27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memerlukan kemampuan untuk bergerak. Ketika orang dapat berdiri dan bergerak, mereka lebih sehat. Paru-paru mereka mengembang lebih mudah. Mereka mencerna makanan secara seksama lebih baik. Mereka mampu berdefekasi dengan baik, fungsi ginjal mereka lebih baik dan tulang serta otot mereka lebih sehat. Dan sebaliknya, jika sedang sakit mereka sering tidak dapat bergerak atau hanya dapat bergerak sedikit. Untuk mempertahankan kesejajaran tubuh yang tepat, perawat harus dengan tepat mengangkat klien, menggunakan teknik pemberian posisi yang tepat, dan memindahkan klien dengan aman. Karena dari kebanyakan orang mengganti posisi mereka secara konstan dan bergerak meskipun diatas tempat tidur. Namun, ketika klien lemah atau nyeri, atau mengalami fraktur, atau paralisis atau tidak sadar, mereka tidak dapat mengubah posisi seperti orang normal. Mereka memerlukan bantuan untuk mengubah posisi seperti posisi sim’s , semi fowler, miring, dorsal recumbent dan lithomi. Sedangkan Range of motion ( ROM ) adalah gerakan dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh sendi yang bersangkutan (Suratun, dkk, 2008). Pendapat lain mengatakan latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk 1 Makalah Posisi Tubuh dan ROM (Range of Motion)

posisi tubuh

Embed Size (px)

DESCRIPTION

materi keperawatan

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia memerlukan kemampuan untuk bergerak. Ketika orang dapat berdiri dan bergerak, mereka lebih sehat. Paru-paru mereka mengembang lebih mudah. Mereka mencerna makanan secara seksama lebih baik. Mereka mampu berdefekasi dengan baik, fungsi ginjal mereka lebih baik dan tulang serta otot mereka lebih sehat. Dan sebaliknya, jika sedang sakit mereka sering tidak dapat bergerak atau hanya dapat bergerak sedikit.

Untuk mempertahankan kesejajaran tubuh yang tepat, perawat harus dengan tepat mengangkat klien, menggunakan teknik pemberian posisi yang tepat, dan memindahkan klien dengan aman. Karena dari kebanyakan orang mengganti posisi mereka secara konstan dan bergerak meskipun diatas tempat tidur. Namun, ketika klien lemah atau nyeri, atau mengalami fraktur, atau paralisis atau tidak sadar, mereka tidak dapat mengubah posisi seperti orang normal. Mereka memerlukan bantuan untuk mengubah posisi seperti posisi sims , semi fowler, miring, dorsal recumbent dan lithomi.

Sedangkan Range of motion ( ROM ) adalah gerakan dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh sendi yang bersangkutan (Suratun, dkk, 2008). Pendapat lain mengatakan latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).

Range of motion atau rentang gerak merupakan jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh: sagital, frontal, dan transversal. Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari depan ke belakang, membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan. Potongan frontal melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi tubuh menjadi bagian depan dan belakang. Potongan transfersal adalah garis horizontal yang membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah. Latihan ROM biasanya dilakukan pada pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total.

Ke dua pokok materi diatas yaitu posisi tubuh dan range of motion (ROM) sangat penting dalam menunjang pasien menuju kesembuhan, dan sudah sepatutnya tenaga perawat harus mengetahui posisi tubuh yang sesuai dengan pasien, maupun ROM yang digunakan untuk membantu pasien dalam menggerakkan bagian-bagian tubuhnya untuk menunjang kesembuhan pasien. Ke dua pokok materi di atas akan dibahas dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah1. Menjelaskan jenis-jenis posisi tubuh, tujuannya, serta indikasinya2. Apa saja kontraindikasi pengaturan posisi tubuh pada klien

