarang ini orang masuk menjadi anggota koperasi hanya untuk
mendapatkan kemudahan dalam memperoleh pinjaman dalam bentuk
kredit bagi kepentingan pribadinya sendiri dan bukan untuk
mengembangkan usahanya. Kemudian penulis membandingan dengan
buku karya Mohammad Hatta yang berjudul “Koperasi” bahwa anggota
koperasi harus tolong menolong serta bertanggungjawab untuk
memperkuat solidaritas.
40
39 Ibid, hlm. 102 40 Mohammad Hatta, Koperasi , Jakarta, P.T. Pembangunan, 1954, hlm. 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
c. Interpretasi
Tahap selanjutnya yaitu interpretasi. Interpretasi adalah
menafsirkan fakta-fakta yang telah diuji kebenarannya. Fakta sejarah satu
sama lain perlu kita rangkaikan, dihubung-hubungkan dan dikait-kaitkan
sehingga menjadi satu kesatuan yang kronologis dan masuk akal. Dapat
dikatakan bahwa rangkaian fakta itu harus menunjukan diri sebagai suatu
rangkaian yang mempunyai makna dari kehidupan masa lampau suatu
bangsa. Menginterpretasikan fakta-fakta sejarah menjadi kisah itu
memerlukan proses seleksi sejarah. Dalam hal ini penulis biasanya tidak
dapat menentukan fakta-fakta mana yang dianggap bermakna, biasanya
penulis mencari landasan pada hal-hal kecenderungan emosional
pemikiran pribadinya, pada pandangan kelompok, pandangan hidup
bangsanya, hal ini akan melahirkan subyektivitas. Maka untuk
mengurangi subyektivitas harus melakukan analisis, sintesis dan
menetapkan sumber.
d. Historiografi (Penulisan Sejarah)
Langkah terakhir dari penelitian sejarah ialah historiografi atau
penulisan sejarah. Historiografi merupakan penulisan dari rekonstruksi
yang bersifat imajinatif dari kejadian di masa lampau yang berdasarkan
atas fakta dan data dengan melalui suatu proses. Aspek kronologis sangat
diperlukan dalam merekonstruksi sebuah peristiwa sejarah, agar lebih
mudah memberi pengertian kapan peristiwa tersebut terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Metode penulisan dalam skripsi ini ialah metode deskriptif analitis.
Metode sejarah deskriptif menekankan pada penemuan fakta-fakta sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya. Tujuan dari metode deskritif ini adalah
untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,
faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar
fenomena yang diselidiki.41
2. Pendekatan Penelitian
Dalam skripsi ini penulis menyajikan model
penulisan deskriptif analisis yaitu, sebuah tinjauan perspektif historis-
politis dengan menggunakan sudut pandang yang mengikuti garis
perkembangan waktu tertentu.
Dalam penulisan skripsi ini menggunakan pendekatan
multidimensional dan Interdisipliner, yaitu suatu pendekatan yang
memaparkan dan menganalisa berbagai peristiwa menggunakan konsep-
konsep ilmu sosial yang relevan dengan pokok-pokok kajiannya. Pendekatan
dalam penulisan skripsi ini dengan meminjam teori-teori lain seperti
sosiologi dan ekonomi.
Pendekatan historis, pendekatan ini digunakan untuk mengetahui
dinamika perkembangan koperasi dari masa penjajahan sampai masa
kemerdekaan. Melihat keadaan yang memprihatinkan telah mendorong
Mohammad Hatta tergerak hatinya untuk memperbaiki perekonomian yang
berbasis kerakyatan dengan mendirikan koperasi. 41 Moh. Natsir, Metode Penelitian, Jakarta, Ghalia Indonesia, 1983, hlm. 63.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Pendekatan psikologis adalah pendekatan yang berorientasi pada
tingkah laku manusia, baik di dalam maupun di luar. Tingkah laku manusia
dapat dijelaskan dengan adanya tanggapan dari dalam diri manusia. Melalui
pendekatan ini, penulis dapat menguraikan sifat-sifat dan tingkah laku
Mohammad Hatta yang berjiwa nasionalis, berpandangan jauh ke depan
dalam membangun perekonomian kerakyatan yang bercirikan koperasi. Jiwa
nasionalis yang mendorongnya untuk ikut ambil bagian dalam menjalankan
pemerintahan Indonesia sebagai wakil presiden, dan pemimpin kabinet.
Pandangannya yang jauh ke depan untuk memperkuat perekonomian nasional
yang mampu bersaing dengan jalan memberdayakan potensi ekonomi yang
ada. Selain itu latar belakang sosial-budaya, ekonomi, pendidikan dan politik
Mohammad Hatta juga mendorongnya untuk ikut membangun perekonomian
nasional.
Pendekatan ekonomi adalah pendekatan yang berkaitan dengan
masalah kebutuhan hidup. Pada waktu masa awal Indonesia merdeka keadaan
perekonomian nasional sangat memprihatinkan. Sarana dan prasarana
perekonomian rusak akibat perang kemerdekaan, sebagian sektor ekonomi
yang vital juga masih dikuasai oleh pihak asing, disamping itu rakyat dalam
menjalankan aktivitas ekonominya juga terjerat masalah dengan renternir.
Melihat realitas perekonomian nasional pada waktu itu telah mendorong
Mohammad Hatta untuk memperbaiki perekonomian nasional salah satu jalan
yang diambil yaitu dengan jalan mengembangkan koperasi. Pemikiran ini juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
tidak dapat dilepaskan dari latar belakang pendidikannya dalam bidang
ekonomi.
G. Sistematika Penulisan
Skripsi yang berjudul “Peranan Mohammad Hatta Dalam
Mengembangkan Koperasi” ini memiliki sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I: Berupa pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan
teori, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II: Bab ini menyajikan uraian tentang faktor-faktor yang mendorong
Mohammad Hatta dalam mengembangkan koperasi di Indonesia.
Bab III: Bab ini menyajikan uraian mengenai peranan Mohammad Hatta dalam
mengembangkan koperasi di Indonesia.
Bab IV: Bab ini menyajikan uraian mengenai hambatan-hambatan yang dihadapi
Mohammad Hatta dalam mengembangkan koperasi di Indonesia
Bab V: Bab ini berupa kesimpulan dari penulisan permasalahan yang diuraikan
pada bab II, III dan IV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
BAB II
FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG MOHAMMAD HATTA DALAM
MENGEMBANGKAN KOPERASI DI INDONESIA
TAHUN 1945-1965
Latarbelakang ekonomi, pendidikan dan politik dalam suatu masyarakat
ternyata mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan karakter
seseorang. Mohammad Hatta yang dilahirkan dan dibesarkan pada masa
penjajahan kolonial Belanda merasakan adanya diskriminasi. Pendidikan secara
Barat yang ia dapat telah menyadarkan dirinya akan nasib bangsanya yang sedang
dijajah. Eksploitasi sumber daya alam oleh pihak penjajah mengakibatkan rakyat
pribumi hidupnya miskin, sengsara dan menderita. Kemudian Mohammad Hatta
memilih untuk menempuh pendidikan jurusan ekonomi. Selama menempuh
pendidikan ia ternyata juga aktif bergerak dalam organisasi pergerakan nasional.
Menempuh pendidikan di dalam negeri dianggap belum cukup kemudian
Mohammad Hatta melanjutkan studinya ke negeri Belanda. Di Belanda
Mohammad Hatta juga mendapatkan kesempatan untuk bepergian ke negara-
negara yang ada di Eropa. Dari sinilah ia mendapatkan wawasan yang luas
tentang koperasi. Ia berpandangan bahwa koperasi sangat cocok untuk
dikembangkan di Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
A. Faktor Pendidikan Mohammad Hatta
Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia
untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan
kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan berarti bimbingan atau
pertolongan yang diberikan dengan secara sadar, senjaga, dan sistematis oleh
orang dewasa untuk memotivasi, membina, dan membantu seseorang untuk
mengembangkan segala potensinya sehingga mencapai kualitas diri yang lebih
baik dan menjadi lebih dewasa. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha
yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa
atau mencapai tingkat penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.42
Menurut W. J. S. Poerwadarminta menjelaskan bahwa arti pendidikan dari
segi bahasa berasal dari kata dasar didik, dan diberi awalan men, menjadi
mendidik, yaitu kata kerja yang artinya memelihara dan memberi latihan (ajaran).
Pendidikan sebagai kata benda, berarti proses perubahan sikap dan tingkah laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan latihan. Pendidikan adalah usaha pendewasaan manusia
seutuhnya (lahir dan batin), baik oleh orang lain maupun oleh dirinya sendiri,
dalam arti tuntutan agar anak didik memiliki kemerdekaan berpikir, merasa,
berbicara, dan bertindak, serta percaya diri dengan penuh rasa tanggung jawab
dalam setiap tindakan dan perilaku kehidupan sehari-hari. Pendidikan merupakan
usaha pengembangan kualitas diri manusia dalam segala aspeknya. Pendidikan
42 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2005, hlm. 01.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
sebagai aktivitas yang disenjaga untuk mencapai tujuan tertentu dan melibatkan
berbagai faktor yang saling berkaitan antara satu dan lainnya sehingga
membentuk satu sistem yang saling mempengaruhi.43
1. Pendidikan Formal Mohammad Hatta
Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga
mempunyai sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah bangsa
Indonesia dituntut untuk mampu mengadakan refleksi ilmiah tentang pendidikan
tersebut, sebagai pertanggungjawaban terhadap perbuatan yang dilakukan yaitu
mendidik dan dididik.
Mohammad Hatta mendapatkan pendidikan secara Barat pada zaman
pemerintahan kolonial Hindia-Belanda. Pada usia 6 tahun Mohammad Hatta
oleh ibunya Siti Soleha dimasukkan ke sekolah rakyat di Bukit tinggi selama
dua tahun. TIS (Tweede Inlandsche School) atau Sekolah Ongko Loro adalah
Sekolah Rakyat (Sekolah Dasar). (lihat lampiran 02 halaman 122). Lama
pendidikan di sekolah ini adalah dua tahun. Bahasa pengantar yang digunakan
sebagai pengantarnya adalah bahasa daerah. Pendidikan sekolah rakyat ini
dimaksudkan hanya sekedar untuk memberantas buta huruf dan mampu
berhitung bagi masyarakat setempat, dan bahasa Belanda merupakan bahasa
tambahan sebagai pengenalan saja. Sekolah ini tersebar di semua pelosok desa
dengan guru tamatan dari HIK.
43 Anas Salahudin, Filsafat Pendidikan, Bandung, CV Pustaka Setia, 2011, hlm. 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Kemudian pada tahun berikutnya ia dipindahkan ke sekolah Belanda
“Europeesche Lagere School” / ELS (Sekolah Dasar Eropa) di Bukit tinggi.
Pada tahun ke lima ia dipindahkan ke ELS di Padang supaya mendapatkan
pelajaran bahasa Perancis.44 ELS semula merupakan sekolah rendah untuk
anak-anak keturunan Eropa, anak-anak keturunan Timur Asing, dan anak-
anak bumi putera dari golongan priyayi atau elit. Lama pendidikan di sekolah
ini adalah 7 tahun dan sekolah ini mulai berdiri pada tahun 1818. Dan nama
Europeesche Lagere School sendiri baru dipakai pada tahun 1902.45
Dengan memasukkan Mohammad Hatta ke Europeesche Lagere
School, Siti Soleha berharap pada saat nanti setelah lulus putranya bisa
memasuki Hogere Burgere School / HBS yang memberi peluang untuk
memasuki perguruan tinggi Belanda. Mata pelajaran yang diajarkan di
Europeesche Lagere School sama seperti yang diberikan pada sekolah di
Negeri Belanda, dengan perkecualian pelajaran Sejarah Tanah Air diganti
dengan Sejarah Negeri Belanda. Sedangkan pelajaran Ilmu Bumi Hindia-
Belanda lebih mendapatkan perhatian dari pada Ilmu Bumi Negeri Belanda.
Rencana pelajaran dibagi atas dua kelompok yaitu:
46
44 Ibid, hlm. 61 45 Sri Soetjiatingsih dan Sutrisno Kutoyo, Sejarah Pendidikan Daerah Jawa Timur, Surabaya, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan. Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Jawa Timur, 1981, hlm. 126. 46 Ibid, hlm. 127.
(1). Mata pelajaran
untuk sekolah rendah, pada umumnya terdiri dari pelajaran-pelajaran:
membaca, menulis, berhitung, dasar-dasar bahasa Belanda, sejarah Belanda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
dan sejarah Hindia-Belanda, ilmu bumi, ilmu alam, bernyanyi, latihan menulis
halus, pendidikan jasmani, pekerjaan tangan untuk wanita. (2). Mata pelajaran
sekolah rendah lebih lanjut, pada umumnya terdiri dari pelajaran-pelajaran:
dasar-dasar bahasa Perancis, dasar-dasar bahasa Inggris, lanjutan bahasa
Belanda, sejarah umum, ilmu pasti, menulis halus, dasar-dasar ilmu pertanian,
pendidikan jasmani, pekerjaan tangan untuk wanita.
Setelah menyelesaikan pendidikan di ELS dengan hasil yang
memuaskan, kemudian Mohammad Hatta mempunyai niat untuk melanjutkan
pendidikannya ke HBS (Hogere Burgere School), atau sekolah lima tahun.
Pada waktu itu kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang jauh lebih
tinggi bagi seorang anak bumiputera tergolong sulit. Hal ini disebabkan oleh
politik diskriminasi yang dijalankan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda.
Keadaan yang seperti ini justru menambah semangatnya untuk melanjutkan ke
HBS. Untuk mewujudkan impiannya ia harus pindah ke Jakarta.
Keinginannya ini mendapatkan dukungan dari ayah tirinya yang bernama
Haji Ning, “jika perlu belajarlah hingga ke luar negeri. Railah seluas-luasnya
ilmu yang ingin Nakcik kuasai. Tak perlu Nakcik risaukan biayanya”. Namun
ibunya tidak merestui anaknya untuk pergi ke Jakarta melanjutkan
pendidikannya di MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs).47
47 Tashadi, op.cit, hlm. 10.
Penolakan
Siti Saleha ini semata-mata karena Mohammad Hatta masih terlalu muda.
Oleh sebab itulah ia melanjutkan pendidikanya di Padang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Sejak tahun 1914 sekolah ini telah membuka kesempatan bagi para
tamatan Sekolah Rendah untuk melanjutkan pelajaran mereka ke sekolah
umum dengan masa belajar tiga atau empat tahun apabila melalui voorklas
atau kelas pendahulu. Sesungguhnya MULO merupakan sekolah lanjutan dari
pelajaran Sekolah Rendah Belanda. Oleh karena itu sejak tahun berdirinya,
sekolah MULO sudah dapat diselenggarakan di beberapa kota secara
serempak. Pada permulaan pendirian sekolah ini hanya dihuni oleh murid-
murid anak Belanda, karena HIS atau Sekolah Rendah tujuh tahun untuk anak
bumiputera baru dibuka pada tahun 1914.48 Sekolah ini adalah kelanjutan dari
sekolah dasar yang berbahasa pengantar Belanda. Lama belajar di sekolah ini
selama tiga tahun. MULO ini hanya diberuntukan bagi golongan Bumiputera
dan Timur Asing.49
Pada tahun 1919 Mohammad Hatta berhasil menyelesaikan studinya di
MULO dengan hasil yang memuaskan. Niatnya telah bulat untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Ia memilih untuk masuk ke sekolah
kejuruan. Kemudian masuk ke pendidikan dagang (Handels Middlebare
School). Sekolah dagang ini hanya ada di kota Batavia. Handels Onderwijs ini
didirikan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan perusahaan-perusahaan Eropa yang berkembang dengan
48 Djohan Makmur, dkk, Sejarah Pendidikan di Indonesia Zaman Penjajahan, Jakarta, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional, 1993, hlm. 79. 49 Sumarsono Mestoko, dkk, Pendidikan di Indonesia Dari Jaman ke Jaman, Jakarta, Balai Pustaka, 1986, hlm. 114.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
pesat. Pada awalnya sekolah ini tergabung dalam Koningin Wilhelmina School
bagian ekonomi, kemudian pada perkembangannya dipisahkan menjadi Prins
Hendriks School.50
Masuknya Mohammad Hatta ke sekolah ini bukan demi kepentingan
dagang pribadi, akan tetapi dilatarbelakangi oleh sentiment kebangsaan.
Selama di Prins Hendriks School, Mohammad Hatta sangat menonjol dalam
hal keuangan. Ia belajar dengan sungguh-sungguh tentang teori dan pelajaran
ekonomi.
(lihat lampiran 03 halaman 123).
51 Di samping itu ia juga gemar membaca buku karya HP. Quack
yang berjudul De Socialisme. Dengan membaca buku tersebut ia dapat
memahami tentang tipe sosialisme yang mengupas tentang kehidupan
masyarakat mengenai persoalan yang dihadapi kelompok kaya dan kelompok
miskin. Apa yang ia dapat dari bangku sekolahan, kemudian diimbangi
dengan pengamatan dan pengalaman secara langsung dari realitas sepak
terjang bisnis perdagangan yang dijalankan oleh orang tua angkatnya.
Mohammad Hatta berhasil menyelesaikan pendidikannya di Prins Hendriks
School dengan nilai yang sangat memuaskan. Kemudian ia memutuskan untuk
melanjutkan pendidikanya ke negeri Belanda, dengan tujuan utamanya adalah
Universitas Leiden. Pada tanggal 3 Agustus 1921, ia meninggalkan kampung
halamannya dan berangkat ke Negara Belanda. 52
2. Pendidikan Mohammad Hatta di Negeri Belanda.
50 Ibid, hlm. 117. 51 Mavis Rose, op.cit, hlm. 17. 52 Tashadi, dkk, op.cit, hlm. 13.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Setibanya di Negara Belanda, ia diterima dan menginap di
keluarganya Van Leeuwen, yang merupakan sahabat karibnya waktu belajar
di Batavia. Pada tanggal 19 September 1921, Mohammad Hatta mendaftarkan
diri di Handelshogeschool dan mengikuti prosedur dengan membayar uang
kuliah selama satu tahun (1921-1922) sebesar f200 di bank Mees & Zoon.
Setelah menerima kwitansi pembayaran, ia mencatatkan diri sebagai
mahasiswa Handelshogeschool. Mohammad Hatta kemudian menunggu
untuk dipanggil oleh Rector Magnificus Prof. Mr. F. de Vries. Pada pukul
13.15 ia dipanggil masuk, seperempat jam kemudian baru ke luar.
Mohammad Hatta mendapatkan penjelasan mengenai titik berat pelajaran di
sekolah tinggi bisnis ini. Seorang mahasiswa harus belajar sendiri, guru besar
dan dosen lainnya hanya memberikan bimbingan serta memberi petunjuk
tentang metode belajar. 53
Dari gedung Handelshogeschool, Mohammad Hatta langsung pergi ke
sebuah toko buku De Westerbookhandel yang sangat terkenal di Rotterdam. Ia
memesan buku-buku utama yang harus lebih dahulu untuk dipelajari seperti:
Taussing, Prinsiples of Economic, Hartley Wither, The Meaning of Money,
Schar, Handdelsbetlublehre, Gerstner, Bilanzanalyse, Mr. T.M.C. Asser,
Schets van het Neder Handelsrecht. Di samping itu Mohammad Hatta juga
berlangganan majalah seperti: De Economisch Statistische Berichten dan De
53 Mohammad Hatta, op.cit, hlm. 107.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Economist.54 Pada permulaan kuliah, Mohammad Hatta tetap memusatkan
perhatiannya untuk mengenal pembelajaran di Handelshogeschool. Ia harus
sedapat mungkin menyesuaikan diri dengan lingkungan dan adat istiadat baru.
Pelajaran yang didapat dibangku pendidikan telah menuntut perhatian yang
penuh darinya.55
Di awal kuliahnya ia tertarik pada mata kuliah Tata Negara yang
diajarkan oleh Professor Oppenheim. Beliau merupakan Guru Besar ilmu Tata
Negara di Leiden dan Guru Besar Luar Biasa di Rotterdam, di samping itu
juga menjabat sebagai ketua perkumpulan otonomi untuk Hindia Belanda.
Mohammad Hatta juga antusias mengikuti kuliah Professor F. de Vries, yang
mengajar mata kuliah Ekonomi Teoretika. Pada waktu itu pelajaran kadidat
ekonomi dibagi menjadi dua golongan. Golongan pertama ialah pendidikan
biasa dan umum. Bagian kedua disebut pendidikan ekonomi kolonial. Untuk
bagian ini mahasiswa dibebaskan dari mengikuti kuliah sejarah ekonomi dan
beberapa bagian dari organisasi ekonomi. Sebagai gantinya mahasiswa yang
mengikuti pelajaran ekonomi kolonial wajib mempelajari lima mata pelajaran
spesial yang berhubungan dengan Hindia Belanda, antara lain: ekonomi
kolonial, politik kolonial, etnologi, pengetahuan barang, teknologi, kimia dan
bahasa Melayu.
56
54 Ibid, hlm. 109. 55 Mavis Rose, op.cit, hlm. 29. 56 Mohammad Hatta, op.cit, hlm. 111.
Di Leiden ini Mohammad Hatta masuk menjadi anggota
Orde der Dienaren van Indie (Ordo Pengabdian Hindia). Ordo ini bertujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
untuk menciptakan kesatuan, saling tolong menolong, dan persaudaraan.
Dengan masuk menjadi anggota ordo ini akan bermanfaat baginya terutama
untuk mendapatkan bantuan finansial yang sangat ia perlukan untuk
kelancaran kuliahnya.57
Mata kuliah ekonomi kolonial diampu oleh Lektor Gonnrinjp. Politik
kolonial diajarkan oleh Guru Besar luar biasa D.G. Stubbe. Mata pelajaran
etnologi diajarkan oleh Guru Besar luar biasa J.C. van Eerde. Pengetahuan
barang dagang, teknologi dan kimia diajarkan oleh Prof. Verkade. Dan
bahasa Melayu diajarkan oleh Prof. C. Spat.
58
57 Mavis Rose, op.cit, hlm. 29. 58 Mohammad Hatta, op.cit, hlm. 112.
Pada akhir bulan Mei 1923
Mohammad Hatta menempuh ujian untuk memperoleh gelar d.h., diploma
handelseconomie. Dalam ujian ini terbagi atas dua bagian. Pada ujian pertama
ia diuji oleh Prof. Mr. F. de Vries, tentang ekonomi teoritika. Prof. G.M.
Verrijn Stuart tentang keuangan, kredit, bank, politik perniagaan dan
perhubungan. Prof. Mr. Dr. H.R. Ribbius tentang hukum dagang. Pada ujian
tersebut lamanya satu jam dan berbentuk lisan. Pada ujian pertama ini ia
berhasil lulus. Seminggu kemudian ia menempuh ujian “handelseconomi”
bagian yang kedua. Pada ujian ini yang pertama mengujinya ialah lektor
Gonggrijp. Ia ditanya tentang “Volkscredetwesen”, hal ikhwal kredit rakyat
selama 20 menit. Setelah itu Prof. Polak menanyakan tentang masalah dagang
waktu, yang berkisar pada pada organisasi dagang waktu, dan kali ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
pertanyaannya dibelokan tentang dagang waktu di Batavia. Kiranya sang
lektor merasa kurang puas dengan jawaban Mohammad Hatta. Selanjutnya
lektor Boerman menguji tentang ilmu bumi ekonomi, dan ia berhasil
menjawab dengan lancar. Sesudah itu ia dipersilahkan untuk menunggu
diluar. Kurang lebih 10 menit kemudian, ia dipanggil masuk dan
diberitahukan oleh Prof. Polak bahwa ujiannya tidak memuaskan. Mendengar
hasilnya yang mengecewakan ini, ia agak frustasi dan harus mengulanginya 3
bulan lagi.59
Pada bulan minggu ke tiga bulan September 1923, Mohammad Hatta
sudah mulai mengikuti pelajaran doktoral. Ia merasa tertarik pada pengantar
kuliah Prof. Mr. F. de Vries, yang terkenal. Pada permulaan kuliah doktoral
ini selalu membahas perkembangan-perkembangan pendapat dalam ilmu
ekonomi menurut literatur yang baru terbit. Sang professor selalu
menyarankan supaya mahasiswa jangan berat sebelah dalam mempelajari
pendapat yang berlainan. Di samping mengikuti perkuliahan doktoral,
Mohammad Hatta juga mempersiapkan diri untuk mengulangi ujian
“handelseconomie” pada Handel-Hoogeschool, ujian d.h. Pada tanggal 27
November 1923, ia menempuh ujian, dan berhasil lulus tanpa ada keberatan.
