Upload
dealily
View
41
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
plak adalah
Citation preview
PLAK
Kalau Anda punya permintaan unik kepada seorang peri cantik untuk menjadi invisible,
tapi punya banyak teman dan punya kuasa untuk menghancurkan, barangkali Anda
akan disihir menjadi plak.
Apa sih sebenarnya plak itu, kenapa benda tak terlihat ini begitu perkasa sehingga dapat
menghancurkan kekerasan email yang mencapai 400 skala vickers? Email? Ya..plak
adalah lapisan yang menempel pada gigi. Begini ceritanya.
Dalam tubuh manusia, tubuh ditutupi oleh bakteri, di permukaan luar dan dalam. Namun
dalam teori kehidupan dunia yang selalu seimbang, dibanyak tempat, bakteri
berdampingan dengan tenang antara bakteri baik dan bakteri yang buruk, sehingga hasil
akhirnya keberadaan bakteri tidak merugikan tubuh .
Mulut dengan suasana yang hangat, basah dan kadang-kadang berisi makanan,
mendukung kehidupan berbagai jenis bakteri, diantaranya jenis streptokokus. Beberapa
jenis streptokokus bisa menyebabkan radang tenggorokan, demam dan penyakit
lainnya, tetapi jenis yang biasanya ditemukan di dalam mulut mempunyai sifat yang
lebih jinak. Streptokokus tertentu ini yang terdapat di dalam mulut mempunyai
kemampuan untuk melekatkan diri pada permukaan yang keras. Begitu bakteri ini
terdapat di sana, bakteri akan berkembang biak sampai terbentuk kelompok yang cukup
besar, namun karena tembus pandang, tidak dapat dilihat dengan mata biasa. Nah
setelah kelompok Steptokokus berkumpul, maka akan ikut pula menempel jenis bakteri
yang lain ikut bergabung termasuk jenis bakteri yang tipis dan panjang. Protein yang
berasal dari air ludah juga ikut gabung. Nggak ada elo nggak rame, katanya. Makanya
setelah beberapa jam kelompok ini menjadi semakin luas. Setelah beberapa jam,
permukaan gigi yang mula-mula bersih, dapat dilapisi oleh campuran tadi. Campuran ini
disebut plak.
Perhatikan dengan sungguh-sungguh bahwa dalam penjelasan tadi tidak disebutkan
makanan sama sekali. Plak dapat terbentuk dengan atau tanpa makanan.
Cobalah melakukan suatu percobaan. Beberapa jam setelah Anda menyikat gigi, tapi
sebelum makan, lewatkan kuku jari Anda pada permukaan gigi Anda dan setelah itu
amati kuku Anda. Anda akan melihat bahwa kuku Anda dilekati sedikit materi yang
berwarna abu-abu keputih-putihan dan lengket- itulah plak.
Banyak orang percaya termasuk juga dokter gigi, bahwa tujuan dari menyikat gigi
adalah untuk membersihkan sisa makanan. Ini benar, karena ada jenis makanan tertentu
yang memang melekat pada gigi, misalnya biskuit manis, tetapi dengan atau tanpa
makanan pun plak adalah penyebab penyakit gigi dan gusi.
TUJUAN DARI PENYIKATAN GIGI TERUTAMA ADALAH UNTUK MEMBERSIHKAN
PLAK
Meskipun makanan tidak begitu berpengaruh dalam pembentukan plak, makanan
tertentu dapat membuat komposisi plak berbeda, katakanlah makanan yang
mengandung gula. Bakteri streptokokus yang melekat pada permukaan gigi,
menggunakan gula untuk mendapat energi, dengan akibat yang membahayakan untuk
gigi. Sebagian gula juga diubah menjadi substansi lengket yang disebut glukan (suatu
polimer dari molekul gula sederhana seperti glukosa dan fruktosa). ’Perekat glukan’ ini
tidak mudah larut dan membuat plak semakin tebal, membantu bakteri unuk melekat
pada permukaan keras di dalam mulut dan membantu melindungi plak dari aksi
pembersihan air liur. Glukan ini juga dapat diubah kembali menjadi gula oleh bakteri dan
kemudian digunakan sebagai sumber energi.
Seperti yang dapat Anda lihat, plak adalah campuran kompleks, dan untuk
mempelajarinya melibatkan ratusan ahli selama bertahun-tahun. Lapisan sebelah dalam
dari plak berbeda dengan lapisan di luarnya. Komposisi plak berbeda pada satu bagian
dengan bagian lain dari sebuah gigi, begitupun pada 1 gigi dengan gigi yang lainnya,
karena adanya sedikit perbedaan lingkungan mikroskopis. Plak yang sudah lama juga
berbeda dengan plak yang baru terbentuk. Meskipun berbeda, tanpa adanya plak,
penyakit kerusakan gigi beserta penyakit gusi tidak akan terjadi.
Jadi bila plak begitu penting dihilangkan dari permukaan gigi pada saat pembersihan,
apakah mission imposible untuk mengetahui bahwa plak sudah hengkang dari
permukaan gigi, karena plak itu tidak dapat dilihat? Simak ’Bagaimana Menghilangkan
Plak’, untuk mengetahuinya. Kemudian apa hubungannya plak dengan gigi berlubang
dan bagaimana cara kerja plak yang lembut dan transparan ini dapat menghancurkan
email yang demikian keras? Baca di artikel ’Runtuhnya Sang Email’.
Referensi : Besford, John, Mengenal Gigi Anda, Ed.2, 1996, hal10-13
Drg C.Maulani©16-02-2006
Runtuhnya Sang Email
Gigi seperti yang telah dibahas dalam artikel Crunchy, merupakan gabungan dari email
dan dentin. Kedua materi gigi ini mendapatkan kekerasan dari kristal garam kalsium
(terutama kalsium hidroksi apatit) yang diendapkan dalam serabut-serabut yang amat
halus. Email tersusun atas kristal-kristal yang lebih banyak sehingga lebih keras dan
lebih jernih. Di dalam kristal-kristal kalsium juga ada mineral lain dalam jumlah kecil,
antara lain fluor.
Kebanyakan garam-garam mineral ini terbentuk sebelum gigi erupsi (muncul di dalam
rongga mulut), sehingga gigi keras dan kuat menahan tekanan pengunyahan.
Salah satu ciri umum dari semua garam mineral adalah bahwa garam ini larut dalam air,
meskipun dalam jumlah yang sedikit. Jika ada asam, kelarutan mineral ini akan semakin
meningkat; dan jika terdapat dalam jumlah yang amat besar, maka kelarutan mineral ini
meningkat tajam. Karena garam merupakan komposisi utama dari gigi, gigi menjadi
sangat rentan terhadap asam.
