112
POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ANTIBIOTIK DARI URIN PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RUMAH SAKIT UMUM ISLAM KUSTATI SURAKARTA Oleh: Windy Yuli Lestari 20144121A FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA 2018

POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ANTIBIOTIK

DARI URIN PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RUMAH

SAKIT UMUM ISLAM KUSTATI SURAKARTA

Oleh:

Windy Yuli Lestari

20144121A

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI

SURAKARTA

2018

Page 2: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

i

POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ANTIBIOTIK

DARI URIN PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RUMAH

SAKIT UMUM ISLAM KUSTATI SURAKARTA

HALAMAN JUDUL

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai

derajat Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi pada Fakultas Farmasi

Universitas Setia Budi

Oleh:

Windy Yuli Lestari

20144121A

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI

SURAKARTA

2018

Page 3: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

ii

PENGESAHAN SKRIPSI

Page 4: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

iii

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada: Keluarga yang membesarkanku Abah, Mama, Puput dan Sandy Untuk dosen pembimbingku yang selalu kurepotkan dengan

chattingan chattingan dadakan yang kalau kubaca baca lagi aku bertanya hal yang remeh (karena ketidak tahuanku).

Sahabat – sahabat seperjuanganku Amylitta, Amelia, Oviana, Aning Budi dan teman seatapku selama kuliah Via, Mayang, Irene, dan Ike. Juga “Teman” sambat ku ketika bosan mengerjakan kegabutan selama skripsi Imam Riswan. Terimakasih sudah ada, terimakasih sudah bersedia meng-iya-kan untuk hadir dalam sedikit jalan hidup yang ada bersamaku.

Untuk diriku sendiri, terimakasih sudah mampu menjalani hal hal yang kamu anggap tak mampu kamu lewati sebelumnya. Terimakasih masih betahan sampai sejauh ini untuk peningkatan atas semua beban dan kewajibanmu.

Untuk kalian yang bersedia ke perpustakaan kampus hanya untuk sekilas membaca tumpukan kertas dibalik cover bertuliskan namaku.

Terutama dan terakhir, terimaksih untuk Engkau Sang Maha Segalanya. Untuk semua yang Kau berikan adalah berkah yang tak ternilai dengan apapun.

Page 5: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

iv

PERNYATAAN

Page 6: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha

Pengasih dan Maha Penyayang atas semua rahmat dan hidayah-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu

syarat guna memenuhi persyaratan untuk mencapai derajat Sarjana Farmasi

(S.Farm.) di Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi. Skripsi dengan judul

“POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA

ANTIBIOTIK DARI URIN PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSUI

KUSTATI SURAKARTA” Penulis menyadari bahwa selesainya penulisan

skripsi ini, tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang

bersangkutan baik secara moril maupun material, maka pada kesempatan ini

penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, inayah, serta

petunjuknya di setiap langkah hidupku.

2. Dr. Ir. Djoni Tarigan, MBA., selaku Rektor Universitas Setia Budi.

3. Prof. Dr. R.A. Oetari, SU., MM., M.Sc., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Setia Budi.

4. Ismi Rahmawati, S.Farm., M.Si., Apt., selaku Pembimbing Utama yang telah

banyak memberikan bimbingan serta arahan dalam pembuatan skripsi ini.

5. Yane Dila Keswara, S.Farm., M.Sc., Apt., selaku Pembimbing Pendamping

yang telah banyak memberikan bimbingan serta arahan dalam pembuatan

skripsi ini.

6. Tim Penguji yang telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan demi

kesempurnaan skripsi ini.

7. Laboratorium Rumah Sakit Umum Islam Kustati Surakarta.

8. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah

membantu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini ada banyak kekurangan, sehingga

saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi sempurnanya

Page 7: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

vi

skripsi ini. Semoga keberadaan skripsi ini berguna bagi mahasiswa Sarjana

Farmasi dan semua orang yang membacanya.

Surakarta, Juli 2018

Penulis

Page 8: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................... ii

PERSEMBAHAN ............................................................................................... iii

PERNYATAAN ................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................... v

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii

INTISARI ......................................................................................................... xiii

ABSTRACT ..................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ...................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4

D. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 5

A. Infeksi Saluran Kemih ................................................................... 5

1. Definisi .................................................................................. 5

2. Epidemiologi .......................................................................... 5

3. Etiologi .................................................................................. 6

4. Klasifikasi Infeksi saluran kemih. ........................................... 6

4.1 Infeksi saluran kemih tanpa komplikasi. .......................... 7

4.2 Infeksi saluran kemih terkomplikasi................................. 7

5. Penyebab Infeksi Saluran Kemih ............................................ 7

6. Gejala klinis ........................................................................... 8

7. Diagnosa ................................................................................ 8

7.1 Tes sedimentasi ................................................................ 8

7.2. Tes nitrit (Nephur R). ...................................................... 8

7.3. Dip-slide test (Uricult). .................................................... 8

7.4. Pembiakan lengkap .......................................................... 9

7.5. Tes ABC (Antibody Coated Bacteria). ............................. 9

8. Tata Laksana Infeksi Saluran Kemih ...................................... 9

Page 9: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

viii

B. Escherichia coli .......................................................................... 11

1. Sistematika ........................................................................... 11

2. Bakteri Escherichia coli ....................................................... 11

3. Morfologi bakteri ................................................................. 11

C. Antibiotik .................................................................................... 11

1. Definisi ................................................................................ 11

2. Sifat – sifat antibiotik ........................................................... 12

3. Klasifikasi dan mekanisme kerja .......................................... 12

3.1 Antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel

bakteri. .......................................................................... 12

3.2 Antibiotik yang menghambat fungsi membran sel. ......... 12

3.3 Antibiotik yang menghambat sintesis protein. ................ 12

3.4 Antibiotik yang menghambat transkripsi dan

replikasi. ........................................................................ 12

3.5 Antibiotik yang menghambat bersifat antimetabolit. ...... 12

4. Spektrum Antibiotik ............................................................. 12

4.1 Penggolongan lain. ........................................................ 12

4.2 Spektrum sempit. ........................................................... 13

4.3 Spektrum luas. ............................................................... 13

5. Resistensi Antibiotik ............................................................ 13

D. Siprofloksasin ............................................................................. 14

E. Sefiksim ...................................................................................... 14

F. Amikasin ..................................................................................... 15

G. Imipenem .................................................................................... 15

H. Kotrimoksazol ............................................................................. 16

I. Media .......................................................................................... 16

1. Media Alami ........................................................................ 17

2. Media sintesis atau sintetik ................................................... 18

3. Media semi sintetis ............................................................... 18

J. Metode Isolasi Bakteri................................................................. 18

1. Metode cawan gores ............................................................. 18

2. Metode cawan tuang ............................................................. 18

K. Uji Sensitivitas Bakteri ................................................................ 18

L. Sterilisasi .................................................................................... 19

M. Landasan Teori............................................................................ 20

N. Hipotesa ...................................................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 24

A. Populasi dan Sampel ................................................................... 24

1. Populasi ............................................................................... 24

2. Sampel ................................................................................. 24

B. Variabel Penelitian ...................................................................... 24

1. Identifikasi variabel utama ................................................... 24

2. Klasifikasi variabel utama .................................................... 25

3. Definisi operasional variabel utama ...................................... 25

C. Alat dan Bahan ............................................................................ 27

Page 10: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

ix

1. Alat ...................................................................................... 27

2. Bahan ................................................................................... 27

2.1 Bahan utama. ................................................................. 27

2.2 Bahan kimia. ................................................................. 27

D. Jalannya Penelitian ...................................................................... 28

1. Sterilisasi alat ....................................................................... 28

2. Penyiapan media .................................................................. 28

3. Isolasi bakteri penyebab Infeksi saluran kemih ..................... 28

4. Identifikasi bakteri Escherichia coli ..................................... 28

4.1 Morfologi Koloni pada medium diferensial.................... 28

4.2 Mikroskopis................................................................... 29

4.3 Uji biokimia. ................................................................. 29

3. Pembuatan suspensi bakteri .................................................. 30

4. Cara Uji sensitivitas.............................................................. 30

E. Analisa Data................................................................................ 31

F. Skema Jalannya Penelitian .......................................................... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 33

A. Hasil Isolasi bakteri Escherichia coli ........................................... 33

B. Hasil Identifikasi Escherichia coli ............................................... 35

C. Pewarnaan Gram bakteri Escherichia coli ................................... 35

D. Hasil pengujian bakteri Escherichia coli dengan uji biokimia ...... 36

E. Hasil penyetaraan standart Mc Farland 0,5 .................................. 37

F. Hasil Uji Sensitivitas ................................................................... 38

G. Analisis Hasil .............................................................................. 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 48

A. Kesimpulan ................................................................................. 48

B. Saran ........................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 49

LAMPIRAN ...................................................................................................... 54

Page 11: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Algoritma Infeksi Saluran Kemih .................................................. 10

Gambar 2. Skema uji sensitivitas antibiotik dengan metode difusi................... 32

Gambar 3. Koloni tersangka bakteri Escherichia coli pada media Endo

Agar .............................................................................................. 33

Gambar 4. Hasil pengecatan Gram bakteri Escherichia coli pada

mikroskop. .................................................................................... 36

Gambar 5. Hasil uji biokimia yang diduga Escherichia coli pada media

KIA, LIA, SIM, dan Citrat. ............................................................ 36

Gambar 6. Hasil suspensi yang disetarakan dengan standart Mc Farland

0,5 ................................................................................................. 38

Gambar 7. Hasil uji sensitivitas bakteri Escherichia coli dari urin pasien

rawat inap terhadap antibiotik siprofloksasin, sefiksim,

amikasin, imipenem, dan kotrimoksazol ........................................ 39

Gambar 8 Pola sensitivitas Antibiotik siprofloksasin, sefiksim, amikasin,

imipenem, dan kotrimoksazol ........................................................ 41

Gambar 9. Hasil rata-rata daya hambat antibiotik siprofloksasin, sefiksim,

amikasin, imipenem, dan kotrimoksazol terhadap bakteri

Escherichia coli ............................................................................. 42

Page 12: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jenis –jenis mikroorganisme penyebab infeksi saluran kemih............... 7

Tabel 2. Terapi infeksi saluran urin pada dewasa ............................................. 13

Tabel 3. Penanganan empirik infeksi saluran urin ............................................ 14

Tabel 4. Zona Diameter Interpretive Standart (mm) ......................................... 19

Tabel 5. Hasil Isolasi Bakteri Escherichia coli Isolasi Urin Pasien Rawat

Inap ................................................................................................... 34

Tabel 6. Hasil identifikasi bakteri Escherichia coli .......................................... 35

Tabel 7. Hasil rata-rata diameter (mm) uji sensitivitas dan SD ......................... 40

Tabel 8. Hasil uji sensitivitas antibiotic siprofloksain, sefiksim, amikasin,

imipenem dan kotrimoksazol ............................................................. 44

Tabel 9. Hasil perbandingan daya hambat antibiotic siprofloksasin,

sefiksim, amikasin, imipenem dan kotrimoksazol ............................... 46

Page 13: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Sampel urin pasien ...................................................................... 54

Lampiran 2. Isolasi ......................................................................................... 56

Lampiran 3. Mikroskop ................................................................................... 61

Lampiran 4. Uji Biokimia ............................................................................... 65

Lampiran 5. Hasil Uji Sensitifitas Antibiotik ................................................... 69

Lampiran 6. Gambar Alat................................................................................ 73

Lampiran 7. Hasil rata-rata dan standar deviasi ............................................... 74

Lampiran 8. Hasil Uji Statistik Dengan SPSS Uji Perbandingan Bakteri

Escherichia coli Hasil Isolasi Urin Dan Bakteri Escherichia

coli ATCC 25922 ........................................................................ 79

Lampiran 9. Uji SPSS sensitivitas ................................................................... 84

Lampiran 10. Formulasi dan pembuatan media ................................................. 90

Lampiran 11. Formulasi larutan gram pengecatan ............................................. 95

Lampiran 12. Tabel Kirby-Bauer ...................................................................... 96

Page 14: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

xiii

INTISARI

LESTARI, W. Y. 2018. POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP

BEBERAPA ANTIBIOTIK DARI URIN PASIEN INFEKSI SALURAN

KEMIH DI RUMAH SAKIT UMUM ISLAM KUSTATI SURAKARTA,

SKRIPSI, FAKULTAS FARMASI, UNIVERSITAS SETIA BUDI,

SURAKARTA.

Infeksi saluran kemih merupakan salah satu infeksi yang sering ditemukan

setelah infeksi saluran napas. Penyebab terbanyak infeksi saluran kemih adalah

Escherichia coli. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sensitivitas

bakteri Escherichia coli terhadap antibiotik siprofloksasin, sefiksim, amikasin,

imipenem, dan kotrimoksazol.

Bakteri Escherichia coli diisolasi dari urin pasien rawat inap di RSUI

Kustati dengan menggunakan media Endo Agar, dilakukan uji identifikasi

meliputi mikroskopis dan biokimia. Uji sensitivitas dilakukan untuk mengetahui

daya hambat masing-masing antibiotik, untuk mengetahui pola sensitivitas

antibotik terhadap bakteri Escherichia coli dan untuk mengetahui ketepatan

pemilihan penggunaan antibiotik. Data diameter daya hambat antibiotik diolah

menggunakan uji stastistik Kruskall Wallis.

Hasil uji sensitivitas menunjukkan bahwa pola sensitivitas dari kelima

antibiotik terhadap bakteri Escherichia coli hasil isolasi urin pasien rawat inap di

RSUI Kustati Surakarta adalah siprofloksasin 10,00% resisten dan 90,00%

sensitif, sefiksim 50,00% sensitif, 17% resisten, dan 33,33% intermediet,

amikasin 5,00% resisten, 13,00% intermediate, dan 81,67% sensitif, imipenem

100% sensitif, serta kotrimoksazol 41,67% resisten, 30,00% intermediate dan

28,33% sensitif. Imipenem merupakan antibiotik yang sensitif untuk infeksi

saluran kemih yang disebabkan bakteri oleh Escherichia coli.

Kata kunci : infeksi saluran kemih, Escherichia coli.sensitivitas, antibiotik.

Page 15: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

xiv

ABSTRACT

LESTARI, W. Y. 2018. Escherichia coli SENSITIVITY PATTERN

AGAINST SOME ANTIBIOTICS FROM URINE OF URINARY TRACT

INFECTION PATIENTS IN ISLAMIC HOSPITAL KUSTATI

SURAKARTATHESIS, FACULTY OF PHARMACY, SETIABUDI

UNIVERSITY, SURAKARTA.

Urinary Tract Infection (UTI) is an infection that is characterized by the

growth and proliferation of bacteria in the urinary tract, including infections in the

kidney parenchyma until the bladder with a significant amount of bacteriuria. The

sample used is the urine of urinary tract infections patient in RSUI Kustati

Surakarta. The purpose of this study was to determine the sensitivity of the

bacteria Escherichia coli to the antibiotic ciprofloxacin, sefixime, amikacin

imipenem, and cotrimoxazole.

Escherichia coli bacterium was isolated from the urine of inpatients in

Kustati Surakarta Local General Hospital using Endo Agar, that was then

identified microscopically and biochemially. The sensitivity test was conducted to

find out the resistibility of each antibiotics and to find out the sensitivity pattern of

antibiotics against Escherichia coli bacterium. The data of antibiotic resistibility

diameter was processed using Kruskall Wallis test.

The result of research showed that out Escherichia coli sensitivity pattern

Ciprofloxacin antibiotic 10.00% resistant and 90.00% sensitive, cefixime 50.00%

sensitive, 17% resistant, 33.33% intermediate, amikacin 5.00% resistant,13.00%

intermediate, and 81,67% sensitive, imipenem 100% sensitive, as well as the

cotrimoxazole 41.6% resistant, 30.00% intermediate, and 28,33% sensitive.

Imipenem was the most effective antibiotic to cure the urinary tract

infection caused by Escherichia coli bacterium.

__________________________________________________________________

Keywords: urinary tract infection, Escherichia coli, sensitivity, antibiotic

Page 16: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Infeksi saluran kemih merupakan suatu keadaan patologis yang sudah

sangat lama dikenal dan dapat dijumpai diberbagai pelayanan kesehatan primer

sampai subspesialistik. Infeksi ini juga merupakan penyakit infeksi bakterial

tersering yang didapat pada praktik umum dan bertanggung jawab terhadap

morbiditas khususnya pada wanita dalam kelompok usia seksual aktif (Hooton et

al. 2010). Infeksi saluran kemih disebabkan karena adanya mikroorganisme pada

saluran kemih, termasuk kandung kemih, prostat, ginjal dan saluran pengumpulan.

Sebagian besar Infeksi saluran kemih disebabkan oleh bakteri, meskipun kadang-

kadang jamur dan virus dapat merupakan agen etiologi infeksi saluran kemih

(Fish 2009).

Salah satu penyakit infeksi yang sering ditemukan yaitu infeksi saluran

kemih. Infeksi saluran kemih ditandai dengan keadaan tumbuh dan berkembang

biaknya kuman dalam saluran kemih meliputi infeksi di kandung kemih,

parenkim, sampai ginjal. Keadaan normal saluran kemih tidak mengandung

bakteri, virus, atau mikroorganisme lainnya. Insidensi infeksi saluran kemih dapat

terjadi pada segala usia, pada remaja meningkat 3,3% menjadi 5,8% (Purnomo

2011).

Infeksi saluran kemih adalah infeksi mikroorganisme pada saluran kemih

yang disertai adanya kolonisasi bakteri didalam urine (bakteriuria). Bakteriuria

merupakan indikator utama infeksi saluran kemih. Keberadaan bakteriuria yang

menjadi indikasi infeksi saluran kemih yaitu adanya pertumbuhan bakteri murni

sebanyak 100.000 colony forming units (cfu/ml) atau lebih pada biakan urin

(Hooton et al. 2010).

Infeksi saluran kemih disebabkan oleh beberapa bakteri Gram negatif dan

Gram positif. Bakteri Gram negatif antara lain Escherichia coli, Proteus,

Klebsiella, Enterobacter sp, dan Pseudomonas sp sedangkan Gram positif antara

lain Bacillus aureus, Staphylococcus aureus, dan Tetracoccus. Penyebab

terbanyak adalah bakteri Gram negatif dan salah satu jenis spesies bakteri Gram

Page 17: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

2

negatif adalah Escherichia coli. Penelitian yang dilakukan oleh Rizka et al.

(2015), hasil pemeriksaan penyebab infeksi saluran kemih terbanyak adalah

Escherichia coli (34,3%), diikuti oleh Staphylococcus aureus (18,9%), Klebsiella

pneumoniae (16,3%), Pseudomonas aeruginosa (10,2%), dan Acinobacter

calcaoacetius (5,8%). Penelitian lain juga dilakukan oleh Getachew (2010) di

Ethiopia, bakteri Gram negatif yang menyebabkan infeksi saluran kemih sebesar

(80,2%) dan paling banyak bakteri Escherichia coli (55,11%).

Pengobatan penyakit infeksi umumnya menggunakan antibiotik.

Pemakaian antibiotik secara rasional sudah menjadi keharusan. Penggunaan

antibiotik sangat dianjurkan untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh

bakteri (Setiabudy 2007). Infeksi saluran kemih, menurut insidensinya dapat

terjadi pada semua usia, dimana infeksi saluran kemih lebih sering terjadi pada

wanita dibandingkan pria, remaja meningkat (3,3%) menjadi 5,8% (Purnomo

2011). Menurut American Urological Association (2012) diperkirakan terjadi

infeksi saluran kemih 150 juta setiap tahun diseluruh dunia.

Penelitian Adisasmito dan Tumbelaka (2006) di ICU Anak RSAB

Harapan Kita, hasil uji sensitivitas bakteri Escherichia coli terhadap antibiotik

siprofloksasin (90%), amikasin (87%), imipenem (96,3%), dan seftriakson

(72,2%) yang digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih. Penelitian

menurut Imaniah et al. (2014) di RSUD Dr. Moewardi menyatakan uji sensitivitas

antibiotik terhadap Escherichia coli antara lain: amikasin (95,66%), siprofloksasin

(31,74%). Hasil penelitian yang serupa juga dilakukan Chitraningtyas et al.

(2014) di Surabaya, bahwa Escherichia coli resisten terhadap sulfametoksasol

trimetoprim sebesar (81,3%), sedangkan yang sensitif meropenem dan fosfomisin

sebesar (100%), amikasin (92,6%) (Subandiyah 2004).

Menurut Juniatiningsih et al (2008) di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta

menyatakan bahwa uji sensitivitas antibiotik terhadap Escherichia coli antara lain:

amikasin (50%), seftriakson (0%), imipenem (100%), dan siprofloksasin (66,6%).

