Upload
justisia-padmiyati
View
18
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Pneumonia
Penatalaksanaan
1. Indikasi MRS :
a. Ada kesukaran nafas, toksis
b. Sianosis
c. Umur kurang 6 bulan
d. Ada penyulit, misalnya :muntah-muntah, dehidrasi, empiema
e. Diduga infeksi oleh Stafilokokus
f. Imunokompromais
g. Perawatan di rumah kurang baik
h. Tidak respon dengan pemberian antibiotika oral
2. Pemberian oksigenasi : dapat diberikan oksigen nasal atau masker, monitor dengan
pulse oxymetry. Bila ada tanda gagal nafas diberikan bantuan ventilasimekanik.
3. Mempertahankan suhu tubuh normal melalui pemberian kompres.
4. Pemberian cairan dan kalori yang cukup (bila perlu cairan parenteral). Jumlahcairan
sesuai berat badan, kenaikan suhu dan status hidrasi.
5. Bila sesak tidak terlalu hebat dapat dimulai diet enteral bertahap melalui
selangnasogastrik.
6. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal.
7. Koreksi kelainan asam basa atau elektrolit yang terjadi.
8. Pemilihan antibiotik berdasarkan umur, keadaan umum penderita dan dugaan
penyebab Evaluasi pengobatan dilakukan setiap 48-72 jam. Bila tidak ada perbaikan
klinis dilakukan perubahan pemberian antibiotik sampai anak dinyatakan sembuh.
Lama pemberian antibiotik tergantung : kemajuan klinis penderita, hasil laboratoris,
foto toraks dan jenis kuman penyebab :
Stafilokokus : perlu 6 minggu parenteral
Haemophylus influenzae/Streptokokus pneumonia : cukup 10-14 hari
Pada keadaan imunokompromais (gizi buruk, penyakit jantung bawaan,gangguan
neuromuskular, keganasan, pengobatan kortikosteroid jangka panjang, fibrosis kistik,
infeksi HIV), pemberian antibiotik harus segera dimulaisaat tanda awal pneumonia
didapatkan dengan pilihan antibiotik : sefalosporin generasi 3.
Dapat dipertimbangkan juga pemberian :
Kotrimoksasol pada Pneumonia Pneumokistik Karinii
Anti viral (Aziclovir , ganciclovir) pada pneumonia karena CMV
Anti jamur (amphotericin B, ketokenazol, flukonazol) pada pneumoniakarena
jamur
Imunoglobulin
a. Vaksin
Saat ini ada 2 jenis vaksin pneumokokus yaitu vaksin pneumococcalconjugate
(PCV13) dan vaksin polisakarida pneumokokus (PPSV). Berikut tahap pemberian
vaksin :
1. Bayi dan Anak di bawah Usia 2 Tahun
a) PCV13 secara rutin diberikan kepada bayi sebagai rangkaian 4 dosis,satu dosis
di setiap usia: 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, dan 12 sampai 15 bulan. Anak-anak
yang kehilangan tembakan mereka atau memulai serinanti masih harus
mendapatkan vaksin.
b) Jumlah dosis yang dianjurkan dan interval antara dosis akan tergantung pada
usia anak saat vaksinasi dimulai.
2. Anak-anak usia 2 sampai 5 Tahun
Sehat anak-anak 24 bulan sampai 4 tahun yang tidak divaksinasi atau belum
menyelesaikan seri PCV13 harus mendapatkan 1 dosis. Anak-anak 24
bulansampai 5 tahun dengan kondisi medis seperti berikut ini harus mendapatkan
1 atau 2dosis PCV13 jika mereka belum menyelesaikan seri 4-dosis. Tanyakan
pada penyedia layanan kesehatan untuk rincian penyakit sel sabit, limpa limpa
rusak atautidak,koklea implan, cairan cerebrospinal (CSF) kebocoran,HIV / AIDS
atau penyakit lain yang mempengaruhi sistem kekebalan (seperti diabetes, kanker,
atau penyakit hati), kronis jantung atau penyakit paru-paru, atau anak-anak
yangmemakai obat yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, seperti
kemoterapi atausteroid.
