Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
POSTER TENTANG BELAJAR (Motivasi Belajar)
1. Pengertian Media Non Elektronik
Menurut Abdulhak & Sanjaya (1995), media non elektronik adalah media yang dapat
digunakan tanpa bantuan alat-alat elektronik seperti media grafis, media berbasis visual dan
media berbasis cetak. Karena tidak adanya tuntutan perangkat elektronik yang pada umumnya
memerlukan energi listrik, memungkinkan kelompok media ini dapat digunakan di berbagai
daerah yang belum memiliki sumber energi listrik.
2. Jenis Media
Contoh Media Cetakan:
a. Brosur: Buku kecil atau selebaran yang menjelaskan dan memaparkan tentang sesuatu
hal.
b. Leaflet/pamphlet: (Selebaran) Lembaran kecil barang cetakan, baik dilipat maupun
tidak, untuk memudahkan penyebaran informasi.
c. Poster adalah Gambar-gambar yang dirancang sedemikian rupa sehingga menarik
perhatian, sedikit menggunakan kata-kata yang dicetak pada sehelai kertas / bahan lain
yang berukuran tidak kurang dari 45 x 60 cm, dan ditempelkan pada tempat tertentu.
d. Komik adalah sebuah media yang menyampaikan cerita dengan visualisasi atau ilustrasi
gambar, dengan kata lain komik adalah cerita bergambar, dimana gambar berfungsi untuk
pendeskripsian cerita agar si pembaca mudah memahami cerita yang disampaikan oleh si
pengarang.
3. Mengembangkan media
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan media sebagai berikut :
1. Identifikasi kebutuhan dan karakter siswa.
Perencanaan didasarkan atas kebutuhan (need) siswa. Yang dimaksud kebutuhan
adalah kesenjangan taraf perkembangan siswa dalam berbagai aspek pribadi yang
diinginkan dengan taraf perkembangan siswa dalam berbagai aspek pribadi yang telah
dicapai sekarang. Sedangkan karakteristik siswa lebih mengarah pada modalitas yang
dimiliki seseorang seperti kinestetik, audio, atau visual.
2. Perumusan tujuan
Tujuan akan menjadi tolak ukur apakah target yang sudah tercapai atau belum.
Tujuan akan menjad arah kepada siswa untuk melakukan perilaku yang diharapkan dengan
tujuan tersebut. 3. Perumusan materi Titik tolak perumusan materi adalah dari rumusan
tujuan. Penyusunan materi perlu memperhatikan beberapa kriteria seperti validitas,
signifikansi, kebermanfaatan, dan menarik minat. 4. Perumusan alat ukur keberhasilan Alat
pengukuran bisa berupa tes, penugasa, atau daftar cek perilaku. Alat dikembangkan dengan
berpijak pada tujuan yang telah dirumuskan dan harus sesuai dengan materi yang sudah
disiapkan
4. Sasaran dan tujuan media leaflet tersebut adalah :
Ditujukan pada siswa kelas VII SMP, untuk mengajak dan membujuk agar para
siswa mampu dan mengerti akan tugasnya sebagai seorang pelajar yang pada akhirnya
akan menjadi penerus bangsa dengan memperhatikan beberapa prinsip yang akan
membantu dalam proses belajar dan bagaimana memotivasi diri untuk tekun belajar
karena belajar sangat penting dalam kehidupan kita.
MOTIVASI BELAJAR
A. Pengertian belajar
Belajar Merupakan Tindakan dan Perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan,
maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadi atau tidak
terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi karena siswa memperoleh sesuatu yang ada di
lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa adalah keadaan alam, benda-benda,
hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau hal-hal yang akan dijadikan bahan belajar.
