17
Presentasi Proyek Platyhelminthes PENGARUH 2% LARUTAN TAHU PADA PEMOTONGAN BAGIAN ANTERIOR, TENGAH, DAN POSTERIOR TERHADAP KECEPATAN REGENERASI PLANARIA (DUGESIA) Dibimbing oleh: Dr. Hj. Sri Endah Indriwati, M.Pd Oleh Kelompok IV: Aliyul Murtadlo Siti Mariana Anggraini Titis Nur Ilmi

Planaria Presentation(14)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

daeawedaedaw

Citation preview

Page 1: Planaria Presentation(14)

Presentasi Proyek PlatyhelminthesPENGARUH 2% LARUTAN TAHU PADA PEMOTONGAN BAGIAN ANTERIOR, TENGAH, DAN POSTERIOR TERHADAP KECEPATAN

REGENERASI PLANARIA (DUGESIA)Dibimbing oleh:

Dr. Hj. Sri Endah Indriwati, M.Pd

Oleh Kelompok IV:Aliyul Murtadlo

Siti Mariana AnggrainiTitis Nur Ilmi

Page 2: Planaria Presentation(14)

Latar Belakang

Sungai merupakan tempat ditemukannya hewan dan tumbuhan perairan, substrat dan bahan organik lain yang saling memberi interaksi satu sama lainnya. Sungai dapat dikatakan sebagai ekosistem yang baik jika di dalamnya tidak mengandung unsur senyawa kimia yang berbahaya. Selain itu untuk mengetahui bahwa sungai tersebut aman dari bahan kimia berbahaya, maka di dalam sungai tersebut dapat ditemukan Planaria (Dugesia). Hewan ini dapat ditemukan banyak sekali pada daerah Coban Rondo, yang mana aliran airnya masih steril dari bahan kimia berbahaya dan masih asri alamnya.Planaria mempunyai relung ekologi di perairan yang mengalir, jernih airnya, serta terlindungi oleh pepohonan (Harvey, 2009).

Page 3: Planaria Presentation(14)

Planaria merupakan salah satu metazoa yang paling sederhana, dikenal sebagai bilaterians untuk menampilkan kapasitas regeneratif yang kuat. Hal ini dengan dibuktikannya sudah lebih dari 100 tahun literatur ilmiah yang pelaporan eksperimen dengan planaria (Reddien dan Sánchez Alvarado, 2004). Planariamemiliki kemampuan untuk menumbuh kanindividu lengkap dari bagian tubuh sangat kecil. Plastisitas jaringan yang luar biasa seperti menemukan sumbernya pada populasi sel induk dewasa somatik disebut neoblasts, yang mana didistribusikan ke seluruh tubuhplanaria. Neoblasts adalah selyang hanya aktif mitotically dalamplanaria (Newmark danSánchezAlvarado, 2000).

Page 4: Planaria Presentation(14)

Rumusan MasalahBerdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

• Bagaimanakah pengaruh penambahan 2% larutan tahu pada pemotongan bagian anterior, tengah, dan posterior terhadap kecepatan regenerasi Planaria (Dugesia)?

• Bagaimana perbedaan proses regenerasi pada bagian anterior, tengah, dan posterior pada Planaria (Dugesia)?

HipotesisIni merupakan dugaan sementara yang dapat kami berikan, yakni: Kemungkinan besar pada bagian Planaria yang dipotong seperti anterior, tengah, dan posterior, yang akan melakukan regenerasi terlebih dahulu untuk menjadi Planaria sempurna kembali adalah pada bagian anterior, sebab pada bagian anterior sudah ada kepalanya, yang mana di dalam kepalanya memiliki otak sebagai pusat koordinasi yang nantinya akan membentuk bagian tubuh yang telah dipotong. Selanjutnya bagian posterior dan terakhir adalah bagian tengah

Page 5: Planaria Presentation(14)

Adapun asumsi penelitian, di antaranya:1. Planaria sp dianggap memiliki daya regenerasi yang

sama dalam satu medium. Karena daya regenerasi merupakan faktor penentu kecepatan regenerasi.

