48
POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN PENYUSUNAN RKA-KL/DIPA TAHUN 2016 DISAMPAIKAN PADA BIMBINGAN TEKNIS PENGANGGARAN KEPADA SATKER DAERAH SURAKARTA SENIN, 15 JUNI 2015

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN PENYUSUNAN RKA-KL/DIPA TAHUN 2016

DISAMPAIKAN PADA BIMBINGAN TEKNIS PENGANGGARAN KEPADA SATKER DAERAH

SURAKARTA SENIN, 15 JUNI 2015

Page 2: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

POKOK BAHASANPOKOK BAHASAN

DASAR PENYUSUNAN RAPBN

RPJMN, SASARAN PEMBANGUNAN, RAPBN 2016 DAN ARAH KEBIJAKAN FISKAL 2016

SIKLUS DAN PROSES PENGANGGARAN

I

II

III

IV

2

JADWAL PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RKAKL 2016

LANGKAH-LANGKAH PENINGKATAN KUALITAS BELANJA DALAM PENYUSUNAN RKA-KL 2016

LAMPIRAN : EVALUASI PELAKSANAAN APBN-P 2015

IV

V

VI

Page 3: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

Landasan hukum, penyusunan RAPBN didasarkan pada:

Pasal 23 UUD 1945 Amendemen Keempat; UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; UU No 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPRD dan DPD

Yang mengamanatkan bahwa: APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk

I. DASAR PENYUSUNAN RAPBN (1)

dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat;

RUU APBN diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah;

APBN disusun dengan berpedoman kepada: Rencana Kerja Pemerintah (RKP); Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal.

Page 4: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

Secara ekonomi, penyusunan RAPBN didasarkan pada:

Perkembangan ekonomi global dan domestik yang tercermin padaasumsi dasar ekonomi makro;

Potensi fiskal dan kebutuhan anggaran untuk penyelenggaraannegara;

Kebijakan pembangunan nasional dalam rangka menjawabtantangan untuk mencapai tujuan nasional;

DASAR PENYUSUNAN RAPBN (2)

tantangan untuk mencapai tujuan nasional; Perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara terkini, baik

domestik maupun internasional.

Page 5: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

SemangatSemangat “Good Governance”“Good Governance”

Pasal 3 ayat (1) Undang–Undang No. 17 Tahun

2003 tentang Keuangan Negara:

“Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat

DASAR PENYUSUNAN RAPBN (3)

5

“Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat

pada peraturan perundang-undangan, efisien,

ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung

jawab dengan memperhatikan rasa keadilan

dan kepatutan”

Page 6: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

II. RPJMN & Sasaran Pembangunan

Memantapkan penataankembali NKRI,

meningkatkan kualitasSDM, membangunkemampuan IPTEK,

memperkuat daya saingperekonomian

Memantapkan penataankembali NKRI,

meningkatkan kualitasSDM, membangunkemampuan IPTEK,

memperkuat daya saingperekonomian

2010-2014

Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman dan damai,

yang adil dandemokratis, dengan

tingkat kesejahteraanyang lebih baik

Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman dan damai,

yang adil dandemokratis, dengan

tingkat kesejahteraanyang lebih baik

2004-2009

Memantapkan pembangunansecara menyeluruh denganmenekankan pembangunan

keunggulan kompetitifperekonomian yang berbasisSDA yang tersedia, SDM yang

berkualitas sertakemampuan IPTEK

Memantapkan pembangunansecara menyeluruh denganmenekankan pembangunan

keunggulan kompetitifperekonomian yang berbasisSDA yang tersedia, SDM yang

berkualitas sertakemampuan IPTEK

2015-2019

Mewujudkan masyarakatIndonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur

melalui percepatanpembangunan di segalabidang dengan struktur

perekonomian yang kokohberlandaskan keunggulan

kompetitif

Mewujudkan masyarakatIndonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur

melalui percepatanpembangunan di segalabidang dengan struktur

perekonomian yang kokohberlandaskan keunggulan

kompetitif

2020-2024

MEMPERKUAT SINERGI ANTARBIDANG PEMBANGUNAN

6

Sasaran Pembangunan

1. Sasaran Makro

2. Sasaran Pembangunan Manusia danMasyarakat

3. Sasaran Pembangunan Sektor Unggulan

4. Sasaran Pembangunan Dimensi Pemerataan

5. Sasaran Pembangunan Kewilayahan danAntarwilayah

6. Sasaran Pembangunan Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan

2015 2016 2019

PDB 5,8% 6,0%-6,6%

Rata-rata 5 thn 7%

Angka Kemiskinan 10,3% 9,0-10,0%

5,0-6,0%

Tingkat Pengangguran 5,6% 5,2-5,5% 4,0-5,5%

Sasaran Ekonomi Makro RPJMNSasaran Ekonomi Makro RPJMN

Didukung stabilitas ekonomi makro & fiskal

Page 7: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

Kerangka Ekonomi Makro

Sasaran Pembangunan 2016

Tema: Mewujudkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidangdengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian

berdasarkan keunggulan SDA dan SDM berkualitas, serta kemampuan iptekyang terus meningkat

Kata Kunci: Pembangunan Keunggulan Kompetitif Perekonomian yang berbasis: SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, Kemampuan IPTEK

RPJMN III 2015-2019

RPJPBagian daripencapaian RPJP

7

Rangkaian kelanjutanpelaksanaan program pembangunan 2015

Sebagai fondasi dantahapan pelaksanaan

program-program tahun berikutnya

Kesesuaian dengan tema RPJMN

RKP 2016

Mempercepat Pembangunan Infrastruktur Untuk Memperkuat Fondasi Pembangunan Yang Berkualitas

Page 8: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

SASARAN PEMBANGUNAN

• Pertumbuhan Ekonomi

• Tingkat Pengangguran

• Angka Kemiskinan

• Tingkat Inflasi

TANTANGAN

• Ketidakpastian dan Gejolak Ekonomi Global

• Keterbatasan Kapasitas Produksi

• Ketahanan Pangan

• Kesenjangan Kesejahteraan

Arah Umum Kebijakan Makroekonomi

Perbaikan Kapasitas Produksi dan Produktivitas EkonomiNasional

Pembangunan infrastruktur domestik Pengembangan teknologi tepat guna

Pengembangan sektor primer dan industri pengolahan Pengembangan sektor primer (pertanian &

pertambangan)

Perbaikan Kapasitas Produksi dan Produktivitas EkonomiNasional

Pembangunan infrastruktur domestik Pengembangan teknologi tepat guna

Pengembangan sektor primer dan industri pengolahan Pengembangan sektor primer (pertanian &

pertambangan)

8

Pengembangan teknologi tepat guna Perbaikan kualitas tenaga kerja

Mewujudkan Kedaulatan Pangan Pembangunan infrastruktur pertanian Program pengembangan benih dan pupuk Perbaikan jaringan distribusi pangan Dukungan kredit bagi sektor pertanian Peningkatan produksi bahan pangan (beras, daging, dan

ikan)

Peningkatan Konektivitas dan Pengembangan SektorMaritim dan Kelautan

Pembangunan konektivitas nasional Pengembangan dan pembangunan infrastruktur kelautan dan pembangunan sektor maritim

dan kelautan

pertambangan) Peningkatan sektor industri pengolahan dan jasa Perbaikan dukungan pembiayaan bagi aktivitas sektor riil

Peningkatan Kesejahteraan dan Penurunan Kesenjangan Pemanfaatan secara optimal kekayaan alam Indonesia

dalam garis-garis kebijakan yang tepat dan adil Pemberdayaan dan penguatan fungsi desa Pengalokasian anggaran untuk program bantuan sosial Financial Inclusion

Menjaga Stabilitas Ekonomi Makro Tingkat inflasi nasional (peningkatan kapasitas produksi

& perbaikan infrastruktur) Nilai tukar (menjaga kebutuhan valas, financial

deepening & kerjasama internasional

Pengembangan teknologi tepat guna Perbaikan kualitas tenaga kerja

Mewujudkan Kedaulatan Pangan Pembangunan infrastruktur pertanian Program pengembangan benih dan pupuk Perbaikan jaringan distribusi pangan Dukungan kredit bagi sektor pertanian Peningkatan produksi bahan pangan (beras, daging, dan

ikan)

Peningkatan Konektivitas dan Pengembangan SektorMaritim dan Kelautan

Pembangunan konektivitas nasional Pengembangan dan pembangunan infrastruktur kelautan dan pembangunan sektor maritim

dan kelautan

pertambangan) Peningkatan sektor industri pengolahan dan jasa Perbaikan dukungan pembiayaan bagi aktivitas sektor riil

Peningkatan Kesejahteraan dan Penurunan Kesenjangan Pemanfaatan secara optimal kekayaan alam Indonesia

dalam garis-garis kebijakan yang tepat dan adil Pemberdayaan dan penguatan fungsi desa Pengalokasian anggaran untuk program bantuan sosial Financial Inclusion

Menjaga Stabilitas Ekonomi Makro Tingkat inflasi nasional (peningkatan kapasitas produksi

& perbaikan infrastruktur) Nilai tukar (menjaga kebutuhan valas, financial

deepening & kerjasama internasional

Page 9: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

Usulan Tema Kebijakan Fiskal

Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk Memperkuat Fondasi Pembangunan yang Berkualitas

Tiga Dimensi PembangunanDimensi Pembangunan

ManusiaDimensi Pembangunan

Sektor UnggulanDimensi Pemerataan &

Kewilayahan

RKP 2016

RAPBN 2016 DAN ARAH KEBIJAKAN FISKAL 2016

Usulan Tema Kebijakan Fiskal

9

Penguatan Pengelolaan Fiskal dalam Rangka Memperkokoh Fundamental Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

Stimulus Daya Tahan Sustainabilitas

1. Pendapatan (insentif fiskal untuk kegiatanekonomi strategis);

2. Kualitas belanja (infrastruktur untukpeningkatan kapasitas produksi & daya saing);

3. Pembiayaan (PMN, penjaminan).

1. Memperkuat bantalan fiskal (fiscal buffer);

2. Meningkatkan fleksibilitas;3. Mengendalikan kerentanan

fiskal (fiscal vulnerability).

1. Menjaga defisit tetap aman;2. Mengendalikan rasio utang;3. Menurunkan net penambahan utang;4. Mengendalikan keseimbangan

primer.

Usulan Strategi

Page 10: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

Sisi Belanja

1.Meningkatkan ruang fiskal : (i) optimalisasi pendapatan, (ii) melanjutkan efisiensisubsidi (iii) efisiensi belanja, (iv) pengendalian earmarking dan mandatory spending.

2.Meningkatkan belanja produktif yang difokuskan untuk pembangunan infrastrukturguna meningkatkan daya saing dan kapasitas perekonomian.

Strategi untuk Memperkuat Stimulus Fiskal

Substansi: Percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutandan berkeadilan dengan memperkuat peran APBN untuk menstimulasiperekonomian.

1

Sisi Pendapatan

Sisi Pembiayaan

guna meningkatkan daya saing dan kapasitas perekonomian.

Pemberian insentif fiskal untuk kegiatan ekonomi strategis untuk mendukungiklim investasi dan keberlanjutan dunia usaha.

1.Mengarahkan agar pemanfaatan utang untuk kegiatan produktif;2.Memberdayakan peran swasta, BUMN dan Pemda dalam percepatan pembangunan

infrastruktur;3.Melakukan inovasi pada instrumen pembiayaan (creative financing).

2

3

10

Page 11: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

Memperkuat Penyangga Fiskal

1. Memanfaatkan SAL secara terukur;2. Meningkatkan fleksibilitas instrumen pembiayaan;3. Menyediakan cadangan risiko fiskal.

Strategi untuk Memperkuat Daya Tahan Fiskal

Substansi: Memperkuat kemampuan bertahan untuk mendukungpencapaian target pembangunan di tengah tekanan fiskal yang relatifkuat

1

Meningkatkan Fleksibilitas

Mengendalikan kerentanan

Memperkuat payung hukum fleksibilitas pengelolaan fiskal.

Menjaga debt service ratio terhadap PDN, rasio utang terhadap PDB, Rasioutang terhadap PDN dan rasio pembayaran bunga utang terhadap PDN dalambatas aman.