Jadi seperti halnya di dalam film, setiap yang pahlawan atau musuh yang perkasa pasti
ada kelemahan yang membuatnya kalah, maka kelemahan si email perkasa ini adalah
asam.
Asam ini mengandung dua pengertian. Pertama asam dari makanan/minuman yang
asam seperti jeruk, minuman bersoda atau asam dari lambung pada orang yang sering
muntah (penderita anorexia nervosa/bulimia nervosa, seperti yang dialami Lady Diana,
muntah-muntah sesudah makan untuk menjaga berat badan atau pada orang yang
sedang hamil). Asam ini menyapu semua permukaan gigi. Meskipun bisa saja asam
lambung atau asam sitrus dari makanan ini hanya berkontak dengan gigi dalam periode
waktu yang sangat singkat, tetapi bila ini berlangsung bertahun-tahun email gigi tetap
dapat terlarut.
Asam kedua dihasilkan dari plak. Plak bisa menghasilkan asam karena bakteri yang
menempel menggunakan gula jika ada, sebagai bahan makanan. Gula memberikan
energi untuk pertumbuhan, untuk dapat hidup dan untuk menghasilkan glukan. Tetapi
alih-alih dari pemecahan rantai komposisi gula menjadi karbondioksida dan air seperti
yang dilakukan oleh tubuh, banyak produk pemecahan ini yang berupa asam. Asam ini
meningkat konsentrasinya dalam lapisan plak yang lengket, terlindung dari proses
netralisasi atau efek buffer dari air liur, dan berada pada tempat yang sempurna untukk
melarutkan gigi, atau proses demineralisasi. Ini adalah awal runtuhnya sang email.
Mulanya hanya sedikit kristal yang larut dan membuat daerah kecil pada permukaan
email menjadi berpori (tampak sebagai bercak putih, jika Anda dapat melihatnya).
Biasanya terjadi di antara dua gigi atau pada dasar cekungan gigi. Banyak dokter gigi
juga memerlukan foto Rontgen untuk menemukan awal kerusakan gigi tadi.
Pada tahap ini permukaan kristal gigi masih didukung oleh lapisan tipis protein dan
proses demineralisasi masih dapat dipulihkan kembali, dengan jalan pembentukan ulang
dari kristal. Jika gigi dapat dipertahankan kebersihannya dari plak dan konsumsi gula
dikurangi, proses remineralisasi pada daerah tersebut dapat terjadi dengan adanya
deposit kristal dari mineral-mineral yang terdapat pada air liur. Dengan kata lain, ada
aliran mineral keluar dari gigi dan aliran mineral masuk ke dalam gigi dari air liur. Dalam
proses remineralisasi, ’aliran yang masuk’ lebih besar daripada ’aliran yang keluar’ dari
gigi.
Perlu Anda ketahui bahwa kerusakan gigi yang masih amat dini tadi dapat diatasi tanpa
menggunakan tambalan pada gigi, yaitu dengan mengendalikan plak serta konsumsi
gula yang rendah, serta dengan keberadaan fluor pada permukaan gigi (yang diperoleh
dari pasta gigi, air minum, atau pengolesan fluor pada gigi)
Bila terdapat plak dan konsumsi gula yang berlebihan, produksi asam yang akan
meningkat dan lebih banyak kristal mineral yang larut pada suatu bagian permukaan
gigi daripada bagian permukaan gigi lainnya. Jika cukup banyak kristal yang larut,
protein yang sangat halus yang berfungsi sebagai pelindung permukaan gigi juga dapat
rusak. Jika hal ini terjadi, proses remineralisasi tidak mungkin terjadi lagi dan mulai
terlihat lubang gigi.
Mulanya lubang gigi tersebut sangat kecil, hanya sekilas terlihat oleh mata telanjang,
tetapi kerena bagian dalam dan samping akan langsung dilapisi oleh plak, proses
pelarutan kristal mineral akan berlanjut sehingga lubang gigi dapat bertambah besar.
Lubang gigi tersebut dapat mencapai akhir lapisan email. Bahkan sebelum hal ini terjadi,
asam yang berdifusi di antara kristal-kristal email sudah mulai melarutkan dentin
dibawahnya. Karena sifat dentin lebih lunak (lebih sedikit kandungan kristalnya
dibandingkan dengan email), proses kerusakan gigi berlangsung lebih cepat
dibandingkan pada email, dengan lubang melebar di bagian bawahnya.
Perubahan lain yang terjadi pada tahap ini adalah kemungkinan gigi mulai sakit. Email
tidak sensitif terhadap rangsang sakit, sehingga kerusakan lapisan email tidak
menyebabkan rasa sakit.
Nah begitulah terjadinya kerusakan email yang sedemikian keras ternyata bertekuk lutut
pada asam. Jadi untuk mempertahankan kekerasan email, jauhkan mulut dari asam
(atau netralisir dengan makanan basa seperti keju), atau kurangi frekuensi gigi terkena
asam serta jauhkan gigi Anda dari plak. Karena plak selalu terbentuk dengan sendirinya,
berarti sering-sering membersihkan gigi dari plak adalah salah satu cara menjaga email
dari musuhnya yakni asam. Sudahkah sekarang Anda melepas plak yang melekat pada
email Anda hari ini? Saya beri waktu pada Anda untuk itu.
Kelanjutan proses gigi berlubang pada dentin dan berlanjut ke ruang pulpa, akan
dibahas dalam artikel berikutnya. Bagaimana membersihkan plak secara benar akan
dibahas dalan artikel ’Bagaimana Menghilangkan Plak’.
Referensi : Besford, John, Mengenal Gigi Anda, Ed.2, 1996, hal 14-8
Drg C.Maulani©16-02-2006
Bagaimana Menghilangkan Plak
Perawatan gigi yang benar adalah menghilangkan plak, baik dengan sikat gigi maupun
dengan benang untuk membersihkan gigi (dental floss). Pembersihan plak sebenarnya
membutuhkan latihan, karena bentuk dan susunan gigi setiap orang berbeda-beda dan
kemampuan pembersihan orang terhadap giginya pun berbeda. Caranya adalah dengan
memberikan warna pada air kumur, yang mudah adalah pewarna makanan warna merah
yang diberikan sedikit pada air kumur. Kumur-kumur sejenak, dan lihat gigi di depan
cermin. Merah-merah pada lidah, gusi maupun jaringan lunak, abaikan saja. Lihat warna
merah pada jaringan keras gigi. Umumnya terkumpul warna merah disekitar leher gigi.
