31
I. PENDAHULUAN Industri makanan ringan semakin berkembang pesat di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Dari skala usaha kecil sampai skala multinasional. Pada tahun 2007, menurut Euromonitor International dikutip Fitriasti (2008), perkembangan industri kategori makanan ringan mencapai 11% dan khusus untuk kategori keripik/chips dan crips mengalami pertumbuhan penjualan paling pesat. Menurut Lusas (2001), Industri makanan ringan (Snack Food) merupakan salah satu sektor yang memiliki peran penting dalam perkembangan laju industri pangan dunia. Dari tahun ke tahun tingkat penjualan makanan ringan terus mengalami peningkatan. Perkembangan industri ini merupakan bagian dari kecenderungan perubahan pola hidup masyarakat terhadap fleksibilitas dan mobilitas dalam kehidupan sehari- hari, kebiasaan mengudap, gaya hidup modern serta kesibukan yang tinggi sehingga mengakibatkan konsumsi 1

Popcorn Draft1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Popcorn Draft1

I. PENDAHULUAN

Industri makanan ringan semakin berkembang pesat di negara-negara

berkembang, termasuk Indonesia. Dari skala usaha kecil sampai skala

multinasional. Pada tahun 2007, menurut Euromonitor International dikutip

Fitriasti (2008), perkembangan industri kategori makanan ringan mencapai 11%

dan khusus untuk kategori keripik/chips dan crips mengalami pertumbuhan

penjualan paling pesat.

Menurut Lusas (2001), Industri makanan ringan (Snack Food) merupakan

salah satu sektor yang memiliki peran penting dalam perkembangan laju

industri pangan dunia. Dari tahun ke tahun tingkat penjualan makanan ringan

terus mengalami peningkatan. Perkembangan industri ini merupakan bagian

dari kecenderungan perubahan pola hidup masyarakat terhadap fleksibilitas dan

mobilitas dalam kehidupan sehari-hari, kebiasaan mengudap, gaya hidup

modern serta kesibukan yang tinggi sehingga mengakibatkan konsumsi

makanan ringan menggantikan makan utama (Fitriasti, 2008)

Menurut kamus Webster‘s New Ninth Collegiate, (1757) dikutip oleh

Lusas & Rooney (2001), Snacks didefinisikan sebagai makanan ringan/camilan

yang dikonsumsi diantara waktu makan utama. Istilah Snack mencakup produk-

produk pangan secara luas dan beragam. Untuk kategori savory food saja terdiri

dari bermacam-macam produk. Mulai dari popcorn, pretzel snack, hingga

keripik (Fitriasti, 2008). Snack biasanya dikonsumsi sebagai makanan ringan

atau sebagai pengganti makanan utama. Snack seringkali dikonsumsi ketika

1

Page 2: Popcorn Draft1

sedang bepergian, menonton pertandingan olah raga, dan kegiatan-kegiatan

lainnya (Guy, 2001).

Istilah Snacks, Snack Food, dan Savory Food memiliki makna yang sama,

namun seringkali digunakan secara berbeda, termasuk istilah salty dan

seasoned. Kata savory didefinisikan sebagai “rasa menyenangkan” dan

“makanan pembangkit rasa” (Kamus Webster, 1661 dikutip Lusas & Rooney,

2000).

Sektor pangan utama yang termasuk kedalam snack food, mencakup

sebagian besar produk-produk snack antara lain popcorn, keripik kentang,

snack-snack yang dipanggang atau digoreng, dan snack berbasis pati (Guy,

2001). Salah satu komoditas pangan yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan

baku untuk membuat makanan ringan adalah jagung.

Jagung (Zea mays L.) merupakan komoditas terpenting ketiga di dunia

dengan total produksi 576 juta ton pada tahun 1997-1998. Negara penghasil

jagung terbanyak adalah Amerika Serikat (41%), diikuti oleh Cina, Mexico,

Brazil, Argentina, Amerika Tengah dan beberapa negara di Afrika (Suhendro

dalam Lusas & Rooney, 2000). Salah satu produk olahan jagung sangat

populer dan legendaris adalah popcorn.

