Upload
duongkien
View
228
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
POLA KOMUNIKASI DEWAN PENGURUS PUSAT
PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DAN GARDA BANGSA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
MUHAMAD BUSHAIRI
NIM: 109051000135
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016 M/1437 H
i
Abstrak
Muhamad Bushairi 109051000135
Pola Komunikasi Dewan Pengurus Pusat PKB
Partai politik merupakan organisasi masyarakat yang memperjuangkan
aspirasi masyarakat khususnya di bidang politik suatu negara. PKB sebagai partai
yang berasaskan Pancasila dan ke-Islaman, dalam kegiatan perpolitikannya
memiliki sayap organisasi bernama Garda Bangsa. Garda Bangsa sendiri ikut
berperan aktif dalam membesarkan partai, bahkan membantu dalam pemenangan
PKB saat pemilihan umum (Pemilu). Oleh karenanya, komunikasi antar keduanya
amat berperan penting dan sangat diperlukan untuk mencapai tujuan partai.
Berdasarkan latar belakang di atas, muncul pertanyaan mayor: bagaimana
pola komunikasi Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB)
dengan Garda Bangsa. Adapun pertanyaan minornya: Seperti apa pola komunikasi
antara DPP PKB dengan sayap organisasi Garda Bangsa? Serta hambatan apa saja
yang terjadi pada pola komunikasi yang digunakan oleh DPP PKB dengan sayap
organisasi Garda Bangsa?
PKB merupakan partai politik yang lahir dari rahim Nahdlatul Ulama,
sehingga basis dari PKB kebanyakan kaum Nahdliyyin. PKB merupakan partai
yang memiliki banyak tantangan dan masalah setelah ditinggalkan oleh sang
pendiri. Namun secara perlahan tantangan dan masalah itu dapat terlewati, karena
adanya kerjasama di semua lini. Sementara sebagai sayap organisasi kepemudaan,
Garda Bangsa berfungsi untuk menarik perhatian kaum muda dalam melakukan
hal kaderisasi. Garda Bangsa merangkul semua kaum muda, tidak hanya kaum
muda yang berlatar belakang santri.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif,
dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti berusaha untuk
menggambarkan secara jelas segala yang terjadi di lapangan dan kemudian
dianalisa untuk mendapatkan hasil berdasarkan tujuan penelitian. Pendekatan
kualitatif ini menitikberatkan pada data-data penelitian yang akan dihasilkan
berupa kata-kata melalui pengamatan dan wawancara
Adapun teori yang digunakan sesuai dengan dimensi komunikasi vertikal.
Yakni komunikasi dari pimpinan kepada bawahan, dan dari bawahan kepada
pemimpin secara timbal balik. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan
instruksi, petunjuk, informasi, penjelasan, dan lain-lain kepada bawahannya.
Sementara bentuk-bentuk informasi yang dapat disampaikan oleh para bawahan
kepada atasan adalah laporan, keluhan, pendapat dan saran.
Pola komunikasi yang digunakan oleh DPP PKB dengan sayap organisasi
Garda Bangsa adalah atas ke bawah dan bawah ke atas. DPP PKB sebagai yang
pimpinan, yang menyetujui dan yang memproduksi kebijakan serta instruksi,
sementara Garda Bangsa sebagai bawahan melaksanakan kebijakan serta
instruksi. Sedangkan pola komunikasi bawah ke atas, berkaitan dengan
keberadaan Garda Bangsa sebagai bawahan yang melaksanakan dan melaporkan
atas program yang telah diinstruksikan.
Keywords: PKB, Garda Bangsa, Pola, Komunikasi, Atas-Bawah
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Pertama-tama penulis mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kepada
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Dialah Allah yang
Maha Pengasih dan Maha penyayang yang telah memberikan nikmat Iman, Islam
dan Ihsan kepada seluruh. Kedua kalinya shalawat serta salam tidak lupa kita
haturkan kepada kekasih kita, Sayyidina Muhammad SAW yang telah membawa
kita dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang. Dan kelak, semoga
kita mendapatkan pertolongan beliau dihari pembalasan.
Sepenuhnya penulis sangat menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi
ini banyak mengalami kesulitan, hambatan dan gangguan hingga terkadang rasa
putus asa dan bosan pernah dirasakan. Namun, berkat doa, bantuan, motivasi,
semangat, bimbingan dan pengarahan yang sangat berharga dari berbagai pihak
akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis dengan segala
ketulusan hati, perkenankan penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih
kepada yang terhormat:
1. Dr. Arief Subhan M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Dr. Suparto M.Ed, M.A, selaku Wadek I, Drs. Roudhonah,
M.A selaku Wadek II, dan Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wadek III.
2. Drs. Masran, M.Ag selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam dan Fita Faturokhmah, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam.
3. Zakaria, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing Skripsi dan Dosen
Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan arahan
skripsi.
iii
4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, khususnya
Dosen Komunikasi Penyiaran Islam yang telah memberikan banyak ilmu
pengetahuan yang sangat bermanfaat.
5. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda KH. Abdul Ghofur Ali dan Uminda
Hj. Nurlaila. Terima kasih atas pengorbanan, kesabaran, dorongan
semangat dan membiayai kuliah hingga usai, serta do’a yang tak pernah
putus dipanjatkan untuk penulis. Serta dukungan moril dan juga tenaga
dari Abang Zamzami Al-Makki, Kakak Amiq Fikriyani, Kakak Aida
Dzulhijjah dan Abang Muhamad Multazami.
6. Guru Politik sekaligus Sang Pemimpin saya, Bapak H. A. Muhaimin
Iskandar, M. Si (Ketua Umum DPP PKB), Bapak H. Abdul Kadir Karding
(Sekretaris Jenderal DPP PKB), dan Bapak H. Cucun Syamsul Rizal
(Ketua DKN Garda Bangsa).
7. Sahabat-sahabat seperjuangan skripsi angkatan 2009, Reza Fahlevi Akbar,
Nur Oktaviani, Wahyu Eko Wibowo, Rizky Maulana, M Reza Akbar dan
Devi terima kasih atas segala dukungan, semangat dan perhatiannya yang
luar biasa kepada penulis.
8. Teman-teman KPI D 2009 Bintang Nurul Kawakib, Eko Wahyudi, Yulia
Nurrohmah, Noflim Trisna Ayuningsih, Yudid Dwi Septyarini, Zakiyah
Al-Wahdah, Zidni Rizky, Ridwan Aditya Putra, Mahdi Musthafa, Tika
Aprilia, Bayu Nur Cahyo, Fithriyani, Tri Lestari, Fajrin Dwi Ayu Novani,
Hidayati Nur Fajrina, Yuli Patilata, Laila Nurdiana, Nur Fajrina, Achmad
Nofal, Fadli Rosyad, Muhammad Rizal, Muhammad Rikza, Arkho
iv
Anggadara Anwar, Yusuf Tadarusman, Agus Dwi Wandono, Candra, dan
Rizky Saputra terima kasih atas segala dukungan dan perhatiannya kepada
penulis.
9. Kawan-Kawan KKN S.U.P.E.R (Smart, Unity, Positive, Empower,
Religius), Desa Pasir Jawa Cigombong 2012.
10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Berbagai macam kekurangan dalam penulisan penelitian ini, mudah-
mudahan bermanfaat bagi semuanya khususnya bagi penulis. Peneliti juga sangat
mengharapkan saran dan kritik serta tanggapan dari semua pihak demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberikan
sumbangan pikiran dan saran untuk perkembangan ilmu komunikasi.
Jakarta, 22 Juli 2016
Muhamad Bushairi
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................ 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 10
D. Tinjauan Kepustakaan ............................................................ 10
E. Metodologi Penelitian ............................................................. 13
F. Sistematika Penulisan .............................................................. 16
BAB II KERANGKA TEORI
A. Pengertian Pola Komunikasi .................................................... 18
B. Macam-macam Pola Komunikasi ............................................ 20
C. Ruang Lingkup Organisasi ...................................................... 26
D. Komunikasi Organisasi ............................................................ 34
E. Model-Model Pola Komunikasi Organisasi ………………… 37
Bab III GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Berdirinya
1. Partai Kebangkitan Bangsa ................................................. 42
2. Garda Bangsa......................................................,,,,,............ 45
B. Visi dan Misi
1. Partai Kebangkitan Bangsa ................................................. 48
2. Garda Bangsa ...................................................................... 48
C. Makna Lambang
1. Partai Kebangkitan Bangsa ................................................. 49
2. Garda Bangsa ...................................................................... 51
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS
A. Pola Komunikasi Organisasi antara DPP PKB dan Garda
Bangsa ..................................................................................... 54
1. Teknik Komunikasi Vertikal ............................................... 56
a. Pola komunikasi Atas – Bawah ....................................... 56
b. Pola Komunikasi Bawah – Atas ..................................... 61
2. Garda Bangsa sebagai Supporitng System Politik ............... 64
3. Garda Bangsa sebagai Supporitng System Sosial ............... 67
4. Substansi Komunikasi DPP PKB dan Garda Bangsa ......... 69
B. Hambatan-Hambatan Komunikasi antara DPP PKB dan Garda
Bangsa ...................................................................................... 71
vi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 73
B. Saran ........................................................................................ 75
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 76
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hubungan agama dengan politik terus menjadi perbincangan yang tidak
bosan-bosannya untuk dibahas. Ada sebuah pernyataan bahwa dakwahnya
Rasulullah SAW hanyalah sebuah gerakan keagamaan yang bersifat ritual,
spiritual, dan moral belaka. Namun, realitasnya menunjukkan bahwa dakwah
Nabi Muhammad SAW juga merupakan dakwah yang bersifat politik.
Allah SWT berfirman:
وأطيع ها الذين آمنوا أطيعوا للا يا أي وه إلى للا ء فرد تمأ في شيأ كمأ فإنأ تنازعأ ر منأ مأ سول وأولي الأ وا الر
سن تأأويل ر وأحأ خر ذلك خيأ م الأ والأيوأ منون بالل تمأ تؤأ سول إنأ كنأ والر
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah
Rasulnya dan ulil Amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah dan rasulnya,
jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang
demikian itu lebih baik bagimu dan lebih baik akibatnya (Q.S An-Nisa : 59)
Dari penjelasan ayat di atas dapat diartikan bahwa taat terhadap ulil amri
hanya taat karena adanya pelimpahan wewenang hukum yang berguna untuk
mengatur kesejahteraan rakyat. Berbeda dengan ketaatan terhadap Allah dan
Rasulnya. Kemudian arti taat bukan berarti menerima mentah-mentah perintah
tersebut. Tetapi kritis dan ikhlas sepenuh hati melakukannya.
2
Partai politik pada umumnya didefenisikan sebagai organisasi artikulatif
yang terdiri atas pelaku-pelaku politik yang aktif dalam masyarakat, yaitu mereka
yang memusatkan perhatian pada persoalan kekuasaan pemerintah dan bersaing
untuk memperoleh dukungan rakyat untuk menempati kantung-kantung
kekuasaan politik. Partai politik membuka kesempatan seluas-luasnya bagi rakyat
untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik dan pemerintahan. Karena melalui
partai politik itu dapat diwujudkan pemerintahan yang bertanggungjawab dan
memperjuangkan kepentingan umum serta mencegah tindakan pemerintah yang
sewenang-wenang.1
Organisasi partai politik juga bisa dikatakan sebagai organisasi
kemasyarakatan yang bersifat politik atau bisa disebut organisasi masyarakat yang
memperjuangkan aspirasi masyarakat khususnya di bidang politik suatu negara.
Untuk menjadikan negara Indonesia ini maju dan lebih baik dari hari kemarin, hal
yang harus dilakukan dalam bidang pemerintahan adalah memperbaiki suatu
organisasi partai politik.
Dalam konteks ini, komunikasi sangat berperan penting dan sangat
diperlukan dalam kehidupan bersosialisasi dan berorganisasi. Komunikasi
merupakan suatu hal yang esensial dalam kehidupan. Manusia berinteraksi dan
berorganisasi dengan cara melakukan komunikasi. Komunikasi merupakan
aktifitas manusia yang sangat penting, bukan hanya dalam kehidupan organisasi,
namun dalam kehidupan manusia secara umum. Karena berkomunikasi
merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling
1 Miriam budiardjo 2008, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Edisi Revisi) hal 401
3
berhubungan dengan satu sama lain, baik dalam kehidupan sehari-hari. Tidak ada
manusia yang tidak terlibat dalam komunikasi.2 Baik perorangan maupun
perkelompok di dalamnya pasti terbentuk komunikasi. Di mana di dalamnya
menurut Goetano Mosca:
“Terdapat sekelompok orang yang memerintah dan orang yang diperintah.
Orang yang memerintah yang biasa disebut elite politik, sedangkan yang
diperintah adalah masyarakat atau rakyat (kelompok massa). Kelompok elite
politik jumlahnya agak sedikit, mengambil peran utama dalam hamper
semua fungsi politik nasional, memonopoli kekuatan, dan menikmati
keuntungan dari padanya; Sedangkan kelompok massa, dibina, di awasi oleh
yang pertama baik secara legal atau tidak, dengan atau tanpa pedoman
hukum dan kekerasan. Dengan adanya komunikasi yang baik akan suatu
pemerintahan dapat berjalan dengan baik, secara lancar serta berhasil.
Begitu pula sebaliknya”.
Komunikasi merupakan sarana untuk mengadakan koordinasi antara
berbagai subsistem dalam suatu organisasi. Kompetensi organisasi yang baik antar
atasan dan bawahan akan mampu memperoleh dan mengembangkan tugas yang
diembannya, sehingga tingkat kinerja suatu organisasi menjadi semakin baik dan
sebaliknya apabila terjadi komunikasi yang buruk akibat tidak terjalinnya
hubungan yang baik, sikap yang otoriter atau acuh, perbedaan pendapat atau
konflik yang berkepanjangan, dan sebagainya, dapat berdampak pada hasil kerja
yang tidak maksimal.
Organisasi adalah sarana dimana manajemen mengkoordinasikan sumber
bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan
wewenang. Aktivitas komunikasi di organisasi atau perkantoran senantiasa
disertai dengan tujuan yang ingin dicapai. Arus komunikasi vertikal dapat
2 Arni Muhammad, Komunikasi, (Jakarta; Bumi Aksara, 1992), hal. 32
4
diuraikan menjadi dua, yang pertama adalah downward communication.
komunikasi ini berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tatanan
manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya, sedangkan yang kedua
adalah upward communication terjadi ketika bawahan mengirim pesan kepada
atasannya.3 Arus komunikasi selanjutnya adalah komunikasi horizontal, tindak
komunikasi ini berlangsung diantara para karyawan ataupun bagian yang memiliki
kedudukan yang setara.4
Komunikasi organisasi adalah komunikasi antar manusia (Human
Communication) yang terjadi dalam konteks organisasi dimana terjadi jaringan-
jaringan pesan satu sama lain yang saling bergantung satu sama lain. Dengan
demikian, komunikasi organisasi adalah komunikasi yang terjadi dalam suatu
organisasi antara pemimpin dengan pegawai atau sesama pegawai untuk mencapai
suatu tujuan tertentu baik melalui media maupun face to face.5
Kepemimpinan organisasi dalam perspektif Islam adalah sesuatu yang
dianggap penting dalam Islam. Demikian juga dengan komunikasi, Islam
mengaku tentang perlunya pemimpin dalam setiap sistem sosial. Korelasi antara
ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus
kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi. Dengan
penguasaan komunikasi yang baik pimpinan organisasi dapat mempunyai nilai
tambah sehingga lebih produktif.
3 S Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, (Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka,
2004), hal. 4.5 4 S Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, (Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka,
2004), hal. 4.6 5 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, h. 274
5
Dalam Islam juga telah dijelaskan tentang bagaimana kaidah berkomunikasi
dalam perspektif Islam yaitu ada enam, diantaranya:
1. Qaulan Sadida. Perkataan yang benar alias tidak dusta
2. Qaulan Baligha. Ucapan yang lugas, efektif, dan tidak berbelit-belit
3. Qaulan Ma’rufa. Perkataan yang baik, santun, dan tidak kasar
4. Qaulan Karima. Kata-kata yang mulia dan penuh penghormatan.
5. Qaulan Layinan. Ucapan yang lemah-lembut menyentuh hati, dan
6. Qaulan Maysura. Ucapan yang menyenangkan dan tidak
menyinggung perasaan.6
Sedangkan pengertian pola dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah
sistem.7 Adapun yang dimaksud dengan sistem adalah “seperangkat unsur-unsur
yang saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.”8
Yang dimaksud penulis dengan kata “pola komunikasi” dalam judul ini
adalah sistem penyampaian pesan komunikasi dari komunikator kepada
komunikan dengan maksud untuk merubah pendapat, sikap maupun perilaku
komunikan. Sistem penyampaian pesan didasarkan pada penggunaan sejumlah
teori-teori komunikasi dalam menyampaikan pesan langsung ataupun melalui
perantara media tertentu. Pesan komunikasi disampaikan melalui lambing
(simbol) komunikasi dalam bahasa verbal maupun non-verbal serta media
komunikasi lainnya seperti media teknologi informasi, media audio visual, surat
kabar, majalah, dan lain-lain.
6 http://arsitek-peradaban.abatasa.co.id/post/detail/6739/ayat-ayat-komunikasi.html diakses
pada tanggal 13 September 2015, Jam 14.50 WIB 7 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hal. 115. 8 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hal. 849
6
Penggunaan pola komunikasi yang baik dalam internal sebuah organisasi
menentukan proses komunikasi dapat berjalan efektif atau tidak. Eksistensi
organisasi bergantung pada penggunaan pola dan sistem komunikasi yang
dikembangkan dalam komunikasi organisasi. Identitas nilai yang mampu
dipertahankan oleh sebuah organisasi merefleksikan bentuk hasil komunikasi
struktural yang baik antar pimpinan dan anggota dalam melaksanakan seluruh
rangkaian kegiatan organisasi untuk masyarakat luas.
