25
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM PERCOBAAN IV PENGARUH POLUSI DOMESTIK TERHADAP KUALITAS AIR NAMA : AYU ANGGRAENI NIM : H41112007 HARI/TANGGAL : KAMIS / 28 MARET 2013 KELOMPOK : II (DUA) A ASISTEN : MASYARANI SULAEMAN MUHAMMAD IQRAM

populasi domestik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan populasi

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUMEKOLOGI UMUM

PERCOBAAN IVPENGARUH POLUSI DOMESTIK TERHADAP KUALITAS AIR

NAMA : AYU ANGGRAENINIM : H41112007HARI/TANGGAL : KAMIS / 28 MARET 2013KELOMPOK : II (DUA) AASISTEN : MASYARANI SULAEMAN MUHAMMAD IQRAM

LABORATORIUM ILMU LINGKUNGAN DAN KELAUTANJURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2013BAB IPENDAHULUAN

Kualitas lingkungan perairan adalah suatu kelayakan lingkungan perairan untuk menunjang kehidupan dan pertumbuhan organisme air yang nilainya dinyatakan dalam suatu kisaran tertentu. Sementara itu, perairan ideal adalah perairan yang dapat mendukung kehidupan organisme dalam menyelesaikan daur hidupnya (Boyd, 1982).Menurut Ismoyo (1994) kualitas air adalah suatu keadaan dan sifat-sifat fisik, kimia dan biologi suatu perairan yang dibandingkan dengan persyaratan untuk keperluan tertentu, seperti kualitas air untuk air minum, pertanian dan perikanan, rumah sakit, industri dan lain sebagainya. Sehingga menjadikan persyaratan kualitas air berbeda-beda sesuai dengan peruntukannya.Kerusakan air menurut adalah berupa hilangnya atau mengeringnya sumber air dan menurunnya kualitas air. Hilang atau mengeringnya sumber air bertalian erat dengan peristiwa erosi sedang menurunnya kualitas air dapat disebabkan oleh kandungan sedimen yang bersumber dari erosi atau kandungan bahan-bahan senyawa dari limbah rumah tangga, limbah industri dan limbah pertanian (Boyd, 1982).Oleh karena itu untuk mengetahui pengaruh polusi domestik dalam kualitas air dari beberapa sumber yang berbeda, kami melakukan percobaan ini agar kita dapat mengetahui air manakah yang paling tercemar oleh polusi domestik, dimana sampel-sampel yang akan diteliti sebanyak 8 yaitu air laut jam 12 malam dan 6 pagi, air sungai, air kolam, air danau, air PAM, air selokan dan air sumur.

I.2 Tujuan Percobaan Tujuan dari praktikum ini adalah :1. Untuk mengetahui kualitas air dari beberapa sumber yang berbeda, dengan menggunakan Methylen Blue.2. Mengenalkan dan melatih mahasiswa dalam menggunakan peralatan yang berhubungan dengan pencemaran lingkungan.

I.3 Waktu dan Tempat Percobaan Percobaan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 28 Maret 2013, pada pukul 14.00 17.00 WITA bertempat di Laboratorium Biologi Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar. Dan pengamatan dilakukan di tempat gelap (Canopy) dan tempat terang (lantai 4 Fakultas MIPA).

