9
Pneumonia Penatalaksanaan 1. Indikasi MRS : a. Ada kesukaran nafas, toksis b. Sianosis c. Umur kurang 6 bulan d. Ada penyulit, misalnya :muntah-muntah, dehidrasi, empiema e. Diduga infeksi oleh Stafilokokus f. Imunokompromais g. Perawatan di rumah kurang baik h. Tidak respon dengan pemberian antibiotika oral 2. Pemberian oksigenasi : dapat diberikan oksigen nasal atau masker, monitor dengan pulse oxymetry. Bila ada tanda gagal nafas diberikan bantuan ventilasimekanik. 3. Mempertahankan suhu tubuh normal melalui pemberian kompres. 4. Pemberian cairan dan kalori yang cukup (bila perlu cairan parenteral). Jumlahcairan sesuai berat badan, kenaikan suhu dan status hidrasi. 5. Bila sesak tidak terlalu hebat dapat dimulai diet enteral bertahap melalui selangnasogastrik. 6. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal. 7. Koreksi kelainan asam basa atau elektrolit yang terjadi. 8. Pemilihan antibiotik berdasarkan umur, keadaan umum penderita dan dugaan penyebab Evaluasi pengobatan dilakukan setiap 48-72 jam. Bila tidak ada perbaikan

Pneumonia.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pneumonia.docx

Pneumonia

Penatalaksanaan

1. Indikasi MRS :

a. Ada kesukaran nafas, toksis

b. Sianosis

c. Umur kurang 6 bulan

d. Ada penyulit, misalnya :muntah-muntah, dehidrasi, empiema

e. Diduga infeksi oleh Stafilokokus

f. Imunokompromais

g. Perawatan di rumah kurang baik

h. Tidak respon dengan pemberian antibiotika oral

2. Pemberian oksigenasi : dapat diberikan oksigen nasal atau masker, monitor dengan

pulse oxymetry. Bila ada tanda gagal nafas diberikan bantuan ventilasimekanik.

3. Mempertahankan suhu tubuh normal melalui pemberian kompres.

4. Pemberian cairan dan kalori yang cukup (bila perlu cairan parenteral). Jumlahcairan

sesuai berat badan, kenaikan suhu dan status hidrasi.

5. Bila sesak tidak terlalu hebat dapat dimulai diet enteral bertahap melalui

selangnasogastrik.

6. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal.

7. Koreksi kelainan asam basa atau elektrolit yang terjadi.

8. Pemilihan antibiotik berdasarkan umur, keadaan umum penderita dan dugaan

penyebab Evaluasi pengobatan dilakukan setiap 48-72 jam. Bila tidak ada perbaikan

klinis dilakukan perubahan pemberian antibiotik sampai anak dinyatakan sembuh.

Lama pemberian antibiotik tergantung : kemajuan klinis penderita, hasil laboratoris,

foto toraks dan jenis kuman penyebab :

Stafilokokus : perlu 6 minggu parenteral

Haemophylus influenzae/Streptokokus pneumonia : cukup 10-14 hari

Pada keadaan imunokompromais (gizi buruk, penyakit jantung bawaan,gangguan

neuromuskular, keganasan, pengobatan kortikosteroid jangka panjang, fibrosis kistik,

infeksi HIV), pemberian antibiotik harus segera dimulaisaat tanda awal pneumonia

didapatkan dengan pilihan antibiotik : sefalosporin generasi 3.

Dapat dipertimbangkan juga pemberian :

Page 2: Pneumonia.docx

Kotrimoksasol pada Pneumonia Pneumokistik Karinii

Anti viral (Aziclovir , ganciclovir) pada pneumonia karena CMV

Anti jamur (amphotericin B, ketokenazol, flukonazol) pada pneumoniakarena

jamur

Imunoglobulin

a. Vaksin

Saat ini ada 2 jenis vaksin pneumokokus yaitu vaksin pneumococcalconjugate

(PCV13) dan vaksin polisakarida pneumokokus (PPSV). Berikut tahap pemberian

vaksin :

1. Bayi dan Anak di bawah Usia 2 Tahun

a) PCV13 secara rutin diberikan kepada bayi sebagai rangkaian 4 dosis,satu dosis

di setiap usia: 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, dan 12 sampai 15 bulan. Anak-anak

yang kehilangan tembakan mereka atau memulai serinanti masih harus

mendapatkan vaksin.

b) Jumlah dosis yang dianjurkan dan interval antara dosis akan tergantung pada

usia anak saat vaksinasi dimulai.