Belajar adalah proses mencari, memahami, menganalisis suatu keadaan sehingga terjadi
perubahan perilaku, dan perubahan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai hasil belajar jika
disebabkan oleh karena pertumbuhan atau keadaan sementara. (Syaifuddin Iskandar : 2008 :
1)
B. Prinsip belajar
Ada banyak sekali teori dan prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu
dengan yang lain memiliki persamaan dan juga perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar
tersebut terdapat prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam
upaya pembelajaran. Adapun prinsip-prinsip belajar :
1. Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar
Motivasi belajar ada didalam diri siswa. Dalam kerangka pendidikan formal,
motivasi belajar ada dalam jaringan rekayasa pendagogis guru yaitu dengan tindakan
pembuatan persiapan belajar, pelaksanaan belajar-mengajar, maka guru menguatkan
motivasi belajar siswa. Dilihat dari segi emansipasi kemandirian siswa, motivasi belajar
semakin meningkat pada tercapainya hasil belajar. Motivasi belajar merupakan segi
kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis
dan kematangan psikologis siswa. Hal-hal yang mempengaruhi motivasi belajar pada
siswa diantaranya :
2. Cita-cita atau aspirasi siswa
Motivasi belajar tampak pada keinginan siswa. Keberhasilan mencapai keinginan
tersebut menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan dikemudian hari menimbulkan cita-
cita dalam kehidupan. Timbulnya cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal, moral,
kemauan, bahasa, dan nilai-nilai kehidupan. Timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh
perkembangan kepribadian.
Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar
kemauan dan semangat belajar. Dari segi pembelajaran, penguatan dengan hadiah atau
juga hukuman akan dapat mengubah keinginan menjadi kemauan, dan kemudian
kemauan menjadi cita-cita. Oleh sebab itu, cita-cita akan memperkuat semangat belajar
dan mengarahkan perilaku belajar sehingga akan mewujudkan aktualisasi diri.
3. Kemampuan Siswa
Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan
mencapainya. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat
motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
4. Kondisi Siswa
Kondisi siswa yang meliputi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar.
Seorang siswa yang sedang sakit, lapar, atau marah-marah akan mengganggu perhatian
belajar. Sebaliknya, seorang siswa yang sehat, kenyang, dan gembira akan mudah
menguatkan perhatian. Dengan kata lain, kondisi jasmani dan rohani siswa berpengaruh
pada motivasi belajar.
5. Kondisi Lingkungan Siswa
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal,
pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat maka
siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Bencana alam, tempat tinggal yang
kumuh, ancaman rekan yang nakal, perkelahian antarsiswa, akan mengganggu
kesungguhan belajar.
6. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran
Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran yang mengalami
perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman sebayanya berpengaruh
pada motivasi dan perilaku belajar. Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam,
lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan juga mengalami perubahan. Lingkungan
budaya siswa yang berupa surat kabar, majalah, radio, televise, dan film semakin
menjangkau siswa. Kesemua lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajar. Oleh
sebab itu, guru professional diharapkan mampu memanfaatkan semua itu agar tercipta
kondisi dinamis yang bagus bagi pembelajaran.
C. Pentingnya Belajar
Belajar adalah proses untuk mengerti sesuatu. Dengan belajar seseorang dapat
berkembang terutama dalam pendidikan. Tidak hanya itu belajar juga memberikan banyak
manfaat bagi seseorang karena dengan belajar seseorang akan memperoleh ilmu
pengetahuan. Misalnya saja belajar mengenai kepemimpinan dengan begitu seseorang bisa
mendalami pelajaran tersebut yang dimana akan mengantarkan orang tersebut untuk menjadi
pemimpin di masa mendatang. Belajar selalu kita terapkan dalam setiap hal seperti:
1. Kita tidak bisa mengerti pelajaran tanpa belajar.
2. Pada waktu kita kecil, kita belum bisa bersepeda maka kita perlu proses belajar terlebih
dahulu. Itu sedikit contoh pentingnya belajar buat kita.
D. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas, kami dapat menarik kesimpulan antara lain :
1. Bahwa Belajar Merupakan Tindakan dan Perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan,
maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.
2. Motivasi adalah sebagai modal utama untuk belajar.
3. Belajar merupakan kunci kesuksesan yang akan membawa diri kita untuk mencapai cita-cita
dan tanpa belajar kita akan menjadi orang yang terbelakang.
POSTER PRIBADI SOSIAL ( Meningkatkan Rasa Percaya Diri)
7. Pengertian Media Non Elektronik
Menurut Abdulhak & Sanjaya (1995), media non elektronik adalah media yang dapat
digunakan tanpa bantuan alat-alat elektronik seperti media grafis, media berbasis visual dan
media berbasis cetak. Karena tidak adanya tuntutan perangkat elektronik yang pada umumnya
memerlukan energi listrik, memungkinkan kelompok media ini dapat digunakan di berbagai
daerah yang belum memiliki sumber energi listrik.
