11

Click here to load reader

Plastik Sebagai Limbah Masyarakat - Drh Sunu

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Plastik Sebagai Limbah Masyarakat - Drh Sunu

Drh. Ardilasunu Wicaksono

Fakultas Kedokteran Hewan

Institut Pertanian Bogor

Plastik Sebagai Limbah Masyarakat

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Akibat dari semakin bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat serta

aktivitas lainnya maka bertambah pula buangan/limbah yang dihasilkan.

Limbah/buangan yang ditimbulkan dari aktivitas dan konsumsi masyarakat sering

disebut limbah domestik atau sampah. Limbah tersebut menjadi permasalahan

lingkungan karena kuantitas maupun tingkat bahayanya mengganggu kehidupan

makhluk hidup lainnya. Selain itu aktifitas industri yang kian meningkat tidak

terlepas dari isu lingkungan.

Industri selain menghasilkan produk juga menghasilkan limbah. Dan bila

limbah industri ini dibuang langsung ke lingkungan akan menyebabkan terjadinya

pencemaran lingkungan. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu

proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih

dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat

tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.Jenis

limbah pada dasarnya memiliki dua bentuk yang umum yaitu padat dan cair.

Limbah dihasilkan pada umumnya akibat dari sebuah proses produksi

yang keluar dalam bentuk bahan baku yang memang sudah bisa terpakai. Dalam

sebuah hukum ekologi menyatakan bahwa semua yang ada di dunia ini tidak ada

yang gratis. Artinya alam sendiri mengeluarkan limbah akan tetapi limbah

tersebut selalu dan akan dimanfaatkan oleh makhluk yang lain. Prinsip ini dikenal

dengan prinsip ekosistem (ekologi sistem) dimana makhluk hidup yang ada di

dalam sebuah rantai pasok makanan akan menerima limbah sebagai bahan baku

yang baru (Macklin 2009).

Page 2: Plastik Sebagai Limbah Masyarakat - Drh Sunu

Ardilasunu Wicaksono 2010

Salah satu limbah hasil dari aktivitas manusia adalah plastik. Plastik

banyak digunakan sebagai bahan baku produk yang digunakan oleh masyarakat

sehari-hari. Hasil dari buangan benda berbahan plastik menjadi limbah yang

meresahkan masyarakat. Karena sifat plastik yang tidak mudah terurai di alam,

maka degradasi plastik membutuhkan waktu bertahun-tahun lamanya. Maka dari

itu dibutuhkan proses pengolahan lebih lanjut untuk dapat mengatasai

permasalahan limbah plastik tersebut.

Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk membahas plastik

menyangkut jenis plastik yang digunakan di masyarakat dan pengelolaaan

limbah plastik untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan.

PEMBAHASAN

Definisi Plastik

Plastik merupakan suatu bahan polimer yang tidak mudah terdekomposisi

oleh mikroorganisme pengurai karena sifat-sifat khusus yang dimilikinya yaitu

suatu polimer rantai panjang sehingga bobot molekulnya tinggi di mana atom-

atom penyusunnya saling mengikat satu sama lain. Nama plastik mewakili ribuan

bahan yang berbeda sifat fisis, mekanis, dan kimia.

Secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan

besar, yakni plastik yang bersifat thermoplastik dan yang bersifat thermoset.

Thermoplastik dapat dibentuk kembali dengan mudah dan diproses menjadi

bentuk lain, sedangkan jenis thermoset bila telah mengeras tidak dapat

dilunakkan kembali. Plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan

sehari-hari adalah dalam bentuk thermoplastik.

Jenis-jenis plastik

Plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah

dalam bentuk thermoplastik. Tanda pengenal plastik itu sendiri dibagi menjadi 7

kelompok, yaitu angka 1, angka 2, angka 3, angka 4, angka 5, angka 6, dan

angka 7 yang masing-masing memiliki karakteristik khusus.

Page 3: Plastik Sebagai Limbah Masyarakat - Drh Sunu

Ardilasunu Wicaksono 2010

Plastik yang kodenya angka 1 atau Polyetilene tereftalat (PET)

merupakan polyester linier yang mempunyai titik leleh 2650C. Plastik jenis ini

berwarna jernih atau transparan dan banyak dipakai untuk botol air mineral, jus,

dan hampir semua botol minuman ringan lain. Polimer ini dibuat dari reaksi

polikondensasi yang dipreparasi dari asam tereftalat dan etilena glikol, biasanya

dibuat dalam bentuk padatan atau dalam larutan dengan memakai etilena glikol

berlebih untuk menaikkan laju esterifikasi.

