Click here to load reader
Upload
made-dimaz
View
201
Download
15
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ilmu ukur tanah
Citation preview
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengukuran Poligon
Berdasarkan data sudut dan jarak yang diperoleh dari hasil pengukuran di
lapangan, maka akan didapatkan koordinat titik poligon melalui perhitungan
sebagai berikut :
i. Sudut ukuran
Sudut ukuran di lapangan didapat melalui pembacaan sudut
horizontal biasa dan luar biasa dengan perhitungan sebagai berikut :
Misal sudut ukuran pada P1 :
a. Mula-mula alat didirikan di titik P1, kemudian lakukan sentering alat
yang diarahkan ke titik P19 lalu alat diset 00°00’00” kemudian theodolit
diputar membidik titik P2, dengan sudut dalam didapat sudut
268°34’31” sebagai bacaan sudut biasa.
b. Kemudian putar teropong untuk memperoleh bacaan sudut luar biasa,
lalu bidik lagi titik P19 dan P2. Setelah dibidik didapat bacaan sudut P19
sebesar 180°00’03” dan P2 sebesar 88°34’31”, lalu catat ke dalam
formulir ukur.
Sudut P1 Biasa = Sudut P2 Biasa - Sudut P19 Biasa
= 268°34’34”- 00°00’00”
= 268°34’34”
Sudut P1 Luar Biasa = Sudut P2 Luar Biasa- Sudut P19 Luar Biasa
= 88°34’31”- 180°00’03” + 360°00’00”
= 268°34’28”
Sudut P1 Rata-rata =
=
= 268°34’31”
Kelompok I IV- 1
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
ii. Perhitungan sudut
Pada pengukuran di lapangan, penulis menggunakan pengukuran
sudut dalam. Maka didapat perhitungan sebagai berikut:
1. Pada hitungan poligon tertutup yang ada pada lampiran diketahui
bahwa terdapat penutup sudut sebesar 3780°03’6”
2. Banyaknya titik poligon yang diukur 19 buah
3. Syarat geometri sudut luar = (n+2) 180°
= (19 +2 ) 180°
= 3780°00’00”
4. Sehingga terdapat kesalahan penutup sudut sebesar :
3780°03’6” - 3780°00’00” = 00°03’06”
= 186”
5. Koreksi penutup sudut = - 186”
6. Koreksi penutup sudut dikoreksikan ke semua titik poligon
dimana : 4 titik mendapat koreksi sudut sebesar -9”
15 titik mendapat koreksi sudut sebesar -10”
7. Sudut terkoreksi diperoleh dari = sudut ukuran + koreksi sudut
Misal : Sudut P2 = 223° 34’ 41”
Koreksi sudut = - 00° 00’9”
Maka Sudut terkoreksi = 223° 08’ 32”
iii. Perhitungan azimut
Setelah mendapatkan sudut terkoreksi dilanjutkan dengan mencari
sudut jurusan atau azimut. Langkah-langkah pengukuran azimut sebagai
berikut :
Azimut diatas digunakan sebagai azimut awal dalam perhitungan azimut.
Untuk menghitung azimut titik poligon selanjutnya digunakan rumus :
Azimut yang dicari = azimut sebelumnya ± β ± 180°
Kelompok I IV- 2
+
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
Contoh perhitungan :
α P2-P3 = α P1-P2 + sudut ukuran terkoreksi (β) - 180°
= 153° 32’46” + 223°34’41”- 0°0’9” - 180°
= 197° 07’ 27”
iv. Jarak total ( Σ D)
Jarak total diperoleh dari hasil penjumlahan jarak antar patok
poligon yaitu sebesar : 981.420 m.
v. Perhitungan D Sin α dan D Cos α
a. Perhitungan D Sin α
Misal untuk perhitungan pada titik P2 – P3
D Sin α = D (P2-P3) . Sin α (P2-P3)
= 26.600 (Sin 197° 07’ 27”)
= -7.832 m
Untuk poligon tertutup, syarat geometri Σ D Sin α = 0
Pada tabel perhitungan poligon didapat Σ D Sin α = fx = - 1.816 m.