8. Jenis Media
Contoh Media Cetakan:
e. Brosur: Buku kecil atau selebaran yang menjelaskan dan memaparkan tentang sesuatu
hal.
f. Leaflet/pamphlet: (Selebaran) Lembaran kecil barang cetakan, baik dilipat maupun
tidak, untuk memudahkan penyebaran informasi.
g. Poster adalah Gambar-gambar yang dirancang sedemikian rupa sehingga menarik
perhatian, sedikit menggunakan kata-kata yang dicetak pada sehelai kertas / bahan lain
yang berukuran tidak kurang dari 45 x 60 cm, dan ditempelkan pada tempat tertentu.
h. Komik adalah sebuah media yang menyampaikan cerita dengan visualisasi atau ilustrasi
gambar, dengan kata lain komik adalah cerita bergambar, dimana gambar berfungsi untuk
pendeskripsian cerita agar si pembaca mudah memahami cerita yang disampaikan oleh si
pengarang.
9. Mengembangkan media
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan media sebagai berikut :
5. Identifikasi kebutuhan dan karakter siswa.
Perencanaan didasarkan atas kebutuhan (need) siswa. Yang dimaksud kebutuhan
adalah kesenjangan taraf perkembangan siswa dalam berbagai aspek pribadi yang
diinginkan dengan taraf perkembangan siswa dalam berbagai aspek pribadi yang telah
dicapai sekarang. Sedangkan karakteristik siswa lebih mengarah pada modalitas yang
dimiliki seseorang seperti kinestetik, audio, atau visual.
6. Perumusan tujuan
Tujuan akan menjadi tolak ukur apakah target yang sudah tercapai atau belum.
Tujuan akan menjad arah kepada siswa untuk melakukan perilaku yang diharapkan dengan
tujuan tersebut. 3. Perumusan materi Titik tolak perumusan materi adalah dari rumusan
tujuan. Penyusunan materi perlu memperhatikan beberapa kriteria seperti validitas,
signifikansi, kebermanfaatan, dan menarik minat. 4. Perumusan alat ukur keberhasilan Alat
pengukuran bisa berupa tes, penugasa, atau daftar cek perilaku. Alat dikembangkan dengan
berpijak pada tujuan yang telah dirumuskan dan harus sesuai dengan materi yang sudah
disiapkan
MENINGKATKAN RASA KEPERCAYAAN DIRI
Ketika belajar siswa mudah menyerah dan mengeluh sulit belajar. Jika diminta untuk
mengerjakan soal di depan kelas, siswa takut secara berlebihan dan merasa tak yakin dengan
jawabannya. Mengingat begitu pentingnya membangun kemampuan percaya diri pada
perkembangan siswa sebagai sumber energy (kekuatan) diri anak untuk dapat
mengaktualisasikan diri siswa secara utuh, maka siswa membutuhkan bantuan orang tua dan
guru. Dalam sifat percaya diri tidak hanya harus dimiliki oleh orang dewasa, tetapi anak-anak
juga memerlukannya dalam perkembangannya menjadi dewasa. Sifat percaya diri sulit
dikatakan secara nyata, tetapi kemungkinan besar orang yang percaya diri akan bisa
menerima dirinya sendiri, siap menerima tantangan dalam arti mau mencoba sesuatu yang
baru walaupun ia sadar bahwa kemungkinan salah pasti ada. Orang yang percaya diri tidak
takut menyatakan pendapatnya di depan orang banyak. Rasa percaya diri dapat membantu
untuk menghadapi situasi di dalam pergaulan dan untuk menangani berbagai tugas dengan
lebih mudah. Peran orang tua sangat vital dalam menumbuhkan percaya diri anak karena
orang tualah yang paling berpengaruh dan terdekat hubungannya dengan anak. Tapi banyak
terjadi, orang tua kurang menyadari perannya dalam membangun percaya diri anak. Sehingga
anak membawa kebiasaan rumah di bawa ke sekolah. Oleh karena itu, peran guru di sekolah
sangatlah penting untuk memahami kesulitan, kelemahan dan hambatannya dalam
membangun diri siswa.