Komunikasi yang efektif sangatlah penting bagi semua kalangan. Oleh
karena itu, para pemimpin dan para komunikator politik perlu memahami dan
menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka. Elite politik juga termasuk ke
dalam komunikator bagi suatu negara. Elite politik sangat mempengaruhi
kebijakan yang akan dibuat untuk masyarakat banyak. Oleh karena itu, elite
politik perlu juga diperhatikan karena sangat berpengaruh saat menyampaikan
pesan kepada masyarakat banyak. Apabila pesan yang disampaikannya itu salah
akan mengakibatkan persepsi yang salah juga pada masyarakat.9
Menurut Kohler yang dikutip oleh Arni Muhamad dalam buku Komunikasi
Organisasi bahwa “Komunikasi yang efektif sangat penting bagi semua
organisasi. Oleh karena itu, para pemimpin organisasi dan para komunikator
dalam organisasi perlu memahami, dan menyempurnakan kemampuan
komunikasi mereka.10
Agar komunikasi berlangsung efektif dan informasi yang disampaikan oleh
seorang pemimpin dapat di terima, dan dipahami oleh para anggota, maka seorang
9 A.W. Widjaja, Komunikasi Politik dan Humas, (Jakarta: Bumi Aksaea), hal. 27 10 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet ke-10, hal.
1
7
pimpinan harus menerapkan pola komunikasi yang baik pula. Pengetahuan dasar
tentang komunikasi saja belumlah cukup untuk dapat memahami komunikasi
organisasi.
Kemampuan berkomunikasi secara efektif pada dasarnya akan menentukan
keberhasilan seseorang. Tujuan utama dalam mempelajari komunikasi adalah
memperbaiki suatu organisasi. Memperbaiki organisasi biasanya ditafsirkan
sebagai “memperbaiki hal-hal untuk mencapai tujuan manajemen”. Dengan kata
lain, orang mempelajari komunikasi organisasi untuk menjadi pemimpin atau
atasan yang lebih baik. Karenanya, penulis memandang sutudi pola komunikasi
organisasi sebagai landasan kuat bagi keefektifan komunikasi dalam suatu
organisasi.
Kaderisasi adalah sebuah keniscayaan mutlak membangun struktur kerja
yang mandiri dan berkelanjutan. Fungsi dari kaderisasi adalah mempersiapkan
calon-calon (embrio) yang siap melanjutkan tongkat estafet perjuangan sebuah
organisasi. Kaderisasi juga merupakan hal yang sangat penting bagi sebuah
organisasi, karena merupakan inti dari kelanjutan perjuangan organisasi ke depan.
Tanpa kaderisasi, rasanya sangat sulit dibayangkan sebuah organisasi dapat
bergerak dan melakukan tugas-tugas keorganisasiannya dengan baik dan dinamis.
Kaderisasi adalah sebuah keniscayaan mutlak membangun struktur kerja yang
mandiri dan berkelanjutan.
Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB) adalah salah satu organisasi politik
atau partai politik yang berasaskan Pancasila dengan berbasis Islam. Dewan
Pengurus Pusat merupakan dewan yang mengurus di bagian tingkat nasional atau
8
tingkat teratas. Struktur organisasi yang terbentuk dalam partai ini umumnya
memiliki kesamaan dengan partai-partai lain, yang pastinya memiliki sebuah
ketua atau pemimpin. Dalam organisasi tersebut juga terdapat pola komunikasi
antara pimpinan dengan pimpinan, pimpinan dengan anggota, anggota dengan
pimpinan maupun antara anggota dengan anggota.
Dalam kaitannya dengan penelitian pola komunikasi suatu organisasi,
penulis memilih partai politik dan sayap organisasinya, yaitu DPP PKB dan Garda
Bangsa, karena organisasi politik tersebut merupakan salah satu organisasi partai
politik berdiri ditengah-tengah partai yang berbasis dukungan umat Islam lainnya
serta ketika habis terjadi konflik di bulan Mei 1998 dengan memiliki berbagai
macam konflik di ektsernal maupun internal sendiri. DPP PKB juga merupakan
kelahiran dari Nahdlatul Ulama, sehingga basis dari DPP PKB kebanyakan kaum
Nahdliyyin.
DPP PKB merupakan partai yang memiliki banyak tantangan dan masalah
setelah ditinggalkan oleh sang pendiri. Namun secara perlahan tantangan dan
masalah itu dapat terlewati, karena adanya kerjasama di semua pihak. Bahkan
yang dulunya kader terbaik, keluar dari DPP PKB karena adanya konflik kini
mereka telah kembali lagi. Dengan bergabungnya mereka kembali, DPP PKB
pada pemilihan umum tahun 2014, DPP PKB memperoleh suara 11.298.950 atau
9,04% dari total keseluruhan suara dengan menempati posisi ke-empat se-
Indonesia. Dengan hasil tersebut, DPP PKB berhasil menempatkan diri sebagai
partai Islam terbesar di Indonesia.
9
DPP PKB memiliki sayap organisasi kepemudaan yang bernama Garda
Bangsa. Garda Bangsa berfungsi untuk menarik perhatian kaum muda dalam
melakukan hal kaderisasi. Garda Bangsa merangkul semua kaum muda, tidak
hanya kaum muda yang berlatar belakang santri. Garda Bangsa ikut berperan aktif
dalam membesarkan DPP PKB, bahkan pada pemilu Garda Bangsa sangat
membantu dalam kemenangan DPP PKB. Banyak kader DPP PKB yang berhasil
dengan mengawali karir politiknya dari Garda Bangsa.
Melihat dari aspek pola komunikasi suatu organisasi politik, maka penulis
akan melakukan penelitian dengan judul, “Pola Komunikasi Dewan Pengurus
Pusat Partai Kebangkitan Bangsa dan Garda Bangsa”, dengan alasan bahwa
pola komunikasi menjadi salah satu yang terpenting dalam membangun sebuah
organisasi partai politik.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Agar dalam penulisan ini tidak menyimpang dari pokok permasalahan,
maka penulis memberikan batasan pada permasalahan pola komunikasi organisasi
pada organisasi politik Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP
DPP PKB) dan Garda Bangsa
Adapun yang menjadi rumusan masalah pada penelitian skripsi ini adalah
1. Bagaimana pola komunikasi antara DPP DPP PKB dan Garda Bangsa?
2. Hambatan apa saja yang terjadi pada pola komunikasi yang digunakan
oleh DPP DPP PKB dan Garda Bangsa?
10
C. Tujuan dan Manfaatan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui bagaimana
pola komunikasi organisasi partai politik Partai Kebangkitan Bangsa dalam
membangun sebuah komunikasi yang efektif di dalamnya?
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas pengetahuan
kita tentang ilmu-ilmu komunikasi, khususnya dalam pengembangan
pola komunikasi yang akan menghasilkan komunikasi yang efektif.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan tidak hanya memiliki manfaat secara
akademis tetapi juga manfaat secara praktis yakni penelitian ini
diharapkan dapat memberikan konstribusi secara praktis khususnya bagi
para praktisi-praktisi dan perilaku organisasi dalam membangun pola
komunikasi dan tata cara komunikasi yang efektif dan se-efisien
mungkin.
D. Tinjauan Kepustakaan
Sebelumnya peneliti telah mengadakan tinjauan pustaka terhadap skripsi
dengan judul yang terdapat dalam beberapa buku dan hasil penelitian. Dari
tinjauan yang peneliti lakukan, peneliti mendapatkan bahwa kajian mengenai
11
komunikasi organisasi ini telah diteliti sebelumnya oleh beberapa orang.
Beberapa diantaranya adalah:
1. “Pola Komunikasi Organisasi di Balai Besar Meteorologi dan Geofisika
Wilayah II Kampung Utan Tangerang” oleh Dini Novianti. Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2009. Skripsi
ini menjelaskan bahwasanya pola komunikasi dalam bidang data dan
informasi di BBMG Wilayah II Kampung Utan adalah komunikasi ke
bawah, komunikasi keatas, komunikasi horizontal dan informal. Media
yang digunakan adalah melalui website, telepon, radio, fax, email, brosur
dan koran untuk pelayanan jasa. Perbedaan skripsi ini dengan yang akan
diteliti terletak pada objek penelitian.11
2. “Pola komunikasi organisasi Nur Mahmudi sebagai Walikota Depok
dalam implementasi kebijakan publik” oleh Januar Azhari, jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun
2008. Skripsi ini berisi tentang pola komunikasi organisasi yang
digunakan oleh Nur Mahmudi adalah pola lingkaran. Pola ini
memungkinkan semua anggota komunikasi satu dengan yang lainnya
hanya melalui sejenis sistem pengulangan pesan. Media yang digunakan
adalah media lisan dan tulisan hingga ke teknologi berbasis multimedia
11 Dini Novianti, Pola Komunikasi Organisasi di Balai Besar Meteorologi dan Geofisika
Wilayah II Kampung Utan Tangeran, (Skripsi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah, 2009).
12
(internet). Perbedaan penelitian skripsi ini dengan penelitian yang akan
saya teliti adalah terletak pada objek penelitiannya.12
3. “Pola Komunikasi Organisasi di PT. Arga Bangun Bangsa ESQ
Leadership Center” oleh Ika Sholihah, jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013. Skripsi ini berisi tentang
pola komunikasi organisasi yang digunakan oleh PT. Arga Bangun
Bangsa ESQ Leadership Center adalah pola bintang. Pola ini
memungkinkan dimana para karyawan bebas melakukan komunikasi
dengan siapapun tanpa dibatasi oleh pihak lain. Sehingga komunikasi ini
dapat berjalan dengan baik dan keterbukaan antara atasan dengan
bawahan, bawahan dengan atasan, maupun sesama karyawan. Adapun
media yang digunakan dalam menyampaikan informasi adalah morning
briefing, rapat, grup facebook, e-mail, bbm, bbm, sms, dan telepon.
Selain itu, komunikasi secara langsung juga digunakan. Perbedaan
penelitian skripsi ini dengan penelitian skripsi saya adalah terletak pada
objek penelitiannya.13
12 Januar Azhari, Pola komunikasi organisasi Nur Mahmudi sebagai Walikota Depok
dalam implementasi kebijakan public, (Skripsi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008). 13 Ika Sholihah, Pola Komunikasi Organisasi di PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership
Cente, (Skripsi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013)
13
E. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif, dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti berusaha untuk
menggambarkan secara jelas segala yang terjadi di lapangan dan kemudian
dianalisa untuk mendapatkan hasil berdasarkan tujuan penelitian. Pendekatan
kualitatif ini menitikberatkan pada data-data penelitian yang akan dihasilkan
berupa kata-kata melalui pengamatan dan wawancara.14
Dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif karya Lexy J. Moleong
terhadap pendapat yang dikemukakan oleh Bogdan dan Tylor. “Metodologi
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.15
1. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Sekretaris Jenderal DPP PKB, yaitu
Bapak H. Abdul Kadir Karding dan Ketua Garda Bangsa, yaitu H.
Cucun Ahmad Syamsurijal
b. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah Pola komunikasi organisasi yang
digunakan oleh DPP DPP PKB dalam menyampaikan informasi
kepada Garda Bangsa.
14 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta; PT.
Rhineka Cipta, 1998), cet Ke-2, hal. 10 15 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif ( Bandung: RemajaRosdaKarya,
2009), h. 4
14
2. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data yang digunakan oleh
peneliti dalam penelitian ini adalah:
a. Wawancara
Wawancara (interview) secara langsung dengan orang-orang
yang terlibat sebagai tokoh sentral di DPP DPP PKB dan Garda
Bangsa. Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data yang
memperkuat penelitian. Dengan teknik wawancara ini peneliti
bertemu langsung dengan beberapa informan yang berperan penting
serta mengetahui tentang seluk beluk.
b. Observasi
Observasi atau pengamatan langsung. Teknik observasi atau
pengamatan yang peneliti gunakan adalah bersifat langsung dengan
mengamati objek yang diteliti, yakni bagaimana pola komunikasi
organisasi antara pengurus DPP DPP PKB dengan pengurus Garda
Bangsa, setelah mendapatkan datanya penulis melakukan proses
pencatatan bertahap setiap kali melakukan observasi.
c. Dokumentasi
Dalam proses pengumpulan data selanjutnya penulis
mengumpulkan data melalui catatan-catatan yang berkaitan dengan
subjek penelitian. Dokumentasi ini penulis ambil dari buku-buku,
majalah dan foto-foto yang penulis ambil ketika observasi serta
dokumen atau arsip yang berisi data-data yang berkaitan dengan
15
subjek penilitian yang penulis dapat dari pengurus DPP DPP PKB dan
Garda Bangsa. Semua ini penulis lakukan untuk memperkuat dan
mendukung proses analisis data penelitian.
3. Teknik Analisis Data
Seluruh data yang dikumpulkan, kemudian dianalisis dan
diinterpretasikan. Adapun metode yang digunakan dalam menganalisis
data, peneliti menggunakan analisis deskriptif. Dimana peneliti
mengungkapkan data dan fakta yang apa adanya secara alamiah tanpa
sedikit pun mempengaruhi subjek ataupun objek penelitian. Dalam
pengolahan tersebut peneliti menggabungkan tiga proses pengumpulan
data dengan mengolah data hasil observasi, wawancara dan dokumentasi
menjadi sebuah data yang bisa saling melengkapi sehingga dapat
dideskriptifkan.
Setelah itu penulis mencoba menafsirkan hasil penggabungan tiga
sumber data di atas menjadi sebuah narasi deskriptif kualitatif yang
diuraikan ke dalam bahasa yang sederhana sehingga mudah dimengerti.
Penekanaan deskriptif kualitatif lebih banyak mengalisis permukaan data,
hanya memperhatikan proses-proses kejadian suatu fenomena, bukan
kedalaman atau makna data16
definisinya bahwa analisis data adalah
proses penyerdehanaan data ke dalam bentuk yang lebih muda dibaca
dan diinterpretasikan.
16 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Public, dan Ilmu
Sosial lainnya. (Jakarta: Kencana , 2009). Cet ke-3, h. 146
16
Berhubung jenis penelitian ini menggunakan metode analisis
deskriptif maka peneliti cukup dengan menggambarkan kenyataan atau
realitas yang ada dan apa adanya, variabel demi variabel. Seluruh data
yang sudah dikumpulkan tersebut akan dijelaskan apa adanya dengan
kata-kata untuk memperoleh suatu kesimpulan.
4. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai
Desember pada tahun 2015. Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di
Kantor DPP DPP PKB Jalan Raden Saleh No.9 Cikini Jakarta Pusat
F. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui gambaran jelas tentang hal-hal yang diuraikan dalam
penulisan ini, maka penulis membagi sistematika penyusunan ke dalam lima
bab, masing-masing bab dibagi dalam sub bab dengan rincian sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian
pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II : Kerangka teori yang memuat: ruang lingkup organisasi, media
dan iklim komunikasi organisasi, hambatan-hambatan
komunikasi organisasi.
Bab III : Gambaran umum Partai Kebangkitan Bangsa dan Garda
Bangsa, memuat: sejarah berdirinya, visi dan misi, dan arti
lambang.
17
Bab IV : Temuan dan analisis, memuat: Pola komunikasi organisasi dan
hambatan-hambatan.
Bab V : Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran
18
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Pengertian Pola Komunikasi
Pola komunikasi berasal dari dua suku kata, yakni pola dan komunikasi.
Pola menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai bentuk
(struktur) yang tetap.1 Sedangkan dalam kamus Ilmiah Popular, pola dapat di
artikan sebagai model, contoh, pedoman (rancangan).2 Adapun pola
komunikasi merupakan suatu sistem penyampaian pesan melalui lambang-
lambang tertentu, mengandung arti tertentu dan pengoperan langsung untuk
mengubah tingkah laku individu yang lain untuk tingkah laku individu yang
lain.3
Pola komunikasi menurut Syaiful Bahri dapat dipahami sebagai pola
hubungan antara dua orang atau lebih dalam pengiriman dan penerimaan pesan
dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
Dimensi pola komunikasi terdiri dari dua macam, yaitu pola yang berorientasi
pada konsep dan pola yang berorientasi pada sosial yang mempunyai arah
hubungan yang berlainan.4 Pola komunikasi adalah proses atau pola hubungan
1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002) cet. ke-2, h.885 2 Puis A. Partanto dan M. Dahlan Al-Barthy, Kamus Besar Bahasa Ilmiah Popular
(Surabaya: Arkola, 1994), h. 605 3 http://prismamika.blogspot.com/2012/04/103-pola-komunikasi-organisasi.html di akses
pada 9 November 2012 4 http://riswantohidayat.wordpress.com/komunikasi/proses-komunikasi di akses pada 10
Oktober 2013
19
yang dilakukan oleh dua orang atau lebih guna menyampaikan pesan sesuai
dengan yang diinginkan.
Meskipun semua organisasi harus melakukan komunikasi dengan berbagai
pihak untuk mencapai tujuannya, pendekatan dan sistem pesan yang dipakai
antara satu organisasi dengan organisasi yang lain bervariasi atau berbeda-
beda. Untuk organisasi berskala kecil mungkin pengaturannya tidak terlalu
sulit sedangkan untuk perusahaan besar yang memiliki ribuan karyawan maka
penyampaian informasi kepada mereka merupakan pekerjaan yang cukup
rumit. Salah satu tantangan besar dalam menentukan pola komunikasi
organisasi adalah proses yang berhubungan dengan jaringan komunikasi.
Jaringan komunikasi dapat membantu menentukan iklim dan moral organisasi,
yang padagilirannya akan berpengaruh pada jaringan komunikasi.
Tantangan dalam menentukan pola komunikasi organisasi adalah
bagaimana menyampaikan informasi ke seluruh bagian organisasi dan
bagaimana menerima informasi dari seluruh bagian organisasi. Untuk
menjalankan dan mencapai tujuan tersebut maka dalam organisasi terdapat
beberapa arah formal dan informal jaringan komunikasi dalam organisasi.
Untuk itu, menentukan suatu pola komunikasi yang tepat dalam suatu
organisasi merupakan suatu keharusan. Pola komunikasi yang terjadi dalam
organisasi dapat dilihat dalam bentuk aktivitas regular meeting. Dimana pola
komunikasi yang terdapat dalam aktivitas regular meeting itu sendiri banyak
dipengaruhi oleh jaringan komunikasi. Secara umum pola komunikasi yang
20
terdapat dalam aktivitas regular meeting dikelompokkan menjadi jaringan
komunikasi formal dan informal.
B. Macam-Macam Pola Komunikasi
Pola komunikasi terdiri atas beberapa macam, yaitu:
1. Pola Komunikasi Primer
Pola komunikasi primer merupakan suatu proses penyampaian
oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu
simbol sebagai media atau saluran. Dalam pola ini terbagi menjadi
dua lambang verbal dan nirverbal. Lambang verbal yaitu bahasa, yang
paling sering digunakan karena bahasa mampu mengungkapkan
pikiran komunikator. Sedangkan lambang nirverbal yaitu lambang
yang digunakan dalam berkomunikasi yang bukan bahasa, namun
merupakan isyarat dengan menggunakan anggota tubuh antara lain;
kepala, mata, bibir, tangan dan sebagainya.