Popcorn adalah makanan kecil (snack) yang merupakan makanan ringan

tertua di dunia. Walaupun hampir setiap orang dapat membuat popcorn di

rumahnya, namun hanya sedikit orang yang megetahui mengapa biji popcorn

dapat mengembang dan bagaimana pengaruh proses lain selain pemanasan.

2

Page 3: Popcorn Draft1

Popcorn pertama kali ditemukan oleh penduduk asli Amerika sekitar 3000 SM

(Cretors dalam Lusas & Rooney, 2001).

Sejarah dan budaya popcorn sudah dimulai sejak benua Amerika masih

dikuasai oleh suku-suku Indian. Popcorn diduga sudah dikenal sejak lebih dari

5000 tahun yang lalu. Popcorn ditemukan dalam keadaan tumbuh secara liar.

Pada masa sulit di Perang Dunia II, budidaya tanaman popcorn berlangsung

secara besar-besaran di AS dan beberapa negara Amerika Latin. Hal tersebut

terutama disebabkan karena popcorn memiliki harga yang relatif lebih murah

sehingga keberadaannya semakin populer (wikipedia.com, 2010). Ketika bisnis

lain mengalami kegagalan, bisnis popcorn semakin berkembang dan menjadi

sumber pendapatan para petani setempat.

3

Page 4: Popcorn Draft1

II. POPCORN

II.1 Pengertian Popcorn

Secara terminologi Corn berarti biji-bijian, terutama biji jagung,

sedangkan Pop berarti meletup. Jadi popcorn dapat diartikan sebagai

jagung yang meletup. Di Indonesia, popcorn juga dikenal dengan istilah

Jagung Berondong.

Gambar2.1 Popcorn (Zea mays everta) Setelah Dipanen(Sumber : wikipedia.com, 2010)

Popcorn (Zea mays everta) merupakan salah satu dari tujuh varietas

jagung berdasarkan sifat endospermanya (Awaluddin, 2009). Ketujuh

varietas jagung tersebut antara lain : Jagung mutiara (Flint corn), Jagung

Gigi Kuda (Dent corn), Jagung Manis (Sweet corn), Jagung Berondong

(Popcorn), Jagung Tepung (Floury corn), Jagung Ketan (Waxy corn), dan

Jagung Pod (Pod corn). Seluruh varietas jagung tersebut memiliki sifat

yang berbeda secara signifikan dari warna, ukuran, dan bentuk biji (Rooney

& Suhendro dalam Lusas & Rooney, 2001).

Karakteristik utama yang dimiliki popcorn yang membedakannya

dengan varietas jagung yang lain adalah biji popcorn sebagian besar

4

Page 5: Popcorn Draft1

mengandung pati keras, mempunyai pericarp yang sangat keras, dan

endosperma di lapisan luarnya dapat menahan tekanan internal hingga 9,3

atm serta dibutuhkan suhu cukup tinggi untuk dapat membuatnya

mengembang (Cretors dalam Lusas & Rooney, 2000).

II.2 Jenis-Jenis Jagung untuk Pembuatan Popcorn

Menurut Hallauer (2001), popcorn terdiri dari beberapa jenis. Jenis

popcorn secara garis besar dikelompokkan berdasarkan bentuk biji, warna,

atau bentuk produk setelah mengembang. Jenis popcorn berdasarkan

warna antara lain hitam, merah, dan beraneka warna. namun secara

komersial jenis popcorn yang banyak digunakan adalah popcorn jenis

kuning dan putih.

Menurut Cretors dalam Lusas & Rooney (2000), Biji popcorn putih

adalah biji yang berukuran kecil, berwarna putih dan terdapat sedikit

kemiripan dengan biji beras. Beberapa jenis hibrida yang spesifik

menggunakan nama seperti : baby rice, japanese hulles atau white hulles.

Pericarpnya lebih tipis dari jenis yang lain dan setelah popping pericarpnya

tidak terlihat jelas. Biji yang telah di-popping berwarna sangat putih,

berukuran kecil, dan sangat lunak. Jenis ini terutama digunakan pada skala

rumaah tangga karena sifatnya yang sangat lunak dan rapuh.