Maka untuk memenuhi syarat geometri Σ D Sin α = 0 diperlukan
koreksi (Kx) sebesar + 1.816.
Nilai koreksi ( Kx ) tersebut diberikan pada semua titik poligon dengan
rumus koreksi tiap titik :
K∆X =
Contoh perhitungan :
K∆X (P5 – P6) =
=
= 0,034
Untuk tanda pada K∆X selalu berlawanan dengan tanda fx.
Kelompok I IV- 3
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
b. Perhitungan D Cos α
Misal untuk perhitungan pada titik P2 – P3
D Cos α = D (P2 – P3) . Cos α (P2 – P3)
= 26.600 (Cos 197° 07’ 27”)
= - 25.421 m
Untuk poligon tertutup, syarat geometri Σ D Cos α = 0
Pada tabel perhitungan poligon didapat Σ D Cos α = fy = 9.896 m.
Maka untuk memenuhi syarat geometri Σ D Cos α = 0 diperlukan
koreksi (Ky) sebesar – 9.896 m
Nilai koreksi ( Ky ) tersebut diberikan pada semua titik poligon dengan
rumus koreksi tiap titik :
K∆Y =
Contoh perhitungan :
K∆Y (P5 – P6) =
=
= - 28.940
Untuk tanda pada K∆Y selalu berlawanan dengan tanda fy.
vi. Perhitungan Koordinat
a. Koordinat X
Koordinat X dapat diperoleh dari rumus sebagai berikut :
X = Xsebelum + D Sin α + K∆X
Kelompok I IV- 4
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
Contoh perhitungan ;
X P6 = X P5 + DP5-P6 Sin αP5-P6 + K∆XP5-P6
= 438073.543 + 24.780 + 0.070
= 438098.394
b. Koordinat Y
Koordinat Y dapat diperoleh dari rumus sebagai berikut :
Y = Ysebelum + D Sin α + K∆Y
Contoh perhitungan ;
Y P6 = Y P5 + DP5-P6 Cos αP5-P6 + K∆YP5-P6
= 9220541.052 - 28.940 - 0.384
= 9220511.728
Tabel 4.1. Hasil perhitungan koordinat poligon
No. KOORDINAT No.Titik X (meter) Y (meter) Titik
1 2 3 4
P1 437,952.71 9,220,685.77 P1
P2 437,952.71 9,220,685.77 P2
P3 437,952.71 9,220,685.77 P3
P4 437,952.71 9,220,685.77 P4
P5 437,952.71 9,220,685.77 P5
P6 437,952.71 9,220,685.77 P6
P7 437,952.71 9,220,685.77 P7
Kelompok I IV- 5
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
No. KOORDINAT No.
Kelompok I IV- 6
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
Titik X (meter) Y (meter) Titik1 2 3 4
P8 437,952.71 9,220,685.77 P8
P9 437,952.71 9,220,685.77 P9
P10 437,952.71 9,220,685.77 P10
P11 437,952.71 9,220,685.77 P11
P12 437,952.71 9,220,685.77 P12
P13 437,952.71 9,220,685.77 P13
P14 437,952.71 9,220,685.77 P14
P15 437,952.71 9,220,685.77 P15
P16 437,952.71 9,220,685.77 P16
P17 437,952.71 9,220,685.77 P17
P18 437,952.71 9,220,685.77 P18
P19 437,952.71 9,220,685.77 P19
P1 437,952.71 9,220,685.77 P1
Tabel 4.1. Hasil perhitungan koordinat poligon
vii. Ketelitian Linier
Rumus ketelitian linier adalah sebagai berikut :
Kelompok I IV- 7
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
D = (fx)2 + (fy)2
= (-1.816)2 + (9.896)2
= 101.228
= 10.06 m
Ketelitian Linier = D / D
= 10.06 / 981.420
= 1 : 97.547
Pembahasan :
Dari hasil tersebut di setiap titik terdapat koreksi. Koreksi tersebut timbul
karena adanya beberapa faktor yang menyebabkan kesalahan pengukuran antara
lain :
