32
CAIRAN & ELEKTROLIT CAIRAN & ELEKTROLIT Leena, Josephine, Dadang Preceptor: Prof., DR., dr. Chaerul Ismael, SpB., SpBA.

Pola Gangguan Cairan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tentang ganggan cairan

Citation preview

  • CAIRAN & ELEKTROLITLeena, Josephine, Dadang

    Preceptor:Prof., DR., dr. Chaerul Ismael, SpB., SpBA.

  • PENDAHULUANTujuan:keseimbangan cairan & elektrolit --> dalam batas normal

    mengoreksi defisit:- gangguan- makanan per oral (-)

    anak-anak lebih rentan dari dewasagangguan cairan & elektrolit:- perdarahan luka- luka bakar- kenaikan suhu (infeksi, sepsis)

  • Faktor-faktor penyebab gangguan:- fungsi ginjal belum sempurna- kecepatan turn over tiga kali dewasa

    Keberhasilan pembedahan:- 60% pengelolaan cairan dan elektrolit- 40% teknik pembedahan

  • FISIOLOGI CAIRAN TUBUH- bervariasi (umur, berat badan, jenis kelamin)- dewasa: 45-70% berat badan (pria 60%, wanita 55%)- anak-anak: 70-80% berat badan- cairan tubuh:- ekstraseluler: 20% (5% plasma, 15% interstisial)- intraseluler: 40%- transeluler: 1-3%

  • - rasio ekstraseluler dan intraseluler:- dewasa: 1:2- anak-anak: 2:3- neonatus: 1:1- isi cairan tubuh:- bukan ion: dektrose, ureum, kreatinin- ion: kation (Na, K, Mg, Ca, dll.), anion (HCO2, Cl, PO4, dll).

  • Tabel 1. Komposisi Elektrolit dalam Cairan Tubuh Anak

    Plasma, ECF

    Interstitial Fluid, ICF

    Intracellular Fluid

    CATIONS

    Sodium

    140

    146

    12

    Potassium

    4

    4

    150

    Calcium

    5

    3

    -

    Magnesium

    2

    1

    7

    ANIONS

    Chloride

    103

    114

    3

    Bicarbonate

    24

    27

    10

    Sulfate

    1

    1

    -

    Phosphate

    2

    2

    116

    Protein

    16

    5

    40

    Organic anions

    5

    5

    -

  • Tabel 2. Komposisi Cairan Tubuh pada Anak

    Percent Body Weight

    Percent Total Body Water

    Total Body Water

    60

    100

    Intracellular Fluid

    40

    67

    Extracellular Fluid

    20

    33

    Intravascular

    5

    8

    Interstitial

    15

    25

  • Keseimbangan Cairan TubuhTerdapat mekanisme transport aktif dan pasif pada membran sel untuk menjaga keseimbangan konsentrasi elektrolit tubuh. Partikel elektrolit bergerak secara aktif dan pasif, sedangkan air selalu bergerak secara pasif.

  • Gerakan aktif elektrolit tergantung dari:permeabilitas membran selkemampuan difusi masing-masing partikelkekuatan listrik pada permukaan membran selperubahan tegangan potensial membran seltransport aktif dari partikel ion yang digerakkan oleh energi dari pemecahan ATP dan ADP

  • Gerakan air secara pasif dipengaruh oleh tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik. Tekanan hidrostatik terbesar ada dalam pembuluh darah yang mendorong plasma ke jaring interstitial.

  • Komposisi Elektrolit Cairan Tubuh

  • Untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit mekanismenya diatur terutama oleh:Ginjal, melalui mekanisme renin-angiotensinAdrenal, melalui mekanisme aldosterone mempengaruhi retensi airHypofise, melalui mekanisme ADH mempengaruhi resorpsi air di tubulus ginjalParu-paru, melalui keseimbangan asam-basa dan, mekanisme alkalosis-asidosis

  • Keseimbangan cairan tubuh dipengaruhi oleh intake dan output substansi

    Balance positif: Input > output Balance negatif: Input < outputBalance nol: Input = output

    Sumber utama dari intake adalah diet.