Penelitian Fahijratin (2014) menunjukkan penggunaan antibiotik yang paling

banyak digunakan untuk pengobatan infeksi saluran kemih ialah siprofloksasin

(55,3%), seftriaksone (40,4%) dan sefiksim (4,3%).

Page 18: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

3

Antibiotik yang dipilih berdasarkan penggunaan antibiotik untuk infeksi

saluran kemih pada RSUI Kustati Surakarta adalah siprofloksasin dan sefiksim.

Hasil penelitian menunjukkan penggunaan antibiotik yang digunakan untuk

pengobatan infeksi saluran kemih ialah siprofloksasin (55,3%), sefiksime (4,3%)

(Fahijratin et al. 2014). Melihat tingginya resistensi bakteri penyebab infeksi

saluran kemih terhadap beberapa antibiotika perlu adanya pengkajian ulang

antibiotika yang tepat untuk pengobatan infeksi saluran kemih.

Pemilihan antibiotik amikasin dan imipenem pada penelitian ini didasari

karena dari data penelitian pada jurnal-jurnal sebelumnya, amikasin dan imipenem

mempunyai sensitivitas yang tinggi terhadap bakteri Escherichia coli. Sedangkan

pemilihan antibiotik kotrimoksazol dikarenakan kotrimoksazol menjadi

recommended antimicrobials terhadap bakteri Eschericia coli dalam Guidlines for

the Diagnosis and Management of Urinary Tract Infection tahun 2017.

Uji sensitivitas dengan metode Kirby-Bauer merupakan metode yang

digunakan untuk mengukur daya hambatan atau daerah jernih di sekitar antibiotik.

Uji ini menggunakan lempengan antibiotika kertas filter (disk antibiotik)

berkekuatan tinggi yang diletakkan pada medium Mueller Hinton Agar yang

permukaannya telah digoreskan dengan bakteri uji, kemudian diinkubasi selama

24 jam pada suhu 37°C (Raihana 2011). Uji sensitivitas diharapkan mengetahui

antibiotik yang tepat untuk pengobatan infeksi saluran kemih akibat bakteri

Escherichia coli. Antibiotik yang digunakan dalam penelitian ini adalah amikasin,

siprofloksasin, sefiksim, amikasin, imipenem dan kotrimoksazol.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat sensitivitas antibiotik

terhadap bakteri Escherichia coli yang ada pada urin pasien infeksi saluran kemih

di RSUI Kustati Surakarta, hal inilah yang mendorong peneliti untuk meneliti

kepekaan Escherichia coli terhadap antibiotik pada urin penderita infeksi saluran

kemih di RSUI Kustati Surakarta bulan Januari-April 2018, agar dapat

memperoleh informasi jenis antibiotik yang tepat dan sensitif untuk pengobatan.

Page 19: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

4

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, didapat suatu perumusan masalah

yakni :

Pertama, bagaimana pola sensitivitas siprofloksasin, sefiksim, amikasin,

imipenem dan kotrimoksazol terhadap Escherichia coli dari hasil isolasi urin

pasien infeksi saluran kemih di RSUI Kustati Surakarta bulan Januari-April 2018?

Kedua, manakah dari kelima antibiotik tersebut yang memiliki efek paling

sensitif terhadap Echerichia coli dari hasil isolasi urin pasien infeksi saluran

kemih di RSUI Kustati Surakarta bulan Januari-April 2018?

C. Tujuan Penelitian

Pertama, untuk mengetahui kepekaan Escherichia coli terhadap antibiotik,

siprofloksasin, sefiksim, amikasin, imipenem dan kotrimoksazol dari urin pasien

infeksi saluran kemih di RSUI Kustati Surakarta bulan Januari-April 2018.

Kedua, untuk mengetahui dari lima antibiotik tersebut yang paling sensitif

terhadap Escherichia coli pada pasien infeksi saluran kemih di RSUI Kustati

Surakarta bulan Januari-April 2018.

D. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

kepada masyarakat tentang bakteri bakteri penyebab infeksi saluran kemih

terhadap antibiotik siprofloksasin, sefiksim, amikasin, imipenem dan

kotrimoksazol serta dapat memberikan gambaran pemilihan antibiotik yang tepat

terhadap infeksi saluran kemih oleh Escherichia coli.

Page 20: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Infeksi Saluran Kemih

1. Definisi

Infeksi saluran kemih merupakan infeksi akibat berkembang biaknya

mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih

tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain. Sekitar 150 juta

penduduk di seluruh dunia tiap tahunnya terdiagnosis menderita infeksi saluran

kemih. Prevalensinya sangat bervariasi berdasarkan umur dan jenis kelamin,

dimana infeksi saluran kemih lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan

dengan pria karena perbedaan anatomi antara keduanya (Fahijratin et al. 2014).

Saluran kemih terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Urin biasanya

merupakan cairan steril, tetapi ketika terinfeksi, mengandung bakteri, ketika

infeksi terjadi berulang-ulang, ini disebut infeksi saluran kemih berulang

(Sumolang et al. 2013).

Menurut (Tessy et al. 2001) beberapa istilah yang sering digunakan dalam

istilah klinik adalah Asymptomatic Significant Bakteriuria (ASB), Bacterial

cystitis, Abacterial cystitis, Asymptomatic Significant Bakteriuria (ASB) ialah

bakteriuria yang bermakna tanpa disertai gejala. Bacterial cystitis adalah sindrome

yang terdiri dari: sakit waktu kencing, sering kencing (siang atau malam).

Abacterial cystitis adalah sindrome yang terdiri dari: sakit waktu kencing, sering

kencing tanpa disertai bakteri dalam kandung kemih.

2. Epidemiologi

Infeksi saluran kemih tergantung banyak faktor seperti usia, gender,

prevalensi bakteriuria, dan faktor predisposisi yang menyebabkan perubahan

struktur saluran kemih termasuk ginjal (Sudoyo et al. 2009). Infeksi saluran

kemih merupakan salah satu penyakit yang sering ditemukan di masyarakat

termasuk negara maju.

Infeksi saluran kemih dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan dari

semua umur baik pada anak, remaja, dewasa maupun usia lanjut. Pasien

Page 21: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

6

perempuan lebih rentan menderita penyakit infeksi saluran kemih dibandingkan

dengan pasien laki-laki. Penyebabnya adalah karena uretra perempuan lebih

pendek sehingga mikroorganisme dari luar lebih mudah mencapai kandung kemih

yang letaknya dekat dengan daerah perianal (Sukandar 2009).

3. Etiologi

Infeksi saluran kemih dapat disebabkan oleh berbagai macam

mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan jamur, tetapi yang terbanyak adalah

bakteri (Haris et al. 2012). Patogenesis penyakit infeksi bergantung pada

hubungan antara manusia sebagai tuan rumah, agen infeksi, dan lingkungan luar.

Kuman Gram negatif merupakan penyebab utama infeksi saluran kemih (76%)

dan kuman Gram negatif paling sering adalah Escherichia coli (33%) (Myh dan

Manuputty 2012).

4. Klasifikasi Infeksi saluran kemih.

Dari segi anatomi infeksi saluran kemih dapat diklasifikasikan menjadi

dua macam yaitu infeksi saluran kemih bagian atas dan infeksi saluran kemih

bagian bawah. Infeksi saluran kemih bagian bawah terdiri dari sistitis (kandung

kemih) peradangan kandung kemih, yaitu organ yang bertanggug jawab

mengeluarkan air kemih, keadaan klinis akibat berkembang biaknya

mikroorganisme yang menyebabkan inflamasi pada kandung kemih. uretritis

(uretra) adalah peradangan pada uretra serta prostatitis (kelenjar prostat). Infeksi

saluran kemih bagian atas terdiri dari pielonefritis yaitu infeksi yang melibatkan

ginjal (Coyle dan Prince 2005).

Pielonefritis akut: Pasien pielonefritis akut mengalami demam dan

menggigil, nyeri, dan adanya bakteri dan sel darah putih dalam urin selain itu

gejala saluran urinarius bawah seperti disuria dan sering berkemih umumnya

terjadi. Infeksi saluran urinarius atas dikaitkan dengan selimut antibodi bakteri

dalam urin. Ginjal pasien pielonefritis biasanya membesar disertai infiltrasi

interstisial sel-sel inflamasi. Pielonefritis kronis: biasanya tanpa gejala infeksi,

kecuali terjadi eksaserbasi. Tanda-tanda utama mencakup keletihan, sakit kepala,

nafsu makan rendah, poliuria, haus yang berlebihan, dan kehilangan berat badan.

Pada beberapa kasus juga menunjukkan gejala infeksi saluran kemih bagian

bawah yang dapat berupa nyeri berkemih dan frekuensi berkemih yang

Page 22: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

7

meningkat. Bisa terjadi pembesaran pada salah satu atau kedua ginjal (Coyle dan

Prince 2005).

Infeksi saluran kemih dari segi klinik dibagi menjadi :

4.1 Infeksi saluran kemih tanpa komplikasi. Infeksi saluran kemih

tanpa komplikasi (simple/ uncomplicated urinary tract infection). Infeksi saluran

kemih tanpa komplikasi yaitu bila infeksi saluran kemih tanpa faktor penyulit dan

tidak didapatkan gangguan struktur maupun fungsi saluran kemih.

4.2 Infeksi saluran kemih terkomplikasi. Infeksi saluran kemih

terkomplikasi (complicated urinary tract infection). Infeksi saluran kemih dimana

terdapat kelainan struktur maupun fungsional yang merubah aliran urin seperti

obstruksi aliran urin, batu saluran kemih, kista ginjal, tumor ginjal, abses ginjal,

residu urin dalam kandungan kemih (Mangats dan Suwitra 2004).

Terdapat perbedaan yang bermakna antara infeksi saluran kemih

terkomplikasi dan tidak terkomplikasi dalam hal kebutuhan pemeriksaan

penunjang untuk penegakan diagnosis, jenis dan lama penatalaksanan, serta resiko

terjadinya perburukan dan gejala sisa infeksi saluran kemih (Schaeffer 2007).

Mikroorganisme penyebab infeksi saluran kemih terdapat beberapa jenis,

berikut ini adalah tabel jenis mikroorganisme penyebab infeksi saluran kemih.

Tabel 1. Jenis –jenis mikroorganisme penyebab infeksi saluran kemih

Mikroorganisme Persentase

Nama Bakteri Gram Positif Gram Negatif

Escherichia coli

Klebsiella sp

Pseudomonas sp

Staphylococcus epidermidis

Enterococci sp

Staphylococcus aureus

50% -90%

10% -40%

2% - 10%

2% - 10%

2% - 10%

1% - 2%

Bakteri Gram negatif adalah penyebab terbanyak dari infeksi saluran

kemih terutama Escherichia coli, bakteri tersebut menduduki tempat teratas (Bien

et al. 2012).

5. Penyebab Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih dapat disebabkan oleh berbagai macam

mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan jamur tetapi yang terbanyak adalah

bakteri (Haris et al. 2012).

Page 23: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

8

Infeksi saluran kemih dapat disebabkan oleh bakteri Gram positif dan

Gram negatif. Penyebab infeksi saluran kemih disebabkan oleh beberapa bakteri

Gram negatif dan Gram positif. Contoh dari bakteri Gram negatif antara lain

Escherichia coli, Proteus, Klebsiella sp, Enterobacter sp, dan Pseudomonas sp

sedangkan bakteri Gram positif antara lain Bacillus aureus, Staphylococcus, dan

Tetracoccus. Pada penelitian ini terlihat penyebab infeksi saluran kemih paling

banyak berupa Escherichia coli (28%) dan Klebsiella sp. (26%) (Haris et al.

2012).

6. Gejala klinis

Gejala khusus infeksi saluran kemih bagian bawah adalah disuria, urgensi,

frekuensi, nokturia dan nyeri pada bagian atas pubis. Demam kadang-kadang

dihubungkan dengan infeksi saluran kemih bagian bawah ini. Untuk infeksi

saluran kemih bagian atas, manifestasinya berupa nyeri panggul, sakit pada

abdominan, dan gejala sistemik seperti demam, merasa kedinginan, sakit kepala,

mual, muntah, dan merasa tidak nyaman. Tanda dan gejala yang berhubungan

dengan infeksi saluran kemih bervariasi. Kebanyakan penderita infeksi saluran

kemih ditemukan adanya bakteri dalam urin (bakteriuria) tetapi tidak

menunjukkan adanya gejala (asimtomatik) (Suharyanto et al. 2009).

7. Diagnosa

Diagnosis pada infeksi saluran kemih dapat dilakukan guna menentukan

adanya bakteriuria, artinya infeksi saluran kemih dengan bakteri, sekarang

tersedia beberapa cara diagnosa, yaitu:

7.1 Tes sedimentasi. Mendeteksi secara mikroskopis adanya kuman dan

lekosit diendapan dalam urin.

7.2. Tes nitrit (Nephur R). Menggunakan strip mengandung nitrat yang

dicelupkan ke urin. Praktis semua Gram negatif dapat mereduksi nitrat menjadi

nitrit, yang tampil sebagai perubahan warna tertentu pada strip. Kuman-kuman

Gram positif tidak terdeteksi.

7.3. Dip-slide test (Uricult). Menggunakan persemaian kuman di kaca

obyek, yang seusai inkubasi ditentukan jumlah koloninya secara mikroskopis. Tes

Page 24: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

9

ini dapat dipercaya dan lebih cepat daripada pembiakan lengkap dan jauh lebih

murah.

7.4. Pembiakan lengkap. Dilakukan sesudah terjadinya residif 1-2 kali,

terlebih-lebih pada infeksi saluran kemih anak-anak dan pria.

7.5. Tes ABC (Antibody Coated Bacteria). Cara imunologi guna

menentukan infeksi saluran kemih yang letaknya lebih tinggi. Dalam hal ini tubuli

secara lokal membentuk antibodies terhadap kuman, yang bereaksi dengan

antigen yang berada di dinding kuman. Kompleks yang terbentuk dapat

diperlihatkan dengan cara imunofluoresensi (Tan dan Rahardja 2007).

8. Tata Laksana Infeksi Saluran Kemih

Tata laksana infeksi saluran kemih didasarkan pada beberapa faktor seperti

umur pasien, lokasi infeksi, gejala klinis, dan ada tidaknya kelainan yang

menyertai infeksi saluran kemih. Sistitis dan pielonefritis memerlukan pengobatan

yang berbeda. Keterlambatan pemberian antibiotik merupakan faktor risiko

penting terhadap terjadinya jaringan parut pada pielonefritis. Sebelum pemberian

antibiotik, terlebih dahulu diambil sampel urin untuk pemeriksaan biakan urin dan

resistensi antimikroba (Tan dan Rahardja 2007).

Pengobatan harus disesuaikan dengan bentuk infeksi, keadaan anatomi

saluran kemih serta faktor-faktor penyerta lainnya. Bermacam cara pengobatan

yang dilakukan untuk berbagai bentuk yang berbeda dari infeksi saluran kemih,

antara lain pengobatan dosis tunggal, pengobatan jangka pendek (10-14 hari),

pengobatan jangka panjang (4-6 minggu), pengobatan profilaksis dosis rendah,

dan pengobatan supresif. Terapi non farmakologi dilakukan dengan minum air

putih yang banyak dan lebih sering berkemih sehingga terjadi pengosongan

kandung kemih yang sempurna (Novia 2016).

Page 25: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

10

Gambar 1. Algoritma Infeksi Saluran Kemih

(Guidelines for the diagnostic and management of Urinary Tract Infection)

Cara pengobatan infeksi saluran kemih secara umum adalah menggunakan

antibiotik yang sudah diseleksi dan didasarkan pada gejala infeksinya, lokasi

infeksi, serta timbulnya komplikasi. Pertimbangan pemilihan antibiotik yang lain

termasuk efek samping, harga, serta perbandingan terapi lainnya, tetapi ideal

pemilihan antibiotik berdasarkan toleransi dan terabsorbsi dengan baik,

Diagnosa ISK

Sistitis & Urethritis Pielonefritis

Infeksi kambuh Infeksi kambuh Infeksi kambuh

First Line : TMP-

SMZ(160/800mg)

2 dd 1 (3 hari)

Pilihan kedua:

kuinolon

Resistensi :

TMP-SMZ, kuinolona

adalah pilihan utama

(digunakan selama 3

hari)

1. siprofloksasin 250mg 2x1

2. levofloksasin

250mg 2x1

3. norfloksasin 400mg

2x1

Pilihan lain :

1. nitrofurantoin

100mg 2x1 selama 5-

7 hari

2. penisilin dan

sefalosporin

Pengobatan

seperti pada

infeksi pertama,

tapi penggunaan

AB dilanjutkan

7-14 hari.

Penyebab :

Mungkin karena

abnormal saluran

kemih, abses,

kondisi lain.

Pasien dengan pielonefritis tak

berkomplikasi dapat

dirawat jalan.

Pielonefritis akut

dengan gejala sedang-

berat, atau

terkomplikasi perlu

dirawat inap. Pada

beberapa kasus

pemberian AB secara

IV selama beberapa hari.

AB yang digunakan :

1. siprofloksasin oral

500mg 2x1 selma 7

hari.

2. sefriakson iv lg/24

jam.

3. aminoglikosida

4. fluorokuinolon iv

5. TMP-SMZ

160/800mg 2x1 selama

14 hari.

6. beta laktam oral

Penanganan

sementara: saat

gejala mulai

berkembang,

gunakan AB jika

perlu lakukan tes.

Jika ISK terkait

aktivitas seks &

kambuh lebih 2

kali selama 6

bulan, gunakan AB

untuk pencegahan.

AB : TMZ-SMZ, nitrofurantoin,

sefaleksin,

kuinolon

Profilaksis : AB

dosis rendah

selama 6 bulan

Bila gejala tak sembuh, penggunaan AB dihentikan dilakukan

kultur urine untuk identifikasi bakteri, lalu dipilih AB

Pielonefritis kronik dibutuhkan

pengobatan yang lebih

lama

Page 26: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

11

memperoleh konsentrasi yang tinggi dalam urin, serta spektrum yang spesifik

terhadap mikroba patogen (Tan dan Rahardja 2007).

B. Escherichia coli

1. Sistematika

Sistematika bakteri Escherichia coli menurut (Todar 2008) adalah sebagai

berikut:

Kingdom : Bacteria

Filum : Proteobacteria

Class : Gamma Proteobacteria

Ordo : Enterobacteriales

Famili : Enterobacteriaceae

Genus : Escherichia

Spesies : Escherichia coli

2. Bakteri Escherichia coli

Escherichia coli adalah bakteri Gram negatif, penyebab yang paling lazim

dari infeksi saluran kemih dan merupakan penyebab infeksi saluran kemih

pertama pada kira-kira 90% wanita muda (Iskamto 2009).

3. Morfologi bakteri

Escherichia coli merupakan bakteri Gram negatif, berbentuk batang

pendek, ukuran 0,4 – 0,7 µm x 1,4 µm sebagian besar gerak positif dan beberapa

strain mempunyai kapsul, merupakan jasad indikator adanya jasad yang

berbahaya didalam substrat air dan bahan makanan. Escherichia coli dapat

tumbuh dengan medium nutrien sederhana dan umumnya meragikan laktosa

dengan membentuk asam gas, tidak mampu membentuk spora, serta bersifat

fakultatif anaerob (Jawetz 2001).

C. Antibiotik

1. Definisi

Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, yang dapat

menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. Banyak antibiotik dibuat

secara semisintetik atau sintetik penuh. Antibiotik adalah obat yang digunakan

Page 27: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

12

untuk membasmi mikroba penyebab infeksi artinya obat harus bersifat sangat

toksik selektif setinggi mungkin pada mikroba tetapi harus relatif tidak toksik

untuk hospes (Setiabudy 2009).

2. Sifat – sifat antibiotik

Sifat – sifat antibiotik adalah menghambat atau membunuh patogen tanpa

merusak inang (host), anti mikroba yang bersifat menghambat pertumbuhan

mikroba dikenal sebagai aktivitas bakteriostatik dan ada yang bersifat membunuh

mikroba dikenal sebagai aktivitas bakterisid (Setiabudy 2009).

3. Klasifikasi dan mekanisme kerja

Klasifikasi yang paling umum didasarkan pada struktur kimia dan

mekanisme kerja yang diajukan, adalah sebagai berikut:

3.1 Antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel bakteri.

Antibiotik ini meliputi beta-laktam, penisilin, polypeptida, sefalosporin, ampisilin,

oksasilin, imipenem, meropenem.