60
Pada akhir bulan Juni 1923 Mohammad Hatta menenpuh ujian
doktoral. Dalam ujian ini terbagi menjadi dua bagian, masing-masing satu
59 Ibid, hlm. 145. 60 Ibid, hlm. 152.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
jam. Dalam ujian bagian pertama ia diuji oleh Prof. Mr. Dr. Verrijn Stuart
tentang uang , bank, konjungtur, terutama masalah kurs wesel. Prof. Mr. F. de
Vries yang menguji tentang ekonomi teoritika, pembagian pendapatan. Prof.
Mr. C.W. de Vries tentang Hukum Tatanegara. Sedangkan pada ujian bagian
kedua, ia diuji oleh Prof. Mr. C. W. de Vries tentang hukum Administratif.
Prof. Mr. Dr. Francois menguji tentang Hukum internasional, dan Prof. Mr.
Van Bloom tentang keuangan negara. Pada ujian doktoral bagian pertama ini,
ia dapat lulus. Dan pada bagian ujian doktoral yang kedua, Prof. C. W. de
Vries mengatakan bahwa kamu lulus ujian dengan predikat tiada keberatan.
Mendengar hasil yang memuaskan ini, Mohammad Hatta merasa senang dan
mendapat ucapan selamat dari teman-temannya.61
B. Faktor Politik Mohammad Hatta
Dari Pendidikan formal ini Mohammad Hatta mendapatkan
pengalaman yang sangat berharga terutama dalam bidang ekonomi. Ia telah
banyak mempelajari teori-teori ekonomi selama bersekolah. Kemudian ia
memikirkan cara untuk mengangkat perekonomian rakyat Indonesia yang
terpuruk akibat eksploitasi pihak penjajah. Pembangunan dan pengembangan
koperasi adalah salah satu cara untuk membantu perekonomian rakyat yang
terpuruk supaya bisa bangkit dan rakyat sejahtera.
Pada waktu bersekolah di MULO, Mohammad Hatta terlibat dalam
aktivitas Jong Sumatranen Bond, dan menjadi bendaharanya. Pada 61 Ibid, hlm. 248
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
perkembanganya dalam organisasi tersebut ia menjadi anggota eksekutif Jong
Sumatranen Bond cabang Padang. Di kota inilah Mohammad Hatta mulai
menimbun pengetahuan tentang perkembangan masyarakat dan politik, salah
satunya lewat membaca berbagai koran, bukan saja koran terbitan Padang tetapi
juga Batavia. Lewat media Koran itulah Mohammad Hatta mengenal pemikiran
Haji Oemar Said Tjokroaminoto dalam surat kabar Utusan Hindia, dan Agus
Salim dalam Neratja. Kesadaran politik Mohammad Hatta makin berkembang
karena kebiasaannya menghadiri ceramah-ceramah atau pertemuan-pertemuan
politik. Salah seorang tokoh politik yang menjadi inspirator sekaligus idolanya
adalah Abdul Moeis. Mohammad Hatta kagum melihat tentang cara Abdul Moeis
menyampaikan orasinya. Ia selalu asyik mendengarkan suaranya yang merdu
setengah parau, terpesona oleh ayun tiap katanya. Sampai saat itu aku belum
pernah mendengarkan pidato yang begitu hebat menarik perhatian dan membakar
semangat kaum pemuda. Sebagai kaum terpelajar dan terlibat dalam aktivitas
pergerakan nasional merupakan kesan sebagai pemuda harapan bangsa. Suatu
generasi yang menanggung beban sangat berat untuk berjuang mengakhiri
penjajahan.62
Pada bulan Mei 1919, Mohammad Hatta lulus dari MULO dan
melanjutkan studinya ke Prins Hendrikschool di Batavia. Di kota Batavia ini, ia
tetap aktif dalam organisasi kepemudaan pusat Jong Sumatranen Bond, dan
menjabat sebagai bendaharanya. Dalam organisasi ini, Mohammad Hatta berhasil
62 Mavis Rose, op.cit, hlm. 15.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
membangun reputasi yang baik sebagai seorang organisator yang efisien. Sebagai
bendahara ia tergolong sukses karena berhasil mengumpulkan dana sebesar 1.000
gulden. Berkat reputasinya ini, ia mendapatkan perhatian langsung dari pimpinan
Sarekat Islam yang juga orang Minangkabau yaitu Abdul Muis dan Haji Agus
Salim. Pada perkembangannya ia sering terlibat dalam diskusi yang membahas
tentang persoalan-persoalan bangsa yang sedang dijajah demi kepentingan politik
perjuangan nasional. Pergaulannya dengan tokoh-tokoh pergerakan nasional
semakin mematangkan pemikiran-pemikirannya tentang nasionalisme menjadi
semakin kuat dan luas. Ia sendiri sangat menyadari bahwa dalam organisasi
pergerakan nasional mengalami apa yang disebut dengan dikotonomi. Hal ini
terlihat jelas dengan adanya kelompok-kelompok pemuda nasional Hindia yang
tergabung dalam organisasi kesukuan, seperti: Jong Java, Jong Minahasa, Jong
Ambon, Jong Sumatranen Bond. Organisasi tersebut berdiri sendiri-sendiri dan
tidak ada satu kesatuan di antara mereka.63
1. Peranan Mohammad Hatta dalam Organisasi Perhimpunan Indonesia
Pada Saat berusia 15 tahun, Mohammad Hatta merintis karier sebagai
aktivis organisasi, sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond Cabang Padang.
Di kota inilah Mohammad Hatta mulai menimba pengetahuan perihal
perkembangan masyarakat dan politik, salah satunya lewat membaca berbagai
Koran. bukan saja koran terbitan Padang tetapi juga Batavia. Lewat
63 Tashadi, dkk, op.cit, hlm. 12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
pengalaman yang diperolahnya, Mohammad Hatta mengenal pemikiran
Tjokroaminoto dalam surat kabar Utusan Hindia, dan Agus Salim dalam
Neratja. Kesadaran politik Mohammad Hatta makin berkembang karena
kebiasaannya menghadiri ceramah-ceramah atau pertemuan-pertemuan
politik. Salah seorang tokoh politik yang menjadi idola Mohammad Hatta
ketika itu ialah Abdul Moeis. Di Batavia, ia juga aktif di Jong Sumatranen
Bond Pusat sebagai Bendahara.
Pada waktu menjadi mahasiswa di Universitas Leiden, Mohammad
Hatta bertemu dengan Nazir Pamutjak yang sama-sama berasal dari
Minangkabau. Dari pertemuannya Mohammad Hatta berhasil dibujuk untuk
bergabung dalam organisasi perhimpunan mahasiswa asing, yaitu Indische
Vereeninging (Perhimpunan Hindia). Organisasi ini dimaknai sebagai
perluasan dari kelompok pemuda kedaerahan akan tetapi tanpa pemisahan
latarbelakang etnis mereka. Pada akhirnya organisasi ini berubah menjadi
organisasi yang bersifat politik. Di tengah-tengah masyarakat kosmopolitan
ini rasa kesukuan yang dulu sangat melekat sekarang telah kehilangan
maknanya. Seseorang akan lebih dikenal dengan asal kebangsaannya dari
pada kelompok-kelompok asal daerahnya. Mereka dikenal dengan istilah
orang dari Hindia Belanda. Dengan adanya penggunaan istilah Hindia
Belanda ini berarti telah ada pengakuan terhadap kekuasaan Barat, yang
nantinya sangat bermanfaat secara politik. Dengan penggunaan nama Hindia
Belanda ini, Mohammad Hatta dperingatkan sama Nazir Pamutjak jangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
sesekali menggunakan kata inlander yang bersifat merendahkan martabat
bangsa Indonesia.64
Berkat pengalamannya mengelola keuangan pada waktu menjabat
sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond, dan organisasi penerbitan ternyata
telah mematangkan konsep dan pemikirannya tentang suatu media yang
sangat dibutuhkan oleh sebuah organisasi. Para pengurus Indonesische
Vereeninging yang belum lama mengenal pribadi Mohammad Hatta, juga
mempercayakan hal mengenai urusan keuangan dan penerbitan secara penuh
kepadanya. Mereka mengagumi akan kecakapannya dalam mengelola
keuangan, sehingga sebagai orang yang baru ia langsung diminta untuk
menjabat sebagai bendahara. Jabatan sebagai bendahara ini telah
memungkinkan bagi dirinya untuk menerapkan aturan disiplin dan keseriusan
dalam pengelolaan keuangan organisasi. Ia tidak segan-segan untuk menegur
para anggotanya yang tidak tertib dalam membayar iuran dan sebagainya.
Keahlian Mohammad Hatta teryata tidak terbatas pada masalah keuangan,
akan tetapi ia juga pandai menulis. Kepandaian dan kecerdasannya kemudian
ia tuangkan untuk mengkritisi kebijakan politik pemerintah kolonial Hindia
Belanda. Kemudian ia juga menulis suatu artikel dalam majalah Hindia
Poetra yang berjudul De Economische positive van den Indonesischen
grondverhuurder. Dan artikel kelanjutannya berjudul Eenige aanteekenigen
betreffende de groundhuurordonantie in Indonesie. Artikelnya ini
64 Mavis Rose, op.cit, hlm. 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dilatarbelakangi oleh berita Neratja, yang mengabarkan bahwa pemimpin
pergerakan Sarekat Islam, Haji Oemar Said Tjokroaminoto telah menggerakan
kaum tani yang berada di Hindia Belanda untuk menuntut hak atas sewa tanah
yang lebih manusiawi bagi tanah pertanian mereka yang diserahkan kepada
perusahaan gula di Pulau Jawa. Mohammad Hatta telah menerapkan teori-
teori ekonomi kolonial yang dipelajarinya waktu di Batavia. Tulisannya yang
mempergunakan bahasa Belanda ini telah menarik perhatian para professor
bahasa dan sejarah di Leiden.65
Kemudian artikel-artikel yang ditulisnya mulai terkenal berkat isinya
yang berbobot. Dengan menggunakan keahliannya dalam bidang ekonomi
yang ia kuasai, Mohammad Hatta dengan tegas berani mengkritisi kekurangan
teori-teori yang dikemukakan oleh ahli-ahli ekonomi Belanda. Bahkan
seorang akademisi terkemuka sekali Dr. Boeke dalam disertasinya yang
berjudul Tropisch Koloniale Staathuiskunde (Ekonomi Politik Kolonial
Tropis). Bahwa hukum ekonomi yang berlaku di Barat tidak berlaku bagi
rakyat pribumi di Hindia Belanda. Dr. Booke menganggap bahwa ada
perbedaan mendasar dalam padangan Timur dan Barat. Pada umumnya petani
Timur mempunyai keinginan yang sederhana dan terbatas, sementara di Barat
ada naluri dengan keinginan yang tidak terbatas. Pada dasarnya orang Timur
tidak memiliki kemampuan untuk mengorganisir dan tidak membentuk
perusahaan berskala besar, dan secara umum kurang memiliki sifat mencari
65 Dedi Ahimsa Riyadi, op.cit, hlm. 154.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
keuntungan seperti sifat yang dimiliki oleh orang Barat. Mohammad Hatta
memandang bahwa pernyataan Dr. Booke telah merendahkan harga diri orang
Timur yang kurang mempunyai dorongan dan semangat kewiraswastaan.66
Pada perkembangannya di Eropa, Mohammad Hatta juga terpengaruh
oleh ajaran marxisme yang menekankan bahwa suatu masyarakat yang adil
dan manusiawi akan berkembang melalui usaha perjuangan masa rakyat yang
tertidas secara ekonomi. Mohammad Hatta sangat memahami ungkapan Marx
tersebut, yang kemudian ia membandingkan keadaan ekonomi rakyat Hindia
Belanda yang sangat tertindas akibat kesewenang-wenangan politik
pemerintah kolonial Belanda. Pengaruh tersebut nampak ketika ia
menggunakan ungkapan Marx, bahwa kaum buruh menghasilkan barang-
barang yang mewah-mewah bagi orang-orang kaya, akan tetapi bagi kaum
buruh sendiri hanya menghasilkan suatu kemelaratan dalam kehidupannya.
Sebagai mahasiswa yang cerdas, ia juga mengkritisi rendahnya gaji buruh
yang dibayarkan oleh pihak perusahaan Belanda. Berkat kegemarannya
membaca buku De Socialisme, ternyata telah bermanfaat memberikan
landasan yang luas untuk menilai kecenderungan-kecenderungan sosialis yang
sedang berkembang. Ia juga beradaptasi dengan pengaruh ajaran Marx, dan
mencari kaitannya yang sesuai dengan realitas kehidupan ekonomi
masyarakat Hindia Belanda. Mohammad Hatta menilai bahwa alienasi dan
dialektik tenaga kerja apabila dikaitkan dengan realitas Hindia Belanda akan
66 Mavis Rose, op.cit, hlm. 41.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
menghasilkan suatu faktor rasial. Pemerintah kolonial Hindia Belanda dalam
konfliknya dengan para pegawainya yang notabene adalah orang pribumi
yang sebenarnya dieksploitasi. Ia sangat menyadari adanya suatu hubungan
simbiotik, suatu ketergantungan antara wilayah pedesaan dengan perkotaan
dalam masyarakatnya.67
Organisasi Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda telah memainkan
peranan yang cukup penting dalam menjaga realitas yang ada di Hindia
Belanda yang masih dalam cengkraman kekuasaan pemerintahan kolonial
Hindia Belanda. Perhimpunan mahasiswa ini mempunyai arti yang sangat
penting bagi perkembangan pribadi Mohammad Hatta, karena dijadikan
wahana pemikirannya supaya berkembang terus. Sebagai mahasiswa yang
mengambil jurusan bidang ekonomi, Mohammad Hatta menjadi pendukung
utama tentang konsep kooperasi. Suatu kebijakan yang dianut oleh aktivis
pergerakan kemerdekaan. Kooperasi dalam pandangannya hanya mungkin
terjadi antara dua kelompok yang memiliki hak-hak dan kewajiban yang sama
dan lebih jauh lagi kepentingan yang sama. Apabila hal ini tidak dapat
terpenuhi, maka kooperasi hanya akan berpihak pada kelompok yang kuat dan
menganggu kelompok yang lemah.
68
67 Mavis Rose, op.cit, hlm. 34. 68 Tashadi, dkk, op.cit, hlm. 15.
Dengan demikian, ia telah mempertajam
antithesis kolonial yang menandai pemisahan antara pihak penguasa dan pihak
yang dikuasai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Keterlibatannya dalam organisasi Perhimpunan Indonesia ternyata
telah menyita waktu dan pemikirannya. Ia disibukkan dengan tulisan-tulisan
nasionalistik bagi perjuangan kemerdekaan bangsanya. Tugas utamanya
sebagai mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di negeri Belanda menjadi
terbengkalai. Dalam studinya ia mengalami kegagalan salah satu mata kuliah
ujian akhir, sehingga harus rela kehilangan beasiswa. Walaupun diizinkan
untuk mengulangi mata kuliah yang tidak lulus itu, hatinyapun sedikit
terguncang. Mohammad Hatta masih sangat memerlukan beasiswa untuk
membiayai segala kebutuhan hidupnya. Kemudian ia mencari bantuan kepada
seorang temannya warga Belanda yang bernama Van Leeuwen. Temannya ia
sanggup mencarikan pinjaman uang dari sebuah dana pribadi dan wajib
membayar bunga pinjaman. Tanpa berpikir panjang Mohammad Hatta
menyanggupinya dan akan mengembalikannya setelah bekerja.69
Permasalahan pribadi dalam studinya ini tidak mempengaruhi
aktivitasinya dalam Perhimpunan Indonesia. Ia tetap bersemangat
menyuarakan nasib pribumi yang tertindas. Pada tahun 1925, ia terpilih
menjadi ketua Perhimpunan Indonesia. Jabatan ini merupakan karirnya yang
tertinggi dalam organisasi pergerakan di negeri Belanda. Pada waktu
pelantikan sebagai ketua, ia menyampaikan pidato yang berbentuk analisis
atas akar-akar ekonomi kolonialisme yang berjudul Struktur Dunia Ekonomi
dan Konflik Kekuasaan. Ia juga mengutip teori Hegel yang diangkat oleh
69 Mavis Rose, op.cit, hlm. 39.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Marx, yaitu: “keberadaan konflik merupakan syarat pertama untuk
perkembangan”. Penggunaan filsafat dialektis Marx ini dilatarbelakangi oleh
adanya kesesuaian dengan pandangan orang Minangkabau. Lebih lanjut ia
mengatakan bahwa penyebab konflik di masyarakat Hindia Belanda adalah
situasi sosial kolonial, antithesis antara penguasa dan yang dikuasai, antara ras
kulit putih dan kulit berwarna. Ia memberikan semangat revolusi kepada
gerakan nasional dengan menyatakan tidak akan ada kemerdekaan tanpa
penggunaan kekerasan, karena pihak penguasa kolonial akan
mempertahankan tanah jajahannya dengan menghalalkan segala macam
cara.70
Mohammad Hatta menolak berbagai teori Barat tentang penyebab
kolonialisme, ia tetap bersikukuh pada pendapatnya bahwa ketakutan akan
kompetisi serta keinginannya untuk membangun monopoli atas sumber daya
merupakan motif yang sesungguhnya. Ia menekankan bahwa kolonialisme
bukanlah hubungan yang paling mudah dengan konsep pokok mengenai hak,
dan bahwa kolonialisme tidak lain adalah merupakan tindakan perampasan
kekuasaan yang dengan tersamar disebut dengan istilah hak. Kemudian
dipraktikan oleh bangsa yang telah mendapatkan kekuasaan. Ia juga
mengingatkan bahwa sejarah perekonomian Eropa sangat bergantung pada
produk-produk yang berasal dari wilayah tropis. Ketergantungan ini
70 Ibid, hlm. 45.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
merupakan tangkai Achilles Eropa modern. Berkaitan dengan hal ini maka
Eropa menjalankan dengan apa yang disebut penjajahan.71
Secara ekonomis penjajahan akan sangat merugikan karena
melahirkan konflik yang merupakan kebutuhan dasar dari pihak terjajah
terhadap pihak penjajah. Mohammad Hatta menekankan bahwa serikat buruh
harus diperkuat untuk menangkal eksploitasi dari pihak kolonial, karena
pemasok tenaga buruh yang murah merupakan sesuatu yang amat penting
bagi kepentingan penjajah. Masyarakat koperasi harus dibangun untuk
menandingi perusahaan asing dalam rangka untuk menghentikan mesin
kolonial. Ia menjadi pendukung kuat koperasi. Hal ini terjadi karena ia
mengetahui bahwa koperasi merupakan wahana untuk membangun petani
yang lemah atau pedagang kecil menjadi kekuatan ekonomi yang cukup kuat
dalam menahan dominasi perusahaan yang cukup besar. Dan pada akhirnya
Mohammad Hatta berhasil menyelesaikan studinya dengan gelar doctorandus
pada tahun 1932, kemudian pulang kembali ke Indonesia untuk mengabdikan
diri terhadap tanah airnya dan berjuang untuk mengakhiri penjajahan
Belanda.
72
Pengalaman politik Mohammad Hatta ternyata mempunyai pengaruh
yang besar dalam membangun dan mengembangkan lembaga koperasi di
Indonesia. Sebagai seorang organisatoris, Mohammad Hatta berusaha dengan
71 Idem 72 Tashadi, op.cit, hlm. 18.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
keras dalam membangun dan mengembangkan lembaga koperasi. Lembaga
koperasi di Indonesia harus kuat dan mempunyai struktur yang jelas. Ia
menekankan kerjasama yang kuat antar anggota supaya kesejahteraan dapat
terwujud.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
BAB III
PERANAN MOHAMMAD HATTA DALAM
MENGEMBANGKAN KOPERASI DI INDONESIA TAHUN 1945-1965
Koperasi tumbuh dari kalangan rakyat Indonesia akibat penderitaan dalam
lapangan ekonomi dan sosial yang ditimbulkan oleh sistem kapitalisme semakin
memuncak. Beberapa orang yang penghidupannya sederhana dengan kemampuan
ekonomi terbatas, terdorong oleh penderitaan dan beban ekonomi yang sama,
secara spontan mempersatukan diri untuk menolong dirinya sendiri dan
sesamanya. Sementara itu pihak kolonial terus-menerus mengeksploitasi
kekayaan alam Indonesia sehingga penduduk pribumi kondisi sangat
memprihatinkan. Di samping itu para rentenir, pengijon dan lintah darat turut pula
memperkeruh suasana. Mereka berlomba mencari keuntungan yang besar dan
para petani yang sedang menghadapi kesulitan hidup, sehingga tidak jarang
terpaksa melepaskan tanah miliknya sehubungan dengan ketidakmampuan
mereka mengembalikan hutang-hutangnya yang membengkak akibat sistem
bunga berbunga yang diterapkan pengijon.
Tentang ide perkoperasian untuk pertama kali diperkenalkan oleh Aria
Wiraatmadja pada tahun 1896 di Purwokerto, Jawa Tengah. Ia mendirikan sebuah
Bank untuk Pegawai Negeri. Cita-cita semangat tersebut selanjutnya diteruskan
oleh De Wolffvan Westerrode. Pada tahun 1908, Budi Utomo yang didirikan oleh
Dr. Sutomo memberikan peranan bagi gerakkan koperasi untuk memperbaiki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
kehidupan rakyat. Pada tahun 1915 dibuat peraturan Verordening op de
Cooperatieve Vereeniging, dan pada tahun 1927 Regeling Inlandschhe
Cooperatiev. Pada tahun 1927 dibentuk Serikat Dagang Islam, yang bertujuan
untuk memperjuangkan kedudukan ekonomi pengusah-pengusaha pribumi.
Kemudian pada tahun 1929, berdiri Partai Nasional Indonesia yang
memperjuangkan penyebarluasan semangat koperasi. Hingga saat ini kepedulian
pemerintah terhadap keberadaan koperasi nampak jelas dengan membentuk
lembaga yang secara khusus menangani pembinaan dan pengembangan koperasi.