2. Pola Komunikasi Sekunder
Pola komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian
oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau
sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang pada media
pertama. Komunikator yang menggunakan media kedua ini karena
yang menjadi sasaran komunikasi yang jauh tempatnya, atau banyak
jumlahnya. Dalam proses komunikasi secara sekunder ini semakin
21
lama akan semakin efektif dan efisien, karena didukung oleh teknologi
informasi yang semakin canggih.
3. Pola Komunikasi Linear
Linear di sini mengandung makna lurus yang berarti perjalanan
dari satu titik ke titik yang lain secara lurus, yang berarti penyampaian
pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal.
Jadi, dalam proses komunikasi ini biasanya terjadi dalam komunikasi
tatap muka (face to face), tetapi juga adakalanya komunikasi
bermedia. Dalam proses komunikasi ini, pesan yang disampaikan akan
efektif apabila ada perencanaan sebelum melaksanakan komunikasi.
4. Pola Komunikasi Sirkular
Sirkular secara harfiah berati bulat, bundar, atau keliling. Dalam
proses sirkular itu terjadinya feedback atau umpan balik, yaitu
terjadinya arus dari komunikan ke komunikator, sebagai penentu
utama keberhasilan komunikasi. Dalam pola komunikasi seperti ini,
proses komunikasi berjalan terus yaitu adanya umpan balik antara
komunikator dan komunikan.
Komunikasi yang efektif dan terbuka juga akan memudahkan penjabaran
kebijakan, sekaligus juga memberikan fasilitas kelancaran kerja. Komunikasi
juga menjadi sarana primer untuk mengubah tingkah laku, dengan jalan
mempengaruhi dan menyakinkan para pengikut. Maka ada dua bentuk
komunikasi dalam kepemimpinan organisasi, yaitu komunikasi satu arah (one
22
way communication) dan komunikasi dua arah (two way communication).
Masing-masing bentuk komunikasi memiliki kelebihan dan kelemahannya.5
Dimensi komunikasi internal terdiri dari komunikasi vertikal dan
horizontal, yaitu:
1. Komunikasi vertikal
Komunikasi vertikal yakni komunikasi dari atas ke bawah atau
sebaliknya, adalah komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan
dari bawahan kepada pemimpin secara timbal balik. Dalam
komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi,
petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, penjelasan-penjelasan, dan
lain-lain kepada bawahannya.
2. Komunikasi horizontal
Komunikasi horizontal ialah komunikasi secara mendatar, antara
anggota staf dengan anggota staf, karyawan sesama karyawan, dan
sebagainya. Berbeda dengan komunikasi vertikal yang sifatnya lebih
formal. Mereka berkomunikasi satu sama lain bukan pada waktu
sedang bekerja, melainkan pada waktu istirahat, sedang rekreasi, atau
pada waktu pulang kerja.6
Menurut arah aliran informasi, komunikasi dapat dibedakan menjadi lima
bagian, yaitu :7
5 Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2008), h.
138-139 6 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: Rosdakarya,
2007), h. 122-124 7 Wursanto, Etika Komunikasi Kantor (Yogyakarta: Kanisius, 1987), h. 44-56
23
a. Komunikasi ke atas
Komunikasi ke atas adalah komunikasi dari bawahan kepada
atasan. Tujuan komunikasi ke atas adalah untuk memperoleh
informasi, keterangan tentang kegiatan dan pelaksanaan tugas para
pegawai pada tingkat rendah. Bentuk-bentuk informasi yang dapat
disampaikan oleh para bawahan kepada atasan atau pimpinan adalah
laporan, keluhan, pendapat dan saran.
Organisasi yang efektif memerlukan komunikasi ke atas sama
banyak dengan komunikasi ke bawah yang diperlukan. Komunikasi ke
atas yang efektif sangat sukar dicapai, terutama dalam organisasi yang
besar.8
b. Komunikasi ke bawah
Komunikasi ke bawah mengalir dari pimpinan kepada bawahan,
dari manajemen puncak ke manajemen menengah, manajemen yang
lebih rendah terus mengalir kepada para pegawai bawahan atau
pekerja. Setiap pimpinan dalam bidang dan tingkat apapun harus
mampu mengadakan komunikasi, memberikan informasi, ide-ide
kepada para bawahan, baik secara langsung maupun tidak.
Komunikasi ke bawah dimaksudkan agar para bawahan mengetahui
yang harus dikerjakan, bagaimana pelaksanaannya dan bagaimana
metode kerjanya serta apa tujuannya.
8 James L. Gibson, dkk, Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses (Jakarta: Erlangga, 1993),
h. 110
24
Bentuk komunikasi ke bawah yang paling umum ialah instruksi
kerja, memo resmi, pernyataan kebijaksanaan, prosedur, buku
pedoman dan publikasi perusahaan. Dalam kebanyakan organisasi,
komunikasi ke bawah sering tidak lengkap dan tidak akurat.9
c. Komunikasi Horisontal
Komunikasi horisontal disebut juga komunikasi ke samping atau
mendatar, yang berarti bahwa komunikasi antar pegawai yang
mempunyai kedudukan setingkat atau sama. Komunikasi ini pada
umumnya bersifat pemberian informasi, keterangan-keterangan
antarpemimpin satuan unit organisasi yang berhubungan dengan
pelaksanaan kebijaksanaan pemimpin.
Mekanisme untuk menjamin adanya komunikasi horisontal
biasanya tidak ada dalam desain sebuah organisasi, maka
pelaksanaanya terserah kepada para manajer. Komunikasi antar rekan
sejawat sering diperlukan untuk mengadakan koordinasi dan juga
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.10
d. Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal adalah komunikasi yang berlangsung
antara pegawai pada tingkat kedudukan yang berbeda, pada tugas atau
fungsi yang berbeda dan tidak mempunyai wewenang langsung
terhadap pihak lain. Komunikasi ini merupakan saluran yang paling
jarang dipakai dalam organisasi, saluran ini penting dalam situasi
9 James L. Gibson, dkk, Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses, h. 110 10 James L. Gibson, dkk, Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses, h. 111
25
dimana para anggota tidak dapat berkomunikasi secara efektif melalui
saluran lainnya.11
e. Komunikasi satu arah dan dua arah
Komunikasi satu arah adalah komunikasi yang berlangsung dari
satu pihak saja, yakni pihak komunikator. Dalam pihak komunikan
tidak diberi kesempatan memberikan reaksi terhadap pesan-pesan
yang diterima dari komunikator. Dalam hal ini dapat memberikan
kesan kepada pemimpin yang bersifat otoriter.
Komunikasi dua arah adalah komunikasi yang bersifat timbal
balik baik dari pihak komunikator maupun dari pihak komunikan.
Dalam hal ini komunikan diberi kesempatan untuk memberikan reaksi
atau tanggapan terhadap berita yang diterima dari komunikator.
Komunikasi individual lebih terbuka dan efektif dengan orang-orang di
lingkungannya, serta yang mempunyai kedudukannya lebih tinggi. Pertukaran
informasi secara horisontal antara organisasi yang sama kurang menimbulkan
distorsi karena adanya persamaan ciri-ciri antar pertemanan yang memiliki
kerangka pengalaman yang sama. Isi pesan yang dibawa oleh arus horisontal
lebih berhubungan dengan tugas informasi koordinasi. Sedangkan arus
informasi ke bawah dan ke atas menyediakan umpan balik bagi hasil
pelaksanaan organisasi. Hal ini berarti bahwa arus komunikasi vertikal
11 James L. Gibson, dkk, Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses, h. 111
26
membawa pesan yang memiliki potensi lebih bersifat mengancam, sedangkan
arus informasi horisontal lebih bersifat informal.12
C. Ruang Lingkup Organisasi
Organisasi (Yunani: ὄργανον, organon - alat) adalah suatu kelompok
orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. Dalam ilmu-ilmu sosial,
organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai bidang ilmu, terutama sosiologi,
ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan manajemen. Kajian mengenai organisasi
sering disebut studi organisasi (organizational studies), perilaku organisasi
(organizational behaviour), atau analisis organisasi (organization analysis).13
Peneliti akan mengemukakan pengertian organisasi dari beberapa ahli.
Adapun pengertian organisasi menurut para ahli diantaranya dikemukakan oleh
Siagian, dalam bukunya Filsafat Administrasi (2006:6), menjelaskan organisasi
seperti berikut :
“Setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja
bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan
yang telah ditentukan dalam ikatan yang terdapat seorangatau beberapa
orang yang disebut atasan dan seorang atau sekelompok orang yang
disebut bawahan.”
Definisi di atas menunjukkan bahwa organisasi dapat ditinjau dari dua
segi pandangan, yaitu sebagai berikut:
1. Organisasi sebagai wadah di mana kegiatan – kegiatan administrasi
dijalankan.
12 Tommy Suprapto, Pengantar Ilmu Komunikasi (Yogyakarta: CAPS, 2011), h. 108-109 13 http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi#cite_ref-Keith_Davis_0-15 diunggah tanggal 9
November 2012, Jam 15:00
27
2. Organisasi sebagai rangkaian hierarki dan interaksi antara orang –
orang dalam suatu ikatan formal.
Menurut Dimock dalam Tangkilisan dengan bukunya Manajemen Publik
(2005:132), mendefinisikan organisasi sebagai berikut:
“Organisasi adalah suatu cara yang sistematis untuk memadukan bagian-
bagian yang saling tergantung menjadi suatu kesatuan yang utuh di mana
kewenangan, koordinasi, dan pengawasan dilatih untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan.”
Definisi di atas dapat disimpulkan organisasi antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Wadah atau tempat terselenggaranya administrasi.
2. Di dalamnya terjadi hubungan antar individu atau kelompok, baik
dalam
3. Organisasi itu sendiri maupun keluar organisasi.
4. Terjadi kerja sama dan pembagian tugas dalam organisasi tersebut.
5. Berlangsungnya proses aktivitas berdasarkan kinerja masing – masing.
Dikatakan organisasi jika ada aktifitas/kegiatan yang dikerjakan secara
bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama dan dilakukan oleh dua orang
atau lebih dan bukan satu orang. Karena jika kegiatan itu dilakukan oleh satu
orang bukan dikatakan organisasi.14
Organisasi berusaha mempermudah
manusia dalam menjalani hidup di dunia dengan memanfaatkan segala
kelebihan yang terdapat di dalam organisasi. Untuk menyelesaikan masalah,
ketika dipikirkan orang banyak, maka segala masalah apapun akan mudah
terselesaikan, dibanding satu orang yang memikirkannya. Satu demi satu
14 Mesiono, Manajemen dan Organisasi, Bandung : Citapustaka Media Perintis, 2010, hal
39
28
persoalan akan selesai, tatkala dikerjakan secara gotong royong. Tak salah
pepatah mengatakan “Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”. Faktor
penentu terbentuknya organisasi adalah manusia sedangkan faktor yang
berkaitan dengan kerja adalah kemampuan untuk bekerja, kemampuan untuk
mempenaruhi orang lain dan kemampuan melaksanakan asas-asas atau prinsip-
prinsip organisasi.15
Manusia adalah makhluk yang dinamis, ketidakterbatasan kebutuhan
manusia dan keterbatasan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhanya telah
menghadapkan manusia untuk hidup berorganisasi. hal ini didukung pula
dengan karakteristik manusia sebagai makhluk sosial yang tidak
memungkinkan hidup wajar tanpa berorganisasi. Organisasi telah dibentuk
sejak manusia pertama hidup di muka bumi, sekelompok manusia yang
mempunyai orientasi dan tujuan yang relatif sama berhimpun dan berusaha
untuk mencapai tujuan tersebut.
Dengan hal tersebut, memang organisasi memiliki arti yang sangat
strategis dan peran yang dapat mengelola kehidupan manusia agar lebih
mempunyai hakikat yang bermakna. Hakikat organisasi pada dasarnya
berorientasi terhadap aspirasi dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan
terhadap organisasi. Hakikat organisasi menjadi pondasi dasar dan asas dalam
pengelolaan organisasi untuk mencapai tujuannya demi terciptanya sistem
manajerial yang baik. Dapat dikatakan jika suatu organisasi kehilangan hakikat
maka perlu dipertanyakan kontinuitas dari organisasi tersebut.
15 Nasrul Syakur Chaniago, Manajemen Organisasi, Bandung : citapustaka Media Perintis,
2011, hal 20
29
Lahirnya organisasi akibat adanya tujuan yang ingin hendak dicapai oleh
pihak tertentu karena melihat adanya urgensi dari keberadaaan organisasi.
Organisasi tidak hanya dibutuhkan pada lingkup yang kecil tetapi juga pada
lingkup yang besar terlihat dari motif didirikannya organisasi. Organisasi yang
kita ketahui bersama juga memiliki tingkatan tertentu tergantung pada tujuan
dan objek dari organisasi tersebut. Contoh dari organisasi yaitu organisasi
rumah tangga, organisasi perusahaan, organisasi kemasyarakatan, organisasi
kelompok tertentu, organisasi kesamaan keyakinan, organisasi kenegaraan, dan
lain-lain.
1. Prinsip Dalam Organisasi
Menurut Roco Carzo, asas-asas atau prinsip-prinsip organisasi sebagai
berikut :
a. Organisasi harus memiliki tujuan yang jelas
Sebelumnya juga sudah dijelaskan bahwa tujuan yang jelas
yang benar-benar urgen bagi setiap organisasi agar terarah apa
yang dicita-cita orang-orang yang berada diorganisasi tersebut.
b. Skala Hirarki
Skala Hirarki dapat diartikan sebagai perbandingan
kekuasaan di setiap bagian yang ada. Kekuasaan yang terukur, jika
jelas berapa banyak bawahan dan jenis pekerjaan apa saja yang
menjadi titik tumpu sebuah organisasi. Artinya tidak sama antara
kepala sekolah dengan pembantu kepala sekolah dalam ukuran
hirarki kekuasaan. Yang hanya bisa memerintah bawahan adalah
30
atasan. Itu yang menjadi tolak ukur di manapun organisasi itu
berdiri.
c. Kesatuan perintah/komando
Untuk sentralisasi organisasi, kesatuan perintah itu terletak di
pucuk pimpinan tertinggi. Jika disekolah, maka kepala sekolahlah
yang bisa memerintah seluruh komponen sekolah, tetapi untuk
desentralisasi, pembantu kepala sekolah atau guru yang mempunyai
peran mengkomandokan bagian kekuasaan.
d. Pelimpahan wewenang
Dalam hal ini, ada dua pelimpahan wewenang, yakni :
a) Secara permanen yang ditandai dengan Surat Keputusan
Tetap (SK)
b) Secara sementara yang sifatnya dadakan. Contoh kepala
sekolah berhalangan menghadiri undangan rapat di
Depdiknas tentang UN, maka yang berhak menggantikan
adalah PKS I yang sifatnya sementara.
e. Pertanggung Jawaban
Dalam melakukan tugas, semua bawahan bertanggung jawab
untuk melaksanakan tugas dan hasil kerjanya. Juga bertanggung
jawab atas kemajuan organisasi kepada bawahannya. Jadi semua
pihak bertanggung jawab pada setiap apa yang dia kerjakan.
31
f. Pembagian pekerjaan
Pembagian pekerjaan sangat diperlukan untuk menutupi
ketidakmampuan setiap orang untuk mengerjakan semua pekerjaan
yang ada dalam organisasi. Perlu adanya spesialisasi pekerjaan
yang disuaikan dengan keahlian masing-masing. Kegiatan-kegiatan
itu perlu dikelompokkan dan ditentukan agar lebih efektif dalam
mencapai tujuan organisasi.
g. Rentang pengendalian
Jenjang atau rentang pengendalian berkaitan dengan jumlah
bawahan yang harus dikendalikan seorang atasan. Oleh sebab itu
tingkat-tingkat kewenangan yang ada harus dibatasi seminimal
mungkin sehingga tidak semua merasa menjadi atasan.
h. Fungsional
Bahwa seorang dalam organisasi secara fungsional harus
jelas tugas dan wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerjanya,
serta tanggung jawabnya dalam pencapaian tujuan organisasi.
i. Pemisahan
Prinsip pemisahan ini berkaitan dengan beban tugas individu
yang tidak dapat dibebankan tanggung jawabnya kepada orang lain.
Kecuali ada hal-hal tertentu diluar kuasa manusia, misal sakit.
32
j. Keseimbangan
Prinsip ini berhubungan dengan keseimbangan antara struktur
organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi. Keseimbangan
antara beban tugas, imbalan, waktu bekerja dan hasil pekerjaan.
k. Flexibelitas
Suatu pertumbuhan dan perkembangan organisasi tergantung
pada dinamika kelompok. Keseimbangan penugasan dengan
imbalan perlu diperhatikan dengan baik dalam memenuhi tujuan
organisasi.
l. Kepemimpinan
Kepemimpinan sangat berarti bagi sebuah organisasi. Semua
aktivitas dijalankan oleh pemimpin. Pemimpin juga bertanggung
jawab atas kemajuan dan kemunduran organisasi. Seluruh fungsi-
fungsi manajemen akan dikendalikan sepenuhnya oleh pemimpin.
Oleh karena itu, kepemimpinan dianggap sebagai inti dari
organisasi ataupun manajemen.16
2. Tujuan Organisasi
Organisasi-organisasi tanpa manajemen akan menjadi kacau dan
bahkan mungkin gulung tikar. Hal ini terbukti dengan jelas dalam situasi
yang tidak normal seperti adanya bencana ketika organisasi sedang tidak
teratur maka manajemen sangat dibutuhkan untuk membenahi organisasi
agar menjadi lebih baik. Setiap organisasi memiliki keterbatasan akan
16 Nasrul Syakur Chaniago, Manajemen Organisasi, Bandung : citapustaka Media Perintis,
2011, hal 22-24
33
sumber daya manusia, uang dan fisik untuk mencapai tujuan organisasi.
Keberhasilan mencapai tujuan sebenarnya tergantung pada tujuan yang akan
dicapai dengan cara menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan
tersebut. Manajemen menentukan keefektifan dan efisiensi ditekankan pada
melakukan pekerjaan yang benar.
Efektif mengacu pada pencapaian tujuan efisien mengacu pada
penggunaan sumber daya minimum untuk menghasilkan keluaran yang
telah ditentukan. Bagi manajemen diutamakan efektif lebih dahulu baru
efisien. Jadi organisasi membutuhkan manajemen terutama untuk dua hal
yang terpenting yaitu:
a. Pencapaian tujuan secara efektif dan efisensi.
b. Menyeimbangkan tujuan-tujuan yang saling bertentangan dan
menemukan skala prioritas. Salah satu wujud dari adanya manajemen
dalam suatu organisasi adalah terlihat adanya struktur organisasi.