3.2 Antibiotik yang menghambat fungsi membran sel. Antibiotik ini

mampu mempengaruhi permeabilitas dan menyebabkan kebocoran senyawa-

senyawa intraseluler. Senyawa ini termasuk senyawa yang bersifat detergen

seperti polimiksin, dan senyawa antifungi poliena seperti nistatin serta amfoterin

B yang berikatan dengan sterol–sterol dinding sel.

3.3 Antibiotik yang menghambat sintesis protein. Antibiotik ini

menyebabkan penghambatan sintesis protein yang bersifat sitostatik, karena dapat

menghentikan pertumbuhan dan pembelahan sel. Antibiotik ini meliputi

kloramfenikol, tetrasiklin, aminoglikosida, makrolida, dan linkomisin.

3.4 Antibiotik yang menghambat transkripsi dan replikasi. Seperti

pada golongan rifampisin (misalnya rifampin), yang menghambat RNA

polimerase, dan golongan kuinolon, yang menghambat topoisomerase.

3.5 Antibiotik yang menghambat bersifat antimetabolit. Antibiotik ini

diantaranya trimetoprim dan sulfonamida, yang memblok enzim yang penting

dalam metabolisme folat (Goodman & Gilman 2008).

4. Spektrum Antibiotik

4.1 Penggolongan lain. Penggolongan lain yang juga sering digunakan

adalah berdasarkan luas aktivitasnya, aktif terhadap banyak atau sedikit jenis

Page 28: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

13

mikroorganisme sehingga dapat dibedakan antibiotiknya (Tan dan Rahardja

2007).

4.2 Spektrum sempit. Antibiotik yang aktif bekerja pada beberapa

mikroorganisme tunggal tertentu, bakteri Gram positif saja atau Gram negatif saja.

Contoh: Eritromisin, klindamisin, kanamisin bekerja terhadap mikroorganisme

Gram positif. sedangkan streptomisin, gentamisin hanya bekerja terhadap

mikroorganisme Gram negatif.

4.3 Spektrum luas. Antibiotik yang aktif bekerja terhadap banyak jenis

mikroba yaitu Gram positif dan Gram negatif. Contoh antibiotiknya adalah

sulfonamid, ampisilin, sefalosporin, kloramfenikol, tetrasiklin, dan rifampisin.

5. Resistensi Antibiotik

Resistensi sel mikroba adalah suatu sifat tidak terganggunya sel mikroba

oleh antimikroba. Sifat ini merupakan suatu mekanisme alamiah untuk bertahan

hidup (Endriani et al. 2010).

Penyebab terjadinya resistensi antibiotik adalah penggunaan antibiotik

yang tersering, terlepas dari penggunaannya rasional atau tidak, penggunaan

antibiotik yang irasional, penggunaan antibiotika dengan dosis yang tidak

memadai, pemakaian yang tidak teratur atau tidak kontinyu, demikian juga waktu

pengobatan yang tidak cukup lama. Maka untuk mencegah atau memperlambat

timbulnya resistensi mikroba, harus diperhatikan cara-cara penggunaan antibiotik

yang tepat (Setiabudy 2009).

Tabel 2. Terapi infeksi saluran urin pada dewasa

Indikasi Antibiotik

Infeksi saluran urin bawah, tidak komplikasi Trimetoprim-Sulfametoksazol Siprofloksasin Norfloksasin

Gatifloksasin Amoksisilin Trimetoprim Amoksisilin-Klavulanat Nitrofurantoin Fosfomisin

Infeksi saluran urin bawah, komplikasi Trimetoprim-Sulfametoksazol Siprofloksasin

Trimetoprim Gatifloksasin Levofloksasin Lomefloksasin

Page 29: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

14

Tabel 3. Penanganan empirik infeksi saluran urin

Diagnosis Bakteri Patogen Penanganan

Sistitis akut

tidak komplikasi

E. coli

S. saprophyticus

1. Trimetoprim-Sulfametoksazol x 3 hari

2. Kuinolin x3 hari

Kondisi hamil Sama dengan kondisi diatas 1. Amoksisilin-Klavulanat x 7 hari

2. Sefalosporin x 7 hari

3. Trimetoprim-Sulfametoksazol x 7 hari

Pielonefritis akut

tidak tidak

komplikasi

E. coli 1. Trimetoprim-Sulfametoksazol x 14 hari

2. Kuinolin x 14 hari

Pielonefritis akut

komplikasi

E. coli

P. mirabilis

K. peneunomia

Pseudomonas aeruginosa E. fecalis

1. Kuinolon x 14 hari

2. Kuinolon x 14 hari

D. Siprofloksasin

Siprofloksasin merupakan antibiotik golongan kuinolon, mekanisme kerja

dari antibiotik siprofloksasin adalah menghambat aktivitas dari enzim yang

dibentuk oleh bakteri. Kuinolon menghambat aktivitas gyrase dalam memotong

dan menutup dan juga memblokir aktivitas dekatenase topoisomerase IV

(Goodman dan Gilman 2008). Efek samping dari siprofloksasin yang paling

sering timbul adalah gangguan lambung, usus seperti sakit perut, mual, muntah,

anoreksia, dan diare, jarang timbul sejenis radang usus besar. (Goodman dan

Gilman 2007).

Resistensi dapat timbul selama terapi melalui mutasi pada gen kromosom

bakteri yang mengkode DNA gyrase dan topoisomerase IV atau melalui transport

aktif obat tersebut keluar dari bakteri. Tidak ada mekanisme penginaktivasi

kuinolon yang telah teridentifikasi, sensitivitas menurun pada bakteri (Escherichia

coli) Gram negatif (Goodman dan Gilman 2007).

E. Sefiksim

Sefiksim merupakan antibiotik golongan sefalosporin generasi ketiga,

mempunyai aktifitas antimikroba terhadap kuman Gram positif maupun negatif

termasuk bakteri Escherichia coli. Pada pemberian secara oral, hampir 50%

segera mencapai konsentrasi bakterisidal dan menembus jaringan dengan baik.

Page 30: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

15

Golongan sefalosporin memiliki mekanisme mengganggu pembentukan dinding

sel bakteri dengan jalan penghambatan sintesa peptidoglikan. Sepalosporin oral

seperti cefixime diberikan saat kasus ISK menjadi lebih ringan (Well et al. 2006).

Resistensi sefalosporin mungkin berkaitan dengan ketidakmampuan

antibiotik untuk mencapai tempat kerjanya atau menyebabkan perubahan dalam

penisilin binding protein yang merupakan targetnya. Resistensi sefalosporin

biasanya menunjukkan hidrolisis pada cincin β-lactam. Sefalosporin memiliki

kerentanan yang bervariasi terhadap β-lactamase. Sefalosporin generasi ketiga

rentan terhadap hidrolisis β-lactamase yang dikode dalam kromosom dan dapat

diinduksi ( Goodman dan Gilman 2007).

F. Amikasin

Amikasin termasuk golongan aminoglikosida, yang memiliki sifat agak

sukar larut dalam air, tidak larut dalam alkohol dan aseton, sedikit larut dalam

metil alkohol. Mekanisme kerja dari amikasin adalah mengikat subunit 30S

ribosom dan menghambat sintesis protein dibacteria rentan. Umumnya digunakan

untuk pengobatan septikemia (termasuk sepsis neonatal), infeksi saluran

pernafasan yang serius, infeksi tulang dan sendi, infeksi sistem saraf pusat

(termasuk meningitis), infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi intraabdominal

(termasuk peritonitis), infeksi pada luka bakar, infeksi pasca operasi (termasuk

pasca bedah vaskular), infeksi saluran kemih (Goodman dan Gilman 2007).

Amikasin memiliki spektrum aktivitas antimikroba terluas dari golongan

aminoglikosida. Karena keunikan resistensinya terhadap penginaktivasi

aminoglikosida, amikasin aktif melawan sebagian besar basilus aerob Gram

negatif. Amikasin aktif terhadap hampir semua galur Klebsiella,

Enterobactericeae dan Escherichia coli (Goodman dan Gilman 2012).

G. Imipenem

Aktivitas Imipenem sangat baik secara in vitro terhadap macam

mikroorganisme aerob dan anaerob. Imipenem adalah antibiotik golongan beta-

laktam (karbapenem) aktivitasnya sangat baik terhadap Enterobacteriaceae,

Page 31: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

16

termasuk organisme yang resisten terhadap sefalosporin berkat ekspresi β-

lactamase yang spektrumnya diperluas baik kromosomal atau plasmid.

Antibiotik imipenem mengenai perubahan PBP (Peniciliin Binding

Protein) target merupakan resistensi terhadap penisilin. Organisme-organisme

yang kebal menghasilkan PBP yang berafinitas menurun dalam mengikat

antibiotik β-lactam, sebagian bakteri tidak dapat dihambat kecuali pada

konsentrasi obat yang relatif tinggi, yang dapat melebihi apa yang dicapai secara

klinis. Penggunaan imipenem untuk pengobatan perawatan infeksi bakteri, infeksi

bronkial, infeksi selama atau setelah manajemen pengiriman demam, pasien

dengan kekebalan berkurang karena sel-sel darah putih rendah, infeksi saluran

pernapasan bawah, dan infeksi saluran kemih (Goodman dan Gilman 2007).

H. Kotrimoksazol

Trimetoprim dan sulfametoksazol menghambat reaksi enzimatik obligat

pada dua tahap yang berurutan pada mikroba, sehingga kombinasi keduanya

memberi efek sinergi. Aktifitas antibakteri kotrimoksazol berdasarkan atas

kerjanya pada dua tahap yang berurutan dalam reaksi enzimatik untu

membentukasam tetrahidrofolat. Sulfonamid menghambat masuknya molekul

PABA ke dalam molekul asam folat dan trimetoprim menghambat terjadinya

reaksi reduksi dari dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat. Trimetoprim menghambat

enzim dihidrofolat reduktase mikroba secara sangat selektif. Kombinasi

sulfametoksazol dan trimetoprim merupakan pengobatan yang efektif untuk

infeksi-infeksi saluran kemih dengan komplikasi, prostatitis dan infeksi saluran

cerna (Gunawan et al, 2009).

I. Media

Media adalah tempat bagi sel (bakteri) tumbuh dan mengambil nutrisi

yang mendukung kehidupan jaringan. Media tumbuh menyediakan berbagai

bahan yang diperlukan jaringan untuk hidup dan memperbanyak diri. Mikroba

dapat tumbuh dan berkembang biak dngan baik dalam media, media diperlukan

persyaratan tertentu, yaitu media harus mengandung semua unsur hara yang

diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroba. Media harus

Page 32: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

17

mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan

kebutuhan mikroba. Media harus dalam keadaan steril artinya sebelum ditanami

mikroba yang dimaksud, tidak tumbuh mikroba lain (Sriyanti dan Wijayani 2008)

Media adalah suatu bahan yang dgunakan untuk menumbuhkan dan

mengembangkan bakteri. Media harus dalam keadaan steril artinya tidak

ditumbuhi oleh mikroba yang tidak diharapkan. Agar mikroba dapat tumbuh dan

berkembang dengan baik di dalam media maka diperlukan untuk persyaratan,

antara lain dalam media harus terkandung unsur yang diperlukan untuk

pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri, harus mempunyai tekanan osmosa,

tegangan permukaan dan pH sesuai dengan kebutuhan mikroba (Sriyanti dan

Wijayani 2008).

Media secara umum berdasarkan bentuknya dapat dibagi menjadi tiga

jenis yaitu media cair, padat, dan setengah padat. Media cair (linguid media) dapat

digunakan pembiakan organisme dalam jumlah besar, fermentasi dan berbagai uji.

Media padat (solid media) digunakan untuk mengamati bentuk dan morfologi

koloni serta mengisolasi biakan murni. Media setengah padat (semisolid media)

digunakan untuk menguji ada atau tidaknya motilitas dan kemampuan fermentasi

(Sriyanti dan Wijayani 2008).

Berdasarkan fungsi fisiologis dari masing-masing komponen (unsur dan

hara) yang terdapat di dalam media, maka susunan media pada semua jenis

mempunyai kesamaan isi yaitu kandungan air, kandungan nitrogen, baik yang

berasal dari protein asam amino dan senyawa lain yang mengandung nitrogen,

kandungan sumber energi atau unsur C dan faktor pertumbuhan. Berdasarkan

perbedaan fungsi fisiologi tersebut, susunan media dapat berbentuk sebagai

berikut:

1. Media Alami

Media alami merupakan media yang disusun oleh bahan-bahan alami,

seperti kentang, tepung, daging, telur, ikan, umbi-umbian, dan sebagainya. Contoh

media alami yang paling banyak dipergunakan untuk pengujian adalah telur untuk

pertumbuhan dan perkembangbiakan virus.

Page 33: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

18

2. Media sintesis atau sintetik

Media sintesis atau sintetik merupakan media yang disusun oleh senyawa

kimia, seperti media yang biasanya digunakan untuk pertumbuhan dan

perkembangbiakan bakteri Clostridium sp. media sintesis misalnya Glucose Agar,

Mac Conkey Agar.

3. Media semi sintetis

Media semi sintetis merupakan media yang disusun oleh campuran bahan-

bahan alami dan sintesis, misalnya kaldu nutrisi yang biasanya digunakan untuk

pertumbuhan bakteri: pepton ekstrak daging, NaCl dan aquadest. Media semi

sintesis misalnya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa

dan ekstrak kentang (Suriawiria 1986).

J. Metode Isolasi Bakteri

Menurut Hadioetomo (1985), isolasi yang sering digunakan untuk

memperoleh bakteri maupun biakkan murni menggunakan metode antara lain :

1. Metode cawan gores

Metode ini memiliki keuntungan menghemat bahan dan waktu tetapi

untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan ketrampilan dan pengalaman.

Teknik menggores yang baik bisa dilakukan pada suatu area tertentu dalam

permukaan medium yang telah digores, maka sel-sel bakteri akan terpisah satu

dengan yang lainnya.

2. Metode cawan tuang

Metode ini dilakukan dengan cara memperoleh koloni murni dari populasi

dengan pengenceran spesimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan

didinginkan kemudian diletakkan di cawan petri. Metode ini memboroskan bahan

dan waktu tetapi tidak memerlukan ketrampilan yang lama.

K. Uji Sensitivitas Bakteri

Uji sensitivitas bakteri merupakan suatu metode untuk menentukan tingkat

kerentanan bakteri terhadap zat antibiotik dan untuk mengetahui senyawa yang

memiliki aktivitas antibakteri. Seorang ilmuwan menyatakan bahwa metode difusi

Agar menurut prinsip Kirby-Bauer, sering digunakan untuk mengetahui

Page 34: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

19

sensitivitas bakteri. Prinsip dari metode tersebut adalah penghambatan terhadap

pertumbuhan mikroorganisme yaitu zona hambatan akan terlihat sebagai daerah

jernih di sekitar cakram kertas yang mengandung zat antibakteri. Selanjutkan

dapat dikatakan bahwa semakin lebar diameter zona hambatan yang terbentuk

maka bakteri tersebut semakin sensitif (Waluyo 2008).

Hasil dari uji sensitivitas antibiotik dibagi menjadi empat kategori, yaitu

resisten, intermediate, moderately susceptible, dan susceptible. Intermediet adalah

suatu keadaan dimana terjadi perubahan dari keadaan sensitif ke keadaan yang

resisten tetapi tidak resisten sepenuhnya. Resisten adalah suatu keadaan dimana

mikroorganisme sudah peka atau sudah kebal terhadap antibiotik (Djide, 2008).

Moderately susceptible adalah kuman patogen yang infeksinya dapat diatasi

dengan dosis aman maksimal untuk terapi strain bakteri dengan hasil moderately

susceptible dikategorikan sebagai sensitive bukan intermediate. Susceptible adalah

menandai kuman yang bisa dihambat oleh antibiotik dalam kadar yang biasanya

untuk menghambat kuman tersebut (Wikler, 2004). Menurut NCCLS Tabel

penentuan Sensitivitas Antibiotik (diameter zona hambat dalam mm).

Menurut tabel Zona Diameter Interpretive Standart Kirby Bauer (diameter

zona hambat dalam mm) adalah berikut:

Tabel 4. Zona Diameter Interpretive Standart (mm)

Antimikrobial

Agent

Disc

Content Resistensi Intermediate

Moderately

Susceptible Susceptible

Siprofloksasin 5 µg ≤ 15 16-20 - ≥ 21

Sefiksim 5 µg ≤ 15 16-18 - ≥ 19

Amikasin 30 µg ≤ 14 15-16 - ≥ 17

Imipenem Kotrimoksazol

10 µg 25 µg

≤ 13 ≤ 10

14-15 11-15

- -

≥ 16 ≥ 16

L. Sterilisasi

Sterilisasi adalah suatu usaha yang dijalanakan untuk menghilangkan atau

membunuh mikroorganisme yang ada pada alat-alat atau bahan-bahan yang steril.

Pemeriksaan bakteriologis memerlukan alat-alat dan baan-bahan serta media yang

steril, supaya mendapatkan perbiakan yang murni. Sterilisasi dapat dilakukan

dengan tiga cara yaitu secara fisika, kimia, dan filtrasi. Secara fisika misalnya

sterilisasi dengan pemanasan, sinar, dan radiasi. Secara kimia, dikenal dengan

Page 35: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

20

disinfeksi. Secara filtrasi yaitu menggunakan saringan yang diunakan untuk

mensterilkan cairan yang rusak bila dipanaskan ( Suriawiria, 1986).

Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara

mekanik, fisik dan kimiawi. Pemilihan mekanisme sterilisasi yang dilakukan

hendaknya disesuaikan dengan sifat bahan yang akan disterilkan. Sterilisasi secara

fisik dilakukan dengan menggunakan pemanasan, penggunaan sinar UV, sinar X,

dan sinar-sinar yang memiliki panjang gelombang pendek (Waluyo 2008).

M. Landasan Teori

Penyakit infeksi masih merupakan masalah kesehatan dunia, baik di

negara berkembang maupun di negara maju. Indonesia merupakan salah satu

negara dimana penyakit infeksi merupakan masalah kesehatan yang penting.

Salah satunya adalah infeksi saluran kemih. Infeksi saluran kemih merupakan

salah satu penyakit infeksi kedua terbanyak yang sering ditemukan setelah infeksi

saluran napas (Kuntaman et al. 2007).

Penyebab infeksi saluran kemih dapat disebabkan oleh bakteri Gram

positif dan Gram negatif. Menurut Bien et al (2012) penyebab infeksi saluran

paling banyak berupa Escherichia coli (50%). Escherichia coli adalah salah satu

bakteri Gram negatif. Pada kondisi normal Escherichia coli berasal dari flora usus

dan flora kulit, tetapi apabila bakteri Escherichia coli pindah ke jaringan lain

seperti saluran kemih maka akan menjadi patogen dan menyebabkan suatu

penyakit salah satunya adalah infeksi saluran kemih (Goering et al.,2008).

Escherichia coli dalam media Endo Agar akan menghasilkan koloni yang

berwarna merah dengan kilat logam (BPOM 2008).

Penelitian yang dilakukan oleh Adisasmito dan Tumbelaka (2006) di ICU

anak RSAB Harapan Kita, yang memberi hasil uji sensitivitas Escherichia coli

terhadap antibiotik siprofloksasin (90%), amikasin (87%), dan imipenem (96,3%),

yang digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih. Menurut Juniatiningsih et

al (2008) di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta menyatakan bahwa uji sensitivitas

Escherichia coli terhadap antibiotik antara lain: amikasin (50%), (seftriakson 0%),

imipenem (100%), dan siprofloksasin (66,6%).

Page 36: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

21

Penelitian Anastasya et al (2016) di RSUP PROF. DR. R. D. Kandou

Manado terhadap antibiotik sefiksim, siprofloksasin dan kotrimoksazole

menyatakan bakteri Escherichia coli ini memiliki sensitifitas 100% terhadap

antibiotik siprofloksasin, intermediet sebesar 57,1% terhadap antibiotik

kotrimoksazole dan resisten sebesar 100% terhadap antibiotik sefiksim. Penelitian

yang dilakukan oleh Fahijratin (2014) menunjukkan penggunaan antibiotik yang

paling banyak digunakan untuk pengobatan infeksi saluran kemih ialah

siprofloksasin(55,3%), seftriakson(40,4%) dan sefiksim (4,3%).Penelitian lain juga

dilakukan oleh Hesti (2016) di RSUD Dr. Moewardi Surakarta, yang memberi

hasil uji sensititas Escherichia coli terhadap antibiotik siprofloksasin (95,65%),

amikasin (86,96%), dan imipenem (100%).

Tingginya resistensi pada beberapa antibiotik, maka perlu dilakukan

pengkajian ulang antibiotik yang tepat untuk infeksi saluran kemih, agar dalam

pengobatannya lebih efektif dan aman. Antibiotik yang digunakan dalam

penelitian ini antara lain, siprofloksasin, sefiksim amikasin, imipenem dan

kotrimoksazol.