Pada zaman Belanda pembentuk koperasi belum dapat terlaksana karena
belum ada instansi pemerintah ataupun badan non pemerintah yang memberikan
penerangan dan penyuluhan tentang koperasi, belum ada Undang-Undang yang
mengatur kehidupan koperasi, pemerintah jajahan sendiri masih ragu-ragu
menganjurkan koperasi karena pertimbangan politik, khawatir koperasi itu akan
digunakan oleh kaum politik untuk tujuan yang membahayakan pemerintah
jajahan itu. Pada tahun 1942 militer Jepang menduduki Indonesia. Jepang lalu
mendirikan koperasi kumiyai. Awalnya koperasi ini berjalan mulus, namun
fungsinya berubah drastis dan menjadi alat Jepang untuk mengeruk keuntungan,
dan menyengsarakan rakyat Indonesia.73
Berakhirnya kekuasaan pendudukan militer Jepang di Indonesia,
Mohammad Hatta Sebagai seorang intelektual ekonomi berhasil membuat konsep
perekonomian Indonesia merdeka. Kemudian ia berusaha semaksimal mungkin
73 http://agusnuramin.wordpress.com/2011/09/23/sejarah-koperasi-indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
untuk membangun perekonomian Indonesia dengan jalan mengembangkan unit
usaha yang dikenal dengan istilah koperasi. Mohammad Hatta mempelajari
tentang lembaga perkoperasian untuk pertama kali di negara Denmark. Negara ini
terkenal sebagai negara koperasi pertanian yang maju, dan berhasil mengekspor
hasil pertaniannya keluar negeri seperti Amerika Serikat. Di Denmark ini ia
mendapatkan pengalaman yang sangat berharga tentang koperasi pertanian. 74
Mohammad Hatta juga mengunjungi negara Swedia, di sini ia mendapatkan
pengetahuan tentang koperasi konsumsi yang maju. Koperasi konsumsi ini
menjual aneka macam kebutuhan rumah tangga yang dikelola secara teratur. Ia
memperhatikan cara penjualan dengan cermat. Setiap pembelian dibayar dengan
kontan, dan menerima bon yang berisi nama dan harga barang yang dibeli. Tiap-
tiap bon dapat ditukarkan pada koperasi dan berdasarkan besar pembeliannya,
yang menukarkan bon memperoleh bagian keuntungan.75
74 Mohammad Hatta, op.cit, hlm. 170. 75 Ibid, hlm. 174,
Ini merupakan pengalaman yang sangat berharga baginya untuk
mempraktikan koperasi di negerinya sendiri. Mohammad Hatta berperan besar
dalam mengembangkan koperasi di Indonesia, di samping mengusahakan konsep-
konsep dasar pengembangan koperasi, ia juga terjung langsung ke masyarakat
ikut membina dan menumbuhkan koperasi dari bawah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
A. Mohammad Hatta Peletak Sendi-sendi Dasar Perkoperasian Indonesia.
Ide tentang perekonomian Indonesia yang berasaskan kekeluargaan
dengan membentuk koperasi ini tidak lahir dengan sendirinya, tetapi melalui
proses sejarah yang panjang. Jauh dari sebelum Mohammad Hatta mendapatkan
pengetahuan tentang ilmu ekonomi dari pendidikan Barat, koperasi sudah
dipandang sebagai jalan yang terbaik untuk membangun perekonomian rakyat
yang lemah. Pada waktu belajar di negeri Belanda, ia banyak mendapatkan
pengetahuan tentang sejarah perkembangan ekonomi yang terjadi di benua Eropa.
Ia mengetahui perjuangan kaum buruh di Inggris dan perjuangan kaum tani di
Denmark. Para kaum buruh dan tani dalam menghadapi kekuasaan dan pengaruh
kapitalisme yang begitu hebat hanya dihadapi dengan mendirikan sebuah
organisasi rakyat. Organisasi ini didirikan dengan atas sikap solidaritas dan rasa
setia kawan dalam rangka untuk memperbaiki nasibnya. Organisasi yang tepat
bagi kaum buruh dan tani hanyalah koperasi.
Kapitalisme yang berkembang dengan semangat individualisme,
konkurensi merdeka dan modal yang kuat, sedangkan koperasi dasarnya
kerjasama, tolong menolong antara orang-orang kecil yang ekonominya lemah.
Perkembangan ekonomi di Eropa telah memperlihatkan bahwa orang-orang kecil
yang lemah ekonominya dapat bertahan dan meningkatkan derajat hidupnya
dengan cara bekerjasama dan bantu membantu dalam tolong menolong sesama
mereka. Mereka berusaha untuk meningkatkan kemakmuran kehidupannya
dengan melalui usaha koperasi. Mohammad Hatta merasa tertarik melihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
kenyataan tentang peranan koperasi di Eropa. Kemudian ia mengarahkan
perhatiannya kepada gerakan koperasi yang dapat berjalan efektif. Ia menyadari
sepenuhnya bahwa mayoritas rakyat di tanah air hidupnya amat miskin. Bukanlah
hal yang mustahil bila koperasi diterapkan di Indonesia akan mengalami suatu
perkembangan yang pesat.76
Mohammad Hatta mengetahui bahwa perekonomian bangsanya yang
dikuasai oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda, yang dalam struktur
ekonominya terbagi atas tiga lapisan ekonomi yang tersusun bertingkat. Lapisan
paling atas ialah perekonomian kaum penjajah, kaum kulit putih terutama bangsa
Belanda. Kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan dunia luar hampir
semuanya dikuasai oleh pemerintah Hindia Belanda. Mereka menguasai sektor-
sektor ekonomi yang cukup vital dan mendatangkan keuntungan yang cukup
besar, diantaranya: produksi perkebunan, produksi industri, jalur perhubungan
laut, sebagian di udara dan darat, exspor dan impor, perbankan serta asuransi.
Lapisan perekonomian yang kedua, yang menjadi perantara dan komunikasi
dengan masyarakat Indonesia kurang lebih 90 persen dikuasai oleh orang-orang
Tionghoa dan Asia lainya seperti Arab dan India.
77
Sedangkan orang-orang Indonesia yang dapat dimasukkan dalam
masyarakat lapisan kedua hanyalah kaum ningrat dan saudagar yang kaya.
Lapisan ketiga ialah perekonomian taraf kecil, yang terdiri dari: pertanian kecil,
76 I. Wangsa Widjaja, Mengenang Bung Hatta, Jakarta, Haji Masagung, 1988, hlm. 118. 77 Ibid, hlm. 119.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
pertukangan kecil, perdagangan kecil dan lain-lainnya. Inilah realitas
perekonomian bangsa Indonesia. Rakyat kecil hidupnya tertekan dengan adanya
hutang dan kredit dengan orang-orang Tionghoa, belum lagi pajak yang harus
dibayarkan kepada pihak pemerintah. Orang-orang Tionghoa banyak menjalankan
bisnis ekonomi dengan merentenirkan uang atas dasar sepuluh-duabelas. Apabila
seorang pribumi berhutang f 10,-, hutang itu harus dikembalikan sesudah
seminggu dengan f 12,-, cukup ia bayar rentenya saja f 2,-. Tetapi yang f 2,-, itu
hanya rente, tidak lain dari pada rente. Hutangnya yang f 12,-, tidak berkurang
dengan pembayaran rente f 2,-, setiap minggu, betapa juga lamanya. Hutangnya
baru lunas apabila ia dapat membayar hutangnya sekaligus dengan f 12,-, itupun
akan sangat sulit terbayar olehnya. Demikianlah dengan membayar setiap
minggunya f 2,-, ia tetap akan terlilit hutang seumur hidup.
Mohammad Hatta menyaksikan realitas kehidupan ekonomi rakyat
Indonesia yang memprihatinkan seperti ini tidak bisa dibiarkan dengan begitu
saja. Ia sebagai mahasiswa yang sedang mendalami studi ilmu ekonomi di negeri
Belanda, dapat menyaksikan perkembangan koperasi yang ada di negara-negara
Eropa. Ia mempelajari letak kekuatan koperasi. Dengan koperasi yang
menitikberatkan pada usaha bersama, orang belajar mengenal diri sendiri, percaya
pada diri sendiri, setia kawan dan tolong menolong. Antar koperasi-koperasi
diutamakan kerjasama dan tolong menolong serta dijauhkan dari persaingan
dalam bidang yang sama. Dengan pengetahuannya yang ia dapat dari belajarnya
di luar negeri itulah yang mendorong dirinya dikemudian hari untuk menyusun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
landasan perekonomian Indonesia yang berasaskan kekeluargaan. Dengan
kenyakinannya, bahwa taraf hidup bangsa Indonesia akan dapat dinaikkan bila
dalam alam kemerdekaan nantinya perekonomian rakyat disusun atas usaha
bersama dalam bentuk koperasi. Pada tanggal 7 September 1944 Perdana Menteri
Jepang Kuniaki Kaiso menjanjikan kemerdekaan Indonesia dikemudian hari.
Untuk mempersiapkannya maka pada tanggal 29 April 1945 dibentuk BPUPKI
(Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan Indonesia). Dengan adanya
pembentukan badan ini benar-benar bangsa Indonesia bagaikan terlepas dari
pertautannya dengan Perang Pasifik di bawah Jepang.78
Dalam BPUPKI ini Mohammad Hatta duduk sebagai anggota. Badan ini
dipimpin oleh Radjiman Wediodiningrat. Pada tanggal 10-16 Juli 1945 BPUPKI
menyelenggarakan sidang yang kedua untuk menyusun rancangan Undang-
Undang Dasar. Sidang BPUPKI ini benar-benar membicarakan arah pembentukan
sebuah negara yang merdeka. Pada sidang BPUPKI ini Mohammad Hatta
mempunyai peranan yang cukup penting di antaranya menyangkut tentang
persoalan masalah ekonomi bangsa Indonesia. Ia diberi kesempatan untuk
mengajukan pemikirannya tentang konsep ekonomi Indonesia.
79
“Perekonomian Indonesia merdeka diatur dengan usaha bersama. Dengan ini tidak dimaksud untuk mematikan perusahaan yang kecil-kecil
Mengenai
bentuk perekonomian Indonesia jika telah meraih kemerdekaan, ia mengatakan:
78 P.J. Suwarno, Tatanegara Indonesia Dari Sriwijaya Sampai Indonesia Modern, Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma, 2003, hlm. 94. 79 Rancangan Undang-Undang Dasar tentang perekonomian Indonesia merdeka yang disampaikan oleh Mohammad Hatta ini diterima oleh BPUPKI pada tanggal 16 juli 1945.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
yang hanya dapat dikerjakan oleh orang seorang saja dan tidak menyinggung keperluan umum. Usaha bersama dilakukan terhadap kepada penghasilan yang besar-besar yang mengenai keperluan umum dan perluan rakyat semuanya. Desentralisasi ekonomi dilakukan memakai koperasi sebagai dasar perekonomian. Jadi Indonesia ibarat satu taman berisi pohon-pohon koperasi, yang buahnya dipungut oleh rakyat yang banyak. Jadi, bukan koperasi yang bersaingan satu sama lain mencari untung besar, melainkan yang bekerja sama untuk membela kebutuhan-kebutuhan rakyat semuanya dan keperluan umum seperti pelajaran seni dan lain-lainnya.”80
Dalam sidang BPUPKI yang membahas tentang masalah ekonomi bagi
bangsa Indonesia yang merdeka telah terjadi perdebatan yang cukup sengit.
Mohammad Hatta yang mempunyai wawasan yang luas dalam bidang ekonomi
menguraikan tentang kedudukan rakyat yang lemah menghendaki perekonomian
harus disusun atas dasar koperasi yang mengedepankan prinsip kekeluargaan.
Kekeluargaan dalam koperasi diartikan sebagai rasa solidaritas yang kuat, bukan
untuk menyebabkan pribadi seseorang tenggelam dalam kebersamaan.
Mohammad Hatta menggunakan kata pribadi ini dengan kata individualita yang
sangat berbeda dengan kata individualisme. Individualisme lebih mengutamakan
pada kepentingan diri sendiri. Sedangkan individualita seseorang menjadi
pembela dan pejuang bagi koperasi. Ia percaya pada diri sendiri, dan bersikap
melaksanakan self-help.
Inilah yang menjadi latarbelakang ide dasarnya untuk merumuskan
tentang perekonomian Indonesia yang kemudian dituangkan dalam pasal 33 UUD
1945.
81
80 Mohammad Hatta, Kumpulan Karangan I, Djakarta, Balai Buku Indonesia, 1953, hlm. 79. 81 Deliar Noer, Mohammad Hatta, Hati Nurani Bangsa 1902-1980, Jakarta, Djambatan, 2002, hlm. 78.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Mohammad Hatta juga menekankan bahwa cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai oleh
negara. Dalam hal ini Negara kemudian harus mempergunakannya untuk sebesar-
besarnya bagi kemakmuran rakyatnya.
Negara melakukan penanganan langsung, termasuk dalam public utilities seperti
tenaga listrik, persediaan air minum, irigasi, jalan raya, dan juga produksi yang
sebesar-besarnya yang menguasai hidup orang banyak.
Walaupun negara memegang kendali perekonomiannya, namun bukan
berarti pihak swasta tidak boleh berperan. Ia juga menegaskan perlunya diadakan
peraturan yang menunjukan usaha swasta pada kepentingan orang banyak.
Menurutnya tempat yang terluang bagi pihak-pihak swasta ini masih cukup
banyak, yang tidak ditangani baik oleh pihak koperasi maupun oleh pemerintah.
Namun motivasi mencari keuntungan dari pihak swasta harus dijaga dan
pemerintah harus melakukan pengawasan yang ketat agar tidak menghancurkan
tujuan negara dalam menciptakan kemakmuran rakyat. Konsep ekonomi
Indonesia merdeka yang dipaparkan oleh Mohammad Hatta dalam sidang
BPUPKI dapat diterima oleh anggota yang lainnya.82
Kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945, pemikiran Mohammad Hatta
tentang perekonomian Indonesia yang merdeka disetujui dan dirumuskan oleh
82 Idem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dalam batang tubuh UUD 1945
pasal 33 yang isinya sebagai berikut:83
Pemikiran Mohammad Hatta yang dirumuskan dalam pasal 33 UUD 1945
bahwa perekonomian sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan,
yang dimaksudnya adalah koperasi. Dengan mengambil bentuk koperasi ini akan
dapat memberikan manfaat bagi perekonomian rakyat kecil yang mengutamakan
kerjasama dan tolong menolong. Mohammad Hatta mengibaratkan koperasi yang
dikelola oleh rakyat kecil seperti sapu lidi, satu persatu akan mudah dipatahkan,
akan tetapi kalau disatukan menjadi satu ikat, ia akan semakin kuat dan sulit
untuk dipatahkan. Dari bentuk koperasi yang kecil-kecil yang dikelola dengan
aktiva yang teratur, maka berangsur-angsur akan mengalami peningkatan ke atas
dan sanggup melaksanakan perekonomian medan pertengahan. Kemudian pada
akhinya perekonomian rakyat yang teratur itu dengan organisasi koperasi dapat
Ayat 1: “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan”.
Ayat 2: “Cabang produksi yang penting bagi negara yang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara”.
Ayat 3: “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat”.
83 Taufik Abdullah, Risalah Sidang BPUPKI-PPKI 28 Mei-22 Agustus 1945, Jakarta, Sekertariat Negara Republik Indonesia, 1998, hlm. 557.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
memasuki medan perekonomian besar. Koperasi Indonesia yang berlandaskan
pada pasal 33 UUD 1945, bertujuan untuk menciptakan masyarakat Indonesia
yang kolektif, berakar pada adat istiadat orang Indonesia yang asli, tetapi
ditumbuhkan pada tingkat yang lebih tinggi sesuai dengan tuntutan zaman
modern. Semangat kolektivitas Indonesia dalam koperasi yang mengutamakan
kerjasama dalam suasana kekeluargaan antara manusia pribadi, yang bebas dari
penindasan dan paksaan. Dengan menghargai pribadi manusia sebagai makhluk
Allah yang bertanggungjawab atas keselamatan keluarga dan masyarakat
seluruhnya, tetapi menolak pertentangan dan persaingan yang tidak sehat. Dengan
koperasi yang mendidik seperti ini akan memeperkuat demokrasi sebagai cita-cita
bangsa.84
“Dalam kasus Indonesia, bagian lain harus ditambahkan yaitu sejarahnya sebagai suatu koloni. Karena Indonesia dijajah di bawah kolonialisme Belanda selama tiga abad, situasinya secara keseluruhan tidak seperti yang disebutkan di atas. Tanah Indonesia kaya, menghasilkan ratusan ribu produk setiap tahun bagi dunia luar, tetapi rakyat Indonesia sendiri menderita kemiskinan dan kesengsaraan di tengah-tengah kaum kaya yang hidup berlebihan, landasan ekonomi yang akan datang akan menghindari
Pada bulan Desember 1945, dalam konperensi ekonomi di Yogyakarta,
Mohammad Hatta menjelaskan bahwa perekonomian suatu negara pada
umumnya ditentukan oleh tiga hal utama yaitu: 1). Kekayaan tanahnya, 2).
Kedudukannya terhadap negara-negara lain dalam lingkungan internasional, 3).
Kemampauan dan tujuan rakyatnya. Dalam konperensi ini ia menambahkan:
84 Djarot Siwijatmo, Koperasi di Indonesia, Jakarta, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1982, hlm. 39.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
individualisme sedapat mungkin dan sedekat mungkin dengan kolektivisme, yaitu mempertahankan tingkat kemakmuran yang merata”.
Mohammad Hatta mengetahui bahwa sebagian besar rakyat Indonesia
hidup dari sektor agraris sebagai petani dan ada yang berprofesi sebagai
pedagang. Kehidupan mereka jauh dari kemakmuran dan rentan terhadap
konsorsium internasional dan sistem pasar dunia. Meskipun menentang
individualisme, ia tidak pernah menyarankan supaya individu tidak boleh
memiliki kekayaan pribadi. Penekanan yang dilakukan Mohammad Hatta lebih
menitikberatkan pada kebijakan ekonomi kerakyatan untuk melindungi anggota
masyarakat yang lemah. Dalam roda perekonomian yang paling cocok dengan
realitas bangsa kita adalah koperasi. Dengan dimasukkan nama koperasi dalam
UUD 1945 pasal 33, ini telah membuktikan bahwa Mohammad Hatta telah
berhasil meletakan dasar pembangunan ekonomi nasional.85
B. Reorganisasi Koperasi Oleh Mohammad Hatta
Kemerdekaan bangsa Indonesia yang berhasil diproklamasikan pada
tangal 17 Agustus 1945 merupakan momentum untuk menentukan pemerintahan
sendiri yang merdeka dan berdaulat. Kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945
kelengkapan pemerintahan disusun yang didalamnya juga memuat UUD 1945
secara resmi mulai berlaku. Perekonomian Indonesia telah memulai babak baru
dalam suasana negara yang sudah merdeka. Semangat koperasi mulai timbul
85 Mohammad Hatta, Ekonomi Indonesia di Masa Datang, Dalam Bung Hatta Berpidato, Bung Hatta Menulis, Jakarta, Mutiara, 1979, hlm. 10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
kembali sejalan dan semarak dengan bergeloranya “perjuangan 45”. Pemerintah
bersama dengan rakyat bahu membahu untuk mengatasi masalah-masalah
ekonomi yang ada. Perekonomian nasional harus disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan. Supaya lembaga koperasi dapat berperan secara
optimal dalam meningkatkan perekonomian nasional, maka Wakil Presiden
Mohammad Hatta melakukan reorganisasi Jawatan Koperasi dan Perdagangan
Dalam Negeri. Implementasi dari reorganisasi ini adalah lembaga koperasi berdiri
sendiri dan lepas dari lembaga Perdagangan Dalam Negeri.86
Dengan adanya jawatan koperasi yang mandiri, dan untuk memperkuat
kedudukannya, kemudian diadakan konferensi jawatan koperasi untuk pertama
kalinya yang berlangsung tanggal 9-12 Desember 1946. Dalam konferensi ini
Mohammad Hatta memberikan amanat yang berisi tentang: penyusunan
perekonomian Indonesia harus sesuai dengan pasal 33 UUD 1945, pendirian
koperasi di Indonesia bukan semata-mata meniru koperasi di zaman penjajahan
Belanda, dasar perekonomian Indonesia adalah kolektivisme, usaha koperasi yang
kita bangun di masa ini dan masa yang akan datang adalah demi kemakmuran
rakyat, untuk mempersiapkan dan melaksanakan hidup berkoperasi harus
dikedepankan pentingnya pendidikan.
87
86 G. Kartasapoetra, Koperasi Indonesia Yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, Jakarta, Bina Aksara, 1987, hlm. 86. 87 A. Hanan Hardjasasmita, Sejarah Lahirnya Gerakan Koperasi Indonesia Dan perkembangannya Sampai Dengan Awal Periode 80an, Bandung, Armico, 1983, hlm. 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
C. Sumbangan Pemikiran Mohammad Hatta Kepada Panitia Penyelenggara
Konggres Koperasi Pertama.
Pada saat revolusi fisik perkembangan koperasi belum dapat tercatat
secara cermat, hal ini dapat dimaklumi karena masih dalam situasi perang untuk
mempertahankan kemerdekaan. Ancaman militer Belanda masih sangat mewarnai
situasi tanah air, sehingga penataan koperasi belum dapat dilaksanakan secara
maksimal. Dengan masuknya pasukan Belanda dan menguasai beberapa wilayah
di Indonesia, terutama di Pulau Jawa telah melahirkan daerah-daerah kantong.
Daerah kantong ini ternyata telah mendorong pemikiran untuk mengembangkan
ekonomi yang mandiri secara swadaya. Ini harus dilakukan karena adanya
blockade ekonomi dari militer Belanda. Para pemimpin dan penggerak koperasi
tidak tinggal diam, mereka tetap berjuang untuk mengembangkan koperasi
dengan tujuan menghidupkan perekonomian rakyat yang terpuruk akibat perang
kemerdekaan. Di Jawa Barat yang terkenal dengan kantong gerilya, para penggiat
koperasi seperti Niti Sumantri, Kastura, Much Muchtar, dan Kyai Lukman Hakim
berencana akan menyelenggarakan konperensi koperasi di Ciparay dengan tujuan
untuk membentuk pusat koperasi Priangan.88
Untuk merealisasikan tujuannya tersebut mereka pergi ke Yogyakarta,
yang merupakan ibukota Republik Indonesia. Kepergiannya ini untuk menemui
Wakil Presiden Mohammad Hatta. Mereka memandang Mohammad Hatta
88 Kamaralsyah, dkk, Panca Windu Gerakan Koperasi Indonesia 12 Juli 1947-12 Juli 1987, Jakarta, Dewan Koperasi Indonesia, 1987, hlm. 6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
sebagai seorang ahli ekonomi dan penganjur gerakan koperasi Indonesia yang
sangat dihormati. Dalam pertemuan di Yogyakarta tersebut, Mohammad Hatta
membicarakan tentang berbagai masalah yang dihadapi oleh gerakan koperasi
dalam perkembangannya. Ia menekankan koperasi harus diperkuat untuk
menjalankan roda perekonomian rakyat, dan tentunya koperasi harus tetap
berpegang teguh pada asas kekeluargaan seperti yang diamanahkan dalam pasal
33 UUD 1945.89
Setelah dengan persiapan yang cukup matang, konggres koperasi yang
pertama dilaksanakan pada tanggal 11 sampai 14 Juli 1947.
Para delegasi yang menemui Mohammad Hatta berpendapat,
bahwa untuk kepentingan gerakan koperasi di Indonesia, sebelum gerakan dapat
mewujudkan usaha-usahanya sendiri, akan diadakan “kamar koperasi” yang
bertugas untuk menyelenggarakan kredit bagi kegiatan koperasi di seluruh
Indonesia.
90 Konggres ini
berlangsung di Gedung Pabrik tenun perintis milik pusat koperasi kabupaten
Tasikmalaya. Pada konggres tersebut dihadiri sekitar 500 orang yang merupakan
utusan-utusan dari koperasi yang ada di Jawa, Madura, Kalimantan, Sulawesi, dan
Sumatera. Konggres tersebut menghasilkan keputusan:91
89 Idem. 90Kartasapoetra, op.cit, hlm. 88. 91 Kamaralsyah, dkk, op.cit, hlm. 8.
(1). Dibentuk Sentra
Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI), (2). Ditetapkan asas koperasi
Indonesia berdasarkan atas asas kekeluargaan dan gotong royong, (3).
Menetapkan peraturan dasar SOKRI, (4). Kepengurusan disusun berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
presidium, dengan Niti Sumantri dipilih sebagai ketua yang diserahi tugas untuk
menyusun badan pekerja dan segala sesuatunya yang berhubungan dengan
keputusan-keputusan konggres, (5). Kemakmuran rakyat harus dilaksanakan
berdasarkan pasal 33 UUD 1945 dengan koperasi rakyat desa yang meliputi tiga
usaha: kredit, konsumsi, dan produksi, (6). Mendirikan bank koperasi sentral, (7).