2

3

11

Page 12: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

Strategi untuk Menjaga Kesinambungan Fiskal

Defisit terkendali 1. Optimalisasi Pendapatan dengan meningkatkan ikliminvestasi dan menjaga konservasi lingkungan;

2. Meningkatkan kualitas belanja melalui meningkatkanbelanja produktif untuk pembangunan infrastruktur.Pemenuhan anggaran kesehatan sebesar 5% sesuai UUKesehatan yang simultan dengan efisiensi subsidi danbelanja konsumtif;

1,7-2,1% PDB

1

Substansi : mendorong agar APBN lebih produktif untuk meningkatkan kapasitas perekonomian dengan tetap mengendalikan risiko dan menjaga keberlanjutan fiskal

Pengendalian rasioutang terhadap

PDB

belanja konsumtif;

1. Pengendalian pembiayaan yang bersumber dari utang dalambatas yang terkendali;

2. Mengarahkan agar pemanfaatan pinjaman harus untuk kegiatanproduktif

2

Pengendalian Keseimbangan

primer3

1. Pengendalian kerentanan fiskal (fiscal vulnerability);2. Meningkatkan bantalan fiskal (fiscal buffer) dan fleksibilitas

pengelolaan keuangan negara (pasal krisis, bond stabilizationframework, FKSSK);

12

Page 13: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

ARAH KEBIJAKAN UMUM BELANJA NEGARA

i. Meningkatkan belanja infrastruktur untuk memperkuat konektivitas nasional, mendukung sektorkemaritiman dan kelautan, mencapai kedaulatan pangan, kedaulatan energi dan ketenagalistrikan sertapeningkatan industri dan pariwisata;

ii. Meningkatkan efisiensi belanja negara antara lain: kebijakan subsidi yang lebih tepat sasaran danpengendalian belanja operasional yang tidak prioritas;

iii. Mendukung pemantapan reformasi birokrasi dalam rangka peningkatan pelayanan publik dan efisiensibirokrasi melalui peningkatan kesejahteraan aparatur, antisipasi UU No. 5/2014 tentang ASN;

iv. Mendukung stabilitas pertahanan dan keamanan Nasional melalui kepastian dan penegakan hukum,menjaga stabilitas politik dan demokrasi;

v. Mendukung pengurangan kesenjangan antar kelompok pendapatan dan antar wilayah, antara lain

13

v. Mendukung pengurangan kesenjangan antar kelompok pendapatan dan antar wilayah, antara lainmelalui dukungan pembangunan di daerah perbatasan, perdesaan, pinggiran, pusat pertumbuhan di luarJawa dan Kawasan Timur (antara lain infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan);

vi. Mendukung efektifitas dan keberlanjutan SJSN (Jaminan Kesehatan Nasional dan Jaminan SosialKetenagakerjaan) serta perbaikan pelayanan kesehatan;

vii. Memenuhi amanat UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan untuk mengalokasikan 5 persen dari APBNuntuk mendukung pembangunan dan pelayanan di bidang kesehatan;

viii. Mendukung penguatan pelaksanaan desentralisasi fiskal melalui peningkatan alokasi Transfer ke Daerah(peningkatan DAK secara signifikan) dan Dana Desa yang lebih besar daripada peningkatan alokasi BelanjaK/L serta pemenuhan secara bertahap amanat UU No.6 Tahun 2014 tentang Desa (Dana Desa);

ix. Mengantisipasi ketidakpastian perekonomian antara lain dengan menyediakan cadangan risiko fiskal.

Page 14: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

ARAH KEBIJAKAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT 2016

1.Mendukung penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis danterpercaya;

2.Mendukung pelaksanaan berbagai program dan sasaran pembangunan sesuai RKP tahun2016, antara lain:a) Dimensi Pembangunan Manusia: mendukung wajib belajar 12 tahun, mendukung

peningkatan kualitas layanan kesehatan, dan penyediaan perumahan, air bersih, dansanitasi

b) Dimensi pembangunan sektor unggulan: kedaulatan pangan, kedaulatan energi danketenagalistrikan, kemaritiman dan kelautan, serta pariwisata dan industri.

14

ketenagalistrikan, kemaritiman dan kelautan, serta pariwisata dan industri.c) Dimensi pemerataan dan pengurangan kesenjangan, baik antar kelas pendapatan dan

antar wilayah.3.Memperkuat kepastian dan penegakan hukum, stabilitas Pertahanan dan keamanan,

politik dan demokrasi;4.Melanjutkan kebijakan efisiensi subsidi yang lebih tepat sasaran;5.Meningkatkan efektifitas pelayanan dan keberlanjutan program SJSN di bidang kesehatan

dan ketenagakerjaan;6.Mengantisipasi ketidakpastian perekonomian melalui dukungan cadangan risiko fiskal dan

mitigasi bencana melalui pembangunan yang berwawasan lingkungan.7.Menyelaraskan upaya desentralisasi fiskal dengan mengalihkan alokasi Dana

Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan (Dekon/TP) ke DAK

Page 15: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

Pokok-pokok Kebijakan Fiskal,

Kerangka Ekonomi Makro dan RKP

(Pertengahan Mei)

Pagu AnggaranK/L

(AkhirJuni)RKPPagu Indikatif

(Maret)

1

2 3

SEBSEBKMKKMK

PerpresPerpres

1. SIKLUS PENGANGGARAN

III. SIKLUS DAN PROSES PENGANGGARAN

15

RAPBN + NK(Agustus)

APBN(Akhir Oktober)

Alokasi AnggaranK/L dan Rincian

APBN(November)

PerPerprespresUUUU

RUU RUU DIPA K/L(Desember)

4

56

7

DIPADIPA

Page 16: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

Pagu Anggaran

PertemuanTiga Pihak

Renja K/LRKP

PembicaraanPendahuluanSidang Kabinet

Pagu Indikatif

1

Sidang Kabinet

K/LKomisiDPR RI

Banggar DPR RI

RKA-KL

2. Tahapan Kegiatan dalam Perencanaan Penganggaran

Himpunan RKA-

KL

Forum Penelaahan

Rancangan

APBNNKRUU

APBN

Alokasi Anggaran

Penye-suaianRKA-KL

Penelaahan RKA-KL

Perpres Rincian APBN

DIPA

UU APBN

Hasil kesepa-katan

1

2

16

Sidang Kabinet

K/L

K/LKomisiDPR RI

Page 17: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

RPJMN 2015-2019 Renstra K/L5 Thn

3. DOKUMEN-DOKUMEN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

Kabinet Kerja

RKP

RAPBN + NK

Rencana Kerja-K/L

RKA-K/L

Perpres RincianAPBN

Dok. PelaksanaanAnggaran

1 Thn

17

1 Thn

Page 18: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

MarFebJan DesNopOktSepAgustJul

Penelaahan

RKA-K/L

JunMeiApr

Penelaahan

RKA-K/L

(akhir Juli)

Pembahasan UU APBN

Penyampaian SB Menteri

Keuangan dan Bappenas

tentang Pagu Indikatif

(*)Maret

Penyampaian KMK tentang

Pagu Anggaran K/L

Awal Juli

Penyampaian Nota Keuangan dan Himpunan

RKA-K/L16 Agustus

Penyampaian Surat Menteri Keuangan

tentang Alokasi Anggaran K/L

Penetapan Keppres Rincian APBNAkhir

November

IV. JADWALIV. JADWAL PENYUSUNAN PENELAAHAN RKAKL 2016PENYUSUNAN PENELAAHAN RKAKL 2016

Penetapan UU APBN Selambatnya

Oktober**)Penelaahan RKAKL (Juli )

Penyempurnaan Perubahan RKA-

K/L (jika ada)

Masa

Reses

Masa

Reses

Penetapan Alokasi

Anggaran

(Keppres Rincian Belanja

Pemerintah Pusat)

Masa Sidang I

(Pertengahan Agt - Akhir Okt)

Masa Sidang

II

(Nop - Des)

Masa Sidang III

(Awal Januari - Pertengahan April)Masa Reses

Masa Sidang IV

(Pertengahan Mei -

Pertengahan Juli)

Masa Reses

Pembahasan UU APBN- Banggar dengan Pemerintah

(Postur APBN)

Penyusunan Pagu Indikatif

Pokok2

Kebijakan Fiskal dan

RKP

Penyusunan Pagu Anggaran

(Penyusunan RKA-KL Komisi DPR dengan Mitra Kerja)

Pembahasan RKA-K/L

Komisi dengan Mitra Kerja

18

(*) Diikuti pertemuan tiga pihak(Trilateral Meeting),Bappenas-K/L,Kemenkeu (DJA)

DIP

A

(**) Penelaahan RKAKL dilakukan setelah Rapat Paripurna DPR RI dan Penetapan KMK Pagu Anggaran

Page 19: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

Pasal 8 PP 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan RKAKL :

1. Kementerian Keuangan menyusun perkiraan kapasitas fiskal untuk penyusunan Pagu Indikatif tahun anggaran yang direncanakan, termasuk penyesuaian indikasi pagu anggaran jangka menengah paling lambat pertengahan bulan Februari.

2. Pagu Indikatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun oleh Menteri Keuangan bersama Menteri Perencanaan, dengan memperhatikan kapasitas fiskal dan pemenuhan prioritas pembangunan nasional.

PAGU INDIKATIF 2016 (1)

19

fiskal dan pemenuhan prioritas pembangunan nasional.

3. Pagu Indikatif yang disusun Menteri Keuangan bersama Menteri Perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dirinci menurut unit organisasi, program, kegiatan dan indikasi pendanaan untuk mendukung arah kebijakan yang telah ditetapkan oleh Presiden sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)

Pagu Indikatif 2016 telah ditetapkan dengan Surat Bersama Menkeu dan MenPPN/Ka Bappenas tangal 15 April 2015 (No.S-288/MK.02/2015, No-0082/M.PPN/04/2015

Page 20: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

PAGU INDIKATIFRp807.675,6 M

-Belanja K/L Rp788.293,8 M- Dana Cadangan

Rp19.391,8 M

PAGU INDIKATIF 2016 (2)

Kebutuhan Dasar (RM)Rp297.190,3 M

Kebutuhan Prioritas (RM)

Rp413.682,2 M

PNBP, PHLN, PDN, SBSN

Rp96.803,1 M

Belanja Pegawai OperasionalRp192.883,1 M

Belanja Barang OperasionalRp46.812,9 M

Belanja Non-operasional Wajib

Rp57.494,3 M

PNBP Rp20.810,9 MBLU Rp23.951,4 M

PLN & RMP Rp33.203,4 MHLN & RMP Rp1.450,2 M

PDNRp3.710,0 M

SBSNRp13.677,2 M

20

Termasuk Dana Cadangan Rp19.381,8 M

Page 21: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

No Uraian Rp T Keterangan

1 Cadangan Pagu IndikatifK/L

19,4 • Menampung hasil trilateral meeting, Musrenbang dan arahan Presiden• Dialihkan ke DAK di Dalam Pagu Anggaran 2016

• Di dalam Pagu Indikatif K/L 2016 sebesar Rp807,7 T (Surat Bersama Menkeu dan MenPPN/Ka. Bappenas), masih terdapat dana cadangan Rp19,4 T yang belum terdistribusi ke K/L.

PAGU INDIKATIF 2016 (3)

21

terdistribusi ke K/L.

• Dalam Dokumen KEM & PPKF 2016 dana sebesar Rp19,4 T bersifat cadangan dan belum dialokasikan ke K/L.

• Dana cadangan Rp19,4T tersebut diusulkan untuk dilakukan pengalihan ke DAK di dalam Pagu Anggaran 2016, dalam rangka penguatan pembangunan dari daerah/pinggiran, sesuai amanat Nawacita dan memperkuat desentralisasi fiskal.

Page 22: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

PAGU INDIKATIF 2016 (4)

Pagu Indikatif K/L Tahun 2016 sebesar Rp807,7 triliun:1. Bersifat baseline, dalam arti:

a. Belum menampung kebijakan baru

b. Telah memperhitungkan asumsi dasar ekonomi makro, accres(kenaikan alamiah) untuk belanja pegawai, tunjangan kinerja existing,serta memperhatikan sumber-sumber pendanaan baik dariPNBP/BLU, maupun pinjaman dan hibah (dalam dan luar negeri) danSBSN PBS;

22

SBSN PBS;

2. Dihitung dengan memperhatikan kinerja penyerapan 2014, pelaksanaananggaran tahun 2015, dan rencana tahun 2016;

3. Diprioritaskan untuk program/kegiatan yang bersifat strategis.

Page 23: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

Pagu Indikatif Tahun 2016 telah menampung kebutuhan untuk:

1. Kebutuhan dasar/wajib K/L meliputi:

a. Belanja operasionali. Belanja pegawai yang meliputi pembayaran gaji, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan lain terkait

dengan belanja pegawai (termasuk tunjangan kinerja bagi K/L yang sampai dengan tahun 2014 telah melaksanakan reformasi birokrasi), uang makan dan lembur.

ii. Belanja barang operasional, yaitu antara lain untuk keperluan sehari-hari perkantoran, pengadaan bahan makanan, honor operasional satuan kerja, langganan daya dan jasa, serta pemeliharaan sarana dan prasarana kantor, termasuk BMP (Kemenhan), dan tambahan kebutuhan operasional atas penambahan asset/inventariskantor di K/L.

b. Belanja non-operasional berkarakteristrik operasional, antara lain:i. Kemhan dan Polri : OMP Pamrahwantas & Intelijen, harwat alutsista & nonalutsista, pengadaan munisi, serta