Secara umum kode plastik berada di dasar, berbentuk segi tiga, di dalam

segitiga akan terdapat angka, serta nama jenis plastik di bawah segitiga, dengan

contoh dan penjelasan sebagai berikut:

1. PET — Polyethylene Terephthalate

Biasanya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur

ulang dengan angka 1 di tengahnya dan tulisan PETE atau PET (polyethylene

terephthalate) di bawah segitiga. Plastik jenis ini biasa dipakai untuk botol plastik

yang jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan

hampir semua botol minuman lainnya.

Mayoritas bahan plastik PET di dunia untuk serat sintetis (sekitar 60 %),

dalam pertekstilan PET biasa disebut dengan polyester (bahan dasar botol

kemasan 30 %) Botol Jenis PET/PETE ini direkomendasikan hanya sekali pakai

terutama apabila digunakan untuk menyimpan air hangat/panas, karena akan

mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan

mengeluarkan zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker.

Di dalam pembuatan PET, digunakan bahan yang disebut dengan

antimoni trioksida pada saat pengolahan ataupun daur ulangnya. Antimoni

trioksida berbahaya bagi para pekerja karena senyawa ini masuk ke dalam tubuh

melalui sistem pernafasan akibat menghirup debu yang mengandung antimoni

trioksida. Jika terkontaminasi senyawa ini dalam periode yang lama akan

mengakibatkan iritasi kulit dan saluran pernafasan. Bagi pekerja wanita, senyawa

ini meningkatkan masalah menstruasi dan keguguran. Jika dapat melahirkan,

anak kemungkinan besar akan mengalami pertumbuhan yang lambat hingga usia

12 bulan.

Page 4: Plastik Sebagai Limbah Masyarakat - Drh Sunu

Ardilasunu Wicaksono 2010

2. HDPE — High Density Polyethylene

Umumnya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang

dengan angka 2 di tengahnya, serta tulisan HDPE (high density polyethylene) di

bawah segitiga. Plastik jenis ini biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna

putih susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat, dan lain-lain. HDPE

merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena

kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan

HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya.

HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan

terhadap suhu tinggi. Sama halnya seperti PET, HDPE juga direkomendasikan

hanya untuk sekali pemakaian, karena pelepasan senyawa antimoni trioksida

yang dapat terus meningkat seiring waktu.

3. V-PolyvinylChloride

Tertera logo daur ulang (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di

tengahnya, serta tulisan V — V yang berarti PVC (polyvinyl chloride), yaitu jenis

plastik yang paling sulit didaur ulang. Plastik jenis ini bisa ditemukan pada plastik

pembungkus (cling wrap), dan botol-botol. PVC mengandung DEHA yang dapat

bereaksi dengan makanan yang dikemas saat bersentuhan langsung dengan

makanan tersebut karena DEHA ini lumer pada suhu -15oC.

Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan

plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan. Sebaiknya

dicari alternatif pembungkus makanan lain yang tidak mengandung bahan

pelembut, seperti plastik yang terbuat dari polietilena atau bahan alami (daun

pisang misalnya).

PVC adalah salah satu terbesar sumber dioxin dunia ini. Dioksin dibuat

ketika PVC plastik dibakar dalam insinerator, kompor rumah tangga, pembakaran

sampah terbuka, dan kebakaran kecelakaan di gedung dan kendaraan. Dioksin

dibuat selama pembuatan PVC sehingga limbah produksi kaya akan dioxin yang

sangat beracundan berbahaya. Bahan kimia tambahan beracun tersebut

digabungkan dalam produk PVC.

Page 5: Plastik Sebagai Limbah Masyarakat - Drh Sunu

Ardilasunu Wicaksono 2010

4. LDPE — Low Density Polyethylene

Tertera logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya, serta tulisan LDPE

(low density polyethylene) yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastik/dibuat dari

minyak bumi), biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-

botol yang lembek. Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah kuat, agak tembus

cahaya, fleksibel dan permukaan agak berlemak. Pada suhu di bawah 60oC

sangat resisten terhadap senyawa kimia. Daya proteksi terhadap uap air

tergolong baik, akan tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen.

Plastik ini dapat didaur ulang, baik untuk barang-barang yang

memerlukan fleksibilitas maupuni kuat dan memiliki resistensi yang baik terhadap

reaksi kimia. Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk

tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang

dikemas dengan bahan ini.

