POKOK-POKOK PENATAAN SISTEM KEPEGAWAIAN NEGARA DALAM ...inovasi.lan.go.id/uploads/download/1424446414_Bunga-Rampai_6... · REPUBLIK INDONESIA (Perkembangan Konsep-Konsep dalam

Embed Size (px)

Citation preview

  • Bunga Rampai Administrasi Publik

    Lembaga Administrasi Negara, 2014 | 1

    POKOK-POKOK PENATAAN SISTEM KEPEGAWAIAN NEGARA

    DALAM KERANGKA PENEGAKAN NEGARA KESATUAN

    REPUBLIK INDONESIA (Perkembangan Konsep-Konsep

    dalam RUU ASN) 1

    Agustinus Sulistyo Tri P., SE., M.Si2

    Benedicta Retna Cahyarini, S. Sos3

    PENDAHULUAN

    Syarat berdirinya suatu negara paling tidak ada empat, yaitu (1)

    adanya wilayah yang berdaulat, (2) adanya rakyat yang menempati wilayah

    tersebut secara berdaulat, (3) adanya pemerintahan yang berdaulat dan (4)

    adanya pengakuan dari negara lain. Keempat syarat itulah yang akan

    menentukan berdirinya suatu negara. Apabila salah satu tidak dapat

    dipenuhi maka tidak bisa disebut sebagai satu negara yang berdaulat.

    Negara tanpa wilayah, maka akan berpotensi terjadinya penjajahan negara

    lainnya untuk memperoleh wilayah. Negara tanpa rakyat, siapa yang akan

    diurusi atau disejahterakan? Negara tanpa pemerintah yang berdaulat maka

    1Ide tulisan ini merupakan pemikiran penulis pada saat pembahasan draft awal

    RUU ASN pada tahun 2010 yang judulnya berubah-ubah dari RUU SDM Aparatur,

    RUU Pokok-Pokok Kepegawaian Negara, RUU SDM Penyelenggara Negara, RUU

    PegawaiNegara dan akhirnya menjadi RUU ASN. Ide ini muncul karena banyaknya

    jenis pegawai yang terlibat dalam penyelenggaraan pemerintahan negara sehingga

    perlu diklasifikasi dan dipetakan. Dalam perkembangan pembahasan terakhir

    tahun 2013 disepakati draft RUU ASN. 2Peneliti Madya, LAN ditempatkan di Pusat Inovasi Kelembagaan dan SDA. Terlibat

    dalam penyusunan dan perumusan RUU ASN dan kebijakan-kebijakan terkait SDM

    Aparatur. 3 Peneliti Pertama, LAN ditempatkan di Pusat Inovasi Kelembagaan dan SDA.

  • Bunga Rampai Administrasi Publik

    2 | Lembaga Administrasi Negara, 2014

    yang terjadi adalah perebutan kekuasaan untuk menentukan siapa yang

    menjadi penguasa dan pemimpin atas negara. Dan negara tanpa

    pengakuan dari negara lain adalah suatu kebohongan, karena

    keberadaannya tidak diakui atau dianggap tidak ada. Gambaran tersebut

    menunjukkan bahwa keempat syarat berdirinya negara tersebut memang

    harus dipenuhi semuanya tidak boleh salah satu atau salah dua, mutlak

    keempat-empatnya harus dipenuhi sebagai syarat berdirinya dan

    berdaulatnya suatu negara.

    Pemerintahan yang berdaulat dalam suatu negara menjadi suatu hal

    yang sangat penting dan krusial. Tanpa pemerintahan yang berdaulat maka

    niscaya keutuhan suatu negara dapat diwujudkan, yang muncul adalah

    adanya perpecahan dan perebutan kekuasaan antar pihak yang mau

    memimpin negara. Maka penetapan dan kejelasan pemerintahan ini

    menjadi sangat penting dalam suatu negara. Kejelasan pemerintahan akan

    menunjukkan kedaulatan suatu negara.

    Di Indonesia, pemerintahan yang berdaulat yang memerintah atau

    mengurusi negara seringkali disebut dengan istilah yang bermacam-macam.

    Sering disebut dengan istilah penyelenggara negara, aparatur negara,

    pejabat negara, pegawai negara, pegawai negeri, sumber daya aparatur dan

    lain sebagainya. Kesemuanya sebenarnya mempunyai pengertian atau

    makna dan tugas yang sama, yaitu diberi mandat dan kewenangan untuk

    menjalankan pemerintahan atau menyelenggarakan kekuasaan negara.