PAGU INDIKATIF 2016 (5)

i. Kemhan dan Polri : OMP Pamrahwantas & Intelijen, harwat alutsista & nonalutsista, pengadaan munisi, sertaturjawali aksi nasional, penangan tindak pidana, deteksi giat masyarakat, dan dukungan operasionalBabinkamtibmas

ii. Kemdikbud, Kemenag, dan Kemenristek & Dikti: BOS, TPG, Paud, BOPTNiii. Kemenkumham: pemenuhan bahan makanan napiiv. Kemenkes: obat-obatan, bahan medis habis pakai, & bahan makanan pasienv. Kemenhub & Basarnas: biaya pemeliharaan kapal, pesawat kalibrasi, helicopter, & peralatan SARvi. Setneg: kesekretariatan TNP2K, protokol Wapresvii. Mahkamah Konstitusi: operasional dan gaji/honor Dewan Etik, pembuatan peraturan MK, video conferenceviii. Kemendag: dukungan operasional balai pengujian/sertifikasi/kalibrasi mutu barangix. Kemendagri: administrasi data kependudukan

2. Kebutuhan Prioritas (Rupiah Murni), untuk mendukung pencapaian prioritas-prioritas pembangunansesuai dengan RKP 2016 dan RPJMN 2015-2019

3. Anggaran yang bersumber dari PNBP, BLU, PLN, HLN, PDN, dan SBSN agar dapat dialokasikandengan mengacu pada Surat Bersama Menkeu dan Ka Bappenas tentang Pagu Indikatif TA 2016

Page 24: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

KEBIJAKAN BELANJA KEMENTERIAN/LEMBAGA TA 2016 DALAM PAGU INDIKATIF

1. Mempertahankan tingkat kesejahteraan aparaturpemerintah dengan memperhatikan tingkat inflasi

2. Melanjutkan kebijakan efisiensi pada belanja barangoperasional dan pengendalian belanja perjalanan dinas.

3. Mendukung pelaksanaan program pembangunan sepertiinfrastruktur, ketahanan pangan, energi, kemaritiman dan

3. Mendukung pelaksanaan program pembangunan sepertiinfrastruktur, ketahanan pangan, energi, kemaritiman danpariwisata sesuai dengan RKP 2016.

4. Penguatan SDM pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, UMKM.

Page 25: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

Jadwal:• 3 Juli 2015 : Rapat Paripurna penyampaian laporan hasil pembahasan tentang

RKP dan pembicaraan pendahuluan RAPBN 2016 di Banggar DPR RI.• 6 Juli 2015 : Penyampaian Keputusan Menteri Keuangan tentang Pagu Anggaran

Tahun 2016 kepada Kementerian/Lembaga (K/L)• 7 Juli 2015 : Sosialisasi Pagu Anggaran 2016 kepada KL

(i) K/L mengkoordinasikan penyiapan dan penyusunan RKA-KL kepada seluruh unit, Satker dan instansi vertikal, (ii) K/L mengkonsolidasikan data RKA-Satker dan menyampaikan RKAKL yang telah diteliti Biro Perencanaan dan direviu APIP kepada Kemenkeu c.q. DJA untuk dilakukan penelaahan

TINDAK LANJUT SETELAH TINDAK LANJUT SETELAH PENETAPAN PAGU INDIAKTIF TA 2016PENETAPAN PAGU INDIAKTIF TA 2016

• 7 - 15 Juli 2015 : Penelaahan RKAKL • 16 - 21 Juli 2015 : Cuti bersama Hari Raya Idul Fitri• 22 - 24 Juli 2015 : Penyelesaian Himpunan RKA K/L sebagai lampiran Nota Keuangan• 22 Juni - 29 Juli 2015 : Penyusunan draft RUU APBN dan Nota Keuangan• 3 / 4 Agustus 2015 : Sidang Kabinet• 6 - 10 Agustus 2015 : Pencetakan buku RUU APBN dan Nota Keuangan• 11 Agustus 2015 : Penyampaian RUU APBN dan Nota Keuangan kepada DPR• 14 Agustus 2015 : Rapat Paripurna DPR RI penyampaian RUU APBN dan Nota

Keuangan

25

dilakukan penelaahan

Page 26: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

PENYEMPURNAAN PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN

1) Melanjutkan dan penyempurnaan penggunaan single database dalam perencanaan anggaran (RKA-KL) dan pelaksanaan anggaran (DIPA) melalui penerapan aplikasi SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara) yang telah dimulai Tahun 2015 untuk seluruh K/L pada tahun 2016

2) Penyiapan Penerapan arsitektur dan informasi kinerja (ADIK) akan 2) Penyiapan Penerapan arsitektur dan informasi kinerja (ADIK) akan dilaksanakan serentak seluruh K/L dalam penyusunan RKAKL 2016;

3) penyempurnaan rumusan kinerja (outcome, output, indikator kinerja).

4) Penyempurnaan proses penelaahan RKA-KL secara online

5) Penguatan peran Biro Perencanaan dalam melalui proses penelitian RKA-KL dan Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) dalam proses penganggaran melalui Review RKA-K/L

26

Page 27: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

1. Mekanisme, sistem dan prosedur penelaahan RKA-KL 2016 agar mengacu kepada Peraturan yang ditetapkan Menteri Keuangan

2. Belanja operasional wajib dialokasikan sesuai dengan kebutuhan:

a. Belanja pegawai operasional (komponen 001), dengan memperhitungkan antara lain: Acres 3,1% untuk menyesuaikan perubahan status pegawai Tunjangan kinerja dan tunjangan lainnya beserta penyesuaiannya, yang ditetapkan sampai dengan

Maret 2015

b. Belanja barang operasional (komponen 002), dengan memperhitungkan antara lain: Standar biaya terbaru (2016) Biaya pemeliharaan tambahan aset

3. Belanja nonoperasional berkarakteristik operasional merupakan belanja yang tidak

PENELAAHAN RKAKL 2016PENELAAHAN RKAKL 2016

3. Belanja nonoperasional berkarakteristik operasional merupakan belanja yang tidakdapat diklasifikasikan sebagai komponen 001 & komponen 002, tetapi wajibdipenuhi untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi K/L

4. Pengalokasian PHLN, PDN, PNBP, BLU, dan SBSN agar tetap mengacu pada suratbersama Menkeu dan MenPPN/Ka. Bappenas tentang Pagu Indikatif K/L tahun 2016;

a. PNBP & BLU : unit penghasil, peruntukkan & besarannya sudah ditetapkan, tidak dapatberubah

b. PHLN, PDN & SBSN : peruntukan dan besarannya sudah ditetapkan, tidak dapat berubah

Page 28: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

5. Dalam rangka efisiensi dan peningkatan kualitas belanja, pengalokasian anggaran agar dilakukan pembatasan terhadap kegiatan yang dibatasi a.l. :• Penyelenggaraan rapat, rapat dinas, seminar, pertemuan, lokakarya, peresmian

kantor/proyek dan sejenisnya, dibatasi pada hal-hal yang sangat penting dandilakukan sesederhana mungkin.

• Pengadaan kendaraan bermotor, kecuali kendaraan fungsional (a.l. ambulan,kendaraan untuk tahanan, roda dua untuk penyuluh), dan penggantian kendaraanrusak berat.

• Pembangunan baru berupa gedung kantor, mess/wisma, rumah dinas/rumah jabatan,dan gedung pertemuan, yang tidak terkait langsung dengan pelayanan kepadamasyarakat (a.l. rumah sakit, rumah tahanan, pos penjagaan), termasuk pengadaan

PENELAAHAN RKAKL 2016PENELAAHAN RKAKL 2016

masyarakat (a.l. rumah sakit, rumah tahanan, pos penjagaan), termasuk pengadaantanah untuk keperluan dimaksud.

• Perjalanan dinas dan meeting konsiyering, dilakukan secara selektif dan efisien6. Alokasi yang dilarang dialokasikan dalam RKA-KL : (i) kegiatan memerlukan penetapan

Pemerintah/Presiden/Menteri Keuangan (dengan Peraturan Pemerintah/PP atauPeraturan Presiden/Perpres atau Peraturan/Keputusan Menteri Keuangan) tidak dapatdilakukan sebelum PP/Perpres/KMK/PMK dimaksud ditetapkan, kecuali kegiatantersebut sebelumnya sudah dilaksanakan berdasarkan penetapan Peraturan/KeputusanMenteri/Pimpinan Lembaga. (ii) Peningkatan tarif atas tunjangan-tunjangan yang sifatnyamenambah penghasilan, tidak dapat dialokasikan sebelum ditetapkan denganPeraturan/Keputusan Menteri Keuangan. (iii) alokasi untuk tagihan beban negara atasputusan pengadilan inkcracht

7. Besaran satuan biaya komponen input mengacu pada Standar Biaya Masukan (SBM) danStandar Biaya Keluaran (SBK) yang ditetapkan Menteri Keuangan.

Page 29: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

7. Dalam hal terdapat usul-usul baru yang lebih prioritas, maka pendanaannyadilakukan melalui penajaman prioritas, refocusing, dan realokasi dari danayang ada.

8. Alokasi yang dapat diperhitungkan sebagai anggaran pendidikan (sekurang-kurangnya 20% dari APBN) dan anggaran kesehatan (5% dari APBN), yangmerupakan amanat UUD 1945 amandemen ke-4 dan UU Kesehatan, tidak bolehberkurang.

9. Dalam pengalokasian memperhatikan sinergitas antara Pemerintah Pusatdan Pemerintahan Daerah (sinkronisasi antara kegiatan dalam Renja K/L dan

PENELAAHAN RKAKL 2016PENELAAHAN RKAKL 2016

dan Pemerintahan Daerah (sinkronisasi antara kegiatan dalam Renja K/L dankegiatan daerah), dengan berpedoman pada pembagian urusan dan kewenangansebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan

Page 30: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

V. LANGKAH-LANGKAH PENINGKATAN KUALITAS BELANJA DALAM PENYUSUNAN RKA-KL 2016

1) Kesesuaian pengalokasian anggaran sesuai sumber pendanaan (RM, PHLN/PHDN, PNBP/BLU,SBSN PBS)

2) Pemenuhan anggaran untuk anggaran belanja operasional dengan memperhitungkankebutuhan pokok penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat

3) Pengalokasian anggaran perjalanan dinas dan meeting/konsinyering dibatasi pada kegiatantusi dan dilaksanakan secara selektif

4) Mengalihkan kegiatan dan alokasi anggaran Dekon/TP ke Dana Alokasi Khusus (DAK) sesuaipembagian urusan dan kewenangan

5) Menjaga porsi alokasi anggaran pendidikan (20%) dan anggaran kesehatan (5%)

6) Memprioritaskan pengalokasian anggaran untuk program/kegiatan prioritas sesuai RKP,dengan tetap mempertimbangkan capaian dan hasil monitoring dan evaluasi kinerjaprogram/kegiatan dalam pelaksanaan APBN 2015

7) Paket kegiatan yang dilaksanakan atau diusulkan secara kontrak tahun jamak (multy yearscontract) harus dituangkan dalam RKA-KL Tahun 2016, untuk menjaga kesinambungan fiskal

30

Page 31: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

LAMPIRAN : EVALUASI PELAKSANAAN APBN 2015

31

Page 32: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

PERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN BELANJA K/L TA 2015(1)

Pagu APBN

• Rp637.841,6 Miliar

Pagu • Rp602.291,9 Miliar

Pagu APBN

Pagu • Rp795.480,4 Miliar

TAHUN 2014TAHUN 2014 TAHUN 2015TAHUN 2015

Rp647.309,9 Miliar

Pagu APBN-P

• Rp602.291,9 Miliar

Realisasis.d.

31 Mei

• Rp137.488,96 miliar

• 21,83% dari APBNP 2014

Realisasi s.d. 31

Des 2014

• Rp574.331,50 Miliar

• 95,36% dari APBNP 2014

Pagu APBN-P

• Rp795.480,4 Miliar

Realisasi s.d.

31 Mei

• Rp139.125,55 miliar

• 17,49% dari APBNP 2015

Proyeksi Realisasi s.d.

31 Des 2015

• Rp740.886,63 miliar

• 93,14% dari APBNP 2015

Page 33: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

PERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN BELANJA K/L TA 2015 (2)

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

90,00%

100,00%

100.000,00

200.000,00

300.000,00

400.000,00

500.000,00

600.000,00

Realisa

si d

ala

m m

ilia

r ru

pia

h

Proyeksi Realisasi Anggaran Tahun 2015

33

Pola realisasi Belanja K/L month to month tahun 2014, 50% alokasi anggaran akan direalisasikan pada triwulan ke-4, danrealisasi tertinggi ada pada bulan Desember (Dari total 95,3% realisasi belanja K/L TA 2014, direalisasikan pada bulanDesember TA 2014 mencapai 22,71 % (95,34-72,63), di atas rata-rata realisasi per bulan TA 2014 sebesar 7,9%)

Realisasi anggaran TA 2015 sampai dengan 31 Mei 2015 secara persentase mencapai 17,49% (Rp139.125,55 miliar)dari Pagu APBNP yang lebih rendah dari persentase Tahun 2014 pada periode yang sama mencapai 21,83 %(Rp137.488,96 miliar), namun secara nominal lebih tinggi.

