Upload
amandaprahastianti
View
47
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
MCI
Citation preview
Nama Peserta : dr. Amanda Prahastianti
Nama Wahana: UGD RS Marinir Cilandak
Topik: Angina Pektoris ec Infark Miokard Akut Inferior
Tanggal (kasus) : 4 April 2015
Nama Pasien : Tn. S No. RM :
Tanggal presentasi : Pendamping: dr. Shahnaz Fathia
Tempat presentasi: RS Marinir Cilandak
Obyek presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi: Pasien laki-laki, 47 tahun datang dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri sejak 5 jam
smrs. Nyeri dada muncul tiba-tiba, dada terasa seperti tertindih beban berat, tembus ke belakang,
tidak menjalar, tidak dipengaruhi aktifitas. Keluhan penyerta pasien mengeluh sesak, jantung
brerdebar disertai keringat dingin.
Tujuan: Mengetahui Gejala Infark Miokard akut sekaligus Penanganan awal di Unit Gawat
Darurat
Bahan
bahasan:
Tinjauan
pustaka
Riset Kasus Audit
Cara
membahas:
Diskusi Presentasi dan
diskusi
E-mail Pos
Data Pasien: Nama: Tn.S No.Registrasi:
Nama klinik UGD RS Marinir Cilandak
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/gambaran klinis: Nyeri dada sebelah kiri tembus ke belakang tidak dipengaruhi
aktifitas disertai sesak, berdebar, dan keringat dingin. Tanda Vital:
Tekanan Darah : 100/70, Nadi : 88x/menit reguler isi cukup ekual kanan-kiri,
Pernapasan: 26x/Menit, Suhu: 36.8 C
Pada pemeriksaan fisis ditemukan:
1
Kepala : normocephali
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
THT :T1-T1/Faring tenang
Leher : Kelenjar tiroid dan KGB tidak teraba membesar, JVP 5+2 cm
Thorax : gerak dinding dada simetris saat penafasan
Cor : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Suara napas vesikular, wheezing -/-, ronkhi -/-
Abdomen: datar, supel, NTE (+), BU (+) normal, hepar & lien tidak teraba membesar,
perkusi timpani
Ekstremitas: akral hangat (+), oedem (-), CRT <2 detik
2. Riwayat pengobatan: Sebelum dibawa ke RS, OS dibawa ke klinik 24 jam dan diberikan
ISDN 5 mg SL.
3. Riwayat kesehatan /penyakit :
Riwayat Penyakit Dahulu:
Keluhan yang sama sebelumnya pernah dirasakan pasien satu kali pada bulan Desember
2014 selama beberapa saat namun keluhan hilang dengan sendirinya.
Riwayat Kebiasaan:
Pasien merokok sebungkus sehari. Pasien tidak mengonsumsi alkohol. Pasien jarang
berolahraga
4. Riwayat keluarga : Pasien merupakan kepala keluarga. Tidak diketahui apakah di
keluarga pasien pernah ada yang mengalami keluhan yang sama.
5. Riwayat pekerjaan & kebiasaan: OS bekerja sebagai karyawan swasta. Riwayat merokok
(+) konsumsi alkohol (-)
6. Lain-lain: tingkat pendidikan cukup, golongan ekonomi menengah.
Daftar Pustaka:
a. Ismail, Dasnan, dkk. Sindrom koroner Akut. Dalam: Panduan Pelayanan Medik
Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia.Jakarta: Interna Publishing,2009.63-66
b. Mansjoer, A., dkk. Infark Miokard Akut. Dalam: Kapita Selekta Kedokteran, Edisi
Ketiga. Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
2
2000 : 437-440
c. Karim, Sjukri, dkk. Infark miokard akut. Dalam: EKG dan Penanggulangan beberapa
penyakit jantung untuk dokter umum.Jakarta: Balai Penerbit FK-UI, 2008:141-153
Hasil pembelajaran:
1. Diagnosis Infark Miokard Akut
2. Penanganan awal Pasien dengan Infark Miokard Akut
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:
1. Subyektif:
Nyeri dada sebelah kiri tembus kebelakang tidak dipengaruhi aktifitas disertai sesak,
berdebar-debar, dan keringat dingin.
2. Obyektif:
Dari hasil pemeriksaan fisik diperoleh, kesadaran compos mentis, GCS E4M6V5 , tampak
sesak dan kesakitan serta mengeluarkan keringat dingin.
Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 100/70, Nadi : 88x/menit, Pernapasan: 26x/Menit, Suhu: 36.8 C
Pada pemeriksaan fisis ditemukan: Bunyi Jantung I dan II normal, Murmur tidak ada,
Jantung Kesan membesar.