BAB IITINJAUAN PUSTAKAPolusi domestik atau polusi akibat aktivitas rumah tangga yang dapat berupa sampah, sisa makanan, sabun, deterjen dan bahan tinja di mana bahan ini sangat mudah diuraikan oleh mikroba air dengan menggunakan oksigen terlarut dalam air. Derajat pencemaran dalam suatu perairan dapat diketahui dengan bermacam-macam cara, misalnya berdasarkan kejernihan air, kandungan O2 terlarut, kebutuhan O2 oleh mikroba (BOD = Biological Oxygen Demand) dan proses kimiawi lainnya dalam menguraikan suatu bahan organik di dalam air tersebut (Umar, 2013).Kualitas air adalah kondisi kualitatif air yang diukur atau diuji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 1 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 115 Tahun 2003). Kualitas air dapat dinyatakan dengan parameter dari kualitas air. Parameter ini meliputi parameter fisik, kimia, dan mikrobiologis. Parameter fisik menyatakan kondisi fisik air atau keberadaan bahan yang dapat diamati secara visual/kasat mata. Yang termasuk dalam parameter fisik ini adalah kekeruhan, kandungan partikel/padatan, warna, rasa, bau, suhu dan sebagainya (Soendjojo, 1990).Parameter kimia menyatakan bahwa kandungan unsur/senyawa kimia dalam air seperti kandungan oksigen, bahan organik (dinyatakan dengan BOD, COD dan TOC), mineral atau logam, derajat keasaman, nutrien / hara, kesadahan dan sebagainya. Parameter mikrobiologis menyatakan kandungan mikroorganisme dalam air seperti bakteri, virus dan mikroba patogen lainnya . Berdasarkan hasil pengukuran atau pengujian, air sungai dapat dinyatakan dalam kondisi baik atau tercemar. Sebagai acuan dalam menyatakan kondisi tersebut adalah baku mutu air, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 (Soendjojo, 1990).Secara ekologi, wilayah laut merupakan bentang alam yang di tempati oleh berbagai macam ekosistem seperti mangrove, terumbu karang dan padang lamun yang menjadi habitat bagi biota untuk hidup dan merupakan sumber nutrien bagi organisme perairan, termasuk ikan. Pelestarian suatu wilayah laut merupakan upaya yang harus dilakukan, karena menyangkut kelestarian sumberdaya alam bagi generasi yang akan datang selanjutnya (Anwar. dkk., 2007).Pertumbuhan populasi manusia yang cepat dan besarnya pengembangan wilayah kota yang ke arah pantai dapat menyebabkan terjadinya pembukaan wilayah tersebut untuk berbagai aktivitas industri dan pemukiman yang memicu terjadinya pencemaran laut. Pencemaran laut diartikan sebagai masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan komponen lain ke lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan mutu dan fungsinya (Ashley, 2005).Pencemaran laut dapat memberikan pengaruh yang membahayakan terhadap kehidupan biota di laut, sumberdaya dan kenyamanan ekosistem laut serta kesehatan manusia dan nilai guna lainnya dari ekosistem laut. Pencemaran laut juga dapat mengurangi nilai estetika dan nilai lingkungan laut intrinsik yang sangat penting dalam rekreasi. Apabila laut mengalami pencemaran maka sebagian dari biomassa juga akan turut tercemar (Clark, 2003).Salah satu polutan atau penyebab terjadinya kerusakan yang sangat berpotensi dalam mencemari laut adalah minyak. Dimana dalam pencemaran minyak tersebut yang merupakan penyebab utama pencemaran laut. Pencemaranminyak dapat membahayakan ekosistem laut karena ekosistem perairan sangat rentan terhadap minyak (Mukhtasor, 2007).Ancaman utama pencemaran minyak terhadap biota perairan adalah terjadinya penutupan permukaan perairan. Hewan dan tumbuhan sangat beresiko terkontaminasi di permukaan laut yang telah terkontaminasi minyak. Kura-kura, reptil laut dan burung yang hidup mencari makan dengan menyelam terkena dampak utama dari pencemaran minyak, begitu juga halnya dengan biota laut lain termasuk ikan (Mukhtasor, 2007). Komponen hidrokarbon aromatis dari minyak bumi seperti senyawa benzen dan toluen merupakan senyawa toksik yang langsung membunuh biota perairan saat terjadinya pencemaran minyak di perairan. Senyawa ini pada konsentrasi tertentu, dapat mematikan suatu organisme laut yang hidupnya menetap seperti kerang, larva ikan karena tidak mampu melarikan diri dengan cepat. Efek sub letal dari minyak bumi adalah dapat mengganggu kemampuan organisme laut untuk berproduksi, tumbuh dan mencari makan karena terjadinya perpanjangan paparan konsentrasi minyak. Hewan yang tinggal menetap di perairan dangkal (kerang dan remis) yang secara rutin akan menyaring sejumlah besar air laut untuk mengekstrak makanannya sendiri, yang biasanya akan mengakumulasi komponen minyak tersebut. Keberadaan minyak dalam tubuh organisme dapat menyebabkan hewan tersebut menjadi tidak enak dikonsumsi, karena adanya rasa atau aroma minyak. Hal ini merupakan masalah yang sangat penting yang berhubungan dengan kehidupan nelayan dan masyarakat itu sendiri yang mengkonsumsi hewan laut, termasuk ikan hingga kembali ke kondisi normal (Darmono, 2001).Pada umumnya seluruh limbah domestik dibuang langsung ke dalam badan sungai atau sembarang tempat yang tidak bertuan dan tanpa didahului pengolahan walaupun sederhana. Padahal limbah domestik mengandung campuran unsur-unsur yang sangat kompleks. Kehadiran pencemar di dalam badan air ada yang secara langsung dapat diketahui tanpa melakukan pemeriksaan laboratorium, seperti timbulnya busa, warna dan bau yang tidak sedap. Masuknya limbah yang membutuhkan oksigen ke badan air akan menurunkan secara cepat kandungan oksigen di dalam air. Limbah ini menimbulkan ancaman bagi kehidupan flora dan fauna yang terdapat dalam badan sungai. Selain itu kondisi tersebut sangat kondusif untuk pertumbuhan bakteri. Manakala oksigen itu tidak terdapat lagi di dalam air. Penguraian senyawa itu akan dilakukan oleh mikro anaerob yang menghasilkan gas asam sulfida (H2S) dan gas metana (CH4). Kehadiran 66% bahan 16 organik dan aktivitas mikroorganisme anaerob di suatu tempat akan menyebabkan timbulnya perubahan warna dan bau busuk yang menusuk pada perairan (Winata, 2000).Nitrogen dalam air dapat berada dalam berbagai bentuk yaitu nitrit, nitrat, amonia atau N yang terikat oleh bahan organik atau anorganik. Nitrit dan nitrat merupakan bentuk nitrogen teroksidasi dengan tingkat oksidasi +3 dan +5. Nitrit merupakan senyawa yang biasanya tidak bertahan lama dan merupakan keadaan sementara proses oksidasi antara amonia dan nitrat yang dapat terjadi dalam air sungai, sistem drainase, instalasi air buangan dan sebagainya. Sedangkan nitrat adalah bentuk senyawa yang berasal dari buangan pertanian, pupuk, kotoran hewan dan manusia. Keberadaan nitrit dalam jumlah tertentu dapat membahayakan kesehatan terganggu karena dapat bereaksi dengan hemoglobin dalam darah, hingga darah tidak dapat mengangkut oksigen lagi. Sedangkan nitrat pada konsentrasi tinggi dapat menstimulasi pertumbuhan ganggang yang tak terbatas, sehingga air kekurangan oksigen terlarut yang bisa menyebabkan kematian ikan (Winata, 2000).Air yang aman adalah air yang sesuai dengan kriteria bagi peruntukan air tersebut. Misalnya kriteria air yang dapat diminum secara langsung (air kualitas A) mempunyai kriteria yang berbeda dengan air yang dapat digunakan untuk air baku air minum (kualitas B) atau air kualitas C untuk keperluan perikanan dan peternakan dan air kualitas D untuk keperluan pertanian serta usaha perkotaan, industri dan pembangkit tenaga air (Whardana, 1995).