    Komponen output terjadi melalui urine, feses, dan insensibel water loss.

  • Insensibel water loss kehilangan cairan melalui paru-paru dan kulit. Komponen utama pada periode neonatus adalah transepithelial water loss (TEWL).

    Insensibel water loss pada neonatus: 28cc/ kg BB/ 24 jam dalam udara tanpa kelembaban14cc/ kg BB/24jam dalam perawatan humidified isolette 40-45 cc/kg BB/24 jam dalam perawatan dengan pemanasan

    Semakin matang perkembangan kulit, semakin resisten terhadap kehilangan air. Setiap milimeter air yang menguap, kehilangan 0,58 kcal panas tubuh.

  • Kebutuhan Cairan dan Elektrolit Dalam menentukan kebutuhan cairan dan elektrolit maintenance untuk bayi dan anak digunakan rumus-rumus perhitungan tertentu.

    Kebutuhan cairan-Berat badan0 kg-10 kg: 100cc/kg BB/24jam-Berat badan10 kg-20 kg: (1000cc + 50 x cc)/24jam-Berat badan20 kg/lebih: (1500cc + 20 y cc)/24jam

    (x = setiap kelebihan diatas 10kg; y = setiap kelebihan di atas 20kg)

    Untuk bayi prematur, diberikan 150cc/ kg BB. Apabila terdapat kenaikan suhu tubuh (diatas 38C) maka diberikan tambahan sebesar 10%X kebutuhan maintanence untuk setiap kenaikan suhu sebesar 1C.

  • Kebutuhan elektrolit

    -Natrium:3-5 mEq/kg BB/hari-Kalium:2-5 mEq/kg BB/hari-Chlorida:4-12 mEq/kg BB/hari-Kalsium:0,5-3 mEq/kg BB/hari-Phosphor:0,5-1 mEq/kg BB/hari

  • Kebutuhan kalori0-1 tahun:90-120 kcal/kg BB/ hari1-7 tahun:75-90 kcal/kg BB/ hari7-12 tahun:60-75 kcal/kg BB/ hari12-18 tahun:30-60 kcal/kg BB/ hari>18 tahun:25-30 kcal/kg BB/ hari

    Kebutuhan kalori naik 12% dari perhitungan untuk tiap 1C kenaikan suhu tubuh.

  • Kalo dihitung berdasarkan berat badan:Bayi prematur dan bayi berat badan lahir rendah: 120 kalori/ kg BBBayi dengan berat badan sampai 10kg: 100 kalori/ kg BBBayi dengan berat badan 10kg sampai 20kg: 1000 +50 kalori/ kg BBBayi dengan berat badan di atas 20kg: 1500 + 20 kalori/kg BB

  • Kebutuhan protein0-1 tahun:2,0-3,5 gr/kg BB1-7 tahun:2,0-2,5 gr/kg BB7-12 tahun:2,0 gr/kg BB12-18 tahun:1,0 gr/kg BB>18 tahun:1,5 gr/kg BB

  • Kebutuhan lemakLemak menghasilkan 9 kalori setiap gramnyaBiasanya lemak diberikan setelah pasien mendapat makanan peroral. Toleransi tubuh terhadap pemberian lemak peranteral adalah 2,5-3,5 gr/kg BB/ hari.

  • Pola Gangguan Cairan Tubuh Pada Penderita Bedah Anak Kondisi-kondisi sebelum,pada saat dan sesudah pembedahan seperti di bawah ini sering menimbulkan gangguan hemostasis :Keadaan syok dan dehidrasiGangguan respirasi pada trauma thoraks dan paru-paruCedera KepalaCrush Syndrome pada patah tulangStress pembedahan dan pengaruh pembiusanDrainase traktus gastrointestinal

  • Pola gangguan Defisit cairan extraselulerhilangnya cairan kedalam lumen usus pada ileus atau terjadinya cairan exudat pada peritonitis,juga pada kasus muntahmuntah.Akibat dari defisit tersebut adalah berkurangnya volume plasma atau darah dengan gejala-gejala mulai dari tahicardia sampai dengan syok dimana terjadi gangguan sirkulasi perifer hal ini terjadi pada keadaan berat.Juga terjadi penurunan cairan pada jaringan dengan akibat terganggunya turgor kulit.