Ketidakpercayaan diri dapat dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor dari dalam diri
individu itu sendiri dan faktor dari lingkungan individu. Faktor dari dalam diri individu
adalah rasa benci, rasa takut, kecemasan, tidak dapat menerima kenyataan hidup dan tidak
dapat mengaktualisasikan kemampuan yang ada pada dirinya. Faktor lingkungan yang
mempengaruhi kepercayaan diri antara lain faktor keluarga, sekolah, teman sebaya dan
masyarakat. Faktor dari dalam diri individu dan faktor dari lingkungan individu merupakan
sumber permasalahan bagi individu yang mengalami ketidakpercayaan diri. Meskipun
kepercayaan diri diidentikkan dengan kemandirian, orang yang percaya dirinya tinggi
umumnya lebih mudah terlibat secara pribadi dengan orang lain dan lebih berhasil dalam
hubungan antar personal.
Masalah tersebut merupakan indikator dari kurang atau tidak adanya kepercayaan
diri. Hal ini sudah tentu akan menghambat proses belajar para siswa untuk mencapai hasil
yang optimal. Apabila siswa yang tidak memiliki rasa percaya diri yang baik maka dapat
dimungkinkan siswa tersebut akan mengalami gagal belajar dan hal ini dapat menghambat
pencapaian tujuan pendidikan. Kegagalan dalam belajar sangat mempengaruhi kepribadian
siswa yang terbentuk karena tidak dapat mencapai apa yang diharapkan
Sasaran dan tujuan media leaflet tersebut adalah :
Mengajak peserta didik untuk membangun rasa percaya diri agar peserta didik tersebut
biasa menjadi orang labih percaya diri.
POSTER TENTANG KARIR
MENGENALI BAKAT DEMI KARIER
Untuk bisa sukses dalam meniti karier di masa datang maka mengenali bakat dan minat sejak
dini merupakan suatu keniscayaan , sehingga setiap langkah yang kita tempuh nantinya benar-
benar terarah.
A. Pengertian Bakat
Bakat adalah kemampuan bawaan sejak lahir yang merupakan potensi (kemampuan
terpendam) diri kita yang masih memerlukan pengembangan melalui pendidikan, pembelajaran,
atau pelatihan hingga menjadi suatu kecakapan, pengetahuian, dan keterampilan khusus,
misalnya kemampuan berbahasa, bermain musik, melukis, dan lain-lain. Kita merasa begitu
mudah, lancar, saat belajar, belatih, beraktivitas di suatu bidang dan merasa menikmatinya saat
melakukannya, maka bisa bisa disimpulkan berarti di bidang itulah bakat kita berada.
Bakat bukanlah merupakan potensi tungal, melainkan emrupakan sekelompok potensi
yang secara bertingkat membentuk bakat. Misalnya pada bakat musik terdapat kemampuan
membedakan nada, kepekaan akan keserasian suara, kepekaan irama dan nada.
Bakat baru muncul menjadi suatu kemampuan khusus bila ada kesempatan untuk
berkembang / dikembangkan / dimajukan, sehingga mungkin saja terjadi pada seseorang tidak
bisa berkembang lantara yang bersangkutan tak mengetahu, mengetahui dan tidak
mengembangkan bakatnya sehingga tetap merupakan potensi.
Berdasarkan hal di atas, maka kita perlu mengenali dan memahami bakat yang secara mendalam,
sunguh-sungguh dan fokus. Mengapa demikian? Karena keberhasilan megnenali, memahami,
dan mengembangkan bakat akan berpengaruh besar terhadap keberhasilan karier kita.
B. Jenis-Jenis Bakat
Mohammad Asrosri dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan (2008) membagi jenis-
jenis bakat menjadi lima antara lain :
1. Bakat akademis, yakni bakat seseorang yang di dalamnya terkmpul potensi di bidang akademis,
misalnya bidang matematika, kimia, biologi, geometri, fisika, ekonomi(Secara teorists).
Kecenderungannya lebih ke arah berpikir konseptual dan sistematis menurut hokum akademis.
Para profesor , seperti profesor. Dr. Achmad Zahro, Prof Dr. Bj Habibioe adalah contoh roang
yang berbakat di bidang akademis di bidang agama islam dan teknologi.