Biji popcorn kuning sebagian besar digunakan pada skala komersial.

Bijinya berbentuk bulat dan memiliki warna kuning medium. Memiliki

ukuran yang berbeda, dari kecil, sedang, dan besar. Bentuknya berubah

5

Page 6: Popcorn Draft1

setelah di-popping, Sebagian besar berbentuk tak beraturan seperti flake

(flake popcorn) atau berbentuk kupu-kupu (butterfly popcorn) dengan

sejumlah sayap menonjol keluar (Hallauer, 2001). Beberapa jenis yang lain

berbentuk lebih bulat dan disebut sebagai ball atau mushroom corn.

Butterfly corn dianggap memiliki sensasi rasa di mulut (mouthfeel) yang

lebih baik dengan kelembutan yang baik serta lebih sedikit bercak yang

terlihat.

Gambar2.2. Ball/Mushroom Popcorn (kiri) & Butterfly Popcorn (kanan) (Sumber : Illinois Government News Network, 2003

dikutip Wikipedia.com, 2010)

Ketika popcorn jenis Mushroom di-popping, biji mengembang dari

bentuk bola yang kecil hingga ukurannya membesar. Titik-titik berwarna

kecokelatan sedikit terlihat di bagian permukaan sebagai sisa hasil kontak

panas dengan pericarp di bagian bawah. Jenis popcorn ini diolah dengan

proses popping yang merata. Lain halnya dengan popcorn jenis butterfly.

Ketika proses popping berlangsung, pergerakannya berputar ke arah luar

dan dalam sehingga pericarpnya terjebak di bagian dalam (Cretors dalam

Lusas & Rooney, 2001)

6

Page 7: Popcorn Draft1

II.3 Karakteristik & Penggunaan Popcorn

II.3.1 Karakteristik Popcorn

Menurut Cretors dalam Lusas & Rooney (2001), Popcorn

merupakan snack renyah yang paling higroskopis. Hal ini

menyebabkan popcorn harus dijaga agar tetap segar dan l. Popcorn

yang keras daan liat seringkali disebabkan karena kondisi yang

kelembabannya terlalu tinggi. Pada metode popping cara basah,

masalah yang timbul biasanya terjadi selama beberapa hari ketika

kelembaban relatifnya lebih dari 50%. Kadar air yang diinginkan

dari popcorn rasa asin, keju, dan flavor yang lain adalah 1.0 – 1.5%

atau kurang. Produk yang sangat renyah dengan kadar air 1 – 2%

akan cepat berubah menjadi liat pada kadar air 4 – 5%. Beberapa

literatur menunjukkan bahwa popcorn pada awalnya memiliki kadar

air 1.5% setara dengan rata-rata 2.5% kadar air pada RH 20%

ketika di simpan selama 15 menit di suhu ruang, 3.5% pada RH

30%, 4.5% pada RH 40%, 5.5% pada RH 50%, 6.5% pada RH

60%, dan 7.5% pada RH 70%.

II.3.2 Penggunaan Popcorn

Popcorn biasanya disajikan sebagai popcorn manis dan asin.

Satu atau lebih zat citarasa dan warna ditambahkan pada proses

pengolahan popcorn setelah proses popping (Cretors dalam Lusas

& Rooney, 2001). Proses pelapisan (coating) pada popcorn, juga

7

Page 8: Popcorn Draft1

diaplikasikan pada produk-produk camilan yang lain, misalnya

produk camilan berbasis pati, beras, atau gandum (Guy, 2001).