    Penyelenggara kekuasaan negara sebagaimana dijelaskan didalam

    UUD 1945 ada enam (6), yaitu penyelenggara negara yang menjalankan

    fungsi kekuasaan konstitutif (MPR), fungsikekuasaan eksekutif (Presiden),

    fungsi kekuasaan legislatif (DPR), fungsi kekuasaan yudikatif (MA), fungsi

    kekuasaan auditif (BPK) dan fungsi kekuasaan moneter (BI). Keenam

    penyelenggara kekuasaan negara ini didukung dengan pegawai yang

    seharusnya dikelola dengan sistem manajemen kepegawaian yang baik,

  • Bunga Rampai Administrasi Publik

    Lembaga Administrasi Negara, 2014 | 3

    sehingga menjadi insan yang handal, profesional dan berperilaku terpuji

    sehingga mampu menjalankan fungsi kekuasaannya dengan baik.Keenam

    penyelenggara kekuasaan negara ini meskipun mempunyai tugas dan fungsi

    yang berbeda tetapi pada prinsipnya menyelenggarakan fungsi yang sama,

    yaitu menjalankan pemerintahan negara.

    Namun demikian dalam pengelolaan kepegawaiannya, para pegawai

    penyelenggara negara tersebut tidak dikelola berdasarkan unit kerja atau

    kelompok penyelenggara kekuasaan yang dipegangnya tetapi lebih

    difokuskan pada kelompok, jenis atau status kepegawaiannya. Ada yang

    masuk kelompok pegawai negeri, pegawai negeri sipil (PNS), anggota

    legislatifatau lainnya. Selain itu ada juga pegawai-pegawai yang tersebar di

    banyak unit misalnya di Komisi, Badan atau lainnya yang dikelola dengan

    kebijakan yang berbeda pula. Pegawai-pegawai ini semuanya bisa

    dikategorikan sebagai penyelenggara negara karena tugas pokok dan

    fungsinya adalah terlibat dalam penyelenggaraan pemerintahan negara dan

    pembiayaan gaji mereka dibebankan dalam anggaran negara.

    Kondisi inilah yang menarik untuk dicermati dan dikaji. Masing-masing

    jenis pegawai mempunyai karakteristik yang berbeda satu dengan lainnya

    tetapi pada prinsipnya mempunyai tugas dan fungsi yang sama, yaitu

    menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam kerangka mewujudkan

    penegakanNegara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) maka sangat

    penting untuk memetakan bagaimana penyelenggaraan sistem

    kepegawaian para penyelenggara negara tersebut. Apakah sistem

    kepegawaian penyelenggara negara tersebut dapat mendukung upaya

    penegakan NKRI?

    Dalam tulisan berikut ini akan dibahas konsep yang berkembang

    dalam pembahasan RUU ASN. Dimana tujuan awalnya adalah memberikan

    payung kebijakan untuk menata sistem kepegawaian penyelenggara negara.

    Supaya pengelolaannya berada dalam satu garis yang sama, karena sama-

  • Bunga Rampai Administrasi Publik

    4 | Lembaga Administrasi Negara, 2014

    sama menjalankan tugas dan fungsi yang sama, yaitu menyelenggarakan

    pemerintahan negara. Konsep-konsep dikembangkan sejak tahun 2010

    sampai 2013 dan mengalami pergeseran. Berikut ini akan diulas secara

    ringkas dan lugas.

    SIAPA PENYELENGGARA NEGARA?

    Sebagaimana dijelaskan didepan bahwa begitu banyak kelompok,

    jenis atau status dari penyelenggara negara. Sehingga perlu diidentifikasi

    dan diklasifikasikan siapa itu penyelenggara negara dalam Negara

    Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam konsep awal yang

    dikembangkan pada tahun 2010 ada upaya melakukan simplifikasi

    penyelenggara negara. Gambar 1 berikut ini mencoba memetakan

    penyelenggara negara dalam konsep simplifikasi. Konsep simplifikasi

    dimaksudkan supaya klasifikasi penyelenggara negara menjadi lebih jelas

    dan tegas perbedaannya.