2. Bakat Kreatif/Produktif, yakni bakat seseorang yang diadalmnya terangkum potensi berbagai
kemampuan untuk menangkap ide dari pengamatan untuk kemudian ditindak lanjuti dengan
merumuskan, merancang dan membuat sesuatu produk baru yang bernilai produktif bagi
kehidupan. Contoh di dalamnya bakat mekanik. Seseorang yang berbakat di bidangini akan
bergitu mudah berkembang jika mendapatkan kesemaptan untuk merancang bangun mesin, alat-
alat, rumah, dan sebagaiya. Para Mekanik yang membantu para pembalad di formula I seperti
Valentino Rossi, Daniel Vedrosa, Jorge Lorenzo maupun Casiey Stoner, dan lain-lain adalah
orang yang berbakat di bidang ini.
3. Bakat Seni, yaitu bakat sesoerang yang didalamnya ada potensi mudah terlibat dengan sesuatu
yang melahirkan keindahan apakah itu menciptakan lukisan, menari, bermain watak, dan
sebagainya. Bagong Kusudiarjo, Ebit G.A.D, Ki H. manteb Sudarsono adalah contoh orang-
orang yang berbakat di bidang seni lukis, dan wayang kulit.
4. Bakat kinesteik / promotik(gerak Tubuh) yaitu bakat seseorang di dalamnya ada potensi mudah
melakukan suatu dengan memaksimalkan gerak tubuh, termasuk di dalam hal ini adalah
olahragawan, apakah petinju, pesepak bola, pebulu tangkis, dan sebagainya.Orang-orang seperti
Chris John, Andik Virmansyah, dan Taufik Hidayat adalah contoh-contoh orang yang berbakat
di bidnag tinju, sepak bola, dan bulu tangkis.
5. Bakat Sosial, yaitu kumpulan potensi seseorang yang erat kaitanya dengan kemampuan
membangung komunikasi dengan orang lain. Orang dengan bakat ini akan mudah bergaul,
mengemukakan pendapat, menanggapi pendapat dan merasa nikmat melakukan hal ini, Profesi
Guru, penyluh lapangan, konselor, sale, da’I, motivator, dan sebagainya adalah karier yang tepat
bagi orang-orang yang berbakat di biang ini. Bapak ibu guru di sekolah, Prof, Dr. Dadang
Hawari, Utd. Maulana, tung Desemb Waringin, adalah contoh-contoh orang yang berbakat di
bidang pendidikan, konseling, dakwah, dan motivator.
C. Bakat dan Karier Kita
Lantaran apa yang harus kita lakukan dengan bakat kita agar karier kita bisa sukses nanti?
Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan antara lain :
1. Memahami dengan seksama bakat kita
2. Mencari media yang tepat untuk mengembangkannya
3. Menyesuaikan dengan minat kita
4. Meyakinkan diri bisa sukses berkarier dengan bakat dan minat yang ada
5. Siap menghadapi berbagai kesulitan terkait dengan pengembangan bakat
6. Tidak gampang mengeluh, merasa tidak mampu, berkecil hati, melainkan harus
sebaiknya teguh hati, berjiwa besar dan percaya diri untuk mengembangkan bak
7. Mencari dukungan dari berbagai fihak mulai dari orang tua, guru, teman, lingkungan.
8. Mencari informasi amabahan dari berbagai sumber di luar sekolah seperti internet, yang
berkaitan dengan pengembangan bakat kita. (Mars).
D. MENGENALI MINAT DEMI SUKSESNYA KARIER
Mengenali minat sejak dini amat membantu usaha ita meniti karier sehingga kelak karier
yang kita jalani benar-benar sesuai dengan minat kita. Dengan demikina kita bisa menjalani
karier dengan nikmat, enjoy, tanpa tekanan, karena yang kita renacanakan, kita laksanakan, yang
kita kembagkan semuanya sesuai dengan minat yang ada pada diri kita.
E. Sasaran dan tujuan media leaflet tersebut adalah :
Untuk mengajak para peserta didik untuk mengenali bakat dan mintanya demi
kesuksesan karir peserta didik tersebut, sehingga karir yang dijalani sesuai dengan minat mereka