3. Menjelaskan ROM (Range of Motion)4. Menjelaskan jenis-jenis ROM dan bentuk gerakannyaC. Tujuan

1. Diharapkan mampu menjelaskan jenis-jenis posisi tubuh, tujuannya, serta indikasinya

2. Diharapkan mampu mengetahui kontraindikasi pengaturan posisi tubuh pada klien

3. Diharapkan mampu menjelaskan ROM (Range of Motion)

4. Diharapkan mampu menjelaskan jenis-jenis ROM dan bentuk gerakannya

BAB II

PEMBAHASAN

A. Menjelaskan Jenis-Jenis Posisi Tubuh, Tujuannya, serta IndikasinyaPemberian posisi tubuh pasien merupakan cara menggunakan tubuh secara efisien yaitu, tidak banyak mengeluarkan tenaga, terkoordinir, serta aman dalam menggerakkan dan mempertahankan keseimbnagan selama aktivitas. Berikut jenis-jenisnya:

1. Posisi Fowler

a) Defenisi: Posisi fowler adalah posisi miring di mana kepala diletakkan agak tinggi untuk mempromosikan drainase setelah operasi perut. Letak kepala disesuaikan menurut ketinggian yang diinginkan, sekitar 60-90 cm untuk menghasilkan angulasi 45 sampai 60 dari tubuh. Lutut mungkin dibengkokkan. Fowler membentuk sudut 90o selain itu ada juga semifowler membentuk sudut 45 sampai 60.b) Tujuan posisi fowler:

-Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi.

-Meningkatkan rasa nyaman

-Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga meningkatnya ekspansi dada

dan ventilasi paru-paru

-Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi yang menetap

c) Indikasi:

-Pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan

-Pada pasien yang mengalami imobilisasi

posisi fowler2. Posisi Simsa) Defenisi: Posisi sim adalah posisi miring kekanan atau miring kekiri. Posisi ini dilakukan untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat peranus (supositoria). Berat badan terletak pada tulang illium, humerus dan klavikula.

b) Tujuan posisi sims-Meningkatkan drainage dari mulut pasien dan mencegah aspirasi

-Mengurangi penekanan pada tulang secrum dan trochanter mayor otot pinggang

-Memasukkan obat supositoria

-Mencegah decubitus

c) Indikasi :-Pasien dengan pemeriksaan dan pengobatan daerah perineal

-Pasien yang tidak sadarkan diri

-Pasien paralisis

-Pasien yang akan dienema

-Untuk tidur pada wanita hamil.

posisi sims3. Posisi Trendelenberga) Defenisi: Posisi trendelenburg adalah posisi berbaring pada tempat yang datar di mana kepala berada lebih rendah dari pada pelvis. Ini adalah posisi standar untuk pembedahan abdominal atau ginekologi.b) Tujuan posisi trendelenberg-Memudahkan perawatan dan pemeriksaan-Posisi pembedahan abdominal atau ginekologi

-Memperlancar darah keotak

c) Indikasi:

-Pasien dengan pembedahan pada daerah perut

-Pasien shock

-Pasien hipotensi

posisi trendelenberg4. Posisi Dorsal Recumbent

a) Defenisi: Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau direnggangkan) di atas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa serta pada proses persalinan.b) Tujuan posisi dorsal recumbent

Meningkatkan kenyamanan pasien, terutama dengan ketegangan punggung belakang.

c) Indikasi:

-Pasien dengan pemeriksaan pada bagian pelvic, vagina dan anus, atau persalinan

-Pasien dengan ketegangan punggung belakang.

posisi dorsal recumbent5. Posisi Lithotomi

a) Defenisi: Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses persalinan, dan memasang alat kontrasepsi.

b) Tujuan posisi lithotomi

-Memudahkan pemeriksaan daerah rongga panggul, misal vagina taucher,

pemeriksaan rektum, dan sistoscopy

-Memudahkan pelaksanaan proses persalinan, operasi ambeien, pemasangan alat intra uterine devices (IUD), dan lain-lain.

c) Indikasi:

-Pada pemeriksaan genekologis

-Untuk menegakkan diagnosa atau memberikan pengobatan terhadap penyakit

pada uretra, rektum, vagina dan kandung kemih.

posisi lithotomi6. Posisi Genu Pectoral

a) Defenisi: Pada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki di tekuk dan dada menempel pada bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah rektum dan sigmoid.

b) Tujuan posisi genu pectoral

Memudahkan pemeriksaan daerah rektum, sigmoid, dan vagina.

c) Indikasi:

-Pasien hemorrhoid

-Pemeriksaan dan pengobatan daerah rectum, sigmoid dan vagina.