1. Kesalahan personil.
Kesalahan personil ini dapat dibagi menjadi dua yaitu
- Kesalahan dalam pembacaan
- Kesalahan dalam pencatatan
2. Kesalahan alat theodolit.
Kesalahan theodolit dapat dibagi menjadi dua yaitu :
- Kesalahan indeks yaitu kesalahan sudut vertikal,
dimana syarat sudut vertikal adalah Biasa + Luar Biasa = 360
- Kesalahan kolimasi dimana syarat sudut horizontal,
dimana syarat sudut horizontal yaitu Biasa - Luar Biasa = 180
3. Kesalahan pengukuran jarak.
yaitu kesalahan dalam mengukur jarak dengan menggunakan pita ukur,
dimana terjadi pemuaian pada pita ukur dan dalam penarikan pita ukur
Kelompok I IV- 8
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
tidak sempurna, sehingga pita ukur tidak mendatar atau terjadi
kelengkungan.
4. Kesalahan karena faktor alam.
Pengukuran sebaiknya tidak dilakukan pada pukul 11.00 – 13.00 karena
adanya undulasi dan refraksi yang menyebabkan kesalahan pembacaan
sudut.
4.2. Pengukuran Waterpass
Pengukuran beda tinggi pada praktikum ini menggunakan metode sipat
datar dan waterpass tertutup duoble stand. Stand I dan stand II dilakukan dengan
mengubah tempat kedudukan alat atau mengubah ketinggian alat. Berdasarkan
pengukuran di lapangan diperoleh data untuk mendapatkan ketinggian titik
poligon, dengan perhitungan sebagai berikut :
i. Perhitungan beda tinggi
a. Pembacaan benang
Pembacaan Benang P1 Pembacaan Benang P2
Gambar 4.1. Pembacaan benang silang
Pembacaan BT dikontrol dengan rumus 2BT = BA + BB
Beda tinggi antara 2 titik diperoleh dari : BT belakang- BT muka
Misal :
Kelompok I IV- 9
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
P1 : BA = 1.225 P2 : BA = 1.220
BB =1.115 BB = 1.210
BT = 1.170 BT = 1.215
Beda tinggi antara P1 dan P2 = 1.170-1.215
= -0.045
ii. Elevasi
Pada pengukuran beda tinggi ini GD01 digunakan titik awal,
dimana elevasi semua titik poligon mengacu pada elevasi GD01.
Elevasi GD01 diperoleh dari data pengukuran GPS geodetik Teknik
Geodesi UNDIP yaitu 257.7174
Untuk mencari elevasi titik poligon yang lain digunakan rumus :
Elevasi yang dicari = Elevasi sebelum + Dh definitif
Contoh perhitungan :
Elevasi P2 = Elevasi P1 + Dh P1-P2 definitif
= 247.379 + (-2.834)
= 244.546 m
iii. Pembahasan
Beda tinggi definitif diperoleh dari beda tinggi rata-rata ditambah
dengan koreksi. Setelah diketahui beda tinggi definitif masing-masing,
maka dapat dihitung elevasi masing-masing titik. Elevasi titik diperoleh
dari elevasi awal ditambah beda tinggi definitifnya.
Koreksi waterpasss disebabkan oleh adanya beberapa faktor yaitu :
a. Kesalahan dari alat
Kelompok I IV- 10
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
Misalnya bak ukur yaitu kesalahan nol rambu serta kesalahan garis
bidik pada waterpass.
b. Karena faktor alam.
Apabila pengukuran dilakukan pada siang hari maka akan terjadi
refraksi dan undulasi yang mengakibatkan kesalahan pada
pembacaan rambu ukur.
4.3. Pengukuran situasi
Pengukuran situasi dilakukan dengan metode Takhimetri untuk
memperoleh data BA, BB, BT, Sudut Vertikal, Sudut horizontal dan tinggi alat.
Dari pengolahan data tersebut dapat diperoleh posisi atau letak serta ketinggian
dari titik detail.