Proyeksi Juni dan s.d. Akhir Tahun : Dengan pertimbangan dan asumi capaian kinerja realisasi TA 2015 sama dengan TA2014, progress pencairan catatan halaman 4/output cadangan, anggaran yang telah dikontrakan (Data SIRUP LKPP danData Outstanding Kontrak SPAN TA 2015), maka sampai dengan akhir TA 2015 realisasi anggaran diproyeksikan mencapai93,14% dari APBN-P (moderat), lebih kecil dari TA 2015 yg mencapai 95,3%

Pagu APBN-P 2014 Rp602.292,0 Miliar dan Pagu APBN-P 2015 Rp795.480,4 Miliar

Jan Feb Mar April May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Des

2014 14.960,31 32.344,18 65.147,06 100.865,74 137.488,96 178.574,73 236.946,47 280.408,21 331.382,52 379.439,47 441.447,39 574.331,50

2015 11.694,12 31.598,08 66.085,42 107.476,83 139.125,55 226.491,07 299.644,42 356.508,24 424.472,50 489.265,01 588.572,60 740.886,63

% 2014 2,48% 5,37% 10,82% 16,75% 22,83% 29,65% 39,34% 46,56% 55,02% 63,00% 73,29% 95,36%

% 2015 1,47% 3,97% 8,31% 13,51% 17,49% 28,47% 37,67% 44,82% 53,36% 61,51% 73,99% 93,14%

0,00%

10,00%

0,00

Page 34: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

6. ALOKASI/REALISASI BELANJA K/L TA 2015(NASIONAL, PROV. JATENG dan YOGYA)

Dalam Miliar Rp)

1 KP 2 KD 3 DK 4 TP 5 UB TOTAL 1 KP 2 KD 3 DK 4 TP 5 UB TOTAL 1 KP 2 KD 3 DK 4 TP 5 UB TOTAL

1 01 DKI JAKARTA 413.981,68 17.771,25 145,05 43,30 5,42 431.946,70 80.236,90 4.459,02 8,73 0,57 0,00 84.705,22 19,4% 25,1% 6,0% 1,3% 0,0% 19,6%

2 PERWAKILAN LUAR NEGERI 4.337,61 0,00 0,00 0,00 0,00 4.337,61 955,01 0,00 0,00 0,00 0,00 955,01 22,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 22,0%

3 02 JAWA BARAT 16.602,13 22.663,45 629,80 1.938,92 291,52 42.125,81 3.191,61 5.443,91 41,64 407,52 0,00 9.084,66 19,2% 24,0% 6,6% 21,0% 0,0% 21,6%

4 03 JAWA TENGAH 13.147,13 23.817,10 664,46 2.205,88 0,00 39.834,57 2.059,12 5.426,54 55,81 341,45 0,00 7.882,92 15,7% 22,8% 8,4% 15,5% 0,0% 19,8%

5 04 DI YOGYAKARTA 2.603,71 5.890,97 194,91 249,85 0,00 8.939,43 470,92 1.469,59 17,07 63,20 0,00 2.020,77 18,1% 24,9% 8,8% 25,3% 0,0% 22,6%

6 05 JAWA TIMUR 13.437,73 27.877,19 751,58 2.341,70 93,32 44.501,52 3.000,13 5.405,03 44,13 407,12 0,36 8.856,78 22,3% 19,4% 5,9% 17,4% 0,4% 19,9%

7 06 ACEH 4.041,49 7.822,95 395,50 1.391,98 0,00 13.651,91 779,12 1.928,75 32,04 242,41 0,00 2.982,31 19,3% 24,7% 8,1% 17,4% 0,0% 21,8%

8 07 SUMATERA UTARA 9.440,12 10.370,07 469,66 1.098,37 19,54 21.397,76 1.351,81 2.551,53 32,81 185,15 5,59 4.126,89 14,3% 24,6% 7,0% 16,9% 28,6% 19,3%

9 08 SUMATERA BARAT 3.105,46 8.745,19 296,46 745,53 12,20 12.904,83 288,98 1.689,18 33,18 107,96 0,00 2.119,30 9,3% 19,3% 11,2% 14,5% 0,0% 16,4%

10 09 RIAU 1.705,12 4.882,77 237,41 389,43 3,17 7.217,89 228,75 1.178,86 11,88 47,72 0,00 1.467,20 13,4% 24,1% 5,0% 12,3% 0,0% 20,3%

11 10 JAMBI 1.818,96 3.662,00 229,45 514,67 3,57 6.228,65 198,08 839,60 15,01 72,22 0,00 1.124,90 10,9% 22,9% 6,5% 14,0% 0,0% 18,1%

12 11 SUMATERA SELATAN 5.863,27 6.861,31 324,52 1.514,16 110,98 14.674,23 908,81 1.633,76 30,24 289,67 0,05 2.862,53 15,5% 23,8% 9,3% 19,1% 0,0% 19,5%

13 12 LAMPUNG 2.585,42 5.682,99 323,27 1.466,02 9,46 10.067,15 311,14 1.360,26 31,48 278,19 0,00 1.981,06 12,0% 23,9% 9,7% 19,0% 0,0% 19,7%

14 13 KALIMANTAN BARAT 4.880,45 5.023,90 305,72 942,28 167,35 11.319,70 616,34 1.126,96 16,97 112,57 0,00 1.872,84 12,6% 22,4% 5,6% 11,9% 0,0% 16,5%

15 14 KALIMANTAN TENGAH 2.060,94 3.752,09 255,92 550,93 96,23 6.716,11 225,52 815,91 20,37 82,42 0,03 1.144,25 10,9% 21,7% 8,0% 15,0% 0,0% 17,0%

16 15 KALIMANTAN SELATAN 2.113,36 5.333,25 265,98 607,79 0,00 8.320,39 142,78 1.227,57 18,87 99,70 0,00 1.488,93 6,8% 23,0% 7,1% 16,4% 0,0% 17,9%

17 16 KALIMANTAN TIMUR 4.228,41 4.784,55 221,83 642,63 0,00 9.877,41 833,62 961,63 13,22 48,60 0,00 1.857,07 19,7% 20,1% 6,0% 7,6% 0,0% 18,8%

18 17 SULAWESI UTARA 3.925,62 5.588,63 274,04 684,63 41,55 10.514,47 469,10 1.286,90 24,92 128,52 0,00 1.909,43 11,9% 23,0% 9,1% 18,8% 0,0% 18,2%

No. LOKASIPAGU RKA-K/L DIPA REALISASI %

34

18 17 SULAWESI UTARA 3.925,62 5.588,63 274,04 684,63 41,55 10.514,47 469,10 1.286,90 24,92 128,52 0,00 1.909,43 11,9% 23,0% 9,1% 18,8% 0,0% 18,2%

19 18 SULAWESI TENGAH 3.006,47 4.159,98 272,26 1.121,90 0,00 8.560,61 320,39 900,82 24,97 104,58 0,00 1.350,77 10,7% 21,7% 9,2% 9,3% 0,0% 15,8%

20 19 SULAWESI SELATAN 8.186,32 12.297,76 441,43 2.845,82 0,00 23.771,33 1.601,23 2.823,22 46,90 512,23 0,12 4.983,70 19,6% 23,0% 10,6% 18,0% 0,0% 21,0%

21 20 SULAWESI TENGGARA 2.891,81 3.742,24 266,52 1.156,59 0,00 8.057,16 313,46 807,46 30,27 164,03 0,00 1.315,22 10,8% 21,6% 11,4% 14,2% 0,0% 16,3%

22 21 MALUKU 4.555,70 4.632,04 248,22 461,04 55,35 9.952,36 758,99 915,42 16,34 63,58 0,00 1.754,34 16,7% 19,8% 6,6% 13,8% 0,0% 17,6%

23 22 BALI 3.385,87 7.094,46 210,41 434,32 0,00 11.125,06 715,72 1.669,51 13,91 71,15 0,00 2.470,29 21,1% 23,5% 6,6% 16,4% 0,0% 22,2%

24 23 NUSA TENGGARA BARAT 2.940,36 4.373,28 297,87 1.188,43 161,13 8.961,07 195,98 1.004,57 31,63 243,71 0,00 1.475,89 6,7% 23,0% 10,6% 20,5% 0,0% 16,5%

25 24 NUSA TENGGARA TIMUR 3.650,52 5.440,19 406,62 904,46 136,78 10.538,58 326,47 1.089,93 28,67 83,25 0,07 1.528,38 8,9% 20,0% 7,1% 9,2% 0,0% 14,5%

26 25 PAPUA 7.728,88 6.279,18 415,68 567,87 0,00 14.991,61 1.418,51 1.194,44 10,30 45,23 0,00 2.668,48 18,4% 19,0% 2,5% 8,0% 0,0% 17,8%

27 26 BENGKULU 1.308,52 2.618,82 210,60 562,55 5,92 4.706,41 170,08 660,58 18,44 85,28 0,00 934,39 13,0% 25,2% 8,8% 15,2% 0,0% 19,9%

28 28 MALUKU UTARA 2.644,47 2.658,89 206,97 480,17 0,00 5.990,49 577,71 539,84 27,42 62,40 0,00 1.207,38 21,8% 20,3% 13,2% 13,0% 0,0% 20,2%

29 29 BANTEN 3.174,11 7.669,73 228,39 372,82 13,80 11.458,85 368,86 1.528,63 18,00 64,71 0,00 1.980,21 11,6% 19,9% 7,9% 17,4% 0,0% 17,3%

30 30 KEP. BANGKA BELITUNG 893,21 1.470,88 147,69 152,13 2,58 2.666,49 105,17 382,17 10,77 14,41 0,00 512,51 11,8% 26,0% 7,3% 9,5% 0,0% 19,2%

31 31 GORONTALO 2.271,00 2.142,35 184,69 537,56 38,68 5.174,29 227,54 529,80 20,93 66,58 0,00 844,85 10,0% 24,7% 11,3% 12,4% 0,0% 16,3%

32 32 KEPULAUAN RIAU 2.565,67 3.267,10 152,07 79,51 3,48 6.067,83 414,11 644,09 9,23 2,95 0,00 1.070,38 16,1% 19,7% 6,1% 3,7% 0,0% 17,6%

33 33 PAPUA BARAT 4.263,68 3.007,37 240,47 366,42 0,00 7.877,94 735,27 527,26 26,45 35,80 0,00 1.324,78 17,2% 17,5% 11,0% 9,8% 0,0% 16,8%

34 34 SULAWESI BARAT 1.653,35 1.333,34 161,30 711,95 47,36 3.907,30 261,13 267,72 11,76 79,64 0,04 620,29 15,8% 20,1% 7,3% 11,2% 0,1% 15,9%

35 35 KALIMANTAN UTARA 1.797,17 1.106,90 81,36 311,81 0,00 3.297,24 129,95 193,38 0,48 17,71 0,00 341,52 7,2% 17,5% 0,6% 5,7% 0,0% 10,4%

566.795,68 243.824,19 10.158,11 29.583,41 1.319,37 851.680,76 104.908,31 54.483,82 794,83 4.632,22 6,25 164.825,43 18,5% 22,3% 7,8% 15,7% 0,5% 19,4%TOTAL

Realisasi Belanja K/L s.d. 11 Juni 2015, untuk wilayah Provinsi Jawa Tengah mencapai 19,8% dan untukProvinsi DI Yogyakarta mencapai 22,6% dari Pagu RKA-KL DIPA, lebih besar dari rata-rata realiasi nasional19,4%.

Page 35: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

20 SATKER PROSENTASE TERBESAR REALISASI ANGGARAN TA 2015PROVINSI JATENG

51 BELANJA

PEGAWAI

52 BELANJA

BARANG

53 BELANJA

MODAL

57 BELANJA

BANTUAN

SOSIAL

TOTAL51 BELANJA

PEGAWAI

52 BELANJA

BARANG

53 BELANJA

MODAL

57 BELANJA

BANTUAN

SOSIAL

TOTAL

51

BELANJA

PEGAWAI

52

BELANJA

BARANG

53

BELANJA

MODAL

57

BELANJA

BANTUAN

SOSIAL

TOTAL

1 018 KEMENTAN 039116 DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN, PETERNAKAN DAN PERIKANAN

KABUPATEN BLORA 0,0 376,6 0,0 22.864,0 23.240,6 0,0 71,6 0,0 22.864,0 22.935,6 0,0% 19,0% 0,0% 100,0% 98,7%

2 018 KEMENTAN 039100 DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN

SEMARANG 0,0 249,0 0,0 8.339,0 8.588,0 0,0 31,1 0,0 8.339,0 8.370,1 0,0% 12,5% 0,0% 100,0% 97,5%

3 018 KEMENTAN 039124 DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN

TEMANGGUNG 0,0 192,0 0,0 7.309,0 7.501,0 0,0 0,0 0,0 7.309,0 7.309,0 0,0% 0,0% 0,0% 100,0% 97,4%

4 018 KEMENTAN 039119 DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN CILACAP 0,0 204,6 0,0 2.771,0 2.975,6 0,0 43,7 0,0 2.771,0 2.814,7 0,0% 21,4% 0,0% 100,0% 94,6%

5 018 KEMENTAN 039132 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, PERKEBUNAN DAN

KEHUTANAN KAB. KARANGANYAR 0,0 249,0 0,0 8.339,0 8.588,0 0,0 0,0 0,0 7.250,0 7.250,0 0,0% 0,0% 0,0% 86,9% 84,4%

6 018 KEMENTAN 039129 DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN

K/L SATKER

PAGU HARIAN REALISASI HARIAN %

No.