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, C., dan Hendra, G., 2007. Peranan Ekologis dan Sosial Hutan Mangrove Dalam Mendukung Pembangunan Wilayah. Prosiding Seminar Ekspose Hasil-hasil Penelitian: Konservasi dan Rehabiliasi Hasil Sumberdaya Hutan. http://www.dephut.go.id/files/Chairil_Hendra.pdf, diakses pada tanggal 30 Maret 2013, hari Sabtu, pukul 15.00 WITA, Makassar.

Ashley, J. Tellis., 2005. Miliatary Modernization in Asia. The National Bureau of Asian Research, Canada.

Clark, R C., and Mayer, R. E., 2003. E-Learning and the Science of Instruction. Proven Guidelines For Consumers And Designers Of Multimedia Learning, 2th Ed. Pfeiffer.

Darmono, 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran (Hubungannya dengan Toksikologi Senyawa Logam). Universitas Indonesia, Jakarta.

Mukhtasor, 2007. Pencemaran Pesisir dan Laut, Perseroan Terbatas. Pradnya Paramita, Jakarta.

Soendjojo, D., 1990. Ekologi Lanjutan. Departemen Diknas dan Budaya. Universitas Terbuka, Jakarta.

Umar, M. R., 2013. Penuntun Praktikum Ekologi Umum. Universitas Hasanuddin, Makassar.