Posisi genu pectoral7. Posisi Orthopeneic/Orthopnea

a) Defenisi: Posisi pasien duduk dengan menyandarkan kepala pada penampang yang sejajar dada, seperti pada meja.

b) Tujuan posisi orthopenic

Memudahkan ekspansi paru untuk pasien dengan kesulitan bernafas yang ekstrim dan tidak bisa tidur terlentang atau posisi kepala hanya bisa pada elevasi sedang.

c) Indikasi:

Pasien dengan sesak berat dan tidak bisa tidur terlentang.

posisi orhopnea

8. Posisi Supinasia) Defenisi: Posisi telentang dengan pasien menyandarkan punggungnya agar dasar tubuh sama dengan kesejajaran berdiri yang baik.b) Tujuan posisi supinasi

Meningkatkan kenyamanan pasien dan memfasilitasi penyembuhan terutama pada pasien pembedahan atau dalam proses anestesi tertentu.

c) Indikasi:

-Pasien dengan tindakan post anestesi atau penbedahan tertentu

-Pasien dengan kondisi sangat lemah atau koma.

posisi supinasi9. Posisi Pronasi

a) Defenisi: Pasien tidur dalam posisi telungkup Berbaring dengan wajah menghadap ke bantal.

b) Tujuan posisi pronasi

-Memberikan ekstensi maksimal pada sendi lutut dan pinggang

-Mencegah fleksi dan kontraktur pada pinggang dan lutut.

c) Indikasi:-Pasien yang menjalani bedah mulut dan kerongkongan

-Pasien dengan pemeriksaan pada daerah bokong atau punggung.

posisi pronasi

10. Posisi Lateral

a) Defenisi: Posisi miring dimana pasien bersandar kesamping dengan sebagian besar berat tubuh berada pada pinggul dan bahu.b) Tujuan posisi lateral

-Mempertahankan body aligement (postur tubuh)-Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi

-Meningkankan rasa nyaman

-Mengurangi kemungkinan tekanan yang menetap pada tubuh akibat posisi yang menetapc) Indikasi:

-Pasien yang ingin beristirahat

-Pasien yang ingin tidur

-Pasien yang posisi fowler atau dorsal recumbent dalam posisi lama

-Penderita yang mengalami kelemahan dan pasca operasi.

posisi lateralB. Kontraindikasi Pengaturan Posisi Tubuh Pada KlienYang harus diperhatikan pada pasien dan tidak boleh melakukan pengaturan posisi jika:1. Pada klien yang mengalami gangguan mobilitas

2. Klien yang setelah pembedahan spinal

3. Setelah pemberian anestesi spinal

4. Klien yang tidak sadarC. ROM (range of motion)

1. Defenisi ROM (range of motion)

ROM (range of motion) adalah gerakan dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh sendi yang bersangkutan (Suratun, dkk, 2008). Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot. Latihan ROM biasanya dilakukan pada pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total. Range of motion harus dilakukan sekitar 7-10 kali dan dikerjakan sekurang-kurangnya dua kali sehari. Lakukan pelan-pelan dan hati-hati dan tidak melelahkan klien.2. Manfaat ROM (range of motion)

a) Memperbaiki tonus otot

b) Meningkatkan mobilisasi sendi

c) Memperbaiki toleransi otot untuk latihan

d) Meningkatkan massa otot

e) Mengurangi kehilangan tulang

3. Indikasi ROM (range of motion)

a) Stroke atau penurunan tingkat kesadaran

b) Kelemahan otot

c) Fase rehabilitasi fisik

d) Klien dengan tirah baring lama

4. KontraIndikasi ROM (range of motion)

a) Trombus/emboli dan keradangan pada pembuluh darah

b) Kelainan sendi atau tulang

c) Klien fase imobilisasi karena kasus penyakit (jantung)

d) Trauma baru dengan kemunginan ada fraktur yang tersembunyi atau luka dalam

e) Nyeri berat

f) Sendi kaku atau tidak dapat bergerak

D. Jenis-Jenis ROM dan Bentuk Gerakannya

1. Jenis-Jenis ROMa) ROM Aktif adalah gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan menggunakan energi sendiri. Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam melaksanakan pergerakan sendiri secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal (klien aktif). Kekuatan otot 75 %. Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif. Sendi yang digerakkan pada ROM aktif adalah sendi di seluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendri secara aktif. Latihan ROM aktif biasanya dilakukan pada pasien yang:

