15
POSISI KERJA Tak perlu di sebutkan, operator harus berada pada posisi yang nyaman, yang membuat ia dapat mempergunakan instrument dengan baik. Pasien-pasien biasanya didudukan dalam posisi terlentang sehingga baik operator maupun asisten dapat duduk dengan nyaman di kiri dan di kanan pasien. Operator yang menggunakan tangan kanan duduk di kanan pasien dengan sisiten gigi di kiri pasien. Operator kidal dan asistennya duduk dalam posisi yang berlawanan. Dokter gigi bekerja sendiri atau dengan asistengigi. Bila memungkinkan, dia menggunakan seorang asisten gigi untuk melakukan fungsi-fungsi seperti mengambil instrument, mencampur amalgam,menyedot saliva dan sebagainya. Metode-metode kerja dokter gigi harus menungkinakan bekerja secara efektifsendirian bila diperlukan . Operator harus mampu bekerja dalam posisi duduk atau berdiri. Yang paling penting dalam setiap prosedur adalah badan tidak boleh dibungkukan melebihi bentuk fisiologisnya. Masalah masalah muskuloskletal dapat dialami setelah betahuan-tahun melakukan kebiasaan tubuh yang jelek ini. Oleh karena itu, operator dan asistennya perlu merasa nyaman, terlep[as dari tugas apapun yang sedang mereka lalukan. Bila operator tidak kidal, dia akan bekerja dari sisi kanan pasien dengan posisi jam 7 sampai 11(sebaliknya, operator yang kidal akan melakukan hal yang sama tetapi pada sisi kiri pasien). Kebanyakan dokter gigi akan bekerja di samping pasien (posisi jam 9) atau dibelakangnya (posisi jam 11) karena sebagian besar prosedur di harang atas dan bawah dilakukan dari lokasi operator ini. Variable laian yang menyangkut posisi kursi adalah penyesuaian kursi. Sepertipasien berada dal;am posisi terlentang. Dilihat dari beberapa aspek, ini adalah posisi yang ideal, meskipun posisi ini memmungkinkan masuknya benda-benda asing ke kerongkonfgan .juga pada posisi ini bahan cetakan lebih mudah keluar dari ujung sendok cetak dan masuk kerongkongan pasien .

POSISI KERJA.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

choardes

Citation preview

Page 1: POSISI KERJA.docx

POSISI KERJA

Tak perlu di sebutkan, operator harus berada pada posisi yang nyaman, yang membuat ia dapat mempergunakan instrument dengan baik. Pasien-pasien biasanya didudukan dalam posisi terlentang sehingga baik operator maupun asisten dapat duduk dengan nyaman di kiri dan di kanan pasien.

Operator yang menggunakan tangan kanan duduk di kanan pasien dengan sisiten gigi di kiri pasien. Operator kidal dan asistennya duduk dalam posisi yang berlawanan.

Dokter gigi bekerja sendiri atau dengan asistengigi. Bila memungkinkan, dia menggunakan seorang asisten gigi untuk melakukan fungsi-fungsi seperti mengambil instrument, mencampur amalgam,menyedot saliva dan sebagainya. Metode-metode kerja dokter gigi harus menungkinakan bekerja secara efektifsendirian bila diperlukan .

Operator harus mampu bekerja dalam posisi duduk atau berdiri. Yang paling penting dalam setiap prosedur adalah badan tidak boleh dibungkukan melebihi bentuk fisiologisnya. Masalah masalah muskuloskletal dapat dialami setelah betahuan-tahun melakukan kebiasaan tubuh yang jelek ini. Oleh karena itu, operator dan asistennya perlu merasa nyaman, terlep[as dari tugas apapun yang sedang mereka lalukan.

Bila operator tidak kidal, dia akan bekerja dari sisi kanan pasien dengan posisi jam 7 sampai 11(sebaliknya, operator yang kidal akan melakukan hal yang sama tetapi pada sisi kiri pasien). Kebanyakan dokter gigi akan bekerja di samping pasien (posisi jam 9) atau dibelakangnya (posisi jam 11) karena sebagian besar prosedur di harang atas dan bawah dilakukan dari lokasi operator ini.

Variable laian yang menyangkut posisi kursi adalah penyesuaian kursi. Sepertipasien berada dal;am posisi terlentang. Dilihat dari beberapa aspek, ini adalah posisi yang ideal, meskipun posisi ini memmungkinkan masuknya benda-benda asing ke kerongkonfgan .juga pada posisi ini bahan cetakan lebih mudah keluar dari ujung sendok cetak dan masuk kerongkongan pasien .