Menurut Cretors dalam Lusas & Rooney (2001), Flavor garam

dan keju biasanya diterapkan dengan menggunakan minyak yang

bertindak sebagai media pembawa flavor dan membantu agar

melekat pada produk. Pada popcorn yang rasanya asin, minyak

disemprotkan pada produk dengan menggunakan jenis pipa semprot

tertentu yang bervariasi pada konsentrasi 20-30% berat akhir

produk. Pemberian warna dan flavor dapat ditambahkan ke dalam

minyak agar menghasilkan produk lain yang berbeda sedangkan

pada popcorn yang dilapisi keju, tahap persiapan diawali dengan

mencampurkan minyak kelapa atau minyak jenis lain yang

memiliki daya tahan yang stabil dengan keju bubuk. Kandungan

kejunya berkisar antara 30% - 50% berat. Campuran ini kemudian

dipanaskan hingga 49o – 54oC untuk melelehkan keju. Pelelehan

keju merupakan hal yang penting karena alat penyemprot untuk

pelapisan keju lebih mudah menyumbat pipa dan lubang

penyemprotnya. Selain itu, keju dalam bentuk cair menyerap

popcorn dengan lebih baik

Proses pengolahan popcorn atau snack food lain yang melalui

proses pelapisan dengan gula/karamel lebih kompleks dari popcorn

yang dilapisi garam atau keju karena gula harus benar-benar

tercampur dan matang sebelum proses pelapisan dilakukan. Proses

8

Page 9: Popcorn Draft1

pembuatan popcorn manis dimulai dari memasak larutan gula

dalam panci stainless steel atau tembaga hingga terbentuk kembang

gula keras (hard candy) atau karamel. Kemudian larutan gula yang

telah mendidih dituangkan diatas popcorn yang telah di-popping

dalam mixer, terdiri dari drum yang berputar secara vertikal dengan

sejenis bor yang berputar secara vertikal di sepanjang samping sisi

drum. Hasil yang diperoleh adalah gula terdistribusi merata

melapisi popcorn (Cretors dalam Lusas & Rooney, 20001).

II.4 Nilai Gizi Popcorn

Popcorn tidak dianggap sebagai makanan yang buruk bagi

kesehatan. Pada kenyataannya, popcorn justru merupakan camilan

sehat (Cretors dalam Lusas & Rooney, 2001). Camilan popcorn

secara alami kaya akan serat pangan, memiliki kandungan lemak &

nilai kalori rendah, tidak mengandung natrium, dan bebas gula

(Ferring, 2008). Dokter gigi lebih menyarankan konsumsi popcorn

asin daripada popcorn manis. Persatuan Diet Amerika

memperbolehkan konsumsi popcorn sebagai pengganti roti untuk

menjaga berat badan selama diet. Bahkan, Institut Kanker Nasional

AS memasukkan popcorn sebagai salah satu dari daftar makanan

yang mengandung sumber serat yang tinggi yang dapat membantu

mengurangi resiko kanker usus besar (Cretors dalam Lusas &

Rooney, 20001). Tetapi seiring dengan ragamnya pengolahan

9

Page 10: Popcorn Draft1

popcorn, terutama berkaitan dengan flavoring, sejumlah besar

lemak, gula, dan sodium seringkali ditambahkan dalam pengolahan

popcorn yang dapat mengubah nilai gizinya secara signifikan, dan

menjadi pilihan yang sangat sulit oleh mereka yang sedang

melakukan diet. Nilai gizi popcorn tanpa bahan tambahan pangan

dapat dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Nilai Gizi Popcorn Tanpa Bahan Tambahanper 100 gram (3.5 oz)

Energi 1,598 kJ (382 kkal)

Karbohidrat 78 g

Serat Pangan 15 g

Lemak 4 g

Protein 12 g

Thiamin (Vit. B1) 0.2 mg (15%)

Riboflavin (Vit. B2) 0.3 mg (20%)

Zat Besi 2.7 mg (22%)

(Sumber : USDA Nutrient Database dikutip Wikipedia.com, 2010)

Popcorn yang dijual sebagian besar bioskop di Amerika Serikat

menggunakan minyak kelapa untuk mengembangkan biji, kemudian

melapisinya dengan mentega atau margarin yang kandungan lemaknya

melebihi gabungan antara sarapan dengan daging babi dan telur, kentang

goreng, serta makan malam dengan daging steak. (Grimes, 1994)