-Klien dengan paralysis ekstremitas sebagian

-Klien bedrest / tirah baring (tanpa kontraindikasi)

b) ROM Pasif adalah ROM Pasif yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang lain (perawat) atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai dengan rentang gerak yang normal (klienpasif). Kekuatan otot 50 %. Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total (suratun, dkk, 2008). Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien. Sendi yang digerakkan pada ROM pasif adalah seluruh persendian tubuh atau hanya pada ekstremitas yang terganggu dan klien tidak mampu melaksanakannya secara mandiri.2. Bentuk gerakan ROM

Ada berbagai macam gerakan ROM, yaitu :

a) Fleksi, yaitu berkurangnya sudut persendian.

b) Ekstensi, yaitu bertambahnya sudut persendian.

c) Hiperekstensi, yaitu ekstensi lebih lanjut.

d) Abduksi, yaitu gerakan menjauhi dari garis tengah tubuh.

e) Adduksi, yaitu gerakan mendekati garis tengah tubuh.

f) Rotasi, yaitu gerakan memutari pusat dari tulang.

g) Eversi, yaitu perputaran bagian telapak kaki ke bagian luar, bergerak membentuk sudut persendian.

h) Inversi, yaitu putaran bagian telapak kaki ke bagian dalam bergerak membentuk sudut persendian.

i) Pronasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke bawah.

j) Supinasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke atas.

k) Oposisi, yaitu gerakan menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan yang sama.

Gerakan ROM berdasarkan bagian tubuh:

Menurut Potter & Perry, (2005), ROM terdiri dari gerakan pada persendian sebagai berikut :

a) Leher, spina, servikal

GerakanPenjelasanRentang

FleksiMenggerakan dagu menempel ke dada,Rentang 45o

EkstensiMengembalikan kepala ke posisi tegak,Rentang 45o

HiperekstensiMenekuk kepala ke belakang sejauh mungkin,Rentang 40-45 o

Fleksi lateralMemiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin kearah setiap bahu,Rentang 40-45 o

RotasiMemutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler,Rentang 180 o

b) Bahu

GerakanPenjelasanRentang

FleksiMenaikan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke posisi di atas kepala,Rentang 180o

EkstensiMengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh,Rentang 180 o

HiperekstensiMengerkan lengan kebelakang tubuh, siku tetap lurus,Rentang 45-60 o

AbduksiMenaikan lengan ke posisi samping di atas kepala dengan telapak tangan jauh dari kepala,Rentang 180 o

AdduksiMenurunkan lengan ke samping dan menyilang tubuh sejauh mungkin,Rentang 320 o

Rotasi dalamDengan siku pleksi, memutar bahu dengan menggerakan lengan sampai ibu jari menghadap ke dalam dan ke belakang,Rentang 90 o

Rotasi luarDengan siku fleksi, menggerakan lengan sampai ibu jari ke atas dan samping kepala,Rentang 90 o

SirkumduksiMenggerakan lengan dengan lingkaran penuh,Rentang 360 o

c) SikuGerakanPenjelasanRentang

FleksiMenggerakkan siku sehingga lengan bahu bergerak ke depan sendi bahu dan tangan sejajar bahu,rentang 150

EkstensiMeluruskan siku dengan menurunkan tangan,rentang 150

d) Lengan bawahGerakanPenjelasanRentang

PronasiMemutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap ke bawah,Rentang 70-90

SupinasiMemutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan menghadap ke atas,Rentang 70-90

e) Pergelangan tanganGerakanPenjelasanRentang

FleksiMenggerakan telapak tangan ke sisi bagian dalam lengan bawah,Rentang 80-90

EkstensiMengerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari, tangan, lengan bawah berada dalam arah yang sama,Rentang 80-90