2. Volume air yang digunakan sama. Hal ini dianggap sebagai habitat dan tempat hidup Planaria sp.

3. Intensitas cahaya yang digunakan sama. Hal ini dikarenakan peneliti tidak bisa mengontrol seberapa banyak cahaya yang diterima Planaria saat pengambilan data.

4. Waktu pengamatan yang digunakan sama. Hal ini dikarenakan pengambilan data nya dilakukan setiap sore.

Page 6: Planaria Presentation(14)

KETERBATASAN PENELITIAN1. Menggunakan kamera sebagai acuan penelitian.2. Air yang digunakan diambil dari sekitar habitat asli Planaria sp

yaitu didaerah Coban Rondo.3. Waktu pengambilan data tidak selalu pada jam yang sama

melainkan pada sore hari, sehingga diasumsikan sama. 4. Pengamatan dilakukan hingga terbentuk bagian yang terpotong

pada bagian tertentu. 5. Dalam satu medium percobaan masing-masing diisi dengan 1

potongbagian cacing Planaria sp(Anterior, tengah, dan Posterior).6. Larutan tahu yang dibuat sebanyak 2%, namun yang digunakan

sebanyak 10 tetes pipet.7. Alat optik untuk melihat perkembangan regenerasi Planaria

kurang maksimal. Hal ini mengakibatkan data yang kami ambil memiliki ralat alat yang cekup berpengaruh terhadap penelitian

Page 7: Planaria Presentation(14)

Rancangan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian kualitatif karena dalam penelitian ini kami ingin mengetahui perbandingan kecepatan setiap bagian yang dipotong dari Planaria yaitu anterior, tengah, dan posterior yang diberikan perlakuan berbeda antara yang diberi ekstrak tahu dan perlakuan kedua tanpa diberi ekstrak tahu, apakah ada perbedaan diantara perlakuan ini yang akan memberikan kontribusi dalam kecepatan melakukan regenerasi. Dengan kami membandingkan diantara dua perlakuan ini kami juga melihat bagian mana yang akan beregenerasi lebih cepat, anterior, tengah, atau posterior dengan melihat perkembangan setiap harinya secara kontinyu. Dan dari situ akan kami simpulkan potongan bagian tubuh Planaria manakah yang dapat melakukan regenerasi lebih cepat dengan didukung juga oleh perlakuan yang diberikan ataukah tidak. Selain itu kami juga ingin membuktikan dan meneliti lebih jauh mengenai regenerasi pada Planaria sebagaimana dasar teori yang telah ada.

Page 8: Planaria Presentation(14)

Variabel Penelitian

1. Variabel bebas: jenis bagian tubuh yang dipotong.

2. Variabel respon: respon berupa waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan kepala Planaria sp.

3. Variabel Kontrol : cahaya, jumlah air yang digunakan pada masing-masing perlakuan, luas wadah, dan lokasi percobaan.

Page 9: Planaria Presentation(14)

Teknik Pengambilan Data1.Mengamati perubahan dan lama waktu yang dibutuhkan ntuk menumbuhkan kepala2. Mencatat Mendokumentasikan.3. Mengidentifikasi setiap data yng diperoleh dari masing-masing sampel.4. Mengidentifikasi keadaan bentuk tubuh cacing PlanariaMetode penelitian Metode penelitian yang digunakan penulis dalam pengumpulan data adalah metode primer dan metode sekunder.Metode primer dalam penelitian meliputi: Observasi secara langsung terhadap objek penelitian.Metode sekunder dalam penelitian meliputi:

1. Pencarian data dari perpustakaan2. Pencarian data dari internet

.

Page 10: Planaria Presentation(14)

Analisis Data

Page 11: Planaria Presentation(14)

PembahasanPlanaria merupakan hewan yang terbaik, karena memiliki

kemampuan untuk menumbuhkan individu lengkap dari bagian tubuh sangat kecil. Plastisitas jaringan yang luar biasa seperti menemukan sumbernya pada populasi sel induk dewasa somatik disebut neoblasts yang didistribusikan ke seluruh tubuh planaria. Neoblasts adalah sel hanya mitotically aktif dalam planaria (Newmark dan Sánchez Alvarado, 2000). Berdasarkan literatur di atas, yang menyatakan bahwa Planaria memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi dapat terlihat pada pengamatan yang telah kami lakukan, yakni pada hari kedua untuk Planaria tanpa perlakuan, adapun Planaria yang telah melakukan pemulihan adalah anterior 2, anterior 3, tengah 1, dan posterior 3.