3. Assessment:
Penanganan Awal pada pasien ini adalah:
CEK ABC clear
Oksigen 2-4 LPM
IVFD Ringer laktat 7 tpm
Isosorbid dinitrat 5 mg, 1 tablet sublingual
Diazepam 2x5 mg
Aspilet 160 mg kunyah dilanjutkan Aspilet 1x 80 mg
Pasang Kateter
Periksa monitor EKG
Sindrom koroner akut merupakan suatu keadaan gawat darurat jantung dengan
manifestasi klinis berupa perasaan tidak enak di dada atau gejala-gejala lain sebagai
3
akibat iskemia miokard. Sindrom koroner akut mencakup:
Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST
Infark miokard akut tanpa elevasi segmen ST
Angina pectoris tidak Stabil
Apa yang terjadi pada Sindrom korener akut bisa digambarkan sebagai berikut:
Thrombus menyumbat aliran darah arteri koroner, sehingga suplai nutrisi dan O2 ke
bagian distal terhambat. sel otot jantung bagian distal mengalami hipoksia, iskemik
bahkan infark, kemudian serat otot menggunakan sisa akhir oksigen dalam darah,
hemoglobin menjadi terreduksi secara total dan menjadi berwarna biru gelap, dinding
arteri menjadi permeable, terjadi edematosa sel, sehingga sel mati.
Mekanisme nyeri pada Infark Miokard akut
Hipoksia yang terjadi pada jaringan otot jantung memaksa sel untuk melakukan
metabolisme CO2 (metabolisme anaerob), sehingga menghasilkan asam laktat dan juga
merangsang pengeluaran zat-zat iritatif lainnya seperti histamine, kinin, atau enzim
proteolitik seluler merangsang ujung-ujung syaraf receptor nyeri di otot jantung, impuls
nyeri dihantarkan melalui serat syaraf aferen simpatis, kemudian dihantarkan ke
thalamus, korteks serebri, serat saraf aferen, dan dipersepsikan nyeri.
Perangsangan syaraf simpatis yang berlebihan akan menyebabkan :
1. Meningkatkan kerja jantung dengan menstamulasi SA node sehingga menghasilkan
frekuensi denyut jantung lebih dari normal (takikardi).
2. Merangsang kelenjar keringat sehingga ekresi keringat berlebihan.
3. Menekan kerja parasimpatis, sehingga gerakan peristaltik menurun, akumulasi cairan
di saluran pencernaan, rasa penuh di lambung, sehingga merangsang rasa mual /
muntah.
4. Vasokonstriksi pembuluh darah perifer, sehinga alira balik darah vena ke atrium kanan
meningkat, dan akhirnya tekanan darah meningkat.
4. Plan:
4
Diagnosis:
Untuk Menegakkan Diagnosis pada pasien ini diperlukan pemeriksaan tambahan yaitu:
EKG : Untuk menentukan kelainan jantung serta letak kelainannya
Rontgen Thorax : menentukan ada tidaknya pembesaran jantung
Petanda Biokimia : Darah rutin, CK, CKMB, Troponin T
Profil Lipid, Gula Darah, Ureum Kreatinin, elektrolit
Ekokardiografi
Angiografikoroner
Pada Pasien ini telah dilakukan pemeriksaan EKG dimana didapatkan interpretasi :
Irama: sinus
Heart rate : 78 bpm
Axis : normoaxis
PR interval : 0,16 s
Q patologis: lead III
Durasi QRS : 0,12 s
Segmen ST : elevasi segmen ST pada sandapan II, III, dan aVF
Gelombang T : T-inversipada lead aVL
Kesan : Infark pada daerah inferior
5
Gambar 1: Hasil rekaman EKG Pasien jam 02.12
Pengobatan:
Penanganan pada pasien ini bertujuan untuk:
1. Mengatasi nyeri dada dan rasa takut pasien
2. Menstabilkan hemodinamik (kontrol tekanan darah dan denyut nadi)
3. Reperfusi miokard secepatnya dengan trombolitik, guna mencegah terjadinya nekrosis
jaringan dan membatasi perluasan infark
4. Mencegah komplikasi
Satu hal yang perlu diperhatikan ialah pasien Infark miokard akut selalu dalam keadaan stres,
6
oleh karena itu membuat pasien selalu dalam keadaan merasa aman dan nyaman akan sangat
membantu keberhasilan terapi.
Pasang IVFD, cek EKG, darah rutin, GDS, AGD, elektrolit
Beri Oksigen 2 LPM untuk meningkatkan suplai oksigen
Beri nitrat oral untuk Angina (ISDN 5 mg SL)
Diazepam 2x5 mg po untuk penenang
Penderita dipuasakan pada 8 Jam pertama serangan kemudian makanan lunak, dan beri
laksansia agar pasien tidak mengedan. Penderita juga diharuskan istrahat dengan tirah
baring sampai 24 Jam bebas angina.
Stabilkan Hemodinamik
Bisoprolol 1x5 mg po
Reperfusi Miokard
Aspilet 1x80 mg po
Pendidikan:
Dilakukan kepada pasien dan keluarganya agar membantu proses penyembuhan dan tetap
tenang. Berikan penjelaskan mengenai prognosis dari pasien, serta komplikasi yang mungkin
terjadi.
Konsultasi:
Dijelaskan adanya indikasi rawat inap di ruang perawatan intensif dan konsultasi dengan
spesialis Jantung untuk penanganan lebih lanjut.
Rujukan:
Diperlukan jika terjadi komplikasi serius yang harusnya ditangani di rumah sakit dengan
sarana dan prasarana yang lebih memadai.
7