(Dalam Juta Rp)

35

6 018 KEMENTAN 039129 DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN

BOYOLALI 0,0 200,7 0,0 4.318,2 4.518,9 0,0 43,1 0,0 3.715,0 3.758,1 0,0% 21,4% 0,0% 86,0% 83,2%

7 018 KEMENTAN 039133 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

KABUPATEN WONOGIRI 0,0 236,7 0,0 6.501,0 6.737,7 0,0 36,0 0,0 5.231,6 5.267,6 0,0% 15,2% 0,0% 80,5% 78,2%

8 018 KEMENTAN 039128 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KAB. KLATEN 0,0 262,5 0,0 9.247,4 9.509,9 0,0 34,0 0,0 7.250,0 7.284,0 0,0% 13,0% 0,0% 78,4% 76,6%

9 005 MA 400999 PENGADILAN AGAMA REMBANG 0,0 18,7 0,0 0,0 18,7 0,0 13,5 0,0 0,0 13,5 0,0% 72,0% 0,0% 0,0% 72,0%

10 005 MA 400861 PENGADILAN AGAMA PEKALONGAN 0,0 5,1 0,0 0,0 5,1 0,0 3,6 0,0 0,0 3,6 0,0% 70,6% 0,0% 0,0% 70,6%

11 060 POLRI 651025 BID TI POLDA JATENG 3.406,7 6.523,9 0,0 0,0 9.930,5 1.587,4 5.161,5 0,0 0,0 6.748,9 46,6% 79,1% 0,0% 0,0% 68,0%

12 025 KEMENAG 416975 KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA SURAKARTA 4.141,0 161,4 56,0 0,0 4.358,4 2.744,6 8,9 55,1 0,0 2.808,5 66,3% 5,5% 98,4% 0,0% 64,4%

13 005 MA 401169 PENGADILAN AGAMA SUKOHARJO 0,0 5,5 0,0 0,0 5,5 0,0 3,5 0,0 0,0 3,5 0,0% 63,4% 0,0% 0,0% 63,4%

14 018 KEMENTAN 039110 DINAS PERTANIAN, TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN KAB.

PATI 0,0 319,2 0,0 7.890,2 8.209,4 0,0 79,7 0,0 5.040,2 5.119,9 0,0% 25,0% 0,0% 63,9% 62,4%

15 005 MA 614711 PENGADILAN AGAMA KAJEN 0,0 8,3 0,0 0,0 8,3 0,0 5,2 0,0 0,0 5,2 0,0% 61,8% 0,0% 0,0% 61,8%

16 005 MA 400921 PENGADILAN AGAMA SALATIGA 0,0 7,2 0,0 0,0 7,2 0,0 4,4 0,0 0,0 4,4 0,0% 61,5% 0,0% 0,0% 61,5%

17 005 MA 401153 PENGADILAN AGAMA WONOGIRI 0,0 11,8 0,0 0,0 11,8 0,0 7,1 0,0 0,0 7,1 0,0% 60,6% 0,0% 0,0% 60,6%

18 005 MA 401019 PENGADILAN AGAMA MAGELANG 0,0 3,5 0,0 0,0 3,5 0,0 2,0 0,0 0,0 2,0 0,0% 57,8% 0,0% 0,0% 57,8%

19 018 KEMENTAN 030453 DINAS PERTANIAN, TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

KABUPATEN GROBOGAN 0,0 2.308,7 0,0 0,0 2.308,7 0,0 1.299,7 0,0 0,0 1.299,7 0,0% 56,3% 0,0% 0,0% 56,3%

20 060 POLRI 679588 DITPAMOBVIT POLDA JAWA TENGAH 4.394,4 1.042,9 0,0 0,0 5.437,3 2.656,2 388,0 0,0 0,0 3.044,2 60,4% 37,2% 0,0% 0,0% 56,0%

SATKER lainnya 13.799.819,1 12.278.622,5 12.062.009,8 1.592.151,7 39.732.603,1 4.888.370,7 2.005.507,6 671.092,6 233.896,3 7.798.867,2 35,4% 16,3% 5,6% 14,7% 19,6%13.811.761,2 12.291.009,7 12.062.065,8 1.669.730,5 39.834.567,2 4.895.358,8 2.012.744,0 671.147,7 303.666,1 7.882.916,7 35,4% 16,4% 5,6% 18,2% 19,8%JUMLAH JAWA TENGAH

Terdapat Satker dengan alokasi anggaran kegiatan untuk Bantuan Sosial realisasi telah mencapai 90-100%

Page 36: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

20 SATKER PROSENTASE TERBESAR REALISASI ANGGARAN TA 2015PROVINSI YOGYAKARTA

(Dalam Juta Rp)

51 BELANJA

PEGAWAI

52 BELANJA

BARANG

53 BELANJA

MODAL

57 BELANJA

BANTUAN

SOSIAL

TOTAL51 BELANJA

PEGAWAI

52

BELANJA

BARANG

53

BELANJA

MODAL

57

BELANJA

BANTUAN

SOSIAL

TOTAL

51

BELANJA

PEGAWAI

52

BELANJA

BARANG

53

BELANJA

MODAL

57

BELANJA

BANTUAN

SOSIAL

TOTAL

1 018 KEMENTAN 049064 DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN

KEHUTANAN KABUPATEN SLEMAN 0,0 249,0 0,0 8.339,0 8.588,0 0,0 48,0 0,0 8.339,0 8.387,0 0,0% 19,3% 0,0% 100,0% 97,7%

2 018 KEMENTAN 049068 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN

KABUPATEN KULONPROGO 0,0 302,4 0,0 10.143,0 10.445,4 0,0 90,8 0,0 9.856,2 9.947,0 0,0% 30,0% 0,0% 97,2% 95,2%

3 018 KEMENTAN 049063 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN

KABUPATEN BANTUL 0,0 209,9 0,0 2.893,0 3.102,9 0,0 26,0 0,0 2.845,5 2.871,5 0,0% 12,4% 0,0% 98,4% 92,5%

4 033 KEMEN. PU 493580 PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

DI. YOGYAKARTA 56,2 93,6 0,0 0,0 149,8 56,2 65,1 0,0 0,0 121,3 100,0% 69,6% 0,0% 0,0% 81,0%

5 018 KEMENTAN 049065 DINAS TANAMAN PANGAN DAN

HORTIKULTURA KAB. GUNUNG KIDUL 0,0 174,8 0,0 3.608,0 3.782,8 0,0 52,7 0,0 2.707,7 2.760,4 0,0% 30,2% 0,0% 75,0% 73,0%

6 033 KEMEN. PU 279064 BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN VIII 661,3 1.034,9 0,0 0,0 1.696,2 563,0 585,1 0,0 0,0 1.148,1 85,1% 56,5% 0,0% 0,0% 67,7%

PAGU HARIAN REALISASI HARIAN %

K/L SATKERNo.

36

6 033 KEMEN. PU 279064 BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN VIII 661,3 1.034,9 0,0 0,0 1.696,2 563,0 585,1 0,0 0,0 1.148,1 85,1% 56,5% 0,0% 0,0% 67,7%

7 033 KEMEN. PU 049029 DINAS PEKERJAAN UMUM, PERUMAHAN DAN

ENERGI SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI D.I.

YOGYAKARTA 0,0 7.192,9 17.208,8 0,0 24.401,7 0,0 1.281,7 14.948,3 0,0 16.230,0 0,0% 17,8% 86,9% 0,0% 66,5%

8 005 MA 663293 PENGADILAN MILITER II - 11 DI

YOGYAKARTA 0,0 75,0 0,0 0,0 75,0 0,0 40,7 0,0 0,0 40,7 0,0% 54,2% 0,0% 0,0% 54,2%

9 060 POLRI 651100 DITPAMOBVIT POLDA DIY 6.586,7 914,7 0,0 0,0 7.501,5 3.696,8 289,5 0,0 0,0 3.986,4 56,1% 31,7% 0,0% 0,0% 53,1%

10 060 POLRI 643791 SATBRIMOB POLDA DIY 45.786,8 1.806,8 0,0 0,0 47.593,6 24.415,2 431,1 0,0 0,0 24.846,2 53,3% 23,9% 0,0% 0,0% 52,2%

11 060 POLRI 643759 RO SDM POLDA DIY 14.902,7 1.861,3 0,0 0,0 16.763,9 8.052,6 676,4 0,0 0,0 8.729,0 54,0% 36,3% 0,0% 0,0% 52,1%

12 025 KEMENAG 417689 KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KAB.

BANTUL 129,0 0,0 0,0 0,0 129,0 67,1 0,0 0,0 0,0 67,1 52,0% 0,0% 0,0% 0,0% 52,0%

13 060 POLRI 651088 BID TI POLDA DIY 2.662,4 1.667,7 0,0 0,0 4.330,1 1.131,5 1.112,1 0,0 0,0 2.243,6 42,5% 66,7% 0,0% 0,0% 51,8%

14 012 KEMENHAN 344809 RSPAU DR. S. HARDJOLUKITO 29.897,9 299,1 0,0 0,0 30.197,0 14.930,6 73,0 0,0 0,0 15.003,6 49,9% 24,4% 0,0% 0,0% 49,7%

15 005 MA 401225 PENGADILAN AGAMA BANTUL 5.855,6 413,5 250,0 0,0 6.519,0 2.836,3 156,2 237,0 0,0 3.229,4 48,4% 37,8% 94,8% 0,0% 49,5%

16 060 POLRI 669165 DITRESNARKOBA POLDA D.I.Y 6.998,9 1.245,6 0,0 0,0 8.244,5 3.619,3 449,1 0,0 0,0 4.068,4 51,7% 36,1% 0,0% 0,0% 49,3%

17 060 POLRI 643873 POLRES SLEMAN 116.681,7 18.300,2 0,0 0,0 134.981,9 61.414,1 4.916,1 0,0 0,0 66.330,2 52,6% 26,9% 0,0% 0,0% 49,1%

18 060 POLRI 643848 POLRES BANTUL 89.237,2 15.191,4 0,0 0,0 104.428,6 46.478,5 4.467,7 0,0 0,0 50.946,2 52,1% 29,4% 0,0% 0,0% 48,8%

19 060 POLRI 643831 POLRESTA YOGYAKARTA 101.323,7 15.053,6 4.271,5 0,0 120.648,8 53.229,0 4.408,6 1.023,6 0,0 58.661,2 52,5% 29,3% 24,0% 0,0% 48,6%

20 006 KEJAGUNG 005662 KEJAKSAAN NEGERI YOGYAKARTA 5.938,4 2.450,9 150,0 0,0 8.539,3 3.324,4 777,1 36,2 0,0 4.137,7 56,0% 31,7% 24,1% 0,0% 48,5%

SATKER lainnya 3.831.326,3 2.784.188,7 1.623.776,0 158.020,6 8.397.311,6 1.177.903,9 390.279,7 149.047,3 19.780,8 1.737.011,8 30,7% 14,0% 9,2% 12,5% 20,7%

4.258.044,6 2.852.726,0 1.645.656,2 183.003,6 8.939.430,5 1.401.718,5 410.226,6 165.292,5 43.529,1 2.020.766,8 32,9% 14,4% 10,0% 23,8% 22,6%JUMLAH D.I. YOGYAKARTA

Terdapat Satker dengan alokasi anggaran kegiatan untuk Bantuan Sosial realisasi telah mencapai 90-100%

Page 37: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

CATATAN HALAMAN IV DIPA (BLOKIR) Dalam miliar Rupiah

25,00%

30,00%

35,00%

40,00%

45,00%

50,00%

100.000,00

120.000,00

140.000,00

160.000,00

180.000,00

200.000,00

Re

alis

asi

dal

am m

ilia

r ru

piah

BLOKIR ANGGARAN TA 2014 - 2015 (MONTH TO MONTH)

Perpres Jan Feb Mar April May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Des

2014 155.916,78 117.955,09 50.661,94 42.359,11 27.294,62 26.588,85 25.681,63 24.461,74 24.551,70 23.268,49 21.985,28 9.478,56 5.969,40

2015 45.088,10 45.088,10 45.088,10 45.088,10 75.389,00 65.753,60 51.944,50

% 2014 24,44% 18,49% 7,94% 6,64% 4,28% 4,17% 4,03% 4,06% 4,08% 3,86% 3,65% 1,57% 0,99%