Struktur organisasi adalah pengaturan pekerjaan untuk dilaksanakan
dalam suatu bisnis. Struktur organisasi dimaksudkan untuk membantu
mewujudkan tujuan bisnis dengan cara mengatur pekerjaan yang harus
dilakukan. Meskipun demikian tidak terdapat satu metode manajemen yang
paling baik untuk mengatur suatu organisasi. Cara mengelola suatu
organisasi disesuaikan dengan kondisi organisasi yang tentu masing-masing
organisasi memiliki ciri dan situasi tertentu.
Penyusunan suatu organisasi formal, yaitu struktur organisasi yang
disusun dan dibentuk oleh manajemen puncak, dimulai dengan merumuskan
34
tujuan dan rencana organisasi. Manajemen kemudian menentukan aktivitas
pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Aktivitas-
aktivitas yang sudah ditentukan tersebut diklasifikasikan ke dalam beberapa
unit kerja. Pengelompokan unit kerja berdasarkan pada kesamaan aktivitas
atau kesamaan proses atau keterampilan yang diperlukan, yang disebut
kesamaan fungsional. Masing-masing unit kerja tersebut kemudian diberi
aktivitas dan wewenang oleh manajemen untuk melaksanakan tugas
masing-masing.
D. Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi terdiri dari dua kata, yakni komunikasi dan
organisasi. Agar lebih mudah memahami keduanya, maka kedua kata tersebut
akan diuraikan dengan penjelasan masing-masing. Kata komunikasi adalah
sebuah terjemahan dari bahasa Inggris Communication, kata tersebut
dikembangkan di Amerika Serikat. Untuk definisi komunikasi dapat dilihat
dari sudut pandang (etimologi) dan dari sudut istilah (terminologi).17
Menurut bahasa atau etimologi, komunikasi dalam Ensiklopedi Umum
diartikan dengan perhubungan, sedangkan yang terdapat dalam buku
komunikasi berasal dari Bahasa Latin communication yang diturunkan dari
kata communis yang memiliki arti membangun kebersamaan antara dua orang
atau lebih. Communis memiliki akar kata yaitu communico yang memiliki arti
17 Raudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007) h. 19
35
berbagi/membuat sama. Dalam hal ini berbagi yang dimaksud adalah
pemahaman bersama melalui pertukaran pesan.18
Komunikasi secara istilah atau terminologi juga disampaikan oleh para
ilmuan yang memfokuskan diri dalam bidang komunikasi. Salah satunya
adalah Everret M. Rogers dikutip Hafied Cangara yang mengatakan bahwa
komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu
penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.19
Dari beberapa definisi yang ada, dapat dikatakan bahwa komunikasi
adalah proses penyampaian ide kepada satu penerima atau lebih dilakukan
dengan menggunakan bahasa yang maknanya sama-sama dipahami oleh
komunikator dan komunikan dan memiliki tujuan untuk membangun
kebersamaan antara komunikan dan komunikator.
Organisasi menurut Everet Roggers dalam buku Perilaku Organisasi
karangan Miftah Thoha adalah suatu sistem individu yang stabil yang bekerja
bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan bersama lewat suatu struktur
hirarki dan pembagian kerja.20
Organisasi adalah wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih
hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri.
18 Dani Vardiansyah, Filsafat Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Depok: PT Indeks
Kelompok Gramedia, 2005) h. 24 19 Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007),
h.1 20 Miftah Toha, Perilaku organisasi, (Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada,2002), cet ke-12,
h. 162
36
Organisasi merupakan suatu unit yang terkoordinasi yang beranggotakan
minimal dua orang dan memiliki fungsi untuk mencapai suatu tujuan.21
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai
pesan didalam kelompok formal ataupun informal organisasi. Komunikasi
formal adalah komunikasi yang sifatnya berorientasi pada organisasi, dan
komunikasi informal adalah komunikasi yang orientasinya tidak pada
organisasi namun lebih ke para anggotanya secara individual.22
Selain itu ada pula definisi menurut Arni Muhammad, komunikasi
organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang
kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal,
hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau
komunikasi ke bawah (atasan kepada bawahan), komunikasi upward atau
komunikasi ke atas (komunikasi bawahan kepada atasan).23
Dengan kata lain komunikasi organisasi adalah penyampaian informasi
atau pesan baik dari atasan ke bawahan maupun dari bawahan kepada atasan.
Bentuk komunikasinya dapat berupa komunikasi formal maupun informal, dan
komunikasi ini hanya sebatas komunikasi internal, yakni komunikasi yang
terjadi hanya dalam lingkup organisasi.
Konsep pengorganisasian dan konsep organisasi begitu lazim dalam
kehidupan sehari-hari, tidak mengherankan bila orang mengabaikan
kepelikannya. Memahami kehidupan organisasi lebih dari sekedar
21 Vheithzal Rivai, kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004), h. 188 22 Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek (Malang:
UMM Press, 2008), h. 6 23 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h. 65-66
37
mendefinisikan pengorganisasian, organisasi dan komunikasi organisasi.
Konsep-konsep ini dapat digunakan dalam berbagai cara dengan berbagai
konsekuensi.
Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-
hubungan hirarki antara yang satu dengan yang lainnya dan berfungsi dalam
suatu lingkungan. Sedangkan devisi interpreative komunikasi organisasi
cenderung menekankan pada kegiatan penanganan pesan yang terkandung
dalam suatu batas organisasional.24
E. Model-model Pola Komunikasi Organisasi
Terdapat lima pola aliran informasi yang dapat dijumpai di umumnya
kelompok dan organisasi, diantaranya sebagai berikut:25
a. Pola lingkaran
Pola lingkaran tidak memiliki pemimpin. Semua anggota
posisinya sama. Mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang sama
untuk mempengaruhi kelompok. Setiap anggota bisa berkomunikasi
dengan dua anggota lain disisinya.26
24 Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek,
(Malang: UMM Press, 2008), h. 5 25 Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek (Malang:
UMM Press, 2008), h. 57 26 Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek,
(Malang: UMM Press, 2008), h. 57-58
38
Gambar 2.1. Pola Lingkaran
b. Pola Roda
Pola roda memiliki pemimpin yang jelas, yaitu yang posisinya
di pusat. Orang ini merupakan satu-satunya yang dapat mengirim dan
menerima pesan dari semua anggota. Oleh karena itu, jika seorang
anggota ingin berkomunikasi dengan anggota lain, maka pesannya
harus disampaikan melalui pemimpinnya.27
Gambar 2.2. Pola Roda
c. Pola Y
Pola Y relatif kurang tersentralisasi dibanding dengan pola roda,
tetapi lebih tersentralisasi dibanding dengan pola lainnya. Pada pola Y
juga terdapat pemimpin yang jelas. Anggota ini dapat mengirimkan
27 Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek,
(Malang: UMM Press, 2008), h. 57-58
39
dan menerima pesan dari dua orang lainnya. Ketiga anggota lainnya
komunikasinya terbatas hanya dengan satu orang lainnya.28
Gambar 2.3. Pola Y
d. Pola Rantai
Pola rantai sama dengan pola lingkaran kecuali bahwa para
anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu
orang saja. Keadaan terpusat juga terdapat di sini. Orang yang berada
di posisi tengah lebih berperan sebagai pemimpin daripada mereka
yang berada di posisi lain.29
Gambar 2.4. Pola Rantai
28 Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek,
(Malang: UMM Press, 2008), h. 57-58 29 Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek,
(Malang: UMM Press, 2008), h. 57-58
40
e. Pola Semua Saluran atau Bintang
Pola semua saluran atau bintang hampir sama dengan pola
lingkaran dalam arti semua anggota adalah sama dan semuanya juga
memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota lainnya.
Akan tetapi, dalam struktur semua saluran, setiap anggota lainnya.
Pola ini memungkinkan adanya partisipasi anggota secara optimum.30
Gambar 2.5. Pola Semua Saluran
Meskipun organisasi formal sangat mengandalkan proses berurutan
umum untuk menghimpun dan menyebarkan informasi, pola khusus aliran
informasi berkembang dari kontak antar persona yang teratur dan cara-cara
rutin pengiriman dan penerimaan pesan. Katz dan Kahn (Wayne Pace, 2006)
menunjukkan bahwa pola atau keadaan urusan yang teratur mensyaratkan
bahwa komunikasi diantara para anggota sistem tersebut dibatasi. Sifat asal
organisasi mengisyaratkan pembatasan mengenai siapa berbicara kepada siapa.
Burgess mengamati bahwa karakter komunikasi yang ganjil dalam organisasi
adalah bahwa “pesan mengalir menjadi sangat teratur sehingga dapat berbicara
30 Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek,
(Malang: UMM Press, 2008), h. 57-58
41
tentang jaringan atau struktur komunikasi”. Ia juga mengatakan bahwa
organisasi formal mengendalikan struktur komunikasi dengan menggunakan
sarana tertentu seperti penunjukan otoritas dan hubungan-hubungan kerja,
penetapan kantor, dan fungsi-fungsi komunikasi khusus.31
31 R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan (Bandung: Rosdakarya, 2006), h. 174
42
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Pendirian
1. Partai Kebangkitan Bangsa
Pada tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto lengser keprabon sebagai
akibat desakan arus reformasi yang kuat, mulai yang mengalir dari diskusi
terbatas, unjuk rasa, unjuk keprihatinan, sampai istighosah dan lain
sebagainya.1
Peristiwa ini menandai lahirnya era baru di Indonesia, yang kemudian
disebut era reformasi. Sehari setelah peristiwa bersejarah itu, Pengurus Besar
Nahdlatul Ulama (PBNU) mulai kebanjiran usulan dari warga NU di seluruh
pelosok tanah air. Usulan yang masuk ke PBNU sangat beragam, ada yang
hanya mengusulkan agar PBNU membentuk parpol, ada yang mengusulkan
nama parpol. Tercatat ada 39 nama parpol yang diusulkan. Nama terbanyak
yang diusulkan adalah Nahdlatul Ummah, Kebangkitan Umat dan Kebangkitan
Bangsa.2
Ada juga yang mengusulkan lambang parpol. Unsur-unsur yang
terbanyak diusulkan untuk lambang parpol adalah gambar bumi, bintang
sembilan dan warna hijau. Ada yang mengusulkan bentuk hubungan dengan
NU, ada yang mengusulkan visi dan misi parpol, AD/ART parpol, nama-nama
1 http://www.dpp.pkb.or.id/sejarah-pendirian diakses pada tanggal 30 September 2015
pukul 13.05 WIB 2 http://www.dpp.pkb.or.id/sejarah-pendirian diakses pada tanggal 30 September 2015
pukul 13.05
43
untuk menjadi pengurus parpol, ada juga yang mengusulkan semuanya. Di
antara yang usulannya paling lengkap adalah Lajnah Sebelas Rembang yang
diketuai KH M Cholil Bisri dan PWNU Jawa Barat. Dalam menyikapi usulan
yang masuk dari masyarakat Nahdliyin, PBNU menanggapinya secara hati-
hati. Hal ini didasarkan pada adanya kenyataan bahwa hasil Muktamar NU ke-
27 di Situbondo yang menetapkan bahwa secara organisatoris NU tidak terkait
dengan partai politik manapun dan tidak melakukan kegiatan politik praktis.
Namun demikian, sikap yang ditunjukan PBNU belum memuaskan keinginan
warga NU. Banyak pihak dan kalangan NU dengan tidak sabar bahkan
langsung menyatakan berdirinya parpol untuk mewadahi aspirasi politik warga
NU setempat. Diantara yang sudah mendeklarasikan sebuar parpol adalah
Partai Bintang Sembilan di Purwokerto dan Partai Kebangkitan Umat
(Perkanu) di Cirebon.3
Akhirnya, PBNU mengadakan Rapat Harian Syuriyah dan Tanfidziyah
PBNU tanggal 3 Juni 1998 yang menghasilkan keputusan untuk membentuk
Tim Lima yang diberi tugas untuk memenuhi aspirasi warga NU. Tim Lima
diketuai oleh KH. Ma'ruf Amin (Rais Suriyah/Koordinator Harian PBNU),
dengan anggota, KH. M. Dawam Anwar (Katib Aam PBNU), Dr. KH Said
Aqil Siradj, M.A. (Wakil Katib Aam PBNU), HM. Rozy Munir,S.E., M.Sc.
(Ketua PBNU), dan Ahmad Bagdja (Sekretaris Jenderal PBNU). Untuk
3 http://www.dpp.pkb.or.id/sejarah-pendirian diakses pada tanggal 30 September 2015
pukul 13.05 WIB
44
mengatasi hambatan organisatoris, Tim Lima itu dibekali Surat Keputusan
PBNU.4
Selanjutnya, untuk memperkuat posisi dan kemampuan kerja Tim Lima
seiring semakin derasnya usulan warga NU untuk menginginkan partai politik,
maka pada Rapat Harian Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU tanggal 20 Juni
1998 memberi Surat Tugas kepada Tim Lima, selain itu juga dibentuk Tim
Asistensi yang diketuai oleh Arifin Djunaedi (Wakil Sekjen PBNU) dengan
anggota H. Muhyiddin Arubusman, H.M. Fachri Thaha Ma'ruf, Lc., Drs. H
Abdul Aziz, M.A., Drs. H Andi Muarli Sunrawa, H.M. Nasihin Hasan, H
Lukman Saifuddin, Drs. Amin Said Husni dan Muhaimin Iskandar. Tim
Asistensi bertugas membantu Tim Lima dalam mengiventarisasi dan
merangkum usulan yang ingin membentuk parpol baru, dan membantu warga
NU dalam melahirkan parpol baru yang dapat mewadahi aspirasi poitik warga
NU.5
Pada tanggal 22 Juni 1998 Tim Lima dan Tim Asistensi mengadakan
rapat untuk mendefinisikan dan mengelaborasikan tugas-tugasnya. Tanggal 26
- 28 Juni 1998 Tim Lima dan Tim Asistensi mengadakan konsinyering di Villa
La Citra Cipanas untuk menyusun rancangan awal pembentukan parpol.
Pertemuan ini menghasilkan lima rancangan:6
4 http://www.dpp.pkb.or.id/sejarah-pendirian diakses pada tanggal 30 September 2015
pukul 13.05 WIB 5 http://www.dpp.pkb.or.id/sejarah-pendirian diakses pada tanggal 30 September 2015
pukul 13.05 WIB 6 http://www.dpp.pkb.or.id/sejarah-pendirian diakses pada tanggal 30 September 2015
pukul 13.05 WIB
45
Pokok-pokok Pikiran NU Mengenai Reformasi Politik, Mabda' Siyasiy,
Hubungan Partai Politik dengan NU, AD/ART dan Naskah Deklarasi.
Sang inisiator pembentukan parpol bagi warga NU, KH Abdurrahman
Wahid atau Gus Dur prihatin bahwa kelompok-kelompok NU ingin mendirikan
partai politik NU. Lantaran ini terkesan mengaitkan agama dan politik partai.
Medio akhir Juni 1998, sikapnya mengendur dan bersedia menginisiasi
kelahiran parpol berbasis ahlussunah wal jamaah.7
Keinginan Gus Dur diperkuat dukungan deklarator lainnya, yaitu KH
Munasir Ali, KH Ilyas Ruchiyat, KH A. Mustofa Bisri serta KH A. Muchith
Muzadi. Proses selanjutnya, penentuan nama partai disahkan melalui hasil
musyawarah Tim Asistensi Lajnah, Tim Lajnah, Tim NU, Tim Asistensi NU,
Perwakilan Wilayah, para tokoh pesantren, dan tokoh masyarakat.8
Usai pembentukan partai, deklarasi pun dilaksanakan di Jakarta pada 29
Rabiul Awal 1419 H atau 23 Juli 1998. Bunyi dalam isi deklarasi tersebut
adalah:9
Bahwa cita-cita proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia adalah
terwujudnya suatu bangsa yang merdeka, bersatu, adil dan makmur, serta untuk
mewujudkan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
7 http://www.dpp.pkb.or.id/sejarah-pendirian diakses pada tanggal 30 September 2015
pukul 13.05 WIB 8 http://www.dpp.pkb.or.id/sejarah-pendirian diakses pada tanggal 30 September 2015
pukul 13.05 WIB 9 http://www.dpp.pkb.or.id/sejarah-pendirian diakses pada tanggal 30 September 2015
pukul 13.05 WIB
46
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Bahwa wujud dari bangsa yang dicita-citakan itu adalah masyarakat
beradab dan sejahtera yang mengejawantahkan nilai-nilai kejujuran, kebenaran,
kesungguhan dan keterbukaan yang bersumber dari hati nurani, bisa dipercaya,
setia dan tepat janji serta mampu memecahkan masalah sosial yang bertumpu
pada kekuatan sendiri, bersikap dan bertindak adil dalam segala situasi, tolong
menolong dalam kebajikan, serta konsisten menjalankan garis/ketentuan yang
telah disepakati bersama.10
Maka dengan memohon rahmat, taufiq, hidayah dan inayah Allah SWT
serta didorong oleh semangat keagamaan, kebangsaan dan demokrasi, kami
warga Jam‟iyah Nahdlatul Ulama dengan ini menyatakan berdirinya partai
politik yang bersifat kejuangan, kebangsaan, terbuka dan demokratis yang
diberi nama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).11
2. Garda Bangsa
Salah satu sesepuh dalam kesempatan sempat berucap, jika Garda
Bangsa besar maka PKB pasti besar. Ungkapan itu sebetulnya mengisyaratkan
betapa posisi Garda Bangsa sebagai Banom yang bertugas melakukan
supporting system terhadap PKB sangat strategis.12
Garda Bangsa didirikan pada tanggal 11 Maret 1999, pendirian Garda
Bangsa dimaksudkan untuk menggalang dukungan masa pemilih pemuda.