Page 12: Planaria Presentation(14)

Pembahasan

Adapun perkembangan regenerasi yang berhasil diamati oleh peneliti, dan hal ini sesuai dengan literature ”Ketika planaria kehilangan kepalanya (atau ekornya, atau potongan lainnya dari dirinya sendiri), sebuah protoplasma atau blastema regenerasi akan mulai terbentuk di lokasi luka” (Reddien, P.W and Alvarado,A.2004). Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya cekungan yang lama-kelamaan timbul sel berwarna putih, yang mana dalam penelitian kami ditemukan pada hari ke 1 untuk yang mendapatkan perlakuan penambahan larutan tahu tepatnya pada bagian potongan anterior 3, tengah 1, tengah 2, tengah 3, dan posterior dua. Sedangkan pada Planaria yang tanpa perlakuan, dapat terlihat sejak hari kedua, tepatnya pada anterior 2, anterior 3, dan tengah 1. Setelah Planaria mulai membentuk sel berwarna putih tersebut. Langkah selanjutnya adalah sel neoblast membelah menjadi sel-sel sesuai yang baru sebagai penyusun bagian tubuh yang hilang, kemudian baru lah membentuk jaringannya.

Page 13: Planaria Presentation(14)

Pembahasan• Pada hari ke 8 kami menemukan Planaria yang

berhenti regenerasi Menurut Surjono, T. W. (2001: 9.46). Kecepatan membentuk kepala yang tercepat adalah pada suhu 29,70 C pada suhu ini kepala tumbuh dalam waktu 4,6 hari. Hal ini dapat diartikan pada suhu dibawah atau diatas angka tersebut regenerasi akan berlangsung agak lambat. Misalnya pada suhu 31,50C kepala baru terbentuk dalam waktu 8,5 kemudian. Berdasarkan literatur di atas, dan jika dikaitkan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan hasil bahwa pada penelitian kami yang dilakukan di ruangan zoologi yang bersuhu 28°C. Sehingga kami berpendapat bahwa pada suhu tersebut tepatnya saat hari ke 8 potongan Planaria Tengah 1 tanpa perlakuan berhenti melakukan regenerasi.

Page 14: Planaria Presentation(14)

Pembahasan

Pada hari kesembilan, hampir semua telah pulih dari pemotongan. Hanya saja pada posterior 1 tanpa perlakuan berhenti melakukan regenerasi sama halnya dengan hari sebelumnya.

Page 15: Planaria Presentation(14)

PembahasanTeori tentang adanya kemampuan cacing Planaria untuk melakukan metabolism tubuh sendiri saat kekurangan makanan dapat dibuktikan dengan tubuh cacing pada pengamatan hari ke-5 hal ini kemungkinan terjadi metabolism dari tubuh sendiri. Beberapa hal yang menjadi pengamatan yaitu ternyata pembentukan kepala terjadi terlebih dahulu dibandingkan pembentukan ekor, kepala mulai muncul pada hari ke-6 sedangkan ekor muncul pada hari ke 7. Hal ini terjadi dikarenakan pada daerah kepala terdapat “otak”, dalam otak ini terdapat statokis yang merupakan alat keseimbangan tubuh, selain itu pada derah kepala juga terdapat kemoreseptor, yang berupa lubang-lubang dan lekuk-lekuk bersilia.

Page 16: Planaria Presentation(14)

Pembahsan

Pada pengamatan kami memberikan hasil yang signifikan terkait penelitian kami tentang pengaruh protein pada larutan tahu. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil dari data pengamatan kami, yang memberikan hasil bahwa protein mempengaruhi regenerasi planaria dengan kadar tertentu.Selain kemampuan regeneratif mereka, morfologi plastisitas planaria ditunjukkan oleh mereka kemampuan untuk tumbuh dan tumbuh, tergantung pada ketersediaan makanan (bagun ~ a `et al., 1990). Teori ini mendasar bahwa makanan membeikan pengaruh regenerasi pada planaria.

Page 17: Planaria Presentation(14)