% 2015 6,97% 6,97% 5,67% 5,67% 9,48% 8,27% 6,53%

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

0,00

20.000,00

40.000,00

60.000,00

80.000,00

Re

alis

asi

dal

am m

ilia

r ru

piah

Blokir TA 2014 Keppres APBN sebesar Rp155.916,78 M (24,4% dari APBN Rp637.841,6 M) dan pada akhir TA(Desember 2014) menjadi Rp5.969,4 M (0,99% dari APBN-P Rp602.292,0 M)

Blokir TA 2015 Keppres APBN sebesar Rp45.088,10 M (6,9% dari APBN Rp647.309,9 M) dan pada tanggal 1 Juni 2015menjadi Rp51.944,5 M (6,5% dari APBN-P Rp795.480,4 M)

Page 38: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

CATATAN HALAMAN IV DIPA (BLOKIR) TA 2015(NASIONAL, PROV. JATENG dan YOGYA)

Dalam Miliar Rp)

1 KP 2 KD 3 DK 4 TP 5 UB TOTAL 1 KP 2 KD 3 DK 4 TP 5 UB TOTAL 1 KP 2 KD 3 DK 4 TP 5 UB TOTAL1 01 DKI JAKARTA 413.981,7 17.771,3 145,1 43,3 5,4 431.946,7 45.678,8 323,9 3,1 0,8 0,0 46.006,7 11,0% 1,8% 2,1% 1,9% 0,0% 10,7%

2 PERWAKILAN LUAR NEGERI 4.337,6 0,0 0,0 0,0 0,0 4.337,6 161,0 0,0 0,0 0,0 0,0 161,0 3,7% 3,7%

3 02 JAWA BARAT 16.602,1 22.663,5 629,8 1.938,9 291,5 42.125,8 320,4 200,0 52,0 9,0 5,7 587,1 1,9% 0,9% 8,3% 0,5% 1,9% 1,4%

4 03 JAWA TENGAH 13.147,1 23.817,1 664,5 2.205,9 0,0 39.834,6 487,0 239,1 47,8 4,5 0,0 778,4 3,7% 1,0% 7,2% 0,2% 2,0%

5 04 DI YOGYAKARTA 2.603,7 5.891,0 194,9 249,8 0,0 8.939,4 26,1 86,8 6,0 1,4 0,0 120,3 1,0% 1,5% 3,1% 0,5% 1,3%

6 05 JAWA TIMUR 13.437,7 27.877,2 751,6 2.341,7 93,3 44.501,5 225,0 903,1 89,1 8,9 0,0 1.226,0 1,7% 3,2% 11,9% 0,4% 0,0% 2,8%

7 06 ACEH 4.041,5 7.822,9 395,5 1.392,0 0,0 13.651,9 25,5 95,5 37,4 4,7 0,0 163,1 0,6% 1,2% 9,4% 0,3% 1,2%

8 07 SUMATERA UTARA 9.440,1 10.370,1 469,7 1.098,4 19,5 21.397,8 607,6 42,2 39,9 5,5 0,0 695,1 6,4% 0,4% 8,5% 0,5% 0,0% 3,2%

9 08 SUMATERA BARAT 3.105,5 8.745,2 296,5 745,5 12,2 12.904,8 16,2 129,4 18,5 6,3 0,0 170,3 0,5% 1,5% 6,2% 0,8% 0,0% 1,3%

10 09 RIAU 1.705,1 4.882,8 237,4 389,4 3,2 7.217,9 5,5 153,2 13,3 4,3 0,0 176,3 0,3% 3,1% 5,6% 1,1% 0,0% 2,4%

11 10 JAMBI 1.819,0 3.662,0 229,5 514,7 3,6 6.228,7 0,0 123,7 13,0 8,9 0,0 145,7 0,0% 3,4% 5,7% 1,7% 0,0% 2,3%

12 11 SUMATERA SELATAN 5.863,3 6.861,3 324,5 1.514,2 111,0 14.674,2 376,7 83,1 24,3 0,0 49,9 534,0 6,4% 1,2% 7,5% 0,0% 45,0% 3,6%

13 12 LAMPUNG 2.585,4 5.683,0 323,3 1.466,0 9,5 10.067,2 4,8 98,3 20,6 1,7 0,0 125,3 0,2% 1,7% 6,4% 0,1% 0,0% 1,2%

14 13 KALIMANTAN BARAT 4.880,4 5.023,9 305,7 942,3 167,4 11.319,7 38,9 124,3 27,8 7,6 79,8 278,3 0,8% 2,5% 9,1% 0,8% 47,7% 2,5%

15 14 KALIMANTAN TENGAH 2.060,9 3.752,1 255,9 550,9 96,2 6.716,1 0,0 306,2 25,1 5,4 40,0 376,6 0,0% 8,2% 9,8% 1,0% 41,6% 5,6%

16 15 KALIMANTAN SELATAN 2.113,4 5.333,3 266,0 607,8 0,0 8.320,4 5,9 212,8 16,6 4,7 0,0 240,0 0,3% 4,0% 6,2% 0,8% 2,9%

17 16 KALIMANTAN TIMUR 4.228,4 4.784,5 221,8 642,6 0,0 9.877,4 17,8 351,9 13,8 0,0 0,0 383,5 0,4% 7,4% 6,2% 0,0% 3,9%

18 17 SULAWESI UTARA 3.925,6 5.588,6 274,0 684,6 41,6 10.514,5 37,8 117,3 22,8 2,8 19,8 200,5 1,0% 2,1% 8,3% 0,4% 47,7% 1,9%

19 18 SULAWESI TENGAH 3.006,5 4.160,0 272,3 1.121,9 0,0 8.560,6 6,0 290,7 19,0 21,5 0,0 337,3 0,2% 7,0% 7,0% 1,9% 3,9%

%BLOKIRPAGULOKASINo.

38

Catatan Halaman IV (Blokir) s.d. 11 Juni 2015, untuk wilayah Provinsi Jawa Tengah mencapai Rp778,4Miliar (2,0%) dari Pagu RKA-KL DIPA dan untuk Provinsi DI Yogyakarta mencapai Rp120,3 miliar (1,3%)dari Pagu RKA-KL DIPA, lebih kecil dari rata-rata blokir nasional Rp57.672,34 Miliar (6,5%).

19 18 SULAWESI TENGAH 3.006,5 4.160,0 272,3 1.121,9 0,0 8.560,6 6,0 290,7 19,0 21,5 0,0 337,3 0,2% 7,0% 7,0% 1,9% 3,9%

20 19 SULAWESI SELATAN 8.186,3 12.297,8 441,4 2.845,8 0,0 23.771,3 23,8 552,6 29,6 12,2 0,0 618,2 0,3% 4,5% 6,7% 0,4% 2,6%

21 20 SULAWESI TENGGARA 2.891,8 3.742,2 266,5 1.156,6 0,0 8.057,2 12,0 330,0 21,3 15,0 0,0 378,4 0,4% 8,8% 8,0% 1,3% 4,7%

22 21 MALUKU 4.555,7 4.632,0 248,2 461,0 55,4 9.952,4 124,1 365,1 21,0 7,3 26,6 544,1 2,7% 7,9% 8,5% 1,6% 48,1% 5,5%

23 22 BALI 3.385,9 7.094,5 210,4 434,3 0,0 11.125,1 7,7 98,3 10,6 0,0 0,0 116,6 0,2% 1,4% 5,0% 0,0% 1,0%

24 23 NUSA TENGGARA BARAT 2.940,4 4.373,3 297,9 1.188,4 161,1 8.961,1 16,0 174,2 20,3 8,9 69,4 288,7 0,5% 4,0% 6,8% 0,7% 43,1% 3,2%

25 24 NUSA TENGGARA TIMUR 3.650,5 5.440,2 406,6 904,5 136,8 10.538,6 15,0 365,5 45,1 1,0 58,6 485,2 0,4% 6,7% 11,1% 0,1% 42,8% 4,6%

26 25 PAPUA 7.728,9 6.279,2 415,7 567,9 0,0 14.991,6 44,5 622,9 64,0 0,0 0,0 731,4 0,6% 9,9% 15,4% 0,0% 4,9%

27 26 BENGKULU 1.308,5 2.618,8 210,6 562,6 5,9 4.706,4 15,0 26,8 12,1 1,5 0,0 55,4 1,1% 1,0% 5,7% 0,3% 0,0% 1,2%

28 28 MALUKU UTARA 2.644,5 2.658,9 207,0 480,2 0,0 5.990,5 0,0 320,7 15,3 11,5 0,0 347,5 0,0% 12,1% 7,4% 2,4% 5,8%

29 29 BANTEN 3.174,1 7.669,7 228,4 372,8 13,8 11.458,8 22,1 39,1 14,1 1,0 0,0 76,4 0,7% 0,5% 6,2% 0,3% 0,0% 0,7%

30 30 KEP. BANGKA BELITUNG 893,2 1.470,9 147,7 152,1 2,6 2.666,5 0,0 1,1 6,3 0,0 0,0 7,3 0,0% 0,1% 4,2% 0,0% 0,0% 0,3%

31 31 GORONTALO 2.271,0 2.142,4 184,7 537,6 38,7 5.174,3 0,3 32,3 13,0 0,0 18,3 64,0 0,0% 1,5% 7,0% 0,0% 47,4% 1,2%

32 32 KEPULAUAN RIAU 2.565,7 3.267,1 152,1 79,5 3,5 6.067,8 0,0 424,1 7,6 2,9 0,0 434,5 0,0% 13,0% 5,0% 3,7% 0,0% 7,2%

33 33 PAPUA BARAT 4.263,7 3.007,4 240,5 366,4 0,0 7.877,9 25,7 345,3 24,5 8,5 0,0 404,0 0,6% 11,5% 10,2% 2,3% 5,1%

34 34 SULAWESI BARAT 1.653,3 1.333,3 161,3 712,0 47,4 3.907,3 15,3 197,3 17,3 4,1 22,6 256,6 0,9% 14,8% 10,7% 0,6% 47,8% 6,6%

35 35 KALIMANTAN UTARA 1.797,2 1.106,9 81,4 311,8 0,0 3.297,2 0,0 152,9 5,5 0,0 0,0 158,5 0,0% 13,8% 6,8% 0,0% 4,8%

566.795,68 243.824,19 10.158,11 29.583,41 1.319,37 851.680,76 48.362,30 7.929,73 817,60 171,89 390,83 57.672,34 8,5% 3,3% 8,0% 0,6% 29,6% 6,8%TOTAL

Page 39: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

PAGU, BLOKIR DAN REALISASI ANGGARAN BEBERAPA SATKER (JATENG DAN YOGYAKARTA)

(Dalam Rp)

NO. PROVINSI K/L SATKERPAGU RKA-K/L

DIPABLOKIR REALISASI

%

REALISASIKET

1 03 JAWA TENGAH 005 MA 099115 PENGADILAN NEGERI SURAKARTA 118.135.000 0 38.344.700 32,5%

2 03 JAWA TENGAH 005 MA 401180 PENGADILAN AGAMA SURAKARTA 4.451.003.000 0 1.944.825.023 43,7%

3 03 JAWA TENGAH 010 KEMENDAGRI 035662 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA

SURAKARTA1.158.581.000 0 0,0%

4 03 JAWA TENGAH 012 KEMENHAN 344859 LANUD ADI SOEMARMO 106.112.274.000 0 43.215.247.592 40,7%

5 03 JAWA TENGAH 013 KEMENHUMHAM 404903 BALAI PEMASYARAKATAN SURAKARTA 4.463.171.000 0 2.035.762.160 45,6%

6 03 JAWA TENGAH 013 KEMENHUMHAM 404919 RUMAH TAHANAN NEGARA SURAKARTA 13.673.564.000 0 5.626.694.122 41,2%

7 03 JAWA TENGAH 013 KEMENHUMHAM 408944 KANTOR IMIGRASI SURAKARTA 11.980.225.000 0 2.519.156.845 21,0%

8 03 JAWA TENGAH 015 KEMENKEU 527289 KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA SURAKARTA 7.436.905.000 0 2.254.707.218 30,3%

9 03 JAWA TENGAH 018 KEMENTAN 032511 DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOYOLALI 7.446.870.000 0 47.734.000 0,6%

10 03 JAWA TENGAH 018 KEMENTAN 039625 BADAN KETAHANAN PANGAN KAB. SUKOHARJO 526.551.000 0 82.322.100 15,6%

39

11 03 JAWA TENGAH 022 KEMENHUB412823 KANTOR KESYAHBANDARAN DAN OTORITAS PELABUHAN

TANJUNG EMAS 215.348.417.000 25.000.000.000 7.206.301.782 3,3%

12 03 JAWA TENGAH 022 KEMENHUB 412879 DISTRIK NAVIGASI SEMARANG 54.033.937.000 0 11.807.863.516 21,9%

13 03 JAWA TENGAH 022 KEMENHUB 414330 POLITEKNIK ILMU PELAYARAN SEMARANG 203.724.060.000 0 19.130.171.794 9,4%

14 03 JAWA TENGAH 022 KEMENHUB 466740 PENGEMBANGAN LLAJ JAWA TENGAH 29.662.775.000 0 5.221.705.423 17,6%

15 03 JAWA TENGAH 022 KEMENHUB 467060 PENGEMBANGAN LLASDP JAWA TENGAH 22.286.830.000 0 2.591.331.800 11,6%

16 03 JAWA TENGAH 022 KEMENHUB 467321 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH JAWA BAGIAN