10 http://www.dpp.pkb.or.id/sejarah-pendirian diakses pada tanggal 30 September 2015
pukul 13.05 WIB 11 http://www.dpp.pkb.or.id/sejarah-pendirian diakses pada tanggal 30 September 2015
pukul 13.05 WIB 12 Hasil wawancara dengan Ketua Garda Bangsa pada tanggal 28 Juni 2016
47
Sekaligus menyiapkan politisi-politisi yang nantinya akan meneruskan
regenerasi di PKB. Pada waktu itu bukan tugas mudah untuk menyakinkan
kepada para pemuda agar terlibat langsung dalam Parpol, khususnya yang
bergelut di kampus, intelektual maupun LSM.13
Dimata mereka, partai politik tak lebih dari kumpulan orang yang haus
kekuasaan dan jauh dari niatan untuk memberdayakan masyarakat. Dikotomi
partisan dan non-partisan terlihat begitu tajam. Namun perjalanan berikutnya,
setelah Gusdur menjadi Presiden RI, hasrat kaum muda untuk terlibat dalam
parpol semakin kuat. Perjuangan ekstra parlementer yang selama ini dipilih,
dirasa sering kali terbentur tembok tebal.14
Sementara aliansi-aliansi taktis yang dilakukan dengan parpol maupun
anggota parlemen tidak memberi jaminan bahwa isu yang diperjuangkan dapat
terealisasi. Karena, pada dasarnya mereka tetap dianggap sebagai “orang luar”,
terlebih lagi dengan runtuhnya rezim otoriter. Pejuang tersebut tidak punya
perekat tunggal untuk dapat solid dalam satu barisan, antara LSM dan ormas
kepemudaan berjalan sendiri-sendiri serta membangun aliansi jangka pendek
dan menengah dengan partai secara sporadis. Sejak saat itu batas-batas antar
partisan dan non-partisan mulai kabur. Dengan faktor politik semacam itulah,
yang kemudian mendorong sebagian pemuda untuk berpikir realistis. Bahwa
perjuangan mengadvokasi kelompok marginal hanya dapat dituntaskan jika
kekuasaan sebagai sumber utama munculnya regulasi direbut. Garda Bangsa
13 Hasil wawancara dengan Ketua Garda Bangsa pada tanggal 28 Juni 2016 14 Hasil wawancara dengan Ketua Garda Bangsa pada tanggal 28 Juni 2016
48
sebagai lembaga kepemudaan PKB, juga merasakan terjadinya pergeseran
kesadaran berpolitik anak-anak muda tersebut.15
Sebagian besar pengurus Garda Bangsa di semua tingkatan adalah kader-
kader muda yang sebelumnya bergelut di LSM dan Ormas Kepemudaan.16
B. Visi dan Misi
1. Partai Kebangkitan Bangsa
a. Visi : Kebangsaan - Kerakyatan – Humanisme – Religius
b. Misi :
1. Mewujudkan cita-cita kemerdekaan Republik Indonesia sebagaimana
yang dituangkan dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945.
2. Mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur secara lahir dan batin,
material dan spiritual.
3. Mewujudkan tatanan politik nasional yang demokratis, terbuka, bersih
dan berakhlakul karimah.
2. Garda Bangsa
a. Visi
Wadah untuk menghimpun, mengembangkan dan mendistribusikan
segenap potensi sumberdaya muda warga negara Indonesia untuk secara
bersama-sama meningkatkan pendidikan, kesadaran dan partisipasi
politik bagi terwujudnya hak-hak sipil dan politik rakyat.
15 Hasil wawancara dengan Ketua Garda Bangsa pada tanggal 28 Juni 2016 16 Hasil wawancara dengan Ketua Garda Bangsa pada tanggal 28 Juni 2016
49
b. Misi
Sarana mencetak kader-kader pemuda agar memiliki komitmen
yang tinggi, pemahaman yang utuh dan kemampuan yang andal untuk
didaya-gunakan secara optimal guna mengamankan aset-aset sumber
daya, mengembangkan kualitas serta menopang keberhasilan upaya-
upaya pencapaian cita-cita dan tujuan perjuangan Kebangkitan Bangsa.
C. Makna Lambang
1. Partai Kebangkitan Bangsa
Lambang Partai terdiri dari bola dunia yang dikelilingi sembilan bintang
dengan tulisan nama partai pada bagian bawah, dengan bingkai dalam empat
persegi bergaris ganda, dan tulisan PKB di bawahnya yang diberi bingkai luar
dengan garis tunggal.
50
1. Arti Gambar adalah sebagai berikut:17
a. Bumi dan peta Indonesia, bermakna tanah air Indonesia yang merupakan
basis perjuangan partai dalam usahanya untuk mencapai tujuan partai.
b. Sembilan bintang bermakna idealisme partai yang memuat 9 (sembilan)
nilai, yaitu kemerdekaan, keadilan, kebenaran, kejujuran, kerakyatan,
persamaan, kesederhanaan, keseimbangan, dan persaudaraan.
c. Tulisan nama Partai dan singkatannya bermakna identitas diri partai yang
berfungsi sebagai sarana perjuangan aspirasi politik rakyat Indonesia
yang memiliki kehendak menciptakan tatanan kehidupan bangsa yang
demokratis.
d. Bingkai segi empat dengan garis ganda yang sejajar bermakna garis
perjua ngan Partai yang menempatkan orientasi duniawi dan ukhrawi,
material dan spiritual, lahir dan batin, secara sejajar.
2. Arti warna adalah sebagai berikut :18
a. Putih, bermakna kesucian, ketulusan dan kebenaran yang menjadi etos
perjuangan partai.
b. Hijau, bermakna kemakmuran lahir dan batin bagi seluruh rakyat
Indonesia yang menjadi tujuan perjuangan.
c. Kuning, bermakna kebangkitan Bangsa yang menjadi nuansa
pembaharuan dan berpijak pada kemaslahatan umat manusia
.
17 Anggaran dasar/ Anggaran Rumah Tangga Partai Kebangkitan Bangsa Hasil Muktamar
Luar Biasa PKB. (Jakarta: DPP PKB 2008), h. 25 18 Anggaran dasar/ Anggaran Rumah Tangga Partai Kebangkitan Bangsa Hasil Muktamar
Luar Biasa PKB. (Jakarta: DPP PKB 2008), h. 25
51
2. Garda Bangsa
a. Makna gambar dan tulisan yang ada dalam lambang organisasi ini
adalah: 19
1) Bola dunia, garis lintang, garis bujur dan garis khatulistiwa, bermakna
missi rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil „alamin) yang
berorientasi duniawi dan ukhrawi, material dan spiritual, lahir dan
batin, secara utuh menyeluruh (kaffah/holistik);
2) Peta Indonesia, bemakna tanah air Indonesia sebagai centrum gerakan
dan/atau basis perjuangan organisasi dalam usaha mencapai tujuan
organisasi sebagaimana termaktub dalam pasal 7 Peraturan Dasar;
3) Sembilan bintang segilima dcngan bintang di tengah lebih besar,
bermakna idealisme Organisasi yang mcmuat 9 (sembilan) nilai, yaitu
kemerdekaan, keadilan, kebenaran, kejujuran, kerakyatan, persamaan,
kesederhanaan, keseimbangan, dan persaudaraan; berdasarkan kepada:
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
19 Anggaran dasar/ Anggaran Rumah Tangga Garda Bangsa. (Jakarta: 2010), h. 5
52
Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,
4) Tulisan nama organisasi yang melingkari sembilan bintang, bermakna
identitas dirii organisasi yang berfungsi sebagai sarana
rnemperjuangkan aspirasi dan menggerakkan sumber daya politik
rakyat Indonesia yang memiliki kehendak menciptakan tatanan
kehidupan bangsa yang demokratis;
5) Lingkaran merah putih di tepi luar, bermakna keberanian untuk
membela, dan dengan cara, yang benar;
6) Bentuk tangan penyangga dan tulisan singkatan nama organisasi,
bermakna segenap potensi sumberdaya organisasi didaya-gunakan
secara optimal untuk mengamankan asetaset sumber daya,
mengembangkan kualitas serta mengawal, menjadi garda depan dan
menopang keberhasilan upaya-upaya pencapaian cita-cita dan tujuan
perjuangan PKB.
b. Makna warna-warna yang ada dalam lambang organisasi itu adalah:20
1) Hijau, bermakna kemakmuran lahir dan batin bagi seluruh rakyat
Indonesia di dunia dan di akhirat;
2) Hijau terang, bermakna suasana yang kondusif untuk menghimpun,
mencetak, mempersemaikan dan mengembangkan kader-kader
pemimpin bangsa
20 Anggaran dasar/ Anggaran Rumah Tangga Garda Bangsa. (Jakarta: 2010), h. 5
53
3) Kuning emas, bermakna kebangkitan, pembaruan dan kejayaan
bangsa untuk pencerahan dan kemaslahatan seluruh umat manusia;
4) Hitam, bermakna kesungguhan, ketegasan, dan keabadian;
5) Merah, bermakna keberanian moral dan sikap;
6) Putih, bermakna kesucian jiwa, ketulusan hati, serta kebenaran kata
dan perbuatan.
c. Lambang organisasi digunakan pada atribut-atribut organisasi, yang
ketentuan penggunaannya akan diatur lebili lanjut oleh Dewan
Koordinasi Nasional dalam suatu Peraturan organisasi.21
d. Lambang organisasi hanya dapat dirubah dan/atau diganti melalui
Kongres Garda Bangsa.22
21 Anggaran dasar/ Anggaran Rumah Tangga Garda Bangsa. (Jakarta: 2010), h. 5 22 Anggaran dasar/ Anggaran Rumah Tangga Garda Bangsa. (Jakarta: 2010), h. 5
54
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS
A. Pola Komunikasi antara Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan
Bangsa (DPP PKB) dan Dewan Koordinator Nasional (DKN) Garda
Bangsa
Berdasarkan wawancara kepada Bapak H. Abdul Kadir Karding selaku
Sekretaris Jenderal DPP PKB pada tanggal 23 November 2015 diketahui
bahwasanya Garda Bangsa yang didirikan pada tanggal 11 Maret 1999 sebagai
perpanjangan tangan yang bertugas menggalang atau mencari dukungan kaum
muda atau pemilih pemula, yang nantinya disiapkan sebagai politisi-politisi dalam
rangka regenerasi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).1 Sedangkan berdasarkan
wawancara kepada H. Cucun Syamsul Rijal selaku ketua Garda Bangsa pada
tanggal 27 Juni 2016 diketahui bahwasanya posisi Garda Bangsa adalah sebagai
sayap politik atau kepanjangan tangan dari PKB yang menaungi kaum muda-mudi
yang ingin mengetahui dan mempelajari politik. Terdapat berbagai banyak
banom. Namun, Garda Bangsalah yang menaungi kepemudaan dan edukasi
terhadap politik.2
Data dari KPU hasil pemilu 2014 menyatakan bahwa PKB menempati
posisi kelima dengan total perolehan suara sebanyak 11.298.957 atau 4,94%.
Kemenangan PKB terbesar salah satunya di daerah Jawa Timur, kemudian disusul
1 Hasil wawancara dengan Sekjen DPP PKB Bapak H. Abdul Kadir Karding pada tanggal
20 November 2015 2 Hasil wawancara dengan Ketua DKN Garda Bangsa Bapak H. Cucun Syamsul Rijal pada
tanggal 28 Juni 2016
55
oleh daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat. Sementara data dari KPU hasil pemilu
2009, menyatakan bahwa PKB menempati posisi ketujuh dengan perolehan suara
sebanyak 5.146.122 atau 9,07%. Artinya, terdapat peningkatan yang signifikan
dan hal tersebut tidak mungkin terealisasi tanpa peranan Garda Bangsa.
Nama Partai
Tahun
2009 2014
Partai NasDem 0 6,27%
Partai Kebangkitan Bangsa 4,94% 9,07%
Partai Keadilan Sejahtera 7,88% 6,61%
PDI Perjuangan 14,03% 19,77%
Partai Golkar 14,45% 14,61%
Partai Gerindra 4,46% 11,80%
Partai Demokrat 20,85% 9,73%
Partai Amanat Nasional 6,02% 7,47%
Partai Persatuan Pembangunan 5,32% 7,08%
Partai Hanura 3,77% 5,26%
Partai Bulan Bintang 1,79% 1,36%
PKPI 0,90% 0,97%
Tabel 4.1. Data Hasil Rekapitulasi KPU pada tahun 2009 dan 2014
Apabila ditinjau dari visi misinya, Garda Bangsa sebagai wadah untuk
menghimpun, mengembangkan dan mendistribusikan segenap potensi sumber
56
daya muda, yang mana secara bersama-sama meningkatkan pendidikan, kesadaran
dan partisipasi politik bagi terwujudnya hak-hak sipil dan politik rakyat. Sarana
mencetak kader-kader muda, agar memiliki komitmen yang tinggi, pemaham
yang utuh dan berkemampuan yang handal untuk didayagunakan secara optimal,
agar bisa mengamankan aset-aset sumber daya, mengembangkan kualitas serta
menopang keberhasilan upaya-upaya pencapaian cita-cita dan tujuan-tujuan
perjuangan kebangkitan bangsa.
1. Teknik Komunikasi Vertikal
a. Pola Komunkasi Atas - Bawah
Komunikasi antara atasan dengan bawahan berarti komunikasi
yang dilakukan oleh pimpinan kepada karyawan atau dari jabatan yang
tinggi ke rendah. Biasanya pesan yang disampaikan tentang pekerjaan,
kebijakan, dan ide-ide kepada para bawahan. Komunikasinya dapat
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi ini
dimaksudkan agar anggota suatu organisasi mengetahui yang harus
dikerjakan, bagaimana pelaksanaannya dan bagaimana metode kerjanya.
Berdasarkan wawancara kepada H. Cucun Syamsul Rijal diketahui
juga pola komunikasi yang dibangun antara DPP PKB dengan Garda
Bangsa adalah atas bawah dan bawah atas atau lebih tepatnya senior
kepada junior dan junior kepada senior.3 Dari data-data yang ditemukan,
dapat dicermati, komunikasi atas bawah dapat direlasikan dengan
3 Hasil wawancara bersama Ketua DKN Garda Bangsa Bapak H. Cucun Syamsul Rijal
pada tanggal 28 Juni 2016
57
kedudukan DPP PKB yang berada di atas - senior, sedangkan Garda
Bangsa yang berada di bawah - junior.
Keberadaan Dewan Pengurus Pusat bagi sebuah partai politik
merupakan pimpinan tertinggi partai yang bersifat kolektif, artinya Garda
Bangsa berada di bawahnya. Ketika Dewan Pengurus Pusat memiliki
sebuah kebijakan dan agenda, Garda Bangsa harus berperan aktif dan
membantu pelaksanaan dari kebijakan dan agenda tersebut. Sebagaimana
dituliskan dalam AD/ART PKB bahwasanya pada pasal 33 ayat 1 yang
berbunyi badan otonom adalah perangkat partai yang berfungsi
membantu melaksanakan kebijakan partai, khususnya yang berkaitan
dengan kelompok masyarakat tertentu dan merupakan basis massa serta
sumber kader partai di berbagai segmen dan/atau lapisan sosial
masyarakat.
Sebagai badan otonom dari PKB, Garda Bangsa selalu
memprioritaskan dari arahan dan instruksi DPP PKB. Ide dan usulan
tentang pengembangan dan pelebaran sayap, datangnya bisa darimana
pun, baik di tingkat wilayah hingga ke pusat. Setelah ide dan usulan
tersebut telah beralih menjadi instruksi, proses selanjutnya adalah
mengembangkannya dalam sebuah rapat di tingkat DKN Garda Bangsa
dan kemudian diteruskan dalam rapat panitia yang di dalamnya dibahas
strategi-strategi untuk mensukseskan sebuah program.
Program kerja Garda Bangsa yang rutin adalah Pendidikan dan
Pelatihan Dasar atau disingkat Diklatsar, Satgas, Bela Negara, Apel
58
Kesetiaan NKRI dan Kaderisasi Kepengurusan. Diklatsar merupakan
kegiatan pelatihan bagi generasi muda di bidang politik guna membentuk
loyalitas ideologi. Kegiataan ini rutin menjadi agenda tahunan dari Garda
Bangsa, sebagai bukti rasa cinta terhadap NKRI dan menjadi ajang
kaderisasi juga di dalam kepengurusan.
Berdasarkan penjabaran di atas, dapat digambarkan dalam sebuah
bagan terkait dengan pola komunikasi atas – bawah sebagai berikut:
Atas - Senior
Bawah – Junior
Bagan 4.1. Pola komunikasi atas – bawah DPP PKB dan Garda Bangsa
Bagan ini menggambarkan bagaimana salah satu pola komunikasi
yang selama ini dilakukan yakni atas – bawah. Keberadaan Dewan
Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB) sebagai yang di
atas, yang menyetujui dan yang memproduksi kebijakan serta instruksi,
sementara DKN Garda Bangsa sebagai yang di bawah dan yang
Dewan Pengurus Pusat
Partai Kebangkitan Bangsa
Dewan Kordinator Nasional
Garda Bangsa
Kebijakan
Instruksi
59
melaksanakan kebijakan serta instruksi. Pola komunikasi seperti ini
mempermudah pelaksanaan suatu program dan efektif yakni ada yang
menjadi kepala dan ada yang berperan sebagai tangan dan kakinya.
Komunikasi ke bawah juga merupakan hal yang sangat penting
dalam suatu organisasi, sebab komunikasi yang dilakukan berorientasi
menjalankan sistem koordinasi, informasi, evaluasi, dan koreksi setiap
permasalahan serta pengarahan pekerjaan, komunikasi penyampaian
pendapat oleh bawahan dan untuk mengetahui rasa kepuasan kerja di
dalam organisasi.
Komunikasi ke bawah selain dilakukan untuk penyampaian hal-hal
yang berhubungan dengan pekerjaan, seorang pimpinan juga harus
mampu menjalin hubungan personal dengan bawahannya karena dengan
adanya aspek hubungan manusiawi tersebut dapat menunjang suasana
dan efektifitas lingkungan organisasi sehingga akan tercipta iklim kerja
yang kondusif.
Berdasarkan uraian diatas semua itu sesuai dengan Katz dan Kahn,
bahwa ada lima jenis informasi yang bisa dikomunikasikan dari atasan
kepada bawahan4 :
1) Informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan
DPP PKB yang berada diatas memberikan ide-ide, kebijakan
dan instruksi untuk ditindaklanjuti oleh Garda Bangsa. Kemudian
dimusyawarahkan dalam rapat pleno dan dilaksanakan.
4 R. Wayne Pace dan DON F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan, h. 185
60
2) Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan
Garda Bangsa sebelum melaksanakan ide, kebijakan dan
instruksi yang diberikan oleh DPP PKB, terlebih dahulu melaporkan
hasil musyawarah dari dalam rapat pleno Garda Bangsa, sebagai dasar
pemikiran untuk melakukan ide, kebijakan dan instruksi yang
diberikan oleh DPP PKB.
3) Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi
DPP PKB akan mendapatkan laporan sementara dari Garda
Bangsa atas praktik-praktik yang telah dilaksanakannya. Sehingga,
DPP PKB dapat mengetahui atas segala kebijakan, ide dan instruksi
yang telah diberikannya sejauh mana.