5. PP — Polypropylene

Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP

(polypropylene) adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik, terutama untuk yang

berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan

makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Plastik jenis ini

biasa pada botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Polipropilen lebih

kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik

terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Plastik ini

dianggap paling baik untuk untuk kemasan berbagai makanan dan minuman.

6. PS — Polystyrene

Tertera logo daur ulang dengan angka 6 di tengahnya serta tulisan PS

(polystyrene). Plastik ini ditemukan tahun 1839 oleh Eduard Simon, seorang

apoteker dari Jerman secara tidak sengaja. PS biasa dipakai sebagai bahan

tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. Bahan ini

dapat dikenali dengan kode angka 6, namun bila tidak tertera kode angka

tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar

(cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan

mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga.

Page 6: Plastik Sebagai Limbah Masyarakat - Drh Sunu

Ardilasunu Wicaksono 2010

Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan

bahan styrene ke dalam makanan ketika bersentuhan dengan makanan. Selain

tempat makanan, styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan

dan bahan konstruksi gedung. Bahan ini harus dihindari, karena berbahaya untuk

kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada

masalah reproduksi, mengganggu pertumbuhan dan sistem syaraf. Plastik ini

pun sulit untuk didaur ulang karena memerlukan proses yang sangat panjang

dan lama.

7. OTHER

Tertera logo daur ulang dengan angka 7 di tengahnya, serta tulisan

OTHER (SAN - styrene acrylonitrile, ABS - acrylonitrile butadiene styrene, PC -

polycarbonate, Nylon). Bahan-bahan ini dapat ditemukan pada tempat makanan

dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat-alat rumah

tangga, komputer, alat-alat elektronik, dan plastik kemasan.

PC - Polycarbonate dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak

batita (sippy cup), botol minum polikarbonat, dan kaleng kemasan makanan dan

minuman, termasuk kaleng susu formula. Plastik ini dapat mengeluarkan bahan

utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi

merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma,

dan mengubah fungsi imunitas.

Plastik jenis ini dianjurkan untuk tidak dipergunakan untuk tempat

makanan ataupun minuman karena Bisphenol-A dapat berpindah ke dalam

minuman atau makanan jika suhunya naik karena pemanasan. Botol susu sangat

mungkin mengalami proses pemanasan untuk tujuan sterilisasi dengan cara

merebus, dipanaskan dengan microwave, atau dituangi air mendidih atau air

panas.

SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan

suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan.

Biasanya jenis ini terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat

makan, penyaring kopi, dan sikat gigi, sedangkan ABS biasanya digunakan

sebagai bahan mainan lego dan pipa. SAN dan ABS merupakan salah satu

bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan.

Page 7: Plastik Sebagai Limbah Masyarakat - Drh Sunu

Ardilasunu Wicaksono 2010

Limbah plastik

Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastik terus

meningkat. Data BPS menunjukkan bahwa volume perdagangan plastik impor

Indonesia, terutama polipropilena (PP) pada tahun 1995 sebesar 136.122,7 ton

sedangkan pada tahun 1999 sebesar 182.523,6 ton, sehingga dalam kurun

waktu tersebut terjadi peningkatan sebesar 34,15%. Jumlah tersebut

diperkirakan akan terus meningkat pada tahun-tahun selanjutnya. Sebagai

konsekuensinya, peningkatan limbah plastikpun tidak terelakkan. Komposisi

sampah atau limbah plastik yang dibuang oleh setiap rumah tangga adalah 9,3%

dari total sampah rumah tangga.

Di Jabotabek rata-rata setiap pabrik menghasilkan satu ton limbah plastik

setiap minggunya. Jumlah tersebut akan terus bertambah, disebabkan sifat-sifat

yang dimiliki plastik, antara lain tidak dapat membusuk, tidak terurai secara

alami, tidak dapat menyerap air, maupun tidak dapat berkarat, dan pada akhirnya

akhirnya menjadi masalah bagi lingkungan.

Plastik juga merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari

bahan-bahan kimia yang cukup berahaya bagi lingkungan. Limbah dari plastik ini

sangatlah sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk menguraikan sampah plastik

itu sendiri membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar dapat terdegradasi secara

sempurna. Oleh karena itu penggunaan bahan plastik dapat dikatakan tidak

bersahabat ataupun konservatif bagi lingkungan apabila digunakan tanpa

menggunakan batasan tertentu. Sedangkan di dalam kehidupan sehari-hari,

khususnya di Indonesia, penggunaan bahan plastik bisa ditemukan di hampir

seluruh aktivitas hidup masyarakat.

