23
POLLUTION PREVENTION Prinsip-prinsip Pencegahan Pencemaran dari Kapal Tanker Dasar Hukum : 1. Konvensi Marpol 73/78 2. Solas 74 3. ISM Code 4. STCW 78 Amnd 95 Sesuai Marpol 73 Protokol 78 : Tidak dibenarkan membuang minyak kelaut.

Pollution Prevention

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pollution Prevention

POLLUTION PREVENTIONPrinsip-prinsip Pencegahan

Pencemaran dari Kapal Tanker

Dasar Hukum :

1. Konvensi Marpol 73/78

2. Solas 74

3. ISM Code

4. STCW 78 Amnd 95

Sesuai Marpol 73 Protokol 78 : Tidak dibenarkan membuang minyak kelaut.

Page 2: Pollution Prevention

Peraturan Marpol 73/78 dibagi dlm 3 kategori :

• Peraturan untuk mencegah terjadinya Pencemaran

• Peraturan untuk menanggulangi Pencemaran

• Peraturan untuk melaksanakan ketentuan tersebut.

Page 3: Pollution Prevention

Sesuai konvensi Marpol 73/78 Peraturan pencegahan pencemaran laut

kekapal tanker :• Pengadaan Tangki Ballast terpisah ( SBT ) atau COW

pada ukuran kapal-kapal tanker tertentu ditambah dengan peralatan-peralatan tertentu

• Batasan batasan jumlah minak yang dapat dibuang ke laut

• Daerah-daerah pembuangan minyak• Keharusan pelabuhan-pelabuhan khususnya pelabuhan

muat untuk menyediakan tangki penampungan slop (balast Kotor )

Page 4: Pollution Prevention

Peraturan atau usaha penanggulangannya • Membuat Contingency plan regional dan lokal• Ditentukan atau dibuatnya peralatan penanggulangan,

misalnya Oil Boom, Oil skimmer,Cairan-cairan sbg dispersant, dll

CONTINGENCY PLAN ADALAH TATA CARA PENANGGULANAN PENCEMARAN DENGAN PRIORITAS PADA PELAKSANAAN SERTA JENIS ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM :

1. Memperkecil / meminimalkan sumber pencemaran

2. Melokalisasi dan mengumpulkan material / bahan pencemaran

3. Menetralisir pencemaran.

Page 5: Pollution Prevention

Bahan / alat untuk pencegahan pencemaran ( Oil boom, oil Dispersant dll ) berfungsi untuk menetralisir atau menceraiberaikan/dispersal dan hal ini tergantung : 1. Jenis minyak dan kerapatan / density 2. Kepekatan / viscositas 3. Pour point / titik endap 4. Kadar lilin dan aspalnya.

Sifat minyak di permukaan laut :• Akan terjadi penguapan kira-kira diatas 20 dalam 24 jam

ini tergantung dari angin , kondisi laut dan jenis minyak• Oksidasi dan biodegradasi tergantung dari suhu dan

kadar garam dilaut• Penyebaran / spreading kecepatannya tergantung dari

kepadatan relatif ( kadar lilin dan aspalnya)

Page 6: Pollution Prevention

CARA MEMBERSIHKAN TUMPAHAN MINYAK

• Menghilangkan minyak secara mekanik

• Absorbent

• Menenggelamkan minyak

• Dispersant

• Pembakaran ( dlm jumlah yg kecil )

Page 7: Pollution Prevention

ISTILAH DALAM KAPAL TANGKI

• Ballast tetap : Air balast yang terdapat didalam tangki yang khusus dipergunakan untuk balast dan tidak pernah digunakan untuk muatan. Karena tangki ini memiliki pipa dan pompa yang khusus maka air balast hars bebas dari minyak

• Ballas Bersih : Air balast yang terdapat dalam tangki yang sudah dicuci, air ini masih mengandun minyak meskipun dalam jumlah yang sangat sedikit.

• Ballast kotor : Air balast yang terdapat didalam tangki bekas dipergunakan untuk minyak.

Page 8: Pollution Prevention

Pemuatan, pembongkaran, pengisian bahan bakar• Pekerjaan pemuatan harus dipimpin oleh seorang

mualim Yang cakap dan bertanggung jawab• Sebelum pemuatan maupun pembongkaran Mualim I

dan Nakoda memeriksa dan mengisi formulir check list tentang ketentuan –ketentuan keselamatan dan penanggulangan pencemaran

• Di pelabuhan Nakhoda, C/O dan C/E mengeahui faslitas-fasilitas setempat dan tata cara komunikasi dgn pihak darat.