Fluorokuinolon merupakan agen-agen yang sangat berguna dan

merupakan suatu kemajuan terapeutik yang penting, salah satu golongan

fluorokuinolon yang efektif untuk pengobatan infeksi saluran kemih adalah

siprofloksasin (Setiabudy 2007). Senyawa fluorokuinolon merupakan senyawa

yang kuat terhadap Escherichia coli. Konsentrasi hambat minimum

fluorokuinolon untuk 90% galur-galur ini umumnya kurang dari 0,2 µg/ml

(Goodman & Gilman 2008).

Sefiksim merupakan antibiotik golongan sefalosporin generasi ketiga,

mempunyai aktifitas antimikroba terhadap kuman Gram positif maupun negatif

termasuk bakteri Escherichia coli. Pada pemberian secara oral, hampir 50%

segera mencapai konsentrasi bakterisidal dan menembus jaringan dengan baik.

Golongan sefalosporin memiliki mekanisme mengganggu pembentukan dinding

sel bakteri dengan jalan penghambatan sintesa peptidoglikan. Sefalosporin oral

seperti cefixime diberikan saat kasus infeksi saluran kemih menjadi lebih ringan

(Well et al. 2006).

Page 37: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

22

Amikasin termasuk golongan aminoglikosida, dimana amikasin

mempunyai spektrum aktivitas antimikroba yang luas, dan resistensi terhadap

enzim penginaktivasi aminoglikosida sehingga menjadikan amikasin aktif

melawan sebagian besar Gram negatif salah satunya Escherichia coli di

lingkungan (Goodman & Gilman 2007). Antibiotik imipenem juga merupakan

salah satu antibiotik golongan karbapenem yang mempunyai cincin β-lactam yang

saling menyatu. Sensitivitas bakteri Gram negatif cukup baik terhadap imipenem

(75-100%) (Juniatiningsih 2008).

Antibiotik kotrimoksazole masih dapat digunakan sebagai terapi infeksi

saluran kemih dengan menaikkan dosis terapi namun tetap memperhatikan

keamanan terapi. Kotrimoksazole memiliki pola sensitivitas yaitu intermediet

dengan nilai paling tinggi sebesar 57,1%. Intermediet merupakan hasil kepekaan

yang menunjukkan zona tengah antara sensitif dan resisten terhadap suatu

antibiotik dan dapat digunakan dengan menaikan dosis terapi (Vandepitte et al.

2010).

Menurut Peterson et al (2016), penggunaan antibiotik dengan dosis yang

berlebihan telah teridentifikasi sebagai penyebab terjadinya resistensi. Sedangkan

penggunaan antibiotik dengan dosis yang kurang dapat mengakibatkan efek

terapi yang tidak diharapkan karena tidak dapat mencapai kadar hambat minimum

(Lisni et al. 2016). Pengobatan antibiotik secara tepat tergantung pada nilai

parameter dan jenis bakteri yang menginfeksi serta menseleksi dan mengoptimasi

dosis penggunaan antibiotik secara farmakodinamik (Connors et al. 2013).

Pola sensitivitas bertujuan untuk mengetahui keefektifan suatu antibiotik

dalam membunuh bakteri. Metode Kirby-Bauer adalah uji sensitivitas dengan

metode difusi Agar. Metode difusi suatu zat yang akan ditentukan aktivitas anti

mikrobanya berdifusi pada lempeng Muller Hinton Agar (MHA) yang telah

ditanami mikroba yang akan diuji. Dasar penggunaan dengan adanya zona hambat

pertumbuhan bakteri disekeliling cakram (Djide 2008).

Medium Agar yang masih cair dituangkan ke dalam cawan Petri dan

didiamkan beberapa menit sampai padat kemudian diinokulasi dengan mikroba

uji. Cakram kertas yang mengandung antibiotik diletakkan di atas medium Agar

Page 38: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

23

dengan jarak yang sama. Cawan petri diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24

jam. Daerah yang bening di sekeliling antibiotik menunjukkan hambatan

pertumbuhan mikroba yang kemudian diukur daya hambatnya dan dibandingkan

dengan standar Zone Diameter Interpretive Standards Kirby-Bauer untuk

menentukan efektivitas antibiotik (Raihana 2011).

N. Hipotesa

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka dapat dibuat hipotesis dalam

penelitian ini :

Pertama, terdapat pola sensitivitas antibiotik, siprofloksasin, sefiksim,

amikasin, imipenem dan kotrimoksazol terhadap Escherichia coli dari hasil isolasi

urin pasien infeksi saluran kemih di RSUI Kustati Surakarta bulan Januari-April

2018.

Kedua, dari beberapa antibiotik tersebut yang paling sensitif terhadap

Escherichia coli dari urin pasien infeksi saluran kemih di RSUI Kustati Surakarta

bulan Januari-April 2018 adalah antibiotik imipenem.

Page 39: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Escherichia coli yang

diisolasi dari urin pasien rawat inap infeksi saluran kemih RSUI Kustati Surakarta

yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi klinik pada bulan Januari-April

2018.

2. Sampel

Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang ada atau bagian yang

diambil dengan kriteria tertentu, sehingga memenuhi syarat random dan

representatif. Sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah urin segar

pagi hari pasien rawat inap yang terdiagnosa infeksi saluran kemih karena bakteri

Escherichia coli di Rumah Sakit Islam Kustati yang diambil sebanyak 30 sampel.

Perhitungan sampel eksperimental (Supranto 2000)

Keterangan :

N = besar sampel koreksi

n = besar sampel awal

f = perkiraan proporsi drop out sebesar 10%

Misal :

N=

N=

=

= 5,55 = 6

B. Variabel Penelitian

1. Identifikasi variabel utama

Variabel utama pertama dalam penelitian ini adalah pertama Escherichia

coli dari urin pasien rawat inap infeksi saluran kemih RSUI Kustati Surakarta

pada bulan Januari-April 2018.

Page 40: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

25

Variabel utama kedua adalah uji sensitivitas Escherichia coli dari urin

pasien infeksi saluran kemih RSUI Kustati Surakarta pada bulan Januari-April

2018 terhadap antibiotik siprofloksasin, sefiksim, amikasin, imipenem dan

kotrimoksazol.

2. Klasifikasi variabel utama

Variabel utama yang telah diidentifikasi dapat diklasifikasikan ke dalam

berbagai macam variabel yaitu variabel bebas, variabel kendali, dan variabel

tergantung.

Variabel bebas adalah variabel yang sengaja diubah-ubah untuk dipelajari

pengaruhnya terhadap variabel tergantung. Variabel bebas untuk penelitian ini

adalah bakteri Escherichia coli hasil isolasi dari urin pasien infeksi saluran kemih.

Variabel terkendali adalah variabel yang mempengaruhi variabel

tergantung, sehingga perlu ditetapkan kualifikasinya agar hasil yang diperoleh

dapat diulang dan tidak tersebar oleh peneliti lain secara tepat. Variabel terkendali

dalam penelitian ini adalah laboratorium, peneliti, sterilisasi, media, peralatan,

kemurnian bakteri, jumlah bakteri, serta pekerjaan aseptis sehingga tidak terjadi

kontaminasi.

Variabel tergantung adalah titik pusat permasalahan pilihan dalam

penelitian ini. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah diameter daya

hambat dari antibiotik siprofloksasin, sefiksim, amikasin, imipenem dan

kotrimoksazol terhadap Escherichia coli dari urin pasien rawat inap infeksi

saluran kemih di RSUI Kustati Surakarta pada bulan Januari-April 2018.

3. Definisi operasional variabel utama

Pertama, sampel (urin) adalah urin dari pasien rawat inap infeksi saluran

kemih di RSUI Kustati Surakarta bulan Januari- April 2018. Pengambilan urin

dilakukan pada pagi hari karena urin masih mengandung sisa-sisa metabolisme

seperti protein, glukosa, dan lain-lain sehingga urin pagi baik untuk pemeriksaan

sedimen atau pemeriksaan rutin.

Kedua, isolasi adalah suatu proses memisahkan mikroorganisme dari

mikroorganisme lain dengan cara gores yang dilakukan pada media Endo Agar.

Page 41: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

26

Ketiga, Escherichia coli adalah bakteri dari urin pasien infeksi saluran

kemih yang menunjukkan hasil identifikasi positif bakteri Escherichia coli secara

morfologi koloni pada media selektif, mikroskopis, dan uji biokimia.

Keempat, kertas cakram antibiotik siprofloksasin adalah disc antibiotik

yang mengandung agensia kimia siprofloksasin dengan dosis 5µg yang didapat

dari Laboratorium Mikrobiologi Universitas Setia Budi.

Kelima, kertas cakram antibiotik sefiksim adalah disc antibiotik yang

mengandung agensia kimia sefiksim dengan dosis 5µg yang didapat dari

Laboratorium Mikrobiologi Universitas Setia Budi.

Keenam, kertas cakram antibiotik amikasin adalah disc antibiotik yang

mengandung agensia kimia amikasin dengan dosis 30µg yang didapat dari

Laboratorium Mikrobiologi Universitas Setia Budi.

Ketujuh, kertas cakram antibiotik imipenem adalah disc antibiotik yang

mengandung agensia kimia imipenem dengan dosis 10µg yang didapat dari

Laboratorium Mikrobiologi Universitas Setia Budi.

Kedelapan, cakram antibiotik kotrimoksazol adalah disc antibiotik yang

mengandung agensia kimia kotrimoksazol dengan dosis 25 µg yang didapat dari

laboratorium mikrobiologi Universitas Setia Budi.

Kesembilan, uji sensitivitas antibiotik adalah uji yang dilakukan untuk

mengetahui sensitivitas antibiotik siprofloksasin, sefiksim, amikasin, imipenem

dan kotrimoksazol terhadap bakteri Escherichia coli dengan mengukur diameter

daya hambat kemudian dibandingkan dengan tabel Zone Diameter Interpretive

Standart Kirby – Bauer.

Kesepuluh, pola sensitivitas antibiotik adalah daya efektivitas dari suatu

antibiotik dalam membunuh bakteri yang meliputi resisten, intermediate,

moderately susceptible, dan susceptible.

Kesebelas, resistensi adalah mengindikasikan kuman yang tidak bisa

dihambat oleh antibiotik, dalam kadar yang biasanya cukup untuk menghambat

kuman tersebut berdasarkan tabel Zona Diameter Interpretive Standart Kirby

Bauer.

Page 42: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

27

Keduabelas, intermediate adalah menandai kuman dengan KHM

(konsentrasi hambat minimum) antibiotik yang kadarnya kurang lebih sama,

dengan kadar dalam darah atau jaringan sehingga angka responnya lebih rendah

dari isolat kuman yang peka berdasarkan tabel Zona Diameter Interpretive

Standart Kirby Bauer.

Ketigabelas, hasil susceptible adalah menandai kuman yang bisa dihambat

oleh antibiotik dalam kadar yang biasanya untuk menghambat kuman tersebut

berdasarkan tabel Zona Diameter Interpretive Standart Kirby Bauer.

C. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah, cawan petri steril, jarum

ose, tabung reaksi, inkas, lampu spiritus, timbangan analitik, jarum Ent,

penampung steril, objek glass, mikroskop, pipet volume, batang pengaduk, pinset,

kapas lidi steril, gelas ukur, beker glass, penggaris, jangka sorong dan labu takar.

2. Bahan

2.1 Bahan utama. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini

adalah isolat Eschericia coli urin pasien rawat inap infeksi saluran kemih di

RSUI Kustati Surakarta pada bulan Januari-April 2018.

2.2 Bahan kimia. Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini

adalah aquadest, larutan standart Mc. Farland (0,5), Buffered Peptone Water,

reagen untuk pengecatan Gram yaitu, Gram A (larutan kristal violet), Gram B

(lugol’s iodine), Gram C (etanol 95%), Gram D (safranin).

2.2.1 Media. Media yang digunakan adalah Endo Agar (EA), Mueller

Hinton Agar (MHA), Brain Heart Infusion (BHI), Sulfide Indol Motility (SIM),

Kingler Iron Agar (KIA), Lysine Iron Agar (LIA), Citrat.

2.2.2 Bakteri pembanding. Bakteri pembanding yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Escherichia coli ATCC 25922 yang diperoleh dari

Laboratorium Mikrobiologi.

Page 43: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

28

D. Jalannya Penelitian

1. Sterilisasi alat

Alat gelas seperti cawan petri, beker glass, tabung reaksi, gelas ukur dicuci

dengan menggunakan air bersih lalu dikeringkan dan kemudian dibungkus

dengan kertas. Alat-alat yang telah dibersihkan dilanjutkan dengan sterilisasi

menggunakan oven pada suhu 170-180oC selama 2 jam (Suriawiria 1985).

2. Penyiapan media

Media Endo Agar (EA) sebelumnya dipersiapkan dahulu yaitu dengan

cara media ditimbang sesuai komposisi dan dimasukkan dalam beaker glass

kemudian dilarutkan dengan air destilata. Campuran dididihkan hingga larut,

ditambahkan dengan Na2SO4, homogenkan hingga pH-nya (7,4), kemudian

media dimasukkan kedalam tabung reaksi dan disumbat dengan kapas kemudian

disterilisasi dalam autoclave dengan tekanan 1 atm pada suhu 121°C selama 15

menit, media didiamkan tunggu suhu sampai hangat hangat kuku 50°C dan segera

dituang kedalam cawan petri steril atau tabung reaksi steril, pekerjaan ini

dilakukan secara aseptis.

3. Isolasi bakteri penyebab Infeksi saluran kemih

Sampel yang digunakan adalah Escherichia coli yang diambil secara acak

dari urin pasien rawat inap infeksi saluran kemih dari Instalasi RSUI Kustati

Surakarta pada bulan Januari-April 2018. Urin dikeluarkan langsung dan

ditampung ke dalam pot steril yang berisi Buffered Peptone Water, kemudian

dilakukan sentrifugasi pada urin sebanyak 5 ml selama 15 menit dengan

kecepatan 5000 rpm, urin hasil sentrifugasi pada bagian bawah yang berupa

endapan dilanjutkan dengan penanaman pada media Endo Agar yang telah

disediakan. Kemudian setelah dilakukan penanaman, media disimpan dalam

inkubator selama 24–48 jam pada suhu 37ºC (Winahyu 2011).

4. Identifikasi bakteri Escherichia coli

4.1 Morfologi Koloni pada medium diferensial. Bakteri hasil isolasi

urin yang telah diinkubasi kemudian diidentifikasi dengan pemeriksaan koloni

pada media Endo Agar. Pemeriksaan koloni dilakukan untuk mengamati ciri-ciri

Page 44: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

29

yang diduga Escherichia coli pada media Endo Agar ditandai dengan koloni

berwarna merah dengan kilat logam (metalik), koloni besar, elevasi cembung, dan

smooth.

4.2 Mikroskopis. Identifikasi Escherichia coli secara mikroskopis

dilakukan dengan pewarnaan Gram. Pertama, siapkan obyek glass untuk membuat

preparat. Pembuatan preparat dilakukan teknik smear, pilih koloni yang diduga

koloni Escherichia coli. Tetesi sedikit dengan aquadest pada obyek glass, diambil

1 ose bakteri dari koloni yang sudah dipilih, dilakukan pemerataan, kemudian

preparat yang sudah jadi difiksasi di atas spiritus. Kedua, ditetesi dengan cat Gram

A (Kristal violet) ddiamkan beberapa menit. Ketiga, ditetesi dengan cat Gram B

(lugol iodin) didiamkan selama 1-2 menit, kemudian dibilas. Keempat, ditetesi

dengan cat Gram C (etanol- alkohol) diamkan selama 1-2 menit, kemudian dibilas

dan keringkan. Kelima, ditetesi dengan cat Gram D (safranin), didiamkan 1-2

menit kemudian dibilas dan dikeringkan. Kemudian hasilnya diamati

dimikroskop. Apabila hasilnya menunjukkan positif akan terlihat bakterinya

berwarna merah, bentuk batang, dan tampak bergerombol atau berpasangan.

4.3 Uji biokimia. Hasil pertumbuhan pada media Endo Agar diambil 1

koloni, lalu diuji pada media SIM, KIA, LIA, citrat selanjutnya di inkubasi pada

suhu 37°C selama 24 – 48 jam.

Medium SIM bentuknya semi solid, keadaan tegak, warna kuning muda.

Biakan murni bakteri diinokulasikan pada media dengan cara inokulasi tusukan

kemudian diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam. Pengujian yang digunakan

adalah Sulfida, Indol dan Motilitas. Hasil Sulfur negatif (-), Motility positif (+),

Indol positif (+) untuk Escherichia coli yaitu uji sulfida bila media tidak berwarna

hitam, uji indol bila terbentuk warna merah setelah ditambah dengan reagen

Erlich A dan B, uji motilitas bila terjadi pertumbuhan bakteri pada media.

Medium KIA bentuknya padat, keadaan miring, warna merah. Biakan

bakteri diinokulasi pada media dengan ditusuk dan digores kemudian diinkubasi

pada suhu 37°C selama 24 jam. Pengujian yang digunakan untuk uji fermentasi

karbohidrat (glukosa dan laktosa) dan sulfida. Hasil A/AG S(-)

untuk Escherichia

coli adalah bagian lereng akan berwarna kuning ditulis A, bagian dasar berwarna

Page 45: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

30

kuning ditulis A, media terangkat ke atas ditulis G, sulfida negatif tidak terbentuk

warna hitam pada media ditulis S(-)

.

Medium LIA bentuknya padat, keadaan miring, warna ungu. biakan

bakteri diinokulasi pada media dengan cara inokulasi tusukan dan goresan

kemudian diinkubasi pada suhu 37°C selam 24 jam. Pengujian yang digunakan

untuk uji deaminasi lisin dan sulfida. Hasil K/K S(-)

untuk Escherichia coli yaitu

lereng akan berwarna ungu ditulis K, dasar berwarna ungu ditulis K, tidak

terbentuknya warna hitam pada media ditulis S(-)

.

Medium Citrat bentukknya padat, keadaan miring, berwarna hijau. Biakan

bakteri diinokulasikan pada media dengan cara inokulasi goresan kemudian di

inkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam. Pengujian ini digunakan untuk

mengetahui kemampuan citrat sebagai sumber karbon utama. Uji positif apabila

media berwarna biru. Hasil (-) untuk Escherichia coli yaitu bila media tetap

berwarna hijau.

3. Pembuatan suspensi bakteri

Pertama, biakan bakteri Escherichia coli diambil dari sampel satu ose,

diinokulasikan pada media Endo Agar kemudian dimasukkan kedalam inkubator.

Kedua, ambil 1 koloni Escherichia coli dari media Endo Agar. Ketiga, membuat

suspensi bakteri dengan menginokulasikan isolat pada media cair Brain Heart

Infusion (BHI) dan diinkubasi pada suhu 37°C selama 1 jam. Kekeruhan suspensi

biakan dibuat setara dengan Standart Mc Farland 0,5 dengan jumlah sel 1,5 x 108

CFU dengan jumlah sel yang sama.

4. Cara Uji sensitivitas

Pengujian dilakukan secara difusi dengan cakram Kirby-Beaur. Pertama,

media Muller Hinton Agar yang telah disterilkan dituang kedalam cawan petri

steril dan tunggu hingga padat. Kedua, kapas lidi steril dimasukkan kedalam

suspensi bakteri yang mengandung Escherichia coli, baik dari sampel maupun

bakteri Escherichia coli ATCC 25922 berdasarkan penyetaraan suspensi Standart

Mc Farland 0,5 kemudian diinokulasi kedalam media MHA dengan metode

pemerataan (Spread Plate Methode) dan media didiamkan selam 10-15 menit pada

suhu kamar agar suspensi biakkan terdifusi kedalam media, kemudian letakkan

Page 46: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

31

kertas cakram siprofloksasin dosis 5µg, sefiksim dosis 5µg, amikasin dosis 30µg,

imipenem dosis 10µg, dan kotrimoksazole 25 µg pada media MHA dengan jarak

yang sama. Ketiga, cawan petri di inkubasi pada suhu 37°C selama 24-48 jam dan

diamati hasilnya, setelah itu diukur diameter zona hambat dan sekitar cakram

yang dinyatakan dalam satuan persepuluh mm. Keempat, pengujian dilakukan

sebanyak 3 kali replikasi. Menurut NCCLS Tabel penentuan Sensitivitas

Antibiotik (diameter zona hambat dalam mm).