Page 2: POSISI KERJA.docx
Page 3: POSISI KERJA.docx
Page 4: POSISI KERJA.docx
Page 5: POSISI KERJA.docx

STERILISASI

Definisi

merupakan sebuah proses yang ditujukan untuk membunuh semua mikroorganisme,tmsk spora dan merupakan tingkat tertinggi dari seluruh proses pemusnahan mikoroorganisme

Tujuan

Untuk membuat suatu obyek menjadi steril

Prinsip sterilasasi

Ada 3

1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik.

2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.

• Pemanasan

a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.

Page 6: POSISI KERJA.docx

b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.

c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.

d. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf

Penyinaran dengan UV

Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV

3. Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol.

tahapan-tahapan yang perlu dilakukan adalah:

1. Presoaking, membersihkan instrumen dari material yang menempel. Jika material tidak dapat langsung dibersihkan, letakkan instrumen pada cairan disinfektan atau deterjen namun tidak boleh terlalu lama agar tidak terjadi korosi

2. Cleaning, membersihkan instrumen dari sisa debris dan cairan tubuh pasien, dilakukan dengan 2 cara yaitu hand scrubbing dan ultrasonic cleansing. Handscrubbing pada dasarnya kontras terhadap salah satu prinsip kontrol infeksi, yaitu tidak boleh berkontak langsung dengan permukaan yang terkontaminasi sebisa mungkin. Handsrubbing dapat menimbulkan percikan air dan semburan udara yang dapat menimbulkan infeksi, dan dapat merusak instrumen. Hal tersebut dapat dihindari dengan menyikat instrumen di dalam air, kemudian dibilas dengan air mengalir.

3. Corrosion control and lubrication, instrumen yang disterilkan dengan dry heat, zat kimia dan gas ethylene oxide harus dibungkus terlebih dahulu. Keadaan instrumen yang kering dapat mengurangi kemungkinan korosi dan rusaknya pembungkus instrumen.

4. Packaging, dilakukan terutama agar instrumen tetap terlindungi pasca-sterilisasi

5. Sterilization, dan

6. Sterilization monitoring, dapat dilakukan dengan indikator kimia (perubahan warna) dan indikator biologis (tes spora). Indikator kimia hanya mengetahui bahwa benda telah terekspos panas, uap maupun zat kimia, tetapi tidak dapat menganalisa adanya pemusnahan bakteri dan spora.

Metode sterilisasi

Page 7: POSISI KERJA.docx

o Perebusan adalah metode yang paling umum digunakan dalam sterilisasi instrumen. Spora musnah dengan perebusan dalam air mendidih selama 5 menit. Penambahan sodium bikarbonat menambah efektifitas perebusan, namun dapat menimbulkan deposit material pada instrumen dan pengikisan pada insturmen yang terbuat alumunium. Instrumen tajam akan tumpul dengan perebusan berkali-kali. Perebusan juga dapat dilakukan terhadap sarung tangan karet, kateter dan syringe. Perebusan dilakukan sekurang-kurangnya 15 menit.

F dalam waktu 2 menit. Sterilisasi dengan cara ini dapat menimbulkan karat pada instrumen. Instrumen lebih baik dibungkus dalam keadaan kering, bebas lemak dan kotoran sebelum disterilisasi dengan alat ini. Jika alat akan disimpan, instrumen harus dibungkus dengan material pembungkus yang sesuai agar kondisi steril selalu terjaga. Setelah selesai, alat dikeluarkan dari sterilisator dan dikeringkan untuk mencegah sisa kelembaban saat penyimpanan.F) dengan tekanan 15-30 psi (pounds per square inch) setelah mencapai kondisi yang steril. Spora dapat dimusnahkan pada suhu 273 C (250 o Uap jenuh dengan tekanan (saturated steam under pressure) merupakan metode yang direkomendasikan. Autoclave merupakan salah satu alat yang menghasilkan uap jenuh yang berperan dalam proses sterilisasi. Sterilisasi dilakukan selama 20-30 menit pada suhu 121

F) dengan mencampur bahan kimia dengan air dalam jumlah sangat sedikit selama 20 sampai 30 menit. Sterilisasi jenis ini tidak menimbulkan korosi/karat pada instrumen yang mudah berkarat. Beberapa jenis sterilisasi ini menghasilkan gas yang berbahaya, sehingga diperlukan ventilasi yang memadai. Sisa zat kimia dari sterilsator diklasifikasikan sebagai hazardous waste (limbah berbahaya).C (270 o Sterilisasi dengan uap panas dan bahan kimia, menghasilkan uap tidak jenuh pada suhu 132

o Gas ethylene oxide (EO) merupakan salah satu metode sterilisasi terhadap benda yang mudah terpengaruh panas dan kelembaban. EO mempunyai sifat toksik, mudah terbakar, dan bisa meledak, sehingga harus digunakan dengan hati-hati. Benda yang telah disterilkan dengan EO harus diangin-anginkan.