Ditetapkannya konsepsi Koperasi Unit Desa (KUD), yang meliputi tiga unit
usaha: kredit, konsumsi, dan produksi, yang menekankan bahwa KUD harus
dijadikan dasar susunan SOKRI, (8). Memperhebat dan memperluas pendidikan
koperasi rakyat di kalangan masyarakat, (9). Pendistribusian barang-barang
penting harus diselenggarakan oleh koperasi, (10). Memutuskan tanggal 12 Juli
sebagai hari “Koperasi Indonesia”, yang tiap-tiap tahun harus diperingati.
D. Penegasan Mohammad Hatta Untuk Pengembangan Koperasi
Perkembangan gerakan koperasi di Indonesia sejak tahun 1950 tidak dapat
dilepaskan dari situasi dan kondisi politik negara, UUD 1945 telah digantikan
dengan UUD Sementara. Pasal 33 UUD 1945 kedudukannya digantikan pasal 38
dalam UUDS. Dalam pasal 38 UUDS, menyatakan bahwa koperasi disepakati
sebagai dasar perusahaan yang sesuai dengan perekonomian yang disusun
berdasarkan asas kekeluargaan. Dengan demikian di bawah UUDS ini kehidupan
perkoperasian di Indonesia mempunyai tempat pijakan yang kuat. Setelah adanya
pengakuaan kedaulatan Republik Indonesia oleh Belanda, situasi tanah air relatif
kondusif, sehingga memungkinkan untuk mengembangkan koperasi secara lebih
luas. Selain situasi keamanan dan landasan hukum, yang mendorong bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
perkembangan perkoperasian dalam rangka meningkatkan perekonomian rakyat
adanya sikap pemerintah yang memberikan dukungan. Dukungan dari pihak
pemerintah ini disampaikan oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta. Pada waktu
memperingati hari koperasi pada tanggal 12 Juli 1951, Mohammad Hatta
menegaskan bahwa perkoperasian di Indonesia harus dikembangkan dengan baik.
Dalam pidatonya ia menekankan bahwa pasal 38 UUDS, menyatakan dua
macam kewajiban kepada pemerintah dan kewajiban kepada rakyat. Selain
menganjurkan dan merencanakan perkembangan koperasi, pemerintah
mempunyai kewajiban seperti yang tertera dalam ayat 2 dan 3 UUDS, yang
berbunyi: ayat 2: Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak di kuasai oleh negara. Ayat 3: Bumi dan air
dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Tugas dan
tanggungjawab pemerintah untuk melindungi penghidupan rakyat dan mengatur
supaya produksi berjalan untuk menyelenggarakan kemakmuran rakyat. Dikuasai
tidak berarti bahwa pemerintah sendiri menjadi pengusaha dalam segala bidang.
Dikuasai berarti juga bahwa pemerintah mengatur jalanya produksi supaya
menguntungkan bagi kemakmuran rakyat. Di sisi lain ada kewajiban dari pada
rakyat untuk menyempurnakan hidupnya dan perusahaan masyarakat dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
mengelola koperasi. Dengan koperasi yang diselenggarakan dengan baik dan
benar akan terciptakan kemakmuran bagi rakyat.92
Penegasan yang dilakukan oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta ini
bertujuan untuk:
93
92 Kamaralsyah, dkk, op.cit, hlm. 14. 93 Kartasapoetra, dkk, op.cit, hlm. 92.
a) mempertebal kesadaran berkoperasi bagi seluruh rakyat
Indonesia, b) terciptanya kebiasaan untuk hidup hemat dan peningkatan
pelaksanaan pekan tabungan, c) memberikan nasehat-nasehat kepada gerakkan-
gerakkan koperasi untuk meningkatkan cara kerja dan cara berusaha, d)
memberikan gambaran-gambaran mengenai perjalanan koperasi Indonesia dari
tahun ke tahun. Kemauan menyimpan uang di koperasi merupakan gambaraan
keadaan koperasi dan keyakinan berkoperasi. Jiwa pendorong koperasi adalah
self-help. Dan ini adalah merupakan prinsip tolong diri sendiri yang senantiasa
harus dipupuk dan diperbesar. Gerakan koperasi yang berjiwa self-help yang
berani bertanggungjawab dan berani mengatasi kesulitan sendiri lebih dahulu
akan menemui zaman emasnya di masa datang. Demikian besar motivasi dan
peranan yang ia lakukan terhadap usaha-usaha untuk meningkatkan
perkembangan perkoperasian di Indonesia. Selain menekankan prinsip self-help,
dalam peringatan hari koperasi ini, ia juga menanyakan sudahkah tiap-tiap desa
mempunyai lumbung padi? Sudahkah berkembang peternakan di kalangan rakyat
yang dibiayai oleh pinjaman koperasi? Bagaimana perkembangan koperasi di
kalangan pertukangan dan kerajinan? Sampai di manakah hasil yang diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
dengan koperasi untuk mengatasi sistem ijon dengan pinjaman kecil-kecilan
sesuai dengan kebutuhan dan lain-lainnya?.
Penegasan yang dilakukan oleh Mohammad Hatta ini jelas menunjukkan
peran koperasi untuk menyediakan modal kerja (working capital) dengan apa
yang disebut micro finance. Berkaitan dengan hal ini, ia mengatakan bahwa
masyarakat kita masih kekurangan modal untuk dapat menyelenggarakan
berbagai usaha. Untuk menutup kekurangan modal ini diusahakan dengan cara
peningkatan simpanan atau tabungan dari anggota. Selama sepekan hati rakyat
digerakkan untuk menyimpan uang, terutama dalam lingkungan koperasi sendiri.
Kegiatan menabung ini harus diperbesar dan diperluas ke luar lingkungan
koperasi sampai ke dalam lingkungan rakyat seluruhnya. Mohammad Hatta
menganjurkan supaya seluruh anggota dan rakyat menabung secara teratur,
menyimpan tiap-tiap minggu dalam jumlah yang tertentu pula. Ia mengingatkan
tiap-tiap orang menyimpan sesuai dengan kemampuannya. Tetap teratur dan tidak
ada yang dilangkahinya.94
Upaya menabung sebenarnya tidak terlalu susah dan berat, tidak melewati
kesanggupan anak-anak yang biasa membeli makanan setiap hari. Yang menjadi
kendalanya adalah dalam hal mengadakan organisasinya dan menyusun kemauan
secara teratur. Setiap koperasi hendaknya bersedia mengorganisasi dan menerima
simpanan rakyat secara teratur dan tertib. Koperasi dapat memacu pendanaan
94 Thoby Mutis, Bung Hatta dan Pendanaan Mikro, Dalam Bung Hatta, Jakarta, Buku Kompas, 2003, hlm. 337.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
dengan cara menggerakkan simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan
sukarela yang pantas. Keluarga miskinpun dapat menabung, jika mau digerakkan
dan dipacu secara tepat. Sebaliknya juga koperasi-koperasi kredit juga mampu
untuk menggerakkan micro finance untuk melatih menabung teratur dan mampu
mengembangkan akses perkreditan atau pinjaman kepada orang-orang yang
ekonominya lemah. Koperasi kredit harus mampu menunjukkan bahwa
masyarakat yang ekonominya lemah yang menjadi anggota layak untuk
mendapatkan fasilitas kredit. Hal semacam ini akan menimbulkan nuansa yang
memacu efisiensi simpanan dan pinjaman dengan pengadaan biaya transaksi yang
rendah. Dengan adanya solidaritas dalam lingkungan kolektif akan memacu
sinergi bagi perkembangan koperasi.
Dalam rangka mengembangkan koperasi yang ada di Indonesia ini,
Mohammad Hatta juga melakukan studi banding ke luar negeri. Pada bulan
Oktober 1961 ia melakukan kunjungan kerja ke Swedia. Di Swedia ini
Mohammad Hatta dapat menyaksikan perkembangan koperasi dengan sangat
jelas. Selama kunjungan kerjanya ini, ia diberi kesempatan untuk melihat
mekanisme kerja koperasi secara luas dan terperinci. Ia merasa kagum dengan
perkembangan koperasi di Swedia dapat berjalan dengan baik. Kemudian ia
menilai bahwa koperasi di swedia ini boleh juga untuk diterapkan sebagai contoh
koperasi di Indonesia. Dalam penilaiannya ia melihat bahwa rakyat Swedia pada
umumnya, baik pegawai pemerintah maupun pegawai swasta, mulai dari pegawai
tingkat rendah sampai dengan tingkat tinggi semuanya menjadi anggota koperasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Kesadaran mereka akan kepentingan bersama ini sangat tinggi. Hasilnya,
boleh dapat dikatakan rakyat Swedia telah mencapai tingkat kemakmuran yang
cukup tinggi. Suatu hal aneh yang ia saksikan ialah bahwa kenyataannya Swedia
merupakan salah satu Negara kapitalis, ternyata mampu menjalankan usaha
koperasi dengan sangat baik. Selama di Swedia ini, ia juga menghadiri konferensi
koperasi di Lausanne. Setibanya di tanah air, Mohammad Hatta mengatakan kita
harus dapat mengambil pelajaran dari perkembangan koperasi di Swedia.
Hanyalah dengan pengembangan koperasi yang baik maka lambat laun taraf
kehidupan rakyat yang masih melarat akan dapat ditingkatkan sedikit demi sedikit
sehingga pada akhirnya akan tercipta kemakmuran.95
E. Pendidikan Kader-kader Koperasi
Usaha untuk mengembangkan koperasi harus dilakukan dengan kerjasama
dari pihak pemerintah. Kesadaran dalam berkoperasi harus ditumbuhkan dari
keinsyafan rakyat akan kepentingannya sendiri yang disalurkan lewat organisasi
koperasi. Kerja sama dengan pihak pemerintah ini bukan dalam arti harus
dilakukan dalam semua hal, karena campur tangan yang terlalu mendalam juga
tidak baik bagi perkembangan koperasi. Keterlibatan pemerintah dalam
mengembangkan koperasi alangkah baiknya pada pendidikan kader koperasi.
Koperasi sangat perlu untuk melakukan pendidikan kader kepada anggota-
anggotanya secara langsung maupun tidak langsung melalui kegiatan-kegiatan
yang secara sengaja direncanakan. Pendidikan kader ini harus menjadi agenda 95 I. Wangsa Widjaja, op.cit, hlm. 127.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
koperasi. Dalam hal ini mengatakan bahwa budi pemangku koperasi yang ideal
terletak di dalam daerah pendidikan penghidupan sosial maupun perusahaan. Dan
yang harus dihidupkan dalam lingkungan keluarga koperasi sebagai peribudi
istimewa adalah sifat-sifat tegas, pemahaman, kemampuan dan kemauan untuk
menolong diri sendiri, kecondongan bersekutu dan solidaritas. Pendek kata dalam
berkoperasi harus setia kepada kawan dan setia terhadap perusahaan sekawan.
Bahwa dalam pendidikan kader koperasi bukanlah suatu hal yang mudah.
Pengalaman kita telah menunjukan betapa sukarnya untuk mendidik sifat dan
budi pekerti yang kita kehendaki. Pendidikan kader koperasi merupakan suatu
pekerjaan yang meminta waktu, dan harus dikerjakan sekarang juga. Untuk itu
sikap percaya dan yakin tentang kebaikan harus dibangun secara berangsur-
angsur dengan penuh usaha yang keras dan pantang menyerah. Pendidikan kader
koperasi bukanlah suatu semboyan yang muluk-muluk untuk mencapai
masyarakat koperasi yang kita cita-citakan.96
Pendidikan kader oleh Mohammad Hatta dimaksudkan untuk merintis
kemandirian bagi dewan koperasi di suatu daerah agar mempunyai kemampuan,
yang pada akhirnya mampu untuk melakukan pendidikan kader sendiri. Dengan
adanya tenaga-tenaga yang terampil dan profesional dalam bidangnya, maka
badan usaha koperasi ini dengan sendirinya akan mampu berkembang dengan
baik. Dalam rangka pendidikan bagi pembentukan kader-kader koperasi,
Mohammad Hatta menganjurkan beberapa sikap penting yang harus
96 Rikard Bangun, Bung Hatta, Jakarta, Kompas Media Nusantara, 2003, hlm. 341.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
ditanamkam, meliputi:97
Berdasarkan dengan keyakinannya seperti inilah Mohammad Hatta
berusaha dengan sekuat tenaga untuk membangun koperasi. Ia terjun langsung ke
daerah-daerah untuk mengadakan pendidikan dan pembinaan kader-kader
koperasi. Dengan tindakannya ini gerakan koperasi dapat berkembang dengan
hasil yang memuaskan. Usaha-usaha rakyat yang berbagai macam diusahakan
semaksimal mungkin melalui koperasi. Dengan adanya usaha rakyat lewat
koperasi lambat laun akan dapat meningkatkan taraf kemakmuran hidupnya. Pada
tahun 1953 Mohammad Hatta melakukan lawatan dinas ke Kalimantan Barat.
Dalam melakukan kunjungan kerjanya ini, ia menyampaikan ceramah dan
sekaligus memberikan bimbingan tentang koperasi dihadapan penduduk setempat.
Ia juga mengunjungi beberapa kota seperti: Pontianak, Sambas, dan Singkawang.
Di kota-kota tersebut ia melakukan pembinaan dan pendidikan kader koperasi.
Dalam kunjungan kerjanya ke Kalimantan Barat ini, ia merasa terharu dengan
adanya kemajuan koperasi di daerah ini, terutama koperasi kopra. Di kota
Singkawang ia merasa terharu dengan adanya seorang penduduk setempat yang
1) Rasa solidaritas dan rasa setia kawan. 2)
Individualitas tahu harga diri. 3) Kemauan dan kepercayaan pada diri sendiri
dalam persekutuan untuk melaksanakan self-helf- tolong diri sendiri dan untuk
kepentingan bersama. 4) Cinta kepada masyarakat, yang kepentingannya harus
didahulukan dari kepentingan diri sendiri atau golongan sendiri. 5) Rasa
tanggungjawab sosial dan moral.
97 I. Wangsa Widjaja, op.cit, hlm. 124.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
menemuinya. Orang tersebut mengucapkan terima kasih banyak atas didikannya
tentang koperasi. Koperasi yang dikelola orang itu telah berkembang dengan
pesat dan berhasil meningkatkan kemakmurannya. Mohammad Hatta yang
mendapatkan laporan ini hanya memberi saran lanjutkan usahanya dengan baik.
Koperasi kopra di Kalimantan Barat ini dapat berkembang dengan baik berkat
bimbingan dari Mohammad Hatta.98
Dengan adanya keadaan yang selalu berubah seiring dengan
perkembangan zaman, apa yang telah kita rasakan sekarang ini, di kemudian hari
akan mengalami suatu perubahan yang belum tentu sesuai dengan apa yang kita
kehendaki. Perjalanan waktu terus mengubah keadaan dunia. Janganlah di antara
kita ada yang merasa sombong melihat dan menikmati hasil yang telah
dicapainya. Sikap yang harus dicapai dalam membangun koperasi haruslah sesuai
dengan ilmu padi “semakin masak semakin merunduk”.
98 Ibid, hlm. 125.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
BAB IV
HAMBATAN-HAMBATAN YANG DIHADAPI
MOHAMMAD HATTA DALAM MENGEMBANGKAN KOPERASI
DI INDONESIA TAHUN 1945-1965
Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia memproklamasikan
kemerdekaannya oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia. Sebagai
bangsa yang baru merdeka, keadaannya masih rentan terhadap gangguan
keamanan baik yang datang dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Segenap
lapisan masyarakat Indonesia disibukan dengan perjuangan untuk
mempertahankan kemerdekaan. Para pemimpin negara pada waktu itu disibukan
dengan masalah pembentukan pemerintahan yang kuat, dan mengatur rumah
tangga Negara khususnya dalam bidang kesejahteraan sosial yang telah
diamanakan dalam UUD 1945 pasal 33, agar perekonomian Indonesia disusun
sebagai usaha bersama berasarkan atas azas kekeluargaan, yang tidak lain adalah
koperasi. Akan tetapi masalah yang dihadapi oleh bangsa Indonesia pada awal
berdirinya pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia begitu sangat
kompleks. 99
A. Hambatan Pada Masa Revolusi Fisik
Pada kurun waktu antara tahun 1945 sampai dengan tahun 1950, bangsa
Indonesia mempunyai kesadaran berbangsa dan bernegara yang cukup tinggi
99 Tuk Setyohadi, Sejarah Perjalanan Bangsa Indonesia Dari Masa Ke Masa, Jakarta, Rajawali Corporation, 2002, hlm. 24.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
dengan dilengkapi jiwa patriotisme dan semangat kepahlawanan untuk
mempertahankan kemerdekaannya. Secara de fakto bangsa Indonesia sudah
merdeka, namun pihak Belanda masih tetap menganggap Indonesia sebagai
daerah jajahannya. Situasi bangsa Indonesia sangat genting di bawah tekanan
ancaman agresi militer Belanda yang ingin mengembalikan kekuasaan atas
Indonesia. Pasukan Belanda dengan persenjataan yang lengkap dan modern
membonceng pasukan Sekutu yang bertugas untuk mengurusi tawanan Jepang
dan mengembalikan ke negaranya. Semua elemen lapisan dan golongan dari
masyarakat bangsa Indonesia telah terjadi kesepakatan membagi tugas antara
yang menganggat senjata menghadapi musuh dan yang menyusun perangkat
kelembagaan negara. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan kepada dunia
internasional bahwa bangsa Indonesia sudah berdiri dan dapat disejajarkan
dengan bangsa-bangsa lain yang merdeka. Para pemimpin dan tokoh cendekiawan
berupaya untuk menghidupkan urat nadi perekonomian bangsa Indonesia.100
1. Perang Kemerdekaan Melawan Agresi Belanda I Dan II
Salah satunya adalah Mohammad Hatta. Di masa yang sangat sulit seperti ini, ia
tetap berjuang untuk mengembangkan koperasi dalam rangka menghidupkan
perekonomian rakyat. Perjuangan ini banyak mendapatkan hambatan. Hambatan
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain:
Pada tanggal 15 Agustus 1945 pasukan Jepang menyatakan menyerah
tanpa syarat kepada Sekutu. Kemudian tentara Sekutu akan mengambil 100Ibid, hlm. 27.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
wilayah Indonesia, untuk tugas ini diserahkan kepada Komando Asia
Tenggara di bawah pimpinan Laksamana Lord Louis Mountbatten dari
Inggris untuk mendarat di Pulau Jawa dan Sumatera. Sedangkan untuk
daerah-daerah di luar Pulau Jawa dan Sumatera yang diberi kewenangan
adalah tentara Australia. Dalam mengimplementasikan pendudukan atas
Indonesia, terdapat instruksi yang diberikan oleh Laksamana Mountbatten
kepada setiap komandan-komandan pasukan Inggris. Instruksi tersebut
menyatakan bahwa setiap pasukan Sekutu tidak boleh meredam kemerdekaan
Indonesia, namun di sisi lain juga tidak boleh mengambil suatu tindakan yang
seakan-akan mengakui kemerdekaan bangsa Indonesia. Semua ini harus
dilakukan mengingat tugas utama pasukan Sekutu hanyalah untuk melakukan
pelucutan senjata tentara Jepang dan mengembalikan mereka ke tanah airnya,
melepaskan tawanan perang tentara Sekutu dan interniran, serta memelihara
keamanan dan ketertiban. Sementara itu pada tanggal 24 Agustus 1945,
pemerintah Inggris dan Belanda telah melakukan perjanjian mengenai urusan
pemerintahan sipil, bahwa Belanda sebagai anggota Sekutu, mempunyai hak
untuk memperoleh kembali jajahannya.101
Pada tanggal 15 September 1945 pasukan Sekutu Inggris di bawah
pimpinan Letnan Jenderal Sir Philips Christison dengan kapal perang
Cumberland mendarat di pelabuhan Tanjung Priok, dengan diikuti kapal
perang Belanda De Tromp yang membawa tentara Belanda dan personil
101 Ibid, hlm. 34.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
NICA di bawah pimpinan Van der Plas. Kemudian pasukan NICA Ini
melakukan infiltrasi dan menyebar ke kota-kota seperti: Jakarta, Bandung,
Semarang, Surabaya dengan berlindung di belakang RAPWI (Recovery of
Allied Prisoners of War and Interness). Tentara Belanda yang menyamar
sebagai anggota RAPWI segera menyusun kekuatan dan berusaha untuk
mengembalikan kekuasaan Belanda atas Indonesia. Sepak terjang tentara
Belanda ini akhirnya terbongkar oleh para pejuang Indonesia sehingga insiden
bersenjata tidak dapat terelakan.102
Pada tanggal 12 Oktober 1945 pasukan Sekutu yang diboncengi NICA
berhasil memasuki kota Bandung untuk mengurusi pemulangan orang-orang
Pertempuran segera meletus diberbagai tempat dengan sengitnya
antara pejuang Indonesia dengan tentara Sekutu di yang diboncengi tentara
Belanda. Pasukan Sekutu Inggris di bawah Pimpinan Brigadir Mallaby,
dengan diboncengi pasukan Belanda NICA mendarat di Surabaya. Di
Surabaya ini pasukan NICA mengadakan provoksi dan menyulut insiden
bersenjata dengan pejuang Indonesia. Dalam pertempuran ini Brigadir
Mallaby tewas. Kejadian ini telah menimbulkan amarah pasukan Sekutu.
Surabaya diserang habis-habisan baik dari darat, laut, dan udara. Arek-arek
Surabaya bertempur mati-matian. Pertempuran ini dikenal dengan
pertempuran 10 November 1945. Dengan keunggulan persenjataan akhirnya
pasukan Sekutu berhasil menguasai Surabaya.
102 Ibid, hlm. 35.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Jepang dan interniran Eropa. Provokasi NICA telah menyulut kemarahan para
pejuang Bandung dan terjadilah pertempuran yang hebat. Pada tanggal 1
Desember 1945 pasukan Sekutu terdesak, kemudian meminta bantuan kepada
pemerintah Republik Indonesia di Jakarta untuk memerintahkan tentara
Indonesia meninggalkan kota Bandung. Komandan tentara Indonesia Kolonel
A.H. Nasution menghadapi dilema antara mentaati perintah dari Jakarta atau
perintah dari Markas Besar Tentara di Yogyakarta untuk mempertahankan
kota Bandung. Akhirnya ia memilih untuk membumihanguskan kota
Bandung, dan peristiwa ini di kenal dengan “Bandung Lautan Api”. Akibat
dari tindakan pasukan NICA yang ingin menjajah kembali Indonesia telah
menyulut pertempuran diberbagai daerah seperti: Bali, Sulawesi Selatan,
Palembang, Medan dan lain-lainnya. Tidak hanya itu juga tentara Belanda
juga melancarkan agresi militernya yang pada akhirnya berhasil menawan
pemimpin Republik Indonesia. Namun pejuang-pejuang Republik Indonesia
juga tidak tinggal diam, dan sebagai puncaknya terjadi serangan umum
1Maret 1949 atas kota Yogyakarta. Peristiwa ini telah mengundang campur
tangan dunia internasional yang membawa kedua belah pihak untuk
mengadakan KMB (Konperensi Meja Bundar). Dan hasilnya terjadi pegakuan
kedaulatan Republik Indonesia.
Dengan adanya adanya tindakan militer baik yang dilakukan oleh
tentara Sekutu pada awal kemerdekaan bangsa Indonesia, maupun aksi militer
tentara Belanda terhadap wilayah kedaulatan Republik Indonesia telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
ditanggapi oleh para pejuang-pejuang Indonesia dengan berani. Konflik
senjata antara pihak Indonesia dengan pihak belanda telah mengakibatkan
gerakan koperasi Indonesia tidak dapat berkembang, bahkan gerakan koperasi
distribusi menghentikan aktivitasnya karena resiko yang harus ditanggung
terlalu besar. Di samping itu adanya daerah-daerah Republik Indonesia yang
dikuasai oleh pihak musuh telah memperlambat aktivitas koperasi yang
dikelola oleh orang-orang pribumi.