• Pekerjaan pemuatan pembongkaran bahan bakar harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah tumpahan minyak kelaut.

• Disiapkan tempat penampungan penanggulangan pencemaran seperti gergaji dan dispersant.

Page 9: Pollution Prevention

Tumpahan Minyak di Pelabuhan • Jika terjadi tumpahan minyak digeladak segera

dibersihkan dan jangan sampai terjadi menalir kelaut• JIka terjadi tumpahan minyak dilaut segera dihilangkan

dengan dispersant. Bila tumpahan inyak terlalu banyak perwira jaga segera melapor e pihak darat

Mengisi Balast di Pelabuhan Untuk mencegah jangan sampai ada minyak sisa yang

didalam pipa yang mengalir ke laut , Pompa ballast harus dijalankan terlebih dahulu

Page 10: Pollution Prevention

Larangan-larangan dalam daerah pelabuhan • Tidak dibenarkan membuang air got dalam daerah pelabuhan• Tidak dibenarkan membuang sisa-sisa dapur dan sampah yang lain

di dalam derah pelabuhan.• Tidak dibenarkan mengeluarkan jelaga dari cerobong kapal ( Soot

Blow ) di dalam daerah pelabuhan.

Pembuangan Air Balast • Bila tdk ada peraturan setempat tentang jenis –jenis balast yg

dibuang maka ditentukan sbb :• Di Pelbhn umum tidak dibenarkan membuang air ballast kecuali air

ballast tetap.• Di Dermaga khusus diijinkan membuang air ballast bersih, tetapi air

stripingnya harus dibuang ke slop tank darat / kapal.• Kapal tdk boleh membuang air balast kotor kesungai di daerah

pelabuhan disekitar mooring buoy / oil yetty ditengah laut.

Page 11: Pollution Prevention

Kotoran Tanki dan Air Bekas Cucian Tanki

• Air bekas cucian tanki , lumpur ( sludge) dan kotoran tanki tidak dibenarkan dibuang didaerah terlarang, dan dibuang pada pada jarak sekurang-kurangnya 50 NM dari pantai terdekat.

• Untuk tdk menghambat operasi kapal karena pekerjaan mencuci tanki, maka air bekas cucian dikumpulkan di slop tanki selanjutnya :

* Di Pompa Ke tanki slop darat

* Jika memungkinkan untuk memisahkan minyak dengan

air , dan lakukan loading on top prosedur.

* Menunggu untuk dibuang didaerah yang diijinkan , sekurang-kurangnya 50 NM dari pantai

Page 12: Pollution Prevention

MARPOL 73 / 78

• Sebagai hasil dari International Covention for the Prevention of Pollution frm the Shp tahun 1973 yang disempurnakan dengan TSPP ( tanker safety and pollution prevention ) protocol 1978 Marpol memuat 6 Annex .antara lain :

• Annex I Minyak ( oil )• Annex II Nixious Liquid Substance Carried in Bulk• Annex III Harmful Substance in Packages form• Annex IV Sewage• Annex V Garbage• Annex VI Air Pollution.• Konvensi ini berlaku secara international sejak 2 oktober 1982.

Page 13: Pollution Prevention

Dokumen penting dlm annex 1

• Apendix 1 Mengenai daftar dan jenis minyak

• Apendix 2 Bentuk format dari IOPP Certificate

• Apendix 3 Bentuk format dari Oil record book

Page 14: Pollution Prevention

Dokumen Marpol 73/78

• List of Oil = Daftar minyak yang menyebabkan pencemaran bila tumpah kelaut sesuai kriterian Industri perminyakan

• IOPPC (International Oil Pollution Prevention Certificate) adalah Sertifikat yang diberikan kepada sebuah kapal dimana kapal tersebut telah memenuhi persyaratan Marpol

• Oil Record BooK = Buku catatan minyak yang berisi catatan kegiatan penanganan pembuanagn sisa-sisa minyak

Page 15: Pollution Prevention

• Oil Record Book Terdiri dari 2 Bagian :

( appendix III Marpol 73/78 )