Itulah plak. Kenapa sebelumnya tidak terlihat? Karena plak transparan, tidak bisa dilihat
dengan mata secara biasa. Bila diwarnai, baru terlihat. Bersihkanlah gigi dengan sikat
gigi seperti biasa, tanpa melihat cermin. Dalam latihan ini tidak perlu memakai pasta
gigi. Setelah kumur-kumur (air putih biasa) lihat kembali hasilnya di depan cermin.
Daerah gigi yang masih terlihat merah itulah yang selama ini terabaikan. Sikat kembali
warna merah di semua bagian gigi, tidak perlu keras-keras, tekanan sedang saja, tapi
menjangkau seluruh bagian. Setelah kumur-kumur, lihat kembali hasilnya di depan
cermin. Demikian sampai seluruh gigi bersih. Latihan pembersihan gigi dengan
pewarnaan ini perlu dilakukan setidaknya sampai 4 kali pada hari-hari berikutnya sampai
ahli dalam setiap pembersihan meliputi semua bagian gigi. Bila sudah terbiasa, maka
lakukan pewarnaan plak setiap sebulan sekali atau 3 bulan sekali untuk mengecek
ketrampilan pembersihan gigi sendiri.
Untuk menyikat gigi, gunakan sikat gigi dengan bulu yang lembut dan sikat perbatasan
gigi dan gusi dengan arah bulu 450 terhadap kantong gusi, supaya kantong gusi yang
mempunyai kedalaman normal 2-4 mm menjadi bersih dari plak. Setelah sikat gigi,
bersihkan sisi gigi yang berkontak dengan gigi tetangganya menggunakan dental floss.
Potong benang sepanjang kira-kira 25 cm, lilitkan pada jari telunjuk kiri dan kanan.
Masukkan diantara gigi dan gerakan dengan arah ke atas dan ke bawah. Untuk yang
merasa sulit menggunakan jari, saat ini ada alat bantu dental floss yang alatnya mirip
huruf Y dengan benang diantaranya. Mirip ketapel .
Pembersihan plak selain harus dikuasai oleh pemilik gigi yang normal dan sehat, juga
wajib dikuasai oleh pemakai gigi tiruan cekat yang didalamnya termasuk pemakai crown,
gigi tiruan jembatan (bridge) dan implan. Sebab rehabilitasi dalam kedokteran gigi
(penambalan, pembuatan gigi tiruan) tidak menghilangkan penyebab timbulnya
kerusakan gigi. Pola makan dan perawatan sehari-harilah yang menjaga gigi dan mulut
Anda tetap sehat seterusnya.
Drg C.Maulani@16-02-2006
Proses Terbentuknya PLAK
Plak adalah suatu deposit lunak yang mengandung berbagai macam kumpulan mikroorganisma pada permukaan
gigi. Satu gram plak dalam gigi dapat mengandung 2x 10 pangkat 11. Plak memiliki komposisi sbb :
1 Komposisi kimia.
- Seluler dan aseluler.
- 20% bentuk padat dan 80% air. terdiri dari :
a. Protein 45%
b. Karbohidrat 15%
c. Lipid 12 %
2 Komposisi Bakteri.
Subgingival 1011/ gram
Bakteri yg tetap bertahan pd epitel 108 /ML saliva
Proses terbentuknya plak :
1. Pembentukan Pelikel
2. Kolonisasi awal
3. Kolonisasi sekunder
4. Maturasi plak
1. Pembentukan pelikel
Beberapa saat setelah pembersihan gigi terbentuk lapisan tipis dari protein saliva, sebagian besar glikoprotein,
disimpan pada permukaan gigi (baik itu pada restorasi dan gigi tiruan). Lapisan ini, disebut pelikel saliva
acquired, yang tipis (0,5 μm), lembut, tidak berwarna dan transparan. Melekat pada permukaan gigi dan dapat
dihilangkan hanya dengan gesekan ringan. Terdapat elektrostatik antara hidroxiapati dan komponen saliva
seperti glikoprotein. Pada awal pembentukan pelikel masih terbebas dari bakteri.
Pelikel saliva berfungsi sebagai pelindung. Pelikel juga membatasi difusi dari produk asam dari hasil
pemecahan glukosa. Pelikel ini juga mampu mengikat ion organk yang lain seperti fluoride yang dapat
meningkatkan remineralisasi. Pelikel juga mengandung antibakteri antara lain Ig G, Ig A, Ig M, komplemen dan
lisosim.Dental pelikel terbentuk pada permukaan yang juga menyediakan substrat yang mendukung akumulasi
bakteri pada bentukan plak.
2. Kolonosasi awal
Sangat cepat, hanya beberapa menit, setelah itu pelikel langsung terdeposit oleh populasi bakteri. Bakteri dapat
terdeposit secara langsung pada enamel tetapi selalu terjadi perlekatan dengan pelikel dan agregasi bakteri juga
dilapisi oleh glikoprotein saliva.
Bakteri yang pertama-tama mengkoloni permukaan gigi yang dibalut pelikel adalah didominasi oleh
mikroorganisma fakultatif gram-positif, seperti Actinomyces viscosus,Streptococcus mutans dan Streptococcus
sanguis. Pengkoloni awal tersebut melekat ke pelikel dengan bantuan adhesin, yaitu molekul spesifik yang
berada pada permukaan bakteri. Massa plak kemudian mengalami pematangan bersamaan dengan pertumbuhan
bakteri yang telah melekat, maupun kolonisasi dan pertumbuhan spesies lainnya. Dalam perkembangannya
terjadi perubahan ekologis pada biofilm, yaitu peralihan dari lingkungan awal yang aerob dengan spesies
bakteri fakultatif gram-positif menjadi lingkungan yang sangat miskin oksigen dimana yang dominan adalah
mikroorganisme anaerob gram-negatif
3. Kolonisasi sekunder dan pematangan plak
Kolonisasi sekunder ini memasukkan plak pada bagian belakang bentukan dari plak utama dan mengambil
keuntungan dari perubahan lingkungan yang terjadi sebagai hasil dari pertumbuhan dan metabolisme plak
utama. Pertama-tama, pda proses ini, terdapat sisa ruang intersisial dibentuk oleh interaksi bakteri dengan gram
negatif kokus seperti jenis Neisseria dan Veilonella. Kedua, setelah 4-7 hari sebagai tanda pembentukan plak
yaitu adanya inflamasi gingiva yang terus berkembang. Selama proses ini kondisi lingkungan akan berubah
secara bertahap sehingga menyebabkan perubahan selektif yang lebih jauh. Hal ini termasuk pembukaan sulkus
gingiva yang merupakan bagian dari pertumbuhan bakteri yang lebih dalam ditandai dengan aliran cairan dari
sulkus gingiva. Ini merupakan hasil penyediaan nutrisi dari serum yang lebih dalam. Hal ini memungkinkan
bakteri lain yang memilki kebutuhan metabolisme berbeda untuk masuk kedalam plak dan ini termasuk gram
negatif rods seperti jenis Prevotella, Porphyromonas, Capnocytophaga, Fusobacterium dan Bacteroides. Setelah
7-14 hari kompleksibilitas dari plak semakin meningkat lebih jauh dengan adanya gambaranbakteri motil
seperti Spirocaeta dan vibros. Interaksi bakteri yang lebih jauh mengakibatkan perbedaan jumlah dan jenisnya.