Kita diharapkan dapat menggunakan kembali (reuse) kantung plastik

yang disimpan di rumah. Dengan demikian secara tidak langsung kita telah

mengurangi limbah plastik yang dapat terbuang percuma setelah digunakan

(reduce). Atau bahkan lebih bagus lagi jika kita dapat mendaur ulang plastik

menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle). Di supermarket negara China,

setiap pengunjung diwajibkan membawa kantung plastik sendiri dan apabila tidak

membawa maka akan dikenakan biaya tambahan atas plastik yang dikeluarkan

pihak supermarket.

Page 8: Plastik Sebagai Limbah Masyarakat - Drh Sunu

Ardilasunu Wicaksono 2010

Pengelolaan limbah plastik

Pengelolaan limbah plastik dengan pemakaian kembali

Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan

plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya

dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah plastik

dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur ulang

(recycle). Di Indonesia, pemanfaatan limbah plastik dalam skala rumah tangga

umumnya adalah dengan pemakaian kembali dengan keperluan yang berbeda,

misalnya tempat cat yang terbuat dari plastik digunakan untuk pot atau ember.

Sisi negatif pemakaian kembali, terutama dalam bentuk kemasan adalah sering

digunakan untuk pemalsuan produk seperti yang seringkali terjadi di kota-kota

besar

Pernah dilakukan inovasi baru dengan memanfaatkan kembali limbah

gelas plastik untuk dijadikan rancangan busana. Limbah yang semula

mencemarkan dan merusak lingkungan sekarang dimanfaatkan sebagai inspirasi

rancangan busana. Limbah gelas plastik yang dipakai sebagai hiasan pengganti

atau sebagai busana kreasi baru baik estetika atau fungsional sehingga dapat

menambah nilai keindahan pada busana tersebut.

Pengelolaan limbah plastik dengan daur ulang

Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan

oleh industri. Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu limbah plastik

dapat diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus dalam bentuk

tertentu sesuai kebutuhan (biji, pellet, serbuk, pecahan), limbah harus homogen,

tidak terkontaminasi, serta diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi

masalah tersebut, sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui tahapan

sederhana, yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat

seperti besi dan sebagainya.

Terdapat hal yang menguntungkan dalam pemanfaatan limbah plastik di

Indonesia dibandingkan negara maju. Hal ini dimungkinkan karena pemisahan

secara manual yang dianggap tidak mungkin dilakukan di negara maju, dapat

dilakukan di Indonesia yang mempunyai tenaga kerja melimpah sehingga

pemisahan tidak perlu dilakukan dengan peralatan canggih yang memerlukan

Page 9: Plastik Sebagai Limbah Masyarakat - Drh Sunu

Ardilasunu Wicaksono 2010

biaya tinggi. Kondisi ini memungkinkan berkembangnya industri daur ulang

plastik di Indonesia.

Pemanfaatan plastik daur ulang dalam pembuatan kembali barang-

barang plastik telah berkembang pesat. Hampir seluruh jenis limbah plastik

(80%) dapat diproses kembali menjadi barang semula walaupun harus dilakukan

pencampuran dengan bahan baku baru dan additive untuk meningkatkan

kualitas. Empat jenis limbah plastik yang populer dan laku di pasaran yaitu

polietilena (PE), High Density Polyethylene (HDPE), polipropilena (PP), dan asoi.

Proses daur ulang merupakan cara termurah untuk mendapatkan bahan

baku plastik bagi industry hilir dibandingkan pembuatan bahan baku dari naphta

dengan proses petrokimia yang canggih. Limbah plastik dapat didaur ulang

dengan beberapa cara, yaitu dengan proses pemanasan ulang (thermal

reprocessing), depolimerisasi, serta penghancuran atau pemotongan plastik

menjadi bagian-bagian kecil yang akan digunakan sebagai filler.

Pada proses pemanasan ulang limbah plastik dipanaskan kembali ke titik

lelehnya kemudian dibentuk menjadi produk lain sengan kualitas yang lebih

rendah, sedangkan depolimerisasi dilakukan untuk mendapatkan kembali

senyawa kimia dasar dari limbah tersebut dengan bantuan pemanasan dan

katalis. Penggunaan limbah plastik sebagai filler saat ini mulai dikembangkan,

antara lain untuk cement mortars dan campuran aspal.