2. Anak-anak usia 2 sampai 5 Tahun

Sehat anak-anak 24 bulan sampai 4 tahun yang tidak divaksinasi atau belum

menyelesaikan seri PCV13 harus mendapatkan 1 dosis. Anak-anak 24

bulansampai 5 tahun dengan kondisi medis seperti berikut ini harus mendapatkan

1 atau 2dosis PCV13 jika mereka belum menyelesaikan seri 4-dosis. Tanyakan

pada penyedia layanan kesehatan untuk rincian penyakit sel sabit, limpa limpa

rusak atautidak,koklea implan, cairan cerebrospinal (CSF) kebocoran,HIV / AIDS

atau penyakit lain yang mempengaruhi sistem kekebalan (seperti diabetes, kanker,

atau penyakit hati), kronis jantung atau penyakit paru-paru, atau anak-anak

yangmemakai obat yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, seperti

kemoterapi atausteroid.

3. Anak-anak usia 6 sampai 18 Tahun

Dosis tunggal PCV13 dapat diberikan kepada anak-anak 6 sampai 18 tahun

dengan kondisi medis tertentu (misalnya, penyakit sel sabit, infeksi HIV,

Page 3: Pneumonia.docx

ataukondisi immunocompromising lainnya, implan koklea, atau kebocoran cairan

serebrospinal), terlepas dari apakah mereka sebelumnya telah menerima vaksin

pneumokokus. Tanyakan pada penyedia layanan kesehatan untuk rincian.

PCVdapat diberikan pada waktu yang sama dengan vaksin lainnya.

Komplikasi

Komplikasi yang menyertai penyakit pneumonia , sebagai berikut:

1. efusi pleura;

2. empyema;

3. pneumothoraks;

4. piopneumotoraks;

5. pneumatosel;

6. abses paru;

7. sepsis;

8. gagal nafas;

9. ileus paralitik fungsional.

PROGNOSIS DAN MORTALITAS

Dengan pengobatan, sebagian tipe dari pneumonia karena bakteri dapat diobati dalam satu

sampai dua minggu.Pneumonia karena virus mungkin berakhir lama,pneumonia karena

mycoplasma memerlukan empat sampai lima minggu untuk memutuskan sama sekali. Hasil

akhir dari episode pneumonia tergantung dari bagaimana seseorang sakit,kapan dia di

diagnosa pertama kalinya.

Salah satu cara untuk meramalkan hasil dipakai skor beratnay pneumonia atau CURB-65

score,dimana memerlukan perhitungan dari beratnya gejal-gejala,penyakit utama,dan umur.

Skor ini dapat membantu dalam memutuskan orang tersebut dirawat di rumah sakit atau

tidak. Di Amerika Serikat,1 dari 20 orang dengan pneumonia pnemuccocal akan meninggal

dunia. Dalam beberapa kasus dimana pneumonia dapat berkembang menjadi racun di darah

(bakteremia),1 dari 5 orang akan meninggal. Angka kematian (mortalitas)tergantung juga

penyebab utama dari pneumonia. Misalnya pneumonia karena mycoplasma dihubungkan

dengan sedikit kematian. Bagaimanapun sebagian orang timbul methilcillin-resistant

Staphyloccocus aureus (MRSA) pneumonia melalui ventilator akan meninggal.

Page 4: Pneumonia.docx

Pada daerah-daerah didunia tanpa kemajuan sistem perawatan kesehatan, pneumonia

merupakan ancaman kematian.Akses yang terbatas untuk klinik dan rumah sakit, akses

terbatas untuk sinar x, terbatasnya antibiotik pilihan dan ketidak mampuan untuk perawatan

kondisi utama yang tidak dapat dihindari menunjukan tingginya angka kematian dari

pneumonia.

Bronkitis akut

Penatalaksanaan

Suatu studi penelitian menyebutkan bahwa beberapa pasien dengan bronkitis akut

seringmendapatkan terapi yang tidak tepat dan gejala batuk yang mereka derita seringkali

berasaldari asma akut, eksaserbasi akut bronkitis kronik atau common cold. Beberapa

penelitianmenyebutkan terapi untuk bronkitis akut hanya untuk meringankan gejala klinis

saja dan tidak perlu pemberian antibiotik dikarenakan penyakit ini disebabkan oleh virus.

Adapun penatalaksanaan terdiri dari tindakan perawatan dan tindakan medis.

a. Tindakan Perawatan

1. Pada tindakan perawatan yang penting ialah mengontrol batuk dan mengeluarkan

lendir.