Interaksi yang menimbulkan perlekatan bakteri pengkoloni sekunder ke bakteri pengkoloni awal dinamakan
koagregasi. Pada stadium akhir pembentukan plak, yang dominan adalah koagregasi diantara spesies gram-
negatif, misalnya koagregasi Fusobacterium nucleatum dengan Porphyromonas gingivalis
4. Maturasi plak
Dalam waktu 2 minggu plak menjadi mature. Plak yang matur merupakan kumpulanyang penuh dengan
segudang jenis bakteri indigenous dan ini membuat kesulitan jenis bakteri exogenous untuk berkolonisasi.
Di antara milyaran bakteri tersebut, Streptococccus mutans merupakan bakteri yang menyebabkan pembusukan
dan menyebabkan lubang pada gigi. Bakteri ini menghasilkan suatu enzim khusus yang dikenal dengan glukosil
transferase yang berkerja secara spesifik dalam penguraian sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa (sukrosa
merupakan jenis gula yang kita konsumsi sehari-hari). Enzim ini selanjutnya akan merombak glukosa yang
telah diuraikan tadi menjadi suatu polisakarida yang disebut dengan dextran. Plak gigi (dental plaque), atau
disebut juga dengan karang gigi, merupakan sejumlah besar dextran yang menempel pada enamel gigi dan
menjadi media pertumbuhan bagi berbagai jenis bakteri tersebut.
Pembentukan plak gigi ini merupakan langkah awal dalam proses pembusukan gigi. Hasil penguraian sukrosa
yang kedua adalah fruktosa. Bakteri Lactobacillus bravis mengubah fruktosa menjadi asam laktat melalui
serangkaian reaksi glikolisis dan fermentasi. Terbentuknya asam laktat akan menyebabkan penurunan pH pada
permukaan gigi. Suasana asam ini menyebabkan kalsium dari enamel gigi akan terurai atau rusak.
Secara alamiah kita memproduksi 1 liter air liur setiap hari yang berguna mengurangi keasaman mulut. Akan
tetapi, plak gigi yang terbentuk tidak bisa diuraikan oleh air liur tersebut. Plak gigi ini menahan keberadaan
bakteri. Akibatnya asam laktat akan tetap terbentuk dan tetap akan merusak enamel gigi.
Menggosok gigi secara teratur dapat membantu mengurangi pembentukan plak gigi. Mengurangi konsumsi
makanan dan minuman yang mengandung sukrosa juga merupakan langkah pencegahan kerusakan gigi.
Kontrol kesehatan gigi secara berkala merupakan salah satu langkah menjaga kesehatan gigi.
Faktor Yang Menyebabkan Penyakit Periodontal
Faktor penyebab penyakit periodontal dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor lokal (ekstrinsik) dan faktor
sistemik (intrinsik). Faktor lokal merupakan penyebab yang berada pada lingkungan disekitar gigi, sedangkan
faktor sistemik dihubungkan dengan metabolisme dan kesehatan umum. Kerusakan tulang dalam penyakit
periodontal terutama disebabkan oleh faktor lokal yaitu inflamasi gingiva dan trauma dari oklusi atau gabungan
keduanya. Kerusakan yang disebabkan oleh inflamasi gingiva mengakibatkan pengurangan ketinggian tulang
alveolar, sedangkan trauma dari oklusi menyebabkan hilangnya tulang alveolar pada sisi permukaan akar.
Faktor Lokal
1. Plak Bakteri
Plak bakteri merupakan suatu massa hasil pertumbuhan mikroba yang melekat erat pada permukaan gigi dan
gingiva bila seseorang mengabaikan kebersihan mulut. Berdasarkan letak huniannya, plak dibagi atas supra
gingival yang berada disekitar tepi gingival dan plak sub-gingiva yang berada apikal dari dasar gingival.
Bakteri yang terkandung dalam plak di daerah sulkus gingiva mempermudah kerusakan jaringan. Hampir semua
penyakit periodontal berhubungan dengan plak bakteri dan telah terbukti bahwa plak bakteri bersifat toksik.
Bakteri dapat menyebabkan penyakit periodontal secara tidak langsung dengan jalan :
a. Meniadakan mekanisme pertahanan tubuh.
b. Mengurangi pertahanan jaringan tubuh
c. Menggerakkan proses immuno patologi.
Meskipun penumpukan plak bakteri merupakan penyebab utama terjadinya gingivitis, akan tetapi masih banyak
faktor lain sebagai penyebabnya yang merupakan multifaktor, meliputi interaksi antara mikroorganisme pada
jaringan periodontal dan kapasitas daya tahan tubuh.
2. Kalkulus
Kalkulus terdiri dari plak bakteri dan merupakan suatu massa yang mengalami pengapuran, terbentuk pada
permukaan gigi secara alamiah. Kalkulus merupakan pendukung penyebab terjadinya gingivitis (dapat dilihat
bahwa inflamasi terjadi karena penumpukan sisa makanan yang berlebihan) dan lebih banyak terjadi pada
orang dewasa, kalkulus bukan penyebab utama terjadinya penyakit periodontal. Faktor penyebab timbulnya
gingivitis adalah plak bakteri yang tidak bermineral, melekat pada permukaan kalkulus, mempengaruhi gingiva
secara tidak langsung.
3. Impaksi makanan
Impaksi makanan (tekanan akibat penumpukan sisa makanan) merupakan keadaan awal yang dapat
menyebabkan terjadinya penyakit periodontal. Gigi yang berjejal atau miring merupakan tempat penumpukan
sisa makanan dan juga tempat terbentuknya plak, sedangkan gigi dengan oklusi yang baik mempunyai daya self
cleansing yang tinggi.