Peneliti juga menemukan bahwa camilan popcorn yang dikonsumsi

bersama minuman di dalam bioskop mengandung 29 gram lemak jenuh

(DietFacts.com, 2004) dan memiliki nilai kalori yang setara dengan 3

10

Page 11: Popcorn Draft1

hamburger ukuran tiga perempat. Dari hasil penelitian yang dilakukan

Center for Science and Public Interest (CSPI) ditemukan bahwa popcorn

ukuran sedang dan minuman pendampingnya rata-rata memiliki 1.160

kalori (FDA Daily Reference Value, dikutip Wikipedia.com, 2010). Jumlah

ini cukup tinggi karena popcorn hanyalah makanan selingan bukan

makanan pokok. Sementara kebutuhan kalori orang dewasa rata-rata 1.800-

2.000 kalori perhari.

11

Page 12: Popcorn Draft1

III. PEMBUATAN POPCORN

III.1 Prinsip Pembuatan Popcorn

Popcorn merupakan jenis camilan yang dibuat melalui proses

Puffing/Popping, yaitu istilah yang digunakan untuk produk-produk

olahan yang mengalami proses pengembangan. Tidak seperti makanan

ringan komersial lain pada umumnya, proses pengembangan (popping)

pada popcorn terjadi secara alamiah. Menurut Cretors dalam Lusas &

Rooney (2000), biji popcorn sebagian besar mengandung pati keras

alami, mengandung 14% kadar air, dan memiliki kulit (pericarp) yang

sangat keras. Lapisan biji bagian luar dapat menahan tekanan internal

yang diberikan hingga sebesar 135 Psi (gauge) atau 9,3 atm.

Menurut Awaluddin (2009), pada saat biji popcorn tersebut

dimasukkan kedalam wajan yang mengandung minyak dengan panas di

atas 100 0C, air dalam biji jagung tersebut akan bereaksi dengan pati

sehingga terbentuk gel.  Ketika dipanaskan, suhu dan tekanan internal

biji meningkat. Air yang terkandung di bagian dalam biji menguap dan

berada dalam kondisi uap super panas (superheated steam). Pada saat

tersebut, pati dalam biji mengalami gelatinisasi dan bagian

endospermanya menjadi lunak dan bersifat lentur (Cretors dalam Lusas &

Rooney, 2000).

Pada saat suhu minyak mencapai 1800C, gel yang telah terbentuk

memiliki tekanan yang sangat besar karena pada suhu tersebut air sudah

berada dalam bentuk gas dengan tekanan yang besar. Walaupun pericarp

12

Page 13: Popcorn Draft1

ini mampu menahan tekanan hingga 9,3 atm, tetapi tekanan yang besar

dari uap pada suhu ini, mampu memecahkan kulit tersebut (Awaluddin,

2009). Pecahnya kulit jagung tersebut juga diikuti keluarnya pati jagung

yang berbentuk gel di dalam biji serta mendenaturasikan protein menjadi

bentuk busa yang mengembang. Saat uapnya dikeluarkan, suhu internal

menurun. Pada suhu yang lebih rendah, pati dan polimer protein

mengalami retrogradasi membentuk polimer berbentuk busa dengan sifat

kaku. Hal ini menyebabkan  popcorn yang dihasilkan menjadi renyah

dan tetap dapat mempertahankan bentuknya pada saat sudah dingin dan

kering (Awaluddin, 2009).

Menurut Cretors dalam Lusas & Rooney (2001) pengembangan

(popping) optimum pada biji jagung memerlukan keseimbangan panas

dan kadar air. Jika bijinya dipanaskan terlalu cepat, pati di bagian dalam

tidak tergelatinisasi. Walaupun pati di bagian yang lebih luar mencapai

suhu dan tekanan yang diperlukan untuk menyebabkan pecahnya

pericarp, namun hal tersebut tidak terjadi secara merata dan pati di bagian

dalam tidak mengembang karena tidak tergelatinisasi. Sebaliknya, bila

pemanasannya terlalu lambat, peningkatan tekanan internal tidak dapat

terus naik serta terjadi kehilangan kandungan air di bagian luar biji saja.