HiperekstensiMembawa permukaan tangan dorsal ke belakang sejauh mungkin,Rentang 89-90

AbduksiMenekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari,Rentang 30

AdduksiMenekuk pergelangan tangan miring ke arah lima jari,Rentang 30-50

f) Jari-jari tangan

GerakanPenjelasanRentang

FleksiMembuat genggaman,Rentang 90

EkstensiMeluruskan jari-jari tangan,Rentang 90

HiperekstensiMenggerakan jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin,Rentang 30-60

AbduksiMereggangkan jari-jari tangan yang satu dengan yang lain,Rentang 30

AdduksiMerapatkan kembali jari-jari tangan,Rentang 30

g) Ibu jariGerakanPenjelasanRentang

FleksiMengerakan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan,Rentang 90

EkstensiMenggerakan ibu jari lurus menjauh dari tanganRentang 90

AbduksiMenjauhkan ibu jari ke samping,Rentang 30

AdduksiMengerakan ibu jari ke depan tangan,Rentang 30

OposisiMenyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan yang sama-

h) PinggulGerakanPenjelasanRentang

FleksiMengerakan tungkai ke depan dan atas,Rentang 90-120

EkstensiMenggerakan kembali ke samping tungkai yang lain,Rentang 90-120

HiperekstensiMengerakan tungkai ke belakang tubuh,Rentang 30-50

AbduksiMenggerakan tungkai ke samping menjauhi tubuh,Rentang 30-50

AdduksiMengerakan tungkai kembali ke posisi media dan melebihi jika mungkin,Rentang 30-50

Rotasi dalamMemutar kaki dan tungkai ke arah tungkai lain,Rentang 90

Rotasi luarMemutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain,Rentang 90

SirkumduksiMenggerakan tungkai melingkar-

i) Lutut

GerakanPenjelasanRentang

FleksiMengerakan tumit ke arah belakang paha,Rentang 120-130

EkstensiMengembalikan tungkai kelantai,Rentang 120-130

j) Mata kakiGerakanPenjelasanRentang

DorsifleksiMenggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke atas,Rentang 20-30

PlantarfleksiMenggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke bawah,Rentang 45-50

k) Kaki

GerakanPenjelasanRentang

InversiMemutar telapak kaki ke samping dalam,Rentang 10

EversiMemutar telapak kaki ke samping luar,Rentang 10

l) Jari-jari KakiGerakanPenjelasanRentang

FleksiMenekukkan jari-jari kaki ke bawah,Rentang 30-60

EkstensiMeluruskan jari-jari kaki,Rentang 30-60

AbduksiMenggerakan jari-jari kaki satu dengan yang lain,Rentang 15

AdduksiMerapatkan kembali bersama-sama,Rentang 15

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pemberian posisi tubuh pasien merupakan cara menggunakan tubuh secara efisien yaitu, tidak banyak mengeluarkan tenaga, terkoordinir, serta aman dalam menggerakkan dan mempertahankan keseimbangan selama aktivitas. Sedangkan Range of motion ( ROM ) adalah gerakan dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh sendi yang bersangkutan (Suratun, dkk, 2008). Pendapat lain mengatakan latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).Saran

Berdasarkan makalah yang penyusun buat ini, penyusun dapat menyarankan ke semua Tim Kesehatan khususnya perawat untuk lebih dapat mengetahui, memahami tentang posisi tubuh untuk pasien dan ROM beserta semua tujuannya, indikasi dan kontraindikasinya agar mampu menjadi pertimbangan dalam penerapannya di dunia kesehatan. Dan penyusun mengundang kritik yang membangun dari pembaca untuk kelengkapan makalah berikutnya.

DAFTAR PUSTAKAPotter, Patricia A. & Perry, Anne Griffin (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 4. Jakarta: EGCSamadi, Siti Hajar. 2011. Tugas KDDK ROM. PSIK Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Muslim Indonesia http://didi8732.blogspot.com/2013/07/cara-melaksanakan-latihan-rom-range-of.html diakses pada hari selasa, 6 april 2015http://masturamalawat.blogspot.com/2013/03/jenis-jenis-pengaturan-posisi-tubuh.html diakses pada hari selasa, 6 april 2015