Pertempuran antara para pejuang Indonesia melawan tentara
pendudukan Belanda ternyata telah mengakibatkan sarana dan prasarana
perekonomian banyak yang hancur dan rakyat Indonesia banyak yang
mengungsi mencari perlindungan ditempat yang aman. Keadaan perang
seperti ini jelas melumpuhkan aktivitas kegiatan ekonomi rakya Indonesia.
Hal ini telah menghambat usaha Mohammad Hatta dalam mengembangkan
lembaga koperasi.
2. Perkembangan Politik Pada Awal Kemerdekaan Indonesia
Pada tanggal 22 Agustus 1945 PPKI mengadakan sidang untuk
menetapkan pembentukan KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat), dan
menghasilkan suatu keputusan yang menetapkan memberi kekuasaan legislatif
kepada KNIP sebagai parlemen sementara Republik Indonesia, sambil
menunggu terbentuknya MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) dan DPR
(Dewan Perwakilan Rakyat). Berhubung dengan keadaan negara yang sedang
genting maka dibentuklah BP (Badan Pekerja) yang ketua dan anggotanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
dipilih dari anggota KNIP. Dalam sidang-sidang KNIP selalu terjadi
pertarungan politik yang sengit antara kelompok partai-partai oposisi dengan
partai-partai pemerintah yang selalu berkutat pada masalah pro dan kontra
terhadap politik damai melakukan perundingan dengan pihak Belanda. Dalam
babak ini sudah terlibat dengan jelas adanya pertentangan politik demi
kepentingan pribadi dan kelompoknya dari pada kepentingan bangsa yang
harus diutamakan. Kabinet Republik Indonesia yang pertama dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 dengan sistem Kabinet Presidensiil
yang dipimpin oleh Soekarno dan Mohammad Hatta ternyata tidak dapat
berlangsung lama.
Badan Pekerja mengusulkan agar sementara waktu dibentuk kabinet
Parlementer dengan tujuan untuk menghadapi serangan-serangan dari luar
negeri terhadap Soekarno dan Mohammad Hatta yang selalu dicela sebagai
kolabolator Jepang. Untuk menghindari hal ini biarlah kabinet Parlementer
yang menangkis segala serangan atas nama rakyat. Pada tanggal 14 November
1945 Presiden Soekarno mengangkat Syahrir sebagai Perdana Menteri kabinet
Parlementer. Adapun alasan yang menjadi pertimbangannya adalah karena
banyaknya masalah yang harus ditangani oleh pemerintah. Dengan ini
Presiden Soekarno telah mendelegasikan kekuasaannya kepada Perdana
Menteri. Ternyata tindakan pendelegasian telah menimbulkan polemik di
kalangan elit politik. Para politikus menilai bahwa kebijakan pendelegasian
kekuasaan bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945. Kabinet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Presidensial digantikan oleh Kabinet Parlementer pada tanggal 14 November
1945. Hal ini merupakan kebijakan baru yang memberikan saluran demokratis
dalam menampung kehendak masyarakat.103
Kabinet ke-II Republik Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri
Syahrir dari Partai Sosialis yang merangkap juga sebagai Menteri Luar Negeri
dan sekaligus Menteri Dalam Negeri. Pemerintahan ini dikenal dengan
Kabinet Syahrir I. Pada masa pemerintahannya mencanangkan program pokok
yang mencakup aspek ekonomi, yakni memperbaiki tingkat kemakmuran
rakyat di anataranya dengan melalui distribusi pangan dan menangani masalah
keuangan republik Indonesia. Pergolakan politik di tingkat elit pemerintahan
telah mengakibatkan jatuh bangunnya kabinet. Ditengah-tengah gejolak
revolusi, pada masa pemerintahan Kabinet Syahrir II mencanakan siasat
pembangunan ekonomi. Mohammad Hatta ditunjuk sebagai ketuanya untuk
membuat rencana pembangunan ekonomi yang menyeluruh. Karena
suasananya yang tidak memungkinkan akibat dari adanya aksi militer Belanda
Pertama dan perseteruan antar elit politik program ekonomi yang
direncanakan telah mengalami kegagalan.
104
Pada tanggal 27 Juni 1946 Perdana Menteri Syahrir dan beberapa
orang menterinya diculik di kota Solo. Peristiwa ini telah mengakibatkan
situasi politik menjadi tidak menentu, dan muncul isu bahwa Jenderal
103 Mohammad Hatta, op.cit, hlm. 478. 104 R.Z. Leirissa, dkk, Sejarah Perekonomian Indonesia, Jakarta, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional, 1996, hlm. 92.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Soedirman telah mengeluarkan sebuah nota kepada Presiden Soekarno
melalui jenderal Soedarsono, yang isinya supaya Kabinet Syahrir dibubarkan.
Mohammad Hatta yang menerima nota tersebut kemudian segera menemui
Presiden Soekarno untuk mendalami isi nota. Mohammad Hatta
menyimpulkan bahwa Jenderal Soedarsono telah bersekutu dengan Persatuan
Perjuangan untuk mengadakan kudeta yang tidak berdarah. Usahanya ini
dapat dibongkar oleh Mohammad Hatta.105
Pada tanggal 26 Juni 1947 Kabinet Syahrir II jatuh karena kelompok
kiri tidak percaya lagi. Kemudian dibentuk kabinet Nasional dengan Perdana
Menteri dijabat oleh Amir Syarifuddin. Pada masa pemerintahannya terjadi
aksi polisionil Belanda I terhadap wilayah kekuasaan Republik Indonesia. Ini
jelas perlanggaran atas perjanjian Linggarjati pada masa pemerintahan
Kabinet Syahrir II. Agresi militer Belanda mengundang reaksi dari Dewan
Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, (DK PBB) yang memaksa kedua
belah pihak untuk kembali ke meja perundingan. Akhirnya tercapai perjanjian
Renville yang sangat merugikan pihak Indonesia. Sementara itu Wakil
Presiden Mohammad Hatta disibukan dengan urusan politik dalam negeri
untuk konsolidasi keberbagai daerah di Pulau Sumatera. Setelah dari
Sumatera Mohammad Hatta melakukan kunjungan ke luar negeri untuk
mencari dukungan bagi eksistensi Republik Indonesia. Negara yang menjadi
tujuannnya adalah India. Di negara ini ia bertemu dengan Perdana Menteri
105 Mohammad Hatta, op.cit, hlm. 487.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Jawaharlal Nehru. Dalam pertemuan ini, Mohammad Hatta meminta bantuan
senjata sebab ada tanda-tanda militer Belanda akan menyerang Republik
Indonesia, namun Jawaharlal Nehru tidak dapat memberikan bantuan senjata
karena persoalan senjata India masih berada dalam kekuasaan Inggris. India
hanya dapat membantu Republik Indonesia dengan protes dan mengundang
negara-negara lain bersidang di India, mengadakan resolusi serta protes
kepada PBB, supaya tindakan Belanda dihukum. Mohammad Hatta agak
menyesal karena India tidak dapat memberikan bantuan senjata, tetapi ia
setuju dengan pandangan Jawaharlal Nehru, bahwa aksi Belanda justru akan
menaikkan derajat Republik Indonesia di kancah Internasional. Ia
berterimakasih atas dukungan politiknya terhadap perjuangan Republik
Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaannya.106
Sementara itu ekskalasi politik Indonesia memanas dengan adanya
krisis kabinet mengadakan demonstrasi menentang Pemerintahan Amir
Syarifuddin. Akhirnya kabinet Amir Syarifuddin jatuh, dan digantikan oleh
kabinet baru yang dipimpin oleh Mohammad Hatta. Pada tahun 1948
Mohammad Hatta menghadapi masalah yang cukup serius, yaitu dengan
adanya pengakuan Perdana Menteri Amir Syarifuddin terhadap perjanjian
Renville. Dalam perjanjian tersebut pihak Republik Indonesia hanya sebatas
sebagai negara bagian. Adapun wilayah Republik Indonesia hanya meliputi
Jawa, Sumatera dan Madura.
106 Mohammad Hatta, op.cit, hlm. 505.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Menghadapi ketidakpuasan yang meluas di kalangan masyarakat
bahkan kelompok nasionalis bahwa pemerintahan yang dipimpin oleh Amir
Syarifuddin telah menjual kedaulatan negara. Akhirnya kabinet Amir jatuh
dan digantikan oleh Mohammad Hatta. Kemudian ia berjuang dengan keras
untuk menyusun kabinet. Sebagai Perdana Menteri Mohammad Hatta
mempunyai program pokok yaitu:107
Dari program kabinet Mohammad Hatta, yang memprioritaskan
pelaksanaan rasionalisasi pegawai negeri dan angkatan bersenjata merupakan
isu yang paling hangat dan menjadi problematik nasional. Mohammad Hatta
dengan latar belakang sebagai ekonomi ternyata mempengaruhi dalam
pengambilan kebijakan pemerintahannya. Hal ini harus segera dilaksanakan
mengingat penghasilan negara tidak dapat untuk menutupi semua belanja
aparatur negara. Program ini dijalankan dengan rasionalisasi yang bijaksana
dengan cara mengalihkan tenaga kerja dari pekerjaan yang tidak produktif ke
bidang kegiatan yang lebih produktif, tentunya hal ini memerlukan persiapan
yang matang dan juga penanaman modal kerja. Mohammad Hatta yang
a) implementasi perjanjian Renville
dengan tetap mengadakan perundingan terus menerus melalui komite jasa
baik, b) akselerasi pembentukan Negara Indonesia Serikat yang berdaulat dan
demokratik, c) nasionalisasi tentara dan pegawai negeri berdasarkan
pertimbangan kurangnya sumber daya negara, d) melakukan rekontruksi
nasional.
107 Tashadi, dkk, op.cit, hlm. 43.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
menerapkan prinsip-prinsip manajemen bisnis dalam pemerintahannya dinilai
oleh berbagai pihak kurang tepat dan bukan momentum yang ideal bagi
perancanaan yang baik, hal ini dilandasi oleh situasi yang revolusioner di
negeri ini. Kebijakan Mohammad Hatta untuk mengorganisir dan
mengadakan rasionalisasi dalam tubuh angkatan bersenjata ternyata telah
mendapatkan tentangan dari Amir Syarifuddin. Kemudian pada tanggal 19
September 1948 Amir Syarifuddin bersama dengan Muso mengadakan
pemberontakan di Madiun dan mendirikan negara Sovyet sendiri. Dengan
adanya pemberontakan PKI Madiun ini telah mengakibatkan instabilitas
politik dan negara dalam keadaan yang genting.
Sementara itu di Tapanuli Utara terjadi perang saudara, Mohammad
Hatta kemudian pergi ke sana untuk menyelesaikan antara pihak-pihak yang
bertikai. Ia dengan bijaksana dapat memfasiltasi antara laskar Bejo dengan
laskar Malau yang saling bertikai. Kedua belah pihak berdamai. Dan untuk
menjaga stabilitas Sumatera Utara, Mohammad Hatta mengangkat Letnan
Kolonel Kawilarang sebagai Panglima Militer yang bertanggungjawab atas
keamanan kawasan tersebut. Dengan demikian pertikan bersenjata antar
sesama anak bangsa di Sumatera Utara dapat diselesaikan tanpa kekerasan
oleh Mohammad Hatta.108
Kemudian Mohammad Hatta kembali ke Jogjakarta untuk
mengadakan perundingan dengan pihak Belanda. Pada tanggal 14 November
108 Mohammad Hatta, op.cit, hlm. 535.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
1948 diadakan perundingan yang bertepat di Kaliurang. Dalam perundingan
kali ini antara Mohammad Hatta dengan Menteri Luar Negeri Belanda Mr.
Stikker membahas dua hal yaitu: Soal Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan
Mr. Stikker ingin supaya pembentukan Negara Federal dipercepat. Dalam
perundingan ini Mohammad Hatta menolak TNI sebagai tentara harus
dihilangkan dan dijadikan “gendarmerie”. Perundingan di Kaliurang ini
akhirnya menemui jalan buntu yang tidak membawa hasil sama sekali.109
Pada tanggal 19 Desember 1948 tentara Belanda melancarkan agresinya yang
ke dua dan berhasil mendudukan ibukota Republik Indonesia di Yogyakarta
serta berhasil menawan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad
Hatta beserta beberapa orang lainnya.110
109 Tuk Setyohadi, op.cit, hlm. 79. 110 A. Hanan Hardjasasmita, op.cit, hlm.35.
Kehidupan politik yang tidak menentu selama kurun waktu 1945-1949
telah menghambat usaha Mohammad Hatta dalam mengembangkan lembaga
koperasi. Posisi Mohammad Hatta sebagai wakil presiden disibukan dengan
urusan politik dalam negeri untuk konsolidasi keberbagai daerah di Pulau
Sumatera. Di samping itu Mohammad Hatta juga disibukan dengan urusan
luar negeri untuk mencari dukungan bagi eksistensi Republik Indonesia.
Bahkan koperasi pada masa ini telah dijadikan sebagai alat propaganda oleh
partai-partai politik demi kepentingan partainya sehingga koperasi telah
kehilangan arahnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
3. Keadaan Sosial Masyarakat Pada Awal Kemerdekaan Indonesia
Perkembangan masyarakat Indonesia berlainan dengan perkembangan
masyarakat di Eropa. Feodalisme Eropa telah digantikan dengan kapitalisme,
sedangkan feodalisme di Indonesia telah dijadikan sebagai alat kekuasaan
kolonialisme Belanda. Penjajahan Belanda yang berlangsung cukup lama di
Indonesia telah merusak struktur sosial dari masyarakat desa yang kolektif
dengan menyebarkan benih-benih individualisme. Kolektivisme sebagai dasar
pergaulan hidup masyarakat Indonesia, tertindih oleh individualisme kolonial
dengan menggunakan feodalisme Indonesia sebagai alat untuk memperoleh
keuntungan pemerintah kolonial Belanda. Dengan demikian telah terjadi
dualisme dalam masyarakat Indonesia. Pemerintahan Mohammad Hatta
menghadapi persoalan pengangguran besar-besaran. Hal ini harus segera
diatasi, karena kalau tidak akan menghambat bagi perkembangan koperasi.
Sedapat mungkin para pengangguran harus diperdayakan seoptimal mungkin.
Mereka harus menjadi bagian dari penggerak perekonomian rakyat. 111
Realitas sosial masyarakat Indonesia yang mendapat pengaruh dari
sistem kolonial dalam bentuk feodalisdme ternya telah menghambat usaha
Mohammad Hatta dalam mengembangkan lembaga koperasi di Indonesia.
Keadaan seperti ini tidak sesuai dengan jiwa koperasi yang mengutamakan
kerjasama antar anggota. Di samping itu tingkat pengangguran yang cukup
111 Siregar, Ekonomi Pancasila, Jakarta, Mutiara, 1980, hlm. 17.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
tinggi juga menjadi masalah tersendiri kalau tidak segera diatasi dengan
pemberdayaan para pengangguran dengan lembaga koperasi.
4. Mohammad Hatta Mencari Bantuan Ekonomi ke Luar Negeri
Dengan dikuasainya sebagian wilayah Indonesia oleh tentara Belanda
telah melahirkan dualisme dalam bidang ekonomi. Dalam sektor ekonomi
perbankan Belanda juga mengatur sirkulasi keuangan lewat De Javasche
Bank. Di sisi lain pemerintah Republik Indonesia juga berusaha untuk
mengendalikan lalu lintas sirkulasi keuangan nasional dengan mengeluarkan
ORI (Oeang Republik Indonesia). Dengan demikian perekonomian Indonesia
dalam kurun waktu 1945-1949 secara umum sangat memprihatinkan.
Perekonomian Indonesia benar-benar hancur yang ditandai dengan turunya
produksi secara besar-besaran karena sebagian besar alat poduksi rusak akibat
perang. Anggaran belanja pemerintah juga mengalami defisit, hal ini
disebabkan oleh besarnya pengeluaran yang sangat besar untuk membiayai
peperangan melawan tentara Belanda yang ingin menjajah Indonesia kembali.
Pada masa revolusi fisik ini hampir tidak memungkinkan bagi
pelaksanaan suatu program pembangunan ekonomi berencana maupun jangka
panjang. Penekanan program ekonomi hanya diprioritaskan pada pemulihan
dan perbaikan. Blokade ekonomi yang dilakukan oleh Angkatan Laut Belanda
semakin memperparah keadaan perekonomian Indonesia. Dalam situasi
seperti ini pemerintah sangat sulit untuk mendapatkan devisa ataupun bantuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
dari pihak luar negeri, sehingga pembiayaan perekonomian dalam negeri
menjadi terbengkalai.112
Keterpurukan perekonomian Indonesia akibat eksploitasi pihak
penjajah Belanda dan eksploitasi pendudukan militer Jepang telah
menghambat bagi usaha Mohammad Hatta dalam mengembangkan lembaga
koperasi di Indonesia. Kedaan seperti ini diperparah dengan adanya defisit
negara yang mengakibatkan pemerintah Republik Indonesia tidak dapat
memberikan bantuan finansial terhadap lembaga koperasi. Dalam rangka
untuk memperbaiki perekonomian nasional, Mohammad Hatta tetap berusaha
dengan meminta pinjaman dari luar negeri. Hal ini harus dilakukan untuk
membangkitkan perekonomian Indonesia yang terpuruk. Pihak luar negeri
mau memberikan bantuan tentu mempunyai motivasi sendiri yaitu mencari
keuntungan pula. Namun tidak masalah asalkan kita pandai menggunakan
pinjaman tersebut untuk kepentingan kemakmuran rakyat. Usaha Mohammad
Hatta mendapatkan respon dari Uni Soviet yang siap memberikan bantuannya
kepada Indonesia.
113
B. Hambatan Pada Masa Pelaksanaan Demokrasi Parlementer
Pada waktu lembaga koperasi tengah mengadakan penyempurnaan-
penyempurnaan ke dalam, situasi dan kondisi dalam negeri Indionesia mengalami
suatu perubahan. Persatuan dan kekeluargaan yang selama ini dibangun perlahan
112 Idem 113 Deliar Noer, op.cit, hlm. 128.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
terbawa arus keretakan. Keretakan ini disebabkan adanya sistem liberalisme yang
mulai berakar pada masyarakat Indonesia, pada awalnya sistem ini berkembang di
kota-kota besar kemudian membawa pengaruh ke masyarakat pedesaan.
Akibatnya perkembangan koperasi yang selama ini dibangun oleh Mohammad
Hatta menjadi terganggu. Liberalisme telah mengabaikan cara-cara musyawarah
dan mufakat, merusak terjalinnya persatuan antar sesama warga negara,
liberalisme telah menimbulkan pengkotak-kotakan dalam masyarakat yang
masing-masing menggunakan cara-cara yang absolut dalam menghasilkan segala
sesuatu yang menjadi tujuannya. Pada intinya liberalisme ini sangat bertentangan
dengan prinsip kegotongroyongan dan kekeluargaan yang telah menjadi
kepribadian bangsa kita.
Tekanan dan pengaruh dari liberalisme sangat terasa dalam perekonomian
kita, hal ini nampak pada:114
114 Kartasapoetra, dkk, op.cit, hlm. 93.
a) Sering terjadinya pergantian kabinet, dengan
sendirinya otomatis garis kebijakan dan program-program kementrian yang
menangani dan mengurusi koperasi selalu berubah-ubah. Tidak jarang suatu
program yang baru dilaksanakan terpaksa harus ditunda ataupun dibatalkan
karena terjadi pergantian menteri, sedang menteri yang baru tersebut mempunyai
program sendiri yang tidak sejalan dengan menteri yang sebelumnya memimpin,
b) Terjadinya pergerakan politik yang masing-masing pihak berusaha untuk
menarik anggota-anggota masyarakat ke dalam partainya. Cara yang ditempuh
seperti ini tidak jarang telah menimbulkan suatu persaingan yang tidak sehat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
karena setiap pergerakan politik mempunyai haluan dan ideologi yang berbeda-
beda yang saling bertentangan satu sama lainnya. Pergerakan politik seperti ini
ternyata telah berdampak terhadap koperasi yang tidak mengenal perbedaan
golongan, aliran, suku, agama dan lain-lainnya. Anggota koperasi menjadi
terpengaruh oleh perbuatan dan tindakan para aktivis pergerakan politik yang
sedang melebarkan pengaruhnya.
Pengaruh negatif liberalisme pada masa demokrasi parlementer terhadap
koperasi nampak jelas dengan adanya RUUK (Rancangan Undang-Undang
Koperasi) yang baru, karena peraturan perundang-undangan yang selama ini
berlaku merupakan warisan dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda yang
harus diganti. Hal ini harus dilakukan dengan segera mengingat undang-undang
yang lama sudah tidak sesuai dengan situasi bangsa Indonesia yang sudah
merdeka, di samping itu juga tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Pemerintah berusaha menyusun undang-undang koperasi yang baru, tetapi sampai
tahun 1958 belum pernah sampai diajukan ke parlemen, karena pengaruh kerja
yang liberalis. Berkat kerja keras dari serang penggiat koperasi yang duduk di
parlemen bernama Soemardi, akhirnya RUUK dibahas dalam parlemen dan
dihasilkan Undang-Undang Koperasi Tahun 1958 No. 79. Dengan demikian
Undang-Undang 1949 No. 179 tidak berlaku. Undang-Undang Koperasi yang
baru ini tidak banyak membawa perubahan, sehingga dirasakan belum dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
memenuhi kebutuhan koperasi. Hal ini disebabkan karena penyusunannya yang
tergesa-gesa dan adanya pengaruh liberalisme.115
C. Hambatan Pada Masa Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin
Demokrasi parlementer yang ditandai dengan silih bergantinya kabinet
ternyata juga menghambat usaha yang dilakukan oleh Mohammad Hatta dalam
mengembangkan lembaga koperasi. Hal ini tidak dapat dilepaskan adanya
pengaruh liberalisme yang telah mengakibatkan dikotonomi dalam masyarakat.
Sistem kekeluagaan dan gotong royong yang merupakan ciri khas dalam
masyarakat semakin luntur. Campur tangan elit politik dalam lembaga koperasi
semakin membuat lembaga koperasi tidak solid.
Pengaruh liberalisme yang makin hari makin kuat telah mempengaruhi
percaturan perpolitikan nasional dari pusat sampai daerah. Kompetisi yang tidak
sehat telah melahirkan sentimen negatif antara pihak satu dengan pihak lain yang
berseberangan. Pada umumnya mereka saling menjatuhkan untuk memperkuat
hegemoninya. Berkaitan dengan gerakan-gerakan koperasi cenderung telah terjadi
pula usaha-usaha untuk mempolitisasi oleh partai-partai politik, sehingga aktivitas
koperasi tidak berjalan dengan semestinya. Keadaan seperti ini semakin menjadi
setiap harinya dan menimbulkan instabilitas yang sangat berpengaruh dalam roda
pemerintahan dan kehidupan ekonomi rakyat. Dalam waktu yang relatif singkat
sering terjadi pergantian kabinet, dan untuk menyusun kabinet yang baru sering
115 Ibid, hlm. 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
kali membutuhkan waktu yang relatif lama. Momentum yang tersedia seharusnya
dapat dimaksimalkan dengan baik, akan tetapi para elit politik menjalankan
politik dagang sapi, satu sama lain saling berebut, dan tawar menawar pada posisi
menteri yang menguntungkan dalam pembentukan kabinet baru yang devinitif.
Konstituante yang ditugaskan untuk membentuk Undang-Undang Dasar
baru ternyata mengalami kegagalan. Sementara dilain pihak ada kelompok yang
menyuarakan untuk memberlakukan kembali Undang-Undang Dasar 1945.