Tabel detail dapat dilihat pada lampiran.
i. Jarak ( D )
a. Jarak miring
Rumus : D = 100 (BA-BB)
Contoh perhitungan :
P3 dibidik dari P4, diperoleh data : BT = 0.609
BB = 0.523
BA = 0.695
D = 100 (BA-BB)
= 100 (0.695 – 0.523 )
= 17.200 m
b. Jarak datar
Rumus : D = 100 (BA-BB) Sin2 V
Contoh perhitungan :
G1 (gedung) dibidik dari P6, diperoleh data:
Sudut vertikal = 102°32’00”
D = 100 (BA-BB) Sin2 V
= 100 (0.695 – 0.523 )Sin2 102°32’00”
= 16.390 m
Kelompok I IV- 11
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
ii. Beda Tinggi
Rumus : dh = TA + 100 (BA-BB) Sin2 V Cos2 V – BT
G1 ( gedung ) dibidik P6 diperoleh beda tinggi :
dh = TA + 100 (BA-BB) Sin2 V Cos2 V – BT
= 1.460 + 100 (0.695 – 0.523 )Sin2 102°32’00” Cos2102°32’00”
= -2.793
Beda tinggi titik G1 diperoleh -2.793, ini menunjukkan bahwa titik G1
lebih rendah dari pada titik P6.
iii. Elevasi
Rumus : Elevasi B = Elevasi A + TA + 100 (BA-BB) Sin2 V Cos2 V – BT
Contoh perhitungan :
G1 ( gedung ) dibidik P6 diperoleh elevasi :
Elevasi G1 = Elevasi P6 + TA + 100 (BA-BB) Sin2 V Cos2 V – BT
= 252.8414 + (-2.793)
= 250.0488
iv. Pembahasan
Pengukuran detail mengacu pada poligon utama, apabila dari
poligon utama pengukuran detail tidak bisa dilakukan maka diperlukan
titik bantuan (HP). Titik bantuan (HP) mengacu pada poligon utama,
dengan menentukan arah dan jarak terhadap titik poligon utama.
4.4. Penggambaran detail
Langkah – langkah penggambaran detail :
1. Penggambaran detail disesuaikan dengan skala dan tujuan peta.
2. Alat yang diperlukan : busur, penggaris, kertas milimeter, pensil,
penghapus
3. Plotting lebih dahulu titik poligon utama
4. Letakkan pusat busur tepat pada tempat berdiri alat
5. Arahkan skala busur 0° ketitik acuan atau titik back side
Kelompok I IV- 12
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
Gambar 4.2. Plotting detail
6. Plotting sudut horizontal titik detail terhadap titik acuan
7. Ukur jarak dengan penggaris terhadap titik pusat busur, jarak ini
disesuaikan dengan skala peta. s
8. Maka akan didapat posisi titik detail yang sesuai dengan posisi di
lapangan
9. Ulangi langkah 6 dan 7 pada setiap titik detail lainnya.
4.5. Penggambaran Kontur
Penggambaran kontur menggunakan metode interpolasi. Setelah titik-titik
tinggi sesuai dengan interval kontur ditentukan posisinya, ditarik garis melalui
titik-titik yang mempunyai harga ketinggian sama, sehingga terbentuklah garis-
garis kontur dengan ketinggian-ketinggian yang tertentu.
Pada setiap garis kontur diberi angka ketinggian dan setiap lima buah
kontur atau angka kelipatan tertentu garis kontur dibuat agak tebal.
Kelompok I IV- 13
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
Gambar 4.3 Garis Kontur
Sebagai contoh seperti terlihat pada gambar 4.3 adalah sebuah bukit
dengan garis kontur + 100, + 200, +300 dan + 400.Jarak vertikal antara 2 garis
kontur disebut kontur vertikal, seperti contoh di atas, kontur interval = 100 m.
Besarnya kontur interval ini tergantung dari skala peta, kelandaian medan atau
menurut kebutuhan.
Untuk menggambarkan garis kontur, harus dicari dulu titik-titik yang
elevasinya sama. Dalam kenyataan tidak pernah ada titik-titik yang tersedia sesuai
dengan yang kita inginkan (misal + 100, +200 dsb). Untuk itu perlu diadakan
interpolasi dari titik-titik yang tersedia dengan menggunakan perbandingan jarak.
Gambar 4.4 Meng-interpolasi
Kelompok I IV- 14