Keseimbangan suhu dan tekanan yang optimal untuk popping adalah

dengan cara memanaskan biji dengan laju yang cukup lambat untuk

mematangkan pati hingga ke bagian pusat biji sebelum tekanan

internalnya memecahkan pericarp, tetapi tidak terlalu lambat yang dapat

13

Page 14: Popcorn Draft1

menyebabkan keluarnya kandungan air sebelum biji mencapai suhu dan

tekanan untuk mengembang (popping).

III.2 Metode-Metode Popping dalam Pembuatan Popcorn

III.2.1 Metode Popping Cara Basah (Oil Popping)

a. Proses Pengembangan (Popping)

Menurut Cretors (1893) dalam Lusas & Rooney (2001) metode

basah atau metode popping dengan menggunakan minyak (oil

popping) merupakan metode yang paling banyak dipakai. Jagung

dan minyak ditempatkan di dalam suatu wadah dengan rasio

jagung dan minyak 3 : 1. Jagung mulai mengembang ketika

jagung dan minyak mencapai suhu yang tepat. Panas yang cukup

(450 oF, 232 oC) diperlukan pada bagian dasar wajan untuk siklus

popping normal, yaitu selama 2,5-3,0 menit. Dalam waktu tersebut

biji jagung mengembang hingga volume pengembangan terbaik.

Siklus waktu tersebut dapat diatur dengan mengubah laju

pemanasannya atau dengan mengubah jumlah bahan baku yang

masukkan ke dalam wajan bila laju pemanasannya tetap.

Minyak dan jagung harus diagitasi selama proses berlangsung

untuk memperoleh perpindahan panas secara merata. Pada mesin

pembuat popcorn kemersial, pada bagian katel dilengkapi dengan

tangki pengaduk. pada skala rumah tangga, wadah/panci dimana

jagung diletupkan diguncangkan di atas kompor. Metode popping

14

Page 15: Popcorn Draft1

dengan minyak merupakan metode yang paling sederhana dalam

pembuatan snack yang ada.

b. Penggunaan Minyak

Menurut Cretors dalam Lusas & Rooney (2001), Penggunaan

minyak dalam proses popping memiliki dua fungsi utama, yaitu

sebagai medium penghantar panas dan menambahkan flavor khas

pada produk akhir. Fungsi lain penambahan minyak adalah dapat

memperbaiki bentuk dan struktur fisik, menambah nilai gizi dan

kalori, serta memberikan citarasa yang gurih (Ketaren, 2005).

Menurut Cretors dalam Lusas & Rooney (2001), Terdapat

beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan jenis

minyak yang digunakan untuk proses popping . faktor pertama

adalah titik cair minyak. Titik cair minyak adalah suhu pada saat

terjadi tetesan pertama minyak/lemak (Ketaren, 2005). Dalam

bahan makanan, terdapat berbagai jenis trigliserida dan komponen

lainnya, karena itulah titik cair lemak/minyak tidak tajam, tetapi

merupakan suatu kisaran suhu (Winarno, 1992). Asam lemak

selalu menunjukkan kenaikan titik cair dengan semakin

panjangnya rantai karbon. Asam lemak yang derajat

ketidakjenuhannya semakin tinggi mempunyai titik cair yang

semakin rendah ( Krischenbauer, 1960 dikutip Ketaren, 2005).

Jika titik cair minyak yang digunakan berada di atas suhu tubuh,

pada produk akhir yang dihasilkan dapat meninggalkan kesan

15

Page 16: Popcorn Draft1

berlilin (waxy) di dalam mulut. Popcorn seringkali dikonsumsi

bersama dengan minuman dingin yang dapat memperkuat sensasi

lilin dan membuat produk menjadi tidak diinginkan (Cretors

dalam Lusas & Rooney, 2001).