Melihat kondisi yang tidak menguntungkan seperti ini akhirnya telah mendorong
Presiden Soekarno untuk mengeluarkan sebuah Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
Dekrit ini dilatarbelakangi dengan adanya keyakinan bahwa Piagam Jakarta
tertanggal 22 Juni 1945 menjiwa Undang-Undang Dasar 1945. Tindakannya ini
telah mengakhiri sebuah periode parlementer Indonesia.116
116 Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2008, hlm. 439.
Dengan
diberlakukannya kembali Undang-Undang Dasar 1945 ternyata mendapatkan
sambutan yang antusias dari sebagian besar rakyat Indonesia. Mereka
memandang bahwa UUD 1945 merupakan undang-undang yang sangat cocok
sebagai dasar hidup dan kepribadian bangsa Indonesia. Dan Pancasila merupakan
dasar dari segala ketentuan yang terdapat dalam UUD 1945. Dengan demikian
musyawarah dan mufakat akan diutamakan kembali sehingga persatuan dan
kesatuan bangsa dapat terjamin dengan baik. Hal ini merupakan potensi yang
besar dan kuat untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang adil dan
makmur berdasarkan Pancasila. Namun semuanya ini hanyalah isapan jempol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
belaka, sunguh suatu hal yang amat disayangkan bahwa Presiden Soekarno telah
melakukan kebijakan-kebijakan di luar aturan UUD 1945. Walaupun pada tanggal
17 Agustus 1959 Presiden mengemukakan Manifesto Politik yang merupakan
garis-garis besar haluan negara yang dirumuskan dengan singkatan USDEK
(Undang-Undang Dasar 1945, Sosialisme ala Indonesia, Demokrasi Terpimpin,
Ekonomi terpimpin, Kepribadian Nasional).117
Demokrasi Terpimpin dan Ekonomi Terpimpin yang seharusnya
terpimpin oleh Pancasila, persepsi dan implementasinya berubah menjadi
terpimpin oleh garis-garis pemikiran pribadi Soekarno. Akibat dari tindakannya
ini kemudian menjurus kearah otokrasi. Kegiatan perekonomian pada masa ini
tidak berkembang dengan baik. Gerakan koperasi pada masa demokrasi terpimpin
ditandai dengan sering kali pemerintah ikut campur tangan pada masalah intern.
Kebebasan dalam pengambilan keputusan menjadi sangat terbatas dan mematikan
inisiatif gerakan koperasi. Dengan demikian lembaga koperasi tidak dapat
berjalan sebagaimana mestinya. Dasar sukarela dalam berkoperasi telah diabaikan
oleh segelintir oknum pengurusnya. Dan perekonomian Indonesia sedang
mengalami kepailitan. Mohammad Hatta sebagai ekonomi yang berusaha
membangun perekonomian kerakyatan dengan cara mendirikan koperasi telah
mendapatkan predikat sebagai orang yang menganut paham liberal. Tuduhan ini
sungguh merupakan hal yang ironis yang sengaja dilontarkan oleh pihak-pihak
117 Suradjiman, Ideologi Koperasi Membentuk Masyarakat Adil Dan Makmur, Djakarta, Ganaco, 1963, hlm. 67.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
yang berseberangan dengan pemikirannya. Ia merasa sangat sedih menyaksikan
ada kecenderungan bahwa koperasi yang ia bangun selama ini telah
difeodalisasikan demi keuntungan sesaat. Usaha rakyat kecil dalam
menghidupkan perekonomian telah mendapat saingan yang tidak sehat dari
warung-warung China yang bertebaran di mana-mana dengan mengatasnamakan
koperasi. Pada masa ini Partai Komunis Indonesia sedang mengalami
pertumbuhan yang sangat pesat. Orang-orang komunis berusaha dengan keras
untuk mencari massa sampai ke pelosok pedesaan. Mereka menilai koperasi
sebagai penghalang untuk mencapai cita-citanya.118
Pada masa demokrasi terpimpin ini, pemerintah berusaha dengan keras
untuk mengoptimalkan peran pamong praja dalam memajukan koperasi. Setiap
pemimpin daerah mulai dari Gubernur sampai Ketua Rukun Kampung
mempunyai tanggungjawab atas kemakmuran daerahnya. Dalam menciptakan
kemakmuran ini harus dicapai dengan jalan berkoperasi, maka dengan sendirinya
setiap pemimpin tersebut otomatis telah menjadi penggerak dan anggota dari
koperasi. Akan tetapi pada prakteknya ternyata para pomong praja ini kurang
menaruh perhatian dalam mengelola perkoperasian sehingga kemakmuran rakyat
jauh dari harapan. Ketidakmajuan koperasi juga disebabkan adanya fasilitas yang
seharusnya digunakan untuk menunjang kegiatan koperasi ternyata
118 Tashadi, dkk, op.cit, hlm.51.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
diselewengkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Di samping
kurangnya koordinasi antara pengurus koperasi dengan pihak pamong praja.119
Dalam rangka untuk memperkuat Ekonomi Terpimpin, Presiden Soekarno
mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 1960. Instruksi Presiden ini,
dimaksudkan untuk mempercepat perkembangan koperasi. Untuk mendukungnya
kemudian dibentuklah BAPENGKOP (Badan Penggerak Koperasi). Badan ini
beranggotakan para pegawai pemerintah. Untuk mengadakan perimbangan
dengan kecepatan pertumbuhan koperasi, maka pemerintah menjadikan koperasi
sebagai distributor utama bahan-bahan pokok dengan harga yang jauh lebih
rendah dangan harga yang berlaku di pasaran. Hal ini dilakukan oleh pemerintah
akibat adanya inflansi. Kebijaksanaan pemerintah ini terhadap koperasi sekilas
terlihat baik dengan maksud agar para anggota koperasi dan juga masyarakat
dapat dengan mudah dan murah memperoleh barang-barang yang diperlukan.
Tetapi kebijakan ekonomi seperti ini alangkah lebih baik dan tepat apabila situasi
negara sedang genting.
120
Perlakuan yang istimewa seperti ini di satu pihak telah memberikan
kekuatan bagi koperasi untuk hidup dan mempunyai kemampuan dalam bersaing
dengan perusahaan swasta, akan tetapi di sisi lain yang ditinjau dari kemampuan
usaha yang sesungguhnya merupakan perjuangan, maka perlakuan pemerintah
yang mengistimewakan koperasi dalam berusaha sebenarnya telah mematikan
119 Suradjiman, op.cit, hlm. 67. 120 Kartasapoetra, dkk, op.cit, hlm. 99.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
inisiatif koperasi, dan sangat merugikan segi mentalitas berkoperasi karena dapat
menimbulkan penyelewengan-penyelewengan dalam tubuh koperasi. Ini terlihat
dengan adanya pembelokan bahan-bahan pokok yang seharusnya diperuntukan
bagi rakyat ternyata dijual ke pasar dengan keuntungan yang besar, dan hasilnya
untuk memperkaya diri dari segelintir oknum koperasi yang bersangkutan. Di
samping itu juga ada penukaran bahan-bahan kebutuhan pokok yang kualitasnya
lebih baik ditukarkan dengan bahan yang kualitasnya lebih buruk, ini terjadi demi
keuntungan pribadi.121 Realitas seperti ini telah mengakibatkan krisis
kepemimpinan yang berakibat pada manajemen koperasi, baik dari segi
kepengurusan maupun disegi rapat anggota dan badan pemeriksa yang telah
kehilangan kedaulatannya. Di samping itu tingkat kepercayaan masyarakat
terhadap koperasi terjadi penurunan yang cukup drastis. Masyarakan tidak
mempercayai lagi pada pembentukan koperasi-koperasi baru maupun dalam
usaha koperasi-koperasi yang masih ada untuk mempertahankan diri. 122
Pada tanggal 21 April 1961 di Surabaya diselenggarakan MUNASKOP I
(Musyawarah Nasional Koperasi ke-I). MUNASKOP I diadakan dengan tujuan
untuk lebih menyempurnakan dan mensejalankan perkoperasian nasional dalam
arti program dan organisasinya sesuai dengan garis-garis ekonomi terpimpinnya
Soekarno. Dewan Koperasi Indonesia yang telah berdiri sejak tahun 1953
dibubarkan dan diganti dengan Kesatuan Organisasi Koperasi KOKSI). Dalam
121 Idem 122 A. Hanan Hardjasasmita, op.cit, hlm. 47.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
KOKSI ini dijelaskan: 1) Ketua KOKSI daerah tingkat I adalah Gubernur, sedang
ketua KOKSI daerah tingkat II adalah Bupati atau Walikota, yang masing-masing
bertindak sebagai penanggungjawab atas terintegrasinya gerakan koperasi dengan
garis-garis kebijakan pemerintah. Ini sangat jelas membuktikan campur tangan
yang mendalam dari pemerintah terhadap urusan internal koperasi. 2) Konsep
Nasakom telah dimasukan kedalam tubuh organisasi koperasi, ini berarti
pertentangan partai-partai politik telah berlangsung dalam lembaga perkoperasian.
Pelaksanaan kebijakan dari Ekonomi Terpimpin ternyata telah mengabaikan
ketentuan pasal 27 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Dasar 1945, ini terbukti
dengan adanya pembebasan tugas dari kewajiban para pegawai pada Departemen
Koperasi karena kurang dapat mengikuti garis-garis perkoperasian model
Ekonomi Terpimpinnya Soekarno. Realitas seperti ini jelas merupakan bukti
pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan UUD 1945, kemudian pertentangan-
pertentangan aliran atau faham semakin tajam dalam masyarakat. Keadaan seperti
ini telah mendorong bagi Mohammad Hatta untuk mengundurkan diri dari
jabatannya sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia. Dengan demikian
pergerakan perkoperasian Indonesia telah kehilangan seorang tokohnya yang ada
di lingkungan elit pemerintahan.123
Pada bulan Agustus 1965 di Jakarta diselenggarakan Musyawarah
Nasional Koperasi ke- II. Pada Munaskop kali ini ideologi koperasi telah benar-
benar dihilangkan, karena setiap utusan dari berbagai daerah yang hadir pada
123 Ibid, hlm. 101.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
hakekatnya mereka hanya diperlukan untuk pengesahan keputusan-keputusan
yang telah dipersiapkan. Musyawarah dan mufakat yang selama ini dikedepankan
oleh koperasi dalam pengambilan keputusan telah diabaikan, ini terjadi karena
adanya politisasi koperasi oleh pemerintah. Politisasi koperasi kelihatan dengan
jelas pada Undang-Undang Koperasi Nomor 14 Tahun 1965. Menurut undang-
undang yang baru ini, koperasi adalah merupakan organisasi ekonomi dan alat
revolusi yang berfungsi sebagai tempat pesemaian insan masyarakat serta wahana
menuju sosialisme Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Pada hakekatnya dalam
undang-undang koperasi yang baru ini juga dicantumkan Pancasila sebagai dasar
perkoperasian Indonesia, tetapi isi dan jiwa di dalamnya mengandung hal-hal
yang bertentangan dengan asas pokok, landasan kerja, dan landsan idiil.
Pengertian koperasi seperti ini jelas akan menghambat kehidupan dan
perkembangan koperasi. Hakekat koperasi sebagai organisasi ekonomi rakyat
yang demokratis dan berwatak sosial telah dikaburkan oleh pemerintah.124
Dengan diberlakukannya Undang-Undang Koperasi Nomor 14 Tahun
1965, pemerintah menjamin kelangsungan hidup koperasi, dengan jalan
mempermudah persyaratan pendirian koperasi dan memberikan fasilitasnya.
Namun pemerintah tidak menyadari adanya peningkatan inflasi. Kegiatan usaha
produksi mengalami kesulitan beraktivitas karena masalah biaya yang tinggi.
Akan tetapi koperasi dianggap mempunyai manfaat bagi masyarakat karena
cukup membantu dalam memenuhi barang-barang kebutuhan konsumsi mereka.
124 Ibid, hlm. 102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Dengan kata lain koperasi dijadikan alat distribusi dan popular dikenal dengan
koperasi jatah. Namun hal yang lebih memprihatinkan bahwa koperasi telah
dijadikan arena permainan politik, asas-asas dan sendi-sendi dasar koperasi
praktis telah diabaikan.125
D. Perubahan Kebijakan Perekonomian Nasional Kearah Liberal
Usaha Mohammad Hatta dalam mengembangkan lembaga koperasi pada
masa Demokrasi Terpimpin mendapatkan hambatan dari pemerintah. Pihak
pemerintah ikut campur tangan terlalu jauh dalam lembaga koperasi. Pemerintah
yang seharusnya melindungi lembaga koperasi, tapi kenyataannya sangat
membatasi gerak serta pelaksanaan strategi dasar perekonomian. Ini jelas tidak
sesuai dengan jiwa dan makna pasal 33 UUD 1945. Pemerintah telah
menghambat langkah serta membatasi sifat-sifat keswadayaan, keswasembadaan,
keswakertaan yang merupakan unsur pokok dari azas-azas percaya pada diri
sendiri. Pada masa ini telah banyak terjadi penyalaggunaan kekuasaan baik politis
maupun materil, pemaksaan wewenang maupun korupsi yang dilakukan oleh para
petugas maupunanggota koperasi. Bukannya koperasi yang sehat yang terwujud
melainkan koperasi yang mengingkari hakikatnya sebagai lembaga ekonomi
kerakyatan.
Pada tanggal 30 September 1965 terjadi peristiwa yang memilukan bagi
bangsa Indonesia. Para perwira tinggi dari Angkatan Darat diculik dan dibantai
di Lubang Buaya. Situasi di ibukota Jakarta mencekam, kemudian Pangkostrad 125 A. Hanan Hardjasasmita, op.cit, hlm. 44.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Mayor Jendral Soeharto berhasil mendapatkan wewenang dari presiden Soekarno
untuk memulihkan keadaan. Kemudian Soeharto segera melakukan upaya
pembersihan terhadap orang-orang yang terlibat sampai keakar-akarnya. Upaya
ini mengakibatkan jatuhnya korban jiwa yang sangat besar dan menimbulkan
penderitaan terhadap rakyat Indonesia yang dicap sebagai anggota PKI (Partai
Komunis Indonesia). Keberhasilan Soeharto dalam usahanya mengatasi keadaan
ini telah mengantarkannya menjadi presiden mengantikan Soekarno.126
Peristiwa G. 30 S. / PKI 1965 telah membuat Mohammad Hatta sangat
terpukul, karena koperasi yang selama ini ia perjuangkan untuk meningkatkan
taraf hidup rakyat juga terkena imbasnya. Pemerintahan Orde Baru yang dipimpin
oleh Presiden Soeharto harus menghadapi masalah yang cukup besar dalam
pembinaan koperasi untuk membangun perekonomian negara. Beberapa masalah
pokok yang dihadapi oleh pemerintah antara lain:
127
126 Adrian Vickers, Sejarah Indonesia Modern, Yogyakarta, Insan Madani, 2011, hlm. 239. 127 Ima Suwandi, Perkembangan Koperasi di Indonesia Khususnya Koperasi Unit Desa, Jakarta, Bhratara Karya Aksara, 1986, hlm. 4
adanya krisis dasar
pembinaan (kebijaksanaan). Hal ini terjadi akibat tidak adanya konsistensi dasar
pembinaan koperasi. Peraturan pembinaan tentang koperasi selalu berubah-ubah
secara fundamental bahkan menyimpang dari sendi dasar koperasi. Mohammad
Hatta menyatakan bahwa para ekonomi pemerintah lulusan Amerika telah
“mengalihkan kebijakan ekonomi Indonesia dari perekonomian terpimpin sesuai
dengan UUD 1945 ke arah perekonomian yang berlangsung ke arah liberalisme
ekonomi”. Ia menuduh bahwa “apa yang ditekankan ialah perusahaan swasta”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
tetapi para pengusaha Indonesia belum siap “menghadapi periode liberalisme
ekonomi”. Mohammad Hatta menunjuk kerusakan yang disebabkan oleh
eksploitasi asing, terutama pihak Jepang dan oleh ketidakmampuan pengusaha
Indonesia untuk bersaing dengan Cina, dengan menyatakan bahwa “warganegara
baru keturunan Cinalah” yang paling memperoleh keuntungan dari pinjaman
asing. Mohammad Hatta kembali tidak bisa menyembunyikan
ketidaksenangannya terhadap penguasa Cina, dengan tanpa menyinggung bahwa
juga banyak orang Indonesia, terutama yang duduk di puncak pemerintahan yang
memperoleh keuntungan dari bisnis perusahaan asing. Mohammad Hatta
mengajukan pandangannya bahwa “akibat kebijakan ekonomi baru ini ialah
bahwa kesenjangan antar kelas sosial semakin meningkat pesat dan perbedaan
antara yang kaya dengan yang miskin menjadi sangat mencolok” sekalipun oleh
para ahli ekonomi Orde Baru diejek, akan tetapi Mohammad Hatta menolak untuk
mengubah penekanannya kepada koperasi, bahwa inilah yang terbaik bagi
kesejahteraan kelompok-kelompok ekonomi yang paling lemah.128
E. Usaha Mohammad Hatta dalam Mengatasi Berbagai Hambatan Dalam
Pengembangan Koperasi di Indonesia
Adanya tindakan militer baik yang dilakukan oleh tentara Sekutu pada
awal kemerdekaan bangsa Indonesia, maupun aksi militer tentara Belanda
terhadap wilayah kedaulatan Republik Indonesia telah ditanggapi oleh para
pejuang-pejuang Indonesia dengan berani. Konflik bersenjata antara pihak 128 Mohammad Hatta, op.cit, hlm. 373.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Indonesia dengan pihak Belanda telah mengakibatkan gerakkan koperasi
Indonesia tidak dapat berkembang, karena banyak sektor-sektor perekonomian
nasional menjadi rusak dan tidak berfungsi bahkan gerakan koperasi distribusi
terpaksa menghentikan aktivitasnya karena resiko yang harus ditanggung terlalu
besar. Di samping itu adanya daerah-daerah Republik Indonesia yang dikuasai
oleh pihak musuh telah memperlambat aktivitas koperasi yang dikelola oleh
orang-orang pribumi. Untuk memperbaiki sarana dan prasarana ekonomi nasional
yang hancur akibat dari perang revolusi kemerdekaan, maka Mohammad Hatta
menekankan kepada lembaga koperasi supaya membangun aktivitasnya dari
bawah. Usaha perbaikan harus dimulai dari usaha yang paling kecil yang
menyentuh sendi-sendi kehidupan rakyat jelata kemudian dikembangkan
peningkatan ke atas secara berangsur-angsur. Sedangkan pihak pemerintah harus
mendukung perekonomian nasional yang digerakkan oleh lembaga koperasi
dengan mengedepankan public utilities. Usaha Mohammad Hatta ini meliputi:
a. Mengembangkan Koperasi Kredit atau Simpan Pinjam
Keadaan ekonomi bangsa Indonesia yang belum stabil akibat revolusi
fisik, maka Mohammad Hatta sebagai perdana menteri mengeluarkan sebuah
kebijakan dengan memerintahkan pendirian koperasi kredit bagi para
penggerak usaha kecil. Koperasi simpan pinjam bertujuan untuk membantu
anggota dalam mencari modal yaitu memberikan pinjaman modal usaha
kepada anggota. Dalam koperasi simpan pinjam, para anggota saling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
membantu meringankan beban keuangan sesama anggota dengan cara
memberikan kredit berbunga rendah.
Dalam koperasi kredit ini simpan pinjam uang harus berjalan sebagai
modal mereka berusaha. Pinjaman diberikan bergiliran antara anggota dalam
jangka yang tidak terlalu lama. Rata-rata seorang mendapat kredit selama tiga
bulan. Dengan uang pinjaman selama tiga bulan itu, anggota tadi dapat
meningkatkan perputaran barangnya. Dan sesudah tiga bulan utang
dibayarnya kembali kepada kooperasi kredit. Karena itu modal pokoknya
berkurang kembali. Tetapi sungguhpun sudah berkurang, jumlahnya lebih
besar dari modal usahanya sebelum ia memperoleh pinjaman dari
kooperasinya. Kenaikan keuntungan yang diperolehnya selama ia mendapat
pinjaman dari kooperasinya ditambahkannya kepada pokok usahanya. Dengan
jalan seperti ini anggota-anggota kooperasi, secara berganti-ganti, dapat
menambah modal pokoknya. Karena modalnya tidak mencukupi, hanya cukup
untuk memberikan kredit kepada anggotanya berganti-ganti, kooperasi kredit
apalagi pada permulaannya hanya dapat memberikan kredit kepada
anggotanya sendiri.129
Dalam memberikan pelayanan-pelayanan itu pengurus koperasi
simpan pinjam selalu berusaha supaya ongkos(bunga) ditetapkan serendah
mungkin agar dirasakan ringan oleh para anggotanya. Selain itu pengurus
129 Ibid, hlm. 228.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
koperasi harus memperhatikan juga agar supaya pinjaman itu betul-betul
digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat.130
b. Mendirikan Koperasi Produksi
Koperasi Produksi meliputi berbagai macam jenis produksi seperti:
pertanian, perikanan, peternakan, kerajinan dan pertukangan. Untuk
mendukung kemajuan koperasi produksi pemerintah harus memberikan
bantuan finansial. Dengan adanya bantuan dari pemerintah ini usaha produksi
akan berjalan lancar dan akan membawa rakyat pada tingkat kemakmuran.131
Koperasi produksi anggotanya terdiri dari orang-orang yang mampu
menghasilkan sesuatu barang atau jasa. Misalnya adalah orang-orang kaum
petani.132
130 Ninik widiyanti & Sunindia, Koperasi dan Perekonomian Indonesia, Jakarta, Rineka Cipta dan Bina Adiaksara, 2003, hlm. 53. 131 Idem 132 Ninik widiyanti & Sunindia, op.cit, hlm. 55.
Di Indonesia ada beberapa jenis koperasi yang bergerak di bidang
pertanian. Kegiatan usahanya tidak hanya terbatas pada berbagai jenis
komoditi pertanian tetapi juga termasuk usaha peternakan, usaha perikanan,
dan usaha perkebunan. Dewasa ini koperasi pertanian mendapat perhatian
utama di Negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Hal ini
karena sumber penghidupan sebagian besar penduduknya tergantung pada
hasil pertanian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Koperasi-koperasi yang bergerak di daerah pertanian Indonesia
dewasa ini adalah Koperasi Unit Desa (KUD) yang berusaha untuk
meningkatkan pendapatan petani, peternak, nelayan, dan sebagainya.133
c. Mengembangkan Koperasi Konsumsi
Mohammad Hatta juga merintis pendirian koperasi konsumsi, koperasi
ini harus diperluas di segala tempat dan bukan hanya di kota-kota besar saja.
Koperasi konsumsi ini dalam kegiatannya adalah melayani pengadaan
berbagai barang untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan anggotanya
seperti beras, gula, garam, minyak goreng dan sebagainya. Adapun tujuan
dibentuk koperasi konsumsi adalah untuk memenuhi kebutuhan anggotanya
terhadap barang-barang konsumsi dengan harga dan mutu yang layak. Untuk
mewujudkan tujuannya, maka koperasi konsumsi menjalankan usahanya
dengan cara:134
1) Membeli dan menghimpun barang-barang konsumsi dalam jumlah yang
besar sesuai dengan kebutuhan para anggotanya. Hal ini ditempuh dengan
tujuan untuk mendapatkan potongan harga sehingga koperasi dapat
menjual dengan harga sedikit lebih murah kepada anggotanya.
2) Menyalurkan barang konsumsi kepada para anggota dengan harga yang
layak. Sudah barang tentu dalam upaya menyalurkan barang kepada
anggotanya tidak disertai dengan paksaan. Para anggotanya membeli
133 Ima Suwandi, Koperasi Organisasi Ekonomi Yang Berwatak Sosial, Jakarta, Bhratara Karya Aksara, 1982, hlm. 89. 134 Ibid, hlm. 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
dengan kesadaran bahwa harga dan manfaat yang diterimanya dari
membeli barang koperasi itu lebih bersaing. Untuk memudahkan para
anggotanya berbelanja, koperasi konsumsi melayani setiap hari.