Tanda-tanda yang berhubungan dengan terjadinya impaksi makanan yaitu
a. perasaan tertekan pada daerah proksimal.
b. rasa sakit yang sangat dan tidak menentu.
c. Inflamasi gingiva dengan perdarahan dan daerah yang terlibat sering berbau.
d. resesi gingiva
e. pembentukan abses periodontal menyebabkan gigi dapat bergerak dari soketnya, sehingga terjadinya
kontak prematur saat berfungsi dan sensitif terhadap perkusi.
f. kerusakan tulang alveolar dan karies pada akar
4. Pernafasan Mulut
Kebiasaan bernafas melalui mulut merupakan salah satu kebiasaan buruk. Hal ini sering dijumpai secara
permanen atau sementara. Permanen misalnya pada anak dengan kelainan saluran pernafasan, bibir maupun
rahang, juga karena kebiasaan membuka mulut terlalu lama. Sementara misalnya pada penderita pilek dan
beberapa anak dengan gigi depan atas protrusi sehingga mengalami kesulitan menutup bibir.
Keadaan ini menyebabkan viskositas (kekentalan) saliva akan bertambah pada permukaan gingiva maupun
permukaan gigi, aliran saliva berkurang, populasi bakteri bertambah banyak, lidah dan palatum menjadi kering
dan akhirnya memudahkan terjadinya penyakit periodontal.
5. Sifat fisik makanan
Sifat fisik makanan merupakan hal yang penting karena makanan yang bersifat lunak seperti bubur atau
campuran semiliquid membutuhkan sedikit pengunyahan, menyebabkan debris lebih mudah melekat disekitar
gigi dan bisa berfungsi sebagai sarang bakteri serta memudahkan pembentukan karang gigi.
Makanan yang mempunyai sifat fisik keras dan kaku dapat juga menjadi massa yang sangat lengket bila
bercampur dengan ludah. Makanan yang demikian tidak dikunyah secara biasa tetapi dikulum di dalam mulut
sampai lunak bercampur dengan ludah atau makanan cair, penumpukan makanan ini akan memudahkan
terjadinya penyakit.
Makanan yang baik untuk gigi dan mulut adalah yang mempunyai sifat self cleansing dan berserat yaitu
makanan yang dapat membersihkan gigi dan jaringan mulut secara lebih efektif, misalnya sayuran mentah yang
segar, buah-buahan dan ikan yang sifatnya tidak melekat pada permukaan gigi.
6. Iatrogenik Dentistry
Iatrogenik Dentistry merupakan iritasi yang ditimbulkan karena pekerjaan dokter gigi yang tidak hati-hati dan
adekuat sewaktu melakukan perawatan pada gigi dan jaringan sekitarnya sehingga mengakibatkan kerusakan
pada jaringan sekitar gigi, misalnya :
Ketika melakukan preparasi klas II amalgam. Preparasi bagian proksimal, pemakaian matriks dan
penambalan menggantung dapat menyebabkan kerusakan jaringan periodontal bila tidak berhati-hati.
Adaptasi atau kontak yang salah, juga dapat menyebabkan terjadi penyakit periodontal.
Ketika melakukan pencabutan, dimulai dari saat penyuntikan, penggunaan bein sampai tang pencabutan
dapat menimbulkan rusaknya gingiva bila tidak hati – hati
Penyingkiran karang gigi (manual atau ultra skeler) juga harus berhati-hati, karena dapat menimbulkan
kerusakan jaringan gingiva.
7. Trauma dari oklusi
Trauma dari oklusi menyebabkan kerusakan jaringan periodonsium, tekanan oklusal yang menyebabkan
kerusakan jaringan disebut traumatik oklusi.
Trauma dari oklusi dapat disebabkan oleh :
Perubahan-perubahan tekanan oklusal Misal adanya gigi yang elongasi, pencabutan gigi yang tidak
diganti, kebiasaan buruk seperti bruksim, clenching.
Berkurangnya kapasitas periodonsium untuk menahan tekanan oklusal
Kombinasi keduanya.
Faktor Sistemik
Respon jaringan terhadap bakteri, rangsangan kimia serta fisik dapat diperberat oleh keadaan sistemik. Untuk
metabolisme jaringan dibutuhkan material-material seperti hormon, vitamin, nutrisi dan oksigen. Bila
keseimbangan material ini terganggu dapat mengakibatkan gangguan lokal yang berat. Gangguan keseimbangan
tersebut dapat berupa kurangnya materi mempertahankan kesehatan jaringan tersebut sehingga terjadi reaksi
inflamasi (defisiensi memperlemah jaringan).
Faktor-faktor sistemik ini meliputi :
1. Demam yang tinggi
Pada anak-anak sering terjadi penyakit periodontal selama menderita demam yang tinggi, (misal disebabkan
pilek, batuk yang parah). Hal ini disebabkan anak yang sakit tidak dapat melakukan pembersihan mulutnya
secara optimal dan makanan yang diberikan biasanya berbentuk cair. Pada keadaan ini saliva dan debris
berkumpul pada mulut menyebabkan mudahnya terbentuk plak dan terjadi penyakit periodontal.
2. Defisiensi vitamin
Di antara banyak vitamin, vitamin C sangat berpengaruh pada jaringan periodontal, karena fungsinya dalam
pembentukan serat jaringan ikat. Defisiensi vitamin C sendiri sebenarnya tidak menyebabkan penyakit
periodontal, tetapi adanya iritasi lokal menyebabkan jaringan kurang dapat
3. Drugs atau obat-obatan
Obat-obatan dapat menyebabkan hiperplasia, hal ini sering terjadi pada anak-anak penderita epilepsi yang
mengkomsumsi obat anti kejang, yaitu phenytoin (dilantin). Dilantin bukan penyebab langsung penyakit
jaringan periodontal, tetapi hiperplasia gingiva memudahkan terjadinya penyakit.
4. Hormonal
Penyakit periodontal dipengaruhi oleh hormon steroid. Peningkatan hormon estrogen dan progesteron selama
masa remaja dapat memperhebat inflamasi margin gingiva bila ada faktor lokal penyebab penyakit periodontal.
Description (Indonesia): Plak gigi adalah agen utama penyebab penyakit karies gigi dan penyakit periodontal
yang merupakan penyakit gigi dan jaringan lunak mulut yang paling sering dijumpai, dan di Indonesia dengan
prevalensi 70-80% yang dilaporkan dalam profil Kesehatan Gigi dan Mulut pada Pelita VI. Plak gigi mempunyai
komposisi yang sangat kompleks, secara garis besar terdiri atas bahan padat (organik dan anorganik) dan air.