E. Analisa Data

Penelitian mendapatkan hasil berupa data jumlah tertentu bakteri

Escherichia coli dari urin pasien yang didiagnosa menderita infeksi saluran kemih

pada pasien RSUI Kustati Surakarta bulan Januari-April 2018 serta diameter daya

siprofloksasin, sefiksim, amikasin, imipenem, dan kotrimoksazole dilakukan

analisis secara statistik dengan replikasi 3x. Analisa data untuk membandingkan

Escherichia coli dari urin pasien rawat inap dengan bakteri Escherichia coli

ATCC 25922 digunakan uji T, jika data terdistribusi normal dengan nilai (>0,05)

dan digunakan uji Kruskal-Wallis, jika data tidak terdistribusi normal dengan nilai

(<0,05). Analisa data untuk membandingkan daya siprofloksasin, sefiksim,

amikasin dan imipenem digunakan uji ANOVA 1 jalan jika data terdistribusi

normal dan digunakan uji Kruskal-Wallis dan dilanjutkan dengan uji Mann

Whitney jika data tidak terdistribusi normal.

Page 47: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

32

F. Skema Jalannya Penelitian

Gambar 2. Skema uji sensitivitas antibiotik dengan metode difusi.

Sampel urin penderita infeksi saluran kemih (ISK)

Pola sensitivitas antibiotik sesuai dengan Standar Kirby-Baeur

untuk menentukan sensitive, intermediate, dan resistensi.

Isolasi Escherichia coli pada Endo Agar

Mikroskopis

( Pengecatan Gram)

Identifikasi Escherichia coli

Morfologi (koloni pada media Endo agar)

Suspensi bakteri Escherichia coli

sesuai Standar Mc Farland 0,5

Uji sensitivitas antibiotik dengan metode Kirby-Baeur

Escherichia coli

Dihitung diameter zona hambat

Uji biokimia

(SIM, KIA, LIA, Citrat)

Page 48: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Isolasi bakteri Escherichia coli

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah bakteri Escherichia

coli hasil isolasi dari urin pasien infeksi saluran kemih di RSUI Kustati Surakarta.

Berdasarkan pengamatan koloni Escherichia coli pada media Endo Agar, yang

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C. Koloni yang dihasilkan tampak

berwarna merah dengan kilat logam yang permanen dan warna medium merah

violet.

Warna koloni merah disebabkan oleh bakteri Escherichia coli yang

memetabolisme laktosa menjadi aldehid dan asam sehingga aldehid bereaksi

dengan fuschin. Aldehid akan melepaskan fuschin dari senyawa fuksin-sulfat

kemudian akan mewarnai koloni merah dan akan terlihat berwarna seperti kilatan

logam. (Kartika 2014). Koloni tersangka bakteri Escherichia coli pada media

Endo Agar dapat dilihat seperti dalam gambar.

Gambar 3. Koloni tersangka bakteri Escherichia coli pada media Endo Agar

Hasil isolasi dari sampel urin pada media Endo Agar yang menunjukkan

koloni bakteri Escherichia coli kemudian dilanjutkan penegasan dengan cara

identifikasi bakteri. Penegasan yang dimaksud yaitu dengan mengambil hasil

pertumbuhan bakteri Escherichia coli pada media Endo Agar, masing-masing 1

koloni untuk dilakukan pengecatan Gram dan uji biokimia. Koloni tersangka

bakteri Escherichia coli pada media Endo Agar dapat dilihat seperti dalam tabel 5.

Kilat logam

Page 49: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

34

Tabel 5. Hasil Isolasi Bakteri Escherichia coli Isolasi Urin Pasien Rawat Inap

No. Sampel Bentuk koloni Dugaan sementara

1 Koloni merah kilap logam Escherichia coli

2 Koloni berwarna merah muda Negatif Escherichia coli

3 Koloni merah kilap logam Escherichia coli

4 Koloni merah kilap logam Escherichia coli

5 Koloni berwarna merah muda Negatif Escherichia coli

6 Koloni merah kilap logam Escherichia coli

7 Koloni merah kilap logam Escherichia coli

8 Koloni merah muda Negatif Escherichia coli

9 Koloni merah kilap logam Escherichia coli

10 Koloni merah kilap logam Escherichia coli

11 Koloni merah muda Negatif Escherichia coli

12 Koloni merah kilap logam Escherichia coli 13 Koloni berwarna merah muda Negatif Escherichia coli

14 Koloni merah kilap logam Escherichia coli

15 Koloni merah kilap logam Escherichia coli

16 Koloni merah muda Negatif Escherichia coli

17 Koloni merah muda Negatif Escherichia coli

18 Koloni berwarna putih Negatif Escherichia coli

19 Koloni merah kilap logam Escherichia coli

20 Koloni merah kilap logam Escherichia coli

21 Koloni merah kilap logam Escherichia coli

22 Koloni berwarna merah muda tidak kilat logam Negatif Escherichia coli

23 Koloni merah kilap logam Escherichia coli 24 Koloni merah kilap logam Escherichia coli

25 Koloni merah kilap logam Escherichia coli

26 Koloni merah kilap logam Escherichia coli

27 Koloni berwarna merah muda tidak kilat logam Negatif Escherichia coli

28 Koloni merah kilap logam Escherichia coli

29 Koloni merah kilap logam Escherichia coli

30

Kontrol +

Koloni merah kilap logam

Koloni merah kilap logam

Escherichia coli

Escherichia coli

Data hasil inokulasi sampel urin pada media Endo Agar menunjukkan 10

sampel dari sampel urin yang tersedia tidak mengandung Escherichia coli, yang

ditunjukkan dengan tidak adanya koloni tersangka Escherichia coli yang bulat

halus dan berwarna merah dengan kilat logam, namun koloni tersebut mencirikan

koloni yang bulat, berwarna merah muda, ada juga yang berwarna putih keruh.

Penyebab dari negatifnya sampel terhadap tersangka Escherichia coli

dapat dikarenakan infeksi pada saluran kemih tidak hanya disebabkan oleh

Escherichia coli saja, tetapi dapat disebabkan oleh bakteri lain misalnya oleh

bakteri Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Enterobacter

agglomerans, Citrobacter freundii, Acinetobacter calcoaceticus.

Page 50: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

35

B. Hasil Identifikasi Escherichia coli

Penegasan identifikasi bakteri yaitu dengan mengambil hasil pertumbuhan

bakteri Escherichia coli pada media Endo Agar 1 koloni untuk dilakukan

pengecatan Gram dan diuji pada media SIM, KIA, LIA, dan Citrat. Hasil

identifikasi bakteri Escherichia coli dapat dilihat pada tabel

Tabel 6. Hasil identifikasi bakteri Escherichia coli

No.

Sampel

Pewarnaan

Gram Uji KIA Uji SIM Uji LIA Uji Citrat Kesimpulan

1 Batang merah A/AG S- -++ K/K S- Hijau Escherichia coli

3 Batang merah A/AG S- -++ K/K S- Hijau Escherichia coli

4 Batang merah A/AG S- -++ K/K S- Hijau Escherichia coli

6 Batang merah A/AG S- -++ K/K S- Hijau Escherichia coli

7 Batang merah A/AG S- -++ K/K S- Hijau Escherichia coli 9 Batang merah A/AG S- -++ K/K S- Hijau Escherichia coli

10 Batang merah A/AG S- -++ K/K S- Hijau Escherichia coli

12 Batang merah A/AG S- -++ K/K S- Hijau Escherichia coli

14 Batang merah A/AG S- -++ K/K S- Hijau Escherichia Coli

15 Batang merah A/AG S- -++ K/K S- Hijau Escherichia Coli

19 Batang merah A/AG S- -++ K/K S- Hijau Escherichia coli

20 Batang merah A/AG S- -++ K/K S- Hijau Escherichia coli

21 Batang merah A/AG S- -++ K/K S- Hijau Escherichia coli

23 Batang merah A/AG S- -++ K/K S- Hijau Escherichia coli

24 Batang merah A/AG S- -++ K/K S- Hijau Escherichia coli

25 Batang merah A/AG S- -++ K/K S- Hijau Escherichia coli 26 Batang merah A/AG S- -++ K/K S- Hijau Escherichia coli

28 Batang merah A/AG S- -++ K/K S- Hijau Escherichia coli

29 Batang merah A/AG S- -++ K/K S- Hijau Escherichia coli

30 Batang merah A/AG S- -++ K/K S- Hijau Escherichia coli

K+ Batang merah A/AG S- -++ K/K S- Hijau Escherichia coli

Keterangan :

KIA : Kligler’s Iron Agar (-) : reaksi negatif

LIA : Lysine Iron Agar (+) : reaksi positif

SIM : Sulfida Indol Motility TDL : Tidak dilanjutkan

A : Acid (kuning) S : Sulfida (hitam)

K : Alkali (merah atau ungu) K+ : Kontrol positif

G : Gas

C. Pewarnaan Gram bakteri Escherichia coli

Hasil uji identifikasi bakteri Escherichia coli dengan pewarnaan Gram

adalah bakteri yang berbentuk batang, berwarna merah karena kehilangan warna

kristal violet ketika dicuci dengan alkohol dan sewaktu diberi warna merah

safranin tampak berwarna merah yang menunjukkan bahwa bakteri tersebut

merupakan bakteri Gram negatif. Bakteri yang terfiksasi dikenai larutan kristal

violet, larutan Iodium, Aseton-alkohol dan safranin.

Page 51: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

36

Bakteri Gram positif adalah bakteri yang pada pengecatan Gram tahan

terhadap alkohol, sehingga tetap mempertahankan zat warna kristal violet

sehingga tampak biru atau ungu tua, sedangkan bakteri Gram negatif akan

kehilangan kristal violet ketika dicuci dengan alkohol dan sewaktu diberi warna

merah safranin akan tampak berwarna merah.

Gambar 4. Hasil pengecatan Gram bakteri Escherichia coli pada mikroskop.

D. Hasil pengujian bakteri Escherichia coli dengan uji biokimia

Uji biokimia merupakan uji yang didasarkan pada sifat bakteri dalam

mengubah suatu senyawa tertentu dan dapat ditunjukkan secara spesifik melalui

medium seperti medium SIM, KIA, LIA, dan Citrat. Hasil uji biokimia dapat

dilihat pada gambar dan tabel.

Gambar 5. Hasil uji biokimia yang diduga Escherichia coli pada media a.KIA, b.SIM, c.LIA,

dan d.Citrat.

Pengujian dengan media Sulfida Indol Motilitas (SIM) setelah diinkubasi

dalam inkubator selama 24 jam pada suhu 37°C diperoleh hasil -++ yang artinya

tidak terdapat warna hitam sulfida pada media SIM yang disimbolkan (-) artinya

Escherichia coli tidak dapat mereduksi thiosulfat sehingga tidak menghasilkan

d b c a

Bakteri Gram

negatif,batang

berwarna merah

Page 52: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

37

hidrogen sulfida sehingga media tidak berwarna hitam. Indol yang berupa lapisan

berwarna merah pada permukaan media SIM setelah ditetesi dengan reagen Erlich

A dan Erlich B yang disimbolkan dengan tanda (+) artinya bakteri Escherichia

coli membentuk indol. Uji motilitas bakteri ditandai dengan simbol (+) karena

terdapat pertumbuhan bakteri yang menyebar pada medium SIM.

Medium KIA digunakan dalam uji biokimia yang didasarkan atas

kemampuan bakteri untuk memfermentasi dekstrosa dan laktosa serta untuk

membebaskan sulfida. KIA mengandung laktosa dan dekstrosa yang

memungkinkan diferensiasi spesies basil enterik yang dicirikan dengan perubahan

warna indikator pH fenol merah karena terjadinya produksi asam selama

fermentasi gula.

Uji media Lysin Iron Agar (LIA) setelah diinkubasi dalam inkubator

selama 24 jam pada suhu 37°C diperoleh K/K S(-)

yang artinya pada bagian dasar

dan lereng berwarna ungu ditandai dengan simbol K/K, hal ini menunjukkan

bahwa bakteri tidak mendeaminasi lisin tetapi mendekarboksilasi lisin yang

menyebabkan reaksi basa (warna ungu) diseluruh media. Simbol S(-)

artinya uji

H2S negatif ditunjukkan dengan media tidak berwarna hitam karena bakteri tidak

mampu mendesulfurasi asam amino dan methion yang menghasilkan H2S.

Uji biokimia pada media Citrat setelah diinkubasi dalam inkubator selama

24 jam pada suhu 37°C ditunjukan dengan media Citrat berwarna hijau yang

artinya bahwa bakteri Escherichia coli tidak dapat menggunakan citrat sebagai

sumber karbon utama. Media Citrat akan berubah menjadi warna biru jika bakteri

mampu menggunakan citrat sebagai sumber karbon tunggal.

E. Hasil penyetaraan standart Mc Farland 0,5

Koloni bakteri yang telah teridentifikasi positif sebagai koloni bakteri

Escherichia coli akan diuji kepekaannya dengan cara koloni tersebut

disuspensikan dengan media BHI dan kekeruhannya disesuaikan dengan standart

Mc Farland 0,5. Jika kekeruhannya sudah sesuai maka dianggap suspensi biakan

setara dengan Mc Farland 0,5 setara dengan 1,5 x 108 CFU/ml dengan jumlah sel

yang sama.

Page 53: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

38

Gambar 6. Hasil suspensi yang disetarakan dengan standart Mc Farland 0,5

Keterangan :

a : Mc farland 0,5

b : suspensi biakan yang sudah disetarakan

F. Hasil Uji Sensitivitas

Pengujian sensitivitas dilakukan pada koloni yang positif teridentifikasi

Escherichia coli. Uji sensitivitas digunakan media Muller Hinton Agar karena

media tersebut merupakan media yang baik dalam uji aktivitas daya hambat

antibakteri dengan metode difusi cakram dan memiliki kandungan nutrisi yang

terdiri dari ekstrak daging, asam hidrolisis kasein, pati (karbohidrat), dan agar

serta merupakan standarisasi clinical and laboratory standards institute (CLSI)

dalam menguji aktivitas antibakteri dengan metode difusi cakram. Suspensi

bakteri yang telah disesuaikan kekeruhannya dengan standar Mc Farland 0,5

setara dengan 108 CFU/ml tersebut diinokulasikan menggunakan kapas lidi steril

dalam media Muller Hinton Agar dengan metode pemerataan (Streak) dan

diamkan 15 menit agar bakterinya tersebar merata, kemudian masukkan cakram

disk antibiotik siprofloksasin, sefiksim, amikasin, imipenem, dan kotrimoksazol

pada media Muller Hinton Agar diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C.

Pengamatan dapat dilakukan dengan cara mengukur diameter dari zona jernih

disekitar cakram antibiotik pada media Muller Hinton Agar.

Zona jernih tersebut menunjukkan kemampuan antibiotik dalam

menghambat pertumbuhan bakteri dan dapat membunuh bakteri Escherichia coli.

Zona jernih yang didapat pada masing-masing antibiotik dibandingkan

diameternya dengan tabel Zona Diameter Interpretive Standards dari Kirby-Bauer

a b

Page 54: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

39

untuk dilihat tingkat kepekaannya. Hasil uji kepekaan bakteri Escherichia coli

terhadap antibiotik siprofloksasin, sefiksim,

amikasin, imipenem, dan kotrimoksazol dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 7. Hasil uji sensitivitas bakteri Escherichia coli dari urin pasien rawat inap

terhadap antibiotik siprofloksasin, sefiksim, amikasin, imipenem, dan

kotrimoksazol

Keterangan : a = siprofloksasin

b = sefiksim

c = amkasin

d = imipenem e = kotrimoksazol

Hasil penelitian tentang uji sensitivitas antibiotik siprofloksasin, sefiksim,

amikasin, imipenem, dan kotrimoksazol terhadap bakteri Escherichia coli dari

sampel urin pasien rawat inap di RSUI Kustati Surakarta dan juga hasil uji

sensitivitas antibiotik siprofloksasin, sefiksim, amikasin, imipenem, dan

kotrimoksazol terhadap biakkan bakteri murni Escherichia coli yang diperoleh

dari Laboratorium Mikrobiologi Universitas Setia Budi hasil uji sensitivitas dapat

dilihat pada tabel 8.

d

c

c

e

a

a d

b

ec

e c

ba

d

Page 55: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

40

Tabel 7. Hasil rata-rata diameter (mm) uji sensitivitas dan SD

No Sampel Siprofloksasin Sefiksim Amikasin Imipenem Kotrimoksazol

D PS D PS D PS D PS D PS

1

3

4

6

7

9

10

12

14

15

19

20 21

23

24

25

26

28

29

30

K+

22

22

32

29

21

7

26

0

24

23

32

24 29

30

23

26

31

26

24

23

35

S

S

S

S

S

R

S

R

S

S

S

S S

S

S

S

S

S

S

S

S

16

14

22

24

16

22

20

22

20

16

23

16 25

21

13

17

24

18

9

16

24

I

R

S

S

I

S

S

S

S

I

S

I S

S

R

I

S

I

R

I

S

15

14

20

18

16

18

17

21

18

17

18

21 19

20

19

17

20

19

17

17

23

I

R

S

S

I

S

S

S

S

S

S

S S

S

S

S

S

S

S

S

S

26

17

28

29

24

29

24

25

24

24

28

26 28

26

34

26

28

26

27

24

28

S

S

S

S

S

S

S

S

S

S

S

S S

S

S

S

S

S

S

S

S

12

12

0

13

0

0

0

0

19

15

0

17 23

0

13

17

0

19

11

16

18

I

I

R

I

R

R

R

R

S

I

R

S S

R

I

S

R

S

I

S

S

Total

Rata-rata

SD ±

474

23,7

7,81

374

18,7

4,26

361

18,05

1,88

523

26,15

3,25

187

9,35

8,30

Keterangan :

S = Suspectible SD =Standar deviasi

R = Resistensi PS = Pola Sensitivitas

I = Intermediate D = Diameter

K+ =Kontrol positif

Uji sensitivitas antibiotik siprofloksasin, sefiksim, amikasin, imipenem,

dan kotrimoksazol terhadap bakteri Escherichia coli ATCC 25922 dan

perbandingan tingkat sensitivitas antibiotik siprofloksasin, sefiksim, amikasin,

imipenem, dan kotrimoksazol berdasarkan tabel Zona Diameter Interpretive

Standards dari Kirby-Bauer perlu dilakukan untuk melihat adanya perbedaan

yang signifikan antara diameter hambat yang dihasilkan antara bakteri

Escherichia coli dari sampel urin pasien rawat inap di RSUI Kustati Surakarta dan

bakteri Escherichia coli ATCC 25922.

Perbandingan diameter hambat antibiotik siprofloksasin, sefiksim,

amikasin, imipenem, dan kotrimoksazol terhadap bakteri Escherichia coli dari

sampel urin pasien rawat inap di RSUI Kustati Surakarta dan bakteri Escherichia

Page 56: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

41

coli ATCC 25922 memiliki perbedaan diameter hambat yang dilihat dari tingkat

sensitivitasnya.

Standar deviasi dari kumpulan data sama dengan nol menunjukkan bahwa

semua nilai nilai dalam himpunan tersebut adalah sama. Nilai deviasi yang lebih

besar akan memberikan makna bahwa titik data individu jauh dari nilai nol.

Semakin rendah standar deviasi, maka semkin mendekati rata rata, sedangan jika

nilai standar deviasi semakin tinggi maka semakin lebar rentang variasi datanya.

Untuk menentukan pola sensitivitas antibiotik siprofloksasin, sefiksim,

amikasin, imipenem, dan kotrimoksazol terhadap bakteri Escherichia coli. Pola

sensitivitas antibiotik siprofloksasin, sefiksim, amikasin, imipenem, dan

kotrimoksazol dapat dilihat pada gambar 8.

Gambar 8 Pola sensitivitas Antibiotik siprofloksasin, sefiksim, amikasin, imipenem, dan

kotrimoksazol

Gambar 8 menunjukkan bahwa antibiotik siprofloksasin, sefiksim,

amikasin, imipenem, dan kotrimoksazol menunjukkan persentase yang bervariasi.

Antibiotik siprofloksasin, sefiksim, amikasin, imipenem, dan kotrimoksazol

efektif digunakan untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri

Escherichia coli. Hasil rata-rata dari daya hambat antibiotik dapat dilihat pada

gambar 9.

Siprofloksasi

nSefiksim Amikasin Imipenem

Kotrimoksaz

ol

Resistant 10% 17% 5% 0% 41,67%

Intermediate 0,00% 33,33% 13% 0% 30%

Susceptible 90% 50% 81,67% 100% 28,33%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Pola Sensitivitas

Page 57: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

42

Gambar 9. Hasil rata-rata daya hambat antibiotik siprofloksasin, sefiksim, amikasin,

imipenem, dan kotrimoksazol terhadap bakteri Escherichia coli

Gambar menunjukkan hasil rata-rata daya antibiotik siprofloksasin,

sefiksim, amikasin, imipenem, dan kotrimoksazol terhadap bakteri Escherichia

coli hasil isolasi urin pasien rawat inap di RSUI Kustati Surakarta adalah

imipenem sebesar (26,15) mm. Siprofloksasin memiliki rata-rata daya hambat

sebesar (23,7) mm. Sefiksim memiliki rata-rata daya hambat sebesar (18,7) mm.