TENGAH2.272.730.116.000 401.407.931.000 0,0%

17 03 JAWA TENGAH 023 KEMENDIKBUD 189882 UNIVERSITAS SEBELAS MARET 1.103.896.700.000 0 269.226.501.319 24,4%

18 03 JAWA TENGAH 024 KEMENKES 415567 RS ORTHOPAEDI PROF. DR.R. SOEHARSO SURAKARTA 210.231.842.000 0 33.751.866.321 16,1%

19 03 JAWA TENGAH 024 KEMENKES416211 BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN

OBAT DAN OBAT TRADISIONAL TAWANGMANGU 113.635.000.000 4.476.855.000 6.798.418.754 6,0%

20 03 JAWA TENGAH 024 KEMENKES520607 BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN VEKTOR DAN

RESERVOIR PENYAKIT SALATIGA 108.273.000.000 0 16.585.375.287 15,3%

21 03 JAWA TENGAH 024 KEMENKES 632259 POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA 43.829.249.000 0 11.007.964.843 25,1%

22 03 JAWA TENGAH 025 KEMENAG 416973 KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA SURAKARTA 22.354.361.000 0 6.971.850.898 31,2%

23 03 JAWA TENGAH 026 KEMENAKERTRANS 035636 BALAI BESAR LATIHAN KERJA INDUSTRI SURAKARTA 47.450.553.000 0 9.158.592.723 19,3%

24 03 JAWA TENGAH 029 KEMENHUT 400345 BALAI PENGELOLAAN DAS SOLO 7.355.800.000 0 87.860.000 1,2%

25 03 JAWA TENGAH 029 KEMENHUT 427200 BALAI PENGELOLAAN DAS SOLO 34.232.558.000 0 3.471.291.794 10,1%

Page 40: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

PAGU, BLOKIR DAN REALISASI ANGGARAN BEBERAPA SATKER (JATENG DAN YOGYAKARTA)

NO. PROVINSI K/L SATKERPAGU RKA-K/L

DIPABLOKIR REALISASI

%

REALISASIKET

26 03 JAWA TENGAH 029 KEMENHUT427448 BALAI PENELITIAN TEKNOLOGI KEHUTANAN PENGELOLAAN

DAERAH ALIRAN SUNGAI 14.575.447.000 0 3.726.464.599 25,6%

27 03 JAWA TENGAH 029 KEMENHUT 574317 BALAI TAMAN NASIONAL GUNUNG MERBABU 10.489.622.000 0 2.158.283.784 20,6%

28 04 DI YOGYAKARTA 032 KEMEN. KP 040093 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI YOGYAKARTA 405.305.000 0 50.177.100 12,4%

29 04 DI YOGYAKARTA 032 KEMEN. KP649725 STASIUN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN

KEAMANAN HASIL PERIKANAN KELAS I YOGYAKARTA 5.982.989.000 0 2.055.008.639 34,3%

30 04 DI YOGYAKARTA 032 KEMEN. KP660055 LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN MEKANISASI

PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN 8.027.069.000 0 1.721.769.561 21,4%

31 03 JAWA TENGAH 033 KEMEN. PU 030156 SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN BBWS BENGAWAN SOLO 625.546.416.000 0 152.089.355.635 24,3%

32 03 JAWA TENGAH 033 KEMEN. PU 474981 PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH II PROPINSI JAWA

TENGAH408.846.866.000 200.000.000 44.576.538.132 10,9%

33 03 JAWA TENGAH 033 KEMEN. PU 488119 PELAKSANAAN JALAN NASIONAL METROPOLITAN SEMARANG 205.281.603.000 0 29.010.916.038 14,1%

34 03 JAWA TENGAH 033 KEMEN. PU 498180 SNVT PELAKSANAAN JARINGAN SUMBER AIR BENGAWAN SOLO 550.107.129.000 0 58.803.966.436 10,7%

(Dalam Rp)

40

34 03 JAWA TENGAH 033 KEMEN. PU 498180 SNVT PELAKSANAAN JARINGAN SUMBER AIR BENGAWAN SOLO 550.107.129.000 0 58.803.966.436 10,7%

35 03 JAWA TENGAH 033 KEMEN. PU 498187 SNVT PELAKSANAAN JARINGAN PEMANFAATAN AIR

BENGAWAN SOLO145.992.111.000 0 23.607.428.868 16,2%

36 03 JAWA TENGAH 033 KEMEN. PU 498620 PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH I PROVINSI JATENG 1.295.717.939.000 0 77.497.673.338 6,0%

37 03 JAWA TENGAH 033 KEMEN. PU 503100 PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN KOTA

SURAKARTA24.300.000.000 0 0,0%

38 03 JAWA TENGAH 033 KEMEN. PU 505136 PELAKSANAAN JALAN BEBAS HAMBATAN SOLO - KERTOSONO 1.366.700.697.000 0 34.540.399.479 2,5%

39 03 JAWA TENGAH 033 KEMEN. PU 633872 BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI BENGAWAN SOLO 54.501.879.000 0 6.187.306.856 11,4%

40 03 JAWA TENGAH 033 KEMEN. PU 636846 BALAI LITBANG TEKNOLOGI SUNGAI DI SURAKARTA 16.371.984.000 0 3.157.156.345 19,3%

41 04 DI YOGYAKARTA 033 KEMEN. PU486454 PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN PENATAAN

BANGUNAN D.I. YOGYAKARTA 87.998.085.000 0 9.096.127.301 10,3%

42 04 DI YOGYAKARTA 033 KEMEN. PU 495741 PENGEMBANGAN AIR MINUM DAN SANITASI D.I. YOGYAKARTA 177.396.851.000 0 10.838.907.323 6,1%

43 03 JAWA TENGAH 040 KEMENPAREKRAF 030032 DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI JAWA

TENGAH3.000.000.000 0 0,0% likuidasi

44 03 JAWA TENGAH 040 KEMENPAREKRAF 030123 DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI JAWA

TENGAH4.983.460.000 3.622.460.000 0,0%

45 03 JAWA TENGAH 040 KEMENPAREKRAF031345 DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN REMBANG,

PROVINSI JAWA TENGAH 1.500.000.000 0 0,0%

46 03 JAWA TENGAH 040 KEMENPAREKRAF031346 DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN REMBANG,

PROVINSI JAWA TENGAH 1.500.000.000 0 0,0% likuidasi

47 03 JAWA TENGAH 040 KEMENPAREKRAF 031960 DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN

MAGELANG2.000.000.000 0 0,0%

48 03 JAWA TENGAH 040 KEMENPAREKRAF032935 DINAS KEBUDAYAAN, PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA

KAB. WONOGIRI 1.000.000.000 0 0,0%

49 03 JAWA TENGAH 040 KEMENPAREKRAF032939 DINAS KEBUDAYAAN, PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA

KAB. WONOGIRI 1.000.000.000 0 0,0% likuidasi

50 03 JAWA TENGAH 040 KEMENPAREKRAF 035515 DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN

MAGELANG2.000.000.000 0 0,0%

Page 41: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

PAGU, BLOKIR DAN REALISASI ANGGARAN BEBERAPA SATKER(JATENG DAN YOGYAKARTA)

NO. PROVINSI K/L SATKERPAGU RKA-K/L

DIPABLOKIR REALISASI

%

REALISASIKET

51 03 JAWA TENGAH 104 BNP2TKI426361 BALAI PELAYANAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN

TENAGA KERJA INDONESIA (BP3TKI) SEMARANG 11.840.880.000 0 3.282.671.899 27,7%

52 04 DI YOGYAKARTA 004 BPK 003030 BPK RI PERWAKILAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA12.513.785.000 0 3.953.767.274 31,6%

53 04 DI YOGYAKARTA 004 BPK 003031 BPK RI PERWAKILAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA5.490.815.000 0 1.602.491.250 29,2% likuidasi

54 04 DI YOGYAKARTA 019 KEMENPERIND 247178 AKADEMI TEKNOLOGI KULIT YOGYAKARTA 26.553.258.000 0 6.923.134.728 26,1%

55 04 DI YOGYAKARTA 019 KEMENPERIND 247182 SEKOLAH MENENGAH TEKNOLOGI INDUSTRI YOGYAKARTA 18.568.204.000 0 3.832.534.291 20,6%

56 04 DI YOGYAKARTA 019 KEMENPERIND 247199 BALAI BESAR KULIT, KARET DAN PLASTIK 24.404.302.000 0 8.654.464.687 35,5%

57 04 DI YOGYAKARTA 019 KEMENPERIND 247204 BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK 22.288.218.000 0 7.819.943.258 35,1%

58 04 DI YOGYAKARTA 019 KEMENPERIND 248522 BALAI DIKLAT INDUSTRI YOGYAKARTA 15.075.702.000 0 2.657.342.920 17,6%

59 04 DI YOGYAKARTA 020 KEMEN. ESDM412571 BALAI PENYELIDIKAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI

52.742.160.000 0 4.839.905.017 9,2%

(Dalam Rp)

41

59 04 DI YOGYAKARTA 020 KEMEN. ESDM KEBENCANAAN GEOLOGI 52.742.160.000 0 4.839.905.017 9,2%

60 04 DI YOGYAKARTA 022 KEMENHUB 466731 PENGEMBANGAN LLAJ D.I. YOGYAKARTA 13.123.636.000 6.123.736.000 136.405.300 1,0%

61 04 DI YOGYAKARTA 022 KEMENHUB 467076 PENGEMBANGAN LLASDP D.I. YOGYAKARTA 2.685.195.000 0 96.997.400 3,6%

62 04 DI YOGYAKARTA 024 KEMENKES 632263 POLITEKNIK KESEHATAN JOGYAKARTA 51.503.502.000 0 15.779.319.367 30,6%

63 04 DI YOGYAKARTA 033 KEMEN. PU 498622 PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH PROVINSI D.I.

YOGYAKARTA240.158.714.000 0 37.592.418.352 15,7%

64 04 DI YOGYAKARTA 040 KEMENPAREKRAF 040037 DINAS PARIWISATA PROVINSI D. I. YOGYAKARTA 1.000.000.000 0 0,0% likuidasi

65 04 DI YOGYAKARTA 040 KEMENPAREKRAF 040130 DINAS PARIWISATA PROVINSI DI YOGYAKARTA 750.000.000 0 0,0% likuidasi

66 04 DI YOGYAKARTA 040 KEMENPAREKRAF 040133 DINAS PARIWISATA PROVINSI D. I. YOGYAKARTA 1.682.220.000 589.220.000 0,0%

67 04 DI YOGYAKARTA 040 KEMENPAREKRAF 040251 DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KAB. SLEMAN 1.000.000.000 0 0,0%

68 04 DI YOGYAKARTA 040 KEMENPAREKRAF 040258 DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KAB. SLEMAN 1.000.000.000 0 0,0% likuidasi

69 04 DI YOGYAKARTA 040 KEMENPAREKRAF 040356 DINAS KEBUDAYAAN DAN KEPARIWISATAAN KAB. GUNUNG

KIDUL2.000.000.000 0 0,0%

70 04 DI YOGYAKARTA 040 KEMENPAREKRAF 040363 DINAS KEBUDAYAAN DAN KEPARIWISATAAN KAB. GUNUNG

KIDUL2.000.000.000 0 0,0% likuidasi

71 04 DI YOGYAKARTA 040 KEMENPAREKRAF 049017 DINAS PARIWISATA PROVINSI D. I. YOGYAKARTA 573.000.000 0 0,0% likuidasi

72 04 DI YOGYAKARTA 040 KEMENPAREKRAF 049018 DINAS PARIWISATA PROVINSI D. I. YOGYAKARTA 220.000.000 0 0,0% likuidasi

73 04 DI YOGYAKARTA 040 KEMENPAREKRAF 049056 DINAS PARIWISATA PROVINSI D. I. YOGYAKARTA 889.220.000 589.220.000 0,0%

74 04 DI YOGYAKARTA 044 MENNEG KUKM040063 DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM

PROVINSI D.I. YOGYAKARTA 4.667.147.000 0 938.959.375 20,1%

75 04 DI YOGYAKARTA 090 KEMENDAG 447775 BALAI STANDARISASI METROLOGI LEGAL REGIONAL II 5.349.906.000 0 2.036.497.771 38,1%

76 04 DI YOGYAKARTA 104 BNP2TKI426370 BALAI PELAYANAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN

TENAGA KERJA INDONESIA (BP3TKI) YOGYAKARTA 5.974.046.000 0 2.159.396.472 36,1%

Page 42: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI DAYA SERAP ANGGARAN BELANJA K/L TAHUN 2015

I. Kehati-hatian K/L dalam pengelolaan anggaran: Lambatnya proses administrasi di K/L, antara lain lambatnya proses

pelelangan, lambatnya penetapan pejabat perbendaharaan danbelum siapnya pelaksana-pelaksana kegiatan di lapangan.