Bahan padat organik dan anorganik plak didominasi oleh mikroorganisme yaitu 70% yang diperkirakan
sebanyak 400 spesies bakteri ada didalamnya. Bakteri di dalam plak dapat memsak permukaan gigi serta
jaringan pendukungnya tergantung dari jenis bakteri dan bahan makanan yang ada pada plak. Bahan makanan
yang manis dan lengket terutama sukrosa dapat menghasilkan asam, sebagai hasil dari metabolisme bakteri
Streptococcus muians yang dapat mengakibatkan proses demineralisasi kalsium dan fosfat dari email gigi.
Selain itu, dalam pertumbuhannya bakteri jenis anaerob gram negatif seperti Porphyromonas gingiva/is juga
menghasilkan enzim-enzim, endotoksin dan antigen yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan periodontal.
Pembentukan plak gigi merupakan suatu proses yang kompleks, diawali dengan pembentukan pelikel
kemudian kolonisasi bakteri serta pematangan dari plak yang menjadikan plak lebih bersifat patogen dengan
dibantu peranan dari saliva, bakteri dan konsumsi diet
Plak gigi adalah lapisan lembut yang terbentuk dari campuran antara makrofag, leukosit, enzim, komponen
anorganik, matriks ekstraseluler, epitel rongga mulut yang mengalami deskuamasi, sisa-sisa makanan serta
bakteri yang melekat di permukaan gigi.1,2
Bakteri yang berperan penting dalam pembentukan plak gigi adalah bakteri dari genus Streptococcus, yaitu
bakteri Streptococcus mutans yang ditemukan dalam jumlah besar pada penderita karies. Bakteri
Streptococcus mutans memiliki enzim glikosiltransferase yang dapat mengubah sakarosa saliva menjadi
polisakarida ekstraseluler (PSE) melalui proses glikosilasi. Polisakarida ekstraseluler ini akan membentuk suatu
matriks di dalam plak dimana bakteri dapat melekat.3,4
Di Indonesia, tanaman obat telah banyak digunakan untuk pemeliharaan dan perawatan kesehatan, dan
diperkirakan terdapat ribuan jenis tanaman yang bermanfaat untuk pengobatan termasuk pengobatan gigi
dan mulut, satu diantaranya adalah teh hijau, yang banyak mengandung katekin. Katekin yang terkandung di
dalam teh hijau (terutama epi-katekin, epi-katekin galat, epigallo-katekin, epigallo-katekin galat dan gallo-
katekin), dipercaya mampu mengurangi pembentukan plak gigi dengan dua mekanisme, yaitu; a) membunuh
bakteri penyebab, seperti Streptococcus mutans, dan b) menghambat aktivitas enzim glikosiltransferase dari
bakteri.5-8
Penelitian ini diharapkan dapat membuktikan bahwa indeks plak gigi pada kelompok perlakuan yang diberi teh
hijau lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol, sehingga menjadi dasar informasi bahwa konsumsi
teh hijau dapat digunakan sebagai salah satu upaya mengurangi pembentukan plak gigi
Struktur dan komposisi dental plak
Dental plak dapat diklasifikasikan secara garis besar antara lain; plak supragingiva dan plak subgingiva. Plak
supragingiva ditemukan pada atau diatas margin gingiva dan dimungkinkan juga kontak langsung dengan
margin gingiva. Sedangkan plak subgingiva ditemukan dibawah margin gingiva, antara gigi dengan sulkus
gingiva yang dialiri oleh cairan sulkus tersebut yang bersal dari sekresi sulkus tersebut.
Dental plak memilki kandungan utama mikroorganisme dan dimana 1 gram plak dapat mengandung sekitar 2 x
1011 jenis bakteri. Berdasarkan hasil estimasi lebih dari 325 jenis bakteri berbeda yang ditemukan pada plak.
Dan secara potensial lebih dari 500 jenis bakteri yang diketahui berasal dari sampel rongga mulut.
Mikroorganisme nonbakterial juga ditemukan pada plak seperti jenis Mikoplasma, ragi, protozoa dan virus.
Mikroorganisme yang berasal dari matriks ekstraseluler juga mengandung sel-sel tubuh seperti sel epitel dan
leukosit.
Diperkirakan 70-80% plak mengandung mikroba dan matriks ekstraseluler. Matriksintraseluler yang
mengandung sekitar 20% massa plak, juga mengandung organic dan anorganic yang berasal dari saliva, cairan
sulkus gingiva dan produk-produk bakteri. Kandungan organicnya seperti polisakarida, protein, glikoprotein
dan lemak. Pada umumnya karbohidrat di produksi oleh bakteri sebagai dextran; ada juga beberapa levan dan
galaktosa. Pada prinsipnya komponen anorganicnya seperti kalsium, posphor, magnesium, sodium, potasium,
dan fluoride. Garam ornagic yang dikandung sangat besar terdapat pada permukaan lidah dan dibawah
insisivus. Ion kalsium melakukan merupakan perantara ikatan antara baktri yang satu dengan bakteri yang lain
dengan pelikel. Komponen Bahan organic dan anorganic terbesar dihasilkan oleh saliva yang juga berperan
dalam meningkatkan kandungan mineral, massa plak ini dapat terkalsifikasi menjadi kalkulus.
Pembentukan Plak
Tahap Pembentukan plak Supragingiva antara lain:
Pembentukan Pelikel
Kolonisasi awal
Kolonisasi sekunder dan maturasi plak
Pembentukan pelikel
Beberapa saat setelah pembersihan gigi terbentuk lapisan tipis dari protein saliva, sebagian besar glikoprotein,
disimpan pada permukaan gigi (baik itu pada restorasi dan gigi tiruan). Lapisan ini, disebut pelikel saliva
acquired, yang tipis (0,5 μm), lembut, tidak berwarna dan transparan. Melekat pada permukaan gigi dan dapat
dihilangkan hanya dengan gesekan ringan. Terdapat elektrostatik antara hidroxiapati dan komponen saliva
seperti glikoprotein. Pada awal pembentukan pelikel masih terbebas dari bakteri.
Perbedaan kandungan yang lebih spesifik dari pelikel pada permukaan yang berbeda dan
penelitian menyatakan pelikel muda yang terdapat pada enamel (2 jam) menunjukkan adanya kandungan
asam amino yang berbeda dengan asam amino yang terdapat pada saliva. Hal ini merupakan suatu indikator
bahwa pembentukan pelikel bersal dari penyerapan selektif makromolekul saliva.
Pelikel saliva berfungsi sebagai pelindung. Pada awalnya, glikoprotein saliva dan calsium saliva dan ion
phospat diserap pada permukaan enamel dimana proses ini merupakan kompensasi dari hilangnya gigi oleh
atrisi dan erosi. Pelikel juga membatasi difusi dari produk asam dari hasil pemecahan glukosa. Pelikel ini juga
mampu mengikat ion organk yang lain seperti fluoride yang dapat meningkatkan remineralisasi. Pelikel juga
mengandung antibakteri antara lain Ig G, Ig A, Ig M, komplemen dan lisosim.