    Gambar 1

    Matrik Penyelenggara Negara

    Sumber : Konsep Awal RUU Penyelenggara Negara (konsep Nopember 2010)

  • Bunga Rampai Administrasi Publik

    Lembaga Administrasi Negara, 2014 | 5

    Dalam konsep RUU Penyelenggara Negara iniyang merupakan konsep

    awal diberikan definisi penyelenggara negara adalah unsur penyelenggara

    negara yang bertugas dan bertanggung jawab dalam penyelenggaraan

    pemerintahan negara yang terdiri dari pejabat negara dan pegawai negara.

    Konsep ini dikembangkan dari definisi penyelenggara negara sebagaimana

    tercantum dalam UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

    Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN. Dalam UU ini disebutkan bahwa

    Penyelenggara Negara adalah Pejabat Negara yang menjalankan

    fungsieksekutif, legislatif, atau yudikatif, dan pejabat lain yang funsi dan

    tugaspokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara sesuai

    denganketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Definisi ini

    dikembangkan karena penyelenggara negara tidak terbatas pada fungsi

    eksekutif, legislatif dan yudikatif tetapi juga meliputi fungsi konstitutif,

    auditif dan moneter.

    Selanjutnya yang dimaksud dengan pejabat negara adalah

    penyelenggara negara yang menjadi pimpinan dan atau anggota lembaga

    negara sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 dan pejabat negara

    lainnya yang ditetapkan oleh undang-undang. Lembaga negara sebagai

    disebut dalam UUD 1945 antara lain adalah Majelis Permusyawaratan

    Rakyat ( MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Presiden, (Badan

    Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah Agung (MA), Mahkamah Konstitusi

    (MK), Komisi Yudisial (KY), Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan Dewan

    Perwakilan Daerah (DPD). Sehingga yang dimaksud dengan pejabat negara

    adalah pimpinan dan atau anggota lembaga-lembaga negara tersebut.

    Sementara yang dimaksud dengan pegawai negara adalah penyelenggara

    negara yang tidak menjadi pimpinan dan atau anggota lembaga negara

    sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 dan pejabat negara lainnya yang

    ditetapkan oleh undang-undang.Atau dengan kata lain adalah pegawai atau

    staf dari pejabat negara.

  • Bunga Rampai Administrasi Publik

    6 | Lembaga Administrasi Negara, 2014

    Pegawai negara terdiri dari dua klasifikasi atau kelompok, yaitu

    pegawai negara militer dan pegawai negara sipil. Pegawai negara militer

    adalah Tentara Nasional Indonesia (TNI), yaitu pegawai negara yang

    dipersiapkan dan dipersenjatai untuk tugas-tugas pertahanan negara guna

    menghadapi ancaman militer maupun ancaman bersenjata sesuai

    peraturan perundang-undangan yang berlaku. Spesifikasi tugas dari TNI

    adalah pada tugas pertahanan negara, mengamankan kedaulatan wilayah

    negara. Sementara pegawai negara sipil adalah pegawai negara yang

    diserahi tugas dalam jabatan sipil atau diserahi tugas negara lainnya sesuai

    peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Pegawai negara sipil terdiri dari tiga kelompok, yaitu pegawai sipil atau

    dikenal dengan nama PNS (Pegawai Negeri Sipil), anggota Polisi (POLRI) dan

    pegawai tidak tetap (PTT). Pengertian PNS adalah pegawai negara yang

    diberi tugas di bidang penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan

    masyarakat sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Sementara POLRI

    adalah pegawai negara yang diberi tugas di bidang pemeliharaan

    keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan,

    pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat sesuai peraturan

    perundangan yang berlaku. Dan pegawai tidak tetap (PTT) adalah pegawai

    negara yang bekerja dalam jangka waktu tertentu sesuai kontraknya dan

    diangkat oleh pejabat yang berwenang sesuai peraturan perundangan yang

    berlaku.

    Dalam perkembangannya ternyata ada banyak sekali kendala yang

    ditemui untuk bisa memetakan penataan sistem kepegawaian

    penyelenggara negara. Karena masing-masing penyelenggara negara sudah

    diatur dengan kebijakan masing-masing. Peraturan-peraturan tersebut

    sangat berbeda satu dengan yang lain karena karakteristik masing-masing

    penyelenggara negara yang berbeda. Akhirnya konsep RUU tersebut lebih

  • Bunga Rampai Administrasi Publik

    Lembaga Administrasi Negara, 2014 | 7

    difokuskan pada PNS atau pegawai negeri sipil sebagaimana kita kenal saat

    ini.