Amikasin memiliki rata-rata daya hambat sebesar (18,05) mm dan kotrimoksazol

memiliki prosentase paling kecil yakni sebesar (9,35) mm.

Nilai deviasi pada masing masing antibiotik adalah lebih besar, bermakna

bahwa titik data individu jauh dari nilai nol. Karena nilai deviasi tinggi maka

rentang variasi datanya semakin lebar. Nilai standar deviasi siprofloksasin adalah

± 7,81, sefiksim ±4,26, amikasin ±1,88, imipenem ±3,25,dan kotrimoksazol ±8,30.

Uji sensitivitas kelima antibiotik tersebut menunjukkan bahwa imipenem

mempunyai tingkat sensitif paling tinggi dalam menghambat atau membunuh

bakteri pada pengobatan infeksi saluran kemih. Mekanisme resistensi Escherichia

coli terhadap antibiotik amikasin (golongan aminoglikosida) yang berperan

terhadap enzim penginaktivasi aminoglikosida sehingga menjadikan amikasin

aktif melawan basillus aerob Gram negatif di lingkungannya (Katzung,2004).

Resistensi terhadap siprofloksasin (golongan flurokuinolon) berperan

utama adalah enzim DNA-Gyrase dan pemegang peranan sekunder atau

23,7

18,7 18,05

26,15

9,35 7,81

4,26 1,88

3,25

8,3

Siprofloksasin Sefiksim Amikasin Imipenem Kotrimoksazol

Rata-rata Daya Hambat

Rata-rata Daya Hambat (mm) SD

Page 58: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

43

topoisimerase IV. Resistensi terhadap antibiotik imipenem (golongan

karbapenem) adalah bakteri mengalami mutasi penurunan aktifitas PBP pada

antibiotik (Katzung 2004).

Resistensi sefiksim mungkin berkaitan dengan ketidakmampuan antibiotik

untuk mencapai tempat kerjanya atau menyebabkan perubahan dalam penisilin

binding protein yang merupakan targetnya. Resistensi sefalosporin biasanya

menunjukkan hidrolisis pada cincin β-lactam. Sefalosporin memiliki kerentanan

yang bervariasi terhadap β-lactamase. Sefalosporin generasi ketiga rentan

terhadap hidrolisis β-lactamase yang dikode dalam kromosom dan dapat diinduksi

( Goodman dan Gilman 2007).

Amikasin memiliki spektrum aktivitas antimikroba terluas dari golongan

aminoglikosida. Karena keunikan resistensinya terhadap penginaktivasi

aminoglikosida, amikasin aktif melawan sebagian besar basilus aerob Gram

negatif. Amikasin aktif terhadap hampir semua galur Klebsiella,

Enterobactericeae dan Escherichia coli (Goodman dan Gilman 2012).

Resistensi kotrimoksazol disebabkan karena produksi enzim dihidrofolat

reduktase yang berlebihan sehingga dapat mengurangi ikatan dengan obatnya

(Katzung 2004). Mekanisme resistensi Escherichia coli terhadap antibiotik

siprofloksasin, sefiksim, amikasin, imipenem dan kotrimoksazol adalah resistensi

secara episomal. Resistensi secara episomal terjadi melalui penggabungan kontak

antar sel bakteri, dimana Escherichia coli tertular episomal atau plasmid yang

terdiri dari DNA oleh bakteri lain yang terdapat di usus seperti Pseudomonas,

Klebsiella dan Vibrio.

Resistensi yang terjadi pada sampel diduga disebabkan penggunaan

antibiotika yang meluas dan tidak tepat baik di rumah sakit maupun di kalangan

masyarakat. Hampir semua antibiotik yang diuji pada bakteri Escherichia coli

mengalami resistensi kecuali untuk imipenem. Hasil yang sama juga terdapat

dalam penelitian yang dilakukan di RS Dr. Kariadi Semarang bahwa imipenem

memiliki tingkat kepekaan 100% terhadap bakteri Escherichia coli. (Ferdani

2011).

Page 59: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

44

G. Analisis Hasil

Pengujian statistik dengan menggunakan SPSS perlu dilakukan untuk

mengetahui apakah terdapat perbedaan signifikan dan tingkat sensitivitas

antibiotik siprofloksasin, sefiksim, amikasin, imipenem, dan kotrimoksazol antara

bakteri Escherichia coli yang hasil isolasi sampel urin dan bakteri Escherichia

coli ATCC 25922 dari Laboratorium Mikrobiologi Universitas Setia Budi

Surakarta. Uji one-sample Kolmogorov-Smirnov merupakan uji SPSS pertama

yang dilakukan untuk menentukan perbedaan nyata atautidak adanya perbedaan

data yang diperoleh. Data yang dinyatakan normal jika hasil signifikan pada uji

tersebut menunjukkan nilai >0,05 sehingga dapat dilanjutkan dengan uji ANOVA

I arah untuk membandingkan sensitivitas antibiotik serta menggunakan uji-t untuk

membandingkan sensitivitas bakteri Escherichia coli hasil isolasi urin dan bakteri

Escherichia coli ATCC 25922.

Apabila data menunjukkan nilai signifikasi <0,05 maka data tersebut

dinyatakan ada perbedaan yang nyata dan dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis.

Hasil uji one-sample kolmogorov-smirnov untuk membandingkan sensitivitas

bakteri Escherichia coli hasil isolasi dan bakteri Escherichia coli ATCC 25922

yang dapat dilihat pada lampiran.

Hasil perbandingan rata-rata daya hambat antibiotik siprofloksasin,

sefiksim, amikasin, imipenem, dan dapat dilihat pada tabel.

Tabel 8. Hasil uji sensitivitas antibiotic siprofloksain, sefiksim, amikasin, imipenem dan

kotrimoksazol

Sampel

No Replikasi

Siprofloksasin Sefiksim Amikasin Imipenem Kotrimoksazol

D PS D PS D PS D PS D PS

1 21 S 16 I 16 I 26 S 13 I 1 2 21 S 16 I 16 I 26 S 12 I

3 23 S 15 R 14 R 27 S 12 I

Rata-rata ± SD 21,67±1,15 15,67±0,58 15,33±1,15 26,33±0,58 12,33±0,47

1 20 S 14 R 12 R 16 S 11 I

3 2 23 S 14 R 14 R 16 S 12 I

3 22 S 15 I 15 I 19 S 12 I

Rata-rata ± SD 21,67±1,53 14,33±0,58 13,67±1,53 17,00±1,73 11,67±0,58

1 33 S 22 S 20 S 27 S 0 R

4 2 32 S 22 S 20 S 28 S 0 R

3 32 S 22 S 20 S 29 S 0 R

Rata-rata ± SD 32,33±0,58 22,00±0,00 20,00±0,00 28,00±1,00 0,00±0,00

1 31 S 24 S 19 S 29 S 13 I

6 2 29 S 24 S 17 S 30 S 12 I

3 28 S 24 S 18 S 27 S 14 I

Page 60: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

45

Sampel

No Replikasi

Siprofloksasin Sefiksim Amikasin Imipenem Kotrimoksazol

D PS D PS D PS D PS D PS

Rata-rata SD 29,33±1,53 24,00±0,00 18,00±1,00 28,67±1,53 13,00±1,00

1 22 S 17 I 16 I 25 S 0 R

7 2 21 S 16 I 16 I 24 S 0 R

3 21 S 14 I 16 I 22 S 0 R

Rata-rata ± SD 21,33±0,58 15,67±1,53 16,00±0,00 23,67±1,53 0,00±0,00

1 7 R 23 S 19 S 29 S 0 R

9 2 7 R 21 S 19 S 30 S 0 R

3 6 R 23 S 17 S 29 S 0 R

Rata-rata ± SD 6,67±0,58 22,33±1,15 18,33±1,15 29,33±0,58 0,00±0,00

1 27 S 20 S 17 S 25 S 0 R

10 2 26 S 20 S 17 S 24 S 0 R

3 25 S 19 S 16 I 23 S 0 R

Rata-rata ± SD 26,00±1,00 19,67±0,58 16,67±0,58 24,00±1,00 0,00±0,00

1 0 R 23 S 21 S 26 S 0 R

12 2 0 R 21 S 21 S 26 S 0 R

3 0 R 23 S 22 S 24 S 0 R

Rata-rata SD 0,00±0,00 22,33±1,15 21,33±0,58 25,33±1,15 0,00±0,00

1 25 S 21 S 18 S 24 S 19 S

14 2 24 S 20 S 19 S 24 S 19 S

3 24 S 20 S 18 S 25 S 20 S

Rata-rata ± SD 24,33±0,58 20,33±0,58 18,33±0,58 24,33±0,58 19,33±0,58

1 23 S 16 I 17 S 23 S 17 I

15 2 23 S 16 I 17 S 24 S 15 I

3 23 S 16 I 17 S 24 S 14 I

Rata-rata ± SD 23,00±0,00 16,00±0,00 17,00±0,00 23,67±0,58 15,33±1,53

1 33 S 23 S 19 S 28 S 0 R

19 2 32 S 23 S 17 S 29 S 0 R

3 31 S 23 S 18 S 27 S 0 R

Rata-rata ± SD 32,00±1,00 23,00±0,00 18,00±1,00 28,00±1,00 0,00±0,00

1 24 S 16 I 20 S 26 S 16 S

20 2 24 S 16 I 21 S 26 S 17 S

3 24 S 17 I 21 S 25 S 18 S

Rata-rata ± SD 24,00±0,00 16,33±0,58 20,67±0,58 25,67±0,58 17,00±1,00

1 31 S 24 S 19 S 27 S 24 S

21 2 29 S 26 S 19 S 29 S 23 S

3 28 S 24 S 18 S 28 S 23 S

Rata-rata ± SD 29,33±1,53 24,67±1,15 18,67±0,58 28,00±1,00 23,33±0,58

1 30 S 22 S 19 S 26 S 0 R

23 2 30 S 21 S 19 S 26 S 0 R

3 29 S 21 S 19 S 25 S 0 R

Rata-rata ± SD 29,67±0,58 21,33±0,58 19,00±0,00 25,67±0,58 0,00±0,00

1 24 S 12 R 19 S 32 S 11 I

24 2 24 S 15 R 18 S 36 S 12 I

3 22 S 11 R 20 S 34 S 15 I

Rata-rata SD 23,33±1,15 12,67±2,08 19,00±1,00 34,00±2,00 12,67±2,08

1 26 S 18 I 15 I 25 S 17 S

25 2 27 S 17 I 19 S 25 S 18 S

3 26 S 16 I 17 S 28 S 17 S

Rata-rata ± SD 26,33±0,58 17,00±1,00 17,00±2,00 26,00±1,73 17,33±0,58

1 31 S 24 S 20 S 27 S 0 R

26 2 32 S 24 S 20 S 27 S 0 R

Page 61: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

46

Sampel

No Replikasi

Siprofloksasin Sefiksim Amikasin Imipenem Kotrimoksazol

D PS D PS D PS D PS D PS

3 31 S 24 S 20 S 29 S 0 R

Rata-rata ± SD 31,33±0,58 24,00±0,00 20,00±0,00 27,67±1,15 0,00±0,00

1 26 S 17 I 19 S 25 S 19 S

28 2 26 S 18 I 19 S 27 S 19 S

3 27 S 18 I 19 S 27 S 18 S

Rata-rata ± SD 26,33±0,58 17,67±0,58 19,00±0,00 26,33±1,15 18,67±0,58

1 24 S 12 R 20 S 27 S 10 R

29 2 24 S 10 R 21 S 26 S 12 I

3 25 S 6 R 21 S 27 S 12 I

Rata-rata ± SD 24,33±0,58 9,33

±3,06

20,67

±0,58

26,67

±0,58 11,33±1,15

1 23 S 16 I 17 S 23 S 18 S

30 2 23 S 16 I 17 S 24 S 15 I

3 23 S 15 R 17 S 24 S 14 I

Rata-rata ± SD 23,00±0,00 15,67±0,58 17,00±0,00 23,67±0,58 15,67±2,08

1 36 S 24 S 23 S 29 S 19 S

ATC

C 2 35 S 24 S 23 S 27 S 17 S

3 34 S 24 S 23 S 28 S 18 S

Rata-rata ± SD 35,00±1,00 24,00±0,00 23,00±0,00 28,00±1,00 18,00±1,00

Untuk tabel hasil pengujian statistik dapat dilihat pada tabel

Tabel 9. Hasil perbandingan daya hambat antibiotic siprofloksasin, sefiksim, amikasin,

imipenem dan kotrimoksazol

Perbandingan Antibiotik Nilai signifikasi

Mann- Whitney Kesimpulan

Siprofloksasin dan sefiksim 0,000 < 0,05 (ada perbedaan)

Siprofloksasin dan amikasin 0,000 < 0,05 (ada perbedaan)

Siprofloksasin dan kotrimoksazol 0,000 < 0,05 (ada perbedaan)

Sefiksim dan imipenem 0,000 < 0,05 (ada perbedaan)

Sefiksim dan kotrimoksazol 0,000 < 0,05 (ada perbedaan)

Amikasin dan imipenem 0,000 < 0,05 (ada perbedaan)

Amikasin dan kotrimoksazol 0,000 < 0,05 (ada perbedaan)

Imipenem dan kotrimoksazol 0,000 < 0,05 (ada perbedaan)

Siprofloksasin dan imipenem 0,092 > 0,05 (tidak ada perbedaan)

Sefiksim dan amikasin 0,382 > 0,05 (tidak ada perbedaan)

Hasil uji Mann-Whitney antara antibiotik siprofloksasin dan sefiksim,

siprofloksasin dan amikasin, siprofloksasin dan kotrimoksazol, sefiksim dan

imipenem, sefiksim dan kotrimoksazol, amikasin dan imipenem, amikasin dan

kotrimoksazol, serta imipenem dan kotrimoksazol menunjukkan nilai signifikansi

0,000 (< 0,05), hal ini menunjukkan bahwa antibiotik tersebut memiliki perbedaan

tingkat sensitivitas yang nyata. Perbedaan tingkat sensitivitas yang nyata

Page 62: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

47

menunjukkan bahwa pemberian antibiotik tersebut akan memberikan efek terapi

yang berbeda-beda, sedangkan antara siprofloksasin dan imipenem, serta sefiksim

dan amikasin menunjukkan nilai signifikasi berurutan 0,092 dan 0,382 ( > 0,05).

Hal ini menunjukkan bahwa antibiotik tersebut tidak memiliki perbedaan tingkat

sensitivitas yang nyata.

Page 63: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

48

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pertama, hasil uji sensitivitas menunjukkan bahwa pola sensitivitas dari

kelima antibiotik terhadap bakteri Escherichia coli hasil isolasi urin pasien infeksi

saluran kemih rawat inap di RSUI Kustati Surakarta adalah siprofloksasin

10,00% resisten dan 90,00% sensitif, sefiksim 50,00% sensitif, 17,% resisten, dan

33,33% intermediate, amikasin 5,00% resisten, 13,00% ,intermediate, dan 81,67%

sensitif, imipenem 100% sensitif, serta kotrimoksazol 41,67% resisten, 30,00%

intermediate dan 28,33% sensitif.

Kedua, antibiotik imipenem merupakan antibiotik yang paling sensitif

dari kelima antibiotik yang diujikan dan efektif dalam membunuh bakteri

Escherichia coli hasil isolasi urin pasien rawat inap di RSUI Kustati Surakarta.

B. Saran

Pertama, perlu dilakukan penelitian terhadap bakteri patogen lain yang

terdapat pada urin pasien infeksi saluran kemih.

Kedua, perlu diperhatikan dalam pemberian antibiotik yang disesuaikan

dengan penyebab ataupun infeksinya sehingga tepat sasaran, tepat obat, tepat

dosis, mengurangi efek yang tidak diinginkan, dan mengurangi angka resistensi

terhadap antibiotik.

Page 64: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

49

DAFTAR PUSTAKA

[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2008. Pengujian Mikrobiologi

Pangan. InfoPOM ISSN 1829-9334 Vol. 9, No. 2, Maret 2008.

Adisasmito A.W, Tumbelaka A.R. 2006. Penggunaan Antibiotik Khususnya pada

Infeksi Bakteri Gram Negatif di ICU Anak RSAB Harapan Kita. Sari

Pediatri 8(2):129.

American Urological Association, 2012, Adult UTI, National Medical Student

Curriculum, 1-9.

Anastasya R. Nua, Fatimawali, Widdhi Bodhi. 2016. Uji kepekaan bakteri yang

diisolasi dan diidentifikasi dari urin penderita infeksi saluran kemih (isk)

di RSUP prof. dr. r. d. Kandou Manado terhadap antibiotik cefixime,

ciprofloxacin dan cotrimoksazole. UNSRAT Vol.5: 174-181

Bien J, Sokolova O, Bozko P. Role of uropathogenic escherichia coli virulensi

factors in development of urinary tract infection and kidney damage.

International journal of nephrology.

Chitraningtyas, D., Juliana, C., Retno, S., 2014, Profil Bakteri Penyebab Infeksi

Saluran Kemih Di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Daerah

Surabaya,Media Pharmaceutica Indosiana, 9 (4).

Connors, K.P., Kuti, J.L,. Nicolau, D.P,. 2013, Optimizing Antibiotic

Pharmacodinamics for Clinical Practice. Pharmaceutika Analitica Acta,

(4): 1-8.

Coyle, E. A. & Prince, R. A., 2005, Urinary Tract Infection and Prostatitis, in 7th

Edition, The McGraw Hill Comparies, Inc., USA.

Djide M, Natsir. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas Hasanuddin.

Makasar.

Endriani, R., Andrini, F., Alfina, D., 2010, Pola Resistensi Bakteri Penyebab

Infeksi Saluran Kemih (ISK) Terhadap Antibakteri di Pekanbaru, Jurnal

Natur Indonesia, 12(2), 130-135.

Fahijratin N.K.Mantu, Lily Ranti Goenawi, Widdhi Bodhi. 2014. Evaluasi

Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Infeksi Saluran Kemih di Instalasi

Rawat Inap RSUP. prof. dr. r. d. Kandou Manado Periode Juli 2013 - Juni

2014. UNSRAT 4: 196-202.

Fish, D. N., 2009, Urinary Tract Infection, in Koda Kimble, M. A. et al., (Eds),

Applied Therapeutics : The Clinical Use of Drugs, 9th Edition, Lippincott

Williams &Wilkins, USA, pp. 64.1-64.4.

Page 65: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

50

Getachew, T., 2010, Bacterial Pathogens Implicated In Causing Urinary Tract

Infection (UTI) And Their Antimicrobial Susceptibility Pattern In

Ethiopia,Revista CENIC, Ciencias Biológicas, 41.

Goodman & Gilman. 2007. Dasar Farmakologi Terapi, diterjemahkan oleh

TimAlih Bahasa Sekolah Farmasi ITB, Edisi X, 877, Penerbit Buku

Kedokteran, EGC,Jakarta.

Goering, R.V., Dockrell, H.M., Zuckerman, M., Wakelin, D. & Roitt, I. 2008.

Mims Medical Microbiology. 4th Edition. England: Mosby UK,: 253-260.

Goodman & Gilman. 2012. Dasar Farmakologi Terapi, Editor Joel G., Hardman,

Lee E., Limbird, Konsultan Editor Alfred Goodman Gilman, Alih bahasa

Tim Alih Bahasa Sekolah Farmasi ITB, Edisi 10, Volume 2, Penerbit

EGC, Jakarta.

Goodman and Gilman. 2008. Manual Farmakologi dan Terapi. Jakarta: EGC. Hal

1156-1157.

Grabe M, Bishop M.C, Cek M, Lobel B, Naber KG, Palau J, Tenke P,

Wagenlehner W. 2009. Guidelines on Urological Infection. European

Association of Urology.

Gunawan SG. 2009. Farmakologi Dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Departemen

Farmakologi Dan Terapeutik Fakultas Kedokteran.

Hadioetomo, R.S., 1985. Mikrobiologi Dasar Dakam Praktek Teknik dan

Prosedur Dasar Laboratorium, PT. Gramedia, Jakarta.

Haris S., Sarindah A., Yusni, Raihan. 2012. Kejadian Infeksi Saluran Kemih di

Ruang Rawat Inap Anak RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Sari

Pediatri 14(4):235,236,237.