Dental pelikel terbentuk pada permukaan yang juga menyediakan substrat yang mendukung akumulasi bakteri
pada bentukan plak. Fungsi yang tepat dari beberapa komponen individu dari saliva pada pembentukan plak
tidak begitu jelas dan jumlah potensial dari hasil pengitungan antara 80 atau lebih dari komponen saliva dan
500 atau lebih jenis bakteri yang berada pada rongga mulut yang sanagt luas. Dapat dipercaya bahwa
beberapa komponen dari saliva membantu pembentukan plak yaitu keterlibatan aglutinin bakteri atau oleh
karena aksi dari substrat nutrisi, sementara kelompok mikroba yang lain berikatan dengan permukaan gigi.
Berbagai macam bentuk interaksi bakteri dengan saliva antara lain:
Bakteri dapat mengikat reseptor yang berada pada pelikel melalui perlekatan. Meskipun, pada komponen
yang sama terbebas dari saliva juga mengikat bakteri dan menghalangi pengikatannya dengan gigi dan
membersihkannya dari rongga mulut.
Komponen saliva juga berinteraksi dengan bakteri melalui berbagai macam pengikatan yang menyebabkan
aglutinasi yang mampu meningkatkan kemampuannya dalam membersihkan rongga mulut. Jalan terkecil dari
agregasi bakteri mungkin berikatan dengan gigi.
Beberapa komponen saliva toksik terhadap bakteri dan mampu melisiskan membran sel bakteri tersebut.
Komponen saliva juga berperan sebagai penyedia sumber nutrisi dari bakteri.
Kolonosasi awal
Sanagat cepat, hanya membutuhkan waktu beberapa menit, setelah itu pelikel langsung terdeposit oleh
populasi bakteri. Bakteri dapat terdeposit secara langsung pada enamel tetapi selalu terjadi perlekatan
dengan pelikel dan agregasi bakteri juga dilapisi oleh glikoprotein saliva. Pada orang primitif dimana dietnya
yang alami dari makan yang keras dan berserat pada permukaan oklusal dan area kontak dari subjek cukup
mengenai seluruh permukaan sehingga deposit bakteri sangat minimal. Ketika dietnya lunak gigi yang
digunakan hanya terkena sedikit atau tidak sama sekali dan mendorong terjadinya deposit dari bakteri.
Akumulasi terbesar pada sisi yang tersembunyi pada bagian yang tidak terkena gesekan dan pergerakan dari
lidah. Pada regio interdental yang berada dibawah daerah kontak merupakan sisi yang memiliki ketebalan plak
terbesar.
Pada beberapa jam pertama jenis Streptokokkus dan sedikit perlekatan dari Actinomyces pada pelikel yang
merupakan awal dari kolonisasi. Selama jam pertama pada beberapa hari terjadi pertumbuhan dari populasi
bakteri dan menyebar keluar dari permukaan gigi dimana dibawah pemeriksaan mikroskop elektron terlihat
bentukan organisme tersebut seperti skyscrapers, pada satu lapisan yang terbaik dari permukaan gigi
tersebut. Terdapat kolom pararel dari bakteri yang dipisahkan oleh ruang sempit dan proses pertumbuhan
plak tersebut merupakan deposisi dari jenis baru dalam bentuk ruang. Terdapat deposit jenis baru yang
melekat merupakan perintis bakteri yang menggunakan molekul spesifik dan mekanismenya. Pada awal ini,
jenis bakteri yang baru dari saliva atau sekitar membran mukosa yang muncul pada bakterei secara alami dari
permukaan gigi dan perlekatan oleh interaksi dengan kesiapan perlekatan bakteri plak. Hubungan ini diketahui
sebagai coagregasi intergenerik dan merupakanperantara terhadap perlekatan spesifik dari protein dimana
terjadi antara sel-sek tersebut.
Pembentukan plak supragingiva juga dipelopori oleh bakteri dengan kemampuannya membentuk polisakarida
ekstraseluler yang diikuti dengan berikatan pada gigi dan yang lainnya termasuk pada Streptokokkus mitior, S.
Sanguis, Actinomyces dan A. Naeslundi.
Dua tahap pembentukan plak ini membutuhkan waktu dalam 2 hari. Pertumbuhan plak disebabkan karena
ikatan multi[likasi internal dan deposisi pada permukaan gigi. Meskipun, multiplikasi internal sangat lambat
samapai plak menjadi matur.
Kolonisasi sekunder dan maturasi plak
Kolonisasi sekunder ini memasukkan plak pada bagian belakang bentukan dari plak utama dan mengambil
keuntungan dari perubahan lingkungan yang terjadi sebagai hasil dari pertumbuhan dan metabolisme plak
utama. Pertama-tama, pda proses ini, terdapat sisa ruang intersisial dibentuk oleh interaksi bakteri seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu dengan gram negatif kokus seperti jenis Neisseria dan Veilonella.
Kedua, setelah 4-7 hari sebagai tanda pembentukan plak yaitu adanya inflamasi gingiva yang terus
berkembang. Selama proses ini kondisi lingkungan akan berubah secara bertahap sehingga menyebabkan
perubahan selektif yang lebih jauh. Hal ini termasuk pembukaan sulkus gingiva yang merupakan bagian dari
pertumbuhan bakteri yang lebih dalam ditandai dengan aliran cairan dari sulkus gingiva. Ini merupakan hasil
penyediaan nutrisi dari serum yang lebih dalam. Hal ini memungkinkan bakteri lain yang memilki kebutuhan
metabolisme berbeda untuk masuk kedalam plak dan ini termasuk gram negatif rods seperti jenis Prevotella,
Porphyromonas, Capnocytophaga, Fusobacterium dan Bacteroides. Setelah 7-14 hari kompleksibilitas dari plak
semakin meningkat lebih jauh dengan adanya gambaranbakteri motil seperti Spirocaeta dan vibros. Interaksi
bakteri yang lebih jauh mengakibatkan perbedaan jumlah dan jenisnya. Pada kolonisasi sekunder ini juga
bentuk dari beberapa kelompok bakteri yang berasal dari plak subgingiva pada pembentukan selanjutnya.
