Pork Barrel Politics

Embed Size (px)

Citation preview

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISTEM PEMERINTAHAN AMERIKA SERIKAT dan PERMASALAHANNYA

A. PEMBUKAANSebuah negara tak pernah lepas dari yang namanya Sistem Pemerintahan. Sistem pemerintahan adalah sistem yang dimiliki suatu negara dalam mengatur pemerintahannya1. Di dunia ini, Sistem Pemerintahan dibagi menjadi 2, yakni sistem pemerintahan parlementer dan sistem pemerintahan presidensial. Masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri. Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat, menjaga tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahan yang kontinu dan demokrasi dimana seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan sistem pemerintahan tersebut.Hingga saat ini hanya sedikit negara yang bisa mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara menyeluruh. Secara sempit,Sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam waktu relatif lama dan mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal dari rakyatnya itu sendiri. Salah satu negara yang terkenal dengan kestabilan sistem pemerintahannya adalah Amerika Serikat (United States of America), yang menganut sistem pemerintahan presidensial. Bahkan sistem tersebut sudah banyak ditiru oleh negara-negara lainnya, termasuk Indonesia, meski dengan beberapa penyesuaian. Namun demikian, apakah AS terlepas dari problema-problema dalam sistem pemerintahannya? Dalam makalah ini kami akan menganalisa salah satu masalah dalam sistem pemerintahan AS, yakni Pork Barrel Politics. Kami berharap dapat membuka cakrawala pengetahuan pembaca mengenai Pork Barrel Politics ini, sehingga dapat mencegah pelaksanaan politik ini di sistem pemerintahan negara kita, Indonesia.

1

www.wikipedia.org

B. ISIDalam bab ini kami akan menjabarkan beberapa hal, yaitu: 1. Keadaan Fisik Amerika Serikat Nama Asli Populasi Ibukota Luas Wilayah Mata uang GNI per Capita : United States of America : 308.798.000 penduduk2 : Washington D.C. : 9.800.000 km : US Dollar : US $ 41.400.3 gambar 1.1. bendera AS

2. Sistem Pemerintahan Amerika Serikat Seperti namanya, bentuk negara Amerika Serikat adalah federasi/serikat, dengan bentuk pemerintahan republik. Sistem pemerintahan yang dianut adalah Presidensial. Sistem pemerintahan Amerika Serikat didasarkan atas konstitusi 1787. Setelah melalui beberapa kali amandemen (27 kali amandemen Konstitusi/UUD), jadilah bentuk pemerintahan seperti saat ini. Adaya pemisahan kekuasaan yang tegas antara legislatif (Kongres), yudikatif (Mahkamah Agung/Supreme of Court), dan eksekutif (Presiden). Sistem ini terinspirasi dari trias politica John Locke di Two Treatises of Government, terbit pada 1690. John Locke memisahkan kekuasaan suatu negara menjadi tiga bagian. Diharapkan terbentuk pemerintahan ideal, terhindar dari korupsi kekuasan oleh satu lembaga (tiran), dan berjalannya mekanisme check and balances (saling koreksi atau mengimbangi). Kekuasaan legislatif berada pada parlemen yang disebut Kongres. Tugasnya membuat Undang-undang Federal, menyatakan perang, menyetujui perjanjian, (pembatasan pendanaan (the power of purse) dan menurunkan presiden

(impeachment). Kongres terdiri dua anggota (bikameral), yaitu Senat dan Badan Perwakilan (The House of Representatif). Anggota Senat terdiri dari perwakilan tiap negara bagian (masing-masing dua), dipilih melalui pemilu negara bagian untuk masa jabatan enam tahun. Sementara itu, Badan Perwakilan ditentukan berdasarkan jumlah penduduk untuk masa jabatan dua tahun.

2 3

World Almenac 2011 World Bank, 2005

Gambar 1.3. Suasana Congress AS Kekuasaan yudikatif berada pada Mahkamah Agung (Supreme of Court) yang bersifat independen. Fungsinya menjamin tegaknya kebebasan dan kemerdekaan individu, serta tegaknya hukum. Selain itu, Supreme of Court memiliki hak membatalkan UU bila dinilai tidak sesuai dengan konstitusi (UUD). Hakim Agung memiliki masa bakti seumur hidup sebagai wujud nyata dari independensinya. Hakim Agung dipilih oleh presiden melalui persetujuan Senat.

Gambar 1.4. Gedung Supreme of Court AS (tampak depan) Kekuasaan eksekutif dipegang presiden. Berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Presiden dan wakil presiden dipilih melalui pemilu langsung

(electoral college) setiap empat tahun sekali dan memerintah maksimal dua kali masa jabatan. Oleh karena itu, presiden tidak bertanggung jawab pada Kongres, tetapi langsung kepada rakyat. Melalui kabinet dan badan eksekutif (departemen atau pun lembaga non departemen) yang dibentuknya, presiden menjalankan pemerintahan.

Gambar 1.2. Suasana Pemilu di AS Sistem kepartaian menganut sistem dwipartai (dua partai), yaitu Partai Demokrat dan Republik. Setiap pemilu berlangsung, kedua partai ini saling memperebutkan jabatan-jabatan politik dan pemerintahan. Sistem pemilu menggunakan sistem distrik. Artinya, pemilu sering dilakukan di Amerika Serikat. Contohnya, pemilu di tingkat federal untuk memilih presiden dan wakil presiden, pemilu untuk memilih anggota senat, pemilu untuk memilih anggota badan perwakilan. Untuk tingkat negara bagian dilangsungkan pemilu memilih gubernur dan wakil gubernur dan pemilu untuk anggota senat dan badan perwakilan negara bagian. Tidak hanya itu, diadakan juga pemilu bagi walikota/dewan kota, serta jabatan publik lainnya. Untuk negara bagian, menganut sistem pemerintahan yang hampir sama dengan pemerintah federal (pusat). Negara bagian dipimpin oleh senat dengan mempunyai parlemen yang berupa bikameral (Senat dan Badan Perwakilan). 3. Masalah dalam Sistem Pemerintahan Amerika Serikat Dari sekian banyak masalah yang ada, kami hanya akan membahas satu masalah saja, yakni Pork Barrel Politics.

Apakah yang dimaksud dengan Pork Barrel Politics? Pork barrel politics adalah istilah dengan konotasi negatif yang dipakai untuk mencela praktek budgeting pemerintah pusat (Federal) AS untuk proyek-proyek di distrik anggota Congress (setara DPR) yang terpilih. Istilah pork barrel ini mengacu pada praktek tertentu di era sebelum Civil War (perang saudara) AS. Saat itu ada praktek memberikan budak kulit hitam se-barrel (gentong) salt pork (sejenis makanan dari daging babi mirip bacon) sebagai hadiah dan membiarkan mereka memperebutkan hadiah tersebut. Istilah ini dipakai karena budgeting pemerintah oleh anggota Congress untuk Dapil-nya mirip praktek tersebut. Konstituen di daerah seakan budak yang dibeli dan berebut dana anggaran tersebut. Dana pork barrel digunakan politisi Congress untuk membayar balik konstituennya dalam bentuk bantuan dana untuk proyek-proyek di daerah pemilihannya. Membayar balik dalam pengertian membalas dukungan politik yang didapatkannya sebelum ia terpilih, baik dukungan dalam bentuk suara pemilih (vote) ataupun kontribusi dalam kampanye politiknya.

Bukankah terlihat sangat bermanfaat untuk rakyat? Ya, memang akan sangat bermanfaat apabila implementasinya tidak terdapat penyelewengan. Namun kenyataannya, implementasi dari Pork Barrel Politics ini seringkali dicampur dengan praktek KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme). Berikut kami sajikan beberapa contoh mengenai penyelewengannya: a. pembangunan jembatan di Negara Bagian Alaska. Jembatan yang menghubungkan hanya 50 penduduk di sebuah desa di satu pulau ke lapangan terbang tersebut dijuluki Bridge to Nowhere (saking tidak bermanfaatnya) menghabiskan anggaran Federal sebesar 398 juta US$.

Gambar 1.2. Bridge to Nowhere

b. $2.500.000.000 untuk tambahan 10 pesawat C-17. Ini adalah salah satu kegiatan earmarks yang sangat mencolok. Tidak hanya penambahan pesawat ini bukanlah

permintaan dari Kementrian Pertahanan AS (Department of Defence), tapi salah satu analis dari Dod mengatakan bahwa 205 pesawat C-17 yang mereka miliki "sangat mencukupi kebutuhan DoD di masa depan Bahkan berada dalam keadaan krisis sekalipun."

Gambar 1.3. Pesawat Boeing C-17 c. $7.000.000 untuk Institut Robert Bryde. Dana untuk Institute of Flexible Manufacturing Systems diajukan oleh Senator Robert C. Byrd. Dengan cepat menghadap Appropriations Committee, dan langsung memperoleh ijin untuk menjalankan programnya dengan kontrol dirinya sendiri.

Gambar 1.4. Institute of Flexible Manufacturing Systems Lalu, apa saja yang digolongkan sebagai Pork Barrel Politics? a. Hanya diajukan oleh salah satu anggota Kongres (Senat atau House of Representative) ; b. Tidak memiliki sasaran yang jelas ; c. Tidak diminta oleh Presiden; d. Sangat jauh melampaui RAPBN yang diajukan oleh Presiden atau APBN tahun lalu;

e. Bukan hasil dari Dengar Pendapat Kongres; f. Sasarannya hanya untuk salah satu obyek saja / tidak mengenai seluruh lapisan masyarakat.

Mengapa hal ini terjadi hingga tahun 2011? Sudah menjadi rahasia umum bahwa Pork Barrel Politics telah mengakar di pemerintahan Amerika Serikat sejak sebelum terjadinya Civil War. Sehingga walaupun dikecam, politik ini tetap jalan. Saking mengakarnya praktek ini, anggota Congress AS akhirnya dinilai berdasarkan kemampuan mencairkan dana pork barrel untuk konstituennya. Yang berhasil mendapatkan dana besar dari Federal akan mendapatkan kemungkinan tertinggi untuk dipilih kembali pada pemilu berikutnya. Jadi pork barrel digunakan untuk melanggengkan status quo anggota Congress, sarana politik untuk mengamankan posisinya untuk pemilu berikutnya.

Gambar 1.5. Ilustrasi sindiran terhadap Pork Barrel Politics Meskipun demikian, anggota Congress AS (baik House of Representative maupun Senat) tidak terang-terangan pergi ke publik sambil mengatakan: Hey aku berhasil mencairkan dana Pork Barrel untukku!, namun mereka melakukannya dengan tersembunyi : mengatakan bahwa dana tersebut adalah dana apresiasi terhadap masyarakat yang telah memilihnya di Congress, sehingga bagi orang awam hal itu

nampak seperti emas, namun sebenarnya merupakan lumpur, dikarenakan oleh pengkhianatan anggota Congress terhadap uang pajak yang telah mereka bayar. Selain dikecam akibat pemborosan dan anggaran yang tidak tepat sasaran, pork barrel budget juga dikritik karena sering terjadi korupsi dan kolusi dalam praktek pencairan dana. Anggota Congress disinyalir menerima kickback (uang persenan) dari proyek-proyek yang berhasil digolkannya. Ada juga yang mendapatkan komisi dari pemerintahan daerah atau calo pemerintahan daerah (lobbiers). Karena liarnya anggaran ini, perwakilan dari daerah akan berebut sebagaimana budak-budak kulit hitam berebut hadiah salt pork. Dan karena begitu besar kuasa anggota Congress untuk menentukan alokasi dana, masing-masing perwakilan daerah akan menawarkan komisi yang tinggi demi suksesnya pencairan dana untuk kepentingan mereka.

Lalu, apa dampak dari penerapan Pork Barrel Politics? Secara kasar, Pork Barrel Politics bisa disebut sebagai pemborosan dana anggaran Amerika Serikat, karena sebagian besar dananya tidak dibutuhkan oleh masyarakat karena alokasi dana yang melenceng. Setiap dana Pork Barrel bernilai amat besar untuk sebuah proyek yang tidak dibutuhkan, sehingga otomatis negara harus mengeluarkan uang dalam nominal yang besar untuk kelancaran program tersebut. Karena intensitas pengeluaran uang dalam jumlah besar seringkali melebihi yang dianggarkan oleh APBN, negara harus hutang kepada World Bank untuk membiayainya. Hal tersebut tentu saja tidak hanya terjadi di medio 2000an saja, namun sejak medio 1900an hal ini kerap dilakukan, karena Pork Barrel sudah mengakar sejak 1787. Hal ini secara langsung maupun tidak berimbas pada menumpuknya hutang pemerintah Amerika Serikat kepada World Bank. Mari kita simak sejenak berita dari Tempo: Sampai Mei 2011 lalu, tercatat utang Amerika sebesar US $ 14,3 triliun. Dimana sebesar US $ 9,78 triliun utang kepada publik, dan sisanya s ebesar US $ 4,56 triliun dari kepemilikan intregovermental. Bahkan situs www.usgovernmentspending.com memperkirakan akhir tahun ini utang Amerika sudah menyentuh US $ 15 triliun. Padahal, produk domestik bruto (PDB)-nya tahun 2010 hanya US $ 14,7 triliun, dan pada 2011 sebesar US $ 15, 001 triliun. Artinya, rasio utang dengan PDB Sudah menyentuh angka 96 persen. Saat krisis global 2008, rasio utang dengan PDB Amerika baru mencapai 69 persen.

Sejak tahun anggaran 2003 Utang Bruto meningkat lebih dari US $ 500 milyar setiap tahun. Kenaikan itu terus meningkat. Mulai 2008 utang naik US $ 1 triliun dari 2007. Dan 2010 naik US $ 1,7 triliun dari 2009. Meningkatnya utang Amerika salah satunya disebabkan oleh bertambahnya belanja negara. Data Departemen Keuangan Amerika Serikat menunjukan, selama tahun fiskal 2010, kupon bunga yang harus dibayar kepada kreditor sebesar US $ 414 miliar. Tahun sebelumnya kupon yang dibayarkan sebesar 383 miliar dollar AS. Imbal hasil pembayaran bunga utang menjadi pengeluaran terbesar kelimaa dalam anggaran negara. Tiga pengeluaran teratas lainnya, untuk pertahanan dan keamanan sebesar US 890 miliar, jaminan sosial US $ 730 miliar, dan jaminan kesehatan US $ 490 miliar. Pengeluaran Amerika semakian bertambah, karena pembeli obligasi meminta imbalan suku bunga tinggi. Kantor manajemen Anggaran mencatat, defisit anggaran untuk tahun fiskal 2011 sebesar US $ 1,3 triliun, lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya US $ 1,17 triliun. Namun jumlah itu lebih kecil dibandingkan 2009 dimana defisit mencapai 1,7 triliun. Penyebabnya karena tahun 2009 pemerintah mengeliarkan paket stimulus senilai US $ 800 miliar untuk sektor pertahanan dan keamanan. Kebijakan keringanan pajak juga memangkas pendapatan negara dan menambah defisit anggaran.

Gambar 1.6. Ilustrasi Pork Barrel Politics

Penggunaan dana yang teramat besar tersebut disinyalir terdapat sedikitnya 65% praktik Pork Barrel Politics di dalamnya. Hal yang sangat fantastis untuk sebuah negara yang selama ini sistem pemerintahannya dipuja-puja oleh negara-negara lainnya, serta dijadikan panutan bagi sistem pemerintahan mereka. Dampak buruk ini disinyalir akan terus meningkat apabila pemerintah tidak tegas akan kerusakan sistemik ini. Namun pertanyaan yang cukup menggelitik pengetahuan politik kita muncul: Apakah mereka akan rela menghentikan kebiasaan yang telah lama menguntungkan mereka demi menyelamatkan negara mereka, Amerika Serikat? Kita lihat saja perkembangan selanjutnya.

C. PENUTUPDari penelaahan masalah Pork Barrel Politics yang telah kami gambarkan, kami dapat menarik beberapa kesimpulan, antara lain: 1. Setiap sistem pemerintahan pasti selalu memiliki kelemahan. Terbukti, meski diklaim paling berhasil menjunjung tinggi demokrasi dan HAM, namun sistem pemerintahan Presidensial milik AS memiliki celah yang sangat dimanfaatkan oleh oknum yang ingin memeras uang pajak rakyat, yakni melalui Pork Barrel Politics. 2. Pork Barrel Politics harus dihindari dan dicegah pertumbuhannya di setiap negara, khususnya Indonesia, karena sangat merugikan bangsa dan negara. Terbukti, kini AS mengalami krisis moneter yang tak kunjung usai, bahkan akan terus membengkak apabila mereka tidak dapat membayar bunga hutang mereka di akhir 2011 ini. 3. Suatu tindak kejahatan yang telah mengakar ke dalam suatu sistem pemerintahan akan sulit untuk dihilangkan, karena sudah tampak sebagai kebiasaan di setiap periode pemerintahan. 4. Setiap negara, baik yang menganut sistem Presidensial maupun Parlementer, jangan sampai menyadur Pork Barrel Politics ke dalam sistem pemerintahannya, karena akan sangat berbahaya, terutama bagi pemerintahan di negara berkembang yang notabene masih labil dalam pengabdiannya kepada masyarakat. Indonesia hampir meniru langkah AS mengenai Pork Barrel Politics dengan usulan dari suatu fraksi di DPR yakni Dana Aspirasi Dewan, sebesar 1,5 milliar rupiah per Daerah Pilihan, namun untungnya pemerintah Indonesia sadar mengenai bahaya laten yang timbul dari usulan tersebut, sehingga ditolak. Sekian makalah mengenai Kelemahan sistem pemerintahan Amerika Serikat. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata, baik yang disengaja maupun tidak. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan wawasan kebangsaan dan kenegaraan pemuda-pemudi Indonesia pada umumnya, dan pelajar SMAN 1 Purwokerto pada khususnya. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.