2. Sering mengubah posisi

3. Banyak minum

4. Inhalasi

5. Nebulizer

6. Untuk mempertahankan daya tahan tubuh, setelah anak muntah dan tenang perlu

diberikan minum susu atau makanan lain.

b. Tindakan Medis

Sebagian besar pengobatan bronkitis akut bersifat simptomatis (meredakan

keluhan).Obat-obat yang lazim digunakan, yakni:

1. Antitusif (penekan batuk) seperti :DMP (dekstromethorfan) 15 mg, diminum 2-3

kali sehari. Codein 10 mg, diminum 3 kalisehari. Doveri 100 mg, diminum 3 kali

sehari. Obat-obat ini bekerja dengan menekan batuk pada pusat batuk di otak.

Page 5: Pneumonia.docx

Karenanya antitusif tidak dianjurkan pada kehamilan dan bagi ibumenyusui.

Demikian pula pada anak-anak, para ahli berpendapat bahwa antitusif tidak

dianjurkan, terutama pada anak usia 6 tahun ke bawah. Pada penderita bronkitis

akut yangdisertai sesak napas, penggunaan antitusif hendaknya dipertimbangkan

dan diperlukan feed back dari penderita. Jika penderita merasa tambah sesak,

maka antitusif dihentikan.

2. Ekspektorant: adalah obat batuk pengencer dahak agar dahak mudah dikeluarkan

sehingganapas menjadi lega. Ekspektorant yang lazim digunakan diantaranya:

GG (glycerylguaiacolate), bromhexine, ambroxol, dan lain-lain.

3. Antipiretik (pereda panas): parasetamol (asetaminofen), dan sejenisnya.,

digunakan jika penderita demam.

4. Bronkodilator diantaranya: salbutamol, terbutalin sulfat, teofilin, aminofilin, dan

lain-lain.Obat-obat ini digunakan pada penderita yang disertai sesak napas atau

rasa berat bernapas. Penderita hendaknya memahami bahwa bronkodilator tidak

hanya untuk obat asma, tapi dapat juga digunakan untuk melonggarkan napas

pada bronkitis. Selain itu, penderita hendaknyamengetahui efek samping obat

bronkodilator seperti contohnya β-agonists yang mungkin dialami oleh penderita,

yakni: berdebar, lemas, gemetar dan keringat dingin. Jika mengalami efek

samping tersebut, maka dosis obat diturunkan menjadi setengahnya. Jika masih

berdebar, hendaknya memberitahu dokter agar diberikan obat bronkodilator jenis

lain.

5. Antibiotika. Hanya digunakan jika dijumpai tanda-tanda infeksi oleh kuman

berdasarkan pemeriksaan. Kesimpulan dari beberapa penelitian itu adalah

pemberian antibiotik sebenarnya tidak bermanfaat pada bronkitis akut karena

penyakit ini disebabkan oleh virus. Namun begitu, penggunaan antibiotik

diperlukan pada pasien bronkitis akut yang dicurigai atau telah dipastikan

diakibatkan oleh infeksi bakteri pertusis atau seiring masa perjalanan penyakit

terdapat perubahan warna sputum. Pengobatan dengan eritromisin (atau dengan

trimetroprim/sulfametoksazol bilamakrolid tidak dapat diberikan) dalam hal ini

diperbolehkan. Pasien juga dianjurkan untuk dirawat dalam ruang isolasi selama

5 hari.

Hal yang harus diperhatikan dalam penatalaksanaan bronkitis akut antara lain:

1. Jangan beri obat anti-histamin berlebih

Page 6: Pneumonia.docx

2. Beri antibiotik bila ada kecurigaan infeksi bakterial

3. Dapat diberi efedrin 0,5 ± 1 mg/KgBB tiga kali sehari

4. Chloral hidrat 30 mg/Kg BB sebagai sedatif

Komplikasi dan prognosa

Prognosa: Bila tidak ada komplikasi, prognosis umumnya baik. Pada bronkitis akut yang

berulangdan disertai merokok terus-terusan secara teratur cenderung menjadi bronkitis

kronik.

Adapun komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita bronkitis akut antara lain:

a. Bronkitis Akut yang tidak ditangani cenderung menjadi Bronkitis Kronik

b. Bila sekret tetap tinggal, dapat menyebabkan atelektasisi atau Bronkietaksis

c. Gagal jantung kongestif

d. Pneumonia

e. Otitis media

f. Sinusitis.