Jadi, sebuah mikroflora yang didirikan dengan adanya sebuah keseimbangan dari organisme atau ekosistem
mikroba pada permukaan gigi. Plak yang matur merupakan kumpulanyang penuh dengan segudang jenis
bakteri indigenous dan ini membuat kesulitan jenis bakteri exogenous untuk berkolonisasi. Jadi dental plak,
seperti flora indigenous pada kulit, rongga mulut dan membran mukosa lainnya dan yang terdapat dalam usus,
yang sangat protektif dalam pencegahan masuknya spesies patogen.
Moore et al. (1982) memilki hubungan 166 jenis bakteri yang berbeda berasal dari plak supragingiva.
Menariknya penelitian ini dari 150 anak dengan umur 8-11 tahun menunjukkan adanya mikroorganisme
patogen termasuk Porphyromonas gingivalis, Pro0vetella intermedia dan provetella nigrecens didalam rongga
mulut mereka. Juga ditemukan dua dari tiga yang diisolasi terdapat subjek gen pembawa erm (F),
erythromycin-resisten dantet, tetracycline-resisten.
Pada klinis tingkat dental plak sangat lunak, lapisan yang tidak terkalsifikasi merypakan tempat akumulasi
bakteri dan perlekatan gigi dengan objek yang lain seperti restorasi, gigi tiruan, dan kalkulus. Pada lapisan tipis
inihampir terlihat dan dapat diperlihatkan hanya dengan menggunakn disclosing sgent. Lapisan ini terlihat
adanya deposit warna kekuningan atau abu-abu yang tidak dapat dihilangkang hanya dengan berkumur atau
dengan irigasi tetapi dengan menggunakan sikat gigi. Hal semacam ini sering ditemukan pada permukaan
organ pengunyahan dari bagian yang tidak bergigi sampai pada bagian yang bergigi, ketika pembentukan
deposit terjadi.
Deposit plak dan Intake makanan
Plak akan terbentuk pada pasien dan makanan binatang yang berasal dari saluran perut, meskipun jumlahnya
terbatas. Terdapat beberapa perdebatan mengenai frekuensi dari makanan atau jumlah makanan yang
dimakan mempengaruhi jumlah deposit plak. Meskipun bakteri plak menggunakan nutrisi yang dapat
didifusikan secara mudah ke dalam bentuk plak sepertilarutan gula, sukrosa, fruktosa, glukosa, maltosa, dan
laktosa. Mungkin juga karbohidrat yang dapat menjadi substrat dari bakteri.
Dextran merupakan bagian terpenting dari produksi bakteri ekstraseluler karena berhubungan dengan
kemampuan larutnya dan perlekatannya terhadap plak. Hal ini dapat diproduksi dari sukrosa pada diet dan
pengaruhnya terhadap deposisi plak dan metabolismenya.
Plak lebih mudah terbentuk pada saat tidur dibandingkan pada saat makan karena adanya aksi mekanikal
selama proses makan ditambah rangsangan aliran saliva yang dapat mengurangi deposisi dari plak. Makanan
yang keras, kasar dan berserat dapat mengurangi pembentukan plak dan faktor ini digunakan dalam penelitian
produksi dari plak. Gingivitis pada anjing dapat disebabkan oleh makanan yang lunak dan dimakan dalam
waktu yang pendek selama 4 hari.
Meskipun masih terdapat perbedaan mengenai keuntungan pembersihan dengan mengunakan buah apel,
seledri dan wortel, lebih baik dibandingkan dengan hidangan yang biasa disajikan. Keikutsertaan pengunyahan
vigorous yang merupakan prodksi alami dari gigi yang mengenai seluruh permukaan oklusal dan
interproksimal dimana terdapat deposit yang sangat sedikit.
Materi Alba
Berwarna kekuningan atau putih, lunak, merupakan deposit yang diabaikan dalam rongga mulut.
Kandunganny adalah suatu massa dengan mikroorganisme, sel epitel yang terdeskuamasi, sisa makanan,
leukosit ditambah deposit dari saliva. Strukturnya mirip tetapi tidak seperti plak dan dapat dengan mudah
dihilangkan hanya dengan menggunakan semprotan air.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
P l a k
1 . Penertian Plak
Plak adalah suatu endapan lunak yang terdiri atas kumpulan bakteri yangberkembang biak di atas suatu matriks,
yang terbentuk dan melekat erat padapermukaan gigi, apa bila seseorang menabaikan kebersihan gigi dan
mulutnya(Djuita, 1989).Plak adalah suatu endapan lunak dan basah yang terdiri dari kuman (Plak b a s a h
k a r e n a b a n y a k a i r n y a ) p l a k a k a n t u m b u h d a n m e l e k a t e r a t p a d a permukaan gigi bila
kita mengabaikan kebersihan mulut dan gigi. Jumlah kira-k i r a 2 5 0 j u t a / m g p l a k b a s a h . K u m a n -
k u m a n y a n g h i d u p d i d a l a m p l a k membutuhkan makanan juga mengeluarkan kotoran.
Ada kumanmembutuhkan O2 untuk pernafasan dan mengeluarkan CO2. Dapat dikatakanbahwa didlam plak
terjadi suatu pertukaran zat (metabolisme) danmenghasilkan zat-zat tertentu sebagai hasil metabolisme tersebut.
Jadi didalamplak terdap suatu kumpulan kuman yang hidup. Berlomba-lomba
mencarimakan ,mencari oksigen,mengeluarkan zat-zat metabolik sehingga menyebabkan suatu
penyakit (Nio. 1987).2.
Proses terbentuknya plak
Plak biasanya terbentuk pada supra ginginval pada permukaan gigi didaerah 1/3 ginginval.
Penumpukkan terutama pada pada permukaan gigi retak, kasar pada tepi tambalan yang menggantung.
Pembentukannya sama banyak pada rahang atas dan rahang bawah. Lebih banyak pada daerah posterior,
lebihsedikit pada permukaa lingual (Nio, 1987).3.
Faktor yang mempengaruhi pembentukan plak.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan plak sama dengan faktor yangmempengaruhi pertumbuhan kuman-
kuman membutuhkan tempat yang aman,waktu untuk berkembang biak dan makan untuk hidup.Faktor-faktor
yang mempengaruhi pembentukan plak ( Nio, 1987)a . L i n g k u n g a n f i s i o l o g i s
1 ) A n a t o m i s g i g i 2 ) P o s i s i
g i g i 3 ) S t r u k t u r p e r m u k a a n g i g i 4 )
G e s e k a n p e n g u n y a h a n b . D i e t m a k a n s e h a r i -
h a r i c . L i n g k u n g a n s e k i t a r 1 )
S a l i v a 2 ) L a m a n y a w a k t u y a n g
d i p e r l u k a n 3 ) F a k t o r m a k a n a n