Belum efektif / belum ada register PHLN, dasar hukum belum diterbitkan, ketidaklengkapan data dukung sehingga anggaran diberi catatan.

42

Kendala dalam proses Pengadaan Barang dan Jasa.

Adanya output cadangan, catatan hal IV DIPA dari APIP.

II. Kendala Teknis di Lapangan, a.l. adanya permasalahan perijinan/pengadaan/pembebasan lahan, dan Bencana alam dan masalah sosial.

Page 43: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI DAYA SERAP ANGGARAN BELANJA K/L TAHUN 2015

III. Implementasi kebijakan :i. Inpres Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Langkah-Langkah

Penghematan dan Pemanfaatan Anggaran Belanja Perjalanan Dinasdan Meeting/Konsinyering K/L Dalam Rangka Pelaksanaan APBN TA2015, dalam RKA-KL /DIPA harus dilakukan diidentifikasi,selfblocking, usul revisi pemanfaatan;

ii. Moratorium pembangunan gedung kantor baru,

43

iii. Dana optimalisasi DPR yang harus terlebih dahulu di reviu BPKP;

iv. pelaksanaan belanja bansos yang harus memperhatikan hasil reviu BPKP TA 2014 dan rekomendasi KPK .

v. Adanya 11 K/L baru dan berubah dalam Kabinet Kerja yang berimbas terhadap pelaksanaan anggaran Satker-Satker di daerah

Page 44: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

UPAYA PERCEPATAN REALISASI ANGGARAN BELANJA K/L TAHUN 2015

1. Percepatan penyelesaian revisi anggaran untuk kegiatan yang masih diberi catatan halaman IV DIPA (Blokir) sesuai mekanisme Revisi yang diatur dalam PMK Nomor 136/MK.02/2014 tentang Juksun Penyusunan dan Penelaaahan RKAKL, terkait : Dasar hukum pengalokasiannyaNomor register PHLN/PHDNRincian distribusi ke satker-satker untuk alokasi yang masih terpusat Alokasi anggaran yang masih memerlukan persetujuan Bappenas atau reviu BPKPPergeseran program yang memerlukan perstujuan DPR

2. Terhadap blokir anggaran PHLN yang Loan Agreement, register, atau Annual Work Plan(AWP)-nya berpotensi tidak terbit atau diterbitkan tahun 2013, agar diusulkan Revisi Drop

44

(AWP)-nya berpotensi tidak terbit atau diterbitkan tahun 2013, agar diusulkan Revisi Drop Loan, dan RM Pendampingnya dapat diusulkan direalokasi untuk mendukung kegiatan prioritas

3. Terhadap blokir PNBP/BLU, agar segera dilengkapi justifikasi (a.l. TOR, dasar hukum dalam rangka penggunaan PNBP)

4. Melakukan monitoring dan evaluasi penyerapan anggaran dan koordinasi penyelesaian hambatan realisasi anggaran melalui a. Aplikasi monev kinerja penganggaranb. Koordinasi dan pelaporan kepada Pejabat Penghubung TEPRA pada masing-masing

K/Lc. Sistem Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) – LKPP dan Outstanding Contract dalam

Aplikasi SPAN – Kemenkeu5. Kendala dalam penyelesaian revisi anggaran yang dihadapi agar dikoordinasikan dengan

Direktorat Jenderal Anggaran, atau melalui Pusat Layanan DJA

Page 45: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

DANA OPTIMALISASI APBN DAN APBN-P TAHUN 2015 YANG MEMERLUKAN REVIU BPKP

Seluruhnya Sebagian Jumlah

1 005 MA 150.000,0 150.000,0 - 150.000,0 - - - - -

2 022 KEMENHUB 50.000,0 50.000,0 - 50.000,0 - - - - -

3 060 POLRI 2.500.000,0 2.500.000,0 - 2.500.000,0 - - - - -

4 064 LEMHANAS 100.000,0 100.000,0 - 100.000,0 - - - - -

5 090 KEMENDAG 100.000,0 100.000,0 - 100.000,0 - - - - -

6 103 BNPB 900.000,0 900.000,0 - 900.000,0 - - - - -

7 019 KEMENPERIN 15.000,0 15.000,0 - 15.000,0 - - - - -

8 023 KEMENDIKBUD 4.435.000,0 4.435.000,0 - 4.435.000,0 - - - - -

9 025 KEMENAG 25.000,0 25.000,0 - 25.000,0 - - - - -

10 068 BKKBN 400.000,0 400.000,0 - 400.000,0 - - - - -

11 084 BSN 50.000,0 50.000,0 - 50.000,0 - - - - -

13 K/L : SELURUHNYA ALOKASINYA SESUAI DG KRITERIA

Dapat Dilaksanakan dan KL Segera Mengajukan Usul RevisiDi-Freeze krn Tdk

Sejalan RKP

Di-Freeze krn

Output Tdk

Terukur (Tumpang

Tindih)

Di-Freeze krn Tdk

Memenuhi

Akuntabilitas dan

Governance

Di-Freeze krn

Menolak DireviuJumlah

NoKode

BAKementerian Negara/Lembaga

Tambahan Anggaran

Hasil Reviu BPKP

DANA OPTIMALISASI APBN 2015 YANG MEMERLUKAN REVIU BPKPDANA OPTIMALISASI APBN 2015 YANG MEMERLUKAN REVIU BPKP(Dalam Juta Rp)

45

11 084 BSN 50.000,0 50.000,0 - 50.000,0 - - - - -

12 107 BASARNAS 785.000,0 785.000,0 - 785.000,0 - - - - -

Jumlah 9.510.000,0 9.510.000,0 - 9.510.000,0

Seluruhnya Sebagian Jumlah

1 002 DPR 783.310,0 - 783.110,0 783.110,0 - 200,0 - - 200,0

2 026 KEMENAKERTRANS 460.000,0 - 412.000,0 412.000,0 - - 48.000,0 - 48.000,0

3 027 KEMENSOS 50.000,0 - 13.000,0 13.000,0 - - 37.000,0 - 37.000,0

4 032 KKP 330.000,0 - 329.780,0 329.780,0 - 220,0 - - 220,0

5 033 KEMEN PU 7.075.000,0 - 7.070.443,2 7.070.443,2 - - 4.556,8 - 4.556,8

6 034 KEMENKO POLHUKAM 80.410,0 - 70.271,8 70.271,8 - 10.138,2 - - 10.138,2

7 035 KEMENKO PEREKONOMIAN 6.060,0 - - - - - 6.060,0 - 6.060,0

8 036 KEMENKO KESRA 63.800,0 - 48.970,0 48.970,0 14.830,0 - - - 14.830,0

9 050 BIN 960.000,0 - 955.440,0 955.440,0 - 4.560,0 - - 4.560,0

Jumlah 9.808.580,0 - 9.683.015,0 9.683.015,0

1 007 SETNEG 15.000,0 - - - - - 15.000,0 - 15.000,0

1 051 LSN 300.000,0 - - - - - - 300.000,0 300.000,0

Jumlah Di-Freeze 14.830,0 15.118,2 110.616,8 300.000,0 440.565,0

TOTAL JUMLAH 19.633.580,0 9.510.000,0 9.683.015,0 19.193.015,0 14.830,0 15.118,2 110.616,8 300.000,0 440.565,0

Di-Freeze krn Tdk

Memenuhi

Akuntabilitas dan

Governance

Hasil Reviu BPKP

Di-Freeze krn Tdk

Sejalan RKP

Di-Freeze krn

Menolak Direviu

Di-Freeze krn

Output Tdk

Terukur (Tumpang

Tindih)

Jumlah

9 K/L : SEBAGIAN ALOKASINYA SESUAI DG KRITERIA

1 K/L : SELURUH ALOKASINYA TDK SESUAI DG KRITERIA

1 K/L : BELUM DILAKUKAN REVIU

NoKode

BAKementerian Negara/Lembaga

Tambahan Anggaran

Dapat Dilaksanakan dan KL Segera Mengajukan Usul Revisi

Page 46: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

DANA OPTIMALISASI APBN DAN APBN-P TAHUN 2015 YANG MEMERLUKAN REVIU BPKP

DANA OPTIMALISASI APBNDANA OPTIMALISASI APBN--P 2015 HASIL REVIU BPKPP 2015 HASIL REVIU BPKP (Dalam Juta Rp)

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya/Sudah Tidak/Belum

1 MPR 365.000 365.000 - 365.000 - 365.000 - 365.000 - 365.000 - 365.000 - 365.000 -

2 DPR 1.635.000 1.635.000 - 1.113.124 521.876 1.635.000 - 1.635.000 - 1.635.000 - 1.635.000 - 1.113.124 521.876

3 BPK 100.000 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 -

4 MA 100.000 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 -

No.

Memenuhi Akuntabilitas dan GovernanceEfisien & Efektif

(Memperhtkn Std. Blj, Tdk

Tumpang Tindih, dgn

Output Terukur, &

Dibutuhkan KL dlm Rk

Mendk. pencapaian Target

dlm RKP

Sejalan dengan RKPPersetujuan Komisi V

DPR RI

Sesuai Tugas dan

Fungsi K/L

Simpulan Kesesuaian

dengan KriteriaSesuai Rencana

KerjaUsulan Tertulis K/L

Tambahan

Anggaran Kementerian Negara/Lembaga

46

4 MA 100.000 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 -

5 KEMENLU 150.000 - 150.000 150.000 - 150.000 - 150.000 - 150.000 - 150.000 - - 150.000

6 KEMENHAN 4.725.000 4.725.000 - 4.725.000 - 4.725.000 - 4.725.000 - 4.725.000 - 4.725.000 - 4.725.000 -

7 KEMENHUK & HAM 450.000 450.000 - 450.000 - 450.000 - 450.000 - 450.000 - 450.000 - 450.000 -

8 KEMENTERIAN RISTEK & DIKTI 1.200.000 1.200.000 - 1.199.918 82 1.200.000 - 1.200.000 - 1.200.000 - 298.200 901.800 298.118 901.882

9 KEMENTERIAN KUKM 50.000 - 50.000 50.000 - 50.000 - 50.000 - 50.000 - 50.000 - - 50.000

10 BIN 200.000 200.000 - 200.000 - 200.000 - 200.000 - 200.000 - 200.000 - 200.000 -

11 LSN 200.000 200.000 - 200.000 - 200.000 - 200.000 - 200.000 - 200.000 - 200.000 -

12 WANTANNAS 100.000 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 -

13 POLRI 3.850.000 3.850.000 - 3.850.000 - 3.850.000 - 3.850.000 - 3.850.000 - 3.850.000 - 3.850.000 -

14 LEMHANNAS 100.000 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 -

15 KEMENDES, PDT & TRANS 2.100.000 2.100.000 - 2.078.292 21.708 2.100.000 - 2.100.000 - 2.100.000 - 2.100.000 - 2.078.292 21.708

16 BMKG 50.000 50.000 - 48.000 2.000 50.000 - 50.000 - 50.000 - 50.000 - 48.000 2.000

17 KEMENPORA 374.000 374.000 - 369.000 5.000 5.000 369.000 374.000 - 374.000 - 374.000 - - 374.000

18 DPD 375.000 375.000 - 357.398 17.602 375.000 - 375.000 - 375.000 - 375.000 - 357.398 17.602

19 BASARNAS 200.000 200.000 - 200.000 - 200.000 - 200.000 - 200.000 - 200.000 - 200.000 -

87,51 12,49

11 8

TOTAL 15.422.200 901.800 16.324.000 2.039.068 14.284.932

JUMLAH K/L

PERSENTASE

369.000 15.955.000 16.324.000 568.268 15.755.732 200.000 16.124.000 16.324.000

Page 47: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara

K/L YANG BARU DAN YANG BERUBAH

Semula Menjadi (sesuai Keppres No. 121/P Tahun 2014)

1. Kemenko Kesra 1. Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusiadan Kebudayaan

2. - 2. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

3. Kemen PU4. Kemen Pera

3. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

5. Kemenparekraf 4. Kementerian Pariwisata

KL BARU DAN YANG BERUBAH

47

5. Kemenparekraf 4. Kementerian Pariwisata

6. Kemendikbud7. Kemenristek

5. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan6. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

8. Kemenhut9. KLH

7. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

10. Kemenakertrans11. Kemen PDT

8. Kementerian Ketenagakerjaan9. Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi 1)

12. - 10. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN 2)

1) Termasuk tambahan fungsi terkait Desa yang berasal dari Kemendagri2) BPN dan Ditjen Penataan Ruang KemenPU telah ada sebelumnya

Page 48: POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/154735-[_Konten_]-Konten D593.pdf · APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara