Upload
creda
View
151
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
POKOK-POKOK HUKUM PERDATA. SEJARAH DAN PENGERTIAN HUKUM PERDATA. Sejarah perkembangan hukum Perdata di Indonesia tidak terlepas dari sejarah perkembangan Ilmu Hukum di negara-negara Eropa lainnya . - PowerPoint PPT Presentation
Citation preview
POKOK-POKOK POKOK-POKOK HUKUM PERDATAHUKUM PERDATA
SEJARAH DAN PENGERTIAN HUKUM PERDATA
Sejarah perkembangan hukum Perdata di Indonesia tidak terlepas dari sejarah perkembangan Ilmu Hukum di negara-negara Eropa lainnya.
Menurut Kansil, tahun 1848 menjadi tahun yang amat penting dalam sejarah hukum Indonesia. Pada tahun ini hukum privat yang berlaku bagi golongan hukum Eropa dikodifikasi, yakni dikumpulkan dan dicantumkan dalam beberapa Kitab Undang-undang berdasarkan suatu sistem tertentu.
ASAS KONKORDASI ASAS PENYESUAIAN ATAU ASAS PERSAMAAN
TERHADAP BERLAKUNYA SISTEM HUKUM DI INDONESIA YANG BERDASARKAN PADA KETENTUAN PASAL 131 AYAT (2) I.S. YANG BERBUNYI: “Untuk golongan bangsa Belanda untuk itu harus dianut atau dicontoh undang-undang di negeri Belanda”.
HAL INI BERARTI BAHWA HUKUM YANG BERLAKU BAGI ORANG-ORANG BELANDA DI INDONESIA HARUS DISAMAKAN DENGAN HUKUM YANG BERLAKU DI NEGERI BELANDA.
SUMBER POKOK HUKUM
PERDATA
SUMBER POKOK HUKUM
PERDATA
KUHS sebagian besar adalah hukum perdata Perancis, yaitu Code Napoleon. Akibat pendudukan Perancis di Belanda berlaku, maka Hukum Perdata berlaku di negeri Belanda sebagai KUHS yang resmi.Setelah pendudukan Perancis berakhir melakukan kodifikasi hukum dan mengeluarkan: Burgerlijk Wetboek (KUH Sipil) Wetboek van Koophandel (KUH Dagang).
KUHS sebagian besar adalah hukum perdata Perancis, yaitu Code Napoleon. Akibat pendudukan Perancis di Belanda berlaku, maka Hukum Perdata berlaku di negeri Belanda sebagai KUHS yang resmi.Setelah pendudukan Perancis berakhir melakukan kodifikasi hukum dan mengeluarkan: Burgerlijk Wetboek (KUH Sipil) Wetboek van Koophandel (KUH Dagang).
KUHSKUHS
KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM
SIPIL (BW)
KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM
SIPIL (BW)
DASAR BERLAKUNYADASAR BERLAKUNYA
KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA di Indonesia adalah Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945 yang menyatakan bahwa:
“Segala badan negara dan peraturan yang ada masih langsung berlaku selama belum diadakan yang baru menurut Undang-undang Dasar ini”.
KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA di Indonesia adalah Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945 yang menyatakan bahwa:
“Segala badan negara dan peraturan yang ada masih langsung berlaku selama belum diadakan yang baru menurut Undang-undang Dasar ini”.
Surat Edaran Mahkamah Agung No. 3 Tahun 1963 menyatakan beberapa pasal yang ada
dalam KUH Perdata dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 108 s.d. 110 tentang ketidakwenangan bertindak dari istri.Pasal 108 s.d. 110 tentang ketidakwenangan bertindak dari istri. Pasal 284 ayat (3) tentang pengakuan anak luar kawin yang lahir Pasal 284 ayat (3) tentang pengakuan anak luar kawin yang lahir
dari wanita Indonesia Asli.dari wanita Indonesia Asli. Pasal 1579 yang menentukan bahwa dalam sewa menyewa Pasal 1579 yang menentukan bahwa dalam sewa menyewa
barang,pemilik tidak dapat menghentikan sewa dengan alasan akan barang,pemilik tidak dapat menghentikan sewa dengan alasan akan memakai sendiri barangnya.memakai sendiri barangnya.
Pasal 1682 yang mengharuskan penghibahan dengan akta notaris.Pasal 1682 yang mengharuskan penghibahan dengan akta notaris. Pasal 1238 yang menentukan bahwa pelaksanaan suatu perjanjian Pasal 1238 yang menentukan bahwa pelaksanaan suatu perjanjian
hanya dapat diminta di depan hakim, jika didahului dengan hanya dapat diminta di depan hakim, jika didahului dengan penagihan tertulis.penagihan tertulis.
Pasal 1460 tentang resiko dalam perjanjian jual beli barang Pasal 1460 tentang resiko dalam perjanjian jual beli barang ditentukan resiko ada pada pembeli.ditentukan resiko ada pada pembeli.
Pasal 1630 yang mengadakan diskriminasi atara orang Eropa dan Pasal 1630 yang mengadakan diskriminasi atara orang Eropa dan bukan Eropa dalam perjanjian perburuhan.bukan Eropa dalam perjanjian perburuhan.
HAL TERSEBUT DIKARENAKAN ADANYA KEBIJAKAN TENTANG PEMBAGIAN PENDUDUK DI INDONESIA: WNI ASLI (DAHULU BUMI PUTERA) = BERLAKU HUKUM PERDATA ADAT WNI KETURUNAN EROPA = BERLAKU HUKUM PERDATA BARAT WNI KETURUNAN TIMUR ASING
DARI DAHULU SAMPAI DENGAN SEKARANG TIDAK
ADA KESERAGAMAN (PLURANISME)
DARI DAHULU SAMPAI DENGAN SEKARANG TIDAK
ADA KESERAGAMAN (PLURANISME)
KONDISI/KEADAAN HUKUM PERDATA DI INDONESIA
KONDISI/KEADAAN HUKUM PERDATA DI INDONESIA
PENUNDUKAN DIRI
PENUNDUKAN DIRI SEBAGAIMANA DIATUR DALAM STB. 1917 NO. 12 ADA 4 MACAM:
SEBAGAIMANA DIATUR DALAM STB. 1917 NO. 12 ADA 4 MACAM:
PENUNDUKAN DIRI PADA SELURUH HUKUM PERDATA EROPA.
PENUNDUKAN DIRI PADA SEBAGIAN HUKUM PERDATA EROPA, YAITU HANYA PADA HUKUM KEKAYAAN HARTA BENDA SAJA, SEPERTI YANG DINYATAKAN BERLAKU BAGI GOLONGAN TIMUR ASING.
PENUNDUKAN DIRI MENGENAI SUATU PERBUATAN HUKUM TERTENTU.
PENUNDUKAN DIRI SECARA DIAM-DIAM.
PENUNDUKAN DIRI PADA SELURUH HUKUM PERDATA EROPA.
PENUNDUKAN DIRI PADA SEBAGIAN HUKUM PERDATA EROPA, YAITU HANYA PADA HUKUM KEKAYAAN HARTA BENDA SAJA, SEPERTI YANG DINYATAKAN BERLAKU BAGI GOLONGAN TIMUR ASING.
PENUNDUKAN DIRI MENGENAI SUATU PERBUATAN HUKUM TERTENTU.
PENUNDUKAN DIRI SECARA DIAM-DIAM.
kuhp (BW)
TERDIRI DARI 4 BUKUTERDIRI DARI 4 BUKU
BUKU IVAN PERSONEN(MENGENAI ORANG) BUKU II
VAN ZAKEN(MENGENAI BENDA)BUKU III
VAN VERBINSISSEN(MENGENAI PERIKATAN) BUKU IV
VAN BEVIJS EN VERJARING(BUKTI DAN KADALUARSA)
MENURUT KANSIL MENURUT KANSIL HUKUM PERDATA LEBIH TEPAT DIBAGI HUKUM PERDATA LEBIH TEPAT DIBAGI
DALAM 5 BUKUDALAM 5 BUKU
BUKU I TENTANG BUKU I TENTANG KETENTUAN UMUMKETENTUAN UMUM BUKU II TENTANG BUKU II TENTANG PERIKATANPERIKATAN BUKU III TENTANG BUKU III TENTANG KEBENDAANKEBENDAAN BUKU IV TENTANG BUKU IV TENTANG KEKELUARGAANKEKELUARGAAN BUKU V TENTANG BUKU V TENTANG WARISWARIS
SISTEMATIKA HUKUM PERDATA SISTEMATIKA HUKUM PERDATA MENURUT PARA AHLI ILMU MENURUT PARA AHLI ILMU
HUKUMHUKUM
HUKUM TENTANG DIRI SESEORANG
HUKUM KEKELUARGAAN
HUKUM KEKAYAAN
HUKUM WARISAN
Bila kita kaji kembali sejarah perkembangan Hukum Perdata, pada mulanya hukum perdata berasal dari hukum Romawi yang termuat dalam CORPUS JURIS
CIVILIS yang terdiri dari 4 bagian sebagaimana dimukakan oleh Kansil berikut ini::
Institusiones = memuat segala sesuatu tentang pengertian (lembaga-lembaga) dalam Hukum Romawi dan dianggap sebagai himpunan segala macam undang-undang.
Pandecta = kumpulan pendapat-pendapat para ahli hukum bangsa Romawi yang termasyur.
Codex = himpunan undang-undang yang telah dibukukan oleh para ahli hukum atas perintah kaisar Romawi.
Novelles = himpunan tambahan-tambahan pada codex itu dengan pemberian penjelasan-penjelasan atau komentar.
LENI ANGGRAENI, S.PD., M.PD.
Mari kita diskusikanMari kita diskusikan
Terima kasih atas perhatiann
ya
Terima kasih atas perhatiann
ya