  • Defisit airKeadaan dehidrasi terjadi karena penderita biasanya tidak minum sedangkan insensible loss terus langsung apalagi bila disertai demam.Pada keadaan yang parah dimana kadar Na menjadi 150 mEq/l atau lebih, terjadi keadaan dehidrasi hipotonik yang dapat menimbulkan gejala-gejala kelainan SSP.

  • Asidosis metabolikKeadaan asidosis ini terjadi karena terganggunya fungsi ginjal sebagai akibat dari berkurangnya perfusis ginjal. Gangguan fungsi tersebut mengakibatkan terjadinya penimbunan ion-ion H sehingga pH tubuh menjadi asam. Pada keadaan asidosis yang berat, dapat menimbulkan depresi dari faal sirkusi.

  • Gangguan kadar kaliumKalium dapat hilang bersama-sama dengan hilangnya cairan.Selain itu pemasukan kalori yang kurang akan menyebabkan pembakaran jaringan yang berakibat terjadinya pelepasan kalium dari sel. Dilain pihak keadaan asidosis dan gangguan faal ginjal memungkinkan terjadinya hipokalemi.

  • Tanda-tanda pasien dalam keadaan dehidrasi Tanpa Dehidrasi: diare berlangsung, namun produksi urin normal, maka makan/minum dan menyusui diteruskan sesuai permintaan anak (merasa haus). Dehidrasi Ringan (< 5%)Kotoran cair (watery diarrhea)Produksi urin (air seni) berkurangSenantiasa merasa hausPermukaan lapisan lendir (bibir, lidah) agak kering

  • Dehidrasi Sedang (5-10%) Turgor (kekenyalan) kulit berkurang Mata cekungPermukaan lapisan lendir sangat kering Ubun-ubun depan mencekungDehidrasi Berat (>10%)Tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah: Denyut nadi cepat dan isinya kurang (hipotensi/tekanan darah menurun)Ekstremitas (lengan dan tungkai) teraba dingin Oligo-anuria (produksi urin sangat sedikit, kadang tidak ada), sampai koma

  • Tujuan Yang Harus Dipenuhi Dalam Pemberian CairanUntuk mengembalikan apa yang telah hilang sebelum dilakukan tindakan pembedahanMenganti cairan yang hilang selama pembedahan Mencukupi kebutuhan maintenanceMengganti cairan yang hilang melalui pipa lambung ,drainase toraks,drainase peritonium,fistula usus,respirasi dll.Mengganti kebutuhan sehari-hari pada kasus-kasus tertentu seperti panas yang tinggi

  • Cara pemberian cairan dan elektrolitPerhitungan melakukan rehidrasi sebelum operasi,tergantung pada berat ringannya dehidrasi. Semakin berat dehidrasi,semakin lama diperlukan waktu rehidrasi. Umumnya rehidrasi dikerjakan 4-6 jam,bila telah terjadi shock dapat dengan langsung diberikan larutan ringer laktat 20cc/kgBB dengan cara diguyur sampai keadaan shock teratasi.

  • Kriteria perfusi jaringan telah baik Nadi
  • Pengawasan (Monitoring)

    Semua anak yang mendapatkan cairan infus sebaiknya diukur berat badannya, 6 8 jam setelah pemberian cairan, dan kemudian sekali sehari. Semua anak yang mendapatkan cairan infus sebaiknya diukur kadar elektrolit dan glukosa serum sebelum pemasangan infus, dan 24 jam setelahnya.Bagi anak yang tampak sakit, periksa kadar elektrolit dan glukosa 4 6 jam setelah pemasangan, dan sekali sehari sesudahnya.