Click here to load reader
Upload
azim
View
9
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
Kerjasama dan Perjanjian Internasional yang bermanfaat bagi
Indonesia
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan XI
Politik Luar Negeri Republik Indonesia
POLITIK LUAR
NEGERI
BEBAS
AKTIF
Artinya kita bebas menentukan sikap dan pandangan kita terhadap masalah-masalah internasio-nal dan
terlepas dari ikatan kekuatan-kekuatan raksasa dunia secara ideologis bertentangan (Timur dengan komunisnya dan Barat
dengan liberalnya).Artinya kita dalam politik luar negeri senantiasa aktif
memperjuangkan terbinanya perdamaian dunia. Aktif
memperjuangkan kebebasan dan kemerdekaan, aktif
memperjuangkan ketertiban dunia, dan aktif ikut serta menciptakan
keadilan sosial dunia.
IND
ON
ES
IA
Pelaksanaan politik luar negeri Indonesia yang bebas
dan aktif, didasarkan pada landasan hukum :
1.Landasan idiil adalah Pancasila
2.Landasan konstitusional UUD 1945 Pasal 11 dan 13.
3.Landasan operasional adalah sebagai berikut. Ketetapan MPR mengenai Garis-Garis
Besar Haluan Negara (GBHN) terutama dibidang hubungan luar negeri.
Keputusan Presiden (Keppres) yang menyangkut politik luar negeri Indonesia.
Kebijakan atau peraturan yang dibuat oleh menteri luar negeri.
Prinsip-prinsip -pokok yang menjadi dasar politik luar negeri Indonesia :1. Negara kita menjalani politik damai.2. Negara kita bersahabat dengan segala bangsa atas dasar
saling menghargai dengan tidak mencampuri soal susunan dan coroak pemerintahan negeri masing-masing.
3. Negara kita memperkuat sendi-sendi hukum internasional dan organisasi internsional untuk menjamin perdamaian yg kekal.
4. Negara kita berusaha mempermudah jalannya pertukaran pembayaran internasional.
5. Negara kita membantu pelaksanaan keadilan sosial internasional dengan berpedoman pada Piagam PBB.
6. Negara kita dalam lingkungan PBB berusaha menyokong perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa yang masih dijajah, sebab tanpa kemerdekaan, persaudaraan dan perdamaian internasional itu tidak akan tercapai.
b.Kerja Sama dan Perjanjian Internasional Yang Bermanfaat bagi Indonesia
No Jenis/Bentuk
Keterangan/Uraian Manfaat Yang Diperoleh
1. Bilateral Persetujuan RI dan RRC mengenai Dwi Kewarganegaraan, telah disahkan dengan keluarnya Undang-Undang No. 2 Tahun 1958.
Ada kejelasan dalam penga-turan kewarganegaraan keturunan Cina yang sudah berumur 18 tahun, apakah mau menjadi WNI atau kembali menjadi warga negara Cina dgn sukarela.
Perjanjian RI – Malaysia tentang Penetapan Garis Landas Kontinen kedua nega-ra (di selat Malaka dan Laut Cina Selatan) ditandatangani pada tanggal 27 Oktober 1969 dan mulai berlaku tanggal 7 November 1969.
Ada kejelasan (terhindar dari konflik) dalam pemanfaatan laut baik sebagai sarana transportasi air maupun untuk kepentingan penangkapan ikan, eksplorasi kekayaan laut, mineral dan tambang.
2. Regional Pembentukan ASEAN yang diprakarsai oleh pemimpin Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand melalui Deklarasi Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967.
Mempercepat proses pertum-buhan ekonomi, kemajuan sosial dan pengembangan budaya. Demikian juga, jika terjadi konflik hal ini dapat dengan mudah dilesaikan melalui jalan damai.
Persetujuan dibentuknya kawasan perdagangan bebas ASEAN yaitu AFTA (ASEAN Free Trade Area), yang ditandatangani pada tahun 1995 oleh negara-negara Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand.
Dapat meningkatkan investasi langsung ke negara-negara ASEAN, dan khususnya nega-ra Indonesia.
Meningkatkan daya saing dan penghapusan bea ekspor – impor bagi negara-negara yang berada di kawasan ASEAN (termasuk negara Indonesia).
3. Multilateral
Masuknya negara RI menjadi anggota PBB (pertama kali pada tanggal 28 Sep 1950), kemudian keluar pada tanggal 7 Januari 1965 dan masuk kembali pada tanggal 28 September 1966.
Mempercepat proses penyele-saian konflik Indonesia – Belanda (penjajah), sehingga mau mengakui kedaulatan Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949.
Pembentukan Gerakan Negara-negara Non Blok me-lalui KTT yang pertama pada tahun 1961 di Beograd (Yugoslavia) dan dipelopori oleh negara Indonesia, Yugos-lavia, Mesir, India dan Ghana.
Sebagai wadah dalam upaya menumbuhkan sikap solideri-tas negara-negara di kawasan Asia – Afrika dalam memper-juangkan kemerdekaannya sekaligus melawan kolonia-lisme, rasialisme dan zionisme.
Pengesahan Konvensi Inter-nasional tentang Penghapusan segala bentuk diskriminasi rasial 1965, dengan dikeluar-kannya Undang-Undang No. 29 Tahun 1999.
Masyarakat Indonesia akan lebih memahami bahwa seba-gai bagian masyarakat internasional harus menghor-mati, menghargai, dan menjunjung tinggi prinsip dan tujuan Piagam PBB serta HAM.