4) Informasi mengenai kinerja pegawai
Garda Bangsa akan melaporkan hasil dari ide, kebijakan dan
instruksi yang telah diberikan oleh DPP PKB secara detail, sehingga
DPP PKB dan Garda Bangsa dapat menilai kinerja kader-kadernya.
Dengan tujuan juga sebagai bahan evaluasi untuk kader-kadernya.
5) Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (Sense of
Mission)
Garda Bangsa menunjuk setiap kadernya yang mumpuni dalam
bidangnya, untuk melaksanakan ide, kebijakan dan instruksi yang
diberikan oleh DPP PKB. Sehingga dengan begitu, kader Garda
Bangsa tersebut akan ada rasa memiliki tugas.
61
b. Pola Komunikasi Bawah - Atas
Komunikasi antara bawahan kepada atasan adalah pesan yang
disampaikan dari bawahan kepada atasan. Komunikasi ini tujuannya
untuk memperoleh informasi, keterangan tentang kegiatan dan
pelaksanaan tugas para karyawan pada tingkat rendah atau bawah.
Bentuk-bentuk informasinya dapat berupa laporan, keluhan, pendapat
dan saran.
Selain pola komunikasi atas – bawah, terjadi pula komunikasi yang
sebaliknya, yakni bawah – atas. Sebagaimana dikatakan H. Cucun
Syamsul Rijal, Pola komunikasi bawah – atas pun diketahui terjadi, yakni
ketika Garda Bangsa melaksanakan instruksi dan merealisasikan
kebijakan-kebijakan dalam bentuk program acara yang khususnya dalam
kaitannya dengan calon pemilih muda dan edukasi politik.
Adapun salah satu program kerjanya yang berkaitan dengan
edukasi politik adalah Akpolbang atau Akademi Politisi Kebangsaan,
TOI (Training of Instructor), PKM (Pendidikan Kader Menengah) dan
PKP (Pendidikan Kader Pertama). Berdasarkan informasi dalam situs
pkb.or.id (2012), maksud dan tujuan dari kegiatan Akpolbang sebagai
medium/sarana untuk memperkenalkan partai politik kepada pemilih
potensial dan dalam rangka untuk merubah cara pandang (mindset) dan
perilaku (behavior) pemuda terhadap partai politik khususnya terhadap
PKB.
62
PKB memiliki basis massa kaum Nahdliyyin, dari yang muda
sampai yang tua dan turun temurun. Sasaran utama yang potensial besar
dari rentang usia kaum Nahdliyyin adalah generasi muda. Generasi muda
Nahdliyyin tersebar di berbagai komunitas dan wilayah, di kantung-
kantung pesantren, organisasi, LSM dari kota hingga ke desa-desa.
Berdasarkan data dari republika.co.id (2011), diketahui terdapat 25.000
pesantren di Indonesia dan terdapat kurang lebih 5 organisasi
kepemudaan Nadlatul Ulama, yakni: GP Ansor, Fatayat, IPNU, IPPNU
dan PMII. Hal tersebut menjadi peluang besar bagi Garda Bangsa untuk
mengakrabi dan merangkul kaum muda Nahdliyyin untuk tujuan
pengkaderan.
Garda Bangsa sebagai badan otonom PKB yang menargetkan anak
muda sebagai kader dan simpatisannya pun telah membuktikan bahwa
banyak kader-kader mereka yang kesuksesannya dimulai dari Garda
Bangsa. Beberapa tokoh yang mengawali kesuksesannya dari Garda
Bangsa, diantaranya Bapak H. Imam Nahrawi selaku Mentri Pemuda dan
Olahraga Republik Indonesia dan Bapak H. Hanif Dhakiri selaku Mentri
Tenaga Kerja Republik Indonesia pada Kabinet Kerja Jokowi - Jusuf
Kalla.
Seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh Garda Bangsa bermula
dari ide-ide yang dikemukakan DPP PKB yang memungkinkan pula
berasal dari usulan Dewan Pimpinan Wilayah. Garda Bangsa dalam
pelaksanaan programnya, didukung sepenuhnya oleh DPP PKB. Namun
63
soal pendanaan, bisa bersifat mandiri, selain berasal dari Pusat. Seluruh
kegiatan yang dilakukan Garda Bangsa wajib dilaporkan kepada Ketua
Umum DPP PKB dan Sekjen DPP PKB, yaitu Bapak H. A. Muhaimin
Iskandar, M. Si dan H. A. Kadir Karding. Bentuk laporannya adalah baik
tulisan maupun lisan. Sebagai contoh, kegiatan seperti Akpolbang ini
setelah pelaksanaannya akan dilaporkan ke DPP PKB.
Berdasarkan penjabaran di atas, dapat digambarkan dalam sebuah
bagan terkait dengan pola komunikasi bawah – atas sebagai berikut:
Atas - Senior
Bawah – Junior
Bagan 4.2. Pola komunikasi bawah – atas “Garda Bangsa dan DPP PKB”
Bagan di atas ini menggambarkan bagaimana pola komunikasi
yang lainnya yang selama ini dilakukan antara Dewan Koordinator
Laporan
Program Kerja
Dewan Kordinator Nasional
Garda Bangsa
Dewan Pengurus Pusat
Partai Kebangkitan Bangsa
64
Nasional dengan DPP PKB yakni bawah – atas. Keberadaan Garda
Bangsa adalah sebagai yang dibawah, yang melaksanakan dan
melaporkan atas program yang telah diinstruksikan. Pola komunikasi ini
menjadikan pelaksana program memiliki tanggung jawab dalam
melaksanakan instruksi kepada yang memberikan instruksi.
Komunikasi ke atas tidak hanya tentang laporan kerja, tetapi juga
informasi mengenai saran-saran. Dalam suatu organisasi sangat
diperlukan keterlibatan anggota di dalam unit kerjanya masing-masing
untuk menjaga kelancaran tugas organisasi yang diberikan. Sebab apabila
terdapat suatu pekerjaan yang tidak lancar akan mempengaruhi kepada
tugas-tugas lainnya.
2. Garda Bangsa sebagai Supporitng System Politik
Peran Garda Bangsa sebagai supporting system yang sangat strategis,
mulai dari pengkaderan sampai kampanye tidak terbilang ringan dan mudah.
Ruang lingkupnya pun tidak terbatasi di salah satu profesi, namun lintas
profesi dan harus bisa merangkul berbagai komunitas kepemudaan. Agenda
atau program kerjanya pun harus dekat dan menarik perhatian bagi kaum
muda secara umum maupun kaum muda Nahdliyyin pada khususnya.
Terdapat beberapa peristiwa yang dapat dianalisa dalam penelitian yang
dilakukan, yang dapat dipisah dalam kegiatan politik dan yang bersifat
sosial.
65
Program reguler Garda Bangsa berkaitan dengan politik adalah
Akpolbang, Diklatsar, Kaderisasi Kepengurusan, Pendidikan Kader
Menengah, dan Pendidikan Kader Pertama. Kegiatan semua ini
dilaksanakan setiap tahun yang bertempat disetiap wilayah. Dalam
pelaksanaannya setiap Dewan Koordinator Wilayah Garda Bangsa
berkoordinasi dengan Dewan Pimpinan Wilayah PKB.
Dalam kegiatan politik, termasuk di dalamnya kegiatan pengkaderan
hingga kampanye, Garda Bangsa berperan penting, mulai dari memperluas
jaringan, merekrut hingga mendidik menjadi kader yang loyal. Sebagai
contoh pada kampanye sebelumnya, yakni 2014, berdasarkan penelelusuran
berita yang diunggah pada situs resmi PKB, diketahui ada beberapa kegiatan
dalam memperluas jaringan yakni Ngerumpi Politik bersama artis-artis
Caleg PKB dan Akpolbang Goes to Campus. Akpolbang umumnya
dilakukan dilakukan dalam lingkup internal di PKB sebagai bangku
perkuliahan dalam mempersiapkan kader partai yang berkualitas dan loyal,
akan tetapi sebagai upaya memperluas jaringan, Akpolbang bersama
Kelompok Diskusi 49 dan Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik
(Himajip) FISIP Unas menggelar Akpolbang Goes to Campus pada
pertengahan 2012 dengan tema yang diangkat adalah Gus Dur dan
Keunikan-Keunikan Pemikirannya.
Berdasarkan pandangan mata pada acara Ngerumpi Politik yang
digelar pada April 2013, Ngerumpi politik membicarakan tentang isu-isu
politik terkini yang mana pembicaranya adalah dari kalangan artis atau
66
pekerja seni. Acara ini sangatlah menarik perhatian masyarakat, karna artis
atau pekerja seni sudah memiliki penggemarnya masing-masing. Acara
santai namun berisi ini menimbulkan interaksi dengan menyampaikan
pendapat dan pandangannya tentang isu-isu politik. Harapan besar dari
ngerumpi politik ini dapat menarik perhatian semua kalangan yang awalnya
tidak mengerti akan politik dan akhirnya memahami politik sampai dia ingin
mecalonkan diri sebagai legislator untuk memperjuangkan hak-hak orang
banyak.
Peran lainnya dari Garda Bangsa yang berkaitan dengan politik adalah
menyatakan dukungan terhadap salah satu calon, melakukan survei internal
pilihan kader Nahdlatul Ulama dalam Pilgub Jatim 2013, dan Garda Bangsa
mengambil sikap atau mengkritisi dari kebijakan pemerintah. Berdasarkan
situs resmi PKB, diketahui bahwa Garda Bangsa berperan aktif dengan
melalukan survei internal pilihan kader pada saat Pilgub Jatim 2013
sebelum menentukan Cagub Jatim yang dikehendakinya dan khofifah
menjadi nama yang paling unggul.
Muhaimin Iskandar selaku ketua umum DPP PKB mengintruksikan
kepada Garda Bangsa dalam acara Muspimnas Garda Bangsa pada 27-29
Januari 2013 di Jakarta dan Bogor untuk menjadi garda terdepan dalam
meraup suara pemilih pemula, serta menjadi garda terdepan dalam membela
PKB. Muhaimin Iskandar menilai bahwasanya kunci kemenangan PKB
salah satunya terletak pada Garda Bangsa dan PKB ingin memiliki ciri khas
tersendiri dengan sebutan partainya anak muda, tidak ada partai politik lain
67
yang ketua umumnya anak muda bahkan sampai menterinya pun juga
begitu.
Berdasarkan fenomena dan data yang dikemukan tersebut diatas,
dapat ditegaskan bahwa Garda Bangsa merupakan kepanjangan tangan dari
DPP PKB dalam membesarkan partai. Instruksi-instruksi partai pun hadir
dalam acara-acara yang dilaksanakan oleh Garda Bangsa. Garda Bangsa
sangat berperan aktif dalam menjalankan perintah-perintah yang diarahkan
oleh DPP PKB, sehingga banyak kader Garda Bangsa yang dekat dengan
masyarakat, teruji, menjadi kader yang sukses dan sekarang duduk di
panggung politik Indonesia.
3. Garda Bangsa sebagai Supporitng System Sosial
Menurut data wawancara dengan Bapak H. Cucun Syamsul Rijal,
acara-acara sosial dianggap memiliki potensi besar menjaring partisipan dan
masyarakat luas. Bakti sosial dan sosialisasi ke kalangan komunitas pemuda
dapat meraup keuntungan, karena mereka masih memerlukan informasi
yang utuh tentang demokrasi dan kehidupan politik di Indonesia
Selain kegiatan politik, terdapat pula kegiatan sosial yang dikelola dan
dilaksanakan oleh Garda Bangsa, yakni antara lain nonton bareng film Sang
Kyai dan Soegija serta mengupas tuntas isi filmnya bersama pelajar atau
mahasiswa, puasa kantong plastik ala Garda Bangsa, menanam berbagai
macam pepohonan demi melestarikan lingkungan dan lomba-lomba yang
bisa menarik perhatian kaum muda.
68
Berdasarkan dari informasi situs pkb.or.id, diterangkan bahwasanya
Garda Bangsa mengajak publik untuk berpuasa kantong plastik. Hal ini
merupakan bentuk nyata dari DPP PKB sebagai partai politik yang dicap
sebagai Partai Green Party, peduli terhadap lingkungan dan perubahan
iklim. Sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat untuk ramah
terhadap lingkungan. Garda Bangsa meneruskan tangan dari DPP PKB
untuk melaksanakan kegiatan ini dengan cara menyebarkan 2.000 goodie
bag di pusat perbelanjaan, mini market dan coffee shop. Kegiatan ini juga
sesuai dengan yang diperintahkan oleh Badan PBB untuk Program
Lingkungan (UNEP). Badan ini mencatat dalam satu tahun itu sebanyak 1
triliun kantong plastik digunakan oleh penduduk di dunia, berarti setiap satu
menit sekali 2 juta kantong sampah dibuang. Selain kampanye puasa
kantong sampah, Garda Bangsa juga menanam berbagai macam jenis
pepohonan yang disebar di seluruh Indonesia, agar tidak terjadi perubahan
iklim yang begitu signifikan.
Berdasarkan data tersebut yang menyatakan bahwasanya Dewan
Pimpian Pusat PKB bukan hanya memiliki kegiatan politik melainkan
memiliki kegiatan budaya, didukung sepenuhnya oleh Garda Bangsa
sebagai pelaksana. Kegiatan semacam ini tentu menarik perhatian
masyarakat dan memberikan citra yang positif bagi partai politik yang
menamai dirinya “green party”. Kegiatan semacam ini menjadi aktualisasi
dari penamaan atau identitas baginya.
69
4. Substansi Komunikasi DPP PKB dan Garda Bangsa
Komunikasi yang dilakukan antara DPP PKB dan DKN Garda Bangsa
secara substansial, rumusan komunikasi berorientasi pada enam hal:
a. Membangun sistem
Gerakan awal yang harus dilakukan partai adalah upaya
membangun sistem kepartaian yang mapan, sehingga dapat menata,
mensinergikan, mengintegrasikan dan mengkonsolidasikan seluruh
potensi partai secara nasional didukung oleh badan otonomnya.
b. Membangun kinerja
Terbangunnya sistem kerja yang baik akan sangat mendorong
peningkatan mobilitas, produktivitas dan kinerja partai terhadap
implementasi program. Selain itu, peningkatan kinerja akan sangat
berperan dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja partai.
c. Membangun jaringan
Membangun jaringan partai seluas mungkin, merupakan sasaran
utama dalam sistem perencanaan dan komunikasi partai yang strategis.
Karena ketergantungan partai terhadap jaringan merupakan sebuah
keniscayaan. Mustahil jika sebuah partai akan memenangkan pemilihan
umum, bilamana gagal dalam membangun jaringan yang kuat dari akar
rumput.
d. Membangun hubungan
Aspek positif dari proses sejarang yang telah dilakukan oleh partai
dengan interaksi komunikasinya dengan masyarakat melalui badan
70
otonom Garda Bangsa merupakan investasi politik yang harus dirawat
dan dipelihara sebaik mungkin sebagai sebuah hubungan jangka panjang
yang harmoni.
e. Membangun komunikasi
Salah satu faktor yang sangat sensitif dalam proses hubungan sosial
kemanusiaan adalah masalah komunikasi. Kesalahpahaman dan
ketidaktahuan terhadap suatu hal sering menjadi sebab rusaknya
hubungan komunikasi. Oleh karena itu, partai PKB secara sungguh-
sungguh menciptakan hubungan komunikasi yang terpadu diantara
sesama kader (internal), maupun terhadap berbagai pihak yang dianggap
perlu (eksternal).
f. Membangun opini
Sebagai partai politik, PKB sudah tentu merupakan suatu
keharusan membangun citra yang baik, jika ingin mendapatkan tempat
dihati masyarakat. Jika tidak, masyarakat akan dengan mudah melupakan
PKB.
Dari keenam orientasi rumusan komunikasi partai, maka aliran roda yang
digunakan dalam pola komunikasi DPP PKB dan Garda Bangsa, yang mana
Garda Bangsa dalam hubungannya hanya terpusat oleh pemimpin DPP PKB.
Aliran pola komunikasi roda itu yang paling memusat dari sekian aliran
komunikasi, yang mana dapat menghasilkan output (kelompok) yang tercepat dan
terorganisasi. Komunikasi yang secara positif dapat mempengaruhi pergerakkan
suatu partai, agar sampai kearah tujuan atau visi misi partai PKB melalui
71
komunikasi yang terjalin dengan Garda Bangsa. Dalam hal ini kepemimpinan
adalah faktor yang paling menentukan keefektifan pola komunikasi suatu partai
dan badan otonomnya.
Dalam forum rembuk DPP PKB dan Garda Bangsa terjadilah pertukaran
informasi setiap anggota berusaha menyampaikan atau menerima informasi, baik
secara verbal ataupun non-verbal. Dalam pola komunikasi termasuk pernyataan,
pertanyaan, pendapat, atau isyarat yang disampaikan atau yang diterima oleh para
anggota forumnya.
B. Hambatan-Hambatan dalam komunikasi antara DPP PKB dan Dewan
Koordinator Garda Bangsa
Komunikasi dalam organisasi pastinya selalu tidak berjalan dengan lancar
seperti apa yang kita inginkan. Apalagi ini menyatukan antara dua organisasi.
Dalam sebuah organisasi seringkali terjadi kesalahpahaman dalam menyampaikan
sebuah pesan yang mana disampaikan baik antara satu anggota lainnya atau antara
atasan dengan bawahannya. Demikian juga dengan apa yang terjadi DPP PKB dan
Garda Bangsa.
Hambatan yang terjadi DPP PKB dan Garda Bangsa adalah media yang
digunakan dalam berkomunikasi, karena tidak semua orang dapat membuka
media online untuk mendapatkan sebuah informasi, kemudian dalam penggunaan
dan pemakaian bahasa karena bahasa yang digunakan dalam sms dan telepon
kadang berbeda dalam berkomunikasi. Dalam hal ini sangat sulit jika tidak
72
didukung dengan media dan akan mengakibatkan keterlambatan dalam
komunikasi.
Hambatan yang sering terjadi juga antara pengurus DPP PKB dan pengurus
Garda Bangsa adalah Miss Communication. Seperti kita membutuhkan “A” tetapi
yang diberikan “B”. Tetapi kita selalu mengatasi hal tersebut dengan selalu
memastikan apapun yang dibutuhkan oleh pengurus minimal via telepon, jejaring
komunikasi sosial dan kalaupun bisa bertemu langsung. Disinilah sulitnya para
pengurus, jika pngurus yang lain tersebut tidak mengupdate hal tersebut melalui
media online.