1. Bagian 1 : Untuk kegiatan di Kamar Mesin, diterapkan pada semua kapal Ukuran 400 gt

2. Bagian 2 : Untuk kegiatan bongkar muat minyak dan air ballast kapal tanker dengan ukuran 150 gt.

Page 16: Pollution Prevention

Crude Oil Washing (COW)

• Sejak 2 Okt 1983 semua kapal tanker crude uk 20.000 dwt harus dilengkapi dengan SBT dan COW. dan product uk 30.000 dwt harus dilengkapi dengan SBT

• Yang dimaksud dengan tanker baru adalah. 1. Kontrak pembangunannya ditandatangani sesudah 1 juni 1979 2. Peletakan lunas sesudah 1 january 1980 3. serah terima setelah tanggal 1 juni 1982

Page 17: Pollution Prevention

Pembatasan pembuangan minyak

• Ketentuan Marpol 73/78 annex I reg 9 menyebutkan bahwa pembuangan minyak atau campuran minyak hanya boleh dibuang apabila:

1. Tidak dalam spesial area spt Lut mediterania, laut baltik, laut hitam dst

2. Lokasi pembuangan lebih dari 50 NM dari daratan,3. Pembuangan dilakukan waktu kapal sedang berlayar4. Tdk boleh membuang minyak lebih dari 30 ltr5. Tdk membuang minyak lbh besar dari 1 : 30.000 dari

jumlah muatan6. Kalap tanker hars dilengkapi dengan ODM dgn sistem

kontrolnya.

Page 18: Pollution Prevention

Marpol 73/78 annex II

• Annex II berisi peraturan specifik yang mendesign batas jumlah bahan merugikan yang diijinkan dibuang ke laut dengan satu prosedure operasional.

• Hal tsb menyimpulkan beberapa bagian penting : 1. Evaluasi bahaya dan kategori dari bahan-

bahan 2. Menetapkan batas pembuangan dan pross 3. Penggunaan fasilitas penampungan 4. Kontrol pengukuran

Page 19: Pollution Prevention

• Peraturan untuk melaksanakan ketentuan • Agar tujuan pencegahan dapat tercapai

dengan baik maka ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan marpol harus ditaati.

• Sesuai Annex 1 Marpol 73/78 Reg 4 dan Reg 5 maka kapal tanker harus mengikuti pemeriksaan berkala :

1. Pemeriksaan permulaan utk mengetahui bhw kpl yang akan dipasarkan telah memenuhi peraturan.

2. Setiap kapal dibawah yuridiksi IMO hrs diperiksa secara berkala ( 5 tahun )sekali.

3. Selama masa berlaku IOPP dilakukan intermediate survey.dan sewaktu-waktu dapat diperiksa oleh pejabat lainnya.

Page 20: Pollution Prevention

Evaluasi Bahaya

• Gesamp ( group of experts on the scientific aspect of marine polution atau kelompok ahli di bidang aspek ilmu pencemaran lingkungan menyampaikan bahwa :

1. Kehidupan bila terakumulasi

2. Kerusakan pada sumber daya

3. Bahaya pd kesehatan manusia (TERTELAN)

4. Bahaya pd kesehatan manusia ( kena kulit )

6. Degredasi kehidupan.

Page 21: Pollution Prevention

Gesamp mendefinisikan bahan-bahan cairan yang merugikan dalam bbrp kategori :

• Kategori A : Bhn-bhn yg menimbulkan bahaya besar bagi sumber daya laut dan kesehatan manusia serta kerugian serius bagi lingkungan

• Kategori B : Bhn-bhn yang akan mendatangkan bahaya yaitu : Acrylonitie, butyralehyde, carbon tetrachloide,ethelyne dll

• Kategori C : Bhn-bhn yang akan mendatangkan bahaya kecil yaitu : Acetaldehyde, bunlene,cyclohexane dll

• Kategori D : Bhn-bhn yang akan mendatangkan bahaya yang tidak dapat dikenal yaitu : Acetone,butylacrylate dll

Page 22: Pollution Prevention

Kelengkapan dokumen sesuai Anex I marpol 73/78

• Oil record book Part 1 dan part 2

• Loading and damage stability

• ODM Pos manual

• COW and Equipment manual

• CBT ops manual

• OWS manual

• Sopep

Page 23: Pollution Prevention