o Dry heat sterilisator, dapat digunakan terhadap bubuk, bur, tang, dan instrumen tajam. Sterilsasi ini tidak menimbulkan korosi. Kemasan bahan tidak boleh menghalangi penetrasi panas.

o Radiasi, dapat dilakukan dengan sinar infra merah, diberikan terhadap materi yang tidak dapat disterilkan dengan panas atau zat kimia. Energi radiasi ini dapat membunuh mikroorganisme

o Sterilisasi kimia, dapat dipilih pada kondisi tertentu, atau terhadap benda yang tidak tahan panas. Sterilisasi kimia terkadang tidak dapat membunuh spora dan virus walau terekspos dalam waktu yang lama. Permukaannya benda yang akan disterilkan harus dibersihkan terlebih dahulu. Sterlisasi kimia atau disinfektan ini harus berkontak pada waktu tertentu (contact time) untuk mencapai sterilisasi yang baik.

(1)Sterilisasi dengan cara rebus

Mensterikan peralatan dengan cara merebus didalam air sampai mendidih (1000C) dan ditunggu antara 15 sampai 20 menit. Misalnya peralatan dari logam, kaca dan karet.

Page 8: POSISI KERJA.docx

(2)Sterilisasi dengan cara stoom

Mensterikan peralatan dengan uap panas didalam autoclave dengan waktu, suhu dan tekanan tertentu. Misalnya alat tenun, obat-obatan dan lain-lain.

(3)Sterilisasi dengan cara panas kering

Mensterikan peralatan dengan oven dengan uap panas tinggi. Misalnya peralatan logam yang tajam, peralatan dari kaca dan obat tertentu.

(4)Sterilisasi dengan cara menggunakan bahan kimia

Mensterikan peralatan dengan menggunakan bahan kimia seperti alkohol, sublimat, uap formalin, khususnya untuk peralatan yang cepat rusak bila kene panas. Misalnya sarung tangan, kateter, dan lain-lain.

Penyimpanan dari alat-alat yang steril

Setelah sterilisasi, instrumen harus tetap steril hingga saat dipakai. Penyimpanan yang baik sama penting dengan proses sterilisasi itu sendiri, karena penyimpanan yang kurang baik akan menyebabkan instrumen tersebut tidak steril lagi. Lamanya sterilitas tergantung dari tempat dimana instrumen itu disimpan dan bahan yang dipakai untuk membungkus. Daerah yang tertutup dan terlindung dengan aliran udara yang minimal seperti pada lemari atau laci yang dapat dengan mudah didesinfeksi. Pembungkus instrumen hanya boleh dibuka segera sebelum digunakan, apabila dalam waktu 1 bulan tidak digunakan harus disterilkan ulang.

Klasifikasi dental instrument berdasarkan tingkat dekontaminasinya:

1. Critical, material yang berpenetrasi ke dalam kulit atau membran mukosa, seperti jarum, skalpel, explorer, instrumen bedah, dll. Instrumen ini membutuhkan sterilisasi.

2. Semicritical, material yang menyentuh membrana mukosa tetapi tidak menembus daerah tubuh yang lebih dalam, seperti amalgam kondensor, handpiece, dll. Instrumen ini membutuhkan sterilisasi atau disinfeksi tingkat tinggi.

3. Noncritical, meliputi material yang tidak menyentuh membrana mukosa, seperti artikulator, lampu spirtus, dll. Instumen ini hanya memerlukan disinfeksi sedang.

ALAT KEDOK TERAN GIGI

Page 9: POSISI KERJA.docx

1. Kaca mulut, yaitu sebuah kaca kecil berbentuk bundar dan diberi gagang.

Alat ini akan dimasukkan ke dalam rongga mulut untuk melihat keadaan

gigi dan jaringan di sekitar gigi. Kaca mulut merupakan peralatan utama.

Dengan alat ini, lubang yang tersembunyi dapat dilihat oleh dokter gigi.

2. Sonde, yaitu alat yang ujungnya tajam, bisa berbentuk melengkung atau

lurus. Gunanya untuk mendeteksi adanya karies atau lubang gigi, terutama

di daerah yang tersembunyi atau di antara gigi. Dengan ujungnya

tersembunyi bisa dideteksi.

3. Pinset, yang digunakan utuk mengambil sesuatu. Di bidang kedokteran

gigi, pinset digunakan untuk mengambil berbagai macam benda, baik

kapas maupun kotoran, dari dalam rongga mulut.

4. Excavator, alat yang kedua ujungnya berbentuk seperti sendok, yang

digunakan yang tajam, karies yang kecil berupa titik atau yang untuk

mengorek/membersihkan kotoran di dalam karies.

Page 10: POSISI KERJA.docx
Page 11: POSISI KERJA.docx
Page 12: POSISI KERJA.docx
Page 13: POSISI KERJA.docx