Hesti W. 2016. uji kepekaan klebsiella sp. dari urin pasien infeksi saluran kemih

di RSUD dr. Moewardi terhadap antibiotik amikasin,

siprofloksasin,imipenem,dan seftriakson [Skripsi]. Surakarta: Fakultas

Farmasi, Universitas Setia Budi.

Hooton, T.M., Bradley, S.F., Cardenas, D.D., Colgan, R., Geerlings S.E., Rice,

J.C., et al., 2010, Infectious Diseases Society of America. Diagnosis,

prevention, and treatment of catheter-associated urinary tract infection in

adults, International Clinical Practice Guidelines from the Infectious 28

Diseases Society of America. 50(5), 625-63

Imaniah B.A., Kuswandi M, Sutrisna E.M. 2014. Peta Kuman Dan Resistensinya

Terhadap Antibiotik Pada penderita Infeksi Saluran Kemih (ISK) Di

RSUD Dr. Moewardi Tahun 2014 [Skripsi]. Surakarta: Fakultas Farmasi,

Universitas Muhammadiyah.

Page 66: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

51

Iskamto B. 2009. Bakteriologi Kesehatan. Harti AS, editor. Surakarta: Sebelas

Maret University Press

Jawetz, E., Melnick, J. L. & Adelberg, E. A., 2001, Mikrobiologi Kedokteran

Edisi I, diterjemahkan oleh bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran

UNAIR, 224-227, 233-235, Surabaya, Salemba Medika.

Juniatiningsih A, Aminullah A, Firmansyah A., 2008. Profil Mikroorganisme

Penyebab Sepsis Neonatorum di Departemen Ilmu Kesehatan Anak

Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta. Sari Pediatri, Vol. 10, No. 1.

Hal: 63

Kateter dan Ujung Drain Pasien Resipient Transplatasi Ginjal di RS PGI Cikini

Jakarta, Journal kesehatan Andalas, Jakarta.

Kuntaman, Eddy Mudihardi, Setio Harsono, Kartuti Debora, Ni Made

Mertaniasih. Aspek Mikrobiologi dalam Infeksi Saluran Kemih. Dalam:

Nasronudin, Usman Hadi, editor (penyunting). Penyakit Infeksi di

Indonesia Solusi Kini dan Mendatang. Surabaya: Airlangga University

Press; 2007. hlm 166-70.

Katzung B.G., 2004, Farmakologi Dasar dan Klinik, Diterjemahkan oleh Bagian

Farmakologi Kedokteran Universitas Airlangga, Penerbit Salemba

Medika, Jakarta, pp. 15-83.

Lisni et al., 2015. Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Faringitis di Suatu

Rumah Sakit di Kota Bandung. Jurnal Farmasi Galenika, 02 (01): 43-52.

Mangatas SM dan Ketut Suwitra. 2004. Diagnosis dan Penatalaksanaan Infeksi

Saluran Kemih Terkomplikasi. Dexa Media, 4(17):183-90.

Myh E, Manuputty D. 2012. Pola Sensitifitas dan Resistensi Kuman Urin, Ujung

Kateter dan ujung Drain Pasien Resipient Transplantasi Ginjal di RS PGI

Cikini Jakarta. Jurnal Kesehatan Andalas 1(1):8.

Novia A. 2016. Uji kepekaan Klebsiella sp. dari urin pasien infeksi saluran kemih

di RSUD dr.Moewardi terhadap antibiotik amikasin,

siprofloksasin,imipenem,dan seftriakson [Skripsi]. Surakarta: Fakultas

Farmasi, Universitas Setia Budi

Purnomo, B.B., 2011, Dasar-dasar Urologi, Malang, Sagung Setyo.

Raihana. N., 2011. Profil Kultur dan Uji Sensitivitas Bakteri Aerob dari Infeksi

Luka Operasi Laporatomi di Bangsal Bedah RSUP dr. M.djamil Padang.

Padang: Program Pascasarjana Universitas Andalas

Page 67: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

52

Rizka, Hertanti IL, Indri SS. 2015, Pola Kepekaan Bakteri Penyebab Infeksi

Saluran Kemih Pada Aaak Terhadap Antimikroba. MKS,Th47, No. 2,

Schaeffer, A.J. & Schaeffer, E.M. 2007. Infections of the Urinary Tract.

Campbell-Walsh Urology Ninth Edition, Vol.1. Editor: Wein, Kovousi,

Novick, Partin, Peters. Philadelphia: Saunders Elsevier: 223-303

Setiabudy, A. 2009. Antimikroba : Dalam Farmakologi dan Terapi, Edisi 5 Balai

penerbit FKUI, Jakarta.

Setiabudy, R. 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Balai Penerbit FKUI.

Jakarta.

Sriyanti dan Wijayani. 2008. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta:

Gramedia.

Subandiyah K. 2004 Pola Dan Sensitivitas Terhadap Antibiotik Bakteri Penyebab

Infeksi Saluran Kemih Anak Di RSU Dr. Saiful Anwar Malang Hal: 59-61.

Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. 2006 Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen

Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 564.

Suharyanto, Toto dan Madjid, Abdul. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien

Dengan Gangguan Sistem Perkemihan, Jakarta:Trans Info Media.

(Hal:108-109).

Sukandar E., 2009. Infeksi Saluran Kemih Pasien Dewasa, dalam : Sudoyo AW.,

Setiyohadi B., Alwi I., dkk., 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II,

Edisi V, Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Sumolang S.A, Porotu’o J, Soeliongan S. 2013 Pola Bakteri Pada Penderita

Infeksi Saluran Kemih Di BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.

Jurnal e-Biomedik (eBM) 1(1):597,598.

Suriawiria U. 1986. Mikrobiologi Air Dasar-Dasar Pengolahan Buangan Secara

Biologis. Cetakan 1. Bandung: Penerbit Alumni.

Tan, H.T.& Raharja, K. 2007. Obat-obat Penting: Khasiat, Penggunaan Obat dan

Efek-efek sampingnya, Edisi ke V, Cetakan kedua, Penerbit PT Elex Media

Komputindo, Jakarta, Hal. 509-510.

Tessy A., Ardaya, Suwanto. 2001. Infeksi Saluran kemih. Dalam Buku Ajar ilmu

Penyakit Dalam, edisi ketiga jilid II, edit. Suyono, S. Jakarta: Balai

Penerbit FKUI, 369–76

Page 68: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

53

Tjay T. H., & Rahardja, K., 2007, Obat-obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan

Efek-Efek Sampingnya, Edisi keenam, Jakarta, PT Elex Media

Komputindo Kelompok Gramedia

Todar, K. PhD. 2008. Staphylococcus aureus and Staphylococcal disease.

TODAR’S ONLINE TEXTBOOK OF BACTERIOLOGY

(http://textbookofbacteriology.net/staph.html, Diakses pada 8 Desember

2017).

Vandepitte, J (et al). 2010. Prosedur Laboratorium Dasar untuk Bakteriologi

Klinis. EGC. Jakarta.

Waluyo,Lud., 2008, Teknik dan Metode Dasar Dalam Mikrobiologi. UMM Press.

Universitas Muhammadiyah Malang, Malang

Well BG, Dipiro JT, Swinghammer TL, Hamilton CW.2006. Pharmacotherapy

Handbook. McgrawHill. USA

Wikler MA, National Committee for Clinical Laboratory Standards, et al. NCCLS

M100-S14:Performance standarts for antimicrobial susceptibility testing,

information supplement-14th Editional. Wayne, Pa :NCCLS 2004:4-7,31.

Winahyu. 2011. Pengambilan Sampel Urin dan Pemeriksaan Laboratorium.

http://winahyuyuliastri.blogspot.com/2011/06/pengambilan-sampel-urine-

dan.html.

Page 69: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

54

LAMPIRAN

Lampiran 1. Sampel urin pasien

Page 70: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

55

Page 71: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

56

Lampiran 2. Isolasi bakteri Escherichia coli pada media Endo Agar

Sampel 1 Sampel 2

Sampel 3 Sampel 4

Sampel 5 Sampel 6

Page 72: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

57

Sampel 7 Sampel 8

Sampel 9 Sampel 10

Sampel 11 Sampel 12

Page 73: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

58

Sampel 13 Sampel 14

Sampel 15 Sampel 16

Sampel 17 Sampel 18

Page 74: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

59

Sampel 19 Sampel 20

Sampel 21 Sampel 22

Sampel 23 Sampel 24

Page 75: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

60

Sampel 25 Sampel 26

Sampel 27 Sampel 28

Sampel 29 Sampel 30

Page 76: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

61

Lampiran 3. Mikroskop identifikasi bakteri Escherichia coli dengan

pengecatan Gram

Sampel 1 Sampel 3

Sampel 4 Sampel 6

Sampel 7 Sampel 9

Page 77: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

62

Sampel 10 Sampel 12

Sampel 14 Sampel 15

Sampel 19 Sampel 20

Page 78: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

63

Sampel 21 Sampel 23

Sampel 24 Sampel 25

Sampel 26 Sampel 28

Page 79: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

64

Sampel 29 Sampel 30

Pengecatan Gram bakteri Escherichia coli ATCC 25922

Page 80: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

65

Lampiran 4. Uji Biokimia identifikasi bakteri Escherichia coli dengan uji

biokimia

Sampel 1 Sampel 3

Sampel 4 Sampel 6

Sampel 7 Sampel 9

b d c a

d a c b

a d c b

b d a c

a b c d

d a c

Page 81: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

66

Sampel 10 Sampel 12

Sampel 14 Sampel 15

Sampel 19 Sampel 20

c b a d a b c d

b a c d b a c d

a d b c a b d c

Page 82: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

67

Sampel 21 Sampel 23

Sampel 24 Sampel 25

Sampel 26 Sampel 28

b

a b d c b a c d

a c d

d b c a

d b c a

a d b c

Page 83: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

68

Sampel 29 Sampel 30

Uji biokimia bakteri Escherichia coli ATCC 25922

Keterangan :

a Uji SIM

b Uji KIA

c Uji LIA

d UJI Citrat

d a b c c d a b

c d a b

Page 84: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

69

Lampiran 5. Hasil Uji Sensitifitas Antibiotik

Sampel 1 Sampel 3

Sampel 4 Sampel 6

Sampel 7 Sampel 9

a

d

e c a e b

a

a c

a

a e

d

a e

a

a

c

d

c

a a a

e d

a c

c

d b

c

a e

b

c

a

e

d b

e

e

c

b d

c a

b c

b

d

d

e

e

a d

b c

b e

d

b c

e

c

d

b

e

a

b

c

b

a

d

e

a

d

Page 85: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

70

Sampel 10 Sampel 12

Sampel 14 Sampel 15

Sampel 19 Sampel 20

ad

b

ec

ad

c

ec

d

eb

a eb

c

a

db

ec

a

b

d

ce

d

a

b

a

b

eca

d

d

c

d

a c

b

d

e

a

c

e

d

ea

b

b d e

a e

ab

ad

ac

a

a

b

eb

be

a

caa

d

ca

de

b

b

ca

bd

d

e

c

c

e e

a

d

Page 86: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

71

Sampel 21 Sampel 23

Sampel 24 Sampel 25

Sampel 26 Sampel28

Sampel 29 Sampel 30

e

b

a

d

e

b d

c

c

e

e

b

c

a

ac

a

a

b dc

b

e

c

e

db

c

a

a

b

a

d

c

e

a

c

a

b

e

cd

ae

db

a

d

e

c

a

b

a

b

ed

d

ac

b

a

e

ed

ca

ec

d

a

c

c

e

b

e

b

c

c

d

c

a

b

b

ab

d d

e

e

c

c

a

b

d

a

bd

e

a

b

e

c

d d

d

a

bd

e

b

e

ae

c

b

e

b

aa

c

Page 87: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

72

ATCC Esherichia coli 25922

Keterangan

a : Siprofloksasin

b : Sefiksim c : Amikasin

d : Imipenem

e : Kotrimoksazol

da

cb

e

da

c

e

c

bad

e

b

Page 88: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

73

Lampiran 6. Gambar Alat

Vortex Inkas Inkubator

Oven Kompor dan panci Autoclav

Jarum Ose dan Ent Lampu Spiritus Rak Tabung

Page 89: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

74

Lampiran 7. Hasil rata-rata dan standar deviasi

Sampel

No Replikasi

Siprofloksasin Sefiksim Amikasin Imipenem Kotrimoksazol

D PS D PS D PS D PS D PS

1 21 S 16 I 16 I 26 S 13 I

1 2 21 S 16 I 16 I 26 S 12 I

3 23 S 15 R 14 R 27 S 12 I

Rata-rata ± SD 21,67±1,15 15,67±0,58 15,33±1,15 26,33±0,58 12,33±0,47

1 20 S 14 R 12 R 16 S 11 I

3 2 23 S 14 R 14 R 16 S 12 I

3 22 S 15 I 15 I 19 S 12 I

Rata-rata ± SD 21,67±1,53 14,33±0,58 13,67±1,53 17,00±1,73 11,67±0,58

1 33 S 22 S 20 S 27 S 0 R

4 2 32 S 22 S 20 S 28 S 0 R

3 32 S 22 S 20 S 29 S 0 R

Rata-rata ± SD 32,33±0,58 22,00±0,00 20,00±0,00 28,00±1,00 0,00±0,00

1 31 S 24 S 19 S 29 S 13 I

6 2 29 S 24 S 17 S 30 S 12 I

3 28 S 24 S 18 S 27 S 14 I

Rata-rata SD 29,33±1,53 24,00±0,00 18,00±1,00 28,67±1,53 13,00±1,00

1 22 S 17 I 16 I 25 S 0 R

7 2 21 S 16 I 16 I 24 S 0 R

3 21 S 14 I 16 I 22 S 0 R

Rata-rata ± SD 21,33±0,58 15,67±1,53 16,00±0,00 23,67±1,53 0,00±0,00

1 7 R 23 S 19 S 29 S 0 R

9 2 7 R 21 S 19 S 30 S 0 R

3 6 R 23 S 17 S 29 S 0 R

Rata-rata ± SD 6,67±0,58 22,33±1,15 18,33±1,15 29,33±0,58 0,00±0,00

1 27 S 20 S 17 S 25 S 0 R

10 2 26 S 20 S 17 S 24 S 0 R

3 25 S 19 S 16 I 23 S 0 R

Rata-rata ± SD 26,00±1,00 19,67±0,58 16,67±0,58 24,00±1,00 0,00±0,00

1 0 R 23 S 21 S 26 S 0 R

12 2 0 R 21 S 21 S 26 S 0 R

3 0 R 23 S 22 S 24 S 0 R

Rata-rata SD 0,00±0,00 22,33±1,15 21,33±0,58 25,33±1,15 0,00±0,00

1 25 S 21 S 18 S 24 S 19 S

14 2 24 S 20 S 19 S 24 S 19 S

3 24 S 20 S 18 S 25 S 20 S

Rata-rata ± SD 24,33±0,58 20,33±0,58 18,33±0,58 24,33±0,58 19,33±0,58

1 23 S 16 I 17 S 23 S 17 I

15 2 23 S 16 I 17 S 24 S 15 I

3 23 S 16 I 17 S 24 S 14 I

Rata-rata ± SD 23,00±0,00 16,00±0,00 17,00±0,00 23,67±0,58 15,33±1,53

1 33 S 23 S 19 S 28 S 0 R

19 2 32 S 23 S 17 S 29 S 0 R

3 31 S 23 S 18 S 27 S 0 R

Rata-rata ± SD 32,00±1,00 23,00±0,00 18,00±1,00 28,00±1,00 0,00±0,00

1 24 S 16 I 20 S 26 S 16 S

20 2 24 S 16 I 21 S 26 S 17 S

3 24 S 17 I 21 S 25 S 18 S

Rata-rata ± SD 24,00±0,00 16,33±0,58 20,67±0,58 25,67±0,58 17,00±1,00

1 31 S 24 S 19 S 27 S 24 S

21 2 29 S 26 S 19 S 29 S 23 S

Page 90: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

75

Sampel

No Replikasi

Siprofloksasin Sefiksim Amikasin Imipenem Kotrimoksazol

D PS D PS D PS D PS D PS

3 28 S 24 S 18 S 28 S 23 S

Rata-rata ± SD 29,33±1,53 24,67±1,15 18,67±0,58 28,00±1,00 23,33±0,58

1 30 S 22 S 19 S 26 S 0 R

23 2 30 S 21 S 19 S 26 S 0 R

3 29 S 21 S 19 S 25 S 0 R

Rata-rata ± SD 29,67±0,58 21,33±0,58 19,00±0,00 25,67±0,58 0,00±0,00

1 24 S 12 R 19 S 32 S 11 I

24 2 24 S 15 R 18 S 36 S 12 I

3 22 S 11 R 20 S 34 S 15 I

Rata-rata SD 23,33±1,15 12,67±2,08 19,00±1,00 34,00±2,00 12,67±2,08

1 26 S 18 I 15 I 25 S 17 S

25 2 27 S 17 I 19 S 25 S 18 S

3 26 S 16 I 17 S 28 S 17 S

Rata-rata ± SD 26,33±0,58 17,00±1,00 17,00±2,00 26,00±1,73 17,33±0,58

1 31 S 24 S 20 S 27 S 0 R

26 2 32 S 24 S 20 S 27 S 0 R

3 31 S 24 S 20 S 29 S 0 R

Rata-rata ± SD 31,33±0,58 24,00±0,00 20,00±0,00 27,67±1,15 0,00±0,00

1 26 S 17 I 19 S 25 S 19 S

28 2 26 S 18 I 19 S 27 S 19 S

3 27 S 18 I 19 S 27 S 18 S

Rata-rata ± SD 26,33±0,58 17,67±0,58 19,00±0,00 26,33±1,15 18,67±0,58

1 24 S 12 R 20 S 27 S 10 R

29 2 24 S 10 R 21 S 26 S 12 I

3 25 S 6 R 21 S 27 S 12 I

Rata-rata ± SD 24,33±0,58 9,33

±3,06

20,67

±0,58

26,67

±0,58 11,33±1,15

1 23 S 16 I 17 S 23 S 18 S

30 2 23 S 16 I 17 S 24 S 15 I

3 23 S 15 R 17 S 24 S 14 I

Rata-rata ± SD 23,00±0,00 15,67±0,58 17,00±0,00 23,67±0,58 15,67±2,08

1 36 S 24 S 23 S 29 S 19 S

ATC

C 2 35 S 24 S 23 S 27 S 17 S

3 34 S 24 S 23 S 28 S 18 S

Rata-rata ± SD 35,00±1,00 24,00±0,00 23,00±0,00 28,00±1,00 18,00±1,00

Page 91: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

76

Perhitungan Rumus Prosentase (%)

x 100%

x 100%

x 100%

a. Siprofloksasin

Resisten

x 100% = 10%

Susceptible

x 100% = 90%

b. Sefiksim

Resisten

x 100% = 16,67%

Intermediate

x 100% = 33,33%

Susceptible

x 100% = 50%

c. Amikasin

Resisten

x 100% = 5%

Intermediate

x 100% = 13,33%

Susceptible

x 100% = 81,67%

Page 92: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

77

d. Imipenem

Susceptible

x 100% = 100%

e. Kotrimoksazol

Resisten

x 100% = 41,67%

Intermediate

x 100% = 30%

Susceptible

x 100% = 28,33%

Hasil rata-rata dari uji sensitivitas

Sampel No Siprofloksasin Sefiksim Amikasin Imipenem Kotrimoksazol

D PS D PS D PS D PS D PS

1

3

4

6

7

9

10

12

14

15 19

20

21

23

24

25

26

28

29

30

22

22

32

29

21

7

26

0

24

23 32

24

29

30

23

26

31

26

24

23

S

S

S

S

S

R

S

R

S

S S

S

S

S

S

S

S

S

S

S

16

14

22

24

16

22

20

22

20

16 23

16

25

21

13

17

24

18

9

16

I

R

S

S

I

S

S

S

S

I S

I

S

S

R

I

S

I

R

I

15

14

20

18

16

18

17

21

18

17 18

21

19

20

19

17

20

19

17

17

I

R

S

S

I

S

S

S

S

S S

S

S

S

S

S

S

S

S

S

26

17

28

29

24

29

24

25

24

24 28

26

28

26

34

26

28

26

27

24

S

S

S

S

S

S

S

S

S

S S

S

S

S

S

S

S

S

S

S

12

12

0

13

0

0

0

0

19

15 0

17

23

0

13

17

0

19

11

16

I

I

R

I

R

R

R

R

S

I R

S

S

R

I

S

R

S

I

S

Total

SD

474

7,81

374

4,26

361

1,88

523

3,25

187

8,30

Page 93: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

78

Perhitungan Rumus rata-rata

Rumus =

= 23,7 mm

= 18,7 mm

= 18,05 mm

= 26,15 mm

= 9,35 mm

Page 94: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

79

Lampiran 8. Hasil Uji Statistik Dengan SPSS Uji Perbandingan Bakteri

Escherichia coli Hasil Isolasi Urin Dan Bakteri Escherichia coli

ATCC 25922

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

daya hambat

N 63

Normal Parametersa,b

Mean 24,33 Std. Deviation 7,984

Most Extreme Differences Absolute ,227 Positive ,091 Negative -,227

Kolmogorov-Smirnov Z 1,802 Asymp. Sig. (2-tailed) ,003

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

daya hambat 63 24,33 7,984 0 36 bakteri 63 1,05 ,215 1 2

Kruskal-Wallis Test

Ranks

Bakteri N Mean Rank

daya hambat

bakteri sampel 60 30,50

bakteri murni 3 62,00

Total 63

Test Statisticsa,b

daya hambat

Chi-Square 8,496 df 1 Asymp. Sig. ,004

a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: bakteri

Page 95: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

80

NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

daya hambat sefiksim

N 63

Normal Parametersa,b

Mean 18,95 Std. Deviation 4,335

Most Extreme Differences Absolute ,126 Positive ,117 Negative -,126

Kolmogorov-Smirnov Z 1,003 Asymp. Sig. (2-tailed) ,267

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

T-Test

Group Statistics

bakteri N Mean Std. Deviation Std. Error

Mean

daya hambat sefiksim bakteri sampel 60 18,70 4,288 ,554

bakteri murni 3 24,00 ,000 ,000

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

daya hambat sefiksim

Equal variances assumed

8,431 ,005 -2,125 61 ,038 -5,300 2,495 -10,288 -,312

Equal variances not assumed

-9,575 59,000 ,000 -5,300 ,554 -6,408 -4,192

NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

daya hambat amikasin

N 63

Normal Parametersa,b

Mean 18,41 Std. Deviation 2,226

Most Extreme Differences Absolute ,144 Positive ,102 Negative -,144

Kolmogorov-Smirnov Z 1,141 Asymp. Sig. (2-tailed) ,148

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Page 96: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

81

T-Test

Group Statistics

bakteri N Mean Std.