    Konsep ASN atau Aparatur Sipil Negara dikembangkan pada tahun

    2011 dalam bentuk RUU ASN. Konsep RUU ASN ini munculkarena adanya

    tuntutan perlunya perubahan manajemen kepegawaian (PNS) sebagaimana

    diatur dalam UU Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.

    UU ini dianggap tidak mampu mewujudkan profesionalisme PNS dengan

    tata kelola kepegawaian yang diaturnya sehingga memerlukan perubahan

    mendasar.

    Didalam RUU ASN (draft Nopember 2011) disebutkan bahwa yang

    dimaksud dengan ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil Republik

    Indonesia dan Pegawai Pemerintah Nonpermanen yang bekerja pada

    instansi pemerintah. Dalam pengertian ini ASN terdiri dari dua jenis, yaitu

    PNS dan pegawai tidak tetap (Pegawai Pemerintah Nonpermanen). Pegawai

    negeri sipil Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga

    negara Indonesia yang memenuhi persyaratan integritas, kualifikasi,

    kompetensi dan lainnya yang dipersyaratkan untuk jabatan dan diangkat

    oleh pejabat yang berwenang pada suatu jabatan tertentu yang diberi tugas

    penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta pelayanan

    masyarakat. Pegawai Pemerintah Nonpermanen adalah warga negara

    Indonesia yang memenuhi persyaratan integritas, kualifikasi, kompetensi

    dan lainnya dan diangkat oleh pejabat yang berwenang sebagai pegawai

    ASN pada suatujabatan tertentu. Ini merupakan satu lompatan konseptual

    yang sangat krusial dimana dalam penyelenggaraan pemerintahan ada

    pegawai dengan sistem kontrak atau tidak tetap. Sementara pada

    praktiknya pada tahun 2004 semua pegawai honorer diangkat menjadi PNS.

    Hal ini menegaskan bahwa dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan

    ada tugas-tugas yang tidak harus dilaksanakan oleh pegawai dengan status

    PNS.

  • Bunga Rampai Administrasi Publik

    8 | Lembaga Administrasi Negara, 2014

    Konsep yang diawali pada tahun 2011 ini akhirnya yang diterima oleh

    pihak-pihak terkait, baik dari pemerintah maupun dewan untuk didiskusikan.

    Sampai draft terakhir Maret tahun 2013 konsep ASN tidak berubah. Hanya

    istilah pegawai pemerintah nonpermanen kembali didefinisikan sebagai

    pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK). Akan tetapi tidak

    mengubah maknanya, yaitu pegawai yang diangkat untuk terlibat dalam

    penyelenggaraan pemerintahan dengan perjanjian kerja, dalam waktu

    terbatas dan untuk posisi-posisi tertentu. Masing-masing jenis atau status

    pegawai ASN dikelola dengan sistem kepegawaian yang berbeda sesuai

    dengan karakteristiknya. Berikut ini diulas mengenai sistem kepegawaian

    pegawai ASN.

    SISTEM KEPEGAWAIAN APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

    Sebagaimana dijelaskan didepan bahwa dalam ASN ada dua jenis

    pegawai, yaitu PNS (pegawai negeri sipil) dan pegawai pemerintah dengan

    perjanjian kerja (PPPK). Pengertian PNS dalam RUU ASN merupakan

    pegawai ASN yang diangkat sebagai pegawai tetap oleh Pejabat yang

    Berwenang dan memiliki Nomor Induk Pegawai secara nasional. Sementara

    PPPK merupakan pegawai ASN yang diangkat sebagai pegawai dengan

    perjanjian kerja sesuai keperluan instansi menurut ketentuan Peraturan

    Perundang-undang.

    Pegawai ASN (PNS dan PPPK) berkedudukan sebagai unsur aparatur

    negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat

    secara profesional, jujur, adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas

    negara, pemerintahan, dan pembangunan. Sementara itu fungsi Pegawai

    ASN adalah sebagai: pelaksana kebijakan publik, pelayan publik

    danpemersatu bangsa. Sementara tugas Pegawai ASN adalah :

    melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat yang berwenang

  • Bunga Rampai Administrasi Publik

    Lembaga Administrasi Negara, 2014 | 9

    sesuai dengan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan

    publik yang profesional dan berkualitas dan mempererat persatuan dan

    kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    Jabatan ASN terdiri dari tiga jenis, yaitu : Jabatan Administrasi,

    Jabatan Fungsional dan Jabatan Pimpinan Tinggi. Secara terperinci berikut

    ini disajikan dalam gambar berikut.