Komunikasi yang terjalin antara pengurus DPP PKB dan pengurus DKN
Garda Bangsa sudah sangatlah baik. Komunikasi yang terbuka dan kedekatan
antara pengurus merupakan hal yang positif agar tidak adanya hambatan dalam
berkomunikasi. Hanya saja pengurus yang sering tidak mengupdate informasi
tentang kegiatan menjadi hambatan dalam berkomunikasi, tetapi hal tersebut
diatasi dengan reminder oleh pengurus sehingga mereka mengetahui informasi-
informasi tersebut. Jadi tidak terlalu ketinggalan banget, karena adanya pengingat
dari pengurus.
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) adalah salah satu organisasi politik atau
partai politik yang berasaskan Pancasila dengan berbasis Islam. Dalam organisasi
tersebut juga terdapat pola komunikasi antara pimpinan dengan pimpinan,
pimpinan dengan anggota, anggota dengan pimpinan maupun antara anggota
dengan anggota. PKB memiliki sayap organisasi kepemudaan yang bernama
Garda Bangsa. Garda Bangsa berfungsi untuk menarik perhatian kaum muda
dalam melakukan hal kaderisasi.
Melalui wawancara, observasi dan pencarian data diketahui bahwa Garda
Bangsa yang didirikan pada tanggal 11 maret 1999 sebagai perpanjangan tangan
yang bertugas menggalang atau mencari dukungan kaum muda atau pemilih
pemula, yang nantinya disiapkan sebagai politisi-politisi dalam rangka regenerasi
PKB. Garda Bangsa sebagai sayap politik atau kepanjangan tangan dari PKB pun
menaungi kaum muda-mudi yang ingin mengetahui dan mempelajari politik.Visi
misi Garda Bangsa adalah sebagai wadah untuk menghimpun, mengembangkan
dan mendistribusikan segenap potensi sumber daya muda, yang mana secara
bersama-sama meningkatkan pendidikan, kesadaran dan partisipasi politik bagi
terwujudnya hak-hak sipil dan politik rakyat.
Pola komunikasi yang digunakan oleh Dewan Pimpinan Pusat PKB dan
Dewan Koordinator Nasional Garda Bangsa adalah atas – bawah dan bawah –atas.
74
Keberadaan Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB)
sebagai yang di atas, yang menyetujui dan yang memproduksi kebijakan serta
instruksi, sementara Dewan Koordinator Nasional Garda Bangsa sebagai yang di
bawah dan yang melaksanakan kebijakan serta instruksi. Pola komunikasi seperti
ini mempermudah pelaksanaan suatu program dan efektif yakni ada yang menjadi
kepala dan ada yang berperan sebagai tangan dan kakinya. Sedangkan pola
komunikasi bawah – atas, yakni berkaitan dengan keberadaan Dewan Koordinator
Nasional Garda Bangsa sebagai yang dibawah, yang melaksanakan dan
melaporkan atas program yang telah diinstruksikan. Pola komunikasi ini
menjadikan pelaksana program memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan
instruksi kepada yang memberikan instruksi.
Substansi komunikasi antara DPP PKB dan Garda Bangsa berorientasi pada
enam hal, yakni: membangun sistem, membangun kinerja, membangun jaringan,
membangun hubungan, membangun komunikasi dan membangun opini.
Hambatan yang terjadi antara Dewan Pengurus Pusat PKB dan Garda Bangsa
adalah media yang digunakan dalam berkomunikasi, karena tidak semua orang
dapat membuka media online untuk mendapatkan sebuah informasi, kemudian
dalam penggunaan dan pemakaian bahasa karena bahasa yang digunakan dalam
sms dan telepon kadang berbeda dalam berkomunikasi. Dalam hal ini sangat sulit
jika tidak didukung dengan media dan akan mengakibatkan keterlambatan dalam
komunikasi.
75
B. Saran
Dari uraian yang dikemukakan dan fakta yang ditemukan. Maka saran-saran
Peneliti sebagai berikut:
1. Peneliti berharap agar pengurus Dewan Pengurus Partai PKB dan pengurus
Garda Bangsa selalu mengupdate informasi melalui media online dan
diberitahukan melalui tulisan atau secara langsung.
2. Peneliti berharap pada peneliti selanjutnya, agar lebih intens dan ikut serta
dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan untuk mendapatkan informasi dan
hasil penelitian yang maksimal
3. Komunikasi harus selalu terjaga dengan baik dan santai, karena sangat penting
dalam segala hal di organisasi.
4. Peneliti berharap, Garda Bangsa tidak hanya menjadi badan otonom saja.
Tetapi, setara kedudukannya dengan PKB
76
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek.
(Malang: Universitas Muhammadiah Malang, 2008)
Davis, Keith & Newstrom, John.W, Perilaku dalam Organisasi. (Jakarta:
Erlangga, 1993) jilid ke-2
Muhammad Armi, Komunikasi Organisas. (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet ke-
10
Arni Muhammad, Komunikasi. (Jakarta; Bumi Aksara, 1992)
A.W. Widjaja, Komunikasi Politik dan Humas. (Jakarta: Bumi Aksaea)
Roudhonah. Ilmu Komunikasi. (Jakarta: UIN Jakarta Press. 2007)
Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2007)
Hardjito, Dydiet. Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian. (Jakarta:
Erlangga, 1985)
DPP PKB, AD/ART PKB. (Sekretariat Jendral DPP PKB; Jakarta, 2012), Cet, Ke-
3
DKN Garda Bangsa, AD/ART Garda Bangsa. (Sekretariat Jenderal Garda
Bangsa; Jakarta, 2010)
Miriam budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik. (Edisi Revisi: 2008)
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: PT Rosdakarya,
2004), cet ke4
Onong Uchana Effendy, Komunikasi Teori dan Prakte. (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006), cet ke-21
Rusdin Pohan, Metodologi Penelitian Pendidikan. (Yogyakarta; Lanarka, 2007).
S Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi. (Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka, 2004)
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta:
PT. Rhineka Cipta, 1998) cet ke-2
77
Wayne R Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013) cet ke-8
Deddy Mulyana, Metode Penelitian Komunikasi. (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013) cet ke-3
Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013) cet ke-15
http://www.dpp.pkb.or.id/
http://prismamika.blogspot.com/2012/04/103-pola-komunikasi-organisasi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi#cite_ref-Keith_Davis_0-15
LAMPIRAN
LAMPIRAN
LAPORAN HASIL WAWANCARA DPP PKB
Nama : H. Abdul Kadir Karding
Jabatan : Sekretaris Jenderal DPP PKB
Tempat : Graha Gus Dur
Waktu : 20 November 2015
1. Bagaimana latar belakang berdirinya PKB?
Pada tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto lengser keprabon akibat
desakan arus reformasi yang kuat, mulai yang mengalir dari diskusi terbatas,
unjuk rasa, unjuk keprihatinan, sampai istighosah, dan lain sebagainya.
Peristiwa ini menandai lahirnya era baru di Indonesia, yang kemudian
disebut Era Reformasi. Sehari setelah peristiwa bersejarah itu, Pengurus
Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mulai kebanjiran usulan dari warga NU di
seluruh pelosok Tanah Air.
Usulan yang masuk ke PBNU sangat beragam, ada yang hanya
mengusulkan agar PBNU membentuk parpol, ada yang mengusulkan nama
parpol. Tercatat ada 39 nama parpol yang diusulkan. Nama terbanyak yang
diusulkan adalah Nahdlatul Ummah, Kebangkitan Umat, dan Kebangkitan
Bangsa.
Ada juga yang mengusulkan lambang parpol. Unsur-unsur yang
terbanyak diusulkan untuk lambang parpol adalah gambar bumi, bintang
sembilan, dan warna hijau. Ada yang mengusulkan bentuk hubungan
dengan NU, ada yang mengusulkan visi dan misi parpol, AD/ART parpol,
nama-nama untuk menjadi pengurus parpol, ada juga yang mengusulkan
semuanya.
Di antara usulan yang paling lengkap berasal dari Lajnah Sebelas
Rembang yang diketuai KH M Cholil Bisri dan PWNU Jawa Barat. Dalam
menyikapi usulan yang masuk dari masyarakat Nahdliyin, PBNU
menanggapinya secara hati-hati. Hal ini didasarkan pada adanya kenyataan
bahwa hasil Muktamar NU ke-27 di Situbondo yang menetapkan bahwa
secara organisatoris NU tidak terkait dengan partai politik manapun dan
tidak melakukan kegiatan politik praktis.
Namun demikian, sikap yang ditunjukkan PBNU belum memuaskan
keinginan warga NU. Banyak pihak dan kalangan NU dengan tidak sabar
bahkan langsung menyatakan berdirinya parpol untuk mewadahi aspirasi
politik warga NU setempat. Di antara yang sudah mendeklarasikan sebuah
parpol adalah Partai Bintang Sembilan di Purwokerto dan Partai
Kebangkitan Umat (Perkanu) di Cirebon.
Akhirnya, PBNU mengadakan Rapat Harian Syuriyah dan
Tanfidziyah PBNU tanggal 3 Juni 1998. Forum ini menghasilkan keputusan
untuk membentuk Tim Lima yang diberi tugas untuk memenuhi aspirasi
warga NU.
Tim Lima diketuai oleh KH Ma'ruf Amin (Rais Suriyah/Kordinator
Harian PBNU), dengan anggota, KH M Dawam Anwar (Katib Aam PBNU),
Dr KH Said Aqil Siroj, M.A. (Wakil Katib Aam PBNU), HM Rozy
Munir,S.E., M.Sc. (Ketua PBNU), dan Ahmad Bagdja (Sekretaris Jenderal
PBNU). Untuk mengatasi hambatan organisatoris, Tim Lima itu dibekali
Surat Keputusan PBNU.
Selanjutnya, untuk memperkuat posisi dan kemampuan kerja Tim
Lima seiring semakin derasnya usulan warga NU yang menginginkan
adanya partai politik, maka Rapat Harian Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU
pada tanggal 20 Juni 1998 memberi Surat Tugas kepada Tim Lima.
Selain itu juga dibentuk Tim Asistensi yang diketuai oleh Arifin
Djunaedi (Wakil Sekjen PBNU) dengan anggota H Muhyiddin Arubusman,
H.M. Fachri Thaha Ma'ruf, Lc., Drs. H Abdul Aziz, M.A., Drs. H Andi
Muarli Sunrawa, H.M. Nasihin Hasan, H Lukman Saifuddin, Drs. Amin
Said Husni, dan Muhaimin Iskandar. Tim Asistensi bertugas membantu Tim
Lima dalam mengiventarisasi dan merangkum usulan yang ingin
membentuk parpol baru, dan membantu warga NU dalam melahirkan parpol
baru yang dapat mewadahi aspirasi poitik warga NU.
Pada tanggal 22 Juni 1998 Tim Lima dan Tim Asistensi mengadakan
rapat untuk mendefinisikan dan mengelaborasikan tugas-tugasnya. Tanggal
26 - 28 Juni 1998 Tim Lima dan Tim Asistensi mengadakan konsinyering di
Villa La Citra Cipanas untuk menyusun rancangan awal pembentukan
parpol. Pertemuan ini menghasilkan lima rancangan, yaitu:
1. Pokok-pokok Pikiran NU Mengenai Reformasi Politik,
2. Mabda' Siyasi,
3. Hubungan Partai Politik dengan NU,
4. AD/ART dan
5. Naskah Deklarasi.
Sang inisiator pembentukan parpol bagi warga NU, KH Abdurrahman
Wahid atau Gus Dur prihatin bahwa kelompok-kelompok NU ingin
mendirikan partai politik NU. Lantaran ini terkesan mengaitkan agama dan
politik partai. Medio akhir Juni 1998, sikapnya mengendur dan bersedia
menginisiasi kelahiran parpol berbasis ahlussunah wal jamaah.
Keinginan Gus Dur diperkuat dukungan deklarator lainnya, yaitu KH
Munasir Ali, KH Ilyas Ruchiyat, KH A. Mustofa Bisri serta KH A. Muchith
Muzadi. Proses selanjutnya, penentuan nama partai disahkan melalui hasil
musyawarah Tim Asistensi Lajnah, Tim Lajnah, Tim NU, Tim Asistensi
NU, Perwakilan Wilayah, para tokoh pesantren, dan tokoh masyarakat.
Usai pembentukan partai, deklarasi pun dilaksanakan di Jakarta pada
29 Rabiul Awal 1419 H atau 23 Juli 1998. Bunyi dalam isi deklarasi
tersebut adalah:
Bahwa cita-cita proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia adalah
terwujudnya suatu bangsa yang merdeka, bersatu, adil dan makmur,
serta untuk mewujudkan pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Bahwa wujud dari bangsa yang dicita-citakan itu adalah masyarakat
beradab dan sejahtera yang mengejawantahkan nilai-nilai kejujuran,
kebenaran, kesungguhan dan keterbukaan yang bersumber dari hati nurani,
bisa dipercaya, setia dan tepat janji serta mampu memecahkan masalah
sosial yang bertumpu pada kekuatan sendiri, bersikap dan bertindak adil
dalam segala situasi, tolong menolong dalam kebajikan, serta konsisten
menjalankan garis/ketentuan yang telah disepakati bersama.
Maka dengan memohon rahmat, taufiq, hidayah dan inayah Allah
SWT serta didorong oleh semangat keagamaan, kebangsaan dan demokrasi,
kami warga Jam‟iyah Nahdlatul Ulama dengan ini menyatakan berdirinya
partai politik yang bersifat kejuangan, kebangsaan, terbuka dan demokratis
yang diberi nama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
2. Apa tujuan berdirinya PKB?
a. Mewujudkan cita-cita kemerdekaan Republik Indonesia sebagaimana
dituangkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945;
b. Mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur secara lahir dan batin,
material dan spiritual;
c. Mewujudkan tatanan politik nasional yang demokratis, terbuka, bersih
dan berakhlakul karimah.
3. Apa visi dan misi PKB?
A. Visi
Masyarakat yang terjamin hak asasi kemanusiaannya yang
mengejawantahkan nilai-nilai kejujuran, kebenaran, kesungguhan dan
keterbukaan bersumber pada hati nurani (as-shidqu), dapat dipercaya, setia
dan tepat janji serta mampu memecahkan masalah-masalah sosial yang
dihadapi (al-amanah wa al-wafa-u bi al-ahdli), bersikap dan bertindak adil
dalam segala situasi (al-„adalah), tolong menolong dalam kebajikan (al-
ta‟awun) serta konsisten menjalankan ketentuan yang telah disepakati
bersama (al-istiqomah) musyawarah dalam menyelesaikan persoalan sosial
(al-syuro) yang menempatkan demokrasi sebagai pilar utamanya dan
persamaan kedudukan setiap warga negara didepan hukum (al-musawa)
adalah prinsip dasar yang harus ditegakkan.
B. Misi
Tatanan masyarakat beradab yang sejahtera lahir dan batin, yang
setiap warganya mampu mengejawantahkan nilai-nilai kemanusiaannya.
Yang meliputi, terpeliharanya jiwa raga, terpenuhinya kemerdekaan,
terpenuhinya hak-hak dasar manusia seperti pangan, sandang, dan papan,
hak atas penghidupan/perlindungan pekerjaan, hak mendapatkan
keselamatan dan bebas dari penganiayaan (hifdzu al-Nafs), terpeliharanya
agama dan larangan adanya pemaksaan agama (hifdzu al-din),
terpeliharanya akal dan jaminan atas kebebasan berekspresi serta
berpendapat (hifdzu al-Aql), terpeliharanya keturunan, jaminan atas
perlindungan masa depan generasi penerus (hifdzu al-nasl) dan
terpeliharanya harta benda (hifdzu al-mal).
4. Siapa saja sasaran utama pada basis PKB?
a. Warga Nahdlatul Ulama
b. Warga yang beraliran Islam Ahli sunna wal jamaah
c. Warga minoritas
5. Bagaimana struktur organisasi pada DPP PKB?
Struktur Organisasi Partai terdiri dari:
a. Organisasi Tingkat Pusat, dipimpin oleh Dewan Pengurus Pusat,
disingkat DPP;
b. Organisasi Daerah Propinsi, dipimpin oleh Dewan Pengurus Wilayah,
disingkat DPW;
c. Organisasi Daerah Kabupaten/Kota, dipimpin oleh Dewan Pengurus
Cabang, disingkat DPC;
d. Organisasi Tingkat Kecamatan, dipimpin oleh Dewan Pengurus Anak
Cabang, disingkat DPAC;
e. Organisasi Tingkat Desa/Kelurahan atau yang setingkat, dipimpin oleh
Dewan Pengurus Ranting, disingkat DPRt;
f. Organisasi Tingkat Dusun/Lingkungan/Kawasan Pemukiman, dipimpin
oleh Dewan Pengurus Anak Ranting, disingkat DPARt;
g. Untuk Perwakilan Partai di luar negeri, dapat dibentuk struktur organisasi
Partai setingkat Dewan Pengurus Cabang, yaitu Dewan Pengurus Cabang
Perwakilan, disingkat DPCP.
6. Apa itu Garda Bangsa?
Badan Otonom PKB untuk segmen pemuda
7. Bagaimana latar belakang berdirinya Garda Bangsa?
Salah satu sesepuh dalam kesempatan sempat berucap, jika Garda
Bangsa besar maka PKB pasti besar. Ungkapan itu sebetulnya
mengisyaratkan betapa posisi Garda Bangsa sebagai Banom yang bertugas
melakukan supporting sistem terhadap PKB sangat strategis.
Garda Bangsa didirikan pada tanggal 11 Maret 1999, pendirian Garda
Bangsa dimaksudkan untuk menggalang dukungan masa pemilih pemuda.
Sekaligus menyiapkan politisi-politisi yang nantinya akan meneruskan
regenerasi di PKB. Pada waktu itu bukan tugas mudah untuk menyakinkan
kepada para pemuda agar terlibat langsung dalam Parpol, khususnya yang
bergelut di kampus, intelektual maupun LSM.
Dimata mereka, partai politik tak lebih dari kumpulan orang yang
haus kekuasaan dan jauh dari niatan untuk memberdayakan masyarakat.
Dikotomi partisan dan non-partisan terlihat begitu tajam. Namun perjalanan
berikutnya, setelah Gusdur menjadi Presiden RI, hasrat kaum muda untuk
terlibat dalam parpol semakin kuat. Perjuangan ekstra parlementer yang
selama ini dipilih, dirasa sering kali terbentur tembok tebal.