Jenis minyak yang digunakan untuk proses popping popcorn

yang populer di Amerika serikat adalah minyak kelapa, minyak

jagung, minyak kacang, minyak biji bunga matahari, minyak

kacang kedelai, atau minyak campuran yang dibuat secara

komersial. Banyak juga digunakan bahan pangan olahan minyak,

seperti mentega dan margarin (Ketaren, 2005). Selama kurun

waktu beberapa tahun, minyak kelapa merupakan minyak paling

banyak digunakan untuk popping popcorn karena minyak kelapa

memiliki harga yang terjangkau, mencair pada 76 oF, sangat stabil,

dan memiliki flavor yang baik (Cretors dalam Lusas & Rooney,

2001).

III.2.2 Metode Popping Cara Kering (Dry Popping)

Metode kering merupakan metode yang banyak digunakan

pada pembuatan popcorn skala kecil, komersial, dan skala

industri. Udara panas dari alat pengembang (popper) yang

berbentuk keranjang kawat, memuat sejumlah kecil popcorn yang

di bawahnya terdapat pembakar. Wadah tersebut diguncangkan

dengan cepat untuk mengagitasi jagung dan menjaganya agar

16

Page 17: Popcorn Draft1

tidak hangus. Saat ini, skala komersial menggunakan drum dengan

motor pemutar yang terbuat dari kawat dengan api terbuka atau

dengan menggunakan elemen panas listrik.

III.2.3 Metode Popping dengan Microwave

Metode popping dengan menggunakan microwave merupakan

metode yang lebih praktis dan mudah, karena menggunakan Oven

Microwave. Oven microwave dapat dengan cepat memanaskan air

dan pati yang terkandung dalam biji hingga tercapai suhu

pengembangan (popping). Namun, metode ini membutuhkan

jumlah energi dan biaya operasi tinggi sehingga popping dengan

metode ini terutama dilakukan di rumah yang memiliki oven

microwave.

17

Page 18: Popcorn Draft1

IV. KESIMPULAN

Popcorn merupakan jenis camilan yang dibuat melalui proses

Puffing/Popping dan proses pengembangannya terjadi secara alamiah

menggunakan suhu dan tekanan tertentu.

Jenis popcorn secara garis besar dikelompokkan berdasarkan bentuk biji,

warna, atau bentuk produk setelah mengembang. Namun secara komersial

jenis popcorn yang banyak digunakan adalah popcorn jenis kuning dan

putih.

Metode-metode popping dalam pembuatan popcorn terdiri dari : Metode

Popping Cara Basah (Oil Popping), Cara Kering (Dry Popping), dan

Microwave Popping

Popcorn plain atau popcorn tanpa zat aditif kaya akan serat pangan,

kandungan lemak & kalori rendah, tidak mengandung natrium, dan bebas

gula. Tetapi untuk kepentingan flavoring, sejumlah besar lemak, gula, dan

sodium seringkali ditambahkan yang mengubah nilai gizinya secara

signifikan.

18

Page 19: Popcorn Draft1

DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2010. Popcorn. Available at: http://www.wikipedia.com (Diakses tanggal 10 Agustus 2010

Awaluddin, 2009. Apa yang Menyebabkan Biji Jagung Menjadi Popcorn?. Available at http://www.chem-is-try.com (Diakses 10 Agustus 2010)

Fitriasti, M. 2008. Snacking Our Nation. Food Review : volume III (7): 18

Grimes, W. 1994. How About Some Popcorn With Your Fat?. Available at http://www.insidenytimes.com (Diakses 23 Agustus 2010)

Guy, R. 2001. Extrusion Cooking. Woodhead Publishing Ltd., Cambridge, UK.

Hallauer, A. R. 2001. Specialty Corn. CRC Press. Boca Raton, FL.

Ketaren, S. 2005. Minyak dan Lemak Pangan. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta.

Lusas, R.W. dan L.W. Rooney. 2001. Snack Food Processing. CRC Press, Boca Raton, FL.

Matz, S.A. 1992. Snack Food Technology. Pan-Tech International, McAllen, Texas.

Peterson, M.S. dan A.H. Johnson. 1978. Encyclopedia of Food Science. The AVI Publ., Co., Wesport, CT.

William, M. 2008. Foods Experimental Perspectives. Pearson Prentice Hall, Upper Saddle River, NJ.

Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

19