3. Anak-anak usia 6 sampai 18 Tahun
Dosis tunggal PCV13 dapat diberikan kepada anak-anak 6 sampai 18 tahun
dengan kondisi medis tertentu (misalnya, penyakit sel sabit, infeksi HIV,
ataukondisi immunocompromising lainnya, implan koklea, atau kebocoran cairan
serebrospinal), terlepas dari apakah mereka sebelumnya telah menerima vaksin
pneumokokus. Tanyakan pada penyedia layanan kesehatan untuk rincian.
PCVdapat diberikan pada waktu yang sama dengan vaksin lainnya.
Komplikasi
Komplikasi yang menyertai penyakit pneumonia , sebagai berikut:
1. efusi pleura;
2. empyema;
3. pneumothoraks;
4. piopneumotoraks;
5. pneumatosel;
6. abses paru;
7. sepsis;
8. gagal nafas;
9. ileus paralitik fungsional.
PROGNOSIS DAN MORTALITAS
Dengan pengobatan, sebagian tipe dari pneumonia karena bakteri dapat diobati dalam satu
sampai dua minggu.Pneumonia karena virus mungkin berakhir lama,pneumonia karena
mycoplasma memerlukan empat sampai lima minggu untuk memutuskan sama sekali. Hasil
akhir dari episode pneumonia tergantung dari bagaimana seseorang sakit,kapan dia di
diagnosa pertama kalinya.
Salah satu cara untuk meramalkan hasil dipakai skor beratnay pneumonia atau CURB-65
score,dimana memerlukan perhitungan dari beratnya gejal-gejala,penyakit utama,dan umur.
Skor ini dapat membantu dalam memutuskan orang tersebut dirawat di rumah sakit atau
tidak. Di Amerika Serikat,1 dari 20 orang dengan pneumonia pnemuccocal akan meninggal
dunia. Dalam beberapa kasus dimana pneumonia dapat berkembang menjadi racun di darah
(bakteremia),1 dari 5 orang akan meninggal. Angka kematian (mortalitas)tergantung juga
penyebab utama dari pneumonia. Misalnya pneumonia karena mycoplasma dihubungkan
dengan sedikit kematian. Bagaimanapun sebagian orang timbul methilcillin-resistant
Staphyloccocus aureus (MRSA) pneumonia melalui ventilator akan meninggal.
Pada daerah-daerah didunia tanpa kemajuan sistem perawatan kesehatan, pneumonia
merupakan ancaman kematian.Akses yang terbatas untuk klinik dan rumah sakit, akses
terbatas untuk sinar x, terbatasnya antibiotik pilihan dan ketidak mampuan untuk perawatan
kondisi utama yang tidak dapat dihindari menunjukan tingginya angka kematian dari
pneumonia.
Bronkitis akut
Penatalaksanaan
Suatu studi penelitian menyebutkan bahwa beberapa pasien dengan bronkitis akut
seringmendapatkan terapi yang tidak tepat dan gejala batuk yang mereka derita seringkali
berasaldari asma akut, eksaserbasi akut bronkitis kronik atau common cold. Beberapa
penelitianmenyebutkan terapi untuk bronkitis akut hanya untuk meringankan gejala klinis
saja dan tidak perlu pemberian antibiotik dikarenakan penyakit ini disebabkan oleh virus.
Adapun penatalaksanaan terdiri dari tindakan perawatan dan tindakan medis.
a. Tindakan Perawatan
1. Pada tindakan perawatan yang penting ialah mengontrol batuk dan mengeluarkan
lendir.