    Gambar 2

    Jenis Pegawai ASN

    ASN

    Jabatan Pimpinan Tinggi

    Jabatan Administrasi

    Jabatan Fungsional

    Utama

    Madya

    Pratama

    Pelaksana

    Pengawas

    Administrator

    Keahlian

    Ketrampilan

    Sumber : Konsep RUU ASN (Maret 2013)

    Manajemen pegawai ASN meliputi manajemen untuk PNS dan

    manajemen untuk PPPK. Manajemen PNS meliputi : penetapan kebutuhan

    dan pengendalian jumlah, pengadaan, penempatan, pengembangan dan

    pendidikan, penilaian kinerja, pola karier, penggajian, tunjangan,

    kesejahteraan, penghargaan, disiplin dan sanksi, pemberhentian, pensiun

    dan perlindungan. Manajemen PNS pada pemerintah daerah dilaksanakan

  • Bunga Rampai Administrasi Publik

    10 | Lembaga Administrasi Negara, 2014

    oleh pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

    undangan. Manajemen PNS pada pemerintah pusat dilaksanakan oleh

    pemerintah pusat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

    undangan.Sementara manajemen PPPK meliputi : penetapan kebutuhan,

    pengadaan, honorarium, tunjangan, kesejahteraan dan perlindungan.

    Dalam penyelenggaraan sistem kepegawaian ASN dipertegas adanya

    lembaga-lembaga yang terlibat secara langsung. Lembaga baru yang muncul

    adalah Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN), yaitu Lembaga Non Struktural

    yang mandiri, bebas dari intervensi politik untuk menjamin pemberlakuan

    sistem merit. Kemudian lembaga-lembaga yang saat ini sudah ada dan

    dipertegas tugas dan fungsinya, yaitu : Menteri adalah menteri yang tugas

    dan tanggung jawabnya di bidang pendayagunaan aparatur negara

    (Kementerian PAN dan RB), Lembaga Administrasi Negara (LAN) adalah

    lembaga pemerintah non kementerian yang diberi kewenangan melakukan

    pengkajian dan diklat ASN sebagaimana diatur dalam undang-undang ini,

    dan Badan Kepegawaian Negara (BKN) adalah lembaga pemerintah non

    kementerian yang diberi kewenangan melakukan pembinaan dan

    menyelenggarakan manajemen ASN secara nasional sebagaimana diatur

    dalam undang-undang ini.

    ARTI PENTING PENATAAN SISTEM KEPEGAWAIAN APARATUR SIPIL NEGARA

    Mencermati perkembangan konsep-konsep pengaturan dalam RUU

    ASN, terkesan bahwa RUU ini belum mampu menyelesaikan masalah utama

    yang ada dalam sistem kepegawaian penyelenggara negara. Penyelenggara

    negara sebagaimana dijelaskan didepan. Hal ini terlihat dari tujuan

    utamanya adalah adanya permasalahan dalam sistem kepegawaian

    penyelenggara negara yang masing-masing diatur dengan kebijakan yang

    berbeda. Perbedaan ini ternyata memberi dampak pada beragamnya

  • Bunga Rampai Administrasi Publik

    Lembaga Administrasi Negara, 2014 | 11

    penataan kepegawaian. Misalnya terkait pola rekrutmennya, standar

    penggajiannya, pola kariernya dan lain sebagianya. Kondisi ini ternyata

    cukup sulit untuk kemudian diatur dalam satu payung kebijakan yang satu.

    Sehingga akhirnya pembahasannya bergeser menjadi lebih kecil, yaitu

    aparatur sipil negara (ASN).