Sementara aliansi-aliansi taktis yang dilakukan dengan parpol maupun
anggota parlemen tidak memberi jaminan bahwa isu yang diperjuangkan
dapat terealisasi. Karena, pada dasarnya mereka tetap dianggap sebagai
“orang luar”, terlebih lagi dengan runtuhnya rezim otoriter. Pejuang tersebut
tidak punya perekat tunggal untuk dapat solid dalam satu barisan, antara
LSM dan ormas kepemudaan berjalan sendiri-sendiri serta membangun
aliansi jangka pendek dan menengah dengan partai secara sporadis. Sejak
saat itu batas-batas antar partisan dan non-partisan mulai kabur. Dengan
faktor politik semacam itulah, yang kemudian mendorong sebagian pemuda
untuk berpikir realistis. Bahwa perjuangan mengadvokasi kelompok
margianal hanya dapat dituntaskan jika kekuasaan sebagai sumber utama
munculnya regulasi direbut. Garda Bangsa sebagai lembaga kepemudaan
PKB, juga merasakan terjadinya pergeseran kesadaran berpolitik anak-anak
muda tersebut.
Sebagian besar pengurus Garda Bangsa di semua tingkatan adalah
kader-kader muda yang sebelumnya bergelut di LSM dan Ormas
Kepemudaan.
8. Apa tujuan berdirinya Garda Bangsa?
a. Mewujudkan cita-cita kemerdekaan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud oleh Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945;
b. Mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur secara lahir dan batin,
material dan spiritual;
c. Mewujudkan perikehidupan bangsa dan tatanan politik nasional yang
demokratis, terbuka, bersih dan berakhlakul karimah.
9. Apa visi dan misi Garda Bangsa?
Wadah untuk menghimpun, mengembangkan dan mendistribusikan
segenap potensi sumber daya muda warga negara Indonesia untuk secara
bersama-sama meningkatkan pendidikan, kesadaran dan partisipasi politik
bagi terwujudnya hak-hak sipil dan politik rakyat.
Sarana mencetak kader-kader pemuda agar memiliki komitmen yang
tinggi, pemahaman yang utuh dan kemampuan yang andal untuk didaya-
gunakan secara optimal guna mengamankan aset-aset sumber daya,
mengembangkan kualitas serta menopang keberhasilan upaya-upaya
pencapaian cita-cita dan tujuan perjuangan Kebangkitan Bangsa.
10. Apa hubungannya antara PKB dan Garda Bangsa?
Garda Bangsa adalah badan otonom PKB dibidang kepemudaan
11. Bagaimana pola komunikasi yang terjalin antara PKB dan Garda
Bangsa?
Garda Bangsa diwajibkan melaporkan secara berkala program
kerjanya kepada PKB
12. Apa saja program-program kegiatan yang diselenggarakan oleh
Garda Bangsa?
a. Akamedi Politik Kebangsaan (Akpolbang)
b. Sehari menjadi anggota parlemen
c. Workshop dan seminar kewirausaan pemuda
d. Dan lain lain
13. Apa saja hambatan dan tantangan yang dihadapi oleh Garda
Bangsa?
Rendahnya kesadaran pemuda untuk terlibat didalam organisasi partai
politik
14. Seberapa besar anggota Garda Bangsa? Dan apakah ada
pengaruhnya untuk PKB?
Besar sekali, berpengaruh untuk pemilih pemula
15. Seberapa penting keberadaan Garda Bangsa untuk PKB?
Penting untuk menghimpun pemuda khususnya pemilih pemula ditiap
pemilu
16. Sudah efektifkah komunikasi organisasi yang telah dijalankan selama
ini antara PKB dan Garda Bangsa?
Sudah efektif.
Jakarta, 20 November 2015
Abdul Kadir Karding
Sekretaris Jenderal DPP PKB
Laporan Hasil Wawancara Garda Bangsa
Nama : H. Cucun Ahmad Syamsurijal
Jabatan : Ketua DKN Garda Bangsa
Tempat : Jln. Raden Saleh No. 9
Waktu : 28 Juni 2016
1. Apa Garda Bangsa?
Garda Bangsa (Gerakan Pemuda Kebangkitan Bangsa) adalah Badan
Otonom (Banom) PKB di bidang kepemudaan.
2. Bagaimana latar belakang berdirinya Garda Bangsa?
Didirikannya Garda Bangsa dimaksudkan untuk menggalang
dukungan massa pemilih pemuda. Sekaligus menyiapkan politisi-politisi
yang nantinya akan meneruskan regenerasi di PKB. Pada waktu itu bukan
tugas mudah untuk menyakinkan kepada para pemuda agar terlibat langsung
dalam Parpol, khususnya yang bergelut di kampus, intelektual maupun
LSM. Dimata mereka, partai politik tak lebih dari kumpulan orang yang
haus kekuasaan dan jauh dari niatan untuk memberdayakan masyarakat.
Dikotomi partisan dan non-partisan terlihat begitu tajam.
3. Apa tujuan dari berdirinya Garda Bangsa?
a. Mewujudkan cita-cita kemerdekaan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud oleh Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945;
b. Mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur secara lahir dan
batin, material dan spiritual;
c. Mewujudkan perikehidupan bangsa dan tatanan politik nasional
yang demokratis, terbuka,bersih dan berakhlakul karimah.
4. Apa visi dan misi Garda Bangsa?
Wadah untuk menghimpun, mengembangkan dan mendistribusikan
segenap potensi sumberdaya muda warga negara Indonesia untuk secara
bersama-sama meningkatkan pendidikan, kesadaran dan partisipasi politik
bagi terwujudnya hak-hak sipil dan politik rakyat.
Sarana mencetak kader-kader pemuda agar memiliki komitmen yang
tinggi, pemahaman yang utuh dan kemampuan yang andal untuk didaya-
gunakan secara optimal guna mengamankan aset-aset sumber daya,
mengembangkan kualitas serta menopang keberhasilan upaya-upaya
pencapaian cita-cita dan tujuan perjuangan Kebangkitan Bangsa.
5. Bagaimana bentuk struktur organisasi Garda Bangsa?
Organisasi ini memiliki struktur organisasi atau tingkatan
kepungurusan sebagai berikut:
a. Organisasi di tingkat Nasional, dipimpin oleh Dewan
Koordinasi Nasional, disingkat DKN;
b. Organisasi di tingkat Wilayah, dipimpin oleh Dewan
Koordinasi Wilayah, disingkat DKW;
c. Organisasi di tingkat Cabang, dipimpin oleh Dewan
Koordinasi Cabang, disingkat DKC;
d. Organisasi di tingkat Anak Cabang, dipimpin oleh
Dewan Koordinasi Anak Cabang, disingkat DKAC;
e. Organisasi di tingkat Ranting, dipimpin oleh Dewan
Koordinasi Ranting, disingkat DKR
6. Siapa saja sasaran utama kader Garda Bangsa?
Para pemilih pemula, seperti mahasiswa, komunitas-komunitas
kepemudaan
7. Apa saja program yang diadakan oleh Garda Bangsa?
Garda Bangsa sudah melalukan banyak kegiatan yang berhubungan
dengan pemuda diataranya; Akademi politik kebangsaan (sampai 6
angkatan), pelajar sehari jadi anggota dewan, pelajar bicara politik, pemuda
ngerumpi politik, dan lain-lain.
8. Apa Partai Kebangkitan Bangsa?
Sebuah organisasi politik yang dilahirkan oleh Nahdlatul Ulama pada
23 Juli 1998. PKB didirikan oleh KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur
sebagai inisiator dan dianggotai oleh KH Munasir Ali, KH Ilyas Ruchiyat,
KH A. Mustofa Bisri serta KH A. Muchith Muzadi.
9. Siapa pendiri PKB?
PKB didirikan oleh KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sebagai
inisiator dan dianggotai oleh KH Munasir Ali, KH Ilyas Ruchiyat, KH A.
Mustofa Bisri serta KH A. Muchith Muzadi.
10. Apa tujuan dari berdirinya PKB?
a. Mewujudkan cita-cita kemerdekaan Republik Indonesia sebagaimana
dituangkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945;
b. Mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur secara lahir dan batin,
material dan spiritual;
c. Mewujudkan tatanan politik nasional yang demokratis, terbuka, bersih
dan berakhlakul karimah.
11. Apa visi dan misi PKB?
A. Visi
Masyarakat yang terjamin hak asasi kemanusiaannya yang
mengejawantahkan nilai-nilai kejujuran, kebenaran, kesungguhan dan
keterbukaan bersumber pada hati nurani (as-shidqu), dapat dipercaya,
setia dan tepat janji serta mampu memecahkan masalah-masalah sosial
yang dihadapi (al-amanah wa al-wafa-u bi al-ahdli), bersikap dan
bertindak adil dalam segala situasi (al-‘adalah), tolong menolong dalam
kebajikan (al-ta’awun) serta konsisten menjalankan ketentuan yang telah
disepakati bersama (al-istiqomah) musyawarah dalam menyelesaikan
persoalan sosial (al-syuro) yang menempatkan demokrasi sebagai pilar
utamanya dan persamaan kedudukan setiap warga negara didepan hukum
(al-musawa) adalah prinsip dasar yang harus ditegakkan.
B. Misi
Tatanan masyarakat beradab yang sejahtera lahir dan batin, yang
setiap warganya mampu mengejawantahkan nilai-nilai kemanusiaannya.
Yang meliputi, terpeliharanya jiwa raga, terpenuhinya kemerdekaan,
terpenuhinya hak-hak dasar manusia seperti pangan, sandang, dan papan,
hak atas penghidupan/perlindungan pekerjaan, hak mendapatkan
keselamatan dan bebas dari penganiayaan (Hifdzu al-Nafs),
terpeliharanya agama dan larangan adanya pemaksaan agama (Hifdzu al-
din), terpeliharanya akal dan jaminan atas kebebasan berekspresi serta
berpendapat (Hifdzu al-Aql), terpeliharanya keturunan, jaminan atas
perlindungan masa depan generasi penerus (Hifdzu al-Nasl) dan
terpeliharanya harta benda (Hifdzu al-Mal).
12. Siapa basis masa PKB?
A. Warga Nahdlatul Ulama
B. Warga minoritas, seperti tionghoa, dll
C. Kaum Muda-Mudi
13. Apa hubungannya antara PKB dan Garda Bangsa?
Garda Bangsa adalah badan otonomnya PKB dibidang kepemudaan.
Lebih tepatnya sebagai sayap atau kepanjangan dari PKB yang menaungi
kaum muda dan mudi yang ingin mengetahui dan mempelajari politik.
14. Apa Badan Otonom itu? Dan apa saja badan otonom PKB selain Garda
Bangsa? Jelaskan
Badan Otonom (BANOM) adalah perangkat organisasi yang berfungsi
melaksanakan kebijakan yang berkaitan dengan kelompok masyarakat
tertentu dan beranggotakan perorangan. Adapun Banom PKB yaitu terdiri
dari DKN Garda Bangsa, Perempuan Bangsa (PB), Lakumham PKB,
Gemasaba, Gerbang Tani, Barak Bangsa. (NB: Setahu saya banom PKB
baru DKN dan PB yang lain belum ada di ad/art PKB)
15. Bagaimana pola komunikasi yang terjalin antara PKB dan Garda
Bangsa? Jelaskan
Kalau berbicara polanya seperti apa, kami kurang begitu paham. Akan
tetapi, kami bawah atas dan atas bawah. Junior terhadap senior dan Senior
kepada junior.
16. Ada tidak hambatan dalam berkomunikasi antara Garda Bangsa dan
PKB? Apa saja? Jelaskan
Kalau berbicara hambatan, pasti ada saja namanya antara bawahan
dan atasan, tapi karena sekarang zaman serba canggih. Kita bisa atasi
dengan cara selalu berkoordinasi melalui media-media yang ada. Sehingga
hambatan yang ada itu, bisa terselesaikan. Dan jarak antara bawahan dan
atasan itu tidak terlalu renggang, karena selain lewat media kita juga bisa
mendengarkan pengarahan langsung setiap bulannya melalui majelis
mujahadah.
17. Berapa besar anggota Garda Bangsa? Dan apakah ada pengaruhnya
untuk PKB? Jelaskan
Garda Bangsa sebagai Banom yang bertugas melakukan supporting
system terhadap PKB sangat strategis. Seperti halnya dalam pengkaderan
dan kampanye, kami selalu all out dalam membantu membesarkan dan
mensukseskan PKB. Sehingga saat ini banyak ketertarikan dari banyak
kalangan terhadap PKB, seperti halnya para pekerja seni, kaum muda-mudi,
komunitas, dan lain-lain yang ingin belajar dan berjuang di dunia politik.
18. Apakah sudah efektif komunikasi organisasi yang dilakukan selama ini
antara PKB dan Garda Bangsa? Jelaskan
Alhamdulillah sudah, karena banyaknya media sebagai perantara.
Sehingga komunikasi itu dapat berjalan efektif, walau sedikit ada kendala
atau hambatan.
19. Ketika ada program acara, apakah ide itu datang dari DPP PKB dan
diinstrusikan ke Garda Bangsa, atau hasil musyawarah bersama, atau
justru usulan dari Garda Bangsa ke DPP PKB yang kemudian
disetujui?
Kalau ide bisa datang dari siapapun, kadang usulan dari pengurus
tingkat pusat sampai daerah bahkan instruksi dari DPP PKB sudah biasa
karena hirarki kita bagian dari badan otonom partai, setelah muncul ide baru
kita musyawarahkan
20. Lebih banyak manakah antara instruksi dari DPP PKB ke Garda
Bangsa, hasil musyawarah bersama dan atau usulan Garda Bangsa ke
DPP PKB bagi sebuah program acara?
Itu tidak bisa diukur dari banyaknya gagasan siapa, yang pasti kita
sebagai badan otonom selalu memprioritaskan dari arahan dan instruksi
DPP PKB
21. Tolong dijelaskan proses kerja penggarapan salah satu program acara
dari awal hingga akhir!
Sudah ada ide acara dilakukan rapat Dewan Kordinator Nasional
(DKN) kemudian rapat panitia dan penyusunan strategi untuk suksesnya
acara yang dimaksud
22. Adakah program acara reguler? Sebutkan
Ada, DITKLATSAR, SATGAS, BELA NEGARA, APEL
KESETIAAN NKRI dan kaderisasi kepengurusan
23. Apakah program acara yang reguler tersebut datangnya dari DPP
PKB yang diinstruksikan ke Garda Bangsa, musyawarah bersama dan
atau usulan Garda Bangsa ke DPP PKB?
Kalau yang namanya reguler itu sudah baku ada di program kerja
Garda Bangsa
24. Apakah susunan pelaksanaannya selalu sama orangnya atau selalu
dirubah/rotasi?
Tergantung kebutuhan dan kapasitasnya
25. Apakah ada program acara yang diusulkan dari GB ke DPP PKB?
Sebutkan
Secara tugas fungsi kita kalau diadakan rapat DPP PKB, kita dimintai
ide-ide pasti kita akan memberikan ide-ide terbaik untuk partai
26. Apakah ada program acara yang berasal dari musyawarah bersama?
Selalu ada, yang pasti hasil musyawarah akan lebih baik hasilnya
karena semua terlibat untuk kesuksesannya
27. Untuk tujuan menjaring calon kader, program apa saja yang dianggap
berhasil? Kenapa?
Garda Bangsa lebih memfokuskan untuk menjaring pemilih pemula,
kita selalu mengadakan kegiatan-kegiatan yang lebih fokus ke komunitas
anak muda dan santri, apalagi Garda Bangsa memiliki kepengurusan yang
menjadi publik figur
28. Untuk tujuan menjaring partisipan atau masyarakat luas, program
apa saja yang dianggap berhasil? Kenapa?
Bakti sosial kemudian sosialisasi kekalangan komunitas pemuda,
karena mereka masih memerlukan informasi yang utuh tentang demokrasi
dan kehidupan politik di Indonesia
29. Untuk tujuan merawat kader untuk tetap loyal, program apa saja
yang dianggap berhasil? Kenapa?
Komunikasi selalu terjaga dan support program untuk pengembangan
kreatifitas mereka, karena mereka perlu sekali ada yang memperhatikan,
memberikan dorongan dan pembinaan
30. Untuk pendanaan program acara seperti apa? Apakah sepenuhnya
dari GB atau dari DPP PKB?
Tergantung kebutuhan, kalau Garda Bangsa mampu menyelesaikan
bisa dilakukan secara mandiri, tetapi kalau sudah skala besar Garda Bangsa
pasti dibantu oleh DPP PKB
31. Apakah ada evaluasi untuk setiap program?
Jelas pasti ada, untuk perbaikan selanjutnya pasti dilakukan evaluasi
32. Apakah ada laporan dari GB ke DPP PKB setelah program acara
dilakukan? Dalam bentuk apa laporannya?
Wajib... Dan itu dilakukan selain secara tertulis juga setiap saat secara
lisan kepada Ketum dan Sekjen DPP PKB
Jakarta, 28 Juni 2016
H. Cucun Syamsul Rizal
Ketua DKN Garda Bangsa
STRUKTUR ORGANISASI
DPP PKB
Garda
Bangsa
Perempuan
Bangsa
Lakum HAM
PKB
DPP PKB
Gemasaba Barak
Bangsa
Gerbang
Tani
D O K U M E N T A S I
Mujahadah dan Haul Gus Dur di
Graha Gus Dur Raden Saleh No.9
pada 27 Desember 2015
Kajian Kitab bersama Syekh Lukman
di Masjid Komplek Perumahan DPR
RI Kalibata pada 22 Februari 2016
Foto Bersama Sang Pemimpin “Cak
Imin”
Sambutan dan Pengarahan dari
Ketua Umum DPP PKB (Bpk. H.
A. Muhaimin Iskandar, M. Si)
dalam kegiatan Mujahadah pada
25 Januari 2016
Pendidikan Kader Menengah di
Riau pada 3 Maret 2016
17 Januari 2016, Pendidikan Kader
Pertama di Blora
D O K U M E N T A S I
Potong Tumpeng dalam rangka
Harlah Garda Bangsa yang ke-17
pada 12 Maret 2016
17 Desember 2015, Rumpi Politik
dalam membahas isu-isu terkini
Tanam Seribu Pohon “Green Party”
oleh DPP PKB dan Garda Bangsa
pada 7 Januari 2016
25 November 2016, Nonton Bareng
dan Talk Show “Sang Kiai” oleh
Garda Bangsa
Pembukaan Diklatsar Garda Bangsa
yang dilaksanakan di Graha Gus Dur
pada 20 Januari 2016
Bagi-bagi “Goodie Bag” sebagai aksi
Cinta Terhadap Lingkungan yang
dilaksanakan oleh muda-mudi Garda
Bangsa di acara Car Free Day pada
20 Maret 2016`11