2. Sering mengubah posisi
3. Banyak minum
4. Inhalasi
5. Nebulizer
6. Untuk mempertahankan daya tahan tubuh, setelah anak muntah dan tenang perlu
diberikan minum susu atau makanan lain.
b. Tindakan Medis
Sebagian besar pengobatan bronkitis akut bersifat simptomatis (meredakan
keluhan).Obat-obat yang lazim digunakan, yakni:
1. Antitusif (penekan batuk) seperti :DMP (dekstromethorfan) 15 mg, diminum 2-3
kali sehari. Codein 10 mg, diminum 3 kalisehari. Doveri 100 mg, diminum 3 kali
sehari. Obat-obat ini bekerja dengan menekan batuk pada pusat batuk di otak.
Karenanya antitusif tidak dianjurkan pada kehamilan dan bagi ibumenyusui.
Demikian pula pada anak-anak, para ahli berpendapat bahwa antitusif tidak
dianjurkan, terutama pada anak usia 6 tahun ke bawah. Pada penderita bronkitis
akut yangdisertai sesak napas, penggunaan antitusif hendaknya dipertimbangkan
dan diperlukan feed back dari penderita. Jika penderita merasa tambah sesak,
maka antitusif dihentikan.
2. Ekspektorant: adalah obat batuk pengencer dahak agar dahak mudah dikeluarkan
sehingganapas menjadi lega. Ekspektorant yang lazim digunakan diantaranya:
GG (glycerylguaiacolate), bromhexine, ambroxol, dan lain-lain.
3. Antipiretik (pereda panas): parasetamol (asetaminofen), dan sejenisnya.,
digunakan jika penderita demam.
4. Bronkodilator diantaranya: salbutamol, terbutalin sulfat, teofilin, aminofilin, dan
lain-lain.Obat-obat ini digunakan pada penderita yang disertai sesak napas atau
rasa berat bernapas. Penderita hendaknya memahami bahwa bronkodilator tidak
hanya untuk obat asma, tapi dapat juga digunakan untuk melonggarkan napas
pada bronkitis. Selain itu, penderita hendaknyamengetahui efek samping obat
bronkodilator seperti contohnya β-agonists yang mungkin dialami oleh penderita,
yakni: berdebar, lemas, gemetar dan keringat dingin. Jika mengalami efek
samping tersebut, maka dosis obat diturunkan menjadi setengahnya. Jika masih
berdebar, hendaknya memberitahu dokter agar diberikan obat bronkodilator jenis
lain.
5. Antibiotika. Hanya digunakan jika dijumpai tanda-tanda infeksi oleh kuman
berdasarkan pemeriksaan. Kesimpulan dari beberapa penelitian itu adalah
pemberian antibiotik sebenarnya tidak bermanfaat pada bronkitis akut karena
penyakit ini disebabkan oleh virus. Namun begitu, penggunaan antibiotik
diperlukan pada pasien bronkitis akut yang dicurigai atau telah dipastikan
diakibatkan oleh infeksi bakteri pertusis atau seiring masa perjalanan penyakit
terdapat perubahan warna sputum. Pengobatan dengan eritromisin (atau dengan
trimetroprim/sulfametoksazol bilamakrolid tidak dapat diberikan) dalam hal ini
diperbolehkan. Pasien juga dianjurkan untuk dirawat dalam ruang isolasi selama
5 hari.
Hal yang harus diperhatikan dalam penatalaksanaan bronkitis akut antara lain:
1. Jangan beri obat anti-histamin berlebih
2. Beri antibiotik bila ada kecurigaan infeksi bakterial
3. Dapat diberi efedrin 0,5 ± 1 mg/KgBB tiga kali sehari
4. Chloral hidrat 30 mg/Kg BB sebagai sedatif
Komplikasi dan prognosa
Prognosa: Bila tidak ada komplikasi, prognosis umumnya baik. Pada bronkitis akut yang
berulangdan disertai merokok terus-terusan secara teratur cenderung menjadi bronkitis
kronik.
Adapun komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita bronkitis akut antara lain:
a. Bronkitis Akut yang tidak ditangani cenderung menjadi Bronkitis Kronik
b. Bila sekret tetap tinggal, dapat menyebabkan atelektasisi atau Bronkietaksis
c. Gagal jantung kongestif
d. Pneumonia
e. Otitis media
f. Sinusitis.