    Dipersempitnya pembahasan dalam penataan sistem kepegawaian

    penyelenggara negara menjadi pembahasan ASN, dimana ASN mencakup

    PNS dan PPPK, bukan tanpa alasan. Hal ini didasari kondisi empiris yang

    menunjukkan bahwa pengelolaan PNS sendiri belum menunjukkan hasil

    yang maksimal. Sebagaimana kita ketahui manajemen kepegawaian PNS

    saat ini diatur dengan UU Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok

    Kepegawaian. Sebagaimana dijelaskan di Pasal 12 ayat (1) dan (2) UU

    tersebut bahwa : Manajemen PNS diarahkan untuk menjamin

    penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan secara berdaya-

    guna dan berhasil-guna. Selanjutnya untuk mewujudkan penyelenggaraan

    tugas pemerintahan dan pembangunan tersebut, diperlukan PNS yang

    profesional, bertanggung jawab, jujur, dan adil melalui pembinaan yang

    dilaksanakan berdasarkan sistim prestasi kerja dan sistim karier yang

    dititikberatkan pada sistim prestasi kerja. Pada praktiknya amanat pasal ini

    masih sulit diwujudkan. Banyak kajian yang memetakan bahwa kualitas PNS

    masih kurang, belum profesional.

    Gambaran tersebut diberikan oleh Setya Budi (LAN, 2010), PNS

    digambarkan mempunyai tingkat profesionalisme yang rendah, kemampuan

    pelayanan yang tidak optimal, rendahnya tingkat reliability, assurance,

    tangibility, empathy dan responsiveness, tidak memiliki tingkat integritas

    sebagai pegawai pemerintah sehingga tidak mempunyai daya ikat

    emosional dengan instansi dan tugas-tugasnya, tingginya penyalahgunaan

    wewenang (KKN), tingkat kesejahteraan yang rendah dan tidak terkait

    dengan tingkat pendidikan, prestasi, produktivitas dan disiplin pegawai.

  • Bunga Rampai Administrasi Publik

    12 | Lembaga Administrasi Negara, 2014

    Demikian juga mantan Kepala BKN, Dr. Edy Topo Ashari (LAN, 2010),

    menyebutkan sejumlah permasalahan yang melingkupi PNS, antara lain :

    mismatch antara PNS yang ada dengan tuntutan bidang tugasnya, under

    employement karena belum adanya target atau kontrak kinerja PNS dalam

    melaksanakan tugasnya, alokasi dan distribusi PNS yang tidak seimbang

    terkait kualitas dan kuantitasnya, rendahnya produktivitas PNS, database

    yang tidak up to date, belum diterapkannya kebijakan reward and

    punishment, rendahnya kesejahteraan dan penghasilan PNS dan formasi

    yang belum berbasis kebutuhan riil.

    Sedikitt gambaran tersebut menegaskan bahwa memang penataan

    sistem kepegawaian PNS memang perlu ditata ulang. Penataan ulang ini

    bukan hanya menyangkut sistem manajemen kepegawaiannya, tetapi

    termasuk penataan pegawainya itu sendiri. Bahwa ada tugas dan fungsi

    dalam penyelenggaraan pemerintahan yang tidak perlu dilaksanakan atau

    dilakukan oleh PNS maka bisa dilakukan oleh PPPK. Pembagian jenis atau

    status kepegawaian ini akan mengarah pada efisiensi dan efektivitas

    pelaksanaan tugas. Dari uraian ini terlihat bahwa penataan sistem

    kepegawaian ASN sebagaimana dijelaskan didepan mempunyai makna yang

    sangat strategis karena diharapkan mampu membawa profesionalisme di

    kalangan ASN (PNS dan PPPK).

    KESIMPULAN

    Bahwa menyempitnya fokus pembahasan draft kebijakan penataan

    sistem kepegawaian tentang penyelenggara negara menjadi sistem

    kepegawaian ASN tidak berarti tanpa makna atau mengecilkan maknanya.

    Tetapi justeru memberikan fokus yang lebih mendasar dan mendalam

    dalam rangka meningkatkan profesionalisme pegawai ASN. Diharapkan

    dengan sistem kepegawaian yang baik, maka akan muncul penyelenggara

    negara yang baik.

  • Bunga Rampai Administrasi Publik

    Lembaga Administrasi Negara, 2014 | 13

    DAFTAR BACAAN

    1. Undang-Undang Dasar 1945, amandemen keempat.

    2. Undang-Undang Nomor 43 tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 8

    Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.

    3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

    Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN.

    4. Konsep RUU Aparatur Sipil Negara sejak awal pembahasan sampai

    draft terakhir, tahun 2010-2013 (tidak dipublikasikan).

    5. Lembaga Administrasi Negara, Grand Design Reformasi PNS, Jakarta,

    2010.

  • Bunga Rampai Administrasi Publik

    14 | Lembaga Administrasi Negara, 2014