3) Untuk mengurangi ketergantungan kepada pihak luar, koperasi konsumsi
juga membuat barang-barang konsumsi yang dibutuhkan untuk kemudian
dijual kepada anggotanya.
Koperasi konsumsi ini memberikan manfaat yang besar kepada
anggotanya. Manfaat tersebut antara lain: memperpendek jarak antara
produsen dan anggota sebagai konsumen, memperingan harga, serta
menghemat ongkos pengeluaran. Mengingat pentingnya peran koperasi
konsumsi dalam memenuhi kebutuhan angotanya, maka koperasi konsumsi
harus mampu mendapatkan informasi harga barang dan syarat pembayaran
yang kompetatif.135
135 Ibid, hlm. 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
BAB V
KESIMPULAN
Mohammad Hatta lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di kota Bukit tinggi
Minangkabau Sumatera Barat. Ia merupakan anak kedua dari pasangan Haji
Djamil dengan Siti Saleh yang merupakan orang terpandang dan berprofesi
sebagai pedagang. Pada usia 6 tahun Mohammad Hatta telah menyaksikan
kekejaman pemerintahan kolonial yang menumpas pemberontakan Kamang yang
dilancarkan oleh orang-orang Minangkabau yang memperjuangkan hak-hak
hidupnya. Dari peristiwa inilah telah melahirkan benih-benih nasionalisme dalam
pribadi Mohammad Hatta dan pada perkembangannya mempengaruhi perjuangan
politiknya. Kemudian ia oleh ibunya dimasukkan ke sekolah rakyat, lalu
dipindahkan ke ELS. Di sekolah ini, ia mendapatkan pengetahuan Barat termasuk
pelajaran bahasa Belanda untuk pertama kalinya. Setelah lulus dari ELS,
Mohammad Hatta melanjutkan ke MULO. Di sekolah ini untuk pertama kalinya
ia terlibat dalam aktivitas Jong Sumatranen Bond dan menjadi bendaharanya.
Pada tahun 1919, ia berhasil menyelesaikan pendidikan di MULO,
kemudian melanjutkan ke Prins Hendriks School. Di sekolah inilah Mohammad
Hatta memperoleh pelajaran ekonomi secara mendalam dan untuk pertama
kalinya belajar tentang sosialisme. Selain menuntut ilmu, ia juga terlibat dalam
kepengurusan Jong Sumatranen Bond. Disinilah ia berhasil membangun reputasi
yang baik sebagai seorang organisator yang efisien. Berbekal dengan pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
ekonomi dari Prins Hendriks School ini, ia ingin melanjutkan pendidikannya ke
jenjang yang lebih tinggi. Mohammad Hatta berhasil menyelesaikan
pendidikannya di Prins Hendriks School dengan nilai yang sangat memuaskan.
Pada tanggal 3 Agustus 1921, ia meninggalkan tanah kelahirannya menuju
ke Negeri Belanda untuk melanjutkan pendidikannya. Pada tanggal 19 September
1921, Mohammad Hatta mendaftarkan diri ke Handelshogeschool. Setelah
diterima, kemudian ia mempersiapkan materi perkuliahan dengan membeli buku-
buku yang diperlukan serta mempelajarinya sendiri. Mohammad Hatta pada awal
perkuliahan sangat fokus pada bidang studinya dan berhasil lulus pada ujian
diploma Handelseconomie bagian pertama. Seminggu kemudian ia menempuh
ujian Handelseconomie bagian kedua, namun tidak lulus. Mohammad Hatta harus
menunggu tiga bulan lagi. Waktu yang ada ia manfaatkan untuk belajar.
Pada tanggal 27 November 1923 berhasil lulus dalam ujian ulangannya.
Di Negeri Belanda ini, Mohammad Hatta mendapat pengaruh dari Nazir Pamutjak
dan terlibat dalam aktivitas pergerakan Perhimpunan Indonesia (PI). Aktivitasnya
dalam organisasi ini telah mempengaruhi dalam pembentukan karakternya
sebagai seorang yang revolusioner. Ia mulai berani mengkritisi kebijakan
pemerintah kolonial Hindia Belanda dengan menggunakan artikel yang dimuat
dalam majalah Hindia Poetra. Salah satu artikelnya yang berisikan tentang
solidaritas terhadap nasib kaum pribumi Hindia Belanda adalah De Economische
positive van den Indonesischen grondverhuurder. Selain itu ia juga memberikan
semangat yang revolusioner kepada pergerakan nasional Hindia Belanda dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
mengatakan tidak akan ada kemerdekaan tanpa penggunaan kekerasan, karena
pihak penguasa kolonial akan mempertahankan tanah jajahannya dengan segala
cara.
Pada tahun 1925, Mohammad Hatta terpilih sebagai ketuanya.
Kedudukkannya sebagai ketua PI dan ststusnya sebagai mahasiswa jurusan
ekonomi telah mendorong pemikirannya untuk menolak berbagai teori Barat
tentang penyebab kolonialisme. Ia tetap bersikukuh pada pendapatnya bahwa
kolonialisme bukanlah hubungan yang paling mudah dengan konsep pokok
mengenai hak, dan kolonialisme tidak lain merupakan tindakan perampasan
kekuasaan yang tersamar. Negeri Belanda sangat tergantung pada hasil-hasil
produk dari wilayah tropis sehingga telah mendorongnya untuk melakukan
penjajahan terhadap Hindia Belanda. Mohammad Hatta juga berhasil menemukan
beberapa segi positif dari praktek sistem demokrasi Barat, yaitu tentang konsep
kedaulatan rakyat yang mirip dengan sistem kehidupan masyarakat pedesaan.
Sebagai mahasiswa ekonomi, ia juga melakukan kunjungan ke berbagai negara di
Eropa untuk mempelajari tentang lembaga perkoperasian, dari sinilah Mohammad
Hatta mendapatkan pengetahuan yang sangat berharga tentang koperasi pertanian.
Aktivitasnya yang sibuk mengurusi PI telah mengakibatkan kuliahnya
menjadi terbengkelai. Di dalam studinya ia mengalami kegagalan salah satu mata
kuliah ujian akhir, dan hatinya merasa terguncang sebab juga kehilangan
beasiswa. Berkat kegigihannya dalam belajar akhirnya ia dapat menyelesaikan
studinya dan memperoleh gelar doctorandus pada tahun 1932. Setelah itu ia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
pulang ke Indonesia. Sebagai seorang intelektual dengan latar belakang
pengetahuan dan pengalaman dalam bidang ekonomi, Mohammad Hatta berusaha
semaksimal mungkin untuk membangun perekonomian Indonesia dengan jalan
mengembangkan unit usaha yang dikenal dengan nama koperasi. Ia melihat
realitas kehidupan ekonomi rakyat Indonesia yang memprihatinkan akibat
penjajahan sebisa mungkin harus diakhiri dengan jalan mendirikan unit-unit
usaha yang tergabung dalam lembaga koperasi sehingga perekonomian rakyat
dapat berjalan baik dan mampu bersaing.
Pada masa pendudukan militer Jepang di Indonesia, ia menjadi anggota
BPUPKI. Pada badan ini, Mohammad Hatta berhasil merumuskan tentang konsep
perekonomian Indonesia merdeka yang dituangkan pada pasal 33 UUD 1945.
Kemerdekaan bangsa Indonesia yang berhasil diproklamasikan pada tanggal 17
Agustus 1945, telah mengawali babak baru dalam sejarah kehidupan ekonomi
rakyat Indonesia. Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden berusaha seoptimal
mungkin dalam memperbaiki perekonomian nasional dengan menggiatkan
organisasi koperasi. Ia juga melakukan reorganisasi jawatan koperasi menjadi
lembaga yang mandiri. Pada tanggal 11 Juli diadakan konggres koperasi yang
berlangsung di Tasikmalaya. Pada konggres ini, Mohammad Hatta tidak dapat
menghadirinya karena situasi negara masih dalam keadaan perang. Namun ia juga
memberikan nasehat kepada panitia konggres untuk senantiasa selalu
menggiatkan lembaga koperasi dalam menjalankan roda perekonomian rakyat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Pada peringatan hari koperasi pada tanggal 12 Juli 1951, Mohammad
Hatta menegaskan bahwa koperasi harus dikembangkan secara baik karena rakyat
kekurangan modal dalam mengembangkan usahanya. Untuk itu koperasi harus
berperan dalam kegiatan ekonomi dengan cara menyediakan modal kerja.
Mohammad Hatta juga menekankan bahwa lembaga koperasi harus mampu
menggerakkan micro finance untuk menunjang permodalan. Untuk
mengembangkan koperasi ini, Dalam rangka memajukan lembaga koperasi, ia
juga melakukan pendidikan kader kepada para anggota koperasi. Pendidikan
kader ini dimaksudkan untuk merintis kemandirian bagi organisasi koperasi.
Dengan adanya tenaga yang terampil dan professional dari hasil pendidikan kader
ini ke depannya koperasi dapat berkembang dengan baik.
Mohammad Hatta dalam mengembangkan koperasi di Indonesia ternyata
tidak dapat berjalan dengan lancar. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari kondisi
bangsa Indonesia yang sedang berjuang mempertahankan kemerdekaan. Konflik
bersenjata antara pihak pejuang Indonesia dengan militer Belanda dan adanya
pemberontakan telah memperparah perekonomian Indonesia. Situasi perang jelas
menghambat bagi perkembangan koperasi. Belum lagi masalah politik dalam
pemerintahan Indonesia juga turut mempengaruhi bagi perkembangan koperasi.
Pada perkembangannya koperasi telah dimanfaatkan oleh segelintir oknum politik
untuk tujuan ideologisnya jelas sangat bertentangan dengan ideologi koperasi
yang sebenarnya. Keterlibatan pemerintah yang dominan dalam organisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
koperasi telah mengingkari organisasi koperasi sebagai organisasi ekonomi
kerakyatan yang berasaskan kekeluargaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
DAFTAR PUSTAKA
Adam Kuper dan Jessica Kuper. (2000). Ensiklopedi Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Adrian Vickers. (2011).Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Insan Madani.
Arnita. (1978). Mohammad Hatta Memoir. Jakarta: PT. Tintamas Indonesia. Apridar. (2010). Teori Ekonomi Sejarah dan Perkembangannya. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Deliar Noer. (2002). Mohammad Hatta, Hati Nurani Bangsa 1902-1980. Jakarta: Djambatan,
Djarot Siwijatmo, J.B. (1982). Koperasi di Indonesia. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Djohan Makmur, dkk. (1993). Sejarah Pendidikan di Indonesia Zaman Penjajahan. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
Dwi Narwoko, dkk. (2004). Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Elson, R. E. (2009). The Idea of Indonesia: Sejarah Pemikiran dan Gagasan. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Emelianoff Ivan V. (1995). Economic Theory of Cooperation: Economic Structure of Cooperative Organizations. California: reprinted by the Center for Cooperatives.
Furnivall, J. S. (2009). Hindia Belanda Studi Tentang Ekonomi Majemuk. Jakarta: Freedom Institute.
Gottchalk Louis. (1969). Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Pres.
Hanan Hardjasasmita, A. (1983). Sejarah Lahirnya Gerakan Koperasi Indonesia dan Perkembangannya Sampai Dengan Awal Periode 80an. Bandung: CV. Armico Bandung.
Hatta, Mohammad. (1953). Kumpulan Karangan 1. Djakarta: Balai Buku Indonesia.
_______. (1954). Meninjau Masalah Kooperasi. Jakarta: PT. Pembangunan.
_______. (1960). Beberapa Fasal Ekonomi Djalan ke Ekonomi dan Pembangunan. Djakarta: Balai Pustaka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
_______. (1963). Persoalan Ekonomi Sosialis Indonesia. Jakarta: Jambatan Gita Karya.
_______. (1992). Beberapa Pokok Pikiran Bung Hatta. Jakarta: UI Press.
_______. (1979). Ekonomi Indonesia di Masa Datang, Dalam Bung Hatta Berpidato, Bung Hatta Menulis, Jakarta: Mutiara.
Ima Suwandi. (1986). Perkembangan Koperasi di Indonesia Khususnya Koperasi Unit Desa. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.
Ima Suwandi. (1982). Koperasi Organisasi Ekonomi Yang Berwatak Sosial. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.
Kamaralsyah, dkk. (1987). Panca Windu Gerakan Koperasi Indonesia 12 Juli 1947-12 Juli 1987. Jakarta: Dewan Koperasi Indonesia.
Kartasa Poetra, G, dkk. (1987). Koperasi Indonesia yang Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Jakarta: PT. Bina Aksara.
Kuntowijoyo. (2001). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang Budaya.
Leirissa, R.Z, dkk. (1996). Sejarah Perekonomian Indonesia. Jakarta: Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional.
Mavis Rose. (1991). Indonesia Merdeka Biografi Politik Mohammad Hatta. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Meutia Farida Swasono. (1980). Bung Hatta Pribadinya dalam Kenangan. Jakarta: Sinar Harapan.
Miriam Budiarjo. (2008). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Natsir, Mohammad. (1983). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Ninik widiyanti & Sunindia. (2003). Koperasi dan Perekonomian Indonesi. Jakarta: Rineka Cipta dan Bina Adiaksara.
Oemar Bakry Dt. (1979). Bung Hatta Berpidato Bung Hatta Menulis. Jakarta:
Mutiara.
Panji Anoraga & Djoko Sudantoko. (2002). Koperasi, Kewirausahaan dan Usaha Kecil. Jakarta: Rineka Cipta.
Ricklef, M.C. (1998). Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Rikard Bangun. (2003). Bung Hatta. Jakarta: Kompas Media Nusantara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Revrisond Baswir. (1997). Koperasi Indonesia edisi pertama. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Siregar. (1980). Ekonomi Pancasila. Jakarta: Mutiara.
Soerjono Soekanto. (1990). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Sri Edi Swasono. (1992). Mohammad Hatta Beberapa Pokok Pikiran. Jakarta: UI- Press.
Sri Soetjiatingsih dan Sutrisno Kutoyo. (1981). Sejarah Pendidikan Daerah Jawa Timur. Surabaya: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan. Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Jawa Timur.
Sumarsono Mestoko, dkk. (1986). Pendidikan di Indonesia Dari Jaman ke Jaman. Jakarta: Balai Pustaka.
Suradjiman. (1963). Ideologi Koperasi Membentuk Masyarakat Adil Dan Makmur. Djakarta: Ganaco.
Suwarno, P.J. (2003). Tatanegara Indonesia Dari Sriwijaya Sampai Indonesia Modern. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Tashadi, dkk. (1993). Tokoh-tokoh Pemikir Paham Kebangsaa. Jakarta: Depdikbud. CV. Mangga Bhakti.
Taufik Abdullah.(1998). Risalah Sidang BPUPKI-PPKI 28 Mei-22 Agustus 1945. Jakarta: Sekertariat Negara Republik Indonesia.
Thoby Mutis. (2003). Bung Hatta dan Pendanaan Mikro, Dalam Bung Hatta. Jakarta: Buku Kompas.
Tuk Setyohadi. (2002). Sejarah Perjalanan Bangsa Indonesia Dari Masa Ke Masa. Jakarta: Rajawali Corporation.
Wangsa Widjaja, I dan Meutia Farida Swasono. (1985). Mohammad Hatta Membangun Ekonomi Indonesia Kumpulan Pidato Ilmiah. Jakarta: PT. Inti Idayu Press.
______. (1988). Mengenang Bung Hatta. Jakarta: CV. Haji Masagung. Yasni, Z. (1980). Bung Hatta Menjawab. Jakarta: Gunung Agung.
Zahara Idris. (1984). Dasar-Dasar Kependidikan. Bandung: Angkasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Sumber Internet:
http://agusnuramin.wordpress.com/2011/09/23/sejarah-koperasi-indonesia/ (di akses tgl 7 Juli 2012).
http://dimyatihartono.files.wordpress.com/2009/10/1705432558_2b79469f5c.jpg?w=483&h=367. (diakses pada tanggal 20 Juli 2011)
http://www.google.co.id/#hl=id&sclient=psyab&q=landasan+teori+koperasi&oq/ (di akses tgl 6 Juli 2012).
http://i171.photobucket.com/albums/u295/masoye/1910_PrinsHendrikSchoolSMAN1di Welte.jpg. (diakses pada tanggal 20 Juli 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Lampiran 1
Keterangan gambar : Sekolah Ongko Loro Sumber:http://dimyatihartono.files.wordpress.com/2009/10/1705432558_2b79469f5c.jpg?w=483&h=367
. ( diakses pada tanggal 20 Juli 2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 2
Keterangan gambar : Batavia (Weltevreden) 1016. Prins Hendrik School. Sumber : http://i171.photobucket.com/albums/u295/masoye/1910_PrinsHendrikSchoolSMAN1diWelte.jpg. ( diakses pada tanggal 20 Juli 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SMA Program : Ilmu Pengetahuan Sosial Mata Pelajaran : Sejarah Kelas/Semester : XII/1 Tahun Pelajaran : 2012 / 2013 Standar Kompetensi : 1. Menganalisis Perjuangan Bangsa Indonesia sejak Proklamasi hingga Lahirnya
Orde Baru.
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian Alokasi Waktu
Sumber Belajar Teknik Bentuk
Instrumen Contoh
Instrumen
1.1. Menganalisis perkembangan ekonomi-keuangan dan politik pada masa awal kemerdekaan.
Peranan Mohammad Hatta dalam mengembangkan koperasi di Indonesia tahun 1945-1965. • Faktor
pendorong Mohammad Hatta dalam mengembangkan koperasi di Indonesia tahun 1945-1965.
• Menjelaskan faktor-faktor yang mendorong Mohammad Hatta dalam mengembangkan koperasi di Indonesia tahun 1945-1965.
• Mendeskripsikan peranan Mohammad Hatta dalam mengembangkan koperasi di Indonesia tahun
1. Kognitif: a. • Menjelaskan
perkembangan koperasi di Indonesia.
Produk:
• Mendeskripsikan peranan Mohammad Hatta dalam mengembangkan koperasi di Indonesia.
b. • Dapat menganalisis
faktor-faktor yang mendorong Mohammad Hatta
Proses:
• Unjuk Kerja.
• Tes lisan .
• Tes
tertulis.
• Tes Uraian
• Tes
Uraian • Tes
Uraian.
• Jelaskan perkembangan koperasi di Indonesia !
• Deskripsikan peranan Mohammad Hatta dalam mengembangkan koperasi di Indonesia !
• Jelaskan faktor-faktor yang mendorong Mohammad Hatta dalam mengembangkan
2x45 menit
Sumber : • Mohammad Hatta. (1979).
Bung Hatta Berpidato Bung Hatta Menulis. Jakarta: Mutiara.
• G. Kartasa Poetra dkk. (1985). Koperasi Indonesia yang Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Jakarta: PT. Bina Aksara.
• Arnita. (1978). Mohammad Hatta Memoir. Jakarta: PT. Tintamas Indonesia.
• A. Hanan Hardjasasmita. (1982). Sejarah Lahirnya Gerakan Koperasi Indonesia dan Perkembangannya Sampai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
• Peranan Mohammad Hatta dalam mengembangkan koperasi di Indonesia tahun 1945-1965.
• Hambatan-
hambatan yang dihadapi Mohammad Hatta dalam mengembangkan koperasi di Indonesia tahun 1945-1965.
1945-1965.
• Mendiskusikan hambatan-hambatan yang dihadapi Mohammad Hatta dalam mengembangkan koperasi di Indonesia tahun 1954-1965.
dalam mengembangkan koperasi di Indonesia.
• Dapat menjelaskan hambatan-hambatan yang dihadapi Mohammad Hatta dalam mendirikan Koperasi di Indonesia.
2. Afektif : a. • Menanamkan
kesadaran akan pentingnya perekonomian bangsa Indonesia.
Karakter
• Menanamkan sikap patriotisme dalam membela bangsa Indonesia.
b.
• Menghargai perjuangan para pemimpin.
Keterampilan Sosial:
• Mempunyai semangat rasa solidaritas dan kerjasama dalam kelompok.
• Menghargai kebebasan hak
koperasi di Indonesia !
• Jelaskan hambatan-hambatan yang dihadapi Mohammad Hatta dalam mendirikan Koperasi di Indonesia !
• Menanamkan
sikap patriotisme dalam membela bangsa Indonesia.
• Mempunyai semangat rasa solidaritas dan kerjasama dalam kelompok.
Dengan Awal Periode 80an. Bandung: CV. Armico Bandung.
• Moedjanto, G. (1974). Sejarah Indonesia I. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Alat Pembelajaran: LCD, OHP, Laptop, Bahan : • Kertas transparansi, Kertas,
Gunting, Spidol, dan Kapur tulis.
Media: • Buku Paket, Modul, LKS,
Bagan, Peta, Foto/gambar, Kartu soal, Kartu nomor, dan Papan tulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas / Semester : XII / 1
Program : Ilmu Pengetahuan Sosial
Materi Pokok : Peranan Mohammad Hatta dalam mengembangkan
Koperasi di Indonesia tahun 1945-1965 .
Waktu : 2 x 45 Menit
I. Standar Kompetensi
Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia sejak proklamasi hingga lahirnya Orde
Baru.
II. Kompetensi Dasar
Menganalisis perkembangan ekonomi-keuangan dan politik pada masa awal
kemerdekaan.
III. Indikator
1. Kognitif :
a. Produk
• Menjelaskan perkembangan koperasi di Indonesia.
• Mendeskripsikan peranan Mohammad Hatta dalam mengembangkan
koperasi di Indonesia.
b. Proses
• Dapat menganalisis faktor-faktor yang mendorong Mohammad Hatta
dalam mengembangkan koperasi di Indonesia.
• Dapat menjelaskan hambatan-hambatan yang dihadapi Mohammad
Hatta dalam mendirikan Koperasi di Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
2. Afektif :
c. Karakter
• Menanamkan kesadaran akan pentingnya perekonomian bangsa
Indonesia.
• Menanamkan sikap patriotisme dalam membela bangsa Indonesia.
d. Keterampilan Sosial
• Menghargai perjuangan para pemimpin.
• Mempunyai semangat rasa solidaritas dan kerjasama dalam kelompok.
• Menghargai kebebasan hak dalam mengeluarkan pendapat.
3. Psikomotorik:
• Menunjukan lokasi berdirinya koperasi pertama di Indonesia dengan
menggunakan gambar-gambar dan peta.
IV. Materi Pembelajaran (Terlampir)
1. Faktor pendorong Mohammad Hatta dalam mengembangkan koperasi di
Indonesia.
2. Peranan Mohammad Hatta dalam mengembangkan Koperasi di Indonesia.
3. Hambatan-hambatan yang dihadapi Mohammad Hatta dalam mendirikan
Koperasi di Indonesia.
V. Model dan Metode Pembelajaran
• Model :
Pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw.
• Metode :
Diskusi, Presentasi, dan Tanya jawab.
VI. Kegiatan Pembelajaran
A. Kegiatan tatap muka
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu (Menit)
1. Pendahuluan
a. Apersepsi :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Guru mengucapkan salam pembuka, dilanjutkan dengan
pengkondisian kelas, berdoa, dan presensi.
Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali materi yang
telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya, melalui tanya
jawab dengan cara memberikan beberapa pertanyaaan.
b. Motivasi :
Guru memberikan pre test kepada siswa sebagai pembuka
sebelum masuk pada materi inti. Pre test ini bertujuan untuk
mengaitkan pengetahuan siswa sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari serta untuk mengetahui kemampuan awal siswa
terhadap materi yang akan dibahas.
Contoh soal pre test:
1) Siapa bapak koperasi Indonesia ?
2) Sebutkan jenis-jenis koperasi yang ada di sekolah Anda?
c. Orientasi :
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
oleh siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran.
15
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi:
Guru menjelaskan gambaran secara umum kepada siswa
mengenai Peranan Mohammad Hatta dalam mengembangkan
Koperasi di Indonesia.