Plastik daur ulang dapat dibedakan menjadi dua golongan besar, yaitu

plastik yang didaur ulang langsug dari industry (post-industry), dan plastik yang

didaur ulang langsung dari industry (post industry), dan plastik yang didaur ulang

dari rumah tangga (post-consumen). Plastik yang didaur ulang ulang langsung

dari perindustrian lebih mudah diperoleh dan kualitasnya hampir sama dengan

bahan plastik murni, karena merupakan bagian yang tidak dapat digunakan dari

proses pembuatan produk jadi. Adapun limbah plastik yang didaur ulang dari

post-consumen sering menjadi masalah, karena selain jenisnya beragam

diperkirakan produknya telah terkontaminasi subdtansi lain seperti resin. Untuk

mengatasi masalah tersebut, sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui

tiga tahapan sederhana, yaitu pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat

besi dan sebagainya.

Page 10: Plastik Sebagai Limbah Masyarakat - Drh Sunu

Ardilasunu Wicaksono 2010

Plastik Daur Ulang Sebagai Matriks

Di Indonesia, plastik daur ulang sebagian besar dimanfaatkan kembali

sebagai produk semula dengan kualitas yang lebih rendah. Pemanfaatan plastik

daur ulang sebagai bahan konstruksi masih sangat jarang ditemui. Pada tahun

1980 an, di Inggris dan Italia plastik daur ulang telah digunakan untuk membuat

tiang telepon sebagai pengganti tiang-tiang kayu atau besi. Di Swedia plastik

daur ulang dimanfaatkan sebagai bata plastik untuk pembuatan bangunan

bertingkat, karena ringan serta lebih kuat dibandingkan bata yang umum dipakai.

Pemanfaatan plastik daur ulang dalam bidang komposit kayu di Indonesia

masih terbatas pada tahap penelitian. Ada dua strategi dalam pembuatan

komposit kayu dengan memanfaatkan plastik, Pertama plastik dijadikan sebagai

binder sedangkan kayu sebagai komponen utama, kedua kayu dijadikan bahan

pengisi/filler dan plastik sebagai matriksnya. Penelitian mengenai pemanfaatan

plastik polipropilena daur ulang sebagai substitusi perekat termoset dalam

pembuatan papan partikel telah dilakukan.

Produk papan partikel yang dihasilkan memiliki stabilitas dimensi dan

kekuatan mekanis yang tinggi dibandingkan dengan papan partikel konvensional.

Penelitian plastik daur ulang sebagai matriks komposit kayu plastik dilakukan

Setyawati (2003) dengan menggunakan plastik polipropilena daur ulang. Dalam

pembuatan komposit kayu plastik daur ulang, beberapa polimer termoplastik

dapat digunakan sebagai matriks, tetapi dibatasi oleh rendahnya temperatur

permulaan dan pemanasan dekomposisi kayu (lebih kurang 200°C).

Page 11: Plastik Sebagai Limbah Masyarakat - Drh Sunu

Ardilasunu Wicaksono 2010

KESIMPULAN

Salah satu limbah hasil dari aktivitas manusia adalah plastik. Hasil dari

buangan benda berbahan plastik menjadi limbah yang meresahkan masyarakat.

Plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam

bentuk thermoplastik. Tanda pengenal plastik itu sendiri dibagi menjadi tujuh

kelompok yang memiliki karakteristik biologis dan kimia tersendiri. Pengelolaan

limbah plastik dapat digunakan dengan pemakaian kembali plastik bekas pakai

(reuse), mendaur ulang plastik (recycle), dan dapat menjadikan plastik sebagai

matriks suatu bahan produk.

DAFTAR PUSTAKA

Gusdiwanto .2008. http://gusdiwanto.multiply.com/journal/item/61 [11 November

2010].

Macklin B .2009. Pengolahan Limbah Plastik Dengan Metode Daur Ulang

(Recycle). http://onlinebuku.com/2009/01/20/pengolahan-limbah-plastik-

dengan-metode-daur-ulang-recycle [11 November 2010].

Nurfiana Y .2010. Plastik, Limbah Plastik, dan Recycle. Yogyakarta: Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta.

Oktawiyanti DS .2006. Pemanfaatan Limbah Gelas Plastik pada Busana Kreasi

Baru. Tugas Akhir D3 Teknologi Jasa dan Produksi Busana. Semarang:

Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.

Setyawati D .2003. Komposit Serbuk Kayu Plastik Daur Ulang: Teknologi

Alternatif Pemanfaatan Limbah Kayu dan Plastik. Makalah Falsafah

Sains. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Setyawati D .2009. Pemanfaatan Serat Sabut Kelapa dan Plastik Daur Ulang

untuk Papan Komposit Berlapis Anyaman Bambu [disertasi]. Bogor:

Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Suryana A .2010. Daur Ulang Sampah. http://waroenggaroet.webnode.com/

news/website-launched [11 November 2010].