Whardana, Wisnu. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Winata, I. N. A, et. al. 2000. Perbandingan Kandungan P dan N Total dalam Air Sungai di Lingkungan Perkebunan dan Persawahan. Jurnal ILMU DASAR, Vol. 1 No.I. Universitas Jember, Jember.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasila. Tabel pengamatan percobaan I kelompok A (terang) dan B (gelap)No.Air Laut MalamAir Laut PagiAir selokanAir PAMAir SumurAir KolamAir SungaiAir Danau

1.--------

2.++++-----

3.++++++---++

4.+++++++++++

5.++++++++++++++++

6.++++++++++++++++++++

7.+++++++++++++++++++++

8.++++++++++++++++++++++++

9.++++++++++++++++++++++++

10.++++++++++++++++++++++++

11.++++++++++++++++++++++++

12.++++++++++++++++++++++++

Keterangan:- = Biru+ = Jernih kebiruan++ = Jernih+++ = Jernih sekali

IV.2 PembahasanPolusi domestik atau polusi akibat aktivitas rumah tangga yang dapat berupa sampah, sisa makanan, sabun, deterjen, dan bahan tinja. Di mana bahan ini mudah diuraikan oleh mikroba air dengan menggunakan oksigen terlarut dalam air. Derajat pencemaran suatu perairan dapat diketahui dengan bermacam-macam cara, misalnya berdasarkan kejernihan air, kandungan O2 terlarut, kebutuhan O2 oleh mikroba (BOD = Biological Oxygen Demand) dan proses kimiawi lainnya dalam penguraian bahan organik di dalam air. Dalam percobaan ini Metylen Blue berfungsi sebagai indikator untuk menguji tingkat pencemaran air. Alat lain yang digunakan yaitu plastik bening dan karet gelang yang digunakan untuk menutup air yang didalam botol, dan pada saat menuutup botol ditutup usahakan dengan hati-hati agar tidak ada gelembung udara didalam botol yang akan menyebabkan oksigen akan masuk. Alat lain yang juga digunakan yaitu pulpen dan kertas label yang akan ditempel pada masing-masing botol sehingga memudahkan untuk melakukan pengamatan dari berbagai jenis air.Air laut malam pada hari pertama air berwarna biru, pada hari ke 2 berwarna biru muda, hari ke 3 sampai hari ke 4 berwarna jernih kebiruan pada hari ke 5 sampai hari 12 air menjadi jernih, sampel menjadi bening pada hari ke 12 menunjukkan adanya aktivitas mikroba pada sampel tersebut yang menguraikan bahan organik sehingga kandungan O2 pun semakin berkurang. Sehingga tampak perubahan warna dari biru pekat menjadi bening. Air laut pagi sama halnya dengan air laut malam yaitu pada hari pertama air berwarna biru, pada hari ke 2 berwarna biru muda, hari ke 3 sampai hari ke 4 berwarna jernih kebiruan pada hari ke 5 sampai hari 12 air menjadi jernih, dimana pada hari terakhir berubah menjadi biru muda yang menunjukkan adanya aktivitas mikroba pada sampel tersebut yang menguraikan bahan organik sehingga kandungan O2 pun semakin berkurang. Sehingga tampak perubahan warna dari biru pekat menjadi biru muda.Air selokan pada hari pertama, air selokan masih berwarna biru pekat. Pada hari ke 2 sampai hari ke 4 berubah menjadi biru. Sampel air selokan berubah drastis berwarna bening dari hari ke 7 hingga hari ke-12. Hal ini dikarenakan Methylon blue mengalami degradasi akibat aktivitas metabolik dari mikroorganisme yang terlarut di dalam sampel air tersebut. Khusus pada sampel ini, kandungan O2 sangat cepat habis, menunjukkan ada banyak mikroba yang menguraikan bahan organik (proses metabolisme), menandakan bahwa air selokan sangat tercemar oleh mikroba.Air PAM, pengamatan pada hari 1 hingga hari ke 3 air masih berwarna biru, pada hari ke 4 hingga hari ke 5 air berubah warna menjadi biru muda, pada hari ke 6 hingga hari ke 7 air berwarna jernih kebiruan, pada hari ke 8 sampai hari ke 12 air menjadi jernih. Sampel air PAM menunjukkan tidak terlalu tercemari oleh mikroorganisme. Terlihat dengan tidak terlalu cepatnya berubahnya warna biru pekat dari Methylon blue. Hal ini menunjukkan kestabilan relatif sampel air PAM masih tinggi, karena kandungan O2 yang terlarut tidak terlalu mengalami perubahan (berdasarkan hasil pengamatan).Air Sumur, hasil pengamatan sama halnya dengan air PAM yaitu pada hari 1 hingga hari ke 3 air masih berwarna biru, pada hari ke 4 hingga hari ke 5 air berubah warna menjadi biru muda, pada hari ke 6 sampai 7 air berwarna jernih kebiruan, pada hari ke 8 hingga hari ke12 air menjadi jernih sekali. Hal ini menunjukkan tidak terlalu tercemari oleh mikroorganisme. Terlihat dengan tidak terlalu cepatnya berubahnya warna biru pekat dari Methylon blue. Hal ini menunjukkan kestabilan relatif sampel air Sumur masih tinggi, karena kandungan O2 yang terlarut tidak terlalu mengalami perubahan (berdasarkan hasil pengamatan).Air kolam pada hari 1 sampai hari ke 3 air masih berwarna biru, pada hari ke 4 hingga hari ke 5 air berubah warna menjadi biru muda, pada hari ke 6 sampai hari ke 7 air berwarna jernih kebiruan, pada hari ke 8 sampai hari ke 12 air menjadi jernih sekali. Hal ini dikarenakan terdapat mikroorganisme yang terkandung dalam air kolam tersebut. Jumlah mikroba yang terlarut dalam sampel dalam keadaan rendah. Menunjukkan bahwa kestabilan relatif sampel air kolam cukup tinggi.Air Sungai pada hari 1 sampai hari ke 2 masih berwarna biru, pada hari 3hingga ke 4 berubah menjadi warna biru muda, kemudian pada hari 5 sampai 6 air berwarna jernih kebiruan dan pada hari ke 7 hingga hari ke12 air menjadi jernih sekali. Hal ini menunjukkan adanya aktivitas mikroba pada sampel tersebut yang menguraikan bahan organik sehingga kandungan O2 pun semakin berkurang. Sehingga tampak perubahan warna dari biru pekat menjadi bening. Jadi, sampel air sungai tercemari oleh mikroba namun masih dalam konsentrasi sedang.Air Danau pada hari pada hari 1 hingga hari ke 2 masih berwarna biru, pada hari 3 sampai hari ke 4 berubah menjadi warna biru muda, kemudian pada hari 5 hingga hari ke 6 air berwarna jernih kebiruan dan pada hari ke 7 sampai hari ke12 air menjadi jernih sekali. Hal ini menunjukkan adanya aktivitas mikroba pada sampel tersebut yang menguraikan bahan organik sehingga kandungan O2 pun semakin berkurang. Sehingga tampak perubahan warna dari biru pekat menjadi bening. Jadi, sampel air sungai tercemari oleh mikroba namun masih dalam konsentrasi sedang.Dari pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh kestabilan relatif untuk masing - masing air berdasarkan lama atau tidaknya air tersebut mempertahankan keadaan warna awalnya yang semula berwarna biru. Jenis delapan air yang telah diuji dengan methylen blue memberikan gambaran bahwa sumber air yang paling tinggi tingkat pencemarannya yaitu air selokan karena tidak mampu mempertahankan dalam waktu yang lama keadaan awalnya yang berwarna biru. Hal ini disebabkan karena air selokan mengandung banyak mikroorganisme yang mampu menguraikan bahan organik yang terkandung dalam air tersebut. Dan yang paling rendah tingkat pencemarannya yaitu air PAM, ini disebabkan karena kurangnya mikroba yang menguraikan bahan organic tersebut.

BAB VPENUTUP

V.1 Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan tentang polusi domestik, maka dapat disimpulkan :1. Dari kedelapan sumber air yang telah diamati, diperoleh bahwa air yang paling cepat mengalami perubahan warna (tercemar) dan tingkat kestabilan relatif yang rendah yaitu air selokan, dan air yang paling tinggi tingkat kestabilan relatifnya dan mampu mempertahankan warna awalnya yaitu air sumur, air PAM dan air danau.2. Kestabilan relatif air dapat diketahui dengan menggunakan methylen blue. Yang akan berwarna biru selama masih ada O2 terlarut dalam air dan akan berubah warna (warna kuning) apabila O2 terlarut dalam air telah habis.

V.2 Saran Saran saya yaitu sebaiknya dalam melakukan pengamatan didampingi oleh asisten agar tidak terjadi keraguan dalam hasil pengamatan yang dilakukan.