Deviation

Std. Error

Mean

daya hambat amikasin bakteri sampel 60 18,18 2,021 ,261

bakteri murni 3 23,00 ,000 ,000

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

daya hambat amikasin

Equal variances assumed

5,974 ,017 -4,096 61 ,000 -4,817 1,176 -7,168 -2,465

Equal variances not assumed

-18,461 59,000 ,000 -4,817 ,261 -5,339 -4,295

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

daya hambat imipenem

N 63

Normal Parametersa,b

Mean 26,19 Std. Deviation 3,287

Most Extreme Differences Absolute ,141 Positive ,117 Negative -,141

Kolmogorov-Smirnov Z 1,123 Asymp. Sig. (2-tailed) ,161

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Page 97: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

82

T-Test

Group Statistics

bakteri N Mean Std.

Deviation

Std. Error Mean

daya hambat

imipenem

bakteri sampel 60 26,10 3,338 ,431

bakteri murni 3 28,00 1,000 ,577

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence

Interval of the Difference

Lower Upper

daya hambat imipenem

Equal variances assumed

1,393 ,242 -,977 61 ,333 -1,900 1,945 -5,789 1,989

Equal variances not assumed

-2,637 4,799 ,048 -1,900 ,720 -3,776 -,024

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

daya hambat kotrimoksazol

N 63

Normal Parametersa,b

Mean 9,79 Std. Deviation 8,243

Most Extreme Differences Absolute ,264 Positive ,264 Negative -,177

Kolmogorov-Smirnov Z 2,092 Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

daya hambat kotrimoksazol 63 9,79 8,243 0 24

Bakteri 63 1,05 ,215 1 2

Page 98: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

83

Kruskal-Wallis Test Ranks

bakteri N Mean Rank

daya hambat kotrimoksazol

bakteri sampel 60 31,00

bakteri murni 3 52,00

Total 63

Test Statisticsa,b

daya hambat kotrimoksazol

Chi-Square 3,985 Df 1 Asymp. Sig. ,046

a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: bakteri

Page 99: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

84

Lampiran 9. Uji SPSS sensitivitas

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

daya hambat 300 19,23 8,088 0 36

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

daya hambat

N 300

Normal Parametersa,b

Mean 19,23 Std. Deviation 8,088

Most Extreme Differences Absolute ,125 Positive ,081 Negative -,125

Kolmogorov-Smirnov Z 2,159 Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

daya hambat 300 19,23 8,088 0 36 Antibiotik 300 3,00 1,417 1 5

Kruskal-Wallis Test

Ranks

antibiotik N Mean Rank

daya hambat

siprofloksasin 60 212,43

sefiksim 60 127,79

amikasin 60 116,72

imipenem 60 239,03

kotrimoksazol 60 56,54

Total 300

Test Statistics

a,b

daya hambat

Chi-Square 177,278 Df 4 Asymp. Sig. ,000

a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: antibiotik

Page 100: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

85

NPar Tests Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

daya hambat 300 19,23 8,088 0 36 Antibiotik 300 3,00 1,417 1 5

Mann-Whitney Test Ranks

Antibiotik N Mean Rank Sum of Ranks

daya hambat

siprofloksasin 60 79,18 4751,00

Sefiksim 60 41,82 2509,00

Total 120

Test Statistics

a

daya hambat

Mann-Whitney U 679,000 Wilcoxon W 2509,000 Z -5,903 Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Grouping Variable: antibiotik

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

daya hambat 300 19,23 8,088 0 36 Antibiotik 300 3,00 1,417 1 5

Mann-Whitney Test

Ranks

antibiotik N Mean Rank Sum of Ranks

daya hambat

siprofloksasin 60 84,02 5041,00

amikasin 60 36,98 2219,00

Total 120

Test Statistics

a

daya hambat

Mann-Whitney U 389,000 Wilcoxon W 2219,000 Z -7,426 Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Grouping Variable: antibiotik

Page 101: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

86

NPar Tests Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

daya hambat 300 19,23 8,088 0 36 Antibiotik 300 3,00 1,417 1 5

Mann-Whitney Test Ranks

antibiotik N Mean Rank Sum of Ranks

daya hambat

siprofloksasin 60 55,18 3310,50

imipenem 60 65,83 3949,50

Total 120

Test Statistics

a

daya hambat

Mann-Whitney U 1480,500 Wilcoxon W 3310,500 Z -1,685 Asymp. Sig. (2-tailed) ,092

a. Grouping Variable: antibiotik

NPar Tests Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

daya hambat 300 19,23 8,088 0 36 Antibiotik 300 3,00 1,417 1 5

Mann-Whitney Test

Ranks

antibiotik N Mean Rank Sum of Ranks

daya hambat

siprofloksasin 60 85,55 5133,00

kotrimoksazol 60 35,45 2127,00

Total 120

Test Statistics

a

daya hambat

Mann-Whitney U 297,000 Wilcoxon W 2127,000 Z -7,941 Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Grouping Variable: antibiotik

Page 102: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

87

NPar Tests Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

daya hambat 300 19,23 8,088 0 36 Antibiotik 300 3,00 1,417 1 5

Mann-Whitney Test

Ranks

Antibiotik N Mean Rank Sum of Ranks

daya hambat

Sefiksim 60 63,26 3795,50

Amikasin 60 57,74 3464,50

Total 120

Test Statistics

a

daya hambat

Mann-Whitney U 1634,500 Wilcoxon W 3464,500 Z -,873 Asymp. Sig. (2-tailed) ,382

a. Grouping Variable: antibiotik

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

daya hambat 300 19,23 8,088 0 36 Antibiotik 300 3,00 1,417 1 5

Mann-Whitney Test

Ranks

antibiotik N Mean Rank Sum of Ranks

daya hambat

sefiksim 60 34,29 2057,50

imipenem 60 86,71 5202,50

Total 120

Test Statistics

a

daya hambat

Mann-Whitney U 227,500 Wilcoxon W 2057,500 Z -8,282 Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Grouping Variable: antibiotik

Page 103: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

88

NPar Tests Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

daya hambat 300 19,23 8,088 0 36 Antibiotik 300 3,00 1,417 1 5

Mann-Whitney Test

Ranks

Antibiotik N Mean Rank Sum of Ranks

daya hambat

Sefiksim 60 79,93 4795,50

kotrimoksazol 60 41,08 2464,50

Total 120

Test Statistics

a

daya hambat

Mann-Whitney U 634,500 Wilcoxon W 2464,500 Z -6,153 Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Grouping Variable: antibiotik

NPar Tests Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

daya hambat 300 19,23 8,088 0 36 Antibiotik 300 3,00 1,417 1 5

Mann-Whitney Tests

Ranks

Antibiotik N Mean Rank Sum of Ranks

daya hambat

Amikasin 60 32,63 1958,00

Imipenem 60 88,37 5302,00

Total 120

Test Statistics

a

daya hambat

Mann-Whitney U 128,000 Wilcoxon W 1958,000 Z -8,804 Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Grouping Variable: antibiotik

Page 104: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

89

NPar Tests Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

daya hambat 300 19,23 8,088 0 36 Antibiotik 300 3,00 1,417 1 5

Mann-Whitney Test Ranks

Antibiotik N Mean Rank Sum of Ranks

daya hambat

Amikasin 60 80,86 4851,50

kotrimoksazol 60 40,14 2408,50

Total 120

Test Statistics

a

daya hambat

Mann-Whitney U 578,500 Wilcoxon W 2408,500 Z -6,464 Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Grouping Variable: antibiotik

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

daya hambat 300 19,23 8,088 0 36 Antibiotik 300 3,00 1,417 1 5

Mann-Whitney Test Ranks

antibiotik N Mean Rank Sum of Ranks

daya hambat

imipenem 60 89,63 5377,50

kotrimoksazol 60 31,38 1882,50

Total 120

Test Statistics

a

daya hambat

Mann-Whitney U 52,500 Wilcoxon W 1882,500 Z -9,222 Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Grouping Variable: antibiotik

Page 105: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

90

Lampiran 10. Formulasi dan pembuatan media

1. Endo Agar

Dipotassium phospat 3,5 g

Peptic Digest of Animal Tissue 10,0 g

Agar 15,0 g

Lactosa 10,0 g

Sodium sulfit 2,5 g

Basic fuchsin 0,5 g

Air suling ad 1000 ml

pH 7,4 ±0,2

Bahan-bahan diatas dilarutkan kedalam aquadest ad 1000 ml, dipanaskan

sampai larut sempurna lalu ditambahkan natrium sulfit 1 ml, kemudian

disterilkan dengan autoklav pada suhu 121ºC selama 15 menit dan dituang

dalam cawan petri (Bridson 1998).

2. Mueller Hinton Agar (MHA)

Ekstrak daging sapi 300 g

Asam kasein hidrolisata 17,5 g

Kanji 1,5 g

Agar 17,0 g

Aquadest ad 1000 ml

pH 7,4 ± 0,2

Page 106: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

91

Bahan-bahan diatas dilarutkan kedalam aquadest ad 1000 ml, dipanaskan

sampai larut sempurna, kemudian disterilkan dengan autoklav pada suhu

121ºC selama 15 menit dan dituang kedalam cawan petri (Bridson 1998).

3. Brain Heart Infussion (BHI)

Infus dari otak sapi 12,5 g

Infus dari hati sapi 5,0 g

Protease pepton 10,0 g

Dextrose 2,0 g

NaCl 5,0 g

Dinatrium fosfat 2,5 g

Aquadest ad 1000 ml

pH 7,4 ± 0,2

Bahan-bahan diatas dilarutkan kedalam aquadest ad 1000 ml, dipanaskan

sampai larut sempurna, kemudian disterilkan dengan autoklav pada suhu

121ºC selama 15 menit dan dituang dalam tabung reaksi (Bridson 1998).

4. Sulfida Indol Motility (SIM)

Pepton from casein 20 g

Pepton from meat 6 g

Ammonium iron (II) citrat 0,2 g

Sodium thiosulfat 0,2 g

Agar-agar 0,2 g

Page 107: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

92

Aquadest ad 1000 ml

pH 7,4 ± 0,2

Bahan-bahan diatas dilarutkan kedalam aquadest ad 1000 ml, dipanaskan

sampai larut sempurna, kemudian disterilkan dengan autoklav pada suhu

121ºC selama 15 menit dan dituang dalam tabung reaksi (Bridson 1998).

5. Kligler’s Iron Agar (KIA)

Pepton from casein 15 g

Pepton from meat 5 g

Ammonium Iron (II) citrat 0,5 g

Meat extract 3 g

Yeast extract 3 g

Sodium chloride 5 g

Laktosa 10 g

Glukosa 1 g

Sodium thiosulfat 0,5 g

Phenol red 0,024 g

Agar-agar 12 g

Aquadest ad 1000 ml

pH 7,4

Bahan-bahan diatas dilarutkan kedalam aquadest ad 1000 ml, dipanaskan

sampai larut sempurna, kemudian disterilkan dengan autoklav pada suhu

121ºC selama 15 menit dan dituang dalam tabung reaksi (Bridson 1998).

Page 108: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

93

6. Lysine Iron Agar (LIA)

Pepton from casein 5 g

Yeast extract 3 g

Glukosa 1 g

Lysine monohidrochloride 10 g

Sodium thiosulfat 0,04 g

Ammonium Iron (II) citrat 0,5 g

Bromo creosol purple 0,02 g

Agar-agar 12,5 g

Aquadest ad 1000 ml

pH = 7,4

Bahan-bahan diatas dilarutkan kedalam aquadest ad 1000 ml, dipanaskan

sampai larut sempurna, kemudian disterilkan dengan autoklav pada suhu

121ºC selama 15 menit dan dituang dalam tabung reaksi (Bridson 1998).

7. Citrat Agar

Ammonium hydrogen fosfat 1 g

Di-potassium hydrogen fosfat 1 g

Sodium chloride 5 g

Magnesium sulfat 0,2 g

Bromo thymol blue 0,08 g

Agar-agar 12,5 g

Aquadest ad 1000 ml

Page 109: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

94

pH = 7,4

Bahan-bahan diatas dilarutkan kedalam aquadest ad 1000 ml, dipanaskan

sampai larut sempurna, kemudian disterilkan dengan autoklav pada suhu

121ºC selama 15 menit dan dituang dalam tabung reaksi (Bridson 1998).

Page 110: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

95

Lampiran 11. Formulasi larutan gram pengecatan

Gram A ( Warna Ungu)

Kristal violet 2g

Etil alkohol 20 ml

Ammonium oksalat 1% 0,8 g

Aquadest 80 ml

Gram B ( Warna coklat)

Yodium 1 g

Kalium Iodida 2 g

Aquadest 300 ml

Gram C ( warna Jernih / tidak berwarna)

Aseton 50 ml

Etil alkohol 95% 50 ml

Gram D ( Warna merah)

Safranin 0,25 g

Etil alkohol 10 ml

Aquadest 90 ml

Page 111: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

96

Lampiran 12. Tabel Kirby-Bauer

Table Zone Diameter Interpretive Standards (mm)*

Antimicrobial Agent Disc

Content Resistant Intermediate

Moderately

Susceptible Susceptible

Amdinocillin

for Enterobactericeae

10 µg ≤15 - - ≥16

Amikacin 30 µg ≤14 15-16 - ≥17

Amoxicillin/ Clavucanic acid

for Haemophalus and staphylococci

20/10 µg ≤19 - - ≥20

for other organism 20/10 µg ≤13 14-17 - ≥18

Ampicillin

for Gram negative enteric organism

10 µg ≤11 12-13 - ≥14

for staphylococci and B. Catarrhalis 10 µg ≤28 - - ≥29

for haemophilus species 10 µg ≤19 - - ≥20

for enterococci 10 µg ≤16 - ≥17 -

for nonenterococcal streptococci 10 µg ≤21 - 22-29 ≥30

for Listeria monocytogenes 10 µg ≤19 - - ≥20

Ampicillin/sulbactam

for Gram negative enterics and

staphylococci

10/10 µg ≤11 12-13 - -

for Haemophilus influenzae 10/10 µg ≤19 - - ≥30

for enterocci 10/10 µg ≤16 - ≥17 ≥18

for nonenterococcal streptococci

and Listeria monocytogenes

10/10 µg ≤21 - 22-29 ≥22

Azlocillin for Pseudomonas 75 µg ≤14 15-17 - ≥23

Aztreonam 30 µg ≤15 - 16-21 ≥17

Carbenicillin

for Enteribacteriacea

100 µg ≤17 18-22 - ≥18

for Psaeudomonas 100 µg ≤13 14-16 - ≥18

Cefaclor

for Haemophilus influenzae

30 µg ≤14 15-17 - ≥18

Cefamandole 30 µg ≤14 15-17 - ≥18

Cefazolin 30 µg ≤14 15-17 - ≥18

Cefixime 5 µg ≤15 16-18 - ≥19

Cefonicid 30 µg ≤14 15-17 - ≥18

Cefoperazone 75 µg ≤15 - 16-20 ≥21

Cefotaxime 30 µg ≤14 - 15-22 ≥23

Cefotetan 30 µg ≤14 - 13-15 ≥16

Cefoxitin 30 µg ≤14 - 15-17 ≥18

Ceftazidime 30 µg ≤14 15-17 - ≥18

Ceftizoxime

for urinary isolates of P. aeruginosa

30 µg ≤10 - ≥11 -

For other organisms 30 µg ≤14 - 15-19 ≥20

Ceftriaxone 30 µg ≤13 - 14-20 ≥21

Cefuroxime 30 µg ≤14 15-17 - ≥18

Cephalothin 30 µg ≤14 15-17 - ≥18

Chloramphenicol

for H. influenzae

30 µg ≤26 - - ≥27

for other organisms 30 µg ≤12 13-17 - ≥18

Cinoxacin 100 µg ≤14 15-18 - ≥19

Page 112: POLA SENSITIVITAS Escherichia coli TERHADAP BEBERAPA ...repository.setiabudi.ac.id/1253/2/SKRIPSI WINDY.pdf · pola sensitivitas escherichia coli terhadap beberapa antibiotik dari

97

Antimicrobial Agent Disc

Content Resistant Intermediate

Moderately Susceptible

Susceptible

Ciprofloxacin 5 µg ≤15 16-20 - ≥21

Clindamycin 2 µg ≤14 15-20 - ≥21

Doxyxycline 30 µg ≤12 13-15 - ≥16

Erithromycin 15 µg ≤13 14-22 - ≥23

Gentamicin 10 µg ≤12 13-14 - ≥15

Imipenem 10 µg ≤13 14-15 - ≥16

Kanamycin 30 µg ≤13 14-17 - ≥18

Methicillin for staphylococci 5 µg ≤9 10-13 - ≥14

Mezlocillin 75 µg ≤12 13-15 - ≥16

Minocycline 30 µg ≤14 15-18 - ≥19

Moxalactam 30 µg ≤14 - 15-22 ≥23

Nafcillin for staphylocci 1 µg ≤10 11-12 - ≥13

Nalidixic Acid 30 µg ≤13 14-18 - ≥19

Netilmicin 30 µg ≤12 13-14 - ≥15

Nitrofurantoin Antimicrobial Agent 300 µg ≤14 15-16 - ≥17

Norfloxacin 10 µg ≤12 13-16 - ≥17

Oxacillin

for staphylococci

1 µg ≤10 11-12 - ≥13

for pneumococci

for penicillin G. susceptibility

1 µg ≤19 - - ≥20

Penicillin G

for Staphylococci and B.

catarrhalis

10 units ≤28 - - ≥29

for N. gonorrhoeae 10 units ≤19 - - ≥20

for enterococci 10 units ≤14 - ≥15 -

for L. monocytogenesis 10 units ≤19 - - ≥20

for nonenierococcal streptococci 10 units ≤19 - 20-27 ≥28

Piperacillin 100 µg ≤14 15-17 - ≥18

Rifampin 5 µg ≤16 17-19 - ≥20

for N. meningitides only 5 µg ≤24 - - ≥25

Streptomycin 10 µg ≤11 12-14 - ≥15

Sulfonamides 250 or 300 µg

≤12 13-16 - ≥17

Tetracycline 3 µg ≤14 15-18 - ≥19

Ticarcillin 75 µg ≤11 12-14 - ≥15

Ticarcillin/ Clavulanic Acid 75/10 µg ≤11 12-14 - ≥15

Tobramycin 10 µg ≤12 13-14 - ≥15

Trimethoprim 5 µg ≤10 11-15 - ≥16

Trimethoprim/sulfomethoxazole 1.25/21.75

µg

≤10 11-15 - ≥16

Vancomycin 30 µg ≤9 10-11 - ≥12