Siswa memperhatikan penjelasan guru.
Guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok (masing-masing
terdiri dari 4-5 orang) dan setiap siswa dalam kelompok diberi
nomor yang berbeda sesuai dengan jumlah anggota kelompok
tersebut.
Guru memberi soal untuk masing-masing nomor dengan soal
yang berbeda pada tiap nomornya.
b. Elaborasi:
Siswa bergabung dalam kelompok masing-masing dan
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
mengerjakan soal yang telah diberikan dan kemudian
menjelaskan jawabannya kepada seluruh anggota
kelompoknya.
Melalui diskusi kelompok, siswa diminta untuk
mengindentifikasi nilai-nilai yang terkandung dalam materi.
Perwakilan satu orang siswa dari tiap kelompok dengan nomor
yang sama harus mempersiapkan jawaban mereka untuk
dipersentasikan di depan kelas ketika diminta oleh guru.
Siswa yang ditunjuk oleh guru dari nomor yang sama diminta
untuk mempersentasikan jawabannya.
c. Konfirmasi:
Siswa melakukan tanya jawab tentang materi yang
dipresentasikan dengan bantuan guru.
Siswa diberi kesempatan untuk menanggapi dan mencatat hal-
hal yang penting dari materi yang telah dipresentasikan.
Guru memberi klarifikasi pada jawaban yang kurang tepat dan
memberi penguatan pada jawaban yang benar.
3. Penutup:
Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas
yaitu tentang Peranan Mohammad Hatta dalam mengembangkan
koperasi di Indonesia.
Siswa diberi kesempatan untuk mencatat kesimpulan dari hasil
diskusi.
Guru dan siswa melakukan refleksi dan menyimpulkan manfaat
serta nilai-nilai yang diperoleh setelah mempelajari materi yang
telah didiskusikan.
Guru memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran kepada siswa
(tugas terstruktur dan tugas mandiri) dan rencana pembelajaran
berikutnya.
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
A. Tugas terstruktur
Evaluasi:
Siswa dalam kelompok kecil berdiskusi tentang :
1. Deskripsikan peranan Mohammad Hatta dalam mengembangkan koperasi
di Indonesia?
2. Jelaskan faktor-faktor yang mendorong Mohammad Hatta dalam
mengembangkan koperasi di Indonesia?
3. Jelaskan hambatan-hambatan yang dihadapi Mohammad Hatta dalam
mengembangkan Koperasi di Indonesia?
4. Jelaskan usaha-usaha yang dilakukan oleh Mohammad Hatta dalam
mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi dalam mengembangkan
koperasi di Indonesia?
5. Menyusun hasil diskusi dalam bentuk laporan tertulis.
B. Tugas mandiri tidak terstruktur
Siswa secara individu mencari informasi tentang jenis-jenis koperasi yang
ada di lingkungan sekitar tempat tinggal mereka.
VII. Sumber / Alat / Bahan Belajar
a. Sumber :
• Mohammad Hatta. (1979). Bung Hatta Berpidato Bung Hatta Menulis.
Jakarta: Mutiara.
• Mavis Rose. (1991). Indonesia Merdeka, Biografi Politik Mohammad
Hatta. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
• G. Kartasa Poetra dkk. (1985). Koperasi Indonesia yang Berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945. Jakarta: PT. Bina Aksara.
• Arnita. (1978). Mohammad Hatta Memoir. Jakarta: PT. Tintamas
Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
• A. Hanan Hardjasasmita. (1982). Sejarah Lahirnya Gerakan Koperasi Indonesia dan
Perkembangannya Sampai Dengan Awal Periode 80an. Bandung: CV. Armico
Bandung.
• Rikard Bangun. (2003). Bung Hatta. Jakarta: Kompas Media Nusantara.
• Moedjanto, G. (1974). Sejarah Indonesia I. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
a. Alat Pembelajaran:
LCD, OHP, Laptop,
b. Bahan :
Kertas transparansi, Kertas, Gunting, Spidol, dan Kapur tulis.
c. Media:
Buku Paket, Modul, LKS, Bagan, Peta, Foto/gambar, Kartu soal, Kartu nomor, dan Papan
tulis.
I. Penilaian
1. Aspek Kognitif (Terlampir)
2. Aspek Afektif (Terlampir)
3. Aspek Psikomotorik (Terlampir)
4. NA= 70% Kognitif+20% Afektif+10% Psikomotorik
5. Kriteria Penilaian Akhir (NA)
No Skor Nilai
1. 86 – 100 Baik Sekali
2. 71 – 85 Baik
3. 56 – 70 Cukup
4. < 55 Kurang
6. Tindak lanjut/evaluasi
• Siswa dinyatakan berhasil apabila tingkat KKM pencapaiannya lebih dari 75%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
• Memberikan program remidi untuk siswa yang tingkat KKM pencapaiannya
kurang dari 75%.
• Memberikan program pengayaan untuk siswa yang tingkat pencapaiannya lebih
dari 75%.
Yogyakarta, 29 November 2012
Guru Mata Pelajaran
Krista Novia Yossi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Lampiran Materi Pembelajaran
A. Faktor-faktor yang mendorong Mohammad Hatta dalam mengembangkan
koperasi di Indonesia.
1. Faktor Pendidikan Formal Mohammad Hatta
Pendidikan Formal Mohammad Hatta
Mohammad Hatta dilahirkan pada tanggal 12 Agustus 1902 di
daerah Minangkabau Sumatera Barat. Mohammad Hatta yang tumbuh di
lingkungan keluarga yang menjalankan bisnis perdagangan. Pada usia
tujuh tahun Mohammad Hatta masuk sekolah dasar di kota Padang,
kemudian melanjutkan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwij
(MULO) atau SMP di kota Padang. Pada tahun 1919 Mohammad Hatta
lulus ujian MULO dan melanjutkan ke Prins Hendrikschool, sebuah SMA
dengan penekanan khusus pada mata pelajaran ilmu dagang.
Mencari Ilmu ke Negeri Belanda.
Kemudian Mohammad Hatta melanjutkan studinya ke Belanda.
Selama di Belanda, ia mendapatkan wawasan yang sangat berharga
tentang perekonomian. Di samping belajar, Mohammad Hatta juga
mendatangi berbagai negara di Eropa untuk mempelajari organisasi
koperasi.
2. Faktor Politik Mohammad Hatta
Peranan Mohammad Hatta Dalam Organisasi Perhimpunan
Indonesia.
Berkat pengalamannya mengelola keuangan pada waktu menjabat
sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond, dan organisasi penerbitan
ternyata telah mematangkan konsep dan pemikirannya tentang suatu
media yang sangat dibutuhkan oleh sebuah organisasi. Para pengurus
Indonesische Vereeninging yang belum lama mengenal pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Mohammad Hatta, juga mempercayakan hal mengenai urusan keuangan
dan penerbitan secara penuh kepadanya. Mereka mengagumi akan
kecakapannya dalam mengelola keuangan, sehingga sebagai orang yang
baru ia langsung diminta untuk menjabat sebagai bendahara. Jabatan
sebagai bendahara ini telah memungkinkan bagi dirinya untuk
menerapkan aturan disiplin dan keseriusan dalam pengelolaan keuangan
organisasi. Ia tidak segan-segan untuk menegur para anggotanya yang
tidak tertib dalam membayar iuran dan sebagainya.
Keahlian Mohammad Hatta teryata tidak terbatas pada masalah
keuangan, akan tetapi ia juga pandai menulis. Kepandaian dan
kecerdasannya kemudian ia tuangkan untuk mengkritisi kebijakan politik
pemerintah kolonial Hindia Belanda. Kemudian ia juga menulis suatu
artikel dalam majalah Hindia Poetra yang berjudul De Economische
positive van den Indonesischen grondverhuurder. Dan artikel
kelanjutannya berjudul Eenige aanteekenigen betreffende de
groundhuurordonantie in Indonesie. Artikelnya ini dilatarbelakangi oleh
berita Neratja, yang mengabarkan bahwa pemimpin pergerakan Sarekat
Islam, Haji Oemar Said Tjokroaminoto telah menggerakan kaum tani yang
berada di Hindia Belanda untuk menuntut hak atas sewa tanah yang lebih
manusiawi bagi tanah pertanian mereka yang diserahkan kepada
perusahaan gula di Pulau Jawa. Mohammad Hatta telah menerapkan teori-
teori ekonomi kolonial yang dipelajarinya waktu di Batavia. Tulisannya
yang mempergunakan bahasa Belanda ini telah menarik perhatian para
professor bahasa dan sejarah di Leiden.
B. Peranan Mohammad Hatta dalam mengembangkan koperasi di Indonesia.
1. Mohammad Hatta peletak sendi-sendi dasar perkoperasian Indonesia
Hal ini terlihat jelas pada tanggal 18 Agustus 1945, bahwa pemikiran
Mohammad Hatta tentang perekonomian Indonesia yang merdeka disetujui
dan dirumuskan oleh PPKI dalam batang tubuh UUD 1945 pasal 33.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
2. Reorganisasi koperasi oleh Mohammad Hatta
Mohammad Hatta melakukan Organisasi Jawatan dan Perdagangan Dalam
Negeri. Pelaksanaan dari organisasi ini adalah lembaga koperasi berdiri
sendiri dan lepas dari lembaga perdagangan dalam negeri. Jawatan ini
diadakan untuk pertama kali pada tanggal 9-12 Desember 1946.
3. Sumbangan pemikiran Mohammad Hatta
Mohammad Hatta berbicara tentang berbagai masalah yang dihadapi oleh
gerakkan koperasi dalam perkembangannya. Ia menekanka bahwa koperasi
harus diperkuat untuk menjalankan roda perekonomian rakyat dan tentunya
koperasi harus tetap berpegang teguh pada asas kekeluargaan seperti yang di
amanatkan dalam pasal 33 UUD 1945.
4. Penegasan Mohammad Hatta untuk pengembangan koperasi
Mempertebal kesadaran berkoperasi bagi seluruh rakyat Indonesia.
Terciptanya kebiasaan untuk hidup hemat dan peninhkatan pelaksanaan
pecan tabungan.
Memberikan nasehat kepada gerakkan-gerakkan koperasi untuk
meningkatkan cara kerja dan cara berusaha.
Memberikan gambaran-gambaran mengenai perjalanan koperasi Indonesia
dari tahun ke tahun.
5. Pendidikan kader-kader koperasi
a. Untuk merintis kemandirian bagi dewan koperasi di suatu daerah agar
mempunyai kemampuan untuk melakukan pendidikan kader sendiri.
b. Menciptakan tenaga-tenaga yang terampil dan professional dalam
bidangnya, maka badan usaha koperasi ini dengan sendirinya akan mampu
berkembang dengan baik.
c. Menanamkan sikap penting seperti:
• Rasa solidaritas dan rasa setia kawan
• Individualitas tahu harga diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
• Kemampuan dan kepercayaan pada diri sendiri (Self-helf) tolong diri
sendiri dan sesama
• Cinta kepada masyarakat
• Rasa tanggungjawab sosial dan moral.
C. Hambatan-hambatan yang dihadapi Mohammad Hatta dalam
mengembangkan koperasi di Indonesia.
Mohammad Hatta dalam mengembangkan koperasi di Indonesia ternyata
tidak dapat berjalan dengan lancar. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari kondisi
bangsa Indonesia yang sedang berjuang mempertahankan kemerdekaan. Konflik
bersenjata antara pihak pejuang Indonesia dengan militer Belanda dan adanya
pemberontakan telah memperparah perekonomian Indonesia. Situasi perang jelas
menghambat bagi perkembangan koperasi. Belum lagi masalah politik dalam
pemerintahan Indonesia juga turut mempengaruhi bagi perkembangan koperasi.
Pada perkembangannya koperasi telah dimanfaatkan oleh segelintir oknum politik
untuk tujuan ideologisnya jelas sangat bertentangan dengan ideologi koperasi
yang sebenarnya. Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut Mohammad
Hatta berusaha untuk memperbaiki perekonomian rakyat pribumi yaitu sebagai
berikut:
a. Mengembangkan Koperasi Kredit atau Simpan Pinjam
Keadaan ekonomi bangsa Indonesia yang belum stabil akibat revolusi
fisik, maka Mohammad Hatta sebagai perdana menteri mengeluarkan sebuah
kebijakan dengan memerintahkan pendirian koperasi kredit bagi para
penggerak usaha kecil. Koperasi simpan pinjam bertujuan untuk membantu
anggota dalam mencari modal yaitu memberikan pinjaman modal usaha
kepada anggota. Dalam koperasi simpan pinjam, para anggota saling
membantu meringankan beban keuangan sesama anggota dengan cara
memberikan kredit berbunga rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Dalam koperasi kredit ini simpan pinjam uang harus berjalan sebagai
modal mereka berusaha. Pinjaman diberikan bergiliran antara anggota dalam
jangka yang tidak terlalu lama. Rata-rata seorang mendapat kredit selama tiga
bulan. Dengan uang pinjaman selama tiga bulan itu, anggota tadi dapat
meningkatkan perputaran barangnya. Dan sesudah tiga bulan utang
dibayarnya kembali kepada kooperasi kredit. Karena itu modal pokoknya
berkurang kembali. Tetapi sungguhpun sudah berkurang, jumlahnya lebih
besar dari modal usahanya sebelum ia memperoleh pinjaman dari
kooperasinya. Kenaikan keuntungan yang diperolehnya selama ia mendapat
pinjaman dari kooperasinya ditambahkannya kepada pokok usahanya. Dengan
jalan seperti ini anggota-anggota kooperasi, secara berganti-ganti, dapat
menambah modal pokoknya. Karena modalnya tidak mencukupi, hanya cukup
untuk memberikan kredit kepada anggotanya berganti-ganti, kooperasi kredit
apalagi pada permulaannya hanya dapat memberikan kredit kepada
anggotanya sendiri.
Dalam memberikan pelayanan-pelayanan itu pengurus koperasi
simpan pinjam selalu berusaha supaya ongkos(bunga) ditetapkan serendah
mungkin agar dirasakan ringan oleh para anggotanya. Selain itu pengurus
koperasi harus memperhatikan juga agar supaya pinjaman itu betul-betul
digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat.
b. Mendirikan Koperasi Produksi
Koperasi Produksi meliputi berbagai macam jenis produksi seperti:
pertanian, perikanan, peternakan, kerajinan dan pertukangan. Untuk
mendukung kemajuan koperasi produksi pemerintah harus memberikan
bantuan finansial. Dengan adanya bantuan dari pemerintah ini usaha produksi
akan berjalan lancar dan akan membawa rakyat pada tingkat kemakmuran.
Koperasi produksi anggotanya terdiri dari orang-orang yang mampu
menghasilkan sesuatu barang atau jasa. Misalnya adalah orang-orang kaum
petani.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Di Indonesia ada beberapa jenis koperasi yang bergerak di bidang
pertanian. Kegiatan usahanya tidak hanya terbatas pada berbagai jenis
komoditi pertanian tetapi juga termasuk usaha peternakan, usaha perikanan,
dan usaha perkebunan. Dewasa ini koperasi pertanian mendapat perhatian
utama di Negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Hal ini
karena sumber penghidupan sebagian besar penduduknya tergantung pada
hasil pertanian.
Koperasi-koperasi yang bergerak di daerah pertanian Indonesia
dewasa ini adalah Koperasi Unit Desa (KUD) yang berusaha untuk
meningkatkan pendapatan petani, peternak, nelayan, dan sebagainya.
c. Mengembangkan Koperasi Konsumsi
Mohammad Hatta juga merintis pendirian koperasi konsumsi, koperasi
ini harus diperluas di segala tempat dan bukan hanya di kota-kota besar saja.
Koperasi konsumsi ini dalam kegiatannya adalah melayani pengadaan
berbagai barang untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan anggotanya
seperti beras, gula, garam, minyak goreng dan sebagainya. Adapun tujuan
dibentuk koperasi konsumsi adalah untuk memenuhi kebutuhan anggotanya
terhadap barang-barang konsumsi dengan harga dan mutu yang layak. Untuk
mewujudkan tujuannya, maka koperasi konsumsi menjalankan usahanya
dengan cara:
4) Membeli dan menghimpun barang-barang konsumsi dalam jumlah yang
besar sesuai dengan kebutuhan para anggotanya. Hal ini ditempuh dengan
tujuan untuk mendapatkan potongan harga sehingga koperasi dapat
menjual dengan harga sedikit lebih murah kepada anggotanya.
5) Menyalurkan barang konsumsi kepada para anggota dengan harga yang
layak. Sudah barang tentu dalam upaya menyalurkan barang kepada
anggotanya tidak disertai dengan paksaan. Para anggotanya membeli
dengan kesadaran bahwa harga dan manfaat yang diterimanya dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
membeli barang koperasi itu lebih bersaing. Untuk memudahkan para
anggotanya berbelanja, koperasi konsumsi melayani setiap hari.
6) Untuk mengurangi ketergantungan kepada pihak luar, koperasi konsumsi
juga membuat barang-barang konsumsi yang dibutuhkan untuk kemudian
dijual kepada anggotanya.
Koperasi konsumsi ini memberikan manfaat yang besar kepada
anggotanya. Manfaat tersebut antara lain: memperpendek jarak antara
produsen dan anggota sebagai konsumen, memperingan harga, serta
menghemat ongkos pengeluaran. Mengingat pentingnya peran koperasi
konsumsi dalam memenuhi kebutuhan angotanya, maka koperasi konsumsi
harus mampu mendapatkan informasi harga barang dan syarat pembayaran
yang kompetatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Lampiran Penilaian
1. Aspek Kognitif
a. Produk
Teknik : Tes tertulis
Bentuk : Uraian
Soal :
1. Deskripsikan peranan Mohammad Hatta dalam mengembangkan
koperasi di Indonesia? ( Skor 30 )
2. Jelaskan faktor-faktor yang mendorong Mohammad Hatta dalam
mengembangkan koperasi di Indonesia? ( Skor 35 )
3. Jelaskan hambatan-hambatan yang dihadapi Mohammad Hatta dalam
mengembangkan Koperasi di Indonesia? ( Skor 35 )
Pedoman penilaian produk:
Ket :
No Skor Nilai
1. 86 – 100 Baik Sekali
2. 71 – 85 Baik
3. 56 – 70 Cukup
4. < 55 Kurang
Skor Total= 100
Ket: N=Skor Perolehan
Skor Total
X 100
b. Proses
Soal Diskusi :
1. Jelaskan hambatan-hambatan yang dihadapi Mohammad Hatta dalam
mengembangkan Koperasi di Indonesia?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
2. Jelaskan usaha-usaha yang dilakukan oleh Mohammad Hatta dalam
mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi dalam mengembangkan
koperasi di Indonesia?
Kriteria penilaian proses:
Kriteria penilaian menggunakan skala sikap 1-5, dengan kriteria :
Skor 1 : Pasif, tidak kooperatif, dan tidak menghargai teman.
Skor 2 : Pasif, tidak kooperatif, tetapi dapat menghargai teman.
Skor 3 : Pasif, kooperatif, dan dapat menghargai teman.
Skor 4 : Aktif, kooperatif, dan dapat menghargai teman.
Skor 5 : Aktif, sangat kooperatif, dan dapat menghargai teman.
PAP I
10025
xSkorJumlahN =
2. Aspek Afektif
• Teknik : Non tes
• Bentuk : Instrumen Observasi Kinerja
• Instrumen Observasi Kinerja untuk Penilaian Sikap
Kelompok : ............................
No
. Nama
Menghargai
teman
Mengambil
giliran
Mengajukan
pertanyaan
Mempresent
asikan hasil
Menjawab
pertanyaan Jumlah
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
No. Nama
Siswa
Aspek yang dinilai
Jumlah
Nilai
Rata-
rata
Tanggung
Jawab
Memahami dan
Menghargai
Jiwa
Kreativitas
1.
2.
3.
Kriteria Penilaian :
Keterangan :
• Aspek Tanggung Jawab
Nilai 3 : Baik Rasa tanggung jawab tinggi.
Nilai 2 : Sedang Kurang ada rasa tanggung jawab.
Nilai 1 : Kurang Kurang ada tanggung jawab / seenaknya sendiri.
• Aspek Memahami dan Menghargai
Nilai 3 : Baik Dapat memahami dan menghargai kepentingan orang lain.
Nilai 2 : Sedang Kurang dapat memahami dan menghargai kepentingan orang lain.
Nilai 1 : Kurang Tidak dapat memahami dan menghargai kepentingan orang lain.
• Aspek Jiwa Kreativitas
Nilai 3 : Baik Memiliki jiwa kreativitas.
Nilai 2 : Sedang Kurang memiliki jiwa kreativitas.
Nilai 1 : Kurang Tidak memiliki jiwa kreativitas.
N= Jumlah Skor
9
X 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
3. Aspek Psikomotorik
• Teknik : Non tes
• Bentuk : Instrumen Observasi Kinerja
• Rambu-rambu skoring
No. Kriteria Penilaian Skor 1 Skor 2 Skor 3
1. Signifikansi:
Seberapa besar tingkat
kesesuaian atau kebermaknaan
informasi yang diberikan dengan
topik yang dibahas ?
Tidak ada tambahan
informasi karena
masih sama dengan
buku.
Ada tambahan
informasi, meskipun
kurang tepat
kebenarannya.
Informasi yang
ditambahkan sangat
sesuai dan benar.
2. Pemahaman:
Seberapa baik tingkat
pemahaman peserta didik
terhadap hakikat dan ruang
lingkup masalah yang disajikan ?
Langkah yang
disampaikan urut,
tetapi belum
memahami materi dan
masih menjelaskan
dengan bantuan teman
dan membuka buku.
Langkah yang
disampaikan urut,
sudah dapat
menjelaskan materi
tanpa melihat buku,
tetapi masih
membutuhkan
bantuan teman untuk
menjelaskan.
Langkah yang
disampaikan urut
dan lengkap, serta
dapat menjelaskan
tanpa melihat buku
maupun bertanya
pada teman.
3. Argumentasi:
Seberapa baik alasan yang
diberikan peserta didik terkait
dengan permasalahan yang
dibicarakan ?
Tidak
mempertahankan
pendapat dan tidak
memiliki pendirian
tetap.
Mempertahankan
pendapat, tetapi
menolak kritik dari
kelompok lain.
Mempertahankan
pendapat kelompok
dan mau
mendengarkan
kritik dari kelompok
lain.
4. Responsif:
Seberapa besar kesesuaian
Tidak serius dan hanya
menjawab secara
Jawaban yang
diberikan
Jawaban yang
diberikan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
jawaban yang diberikan peserta
didik terkait dengan
permasalahan yang dibicarakan ?
singkat serta tidak
jelas.
membingungkan dan
belum menjawab
pertanyaan yang
diberikan.
menjawab
pertanyaan, meski
belum tentu benar.
5. Kerjasama Kelompok:
Seberapa besar anggota
kelompok berpartisipasi dalam
penyajian ?
Hanya satu orang yang
berpartisipasi.
Hanya sebagian dari
anggota kelompok
yang berpartisipasi.
Seluruh anggota
kelompok yang
berpartisipasi.
Bagaimana setiap anggota
kelompok merasa
bertanggungjawab atas
permasalahan kelompok ?
Hanya satu orang yang
selalu menjawab
pertanyan yang
diajukan.
Hanya sebagian dari
anggota kelompok
yang bekerjasama
untuk menjawab
pertanyaan yang
diajukan.
Seluruh anggota
kelompok saling
membantu
menjawab
pertanyaan yang
diajukan.
Bagaimana para penyaji
menghargai pendapat dari
kelompok lain ?
Tidak mau
mendengarkan
pendapat dari
kelompok lain.
Mau mendengarkan
pendapat dari
kelompok lain, tetapi
tidak sepenuhnya.
Mendengarkan
pendapat dari
kelompok lain
dengan penuh
perhatian.
N : Skor Perolehan
5
X 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI