Portofolio Kasus Bedah Borang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

appendik infiltrat

Citation preview

PORTOFOLIO KASUS BEDAH

APPENDISITIS INFILTRAT STADIUM TENANG (A.FROID)Disusun oleh:dr. Anggienda SribuanaDokter Internship

Pembimbing:dr. Sepakat Ginting, SpB

Pendamping:dr. Chadija Adnan

PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIARUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARGA MAKMURBENGKULU UTARA2014

BERKAS PORTOFOLIO

No. ID dan Nama Peserta: Anggienda Sribuana

No. ID dan Nama Wahana: RSUD Arga Makmur Bengkulu Utara

Topik: Kasus bedah pada lansia ( appendisitis infiltrat stadium tenang/a.froid )

Tanggal (kasus) : 13 April 2014

Nama Pasien : Ny.SNo. RM : 090894

Tanggal Presentasi : 18 Juni 2014No. dan Nama Pendamping : dr.Chadija Adnan

Tempat Presentasi : RSUD Arga Makmur Bengkulu Utara

Objektif Presentasi :

KeilmuanKeterampilanPenyegaranTinjauan Pustaka

DiagnostikManajemenMasalahIstimewa

NeonatusBayiAnakRemajaDewasaLansiaBumil

Deskripsi : Perempuan, 70 tahun datang dengan keluhan Ingin melakukan operasi usus buntu. Pasien datang ke IGD RSUD Argamakmur pada tanggal 10 Maret 2014 dengan keluhan nyeri perut kanan bawah sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, nyeri dirasakan hilang timbul, bertambah saat membungkuk ataupun duduk dan berkurang jika berbaring. Saat keluhan nyeri muncul pasien juga terkadang merasakan sesak. Selain itu pasien juga sering merasa demam sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit bersamaan dengan munculnya nyeri perut, demam dirasakan tidak terlalu tinggi, berkeringat tetapi tanpa disertai kejang dan menggigil. Pasien juga mengeluhkan perut melilit dan mencret sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit, mencret tidak berdarah dan tidak berlendir. Awalnya sebelum nyeri perut kanan bawah muncul pasien mengeluh nyeri dibagian ulu hatinya disertai mual setiap masuk makanan dan minum. Mual tidak disertai muntah. Nafsu makan menurun sejak sakit. Buang air kecil tidak ada keluhan. Sejak sakit ini pasien merasa ada benjolan yang timbul di perut kanan bawah, benjolan terasa kenyal dan tidak bisa digerakkan. Riwayat penurunan berat badan beberapa bulan ini disangkal. Dari hasil pemeriksaan fisik NT (+) epigastrium, nyeri tekan titik Mac Burney (+), nyeri lepas (+), teraba massa pada abdomen kanan bawah dengan diameter 10 cm, permukaan rata, konsistensi kenyal, immobile, Obturator sign (+), Ilopsoas sign (+), Rovsing sign (+), hepar dan lien tidak teraba. Pasien menjalani pemeriksaan darah lalu dianjurkan untuk rawat inap. Dalam masa perawatan pasien dianjurkan untuk istirahat total dengan terapi yang diberikan berupa antibiotik dan obat penghilang rasa sakit secara suntikan, mengkonsumsi makanan dari rumah sakit berupa bubur lunak, dan pasien mendapat transfusi darah sebanyak 2 kantong. Pasien juga menjalani pemeriksaan USG saat masa perawatan. Setelah 4 hari dirawat pasien sudah diperbolehkan pulang oleh dokter spesialis bedah, pasien disarankan untuk kontrol ke poli bedah dan apabila penyakitnya tidak bertambah parah akan dilakukan operasi pengangkatan usus buntu.

Pasien kontrol ke Poli Bedah beberapa kali dan menyatakan keluhan nyeri perut sudah tidak ada, demam tidak ada, rasa mual sudah tidak ada, konsistensi buang air besar sudah biasa, nafsu makan sudah bertambah, badan terasa sudah sehat dan benjolan sudah tidak dirasakan lagi. Dari hasil pemeriksaan fisik didapat NT (+) epigastrium, nyeri tekan titik Mac Burney (-), nyeri lepas (-), Obturator sign (-), Ilopsoas sign (-), Rovsing sign (-), hepar dan lien tidak teraba. Pasien menjalani pemeriksaan darah ulang dan direncanakan untuk menjalani operasi pengangkatan usus buntu pada tanggal 13 April 2014.

Tujuan : Mendiagnosis appendisitis infiltrat (DD/ tumor sekum) dan mengetahui penanganan yang tepat. Mengidentifikasi penyebab serta diagnosis banding dari appendisitis infiltrat.

Bahan bahasan :Tinjauan PustakaRisetKasusAudit

Cara membahas :DiskusiPresentasi dan diskusiEmailPos

Data pasien Nama : Ny. SNo. register : 090894

Nama RS : RSUD Arga Makmur Bengkulu UtaraTelp : Terdaftar sejak :

Data utama untuk bahan diskusi

1. Diagnosis/gambaran klinis :Perempuan, 70 tahun datang datang ke IGD RSUD Argamakmur pada tanggal 10 Maret 2014 dengan keluhan nyeri perut kanan bawah sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, nyeri dirasakan hilang timbul, bertambah saat membungkuk ataupun duduk dan berkurang jika berbaring. Saat keluhan nyeri muncul pasien juga terkadang merasakan sesak. Selain itu pasien juga sering merasa demam sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit bersamaan dengan munculnya nyeri perut, demam dirasakan tidak terlalu tinggi, berkeringat tetapi tanpa disertai kejang dan menggigil. Pasien juga mengeluhkan perut melilit dan mencret sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit, mencret tidak berdarah dan tidak berlendir. Awalnya sebelum nyeri perut kanan bawah muncul pasien mengeluh nyeri dibagian ulu hatinya disertai mual setiap masuk makanan dan minum. Mual tidak disertai muntah. Nafsu makan menurun sejak sakit. Buang air kecil tidak ada keluhan. Sejak sakit ini pasien merasa ada benjolan yang timbul di perut kanan bawah, benjolan terasa kenyal dan tidak bisa digerakkan. Riwayat penurunan berat badan beberapa bulan ini disangkal. Pasien menjalani pemeriksaan darah lalu dianjurkan untuk rawat inap. Dari hasil pemeriksaan fisik NT (+) epigastrium, nyeri tekan titik Mac Burney (+), nyeri lepas (+), teraba massa pada abdomen kanan bawah dengan diameter 10 cm, permukaan rata, konsistensi kenyal, immobile, Obturator sign (+), Ilopsoas sign (+), Rovsing sign (+), hepar dan lien tidak teraba. Pasien menjalani pemeriksaan darah lalu dianjurkan untuk rawat inap. Pada saat itu pasien didiagnosis mengalami Periappendikular infiltrat.

. Riwayat pengobatan :Dalam masa perawatan pasien dianjurkan untuk istirahat total dengan terapi yang diberikan berupa antibiotik dan obat penghilang rasa sakit secara suntikan, mengkonsumsi makanan dari rumah sakit berupa bubur lunak, dan pasien mendapat transfusi darah sebanyak 2 kantong. Pasien juga menjalani pemeriksaan USG saat masa perawatan. Setelah 4 hari dirawat pasien sudah diperbolehkan pulang oleh dokter spesialis bedah, pasien disarankan untuk kontrol ke poli bedah dan apabila penyakitnya tidak bertambah parah akan dilakukan operasi pengangkatan usus buntu. Pasien kontrol ke Poli Bedah beberapa kali dan menyatakan keluhan nyeri perut sudah tidak ada, demam tidak ada, rasa mual sudah tidak ada, konsistensi buang air besar sudah biasa, nafsu makan sudah bertambah, badan terasa sudah sehat dan benjolan sudah tidak dirasakan lagi. Pasien kontrol ke Poli Bedah beberapa kali dan menyatakan keluhan nyeri perut sudah tidak ada, demam tidak ada, rasa mual sudah tidak ada, konsistensi buang air besar sudah biasa, nafsu makan sudah bertambah, badan terasa sudah sehat dan benjolan sudah tidak dirasakan lagi. Dari hasil pemeriksaan fisik didapat NT (+) epigastrium, nyeri tekan titik Mac Burney (-), nyeri lepas (-), Obturator sign (-), Ilopsoas sign (-), Rovsing sign (-), hepar dan lien tidak teraba. Pasien menjalani pemeriksaan darah ulang dan direncanakan untuk menjalani operasi pengangkatan usus buntu pada tanggal 13 April 2014.

3. Riwayat penyakit :Pasien datang dengan ke IGD RSUD Argamakmur pada tanggal 10 Maret 2014 dengan keluhan nyeri perut kanan bawah sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, nyeri dirasakan hilang timbul, bertambah saat membungkuk ataupun duduk dan berkurang jika berbaring. Saat keluhan nyeri muncul pasien juga terkadang merasakan sesak. Selain itu pasien juga sering merasa demam sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit bersamaan dengan munculnya nyeri perut, demam dirasakan tidak terlalu tinggi, berkeringat tetapi tanpa disertai kejang dan menggigil. Pasien juga mengeluhkan perut melilit dan mencret sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit, mencret tidak berdarah dan tidak berlendir. Awalnya sebelum nyeri perut kanan bawah muncul pasien mengeluh nyeri dibagian ulu hatinya disertai mual setiap masuk makanan dan minum. Mual tidak disertai muntah. Nafsu makan menurun sejak sakit. Buang air kecil tidak ada keluhan. Sejak sakit ini pasien merasa ada benjolan yang timbul di perut kanan bawah, benjolan terasa kenyal dan tidak bisa digerakkan. Riwayat penurunan berat badan beberapa bulan ini disangkal. Pasien menjalani pemeriksaan darah lalu dianjurkan untuk rawat inap.

4. Riwayat keluarga :Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan serupa.Tidak ada keluarga yang memiliki riwayat penyakit tumor dan kanker

5. Riwayat pekerjaan : Pasien adalah seorang ibu rumah tangga.

6. Kondisi lingkungan sosial dan fisikPasien tinggal bersama anak,menantu dan seorang cucunya. Menantu sebagai seorang petani, dan anaknya sebagai ibu rumah tangga. Pasien mengkonsumsi makanan rumahan seperti biasa yang dimasak sendiri. Lingkungan rumah cukup bersih.

Daftar Pustaka :Anonim, . Ilmu Bedah dan Teknik Operasi. Bratajaya Fakultas Kedokteran UNAIR. Surabaya.

Anonim, 2009. Appendix Mass.GP Note Book

Anonim, 2009. Appendicitis.

Anonim, 2004. Appendicitis. U.S. Department Of Health and Human Services. National Institute of Health. NIH Publication No. 044547.June 2004

Anonim, 2009. Appendix. PathologyOutlines.

De Jong,.W., Sjamsuhidajat, R., 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. EGC. Jakarta.

Hugh, A.F.Dudley. 1992. Ilmu Bedah Gawat Darurat edisi kesebelas. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Itskowiz, M.S., Jones, S.M., 2004. Appendicitis. Emerg Med 36 (10): 10-15.

Jehan, E., 2003. Peran C Reaktif Protein Dalam Menentukan Diagnosa Appendisitis Akut. Bagian Ilmu bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara.

Lugo,. V.H., 2004. Periappendiceal Mass. Pediatric Surgery Update. Vol.23 No.03 September 2004.

Mansjoer,A., dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid Kedua. Penerbit Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Reksoprodjo, S., dkk.1995. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Bagian Bedah Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Bina Rupa Aksara. Jakarta.

Schwartz, Spencer, S., Fisher, D.G., 1999. Principles of Surgery sevent edition. Mc-Graw Hill a Division of The McGraw-Hill Companies. Enigma an Enigma Electronic Publication.

http://home.coqui.net/titolugo/PSU23304.PDF#search=periappendiceal %20 mass

http://www.gpnotebook.co.uh/cache/1738145813.htm

http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-emir%20jehan.pdf.

www.digestive.niddk.nih.gov

Hasil Pembelajaran :1. Membuat diagnosis appendisitis infiltrat stadium tenang 2. Mengetahui prinsip tatalaksana appendisitis infiltrat stadium tenang3. Mengetahui penyebab serta diagnosis banding dari appendisitis infiltrat stadium tenang

Rangkuman hasil pembelajaran portofolio :1. SubjektifPasien datang dengan keluhan ingin melakukan operasi usus buntu. Sebelumnya pasien sudah pernah dirawat dengan keluhan nyeri perut kanan bawah, mual, demam, mencret dan teraba massa kenyal pada perut kanan bawah.

2. ObjektifHasil data anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, mendukung diagnosis appendisitis infiltrat stadium tenang (a.froid)Pada kasus ini, diagnosis ditegakkan berdasarkan:

AnamnesisPasien datang ke IGD RSUD Argamakmur pada tanggal 10 Maret 2014 dengan keluhan nyeri perut kanan bawah sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, nyeri dirasakan hilang timbul, bertambah saat membungkuk ataupun duduk dan berkurang jika berbaring. Saat keluhan nyeri muncul pasien juga terkadang merasakan sesak. Selain itu pasien juga sering merasa demam sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit bersamaan dengan munculnya nyeri perut, demam dirasakan tidak terlalu tinggi, berkeringat tetapi tanpa disertai kejang dan menggigil. Pasien juga mengeluhkan perut melilit dan mencret sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit, mencret tidak berdarah dan tidak berlendir. Awalnya sebelum nyeri perut kanan bawah muncul pasien mengeluh nyeri dibagian ulu hatinya disertai mual setiap masuk makanan dan minum. Mual tidak disertai muntah. Nafsu makan menurun sejak sakit. Buang air kecil tidak ada keluhan. Sejak sakit ini pasien merasa ada benjolan yang timbul di perut kanan bawah, benjolan terasa kenyal dan tidak bisa digerakkan. Riwayat penurunan berat badan beberapa bulan ini disangkal. Pasien menjalani pemeriksaan darah lalu dianjurkan untuk rawat inap. Dalam masa perawatan pasien dianjurkan untuk istirahat total dengan terapi yang diberikan berupa antibiotik dan obat penghilang rasa sakit secara suntikan, mengkonsumsi makanan dari rumah sakit berupa bubur lunak, dan pasien mendapat transfusi darah sebanyak 2 kantong. Pasien juga menjalani pemeriksaan USG saat masa perawatan. Setelah 4 hari dirawat pasien sudah diperbolehkan pulang oleh dokter spesialis bedah, pasien disarankan untuk kontrol ke poli bedah dan apabila penyakitnya tidak bertambah parah akan dilakukan operasi pengangkatan usus buntu.Pasien kontrol ke Poli Bedah beberapa kali dan menyatakan keluhan nyeri perut sudah tidak ada, demam tidak ada, rasa mual sudah tidak ada, konsistensi buang air besar sudah biasa, nafsu makan sudah bertambah, badan terasa sudah sehat dan benjolan sudah tidak dirasakan lagi. Pasien menjalani pemeriksaan darah ulang dan direncanakan untuk menjalani operasi pengangkatan usus buntu pada tanggal 13 April 2014.Pemeriksaan FisikPada pemeriksaan fisik NT (+) epigastrium, nyeri tekan titik Mac Burney (-), nyeri lepas (-), Obturator sign (-), Ilopsoas sign (-), Rovsing sign (-), hepar dan lien tidak teraba.Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan laboratorium darah rutin dalam batas normal.

3. Assessment IBerdasarkan hasil data anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, pasien saat itu didiagnosa Perippendikular infiltrat Gejala awal nyeri perut kanan bawah sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, nyeri dirasakan hilang timbul, bertambah saat membungkuk ataupun duduk dan berkurang jika berbaring. Saat keluhan nyeri muncul pasien juga terkadang merasakan sesak. Selain itu pasien juga sering merasa demam sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit bersamaan dengan munculnya nyeri perut, demam dirasakan tidak terlalu tinggi, berkeringat tetapi tanpa disertai kejang dan menggigil. Pasien juga mengeluhkan perut melilit dan mencret sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit, mencret tidak berdarah dan tidak berlendir. Awalnya sebelum nyeri perut kanan bawah muncul pasien mengeluh nyeri dibagian ulu hatinya disertai mual setiap masuk makanan dan minum. Mual tidak disertai muntah. Nafsu makan menurun sejak sakit. Buang air kecil tidak ada keluhan. Sejak sakit ini pasien merasa ada benjolan yang timbul di perut kanan bawah, benjolan terasa kenyal dan tidak bisa digerakkan. Riwayat penurunan berat badan beberapa bulan ini disangkal. Pasien menjalani pemeriksaan darah lalu dianjurkan untuk rawat inap. Dalam masa perawatan pasien dianjurkan untuk istirahat total dengan terapi yang diberikan berupa antibiotik dan obat penghilang rasa sakit secara suntikan, mengkonsumsi makanan dari rumah sakit berupa bubur lunak, dan pasien mendapat transfusi darah sebanyak 2 kantong. Pasien juga menjalani pemeriksaan USG saat masa perawatan. Setelah 4 hari dirawat pasien sudah diperbolehkan pulang oleh dokter spesialis bedah, pasien disarankan untuk kontrol ke poli bedah dan apabila penyakitnya tidak bertambah parah akan dilakukan operasi pengangkatan usus buntu.Pasien kontrol ke Poli Bedah beberapa kali dan menyatakan keluhan nyeri perut sudah tidak ada, demam tidak ada, rasa mual sudah tidak ada, konsistensi buang air besar sudah biasa, nafsu makan sudah bertambah, badan terasa sudah sehat dan benjolan sudah tidak dirasakan lagi. Pasien menjalani pemeriksaan darah ulang dan direncanakan untuk menjalani operasi pengangkatan usus buntu pada tanggal 13 April 2014.Pasien ini harus ditatalaksana dengan prosedur operasi. Saat operasi dilakuakn didapatkan appendiks yang melekat dengan omentum dan berisi pus. Penanganan yang tidak segera, dapat menyebabkan timbulnya komplikasi seperti perforasi appendiks.4. Plan IDiagnosis: Pada pasien ini diagnosis sudah dapat ditegakkan yaitu appendisitis infiltrat stadium tenang sesuai dengan anamnesis,pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.Pengobatan: Pengobatan pada pasien ini adalah dengan dilakukannya operasi. Operasi yang dilakukan adalah Appendictomy dengan teknik Grid Iron.Konsultasi: Operasi dilakukan oleh dokter spesialis bedah sehingga perkembangan selama perawatan pra operasi dan pasca operasi dapat dikonsultasikan dengan dokter spesialis bedah.Pendidikan: Edukasi kepada pasien untuk beristirahat. Kemudian lakukan mobilisasi secara bertahap dari berbaring, duduk, berdiri, hingga berjalan. Edukasi mengenai makanan dan minuman yang seimbang dan tinggi protein untuk membantu mempercepat proses penyembuhannya. Pasien juga diminta untuk rutin kontrol ke dokter spesialis yang menangani baik saat ada ataupun tidak ada keluhan, sesuai dengan jadwal kontrol yang telah ditetapkan.Rujukan: Untuk saat ini belum diperlukan rujukan ke dokter spesialis bidang yang lainnya.

3